TUGAS KEPERAWATAN ANAK ASUHAN KEPERAWATAN CHILD ABUSE
|
|
- Dewi Hartanti Pranata
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 TUGAS KEPERAWATAN ANAK ASUHAN KEPERAWATAN CHILD ABUSE Oleh : Ari Arvianti ( ) PRODI DIII KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS NUSANTARA PGRI KEDIRI 2014
2 KATA PENGANTAR Puji syukur penyusun panjatkan kehadirat Allah SWT karena telah melimpahkan rahmat dan hidayah-nya kepada kita semua sehingga penyusun dapat menyelesaikan makalah ini untuk memenuhi tugas Keperawatan Anak. Tak lupa penyusun ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam proses penyelesaian makalah ini. Adapun pihak pihak tersebut antara lain: 1. Ibu Siti Aizah, S.Kep.Ns.,M.Kes selaku dosen pengampu mata kuliah Keperawatan Anak 2. Teman teman yang membantu proses penyelesaian makalah ini. 3. Serta pihak pihak yang terkait dalam pembuatan makalah ini. Penyusun telah berupaya maksimal agar makalah ini dapat terselesaikan dengan baik walaupun demikian masih banyak kekurangan. Untuk itu penyusun menerima kritik dan saran yang bersifat membangun penyempurnaan makalah ini. Kediri, Maret 2014 Ari Arvianti
3 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Akhir-akhir ini banyak diberitakan tindakan kekerasan yang dilakukan oleh orang tua atau pengasuh terhadap anaknya. Dari yang memukul anak, menyiram anak dengan air panas, hingga membakar anak. Ada juga berita ayah melakukan hubungan sexual dengan anak, atau kakek dengan anak atau kakak dengan adik, bahkan sampai hamil. Banyak alasan yang dikemukakan oleh orang tua maupun pengasuh, antara lain kesal karena anak tidak bisa diberi tahu, anak rewel terus, kesal pada suami, kesal pada majikan, dsb. Itu adalah fenomena child abuse yang terjadi di sekitar kita. Perawat, terkadang merupakan orang yang pertama mengenali adanya child abuse di masayarakat. Perawat maternitas, perawat anak dan perawat keluarga hendaknya mengamati adanya tanda tanda family abuse sehingga dapat mempersiapkan untuk menangani hal tersebut secara objektif. Hal ini penting agar korban kekerasan menjadi aman dan agar fungsi keluarga dapat berjalan dengan baik. B. Tujuan Penulisan 1. Tujuan Umum Setelah menyelesaikan tugas pembuatan asuhan keperawatan pada pasien dengan Child Abuse, diharapkan mahasiswa memahami tentang Child Abuse. 2. Tujuan khusus Setelah menyelesaikan tugas asuhan keperawatan pada pasien dengan Child Abuse, mahasiswa mampu: a. Memahami definisi Child Abuse b. Mengetahui etiologi terjadinya Child Abuse c. Mengetahui patofisiologi terjadinya Child Abuse d. Mengetahui proses terjadinya Child Abuse e. Mengetahui manifestasi klinis dari Child Abuse f. Mengetahui komplikasi dari Child Abuse g. Mengetahui pemeriksaan penunjang untuk Child Abuse h. Merumuskan asuhan keperawatan pada anak dengan Child Abuse meliputi pengkajian, diagnosis keperawatan, dan intervensi keperawatan
4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Child abuse adalah seorang anak yang mendapat perlakuan badani yang keras, yang dikerjakan sedemikian rupa sehingga menarik perhatian suatu badan dan menghasilkan pelayanan yang melindungi anak tersebut. (Delsboro, 1993) Child abuse dimana termasuk malnutrisi dan mentelantarkan anak sebagai stadium awal dari indrom perlakuan salah, dan penganiayaan fisik berada pada stadium akhir yang paling berat dari spectrum perlakuan salah oleh orang tuanya / pengasuh. (Fontana, 1998) Child Abuse adalah tindakan yang mempengaruhi perkembangan anak sehingga tidak optimal lagi (David gill, 1998) Child Abuse adalah perlakuan salah terhadap fisik dan emosi anak, menelantarkan pendidikan dan kesehatannya dan juga penyalahgunaan seksual (Synder, 2000) Child abuse adalah sebagai suatu kelalaian tindakan / perbuatan oleh orang tua atau yang merawat anak yang mengakibatkan terganggu kesehatan fisik emosional serta perkembangan anak. (Patricia, 2005) B. Etiologi Perlakuan salah terhadap anak bersifat multidimensional, tetapi ada 3 faktor penting yang berperan dalam terjadinya perlakuan salah pada anak, yaitu: 1. Karakteristik orangtua dan keluarga Faktor-faktor yang banyak terjadi dalam keluarga dengan child abuse antara lain: a. Para orangtua juga penderita perlakuan salah pada masa kanak-kanak. b. Orangtua yang agresif dan impulsif. c. Keluarga dengan hanya satu orangtua. d. Orangtua yang dipaksa menikah saat belasan tahun sebelum siap secara emosional dan ekonomi. e. Perkawinan yang saling mencederai pasangan dalam perselisihan. f. Tidak mempunyai pekerjaan. g. Jumlah anak yang banyak. h. Adanya konflik dengan hukum. i. Ketergantungan obat, alkohol, atau sakit jiwa. j. Kondisi lingkungan yang terlalu padat. k. Keluarga yang baru pindah ke suatu tempat yang baru dan tidak mendapat dukungan dari sanak keluarga serta kawan-kawan. 2. Karakteristik anak yang mengalami perlakuan salah Beberapa faktor anak yang berisiko tinggi untuk perlakuan salah adalah: a. Anak yang tidak diinginkan. b. Anak yang lahir prematur, terutama yang mengalami komplikasi neonatal, berakibat adanya keterikatan bayi dan orangtua yang membutuhkan perawatan yang berkepanjangan. c. Anak dengan retardasi mental, orangtua merasa malu. d. Anak dengan malformasi, anak mungkin ditolak.
5 e. Anak dengan kelainan tingkah laku seperti hiperaktif mungkin terlihat nakal. f. Anak normal, tetapi diasuh oleh pengasuh karena orangtua bekerja. 3. Beban dari lingkungan: Lingkungan hidup dapat meningkatkan beban terhadap perawatan anak. Penelitian yang telah dilakukan menyatakan bahwa penyiksaan anak dilakukan oleh orang tua dari banyak etnis, letak geografis, agama, tingkat pendidikan, pekerjaan dan social ekonomi. Kelompok masyarakat yang hidup dalam kemiskinan meningkatkan laporan penyiksaan fisik terhadap anak-anak. Hal ini mungkin disebabkan karena: a. Peningkatan krisis di tempat tinggal mereka (contoh: tidak bekerja atau hidup yang berdesakan). b. Akses yang terbatas ke pusat ekonomi dan sosial saat masa-masa krisis. c. Peningkatan jumlah kekerasan di tempat tinggal mereka. d. Hubungan antara kemiskinan dengan faktor resiko seperti remaja dan orang tua tunggal (single parent).(hidayat,2008) C. Klasifikasi Terdapat 2 golongan besar yaitu : 1. Dalam keluarga Penganiayaan fisik, non Accidental injury mulai dari ringan bruiser laserasi sampai pada trauma neurologik yang berat dan kematian. Cedera fisik akibat hukuman badan di luar batas, kekejaman atau pemberian racun. Penelantaran anak/kelalaian, yaitu: kegiatan atau behavior yang langsung dapat menyebabkan efek merusak pada kondisi fisik anak dan perkembangan psikologisnya. Kelalaian dapat berupa: Pemeliharaan yang kurang memadai. Menyebabkan gagal tumbuh, anak merasa kehilangan kasih sayang, gangguan kejiwaan, keterlambatan perkembangan Pengawasan yang kurang memadai. Menyebabkan anak gagal mengalami resiko untuk terjadinya trauma fisik dan jiwa Kelalaian dalam mendapatkan pengobatan Kegagalan dalam merawat anak dengan baik Kelalaian dalam pendidikan, meliputi kegagalan dalam mendidik anak agar mampu berinteraksi dengan lingkungannya, gagal menyekolahkan atau menyuruh anak mencari nafkah untuk keluarga sehingga anak terpaksa putus sekolah. Penganiayaan emosional Ditandai dengan kecaman/kata-kata yang merendahkan anak, tidak mengakui sebagai anak. Penganiayaan seperti ini umumnya selalu diikuti bentuk penganiayaan lain.
6 Penganiayaan seksual mempergunakan pendekatan persuasif. Paksaan pada seseorang anak untuk mengajak berperilaku/mengadakan kegiatan seksual yang nyata, sehingga menggambarkan kegiatan seperti: aktivitas seksual (oral genital, genital, anal, atau sodomi) termasuk incest. 2. Di luar rumah dalam institusi/ lembaga, di tempat kerja, di jalan, di medan perang. D. Manifestasi Klinis 1. Lecet, hematom, luka bekas gigitan, luka bakar, patah tulang, perdarahan retina akibat dari adanya subdural hematom dan adanya kerusakan organ dalam lainnya. 2. Sekuel atau cacat sebagai akibat trauma, misalnya jaringan parut, kerusakan saraf, gangguan pendengaran, kerusakan mata dan cacat lainnya. 3. Kematian. Akibat pada tumbuh kembang anak, pertumbuhan dan perkembangan anak yang mengalami perlakuan salah, pada umumnya lebih lambat dari anak yang normal, yaitu: a. Kecerdasan Berbagai penelitian melaporkan terdapat keterlambatan dalam perkembangan kognitif, bahasa, membaca, dan motorik. Retardasi mental dapat diakibatkan trauma langsung pada kepala, juga karena malnutrisi. Pada beberapa kasus keterlambatan ini diperkuat oleh tidak adanya stimulasi yang adekuat atau karena gangguan emosi. b. Emosi 1) Terdapat gangguan emosi Perkembangan konsep diri yang positif, atau bermusuh dalam mengatasi sifat agresif, perkembangan hubungan sosial dengan orang lain, termasuk kemampuan untuk percaya diri. 2) Terjadi pseudomaturitas emosi Beberapa anak menjadi agresif atau bermusuhan dengan orang dewasa, sedang yang lainnya menjadi menarik diri atau menjauhi pergaulan. Anak suka ngompol, hiperaktif, perilaku aneh, kesulitan belajar, gagal sekolah, sulit tidur, tempretantrum, dsb. 3) Konsep diri Anak yang mendapat perlakuan salah merasa dirinya jelek, tidak dicintai, tidak dikehendaki, muram, dan tidak bahagia, tidak mampu menyenangi aktifitas dan bahkan ada yang mencoba bunuh diri. 4) Agresif
7 Anak yang mendapat perlakuan salah secara badani, lebih agresifterhadap teman sebayanya. Sering tindakan egresif tersebut meniru tindakan orangtua mereka atau mengalihkan perasaan agresif kepada teman sebayanya sebagai hasil miskinnya konsep diri. 5) Hubungan sosial Pada anak anak ini sering kurang dapat bergaul dengan teman sebayanya atau dengan orang dewasa. Mereka mempunyai sedikit teman dan suka mengganggu orang dewasa, misalnya dengan melempari batu atau perbuatan perbuatan kriminal lainnya. a) Akibat dari penganiayaan seksual Tanda tanda penganiayaan seksual antara lain: Tanda akibat trauma atau infeksi lokal, misalnya nyeri perianal, sekret vagina, dan perdarahan anus. b) Tanda gangguan emosi Misalnya konsentrasi berkurang, enuresis, enkopresis, anoreksia, atau perubahan tingkah laku. Tingkah laku atau pengetahuan seksual anak yang tidak sesuai dengan umurnya. Pemeriksaan alat kelamin dilakukan dengan memperhatikan vulva, himen, dan anus anak. c) Sindrom munchausen Gambaran sindrom ini terdiri dari gejala: Gejala yang tidak biasa atau tidak spesifik Gejala terlihat hanya kalau ada orangtuanya Cara pengobatan oleh orangtuanya yang luar biasa Tingkah laku orangtua yang berlebihan. E. Komplikasi 1. Mengalami keterlambatan dan keterbelakangan mental 2. Kejang-kejang 3. Hidrocepalus 4. Ataksia 5. Kenakalan remaja 6. Depresi dan percobaan bunuh diri 7. Gangguan Stress post traumatic 8. Gangguan makan (Soegeng,2002) F. Pemeriksaan Penunjang 1. Laboratorium Jika dijumpai luka memar, perlu dilakukan skrining perdarahan pada penganiayaan seksual, dilakukan pemeriksaan. a. Swab untuk analisa asam fosfatase, spermatozoa, dalam 72 jam setelah penganiayaan seksual. b. Kultur spesimen dari oral, anal, dan vaginal untuk gonokokus. c. Tes untuk sifilis, HIV, dan hepatitis B. d. Analisa rambut pubis.
8 2. Radiologi Ada dua peranan radiologi dalam menegakkan diagnosis perlakuan salah pada anak, yaitu untuk: a. Identifikasi fokus dari bekas b. Dokumentasi Pemeriksaan radiologi pada anak di bawah usia dua tahun sebaiknya dilakukan untuk meneliti tulang, sedangkan pada anak di atas 4-5 tahun hanya perlu dilakukan jika ada rasa nyeri tulang, keterbatasan dalam pergerakan pada saat pemeriksaan fisik. Adanya fraktur multipel dengan tingkat penyembuhan yang berbeda, merupakan suatu kemungkinan adanya penganiayaan fisik. Ultrasonografi (USG) digunakan untuk mendiagnosis adanya lesi viseral. CTscan lebih sensitif dan spesifik untuk lesi serebral akut dan kronik, hanya diindikasikan pada penganiayaan anak atau seorang bayi yang mengalami trauma kepala yang berat. 3. Diagnostik perlakuan salah dapat ditegakkan berdasarkan riwayat penyakit, pemeriksaan fisik yang teliti, dokumentasi riwayat psikologik yang lengkap, dan laboratorium. a. Riwayat penyakit dan pemeriksaan fisik 1) Penganiayaan fisik Tanda patogomonik akibat penganiayaan anak dapat berupa: Luka memar, terutama di wajah, bibir, mulut, telinga, kepala, atau punggung. Luka bakar yang patogomonik dan sering terjadi: rokok, pencelupan kaki-tangan dalam air panas, atau luka bakar berbentuk lingkaran pada bokong. Luka bakar akibat aliran listrik seperti oven atau setrika. Trauma kepala, seperti fraktur tengkorak, trauma intrakranial, perdarahan retina, dan fraktur tulang panjang yang multipel dengan tingkat penyembuhan yang berbeda. Trauma abdomen dan toraks lebih jarang dibanding trauma kepala dan tulang pada penganiayaan anak. Penganiayaan fisik lebih dominan pada anak di atas usia 2 tahun. Pengabaian Pengabaian non organic failure to thrive, yaitu suatu kondisi yang mengakibatkan kegagalan mengikuti pola pertumbuhan dan perkembangan anak yang seharusnya, tetapi respons baik terhadap pemenuhan makanan dan kebutuhan emosi anak. Pengabaian medis, yaitu tidak mendapat pengobatan yang memadai pada anak penderita penyakit kronik karena orangtua menyangkal anak menderita penyakit kronik. Tidak mampu imunisasi dan perawatan kesehatan lainnya. Kegagalan yang disengaja oleh orangtua juga mencakup kelalaian merawat kesehatan gigi dan mulut anak sehingga mengalami kerusakan gigi.
9 BAB III KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN A. Pengkajian 1. Riwayat keluarga dari penganiayaan anak yang lalu. 2. Kecelakaan yang berulang-ulang, dengan fraktur/memar/jaringan yang berbeda waktu sembuhnya. 3. Orang tua yang lambat mencari pertolongan medis. 4. Orang tua yang mengaku tidak mengetahui bagaimana jelas tersebut terjadi. 5. Riwayat kecelakaan dari orangtua berbeda atau berubah-ubah pada anamnesis. 6. Keterangan yang tidak sesuai dengan penyebab jejas yang tampak atau stadium perkembangan anak. 7. Orang tua yang mengabaikan jejas utama yang hanya membicarakan masalah kecil yang terus-menerus. 8. Orangtua berpindah dari satu dokter ke dokter yang lain sampai satu saat akhir bercerita bahwa ada sesuatu yang salah dengan anak mereka. 9. Penyakit anak yang tidak dapat dijelaskan penyebabnya. 10. Anak yang gagal tumbuh tanpa alasan yang jelas. 11. Anak wanita yang tiba-tiba berubah tingkah lakunya, menyendiri atau sangat takut dengan orang asing, harus diwaspadai kemungkinan terjadinya penganiayaan seksual. 12. Pada anak yang lebih tua, mungkin dapat menceritakan jejasnya, tetapi kemudian mengubah uraiannya karena rasa takut akan pembalasan atau untuk mencegah pembalasan orangtua.
10 PATHWAY Faktor anak: 1. Anak tidak diinginkan 2. Anak cacat 3. Retardasi mental 4. dsb Faktor orang tua: 1. Pecandu alkohol 2. Narkoba 3. Kelainan jiwa 4. Depresi/stress 5. Pengalaman penganiayaan waktu kecil Faktor Lingkungan: 1. Keluarga kurang harmonis 2. Ortu tidak bekerja 3. Kemiskinan 4. Kepadatan hunian Child Abuse Dx: Resiko kerusakan kedekatan Penelantaran Kekerasan Kurang pemberian asuhan Dx: Resiko Dx: Penurunan kondisi fisik/sosial Dx: Resiko trauma Dx: Resiko keterlambatan perkembangan
11 B. Diagnosa Keperawatan 1. Resiko trauma berhubungan dengan karakteristik anak, pemberian asuhan dan lingkungan. 2. Cemas berhubungan dengan perlakuan salah yang berulang-ulang, ketidakberdayaan dan potensial kehilangan orang tua. 3. Resiko terhadap kerusakan kedekatan orang tua / anak / bayi berhubungan dengan perlakuan kekerasan 4. Risiko cidera berhubungan dengan kekerasan fisik (kekerasan orang tua) 5. Ketakutan berhubungan dengan kondisi fisik / social 6. Resiko keterlamnbatan perkembangan berhubungan dengan perilaku kekerasan (Nanda, 2012) C. Intervensi 1. Dx 1 : Resiko trauma berhubungan dengan karakteristik anak, pemberian asuhan dan lingkungan. Tujuan: setelah dialakukan tindakan keperawatan diharapkan tidak terjadi trauma pada anak NOC : Abuse Protection Kriteria hasil : a. Keselamatan tempat tinggal b. Rencana dalam menghindari kekerasan/ perlakuan yang salah c. Rencanakan tindakan untuk menghindari perlakuan yang salah d. Keselamatan diri sendiri e. Keselamatan anak NIC: Enviromental Mangemen: safety Intervensi: a. Identifikasi kebutuhan rasa aman pasien berdasarkan tingkat fisik, fungsi kognitif dan perilaku masa lalu b. Modifikasi lingkungan untuk meminimalkan bahaya dan resiko c. Monitor lingkungan dalam perubahan status keamanan d. Bantu pasien dalam menyiapkan lingkungan yang aman e. Ajarkan resiko tinggi individu dan kelompok tentang bahaya lingkungan f. kolaborasi dengan agen lain untuk mengmbangkan keamanan lingkungan 2. Dx 2 : Cemas berhubungan dengan perlakuan salah yang berulang-ulang ketidakberdayaan dan potensial kehilangan orang tua. Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatandiharapkan rasa cemas anak dapat berkurang / hilang NOC : Kontrol cemas Kriteria hasil : a. Monitor intensitas kecemasan b. Menyingkirkan tanda kecemasan
12 c. Menurunkan stimulasi lingkuangan ketika cemas d. Mencari informasi untuk menurunkan cemas e. Menggunakan strategi koping efektif NIC : Penurunan cemas Intervensi: a. Tenangkan klien b. Berusaha memahami keadaan klien c. Temani pasien untuk mendukung keamanan dan menurunkan rasa takut d. Bantu pasien untuk mengidentifikasi situasi-situasi yang menciptakan cemas e. Dukung penggunaan mekanisme pertahanan diri dengan cara yang tepat f. kaji tingkat kecemasan dan reaksi fisik pada tingkat kecemasan 3. Dx 3 : Resiko terhadap kerusakan kedekatan orang tua / anak / bayi berhubungan dengan perlakuan kekerasan Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama proses keperawatan diharapkan tidak terjadi kerusakan kedekatan orang tua / anak / bayi NOC : Parenting Kriteria hasil : a. Menyediakan kebutuhan fisik anak b. Merangsang perkembangan kognitif c. Merangsang perkembangan emosi d. Merangsang perkembangan spiritual e. Menggunakan masyarakat dan sumber lain yang tepat f. Gunakan interaksi yang tepat untuk perkembangan emosi anak NIC : Anticipatory guidance Intervensi: a. Kaji pasien untuk mengidentifikasi perkembangan dan krisis situasional selanjutnya dalam efek dari krisis yang ada pada kehidupan individu dan keluarga. b. Instruksikan perkembangan dan perilaku yang tepat c. sediakan informasi yang realistic yang berhubungan dengan perilaku pasien d. tentukan kebiasaan pasien dalam mengatasi masalah e. Bantu pasien dalam memutuskan bagaimana dalam memutuskan masalah f. Bantu pasien berpartisipasi dalam mengantisipasi perubahan peraturan 4. Dx 4 : Risiko cidera berhubungan dengan kekerasan fisik (kekerasan orangtua) Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan tidak terjadi cidera NOC : Pengendalian resiko Kriteria hasil: a. Pantau factor resiko perilaku pribadi dan lingkungan b. Mengembangkan dan mengikuti strategi pengendalian resiko c. Mengubah gaya hidup untuk mengurangi resiko d. Menghindari cidera fisik e. Orang tua akan mengenali resiko dan membantu kekerasan. NIC : Manajemen lingkungan: keselamatan
13 Intervensi: a. Monitor lingkungan untuk perubahan status b. Identifikasi keselamatan yang dibutuhkan pasien, fungsi kognitif dan level fisik c. Modifikasi lingkungan untuk meminimalkan bahaya dan resiko d. Gunakan alat-alat pelindung untuk mobilitas fisik yang sakit e. Catat agen-agen berwenang untuk melindungi lingkungan 5. Dx 5 : Ketakutan berhubungan dengan kondisi fisik / social Tujuan : Pasien tidak merasa takut. NOC : Kontrol ketakutan Kriteria hasil: a. Mencari informasi untuk menurunkan ketakutan b. Menghindari sumber ketakutan bila mungkin c. Mengendalikan respon ketakutan d. Mempertahan penampilan peran dan hubungan social NIC 1 : Pengurangan Ansietas Intervensi: a. Sering berikan penguatan positif bila pasien mendemonstrasikan perilaku yang dapat menurunkan / mengurangi takut b. Tetap bersama pasien selama dalam situasi baru c. Gendong / ayun-ayun anak d. Sering berikan penguatan verbal / non verbal yang dapat membantu menurunkan ketakutan pasien NIC 2 : Peningkatan koping Intervensi: a. Gunakan pendekatan yang tenang, meyakinkan b. Bantu pasien dalam membangun penilaian yang objektif terhadap suatu peristiwa c. Tidak membuat keputusan pada saat pasien berada dalam stress berat d. Dukung untuk menyatukan perasaan, persepsi dan ketakutan secara verbal e. Kurangi stimulasi dalam lingkungan yang dapat disalah interprestasikan sebagai ancaman 6. Dx 6: Resiko keterlambatan perkembangan berhubungan dengan perilaku kekerasan Tujuan : Tidak terjadi keterlambatan perkembangan NOC : Abusive behavior self-control Kriteria hasil: a. Hindari perilaku kekerasan fisik b. Hindari perilaku kekerasan emosi c. Hindari perilaku kekerasan seksual d. Gunakan alternative mekanisme koping untuk mengurangi stress e. Identifikasi factor yang dapat menyebabkan perilaku kekerasan NIC : Family terapi Intervensi: a. Tentukan terapi dengan keluarga b. Rencanakanstrategi terminasi dan evaluasi
14 c. Tentukan ketidakmampuan spesifik dalam harapan peran d. Gunakan komunikasi dalam berhubungan dengan keluarga e. Berikan penghargaan yang positif pada anggota keluarga
15 BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan Child abuse adalah seorang anak yang mendapat perlakuan badani yang keras, dimana termasuk malnutrisi dan mentelantarkan anak sebagai stadium awal dari indrom perlakuan salah, dan penganiayaan fisik berada pada stadium akhir yang paling berat dari spectrum perlakuan salah oleh orang tuanya/ pengasuh. Child Abuse adalah tindakan yang mempengaruhi perkembangan anak sehingga tidak optimal lagi. Diagnosa Keperawatan 1. Resiko trauma berhubungan dengan karakteristik anak, pemberian asuhan dan lingkungan. 2. Cemas berhubungan dengan perlakuan salah yang berulang-ulang, ketidakberdayaan dan potensial kehilangan orang tua. 3. Resiko terhadap kerusakan kedekatan orang tua / anak / bayi berhubungan dengan perlakuan kekerasan 4. Risiko cidera berhubungan dengan kekerasan fisik (kekerasan orang tua) 5. Ketakutan berhubungan dengan kondisi fisik / social 6. Resiko keterlamnbatan perkembangan berhubungan dengan perilaku kekerasan
16 DAFTAR PUSTAKA Betz, Delsboro Keperawatan Pediatric, Jakarta : EGC Budi Keliat, Anna Penganiayaan Dan Kekerasan Pada Anak. Jakarta: FKUI Gordon et all Nanda Nursing Diagnoses. Definition and classification Phildelpia : NANDA Johnson, Fontana, dkk IOWA Intervention Project Nursing Outcomes Classifition (NOC), Second Edition. USA : Mosby Mccloskey, Gill D.dkk IOWA Intervention Project Nursing Intervention Classifition (NOC), Second Edition. USA : Mosby Nelson, Synder Tumbuh Kembang Anak. Jakarta: EGC Whaley s and Wong Clinic Manual of Pediatric Nursing,4th Edition. USA Potter A Patricia.2005.Buku Ajar Fundamental Keperawatan,edisi 4.Jakarta :EGC NANDA Nursing Diagnoses: Definitions & Classification Philadelphia: NANDA International. NICNOC. 2008, Diagnosa Nanda NIC & NOC, Jakarta: Prima Medika. American Academy of Pediatrics, Soft Drinks in Schools: Committee on School Health. Available from: /113/1/152.htm. [Accessed 14 April 2013]. Soegijianto, Soegeng.2002.Ilmu Penyakit Anak.Jakarta: Salemba Medika. Hidayat, A. 2008, Pengantar Ilmu Keperawatan Anak, (2 Edition), Jakarta:Salemba Medika.
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada awalnya terminologi tindak kekerasan atau child abuse berasal dari dunia kedokteran. Sekitar tahun 1946, seorang radiologist Caffey (dalam Ibnu Anshori, 2007) melaporkan
Lebih terperinciASUHAN KEPERAWATAN ANAK PADA CHILD ABUSE
ASUHAN KEPERAWATAN ANAK PADA CHILD ABUSE A. PENGERTIAN Child abuse atau perlakuan yang salah terhadap anak didefinisikan sebagai segala perlakuan buruk terhadap anak ataupun adolens oleh orang tua, wali,
Lebih terperinciLAPORAN PENDAHULUAN RETARDASI MENTAL. Disusun Oleh : Hadi Ari Yanto
LAPORAN PENDAHULUAN RETARDASI MENTAL Disusun Oleh : Hadi Ari Yanto 101018 D III KEPERAWATAN STIKES MUHAMMADIYAH KLATEN 2012 / 2013 RETARDASI MENTAL 1. PENGERTIAN Retardasi mental adalah kemampuan mental
Lebih terperinciPENGANIAYAAN TERHADAP ANAK DALAM KELUARGA
PENGANIAYAAN TERHADAP ANAK DALAM KELUARGA Oleh: Alva Nadia Makalah ini disampaikan pada Seminar Online Kharisma ke-3, dengan Tema: Kekerasan Pada Anak: Efek Psikis, Fisik, dan Tinjauan Agama Dunia Maya,
Lebih terperinciPedologi. Penganiayaan Anak dan Kekerasan dalam Rumah Tangga. Yenny, M.Psi. Psikolog. Modul ke: Fakultas Psikologi. Program Studi Psikologi
Modul ke: Pedologi Penganiayaan Anak dan Kekerasan dalam Rumah Tangga Fakultas Psikologi Yenny, M.Psi. Psikolog Program Studi Psikologi www.mercubuana.ac.id Tipe-tipe Penganiayaan terhadap Anak Penganiayaan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. mempunyai kebutuhan yang spesifik (fisik, psikologis, sosial dan spiritual) yang
BAB 1 PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Anak adalah individu unik yang berada dalam proses tumbuh kembang dan mempunyai kebutuhan yang spesifik (fisik, psikologis, sosial dan spiritual) yang berbeda dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. banyak anak yang menjadi korban perlakuan salah. United Nations Children s
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masalah kekerasan pada anak telah menjadi perhatian dunia, begitu banyak anak yang menjadi korban perlakuan salah. United Nations Children s Fund (UNICEF) (2012)
Lebih terperinciKarakteristik Anak Usia Sekolah
1 Usia Sekolah Usia Sekolah 2 Informasi Umum dengan Disabilitas 3 Usia Sekolah Anak dengan Disabilitas Anak Dengan Disabilitas adalah anak yang mempunyai kelainan fisik dan/ atau mental yang dapat mengganggu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang kesehatan akhir-akhir
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang kesehatan akhir-akhir ini menjadi salah satu faktor peningkatan permasalahan kesehatan fisik dan mental/spiritual
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mulai bergabung dengan teman seusianya, mempelajari budaya masa kanakkanak,
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Anak usia sekolah adalah anak pada usia 6-12 tahun. Pada usia ini anak mulai bergabung dengan teman seusianya, mempelajari budaya masa kanakkanak, dan mengabungkan diri
Lebih terperinciMetodologi Asuhan Keperawatan
Metodologi Asuhan Keperawatan A. Pendahuluan Peran sebagai pemberi asuhan keperawatan dapat dilakukan perawat dengan memperhatikan keadaan kebutuhan dasar manusia yang dibutuhkan melalui pemberian pelayanan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN TEORI PERILAKU KEKERASAN. tindakan yang dapat membahayakan secara fisik baik terhadap diri sendiri,
BAB II TINJAUAN TEORI PERILAKU KEKERASAN A. Pengertian Perilaku kekerasan adalah suatu keadaan dimana seseorang melakukan tindakan yang dapat membahayakan secara fisik baik terhadap diri sendiri, orang
Lebih terperinciABSTRAK. Kata Kunci: Manajemen halusinasi, kemampuan mengontrol halusinasi, puskesmas gangguan jiwa
ABSTRAK Halusinasi adalah gangguan jiwa pada individu yang dapat ditandai dengan perubahan persepsi sensori, dengan merasakan sensasi yang tidak nyata berupa suara, penglihatan, perabaan, pengecapan dan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kekerasan pada anak 1. Pengertian Kempe, dkk (1962) dalam Soetjiningsih (2002) mendefisinikan kekerasan pada anak adalah timbulnya perlakuan yang salah secara fisik yang ekstrem
Lebih terperinciPENATALAKSANAAN HOLISTIK PADA ANAK KORBAN KEKERASAN. Suryo Dharmono
PENATALAKSANAAN HOLISTIK PADA ANAK KORBAN KEKERASAN Suryo Dharmono TOPIK BAHASAN Ruang lingkup penatalaksanaan Anak Korban Kekerasan ( AKK ) Aspek klinis dan penatalaksanaan medik pada AKK Fisik, AKK Seksual
Lebih terperinciPerlakuan Salah Pada Anak (Child Abuse)
Perlakuan Salah Pada Anak (Child Abuse) Oleh Kelompok 2 A4-B: 1. AA. SG Mirah Purnamawati (10.321.0731)(A4-B) 2. Desak Made Arista Dewi (10.321.0732)(A4-B) 3. I Gusti Agung Gede Winantara (10.321.0735)
Lebih terperinciBAB II. TINJAUAN PUSTAKA. Kedaruratan psikiatri adalah sub bagian dari psikiatri yang. mengalami gangguan alam pikiran, perasaan, atau perilaku yang
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA II.1. Kedaruratan Psikiatri Kedaruratan psikiatri adalah sub bagian dari psikiatri yang mengalami gangguan alam pikiran, perasaan, atau perilaku yang membutuhkan intervensi terapeutik
Lebih terperinciDIAGNOSA DAN RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA
DIAGNOSA DAN RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA A. KONSEP DIAGNOSA. Definisi Keperawatan Keluarga Diagnosis keperawatan keluarga merupakan perpanjangan diri diagnosis ke sistem keluarga dan subsistemnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menyesuaikan diri yang mengakibatkan orang menjadi tidak memiliki. suatu kesanggupan (Sunaryo, 2007).Menurut data Badan Kesehatan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Menurut Chaplin,gangguan jiwa adalah ketidakmampuan menyesuaikan diri yang mengakibatkan orang menjadi tidak memiliki suatu kesanggupan (Sunaryo, 2007).Menurut data
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Fraktur atau patah tulang adalah terputusnya kontinuitas tulang atau tulang rawan umumnya di karenakan rudapaksa (Mansjoer, 2008). Dikehidupan sehari hari yang semakin
Lebih terperinciBAB II KONSEP DASAR A. PENGERTIAN. Halusinasi adalah suatu persepsi yang salah tanpa dijumpai adanya
BAB II KONSEP DASAR A. PENGERTIAN Halusinasi adalah suatu persepsi yang salah tanpa dijumpai adanya rangsang dari luar. Walaupun tampak sebagai sesuatu yang khayal, halusinasi sebenarnya merupakan bagian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. rumah sakit, rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009 tentang rumah sakit, rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan
Lebih terperinciLAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN TERMINAL (KEPUTUSASAAN )
LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN TERMINAL (KEPUTUSASAAN ) A. PENGERTIAN Keputusasaan adalah keadaan emosional subjektif yang terus-menerus dimana seorang individu tidak melihat ada alternative
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. pasien melalui berbagai aspek hidup yaitu biologis, psikologis, sosial dan
BAB 1 PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Keperawatan secara holistik akan memandang masalah yang dihadapi pasien melalui berbagai aspek hidup yaitu biologis, psikologis, sosial dan spiritual. Masalah yang dihadapi
Lebih terperincicairan berlebih (Doenges, 2001). Tujuan: kekurangan volume cairan tidak terjadi.
I. Rencana Tindakan Keperawatan 1. Resiko kekurangan volume cairan berhubungan dengan kehilangan cairan berlebih (Doenges, 2001). Tujuan: kekurangan volume cairan tidak terjadi. a. Tekanan darah siastole
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Diperkirakan 80% populasi akan mengalami nyeri punggung bawah pada
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Diperkirakan 80% populasi akan mengalami nyeri punggung bawah pada suatu saat dalam hidup mereka. Kerusakan punggung dan tulang belakang, suatu masalah kesehatan
Lebih terperinci16/02/2016 ASKEP KEGAWATAN PSIKIATRI MASYKUR KHAIR TENTAMEN SUICIDE
ASKEP KEGAWATAN PSIKIATRI MASYKUR KHAIR TENTAMEN SUICIDE 1 Definisi Suicidum (bunuh diri) adalah kematian yang dengan sengaja dilakukan oleh diri sendiri. Tentamen suicidum (percobaan bunuh diri) adalah
Lebih terperinciKesehatan jiwa menurut Undang-Undang Republik Indonesia No. 18. secara fisik, mental, spiritual, dan sosial sehingga individu tersebut menyadari
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kesehatan jiwa menurut Undang-Undang Republik Indonesia No. 18 Tahun 2014 adalah kondisi dimana seseorang individu dapat berkembang secara fisik, mental, spiritual,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan kestabilan emosional. Upaya kesehatan jiwa dapat dilakukan. pekerjaan, & lingkungan masyarakat (Videbeck, 2008).
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kesehatan jiwa merupakan suatu kondisi sehat emosional, psikologi, dan sosial, yang terlihat dari hubungan interpersonal yang memuaskan, perilaku dan koping
Lebih terperinciProsedur Pemeriksaan Medis dan Pengumpulan Bukti Medis Kekerasan pada Perempuan. Seminar dan Workshop Penanganan Kekerasan SeksualTerhadap Perempuan
Prosedur Pemeriksaan Medis dan Pengumpulan Bukti Medis Kekerasan pada Perempuan Seminar dan Workshop Penanganan Kekerasan SeksualTerhadap Perempuan Pendahuluan Penatalaksanaan kekerasan terhadap perempuan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Perawatan anak telah mengalami pergeseran yang sangat mendasar, anak sebagai
BAB 1 PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Perawatan anak telah mengalami pergeseran yang sangat mendasar, anak sebagai klien tidak lagi dipandang sebagai miniatur orang dewasa, melainkan sebagai makhluk unik
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN TEORI. (dalam Setiadi, 2008).Menurut Friedman (2010) keluarga adalah. yang mana antara yang satu dengan yang lain
BAB II TINJAUAN TEORI 2.1 Keluarga 2.1.1 Pengertian Menurut UU No.10 tahun 1992 keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri dari suami, istri, atau suami istri dan anaknya atau ayah dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia sejak dulu sudah dikenal adanya gangguan jiwa, misalnya dalam cerita Mahabarata dan Ramayana dikenal adanya Srikandi Edan, Gatot Kaca Gandrung. Pada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pada zaman modern ini banyak ibu yang memilih melakukan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada zaman modern ini banyak ibu yang memilih melakukan persalinan dengan operasi atau sectio caesarea hal ini disebabkan karena ibu memandang persalinan dengan sectio
Lebih terperinciTRIAD OF CONCERN KELOMPOK 3.B. Mahasiswa Fakultas Kedokteran Gigi. Universitas Sumatera Utara. Jalan Alumni No. 2 Kampus USU Medan PENDAHULUAN
1 TRIAD OF CONCERN KELOMPOK 3.B Mahasiswa Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara Jalan Alumni No. 2 Kampus USU Medan 20155 PENDAHULUAN Perawatan gigi anak secara dini sangat berguna bagi anak
Lebih terperinciLAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN GANGGUAN PEMENUHAN KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN Di Ruang Dahlia 2 RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta
LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN GANGGUAN PEMENUHAN KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN Di Ruang Dahlia 2 RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta Tugas Mandiri Stase Praktek Keperawatan Dasar Disusun
Lebih terperinciMODUL KEPERAWATAN JIWA I NSA : 420 MODUL ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN RESIKO BUNUH DIRI DISUSUN OLEH TIM KEPERAWATAN UNIVERSITAS ESA UNGGUL
MODUL KEPERAWATAN JIWA I NSA : 420 MODUL ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN RESIKO BUNUH DIRI DISUSUN OLEH TIM KEPERAWATAN UNIVERSITAS ESA UNGGUL UNIVERSITAS ESA UNGGUL FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN PROGRAM
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ekonomi berkepanjangan juga merupakan salah satu pemicu yang. memunculkan stress, depresi, dan berbagai gangguan kesehatan pada
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Gangguan kesehatan mental psikiatri sebagai efek negatif modernisasi atau akibat krisis multidimensional dapat timbul dalam bentuk tekanan dan kesulitan pada seseorang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Muti ah, 2016
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Kejang demam adalah kejang yang terjadi karena adanya suatu proses ekstrakranium tanpa adanya kecacatan neurologik dan biasanya dialami oleh anak- anak.
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Persepsi ibu 1. Definisi Persepsi merupakan suatu proses yang didahului oleh proses penginderaan, yaitu merupakan proses diterimanya stimulus oleh individu melalui alat indera.
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. krisis karena anak mengalami stres akibat perubahan baik terhadap status
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sakit dan dirawat dirumah sakit merupakan krisis utama yang tampak pada anak jika anak di rawat dirumah sakit. Anak tersebut akan mudah mengalami krisis karena anak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Manusia adalah mahluk sosial yang terus menerus membutuhkan orang lain disekitarnya. Salah satu kebutuhannya adalah kebutuhan sosial untuk melakukan interaksi sesama
Lebih terperinciPENELITIAN PENGARUH TERAPI MUSIK RELIGI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN PASIEN PRE OPERASI DI RUANG BEDAH RSUP. DR. M. DJAMIL PADANG TAHUN 2012
PENELITIAN PENGARUH TERAPI MUSIK RELIGI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN PASIEN PRE OPERASI DI RUANG BEDAH RSUP. DR. M. DJAMIL PADANG TAHUN 2012 Penelitian Keperawatan Jiwa SITI FATIMAH ZUCHRA BP. 1010324031
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. berkedudukan di masyarakat (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2002, hlm. 215).
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Peran Suami 1. Pengertian Peran adalah perangkat tingkah yang diharapkan dimiliki oleh orang yang berkedudukan di masyarakat (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2002, hlm. 215). Peran
Lebih terperinciPedologi. Penganiayaan Anak dan Kekerasan dalam Rumah Tangga. Maria Ulfah, M.Psi., Psikolog. Modul ke: Fakultas PSIKOLOGI. Program Studi Psikologi
Modul ke: 13 Pedologi Penganiayaan Anak dan Kekerasan dalam Rumah Tangga Fakultas PSIKOLOGI Maria Ulfah, M.Psi., Psikolog Program Studi Psikologi www.mercubuana.ac.id KEKERASAN TERHADAP ANAK Kekerasan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. negara berkembang seperti Indonesia bertambahnya atau semakin tinggi. Menurut Dr. Uton Muchtar Rafei, Direktur WHO ( World Health
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Gangguan jiwa merupakan masalah yang serius, penting dan berbahaya. Karena dapat menyangkut keselamatan dan kerugian bagi diri sendiri maupun orang lain, bahkan hingga
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Halusinasi adalah gangguan terganggunya persepsi sensori seseorang,dimana tidak terdapat stimulus. Pasien merasakan stimulus yang sebetulnya tidak ada. Pasien merasa
Lebih terperinciBAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. Anak-anak yang mengalami kekerasan seksual memiliki gejala gangguan yang lebih
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA Anak-anak yang mengalami kekerasan seksual memiliki gejala gangguan yang lebih banyak daripada anak yang tidak mengalaminya, tetapi mereka memiliki gejala yang lebih sedikit dibandingkan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN TEORI. Perilaku kekerasan adalah suatu keadaan dimana seseorang melakukan
BAB II TINJAUAN TEORI A. Pengertian Perilaku kekerasan adalah suatu keadaan dimana seseorang melakukan tindakan yang dapat membahayakan secara fisik baik terhadap diri sendiri, orang lain maupun lingkungan.
Lebih terperinciLAMPIRAN. Implementasi dan Evaluasi keperawatan Hari/ tanggal 18 Juni 2013
LAMPIRAN CATATAN PERKEMBANGAN Tabel 4. Catatan perkembangan asuhan keperawatan pada Tn. O dengan prioritas masalah kebutuhan dasar tidur di RS Jiwa Provinsi Sumatera Utara Medan Implementasi dan Evaluasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Definisi sehat menurut kesehatan dunia (WHO) adalah suatu keadaan
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Definisi sehat menurut kesehatan dunia (WHO) adalah suatu keadaan sejahtera yang meliputi fisik, mental dan sosial yang tidak hanya bebas dari penyakit atau kecacatan.
Lebih terperinciRetardasi Mental. Dr.dr. Tjhin Wiguna, SpKJ(K)
Retardasi Mental Dr.dr. Tjhin Wiguna, SpKJ(K) Retardasi Mental (RM) Suatu keadaan perkembangan mental yang terhenti atau tidak lengkap atau tidak sesuai dengan tingkat perkembangan anak seusianya. Ditandai
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Gangguan jiwa (Mental Disorder) merupakan salah satu dari empat
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gangguan jiwa (Mental Disorder) merupakan salah satu dari empat masalah kesehatan utama di Negara-negara maju, modern dan industri. Keempat masalah kesehatan tersebut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Membentuk sebuah keluarga yang bahagia dan harmonis adalah impian
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Membentuk sebuah keluarga yang bahagia dan harmonis adalah impian setiap orang. Ketika menikah, tentunya orang berkeinginan untuk mempunyai sebuah keluarga yang
Lebih terperinciBAB III RUANG LINGKUP ANAK JALANAN DI KOTA BANDUNG
BAB III RUANG LINGKUP ANAK JALANAN DI KOTA BANDUNG A. ANAK JALANAN DI KOTA BANDUNG Kota Bandung sebagai Ibukota Jawa Barat telah mengalami perkembangan yang signifikan dalam berbagai hal, terutama dalam
Lebih terperinciAsuhan Kebidanan Koprehensif..., Dhini Tri Purnama Sari, Kebidanan DIII UMP, 2014
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Asuhan kebidanan komprehensif merupakan suatu pemeriksaan yang dilakukan secara lengkap dengan adanya pemeriksaan laboratorium dan konseling. Asuhan kebidanan komprehensif
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Psychiatric Association,1994). Gangguan jiwa menyebabkan penderitanya tidak
BAB I PENDAHULUAN 1,1. Latar Belakang Gangguan jiwa adalah suatu sindroma atau pola psikologis atau perilaku yang penting secara klinis yang terjadi pada seseorang dan dikaitkan dengan adanya distress
Lebih terperinciLAMPIRAN. Depresi. Teori Interpersonal Depresi
LAMPIRAN Depresi Teori depresi dalam ilmu psikologi, banyak aliran yang menjelaskannya secara berbeda.teori psikologi tentang depresi adalah penjelasan predisposisi depresi ditinjau dari sudut pandang
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Sakit kritis adalah kejadian tiba-tiba dan tidak diharapkan serta
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sakit kritis adalah kejadian tiba-tiba dan tidak diharapkan serta membahayakan hidup bagi pasien dan keluarga yang mengancam keadaan stabil dari ekuibrium internal
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kesehatan jiwa pada manusia. Menurut World Health Organisation (WHO),
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Multi krisis yang menimpa masyarakat dewasa ini merupakan salah satu pemicu yang menimbulkan stres, depresi dan berbagai gangguan kesehatan jiwa pada manusia.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pelayanan kesehatan yang menjadi pintu layanan terdepan dalam. hubungan dengan masyarakat adalah di rumah sakit.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pelayanan kesehatan yang menjadi pintu layanan terdepan dalam hubungan dengan masyarakat adalah di rumah sakit. Sebagai pemberian pelayanan kesehatan yang komplek, mutu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Rasa nyaman berupa terbebas dari rasa yang tidak menyenangkan adalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Rasa nyaman berupa terbebas dari rasa yang tidak menyenangkan adalah suatu kebutuhan individu. Nyeri merupakan perasaan yang tidak menyenangkan yang terkadang dialami
Lebih terperinciKepekaan Reaksi berduka Supresi emosi Penundaan Putus asa
Keputusasaan (Hopelessness) Pengertian Keputusasaan merupakan keadaan subjektif seorang individu yang melihat keterbatasan atau tidak adanya alternative atau pilihan pribadi yang tersedia dan tidak dapat
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN TEORI. Gangguan harga diri rendah digambarkan sebagai perasaan yang negatif
BAB II TINJAUAN TEORI A. Pengertian Gangguan harga diri rendah digambarkan sebagai perasaan yang negatif terhadap diri sendiri, termasuk hilangnya percaya diri dan harga diri, merasa gagal mencapai keinginan.
Lebih terperinciBAB III ASUHAN KEPERAWATAN JIWA. PADA Sdr.W DENGAN HARGA DIRI RENDAH. DI RUANG X ( KRESNO ) RSJD Dr. AMINO GONDOHUTOMO SEMARANG. 1. Inisial : Sdr.
BAB III ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA Sdr.W DENGAN HARGA DIRI RENDAH DI RUANG X ( KRESNO ) RSJD Dr. AMINO GONDOHUTOMO SEMARANG A. Identitas Pasien 1. Inisial : Sdr. W 2. Umur : 26 tahun 3. No.CM : 064601
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. jalan operasi atau sectio caesarea hal ini disebabkan karena ibu memandang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di zaman modern ini banyak ibu yang memilih melakukan persalinan dengan jalan operasi atau sectio caesarea hal ini disebabkan karena ibu memandang persalinan dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. xiv
xiv BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tindakan operasi atau pembedahan walaupun minor/mayor merupakan pengalaman yang sulit dan bisa menimbulkan kecemasan bagi hampir semua pasien dan keluarganya. Kecemasan
Lebih terperinciASUHAN KEPERAWATAN PADA Sdr. D DENGAN GANGGUAN PERSEPSI SENSORI : HALUSINASI DI RUANG MAESPATI RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA
ASUHAN KEPERAWATAN PADA Sdr. D DENGAN GANGGUAN PERSEPSI SENSORI : HALUSINASI DI RUANG MAESPATI RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI ILMIAH Disusun oleh : CAHYO FIRMAN TRISNO. S J 200 090
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. paling sering mengalami cedera dan pada kecelakaan lalu lintas yang fatal, hasil
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Lebih dari separuh kematian didunia karena cedera, cedera kepala berperan nyata atas outcome. Pada pasien dengan cedera kepala, kepala adalah bagian yang paling sering
Lebih terperinciLAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN GANGGUAN RASA NYAMAN (NYERI) Di Susun Untuk Memenuhi Tugas Stase Keperawatan Dasar Profesi
LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN GANGGUAN RASA NYAMAN (NYERI) Di Susun Untuk Memenuhi Tugas Stase Keperawatan Dasar Profesi Di Susun Oleh: EKO BUDIARTO NIM : 2016131022 PROGRAM PROFESI NERS
Lebih terperinciSTASE KDM LAPORAN PENDAHULUAN (LP) NYERI
STASE KDM LAPORAN PENDAHULUAN (LP) NYERI Oleh : Meivita Dewi Purnamasari, S.Kep KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU-ILMU KESEHATAN JURUSAN KEPERAWATAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Tesis ini mengkaji tentang perilaku keluarga dalam penanganan penderita
BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Tesis ini mengkaji tentang perilaku keluarga dalam penanganan penderita gangguan jiwa (skizofrenia). Sampai saat ini penanganan penderita gangguan jiwa masih sangat
Lebih terperinciRISIKO PENYALAHGUNAAN NARKOTIKA PADA IBU HAMIL BADAN NARKOTIKA NASIONAL PROVINSI JAWA TENGAH
PROVINSI JAWA TENGAH RISIKO PENYALAHGUNAAN NARKOTIKA PADA IBU HAMIL BADAN NARKOTIKA NASIONAL PROVINSI JAWA TENGAH Latar Belakang Kehamilan merupakan st proses luar biasa, dimana ibu bertanggung jawab untuk
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG
1 BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Angka Kematian Ibu (AKI) mencerminkan risiko yang dihadapi ibu-ibu selama kehamilan dan melahirkan yang dipengaruhi oleh status gizi ibu, keadaan sosial ekonomi, keadaan
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA TINGKAT DEPRESI DENGAN KEMANDIRIAN DALAM ACTIVITY of DAILY LIVING (ADL) PADA PASIEN DIABETES MELLITUS DI RSUD PANDAN ARANG BOYOLALI
HUBUNGAN ANTARA TINGKAT DEPRESI DENGAN KEMANDIRIAN DALAM ACTIVITY of DAILY LIVING (ADL) PADA PASIEN DIABETES MELLITUS DI RSUD PANDAN ARANG BOYOLALI SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan
Lebih terperinciASUHAN KEPERAWATAN PASIEN DENGAN DEMAM CHIKUNGUNYA Oleh DEDEH SUHARTINI
ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN DENGAN DEMAM CHIKUNGUNYA Oleh DEDEH SUHARTINI A. PENGERTIAN Chikungunya berasal dari bahasa Shawill artinya berubah bentuk atau bungkuk, postur penderita memang kebanyakan membungkuk
Lebih terperinciMODUL KEPERAWATAN JIWA I NSA : 420 MODUL KEPUTUSASAAN DISUSUN OLEH TIM KEPERAWATAN UNIVERSITAS ESA UNGGUL
MODUL KEPERAWATAN JIWA I NSA : 420 MODUL KEPUTUSASAAN DISUSUN OLEH TIM KEPERAWATAN UNIVERSITAS ESA UNGGUL UNIVERSITAS ESA UNGGUL FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN JAKARTA A. KOMPETENSI
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pada era globalisasi seperti sekarang ini, manusia dan pekerjaan merupakan dua sisi yang saling berkaitan dan tidak bisa dilepaskan; keduanya saling mempengaruhi
Lebih terperinciASUHAN KEPERAWATAN JIWA KOMUNITAS (CMHN)
ASUHAN KEPERAWATAN JIWA KOMUNITAS (CMHN) NAMA KELOMPOK 6 A4E : 1. Made Udayati (10.321.0864) 2. Kadek Ayu Kesuma W. (10.321.0858) 3. Kadek Ninik Purniawati (10.321.0859) 4. Luh Gede Wedawati (10.321.0867)
Lebih terperincimempelajari berbagai hal. Dalam bidang ilmu kesehatan, bisa mempelajari salah satu peristiwa tersebut adalah kehamilan. Kehamilan dan persalinan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan membawa kita dapat dengan mudah mempelajari berbagai hal. Dalam bidang ilmu kesehatan, bisa mempelajari menegenai peristiwa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Banyak sekali latar belakang kekerasan terhadap anak mulai dari
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Banyak sekali latar belakang kekerasan terhadap anak mulai dari ketidakpuasan seseorang terhadap kondisi hidupnya sehingga melihat anak yang tidak berdaya sebagai
Lebih terperinciLAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN GANGGUAN PEMENUHAN KEBUTUHAN PERAWATAN KEBERSIHAN DIRI (PERSONAL HYGIENE)
LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN GANGGUAN PEMENUHAN KEBUTUHAN PERAWATAN KEBERSIHAN DIRI (PERSONAL HYGIENE) Di Ruang Cendana V RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta Tugas Mandiri Stase Praktek
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. World Health Organisation (WHO) tahun 2003 mendefinisikan sehat
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang World Health Organisation (WHO) tahun 2003 mendefinisikan sehat adalah suatu keadaan yang sempurna baik secara fisik, mental dan sosial serta bebas dari penyakit atau
Lebih terperinciBAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. Sakit perut berulang menurut kriteria Apley adalah sindroma sakit perut
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1.Sakit Perut Berulang Sakit perut berulang menurut kriteria Apley adalah sindroma sakit perut berulang pada remaja terjadi paling sedikit tiga kali dengan jarak paling sedikit
Lebih terperinciC. Penyimpangan Tidur Kaji penyimpangan tidur seperti insomnia, somnambulisme, enuresis, narkolepsi, night terrors, mendengkur, dll
Asuhan Keperawatan Dalam Pemenuhan Kebutuhan Istirahat Dan Tidur 1.2.1 Pengkajian Aspek yang perlu dikaji pada klien untuk mengidentifikasi mengenai gangguan kebutuhan istirahat dan tidur meliputi pengkaiian
Lebih terperincidan menghasilkan pertumbuhan serta kreativitas.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tingkat Kecemasan Remaja yang Menjalani Perawatan (Hospitalisasi) Remaja 1. Kecemasan Kecemasan merupakan suatu sinyal yang menyadarkan dan mengingatkan adanya bahaya yang mengancam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perawat mempunyai kontak paling lama dalam menangani persoalan pasien dan peran perawat dalam upaya penyembuhan pasien menjadi sangat penting. Seorang perawat dituntut
Lebih terperinciBAB 1 PSIKIATRI KLINIK
Panduan Belajar Ilmu Kedokteran Jiwa - 2009 BAB 1 PSIKIATRI KLINIK A. Pertanyaan untuk persiapan dokter muda 1. Seorang pasien sering mengeluh tidak bisa tidur, sehingga pada pagi hari mengantuk tetapi
Lebih terperinciASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn. H DENGAN PERUBAHAN PERSEPSI SENSORI HALUSINASI PENDENGARAN DI RUANG SENA RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA
ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn. H DENGAN PERUBAHAN PERSEPSI SENSORI HALUSINASI PENDENGARAN DI RUANG SENA RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA Disusun oleh : TRI ARI AYUNANINGRUM J 200 080 051 KARYA TULIS ILMIAH
Lebih terperinciB A B 1 PENDAHULUAN. Gangguan jiwa merupakan suatu penyakit yang disebabkan karena adanya
B A B 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Gangguan jiwa merupakan suatu penyakit yang disebabkan karena adanya kekacauan pikiran, persepsi, dan tingkah laku dimana individu tidak mampu menyesuaikan diri
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Tindak kekerasan merupakan pelanggaran hak azasi manusia dan kejahatan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tindak kekerasan merupakan pelanggaran hak azasi manusia dan kejahatan terhadap martabat kemanusiaan serta merupakan bentuk diskriminasi. Tindak kekerasan (violence)
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. meluas ke rongga mulut. Penyakit-penyakit didalam rongga mulut telah menjadi perhatian
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Masalah kesehatan gigi dewasa ini tidak hanya membahas gigi geligi saja, tetapi telah meluas ke rongga mulut. Penyakit-penyakit didalam rongga mulut telah menjadi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. langsung, kelelahan otot, atau karena kondisi-kondisi tertentu seperti
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan kota-kota di Indonesia telah mencapai tingkat perkembangan kota yang pesat dan cukup tinggi. Kecelakan merupakan salah satu faktor penyebab kematian terbesar
Lebih terperinciProses Adaptasi Psikologi Ibu Dalam Masa Nifas
Proses Adaptasi Psikologi Ibu Dalam Masa Nifas Masa nifas adalah masa 2 jam setelah lahirnya plasenta sampai enam minggu berikutnya. Pengawasan dan asuhan postpartum masa nifas sangat diperlukan yang tujuannya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. World Health Organitation (WHO) mendefinisikan kesehatan sebagai
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang World Health Organitation (WHO) mendefinisikan kesehatan sebagai keadaan sehat fisik, mental, dan sosial, bukan semata-mata keadaan tanpa penyakit atau kelemahan. Definisi
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Kecemasan a. Pengertian Kecemasan Kecemasan sangat berkaitan dengan perasaan tidak pasti dan tidak berdaya. Keadaan emosi ini tidak memiliki objek yang spesifik.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Millenium Development Goals (MDG s) yang dipicu oleh adanya tuntutan untuk
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Millenium Development Goals (MDG s) yang dipicu oleh adanya tuntutan untuk menghadapi era globlalisasi membawa dampak yang sangat signifikan terhadap berbagai bidang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. menimbulkan konflik, frustasi dan tekanan-tekanan, sehingga kemungkinan besar
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Remaja merupakan kelompok yang sangat berpotensi untuk bertindak agresif. Remaja yang sedang berada dalam masa transisi yang banyak menimbulkan konflik, frustasi
Lebih terperinciNASKAH PUBLIKASI ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY. S DENGAN GANGGUAN PERILAKU KEKERASAN DI RUANG SHINTA RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA
NASKAH PUBLIKASI ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY. S DENGAN GANGGUAN PERILAKU KEKERASAN DI RUANG SHINTA RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA Disusun Oleh : ANISSYA NURUL H J 200 090 023 PROGRAM STUDI DIPLOMA
Lebih terperinci