GUIDELINE DESA FARMASI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "GUIDELINE DESA FARMASI"

Transkripsi

1 GUIDELINE DESA FARMASI

2 KATA PENGANTAR Puji dan syukur kami haturkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas karunia dan hidayahnya sehingga pembuatan panduan pelaksanaan program Desa Farmasi dapat terselesaikan. Staf Ahli Pengabdian dan Pelayanan Masyarakat ISMAFARSI mempersembahkan salah satu program kerja yang bertujuan membantu menciptakan suatu lingkungan yang bersih dengan masyarakatnya yang memiliki budaya hidup sehat. Kami sangat berharap agar program kerja ini dapat terlaksana dengan baik di setiap LEM atau wilayah dan membuahkan hasil yang maksimal sesuai dengan yang diharapkan. Guideline ini dibuat untuk membantu dalam gambaran pelaksanaan program kegiatan Desa Farmasi di tiap-tiap Lembaga Eksekutif Mahasiswa / Himpunan Mahasiswa / Badan Eksekutif Mahasiswa Farmasi. Saran dan kritik tentunya tidak lupa kami sampaikan kepada masing-masing pihak untuk disampaikan demi perbaikan dan kemaksimalan kerja bersama. Semoga di kepengurusan dua tahun ke depan ini ISMAFARSI dapat lebih berunjuk gigi dalam melakukan gerakan-gerakan yang tentunya menunjukkan bagaimana apiknya kinerja pemuda Indonesia saat ini. Atas perhatiannya, saya sampaikan terima kasih. Staf Ahli Pengabdian dan Pelayanan Masyarakat ISMAFARSI Hivzil Indra

3 DAFTAR ISI Kata Pengantar... i Daftar Isi... ii Pendahuluan... 1 Desa Farmasi Definisi... 3 Landasan Hukum... 3 Tujuan... 4 Arahan Pelaksanaan... 4 Hal yang Diperhatikan dan Dihindari... 7 Kegiatan/ Program Desa Farmasi... 9 Prosedur Pelaksanaan Profil Desa Farmasi...12 Timeline...13 Penutup... 15

4 PENDAHULUAN Indonesia merupakan negara kepulauan yang terdiri dari pulau-pulau yang terpisah oleh laut dengan memiliki 33 provinsi sebagai bagian wilayahnya. Beragam pulau serta provinsi yang ada tentunya memberikan suatu ciri khas yang berbeda pula. Perbedaan itu terletak baik dari suku, budaya, gaya hidup, serta peraturan adat yang digunakan. Gaya hidup antara satu kelompok masyarakat di suatu provinsi akan berbeda dengan gaya hidup kelompok masyarakat di provinsi lain. Hal ini akan memberikan ciri dan hasil kehidupan yang berbeda-beda dari masing-masing kelompok masyarakat tersebut, misalnya saja antara masyarakat yang hidup di pulau Jawa dengan masyarakat di pedalaman Kalimantan. Masyarakat yang hidup di pulau Jawa terutama di ibukota negara yaitu Jakarta, sudah sangat terbiasa dengan kehidupan ala modern, berbeda dengan masyarakat pedalaman Kalimantan yang hidup dengan kondisi yang sangat dekat dengan alam. Hal ini juga terlihat langsung terutama dalam kondisi kesehatan. Mahasiswa Farmasi Indonesia merupakan komponen mahasiswa yang memiliki landasan tridharma perguruan tinggi yaitu pendidikan, penelitian, dan pengabdian masyarakat. Sebagai wujud nyata dari pendidikan yang diperoleh mahasiswa salah satunya adalah dengan kegiatan pengabdian masyarakat yang berorientasi pada kebermanfaatan ilmu untuk kehidupan bermasyarakat. Kita sebagai mahasiswa farmasi yang akan menjadi profesi kesehatan pada nantinya memiliki kewajiban untuk menyalurkan ilmu yang kita dapatkan kepada masyarakat luas. Kegiatan untuk pengabdian masyarakat sendiri bermacammacam bentuknya, salah satu di antaranya adalah Desa Farmasi. Ikatan Senat Mahasiswa Farmasi Seluruh Indonesia (ISMAFARSI) sebagai wadah aspirasi mahasiswa farmasi Indonesia memiliki fungsi untuk menyalurkan aspirasi serta ilmu mahasiswa-mahasiswa farmasi Indonesia baik kepada stakeholder maupun langsung kepada masyarakat untuk menciptakan masyarakat Indonesia yang memiliki derajat kesehatan lebih baik. Wadah aspirasi yang ditawarkan oleh ISMAFARSI sebagai organisasi mahasiswa farmasi Indonesia yaitu berupa program Desa Farmasi. Program Desa Farmasi ini merupakan program yang diharapkan dapat dilaksanakan oleh

5 Lembaga Eksekutif Mahasiswa Farmasi Indonesia yang terkumpul dalam ISMAFARSI, yakni dengan memiliki satu desa yang akan digunakan sebagai desa binaan yang berorientasi kefarmasian. Di desa tersebut mahasiswa farmasi dapat melakukan berbagai program berkala yang berwujud program kesehatan, maupun program peningkatan ilmu pengetahuannya. Diharapkan dalam kurun waktu kepengurusan 2 tahun ini, tujuan yang ingin dicapai yaitu masyarakat desa dalam lingkup desa binaan farmasi mengerti akan cara-cara serta informasi baik dalam bidang kesehatan maupun peningkatan kualitas ilmu pegetahuan sehingga menghasilkan output desa binaan yang aktif, mandiri, dan sejahtera

6 RVAMPIRE DAY Definisi Pengertian desa menurut KBBI adalah kesatuan wilayah yang dihuni oleh sejumlah keluarga yg mempunyai sistem pemerintahan sendiri (dikepalai oleh seorang kepala desa). Pembinaan menurut KBBI ialah usaha, tindakan, dan kegiatan yang dilakukan secara efisien dan efektif untuk memperoleh hasil yg lebih baik. Desa Binaan Farmasi merupakan suatu desa yang digunakan sebagai tempat untuk pengabdian masyarakat dimana dalam kegiatannya dilakukan upaya pembinaan secara efektif, efisien dan berkelanjutan untuk membina warga desa menjadi lebih baik dalam berbagai aspek bidang terutama dalam pengenalan farmasi dan profesinya kepada masyarakat dan dalam program kerja lainnya. Landasan Hukum Undang-undang No. 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional : Pasal 20: Perguruan tinggi berkewajiban menyelenggarakan pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat. Pasal 24: Perguruan tinggi memiliki otonomi untuk mengelola sendiri lembaganya sebagai pusat penyelenggaraan pendidikan tinggi, penelitian ilmiah, dan pengabdian kepada masyarakat. Pasal 54 ayat (2): Masyarakat dapat berperan serta sebagai sumber, pelaksana, dan pengguna hasil pendidikan.

7 Tujuan Meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat baik secara preventif, promotif, maupun kuratif Membantu menciptakan masyarakat desa binaan farmasi yang mandiri dan mengetahui akan farmasi dan profesinya. Memberikan wadah kepada mahasiswa farmasi Indonesia untuk berinteraksi langsung dengan masyarakat desa dan mengaplikasikan ilmu yang dimiliki Arahan Pelaksanaan Pemilihan Desa Sasaran Menetapkan kriteria desa farmasi yang akan dibina LEM melakukan mapping wilayah yang akan ditargetkan untuk menjadi desa binaan Kelompokkan beberapa desa yang menjadi target yang ada didalam wilayah tersebut. Lakukan survey desa dengan mencari data terkait desa ( profil desa, jumlah penduduk, mayoritas pekerjaan penduduk, mayoritas pendidikan, dll) Berdasarkan hasil survey yang ada, lakukan screening untuk penentuan desa binaan farmasi. Utamakan target desa binaan farmasi adalah desa yang dirasa benar-benar membutuhkan bimbingan dan mau membuka diri untuk dilaksanakan desa binaan Tentukan satu desa yang kita pilih untuk dijadikan desa binaan farmasi Lakukan kunjungan desa untuk membahas rancangan program desa farmasi atau sosialisasi kegiatan kepada unsur masyarakat desa yang meliputi, kepala desa, ketua RT/ RW dan pihak terkait yang mendukung misalnya pihak puskesmas desa, pihak sekolah, petugas kesehatan di desa,dll Pembuatan proposal desa farmasi yang berisi profil desa serta metode, rancangan dan estimasi biaya dalam pelaksanaan program desa binaan Pengajuan proposal ke pihak fakultas dan pihak terkait Pelaksanaan desa binaan

8 Arahan Pelaksana Kriteria Desa Farmasi Letak desa tidak terlalu jauh dari kampus sehingga mudah dalam pelaksanaan dan follow up desa Desa pilihan merupakan desa yang memenuhi kriteria untuk dibina misalnya: tingkat kesadaran akan kesehatan di desa rendah, di desa jarang terdapat kegiatan penyuluhan dll Pihak desa yang dipilih bersedia untuk bekerja sama dalam mensukseskan desa farmasi Kondisi masyarakat yang menerima atau welcome dengan program desa farmasi yang akan terlaksana Desa Farmasi yang dipilih bukan desa yang sedang terjadi konflik atau kerusuhan misalnya : adanya konflik senjata Desa pilihan memiliki SDA dan SDM yang berpotensi untuk dikembangkan menjadi lebih baik demi terwujudnya peningkatan kesejahteraan masyarakat Sasaran desa farmasi telah mewakili program-program yang akan terlaksana misalnya. Program apoteker cilik yang didukung dengan adanya SD atau SMP di desa tersebut. Lingkup Kegiatan 1. Peningkatan upaya kesehatan (preventif, promotif, kuratif) Peningkatan upaya kesehatan yang bisa dilakukan melalui program desa binaan bisa bersifat preventif berupa upaya pencegahan terhadap permasalahan kesehatan yang mungkin terjadi di masyarakat, upaya promotif bertujuan untuk mengenalkan serta menambah wawasan masyarakat terhadap kesehatan atau penyakit serta cara penanggulangannya, dan upaya kuratif yang bertujuan meningkatkan kemampuan masyarakat untuk tanggap dalam mengatasi atau mengobati masalah-masalah kesehatan yang dialami individu maupun masyarakat. Bentuk kegiatan bisa berupa sosialisasi atau penyuluhan misalnya : KIO, penyuluhan terhadap penyakit dan lain sebagainya

9 2. Pengembangan Sumber Daya Manusia Berupa kegiatan yang lebih terfokus pada upaya untuk memberikan informasi serta pelatihan dengan harapan akan meningkatkan potensi dan kemampuan masyarakat untuk lebih tanggap terhadap suatu permasalahan di desa, sehingga tingkat kesejahteraan masyarakat meningkat. Misalnya pelatihan kader-kader kesehatan seperti TOGA, DAGUSIBU, GEMACERMAT, apoteker cilik, dan lainnya. 3. Follow up Desa Farmasi Follow up Desa Farmasi merupakan serangkaian kegiatan yang dilaksanakan setelah program kerja desa farmasi selesai. Harapannya dengan adanya rangkaian follow up desa farmasi bisa menjadi acuan bagi pemantauan dan evaluasi dari program kerja yang telah dilaksanakan. HAL-HAL YANG DIPERHATIKAN DAN DIHINDARI A. Hal hal yang perlu diperhatikan Lembaga Eksekutif Mahasiswa pelaksana desa farmasi harus mempersiapkan mental dan moral yang baik kepada seluruh mahasiswa yang akan terlibat dalam program desa binaan ini. Menjalin kerjasama dan hubungan yang selaras dengan warga dan perangkat desa setempat Memiliki perbekalan yang cukup (ilmu, wawasan, persiapan teknis lapangan) Membentuk tim kerja desa binaan yang berkomitmen untuk menjalankan rangkaian desa binaan Menerapkan 5 S ( senyum, salam, sapa, sopan,santun) terhadap warga desa Kegiatan yang akan dilaksanakan harus mampu mendatangkan manfaat kepada masyarakat secara nyata Kegiatan yang dilaksanakan memberi teladan/contoh yang baik, harus ditekankan pada aksi nyata, memotivasi masyarakat, bersifat mengembangkan local potentials, dan masyarakat harus berpatisipasi didalamnya. Sebelum menerapkan kegiatan, terlebih dahulu dilakukan survey atas program apa yang dibutuhkan oleh masyarakat

10 Perencanaan kegiatan dibuat bersama atau dengan persetujuan dari unsur masyarakat desa. B. Hal-hal yang perlu dihindari Memberikan sumbangan berupa uang kepada perangkat desa Berbuat tindakan yang tidak bermoral ( asusila, tidak sopan dan perbuatan tidak terpuji lainnya ) Melakukan hal-hal yang dapat memberikan kerugian dan beban pada desa dan penduduk desa

11 Kegiatan/ Program Desa Farmasi Penyuluhan Kesehatan Penyuluhan kesehatan dapat dilaksanakan dengan cara memberikan informasi terkait program peningkatan kesehatan (contoh : penyakit malaria dan cara penanganan awal, pemberian informasi kesehatan reproduksi kepada anak-anak sekolah dasar yang masuk usia puber, pemberian informasi terkait TBC, dan lain-lain ) terhadap masyarakat dalam suatu kesempatan. Kegiatan ini dapat dilakukan minimal setiap dua bulan sekali. Kampanye Informasi Obat (KIO) Kegiatan KIO dapat dilaksanakan minimal setiap 1 bulan sekali dengan 2 minggu awal pemberian informasi obat dan 2 minggu berikutnya follow-up dari informasi obat yang sudah diberikan. Informasi bisa meliputi informasi mengenai antibiotik, obat herbal, obat generik, keamanan pemilihan obat bebas, waspada terhadap obat palsu, dan lain-lain. Pemberdayaan Tanaman Obat Keluarga (TOGA) Kegiatan dapat diawali dengan penjelasan terlebih dahulu tentang TOGA, kemudian cara penanaman dan budidaya TOGA, hingga pemanfaatan TOGA menjadi suatu produk yang berdaya guna. Luaran yang diharapkan nantinya adalah masyarakat dapat menjadikan TOGA itu sebagai pilihan utama obat saat keadaan darurat dan dapat dijadikan olahan masyarakat yang bisa dijual. Pharmaceutical Care Kegiatan dapat berupa konseling kepada masyarakat mengenai obat yang mereka gunakan, cek tekanan darah, gula darah, kolesterol dan asam urat serta konsultasi dengan apoteker. Disini juga ada PIO (Pojok Informasi Obat) yang dapat berupa brosur, leaflet atu pamphlet yang berisi informasi tentang obat. Kegiatan ini dapat dilakukan setiap satu bulan sekali.

12 Apoteker Cilik Kegiatan ini untuk pengenalan profesi kefarmasian kepada anak-anak usia dini sehingga dapat mengenal dan menumbuhkan minat kepada profesi kefarmasian. Mekanisme mengikuti guideline apoteker cilik.

13 Prosedur Pelaksanaan SA Pengabdian dan Pelayanan Masyarakat berkoordinasi dengan PJ Desa Farmasi untuk membantu LEM yang menjalankan Program Kerja Desa Farmasi. Melakukan koordinasi berkala yaitu memberitahukan kemajuan persiapan kegiatan Desa Farmasi (mapping wilayah, survey desa, fiksasi desa, kunjungan desa, dll) Membuat timeline dan plan strategy yang jelas ( waktu dan tempat pelaksanaan, sasaran kegiatan, luaran yang diharapkan, target kegiatan) Setiap kegiatan wajib dibuat dokumentasi dan membuat LPJ. LPJ kegiatan dilaporkan selambat-lambatnya 7 hari setelah kegiatan dilaksanaan dan LPJ keseluruhan dari kegiatan dilaporkan di akhir kegiatan kepada PJ Desa Farmasi

14 Profil Desa Farmasi Percontohan 1. Profil Desa Binaan Nasional ISMAFARSI (sebagai Desa Binaan Percontohan Nasional ISMAFARSI). a. Profil Desa Binaan Komsat Universitas Islam Indonesia Nama : Dusun Karang Geneng, Desa Purwobinangun, Kecamatan Pakem, Kabupaten Sleman, DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA. Wilayah : Sebelah Utara Berbatasan Dengan Dusun Gatep Sebelah Barat Berbatasan Dengan Dusun Kalidenggung Sebelah Selatan Berbatasan Dengan Dusun Kadilopo Sebelah Timur Berbatasan Dengan Dusun Srowolan Luas Daerah : 29 hektar Luas Pemukiman : 6 hektar Kependudukan : Terdiri dari 4 RT dan 2 RW Jumlah Penduduk : 446 orang, kebanyakan lansia Jumlah Kepala Keluarga : 126 orang Mata Pencaharian : Petani, Petani Salak, Karyawan, PNS, Pariwisata Taman Outbond, Fishing & Camping Karangsari Program Pemberdayaan masyarakat : Desa mandiri Pangan UGM, Manisan Salak, Kerajinan/Souvenir Kulit Salak Pelayanan kesehatan : Puskesmas 2x seminggu & Posyandu b. Profil Desa Binaan Komsat Universitas Muhammadiyah Malang Nama : Desa Kedung Kandang, RT 7/RW 3 Kecamatan Kedung Kandang, Kelurahan Kedung Kandang, Kota Malang Wilayah : Desa : Desa Kedung kandang Kecamatan : Kec. Kedung kandang Kabupaten : Kab. Kedung kandang Kelurahan : Kelurahan kedung kandang Kota : Kota Malang Provinsi : Jawa Timur.

15 2. Contoh Program Desa Binaan yang telah terlaksana a. Desa Binaan Universitas Muhamadiyah Malang Nama desa : Desa Kedung Kandang, RT 7/RW 3 Kecamatan Kedung Kandang, Kelurahan Kedung Kandang, Kota Malang Program yang menjadi prioritas dan sudah berjalan yaitu : Organic Community Gerakan Keluarga Sadar Obat (GKSO) b. Desa Binaan Universitas Islam Indonesia Nama desa : Dusun Karang Geneng, Desa Purwobinangun, Kecamatan Pakem, Kabupaten Sleman, DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA Program yang menjadi prioritas dan sudah berjalan yaitu : Penyuluhan TOGA Farmasi Back to School Taman Pendidikan Al-Qur an

16 Timeline Pelaksanaan Timeline yang dapat digunakan oleh LEM mulai dari tahap pemetaan wilayah desa farmasi hingga evaluasi hasil dari program desa farmasi yang sudah dilaksanakan pada periode sebelumnya Kegiatan Bulan kepengurusan Mapping Wilayah Survey Desa Fiksasi Desa Kunjungan Desa Pembuatan Proposal Pengajuan Proposal Pelaksanaan Kegiatan Laporan Pertanggungjawaban

17 PENUTUP Demikian panduan Desa Farmasi atau guideline ini dibuat, guideline ini merupakan konsep awal yang bertujuan memberikan arahan dan panduan kepada tiaptiap LEM ISMAFARSI dalam menjalankan program kerja desa farmasi. Dukungan dari tiap-tiap LEM ISMAFARSI sangat dibutuhkan untuk terlaksananya program kerja Desa Farmasi ini agar bisa menjadi lebih baik ke depan serta bisa menjadi stimulus bagi LEM - LEM lain untuk dapat melaksanakan program desa farmasi dan memberi kebermanfaatan bagi masyarakat luas Chair Person of Social and Public Healt Contact Person of Pharmacy Village ISMAFARSI Hivzil Indra Cut Balqis Raihatuljannah General Secretary of ISMAFARSI Deni Fahmi Prasetya

GUIDELINE DONOR DARAH

GUIDELINE DONOR DARAH GUIDELINE DONOR DARAH KATA PENGANTAR Puji serta syukur kami ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat dan karunia-nya, kami dapat menyelesaikan guideline pelaksanaan program Donor Darah dengan

Lebih terperinci

GUIDELINE KAMPANYE INFORMASI OBAT DAN POSKO KESEHATAN

GUIDELINE KAMPANYE INFORMASI OBAT DAN POSKO KESEHATAN GUIDELINE KAMPANYE INFORMASI OBAT DAN POSKO KESEHATAN KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas karunia dan hidayah-nya, guideline pelaksanaan program kerja Kampanye

Lebih terperinci

GUIDELINE APOTEKER CILIK

GUIDELINE APOTEKER CILIK GUIDELINE APOTEKER CILIK KATA PENGANTAR Puji dan syukur kami haturkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas karunia dan hidayahnya sehingga pembuatan guideline pelaksanaan program apoteker cilik dapat

Lebih terperinci

GUIDELINE AKSI TANGGAP BENCANA

GUIDELINE AKSI TANGGAP BENCANA GUIDELINE AKSI TANGGAP BENCANA KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas karunia dan hidayah-nya, guideline pelaksanaan program Aksi Tanggap Bencana dapat terselesaikan

Lebih terperinci

GUIDELINE PERAYAAN DAN PERINGATAN HARI KESEHATAN

GUIDELINE PERAYAAN DAN PERINGATAN HARI KESEHATAN GUIDELINE PERAYAAN DAN PERINGATAN HARI KESEHATAN KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas karunia dan hidayah-nya, guideline pelaksanaan program Perayaan dan Peringatan

Lebih terperinci

PROPOSAL SPONSORSHIP HEALTHCARE COMMUNITY & FAMILY NURSING

PROPOSAL SPONSORSHIP HEALTHCARE COMMUNITY & FAMILY NURSING PROPOSAL SPONSORSHIP HEALTHCARE COMMUNITY & FAMILY NURSING Pengabdian masyarakat dengan menerapkan prinsip keperawatan komunitas di wilayah RT 003 RW 011, kelurahan Pisangan BY Healthcare Community & Family

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Seiring dengan berjalannya waktu, beragam permasalahan kesehatan mulai timbul. Masyarakat mulai khawatir terhadap berbagai penyakit di lingkungan sekitarnya. Akibat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Manusia merupakan makhluk ciptaan Tuhan yang Maha Esa dengan seperangkat hak yang menjamin derajatnya sebagai

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Manusia merupakan makhluk ciptaan Tuhan yang Maha Esa dengan seperangkat hak yang menjamin derajatnya sebagai BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Manusia merupakan makhluk ciptaan Tuhan yang Maha Esa dengan seperangkat hak yang menjamin derajatnya sebagai manusia. Hak-hak inilah yang kemudian disebut dengan

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Bupati tentang Eliminasi Malaria di Daerah; BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO NOMOR : 67 TAHUN

Lebih terperinci

PANDUAN SURVEI LAPANGAN KKN TEMATIK TAHUN 2018

PANDUAN SURVEI LAPANGAN KKN TEMATIK TAHUN 2018 PANDUAN SURVEI LAPANGAN KKN TEMATIK TAHUN 2018 Tema : Pemberdayaan Potensi Desa untuk mewujudkan masyarakat desa yang aman, mandiri, terintegrasi dan negarawan berdasarkan Iman Ilmu Amal BIDANG GARAPAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Menurut Undang-Undang Kesehatan Nomor 36 Tahun 2009, yang dimaksud dengan kesehatan adalah keadaan sehat, baik secara fisik, mental, spiritual, maupun sosial yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pemberdayaan masyarakat, akan berjalan baik dan optimal apabila proses kepemimpinan

BAB I PENDAHULUAN. pemberdayaan masyarakat, akan berjalan baik dan optimal apabila proses kepemimpinan BAB I 1.1 Latar Belakang PENDAHULUAN Posyandu lansia merupakan pusat kegiatan masyarakat dalam upaya pelayanan kesehatan pada lanjut usia. Posyandu sebagai suatu wadah kegiatan yang bernuansa pemberdayaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kesehatan merupakan hak paling mendasar yang harus dipenuhi setiap orang dalam mencapai kesejahteraan sosial dalam masyarakat. Menurut World Health Organization (WHO),

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan memiliki peranan penting dalam kehidupan manusia dan

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan memiliki peranan penting dalam kehidupan manusia dan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kesehatan memiliki peranan penting dalam kehidupan manusia dan merupakan hak bagi setiap warga negara Indonesia. Hal ini terdapat dalam Undang-Undang Dasar

Lebih terperinci

TENTANG GARIS BESAR HALUAN PROGRAM KM-ITERA PERIODE

TENTANG GARIS BESAR HALUAN PROGRAM KM-ITERA PERIODE KETETAPAN SENAT KELUARGA MAHASISWA INSTITUT TEKNOLOGI SUMATERA NOMOR 002 TAHUN 2015 TENTANG GARIS BESAR HALUAN PROGRAM PERIODE 2015-2018 Dengan senantiasa mengharapkan rahmat Tuhan Yang Maha Kuasa SENAT

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN DAN EVALUASI

BAB IV PEMBAHASAN DAN EVALUASI 115 BAB IV PEMBAHASAN DAN EVALUASI A. Pelaksanaan Kegiatan KKN Reguler Kegiatan KKN Reguler ini dilaksanakan di 3 Desa dalam satu Kecamatan yaitu Desa Koripan, Desa Kenteng dan Desa Kemetul di Kecamatan

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. dapat ditarik simpulannya sebagai berikut : 1. Penderita hipertensi lansia di Desa Pingit Kecamatan Pringsurat

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. dapat ditarik simpulannya sebagai berikut : 1. Penderita hipertensi lansia di Desa Pingit Kecamatan Pringsurat BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1. Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada bab IV dapat ditarik simpulannya sebagai berikut : 1. Penderita hipertensi lansia di Desa Pingit Kecamatan Pringsurat

Lebih terperinci

WALIKOTA BENGKULU PROVINSI BENGKULU

WALIKOTA BENGKULU PROVINSI BENGKULU WALIKOTA BENGKULU PROVINSI BENGKULU PERATURAN WALIKOTA BENGKULU NOMOR 21 TAHUN 2016 TENTANG LAYANAN BERGERAK PEMERIKSAAN KEHAMILAN (MOBILE ANTENATAL CARE) PADA PUSAT KESEHATAN MASYARAKAT DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kesehatan merupakan salah satu hak asasi manusia dan kebutuhan hidup yang diwujudkan dan dilaksanakan dalam mencapai kesejahteraan kehidupan dalam masyarakat. Menurut

Lebih terperinci

SOSIALISASI GERAKAN KELUARGA SADAR OBAT (GKSO) DI DESA TABORE KECAMATAN MANTANGAI KABUPATEN KAPUAS KALIMANTAN TENGAH

SOSIALISASI GERAKAN KELUARGA SADAR OBAT (GKSO) DI DESA TABORE KECAMATAN MANTANGAI KABUPATEN KAPUAS KALIMANTAN TENGAH ARTIKEL PENELITIAN SOSIALISASI GERAKAN KELUARGA SADAR OBAT (GKSO) DI DESA TABORE KECAMATAN MANTANGAI KABUPATEN KAPUAS KALIMANTAN TENGAH Guntur Satrio P 1, Dewi Sari Mulia 1 dan Nurul Qamariah 1 1 Dosen

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG PENANGANAN FAKIR MISKIN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG PENANGANAN FAKIR MISKIN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG PENANGANAN FAKIR MISKIN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa sesuai dengan Pembukaan Undang-Undang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pengetahuan masyarakat akan pentingnya kesehatan terus meningkat seiring perkembangan zaman. Pemeliharaan dan peningkatan kesehatan masyarakat senantiasa diupayakan

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN DALAM NEGERI. Pos Pelayanan Terpadu. Layanan Sosial Dasar. Pedoman.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN DALAM NEGERI. Pos Pelayanan Terpadu. Layanan Sosial Dasar. Pedoman. No.289, 2011 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN DALAM NEGERI. Pos Pelayanan Terpadu. Layanan Sosial Dasar. Pedoman. PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 19 TAHUN 2011 TENTANG PEDOMAN PENGINTEGRASIAN

Lebih terperinci

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 68 TAHUN 2017 TENTANG PENYELENGGARAAN KESEHATAN HAJI

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 68 TAHUN 2017 TENTANG PENYELENGGARAAN KESEHATAN HAJI WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 68 TAHUN 2017 TENTANG PENYELENGGARAAN KESEHATAN HAJI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA YOGYAKARTA, Menimbang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan salah satu unsur kesejahteraan yang harus diwujudkan untuk meningkatkan kualitas dan produktifitas kehidupan manusia. Pembangunan

Lebih terperinci

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN TENTANG PENANGANAN FAKIR MISKIN

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN TENTANG PENANGANAN FAKIR MISKIN RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN TENTANG PENANGANAN FAKIR MISKIN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang:a.bahwa setiap warga negara berhak untuk

Lebih terperinci

BAB VIII KESIMPULAN DAN SARAN

BAB VIII KESIMPULAN DAN SARAN 157 BAB VIII KESIMPULAN DAN SARAN 8.1. Kesimpulan 1. Kegiatan Pemberantasan Sarang Nyamuk Demam Berdarah Dengue (PSN DBD) dengan metode COMBI di laksanakan untuk pertama kalinya di Kota Pekanbaru dengan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia nomor 36 tahun 2014, tentang Kesehatan, adalah. setiap orang yang mengabdikan diri dalam bidang kesehatan 1

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia nomor 36 tahun 2014, tentang Kesehatan, adalah. setiap orang yang mengabdikan diri dalam bidang kesehatan 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan salah satu unsur kesejahteraan yang harus diwujudkan sesuai dengan citacita Bangsa Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Pancasila

Lebih terperinci

BUPATI LUWU UTARA PROVINSI SULAWESI SELATAN

BUPATI LUWU UTARA PROVINSI SULAWESI SELATAN SALINAN BUPATI LUWU UTARA PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI LUWU UTARA NOMOR 45 TAHUN 2017 TENTANG SURVEILANS BERBASIS SEKOLAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MASA ESA BUPATI LUWU UTARA, Menimbang :

Lebih terperinci

KERANGKA ACUAN POS KESEHATAN PESANTREN (POSKESTREN) 2017 PUSKESMAS BREBES. Jl. Tritura No. 22 Telp. ( 0283 ) Brebes 52212

KERANGKA ACUAN POS KESEHATAN PESANTREN (POSKESTREN) 2017 PUSKESMAS BREBES. Jl. Tritura No. 22 Telp. ( 0283 ) Brebes 52212 KERANGKA ACUAN POS KESEHATAN PESANTREN (POSKESTREN) 2017 PUSKESMAS BREBES Jl. Tritura No. 22 Telp. ( 0283 ) 371523 Brebes 52212 PEMERINTAH KABUPATEN BREBES DINAS KESEHATAN PUSKESMAS BREBES Jl. Tritura

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN ALOR TENTANG PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI ALOR,

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN ALOR TENTANG PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI ALOR, LEMBARAN DAERAH KABUPATEN ALOR NO. : 11, 2006 PERATURAN DAERAH KABUPATEN ALOR NOMOR 11 TAHUN 2006 TENTANG PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI ALOR, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI SELATAN NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG PENANGGULANGAN KEMISKINAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI SELATAN NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG PENANGGULANGAN KEMISKINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI SELATAN NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG PENANGGULANGAN KEMISKINAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI HULU SUNGAI SELATAN, Menimbang : a. bahwa dalam rangka memenuhi

Lebih terperinci

PERATURAN DESA BOJONGGENTENG KECAMATAN JAMPANGKULON KABUPATEN SUKABUMI NOMOR 8 TAHUN 2017

PERATURAN DESA BOJONGGENTENG KECAMATAN JAMPANGKULON KABUPATEN SUKABUMI NOMOR 8 TAHUN 2017 PERATURAN DESA BOJONGGENTENG KECAMATAN JAMPANGKULON KABUPATEN SUKABUMI NOMOR 8 TAHUN 2017 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DESA BOJONGGENTENG NOMOR 6 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN

Lebih terperinci

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 19 TAHUN 2011 TENTANG

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 19 TAHUN 2011 TENTANG SALINAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 19 TAHUN 2011 TENTANG PEDOMAN PENGINTEGRASIAN LAYANAN SOSIAL DASAR DI POS PELAYANAN TERPADU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan salah satu unsur kesejahteraan yang harus diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia seperti dimaksud dalam Pancasila

Lebih terperinci

Wujud pemberdayaan masyarakat UKBM (Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat) Promotif, Preventif Mulai dicanangkan 1986

Wujud pemberdayaan masyarakat UKBM (Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat) Promotif, Preventif Mulai dicanangkan 1986 POSYANDU Wujud pemberdayaan masyarakat UKBM (Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat) Promotif, Preventif Mulai dicanangkan 1986 PENGERTIAN salah satu bentuk Upaya Kesehatan Bersumber Daya Masyarakat

Lebih terperinci

1. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan. 2. Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1996 tentang Tenaga Kesehatan

1. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan. 2. Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1996 tentang Tenaga Kesehatan I. Latar Belakang Beberapa pertimbangan dikeluarkannya Permenkes ini diantaranya, bahwa penyelenggaraan Pusat Kesehatan Masyarakat perlu ditata ulang untuk meningkatkan aksesibilitas, keterjangkauan, dan

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. memperoleh derajat kesehatan masyarakat yang optimal. Upaya kesehatan dalam

BAB 1 : PENDAHULUAN. memperoleh derajat kesehatan masyarakat yang optimal. Upaya kesehatan dalam BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan merupakan salah satu upaya pembangunan nasional untuk memperoleh derajat kesehatan masyarakat yang optimal. Upaya kesehatan dalam Undang-Undang No. 36 tahun

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengertian kesehatan menurut Undang-Undang Kesehatan Republik Indonesia No.36 tahun 2009 yaitu keadaan sehat baik secara fisik, mental, spiritual maupun sosial yang

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG PENANGANAN FAKIR MISKIN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG PENANGANAN FAKIR MISKIN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, www.bpkp.go.id UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG PENANGANAN FAKIR MISKIN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa sesuai dengan Pembukaan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan zaman yang semakin modern, menyebabkan meningkatnya pengetahuan masyarakat akan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi khususnya di bidang kesehatan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Adanya perkembangan dan perubahan pola hidup pada manusia (lifestyle) dapat berdampak langsung salah satunya pada kesehatan, sehingga kesehatan menjadi salah satu hal

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Apotek Definisi apotek menurut Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.1332/MENKES/SK/X/2002 yaitu sebagai suatu tempat dilakukannya pekerjaan kefarmasian, penyaluran

Lebih terperinci

Dalam Pokok bahasan ini akan diuraikan secara ringkas berbagai pendekatan dan bentuk

Dalam Pokok bahasan ini akan diuraikan secara ringkas berbagai pendekatan dan bentuk BENTUK BENTUK PENDEKATAN DAN PARTISIPASI / PERAN SERTA MASYARAKAT T SERTA PENGORGANISASIAN DAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT Dalam Pokok bahasan ini akan diuraikan secara ringkas berbagai pendekatan dan bentuk

Lebih terperinci

Proposal Penawaran Kerjasama. Sirkumsisi massal, Pengobatan Massal, Penyuluhan Kesehatan Pelatihan Medis Praktis, Tim Medis Olahraga, Tim Medis Event

Proposal Penawaran Kerjasama. Sirkumsisi massal, Pengobatan Massal, Penyuluhan Kesehatan Pelatihan Medis Praktis, Tim Medis Olahraga, Tim Medis Event Proposal Penawaran Kerjasama Sirkumsisi massal, Pengobatan Massal, Penyuluhan Kesehatan Pelatihan Medis Praktis, Tim Medis Olahraga, Tim Medis Event TBM BEM IKM FKUI page 1 LATAR BELAKANG Kesehatan merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan salah satu unsur kesejahteraan yang harus diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia. Menurut Undang-undang Republik

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KOTA BEKASI

LEMBARAN DAERAH KOTA BEKASI LEMBARAN DAERAH KOTA BEKASI NOMOR : 10 2015 SERI : E PERATURAN DAERAH KOTA BEKASI NOMOR 10 TAHUN 2015 2015 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN LEMBAGA PEMBERDAYAAN MASYARAKAT KOTA BEKASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

PEMBERDAYAAN KELOMPOK PKK MELALUI USAHA KERUPUK LIDAH BUAYA DI DESA KEMANTREN KECAMATAN JABUNG KABUPATEN MALANG

PEMBERDAYAAN KELOMPOK PKK MELALUI USAHA KERUPUK LIDAH BUAYA DI DESA KEMANTREN KECAMATAN JABUNG KABUPATEN MALANG PEMBERDAYAAN KELOMPOK PKK MELALUI USAHA KERUPUK LIDAH BUAYA DI DESA KEMANTREN KECAMATAN JABUNG KABUPATEN MALANG Dianawati Suryaningtyas Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Kanjuruhan Malang fe.diana@yahoo.co.id

Lebih terperinci

TAHAPAN PELAKSANAAN KEGIATAN MAHASISWA KKNM-PPMD INTEGRATIF UNIVERSITAS PADJADJARAN PERIODE JUNI-JULI 2011

TAHAPAN PELAKSANAAN KEGIATAN MAHASISWA KKNM-PPMD INTEGRATIF UNIVERSITAS PADJADJARAN PERIODE JUNI-JULI 2011 TAHAPAN PELAKSANAAN KEGIATAN MAHASISWA KKNM-PPMD INTEGRATIF UNIVERSITAS PADJADJARAN PERIODE JUNI-JULI 2011 Disusun oleh: BIDANG PERENCANAAN PUSBANG KULIAH KERJA NYATA MAHASISWA UNIVERSITAS PADJADJARAN

Lebih terperinci

LAPORAN KEGIATAN PENGABDIAN MASYARAKAT

LAPORAN KEGIATAN PENGABDIAN MASYARAKAT LAPORAN KEGIATAN PENGABDIAN MASYARAKAT PEMANFAATAN TANAMAN OBAT UNTUK KESEHATAN DI DUSUN KEYONGAN, SABDODADI, BANTUL, YOGYAKARTA Oleh : Rima Erviana, M.Sc., Apt. (19780606201504173240) PROGRAM STUDI FARMASI

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG PENANGANAN FAKIR MISKIN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG PENANGANAN FAKIR MISKIN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG PENANGANAN FAKIR MISKIN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa sesuai dengan Pembukaan Undang-Undang

Lebih terperinci

PROVINSI KALIMANTAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SINGKAWANG,

PROVINSI KALIMANTAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SINGKAWANG, WALIKOTA SINGKAWANG PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERATURAN WALIKOTA SINGKAWANG NOMOR 39 TAHUN 2017 TENTANG PEMBENTUKAN UNIT PELAKSANA TEKNIS PUSAT KESEHATAN MASYARAKAT PADA DINAS KESEHATAN DAN KELUARGA BERENCANA

Lebih terperinci

PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 11 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN PENDATAAN KELUARGA MISKIN DI KOTA YOGYAKARTA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 11 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN PENDATAAN KELUARGA MISKIN DI KOTA YOGYAKARTA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 11 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN PENDATAAN KELUARGA MISKIN DI KOTA YOGYAKARTA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA Menimbang : Mengingat : WALIKOTA YOGYAKARTA, a. bahwa dalam

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Dasar Intensi 1. Definisi Intensi Menurut kamus besar Dagun (2006), intensi adalah keinginan bertindak untuk melakukan atau merubah sesuatu untuk mencapai suatu tujuan.

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG PENANGANAN FAKIR MISKIN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG PENANGANAN FAKIR MISKIN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG PENANGANAN FAKIR MISKIN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa sesuai dengan Pembukaan Undang-Undang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu secara adil dan merata,

BAB I PENDAHULUAN. untuk menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu secara adil dan merata, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gambaran masyarakat Indonesia di masa depan yang ingin dicapai melalui pembangunan kesehatan adalah masyarakat, bangsa, dan negara yang ditandai oleh lingkungan sehat,

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG BARAT NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG PENYELENGGARAAN PROGRAM KELUARGA BERENCANA DAERAH

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG BARAT NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG PENYELENGGARAAN PROGRAM KELUARGA BERENCANA DAERAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG BARAT NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG PENYELENGGARAAN PROGRAM KELUARGA BERENCANA DAERAH Menimbang : a. Mengingat : 1. DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANDUNG BARAT,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 4.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 4.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 4.1. Latar Belakang Kesehatan merupakan hal yang mendasar dalam kehidupan manusia. Kesehatan merupakan hak semua orang karena bila seseorang dalam kondisi tidak sehat maka orang tersebut

Lebih terperinci

KONSEP DASAR ASKEB KELOMPOK KHUSUS

KONSEP DASAR ASKEB KELOMPOK KHUSUS KONSEP DASAR ASKEB KELOMPOK KHUSUS SRI WAHYUNI, M.Mid KELOMPOK KHUSUS Sekelompok masyarakat atau individu yang karena keadaan fisik, mental maupun sosial budaya dan ekonominya perlu mendapatkan bantuan,

Lebih terperinci

DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 3 TAHUN 2016 TENTANG KELURAHAN SIAGA KOTA YOGYAKARTA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA YOGYAKARTA, Menimbang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Tema Memajukan Desa Demulih melalui Gerakan Indonesia Melayani, Gerakan Indonesia Bersih dan Gerakan Indonesia Tertib.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Tema Memajukan Desa Demulih melalui Gerakan Indonesia Melayani, Gerakan Indonesia Bersih dan Gerakan Indonesia Tertib. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Tema Memajukan Desa Demulih melalui Gerakan Indonesia Melayani, Gerakan Indonesia Bersih dan Gerakan Indonesia Tertib. 1.2 Lokasi Kegiatan Desa Demulih, Kecamatan Susut, Kabupaten

Lebih terperinci

Kata Pengantar. Hormat Kami,

Kata Pengantar. Hormat Kami, Kata Pengantar Puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan karunia-nya sehingga Guideline SEP Campus Tour tahun 2017 dapat diselesaikan. Buku ini telah dirancang sedemikian rupa untuk menjadi

Lebih terperinci

BUPATI MADIUN SALISSS SALINAN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 46 TAHUN 2012 TENTANG

BUPATI MADIUN SALISSS SALINAN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 46 TAHUN 2012 TENTANG BUPATI MADIUN SALISSS SALINAN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 46 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN PENGINTEGRASIAN LAYANAN SOSIAL DASAR DI POS PELAYANAN TERPADU BUPATI MADIUN, Menimbang : a. bahwa Pos Pelayanan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Setiap masyarakat berhak untuk memperoleh pelayanan kesehatan terbaik bagi dirinya. Pengertian kesehatan berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia No. 36 Tahun

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR : 58 TAHUN : 2006 SERI : D PERATURAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR 2 TAHUN 2006 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR : 58 TAHUN : 2006 SERI : D PERATURAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR 2 TAHUN 2006 TENTANG LEMBARAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR : 58 TAHUN : 2006 SERI : D PERATURAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR 2 TAHUN 2006 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KOTA CIMAHI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kesehatan adalah keadaan sehat, baik secara fisik, mental, spiritual maupun sosial yang memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara sosial dan ekonomis

Lebih terperinci

(Peningkatan Kualitas Kesehatan dan Status Gizi Balita melalui Pengembangan Posyan du dan Kadernya serta Peningkatan Pengetahuan Masyarakat

(Peningkatan Kualitas Kesehatan dan Status Gizi Balita melalui Pengembangan Posyan du dan Kadernya serta Peningkatan Pengetahuan Masyarakat (Peningkatan Kualitas Kesehatan dan Status Gizi Balita melalui Pengembangan Posyan du dan Kadernya serta Peningkatan Pengetahuan Masyarakat di Wilayah IDT RW.07 Kelurahan Kali Baru, Cilincing, Jakarta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Manusia dalam melakukan kegiatan perlu memperhatikan masalah kesehatan. Kesehatan merupakan keadaan dimana tubuh dan mampu melakukan kegiatan yang produktif, oleh

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kesejahteraan manusia tidak pernah terlepas dari kesehatan. Kesehatan merupakan keadaan yang sehat secara fisik, mental, spiritual dan sosial yang memungkinkan setiap

Lebih terperinci

WALIKOTA YOGYAKARTA PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 41 TAHUN 2014 TENTANG

WALIKOTA YOGYAKARTA PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 41 TAHUN 2014 TENTANG WALIKOTA YOGYAKARTA PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 41 TAHUN 2014 TENTANG PELIMPAHAN KEWENANGAN WALIKOTA KEPADA CAMAT UNTUK MELAKSANAKAN SEBAGIAN URUSAN PEMERINTAHAN

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR : 58 TAHUN : 2006 SERI : D PERATURAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR 2 TAHUN 2006 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR : 58 TAHUN : 2006 SERI : D PERATURAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR 2 TAHUN 2006 TENTANG LEMBARAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR : 58 TAHUN : 2006 SERI : D PERATURAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR 2 TAHUN 2006 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KOTA CIMAHI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI PUSKESMAS PACAR KELING JALAN JOLOTUNDO BARU III/16 SURABAYA 30 NOVEMBER DESEMBER 2015 PERIODE XLV

LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI PUSKESMAS PACAR KELING JALAN JOLOTUNDO BARU III/16 SURABAYA 30 NOVEMBER DESEMBER 2015 PERIODE XLV LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI PUSKESMAS PACAR KELING JALAN JOLOTUNDO BARU III/16 SURABAYA 30 NOVEMBER 2015 10 DESEMBER 2015 PERIODE XLV DISUSUN OLEH: NOVI TANIA, S. Farm. 2448715134 SARI DEWI

Lebih terperinci

LAPORAN KEGIATAN PENGABDIAN MASYARAKAT

LAPORAN KEGIATAN PENGABDIAN MASYARAKAT LAPORAN KEGIATAN PENGABDIAN MASYARAKAT PEMERIKSAAN KADAR GULA DARAH DAN KONSELING PADA IBU- IBU TENTANG DIABETES MELLITUS DAN KOMPLIKASINYA DI CEBONGAN, SUMBERADI, MLATI, SLEMAN DALAM RANGKA INTERNASIONAL

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TANAH LAUT

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TANAH LAUT LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TANAH LAUT NOMOR 16 TAHUN 2009 PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANAH LAUT NOMOR 16 TAHUN 2009 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI KELURAHAN DAN DESA DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. kesehatan antara promotif, preventif, dan kuratif yang difokuskan pada penduduk

BAB 1 : PENDAHULUAN. kesehatan antara promotif, preventif, dan kuratif yang difokuskan pada penduduk 1 BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Klinik sanitasi adalah upaya atau kegiatan yang mengintegrasikan pelayanan kesehatan antara promotif, preventif, dan kuratif yang difokuskan pada penduduk yang

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 51 TAHUN 2009 TENTANG PEKERJAAN KEFARMASIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 51 TAHUN 2009 TENTANG PEKERJAAN KEFARMASIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 51 TAHUN 2009 TENTANG PEKERJAAN KEFARMASIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA Menimbang: bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 51 TAHUN 2009 TENTANG PEKERJAAN KEFARMASIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 51 TAHUN 2009 TENTANG PEKERJAAN KEFARMASIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 51 TAHUN 2009 TENTANG PEKERJAAN KEFARMASIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN PURWOREJO

PEMERINTAH KABUPATEN PURWOREJO PEMERINTAH KABUPATEN PURWOREJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWOREJO NOMOR 4 TAHUN 2010 TENTANG PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PURWOREJO, Menimbang : a. bahwa dalam

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KOTA SEMARANG PERATURAN WALIKOTA SEMARANG TAHUN 2008 NOMOR 55 NOMOR 55 TAHUN 2008 PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI KELURAHAN KOTA SEMARANG

BERITA DAERAH KOTA SEMARANG PERATURAN WALIKOTA SEMARANG TAHUN 2008 NOMOR 55 NOMOR 55 TAHUN 2008 PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI KELURAHAN KOTA SEMARANG BERITA DAERAH KOTA SEMARANG TAHUN 2008 NOMOR 55 PERATURAN WALIKOTA SEMARANG NOMOR 55 TAHUN 2008 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI KELURAHAN KOTA SEMARANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SEMARANG,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Partisipasi atau peran serta masyarakat mempunyai arti yang sangat luas, yang pada

BAB I PENDAHULUAN. Partisipasi atau peran serta masyarakat mempunyai arti yang sangat luas, yang pada 1 BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini akan dibahas tentang latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian sebagai berikut: A. Latar Belakang Partisipasi atau peran serta masyarakat mempunyai

Lebih terperinci

BUPATI KEPULAUAN SELAYAR PROVINSI SULAWESI SELATAN

BUPATI KEPULAUAN SELAYAR PROVINSI SULAWESI SELATAN SALINAN BUPATI KEPULAUAN SELAYAR PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR NOMOR 10 TAHUN 2016 TENTANG PENYELENGGARAAN KABUPATEN SEHAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

PERATURAN WALIKOTA KEDIRI NOMOR 13 TAHUN 2014 TENTANG

PERATURAN WALIKOTA KEDIRI NOMOR 13 TAHUN 2014 TENTANG SALINAN WALIKOTA KEDIRI PERATURAN WALIKOTA KEDIRI NOMOR 13 TAHUN 2014 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH KOTA KEDIRI NOMOR 12 TAHUN 2013 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN KELURAHAN DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

KERANGKA ACUAN KEGIATAN PELAKSANAAN KOORDINASI DESA SIAGA DAN PHBS

KERANGKA ACUAN KEGIATAN PELAKSANAAN KOORDINASI DESA SIAGA DAN PHBS KERANGKA ACUAN KEGIATAN PELAKSANAAN KOORDINASI DESA SIAGA DAN PHBS A. PENDAHULUAN Desa siaga kesehatan adalah suatu kondisi masyarakat tingkat desa yang memiliki kesiapan sumber daya potensial dan kemampuan

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 51 TAHUN 2009 TENTANG PEKERJAAN KEFARMASIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 51 TAHUN 2009 TENTANG PEKERJAAN KEFARMASIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 51 TAHUN 2009 TENTANG PEKERJAAN KEFARMASIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 9 TAHUN 2007 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DAN KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 9 TAHUN 2007 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DAN KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 9 TAHUN 2007 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DAN KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI CIAMIS, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Puji dan Syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas

KATA PENGANTAR. Puji dan Syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas KATA PENGANTAR Puji dan Syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas tuntunan dan penyertaannya sehingga Rencana Kerja Tahun 2015 Dinas Kesehatan Kota Ambon dapat diselesaikan dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan kepada masyarakat dituntut untuk melayani dengan cepat dan

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan kepada masyarakat dituntut untuk melayani dengan cepat dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dunia saat ini sudah memasuki era globalisasi. Setiap aspek kehidupan dituntut untuk bekerja dengan cepat dan tepat. Begitu juga dengan dunia kesehatan, sebagai salah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pada pembangunan desentralisasi yang membutuhkan kemandirian. daerah. Salah satu langkah awal yang dapat dilakukan dalam

BAB I PENDAHULUAN. pada pembangunan desentralisasi yang membutuhkan kemandirian. daerah. Salah satu langkah awal yang dapat dilakukan dalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kondisi perkembangan kesehatan masyarakat saat ini mengarah pada pembangunan desentralisasi yang membutuhkan kemandirian daerah. Salah satu langkah awal yang dapat dilakukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pengelolaan kesehatan diselenggarakan melalui pengelolaan administrasi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pengelolaan kesehatan diselenggarakan melalui pengelolaan administrasi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengelolaan kesehatan diselenggarakan melalui pengelolaan administrasi kesehatan, informasi kesehatan, sumber daya kesehatan, upaya kesehatan, pembiayaan kesehatan,

Lebih terperinci

WALIKOTA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 52 TAHUN 2012 TENTANG

WALIKOTA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 52 TAHUN 2012 TENTANG WALIKOTA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 52 TAHUN 2012 TENTANG PELIMPAHAN SEBAGIAN KEWENANGAN WALIKOTA KEPADA CAMAT UNTUK MELAKSANAKAN URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

WALIKOTA SURAKARTA PROVINSI JAWA TENGAH. PERATURAN WALIKOTA SURAKARTA NOMOR 16 TAHuri,017 TENTANG PROGRAM PEMBEBASAN BIAYA PELAYANAN KESEHATAN

WALIKOTA SURAKARTA PROVINSI JAWA TENGAH. PERATURAN WALIKOTA SURAKARTA NOMOR 16 TAHuri,017 TENTANG PROGRAM PEMBEBASAN BIAYA PELAYANAN KESEHATAN WALIKOTA SURAKARTA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN WALIKOTA SURAKARTA NOMOR 16 TAHuri,017 TENTANG PROGRAM PEMBEBASAN BIAYA PELAYANAN KESEHATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SURAKARTA, Arenimban.g

Lebih terperinci

Oleh : Dr.Ir. Astuti, M.P. Ir. Ekosari Roektiningrum, M.P. Himatul Hasanah, M. P

Oleh : Dr.Ir. Astuti, M.P. Ir. Ekosari Roektiningrum, M.P. Himatul Hasanah, M. P PPM PRIORITAS FAKULTAS FMIPA UNY Optimalisasi Potensi Peternak Susu Sapi Perah Melalui Peyuluhan Dan Pelatihan Pembuatan Keju Dan Yoghurt Aneka Rasa Guna Meningkatkan Pendapatan Masyarakat a. Analisis

Lebih terperinci

PEMBERDAYAAN KADER PKK DAN KADER POSYANDU SEBAGAI KADER KESEHATAN GIGI DAN MULUT

PEMBERDAYAAN KADER PKK DAN KADER POSYANDU SEBAGAI KADER KESEHATAN GIGI DAN MULUT PEMBERDAYAAN KADER PKK DAN KADER POSYANDU SEBAGAI KADER KESEHATAN GIGI DAN MULUT Dwi Merry Christmarini Robin 1) Dyah Setyorini 2) 1,2 Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Jember 1 merrychristmarini@ymail.com

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hayati sebagai sumber bahan pangan dan obat-obatan (Kinho et al., 2011, h. 1).

BAB I PENDAHULUAN. hayati sebagai sumber bahan pangan dan obat-obatan (Kinho et al., 2011, h. 1). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara yang memiliki kawasan hutan tropis terkaya di dunia setelah Brazil dan masih menyimpan banyak potensi sumber daya alam hayati sebagai

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kesehatan merupakan hal yang paling penting dalam setiap kehidupan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kesehatan merupakan hal yang paling penting dalam setiap kehidupan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan merupakan hal yang paling penting dalam setiap kehidupan manusia. Di era globalisasi ini banyak kita temukan penyakit-penyakit yang bukan hal biasa lagi.

Lebih terperinci

PROGRAM KERJA PANITIA PROMOSI KESEHATAN RUMAH SAKIT RSIA CITRA INSANI

PROGRAM KERJA PANITIA PROMOSI KESEHATAN RUMAH SAKIT RSIA CITRA INSANI PROGRAM KERJA PANITIA PROMOSI KESEHATAN RUMAH SAKIT RSIA CITRA INSANI RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK CITRA INSANI 2014 I. PENDAHULUAN Pembangunan kesehatan diarahkan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN menjadi 228 kasus pada Angka kematian bayi menurun dari 70

BAB I PENDAHULUAN menjadi 228 kasus pada Angka kematian bayi menurun dari 70 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Survei demografi dan kesehatan Indonesia (SDKI) 2007 menunjukkan angka kematian ibu melahirkan menurun dari 390 kematian per 100.000 kelahiran pada 1990 menjadi 228

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

BERITA DAERAH KOTA BEKASI BERITA DAERAH KOTA BEKASI NOMOR : 5 2016 SERI : E PERATURAN WALIKOTA BEKASI NOMOR 05 TAHUN 2016 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN WALIKOTA BEKASI NOMOR 02.A TAHUN 2015 TENTANG TATA CARA PEMBERIAN INSENTIF

Lebih terperinci

2 Mengingat e. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, huruf c, dan huruf d, perlu membentuk Undang-Undang tentang

2 Mengingat e. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, huruf c, dan huruf d, perlu membentuk Undang-Undang tentang No.307, 2014 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA KESEHATAN. Keperawatan. Pelayanan. Praktik. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5612) UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurut Undang-Undang Republik Indonesia No. 36 tahun 2009, kesehatan merupakan hak asasi manusia dan salah satu unsur kesejahteraan yang harus diwujudkan sesuai dengan

Lebih terperinci