NOMENKLATUR PROGRAM STUDI DAN NAMA GELAR

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "NOMENKLATUR PROGRAM STUDI DAN NAMA GELAR"

Transkripsi

1 Bersatu Membangun Negeri DOKUMEN REKOMENDASI DAN USULAN NOMENKLATUR PROGRAM STUDI DAN NAMA GELAR BIDANG ILMU INFORMATIKA DAN KOMPUTER VERSI ASOSIASI PENDIDIKAN TINGGI INFORMATIKA DAN KOMPUTER

2 Dokumen Rekomendasi dan Usulan Nomenklatur Program Studi dan Nama Gelar Bidang Ilmu Informatika dan Komputer Versi 2.0 Disusun Oleh Asosiasi Pendidikan Tinggi Informatika dan Komputer (APTIKOM) Jakarta, 2016

3 Dokumen Rekomendasi dan Usulan Nomenklatur Program Studi dan Nama Gelar Bidang Ilmu Informatika dan Komputer Versi 2.0. Penyusun Desain Desain dan Layout : Asosiasi Pendidikan Tinggi Informatika dan Komputer (APTIKOM) : Sekretariat APTIKOM : Sekretariat APTIKOM Diterbitkan pertama kali oleh APTIKOM Hak Cipta dilindungi Undang-Undang Jakarta, Oktober 2016 APTIKOM KATA PENGANTAR ii

4 KATA PENGANTAR Puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan hidayah-nya sehingga kami, Asosiasi Pendidikan Tinggi Informatika dan Komputer (APTIKOM) dapat menyelesaikan dokumen ini, yaitu Dokumen Rekomendasi dan Usulan Nomenklatur Program Studi dan Nama Gelar Bidang Ilmu Informatika dan Komputer Versi 2.0. Tujuan utama dokumen ini adalah memberikan usulan, rekomendasi, dan masukan-masukan terkait Nomeklatur dan Gelar bidang Ilmu Informatika dan Komputer bagi Perevisian Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No.154 Tahun 2015 yang akan dilakukan oleh Pemerintah, khususnya Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi. APTIKOM berharap dokumen ini menjadi masukan yang berharga bagi pihak yang terkait dalam proses perevisian Permendikbud tersebut di atas, dan juga menjadi rujukan bagi Program Studi bidang Informatika dan Komputer dalam Nomenklatur Progam Studinya dan Nama Gelar ulusannya Kami menyadari bahwa dokumen rekomendasi dan usulan versi 1.0 ini masih banyak kekurangan, untuk itu kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca, sehingga kami dapat menyusun dokumen rekomendasi dan usulan versi berikutnya yang lebih baik dan seiring berkembangan Ilmu Informatika dan Komputer. Terima kasih kami ucapkan kepada berbagai pihak yang telah banyak membantu dalam penulisan dokumen ini. Jakarta, Oktober 2016 KETUA APTIKOM Prof. Ir. Zainal A. Hasibuan, MLS, Ph.D APTIKOM KATA PENGANTAR iii

5 APTIKOM KATA PENGANTAR iv

6 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... iii DAFTAR ISI...v BAB I. PENDAHULUAN Latar Belakang Tujuan Dokumen Rekomendasi Sistematika Dokumen... 3 BAB II. PROFIL, STATUS, NAMA DAN GELAR PADA PS-INFOKOM Profil Program Studi Informatika dan Komputer Status Akreditasi Program Studi INFOKOM... 9 BAB III. NOMENKLATUR DAN NAMA GELAR SEBELUM PERMENDIKBUD NO.154 TAHUN Landasan Hukum Nomenklatur dan Gelar Bidang Komputer...19 BAB IV. NOMENKLATUR DAN NAMA GELAR BARU Landasan Hukum Perubahan Nomenklatur dan Gelar Bidang Komputer...26 BAB V. PANDANGAN APTIKOM MENGENAI NOMENKLATUR & GELAR Program Terminologi Utama Studi Informatika dan Komputer Terminologi Gelar Lulusan Informatika dan Komputer Permasalahan dengan Sistem Penamaan Saat Ini Beberapa Sistem Penamaan Program Studi Beberapa Sistem Penamaan Gelar Variasi Penamaan Program Studi dan Gelar...32 BAB VI. USULAN DAN REKOMENDASI NOMENKLATUR & GELAR Usulan dan Rekomendasi Untuk Permen No.154 Tahun Usulan dan Rekomendasi Nomenklatur dan Gelar Bidang INFOKOM...37 LAMPIRAN 1. REKAPITULASI DATA PDDIKTI DAN SURVEY...40 LAMPIRAN 2. FOCUS GROUP DISCUSSION (FGD)...54 APTIKOM DAFTAR ISI v

7 L2.1. Kelompok Sistem Informasi-SI (Information System-IS)...54 L2.2. Kelompok Rekayasa Perangkat Lunak-RPL (Software Engineering-SE)...54 L2.3. Kelompok Teknologi Informasi-TI (Information Technology-IT)...55 L2.4. Kelompok Ilmu Komputer-IlKom (Computer Science-CS)...55 L2.5. Kelompok Teknik Komputer (Computer Engineering-CE)...55 APTIKOM DAFTAR ISI vi

8 BAB I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Seiring dengan telah terbitnya perundangan-undangan, peraturan berikut: UU Pendidikan Tinggi No. 12 tahun 2012, pasal 10 tentang pengaturan rumpun ilmu; Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 49 tahun 2014, tentang Standar Nasional Pendidikan Tinggi; Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 73 tahun 2013, tentang Penerapan Kerangka Kualifikasi Nasional Bidang Pendidikan Tinggi; Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 81 tahun 2014, tentang Ijazah, Sertifikat Kompetensi dan Sertifikat Profesi Pendidikan Tinggi; Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 87 tahun 2014, tentang Akreditasi Program Studi dan Perguruan Tinggi; Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 124 tahun 2014, tentang Rumpun, Pohon Dan Cabang Ilmu Pengetahuan Dan Teknologi Untuk Pembentukan Lembaga Akreditasi Mandiri, maka Pemerintah melalui Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Kementerian Riset dan Dikti, perlu melakukan revisi SK Dirjen Dikti No. 163 tahun 2007 tentang Penataan dan Kodefikasi Program Studi pada Perguruan Tinggi dengan menerbitkan Permendikbud No. 154 tahun 2014 tentang Rumpun Ilmu Pengetahuan Dan Teknologi Serta-Gelar Lulusan Perguruan Tinggi. Dengan terbitnya Permendikbud ini terjadi perubahan Nomenklatur Program Studi berikut gelarnya. Berdasar Surat Edaran 0404/E3.2/2015 tentang tentang Rumpun Ilmu Pengetahuan Dan Teknologi Serta Gelar Perguruan Tinggi, tujuan perubahan Nomenklatur Program Studi antara: 1. Memfasilitasi tumbuhnya keilmuan baru di Indonesia baik, khususnya berbagai disiplin keilmuan yang dibangun oleh riset yang menggunakan pendekatan inter, multi, dan transdisiplin. 2. Memfasilitasi penyiapan tenaga kerja profesional pada bidang-bidang baru yang dibutuhkan oleh Indonesia dan masyarakat internasional melalui penyelenggaraan program studi akademik, vokasi, profesi, dan spesialis yang lebih beragam. 3. Meningkatkan pengakuan yang setara dari masyarakat ilmiah internasional terhadap hasil pendidikan Indonesia dengan melalui peningkatan akuntabilitas penyelengaraan program studi sesuai dengan bidang keilmuannya dan nama program studi, serta jenjang dan jenis pendidikannya agar lulusan program studi di Indonesia dapat memperoleh pengakuan program studi yang setara oleh masyarakat internasional. Terdapat berbagai kasus dimana lulusan PT Indonesia tidak diakui karena nama program studi tidak dikenal atau dilaksanakan pada jenjang yang berbeda. APTIKOM BAB I. PENDAHULUAN 1

9 4. Meningkatkan mobilitas mahasiswa dan lulusan oleh pemangku kepentingan nasional dan internasional melalui sosialisasi nama program studi yang diselenggarakan oleh PT beserta CP yang sesuai dengan jenjang dan jenis pendidikan sehingga lebih dikenal oleh pengguna lulusan. 5. Meningkatkan kerja sama dengan PT luar negeri dalam hal mobilitasi mahasiswa dalam program pertukaran mahasiswa dan penyelenggaraan program gelar bersama atau gelar ganda, dst. yang membutuhkan kejelasan capaian pembelajaran lulusan dan standar isi program studi. 6. Mempromosikan berbagai program studi yang diselenggarakan oleh PT di Indonesia dengan melengkapi nama program studi dengan istilah bahasa Inggris 7. Mempromosikan keilmuan khas Indonesia khususnya ilmu-ilmu di bidang seni, sejarah, bahasa, sastra yang sangat khas Indonesia dibandingkan dengan disiplin akademik yang berkembang di luar negeri. 8. Dengan adanya kode baru yang lebih terstruktur, Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi dapat memetakan kekuatan pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi berbasis pada program studi yang diselenggarakan di Indonesia. Dengan memperhatikan tujuan tersebut di atas, diharapkan akan menghasilkan Nomenklatur program studi berikut gelarnya menjadi lebih baik. Namun kenyataan yang terjadi, khususnya di bidang Informatika dan Komputer, hasilnya jauh dari apa yang diharapkan (lihat Tabel 4.1. BAB IV), seperti misalnya terdapat nama program Studi tidak sesuai, program studi yang kodifikasinya menjadi berbeda rumpun, penghapusan nama program studi, perubahan nama program studi yang tidak sesuai, perubahan nama gelar lulusan yang tidak sesuai. Untuk itu APTIKOM sebagai Asosiasi Penyelenggara Pendidikan Tinggi Informatika dan Komputer perlu menanggapi dan mencari jalan keluar atas perubahan Nomenklatur dan Gelar yang tidak sesuai ini, dengan melakukan kegiatan sebagai berikut: (1) Seminar Nasional Bidang Vokasi Dan Spesialis Serta Pembahasan Nomenklatur Dan Gelar Rumpun Ilmu Informatika dan Komputer Tahun 2015, Tanggal 25 Februari 2015, di Kampus Politeknik Negeri Jakarta, Depok; dan (2) Rembuk Nasional Pembahasan Nomenklatur dan Gelar Rumpun Ilmu Informatika dan KomputerTahun 2015, Tanggal April 2015, di Kampus STMIK Rahardja, Tangerang Hasil dua kegiatan ini adalah dokumen rekomendasi ini yang utamanya memuat usulan dan rekomendasi terkait Nomenklatur dan Gelar bidang Informatika dan Komputer (lihat BAB VI) 1.2. Tujuan Dokumen Rekomendasi Tujuan utama dokumen ini adalah memberikan usulan, rekomendasi, dan masukanmasukan terkait Nomeklatur dan Gelar bidang Ilmu Informatika dan Komputer bagi Perevisian Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No.154 Tahun 2015 yang akan dilakukan oleh Pemerintah, khususnya Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi. APTIKOM BAB I. PENDAHULUAN 2

10 APTIKOM berharap dokumen ini menjadi masukan yang berharga bagi pihak yang terkait dalam proses perevisian Permendikbud tersebut di atas Sistematika Dokumen Sistematika yang digunakan dalam dokumen ini dibagi menjadi 6 bab, yaitu BAB 1 PENDAHULUAN, bab ini berisi latar belakang, tujuan dokumen, serta sistematika dokumen. BAB 2 PROFIL, STATUS, NAMA DAN GELAR PADA PS-INFOKOM, bab ini berisi tentang profil, nama, gelar lulusan, dan status akreditasi PS-INFOKOM di Indonesia. BAB 3 NOMENKLATUR DAN NAMA GELAR SEBELUM PERMENDIKBUD NO. 154 Tahun 2014., bab ini memuat informasi mengenai Nomenklatur dan Gelar bidang INFOKOM sebelum diterbitkan Permendikbud tersebut. BAB 4 NOMENKLATUR DAN NAMA GELAR BARU, bab ini memuat informasi mengenai Nomenklatur dan Gelar bidang INFOKOM dengan diterbitkan Permendikbud No.154 Tahun BAB 5 PANDANGAN APTIKOM MENGENAI NOMENKLATUR & GELAR, bab ini berisi tentang terminologi utama studi INFOKOM, terminologi gelar lulusan INFOKOM, permasalahan dengan sistem penamaan Saat ini, beberapa sistem penamaan Program Studi, dan beberapa sistem penamaan gelar BAB 6 USULAN DAN REKOMENDASI NOMENKLATUR & GELAR dari APTIKOM APTIKOM BAB I. PENDAHULUAN 3

11 APTIKOM BAB I. PENDAHULUAN 4

12 BAB II. PROFIL, STATUS, NAMA DAN GELAR PADAA PS-INFOKOM 2.1. Profil Program Studi Informatika dan Komputer Jumlah Program Studi Bidang INFOKOM Berdasarkan Strata Pendidikan D1 Jumlah PS 59 D2 D3 D4 S S2 S Gambar 2.1. Distribusi Program Studi Bidang INFOKOM Menurut Strata Pendidikan pada TA 2014/2015. (Sumber PDDIKTI dan Data Survey) Distribusi Program Studi bidang INFOKOM menurut strata pendidikan ini (Gbr.2.1), menggambarkan penyebaran Program Studi yang menyelenggarakan Pendidikan Tinggi di bidang INFOKOM pada tahun ajaran 2014/2015 berdasarkan strata pendidikan yang terdiri atas D1,D2, D3, D4, S1, S2, dan S3. Berdasarkan data Kementerian Pendidikan Nasional jumlah Program Studi bidang INFOKOM pada tahun ajaran 2014/2015 sebanyak buah. Program Studi bidang INFOKOM jika dilihat berdasarkan strata pendidikan pada tahun ajaran 2014/2015, mayoritas berada pada strata pendidikan S1 sebanyak 941 program studi, disusul dengan D3 sebanyak 801, S2 sebanyak 37, D1 sebanyak 59, D4 sebanyak 29, D2 sebanyak 30 dan jenjang S3 terkecil sebanyak 5 program studi. APTIKOM BAB II. PROFIL, STATUS, NAMA DAN GELAR PADA PS-INFOKOM 5

13 Nama Program Studi Aktif Bidang INFOKOM dan Gelarnya Menurut Strata Pendidikan Tabel 2.1. Nama Program Studi Aktif Bidang INFOKOM dan Gelarnya Menurut Strata Pendidikan No. Nama Program Studi Jenjang Gelar Jumlah 1 Manajemen Informatika D3 A.Md.Kom Komputer Multimedia/Jaringan D3 A.Md.Kom 6 3 Sistem Informasi D3 A.Md.Kom 2 4 Teknik Informatika D3 A.Md.Kom Teknik Komputer D3 A.Md.Kom Komputerisasi Akuntansi D3 A.Md.Kom Manajemen Informatika D4 S.Tr.Kom 4 8 Komputer Multimedia/Jaringan D4 S.Tr/S.ST/S.Tr.Kom 3 9 Sistem Informasi D4 S.Tr.Kom 2 10 Teknik Informatika D4 S.ST/S.Tr.Kom Teknik Komputer D4 S.Tr.Kom 3 12 Ilmu Komputer S1 SKom Manajemen Informatika S1 SKom 1 14 Sistem Informasi S1 SKom Sistem Komputer S1 SKom Teknik Informatika S1 SKom/ST Teknik Komputer S1 ST 2 18 Teknologi Informasi S1 SKom Ilmu Komputer S2 MKom 6 20 Sistem Informasi S2 MSI/MMSI 9 21 Sistem Komputer S2 MT 1 22 Teknik Informatika S2 MT Ilmu Komputer S3 Dr Teknik Informatika S3 Dr. 1 Sumber : PDDIKTI, dan Data Survey(Terlampir) Program Studi bidang INFOKOM yang terbanyak adalah Program Studi Teknik Informatika jenjang S1 sebanyak 517, diikuti Manajemen Informatika jenjang D3 sebanyak 424, Sistem Informasi jenjang S1 sebanyak 331. Jumlah relatif sedikit Program Studi jenjang S3 hanya 5 buah. APTIKOM BAB II. PROFIL, STATUS, NAMA DAN GELAR PADA PS-INFOKOM 6

14 Gambar 2.2. Persentase Program Studi Bidang INFOKOM Untuk Jenjang D3 pada TA 2014/2015. (Sumber PDDIKTI dan Data Survey) Gambar 2.3. Persentase Program Studi Bidang INFOKOM Untuk Jenjang D4 pada TA 2014/2015. (Sumber PDDIKTI dan Data Survey) APTIKOM BAB II. PROFIL, STATUS, NAMA DAN GELAR PADA PS-INFOKOM 7

15 Gambar 2.4. Persentase Program Studi Bidang INFOKOM Untuk Jenjang S1 pada TA 2014/2015. (Sumber PDDIKTI dan Data Survey) Gambar 2.5. Persentase Program Studi Bidang INFOKOM Untuk Jenjang S2 pada TA 2014/2015. (Sumber PDDIKTI dan Data Survey) APTIKOM BAB II. PROFIL, STATUS, NAMA DAN GELAR PADA PS-INFOKOM 8

16 2.2. Status Akreditasi Program Studi INFOKOM Berdasarkan Data BAN-PT tahun 2013, jumlah Program Studi INFOKOM yang sudah terakreditasi tampak pada Tabel 2.2. Tabel 2.2. Jumlah dan Persentase PS INFOKOM Terakreditasi Menurut Jenjang Pendidikan Jenjang Program Studi Terakreditasi Total Terakreditasi [%] dari Jumlah Total PS D ,6 % dari 734 PS Komputerisasi Akuntansi 67 Manajemen Informatika 249 Teknik Komputer 62 D % dari 15 PS Komputerisasi Akuntansi 3 Teknik Komputer 4 S ,6 % dari 954 PS Ilmu Komputer 11 Sistem Informasi 177 Sistem Komputer 36 Teknik Informatika 297 S % dari 42 PS Ilmu Komputer 4 Sistem Informasi dan 10 Teknologi Informasi Teknik Informatika 12 Berdasarkan Data BAN-PT tahun 2013 juga Nilai Akreditasi dari PS Bidang INFOKOM, menurut jenjang pendidikan dapat dilihat pada Gbr. 2.6 Gbr % 18% D3 Nilai Akreditasi A D3 Nilai Akreditasi B D3 Nilai Akreditasi C 80% Total PS Terakreditasi Gambar 2.6. Nilai Akreditasi PS INFOKOM Jenjang D3 APTIKOM BAB II. PROFIL, STATUS, NAMA DAN GELAR PADA PS-INFOKOM 9

17 3% 19% S1 Nilai Akreditasi A S1 Nilai Akreditasi B S1 Nilai Akreditasi C 78% Total PS Terakreditasi Gambar 2.7. Nilai Akreditasi PS INFOKOM Jenjang S1 15% 42% S2 Nilai Akreditasi A S2 Nilai Akreditasi B S2 Nilai Akreditasi C 42% Total PS Terakreditasi Gambar 2.8. Nilai Akreditasi PS INFOKOM Jenjang S2 Sebagai bahan perbandingan, disajikan pula data BAN-PT dan EPSBED tahun 2010 pada Tabel 2.3. dan Tabel 2.4. APTIKOM BAB II. PROFIL, STATUS, NAMA DAN GELAR PADA PS-INFOKOM 10

18 Tabel 2.3. Jumlah PS INFOKOM Terakreditasi BAN-PT berikut nilainya (Data BAN-PT tahun 2010) Jenjang Program Studi Akreditasi Jumlah D3 Ilmu Komputer C 1 Komputer Akuntansi B 2 C 2 Komputerisasi Akuntansi A 1 B 23 C 20 Manajemen Informasi dan Dokumentasi B 1 Manajemen Informatika A 3 B 48 C 80 D 1 Manajemen Informatika dan Komputer C 6 Manajemen Informatika Perbankan C 1 Perekam Medik dan Informatika Kesehatan B 1 C 1 Sistem Informasi B 2 Teknik Informasi B 1 Teknik Informatika A 1 B 10 C 14 Teknik Komputer A 1 B 16 C 24 Teknologi Informasi A 1 B 1 Teknologi Sistem Informasi C 1 TOTAL 263 S1 Teknik Informatika A 4 B 50 C 76 D 4 Sistem Informasi A 3 B 25 C 43 Sistem Komputer A 2 B 8 C 16 Manajemen informatika A 1 B 1 C 3 APTIKOM BAB II. PROFIL, STATUS, NAMA DAN GELAR PADA PS-INFOKOM 11

19 Jenjang Program Studi Akreditasi Jumlah D 1 Manajemen Informatika dan Komputer B 2 Teknik Komputer B 2 C 4 Pengaturan dan Komputer C 1 Ilmu Komputer A 2 B 8 C 8 Komputerisasi Akuntansi B 2 TOTAL 266 S2 Teknik Informatika A 1 B 1 C 3 Ilmu Komputer A 1 B 1 C 2 Manajemen Sistem Informasi B 2 Sistem Informasi C 1 Teknologi Informasi B 1 TOTAL 13 Tabel 2.4. Jumlah PS Infokom berdasarkan data EPSBED (evaluasi.or.id) tahun 2010 Jenjang Program Studi Jumlah D3 Manajemen Informatika 333 Teknik Informatika 90 Komputer Multimedia 5 Komputerisasi Akuntansi 135 Teknik Komputer 110 S1 Sistem Informasi 268 Pendidikan Teknik Informatika 9 Teknik Informatika 413 Teknik Komputer 63 S2 Sistem Informasi 6 Ilmu Komputer 1 Manajemen Sistem Informasi 2 Teknik Informatika 20 APTIKOM BAB II. PROFIL, STATUS, NAMA DAN GELAR PADA PS-INFOKOM 12

20 BAB III. NOMENKLATUR DAN NAMA GELAR SEBELUM PERMENDIKBUD NO.154 TAHUN Landasan Hukum Kepmendiknas No. 178/U/2001 pasal 1-12 UU No. 20 Tahun 2003 pasal 21 ayat (4); SK Dirjen Dikti No. 163/DIKTI/Kep/2007 bersama lampiran 1 & 2, tentang pengaturan/ pemakaian nama prodi dan bidang keilmuan Surat Edaran Dirjen Dikti No. 1030/D/T/2010 tentang kodefikasi kembali prodi bidang psikologi, Komputer, Komunikasi dan Lanskap PP No. 17 Tahun 2010 pasal 98 dan 99; UU No. 12 Tahun 2012 pasal 26 PP No. 4 Tahun 2014 pasal 15 dan 16, Kepmendiknas No. 178/U/2001 tentang Gelar dan Lulusan Luar Negeri Pasal 1 (1) Gelar akademik adalah gelar yang diberikan kepada lulusan perguruan tinggi yang menyelenggarakan pendidikan akademik. (2) Sebutan profesional adalah sebutan yang diberikan kepada lulusan perguruan tinggi yang menyelenggarakan pendidikan profesional. (3) Pendidikan akademik adalah pendidikan yang diarahkan terutama pada penguasan ilmu pengetahuan dan pengetahuan. (4) Pendidikan dan profesional adalah pendidikan yang diarahkan terutama pada kesiapan penerapan keahlian tertentu. (5) Program studi adalah merupakan pedoman penyelenggaraan pendidikan akademik dan/atau profesioal yang diselenggarakan atas dasar kurikulum yang disusun oleh perguruan tinggi. (6) Menteri adalah Menteri Pendidikan Nasional. (7) Direktur Jenderal adalah Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi. Pasal 2 (1) Penetapan jenis gelar akademik dan sebutan profesional didasarkan atas bidang keahlian. (2) Bidang keahlian sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) untuk gelar akademik merupakan program studi. (3) Bidang keahlian sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) untuk sebutan profesional merupakan program studi. APTIKOM BAB III. NOMENKLATUR DAN NAMA GELAR SEBELUM PERMENDIKBUD NO.154 TAHUN

21 Pasal 3 (1) Gelar akademik dan sebutan profesional yang diberikan kepada lulusan perguruan tinggi dicantumkan dalam ijazah. (2) Dalam ijazah sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dicantumkan pula nama program studi yang bersangkutan secara lengkap. BAB II GELAR AKADEMIK DAN SEBUTAN PROFESIONAL Pasal 4 (1) Yang berhak menggunakan gelar akademik adalah lulusan pendidikan akademik dari Sekolah Tinggi, Institut atau Universitas. (2) Yang berhak menggunakan sebutan profesional adalah lulusan pendidikan profesional dari Akademi, Politeknik, Sekolah Tinggi, Institut atau Universitas. Pasal 5 (1) Yang berhak memberikan gelar akademik adalah Sekolah Tinggi, Institut atau Universitas yang memenuhi persyaratan sesuai dengan ketentuan perundangundangan yang berlaku. (2) Yang berhak memberikan sebutan profesional adalah Akademi, Politeknik,Sekolah Tinggi, Institut atau Universitas. BAB III JENIS GELAR AKADEMIK Pasal 6 Gelar akademik terdiri atas Sarjana, Magister dan Doktor. Pasal 7 Penggunaan gelar akademik Sarjana dan Magister ditempatkan di belakang nama yang berhak atas gelar yang bersangkutan dengan mencantumkan huruf S., untuk Sarjana dan huruf M. untuk Magister disertai singkatan nama kelompok bidang keahlian. Pasal 8 APTIKOM BAB III. NOMENKLATUR DAN NAMA GELAR SEBELUM PERMENDIKBUD NO.154 TAHUN

22 Penetapan jenis gelar dan sebutan serta singkatannya sesuai dengan kelompok bidang ilmu dilakukan oleh Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi bersamaan dengan pemberian ijin pembukaan program studi berdasarkan usul dari perguruan tinggi yang bersangkutan sesuai dengna norma dan kepatutan akademik. Pasal 9 Gelar akademik Doktor disingkat Dr. ditempatkan di depan nama yang berhak atas gelar yang bersangkutan. BAB IV JENIS SEBUTAN PROFESIONAL Pasal 10 Penggunaan sebutan profesional dalam bentuk singkatan ditempatkan di belakang nama yang berhak atas sebutan profesional yang bersangkutan. Pasal 11 (1) Sebutan profesional lulusan Program Diploma terdiri atas : a. Ahli Pratama untuk Program Diploma I disingkat A.P. b. Ahli Muda untuk Program Diploma II disingkat A.Ma. c. Ahli Madya untuk Program Diploma III disingkat A.Md. d. Sarjana Sains Terapan untuk Program Diploma IV disingkat SST (2) Singkatan sebutan profesional sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) ditempatkan di belakang nama yang berhak atas sebutan tersebut. BAB V PENGGUNAAN GELAR AKADEMIK DAN SEBUTAN PROFESIONAL Pasal 12 (1) Gelar akademik dan sebutan profesional yang digunakan oleh yang berhak menerima adalah satu gelar akademik dan/atau sebutan profesional jenjang tertinggi yang dimiliki oleh yang berhak. (2) Gelar akademik dan sebutan profesional hanya digunakan atau dicantumkan pada dokumen resmi yang berkaitan dengan kegiatan akademik dan pekerjaan. APTIKOM BAB III. NOMENKLATUR DAN NAMA GELAR SEBELUM PERMENDIKBUD NO.154 TAHUN

23 UU No. 20 Tahun 2013 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 21 (1) Perguruan Tinggi yang memenuhi persyaratan pendirian dan dinyatakan berhak menyelenggarakan program pendidikan tertentu dapat memberikan gelar akademik, profesi, atau vokasi sesuai dengan program studi yang diselenggaranya. (2) Perseorangan, organisasi atau penyelenggara pendidikan yang bukan perguruan tinggi dilarang memberikan gelar akademik, profesi, atau vokasi. (3) Gelar akademik, profesi, atau vokasi hanya digunakan oleh lulusan dari perguruan tinggi yang dinyatakan berhak memberian gelar akademik, profesi, atau vokasi. (4) Penggunaan gelar akademik, profesi, atau vokasi lulusan perguruan tinggi hanya dibenarkan dalam bentuk dan singkatan yang diterima dari perguruan tinggi yang bersangkutan. (5) Penyelenggara pendidikan yang tidak memenuhi persyaratan pendirian sebagai mana maksud dalam ayat (1) atau penyelengara pendidikan yang bukan perguruan tinggi yang melakukan tindakan sebagaimana yang dimaksud dalam ayat (2) dikenakan sanksi administratif berupa penutupan penyelenggaraan pendidikan. (6) Gelar akademik, profesi, atau vokasi yang dikeluarkan oleh penyelenggara pendidikan yang tidak sesuai dengan ketentuan sebagaimana dalam ayat (1) atau penyelenggara yang bukan perguruan tinggi sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) dinyatakan tidak sah SK Dirjen Dikti No.163/DIKTI/Kep/2007 tentang Penataan dan Kodifikasi Prodi Pada Perguruan Tinggi Lampiran 1 dari SK ini memuat daftar nama, jenjang dan kode program studi dari 524 Program Studi. Lampiran 2 dari SK ini memuat daftar nama program studi yang disesuaikan dengan nama baru Surat Edaran Dirjen Dikti No. 1030/D/T/2010 tentang kodefikasi kembali prodi bidang psikologi, Komputer, Komunikasi dan Lanskap Surat Edaran menetapkan perubahan nama prodi dan gelar akademik keempat bidang ilmu ini. Dengan Surat Edaran ini maka nama-nama program studi untuk keempat bidang illmu tersebut yang tercantum dalam Surat Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi 63/DlKTl/Kep/2007 tidak berlaku lagi PP No.17 Tahun 2010 tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan Pasal 98 tentang penggunaan gelar perguruan tinggi dalam negeri APTIKOM BAB III. NOMENKLATUR DAN NAMA GELAR SEBELUM PERMENDIKBUD NO.154 TAHUN

24 (1) Lulusan Pendidikan akademik, vokasi, profesi atau spesialis berhak untuk menggunakan gelar akademik, gelar vokasi, gelar profesi, atau gelar spesialis. (2) Gelar untuk pendidikan akademik terdiri atas: a. sarjana, yang ditulis di belakang nama yang berhak dengan mencantumkan huruf S. dan diikuti dengan inisial program studi atau bidang ilmu; b. magister, yang ditulis di belakang nama yang berhak dengan mencantumkan huruf M. dan diikuti dengan inisial program studi atau bidang ilmu; c. doktor, yang ditulis di depan nama yang berhak dengan mencantumkan singkatan Dr. (3) Gelar untuk pendidikan vokasi terdiri atas: a. ahli pratama untuk lulusan diploma satu, ditulis di belakang nama yang berhak dengan mencantumkan huruf A.P. dan diikuti dengan inisial program studi atau bidang keahlian; b. ahli muda untuk lulusan diploma dua, ditulis di belakang nama yang berhak dengan mencantumkan huruf A.Ma. dan diikuti dengan inisial program studi atau bidang keahlian; c. ahli madya untuk lulusan diploma tiga, ditulis di belakang nama yang berhak dengan mencantumkan huruf A.Md. dan diikuti dengan inisial program studi atau bidang keahlian; d. sarjana sains terapan untuk lulusan diploma empat, ditulis di belakang nama yang berhak dengan mencantumkan huruf S.S.T. dan diikuti dengn inisial program studi atau bidang keahlian (4) Gelar untuk lulusan profesi ditulis di depan atau di belakang nama yang berhak dengan mencantumkan singkatan bidang profesinya. (5) Gelar untuk lulusan pendidikan spesialis ditulis di belakang nama yang berhak dengan mencantumkan huruf Sp. dan diikuti dengan singkatan bidang spesialisasinya. (6) Ketentuan lebih lanjut tentang gelar sebagaimana yang dimaksud pada ayat (2) sampai dengan ayat (5) diatur dengan peraturan menteri (sampai hari ini 05 Jan 2011 belum terbit sehingga Permendiknas no 178 tahun 2001 masih berlaku terkecuali yang bertentangan dengan PP No. 17 tahun 2010) Pasal 99 tentang penggunaan gelar perguruan tinggi luar negeri (1) Pencantuman gelar lulusan perguruan tinggi luar negeri tetap menggunakan gelar sesuai singkatan dan penempatan yang berlaku di negara asal. (2) Menteri menetapkan kesetaraan ijazah perguruan tinggi luar negeri dengan ijazah dan gelar perguruan tinggi Indonesia UU No. 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi Pasal 26 APTIKOM BAB III. NOMENKLATUR DAN NAMA GELAR SEBELUM PERMENDIKBUD NO.154 TAHUN

25 (1) Gelar akademik diberikan oleh Perguruan Tinggi yang menyelenggarakan pendidikan akademik. (2) Gelar akademik terdiri atas: a. sarjana; b. magister; dan c. doktor. (3) Gelar vokasi diberikan oleh Perguruan Tinggi yang menyelenggarakan pendidikan vokasi. (4) Gelar vokasi terdiri atas: a. ahli pratama; b. ahli muda; c. ahli madya; d. sarjana terapan; e. magister terapan; dan f. doktor terapan. (5) Gelar profesi diberikan oleh Perguruan Tinggi yang menyelenggarakan pendidikan profesi. (6) Gelar profesi sebagaimana dimaksud pada ayat (5) ditetapkan oleh Perguruan Tinggi bersama dengan Kementerian, Kementerian lain, LPNK dan/atau organisasi profesi yang bertanggung jawab terhadap mutu layanan profesi. (7) Gelar profesi terdiri atas: a. profesi; dan b. spesialis. (8) Ketentuan lebih lanjut mengenai gelar akademik, gelar vokasi, atau gelar profesi diatur dalam Peraturan Pemerintah PP No.4 Tahun 2014 tentang Penyelenggaraan Pendidikan Tinggi dan Pengelolaan Perguruan Tinggi Pasal 15 (1) Gelar yang diperoleh di Perguruan Tinggi Indonesia harus menggunakan bahasa Indonesia. (2) Penulisan gelar yang diperoleh dari Perguruan Tinggi Indonesia harus mengikuti kaidah bahasa Indonesia. (3) Gelar dan penulisan gelar sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) dapat disetarakan dan/atau diterjemahkan menjadi gelar pada sistem pendidikan luar negeri untuk keperluan pengakuan kualifikasi di negara tersebut (4) Gelar yang diperoleh dari Perguruan Tinggi luar negeri digunakan sesuai dengan cara penulisan dan penempatan yang berlaku di negara asal. APTIKOM BAB III. NOMENKLATUR DAN NAMA GELAR SEBELUM PERMENDIKBUD NO.154 TAHUN

26 Pasal 16 (1) Lulusan pendidikan akademik berhak menggunakan gelar akademik. (2) Lulusan pendidikan vokasi berhak menggunakan gelar vokasi. (3) Lulusan pendidikan profesi berhak menggunakan gelar profesi. (4) Lulusan pendidikan spesialis berhak menggunakan gelarspesialis Nomenklatur dan Gelar Bidang Komputer Sebelum terbitnya Permen No.154 Tahun 2014, Nomenklatur dan nama gelar bidang komputer mengacu kepada: (1) SK Dirjen Dikti No. 163/DIKTI/Kep/2007tentang Penataan dan Kodifikasi Prodi Pada Perguruan Tinggi; (2) Surat Edaran Dirjen Dikti No. 1030/D/T/2010 tentang kodefikasi kembali prodi bidang psikologi, Komputer, Komunikasi dan Lanskap Tabel 3.1. Nomenklatur dan Nama Gelar yang digunakan. Kode Nama Program Studi Jenjang Gelar Ilmu Komputer/Informatika Sistem Komputer Sistem Informasi S3 Dr Teknologi Informasi Rekayasa Perangkat Lunak Ilmu Komputer/Informatika M.Kom/M.Inf Sistem Komputer M.T/M.Kom Sistem Informasi S2 M.SI Teknologi Informasi M.TI Rekayasa Perangkat Lunak M.Kom Ilmu Komputer/Informatika/Teknik Informatika S.Kom/S.Inf Sistem Komputer S.T/S.Kom Sistem Informasi S.SI S Teknologi Informasi S.TI Rekayasa Perangkat Lunak S.Kom Pendidikan Ilmu Komputer/Informatika S.Pd Teknik Informatika Teknik Komputer Manajemen Informatika D4 Ahli Komputerisasi Akuntansi Komputer Multimedia Teknik Informatika Teknik Komputer Manajemen Informatika D3 Ahli Madya Komputerisasi Akuntansi Komputer Multimedia Teknik Komputer Manajemen Informatika D2 Ahli Muda Komputerisasi Akuntansi APTIKOM BAB III. NOMENKLATUR DAN NAMA GELAR SEBELUM PERMENDIKBUD NO.154 TAHUN

27 Kode Nama Program Studi Jenjang Gelar Teknik Informatika Teknik Komputer Manajemen Informatika Komputerisasi Akuntansi D1 Ahli Pratama APTIKOM BAB III. NOMENKLATUR DAN NAMA GELAR SEBELUM PERMENDIKBUD NO.154 TAHUN

28 BAB IV. NOMENKLATUR DAN NAMA GELAR BARU 4.1. Landasan Hukum UU Pendidikan Tinggi No. 12 tahun 2012, pasal 10 tentang pengaturan rumpun ilmu; Permen Dikbud No. 49 tahun 2014, tentang Standar Nasional Pendidikan Tinggi; Permen Dikbud No.73 tahun 2013, tentang Penerapan Kerangka Kualifikasi Nasional Bidang Pendidikan Tinggi; Permen Dikbud No.81 tahun 2014, tentang Ijazah, Setifikat Kompetensi dan Sertifikat Profesi Pendidikan Tinggi; Permen Dikbud No.87 tahun 2014, tentang Akreditasi Program Studi dan Perguruan Tinggi; Permen Dikbud No.124 tahun 2014, tentang Rumpun, Pohon Dan Cabang Ilmu Pengetahuan Dan Teknologi Untuk Pembentukan Lembaga Akreditasi Mandiri; Permen Dikbud No.154 tahun 2014, tentang Rumpun Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Serta- Gelar Perguruan Tinggi Surat Edaran Direktur Pembelajaran dan Kemahasiswaan No.0404/E3.2/2015, tentang Rumpun Ilmu Pengetahuan Dan Teknologi Serta Gelar Perguruan Tinggi Permen Dikbud No.154 tahun 2014, tentang Rumpun Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Serta- Gelar Perguruan Tinggi Pasal 2 (1) Rumpun Ilmu Pengetahuan dan teknologi terdiri atas: a. rumpun ilmu agama; b. rumpun ilmu humaniora; c. rumpun ilmu sosial; d. rumpun ilmu alam; e. rumpun ilmu formal; dan f. rumpun ilmu terapan. (2) Rumpun ilmu sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a agama merupakan rumpun Ilmu Pengetahuan yang mengkaji keyakinan tentang ketuhanan atau ketauhidan serta teks-teks (3) suci agama. (4) Rumpun ilmu Humaniora sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b m erupakan rumpun Ilmu Pengetahuan yang mengkaji dan mendalami nilai kemanusiaan dan pemikiran manusia. (5) Rumpun ilmu sosial sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c merupakan rumpun Ilmu Pengetahuan yang mengkaji dan mendalami hubungan antar manusia dan berbagai fenomena (6) masyarakat. (7) Rumpun ilmu alam sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf d merupakan rumpun Ilmu Pengetahuan yang mengkaji dan mendalami alam semesta. (8) Rumpun ilmu formal sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e merupakan rumpun Ilmu Pengetahuan yang mengkaji dan mendalami sistem formal teoritis APTIKOM BAB IV. NOMENKLATUR DAN NAMA GELAR BARU 21

29 (9) Rumpun ilmu terapan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf f merupakan rumpun Ilmu Pengetahuan dan Teknologi yang mengkaji dan mendalami aplikasi ilmu bagi kehidupan manusia. Pasal 3 (1) Rumpun ilmu pengetahuan dan teknologi dapat dikembangkan menjadi Pohon, cabang, atau ranting ilmu pengetahuan. (2) Pohon ilmu pengetahuan dan teknologi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan kelompok ilmu pengetahuan dan teknologi yang berada dalam satu rumpun ilmu pengetahuan dan teknologi. (3) Cabang ilmu pengetahuan dan teknologi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan kelompok ilmu pengetahuan yang berada dalam satu pohon ilmu pengetahuan. (4) Ranting ilmu pengetahuan dan teknologi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan kelompok ilmu pengetahuan yang berada dalam satu cabang ilmu pengetahuan. Pasal 10 (1) Gelar diberikan kepada mahasiswa yang telah menyelesaikan semua persyaratan yang dibebankan dalam mengikuti suatu program studi dan dinyatakan lulus sesuai dengan peraturan perundang-undangan. (2) Gelar yang diperoleh dari perguruan tinggi Indonesia harus menggunakan Bahasa Indonesia. (3) Penulisan gelar yang diperoleh dari perguruan tinggi Indonesia harus mengikuti kaidah Bahasa Indonesia. Pasal 11 (1) Penulisan gelar untuk lulusan pendidikan tinggi terdiri atas: a. Ahli Pratama, ditulis di belakang nama lulusan program studi Diploma I, dengan mencamtumkan huruf AP. dan diikuti dengan inisial gelar; b. Ahli Muda, ditulis di belakang nama lulusan program studi Diploma II, dengan mencamtumkan huruf AM. dan diikuti dengan inisial gelar; c. Ahli Madya, ditulis di belakang nama lulusan program studi Diploma III, dengan mencamtumkan huruf AMd. dan diikuti dengan inisial gelar; d. Sarjana, ditulis di belakang nama lulusan program studi Sarjana dengan mencamtumkan huruf S. dan diikuti dengan inisial gelar; e. Sarjana terapan, ditulis di belakang nama lulusan program studi Diploma IV dengan mencamtumkan huruf S.Tr. dan diikuti dengan inisial gelar; f. Magister, ditulis di belakang nama lulusan program studi Magister, dengan mencantumkan huruf M. dan diikuti dengan inisial gelar; g. Magister Terapan, ditulis di belakang nama lulusan program studi Magister Terapan, dengan mencantumkan huruf M.Tr. dan diikuti dengan inisial gelar; h. Doktor, ditulis di belakang nama lulusan program studi Doktor, dengan mencantumkan huruf Dr. dan dapat diikuti dengan inisial gelar; APTIKOM BAB IV. NOMENKLATUR DAN NAMA GELAR BARU 22

30 i. Doktor Terapan, ditulis di belakang nama lulusan program studi Doktor Terapan, dengan mencantumkan huruf Dr.Tr. dan dapat diikuti dengan inisial gelar; dan j. Gelar untuk lulusan pendidikan profesi atau spesialis ditulis di depan atau di belakang nama yang berhak dengan mencantumkan inisial gelar. (2) Inisial gelar sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, huruf b, huruf c, huruf d, huruf e, huruf f, huruf g, huruf h, huruf i, dan huruf j, tercantum dalam Lampiran yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri ini. Pasal 14 Perguruan tinggi wajib menginformasikan perubahan nama program studi dan gelar kepada masyarakat. Pasal 15 Dengan berlakunya Peraturan Menteri ini: a. Nama program studi pada perguruan tinggi yang telah ditetapkan sebelumnya tetap berlaku dan wajib disesuaikan dengan ketentuan Peraturan Menteri ini paling lambat (dua) tahun sejak Peraturan Menteri ini diundangkan; b. Perubahan nama program studi sebagai akibat penyesuaian sesuai dengan ketentuan dalam Peraturan Menteri ini tidak menghilangkan Status akreditasi dan/atau sanksi terhadap program studi dimaksud; c. Gelar yang diberikan sebelum Peraturan Menteri ini ditetapkan masih tetap berlaku; d. Perguruan tinggi wajib melakukan penyesuaian pemberian gelar menurut Peraturan Menteri ini dan peraturan pelaksanaannya paling lambat 2 (dua) tahun sejak Peraturan Menteri ini diundangkan; dan e. Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 178/U/2001 tentang Gelar dan Lulusan Perguruan Tinggi dinyatakan tidak berlaku Surat Edaran Direktur Pembelajaran dan Kemahasiswaan No. 0404/ E3.2/ 2015, tentang Rumpun Ilmu Pengetahuan Dan Teknologi Serta Gelar Perguruan Tinggi. Surat Edaran ini memuat antara lain: A. Perihal Revisi SK Dirjen Dikti No. 163 tahun 2007 tentang Penataan dan Kodefikasi Program Studi pada Perguruan Tinggi dan Permendikbud No. 154 tahun 2014 tentang Rumpun Ilmu Pengetahuan Dan Teknologi Serta-Gelar Lulusan Perguruan Tinggi. C. Perubahan yang mendasar 1. Menambah daftar program studi yang dapat diselenggarakan dari 524 (SK Dirjen Dikti No. 163 tahun 2007) menjadi 1070 buah. APTIKOM BAB IV. NOMENKLATUR DAN NAMA GELAR BARU 23

31 2. Nama program studi dilengkapi dengan nama program dalam Bahasa inggris yang dikenal oleh masyarakat ilmiah internasional. 3. Kode program studi didasarkan atas rumpun ilmu dan sudah diselaraskan sebagai berikut: a. Kolom pertama kode program studi menyatakan jenjang program studi sesuai Level KKNI sesuai dengan Peraturan Presiden No. 8 tahun 2012 tentang KKNI; b. Kolom Kedua kode program studi menyatakan jenis program sudi (1= Akademik, 2= Vokasi, 3= Profesi, 4= Terapan); c. Kolom ketiga kode program studi menyatakan rumpun ilmu (1= Agama, 2= Humaniora, 3= Sains Sosial, 4= Sains Alam, 5= Sains Formal, 6= Terapan), sesuai dengan UU Nomor 12 tahun 2012 tentang pendidikan Tinggi; d. Kolom keempat kode program studi menyatakan program studi. 4. Dengan hadirnya Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 73 tahun 2013, No. 49, 81 dan 87 tahun 2014, maka nama program studi harus menggambarkan bidang keilmuan ( body of knowledge) yang benar yang dicerminkan dalam rumusan Capaian Pembelajaran (CP) dari setiap Program Studi. Penetapan rumusan Capaian Pembelajaran yang benar sesuai dengan bidang keilmuan ( body of knowledge) yang benar akan menjadi dasar penetapan predikat akreditasi program studi yang berbasis pada adanya bukti penulisan CP dan ketercapaian CP, serta dalam penentuan LAM yang akan mengakreditasi. Dengan demikian, bagi program studi yang memiliki bidan keilmuan ( body of knowledge) yang berdekatan, wajib dapat membedakan Cpnya berdasarkan jenis dan level KKNI program studinya 5. Gelar dan insial gelar disusun bersama Badan Bahasa dengan seoptimal mungkin menggunakan aturan penyingkatan yang baku, namun demikian Surat Edaran Dirjen Dikti No. 1030/D/T/2010 dan kebiasaan yang sudah sangat dikenal oleh masyarakat dapat dijadikan pertimbangan. 6. Mengingat perubahan pada rumpun ilmu dan pertumbuhan yang sangat pesat dari ragam program studi, tidak dimungkinkan untuk memberikan singkatan gelar sesuai dengan ragam program studi, sehingga inisial gelar yang digunakan adalah berbasis kluster cabang ilmunya. Contoh: Teknik Kimia dan Teknik Pertanian tidak lagi diberikan insial T.K. dan T.P. tetapi hanya diberikan inisial gelar T. Keterangan lebih lanjut terkait dengan keahliannya yang spesifik dituangkan dalam Surat Keterangan Pendamping Ijazah (SKPI) 7. Profesional yang diakui oleh masyarakat profesi tidak hanya berada pada jenjang pendidikan 7 (profesi), tetapi dapat dilaksanakan sesuai dengan kualifikasi pada jenjang KKNI sebagaimana dinyatakan oleh Peraturan Presiden no. 8 tahun 2012 tentang KKNI dan Peraturan Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan no.73 tahun 2013 tentang Penerapan KKNI Bidang Pendidikan Tinggi. Pasal 5 Peraturan Presiden No.8 Tahun 2012 tentang KKNI Penyetaraan Capaian Pembelajaran yang dihasilkan melalui pendidikan dengan jenjang kualifikasi pada KKNI terdiri atas: a. Lulusan pendidikan dasar paling rendah setara dengan jenjang 1; b. Lulusan pendidikan menengah paling rendah setara dengan jenjang 2; c. Lulusan Diploma 1 paling rendang setara dengan jenjang 3; d. Lulusan Diploma 2 paling rendang setara dengan jenjang 4; e. Lulusan Diploma 3 paling rendang setara dengan jenjang 5; APTIKOM BAB IV. NOMENKLATUR DAN NAMA GELAR BARU 24

32 f. Lulusan Diploma 4 atau Sarjana Terapan dan Sarjana paling rendang setara dengan jenjang 6; g. Lulusan Magister Terapan dan Magister paling rendang setara dengan jenjang 8; h. Lulusan Doktor Terapan dan Doktor setara dengan jenjang 9; i. Lulusan pendidikan profesi setara dengan jenjang 7 atau 8; j. Lulusan pendidikan spesialis setara dengan jenjang8 atau 9. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 73 Tahun 2013 tentang Penerapan KKNI Bidang Pendidikan Tinggi Pasal 3 Ayat 4: a. Jenjang kualifikasi 3 (tiga) sampai jenjang kualifikasi 9 (sembil an) sebagaimana dimaksud pada ayat (3) mempunyai kesetaraan dengan jenjang pendidikan formal sebagai berikut: b. Jenjang 3 setara dengan lulusan diploma 1; c. Jenjang 4 setara dengan lulusan diploma 2; d. Jenjang 5 setara dengan lulusan diploma 3; e. Jenjang 6 setara dengan lulusan diploma 4 atau sarjana terapan dan sarjana; f. Jenjang 7 setara dengan lulusan pendidikan profesi; g. Jenjang 8 setara dengan lulusan magister terapan, magister, atau spesialis satu; h. Jenjang 9 setara dengan lulusan pendidikan doktor terapan, doktor atau spesialis dua. D. Tujuan Perubahan Nomenklatur Program Studi 1. Memfasilitasi tumbuhnya keilmuan baru di Indonesia baik, khususnya berbagai disiplin keilmuan yang dibangun oleh riset yang menggunakan pendekatan inter, multi, dan transdisiplin. 2. Memfasilitasi penyiapan tenaga kerja profesional pada bidang-bidang baru yang dibutuhkan oleh Indonesia dan masyarakat internasional melalui penyelenggaraan program studi akademik, vokasi, profesi, dan spesialis yang lebih beragam. 3. Meningkatkan pengakuan yang setara dari masyarakat ilmiah internasional terhadap hasil pendidikan Indonesia dengan melalui peningkatan akuntabilitas penyelengaraan program studi sesuai dengan bidang keilmuannya dan nama program studi, serta jenjang dan jenis pendidikannya agar lulusan program studi di Indonesia dapat memperoleh pengakuan program studi yang setara oleh masyarakat internasional. Terdapat berbagai kasus dimana lulusan PT Indonesia tidak diakui karena nama program studi tidak dikenal atau dilaksanakan pada jenjang yang berbeda. 4. Meningkatkan mobilitas mahasiswa dan lulusan oleh pemangku kepentingan nasional dan internasional melalui sosialisasi nama program studi yang diselenggarakan oleh PT beserta CP yang sesuai dengan jenjang dan jenis pendidikan sehingga lebih dikenal oleh pengguna lulusan. 5. Meningkatkan kerja sama dengan PT luar negeri dalam hal mobilitasi mahasiswa dalam program pertukaran mahasiswa dan penyelenggaraan program gelar bersama atau gelar ganda, dst. yang membutuhkan kejelasan capaian pembelajaran lulusan dan standar isi program studi. 6. Mempromosikan berbagai program studi yang diselenggarakan oleh PT di Indonesia dengan melengkapi nama program studi dengan istilah bahasa Inggris APTIKOM BAB IV. NOMENKLATUR DAN NAMA GELAR BARU 25

33 7. Mempromosikan keilmuan khas Indonesia khususnya ilmu-ilmu di bidang seni, sejarah, bahasa, sastra yang sangat khas Indonesia dibandingkan dengan disiplin akademik yang berkembang di luar negeri. 8. Dengan adanya kode baru yang lebih terstruktur, Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi dapat memetakan kekuatan pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi berbasis pada program studi yang diselenggarakan di Indonesia Perubahan Nomenklatur dan Gelar Bidang Komputer Perubahan Nomenklatur & Nama Gelar serta Nomeklatur & Gelar baru bidang komputer yang mengacu kepada Permen No.154 Tahun 2014, tentang tentang Rumpun Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Serta- Gelar Perguruan Tinggi dan Surat Edaran Direktur Pembelajaran dan Kemahasiswaan No.0404/E3.2/2015, tentang Rumpun Ilmu Pengetahuan Dan Teknologi Serta Gelar Perguruan Tinggi, tampak seperti tabel berikut: Tabel 4.1. Perubahan Nomenklatur dan Nama Gelar. Kode Lama Kode Baru Nama Program Studi Jenjang Inisial Gelar a b c d e f g Ilmu Komputer/Informatika S3 Dr.Kom Sistem Komputer Sistem Informasi Teknologi Informasi Rekayasa Perangkat Lunak Ilmu Komputer/Informatika S2 M.Kom Sistem Komputer Sistem Informasi M.Kom Teknologi Informasi M.Kom Rekayasa Perangkat Lunak Animasi M.Tr.Anim Ilmu Komputer/Informatika S1 S.Kom Teknik Komputer (lama Sistem S.T Komputer) Sistem Informasi S.Kom Teknologi Informasi S.Kom Rekayasa Perangkat Lunak Pendidikan Vokasional Informatika (IlKom) S.Pd Pend. Vokasional Teknologi S.Pd Informasi Teknik Informatika D Teknik Komputer Manajemen Informatika Komputerisasi Akuntansi Komputer Multimedia Keamanan Sistem Informasi S.Tr.Kom APTIKOM BAB IV. NOMENKLATUR DAN NAMA GELAR BARU 26

34 Kode Lama Kode Baru Nama Program Studi Jenjang Inisial Gelar a b c d e f g Sistem Informasi Industri Otomotif S.Tr.Kom Rekayasa Perangkat Lunak S.Tr.Kom Teknologi Komputer Grafis S.Tr.Kom Animasi S.Tr.Anim Teknik Informatika D Teknik Komputer A.Md.T Sistem Informasi (lama A.Md.Kom Man.Informatika) Sistem Informasi Akuntansi (lama A.Md.Kom Kom.Akt) Komputer Multimedia Teknologi Informasi A.Md.Kom Rekayasa Perangkat Lunak Aplikasi A.Md.Kom Teknologi Komputer Grafis A.Md.Kom Multimedia A.Md.Ds Desain Grafis A.Md.Ds Kecerdasan Buatan A.Md.Kom Teknologi Permainan A.Md.Kom Desain Permainan A.Md.Kom Teknik Komputer D Manajemen Informatika Komputerisasi Akuntansi Teknik Informatika D Teknik Komputer Manajemen Informatika Komputerisasi Akuntansi Catatan: a Bagian pertama kode PS menyatakan jenjang PS sesuai Level KKNI b Bagian kedua kode PS menyatakan jenis PS (1=Akademik, 2=Vokasi, 3=Profesi, 4=Terapan) c Bagian ketiga kode PS menyatakan rumpun Ilmu (1=Agama, 2=Humaniora, 3=Sains Sosial, 4=Sains Alam, 5=Sains Formal, 6=Terapan) d Bagian keempat kode PS menyatakan PS e Nama PS f Jenjang dan jenis PS g Singkatan Gelar lulusan sesuai dengan jenjang dan jenis PS, dan inisial gelar lulusan sesuai dengan rumpun ilmu atau nama PS APTIKOM BAB IV. NOMENKLATUR DAN NAMA GELAR BARU 27

35 APTIKOM BAB V. PANDANGAN APTIKOM MENGENAI NOMENKLATUR & GELAR 28

36 BAB V. PANDANGAN APTIKOM MENGENAI NOMENKLATUR & GELAR 5.1. Program Terminologi Utama Studi Informatika dan Komputer Terminologi Utama Program Studi (S1 sampai dengan S3, sebagian D3 sampai dengan D4) Informatika dan Komputer yang merujuk pada ACM/IEEE Computing Curricula, adalah sebagai berikut: Sistem Komputer Terkait dengan desain dan konstruksi sistem berbasis komputer (baca: digital). Mencakup studi mengenai perangkat keras, perangkat lunak, teknologi komunikasi, dan interaksi di antara komponen tersebut. Kurikulum fokus pada teori, prinsip, dan praktek terpan ilmu elektronika serta matematika, untuk kemudian diimplementasikan dalam bentuk desain komputer atau teknologi lain berbasis digital. Belakangan ini berkembang menjadi ilmu yang mempelajari pula cara mendesain beragam peralatan berbasis digital yang banyak ditemui di pasar (digital gadget) dan beragam peralatan perangkat keras komunikasi yang banyak dipergunakan dalam jaringan komuter. Disamping itu terkait pula dengan studi perancangan komponen berbasis digital (embedded devices). Ilmu Komputer/Teknik Informatika Spektrumnya sangat beragam dari yang sangat teoritis dan algoritmis, hingga yang bersifat sangat terapan seperti pengembangan robotika dan sistem cerdas. Terbagi menjadi tiga bagian utama: Fokus pada teori maupun algoritma yang dipergunakan dalam proses perancangan dan implementasi perangkat lunak. Fokus pada teori maupun algoritma yang dipergunakan dalam proses dan perancangan sistem perangkat keras serta komponennya. Fokus pada teori maupun algoritma yang dipergunakan sebagai model matematis dalam menyelesaikan permasalahan tertentu. Kurikulumnya akan sangat kental dengan ilmu pengetahuan terkait dengan logika matematika, komputasi, dan algoritma - yang dalam model terapannya dinyatakan dalam pengembangan program komputer. Sistem Informasi Fokus pada teknik mengintegrasikan solusi teknologi informasi dengan proses bisnis agar kebutuhan organisasi akan informasi dapat terpenuhi APTIKOM BAB V. PANDANGAN APTIKOM MENGENAI NOMENKLATUR & GELAR 29

37 Menekankan pada informasi sebagai sebuah sumber daya penting dalam berproduksi, terutama dalam kaitannya kebutuhan korporasi dalam pencapaian visi dan misi yang dicanangkan. Mempelajari aspek penting bagaimana informasi diciptakan, diproses, dan didistribusikan ke seluruh pemangku kepentingan dalam institusi. Kurikulum harus ditekankan pada bagaimana memastikan agar teknologi dan sistem informasi yang dimiliki selaras dengan strategi bisnis perusahaan, agar dapat tercipta keunggulan kompetitif dalam bersaing (the value of information technology to the business). Rekayasa Perangkat Lunak Sebagai hal yang paling banyak dibutuhkan industri, studi ini menekankan pada pengembangan dan penerapan metodologi pembuatan perangkat lunak dengan kualitas prima. Fokus pada pengembangan model sistematis dan terpercaya, yang harus dipergunakan sebagai panduan dalam mengembangkan berbagai jenis perangkat lunak. Selain perangkat lunak aplikasi, mencakup pula pengetahuan mengenai bagaimana membangun sebuah perangkat lunak sistem (system software) dan perangkat lunak penunjang (tool software). Disamping itu dibekali pula akan ilmu yang terkait dengan seluk beluk infrastruktur di satu sisi, dan sistem informasi di sisi lainnya - karena kedua komponen tersebut merupakan entitas penting yang berada dalam ruang lingkup pengembangan perangkat lunak. Teknologi Informasi Berbeda dengan Sistem Informasi yang menekankan pada informasi, program studi Teknologi Informasi fokus pada aspek teknologi sebagai entitas pemungkin (baca: enabler) organisasi. Menekankan pada proses tata kelola - perencanaan dan organisasi, pengadaan dan implementasi, penerapan dan pemeliharaan, serta pengawasan dan evaluasi - sumber daya teknologi informasi yang ada pada suatu institusi. Spektrum fokus kurikulum dari sekedar mempelajari tren teknologi di masa mendatang hingga melakukan perancangan ide atau gagasan terhadap inovasi teknologi yang dibutuhkan organisasi. Kurikulum akan sangat padat dengan isu tata kelola dan governance teknologi informasi. APTIKOM BAB V. PANDANGAN APTIKOM MENGENAI NOMENKLATUR & GELAR 30

Penulisan dan Penggunaan Gelar Perguruan

Penulisan dan Penggunaan Gelar Perguruan Penulisan dan Penggunaan Gelar Perguruan Tinggi Home Profil Organisasi Direktori PT Fasilitas Arsip Gallery Daftar Isi Buku Tamu Jan5 Penulisan dan Penggunaan Gelar Perguruan Tinggi Info Penting, Lain

Lebih terperinci

2 3. Peraturan Presiden Nomor 47 Tahun 2009 tentang Pembentukan dan Organisasi Kementerian Negara, sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir den

2 3. Peraturan Presiden Nomor 47 Tahun 2009 tentang Pembentukan dan Organisasi Kementerian Negara, sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir den BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1687, 2014 KEMENDIKBUD. Ilmu Pengetahuan Dan Teknologi. Gelar. Lulusan. Perguruan Tinggi. Rumpun. Pencabutan. PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 154 TAHUN 2014 TENTANG

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 154 TAHUN 2014 TENTANG SALINAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 154 TAHUN 2014 TENTANG RUMPUN ILMU PENGETAHUAN DAN TEKNOLOGI SERTA GELAR LULUSAN PERGURUAN TINGGI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA

MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA SALINAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 63 TAHUN 2016 TENTANG GELAR DAN TATA CARA PENULISAN

Lebih terperinci

SALINAN KEPUTUSAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 178/U/2001 TENTANG GELAR DAN LULUSAN PERGURUAN TINGGI

SALINAN KEPUTUSAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 178/U/2001 TENTANG GELAR DAN LULUSAN PERGURUAN TINGGI SALINAN KEPUTUSAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 178/U/2001 TENTANG GELAR DAN LULUSAN PERGURUAN TINGGI MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL, Menimbang : bahwa sebagai pelaksanaan ketentuan

Lebih terperinci

Rancangan Kepmen Nomenklatur Program Studi dan Gelar Lulusan

Rancangan Kepmen Nomenklatur Program Studi dan Gelar Lulusan Rancangan Kepmen Nomenklatur Program Studi dan Gelar Lulusan Forum Senat Akademik Perguruan Tinggi Negeri Badan Hukum Intan Ahmad Direktur Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI,

Lebih terperinci

NOMENKLATUR PROGRAM STUDI

NOMENKLATUR PROGRAM STUDI NOMENKLATUR PROGRAM STUDI Topik Pembahasan 1 PENYESUAIAN NAMA PRODI DAN NOMENKLATUR 2 PERMENRISTEKDIKTI NO 15 TAHUN 2017 3 KEPMENRISTEKDIKTI NO 257 TAHUN 2017 2 PENYESUAIAN NAMA PRODI DAN NOMENKLATUR 3

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2017 TENTANG PENAMAAN PROGRAM STUDI PADA PERGURUAN TINGGI

PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2017 TENTANG PENAMAAN PROGRAM STUDI PADA PERGURUAN TINGGI SALINAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2017 TENTANG PENAMAAN PROGRAM STUDI

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2012 TENTANG PENDIDIKAN TINGGI

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2012 TENTANG PENDIDIKAN TINGGI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2012 TENTANG PENDIDIKAN TINGGI BAGIAN KE TIGA JENIS PENDIDIKAN TINGGI 1. Pendidikan Akademik 2. Pendidikan Vokasi 3. Pendidikan Profesi Pendidikan Akademik

Lebih terperinci

Perubahan Yang Dilakukan: Beban Belajar

Perubahan Yang Dilakukan: Beban Belajar Perubahan Yang Dilakukan: Beban Belajar Permendikbud No. 49 Tahun 2014 Permenristekdikti No. 44 Tahun 2015 Pasal 18 (1) Beban belajar mahasiswa program diploma dua, program diploma tiga, program diploma

Lebih terperinci

NOMENKLATUR PROGRAM STUDI

NOMENKLATUR PROGRAM STUDI NOMENKLATUR PROGRAM STUDI Aris Junaidi Direktur Penjaminan Mutu KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI Jakarta, 5 DESEMBER 2017 Topik Pembahasan 1 PENYESUAIAN NAMA PRODI DAN NOMENKLATUR 2

Lebih terperinci

APA itu Disiplin Ilmu SISTEM INFORMASI

APA itu Disiplin Ilmu SISTEM INFORMASI Topik I APA itu Disiplin Ilmu SISTEM INFORMASI (Nama, Struktur, & Pengertian) Referensi utama: IS2010 AIS & ACM NAMA Populer Prodi Sistem Informasi di Dunia Sistem Informasi (Information Systems) Sistem

Lebih terperinci

Akreditasi Program Studi di PTN-bh

Akreditasi Program Studi di PTN-bh Akreditasi Program Studi di PTN-bh Prof. Tineke Mandang Dr. Wawan Hermawan Prof. Noor Endah Prof. Renanto Topik Bahasan 1. Peraturan Akreditasi Nasional 2. Pembukaan Program Studi PTN Badan Hukum 3. Nomenklatur

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1655, 2014 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENDIKBUD. Ilmu Pengetahuan.Teknologi. Lembaga Akreditasi Mandiri. Cabang. Pohon. Rumpun. PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA

Lebih terperinci

SURAT KEPUTUSAN REKTOR INSTITUT TEKNOLOGI DEL No. 024/ITDel/Rek/SK/III/18. Tentang PEDOMAN KESESUAIAN BIDANG KEILMUAN DOSEN INSTITUT TEKNOLOGI DEL

SURAT KEPUTUSAN REKTOR INSTITUT TEKNOLOGI DEL No. 024/ITDel/Rek/SK/III/18. Tentang PEDOMAN KESESUAIAN BIDANG KEILMUAN DOSEN INSTITUT TEKNOLOGI DEL SURAT KEPUTUSAN REKTOR INSTITUT TEKNOLOGI DEL No. 024/ITDel/Rek/SK/III/18 Tentang PEDOMAN KESESUAIAN BIDANG KEILMUAN DOSEN INSTITUT TEKNOLOGI DEL REKTOR INSTITUT TEKNOLOGI DEL Menimbang : a. bahwa dosen

Lebih terperinci

PERATURAN REKTOR UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG NOMOR 10 TAHUN 2007 TENTANG GELAR DAN SEBUTAN BAGI LULUSAN UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

PERATURAN REKTOR UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG NOMOR 10 TAHUN 2007 TENTANG GELAR DAN SEBUTAN BAGI LULUSAN UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG PERATURAN REKTOR UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG NOMOR 10 TAHUN 2007 TENTANG GELAR DAN SEBUTAN BAGI LULUSAN UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA REKTOR UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG,

Lebih terperinci

Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi. Oleh Prof.Dr.Johannes Gunawan,SH.,LL.M

Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi. Oleh Prof.Dr.Johannes Gunawan,SH.,LL.M Tujuan dan Prosedur Penggabungan atau Penyatuan PTS Berdasarkan Permenristekdkti No. 100 Tahun 2016 Tentang Pendirian, Perubahan, Pembubaran PTN, dan Pendirian, Perubahan, Pencabutan Izin PTS Oleh Prof.Dr.Johannes

Lebih terperinci

Visi Universitas Almuslim: Visi Universitas Almuslim adalah menjadi universitas unggul, professional, dan islami

Visi Universitas Almuslim: Visi Universitas Almuslim adalah menjadi universitas unggul, professional, dan islami 2 A. Visi, Misi dan Tujuan Universitas Visi Universitas Almuslim: Visi Universitas Almuslim adalah menjadi universitas unggul, professional, dan islami Misi Universitas Almuslim: 1. Meningkatkan mutu pendidikan

Lebih terperinci

SALINAN KEPUTUSAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 036/U/1993 TENTANG GELAR DAN SEBUTAN LULUSAN PERGURUAN TINGGI

SALINAN KEPUTUSAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 036/U/1993 TENTANG GELAR DAN SEBUTAN LULUSAN PERGURUAN TINGGI SALINAN KEPUTUSAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 036/U/1993 TENTANG GELAR DAN SEBUTAN LULUSAN PERGURUAN TINGGI MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN Menimbang Tinggi : bahwa sebagai

Lebih terperinci

- 2 - DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA,

- 2 - DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA, - 2 - PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2017 TENTANG PEMBERIAN TUGAS BELAJAR DAN IZIN BELAJAR BAGI PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN SOSIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

Pendirian, Perubahan Bentuk, dan Pembukaan Program Studi Perguruan Tinggi Swasta

Pendirian, Perubahan Bentuk, dan Pembukaan Program Studi Perguruan Tinggi Swasta Prosedur Pendirian PTS dan Penyelenggaraan Program StPPudi PTS 0 PERSYARATAN DAN PROSEDUR Pendirian, Perubahan Bentuk, dan Pembukaan Program Studi Perguruan Tinggi Swasta Kementerian Riset, Teknologi,

Lebih terperinci

Jurusan Sistem Informasi ITS

Jurusan Sistem Informasi ITS Jurusan Sistem Informasi ITS Apa sih sebenarnya Sistem Informasi itu??! Mungkin masih banyak yang bertanya-tanya, apa Sistem Informasi sama dengan informatika?! Apa masih bagian dari teknik? Dan bagaimana

Lebih terperinci

2 Menetapkan sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 13 Tahun 2014 tentang Perubahan Kelima Atas Peraturan Pre

2 Menetapkan sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 13 Tahun 2014 tentang Perubahan Kelima Atas Peraturan Pre BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1290, 2014 KEMENDIKBUD. Program Studi. Perguruan Tinggi. Akreditasi. Pencabutan. MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 124 TAHUN 2014 TENTANG

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 124 TAHUN 2014 TENTANG SALINAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 124 TAHUN 2014 TENTANG RUMPUN, POHON, DAN CABANG ILMU PENGETAHUAN DAN TEKNOLOGI UNTUK PEMBENTUKAN LEMBAGA AKREDITASI MANDIRI

Lebih terperinci

STANDAR KOMPETENSI LULUSAN SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL SEKOLAH TINGGI MULTI MEDIA

STANDAR KOMPETENSI LULUSAN SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL SEKOLAH TINGGI MULTI MEDIA STANDAR KOMPETENSI LULUSAN SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL SEKOLAH TINGGI MULTI MEDIA SEKOLAH TINGGI MULTI MEDIA YOGYAKARTA 2015 STANDAR KOMPETENSI LULUSAN SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL SEKOLAH TINGGI

Lebih terperinci

Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi. Oleh Prof.Dr.Bernadette Waluyo,SH., MH.,CN

Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi. Oleh Prof.Dr.Bernadette Waluyo,SH., MH.,CN Persyaratan dan Dokumen Penggabungan atau Penyatuan PTS Berdasarkan Permenristekdkti No. 100 Tahun 2016 Tentang Pendirian, Perubahan, Pembubaran PTN, dan Pendirian, Perubahan, Pencabutan Izin PTS Oleh

Lebih terperinci

2014, No.16 2 BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Pemerintah ini yang dimaksud dengan: 1. Penyelenggaraan Pendidikan Tinggi adalah pengaturan

2014, No.16 2 BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Pemerintah ini yang dimaksud dengan: 1. Penyelenggaraan Pendidikan Tinggi adalah pengaturan LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.16, 2014 PENDIDIKAN. Pendidikan Tinggi. Perguruan Tinggi. Pengelolaan. Penyelenggaraan. Pencabutan. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor

Lebih terperinci

SISTEM PENJAMIN MUTU PENDIDIKAN TINGGI

SISTEM PENJAMIN MUTU PENDIDIKAN TINGGI Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2012 Tentang Pendidikan Tinggi Peraturan Menteri Riset, Teknologi, Dan Pendidikan Tinggi Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2015 Tentang Standar Nasional

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN TINGGI DAN PENGELOLAAN PERGURUAN TINGGI

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN TINGGI DAN PENGELOLAAN PERGURUAN TINGGI PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN TINGGI DAN PENGELOLAAN PERGURUAN TINGGI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang:

Lebih terperinci

Standar Nasional Pendidikan Tinggi dan Capaian Pembelajaran

Standar Nasional Pendidikan Tinggi dan Capaian Pembelajaran Standar Nasional Pendidikan Tinggi dan Capaian Pembelajaran Oleh Retno Annik Raharjo http://rannikrhj26.blogs.uny.ac.id NIM 15105241023 Standar Nasional Pendidikan Tinggi Standar Nasional Pendidikan Tinggi

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 87 TAHUN 2014 TENTANG AKREDITASI PROGRAM STUDI DAN PERGURUAN TINGGI

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 87 TAHUN 2014 TENTANG AKREDITASI PROGRAM STUDI DAN PERGURUAN TINGGI SALINAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 87 TAHUN 2014 TENTANG AKREDITASI PROGRAM STUDI DAN PERGURUAN TINGGI DENGAN

Lebih terperinci

PERATURAN REKTOR UNIVERSITAS PADJADJARAN NOMOR 70 TAHUN 2015 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA PENGELOLA UNIVERSITAS PADJADJARAN

PERATURAN REKTOR UNIVERSITAS PADJADJARAN NOMOR 70 TAHUN 2015 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA PENGELOLA UNIVERSITAS PADJADJARAN PERATURAN REKTOR UNIVERSITAS PADJADJARAN NOMOR 70 TAHUN 2015 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA PENGELOLA UNIVERSITAS PADJADJARAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA REKTOR UNIVERSITAS PADJADJARAN, Menimbang

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN TINGGI DAN PENGELOLAAN PERGURUAN TINGGI

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN TINGGI DAN PENGELOLAAN PERGURUAN TINGGI SALINAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN TINGGI DAN PENGELOLAAN PERGURUAN TINGGI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1179, 2013 KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM. Kompetensi. Tenaga Ahli. Terampil. Jasa Konstruksi. Persyaratan. PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 09/PRT/M/2013

Lebih terperinci

SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL (SPMI) AKMI BATURAJA

SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL (SPMI) AKMI BATURAJA STANDAR ISI SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL (SPMI) AKMI BATURAJA 2015 Standar isi mencakup lingkup materi dan tingkat kompetensi untuk mencapai kompetensi lulusan pada jenjang dan jenis pendidikan tertentu.

Lebih terperinci

Kurikulum Jurusan Teknik Informatika Fakultas Teknologi Industri Universitas Islam Indonesia FTI UII Yogyakarta

Kurikulum Jurusan Teknik Informatika Fakultas Teknologi Industri Universitas Islam Indonesia FTI UII Yogyakarta Kurikulum 2010-2014 Jurusan Teknik Informatika Fakultas Teknologi Industri Universitas Islam Indonesia FTI UII Yogyakarta Model Penyusunan Kurikulum Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun

Lebih terperinci

STANDAR PENILAIAN PEMBELAJARAN

STANDAR PENILAIAN PEMBELAJARAN STANDAR PENILAIAN PEMBELAJARAN Kode Dokumen : Revisi ke : Tanggal : 15 April 2015 Diajukan Oleh Disetujui oleh : Tim Penjaminan Mutu : Direktur Naproni, S. T., M. Kom. NIK. 0106003 SISTEM PENJAMINAN MUTU

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI

PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI SALINAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 50 TAHUN 2015 TENTANG PENDIRIAN, PERUBAHAN,

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2012 TENTANG KERANGKA KUALIFIKASI NASIONAL INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2012 TENTANG KERANGKA KUALIFIKASI NASIONAL INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PRESIDEN NOMOR 8 TAHUN 2012 TENTANG KERANGKA KUALIFIKASI NASIONAL INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 5 ayat (3) Peraturan

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR : 09 / PRT / M / 2013

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR : 09 / PRT / M / 2013 PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR : 09 / PRT / M / 2013 TENTANG PERSYARATAN KOMPETENSI UNTUK SUBKUALIFIKASI TENAGA AHLI DAN TENAGA TERAMPIL BIDANG JASA KONSTRUKSI MENTERI PEKERJAAN UMUM, Menimbang

Lebih terperinci

Sosialisasi Pendirian, Perubahan, Pembubaran PTN, dan Pendirian, Peubahan, Pencabutan Izin Perguruan Tinggi Swasta

Sosialisasi Pendirian, Perubahan, Pembubaran PTN, dan Pendirian, Peubahan, Pencabutan Izin Perguruan Tinggi Swasta Sosialisasi Pendirian, Perubahan, Pembubaran PTN, dan Pendirian, Peubahan, Pencabutan Izin Perguruan Tinggi Swasta Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Ditjen Kelembagaan Iptek dan Dikti

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI

PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI SALINAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 100 TAHUN 2016 TENTANG PENDIRIAN, PERUBAHAN,

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2012 TENTANG KERANGKA KUALIFIKASI NASIONAL INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2012 TENTANG KERANGKA KUALIFIKASI NASIONAL INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2012 TENTANG KERANGKA KUALIFIKASI NASIONAL INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan

Lebih terperinci

Kebijakan Pendidikan Tinggi Bidang Kesehatan. Ridwan Roy T Kasubdit Pembelajaran Ditjen Dikti

Kebijakan Pendidikan Tinggi Bidang Kesehatan. Ridwan Roy T Kasubdit Pembelajaran Ditjen Dikti Kebijakan Pendidikan Tinggi Bidang Kesehatan Ridwan Roy T Kasubdit Pembelajaran Ditjen Dikti Pengenalan Studi Mahasiswa Baru Universitas Muhammadiyah Malang, 1 September 2010 Pengelolaan PT a. otonomi

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI RISTEK DAN DIKTI NO 44 TAHUN 2015

PERATURAN MENTERI RISTEK DAN DIKTI NO 44 TAHUN 2015 PERATURAN MENTERI RISTEK DAN DIKTI NO 44 TAHUN 2015 NASIONAL PENDIDIKAN TINGGI BIRO HUKUM DAN ORGANISASI KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI 2016 12/8/2016 3:54 PM 1 SISTEMATIKA PERMENRISTEKDIKTI

Lebih terperinci

PEDOMAN AKADEMIK Standar Proses, Standar Penilaian, Standar Dosen dan Tenaga Kependidikan

PEDOMAN AKADEMIK Standar Proses, Standar Penilaian, Standar Dosen dan Tenaga Kependidikan TAHAPAN PENYUSUNAN PEDOMAN AKADEMIK Standar Proses, Standar Penilaian, Standar Dosen dan Tenaga Kependidikan Nemuel Daniel Pah nemuelpah@staff.ubaya.ac.id BUKU PEDOMAN AKADEMIK Buku yang memberikan informasi

Lebih terperinci

Implikasi Regulasi Pendidikan Tinggi. Direktorat Kelembagaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Mei 2015

Implikasi Regulasi Pendidikan Tinggi. Direktorat Kelembagaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Mei 2015 Implikasi Regulasi Pendidikan Tinggi Direktorat Kelembagaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Mei 2015 Agenda Paparan Jati Diri Tujuan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Kebijakan Pokok Pembangunan

Lebih terperinci

Kebijakan Pengembangan Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan Tinggi

Kebijakan Pengembangan Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan Tinggi Kebijakan Pengembangan Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan Tinggi Ridwan Roy T, Deputi Direktur Pembelajaran dan Kemahasiswaan Pertemuan Koordinasi Pengelolaan Insitusi Pendidikan Tinggi Tenaga Kesehatan,

Lebih terperinci

Standar Kompetensi Lulusan Acuan Standar Lain

Standar Kompetensi Lulusan Acuan Standar Lain Standar Kompetensi Lulusan Acuan Standar Lain Pasal 5 ayat (2) Permenristekdikti No. 44 Tahun 2015 Standar kompetensi lulusan yang dinyatakan dalam rumusan capaian pembelajaran lulusan digunakan sebagai

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2012 TENTANG PENDIDIKAN TINGGI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2012 TENTANG PENDIDIKAN TINGGI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2012 TENTANG PENDIDIKAN TINGGI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2012 TENTANG PENDIDIKAN TINGGI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2012 TENTANG PENDIDIKAN TINGGI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2012 TENTANG PENDIDIKAN TINGGI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia

Lebih terperinci

Regulasi dalam Pengembangan dan Implementasi Kurikulum di Perguruan Tinggi

Regulasi dalam Pengembangan dan Implementasi Kurikulum di Perguruan Tinggi Regulasi dalam Pengembangan dan Implementasi Kurikulum di Perguruan Tinggi Dr. Ridwan Roy T, SH, SE, Msi Direktorat Jenderal Pembelajaran Direktorat Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan KEMENTERIAN

Lebih terperinci

2015, No Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor

2015, No Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor No.1179, 2015 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENAG. Perguruan Tinggi Keagamaan. Gelar Akademik. PERATURAN MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33 TAHUN 2016 TENTANG GELAR AKADEMIK PERGURUAN TINGGI

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2012 TENTANG PENDIDIKAN TINGGI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2012 TENTANG PENDIDIKAN TINGGI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2012 TENTANG PENDIDIKAN TINGGI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia

Lebih terperinci

SURAT KETERANGAN PENDAMPING IJAZAH SKPI

SURAT KETERANGAN PENDAMPING IJAZAH SKPI SURAT KETERANGAN PENDAMPING IJAZAH SKPI UU-PT & KKNI DIKTI (BELMAWA) BSNP BAN PT/ LAM BNSP SN-DIKTI Indikator penilaian PT Sertifikasi Peraturan Menteri : Penerapan KKNI SKPI RPL Nomen klatur Panduan-panduan

Lebih terperinci

STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN TINGGI Berdasarkan Permendikbud no. 49/2014

STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN TINGGI Berdasarkan Permendikbud no. 49/2014 STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN TINGGI Berdasarkan Permendikbud no. 49/2014 Standar yang diatur di lingkup DIKTI STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN 1. Standar Kompetensi Lulusan 2. Standar Isi 3. Standar Proses 4.

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.158, 2012 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA PENDIDIKAN. Pendidikan Tinggi. Pemerintah. Pemerintah Daerah. Swasta. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5336) UNDANG-UNDANG

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2012 TENTANG PENDIDIKAN TINGGI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2012 TENTANG PENDIDIKAN TINGGI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2012 TENTANG PENDIDIKAN TINGGI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia

Lebih terperinci

RAPIMNAS PII 10 Oktober 2016

RAPIMNAS PII 10 Oktober 2016 RENCANA PENYELENGGARAAN PS PPI UNIVERSITAS KATOLIK PARAHYANGAN JOHANNES ADHIJOSO TJONDRO RAPIMNAS PII 10 Oktober 2016 LEGALITAS DAN LEMBAGA PENGELOLA TENAGA PENGAJAR KERJASAMA DENGAN KEMENTRIAN TERKAIT

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 2016 TENTANG AKREDITASI PROGRAM STUDI DAN PERGURUAN TINGGI

PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 2016 TENTANG AKREDITASI PROGRAM STUDI DAN PERGURUAN TINGGI SALINAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 2016 TENTANG AKREDITASI PROGRAM STUDI

Lebih terperinci

STANDAR DOSEN DAN TENAGA KEPENDIDIKAN

STANDAR DOSEN DAN TENAGA KEPENDIDIKAN STANDAR DOSEN DAN TENAGA KEPENDIDIKAN Kode Dokumen : Revisi ke : Tanggal : 15 April 2015 Diajukan Oleh Disetujui oleh : Tim Penjaminan Mutu : Direktur Naproni, S. T., M. Kom. NIK. 0106003 SISTEM PENJAMINAN

Lebih terperinci

Sosialisasi Kurikulum 2016 prodi S1 IF. 30 Maret 2016

Sosialisasi Kurikulum 2016 prodi S1 IF. 30 Maret 2016 Sosialisasi Kurikulum 2016 prodi S1 IF 30 Maret 2016 1 Visi Prodi Visi Menjadi program studi yang menghasilkan lulusan dan riset berkelas dunia dalam bidang Informatika Penjelasan Visi Berkelas Dunia:

Lebih terperinci

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 2012 TENTANG PENDIDIKAN TINGGI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 2012 TENTANG PENDIDIKAN TINGGI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 2012 TENTANG PENDIDIKAN TINGGI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa Undang-Undang Dasar Negara Republik

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 55 TAHUN 2017 TENTANG STANDAR PENDIDIKAN GURU

PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 55 TAHUN 2017 TENTANG STANDAR PENDIDIKAN GURU SALINAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 55 TAHUN 2017 TENTANG STANDAR PENDIDIKAN GURU

Lebih terperinci

Untitled document. Undang-Undang:

Untitled document. Undang-Undang: Untitled document Undang-Undang: - Undang-undang Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2014 Tentang Keinsinyuran - Undang-undang Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2014 Tentang Aparatur Sipil Negara - Undang-undang

Lebih terperinci

PERATURAN REKTOR UNIVERSITAS BRAWIJAYA NOMOR 20 TAHUN 2016 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN REKTOR UNIVERSITAS BRAWIJAYA NOMOR 20 TAHUN 2016 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN REKTOR UNIVERSITAS BRAWIJAYA NOMOR 20 TAHUN 2016 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA REKTOR UNIVERSITAS BRAWIJAYA, Menimbang : a. bahwa penataan organisasi

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2012 TENTANG KERANGKA KUALIFIKASI NASIONAL INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2012 TENTANG KERANGKA KUALIFIKASI NASIONAL INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2012 TENTANG KERANGKA KUALIFIKASI NASIONAL INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa untuk melaksanakan

Lebih terperinci

KEBIJAKAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN BIDAN DI INDONESIA. Djoko Santoso Dirjen Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan Nasional

KEBIJAKAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN BIDAN DI INDONESIA. Djoko Santoso Dirjen Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan Nasional KEBIJAKAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN BIDAN DI INDONESIA Djoko Santoso Dirjen Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan Nasional Bandung, 1 Desember 2010 OUTLINE Pendidikan Bidan Saat ini Masalah yang Dihadapi

Lebih terperinci

A. Pendahuluan. 1. Latar Belakang

A. Pendahuluan. 1. Latar Belakang SALINAN LAMPIRAN PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2018 TENTANG PENGGABUNGAN DAN PENYATUAN PERGURUAN TINGGI SWASTA A. Pendahuluan 1. Latar Belakang

Lebih terperinci

INSTITUT SAINS DAN TEKNOLOGI AL-KAMAL

INSTITUT SAINS DAN TEKNOLOGI AL-KAMAL No. Dok: LPM.04 No. Rev : 0 Berlaku: Januari 2018 Hal : 1/ 13 INSTITUT SAINS DAN TEKNOLOGI AL-KAMAL No. Dok: LPM.04 No. Rev : 0 Berlaku: Januari 2018 Hal : 2/ 13 BAB I VISI dan MISI A. Visi ISTA Visi Institut

Lebih terperinci

B A D A N P E N J A M I N A N M U T U

B A D A N P E N J A M I N A N M U T U STANDAR ISI Universitas Respati Yogyakarta Jln. Laksda Adi Sucipto KM 6.3 Depok Sleman Yogyakarta Telp : 0274-488 781 ; 489-780 Fax : 0274-489780 Standar Isi Universitas Respati Yogyakarta Page 0 B A D

Lebih terperinci

2 Mengingat e. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, huruf c, dan huruf d, perlu membentuk Undang-Undang tentang

2 Mengingat e. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, huruf c, dan huruf d, perlu membentuk Undang-Undang tentang No.307, 2014 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA KESEHATAN. Keperawatan. Pelayanan. Praktik. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5612) UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR

Lebih terperinci

Standar Nasional Pendidikan Tinggi

Standar Nasional Pendidikan Tinggi Starlet Gerdi Julian / 15105241034 / http://juliancreative.blogs.uny.ac.id/?page_id=239 Standar Nasional Pendidikan Tinggi A. STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN 1. Standar Kompetensi Lulusan 2. Standar Isi 3.

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.19, 2010. PENDIDIKAN. Kedinasan. Pedoman. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5101) PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 81 TAHUN 2014 TENTANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 81 TAHUN 2014 TENTANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA SALINAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 81 TAHUN 2014 TENTANG IJAZAH, SERTIFIKAT KOMPETENSI, PENDIDIKAN DAN SERTIFIKAT PROFESI TINGGI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

Oleh: Tim Pengembang SPMI Ditjen Dikti, Kemdikbud

Oleh: Tim Pengembang SPMI Ditjen Dikti, Kemdikbud Kebijakan Nasional Sistem Penjaminan Mutu Eksternal atau Akreditasi Berdasarkan UU No. 12 Tahun 2012 Tentang Pendidikan Tinggi dan Permendikbud No. 87 Tahun 2014 Tentang Akreditasi Program Studi dan Perguruan

Lebih terperinci

SOSIALISASI BIDANG PEMINATAN

SOSIALISASI BIDANG PEMINATAN SOSIALISASI BIDANG PEMINATAN PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI FAKULTAS TEKNIK DAN ILMU KOMPUTER UNIVERSITAS POTENSI UTAMA TA 2014-2015 PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI Program studi Sistem Informasi (STMIK)

Lebih terperinci

Pendirian dan Perubahan Perguruan Tinggi Swasta serta Pembukaan dan Perubahan Program Studi Pada Perguruan Tinggi

Pendirian dan Perubahan Perguruan Tinggi Swasta serta Pembukaan dan Perubahan Program Studi Pada Perguruan Tinggi 0 P E R S Y A R A T A N D A N P R O S E D U R Pendirian dan Perubahan Perguruan Tinggi Swasta serta Pembukaan dan Perubahan Program Studi Pada Perguruan Tinggi Periode 1 Tahun 2018 Kementerian Riset, Teknologi,

Lebih terperinci

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN TINGGI

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN TINGGI KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN TINGGI PENDIDIKAN 3/24/2015 9:53 AM PENELITIAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT 1 SISTEMATIKA PERMENDIKBUD NASIONAL PENDIDIKAN TINGGI PERMENDIKBUD

Lebih terperinci

Kebijakan Kemristekdikti untuk Pendidikan Bimbingan dan Konseling

Kebijakan Kemristekdikti untuk Pendidikan Bimbingan dan Konseling Kebijakan Kemristekdikti untuk Pendidikan Bimbingan dan Konseling Direktur Penjaminan Mutu Jogjakarta, 10 Maret 2018 Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi 2018 1 DEMAND SIDE SUPPLY SIDE Kebutuhan

Lebih terperinci

Deskripsi Umum, Learning Outcomes, dan Kurikulum Inti Program Studi Teknik Industri

Deskripsi Umum, Learning Outcomes, dan Kurikulum Inti Program Studi Teknik Industri Deskripsi Umum, Learning Outcomes, dan Kurikulum Inti Program Studi Teknik Industri Oleh: Dr. Ir. TMA. Ari Samadhi, M.Sc. Rapat BKSTI, Bandung 10 Oktober 2012 Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI)

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2010 TENTANG PENDIDIKAN KEDINASAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2010 TENTANG PENDIDIKAN KEDINASAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2010 TENTANG PENDIDIKAN KEDINASAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa dalam rangka pelaksanaan Pasal 29

Lebih terperinci

Klarifikasi Isu Terkini Kualifikasi Dosen Kedokteran dan Kedokteran Gigi

Klarifikasi Isu Terkini Kualifikasi Dosen Kedokteran dan Kedokteran Gigi Klarifikasi Isu Terkini Kualifikasi Dosen Kedokteran dan Kedokteran Gigi Komite Bersama Kemristekdikti-Kemkes Ali Ghufron Mukti, Dirjen Sumber Daya Iptek dan Dikti Cirebon, 16 Juli 2017 Kementerian Riset,

Lebih terperinci

UNIVERSITAS INTERNASIONAL BATAM

UNIVERSITAS INTERNASIONAL BATAM UNIVERSITAS INTERNASIONAL BATAM STANDAR TENAGA PENDIDIK DAN KEPENDIDIKAN Kode/No. : STD/SPMI-UIB/01.05 Tanggal : 1 September Revisi : 2 Halaman : 1 dari 7 STANDAR TENAGA PENDIDIK DAN KEPENDIDIKAN UNIVERSITAS

Lebih terperinci

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 2012 TENTANG PENDIDIKAN TINGGI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 2012 TENTANG PENDIDIKAN TINGGI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 2012 TENTANG PENDIDIKAN TINGGI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: Mengingat: a. bahwa Undang-Undang Dasar Negara

Lebih terperinci

Pendirian dan Perubahan Perguruan Tinggi Swasta serta Pembukaan dan Perubahan Program Studi Pada Perguruan Tinggi

Pendirian dan Perubahan Perguruan Tinggi Swasta serta Pembukaan dan Perubahan Program Studi Pada Perguruan Tinggi Prosedur Pendirian PTS dan Penyelenggaraan Program StPPudi PTS 0 P E R S Y A R A T A N D A N P R O S E D U R Pendirian dan Perubahan Perguruan Tinggi Swasta serta Pembukaan dan Perubahan Program Studi

Lebih terperinci

Penambahan Nama Program Studi Pada Perguruan Tinggi

Penambahan Nama Program Studi Pada Perguruan Tinggi PERSYARATAN DAN PROSEDUR Penambahan Nama Program Studi Pada Perguruan Tinggi Periode 1 tahun 2018 Direktorat Jederal Kelembagaan Ilmu Pengetahuan, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Kementerian Riset, Teknologi,

Lebih terperinci

Pembukaan dan Perubahan Program Studi di Luar Kampus Utama Perguruan Tinggi

Pembukaan dan Perubahan Program Studi di Luar Kampus Utama Perguruan Tinggi 0 P E R S Y A R A T A N D A N P R O S E D U R Pembukaan dan Perubahan Program Studi di Luar Kampus Utama Perguruan Tinggi Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Jl. Pintu Satu Senayan, Gedung

Lebih terperinci

1 DESEMBER Tim P

1 DESEMBER Tim P 1 DESEMBER 2014 Tim P LS-2014 Dasar Hukum Undang - Undang Undang-Undang No 12 / 2012 tentangpendidikantinggi, Undang-Undang No. 20 / 2013 tentangpendidikankedokteran, Undang-Undang No. 29/ 2004 tentang

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI NOMOR 35 TAHUN 2016 TENTANG PENYELENGGARAAN PROGRAM STUDI PROGRAM PROFESI INSINYUR

PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI NOMOR 35 TAHUN 2016 TENTANG PENYELENGGARAAN PROGRAM STUDI PROGRAM PROFESI INSINYUR MENTERI RISET,TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 35 TAHUN 2016 TENTANG PENYELENGGARAAN PROGRAM

Lebih terperinci

KANTOR PENJAMINAN MUTU INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER

KANTOR PENJAMINAN MUTU INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER KANTOR PENJAMINAN MUTU INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER 2017 INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER Kampus ITS Sukolilo-Surabaya 60111 Telp: 031-5994418 http://www.its.ac.id STANDAR MUTU SPMI (Quality

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Format Instrumen dilampirkan pada bagian akhir buku ini.

BAB I PENDAHULUAN. Format Instrumen dilampirkan pada bagian akhir buku ini. Lampiran Peraturan Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi Nomor 49 tahun 2018 tentang Instrumen Akreditasi Perguruan Tinggi dalam Rangka Penggabungan atau Penyatuan Perguruan Tinggi Swasta yang Tidak

Lebih terperinci

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 2012 TENTANG PENDIDIKAN TINGGI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 2012 TENTANG PENDIDIKAN TINGGI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 2012 TENTANG PENDIDIKAN TINGGI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: Mengingat: a. bahwa Undang-Undang Dasar Negara

Lebih terperinci

Proses Evaluasi. Keterbatasan mampuan Negara. imo Masyarakat PRUDEN

Proses Evaluasi. Keterbatasan mampuan Negara. imo Masyarakat PRUDEN Proses Evaluasi Keterbatasan mampuan Negara imo Masyarakat PRUDEN Kesatuan kegiatan pendidikan dan pembelajaran yang memiliki kurikulum dan metode pembelajaran tertentu dalam satu jenis pendidikan akademik,

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2012 TENTANG KERANGKA KUALIFIKASI NASIONAL INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2012 TENTANG KERANGKA KUALIFIKASI NASIONAL INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PRESIDEN NOMOR 8 TAHUN 2012 TENTANG KERANGKA KUALIFIKASI NASIONAL INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 5 ayat (3) Peraturan

Lebih terperinci

AKREDITASI INSTITUSI PERGURUAN TINGGI BARU INSTRUMEN AKREDITASI

AKREDITASI INSTITUSI PERGURUAN TINGGI BARU INSTRUMEN AKREDITASI BAN-PT AKREDITASI INSTITUSI PERGURUAN TINGGI BARU INSTRUMEN AKREDITASI BADAN AKREDITASI NASIONAL PERGURUAN TINGGI 2016 DAFTAR ISI Halaman DAFTAR ISI 1 BAB I PENDAHULUAN 2 BAB II BAB III PRINSIP DASAR PENYUSUNAN

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI RISTEK DAN DIKTI NO 44 TAHUN 2015

PERATURAN MENTERI RISTEK DAN DIKTI NO 44 TAHUN 2015 PERATURAN MENTERI RISTEK DAN DIKTI NO 44 TAHUN 2015 NASIONAL PENDIDIKAN TINGGI BIRO HUKUM DAN ORGANISASI KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI 2016 26-May-16 08:49 1 Keterkaitan SN Dikti

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2014 TENTANG

SALINAN PERATURAN KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2014 TENTANG SALINAN PERATURAN KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2014 TENTANG PENERBITAN REKOMENDASI PEMBUKAAN, PEMBINAAN, DAN PENUTUPAN PROGRAM PENDIDIKAN DOKTER GIGI SPESIALIS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2010 TENTANG PENDIDIKAN KEDINASAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2010 TENTANG PENDIDIKAN KEDINASAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2010 TENTANG PENDIDIKAN KEDINASAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang Mengingat : bahwa dalam rangka pelaksanaan

Lebih terperinci

REKOGNISI KUALIFIKASI SDM INDONESIA MENINGKATKAN REKOGNISI dan PENYETARAAN KUALIFIKASI DI DALAM & LUAR NEGERI

REKOGNISI KUALIFIKASI SDM INDONESIA MENINGKATKAN REKOGNISI dan PENYETARAAN KUALIFIKASI DI DALAM & LUAR NEGERI Indonesian ualification Framework GATS & AFTA, UU SISDIKNAS, REGIONAL CONVENTIONS KESIAPAN INDONESIA MENERIMA INFLUX TENAGA KERJA ASING DALAM BERBAGAI JENJANG PEKERJAAN DI INDUSTRI/PERUSAHAAN REKOGNISI

Lebih terperinci