ANGKA PEROKSIDA PADA MINYAK KELAPA HASIL OLAHAN TRADISIONAL DAN HASIL OLAHAN DENGAN PENAMBAHAN BUAH NANAS MUDA
|
|
- Suryadi Halim
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 ANGKA PEROKSIDA PADA MINYAK KELAPA HASIL OLAHAN TRADISIONAL DAN HASIL OLAHAN DENGAN PENAMBAHAN BUAH NANAS MUDA (PEROXIDE VALUE OF COCONUT OIL FROM TRADITIONAL PROCESS AND FROM PROCESS WITH YOUNG PINEAPPLE ADDITION) Nur Hidayati; Nony Puspawati Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Setia Budi Surakarta ABSTRAK Minyak mempunyai nilai ekonomi yang tinggi dan dikenal secara luas sebagai medium penghantar panas, menambah cita rasa, gizi dan aroma dalam menggoreng. Minyak juga dapat mengalami kerusakan yang dapat menyebabkan penurunan kualitas yang disebabkan oleh proses oksidasi, hidrolisis dan enzimatis yang akan menghasilkan peroksida. Peroksida ini akan terurai menjadi aldehid dan keton yang menyebabkan bau dan rasa tengik pada minyak. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui besarnya angka peroksida pada minyak kelapa yang dibuat secara tradisional dan minyak kelapa hasil olahan dengan penambahan buah nanas (konsentrasi 0%, 2%, 4%, 6% dan 8%). Penelitian dilakukan menggunakan metode iodometri yaitu berdasarkan jumlah iodine yang dibebaskan setelah ditambahkan KI, kemudian iodine yang dibebaskan dititrasi dengan Na 2 S 2 O 3. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh angka peroksida pada minyak kelapa yang dibuat secara tradisional = 0,780 mg Oksigen/100g bahan dan angka peroksida pada minyak kelapa hasil olahan dengan penambahan buah nanas (konsentrasi 0%, 2%, 4%, 6% dan 8%). = (0,490; 0,435; 0,400; 0,380; 0,370) mg oksigen/100g bahan. Dapat disimpulkan bahwa kedua minyak tersebut memenuhi syarat SNI yaitu maksimal 5 mg oksigen/100g contoh. Kata kunci : angka peroksida, minyak kelapa, iodometri. ABSTRACT Oil has a high economic value and widely known as heat conductor medium, increasing delicious taste, nutrient and aroma in frying. Oil may be damaged that lead to quality degradation caused by oxidation process, hydrolysis and enzymatic producing peroxide. The peroxide will be decomposed into aldehyde and ketone that cause odor and rancidity of the oil. The experiment was aimed to know the peroxide value of coconut oil produced by traditional method and coconut oil produced with young pineapple (0%, 2%, 4%, 6% dan 8% concentration) addition. The experiment was done using iodometry method based on the amount of iodine liberated after KI addition, and then the liberated iodine was titrated with Na 2 S 2 O 3. According to the examination, the obtained peroxide value of the coconut oil produced traditionally = 0,780 mg oxygen/100g, and peroxide value of coconut oil produced with young pineapple (0%, 2%, 4%, 6% dan 8% concentration) addition = (0,490; 0,435; 0,400; 0,380; 0,370) mg oxygen/100g. It could be concluded that oils met the requirement of SNI that was maximum 5 mg oxygen/100g sample. Keywords: peroxide value, coconut oil, iodometri. PENDAHULUAN Minyak merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia. Sumber minyak dapat diperoleh dari nabati dan hewani. Minyak nabati diantarannya minyak kelapa, minyak kelapa sawit, minyak biji-bijian, dan minyak kedelai, sedangkan minyak hewani dapat diperoleh dari sapi, babi, ikan paus.
2 Pembuatan minyak kelapa dengan cara industri, dimulai dengan perlakuan awal bahan sumber. Bahan dibersihkan dari bagain-bagian yang bukan lemak, dicuci, dan dipotong kecil-kecil. Tahap selanjutnya adalah pemisahan minyak dari sumbernya. Dua metode utama yang digunakan untuk memisahkan minyak dari bahan bakunya yaitu pemasakan kering dan pemasakan basah. Pembuatan minyak kelapa dengan cara enzimatis merupakan pemisahan minyak dalam santan dengan penambahan enzim protein, disebut dengan enzim protease. Beberapa enzim protease yang dapat digunakan yaitu enzim papain (papaya), enzim bromelin (nanas), dan enzim protease yang berasal dari kepiting sungai. Pembuatan minyak kelapa juga dapat dilakukan secara enzimatis yaitu santan kelapa ditambahkan enzim protease seperti papain (pepaya), bromelin (nanas), dan enzim protease yang berasal dari kepiting sungai. Minyak juga seperti bahan pangan lain, maka minyak juga dapat mengalami kerusakan. Lemak dan minyak dapat mengalami kerusakan yang disebabkan oleh hidrolisa, enzimatis dan oksidasi. 1. Oksidasi Proses oksidasi minyak merupakan proses perubahan minyak karena oksigen. Oksidasi minyak dapat dibedakan menjadi oksidasi yang dikatalisa oleh enzim lipoksigenase dan autooksidasi. Enzim lipoksigenase hanya menyerang ikatan 1,4 pentadiena misalnya asam linoleat, asam linolenat dan asam karbonat (Tranggono, 1989). Autooksidasi sangat dipengaruhi oleh besarnya derajat ketidakjenuhan asam lemak penyusun minyak. Kecepatan oksidasi sangat dipengaruhi oleh suhu yang tinggi, kelembaban, sinar ultraviolet, radiasi ion, sinar, β,, dan sinar, peroksida, katalisator logam misalnya tembaga (Cu) dan besi (Fe) serta garam-garamnya. Senyawa-senyawa yang bertanggung jawab terhadap timbulnya bau dan rasa yang tidak disukai dalam minyak adalah aldehid, keton, ester, dan hidrokarbon yang merupakan hasil pemecahan pada ikatan antar karbonnya (Gardjito, 1988). 2. Hidrolisis Hidrolisis merupakan peristiwa peruraian atau lisis yang terjadi karena air. Peristiwa tersebut dipercepat oleh enzim yang tergolong lipase, perlakuan panas, kadar air yang tinggi dan aksi dari senyawa kimia. Proses hidrolisis minyak menghasilkan asam-asam lemak rantai pendek (C 4 -C 12 ) sehingga terjadi perubahan bau dan rasa pada minyak atau lemak yang mengandung asam lemak jenuh cukup banyak, misalnya minyak kelapa (Tranggono, 1989). Adanya air, lemak dapat terhidrolisis menjadi gliserol dan asam lemak. Hidrolisis sangat menurunkan mutu minyak. Minyak yang terhidrolisis titik asapnya akan menurun, bahan-bahan menjadi coklat dan lebih banyak menyerap minyak (Winarno,2003). 3. Enzimatis Bahan pangan berlemak dengan kadar air dan kelembaban tertentu, merupakan medium yang baik bagi jamur. Enzim peroksida dapat mengoksidasi asam lemak tidak jenuh sehingga terbentuk peroksida. Enzim peroksida juga dapat mengoksidasi lemak jenuh pada ikatan karbon atom β, membentuk asam keton dan akhirnya metil keton (Ketaren, 2007). Penurunan kualitas atau kerusakan minyak dapat diketahui diantaranya dengan mengukur angka peroksidanya. Peroksida merupakan senyawa antara dalam rangkaian proses ketengikan oleh peristiwa oksidasi. Hasil reaksi utama pada awal reaksi oksidasi adalah peroksida. Peroksida ini akan mengalami pemecahan sehingga menghasilkan senyawa-senyawa lain seperti aldehid, keton, alkohol, hidrokarbon dan ester. Senyawa-senyawa hasil pemecahan peroksida ini menyebabkan timbulnya bau tengik dan rasa yang tidak dikehendaki. Penyimpanan yang terlalu lama juga dapat menyebabkan ketengikan. Jumlah senyawa peroksida dalam minyak yang semakin banyak menunjukkan minyak tersebut akan cepat menjadi tengik, sehingga peroksida tidak dikehendaki dalam minyak atau jumlahnya perlu dibatasi.
3 Adapun syarat mutu minyak kelapa adalah sebagai berikut : Tabel 1. Syarat mutu minyak kelapa a. Air maks 0,5% b. Kotoran maks 0,05% c. Bilangan Iod (g iod/100 g contoh) 8-10,0 d. Bilangan penyabunan (mg KOH/g contoh) d. Bilangan peroksida (mg oksigen/100g contoh) maks. 5,0 e. Asam lemak bebas (dihitung sebagai asam laurat) maks. 5% f. Warna,bau normal. g. Minyak pelikan negatif. h. Untuk industri makanan tidak boleh mengandung logam-logam berbahaya dan arsen (Sumber: SNI ) Berdasarkan latar belakang masalah penelitian ini bertujuan : a. Untuk mengetahui besarnya angka peroksida pada minyak kelapa yang dibuat secara tradisional dan minyak kelapa hasil olahan dengan penambahan buah nanas (konsentrasi 0%, 2%, 4%, 6% dan 8%). b. Untuk mengetahui apakah angka peroksida pada kedua minyak kelapa tersebut memenuhi standard mutu minyak kelapa dari SNI Penelitian ini digunakan minyak kelapa yang dibuat secara tradisional dan minyak kelapa hasil olahan dengan penambahan buah nanas (konsentrasi 0%, 2%, 4%,6% dan 8%) dengan pemeraman ± 8 jam. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi kepada masyarakat cara pembuatan minyak kelapa hasil olahan dengan penambahan buah nanas dan kandungan angka peroksida pada minyak kelapa tersebut. Penelitian ini, digunakan minyak kelapa yang dibuat secara tradisional dan minyak kelapa hasil olahan dengan penambahan buah nanas yang mengandung bromelin sebagai enzim pemecah protein pada emulsi santan METODE PENELITIAN Pengambilan sampel Cara pengambilan sampel pada penetapan angka peroksida ini dilakukan dengan mengambil minyak kelapa yang dibuat secara tradisional dan minyak kelapa dari hasil olahan dengan penambahan buah nanas (konsentrasi 0%, 2%, 4%, 6% dan 8%) yang diperam selama ± 8 jam (Windi, 2007). Prosedur penetapan Prosedur pembuatan minyak kelapa dengan penambahan buah nanas sebagai berikut : a. Prosedur pembuatan minyak kelapa dengan penambahan buah nanas 1. Ditimbang santan (1:1) sebanyak 1400 gram, dimasukkan dalam tempat plastik. 2. Kedalam santan dimasukkan parutan nanas dengan konsentrasi : 0% (0 gram), 2% (12 gram), 4% (24 gram), 6% (36 gram), 8% (48 gram). 3. Santan dan parutan nanas diperam selama ± 8 jam maka akan terbentuk 2 lapisan yaitu krim (minyak dan padatan) dan skim (air). 4. Krim dipisahkan dari skimnya. 5. Krim dipanaskan, blondo dan minyak dipisahkan dan ditimbang. 6. Hasil minyak dianalisa kualitasnya. Penelitian ini digunakan minyak kelapa dengan konsentrasi 4% karena minyak kelapa dengan konsentrasi 4% merupakan hasil yang optimum.
4 b. Prosedur pembuatan bubur nanas 1. Sejumlah buah nanas dikupas. 2. Buah nanas diparut. 3. Buah nanas yang sudah diparut ditimbang sesuai kebutuhan untuk perlakuan (12 gram, 24 gram, 36 gram, 48 gram). Skema pembuatan minyak kelapa dengan cara tradisional dan dengan penambahan buah nanas sebagai berikut: Daging Buah Ampas santan Diparut + Air (1:1) Santan Diperas A B.0 B.1 B.2 B.3 B.4 Tradisional 0% 2% 4% 6% 8% Minyak Blondo 3 lapisan Minyak Padatan Air/skim Diperam ± 8 jam Skim Dipisahkan Minyak dan Padatan Dipanaskan Minyak Blondo Gambar 1. Skema Pembuatan Minyak Kelapa dengan Penambahan Buah Muda Prosedur titrasi blanko: a. 5 ml aquadest, dimasukan dalam erlenmeyer 250 ml b. Ditambah 30 ml campuran asam asetat : chloroform (3:2) dan digoyangkan sampai bahan terlarut semua c. Ditambah 0,5 ml larutan KI jenuh d. Didiamkan selama 1 menit dengan kadang kala digoyang e. Ditambah 30 ml aquadest f. Dititrasi dengan larutan Na 2 S 2 O 3 ± 0,005 N sampai warna kuning g. Ditambah 1 ml amylum 1% h. Dititrasi kembali dengan larutan Na 2 S 2 O 3 ± 0,005 N sampai warna biru hilang.
5 Prosedur penetapan angka peroksida: a. Ditimbang 5 gram sampel, dimasukan dalam erlenmeyer 250 ml b. Ditambah 30 ml campuran asam asetat : chloroform (3:2) dan digoyangkan sampai bahan terlarut semua c. Ditambah 0,5 ml larutan KI jenuh d. Didiamkan selama 1 menit dengan kadang kala digoyang e. Ditambah 30 ml aquadest f. Dititrasi dengan larutan Na 2 S 2 O 3 ± 0,005 N sampai warna kuning g. Ditambah 1 ml amylum 1% h. Dititrasi kembali dengan larutan Na 2 S 2 O 3 ± 0,005 N sampai warna biru hilang (Sudarmadji, 1997: 87) Perhitungan Angka peroksida dinyatakan sebagai banyaknya milligram oksigen dalam setiap 100 gram minyak. (a - b) x N x 8 x 100 Angka peroksida = berat minyak (g) Keterangan : a = volume Na 2 S 2 O 3 yang digunakan untuk titrasi sampel b = volume Na 2 S 2 O 3 yang digunakan untuk titrasi blanko V = volume Na 2 S 2 O 3 yang digunakan untuk titrasi sampel N = normalitas Na 2 S 2 O 3 8 = ½ ari berat atom oksigen. (SNI ) HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan hasil percobaan yang dilakukan di Laboratorium Analisis Makanan dan Minuman Universitas Setia Budi, maka didapat hasil sebagai berikut : Tabel 2. Penetapan Kadar Air pada Minyak Kelapa Hasil Olahan Samp el A B 0 B 2 B 4 B 6 B 8 Angka Peroksida (mg oksigen/100g) Rata-rata Angka Peroksida (mg oksigen/100g) 0,79 0,74 0,780 0,77 0,50 0,49 0,490 0,49 0,46 0,44 0,435 0,43 0,40 0,42 0,400 0,40 0,38 0,37 0,380 0,38 0,36 0,37 0,370 0,37
6 Tabel 3. Rata-rata Angka Peroksida No. Sampel Minyak Kelapa Rata-rata Angka Peroksida(mg oksigen/100g) 1 A 0,780 2 B 0 0,490 3 B 2 0,435 4 B 4 0,400 5 B 6 0,380 6 B 8 0,370 Keterangan : Sampel A : Minyak Kelapa yang dibuat secara tradisional Sampel B 0 B 8 : Minyak Kelapa hasil olahan dengan penambahan buan nanas (konsentrasi 0%, 2%, 4%, 6% dan 8 %) Setelah dilakukan perhitungan dengan standart deviasi maka diperoleh angka peroksida pada minyak kelapa secara tradisiomal (sampel A) yaitu 0,780 mg Oksigen/100g bahan dan untuk sampel minyak kelapa hasil olahan dengan penambahan buah nanas konsentrasi 0%, 2%, 4%, 6% dan 8% (B0, B2, B4, B6 dan B8) berturut-turut adalah 0,490; 0,435; 0,400; 0,380; 0,370) mg Oksigen/100g bahan Dari data penetapan angka peroksida diatas dapat disajikan dalam gambar grafik sebagai berikut : Gambar 2. Grafik Rata-rata Angka Peroksida Seperti halnya minyak goreng, minyak kelapa juga dapat mengalami kerusakan. Kerusakan ini dapat disebabkan oleh proses oksidasi, hidrolisis, dan enzimatis. Pada proses oksidasi akan terbentuk senyawa peroksida yang akan h terurai menjadi aldehid dan keton sehingga dapat berpengaruh terhadap cita rasa bahan pangan yang digoreng dan menyebabkan minyak menjadi tengik. Dari hasil penelitian diketahui bahwa angka peroksida pada minyak kelapa yang dibuat secara tradisional: 0,780 mg Oksigen/100g bahan dan minyak kelapa hasil olahan dengan penambahan buah nanas (konsentrasi 0%, 2%, 4%, 6% dan 8% ): berturutturut adalah (0,490; 0,435; 0,400; 0,380; 0,370) mg Oksigen/100g bahan Minyak kelapa yang dibuat secara tradisional memiliki angka peroksida yang lebih tinggi dibandingkan dengan minyak kelapa hasil olahan dengan penambahan buah nanas Tingginya angka peroksida ini disebabkan karena pemanasan minyak kelapa yang dibuat
7 secara tradisional lebih lama sehingga mempercepat reaksi oksidasi. Sedangkan angka peroksida antar minyak kelapa yang diolah dengan penambahan buah nanas menunjukkan penurunan hal ini disebabkan semakin banyak buah nanas yang ditambahkan maka semakin banyak minyak yang dipisahkan sehingga proses pemanasan menjadi lebih singkat (kontak oksigen lebih sedikit). Adanya air menyebabkan terjadinya proses hidrolisis yang akan menghasilkan asam lemak bebas dan gliserol. Asam lemak yang dibebaskan dapat teroksidasi membentuk peroksida. Minyak kelapa hasil olahan dengan penambahan buah nanas kandungan airnya lebih sedikit karena yang diuapkan adalah krimnya sehingga proses pemanasan lebih cepat dan angka peroksida yang dihasilkan lebih kecil. Dari hasil penelitian diketahui pula bahwa minyak kelapa yang dibuat secara tradisional dan minyak kelapa hasil olahan dengan penambahan buah nanas konsentrasi (0%, 2%, 4%, 6% dan 8%) memenuhi standard mutu minyak kelapa dari SNI KESIMPULAN a. Angka peroksida pada minyak kelapa yang dibuat secara tradisional: 0,780 mg Oksigen/100g bahan. b. Angka peroksida minyak kelapa hasil olahan dengan penambahan buah nanas (konsentrasi 0%, 2%, 4%, 6% dan 8% ): berturut-turut adalah (0,490; 0,435; 0,400; 0,380; 0,370) mg Oksigen/100g bahan c. Angka peroksida pada minyak kelapa yang dibuat secara tradisional dan angka peroksida pada minyak kelapa hasil olahan dengan penambahan buah nanas (konsentrasi 0%, 2%, 4%, 6% dan 8%) memehuhi standard mutu minyak kelapa dari SNI DAFTAR PUSTAKA Anonim, Standard Nasional Indonesia: Mutu dan Cara Uji Minyak Kelapa. Dewan Standardisasi Nasional, 1-3. Ketaren, S Minyak dan Lemak Pangan. Jakarta: Universitas Indonesia, 176 Murdijati, G. et al., Teknologi Pengolahan Minyak II. Jakarta: PT Gramedia, 205, , 219. Sudarmadji, S. et al., Prosedur Analisa Bahan Makanan dan Pertanian. Yokyakarta: Liberty, 87. Sudarmadji, S. et al., Analisa Bahan Makanan dan Pertanian. Yokyakarta: Liberty, 93. Tranggono, dkk Biokimia Pangan. Yogyakarta: Universitas Gajah Mada, Winarno, F. G Kimia Pangan dan Gizi. Jakarta: PT Gramedia, 106, 110. Windi, A Pembuatan Minyak Kelapa Dengan Penambahan Buah Muda. Karya Tulis Ilmiah. Surakarta: Universitas Setia Budi.
PEMBUATAN MINYAK KELAPA DENGAN PENAMBAHAN BUAH NANAS MUDA (THE MAKING OF PALM OIL WITH YOUNG FRUIT PINEAPPLE ADDITION)
PEMBUATAN MINYAK KELAPA DENGAN PENAMBAAN BUA NANAS MUDA (TE MAKING OF PALM OIL WIT YOUNG FRUIT PINEAPPLE ADDITION) Nur idayati Fakultas Biologi Universitas Setia Budi Jl. Let. Jen. Sutoyo, Mojosongo, Surakarta
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. dilakukan determinasi tanaman.
49 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Determinasi Tanaman Bahan baku utama dalam pembuatan VC pada penelitian ini adalah buah kelapa tua dan buah nanas muda. Untuk mengetahui bahan baku
Lebih terperinciLAPORAN PENELITIAN PRAKTIKUM KIMIA BAHAN MAKANAN Penentuan Asam Lemak Bebas, Angka Peroksida Suatu Minyak atau Lemak. Oleh : YOZA FITRIADI/A1F007010
LAPORAN PENELITIAN PRAKTIKUM KIMIA BAHAN MAKANAN Penentuan Asam Lemak Bebas, Angka Peroksida Suatu Minyak atau Lemak Oleh : YOZA FITRIADI/A1F007010 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA FAKULTAS KEGURUAN DAN
Lebih terperinciPEMBUATAN MINYAK KELAPA SECARA ENZIMATIS MENGGUNAKAN RIMPANG JAHE SEBAGAI KATALISATOR
PEMBUATAN MINYAK KELAPA SECARA ENZIMATIS MENGGUNAKAN RIMPANG JAHE SEBAGAI KATALISATOR Miftahul Jannah 1 *, Halim Zaini 2, Ridwan 2 1 Alumni Jurusan Teknik Kimia, Politeknik Negeri Lhokseumawe 2 *Email:
Lebih terperinciIV. HASIL DAN PEMBAHASAN
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. PERSIAPAN BAHAN Bahan baku pada penelitian ini adalah buah kelapa segar yang masih utuh, buah kelapa terdiri dari serabut, tempurung, daging buah kelapa dan air kelapa. Sabut
Lebih terperinciIDENTIFIKASI DAN ANALISIS MUTU MINYAK KELAPA DI TINGKAT PETANI PROVINSI JAMBI
IDENTIFIKASI DAN ANALISIS MUTU MINYAK KELAPA DI TINGKAT PETANI PROVINSI JAMBI Nur Asni dan Linda Yanti Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jambi ABSTRAK Pengkajian pengolahan minyak kelapa telah dilakukan
Lebih terperinciEFEKTIVITAS AIR PERASAN BUAH NANAS (Ananas comocus) PADA PENINGKATAN NILAI MUTU MINYAK KELAPA (Coconus nucifera)
EFEKTIVITAS AIR PERASAN BUAH NANAS (Ananas comocus) PADA PENINGKATAN NILAI MUTU MINYAK KELAPA (Coconus nucifera) Korry Novitriani M.Si, Novi Sapitri, Amd. Ak Program Studi D-III Analis Kesehatan STIKes
Lebih terperinciPENGARUH GORENGAN DAN INTENSITAS PENGGORENGAN TERHADAP KUALITAS MINYAK GORENG
J. Pilar Sains 6 (2) 2007 Jurusan Pendidikan MIPA FKIP Universitas Riau ISSN 1412-5595 PENGARUH GORENGAN DAN INTENSITAS PENGGORENGAN TERHADAP KUALITAS MINYAK GORENG Program Studi Pendidikan Kimia FKIP
Lebih terperinciBab IV Hasil dan Pembahasan
Bab IV Hasil dan Pembahasan Kualitas minyak dapat diketahui dengan melakukan beberapa analisis kimia yang nantinya dibandingkan dengan standar mutu yang dikeluarkan dari Standar Nasional Indonesia (SNI).
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Lemak dan minyak adalah golongan dari lipida (latin yaitu lipos yang
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Minyak dan Lemak Lemak dan minyak adalah golongan dari lipida (latin yaitu lipos yang artinya lemak). Lipida larut dalam pelarut nonpolar dan tidak larut dalam air.
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian yang dilakukan secara eksperimental laboratorium. B. Tempat dan Waktu Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Fakultas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Seperti firman Allah Subhanahu wa Ta ala dalam Al-Qur an Surat Al-
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Allah telah memberikan kenikmatan tak terhingga kepada manusia salah satunya adalah tumbuhan yang diciptakan untuk kesejahteraan manusia. Seperti firman Allah Subhanahu
Lebih terperinciKAJIAN PENAMBAHAN RAGI ROTI DAN PERBANDINGAN VOLUME STARTER DENGAN SUBSTRAT TERHADAP RENDEMEN DAN MUTU VIRGIN COCONUT OIL (VCO) ABSTRAK
KAJIAN PENAMBAHAN RAGI ROTI DAN PERBANDINGAN VOLUME STARTER DENGAN SUBSTRAT TERHADAP RENDEMEN DAN MUTU VIRGIN COCONUT OIL (VCO) Hesti Meilina 1, Asmawati 2, Ryan Moulana 2 1 Staf Pengajar Jurusan Teknik
Lebih terperinciPenentuan Bilangan Asam dan Bilangan Penyabunan Sampel Minyak atau Lemak
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Secara kimiawi, lemak dan minyak adalah campuran ester dari asam lemak dan gliserol. Lemak dan minyak dapat diperoleh dari berbagai macam sumber, baik dari tumbuh-tumbuhan
Lebih terperinciPereaksi-pereaksi yang digunakan adalah kalium hidroksida 0,1 N, hidrogen
Pereaksi-pereaksi yang digunakan adalah kalium hidroksida 0,1 N, hidrogen klorida encer, natrium tiosulfat 0,01 N, dan indikator amilum. Kalium hidroksida 0,1 N dibuat dengan melarutkan 6,8 g kalium hidroksida
Lebih terperinciPENGARUH WAKTU SENTRIFUGASI KRIM SANTAN TERHADAP KUALITAS VIRGIN COCONUT OIL (VCO) (Susanti, N. M. P., Widjaja, I N. K., dan Dewi, N. M. A. P.
PENGARUH WAKTU SENTRIFUGASI KRIM SANTAN TERHADAP KUALITAS VIRGIN COCONUT OIL (VCO) Susanti, N. M. P. 1, Widjaja, I N. K. 1, dan Dewi, N. M. A. P. 1 1 Jurusan Farmasi Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan
Lebih terperinciBAB III METODE PENGUJIAN. Rempah UPT.Balai Pengujian dan Sertifikasi Mutu Barang (BPSMB) Jl. STM
BAB III METODE PENGUJIAN 3.1 Tempat dan Waktu Pengujian Pengujian ini dilakukan di Laboratorium Minyak Nabati dan Rempah- Rempah UPT.Balai Pengujian dan Sertifikasi Mutu Barang (BPSMB) Jl. STM No. 17 Kampung
Lebih terperinciPenggolongan minyak. Minyak mineral Minyak yang bisa dimakan Minyak atsiri
Penggolongan minyak Minyak mineral Minyak yang bisa dimakan Minyak atsiri Definisi Lemak adalah campuran trigliserida yang terdiri atas satu molekul gliserol yang berkaitan dengan tiga molekul asam lemak.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Tanaman kelapa (Cocos nucifera L) sering disebut tanaman kehidupan karena bermanfaat bagi kehidupan manusia diseluruh dunia. Hampir semua bagian tanaman
Lebih terperinciPenurunan Bilangan Peroksida dengan kulit pisang kepok (Musa normalis L)
Penurunan Bilangan Peroksida dengan kulit pisang kepok (Musa normalis L), Hairunisa, Adhisty Kharisma Justicia, Andhika Akademi Farmasi YARSI Pontianak Email : ferdin.nay@gmail.com ABSTRAK Tujuan dari
Lebih terperinciPemanfaatan Limbah Debu Tanur Pembakaran Laterit Nikel (Raw Gas) Sebagai Adsorben Untuk Meningkatkan Mutu Minyak Kelapa Nohong *)
Pemanfaatan Limbah Debu Tanur Pembakaran Laterit Nikel (Raw Gas) Sebagai Adsorben Untuk Meningkatkan Mutu Minyak Kelapa Nohong *) Ringkasan Telah dilakukan penelitian mengenai kemungkinan penggunaan debu
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE. Laboratorium Teknologi Pangan Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara,
BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September-Oktober 2013 di Laboratorium Teknologi Pangan Fakultas Pertanian, Medan. Bahan Penelitian Bahan utama yang
Lebih terperinciOPTIMATION OF THE INCUBATION TIME FOR ENZYMATIC PRODUCTION OF COCONUT OIL USING THE FRUIT S LATEX OF Carica papaya L
19 OPTIMATION OF THE INCUBATION TIME FOR ENZYMATIC PRODUCTION OF COCONUT OIL USING THE FRUIT S LATEX OF Carica papaya L Optimasi Waktu Inkubasi pada Proses Pembuatan Minyak Kelapa secara Enzimatik Menggunakan
Lebih terperinciPENGARUH PENAMBAHAN GETAH PEPAYA TERHADAP KUALITAS MINYAK KELAPA MURNI YANG DIPEROLEH DARI METODE BASAH
PENGARUH PENAMBAHAN GETAH PEPAYA TERHADAP KUALITAS MINYAK KELAPA MURNI YANG DIPEROLEH DARI METODE BASAH THE EFFECT OF ADDITION PAPAJA LATEX ON QUALITY OF VIRGIN COCONUT OIL PRODUCED BY WET METHOD Retno
Lebih terperinciPENGARUH PENGGUNAAN BERULANG MINYAK GORENG TERHADAP PENINGKATAN KADAR ASAM LEMAK BEBAS DENGAN METODE ALKALIMETRI
PENGARUH PENGGUNAAN BERULANG MINYAK GORENG TERHADAP PENINGKATAN KADAR ASAM LEMAK BEBAS DENGAN METODE ALKALIMETRI Afifa Ayu, Farida Rahmawati, Saifudin Zukhri INTISARI Makanan jajanan sudah menjadi bagian
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang lebih efektif dibandingkan karbohidrat dan protein. Satu gram minyak
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Minyak Goreng 1. Minyak Goreng Segar Minyak merupakan zat makanan yang penting untuk menjaga kesehatan tubuh manusia. Selain itu minyak juga merupakan sumber energi yang lebih
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN
III. METODE PENELITIAN A. BAHAN 1. Bahan Baku Bahan baku yang digunakan dalam penelitian ini adalah santan segar. Sedangkan sumber papain diambil dari perasan daun pepaya yang mengandung getah pepaya dan
Lebih terperinciPENAMBAHAN BAWANG MERAH ( Allium ascalonicum ) UNTUK MENGHAMBAT LAJU PEMBENTUKAN PEROKSIDA DAN IODIUM PADA MINYAK CURAH
PENAMBAHAN BAWANG MERAH ( Allium ascalonicum ) UNTUK MENGHAMBAT LAJU PEMBENTUKAN PEROKSIDA DAN IODIUM PADA MINYAK CURAH Korry Novitriani dan Nurjanah Prorogram Studi DIII Analis Kesehatan, STIKes Bakti
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. minyak ikan paus, dan lain-lain (Wikipedia 2013).
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Minyak merupakan trigliserida yang tersusun atas tiga unit asam lemak, berwujud cair pada suhu kamar (25 C) dan lebih banyak mengandung asam lemak tidak jenuh sehingga
Lebih terperinciLemak dan minyak merupakan sumber energi yang efektif dibandingkan dengan karbohidrat dan protein Satu gram lemak atau minyak dapat menghasilkan 9
LEMAK DAN MINYAK Lemak dan minyak merupakan sumber energi yang efektif dibandingkan dengan karbohidrat dan protein Satu gram lemak atau minyak dapat menghasilkan 9 kkal sedangkan karbohidrat dan protein
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Minyak Goreng 1. Pengertian Minyak Goreng Minyak goreng adalah minyak yang berasal dari lemak tumbuhan atau hewan yang dimurnikan dan berbentuk cair dalam suhu kamar dan biasanya
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kelapa Kelapa termasuk jenis Palmae yang bersel satu (monokotil). Batang tanaman tumbuh lurus ke atas dan tidak bercabang. Adakalanya pohon kelapa dapat bercabang, namun hal
Lebih terperinciPEMANFAATAN EKSTRAK BATANG BUAH NENAS UNTUK KUALITAS MINYAK KELAPA. Meiske S. Sangi 1)
PEMANFAATAN EKSTRAK BATANG BUAH NENAS UNTUK KUALITAS MINYAK KELAPA Meiske S. Sangi 1) 1) Program Studi Kimia FMIPA Universitas Sam Ratulangi Manado, 95115 e-mail: meiske_sangi@yahoo.co.id ABSTRAK Telah
Lebih terperinciBAB 3 METODE PENELITIAN. 1. Neraca Analitik Metter Toledo. 2. Oven pengering Celcius. 3. Botol Timbang Iwaki. 5. Erlenmayer Iwaki. 6.
BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Alat alat 1. Neraca Analitik Metter Toledo 2. Oven pengering Celcius 3. Botol Timbang Iwaki 4. Desikator 5. Erlenmayer Iwaki 6. Buret Iwaki 7. Pipet Tetes 8. Erlenmayer Tutup
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sentrifugasi Campuran heterogen terdiri dari senyawa-senyawa dengan berat jenis berdekatan sulit dipisahkan. Membiarkan senyawa tersebut terendapkan karena adanya gravitasi
Lebih terperinciYUWIDA KUSUMAWATI A
PEMANFAATAN BIJI KECIPIR (Psophocarpus tetragonolobus) SEBAGAI PENGGANTI KEDELAI DALAM PEMBUATAN KECAP DENGAN MENGGUNAKAN EKSTRAK NANAS DAN EKSTRAK PEPAYA SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna
Lebih terperinciDEFINISI. lipids are those substances which are
MINYAK DAN LEMAK TITIS SARI K. DEFINISI lipids are those substances which are insoluble in water; soluble in organic solvents such as chloroform, ether or benzene; contain long-chain hydrocarbon groups
Lebih terperinciPengambilan Minyak Kelapa dengan Menggunakan Enzim Papain
Pengambilan Minyak Kelapa dengan Menggunakan Enzim Papain Ganjar Andaka, Karomatul Fitri 2 Jurusan Teknik Kimia, Fakultas Teknologi Industri, Institut Sains & Teknologi AKPRIND Yogyakarta ganjar_andaka@akprind.ac.id
Lebih terperinciLAMPIRAN 2 PEMBUATAN LARUTAN
73 LAMPIRAN 73 LAMPIRAN 1 74 75 LAMPIRAN 2 PEMBUATAN LARUTAN A. Pembuatan larutan NaOH 1. Asam Oksalat (H 2 C 2 O 4 ) ± 0,1 N dalam 100 ml aquades, sebagai larutan standar Titrasi Kjeldahl. a. Perhitungan
Lebih terperinciPENGARUH SUHU DAN WAKTU INKUBASI PADA PEMBUATAN VCO DENGAN METODA ENZIMATIS DAN PENGASAMAN. Siti Miskah
PENGARUH SUHU DAN WAKTU INKUBASI PADA PEMBUATAN VCO DENGAN METODA ENZIMATIS DAN PENGASAMAN Siti Miskah Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Sriwijaya Jl.Raya Palembang Prabumulih Km.32, Inderalaya
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil 4.1.1. Penentuan ph optimum dan rendemen VCO VCO diproduksi dengan menggunakan metode pengasaman, oleh sebab itu perlu dilakukan penentuan ph optimum dari krim kelapa.
Lebih terperinciTUGAS ANALISIS AIR, MAKANAN DAN MINUMAN ANALISIS LEMAK
TUGAS ANALISIS AIR, MAKANAN DAN MINUMAN ANALISIS LEMAK OLEH: KELOMPOK 7 NI NYOMAN MELINDAWATI (P07134013002) NI MADE YUNI LESTARI (P07134013025) DEWA AYU YUNI DEWANTARI (P07134013026) NI KADEK LINA WINATI
Lebih terperinciA. PENETAPAN ANGKA ASAM, ANGKA PENYABUNAN DAN ANGKA IOD B. PENETAPAN KADAR TRIGLISERIDA METODE ENZIMATIK (GPO PAP)
A. PENETAPAN ANGKA ASAM, ANGKA PENYABUNAN DAN ANGKA IOD B. PENETAPAN KADAR TRIGLISERIDA METODE ENZIMATIK (GPO PAP) DASAR TEORI Penggolongan lipida, dibagi golongan besar : 1. Lipid sederhana : lemak/ gliserida,
Lebih terperinci11/14/2011. By: Yuli Yanti, S.Pt., M.Si Lab. IPHT Jurusan Peternakan Fak Pertanian UNS. Lemak. Apa beda lemak dan minyak?
By: Yuli Yanti, S.Pt., M.Si Lab. IPHT Jurusan Peternakan Fak Pertanian UNS Lemak Apa beda lemak dan minyak? 1 Bedanya: Fats : solid at room temperature Oils : liquid at room temperature Sources : vegetables
Lebih terperinciGun Gun Gumilar, Zackiyah, Gebi Dwiyanti, Heli Siti HM Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA Universitas Pendidikan Indinesia
PENGARUH PEMANASAN TERHADAP PROFIL ASAM LEMAK TAK JENUH MINYAK BEKATUL Oleh: Gun Gun Gumilar, Zackiyah, Gebi Dwiyanti, Heli Siti HM Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA Universitas Pendidikan Indinesia Email:
Lebih terperinciMINYAK KELAPA. Minyak diambil dari daging buah kelapa dengan salah satu cara berikut, yaitu: 1) Cara basah 2) Cara pres 3) Cara ekstraksi pelarut
MINYAK KELAPA 1. PENDAHULUAN Minyak kelapa merupakan bagian paling berharga dari buah kelapa. Kandungan minyak pada daging buah kelapa tua adalah sebanyak 34,7%. Minyak kelapa digunakan sebagai bahan baku
Lebih terperinciLAPORAN PRAKTIKUM ANALISIS MUTU MINYAK GORENG
LAPORAN PRAKTIKUM ANALISIS MUTU MINYAK GORENG (Minyak Goreng Sania setelah dua kali pemakaian) Kelompok 11 Henda Adiyat N (31111076) Sandi surya permana (31111099) Sinta Nurmayasari (31111100) PROGRAM
Lebih terperinciSeminar Tugas Akhir S1 Jurusan Teknik Kimia UNDIP 2009
MAKALAH PENELITIAN PENENTUAN ASAL YANG TERKAIT DALAM PROSES PEMBUATAN MINYAK KELAPA DENGAN MEMFERMENTASI SANTAN TANPA PENAMBAHAN RAGI Disusun Oleh : 1. Ajar Burhanudin Y L2C3 06007 2. Bagus Arbianto L2C3
Lebih terperinciPENGARUH FREKUENSI PENGGORENGAN TERHADAP ANGKA ASAM DAN PEROKSIDA MINYAK JELANTAH DARI KREMES YANG DITAMBAHKAN TEPUNG KUNYIT
PENGARUH FREKUENSI PENGGORENGAN TERHADAP ANGKA ASAM DAN PEROKSIDA MINYAK JELANTAH DARI KREMES YANG DITAMBAHKAN TEPUNG KUNYIT PUBLIKASI ILMIAH Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Minyak adalah satu bentuk umum senyawa kimia yang tidak bisa
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Minyak adalah satu bentuk umum senyawa kimia yang tidak bisa bercampur dengan air, dan berada di dalam kondisi cair pada suhu biasa lingkungan. Bahan tersebut dikatakan
Lebih terperinciPENGARUH PENAMBAHAN KULIT JERUK BALI (Citrus maxima) TERHADAP KUALITAS MINYAK GORENG YANG MENGALAMI PEMANASAN
PENGARUH PENAMBAHAN KULIT JERUK BALI (Citrus maxima) TERHADAP KUALITAS MINYAK GORENG YANG MENGALAMI PEMANASAN Jaka Fadraersada Laboratorium Penelitian dan Pengembangan FARMAKA TROPIS Fakultas Farmasi Universitas
Lebih terperinciBAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN
BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN Hasil pengukuran bilangan peroksida sampel minyak kelapa sawit dan minyak kelapa yang telah dipanaskan dalam oven dan diukur pada selang waktu tertentu sampai 96 jam
Lebih terperincir = pengulangan/replikasi 15 faktor nilai derajat kebebasan Penurunan bilangan peroksida pada minyak jelantah.
23 Keterangan : t = perlakuan/treatment r = pengulangan/replikasi 15 faktor nilai derajat kebebasan D. Variabel Penelitian 1. Variabel Bebas (Independent) Variasi lama perendaman selama 2, 3, 4, 5, dan
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4:1, MEJ 5:1, MEJ 9:1, MEJ 10:1, MEJ 12:1, dan MEJ 20:1 berturut-turut
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. HASIL 5. Reaksi Transesterifikasi Minyak Jelantah Persentase konversi metil ester dari minyak jelantah pada sampel MEJ 4:1, MEJ 5:1, MEJ 9:1, MEJ 10:1, MEJ 12:1, dan MEJ
Lebih terperinciPEMURNIAN MINYAK GORENG BEKAS. Korry Novitriani M.Si Iin Intarsih A.Md.Ak. Program Studi D-III Analis Kesehatan STIKes Bakti Tunas Husada Tasikmlaya
PEMURNIAN MINYAK GORENG BEKAS Korry Novitriani M.Si Iin Intarsih A.Md.Ak Program Studi D-III Analis Kesehatan STIKes Bakti Tunas Husada Tasikmlaya Jurnal Kesehatan Bakti Tunas Husada ABSTRAK Alternatif
Lebih terperinciORDE REAKSI PADA LAJU KETENGIKAN MINYAK KELAPA
Sampel hasil pemanasan hasil pemanasan Campuran n 3,6ml asam asetat glacial dan 2,4 ml kloroform Diambil 6ml asam 1ml asetat sampel dari glacial hasil dan pemanasan 2,4 ml kloroform 1ml Volume sampel Nadari
Lebih terperinciIV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Untuk mengetahui mutu kerupuk ikan Selais (Crytopterus bicirhis) hasil
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Untuk mengetahui mutu kerupuk ikan Selais (Crytopterus bicirhis) hasil Fortifikasi dengan penambahan Jamur Tiram Putih (Pleurotus Ostreatus) selama penyimpanan, dilakukan analisa
Lebih terperinciEKA PUTI SARASWATI STUDI REAKSI OKSIDASI EDIBLE OIL MENGGUNAKAN METODE PENENTUAN BILANGAN PEROKSIDA DAN SPEKTROFOTOMETRI UV
EKA PUTI SARASWATI 10703064 STUDI REAKSI OKSIDASI EDIBLE OIL MENGGUNAKAN METODE PENENTUAN BILANGAN PEROKSIDA DAN SPEKTROFOTOMETRI UV PROGRAM STUDI SAINS DAN TEKNOLOGI FARMASI SEKOLAH FARMASI INSTITUT TEKNOLOGI
Lebih terperinciSAINS II (KIMIA) LEMAK OLEH : KADEK DEDI SANTA PUTRA
SAINS II (KIMIA) LEMAK OLEH : KADEK DEDI SANTA PUTRA 1629061030 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN IPA PROGRAM PASCASARAJANA UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA 2017 SOAL: Soal Pilihan Ganda 1. Angka yang menunjukkan
Lebih terperinciKUALITAS VIRGIN COCONUT OIL DARI BEBERAPA METODE PEMBUATAN
Kualitas virgin coconut oil... Chem. Prog. Vol., No., 008 KUALITAS VIRGIN COCONUT OIL DARI BEBERAPA METODE PEMBUATAN Julius Pontoh, Mariana Br. Surbakti dan Mayz Papilaya Jurusan Kimia Fakultas MIPA UNSRAT
Lebih terperinciUJI KADAR PROTEIN DAN ORGANOLEPTIK DAGING SAPI REBUS YANG DILUNAKKAN DENGAN SARI BUAH NANAS (Ananas comosus) NASKAH PUBLIKASI
UJI KADAR PROTEIN DAN ORGANOLEPTIK DAGING SAPI REBUS YANG DILUNAKKAN DENGAN SARI BUAH NANAS (Ananas comosus) NASKAH PUBLIKASI Disusun oleh: DIAN WIJAYANTI A 420 100 074 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
Lebih terperinci1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Minyak goreng merupakan kebutuhan masyarakat yang saat ini harganya masih cukup mahal, akibatnya minyak goreng digunakan berkali-kali untuk menggoreng, terutama dilakukan
Lebih terperinciMINYAK KELAPA DAN VCO. Putri Anjarsari, S.Si., M.Pd
MINYAK KELAPA DAN VCO Putri Anjarsari, S.Si., M.Pd putri_anjarsari@uny.ac.id Kelapa Nama Binomial : Cocos nucifera Akar Batang Daun Tangkai anak daun Tandan bunga (mayang) Cairan tandan bunga Buah Sabut
Lebih terperinciBAB 11 TINJAUAN PUSTAKA. yang jika disentuh dengan ujung-ujung jari akan terasa berlemak. Ciri khusus dari
x BAB 11 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Lipid Pengertian lipid secara umum adalah kelompok zat atau senyawa organik yang jika disentuh dengan ujung-ujung jari akan terasa berlemak. Ciri khusus dari zat
Lebih terperinciI PENDAHULUAN. mempunyai nilai ekonomi tinggi sehingga pohon ini sering disebut pohon
I PENDAHULUAN Tanaman kelapa merupakan tanaman serbaguna atau tanaman yang mempunyai nilai ekonomi tinggi sehingga pohon ini sering disebut pohon kehidupan (tree of life) karena hampir seluruh bagian dari
Lebih terperinciDeskripsi ASAM LAURAT DARI BUAH KELAPA SEBAGAI ANTI BAKTERI HASIL HIDROLISIS ENZIMATIS MENGGUNAKAN LIPASE
1 Deskripsi ASAM LAURAT DARI BUAH KELAPA SEBAGAI ANTI BAKTERI HASIL HIDROLISIS ENZIMATIS MENGGUNAKAN LIPASE Bidang Teknik Invensi Invensi ini berhubungan dengan metode isolasi asam laurat dari endosperm
Lebih terperinciPENERAPAN BIOTEKNOLOGI DALAM EKSTRAKSI MINYAK KELAPA DENGAN MENGGUNAKAN KHAMIR ROTI (Saccharomyces cerevisiae)
PENERAPAN BIOTEKNOLOGI DALAM EKSTRAKSI MINYAK KELAPA DENGAN MENGGUNAKAN KHAMIR ROTI (Saccharomyces cerevisiae) Leta (majene@upbjj.mail.ut.ac.id) Universitas Terbuka UPBJJ Majene ABSTRACT This research
Lebih terperincisidang tugas akhir kondisi penggorengan terbaik pada proses deep frying Oleh : 1. Septin Ayu Hapsari Arina Nurlaili R
sidang tugas akhir kondisi penggorengan terbaik pada proses deep frying Oleh : 1. Septin Ayu Hapsari 2310 030 003 2. Arina Nurlaili R 2310 030 081 24 juni 2013 Latar Belakang Penggunaan minyak goreng secara
Lebih terperinciPengaruh Dosis Enzim Papain terhadap Rendemen dan Kualitas Virgin Coconut Oil (VCO)
Jurnal Agro Industri Perkebunan Pengaruh Dosis Enzim Papain terhadap Rendemen dan Kualitas Virgin Coconut Oil (VCO) (The Effect of Papain Enzyme Rate on the Yield and Quality of Virgin Coconut Oil [VCO])
Lebih terperinciPEMBUATAN MINYAK KELAPA DARI SANTAN SECARA ENZIMATIS MENGGUNAKAN ENZIM PAPAIN DENGAN PENAMBAHAN RAGI TEMPE
1 MAKALAH PENELITIAN PEMBUATAN MINYAK KELAPA DARI SANTAN SECARA ENZIMATIS MENGGUNAKAN ENZIM PAPAIN DENGAN PENAMBAHAN RAGI TEMPE Disusun Oleh : 1. Intan Deasy Ariwianti LC3 636. Kristina Ari Cahyani LC3
Lebih terperinciPERBANDINGAN HASIL ANALISIS BEBERAPA PARAMETER MUTU PADA CRUDE PALM OLEIN YANG DIPEROLEH DARI PENCAMPURAN CPO DAN RBD PALM OLEIN TERHADAP TEORETIS
PERBANDINGAN HASIL ANALISIS BEBERAPA PARAMETER MUTU PADA CRUDE PALM OLEIN YANG DIPEROLEH DARI PENCAMPURAN CPO DAN RBD PALM OLEIN TERHADAP TEORETIS Zul Alfian Departemen Kimia FMIPA Universitas Sumatera
Lebih terperinciMINYAK DAN LEMAK TITIS SARI K.
MINYAK DAN LEMAK TITIS SARI K. DEFINISI defines lipids as a wide variety of natural products including fatty acids and their derivatives, steroids, terpenes, carotenoids, and bile acids, which have in
Lebih terperinciPENGARUH KECEPATAN PUTAR PENGADUKAN DAN WAKTU PENDIAMAN TERHADAP RENDEMEN DAN KUALITAS MINYAK KELAPA MURNI (VCO)
PENGARU KECEPATAN PUTAR PENGADUKAN DAN WAKTU PENDIAMAN TERADAP RENDEMEN DAN KUALITAS MINYAK KELAPA MURNI (VC) Arniah Dali, La arimu, LM. Cinong Simbiti Jurusan PMIPA, FKIP, Universitas alu leo, Kendari
Lebih terperinciMemiliki bau amis (fish flavor) akibat terbentuknya trimetil amin dari lesitin.
Lemak dan minyak merupakan senyawa trigliserida atau trigliserol, dimana berarti lemak dan minyak merupakan triester dari gliserol. Dari pernyataan tersebut, jelas menunjukkan bahwa lemak dan minyak merupakan
Lebih terperinciANALISIS BILANGAN PEROKSIDA MINYAK SAWIT HASIL GORENGAN TEMPE PADA BERBAGAI WAKTU PEMANASAN DENGAN TITRASI IODOMETRI
ISSN 1907-9850 ANALISIS BILANGAN PEROKSIDA MINYAK SAWIT HASIL GORENGAN TEMPE PADA BERBAGAI WAKTU PEMANASAN DENGAN TITRASI IODOMETRI Dwi Anggraeni Putri Suandi 1*, Ni Made Suaniti 1, dan Anak Agung Bawa
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. utama minyak sangat menentukan mutu minyak adalah asam lemaknya, karena asam
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1.Minyak Goreng 2.1.1. Mutu Minyak Goreng Minyak goreng adalah minyak yang telah mengalami proses pemurnian yang meliputi degumming, netralisasi, pemucatan dan deodorisasi. Secara
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Bekatul Bekatul merupakan hasil samping penggilingan gabah yang berasal dari berbagai varietas padi. Bekatul adalah bagian terluar dari bagian bulir, termasuk sebagian kecil endosperm
Lebih terperinciFAKTOR BERAT KETAM DAN WAKTU FERMENTASI TERHADAP PEROLEHAN MINYAK KELAPA ABSTRAK
FAKTOR BERAT KETAM DAN WAKTU FERMENTASI TERHADAP PEROLEHAN MINYAK KELAPA Halim Zaini 1*, Zahra Fona 1, Leni Maulinda 2 1 Jurusan Teknik Kimia, Politeknik Negeri Lhokseumawe 2 Jurusan Teknik Kimia, Universitas
Lebih terperincitak dengan oksigen dalam udara. Semakin tinggi kecepatan dan lama sentrifugasi terhadap minyak kelapa murni maka akan lebih mudah teroksidasi.
tak dengan oksigen dalam udara. Semakin tinggi kecepatan dan lama sentrifugasi terhadap minyak kelapa murni maka akan lebih mudah teroksidasi. 5.2 Saran Disarankan kepada peneliti selanjutnya untuk melakukan
Lebih terperinciAnalisis Pangan: Penentuan Angka Peroksida dan Asam Lemak Bebas Pada Minyak Kedelai Dengan Variasi Menggoreng
Analisis Pangan: Penentuan Angka Peroksida dan Asam Lemak Bebas Pada Minyak Kedelai Dengan Variasi Menggoreng Gunawan*, Mudji Triatmo MA* dan Arianti Rahayu** * ) Staf Kimia Analitik FMIPA UNDIP **) Staf
Lebih terperinciMINYAK DAN LEMAK TITIS SARI K.
MINYAK DAN LEMAK TITIS SARI K. DEFINISI defines lipids as a wide variety of natural products including fatty acids and their derivatives, steroids, terpenes, carotenoids, and bile acids, which have in
Lebih terperinciPENGARUH KONSENTRASI SANTAN TERHADAP PROSES EKSTRAKSI MINYAK KELAPA DENGAN PERLAKUAN GELOMBANG MIKRO
PENGARUH KONSENTRASI SANTAN TERHADAP PROSES EKSTRAKSI MINYAK KELAPA DENGAN PERLAKUAN GELOMBANG MIKRO Laboratorium Kimia Fisika, Jurusan Kimia Fakultas Matematika dan IImu Pengetahuan Alam, Universitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bahan dasar seperti kelapa sawit, kelapa, kedelai, jagung, dan lain-lain. Meski
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Minyak goreng merupakan minyak nabati yang telah dimurnikan, dibuat dari bahan dasar seperti kelapa sawit, kelapa, kedelai, jagung, dan lain-lain. Meski dari bahan
Lebih terperinciPEMBUATAN MINYAK KELAPA MENGGUNAKAN KULIT NANAS
PEMBUATAN MINYAK KELAPA MENGGUNAKAN KULIT NANAS Ricson P Hutagaol 1)* dan Nina Maria Santi 2) 1) Program Studi Kimia FMIPA Universitas Nusa Bangsa Bogor Jl. KH Soleh Iskandar KM 4 Cimanggu Tanah Sareal,
Lebih terperinciLAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALISIS BAHAN MAKANAN ANALISIS KADAR ABU ABU TOTAL DAN ABU TIDAK LARUT ASAM
LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALISIS BAHAN MAKANAN ANALISIS KADAR ABU ABU TOTAL DAN ABU TIDAK LARUT ASAM Kelompok 10 Delis Saniatil H 31113062 Herlin Marlina 31113072 Ria Hardianti 31113096 Farmasi 4B PRODI
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. energi dan pembentukan jaringan adipose. Lemak merupakan sumber energi
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Lemak merupakan zat makanan yang penting untuk menjaga kesehatan tubuh manusia. Lemak memiliki beberapa fungsi dalam tubuh, yaitu sebagai sumber energi dan
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
28 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Proses produksi glukosa ester dari beras dan berbagai asam lemak jenuh dilakukan secara bertahap. Tahap pertama fermentasi tepung beras menjadi glukosa menggunakan enzim
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Kelapa (Cocos Nucifera Linn.) merupakan tanaman yang tumbuh di negara yang beriklim tropis. Indonesia merupakan produsen kelapa terbesar di dunia. Menurut Kementerian
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Pengujian kali ini adalah penetapan kadar air dan protein dengan bahan
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Pengujian kali ini adalah penetapan kadar air dan protein dengan bahan yang digunakan Kerupuk Udang. Pengujian ini adalah bertujuan untuk mengetahui kadar air dan
Lebih terperinciPEMANFAATAN BIJI TURI SEBAGAI PENGGANTI KEDELAI DALAM BAHAN BAKU PEMBUATAN KECAP SECARA HIDROLISIS DENGAN MENGGUNAKAN EKSTRAK PEPAYA DAN NANAS
PEMANFAATAN BIJI TURI SEBAGAI PENGGANTI KEDELAI DALAM BAHAN BAKU PEMBUATAN KECAP SECARA HIDROLISIS DENGAN MENGGUNAKAN EKSTRAK PEPAYA DAN NANAS NASKAH PUBLIKASI Disusun oleh: VANDA FIKOERITRINA WIDYA PRIMERIKA
Lebih terperinciOPTIMASI KECUKUPAN PANAS PADA PASTEURISASI SANTAN DAN PENGARUHNYA TERHADAP MUTU SANTAN YANG DIHASILKAN
OPTIMASI KECUKUPAN PANAS PADA PASTEURISASI SANTAN DAN PENGARUHNYA TERHADAP MUTU SANTAN YANG DIHASILKAN Oleh : Ermi Sukasih, Sulusi Prabawati, dan Tatang Hidayat RESUME Santan adalah emulsi minyak dalam
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. sawit kasar (CPO), sedangkan minyak yang diperoleh dari biji buah disebut
7 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Minyak Kelapa Sawit Sumber minyak dari kelapa sawit ada dua, yaitu daging buah dan inti buah kelapa sawit. Minyak yang diperoleh dari daging buah disebut dengan minyak kelapa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Pengertian Minyak dan Lemak 1.1 TUJUAN PERCOBAAN. Untuk menentukan kadar asam lemak bebas dari suatu minyak / lemak
BAB I PENDAHULUAN 1.1 TUJUAN PERCBAAN Untuk menentukan kadar asam lemak bebas dari suatu minyak / lemak 1.2 DASAR TERI 1.2.1 Pengertian Minyak dan Lemak Lemak dan minyak adalah salah satu kelompok yang
Lebih terperinciBAB VI HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB VI HASIL DAN PEMBAHASAN 6.1 Pengaruh Variabel Terhadap Warna Minyak Biji Nyamplung Tabel 9. Tabel hasil analisa warna minyak biji nyamplung Variabel Suhu (C o ) Warna 1 60 Hijau gelap 2 60 Hijau gelap
Lebih terperinciPenentuan Sifat Minyak dan Lemak. Angka penyabunan Angka Iod Angka Reichert-Meissl Angka ester Angka Polenske Titik cair BJ Indeks bias
ANALISA L I P I D A Penentuan Sifat Minyak dan Lemak Angka penyabunan Angka Iod Angka Reichert-Meissl Angka ester Angka Polenske Titik cair BJ Indeks bias Penentuan angka penyabunan - Banyaknya (mg) KOH
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. kelapa dapat dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan manusia. Salah satu bagian
TINJAUAN PUSTAKA Tanaman kelapa (Cocos nucifera. L) merupakan tanaman yang sangat berguna dalam kehidupan ekonomi pedesaan di Indonesia. Karena semua bagian dari pohon kelapa dapat dimanfaatkan untuk memenuhi
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada tanggal 11 sampai 28 November 2013
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. WAKTU DAN TEMPAT 1. Waktu Penelitian ini dilakukan pada tanggal 11 sampai 28 November 2013 2. Tempat Laboratorium Patologi, Entomologi, & Mikrobiologi (PEM) Fakultas Pertanian
Lebih terperinciDAFTAR ISI.. HALAMAN JUDUL... LEMBAR PENGESAHAN... ABSTRAK... iv ABSTRACT... KATA PENGANTAR DAFTAR TABEL.. DAFTAR GAMBAR.. xiii DAFTAR LAMPIRAN..
DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL... LEMBAR PENGESAHAN.... i ii ABSTRAK...... iv ABSTRACT... KATA PENGANTAR DAFTAR ISI.. DAFTAR TABEL.. v vi viii xii DAFTAR GAMBAR.. xiii DAFTAR LAMPIRAN.. xiv BAB I PENDAHULUAN...
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 KARAKTERISASI MINYAK Sabun merupakan hasil reaksi penyabunan antara asam lemak dan NaOH. Asam lemak yang digunakan pada produk sabun transparan yang dihasilkan berasal dari
Lebih terperinciPENGARUH LAMA PENYIMPANAN MARGARIN TERHADAP KADAR ASAM LEMAK BEBAS
PENGARUH LAMA PENYIMPANAN MARGARIN TERHADAP KADAR ASAM LEMAK BEBAS Nur Istiqomah, Sutaryono, Farida Rahmawati INTISARI Berdasarkan kebiasaan masyarakat dalam menyimpan margarin untuk dikonsumsi dalam jangka
Lebih terperinci