EVALUASI PENGAKUAN PENDAPATAN DAN BEBAN ATAS DANA TABARRU DAN DANA PERUSAHAAN PADA ASURANSI JIWA PT AJB BUMIPUTERA 1912

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "EVALUASI PENGAKUAN PENDAPATAN DAN BEBAN ATAS DANA TABARRU DAN DANA PERUSAHAAN PADA ASURANSI JIWA PT AJB BUMIPUTERA 1912"

Transkripsi

1 EVALUASI PENGAKUAN PENDAPATAN DAN BEBAN ATAS DANA TABARRU DAN DANA PERUSAHAAN PADA ASURANSI JIWA PT AJB BUMIPUTERA 1912 Vinky Komala Dewi, Armanto Witjaksono Binus University, Jln. Kedoya Raya No. 66, Jakarta Barat 11520, ABSTRACT The purpose of this research is to evaluate the recognition of revenues and expenses on tabarru and companies funds based on PSAK 108 on life insurance AJB Bumiputera 1912, PT. Research methods and object used in this study is a qualitative methods and using primary data. The method of data collection using direct and indirect methods. The object used in this research is AJB Bumiputera 1912, PT sharia division. Analyzes were performed on the sharia divisonand researching on tabarru and companies funds how the recognition of revenues and expenses and how to invest. Results of research that revenues, expenses and invesment made separate AJB Bumiputera 1912, PT between tabarru and companies funds. And the methods usedis acrual basis in accordance with PSAK. The conclusion of this study is that the AJB Bumiputera 1912, PT are in accordance with PSAK 108 in performing the recognition of revenues and expenses of tabarru and companies funds. (VKD) Keywords: sharia insurance, tabarru, PSAK 108 ABSTRAK Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengevaluasi pengakuan pendapatan dan beban atas dana tabarru dan dana perusahaan berdasarkan PSAK 108 pada asuransi jiwa PT AJB Bumiputera Metode dan objek penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif dan menggunakan data primer. Metode pengumpulan data menggunakan metode langsung dan metode tidak langsung. Objek yang diteliti adalah PT AJB Bumiputera 1912 divisi syariah. Analisis dilakukan pada divisi syariah dan meneliti mengenai dana tabarru dan dana perusahaan bagaimana cara pengakuan pendapatan dan beban dan cara menginvestasikannya,. Hasil dari penelitian bahwa pendapatan, beban dan investasi yang dilakukan PT AJB Bumiputera 1912 terpisah antara dana tabarru dan dana perusahaannya. Dan metode yang digunakan adalah acrual basis yang sesuai dengan PSAK. Kesimpulan dari penelitian ini adalah bahwa PT AJB Bumiputera 1912 sudah sesuai dengan PSAK 108 dalam melakukan pengakuan pendapatan dan beban atas dana tabarru dan dana perusahaan. (VKD) Kata Kunci: Asuransi syariah, tabarru, PSAK 108

2 PENDAHULUAN Asuransi merupakan salah satu lembaga yang memiliki peran penting, karena setiap manusia dalam hidupnya tidak terlepas dari risiko, bahaya atau kerugian material dan immaterial. Untuk itu dibentuklah suatu lembaga yang bernama asuransi sebagai alternatif untuk menghindari risiko atau memperkecil risiko dari apa yang akan ditimbulkan pada kejadian atau musibah yang tidak diharapkan tersebut. Berdasarkan UU No 2 Tahun 1992, Asuransi memberikan jasa dalam penanggulangan risiko akibat suatu peristiwa yang tidak pasti atau terhadap hidup atau meninggalnya seseorang. Asuransi dapat dibedakan menjadi dua jenis yaitu, asuransi konvensional dan asuransi syariah. Sebagian besar masyarakat Indonesia pasti sudah mengenal tentang asuransi konvensional, asuransi ini mengandung bunga (riba). Tetapi tidak semua masyarakat menyukai adanya bunga pada asuransi konvensional karena dalam hukum Islam riba itu haram. Maka dari itu muncul asuransi yang tidak menawarkan bunga didalamnya, yaitu asuransi syariah. Asuransi syariah merupakan asuransi yang menggunakan prinsip-prinsip Islam didalamnya. Dimana pada asuransi syariah terhindar dari hal-hal yang bersifat riba, gharar, dan maysir. Ketiga unsur tersebut di anggap masih terkandung pada konsep asuransi konvensional Asuransi syariah berbeda dengan asuransi konvensional, mungkin perbedaannya tidak terlalu terlihat, namun pada dasarnya perbedaan tersebut terletak pada perjanjian transaksinya. Dalam asuransi syariah, nasabah akan mengikatkan diri dalam suatu komunitas dan mereka saling menanggung apabila terjadi musibah, sedangkan asuransi konvensional, nasabah membeli perlindungan dari perusahaan asuransi untuk mendapat perlindungan apabila terjadi musibah. Di dalam asuransi syariah, premi yang diterima dari peserta bukan merupakan pendapatan bagi perusahaan. Premi tersebut akan dibagi kedalam tiga bagian yaitu premi tabarru, premi biaya/ujrah, dan premi tabungan. Perusahaan dalam asuransi syariah hanya bertugas untuk mengelola dana tersebut, sedangkan pendapatan perusahaan berasal dari transaksi yang menggunakan akad wakalah bil ujrah atau yang menggunakan akad mudharabah. Pada beban dana tabarru dan dana perusahaan pun berbeda. Dana tabarru hanya menimbulkan beban klaim saja, sedangkan dana perusahaan menimbulkan beban-beban operasional yang digunakan dalam kelancaran usaha perusahaan. Berbeda dengan asuransi konvensional, premi yang diterima dari peserta merupakan milik perusahaan seluruhnya, dan beban yang dikelola perusahaan pun berasal dari satu dana. Dalam asuransi syariah terdapat dua produk yang ditawarkan yaitu asuransi kerugian dan asuransi jiwa. Pada asuransi kerugian memberikan jasa dalam menanggulangi risiko atas kerugian kehilangan manfaat dan tanggung jawab hukum kepada pihak ketiga yang timbul dari peristiwa yang tidak pasti. Sedangkan asuransi jiwa, menanggulangi risiko yang dikaitkan dengan jiwa seseorang yang diasuransikan. Asuransi jiwa berbeda dengan asuransi lainnya. Bila asuransi lain melindungi peserta dari sesuatu yang mungkin terjadi, namun pada asuransi jiwa melindungi keluarga peserta dari sesuatu yang mungkin terjadi misalnya kematian. Penelitian mengenai dana tabarru pada asuransi syariah sudah pernah dilakukan sebelumnya oleh Heva Mustabsyirah (2012). Penelitian tersebut membahas mengenai pendapatan dana tabarru dan dana perusahaan pada PT Asuransi Tafakul Umum. Peneliti menggunakan jenis penelitian kualitatif dalam penelitian yang menggunakan data primer yang diambil dari PT Asuransi Takaful Umum. Metode pengumpulan data menggunakan metode langsung dan tidak langsung. Penelitian tersebut hanya melibatkan satu objek saja yaitu penelitian mengenai perlakuan akuntansi atas pendapatan asuransi syariah.

3 METODE PENELITIAN Penelitian ini adalah penelitian yang membahas mengenai pengakuan pendapatan, investasi dan pengakuan atas beban dalam asuransi syariah. Jenis penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif, karena data yang digunakan merupakan data primer yang diambil dari PT AJB Bumiputera Metode pengumpulan data yang digunakan pada penelitian ini adalah metode langsung dan metode tidak langsung. Metode langsung, yaitu dengan melakukan wawancara dengan karyawan perusahaan, dan metode tidak langsung dengan melakukan studi kepustakaan. Unit analisis penelitian ini merupakan perusahaan asuransi syariah, yaitu PT AJB Bumiputera HASIL DAN BAHASAN Dalam penelitian ini peneliti melakukan penelitian di kantor pusat divisi syariah PT AJB Bumiputera 1912 yang terletak di Jalan Wolter Monginsidi Kebayoran Baru, Jakarta Selatan. Semua kegiatan transaksi di PT AJB Bumiputera 1912 ini terjadi di kantor cabang operasional yang tersebar luas di wilayah Indonesia, kantor pusat divisi syariah hanya merekap segala kegiatan yang terjadi di semua kantor cabang operasional. Gambar 4.1 Alur Penerimaan Peserta Calon peserta formulir penilaian diterima ditolak Risiko dapat ditanggung Risiko tidak dapat ditanggung Rincian perhitungan kontribusi Prosedur ketika seseorang mengajukan diri menjadi calon peserta di PT AJB Bumiputera 1912 yang pertama dilakukan adalah mengisi formulir yang sudah disediakan perusahaan, setelah itu perusahaan akan melakukan penilaian risiko dari si calon peserta apakah risiko dapat ditanggung perusahaan atau tidak. Apabila risiko terlalu besar maka perusahaan akan menolak pengajuan polis tersebut, namun apabila risiko masih dapat ditanggung perusahaan maka pengajuan polis akan diterima dan perusahaan akan membuat rincian mengenai pembayaran premi/kontribusi yang dibayarkan oleh peserta nantinya. A. Pengakuan pendapatan Pendapatan yang didapat oleh perusahaan dikelompokkan menjadi dua, yaitu pendapatan dana tabarru dan pendapatan dana perusahaan. Pendapatan dana tabarru dihasilkan dari premi/kontribusi tabarru dan hasil investasi atas dana tabarru. Sedangkan pendapatan dana perusahaan didapat dari tiga komponen, yaitu ujrah, hasil investasi dana perusahaan, dan pembagian hasil investasi pengelolaan kontribusi.

4 Contoh kasus: Nama Peserta Usia Peserta : Vinky Komala Dewi : 22 tahun Masa Asuransi : 15 tahun 26 April 2005 s.d 26 April 2020 Iuran Tabarru : 2,68% Jumlah kontribusi Triwulanan : 500,000 Semesteran : 1,000,000 Tahunan : 2,000,000 Manfaat Awal : 30,000,000 Asumsi hasil investasi : 8% Bagian hasil investasi : 70% Jurnal untuk pencatatan premi/kontribusi sebagai berikut: Kas 500,000 Titipan Premi 500,000 Jurnal di atas untuk mengakui pendapatan kontribusi. Disebut titipan premi karena kontribusi tersebut masih mempunyai kemungkinan untuk tidak jadi hingga polis peserta selesai dicetak. Dalam laporan keuangan akun Titipan Premi akan disajikan pada Laporan Posisi Keuangan sebagai Utang Lain. Dan ketika polis sudah selesai dicetak maka jurnalnya sebagai berikut: Titipan premi 500,000 Premi 500,000 Ketika polis sudah jadi, maka pembayaran kontribusi si peserta sudah bisa diakui sebagai premi oleh perusahaan karena peserta sudah tercatat menjadi nasabah di perusahaan. Ini sesuai dengan PSAK 108 paragraf 10. PSAK 108 paragraf 10, Pembayaran dari peserta dapat meliputi kontribusi; atau kontribusi dan investasi. Premi/kontribusi yang sudah masuk ke perusahaan akan langsung dibagi menjadi tiga bagian, yaitu premi biaya/ujrah, premi tabarru, dan premi tabungan. Premi biaya/ujrah ini adalah premi yang dibayarkan untuk biaya operasional perusahaan, premi tabarru digunakan untuk dana tabarru atau dana kebajikan, dan premi tabungan merupakan dana yang disimpan untuk dikembalikan ke peserta. Rekening tabungan ini akan diberikan ke peserta apabila kontrak berakhir, peserta mengundurkan diri, dan peserta meninggal dunia.

5 Gambar 4.2 Pembagian Premi/Kontribusi Peserta Premi biaya Ujrah tahun I 39%, Tahun II 24%, Tahun III dst 5% Premi/kontribusi Premi tabarru Dinilai berdasarkan risiko peserta Premi tabungan Sisa pembagian premi biaya dan tabarru Berikut adalah jurnal atas pembagian premi/kontribusi. Kas 500,000 Premi/kontribusi biaya 195,000 Premi/kontribusi tabarru 13,400 Premi/kontribusi tabungan 291,600 Premi/kontribusi tabungan akan disajikan pada Laporan Posisi Keuangan sebagai Dana Syirkah Temporer, premi/kontribusi tabarru tidak terlihat jelas pada laporan keuangan namun dapat dihitung dari kontribusi bruto dikurangi ujrah pengelola yang disajikan pada Laporan Surplus (Defisit) Underwritting Dana Tabarru, premi/kontribusi biaya akan disajikan pada Laporan Laba Rugi Dana Peruashaan sebagai Pendapatan Pengelolaan Operasi Asuransi. B. Investasi Dana yang sudah dihimpun oleh perusahaan akan diinvestasikan ke dalam instrumen yang sesuai dengan prinsip syariah, seperti deposito syariah, reksa dana syariah, obligasi syariah, dll. Dalam melakukan investasi yang digunakan merupakan akad mudharabah dengan pembagian bagi hasil sebesar 30% : 70%, yaitu 30% untuk pengelola dana dan 70% untuk pemilik dana. Pembagian hasil ini sudah ditentukan oleh perusahaan. Penggunaan akad ini sesuai dengan PSAK 108 paragraf 19 yang menjelaskan akad yang digunakan dalam investasi adalah akad mudharabah. PSAK 108 paragraf 19, Perlakuan akuntansi untuk investasi dengan menggunakan akad mudharabah, atau mudharabah musytarakah mengacu kepada PSAK yang relevan. Dana yang dikelola perusahaan dibedakan menjadi dua, yaitu dana tabarru dan dana perusahaan. Dalam penginvestasian kedua dana tersebut harus dipisahkan karena kedua dana tersebut mempunyai fungsi yang berbeda. Berikut adalah jurnal pembayaran investasi pada dana tabarru, dana investasi peserta dan dana perusahaan:

6 Investasi Bank-Dana Tabarru Investasi Bank-Dana Investasi Peserta Investasi Bank-Dana Pengelola Jurnal di atas menjelaskan pencatatan pada saat perusahaan melakukan pembayaran atas investasi syariah. Investasi yang dilakukan oleh perusahaan diambil dari ketiga sumber dana, yaitu dana tabarru, dana investasi peserta dan dana perusahaan. Jurnal hasil pengembangan investasi Bank Hasil investasi Hasil dari pengembangan investasi ini tidak sepenuhnya diakui pendapatan oleh perusahaan karena hasil investasi ini akan dibagi hasil sesuai presentasenya antara peserta dengan perusahaan. Pada hasil investasi dana tabarru akan masuk ke dalam Laporan Surplus (Defisit) Underwritting Dana Tabarru sebagai Pendapatan Investasi. Dan pada Laporan Laba Rugi Dana Perusahaan sebagai Pendapatan Investasi. Jurnal pembagian hasil investasi Bagi hasil dana tabarru Bank-Dana Tabarru Bagi hasil dana tabarru ini masuk ke dalam rekening tabarru, untuk menambah jumlah rekening dana tabarru. Dana tabarru ini digunakan untuk membayar klaim yang diajukan oleh peserta. Pembagian hasil atas investasi dana tabarru ini adalah 70% untuk pemilik dana dan 30% untuk pengelola dana. Bagi hasil Bank-Dana Investasi Peserta Pada bagi hasil ini dana yang digunakan adalah dana tabungan peserta. Dana ini merupakan hak peserta yang akan dikembalikan ketika peserta mengajukan klaim atau kontrak sudah berakhir. Presentase pembagian hasil dana investasi peserta ini adalah 70% : 30%, yaitu 70% untuk pemilik dana dan 30% untuk pengelola dana. Bagi hasil Bank-Dana Pengelola Investasi ini menggunakan dana perusahaan atau dana pendapatan perusahaan. Bagi hasil atas dana pengelola ini 100% keuntungan menjadi milik perusahaan, karena dana yang digunakan merupakan dana dari pendapatan perusahaan.

7 Jadi, pendapatan dana tabarru dihasilkan dari pembayaran premi tabarru pada saat peserta membayarkan kontribusinya dan hasil investasi dana tabarru. Sesuai dengan PSAK 108 paragraf 16. PSAK 108 paragraf 16, Selain dari kontribusi peserta, tambahan dana tabarru juga berasal dari hasil investasi yang dilakukan oleh entitas asuransi syariah, antara lain, sebagai wakil peserta (wakalah) atau pengelola dana (mudharabah atau mudharabah musytarakah). Sedangkan pendapatan dana perusahaan dihasilkan dari premi biaya/ujrah yang dibayarkan peserta, hasil investasi dana perusahaan dan pembagian hasil dana investasi peserta. C. Pengakuan Beban Gambar 4.3 Pembagian Beban atas Dana Tabarru dan Dana Perusahaan BEBAN Beban Asuransi Beban Perusahaan Beban Klaim Beban Operasional Perusahaan Dana Tabarru Dana Perusahaan A. Beban Asuransi Beban klaim terjadi ketika peserta mengajukan klaim ke perusahaan. Jika peserta mengajukan klaim maka peserta berhak mendapat dana tabarru dan dana investasi peserta beserta hasil investasinya. Namun apabila peserta tidak mengajukan klaim selama kontrak asuransi maka peserta tidak berhak mendapatkan dana tabarru dan hanya menerima dana investasi dan hasil investasinya saja. Karena dana tabarru adalah dana hibah atau dana kebajikan atau dana tolong menolong, yaitu dana yang dikumpulkan perusahaan untuk membantu para peserta yang mengalami musibah/risiko. Hal ini sesuai dengan PSAK 108 paragraf 12 yang menjelaskan mengenai pembayaran manfaat asuransi/klaim berasal dari dana tabarru dimana risiko ditanggung bersama antara peserta asuransi. PSAK 108 paragraf 12, Pembayaran manfaat asuransi/klaim berasal dari dana peserta kolektif (dana tabarru ) dimana risiko ditanggung secara bersama antara peserta asuransi. Jurnal pada saat klaim disetujui Beban klaim 44,200,000

8 Hutang klaim 44,200,000 Ketika klaim sudah disetujui maka perusahaan akan melakukan pencatatan beban klaim pada hutang klaim. Hutang klaim disajikan pada Laporan Posisi Keuangan sebagai Utang Klaim. Jurnal pada saat klaim dibayarkan Hutang klaim 44,200,000 Kas/Bank 44,200,000 Jurnal di atas dicatat ketika perusahaan membayarkan klaim kepada peserta. Kas/bank disajikan dalam Laporan Surplus Underwritting Dana Tabarru sebagai Pembayaran Klaim. Namun, apabila peserta tidak mengajukan klaim hingga akhir masa kontrak maka peserta tidak akan mendapat dana tabarru, peserta hanya mendapat dana investasi peserta dan hasil investasinya saja. Pengakuan beban klaim sesuai dengan PSAK 108 mengenai Akuntansi Transaksi Asuransi Syariah. B. Beban Perusahaan Beban perusahaan adalah beban operasional perusahaan, dimana beban-beban tersebut dikeluarkan untuk kelancaran usaha perusahaan. Beban ini berupa beban komisi, beban pemasaran, beban pengembangan, beban umum dan administrasi. Dana yang digunakan untuk membayar beban-beban perusahaan ini adalah dana perusahaan, karena beban digunakan untuk kelancaran operasional perusahaan. Beban komisi yaitu beban atas pembayaran komisi agen. Agen menjual polis kepada peserta, menagih setiap tanggal jatuh tempo ke peserta untuk membayar premi. Maka perusahaan memberikan komisi kepada agen, dengan jurnal sebagai berikut. Beban komisi Kas Beban pemasaran salah satunya adalah beban iklan. Beban pemasaran digunakan untuk memasarkan asuransi supaya asuransi menjadi dikenal masyarakat dengan tujuan masyarakat tertarik menjadi nasabah di perusahaan asuransi. Berikut jurnal untuk beban iklan. Beban iklan Kas Beban umum dan administrasi merupakan akun yang digunakan untuk mencatat beban atas sewa gedung, kendaraan operasional, gaji karyawan. Jurnal untuk mencatat beban gaji sebagai berikut: Beban gaji Kas/Bank Beban-beban operasional perusahaan ini dicatat dalam Laporan Laba Rugi Dana Perusahaan dalam beban perusahaan.

9 Jadi, pengakuan beban atas dana tabarru itu berupa beban klaim yang dibayarkan kepada peserta dengan menggunaka dana tabarru. Sedangkan beban perusahaan yaitu beban operasional perusahaan untuk kelancaran usaha perusahaan dengan menggunakan dana perusahaan. SIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang sudah dilakukan peneliti, maka peneliti menyimpulkan sebagai berikut: 1. Metode yang digunakan PT AJB Bumiputera 1912 adalah metode accrual basis dimana dalam metode ini perusahaan melakukan pencatatan ketika transaksi aktual selesai. Penggunaan metode ini sudah sesuai dengan PSAK 101 paragraf 25 tentang Penyajian Laporan Keuangan Syariah. 2. Akad yang digunakan dalam asuransi adalah akad tabarru, mudharabah dan wakalah bil ujrah. Akad wakalah bil ujrah merupakan akad antara peserta dan perusahaan, digunakan pada saat peserta membayarkan kontribusinya dan perusahaan akan mendapat fee atas pengelolaan dana tersebut. Akad mudharabah digunakan untuk melakukan investasi. Dan akad tabarru digunakan antar peserta untuk mengelola risiko yang terjadi pada peserta. ini sesuai dengan PSAK 108 mengenai Akuntansi Transaksi Asuransi Syariah. 3. Pengakuan pendapatan dibedakan menjadi dua yaitu pendapatan dana tabarru dan pendapatan dana perusahaan. Pendapatan dana tabarru didapat dari premi/kontribusi yang dibayarkan oleh peserta, hasil investasi dana tabarru. Sedangkan pendapatan dana perusahaan didapat dari ujrah yang dibayarkan peserta, hasil investasi dana perusahaan dan bagi hasil investasi dana peserta. Hal ini sesuai dengan PSAK 108 mengenai Akuntansi Transaksi Asuransi Syariah. 4. Pada pengakuan beban pun terpisahkan antara dana tabarru dan dana perusahaan. Beban yang ditimbulkan dari dana tabarru adalah beban klaim. Sedangkan beban yang ditimbulkan dari dana perusahaan adalah beban-beban operasional perusahaan yang digunakan untuk kelancaran usaha perusahaan. Beban klaim diakui ketika peserta mengajukan klaim dan disetujui dan saat perusahaan membayarkan klaim. Dan ini sudah sesuai dengan PSAK 108 tentang Akuntansi Transaksi Asuransi Syariah. 5. PT AJB Bumiputera melakukan investasi atas dana yang dikelolanya ke dalam instrumeninstrumen yang sesuai dengan prinsip syariah, misalnya deposito, saham syariah, reksadana syariah, sukuk obligasi syariah, surat berharga syariah, dll. Dalam melakukan investasi perusahaan memisahkan atas dana perusahaan dan dana tabarru. Saran Berikut adalah beberapa saran yang peneliti berikan terkait dengan penelitian, yaitu: 1. Peneliti menyarankan kepada perusahaan supaya lebih memberikan kelengkapan terhadap informasi yang diberikan kepada peneliti selanjutnya supaya peneliti selanjutnya bisa lebih memahami dan menguasai penelitian, sehingga dapat memberikan kesimpulan yang tepat. 2. Untuk peneliti selanjutnya penulis berharap agar mengambil topik lain dalam syariah dan membahas mengenai akuntansi syariahnya, seperti zakat dan dapat pula mengambil objek selain PT AJB Bumiputera Peneliti berharap kepada para ahli dibidang asuransi syariah untuk melengkapi buku mengenai asuransi syariah yang lebih berkualitas dan terperinci lagi terutama yang membahas mengenai akuntansi asuransi syariah. Karena dalam proses penelitian ini penulis mengalami kesulitan dalam memperoleh buku-buku yang membahas mengenai akuntansi asuransi syariah.

10 REFERENSI Abdul Rahman, Asmak., Mohamad, Shamsiah. (2010). Analysis of Tabarru` Principle in Takaful Contract: Malaysian Experience. International Conference on Humanities, Historical and Social Sciences (CHHSS 2010), diakses 23 april 2013 dari Ali, Zainudin. (2008). Hukum Asuransi Syariah. Jakarta: PT Sinar Grafika. Anwar, Khoiril. (2007). Asuransi Syariah Halal & Maslahat. Solo: PT Tiga Serangkai. Arifin, Johar. (2007). Cara Cerdas Menilai Kinerja Perusahaan Berbasis Komputer. Jakarta: PT Elex Media Komputindo. Basrowi., Suwandi., (2011). Memahami Penelitian Kualitatif. Jakarta: PT Rineka Cipta. Fidhayanti, Dwi. (2012). Pelaksanaan Akad Tabarru pada Asuransi Syariah (Studi di Tafakul Indonesia Cabang Malang). Jurisdictie, Vol 3, No.1, diakses 18 April 2013 dari Mushtaq Hussain, Mher. (2011). Conceptual and Operation Differences Between General Takaful and Conventional Insurance. Australian Journal of Business and Management Research, Vol.1, No.8, Mustabsyirah, Heva. (2012). Evaluasi Terhadap Pendapatan Dana Tabarru dan Pendapatan Perusahaan Berdasarkan PSAK 108 pada PT Asuransi Tafakul Umum. Jakarta: Program Strata 1 Universitas Bina Nusantara. Nurhayati, Sri., Wasilah. (2013). Akuntansi Syariah di Indonesia. Jakarta: PT Salemba Empat. Purnamasari, Irma Devita., Suswinarno. (2011). Panduan Lengkap Hukum Praktis Populer Kiat-Kiat Cerdas, Mudah, Dan Bijak Memahami Masalah Akad Syariah. Jakarta: PT Mizan Media Utama Soemantri, Andri. (2009). Bank & Lembaga Keuangan Syariah. Jakarta: PT Prenada Media. Sula, Muhammad Syakir. (2004). Asuransi Syariah (Life and General) Konsep dan Sistem Operasional. Jakarta: Gema Insani Press. Tachyan, E., Sumiati, M. (2009). Evaluasi Pengakuan Pendapatan Premi Dalam Kaitannya Dengan Penyajian Laporan Laba Rugi Secara Syariah. Jurnal Ilmiah Ranggagading, 9 (1): RIWAYAT PENULIS Vinky Komala Dewi, lahir di Jakarta pada tanggal 03 Januari Penulis menamatkan pendidikan S1 di Universitas Bina Nusantara dalam bidang Akuntansi peminatan Auditing pada tahun Saat ini bekerja sebagai Staff Finance Marketing di PT Pyridam Farma.

BAB 4 PEMBAHASAN. kontribusi yang dibayarkan oleh peserta, dana investasi dari akad mudharabah, hasil

BAB 4 PEMBAHASAN. kontribusi yang dibayarkan oleh peserta, dana investasi dari akad mudharabah, hasil BAB 4 PEMBAHASAN Dalam penelitian ini peneliti akan membahas mengenai evaluasi atas dana kontribusi yang dibayarkan oleh peserta, dana investasi dari akad mudharabah, hasil investasi yang menggunakan dana

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. setiap manusia dalam hidupnya tidak terlepas dari risiko, bahaya atau kerugian

BAB 1 PENDAHULUAN. setiap manusia dalam hidupnya tidak terlepas dari risiko, bahaya atau kerugian BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Asuransi merupakan salah satu lembaga yang memiliki peran penting, karena setiap manusia dalam hidupnya tidak terlepas dari risiko, bahaya atau kerugian material dan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Menurut PSAK No 108, paragraph 7, definisi asuransi syariah adalah:

BAB 2 LANDASAN TEORI. Menurut PSAK No 108, paragraph 7, definisi asuransi syariah adalah: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Asuransi Syariah 2.1.1 Pengertian Asuransi Syariah Menurut PSAK No 108, paragraph 7, definisi asuransi syariah adalah: Sistem menyeluruh yang pesertanya mendonasikan sebagian atau

Lebih terperinci

LAPORAN POSISI KEUANGAN UNIT SYARIAH PT AJB BUMIPUTERA 1912 PER 31 DESEMBER 2012 (dalam jutaan rupiah)

LAPORAN POSISI KEUANGAN UNIT SYARIAH PT AJB BUMIPUTERA 1912 PER 31 DESEMBER 2012 (dalam jutaan rupiah) L1 LAPORAN POSISI KEUANGAN UNIT SYARIAH PT AJB BUMIPUTERA 1912 PER 31 DESEMBER 2012 (dalam jutaan rupiah) ASET Kas dan setara kas 19,808.11 Tagihan kontribusi 0.00 Tagihan investasi 0.00 Tagihan hasil

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN Pada bab ini, penulis akan menjabarkan mengenai hasil analisa yang telah dilakukan terhadap objek penelitian mengenai perlakuan akuntansi terhadap pendapatan kontribusi yang

Lebih terperinci

AKUNTANSI DAN KEUANGAN SYARIAH

AKUNTANSI DAN KEUANGAN SYARIAH AKUNTANSI DAN KEUANGAN SYARIAH SESI 11: Akuntansi Pengelola Dana Asuransi Syariah Achmad Zaky,MSA.,Ak.,SAS.,CMA.,CA 2 DEFINISI : FATWA DSN NO 21/DSN-MUI/X/2001 TENTANG PEDOMAN UMUM ASURANSI SYARIAH Asuransi

Lebih terperinci

01. Pernyataan ini bertujuan untuk mengatur pengakuan, pengukuran, penyajian, dan pengungkapan transaksi asuransi syariah.

01. Pernyataan ini bertujuan untuk mengatur pengakuan, pengukuran, penyajian, dan pengungkapan transaksi asuransi syariah. PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN NO. 108 AKUNTANSI TRANSAKSI ASURANSI SYARIAH Paragraf yang dicetak dengan huruf tebal dan miring adalah paragraf standar. Paragraf Standar harus dibaca dalam kaitannya

Lebih terperinci

Daftar Pertanyaan Wawancara

Daftar Pertanyaan Wawancara L1 Daftar Pertanyaan Wawancara 1. Bagaimana cara mengakui pendapatan premi PT. Asuransi Takaful Umum? Jawaban : saat pertanggungan atas peserta telah dimulai, artinya saat pembukaan polis maka pendapatan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS. A. Pengelolaan dana tabarru pada AJB Bumiputra 1912 kantor cabang

BAB IV ANALISIS. A. Pengelolaan dana tabarru pada AJB Bumiputra 1912 kantor cabang 52 BAB IV ANALISIS A. Pengelolaan dana tabarru pada AJB Bumiputra 1912 kantor cabang syariah di Semarang Berikut ini akan dijelaskan pengelolaan dana tabarru yang terdapat pada AJB Bumiputera Unit Syariah

Lebih terperinci

PT Asuransi Takaful Umum Laporan Posisi Keuangan 31 Desember 2011 (dalam Rupiah)

PT Asuransi Takaful Umum Laporan Posisi Keuangan 31 Desember 2011 (dalam Rupiah) L1 Laporan Posisi Keuangan 31 Desember 2011 (dalam Rupiah) ASET Kas dan bank 7.117.694.319 Piutang kontribusi-setelah dikurangi penyisihan piutang ragu-ragu sebesar Rp299.577.911 pada tanggal 31 Desember

Lebih terperinci

Asuransi Syariah. Insurance Goes To Campus. Oleh: Subchan Al Rasjid. Universitas Muhammadiyah Malang Malang, 17 Oktober 2013

Asuransi Syariah. Insurance Goes To Campus. Oleh: Subchan Al Rasjid. Universitas Muhammadiyah Malang Malang, 17 Oktober 2013 Insurance Goes To Campus Universitas Muhammadiyah Malang Malang, 17 Oktober 2013 Asuransi Syariah Oleh: Subchan Al Rasjid Sharia Division Sharia - Marketing Manager PT. BNI Life Insurance Pengertian Asuransi-text

Lebih terperinci

ANALISIS PENGAKUAN, PENGUKURAN, SERTA PENYAJIAN PENDAPATAN PREMI ASURANSI SYARIAH BERDASARKAN PSAK 108 PADA PT. ASURANSI TAKAFUL UMUM

ANALISIS PENGAKUAN, PENGUKURAN, SERTA PENYAJIAN PENDAPATAN PREMI ASURANSI SYARIAH BERDASARKAN PSAK 108 PADA PT. ASURANSI TAKAFUL UMUM ANALISIS PENGAKUAN, PENGUKURAN, SERTA PENYAJIAN PENDAPATAN PREMI ASURANSI SYARIAH BERDASARKAN PSAK 108 PADA PT. ASURANSI TAKAFUL UMUM Annisa Rulitasari Universitas Bina Nusantara ABSTRACT The purpose of

Lebih terperinci

PERLAKUAN AKUNTANSI TRANSAKSI DANA PESERTA PRODUK TAKAFUL PENDIDIKAN PADA PT ASURANSI TAKAFUL KELUARGA CABANG BANJARMASIN

PERLAKUAN AKUNTANSI TRANSAKSI DANA PESERTA PRODUK TAKAFUL PENDIDIKAN PADA PT ASURANSI TAKAFUL KELUARGA CABANG BANJARMASIN JURNAL HUMANIORA TEKNOLOGI Vol. II No.I; Oktober 2016 PERLAKUAN AKUNTANSI TRANSAKSI DANA PESERTA PRODUK TAKAFUL PENDIDIKAN PADA PT ASURANSI TAKAFUL KELUARGA CABANG BANJARMASIN INES SARASWATI MACHFIROH

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. A. Operasional Produk Mitra Mabrur Plus. masyarakat sebagai calon peserta asuransi.

BAB V PEMBAHASAN. A. Operasional Produk Mitra Mabrur Plus. masyarakat sebagai calon peserta asuransi. BAB V PEMBAHASAN A. Operasional Produk Mitra Mabrur Plus Sebagai sebuah perusahaan asuransi, maka asuransi syariah menawarkan produk-produk perasuransiannya. Produk asuransi yang dimaksud di sini adalah

Lebih terperinci

II. LAPORAN KEUANGAN ENTITAS ASURANSI SYARIAH

II. LAPORAN KEUANGAN ENTITAS ASURANSI SYARIAH Lampiran merupakan bagian tidak terpisahkan dari PSAK 101 Laporan keuangan entitas syariah yang lengkap terdiri atas: neraca, laporan laba rugi, laporan arus kas, laporan perubahan ekuitas, laporan sumber

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Tahun 1992 Tentang Usaha Perasuransian, definisi asuransi adalah:

BAB II LANDASAN TEORI. Tahun 1992 Tentang Usaha Perasuransian, definisi asuransi adalah: BAB II LANDASAN TEORI II.1 Asuransi Syariah II.1.1. Pengertian Asuransi Sesuai dengan ketetapan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 1992 Tentang Usaha Perasuransian, definisi asuransi adalah:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan investasi yang di selenggarakan sesuai dengan syariah.

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan investasi yang di selenggarakan sesuai dengan syariah. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Asuransi syariah merupakan prinsip perjanjian berdasarkan hukum islam antara perusahaan asuransi atau perusahaan reasuransi dengan pihak lain, dalam menerima amanah

Lebih terperinci

SALINAN NOMOR 18 /PMK.010/2010 TENTANG PENERAPAN PRINSIP DASAR PENYELENGGARAAN USAHA ASURANSI DAN USAHA REASURANSI DENGAN PRINSIP SYARIAH

SALINAN NOMOR 18 /PMK.010/2010 TENTANG PENERAPAN PRINSIP DASAR PENYELENGGARAAN USAHA ASURANSI DAN USAHA REASURANSI DENGAN PRINSIP SYARIAH MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN NOMOR 18 /PMK.010/2010 TENTANG PENERAPAN PRINSIP DASAR PENYELENGGARAAN USAHA ASURANSI DAN USAHA REASURANSI DENGAN PRINSIP SYARIAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang menghadapi ancaman yang sama (Alfred Manes, 1930). sesungguhnya asuransi bertujuan memberikan perlindungan (proteksi) atas

BAB I PENDAHULUAN. yang menghadapi ancaman yang sama (Alfred Manes, 1930). sesungguhnya asuransi bertujuan memberikan perlindungan (proteksi) atas BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Jika rumusan ekonomi secara singkat sebagai ilmu tentang usaha manusia mencari kepuasan memenuhi kebutuhannya menuju kesejahteraan, maka jelas, bahwa asuransi yang bertujuan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. asuransi syariah karena produk tersebut tidak mengandung unsur riba yang

BAB 1 PENDAHULUAN. asuransi syariah karena produk tersebut tidak mengandung unsur riba yang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Banyak masyarakat Indonesia yang menginginkan produk-produk syariah untuk berinvestasi seperti perbankan syariah, saham syariah, sampai asuransi syariah

Lebih terperinci

LAMPIRAN II SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 4/SEOJK.05/2013 TENTANG

LAMPIRAN II SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 4/SEOJK.05/2013 TENTANG LAMPIRAN II SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 4/SEOJK.05/2013 TENTANG LAPORAN BULANAN PERUSAHAAN ASURANSI DAN PERUSAHAAN REASURANSI YANG MENYELENGGARAKAN SELURUH USAHANYA DENGAN PRINSIP SYARIAH

Lebih terperinci

LAMPIRAN I SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 4/SEOJK.05/2013 TENTANG LAPORAN BULANAN PERUSAHAAN ASURANSI KERUGIAN DAN PERUSAHAAN REASURANSI

LAMPIRAN I SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 4/SEOJK.05/2013 TENTANG LAPORAN BULANAN PERUSAHAAN ASURANSI KERUGIAN DAN PERUSAHAAN REASURANSI LAMPIRAN I SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 4/SEOJK.05/2013 TENTANG LAPORAN BULANAN PERUSAHAAN ASURANSI KERUGIAN DAN PERUSAHAAN REASURANSI YANG MENYELENGGARAKAN SELURUH USAHANYA DENGAN PRINSIP

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS SISTEM BAGI HASIL PRODUK ASURANSI HAJI MITRA MABRUR. A. Pembiayaan Dana Haji Mitra Mabrur AJB Bumiputera 1912 Syari ah

BAB IV ANALISIS SISTEM BAGI HASIL PRODUK ASURANSI HAJI MITRA MABRUR. A. Pembiayaan Dana Haji Mitra Mabrur AJB Bumiputera 1912 Syari ah BAB IV ANALISIS SISTEM BAGI HASIL PRODUK ASURANSI HAJI MITRA MABRUR A. Pembiayaan Dana Haji Mitra Mabrur AJB Bumiputera 1912 Syari ah Setiap umat Islam dimanapun berada tidak ada yang tidak rindu untuk

Lebih terperinci

PERLINDUNGAN HUKUM BAGI PEMEGANG POLIS ASURANSI JIWA DALAM AKAD WAKALAH BIL UJRAH PRODUK UNIT LINK SYARIAH

PERLINDUNGAN HUKUM BAGI PEMEGANG POLIS ASURANSI JIWA DALAM AKAD WAKALAH BIL UJRAH PRODUK UNIT LINK SYARIAH Destri Budi Nugraheni dan Haniah Ilhami Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada Jl. Socio Justicia No.1 Bulaksumur, Sleman Yogyakarta PERLINDUNGAN HUKUM BAGI PEMEGANG POLIS ASURANSI JIWA DALAM AKAD WAKALAH

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terjadi. Tidak hanya untuk kepentingan pribadi dan keluarga, tetapi

BAB I PENDAHULUAN. terjadi. Tidak hanya untuk kepentingan pribadi dan keluarga, tetapi 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Asuransi sebagai salah satu lembaga keuangan non bank yang bergerak dalam bidang usaha (bisnis) pengelolaan atau penanggulangan risiko, pada hakikatnya bertujuan

Lebih terperinci

FATWA DEWAN SYARIAH NASIONAL NO.53/DSN-MUI/III/2006 TENTANG AKAD TABARRU

FATWA DEWAN SYARIAH NASIONAL NO.53/DSN-MUI/III/2006 TENTANG AKAD TABARRU Lampiran 1 FATWA DEWAN SYARIAH NASIONAL NO.53/DSN-MUI/III/2006 TENTANG AKAD TABARRU PADA ASURANSI SYARIAH DAN REASURANSI SYARIAH MEMUTUSKAN Menetapkan : FATWA TENTANG AKAD TABARRU PADA ASURANSI SYARIAH

Lebih terperinci

Seminar Implementasi dan Dampak Penerapan POJK No.72/POJK.05/2016 Terhadap Industri Asuransi Syariah AKUNTANSI UJRAH.

Seminar Implementasi dan Dampak Penerapan POJK No.72/POJK.05/2016 Terhadap Industri Asuransi Syariah AKUNTANSI UJRAH. Seminar Implementasi dan Dampak Penerapan POJK No.72/POJK.05/2016 Terhadap Industri Asuransi Syariah AKUNTANSI UJRAH M Jusuf Wibisana Ketua IAI-Kompartemen Akuntan Syariah Jakarta 16.08.2017 DISCLAIMER

Lebih terperinci

Unsur Fatwa Ketentuan dalam fatwa Implementasi di AJB tijarah tabarru

Unsur Fatwa Ketentuan dalam fatwa Implementasi di AJB tijarah tabarru Asuransi Syariah (Ta min, Takaful atau Tadhamun) adalah usaha saling melindungi dan tolong-menolong di antara sejumlah orang/pihak melalui investasi dalam bentuk aset dan / atau tabarru yang memberikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Pertumbuhan Industri Asuransi Jiwa Di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Pertumbuhan Industri Asuransi Jiwa Di Indonesia BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan industri asuransi jiwa di Indonesia berkembang cukup pesat dan memainkan peranan yang cukup besar dalam perekonomian di Indonesia dewasa ini. Seiring dengan

Lebih terperinci

ASURANSI KONVENSIONAL DAN ASURANSI SYARIAH: PERBEDAAN DALAM LINGKUP AKUNTANSI

ASURANSI KONVENSIONAL DAN ASURANSI SYARIAH: PERBEDAAN DALAM LINGKUP AKUNTANSI 1 ASURANSI KONVENSIONAL DAN ASURANSI SYARIAH: PERBEDAAN DALAM LINGKUP AKUNTANSI Nur Hidayati Rosidah Universitas Negeri Surabaya aida_first7@yahoo.co.id ABSTRACT Insurance is a form of risk control. Insurance

Lebih terperinci

BAB IV. IMPLEMENTASI FATWA DSN-MUI No 52/DSN-MUI/III/2006 TENTANG AKAD WAKALAH BIL UJRAH PADA ASURANSI MOBIL

BAB IV. IMPLEMENTASI FATWA DSN-MUI No 52/DSN-MUI/III/2006 TENTANG AKAD WAKALAH BIL UJRAH PADA ASURANSI MOBIL BAB IV IMPLEMENTASI FATWA DSN-MUI No 52/DSN-MUI/III/2006 TENTANG AKAD WAKALAH BIL UJRAH PADA ASURANSI MOBIL DI PT ASURANSI SINAR MAS SYARIAH PEKALONGAN Dalam bab ini akan dipaparkan mengenai akad yang

Lebih terperinci

Sharing (berbagi resiko). Cara pembayarannya sesuai dengan kebutuhan

Sharing (berbagi resiko). Cara pembayarannya sesuai dengan kebutuhan 62 BAB IV ANALISIS FATWA DEWAN SYARIAH NASIONAL NO. 81/DSN- MUI/III/2011 TERHADAP MEKANISME PENGEMBALIAN DANA TABARRU BAGI PESERTA YANG BERHENTI SEBELUM MASA PEMBAYARAN BERAKHIR PADA PRODUK PRULINK SYARIAH

Lebih terperinci

PT. Asuransi Jiwa BRINGIN JIWA SEJAHTERA DANA INVESTASI PESERTA I. NERACA A. GABUNGAN SEMUA AKAD Per 31 Desember 2014 dan Tahunan 2013

PT. Asuransi Jiwa BRINGIN JIWA SEJAHTERA DANA INVESTASI PESERTA I. NERACA A. GABUNGAN SEMUA AKAD Per 31 Desember 2014 dan Tahunan 2013 I. NERACA A. GABUNGAN SEMUA AKAD 2014 2013 No. RINCIAN SAK SAP SAK SAP (5) (4) (5) ASET Investasi 1 Deposito A-6 8.500 8.500 7.740 7.740 2 Saham syariah B-6 - - - - 3 Sukuk atau obligasi syariah C-6 9.863

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS MODEL PERHITUNGAN NISBAH BAGI HASIL PADA AJB BUMIPUTERA SYARIAH CABANG PEKALONGAN

BAB IV ANALISIS MODEL PERHITUNGAN NISBAH BAGI HASIL PADA AJB BUMIPUTERA SYARIAH CABANG PEKALONGAN BAB IV ANALISIS MODEL PERHITUNGAN NISBAH BAGI HASIL PADA AJB BUMIPUTERA SYARIAH CABANG PEKALONGAN A. Analisis Model Perhitungan Nisbah Bagi Hasil pada AJB Bumiputera Syariah Cabang Pekalongan Untuk menghindari

Lebih terperinci

PT PRUDENTIAL LIFE ASSURANCE KONSEP SYARIAH

PT PRUDENTIAL LIFE ASSURANCE KONSEP SYARIAH PT PRUDENTIAL LIFE ASSURANCE KONSEP SYARIAH Always Listening, Always Understanding 10 PENGENALAN SYARIAH Syariah Syariah = Undang-undang Islam Definisi : Jalan yang lurus Sumber : Al Quran (45:18) ~ kemudian

Lebih terperinci

BAB IV. Prudential Life Assurance Kantor Agency Cabang Kudus 1 yaitu PRUlink. Syariah Assurance Account (PAA Syariah) dan PRUlink syariah investor

BAB IV. Prudential Life Assurance Kantor Agency Cabang Kudus 1 yaitu PRUlink. Syariah Assurance Account (PAA Syariah) dan PRUlink syariah investor 53 BAB IV ANALISIS KEUNGGULAN KOMPETITIF SISTEM ASURANSI PRUSYARIAH DALAM PERSPEKTIF PEMEGANG POLIS PADA PT. PRUDENTIAL LIFE ASSURANCE KANTOR AGENCY CABANG KUDUS 1 A. Analisis Diferensiasi Produk Dari

Lebih terperinci

PT. Asuransi Jiwa BRINGIN JIWA SEJAHTERA DANA INVESTASI PESERTA I. NERACA A. GABUNGAN SEMUA AKAD Per 31 Maret 2015 dan Triwulan IV 2014

PT. Asuransi Jiwa BRINGIN JIWA SEJAHTERA DANA INVESTASI PESERTA I. NERACA A. GABUNGAN SEMUA AKAD Per 31 Maret 2015 dan Triwulan IV 2014 I. NERACA A. GABUNGAN SEMUA AKAD 2015 2014 No. RINCIAN Triwulan I Triwulan IV SAK SAP SAK SAP (5) (4) (5) ASET Investasi 1 Deposito A-6 6.750 6.750 8.500 8.500 2 Saham syariah B-6 - - - - 3 Sukuk atau

Lebih terperinci

PT. Asuransi Jiwa BRINGIN JIWA SEJAHTERA DANA INVESTASI PESERTA I. NERACA A. GABUNGAN SEMUA AKAD Per 30 juni 2015 dan Triwulan I 2015

PT. Asuransi Jiwa BRINGIN JIWA SEJAHTERA DANA INVESTASI PESERTA I. NERACA A. GABUNGAN SEMUA AKAD Per 30 juni 2015 dan Triwulan I 2015 I. NERACA A. GABUNGAN SEMUA AKAD 2015 2015 No. RINCIAN Triwulan II Triwulan I SAK SAP SAK SAP (5) (4) (5) ASET Investasi 1 Deposito A-6 9.100 9.100 6.750 6.750 2 Saham syariah B-6 - - - - 3 Sukuk atau

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. alat analisis. Hal ini disebabkan karena di masa datang penuh dengan

BAB I PENDAHULUAN. alat analisis. Hal ini disebabkan karena di masa datang penuh dengan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kita sebagai manusia tidak seorangpun mengetahui tentang apa yang akan terjadi di masa datang secara sempurna walaupun menggunakan berbagai alat analisis. Hal ini

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam kehidupan khususnya kehidupan ekonomi sangat besar baik itu

BAB I PENDAHULUAN. dalam kehidupan khususnya kehidupan ekonomi sangat besar baik itu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada saat ini bahaya kerusakan dan kerugian adalah kenyataan yang harus dihadapi manusia di dunia. Sehingga kemungkinan terjadi risiko dalam kehidupan khususnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang Penelitian. Istilah syariah adalah sesuatu yang bisa dikatakan sedang marak sejak

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang Penelitian. Istilah syariah adalah sesuatu yang bisa dikatakan sedang marak sejak BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Penelitian Istilah syariah adalah sesuatu yang bisa dikatakan sedang marak sejak beberapa tahun terakhir. Bila mendengar kata syariah, kita praktis akan mengaitkannya

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Analisis Metode Pengakuan Pendapatan. menggunakan metode accrual basis dimana sumber utama dari

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Analisis Metode Pengakuan Pendapatan. menggunakan metode accrual basis dimana sumber utama dari 1 BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Metode Pengakuan Pendapatan Kebijakan yang diterapkan oleh PT. Prudential Life Assurance dalam metode pengakuan pendapatan dan beban perusahaan yaitu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada saat ini umat Islam dihadapkan pada persoalan-persoalan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada saat ini umat Islam dihadapkan pada persoalan-persoalan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada saat ini umat Islam dihadapkan pada persoalan-persoalan ekonomi kontemporer, akibat dari perkembangan peradaban manusia dan iptek (ilmu pengetahuan dan

Lebih terperinci

DAFTAR PENYUSUTAN DAN AMORTISASI FISKAL TAHUN PAJAK 2 0 NPWP : NAMA WAJIB PAJAK : BULAN / TAHUN PEROLEHAN HARGA PEROLEHAN (US$)

DAFTAR PENYUSUTAN DAN AMORTISASI FISKAL TAHUN PAJAK 2 0 NPWP : NAMA WAJIB PAJAK : BULAN / TAHUN PEROLEHAN HARGA PEROLEHAN (US$) 2 0 DAFTAR PENYUSUTAN DAN AMORTISASI FISKAL 1B KELOMPOK / JENIS HARTA BULAN / TAHUN PEROLEHAN HARGA PEROLEHAN (US$) NILAI SISA BUKU FISKAL AWAL TAHUN PENYUSUTAN / AMORTISASI KOMERSIAL METODE HARTA BERWUJUD

Lebih terperinci

SPT TAHUNAN PAJAK PENGHASILAN WAJIB PAJAK BADAN PERNYATAAN

SPT TAHUNAN PAJAK PENGHASILAN WAJIB PAJAK BADAN PERNYATAAN 8A-1 PERUSAHAAN INDUSTRI LAMPIRAN KHUSUS 8A-1 MANUFAKTUR 1. KAS DAN SETARA KAS 1. HUTANG USAHA PIHAK KETIGA 2. INVESTASI SEMENTARA 2. 3. PIUTANG USAHA PIHAK KETIGA 3. HUTANG BUNGA PIUTANG USAHA PIHAK YANG

Lebih terperinci

POLIS ASURANSI DEMAM BERDARAH SYARIAH

POLIS ASURANSI DEMAM BERDARAH SYARIAH POLIS ASURANSI DEMAM BERDARAH SYARIAH Bahwa Peserta telah mengajukan suatu permohonan tertulis yang menjadi dasar dan merupakan bagian tidak terpisahkan dari Polis ini, Pengelola akan membayar santunan

Lebih terperinci

PT. Asuransi Jiwa BRINGIN JIWA SEJAHTERA DANA INVESTASI PESERTA I. NERACA A. GABUNGAN SEMUA AKAD Per 31 Desember 2016 dan Tahunan 2015

PT. Asuransi Jiwa BRINGIN JIWA SEJAHTERA DANA INVESTASI PESERTA I. NERACA A. GABUNGAN SEMUA AKAD Per 31 Desember 2016 dan Tahunan 2015 I. NERACA A. GABUNGAN SEMUA AKAD 2016 2015 No. RINCIAN SAK SAP SAK SAP (5) (4) (5) ASET Investasi 1 Deposito A-6 7.400 7.400 10.270 10.270 2 Saham syariah B-6 - - - - 3 Sukuk atau obligasi syariah C-6

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan dana pensiun. (Tariqullah Khan dan Habib Ahmed, 2008: 48) (2012), tiga diantaranya merupakan asuransi jiwa syariah.

BAB I PENDAHULUAN. dan dana pensiun. (Tariqullah Khan dan Habib Ahmed, 2008: 48) (2012), tiga diantaranya merupakan asuransi jiwa syariah. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Lembaga intermediasi secara umum dapat diklasifikasikan ke dalam tiga bentuk, yaitu lembaga depositori, lembaga intermediasi investasi, dan lembaga intermediasi yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Buku Pintar, 2012, h Hasan Ali, Asuransi Dalam Perspektif Hukum Islam, Jakarta: Prenada Media, 2004, h. 60.

BAB I PENDAHULUAN. Buku Pintar, 2012, h Hasan Ali, Asuransi Dalam Perspektif Hukum Islam, Jakarta: Prenada Media, 2004, h. 60. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam kehidupan di dunia, manusia selalu dihadapkan pada sejumlah ketidakpastian yang bisa menyebabkan kerugian finansial di masa yang akan datang. Manusia tidak dapat

Lebih terperinci

PT. Asuransi BRI Life DANA INVESTASI PESERTA I. NERACA A. GABUNGAN SEMUA AKAD Per 31 Maret 2017 dan Triwulan IV 2016

PT. Asuransi BRI Life DANA INVESTASI PESERTA I. NERACA A. GABUNGAN SEMUA AKAD Per 31 Maret 2017 dan Triwulan IV 2016 I. NERACA A. GABUNGAN SEMUA AKAD 2017 2016 No. RINCIAN Triwulan I Triwulan IV SAK SAP SAK SAP (5) (4) (5) ASET Investasi 1 Deposito A-6 8.250 8.250 7.400 7.400 2 Saham syariah B-6 - - - - 3 Sukuk atau

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Penggunaan Asuransi Pembiayaan Pada Bank Syariah Mandiri Pasar

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Penggunaan Asuransi Pembiayaan Pada Bank Syariah Mandiri Pasar BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Penggunaan Asuransi Pembiayaan Pada Bank Syariah Mandiri Pasar Aur Kuning Bukittinggi Sejak berdirinya Bank Syariah Mandiri Pasar Aur Kuning bersaing dengan Bank

Lebih terperinci

AKUNTANSI ASURANSI SYARIAH. Elis Mediawati, S.Pd.,S.E.,M.Si.

AKUNTANSI ASURANSI SYARIAH. Elis Mediawati, S.Pd.,S.E.,M.Si. AKUNTANSI ASURANSI SYARIAH Elis Mediawati, S.Pd.,S.E.,M.Si. Pengertian Asuransi Syariah Asuransi dalam bahasa Arab disebut At ta min yang berasal dari kata amanah yang berarti memberikan perlindungan,

Lebih terperinci

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP KLAIM ASURANSI DALAM AKAD WAKALAH BIL UJRAH

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP KLAIM ASURANSI DALAM AKAD WAKALAH BIL UJRAH BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP KLAIM ASURANSI DALAM AKAD WAKALAH BIL UJRAH A. Analisis Terhadap Klaim Asuransi Dalam Akad Wakalah Bil Ujrah. Klaim adalah aplikasinya oleh peserta untuk memperoleh

Lebih terperinci

ANALISIS PENGELOLAAN INVESTASI PADA ASURANSI JIWA SYARIAH PT ABC TAHUN 2011 BERDASARKAN PSAK 108 DAN PMK NO.11/PMK.010/2011

ANALISIS PENGELOLAAN INVESTASI PADA ASURANSI JIWA SYARIAH PT ABC TAHUN 2011 BERDASARKAN PSAK 108 DAN PMK NO.11/PMK.010/2011 ANALISIS PENGELOLAAN INVESTASI PADA ASURANSI JIWA SYARIAH PT ABC TAHUN 2011 BERDASARKAN PSAK 108 DAN PMK NO.11/PMK.010/2011 Ahmad Abrori, Catur Sasongko Akuntansi FEUI amd.abrori@gmail.com ABSTRAK Skripsi

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. sebelumnya adalah sebagai berikut: 1. Bahwa Prinsip syariah yang di tuangkan dalam akad Dalam hal ini

BAB V PENUTUP. sebelumnya adalah sebagai berikut: 1. Bahwa Prinsip syariah yang di tuangkan dalam akad Dalam hal ini BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan uraian dan pembahasan pada bab-bab sebelumnya maka kini sampailah pada kesimpulan. Adapun kesimpulan yang dapat di tarik dari pembahasan pada bab sebelumnya adalah

Lebih terperinci

ED PSAK 62 KONTRAK ASURANSI

ED PSAK 62 KONTRAK ASURANSI ED PSAK 62 KONTRAK ASURANSI Overview 2 ED PSAK 62: Kontrak Asuransi ED PSAK 28 (revisi 2010): Akuntansi Asuransi Kerugian ED PSAK 36 (revisi 2010): Akuntansi Asuransi Jiwa ED PSAK 62 KONTRAK ASURANSI RUANG

Lebih terperinci

Analisis Penerapan Akuntansi Asuransi Pensiun Syariah (Studi Kasus pada Bringin Life Syariah Kantor Cabang Surabaya)

Analisis Penerapan Akuntansi Asuransi Pensiun Syariah (Studi Kasus pada Bringin Life Syariah Kantor Cabang Surabaya) 1 Analisis Penerapan Akuntansi Asuransi Pensiun Syariah (Studi Kasus pada Bringin Life Syariah Kantor Cabang Surabaya) Analysis Implementation 0f Sharia Pension Insurance Accounting (Case Study on Bringin

Lebih terperinci

PRAKTIK ASURANSI SYARIAH DALAM PERSPEKTIF FATWA DEWAN SYARIAH NASIONAL-MAJELIS ULAMA INDONESIA DAN KOMPILASI HUKUM EKONOMI SYARIAH

PRAKTIK ASURANSI SYARIAH DALAM PERSPEKTIF FATWA DEWAN SYARIAH NASIONAL-MAJELIS ULAMA INDONESIA DAN KOMPILASI HUKUM EKONOMI SYARIAH 0 PRAKTIK ASURANSI SYARIAH DALAM PERSPEKTIF FATWA DEWAN SYARIAH NASIONAL-MAJELIS ULAMA INDONESIA DAN KOMPILASI HUKUM EKONOMI SYARIAH (Studi Multi Situs pada Asuransi Bumiputera Syariah dan Asuransi Manulife

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. IV.1. Pengungkapan dalam Laporan Keuangan. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) yang mengatur industri asuransi,

BAB IV PEMBAHASAN. IV.1. Pengungkapan dalam Laporan Keuangan. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) yang mengatur industri asuransi, BAB IV PEMBAHASAN IV.1. Pengungkapan dalam Laporan Keuangan Seperti yang kita ketahui sebelumnya konvergensi IFRS hanya terdapat dua Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) yang mengatur industri

Lebih terperinci

BAB IV. keuangan dengan bingkai syariah Islam yang berkaitan dengan masalah. keuangan perusahaan. Secara garis besar, fungsi-fungsi perusahaan bisa

BAB IV. keuangan dengan bingkai syariah Islam yang berkaitan dengan masalah. keuangan perusahaan. Secara garis besar, fungsi-fungsi perusahaan bisa BAB IV ANALISIS MANAJEMEN KEUANGAN SYARIAH PADA SISTEM PENGELOLAAN DANA JAMINAN DAN PEMBAYARAN KLAIM PADA PT. BPJS KETENAGAKERJAAN KANTOR CABANG MOJOKERTO A. Sistem Pengelolaan Dana Jaminan BPJS Ketenagakerjaan

Lebih terperinci

PT. Asuransi Jiwa BRINGIN JIWA SEJAHTERA DANA INVESTASI PESERTA I. NERACA A. GABUNGAN SEMUA AKAD Per 31 Desember 2015 dan Triwulan III 2015

PT. Asuransi Jiwa BRINGIN JIWA SEJAHTERA DANA INVESTASI PESERTA I. NERACA A. GABUNGAN SEMUA AKAD Per 31 Desember 2015 dan Triwulan III 2015 I. NERACA A. GABUNGAN SEMUA AKAD 2015 2015 No. RINCIAN Triwulan IV Triwulan III SAK SAP SAK SAP (5) (4) (5) ASET Investasi 1 Deposito A-6 10.270 10.270 9.670 9.670 2 Saham syariah B-6 - - - - 3 Sukuk atau

Lebih terperinci

PT. Asuransi Jiwa BRINGIN JIWA SEJAHTERA DANA INVESTASI PESERTA I. NERACA A. GABUNGAN SEMUA AKAD Per 30 Juni 2016 dan Triwulan I 2016

PT. Asuransi Jiwa BRINGIN JIWA SEJAHTERA DANA INVESTASI PESERTA I. NERACA A. GABUNGAN SEMUA AKAD Per 30 Juni 2016 dan Triwulan I 2016 I. NERACA A. GABUNGAN SEMUA AKAD 2016 2016 No. RINCIAN Triwulan II Triwulan I SAK SAP SAK SAP (5) (4) (5) ASET Investasi 1 Deposito A-6 8.450 8.450 8.850 8.850 2 Saham syariah B-6 - - - - 3 Sukuk atau

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN. A. Analisis Pengelolaan Dana Tabarru' di AJB Bumiputera Syariah Cabang Sidoarjo

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN. A. Analisis Pengelolaan Dana Tabarru' di AJB Bumiputera Syariah Cabang Sidoarjo BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN A. Analisis Pengelolaan Dana Tabarru' di AJB Bumiputera Syariah Cabang Sidoarjo Jika menilai pengelolaan dana tabarru' maka yang akan dibahas adalah pengelolaan dana tabarru'

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Penentuan Nilai Tunai Pada Asuransi Jiwa Unit Link Konvensional (PRU

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Penentuan Nilai Tunai Pada Asuransi Jiwa Unit Link Konvensional (PRU 1 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Penentuan Nilai Tunai Pada Asuransi Jiwa Unit Link Konvensional (PRU Link Assurance Account) PRU Link Assurance Account (PAA) adalah produk unit link yang ditawarkan

Lebih terperinci

BAB VI PENUTUP. Dari uraian pembahasan diatas, maka peneliti menyimpulkan dari hasil

BAB VI PENUTUP. Dari uraian pembahasan diatas, maka peneliti menyimpulkan dari hasil 158 BAB VI PENUTUP A. Kesimpulan Dari uraian pembahasan diatas, maka peneliti menyimpulkan dari hasil penelitian yang telah dilakukan di Asuransi Bumiputera Syariah dan Asuransi Manulife Syariah Kantor

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diri seseorang yang berinvestasi. Berbagai asuransi kesehatan dan

BAB I PENDAHULUAN. diri seseorang yang berinvestasi. Berbagai asuransi kesehatan dan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan ekonomi di era globalisasi saat ini meningkat dengan bertambahnya kemampuan untuk berinvestasi. Jasa keuangan saat ini tengah giat melakukan promosi atas

Lebih terperinci

AKUNTANSI TRANSAKSI ASURANSI SYARIAH

AKUNTANSI TRANSAKSI ASURANSI SYARIAH ED revisi AKUNTANSI TRANSAKSI ASURANSI SYARIAH Diterbitkan oleh Dewan Standar Akuntansi Syariah Ikatan Akuntan Indonesia Grha Akuntan, Jalan Sindanglaya No. Menteng, Jakarta 0 Telp: (0) Fax: (0) 000 Email:

Lebih terperinci

AKUNTANSI DAN KEUANGAN SYARIAH

AKUNTANSI DAN KEUANGAN SYARIAH AKUNTANSI DAN KEUANGAN SYARIAH SESI 3: Laporan Keuangan Entitas Syariah Achmad Zaky,MSA.,Ak.,SAS.,CMA.,CA PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN SYARIAH KAREKTERISTIK KUALITATIF LAPORAN KEUANGAN SYARIAH Karakteristik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 2014, hlm.viii. 2 Nurul Ichsan Hasan, Pengantar Perbankan Syariah, Gaung Persada Pers Group, Cet ke-1, Jakarta, 2014, hlm.100.

BAB I PENDAHULUAN. 2014, hlm.viii. 2 Nurul Ichsan Hasan, Pengantar Perbankan Syariah, Gaung Persada Pers Group, Cet ke-1, Jakarta, 2014, hlm.100. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Umat Islam pada zaman sekarang ini semakin bersemangat untuk merealisasikan syariat di dalam kehidupan mereka sehingga dapat sesuai dengan tuntutan al-qur an dan al-sunnah.

Lebih terperinci

DANA PENSIUN BANK DKI PROGRAM PENSIUN MANFAAT PASTI LAPORAN ASET NETO PER 30 JUNI ASET Semester I 2017 Semester II 2016

DANA PENSIUN BANK DKI PROGRAM PENSIUN MANFAAT PASTI LAPORAN ASET NETO PER 30 JUNI ASET Semester I 2017 Semester II 2016 A. LAPORAN ASET NETO INVESTASI (NILAI WAJAR) ASET Surat Berharga Negara 43.996.444.448 100.081.670.878 Tabungan 2.581.094.681 2.983.430.198 Deposito on call 30.000.000.000 0 Deposito Berjangka 77.060.000.000

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. Dalam bahasa Belanda kata asuransi disebut Assurantie yang terdiri dari

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. Dalam bahasa Belanda kata asuransi disebut Assurantie yang terdiri dari BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Tinjauan Umum Asuransi Dalam bahasa Belanda kata asuransi disebut Assurantie yang terdiri dari kata Assurandeur yang berarti penanggung dan Geassurreerde

Lebih terperinci

OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 69 /POJK.05/2016 TENTANG PENYELENGGARAAN USAHA PERUSAHAAN ASURANSI, PERUSAHAAN ASURANSI SYARIAH, PERUSAHAAN REASURANSI,

Lebih terperinci

LAPORAN AKHIR Desentralisasi/ Penelitian Unggulan Perguruan Tinggi

LAPORAN AKHIR Desentralisasi/ Penelitian Unggulan Perguruan Tinggi LAPORAN AKHIR Desentralisasi/ Penelitian Unggulan Perguruan Tinggi Urgensi Sertifikasi Kelembagaan Asuransi Syariah (Takaful) Dalam Rangka Perlindungan Hukum Nasabah Tahun ke 1 dari Rencana 2 Tahun Dr.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. syariah sebagai salah satu lembaga keuangan nonbank yang penting peranannya.

BAB I PENDAHULUAN. syariah sebagai salah satu lembaga keuangan nonbank yang penting peranannya. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Saat ini pertumbuhan sektor ekonomi syariah di Indonesia berkembang pesat. Tidak hanya pertumbuhan positif yang ditunjukkan oleh perbankan syariah, hal itu

Lebih terperinci

PT. Asuransi Jiwa BRINGIN JIWA SEJAHTERA DANA INVESTASI PESERTA I. NERACA A. GABUNGAN SEMUA AKAD Per 30 September 2014 dan Triwulan II 2014

PT. Asuransi Jiwa BRINGIN JIWA SEJAHTERA DANA INVESTASI PESERTA I. NERACA A. GABUNGAN SEMUA AKAD Per 30 September 2014 dan Triwulan II 2014 PT. Asuransi Jiwa BRINGIN JIWA SEJAHTERA DANA INVESTASI PESERTA I. NERACA A. GABUNGAN SEMUA AKAD Per 30 September 2014 dan Triwulan II 2014 No. URAIAN RINCIAN Triwulan III Triwulan II SAK SAP SAK SAP (1)

Lebih terperinci

PERHITUNGAN PREMI MITRA IQRA PADA AJB BUMIPUTERA SYARIAH 1912 CABANG DEPOK

PERHITUNGAN PREMI MITRA IQRA PADA AJB BUMIPUTERA SYARIAH 1912 CABANG DEPOK PERHITUNGAN PREMI MITRA IQRA PADA AJB BUMIPUTERA SYARIAH 1912 CABANG DEPOK Nama : Amanda Shelyyanti NPM : 31209271 Pembimbing : Dr. Ati Harmoni, Ssi., MM PENDAHULUAN Latar Belakang Dalam kehidupan yang

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN. A. Penerapan Prinsip Syariah Dalam Akad/Kontrak Pada Asuaransi. Jiwa Bersama (AJB) Syariah Cabang Yogyakarta.

BAB IV HASIL PENELITIAN. A. Penerapan Prinsip Syariah Dalam Akad/Kontrak Pada Asuaransi. Jiwa Bersama (AJB) Syariah Cabang Yogyakarta. BAB IV HASIL PENELITIAN A. Penerapan Prinsip Syariah Dalam Akad/Kontrak Pada Asuaransi Jiwa Bersama (AJB) Syariah Cabang Yogyakarta. Asuransi Jiwa Bersama (AJB) Bumiputera syariah, dalam akad dijelaskan

Lebih terperinci

BAB III DI PT. PRUDENTIAL LIFE ASSURANCE

BAB III DI PT. PRUDENTIAL LIFE ASSURANCE BAB III LABA TERTAHAN (RETAINED SHARING) PADA PRODUK PRULINK SYARIAH ASSURANCE ACCOUNT DI PT. PRUDENTIAL LIFE ASSURANCE A. Gambaran Umum Tentang PT. Prudential Life Assurance 1. Latar Belakang Berdirinya

Lebih terperinci

SISTEM INFORMASI ASURANSI

SISTEM INFORMASI ASURANSI SISTEM INFORMASI ASURANSI Materi 2 INDUSTRI ASURANSI (AsurAnsi JIWA) Dr. Kartika Sari U niversitas G unadarma Materi 2-1 Jenis Perusahaan Asuransi Perusahaan Perseoran (Sole Proprietorship): Suatu bahan

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 11/PMK.010/2011 TENTANG KESEHATAN KEUANGAN USAHA ASURANSI DAN USAHA REASURANSI DENGAN PRINSIP SYARIAH

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 11/PMK.010/2011 TENTANG KESEHATAN KEUANGAN USAHA ASURANSI DAN USAHA REASURANSI DENGAN PRINSIP SYARIAH MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 11/PMK.010/2011 TENTANG KESEHATAN KEUANGAN USAHA ASURANSI DAN USAHA REASURANSI DENGAN PRINSIP SYARIAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

BAB 1V REASURANSI PADA TABUNGAN INVESTASI DI BANK SYARIAH BUKOPIN SIDOARJO DITINJAU DARI HUKUM ISLAM

BAB 1V REASURANSI PADA TABUNGAN INVESTASI DI BANK SYARIAH BUKOPIN SIDOARJO DITINJAU DARI HUKUM ISLAM BAB 1V REASURANSI PADA TABUNGAN INVESTASI DI BANK SYARIAH BUKOPIN SIDOARJO DITINJAU DARI HUKUM ISLAM A. Aplikasi Reasuransi pada Tabungan Investasi di Bank Syariah Bukopin Sidoarjo PT Bank Syariah Bukopin

Lebih terperinci

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PENERAPAN SISTEM MUD{A>RABAH MUSYA>RAKAH PADA PT. ASURANSI TAKAFUL KELUARGA SURABAYA

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PENERAPAN SISTEM MUD{A>RABAH MUSYA>RAKAH PADA PT. ASURANSI TAKAFUL KELUARGA SURABAYA BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PENERAPAN SISTEM MUD{A>RABAH MUSYA>RAKAH PADA PT. ASURANSI TAKAFUL KELUARGA SURABAYA A. Analisa Terhadap Penerapan Sistem Mud{a>rabah Musya>rakah Pada PT. Asuransi

Lebih terperinci

DANA PENSIUN BANK DKI PROGRAM PENSIUN MANFAAT PASTI LAPORAN ASET NETO PER 31 DESEMBER ASET Semester II 2015 Semester I 2015

DANA PENSIUN BANK DKI PROGRAM PENSIUN MANFAAT PASTI LAPORAN ASET NETO PER 31 DESEMBER ASET Semester II 2015 Semester I 2015 A. LAPORAN ASET NETO INVESTASI (NILAI WAJAR) ASET Semester II 2015 Semester I 2015 Surat Berharga Negara 20.056.075.000 5.058.305.000 Tabungan 4.684.964.144 5.714.635.010 Deposito on call 0 0 Deposito

Lebih terperinci

SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN TENTANG

SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN TENTANG Yth. 1. Direksi Perusahaan Asuransi Syariah; dan 2. Direksi Perusahaan Reasuransi Syariah; di tempat. SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /SEOJK.05/2016 TENTANG DASAR PENILAIAN ASET YANG DIPERKENANKAN

Lebih terperinci

Jl. Tamansari No. 1 Bandung

Jl. Tamansari No. 1 Bandung Prosiding Keuangan dan Perbankan Syariah ISSN: 2460-2159 ANALISIS PERBANDINGAN KUALITAS PRODUK TAKAFUL DANA PENDIDIKAN PT. ASURANSI TAKAFUL KELUARGA DENGAN TABUNGAN INVESTA CENDEKIA BANK SYARIAH MANDIRI

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN 72 BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN A. Pelaksanaan Pengajuan Anggota Polis Pada AJB Bumiputera Syariah 1912 cabang Sidoarjo Dalam setiap kegiatan asuransi diperlukan suatu perjanjian yang jelas agar tidak

Lebih terperinci

BAB 4 PEMBAHASAN. Konsep pengenaan pajak atas penghasilan berdasarkan Undang-undang Pajak

BAB 4 PEMBAHASAN. Konsep pengenaan pajak atas penghasilan berdasarkan Undang-undang Pajak BAB 4 PEMBAHASAN Konsep pengenaan pajak atas penghasilan berdasarkan Undang-undang Pajak Penghasilan (UU PPh) Pasal 4 ayat (1) yang saat ini berlaku di Indonesia mengandung pengertian bahwa, yang menjadi

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 11/PMK.010/2011 TENTANG KESEHATAN KEUANGAN USAHA ASURANSI DAN USAHA REASURANSI DENGAN PRINSIP SYARIAH

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 11/PMK.010/2011 TENTANG KESEHATAN KEUANGAN USAHA ASURANSI DAN USAHA REASURANSI DENGAN PRINSIP SYARIAH MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 11/PMK.010/2011 TENTANG KESEHATAN KEUANGAN USAHA ASURANSI DAN USAHA REASURANSI DENGAN PRINSIP SYARIAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

1. PENDAHULUAN. diberikan kepada masyarakat dalam mengatasi risiko yang terjadi di masa yang

1. PENDAHULUAN. diberikan kepada masyarakat dalam mengatasi risiko yang terjadi di masa yang 1. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Asuransi merupakan lembaga keuangan non bank yang mempunyai peranan yang tidak jauh berbeda dari bank, yaitu bergerak dalam bidang layanan jasa yang diberikan kepada

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. syariah yaitu Fatwa Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia Nomor

BAB V PENUTUP. syariah yaitu Fatwa Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia Nomor BAB V PENUTUP A. Kesimpulan 1. Keberadaaan prinsip indemnitas pada asuransi syariah sesuai dengan ketentuan hukum Islam. Hal ini berdasarkan fatwa-fatwa yang terkait dengan asuransi syariah yaitu Fatwa

Lebih terperinci

ANALISIS PENERAPAN PSAK 108 TENTANG AKUNTANSI TRANSAKSI ASURANSI SYARIAH (Studi Kasus Pada Unit Usaha Syariah PT. X)

ANALISIS PENERAPAN PSAK 108 TENTANG AKUNTANSI TRANSAKSI ASURANSI SYARIAH (Studi Kasus Pada Unit Usaha Syariah PT. X) ANALISIS PENERAPAN PSAK 108 TENTANG AKUNTANSI TRANSAKSI ASURANSI SYARIAH (Studi Kasus Pada Unit Usaha Syariah PT. X) TUGAS AKHIR Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi

Lebih terperinci

Jurnal Riset Akuntansi Going Concern 12(2), 2017,

Jurnal Riset Akuntansi Going Concern 12(2), 2017, Jurnal Riset Akuntansi Going Concern 12(2), 2017, 113-122 ANALISIS AKUNTANSI DANA INVESTASI ASURANSI UMUM SYARIAH DAN KONVENSIONAL SERTA PERLAKUAN TERHADAP HASIL INVESTASI (Studi us Pada PT. Asuransi Asei

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hidup perusahaan, memperoleh laba dan mengalami kemajuan. Untuk mengetahui

BAB I PENDAHULUAN. hidup perusahaan, memperoleh laba dan mengalami kemajuan. Untuk mengetahui BAB I PENDAHULUAN 1.1 latar Belakang Masalah Secara umum perusahaan perusahaan mempunyai tujuan atau sasaran yang sama yaitu untuk memperoleh keberhasilan dalam mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan,

Lebih terperinci

(Dalam jutaan Rp.) Februari Tahun Februari Tahun 2016

(Dalam jutaan Rp.) Februari Tahun Februari Tahun 2016 Periode 8 07 Periode 8 06 Laporan Neraca Dana Perusahaan 5 6 7 8 9 0 5 6 7 8 9 0 5 Kekayaan Investasi Deposito Saham Syariah Sukuk/ Obligasi Syariah SBSN Surat Berharga Syariah diterbitkan oleh Bank Indonesia

Lebih terperinci

ANALISIS YURIDIS AKAD TABARRU DAN AKAD TIJARAH DALAM PRODUK UNIT LINK SYARIAH *

ANALISIS YURIDIS AKAD TABARRU DAN AKAD TIJARAH DALAM PRODUK UNIT LINK SYARIAH * 215 ANALISIS YURIDIS AKAD TABARRU DAN AKAD TIJARAH DALAM PRODUK UNIT LINK SYARIAH * Destri Budi Nugraheni ** Departemen Hukum Islam Fakulatas Hukum Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta Jalan Sosio Yustisia,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Resiko atau kerugian bisa terjadi kepada siapa saja dan dimana saja walaupun tidak ada yang menginginkan kehadirannya. Dampak dari kerugian atas suatu resiko

Lebih terperinci

PT. Asuransi BRI Life DANA INVESTASI PESERTA I. NERACA A. GABUNGAN SEMUA AKAD Per 30 Juni 2017 dan Triwulan I 2017

PT. Asuransi BRI Life DANA INVESTASI PESERTA I. NERACA A. GABUNGAN SEMUA AKAD Per 30 Juni 2017 dan Triwulan I 2017 I. NERACA A. GABUNGAN SEMUA AKAD 2017 2017 No. RINCIAN Triwulan II Triwulan I SAK SAP SAK SAP (1) (2) (3) (4) (5) (4) (5) ASET Investasi 1 Deposito A-6 9.050 9.050 8.250 8.250 2 Saham syariah B-6 - - -

Lebih terperinci

LAMPIRAN KHUSUS SPT TAHUNAN PAJAK PENGHASILAN WAJIB PAJAK BADAN

LAMPIRAN KHUSUS SPT TAHUNAN PAJAK PENGHASILAN WAJIB PAJAK BADAN DAFTAR PENYUSUTAN DAN AMORTISASI FISKAL 1A BULAN / HARGA NILAI SISA BUKU FISKAL METODE PENYUSUTAN / AMORTISASI KELOMPOK / JENIS HARTA TAHUN PEROLEHAN AWAL TAHUN PENYUSUTAN / AMORTISASI FISKAL TAHUN INI

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Lampiran : Fatwa Dewan Syariah Nasional NO: 20/DSN-MUI/IV/2001 tentang Pedoman Pelaksanaan Investasi Untuk Reksa Dana Syariah.

LAMPIRAN. Lampiran : Fatwa Dewan Syariah Nasional NO: 20/DSN-MUI/IV/2001 tentang Pedoman Pelaksanaan Investasi Untuk Reksa Dana Syariah. LAMPIRAN Lampiran : Fatwa Dewan Syariah Nasional NO: 20/DSN-MUI/IV/2001 tentang Pedoman Pelaksanaan Investasi Untuk Reksa Dana Syariah. FATWA DEWAN SYARI'AH NASIONAL NO: 20/DSN-MUI/IV/2001 Tentang PEDOMAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Risiko akan selalu ada dan mengikuti kehidupan manusia. Salah satu. pembangunan, terbakarnya bangunan dan lain sebagainya.

BAB I PENDAHULUAN. Risiko akan selalu ada dan mengikuti kehidupan manusia. Salah satu. pembangunan, terbakarnya bangunan dan lain sebagainya. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Risiko akan selalu ada dan mengikuti kehidupan manusia. Salah satu risiko yang kerap terjadi dan menimpa kehidupan manusia adalah terkait harta benda. Adapun

Lebih terperinci