UJI EFEKTIVITAS MESIN PENYIANG GULMA UNTUK LAHAN PADI SAWAH (The Affectivite Test Of Weed Cultivator For Rice Paddy)
|
|
- Hendra Hadiman
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 Seminar Nasional : Kedaulatan Pangan dan Energi Juni, 2012 UJI EFEKTIVITAS MESIN PENYIANG GULMA UNTUK LAHAN PADI SAWAH (The Affectivite Test Of Weed Cultivator For Rice Paddy) Thohir Zubaidi Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Jawa Timur Jalan Raya Karangploso Km 4 Malang zubaidith@yahoo.com ABSTRAK Kegiatan ini merupakan suatu upaya untuk mengetahui tingkat capaian dari kinerja alat penyiang. Dalam kegiatan ini telah dilakukan uji kinerja alat mesin penyiang padi type single-row. Kegiatan uji-efektivitas alat penyiang ini merupakan kegiatan BPTP Jawa Timur dan bekerjasama dengan salah satu Pengusaha Bengkel Alsintan di daerah Bojonegoro. Pelaksanaan kegiatan ujicoba dilakukan pada tahun 2011 menggunakan lahan sawah milik petani di daerah Babakan-Karangploso. Untuk alat penyiang gulma ini digunakan roda penyiang model tapakan rata tanpa pencakar,. Adapun dari uji-efektivitas alat diketahui untuk fungsi kerja sebagai penyiang diperoleh data sebagai berikut : kecepatan jalan alat mencapai 5 8 meter/menit., kebutuhan bahan bakar 0,57 0,75 liter/jam, tingkat efisiensi persen dengan kapasitas alat 20,2 23,8 jam/ha. Kata kunci : uji-efektifitas, mesin penyiang, gulma, padi PENDAHULUAN Penyiangan atau pembersihan gulma pada tanaman padi merupakan salah satu tahapan penting yang harus dilakukan dalam usahatani padi (Grisonta.1990). Hal ini karena dengan kehadiran gulma akan menjadi pesaing bagi tanaman padi dalam mendapatkan pencahayaan matahari, nutrisi, gas, air dan mineral lain yang diperlukan untuk pertumbuhan dan pada gilirannya akan menurunkan produksi ( Sugito, 1999 dan Gardner, 1991), dimana untuk padi sawah dapat mencapai 17 persen, sedangkan untuk padi gogo sampai 40 persen. Menurut Nyarko et al (1991) tanaman gulma mampu menurunkan produktifitas tanaman padi hingga mencapai 53 persen. Selain untuk mengendalikan gulma penyiangan juga ditujukan untuk mengaduk tanah di sekitar daerah perakaran sehingga meningkatkan udara di dalamnya. Kegiatan pemberantasan gulma hingga sekarang ini masih banyak dilakukan dengan cara manual yaitu mencabut gulma dengan tangan atau secara mekanis yaitu seperti osrok atau landak. Penyiangan secara manual membutuhkan waktu 172 jam/ha, sedangkan secara mekanis (osrok atau landak) dibutuhkan waktu 132 jam/ha dengan jumlah tenaga kerja mencapai 25 orang. Disini diketahui bahwa proses penyiangan yang ada masih berkapasitas rendah dan dibutuhkan biaya kerja yang cukup tingginya. Selama masa pertumbuhan padi biasanya dilakukan 2 kali penyiangan yaitu penyiangan pertama pada waktu padi berumur hari dan penyiangan kedua pada waktu padi berumur hari.
2 Juni, 2012 Seminar Nasional : Kedaulatan Pangan dan Energi Yang sekarang sedang dihadapi petani dan menjadi tantangan kedepan adalah masalah ketersediaan tenaga kerja yang memiliki kecenderungan semakin berkurang. Keadaan ini disebabkan karena kesempatan kerja diluar sektor pertanian cukup luas, lebih menarik serta menawarkan pendapatan yang lebih baik. Selain itu profesi sebagai petani bagi kalangan muda masih dipandangan kurang bergengsi dan tidak menjanjikan bagi masa depan. Dengan kurangnya tenaga kerja di sektor pertanian, secara tidak langsung mengakibatkan mahalnya upah kerja yang harus dibayar oleh petani. Penerapan alat mesin pertanian telah banyak dilakukan oleh petani di pedesaan (Chatib, et al., 2004), namun khusus penggunaan alat mesin penyiang gulma untuk padi sawah masih sangat terbatas. Walaupun telah diproduksi secara pabrikan, masih jarang ditemukan petani yang menggunakan alat tersebut dalam usaha taninya. Menurut Pitoyo (2007) kapasitas alat penyiang yang sudah ada dibutuhkan waktu antara 15 s/d 27 jam untuk setiap 1 hektarnya. Permasalah yang dihadapi adalah harga yang relatih masih tinggi, sehingga untuk berinvestasi petani masih harus berpikir dulu. Selain itu desain alat mesin penyiang yang ada adalah type double-row, sehingga untuk menyiang tanaman padi yang sudah agak tinggi tidak memungkinkan karena poros roda akan menabrak tanaman yang dapat mengakibatkan batangnya patah. Penggunaan alat mesin penyiang dalam pengendalian gulma dewasa ini sudah harus digiatkan. Salah satu alternatif yang perlu dilakukan adalah memberikan pilihan bagi petani untuk menggunakan alat mesin penyiang yang lebih murah dan efektif (Handoyo,1990; Pane, 1993). Dalam penelitian ini dilakukan uji-coba alat mesin penyiang gulma untuk tanaman padi sawah model single-row. Kegiatan ini merupakan salah satu kegiatan BPTP Jawa Timur tahun 2011, dimana dalam desain alat mesin dilakukan kerjasama dengan Pengusaha Bengkel Alsintan di daerah Bojonegoro. METODE Kegiatan uji efektivitas alat mesin penyiang ini mengambil lokasi di bengkel alsintan di Bojonegoro dan lahan sawah di wilayah Malang sejak bulan Maret s/d September Tahapan kegiatan meliputi rekayasa pembuatan dan perakitan alat mesin penyiang di bengkel alsin dan dilanjutkan dengan uji-coba alat di lahan sawah yang dilakukan pada tanaman padi berumur 2 3 minggu dan 7 8 minggu. Uji coba di lapang merupakan tahapan utama dalam proses pengumpulan data. Berfungsinya unit alat menjadi output kegiatan, sedangkan parameter seperti kecepatan jalan alat (meter/menit), kapasitas alat (jam/ha), konsumsi bahan bakar (liter/jam), gulma yang tercabut ( persen), dan kerusakan tanaman ( persen) menjadi data pendukung. Komponen yang digunakan dalam merekayasa alat dan ujicoba lapang dapat dikatagorikan menjadi dua bagian yaitu komponen alat mesin dan komponen uji di lapangan. Alat mesin tersusun atas beberapa komponen standar dan komponen buatan. Komponen standar dari terdiri dari : 1). Mesin bensin 2 tak sebagai motor penggerak utama, 2). Gear box sebagai pengubah dan pereduksi putaran, 3). Roda gigi dan rantai sebagai transmisi putaran, sedangkan komponen buatan meliputi roda penyiang beserta asesoris pendukungnya, plat sepatu sebagai perata dan pengatur kedalaman roda penyiang, dan rangka atau bodi sebagai dudukan bagi komponen keseluruhan. Khusus
3 Seminar Nasional : Kedaulatan Pangan dan Energi Juni, 2012 untuk fungsi alat pemanen ada penambahan komponen yaitu pisau sirkel lengkap dengan stang dan asesoris lainnyasebagaimana fungsi mower. Untuk komponen atau bahan dan alat yang digunakan untuk uji dilapangan meliputi : bensin campur sebagai bahan bakar mesin penyiang, gelas ukur untuk mengetahui konsumsi bahan bakar yang digunakan, meteran rol untuk mengukur jarak kerja alat, stop watch untuk mengukur waktu kerja alat, counter untuk menghitung jumlah gulma yang tidak tercabut dan jumlah tanaman padi yang rusak akibat mesin beroperasi, dan areal tanaman padi yang akan digunakan sebagai obyek uji coba alat. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Rekayasa Alat Hasil rekayasa alat di bengkel diperoleh satu unit alat mesin penyiang multi fungsi dengan spesifikasi sebagai berikut : Data Teknis Panjang keseluruhan (cm) 140 Lebar keseluruhan (cm) 50 Tinggi keseluruhan (cm) 70 Dimensi alat Diameter roda (cm) 40 Lebar roda (cm) 11 Lebar sepatu penggaruk (cm) 15 Panjang sepatu penggaruk (cm) 35 Rangka bodi mesin Pipa besi Merek mesin Made in china Model Sistem gendong Tipe 2 tak pendingin udara Daya penggerak 1,85 HP Motor Penggerak Putaran mesin 6000 rpm Transmisi direct couple Jumlah silinder 1 buah Kapasitas tangki bahan bakar 1,5 liter Konsumsi bahan bakar 0,75 liter/jam Kapasitas alat jam/ha Berat alat Bobot keseluruhan alat 25 kg Rangka Mesin Bahan yang dipakai untuk membuat kontruksi rangka terdiri dari besi pipa ukuran ¾ inchi, pipa persegi empat ukuran 2x4 cm, besi siku 4x4 cm dan plat besi ketebalan 3 mm. Rangka bagian depan berbentuk garpu merupakan tempat dudukan roda penyiang, bagian tengan didesain sedemikian rupa sehingga dapat menjadi tempat dudukan mesin penggerak dan gear box. Sedangkan bagian belakang merupakan stang kemudi dan tempat mengatur kecepatan mesin. Roda Penyiang Roda penyiang sekaligus berfungsi sebagai roda jalan merupakan komponen yang langsung berfungsi mencabut dan membenamkan gulma kedalam lumpur. Agar mampu mencabut dan membenamkan gulma, roda harus berputar dan berjalan dengan slip. Bahan yang dipakai untuk membuat roda adalah adalah besi beton segi empat yang dibuat sedemikian rupa dan dilengkapi dengan poros sumbu yang akan tersambung pada
4 Juni, 2012 Seminar Nasional : Kedaulatan Pangan dan Energi garpu pada rangka. Roda penyiang dilengkapi dengan sirip sebanyak 8 buah dengan model tapakan rata tanpa pencakar. Salah satu ujung dari poros dipasang roda gigi (gear) yang merupakan bagian dari sistem penggerak. Sistem transmisi Sistem transmisi merupakan komponen yang berfungsi untuk memindahkan putaran dari motor penggerak ke roda penyiang. Komponen ini merupakan satu rangkaian yang terdiri dari as utama yang menghubungkan motor ke gear box, gear box yang dilengkapi dengan roda gigi, rantai penghubung yang menghubungkan gear box dengan roda penyiang, dan roda gigi yang tersambung dengan as roda penyiang. Untuk mengatur kekencangan bentangan rantai digunakan roda gigi pengatur. Sistem transmisi ini didesain sedemikian rupa sehingga memudahkan dalam pembuatan maupun pemasangannya. Motor Penggerak Sebagai sumber tenaga penggerak utama digunakan mesin bensin 2 tak dengan tenaga 1,85 Pk, yaitu jenis motor pengerak untuk standar mesin pemotong rumput gendong. Pemilihan mesin type ini diasumsikan dengan beberapa pertimbangan yaitu : 1) mudah untuk mendapatkan dan harganya relative murah, 2) tenaga mesin tidak terlalu besar sehingga sesuai dengan yang dibutuhkan, 3) sistem koplingnya sedemikian rupa sehingga pada saat digas baru as utama ikut bergerak, hal ini sangat sesuai dengan sistem kerja alat penyian ini. Plat Penggaruk Plat penggaruk atau dapat juga disebut plat sepatu berfungsi untuk menggaruk dan membenamkan sisa gulma atau rumput yang tercabut oleh roda penyiang namun tidak serta merta terbenam oleh putaran roda penyiang. Selain itu plat penggaruk juga berfungsi sebagai perata permukaan tanah yang habis dilalui oleh roda penyiang. Komponen ini dibuat dari plat besi yang diberi bingkai dan didesain sedemikian rupa sehingga menyerupai plat sepatu. Karena berfungsi sebagai penggaruk dan perata maka keberadaannya terletak dibagian belakang dari roda pennyiang. Hasil Ujicoba Alat di Lapang Prosentase Penyiangan Sebagaimana kita ketahui alat penyiang ini hanya berfungsi untuk membersihkan gulma atau tanaman pengganggu yang tumbuh pada lajur antara baris tanaman, sedangkan gulma antar tanaman dalam satu baris tidak mampu tersentuh. Dengan demikian dalam penghitungan prosentase tanaman gulma yang tercabut (tingkat efektifitas) hanya dihitung pada lajur antar baris tanaman. Sistem kerja alat ini adalah mencabut dan membenamkan tanaman gulma yang diakibatkan gerakan slip putaran pada roda penyiang. Dengan gerakan slip pada roda akan mengakibatkan tapakan penyiang menggaruk dan mencabut gulma yang sekaligus membenamkan kedalam tanah. Adapun hasil uji coba alat mesin penyiang ini diketahui
5 Seminar Nasional : Kedaulatan Pangan dan Energi Juni, 2012 bahwa tingkat efektifitas dalam membersihkan gulma rata-rata mencapai 89 persen untuk penyiangan padi umur 2 3 minggu, sedangkan pada umur padi 7 8 minggu ratarata mencapai 76 persen. Perbedaan ini lebih dipengaruhi akibat perbedaan kerapatan tanaman gulma yang tumbuh, dimana pada penyiangan tahap pertama tanaman gulma yang tumbuh relative masih sedikit dan kecil-kecil sedangkan pada tahap kedua gulma yang tumbuh rapat dan besar Menurut Pane (2007) menyatakan dengan alat penyiang (power Weeder) gulma yang tercabut mencapai 96,4-97,9 persen. Konsumsi Bahan Bakar Karena motor penggerak yang digunakan sebagai mesin utama adalah motor 2 tak, maka bahan bakar yang digunakan untuk mengoperasikan alat adalah bensin campur yaitu dengan perbandingan 1 : 50. Pada percobaan ini tenaga atau power mesin dibuat stabil dengan bukaan gas sama yaitu pada bukaan maksimal. Pada bukaan tersebut tanpa beban putaran mesin mampu mencapai rpm dengan konsumsi bahan bakar 0,75 liter/jam. Hasil pengamatan selama percobaan berlangsung diketahui bahwa konsumsi bakar rata-rata mencapai 0,57 liter/jam untuk penyiangan padi umur 2 3 minggu, sedangkan pada umur padi 7 8 minggu mencapai 0,63 liter/jam. Untuk mesin type PS TEP PW 01 bahan bakar yang dibutuhkan mencapai 0,698 liter/jam untuk penyiangan umur 10 hari dan 0,755 liter/jam untuk umur 20 hari (Pane 2007). Kapasitas Penyiangan Kapasitas atau kemampuan alat penyiang untuk membersihkan gulma sangat tergantung berapa kecepatan alat mesin tersebut mampu berjalan saat dioperasikan. Kecepatan jalan pada saat mesin ini tidak mendapatkan beban pada roda penyiangnya mampu mencapai kecepatan 50 meter/menit. Hasil pengamatan selama percobaan berlangsung diketahui bahwa kecepatan jalan alat pada saat dioperasikan mampu mencapai kecepatan 33 meter/menit untuk penyiangan padi umur 2 3 minggu, sedangkan pada umur padi 7 8 minggu mencapai kecepatan 28 meter/menit. Dengan kecepatan tersebut kapasitas alat mencapai 20,2 jam/ha untuk menyiang tanaman padi umur 2 3 minggu, dan 23,8 jam/ha untuk tanaman padi pada umur 7 8 minggu. Kapasitas tersebut sedikit agak rendah apabila dibandingkan dengan alat lainnya yaitu mencapai 8 s/d 27 jam/ha (Pitoyo 2006; Fatah, 2008, dan Anonim, 2008). Sedangkan hasil percobaan yang dilakukan oleh Nizarul (2011) penyiangan dengan alat power weeder memakan waktu jam/ha. KESIMPULAN Dalam uji-efektivitas alat penyiang gulma ini secara teknis dapat dikatakan mampu berfungsi dan layak operasional. Berdasarkan hasil uji lapang diperoleh data sebagai berikut : kecepatan jalan alat mencapai 5 8 meter/mnt., kebutuhan bahan bakar 0,57 0,75 liter/jam, tingkat efisiensi persen dengan kapasitas alat 20,2 23,8 jam/ha.
6 Juni, 2012 Seminar Nasional : Kedaulatan Pangan dan Energi DAFTAR PUSTAKA Anonim, Alat-Alat Penyiang Gulma. Bank Pengetahuan Padi Indonesia. Balai Besar Pengembangan Mekanisasi Pertanian. Tangerang. Chatib dan Charmyn Alat dan Mesin Pertanian. Fakultas Pertanian. Universitas Andalas. Padang. Gardner, F. P., R. B. Pearce dan R. L. Mitchell Fisiologi Tanaman Budidaya (Terjemahan Herawati Susilo). Universitas Indonesia Press, Jakarta. Grisonta Budidaya Tanaman Padi. Kanisus. Yogjakarta. Haryono, Pedoman Umum PTT Padi Sawah. Cetakan kedua, diterbitkan pada Februari 2010 oleh: Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan. Badan Litbang Pertaian Handoyo Alat Penyiangan Gulma Padi Sawah dari Modifikasi MesinPemotong Rumput Bermotor. Fakultas Pertanian. Universitas Gadjah Mada.Yogyakarta. Nyarko, K.A. and S.K. De Datta A Handbook for Weed Control in Rice. IRRI, Los Banos, Philippines. 113 pp Pane, H. dan A.M. Fagi Penelitian pengendalian gulma secara mekanis dan kimiawi pada padi sebar langsung. Laporan Hasil Penelitian Balai Penelitian Tanaman Pangan Sukamandi, 1992/93. Balai Penelitian Tanaman Pangan Sukamandi. 14 hlm. Pitoyo Joko, Mesin Penyiang Gulma. Sinar Tani tanggal 5 Juli Banten Sugito, Y Ekologi Tanaman. Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya, Malang. Internet Nizarul Fausi, Penyiangan lebih hemat dengan power weeder. Diakses tanggal 20 April 2012 Pane C. Rahmadina, Rekayasa alat penyiang bermotor (Powerr Weeder) Tipe PS.TEP.PW -01. blog.ub.ac.id/arisfanani/2012/05/25/sample/ Fatah, Gatot S. A Modifikasi Mesin Penyiang dan Penggulud Tipe Bajak Dua Sayap dan Uji Kinerjanya Pada Tiga Jenis Tanah. persen20mesin persen20penyiangan.pdf?sequence=2. Diakses tanggal 2012
Mesin Penyiang Padi Sawah Bermotor Power Weeder JP-02 / 20
Mesin Penyiang Padi Sawah Bermotor Power Weeder JP-02 / 20 Bacalah buku petunjuk sebelum anda menggunakan mesin penyiang bermotor (power weeder) BALAI BESAR PENGEMBANGAN MEKANISASI PERTANIAN BADAN PENELITIAN
Lebih terperinciPerbandingan Tingkat Keberhasilan Penyiangan Tanaman Padi Berdasaran Hasil Modifikasi Power Weeder Tipe MC1R
Perbandingan Tingkat Keberhasilan Penyiangan Tanaman Padi Berdasaran Hasil Modifikasi Power Weeder Tipe MC1R Sri Widiyawati 1, Ishardita Pambudi Tama 2, Sugiono 3, Ceria Farela Mada Tantrika 4 Jurusan
Lebih terperinciALAT PENYIANG GULMA SISTEM LANDAK BERMOTOR
Jurnal Pengabdian Masyarakat J-DINAMIKA, Vol. 1, No. 1, Juni 2016, P-ISSN: 2503-1031, E-ISSN: 2503-1112 ALAT PENYIANG GULMA SISTEM LANDAK BERMOTOR Dwi Rahmawati 1, Suhardjono 2, Amal Bahariawan 3 1) 2)
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN
III. METODE PENELITIAN A. TEMPAT DAN WAKTU PENELITIAN Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Lapangan Teknik Mesin Budidaya Pertanian, Departemen Teknik Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian, Institut
Lebih terperincialat dan mesin pengendali gulma
alat dan mesin pengendali gulma Metrok (ngrambet) 1. Gambar alat pengendali gulma pada padi sawah a. gagang b. mata pisau Ngarambet adalah kegiatan penyiangan padi setelah ngalandak. Kegiatan ini dilakukan
Lebih terperinciV. HASIL DAN PEMBAHASAN
V. HASIL DAN PEMBAHASAN A. MODIFIKASI ALAT PENYIANG Alat ini merupakan hasil modifikasi dari alat penyiang gulma yang terdahulu yang didesain oleh Lingga mukti prabowo dan Hirasman tanjung (2005), Perubahan
Lebih terperinciMAKALAH MENGGAMBAR TEKNIK MESIN PEMANEN PADI (REAPER) TIPE PISAU BERGERIGI GERAK BOLAK BALIK EMPAT ALUR PEMOTONGAN
MAKALAH MENGGAMBAR TEKNIK MESIN PEMANEN PADI (REAPER) TIPE PISAU BERGERIGI GERAK BOLAK BALIK EMPAT ALUR PEMOTONGAN DISUSUN OLEH : KELOMPOK 4 KETUA : HARI PANGESTU (050213813200) ANGGOTA : 1. ANDIKO AKBAR
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN
III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Pembuatan Alat 3.1.1 Waktu dan Tempat Pembuatan alat dilaksanakan dari bulan Maret 2009 Mei 2009, bertempat di bengkel Laboratorium Alat dan Mesin Budidaya Pertanian, Leuwikopo,
Lebih terperinciPedal Thresher dan Pedal Thresher Lipat
Pedal Thresher dan Pedal Thresher Lipat Oleh : KOES SULISTIADJI **) BALAI BESAR PENGEMBANGAN MEKANISASI PERTANIAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN DEPARTEMEN PERTANIAN 2009 **) Perekayasa Madya
Lebih terperinci3.1. Waktu dan Tempat Bahan dan Alat
III. METODOLOGI 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian dilakukan pada bulan Maret hingga bulan September 2011 bertempat di Bengkel Teknik Mesin Budidaya Pertanian, Leuwikopo dan lahan percobaan Departemen Teknik
Lebih terperinciALAT DAN MESIN PANEN HASIL PERTANIAN drh. Saiful Helmy, MP
ALAT DAN MESIN PANEN HASIL PERTANIAN drh. Saiful Helmy, MP Proses panen padi dimulai dengan pemotongan bulir padi yang sudah tua (siap Panen) dari batang tanaman padi, dilanjutkan dengan perontokan yaitu
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 K3 (Kesehatan dan Keselamatan Kerja) Dalam proses pembuatan mesin pengupas kulit kentang perlu memperhatikan masalah kesehatan dan keselamatan kerja (K3). Adapun maksud
Lebih terperinciTUGAS AKHIR REKAYASA DAN RANCANG BANGUN ALAT PEMOTONG RUMPUT (DORONG) DENGAN MOTOR PENGGERAK HONDA WB 20T
TUGAS AKHIR REKAYASA DAN RANCANG BANGUN ALAT PEMOTONG RUMPUT (DORONG) DENGAN MOTOR PENGGERAK HONDA WB 20T Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan Program Studi Strata 1 (S-1) di Jurusan
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini berlangsung dalam 2 (dua) tahap pelaksanaan. Tahap pertama
16 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian ini berlangsung dalam 2 (dua) tahap pelaksanaan. Tahap pertama adalah modifikasi alat yang dilaksanakan di Laboratorium Mekanisasi Pertanian
Lebih terperinciIII. METODE PEMBUATAN. Tempat pembuatan mesin pengaduk adonan kerupuk ini di bengkel las dan bubut
16 III. METODE PEMBUATAN A. Waktu dan Tempat Tempat pembuatan mesin pengaduk adonan kerupuk ini di bengkel las dan bubut Amanah, jalan raya candimas Natar, Lampung Selatan. Pembuatan mesin pengaduk adonan
Lebih terperinciBAB II PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH. guna. Alat/mesin pengerol pipa adalah alat/mesin yang digunakan untuk
BAB II PENEKATAN PEMECAHAN MASALAH A. Kajian Tentang Alat/Mesin Pengerol Pipa Alat/mesin pengerol pipa merupakan salah satu alat/mesin tepat guna. Alat/mesin pengerol pipa adalah alat/mesin yang digunakan
Lebih terperinciPERAKITAN ALAT PENGAYAK PASIR SEMI OTOMATIK
PERAKITAN ALAT PENGAYAK PASIR SEMI OTOMATIK Nama : Hery Hermawanto NPM : 23411367 Jurusan : Teknik Mesin Fakultas : Teknologi Industri Pembimbing : Dr. Ridwan, ST., MT Latar Belakang Begitu banyak dan
Lebih terperinci15 Traktor. Bajak Piring Dua Sisi - Disc Harrow. 15 Traktor Galaxy 304 : 30 HP, 4WD. Bajak Singkal - Share Plough. 16 Traktor Galaxy 404 : 40 HP, 4WD
1 www.galaxindo.com DAFTAR ISI PERSIAPAN LAHAN Bajak Piring Dua Sisi - Disc Harrow 15 Traktor Bajak Singkal - Share Plough 15 Traktor Galaxy 304 : 30 HP, 4WD 6 Penggembur Tanah - Rotary Tiller 16 Traktor
Lebih terperinciKriteria Roda Besi Standar Roda Besi Modifikasi Roda Besi Lengkung. Bahan Pembuat Rim Besi Behel Ø 16 mm Besi Behel Ø 16 mm Besi Behel Ø 16 mm
LAMPIRAN 48 Lampiran 1. Spesifikasi roda besi yang diuji Kriteria Roda Besi Standar Roda Besi Modifikasi Roda Besi Lengkung Diameter Rim 900 mm 452 mm 700 mm Jumlah Rim 2 buah 2 buah 2 buah Lebar Rim 220
Lebih terperinciBAB III METODE PROYEK AKHIR. Motor dengan alamat jalan raya Candimas Natar. Waktu terselesainya pembuatan mesin
BAB III METODE PROYEK AKHIR A. Waktu dan Tempat Tempat pembuatan dan perakitan mesin pemotong kerupuk ini di lakukan di Bengkel Kurnia Motor dengan alamat jalan raya Candimas Natar. Waktu terselesainya
Lebih terperinciPEMBUATAN MESIN PEMOTONG PADI CIRCULAR REAPER
PEMBUATAN MESIN PEMOTONG PADI CIRCULAR REAPER Sumardi 1*, Hasrin 2, Munzir 3, dan Rudi Mardian Saputra 4 1,2,3,4 Jurusan Teknik Mesin Politeknik Negeri Lhokseumawe Jl. Banda Aceh-Medan km. 280 Buketrata
Lebih terperinciGambar 3.1 Diagram alir metodologi pengujian
BAB III METODOLOGI PENGUJIAN 3.1 Diagram Alir Metodologi Pengujian MULAI STUDI PUSTAKA PERSIAPAN MESIN UJI PEMERIKSAAN DAN PENGESETAN MESIN KONDISI MESIN VALIDASI ALAT UKUR PERSIAPAN PENGUJIAN PEMASANGAN
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Studi Pustaka. Persiapan Dan Pengesetan Mesin. Kondisi Baik. Persiapan Pengujian. Pemasangan Alat Ukur
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Diagram Alir Metodologi Penelitian Didalam melakukan pengujian diperlukan beberapa tahapan agar dapat berjalan lancar, sistematis dan sesuai dengan prosedur dan literatur
Lebih terperinciV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. HASIL PENGUJIAN MODEL METERING DEVICE PUPUK
V. HASIL DAN PEMBAHASAN A. HASIL PENGUJIAN MODEL METERING DEVICE PUPUK Pengujian penjatah pupuk berjalan dengan baik, tetapi untuk campuran pupuk Urea dengan KCl kurang lancar karena pupuk lengket pada
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN. Waktu dan Tempat
METODE PENELITIAN Waktu dan Tempat Penelitian ini dilakukan pada bulan Nopember 2010 September 2011. Perancangan dan pembuatan prototipe serta pengujian mesin kepras tebu dilakukan di Laboratorium Teknik
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PELAKSANAAN. penggerak belakang gokart adalah bengkel Teknik Mesin program Vokasi
BAB III METODOLOGI PELAKSANAAN 3.1. Tempat Pelaksanaan Tempat yang akan di gunakan untuk perakitan dan pembuatan sistem penggerak belakang gokart adalah bengkel Teknik Mesin program Vokasi Universitas
Lebih terperinciV. HASIL DAN PEMBAHASAN
V. HASIL DAN PEMBAHASAN A. DESAIN PENGGETAR MOLE PLOW Prototip mole plow mempunyai empat bagian utama, yaitu rangka three hitch point, beam, blade, dan mole. Rangka three hitch point merupakan struktur
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Indonesia sebagai salah satu negara yang berbasis pertanian umumnya memiliki usaha tani keluarga skala kecil dengan petakan lahan yang sempit. Usaha pertanian ini terutama
Lebih terperinciPENDEKATAN RANCANGAN Kriteria Perancangan Rancangan Fungsional Fungsi Penyaluran Daya
IV. PENDEKATAN RANCANGAN 4.1. Kriteria Perancangan Perancangan dynamometer tipe rem cakeram pada penelitian ini bertujuan untuk mengukur torsi dari poros out-put suatu penggerak mula dimana besaran ini
Lebih terperinciPENERAPAN TEKNOLOGI DALAM UPAYA MEMBANTU PROSES PENGENDALIAN GULMA PADA TANAMAN PADI
PENERAPAN TEKNOLOGI DALAM UPAYA MEMBANTU PROSES PENGENDALIAN GULMA PADA TANAMAN PADI Eko Surjadi Fakultas Teknologi Industri, Teknik Mesin, Universitas Surakarta email: doel _qellyk@yahoo.co.id Abstrak
Lebih terperinciLampiran 1. Analisis Kebutuhan Daya Diketahui: Massa silinder pencacah (m)
LAMPIRAN 74 75 Lampiran 1. Analisis Kebutuhan Daya Diketahui: Massa silinder pencacah (m) : 15,4 kg Diameter silinder pencacah (D) : 37,5cm = 0,375 m Percepatan gravitasi (g) : 9,81 m/s 2 Kecepatan putar
Lebih terperinciBUDIDAYA PADI RATUN. Marhaenis Budi Santoso
BUDIDAYA PADI RATUN Marhaenis Budi Santoso Peningkatan produksi padi dapat dicapai melalui peningkatan indeks panen dan peningkatan produksi tanaman setiap musim tanam. Padi Ratun merupakan salah satu
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari 2013 sampai dengan Maret 2013
III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari 2013 sampai dengan Maret 2013 di Laboratorium Daya dan Alat Mesin Pertanian, Jurusan Teknik Pertanian,
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN
III. METODE PENELITIAN A.WAKTU DAN TEMPAT Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember 2009 sampai dengan Juni 2010. Desain pembuatan prototipe, uji fungsional dan uji kinerja dilaksanakan di Bengkel
Lebih terperinciAdapun spesifikasi traktor yang digunakan dalam penelitian:
Lampiran 1. Spesifikasi traktor pengujian Spesifikasi Traktor Pengujian Adapun spesifikasi traktor yang digunakan dalam penelitian: Merk/Type Kubota B6100 Tahun pembuatan 1981 Bahan bakar Diesel Jumlah
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA
II. TINJAUAN PUSTAKA A. BUDIDAYA TANAMAN PADI 1. Botani Tanaman Padi Tanaman padi (Oryza sativa L.) termasuk famili tumbuhan gramineae atau rumput-rumputan dengan batang tersusun dari beberapa ruas. Tanaman
Lebih terperinciBAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA
BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA 4.1 Identifikasi Kendaraan Gambar 4.1 Yamaha RX Z Spesifikasi Yamaha RX Z Mesin : - Tipe : 2 Langkah, satu silinder - Jenis karburator : karburator jenis piston - Sistem Pelumasan
Lebih terperincipembentukan material dengan model lingkaran penuh.
PENDAHULUAN Dalam suatu proses produksi, banyak hal yang harus diperhatikan diantaranya adalah upaya untuk meningkatkan kapasitas produksi baik dari sisi tenaga kerja maupun dari faktor mesin dan peralatan,
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN
III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Teknik Mesin Budidaya Pertanian, Departemen Teknik Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian, Institut
Lebih terperinciMETODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di Desa Marga Agung, Kecamatan Jati Agung
III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di Desa Marga Agung, Kecamatan Jati Agung Kabupaten Lampung Selatan dan Laboratorium Rekayasa Sumber Daya Air dan Lahan
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI KAJI EKSPERIMENTAL
BAB III METODOLOGI KAJI EKSPERIMENTAL 3.1 DESKRIPSI PERALATAN PENGUJIAN. Peralatan pengujian yang dipergunakan dalam menguji torsi dan daya roda sepeda motor Honda Karisma secara garis besar dapat digambarkan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perekonomian nasional sejak terjadinya krisis moneter masih belum
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perekonomian nasional sejak terjadinya krisis moneter masih belum mampu kembali seperti semula yang memiliki stabilitas harga rupiah terhadap dolar amerika. Dimana
Lebih terperinciMODIFIKASI MESIN PENANAM BIBIT PADI MANUAL DENGAN TRANSMISI RANTAI PENGGERAK MOTOR BENSIN 1.8 HP
MODIFIKASI MESIN PENANAM BIBIT PADI MANUAL DENGAN TRANSMISI RANTAI PENGGERAK MOTOR BENSIN 1.8 HP Abstrak Rofarsyam Jurusan Teknik Mesin Politeknik Negeri Semarang Jl Prof. Sudarto, S.H., Tembalang, Kotak
Lebih terperinciLampiran 1. Data pengamatan hasil penelitian Jumlah mata pisau (pasang) Kapasitas efektif alat (buah/jam) 300,30 525,12 744,51
38 Lampiran 1. Data pengamatan hasil penelitian Jumlah mata pisau (pasang) 2 4 6 Kapasitas efektif alat (buah/jam) 300,30 525,12 744,51 Bahan yang rusak (%) 0 0 11 39 Lampiran 2. Kapasitas alat (buah/jam)
Lebih terperinciMESIN PENGGILING JAGUNG TIPE HAMMER MILL
MESIN PENGGILING JAGUNG TIPE HAMMER MILL A. Dimensi Keseluruhan - Tipe/Merek : BEJE-UT 18 - Panjang : 1155 mm - Lebar : 780 mm - Tinggi : 1485 mm - Bobot operasi : 470 kg - B. Ruang Penggiling - Dimensi
Lebih terperinciPENGHUBUNG MESIN PENGGERAK DENGAN GENERATOR
PENGHUBUNG MESIN PENGGERAK DENGAN GENERATOR Agar dapat menghasilkan listrik yang berkualitas tinggi ( tegangan dan frekuensinya stabil ), maka generator harus bekerja pada kecepatan putar ( rpm ) tertentu
Lebih terperinciBAB IV PROSES PEMBUATAN DAN PENGUJIAN
BAB IV PROSES PEMBUATAN DAN PENGUJIAN 4.1 Alat dan bahan Peralatan yang digunakan untuk membuat alat troli bermesin antara lain: 1. Mesin las 2. Mesin bubut 3. Mesin bor 4. Mesin gerinda 5. Pemotong plat
Lebih terperinciBUKU PANDUAN PENGGUNAAN TRANSPLANTER JAJAR LEGOWO 2:1
BUKU PANDUAN PENGGUNAAN TRANSPLANTER JAJAR LEGOWO 2:1 BALAI BESAR PENGEMBANGAN MEKANISASI PERTANIAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN 2013 KATA PENGANTAR Buku panduan ini memberikan penjelasan
Lebih terperinciMESIN PANEN PADI TIPE SISIR (IRRI STRIPPER GATHERED SG
MESIN PANEN PADI TIPE SISIR (IRRI STRIPPER GATHERED SG 800) Oleh : Ir. H. Koes Sulistiadji, MS Perekayasa Madya pada Balai Besar Pengembangan Mekanisasi Pertanian, Badan Litbang, Deptan ------------------------------------------------------------------------------------------------------
Lebih terperinciMETODOLOGI PENELITIAN. 1. Spesifikasi motor bensin 4-langkah 135 cc. mesin uji yang digunakan adalah sebagai berikut. : 4 langkah, SOHC, 4 klep
III. METODOLOGI PENELITIAN A. Alat dan Bahan Pengujian 1. Spesifikasi motor bensin 4-langkah 135 cc Dalam penelitian ini, mesin uji yang digunakan adalah motor bensin 4- langkah 135 cc, dengan merk Yamaha
Lebih terperinciIV. PENDEKATAN DESAIN A. KRITERIA DESAIN B. DESAIN FUNGSIONAL
IV. PENDEKATAN DESAIN A. KRITERIA DESAIN Perancangan atau desain mesin pencacah serasah tebu ini dimaksudkan untuk mencacah serasah yang ada di lahan tebu yang dapat ditarik oleh traktor dengan daya 110-200
Lebih terperinciV.HASIL DAN PEMBAHASAN
V.HASIL DAN PEMBAHASAN A.KONDISI SERASAH TEBU DI LAHAN Sampel lahan pada perkebunan tebu PT Rajawali II Unit PG Subang yang digunakan dalam pengukuran profil guludan disajikan dalam Gambar 38. Profil guludan
Lebih terperinciLaporan Tugas Akhir BAB IV MODIFIKASI
BAB IV MODIFIKASI 4.1. Rancangan Mesin Sebelumnya Untuk melakukan modifikasi, terlebih dahulu dibutuhkan data-data dari perancangan sebelumnya. Data-data yang didapatkan dari perancangan sebelumnya adalah
Lebih terperinciMODUL POWER THRESHER. Diklat Teknis Dalam Rangka Upaya Khusus (UPSUS) Peningkatan Produksi Pertanian dan BABINSA
MODUL POWER THRESHER Diklat Teknis Dalam Rangka Upaya Khusus (UPSUS) Peningkatan Produksi Pertanian dan BABINSA KEMENTERIAN PERTANIAN BADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN SDM PERTANIAN 2015 Sesi Perontok
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. pada permulaan abad ke-19 traktor dengan motor uap mulai diperkenalkan,
TINJAUAN PUSTAKA Sejarah Traktor Sejarah traktor dimulai pada abad ke-18, motor uap barhasil diciptakan dan pada permulaan abad ke-19 traktor dengan motor uap mulai diperkenalkan, sementara itu penelitian
Lebih terperinciPENDAHULUAN Latar Belakang
PENDAHULUAN Latar Belakang Tanaman tebu untuk keperluan industri gula dibudidayakan melalui tanaman pertama atau plant cane crop (PC) dan tanaman keprasan atau ratoon crop (R). Tanaman keprasan merupakan
Lebih terperinciUJI PERFORMANSI DAN KENYAMANAN MODIFIKASI ALAT PENGEBOR TANAH MEKANIS UNTUK MEMBUAT LUBANG TANAM ARIEF SALEH
UJI PERFORMANSI DAN KENYAMANAN MODIFIKASI ALAT PENGEBOR TANAH MEKANIS UNTUK MEMBUAT LUBANG TANAM Oleh : ARIEF SALEH F14102120 2007 FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR Arief Saleh. F14102120.
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN A. WAKTU DAN TEMPAT
III. METODE PENELITIAN A. WAKTU DAN TEMPAT Penelitian dilaksanakan pada bulan Maret sampai dengan bulan Juni 2009 bertempat di Bengkel Teknik Mesin Budidaya Pertanian Bengkel Metanium, Leuwikopo, dan lahan
Lebih terperinciRANCANG BANGUN MESIN PEMERAS KOPRA DENGAN KAPASITAS 3 LITER/JAM
RANCANG BANGUN MESIN PEMERAS KOPRA DENGAN KAPASITAS 3 LITER/JAM Oleh: WICAKSANA ANGGA TRISATYA - 2110 039 005 NEVA DWI PRASTIWI 2110 039 040 Dosen Pembimbing: Ir. SYAMSUL HADI, MT. Instruktur Pembimbing:
Lebih terperinciBAB III BAHAN DAN METODE
A. BAHAN BAB III BAHAN DAN METODE Alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: a. Besi plat esser dengan ketebalan 2 mm, dan 5 mm, sebagai bahan konstruksi pendorong batang,
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. WAKTU DAN TEMPAT Penelitian akan dilaksanakan pada bulan Juli sampai dengan bulan Desember 2009 bertempat di Bengkel Teknik Mesin Budidaya Pertanian, Leuwikopo, Departemen
Lebih terperinciRANCANG BANGUN DAN UJI TEKNIS ALAT PERONTOK PADI SEMI MEKANIS PORTABEL
RANCANG BANGUN DAN UJI TEKNIS ALAT PERONTOK PADI SEMI MEKANIS PORTABEL Mislaini R Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Andalas-Padang 25163 Email: mislaini_rahman@yahoo.co.id ABSTRAK Rancang bangun
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari 2012 sampai Mei 2012 di
III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari 2012 sampai Mei 2012 di Laboratorium Rekayasa Bioproses dan Pasca Panen dan di Laboratorium Mekanisasi
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember 2012 sampai dengan Maret
20 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember 2012 sampai dengan Maret 2013. Penelitian ini dilakukan dalam dua tahap, yaitu tahap pembuatan
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September 2016 s.d. Maret 2017 di Bank Sampah Tasikmalaya, Desa Cikunir Kecamatan Singaparna, Kabupaten
Lebih terperinciPERENCANAAN MESIN PENGEPRES PLAT PISAU ACAR KAPASITAS 600 LEMBAR/ JAM
PERENCANAAN MESIN PENGEPRES PLAT PISAU ACAR SKRIPSI Diajukan Untuk memenuhi syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana (S1) Pada program Studi Teknik Mesin Oleh : NPM : 10.1.03.01.0039 PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN
Lebih terperinciV. HASIL DAN PEMBAHASAN
V. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1. Pembuatan Prototipe 5.1.1. Modifikasi Rangka Utama Untuk mempermudah dan mempercepat waktu pembuatan, rangka pada prototipe-1 tetap digunakan dengan beberapa modifikasi. Rangka
Lebih terperinciPROPOSAL MESIN MESIN PRODUKSI
PROPOSAL MESIN MESIN PRODUKSI PEMBUATAN MESIN PENGUPAS SERABUT 360buah/jam D I S U S U N OLEH : NAMA KELAS JURUSAN : II TMI-A : TEKNIK MEKANIKA INDUSTRI KEMENTRIAN PERINDUSTRIAN R.I POLITEKNIK TEKNOLOGI
Lebih terperinciLAMPIRAN I DATA PENGAMATAN. 1. Data Uji Kinerja Alat Penepung dengan Sampel Ubi Jalar Ungu
LAMPIRAN I ATA PENGAMATAN. ata Uji Kinerja Alat Penepung dengan Sampel Ubi Jalar Ungu Berikut merupakan tabel data hasil penepungan selama pengeringan jam, 4 jam, dan 6 jam. Tabel 8. ata hasil tepung selama
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kajian Singkat Alat Alat pembuat mie merupakan alat yang berfungsi menekan campuran tepung, telur dan bahan-bahan pembuatan mie yang telah dicampur menjadi adonan basah kemudian
Lebih terperinciLampiran 1. Diagram Alir Pelaksanaan Penelitian. mulai
42 Lampiran 1. Diagram Alir Pelaksanaan Penelitian mulai Mengukur luas lahan sawah Membagi menjadi 9 petakan Waktu pembajakan Pembajakan Kecepatan bajak: -1 m/s -1,4m/s -1,2 m/s Waktu pengglebekan Pengglebekan
Lebih terperinciIII. METODOLOGI. Penelitian ini dimulai pada bulan Juni-Agustus 2014 dengan lokasi penelitian
III. METODOLOGI A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dimulai pada bulan Juni-Agustus 2014 dengan lokasi penelitian bertempat di peternakan kambing di Desa Sumberrejo, Kecamatan Batanghari, Lampung
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN
III. METODE PENELITIAN A. WAKTU DAN TEMPAT PENELITIAN Kegiatan penelitian yang meliputi perancangan, pembuatan prototipe mesin penanam dan pemupuk jagung dilakukan di Laboratorium Teknik Mesin Budidaya
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Perancangan 4.1.1 Gambar Rakitan (Assembly) Dari perancangan yang dilakukan dengan menggunakan software Autodesk Inventor 2016, didapat sebuah prototipe alat praktikum
Lebih terperinciKATA PENGANTAR. Jakarta, Januari 2010 DIREKTUR JENDERAL TANAMAN PANGAN, IR. SUTARTO ALIMOESO, MM NIP
KATA PENGANTAR Puji syukur ke hadirat Allah SWT, Buku Pedoman Pelaksanaan Pilot Project Pengembangan Alsintan BUMA dan BAKAL Tahun 2010 ini telah selesai disusun. Buku ini terdiri dari 2 bagian, yang pertama
Lebih terperinciBAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN
BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN 4.1. Proses Pembuatan Proses pembuatan adalah tahap-tahap yang dilakukan untuk mencapai suatu hasil. Dalam proses pembuatan ini dijelaskan bagaimana proses bahan-bahanyang
Lebih terperinciBAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN
BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN 4.1. Proses Pembuatan Proses pembuatan adalah tahap-tahap yang dilakukan untuk mencapai suatu hasil. Dalam proses pembuatan ini dijelaskan bagaimana proses bahan-bahanyang
Lebih terperinciPERANCANGAN MESIN PEMERAS SANTAN DENGAN SISTEM ROTARI KAPASITAS 281,448 LITER/JAM
PERANCANGAN MESIN PEMERAS SANTAN DENGAN SISTEM ROTARI KAPASITAS 281,448 LITER/JAM Ir.Soegitamo Rahardjo 1, Asep M. Tohir 2 Lecture 1,College student 2,Departement of machine, Faculty of Engineering, University
Lebih terperinciIV. ANALISA PERANCANGAN
IV. ANALISA PERANCANGAN Mesin penanam dan pemupuk jagung menggunakan traktor tangan sebagai sumber tenaga tarik dan diintegrasikan bersama dengan alat pembuat guludan dan alat pengolah tanah (rotary tiller).
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Diagram Alir Pengujian Penelitian dilkukan dengan prosedur sebagai mana ditunjukan pada diagram alir berikut: 3.1.1. Diagram alir pengujian Daya dan Torsi Prosedur pengujian
Lebih terperinciANALISIS KERJA MOBIL TENAGA UDARA MSG 01 DENGAN SISTEM DUA TABUNG
UNIVERSITAS GUNADARMA FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI ANALISIS KERJA MOBIL TENAGA UDARA MSG 01 DENGAN SISTEM DUA TABUNG Disusun Oleh : Nama : Tohim Purnanto Npm : 27411140 Jurusan : Teknik Mesin Pembimbing
Lebih terperinciRANCANG BANGUN MESIN ROLL PLAT SEBAGAI PENGUNCI PADA PERANGKAT AC SENTRAL
RANCANG BANGUN MESIN ROLL PLAT SEBAGAI PENGUNCI PADA PERANGKAT AC SENTRAL Oleh : Satya Adhi Pradhana 2108030012 Dosen Pembimbing : Ir.H.Mahirul Mursid Msc ABSTRAK Di jaman yang serba modern ini, dimana
Lebih terperinciPENDEKATAN DESAIN Kriteria Desain dan Gambaran Umum Proses Pencacahan
PENDEKATAN DESAIN Kriteria Desain dan Gambaran Umum Proses Pencacahan Mengingat lahan tebu yang cukup luas kegiatan pencacahan serasah tebu hanya bisa dilakukan dengan sistem mekanisasi. Mesin pencacah
Lebih terperinciMETODOLOGI PENELITIAN
14 METODOLOGI PENELITIAN Tahapan Penelitian Tahap-tahap penelitian terdiri dari : (1) proses desain, () konstruksi alat, (3) analisis desain dan (4) pengujian alat. Adapun skema tahap penelitian seperti
Lebih terperinciMEMBANGUN MESIN PENCACAH RUMPUT GAJAH UNTUK PENINGKATAN EFEKTIVITAS KONSUMSI PAKAN TERNAK SAPI
ARTIKEL ILMIAH PELAKSANAAN PROGRAM PENGABDIAN PROGRAM VUCER TAHUN 2009 MEMBANGUN MESIN PENCACAH RUMPUT GAJAH UNTUK PENINGKATAN EFEKTIVITAS KONSUMSI PAKAN TERNAK SAPI Oleh: 1. Andasuryani,STP,MSi / NIP.
Lebih terperinciBAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR
BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR 3.1 Diagram Aliran Diagram aliran merupakan suatu gambaran dasar yang digunakan dasar dalam bertindak. Seperti pada proses perencanaan diperlukan suatu diagram alir yang
Lebih terperinciMesin Pemanen Jagung Tipe mower
PEDOMAN PENGGUNAAN DAN PEMELIHARAAN Mesin Pemanen Jagung Tipe mower BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN 2007 I. PEDOMAN PENGGUNAAN MESIN PEMANEN TIPE MOWER 1 Mesin pemanen jagung tipe mower ini
Lebih terperinciPENGERING PELLET IKAN DALAM PENGUATAN PANGAN NASIONAL
KEGIATAN IPTEK bagi MASYARAKAT TAHUN 2017 PENGERING PELLET IKAN DALAM PENGUATAN PANGAN NASIONAL Mohammad Nurhilal, S.T., M.T., M.Pd Usaha dalam mensukseskan ketahanan pangan nasional harus dibangun dari
Lebih terperinciBENGKEL JAYA MANDIRI UTAMA SURABAYA - INDONESIA
BENGKEL JAYA MANDIRI UTAMA SURABAYA - INDONESIA Jl. Kalilom Lor Indah No.25 Kenjeran Surabaya Telp. 0858 5183 2778 / 0878 5461 8031 E-mail : bkljayamandiri01@gmail.com MESIN BATAKO SEMI OTOMATIS SPESIFIKASI
Lebih terperinciSETYO SUWIDYANTO NRP Dosen Pembimbing Ir. Suhariyanto, MSc
PERHITUNGAN SISTEM TRANSMISI PADA MESIN ROLL PIPA GALVANIS 1 ¼ INCH SETYO SUWIDYANTO NRP 2110 030 006 Dosen Pembimbing Ir. Suhariyanto, MSc PROGRAM STUDI DIPLOMA III JURUSAN TEKNIK MESIN Fakultas Teknologi
Lebih terperinciBAB III PERENCANAAN DAN PERHITUNGAN
BAB III PERENCANAAN DAN PERHITUNGAN 3.1. Diagram Alur Perencanaan Proses perencanaan pembuatan mesin pengupas serabut kelapa dapat dilihat pada diagram alur di bawah ini. Gambar 3.1. Diagram alur perencanaan
Lebih terperinciBAB IV PROSES PRODUKSI DAN PENGUJIAN
digilib.uns.ac.id BAB IV PROSES PRODUKSI DAN PENGUJIAN 4.1 Proses Pengerjaan Proses pengerjaan merupakan salah satu tahap untuk membuat komponenkomponen pada Troli Bermesin. Komponen-komponen yang akan
Lebih terperinciBAB III PROSEDUR PENGUJIAN
3.1 Diagram Alir Metodologi Pengujian BAB III PROSEDUR PENGUJIAN Start Studi pustaka Pembuatan mesin uji Persiapan Pengujian 1. Persiapan dan pengesetan mesin 2. Pemasangan alat ukur 3. Pemasangan sensor
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengenalan Alat Penggiling Daging Alat penggiling adalah alat yang digunakan untuk menghaluskan daging. Alat penggiling ini di dukung oleh tenaga dinamo mesin motor bakar yang
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Diagram alir penelitian Diagram alir penelitian yang dilakukan dengan prosedur adalah sebagai berikut seperti pada Gambar 3.1 MULAI Persiapan Penelitian 1. Sepeda motor standar
Lebih terperinciJurnal Ilmiah TEKNIKA ISSN: PENGARUH PUTARAN PISAU TERHADAP KAPASITAS DAN HASIL PERAJANGAN PADA ALAT PERAJANG SINGKONG
Jurnal Ilmiah TEKNIKA ISSN: 2355-3553 PENGARUH PUTARAN PISAU TERHADAP KAPASITAS DAN HASIL PERAJANGAN PADA ALAT PERAJANG SINGKONG Sukadi* Novarini** *Dosen Teknik Mesin Politeknik Jambi **Dosen Teknik Mesin
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
HASIL DAN PEMBAHASAN Konstruksi Mesin Secara keseluruhan mesin kepras tebu tipe rotari terdiri dari beberapa bagian utama yaitu bagian rangka utama, bagian coulter, unit pisau dan transmisi daya (Gambar
Lebih terperinciBAB II PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH. A. Kajian singkat dari Mesin Pencacah Rumput Pakan Ternak 1. Rumput gajah ( Pennisctum purpureum)
BAB II PENEKATAN PEMECAHAN MASALAH A. Kajian singkat dari Mesin Pencacah Rumput Pakan Ternak 1. Rumput gajah ( Pennisctum purpureum) Rumput Gajah atau disebut juga rumput napier, merupakan salah satu jenis
Lebih terperinciMETODOLOGI PENELITIAN. langkah 110 cc, dengan merk Yamaha Jupiter Z. Adapun spesifikasi mesin uji
4 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Alat dan Bahan Pengujian. Spesifikasi motor bensin 4-langkah 0 cc Dalam penelitian ini, mesin uji yang digunakan adalah motor bensin 4- langkah 0 cc, dengan merk Yamaha
Lebih terperinciBAB III PROSES MANUFAKTUR. yang dilakukan dalam proses manufaktur mesin pembuat tepung ini adalah : Mulai. Pengumpulan data.
BAB III PROSES MANUFAKTUR 3.1. Metode Proses Manufaktur Proses yang dilakukan untuk pembuatan mesin pembuat tepung ini berkaitan dengan proses manufaktur dari mesin tersebut. Proses manufaktur merupakan
Lebih terperinci