KEBUTUHAN PESERTA DIDIK TERHADAP PELAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING DI SMA NEGERI 4 KERINCI. Oleh: Andre Setara Dinata
|
|
- Susanto Hadiman
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 KEBUTUHAN PESERTA DIDIK TERHADAP PELAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING DI SMA NEGERI 4 KERINCI Oleh: Andre Setara Dinata Mahasiswa Bimbingan Dan Konseling STKIP PGRI Sumatera Barat The Requirement Of The Student In SMAN 4 Gunung Kerinci for Counseling And Guidance Services Andre Setara Dinata, ABSTRACT This research focus on the requirement of students for counseling of their problems that have not been addressed by the guidance and counseling teachers.making student do not have the opportunity to obtain counseling services. The purpose of this study was to determined the level of requirement students towards guidance and counseling and activities.descriptive quantitative study was conducted to 665 students in SMAN 4 Kerinci using statified simple random sampling method with 87 sample. Data was collectred by questionnaires and was analysis with percentage. Resulted analysis showed among 87 students, there were 46 students (52.87%) were urgently needed for guidance and counseling, 41 students (47. 13%) were in mid-level needed criteria and there were only 4 students (4.60%) were in low requirement for guidance and counseling services. Resulted analysis indicated that the requirement of the students in in SMAN 4 Kerinci for guidance and counseling services is very high and can be suggestion to the school to add more time for guidance and counseling services. Keywords: Need, guidance and counseling, student LATAR BELAKANG MASALAH Bimbingan dan konseling merupakan salah satu komponen yang penting dalam pendidikan, keberadaan bimbingan dan konseling di sekolah dapat membantu peserta didik mengenal potensi diri dan mengenal lingkungannya, melalui pemberian layanan bimbingan dan konseling yang diberikan guru bimbingan dan konseling di sekolah. Guru bimbingan dan konseling adalah pendidik. Hal ini di tegaskan dalam Undangundang No.20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 1 Butir 6 menegaskan : Bahwa konselor/guru bimbingan dan konseling adalah pendidik, sebagaimana juga guru, dosen, pamong belajar, widyawara, tutor, instruktur, dan fasilitator karena konselor adalah pendidik maka konseling adalah pendidikan. Pelayanan konseling adalah pelayanan pendidikan. Untuk itu pelaksanaan pelayanan bimbingan dan konseling, hendaknya memiliki unsur pedagogik yang kuat. Sejalan dengan itu dalam pasal 12 ayat b undang-undang No.20 tahun 2003 dinyatakan bahwa:bimbingan dan konseling sebagai komponen pendidikan mempunyai peranan yang besar dalam rangka memenuhi hak peserta didik untuk mendapatkan pelayanan pendidikan sesuai dengan bakat, minat, dan kemampuannya. Keterangan di atas dapat disimpulkan bahwa keberadaan bimbingan dan konseling di sekolah hendaknya dapat membantu peserta didik dalam mengenal dan mengembangkan potensi yang dimilikinya, untuk itu pelaksanaan bimbingan dan konseling hendaknya dilaksanakan oleh guru bimbingan dan konseling yang mengerti dengan esensi pendidikan.
2 Aqib (2012: 33) mengatakan bahwa: Layanan bimbingan dan konseling di sekolah lebih utama diberikan kepada peserta didik, karena peserta didiklah yang menjadi perhatian dalam proses pendidikan. Melihat penting keberadaan bimbingan dan konseling di sekolah guru bimbingan dan konseling hendaknya mampu melaksanakan layanan bimbingan dan konseling yang dapat membantu pengoptimalan potensi peserta didik. Meskipun hal ini berhubungan dengan kebijakan kepala sekolah namun hal itu juga dipengaruhi oleh bagaimana kepala sekolah dalam melihat kegiatan bimbingan dan konseling yang diselenggarakan. Kenyataan dilapangan menunjukkan ketika peneliti melaksanakan PPLBK-S (Praktek Pengalaman Lapangan Binbingan dan Konseling Sekolah) tanggal 11 Juli sampai 4 Desember 2013 terlihat berbagai hambatan dalam melaksanakan layanan bimbingan dan konseling di sekolah, antara lain:pelayanan bimbingan dan konseling cenderung diberikan padapeserta didik yang bermasalah saja, sehingga peserta didik yang berprestasi terabaikan dalam pemberian layanan. Kemudian ruang bimbingan dan konseling hanya dibuka saat peserta didik ingin konseling perorangan saja. Disamping itu ruang bimbingan dan konseling sering dipergunakan untuk membuat surat panggilan kepada orangtua yang anaknya dianggap bermasalah, sehingga ruang bimbingan dan konseling terkesan negatif dan menjadi momok yang menakutkan bagi peserta didik. Kemudian, dari hasil wawancara peneliti dengan peserta didik pada tanggal 23 November 2013 terungkap bahwa layanan bimbingan dan konseling di sekolah tidak terlaksana banyak diantara peserta didik yang bermasalah tidak dapat melakukan konseling dengan guru BK, dan langsung diserahkan pada pihak sekolah tanpa adanya pembinaan dari guru BK terlebih dahulu, kemudian dengan tidak adanya jam BK di sekolah membuat peserta didik semakin sulit dalam mengembangkan potensinya, seperti ketika ingin memasuki perguruan tinggi peserta didik mengalami kesulitan dalam menentukan jurusan yang akan dipilihnya, sehinga tidak banyak peserta didik yang kuliah diperguruan tinggi favoritnya. Selain itu berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan wali kelas terungkap bahwa kerja sama antara wali kelas dengan guru BK tidak berjalan dengan baik hal ini terjadi karena tidak terjalinnya komunikasi yang relevan antar kedua belah pihak guru BK, seperti ketika ada peserta didik yang bermasalah di kelas yang menjadi tanggung jawabnya sering tidak dilakukan pembinaan yang mendalam oleh guru BK, sehingga peserta didik yang seharusnya mendapatkan layanan bimbingan dan konseling demi kebaikannya tidak terpenuhi. Kemudian dari hasil wawancara dengan guru bimbingan dan konseling pada tanggal 14 Desember 2013 terungkap bahwa: belum adanya jam bimbingan dan konseling di sekolah, sehingga guru bimbingan dan konseling hanya memanfaatkan jam kosong guru mata pelajaran yang tidak hadir ke sekolah, salah satu penyebab tidak adanya jam bimbingan dan konseling di sekolah karena jam bimbingan dan konseling dipergunakan untuk penambahan jam guru sertifikasi hal ini terjadi karena Personil sekolah yang kurang memahami peran dan fungsi bimbingan dan Konseling di sekolah menjadikan layanan bimbingan dan konseling tidak efektif dilaksanakan, kemudian fenomena lainnya adalah kurangnya guru bimbingan dan konseling di SMA Negeri 4 Kerinci, dengan rasio 3:665 dengan kata lain tiga guru bimbingan dan konseling membimbing 665 peserta didik, karena idealnya satu guru bimbingan dan konseling membimbing 150 peserta didik. Dengan demikian peserta didik dan guru mata pelajaran tidak dapat merasakan manfaatnya sehingga bimbingan dan konseling tidak tersosialisasi dengan baik di sekolah yang berdampak padatidak mampunya kepala sekolah dan personel lainya menempatkan guru bimbingan dan konseling di posisinya, hal ini mengakibatkan kurangnya fasilitas pendukung dalam melaksanakan layanan bimbingan dan konseling di sekolah. Dari bebarapa pendapat diatas maka dapat disimpulkan bahwa hambatan yang dialami guru bimbingan dan konseling di sekolah disebabkan oleh tidak mampunya guru dan personil sekolah dalam memahami urgensibimbingan dan konseling, serta guru bimbingan dan konseling juga tidak mampu dalam mensosialisasikan bimbingan dan konseling kepada personil sekolah lainnya, sehingga program bimbingan dan konseling
3 yang seharusnya realistis dan relevan menjadi program yang tidak jelas dan hanya sebagai pelengkap administrasi sekolah saja. Dengan tidak idealnya kondisi tersebut berdampak pada permasalahan yang dialami oleh peserta didik beragam dan komplek seperti permasalahan sosial, permasalahan belajar, permasalahan karir, hal ini terlihat dengan adanya peserta didik yang kedapatan mencuri di sekolah, adanya peserta didik yang bertengkar di sekolah, adanya peserta didik yang terjebak pada pergaulan yang menyesatkan, adanya peserta didik yang tidak mampu dalam menentukan jurusan, terdapatnya peserta didik yang berprestasi tetapi tidak lulus dalam perguruan tinggi favorit, adanya peserta didik yang tidak mampu mengaktualisasi diri dengan baik, adanya peserta didik yang sulit dalam beradaptasi dengan lingkungan sekolah, adanya tindakan indisipliner dari peserta didik karena tidak mampu menghargai waktu,hal ini terjadi sebagai dampak dari tidak terlaksananya program kegiatan layanan bimbingan dan konseling di sekolah tersebut. Jika keadaan ini terus berlanjut maka akan berdampak pada peserta didik itu sendiri, peserta didik tidak mampu mengaktualisasi diri dengan baik karena tidak diperolehnya informasi-informasi baru yang dapat menunjang dari pengembangan potensi dirinya, kemudian peserta didik hanya akan menjadi individu yang tidak berkembang sebagai contoh peserta didik tidak akan mampu merencanakan kegiatan penyelesaian studi, perkembangan karir serta kehidupannya di masa yang akan datang kemudian tidak mampu mengembangkan seluruh potensi dan kekuatan yang dimiliki peserta didik secara optimal serta menyesuaikan diri dengan lingkungannya, tidak mampu mengatasi hambatan dan kesulitan yang dihadapinya. Masalah yang peneliti temukan di SMA Negeri 4 Kerinci adalah : 1. Personil sekolah yang tidak memahami peran dan fungsi bimbingan dan Konseling di sekolah. 2. Tidak lengkapnya sarana dan prasarana bimbingan dan konseling di sekolah 3. Belum adanya jam bimbingan dan konseling di sekolah sehingga guru bimbingan dan konseling hanya memanfaatkan jam kosong guru mata pelajaran yang tidak hadir ke sekolah. 4. Terbatasnya guru bimbingan dan konseling di SMA Negeri 4 Kerinci, yaitu hanya ada tiga guru bimbingan dan konseling yang membimbing 665 peserta didik. 5. Guru bimbingan dan konseling tidak melaksanakan tugas dan kewajibannya dengan optimal. 6. Pelayanan bimbingan dan konseling cendrung diberikan pada peserta didik yang bermasalah saja, dan peserta didik yang berprestasi terabaikan dalam pemberian layanan. 7. Need assesmen tidak dilakukan dengan lengkap dan analisis mendalam, sehingga pelayanan yang diberikan kurang berdasarkan kebutuhan peserta didik. Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah di atas, maka penelitian ini difokuskan pada : 1. Kebutuhan peserta didik terhadap pelayanan bimbingan dan konseling 2. Kebutuhan peserta didik terhadap kegiatan pendukung bimbingan dan konseling. Berdasarkan perumusan masalah di atas maka tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan 1. Kebutuhan Peserta Didik terhadap Layanan Bimbingan dan Konselingdi SMA Negeri 4 Kerinci 2. Kebutuhan Peserta Didik terhadap Kegiatan Pendukung Bimbingan dan Konseling di SMA Negeri 4 Kerinci. Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi berbagai pihak, diantaranya : 1. Kepala sekolah, hasil penelitian ini dapat di jadikan sebagai bahan masukan dalam pengembangan pelaksanaan bimbingan dan konseling di Sekolah. 2. Guru bimbingan dan konseling di SMA Negeri 4 Kerinci, agar mengetahui dan mampu mengatasi hambatan-hambatan dalam pelaksanaan layanan informasi di sekolah, dengan demikian diharapkan guru bimbingan dan konseling mampu memahami serta melaksanakan layanan bimbingan dan konseling sesuai dengan kebutuhan peserta didik. 3. Pengelola Program studi bimbingan dan konseling sebagai bekal menyiapkan para
4 calon guru BK yang mempunyai pengetahuan tentang pelaksanaan layanan BK dengan optimal di sekolah. 4. Peneliti selanjutnya sebagai bahan dan referensi untuk penelitian berikutnya. METODE PENELITIAN Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif kuantitatif. Populasi dalam penelitian ini adalah peserta didik di SMA Negeri 4 Kerinci yang berjumlah 665 peserta didik. Teknik penarikan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik statified simple random sampling. Dengan jumlah sampel sebanyak 87 peserta didik. Jenis data yang digunakan adalah data interval. Sumber data yang digunakan merupakan data primer dan data sekunder. Data primer yaitu data yang langsung diperoleh dari peserta didik yang menjadi sampel penelitian di SMAN 4 Kerinci, sedangkan data sekunder yaitu data yang didapatkan dari personil sekolah yang ada di SMA Negeri 4 Kerinci. Pengambilan data dilakukan dengan menggunakan angket. Angket tersebut disusun oleh peneliti untuk mengungkapkan bagaimanakebutuhan peserta didik terhadap pelayanan bimbingan dan konseling di SMA Negeri 4 Kerinci. Angket pada penelitian mengunakan skala likert, yaitu skala yang memiliki poin, masing-masing poin mempunyai interval yang sama. Teknik yang digunakan untuk menganalisis data adalah secara deskriptif dengan menggunakan persentase. HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan hasil penelitian dapat diungkapkan bahwa kebutuhan peserta didik terhadap pelayanan bimbingan dan konseling di SMA Negeri 4 kerinci. Dilihat secara umum dapat diketahui bahwa dari 87 peserta didik, terdapat 43 peserta didik (49.43%) berada pada kriteria sangat butuh terhadap pelayanan bimbingan dan konseling di SMA Negeri 4 Kerinci.. Kemudian sebanyak 43 peserta didik (49.43%) berada pada kriteria butuhterhadap pelayanan bimbingan dan konseling. Sementara itu ada 1 peserta didik (1.15%) berada pada kriteria kurang butuh. Hasil ini menunjukkan bahwa kebutuhan peserta didik terhadap pelayanan bimbingan dan konseling sangat tinggi. 1. Kebutuhan Peserta Didik terhadap Pelayanan Bimbingan dan Konseling dilihat dari Kebutuhan terhadap Kegiatan Layanan Bimbingan dan Konseling. Berdasarkan hasil analisis data pada tabel di atas, dapat diketahui bahwa kebutuhan peserta didik terhadap pelayanan bimbingan dan konseling di SMA Negeri 4 Kerinci. Dilihat dari kebutuhan akan kegiatan layanan bimbingan dan konseling,terdapat 48 peserta didik (55.17%) berada pada kriteria sangat butuh akan konseling. Kemudian sebanyak 37 peserta didik (42.53%) berada pada kriteria butuh,terhadap kegiatan layanan bimbingan dan konseling. Sementara itu ada 2 peserta didik (2.30%) berada pada kriteria Kurang butuh. Berdasarkan hasil analisis penelitian dapat di ambil kesimpulan bahwa peserta didik membutuhkan pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling di SMA Negeri 4 kerinci. Sebagaimana dengan kebutuhan peserta didik dalam memenuhi tugas dan tanggung jawabnya, maka semakin tinggi kebutuhan peserta didik terhadap kegiatan layanan bimbingan dan konseling artinya volume kegiatan bimbingan dan konseling perlu ditambah lagi untuk membantu peserta didik dalam mengembangkan potensi dirinya. Berdasarkan hasil penelitian tersebutu maka jelas kiranya bahwa Guru bimbingan dan konseling memiliki peran yang penting dalam membentuk dan mengarahkan kehidupan, pendidikan, serta karir peserta didik agar mampu hidup mandiri serta mengaktualisasi dirinya sesuai dengan potensi yang dimilikinya. Untuk melaksanakan perannya dengan efektif maka guru bimbingan dan konseling membutuhkan bantuan dari personil sekolah lainnya. Guru bimbingan dan konseling berperan untuk menciptakan dan mengembangkan interaksi yang membantu peserta didik untuk mengaktualisasikan potensi secara optimal, mengembangkan pribadi yang utuh dan sehat, serta menampilkan perilaku efektif, kreatif dan produktif dan hal itu dapat di wujudkan dalam konseling. Sebagaimadijelaskan dalam ramburambu penyelenggaraan bimbingan dan konseling dalam jalur pendidikan formal
5 &rambu-rambu dasar kegiatan profesional pelayanan konseling di sekolah/madrasah(2008:34), menjelaskan:guru bimbingan dan konseling berkewajiban dalam mengoptimalkan potensi peserta didik serta berperan dalam membentuk potensi yang dimilikinya dengan memandirikannya hal ini tentu dapat dilaksanakan dengan melakukan kolaborasi dengan pihak terkait seperti, kepala sekolah, guru-guru mata pelajaran,orang tua konseli ataupun bekerja sama dengan ahli lainnya seperti, dokter, psikiter guna membantu dalam mengarahkan peserta didik kearah yang lebih baik. Dari pendapat tersebut maka dapat disimpulkan bahwa peran BK di sekolah merupakan perwujudan dari tugas dan tanggung jawab guru BK itu sendiri, ketika guru BK mampu menjalankan perannya dengan baik maka BK akan berfungsi dan berperan dengan baik pula di sekolah tersebut. 2. Kebutuhan Peserta Didik terhadap Pelayanan Bimbingan dan Konseling dilihat dari Kebutuhan terhadap Kegiatan Pendukung Berdasarkan hasil pengolahan data yang penulis lakukan, dapat diungkapkan kebutuhan peserta didik terhadap pelayanan bimbingan dan konseling di SMA Negeri 4 Kerinci, dari 87 peserta didik dilihat dari kebutuhan terhadap kegiatan pendukung yaitu terdapat 38 peserta didik (41.38%) berada pada kriteria sangat butuh serta ada 48 peserta didik (55.17%) berada pada kriteria butuh dan ada 3 peserta didik (3.45%) berada pada kriteria kurang butuh, Berdasarkan hasil analisis penelitian dapat di ambil kesimpulan bahwa kebutuhan peserta didik terhadap pelayanan bimbingan dan terhadap kegiatan pendukung, peserta didik membutuhkan kegiatan pendukungmaka semakin tinggi kebutuhan peserta didik terhadap kegiatan pendukung bimbingan dan konseling artinya volume kegiatan bimbingan dan konseling perlu ditambah lagi untuk membantu peserta didik dalam mengembangkan potensi dirinya. Berdasarkan hasil penelitian tersebut jelas kiranya bahwa kegiatam bimbingan dan konseling di SMA Negeri 4 Kerinci harus ditingkatkan lagi, guru BK harus berperan aktif terhadap perkembangan peserta didiknya. Sebagaimana yang diungkapkan Winkel & Hastuti (2004:166) Guru bimbingan dan konseling adalah pelaksana utama, tenaga inti dan ahli yang bertugas mengelola kegiatan bimbingan dan konseling berbagai bentuknya. Menjadi guru bimbingan dan konseling yang baik, memang mempunyai tugas dan tanggung jawab terhadap pelayanan konseling kepada peserta didik untuk mengembangkan potensi bakat dan minat yang dimiliki peserta didik di sekolah. Maka dari itu sekolah harus memfasilitasi guru BK agar dapat terpenuhinya kebutuhan peserta didik. Dalam membentuk perilaku individu kearah yang lebih baik maka diperlukannya bimbingan dan konseling seperti yang dikemukakan oleh Badrujaman (2011:32) karena bimbingan dan konseling berisi kompetensi yang dipilih yang sesuai dengan kebutuhan peserta layanannya serta kegiatan yang terstruktur yang diselenggarakan secara sistematis, dipilih untuk memenuhi kebutuhan peserta didik melalui strategi berikut: a. Kegiatan di kelas Konselor mengajar, tim pengajar, atau memberikan dukungan pada pengajaran kegiatan pembelajaran dalam kurikulum bimbingan didalam kelas. Guru mengajarkan pula unit-unit tertentu. Kurikulum bimbingan tidak terbatas untuk mengajarkan satu atau dua subjek tertentu akan tetapi keseluruhan dari subjek yang terdapat dalam kurikulum bimbingan tersebut. b. Kegiatan sekolah Konselor sekolah mengorganisasikan dan menyelenggarakan sesi kelompok yang luas, seperti career days dan educational days. Anggota yang lain dari tim bimbingan dan konseling seperti guru dan administrator dilibatkan dalam mengorganisasikan dan menyelenggarakan kegiatan tersebut. KESIMPULAN Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan dapat diambil kesimpulan mengenai kebutuhan peserta didik terhadap pelayanan bimbingan dan konseling dilihat dari: 1. Kebutuhan peserta didik terhadap pelayanan bimbingan dan konseling dilihat dari kebutuhan terhadap kegiatan layanan bimbingan dan konseling, terlihat dari hasil analisis sebagai berikut:
6 a. Kebutuhan peserta didik terhadap terhadap kegiatan layanan orientasi termasuk pada kriteria butuh. b. Kebutuhan peserta didik terhadap terhadap kegiatan layanan informasitermasuk pada kriteria sangat butuh. c. Kebutuhan peserta didik terhadap terhadap kegiatan layanan penempatan dan penyaluran termasuk pada kriteria sangat butuh. d. Kebutuhan peserta didik terhadap terhadap kegiatan layanan penguasaan kontentermasuk pada kriteria sangat butuh e. Kebutuhan peserta didik terhadap terhadap kegiatan layanan konseling perorangan termasuk pada kriteria sangat butuh. f. Kebutuhan peserta didik terhadap terhadap kegiatan layanan bimbingan kelompok termasuk pada kriteriasangat butuh g. Kebutuhan peserta didik terhadap terhadap kegiatan layanan konseling kelompok termasuk pada kriteria butuh h. Kebutuhan peserta didik terhadap terhadap kegiatan layanan konsultasi termasuk pada kriteria sangat butuh i. Kebutuhan peserta didik terhadap terhadap kegiatan layanan mediasi termasuk pada kriteria sangat butuh 2. Kebutuhan peserta didik terhadap pelayanan bimbingan dan konseling dilihat dari kebutuhan terhadap a. Kebutuhan peserta didik terhadap aplikasi instrumentasi termasuk pada kriteria sangat butuh b. Kebutuhan peserta didik terhadap himpunan data termasuk pada kriteria sangat butuh c. Kebutuhan peserta didik terhadap konferensi kasus termasuk pada kriteria sangat butuh d. Kebutuhan peserta didik terhadap kunjungan rumah termasuk pada butuh e. Kebutuhan peserta didik terhadap Alih tangan kasus termasuk pada kriteria sangat butuh. SARAN Berdasarkan hasil penelitian yang telah dikemukakan pada bagian terdahulu, berikut dikemukakan beberapa saran untuk: 1. Peserta Didik Seluruh peserta didik baik yang mengalami permasalahan dengan diri pribadi maupun dengan lingkungannya diharapkan agar mampu mengekplorasi dirinya secara optimal, dengan menghindari diri dari kegiatan yang tidak bermanfaat baginya. 2. Guru Bimbingan dan Konseling Diharapkan kepada Guru BK di sekolah agar dapat menjalankan tugas dan kewajibannya denga baik, agar dapat membantu peserta didik dalam mengambangkan potensi diri yang dimilikinya dengan mengusulkan tambahan jam mengajar dan tambahan personil bk 3. Kepala Sekolah Diharapkan agar kepala sekolah dapat menyediakan fasilitas yang dapat menunjang agar meningkatkan kinerja guru pembimbing di sekolah dalam hal pemberian berbagai informasi mengenai perkembangan peserta didik dengan menambah jam khusus bimbingan dan konseling 4. Pengelola Program Studi Bimbingan dan Konseling
7 Diharapkan kepada Program Studi Bimbingan dan Konselingagar dapat melahirkan guru BK yang profesional nantinya saat melaksanakan tugasnya. 5. Peneliti selanjutnya Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, peneliti merekomendasikan kepada peneliti selanjutnya untuk dapat meneliti lebih lanjut tentang kebutuhan peserta didik terhadap pelayanan bimbingan dan konseling. KEPUSTAKAAN Badrujaman, Aip Teori dan Aplikasi Evaluasi Program Bimbingan dan konseling.jakarta: PT.Indeks. Rambu-rambu penyelenggaraan bimbingan dan konseling dalam jalur pendidikan formal Direktorat Peningkatan Mutu Pendidikan Dan TenagaKependidikan Department Pendidikan Nasional Zainal Aqib Iktisar Bimbingan dan Konseling. Surabaya: Yrama Media Winkel.W.S dan M.M. Sri Hastuti Bimbingan dan Konseling di Institusi Pendidikan. Yogyakarta: Media Abadi.
FAKTOR PENGHAMBAT PELAKSANAAN EVALUASI PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING OLEH GURU BIMBINGAN DAN KONSELING DI SMA NEGERI KOTA PADANG.
FAKTOR PENGHAMBAT PELAKSANAAN EVALUASI PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING OLEH GURU BIMBINGAN DAN KONSELING DI SMA NEGERI KOTA PADANG Oleh: Triyono Afrizal Sano Fitria Kasih Mahasiswa Bimbingan dan Konseling
Lebih terperinciKENDALA PELAKSANAAN KEGIATAN BIMBINGAN DAN KONSELING DI SMA NEGERI 1 PESISIR TENGAH KABUPATEN PESISIR BARAT TAHUN PELAJARAN 2013/2014
KENDALA PELAKSANAAN KEGIATAN BIMBINGAN DAN KONSELING DI SMA NEGERI 1 PESISIR TENGAH KABUPATEN PESISIR BARAT TAHUN PELAJARAN 2013/2014 Noprita (akunoprita@gmail.com) 1 Muswardi Rosra 2 Shinta Mayasari 3
Lebih terperinciPROFIL KECEMASAN PESERTA DIDIK DALAM MERENCANAKAN ARAH KARIR PADA KELAS X DI SMA NEGERI 4 PADANG ARTIKEL E JURNAL DORA VISIA NPM:
PROFIL KECEMASAN PESERTA DIDIK DALAM MERENCANAKAN ARAH KARIR PADA KELAS X DI SMA NEGERI 4 PADANG ARTIKEL E JURNAL DORA VISIA NPM: 10060076 PROGAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN
Lebih terperinciANALISIS KINERJA GURU PEMBIMBING DALAM PENYUSUNAN PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING
ANALISIS KINERJA GURU PEMBIMBING DALAM PENYUSUNAN PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING Aan Purwanto (purwanto.aan29@yahoo.com) 1 Muswardi Rosra 2 Yusmansyah 3 ABSTRACT The purpose of this study is to describe
Lebih terperinciPELAKSANAAN LAYANAN PENEMPATAN DAN PENYALURAN DALAM PENGEMBANGAN DIRI PESERTA DIDIK OLEH GURU BK
1 PELAKSANAAN LAYANAN PENEMPATAN DAN PENYALURAN DALAM PENGEMBANGAN DIRI PESERTA DIDIK OLEH GURU BK (Studi di Kelas XI SMAN 1 Koto Balingka Kabupaten Pasaman Barat) Rama Witri 1, Ahmad Zaini 2, Monalisa
Lebih terperinciKONTEKS TUGAS DAN EKSPEKTASI KINERJA KONSELOR
RAMBU-RAMBU PENYELENGGARAAN BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM JALUR PENDIDIKAN FORMAL DIREKTORAT JENDERAL PENINGKATAN MUTU PENDIDIKAN DAN TENAGA KEPENDIDIKAN DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL 2008 KONTEKS TUGAS
Lebih terperinciFAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERKEMBANGAN KARIR PESERTA DIDIK KELAS XII DI SMK NEGERI 1 PAINAN Oleh:
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERKEMBANGAN KARIR PESERTA DIDIK KELAS XII DI SMK NEGERI 1 PAINAN Oleh: Syefni Liliawati. D Bimbingan dan Konseling, STKIP PGRI Sumatera Barat ABSTRACT This research is supported
Lebih terperinciGURU BIMBINGAN DAN KONSELING DI SMA DIAN ANDALAS PADANG JURNAL
PERSEPSI PESERTA DIDIK TENTANG KEBERADAAN GURU BIMBINGAN DAN KONSELING DI SMA DIAN ANDALAS PADANG JURNAL CICI FITRIA NPM: 10060152 PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU
Lebih terperinciIndonesian Journal of Guidance and Counseling: Theory and Application
IJGC 3 (2) (2014) Indonesian Journal of Guidance and Counseling: Theory and Application http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/jbk PELAKSANAAN KUNJUNGAN RUMAH OLEH GURU BIMBINGAN DAN KONSELING Yan Ermawan,
Lebih terperinciREGULASI DIRI BELAJAR PESERTA DIDIK DI KELAS XI SMA NEGERI 2 SIJUNJUNG
1 REGULASI DIRI BELAJAR PESERTA DIDIK DI KELAS XI SMA NEGERI 2 SIJUNJUNG JURNAL Oleh: ANDI PRIMA KURNIA NPM: 11060064 PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP)
Lebih terperinciHAMBATAN PENYELENGGARAAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK OLEH GURU BK DI SMA NEGERI KOTA PADANG. Oleh: Nurlela* Azrul Said** Rahma Wira Nita**
HAMBATAN PENYELENGGARAAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK OLEH GURU BK DI SMA NEGERI KOTA PADANG Oleh: Nurlela* Azrul Said** Rahma Wira Nita** *) Mahasiswa program studi BK STKIP PGRI Sumatera Barat **) Dosen
Lebih terperinciFITRI YENTI NPM:
PROFIL MINAT PESERTA DIDIK MELANJUTKAN STUDI KE PERGURUAN TINGGI BERDASARKAN LATAR BELAKANG PENDIDIKAN ORANG TUA JURNAL Oleh: FITRI YENTI NPM: 11060259 PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING SEKOLAH TINGGI
Lebih terperinciMASALAH-MASALAH YANG DIHADAPI PESERTA DIDIK DALAM PERENCANAAN KARIR DAN IMPLIKASINYA TERHADAP PELAYANAN BIMBINGAN KARIR
MASALAH-MASALAH YANG DIHADAPI PESERTA DIDIK DALAM PERENCANAAN KARIR DAN IMPLIKASINYA TERHADAP PELAYANAN BIMBINGAN KARIR Nofianti Eka Permadi Prodi Bimbingan dan Konseling Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas
Lebih terperinciIndonesian Journal of Guidance and Counseling: Theory and Application
IJGC 2 (4) (2017) Indonesian Journal of Guidance and Counseling: Theory and Application http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/jbk KINERJA KONSELOR DITINJAU DARI KOMPETENSI PROFESIONAL DI SMA NEGERI
Lebih terperinciUPAYA GURU BK DALAM MEMPERBAIKI CARA BELAJAR PESERTA DIDIK MELALUI LAYANAN PENGUASAAN KONTEN DI SMP NEGERI 18 PADANG ARTIKEL
UPAYA GURU BK DALAM MEMPERBAIKI CARA BELAJAR PESERTA DIDIK MELALUI LAYANAN PENGUASAAN KONTEN DI SMP NEGERI 18 PADANG ARTIKEL Oleh: DONI HERIANTO NPM: 12060106 PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING SEKOLAH
Lebih terperinciIndonesian Journal of Guidance and Counseling: Theory and Application
IJGC 5 (4) (2016) Indonesian Journal of Guidance and Counseling: Theory and Application http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/jbk PERSEPSI GURU BK TENTANG PELAYANAN ARAH PEMINATAN PESERTA DIDIK DALAM
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sri Marliani, 2013
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Konselor merupakan salah satu dari kualifikasi pendidik dalam sistem pendidikan nasional yang setara dengan guru, pamong, tutor, fasilitator dan instruktur. Hal ini
Lebih terperinciThe Counselor Role in Developing the Talents of Students Through the Placement Services in the Fields SMP 27 By:
1 The Counselor Role in Developing the Talents of Students Through the Placement Services in the Fields SMP 27 By: *Student ** lecturers Intan Rahma Pertiwi * Dr. Helma., M.Pd ** Ahmad Zaini., S.Ag.M.Pd**
Lebih terperinciOleh: Taufik. Program Studi Bimbingan dan Konseling Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) PGRI Padang Sumatera Barat
1 PERSEPSI PESERTA DIDIK TENTANG KERJASAMA WALI KELAS DENGAN GURU BK DALAM PELAKSANAAN BIMBINGAN DAN KONSELING 1Kuantan Mudik Kabupaten Kuantan Singingi) Oleh: Taufik Program Studi Bimbingan dan Konseling
Lebih terperinciEVALUASI PROGRAM LAYANAN BIMBINGAN KLASIKAL DI SMAN 46 JAKARTA SELATAN
79 EVALUASI PROGRAM LAYANAN BIMBINGAN KLASIKAL DI SMAN 46 JAKARTA SELATAN Oleh: Ivani Mirasari 1 Dra. Gantina Komalasari, M.Psi. 2 Dra. Retty Filiani 3 Abstrak Penelitian ini bertujuan menilai keberadaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bimbingan dan konseling merupakan bagian penting dalam pelaksanaan
BAB I PENDAHULUAN A. Latarbelakang Masalah Bimbingan dan konseling merupakan bagian penting dalam pelaksanaan proses pendidikan sekolah, tidak lagi menjadi pelengkap, tetapi sudah menjadi satu kesatuan
Lebih terperinciOleh : Sugiyatno, M.Pd
Oleh : Sugiyatno, M.Pd Dosen PPB/BK- FIP- UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA sugiyatno@uny.ac.id Sugiyatno. MPd Jln. Kaliurang 17 Ds. Balong, Pakembinangun, Pakem, Sleman, Yogyakarta Hp. 08156009227 Beriman
Lebih terperinciFAKTOR PENYEBAB KURANGNYA MINAT PESERTA DIDIK DALAM KEGIATAN PENGEMBANGAN DIRI DI KELAS VIII SMP NEGERI 20 PADANG JURNAL
FAKTOR PENYEBAB KURANGNYA MINAT PESERTA DIDIK DALAM KEGIATAN PENGEMBANGAN DIRI DI KELAS VIII SMP NEGERI 20 PADANG JURNAL Oleh : OKNI LIZA MAWARNI 11060290 PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING SEKOLAH
Lebih terperinciFAKTOR YANG MEMPENGARUHI HARGA DIRI PESERTA DIDIK DI SMP NEGERI 10 PADANG JURNAL ESA JUNITA NPM
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI HARGA DIRI PESERTA DIDIK DI SMP NEGERI 10 PADANG JURNAL ESA JUNITA NPM. 10060168 PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP) PGRI
Lebih terperinciPELAKSANAAN LAYANAN INFORMASI DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA BK DI KELAS XI MIPA SMA NEGERI 3 PADANG ABSTRACT
0 PELAKSANAAN LAYANAN INFORMASI DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA BK DI KELAS XI MIPA SMA NEGERI 3 PADANG Yunesya Vidara 1, Fitria Kasih 2, Mori Dianto 2 1 Mahasiswa Program Studi Bimbingan dan Konseling STKIP
Lebih terperinciVolume 2 Nomor 3 September 2013 KONSELOR Jurnal Ilmiah Konseling
Volume 2 Nomor 3 September 2013 KONSELOR Jurnal Ilmiah Konseling http://ejournal.unp.ac.id/index.php/kons Info Artikel: Diterima 12/08/2013 Direvisi 16/08/2013 Dipublikasikan 11/09/2013 hlm. 1-6 PERAN
Lebih terperinciTINGKAT KEPUASAN LAYANAN BIMBINGAN KLASIKAL DAN KONSELING INDIVIDUAL PADA SISWA SMP NEGERI 8 YOGYAKARTA
Tingkat Kean Layanan...(Triska Rahayu) 293 TINGKAT KEPUASAN LAYANAN BIMBINGAN KLASIKAL DAN KONSELING INDIVIDUAL PADA SISWA SMP NEGERI 8 YOGYAKARTA SATISFACTION LEVEL OF A CLASSICAL GUIDANCE AND INDIVIDUAL
Lebih terperinci1. PENDAHULUAN. Pendidikan memiliki peranan penting dalam pembentukan generasi muda penerus bangsa yang
1. PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1. Latar Belakang Masalah Pendidikan memiliki peranan penting dalam pembentukan generasi muda penerus bangsa yang berkemampuan, cerdas, dan handal dalam pelaksanaan pembangunan
Lebih terperinciUPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA DI DALAM KELAS MELALUI BIMBINGAN KELOMPOK DI SMA N 2 BANGKO KABUPATEN ROKAN HILIR. Oleh: Hayati Tatoe *)
UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA DI DALAM KELAS MELALUI BIMBINGAN KELOMPOK DI SMA N 2 BANGKO KABUPATEN ROKAN HILIR (Efforts to Improve Student Learning Motivation In Class through Group Counseling
Lebih terperinciPeni Putri Ninda Sari * Dra. Hj. Fitria Kasih, M.Pd., Kons ** Yasrial Chandra, M.Pd **
1 2 PERSEPSI PESERTA DIDIK TENTANG PENERAPAN AZAS KERAHASIAAN OLEH GURU BK DALAM PELAKSANAAN KONSELING PERORANGAN (Studi di Kelas XI IPS SMA Negeri 1 Linggo Sari Baganti) By: * Student ** lectures Peni
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. terus diupayakan melalui pendidikan. Hal ini sesuai dengan Undang-Undang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pendidikan merupakan media dalam membangun kecerdasan dan kepribadian anak atau peserta didik menjadi manusia yang lebih baik. Oleh karena itu, pendidikan secara terus
Lebih terperinciJURNAL RICKY HANDOKO NPM:
PENERAPAN KOMPETENSI GURU BK OLEH GURU MUDA DALAM MELAKSANAKAN PRAKTIKUM PENGALAMAN LAPANGAN SEKOLAH (Studi terhadap Mahasiswa PPLBK Sekolah Angkatan 2010 STKIP PGRI Sumatera Barat ) JURNAL RICKY HANDOKO
Lebih terperinciBAB V ANALISIS DATA. a) Bimbingan dan konseling yang tidak memiliki jam pelajaran di sekolah. dengan peserta didik yang diasuhnya.
BAB V ANALISIS DATA 1. SMPN 1 Sumberrejo a) Bimbingan dan konseling yang tidak memiliki jam pelajaran di sekolah Bagi konselor, jam pelajaran bagi bimbingan dan konseling mempunyai makna yang sangat penting,
Lebih terperinciPERSEPSI PESERTA DIDIK TENTANG PELAKSANAAN LAYANAN INFORMASI BIDANG PENGEMBANGAN KARIER DI KELAS XI SMA N 2 BAYANG
PERSEPSI PESERTA DIDIK TENTANG PELAKSANAAN LAYANAN INFORMASI BIDANG PENGEMBANGAN KARIER DI KELAS XI SMA N 2 BAYANG Oleh: Lina Karlina* Fitria Kasih** Rahma Wira Nita** *Mahasiswa Bimbingan dan Konseling
Lebih terperinciPEMENUHAN KEBUTUHAN PENGHARGAAN PADA MASA REMAJA (Studi terhadap Peserta Didik di Kelas X SMA Negeri 1 Kinali Pasaman Barat) ARTIKEL ILMIAH
PEMENUHAN KEBUTUHAN PENGHARGAAN PADA MASA REMAJA (Studi terhadap Peserta Didik di Kelas X SMA Negeri 1 Kinali Pasaman Barat) ARTIKEL ILMIAH Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana
Lebih terperinciPROFIL HUBUNGAN SOSIAL PESERTA DIDIK DALAM BELAJAR DI SMK NEGERI 1 SIJUNJUNG
PROFIL HUBUNGAN SOSIAL PESERTA DIDIK DALAM BELAJAR DI SMK NEGERI 1 SIJUNJUNG By: Didi Volanda * Dra. Hj. Fitria Kasih, M.Pd.,Kons ** Fifi Yasmi, S,Pd, I.,M.Pd ** Program Bimbingan dan Konseling, STKIP
Lebih terperinciUPAYA MENINGKATKAN ORIENTASI KARIER MELALUI LAYANAN INFORMASI PADA MAHASISWA PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING
SOSIAL HORIZON: Jurnal Pendidikan Sosial ISSN 2407-5299 UPAYA MENINGKATKAN ORIENTASI KARIER MELALUI LAYANAN INFORMASI PADA MAHASISWA PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING Kamaruzzaman 1, Aliwanto 2, Ema
Lebih terperinciPERBEDAAN MOTIVASI BELAJAR PESERTA DIDIK JURUSAN IPA DENGAN JURUSAN IPS DI SMA NEGERI 1 PULAU PUNJUNG KABUPATEN DHARMASRAYA OLEH:
1 PERBEDAAN MOTIVASI BELAJAR PESERTA DIDIK JURUSAN IPA DENGAN JURUSAN IPS DI SMA NEGERI 1 PULAU PUNJUNG KABUPATEN DHARMASRAYA OLEH: *Students **Lecturers Silvia Darma* Dra. Hj. Fitria Kasih, M.Pd, Kons**
Lebih terperinciPELAKSANAAN LAYANAN INFORMASI OLEH GURU BK DALAM PERENCANAAN KARIR PESERTA DIDIK DI KELAS XI SMA NEGERI 1 RAO KABUPATEN PASAMAN ARTIKEL
PELAKSANAAN LAYANAN INFORMASI OLEH GURU BK DALAM PERENCANAAN KARIR PESERTA DIDIK DI KELAS XI SMA NEGERI 1 RAO KABUPATEN PASAMAN ARTIKEL Oleh: IRNA YENTI 12060006 PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING SEKOLAH
Lebih terperinciJURNAL PENELITIAN. Oleh : SOTRIADI NPM:
LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK UNTUK MEMINIMALISIR PESERTA DIDIK YANG KURANG BERMINAT DALAM BELAJAR DI KELAS XI SMA NEGERI 2 BAYANG KECAMATAN BAYANG KABUPATEN PESISIR SELATAN JURNAL PENELITIAN Oleh : SOTRIADI
Lebih terperinciUPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR MELALUI LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 10 PONTIANAK
SOSIAL HORIZON: Jurnal Pendidikan Sosial ISSN 2407-5299 UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR MELALUI LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 10 PONTIANAK Rustam Program Studi Bimbingan
Lebih terperinciOleh: Eldawati. Mahasiswa Bimbingan dan Konseling, STKIP PGRI Sumatera Barat ABSTRACK
1 Kendala yang Dialami oleh Guru Bimbingan dan Konseling dalam Menyalurkan Bakat Peserta Didik melalui Layanan Penempatan dan Penyaluran di SMP Negeri 2 Bayang Oleh: Eldawati Mahasiswa Bimbingan dan Konseling,
Lebih terperinciPROFESIONALISME KONSELOR : EVALUASI PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING KOMPREHENSIF DI SEKOLAH
PROFESIONALISME KONSELOR : EVALUASI PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING KOMPREHENSIF DI SEKOLAH Agus Supriyanto Email: agus.supriyanto@bk.uad.ac.id Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Ahmad
Lebih terperinciINTEREST OF STUDENTS OF CLASS X SMAN 12 PEKANBARU FOLLOW EXTRACURRICULAR SCOUT
1 INTEREST OF STUDENTS OF CLASS X SMAN 12 PEKANBARU FOLLOW EXTRACURRICULAR SCOUT Riska Anggrainiˡ, Tri Umari 2, Rosmawati 3 E-mail anggrainiriska46@gmail.com, triumari2@gmail.com. Rosandi5658@gmail.com
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang dan Masalah. 1. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah suatu kebutuhan yang sangat penting bagi manusia.
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah 1. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah suatu kebutuhan yang sangat penting bagi manusia. Pendidikan adalah suatu proses sadar tujuan, artinya bahwa kegiatan
Lebih terperinciMASALAH BELAJAR PESERTA DIDIK YANG TIDAK TINGGAL DENGAN ORANG TUA (Suatu Kajian di SMA Negeri I Rao Kabupaten Pasaman) E-JURNAL
MASALAH BELAJAR PESERTA DIDIK YANG TIDAK TINGGAL DENGAN ORANG TUA (Suatu Kajian di SMA Negeri I Rao Kabupaten Pasaman) E-JURNAL SILVIA RINA NPM: 10060102 PROGAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING SEKOLAH TINGGI
Lebih terperinciKEDUDUKAN BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM SITEM PENDIDIKAN NASIONAL BERORIENTASIKAN BUDAYA
KEDUDUKAN BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM SITEM PENDIDIKAN NASIONAL BERORIENTASIKAN BUDAYA DI SUSUN OLEH : SURANTO HARIYO H RIAN DWI S YUNITA SETIA U YUYUN DESMITA S FITRA VIDIA SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN
Lebih terperinciPELAKSANAAN LAYANAN PENGUASAAN KONTEN OLEH GURU BK DALAM MENINGKATKAN KEMANDIRIAN BELAJAR PESERTA DIDIK DI KELAS X SMKN 2 PAYAKUMBUH By:
1 PELAKSANAAN LAYANAN PENGUASAAN KONTEN OLEH GURU BK DALAM MENINGKATKAN KEMANDIRIAN BELAJAR PESERTA DIDIK DI KELAS X SMKN 2 PAYAKUMBUH By: M. Alfi Syafri ABSTRACT Student Guidance and Counseling, STKIP
Lebih terperinciJURNAL PELAKSANAAN LAYANAN KONSELING PERORANGAN DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR PESERTA DIDIK DI KELAS XII SMA NEGERI 2 PARIAMAN
JURNAL PELAKSANAAN LAYANAN KONSELING PERORANGAN DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR PESERTA DIDIK DI KELAS XII SMA NEGERI 2 PARIAMAN RAHMITA SONIA NPM: 11060201 PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING SEKOLAH
Lebih terperinciPEMAHAMAN PENDEKATAN KONSELING MAHASISWA BK FIP UNY SEBAGAI CALON KONSELOR JURNAL SKRIPSI. Oleh Siti Dinar Rohmawati NIM.
PEMAHAMAN PENDEKATAN KONSELING MAHASISWA BK FIP UNY SEBAGAI CALON KONSELOR JURNAL SKRIPSI Oleh Siti Dinar Rohmawati NIM. 11104244043 PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING JURUSAN PSIKOLOGI PENDIDIKAN DAN
Lebih terperinciOleh : Novita Sari. Fitria Kasih Rahma wira Nita. Mahasiswa Bimbingan dan Konseling STKIP PGRI Sumatera Barat
TEKNIK-TEKNIK YANG DIGUNAKAN OLEH GURU PEMBIMBING DALAM MEMBANTU MENGATASI MASALAH PRIBADI PESERTA DIDIK BROKEN HOME MELALUI KONSELING PERORANGAN DI SMA NEGERI 11 PADANG Oleh : Novita Sari Fitria Kasih
Lebih terperinciAndreas Setiawan Di bawah bimbingan Giyono dan Ranni Rahmayathi Z ABSTRACT
ANALYSIS PERFORMANCE OF GUIDANCE AND COUNSELING TEACHER, IN THE IMPLEMENTATION GUIDANCE AND COUNSELING PROGRAM AT SMP N IN KECAMATAN TULANG BAWANG TENGAH YEAR OF 2012-2013 Andreas Setiawan (andreasstw@gmail.com)
Lebih terperinciJENIS-JENIS LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING MAKALAH
JENIS-JENIS LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING MAKALAH Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Bimbingan dan Konseling Dosen : Euis Kurniati, S. Pd. M.Pd disusun oleh : ADE UUN K. (0901960) AGUS
Lebih terperinciPELAKSANAAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DALAM MEWUJUDKAN KEPERCAYAAN DIRI PESERTA DIDIK DI KELAS VII SMP NEGERI 27PADANG JURNAL PENELITIAN
PELAKSANAAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DALAM MEWUJUDKAN KEPERCAYAAN DIRI PESERTA DIDIK DI KELAS VII SMP NEGERI 27PADANG JURNAL PENELITIAN Oleh : SYUKRI MARZUKI NPM: 11060269 PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ihsan Mursalin, 2013
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bimbingan dan konseling di Indonesia, secara legal tercantum dalam undang-undang No 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pada pasal 1 ayat 6 yang
Lebih terperinciDEFINSI MODEL PERANGKAT ASUMSI, PROPORSI, ATAU PRINSIP YANG TERVERIFIKASI SECARA
DEFINSI MODEL PERANGKAT ASUMSI, PROPORSI, ATAU PRINSIP YANG TERVERIFIKASI SECARA EMPIRIK, DIORGANISASIKAN KEDALAM SEBUAH STRUKTUR (KERJA) UNTUK MENJELASKAN, MEMPREDIKASI DAN MENGENDALIKAN PERILAKU ATAU
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pendukung utama bagi tercapainya sasaran pembangunan manusia
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendukung utama bagi tercapainya sasaran pembangunan manusia yang bermutu adalah pendidikan yang bermutu (Nurihsan, 2005). Pendidikan yang bermutu menurut penulis adalah
Lebih terperinciwujud nyata penyelanggaraan layanan bimbingan dan konseling. Kegiatan bimbingan, yaitu bimbingan pribadi, bimbingan sosial, bimbingan belajar,
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pelaksanaan bimbingan dan konseling memiliki bidang bimbingan dan berbagai jenis layanan dan kegiatan pendukung yang dilakukan sebagai wujud nyata penyelanggaraan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Layanan bimbingan dan konseling (BK) merupakan bagian yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Layanan bimbingan dan konseling (BK) merupakan bagian yang terintegral dari program pendidikan di sekolah. Bukti pengakuan tersebut dengan dicantumkannya layanan
Lebih terperinciPERAN ORANG TUA DALAM MEMBANTU ARAH PILIHAN KARIR ANAK DI KELAS IX SMP NEGERI 2 LEMBAH GUMANTI KABUPATEN SOLOK JURNAL
PERAN ORANG TUA DALAM MEMBANTU ARAH PILIHAN KARIR ANAK DI KELAS IX SMP NEGERI 2 LEMBAH GUMANTI KABUPATEN SOLOK JURNAL Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (STRATA
Lebih terperinciIndonesian Journal of Guidance and Counseling: Theory and Application
IJGC 4 (4) (2015) Indonesian Journal of Guidance and Counseling: Theory and Application http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/jbk KEPUASAN SISWA TENTANG KUALITAS LAYANAN KONSELOR LULUSAN BK UNNES DALAM
Lebih terperinciIndonesian Journal of Guidance and Counseling: Theory and Application
IJGC 4 (4) (2015) Indonesian Journal of Guidance and Counseling: Theory and Application http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/jbk STUDI KASUS PENGEMBANGAN PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING DI SMA NEGERI
Lebih terperinciIndra Priono * Fitria Kasih ** Rahma Wira Nita ** *Mahasiswa Bimbingan dan Konseling 08/C STKIP PGRI Sumatera Barat
Hambatan yang Dialami Mahasiswa Praktik Pengalaman Lapangan Bimbingan dan Konseling di Sekolah dalam Pemberian Layanan Informasi untuk Menjadi Guru Profesional (Studi terhadap Mahasiwa PLBKS STKIP PGRI
Lebih terperinciPENGARUH PENGGUNAAN MEDIA TERHADAP MINAT PESERTA DIDIK DALAM MENGIKUTI LAYANAN INFORMASI
PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA TERHADAP MINAT PESERTA DIDIK DALAM MENGIKUTI LAYANAN INFORMASI (Studi di Kelas VIII SMPN 1 Panti Pasaman) Ramot Rika Elifianti 1, Rahma Wira Nita 2, Mori Dianto 2 1 Mahasiswa
Lebih terperinciEKSISTENSI PROFESI BIMBINGAN DAN KONSELING DI BALIK UU SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL
EKSISTENSI PROFESI BIMBINGAN DAN KONSELING DI BALIK UU SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL (Telaah Yuridis-Akademik Dalam Penegasan Kebijakan Dasar Profesionalisasi Bimbingan dan Konseling) Sunaryo Kartadinata
Lebih terperinciFAKTOR YANG MEMPENGARUHI HUBUNGAN SOSIAL PESERTA DIDIK DI SMP NEGERI 10 PADANG JURNAL
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI HUBUNGAN SOSIAL PESERTA DIDIK DI SMP NEGERI 10 PADANG JURNAL FERA ARDANTI. Z NPM. 10060140 PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP)
Lebih terperinciEFFECTIVENESS OF GROUP COUNSELING SERVICES TO IMPROVE EMOTIONAL INTELLIGENCE
EFFECTIVENESS OF GROUP COUNSELING SERVICES TO IMPROVE EMOTIONAL INTELLIGENCE 1 Prof. Dr. Mudjiran, MS.Kons. Dosen Bimbingan dan Konseling, UNP Padang Email: mudjiran.01@yahoo.com Abstract The research
Lebih terperinciPENYESUAIAN DIRI PESERTA DIDIK PINDAHAN DALAM BELAJAR DI MTs TI BATANG KABUNG PADANG. Oleh: Hermina Mirawati*) Asmaiwaty Arief**)) Yusnetti**))
PENYESUAIAN DIRI PESERTA DIDIK PINDAHAN DALAM BELAJAR DI MTs TI BATANG KABUNG PADANG Oleh: Hermina Mirawati*) Asmaiwaty Arief**)) Yusnetti**)) *Mahasiswa Bimbingan dan Konseling STKIP PGRI Sumatera Barat
Lebih terperinciKeyword: Reinforcement, Learning BK, Information Service
PENGGUNAAN REINFORCEMENT OLEH GURU BK DALAM PEMBERIAN LAYANAN INFORMASI PADA PESERTA DIDIK DI KELAS XII SMA NEGERI 2 BATANG KAPAS Sofia Devita 1, Fitria Kasih 2, Fuaddillah Putra 2 1 Mahasiswa Program
Lebih terperinciINFLUENCE OF GIVING INFORMATION SERVICE ABOUT RAISING SELF-CONFIDENT AT STUDENTS IN CLASS XI IPA STATED-OWNED SENIOR HIGH SCHOOL 2 PEKANBARU 2014/2015
1 INFLUENCE OF GIVING INFORMATION SERVICE ABOUT RAISING SELF-CONFIDENT AT STUDENTS IN CLASS XI IPA STATED-OWNED SENIOR HIGH SCHOOL 2 PEKANBARU 2014/2015 Randi Gunola 1, Tri Umari 2, Raja Arlizon 3 E-mail:
Lebih terperinciThe Study of Attitude Students of Attended Learning Geography in XI Social Studies Class of Senior High School Bunda Padang. By:
0 The Study of Attitude Students of Attended Learning Geography in XI Social Studies Class of Senior High School Bunda Padang By: Nik Arya Finuriha*Edi Suarto**Momon Dt. Tanamir** *Geography Education
Lebih terperinciIndonesian Journal of Guidance and Counseling: Theory and Application
IJGC 3 (2) (2014) Indonesian Journal of Guidance and Counseling: Theory and Application http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/jbk SURVEI FAKTOR-FAKTOR PENGHAMBAT PERENCANAAN KARIR SISWA Ardiatna Wahyu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perasaan, baik untuk memahami realitas, nilai-nilai dan kebenaran, maupun
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang. Pendidikan adalah proses melatih daya-daya jiwa seperti pikiran, ingatan, perasaan, baik untuk memahami realitas, nilai-nilai dan kebenaran, maupun sebagai warisan
Lebih terperinciEFEKTIVITAS PEMANFAATAN HASIL ALAT UNGKAP MASALAH (AUM) OLEH GURU BK DI SMP NEGERI DAN SWASTA DI KECAMATAN PADANG UTARA KOTA PADANG
EFEKTIVITAS PEMANFAATAN HASIL ALAT UNGKAP MASALAH (AUM) OLEH GURU BK DI SMP NEGERI DAN SWASTA DI KECAMATAN PADANG UTARA KOTA PADANG Oleh: Kurnia Dewi Putri Mahasiswa program studi BK STKIP PGRI Sumatera
Lebih terperinciIndonesian Journal of Guidance and Counseling: Theory and Application
IJGC 2 (4) (2013) Indonesian Journal of Guidance and Counseling: Theory and Application http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/jbk KOMPETENSI PROFESIONAL GURU BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM PELAKSANAAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Nasional pada pasal 1 ayat 6 yang menyatakan bahwa guru pembimbing sebagai
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Secara legalitas keberadaan bimbingan dan konseling di Indonesia tercantum dalam undang-undang No 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pada pasal
Lebih terperinciPERAN GURU BK DALAM MENINGKATKAN KECERDASAN INTERPERSONAL PESERTA DIDIK KELAS VIII MELALUI LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DI SMP NEGERI 12 PADANG
PERAN GURU BK DALAM MENINGKATKAN KECERDASAN INTERPERSONAL PESERTA DIDIK KELAS VIII MELALUI LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DI SMP NEGERI 12 PADANG ARTIKEL E JURNAL YULLY HASMI YELVI NPM:10060026 PROGRAM STUDI
Lebih terperinciKINERJA KONSELOR SEKOLAH DALAM PENYUSUNAN PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING PADA KONSELOR SEKOLAH SE- KABUPATEN LAMPUNG TENGAH TAHUN AKADEMIK 2012/2013
KINERJA KONSELOR SEKOLAH DALAM PENYUSUNAN PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING PADA KONSELOR SEKOLAH SE- KABUPATEN LAMPUNG TENGAH TAHUN AKADEMIK 2012/2013 Oleh: Muswardi Rosra, Shinta Mayasari, Ranni Rahmayanthi
Lebih terperinciEFEKTIVITAS LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK TERHADAP PERILAKU SOSIAL PESERTA DIDIK DI SMA N 12 PADANG. Oleh: Dedi Miswar. Fitria Kasih Rahma Wira Nita
EFEKTIVITAS LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK TERHADAP PERILAKU SOSIAL PESERTA DIDIK DI SMA N 12 PADANG Oleh: Dedi Miswar Fitria Kasih Rahma Wira Nita Mahasiswa Bimbingan dan Konseling STKIP PGRI Sumatera Barat
Lebih terperinciEconomic Education Analysis Journal
EEAJ 3 (1) (2014) Economic Education Analysis Journal http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/eeaj PENGARUH KOMPETENSI PEDAGOGIK DAN LINGKUNGAN BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR MELALUI DISIPLIN BELAJAR
Lebih terperinciPelaksanaan Layanan Penempatan dan Penyaluran dalam Program Peminatan di Kelas X SMA Negeri 2 Sijunjung Kabupaten Sijunjung
1 2 Pelaksanaan Layanan Penempatan dan Penyaluran dalam Program Peminatan di Kelas X SMA Negeri 2 Sijunjung Kabupaten Sijunjung By: *Student ** lecturers Fita Nurwahyuni * Ahmad Zaini, S.Ag., M.Pd ** Yasrial
Lebih terperinciKemandirian sebagai tujuan Bimbingan dan Konseling Kompetensi peserta didik yang harus dikembangkan melalui pelayanan bimbingan dan konseling adalah k
FOKUS LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING Dr. Suherman, M.Pd. Kemandirian sebagai tujuan Bimbingan dan Konseling Kompetensi peserta didik yang harus dikembangkan melalui pelayanan bimbingan dan konseling adalah
Lebih terperinciMENJADI KONSELOR PROFESIONAL : SUATU PENGHARAPAN Oleh : Eva Imania Eliasa, M.Pd
MENJADI KONSELOR PROFESIONAL : SUATU PENGHARAPAN Oleh : Eva Imania Eliasa, M.Pd A. PENDAHULUAN Banyak pertanyaan dari mahasiswa tentang, bagaimana menjadi konselor professional? Apa yang harus disiapkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dalam banyak hal remaja sekarang dihadapkan pada lingkungan yang tidak. karena remaja adalah masa depan bangsa.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Siswa SMA adalah individu yang sedang mengalami masa remaja akhir ( late adolescence) berada pada usia 15 sampai 18 tahun. Sedangkan masa remaja dimulai kira-kira
Lebih terperinciIndonesian Journal of Guidance and Counseling: Theory and Application
IJGC 1 (2) (2012) Indonesian Journal of Guidance and Counseling: Theory and Application http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/jbk PERBEDAAN KINERJA KONSELOR TERSERTIFIKASI DAN BELUM TERSERTIFIKASI MENYUSUN
Lebih terperinciUPAYA GURU PEMBIMBING DAN GURU MATA PELAJARAN UNTUK MENINGKATKAN MINAT BELAJAR PESERTA DIDIK DALAM PROSES PEMBELAJARAN DI SMP PERTIWI 2 PADANG
UPAYA GURU PEMBIMBING DAN GURU MATA PELAJARAN UNTUK MENINGKATKAN MINAT BELAJAR PESERTA DIDIK DALAM PROSES PEMBELAJARAN DI SMP PERTIWI 2 PADANG Oleh: Lina Nofriani* Fitria Kasih** Rahma Wira Nita** Mahasiswa
Lebih terperinciSigit Sanyata
#1 Sigit Sanyata sanyatasigit@uny.ac.id Pengantar Secara yuridis keberadaan konselor dalam sistem pendidikan nasional dinyatakan sebagai salah satu kualifikasi pendidik, sejajar dengan kualifikasi guru,
Lebih terperinciSigit Sanyata
#6 Sigit Sanyata sanyatasigit@uny.ac.id School guidance curriculum Individual student planning Responsive servise System support proses pemberian bantuan kepada seluruh konseli penyiapan pengalaman terstruktur
Lebih terperinciPERTEMUAN 13 PENYELENGGARAAN LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING PADA JALUR PENDIDIKAN
PERTEMUAN 13 PENYELENGGARAAN LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING PADA JALUR PENDIDIKAN FORMAL RAMBU-RAMBU PENYELENGGARAAN BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM JALUR PENDIDIKAN FORMAL DIREKTORAT JENDERAL PENINGKATAN
Lebih terperinciHambatan Guru Bimbingan dan Konseling dalam Pemberian Layanan Bimbingan Kelompok di SMA Negeri 1 Panti Kabupaten Pasaman
Hambatan Guru Bimbingan dan Konseling dalam Pemberian Layanan Bimbingan Kelompok di SMA Negeri 1 Panti Kabupaten Pasaman Oleh: Peninas Saputri Student Mahasiswa Bimbingan dan Konseling, STKIP PGRI Sumatera
Lebih terperinciLAYANAN KONSELING DI SEKOLAH (KONSEP & PRAKTIK)
LAYANAN KONSELING DI SEKOLAH (KONSEP & PRAKTIK) Pelayanan Pendidikan di Sekolah Administratif / Manajemen Pembelajaran Perkembangan individu yang optimal dan mandiri Konseling (Naskah Akademik ABKIN, 2007)
Lebih terperinciPENGARUH PENGGUNAAN TEKNIK THINK-TALK-WRITE (TTW) TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS TEKS PIDATO SISWA KELAS X SMA NEGERI 3 LUBUK BASUNG KABUPATEN AGAM
PENGARUH PENGGUNAAN TEKNIK THINK-TALK-WRITE (TTW) TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS TEKS PIDATO SISWA KELAS X SMA NEGERI 3 LUBUK BASUNG KABUPATEN AGAM ARTIKEL ILMIAH Diajukan Sabagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh
Lebih terperinciHUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DENGAN PENYESUAIAN DIRI PESERTA DIDIK DI SMA N 16 PADANG JURNAL
HUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DENGAN PENYESUAIAN DIRI PESERTA DIDIK DI SMA N 16 PADANG JURNAL PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP) PGRI SUMATERA BARAT
Lebih terperinciPELAKSANAAN PELAYANAN DASAR BIMBINGAN DAN KONSELING PADA SMA DI KOTA METRO TAHUN AJARAN 2012/2013
PELAKSANAAN PELAYANAN DASAR BIMBINGAN DAN KONSELING PADA SMA DI KOTA METRO TAHUN AJARAN 2012/2013 IMPLEMENTATION OF BASIC GUIDANCE AND COUNSELING SERVICES IN SENIOR HIGH SCHOOL AT METRO CITY ACADEMIC YEAR
Lebih terperinciANALISIS KOMPETENSI GURU BIMBINGAN DAN KONSELING PADA SMA NEGERI SE-KOTA METRO
ANALISIS KOMPETENSI GURU BIMBINGAN DAN KONSELING PADA SMA NEGERI SEKOTA METRO THE ANALYSIS OF THE COMPETENCE OF GUIDANCE AND COUNSELING TEACHERS AT STATE SENIOR HIGH SCHOOL IN METRO 1 Suci Martini (rendez_vouss@yahoo.co.id)
Lebih terperinciBAB I PENGANTAR A. Alasan Praktik B. Tujuan Praktik
BAB I PENGANTAR A. Alasan Praktik Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) Bimbingan dan Konseling di sekolah merupakan salah satu kegiatan latihan yang bersifat intrakurikuler. Kegiatan ini diselenggarakan dalam
Lebih terperinciBERBAGAI PENDEKATAN BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM SETTING SEKOLAH DI INDONESIA
BERBAGAI PENDEKATAN BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM SETTING SEKOLAH DI INDONESIA Myrick, 1993. (Muro & Kotman, 1995) mengemukakan empat pendekatan dasar dalam Bimbingan dan Konseling, yaitu : 1. Pendekatan
Lebih terperinciKOMPETENSI SOSIAL GURU BK/KONSELOR SEKOLAH (STUDI DESKRIPTIF DI SMA NEGERI KOTA PADANG)
Volume 2 Nomor 1 Januari 2013 KONSELOR Jurnal Ilmiah Konseling http://ejournal.unp.ac.id/index.php/konselor hlm. 162-166 Info Artikel: Diterima 22/02/2013 Direvisi 1/03/2013 Dipublikasi 01/02/2013 KOMPETENSI
Lebih terperinciEVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING PADA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA DI KOTA PALANGKA RAYA. Oleh : Taufik Yusuf * dan M.
EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING PADA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA DI KOTA PALANGKA RAYA Oleh : Taufik Yusuf * dan M. Fatchurahman ** Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui evaluasi
Lebih terperinciFAKTOR PENYEBAB PESERTA DIDIK LUPA TERHADAP MATERI PELAJARAN YANG TELAH DIAJARKAN OLEH GURU DI SMA KARTIKA I-5 PADANG Oleh: ABSTRACT
FAKTOR PENYEBAB PESERTA DIDIK LUPA TERHADAP MATERI PELAJARAN YANG TELAH DIAJARKAN OLEH GURU DI SMA KARTIKA I-5 PADANG Oleh: Mira Seplita Sari Bimbingan dan Konseling, STKIP PGRI Sumatera Barat, miraseplita92@gmail.com
Lebih terperinci