ANGGARAN RUMAH TANGGA PGA INDONESIA BAB I KETENTUAN UMUM

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "ANGGARAN RUMAH TANGGA PGA INDONESIA BAB I KETENTUAN UMUM"

Transkripsi

1 ANGGARAN RUMAH TANGGA PGA INDONESIA BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Umum Anggaran Rumah Tangga ini merupakan pelengkap dan penjabaran dari Anggaran Dasar dan oleh karena itu hal-hal yang sudah dijelaskan pada Anggaran Daasar, tidak diulang didalam Anggaran Rumah Tangga, dan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Anggaran Dasar. Pasal 2 Dasar Anggaran Rumah Tangga ini disusun berdasarkan ketentuan Anggaran Dasar dan kebutuhan serta perkembangan organisasi. BAB II KEANGGOTAAN Pasal 3 Klasifikasi Anggota 1) Anggota Biasa, adalah pegolf profesional Warga Negara Indonesia yang telah terdaftar menjadi anggota PGA Indonesia, yang memiliki keahlian dan ketrampilan olahraga golf, yang terdiri dari: a. Pemain Tur (Tour Player Professional) b. Pelatih Ketrampilan (Teaching Professional) c. Pengelola Lapangan (Course Management Professional) 2) Anggota Luar Biasa, adalah pegolf profesional Warga Negara Asing, yang telah terdaftar menjadi anggota Asosiasi Pegolf Profesional Negara asal yang untuk sementara waktu berdomisili di Indonesia dan memiliki Kartu Izin Menetap Sementara (KIMS) atau Kartu Izin Tinggal Sementara (KITAS) yang dikeluarkan oleh pejabat berwenang Republik Indonesia, serta mendaftarkan diri kepada PGA Indonesia sesuai prosedur yang berlaku dan telah memenuhi persyaratan yang tercantum dalam pasal 4 ayat 2.b. Anggaran Rumah Tangga ini 3) Anggota Kehormatan, adalah perorangan warga Negara Indonesia atau warga Negara asing yang dipandang telah berjasa dalam memajukan dan mengembangkan organisasi PGA Indonesia, baik di Pusat maupun di Wilayah, yang pantas diberikan tanda kehormatan, diangkat dan ditetapkan sebagai Anggota Kehormatan oleh Badan Pengurus Pusat 4) Ketentuan lebih lanjut tentang keanggotaan sebagaimana dimaksud dalam ayat 1), 2) dan 3) pasal ini diatur sepenuhnya oleh Badan Pengurus Pusat.

2 Pasal 4 Persyaratan Menjadi Anggota 1) Anggota PGA Indonesia adalah perorangan yang telah memiliki status pegolf profesional dan telah mendaftarkan diri dan disetujui oleh Badan Pengurus Pusat PGA Indonesia untuk menjadi anggota PGA Indonesia. 2) Persyaratan menjadi anggota PGA Indonesia adalah sebagai berikut: a) Untuk dapat diterima menjadi Anggota Biasa, setiap pendaftar harus memenuhi persyaratan sebagai berikut: - Warga Negara Indonesia - Berusia sekurang-kurangnya 17 (tujuhbelas) tahun. - Telah menyatakan secara tertulis tentang pelepasan status amatir yang diketahui oleh induk organisasi yang bersangkutan - Telah memenuhi status sebagai pegolf profesional sesuai dengan peraturan yang berlaku. - Bersedia mematuhi Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga dan seluruh peraturan-peraturan organisasi yang berlaku. - Mengajukan permohonan tertulis kepada Badan Pengurus Pusat PGA Indonesia sekaligus melakukan pendaftaran keanggotaan dengan mengisi formulir yang telah disediakan. - Membayar Uang Pangkal, Iuran Bulanan, dan Iuran lainnya yang besarnya ditetapkan oleh Badan Pengurus Pusat. - Sesudah pendaftaran tersebut pada huruf 6 diatas diterima dan disahkan, kepada pemohon diberikan status Anggota Biasa dan berhak menerima Kartu Tanda Anggota yang dikeluarkan oleh Badan Pengurus Pusat. - Sebelum permohonan diterima dan disahkan, yang bersangkutan masih berstatus calon anggota. b) Untuk dapat diterima menjadi Anggota Luar Biasa, setiap pendaftar harus memenuhi persyaratan sebagai berikut: 1. Warga Negara Asing. 2. Telah menjadi Anggota Penuh Asosiasi Pegolf Profesional Negara asal yang diakui PGA Indonesia dan menunjukkan bukti keanggotaan asli yang masih berlaku.

3 3. Memiliki Kartu Ijin Menetap Sementara (KIMS) atau Kartu Ijin Tinggal Sementara (KITAS) yang dikeluarkan oleh pejabat berwenang Republik Indonesia. 4. Bersedia mematuhi Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga dan seluruh peraturan-peraturan organisasi yang berlaku. 5. Mengajukan permohonan kepada Badan Pengurus Pusat sekaligus melakukan pendaftaran keanggotaan dengan mengisi formulir yang telah disediakan, dengan melengkapi data-data identitas yang masih berlaku 6. Membayar Uang Pangkal, Iuran Bulanan, dan Iuran lainnya yang besarnya ditetapkan oleh Badan Pengurus Pusat. 7. Sesudah pendaftaran tersebut pada huruf 5 diatas diterima dan disahkan, kepada pemohon diberikan status Anggota Luar Biasa dan berhak menerima Kartu Tanda Anggota yang dikeluarkan oleh Badan Pengurus Pusat. 8. Sebelum permohonan diterima dan disahkan, yang bersangkutan masih berstatus calon anggota. c) Untuk dapat diterima menjadi Anggota Kehormatan, setiap orang perorang harus memenuhi persyaratan sebagai berikut: 1. Warga Negara Indonesia atau Warga Negara Asing. 2. Dipandang telah membantu dan berjasa dalam memajukan serta mengembangkan organisasi PGA Indonesia baik di pusat maupun di wilayah yang pantas menerima Tanda Kehormatan dan diusulkan, diangkat serta ditetapkan sebagai Anggota Kehormatan oleh Badan Pengurus Pusat. 3. Anggota dibebaskan dari pembayaran segala bentuk iuran yang di tetapkan oleh BPP, selama anggota yang bersangkutan berperan aktif membantu organisasi PGA Indonesia 4. Sesudah diangkat dan dinyatakan sebagai Anggota Kehormatan, yang bersangkutan berhak menerima Kartu Tanda Anggota yang dikeluarkan oleh Badan Pengurus Pusat 3) Ketentuan lebih lanjut tentang keanggotaan sebagaimana dimaksud dalam pasal 4 Anggaran Rumah Tangga ini diatur sepenuhnya oleh Badan Pengurus Pusat. Pasal 5 Masa Berlaku Keanggotaan Masa berlaku Keanggotaan PGA Indonesia adalah sebagai berikut: 1) Anggota Biasa adalah seumur hidup

4 2) Anggota Luar Biasa adalah 1 (satu) tahun 3) Anggota Kehormatan adalah seumur hidup Pasal 6 Berakhirnya Keanggotaan 1. Berakhirnya keanggotaan PGA Indonesia karena 2. Mengundurkan diri atas permintaan sendiri secara tertulis dengan cacatan telah lolos klasifikasi oleh BPP PGA Indonesia 3. Diberhentikan; 4. Meninggal dunia; 5. Berganti kewarganegaraan bagi Anggota Biasa 2) Anggota diberhentikan karena: 1. Tidak lagi memenuhi syarat sebagai Anggota; 2. Melanggar Anggaran Dasar, Anggaran Rumah Tangga, Keputusan Rapat Umum Anggota, dan atau Peraturan Organisasi lainnya; 3. Melakukan tindakan atau perbuatan yang bertentangan dengan keputusan atau kebijakan organiasi; Pasal 7 Tata Cara Pemberhentian Anggota, 1) Anggota dapat diberhentikan dan/atau diberhentikan sementara karena tidak melakasanakan kewajibannya sebagai anggota (tidak membayar iuran berturutturut selama 6 bulan) atau melakukan perbuatan yang bertentangan dengan azas, tujuan, Anggaran Dasar, Anggaran Rumah Tangga, dan perturan organisasi PGA Indonesia 2) Keputusan pemberhentian atau pemberhentian sementara anggota dilakukan dan diputuskan melalui Rapat Khusus Badan Pengurus Pusat. 3) Keputusan pemberhentian atau pemberhentian sementara anggota diputuskan setelah diberikan peringatan tertulis sebanyak 3 (tiga) kali berturut-turut dalam rentang waktu maksimal 30 (tigapuluh) hari. 4) Pemberhentian sementara hanya dapat dilakukan paling lama 24 (duapuluhempat) bulan terus menerus, dan apabila tidak ada tindakan lanjutan yang dilakukan setelah batas waktu 24 (duapuluh empat) bulan, maka pemberhentian sementara akan gugur dengan sendirinya. 5) Anggota yang sedang diberhentikan sementara, kehilangan haknya sebagai anggota sedangkan kewajibannya sebagai anggota harus tetap dipenuhi.

5 6) Badan Pengurus Pusat dapat mencabut/menarik kembali atau mengurangi sanksi pemberhentian sementara yang telah diberikasn kepada anggota. 7) Anggota yang diberhentikan atau diberhentikan sementara, dapat mengajukan pembelaan dirinya di forum organisasi sampai dengan tingkat Rapat Umum Anggota. Forum Organisasi harus dilaksanakan dalam jangka waktu 30 (tigapuluh) hari sejak tanggal efektif pemberhentian sementara. Apabila forum organisasi tidak dilaksanakan dalam jangka waktu tersebut atau pembelaan diri yang diajukan anggota tersebut diterima oleh forum organisasi, maka anggota dimaksud harus direhabilitasi kembali kepada keadaan sebelum pemberhentian sementara dijauthkan dan status keanggotaannya diaktifkan kembali oleh Badan Pengurus Pusat. Setiap Anggota berkewajiban: BAB III KEWAJIBAN DAN HAK ANGGOTA Pasal 8 Kewajiban Anggota 1) Menghayati, mentaati, serta melaksanakan seluruh Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga; 2) Menghayati, mentaati, serta melaksanakan semua keputusan Rapat Umum Anggota dan ketentuan organisasi yang telah ditetapkan dengan sah. 3) Menjunjung tinggi dan membela nama baik dan kehormatan PGA Indonesia, dan tunduk pada Kode Etik Profesi dan Tata-laku Profesi PGA Indonesia 4) Mengutamakan kepentingan nasional pada umumnya dan PGA Indonesia pada khususnya daripada kepentingan kelompok atau kepentingan pribadi. 5) Berpartisipasi dalam kegiatan dan pelaksanaan program PGA Indonesia; 6) Menghadiri Rapat Umum Anggota, Rapat-Rapat dan kegiatan lainnya yang dilaksanakan PGA Indonesia. 7) Menciptakan dan menjunjung tinggi suasana kekeluargaan, persatuan dan kesatuan diantara para anggota PGA Indonesia 8. Membayar uang pangkal, iuran bulanan yang telah di tetapkan BPP dan apabila selama 6 bulan secara terus menerus tidak melakasanakan kewajibannya, maka BPP PGA Indonesia akan memberikan surat peringatan yang selanjutnya akan di berikan sangsi pencabutan hak anggota

6 Pasal 9 Hak Anggota 1) Anggota Biasa mempunyai : a) Hak bicara yaitu hak mengeluarkan pendapat dan mengajukan pertanyaan, memberikan usul, saran, ataupun koreksi kepada Badan Pengurus Pusat dengan cara sebaik-baiknya sesuai mekanisme organisasi. b) Hak suara yaitu hak memilih dan hak dipilih serta hak dalam pemungutan suara untuk mengambil keputusan. c) Hak mengikuti kegiatan organisasi sesuai ketentuan yang berlaku dan menikmati fasilitas organisasi d) Hak memperoleh bimbingan, pengarahan dan perlakuan yang sama dari organisasi e) Hak memperoleh perlindungan dalam melaksanakan tugas organisasi f) Hak membela diri di dalam forum Rapat Umum Anggota apabila ada indikasi merugikan nama baik g) Hak mendapatkan Advokasi dalam mengembangkan kompetensi profesi h) Hak mendapat Kartu Tanda Anggota dan identitas lain yang dikeluarkan oleh Badan Pengurus Pusat. 2) Anggota Luar Biasa mempunyai : a) Hak bicara yaitu hak mengeluarkan pendapat dan mengajukan pertanyaan, memberikan usul, saran, ataupun koreksi kepada Badan Pengurus Pusat dengan cara sebaik-baiknya sesuai mekanisme organisasi. b) Hak untuk mengikuti kegiatan dan menikmati fasilitas organisasi c) Hak mendapat Kartu Tanda Anggota dan identitas lain yang dikeluarkan oleh Badan Pengurus Pusat. 3) Anggota Kehormatan : a. Hak suara yaitu memillih dan diplih dan hak mengeluarkan pendapat dan mengajukan pertanyaan, memberikan usul, saran, ataupun koreksi kepada BPP dengan cara sebaik-baiknya sesuai mekanisme organisasi b. Hak bicara yaitu hak mengeluarkan pendapat dan mengajukan pertanyaan, memberikan usul, saran, ataupun koreksi kepada Badan Pengurus Pusat dengan cara sebaik-baiknya sesuai mekanisme organisasi.

7 a) Hak untuk mengikuti kegiatan-kegiatan organisasi atas undangan Badan Pengurus Pusat b) Hak mendapat Kartu Tanda Anggota dan identitas lain yang dikeluarkan oleh Badan Pengurus Pusat. Pengurus PGA Indonesia terdiri dari: BAB IV ORGANISASI Pasal 10 Kepengurusan 1. Badan Pengurus Pusat PGA Indonesia yang berada di Wilayah Negara Republik Indonesia 2. Pengurus Wilayah yang berada di Ibukota Provinsi/Kabupaten/Kota yang terdapat konsentrasi anggota PGA Indonesia dalam jumlah yang cukup Penetapan Susunan dan Jumlah personil: Pasal 11 Dewan Kehormatan 1) Dewan Kehormatan dibentuk dan disusun oleh Badan Pengurus Pusat. 2) Susunan dan jumlah personil Dewan Kehormatan disesuaikan dengan kebutuhan. 3) Tata Kerja Dewan Kehormatan diatur tersendiri oleh Dewan Kehormatan 4) Personalia Dewan Kehormatan diangkat dari mantan Ketua Umum, tokoh-tokoh masyarakat olahraga golf terkemuka, mantan pengurus PGA Indonesia yang mempunyai keteladanan dalam menjalankan profesinya serta mempunyai kepedulian terhadap organisasi 5) Masa bakti anggota Dewan Kehormatan sama dengan masa bakti kepengurusan pada setiap tingkatan organisasi 6) Susunan Dewan Kehormatan Wilayah disesuaikan dengan kebutuhan Fungsi: 1) Dewan Kehormatan berkewajiban memberikan arahan dan kebijakan yang berkaitan dengan pengembangan olahraga golf profesional nasional maupun internasional. 2) Arahan dan kebijakan dilakukan secara berkala, minimal 2 (dua) kali setahun.

8 3) Dewan Kehormatan dapat mengundang Badan Pengurus untuk meminta penjelasan tentang pelaksanaan keputusan-keputusan Rapat Umum Anggota / Rapat Anggota Wilayah Penetapan Susunan dan Jumlah Personil: Pasal 12 Dewan Penasehat 1. Ketua Dewan Penasehat Bersama Badan Pengurus Pusat menyusun kelengkapan kepengurusan. 2. Susunan Dewan Penasehat sekurang-kurangnya 3 (tiga) orang terdiri dari: a. Ketua, merangkap anggota b. Sekretaris, merangkap anggota c. Anggota 3. Jumlah personil Dewan Penasehat di lingkup nasional disesuaikan dengan kebutuhan 4. Ketua Dewan Penasehat dapat menghadiri Rapat Pleno Badan Pengurus Pusat atau yang setingkat. 5. Tata Kerja Dewan Penasehat diatur tersendiri oleh Dewan Penasehat sesuai tingkatan organisasi. 6. Personalia Dewan Penasehat diangkat dari tokoh-tokoh masyarakat olahraga golf terkemuka, mantan pengurus PGA Indonesia yang mempunyai keteladanan dalam menjalankan profesinya serta mempunyai kepedulian terhadap organisasi 7. Masa bakti anggota Dewan Penasehat sama dengan masa bakti kepengurusan pada setiap tingkatan organisasi 8. Susunan Dewan Penasehat Wilayah disesuaikan dengan kebutuhan. Fungsi: 1. Dewan Penasehat berkewajiban memberikan pertimbangan, pandangan, saran dan nasehat kepada Pengurus baik diminta maupun tidak, dalam hal-hal kegiatan dan usaha yang berhubungan dengan pembinaan prestasi olahraga golf profesional. 2. Pertimbangan, pandangan, saran dan nasehat dilakukan secara berkala, minimal 2 (dua) kali setahun.

9 3. Dewan Penasehat dapat mengundang Pengurus untuk meminta penjelasan tentang pelaksanaan keputusan-keputusan Rapat Umum Anggota / Rapat Anggota Wilayah Pasal 13 Badan Pengurus Pusat 1) Badan Pengurus Pusat adalah Badan Pelaksana tertinggi yang memimpin organisasi di lingkup nasional yang dibentuk dan disusun serta dipimpin oleh Ketua Umum dan dibantu oleh formatur yang dipilih dan diangkat oleh Rapat Umum Anggota (RUA) dan karena itu bertanggung jawab kepada Rapat Umum Anggota (RUA) berikutnya. 2) Masa bakti Badan Pengurus Pusat adalah 4 (empat) tahun, yaitu sejak saat Rapat Umum Anggota (RUA) yang memilih dan mengangkat Ketua Umum PGA Indonesia dan para formatur yang membentuk dan menyusunnya ditutup. 3) Jabatan Ketua Umum hanya dapat dijabat oleh orang yang sama maksimal 2 (dua) masa bakti, berturut-turut atau tidak berturut-turut. 4) Badan Pengurus Pusat PGA Indonesia bertugas membina dan mengkoordinasikan kegiatan yang berkaitan dengan olahraga golf profesional di wilayah hukum negara Republik Indonesia. 5) Susunan Badan Pengurus Pusat sekurang-kurangnya terdiri dari: 1) Ketua Umum 2) Seorang Ketua Harian (Bilamana diperlukan) 3) Seorang Sekretaris Jenderal, 4) Seorang atau lebih Wakil Sekretaris Jenderal 5) Seorang Bendahara Umum 6) Seorang atau lebih Wakil Bendahara Umum 7) Beberapa Ketua Bidang 8) Beberapa Wakil Ketua dari masing-masing Bidang 6) Badan Pengurus Pusat PGA Indonesia dapat dilengkapi dengan Dewan Kehormatan dan Dewan Penasehat. 7) Susunan Badan Pengurus Pusat PGA Indonesia dapat disusun sesuai dengan kebutuhan dan tuntutan perkembangan organisasi 8) Setelah Badan Pengurus Pusat disusun oleh Formatur yang dipilih melalui Rapat Umum Anggota kemudian dikukuhkan oleh Ketua Umum, maka Badan Pengurus Pusat segera menetapkan Keputusan Badan Pegurus Pusat PGA Indonesia tentang susunan, tugas pokok dan fungsi Badan Pengurus Pusat PGA Indonesia. Pasal 14 Kewajiban Badan Pengurus Pusat 1) Memimpin organisasi di lingkup nasional

10 2) Menentukan kebijakan dan melaksanakan segala ketentuan dan kebijakan sesuai dengan Anggaran Dasar, Anggaran Rumah Tangga, Keputusan Rapat Umum Anggota, rapat tingkat nasional dan peraturan organisasi. 3) Memberikan perintah, persetujuan, arahan, dan pedoman kepada Pengurus Wilayah dan Badan-Badan di lingkungan organisasi dalam melaksanakan keputusan, kebijakan dan ketentuan organisasi 4) Menetapkan dan melantik serta mengkoordinasikan Pengurus Wilayah dan Badan- Badan di lingkungan organisasi tingkat pusat 5) Mengatur kerjasama dan koordinasi arah kegiatan organisasi di dalam dan di luar 6) Menyelenggarakan Rapat Umum Anggota pada akhir periode masa bakti 7) Melaporkan secara berkala perkembangan organisasi dan hal-hal penting kepada Ketua Dewan Penasehat 8) Memberikan laporan pertanggungjawaban kepada Rapat Umum Anggota Pasal 15 Hak Badan Pengurus Pusat 1) Membuat peraturan pelaksanaan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga serta kebijakan demi kelancaran kegiatan organisasi dalam rangka pelaksanaan keputusan Rapat Umum Anggota. 2) Memberhentikan anggota sebagaimana dimaksud Pasal 8 Anggaran Rumah Tangga. 3) Memberhentikan dan mengangkat fungsionaris Badan Pengurus Pusat melalui Rapat Pleno Badan Pengurus Pusat. 4) Tata Cara pemberhentian dan pengangkatan penggantinya diatur lebih lanjut dalam Peraturan Organisasi 5) Menerima atau menolak ketetapan Rapat Pleno Pengurus Wilayah tentang pemberhentian fungsionaris Pengurus Wilayah 6) Membatalkan Keputusan Pengurus Wilayah, Rapat Anggota Wilayah melalui Rapat Pleno apabila keputusan tersebut bertentangan dengan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga atau membahayakan organisasi, bangsa dan Negara. 7) Bertindak mewakili organisasi dalam menghadapi masalah nasional dan mengadakan hubungan kerjasama serta persahabatan regional dan internasional.

11 Pasal 16 Pengurus Wilayah 1. Pengurus Wilayah PGA Indonesia dibentuk dan atau disusun oleh Rapat Anggota Wilayah PGA Indonesia atau oleh formatur yang dipilih dan diangkat oleh Rapat Anggota Wilayah dan setelah akhir masa baktinya bertanggung jawab kepada Rapat Anggota Wilayah PGA Indonesia. 2. Pengurus Wilayah PGA Indonesia adalah sebagai pelaksana keputusan Rapat Umum Anggota, Peraturan Organisasi, Keputusan Rapat Anggota Wilayah dan badan pelaksana yang memimpin organisasi di lingkup wilayah Provinsi/Kabupaten/Kota yang berkedudukan di Ibukota Provinsi/Kabupaten/Kota yang terdapat konsentrasi anggota PGA Indonesia dalam jumlah yang cukup. 3. Pengurus Wilayah PGA Indonesia bertugas membina dan mengkoordinasikan kegiatan organisasi di wilayah hukum Provinsi/Kabupaten/Kota yang bersangkutan. 4. Pengurus Wilayah PGA Indonesia hanya dapat dibentuk apabila beranggotakan sekurang-kurangnya 5 (lima) orang pegolf professional. 5. Susunan Pengurus Wilayah PGA Indonesia sekurang-kurangnya terdiri dari: a. Ketua b. Seorang Sekretaris c. Seorang Bendahara d. Beberapa Ketua Seksi 6. Pengurus Wilayah PGA Indonesia dapat dilengkapi dengan Dewan Kehormatan dan Dewan Penasehat dan struktur lainnya sesuai kebutuhan serta perkembangan organisasi. 7. Setelah Pengurus Wilayah PGA Indonesia disusun oleh Formatur yang dipilih melalui Rapat Anggota Wilayah dan direkomendasi dan dilaporkan oleh Pengurus Wilayah PGA Indonesia kepada Badan Pengurus Pusat, maka Badan Pengurus Pusat segera menetapkan Keputusan dan pengukuhan Pengurus Wilayah PGA Indonesia, serta menetapkan susunan, tugas pokok dan fungsi. 8. Pengurus Wilayah mewakili organisasi dalam bertindak ke dalam dan ke luar di lingkup wilayahnya 9. Pengurus Wilayah diberi tugas dan tanggung jawab untuk mengurus rumah tangganya sendiri, sepanjang tidak bertentangan dengan ketentuan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga. 10. Masa bakti Pengurus Wilayah adalah 4 (empat) tahun, yaitu terhitung sejak saat Rapat Anggota Wilayah yang memilih dan mengangkat Ketua Pengurus Wilayah dan para formatur yang membentuk dan menyusunnya ditutup. 11. Jabatan Ketua Pengurus Wilayah hanya dapat dijabat oleh orang yang sama maksimal 2 (dua) masa bakti, berturut-turut atau tidak berturut-turut.

12 Pasal 17 Kewajiban Pengurus Wilayah 1) Melaksanakan segala ketentuan dan kebijakan sesuai Anggaran Dasar dan Anggaran rumah Tangga, Keputusan Rapat Umum Anggota, Keputusan rapat tingkat nasional, keputusan Rapat Anggota Wilayah, dan peraturan organisasi lainnya. 2) Menyampaikan laporan berkala kepada Badan Pengurus Pusat 3) Memberikan pertanggungjawaban pada Rapat Anggota Wilayah Pasal 18 Hak Pengurus Wilayah 1) Membuat peraturan pelaksanaan serta kebijakan organisasi demi kelancaran kegiatan organisasi di lingkup wilayah dalam rangka pelaksanaan keputusan Rapat Anggota Wilayah 2) Memberhentikan fungsionaris Pengurus Wilayah melalui Rapat Pleno Pengurus Wilayah 3) Bertindak mewakili organisasi di lingkup wilayah dan mengadakan hubungan kerjasama serta persahabatan dengan organisasi lain di lingkup wilayahnya BAB V RAPAT ANGGOTA DAN RAPAT-RAPAT Pasal 19 Rapat Anggota Rapat Anggota dilaksanakan guna membahas segala sesuatu yang menyangkut kepentingan organisasi, dengan klasifikasi/lingkup sebagai berikut: Pasal 20 Rapat Umum Anggota Rapat Umum Anggota adalah pemegang kekuasaan tertinggi PGA Indonesia yang diselenggarakan dalam setiap 4 (empat) tahun, dengan wewenang sebagai berikut: a. Memilih pimpinan Rapat Umum Anggota dari dan oleh peserta Rapat Umum Anggota b. Menetapkan Tata Tertib dan Acara Rapat Umum Anggota c. Menjaring, menyaring dan menetapkan calon-calon Ketua Umum BPP PGA Indonesia

13 d. Memilih dan menetapkan Ketua Umum BPP PGA Indonesia, yang sekaligus bertindak sebagai Ketua Formatur untuk menyusun dan membentuk personalia Badan Pengurus Pusat PGA Indonesia untuk masa bakti berikutnya. e. Memilih 4 (empat) orang Formatur untuk mendampingi / membantu Ketua Umum menyusun dan membentuk Badan Pengurus Pusat PGA Indonesia f. Mengesahkan usul/rancangan perubahan dan atau pengecualian terhadap ketentuan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga yang telah disetujui oleh Rapat Pengurus Pusat g. Menetapkan program kerja dan kebijakan umum h. Meminta dan memutuskan segala sesuatu mengenai Laporan Pertanggung Jawaban Badan Pengurus Pusat, baik laporan kerja maupun laporan keuangan. Pasal 21 Rapat Umum Anggota Luar Biasa 1) Rapat Umum Anggota Luar Biasa (RUALUB) dapat diselenggarakan sewaktuwaktu oleh Badan Pengurus Pusat bilamana dianggap perlu, dengan menyebutkan secara singkat dan tegas mengenai hal yang akan dibicarakan. 2) Rapat Umum Anggota Luar Biasa juga dapat diselenggarakan atas permintaan tertulis dari paling sedikit 2/3 (dua pertiga) dari jumlah anggota biasa PGA Indonesia yang ada, dan didalam surat permintaan itu harus disebutkan secara singkat dan tegas mengenai hal yang akan dibicarakan. Badan Pengurus Pusat diwajibkan menyelenggarakan Rapat Umum Anggota Luar Biasa bila ada permintaan tersebut, selambat-lambatnya 3 (tiga) bulan. 3) Ketentuan tentang hak suara dan jumlah utusan untuk menghadiri Rapat Umum Anggota Luar Biasa adalah sama dengan Rapat Umum Anggota sebagaimana diatur dalam pasal diatas; 4) Tempat penyelenggaraan Rapat Umum Anggota Luar Biasa adalah di tempat kedudukan Badan Pengurus Pusat atau tempat lain di Indonesia yang diputuskan oleh Badan Pengurus Pusat. 5) Ketentuan tentang tata cara pemberitahuan, quorum, pimpinan dan pengambilan keputusan adalah sama dengan ketentuan bagi Rapat umum Anggota sebagaimana tercantum di dalam pasal diatas. Pasal 22 Pimpinan 1) Rapat Umum Anggota dipimpin oleh Pimpinan yang dipilih dari dan oleh peserta Rapat Umum Anggota, yang terdiri dari 5 (lima) orang yaitu seorang Ketua, 3 (tiga) orang Wakil Ketua dan seorang Sekretaris

14 2) Selama Pimpinan Rapat Umum Anggota sebagaimana dimaksud ayat 1) diatas belum dipilih, untuk sementara Rapat Umum Anggota dipimpin oleh Ketua Umum PGA Indonesia yang bertugas untuk mengesahkan Peraturan Tata Tertib dan Acara dan memilih Pimpinan Rapat Umum Anggota Pasal 23 Rapat Anggota Wilayah 1) Rapat Anggota Wilayah (RAW) merupakan pengambilan keputusan tertinggi lingkup Wilayah yang diselenggarakan sekali dalam setiap 4 (empat) tahun. 2) Rapat Anggota Wilayah adalah rapat anggota yang dihadiri oleh: a. Penasehat Wilayah, b. Seluruh Pengurus Wilayah sebagai narasumber, c. Anggota PGA Indonesia wilayah setempat dan d. Peninjau. 3) Rapat Anggota Wilayah mempunyai wewenang sebagai berikut: a. Memilih dan menetapkan pimpinan sidang dari dan oleh Peserta b. Menetapkan Tata Tertib dan Acara Rapat Anggota Wilayah. c. Menetapkan calon-calon Ketua periode berikutnya. d. Memilih dan menetapkan Ketua Pengurus Wilayah, yang sekaligus bertindak sebagai Ketua Formatur untuk menyusun dan membentuk Pengurus Wilayah. e. Mengevaluasi, menyusun/merumuskan dan menetapkan program kerja f. Menyusun dan merumuskan laporan kegiatan g. Memilih pengurus periode berikutnya. 4) Rapat Anggota Wilayah diselenggarakan dan dipimpin oleh Pengurus Wilayah 5) Quorum dan tata tertib Rapat Anggota Wilayah ditetapkan oleh peserta Rapat Anggota Wilayah. Pasal 24 Rapat Anggota Wilayah Luar Biasa 1) Rapat Anggota Wilayah Luar Biasa (RAWLUB) dapat diselenggarakan sewaktuwaktu oleh Pengurus Wilayah bilamana dianggap perlu, dengan menyebutkan secara singkat dan tegas mengenai hal yang akan dibicarakan. 2) Rapat Anggota Wilayah Luar Biasa juga dapat diselenggarakan atas permintaan tertulis dari paling sedikit 2/3 (dua pertiga) dari jumlah anggota biasa yang ada,

15 dan didalam surat permintaan itu harus disebutkan secara singkat dan tegas mengenai hal yang akan dibicarakan. Pengurus Wilayah diwajibkan menyelenggarakan Rapat Anggota Wilayah Luar Biasa bila ada permintaan tersebut, selambat-lambatnya 3 (tiga) bulan. 3) Ketentuan tentang hak suara dan jumlah utusan untuk menghadiri Rapat Anggota Wilayah Luar Biasa adalah sama dengan Rapat Anggota Wilayah sebagaimana diatur dalam pasal diatas; 4) Tempat penyelenggaraan Rapat Anggota Wilayah Luar Biasa adalah di tempat kedudukan Pengurus Wilayah atau tempat lain di wilayah Provinsi/Kabupaten/Kota yang diputuskan oleh Pengurus Wilayah. 5) Ketentuan tentang tata cara pemberitahuan, quorum, pimpinan dan pengambilan keputusan adalah sama dengan ketentuan bagi Rapat Anggota Wilayah sebagaimana tercantum di dalam pasal diatas. 1) Rapat Kerja Nasional dihadiri oleh: Pasal 25 Rapat Kerja Nasonal a. Pengurus Pusat PGA Indonesia b. Utusan Pengurus Wilayah PGA Indonesia c. Pengurus Badan-Badan d. Undangan 2) Rapat Kerja Nasional dipimpin oleh Ketua Umum dan atau Sekretaris Jenderal BPP PGA Indonesia atau salah satu Pengurus BPP PGA Indonesia. 3) Rapat Kerja Nasional bertugas: a. Menetapkan Acara dan Tata Tertib Rakernas. b. Mengevaluasi dan memberikan penilaian hasil kerja Pengurus Pusat PGA Indonesia dan Pengurus Wilayah PGA Indonesia pada tahun anggaran yang sudah dan sedang berjalan. c. Menetapkan dan menjabarkan program kerja Pengurus Pusat PGA Indonesia dan Pengurus Wilayah PGA Indonesia untuk tahun anggaran berikutnya. d. Membicarakan dan memutuskan hal-hal yang dianggap perlu sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan. 1) Rapat Kerja Wilayahdihadiri oleh: Pasal 26 Rapat Kerja Wilayah a. Pengurus Wilayah PGA Indonesia b. Utusan Anggota PGA Indonesia

16 c. Undangan 2) Rapat Kerja Wilayah dipimpin oleh Ketua dan atau Sekretaris Pengurus Wilayah PGA Indonesia atau salah satu Pengurus Wilayah PGA Indonesia. 3) Rapat Kerja Wilayah bertugas: a. Menetapkan Acara dan Tata Tertib Rakerwil. b. Mengevaluasi dan memberikan penilaian hasil kerja Pengurus Wilayah PGA Indonesia pada tahun anggaran yang sudah dan sedang berjalan. c. Menetapkan dan menjabarkan program kerja Pengurus Wilayah PGA Indonesia untuk tahun anggaran berikutnya. d. Membicarakan dan memutuskan hal-hal yang dianggap perlu sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan. Pasal 27 Rapat Pleno 1) Rapat Pleno Badan Pengurus Pusat adalah rapat yang dihadiri oleh seluruh pengurus pusat 2) Rapat ini diadakan untuk membahas dan mengevaluasi program kerja serta memutuskan berbagai permasalahan yang antara lain berkaitan dengan persiapan penyelenggaraan Rapat Kerja Nasional, Rapat Umum Anggota, partisipasi dalam event internasional. 3) Rapat Pleno adalah sah dan dapat memutuskan segala hal dibicarakan apabila dihadiri oleh sekurang-kurangnya ½ + 1 dari jumlah pengurus. Dalam hal belum mencapai kuorum rapat dapat ditunda dalam waktu 60 (enampuluh) menit dan dapat dilanjutkan atas persetujuan peserta. 4) Rapat Pleno diadakan sekurang-kurangnya satu kali dalam 6 (enam) bulan. Pasal 28 Rapat-Rapat Lain 1) Rapat-Rapat atau pertemuan dapat berbentuk dan bersifat: a. Ilmiah, seperti penyelenggaraan seminar, lokakarya, diskusi, workshop, dan lainnya b. Sosial, seperti pertemuan silaturahmi atau pertemuan keluarga dan penyelenggaraan kegiatan sosial lainnya. 2) Untuk rapat atau pertemuan tersebut pada butir 1) diatas pengurus mengambil prakarsa dalam menentukan tema dan acara.

17 3) Rapat atau pertemuan-pertemuan tersebut dapat diselenggarakan oleh pengurus pusat, pengurus wilayah dan kelompok anggota dengan sepengetahuan pengurus. 4) Rapat atau pertemuan-pertemuan tersebut dilaporkan kepada pengurus pusat, pengurus wilayah. BAB VI PESERTA, HAK SUARA, QUORUM DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN Pasal 29 Peserta Rapat Umum Anggota dan Rapat Kerja Nasional 1) Peserta Rapat Umum Anggota (RUA) atau Rapat Umum Anggota Luar Biasa (RUALUB) adalah Dewan Penasehat, Seluruh Badan Pengurus Pusat sebagai narasumber, Anggota atau Utusan Anggota dari setiap Pengurus Wilayah dan undangan yang telah ditetapkan oleh Badan Pengurus Pusat. 2) Peserta Rapat Kerja Nasional (RaKerNas) terdiri dari Dewan Penasehat, Badan Pengurus Pusat sebagai narasumber, Utusan dari Pengurus Wilayah dan setiap Pengurus Badan-Badan dan undangan yang ditetapkan Badan Pengurus Pusat. Pasal 30 Peserta Rapat Anggota Wilayah dan Rapat Kerja Wilayah 1) Peserta Rapat Anggota Wilayah (RAW) atau Rapat Anggota Wilayah Luar Biasa (RAWLUB) terdiri atas: Dewan Penasehat Wilayah, Seluruh Pengurus Wilayah PGA Indonesia sebagai narasumber, dan Anggota PGA Indonesia wilayah setempat serta undangan yang telah ditetapkan Pengurus Wilayah PGA Indonesia. 2) Peserta Rapat Kerja Wilayah PGA Indonesia terdiri dari: Seluruh Pengurus Wilayah dan Pengurus yang diangkat oleh Pengurus Wilayah. Pasal 31 Hak Suara 1) Setiap Anggota Biasa memiliki 1 (satu) Hak Suara di dalam setiap Rapat Umum Anggota dan Rapat Umum Anggota Luar Biasa, Rapat Anggota Wilayah dan Rapat Anggota Wilayah Luar Biasa 2) Setiap Anggota Luar Biasa dan Anggota Kehormatan tidak memiliki Hak Suara, namun mempunyai Hak Bicara di dalam setiap Rapat Umum Anggota dan Rapat Umum Anggota Luar Biasa, Rapat Anggota Wilayah dan Rapat Anggota Wilayah Luar Biasa 3) Badan Pengurus Pusat dan Pengurus Wilayah tidak memiliki hak suara di dalam Rapat Umum Anggota dan Rapat Umum Anggota Luar Biasa, Rapat Anggota Wilayah dan Rapat Anggota Wilayah Luar Biasa

18 4) Setiap instansi, organisasi, atau seseorang yang mendapatkan undangan berhak mengirimkan orang berstatus sebagai peninjau dan tidak memiliki hak suara, namun mempunyai hak bicara. Pasal 32 Quorum 1) Rapat Umum Anggota dianggap sah dan dapat memutuskan semua hal yang dibicarakan bilamana telah memenuhi quorum yakni dihadiri oleh sekurangkurangnya ½ (setengah) dari jumlah anggota biasa ditambah 1 (satu) orang; 2) Apabila pada saat berlangsungnya Rapat Umum Anggota ternyata quorum sebagaimana dimaksud ayat 1) diatas tidak terpenuhi, Rapat Umum Anggota ditunda untuk waktu paling lama 60 (enampuluh) menit, untuk memberi kesempatan kepada anggota/utusan yang belum hadir. Apabila setelah waktu penundaan ternyata quorum belum juga dipenuhi, Rapat Umum Anggota dinyatakan sah dan dilanjutkan, serta dapat mengambil keputusan secara sah mengenai setiap hal yang dibicarakan. Pasal 33 Pengambilan Keputusan 1) Setiap putusan yang diambil di dalam Rapat Umum Anggota dilakukan melalui permusyawaratan untuk mencapai mufakat. Namun bilamana permusyawaratan gagal mencapai permufakatan, putusan diambil melalui pemungutan suara, dan putusan adalah sah bilamana disetujui oleh ½ (setengah) dari jumlah peserta yang hadir ditambah 1 (satu) orang. 2) Apabila setelah dilakukan pemungutan suara ternyata suara yang setuju dan yang tidak setuju sama banyaknya, ditentukan dengan undian bagi keputusan yang menyangkut diri orang atau untuk hal lain ditolak. 3) Keputusan rapat-rapat Pengurus Pusat dan Pengurus Wilayah dinyatakan sah apabila disetujui oleh ½ (setengah) dari jumlah peserta yang hadir ditambah 1 (satu) orang. Pasal 34 Acara dan Tata Tertib Rapat Umum Anggota Acara dan Tata Tertib Rapat Umum Anggota ditetapkan dalam Rapat Umum Anggota

19 BAB VII PENGUNDURAN DIRI DAN PERGANTIAN ANTAR WAKTU Pasal 35 Pengunduran Diri Pengunduran diri dari Ketua Umum diatur sbb.: a. Bilamana Ketua Umum mengndurkan diri dan atau berhalangan tetap, maka Ketua Harian (bilamana ada) atau Sekretaris Jenderal menjabat sebagai Pelaksana Tugas Ketua Umum sampai Rakernas dilaksanakan. b. Pada Rakernas Pelaksana Tugas Ketua Umum ditetapkan sebagai Ketua Umum dan bilamana yang bersangkutan keberatan maka Rakernas dapat memutuskan untuk diadakan Rapat Umum Anggota Luar Biasa. Pasal 36 Pergantian Antar Waktu Pergantian Antar Waktu Pengurus PGA Indonesia lainnya diatur sebagai berikut: a. Pengurus PGA Indonesia yang mengundurkan diri atau diberhentikan langsung dapat diganti melalui Rapat Pleno. b. Ketua Umum melaporkan pergantian antar waktu kepada Rakernas. BAB VIII BADAN DAN BADAN USAHA Pasal 37 Badan Badan 1) Badan adalah organ organisasi di lingkungan PGA Indonesia sebagai unit pelaksana program sesuai dengan bidangnya dan berada langsung dibawah Badan Pengurus Pusat 2) Jumlah dan jenis Badan di lingkungan PGA Indonesia ditetapkan dengan Peraturan Organisasi 3) Struktur organisasi dan jumlah personalia kepengurusan Badan ditetapkan dengan Peraturan Organisasi. 4) Kepengurusan Badan ditetapkan oleh Badan Pengurus Pusat 5) Badan melaksanakan program kerja PGA Indonesia yang telah ditetapkan oleh Rapat Umum Anggota Pasal 38 Badan Usaha

20 1) Untuk melakukan usaha di dibidang pengembangan dan pengelolaan pertandingan, PGA Indonesia membentuk Badan Usaha berupa Badan Hukum Perseroan Terbatas 2) Untuk melakukan usaha dalam bidang pendidikan dan pelatihan, PGA Indoensia membentuk Badan Pengelola Pendidikan dan Pelatihan berupa sekolah PGA Indonesia Golf Academy dalam bentuk Yayasan/Badan Hukum Pendidikan 3) Pembentukan Badan Usaha oleh PGA Indonesia dapat dilakukan dikalangan sendiri atau bekerjasama dengan pihak lain BAB IX KEUANGAN Pasal 39 Keuangan 1) Besar uang pangkal, iuran, sumbangan dan pembagian serta penggunaannya ditentukan oleh Badan Pengurus Pusat dengan Peraturan Organisasi 2) Bagian keuntungan/deviden yang diperoleh oleh Badan Usaha milik PGA Indonesia sepenuhnya menjadi milik organisasi PGA Indonesia. 3) Penerimaan dan penggunaan uang organisasi di laporkan Pengurus Harian BPP dan Pengurus Wilayah PGA Indonesia kepada pengurus BPP dalam rapat pleno yang diselenggarakan satu tahun sekali 4) Khusus pengelolaan system penganggaran Dana Abadi Organisasi harus mendapatkan pengesahan Rapat Pengurus Harian setiap semester anggaran berjalan. 5) Badan Pengurus Pusat dan Pengurus Wilayah PGA Indonesia hendaknya mengusahakan sumbangan tetap dan tidak tetap baik dari Pemerintah, Non Pemerintah maupun perorangan. 6) Apabila diperlukan Badan Pengurus Pusat dapat membentuk Tim Verifikasi Keuangan untuk mengaudit anggaran dan harta kekayaan organisasi. 7) Keuangan PGA Indonesia diatur secara tertib dan dipertanggungjawabkan dalam Rapat Umum Anggota untuk Badan Pengurus Pusat, Rapat Anggota Wilayah untuk Pengurus Wilayah Provinsi/Kabupaten/Kota

21 BAB X LAMBANG DAN BENDERA Pasal 40 Lambang 1) Lambang PGA Indonesia...,,,,, Berlatarbelakang Merah Putih sesuai dengan warna kebanggaan dan warna bendera Negara Republik Indonesia 2) Diatasnya bertuliskan Persatuan Golfer Profesional 3) Didalamnya bertuliskan PGA Indonesia tujuannya untuk lebih memasyarakatkan organisasi Golf Profesional Indonesia di dunia golf internasional, memberi arti The Professional Golfers Association of Indonesia 4) Dibawah lambang tertulis est.1976 diantara garis berwarna hitam, memberi arti PGA Indonesia didirikan pada tahun 1976, tepatnya tanggal 1 Desember ) Kemudian di bawahnya terdapat gambar orang sedang melakukan permainan Golf Pasal 41 Makna 1) Bentuk menyerupai hati yang bermakna kesatuan yang sangat dekat diantara para golfer profesional Indonesia 2) Berlatarbelakang Merah Putih yang bermakna bahwa organisasi ini berada dalam naungan dan payung bendera kebangsaan Indonesia sesuai dengan warna bendera Kesatuan Negara Republik Indonesia. 3) Makna tulisan PGA Indonesia yang ditampilkan tebal (bold) memiliki kesan sederhana namun modern, mempunyai keterbacaan yang tinggi adalah memberi arti The Professional Golfers Association of Indonesia atau Persatuan Golfer Profesional Indonesia (PGA Indonesia) yaitu organisasi profesi para pegolf professional Indonesia. 6) Makna selanjutnya yaitu yang memperkuat arti bahwa PGA Indonesia adalah organisasi para pegolf 7) Warna Merah CMYK.0/100/100/0 RGB. 230/7/ %. Makna warna Merah yang selalu diasosiasikan semangat keberanian, stabilitas yang mantap, kesatuan rasa dan persatuan yang kokoh dan keutuhan kepercayaan diri dengan Profesional yang tinggi. Warna Putih CMYK.0, Makna Warna Putih selalu identik dengan kebersihan hati, kesucian jiwa dalam melangkah dan bersikap, lembut dan mengayomi. Warna Hitam CYMK 100, bermakna santun, berwibawa, dan lambang kematangan Pasal 42 Bendera 1) Bendera PGA Indonesia berwarna putih 2) Ukuran Bendera PGA Indonesia untuk di dalam ruangan, lebar : 90 cm, panjang 135 cm. 3) Ukuran Bendera PGA Indonesia untuk di luar ruangan, lebar 200 cm, panjang 300 cm. 4) Bendera PGA Indonesia tersebut dari kain saten. 5) Bendera menggunakan lambang seperti termaktub pada pasal 40 ayat 1) Anggaran Rumah Tangga. 6) Pemakaian Bendera pada kegiatan yang dianggap penting.

22 BAB XI MEDIA KOMUNIKASI Pasal 43 Media Komunikasi 1) Badan Pengurus Pusat dalam menyelenggarakan / menerbitkan media komunikasi olahraga golf, dapat membentuk pengurus / dewan redaksi secara khusus. 2) Pengurus Wilayah dapat menyelenggarakan / menerbitkan media komunikasi olahraga golf di wilayahnya, dengan sepengetahuan Badan Pengurus Pusat. 3) Ketentuan penyelenggaraan / penerbitan media komunikasi olahraga golf, diatur dalam ketentuan khusus Badan Pengurus Pusat. 4) Penerbitan media komunikasi olahraga golf disesuaikan dengan situasi dan kondisi kemampuan organisasi. BAB XII PERUBAHAN ANGGARAN RUMAH TANGGA Pasal 44 Perubahan Anggaran Rumah Tangga Perubahan Anggaran Rumah Tangga hanya dapat dilakukan oleh Rapat Umum Anggota BAB XIII ATURAN TAMBAHAN Pasal 45 Aturan Tambahan 1) Segala sesuatu yang tidak atau belum cukup diatur/ditetapkan dalam Anggaran Rumah Tangga, dapat diatur dan ditetapkan oleh Pengurus Pusat melalui Rapat Pleno lengkap, dengan berpedoman pada Anggaran Dasar. 2) Setiap anggota PGA Indonesia dianggap telah mengetahui Anggaran Dasar dan 3) Setiap anggota PGA Indonesia harus menaati Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga ini dan bagi yang melanggarnya akan dikenakan sanksi yang diatur dalam Peraturan Organisasi. 4) Perselisihan dalam penafsiran anggaran dasar dan anggaran rumah tangga diputuskan oleh Badan Pengurus Pusat

23 BAB XIV PENUTUP Pasal 46 Penutup 1) Anggaran Rumah Tangga ini ditetapkan dan disahkan oleh Rapat Umum Anggota pada tanggal 25 September 2001 di Jakarta. 2) Anggaran Rumah Tangga ini ditetapkan dan disempurnakan oleh Badan Pengurus Pusat PGPI periode berdasarkan mandat yang diberikan oleh Rapat Umum Anggota PGPI II pada tanggal 23 Mei 2005 di Jakarta 3) Anggaran Rumah Tangga ini disahkan oleh Rapat Umum Anggota PGPI III pada tanggal 14 Januari ) Anggaran Rumah Tangga ini disempurnakan dan disahkan oleh Rapat Umum Anggota Luar Biasa PGPI Tahun 2012 pada tanggal 26 Januari ) Anggaran Rumah Tangga ini disempurnakan dan disahkan oleh Rapat Umum Anggota Luar Biasa PGA Indonesia Tahun 2014 pada tanggal 25 September ) Anggaran Rumah Tangga ini berlaku sejak tanggal ditetapkan. Ditetapkan di : J a k a r t a Pada tanggal : 25 September 2014 RAPAT UMUM ANGGOTA LUAR BIASA PGA INDONESIA Pimpinan Sidang Syahrial Oemry Ketua Zamzami Sekretaris Priyo Utomo Anggota Syarifudin Nasution Anggota Lampiran Januar Ramli Anggota

24 Lambang & Bendera Lambang Bendera

ANGGARAN DASAR IKATAN PUSTAKAWAN INDONESIA PERIODE

ANGGARAN DASAR IKATAN PUSTAKAWAN INDONESIA PERIODE ANGGARAN DASAR IKATAN PUSTAKAWAN INDONESIA PERIODE 2012-2015 MUKADIMAH Dengan Rahmat Tuhan Yang Maha Esa serta semangat mewujudkan visi organisasi yang berlandaskan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945,

Lebih terperinci

ANGGARAN RUMAH TANGGA

ANGGARAN RUMAH TANGGA IKATAN AHLI PENGADAAN INDONESIA (IAPI) (INDONESIAN PROCUREMENT SPECIALISTS ASSOCIATION) ANGGARAN RUMAH TANGGA halaman 1 dari 14 IKATAN AHLI PENGADAAN INDONESIA DISINGKAT IAPI ANGGARAN RUMAH TANGGA BAB

Lebih terperinci

ANGGARAN RUMAH TANGGA PERSATUAN GOLF INDONESIA BAB I UMUM. Pasal 1 DASAR BAB II UMUM. Pasal 2 SYARAT SYARAT MENJADI ANGGOTA

ANGGARAN RUMAH TANGGA PERSATUAN GOLF INDONESIA BAB I UMUM. Pasal 1 DASAR BAB II UMUM. Pasal 2 SYARAT SYARAT MENJADI ANGGOTA ANGGARAN RUMAH TANGGA PERSATUAN GOLF INDONESIA BAB I UMUM Pasal 1 DASAR Anggaran Rumah Tangga (ART) ini di susun berdasarkan Pasal 18 Anggaran Dasar Persatuan Golf Indonesia. BAB II UMUM Pasal 2 SYARAT

Lebih terperinci

ANGGARAN RUMAH TANGGA ASOSIASI BADAN USAHA MILIK DESA SE INDONESIA

ANGGARAN RUMAH TANGGA ASOSIASI BADAN USAHA MILIK DESA SE INDONESIA Anggaran Rumah Tangga Asosiasi Badan Usaha Milik Desa Se-Indonesia (BUMDESINDO) ANGGARAN RUMAH TANGGA ASOSIASI BADAN USAHA MILIK DESA SE INDONESIA Pasal 1 Kedudukan Organisasi 1. Dewan Pimpinan Nasional

Lebih terperinci

ANGGARAN RUMAH TANGGA ASOSIASI PENDIDIK DAN PENELITI BAHASA DAN SASTRA (APPI-BASTRA) BAB I PENGERTIAN UMUM

ANGGARAN RUMAH TANGGA ASOSIASI PENDIDIK DAN PENELITI BAHASA DAN SASTRA (APPI-BASTRA) BAB I PENGERTIAN UMUM ANGGARAN RUMAH TANGGA ASOSIASI PENDIDIK DAN PENELITI BAHASA DAN SASTRA (APPI-BASTRA) BAB I PENGERTIAN UMUM Pasal 1 Pengertian Umum Pendidik dan peneliti adalah ilmuwan berprofesi pendidik dan peneliti

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR PGA INDONESIA MUKADIMAH

ANGGARAN DASAR PGA INDONESIA MUKADIMAH ANGGARAN DASAR PGA INDONESIA MUKADIMAH Bahwa berkat rahmat Tuhan Yang Maha Esa, olahraga golf di Indonesia telah tumbuh dan berkembang sesuai aspirasi masyarakat dan kemajuan jaman, berkat upaya terus

Lebih terperinci

ANGGARAN RUMAH TANGGA INSTITUT AKUNTAN MANAJEMEN INDONESIA TAHUN 2009 BAB I KEANGGOTAAN. Pasal 1 KETENTUAN UMUM

ANGGARAN RUMAH TANGGA INSTITUT AKUNTAN MANAJEMEN INDONESIA TAHUN 2009 BAB I KEANGGOTAAN. Pasal 1 KETENTUAN UMUM ANGGARAN RUMAH TANGGA INSTITUT AKUNTAN MANAJEMEN INDONESIA TAHUN 2009 BAB I KEANGGOTAAN Pasal 1 KETENTUAN UMUM Anggota Institut Akuntan Manajemen Indonesia (IAMI) adalah perseorangan dan perusahaan yang

Lebih terperinci

ANGGARAN RUMAH TANGGA IKATAN ALUMNI STEMBAYO

ANGGARAN RUMAH TANGGA IKATAN ALUMNI STEMBAYO ANGGARAN RUMAH TANGGA IKATAN ALUMNI STEMBAYO BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Anggaran Rumah Tangga ini bersumber pada Anggaran Dasar IKA- STEMBAYO yang berlaku oleh karena itu tidak bertentangan dengan ketentuan

Lebih terperinci

DRAFT ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA IKATAN KELUARGA ALUMNI TEKNIK KIMIA (IKA TEKNIK KIMIA) POLITEKNIK NEGERI SAMARINDA

DRAFT ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA IKATAN KELUARGA ALUMNI TEKNIK KIMIA (IKA TEKNIK KIMIA) POLITEKNIK NEGERI SAMARINDA DRAFT ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA IKATAN KELUARGA ALUMNI TEKNIK KIMIA (IKA TEKNIK KIMIA) POLITEKNIK NEGERI SAMARINDA IKATAN KELUARGA ALUMNI TEKNIK KIMIA (IKA TEKNIK KIMIA) Politeknik Negeri

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA

ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA ORGANISASI SAYAP PEMUDA PARTAI PERINDO Jakarta, 17 Desember 2015 ANGGARAN DASAR & ANGGARAN RUMAH TANGGA PEMUDA PERINDO PEMBUKAAN Pemuda Indonesia sebagai salah

Lebih terperinci

ANGGARAN RUMAH TANGGA INSTITUT AKUNTAN MANAJEMEN INDONESIA ANGGARAN RUMAH TANGGA INSTITUT AKUNTAN MANAJEMEN INDONESIA TAHUN 2016

ANGGARAN RUMAH TANGGA INSTITUT AKUNTAN MANAJEMEN INDONESIA ANGGARAN RUMAH TANGGA INSTITUT AKUNTAN MANAJEMEN INDONESIA TAHUN 2016 ANGGARAN RUMAH TANGGA INSTITUT AKUNTAN MANAJEMEN INDONESIA ANGGARAN RUMAH TANGGA INSTITUT AKUNTAN MANAJEMEN INDONESIA TAHUN 2016 BAB I KEANGGOTAAN DAN PERSYARATANNYA Pasal 1 Ketentuan Umum Anggota Akuntan

Lebih terperinci

ANGGARAN RUMAH TANGGA IKATAN AHLI PERENCANA

ANGGARAN RUMAH TANGGA IKATAN AHLI PERENCANA ANGGARAN RUMAH TANGGA IKATAN AHLI PERENCANA BAB I UMUM Pasal 1 Pengertian Anggaran Rumah Tangga merupakan penjabaran Anggaran Dasar IAP Pasal 2 Pengertian Umum (1) Ahli adalah seorang yang berlatar belakang

Lebih terperinci

DPN APPEKNAS ANGGARAN RUMAH TANGGA ASOSIASI PENGUSAHA PELAKSANA KONTRAKTOR DAN KONSTRUKSI NASIONAL

DPN APPEKNAS ANGGARAN RUMAH TANGGA ASOSIASI PENGUSAHA PELAKSANA KONTRAKTOR DAN KONSTRUKSI NASIONAL DPN APPEKNAS ANGGARAN RUMAH TANGGA ASOSIASI PENGUSAHA PELAKSANA BAB I KEANGGOTAAN Pasal 1 SYARAT MENJADI ANGGOTA Syarat menjadi anggota APPEKNAS, adalah sebagai berikut : 1. Anggota Biasa a. Badan Usaha

Lebih terperinci

ANGGARAN RUMAH TANGGA

ANGGARAN RUMAH TANGGA ANGGARAN RUMAH TANGGA BAB I KEANGGOTAAN Pasal 1 1. Perusahaan yang dapat menjadi Angota ASOSIASI PABRIK KABEL LISTRIK INDONESIA selanjutnya disingkat APKABEL adalah perusahaan yang melaksanakan usaha industri

Lebih terperinci

IKATAN KELUARGA ALUMNI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS ANDALAS ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA

IKATAN KELUARGA ALUMNI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS ANDALAS ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA IKATAN KELUARGA ALUMNI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS ANDALAS ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA IKATAN KELUARGA ALUMNI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS ANDALAS 4 IKATAN KELUARGA ALUMNI FAKULTAS EKONOMI

Lebih terperinci

ANGGARAN RUMAH TANGGA ASOSIASI KONTRAKTOR TATA LINGKUNGAN INDONESIA BAB I UMUM. Pasal 1 LANDASAN PENYUSUNAN

ANGGARAN RUMAH TANGGA ASOSIASI KONTRAKTOR TATA LINGKUNGAN INDONESIA BAB I UMUM. Pasal 1 LANDASAN PENYUSUNAN ANGGARAN RUMAH TANGGA ASOSIASI KONTRAKTOR TATA LINGKUNGAN INDONESIA BAB I UMUM Pasal 1 LANDASAN PENYUSUNAN 1. Anggaran Rumah Tangga ini disusun berdasarkan BAB X Pasal 33 Anggaran Dasar Asosiasi Kontraktor

Lebih terperinci

PERHIMPUNAN MAHASISWA INDONESIA DI RUSIA

PERHIMPUNAN MAHASISWA INDONESIA DI RUSIA ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA PERHIMPUNAN MAHASISWA INDONESIA Dl RUSIA (Permira) P E M B U K A A N Atas berkat Rahmat Tuhan Yang Maha Esa, kami mahasiswa Indonesia yang menuntut ilmu di Federasi

Lebih terperinci

ANGGARAN RUMAH TANGGA ASOSIASI INSTITUSI PENDIDIKAN TINGGI KESEHATAN MASYARAKAT INDONESIA (AIPTKMI) BAB I KETENTUAN UMUM. Pasal 1 BAB II KEANGGOTAAN

ANGGARAN RUMAH TANGGA ASOSIASI INSTITUSI PENDIDIKAN TINGGI KESEHATAN MASYARAKAT INDONESIA (AIPTKMI) BAB I KETENTUAN UMUM. Pasal 1 BAB II KEANGGOTAAN ANGGARAN RUMAH TANGGA ASOSIASI INSTITUSI PENDIDIKAN TINGGI KESEHATAN MASYARAKAT INDONESIA (AIPTKMI) BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 1. Institusi Penyelenggara Pendidikan Tinggi Kesehatan Masyarakat yang dimaksud

Lebih terperinci

ANGGARAN RUMAH TANGGA ASOSIASI KONTRAKTOR MEKANIKAL ELEKTRIKAL INDONESIA ( A S K O M E L I N ) BAB I UMUM Pasal 1 DASAR 1. Anggaran Rumah Tangga ini

ANGGARAN RUMAH TANGGA ASOSIASI KONTRAKTOR MEKANIKAL ELEKTRIKAL INDONESIA ( A S K O M E L I N ) BAB I UMUM Pasal 1 DASAR 1. Anggaran Rumah Tangga ini ANGGARAN RUMAH TANGGA ASOSIASI KONTRAKTOR MEKANIKAL ELEKTRIKAL INDONESIA ( A S K O M E L I N ) BAB I UMUM Pasal 1 DASAR 1. Anggaran Rumah Tangga ini disusun berdasarkan Anggaran Dasar yang ditetapkan pada

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA

ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA IKATAN ALUMNI INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA IKATAN ALUMNI INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG 1 ANGGARAN DASAR Halaman 1 dari 2 halaman 2 IKATAN ALUMNI INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG

Lebih terperinci

ANGGARAN RUMAH TANGGA ASOSIASI ANTROPOLOGI INDONESIA

ANGGARAN RUMAH TANGGA ASOSIASI ANTROPOLOGI INDONESIA ANGGARAN RUMAH TANGGA ASOSIASI ANTROPOLOGI INDONESIA BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Nama Organisasi Asosiasi Antropologi Indonesia disingkat AAI selanjutnya disebut AAI. Pasal 2 Makna AAI adalah wadah tunggal

Lebih terperinci

ANGGARAN RUMAH TANGGA INDONESIA MAX OWNERS (IMO) BAB I PRINSIP DASAR DAN KODE KEHORMATAN. Pasal 2 Kode Kehormatan

ANGGARAN RUMAH TANGGA INDONESIA MAX OWNERS (IMO) BAB I PRINSIP DASAR DAN KODE KEHORMATAN. Pasal 2 Kode Kehormatan ANGGARAN RUMAH TANGGA INDONESIA MAX OWNERS (IMO) BAB I PRINSIP DASAR DAN KODE KEHORMATAN Pasal 1 Prinsip Dasar Prinsip dasar adalah: 1. Iman kepada Tuhan Yang Maha Esa 2. Peduli tehadap bangsa, tanah air

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR (AD) ASOSIASI PENGELOLA SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM DAN SANITASI (SPAMS) PERDESAAN

ANGGARAN DASAR (AD) ASOSIASI PENGELOLA SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM DAN SANITASI (SPAMS) PERDESAAN ANGGARAN DASAR (AD) ASOSIASI PENGELOLA SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM DAN SANITASI (SPAMS) PERDESAAN PEMBUKAAN Program Pamsimas telah membangun prasarana dan sarana air minum dan sanitasi di desa/ kelurahan

Lebih terperinci

ANGGARAN RUMAH TANGGA GABUNGAN INDUSTRI PENGERJAAN LOGAM DAN MESIN INDONESIA BAB I LANDASAN PENYUSUNAN

ANGGARAN RUMAH TANGGA GABUNGAN INDUSTRI PENGERJAAN LOGAM DAN MESIN INDONESIA BAB I LANDASAN PENYUSUNAN ANGGARAN RUMAH TANGGA GABUNGAN INDUSTRI PENGERJAAN LOGAM DAN MESIN INDONESIA BAB I LANDASAN PENYUSUNAN Pasal 1 Landasan Penyusunan 1. Anggaran Rumah Tangga disusun berlandaskan pada Anggaran Dasar yang

Lebih terperinci

ANGGARAN RUMAH TANGGA IKATAN PENSIUNAN PELABUHAN INDONESIA II BAB I IKATAN PENSIUNAN PELABUHAN INDONESIA II DAN WILAYAH KERJA.

ANGGARAN RUMAH TANGGA IKATAN PENSIUNAN PELABUHAN INDONESIA II BAB I IKATAN PENSIUNAN PELABUHAN INDONESIA II DAN WILAYAH KERJA. ANGGARAN RUMAH TANGGA IKATAN PENSIUNAN PELABUHAN INDONESIA II BAB I IKATAN PENSIUNAN PELABUHAN INDONESIA II DAN WILAYAH KERJA Pasal 1 (1) Ikatan Pensiunan Pelabuhan Indonesia II disingkat IKAPENDA sebagaimana

Lebih terperinci

AD KAI TAHUN 2016 PEMBUKAAN

AD KAI TAHUN 2016 PEMBUKAAN AD KAI TAHUN 2016 PEMBUKAAN - Bahwa Negara Republik Indonesia adalah Negara Hukum berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Republik Indonesia Tahun 1945, oleh karena itu setiap orang tanpa membedakan

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR HIMPUNAN PENGEMBANGAN JALAN INDONESIA MUKADIMAH

ANGGARAN DASAR HIMPUNAN PENGEMBANGAN JALAN INDONESIA MUKADIMAH ANGGARAN DASAR HIMPUNAN PENGEMBANGAN JALAN INDONESIA MUKADIMAH Bahwa sesungguhnya pengabdian kepada bangsa dan negara adalah kewajiban setiap warga negara Indonesia yang harus dilaksanakan dan dikembangkan

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR PERSATUAN PERUSAHAAN GRAFIKA INDONESIA (INDONESIA PRINT MEDIA ASSOCIATION) MUKADIMAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

ANGGARAN DASAR PERSATUAN PERUSAHAAN GRAFIKA INDONESIA (INDONESIA PRINT MEDIA ASSOCIATION) MUKADIMAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA ANGGARAN DASAR PERSATUAN PERUSAHAAN GRAFIKA INDONESIA (INDONESIA PRINT MEDIA ASSOCIATION) MUKADIMAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA Dengan menyadari sedalam-dalamnya akan kedudukan, tugas dan kewajiban

Lebih terperinci

BAB I UMUM. Pasal 1. (1) Anggaran Rumah Tangga ini disusun berdasarkan Anggaran Dasar ORARI yang telah disahkan dalam Munas khusus ORARI tahun 2003

BAB I UMUM. Pasal 1. (1) Anggaran Rumah Tangga ini disusun berdasarkan Anggaran Dasar ORARI yang telah disahkan dalam Munas khusus ORARI tahun 2003 BAB I UMUM Pasal 1 (1) Anggaran Rumah Tangga ini disusun berdasarkan Anggaran Dasar ORARI yang telah disahkan dalam Munas khusus ORARI tahun 2003 (2) Anggaran Rumah Tangga ini merupakan penjabaran dan

Lebih terperinci

ANGGARAN RUMAH TANGGA

ANGGARAN RUMAH TANGGA ANGGARAN RUMAH TANGGA ASOSIASI TENAGA TEKNIK INDONESIA (ASTTI) ANGGARAN RUMAH TANGGA ASOSIASI TENAGA TEKNIK INDONESIA DAFTAR ISI BAB I U M U M Pasal 1 Landasan Penyusunan Pasal 2 Kode Etik Pasal 3 Lembaga

Lebih terperinci

Anggaran Rumah Tangga Daihatsu Zebra Club (ZEC)

Anggaran Rumah Tangga Daihatsu Zebra Club (ZEC) Anggaran Rumah Tangga Daihatsu Zebra Club (ZEC) BAB I KEANGGOTAAN Pasal 1 Anggota Anggota ZEC adalah seperti yang dimaksud dalam Pasal 11 Anggaran Dasar Daihatsu Zebra Club. Pasal 2 Ketentuan dan Syarat

Lebih terperinci

ANGGARAN RUMAH TANGGA ASOSIASI BADAN PENYELENGGARA PERGURUAN TINGGI SWASTA INDONESIA BAB I KEANGGOTAAN. Pasal 1

ANGGARAN RUMAH TANGGA ASOSIASI BADAN PENYELENGGARA PERGURUAN TINGGI SWASTA INDONESIA BAB I KEANGGOTAAN. Pasal 1 ANGGARAN RUMAH TANGGA ASOSIASI BADAN PENYELENGGARA PERGURUAN TINGGI SWASTA INDONESIA BAB I KEANGGOTAAN Pasal 1 (1) Sesuai dengan Pasal 13 Anggaran Dasar, pendaftaran untuk menjadi anggota diajukan secara

Lebih terperinci

Musyawarah Nasional VI Ikatan Refraksionis Optisien Indonesia. Tata Tertib Musyawarah Nasional

Musyawarah Nasional VI Ikatan Refraksionis Optisien Indonesia. Tata Tertib Musyawarah Nasional Musyawarah Nasional VI Ikatan Refraksionis Optisien Indonesia Keputusan No. 002/Munas-6/IROPIN/II/2016 tentang Tata Tertib Musyawarah Nasional Musyawarah Nasional VI Refraksionis Optisien Indonesia yang

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR & ATURAN RUMAH TANGGA IKATAN ALUMNI UNPAR (IKA UNPAR)

ANGGARAN DASAR & ATURAN RUMAH TANGGA IKATAN ALUMNI UNPAR (IKA UNPAR) ANGGARAN DASAR & ATURAN RUMAH TANGGA IKATAN ALUMNI UNPAR (IKA UNPAR) ANGGARAN DASAR IKA UNPAR PEMBUKAAN Bahwa tujuan Negara Kesatuan Republik Indonesia untuk mewujudkan masyarakat adil, makmur dan sejahtera,

Lebih terperinci

ANGGARAN RUMAH TANGGA PERKUMPULAN MANAJER INVESTASI INDONESIA

ANGGARAN RUMAH TANGGA PERKUMPULAN MANAJER INVESTASI INDONESIA ANGGARAN RUMAH TANGGA PERKUMPULAN MANAJER INVESTASI INDONESIA atau dikenal dengan ASOSIASI MANAJER INVESTASI INDONESIA (AMII) 1 ANGGARAN RUMAH TANGGA PERKUMPULAN MANAJER INVESTASI INDONESIA atau dikenal

Lebih terperinci

ANGGARAN RUMAH TANGGA FEDERASI PANJAT TEBING INDONESIA

ANGGARAN RUMAH TANGGA FEDERASI PANJAT TEBING INDONESIA ANGGARAN RUMAH TANGGA Anggaran Rumah Tangga FPTI FEDERASI PANJAT TEBING INDONESIA PENDAHULUAN Anggaran Rumah Tangga ini merupakan pelengkap dan bagian yang tidak terpisahkan dari Anggaran Dasar yang bertujuan

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR ORARI H A S I L M U N A S U S

ANGGARAN DASAR ORARI H A S I L M U N A S U S ORGANISASI AMATIR RADIO INDONESIA ANGGARAN DASAR dan ANGGARAN RUMAH TANGGA KETETAPAN MUSYAWARAH NASIONAL KHUSUS TAHUN 2003 DISALIN OLEH M. FAISAL ANWAR YB1PR ANGGARAN DASAR ORARI HH AAA SSS III LL L MMM

Lebih terperinci

ANGGARAN RUMAH TANGGA HIMPUNAN PENGEMBANGAN JALAN INDONESIA

ANGGARAN RUMAH TANGGA HIMPUNAN PENGEMBANGAN JALAN INDONESIA ANGGARAN RUMAH TANGGA HIMPUNAN PENGEMBANGAN JALAN INDONESIA BAB I U S A H A Pasal 1 U s a h a (1) Kegiatan usaha yang diatur dalam Anggaran Dasar HPJI diselenggarakan dengan acuan sebagai berikut : 1.

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR KLUB BOLA BASKET COUGAR (COUGAR BASKETBALL CLUB)

ANGGARAN DASAR KLUB BOLA BASKET COUGAR (COUGAR BASKETBALL CLUB) ANGGARAN DASAR KLUB BOLA BASKET COUGAR (COUGAR BASKETBALL CLUB) PEMBUKAAN Dengan rahmat Tuhan Yang Maha Esa, maka Bangsa Indonesia telah tumbuh dan berkembang sejajar dengan bangsa-bangsa lain di dunia.

Lebih terperinci

RANCANGAN TATA TERTIB MUSYAWARAH LOKAL XII ORARI LOKAL GARUT

RANCANGAN TATA TERTIB MUSYAWARAH LOKAL XII ORARI LOKAL GARUT ORGANISASI AMATIR RADIO INDONESIA DAERAH JAWA BARAT LOKAL GARUT PANITIA MUSYAWARAH LOKAL Jalan Pembangunan No. 6 Phone (0262) 241682, Garut 44151 Rek Giro No. 4410038818 LAMPIRAN SURAT KEPUTUSAN PIMPINAN

Lebih terperinci

PERUBAHAN ANGGARAN RUMAH TANGGA IKATAN NOTARIS INDONESIA HASIL RAPAT PLENO PENGURUS PUSAT YANG DIPERLUAS DI BALIKPAPAN, 12 JANUARI 2017

PERUBAHAN ANGGARAN RUMAH TANGGA IKATAN NOTARIS INDONESIA HASIL RAPAT PLENO PENGURUS PUSAT YANG DIPERLUAS DI BALIKPAPAN, 12 JANUARI 2017 PERUBAHAN ANGGARAN RUMAH TANGGA IKATAN NOTARIS INDONESIA HASIL RAPAT PLENO PENGURUS PUSAT YANG DIPERLUAS DI BALIKPAPAN, 12 JANUARI 2017 1. Beberapa ketentuan dalam Bab II Bagian Kedua Paragraf 1 Pasal

Lebih terperinci

ANGGARAN RUMAH TANGGA IKATAN PEJABAT PEMBUAT AKTA TANAH PERUBAHAN KE VII

ANGGARAN RUMAH TANGGA IKATAN PEJABAT PEMBUAT AKTA TANAH PERUBAHAN KE VII ANGGARAN RUMAH TANGGA IKATAN PEJABAT PEMBUAT AKTA TANAH PERUBAHAN KE VII Hasil Keputusan Rapat Kerja Nasional Pra Kongres di Jakarta tanggal 25-26 Oktober 2013 BAB I STATUS PERKUMPULAN Pasal 1 IKATAN PEJABAT

Lebih terperinci

ANGGARAN RUMAH TANGGA IKATAN SURVEYOR INDONESIA BAB I KEANGGOTAAN Pasal 1. Pasal 2. Pasal 3

ANGGARAN RUMAH TANGGA IKATAN SURVEYOR INDONESIA BAB I KEANGGOTAAN Pasal 1. Pasal 2. Pasal 3 ANGGARAN RUMAH TANGGA IKATAN SURVEYOR INDONESIA BAB I KEANGGOTAAN Pasal 1 Klasifikasi Anggota 1. Anggota Biasa adalah Warga Negara Indonesia yang mempunyai profesi dalam bidang geomatika. 2. Anggota Muda

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR & ANGGARAN RUMAH TANGGA TAEKWONDO INDONESIA

ANGGARAN DASAR & ANGGARAN RUMAH TANGGA TAEKWONDO INDONESIA ANGGARAN DASAR & ANGGARAN RUMAH TANGGA TAEKWONDO INDONESIA Anggaran Dasar Taekwondo Indonesia 1 2 Anggaran Dasar Taekwondo Indonesia ANGGARAN DASAR T A E K W O N D O I N D O N E S I A Anggaran Dasar Taekwondo

Lebih terperinci

ANGGARAN RUMAH TANGGA BADAN MUSYAWARAH MUSEA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BAB I LAMBANG DAN DUAJA

ANGGARAN RUMAH TANGGA BADAN MUSYAWARAH MUSEA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BAB I LAMBANG DAN DUAJA Lampiran 2 KEPUTUSAN MUSDA BARAHMUS DIY Nomor: /KEP. MUSDA/BARAHMUS/2014 Tanggal 27 September 2014 ANGGARAN RUMAH TANGGA BADAN MUSYAWARAH MUSEA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BAB I LAMBANG DAN DUAJA Pasal

Lebih terperinci

ASOSIASI PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENDIDIKAN INDONESIA (APS-TPI)

ASOSIASI PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENDIDIKAN INDONESIA (APS-TPI) ASOSIASI PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENDIDIKAN INDONESIA (APS-TPI) MUKADDIMAH Keinginan untuk meningkatkan kualitas penyelenggaraan program studi dengan membentuk dan bergabung dalam suatu wadah yang dapat

Lebih terperinci

Halaman PEMBUKAAN

Halaman PEMBUKAAN Halaman - 1 - PEMBUKAAN 1. Dengan Rachmat Tuhan Yang Maha Esa, Bangsa Indonesia melalui perjuangan yang luhur telah mencapai Kemerdekaannya yang telah diproklamasikan pada tanggal 17 Agustus 1945. Dalam

Lebih terperinci

KEPUTUSAN MUSYAWARAH NASIONAL PERHIMPUNAN AHLI EPIDEMIOLOGI INDONESIA NOMOR: 06/MUNAS/PAEI/2013

KEPUTUSAN MUSYAWARAH NASIONAL PERHIMPUNAN AHLI EPIDEMIOLOGI INDONESIA NOMOR: 06/MUNAS/PAEI/2013 KEPUTUSAN MUSYAWARAH NASIONAL PERHIMPUNAN AHLI EPIDEMIOLOGI INDONESIA NOMOR: 06/MUNAS/PAEI/2013 TENTANG ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA PERHIMPUNAN AHLI EPIDEMIOLOGI INDONESIA ANGGARAN DASAR PERHIMPUNAN

Lebih terperinci

AD/ART PPI UT Pokjar Kuala Lumpur

AD/ART PPI UT Pokjar Kuala Lumpur AD/ART PPI UT Pokjar Kuala Lumpur ANGGARAN DASAR PPI-UTKL Mukadimah Yakin akan Pancasila sebagai dasar negara dan pandangan hidup bangsa serta sadar akan tugas dan kewajiban sebagai pelajar Indonesia untuk

Lebih terperinci

ANGGARAN RUMAH TANGGA ASOSIASI ANALIS KEBIJAKAN INDONESIA - AAKI (ASSOCIATION OF INDONESIAN POLICY ANALYSTS - AIPA) BAB I KETENTUAN UMUM

ANGGARAN RUMAH TANGGA ASOSIASI ANALIS KEBIJAKAN INDONESIA - AAKI (ASSOCIATION OF INDONESIAN POLICY ANALYSTS - AIPA) BAB I KETENTUAN UMUM ANGGARAN RUMAH TANGGA ASOSIASI ANALIS KEBIJAKAN INDONESIA - AAKI (ASSOCIATION OF INDONESIAN POLICY ANALYSTS - AIPA) BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 (1) Analis Kebijakan adalah seseorang yang memiliki kompetensi

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA PERHIMPUNAN EKONOMI PERTANIAN INDONESIA (PERHEPI)

ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA PERHIMPUNAN EKONOMI PERTANIAN INDONESIA (PERHEPI) ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA PERHIMPUNAN EKONOMI PERTANIAN INDONESIA (PERHEPI) 2014 ANGGARAN DASAR PERHIMPUNAN EKONOMI PERTANIAN INDONESIA (PERHEPI) Mukadimah Didorong oleh hasrat untuk mengabdi

Lebih terperinci

Lampiran II Keputusan Musyawarah Nasional Asosiasi Karoseri Indonesia Ke VI Tahun 2012 Nomor : KEP-O4/MUNAS/VI/2012 Tanggal 01 Juli 2012

Lampiran II Keputusan Musyawarah Nasional Asosiasi Karoseri Indonesia Ke VI Tahun 2012 Nomor : KEP-O4/MUNAS/VI/2012 Tanggal 01 Juli 2012 Lampiran II Keputusan Musyawarah Nasional Asosiasi Karoseri Indonesia Ke VI Tahun 2012 Nomor : KEP-O4/MUNAS/VI/2012 Tanggal 01 Juli 2012 ANGGARAN RUMAH TANGGA ASOSIASI KAROSERI INDONESIA HASIL MUNAS USULAN

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR/ ANGGARAN RUMAH TANGGA (AD/ART), PROGRAM KERJA DAN KODE ETIK AHLI GIZI

ANGGARAN DASAR/ ANGGARAN RUMAH TANGGA (AD/ART), PROGRAM KERJA DAN KODE ETIK AHLI GIZI ANGGARAN DASAR/ ANGGARAN RUMAH TANGGA (AD/ART), PROGRAM KERJA DAN KODE ETIK AHLI GIZI PERSAGI (Persatuan Ahli Gizi Indonesia) 2015 ANGGARAN DASAR/ ANGGARAN RUMAH TANGGA ( AD/ART ) PERSATUAN AHLI GIZI

Lebih terperinci

ANGGARAN RUMAH TANGGA KOALISI INDONESIA UNTUK KEPENDUDUKAN DAN PEMBANGUNAN BAB I UMUM. Pasal 1 Nama dan Sifat Organisasi

ANGGARAN RUMAH TANGGA KOALISI INDONESIA UNTUK KEPENDUDUKAN DAN PEMBANGUNAN BAB I UMUM. Pasal 1 Nama dan Sifat Organisasi ANGGARAN RUMAH TANGGA KOALISI INDONESIA UNTUK KEPENDUDUKAN DAN PEMBANGUNAN BAB I UMUM Pasal 1 Nama dan Sifat Organisasi 1. Organisasi ini bernama Koalisi Indonesia untuk Kependudukan dan Pembangunan yang

Lebih terperinci

ASOSIASI PENGUSAHA DAN PEMILIK ALAT KONSTRUKSI INDONESIA ( APPAKSI ) ANGGARAN RUMAH TANGGA BAB. I UMUM. Pasal. 1 LANDASAN PENYUSUN. Pasal.

ASOSIASI PENGUSAHA DAN PEMILIK ALAT KONSTRUKSI INDONESIA ( APPAKSI ) ANGGARAN RUMAH TANGGA BAB. I UMUM. Pasal. 1 LANDASAN PENYUSUN. Pasal. ASOSIASI PENGUSAHA DAN PEMILIK ALAT KONSTRUKSI INDONESIA ( APPAKSI ) ANGGARAN RUMAH TANGGA BAB. I UMUM Pasal. 1 LANDASAN PENYUSUN Anggaran Rumah Tangga ini disusun berlandaskan pada Pasal. 27 Anggaran

Lebih terperinci

A N G G A R A N D A S A R

A N G G A R A N D A S A R A N G G A R A N D A S A R D A F T A R I S I : 1. Mukadimah 2. Bab I: Ketentuan Umum Pasal 1 3. Bab II: Nama, Tempat Kedudukan dan Jangka Waktu Pendirian Pasal 2 4. Bab III: Asas, Landasan, Tujuan dan Kegiatan

Lebih terperinci

ASOSIASI AHLI MANAJEMEN ASURANSI INDONESIA

ASOSIASI AHLI MANAJEMEN ASURANSI INDONESIA ANGGARAN RUMAH TANGGA ASOSIASI AHLI MANAJEMEN ASURANSI INDONESIA BAB I PENERIMAAN DAN PENGANGKATAN ANGGOTA Pasal 1 1. Permintaan untuk menjadi anggota, dilakukan secara tertulis dan disampaikan kepada

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR ORGANISASI AMATIR RADIO INDONESIA

ANGGARAN DASAR ORGANISASI AMATIR RADIO INDONESIA ANGGARAN DASAR ORGANISASI AMATIR RADIO INDONESIA MUKADIMAH Bahwa sesungguhnya Kegiatan Amatir Radio itu merupakan penyaluran bakat yang penuh manfaat dan oleh sebab itu telah mendapatkan tempat yang layak

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR ANGGARAN RUMAH TANGGA

ANGGARAN DASAR ANGGARAN RUMAH TANGGA Masyarakat Telematika Indonesia The Indonesian ICT Society ANGGARAN DASAR ANGGARAN RUMAH TANGGA Anggaran Dasar MASTEL MUKADIMAH Bahwa dengan berkembangnya teknologi, telah terjadi konvergensi bidang Telekomunikasi,

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA BADAN PEMBINA OLAHRAGA MAHASISWA INDONESIA (BAPOMI)

ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA BADAN PEMBINA OLAHRAGA MAHASISWA INDONESIA (BAPOMI) ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA BADAN PEMBINA OLAHRAGA MAHASISWA INDONESIA (BAPOMI) KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN TINGGI DIREKTORAT PEMBELAJARAN DAN KEMAHASISWAAN

Lebih terperinci

Lampiran SURAT KEPUTUSAN Nomor: 007/MUNASLUB/APKOMINDO/III/2014. Tentang

Lampiran SURAT KEPUTUSAN Nomor: 007/MUNASLUB/APKOMINDO/III/2014. Tentang Lampiran SURAT KEPUTUSAN Nomor: 007/MUNASLUB/APKOMINDO/III/2014. Tentang PENGESAHAN PERUBAHAN ANGGARAN RUMAH TANGGA ASOSIASI PENGUSAHA KOMPUTER INDONESIA (APKOMINDO). Bunyi Anggaran Rumah Tangga APKOMINDO

Lebih terperinci

Pasal 3 MAKSUD DAN TUJUAN ANGGARAN DASAR ASOSIASI PERUSAHAAN PENGIKLAN INDONESIA

Pasal 3 MAKSUD DAN TUJUAN ANGGARAN DASAR ASOSIASI PERUSAHAAN PENGIKLAN INDONESIA ANGGARAN DASAR ASOSIASI PERUSAHAAN PENGIKLAN INDONESIA MUKADIMAH Bahwa industri komunikasi dan pemasaran sebagai bagian dari sistem perekonomian modern dan global, patut diarahkan serta diberdayakan sesuai

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA HISWARA MIGAS INDONESIA MUKADIMAH

ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA HISWARA MIGAS INDONESIA MUKADIMAH ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA HISWARA MIGAS INDONESIA MUKADIMAH Tuhan Yang Maha Esa melimpahkan kenikmatan bagi Bangsa Indonesia dalam kandungan bumi pertiwi Indonesia berupa sumber daya alam

Lebih terperinci

Anggaran Dasar. Konsil Lembaga Swadaya Masyarakat Indonesia [INDONESIAN NGO COUNCIL) MUKADIMAH

Anggaran Dasar. Konsil Lembaga Swadaya Masyarakat Indonesia [INDONESIAN NGO COUNCIL) MUKADIMAH Anggaran Dasar Konsil Lembaga Swadaya Masyarakat Indonesia [INDONESIAN NGO COUNCIL) MUKADIMAH Bahwa kebebasan berserikat, berkumpul dan mengeluarkan pendapat adalah salah satu hak asasi manusia yang sangat

Lebih terperinci

MUSYAWARAH NASIONAL IX HISKI HIMPUNAN SARJANA-KESUSASTRAAN INDONESIA (HISKI)

MUSYAWARAH NASIONAL IX HISKI HIMPUNAN SARJANA-KESUSASTRAAN INDONESIA (HISKI) MUSYAWARAH NASIONAL IX HISKI HIMPUNAN SARJANA-KESUSASTRAAN INDONESIA (HISKI) Universitas Pattimura, Ambon 3 Desember 2015 Bertempat di hotel Swiss Bell ANGGARAN DASAR HIMPUNAN SARJANA-KESUSASTRAAN INDONESIA

Lebih terperinci

ANGGARAN RUMAH TANGGA ASOSIASI PENGELOLA PELATIHAN TENAGA KERJA INDONESIA LUAR NEGERI

ANGGARAN RUMAH TANGGA ASOSIASI PENGELOLA PELATIHAN TENAGA KERJA INDONESIA LUAR NEGERI ANGGARAN RUMAH TANGGA ASOSIASI PENGELOLA PELATIHAN TENAGA KERJA INDONESIA LUAR NEGERI Keanggotaan AP2TKILN teridiri dari : ( A P 2 T K I L N ) BAB I KEANGGOTAAN Pasal 1 Sistem keanggotaan 1. Anggota biasa,

Lebih terperinci

ANGGARAN RUMAH TANGGA HIMPUNAN ALUMNI SEKOLAH BISNIS INSTITUT PERTANIAN BOGOR BAB 1 KEANGGOTAAN. Pasal 1 Anggota

ANGGARAN RUMAH TANGGA HIMPUNAN ALUMNI SEKOLAH BISNIS INSTITUT PERTANIAN BOGOR BAB 1 KEANGGOTAAN. Pasal 1 Anggota ANGGARAN RUMAH TANGGA HIMPUNAN ALUMNI SEKOLAH BISNIS INSTITUT PERTANIAN BOGOR BAB 1 KEANGGOTAAN Pasal 1 Anggota Keanggotaan Himpunan Alumni SB-IPB (HA SB-IPB) terdiri atas: a) Anggota Biasa, b) Anggota

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR HIMPUNAN MAHASISWA FISIKA UNIVERSITAS BRAWIJAYA BAB I NAMA, WAKTU DAN TEMPAT KEDUDUKAN

ANGGARAN DASAR HIMPUNAN MAHASISWA FISIKA UNIVERSITAS BRAWIJAYA BAB I NAMA, WAKTU DAN TEMPAT KEDUDUKAN ANGGARAN DASAR HIMPUNAN MAHASISWA FISIKA UNIVERSITAS BRAWIJAYA BAB I NAMA, WAKTU DAN TEMPAT KEDUDUKAN Pasal 1 Nama Organisasi ini bernama Himpunan Mahasiswa Fisika Universitas Brawijaya yang disingkat

Lebih terperinci

ANGGARAN RUMAH TANGGA ASOSIASI BAB I KEANGGOTAAN. Pasal 1 SYARAT KEANGGGOTAAN

ANGGARAN RUMAH TANGGA ASOSIASI BAB I KEANGGOTAAN. Pasal 1 SYARAT KEANGGGOTAAN 1.1. Anggota Tetap ANGGARAN RUMAH TANGGA ASOSIASI BAB I KEANGGOTAAN Pasal 1 SYARAT KEANGGGOTAAN 1.1.1. Berbentuk Badan Hukum 1.1.2. Memiliki fasilitas perawatan pesawat terbang atau komponennya sesuai

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA. PERHIMPUNAN PENYULUH PERTANIAN INDONESIA (Indonesian Agricultural Extensionist Association) PERHIPTANI IAEA

ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA. PERHIMPUNAN PENYULUH PERTANIAN INDONESIA (Indonesian Agricultural Extensionist Association) PERHIPTANI IAEA ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA PERHIMPUNAN PENYULUH PERTANIAN INDONESIA (Indonesian Agricultural Extensionist Association) PERHIPTANI IAEA ANGGARAN DASAR PERHIMPUNAN PENYULUH PERTANIAN INDONESIA

Lebih terperinci

MUKADIMAH. Dengan Rahmat Tuhan Yang Maha Kuasa

MUKADIMAH. Dengan Rahmat Tuhan Yang Maha Kuasa MUKADIMAH Dengan Rahmat Tuhan Yang Maha Kuasa Bahwa PDI Perjuangan sebagai partai nasionalis yang berasaskan Pancasila sebagaimana termaktub dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR IKATAN ORTODONTIS INDONESIA (IKORTI) ANGGARAN RUMAH TANGGA IKATAN ORTODONTIS INDONESIA (IKORTI)

ANGGARAN DASAR IKATAN ORTODONTIS INDONESIA (IKORTI) ANGGARAN RUMAH TANGGA IKATAN ORTODONTIS INDONESIA (IKORTI) ANGGARAN DASAR IKATAN ORTODONTIS INDONESIA (IKORTI) ANGGARAN RUMAH TANGGA IKATAN ORTODONTIS INDONESIA (IKORTI) LAMPIRAN HASIL REKOMENDASI PLENO KONGRES IX IKORTI Bali, 9 Oktober 2014 ANGGARAN DASAR IKATAN

Lebih terperinci

AIBI ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA. Asosiasi Inkubator Bisnis Indonesia (Indonesian Business Incubator Association)

AIBI ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA. Asosiasi Inkubator Bisnis Indonesia (Indonesian Business Incubator Association) ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA MUKADIMAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA Sadar akan kedudukan tugas kewajiban dan tanggung jawab sebagai organisasi yang bergerak di bidang pembinaan dan pengembangan

Lebih terperinci

ANGGARAN RUMAH TANGGA FEDERASI ARUNG JERAM INDONESIA

ANGGARAN RUMAH TANGGA FEDERASI ARUNG JERAM INDONESIA ANGGARAN RUMAH TANGGA FEDERASI ARUNG JERAM INDONESIA BAB I U M U M Pasal 1 Anggaran Rumah Tangga Anggaran Rumah Tangga ini merupakan pelengkap dan penjabaran lebih lanjut dari Anggaran Dasar. Pasal 2 Lambang

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR ( AD ) GAKESLAB INDONESIA

ANGGARAN DASAR ( AD ) GAKESLAB INDONESIA ANGGARAN DASAR ( AD ) GAKESLAB INDONESIA MUKADIMAH : Dengan Rachmat Tuhan Yang Maha Esa dan dengan kesadaran yang tinggi dalam menyumbangkan dharma bakti untuk pembangunan Nusa dan Bangsa Indonesia menuju

Lebih terperinci

KEPUTUSAN KWARTIR NASIONAL GERAKAN PRAMUKA NOMOR: 214 TAHUN 2007 TENTANG PETUNJUK PENYELENGGARAAN DEWAN KERJA PRAMUKA PENEGAK DAN PRAMUKA PANDEGA

KEPUTUSAN KWARTIR NASIONAL GERAKAN PRAMUKA NOMOR: 214 TAHUN 2007 TENTANG PETUNJUK PENYELENGGARAAN DEWAN KERJA PRAMUKA PENEGAK DAN PRAMUKA PANDEGA KEPUTUSAN KWARTIR NASIONAL GERAKAN PRAMUKA NOMOR: 214 TAHUN 2007 TENTANG PETUNJUK PENYELENGGARAAN DEWAN KERJA PRAMUKA PENEGAK DAN PRAMUKA PANDEGA Ketua, Menimbang : a. bahwa Dewan Kerja Pramuka Penegak

Lebih terperinci

KWARTIR NASIONAL GERAKAN PRAMUKA

KWARTIR NASIONAL GERAKAN PRAMUKA KWARTIR NASIONAL GERAKAN PRAMUKA KEPUTUSAN KETUA KWARTIR NASIONAL GERAKAN PRAMUKA NOMOR : 214 TAHUN 2007 TENTANG PETUNJUK PENYELENGGARAAN DEWAN KERJA PRAMUKA PENEGAK DAN PRAMUKA PANDEGA Ketua Kwartir Nasional

Lebih terperinci

Oktober Tata Kerja. Asosiasi Psikologi Industri dan Organisasi. S u r a b a y a, O k t o b e r

Oktober Tata Kerja. Asosiasi Psikologi Industri dan Organisasi. S u r a b a y a, O k t o b e r Oktober 2011 Tata Kerja Asosiasi Psikologi Industri dan Organisasi S u r a b a y a, O k t o b e r 2 0 1 1 Daftar Isi Mukadimah BAB I Nama, Waktu dan Kedudukan Pasal 1 Nama Pasal 2 Waktu Pasal 3 Kedudukan

Lebih terperinci

IKATAN ARSITEK INDONESIA ANGGARAN DASAR

IKATAN ARSITEK INDONESIA ANGGARAN DASAR IKATAN ARSITEK INDONESIA ANGGARAN DASAR MUKADIMAH Arsitek sebagai warga negara yang sadar akan panggilan untuk memelihara pertumbuhan dan perkembangan kebudayaan serta peradaban manusia, senantiasa belajar

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR IKATAN AHLI KESEHATAN MASYARAKAT INDONESIA

ANGGARAN DASAR IKATAN AHLI KESEHATAN MASYARAKAT INDONESIA ANGGARAN DASAR IKATAN AHLI KESEHATAN MASYARAKAT INDONESIA Dengan rahmat Tuhan Yang Maha Esa Bangsa Indonesia telah berhasil merebut kemerdekaan dari penjajah, dan oleh karena itu adalah kewajiban segenap

Lebih terperinci

BAB I UMUM. Pasal 1 LANDASAN PENYUSUNAN

BAB I UMUM. Pasal 1 LANDASAN PENYUSUNAN BAB I UMUM Pasal 1 LANDASAN PENYUSUNAN 1. Anggaran Rumah Tangga disusun berlandaskan Anggaran Dasar GAPEKSINDO dan ditetapkan serta disahkan pada Musyawarah Nasional Khusus di Hotel Grand Sahid Jaya Jakarta,

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR KONGRES ADVOKAT INDONESIA (PERUBAHAN PERTAMA) TAHUN 2016 PEMBUKAAN

ANGGARAN DASAR KONGRES ADVOKAT INDONESIA (PERUBAHAN PERTAMA) TAHUN 2016 PEMBUKAAN ANGGARAN DASAR KONGRES ADVOKAT INDONESIA (PERUBAHAN PERTAMA) TAHUN 2016 PEMBUKAAN - Bahwa Negara Republik Indonesia adalah Negara Hukum berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Republik Indonesia

Lebih terperinci

BAB VIII PENGAMBILAN KEPUTUSAN Pasal 15

BAB VIII PENGAMBILAN KEPUTUSAN Pasal 15 ANGGARAN DASAR BAB VIII PENGAMBILAN KEPUTUSAN Pasal 15 (1) Pengambilan keputusan organisasi dilaksanakan dalam forum musyawarah dan mufakat. 14 (2) Forum musyawarah dan mufakat diselenggarakan dalam bentuk:

Lebih terperinci

Matraman, Kelurahan Kebon Manggis, Rukun Tetangga 011, Rukun Warga 001,

Matraman, Kelurahan Kebon Manggis, Rukun Tetangga 011, Rukun Warga 001, Negara Indonesia, bertempat tinggal di Kota Administrasi Jakarta Timur, Kecamatan-- Matraman, Kelurahan Kebon Manggis, Rukun Tetangga 011, Rukun Warga 001, ------ alamat Jalan Matraman Salemba VIII/9,

Lebih terperinci

ANGGARAN RUMAH TANGGA KOMITE NASIONAL PEMUDA INDONESIA K N P I

ANGGARAN RUMAH TANGGA KOMITE NASIONAL PEMUDA INDONESIA K N P I ANGGARAN RUMAH TANGGA KOMITE NASIONAL PEMUDA INDONESIA K N P I BAB I KEANGGOTAAN Pasal 1 Syarat-Syarat Keanggotaan 1. Yang menjadi anggota KNPI adalah Organisasi Kemasyarakatan Pemuda (OKP) yang telah

Lebih terperinci

ANGGARAN RUMAH TANGGA JARINGAN MAHASISWA KESEHATAN INDONESIA (JMKI)

ANGGARAN RUMAH TANGGA JARINGAN MAHASISWA KESEHATAN INDONESIA (JMKI) Peningkatan. dan Pemantapan Solidaritas Mahasiswa Kesehatan Indonesia ANGGARAN RUMAH TANGGA JARINGAN MAHASISWA KESEHATAN INDONESIA (JMKI) BAB I KEANGGOTAAN Pasal 1 Anggota Anggota JMKI adalah lembaga eksekutif

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR PERHIMPUNAN PENYULUH PERTANIAN INDONESIA (Indonesian Agricultural Extensionist Association) PERHIPTANI IAEA

ANGGARAN DASAR PERHIMPUNAN PENYULUH PERTANIAN INDONESIA (Indonesian Agricultural Extensionist Association) PERHIPTANI IAEA ANGGARAN DASAR PERHIMPUNAN PENYULUH PERTANIAN INDONESIA (Indonesian Agricultural Extensionist Association) PERHIPTANI IAEA MUKADIMAH Sasaran jangka panjang pembangunan Nasional Indonesia adalah tercapainya

Lebih terperinci

ANGGARAN RUMAH TANGGA ASOSIASI LAUNDRY INDONESIA

ANGGARAN RUMAH TANGGA ASOSIASI LAUNDRY INDONESIA ANGGARAN RUMAH TANGGA ASOSIASI LAUNDRY INDONESIA BAB I LAMBANG, BENDERA, HYMNE DAN MARS ORGANISASI Pasal 1 Lambang 1. Lambang Organisasi berbentuk lingkaran dengan tulisan Asosiasi Laundry Indonesia dan

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA

ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA Perhimpunan Dokter Spesialis Patologi Klinik dan Kedokteran Laboratorium Indonesia (PDS PatKLIn) 2016 ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA DOKTER SPESIALIS

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR ASOSIASI DOSEN PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR INDONESIA PENDAHULUAN

ANGGARAN DASAR ASOSIASI DOSEN PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR INDONESIA PENDAHULUAN ANGGARAN DASAR ASOSIASI DOSEN PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR INDONESIA 2011-2016 PENDAHULUAN Sejarah terbentuknya Asosiasi Dosen pendidikan guru sekolah dasar di Indonesia didasari dengan adanya keinginan

Lebih terperinci

ASOSIASI PENELITI KESEHATAN INDONESIA APKESI ANGGARAN DASAR (AD)

ASOSIASI PENELITI KESEHATAN INDONESIA APKESI ANGGARAN DASAR (AD) ASOSIASI PENELITI KESEHATAN INDONESIA APKESI ANGGARAN DASAR (AD) PENGURUS APKESI - PERIODE 2009-2012 Mukadimah DAFTAR ISI BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Umum Pasal 2 Asas Pasal 3 Prinsip BAB II ORGANISASI

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR & ANGGARAN RUMAH TANGGA PERHIMPUNAN HOTEL & RESTORAN INDONESIA. Disempurnakan Pada Munas XV Februari 2010

ANGGARAN DASAR & ANGGARAN RUMAH TANGGA PERHIMPUNAN HOTEL & RESTORAN INDONESIA. Disempurnakan Pada Munas XV Februari 2010 ANGGARAN DASAR & ANGGARAN RUMAH TANGGA PERHIMPUNAN HOTEL & RESTORAN INDONESIA Disempurnakan Pada Munas XV - 2010 10 Februari 2010 M U K A D I M A H BAHWA CITA-CITA KEMERDEKAAN INDONESIA YANG DIPROKLAMASIKAN

Lebih terperinci

ANGGARAN RUMAH TANGGA IKATAN ALUMNI PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS INDONESIA (ILUNI PPs UI)

ANGGARAN RUMAH TANGGA IKATAN ALUMNI PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS INDONESIA (ILUNI PPs UI) ANGGARAN RUMAH TANGGA IKATAN ALUMNI PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS INDONESIA (ILUNI PPs UI) BAB I KEANGGOTAAN Pasal 1 PENERIMAAN DAN PEMBERHENTIAN ANGGOTA 1. Setiap lulusan program pendidikan yang diselenggarakan

Lebih terperinci

ANGGARAN RUMAH TANGGA

ANGGARAN RUMAH TANGGA IKATAN KELUARGA ALUMNI UNIVERSITAS SEBELAS MARET (IKA UNS) ANGGARAN RUMAH TANGGA IKA UNS PUSAT Sekretariat: Kampus UNS Kentingan, Jl. Ir Sutami No. 36 A Surakarta Telp. (0271)646994 Fax. (0271)645567 IKATAN

Lebih terperinci

ANGGARAN RUMAH TANGGA BADAN KOORDINASI KEGIATAN MAHASISWA TEKNIK KIMIA INDONESIA BAB I STATUS DAN KEANGGOTAAN PASAL 1

ANGGARAN RUMAH TANGGA BADAN KOORDINASI KEGIATAN MAHASISWA TEKNIK KIMIA INDONESIA BAB I STATUS DAN KEANGGOTAAN PASAL 1 Telepon : 085 2222 934 ANGGARAN RUMAH TANGGA BADAN KOORDINASI KEGIATAN MAHASISWA TEKNIK KIMIA BAB I STATUS DAN KEANGGOTAAN PASAL 1 1. Status keanggotaan BKKMTKI terdiri dari: a. Calon Anggota b. Anggota

Lebih terperinci

KEPUTUSAN KETUA IA Del. NOMOR: 04/IA Del/SK/X/2008 TENTANG PENGESAHAN AD/ART IKATAN ALUMNI DEL

KEPUTUSAN KETUA IA Del. NOMOR: 04/IA Del/SK/X/2008 TENTANG PENGESAHAN AD/ART IKATAN ALUMNI DEL IKATAN ALUMNI DEL KEPUTUSAN KETUA IA Del TENTANG PENGESAHAN AD/ART IKATAN ALUMNI DEL Menimbang: a. bahwa dalam sebuah organisasi diperlukan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga (AD/ART) sebagai pondasi

Lebih terperinci

K O M I S I I N F O R M A S I

K O M I S I I N F O R M A S I K O M I S I I N F O R M A S I PROVINSI KEPULAUAN RIAU PERATURAN TATA TERTIB KOMISI INFORMASI PROVINSI KEPULAUAN RIAU BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam peraturan ini yang dimaksud dengan: 1. Komisi Informasi

Lebih terperinci

ANGGARAN RUMAH TANGGA BADAN INTERNAL OLAHRAGA DAN SENI FAKULTAS ILMU KOMPUTER UNIVERSITAS BRAWIJAYA BAB I KETENTUAN UMUM

ANGGARAN RUMAH TANGGA BADAN INTERNAL OLAHRAGA DAN SENI FAKULTAS ILMU KOMPUTER UNIVERSITAS BRAWIJAYA BAB I KETENTUAN UMUM BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 (1) Anggaran Rumah Tangga Badan Internal Olahraga dan Seni disingkat BIOS merupakan pengaturan lebih lanjut dari Anggaran Dasar BIOS. (2) Semua pengertian dan singkatan yang

Lebih terperinci

MUSYAWARAH DAN RAPAT KERJA NASIONAL IKATAN LEMBAGA MAHASISWA PSIKOLOGI INDONESIA ( ILMPI ) PSIKOLOGI BERSATU DEMI NUSANTARA

MUSYAWARAH DAN RAPAT KERJA NASIONAL IKATAN LEMBAGA MAHASISWA PSIKOLOGI INDONESIA ( ILMPI ) PSIKOLOGI BERSATU DEMI NUSANTARA ANGGARAN RUMAH TANGGA BAB I KEANGGOTAAN Pasal 1 Status Keanggotaan 1. Anggota ILMPI adalah Lembaga Eksekutif Mahasiswa Jurusan/Program Studi/Fakultas Psikologi di Indonesia. 2. Keanggotaan ILMPI ditetapkan

Lebih terperinci

ANGGARAN RUMAH TANGGA ASOSIASI PERUSAHAAN PERJALANAN WISATA INDONESIA (ASITA) BAB I. Pasal 1 STRUKTUR ORGANISASI ASITA

ANGGARAN RUMAH TANGGA ASOSIASI PERUSAHAAN PERJALANAN WISATA INDONESIA (ASITA) BAB I. Pasal 1 STRUKTUR ORGANISASI ASITA ANGGARAN RUMAH TANGGA ASOSIASI PERUSAHAAN PERJALANAN WISATA INDONESIA (ASITA) BAB I Pasal 1 STRUKTUR ORGANISASI ASITA 1. DEWAN PENGURUS PUSAT (DPP) ASITA 1.1. Pengurus ASITA tingkat Nasional selanjutnya

Lebih terperinci