PENGARUH PEMODELAN PERLETAKAN PADA RESPON SEISMIK BANGUNAN TINGGI
|
|
- Adi Hardja
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 PENGARUH PEMODELAN PERLETAKAN PADA RESPON SEISMIK BANGUNAN TINGGI Yudhistira Achmad, Yuskar Lase, dan Widjojo A Prakoso 1. Departemen Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Indonesia, Depok 2. Departemen Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Indonesia, Depok 3. Departemen Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Indonesia, Depok yudhistiraachmad@yahoo.com Abstrak Kebanyakan perencana struktur bangunan cenderung memodelkan struktur atas dengan menganggap pondasi sebagai sistem yang sangat kaku sehingga pada umumnya menghasilkan respon struktur yang lebih konservatif, sementara perencana pondasi memodelkan pondasi tanpa mempertimbangkan pengaruh dari struktur atas. Kenyataannya, struktur atas dan struktur bawah saling berinteraksi tergantung pada kekakuan dari kedua sistem struktur ini. Penelitian ini membahas tentang pengaruh jenis perletakan struktur bangunan yaitu perletakan jepit, sendi, dan fleksibel terhadap karakteristik dinamik struktur, respon seismik struktur serta berat tulangan yagn diperlukan oleh komponen utama struktur dengan bantuan software ETABS 9.7. Sistem struktur atas menggunakan sistem ganda yang merupakan kombinasi sistem dinding geser dan sistem struktur portal. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dinding geser pada tingkat-tingkat bawah bangunan dengan perletakan jepit atau sendi menghasilkan gaya geser dan berat tulangan yang lebih besar (overdesign) dibandingkan terhadap bangunan dengan perletakan fleksibel, sebaliknya struktur portal pada tingkat-tingkat bawah bangunan akan menghasilkan gaya geser dan berat tulangan yang lebih kecil (underdesign) The Effect of Restraint Modelling on The Seismic Response of High Rise Building Abstract In modeling the upper structure, most of the building structure engineers tend to assume the foundation as a very rigid system that produces more conservative structural response while in modeling the foundation, the foundation modeled without considering the effect of the upper structur. In fact, upper and lower structures are interacting depend on the stiffness of both the upper and lower structures system. This research discusses the influence of the type of building structures supports namely fixed support, hinged support and flexible support to the dynamic characteristics of the structure, the seismic response of the structure and the weight of the reinforcement needed by the main structure s components using ETABS 9.7. the upper structure use a dual system which is a combination of shearwall system and the frame system. The results show that the shearwall at the lower levels of fixed support building or hinged support building provide larger shear force and heavier reinforcement (overdesign) compared to the flexible support building. Otherwise, the frame structures at lower levels of the building provide smaller shear force and lighter reinforcement (underdesign). Key Word: Soil-Structure Interaction, Dual System, Fixed Support, Hinged Support, Flexible Support, Dynamic Characteristic, The Weight of Shearwall s Reinforcement, The Weight of Frame s Reinforcement. Pendahuluan Pemodelan perletakan bangunan tinggi sangat mempengaruhi karakteristik dinamik, respon struktural dan juga berat tulangan disain yang dihasilkan. Respon struktural yang paling
2 dipengaruhi adalah respon akibat gempa bumi. Pemodelan jenis perletakan agar diketahui sejauh mana suatu pemodelan perletakan dapat memperngaruhi respon dari struktur. Pada umumnya, perencana struktur bangunan cenderung untuk memodelkan struktur atas dengan menganggap pondasi sebagai sistem yang sangat kaku, sementara perencana pondasi memodelkan pondasi tanpa mempertimbangkan pengaruh dari struktur atas. Kenyataannya, pergerakan pondasi sering kali menjadi faktor penting dalam struktur dan akan memberikan model yang lebih realistis dan tidak benar-benar terjepit sebagaimana asumsi yang umum digunakan pada saat disain struktur. Analisa yang akan dilakukan pada tanah adalah tanah yang bersifat linier elastis, sehingga nilai kekakuan dan deformasi bersifat linier. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk membandingkan karakteristik dinamik dan respon struktur antara lain gaya geser dasar, gaya geser tingkat, displacement, serta berat tulangan dari desain komponen utama struktur bangunan dari jenis perletakan jepit, sendi, dan fleksibel (pegas) yang memperhitungkan kekakuan tanah (jenis tanah yang digunakan yaitu pasir, lempung, dan tanah campuran). Hipotesis penelitian ini adalah pemodelan dengan model perletakan jepit akan menghasilkan kekakuan bangunan yang terbesar dan dianggap paling konservatif dalam persebaran gaya dalamnya sehingga berat tulangan yang dibutuhkan akan menjadi lebih besar untuk komponen struktur shearwall dan frame dibandingkan dengan model tumpuan sendi ataupun fleksibel (pegas). Tinjauan Pustaka Sistem struktur yang terdiri dari struktur shearwall dan frame yang berinteraksi pada suatu struktur bangunan adalah dimodelkan sebagai sistem ganda, yaitu rangka ruang lengkap berupa Sistem Rangka Pemikul Momen dan Shearwall dimana sistem rangka pemikul momen ini harus secara terpisah sanggup memikul sedikitnya 25% dari gaya geser dasar nominal dan juga jumlah respon ragam yang disuperposisikan dapat dibatasi dengan syarat partisipasi massa yang menhasilkan respon total mencapai minimal 90% (Chopra, 1995). Untuk struktur bangunan tinggi yang didesain menggunakan analisa dinamik dengan menggunakan respon spektrum yang harus dihitung berdasarkan SNI mengenai Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa untuk Struktur Bangunan Gedung dan Non- Gedung.
3 Perhitungan struktur bawah untuk menentukan jumlah bore pile yang didapatkan setelah mendapatkan reaksi pada pemodelan bangunan tersebut, harus menghitung kapasitas dukung tanah untuk pondasi tiang berdasarkan end bearing pile dan friction pile. Pondasi tiang dibedakan menjadi tiga kategori, yaitu tiang perpindahan besar, tiang perpindahan kecil, dan tiang tanpa perpindahan. Kapasitas dukung aksial untuk pondasi tiang bore pile tanah merujuk pada buku Canadian Foundation Engineering Manual 4th Ed (2006). Sedangkan untuk kapasitas dukung lateral untuk pondasi tiang bore pile merujuk pada buku Pile Design and Construction Practice 4th Ed, M.J. Tomlinson (2004). Untuk grup pile akan memiliki suatu nilai efisiensi dalam arah vertikal yang dirumuskan dengan, Eg = 1 θ 90 n 1 m + m 1 n m. n (1) Sedangkan untuk efisiensi grup pile arah horizontal merujuk pada buku Analysis and Design of Shallow and Deep Foundations, Lymon C. Reese (2006). Dari jumlah bore pile yang didapatkan, selanjutnya perhitungan konstanta pegasa arah horizontal, vertikal dan rotasi adalah untuk pemodelan struktur dengan perletakan fleksibel berdasarkan data N-SPT dari jenis tanah yang berbeda yaitu pasir, lempung, dan campuran. Konstanta pegas horizontal (k hx ) yang mewakili tanah yang ada di sekitar tiang bore dapat ditentukan dari hasil N-SPT dengan grafik (Lihat gambar. 1) yang terdapat pada buku Analysis and Design of Shallow and Deep Foundations berikut, K hx = k sh x A (2)
4 Gambar 1. Grafik penentuan nilai Ksh Untuk pemodelan kosntanta pegas vertikal (kv) yang harus terlebih dahulu menentukan nilai modulus reaksi tanah dasar (ks) yang merujuk pada buku Principles of Foundation Engineering, Das (1998). Dimana rumus yang digunakan untuk menghitung nilai kv adalah, Kv = Ks x Bp x L (3) Untuk pemodelan konstanta pegas rotasi (kθ) dapat dihitung berdasarkan rumus yang dikeluarkan oleh Revisi SNI mengenai Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa Untuk Jembatan dan Jalan Raya adalah sebagai berikut, Kxeq = n. Khx (4) Kyeq = n. Khy (5) Kzeq = n.kv (6) Kθz = Σ{(Khx. yi. yi )} + Σ{(Khy. xi. xi )} (7) Kθx = n.k4 + Kv Kθy = n.k4 + Kv!!!!!!!! yi! (8) xi! (9) Diagram Alir Alur berpikir dalam jurnal ini dapat dilihat pada Gambar 2 dibawah ini.
5 Gambar 2. Diagram alur berpikir
6 Jenis bangunan yang dimodelkan adalah struktur bangunan perkantoran 16 lantai tanpa basement dengan luas 18m x 30m, tinggi lantai dasar yaitu 4m dan tinggi lantai 1 hingga lantai 16 adalah 3,6m. Layout bangunan adalah sebagai berikut. Gambar 3. Denah bangunan 16 lantai Gambar 4. Potongan A-A tumpuan jepit dan tumpuan sendi
7 Beban gravitasi pada struktur yang digunakan yaitu sesuai dengan PPURdG 1989 terdapat beban mati dan beban hidup. Beban mati yaitu berat jenis beton bertulang (24 kn/m 3 ), mortar + penutup lantai (1,1 kn/m 2 ), waterproofing atap (0,28 kn/m 2 ), MEP + ceilling (0,3 kn/m 2 ), dinding bata ½ batu (2,5 kn/m 2 ). Sedangkan untuk beban hidup yaitu beban lantai perkantoran (2,5 kn/m 2 ) dan beban lantai atap (1,0 kn/m 2 ). Beban lateral yang berasal dari gempa bumi yang digunakan yaitu sesuai dengan SNI , dimana jenis tanah di wilayah Jakarta merupakan tanah lunak yang termasuk kategori SE dengan faktor keutamaan gedung (Ie) yaitu 1,0. Sedangkan parameter percepatan gempa untuk wilayah Jakarta seperti parameter respon spektral percepatan gempa (S s = 0,7g dan S 1 = 0,3g), koefisien situs (Fa = 1,3 dan Fv = 2,8), dan parameter percepatan spektral desain (S DS = 0,607 dan S D1 = 0,560). Faktor reduksi (R) untuk struktur bangunan dengan sistem ganda menggunakan nilai 7 (sistem ganda dengan SRPMK). Grafik respon spektrum yang digunakan dalam pemodelan dapat dilihat pada Gambar 5 dibawah ini. Percepatan Respon Spektra, Sa (g) Respon Spektrum Wilayah Jakarta (Tanah Lunak) Periode, t (detik) Gambar 5. Respon spektrum wilayah Jakarta Kombinasi pembebanan untuk mendapatkan tulangan dari struktur atas yaitu dengan menggunakan kombinasi pembebanan seperti dibawah ini. U 1 : 1,4DL U 2 : 1,2DL + 1,6LL U 3a : (1,2 + 0,2 S DS )DL + 1LL + 1SpecX + 0,3SpecY U 3b : (1,2 + 0,2 S DS )DL + 1LL + 0,3SpecX + 1SpecY U 4a : (0,9-0,2 S DS )DL + 1SpecX + 0,3SpecY U 4b : (0,9-0,2 S DS )DL + 0,3SpecX + 1SpecY
8 Kombinasi pembebanan untuk mendapatkan jumlah bore pile untuk pondasi dalam yaitu dengan menggunakan kombinasi pembebanan seperti dibawah ini: P 1 : 1DL P 2 : 1DL + 1LL P 3a : (1,0+0,14S DS )DL + 0,7 ρ(1specx) + 0,7 ρ(0,3specy) P3b : (1,0+0,14S DS )DL + 0,7 ρ(0,3specx) + 0,7 ρ(1specy) P 4a : (1,0+0,105S DS )DL+0,525ρ(1SpecX)+0,525ρ(0,3SpecY) +0,75LL P 4b : (1,0+0,105S DS )DL+0,525ρ(0,3SpecX)+0,525ρ(1SpecY) +0,75LL P 5a : (0,6-0,14S DS )DL + 0,7 ρ(1specx) + 0,7 ρ(0,3specy) P 5b : (0,6-0,14S DS )DL + 0,7 ρ(0,3specx) + 0,7 ρ(1specy) P 6a : (1,0+0,14S DS )DL + 0,7 Ω o (1SpecX) + 0,7 Ω o (0,3SpecY) P 6b : (1,0+0,14S DS )DL + 0,7 Ω o (0,3SpecX) + 0,7 Ω o (1SpecY) P 7a : (1,0+0,105S DS )DL + 0,525 Ω o (1SpecX) + 0,525 Ω o (0,3SpecY) +0,75LL P 7b : (1,0+0,105S DS )DL + 0,525 Ω o (0,3SpecX) + 0,525 Ω o (1SpecY) +0,75LL P 8a : (0,6-0,14S DS )DL + 0,7 Ω o (1SpecX) + 0,7 Ω o (0,3SpecY) P 8b : (0,6-0,14S DS )DL + 0,7 Ω o (0,3SpecX) + 0,7 Ω o (1SpecY) Setelah mendapatkan jumlah bore pile (dia. 80 cm) dari kombinasi pembebanan untuk pondasi diatas, maka perlu menghitung nilai dari konstanta pegas grup pile berdasarkan rumusan perhitungan konstanta pegas vertikal, horizontal, serta rotasi dari grup untuk masing-masing grup pile pada kolom (K pegas equivalen), konstanta pegas vertikal dan hozirontal pada single pile untuk shearwall. Nilai dari masing masing konstanta pegas untuk masing-masing jenis tanah dapat dilihat pada Tabel 1 dibawah. Tabel 1. Konstanta pegas equivalen bore pile No Jenis Tanah Konstanta pegas equivalen (kn,m) Kx equivalen Ky equivalen Kz equivalen Kθz equivalen Kθx equivalen Kθy equivalen Pasir (kn,m) 2 pile , , , , , ,38 3 pile , , , , , ,12 4 pile , , , , , ,76 5 pile , , , , , ,95 21 pile , , , , , ,70 Lempung (kn,m) 2 pile 6870, , , , , ,04
9 3 3 pile 10306, , , , , ,66 18 pile 61837, , , , , ,56 19 pile 65273, , , , , ,42 Campuran (kn,m) 2 pile , , , , , ,56 3 pile , , , , , ,55 4 pile , , , , , ,13 18 pile , , , , , ,70 19 pile , , , , , ,10 Sesuai dengan nilai konstanta pegas yang telah didapatkan, maka nilai nilai tersebut diinput kedalam pemodelan shearwall dan kolom (untuk tumpuan fleksibel). Pegas diletakkan sesuai konfigurasi pile Pegas diletakkan pada dasar kolom Gambar 6. Pemodelan tumpuan fleksibel Pemodelan pada penelitian skripsi ini lebih jelasnya ditampilkan melalui Tabel 2 dibawah ini. Tabel 2. Pemodelan penelitian No. Model Perletakan Rigid Model Perletakan Fleksibel 1 Jepit (J) 2 Sendi (S) Jepit-Pasir (JP) Jepit-Lempung (JL) Jepit-Campuran (JC) Sendi-Pasir (SP) Sendi-Lempung (SL) Sendi-Campuran (SC) Hasil dan Analisa Perbandingan periode getar, sifat pola getar, dan partisipasi massa untuk masing-masing model dapat dilihat pada Tabel 3 dibawah ini.
10 Tabel 3. Perbandingan periode getar, sifat pola getar dan partisipasi massa Partisipasi Massa Model Mode 1 Mode 2 Mode 3 Periode Arah % Periode Arah % Periode Arah % J 2,088 X 74,002 1,736 Y 69,206 1,295 Tz 69,032 S 2,139 X 74,677 1,784 Y 69,931 1,328 Tz 69,410 JL 2,531 X 83,328 2,285 Y 82,668 1,770 Rz 86,353 SL 2,564 X 83,821 2,340 Y 83,281 1,818 Rz 86,880 JP 2,173 X 74,974 1,830 Y 70,789 1,368 Rz 70,722 SP 2,176 X 75,018 1,833 Y 70,838 1,370 Rz 70,794 JC 2,204 X 75,443 1,869 Y 71,655 1,398 Rz 71,866 SC 2,205 X 75,545 1,879 Y 71,880 1,406 Rz 72,131 Pada tabel 3 diatas, semua model didapatkan bahwa mode 1 terjadi dalam arah X dan diikuti oleh arah Y dan torsi. Berdasarkan partisipasi massa yang paling besar dan periode getar terbesar adalah merupakan struktur yang lebih fleksibel berturut-turut adalah model Fleksibel Sendi, diikuti oleh Fleksibel Jepit, Sendi, dan Jepit. Perbandingan gaya geser tingkat yang terjadi pada masing-masing model dapat dilihat pada Gambar 7 dan Gambar 8 dibawah ini. Gambar 7. Gaya geser tingkat arah X
11 Gambar 8. Gaya geser tingkat arah Y Pada Gambar 7 dan Gambar 8 diatas, perbandingan gaya geser tingkat arah X dan Y untuk perletakan rigid seperti jepit dan sendi memberikan gaya geser tingkat yang lebih besar daripada fleksibel jepit dan fleksibel sendi. Hal ini dikarenakan jenis perletakan jepit dan sendi lebih kaku dari pada jenis perletakan menggunakan pegas (fleksibel). Perbandingan simpangan antar lantai yang terjadi pada masing-masing model dapat dilihat pada Gambar 9 dan Gambar 10 dibawah ini. Gambar 9. Simpangan antar lantai arah X
12 Gambar 10. Simpangan antar lantai arah Y Pada Gambar 9 dan Gambar 10 diatas, simpangan antar lantai arah X dan Y untuk perletakan rigid seperti jepit dan sendi memberikan nilai simpangan yang lebih kecil daripada fleksibel jepit dan fleksibel sendi. Untuk arah X, nilai 20% terbesar terletak pada lantai 3 hingga lantai 10 dan untuk arah Y, nilai 20% terbesar terletak pada lantai 4 hingga lantai 14. Perbandingan interaksi sistem ganda yang terjadi pada masing-masing model dapat dilihat pada Gambar 11 dan Gambar 12 dibawah ini. Gambar 11. Interaksi sistem ganda arah X
13 Gambar 12. Interaksi sistem ganda arah Y Pada Gambar 11 dan Gambar 12 diatas, interaksi gaya geser dari sistem ganda antara shearwall arah X dan Y memperlihatkan bahwa gaya geser shearwall terbesar dihasilkan oleh perletakan jepit sedangkan interaksi dari frame arah X dan Y yang terkecil dihasilkan oleh perletakan jepit. Hal ini memperlihatkan bahwa semakin kaku suatu struktur sehingga gaya geser yang akan diterima menjadi lebih besar dan diserap lebih banyak oleh shearwall sehingga gaya geser yang ditanggung oleh frame menjadi lebih kecil. Perbandingan berat tulangan longitudinal frame yang didapat untuk masing-masing model dapat dilihat pada Gambar 13 dan Gambar 14 dibawah ini. Gambar 13. Perbandingan berat tulangan longitudinal frame Pada Gambar 13 diatas, memperlihatkan bahwa untuk tulangan longitudinal frame jepit dan sendi lebih ringan dari pada perletakan fleksibel jepit dan fleksibel sendi. Hal ini disebabkan gaya geser tingkat yang dipikul oleh frame perletakan jepit dan sendi lebih kecil daripada
14 yang diterima oleh shearwall, sehingga momen yang terjadi pada frame lebih kecil daripada perletakan fleksibel. 20% berat terbesar tulangan longitudinal frame untuk semua model terjadi pada lantai dasar hingga lantai 6. Gambar 14. Perbandingan berat tulangan transversal frame Pada Gambar 14 diatas, memperlihatkan bahwa untuk tulangan transversal frame jepit dan sendi lebih ringan dari pada perletakan fleksibel jepit dan fleksibel sendi. Hal ini disebabkan gaya geser tingkat yang dipikul oleh frame perletakan jepit dan sendi lebih kecil daripada yang diterima oleh shearwall namun sebaliknya terhadap perletakan fleksibel jepit dan fleksibel sendi. 20% berat terbesar tulangan transversal frame untuk semua model terjadi pada lantai 4 hingga lantai 12. Gambar 15. Perbandingan berat tulangan longitudinal shearwall
15 Pada Gambar 15 diatas, memperlihatkan bahwa untuk tulangan longitudinal shearwall perletakan jepit dan sendi lebih berat daripada perletakan fleksibel jepit dan fleksibel sendi. Hal ini disebabkan gaya geser tingkat yang dipikul oleh shearwall perletakan jepit dan sendi lebih besar daripada yang diterima oleh frame namun sebaliknya terhadap perletakan fleksibel jepit dan fleksibel sendi. Gaya geser tingkat yang lebih besar akan menghasilkan momen yang lebih besar juga, sehingga tulangan lentur yang dibutuhkan akan lebih besar. Gambar 16. Perbandingan berat tulangan transversal shearwall Pada Gambar 16 diatas, memperlihatkan bahwa untuk tulangan transversal shearwall jepit dan sendi lebih berat daripada perletakan fleksibel jepit dan fleksibel sendi. Hal ini disebabkan gaya geser tingkat yang dipikul oleh shearwall perletakan jepit dan sendi lebih besar daripada yang diterima oleh frame namun sebaliknya terhadap perletakan fleksibel jepit dan fleksibel sendi. Kesimpulan 1. Periode getar struktur bangunan maupun respons seperti gaya dalam, gaya geser tingkat maupun simpangan, tergantung pada kondisi struktur maupun kondisi tanah. 2. Periode getar dari yang terkecil hingga yang terbesar adalah berturut-turut bangunan dengan model perletakan jepit, sendi, model fleksibel jepit, dan fleksibel sendi. Semakin kaku struktur maka semakin kecil periode getarnya. 3. Untuk perletakan jepit dan sendi, gaya geser tingkat dan dasar lebih banyak diserap oleh dinding geser. Sedangkan untuk perletakan fleksibel, gaya geser dasar lebih banyak diserap oleh portal. Prosentase perbedaan gaya geser dasar dalam arah X dari
16 model perletakan fleksibel-jepit (untuk kondisi tanah pasir = JP, Lempung = JL, dan Campuran = JC) terhadap model perletakan J (jepit) berturut-turut adalah -0,95%, - 6,47%, dan -1,55% sedangkan dalam arah Y yaitu -1,10%, -9,87%, dan -1,60%. Sedangkan untuk model perletakan fleksibel-sendi (untuk kondisi tanah Pasir = SP, Lempung = SL, dan Campuran = SC) terhadap model perletakan S (sendi) dalam arah X berturut-turut adalah -0,89%, -7,27%, dan -1,35%, sedangkan dalam arah Y yaitu - 1,06%, -11,56%, dan -1,75%. 4. Simpangan yang terjadi berbanding terbalik terhadap kekakuan struktur bangunan. Simpangan terkecil dihasilkan oleh model perletakan jepit yang diikuti oleh sendi, fleksibel jepit dan fleksibel sendi. Prosentase perbedaan simpangan dalam arah X dari model perletakan fleksibel-jepit (untuk kondisi tanah Pasir=JP, Lempung=JL, dan Campuran=JC) terhadap model perletakan J (jepit) berturut-turut adalah 3,96%, 20,49%, dan 5,71% sedangkan dalam arah Y yaitu 5,01%, 29,74%, dan 7,59%. Sedangkan untuk model perletakan fleksibel-sendi (untuk kondisi tanah Pasir=SP, Lempung=SL, dan Campuran=SC) terhadap model perletakan S (sendi) dalam arah X berturut-turut adalah 1,84%, 18,81%, dan 3,10%, sedangkan dalam arah Y yaitu 2,84%, 28,85%, dan 5,38%. 5. Berdasarkan berat tulangan longitudinal dan transversal yang dibutuhkan oleh dinding geser, maka pemodelan dengan perletakan jepit dan perletakan sendi akan menghasilkan tulangan dinding geser yang lebih besar daripada perletakan fleksibel, hal ini berarti bahwa untuk perencanaan dinding geser dengan perletakan sendi atau jepit menjadi overdesign apabila dibandingkan dengan model perletakan fleksibel. Prosentase terbesar perbandingan berat tulangan longitudinal dan transversal dari dinding geser adalah sebagai berikut : - Tulangan longitudinal dari model perletakan fleksibel-jepit terhadap model perletakan jepit yaitu -14,38% (untuk tanah Pasir=JP), -63,13% (untuk tanah Lempung=JL), dan -21,25% (untuk tanah Campuran=JC). - Tulangan longitudinal dari model perletakan fleksibel-sendi terhadap model perletakan sendi yaitu 5,52% (untuk tanah Pasir=SP), -63,78% (untuk tanah Lempung=SL), dan -2,36% (untuk tanah Campuran=SC). - Tulangan transversal dari model perletakan fleksibel-jepit terhadap model perletakan jepit yaitu 5,74% (untuk tanah Pasir=JP), -27,62% (untuk tanah Lempung=JL), dan -5,87% (untuk tanah Campuran=JC).
17 - Tulangan transversal dari model perletakan fleksibel-sendi terhadap model perletakan sendi yaitu 3% (untuk tanah Pasir=SP), -22,94% (untuk tanah Lempung=SL), dan 0,94% (untuk tanah Campuran=SC). 6. Berdasarkan berat tulangan longitudinal dan transversal yang dibutuhkan oleh portal, maka pemodelan dengan perletakan jepit dan perletakan sendi akan menghasilkan tulangan portal yang realtif lebih kecil daripada perletakan fleksibel, hal ini berarti bahwa untuk perencanaan portal dengan perletakan sendi atau jepit menjadi relatif underdesign apabila dibandingkan dengan model perletakan fleksibel. Prosentase terbesar perbandingan berat tulangan longitudinal dan transversal dari portal adalah sebagai berikut : - Tulangan longitudinal dari model perletakan fleksibel-jepit terhadap model perletakan jepit yaitu 0,13% (untuk tanah Pasir=JP), 3,11% (untuk tanah Lempung=JL), dan 0,41% (untuk tanah Campuran=JC). - Tulangan longitudinal dari model perletakan fleksibel-sendi terhadap model perletakan sendi yaitu 0,39% (untuk tanah Pasir=SP), 3,54% (untuk tanah Lempung=SL), dan 0,65% (untuk tanah Campuran=SC). - Tulangan transversal dari model perletakan fleksibel-jepit terhadap model perletakan jepit yaitu 0,89% (untuk tanah Pasir=JP), 3,04% (untuk tanah Lempung=JL), dan 0,58% (untuk tanah Campuran=JC). - Tulangan transversal dari model perletakan fleksibel-sendi terhadap model perletakan sendi yaitu 5,04 % (untuk tanah Pasir=SP), 5,46% (untuk tanah Lempung=SL), dan 2,74% (untuk tanah Campuran=SC). 7. Hipotesis yang diungkapkan sebelumnya relatif tidak bertentangan dengan hasil penelitian yang diperoleh, tetapi tidak untuk bangunan pada tanah lempung. Saran Pada saat desain suatu struktur bangunan tinggi sebaiknya didesain dengan kondisi interaksi struktur-tanah dengan pemodelan perletakan fleksibel agar mendapatkan hasil yang lebih sesuai terhadap kondisi lapangan. Untuk penelitian selanjutnya, dapat dianalisa struktur bangunan rendah dan bangunan sedang untuk mengetahui perilaku struktur yang sebenarnya yaitu dengan kondisi interaksi struktur-tanah menggunakan pemodelan perletakan fleksibel non-linier dan analisis inelastik struktur.
18 Daftar Referensi Standar Nasional Indonesia Standar perencanaan ketahanan gempa untuk struktur bangunan gedung. Badan Standarisasi Nasional Standar Nasional Indonesia Standar perencanaan pembebanan untuk rumah dan gedung. Badan Standarisasi Nasional Revisi Standar Nasional Indonesia Tata cara perencanaan ketahanan gempa untuk jembatan dan jalan raya. Litbang Departemen Pekerjaan Umum Chopra, Anil K. (1995). Dynamics of Structures : Theory and Applications to Earthquake Engineering. New Jersey: Prenctice-Hall,Inc Reese, Lymon C., Isenhower, William M, Wangg, Shi Tower. (2006). Analysis and Design of Shallow and Deepn Foundations. United Stated of America Das, Braja M. (1993). Principles of Soil Dynamics. United States of America: PWT-KENT Canadian Geotechnical Society. (2006). Foundation Engineering Manual 4th Edition Tomlinson, M.J (2004). Pile Design and Construction Practice 4th Edition
BAB III METEDOLOGI PENELITIAN. dilakukan setelah mendapat data dari perencanaan arsitek. Analisa dan
BAB III METEDOLOGI PENELITIAN 3.1 Prosedur Penelitian Pada penelitian ini, perencanaan struktur gedung bangunan bertingkat dilakukan setelah mendapat data dari perencanaan arsitek. Analisa dan perhitungan,
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORITIS
BAB II LANDASAN TEORITIS 2.1. Metode Analisis Gaya Gempa Gaya gempa pada struktur merupakan gaya yang disebabkan oleh pergerakan tanah yang memiliki percepatan. Gerakan tanah tersebut merambat dari pusat
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN Alur berpikir MULAI PENGUMPULAN DATA PRELIMINARY DESIGN : - Menentukan layout struktur - Menentukan property material - Pembebanan layout MODELISASI STRUKTUR DENGAN BEBAN TIDAK
Lebih terperinciRespon Seismik Struktur Jembatan-Toko akibat Variasi Perletakan Balok
Respon Seismik Struktur Jembatan-Toko akibat Variasi Perletakan Balok Alan Agustian 1 *, Yuskar Lase 2 1. Departemen Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Indonesia, Depok 16424, Indonesia 2. Departemen
Lebih terperinciBAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Pengumpulan Data Pada penelitian ini, data teknis yang digunakan adalah data teknis dari struktur bangunan gedung Binus Square. Berikut adalah parameter dari komponen
Lebih terperinciBAB II DASAR-DASAR PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG BERTINGKAT
BAB II DASAR-DASAR PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG BERTINGKAT 2.1 KONSEP PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG RAWAN GEMPA Pada umumnya struktur gedung berlantai banyak harus kuat dan stabil terhadap berbagai macam
Lebih terperinciDESAIN STRUKTUR PORTAL DINDING GESER DENGAN VARIASI DAKTILITAS SKRIPSI. Oleh : UBAIDILLAH
DESAIN STRUKTUR PORTAL DINDING GESER DENGAN VARIASI DAKTILITAS SKRIPSI Oleh : UBAIDILLAH 04 03 01 071 2 DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS INDONESIA GASAL 2007/2008 770/FT.01/SKRIP/01/2008
Lebih terperinciPERBANDINGAN PERILAKU STRUKTUR BANGUNAN TANPA DAN DENGAN DINDING GESER BETON BERTULANG
PERBANDINGAN PERILAKU STRUKTUR BANGUNAN TANPA DAN DENGAN DINDING GESER BETON BERTULANG TUGAS AKHIR Oleh : I Putu Bagus Brahmantya Karna 1104105070 JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS UDAYANA
Lebih terperinciANALISIS DAMPAK PERUBAHAN STRUKTUR SHEARWALL PADA BANGUNAN GARDU INDUK TINJAUAN TERHADAP PERATURAN GEMPA SNI
ANALISIS DAMPAK PERUBAHAN STRUKTUR SHEARWALL PADA BANGUNAN GARDU INDUK TINJAUAN TERHADAP PERATURAN GEMPA SNI 03-1726-2012 oleh : Reza Ismail PT. Pelabuhan Tanjung Priok Email : zhafira.azahra44@gmail.com
Lebih terperinciBAB V ANALISIS BEBAN GEMPA Analisis Beban Gempa Berdasarkan SNI
BAB V ANALISIS BEBAN GEMPA 5.1. Analisis Beban Gempa Berdasarkan SNI 1726-2012 5.1.1. Kategori Resiko Sesuai SNI 1726-2012, Gedung Kampus di Kota Palembang ini termasuk kedalam kategori resiko IV. 5.1.2.
Lebih terperinciPERANCANGAN GEDUNG APARTEMEN DI JALAN LAKSAMANA ADISUCIPTO YOGYAKARTA
PERANCANGAN GEDUNG APARTEMEN DI JALAN LAKSAMANA ADISUCIPTO YOGYAKARTA Laporan Tugas Akhir Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana dari Universitas Atma Jaya Yogyakarta Oleh : GO, DERMAWAN
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. di wilayah Sulawesi terutama bagian utara, Nusa Tenggara Timur, dan Papua.
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan Negara kepulauan yang dilewati oleh pertemuan sistem-sistem lempengan kerak bumi sehingga rawan terjadi gempa. Sebagian gempa tersebut terjadi
Lebih terperinciBAB III STUDI KASUS 3.1 UMUM
BAB III STUDI KASUS 3.1 UMUM Tahap awal adalah pemodelan struktur berupa desain awal model, yaitu menentukan denah struktur. Kemudian menentukan dimensi-dimensi elemen struktur yaitu balok, kolom dan dinding
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Pemilihan Struktur Desain struktur harus memperhatikan beberapa aspek, diantaranya : Aspek Struktural ( kekuatan dan kekakuan struktur) Aspek ini merupakan aspek yang
Lebih terperinciDAFTAR ISI Annisa Candra Wulan, 2016 Studi Kinerja Struktur Beton Bertulang dengan Analisis Pushover
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PENGESAHAN... ii HALAMAN PERNYATAAN... iii KATA PENGANTAR... iv UCAPAN TERIMAKASIH... v ABSTRAK... vii ABSTRACT... viii DAFTAR ISI... ix DAFTAR TABEL... xi DAFTAR
Lebih terperinciPENDAHULUAN BAB I. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perencanaan bangunan gedung tingkat tinggi harus memperhitungkan kekuatan (Strength), kekakuan (Rigity/Stiffness) dan stabilitas (Stability) pada struktur. Apabila
Lebih terperinciPERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG KANTOR SEWAKA DHARMA MENGGUNAKAN SRPMK BERDASARKAN SNI 1726:2012 DAN SNI 2847:2013 ( METODE LRFD )
PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG KANTOR SEWAKA DHARMA MENGGUNAKAN SRPMK BERDASARKAN SNI 1726:2012 DAN SNI 2847:2013 ( METODE LRFD ) TUGAS AKHIR (TNR, capital, font 14, bold) Oleh : Sholihin Hidayat 0919151058
Lebih terperinciANALISIS DAN DESAIN STRUKTUR RANGKA GEDUNG 20 TINGKAT SIMETRIS DENGAN SISTEM GANDA ABSTRAK
ANALISIS DAN DESAIN STRUKTUR RANGKA GEDUNG 20 TINGKAT SIMETRIS DENGAN SISTEM GANDA Yonatan Tua Pandapotan NRP 0521017 Pembimbing :Ir Daud Rachmat W.,M.Sc ABSTRAK Sistem struktur pada gedung bertingkat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. adalah struktur portal beton bertulang dengan dinding bata. Pada umumnya
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Salah satu sistem struktur yang paling banyak digunakan di Indonesia adalah struktur portal beton bertulang dengan dinding bata. Pada umumnya dinding bata hanya difungsikan
Lebih terperinciRESPON DINAMIS STRUKTUR PADA PORTAL TERBUKA, PORTAL DENGAN BRESING V DAN PORTAL DENGAN BRESING DIAGONAL
RESPON DINAMIS STRUKTUR PADA PORTAL TERBUKA, PORTAL DENGAN BRESING V DAN PORTAL DENGAN BRESING DIAGONAL Oleh : Fajar Nugroho Jurusan Teknik Sipil dan Perencanaan,Institut Teknologi Padang fajar_nugroho17@yahoo.co.id
Lebih terperinciKAJIAN PEMBATASAN WAKTU GETAR ALAMI FUNDAMENTAL TERHADAP STRUKTUR BANGUNAN BERTINGKAT.
KAJIAN PEMBATASAN WAKTU GETAR ALAMI FUNDAMENTAL TERHADAP STRUKTUR BANGUNAN BERTINGKAT. Sri Haryono 1) ABSTRAKSI Semakin tinggi tingkat sebuah struktur bangunan akan menyebabkan adanya pengaruh P-Delta
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS & PEMBAHASAN
BAB IV ANALISIS & PEMBAHASAN 4.1 EKSENTRISITAS STRUKTUR Pada Tugas Akhir ini, semua model mempunyai bentuk yang simetris sehingga pusat kekakuan dan pusat massa yang ada berhimpit pada satu titik. Akan
Lebih terperinciSTUDI PENEMPATAN DINDING GESER TERHADAP WAKTU GETAR ALAMI FUNDAMENTAL STRUKTUR GEDUNG
STUDI PENEMPATAN DINDING GESER TERHADAP WAKTU GETAR ALAMI FUNDAMENTAL STRUKTUR GEDUNG Fadlan Effendi 1), Wesli 2), Yovi Chandra 3), Said Jalalul Akbar 4) Jurusan Teknik Sipil Universitas Malikussaleh email:
Lebih terperinciPEMODELAN DINDING GESER PADA GEDUNG SIMETRI
PEMODELAN DINDING GESER PADA GEDUNG SIMETRI Nini Hasriyani Aswad Staf Pengajar Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Haluoleo Kampus Hijau Bumi Tridharma Anduonohu Kendari 93721 niniaswad@gmail.com
Lebih terperinciPERANCANGAN STRUKTUR ATAS STUDENT PARK APARTMENT SETURAN YOGYAKARTA
PERANCANGAN STRUKTUR ATAS STUDENT PARK APARTMENT SETURAN YOGYAKARTA Laporan Tugas Akhir sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana dari Universitas Atma Jaya Yogyakarta Oleh: Cinthya Monalisa
Lebih terperinciANALISA KINERJA STRUKTUR BETON BERTULANG DENGAN KOLOM YANG DIPERKUAT DENGAN LAPIS CARBON FIBER REINFORCED POLYMER (CFRP)
ANALISA KINERJA STRUKTUR BETON BERTULANG DENGAN KOLOM YANG DIPERKUAT DENGAN LAPIS CARBON FIBER REINFORCED POLYMER (CFRP) TUGAS AKHIR Oleh : I Putu Edi Wiriyawan NIM: 1004105101 JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS
Lebih terperinciLaporan Tugas Akhir Perencanaan Struktur Gedung Apartemen Salemba Residences 4.1 PERMODELAN STRUKTUR Bentuk Bangunan
BAB IV ANALISIS STRUKTUR 4.1 PERMODELAN STRUKTUR 4.1.1. Bentuk Bangunan Struktur bangunan Apartemen Salemba Residence terdiri dari 2 buah Tower dan bangunan tersebut dihubungkan dengan Podium. Pada permodelan
Lebih terperinciBAB IV PERMODELAN STRUKTUR
BAB IV PERMODELAN STRUKTUR IV.1 Deskripsi Model Struktur Kasus yang diangkat pada tugas akhir ini adalah mengenai retrofitting struktur bangunan beton bertulang dibawah pengaruh beban gempa kuat. Sebagaimana
Lebih terperinciPROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS ATMA JAYA YOGYAKARTA YOGYAKARTA
PERANCANGAN STRUKTUR GEDUNG HOTEL GRAND SETURAN YOGYAKARTA Laporan Tugas Akhir sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana dari Universitas Atma Jaya Yogyakarta Oleh: Boni Sitanggang NPM.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan negara dengan sebagian besar wilayahnya memiliki tingkat kerawanan yang tinggi terhadap gempa bumi. Dari kejadian kejadian gempa bumi pada beberapa
Lebih terperinciAPLIKASI BUILDING INFORMATION MODELING (BIM) DALAM PERANCANGAN BANGUNAN BETON BERTULANG 4 LANTAI ABSTRAK
APLIKASI BUILDING INFORMATION MODELING (BIM) DALAM PERANCANGAN BANGUNAN BETON BERTULANG 4 LANTAI Christian NRP: 1321023 Pembimbing: Cindrawaty Lesmana, S.T., MSc. (Eng.), Ph.D. ABSTRAK Building Information
Lebih terperinciANALISIS DINAMIK RAGAM SPEKTRUM RESPONS GEDUNG TIDAK BERATURAN DENGAN MENGGUNAKAN SNI DAN ASCE 7-05
ANALISIS DINAMIK RAGAM SPEKTRUM RESPONS GEDUNG TIDAK BERATURAN DENGAN MENGGUNAKAN SNI 03-1726-2002 DAN ASCE 7-05 Jufri Vincensius Chandra NRP : 9921071 Pembimbing : Anang Kristianto, ST., MT FAKULTAS TEKNIK
Lebih terperinciPERBANDINGAN PERILAKU ANTARA STRUKTUR RANGKA PEMIKUL MOMEN (SRPM) DAN STRUKTUR RANGKA BRESING KONSENTRIK (SRBK) TIPE X-2 LANTAI
PERBANDINGAN PERILAKU ANTARA STRUKTUR RANGKA PEMIKUL MOMEN (SRPM) DAN STRUKTUR RANGKA BRESING KONSENTRIK (SRBK) TIPE X-2 LANTAI TUGAS AKHIR Oleh : I Gede Agus Krisnhawa Putra NIM : 1104105075 JURUSAN TEKNIK
Lebih terperinciII. KAJIAN LITERATUR. tahan gempa apabila memenuhi kriteria berikut: tanpa terjadinya kerusakan pada elemen struktural.
5 II. KAJIAN LITERATUR A. Konsep Bangunan Tahan Gempa Secara umum, menurut UBC 1997 bangunan dikatakan sebagai bangunan tahan gempa apabila memenuhi kriteria berikut: 1. Struktur yang direncanakan harus
Lebih terperinciPERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG HOTEL CEMPAKA, KRANGGAN TEMANGGUNG
JURNAL KARYA TEKNIK SIPIL, Volume 6, Nomor 4, Tahun 2017, Halaman 264-270 Online di: http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkts PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG HOTEL CEMPAKA, KRANGGAN TEMANGGUNG Mokhamad
Lebih terperinciSTUDI KOMPARASI SIMPANGAN BANGUNAN BAJA BERTINGKAT BANYAK YANG MENGGUNAKAN BRACING-X DAN BRACING-K AKIBAT BEBAN GEMPA
STUDI KOMPARASI SIMPANGAN BANGUNAN BAJA BERTINGKAT BANYAK YANG MENGGUNAKAN BRACING-X DAN BRACING-K AKIBAT BEBAN GEMPA Lucy P. S. Jansen Servie O. Dapas, Ronny Pandeleke FakultasTeknik Jurusan Sipil, Universitas
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Prosedur Analisis Metodologi penilitian ini yaitu studi kasus terhadap struktur beraturan & gedung beraturan dengan pushover analysis, guna mencapai tujuan yang diharapkan
Lebih terperinciMODIFIKASI STRUKTUR GEDUNG WISMA SEHATI MANOKWARI DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM GANDA
MODIFIKASI STRUKTUR GEDUNG WISMA SEHATI MANOKWARI DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM GANDA Oleh : ELVAN GIRIWANA 3107100026 1 Dosen Pembimbing : TAVIO, ST. MT. Ph.D Ir. IMAN WIMBADI, MS 2 I. PENDAHULUAN I.1 LATAR
Lebih terperinciPERANCANGAN STRUKTUR HOTEL PESONA TUGU YOGYAKARTA
PERANCANGAN STRUKTUR HOTEL PESONA TUGU YOGYAKARTA Laporan Tugas Akhir sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana dari Universitas Atma Jaya Yogyakarta Oleh : YESIA TAHAPARI NPM. : 12 02 14135
Lebih terperinciEVALUASI KINERJA INELASTIK STRUKTUR RANGKA BETON BERTULANG TERHADAP GEMPA DUA ARAH TUGAS AKHIR PESSY JUWITA
EVALUASI KINERJA INELASTIK STRUKTUR RANGKA BETON BERTULANG TERHADAP GEMPA DUA ARAH TUGAS AKHIR PESSY JUWITA 050404004 BIDANG STUDI STRUKTUR DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SUMATERA
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang berpotensi mengalami bencana gempa bumi. Hal tersebut disebabkan karena Indonesia berada di wilayah jalur gempa Pasifik (Circum Pasific
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. syarat bangunan nyaman, maka deformasi bangunan tidak boleh besar. Untuk. memperoleh deformasi yang kecil, gedung harus kaku.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Terbatasnya lahan perkantoran saat ini menjadi salah satu kendala suatu perusahaan untuk memperluas serta menambah lapangan pekerjaan di Jakarta. Oleh karena
Lebih terperinciPERANCANGAN STRUKTUR HOTEL DI JALAN LINGKAR UTARA YOGYAKARTA
PERANCANGAN STRUKTUR HOTEL DI JALAN LINGKAR UTARA YOGYAKARTA Laporan Tugas Akhir sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana dari Universitas Atma Jaya Yogyakarta Oleh : PENTAGON PURBA NPM.
Lebih terperinciANALISIS PENGARUH BENTUK SHEAR WALL TERHADAP PERILAKU GEDUNG BERTINGKAT TINGGI ABSTRAK
ANALISIS PENGARUH BENTUK SHEAR WALL TERHADAP PERILAKU GEDUNG BERTINGKAT TINGGI Ayuni Kresnadiyanti Putri NRP : 1121016 Pembimbing: Ronald Simatupang, S.T., M.T. ABSTRAK Indonesia merupakan salah satu negara
Lebih terperinciContoh Perhitungan Beban Gempa Statik Ekuivalen pada Bangunan Gedung
Contoh Perhitungan Beban Gempa Statik Ekuivalen pada Bangunan Gedung Hitung besarnya distribusi gaya gempa yang diperkirakan akan bekerja pada suatu struktur bangunan gedung perkantoran bertingkat 5 yang
Lebih terperinciBAB 3 METODE PENELITIAN
PEN BAB 3 METODE PENELITIAN SKRIPSI EVALUASI KEKUATAN DAN DETAILING TULANGAN KOLOM BETON BERTULANG SESUAI SNI 2847:2013 DAN SNI 1726:2012 (STUDI KASUS : HOTEL 7 LANTAI DI WILAYAH PEKALONGAN) BAB 3 METODE
Lebih terperinciBAB IV PEMODELAN STRUKTUR
BAB IV PEMODELAN STRUKTUR Dalam tugas akhir ini akan dilakukan analisa statik non-linier bagi dua sistem struktur yang menggunakan sistem penahan gaya lateral yang berbeda, yaitu shearwall dan tube, dengan
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Prosedur Penelitian Untuk mengetahui penelitian mengenai pengaruh tingkat redundansi pada sendi plastis perlu dipersiapkan tahapan-tahapan untuk memulai proses perancangan,
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA (Revie dan Jorry, 2016) Bangunan gedung adalah wujud fisik hasil pekerjaan konstruksi yang menyatu dengan tempat kedudukannya, sebagian atau seluruhnya berada di atas dan atau
Lebih terperinciANALISIS DINAMIK STRUKTUR GEDUNG DUA TOWER YANG TERHUBUNG OLEH BALOK SKYBRIDGE
ANALISIS DINAMIK STRUKTUR GEDUNG DUA TOWER YANG TERHUBUNG OLEH BALOK SKYBRIDGE Elia Ayu Meyta 1, Yosafat Aji Pranata 2 1 Alumnus Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Kristen Maranatha 2 Dosen
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS STRUKTUR
BAB IV ANALISIS STRUKTUR 4.1 Deskripsi Umum Model Struktur Dalam tugas akhir ini, struktur hotel dimodelkan tiga dimensi (3D) sebagai struktur portal terbuka dengan sistem rangka pemikul momen khusus (SPRMK)
Lebih terperinciABSTRAK. Kata kunci: perkuatan, struktur rangka beton bertulang, dinding geser, bracing, pembesaran dimensi, perilaku. iii
ABSTRAK Penelitian tentang analisis struktur rangka beton bertulang dengan perkuatan dinding geser, bracing dan pembesaran dimensi dilakukan menggunakan SAP 2000 v17 dengan model struktur yang di desain
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Data Objek Penelitian 3.1.1 Lokasi Objek Penelitian Struktur bangunan yang dijadikan sebagai objek penelitian adalah Gedung GKB-4 Universitas Muhammadiyah Malang. Gedung berlokasi
Lebih terperinciMETODOLOGI DESAIN DAN PERENCANAAN
BAB - III METODOLOGI DESAIN DAN PERENCANAAN. Flowchart Perencanaan Pengumpulan Data dan Studi Kasus Perencanaan Awal (Preliminar Design) Analisis Beban Gempa Waktu Getar Alami, T Parameter C, I, R Beban
Lebih terperinciSTUDI PEMODELAN INELASTIK DAN EVALUASI KINERJA STRUKTUR GANDA DENGAN MIDAS/Gen TM
Konferensi Nasional Teknik Sipil I (KoNTekS I) Universitas Atma Jaya Yogyakarta Yogyakarta, 11 12 Mei 2007 STUDI PEMODELAN INELASTIK DAN EVALUASI KINERJA STRUKTUR GANDA DENGAN MIDAS/Gen TM Yosafat Aji
Lebih terperinciDESAIN TAHAN GEMPA BETON BERTULANG PENAHAN MOMEN MENENGAH BERDASARKAN SNI BETON DAN SNI GEMPA
DESAIN TAHAN GEMPA BETON BERTULANG PENAHAN MOMEN MENENGAH BERDASARKAN SNI BETON 03-2847-2002 DAN SNI GEMPA 03-1726-2002 Rinto D.S Nrp : 0021052 Pembimbing : Djoni Simanta,Ir.,MT FAKULTAS TEKNIK JURUSAN
Lebih terperinciUNIVERSITAS INONESIA EVALUASI FAKTOR REDUKSI GEMPA PADA SISTEM GANDA RANGKA RUANG SKRIPSI AUDI VAN SHAF ( X)
UNIVERSITAS INONESIA EVALUASI FAKTOR REDUKSI GEMPA PADA SISTEM GANDA RANGKA RUANG SKRIPSI AUDI VAN SHAF (04 04 21 009 X) FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL DEPOK NOVEMBER 2008 III/FT.EKS.01/SKRIP/10/2008
Lebih terperinciPERBANDINGAN ANALISIS RESPON STRUKTUR GEDUNG ANTARA PORTAL BETON BERTULANG, STRUKTUR BAJA DAN STRUKTUR BAJA MENGGUNAKAN BRESING TERHADAP BEBAN GEMPA
PERBANDINGAN ANALISIS RESPON STRUKTUR GEDUNG ANTARA PORTAL BETON BERTULANG, STRUKTUR BAJA DAN STRUKTUR BAJA MENGGUNAKAN BRESING TERHADAP BEBAN GEMPA Oleh: Agus 1), Syafril 2) 1) Dosen Jurusan Teknik Sipil,
Lebih terperinciPERENCANAAN GEDUNG BETON BERTULANG BERATURAN BERDASARKAN SNI DAN FEMA 450
PERENCANAAN GEDUNG BETON BERTULANG BERATURAN BERDASARKAN SNI 02-1726-2002 DAN FEMA 450 Eben Tulus NRP: 0221087 Pembimbing: Yosafat Aji Pranata, ST., MT JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS
Lebih terperinciDAFTAR ISI. Halaman Judul Pengesahan Persetujuan Surat Pernyataan Kata Pengantar DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR NOTASI DAFTAR LAMPIRAN
DAFTAR ISI Halaman Judul i Pengesahan ii Persetujuan iii Surat Pernyataan iv Kata Pengantar v DAFTAR ISI vii DAFTAR TABEL x DAFTAR GAMBAR xiv DAFTAR NOTASI xviii DAFTAR LAMPIRAN xxiii ABSTRAK xxiv ABSTRACT
Lebih terperinciDESAIN DINDING GESER TAHAN GEMPA UNTUK GEDUNG BERTINGKAT MENENGAH. Refly. Gusman NRP :
DESAIN DINDING GESER TAHAN GEMPA UNTUK GEDUNG BERTINGKAT MENENGAH Refly. Gusman NRP : 0321052 Pembimbing : Ir. Daud R. Wiyono, M.Sc. Pembimbing Pendamping : Cindrawaty Lesmana, ST., M.Sc.(Eng) FAKULTAS
Lebih terperinciPERENCANAAN ULANG STRUKTUR GEDUNG TUNJUNGAN PLAZA V SURABAYA DENGAN METODE SISTEM GANDA. Huriyan Ahmadus ABSTRAK
PERENCANAAN ULANG STRUKTUR GEDUNG TUNJUNGAN PLAZA V SURABAYA DENGAN METODE SISTEM GANDA Huriyan Ahmadus ABSTRAK Gedung Tunjungan Plaza V ini pada perhitungan strukturnya akan dirancang untuk diaplikasikan
Lebih terperinciPERHITUNGAN STRUKTUR GEDUNG UNIVERSAL MEDICAL CENTER DI PANDAAN DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM GANDA (DUAL SISTEM) Alexander Vedy Christianto ABSTRAK
PERHITUNGAN STRUKTUR GEDUNG UNIVERSAL MEDICAL CENTER DI PANDAAN DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM GANDA (DUAL SISTEM) Alexander Vedy Christianto ABSTRAK Gedung Universal Medical Center ini pada perhitungan strukturnya
Lebih terperinciBIDANG STUDI STRUKTUR DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK USU MEDAN 2013
PERBANDINGAN ANALISIS STATIK EKIVALEN DAN ANALISIS DINAMIK RAGAM SPEKTRUM RESPONS PADA STRUKTUR BERATURAN DAN KETIDAKBERATURAN MASSA SESUAI RSNI 03-1726-201X TUGAS AKHIR Diajukan untuk Melengkapi Tugas
Lebih terperinciBAB III LANDASAN TEORI. A. Gempa Bumi
BAB III LANDASAN TEORI A. Gempa Bumi Gempa bumi adalah bergetarnya permukaan tanah karena pelepasan energi secara tiba-tiba akibat dari pecah/slipnya massa batuan dilapisan kerak bumi. akumulasi energi
Lebih terperinci3.4.5 Beban Geser Dasar Nominal Statik Ekuivalen (V) Beban Geser Dasar Akibat Gempa Sepanjang Tinggi Gedung (F i )
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PENGESAHAN... ii HALAMAN PERSETUJUAN... iii PERNYATAAN BEBAS PLAGIARISME... iv KATA PENGANTAR... v HALAMAN PERSEMBAHAN... vii DAFTAR ISI... viii DAFTAR GAMBAR... xii
Lebih terperinciDAFTAR ISI. PENDAHULUAN... 1 Latar Belakang... 1 Maksud dan Tujuan... 1 Rumusan Masalah... 2 Ruang Lingkup... 2 Sistematika Penulisan...
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PENGESAHAN... ii MOTTO DAN PERSEMBAHAN... iii KATA PENGANTAR... vii ABSTRAK... viii DAFTAR ISI... x DAFTAR GAMBAR... xiv DAFTAR TABEL... xv DAFTAR NOTASI... xvi DAFTAR
Lebih terperinciSTUDI EFEKTIFITAS PENGGUNAAN TUNED MASS DAMPER UNTUK MENGURANGI PENGARUH BEBAN GEMPA PADA STRUKTUR BANGUNAN TINGGI DENGAN LAYOUT BANGUNAN BERBENTUK U
VOLUME 5 NO. 2, OKTOBER 29 STUDI EFEKTIFITAS PENGGUNAAN TUNED MASS DAMPER UNTUK MENGURANGI PENGARUH BEBAN GEMPA PADA STRUKTUR BANGUNAN TINGGI DENGAN LAYOUT BANGUNAN BERBENTUK U Jati Sunaryati 1, Rudy Ferial
Lebih terperinciHALAMAN JUDUL HALAMAN PENGESAHAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN KATA PENGANTAR ABSTRAK DAFTAR ISI DAFTAR GAMBAR DAFTAR TABEL DAFTAR NOTASI DAFTAR LAMPIRAN
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PENGESAHAN... ii MOTTO DAN PERSEMBAHAN... iii KATA PENGANTAR... vi ABSTRAK... viii DAFTAR ISI... x DAFTAR GAMBAR... xiv DAFTAR TABEL... xvii DAFTAR NOTASI... xviii
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. menggunakan sistem struktur penahan gempa ganda, sistem pemikul momen dan sistem
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Alur Penelitian Dalam penelitian ini akan dilakukan analisis sistem struktur penahan gempa yang menggunakan sistem struktur penahan gempa ganda, sistem pemikul momen dan
Lebih terperinciANALISIS DAN DESAIN DINDING GESER GEDUNG 20 TINGKAT SIMETRIS DENGAN SISTEM GANDA ABSTRAK
ANALISIS DAN DESAIN DINDING GESER GEDUNG 20 TINGKAT SIMETRIS DENGAN SISTEM GANDA MICHAEL JERRY NRP. 0121094 Pembimbing : Ir. Daud R. Wiyono, M.Sc. FAKULTAS TEKNIK JURUSAN SIPIL UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA
Lebih terperinciPerhitungan Struktur Bab IV
Permodelan Struktur Bored pile Perhitungan bore pile dibuat dengan bantuan software SAP2000, dimensi yang diinput sesuai dengan rencana dimensi bore pile yaitu diameter 100 cm dan panjang 20 m. Beban yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dapat dilakukan dengan analisis statik ekivalen, analisis spektrum respons, dan
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah Respons struktur akibat gempa yang terjadi dapat dianalisis dengan analisis beban gempa yang sesuai peraturan yang berlaku. Analisis beban gempa dapat dilakukan
Lebih terperinciPerbandingan Perancangan Gedung SRPMK di Atas Tanah dengan Kategori Tanah Lunak dan Tanah Baik
Jurnal APLIKASI Volume 10, Nomor 1, Pebruari 2012 Perbandingan Perancangan Gedung SRPMK di Atas Tanah dengan Kategori Tanah Lunak dan Tanah Baik Y. Tajunnisa, S. Kamilia Aziz Program Studi Diploma Teknik
Lebih terperinciANALISIS DINDING GESER GEDUNG 17 LANTAI DENGAN BEBAN GEMPA RIWAYAT WAKTU ABSTRAK
ANALISIS DINDING GESER GEDUNG 17 LANTAI DENGAN BEBAN GEMPA RIWAYAT WAKTU Iddo Purawisurya NRP : 1021011 Pembimbing : Ir. Daud R. Wiyono M.Sc. ABSTRAK Pertumbuhan pembangunan gedung bertingkat di daerah
Lebih terperinciANALISIS STRUKTUR BETON BERTULANG KOLOM PIPIH PADA GEDUNG BERTINGKAT
ANALISIS STRUKTUR BETON BERTULANG KOLOM PIPIH PADA GEDUNG BERTINGKAT Steven Limbongan Servie O. Dapas, Steenie E. Wallah Fakultas Teknik Jurusan Sipil Universitas Sam Ratulangi Manado Email: limbongansteven@gmail.com
Lebih terperinciUCAPAN TERIMA KASIH. Jimbaran, September Penulis
ABSTRAK Dalam meningkatkan kinerja struktur dalam menahan beban gempa pada bangunan bertingkat tinggi maka dibutuhkan suatu system struktur khusus, salah satunya adalah dengan dengan pemasangan dinding
Lebih terperinciPERANCANGAN STRUKTUR ATAS GEDUNG CONDOTEL MATARAM CITY YOGYAKARTA. Oleh : KEVIN IMMANUEL KUSUMA NPM. :
PERANCANGAN STRUKTUR ATAS GEDUNG CONDOTEL MATARAM CITY YOGYAKARTA Laporan Tugas Akhir sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana dari Universitas Atma Jaya Yogyakarta Oleh : KEVIN IMMANUEL
Lebih terperinciDAFTAR ISI. BAB II TINJAUAN PUSTAKA Tinjauan Umum Wilayah Gempa... 6
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PENGESAHAN... ii BERITA ACARA... iii MOTTO DAN PERSEMBAHAN... v KATA PENGANTAR... viii ABSTRAK... x DAFTAR ISI... xii DAFTAR GAMBAR... xvii DAFTAR TABEL... xx DAFTAR
Lebih terperinciEVALUASI RESPONS STRUKTUR GEDUNG BERTINGKAT TINGGI EKSISTING MENGGUNAKAN PERATURAN KEGEMPAAN SNI
EVALUASI RESPONS STRUKTUR GEDUNG BERTINGKAT TINGGI EKSISTING MENGGUNAKAN PERATURAN KEGEMPAAN SNI 03-1726-2012 Widya Apriani 1, Sjahril A Rahim 2 1 Jurusan Teknik Sipil, Universitas Lancang Kuning 2 Jurusan
Lebih terperinciBIDANG STUDI STRUKTUR DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK USU MEDAN 2013
i PERBANDINGAN RESPON STRUKTUR BERATURAN DAN KETIDAKBERATURAN HORIZONTAL SUDUT DALAM AKIBAT GEMPA DENGAN MENGGUNAKAN ANALISIS STATIK EKIVALEN DAN TIME HISTORY TUGAS AKHIR Diajukan untuk Melengkapi Tugas
Lebih terperinciPERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG RUMAH SAKIT ISLAM GIGI DAN MULUT RSI SULTAN AGUNG SEMARANG
JURNAL JURNAL KARYA KARYA TEKNIK TEKNIK SIPIL, SIPIL, Volume Volume 6, 6, Nomor Nomor 4, 4, Tahun Tahun 2017, 2017, Halaman Halaman 126-133 - 133 Online di: http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkts
Lebih terperinciPEMODELAN DINDING GESER BIDANG SEBAGAI ELEMEN KOLOM EKIVALEN PADA MODEL GEDUNG TIDAK BERATURAN BERTINGKAT RENDAH
PEMODELAN DINDING GESER BIDANG SEBAGAI ELEMEN KOLOM EKIVALEN PADA MODEL GEDUNG TIDAK BERATURAN BERTINGKAT RENDAH Yunizar NRP : 0621056 Pemnimbing : Yosafat Aji Pranata, ST., MT. FAKULTAS TEKNIK JURUSAN
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. geser membentuk struktur kerangka yang disebut juga sistem struktur portal.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistem Struktur Bangunan Suatu sistem struktur kerangka terdiri dari rakitan elemen struktur. Dalam sistem struktur konstruksi beton bertulang, elemen balok, kolom, atau dinding
Lebih terperinciBAB III PEMODELAN DAN ANALISIS STRUKTUR
BAB III PEMODELAN DAN ANALISIS STRUKTUR 3.1. Pemodelan Struktur Pada tugas akhir ini, struktur dimodelkan tiga dimensi sebagai portal terbuka dengan penahan gaya lateral (gempa) menggunakan 2 tipe sistem
Lebih terperinciBAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN
BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN Pada bagian ini akan dianalisis periode struktur, displacement, interstory drift, momen kurvatur, parameter aktual non linear, gaya geser lantai, dan distribusi sendi plastis
Lebih terperinciPERANCANGAN STRUKTUR HOTEL AMARIS SIMPANG LIMA SEMARANG
JURNAL KARYA TEKNIK SIPIL, Volume 4, Nomor 4, Tahun 2015, Halaman 439 448 JURNAL KARYA TEKNIK SIPIL, Volume 4, Nomor 4, Tahun 2015, Halaman 439 Online di: http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkts
Lebih terperinciVol.14 No.1. Februari 2013 Jurnal Momentum ISSN : X
Vol.14 No.1. Februari 2013 Jurnal Momentum ISSN : 1693-752X Penggunaan RSNI 03-1726-201X dalam Perancangan Struktur Gedung Tahan Gempa di Kota Padang dan Perbandingannnya dengan SNI 03-1726-2002 Oleh :
Lebih terperinciSTUDI PERBANDINGAN RESPONS DINAMIK BANGUNAN BERTINGKAT BANYAK DENGAN VARIASI TATA LETAK DINDING GESER
STUDI PERBANDINGAN RESPONS DINAMIK BANGUNAN BERTINGKAT BANYAK DENGAN VARIASI TATA LETAK DINDING GESER Braien Octavianus Majore Steenie E. Wallah, Servie O. Dapas Fakultas Teknik Jurusan Sipil Universitas
Lebih terperinciPeraturan Gempa Indonesia SNI
Mata Kuliah : Dinamika Struktur & Pengantar Rekayasa Kegempaan Kode : CIV - 308 SKS : 3 SKS Peraturan Gempa Indonesia SNI 1726-2012 Pertemuan 13 TIU : Mahasiswa dapat menjelaskan fenomena-fenomena dinamik
Lebih terperinciBAB III PEMODELAN STRUKTUR
BAB III Dalam tugas akhir ini, akan dilakukan analisis statik ekivalen terhadap struktur rangka bresing konsentrik yang berfungsi sebagai sistem penahan gaya lateral. Dimensi struktur adalah simetris segiempat
Lebih terperinciTUGAS AKHIR PERENCANAAN GEDUNG DUAL SYSTEM 22 LANTAI DENGAN OPTIMASI KETINGGIAN SHEAR WALL
TUGAS AKHIR PERENCANAAN GEDUNG DUAL SYSTEM 22 LANTAI DENGAN OPTIMASI KETINGGIAN SHEAR WALL Diajukan sebagai syarat untuk meraih gelar Sarjana Teknik Strata 1 (S 1) Disusun oleh : Nama : Lenna Hindriyati
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Prosedur Penelitian Untuk mengetahui penelitian mengenai pengaruh pengekangan untuk menambah kekuatan dan kekakuan dari sebuah kolom. Perubahan yang akan di lakukan dari
Lebih terperinciPENGARUH PASANGAN DINDING BATA PADA RESPON DINAMIK STRUKTUR GEDUNG AKIBAT BEBAN GEMPA
PENGARUH PASANGAN DINDING BATA PADA RESPON DINAMIK STRUKTUR GEDUNG AKIBAT BEBAN GEMPA Himawan Indarto 1, Bambang Pardoyo 2, Nur Fahria R. 3, Ita Puji L. 4 1,2) Dosen Teknik Sipil Universitas Diponegoro
Lebih terperinciPERANCANGAN STRUKTUR GEDUNG APARTEMEN 26 LANTAI BERDASARKAN SNI DAN SNI Oleh: Yohan Aryanto NPM
PERANCANGAN STRUKTUR GEDUNG APARTEMEN 26 LANTAI BERDASARKAN SNI 1726-2012 DAN SNI 2847-2013 Laporan Tugas Akhir sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana dari Universitas Atma Jaya Yogyakarta
Lebih terperinciJURNAL TEKNIK ITS Vol. 5, No. 2, (2016) ISSN: ( Print)
A464 Analisis Perbandingan Biaya Perencanaan Gedung Menggunakan Metode Strength Based Design dengan Performance Based Design pada Berbagai Variasi Ketinggian Maheswari Dinda Radito, Shelvy Surya, Data
Lebih terperinciPERANCANGAN STRUKTUR HOTEL IBIS BUDGET SEMARANG
JURNAL KARYA TEKNIK SIPIL, Volume 5, Nomor 1, Tahun 2016, Halaman 170 178 JURNAL KARYA TEKNIK SIPIL, Volume 5, Nomor 1, Tahun 2016, Halaman 170 Online di: http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkts
Lebih terperinciREDESAIN STRUKTUR GEDUNG RUSUNAWA T-24 PARAKAN DI TEMANGGUNG
REDESAIN STRUKTUR GEDUNG RUSUNAWA T-24 PARAKAN DI TEMANGGUNG Danny Sutriyanda, Syahid Mujahid Departemen Teknik Sipil, Universitas Diponegoro, Semarang, Indonesia Jl. Prof Soedarto, Tembalang, Semarang.
Lebih terperinciAnalisis Dinamis Bangunan Bertingkat Banyak Dengan Variasi Persentase Coakan Pada Denah Struktur Bangunan
Analisis Dinamis Bangunan Bertingkat Banyak Dengan Variasi Persentase Coakan Pada Denah Struktur Bangunan Fakhrurrazy Hieryco Manalip, Reky Stenly Windah Universitas Sam Ratulangi Fakultas Teknik Jurusan
Lebih terperinciPERANCANGAN ULANG STRUKTUR ATAS GEDUNG PERKULIAHAN FMIPA UNIVERSITAS GADJAH MADA
PERANCANGAN ULANG STRUKTUR ATAS GEDUNG PERKULIAHAN FMIPA UNIVERSITAS GADJAH MADA Laporan Tugas Akhir sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana dari Universitas Atma Jaya Yogyakarta Oleh
Lebih terperinci