ANALISIS DAN EKSPERIMENTAL SISTEM PROTEKSI DAN KONTROL PEMBANGKIT LISTRIK ORC AIR PANAS GEOTHERMAL DIENG. Abstract

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "ANALISIS DAN EKSPERIMENTAL SISTEM PROTEKSI DAN KONTROL PEMBANGKIT LISTRIK ORC AIR PANAS GEOTHERMAL DIENG. Abstract"

Transkripsi

1 ANALISIS DAN EKSPERIMENTAL SISTEM PROTEKSI DAN KONTROL PEMBANGKIT LISTRIK ORC AIR PANAS GEOTHERMAL DIENG Oleh M. Hariansyah 1), Rizal Taufik 2), Yogi Sirodz Gaoz 1) 1) Dosen Tetap FT UIKA Bogor 2) Alumni Program Studi TE FT UIKA Bogor Author correspondece. Abstract Control system and Protection for the safety equipment on small-scale power generation systems connected to the grid, system protection and control system important to overcome failure system because short electrical current, the system must quick to respond to immediately cut ties with the grid and control valve of evaporator to turbine is closed, open the valve to the condenser to cool the working fluid to immediately then the system will be totally shut down. Similarly, if the electricity goes out the system should immediately dispose of the generated electricity to the ballast load. Conversely, if electricity is restored, the control system will quickly equate (synchronization) voltage, current and frequency of electrical power from the Binary Cycle power of electricity. Process control at the control valve will be controlled with the system PLC (Programmable Logic Controller) using the program PID (Proportional Integral Derivative) as a program that converts digital to analog scale and provide signal 4-20 ma to the control valve. Keywords: reverse flow, synchronization, protection and control systems, Programmable Logic Controller (PLC), proportional Integral Derivative (PID) Abstrak Untuk pengamanan peralatan pada pembangkit listrik skala kecil yang terhubung ke sistim jaringan PLN, sistim proteksi dan kontrol memegang peranan sangat penting untuk mengatasi adanya arus listrik (beban) balik, sistim harus cepat memberikan respon untuk segera memutus hubungan dengan jaringan PLN dan memerintahkan valve dari evaporator ke turbin untuk menutup, valve ke kondenser membuka untuk segera mendinginkan fluida kerja untuk kemudian sistim akan totally shut down. Begitu pula jika listrik dari PLN padam sistim harus segera membuang listrik yang dihasilkan ke ballast load. Sebaliknya jika listrik dari PLN hidup kembali, sistim kontrol akan cepat menyamakan (sikronisasi) tegangan, arus dan frekwensi daya listrik dari Siklus Binari dengan daya listrik dari PLN. Proses kontrol pada control valve akan dilakukan dengan sistem PLC (Programmable Logic Controller) menggunakan program PID (Proportional Integral Derivative) sebagai program yang merubah besaran analog ke digital dan memberikan signal 4 20 ma kepada control valve. Kata Kunci : Arus balik, sinkronisasi, sistim proteksi dan kontrol, Programmable Logic Controller (PLC), Propotional Integral Derivative (PID) 1

2 I. PENDAHULUAN Pada awalnya energi panas bumi temperatur rendah atau entalpi rendah dianggap tidak komersial untuk dikembangkan, tetapi sejalan dengan perkembangan teknologi sistim binari, fluida panas bumi dengan temperatur rendah dapat digunakan untuk membangkitkan listrik[1]. Teknologi pembangkit sistim binari ini mengunakan fluida kerja bertemperatur didih (boiling point) rendah untuk menggerakan turbin. Karena terletak di sepanjang jalur vulkanik (volcanic arc), Indonesia memiliki potensi enegi panas bumi kurang lebih sebesar MW (status Desember 2012) atau kurang lebih 40% dari potensi energi panas bumi dunia tetapi sayangnya sampai saat ini baru dimanfaatkan sebagai pembangkit listrik sebesar MW atau baru sekitar 4% dari total potensi yang ada. Sedangkan pemanfaatan energi panas bumi entalpi rendah masih sangat terbatas baru untuk pemanfaatan secara langsung (direct uses) seperti pemandian, kesehatan dan pengeringan hasil pertanian tetapi belum bersifat komersial. Gambar-1 menunjukkan sebaran potensi energi panas bumi di Indonesia pada status Tahun 2013[2]. Gambar-1. Sebaran Potensi Energi Panas Bumi dan Kapasitas Terpasang hingga Tahun ) Berdasarkan data dari Badan Geologi, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, status tahun 2013 potensi energi panas bumi sistim tempeatur rendah hingga menengah (low-intermediate enthalpy system, T< 150 o C) adalah sebesar 7.837,6 Mw 2) atau setara dengan 4,01 x 10 7 BOE, dengan rincian sebagaimana pada Tabel-1. Tabel-1 Potensi Energi Panas Bumi Low- Intermediate Enthalpy System (Status : 2013) 2) 1.1. Latar Belakang Lapangan panas bumi Dieng terletak di Dieng Plateau, yang berjarak kurang lebih 80 km Barat Laut atau dapat ditempuh dalam waktu 3-4 jam dengan kendaraan roda 4 dari kota Yogyakarta, DIY (lihat Gambar-2). Sumur-sumur lapangan panas bumi Dieng, Jawa Tengah memproduksi fluida 2 (dua) fasa dengan temperatur di kepala sumur berkisar o C. Fluida dua fasa ini di alirkan ke separator dan disini terjadi pemisahan fasa uap dan air, fasa uap di alirkan untuk menggerakan turbin sedangkan fasa air (brine) saat ini hanya dimanfaatkan untuk menjaga tekanan reservoir dengan menginjeksikan kembali ke dalam reservoir. 2

3 pengendalian control valve dilakukan dengan sistem PLC (Programmable Logic Controller) menggunakan program PID (Proportional Integral Derivative) sebagai program yang merubah besaran analog ke digital dan memberikan signal 4 20 ma kepada control valv[6] Tujuan Gambar-2. Lokasi Lapangan Panas Bumi Dieng 3) Banyaknya brine (limbah air panas) yang terpisah dari fasa uap di lapangan ini menjadi pertimbangan utama untuk melakukan penelitian di lokasi ini[6]. Brine merupakan fasa air fluida sumur panas bumi yang terpisah dari fasa uapnya di separator akibat adanya penurunan tekanan, dan masih memiliki temperatur dan tekanan yang cukup untuk membangkitkan listrik dengan teknologi Siklus Binar[6]i. Jika PLTP Dieng beroperasi hingga 40 MW akan dihasilkan brine sebesar kurang lebih 450 ton/jam maka potensi listrik yang dapat dibangkitkan dari brine PLTP Dieng setara dengankurang lebih 0,5 hingga 1 MW. PLTP siklus binari skala 50 KW di Dieng yang dikembangkan oleh Pusat Penelitian dan Pengembangan Teknologi Ketenagalistrikan, Energi Baru, Terbarukan dan Konversi Energi (P3TKEBTKE), Balitbang ESDM merupakan teknologi pembangkit listrik yang memanfaatkan brine bertemperatur 170 o C dengan laju brine sebesar 54 ton/jam atau 15 kg/detik dari lapangan panas bumi Dieng dan menggunakan N-pentana (C 5 H 12 ) sebagai fluida kerjanya[3]. Untuk mencegah terjadinya kegagalan operasi, PLTP siklus binari ini dilengkapi dengan sistim kontrol dan proteksi. Proses Tujuan penelitian ini adalah mengembangkan sistim kontrol dan proteksi dan mengetahui respon sistim Siklus Binari terhadap perubahan atau fluktuasi beban PLN sehingga sistim dapat bekerja dengan baik dan aman. II. METODOLOGI Agar PLTP siklus binari dapat berjalan dengan baik dan menghasilkan daya keluaran maksimal, maka pengontrolan perlu dilakukan dengan cara mengatur jumlah fluida kerja yang masuk berdasarkan parameter-parameter tekanan dan temperatur[3]. Sistim kontrol dan proteksi harus mampu merespon secara cepat dan akurat jika kondisi setting point dari tekanan dan temperatur fluida kerja, dan atau brine terlampaui sehingga kondisi yang tidak diinginkan bisa diantisipasi secara cepat sehingga peralatan selalu dalam kondisi aman. setting point adalah besaran process variable yang dikehendaki sebagai acuan pada kegiatan pengontrolan. Sedangkan process variable adalah sesuatu yang dimiliki suatu media yang nilainya dapat mempengaruhi keadaan dan sifat media tersebut dan/atau media yang lain. Dalam hal ini sekurang-kurangnya ada empat proses yang keadaan dan nilainya dikendalikan untuk digunakan sebagai data pada kegiatan pengendalian jalannya proses, yaitu : tekanan (P), (T), Aliran (F) dan tinggi permukaan (L). Jika ada beban balik dari PLN, sistim harus cepat memberikan respon untuk segera memutus hubungan dengan jaringan PLN dan memerintahkan 3

4 valve dari evaporator ke turbin untuk menutup, valve ke kondenser membuka untuk segera mendinginkan fluida kerja untuk kemudian sistim akan totally shut down. Jika PLN padam sistim harus segera membuang listrik yang dihasilkan ke pemanas udara (air heater) sebagai ballast load[3] Programing Propotional Integral Derivatif (PID) Sistim PLC[6] Berdasarkan sistim kerja PLTP Siklus Binari, maka control valve akan mendapatkan parameter inputan berupa tekanan (P) dan Temperatur (T) dari PT sensor. Media kerja (brine dan N-pentana) yang akan masuk ke dalam komponen-komponen Heat Exchanger akan dideteksi kondisi tekanan dan temperaturnya, ketika sudah mencapai set point tertentu, maka control valve akan membuka atau menutup berdasarkan inputan signal 4-20 ma yang diberikan oleh sensor. Proses kontrol pada control valve akan dilakukan dengan sistem PLC (Programmable Logic Controller) menggunakan program PID (Proportional Integral Derivative) sebagai program yang merubah besaran analog ke digital dan memberikan signal 4 20 ma kepada control valve. Gambar 3 menunjukan cara kerja PLC[4]. Parameter tekanan dan temperatur yang akan dikontrol memberikan signal masukan kepada control valve untuk menutup atau membuka aliran fluida kerja yang akan masuk ke heat exchanger. Prosesnya adalah sebagai berikut[4] 1. Besaran Tekanan dikontrol oleh Pressure Transmitter dan Temperatur oleh Thermocuple 2. Thermocouple akan memberikan signal analog ke FX2N 4AD TC dan Pressure Transmitter akan memberikan signal analog ke FX2N 4AD 3. FX2N 4AD dan FX2N 4AD TC akan memberikan signal digital ke PLC untuk pengolahan data 4. PLC akan memberikan signal masukan ke FX2N 4DA 5. FX2N 4DA akan memberikan signal masukan 4 20 ma ke control valve sesuai batas tekanan dan temperatur yang diinginkan untuk CV membuka/menutup 0 s/d. Sesuai dengan cara kerja sistem Siklus Binari maka terdapat beberapa pengontrolan komponen-komponen dengan menggunakan PLC. Dalam hal ini yang dikontrol oleh PLC adalah : 1. CV 1, CV 2 dan CV 4 (dengan PID system) 2. CV 3, CV 5 dan CV 6 (dengan ON-OFF) 3. Motor dan pompa N-Pentana (ON-OFF) 4. Motor dan pompa sirkulasi air dan motor cooling tower (ON-OFF) Program Menstabilkan Aliran Fluida N-Pentana[6] Gambar 3. Sistim Kerja PLC Controller PLTP Siklus Binari Dieng Pada kondisi sistem PLTP Binary mulai dijalankan, langkah yang harus dilakukan adalah menhidupkan motor N- Pentane. Ketika motor N-Pentane ON maka motor akan memompakan cairan N-Pentane yang berada pada sump tank dalam hal ini daya motor N-Pentane adalah 22 kw dengan konsumsi daya ketika tekanan yang 4

5 dipompakan oleh motor adalah sebesar 15,41 bar, dengan temperatur 42,78 0C. Setelah melewati check valve kondisi control valve CV 3 berada pada keadaan tertutup 0% (OFF) dan control valve 6 berada pasa kondisi terbuka (ON). Perhatikan gambar-4. Gambar 5. Sistem PLTP Saat Kondisi Stabilisasi di Preheater dan Evaporator Proses Pemanasan N-Pentane dan proses memutar turbin[6] Gambar 4. Sistem PLTP Saat Kondisi Stabilisasi Aliran N-Pentana Proses Menstabilkan aliran N- Pentane pada Preheater dan Evaporator[6] Point 1 tetap dipertahankan dalam hal ini N-Pentane tetap mengalir pada pipingpiping untuk melancarkan sirkulasi. Setelah waktu tertentu, maka control valve CV 3 ON, check valve CKV 1 ON dan control valve CV 6 ON difungsikan untuk menstabilkan sirkulasi N-Pentane dalam kondisi cair yang melalui Preheater dan Evaporator. Dalam hal ini Motor sirkulasi air dan cooling tower dalam kondisi OFF. Pada Gambar 4.2 diatas sistem piping antara motor N-Pentane, Pressure regulator, preheater, evaporator dan kondenser menerima tekanan sebesar 15,41 bar dengan temperatur normal dari cairan N-Pentane (gambar-5). Posisi point 2 tetap dipertahankan dan CV 1 dan CV 2 dibuka secara perlahan lahan serta motor sirkulasi air dan cooling tower ON Jika setting point temperatur (T) dan tekanan (P) tercapai (N-Pentane berubah menjadi uap) maka CV 5 OFF menutup akses aliran melalui three way valve, CV 6 OFF dan CV 4 ON secara perlahan memasukan fluida kerja dalam bentuk fasa uap ke turbin, dalam kondisi ini turbin sudah berputar pada putaran normal. Pada Gambar 6 dibawah ini diperlihatkan sistem kerja kondisi pemanasan N-Pentane. Gambar 6. Sistem PLTP saat Kondisi pemanasan N-Pentana dan Inlet turbin 5

6 Dalam hal ini berpacu kepada heat balance PLTP Binary Cycle temperatur brine adalah C dengan tekanan inlet 7 bar. Pembukaan CV 1 dan CV2 dengan waktu (timing) tertentu yaitu sekitar 5 menit. Dengan pembukaan awal control valve brine, maka fluida kerja akan dipanasi hingga berubah fasa menjadi fasa uap murni dimana N-Pentane akan menjadi uap pada suhu C pada tekanan 15 bar. Dalam hal ini control valve CV4 digunakan sebagai governor serta akan bekerja jika media kerja telah berubah fasa menjadi fasa uap. CV4 menerima sinyal masukan dengan suhu tertentu agar CV4 bekerja pada suhu perubahan fasa dari N- Pentane yaitu 147 0C pada tekanan 15 bar untuk memutar turbin Aplikasi dan Prinsip Kerja Sistim Kontrol dan Proteksi Pada Siklus Binari[6] Sistim kontrol dan proteksi siklus binari ini dikembangkan mengunakan sistim PLC (Programming Logic Controller) untuk menutup dan membuka 6 buah control valve sebagai penentu kondisi tekanan dan temperatur pada heat exchanger. Sedangkan sistim setting point dan monitoring dilakukan dengan sistim Human Machine Interface (HMI) berupa layar sentuh sehingga memudahkan saat mensetting parameter-parameter baik tekanan, temperatur dan lainnya[6]. Proportional Integral Derivative (PID) controller digunakan sebagai pengontrol besaran temperatur, tekanan dan memberi batasan maksimum serta minimum dari setting point. Pada PLTP siklus binari terdapat nilai minimum dan nilai maksimum. Ketika suhu dan tekanan media kerja melalui control valve dengan setting point minimum, maka control valve akan membuka secara proporsional dan kecepatan pembukaan bergantung dari nilai pertambahan (gain) yang disetting. Ketika nilai suhu dan tekanan melebihi batas setting point, maka control valve akan menutup[4]. Control valve bekerja secara proporsional berdasarkan inputan temperatur dan tekanan. Setting value sistem dapat diatur dengan penambahan (gain) yang bervariasi yang berfungsi untuk mengatur kecepatan menutup atau membuka control valve. Pemrograman PID dibuat untuk mengatur batas minimum dan maksimum besaran suhu dan tekanan yang diinginkan agar media kerja tetap dalam keadaan/batas aman. Hasil program dapat diintegrasikan dengan HMI sebagai pusat kontrol dan monitoring. Pada sistim siklus binari ini terdapat 6 buah control valve pada PLTP Siklus Binari dan program PID digunakan pada; CV 1 (control valve inlet brine ke preheater), CV 2 (control valve inlet brine ke evaporator) dan CV 4 (control valve input ke turbin)[3,6] Control valve akan membuka dan menutup secara proporsional bedasarkan nilai temperatur dan tekanan dari fluida kerja yang tercatat pada sensor tekanan (pressure transmitter) dan sensor temperatur (thermocpuple). Ke dua sensor ini memberikan signal masukan berupa arus listrik 4 20 ma dengan kisaran 0% sampai. Pengujian dan penyesuaian setting point dengan kondisi riil lapangan akan dilakukan setelah PLTP Dieng beroperasi. III. HASIL PENGUJIAN 3.1 Hasil Pengujian proportional motion terhadap Control Valve[6] Pada PLTP Binary cycle pergerakan control valve harus secara bertahap dimulai dari penutupan katup kondisi 0% hingga pembukaan katup kondisi. Pergerakan proporsional ini dimaksudkan untuk mengatur intensitas brine/fluida kerja yang masuk ke dalam komponen PLTP Binary Cycle serta sebagai langkah preventif dan proteksi terhadap kondisi-kondisi berbahaya akibat overhea pada fluida kerja yang masuk ke dalam Heat Exchanger. 6

7 Control valve yang digunakan pada PLTP Binary Cycle adalah PS Automation dengan tipe linear actuator valve yang mampu dikontrol penutupan dan pembukaanya dengan besaran tegangan maupun besaran arus Spesifikasi control valve sebagaimana pada Tabel - 2 berikut. Items Tabel-2 Spesifikasi Control Valve PLTP Binary Cycle Spesifikasi Type PSL ,0 mm/s [50Hz] / 1,2 mm/s Velocity [60Hz] Power Supply [V] 230 VAC 1~ Ident- No.. Frequency [Hz] 50/60 Rated Current [A] 0,23/0,21 max. Power Consumption [VA] 72/68 S2 30min/ S4 50% 25 Duty Cycle IEC Ambient Temperature [ C] Motor Protection Degree 20 C to +80 C (S2) / -20 C to +60 C (S4) Thermo switch Pengujian pergerakan secara proporsional dilakukan dengan memberikan arus 4-20 ma dengan menggunakan program PID dengan pemberian sinyal 4-20 ma yang diberikan oleh FX2N 4 DA sebagai perangkat eksternal modul PLC yang mengirim sinyal digital ke control valve. Berikut adalah gambar-7 yang merupakan list program PLC untuk pergerakan proporsional dan pemberian sinyal secara manual. Gambar - 7. Program PID untuk manual CV Urutan program PLC diatas menggunakan parameter arus sebagai pusat kontrol. Range besaran arus adalah 4 ma s/d 20 ma. External module memberikan arus yang diatur dari pemrograman kepada control valve. Tabel 3 berikut menunjukkan besaran parameter listrik yang digunakan saat pengujian control valve. Tabel-3 Besaran Pengujian Control Valve Bahan/Alat Pengujian Spesifikasi PLC FX2N 64 MR 1 Module FX2N 4 DA 1 Thermocouple Range max C Pressure transmiter Max 40 bar Pemanas air 50 0 C hingga C Human Machine Interface Monitoring Gambar-8 menunjukan percobaan pergerakan control valve secara proporsional dengan menggunakan modul PLC dan eksternal. Gambar-8. Percobaan Pergerakan Control Valve secara Proporsion Dari hasil pengujian (lihat Tabel-4) dapat diketahui dengan memberikan arus secara manual dari programming PLC, control valve dapat merspon dengan membuka secara proposional sesuai dengan besaran arus yang diberikan. Gambar-20 menunjukan Pengujian PID Program terhadap Control Valve dengan menggunakan modul PLC dan eksternal. Dari hasil pengujian (lihat Tabel-4) dapat diketahui dengan memberikan arus secara manual dari programming PLC, control valve dapat 7

8 merspon dengan membuka secara proposional sesuai dengan besaran arus yang diberikan. Gambar-20 menunjukan Pengujian PID Program terhadap Control Valve dengan menggunakan modul PLC dan eksterhasil pengujian yang dilakukan dengan mengatur panasnya air secara bertahap dapat dilihat pada Tabel-4. Thermocouple akan mendeteksi besarnya temperatur yang akan dibaca oleh PLC untuk dimonitoring oleh HMI. Tabel-4 Hasil Pengujian PID Program Terhadap CV Dengan Kenaikan Temperatur 10 o C Deskripsi pengujian Nilai T Parameter Setting Value T, o C Min T 60 Max.T Setting Value P, bar Hasil Pengujian Bukaan CV (mm) Persen bukaan (%) , , , dalam mendeteksi perubahan parameter temperatur yang terjadi pada PLTP Binary Cycle. Hasil pengujian PID dengan menaikan dan menurunkan temperatur sebesar 5 o C ditunjukkan pada Tabel-7. Tabel-7 Hasil Pengujian Program PID Terhadap CV Dengan Kenaikan Temperatur 5 o C Deskripsi pengujian Parameter Hasil Pengujian Setting Value T, o C Nilai T Setting Value P, bar Tutupan CV (mm) Prosen Tutupan (%) Min. T 60 o C ,75 12,5 Max T 100 o 15,625 - C 12,5 37,5 9,375-6,25 62, , Pengujian dengan parameter tekanan dilakukan dengan memberi set value dengan tekanan 5 bar hingga 15 bar. Besaran tekanan sebagai proteksi apabila tekanan melebihi tekanan maksimum maka control valve akan menutup sebagai langkah proteksi terhadap PLTP binary Cycle. 3.2 Hasil Pengujian Program Kontrol dan Proteksi di PLTP Binary Cycle Dieng Pengujian program kontrol dan proteksi dilakukan di Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Binary Cycle Dieng-Jawa tengah. Proses pengujian sistem program PLTP Binary Cycle dilakukan melalui dua tahapan. Tahap pertama yaitu dengan mengatur kondisi-kondisi pembukaan control valve sebelum dioperasikannya sistem PLTP Binary Cycle, dalam hal ini kondisi sistem PLTP Binary Cycle dalam kondisi OFF atau tidak ada aliran brine dalam sistem kemudian progam pada control valve diuji dengan memasukan point value secara manual pada Human Machine Interface (HMI) untuk memastikan kinerja dan fungsi-fungsi keenam control valve bekerja dengan baik. Tabel-9 berikut menunjukan kondisi-kondisi enam control valve pada proses pengujian secara manual di PLTP Binary Cycle. Tabel-9 Kondisi Kontrol Valve untuk Persiapan Pengujian PLTP Binary Cycle No Control Valve 1 CV 1 2 CV 2 3 CV 3 4 CV 4 5 CV 5 6 CV 6 Deskripsi Control Valve Inlet Control Valve ke Preheater Inlet Control Valve ke Evaporator Output Pompa pentane ke Preheater Bypass Output Evaporator ke Kondensor Output Evaporator ke Turbin Kondisi Pembukaan 0% 0% 0% 8

9 No Wakt u 1 0 s/d 5 menit 2 5 s/d 10 menit Setelah pembukaan keenam control valve diatur dengan kondisi pada tabel-9, maka langkah berikutnya adalah memasukan brine (hot water) ke dalam sistem PLTP Binary. Cycle. Kondisi temperatur dan tekanan pada brine yang terbaca oleh instrumen thermocouple dan instrumen pressure transmitter milik PT. Geodipa Energi Dieng adalah C dan tekanan 9 bar (gambar-9). Gambar-9. Kondisi temperatur dan tekanan pada PAD 29 Geodipa Kemudian tahap kedua dilakukan pembukaan gate valve brine sebesar 10%. Hasil pengukuran temperatur brine pada sistem PLTP Binary Cycle dengan pembukaan gate valve 10% diperlihatkan pada tabel -10. Tabel-10 Kondisi temperatur brine pada sistem PLTP Binary Cycle Dieng untuk pembukaan gate valve brine 10% Brin e Geod ipa Pipe Preheater Evaporator Kondensor In Out In Out In Out Kemudian setelah 10 menit pertama langkah berikutnya adalah mengatur pembukaan control valve sesuai kondisi pada tabel-11 berikut. No Tabel-11 Kondisi Kontrol Valve untuk Persiapan Pengujian PLTP Binary Cycle Control Valve 1 CV 1 2 CV 2 3 CV 3 4 CV 4 5 CV 5 6 CV 6 Deskripsi Control Valve Inlet Control Valve ke Preheater Inlet Control Valve ke Evaporator Output Pompa pentane ke Preheater Bypass Output Evaporator ke Kondensor Output Evaporator ke Turbin Kondisi Pembukaan 0% 0% Dalam hal ini proses pemanasan pentane mulai dilakukan dengan menghidupkan motor pentane serta dilakukan pembukaan control valve CV3 sehingga fluida kerja bersirkulasi pada preheater dan evaporator. Tabel-12 berikut menginformasikan kondisi temperatur pada brine dan fluida kerja. Tabel-12 Kondisi Temperatur pada proses heating up Kondisi Temperatur Brine & Pentane (10 menit s/d 20 menit) No Deskripsi Preheater ( 0 Evaporator Kondensor C) Inlet Outlet Inlet Outlet Inlet Outlet 1 Brine Fluida 2 Kerja Gambar-10. Kondisi temperatur dan tekanan pada inlet dan output evaporator saat proses sirkulasi fluida kerja 9

10 Tekanan kerja pompa terukur sebesar 15 bar dan suhu lingkungan (ambient temperatur) sebesar 26 0 C. Pembukaan gate valve perlahan-lahan dibuka secara penuh dengan pembukaan secara bertahap sebesar 10%. Pembukaan gate valve dilakukan untuk mendapatkan suhu yang ingin dicapai sebesar C dan tekanan 6,4 bar. Temperatur maksimum yang diperoleh dengan pembukaan gate valve inlet brine adalah sebesar C dengan kondisi temperatur pada tabel-13 berikut. Tabel-13 Kondisi Temperatur pada kondisi temperatur maksimum brine Kondisi Temperatur Brine & Pentane (20 menit s/d 30 menit) Kondensor No. Deskripsi Preheater ( 0 Evaporator C) ( 0 C) Inlet Outlet Inlet Outlet Inlet Outlet 1 Brine Fluida Kerja Pada tabel diatas temperatur maksimum diperoleh sebesar C maka pemanasan fluida kerja tidak tercapai sehingga proses pembukaan CV 4 atau fluida kerja masuk untuk memutar turbin tidak dilakukan. IV. PEMBAHASAN Pengembangan sistim kontrol dan proteksi ini dimaksudkan untuk melindungi sistim siklus binari dari kondisi over temperature dan over pressure. Panas yang berlebihan yang diterima oleh fluida kerja Npentana dari brine menyebabkan fluida kerja menjadi overheated dimana temperatur npenatana melampaui temperatur kritisnya yaitu pada temparatur 193 o C sehingga fluida npentana bisa meledak. Untuk mengantisipasi overheated dan over pressured ini setting point temperatur dan tekanan pada program PID adalah temperatur 160 o C dan 16 bar, jika terdeteksi temperatur N-pentana yang keluar dari evaporator melampaui temperatur setting point nya program akan memerintahkan control valve yang menuju turbin untuk menutup dan memerintah control valve yang menuju kondenser melalui by pass line untuk membuka dengan mengirim signal arus listrik sebesar 4-20 ma. Sebelum diaplikasikan pada siklus binari, sistim kontrol berbasis program PLC- PID ini telah diuji cobakan pada skala laboratorium. Pengujian pertama dilakukan dengan memberikan besaran arus tertentu mulai 4 ma hingga 20 ma dan hasilnya semakin besar arus yang diberikan prosentase bukaan control valve membuka secara gradual. Control valve akan membuka maksimum () jika menerima signal arus listrik sebesar 20 ma, sepeti pada gambar-21. Gambar-11. Respon Control Valve Terhadap Signal Arus Listrik Pengujian ke dua dilakukan dengan memberikan signal temperatur yang bervariasi dengan interval 10 o C mulai dari 60 o C hingga 100 o C, pada kondisi temperatur ruangan pada pengujian ini hanya bisa hingga temperatur 100 o C. Pada Program PID setting point temperatur o C dan tekanan 16 bar, hasilnya menunjukan bahwa control valve sudah dapat merespon perintah dari program PID seseuai dengan setting pointnya. Gambar 22 menunjukkan prosentase bukaan control valve terhadap perubahan signal temperatur 10

11 yang diubah oleh program PID menjadi signal arum 4 20 ma 60 o C hingga 100 o C prosentase bukaan control valve adalah sebesar Control valve sudah dapat merespon dengan membuka dan menutup secara gradual sesuai besaran signal arus yang diterimanya. 4. Untuk pengujian di kondisi riil lapangan akan dilakukan setting value kembali sesuai kondisi. VI. DAFTAR PUSTAKA Gambar-12. Respon Control Valve Terhadap Signal temperatur Pada pengujian ke tiga, signal temperatur diubah-ubah dengan menaikkan dan menurunkan setiap 5 o C melalui inputan signal pada HMI mulai dari temperatur 60 o C hingga 100 o C, hasilnya bukaan control valve bervariasi dari 12.5% hingga. Respon control valve untuk membuka dan menutup dari 0% hingga memerlukan waktu hanya 15 hingga 20 detik, kecepatan respon control valve ini sangat penting jik nanti diaplikasikan pada siklus binari, karena perubahan parameter-parameter tekanan dan tekanan pada kondisi riil juga sangat dipengaruhi seberapa besar laju alir massa brine yang masuk ke dalam siklus binari. Kondisi ini menjadi pertimbangan tersendiri, untuk mengantisiapasi kejadian-kejadian di lapangan yang tidak bisa diperkirakan dari awal. [1] Badan Geologi, Kementerian Energi dan Sumbe daya Mineral,Potensi dan Pengembangan Sumber Daya Panas Bumi Indonesia, ISBN: , Bandung [2] Tohoku Electric Power Co., Inc., (2006) Preventions and Solutions for the Scale Problem at the Geothermal Power Plant and CDM Study in Indonesia., Engineering and Consulting Firms Association, Japan, Study Report, pp S-1 [3] P3TKEBTKE, Kerangka Acuan Kerja (KAK) Sitem Kontrol PLTP Binary Cycle Dieng, Kementrian ESDM, Jakarta, [4] MITSUBISHI, Manual Programming FX Series, Mitsubishi, Tokyo, 1993 [5] M. Budianto, A. Wijaya Pengenalan Dasar-Dasar : PLC. Yogyakarta : Gava Media. [6] PT. IPK., Binary Cycle Project, PT. Intan Prima Kalorindo, Bekasi, V. KESIMPULAN 1. Agar media kerja tetap dalam keadaan/batas aman maka pengaturan batas minimum dan maksimum tekanan dan temperatur diatur oleh program PID. 2. Pada pengujian ini variasi inputan hanya pada temperatur sedangkan tekanan dibuat konstan, dengan merubah temperatur dari 11

BAB IV HASIL ANALISA DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi Single Flash System

BAB IV HASIL ANALISA DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi Single Flash System 32 BAB IV HASIL ANALISA DAN PEMBAHASAN 4.1 Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi Single Flash System PLTP Gunung Salak merupakan PLTP yang berjenis single flash steam system. Oleh karena itu, seperti yang

Lebih terperinci

PEMBANGKIT LISTRIK SISTEM BINER UNTUK LAPANGAN PANAS BUMI SKALA KECIL: STUDI KASUS LAPANGAN DIENG. Didi Sukaryadi

PEMBANGKIT LISTRIK SISTEM BINER UNTUK LAPANGAN PANAS BUMI SKALA KECIL: STUDI KASUS LAPANGAN DIENG. Didi Sukaryadi PEMBANGKIT LISTRIK SISTEM BINER UNTUK LAPANGAN PANAS BUMI SKALA KECIL: STUDI KASUS LAPANGAN DIENG Didi Sukaryadi Pusat Penelitian dan Pengembangan Teknologi Ketenagalistrikan, Energi Baru,Terbarukan dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1

BAB I PENDAHULUAN I.1 BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Penelitian Energi memiliki peranan penting dalam menunjang kehidupan manusia. Seiring dengan perkembangan zaman, kebutuhan akan energi terus meningkat. Untuk dapat

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENGUJIAN DAN PENGAMBILAN DATA

BAB 3 METODE PENGUJIAN DAN PENGAMBILAN DATA BAB 3 METODE PENGUJIAN DAN PENGAMBILAN DATA 3.1. Deskripsi Alat Adsorpsi Alat adsorpsi yang diuji memiliki beberapa komponan utama, yaitu: adsorber, evaporator, kondenser, dan reservoir (gbr. 3.1). Diantara

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Skema Oraganic Rankine Cycle Pada penelitian ini sistem Organic Rankine Cycle secara umum dibutuhkan sebuah alat uji sistem ORC yang terdiri dari pompa, boiler, turbin dan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN ANALISIS

BAB IV HASIL DAN ANALISIS BAB IV HASIL DAN ANALISIS Gambar 4.1 Lokasi PT. Indonesia Power PLTP Kamojang Sumber: Google Map Pada gambar 4.1 merupakan lokasi PT Indonesia Power Unit Pembangkitan dan Jasa Pembangkitan Kamojang terletak

Lebih terperinci

BAB III APLIKASI TERMODINAMIKA PADA PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA PANAS BUMI

BAB III APLIKASI TERMODINAMIKA PADA PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA PANAS BUMI BAB III APLIKASI TERMODINAMIKA PADA PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA PANAS BUMI Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) pada prinsipnya sama seperti Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU), hanya pada PLTU uap

Lebih terperinci

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO KONSENTRASI TEKNIK ELEKTRONIKA FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UNIVERSITAS GUNADARMA

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO KONSENTRASI TEKNIK ELEKTRONIKA FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UNIVERSITAS GUNADARMA ANALISA SISTEM KONTROL LEVEL DAN INSTRUMENTASI PADA HIGH PRESSURE HEATER PADA UNIT 1 4 DI PLTU UBP SURALAYA. Disusun Oleh : ANDREAS HAMONANGAN S (10411790) JURUSAN TEKNIK ELEKTRO KONSENTRASI TEKNIK ELEKTRONIKA

Lebih terperinci

KONVERSI ENERGI PANAS BUMI HASBULLAH, MT

KONVERSI ENERGI PANAS BUMI HASBULLAH, MT KONVERSI ENERGI PANAS BUMI HASBULLAH, MT TEKNIK ELEKTRO FPTK UPI, 2009 POTENSI ENERGI PANAS BUMI Indonesia dilewati 20% panjang dari sabuk api "ring of fire 50.000 MW potensi panas bumi dunia, 27.000 MW

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. Laporan Tugas Akhir. Gambar 2.1 Schematic Dispenser Air Minum pada Umumnya

BAB II DASAR TEORI. Laporan Tugas Akhir. Gambar 2.1 Schematic Dispenser Air Minum pada Umumnya BAB II DASAR TEORI 2.1 Hot and Cool Water Dispenser Hot and cool water dispenser merupakan sebuah alat yang digunakan untuk mengkondisikan temperatur air minum baik dingin maupun panas. Sumber airnya berasal

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA SISTEM. Pengujian dilakukan dengan menghubungkan Simulator Plant dengan

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA SISTEM. Pengujian dilakukan dengan menghubungkan Simulator Plant dengan BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA SISTEM Pengujian dilakukan dengan menghubungkan Simulator Plant dengan menggunakan PLC FX series, 3 buah memori switch on/of sebagai input, 7 buah pilot lamp sebagai output

Lebih terperinci

STEAM TURBINE. POWER PLANT 2 X 15 MW PT. Kawasan Industri Dumai

STEAM TURBINE. POWER PLANT 2 X 15 MW PT. Kawasan Industri Dumai STEAM TURBINE POWER PLANT 2 X 15 MW PT. Kawasan Industri Dumai PENDAHULUAN Asal kata turbin: turbinis (bahasa Latin) : vortex, whirling Claude Burdin, 1828, dalam kompetisi teknik tentang sumber daya air

Lebih terperinci

OPTIMALISASI PEMBANGKIT LISTRIK SIKLUS BINER DENGAN MEMPERHATIKAN FLUIDA KERJA YANG DIGUNAKAN

OPTIMALISASI PEMBANGKIT LISTRIK SIKLUS BINER DENGAN MEMPERHATIKAN FLUIDA KERJA YANG DIGUNAKAN Proseding Seminar Nasional Fisika dan Aplikasinya Sabtu, 19 November 2016 Bale Sawala Kampus Universitas Padjadjaran, Jatinangor OPTIMALISASI PEMBANGKIT LISTRIK SIKLUS BINER DENGAN MEMPERHATIKAN FLUIDA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Energi listrik merupakan salah satu kebutuhan pokok yang cukup penting bagi manusia dalam kehidupan. Saat ini, hampir setiap kegiatan manusia membutuhkan energi

Lebih terperinci

2. Pengendalian otomat dengan tenaga hydroulic

2. Pengendalian otomat dengan tenaga hydroulic 2. Pengendalian otomat dengan tenaga hydroulic Keuntungan : Pengontrolan mudah dan responnya cukup cepat Menghasilkan tenaga yang besar Dapat langsung menghasilkan gerakan rotasi dan translasi 1 P a g

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. menghasilkan energi listrik. Beberapa pembangkit listrik bertenaga panas

I. PENDAHULUAN. menghasilkan energi listrik. Beberapa pembangkit listrik bertenaga panas I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Energi panas bumi (Geothermal) merupakan sumber energi terbarukan berupa energi thermal (panas) yang dihasilkan dan disimpan di dalam inti bumi. Saat ini energi panas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 8 BAB I PENDAHULUAN 11 Latar Belakang Energi memiliki peranan penting dalam menunjang kehidupan manusia Seiring dengan perkembangan zaman kebutuhan akan energi pun terus meningkat Untuk dapat memenuhi

Lebih terperinci

BAB III SISTEM PLTGU UBP TANJUNG PRIOK

BAB III SISTEM PLTGU UBP TANJUNG PRIOK BAB III SISTEM PLTGU UBP TANJUNG PRIOK 3.1 Konfigurasi PLTGU UBP Tanjung Priok Secara sederhana BLOK PLTGU UBP Tanjung Priok dapat digambarkan sebagai berikut: deaerator LP Header Low pressure HP header

Lebih terperinci

MAKALAH SEMINAR KERJA PRAKTEK. PROSES SINKRON GENERATOR PADA PEMBANGKIT di PT. GEO DIPA ENERGI UNIT I DIENG

MAKALAH SEMINAR KERJA PRAKTEK. PROSES SINKRON GENERATOR PADA PEMBANGKIT di PT. GEO DIPA ENERGI UNIT I DIENG MAKALAH SEMINAR KERJA PRAKTEK PROSES SINKRON GENERATOR PADA PEMBANGKIT di PT. GEO DIPA ENERGI UNIT I DIENG Reza Pahlefi¹, Dr.Ir. Joko Windarto, MT.² ¹Mahasiswa dan ²Dosen Jurusan Teknik Elektro Fakultas

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORITIS

BAB II TINJAUAN TEORITIS BAB II TINJAUAN TEORITIS 2.1. Pengertian Sistem Kontrol Sistem kontrol adalah proses pengaturan atau pengendalian terhadap satu atau beberapa besaran (variable, parameter) sehingga berada pada suatu harga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Indonesia merupakan Negara yang memiliki sumber panas bumi yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Indonesia merupakan Negara yang memiliki sumber panas bumi yang sangat 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan Negara yang memiliki sumber panas bumi yang sangat besar. Hampir 27.000 MWe potensi panas bumi tersimpan di perut bumi Indonesia. Hal ini dikarenakan

Lebih terperinci

PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI KONTROL LEVEL AIR PADA TANGKI BERBASIS PLC (DESIGN AND IMPLEMENTATION OF WATER LEVEL CONTROL AT A TANK BASED ON PLC)

PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI KONTROL LEVEL AIR PADA TANGKI BERBASIS PLC (DESIGN AND IMPLEMENTATION OF WATER LEVEL CONTROL AT A TANK BASED ON PLC) PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI KONTROL LEVEL AIR PADA TANGKI BERBASIS PLC (DESIGN AND IMPLEMENTATION OF WATER LEVEL CONTROL AT A TANK BASED ON PLC) Asep Supriatna¹, M Ary Murti.², Angga Rusdinar³ ¹Teknik

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN 3.1. PERANCANGAN SISTEM KONTROL

BAB III PERANCANGAN 3.1. PERANCANGAN SISTEM KONTROL BAB III PERANCANGAN 3.1. PERANCANGAN SISTEM KONTROL Pada awalnya sistem pompa transmisi menggunakan sistem manual dimana dalam menyalakan atau mematikan sistem diperlukan dua operator lebih. Tugas para

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN 4.1 PLC (Programmable Logic Controller) Pada sub bab ini penulis membahas tentang program PLC yang digunakan dalam system ini. Secara garis besar program ini terdiri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam proses PLTU dibutuhkan fresh water yang di dapat dari proses

BAB I PENDAHULUAN. Dalam proses PLTU dibutuhkan fresh water yang di dapat dari proses BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada Pembangkit Listrik Tenaga Uap, untuk menghasilkan uap dibutuhkan air yang dipanaskan secara bertahap melalui beberapa heater sebelum masuk ke boiler untuk dipanaskan

Lebih terperinci

ANALISIS KERUSAKAN SISTEM KONTROL SUHU DAN TEKANAN AIR PENDING IN DI IRM

ANALISIS KERUSAKAN SISTEM KONTROL SUHU DAN TEKANAN AIR PENDING IN DI IRM ANALISIS KERUSAKAN SISTEM KONTROL SUHU DAN TEKANAN AIR PENDING IN DI IRM Nasorudin ABSTRAK ANALISIS KERUSAKAN SISTEM KONTROL SUHU DAN TEKANAN AIR PENOINGIN 01 IRM. Telah dilakukan analisis kerusakan sistem

Lebih terperinci

Kata Kunci : PLC, ZEN OMRON, HP Bypass Turbine System, pompa hidrolik

Kata Kunci : PLC, ZEN OMRON, HP Bypass Turbine System, pompa hidrolik Makalah Seminar Kerja Praktek SIMULASI PLC SEDERHANA SEBAGAI RESPRESENTASI KONTROL POMPA HIDROLIK PADA HIGH PRESSURE BYPASS TURBINE SYSTEM Fatimah Avtur Alifia (L2F008036) Jurusan Teknik Elektro Fakultas

Lebih terperinci

IX Strategi Kendali Proses

IX Strategi Kendali Proses 1 1 1 IX Strategi Kendali Proses Definisi Sistem kendali proses Instrumen Industri Peralatan pengukuran dan pengendalian yang digunakan pada proses produksi di Industri Kendali Proses Suatu metoda untuk

Lebih terperinci

Session 11 Steam Turbine Protection

Session 11 Steam Turbine Protection Session 11 Steam Turbine Protection Pendahuluan Kesalahan dan kondisi tidak normal pada turbin dapat menyebabkan kerusakan pada plant ataupun komponen lain dari pembangkit. Dibutuhkan sistem pengaman untuk

Lebih terperinci

PENGOPERASIAN COOLING WATER SYSTEM UNTUK PENURUNAN TEMPERATUR MEDIA PENDINGIN EVAPORATOR. Ahmad Nurjana Pusat Teknologi Limbah Radioaktif-BATAN

PENGOPERASIAN COOLING WATER SYSTEM UNTUK PENURUNAN TEMPERATUR MEDIA PENDINGIN EVAPORATOR. Ahmad Nurjana Pusat Teknologi Limbah Radioaktif-BATAN PENGOPERASIAN COOLING WATER SYSTEM UNTUK PENURUNAN TEMPERATUR MEDIA PENDINGIN EVAPORATOR ABSTRAK Ahmad Nurjana Pusat Teknologi Limbah Radioaktif-BATAN PENGOPERASIAN COOLING WATER SYTEM UNTUK PENURUNAN

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI SISTEM

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI SISTEM BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI SISTEM Pada bab ini akan dibahas tentang perancangan dan realisasi sistem yang dibuat. Blok alat yang dirancang ditunjukan oleh Gambar 3.1. Jahe Retort ( Ketel Uap ) Kondensor

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA KERJA RANGKAIAN KONTROL

BAB IV ANALISA KERJA RANGKAIAN KONTROL BAB IV ANALISA KERJA RANGKAIAN KONTROL Untuk menjalankan proses produksi, program PLC, SCADA panel kontrol PLC dan MCC harus dalam kondisi ON atau hidup. Saat tombol atau intruksi pada SCADA dijalankan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Indonesia merupakan negara pemilik potensi energi panas bumi terbesar di dunia, mencapai 28.617 megawatt (MW) atau setara dengan 40% total potensi dunia yang tersebar

Lebih terperinci

COOLING WATER SYSTEM

COOLING WATER SYSTEM 2.8. Pengertian Cooling Water System pada Gas Turbine merupakan suatu sistem pendinginan tertutup yang digunakan untuk pendinginan lube oil dan udara pendingin generator. Cooling Water System menggunakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Pengenalan Sistem

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Pengenalan Sistem BAB I PENDAHULUAN 1.1 Pengenalan Sistem Pembangkit Listrik Tenaga Panasbumi (PLTP) Darajat Unit II milik Chevron Geothermal Indonesia memiliki sistem sirkulasi air dari kondensor menuju cooling tower (CT)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Energi menjadi peran penting dalam menunjang kehidupan manusia. Ketersediaan energi Indonesia saat ini masih didominasi oleh energi fosil. Energi fosil Indonesia jumlahnya

Lebih terperinci

MODEL PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA PANAS BUMI SISTEM HYBRID FLASH-BINARY DENGAN MEMANFAATKAN PANAS TERBUANG DARI BRINE HASIL FLASHING

MODEL PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA PANAS BUMI SISTEM HYBRID FLASH-BINARY DENGAN MEMANFAATKAN PANAS TERBUANG DARI BRINE HASIL FLASHING MODEL PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA PANAS BUMI SISTEM HYBRID FLASH-BINARY DENGAN MEMANFAATKAN PANAS TERBUANG DARI BRINE HASIL FLASHING Muhamad Ridwan Hamdani a), Cukup Mulyana b), Renie Adinda Pitalokha c),

Lebih terperinci

MODUL KULIAH SISTEM KENDALI TERDISTRIBUSI

MODUL KULIAH SISTEM KENDALI TERDISTRIBUSI MODUL KULIAH SISTEM KENDALI TERDISTRIBUSI KOMPONEN DASAR DCS Oleh : Muhamad Ali, M.T JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA TAHUN 2012 BAB IV KOMPONEN DASAR DCS

Lebih terperinci

Pertemuan-1: Pengenalan Dasar Sistem Kontrol

Pertemuan-1: Pengenalan Dasar Sistem Kontrol Pertemuan-1: Pengenalan Dasar Sistem Kontrol Tujuan Instruksional Khusus (TIK): Mengerti filosopi sistem control dan aplikasinya serta memahami istilahistilah/terminology yang digunakan dalam system control

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Dasar-dasar Pompa Sentrifugal Pada industri minyak bumi, sebagian besar pompa yang digunakan ialah pompa bertipe sentrifugal. Gaya sentrifugal ialah sebuah gaya yang timbul akibat

Lebih terperinci

KONTROL CASCADE GENERALIZED PREDICTIVE UNTUK BOILER DRUM LEVEL BY ASTRIATONO ( )

KONTROL CASCADE GENERALIZED PREDICTIVE UNTUK BOILER DRUM LEVEL BY ASTRIATONO ( ) KONTROL CASCADE GENERALIZED PREDICTIVE UNTUK BOILER DRUM LEVEL BY ASTRIATONO (2210105028) PERMASALAHAN PERUBAHAN JUDUL Pergantian judul hanya mengubah metode kontrol yang digunakan dikarenakan plant boiler

Lebih terperinci

Makalah Seminar Kerja Praktek KONTROL TEMPERATUR PADA RICH SOLUTION HEATER (101-E) DI CO 2 REMOVAL PLANT SUBANG

Makalah Seminar Kerja Praktek KONTROL TEMPERATUR PADA RICH SOLUTION HEATER (101-E) DI CO 2 REMOVAL PLANT SUBANG Makalah Seminar Kerja Praktek KONTROL TEMPERATUR PADA RICH SOLUTION HEATER (101-E) DI CO 2 REMOVAL PLANT SUBANG Lilik Kurniawan (L2F008053) Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Diponegoro

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1. Potensi dan kapasitas terpasang PLTP di Indonesia [1]

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1. Potensi dan kapasitas terpasang PLTP di Indonesia [1] BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Dewasa ini kelangkaan sumber energi fosil telah menjadi isu utama. Kebutuhan energi tersebut setiap hari terus meningkat. Maka dari itu, energi yang tersedia di bumi

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT Flow Chart Perancangan dan Pembuatan Alat. Mulai. Tinjauan pustaka

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT Flow Chart Perancangan dan Pembuatan Alat. Mulai. Tinjauan pustaka 59 BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT 3.1. Flow Chart Perancangan dan Pembuatan Alat Mulai Tinjauan pustaka Simulasi dan perancangan alat untuk pengendali kecepatan motor DC dengan kontroler PID analog

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI Mesin bending Megobal

BAB II DASAR TEORI Mesin bending Megobal BAB II DASAR TEORI Bab ini menjelaskan tentang dasar teori dan penjelasan detail mengenai mesin bending dan peralatan yang digunakan dalam skripsi ini. Peralatan yang dibahas adalah Human Machine Interface

Lebih terperinci

COOLING SYSTEM ( Sistim Pendinginan )

COOLING SYSTEM ( Sistim Pendinginan ) COOLING SYSTEM ( Sistim Pendinginan ) Adalah sistim dalam engine diesel yang berfungsi: 1. Mendinginkan engine untuk mencegah Over Heating.. 2. Memelihara suhu kerja engine. 3. Mempercepat dan meratakan

Lebih terperinci

Tabel 1. Parameter yang digunakan pada proses Heat Exchanger [1]

Tabel 1. Parameter yang digunakan pada proses Heat Exchanger [1] 1 feedback, terutama dalam kecepatan tanggapan menuju keadaan stabilnya. Hal ini disebabkan pengendalian dengan feedforward membutuhkan beban komputasi yang relatif lebih kecil dibanding pengendalian dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. industri menggunakan PLC (Programmable Logic Controller) sebagai sistem

BAB I PENDAHULUAN. industri menggunakan PLC (Programmable Logic Controller) sebagai sistem BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Saat ini kebutuhan manusia akan energi semakin berkembang seiring dengan semakin pesatnya perkembangnya teknologi, berbagai penemuan terbaru yang digunakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada akhir Desember 2011, total kapasitas terpasang pembangkit listrik di

BAB I PENDAHULUAN. Pada akhir Desember 2011, total kapasitas terpasang pembangkit listrik di BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Energi listrik adalah energi yang sangat penting bagi kehidupan manusia. Pada akhir Desember 2011, total kapasitas terpasang pembangkit listrik di Indonesia mencapai

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN Dalam pengamatan awal dilihat tiap seksi atau tahapan proses dengan memperhatikan kondisi produksi pada saat dilakukan audit energi. Dari kondisi produksi tersebut selanjutnya

Lebih terperinci

PENGENDALIAN SUHU DAN KELEMBABAN PROSES PEMATANGAN KEJU MENGGUNAKAN KONTROLER PID BERBASIS PLC. Publikasi Jurnal Skripsi

PENGENDALIAN SUHU DAN KELEMBABAN PROSES PEMATANGAN KEJU MENGGUNAKAN KONTROLER PID BERBASIS PLC. Publikasi Jurnal Skripsi PENGENDALIAN SUHU DAN KELEMBABAN PROSES PEMATANGAN KEJU MENGGUNAKAN KONTROLER PID BERBASIS PLC Publikasi Jurnal Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Teknik Disusun

Lebih terperinci

FUZZY LOGIC UNTUK KONTROL MODUL PROSES KONTROL DAN TRANSDUSER TIPE DL2314 BERBASIS PLC

FUZZY LOGIC UNTUK KONTROL MODUL PROSES KONTROL DAN TRANSDUSER TIPE DL2314 BERBASIS PLC FUZZY LOGIC UNTUK KONTROL MODUL PROSES KONTROL DAN TRANSDUSER TIPE DL2314 BERBASIS PLC Afriadi Rahman #1, Agus Indra G, ST, M.Sc, #2, Dr. Rusminto Tjatur W, ST, #3, Legowo S, S.ST, M.Sc #4 # Jurusan Teknik

Lebih terperinci

PERANCANGAN REMOTE TERMINAL UNIT (RTU) PADA SIMULATOR PLANT TURBIN DAN GENERATOR UNTUK PENGENDALIAN FREKUENSI MENGGUNAKAN KONTROLER PID

PERANCANGAN REMOTE TERMINAL UNIT (RTU) PADA SIMULATOR PLANT TURBIN DAN GENERATOR UNTUK PENGENDALIAN FREKUENSI MENGGUNAKAN KONTROLER PID Oleh: Mahsun Abdi / 2209106105 Dosen Pembimbing: 1. Dr.Ir. Mochammad Rameli 2. Ir. Rusdhianto Effendie, MT. Tugas Akhir PERANCANGAN REMOTE TERMINAL UNIT (RTU) PADA SIMULATOR PLANT TURBIN DAN GENERATOR

Lebih terperinci

TEKANAN FLASHING OPTIMAL PADA PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA PANAS BUMI SISTEM DOUBLE-FLASH

TEKANAN FLASHING OPTIMAL PADA PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA PANAS BUMI SISTEM DOUBLE-FLASH DOI: doi.org/10.21009/03.snf2017.02.ere.01 TEKANAN FLASHING OPTIMAL PADA PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA PANAS BUMI SISTEM DOUBLE-FLASH Rafif Tri Adi Baihaqi a), Hensen P. K. Sinulingga b), Muhamad Ridwan Hamdani

Lebih terperinci

Simulator Otomatisasi Chilled Water Pump pada Sistem Pendingin Terpusat

Simulator Otomatisasi Chilled Water Pump pada Sistem Pendingin Terpusat Simulator Otomatisasi Chilled Water Pump pada Sistem Pendingin Terpusat Nama : NRP : 0522011 Faustus Yulius Waiz Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Kristen Maranatha, Jl. Prof.Drg.Suria

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I-1

BAB I PENDAHULUAN I-1 BAB I PENDAHULUAN Dalam bab ini akan diuraikan mengenai latar belakang masalah dari penelitian, perumusan masalah yang diangkat dalam penelitian ini, tujuan dan manfaat dari penelitian yang dilakukan,

Lebih terperinci

MODUL KULIAH SISTEM KENDALI TERDISTRIBUSI

MODUL KULIAH SISTEM KENDALI TERDISTRIBUSI MODUL KULIAH SISTEM KENDALI TERDISTRIBUSI KOMPONEN DASAR DCS Oleh : Muhamad Ali, M.T JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA TAHUN 2012 BAB III KOMPONEN DASAR DCS

Lebih terperinci

SISTEM KENDALI DIGITAL

SISTEM KENDALI DIGITAL SISTEM KENDALI DIGITAL Sistem kendali dapat dikatakan sebagai hubungan antara komponen yang membentuk sebuah konfigurasi sistem, yang akan menghasilkan tanggapan sistem yang diharapkan. Jadi harus ada

Lebih terperinci

Pratama Akbar Jurusan Teknik Sistem Perkapalan FTK ITS

Pratama Akbar Jurusan Teknik Sistem Perkapalan FTK ITS Pratama Akbar 4206 100 001 Jurusan Teknik Sistem Perkapalan FTK ITS PT. Indonesia Power sebagai salah satu pembangkit listrik di Indonesia Rencana untuk membangun PLTD Tenaga Power Plant: MAN 3 x 18.900

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Sebelum pengambilan data dimulai, turbin gas dioperasikan sampai dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Sebelum pengambilan data dimulai, turbin gas dioperasikan sampai dengan 19 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Pengambilan Data Sebelum pengambilan data dimulai, turbin gas dioperasikan sampai dengan kondisi steady state. Penulis akan melakukan pengamatan satu dari enam unit pembangkit

Lebih terperinci

LAPORAN TUGAS AKHIR BAB II DASAR TEORI

LAPORAN TUGAS AKHIR BAB II DASAR TEORI BAB II DASAR TEORI 2.1 Dispenser Air Minum Hot and Cool Dispenser air minum adalah suatu alat yang dibuat sebagai alat pengkondisi temperatur air minum baik air panas maupun air dingin. Temperatur air

Lebih terperinci

BAB 5 KOMPONEN DASAR SISTEM KONTROL

BAB 5 KOMPONEN DASAR SISTEM KONTROL BAB 5 KOMPONEN ASAR SISTEM KONTROL 5. SENSOR AN TRANSMITER Sensor: menghasilkan fenomena, mekanik, listrik, atau sejenisnya yang berhubungan dengan variabel proses yang diukur. Trasmiter: mengubah fenomena

Lebih terperinci

BAB I SISTEM KONTROL TNA 1

BAB I SISTEM KONTROL TNA 1 BAB I SISTEM KONTROL Kata kontrol sering kita dengar dalam pembicaraan sehari-hari. Kata kontrol disini dapat diartikan "mengatur", dan apabila kita persempit lagi arti penggunaan kata kontrol dalam teknik

Lebih terperinci

VIII Sistem Kendali Proses 7.1

VIII Sistem Kendali Proses 7.1 VIII Sistem Kendali Proses 7.1 Pengantar ke Proses 1. Tentang apakah pengendalian proses itu? - Mengenai mengoperasikan sebuah proses sedemikian rupa hingga karakteristik proses yang penting dapat dijaga

Lebih terperinci

BAB II RESISTANCE TEMPERATURE DETECTOR. besaran suatu temperatur/suhu dengan menggunakan elemen sensitif dari kawat

BAB II RESISTANCE TEMPERATURE DETECTOR. besaran suatu temperatur/suhu dengan menggunakan elemen sensitif dari kawat BAB II RESISTANCE TEMPERATURE DETECTOR Resistance Temperature Detector (RTD) atau dikenal dengan Detektor Temperatur Tahanan adalah sebuah alat yang digunakan untuk menentukan nilai atau besaran suatu

Lebih terperinci

Desain Kendali pada Sistem Steam Drum Boiler dengan Memperhitungkan Control Valve

Desain Kendali pada Sistem Steam Drum Boiler dengan Memperhitungkan Control Valve Desain Kendali pada Sistem Steam Drum Boiler dengan Memperhitungkan Control Valve ROFIKA NUR AINI 1206 100 017 JURUSAN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH

Lebih terperinci

Pengantar Otomasi dan strategi Kontrol

Pengantar Otomasi dan strategi Kontrol Aplikasi Proggrammable Logic Controller Pengantar Otomasi dan strategi Kontrol Ir. Jos Pramudijanto, M.Eng. Jurusan Teknik Elektro FTI ITS Telp. 5947302 Fax.5931237 Email: pramudijanto@gmail.com Otomasi

Lebih terperinci

Elemen Dasar Sistem Otomasi

Elemen Dasar Sistem Otomasi Materi #4 Sumber: Mikell P Groover, Automation, Production Systems, and Computer-Integrated Manufacturing, Second Edition, New Jersey, Prentice Hall Inc., 2001, Chapter 3 Elemen Dasar Sistem Otomasi 2

Lebih terperinci

Keekonomian Pengembangan PLTP Skala Kecil

Keekonomian Pengembangan PLTP Skala Kecil EL-07 Keekonomian Pengembangan PLTP Skala Kecil Agus Sugiyono* 1 1 Bidang Perencanaan Energi, Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi, Jakarta, Indonesia *E-mail: agussugiyono@yahoo.com A B S T R A K

Lebih terperinci

PENGUJIAN THERMOELECTRIC GENERATOR (TEG) DENGAN SUMBER KALOR ELECTRIC HEATER 60 VOLT MENGGUNAKAN AIR PENDINGIN PADA TEMPERATUR LINGKUNGAN

PENGUJIAN THERMOELECTRIC GENERATOR (TEG) DENGAN SUMBER KALOR ELECTRIC HEATER 60 VOLT MENGGUNAKAN AIR PENDINGIN PADA TEMPERATUR LINGKUNGAN PENGUJIAN THERMOELECTRIC GENERATOR (TEG) DENGAN SUMBER KALOR ELECTRIC HEATER 6 VOLT MENGGUNAKAN AIR PENDINGIN PADA TEMPERATUR LINGKUNGAN Nugrah Suryanto 1, Azridjal Aziz 2, Rahmat Iman Mainil 3 Laboratorium

Lebih terperinci

PEMODELAN SIMULASI KONTROL PADA SISTEM PENGOLAHAN AIR LIMBAH DENGAN MENGGUNAKAN PLC

PEMODELAN SIMULASI KONTROL PADA SISTEM PENGOLAHAN AIR LIMBAH DENGAN MENGGUNAKAN PLC PEMODELAN SIMULASI KONTROL PADA SISTEM PENGOLAHAN AIR LIMBAH DENGAN MENGGUNAKAN PLC Badaruddin 1, Endang Saputra 2 1,2 Program Studi Teknik Elektro, Fakultas Teknik Universitas Mercu Buana, Jakarta, Indonesia

Lebih terperinci

Analisis Pengaruh Tekanan Fluida Pemanas pada LPH terhadap Efisiensi dan Daya PLTU 1x660 MW dengan Simulasi Cycle Tempo

Analisis Pengaruh Tekanan Fluida Pemanas pada LPH terhadap Efisiensi dan Daya PLTU 1x660 MW dengan Simulasi Cycle Tempo B107 Analisis Pengaruh Tekanan Fluida Pemanas pada LPH terhadap Efisiensi dan Daya PLTU 1x660 MW dengan Simulasi Cycle Tempo Muhammad Ismail Bagus Setyawan dan Prabowo Departemen Teknik Mesin, Fakultas

Lebih terperinci

Studi Variasi Flowrate Refrigerant Pada Sistem Organic Rankine Cycle Dengan Fluida Kerja R-123

Studi Variasi Flowrate Refrigerant Pada Sistem Organic Rankine Cycle Dengan Fluida Kerja R-123 JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2013) 1-5 1 Studi Variasi Flowrate Refrigerant Pada Sistem Organic Rankine Cycle Dengan Fluida Kerja R-123 Aria Halim Pamungkas, Ary Bachtiar Khrisna Putra Jurusan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Definisi Pengkondisian Udara

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Definisi Pengkondisian Udara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Definisi Pengkondisian Udara Sistem pengkondisian udara adalah suatu proses mendinginkan atau memanaskan udara sehingga dapat mencapai temperatur dan kelembaban yang sesuai dengan

Lebih terperinci

PENGARUH REKUPERATOR TERHADAP PERFORMA DARI PEMBANGKIT LISTRIK SIKLUS BINER

PENGARUH REKUPERATOR TERHADAP PERFORMA DARI PEMBANGKIT LISTRIK SIKLUS BINER Proseding Seminar Nasional Fisika dan Aplikasinya Sabtu, 19 November 2016 Bale Sawala Kampus Universitas Padjadjaran, Jatinangor PENGARUH REKUPERATOR TERHADAP PERFORMA DARI PEMBANGKIT LISTRIK SIKLUS BINER

Lebih terperinci

PEMBUATAN SISTEM MONITORING TEKANAN DAN TEMPERATUR BERBASIS PLC PADA SARANA EKSPERIMEN KONDENSASI (SEKONDEN)

PEMBUATAN SISTEM MONITORING TEKANAN DAN TEMPERATUR BERBASIS PLC PADA SARANA EKSPERIMEN KONDENSASI (SEKONDEN) PEMBUATAN SISTEM MONITORING TEKANAN DAN TEMPERATUR BERBASIS PLC PADA SARANA EKSPERIMEN KONDENSASI (SEKONDEN) Kussigit Santosa, Agus Nur Rachman Pusat Teknologi Reaktor dan Keselamatan Nuklir, Puspiptek,

Lebih terperinci

ISTILAH-ISTILAH DALAM SISTEM PENGATURAN

ISTILAH-ISTILAH DALAM SISTEM PENGATURAN ISTILAH-ISTILAH DALAM SISTEM PENGATURAN PENGANTAR Sistem pengaturan khususnya pengaturan otomatis memegang peranan yang sangat penting dalam perkembangan ilmu dan teknologi. Dalam bahasan ini, akan diberikan

Lebih terperinci

PERTEMUAN #3 TEORI DASAR OTOMASI 6623 TAUFIQUR RACHMAN TKT312 OTOMASI SISTEM PRODUKSI

PERTEMUAN #3 TEORI DASAR OTOMASI 6623 TAUFIQUR RACHMAN TKT312 OTOMASI SISTEM PRODUKSI TEORI DASAR OTOMASI Sumber: Mikell P. Groover, Automation, Production Systems, and Computer-Integrated Manufacturing, Second Edition, New Jersey, Prentice Hall Inc., 2001, Chapter 3 PERTEMUAN #3 TKT312

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM Dalam bab ini penulis akan menjelaskan mengenai perancangan sistem pemanasan air menggunakan SCADA software dengan Wonderware InTouch yang terdiri dari perangkat keras (hardware)

Lebih terperinci

ARTIKEL TUGAS INDUSTRI KIMIA ENERGI TERBARUKAN. Disusun Oleh: GRACE ELIZABETH ID 02

ARTIKEL TUGAS INDUSTRI KIMIA ENERGI TERBARUKAN. Disusun Oleh: GRACE ELIZABETH ID 02 ARTIKEL TUGAS INDUSTRI KIMIA ENERGI TERBARUKAN Disusun Oleh: GRACE ELIZABETH 30408397 3 ID 02 JURUSAN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UNIVERSITAS GUNADARMA 2011 ENERGI TERBARUKAN Konsep energi

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN, INSTALASI PERALATAN DAN PENGUJIAN

BAB III PERANCANGAN, INSTALASI PERALATAN DAN PENGUJIAN BAB III PERANCANGAN, INSTALASI PERALATAN DAN PENGUJIAN 3.1 PERANCANGAN ALAT 3.1.1 Design Tabung (Menentukan tebal tabung) Tekanan yang dialami dinding, ΔP = 1 atm (luar) + 0 atm (dalam) = 10135 Pa F PxA

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI 0,93 1,28 78,09 75,53 20,95 23,14. Tabel 2.2 Kandungan uap air jenuh di udara berdasarkan temperatur per g/m 3

BAB II DASAR TEORI 0,93 1,28 78,09 75,53 20,95 23,14. Tabel 2.2 Kandungan uap air jenuh di udara berdasarkan temperatur per g/m 3 BAB II DASAR TEORI 2.1 Pengering Udara Pengering udara adalah suatu alat yang berfungsi untuk menghilangkan kandungan air pada udara terkompresi (compressed air). Sistem ini menjadi satu kesatuan proses

Lebih terperinci

ALAT PEMBAGI TEGANGAN GENERATOR

ALAT PEMBAGI TEGANGAN GENERATOR ALAT PEMBAGI TEGANGAN GENERATOR 1. Pendahuluan Listrik seperti kita ketahui adalah bentuk energi sekunder yang paling praktis penggunaannya oleh manusia, di mana listrik dihasilkan dari proses konversi

Lebih terperinci

III. METODELOGI PENELITIAN. Tempat dan waktu penelitian yang telah dilakukan pada penelitian ini adalah

III. METODELOGI PENELITIAN. Tempat dan waktu penelitian yang telah dilakukan pada penelitian ini adalah III. METODELOGI PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Tempat dan waktu penelitian yang telah dilakukan pada penelitian ini adalah sebagai berikut: 3.1.1 Tempat penelitian Penelitian dan pengambilan

Lebih terperinci

TES TERTULIS. 1. Terkait Undang-Undang RI No 30 Tahun 2009 tentang Ketenagalistrikan Bab XI Pasal 2 apa kepanjangan dari K2 dan berikut tujuannya?

TES TERTULIS. 1. Terkait Undang-Undang RI No 30 Tahun 2009 tentang Ketenagalistrikan Bab XI Pasal 2 apa kepanjangan dari K2 dan berikut tujuannya? TES TERTULIS KODE UNIT : KTL.PO.20.111.02 JUDUL UNIT : Mengoperasikan Peralatan Air Condensate (1) NAMA : JABATAN : UNIT KERJA : TANDA TANGAN : Tes tertulis ini berkaitan dengan ilmu pengetahuan dan pemahaman

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) PLTU merupakan sistem pembangkit tenaga listrik dengan memanfaatkan energi panas bahan bakar untuk diubah menjadi energi listrik dengan

Lebih terperinci

UNIVERSITAS GUNADARMA FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI PENULISAN ILMIAH

UNIVERSITAS GUNADARMA FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI PENULISAN ILMIAH UNIVERSITAS GUNADARMA FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI PENULISAN ILMIAH ANALISA PROSES KERJA SOOT BLOWER TIPE FIXED ROTARY PADA PROTOTYPE MINI STEAM POWER PLANT DI PT. NW INDUSTRIES Nama : Rachmat Shaleh NPM

Lebih terperinci

BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN ALAT PEMBANDING TERMOMETER

BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN ALAT PEMBANDING TERMOMETER BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN ALAT PEMBANDING TERMOMETER 4.1 Pemilihan Komponen Dalam pemilihan komponen yang akan digunakan, diperlukan perhitunganperhitungan seperti perhitungan daya, arus, serta mengetahui

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Penyusunan tugas akhir ini terinspirasi berawal dari terjadinya kerusakan

BAB I PENDAHULUAN. Penyusunan tugas akhir ini terinspirasi berawal dari terjadinya kerusakan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penyusunan tugas akhir ini terinspirasi berawal dari terjadinya kerusakan pada mesin boiler satu burner dengan dua bahan bakar natural gas dan solar bekapasitas

Lebih terperinci

STUDI PADA PENGARUH FWH7 TERHADAP EFISIENSI DAN BIAYA KONSUMSI BAHAN BAKAR PLTU DENGAN PEMODELAN GATECYCLE

STUDI PADA PENGARUH FWH7 TERHADAP EFISIENSI DAN BIAYA KONSUMSI BAHAN BAKAR PLTU DENGAN PEMODELAN GATECYCLE SEMINAR TUGAS AKHIR STUDI PADA PENGARUH FWH7 TERHADAP EFISIENSI DAN BIAYA KONSUMSI BAHAN BAKAR PLTU DENGAN PEMODELAN GATECYCLE Disusun oleh : Sori Tua Nrp : 21.11.106.006 Dosen pembimbing : Ary Bacthiar

Lebih terperinci

BAB III METODE PENGUJIAN DAN PEMBAHASAN PERHITUNGAN SERTA ANALISA

BAB III METODE PENGUJIAN DAN PEMBAHASAN PERHITUNGAN SERTA ANALISA BAB III METODE PENGUJIAN DAN PEMBAHASAN PERHITUNGAN SERTA ANALISA 3.1 Metode Pengujian 3.1.1 Pengujian Dual Fuel Proses pembakaran di dalam ruang silinder pada motor diesel menggunakan sistem injeksi langsung.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN Bahan Penelitian Pada penelitian ini refrigeran yang digunakan adalah Yescool TM R-134a.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN Bahan Penelitian Pada penelitian ini refrigeran yang digunakan adalah Yescool TM R-134a. 3.1. Lokasi Penelitian BAB III METODOLOGI PENELITIAN Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Motor Bakar Jurusan Teknik Mesin Universitas Sebelas Maret Surakarta. 3.2. Bahan Penelitian Pada penelitian

Lebih terperinci

P ( tekanan ) PRINSIP KERJA AIR CONDITIONER

P ( tekanan ) PRINSIP KERJA AIR CONDITIONER PRINSIP KERJA AC 3 CONDENSOR EXPANSION VALVE EVAPORATOR 2 P ( tekanan ) Q out W 4 Q in 1 h ( Entalpi ) PRINSIP KERJA AIR CONDITIONER Air Conditioner, yang lebih dikenal dengan AC adalah mesin penyejuk

Lebih terperinci

Makalah Seminar Kerja Praktek ANALISA SISTEM FLOW CONTROL amdea DI CO 2 REMOVAL PLANT SUBANG

Makalah Seminar Kerja Praktek ANALISA SISTEM FLOW CONTROL amdea DI CO 2 REMOVAL PLANT SUBANG Makalah Seminar Kerja Praktek ANALISA SISTEM FLOW CONTROL amdea DI CO 2 REMOVAL PLANT SUBANG Bambang Nur Cahyono (L2F008013) Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Diponegoro Semarang Jln.

Lebih terperinci

BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian Refrigerant Refrigeran adalah zat yang mengalir dalam mesin pendingin (refrigerasi) atau mesin pengkondisian udara

BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian Refrigerant Refrigeran adalah zat yang mengalir dalam mesin pendingin (refrigerasi) atau mesin pengkondisian udara BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian Refrigerant Refrigeran adalah zat yang mengalir dalam mesin pendingin (refrigerasi) atau mesin pengkondisian udara (AC). Zat ini berfungsi untuk menyerap panas dari benda/media

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI BAB II DASAR TEORI

BAB II DASAR TEORI BAB II DASAR TEORI BAB II DASAR TEORI 2.1 Penyimpanan Energi Termal Es merupakan dasar dari sistem penyimpanan energi termal di mana telah menarik banyak perhatian selama beberapa dekade terakhir. Alasan terutama dari penggunaan

Lebih terperinci

Program Studi Teknik Mesin BAB I PENDAHULUAN. manusia berhubungan dengan energi listrik. Seiring dengan pertumbuhan

Program Studi Teknik Mesin BAB I PENDAHULUAN. manusia berhubungan dengan energi listrik. Seiring dengan pertumbuhan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Energi listrik merupakan salah satu kebutuhan pokok yang sangat berperan penting dalam kehidupan manusia saat ini, dimana hampir semua aktifitas manusia berhubungan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DATA. Berdasarkan data mengenai kapasitas daya listrik dari PLN dan daya

BAB IV ANALISA DATA. Berdasarkan data mengenai kapasitas daya listrik dari PLN dan daya BAB IV ANALISA DATA Berdasarkan data mengenai kapasitas daya listrik dari PLN dan daya Genset di setiap area pada Project Ciputra World 1 Jakarta, maka dapat digunakan untuk menentukan parameter setting

Lebih terperinci

Gbr. 2.1 Pusat Listrik Tenaga Gas dan Uap (PLTGU)

Gbr. 2.1 Pusat Listrik Tenaga Gas dan Uap (PLTGU) BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian HRSG HRSG (Heat Recovery Steam Generator) adalah ketel uap atau boiler yang memanfaatkan energi panas sisa gas buang satu unit turbin gas untuk memanaskan air dan

Lebih terperinci

Dosen Pembimbing : Ir. Teguh Yuwono Ir. Syariffuddin M, M.Eng. Oleh : ADITASA PRATAMA NRP :

Dosen Pembimbing : Ir. Teguh Yuwono Ir. Syariffuddin M, M.Eng. Oleh : ADITASA PRATAMA NRP : STUDI PENENTUAN KAPASITAS MOTOR LISTRIK UNTUK PENDINGIN DAN PENGGERAK POMPA AIR HIGH PRESSURE PENGISI BOILER UNTUK MELAYANI KEBUTUHAN AIR PADA PLTGU BLOK III (PLTG 3x112 MW & PLTU 189 MW) UNIT PEMBANGKITAN

Lebih terperinci