ANALISIS VALUE CHAIN UNTUK PENINGKATAN DAYA SAING PRODUK BATIK
|
|
- Vera Harjanti Budiman
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 ANALISIS VALUE CHAIN UNTUK PENINGKATAN DAYA SAING PRODUK BATIK Suhartini (1), Evi Yuliawati (2) Jurusan Teknik Industri Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya Jalan Arief Rachman Hakim 100 Surabaya Telp. (031) ttitin63@yahoo.com (1), evi_y_widodo@yahoo.com (2) ABSTRAK Pengakuan dunia atas batik membawa pengaruh positif pada meluasnya pasar batik ke berbagai negara. Hal ini terbukti dengan pertumbuhan industri batik saat ini sangat pesat, Dengan perkembangan industri batik yang sangat pesat secara tidak langsung akan meningkatkan potensi pengembangan industri batik Indonesia untuk mendukung penciptaan nilai tambah ekonomi. Industri batik saat ini masih menghadapi beberapa masalah dan juga tantangan, dimana permasalahan dalam pengembangan batik Indonesia adalah ketersediaan bahan baku, kendala pemasaran dan berkurangnya tenaga pembatik. Pendekatan strategi yang akan dipakai adalah analisis value chain, dimana dalam analisis value chain menurut (Porter, 1980) dapat digunakan sebagai alat analisis stratejik yang digunakan untuk memahami secara lebih baik terhadap keunggulan kompetitif, dimana perusahaan dapat meningkatkan nilai tambah (value added) maupun penurunan biaya sehingga dapat membuat usaha lebih kompetitif. Dari hasil diagnosa rantai nilai pada produk batik dapat diketahui bahwa profit margin dari produk batik sebesar Rp ,86,- per potong kain batik. Profit margin dari produk batik ini bisa ditingkatkan dengan meningkatkan kinerja dari pengrajin batik secara maksimal yaitu dengan mempertimbangkan peran dari beberapa aktifitas dari proses usaha batik, adapun yang harus dipertimbangkan adalah aktifitas inbound logistics, operation, outbound logistic, marketing and sales dan service. Dengan mempertimbangkan peran aktifitas rantai nilai pada proses batik diharapkan dapat meningkatkan efisiensi cost dan meningkatkan daya saing industri batik. Kata kunci : manajemen strategi, UKM batik, value chain analisys, value added PENDAHULUAN Latar Belakang Pengakuan dunia atas batik membawa pengaruh positif pada meluasnya pasar batik ke berbagai negara. Hal ini terbukti dengan pertumbuhan Industri batik saat ini sangat pesat, berdasarkan sumber data dari Kementerian Perdagangan, selama kurun waktu tahun 2008 hingga 2012 rata- rata pertumbuhan ekspor batik sebesar 33,83%, dimana pada tahun 2012 nilainya mencapai USD 278 juta. Sementara itu, pada triwulan pertama tahun 2013 ekspor Indonesia telah mengalami pertumbuhan sebesar 18,49% dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun sebelumnya. Negara-negara tujuan ekspor batik antara lain Amerika Serikat (AS), Belgia, Jerman, Inggris, Jepang dan Korea Selatan. AS tercatat sebagai negara tujuan A-18-1
2 ekspor terbesar dari total penjualan ke luar negeri pada kuartal I/2013 yaitu sebesar USD 21,18 juta, adapun pada kuartal I tahun sebelumnya sebesar USD17,46 juta. Ekspor batik terbesar selanjutnya yaitu ke Jerman dan Korea Selatan. Dengan perkembangan industri batik yang sangat pesat secara tidak langsung akan meningkatkan potensi pengembangan industri batik Indonesia untuk mendukung penciptaan nilai tambah ekonomi dan lapangan kerja. Diharapkan pasar batik akan terus meluas sehingga bisa meningkatkan devisa negara dan menggerakkan ekonomi rakyat. Pesaingan perkembangan industri batik tidak lepas dari tujuan pokok dalam meningkatkan daya saing produk. Walaupun dianggap sebagai salah satu industri yang strategis untuk dikembangkan, Industri batik saat ini masih menghadapi beberapa masalah dan juga tantangan, dimana permasalahan dalam pengembangan batik indonesia adalah ketersediaan bahan baku, kendala pemasaran dan berkurangnya tenaga pembatik. Sedangkan tantangan yang dihadapi dalam pengembangan batik adalah fluktuasi pasar luar negeri, perkembangan teknologi, terbatasnya pengetahuan konsumen batik, konsentrasi pasar batik dalam negeri, isu pencemaran lingkungan. Salah satu kendala yang dihadapi yang dilihat dari sisi teknologi, para pengusaha industri batik umumnya belum melakukan perbaikan sistem dan teknik produksi agar lebih produktif. Karena pada kenyataannya di dalam negeri sendiri, batik Indonesia belum bisa bersaing dengan batik printing buatan dari luar negeri khususnya dari negara Cina dan Thailand, secara kualitas batik buatan Indonesia lebih baik, namun dari segi harga batik Indonesia kalah bersaing dengan buatan dari luar negeri terutama Thailand dan Cina. Hal ini diakui sendiri oleh Menteri Perdagangan bahwa baju batik yang dijual murah di pasar-pasar tradisional di Indonesia kebanyakan berbahan baku kain batik impor dari luar negeri khususnya Cina dan Thailand. Pakaian batik dengan kain batik produksi asli Indonesia masih sangat terbatas di kalangan tertentu khususnya pada kalangan ekonomi atas dikarenakan harganya yang lebih mahal. Dan sepertinya pemerintah Indonesia belum bisa memberikan perlindungan dan pendampingan yang memadai untuk produsen batik khususnya dikalangan usaha kecil dan menengah, agar bisa menghasilkan kain batik dengan harga yang lebih murah agar bisa bersaing dengan produk impor dari luar negeri. Dari permasalahan tersebut diatas maka akan dilakukan suatu pendekatan-pendekatan strategi yang bertujuan untuk mengoptimalkan potensi yang dimiliki industri batik dengan mengeliminir berbagai kendala yang dihadapi industri batik khususnya menghadapi persaingan dengan kain batik printing dari luar negeri. Pendekatan strategi yang akan dipakai adalah analisis value chain, dimana dalam analisis value chain menurut (Porter, 1980) dapat digunakan sebagai alat analisis stratejik yang digunakan untuk memahami secara lebih baik terhadap keunggulan kompetitif, dimana perusahaan dapat meningkatkan nilai tambah (value added) maupun penurunan biaya sehingga dapat membuat usaha lebih kompetitif. Permasalahan Sesuai dengan latar belakang yang ada, maka permasalahan pada penelitian ini dapat dirangkum sebagai berikut : 1. Bagaimana pemetaan value chain produk batik? 2. Bagaimana mengembangkan strategi peningkatan daya saing produk batik? Asumsi 1. Responden memahami dengan baik supply chain produk batik 2. Biaya yang terlibat dalam perhitungan tidak mengalami perhitungan. A-18-2
3 Ruang Lingkup 1. Objek penelitian adalah produsen produk batik, yang berada di Kabupaten Sidoarjo provinsi Jawa Timur. 2. Penelitian dilakukan pada supply chain produk batik, mulai dari supplier, sampai ke buyer. 3. Analisis value chain dilakukan untuk mendapatkan strategi peningkatan daya saing. Tujuan Penelitian 1. Menganalisis value chain produk batik. Mendapatkan strategi pengembangan untuk meningkatkan daya saing produk batik. METODE Berikut akan dijelaskan masing-masing tahapan penyelesaian penelitian sesuai dengan diagram alirnya, termasuk juga tentang data yang dibutuhkan, bagaimana memperoleh data tersebut dan hasil dari masing-masing tahapannya. Pemetaan Value Chain Produk Batik Langkah awal dalam menyelesaikan penelitian adalah dengan melakukan pemetaan rantai nilai produk batik, dimana tujuan dalam pemetaan ini untuk mengetahui aliran input produk dan jasa dalam rantai nilai produk batik. Didalam pemetaan ini akan dilakukan mulai dari segmen upstream, segmen midstream, dan dilanjutkan pada segmen downstream. 1. Jenis data dan sumber data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. a. Data primer yaitu data yang diperoleh dengan melakukan wawancara langsung dengan b. Data sekunder yaitu data yang diperoleh dengan mencari studi literatur dari lembaga atau instansi. 2. Pengumpulan data Adapun sumber data yang dilakukan yaitu dengan : a. Dengan melakukan wawancara dengan pihak-pihak terkait. b. Mempelajari topik penelitian melalui buku, jurnal, laporan dari lembaga yang terkait yang berhubungan dengan penelitian. c. Melakukan observasi dengan mencatat informasi dan mendokumentasi objek penelitian dengan foto. 3. Penentuan sampel Penentuan sampel dalam penelitian ini diambil secara purposive sampling yaitu sampel diambil dengan maksud atau tujuan tertentu. Sedangkan teknik yang digunakan dalam penelitian ini adalah quota sampling, artinya bahwa sampel yang distrasifikasikan secara proporsional namun tidak dipilih secara acak melainkan secara kebetulan saja. Sampel yang diambil adalah 2 orang. 4. Penentuan variabel 5. Definisi operasional a. Bahan baku adalah semua yang dibutuhkan dalam proses pembuatan batik yang terdiri dari bahan baku utama dan bahan baku penunjang. b. Proses produksi adalah semua kegiatan yang dilakukan untuk menghasilkan produk jadi yang berupa kain potongan batik. A-18-3
4 c. Harga produk jadi adalah besarnya harga yang dijual oleh pengrajin batik ke end customer. 6. Analisis value chain Langkah dalam menganalisis dengan menggunakan analisis value chain : a. Mengidentifikasi aktifitas value chain Memisahkan kegiatan atau operasi pada usaha pengrajin batik menjadi beberapa aktivitas bisnis, dengan cara mengelompokkan aktifitas atas proses tersebut kedalam kategori primer atau pendukung. b. Mengidentifikasi cost driver pada setiap aktifitas nilai. Bertujuan untuk mengidentifikasi aktifitas dimana pengrajin mempunyai keunggulan biaya baik saat ini maupun keunggulan biaya potensial. c. Mengembangkan keunggulan kompetitif dengan mengurangi biaya atau menambah nilai. Pengrajin menentukan sifat keunggulan kompetitif potensial dan saat ini dengan mempelajari aktifitas nilai dan cost driver yang sudah diidentifikasi. 7.Analisis Finansial Langkah selanjutnya adalah melakukan analisis biaya dilakukan dalam bentuk perhitungan margin dan blok kuantitatif. Dalam analisis ini bertujuan untuk mengetahui peran masing-masing segmen rantai nilai dalam memberikan kontribusi terhadap penambahan nilai sehingga dapat dijadikan acuan untuk langkah analisis selanjutnya. Metode yang digunakan dalam analisis finansial ini dengan melakukan metode wawancara ini menggunakan pendekatan kualitatif sehingga sampel yang digunakan analisis finansial akan dilakukan dengan ketua Paguyuban dan Koperasi Batik Sidoarjo. HASIL DAN DISKUSI Mapping Value Chain Berikut adalah value chain pengrajin batik di kampoeng batik Jetis Sidoarjo dapat dilihat pada gambar 4.1 di bawah ini. Analisa Data Mapping Value Chain Mapping value chain pada gambar diatas menggambarkan distribusi batik dari produksi hingga konsumen akhir melewati tahapan dan proses yang berbeda. Mapping value chain terdiri dari tiga bagian yaitu segmen utama value chain, pelaku utama value chain, dan lembagalembaga terkait yang menunjang keberlangsungan value chain batik. a. Segmen utama value chain Segmen utama value chain adalah segmen Upstream, segmen Midstream, dan segmen Downstream. b. Pelaku utama value chain Pelaku utama value chain adalah supplier, pengrajin, wholeseller, ritel dan end customer. c. Lembaga penunjang value chain Lembaga penunjang adalah paguyupan koperasi batik Jetis Sidoarjo. A-18-4
5 Input supplie Proses Pembatikan Wholeselle Retail UPSTREAM MIDSTREAM DOWNSTREAM 1. Kain mori 2. Lilin/malam 3. Kaustik soda 4. Pewarna Naptol 5. Pewarna Vatsol 6. HCL 1. Tahap I Persiapan a. Pemotongan b. Menjahit pinggir c. Diketel d. Pencucian e. Pengeringan f. Ngloyor g. Ngemplong 2. Tahap II Perekatan lilin a. Memola b. Mbatik c. Nembok 3. Tahap III Pewarnaan napsol a. Nyoled b. Pengeringan c. Mbironi d. Pengeringan e. Pewarnaan 4. Tahap IV Pewarnaan vatsol a. Ngesol b. Pengeringan 5. Tahap V Nglorod a. Nglorod 6. Tahap VI Finishing a. Pengeringan b. Pelipatan c. Pelabelan d. Packing Distribusi Bahan utama: Kain mori Bahan penunjang: Lilin/malam Kaustik soda Pewarna Naptol Pewarna Vatsol HCL Pengrajin wholeseller retailer Dinas Koperasi, Perindag, UKM & ESDM Gambar 1 Mapping Value Chain Berikut adalah keterangan tiga bagian dalam mapping value chain : Segmen utama value chain Dalam mapping value chain terdiri dari tiga segmen utama : a. Segmen Upstream Segmen upstream terdiri dari supplier-supplier yang terdiri dari supplier bahan baku utama dan supplier bahan bahu penunjang. Bahan utama batik adalah kain mori dan bahan baku penunjang batik adalah lilin/malam, kaustik soda, pewarna naptol, pewarna vatsol, HCL. A-18-5
6 b. Segmen Midstream Segmen midstream terdiri merupakan produsen dalam aktifitas value chain. Dalam segmen ini terdapat proses-proses penambahan nilai yaitu proses yang persiapan, perekatan lilin, pewarnaan napsol, pewarnaan vatsol, nglorod dan finishing. c. Segmen Downstream Segmen downstream merupakan keseluruhan kegiatan yang melibatkan pengiriman produk kepada konsumen akhir. Kegiatan utama dalam distribusi, pergudangan, transportasi dan layanan purna jual. Pelaku Utama Value Chain Pelaku utama value chain terdiri dari : a. Supplier b. pengrajin c. Wholesaller d. Retailer Lembaga Penunjang Value Chain Selama ini upaya pemerintah Kabupaten Sidoarjo untuk mendukung pertumbuhan industri usaha kecil menengah terutama pengrajin batik Kampoeng Batik Jetis Sidoarjo yaitu: a. Dengan melakukan pembinaan, adapun pembinaan yang dilakukan, antara lain: 1. Pembinaan pengembangan sumber daya manusia. Pengembangan sumber daya manusia yang dilakukan yaitu berupa pelatihan desain dan motivasi kewirausahaan. 1. Pembinaan peningkatan kemampuan teknologi. Peningkatan kemampuan teknologi yaitu berupa kemampuan teknologi dalam produksi batik dan kemampuan teknologi dalam bidang pemasaran. b. Dengan melakukan pemberdayaan. Pemberdayaan yang dilakukan oleh Diskoperindag dan ESDM Kabupaten Sidoarjo yaitu: 1. Memberikan fasilitasi akses permodalan, Diskoperindag dan ESDM Kabupaten Sidoarjo bekerja sama dengan Bank Jatim untuk masalah akses permodalan. 2. Memberikan fasilitasi pemasaran. Untuk fasilitasi pemasaran Diskoperindag dan ESDM mengadakan kegiatan pameran dan promosi. Dalam pembinaan dan pemberdayaan yang telah dilakukan oleh Diskoperindag dan ESDM Kabupaten Sidoarjo bisa dikatakan sudah memberikan manfaat dan dampak yang baik bagi pengrajin kampoeng batik Jetis. Karena pembinaan dan pemberdayaan yang dilakukan belum secara keseluruhan untuk kedepannya diharapkan kegiatan pembinaan dan pemberdayaan tersebut bisa dilakukan secara merata sehingga pengrajin kampoeng batik jetis dapat memanfaatkan hasil dari pembinaan dan pemberdayaan tersebut. Sebagian pengrajin Akan tetapi, dampak baik tersebut belum merata dirasakan oleh seluruh pengrajin batik dikarenakan pembinaan dan pemberdayaan belum menyeluruh dilakukan kepada semua pengrajin batik di Kampoeng Batik Jetis. Perhitungan Margin Berikut adalah hasil perhitungan margin segmen-segmen value chain. Langkah-langkah dalam menentukan marjin adalah: A-18-6
7 Value Chain Actor Tabel 5.6 Hasil Perhitungan Margin Segmen-Segmen Value Chain Unit Total Cost (Rp) Costs Revenoues Profits Margins Added Unit % Added Unit Price % Total Unit Unit Cost Profit Cost (Rp) Profit Margin (Rp) (Rp) % Unit Margin Supplier Produksi Wholeseller Retailer Jumlah Value Chain and Value Added Setelah dilakukan perhitungan margin maka dapat digambarkan value chain dan value added dari pengrajin batik sehingga akan diketahui profit margin dari industri tersebut. Firm infrastructure Visi dan misi pengrajin batik Human resources development Karyawan mengikuti pelatihan yang diadakan disperindag Sidoarjo Technology development Proses produksi sistem manual, pemasaran menggunakan teknologi informasi Inbound Operation Outbound Marketing service logistics logistic and sales Add value produk supplier Pengiriman Add value industry pengolahan Rp ,- Rp ,- Add value industry penyimpanan Rp ,- + Rp ,- = Rp ,66,- Profit margin= add value ( Inbound logistics+ Operation+ Outbound logistic+ Marketing and sales+ service) Profit margin =Rp ,-= Rp ,-+ Rp ,-+ Rp ,- + Rp ,- Gambar 2. Value Chain and Value Added Adapun dari gambar menunjukan bahwa nilai tambah terbesar di aktivitas primer mulai dari inbound logistics, operation, outbound logistic, marketing, sales dan service berturutturut,- untuk inbound logistics adalah Rp , untuk operation and outbound logistics adalah Rp ,-, dan untuk marketing and service adalah Rp ,66,-. Berdasarkan informasi tersebut diketahui bahwa nilai tambah terbesar sebenarnya terdapat pada inbound logistics karena harga bahan baku batik yang cukup tinggi. Harga bahan baku yang cukup tinggi dikarenakan bahan baku lilin atau malam tidak tersediaanya lilin lokal di Sidoarjo sehingga pengrajin harus membeli lilin atau malam produksi di luar Sidoarjo. Bahan baku untuk pewarna batik yang digunakan selama ini adalah pewarna sintetis bukan menggunakan pewarna alami sehingga akan berdampak pada harga pewarna batik yang sangat mahal. Selanjutnya nilai tambah yang terbesar kedua adalah pada operation dan inbound logistics yaitu sebesar Rp ,-, hal ini dikarenakan pada proses operation khususnya pada proses mbatik untuk tenaga kerja nya dari luar kota hal ini dikarenakan para pengrajin batik mencari tenaga kerja yang benar-benar ahli dibidang membatik sehingga harga yang dikeluarkan untuk proses batik dapat dikatakan cukup mahal. Para pengrajin batik mencari tenaga kerja untuk proses mbatik selain mencari tenaga yang benar-benar ahli juga dikarenakan daya saing dari desain motif batik. Sedangkan nilai tambah yang ketiga adalah pada marketing and sales, service yaitu sebesar Rp ,66,-, nilai tersebut dapat dikatakan terendah karena selama ini pada proses tersebut hanya terdapat aktifitas pengiriman produk jadi batik. A-18-7
8 KESIMPULAN Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan: 1. Dalam mapping value chain terdiri dari tiga segmen utama yang meliputi segmen upstream, segmen midstream dan segmen downstream. Sedangkan pelaku utama dalam value chain pengrajin batik adalah supplier pengrajin batik, wholeseller dan retailer. 2. Dari hasil diagnosa rantai nilai dapat diketahui bahwa profit margin dari produk batik sebesar Rp ,86,- per potong kain batik. Profit margin dari produk batik ini bisa ditingkatkan dengan meningkatkan kinerja dari pengrajin batik secara maksimal yaitu dengan mempertimbangkan peran dari beberapa aktifitas dari proses usaha batik, adapun yang harus dipertimbangkan adalah aktifitas inbound logistics, operation, outbound logistic, marketing and sales dan service. Pada aktifitas inbound logistics yang harus dipertimbangakan adalah pengadaan bahan baku terutama pada pengadaan lilin atau malam dan pewarna, Pada aktifitas operation yang harus dipertimbangkan adalah teknologi untuk proses produksi batik khususnya pada proses mbatik. Pada aktifitas marketing and sales dan services yang harus dipertimbangkan adalah pemasaran produk batik. Dengan mempertimbangkan peran aktifitas rantai nilai pada proses batik diharapkan dapat meningkatkan efisiensi cost dan meningkatkan daya saing industri batik. DAFTAR PUSTAKA Bernard,Scott A. (2005). An Introduction To Enterprice. 2nd Edition. Disperindag, (2013) Strategi Industri Nasional, Departemen Perindustrian Dan Perdagangan, Jakarta. David, F. R (1997), Strategi Management, 6 Th Edition, Prentice Hall, Inc., New Jersey Donelan, Joseph G., Kaplan, Edward A, (2000): Value Chain Analyisis: A Strategi Approach To Cost Management, Thomson Learning. Kumalasari Y.Y, Suryono A, Rozikin M, (2013). Pembinaan dan pemberdayaan pengrajin batik, Jurnal Administrasi public (JAP), Vol.2, No. 1, Hal 66-70, Unibraw Malang. Kuncoro, Mudrajat (2006). Strategi: Bagaimana Meraih Keunggulan Bersaing. Erlangga. Jakarta. Porter, M.E., (1985), Competitive Advantage: Creating And Sustaining Superior Performance, Free Press, New York. Rangkuti, Freddy (2004). Analisis SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnis, PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. Suhartini, Mahbubah Nina A, Muid A, Udisubakti Ciptomulyono, Singgih M. L,(2010), Perancangan Sistem Teknologi Informasi Berdasarkan Integrasi Model Green Productivity Dan Environmental Management Accounting Untuk Pengembangan Usaha Kecil Menengah, Prosiding Seminar Nasional MMT ITS Surabaya. Sekaran, Uma, (1992), Research Method for Business. John Wiley and Sons, Inc. New York. Ward, John, Dan Peppard, Joe. (2002). Strategic Planning For Information Systems. John Wiley And Sons Ltd., England. A-18-8
Oleh : Edi Sugiarto, S.Kom, M.Kom. Edi Sugiarto, M.Kom - Supply Chain Management dan Keunggulan Kompetitif
Oleh : Edi Sugiarto, S.Kom, M.Kom Edi Sugiarto, M.Kom - Supply Chain Management dan Supply Chain Management pada hakekatnya adalah jaringan organisasi yang menyangkut hubungan ke hulu (upstream) dan ke
Lebih terperinciAnalisis Proses Bisnis. Mia Fitriawati M.Kom
Analisis Proses Bisnis Mia Fitriawati M.Kom Pendahuluan Paradigma bisnis dari comparative advantage menjadi competitive advantage, yang memaksa kegiatan bisnis/perusahaan memilih strategi yang tepat. Konsep
Lebih terperinciIdentifikasi Aktivitas Rantai Pasok Industri Hijab Pemula Berdasarkan Value Chain Analysis
Petunjuk Sitasi: Prasetyawati, M., & Sudarwati, W. (2017). Identifikasi Rantai Pasok Industri Hijab Pemula Berdasarkan Value Chain Analysis. Prosiding SNTI dan SATELIT 2017 (pp. H87-95). Malang: Jurusan
Lebih terperinciPemodelan Proses Bisnis. Mia Fitriawati M.Kom
Pemodelan Proses Bisnis Mia Fitriawati M.Kom Pemodelan Proses Bisnis Pemodelan Proses Bisnis Pemodelan Proses (process modelling) merupakan pusat dari berbagai macam bentuk pemodelan, karena pemodelan
Lebih terperinciAnalisis Rantai Nilai Industri Kreatif Produk Batik Tulis (Studi Kasus : Desa Wisata Batik Jarum, Bayat)
Petunjuk Sitasi: Saraswati, R., Liquiddanu, E., & Fahma, F. (2017). Analisis Rantai Nilai Industri Kreatif Produk Batik Tulis (Studi Kasus : Desa Wisata Batik Jarum, Bayat). Prosiding SNTI dan SATELIT
Lebih terperinciANALISIS LINGKUNGAN INTERNAL DAN EKSTERNAL BISNIS STMIK SUMEDANG DENGAN MENGGUNAKAN METODE SWOT ANALYSIS
ANALISIS LINGKUNGAN INTERNAL DAN EKSTERNAL BISNIS STMIK SUMEDANG DENGAN MENGGUNAKAN METODE SWOT ANALYSIS Kiki Alibasah Dosen Jurusan Sistem Informasi STMIK Sumedang Email : kikialibasah78@gmail.com ABSTRAK
Lebih terperinciPERENCANAAN STRATEGIS E-GOVERNMENT BERDASARKAN INPRES NO. 3 TAHUN 2003 PADA KANTOR PUSAT DATA, ARSIP DAN PERPUSTAKAAN KABUPATEN FLORES TIMUR
PERENCANAAN STRATEGIS E-GOVERNMENT BERDASARKAN INPRES NO. 3 TAHUN 2003 PADA KANTOR PUSAT DATA, ARSIP DAN PERPUSTAKAAN KABUPATEN FLORES TIMUR Natalis Sariman Simbolon 1), Febriliyan Samopa ) 1) Magister
Lebih terperinciPeningkatan Produktivitas pada UKM melalui Iptek Bagi Masyarakat (Studi kasus di Sentra Pengrajin Kampoeng Batik Jetis Sidoarjo)
Publikasi Jurnal Teknik Industri, Universitas 45 Surabaya ISSN 1412-2146 Volume : 19 Nomor 01 Bulan Maret 2016 Halaman : 15-19 Peningkatan Produktivitas pada UKM melalui Iptek Bagi Masyarakat (Studi kasus
Lebih terperinciLAMPIRAN PENELITIAN. Dengan Judul : ANALISIS RANTAI NILAI (VALUE CHAIN ANALYSIS) DALAM MENCIPTAKAN KEUNGGULAN KOMPETITIF PADA PENGRAJIN
LAMPIRAN PENELITIAN Dengan Judul : ANALISIS RANTAI NILAI (VALUE CHAIN ANALYSIS) DALAM MENCIPTAKAN KEUNGGULAN KOMPETITIF PADA PENGRAJIN BATIK MUKTI RAHAYU DIKABUPATEN MAGETAN LAMPIRAN 1 FORMULA WAWANCARA
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bersama dengan berkembangnya dunia bisnis, banyak perusahaan yang terus mencoba menghasilkan produk yang berkualitas yang mengakibatkan timbulnya persaingan antar perusahaan.
Lebih terperinciFAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ANALISIS DAYA SAING INDUSTRI BATIK BERBASIS DIAMOND PORTER MODELLING. Suhartini (1), Evi Yuliawati (2)
PROSIDING SEMINAR NASIONAL MULTI DISIPLIN ILMU & CALL FOR PAPERS UNISBANK (SENDI_U) Kajian Multi Disiplin Ilmu untuk Mewujudkan Poros Maritim dalam Pembangunan Ekonomi Berbasis Kesejahteraan Rakyat ISBN:
Lebih terperinciPERENCANAAN STRATEGIS SISTEM INFORMASI/TEKNOLOGI INFORMASI PADA STMIK YADIKA BANGIL
PERENCANAAN STRATEGIS SISTEM INFORMASI/TEKNOLOGI INFORMASI PADA STMIK YADIKA BANGIL Kurniawan Wahyu Haryanto 1) dan Hari Ginardi 2) 1) Program Studi Magister Manajemen Teknologi, Institut Teknologi Sepuluh
Lebih terperinciPERENCANAAN STRATEGI SISTEM DAN TEKNOLOGI INFORMASI PADA BENGKEL TISKY S MOTOR
PERENCANAAN STRATEGI SISTEM DAN TEKNOLOGI INFORMASI PADA BENGKEL TISKY S MOTOR Michael 1200985533 Indra Setiawan 1000854095 Dicky Christianto 0900801503 Dosen pembimbing : Pangondian T.Siregar, SE, MM.
Lebih terperinciBAB III Landasan Teori
BAB III Landasan Teori 3.1 Sistem Informasi Sistem Informasi adalah suatu sistem di dalam suatu organisasi yang mempertemukan kebutuhan pengelolaan transaksi harian, mendukung operasi, bersifat manajerial
Lebih terperinciPengembangan Ekonomi Lokal Batik Tegalan: Pendekatan Swot Analisis Dan General Electrics
Pengembangan Ekonomi Lokal Batik Tegalan: Pendekatan Swot Analisis Dan General Electrics Suliyanto 1 1 Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto E-mail: suli_yanto@yahoo.com ABSTRAK
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pada era teknologi dan informasi yang berkembang pesat saat ini tak
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era teknologi dan informasi yang berkembang pesat saat ini tak dapat dihindari lagi bahwa teknologi dan informasi menjadi suatu kebutuhan penting dalam kehidupan
Lebih terperinciSistem Informasi Pendidikan
Sistem Informasi Pendidikan.:: Analisis dan Penyusunan Portofolio ::. Asep Wahyudin, S.Kom, M.T. Ilmu Komputer FPMIFA - Universitas Pendidikan Indonesia Inbound Logistics Operations Outbound Logistics
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. Penelitian yang berkaitan dengan analisis value chain telah banyak
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Tinjauan Penelitian Terdahulu Penelitian yang berkaitan dengan analisis value chain telah banyak dilakukan dengan hasil yang beragam. Suhartini (2014), profit margin dari produk
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN Pada bab ini akan membahas tentang semua aktifitas pengerjaan tugas akhir ini dalam melakukan analisis perencanaan strategis sistem informasi kami menggunakan metode Ward
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. meningkatnya jumlah kompetitior asing dan dalam negeri, organisasi diharapkan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kondisi persaingan saat ini dapat dikatakan bahwa pada jaman sekarang perubahan sangat cepat terjadi, dimulai dari kemajuan teknologi, sistem perdagangan globalisasi,
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Perencanaan Strategi Sistem dan Teknologi Informasi 2.1.1 Pengertian Perencanaan Strategis Perencanaan strategis, menurut Ward dan Peppard (2002, p462) adalah analisa
Lebih terperinciAnalisis Rantai Nilai dan Strategi Bersaing
Analisis Rantai Nilai dan Strategi Bersaing Hanif Mauludin www.kafebisnis2010.wordpress.com Rantai nilai menampilkan nilai keseluruhan, dan terdiri dari aktivitas nilai dan marjin. Aktivitas nilai merupakan
Lebih terperinciDiskusi mengenai topik minggu lalu.
Topik hari ini Diskusi mengenai topik minggu lalu. Review tentang strategi. Pengenalan strategi pemasaran. Pengenalan strategi produksi / operasi. Pengenalan strategi sumber daya manusia. Pengenalan strategi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Jumlah Tenaga Kerja Penduduk Indonesia (Badan Pusat Statistik, 2014)
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia dikenal sebagai negara agraris yang sebagian besar penduduknya bermata pencaharian di bidang pertanian. Seperti yang terdapat pada Gambar 1.1, dari 110.804.042
Lebih terperinciBAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN
BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada bab sebelumnya, maka penulis dapat menyimpulkan sebagai berikut: 1. Penerapan activity based costing dimulai
Lebih terperinciPENERAPAN METODE ENTERPRISE ARCHITECTURE DALAM MENINGKATKAN STRATEGI BISNIS DAN TEKNOLOGI PADA PT. PAKARTI GRAHA SENTOSA
1 PENERAPAN METODE ENTERPRISE ARCHITECTURE DALAM MENINGKATKAN STRATEGI BISNIS DAN TEKNOLOGI PADA PT. PAKARTI GRAHA SENTOSA Galih Permadi Putra Binus University, Jakarta, DKI Jakarta, Indonesia dan Derly
Lebih terperinciBAB III LANDASAN TEORI
BAB III LANDASAN TEORI 3.1. Pengertian Dasar Enterprise Arsitektur 3.1.1. Enterprise Architecture Enterprise Architecture atau dikenal dengan arsitektur enterprise adalah deskripsi yang didalamnya termasuk
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN Dalam melakukan penelitian terhadap permasalahan di SMK Muhammadiyah 1 Samarinda penulis melakukan Analisa Internal dan Analisa Eksternal sebagai pengumpulan datanya, dan
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Perencanaan Menurut Robbins dan Coulter dalam Tisnawatisule dan Saifullah (2005), perencanaan sebagai sebuah proses yang dimulai dari penerapan tujuan organisasi, menentukan strategi
Lebih terperinciJulian Adam Ridjal PS Agribisnis UNEJ.
Julian Adam Ridjal PS Agribisnis UNEJ http://adamjulian.web.unej.ac.id/ A. Supply Chain Proses distribusi produk Tujuan untuk menciptakan produk yang tepat harga, tepat kuantitas, tepat kualitas, tepat
Lebih terperinciJurnal TIM Darmajaya Vol. 01 No. 02 Oktober 2015 Page 192 ISSN: E-ISSN: X
Jurnal TIM Darmajaya Vol. 01 No. 02 Oktober 2015 Page 192 PENGGUNAAN ENTERPRISE ARCHITECTURE PLANNING DALAM PEMODELAN BISNIS PENDIDIKAN DAN PELATIHAN (Studi Kasus: Badan Pendidikan dan Pelatihan Daerah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. (UKM) maupun bisnis startup ikut membeludak. Tercatat menurut majalah SWA,
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Bidang perindustrian di Indonesia semakin berkembang pesat terlihat dari semakin banyaknya perusahaan yang berdiri. Ditambah juga dari kampanye pemerintah yang menyerukan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Analisis efektivitas..., Maulana Abdillah, FE UI, Universitas Indonesia
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tujuan utama perusahaan adalah mencapai laba yang optimum guna memaksimalkan nilai para pemegang saham. Untuk mencapai hal tersebut, perusahaan harus dapat meningkatkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. setiap negara agar tetap dapat unggul. Menurut Nurimansyah (2011), daya saing
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tingkat persaingan dalam perdagangan internasional yang ketat mangharuskan setiap negara untuk menyiapkan industrinya agar dapat bersaing. Daya saing yang tinggi dalam
Lebih terperinciERP (Enterprise Resource Planning) Pertemuan 2
ERP (Enterprise Resource Planning) Pertemuan 2 outline Proses Bisnis Perusahaan Manufaktur Rantai Pasok, SCM dan ERP Kebutuhan dan Manfaat Sistem Terintegrasi Proses Bisnis Perusahaan Manufaktur Sub Bab
Lebih terperinciBAB II TELAAH KEPUSTAKAAN
BAB II TELAAH KEPUSTAKAAN Dalam Bab ini akan dibahas teori-teori yang berhubungan dengan strategi rantai pasok yang diterapkan di perusahaan distribusi dan akan digunakan dalam menganalisis permasalahan
Lebih terperinciANALISIS RANTAI NILAI UNTUK MENCAPAI KEUNGGULAN KOMPETITIF PT. EURO EAST BRIDGE DIVISI AGRONIC FARM PENDAHULUAN
P R O S I D I N G 374 ANALISIS RANTAI NILAI UNTUK MENCAPAI KEUNGGULAN KOMPETITIF PT. EURO EAST BRIDGE DIVISI AGRONIC FARM Juwita Ratna Sari 1, Wisynu Ari Gutama 2 1 Mahasiswa Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. terus menciptakan berbagai inovasi-inovasi baru untuk tetap dapat unggul dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Dunia bisnis sekarang ini terus bersaing untuk menciptakan berbagai kebutuhan pelanggan (customer) yang semakin tinggi, dan semakin cerdas dalam memilih kebutuhannya.
Lebih terperinciBAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN
BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang dilakukan pada Perusahaan FD, maka penulis mengambil kesimpulan mengenai masalah yang telah diidentifikasi sebagai
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. semua fungsi manajemen karena tanpa perencanaan fungsi-fungsi lain
5 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Perencanaan Perencanaan adalah proses mendefinisikan tujuan organisasi, membuat strategi untuk mencapai tujuan itu, dan mengembangkan rencana aktivitas kerja organisasi.
Lebih terperinciANALISA METODE SWOT DAN PERENCANAAN STRATEGI GUNA MENENTUKAN STRATEGI BISNIS PERUSAHAAN PANEL LISTRIK PADA PT. LAKSANA PANEL
ANALISA METODE SWOT DAN PERENCANAAN STRATEGI GUNA MENENTUKAN STRATEGI BISNIS PERUSAHAAN PANEL LISTRIK PADA PT. LAKSANA PANEL Hana Mareta Rachmawati 1*, Ahmad Juang Pratama 1 1 Program Studi Teknik Industri
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia bisnis yang cepat dan kompleks sebagai akibat dari
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan dunia bisnis yang cepat dan kompleks sebagai akibat dari gelombang globalisasi menuntut para pelaku usaha atau perusahaan untuk lebih responsif dalam menghadapi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1 diakses pada 08 November 2016 pukul WIB.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Jepara selain terkenal sebagai kota ukir, kota mebel, juga memiliki sejumlah sentra usaha lainnya. Salah satunya adalah sentra kerajinan rotan. Sentra kerajinan
Lebih terperinciRANGKUMAN SIM Ch. 9 MENCAPAI KEUNGGULAN OPERASIONAL DAN KEINTIMAN PELANGGAN MELALUI APLIKASI PERUSAHAAN
RANGKUMAN SIM Ch. 9 MENCAPAI KEUNGGULAN OPERASIONAL DAN KEINTIMAN PELANGGAN MELALUI APLIKASI PERUSAHAAN (Achieving Operational Excellence and Customer Intimacy: Enterprise Applications) Rangkuman ini akan
Lebih terperinciRancang Bangun Aplikasi Sistem Informasi Manajemen Rantai Pasok Distribusi Daging Sapi Nasional
A817 Rancang Bangun Aplikasi Sistem Informasi Manajemen Rantai Pasok Distribusi Daging Sapi Nasional Lidra Trifidya, Sarwosri, dan Erma Suryani Jurusan Teknik Informatika, Fakultas Teknologi Informasi,
Lebih terperinciPERENCANAAN SISTEM INFORMASI DAN TEKNOLOGI INFORMASI: STUDI KASUS STIE CANDA BHIRAWA PARE
PERENCANAAN SISTEM INFORMASI DAN TEKNOLOGI INFORMASI: STUDI KASUS STIE CANDA BHIRAWA PARE Andi Reza Perdanakusuma 1) dan Erma Suryani 2) 1) Jurusan Magister Manajemen Teknologi Informasi, Program Studi
Lebih terperinciAnalisis Fungsi Bisnis Sistem Informasi Terintegrasi pada SMA Negeri I Yogyakarta
Analisis Fungsi Bisnis Sistem Informasi Terintegrasi pada SMA Negeri I Yogyakarta Dicky Anggoro Wicaksono 1, Sri Suning Kusumawardani 2, Igi Ardiyanto 3 1,2,3 Jurusan Teknik Elektro dan Teknologi Informasi,
Lebih terperinciPERENCANAAN STRATEGIS SI/TI DI PT. NEO IMAGO
PERENCANAAN STRATEGIS SI/TI DI PT. NEO IMAGO Ali Widyanto, Ahcmad Holil Noor Ali Bidang Keahlian Manajemen Teknologi Informasi Program Studi Magister Manajemen Teknologi Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Lebih terperinciPEMBINAAN DAN PEMBERDAYAAN PENGRAJIN BATIK
PEMBINAAN DAN PEMBERDAYAAN PENGRAJIN BATIK (Studi di Dinas Koperasi, UKM, Perindustrian, Perdagangan dan ESDM Kabupaten Sidoarjo dan Industri Kecil Kampoeng Batik Jetis Kabupaten Sidoarjo) Yesy Yusro Kumalasari,
Lebih terperinci[Summary] Sistem Informasi Perusahaan Chapter 3
[Summary] Sistem Informasi Perusahaan Chapter 3 Porter s generic value chain : Segala sesuatu yang dilakukan oleh suatu perusahaan harus meciptakan nilai bagi para pelanggannya dengan cara menyediakan
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENILITIAN
BB III METODOLOGI PENILITIN Metodologi penelitian adalah cara yang digunakan untuk memperoleh berbagai data yang akan diproses menjadi informasi yang selanjutnya akan digunakan dalam penelitian. dapun
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian The International Journal of Bussiness and Management
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Persaingan dalam dunia perindustrian di era globalisasi saat ini semakin ketat dengan kemajuan teknologi informasi. Kemajuan dalam teknologi informasi menjadikan
Lebih terperinciPerencanaan Kebutuhan Pengembangan Sistem Informasi
Perencanaan Kebutuhan Pengembangan Sistem Informasi (Studi Kasus : Perpustakaan Daerah Kota XYZ) Paramita Mayadewi Program Studi Manajemen Informatika Fakultas Ilmu Terapan Universitas Telkom Jalam Telekomunikasi
Lebih terperinciANALISIS POSISI STRATEGIS USAHA KECIL MENENGAH (UKM) PERLOGAMAN DI KOTA TEGAL
ANALISIS POSISI STRATEGIS USAHA KECIL MENENGAH (UKM) PERLOGAMAN DI KOTA TEGAL Oleh: Ary Yunanto 1 Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Jenderal Soedirman, Purwokerto E-mail: aryyunanto_gk@yahoo.co.id Abstract
Lebih terperinciLampiran 1 DAFTAR WAWANCARA
L.1 Lampiran 1 DAFTAR WAWANCARA Daftar pertanyaan wawancara Direktur PD. Bintang Cemerlang (Bapak Johan) mengenai keadaan di perusahaan 1. Perusahaan bapak bergerak di bidang apa? Jawab: Perusahaan kami
Lebih terperinciBAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN
BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.4. Kesimpulan Kegiatan penelitian ini dimulai dengan menentukan critical problem dan tujuan pemeriksaan pada planning phase (tahap perencanaan). Selanjutnya peneliti menyusun
Lebih terperinciPERENCANAAN STRATEGIS SI/TI DI UNIVERSITAS MERDEKA PASURUAN
PERENCANAAN STRATEGIS SI/TI DI UNIVERSITAS MERDEKA PASURUAN Achmadi Prasita Nugroho dan Erma Suryani Jurusan Manajemen Teknologi Informasi Magister Manajemen Teknologi, Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dalam menjalankan pemerintahan dan pembangunan, pemerintah membutuhkan dana yang tidak sedikit. Penerimaan devisa yang berasal dari ekspor dan adanya berbagai
Lebih terperinciBAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN
BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1.Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan terhadap Mansion28, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: d. Mansion28 telah menyusun
Lebih terperinciPERENCANAAN STRATEGIS SISTEM INFORMASI DAN TEKNOLOGI INFORMASI PADA PT ADIRA DINAMIKA MULTI FINANCE
Seminar Nasional Sistem Informasi Indonesia, 2-3 November 2015 PERENCANAAN STRATEGIS SISTEM INFORMASI DAN TEKNOLOGI INFORMASI PADA PT ADIRA DINAMIKA MULTI FINANCE Titus Kristanto Jurusan Teknik Informatika,
Lebih terperinciBAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN
BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Berdasarkan penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan oleh penulis pada PT X, maka penulis menarik beberapa kesimpulan atas masalah yang telah diidentifikasi
Lebih terperinciPENERAPAN IT BALANCE SCORECARD UNTUK PERENCANAAN STRATEGIS SISTEM INFORMASI DI SMK MEDIKACOM BANDUNG
PENERAPAN IT BALANCE SCORECARD UNTUK PERENCANAAN STRATEGIS SISTEM INFORMASI DI SMK MEDIKACOM BANDUNG 1 Hanif fakhrurroja, S,Si.,M.T. 2 Irvan Akbar Maulana 1 Program Studi Manajemen Informatika STMIK LKPIA
Lebih terperinciPENGUKURAN KINERJA PERUSAHAAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE BALANCED SCORECARD PADA PT. BEST DENKI SURABAYA
Seminar Nasional Sains Dan Teknologi Terapan SNTEKPAN Peran Akademisi Dan Praktisi Sebagai Innovator Teknologi Bangsa Indonesia Dalam Menghadapi Tantangan Persaingan Global,Institut Teknologi Adhi Tama
Lebih terperinciPERENCANAAN STRATEGI SISTEM INFORMASI PADA PT. KAKADA PRATAMA
PERENCANAAN STRATEGI SISTEM INFORMASI PADA PT. KAKADA PRATAMA Christian Agape UNIVERSITAS BINA NUSANTARA christian.agape18@gmail.com Ignatius Joko Dewanto, Ir., MM Taufik Hidayat, S.Kom., MM ABSTRAK Tujuan
Lebih terperinciTidak terjadi perubahan kebijakan pada saat penelitian dilakukan RUANG LINGKUP PENELITIAN
Tidak terjadi perubahan kebijakan pada saat penelitian dilakukan RUANG LINGKUP PENELITIAN Software Vensim Simulasi Daya Saing Rantai Nilai Sistem Dinamik Pemodelan Sistem Klaster Industri Makro ergonomi
Lebih terperinciKONSEP SI LANJUT. WAHYU PRATAMA, S.Kom., MMSI.
KONSEP SI LANJUT WAHYU PRATAMA, S.Kom., MMSI. PERTEMUAN 3 KSI LANJUT Supply Chain Management (SCM) Pemahaman dan Fungsi Dasar SCM. Karakter Sistem. Arsitektur Pengembangan dan Tantangan SCM. Peran Internet
Lebih terperinciSupply Chain Management. Tita Talitha,MT
Supply Chain Management Tita Talitha,MT 1 Materi Introduction to Supply Chain management Strategi SCM dengan strategi Bisnis Logistics Network Configuration Strategi distribusi dan transportasi Inventory
Lebih terperinciKONSEP SI LANJUT. WAHYU PRATAMA, S.Kom., MMSI.
KONSEP SI LANJUT WAHYU PRATAMA, S.Kom., MMSI. PERTEMUAN 3 KSI LANJUT Supply Chain Management (SCM) Pemahaman dan Fungsi Dasar SCM. Karakter Sistem SCM. Arsitektur Pengembangan dan Tantangan SCM. Peran
Lebih terperinciBAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN
BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Berdasarkan pada hasil penelitian dan pembahasan, penulis dapat mengambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Gambaran sistem informasi akuntansi pada siklus produksi
Lebih terperinciREKAYASA ALUR KERJA DAN ARSITEKTUR INFORMASI DENGAN MENGGUNAKAN BSP
REKAYASA ALUR KERJA DAN ARSITEKTUR INFORMASI DENGAN MENGGUNAKAN BSP Oleh : Hendra Gunawan Jurusan Teknik Informatika, STMIK-IM email : hendra_gunawan@engineer.com Abstrak Kegiatan yang terjadi dalam suatu
Lebih terperinciBAB 3 STRATEGI BISNIS ( BUSINESS STRATEGIC )
BAB 3 STRATEGI BISNIS ( BUSINESS STRATEGIC ) Beberapa waktu terakhir ini di saat era persaingan bisnis semakin hari semakin ketat para pelaku bisnis atau dalam hal ini bisa dikatakan suatu perusahaan harus
Lebih terperinciBAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN
BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan dari penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan kepada Gudang EB, penulis menarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Pada Gudang EB pengelompokan biaya
Lebih terperinciANALISA STRATEGIS SI/TI: MENENTUKAN POTENSI DI MASA DEPAN. Titien S. Sukamto
ANALISA STRATEGIS SI/TI: MENENTUKAN POTENSI DI MASA DEPAN Titien S. Sukamto Mengembangkan Portofolio Aplikasi dari Perspektif Strategis Setelah memahami kondisi organisasi saat ini, langkah selanjutnya
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Dalam bagian kesimpulan pada thesis ini memuat jawaban dari rumusan masalah yang terdapat pada bab I yaitu mengenai analisis rantai nilai yang dikemukakan oleh
Lebih terperinciRencana Pengembangan Strategi Perusahaan Untuk Meningkatkan Kualitas Perusahaan
Konferensi Nasional Sistem & Informatika 2015 STMIK STIKOM Bali, 9 10 Oktober 2015 Rencana Pengembangan Strategi Perusahaan Untuk Meningkatkan Kualitas Perusahaan Nyoman Ayu Nila Dewi STMIK STIKOM BALI
Lebih terperinciHakikat Rantai Pasokan
1 EMA402 Manajemen Rantai Pasokan Hakikat Rantai Pasokan 2 Jaringan organisasi yang menyangkut hubungan ke hulu (upstreams) dan ke hilir (downstreams), dalam proses dan kegiatan yang berbeda yang menghasilkan
Lebih terperinciPERENCANAAN STRATEGIS SISTEM INFORMASI PADA BANK PERKREDITAN RAKYAT MENGGUNAKAN METODE WARD DAN PEPPARD (STUDI KASUS BANK BPR JAWA TIMUR)
PERENCANAAN STRATEGIS SISTEM INFORMASI PADA BANK PERKREDITAN RAKYAT MENGGUNAKAN METODE WARD DAN PEPPARD (STUDI KASUS BANK BPR JAWA TIMUR) Erwin Sutomo 1, *), Teguh Bharata Adji 2) dan Sujoko Sumaryono
Lebih terperinciSISTEM INFORMASI MANAJEMEN KEGIATAN ADMINISTRASI SERTIFIKASI PADA PT. PLN (PERSERO) PUSDIKLAT UNIT SERTIFIKASI
SISTEM INFORMASI MANAJEMEN KEGIATAN ADMINISTRASI SERTIFIKASI PADA PT. PLN (PERSERO) PUSDIKLAT UNIT SERTIFIKASI Nugroho Sihraharja Handoko Jurusan Sistem Informasi dan Manajemen, Binus University, Jl. K.
Lebih terperinciPENERAPAN IT BALANCED SCORECARD DALAM PERENCANAAN STRATEGIS SISTEM INFORMASI DI STIKI MALANG
PENERAPAN IT BALANCED SCORECARD DALAM PERENCANAAN STRATEGIS SISTEM INFORMASI DI STIKI MALANG Koko Wahyu Prasetyo Sekolah Tinggi Informatika & Komputer Indonesia (STIKI) Malang Email: kwprasetyo@gmail.com
Lebih terperinciBAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN
BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan, penulis menarik beberapa kesimpulan yaitu: 1. SPIC&SPAN Laundry belum melakukan pengelompokan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Meskipun perekonomian dan perindustrian nasional kini dihadapkan kepada dampak krisis ekonomi global, namun bisnis ritel di Indonesia tidak terkendala bahkan masih
Lebih terperinciCOST ANALYSIS CONSIDERATIONS AND MANAGERIAL APPLICATION OF VALUE CHAIN
COST ANALYSIS CONSIDERATIONS AND MANAGERIAL APPLICATION OF VALUE CHAIN CHAPTER 5 STRATEGIC COST MANAGEMENT (John Shank & Vijay Govindarajan) Traditional View INTRODUCTION Value-Creating Supplier Activities
Lebih terperinciInternal Value Chain Starbucks
Internal Value Chain Starbucks 1. Primary Activities Starbucks Coffee Indonesia Logistik Masuk (Inbound logistics) Pada tahapan ini meliputi kegiatan untuk memperoleh bahan baku dari pemasok. Bahan baku
Lebih terperinciBAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN
BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Dari hasil penelitian dan pembahasan pada bab sebelumnya, maka penulis mengambil kesimpulan bahwa: 1. Metode pemilihan pemasok kawat pada perusahaan Medion berdasarkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. fashion. Mulai dari bakal kain, tas batik, daster, dress, rompi, dan kemeja
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Batik Gres Tenan milik Bp. Sardjono Atmomardoyo yang ada di Kampung Batik Laweyan turut andil dalam persaingan dalam hal industri fashion. Mulai dari bakal kain, tas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi telah mengubah manusia dalam menyelesaikan semua pekerjaan dan segala aspek kehidupan manusia. Dimana teknologi informasi dan komunikasi yang
Lebih terperinciBAH 7 SIMPULAN DAN SARAN
BAH 7 SIMPULAN DAN SARAN BAB 7 SIMPULAN DAN SARAN 7.1 Simpulan Simpulan yang dapat ditarik dari perancangan Sistem Informasi Manufaktur pada proses penanganan bahan baku di PT. "X" dalam menciptakan kinerja
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Pengertian Perencanaan Strategi Informasi. dikerjakan di masa yang akan datang (Sukarno, 2002, p129).
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Perencanaan Strategi Informasi 2.1.1 Pengertian Perencanaan Perencanaan adalah proses untuk mengkaji apa yang hendak dikerjakan di masa yang akan datang (Sukarno, 2002,
Lebih terperinciPERENCANAAN STRATEGI SISTEM INFORMASI UNTUK EFISIENSI PEMASARAN BUAH SAWIT PADA PT. ROLESYA GROUP KABUTPATEN ROKAN HULU RIAU
PERENCANAAN STRATEGI SISTEM INFORMASI UNTUK EFISIENSI PEMASARAN BUAH SAWIT PADA PT. ROLESYA GROUP KABUTPATEN ROKAN HULU RIAU Yores Rolesa Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Dian Nuswantoro, Jl. Nakula
Lebih terperinciKEYNOTE SPEECH MENTERI PERDAGANGAN. SEMINAR RETAIL NASIONAL 2006 (RETAILER DAY & AWARD 2006) JAKARTA, 25 Januari 2007 =========================
KEYNOTE SPEECH MENTERI PERDAGANGAN SEMINAR RETAIL NASIONAL 2006 (RETAILER DAY & AWARD 2006) JAKARTA, 25 Januari 2007 ========================= Yth. Ketua Umum APRINDO dan jajarannya, Yth. Ketua Komisi
Lebih terperinciKONSEP SISTEM INFORMASI
CROSS FUNCTIONAL MANAGEMENTS Materi Bahasan Pertemuan 6 Konsep Dasar CRM Contoh Aliran Informasi CRM Konsep Dasar SCM Contoh Aliran Informasi SCM 1 CRM Customer Relationship Management Konsep Dasar CRM
Lebih terperinciBAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN
BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Berdasarkan pemeriksaan operasional untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi atas pengendalian internal yang telah dilakukan atas PT. T maka dapat ditarik
Lebih terperinciKeywords ; supply chain management system, distribution system, manajemen mata rantai suplai, tracking items, mata rantai distribusi.
Abstract Secara internal sistem yang dipergunakan oleh PT Kian Ho Indonesia adalah sistem pembukuan ( akuntansi ) Accurate versi 4.03 yang merupakan salah satu produk software yang dibangun oleh CPSoft
Lebih terperinciBAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN
BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Penelitian yang dilakukan di perusahaan Anugerah Jaya Abadi dilakukan untuk membuat suatu rancangan sistem produksi yang terintegrasi dengan tujuan meningkatkan
Lebih terperinciTinjauan Umum Functional Strategy Riri Satria
Tinjauan Umum Functional Strategy Riri Satria Konsultan manajemen stratejik dan pengembangan organisasi ririsatria@yahoo.com Topik hari ini Review tentang strategi. Pengenalan strategi pemasaran. Pengenalan
Lebih terperinciPERENCANAAN STRATEGIS SISTEM INFORMASI PRODUKSI PADA CV. MECOHO
Konferensi Nasional Ilmu Sosial & Teknologi (KNiST) Maret 2015, pp. 193~199 PERENCANAAN STRATEGIS SISTEM INFORMASI PRODUKSI PADA CV. MECOHO Heru Setiawan 1, M. Qadavi Khairuzzaman 2, Hanggha Prayoga 3
Lebih terperinciSeminar Nasional Kewirausahaan & Inovasi Bisnis VI
SISTEM INFORMASI PEMASARAN BERBASIS WEB PADA UMKM BINAAN DINAS PARIWISATA, PERINDUSTRIAN, PERDAGANGAN, KOPERASI DAN UMKM KABUPATEN PANGANDARAN (Studi Kasus : UMKM Elin Pondok Seni) Iwan Rijayana Universitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. nyaman, aman dan mampu memberikan nilai lebih (value) bagi pemakainya.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Produk Foot wear (alas kaki) atau lazim disebut dengan sepatu dan sandal, merupakan bagian dari kebutuhan primer yang harus dipenuhi oleh manusia, terutama
Lebih terperinciANALISA SWOT DALAM MENENTUKAN STRATEGI PEMASARAN PADA PERUSAHAAN
ANALISA SWOT DALAM MENENTUKAN STRATEGI PEMASARAN PADA PERUSAHAAN Jurnal : MATRIK Teknik Industri Universitas Muhammdiyah Gresik, Volume: XII, Nomor : 2, Bulan : Maret 2012, ISSN: 1693-5128 ANALISA SWOT
Lebih terperinciBAB 7 SIMPULAN DAN SARAN
BAB 7 SIMPULAN DAN SARAN BAB7 SIMPULAN DAN SARAN 7.1. Simp ulan Model sistem informasi manufaktur, tersusun dari subsistem input yang dimasukkan dalam database dan menghasilkan subsistem output. Subsistem
Lebih terperinci