BAB 1. PENDAHULUAN. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1989 jo. Undang-Undang Nomor 3 tahun 2006, tentang

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB 1. PENDAHULUAN. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1989 jo. Undang-Undang Nomor 3 tahun 2006, tentang"

Transkripsi

1 BAB 1. PENDAHULUAN Pengadilan Agama bertugas dan berwenang mengadili perkara yang menjadi kewenangan Pengadilan Agama dalam tingkat pertama. Sebagaimana telah diatur dalam Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1989 jo. Undang-Undang Nomor 3 tahun 2006, tentang perubahan atas Undang-Undang Nomor 7 tahun 1989 tentang Peradilan Agama yakni menyangkut perkara-perkara : perkawinan, waris, wasiat, hibah, wakaf, zakat, infaq dan ekonomi syari ah (M. Yahya, 2009:147). Selain kewenangan tersebut, pasal 52A Undang-Undang Nomor 3 tahun 2006 menyebutkan bahwa pengadilan agama memberikan istbat kesaksian rukyat hilal dalam penentuan awal bulan pada tahun Hijriyah. Penjelasan lengkap pasal 52A ini berbunyi: Selama ini pengadilan agama diminta oleh Menteri Agama untuk memberikan penetapan (istbat) terhadap kesaksian orang yang telah melihat atau menyaksikan hilal bulan pada setiap memasuki bulan Ramadhan dan awal bulan Syawal tahun Hijriyah dalam rangka Menteri Agama mengeluarkan penetapan secaa nasional untuk penetapan 1 (satu) Ramadhan dan 1 (satu) Syawal. Pengadilan Agama dapat memberikan keterangan atau nasihat mengenai perbedaan penentuan arah kiblat dan penentuan waktu shalat. Di samping itu, dalam penjelasan UU nomor 3 tahun 2006 diberikan pula kewenangan kepada PA untuk Pengangkatan Anak menurut ketentuan hukum Islam. Dalam menjalankan tugas dan tanggungjawabnya sebagai perpanjangan tangan Mahkamah Agung, Pengadilan Agama memerlukan perangkat komponen, yaitu hakim. Sejak tahun 2008 keberadaan hakim di Pengadilan Agama bukan lagi didominasi oleh lakilaki,melainkan sudah berpatokan kepada kesetaraan gender. Sudah sangat jelas tujuan Mahkamah Agung adalah memberikan kepastian kepada wanitu untuk memperoleh keadilan negeri ini. Keputusan ini sudah pasti berpatokan kepada analisa gender yang berarti suatu

2 proses yang dibangun secara sistematis untuk mengindetifikasi dan memahami pembagian kerja/peran laki-laki dan perempuan, akses dan control terhadap sumber-sumber daya pembagunan, partisipasi dalam proses pembangunan dan manfaat yang mereka nikamti, pola hubungan antara laki-laki dan perempuan yang timpang, yang didalam pelaksanaannya memperhatikan faktor-faktor lainnya seperti kelas sosial, ras dan suku bangsa (Megawangi, 1999:44). Fenomena ini merebak, tentu disebabkan peran wanita dalam ranah publik selalu mendapat perhatian yang serius. Pasalnya di posisi pemerintah porsi wanita belum terakomodir. Masalah inilah yang menyebabkan pegiat kesetaraan gender merasa gerah, dan menyuarakan 30% adalah harga mati bagi kedudukan perempuan di pemerintahan dan publik. Namun entah karena keterpaksaan, kebijakan itu akhirnya diambil juga oleh pemerintah dan lembaga-lembaga yang terkait dengan pemerintah. Tetapi dalam aplikasinya masih banyak kita temui keragu-raguan yang mempertanyakan kompetensi wanita dalam mengemban tugasnya. Memang bukan kompetensi akademik yang diragukan, tapi sisi lain yaitu masalah kestabilan emosinya yang kadang fluktuatif. Emosi kadang menggiring perempuan mengambilan keputusan yang salah dalam hidupnya. Hal ini tentu sangat membahayakan jika bersangkut paut dengan kemaslahatan orang banyak. Berangkat dari keraguan diatas, kita dapat mengutip pendapat para ulama tentang laki-laki lebih memenuhi syarat sebagai hakim dari pada wanita. Sebagaimana dijelaskan oleh Ibn Hajar dalam Fathul Bari (19/ ) bahwa para ulama sepakat dengan syarat lakilaki untuk menjadi hakim. Tetapi tidak demikian Hanafiyah mereka membolehkan wanita menjadi hakim, kecuali dalam masalah hudud (hukuman-hukuman fisik). Kelihatan timbul pro dan kontra tentang syah nya wanita untuk menjadi hakim. Memang kita sama-sama tahu, sebagai makhluk, antara laki-laki dan wanita tentu berbeda, baik dari segi fisik, daya nalar, perasaan, peran bahkan kedudukan dalam banyak

3 hal. Tetapi perbedaan tersebut bukan berarti kehinaan atau kerendahan bagi salah satu pihak, namun untuk saling bersinergi. Hal ini dikuatkan oleh Abbas Kararah Wanita cenderung lebih unggul dalam rasa kasih saying dan perasaan. Kelembutan, kehalusan watak dan kelebihan perasaan, ketajaman, intuisi lebih dominan terdapat pada wanita, sedangkan kekerasan, pendirian teguh, kecerdikan menguasai hawa nafsu merupakan ciri-ciri watak lakilaki (Ashari, 2013). Menilik kelebihan kelebihan yang dipunyai wanita, seharusnya keberadaan wanita sebagai hakim di Pengadilan mendapat respon yang positif. Sekarang yang menjadi tugas kita bagaimana hakim wanita itu mampu menjalankan tugas mereka secara professional. Pola penataan seperti apa yang bisa kita berikan kepada hakim wanita agar kelebihan dari sisi kepribadian menjadi nilai tambah bagi mereka dalam bertugas. Mereka harus bisa memilah antara tugas dna keseharian. Jangan mengedapankan emosi dalam pekerjaan. Tapi kita tidak boleh lupa bahwa apapun keadaannya, mereka para hakim wanita itu memiliki kadar emosi yang fluktuatif. Ini bisa dibuktikan dari pra survey peneliti di pengadilan tinggi agama Medan. Dari beberapa narasi yang penetili tangkap, di berbagai pemahaman dan wawancara pada beberapa hakim di Pengadilan Agama Medan : hakim wanita, dapat diindikasi mereka lebih melankolis menangani kasus perceraian, apalagi menyangkut dampak perceraian, dibandingkan pada kasus-kasus lain dalam kewenangan Pengadilan Agama (wawancara 3 April 2013). Sekalipun dalam eceran Mahkamah Agung semua hakim mendapat porsi yang sama dalam menangani perkara, dan perkara harus selesai maksimal 6 bulan (SOP PTA, 2013). Berangkat dari keragu-raguan dan pertanyaan-pertanyaan, tentang sanggupkah wanita mengemban tugas sebagai hakim serta menjujung tinggi kebenaran dan keadilan. Menurut pemikiran peneliti, itu bukan persoalan yang penting untuk dikaji, karena hakim wanita itu sudah ada dan keberadaannya sudah dilegalkan dalam UU. Pertanyaan yang urgen untuk

4 dijawab 1) apakah stabilitas emosional hakim wanita berpengaruh positif pada percepatan penyelesaian perkara di Pengadilan Agama Medan, 2) Faktor apakah yang menyebabkan berpengaruhnya stabilitas emosional hakim wanita pada percepatan penyelesaian perkara di Pengadilan Agama Medan, 3) Langkah apakah yang harus dilakukan untuk penataan stabilitas emosional hakim wanita bagi percepatan penyelesaian perkara di Pengadilan Agama Medan? 4) Program penataan stabilitas emosional yang bagaimanakah yang sesuai untuk hakim wanita di lingkungan Pengadilan Agama Medan? 5) Manfaat apakah yang dapat diambil dengan lahirnya program penataan stabilitas emosional hakim wanita dalam upaya percepatan penyelesaian perkara di Pengadilan Agama Medan? Tugas kita selanjutnya bagaimana dengan segala kekurangan dan kelebihan mereka, hakim wanita itu kita buat jadi professional dalam aktivitas tugasnya sebagai hakim, Sebagai target khusus peneliti menawarkan suatu solusi alternatif penataan stabilitas emosional hakim wanita di Pengadilan Agama Medan, dengan barometer akhir ditemukan strategi jitu pada pola penataan, jika emosi hakim wanita berada pada posisi yang fluktuatif.

5 BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA A. Peradilan Agama dan Pengadilan Agama dalam Tugas, Fungsi dan Wewenang Peradilan Agama adalah lingkungan peradilan di bawah Mahkamah Agung bagi rakyat pencari keadilan yang beragama Islam mengenai perkara perdata tertentu yang diatur dalam Undang-Undang. Lingkungan Peradilan Agama meliputi : Pengadilan Tinggi Agama, Pengadilan Agama, Pengadilan Khusus (Pengadilan Arbitrase Syariah). Sebagai Pengadilan Tingkat Pertama, Pengadilan Agama memiliki tugas dan wewenang untuk memeriksa, memutus, dan menyelesaikan perkara-perkara antara orang-orang yang beragama Islam di bidang: perkawinan, warisan, wasiat, dan hibah yang dilakukan berdasarkan hukum Islam, wakaf dan shadaqah, ekonomi syari ah, Pengadilan Agama dibentuk melalui Undang-Undang dengan daerah hukum meliputi wilayah Kota atau Kabupaten. Susunan Pengadilan Agama terdiri dari Pimpinan (ketua PA dan Wakil Ketua PA), Hakim Anggota, Panitera, Sekretaris dan Juru Sita. Adapun tugas-tugas pokok tersebut Pengadilan Agama mempunyai fungsi sebagai berikut : a. Fungsi Mengadili (judicial review) yaitu memeriksa dan mengadili perkara-perkara yang menjadi kewenangan pengadilan agama di wilayah hukum masing-masing; b. Fungsi Pengawasan, yaitu mengadakan pengawasan atas pelaksanaan tugas dan tingkah laku Hakim, Panitera / Sekretaris, dan seluruh jajarannya. Serta terhadap pelaksanaan administrasi umum. Pengawasan tersebut dilakukan secara berkala oleh Hakim Pengawas Bidang; c. Fungsi pembinaan, yaitu memberikan pengarahan, bimbingan dan petunjuk kepada jajarannya, baik yang menyangkut tugas teknis yustisial, administrasi peradilan maupun administrasi umum;

6 d. Fungsi Administrasi, yaitu memberikan pelayanan administrasi kepaniteraan bagi perkara tingkat pertama serta penyitaan dan eksekusi, perkara banding, kasasi dan peninjauan kembali serta administrasi peradilan lainnya; e. Fungsi Nasehat, yaitu memberikan keterangan, pertimbangan dan nasehat tentang hukum Islam pada instansi pemerintah di wilayah hukumnya, apabila diminta sebagaimana diatur dalam Pasal 52 ayat 1 Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1989 tentang Peradilan Agama; f. Fungsi lainnya, yaitu pelayanan terhadap penyuluhan hukum, riset dan penelitian serta lain sebagainya. Seperti diatur dalam Keputusan Ketua Mahkamah Agung RI Nomor : KMA/004/SK/II/1991. B. Penyelesaian dan Persidangan Perkara. Majelis hakim melaksanakan sidang Pengadilan Agama pada pukul waktu setempat. 1. Dalam hal tertentu Majelis hakim dapat melaksanakan sidang yang dimulai beberapa saat kemudian pada hari yang sama setelah diumumkan terlebih dahulu. 2. Petugas memanggil para pihak agar masuk ke ruang sidang untuk pemeriksaan perkara berdasarkan sistem antrian (Queuing System). 3. Majelis hakim harus memeriksa dan memutus perkara selambat-lambatnya dalam jangka waktu 6 (enam) bulan sejak perkara didaftarkan. 4. Ketua Majelis harus melaporkan keterlambatan tersebut kepada ketua MA melalui Ketua PA, jika dalam waktu 6 (enam) bulan tersebut belum putus (SOP PTA, 2013). C. Pengertian Stabilitas Emosional

7 Menurut Wirawan (Yusuf, 2005 : 115) emosi merupakan setiap keadaan pada diri seseorang yang disertai warna afektif baik pada tingkat lemah maupun pada tingkat yang luas. Adapun warna afektif adalah perasaan-perasaan tertentu, contoh : gembira, bahagia, putus asa, terkejut, benci dll. Pada pernyataan lain (Yusuf, 2005 : 128) mengungkapkan stabilitas emosional, yaitu kadar kestabilan reaksi emosional terhadap rangsangan dari lingkunga, seperti : mudah tidaknya tersinggung, marah, sedih atau putus asa. Hurlock (1980) berpendapat bahwa kestabilan emosi memiliki beberapa kriteria-kriteria. Pertama, yaitu emosi yang secara sosial dapat diterima oleh lingkungan sosial. Individu yang emosinya stabil dapat mengontrol ekspresi emosi yang tidak sesuai dengan nilai-nilai sosial atau dapat melepaskan dirinya dari belenggu energy mental maupun fisik yang selama ini terpendam dengan cara yang dapat diterima oleh lingkungan sosialnya. Kedua, pemahaman diri. Individu yang punya emosi stabil mampu belajar mengetahui besarnya control yang diperlukan untuk memuaskan kebutuhan-kebutuhannya, serta menyesuaikna diri dengan harapan-harapan sosial, bersikap empati yang tinggi terhadap orang lain. Ketiga, penggunaan kecermatan mental. Individu yang stabil emosinya mampu menilai situasi secara cermat sebelum memberikan responnya secara emosional. Kemudian individu tersebut mengetahui cara yang tepat untuk bereaksi terhadap situasi tersebut. Goleman (2000) berpendapat bahwa emosi dapat dikatakan menuju ketingkat stabil apabila ditandai dengan hal-hal sebagai berikut : a. Munculnya organisasi dan integrasi dari semua aspek emosi. Individu mampu secara penuh mengekspresikan segala bentuk emosi baik yang positif maupun yang negatif. b. Emosi menjadi bagian integral dari keseluruhan kepribadian.

8 Individu memliki sistem emosi yang professional dalam keseluruhan struktur pribadinya c. Individu dapat menyatakan emosinya secara tepat dan wajar. Berdasarkan pendapat para ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa kestabilan emosi adalah keadaan emosi seseorang yang diperlihatkan dengan sikap yang sesuai dengan harapan sosial, tidak berlebih-lebihan dalam mengekspresikan emosi serta bisa menyeimbangkan antara kebutuhan fisik dan psikis, serta mampu beradaptasi dengan lingkungan sekitar. Afiatin dkk (1998) berpendapat bahwa faktor yang mempengaruhi kestabilan emosi adalah faktor lingkungan dan individu. Faktor lingkungan berkaitan dengan pengaruh lingkungan tempat individu tinggal, baik lingkungan keluarga mauun lingkungan sosial masyarakat. Faktor individu berkaitan dengan masalah pertumbuhan fisik biologis. Beberapa uraian diatas dapat disimpulkan bahwa kestabilan emosi dipengaruhi oleh faktor pribadi dan faktor lingkungan. Faktor pribadi meliputi hal-hal yang berkaitan secara langsung dengan individu itu sendiri seperti : pengalaman, kondisi psikis, keyakinan terhadap hal-hal yang diyakini itu benar, dan pemahaman terhadap sesuatu hal. Jelas bahwa jika seseorang terganggu stabilitas emosinya akan berdampak kepada melemahnya semangat, menghambat atau mengganggu konsentrasi, terganggu penyesuaian sosial, merasa berada dalam situasi yang tidak nyaman. Penelitian ini berangkat dari hipotesis bahwa stabilitas emosional hakim wanita berpengaruh positif pada percepatan penyelesaian perkara di Pengadilan Agama Medan, kenapa hakim wanita yang menjadi target sampel peneliti? Hal itu dikarenakan menurut prediksi penliti, wanita lebih mempunyai kecenderungan besar untuk berada pada posisi emosi yang labil. Jika kondisi psikis mereka dihadapkan pada beban psikis yang berat, maka ketidak stabilan emosi yang sering terjadi. Anggapan sementara ini juga diperkuat dari

9 beberapa tulisan tentang kondisi emosi wanita. Beberapa hari sebelum kedatangan haid dan lazimnya tanda-tanda ini akan kekal beberapa hari saja ketika lagi haid, kemudian ia akan hilang dan orang yang berkaitan boleh berinteraksi secara biasa seperti semula. Tanda-tanda gangguan yang mungkin dialami termasuk hiba hati,sedih dan pilu, menjadi resah gelisah yang mana perasaan tertekan, emosi mudah berubah-ubah yaitu wanita bisa gelak ketawa pada satu ketika dan menjadi sedih hingga menangis pada ketika yang lain pula. Mereka tidak berminat dengan apa yang berlaku di sekeliling dan suka menyendiri. Mereka amat sensitive pada masa ini, mudah melenting,cepat marah dan terjebak dalam pelbagai konflik dengan orang lain (Bharian.com.my,2013). Ketertarikan peneliti pada topic ini, untuk menindaklanjuti penelitian tahun 2011 dengan judul pengembangan pola penataan stabilitas emosional anak wanita akibat dampak kekerasan orangtua. Pada penelitian deskriptif tersebut terbukti bahwa kekerasan orang tua berpengaruh positif kepada tingkah laku anak wanita. Dengan berbekal hasil tersebut peneliti tertarik untuk mengkaji kadar stabilitas pada wanita pada ruang lingkup yang lebih luas. Apakah semua wanita emosinya sering tidak stabil tanpa memperhatikan usia? Apakah harus ada tekanan dari luar yang menjadikan mereka labil atau kondisi? Dampak apa yang ditimbulkan jika wanita berada di posisi emosi yang tidak stabil. Keingintahuan tersebut dapat peneliti petakan dalam Tabel 2.1 Roadmap penelitian berikut: Tabel 2.1. Roadmap Penelitian NO Tahun 2011 Tahun Kadar reaksi emosional pada anak wanita cenderung labil dibandingkan laki-laki seusianya. Apakah stabilitas emosional hakim wanita berpengaruh positif pada percepatan penyelesaian perkara 2 Kadar reaksi emosional wanita menjai Faktor apakah yang menyebabkan

10 labil jika ada rangsangan negatif dari luar dirinya berpenagruhnya stabilitas emosional hakim wanita pada percepatan penyelesaian perkara di Pengadilan Agama Medan. 3 Wanita akan memberikan reaksi yang lamban jika berada pada posisi emosi yang tidak stabil. Langkah apakah yang harus dilakukan untuk penataan stabilitas emosional hakim wanita bagi percepatan penyelesaian perkara di Pengadilan Agama Medan Bagaimana program penataan stabilias emosional yangs sesuai untuk hakim wanita di lingkungan Pengadilan Agama Medan. Manfaat yang dapat diambil dengan lahirnya program penataan stabilitas emosional hakim wanita dalam upaya percepatan penyelesaian perkara di Pengadilan Agama Medan.

11 BAB 3. TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN Tujuan Penelitian 1. Untuk mengetahui pengaruh stabilitas emosioanl hakim wanita pada percepatan penyelesaian perkara di Pengadilan Agama Medan. 2. Untuk mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan berpengaruhnya stabilitas emosional hakim wanita pada percepatan penyelesaian perkara di Pengadilan Agama Medan. 3. Untuk menentukan langkah-langkah yang harus dilakukan dalam penataan stabilitas emosional hakim wanita bagi percepatan penyelesaian perkar adi Pengadilan Agama Medan. 4. Menentukan program penataan stabilitas emosional yang sesuai untuk hakim wanita di lingkungan Pengadilan Agama Medan.. 5. Untuk mengetahui manfaat yang dapat diambil dengan lahirnya program penataan stabilitas emosional hakim wanita dalam upaya percepatan penyelesaian perkara di Pengadilan Agama Medan.. Manfaat Penelitian 1. Mengetahui pengaruh stabilitas emosional hakim wanita pada percepatan penyelesaian perkara di Pengadilan Agama Medan. 2. Mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan berpengaruhnya stabilitas emosional hakim wanita pada percepatan penyelesaian perkara di Pengadilan Agama Medan. 3. Menentukan langkah-langkah yang harus dilakukan dalam penataan stabilitas emosional hakim wanita bagi percepatan penyelesaian perkara di Pengadilan Agama Medan. 4. Menentukan program penataan stabilitas emosional yang sesuai untuk hakim wanita di lingkungan Pengadilan Agama Medan.

12 5. Mengetahui manfaat yang dapat diambil dengan lahirnya programpenataan stabilitas emosional hakim wanita dalam upaya percepatan penyelesaian perkara di Pengadilan Agama Medan.

13 BAB 4. METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang penulis gunakan adalah deskriptif kuantitatif untuk tahun 1 dan tahun 2 metode pengembangan. Tahun 1 melakukan studi deskriptif berupa pengumpulan data awal lalu dilakukan uji regresi dan uji hipotesis, kemudian dikaji faktor serta langkah penataan stabilitas emosional. Tahun II ditemukan program pengembangan awal, prosedur pengembangan dan uji coba produk. Tahun 1 B. Variabel Penelitian 1. Variabel X yaitu stabilitas emosional hakim wanita. 2. Variabel Y yaitu percepatan penyelesaian perkara. C. Hipotesis Penelitian Stabilitas emosional hakim wanita berpengaruh positif terhadap percepatan penyelesaian perkara di Pengadilan Agama Medan. D. Populasi dan Sampel 1. Populasi Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh hakim wanita dalam wilayah Pengadilan Tinggi Agam Medan yang berjumlah 40 orang. 2. Sampel Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah sampel jenuh, karena semua anggota populasi digunakan sebagai sampel (Sugiyono, 2010 :68). Jadi sampel disini sebanyak 40 orang.

14 Total sampel : seluruh hakim wanita yang ada di Pengadilan Tinggi Agama dijadikan sampel untuk melihat pengaruh stabilitas emosional terhadap penyelesaian perkara. Proposif sampel, dimana seluruh hakim wanita yang ada di Pengadilan Agama Medan dijadikan sampel untuk melihat pengaruh ciri-ciri stabilitas nasional terhadap hakim wanita di Pengadilan Agama Medan. E. Teknik Pengumpulan Data 1. Kuesioner yang diberikan kepada seluruh hakim wanita di Pengadilan Agama Medan. 2. Wawancara dilakukan kepada Ketua Pengadilan Agama Medan dan Ketua Pengadilan Tinggi Agama Medan. 3. Studi dokumentasi / arsip : dengan mengumpulkan dan mempelajari dokumen tentang rekruitmen, tugas dan fungsi, wewenang hakim wanita di Pengadilan Agama Medan. 4. Studi literature : berkenaan tentang tugas dan fungsi hakim, bahan stabilitas emosional dan buku-buku penelitian (segala sesuatu yang berkenaan dengan variabel). F. Variabel Penelitian a. Variabel X dengan indikator : sedih, resah dan gelisah, tertekan, emosi mudah berubah, mudah marah, tersinggung dan putus asa. b. Variabel Y dengan indikator : cepat, mudah, memenuhi kaedah UU, menjunjung asas kebenaran, memenuhi asas keadilan dan biaya ringan. G. Uji Variabel Digunakan untuk pengujian validasi instrument dan menunjukkan tingkat kepercayaan alat ukur, yaitu menggunakn korelasi product moment dengan menggunakan rumus : n XY ( X)( Y) r xy = {n X² X ²}{n Y² Y ²} Keterangan : r xy = koefisien korelasi XY X = variabel stabilitas emosional hakim wanita

15 Y = variabel percepatan penyelesaian perkara n = jumlah simple H. Teknik Analisa Data Tahun 1 1. Adapun teknik yang digunakan dalam menganalisa data penelitian ini adalah teknik analisa data deskriptif kuantitatif yaitu : a. Untuk mengetahui tingkat perubahan antara variabel X terhadap variabel Y digunakan regresi linier sederhana dengan rumus : Ý = a + bx Dimana : a = X X2 X ( XY) n X 2 ( X)² dan b = n XY X ( Y) n X 2 ( X)² Keterangan : Y = variabel terikat a = nilai konstanta, di dapat dari rumus di atas b = nilai pembeda, di dapat dari rumus di atas X = nilai variabel bebas n = jumlah sample b. Selanjutnya untuk menganalisis hipotesis dalam penelitian ini digunakan rumus distribusi uji t yaitu : t = r n 2 1 r² (Sugiyono, 2007) Dimana apabila t hitung lebih besar atau sama dengan t tble pada taraf kepercayaan atau 95 % maka hipotesis diterima. 2. Adapun analisis data tahun 2 menggunakan analisis kualitatif.

16 Tahun 2 Metode Pengembangan Metode Penelitian pengembangan memuat 3 komponen utama yaitu : (1) Program (model) pengembangan, (2) Prosedur pengembangan, dan (3) Uji coba produk. Deskripsi dari masing-masing komponen adalah sebagai berikut : 1) Program (model) pengembangan Program pengembangan merupakan dasar untuk mengembangkan produk yang akan dihasilkan. Model pengembangan model procedural adalah model yang bersifat deskriptif, menunjukkan langkah-langkah yang harus diikuti untuk menghasilkan produk. Dalam model pengembangan, peneliti melakukan : pemaparan mengenai komponen-komponen dan kaitan antar komponen yang terlibat dalam pengembangan (Tim Puslitjaknov, 2008). 2) Prosedur pengembangan, dilakukan setelah dilakukan uji validitas, dan pemeriksaan pakar. 3) Uji coba produk, dilakukan dalam bentuk sosialisasi di Pengadilan Agama Medan.

17 Adapun Diagram Fishbone penelitian dapat dilihat pada gambar 1 berikut: Keraguan terhadap kemampuan wanita Wanita makhluk lemah Tidak ada pembekalan bimbingan psikologis gender dipertanyakan Jumlah hakim wanita masih kurang Melankolis Penataan hakim wanita kurang merata Menafikan azas kebenaran dan keadilan Biaya tak standar Resah dan gelisah sedih Mudah marah Tersinggung Kurang profesional Perkara tersendat Kurang lancar Putus asa tertekan Emosi mudah berubah Kuantitas dan kualitas penyelesaian perkara di PA oleh hakim wanita menurun Pembinaan calon hakim setelah rekrutmen Emosi yang fluktuatif Gambar 3.1. Fishbone Penelitian

18 Adapun indikator capaian penelitian yang diharapkan sebagai berikut : Tabel 3.1 Indikator Capaian No. Permasalahan Metode Analisis Capaian Output Tahun I 1. Apakah stabilitas emosional hakim wanita berpengaruh positif pada percepatan penyelesaian perkara di PA Medan. Deskriptif Kuantitatif dengan uji regresi dan uji hipotesis 2. Faktor apakah yang menyebabkan berpengaruhnya stabilitas emosional hakim wanita pada percepatan penyelesaian prakara di PA Medan 3. Langkah apakah yang harus dilakukan untuk penataan stabilitas emosional bagi percepatan penyelesaian perkara di PA Medan 4. Program penataan stabilitas emosional yang bagaimanakah yang sesuai untuk hak wanita di PA Medan 5. Manfaat apakah yang dapat diambil dengan lahirnya program penataan stabilitas emosional hakim wanita dalam upaya percepatan penyelesaian perkara di PA Medan 1. Uji hipotesis 2. Faktor yang mempengaruhi stabilitas emosional 3. Langkah penataan stabilitas emosional Tahun II Metode pengembangan kualitatif 1. Program pengembangan 2. Prosedur pengembangan 3. Uji coba produk Program penataan stabilitas emosional hakim wanita

19 BAB 5. HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Profil Pengadilan Agama Medan a. Visi Visi dari Pengadilan Agama Medan yaitu terwujudnya Pengadilan Agama Medan yang bersih dan bermanfaat menuju Badan Peradilan yang Agung dengan motto Melayani dengan hati dan hati-hati. b. Misi Misi dari Pengadilan Agama Medan terdiri dari : 1. Meningkatkan Profesionalisme Aparatur Pengadilan Agama Medan. 2. Meningkatkan Pelayanan Prima Yang Berkeadilan. 3. Meningkatkan Manajemen Pengadilan Agama Medan Yang Modern. 4. Meningkatkan Kredibilitas, Transparansi dan Akuntabilitas. c. Sejarah Pengadilan Agama Medan Bertitik tolak dari peratura Pemerintah No. 45 tahun 1957, maka setiap ada Pengadilan Negeri ada sebuah Pengadilan Agama / Mahkamah Syari ah yang daerah hukumnya sama dengan daerah hukum Pengadilan Negeri tersebut. Sebagai pelaksanaan dari Peraturan Pemerintah ini keluarlah penetapan Menteri Agama No. 58 Tahun 1957 yang isinya antarar lain pembentukan 11 Pengadilan Agama / Mahkamah Syari ah di Sumatera Utara dan satu Pengadilan Tinggi Agama / Mahkamah Syari ah Provinsi di Medan. Namun pada awal-awalnya Pengadilan Agama Meda belum memiliki kantor sendiri, barulah pada tanggal 10 Juli 1978 Pengadilan Agama Kelas IA Medan dibentuk berdasarkan Surat

20 Penatapan Menteri Agama Nomor : 58 tahun Gedung Pengadilan Agama Kelas IA Medan yang lama terletak dijalan Turi No. 18-A Medan, lebih dari 28 tahun dibangun berdasarkan DIPA Departemen Agama Tahun Anggaran 1977/1978, dan diresmikan pemakaiannya pada tanggal 10 juli 1978 oleh bapak H. Ichtijanto, S.A., S.H. Direktur Pembinaan Badan Peradilan Agama RI, mengingat tanah yang dikelilingi rumah/pemukiman penduduk, maka lama tidak dapat dikembangkan sesuai standart Pengadilan Agama Kelas IA yang ada di Sumatera Utara. Sejalan dengan perkembangan Kota Medan disegala bidang keadaan gedung kantor Pengadilan Agama Medan tidak kondusif lagi, maka melalui DIPA tahun 2005 dibangun gedung Kantor Pengadilan Agama Medan berlantai II dijalan Protokol Sisingamangaraja Km. 8.8 No.198, Telp (061) , Kelurahan Timbang Deli, Kecamatan Medan Amplas, Kota Medan. Dibangun diatas tanah seluas M 2 dengan sumber dana yang berasal dari APBN tahun 2004, sedangkan luas Bangunan saat ini seluas 870 M 2, diperoleh melalui DIPA Pengadilan Tinggi Agama Medan Tahun 2005 dan diresmikan penggunaannya pada hari senin, tanggal 10 Juli 2006, oleh ketua Mahkamah Agung Republik Indonesia Bapak Prof. Dr. H. Bagir Manan, S.H.,M.CL. ( Pada tahun 2007 Pengadilan Agama Kelas IA Medan mendpat perluasan gedung kantor seluas 60 M 2 dengan pelaksanaan pekerjaannya dilakukan 2 tahap, Tahap pekerjaan I volume pekerjaan telah dilaksanakan 100% pada tahun 2007, melalui DIPA Pengadilan Agama Kelas IA Medan tahun 2007, dan pekerjaan tahap ke II dilaksanakan pada tahun 2008 melalui DIPA Pengadilan Agama Kelas IA Medan tahun Adapun nama-nama Ketua yang pernah menjadi Pimpinan di Pengadilan Agama Medan, yaitu : 1. Hamzah nasution ( ) 2. Drs. Matardi E, SH. ( )

21 3. Amiruddin Ibrahim, BA ( ) 4. Drs. A. Ri fat Yusuf ( ) 5. Drs. H. Amran Suadi, SH., M.Hum ( ) 6. Drs. H. Syahron Nasution, SH., MH ( ) 7. Drs. H. Habibuddin, SH., MH ( ) 8. Drs. H. Jamilus, SH.,MH (2006) 9. Drs. H. Pahlawan Harahap, SH., MA. ( ) 10. Drs. H. Muh. Arief Musi, SH ( ) 11. Drs. H. Mohd. Nor Huldrien, SH., MH (2011- sekarang) Dari tahun ke tahun keadaan perkara di Pengadilan Agama Medan terus mengalami pengingkatan dengan berbagai jenis perkara. Namun yang paling mendominasi adalah tetap kasus perceraian kenaikan tersebut tergambar sebagai berikut : Tahun 2007 = 1214 Perkara. Tahun 2008 = 1492 Perkara. Tahun 2009 = 1772 Perkara Tahun 2010 = 2061 Perkara Tahun 2011 = 2101 Perkara. Pengadilan Agama Kelas IA Medan adalah satu-satunya Pengadilan Agama Kelas IA di Wilayah hukum Pengadilan Tinggi Agama Sumatera Utara, dengan luas wilayah M 2 terdiri dari 21 Kecamatan dengan jumlah penduduk jiwa dengan rincian : Muslim jiwa, Non Muslim jiwa, sperti terlihat pada table 5.1 berikut :

22 Tabel 5.1. wilayah kerja Pengadilan Agama MEDAN TUNTUNGAN MEDAN JOHOR MEDAN AMPLAS Kelurahan : Kelurahan : Kelurahan : No. Nama Kelurahan No Nama Kelurahan No Nama Kelurahan 1. NAMO GAJAH 1. GEDUNG JOHOR 1. AMPLAS 2. SIMPANG SELAYANG 2. PANGKALAN MASYHUR 2. SITI REJO II 3. MANGGA 3. KWALA BEKALA 3. SITI REJO II 4. SIDOMULYO 4. TITI KUNING 4. TIMBANG DELI 5. LAU CIH 5. SUKA MAJU 5. HARJOSARI I 6. TANJUNG SELAMAT 6. KEDAI DURIAN 6. HARJOSARI II 7. LADANG BAMBU 7. BANGUN MULIA 8. KEMENANGAN TANI 9. SIMALINGKAR B MEDAN DENAI MEDAN AREA MEDAN KOTA Kelurahan : Kelurahan : Kelurahan : No. Nama Kelurahan No Nama Kelurahan No Nama Kelurahan 1. TEGAL SARI 1. KOTA MATSUM I 1. PASAR BARU MANDALA I 2. TEGAL SARI 2. KOTA MATSUM II 2. PUSAT PASAR MANDALA II 3. TEGAL SARI 3. KOTA MATSUM IV 3. SEI RENGAS I MANDALA III 4. DENAI 4. TEGAL SARI I 4. MESJID 5. BINJAI 5. TEGAL SARI II 5. PANDAU HULU I 6. MEDAN TENGGARA 6. TEGAL SARI III 6. KOTA MATSUM II 7. PANDAU HULU II 7. PASAR MERAH BARAT 8 SEI RENGAS II 8. TELADAN TIMUR

23 9 SEI RENGAS 9. TELADAN BARAT PERMATA 10. PASAR MERAH 10. SITI REJO I TIMUR 11. SUKARAMAI I 11. SUDI REJO I 12 SUKARAMAI II 12. SUDI REJO II MEDAN MAIMUN MEDAN POLONIA MEDAN BARU Kelurahan : Kelurahan : Kelurahan : No. Nama Kelurahan No Nama Kelurahan No Nama Kelurahan 1. SUKA RAJA 1. ANGGRUNG 1. PETISAH BARU 2. AUR 2. MADRAS HULU 2. BABURA 3. JATI 3. SUKA DAMAI 3. MERDEKA 4. HAMDAN 4. POLONIA 4. DARAT 5. SEI MATI 5. SARI REJO 6. KAMPUNG BARU MEDAN SELAYANG MEDAN SUNGGAL MEDAN HELVETIA Kelurahan : Kelurahan : Kelurahan : No. Nama Kelurahan No Nama Kelurahan No Nama Kelurahan 1. BERINGIN 1. KAMPUNG LALANG 1. CINTA DAMAI 2. ASAM KUMBANG 2. TANJUNG REJO 2. DWIKORA 3. TANJUNG SARI 3. SEI SIKAMBING B 3. HELVETIA 4. P.BULAN SELAYANG 4. SIMPANG TANJUNG 4. SEI SIKAMBING C I 5. P.BULAN SELAYANG 5. SUNGGAL 5. HELVETIA TIMUR II 6. SEMPAKATA 6. BABURA SUNGGAL 6. HELVETIA TENGAH 7. TANJUNG GUSTA

24 MEDAN PETISAH MEDAN BARAT MEDAN TIMUR Kelurahan : Kelurahan : Kelurahan : No. Nama Kelurahan No Nama Kelurahan No Nama Kelurahan 1. SEKIP 1. GLUGUR KOTA 1. GANG BUNTU 2. PETISAH TENGAH 2. KARANG 2. PERINTIS BEROMBAK 3. SEI SIKAMBING D 3. PULO BRAYAN KOTA 3. P.BRAYAN BENGKEL 4. SEI PUTIH BARAT 4. SEI AGUL 4. P.BRAYAN DARAT I 5. SEI PUTIH TENGAH 5. SILALAS 5. P.BRAYAN DARAT II 6. SEI PUTIH TIMUR I 6. KESAWAN 6. GLUGUR DARAT I 7. SEI PUTIH TIMUR II 7. GLUGUR DARAT II 8. SIDODADI 9. P.B.BENGKEL BARU 10. DURIAN 11. GAHARU MEDANPERJUANGAN MEDAN TEMBUNG MEDAN DELI Kelurahan : Kelurahan : Kelurahan : No. Nama Kelurahan No Nama Kelurahan No Nama Kelurahan 1. TEGAL REJO 1. TEMBUNG 1. MABAR 2. SIDORAME BARAT I 2. BANDAR SELAMAT 2. MABAR HILIR 3. SIDORAME BARAT II 3. INDRA KASIH 3. TITI PAPAN 4. SIDORAME TIMUR 4. SIDOREJO 4. TANJUNG MULIA 5. SEI KERA HILIR I 5. SIDOREJO HILIR 5. TJ. MULIA HILIR 6. SEI KERA HILIR II 6. BANTAN 6. KOTA BANGUN 7. SEI KERA HULU 7. BANTAN TIMUR

25 8. PAHLAWAN 9. PANDAU HILIR MEDAN LABUHAN MEDAN MARELAN MEDAN BELAWAN Kelurahan : Kelurahan : Kelurahan : No. Nama Kelurahan No Nama Kelurahan No Nama Kelurahan 1. PEKAN LABUHAN 1. LABUHAN DELI 1. BAGAN DELI DELI 2. SEI MATI 2. RENGAS PULAU 2. BELAWAN I 3. BESAR 3. TERJUN 3. BELAWAN II 4. MARTUBUNG 4. TANAH ENAM 4. BELAWAN BAHARI RATUS 5. LABUHAN DELI 5. BELAWAN BAHAGIA 6. BELAWAN SICANANG 2. Perumusan Model Ciri-ciri stabilitas emosional yang ada pada seorang hakim wanita adalah : 1. Rileks. 2. Santai. 3. Tidak menunjukkan kemarahan 4. Mengatasi masalah dengan baik 5. Pendiam 6. Selalu menyenangkan 7. Dapat mengatasi stress 8. Mengelola orang menjadi lebih baik 3. Hasil Angket Hasil angket yang didistribusikan kepada hakim Pengadilan Tinggi Agama Medan dapat dilihat pada table 5.2 di bawah ini :

26 Tabel 5.2. Persentase hasil angket No. DESKRIPSI PERSENTASE SMD MD KMD TMD 1 (-) Saya suka stress menghadapi kerja yang baru 2 (-) Saya sangat sulit menata perasaan yang galau 3 (-) Saya akan menunjukkan ketidak sukaan pada pribadi orang lain 4 (+) Saya sangat ambisius untuk menyelesaikan pekerjaan 5 (-) Saya bekerja untuk dipuji pimpinan (+) Saya mempunyai target dalam bekerja (+) Saya selalu menginginkan kepuasan klien 8 (+) Saya tidak mencampur adukkan kerja dengan situasi hati 9 (+) Saya tidak membawa persoalan rumah tangga ke dalam pekerjaan 10 (+) Saya berusaha agar orang lain tidak tahu masalah saya 11 (+) Saya bersifat intrapersonal yang baik (-) Saya tidak mau menyelesaikan pekerjaan jika hati saya mengatakan tidak 13 (-) Saya tidak akan mengkomunikasikan seberat apapun masalah ke orang lain 14 (+) Saya lebih memilih diam daripada protes pada atasan 15 (-) Saya berusaha menyenangkan orang lain dibandingkan menegakkan keadilan 16 (-) Saya lebih condong melakukan pekerjaan yang disukai 17 (+) Saya selalu tersenyum dalam keadaan tertekan sekalipun 18 (-) Saya suka mengulur-ngulur waktu dalam bekerja 19 (-) Saya kesulitan untuk tidak memakai orang yang tidak menyenangkan

27 20 (-) Saya ingin dikenal sebagai hakim yang baik (+) Saya sangat ingin dikenal sebagai hakim yang adil (-) Saya menginginkan waktu istirahat ketika mood tidak bagus 23 (-) Saya suka memilih-milih pekerjaan (+) Saya tidak akan terbebani dengan sikap negative orang lain kepada saya 25 (+) Saya selalu mencairkan setiap ada konflik 26 (+) Saya akan menyadarkan pimpinan yang arogan 27 (+) Saya hanaya akan bekerja sama dengan orag yang satu pemikiran 28 (-) Saya membutuhkan orang lain untuk curahan hati 29 (+) Saya selalu mengajak orang untuk bertanggung jawab Pengaruh stabilitas emosional hakim wanita pada percepatan penyelesaian perkara di Pengadilan Agama Medan a. Pengaruh Rilek terhadap stabilitas emosional Pengaruh rileks terhadap stabilitas emosional dapat dilihat pada Tabel 5.3 berikut ini : Tabel 5.3 pengaruh rileks terhadap stabilitas emosional Pertanyaan Persentase SMD MD KMD TMD Jumlah

28 Rata-rata Berdasarkan pengolahan data yang dilakukan terhadap angket yang diberikan kepada hakim wanita di Pengadilan Agama Medan maka sekitar diperoleh 69% dan 18% memilih adanya pengaruh yang kuat antara rileks dan stabilitas emosionalyang ditunjukkan dengan Sangat Menggambarkan Diri (SMD) dan Menggambarkan Diri (MD). b. Pengaruh Santai terhadap stabilitas Emosional Pengaruh santai terhadap stabilitas emosional dapat dilihat pada Tabel 5.4 berikut ini : Tabel 5.4 Hubungan santai terhadap stabilitas emosional Pertanyaan Persentase SMD MD KMD TMD Jumlah Rata-rata Berdasarkan table di atas dapat digambarkan bahwa lebih dari 68% dan 18% responden memilih SMD dan MD. Hal ini menunjukkan bahwa santai berpengaruh erat dengan stabilitas emosional. c. Pengaruh tidak menunjukkan kemarahan terhadap stabilitas emosional Pengaruh tidak menunjukkan kemarahan terhadap stabilitas emosional dapat dilihat pada tabel 5.5 berikut ini : Tabel 5.5 penagruh tidak menunjukkan kemarahan terhadap stabilitas emosional

29 Pertanyaan Persentase SMD MD KMD TMD Jumlah Rata-rata Berdasarkan dari tabel 5.5 di atas diketahui nilai rata-rata pengaruh tidak menunjukkan kemarahan terhadap stabilitas emosional menunjukkan bahwa sekitar 60 % responden memilih SMD, lebih 17 % memilih MD dan sisanya memilih KMD dan TMD sebanyak 12.5% dan 10%. d. Pengaruh Mengatasi masalah dengan baik terhadap stabilitas emosional Pengaruh mengatasi masalah dnegan baik terhadap stabilitas emosional dapat dilihat pada tabel 5.6 berikut ini : Tabel 5.6 Pengaruh mengatasi masalah dengan baik terhadap stablitas emosional Pertanyaan Persentase SMD MD KMD TMD

30 Jumlah Rata-rata Berdasarkan dari tabel di atas tentang penagruh Mengatasi Masalah terhadap stabilitas Emosional menunjukkan bahwa lebih dari 55% responden memilih SMD, 14% responden lebih memilih MD dan sisanya memlih KMD dan TMD sebanyak 14.2% dan 15.8%. e. Pengaruh pendiam terhadap stabilitas emosional Pengaruh pendiam terhadap stabilitas emosional dapat dilihat pada tabel 5.7 di bawah ini : Tabel 5.7 Pengaruh pendiam terhadap stabilitas emosional Pertanyaan Persentase SMD MD KMD TMD Jumlah Rata-rata Berdasarkan tabel diatas dapat digambarkan bahwa lebih dari 68% dan 21% responden memilih SMD dan MD. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh erat antara pendiam dengan stabilitas emosional. f. Pengaruh selalu menyenangkan terhadap stabilitas emosional Pengaruh selalu menyenangkan terhadap stabilitas emosional dapat dilihat pada tabel 5.8 berikut ini :

31 Tabel 5.8 pengaruh selalu menyenangkan terhadap stabilitas emosional Pertanyaan Persentase SMD MD KMD TMD Jumlah Rata-rata Berdasarkan dari tabel di atas digambarkan bahwa nilai rata-rata pengaruh selalu menyenangkan terhadap stabilitas emosional menunjukkan bahwa sekitar 56 % responden memilih SMD, 20% memilih MD dan sisanya memilih KMD dan TMD sebanyak 18 % dan 6%. g. Pengaruh dapat mengatasi stress terhadap stabilitas emosional Pengaruh dapat mengatsi stress terhadap stabilitas emosional dapat dilihat pada tabel 5.9 berikut ini: Tabel 5.9 pengaruh dapat mengatasi stress terhadap stabilitas emosional Pertanyaan Persentase SMD MD KMD TMD

32 Jumlah Rata-rata h. Pengaruh mengelola orang menjadi lebih baik terhadap stabilitas emosional Pengaruh mengelola orang menjadi lebih baik terhadap stabilitas emosional dapat dilihat pada tabel 5.10 berikut ini : Tabel 5.10 pengaruh mengelola orang menjadi lebih baik terhadap stabilitas emosional Pertanyaan Persentase SMD MD KMD TMD Jumlah Rata-rata Berdasarkan tabel pengaruh mengelola orang menjadi lebih baik terhadap stabilitas emosional di atas dapat digambarkan bahwa lebih dari 66% dan 20% responden memilih SMD dan MD dan sisanya memilih KMD dan TMD sebanyak lebh dari 10% dan 2%.

33 5. Nama Hakim Pengadilan Tinggi Agama Medan Tabel 5.11 Nama Hakim PT Agama Medan No Nama Hakim Jabatan 1. Drs. H. Soufyan M. Saleh, S.H.,M.M Ketua mejelis Ketua PT A 2. Drs. H. Syahron Nasution Ketua Majelis 3. Drs. H.M. Syazili Makhir, M.H Ketua Majelis 4. Drs. H. Lumban Hutabarat, S.H., M.H Ketua Majelis 5. Drs. H. Sudirman Cik Ani, S.H Ketua Majelis 6. Drs. H. Syamsuddin Harahap Ketua Majelis 7. H. Yazid Bustami Dalimunte, S.H Ketua Majelis 8. Drs. H. Pahlawan Harahap, S.H.,M.A Ketua Majelis 9. Drs. H. Muzammil Ali, S.H Ketua Majelis 10. Drs. Tariman, S.H Ketua Majelis 11. Drs. H. Irsan Mukhtar Nasution Hakim Anggota 12. Drs. H. Armia Jalil, S.H., M.H Hakim Anggota 13. Hj. Enita F, S.H Hakim Anggota 14. Drs. Busra, S.H., M.H Hakim Anggota 15. Drs. H. Yusuf Buchori, S.H., M.Si Hakim Anggota 16. Drs. Jasiruddin, S.H., M.Si Hakim Anggota 17. Drs. H. Aridi, S.H., M.Si Hakim Anggota 18. Drs. H. Zulkifli Yus, M.H Hakim Anggota 19. Drs. Idham Khalid, S.H Hakim Anggota

34 BAB 6. RENCANA TAHAPAN BERIKUTNYA 1. Menganalisis angket 2. Merancang desain model penataan stabilitas emosional hakim wanita bagi percepatan penyelesaian perkara 3. Melakukan wawancara dengan hakim wanita di Pengadilan Agama Medan bagi penguatan hasil angket 4. Membuat draft jurnal yang ber-issn.

35 BAB 7. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan 1. Hasil angket menggambarkan bahwa sebagian besar responden menggambarkan diri dari beberapa pertanyaan yang diberikan. 2. Perlu adanya model penataan stabilitas emosional hakim wanita. B. Saran Perlu koordinasi intensif antara Pengadilan Tinggi Agama dan Pengadilan Agama Kota Medan.

36 DAFTAR PUSTAKA Afiatin, T dan Martaniah, S. M Peningkatan Kepercayaan Diri Remaja Melalui Konseling Kelompok, Laporan Penelitian. Tidak Diterbitkan Yogyakarta : Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada. Ashari (2013). Apakah Wanita Boleh Menjadi Hakim? diakses pada tanggal 15 Maret 2013, pukul Bharian.com.my. (2013), Ganguan Prahaid Jejas Emosi Wanita Hurlock, Elizabeth (1980). Psikologi Perkembangan, Jakarta : Erlangga. Goleman, Daniel (2000). Emotional Intelligence, Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama. Muhammad, Abdulkadir. (2004). Hukum dan Penelitian Hukum, Bandung : PT Citra Aditya Bakti. Megawangi, Ratna (1999). Membiarkan Berbeda : Sudut Pandang Baru tentang Relasi Gender, Bandung : Mirzan. Mustafa, Hasan, (2000), Teknik Sampling,_unpar.ac.id/hasan/SAMPLING diakses pada tanggal 16 Agustus 2012, pkl Yahya, M (2009). Kedudukan kewenangan dan acara Peradilan Agama, UU No. 7 Tahun 198. Jakarta : Sinar Grafika. SOP Penyelesaian Perkara (2013), mid=147 diakses pada tanggal 24 Maret Sugiyono (2010). Metode penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D. Bandung : Alfabeta. (2010). Statistik untuk Penelitian, Bandung : Alfabeta. Yusuf Syamsu (2005). Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Bandung : Remaja Rosdakarya.

37 Tim Puslitjaknov. (2008) mbelajaran_n.pdf, diakses pada tanggal 10 Maret 2013.

Daftar Nama Kecamatan dan Kelurahan di Kota Medan

Daftar Nama Kecamatan dan Kelurahan di Kota Medan Daftar Nama Kecamatan dan Kelurahan di Kota Medan 1. Kecamatan Medan Amplas : Kelurahan/Desa Harjosari I Kelurahan/Desa Harjosari II Kelurahan/Desa Timbang Deli Kelurahan/Desa Bangun Mulia Kelurahan/Desa

Lebih terperinci

Lampiran I Skematik Proses Perijinan. Universitas Sumatera Utara

Lampiran I Skematik Proses Perijinan. Universitas Sumatera Utara 61 Lampiran I Skematik Proses Perijinan 62 1. SISTEM PENGAGENDAAN PADA BUKU IJIN LAMPIRAN II KEPUTUSAN KEPALA BADAN PELAYANAN PERIJINAN TERPADU KOTA MEDAN TANGGAL : 25 JANUARI 2010 No. Urut Tanggal Diterbitkan

Lebih terperinci

SALINAN KEPUTUSAN WALIKOTA MEDAN NOMOR : 482 / 091.K /

SALINAN KEPUTUSAN WALIKOTA MEDAN NOMOR : 482 / 091.K / SALINAN KEPUTUSAN WALIKOTA NOMOR : 482 / 091.K / 2012.- TENTANG PENUNJUKAN PEJABAT PENGELOLA INFORMASI DAN DOKUMENTASI (PPID) PEMERINTAH KOTA WALIKOTA, Menimbang : a. bahwa kebutuhan terhadap informasi

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 1973 TENTANG PERLUASAN DAERAH KOTAMADYA MEDAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 1973 TENTANG PERLUASAN DAERAH KOTAMADYA MEDAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 1973 TENTANG PERLUASAN DAERAH KOTAMADYA MEDAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa berhubung dengan perkembangan di Daerah Propinsi Sumatera

Lebih terperinci

PERSEBARAN PERMUKIMAN KUMUH DI KOTA MEDAN. Mbina Pinem 1. Abstrak

PERSEBARAN PERMUKIMAN KUMUH DI KOTA MEDAN. Mbina Pinem 1. Abstrak PERSEBARAN PERMUKIMAN KUMUH DI KOTA MEDAN Mbina Pinem 1 Abstrak Permukiman kumuh sampai sekarang masih merupakan permasalahan penting bagi kota-kota di Indonesia, karena jumlah dan luasnya semakin meningkat.penelitian

Lebih terperinci

KEPUTUSAN KETUA PENGADILAN NEGERI MEDAN KELAS IA KHUSUS Nomor: W2-U1/ 7430a /HK.02/IV/2017

KEPUTUSAN KETUA PENGADILAN NEGERI MEDAN KELAS IA KHUSUS Nomor: W2-U1/ 7430a /HK.02/IV/2017 KEPUTUSAN KETUA PENGADILAN NEGERI MEDAN KELAS IA KHUSUS Nomor W2-U1/ 7430a /HK.02/IV/2017 Tentang Penetapan dan Panjar Biaya Proses Penyelesaian Perkara Perdata Pada Pengadilan Negeri Medan Kelas I-A Khusus

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK LOKASI PKLM A. SEJARAH SINGKAT KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA

BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK LOKASI PKLM A. SEJARAH SINGKAT KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK LOKASI PKLM A. SEJARAH SINGKAT KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA MEDAN TIMUR Berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 132/KMK.01/2006 tentang Organisasi dan

Lebih terperinci

LEMBAR PERSETUJUAN UNTUK MELAKUKAN WAWANCARA

LEMBAR PERSETUJUAN UNTUK MELAKUKAN WAWANCARA LAMPIRAN 1 LEMBAR PERSETUJUAN UNTUK MELAKUKAN WAWANCARA NAMA : UMUR : JENIS KELAMIN : PEKERJAAN : TINGKAT PENDIDIKAN : AGAMA : HUBUNGAN DENGAN PENDERITA : Dengan menyatakan kesediaan untuk melakukan wawancara

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KOTA MEDAN NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG RENCANA DETAIL TATA RUANG DAN PERATURAN ZONASI KOTA MEDAN TAHUN

PERATURAN DAERAH KOTA MEDAN NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG RENCANA DETAIL TATA RUANG DAN PERATURAN ZONASI KOTA MEDAN TAHUN 1 PERATURAN DAERAH KOTA MEDAN NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG RENCANA DETAIL TATA RUANG DAN PERATURAN ZONASI KOTA MEDAN TAHUN 2015-2035 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MEDAN, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

Presiden Republik Indonesia,

Presiden Republik Indonesia, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 50 TAHUN 1991 TENTANG PEMBENTUKAN KECAMATAN BRASTAGI MARDINDING DI WILAYAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II KARO, KECAMATAN PEMATANG BANDAR, HUTABAYU RAJA DAN UJUNG

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. nasional. Dalam undang-undang Kesehatan No. UU Nomor 36 Tahun 2009

BAB 1 PENDAHULUAN. nasional. Dalam undang-undang Kesehatan No. UU Nomor 36 Tahun 2009 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan kesehatan merupakan bagian integral dari pembangunan nasional. Dalam undang-undang Kesehatan No. UU Nomor 36 Tahun 2009 menyatakan bahwa pembangunan kesehatan

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA Teks tidak dalam format asli. Kembali: tekan backspace LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 67, 1991 (KABUPATEN/DATI II. PEMERINTAH DAERAH. SUMATERA UTARA. Karo. ) PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan yang optimal bagi masyarakat diselenggarakan upaya kesehatan dengan

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan yang optimal bagi masyarakat diselenggarakan upaya kesehatan dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan yang optimal bagi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diperhatikan oleh Pemerintah. Kesehatan juga merupakan salah satu indikator penting

BAB I PENDAHULUAN. diperhatikan oleh Pemerintah. Kesehatan juga merupakan salah satu indikator penting BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Kesehatan merupakan hak asasi manusia yang harus dilindungi dan diperhatikan oleh Pemerintah. Kesehatan juga merupakan salah satu indikator penting dalam menentukan

Lebih terperinci

Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN A. KEBIJAKAN UMUM PERADILAN. Laporan Tahunan Pengadilan Agama Kotabumi

Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN A. KEBIJAKAN UMUM PERADILAN. Laporan Tahunan Pengadilan Agama Kotabumi Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN A. KEBIJAKAN UMUM PERADILAN Pengadilan Agama Kotabumi dalam melaksanakan tugas dan wewenang selalu berupaya mewujudkan peningkatan kinerja terutama dalam memberikan pelayanan

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM KANTOR PELAYANAN PAJAK (KPP) PRATAMA MEDAN TIMUR. A. Sejarah Singkat Berdirinya Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Medan

BAB II GAMBARAN UMUM KANTOR PELAYANAN PAJAK (KPP) PRATAMA MEDAN TIMUR. A. Sejarah Singkat Berdirinya Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Medan BAB II GAMBARAN UMUM KANTOR PELAYANAN PAJAK (KPP) PRATAMA MEDAN TIMUR A. Sejarah Singkat Berdirinya Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Medan Timur Kantor Pelayanan Pajak dimulai pada masa penjajahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Laporan Kinerja Pengadilan Agama Banyuwangi Tahun 2016 Halaman 1

BAB I PENDAHULUAN. Laporan Kinerja Pengadilan Agama Banyuwangi Tahun 2016 Halaman 1 BAB I PENDAHULUAN Berdasarkan pasal 24 ayat (2) Undang-Undang Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang telah diamandemen dikatakan bahwa Kekuasaan kehakiman dilakukan oleh sebuah Mahkamah Agung dan badan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat di dunia, terutama di negara-negara berkembang termasuk Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat di dunia, terutama di negara-negara berkembang termasuk Indonesia. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tuberkulosis (TB) sampai saat ini masih menjadi masalah kesehatan masyarakat di dunia, terutama di negara-negara berkembang termasuk Indonesia. Penyakit ini merupakan

Lebih terperinci

Tingkat pertumbuhan sekitar 1,48% per tahun dan tingkat kelahiran atau Total

Tingkat pertumbuhan sekitar 1,48% per tahun dan tingkat kelahiran atau Total BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Situasi dan kondisi Indonesia dalam bidang kependudukan, kualitasnya saat ini masih sangat memprihatinkan. Hal ini merupakan suatu fenomena yang memerlukan perhatian

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM KANTOR PELAYANAN PAJAK (KPP) PRATAMA MEDAN TIMUR. A. Sejarah Singkat Kantor Pelayanan Pajak( KPP) Pratama Medan Timur

BAB II GAMBARAN UMUM KANTOR PELAYANAN PAJAK (KPP) PRATAMA MEDAN TIMUR. A. Sejarah Singkat Kantor Pelayanan Pajak( KPP) Pratama Medan Timur BAB II GAMBARAN UMUM KANTOR PELAYANAN PAJAK (KPP) PRATAMA MEDAN TIMUR A. Sejarah Singkat Kantor Pelayanan Pajak( KPP) Pratama Medan Timur Kantor Pelayanan Pajak dimulai pada masa penjajahan Belanda, Kantor

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK LOKASI PRAKTIK KERJA LAPANGAN MANDIRI (PKLM) 2.1. Sejarah Singkat Berdirinya Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama

BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK LOKASI PRAKTIK KERJA LAPANGAN MANDIRI (PKLM) 2.1. Sejarah Singkat Berdirinya Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK LOKASI PRAKTIK KERJA LAPANGAN MANDIRI (PKLM) 2.1. Sejarah Singkat Berdirinya Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Medan Timur Kantor Pelayanan Pajak dimulai pada masa penjajahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia Tahun 1945 yang telah diamandemen dinyatakan bahwa Kekuasaan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia Tahun 1945 yang telah diamandemen dinyatakan bahwa Kekuasaan BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Berdasarkan Pasal 24 ayat (2) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang telah diamandemen dinyatakan bahwa Kekuasaan kehakiman dilakukan oleh sebuah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan Pasal 24 ayat (2) Undang-Undang Dasar Negara Republik

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan Pasal 24 ayat (2) Undang-Undang Dasar Negara Republik BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Berdasarkan Pasal 24 ayat (2) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang telah diamandemen dinyatakan bahwa Kekuasaan kehakiman dilakukan oleh sebuah

Lebih terperinci

RIVIU DOKUMEN RENCANA STRATEGIS PENGADILAN AGAMA LAMONGAN

RIVIU DOKUMEN RENCANA STRATEGIS PENGADILAN AGAMA LAMONGAN PENGADILAN AGAMA LAMONGAN RIVIU DOKUMEN RENCANA STRATEGIS PENGADILAN AGAMA LAMONGAN TAHUN 2010-2014 KATA PENGANTAR Sehubungan dengan usaha penguatan akuntabilitas kinerja sebagaimana diatur dalam Intruksi

Lebih terperinci

Descriptive Statistics. Kasus DBD Tests of Normality Kolmogorov-Smirnov a

Descriptive Statistics. Kasus DBD Tests of Normality Kolmogorov-Smirnov a Lampiran 3. STATISTIK DATA 1. Hubungan Frekuensi Pemberantasan Sarang Nyamuk dengan kejadian DBD di Tingkat Puskesmas di Kota Medan Tahun 2012 Descriptive Statistics N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, Departemen Kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, Departemen Kesehatan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, Departemen Kesehatan pada periode 2005-2009 memprioritaskan pelayanan kesehatan ibu dan anak sebagai urutan pertama

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PRAKTIK KERJA LAPANGAN MANDIRI. A. Sejarah Singkat Berdirinya Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Medan

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PRAKTIK KERJA LAPANGAN MANDIRI. A. Sejarah Singkat Berdirinya Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Medan BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PRAKTIK KERJA LAPANGAN MANDIRI A. Sejarah Singkat Berdirinya Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Medan Timur Kantor Pelayanan Pajak dimulai pada masa penjajahan Belanda, Kantor

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK PRAKTEK KERJA LAPANGAN MANDIRI. A. Sejarah Singkat Berdirinya Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Medan

BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK PRAKTEK KERJA LAPANGAN MANDIRI. A. Sejarah Singkat Berdirinya Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Medan BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK PRAKTEK KERJA LAPANGAN MANDIRI A. Sejarah Singkat Berdirinya Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Medan Timur. Kantor Pelayanan Pajak dimulai pada masa penjajahan Belanda, Kantor

Lebih terperinci

Assalamu alaikum Wr. Wb

Assalamu alaikum Wr. Wb Assalamu alaikum Wr. Wb Dengan rahmat, dan puji syukur ke hadirat Allah SWT, dan berkat izin-nya sesuai dengan visi dan misi Mahkamah Agung RI. pada umumnya dan khususnya visi dan misi Pengadilan Agama

Lebih terperinci

BAB II PROFIL PENGADILAN NEGERI MEDAN

BAB II PROFIL PENGADILAN NEGERI MEDAN BAB II PROFIL PENGADILAN NEGERI MEDAN A. Sejarah Singkat Pengadilan Negeri Medan Kantor Pengadilan Negeri Medan adalah berada dibawah naungan Direktorat Jenderal Pengadilan. Pengadilan Negeri Medan didirikan

Lebih terperinci

Medan, 13 Oktober 2010 Kepada: Yth. Ketua Pengadilan Agama Medan di-medan

Medan, 13 Oktober 2010 Kepada: Yth. Ketua Pengadilan Agama Medan di-medan Lampiran 1 Permohonan Isbat Nikah: Medan, 13 Oktober 2010 Kepada: Yth. Ketua Pengadilan Agama Medan di-medan Assalamu'alaikum wr. wb. Saya yang bertanda tangan di bawah ini: Nama Mariani Binti Sontowiryo,

Lebih terperinci

FOTO DOKUMENTASI PDAM TIRTANADI SUNGGAL BENDUNGAN SUNGAI BELAWAN. RAW WATER TANK (Bak Pengendap) BANGUNAN INTAKE. RAW WATER PUMP ( Pompa Air)

FOTO DOKUMENTASI PDAM TIRTANADI SUNGGAL BENDUNGAN SUNGAI BELAWAN. RAW WATER TANK (Bak Pengendap) BANGUNAN INTAKE. RAW WATER PUMP ( Pompa Air) FOTO DOKUMENTASI PDAM TIRTANADI SUNGGAL BENDUNGAN SUNGAI BELAWAN BANGUNAN INTAKE RAW WATER TANK (Bak Pengendap) RAW WATER PUMP ( Pompa Air) BANGUNAN CLEARATOR FILTER FINISH WATER PUMP (Pompa Distribusi)

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. 2.1.Sejarah Dan Gambaran Umum Kota Medan. Pada zaman dahulu kota Medan ini dikenal dengan nama Tanah Deli dan

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. 2.1.Sejarah Dan Gambaran Umum Kota Medan. Pada zaman dahulu kota Medan ini dikenal dengan nama Tanah Deli dan BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 2.1.Sejarah Dan Gambaran Umum Kota Medan Pada zaman dahulu kota Medan ini dikenal dengan nama Tanah Deli dan keadaan tanahnya berupa rawa kurang lebih seluas 4000

Lebih terperinci

PENGADILAN AGAMA POLEWALI

PENGADILAN AGAMA POLEWALI Polewali Sulawesi Barat, 91315 Telepon : (0428) 23234, Fax : (0428) 21334 Kode Dokumen : PO Tanggal Pembuatan : 01 September 2016 Tanggal Revisi : - Tanggal Efektif 13 September 2016 DIBUAT OLEH, Ketua

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA MEDAN TIMUR. A. Sejarah Umum Berdirinya Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan

BAB II GAMBARAN UMUM KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA MEDAN TIMUR. A. Sejarah Umum Berdirinya Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan 23 BAB II GAMBARAN UMUM KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA MEDAN TIMUR A. Sejarah Umum Berdirinya Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Timur Sejarah umum dari Kantor Pelayanan Pajak dimulai pada masa penjajahan

Lebih terperinci

BAB III PUTUSAN PA BANGKALAN DAN PTA SURABAYA TENTANG PERSELISIHAN DAN PERTENGKARAN TERUS MENERUS SEBAGAI ALASAN PERCERAIAN

BAB III PUTUSAN PA BANGKALAN DAN PTA SURABAYA TENTANG PERSELISIHAN DAN PERTENGKARAN TERUS MENERUS SEBAGAI ALASAN PERCERAIAN 36 BAB III PUTUSAN PA BANGKALAN DAN PTA SURABAYA TENTANG PERSELISIHAN DAN PERTENGKARAN TERUS MENERUS SEBAGAI ALASAN PERCERAIAN A. Gambaran Umum Pengadilan Agama Bangkalan 1. Wilayah Yuridiksi Pengadilan

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK LOKASI PKLM. A. Sejarah Singkat Berdirinya Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan

BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK LOKASI PKLM. A. Sejarah Singkat Berdirinya Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK LOKASI PKLM A. Sejarah Singkat Berdirinya Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Belawan Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Belawan berganti nama dari Kantor Pelayanan Pajak

Lebih terperinci

IS BAT WAKAF SEBAGAI PERLINDUNGAN HUKUM ATAS

IS BAT WAKAF SEBAGAI PERLINDUNGAN HUKUM ATAS BAB III IS BAT WAKAF SEBAGAI PERLINDUNGAN HUKUM ATAS WAKAF TANAH YANG BELUM BERSERTIFIKAT A. Kewenangan Peradilan Agama Tugas dan kewenangan peradilan agama sangat terkait dengan kekuasaan peradilan dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Berdasarkan Pasal 24 ayat (2) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang telah diamandemen dinyatakan bahwa Kekuasaan kehakiman dilakukan oleh sebuah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pemberantasanpenyakitmenularmerupakan program yang. atandiperlukandukungansistemkesehatannasional (SKN) yang tangguh,

BAB 1 PENDAHULUAN. Pemberantasanpenyakitmenularmerupakan program yang. atandiperlukandukungansistemkesehatannasional (SKN) yang tangguh, BAB 1 PENDAHULUAN 1.1.LatarBelakang Pemberantasanpenyakitmenularmerupakan program yang sangatpentingdalampembangunankesehatangunamencapaivisimisipembangunankeseh atandiperlukandukungansistemkesehatannasional

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lalu umumnya masyarakat menjadi miskin bukan karena kurang pangan, tetapi

BAB I PENDAHULUAN. lalu umumnya masyarakat menjadi miskin bukan karena kurang pangan, tetapi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah kemiskinan memang telah lama ada sejak dahulu kala. Pada masa lalu umumnya masyarakat menjadi miskin bukan karena kurang pangan, tetapi miskin dalam bentuk

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM KPP PRATAMA MEDAN TIMUR. A. Sejarah Singkat Berdirinya Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama

BAB II GAMBARAN UMUM KPP PRATAMA MEDAN TIMUR. A. Sejarah Singkat Berdirinya Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama BAB II GAMBARAN UMUM KPP PRATAMA MEDAN TIMUR A. Sejarah Singkat Berdirinya Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Medan Timur Sejarah umum dari Kantor Pelayanan Pajak dimulai pada masa penjajahan Belanda,

Lebih terperinci

HUKUM ACARA PERADILAN AGAMA MUHAMMAD MUSLIH, SH, MH

HUKUM ACARA PERADILAN AGAMA MUHAMMAD MUSLIH, SH, MH HUKUM ACARA PERADILAN AGAMA MUHAMMAD MUSLIH, SH, MH A. Pendahuluan Pada masa penjajahan Belanda hingga menjelang akhir tahun 1989, Pengadilan Agama di Indonesia exis tanpa Undang-Undang tersendiri dan

Lebih terperinci

PENGADILAN AGAMA SERUI

PENGADILAN AGAMA SERUI PENGADILAN AGAMA SERUI RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) TAHUN 2015-2019 PENGADILAN AGAMA SERUI JALAN IRIAN, TELP./FAKS (0983)31436, SERUI KATA PENGANTAR Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT, yang

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS PENGADILAN AGAMA KOTABUMI BAB 1 PENDAHULUAN

RENCANA STRATEGIS PENGADILAN AGAMA KOTABUMI BAB 1 PENDAHULUAN BAB 1 PENDAHULUAN A. KONDISI UMUM Secara umum kondisi lingkungan strategis Pengadilan Agama Kotabumi dapat digambarkan sebagai berikut: 1. Gambaran Kondisi Wilayah Hukum Wilayah hukum Pengadilan Agama

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PKLM

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PKLM BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PKLM 2.1. Sejarah Singkat Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Barat Pada Tahun 1987, Kantor Pelayananan Pajak masih disebut Kantor Inspeksi Pajak. Pada saat itu ada 2 (dua)

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN. yang signifikan, dimana pada tahun 2010 yaitu mencapai 8,58% meningkat. hingga pada tahun 2014 yaitu mencapai sebesar 9,91%.

BAB I. PENDAHULUAN. yang signifikan, dimana pada tahun 2010 yaitu mencapai 8,58% meningkat. hingga pada tahun 2014 yaitu mencapai sebesar 9,91%. BAB I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Subsektor perikanan memberikan kontribusi terhadap PDRB sektor pertanian di Provinsi Sumatera Utara tahun 2010 s/d 2014 mengalami peningkatan yang signifikan, dimana

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK DAN LOKASI PRAKTIK KERJA LAPANGAN MANDIRI. A.Sejarah Umum Berdirinya Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Belawan

BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK DAN LOKASI PRAKTIK KERJA LAPANGAN MANDIRI. A.Sejarah Umum Berdirinya Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Belawan 16 BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK DAN LOKASI PRAKTIK KERJA LAPANGAN MANDIRI A.Sejarah Umum Berdirinya Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Belawan Sejarah umum Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Belawan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Kebijakan Umum Peradilan

BAB I PENDAHULUAN A. Kebijakan Umum Peradilan BAB I PENDAHULUAN A. Kebijakan Umum Peradilan Peradilan Agama adalah salah satu pelaku kekuasaan kehakiman bagi rakyat pencari keadilan yang beragama Islam dalam Pasal 2 Undang-undang Nomor 3 Tahun 2006

Lebih terperinci

P U T U S A N NOMOR : 75 /PDT/2011/PT-MDN DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

P U T U S A N NOMOR : 75 /PDT/2011/PT-MDN DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA P U T U S A N NOMOR : 75 /PDT/2011/PT-MDN DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA ------ PENGADILAN TINGGI DI MEDAN, yang memeriksa dan mengadili perkara-perkara perdata dalam peradilan tingkat

Lebih terperinci

Reviuw Renstra Pengadilan Agama Tebing Tinggi BAB I PENDAHULUAN

Reviuw Renstra Pengadilan Agama Tebing Tinggi BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1. KONDISI UMUM Undang Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang telah diamandemen menyatakan dengan tegas sifat dan karakter kekuasaan kehakiman bahwa Kekuasaan kehakiman

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA MEDAN TIMUR. 2.1 Sejarah Umum Terbentuknya Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan

BAB II GAMBARAN UMUM KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA MEDAN TIMUR. 2.1 Sejarah Umum Terbentuknya Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan BAB II GAMBARAN UMUM KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA MEDAN TIMUR 2.1 Sejarah Umum Terbentuknya Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Timur Sejarah umum dari Kantor Pelayanan Pajak dimulai pada masa penjajahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. KONDISI UMUM PENGADILAN AGAMA SIJUNJUNG

BAB I PENDAHULUAN 1.1. KONDISI UMUM PENGADILAN AGAMA SIJUNJUNG BAB I PENDAHULUAN 1.1. KONDISI UMUM PENGADILAN AGAMA SIJUNJUNG Pengadilan Agama Sijunjung mulai berdiri di Kabupaten Sawahlunto/Sijunjung (sekarang Kabupaten Sijunjung) sejak tahun 1959, setelah diberlakukannya

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Subjek Penelitian 1. PROFIL DAN SEJARAH PENGADILAN AGAMA LAMONGAN Pengadilan Agama di Indonesia mengalami beberapa periode yaitu : I. Periode tahun 1882 II. Periode

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK LOKASI PKLM. Perpajakan Indonesia terdiri dari dua periode, yaitu :

BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK LOKASI PKLM. Perpajakan Indonesia terdiri dari dua periode, yaitu : BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK LOKASI PKLM A. Sejarah Singkat Perpajakan Indonesia Negara Indonesia yang merupakan bekas jajahan pemerintah Hindia Belanda, undang-undang perpajakan merupakan warisan dari penjajahan

Lebih terperinci

Balai Lelang PT. TRIAGUNG LUMINTU

Balai Lelang PT. TRIAGUNG LUMINTU ASSET AGUNAN/JAMINAN DEBITUR PT. BANK NEGARA INDONESIA WILAYAH MEDAN PT. TRIAGUNG LUMINTU Jakarta: Jl. Senopati Raya No. 59 Keb. Baru, Jakarta Selatan. 12110 Telp. (021) 5269826, 5260836 Fax. (021) 5736205,

Lebih terperinci

PENGADILAN AGAMA KRUI Jl. Mawar No. 10 Way Mengaku, Telp: Website : www. pa-krui.go.id

PENGADILAN AGAMA KRUI Jl. Mawar No. 10 Way Mengaku, Telp: Website : www. pa-krui.go.id PENGADILAN AGAMA KRUI Jl. Mawar No. 10 Way Mengaku, Telp: 0728-21058 Website : www. pa-krui.go.id E-Mail : www.pa_krui_lambar@yahoo.co.id LAMPUNG BARAT KATA PENGANTAR Dengan Mengucap Puji syukur kehadirat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan prosesnya yang berkelanjutan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan prosesnya yang berkelanjutan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah. Pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan prosesnya yang berkelanjutan merupakan kondisi utama bagi kelangsungan pembangunan ekonomi suatu negara, hal ini menjadi

Lebih terperinci

JALAN MERDEKA LINGKUNGAN I NOMOR 497, SEKAYU. : : WEBSITE TELEPON/ FAKSIMILI : /

JALAN MERDEKA LINGKUNGAN I NOMOR 497, SEKAYU. :  : WEBSITE TELEPON/ FAKSIMILI : / JALAN MERDEKA LINGKUNGAN I NOMOR 497, SEKAYU TELEPON/ JALAN MERDEKA FAKSIMILI LINGKUNGAN : (0714) 321170 I NOMOR 497 SEKAYU WEBSITE TELEPON/ FAKSIMILI : 0714-321170/0714-331062 www.pa-sekayu.go.id e-mail

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK LOKASI PKLM. A. Sejarah Singkat KPP Pratama Medan Belawan

BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK LOKASI PKLM. A. Sejarah Singkat KPP Pratama Medan Belawan BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK LOKASI PKLM A. Sejarah Singkat KPP Pratama Medan Belawan Sebagai gambaran umum Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Belawan semula bernama Kantor Pelayanan Pajak Medan Utara

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM KPP PRATAMA MEDAN BELAWAN. A. Sejarah Singkat Kantor Pelayanan Pajak Pratama (KPP) Medan Belawan

BAB II GAMBARAN UMUM KPP PRATAMA MEDAN BELAWAN. A. Sejarah Singkat Kantor Pelayanan Pajak Pratama (KPP) Medan Belawan BAB II GAMBARAN UMUM KPP PRATAMA MEDAN BELAWAN A. Sejarah Singkat Kantor Pelayanan Pajak Pratama (KPP) Medan Belawan Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Belawan semula bernama Kantor Pelayanan Pajak Medan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode penelitian sebagai berikut.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode penelitian sebagai berikut. BAB III METODE PENELITIAN Untuk menghasilkan karya ilmiah yang baik, peneliti menganggap perlu menggunakan pendekatan yang tepat dan sistematis dalam pengolahan data. Penelitian ini menggunakan metode

Lebih terperinci

Oleh : Octiawan Basri

Oleh : Octiawan Basri Oleh : Octiawan Basri LATAR BELAKANG Pengadilan Negeri Metro Kelas IB dituntut untuk menyediakan pelayanan standar peradilan yang bermutu, yaitu pelayanan yang mampu memenuhi kebutuhan dan kepuasan pengguna

Lebih terperinci

DOKUMEN RENCANA STRATEGIS PENGADILAN AGAMA KAB. MALANG TAHUN

DOKUMEN RENCANA STRATEGIS PENGADILAN AGAMA KAB. MALANG TAHUN DOKUMEN RENCANA STRATEGIS PENGADILAN AGAMA KAB. MALANG TAHUN 2015-2019 PENGADILAN AGAMA KABUPATEN MALANG Jl. Panji No. 202 Kepanjen Malang Telp (0341) 397200 Faks. (0341) 395786 email. Pa.kab.malang@gmail.com

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA. 1. profil pengadilan agama malang. No. 1, Kelurahan Polowijen, Kecamatan Blimbing, Kota Malang, dengan

BAB IV ANALISIS DATA. 1. profil pengadilan agama malang. No. 1, Kelurahan Polowijen, Kecamatan Blimbing, Kota Malang, dengan BAB IV ANALISIS DATA A. Deskripsi Objek penelitian 1. profil pengadilan agama malang Pengadilan Agama Malang terletak di jalan Raden Panji Suroso No. 1, Kelurahan Polowijen, Kecamatan Blimbing, Kota Malang,

Lebih terperinci

DOKUMEN RENCANA STRATEGIS PENGADILAN AGAMA KAB. MALANG TAHUN

DOKUMEN RENCANA STRATEGIS PENGADILAN AGAMA KAB. MALANG TAHUN DOKUMEN RENCANA STRATEGIS PENGADILAN AGAMA KAB. MALANG TAHUN 2010-2014 PENGADILAN AGAMA KABUPATEN MALANG Jl. Panji No. 202 Kepanjen Malang Telp (0341) 397200 Faks. (0341) 395786 email. Pa.kab.malang@gmail.com

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. distribusi pendapatan memicu terjadinya ketimpangan pendapatan yang

BAB I PENDAHULUAN. distribusi pendapatan memicu terjadinya ketimpangan pendapatan yang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah besar yang dihadapi negara sedang berkembang adalah disparitas (ketimpangan) distribusi pendapatan dan tingkat kemiskinan.tidak meratanya distribusi pendapatan

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN. A. Deskripsi Daerah Pemilihan III (Kecamatan Medan Baru, Medan. Petisah, Medan Barat dan Medan Helvetia)

BAB II DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN. A. Deskripsi Daerah Pemilihan III (Kecamatan Medan Baru, Medan. Petisah, Medan Barat dan Medan Helvetia) BAB II DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN A. Deskripsi Daerah Pemilihan III (Kecamatan Medan Baru, Medan Petisah, Medan Barat dan Medan Helvetia) Daerah Pemilihan III merupakan daerah pemilihan yang terdiri dari

Lebih terperinci

PENGADILAN NEGERI GIANYAR TAHUN

PENGADILAN NEGERI GIANYAR TAHUN RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) PENGADILAN NEGERI GIANYAR TAHUN 2015-2019 PENGADILAN NEGERI GIANYAR Jalan Ciung Wanara No. 1B Gianyar - Bali Telp./Fax. (0361 ) 943016 http://www. pn-gir.go.id Pengadilan Negeri

Lebih terperinci

PENGADILAN TINGGI AGAMA PADANG JL. BY PASS KM 24 ANAK AIR PADANG

PENGADILAN TINGGI AGAMA PADANG JL. BY PASS KM 24 ANAK AIR PADANG PENGADILAN TINGGI AGAMA PADANG JL. BY PASS KM 24 ANAK AIR PADANG KATA PENGANTAR Bismillahirrahmanirrahiim Dengan memanjatkan puji serta syukur ke hadirat Allah SWT, atas berkah dan hidayahnya kami telah

Lebih terperinci

PARADIGMA BARU PERADILAN AGAMA. Oleh: Ahsan Dawi Mansur. Peradilan Agama merupakan lingkungan peradilan di bawah

PARADIGMA BARU PERADILAN AGAMA. Oleh: Ahsan Dawi Mansur. Peradilan Agama merupakan lingkungan peradilan di bawah PARADIGMA BARU PERADILAN AGAMA Oleh: Ahsan Dawi Mansur Peradilan Agama merupakan lingkungan peradilan di bawah Mahkamah Agung sebagai pelaku kekuasaan kehakiman yang merdeka untuk menyelenggarakan peradilan

Lebih terperinci

Kesawan. Pulo Brayan Bengkel. Pulo Brayan Darat Ii Tegal Rejo Glugur Darat I Glugur Darat Ii Durian

Kesawan. Pulo Brayan Bengkel. Pulo Brayan Darat Ii Tegal Rejo Glugur Darat I Glugur Darat Ii Durian Kesawan Karang erombak Helvetia Timur Helvetia wi Kora inta amai Silalas Sei Putih Timur I Sei Sikambing Ii S E K I P Lalang Petisah Tengah Petisah Hulu Hamdan nggrung Pulo rayan engkel Pulo rayan arat

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS ( R E N S T R A ) Tahun 2015 s.d. 2019

RENCANA STRATEGIS ( R E N S T R A ) Tahun 2015 s.d. 2019 RENCANA STRATEGIS ( R E N S T R A ) Tahun 2015 s.d. 2019 PENGADILAN AGAMA MAGELANG Jl. Sunan Giri, Kel. Jurangombo Selatan Kec. Magelang Selatan, Kota Magelang, Jawa Tengah Telp/Fax. (0293) 3148500 / 3148400

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) TAHUN PENGADILAN AGAMA SUBANG

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) TAHUN PENGADILAN AGAMA SUBANG RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) TAHUN 2015-2019 PENGADILAN AGAMA SUBANG REVIEW I TAHUN 2016 PENGADILAN AGAMA SUBANG Jalan Aipda K.S. Tubun No.1 Subang Telp. (0260) 411303 Fax. (0260) 411303 e-mail : pengadilanagamasubang@yahoo.co.id

Lebih terperinci

Kabupaten Sanggau merupakan bagian dari Propinsi Kalimantan Barat yang. pada awalnya mempunyai luas wilayah km² berdasarkan Undang-Undang Nomor

Kabupaten Sanggau merupakan bagian dari Propinsi Kalimantan Barat yang. pada awalnya mempunyai luas wilayah km² berdasarkan Undang-Undang Nomor BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Kabupaten Sanggau merupakan bagian dari Propinsi Kalimantan Barat yang pada awalnya mempunyai luas wilayah 18.302 km² berdasarkan Undang-Undang Nomor 26 Tahun 1959 tentang

Lebih terperinci

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG PERLINDUNGAN SAKSI DAN KORBAN

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG PERLINDUNGAN SAKSI DAN KORBAN RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG PERLINDUNGAN SAKSI DAN KORBAN (yang telah disahkan dalam Rapat Paripurna DPR tanggal 18 Juli 2006) RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) TAHUN

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) TAHUN RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) TAHUN 2015 2019 PENGADILAN AGAMA BANJARNEGARA Jl. Letnan Jendral Suprapto Banjarnegara - Jawa Tengah 53418 (0286) 592810 (0286) 591593 www.pa-banjarnegara.go.id, pa_bna@yahoo.co.id

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS TAHUN PENGADILAN AGAMA SAROLANGUN

RENCANA STRATEGIS TAHUN PENGADILAN AGAMA SAROLANGUN RENCANA STRATEGIS TAHUN 2015 2019 PENGADILAN AGAMA SAROLANGUN KATA PENGANTAR Dalam rangka memberikan arah dan sasaran yang jelas serta sebagai pedoman dan tolok ukur kinerja dalam pelaksanaan pelayanan

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 2.1. Sejarah Kota Medan Kehadiran kota Medan sebagai suatu bentuk kota memiliki proses perjalanan sejarah yang panjang dan kompleks, hal ini dibuktikan dengan berkembangnya

Lebih terperinci

BAB III PROSEDUR MEDIASI DI PENGADILAN AGAMA BANGKALAN. Bangkalan pertama kali berdiri bertempat dengan bergabung di Kantor

BAB III PROSEDUR MEDIASI DI PENGADILAN AGAMA BANGKALAN. Bangkalan pertama kali berdiri bertempat dengan bergabung di Kantor BAB III PROSEDUR MEDIASI DI PENGADILAN AGAMA BANGKALAN A. Biografi Pengadilan Agama Bangkalan Pengadilan Agama Bangkalan dibentuk berdasarkan Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 152 jo. Tahun 1937

Lebih terperinci

PENGADILAN AGAMA BANGLI

PENGADILAN AGAMA BANGLI PENGADILAN AGAMA BANGLI LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKjIP) TAHUN 2015 i KATA PENGANTAR Sehubungan dengan usaha penguatan akuntabilitas kinerja sebagaimana diatur dalam Intruksi Presiden Nomor

Lebih terperinci

PUTUSAN NOMOR : 102 K/AG/2007

PUTUSAN NOMOR : 102 K/AG/2007 PUTUSAN NOMOR : 102 K/AG/2007 BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara perdata agama dalam tingkat kasasi telah memutuskan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bagi umat manusia seperti yang disebutkan dalam Al-Qur an, Sesungguhnya

BAB I PENDAHULUAN. bagi umat manusia seperti yang disebutkan dalam Al-Qur an, Sesungguhnya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Wakaf berasal dari kata waqfa yang mempunyai arti menahan, berhenti, diam di tempat atau tetap berdiri. Pengertian menahan atau berhenti atau diam ditempat dalam pengertian

Lebih terperinci

`BAB III GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

`BAB III GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 68 `BAB III GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Sejarah Singkat Kota Medan. Zaman dahulu kota Medan dikenal dengan Tanah Deli dan keadaan tanahnya berawa-rawa kurang lebih 4 ha. Beberapa sungai melintasi

Lebih terperinci

Sekitar Kejurusitaan

Sekitar Kejurusitaan Sekitar Kejurusitaan (Oleh : H. Sarwohadi, S.H., M.H. Hakim Tinggi PTA Bengkulu) A. Pengertian Juru Sita Juru sita adalah salah satu pejabat yang bertugas di pengadilan agama, selain hakim, panitera dan

Lebih terperinci

PENGADILAN AGAMA LAMONGAN

PENGADILAN AGAMA LAMONGAN PENGADILAN AGAMA LAMONGAN KATA PENGANTAR Sehubungan dengan usaha penguatan akuntabilitas kinerja sebagaimana diatur dalam Intruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Instansi Pemerintah,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menyelesaikan perkara di lingkungan peradilan agama, khususnya di pengadilan

BAB I PENDAHULUAN. menyelesaikan perkara di lingkungan peradilan agama, khususnya di pengadilan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penyelesaian perkara di lingkungan peradilan agama sebagaimana lingkungan peradilan lainnya tidak hanya dilakukan oleh hakim sebagai pelaksana kekuasaan kehakiman

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Berdasarkan Pasal 24 ayat (2) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang telah diamandemen dinyatakan bahwa Kekuasaan kehakiman dilakukan oleh sebuah

Lebih terperinci

C. Pengelolaan Keuangan BAB IV PENUTUP Kesimpulan... 73

C. Pengelolaan Keuangan BAB IV PENUTUP Kesimpulan... 73 C. Pengelolaan Keuangan... 67 BAB IV PENUTUP... 73 Kesimpulan... 73 LAMPIRAN : - Pernyataan Telah Direviu - Formulir Checklist Reviu - Reviu Matrik Rencana Strategis Pengadilan Tinggi Jakarta Tahun 2010-

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK LOKASI PRAKTEK KERJA LAPANGAN MANDIRI. A. Sejarah Singkat Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Medan Belawan

BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK LOKASI PRAKTEK KERJA LAPANGAN MANDIRI. A. Sejarah Singkat Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Medan Belawan 14 BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK LOKASI PRAKTEK KERJA LAPANGAN MANDIRI A. Sejarah Singkat Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Medan Belawan Sebagai gambaran umum Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Medan

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA)

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) PENGADILAN AGAMA TUAL TUAL, PEBRUARI 2012 Halaman 1 dari 14 halaman Renstra PA. Tual P a g e KATA PENGANTAR Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia (UUD NKRI) tahun 1945

Lebih terperinci

PA. CILACAP RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) TAHUN KATA PENGANTAR

PA. CILACAP RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) TAHUN KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR Dengan mengucap puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, telah tersususn Rencana Strategis (Renstra) Tahun 2015 2019 Pengadilan Agama Cilacap sesuai dengan Surat Keputusan Ketua Pengadilan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tugas pokok Pengadilan Tinggi Agama Banjarmasin adalah:

BAB I PENDAHULUAN. Tugas pokok Pengadilan Tinggi Agama Banjarmasin adalah: BAB I PENDAHULUAN A. KEDUDUKAN Sesuai dengan pasal 2 Undang undang Nomor 7 tahun 1989 jo Undang undang Nomor 3 Tahun 2006 Pengadilan Tinggi Agama Banjarmasin adalah salah satu pelaksana kekuasaan kehakiman

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN

BAB II DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN BAB II DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN II. 1 Keadaan Geografi Kelurahan II. 1. 1 Situasi Kelurahan Mangga Kelurahan Mangga terletak atau termasuk dalam wilayah Kecamatan Tuntungan. Kelurahan ini adalah pemukiman

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. setelah melakukan musyawarah dengan para shahabatnya. pikiran, gagasan ataupun ide, termasuk saran-saran yang diajukan dalam

BAB I PENDAHULUAN. setelah melakukan musyawarah dengan para shahabatnya. pikiran, gagasan ataupun ide, termasuk saran-saran yang diajukan dalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam sistem hukum Islam mediasi dikenal dengan Musyawarah, yang dimaksudkan musyawarah disini adalah urusan peperangan dan hal-hal yang bersifat duniawiyah, seperti

Lebih terperinci

Masalah PERMA RI No. 14 Tahun 2016 Tentang : Tata Cara Penyelesaian Perkara Ekonomi Syari ah :

Masalah PERMA RI No. 14 Tahun 2016 Tentang : Tata Cara Penyelesaian Perkara Ekonomi Syari ah : CATATAN HASIL RAPAT KOORDINASI DIRJEN BADILAG DENGAN KETUA, WAKIL KETUA, PANITERA DAN SEKRETARIS MSy. ACEH / PTA SELURUH INDONESIA TAHUN 2017 ( SENIN RABU, Tgl. 6-8 Februari 2017 di Hotel Santika Bekasi

Lebih terperinci

mkn Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Pengadilan Tinggi Agama Ambon Tahun

mkn Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Pengadilan Tinggi Agama Ambon Tahun BAB I mkn PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dengan mengacu kepada pasal 2 Undang-undang Nomor 7 Tahun 1989, maka Pengadilan Tinggi Agama Ambon adalah merupakan salah satu pelaksana kekuasaan kehakiman bagi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kerja merupakan sesuatu yang dibutuhkan oleh manusia. Kebutuhan itu bisa bermacammacam,

BAB I PENDAHULUAN. Kerja merupakan sesuatu yang dibutuhkan oleh manusia. Kebutuhan itu bisa bermacammacam, BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Kerja merupakan sesuatu yang dibutuhkan oleh manusia. Kebutuhan itu bisa bermacammacam, berkembang dan berubah, bahkan seringkali tidak disadari oleh pelaku-pelakunya,

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA PENGADILAN TINGGI AGAMA GORONTALO TAHUN 2016

LAPORAN KINERJA PENGADILAN TINGGI AGAMA GORONTALO TAHUN 2016 LAPORAN KINERJA PENGADILAN TINGGI AGAMA GORONTALO TAHUN 2016 Pengadilan Tinggi Agama Grntal Jl. Tinalga N. 5 Kta Grntal Telp. 0435-831591 Fax. 0435-831625 E-mail: admin@pta-grntal.g.id KATA PENGANTAR Assalamualaikum

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK/LOKASI PRAKTIK KERJA LAPANGAN MANDIRI. A. Gambaran Umum Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Timur

BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK/LOKASI PRAKTIK KERJA LAPANGAN MANDIRI. A. Gambaran Umum Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Timur BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK/LOKASI PRAKTIK KERJA LAPANGAN MANDIRI A. Gambaran Umum Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Timur 1. Sejarah Singkat Berdirinya Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Timur Sejarah

Lebih terperinci