ANALISA DAN PERHITUNGAN PNEUMATIK SISTEM PADA PENGGUNAAN MINIATUR FURNITURE MULTIFUNGSI Martino 1)

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "ANALISA DAN PERHITUNGAN PNEUMATIK SISTEM PADA PENGGUNAAN MINIATUR FURNITURE MULTIFUNGSI Martino 1)"

Transkripsi

1 ANALISA DAN PERHITUNGAN PNEUMATIK SISTEM PADA PENGGUNAAN MINIATUR FURNITURE MULTIFUNGSI Martino 1) Program Studi Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Mercu Buana Jakarta 1) ABSTRAK Pengertian furniture atau mebel secara umum adalah benda pakai yang dapat dipindahkan dan berguna bagi kehidupan manusia, mulai dari duduk, tidur, berkerja, makan, dan sebagainya. Walaupun furniture dan mebel mempunyai arti yang beda, tetapi yang ditunjuk tetap sama yaitu meja, kursi, lemari, tempat tidur, dan sebagainya. Istilah pneumatik berasal dari bahasa Yunani, yaitu pneuma yang berarti napa satau udara.istilah pneumatik selalu berhubungan dengan teknik penggunaan udara bertekanan, baik tekanan di atas 1 atmosfer maupun tekanan di bawah 1 atmosfer (vacum).sehingga pneumatik merupakan ilmu yang mempelajari teknik pemakaian udara bertekanan (udara kempa). Dengan mengaplikasikan sistem kerja dan gaya tekan dari penumatik, maka dapat di kombinasikan menjadi furniture yang lebih inovatif. Furniture yang inovatif mempunyai multifungsi dan penumatik sebagai penggerak untuk furniture tersebut berubah fungsi seperti miniature multifungsi yang kami buat dimana pneumatikakan menggerakan furniture tersebut keatas untuk menjadi meja dan ketika tidak digunakan sebagai meja maka dapat di turunkan dan dirubah sesuai keinginan. Pemilihan pneumatik untuk perancangan mulitifungsi furniture harus berdasarkan beban yang akan diangkat dan ukuran dari meja tersebut. Terdapat beberapa tahapan dalam pemilihan pneumatik yang sesuai dengan kebutuhan dalam merancang miniature multifungsi furniture diantaranya adalah perhitungan gaya tekan, diameter dalam silinder, debit kompresor, daya kompresor, gaya efektif piston pada piston saat maju,gaya efektif piston pada saatn mundur, konsumsi udara saat piston maju, dan konsumsi udara saat piston mundur. Kata Kunci : furniture, pneumatic, gayatekan, diameter silinder. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada dasarnya manusia hidup tidak jauh dari alat pembantu atau lebih jelasnya dikenal dengan mesin untuk menjalani setiap kegiatan dan kebutuhan. Ilmu pengetahuan dan teknologi merupakan peranan penting dalam kelangsungan hidup makhluk hidup dibumi terutama bagi manusia. Berbagai jenis alat diciptakan untuk membantu kegiatan manusia agar lebih mudah dalam kegiatan sehari-hari, seperti perlengkapan rumah tangga atau furniture ; meja, kursi, lemari, tempat tidur, dll Kata furniture berasal dari bahasa prancis founiture ( Masehi). Pengertian furniture atau mebel secara umum adalah benda pakai yang dapat dipindahkan dan berguna bagi kehidupan manusia, mulai dari duduk, tidur, berkerja, makan, dan sebagainya. Walaupun furniture dan mebel mempunyai arti yang beda, tetapi yang ditunjuk tetap sama yaitu meja, kursi, lemari, tempat tidur, dan sebagainya.

2 2 Manusia hidup dengan berbagai aktivitas baik didalam maupun diluar ruangan, seluruh aktivitas manusia membutuhkan sarana pendukung. Furniture merupakan bagian dalam kebutuhan sekunder manusia untuk melakukan kegiatan; makan, duduk, beristirahat, dan bermain. untuk mencapai suatu karya yang baik, diperlukan pemikiran dan gagasan yang baik untuk mencapai suatu karya yang indah. Furniture yang baik dan nyaman harus mempertimbangkan berbagai aspek, diantaranya adalah ergonometri. ergonometri merupakan suatu cabang ilmu yang sistematis untuk memanfaatkan informasi-informasi mengenai sifat, kemampuan, keterbatasan manusia untuk merancang suatu sistem kerja yang meningkatkan produktifitas, keselamatan, kenyamanan dan efektifitas pekerjaan manusia. Dalam pembuatan tugas akhir ini, penulis berencana membuat sebuah alat yang menunjang kebutuhan sekunder manusia yaitu dalam bentuk perabot rumah tangga ( meja, kursi, dan tempat tidur mini) menjadi satu dalam bentuk miniatur yang akan diaplikasikan dengan menggunakan tenaga penggerak pneumatik sebagai sumber penggerak, oleh karena itu ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam menganalisa perancangan sistem pneumatik untuk miniatur furniture multifungsi diantaranya adalah rangkaian pada sistem kerja pneumatik, penentuan ukuran silinder, gaya-gaya yang terjadi terhadap pneumatik. Penumatik merupakan udara yang dimanpatkan sehingga tekanan yang terjadi menghasilkan gaya. Sistem pneumatik sering digunakan dalam dunia industri seperti sistem peneumatik pada pemasangan tutup botol minuman, Sistem pneumatik tersebut merupakan teknologi yang memanpatkan udara untuk melakukan suatu gerakan segaris atau putaran. Sistem ini bekerja berdasarkan prinsip kerja hidrolik dimana jika suatu zat cair atau udara dikenakan tekanan, maka tekanan itu akan merambat ke segala arah dengan tidak bertambah atau berkurang kekuatannya hal ini dikenal sebagai Hukum Archimedes. Sistem yang bekerja pada penumatik ini juga di pengaruhi oleh beberapa hukum, diantaranya Hukum Bernouili, Hukum Boyle, Hukum Newton, dan lainnya. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas dapat diambil rumusan masalah, yaitu: 1. Bagaimana pengaplikasian sistem pneumatik pada furniture multifungsi? 2. Bagaimana menganalisa sistem pneumatik yang sesuai dengan kebutuhan beban yang akan diangkat? 1.3 Pembatasan Masalah Dalam laporan tugas akhir ini penulis membatasi masalah pada : 1. Perencanaan miniatur multifungsi furniture dengan beban angkat maksimum sebesar 15 kg 2. Mengetahui besarnya diameter silinder yang akan digunakan 3. Mengetahui besarnya gaya tekan dan gaya gesek pada pneumatik. 4. Mengetahui besarnya konsumsi udara, daya dan debit kompresor yang diperlukan dalam sistem pneumatik ini. 1.4 Tujuan Penelitian Adapun tujuan penelitian yang dilakukan adalah untuk menentukan sistem penggerak pneumatik yang sesuai untuk diterapkan pada miniatur furniture multifungsi dengan bobot model yang telah di rancang sebelumnya. 1.5 Metodologi Penelitian Metode yang digunakan dalam Analisa dan perhitungan sistem pneumatik pada penggunaan miniatur furniture multifungsi adalah sebagai berikut: 1. Metode Studi Lapangan (Observasi) Observasi adalah metode pengumpulan data melalui pengamatan langsung atau peninjauan secara cermat dan langsung di lapangan atau lokasi penelitian. Dalam hal ini, peneliti dengan berpedoman kepada desain penelitiannnya perlu mengunjungi lokasi penelitian untuk mengamati langsung berbagai hal atau kondisi yang ada di lapanagan. Tujuan observasi ini kita akan memperoleh gambaran yang jelas tentang masalah dan petunjukpetunjuk tentang cara pemecahannya, jadi tujuan observasi adalah untuk memperoleh berbagai data konkret secara langsung dilapangan atau tempat penelitian. 2. Metode Studi pustaka (Literatur). Metode ini digunakan oleh penulis untuk mengumpulkan data-data sekunder, yaitu dengan membaca sumber-sumber informasi mengenai perencanaan furniture dan mengambil inti sari yang berhubungan sesuai dengan tema tugas akhir yang akan penulis

3 3 buat serta teori-teori yang saya dapat dari internet. 3. Diskusi (Brain Method). Metode ini di pakai oleh penulis untuk mengumpulkan data-data primer dan data-data sekunder dengan cara mengadakan diskusi dengan teman-teman, dosen dan orang-orang yang memiliki wawasan tentang perencanaan furniture dan hidrolik. 4. Pengujian dan perhitungan. Pengunaan metode ini mempunyai tujuan agar siswa mampu mencari dan menemukan sendiri berbagai jawaban atau persoalan yang dihadapinya dengan mengadakan percobaan sendiri. Juga dapat terlatih dalam cara berfikir yang ilmiah. Dengan eksperimen yang bertujuan untuk menemukan bukti kebenaran dari teori sesuatu yang sedang dipelajari. Pada tahapan ini penulis melakukan perencanaan desain dan furniture dengan skala 1:3. Desain furniture yang dilakukan menggunakan skala yang diperkecil karena masalah dana dan menyesuaikan ukuran yang ideal dalam proses manufacturing. 1.6 Sistematika Penulisan Tugas akhir ini ditulis dengan sistematika penulisan sebagai berikut: Bab I PENDAHULUAN Berisi tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, metodelogi penelitian, sistematika penulisan. Bab II LANDASAN TEORI Berisikan sejarah dan teori-teori yang digunakan sebagai dasar untuk lebih memahami tentang sistem pneumatik. Bab III ANALISA DAN PERHITUNGAN Berisikan tentang perhitungan pada sistem pneumatik Bab IV KESIMPULAN DAN SARAN Berisi tentang kesimpulan dan saran. BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Penumatik Istilah pneumatik berasal dari bahasa Yunani, yaitu pneuma yang berarti napas atau udara. Istilah pneumatik selalu berhubungan dengan teknik penggunaan udara bertekanan, baik tekanan di atas 1 atmosfer maupun tekanan di bawah 1 atmosfer (vacum). Sehingga pneumatik merupakan ilmu yang mempelajari teknik pemakaian udara bertekanan (udara kempa). Jaman dahulu kebanyakan orang sering menggunakan udara bertekanan untuk berbagai keperluan yang masih terbatas, antara lain menambah tekanan udara ban mobil/motor, melepaskan ban mobil dari peleknya, membersihkan kotoran, dan sejenisnya. Sekarang, sistem pneumatik memiliki apliaksi yang luas karena udara pneumatik bersih dan mudah didapat. Banyak industri yang menggunakan sistem pneumatik dalam proses produksi seperti industri makanan, industri obatobatan, industri pengepakan barang maupun industri yang lain. Belajar pneumatik sangat bermanfaat mengingat hampir semua industri sekarang memanfaatkan sistem pneumatik. 1. Pneumatik murni, merupakan sistem pneumatik dengan menggunakan udara sebagai media penggerak dan penggerak katubnya juga menggunakan tekanan udara. 2. Sistem pneumatik dengan udara sebagai media dan penggerak katubnya menggunakan arus listrik. 3. Sistem pneumatik menggunakan udara sebagai media penggerak dan penggerak katubnya menggunakan tekanan aliran hidrolik. Sistem pneumatik merupakan pemanfaaatan gaya tekan fluida yang berbentuk gas. Fluida yang di maksud adalah suatu zat yang bisa mengalami perubahan bentuk secara terusmenerus (continue) bila terkena tekanan/gaya geser walaupun relatif kecil atau bisa juga dikatakan suatu zat yang mengalir, kata fluida mencakup zat cair, gas, air, dan udara (fluida yang digunakan pda sistem pneumatik) karena zat-zat ini dapat mengalir. fluida terbagi menjadi 2 bagian, antara lain: a. Fluida Statis (fluida yang diam) Fluida Statis merupakan fluida yang berada dalam fase tidak bergerak (diam) b. Fluida Dinamis ( fluida yang bergerak) Fluida Dinamis merupakan fluida yang berada dalam fase bergerak. Dalam sistem pneumatik udara difungsikan sebagai media transfer dan sebagai penyimpan tenaga (daya) yaitu dengan cara dikempa atau dimampatkan. Udara termasuk golongan zat fluida

4 4 karena sifatnya yang selalu mengalir dan bersifat compressible (dapat dikempa). Sifat sifat udara senantiasa mengikuti hukum-hukum gas. Karakteristik udara dapat diidentifikasikan sebagai berikut : a. Udara mengalir dari udara tekanan tinggi ke tekanan rendah, b. Volume udara tidak tetap, c. Udara dapat di kempa ( Dipadatkan ), d. Berat jenis udara 1,3 kg/m 3, e. Udara tidak bewarna. 2.2 Penggunaan Pneumatik Penggunaan udara bertekanan sebenarnya masih dapat dikembangkan untuk berbagai keperluan proses produksi, misalnya untuk melakukan gerakan mekanik yang selama ini dilakukan oleh tenaga manusia, seperti mendorong, mengangkat, menggeser, menekan, dan lainnya. gerakan mekanik tersebut dapat dilakukan juga oleh komponen pneumatik, motor pneumatik. Perpaduan dari gerakan mekanik oleh aktuator pneumatik dapat dipadu menjadi gerakan mekanik untuk keperluan proses produksi yang terus menerus dan flexibel. Pemakaian pneumatik dibidang produksi telah mengalami kemajuan yang pesat, terutama pada proses perakitan (manufacturing), elektronika, obat-obatan, makanan, kimia dan lainnya. pemilihan penggunaan udara bertekanan (pneumatik) sebagai sistem kontrol dalam proses otomasinya, karena pneumatik mempunyai beberapa keunggulan, antara lainnya: a. mudah diperoleh b. bersih dari kotoran dan zat kimia yang merusak c. mudah didistribusikan melalui saluran (selang) yang kecil d. aman dari bahaya ledakan dan hubungan singkat e. dapat dibebani lebih f. tidak peka terhadap perubahan suhu, dan sebagainya. Udara yang digunakan dalam pneumatik sangat mudah diperoleh di sekitar kita. udara dapat diperoleh dimana saja kita berada, serta tersedia dalam jumalh banyak. selain itu udara yang terdapat di sekitar kita cendrung bersih dari kotoran dan zat kimia yang merugikan. udara juga dapat dibebani lebih tanpa menimbulkan bahaya yang fatal, karena tahan terhadap perubahan suhu, maka pneumatik banyak digunakan pada industri penolahan logam dan sejenisnya. 2.3 Keunggulan dan Kekurangan Pneumatik Keunggulan dalam penggunaan pneumatik : Ketersediaan yang tidak terbatas, udara tersedia di alam sekitar kita dalam jumlah yang tidak terbatas sepanjang waktu dan tempat dibumi. Transportasi, udara dengan mudah dapat di transportasikan melalui pipa saluran sampai jarak yang jauh. Fleksibilitas temperatur, udara dapat fleksibel digunakan pada berbagai temperatur yang diperlukan, melalui peralatan yang dirancang untuk keadaan tertentu, bahkan dalam kondisi yang agak ekstrem udara masih dapat bekerja. Aman, udara dapat dibebani lebih dengan aman selain itu tidak mudah terbakar dan tidak terjadi hubungan singkat (konsleting) atau meledak sehingga proteksi terhadap kedua hal ini cukup mudah, berbeda dengan sistem elektrik yang dapat menimbulkan konsleting hingga kebakaran. Bersih, udara bertekanan tanpa lubrikasi adalah bersih. meskipun ada yang keluar dari kebocoran pipa atau komponen tidak akan menyebabkan pencemaran terhadap lingkungan. ini penting sekali dalam industri makan, kayu, dan tekstil. Konstruksi, elemen kerja memiliki konstruksi komponen yang sederhana dengan demikian harganya relatif murah. Kecepatan, udara bertekanan merupakan media kerja yang cepat, kecepatan kerja yang tinggi dapat tercapai. Pengaturan, pengaturan udara dapat menggunakan komponenkomponen udara bertekanan kecepatan dan gaya dapat diatur. Dapat disimpan, udara dapat disimpan melalui tabung yang diberi pengaman terhadap kelebihan tekanan udara. selain itu dapat dipasang pembatas tekanan atau pengaman sehingga sistem menjadi aman Kekurangan dalam penggunaan pneumatik. Pengadaan, udara bertekanan harus disiapkan dengan baik untuk mencegah timbulnya resiko keausan

5 5 komponen pneumatik yang terlalu cepat karena partikel debu dan kondensasi. Mudah terjadi kebocoran, salah satu sifat udara bertekanan adalah ingin selalu menempati ruang yang kosong dan tekanan udara susah dipertahankan dalam waktu bekrja. oleh karena itu diperlukan seal agaru udara tidak mudah bocor. Gangguan suara, udara yang keluar akan menimbulkan suara yang sangat bising, tetapi masalah ini dapat diatasi dengan memasang material peredam suara. Mudah mengembun. Udara yang bertekanan mudah mengembun, sehingga sebelum memasuki sistem harus diolah terlebih dahulu agar memenuhi persyaratan tertentu, seperti udara harus kering, memiliki tekanan yang cukup. 2.4 Peralatan Sistem Pneumatik Kompresor (Pembangkit udara kempa) kompresor berfungsi membangkitkan/menghasilkan udara bertekanan dengan cara menghisap dan memampatkan udara tersebut kemudian di simpan di dalam tengki udara kempa untuk di suplai kepada pemakai (sistem pneumatik). Kompresor dilengkapi dengan tabung untuk menyimpan udara bertekanan, sehingga udara dapat mencapai junlah dan tekanan yang di perlukan. Tabung udara bertekanan pada kompresor di lengkapi dengan katup pengaman, bila tekanan udaranya melebihiketentuan, maka katup pengaman akan terbuka secara otomatis. Pemilihan jenis kompresor yang digunakan tergantung dari syarat-syarat pemakaian yang harus dipenuhi misalnya dengan tekanan kerja dan volume udara yang akan diperlukan dalam sistem peralatan (katup dan silinder pneumatik). terlebih dahulu agar memenuhi persyaratan, antara lain; a). tidak mengandung banyak debu yang dapat merusak keausan komponenkomponen dalam sistem pneumatik, b). mengandung kadar air rendah, kadar air yang tinggi dapat menimbulkan korosi dan kemacetan pada peralatan pneumatik, c). mengandung pelumas, pelumas sangat diperlukan untuk mengurangi gesekan antara komponen yang bergerak seperti pada katup-katup dan aktuator. Untuk pengolahan udara bertekanan agar memenuhi persyaratan diperlukan peralatan yang memadai, diantaranya: a. Filter udara (air filter), berfungsi sebagai alat penyaring udara yang diambil dari udara luar yang masih banyak mengandung kotoran. b. pengatur tekanan udara (air pressure regulator), berfungsi untuk mengatur besar kecilnya udara yang masuk, dan diperlukan keran udara yang terdapat pada regulator sehingga udara disuplai sesuai dengan kebutuhan kerja. c. Tabung pelumas, komponen pada sistem pneumatik memerlukan pelumasan agar tidak cepat aus, serta dapat mengurangi panas yang timbul akibat adanya gesekan Konduktor dan Konektor a. Konduktor Pemasangan sirkuit pneumatik hingga menjadi satu sistem yang dapat dioperasikan. dapat di artikan fungsi dari konduktor adalah untuk menyalurkan udara kempa yang akan memberikan tenaga ke aktuator. Jenis-jenis konduktor : selang fleksibel yang biasanya terbuat dari polimer dan biasa digunakan untuk instalasi pada frekuensi bongkar-pasangnya lebih tinggi. tabung (tube) yang terbuat dari tembaga, kuningan atau aluminium, ini termasuk konduktor yang fleksibel Gambar 2.1 Kompressor (pembangkit udara kempa) sumber: Unit Pengeolahan Udara Bertekanan (air service unit) Udara bertekanan (kempa) yang akan masuk dalam sistem pneumatik harus diolah Gambar 2.2 Konduktor sumber; pu-plastic-tube-extrusion-line-extrudingmachine-for-brake-oil-pipe-in-car.html b. Konektor fungsi konektor adalah untuk menyambungkan atau menjepit konduktor (selang atau pipa) agar

6 6 tersambung erat dengan konduktor yang digunakan, jensi-jenis konektor yang dapat mengeluarkan udara agar tekanan yang diperlukan tidak berlebihan. Jenis-jenis Katup Pneumatik Tabel 2.1. Simbol dan Gambar Katup Sinyal Pneumatik Gambar 2.3 Konektor sumber; ead/50fbbecf572acff /ane ka-fittings-pneumatic-danselangnya-dan-coupler Katup (Valve) Katup berfungsi untuk mengatur atau mengendalikan arah udara kempa yang akan bekerja menggerakan aktuator. Berdasarkan komponen katup pneumatik dibedakan menjadi 3 (tiga) kelompok katup kontrol aliran, yaitu: Katup kontrol aliran katup ini digunakan untuk mengatur volume aliran udara, fungsi dari pemasangan katup ini pada rangkaian pneumatik adalah untuk membatasai kecepatan maksimum gerakan piston pneumatik, membatasi daya yang bekrja, serta untuk menyeimbangkan aliran yang mengalir pada cabang rangkaian pneumatik. Katup pengendali sinyal, Sinyal yang telah diproses selanjutnya akan dikirim ke katup pengendali, letak katup pengendali biasanya sebelum aktuator. katup ini akan secara langsung mengendalikan aktuator baik berupa silinder pneumatik maupun motor pneumatik. katup ini biasanya memiliki dua kemungkinan, yaitu mengaktifkan aktuator maju atau mengembalikan aktuator pada posisi semula. Katup kontrol tekanan, Katup ini digunakan untuk mengatur tekanan udara yang masuk kedalam sistem peneumatik, katup ini bekerja pada batas tekanan tertentu.katup penengatur tekanan ini berfungsi untuk mengatur tekanan agar penggerak pneumatik dapat bekerja sesuai dengan tekanan yang diharapkan. bila tekanan melewati batas yang diperlukan, katup tersebut akan terbuka secara otomatis untuk Simbol penekan katup sinyal memiliki beberapa jenis, antara lain penekan manual, roll, tuas, dan lain-lain. sesuai dengan starndar Deutsch Institut fur Normung (DIN) dan ISO 1219, terdapat beberapa jenis penggerak katup, antara lain: Tabel 2.2 Jenis-jenis penggerak katup Unit pengerak (Aktuator) aktuator adalah bagian keluaran untuk mengubah energi suplay menjadi energi kerja yang dimanfaatkan. unit ini berfungsi untuk menghasilkan gerak yang merupakan hasil akhir dari sistem pneumatik. jenis-jenis aktuator: a. Linear Motion Aktuator (Penggerak Lurus) Single Acting Cylinder (Silinder Kerja Tunggal) Double Acting Cylinder (Penggerak Putar) b. Rotary Motion Actuator (Penggerak Putar) Air Motor (Motor udara) Rotary Aktuator (Silinder Putar)

7 Single Acting Cylinder (Silinder kerja tungal) Gambar2.4 Singel Acting Cylinder sumber: s.com/2007/11/03/silinderpneumatik/ Pada silinder ini udara bertekan yang diberikan pada silinder hanya satu arah, sehingga jenis ini menghasilkan kerja hanya dalam satu arah. untuk mengembalikan kedudukan torank pada posisi awalnya dengan kecepatan yang tinggi maka dipasang pegas. panjang langkah pegas yang dipasang kurang lebih 10 cm dikarenakan hanya satu arah saja, jenis ini biasanya digunakan untuk pencekaman, pangungkit, pengepresan, pengangkatan, dan lainnya Double Acting Cylinder (Silinder Kerja Ganda) Silinder ini mendapat suplai udara kempa dari dua sisi. konstruksinya hampir sama dengan silinder kerja tunggal. keuntungannya adalah bahwa silinder ini dapat memberikan tenaga kepada dua belah sisinya. silinder kerja ganda ada yang memiliki batang torak (piston road) pada satu sisi dan ada kedua pula yang pada kedua sisi. konstruksinya yang mana akan dipilih dengan menyesuaikan kebutuhan. Gambar 2.5 Dauble ActingCylinder sumber; 03/silinder-pneumatik/ keterangan : 1. Batang/rumah silinder 2. Saluran masuk 3. Saluran keluar 4. Batang piston 5. Seal 6. Bering 7. Piston Silinder pneumatik penggerak ganda akan maju atau mundru oleh karena adanya udara bertekanan yang disalurkan ke dalah satu sisi dari dua saluran yang ada. silinder pneumatik penggerak ganda terdiri dari beberapa bagian, yaitu torak, seal, batang torak, dan silinder. sumber energi silinder pneumatik penggerak ganda dapat berupa sinyal langsung melalui katup kendali, atau melalui katup sinyal ke katup pemroses sinyal kemudian baru ke katup kendali Air Motor (Motor udara) Motor pneumatik ini mengubah energi pneumatik (udara kempa) menjadi gerakan putar mekanik yang kontinyu. jenis-jenis motor pneumatik, yaitu: piston motor pneumatik, sliding vane motor, gear motor, turbines. Gambar 2.6 Rotari Vane Motor sumber: Ada beberapa kelebihan dalam penggunaan motor pneumatik, antara lain: a. Kecepatan putaran dan tenaga dapat diatur secara terbatas, b. Batas kecepatan cukup lebar, c. Memiliki ukuran yang kecil sehingga ringan d. Ada pengaman beban lebih e. Tidak peka terhadap debu, cairan, panas, dan dingin f. Tahan terhadap ledakan, dan g. Arah putaran mudah dibolak-balik. 2.5 Persamaan Dasar Sebagai hukum-hukum dasar udara bertekanan, terdapat hukum Pascal dan hukum Boyle yang dijabarkan, sebagai berikut : 1. Hukum Pascal Tentang perpindahan tekanan statis, terdapat hukum pascal yang secara eksperimen dibuktikan oleh B.Pascal. Hukum ini menyatakan bahwa tekanan yang diberikan ke suatu bagian dari suatu fluida dalam sebuah ruangan akan bekerja tegak lurus pada semua bagian dalam ruangan.

8 8 Gambar 2.7 Ilustrasi Hukum Pascal Sumber: Apabila permukaan A 1 ditekan dengan gaya sebesar F1 makan tekanan yang terjadi dapat dijelaskan pada persamaan 2.1. P =... Persamaan 2.1 dengan; P = Tekanan (Kpa) F = Gaya (N) A = Luas (cm 2 ) Sehingga tekanan sebesar P diteruskan ke segala arah atau kesemua bagian pada sistem, sehingga permukaan A2 terangkat maka tekanan yang terjadi dapat dijelaskan pada persamaan 2.2 F = P. A... Persamaan 2.2 karena P1 = P2 maka : =... Persamaan 2.3 dengan; P = Tekanan (Kpa) F = Gaya (N) A = Luas (cm 2 ) 2. Hukum Boyle Hukum Boyle Mariotte menyatakan pada temperatur konstan, volume (V) gas berbanding terbalik dengan tekannya (P), pada saat sebuah piston silinder didorong volume gas berkurang karena tekanan gas naik maka tekanan yang terjadi dapat dijelaskan pada persamaan 2.4 dibawah ini. P. V = P. V = konstan... Persamaan 2.4 Gambar 2.8 Ilustrasi Hukum Boyle Mariot Sumber : Perhitungan dasar untuk melakukan pemilihan pneumatik yang sesuai dengan kebutuhan sistem yang diperlukan. Berikut adalah perumusan perhitungan dasar yang diperlukan untuk memilih atau menyeleksi sistem pneumatik yang akan digunakan: 1. Gaya tekan yang diperlukan oleh pneumatic F = m. g... Hukum Newton I Untuk mendapat an gaya tekan yang diperlukan berdasarkan bobot maksimal yang diaplikasikan 2. Gaya tekan total yang diperlukan untuk safety factor dari pneumatik F tot F + R... Festo didactis, pneumatik R (gesekan) = 5%. F Gaya tekan yang diperlukanharus ditambah 5% karena pada saat sistem bekerjaakan terdapat losses berupa gesekan yang harus diantisi pasi sehingga pneumatic dapat bekerja dengan baik. 3. Perhitungan luas silinder yang sesuai dengan gaya tekan dan tekanan yang dimiliki. F = A. P (F + R) = π d p 4 Rumus diatas akan digunakan untuk mencari diameter silinder yang sesuai untuk sistem pneumatik yang akan mengangkat beban yang diinginkan. dengan; P = Tekanan (Kpa) V = Volueme (m 3 ) 4. Debit kompresor Q = (d ) v... Hartono, 1998 Perhitungan debit kompresor diperlukan untuk menghitung berapa jumlah udara yang diperlukan. Perhitungan tersebut akan digunakan untuk mendapatkan nilai daya compressor yang sesuai untuk sistem

9 9 pneumatik. Berikut adalah perhitungan nilai daya kompresor : N = (Q )( )... Hartono, Gaya efektif pada saat piston maju dan mundur F = A p... Didactis F.pneumatik F = A p Perhitungan ini diperlukan untuk menentukan gaya maju dan mundur dari sistem pneumatic ini. Namun perhitungan luas pada saat system bergerak mundur akan berbeda karena pada saat mundur terdapat diameter batang piston sehingga rumus luas untuk piston saat mudur adalah sebagai berikut: A = (d d ) 6. Konsumsi udara Pada sistem pneumatic harus diperhitungkan konsumsi udara yang akan digunakan pada saat maju dan turun. Perhitungan konsumsi udara berguna untuk memperhitungkan kapasitas udara yang harus disediakan. perhitungan konsumsi udara saat piston maju dapat dihitung degan rumus; V = p π 4 D h sedangkan untuk menghitung komsumsi udara saat piston mundur dapat dihitung dengan rumus; V = p π 4 (D d ) h BAB III ANALISA DAN PERHITUNGAN 3.1 Diagram Alir Umum Sebelum memulai suatu analisa harus dibuat sebuah diagram alir kerja yang bertujuan untuk membuat suatu proses analisa agar dapat terarah dengan baik. Berikut adalah diagram alir kerja dari penulis untuk menyelesaikan analisa ini: Gambar 3.1. Diagram Alir Umum 3.2 Pengumpulan Data Dari menganalisa dan merancang miniature furnitre multifungsi dengan menggunakan penggerak pneumatik maka harus dilakukan sebuah pengumpulan data sebagai berikut: 1. Bobot maksimal yang akan di aplikasikan kepada pneumatik sebesar 15 kg yang diperoleh dari bobot miniature furniture bagian atas. 2. Jenis pneumatik yang akan digunakan adalah pneumatik dengan silinder kerja ganda karena dapat mengatur kecepatan kerja saat maju dan mundur dengan panjang langkah 150 mm. 3. Daya kompresor yang dimiliki adalah 0.25 PK dengan pengaturan tekanan yang akan digunakan pada sistem pneumatik yang umumnya adalah 6 bar (6x10 5 N/m 2 ) 4. Sistem pengaturan katup udara yang digunakan adalah sistem pengaturan katup udara manual dari kompresor karena keterbatasan dana dan waktu. Namun sistem pengaturan katup udara menggunakan manual dari kompresor hampir tidak memiliki perbedaan antara katup udara manual pneumatik pada umumnya. 3.3 Perancangan Rangkaian Pneumatik Sistem kerja: Posisi awal semua hubungan dibuat tidak ada tekanan dan tombol tidak ditekan oleh operator. pada posisi tidak diaktifkan, udara bertekanan diberikan pada sisi batang piston silinder, sedangkan udara pada sisi piston silinder dibuang melalui saluran buang katup. Pada diagram rangkaian (gambar 3.1 b) menunjukan katup aktif pada posisi kerja. pada posisi ini suplai udara bertekanan dialirkan ke sisi piston silinder dan udara pada sisi batang piston dibuang keluar melewati katup 4/2 dan katup pengatur tekanan kerja, jika tombol tekan dilepas, pegas pengembali katup akan kembali ke posisi semula, sehingga suplai udara dialirkan ke sisi batang piston dan udara pada sisi piston dibuang keluar melalui katup sehingga batang piston silinder kerja ganda masuk kembali.

10 10 Gambar 3.4. Diagram Alir Perhitungan Perhitungan : Gaya tekan Gambar 3.2 : Sistem kerja pnuematik silinder kerja ganda pada miniature furniture multifungsi. Dalam mekanisme penggerak pneumatik ini, penulis menggunakan sistem pengendalian Langsung Silinder Sederhana. dikarenakan kami tidak menggunakan sistem kontrol katup elektrik (menggunakan sensor), melainkan hanya menggunakan sistem kontrol katup manual. dengan melihat hasil percobaan, maka diambil dalam perancangan mesin dengan daya dorong sebesar (F) = 147,15 N Perencaana silinder pneumatik Untuk menghitung berapa besar diameter silinder pneumatik yang diperlukan dengan cara : atau keterangan, A = Luas silinder (m 2 ) p = Tekanan (N/m 2 ) F+R = Gaya tekan dan gesek yang terjadi D = Diameter piston (m) a). b). Gambar 3.3 Perinsip kerja langsung silinder kerja ganda a) posisi awal (tidak aktif), b) posisi bekerja 3.4 Perhitungan Dalam Menentukan Pneumatik Yang Sesuai Dengan Kebutuhan Miniatur Furniture Multifungsi dimana, F = 147,15 N R (gesekan) = 5%. F = 5% x 147,15 N = 7,357 N p = Tekanan kerja untuk pneumatik pada umumnya rata-rata 6 bar = maka,

11 11 D = D = 1.8 cm 2 cm ( ukuran umum yang tersedia dipasaran) Perhitungan gaya pada pneumatik Bagian-bagian dari pneumatik yang dihitung; a. gaya efektif piston gaya efektif piston saat maju gaya ini dapat di hitung dengan rumus; F = A p dimana, A = luas permukaan silinder pneumatik A =. (0.02 ) A = m p = tekanan kerja untuk pneumatik rata-rata 6 bar = N/m 2 maka, F = m N m F = 188,4 N b. gaya efektif piston saat mundur F = A p dimana, A = π 4 (D d ) ( d = adalah ukuran standar diameter batang piston dari perusahaan.) A =. ( ) A = m maka, Fb = m 2 x N/m 2 Fb = N Konsumsi udara tiap langkah piston konsumsi udara tiap langkah piston mempunyai dua (2) arah, dan dapat dihitung sebagai berikut: a. konsumsi udara saat piston maju konsumsi udara saat piston bergerak maju dapat dihitung meggunakan rumus; maka, V = V = V = m V = liter b. konsumsi udara saat piston mundur konsumsi udara saat piston bergerak mundur dapat dihitung menggunakan rumus; V = p (D d ) h maka, V = ( ) 0.15 V = V = m V = liter Perhitungan Daya Kompresor a). Debit kompresor debit kompresor adalah jumlah udara yang harus dialirkan kedalam silinder pneumatik dan dapat di hitung dengan cara: Q = (D) v dimana, Q = debit kompresor (l/menit) D = diameter silinder 2 cm 20 mm v = kecepatan piston direncanakan 600 mm/menit = 10 mm/dtk sehingga, Q = π 4 (D) v Q = (20) 10 mm/dtk Q = 10 4 Q = Q = 3140 mm /dtk Q = l/menit b) Daya kompresor daya kompresor dapat dicari dengan menggunakan rumus: N = (Q )( ) dimana, N = daya kompresor (PK) Q = debit kompresor (l/menit) η = efisiensi total 0,8 maka, N = (Q )(η ) N = N = kw N = 150 W 746 W N = 0.21 PK

12 Pengujian Sistem Pneumatik Pada Miniatur Furniture Multifungsi Dilakukan pengujian sebagai berikut : Pengujian Mampu Angkat Pembebanan yang yang diaplikasikan kepada miniatur furniture multifungsi adalah sebagai berikut : Beban komponen berupa 2 buah kursi dan meja sebesar 15 kg ~ 150 N. Beban benda diatas meja berupa teko sebesar 3 kg ~ 30 N. Setelah 3 kali pengujian, terbukti dimensi silinder kerja ganda mampu melayani beban kerja sesuai desain yang diinginkan dan mampu mengangkat beban lainnya berupa benda diatas meja tersebut. Keterangan: - Sistem pneumatik yang diaplikasikan adalah untuk mengangkat meja beserta kursi yang berada didalam meja (dibawah) dan cukup ditarik keluar secara manual bila ingin digunakan serta dapat dimasukan kembali apabila sedang tidak digunakan. Sehingga, pneumatik tidak memberikan gaya angkat apa pun terhadap kursi ketika telah dikeluarkan dan di gunakan oleh manusia (untuk produk asli) - Penulis hanya merancang miniatur bukan produk asli, sehingga tidak mungkin untuk melakukan pengujian dengan bobot manusia diatas meja. sehingga pengujian dilakukan dengan memperhitungkan beban miniatur furniture multifungsi (meja beserta kursi didalamnya) dan teko air. pemilihan panjang langkah pneumatik yang kurang akurat. Keterangan: - Prinsip panjang langkah yang diperlukan adalah pneumatik akan bergerak dari posisi awal hingga posisi akhir sehingga meja dan kursi dapat terangkat penuh dan kursi dapat ditarik keluar. - Namun, pada pembuatan produk miniatur ini terjadi ketidak akuratan perhitungan sehingga ketinggian angkat meja dan kursi tidak maksimal. 3.6 Hasil Rekapitulasi Perhitungan Sistem Pneumatik Tabel Hasil Rekapitulasi No. Perhitungan Hasil 1. Gaya Tekan N 2. Perencanaan Diameter Dalam Silinder cm 3. Panjang Langkah Aktual 150 mm 4. Perhitungan Gaya Piston Saat Maju 5. Perhitungan Gaya Piston Saat Mundur 6. Konsumsi Udara Piston Saat Maju 7. Konsumsi Udara Piston Saat Mundur N N liter liter 8. Debit Kompresor l/menit 9. Daya Kompresor 0.21 PK Pengujian Panjang Langkah Aktual Terhadap Miniatur Furniture Multifungsi Desain pneumatik harus mampu mengangkat/mengeluarkan miniatur furniture multifungsi setinggi 200 mm. Setelah dilakukan 3 kali pengujian maka perhitungan panjang langkah yang diperlukan tidak sesuai dengan ketinggian yang diperlukan yaitu panjang langkah yang dihasilkan hanya 150 mm. Kesalah terjadi dalam perancangan konstruksi rangka serta

13 13 BAB IV PENUTUP 4.1 Kesimpulan Setelah melakukan pengujian dan telah dibahas pada bab sebelumnya maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: Pengujian yang dilakukan penulis telah berhasil mengangkat beban yang diperlukan dalam mekanisme kerja dari alat futniture multifungsi ini dengan mengaplikasikan gaya tekan dari sistem pneumatik yang memiliki silinder dengan diameter dalam 1.8 cm 2cm, dan dengan tekanan udara sebesar 6 bar. Dalam menentukan pneumatik yang akan digunakan agar sesuai dengan kebutuhan maka harus dilakukan penganalisaan berupa perhitungan dan berikut adalah hasilnya: - Gaya tekan = N - Gaya efektif piston saat maju = N - Gaya efektif piston saat mundur = N - Konsumsi udara saat piston maju = liter - Konsumsi udara saat piston mundur = liter - Debit kompressor = l/menit - Daya kompressor = 0.21 Pk Dalam pembuatan Tugas Akhir ini, penulis mendapatkan beberapa kendala dalam menentukan pneumatik yang sesuai keinginan penulis dikarenakan faktor biaya, dan kurangnya ukuran panjang batang piston yang tidak sesuai dengan ukuran furuniture multifungsi yang penulis buat. 4.2 Saran Sebelum membuat analisa perhitungan perancangan miniatur multifungsi furniture menggunakan pengerak pneumatik sebaiknya penulis terlebih dahulu harus mengetahui berapa besar beban alat yang akan dibutuhkan menggunakan tenaga pneumatik, serta harus mengetahui berapa besar diameter silinder pneumatik yang akan diperlukan agar dapat mengangkat beban yang sesuai dengan keperluan. Hal ini dikarenakan agar penulis dapat menganalisa perhitungan dan perancangan yang lebih akurat, serta tidak terlalu banyak mengeluarkan biaya pekerjaan agar lebih ekonomis. DAFTAR PUSTAKA 1. Djuhana; Kerugian Daya (Kerugian Tekanan Dan Energi); dikutip dari odul/ pdf kk.mercubuana.ac.id Parr, Andrew (2012): Buku Hidrolika dan Pneumatika Edisi II, penerbit Erlangga. 3. Mulyono, Imam, (2013); Perencanaan Komponen Pneumatik Wire Stripping Machine, dikutip dari; 06/perencanaan-pneumatic.html Satria, Kiki,(2011); Aplikasi Tentang Sitem Pneumatik, dari : Sumaman, 2012, Perhitungan dan perencanaan Komponen Pneumatik; dari : tungan-dan-perencanaan-komponen.html, Teori Furniture, dikutip dari: DI%20Bab2001.pdf Wirawan, Pranomo,(Teknik Mesin Universitas Negeri Semarang; Bahan Ajar Pneumatik- Hidrolil), dikutip dari : /02/bahan-ajar-tmd218-pneumatikhidrolik.pdf.2014

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pada dasarnya manusia hidup tidak jauh dari alat pembantu atau lebih jelasnya

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pada dasarnya manusia hidup tidak jauh dari alat pembantu atau lebih jelasnya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada dasarnya manusia hidup tidak jauh dari alat pembantu atau lebih jelasnya dikenal dengan mesin untuk menjalani setiap kegiatan dan kebutuhan. Ilmu pengetahuan dan

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN PERHITUNGAN

BAB III ANALISA DAN PERHITUNGAN BAB III ANALISA DAN PERHITUNGAN 3.1 Diagram Alir Umum Sebelum memulai suatu analisa harus dibuat sebuah diagram alir kerja yang bertujuan untuk membuat suatu proses analisa agar dapat terarah dengan baik.

Lebih terperinci

Penggunaan sistem Pneumatik antara lain sebagai berikut :

Penggunaan sistem Pneumatik antara lain sebagai berikut : SISTEM PNEUMATIK SISTEM PNEUMATIK Pneumatik berasal dari bahasa Yunani yang berarti udara atau angin. Semua sistem yang menggunakan tenaga yang disimpan dalam bentuk udara yang dimampatkan untuk menghasilkan

Lebih terperinci

Komponen Sistem Pneumatik

Komponen Sistem Pneumatik Komponen Sistem Pneumatik Komponen Sistem Pneumatik System pneumatik terdiri dari beberapa tingkatan yang mencerminkan perangkat keras dan aliran sinyal. Beberapa tingkatan membentuk lintasan kontrol untuk

Lebih terperinci

LAPORAN TUGAS AKHIR ANALISA DAN PERHITUNGAN SISTEM PNEUMATIK PADA PENGGUNAAN MINIATUR FURNITURE MULTIFUNGSI

LAPORAN TUGAS AKHIR ANALISA DAN PERHITUNGAN SISTEM PNEUMATIK PADA PENGGUNAAN MINIATUR FURNITURE MULTIFUNGSI LAPORAN TUGAS AKHIR ANALISA DAN PERHITUNGAN SISTEM PNEUMATIK PADA PENGGUNAAN MINIATUR FURNITURE MULTIFUNGSI Diajukan Guna Memenuhi Syarat Kelulusan Mata Kuliah Tugas Akhir Pada Program Sarjana Strata Satu

Lebih terperinci

Elektro Hidrolik Aplikasi sitem hidraulik sangat luas diberbagai bidang indutri saat ini. Kemampuannya untuk menghasilkan gaya yang besar, keakuratan

Elektro Hidrolik Aplikasi sitem hidraulik sangat luas diberbagai bidang indutri saat ini. Kemampuannya untuk menghasilkan gaya yang besar, keakuratan Elektro Hidrolik Aplikasi sitem hidraulik sangat luas diberbagai bidang indutri saat ini. Kemampuannya untuk menghasilkan gaya yang besar, keakuratan dalam pengontrolan dan kemudahan dalam pengoperasian

Lebih terperinci

Penggunaan sistem Pneumatik antara lain sebagai berikut :

Penggunaan sistem Pneumatik antara lain sebagai berikut : SISTEM PNEUMATIK SISTEM PNEUMATIK Pneumatik berasal dari bahasa Yunani yang berarti udara atau angin. Semua sistem yang menggunakan tenaga yang disimpan dalam bentuk udara yang dimampatkan untuk menghasilkan

Lebih terperinci

DESAIN MESIN PRESS PENUTUP BOTOL OTOMATIS MENGGUNAKAN INVENTOR 2015

DESAIN MESIN PRESS PENUTUP BOTOL OTOMATIS MENGGUNAKAN INVENTOR 2015 UNIVERSITAS GUNADARMA FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI DESAIN MESIN PRESS PENUTUP BOTOL OTOMATIS MENGGUNAKAN INVENTOR 2015 Disusun Oleh : Nama : Ananda Mauludi Rachman Npm : 20411691 Jurusan : Teknik Mesin

Lebih terperinci

SISTEM PENGENDALI DAN PENGONTROL PNEUMATIK UNTUK MESIN PENGAMPLAS KAYU OTOMATIS

SISTEM PENGENDALI DAN PENGONTROL PNEUMATIK UNTUK MESIN PENGAMPLAS KAYU OTOMATIS SISTEM PENGENDALI DAN PENGONTROL PNEUMATIK UNTUK MESIN PENGAMPLAS KAYU OTOMATIS Disusun Oleh : 1. Lilis Susanti ( 2214 039 007 ) 2. Kirliyanti Novia Rachma ( 2214 039 024 ) 3. M. Zein Al Haq ( 2214 039

Lebih terperinci

Mekatronika Modul 11 Pneumatik (1)

Mekatronika Modul 11 Pneumatik (1) Mekatronika Modul 11 Pneumatik (1) Hasil Pembelajaran : Mahasiswa dapat memahami dan menjelaskan karakteristik dari komponen Pneumatik Tujuan Bagian ini memberikan informasi mengenai karakteristik dan

Lebih terperinci

Mekatronika Modul 13 Praktikum Pneumatik

Mekatronika Modul 13 Praktikum Pneumatik Mekatronika Modul 13 Praktikum Pneumatik Hasil Pembelajaran : Mahasiswa dapat memahami dan melaksanakan praktikum Pneumatik Tujuan Bagian ini memberikan informasi mengenai penerapan komponen Pneumatik

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Prinsip Dasar Hidrolik Hidrolika adalah ilmu yang menyangkut berbagai gerak dan keadaan keseimbangan zat cair. Pada penggunaan secara tekni szat cair dalam industri, hidrolika

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 56 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Pada Perancangan alat deteksi dengan sistem pneumatik ini menggunakan dasar perancangan dari buku dasar perancangan teknik mesin, teori ini digunakan sebagai

Lebih terperinci

PRAKTIKUM DAC HIDROLIK

PRAKTIKUM DAC HIDROLIK LAPORAN LAB PNEUMATIK PRAKTIKUM DAC HIDROLIK Dikerjakan oleh: Lukman Khakim (1141150019) D4 1A PROGRAM STUDI SISTEM KELISTRIKAN JURUSAN TEKNIK ELEKTRO POLITEKNIK NEGERI MALANG 2012 BAB I PENDAHULUAN 1.1

Lebih terperinci

MEMBUAT TUJUAN PEMBELAJARAN KHUSUS DAN ALAT EVALUASI PEMBELAJARAN JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN

MEMBUAT TUJUAN PEMBELAJARAN KHUSUS DAN ALAT EVALUASI PEMBELAJARAN JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN MEMBUAT TUJUAN PEMBELAJARAN KHUSUS DAN ALAT EVALUASI PEMBELAJARAN diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Media Pembelajaran yang dibimbing oleh Bapak Drs. Ganti Depari, ST.M.Pd Disusun oleh

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN ANALISA. 4.1 Hasil Perancangan Desain dan Alat. Hasil desain dan perancangan alat pemadat sampah plastik dapat dilihat pada

BAB IV HASIL DAN ANALISA. 4.1 Hasil Perancangan Desain dan Alat. Hasil desain dan perancangan alat pemadat sampah plastik dapat dilihat pada 59 BAB IV HASIL DAN ANALISA 4.1 Hasil Perancangan Desain dan Alat Hasil desain dan perancangan alat pemadat sampah plastik dapat dilihat pada gambar dibawah ini : - Desain dan hasil perancangan alat :

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengujian Lengkung (Bending Test) Pengujian lengkung merupakan salah satu pengujian sifat mekanik bahan yang dilakukan terhadap speciment dari bahan baik bahan yang akan digunakan

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN SIMULASI SISTEM PNEUMATIK UNTUK PEMINDAH BARANG

RANCANG BANGUN SIMULASI SISTEM PNEUMATIK UNTUK PEMINDAH BARANG ISSN 1412-5609 (Print) Jurnal INTEKNA, Volume 16, No. 1, Mei 2016: 1-100 RANCANG BANGUN SIMULASI SISTEM PNEUMATIK UNTUK PEMINDAH BARANG Anhar Khalid (1), H. Raihan (1) (1) Stap Pengajar Jurusan Teknik

Lebih terperinci

PENERAPAN KONSEP FLUIDA PADA MESIN PERKAKAS

PENERAPAN KONSEP FLUIDA PADA MESIN PERKAKAS PENERAPAN KONSEP FLUIDA PADA MESIN PERKAKAS 1. Dongkrak Hidrolik Dongkrak hidrolik merupakan salah satu aplikasi sederhana dari Hukum Pascal. Berikut ini prinsip kerja dongkrak hidrolik. Saat pengisap

Lebih terperinci

B. PERBANDINGAN TIAP MEDIA KERJA A. MENGENAL MACAM MEDIA KERJA

B. PERBANDINGAN TIAP MEDIA KERJA A. MENGENAL MACAM MEDIA KERJA A. MENGENAL MACAM MEDIA KERJA Dalam dunia industri media kerja merupakan salah satu komponen penggerak yang digunakan dalam menghasilkan produk selama proses produksi berlangsung. Adapun macam macam media

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI. Studi Literatur. Identifikasi Masalah. Predesain mesin compression molding dan mekanisme kerjanya

BAB III METODOLOGI. Studi Literatur. Identifikasi Masalah. Predesain mesin compression molding dan mekanisme kerjanya BAB III METODOLOGI 3.1 Diagram Alir Perancangan Perancangan yang akan dilaksanakan mengacu pada diagram alir dibawah ini agar meminimalisir terjadinya kesalahan yang sering terjadi di lapangan. MULAI Studi

Lebih terperinci

Lembar Latihan. Lembar Jawaban.

Lembar Latihan. Lembar Jawaban. DAFTAR ISI Daftar Isi Pendahuluan.. Tujuan Umum Pembelajaran.. Petunjuk Penggunaan Modul.. Kegiatan Belajar 1 : Penggambaran Diagram Rangkaian.. 1.1 Diagram Alir Mata Rantai Kontrol. 1.2 Tata Letak Rangkaian.

Lebih terperinci

BAB III CARA KERJA MESIN PERAKIT RADIATOR

BAB III CARA KERJA MESIN PERAKIT RADIATOR BAB III CARA KERJA MESIN PERAKIT RADIATOR 3.1 Mesin Perakit Radiator Mesin perakit radiator adalah mesin yang di gunakan untuk merakit radiator, yang terdiri dari tube, fin, end plate, dan side plate.

Lebih terperinci

BAB II PRINSIP-PRINSIP DASAR HIDRAULIK

BAB II PRINSIP-PRINSIP DASAR HIDRAULIK BAB II PRINSIP-PRINSIP DASAR HIDRAULIK Dalam ilmu hidraulik berlaku hukum-hukum dalam hidrostatik dan hidrodinamik, termasuk untuk sistem hidraulik. Dimana untuk kendaraan forklift ini hidraulik berperan

Lebih terperinci

PERENCANAAN DAN SIMULASI SISTEM PNEUMATIK PADA MESIN PRES BRIKET BLOTHONG BERBANTUAN PERANGKAT LUNAK

PERENCANAAN DAN SIMULASI SISTEM PNEUMATIK PADA MESIN PRES BRIKET BLOTHONG BERBANTUAN PERANGKAT LUNAK PERENCANAAN DAN SIMULASI SISTEM PNEUMATIK PADA MESIN PRES BRIKET BLOTHONG BERBANTUAN PERANGKAT LUNAK Fakultas Teknik Universitas Merdeka Malang Email : dartounmer@gmail.com Abstract The use of compressed

Lebih terperinci

Gambar struktur fungsi solenoid valve pneumatic

Gambar struktur fungsi solenoid valve pneumatic A. PNEUMATIK 1. Prinsip Kerja Peralatan Pneumatik Prinsip kerja dari solenoid valve/katup (valve) solenoida yaitu katup listrik yang mempunyai koil sebagai penggeraknya dimana ketika koil mendapat supply

Lebih terperinci

Menguak Prinsip Kerja Dongkrak Hidrolik

Menguak Prinsip Kerja Dongkrak Hidrolik Menguak Prinsip Kerja Dongkrak Hidrolik Pernahkah kalian memperhatikan orang yang mengganti ban mobil yang bocor dengan ban yang baru? Orang tersebut cukup menggunakan dongkrak hidrolik untuk mengangkat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 DUMP TRUCK 2.1.1 Pengertian Dump Truck Dump truck adalah truk alat berat yang isinya (muatan) dapat dikosongkan tanpa penanganan. Dump Truck biasa digunakan untuk mengangkut

Lebih terperinci

Sistem Hidrolik. Trainer Agri Group Tier-2

Sistem Hidrolik. Trainer Agri Group Tier-2 Sistem Hidrolik No HP : 082183802878 Tujuan Training Peserta dapat : Mengerti komponen utama dari sistem hidrolik Menguji system hidrolik Melakukan perawatan pada sistem hidrolik Hidrolik hydro = air &

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM 25 BAB III PERANCANGAN SISTEM 3.1 Gambaran umum Model alat yang kami rancang adalah sebuah alat pendeteksi alumunium foil pada tutup botol susu dengan menggunakan tenaga pneumatik, dilihat dari mekanisme

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR SISTEM PNEUMATIK PADA MODEL PALANG PINTU OTOMATIS KERETA API SATU PERLINTASAN

TUGAS AKHIR SISTEM PNEUMATIK PADA MODEL PALANG PINTU OTOMATIS KERETA API SATU PERLINTASAN TUGAS AKHIR SISTEM PNEUMATIK PADA MODEL PALANG PINTU OTOMATIS KERETA API SATU PERLINTASAN Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Dalam Meraih Gelar Sarjana Strata Satu (S1) Teknik Mesin Disusun Oleh

Lebih terperinci

BAB 3 PROSES-PROSES MESIN KONVERSI ENERGI

BAB 3 PROSES-PROSES MESIN KONVERSI ENERGI BAB 3 PROSES-PROSES MESIN KONVERSI ENERGI Motor penggerak mula adalah suatu alat yang merubah tenaga primer menjadi tenaga sekunder, yang tidak diwujudkan dalam bentuk aslinya, tetapi diwujudkan dalam

Lebih terperinci

Mesin Kompresi Udara Untuk Aplikasi Alat Transportasi Ramah Lingkungan Bebas Polusi

Mesin Kompresi Udara Untuk Aplikasi Alat Transportasi Ramah Lingkungan Bebas Polusi Mesin Kompresi Udara Untuk Aplikasi Alat Transportasi Ramah Lingkungan Bebas Polusi Darwin Rio Budi Syaka a *, Umeir Fata Amaly b dan Ahmad Kholil c Jurusan Teknik Mesin. Fakultas Teknik, Universitas Negeri

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 PENGERTIAN SISTEM HIDROLIK Sistem hidrolik adalah sistem penerusan daya dengan menggunakan fluida cair. minyak mineral adalah jenis fluida yang sering dipakai. prinsip dasar

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METOE PENELITIAN 3.1 Kajian Singkat Produk Model alat uji bending merupakan sebuah alat yang berfungsi untuk mengetahui kekuatan lengkung produk-produk yang akan diuji dengan cara bending test.

Lebih terperinci

SIFAT, KEUNTUNGAN, DAN KERUGIAN UDARA BERTEKANAN

SIFAT, KEUNTUNGAN, DAN KERUGIAN UDARA BERTEKANAN MATERI DEFINISI PNEUMATIK SIFAT, KEUNTUNGAN, DAN KERUGIAN UDARA BERTEKANAN HUKUM-HUKUM FISIKA DALAM PNEUMATIK PEMAHAMAN DAN PENGGAMBARAN SIMBOL KOMPONEN PNEUMATIK SESUAI DENGAN STANDARISASI ISO 1219 PENGENALAN

Lebih terperinci

Studi Eksperimental Kinerja Mesin Kompresi Udara Satu Langkah Dengan Variasi Sudut Pembukaan Selenoid

Studi Eksperimental Kinerja Mesin Kompresi Udara Satu Langkah Dengan Variasi Sudut Pembukaan Selenoid Studi Eksperimental Kinerja Mesin Kompresi Udara Satu Langkah Dengan Variasi Sudut Pembukaan Selenoid Darwin Rio Budi Syaka, Furqon Bastian dan Ahmad Kholil Universitas Negeri Jakarta, Fakultas Teknik,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian pompa Pompa adalah peralatan mekanis untuk meningkatkan energi tekanan pada cairan yang di pompa. Pompa mengubah energi mekanis dari mesin penggerak pompa menjadi energi

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN INSTALASI SISTEM PNEUMATIK PADA BENGKEL SEPEDA MOTOR KAPASITAS 5 PIT

RANCANG BANGUN INSTALASI SISTEM PNEUMATIK PADA BENGKEL SEPEDA MOTOR KAPASITAS 5 PIT RANCANG BANGUN INSTALASI SISTEM PNEUMATIK PADA BENGKEL SEPEDA MOTOR KAPASITAS 5 PIT Ir. Syawalludin,MM,MT 1.,Andre Mahendra 2 Lecture 1,College student 2,Departement of machine, Faculty of Engineering,

Lebih terperinci

PELATIHAN PENGELASAN DAN PENGOPERASIAN KOMPRESOR

PELATIHAN PENGELASAN DAN PENGOPERASIAN KOMPRESOR MAKALAH PELATIHAN PENGELASAN DAN PENGOPERASIAN KOMPRESOR PROGRAM IbPE KELOMPOK USAHA KERAJINAN ENCENG GONDOK DI SENTOLO, KABUPATEN KULONPROGO Oleh : Aan Ardian ardian@uny.ac.id FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS

Lebih terperinci

AKTUATOR AKTUATOR 02/10/2016. Rian Rahmanda Putra Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indo Global Mandiri

AKTUATOR AKTUATOR 02/10/2016. Rian Rahmanda Putra Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indo Global Mandiri AKTUATOR Rian Rahmanda Putra Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indo Global Mandiri AKTUATOR Istilah yang digunakan untuk mekanisme yang menggerakkan robot. Aktuator dapat berupa hidrolik, pneumatik dan

Lebih terperinci

ANALISA HIDROLIK SISTEM LIFTER PADA FARM TRACTOR FOTON FT 824

ANALISA HIDROLIK SISTEM LIFTER PADA FARM TRACTOR FOTON FT 824 NASKAH PUBLIKASI TUGAS AKHIR ANALISA HIDROLIK SISTEM LIFTER PADA FARM TRACTOR FOTON FT 824 Disusun Sebagai Syarat Untuk Mengikuti Ujian Tugas Akhir Pada Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas

Lebih terperinci

BAB II TEORI. 2.1 Pengertian Sistem Pengaturan

BAB II TEORI. 2.1 Pengertian Sistem Pengaturan BAB II TEORI 2.1 Pengertian Sistem Pengaturan Pengertian kontrol atau pengaturan adalah proses atau upaya untuk mencapai tujuan. Sebagai contoh sederhana dan akrab dengan aktivitas sehari-hari dari konsep

Lebih terperinci

DAFTAR ISI Prinsip Kerja Kegunaan Macam-macam Silinder Kerja Tunggal. 1.3 Silinder Kerja Ganda Konstruksi..

DAFTAR ISI Prinsip Kerja Kegunaan Macam-macam Silinder Kerja Tunggal. 1.3 Silinder Kerja Ganda Konstruksi.. DAFTAR ISI Daftar Isi Pendahuluan Tujuan Umum Pembelajaran Petunjuk Penggunaan Modul Kegiatan Belajar 1 : Silinder Pneumatik. 1.1 Pendahuluan. 1.2 Silinder Kerja Tunggal. 1.2.1 Konstruksi.. 1.2.2 Prinsip

Lebih terperinci

LAPORAN PROYEK AKHIR RANCANG BANGUN MESIN BOR BANGKU BERPENGGERAK PNEUMATIK

LAPORAN PROYEK AKHIR RANCANG BANGUN MESIN BOR BANGKU BERPENGGERAK PNEUMATIK LAPORAN PROYEK AKHIR RANCANG BANGUN MESIN BOR BANGKU BERPENGGERAK PNEUMATIK Oleh : 1. BAYU FEBRIANTO L0E 006 016 2. DANNY HARNANTO L0E 006 020 3. EKO WAHYU Y. L0E 006 033 4. HASBI ASIDIQI L0E 006 036 PROGRAM

Lebih terperinci

MESIN PENDINGIN. Gambar 1. Skema cara kerja mesin pendingin.

MESIN PENDINGIN. Gambar 1. Skema cara kerja mesin pendingin. Mengenal Cara Kerja Mesin Pendingin MESIN PENDINGIN Mesin pendingin adalah suatu rangkaian rangkaian yang mampu bekerja untuk menghasilkan suhu atau temperature dingin. Mesin pendingin bisanya berupa kulkas,

Lebih terperinci

BAB II PNEUMATIK. - sekitar 78 % dari volum adalah Nitrogen. - sekitar 21 % dari volum adalah Oksigen

BAB II PNEUMATIK. - sekitar 78 % dari volum adalah Nitrogen. - sekitar 21 % dari volum adalah Oksigen BAB II PNEUMATIK 2. 1. Dasar-dasar Pneumatik 2.1.1. Sifat-sifat fisika dari udara Permukaan bumi ini ditutupi oleh udara. Udara adalah campuran gas yang terdiri atas senyawa : - sekitar 78 % dari volum

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Teori Dasar Steam merupakan bagian penting dan tidak terpisahkan dari teknologi modern. Tanpa steam, maka industri makanan kita, tekstil, bahan kimia, bahan kedokteran,daya, pemanasan

Lebih terperinci

MODIFIKASI MESIN PRESS SOL SEPATU. Rahmat Hadi Sukarno ( ) Ir. Hari Subiyanto, MSc. DENGAN SISTEM PNEUMATIK

MODIFIKASI MESIN PRESS SOL SEPATU. Rahmat Hadi Sukarno ( ) Ir. Hari Subiyanto, MSc. DENGAN SISTEM PNEUMATIK BIDANG STUDI TEKNIK PRODUKSI MODIFIKASI MESIN PRESS SOL SEPATU DENGAN SISTEM PNEUMATIK Oleh : Rahmat Hadi Sukarno ( 2106.030.048 ) Dosen Pembimbing : Ir. Hari Subiyanto, MSc. PROGRAM STUDI D III TEKNIK

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pompa viskositas tinggi digunakan untuk memindahkan cairan

BAB I PENDAHULUAN. Pompa viskositas tinggi digunakan untuk memindahkan cairan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pompa viskositas tinggi digunakan untuk memindahkan cairan yang memiliki kekentalan (viskositas) yang tinggi dari tempat satu ke tempat yang lain. Ada berbagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. satu dengan mesin yaitu turbin gas, mesin pendingin dan macam lainnya.

BAB I PENDAHULUAN. satu dengan mesin yaitu turbin gas, mesin pendingin dan macam lainnya. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kompresor adalah alat mekanik yang berfungsi untuk meningkatkan tekanan fluida yang mampu memampatkan gas atau udara. Dalam keseharian, kita sering memanfaatkan udara

Lebih terperinci

SISTEM KERJA HIDROLIK PADA EXCAVATOR TIPE KOMATSU PC DI PT. UNITED TRACTORS TBK.

SISTEM KERJA HIDROLIK PADA EXCAVATOR TIPE KOMATSU PC DI PT. UNITED TRACTORS TBK. SISTEM KERJA HIDROLIK PADA EXCAVATOR TIPE KOMATSU PC 200-8 DI PT. UNITED TRACTORS TBK. Nama : Ricko Pramudya NPM : 26411117 Jurusan : Teknik Mesin Pembimbing : Iwan Setyawan, ST. MT Latar Belakang Penggunan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. industri sebagai alat bantu yang berfungsi untuk memperbesar tekanan gas.

BAB 1 PENDAHULUAN. industri sebagai alat bantu yang berfungsi untuk memperbesar tekanan gas. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kompresor sangat banyak dibutuhkan dan digunakan pada industri industri sebagai alat bantu yang berfungsi untuk memperbesar tekanan gas. Kompresor dapat juga menghasilkan

Lebih terperinci

KUMPULAN SOAL PNEUMATIC By Industrial Electronic Dept. Of SMKN 1 Batam

KUMPULAN SOAL PNEUMATIC By Industrial Electronic Dept. Of SMKN 1 Batam KUMPULAN SOAL PNEUMATIC By Industrial Electronic Dept. Of SMKN 1 Batam Petunjuk: Pilihlah jawaban yang paling tepat dengan cara memberi tanda silang (X) pada lembar jawaban yang tersedia. 01. Berikut ini

Lebih terperinci

ANALISIS KERJA MOBIL TENAGA UDARA MSG 01 DENGAN SISTEM DUA TABUNG

ANALISIS KERJA MOBIL TENAGA UDARA MSG 01 DENGAN SISTEM DUA TABUNG UNIVERSITAS GUNADARMA FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI ANALISIS KERJA MOBIL TENAGA UDARA MSG 01 DENGAN SISTEM DUA TABUNG Disusun Oleh : Nama : Tohim Purnanto Npm : 27411140 Jurusan : Teknik Mesin Pembimbing

Lebih terperinci

BAB IV PERHITUNGAN SISTEM HIDRAULIK

BAB IV PERHITUNGAN SISTEM HIDRAULIK BAB IV PERHITUNGAN SISTEM HIDRAULIK 4.1 Perhitungan Beban Operasi System Gaya yang dibutuhkan untuk mengangkat movable bridge kapasitas 100 ton yang akan diangkat oleh dua buah silinder hidraulik kanan

Lebih terperinci

Pneumatik Bab B4 1. Bab 4 Katup katup

Pneumatik Bab B4 1. Bab 4 Katup katup Pneumatik Bab B4 1 Bab 4 Katup katup 4.1 Katup Satu Arah Katup satu arah adalah bagian yang menutup aliran ke satu arah dan melewatkannya ke arah yang berlawanan. Tekanan pada sisi aliran membebani bagian

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Teori Dasar Mesin Pendingin Untuk pertama kali siklus refrigerasi dikembangkan oleh N.L.S. Carnot pada tahun 1824. Sebelumnya pada tahun 1823, Cagniard de la Tour (Perancis),

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. kata lain kompresor adalah penghasil udara mampat. Karena proses. dengan tekanan udara lingkungan. Dalam keseharian, kita sering

BAB II DASAR TEORI. kata lain kompresor adalah penghasil udara mampat. Karena proses. dengan tekanan udara lingkungan. Dalam keseharian, kita sering BAB II DASAR TEORI 2.1 Pengertian Kompresor Kompresor adalah alat pemampat atau pengkompresi udara dengan kata lain kompresor adalah penghasil udara mampat. Karena proses pemampatan, udara mempunyai tekanan

Lebih terperinci

Gambar 2.32 Full pneumatik element

Gambar 2.32 Full pneumatik element 2. Two control valve Katup dua tekanan mempunyaidua saluran masuk X dan Y satu saluran keluar A. udara kempaan dapat mengalir melaluinya jika sinyal masukan ke X dan Y alirannya akan tertutup. Jika sinyal

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II PENDAHULUAN BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Motor Bakar Bensin Motor bakar bensin adalah mesin untuk membangkitkan tenaga. Motor bakar bensin berfungsi untuk mengubah energi kimia yang diperoleh dari

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA II. TINJAUAN PUSTAKA A. Radiator Radiator memegang peranan penting dalam mesin otomotif (misal mobil). Radiator berfungsi untuk mendinginkan mesin. Pembakaran bahan bakar dalam silinder mesin menyalurkan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kajian Pustaka Conveyor merupakan suatu alat transportasi yang umumnya dipakai dalam proses industri. Conveyor dapat mengangkut bahan produksi setengah jadi maupun hasil produksi

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN SISTEM PNEUMATIK PADA MESIN PEMROSES BUAH KELAPA TERPADU

RANCANG BANGUN SISTEM PNEUMATIK PADA MESIN PEMROSES BUAH KELAPA TERPADU UNIVERSITAS GUNADARMA FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI RANCANG BANGUN SISTEM PNEUMATIK PADA MESIN PEMROSES BUAH KELAPA TERPADU Nama Disusun Oleh : : Jiwandana Nugraha Npm : 23411830 Jurusan : Teknik Mesin Pembimbing

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berteknologi tinggi pekerjaan dapat dilakukan dengan mudah, tepat, teliti, dan cepat,

BAB I PENDAHULUAN. berteknologi tinggi pekerjaan dapat dilakukan dengan mudah, tepat, teliti, dan cepat, BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Teknologi yang berkembang dengan pesat sangat menunjang pertumbuhan dunia industri, khususnya dalam efektifitas kerja. Dengan memanfaatkan peralatan berteknologi tinggi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Teori Motor Bakar. Motor bakar torak merupakan internal combustion engine, yaitu mesin yang fluida kerjanya dipanaskan dengan pembakaran bahan bakar di ruang mesin tersebut. Fluida

Lebih terperinci

UNIVERSITAS DIPONEGORO JUDUL RANCANG BANGUN SIMULATOR PNEUMATIK SEBAGAI ALAT PEMINDAH BARANG TUGAS AKHIR : BUDI SUSILO NIM :

UNIVERSITAS DIPONEGORO JUDUL RANCANG BANGUN SIMULATOR PNEUMATIK SEBAGAI ALAT PEMINDAH BARANG TUGAS AKHIR : BUDI SUSILO NIM : UNIVERSITAS DIPONEGORO JUDUL RANCANG BANGUN SIMULATOR PNEUMATIK SEBAGAI ALAT PEMINDAH BARANG TUGAS AKHIR Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Ahli Madya NAMA : BUDI SUSILO NIM : 21050110060036

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang bertekanan lebih rendah dari tekanan atmosfir. Dalam hal ini disebut pompa

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang bertekanan lebih rendah dari tekanan atmosfir. Dalam hal ini disebut pompa BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Kompresor Kompresor adalah mesin untuk memampatkan udara atau gas. Kompresor udara biasanya mengisap udara dari atsmosfir. Namun ada pula yang mengisap udara atau

Lebih terperinci

BAB 5 DASAR POMPA. pompa

BAB 5 DASAR POMPA. pompa BAB 5 DASAR POMPA Pompa merupakan salah satu jenis mesin yang berfungsi untuk memindahkan zat cair dari suatu tempat ke tempat yang diinginkan. Zat cair tersebut contohnya adalah air, oli atau minyak pelumas,

Lebih terperinci

RANGKAIAN DASAR PNEUMATIK

RANGKAIAN DASAR PNEUMATIK RANGKAIAN DASAR PNEUMATIK KOMPONEN KONTROL PNEUMATIK Program Studi Keahlian : Teknik Elektronika Kompetensi Keahlian : Teknik mekatronika Berdasarkan Kurikulum 2013 Penyusun : TRI MARYONO, S.Pd DINAS PENDIDIKAN

Lebih terperinci

MODUL POMPA AIR IRIGASI (Irrigation Pump)

MODUL POMPA AIR IRIGASI (Irrigation Pump) MODUL POMPA AIR IRIGASI (Irrigation Pump) Diklat Teknis Kedelai Bagi Penyuluh Dalam Rangka Upaya Khusus (UPSUS) Peningkatan Produksi Kedelai Pertanian dan BABINSA KEMENTERIAN PERTANIAN BADAN PENYULUHAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kompresor adalah alat pemampat atau pengkompresi udara, dengan kata lain

BAB I PENDAHULUAN. Kompresor adalah alat pemampat atau pengkompresi udara, dengan kata lain 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kompresor adalah alat pemampat atau pengkompresi udara, dengan kata lain kompresor adalah penghasil udara bertekanan. Karena udara dimampatkan maka mempunyai tekanan

Lebih terperinci

INSTRUMENT EVALUASI. MATA KULIAH : PNEUMATIK & HIDROLIK KODE / SKS : MSN 326 / 2 SKS SEMESTER : GENAP (IV) DOSEN/ASISTEN : PURNAWAN,S.Pd.

INSTRUMENT EVALUASI. MATA KULIAH : PNEUMATIK & HIDROLIK KODE / SKS : MSN 326 / 2 SKS SEMESTER : GENAP (IV) DOSEN/ASISTEN : PURNAWAN,S.Pd. INSTRUMENT EVALUASI MATA KULIAH : PNEUMATIK & HIDROLIK KODE / SKS : MSN 326 / 2 SKS SEMESTER : GENAP (IV) DOSEN/ASISTEN : PURNAWAN,S.Pd. 1 / 1 A.Karakteristik Pneumatik TUP : Mampu menjelaskan pengertian,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN LITERATUR

BAB II TINJAUAN LITERATUR BAB II TINJAUAN LITERATUR Motor bakar merupakan motor penggerak yang banyak digunakan untuk menggerakan kendaraan-kendaraan bermotor di jalan raya. Motor bakar adalah suatu mesin yang mengubah energi panas

Lebih terperinci

ELEKTRO-PNEUMATIK (smkn I Bangil)

ELEKTRO-PNEUMATIK (smkn I Bangil) Jawaban ( Katup Solenoid Tunggal dan Silinder Kerja Tunggal ) Alat Penyortir ( Sorting Device ) Soal : Dengan menggunakan alat penyortir, benda ditransfer dari ban berjalan satu ke ban berjalan lainnya.

Lebih terperinci

PERENCANAAN POWER PACK MESIN PRESS HIDROLIK

PERENCANAAN POWER PACK MESIN PRESS HIDROLIK PERENCANAAN POWER PACK MESIN PRESS HIDROLIK SKRIPSI Diajukan Untuk Penulisan Skripsi Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik (S.T) Pada Program Studi TEKNIK MESIN UN PGRI Kediri

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. Laporan Tugas Akhir. Gambar 2.1 Schematic Dispenser Air Minum pada Umumnya

BAB II DASAR TEORI. Laporan Tugas Akhir. Gambar 2.1 Schematic Dispenser Air Minum pada Umumnya BAB II DASAR TEORI 2.1 Hot and Cool Water Dispenser Hot and cool water dispenser merupakan sebuah alat yang digunakan untuk mengkondisikan temperatur air minum baik dingin maupun panas. Sumber airnya berasal

Lebih terperinci

Gerak translasi ini diteruskan ke batang penghubung ( connectiing road) dengan proses engkol ( crank shaft ) sehingga menghasilkan gerak berputar

Gerak translasi ini diteruskan ke batang penghubung ( connectiing road) dengan proses engkol ( crank shaft ) sehingga menghasilkan gerak berputar Mesin Diesel 1. Prinsip-prinsip Diesel Salah satu pengegrak mula pada generator set adala mesin diesel, ini dipergunakan untuk menggerakkan rotor generator sehingga pada out put statornya menghasilkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Permasalahan Pembatasan Masalah Tujuan Penulisan Metode Penelitian Sistematika Penulisan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Permasalahan Pembatasan Masalah Tujuan Penulisan Metode Penelitian Sistematika Penulisan PENGARUH PENGGUNAAN SHOCKABSORBER DENGAN SITEM HIDROLIK TERHADAP BEBAN PADA SEPEDA MOTOR Nama: Rio Irawan NPM: 20406620 BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Permasalahan Pembatasan Masalah Tujuan Penulisan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian pompa Pompa adalah alat untuk memindahkan fluida dari tempat satu ketempat lainnya yang bekerja atas dasar mengkonversikan energi mekanik menjadi energi kinetik.

Lebih terperinci

KOPLING. Kopling ditinjau dari cara kerjanya dapat dibedakan atas dua jenis: 1. Kopling Tetap 2. Kopling Tak Tetap

KOPLING. Kopling ditinjau dari cara kerjanya dapat dibedakan atas dua jenis: 1. Kopling Tetap 2. Kopling Tak Tetap KOPLING Defenisi Kopling dan Jenis-jenisnya Kopling adalah suatu elemen mesin yang berfungsi untuk mentransmisikan daya dari poros penggerak (driving shaft) ke poros yang digerakkan (driven shaft), dimana

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR PERANCANGAN ALAT PENCETAK TABLET DENGAN APLIKASI PNEUMATIK DAN KONTROL PLC

TUGAS AKHIR PERANCANGAN ALAT PENCETAK TABLET DENGAN APLIKASI PNEUMATIK DAN KONTROL PLC TUGAS AKHIR PERANCANGAN ALAT PENCETAK TABLET DENGAN APLIKASI PNEUMATIK DAN KONTROL PLC Diajukan guna melengkapi sebagian syarat dalam mencapai gelar Sarjana Strata Satu (S1) Disusun Oleh : Nama : Mahmud

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA.1. MESIN-MESIN FLUIDA Mesin fluida adalah mesin yang berfungsi untuk mengubah energi mekanis poros menjadi energi potensial atau sebaliknya mengubah energi fluida (energi potensial

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Perpipaan Dalam pembuatan suatu sistem sirkulasi harus memiliki sistem perpipaan yang baik. Sistem perpipaan yang dipakai mulai dari sistem pipa tunggal yang sederhana

Lebih terperinci

8 gabungan penekanan melawan sistem gerak putar. Efek pengereman (breaking effect) diperoleh dari adanya gesekan yang ditimbulkan antara dua obyek. Si

8 gabungan penekanan melawan sistem gerak putar. Efek pengereman (breaking effect) diperoleh dari adanya gesekan yang ditimbulkan antara dua obyek. Si BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Rem Rem dirancang untuk mengurangi kecepatan (memperlambat) dan menghentikan kendaraan aan atau memungkinkan parkir pada tempat yang menurun. Peralatan ini sangat penting

Lebih terperinci

ANALISIS DAYA BERKURANG PADA MOTOR BAKAR DIESEL DENGAN SUSUNAN SILINDER TIPE SEGARIS (IN-LINE)

ANALISIS DAYA BERKURANG PADA MOTOR BAKAR DIESEL DENGAN SUSUNAN SILINDER TIPE SEGARIS (IN-LINE) ANALISIS DAYA BERKURANG PADA MOTOR BAKAR DIESEL DENGAN SUSUNAN SILINDER TIPE SEGARIS (IN-LINE) SKRIPSI Skripsi Yang Diajukan Untuk Melengkapi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik FAISAL RIZA.SURBAKTI

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Mulai. Studi Literatur & Observasi Lapangan. Identifikasi & Perumusan Masalah

BAB III METODE PENELITIAN. Mulai. Studi Literatur & Observasi Lapangan. Identifikasi & Perumusan Masalah BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Diagram Alir Penelitian Mulai Studi Literatur & Observasi Lapangan Identifikasi & Perumusan Masalah 1) Penentuan Kebutuhan Alat 2) Preliminari (awal) Disain 3) Pengolahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan teknologi yang semakin cepat mendorong manusia untuk selalu mempelajari ilmu pengetahuan dan teknologi (Daryanto, 1999 : 1). Sepeda motor, seperti juga

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN Bahan Penelitian Pada penelitian ini refrigeran yang digunakan adalah Yescool TM R-134a.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN Bahan Penelitian Pada penelitian ini refrigeran yang digunakan adalah Yescool TM R-134a. 3.1. Lokasi Penelitian BAB III METODOLOGI PENELITIAN Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Motor Bakar Jurusan Teknik Mesin Universitas Sebelas Maret Surakarta. 3.2. Bahan Penelitian Pada penelitian

Lebih terperinci

BAB II STUDI LITERATUR

BAB II STUDI LITERATUR BAB II STUDI LITERATUR 2.1 Pengertian Filter Secara umum filter adalah alat yang digunakan untuk memisahkan kotoran dari oli. Kotoran yang disaring dalam filter timbul akibat debu yang masuk dari lubang

Lebih terperinci

UNJUK KERJA MOBIL MSG 01 DENGAN SISTEM TENAGA UDARA

UNJUK KERJA MOBIL MSG 01 DENGAN SISTEM TENAGA UDARA UNIVERSITAS GUNADARMA FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UNJUK KERJA MOBIL MSG 01 DENGAN SISTEM TENAGA UDARA Disusun Oleh : Nama : Muhammad Rizki Npm : 24411960 Jurusan : Teknik Mesin Pembimbing : 1. Dr. Rr.

Lebih terperinci

ANALISA ALAT PNEUMATIK MESIN PEMOTONG SPON / GASKET DENGAN TEKANAN 60 PSI

ANALISA ALAT PNEUMATIK MESIN PEMOTONG SPON / GASKET DENGAN TEKANAN 60 PSI ANALISA ALAT PNEUMATIK MESIN PEMOTONG SPON / GASKET DENGAN TEKANAN 60 PSI TUGAS AKHIR Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat Memperoleh gelar sarjana Pada Program studi Strata I Fakultas Teknik Mesin

Lebih terperinci

ANALISA SISTEM PNEUMATIK UNTUK PENGGERAK ALAT PANEN KELAPA SAWIT ( TEMBILANG DAN SABIT ) Legisnal Hakim ABSTRACT

ANALISA SISTEM PNEUMATIK UNTUK PENGGERAK ALAT PANEN KELAPA SAWIT ( TEMBILANG DAN SABIT ) Legisnal Hakim ABSTRACT nalisa Sistem Pneumatik NLIS SISTEM PNEUMTIK UNTUK PENGGERK LT PNEN KELP SWIT ( TEMBILNG DN SBIT ) Legisnal Hakim BSTRCT Pneumatic is a fluid power system, that the energy source from the air pressure

Lebih terperinci

Pengaruh modifikasi diameter venturi dan pemasangan turbo cyclone terhadap daya mesin pada sepeda motor FIZR 2003

Pengaruh modifikasi diameter venturi dan pemasangan turbo cyclone terhadap daya mesin pada sepeda motor FIZR 2003 Pengaruh modifikasi diameter venturi dan pemasangan turbo cyclone terhadap daya mesin pada sepeda motor FIZR 2003 Tri Sularto NIM. K.2502062 UNIVERSITAS SEBELAS MARET BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Lebih terperinci

Dengan cara pemakaian yang benar, Anda akan mendapatkan manfaat yang maksimal selama bertahun-tahun.

Dengan cara pemakaian yang benar, Anda akan mendapatkan manfaat yang maksimal selama bertahun-tahun. SELAMAT ATAS PILIHAN ANDA MENGGUNAKAN PEMANAS AIR (WATER HEATER) DOMO Dengan cara pemakaian yang benar, Anda akan mendapatkan manfaat yang maksimal selama bertahun-tahun. Bacalah buku petunjuk pengoperasian

Lebih terperinci

Laporan Tugas Akhir Pembuatan Modul Praktikum Penentuan Karakterisasi Rangkaian Pompa BAB II LANDASAN TEORI

Laporan Tugas Akhir Pembuatan Modul Praktikum Penentuan Karakterisasi Rangkaian Pompa BAB II LANDASAN TEORI 3 BAB II LANDASAN TEORI II.1. Tinjauan Pustaka II.1.1.Fluida Fluida dipergunakan untuk menyebut zat yang mudah berubah bentuk tergantung pada wadah yang ditempati. Termasuk di dalam definisi ini adalah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori Apabila meninjau mesin apa saja, pada umumnya adalah suatu pesawat yang dapat mengubah bentuk energi tertentu menjadi kerja mekanik. Misalnya mesin listrik,

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR PERENCANAAN SYSTEM HYDROLIK PADA MOVABLE BRIDGE DERMAGA KAPASITAS 100 TON

TUGAS AKHIR PERENCANAAN SYSTEM HYDROLIK PADA MOVABLE BRIDGE DERMAGA KAPASITAS 100 TON TUGAS AKHIR PERENCANAAN SYSTEM HYDROLIK PADA MOVABLE BRIDGE DERMAGA KAPASITAS 100 TON Diajukan Guna Memenuhi Syarat Kelulusan Mata Kuliah Tugas Akhir Pada Program Sarjana Strata Satu (S1) Disusun Oleh

Lebih terperinci

ANALISA SISTEM PNEUMATIK ALAT PEMOTONG SERAT ALAM

ANALISA SISTEM PNEUMATIK ALAT PEMOTONG SERAT ALAM ANALISA SISTEM PNEUMATIK ALAT PEMOTONG SERAT ALAM Oleh : Ismet Eka Putra, M. Haris Teknik Mesin Fakultas Teknologi Industri Institut Teknologi Padang Abstract Pada era otomatisasi, pekerjaan secara manual

Lebih terperinci

ANALISA KEBISINGAN ALAT PRAKTIKUM KOMPRESOR TORAK PADA LABORATORIUM PRESTASI MESIN

ANALISA KEBISINGAN ALAT PRAKTIKUM KOMPRESOR TORAK PADA LABORATORIUM PRESTASI MESIN ANALISA KEBISINGAN ALAT PRAKTIKUM KOMPRESOR TORAK PADA LABORATORIUM PRESTASI MESIN Ipick Setiawan 1*, Agung Sudrajad 2, Mohammad Auriga 3 1,2,3 Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Sultan

Lebih terperinci