CATATAN UNTUK TIM PENYUSUN BUKU II EDISI REVISI TAHUN 2014

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "CATATAN UNTUK TIM PENYUSUN BUKU II EDISI REVISI TAHUN 2014"

Transkripsi

1 CATATAN UNTUK TIM PENYUSUN BUKU II EDISI REVISI TAHUN 2014 Oleh: M. TOYEB 1 Dilatarbelakangi oleh keinginan memiliki pedoman yang sempurna dan sesuai dengan perkembangan aturan terbaru maka penulis termotivasi untuk memberikan sedikit catatan buku II edisi revisi Catatan ini dimaksudkan untuk urung rembuk pemikiran kepada tim penyusun Buku II edisi revisi yang akan datang agar mengupdate beberapa konten Buku II. Menurut penulis hal ini penting dilakukan untuk penerbitan Buku II selanjutnya, apalagi judulnya edisi revisi. Penulis tidak bermaksud menggurui tim penyusun, namun sebagaimana petunjuk teknis dari Ketua Kamar Lingkungan Peradilan Agama Nomor 14/TUADA-AG/2013 tanggal 12 September 2013, angka 5, Buku II ini adalah pedoman dalam menjalankan tugas pokok bagi pimpinan, hakim dan pejabat kepaniteraan. 2 Hal inilah yang mengusik pikiran penulis untuk menyampaikan setidak-tidaknya 8 catatan. Adapun 8 catatan yang dimaksud penulis adalah sebagai berikut: 1. PROSEDUR PENGAJUAN PERKARA SECARA PRODEO (PBP) Prosedur pengajuan beperkara secara prodeo atau yang diistilahkan dengan Layanan Pembebasan Biaya Perkara (PBP) 3 dalam Buku II edisi revisi 2014 tertulis sebagai berikut: 25) Prosedur pengajuan berperkara secara prodeo: a) Permohonan berperkara secara prodeo diajukan bersama-sama dengan surat gugatan/permohonan dan melampirkan surat keterangan tidak mampu dari Kepala Desa/Lurah atau yang setingkat dan diketahui oleh camat. 1 ) Hakim Pengadilan Agama Sanggau 2 ) Petunjuk Teknis Buku II Edisi Revisi Tahun 2013 (Surat Nomor 14/TUADA-AG/2013 tanggal 12 September 2013) 3 ) Istilah dalam PERMA Nomor 1 Tahun 2014

2 b) Meja I membuat SKUM Rp. 0,- dan menyerahkannya kepada Pemohon. c) Pemohon menyerahkan surat gugatan/permohonan dan SKUM kepada Kasir. d) Kasir menyerahkan kembali sehelai surat gugatan/permohonan bersama SKUM kepada pihak. e) Meskipun SKUM Rp. 0,- penerimaan dan pengeluaran keuangan perkara harus tetap dicatat dalam jurnal dan buku induk. f) Meja II mencatat dalam register perkara dan memproses lebih lanjut bagaimana prosedur. g) Setelah Majelis Hakim menerima berkas dari Ketua Pengadilan Agama/Mahkamah Syar'iyah, Ketua Majelis menerbitkan PHS disertai perintah kepada Jurusita/Jurusita Pengganti memanggil para pihak untuk diadakan sidang insidentil mengenai ketidak mampuannya. h) Untuk berperkara secara prodeo yang dananya dibantu oleh negara: 1) Biaya dibebankan pada DIPA Pengadilan Agama/ Mahkamah Syar'iyah. 2) Komponen biaya prodeo meliputi antara lain: biaya pemanggilan, redaksi dan meterai. 3) Biaya prodeo dapat dialokasikan untuk perkara tingkat pertama, tingkat banding dan tingkat kasasi. 4) Berdasarkan Surat Edaran Mahkamah Agung No. 10 tahun 2010 Tentang Pedoman Pemberian bantuan Hukum, beperkara secara prodeo dapat dibiayai dari DIPA. 5) Mekanisme pembiayaan perkara prodeo yang dibiayai DIPA adalah sebagai berikut: a) Tata cara pengajuan dan proses penanganan administrasinya sama dengan tata cara pengajuan dan proses penanganan administrasi prodeo biasa. b) Pemanggilan pertama kepada para pihak oleh Jurusita tanpa biaya (prodeo biasa). c) Jika permohonan berperkara secara prodeo dikabulkan Majelis 2

3 Hakim, Panitera Pengganti menyerahkan salinan amar Putusan Sela kepada Kuasa Pengguna Anggaran (KPA) untuk kemudian dibuatkan Surat Keputusan bahwa biaya perkara tersebut dibebankan kepada DIPA Pengadilan Agama/Mahkamah Syar'iyah. d) Berdasarkan Surat Keputusan KPA tersebut, Bendahara Pengeluaran menyerahkan bantuan biaya perkara kepada Kasir sebesar yang telah ditentukan DIPA. e) Kasir membuat SKUM dan membukukan bantuan biaya tersebut dalam Buku Jurnal Keuangan dan mempergunakan biaya sesuai kebutuhan selama proses perkara berlangsung. f) Dalam hal terdapat sisa anggaran perkara prodeo sebagaimana dimaksud pada huruf (h) angka (2), sisa tersebut dikembalikan kepada KPA (Bendahara Pengeluaran). 4 Padahal ketentuan prodeo atau pada ketentuan baru disebut PBP telah diatur dalam Peraturan Mahkamah Agung terbaru yaitu dengan PERMA Nomor 1 Tahun 2014 tertanggal 9 Januari 2014 dan telah diundangkan pada tanggal 16 Januari Bahkan Badilag sendiri telah mengeluarkan Surat Edaran Nomor 0508.a/DjA/HK.00/III/2014 tentang Petunjuk Teknis Pelaksanaan Peraturan Mahakamah Agung RI Nomor 1 Tahun 2014 Tentang Pedoman Layanan Hukum Bagi Masyarakat Miskin di Pengadilan tertanggal 26 Maret Oleh karena itu menurut penulis, untuk pembahasan tentang prosedur prodeo atau PBP, seharusnya tim penyusun setidak-tidaknya menyesuaikan dengan juknis pasal 3 hingga pasal 10, yang telah dikeluarkan oleh Badilag sendiri yaitu: Prosedur Dan Mekanisme Prodeo (PBP) Di Tingkat Peradilan Agama Penerimaan dan syarat layanan pembebasan biaya perkara 1) Setiap orang atau sekelompok orang yang tidak mampu secara ekonomi dapat mengajukan permohonan pembebasan biaya perkara. 4 ) Buku II edisi revisi 2014 hal 4-5 3

4 2) Tidak mampu secara ekonomi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dibuktikan dengan: a. Surat Keterangan Tidak Mampu (SKTM) yang dikeluarkan oleh Kepala Desa/Lurah/Kepala Wilayah setempat yang menyatakan bahwa benar yang bersangkutan tidak mampu membayar biaya perkara, atau b. Surat Keterangan Tunjangan Sosial lainnya seperti Kartu Keluarga Miskin (KKM), Kartu jaminan Kesehatan Masyarakat (Iamkesrnas), Kartu Beras Miskin (Raskin), Kartu Program Keluarga Harapan (PKH), Kartu Bantuan Langsung Tunai (BLT), Kartu Perlindungan Sosial (KP5), atau c. Dokumen Iainnya yang berkaitan dengan daftar penduduk miskin dalam basis data terpadu pemerintah atau yang dikeluarkan oleh instansi lain yang berwenang untuk memberikan keterangan tidak mampu. 5 Permohonan pembebasan biaya perkara oleh Pemohon/Penggugat 1) Permohonan Pembebasan Biaya Perkara diajukan secara tertulis dengan formulir tersendiri sebagaimana contoh pada Lampiran 1/Form.L.H.3 yang terpisah dengan surat gugatan/permohonan dengan melampirkan dokumen sebagaimana dimaksud pada Pasal (3) ayat (2). 2) Permohonan Pembebasan Biaya Perkara oleh Pemohon/Penggugat diajukan kepada Ketua Pengadilan melalui petugas Meja I bersarnaan dengan surat gugatau/permohonan. 3) Petugas Meja I setelah meneliti kelengkapan berkas kemudian menuangkan SKUM nihil. 4) Permohonan Pembebasan Biaya Perkara beserta berkas yang bersangkutan diproses sesuai dengan Pola Bindalmin. 5) Panitera/Sekretarls memeriksa dan memberikan pertimbangan kelayakan pembebasan biaya perkara dan ketersediaan anggaran. (lihat dalam juknis contoh surat pertimbangan panitera/sekretaris) (sebaiknya dijadikan lampiran dalam Buku II) 5 ) Surat Edaran Nomor 0508.a/DjA/HK.00/III/2014 pasal 3 4

5 6) Panitera menyerahkan permohonan pembebasan biaya serta berkas perkara kepada Ketua Pengadilan. 7) Ketua Pengadilan dapat mengabulkan atau menolak permohonan Pembebasan Biaya Perkara setelah memperhatikan pertimbangan dari Panitera/Sekretaris, yang dituangkan dalam Surat Penetapan. (lihat dalam juknis contoh surat penetapan PBP Ketua) (sebaiknya dijadikan lampiran dalam Buku II) 8) Surat Penetapan Ketua Pengadilan sebagaimana dimaksud dalam ayat (7) harus diterbitkan pada hari dan tanggal yang sama dengan diajukannya surat pemohonan Layanan Pembebasan Biaya Perkara, 9) Apabila pada hari dan tanggal yang bersangkutan, Ketua Pengadilan tidak berada di tempat, maka Surat Penetapan tersebut dapat dikeluarkan oleh Wakil Ketua atau Hakim yang ditunjuk. (lihat dalam juknis contoh Surat Penunjukan Hakim) 6 (sebaiknya dijadikan lampiran dalam Buku II) Permohonan Penggugat/Pemohon ttg Pembebasan Biaya Perkara dikabulkan 1) Dalam hal permohonan Pembebasan Biaya Perkara dikabulkan, Surat Penetapan dibuat dalam rangkap 3 (tiga), masing-masing untuk Pemohon, Panitera/Sekretaris selaku KPA dan berkas perkara. 2) Berdasarkan Surat Penetapan Ketua PA sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Panitera/Sekretaris selaku KPA membuat Surat Keputusan untuk membebankan biaya perkara kepada anggaran Negara dengan menyebut besaran anggaran yang dibebankan kepada negara sebesar: (lihat dalam juknis contoh SK KPA) (sebaiknya dijadikan lampiran dalam Buku II) a. Untuk perkara gugatan: satu kali panggilan Penggugat, satu kali panggilan Tergugat, biaya proses, dan biaya Materai. b. Untuk perkara Cerai Talak: dua kali panggilan Pemohon, dua kali panggilan Termohon, biaya proses, dan biaya Materai. 6 ) Surat Edaran Nomor 0508.a/DjA/HK.00/III/2014 pasal 4 5

6 3) Berdasarkan Surat Keputusan sebagaimana dlmaksud pada ayat (2), Bendahara Pengeluaran menyerahkan biaya Layanan Pembebasan Biaya Perkara kepada kasir secara tunai sebesar yang telah ditentukan dalam Surat Keputusan tersebut dengan bukti kwitansi. (lihat dalam juknis contoh kuitansi) (sebaiknya dijadikan lampiran dalam Buku II) 4) Kasir membukukan biaya sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dalam buku jurnal dan Buku Induk Keuangan Perkara kecuali biaya pendaftaran, biaya redaksi dan Leges yang dicatat sebagai nihil. 5) Apabila kebutuhan biaya perkara melebihi panjar biaya perkara yang telah ditentukan dalam Surat Keputusan KPA sebagaimana dimaksud ayat (2), maka Panitera/Sekretaris selaku KPA dapat membuat Surat Keputusan untuk menambah panjar biaya pada perkara yang sarna berdasarkan instrumen Ketua Majelis yang disampaikan oleh Kasir. (lihat dalam juknis contoh SK KPA Tambah biaya Lanjutan dan contoh instrumen KM) (sebaiknya dijadikan lampiran dalam Buku II) 6) Apabila kebutuhan biaya perkara melebihi panjar biaya perkara yang telah ditentukan dalam Surat Keputusan, sedangkan anggaran Pembebasan Biaya Perkara tidak tersedia lagi di dalam DIPA, maka proses selanjutnya dilakukan secara cuma-cuma tanpa diperlukan putusan sela dari Ketua Majelis. 7) Apabila biaya layanan pembebasan biaya perkara tersebut terdapat slsa, maka sisa tersebut dikembalikan oleh kasir kepada Bendahara Pengeluaran selambat-lambatnya pada akhir bulan yang bersangkutan. 8) Dalam hal anggaran Layanan Pembebasan Biaya Perkara sudah tidak tersedia, KPA memberitahukan kepada Petugas Meja Satu. (lihat dalam juknis contoh surat pemberitahuan anggaran habis dari KPA) (sebaiknya dijadikan lampiran dalam Buku II) 9) Dalam hal terdapat permohonan Pembebasan Biaya Perkara sedangkan anggaran Layanan Pembebasan Biaya Perkara sudah tidak tersedia lagi sebagaimana dimaksud pada ayat (8), maka perkaranya diproses dengan beperkara secara cuma-cuma. (lihat HIR/Rbg ttg perkara cuma-cuma) 6

7 10) Apabila perkara telah diputus, maka biaya perkara dicantumkan dalam amar putusan yang berbunyi: Biaya yang timbul dalam perkara ini sejumlah Rp... dibebankan kepada negara 7 Permohonan Penggugat/Pemohon ttg Pembebasan Biaya Perkara tidak dikabulkan 1) Dalam hal permohonan Pembebasan Biaya Perkara tidak dikabulkan, Surat Penetapan dibuat dalam rangkap 2 (dua), masing-masing untuk Pernohon, dan berkas perkara. (lihat dalam juknis contoh penetapan tidak dikabulkan). (sebaiknya dijadikan lampiran dalam Buku II) 2) Berdasarkan surat penetapan sebagaimana tersebut pada ayat (1), maka Penggugat/Pemohon harus membayar biaya perkara dalam jangka waktu 14 (empat belas) hari setelah dijatuhkan Surat Penetapan Ketua Pengadilan dan jika tidak dipenuhi maka gugatan/permohonan tersebut dicoret dari register/daftar perkara. (lihat buku II) 3) Ketua Pengadilan menetapkan gugatanjpermohonan dicoret dengan surat penetapan berdasarkan surat keterangan dari panitera/sekretaris bahwa penggugat/pemohon tidak membayar panjar biaya perkara setelah Iewat 14 (empat belas) hari kerja, (lihat dalam juknis contoh penetapan dicoret Ketua Pengadilan dan contoh surat keterangan dari pansek) 8 (sebaiknya dijadikan lampiran dalam Buku II) Permohonan pembebabasan biaya perkara oleh Termohon/Tergugat 1) Permohonan Pembebasan Biaya Perkara oleh Termohon/Tergugat diajukan secara tertulis dengan formulir tersendiri sebagaimana contoh pada Lampiran 1/Form.LH.4 dengan melampirkan dokumen sebagaimana dimaksud pada Pasal (3) ayat (2) dan fotocopy relaas panggilan atau fotocopy salinan gugatan/permohonan, 2) Permohonan Pembebasan Biaya Perkara bagi Tergugat/Termohon diajukan kepada Ketua Pengadilan melalui Panitera/Sekretaris sebelum memberikan jawaban. 7 ) Surat Edaran Nomor 0508.a/DjA/HK.00/III/2014 pasal 5 8 ) Surat Edaran Nomor 0508.a/DjA/HK.00/III/2014 pasal 6 7

8 3) Apabila permohonan pembebasan biaya perkara bagi Tergugat/Termohon diajukan pada saat sidang sebelum memberikan jawaban, Majelis Hakim menunda atau menskors persidangan dan memerintahkan Tergugat/Termohon untuk mengajukan perrnohonan pembebasan biaya perkara kepada Ketua Pengadilan melalui Panitera/Sekretaris 4) Panitera/Sekretaris memeriksa dan memberikan pertimbangan kelayakan pembebasan biaya perkara. 5) Panitera/Sekretaris menyerahkan permohonan pembebasan biaya perkara berikut pertimbangannya kepada Ketua Pengadilan. (lihat dalam juknis contoh surat pertimbangan dari Panitera/Sekretaris). (sebaiknya dijadikan lampiran dalam Buku II) 6) Ketua Pengadilan dapat mengabulkan atau menolak permohonan Pembebasan Biaya Perkara setelah memperhatikan pertimbangan dari Panitera/Sekretaris, yang dituangkan dalam Surat Penetapan. (lihat dalam juknis contoh surat penetapan Ketua) (sebaiknya dijadikan lampiran dalam Buku II) 7) Surat Penetapan Ketua Pengadilan sebagaimana dimaksud dalam ayat (7) harus diterbitkan pada hari dan tanggal yang sama dengan diajukannya surat pemohonan Layanan Pembebasan Biaya Perkara. 8) Apabila pada hari yang bersangkutan, Ketua Pengadilan tidak berada di tempat, maka Surat Penetapan tersebut dapat dikeluarkan oleh Wakil Ketua atau Hakim yang ditunjuk. (lihat dalam juknis contoh surat penunjukan hakim) 9 (sebaiknya dijadikan lampiran dalam Buku II) Permohonan Tergugat/Termohon ttg Pembebasan Biaya Perkara dikabulkan 1) Dalam hal permohonan Layanan Pembebasan Biaya Perkara dikabulkan, Surat Penetapan dibuat dalarn rangkap 2 (dua) masingrnasing untuk berkas perkara dan Pemohon Layanan Pembebasan Biaya Perkara. 2) Surat Penetapan Ketua Pengadilan sebagaimana dimaksud dalam ayat 9 ) Surat Edaran Nomor 0508.a/DjA/HK.00/III/2014 pasal 8 8

9 (1) harus diterbitkan pada tanggal yang sama dengan diajukannya surat pemohonan Layanan Pernbebasan Biaya Perkara. 3) Apabila pada hari dan tanggal yang bersangkutan, Ketua Pengadilan tidak berada di tempat, maka Surat Penetapan tersebut dapat dikeluarkan oleh Wakil Ketua atau Hakim yang ditunjuk. 4) Dalam hal perkara telah diputus dan biaya perkara dibebankan kepada Tergugat/Termohon, maka amar putusan berbunyi: "Biaya yang timbul daiam perkara ini sejumlah Rp... dibebankan kepada negara" 10 Permohonan Tergugat/Termohon ttg Pembebasan Biaya Perkara tidak dikabulkan 1) DaIam hal permohonan Layanan Pembebasan Biaya Perkara tidak dikabulkan, Surat Penetapan dibuat dalarn rangkap 2 (dua) masingmasing untuk berkas perkara dan Pernohon. 2) Surat Penetapan Ketua Pengadilan sebagaimana dimaksud daiam ayat (1) harus diterbitkan pada hari dan tanggal yang sama dengan diajukannya surat pemohonan Layanan Pembebasan Biaya Perkara. 3) Apabila pada hari dan tanggal yang bersangkutan, Ketua Pengadilan tidak berada di tempat, maka Surat Penetapan tersebut dapat dikeluarkan oieh Wakil Ketua atau Hakim yang ditunjuk. 4) Dalam hal perkara telah diputus dan biaya perkara dibebankan kepada Tergugat/Terrnohon, maka amar putusan berbunyi: "Membebankan biaya perkara sebesar Rp...(..) kepada Tergugat/Termohon". 5) Dalam hal Tergugat/Terrnohon membayar biaya perkara sebagaimana dimaksud pada ayat (4), maka biaya perkara tersebut disetorkan ke kas negara sebagai Penerimaan Negara Bukan Pajak ) Surat Edaran Nomor 0508.a/DjA/HK.00/III/2014 pasal 9 11 ) Surat Edaran Nomor 0508.a/DjA/HK.00/III/2014 pasal 10 9

10 Prosedur Dan Mekanisme Prodeo (LPBP) Di Tingkat Banding Permohonan pembebasan biaya sejak perkara tingkat pertama di PA 1) Dalam hal perkara telah ditetapkan sebagai perkara bebas biaya oleh Pengadilan Agama sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (7) bagi Penggugat/Pemohon atau pasal 9 ayat (1) bagi Tergugat/Termohon, pengajuan banding untuk berperkara secara bebas biaya harus disertai surat penetapan pembebasan biaya perkara yang telah dikeluarkan cleh Ketua Pengadilan Agama. 2) Permohonan tersebut diajukan oleh Pembanding melalui Meja I bersamaan dengan permohonan banding. 3) Petugas Meja I setelah meneliti kelengkapan berkas kemudian menuangkan SKUM nihil. 4) Permohonan Pembebasan Biaya Perkara beserta berkas yang bersangkutan diproses sesuai dengan Pola Bindalmin. 5) Berdasarkan penetapan Ketua Pengadilan sebagaimana tersebut pada ayat (1), Panitera/Sekretaris selaku KPA membuat Surat Keputusan untuk mernbebankan biaya perkara kepada anggaran Negara dengan menyebut besaran anggaran yang dibebankan kepada negara sebesar: a. Satu kali Biaya pemberitahuan akta pernyataan banding b. Satu kali Biaya pemberitahuan memori banding c. Satu kali Biaya pemberitahuan kontra memori banding d. Dua kali Biaya pemberitahuan pemeriksaan berkas (inzage) e. Dua kali Biaya pemberitahuan isi putusan banding f. Biaya banding yang dikirim ke PTA. g. Biaya pengiriman berkas perkara banding ke PTA. 6) Berdasarkan Surat Keputusan KPA sebagaimana dimaksud pada ayat (3), Bendahara Pengeluaran menyerahkan biaya Layanan Pembebasan Biaya Perkara kepada kasir secara tunai sebesar yang telah ditentukan dalam Surat Keputusan tersebut dengan bukti kwitansi. (lihat dalam juknis contoh kuitansi) (sebaiknya dijadikan lampiran dalam Buku II) 10

11 7) Kasir membukukan biaya sebagaimana dimaksud pada ayat (4) dalam Buku Jurnal Banding dan Buku Induk Keuangan Perkara kecuali biaya pendaftaran, biaya redaksi dan Leges yang dicatat sebagai nihil. 8) Setelah Kasir membukukan panjar biaya banding dan membuatkan SKUM, prosedur permohonan banding selanjutnya diproses sesuai dengan Pola Bindalmin. 9) Kasir mengirim biaya banding ke PTA dan menyerahkan bukti kirim untuk dimasukkan dalam berkas perkara yang akan dikirim ke PTA. 10) Apabila kebutuhan biaya perkara melebihi panjar biaya perkara yang telah ditentukan dalam Surat Keputusan, maka Panitera/Sekretaris sebagai KPA dapat membuat Surat Keputusan untuk menambah panjar biaya pad a perkara yang sama berdasarkan instrumen atau penetapan sela dari PTA. (lihat contoh instrumen tambah biaya kasir) 11) Apabila kebutuhan biaya perkara melebihi panjar biaya perkara yang telah ditentukan dalam Surat Keputusan, sedangkan anggaran PBP tidak tersedia Iagi di dalam DIPA, maka proses selanjutnya dilakukan secara cuma-cuma tanpa diperlukan penetapan sela. 12) Apabila biaya layanan pembebasan biaya perkara tersebut terdapat sisa, maka sisa tersebut dikembalikan oleh kasir kepada Bendahara Pengeluaran paling lambat pada akhir bulan yang bersangkutan. 13) Dalam hal anggaran Layanan Pembebasan Biaya Perkara sudah habis, maka KPA membuat pernyataan dan perkaranya diproses secara cuma-cuma. (lihat contoh pernyataan) 14) Surat Penyataan KPA sebagaimana dimaksud pada ayat (11) dilampirkan pada berkas perkara banding bundel B yang akan dikirim ke PTA. 15) Apabila perkara telah diputus, maka biaya perkara dicantumkan dalam amar putusan yang berbunyi: Biaya yang timubul dalam perkara ini sejumlah Rp... dibebankan kepada negara ) Surat Edaran Nomor 0508.a/DjA/HK.00/III/2014 pasal 11 11

12 Permohonan pembebasan biaya sejak perkara baru diajukan di tingkat banding 1) Dalam hal permohonan pembebasan biaya perkara diajukan untuk pertama kali di tingkat banding, maka permohonan pembebasan biaya perkara diajukan secara tertulis dengn formulir tersendiri sebagaimana contoh pada lampiran I/Form.LHS yang terpisah dengan permohonan banding dengan melampirkan dokumen sebagaimana dimaksud pada Pasal (3) ayat (2). (lihat dalam juknis contoh formulir prodeo) (sebaiknya dijadikan lampiran dalam Buku II) 2) Permohonan Pembebasan Biaya Perkara oleh Pembanding diajukan kepada Ketua Pengadilan Agama melalui petugas Meja I bersamaan dengan permohonan banding. 3) Petugas Meja I setelah meneliti kelengkapan berkas kemudian menuangkan SKUM nihil. 4) Permohonan Pembebasan Biaya Perkara beserta berkas yang bersangkutan diproses sesuai dengan Pola Bindalmin 5) Permohonan Pembebasan Biaya Perkara bagi Terbanding diajukan kepada Ketua pengadilan melalui petugas Meja I sebelum diajukan kontra memori banding. 6) Petugas Meja I setelah meneliti kelengkapan berkas, meneruskan permohonan banding beserta permohonan pembebasan biaya perkara kepada Ketua pengadilan melalui Panitera/Sekretaris. 7) Panitera/Sekretaris memeriksa dan memberikan pertimbangan kelayakan pembebasan biaya perkara dan ketersediaan anggaran. (lihat dalam juknis contoh surat keterangan layak dari pansek) (sebaiknya dijadikan lampiran dalam Buku II) 8) Panitera menyerahkan permohonan pembebasan biaya beserta pertimbangannya kepada Ketua Pengadilan. 9) Ketua Pengadilan dapat mengabulkan atau menolak permohonan Pembebasan Biaya Perkara seteiah memperhatikan pertimbangan dari Panitera/Sekretaris, yang dituangkan dalam Surat Penetapan. (lihat dalam juknis contoh surat penetapan) (sebaiknya dijadikan lampiran 12

13 dalam Buku II) 10) Surat Penetapan Ketua Pengadilan sebagaimana dimaksud dalam ayat (8) harus diterbitkan pada dan tanggal yang sama dengan diajukannya surat pemohonan Layanan Pembebasan Biaya Perkara. 11) Apabila pada hari dan tanggal yang bersangkutan, Ketua Pengadilan tidak berada di tempat, maka Surat Penetapan tersebut dapat dikeluarkan oieh Wakil Ketua atau Hakim yang ditunjuk. (lihat dalam juknis contoh surat penunjukan) (sebaiknya dijadikan lampiran dalam Buku II) 12) Dalam hal permohonan PBP dikabulkan, Surat Penetapan Ketua dibuat rangkap tiga, masing-rnasing satu rangkap untuk Pemohon, satu rangkap untuk KPA dan satu rangkap dirnasukkan daiam berkas perkara. 13) Berdasarkan surat penetapan Ketua Pengadilan sebagiamana tersebut pada ayat (12) di atas, Panitera/Sekretaris selaku Kuasa Pengguna Anggaran membuat Surat Keputusan untuk membebankan biaya perkara kepada anggaran negara dengan menyebut besaran anggaran yang dibebankan kepada negara sebesar: (lihat dalam juknis contoh SK KPA) (sebaiknya dijadikan lampiran dalam Buku II) a. Satu kali Biaya pemberitahuan akta banding b. Satu kall Biaya pemberitahuan memori banding c. Satu kali Biaya pemberitahuan kontra memori banding d. Dua kali Biaya pemberitahuan pemeriksaan berkas (inzage) e. Dua kali Biaya pemberitahuan isi putusan banding f. Biaya banding yang dikirim ke Pengadilan Tinggi Agama/Mahkamah Syar'iyah Aceh. g. Biaya pengiriman berkas perkara banding ke PTA. 14) Berdasarkan Surat Keputusan sebagaimana dimaksud pada ayat (12), Bendahara Pengeluaran menyerahkan biaya Layanan Pembebasan Biaya Perkara kepada kasir secara tunai sebesar yang teiah ditentukan daiam Surat Keputusan tersebut dengan bukti kuitansi. (lihat d a l a m juknis contoh kuitansi) (sebaiknya dijadikan lampiran dalam Buku II) 15) Berdasarkan bukti kuitansi dari kasir tersebut Panitera/Sekretaris membuatkan Akta Pernyataan Banding. 13

14 16) Permohonan banding pembanding diproses sesuai dengan Pola Bindalmin. 17) Kasir membukukan biaya sebagaimana dimaksud pada ayat (14) dalam Buku jurnal dan Buku Induk Keuangan Perkara kecuali biaya pendaftaran, biaya redaksi dan Leges yang dicatat sebagai nihil. 18) Kasir mengirim biaya banding ke PTA dan menyerahkan bukti kirim ke petugas meja III untuk dimasukkan dalam berkas perkara banding bundel B. 19) Apabila kebutuhan biaya perkara melebihi panjar biaya perkara yang telah ditentukan dalam Surat Keputusan, maka Panitera/Sekretaris dapat membuat Surat Keputusan untuk menambah panjar biaya pada perkara yang sama berdasarkan instrumen atau penetapan sela dari PTA. (lihat dalam juknis contoh instrumen dan penetapan sela) (sebaiknya dijadikan lampiran dalam Buku II) 20) Apabila kebutuhan biaya perkara melebihi panjar biaya perkara yang telah ditentukan dalam Surat Keputusan, sedangkan anggaran PBP tidak tersedia lagi di dalam DIPA, maka proses selanjutnya dilakukan secara cuma-cuma tanpa diperlukan penetapan sela. 21) Apabila biaya layanan pembebasan biaya perkara tersebut terdapat sisa, maka sisa tersebut dikembalikan oleh kasir kepada Bendahara Pengeluaran paling lambat pada akhir bulan yang bersangkutan, 22) Dalam hal anggaran Layanan Pembebasan Biaya Perkara sudah tidak tersedia, KPA memberltahukan kepada Petugas Meja I. (lihat dalam juknis contoh surat pemberitahuan anggaran habis dari KPA) (sebaiknya dijadikan lampiran dalam Buku II) 23) Dalam hal terdapat permohonan Pembebasan Biaya Perkara sedangkan anggaran Layanan Pembebasan Biaya Perkara sudah tidak tersedia lagi sebagaimana dimaksud pada ayat (20), maka perkaranya diproses dengan berperkara sebagai berikut: a. Ketua Pengadilan menunjuk Majelis Hakim untuk memeriksa ketidakmampuan pemohon. b. Dalam tenggang waktu 14 (empat belas) hari sejak permohonan itu 14

15 dicatat oleh panitera, majelis hakim yang ditunjuk memerintahkan panitera untuk memberitahukan perrnohonan itu kepada pihak lawan dan memerintahkan untuk memanggil kedua belah pihak supaya datang di muka hakim untuk dilakukan pemeriksaan tentang permohonan pembebasan biaya perkara. c. Pemanggilan kepada para pihak untuk pemeriksaan permohonan pembebasan biaya perkara dilakukan tanpa biaya dan dicatat dalam buku jurnal dan buku induk dengan nilai Rp.0,00 (nihil) d. Pemeriksaan oleh majelis hakim sebagaimana pada angka (1) hanya memeriksa ketidakmampuan pemohon secara ekonomi tanpa memutus (menolak atau mengabulkan) yang hasilnya dituangkan dalam Berita Acara e. Berita Acara hasil pemeriksaan permohonan pembebasan biaya perkara bersama bundel A dan salinan putusan dikirim oleh pengadilan agama ke PTA. 24) Apabila perkara telah diputus, maka biaya perkara dicantumkan dalam amar putusan yang berbunyi: "Biaya yang timbul dalam perkara ini sejumlah Rp...dlbebankan kepada neqara". 25) Dalam hal permohonan PBP tidak dikabulkan, maka Pembanding harus membayar panjar biaya banding dalam tenggang waktu masa banding dan jika tidak dipenuhi maka permohonan bandingnya tidak memenuhi sesuai peraturan yang berlaku 13 Prosedur Dan Mekanisme Prodeo (PBP) Di Tingkat Kasasi Pembebasan Biaya Perkara Lanjutan 1) Dalam hal perkara telah ditetapkan sebagai perkara bebas biaya oleh Pengadilan Agama sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (7) bagi Penggugat/Pemohon atau Pasal 9 ayat (1) bagi Tergugat/Termohon, pengajuan kasasi untuk beperkara secara bebas biaya harus disertai surat penetapan layanan pembebasan biaya perkara yang telah dikeluarkan oleh Ketua Pengadilan Agama. 13 ) Surat Edaran Nomor 0508.a/DjA/HK.00/III/2014 pasal 12 15

16 2) Permohonan tersebut diajukan oleh Pemohon Kasasi melalui Meja I bersamaan dengan permohonan kasasi. 3) Petugas Meja I setelah meneliti kelengkapan berkas kernudian menuangkan SKUM nihil. 4) Permohonan Pembebasan Biaya Perkara beserta berkas yang bersangkutan diproses sesuai dengan Pola Bindalmin 5) Berdasarkan penetapan Ketua Pengadilan sebagaimana tersebut pada ayat (1), Panitera/Sekretaris selaku Kuasa Pengguna Anggaran membuat Surat Keputusan untuk membebankan biaya perkara kepada anggaran negara dengan menyebut besaran anggaran yang dibebankan kepada negara sebesar: a. Satu kali Biaya pemberitahuan akta kasasl b. Satu kali Biaya pemberitahuan memori kasasi c. Satu kali Biaya pemberitahuan kontra memori kasasi d. Dua kali Biaya pemberitahuan isi putusan kasasi e. Biaya kasasi yang dikirim ke Mahkamah Agung. f. Biaya pengiriman berkas perkara kasasi ke Mahkamah Agung 6) Berdasarkan Surat Keputusan sebagaimana dimaksud pada ayat (3), Bendahara Pengeluaran menyerahkan biaya Layanan Pembebasan Biaya Perkara kepada kasir secara tunai sebesar yang telah ditentukan dalam Surat Keputusan tersebut dengan bukti kwitansi. 7) Kasir membukukan biaya sebagalmana dimaksud pada ayat (3) dalam Buku jurnal dan Buku Induk Keuangan Perkara kecuali biaya pendaftaran, biaya redaksi dan Leges yang dicatat sebagai nihil. 8) Setelah Kasir membukukan panjar biaya perkara kasasi dan membuatkan SKUM, prosedur permohonan kasasi selanjutnya diproses sesuai dengan Pola Bindalmin 9) Kasir rnengirimkan biaya kasasi ke Mahkamah Agung dan menyerahkan bukti pengiriman kepada petugas Meja III untuk dimasukan dalam berkas perkara. 10) Apabila kebutuhan biaya perkara melebihi panjar biaya perkara yang telah ditentukan dalam Surat Keputusan, maka Panitera/Sekretaris dapat 16

17 membuat Surat Keputusan untuk menambah panjar biaya perkara berdasarkan instrumen atau penetapan sela dari Mahkamah Agung berkaitan dengan perintah diadakan pemeriksaan tambahan. 11) Apabila kebutuhan biaya perkara melebihi panjar biaya perkara yang telah ditentukan dalam Surat Keputusan, sedangkan anggaran PBP tidak tersedia lagi di dalam DIPA, maka proses selanjutnya dilakukan dengan cara Cuma-cuma tanpa diperlukan penetapan sela. 12) Apabila biaya layanan pembebasan biaya perkara tersebut terdapat sisa, maka sisa tersebut dikembaltkan oleh kasir kepada Bendahara Pengeluaran paling lambat pada akhir bulan yang bersangkutan. 13) Dalam hal anggaran Layanan Pembebasan Biaya Perkara sudah habis, maka KPA membuat pernyataan dan perkaranya diproses secara cumacuma. (lihat contoh pernyataan) 14) Surat Penyataan KPA sebagaimana dimaksud pada ayat (11) dilampirkan pada berkas perkara kasasi bundel B yang akan dikirim ke Mahkamah Agung. 15) Apabila perkara telah diputus, maka biaya perkara dicantumkan dalam amar putusan yang berbunyi: "Biayayang timbul dalam perkara ini sejumlah Rp... dibebankan kepada neqara". 14 Permohonan pembebasan biaya sejak perkara baru diajukan di tingkat kasasi 1) Dalam hal permohonan pembebasan biaya perkara diajukan untuk pertama kali di tingkat kasasi, maka Permohonan Pembebasan Biaya Perkara diajukan secara tertulis dengan formulir tersendiri sebagaimana contoh pada lampiran yang terpisah dengan Permohonan kasasi dengan melampirkan dokumen sebagaimana dimaksud pada Pasal (3) ayat (2). 2) Permohonan pembebasan biaya perkara oleh Pemohon Kasasi diajukan kepada Ketua PA melalui petugas Meja I bersamaan dengan permohonan kasasi. 3) Permohonan Pembebasan Biaya Perkara bagi Termohon Kasasi diajukan 14 ) Surat Edaran Nomor 0508.a/DjA/HK.00/III/2014 pasal 13 17

18 kepada Ketua Pengadilan Agama melalui petugas Meja I sebelum diajukan kontra memori kasasi, 4) Petugas Meja I setelah meneliti kelengkapan berkas kemudian menuangkan SKUM Nihil. 5) Permohonan Pembebasan Biaya Perkara beserta berkas yang bersangkutan diproses sesuai dengan Pola Bindalmin 6) Panitera/Sekretaris memeriksa dan memberikan pertimbangan kelayakan pembebasan biaya perkara dan ketersediaan anggaran. 7) Panitera menyerahkan permohonan pembebasan biaya beserta pertimbangannya kepada Ketua Pengadilan Agama. 8) Ketua Pengadilan Agama dapat mengabulkan atau menolak permohonan Pembebasan Biaya Perkara setelah memperhatikan pertimbangan dari Panitera/Sekretaris, yang dituangkan dalam Surat Penetapan. 9) Surat Penetapan Ketua Pengadilan Agama sebagaimana dimaksud dalam ayat (8) harus diterbitkan pada dan tanggal yang sama dengan diajukannya surat pemohonan Layanan Pembebasan Biaya Perkara. 10) Apabila pada hari yang bersangkutan, Ketua Pengadilan tidak berada di tempat, maka Surat Penetapan tersebut dapat dikeluarkan oleh Wakil Ketua atau Hakim yang ditunjuk. (lihat contoh surat penunjukan) 11) Dalam hal permohonan PBP dikabulkan, Surat Penetapan Ketua dibuat rangkap tiga, masing-masing satu rangkap untuk Pemohon, satu rangkap untuk KPA dan satu rangkap dimasukkan dalam bundel B berkas perkara kasasi. 12) Berdasarkan surat penetapan Ketua Pengadilan sebagaimana tersebut pada ayat (8) di atas, Panitera/Sekretaris selaku Kuasa Pengguna Anggaran membuat Surat Keputusan untuk membebankan biaya perkara kepada anggaran negara dengan menyebut besaran anggaran yang dibebankan kepada negara sebesar: a. Satu kali Biaya pemberitahuan akta kasasi b. Satu kali Biaya pemberitahuan memori kasasi c. Satu kali Biaya pemberitahuan kontra memori kasasi d. Dua kali Biaya pemberitahuan isi putusan kasasi 18

19 e. Biaya kasasi yang dikirim ke Mahkamah Agung f. Biaya pengiriman berkas perkara kasasi ke Mahkamah Agung 13) Berdasarkan Surat Keputusan sebagaimana dimaksud pada ayat (12), Bendahara Pengeluaran menyerahkan biaya Layanan Pembebasan Biaya Perkara kepada kasir secara tunai sebesar yang telah ditentukan dalam Surat Keputusan tersebut dengan bukti kwitansi. 14) Berdasarkan bukti kuitansi dari kasir, Panitera/Sekretaris membuatkan Akta Permohonan kasasi., 15) Kasir membukukan biaya sebagaimana dimaksud pada ayat (11) dalam Buku jurnal dan Buku Induk Keuangan Perkara kecuali biaya pendaftaran, biaya redaksi dan Leges yang dicatat sebagai nihil. 16) Kasir mengirim biaya perkara kasasi ke MARI dan menyerahkan bukti kirim untuk dimasukkan dalam berkas perkara kasasi. 17) Apabila kebutuhan biaya perkara melebihi panjar biaya perkara yang telah ditentukan dalam Surat Keputusan, maka Panitera/Sekretaris dapat membuat Surat Keputusan untuk menambah panjar biaya perkara berdasarkan instrumen atau penetapan sela Mahkamah Agung yang berkaitan dengan perintah pemeriksaan tambahan. 18) Apabila kebutuhan biaya perkara melebihi panjar biaya perkara yang telah ditentukan dalam Surat Keputusan, sedangkan anggaran PBP tidak tersedia lagi di dalam DIPA, maka proses selanjutnya dilakukan dengan secara cuma-cuma tanpa diperlukan penetapan sela. 19) Apabila biaya layanan pembebasan biaya perkara tersebut terdapat sisa, maka sisa tersebut dikembalikan oleh kasir kepada Bendahara Pengeluaran paling lambat pada akhir bulan yang bersangkutan, 20) Dalam hal permohonan PBP sudah tidak tersedia, KPA memberitahukan kepada Petugas Meja I. (lihat dalam juknis contoh surat pemberitahuan anggaran habis dari KPA) (sebaiknya dijadikan lampiran dalam Buku II) 21) Dalam hal terdapat permohonan Pembebasan Biaya Perkara sedangkan anggaran Layanan Pembebasan Biaya Perkara sudah tidak tersedia lagi sebagaimana dimaksud pada ayat (20), maka perkaranya diproses dengan berperkara sebagai berikut: 19

20 a. Ketua Pengadilan menunjuk Majelis Hakim untuk memeriksa ketidak mampuan permohonan pemohon. b. Majelis Hakim memeriksa permoohonan pembebasan baiaya pekrara yang dituangkan dalam berita acara sebagai bahan pertimbangan di tingkat kasasi. c. Berita acara pemeriksaan tersebut tidak termasuk menjatuhkan penetapan tentang dikabulkan atau ditolaknya permohonan pembebasan biaya perkara. d. Berita acara hasil pemeriksaan tersebut dikirim oleh PA ke MA bersama dengan bundel A dan bundel B. 22) Proses penanganan permohonan kasasi tersebut di PA dilaksanakan sesuai Pola Bindalmin secara Cuma-cuma, 23) Apabila perkara telah diputus, maka biaya perkara dicantumkan dalam amar putusan yang berbunyi: "Biaya yang timbul dalam perkara ini sejumlah Rp...(...) dibebankan kepada neqara". 24) Dalam hal permohonan PBP tidak dikabulkan, maka Penggugat/Pemohon harus membayar biaya perkara dalam jangka waktu 14 (empat belas) hari setelah dijatuhkan Surat Penetapan Ketua Pengadilan dan jika tidak dipenuhi maka permohonan kasasinya tidak memenuhi syarat formil. 15 Prosedur Dan Mekanisme Prodeo (PBP) Di Tingkat PK 1) Prosedur dan Mekanisme Pembebasan Biaya Perkara pada tingkat Peninjauan Kembali mengikuti Petunjuk Pelaksanaan tentang Prosedur dan Mekanisme Pembebasan Biaya Perkara pada tingkat kasasi sebagaimana dimaksud pada Pasal (7) dan Pasal (8) Petunjuk Pelaksanaan ini. 2) Adapun besaran komponen biaya perkara yang dituangkan dalam Surat Keputusan Panitera/Sekretaris selaku Kuasa Pengguna Anggaran atas permohonan Pembebasan Biaya Perkara yang dikabulkan adalah meliputi: a. Biaya pengiriman biaya perkara peninjauan kembali melalui 15 ) Surat Edaran Nomor 0508.a/DjA/HK.00/III/2014 pasal 14 20

21 bank/kantor pos. b. Biaya pemberitahuan pernyataan dan alasan peninjauan kembali. c. Biaya pemberitahuan jawaban atas permohonan dan alasan peninjauan kembali. d. Biaya fotokopi/penggandaan dan pemberkasan, e. Biaya pengiriman berkasa perkara peninjauan kembali. f. Biaya transportasi petugas pengiriman dan pemberitahuan. g. Biaya pemberitahuan amar putusan peninjauan kembali kepada Pemohon peninjauan kembali. h. Biaya pemberitahuan amar putusan peninjauan kembali kepada Termohon peninjauan kembali Dalam hal pelaksanaan DIPA alokasi anggaran khusus pembebasan biaya perkara belum dapat dijalankan karena awal tahun anggaran dan atau hal lainnya yang sah menurut ketentuan peraturan perundangan, maka panjar biaya perkara tersebut diperlakukan seperti panjar biaya perkara secara cuma-cuma 16. Demikian juga menurut penulis pada pembahasan tentang Beracara secara prodeo sebagaimana tertera pada halaman 63-67, ketentuannya mengacu kepada Surat Edaran Nomor 0508.a/DjA/HK.00/III/ PEMANGGILAN DAN PEMBERITAHUAN (PBT) BAGI PIHAK DI LUAR NEGERI Mengenai pemanggilan pihak beperkara, terutama Tergugat/Termohon dalam bukut II edisi revisi 2014 diatur sebagai berikut: 10) Pemanggilan terhadap Tergugat / Termohon yang berada diluar negeri harus dikirim melalui Departemen Luar Negeri cq. Dirjen Protokol dan Konsuler Departemen Luar Negeri dengan tembusan disampaikan kepada Kedutaan Besar Indonesia di negara yang bersangkutan. 11) Permohonan pemanggilan sebagaimana tersebut pada angka (10) tidak perlu dilampiri surang panggilan, tetapi permohonan tersebut dibuat tersendiri yang sekaligus berfungsi sebagai surat panggilan (relaas). Meskipun surat panggilan (relaas) itu tidak kembali 16 ) Surat Edaran Nomor 0508.a/DjA/HK.00/III/2014 pasal 15 21

22 atau tidak dikembalikan oleh Direktorat Jenderal Protokol dan Konsuler Departemen Luar Negeri, panggilan tersebut sudah dianggap sah, resmi dan patut (Surat Edaran Mahkamah Agung kepada Ketua Pengadilan Agama Batam Nomor 055/75/91/I/UMTU/Pdt./1991 tanggal 11 Mei 1991). 12) Tenggang waktu antara pemanggilan dengan persidangan sebagaimana tersebut dalam angka (10) dan (11) sekurang- kurangnya 6 (enam) bulan sejak surat permohonan pemanggilan dikirimkan. 17 Dari ketentuan di atas, Buku II edisi revisi hanya mengatur tentang pemanggilan, namun tidak mengatur tentang pemberitahuan (PBT) isi putusan setelah perkara diputus oleh Majelis Hakim. Hal ini tentu bermasalah jika kita akan menghitung berkekuatan hukum tetap (BHT)nya suatu putusan, karena jika jangka waktu BHT disamakan dengan jangka waktu pemanggilan yaitu 6 bulan sejak surat permohonan pemanggilan dikirimkan, maka hal tersebut sangat merugikan bagi Penggugat/Pemohon. Oleh karena itu, menurut penulis adalah layak jika Buku II edisi berikutnya dalam hal pihak-pihakberalamat di luar negeri tidak hanya mengatur masalah pemanggilan saja, tetapi juga mengatur tentang tata cara pemberitahuan isi putusan beserta jangka waktu BHT-nya. Menurut penulis layaklah kiranya dalam menghitung waktu BHT adalah 14 (empat belas) hari sejak surat permohonan PBT isi putusan tersebut dikirimkan, bukan 6 enam) bulan seperti saat pemanggilan. 3. BATAS MAKSIMAL PENYELESAIAN PERKARA Tertulis pada buku II edisi revisi 2014 batas maksimal penanganan perkara adalah 6 bulan 18. Ketentuan tersebut masih mengacu pada Surat Edaran MARI Nomor 3 Tahun 1998, padahal sesuai Surat Edaran MARI Nomor 2 Tahun 2014, penyelesaian perkara dilaksanakan dengan ketentuan sebagai berikut: 1. Penyelesaian perkara pada Pengadilan Tingkat Pertama 17 ) Buku II edisi revisi 2014 hal ) Buku II edisi revisi 2014 hal 29 22

23 paling lambat dalam waktu 5 (lima) bulan 19. Demikan juga tentang penentuan hari sidang pada huruf c dan tentang pemanggilan para pihak huruf d.12 21, menurut penulis, jangka waktunya juga menjadi 5 (lima) bulan menyesuaikan dengan Surat Edaran MARI Nomor 2 Tahun DOKUMEN ELETRONIK Pada halaman 37, 38 dan 39 Buku II edisi revisi 2014, tertera adanya keharusan mengikutsertakan dokumen eletronik/softcopy pada perkara kasasi dan PK, sedangkan untuk perkara banding bundel A dan Bundel B pada halaman 36 dan 50, tidak tertera adanya keharusan mengikutsertakan dokumen eletronik/softcopy, padahal pada praktiknya selama ini PTA selalu meminta dokumen eletronik/softcopy jika ada perkara banding. Menurut penulis, seharusnya untuk perkara banding bundel A dan Bundel B pada halamn 36 dan 50 juga harus mencantumkan dokumen eletronik/softcopy. 5. LAPORAN PERKARA YG DISELESAIKAN MELEWATI BATAS WAKTU MAKSIMAL Pada halaman 41 Buku II edisi revisi 2014, mengenai laporan perkara yang diselesaikan melebihi batas waktu maksimal masih mengacu kepada Surat Edaran MARI Nomor 3 Tahun 1998 yaitu dengan batas waktu 6 (enam) bulan, padahal sesuai Surat Edaran MARI Nomor 2 Tahun 2014, penyelesaian perkara dilaksanakan dengan ketentuan sebagai berikut: 1. Penyelesaian perkara pada Pengadilan Tingkat Pertama paling lambat dalam waktu 5 (lima) bulan. Oleh karena itu menurut penulis, ketentuan tersebut pada halaman 41 seharusnya juga diubah menjadi 5 (lima) bulan, menyesuaikan dengan Surat Edaran MARI Nomor 2 Tahun ASAS PERSONALITAS KEISLAMAN Berdasarkan pengalaman penulis yang pernah bertugas di daerah yang umat Islamnya minoritas, masih dapat dikembangkan penerapan asas personalitas keislaman tersebut, tidak hanya terpaku kepada masalah perceraian semata sebagaimana contoh pada Buku II edisi revisi 2014 hal 19 ) Surat Edaran MARI Nomor 2 Tahun 2014 hal 1 20 ) Buku II edisi revisi 2014 hal ) Buku II edisi revisi 2014 hal 28 23

24 59, namun pada masalah lain dalam lingkup pasal 49 huruf (a) UU Nomor 7 Tahun 1989, yaitu: Jenis perkara Ketentuan Pasal Kondisi Dispensasi Kawin pasal 7 (2) UU Nomor 1 Tahun 1974 Pembatalan Nikah pasal 23 UU Nomor 1 Tahun 1974 Jika salah satu calon mempelai baru masuk Islam dan masih berusia di bawah 18 tahun, sehingga yang mengajukan perkara adalah orang tua calon mempelai tersebut sedangkan orang tua calon mempelai tersebut masih beragama non Islam Oleh orang tua/keluarga dalam garis keturunan lurus ke atas yang beragama non Islam atau salah seorang suami atau istri yang sudah kembali ke agama semula (non Islam) Itsbat Nikah pasal 7 (4) KHI Dapat terjadi pada keadaan kedua orang tua telah wafat, namun perkawinannya belum tercatat, sedangkan anak/anak-anaknya beragama non Islam 24

25 Pencegahan pasal 14 (1) UU Nomor 1 perkawinan Tahun 1974 Harta bersama pasal 37 UU Nomor 1 Tahun 1974 jo 97 KHI Pangasuhan anak pasal 55 UU Nomor 1 Tahun 1974 jo 103, 105, 156 KHI Penetapan asal usul Pasal 44 ayat (2) UU anak Nomor 1 Tahun 1974 jo 103 KHI Dalam keadaan apabila yang mengajukan adalah keluarga baik dalam garis lurus ke atas maupun ke bawah beragama non Islam Jika salah satu pihak antara suami dan istri sudah beragama non Islam Jika salah satu pihak antara suami dan istri atau kerabat yang mangajukan sudah beragama non Islam Jika salah satu pihak antara suami dan istri sudah beragama non Islam Menurut penulis dalam keadaan seperti tersebut di atas, walaupun yang bersangkutan beragama non Islam, maka yang bersangkutan mempunyai legal standing untuk mengajukan perkaranya ke Pangadilan Agama. Secara sosiologis pendapat penulis ini dilatarbelakangi Kabupaten tempat penulis bertugas, yang umat Islamnya minoritas, namun pembauran di masyarakat, tidak sedikit orang Islam menikah dengan pasangan yang awalnya beragama non Islam, namun masuk Islam (muallaf) sebelum dilangsungkannya pernikahan. Menurut data Badan Pusat Statistik Kabupaten Sanggau (Sanggau Dalam Angka) tahun 2013 dengan berdasarkan data tahun 2012 jumlah penduduk Kabupaten Sanggau secara keseluruhan sebesar orang dan dari jumlah tersebut jumlah umat 25

26 Islam sebesar orang 22 atau jumlah umat Islam sekitar 31,59% dari jumlah keseluruhan penduduk Kabupaten Sanggau. 7. REGISTER PERKARA Dasar diberlakukannya Register Perkara adalah Surat Ketua Mahkamah Agung RI Nomor KMA/001/SK/1991 tanggal 24 Januari yang salah satu fungsinya untuk menyimpan data dan pusat ingatan serta sumber informasi, oleh karenanya register perkara mempunyai nilai yuridis dan pembuktian sebagai akta otentik. Sejak dari awal ditetapkan penggunaan pola register berdasarkan Instruksi Direktorat Jenderal Binbaga Islam Departemen Agama Nomor D/Inst./117/1975 tanggal 12 Agustus hingga sekarang jenis-jenis register perkara semakin berkembang. Jenis-jenis register perkara di dalam Buku II edisi revisi tahun 2014 di halaman berjumlah 17 jenis register 25, namun di halaman 172 Buku II edisi revisi tahun 2014 dalam pembahasan sengketa kewenangan mengadili ternyata ada kewajiban Pengadilan Agama mendaftarkan perkara sengketa kewenangan mengadili pada Register Permohonan Sengketa Kewenangan Mengadili, sementara Register Perkara Sengketa Kewenangan Mengadili tidak termasuk dalam jenis-jenis register sebagaimana pada halaman Buku II edisi revisi tahun Jadi menurut penulis, sebetulnya jenis-jenis register di Buku II halaman 22-23, kurang satu jenis yaitu Register Permohonan Sengketa Kewenangan Mengadili. 8. AMAR PUTUSAN/PENETAPAN DIBATALKAN & DICABUT Berkaitan dengan amar yang ada dalam Buku II edisi revisi 2014, khususnya putusan/penetapan yang produknya dibatalkan atau dicabut ) Badan Pusat Statistik Kabupaten Sanggau Sanggau Dalam Angka Tahun ) Buku Pola Bindalmin, hal ) Buku Pola Bindalmin, hal ) Buku II edisi revisi 2014, hal ) Buku II edisi revisi 2014, hal

27 berbeda dengan Format Putusan & BAS yang diterbitkan oleh Badilag 27, seharusnya menurut penulis, hendaknya ada kesamaan format baik di Buku II edisi revisi 2014 dan Format Putusan & BAS yang diterbitkan oleh Badilag, sehingga tidak membingungkan atau setidak-tidaknya ada penjelasan tentang alternatif pilihan antara kedua format tersebut. PENUTUP Demikian 8 catatan penulis terhadap Buku II edisi revisi Tahun 2014, yang dilatarbelakangi keinginan penulis memiliki buku pedoman kerja yang senantiasa up to date sesuai dengan perkembangan dan perubahan ketentuan perundang-undangan yang berlaku. Semoga catatan penulis ini mendapat tanggapan dan koreksi, sehingga memperkaya khazanah pengetahuan dan sebagai pedoman dalam menjalankan tugas. 27 ) Pedoman Format Berita Acara Sidang dan Putusan Peradilan Agama/Mahkamah Syar iyah, hal

28 SUMBER BACAAN Badan Pusat Statistik Kabupaten Sanggau, Sanggau Dalam Angka,Tahun Direktorat Jenderal Badan Peradilan Agama MARI, Pedoman Pelaksanaa Tugas dan Administrasi Peradilan Agama Buku II, edisi revisi Dr. H. Abdul Manan, SH., S.Ip., M.Hum & Drs. H. Ahmad Kamil, SH., M.Hum, Penerapan Dan Pelaksanaan Pola Pembinaan Dan Pengendalian Administrasi Kepaniteraan Pengadilan Agama dan Pengadilan Tinggi Agama, Direktorat Jenderal Badilag MARI, Jakarta, Tahun Direktorat Pembinaan Administrasi Peradilan Agama, Pedoman Format Berita Acara Sidang Dan Putusan Peradilan Agama/Mahkamah Syar iyah, Tahun Peraturan Mahkamah Agung RI Nomor 1 Tahun 2014 tentang Pedoman Pemberian Layanan Hukum Bagi Masyarakat Tidak Mampu di Pengadilan. Petunjuk Teknis Buku II Tahun 2013 (Surat Tuada Agama Nomor 14/TUAD- AG/2013). Surat Edara Dirjen Badilag Nomor 0508.a/DjA/HK.00/III/2014 Surat Edaran MARI Nomor 2 Tahun 2014 tentang Penyelesaian Perkara Di Pengadilan Tingkat Pertama dan Tingkat Banding Pada 4 (Empat) Lingkungan Peradilan. 28

TATA CARA DAN MEKANISME PEMBERIAN BANTUAN HUKUM DALAM PERKARA PERDATA PELAYANAN PERKARA PRODEO

TATA CARA DAN MEKANISME PEMBERIAN BANTUAN HUKUM DALAM PERKARA PERDATA PELAYANAN PERKARA PRODEO TATA CARA DAN MEKANISME PEMBERIAN BANTUAN HUKUM DALAM PERKARA PERDATA PELAYANAN PERKARA PRODEO Syarat-Syarat Berperkara Secara Prodeo 1. Anggota masyarakat yang tidak mampu secara ekonomis dapat mengajukan

Lebih terperinci

KEPUTUSAN KETUA P~NGADILAN NEGERI BOGOR NOMOR Jo TAHUN 2016 TENTANG LAVANAN PEMBEBASAN BIAVA PERKARA BAGI MASVARAKAT TIDAK MAMPU

KEPUTUSAN KETUA P~NGADILAN NEGERI BOGOR NOMOR Jo TAHUN 2016 TENTANG LAVANAN PEMBEBASAN BIAVA PERKARA BAGI MASVARAKAT TIDAK MAMPU KEPUTUSAN KETUA P~NGADILAN NEGERI BOGOR NOMOR Jo TAHUN 2016 TENTANG LAVANAN PEMBEBASAN BIAVA PERKARA BAGI MASVARAKAT TIDAK MAMPU KETUA PENGADILAN NEGERI BOGOR Menimbang Mengingat Menetapkan KESATU KEDUA

Lebih terperinci

FORMULIR ADMINISTRASI KEPANITERAAN PENGADILAN AGAMA

FORMULIR ADMINISTRASI KEPANITERAAN PENGADILAN AGAMA 2 2011 DRAFT FORMULIR ADMINISTRASI KEPANITERAAN PENGADILAN AGAMA FORMULIR ADMINISTRASI KEPANITERAAN PENGADILAN AGAMA DIREKTORAT PEMBINAN ADMINISTRASI PA DIREKTORAT JENDERAL BADAN PERADILAN AGAMA MA RI

Lebih terperinci

MAKALAH : PEMBAHASAN :

MAKALAH : PEMBAHASAN : MAKALAH : JUDUL DISAMPAIKAN PADA : TATA CARA PEMANGGILAN PARA PIHAK : FORUM DISKUSI HAKIM TINGGI MAHKAMAH SYAR IYAH ACEH DI MAHKAMAH SYAR IYAH ACEH PADA HARI/ TANGGAL : SELASA, 10 JANUARI 2012 O L E H

Lebih terperinci

PEDOMAN PEMBERIAN BANTUAN HUKUM DI LINGKUNGAN PERADILAN AGAMA

PEDOMAN PEMBERIAN BANTUAN HUKUM DI LINGKUNGAN PERADILAN AGAMA LAMPIRAN - B PEDOMAN PEMBERIAN BANTUAN HUKUM DI LINGKUNGAN PERADILAN AGAMA BAB I PENDAHULUAN Kebijakan negara akan arah pembangunan semakin menegaskan pentingnya akses ke pengadilan bagi masyarakat miskin

Lebih terperinci

I. TEKNIS ADMINISTRASI A. PENGADILAN AGAMA/MAHKAMAH SYAR IYAH 1. Penerimaan Perkara a. Pendaftaran Perkara Tingkat Pertama 1) Sistem pelayanan

I. TEKNIS ADMINISTRASI A. PENGADILAN AGAMA/MAHKAMAH SYAR IYAH 1. Penerimaan Perkara a. Pendaftaran Perkara Tingkat Pertama 1) Sistem pelayanan I. TEKNIS ADMINISTRASI A. PENGADILAN AGAMA/MAHKAMAH SYAR IYAH 1. Penerimaan Perkara a. Pendaftaran Perkara Tingkat Pertama 1) Sistem pelayanan perkara di pengadilan agama/mahkamah syar'iyah menggunakan

Lebih terperinci

SURAT EDARAN MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA No. 10 Tahun 2010

SURAT EDARAN MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA No. 10 Tahun 2010 SURAT EDARAN MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA No. 10 Tahun 2010 PENGADILAN AGAMA KELAS IA BENGKULU Jl. Jend. Basuki Rahmat No. 11 Bengkulu 38221 LAMPIRAN - B PEDOMAN PEMBERIAN BANTUAN HUKUM DI LINGKUNGAN

Lebih terperinci

PENGADILAN AGAMA JAKARTA PUSAT

PENGADILAN AGAMA JAKARTA PUSAT Tgl Ditetapkan : 14 Januari 2011 Halaman : 1 dari 6 halaman No Uraian Kegiatan Uraian Pelayanan DISKRIPSI : Memberikan pelayanan prima kepada pencari keadilan Memberikan akses kepada masyarakat tidak mampu

Lebih terperinci

PROSEDUR BERPERKARA TATA CARA PENGAJUAN PERKARA (VIA BANK)

PROSEDUR BERPERKARA TATA CARA PENGAJUAN PERKARA (VIA BANK) PROSEDUR BERPERKARA TATA CARA PENGAJUAN PERKARA (VIA BANK) Pertama : Pihak berperkara datang ke Pengadilan Agama dengan membawa surat gugatan atau permohonan. Kedua : Pihak berperkara menghadap petugas

Lebih terperinci

STANDAR PELAYANAN PADA BADAN PERADILAN AGAMA (KMA

STANDAR PELAYANAN PADA BADAN PERADILAN AGAMA (KMA STANDAR PELAYANAN PADA BADAN PERADILAN AGAMA (KMA Nomor 026/KMA/SK/II/2012) A. Dasar Hukum 1. HIR/Rbg 2. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan 3. Undang-undang Nomor 30 Tahun 1999 Tentang

Lebih terperinci

Adapun dari sisi materi, perubahan materi buku II Edisi Revisi 2009, dibandingkan dengan Buku II Edisi 2009, adalah sebagai berikut :

Adapun dari sisi materi, perubahan materi buku II Edisi Revisi 2009, dibandingkan dengan Buku II Edisi 2009, adalah sebagai berikut : Perubahan Materi Adapun dari sisi materi, perubahan materi buku II Edisi Revisi 2009, dibandingkan dengan Buku II Edisi 2009, adalah sebagai berikut : 1. Penambahan 1 (satu) poin pada bagian Teknis Administrasi,

Lebih terperinci

PENGADILAN AGAMA JAKARTA BARAT Jl. Pesanggrahan Raya No.32 Kembangan Jakarta Barat Telp./Fax. (021) sd. 95

PENGADILAN AGAMA JAKARTA BARAT Jl. Pesanggrahan Raya No.32 Kembangan Jakarta Barat Telp./Fax. (021) sd. 95 \ PENGADILAN AGAMA JAKARTA BARAT Jl. Pesanggrahan Raya No.32 Kembangan Jakarta Barat 11610 Telp./Fax. (021) 58352092 sd. 95 E-Mail: info@pa-jakartabarat.go.id ; Website: www.pa-jakartabarat.co.id A. Dasar

Lebih terperinci

Beberapa Catatan tentang Perubahan. pada Buku II Edisi Revisi 2009

Beberapa Catatan tentang Perubahan. pada Buku II Edisi Revisi 2009 Sekilas Buku II Beberapa Catatan tentang Perubahan pada Buku II Edisi Revisi 2009 Bagi tenaga teknis peradilan (hakim dan kepaniteraan), keberadaan Buku Pedoman Teknis Administrasi dan Teknis Peradilan

Lebih terperinci

PENGADILAN AGAMA SINJAI Jl. Jenderal Sudirman No. 5, Telp. (0482) 21054, Fax SINJAI 92651

PENGADILAN AGAMA SINJAI Jl. Jenderal Sudirman No. 5, Telp. (0482) 21054, Fax SINJAI 92651 Uraian Kegiatan Uraian Pelayanan Unit/Pejabat Terkait Waktu Penyelesaian Ket. DISKRIPSI : Pelayanan prima Peradilan Agama kepada masyarakat pencari keadilan Memberikan pelayanan jasa publik dan pelayanan

Lebih terperinci

MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA DIREKTUR JENDERAL BADAN PERADILAN UMUM

MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA DIREKTUR JENDERAL BADAN PERADILAN UMUM MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA DIREKTUR JENDERAL BADAN PERADILAN UMUM KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL BADAN PERADILAN UMUM Nomor : 52/DJU/SK/HK.006/5/ Tahun 2014 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PERATURAN MAHKAMAH

Lebih terperinci

PROSEDUR BERPERKARA PENGADILAN TINGKAT PERTAMA

PROSEDUR BERPERKARA PENGADILAN TINGKAT PERTAMA PROSEDUR BERPERKARA PENGADILAN TINGKAT PERTAMA CERAI GUGAT A. Pendahuluan Penggugat atau kuasanya mengajukan gugatan secara tertulis atau lisan kepada Pengadilan Agama/Mahkamah Syariah (Pasal 118 HIR,

Lebih terperinci

Tanggal Pembuatan 03 Januari 2017 Tanggal Revisi - Tanggal Efektif 03 Januari 2017

Tanggal Pembuatan 03 Januari 2017 Tanggal Revisi - Tanggal Efektif 03 Januari 2017 MAHKAMAH AGUNG RI Pengadilan Agama Atambua Jl. Sultan Hamengkubuwono IX. No. Homepage : www.pa-atambua.net Email : pa.atambua@yahoo.co.id Nomor SK W23-A5/ /OT.01.3/ I /2017 Nomor SOP 9. SOP tentang Pendaftaran

Lebih terperinci

PROSDUR BERPERKARA. CERAI GUGAT A. Langkah-langkahnya

PROSDUR BERPERKARA. CERAI GUGAT A. Langkah-langkahnya CERAI GUGAT A. Langkah-langkahnya PROSDUR BERPERKARA Penggugat atau kuasanya mengajukan gugatan secara tertulis atau lisan kepada Pengadilan Agama / Mahkamah Syariah (Pasal 118 HIR, 142 Rbg jo.pasal 73

Lebih terperinci

STANDAR PELAYANAN PERKARA PERMOHONAN

STANDAR PELAYANAN PERKARA PERMOHONAN Lampiran I STANDAR PELAYANAN PERKARA PERMOHONAN 1. Pemohon menyampaikan permohonan kepada Ketua Pengadilan Agama Lamongan. Pengadilan Agama Lamongan mendaftarkan permohonan dalam buku register dan memberi

Lebih terperinci

PEDOMAN PEMBERIAN BANTUAN HUKUM

PEDOMAN PEMBERIAN BANTUAN HUKUM PEDOMAN PEMBERIAN BANTUAN HUKUM KETENTUAN UMUM Dalam Pedoman ini, yang dimaksud dengan: 1. Penyelenggaraan dan penggunaan anggaran bantuan hukum di lingkungan Peradilan Umum adalah meliputi Pos Bantuan

Lebih terperinci

Jakarta, 30 Agustus SURAT EDARAN Nomor : 10 Tahun 2010 Tentang Pedoman Pemberian Bantuan Hukum

Jakarta, 30 Agustus SURAT EDARAN Nomor : 10 Tahun 2010 Tentang Pedoman Pemberian Bantuan Hukum LAMPIRAN 7 KETUA MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA Nomor : 10/Bua.6/Hs/SP/VIII/2010 Jakarta, 30 Agustus 2010 Kepada Yth. 1. Ketua Pengadilan Negeri 2. Ketua Pengadilan Agama 3. Ketua Pengadilan Tata Usaha

Lebih terperinci

Kasir/ Bendahara/ Bank. Ketua. 2 Memeriksa kelengkapan berkas banding 10 Mnt Terlaksananya koreksi berkas

Kasir/ Bendahara/ Bank. Ketua. 2 Memeriksa kelengkapan berkas banding 10 Mnt Terlaksananya koreksi berkas MAHKAMAH AGUNG RI Pengadilan Agama Soe Jl. Cendana Telp/Fax. (0388) 21203 Website:www.pa-soe.go.id E-mail : kpa.soe@gmail.com Soe - Nusa Tenggara Timur 85512 Nomor SK Nomor SOP Tanggal Pembuatan 03 Januari

Lebih terperinci

MEMUTUSKAN. Menetapkan

MEMUTUSKAN. Menetapkan KEPUTUSAN KETUA TENTANG PANJAR BIAYA PERKARA TINGKAT PERTAMA, BANDING, K AS AS I D AN P ENINJ AU AN K EM B AL I PADA BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM KETUA Menimbang : 1. Bahwa berdasarkan pasal 121 ayat (4) HIR

Lebih terperinci

SILABUS SISTEM INFORMASI ADMINISTRASI PENGADILAN AGAMA (SIADPA Plus) PADA KOMPETENSI TENAGA TEKNIS PERADILAN AGAMA

SILABUS SISTEM INFORMASI ADMINISTRASI PENGADILAN AGAMA (SIADPA Plus) PADA KOMPETENSI TENAGA TEKNIS PERADILAN AGAMA SILABUS SISTEM INFORMASI ADMINISTRASI PENGADILAN AGAMA (SIADPA ) PADA KOMPETENSI TENAGA TEKNIS PERADILAN AGAMA DIREKTORAT PEMBINAAN ADMINISTRASI PERADILAN AGAMA DIREKTORAT JENDERAL BADAN PERADILAN AGAMA

Lebih terperinci

PEDOMAN PEMBERIAN BANTUAN HUKUM DI LINGKUNGAN PERADILAN UMUM BAB I KETENTUAN UMUM. Pasal 1

PEDOMAN PEMBERIAN BANTUAN HUKUM DI LINGKUNGAN PERADILAN UMUM BAB I KETENTUAN UMUM. Pasal 1 LAMPIRAN A PEDOMAN PEMBERIAN BANTUAN HUKUM DI LINGKUNGAN PERADILAN UMUM Dalam Pedoman ini, yang dimaksud dengan: BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 (1) Penyelenggaraan dan penggunaan anggaran bantuan hukum di

Lebih terperinci

I. TEKNIS ADMINISTRASI A. PENGADILAN AGAMA 1. Penerimaan Perkara a. Pendaftaran Perkara Tingkat Pertama 1) Petugas Meja I menerima gugatan,

I. TEKNIS ADMINISTRASI A. PENGADILAN AGAMA 1. Penerimaan Perkara a. Pendaftaran Perkara Tingkat Pertama 1) Petugas Meja I menerima gugatan, I. TEKNIS ADMINISTRASI A. PENGADILAN AGAMA 1. Penerimaan Perkara a. Pendaftaran Perkara Tingkat Pertama 1) Petugas Meja I menerima gugatan, permohonan, verzet, permohonan banding, permohonan kasasi, permohonan

Lebih terperinci

MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BADAN PERADILAN UMUM

MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BADAN PERADILAN UMUM MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BADAN PERADILAN UMUM KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL BADAN PERADILAN UMUM NOMOR : 1/DJU/OT.01.03/2012 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN SURAT EDARAN MAHKAMAH

Lebih terperinci

Hakim sebagai pendekar hukum dan pendekar peradilan

Hakim sebagai pendekar hukum dan pendekar peradilan PENDEKAR HUKUM PENDEKAR PERADILAN HAKIM Hakim sebagai pendekar hukum dan pendekar peradilan Pertama : Pihak berperkara datang ke Pengadilan Agama dengan membawa surat gugatan atau permohonan. Kedua : Pihak

Lebih terperinci

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)PEDOMAN PEMBERIAN LAYANAN HUKUM BAGI MASYARAKAT TIDAK MAMPU DI PENGADILAN

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)PEDOMAN PEMBERIAN LAYANAN HUKUM BAGI MASYARAKAT TIDAK MAMPU DI PENGADILAN LAMPIRAN SURAT KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL BADAN PERADILAN UMUM NOMOR 52/DJU/SK/HK.006/5/TAHUN 2014 STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)PEDOMAN PEMBERIAN LAYANAN HUKUM BAGI MASYARAKAT TIDAK MAMPU DI PENGADILAN

Lebih terperinci

MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BADAN PERADILAN UMUM

MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BADAN PERADILAN UMUM Perbaikan Tgl. 28-02-2012 MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BADAN PERADILAN UMUM KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL BADAN PERADILAN UMUM NOMOR : 1/DJU/OT.01.03/I/2012 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN

Lebih terperinci

KEPUTUSAN KETUA PENGADILAN AGAMA LAMONGAN Nomor : W13-A17/4967/KU.03.2/SK/X/2016 TENTANG

KEPUTUSAN KETUA PENGADILAN AGAMA LAMONGAN Nomor : W13-A17/4967/KU.03.2/SK/X/2016 TENTANG KEPUTUSAN KETUA TENTANG PANJAR BIAYA PERKARA TINGKAT PERTAMA, BANDING, K AS AS I D AN P E N INJ AU AN K E M B AL I PADA BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM KETUA Menimbang : 1. Bahwa berdasarkan pasal 121 ayat (4)

Lebih terperinci

PENGADILAN AGAMA NGANJUK K E P A N I T E R A A N JL. Gatot Subroto, Nganjuk

PENGADILAN AGAMA NGANJUK K E P A N I T E R A A N JL. Gatot Subroto, Nganjuk PENGADILAN AGAMA NGANJUK K E P A N I T E R A A N JL. Gatot Subroto, Nganjuk Standar Operasional Prosedur ( S O P ) PENERIMAAN DAN PERMOHONAN KASASI Nomor SOP : W13-A22/22/KP.01/I/2017 Tanggal Pembuatan

Lebih terperinci

PANJAR BIAYA PERKARA PADA PENGADILAN AGAMA MAKASSAR

PANJAR BIAYA PERKARA PADA PENGADILAN AGAMA MAKASSAR PANJAR BIAYA PERKARA PADA PENGADILAN AGAMA MAKASSAR I. PANJAR BIAYA PERKARA TINGKAT PERTAMA 1. Pendaftaran Gugatan/ 30.000,- Permohonan 2. Administrasi 3. Panggilan Penggugat/ Pemohon (3x*) 4. Panggilan

Lebih terperinci

2. Meneliti surat gugatan/ permohonan yang diajukan oleh Penggugat/Pemohon

2. Meneliti surat gugatan/ permohonan yang diajukan oleh Penggugat/Pemohon STANDARD OPERATING PROCEDURES DI PENGADILAN AGAMA Tgl Ditetapkan : 14 April 2011 Halaman : 1 dari 25 halaman Uraian Kegiatan Uraian Pelayanan Unit/Pejabat Terkait Waktu Penyelesai an Ket. DISKRIPSI : Pelayanan

Lebih terperinci

PEDOMAN PEMBERIAN BANTUAN HUKUM DI LINGKUNGAN PERADILAN UMUM BAB I KETENTUAN UMUM. Pasal 1

PEDOMAN PEMBERIAN BANTUAN HUKUM DI LINGKUNGAN PERADILAN UMUM BAB I KETENTUAN UMUM. Pasal 1 LAMPIRAN A PEDOMAN PEMBERIAN BANTUAN HUKUM DI LINGKUNGAN PERADILAN UMUM Dalam Pedoman ini, yang dimaksud dengan: BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 (1) Penyelenggaraan dan penggunaan anggaran bantuan hukum di

Lebih terperinci

W23-A6/ 7.a /OT.01.3/I/ SOP Pemanggilan Kepada Para Pihak. Tanggal Pembuatan 03 Januari 2017 Tanggal Revisi -

W23-A6/ 7.a /OT.01.3/I/ SOP Pemanggilan Kepada Para Pihak. Tanggal Pembuatan 03 Januari 2017 Tanggal Revisi - MAHKAMAH AGUNG RI Pengadilan Agama Soe Jl. Cendana Telp/Fax. (0388) 21203 Website:www.pasoe.go.id Email : kpa.soe@gmail.com Soe Nusa Tenggara Timur 812 Nomor SK Nomor SOP Tanggal Pembuatan 03 Januari 2017

Lebih terperinci

Pengadilan Agama Atambua MAHKAMAH AGUNG RI

Pengadilan Agama Atambua MAHKAMAH AGUNG RI MAHKAMAH AGUNG RI Pengadilan Agama Atambua Jl. Sultan Hamengkubuwono IX. No. Homepage : www.paatambua.net Email : pa.atambua@yahoo.co.id Nomor SK W23A5/ /OT.01.3/ I /2017 Nomor SOP 20. SOP Pemanggilan

Lebih terperinci

2 c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Mahkamah Agung tentang Pedoman Beracar

2 c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Mahkamah Agung tentang Pedoman Beracar BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1267, 2015 MA. Penyalahgunaan Wewenang. Penilaian Unsur. Pedoman Beracara. PERATURAN MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN BERACARA DALAM

Lebih terperinci

TEKNIS ADMINISTRASI DAN YUDISIAL DALAM BANTUAN BIAYA PERKARA PRODEO Oleh : Isep Rizal Muharam (Hakim PA Kotabumi)

TEKNIS ADMINISTRASI DAN YUDISIAL DALAM BANTUAN BIAYA PERKARA PRODEO Oleh : Isep Rizal Muharam (Hakim PA Kotabumi) TEKNIS ADMINISTRASI DAN YUDISIAL DALAM BANTUAN BIAYA PERKARA PRODEO Oleh : Isep Rizal Muharam (Hakim PA Kotabumi) Ada dua jenis perkara prodeo pada pengadilan. Pertama, perkara prodeo yang dibiayai oleh

Lebih terperinci

Secara kronologis sejarah Pengadilan Agama Jombang dapat ditelusuri. Islam yang mulai tersebar pada saat itu. Oleh karena itu sistem peradilan

Secara kronologis sejarah Pengadilan Agama Jombang dapat ditelusuri. Islam yang mulai tersebar pada saat itu. Oleh karena itu sistem peradilan BAB III PROSES BERACARA SECARA PRODEO DI PENGADILAN AGAMA JOMBANG A. Sejarah dan Perkembangan Pengadilan Agama Jombang Secara kronologis sejarah Pengadilan Agama Jombang dapat ditelusuri dari masa kemasa:

Lebih terperinci

PROSEDUR DAN PROSES BERPERKARA DI PENGADILAN AGAMA

PROSEDUR DAN PROSES BERPERKARA DI PENGADILAN AGAMA Tempat Pendaftaran : BAGAN PROSEDUR DAN PROSES BERPERKARA Pengadilan Agama Brebes Jl. A.Yani No.92 Telp/ fax (0283) 671442 Waktu Pendaftaran : Hari Senin s.d. Jum'at Jam 08.00 s.d 14.00 wib PADA PENGADILAN

Lebih terperinci

UPAYA HUKUM PUTUSAN PENGADILAN AGAMA

UPAYA HUKUM PUTUSAN PENGADILAN AGAMA UPAYA HUKUM PUTUSAN PENGADILAN AGAMA 1. Upaya Hukum Banding Upaya banding didaerah jawa dan madura semula diatur dalam pasal 188-194 HIR, sedangkan bagi daerah luar jawa dan madura diatur dalam pasal-pasal

Lebih terperinci

1. Meningkatkan kualitas pelayanan pengadilan bagi pencari keadilan dan masyarakat. 2. Meningkatkan kepercayaan masyarakat kepada lembaga peradilan.

1. Meningkatkan kualitas pelayanan pengadilan bagi pencari keadilan dan masyarakat. 2. Meningkatkan kepercayaan masyarakat kepada lembaga peradilan. MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA LAMPIRAN : Keputusan Ketua Mahkamah Agung RI Nomor : 026/KMA/SK/II/2012 Tanggal : 9 Februari 2012 I. KETENTUAN UMUM A. Tujuan 1. Meningkatkan kualitas pelayanan pengadilan

Lebih terperinci

STANDARD OPERATING PROCEDURES (S.O.P) PENANGANAN PERKARA PERDATA PADA PENGADILAN NEGERI TENGGARONG

STANDARD OPERATING PROCEDURES (S.O.P) PENANGANAN PERKARA PERDATA PADA PENGADILAN NEGERI TENGGARONG STANDARD OPERATING PROCEDURES (S.O.P) PENANGANAN PERKARA PERDATA PADA PENGADILAN NEGERI TENGGARONG No TAHAPAN PELAKSANA DASAR 1. Penerimaan berkas perkara Kepaniteraan Perdata (Petugas Meja Pertama) 2.

Lebih terperinci

PENGGUGAT/ KUASANYA. Ketua Pengadilan Negeri menunjuk Majelis Hakim, dan Panitera menunjuk Panitera Pengganti. Kepaniteraan

PENGGUGAT/ KUASANYA. Ketua Pengadilan Negeri menunjuk Majelis Hakim, dan Panitera menunjuk Panitera Pengganti. Kepaniteraan PROSES PENYELESAIAN PERKARA PIDANA DI PENGADILAN NEGERI PROSES PENYELESAIAN PERKARA PERDATA DI PENGADILAN NEGERI KEJAKSAAN NEGERI KEPANITERAAN PIDANA PENGGUGAT/ KUASANYA KEPANITERAAN PERDATA Berkas diterima

Lebih terperinci

Langkah-langkah yang harus dilakukan Pemohon banding:

Langkah-langkah yang harus dilakukan Pemohon banding: Langkah-langkah yang harus dilakukan Pemohon banding: 1. Permohonan banding harus disampaikan secara tertulis atau lisan kepada pengadilan agama/mahkamah syar iah dalam tenggang waktu : a. 14 (empat belas)

Lebih terperinci

KETUA MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA ANCANGAN

KETUA MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA ANCANGAN KETUA MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA ANCANGAN PERATURAN MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2016 TENTANG TATA CARA PENYELESAIAN SENGKETA TATA USAHA NEGARA PEMILIHAN DAN SENGKETA PELANGGARAN

Lebih terperinci

PEDOMAN PELAKSANAAN TUGAS

PEDOMAN PELAKSANAAN TUGAS EDISI REVISI PEDOMAN PELAKSANAAN TUGAS DAN ADMINISTRASI PERADILAN AGAMA BUKU II MAHKAMAH AGUNG RI DIREKTORAT JENDERAL BADAN PERADILAN AGAMA 2013 Ibrahim Ahmad Harun, S.Ag. 1 DAFTAR ISI Kata Pengantar Direktur

Lebih terperinci

MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BADAN PERADILAN UMUM

MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BADAN PERADILAN UMUM Lampiran: Surat Keputusan Direktur Jenderal Badan Peradilan Umum Nomor : 353/DJU/SK/HM02.3/3/2015 Tanggal : 24 Maret 2015 PROSEDUR PENGGUNAAN DAN SUPERVISI APLIKASI SISTEM INFORMASI PENELUSURAN PERKARA

Lebih terperinci

SURAT KEPUTUSAN KETUA PENGADILAN AGAMA WATAMPONE. Nomor : W20-A2/20/SK/Hk.05/I/2016 TENTANG PANJAR BIAYA PERKARA PENGADILAN AGAMA WATAMPONE

SURAT KEPUTUSAN KETUA PENGADILAN AGAMA WATAMPONE. Nomor : W20-A2/20/SK/Hk.05/I/2016 TENTANG PANJAR BIAYA PERKARA PENGADILAN AGAMA WATAMPONE SURAT KEPUTUSAN KETUA PENGADILAN AGAMA WATAMPONE Nomor : W20-A2/20/SK/Hk.05/I/2016 TENTANG PANJAR BIAYA PERKARA PENGADILAN AGAMA WATAMPONE Menimbang : a. Bahwa untuk mewujudkan tertib administrasi pengelolaan

Lebih terperinci

PERATURAN MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2016 TENTANG PERATURAN MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN BERACARA DALAM SENGKETA PENETAPAN LOKASI PEMBANGUNAN UNTUK KEPENTINGAN UMUM PADA PERADILAN TATA USAHA NEGARA DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

1. Menerima asli surat gugatan/ permohonan sebanyak para pihak ditambah 3 eks. Untuk Majelis Hakim dari Penggugat/Pemohon.

1. Menerima asli surat gugatan/ permohonan sebanyak para pihak ditambah 3 eks. Untuk Majelis Hakim dari Penggugat/Pemohon. Tgl Ditetapkan : Halaman : 1 dari 9 halaman Uraian Kegiatan DISKRIPSI : Uraian Pelayanan Unit/Pejabat Terkait Waktu Penyelesaian Ket. Pelayanan prima Peradilan Agama kepada masyarakat pencari keadilan

Lebih terperinci

BIAYA PERKARA UNDANG-UNDANG NO. 50 TAHUN 2009

BIAYA PERKARA UNDANG-UNDANG NO. 50 TAHUN 2009 BIAYA PERKARA UNDANG-UNDANG NO. 50 TAHUN 2009 1 TAKAH RAKERPTA 2012 Pasal 91A UU NO. 50 TAHUN 2009 (1) Dalam menjalankan tugas peradilan, peradilan agama dapat menarik biaya perkara. (2) Penarikan biaya

Lebih terperinci

A. PELAYANAN MASYARAKAT

A. PELAYANAN MASYARAKAT A. PELAYANAN MASYARAKAT Prosedur tentang Pencatatan Perkara Masuk, Penetapan Majelis Hakim dan Penetapan Hari Sidang B. PENCATATAN PERKARA MASUK 1. Petugas menerima surat permo-honan / gugatan / permohonan

Lebih terperinci

Tahapan Berperkara TAHAPAN PROSES BERPERKARA DI PENGADILAN AGAMA. {tab=pendaftaran Tingkat Pertama} PENDAFTARAN PERKARA TINGKAT PERTAMA

Tahapan Berperkara TAHAPAN PROSES BERPERKARA DI PENGADILAN AGAMA. {tab=pendaftaran Tingkat Pertama} PENDAFTARAN PERKARA TINGKAT PERTAMA Tahapan Berperkara TAHAPAN PROSES BERPERKARA DI PENGADILAN AGAMA {tab=pendaftaran Tingkat Pertama} PENDAFTARAN PERKARA TINGKAT PERTAMA Pihak berperkara datang ke Pengadilan Agama dengan membawa surat gugatan

Lebih terperinci

Nomor SOP 01/PERDATA/PA.PPG/2012 Revisi tanggal : Tanggal ditetapkan 01 Maret 2012 Jumlah halaman : 8 halaman

Nomor SOP 01/PERDATA/PA.PPG/2012 Revisi tanggal : Tanggal ditetapkan 01 Maret 2012 Jumlah halaman : 8 halaman MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BADAN PERADILAN AGAMA PENGADILAN TINGGI AGAMA PEKANBARU Standard Operating Procedures PENERIMAAN PERKARA DI PENGADILAN AGAMA PASIR PENGARAIAN ` Nomor

Lebih terperinci

SURAT KEPUTUSAN KETUA PENGADILAN NEGERI KALIANDA. NOMOR : W9.U4/Kp.01.1/156/XI/2016 T E N T A N G STANDART PELAYANAN PERADILAN

SURAT KEPUTUSAN KETUA PENGADILAN NEGERI KALIANDA. NOMOR : W9.U4/Kp.01.1/156/XI/2016 T E N T A N G STANDART PELAYANAN PERADILAN PENGADILAN NEGERI KALIANDA JL. Indra Bangsawan No. 37. Kalianda Lampung Selatan Telp / Fax : (0727) 322063 ; 322115 Website : www.pn-kalianda.go.id, Email: pnkalianda.info@gmail.com SURAT KEPUTUSAN KETUA

Lebih terperinci

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) LAYANAN PEMBEBASAN BIAYA PENGADILAN TATA USAHA NEGARA PALEMBANG

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) LAYANAN PEMBEBASAN BIAYA PENGADILAN TATA USAHA NEGARA PALEMBANG STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) LAYANAN PEMBEBASAN BIAYA PERKARA PENGADILAN TATA USAHA NEGARA PALEMBANG PENGADILAN TATA USAHA NEGARA PALEMBANG Jl.Jend.A.niNo.67 Nomor SOP 01/SOP/PTUN-PLG/2015 Tangal

Lebih terperinci

STANDAR PELAYANAN PERADILAN PADA PENGADILAN TATA USAHA NEGARA JAKARTA

STANDAR PELAYANAN PERADILAN PADA PENGADILAN TATA USAHA NEGARA JAKARTA STANDAR PELAYANAN PERADILAN PADA PENGADILAN TATA USAHA NEGARA JAKARTA JAKARTA 2014 STANDAR PELAYANAN PERADILAN DI PENGADILAN TATA USAHA NEGARA JAKARTA I. KETENTUAN UMUM A. Dasar Hukum 1. Undang-undang

Lebih terperinci

MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA DIREKTUR JENDERAL BADAN PERADILAN UMUM

MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA DIREKTUR JENDERAL BADAN PERADILAN UMUM MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA DIREKTUR JENDERAL BADAN PERADILAN UMUM KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL BADAN PERADILAN UMUM Nomor : 52/DJU/SK/HK.006/5/ Tahun 2014 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PERATURAN MAHKAMAH

Lebih terperinci

2 untuk mendapatkan Keputusan dan/atau Tindakan Badan atau Pejabat Pemerintahan; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a

2 untuk mendapatkan Keputusan dan/atau Tindakan Badan atau Pejabat Pemerintahan; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1268, 2015 MA. Beracara. Putusan.Penerimaan Permohonan. Tindakan Badan. Pejabat Pemerintahan. Pedoman. PERATURAN MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2015

Lebih terperinci

STANDAR PELAYANAN PERADILAN

STANDAR PELAYANAN PERADILAN STANDAR PELAYANAN PERADILAN A. Tujuan 1. Meningkatkan kualitas pelayanan pengadilan bagi pencari keadilan dan masyarakat. 2. Meningkatkan kepercayaan masyarakat kepada lembaga peradilan. B. Maksud 1. Sebagai

Lebih terperinci

Pelayanan Perkara Perdata

Pelayanan Perkara Perdata Pelayanan Perkara Perdata Pelayanan Perkara Perdata Meja Pertama Menerima permohonan gugatan, permohonan banding, permohonan kasasi, permohonan peninjauan kembali, permohonan eksekusi, dan permohonan somasi.

Lebih terperinci

PEDOMAN TEKNIS ADMINISTRASI DAN TEKNIS PERADILAN TATA USAHA NEGARA EDISI 2008

PEDOMAN TEKNIS ADMINISTRASI DAN TEKNIS PERADILAN TATA USAHA NEGARA EDISI 2008 PEDOMAN TEKNIS ADMINISTRASI DAN TEKNIS PERADILAN TATA USAHA NEGARA EDISI 2008 MAHKAMAH AGUNG RI 2008 1 DAFTAR ISI Kata Pengantar... iii Keputusan Ketua Mahkamah Agung Republik Indonesia Nomor : KMA/032/SK/IV/2007

Lebih terperinci

ADMINISTRASI PERKARA KEPANITERAAN PERDATA DI PENGADILAN NEGERI SIBOLGA

ADMINISTRASI PERKARA KEPANITERAAN PERDATA DI PENGADILAN NEGERI SIBOLGA ADMINISTRASI PERKARA KEPANITERAAN PERDATA DI PENGADILAN NEGERI SIBOLGA No. KEGIATAN INDIKATOR TARGET KINERJA KET HARI I II III I I KEPANITERAAN PERKARA DI PENGADILAN NEGERI. Pendaftaran gugatan dan permohonan

Lebih terperinci

PROSEDUR DAN PROSES BERPERKARA DI PENGADILAN AGAMA

PROSEDUR DAN PROSES BERPERKARA DI PENGADILAN AGAMA PROSEDUR DAN PROSES BERPERKARA DI PENGADILAN AGAMA I.A. Prosedur Dan Proses Penyelesaian Perkara Cerai Talak PROSEDUR Langkah-langkah yang harus dilakukan Pemohon (suami) atau kuasanya : 1. a. Mengajukan

Lebih terperinci

W11-A15/45/HK.05.01/I/2014 Tanggal Pembuatan Tanggal Revisi Tanggal Efektif Disahkan oleh

W11-A15/45/HK.05.01/I/2014 Tanggal Pembuatan Tanggal Revisi Tanggal Efektif Disahkan oleh Demak Jl.Sultan Trenggono. 23 Demak http://pa-demak.go.id SOP PERKARA PRODEO mor SOP W11-A15/45/HK.05.01/I/2014 Tanggal Pembuatan 06-01 -2014 Tanggal Revisi 16 05-2014 Tanggal Efektif Disahkan oleh Dasar

Lebih terperinci

REKAPITULASI TEMUAN PELAKSANAAN KEGIATAN BIMBINGAN TEKNIS POLA BINDALMIN DAN HUKUM ACARA PERADILAN AGAMA TAHUN 2009 TEMUAN - TEMUAN

REKAPITULASI TEMUAN PELAKSANAAN KEGIATAN BIMBINGAN TEKNIS POLA BINDALMIN DAN HUKUM ACARA PERADILAN AGAMA TAHUN 2009 TEMUAN - TEMUAN REKAPITULASI TEMUAN PELAKSANAAN KEGIATAN BIMBINGAN TEKNIS POLA BINDALMIN DAN HUKUM ACARA PERADILAN AGAMA TAHUN 2009 TEMUAN - TEMUAN NO. POLA BINDALMIN NO. HUKUM ACARA JURNAL KEUANGAN PERKARA 1 Tambahan

Lebih terperinci

PENGADILAN AGAMA SIJUNJUNG

PENGADILAN AGAMA SIJUNJUNG PENGADILAN AGAMA SIJUNJUNG Jl. Prof. M.Yamin, SH, No.65 Muaro Sijunjung 27511 Telp.(0754) 20147, Fax. (0754) 20734, Homepage: www.pa-sijunjung.net Email: pa.sijunjung@pta-padang.go.id SIJUNJUNG SUMATERA

Lebih terperinci

SURAT EDARAN Nomor : 1 Tahun 1990 Tentang Petunjuk Pembuatan Penetapan Eks Pasal 71 ayat (2) Dan Akta Cerai Eks Pasal 84 ayat (4)

SURAT EDARAN Nomor : 1 Tahun 1990 Tentang Petunjuk Pembuatan Penetapan Eks Pasal 71 ayat (2) Dan Akta Cerai Eks Pasal 84 ayat (4) KETUA MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA Nomor : MA/Kumdil/1375/III/1990 Lampiran : - JAKARTA, 12 Mei 1990 Kepada Yth. 1. Sdr. Ketua Pengadilan Tinggi Agama 2. Sdr. Ketua Pengadilan Agama Di Seluruh Indonesia.

Lebih terperinci

4. SOP KEPANITERAAN PENGADILAN HUBUNGAN INDUSTRIAL PADA PENGADILAN NEGERI SEMARANG

4. SOP KEPANITERAAN PENGADILAN HUBUNGAN INDUSTRIAL PADA PENGADILAN NEGERI SEMARANG 4. SOP KEPANITERAAN PENGADILAN HUBUNGAN INDUSTRIAL PADA PENGADILAN NEGERI SEMARANG I. Prosedur pendaftaran Akta Perjanjian Bersama dan Surat Keterangan Perkara - Prosedur Pendaftaran Perjanjian Bersama

Lebih terperinci

Standard Operating Procedures PENERIMAAN PERKARA DI PENGADILAN AGAMA TEBING TINGGI

Standard Operating Procedures PENERIMAAN PERKARA DI PENGADILAN AGAMA TEBING TINGGI 1 dari 10 halaman Uraian Kegiatan Uraian Pelayanan Unit/Pejabat Terkait Waktu Penyelesai an Ket. DISKRIPSI : Pelayanan prima Peradilan Agama kepada masyarakat pencari keadilan Memberi pelayanan jasa publik

Lebih terperinci

STANDAR PELAYANAN PERADILAN DI PENGADILAN TATA USAHA NEGARA DENPASAR

STANDAR PELAYANAN PERADILAN DI PENGADILAN TATA USAHA NEGARA DENPASAR STANDAR PELAYANAN PERADILAN DI PENGADILAN TATA USAHA NEGARA DENPASAR I. KETENTUAN UMUM A. Dasar Hukum 1. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik; 2. Undang-Undang Nomor 25

Lebih terperinci

Petugas / Penanggung Jawab. Waktu Penyelesaian. No Uraian Kegiatan Uraian Pelayanan. Ket

Petugas / Penanggung Jawab. Waktu Penyelesaian. No Uraian Kegiatan Uraian Pelayanan. Ket Tgl Ditetapkan : 14 Januari 2011 Halaman : 1 dari 5 halaman No Uraian Kegiatan Uraian Pelayanan DISKRIPSI : Pelayanan prima Peradilan Agama kepada masyarakat pencari keadilan Memberikan pelayanan jasa

Lebih terperinci

STANDARD OPERATING PROCEDURES (S.O.P) PERKARA TINGKAT PERTAMA PERMOHONAN CERAI TALAK PENGADILAN TINGGI AGAMA BANDUNG

STANDARD OPERATING PROCEDURES (S.O.P) PERKARA TINGKAT PERTAMA PERMOHONAN CERAI TALAK PENGADILAN TINGGI AGAMA BANDUNG STANDARD OPERATING PROCEDURES (S.O.P) PERKARA TINGKAT PERTAMA PERMOHONAN CERAI TALAK PENGADILAN TINGGI AGAMA BANDUNG A. DASAR HUKUM 1. HIR, Pasal 118, Pasal 121 ayat (4) Pasal182, Pasal 237 Pasal 121,124,

Lebih terperinci

PENGADILAN AGAMA SIJUNJUNG

PENGADILAN AGAMA SIJUNJUNG PENGADILAN AGAMA SIJUNJUNG Jl. Prof. M.Yamin, SH, No.65 Telp. 0754-20147 Fax. 0754-20734 Website: http://pa-sijunjung.go.id - Email: pa.sijunjung@pta-padang.go.id SIJUNJUNG SURAT KEPUTUSAN KETUA PENGADILAN

Lebih terperinci

BAGAN ALUR PROSEDUR PERKARA PERDATA PASCA SIDANG

BAGAN ALUR PROSEDUR PERKARA PERDATA PASCA SIDANG BAGAN ALUR PROSEDUR PERKARA PERDATA PASCA SIDANG Putusan Jurusita Sita Pengganti Mengirim Kutipan kepada Tidak Pihak yang tidak hadir (Pengacaranya) Meminta Putusan ke Meja 3 Salinan hadir atau tidak?

Lebih terperinci

BAB IV. Agama yang telah disajikan pada bab sebelumnya. Berdasarkan hasil. 1. Menurut Hukum Islam, Pengertian Itsbat Nikah ini berasal dari bahasa

BAB IV. Agama yang telah disajikan pada bab sebelumnya. Berdasarkan hasil. 1. Menurut Hukum Islam, Pengertian Itsbat Nikah ini berasal dari bahasa 80 BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan Melalui penelitian di lapangan dan kepustakaan telah diperoleh data dan informasi yang menggambarkan praktek penetapan Itsbat Nikah di Pengadilan Agama yang telah disajikan

Lebih terperinci

SURAT KEPUTUSAN KETUA PENGADILAN AGAMA POLEWALI No m o r: W20-A22/35/SK/HK.00.8/III/2015 T E N T A N G PANJAR BIAYA PERKARA PADA PENGADILAN AGAMA

SURAT KEPUTUSAN KETUA PENGADILAN AGAMA POLEWALI No m o r: W20-A22/35/SK/HK.00.8/III/2015 T E N T A N G PANJAR BIAYA PERKARA PADA PENGADILAN AGAMA SURAT KEPUTUSAN KETUA PENGADILAN AGAMA POLEWALI No m o r: W20-A22/35/SK/HK.00.8/III/2015 T E N T A N G PANJAR BIAYA PERKARA PADA PENGADILAN AGAMA POLEWALI KETUA PENGADILAN AGAMA POLEWALI Menimbang Mengingat

Lebih terperinci

P U T U S A N. Nomor: xxx/pdt.g/2013/ms-aceh

P U T U S A N. Nomor: xxx/pdt.g/2013/ms-aceh P U T U S A N Nomor: xxx/pdt.g/2013/ms-aceh DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Mahkamah Syar'iyah Aceh yang mengadili perkara cerai gugat pada tingkat banding dalam persidangan Majelis Hakim

Lebih terperinci

Memperhatikan : I. PERSIDANGAN

Memperhatikan : I. PERSIDANGAN RUMUSAN HASIL RAPAT KERJA DAERAH (RAKERDA) PENGADILAN AGAMA SEWILAYAH PENGADILAN TINGGI AGAMA KENDARI TANGGAL 29 S/D 31 MARET 2012 BERTEMPAT DI HOTEL PLAZA INN JL. ANTERO HAMRA NO. 57-59 KENDARI - SULAWESI

Lebih terperinci

Makalah Peradilan Tata Usaha Negara BAB I PENDAHULUAN

Makalah Peradilan Tata Usaha Negara BAB I PENDAHULUAN Makalah Peradilan Tata Usaha Negara BAB I PENDAHULUAN Peradilan Tata Usaha Negara merupakan salah satu peradilan di Indonesia yang berwenang untuk menangani sengketa Tata Usaha Negara. Berdasarkan Undang-Undang

Lebih terperinci

P U T U S A N Nomor : xxx/pdt.g/2012/ms-aceh

P U T U S A N Nomor : xxx/pdt.g/2012/ms-aceh P U T U S A N Nomor : xxx/pdt.g/2012/ms-aceh BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Mahkamah Syar'iyah Aceh yang mengadili perkara Cerai Gugat pada tingkat banding dalam

Lebih terperinci

SURAT KEPUTUSAN BERSAMA KETUA PENGADILAN NEGERI BANJARNEGARA KELAS II DAN KETUA PENGADILAN AGAMA BANJARNEGARA KELAS I A

SURAT KEPUTUSAN BERSAMA KETUA PENGADILAN NEGERI BANJARNEGARA KELAS II DAN KETUA PENGADILAN AGAMA BANJARNEGARA KELAS I A SURAT KEPUTUSAN BERSAMA KETUA PENGADILAN NEGERI BANJARNEGARA KELAS II DAN KETUA PENGADILAN AGAMA BANJARNEGARA KELAS I A NOMOR W12.U26/ 20/PDT.04.01/8/2015 NOMOR W11-A5/ 1581 /Hk.05/VIII/2015 TENTANG PANJAR

Lebih terperinci

STANDAR PELAYANAN PERADILAN BERDASARKAN KEPUTUSAN KETUA MAHKAMAH AGUNG RI NOMOR : 026/KMA/SK/II/2012.

STANDAR PELAYANAN PERADILAN BERDASARKAN KEPUTUSAN KETUA MAHKAMAH AGUNG RI NOMOR : 026/KMA/SK/II/2012. STANDAR PELAYANAN PERADILAN BERDASARKAN KEPUTUSAN KETUA MAHKAMAH AGUNG RI NOMOR : 026/KMA/SK/II/2012. I. STANDAR PELAYANAN UMUM A. Pelayanan Persidangan 1. Sidang Pengadilan dimulai pada jam 9.00. Dalam

Lebih terperinci

Nomor SOP 04/PERDATA/PP.G/2012 Revisi tanggal : Tanggal ditetapkan 01 Maret 2012 Jumlah Halaman : 12 halaman

Nomor SOP 04/PERDATA/PP.G/2012 Revisi tanggal : Tanggal ditetapkan 01 Maret 2012 Jumlah Halaman : 12 halaman MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BADAN PERADILAN AGAMA PENGADILAN TINGGI AGAMA PEKANBARU Standard Operating Procedures PENANGANAN PERMOHONAN BANDING DI PENGADILAN AGAMA PASIR PENGARAIAN

Lebih terperinci

STANDAR.OPERASIONAL.PROSEDUR (SOP) KEPANITERAAN PERDATA NO. URAIAN KEGIATAN WAKTU PENYELESAIAN KETERANGAN

STANDAR.OPERASIONAL.PROSEDUR (SOP) KEPANITERAAN PERDATA NO. URAIAN KEGIATAN WAKTU PENYELESAIAN KETERANGAN STANDAR.OPERASIONAL.PROSEDUR (SOP) KEPANITERAAN PERDATA NO. URAIAN KEGIATAN WAKTU PENYELESAIAN KETERANGAN A. PENYELESAIAN PERKARA 1. Pendaftaran gugatan dan permohonan, setelah biaya perkara ditaksir oleh

Lebih terperinci

Undang Nomor 7 tahun 1989 tentang Peradilan Agama; Pajak jo Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2008; MEMUTUSKAN

Undang Nomor 7 tahun 1989 tentang Peradilan Agama; Pajak jo Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2008; MEMUTUSKAN SURAT KEPUTUSAN KETUA PENGADILAN AGAMA BANGKALAN NOMOR : W13-A30/04/Hk008/SK/01/2017 TENTANG PANJAR BIAYA PERKARA PADA PENGADILAN AGAMA BANGKALAN Menimbang : Bahwa berdasarkan Keputusan Panitera Mahkamah

Lebih terperinci

Kualifikasi Pelaksana: Dasar Hukum:

Kualifikasi Pelaksana: Dasar Hukum: PENGADILAN AGAMA YOGYAKARTA Jl. Ipda Tut Harsono No.53 Telp. (0274) 552997, Fax. (0274) 552998 Yogyakarta Homepage: http://pa-yogyakarta.net Email : pa_yogyakarta@yahoo.co.id; admin@pa-yogyakarta.net Nomor

Lebih terperinci

PUTUSAN. Nomor <No Prk>/Pdt.G/2017/PTA.Bdg DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

PUTUSAN. Nomor <No Prk>/Pdt.G/2017/PTA.Bdg DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA PUTUSAN Nomor /Pdt.G/2017/PTA.Bdg DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Tinggi Agama Bandung yang mengadili perkara perdata pada tingkat banding dalam persidangan majelis

Lebih terperinci

1. Menerima surat permohonan / pernyataan banding dari Pemohon banding dilampiri salinan putusan yang diperoleh dari meja III

1. Menerima surat permohonan / pernyataan banding dari Pemohon banding dilampiri salinan putusan yang diperoleh dari meja III Tgl Ditetapkan : 11 April 2011 Halaman : 1 dari 5 hal. Uraian Kegiatan Uraian Pelayanan Unit/Pejabat Terkait Waktu Penyelesai an Ket. DISKRIPSI : Pelayanan prima Peradilan Agama kepada masyarakat pencari

Lebih terperinci

STANDAR PELAYANAN KEPANITERAAN PERDATA PENGADILAN

STANDAR PELAYANAN KEPANITERAAN PERDATA PENGADILAN STANDAR PELAYANAN KEPANITERAAN PERDATA PENGADILAN Jenis No. Pelayanan 1 Pelayanan Permohonan Dasar Hukum Persyaratan Mekanisme & Prosedur Jangka Waktu Biaya Kompetensi Pelaksana Pasal 120 Pemohon 1. Permohonan

Lebih terperinci

SOP PENERIMAAN PERKARA PENINJAUAN KEMBALI

SOP PENERIMAAN PERKARA PENINJAUAN KEMBALI MAHKAMAH AGUNG RI Pengadilan Agama Soe Jl. Cendana Telp/Fax. (0388) 21203 Website:www.pa-soe.go.id E-mail : kpa.soe@gmail.com Soe - Nusa Tenggara Timur 85512 Nomor SK W23-A6/ 7.a /OT.01.3/I/2017 Nomor

Lebih terperinci

1. Menerima surat gugatan/ permohonan sebanyak para pihak ditambah 3 eksemplar termasuk soft copynya. Dari Penggugat/Pemohon

1. Menerima surat gugatan/ permohonan sebanyak para pihak ditambah 3 eksemplar termasuk soft copynya. Dari Penggugat/Pemohon Tgl Ditetap : 11 April 2011 Halaman : 1 dari 9 halaman Uraian Kegiatan Uraian Pelayanan Unit/Pejabat Terkait Waktu Penyelesai an Ket. DISKRIPSI : Pelayanan prima Peradilan Agama kepada masyarakat pencari

Lebih terperinci

2 c. bahwa untuk memberikan akses yang seluasluasnya kepada masyarakat yang tidak mampu maka Mahkamah Agung dan Badan-badan Peradilan yang berada di b

2 c. bahwa untuk memberikan akses yang seluasluasnya kepada masyarakat yang tidak mampu maka Mahkamah Agung dan Badan-badan Peradilan yang berada di b BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.59, 2014 MAHKAMAH AGUNG. Layanan Hukum. Masyarakat. Tidak Mampu. Pengadilan. Pencabutan. PERATURAN MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN

Lebih terperinci

PENGADILAN NEGERI BANTUL KELAS I B MANUAL MUTU PENJAMINAN MUTU PENGADILAN

PENGADILAN NEGERI BANTUL KELAS I B MANUAL MUTU PENJAMINAN MUTU PENGADILAN PENGADILAN NEGERI BANTUL KELAS I B MANUAL MUTU PENJAMINAN MUTU PENGADILAN KEPUTUSAN KETUA PENGADILAN NEGERI BANTUL NOMOR 24 TAHUN 2017 STANDAR WAKTU PENYELESAIAN PERKARA PADA PENGADILAN NEGERI BANTUL 2017

Lebih terperinci

SURAT KEPUTUSAN KETUA PENGADILAN AGAMA KAB. MALANG Nomor : W13-A35/0162/HK.00.8/SK/I/2016

SURAT KEPUTUSAN KETUA PENGADILAN AGAMA KAB. MALANG Nomor : W13-A35/0162/HK.00.8/SK/I/2016 SURAT KEPUTUSAN KETUA PENGADILAN AGAMA KAB. MALANG Nomor : W13-A35/0162/HK.00.8/SK/I/2016 TENTANG BESARAN PANJAR BIAYA PERKARA PADA PENGADILAN AGAMA KABUPATEN MALANG TAHUN 2016 KETUA PENGADILAN AGAMA KABUPATEN

Lebih terperinci

P U T U S A N. Nomor : 07/Pdt.G/2010/MS-Aceh BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

P U T U S A N. Nomor : 07/Pdt.G/2010/MS-Aceh BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA P U T U S A N Nomor : 07/Pdt.G/2010/MS-Aceh BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Mahkamah Syar'iyah Aceh yang mengadili perkara Harta Bersama pada tingkat banding,

Lebih terperinci

PERATURAN MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 02 TAHUN 2002 TENTANG TATA CARA PENYELENGGARAAN WEWENANG MAHKAMAH KONSTITUSI OLEH MAHKAMAH AGUNG

PERATURAN MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 02 TAHUN 2002 TENTANG TATA CARA PENYELENGGARAAN WEWENANG MAHKAMAH KONSTITUSI OLEH MAHKAMAH AGUNG PERATURAN MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 02 TAHUN 2002 TENTANG TATA CARA PENYELENGGARAAN WEWENANG MAHKAMAH KONSTITUSI OLEH MAHKAMAH AGUNG MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA Menimbang : a. Bahwa

Lebih terperinci

A. BUNDEL A TERDIRI DARI 1. Surat Gugatan/ Permohonan 2. Surat kuasa dari kedua belah pihak (bila ada)

A. BUNDEL A TERDIRI DARI 1. Surat Gugatan/ Permohonan 2. Surat kuasa dari kedua belah pihak (bila ada) Jln. Hanoman No. 18 Telp. (024) 7600803 Fax. (024) 7603866 Semarang 50146 Website : www.ptasemarang.go.id E-Mail : ketua@pta-semarang.go.id Nomor : W11-A/523/OT.01.2/II/2015 16 Februari 2015 Sifat : Penting

Lebih terperinci