Panduan untuk Guru Membaca dan Menulis Permulaan untuk Sekolah Dasar Kelas 1,2,3.

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Panduan untuk Guru Membaca dan Menulis Permulaan untuk Sekolah Dasar Kelas 1,2,3."

Transkripsi

1

2 Panduan untuk Guru Membaca dan Menulis Permulaan untuk Sekolah Dasar Kelas 1,2,3 DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL DIREKTORAT JENDERAL MANAJEMEN PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH DIREKTORAT PEMBINAAN TAMAN KANAK-KANAK DAN SEKOLAH DASAR JAKARTA 2009

3 Dicetak oleh: Kegiatan Pengembangan Sistem dan Standar Pengelolaan Sekolah Dasar Direktorat Pembinaan Taman Kanak-kanak dan Sekolah Dasar Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah Departemen Pendidikan Nasional Jakarta 2009 Membaca dan Menulis Permulaan ii

4 KATA PENGANTAR Peningkatan mutu pengajaran membaca, menulis, dan berhitung di sekolah dasar merupakan salah satu program Direktorat Pembinaan TK dan SD. Program ini sejalan dengan upaya peningkatan kualitas pembelajaran matematika dan bahasa Indonesia di sekolah dasar. Pemberlakuan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan sebagai amanat dari Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, menuntut sekolah untuk secara aktif berperan sebagai subyek pendidikan. Sekolah bukan hanya sebagai pelaksana kurikulum tetapi juga harus mengembangkan kurikulum serta melaksanakannya sesuai dengan kondisi setempat. Tuntutan ini bukanlah sesuatu yang mudah untuk dilaksanakan, karena selama ini kurikulum disusun secara nasional. Dengan demikian guru dituntut untuk selalu meningkatkan profesionalismenya melalui pengembangan inovasi dan kreativitas dalam proses pembelajaran. Penyusunan Panduan Untuk Guru Membaca dan Menulis Permulaan di Sekolah Dasar Kelas 1, 2, 3 serta Panduan Untuk Guru Membaca Lanjut di Sekolah Dasar Kelas 4, 5, 6 dimaksudkan untuk membantu guru dalam pembelajaran bahasa Indonesia dalam rangka meningkatkan kualitas pembelajaran di kelas. Kepada semua pihak yang telah membantu tersusunnya pedoman ini diucapkan terima kasih. Jakarta, 1 Juli 2009 Direktur Pembinaan TK dan SD Drs. Mudjito Ak, M.Si. Membaca dan Menulis Permulaan iii

5 DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN... 1 A. Latar Belakang... 1 B. Tujuan... 2 C. Ruang Lingkup... 3 BAB II MEMBACA PERMULAAN DENGAN NYARING SUKU KATA, KATA, DAN KALIMAT SEDERHANA DENGAN LAFAL DAN INTONASI YANG TEPAT... 6 A. Membaca Nyaring Suku Kata dan Kata dengan Lafal yang Tepat (kelas I semester 1)... 6 B. Membaca Nyaring Kalimat Sederhana dengan Lafal dan Intonasi yang Tepat (kelas I semester 1) BAB III MENULIS PERMULAAN DENGAN MENJIPLAK, MENEBALKAN, DAN MENCONTOH A. Menulis Permulaan dengan Menjiplak, Menebalkan, dan Mencontoh (Kelas I Semester 1) BAB IV BAB V MEMBACA LANCAR BEBERAPA KALIMAT SEDERHANA DAN MEMBACA NYARING TEKS DENGAN LAFAL DAN INTONASI YANG TEPAT A. Membaca Lancar Beberapa Kalimat Sederhana yang Terdiri atas 3-5 Kata dengan Intonasi yang Tepat (kelas I semester 2) B. Membaca Nyaring Teks (15-20 Kalimat) dengan Memperhatikan Lafal dan Intonasi yang Tepat (kelas II semester 2) C. Membaca Nyaring Teks (20-25 Kalimat) dengan Lafal dan Intonasi yang Tepat (kelas III semester 1) MENULIS KALIMAT SEDERHANA YANG DIDIKTEKAN GURU DENGAN MENGGUNAKAN HURUF TEGAK BERSAMBUNG A. Menulis Kalimat Sederhana yang Didiktekan Guru dengan Menggunakan Huruf Tegak Bersambung (kelas I semester 2) B. Menulis Kalimat Sederhana yang Didiktekan Guru dengan Menggunakan Huruf Tegak Bersambung dan Memperhatikan Penggunaan Huruf Kapital dan Tanda Titik (kelas II semester 1) BAB VI MEMAHAMI TEKS DENGAN MEMBACA INTENSIF A. Menyebutkan Isi Teks Agak Panjang (20 25 Kalimat) yang Dibaca dalam Hati (kelas II semester 2) B. Menjelaskan Isi Teks ( Kata) Melalui Membaca Intensif (Kelas III Semester 1) C. Menjawab dan atau Mengajukan Pertanyaan tentang Isi Teks Agak Panjang ( Kata) yang Dibaca Secara Intensif (Kelas III Semester 1) Membaca dan Menulis Permulaan iv

6 BAB VII MENGUNGKAPKAN PIKIRAN, PERASAAN, DAN INFORMASI DALAM BENTUK PARAGRAF DAN KARANGAN SEDERHANA A. Menyusun Paragraf Berdasarkan Bahan yang Tersedia dengan Memperhatikan Penggunaan Ejaan (Kelas III Semester 1) B. Menulis Karangan Sederhana Berdasarkan Gambar Seri dengan Menggunakan Pilihan Kata dan Kalimat yang Tepat dengan Memperhatikan Penggunaan Ejaan, Huruf Kapital, dan Tanda Titik (Kelas III Semester 2) BAB VIII MENYALIN, MELENGKAPI, DAN MENULIS PUISI ANAK A. Menyalin Puisi Anak Sederhana dengan Huruf Lepas (Kelas I Semester) B. Menyalin Puisi Anak dengan Huruf Tegak Bersambung (Kelas I Semester 2) C. Menyalin Puisi Anak dengan Huruf Tegak Bersambung yang Rapi (Kelas II Semester 1) D. Melengkapi Puisi Anak Berdasarkan Gambar (Kelas III Semester 1) E. Menulis Puisi Anak Berdasarkan Gambar dengan Pilihan Kata yang Menarik (Kelas III Semester 2) BAB XI MENJELASKAN, MEMBACA PUISI ANAK DENGAN LAFAL DAN INTONASI YANG TEPAT, DAN MENCERITAKAN ISI DONGENG A. Membaca puisi anak yang terdiri atas 2-4 baris dengan lafal dan intonasi yang tepat (kelas I semester 2) B. Menjelaskan isi puisi anak yang dibaca (kelas II semester 1) C. Membaca puisi dengan lafal, intonasi, dan ekspresi yang tepat (kelas III semester 2) D. Menceritakan Isi Dongeng yang Dibaca (Kelas III Semester 1) BAB X PENILAIAN PEMBELAJARAN MEMBACA DAN MENULIS PERMULAAN A. Pengertian Penilaian B. Alat-alat Penilaian Pengajaran C. Fungsi Penilaian D. Jenis Penilaian E. Prinsip-prinsip Penilaian F. Penilaian Proses yang Berfokus pada kemahiran Menulis G. Penilaian Kegiatan Menulis Permulaan H. Bentuk Penilaian Lain DAFTAR PUSTAKA Membaca dan Menulis Permulaan v

7 A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Fokus utama pencapaian hasil belajar Bahasa Indonesia Kurikulum 2006 dititikberatkan pada keterampilan membaca dan menulis. Membaca sebagai keterampilan dasar harus dikuasai setiap siswa untuk membekali pengetahuan pada jenjang selanjutnya. Semua buku teks berbagai mata pelajaran disajikan dalam bahasa Indonesia. Untuk itu kemampuan membaca memegang peranan penting. Tanpa kemampuan membaca para siswa tidak dapat mempelajari berbagai mata pelajaran tersebut. Demikian pula dengan kemampuan menulis. Kemampuan menulis biasanya terintegrasi dengan proses belajar mengajar. Setiap mata pelajaran pasti memiliki tugas sebagai latihan dan pengayaan. Hal tersebut sering dilakukan secara terintegrasi dengan keterampilan menulis. Oleh karena itu, secara fungsional kemampuan menulis berkaitan erat dengan berbagai bidang studi. Membaca dan menulis merupakan keterampilan berbahasa yang sangat kompleks. Membaca memerlukan kemampuan visual ditenggarai oleh kemampuan mata menangkap kata dalam teks, sedangkan kemampuan kognitif meliputi kemampuan memahami teks. Dalam hal ini siswa sering mengalami kesulitan. Untuk itu guru memerlukan kemampuan mengajarkan membaca kepada siswa dengan berbagai metode dan teknik yang bervariasi. Selanjutnya, menulis berhubungan dengan membaca. Biasanya siswa mengalami kesulitan menulis karena mereka harus menuangkan gagasan yang masih abstrak ke dalam wujud konkret berupa karya. Dalam hal ini kemampuan kognitif sebagai hasil kemampuan membaca dapat membantu siswa mewujudkan gagasannya. Begitu pula dengan kemampuan gerakan tangan siswa pemula. Mereka memerlukan bimbingan melalui gerakan menulis pada air, pasir, dan udara. Latihan pun dilakukan dengan menjiplak, menghubungkan tanda titik dan cerita bergambar. Berdasarkan paparan di atas, berbagai komponen pembelajaran membaca dan menulis permulaan sangat penting dikuasai para guru. Komponen-komponen pembelajaran tersebut meliputi pemahaman SKKD membaca dan menulis, metode dan teknik, media, penilaian, dan model pembelajaran. Membaca dan Menulis Permulaan 1

8 Bab II dan III menjabarkan SKKD membaca dan menulis. Bab ini menjelaskan membaca nyaring, membaca intensif, menulis deskripsi, menyalin puisi, menyusun paragraf, mengarang sederhana, dan menulis puisi. Bab IV dan V menjabarkan SKKD membaca lancar kalimat sederhana dan menulis kalimat sederhana. Bab ini menjelaskan membaca nyaring dan menulis kalimat sederhana dengan menjiplak, menebalkan, dan mencontoh. Bab VI dan VII menjabarkan SKKD memahami teks dan mengungkapkan pikiran dalam bentuk paragraf dan karangan sederhana. Bab ini menjelaskan menyebutkan isi teks, menjelaskan isi teks, menjawab dan atau mengajukan pertanyaan, menyusun paragraf, dan menulis karangan sederhana. Bab VIII dan IX menjabarkan menulis dan membaca puisi. Bab ini menjelaskan menyalin puisi, melengkapi puisi, menulis puisi berdasarkan gambar, menjelaskan, dan membaca puisi. Bab X memaparkan penilaian penilaian membaca dan menulis permulaan di kelas 1,2,dan 3 dalam bentuk pengamatan, catatan anekdot, wawancara, diskusi, daftar cek, dan daftar skoring. B. Tujuan Mata pelajaran Bahasa Indonesia bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut: 1. Berkomunikasi secara efektif dan efisien sesuai dengan etika yang berlaku, baik secara lisan maupun tulis; 2. Menghargai dan bangga menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan dan bahasa negara; 3. Memahami bahasa Indonesia dan menggunakannya dengan tepat dan kreatif untuk berbagai tujuan; 4. Menggunakan bahasa Indonesia untuk meningkatkan kemampuan intelektual, serta kematangan emosional dan sosial; 5. Menikmati dan memanfaatkan karya sastra untuk memperluas wawasan, memperhalus budi pekerti, serta meningkatkan pengetahuan dan kemampuan berbahasa; 6. Menghargai dan membanggakan sastra Indonesia sebagai khazanah budaya dan intelektual manusia Indonesia. Membaca dan Menulis Permulaan 2

9 C. Ruang Lingkup Ruang lingkup mata pelajaran Bahasa Indonesia mencakup komponen kemampuan berbahasa dan kemampuan bersastra yang meliputi aspek-aspek sebagai berikut: 1. Mendengarkan 2. Berbicara 3. Membaca 4. Menulis. Pada akhir pendidikan di SD/MI, peserta didik telah membaca sekurang-kurangnya sembilan buku sastra dan nonsastra. STANDAR KOMPETENSI DAN KOMPETENSI DASAR MEMBACA DAN MENULIS PERMULAAN (KELAS 1-3) KELAS I SEMESTER 1 Membaca 1. Memahami teks pendek dengan membaca nyaring Menulis 2. Menulis permulaan dengan menjiplak, menebalkan, mencontoh, melengkapi, dan menyalin 1.1 Membaca nyaring suku kata dan kata dengan lafal yang tepat 1.2 Membaca nyaring kalimat sederhana dengan lafal dan intonasi yang tepat 2.1 Menjiplak berbagai bentuk gambar, lingkaran, dan bentuk huruf 2.2 Menebalkan berbagai bentuk gambar, lingkaran, dan bentuk huruf 2.3 Mencontoh huruf, kata, atau kalimat sederhana dari buku atau papan tulis dengan benar Melengkapi kalimat yang belum selesai berdasarkan gambar Menyalin puisi anak sederhana dengan huruf lepas KELAS I SEMESTER 2 Membaca 1. Memahami teks pendek dengan membaca lancar dan membaca puisi anak 1.1 Membaca lancar beberapa kalimat sederhana yang terdiri atas 3-5 kata dengan intonasi yang tepat 1.2 Membaca puisi anak yang terdiri atas 2-4 baris dengan lafal dan intonasi yang tepat Membaca dan Menulis Permulaan 3

10 Menulis 2. Menulis permulaan dengan huruf tegak bersambung melalui kegiatan dikte dan menyalin 2.1 Menulis kalimat sederhana yang didiktekan guru dengan huruf tegak bersambung 2.2 Menyalin puisi anak dengan huruf tegak bersambung KELAS II SEMESTER 1 Membaca 1. Memahami teks pendek dengan membaca lancar dan membaca puisi anak Menulis 2. Menulis permulaan melalui kegiatan melengkapi cerita dan dikte KELAS II SEMESTER 2 Membaca 1. Memahami ragam wacana tulis dengan membaca nyaring dan membaca dalam hati 1.1 Menyimpulkan isi teks pendek (10-15 kalimat) yang dibaca dengan membaca lancar 1.2 Menjelaskan isi puisi anak yang dibaca 2.1 Melengkapi cerita sederhana dengan kata yang tepat 2.2 Menulis kalimat sederhana yang didiktekan guru dengan menggunakan huruf tegak bersambung dan memperhatikan penggunaan huruf kapital dan tanda titik 1.1 Membaca nyaring teks (15-20 kalimat) dengan memperhatikan lafal dan intonasi yang tepat 1.2 Menyebutkan isi teks agak panjang (20-25 kalimat) yang dibaca dalam hati Menulis 2. Menulis permulaan dengan mendeskripsikan benda di sekitar dan menyalin puisi anak 2.1 Mendeskripsikan tumbuhan atau binatang di sekitar secara sederhana dengan bahasa tulis 2.2 Menyalin puisi anak dengan huruf tegak bersambung yang rapi Membaca dan Menulis Permulaan 4

11 KELAS III SEMESTER I Membaca 1. Memahami teks dengan membaca nyaring, membaca intensif, dan membaca dongeng 1.1 Membaca nyaring teks (20-25 kalimat) dengan lafal dan intonasi yang tepat 1.2 Menjelaskan isi teks ( kata) melalui membaca intensif 1.3 Menceritakan isi dongeng yang dibaca Menulis 2. Mengungkapkan pikiran, perasaan, dan informasi dalam bentuk paragraf dan puisi KELAS III SEMESTER 2 Membaca 1. Memahami teks dengan membaca intensif ( kata) dan membaca puisi Menulis 2. Mengungkapkan pikiran, perasaan, dan informasi dalam karangan sederhana dan puisi 2.1 Menyusun paragraf berdasarkan bahan yang tersedia dengan memperhatikan penggunaan ejaan 2.2 Melengkapi puisi anak berdasarkan gambar 1.1 Menjawab dan atau mengajukan pertanyaan tentang isi teks agak panjang ( kata) yang dibaca secara intensif 1.2 Membaca puisi dengan lafal, intonasi, dan ekspresi yang tepat 2.1 Menulis karangan sederhana berdasarkan gambar seri menggunakan pilihan kata dan kalimat yang tepat dengan memperhatikan penggunaan ejaan, huruf kapital, dan tanda titik 2.2 Menulis puisi berdasarkan gambar dengan pilihan kata yang menarik Membaca dan Menulis Permulaan 5

12 BAB II MEMBACA PERMULAAN DENGAN NYARING SUKU KATA, KATA, DAN KALIMAT SEDERHANA DENGAN LAFAL DAN INTONASI YANG TEPAT STANDAR KOMPETENSI (SK) DAN KOMPETENSI DASAR (KD) Ada beberapa standar kompetensi (SK) dan kompetensi dasar (KD) berkaitan dengan memahami teks pendek dengan membaca nyaring. SK/KD tersebut adalah (1) Membaca nyaring suku kata dan kata dengan lafal yang tepat (kelas I semester 1) (2) Membaca nyaring kalimat sederhana dengan lafal dan intonasi yang tepat (kelas I semester 1) A. MEMBACA NYARING SUKU KATA DAN KATA DENGAN LAFAL YANG TEPAT (KELAS I SEMESTER 1) 1. Pengantar Membaca nyaring adalah membaca dengan suara yang keras dan jernih, tetapi bukan berteriak. Dalam pembicaraan tentang membaca nyaring, Kelas 1 semester 1 diasumsikan belum bisa membaca. Tahap ini merupakan tahap awal belajar membaca. Jadi, suku kata yang dipilih diusahakan suku kata yang bentuknya mirip atau berdekatan agar siswa dapat membedakan huruf yang satu dengan huruf yang lain. Contoh: ma mi na ni ba bi da di pa pi da di Adapun yang dimaksud dengan lafal adalah cara pengucapan. Lafal atau cara pengucapan setiap suku kata haruslah tepat. Biasanya suku kata-suku kata yang sedaerah artikulasi bunyinya hampir sama. Misalnya: bunyi : pa - ba - ma cara pengucapan harus dicontohkan berulang-ulang agar dapat dibedakan dengan jelas bunyi dan cara pengucapannya 2. Langkah-Langkah Pembelajaran 2.1 Persiapan Pembelajaran Membaca dan Menulis Permulaan 6

13 Sebelum kegiatan belajar-mengajar dimulai, ada beberapa hal yang perlu dipersiapkan oleh guru, yaitu: a. Guru mempersiapkan sumber bahan ajar, khususnya buku ajar. Selain buku ajar, guru juga bisa menggunakan sumber bahan ajar lain, misalnya alat peraga berupa kertaskertas karton yang telah ditulisi suku kata-suku kata. b. Guru membaca dan memahami standar kompetensi dan kompetensi dasar materi yang akan diajarkan dan menjabarkannya sehingga materi yang akan diajarkan jelas, rinci, serta mudah dipahami siswa. c. Guru mempelajari dan memahami materi yang akan diajarkan dengan mengacu pada standar kompetensi dan kompetensi dasar dan pada buku ajar. Dalam hal ini guru harus memahami konsep suku kata yang bunyinya mirip atau berdekatan. d. Guru mempersiapkan metode dan teknik pembelajaran yang tepat untuk digunakan dalam menyajikan materi yang akan diajarkan. Guru harus dapat memikat siswa belajar aktif, kreatif, dan menyenangkan supaya siswa dapat mengikuti pembelajaran dengan penuh perhatian. e. Guru mengondisikan siswa siap memperoleh materi yang akan diajarkan. Mintalah siswa duduk dengan tertib dan buku ajar harus ada di atas meja masing-masing. Guru memulai kegiatan pembelajaran setelah seluruh siswa siap menerima pelajaran. 2.2 Proses Pembelajaran a. Guru memberitahukan materi yang akan diajarkan Guru memberitahukan materi yang akan diajarkan pada hari ini, jam ini, kepada siswa, yaitu membaca nyaring suku kata dan kata sederhana.. Sebagai langkah apersepsi, usahakan guru mengaitkan materi yang akan disampaikan dengan materi yang telah diajarkan sebelumnya. Contoh: Anak-anak, sebelumnya kita telah belajar membaca nyaring suku kata dengan lafal yang tepat. Sekarang kita akan belajar membaca nyaring kata dengan lafal yang tepat. b. Guru memberikan contoh materi sesuai dengan SK/KD Membaca dan Menulis Permulaan 7

14 Suku-suku kata yang dipilih diusahakan yang secara fonologis berdekatan. Langkah-langkah yang bisa dilakukan sebagai berikut (1) Guru menyiapkan kertas-kertas dengan ukuran cukup besar. Tulisi kedua sisi kertas dengan suku kata-suku kata yang bunyinya berdekatan. (2) Guru mengangkat kertas yang berisi suku kata dan seluruh siswa di kelas mengucapkannya dengan suara keras. (3) Guru membalikkan kertas yang dipegangnya dan siswa mengucapkannya dengan suara keras. Setelah proses di atas berhasil dilalui, guru memberi waktu yang lebih cepat pada siswa untuk mengucapkan suku kata tersebut dan dengan cepat pula membalikkan kertas yang dipegangnya agar membentuk sebuah kata sederhana. Berkaitan dengan itu langkahlangkah yang bisa dilakukan adalah sebagai berikut. 1. Guru membuat kertas-kertas yang di dalamnya ditulis suku-suku kata Pertama-tama guru menyiapkan kertas-kertas yang di dalamnya sudah ditulisi suku kata-suku kata yang secara fonologis berdekatan. Langkah yang pertama mulailah dengan huruf a-i-n-m. Jadi, suku kata berkaitan dengan keempat huruf di atas misalnya na-ma-ni-mi. Agar memudahkan untuk memegang, tidak ada salahnya kertas-kertas tersebut diberi tangkai untuk memegang. Contoh: na ma ni mi 2. Guru memberi contoh pengucapan yang benar Guru mengangkat satu per satu kertas yang telah ditulisi suku-suku kata disertai dengan cara pengucapannya. Setelah guru mengucapkan, siswa diminta untuk mengikutinya. Ulanglah beberapa kali sampai lafal yang diucapkan siswa benar. 3. Guru meminta satu per satu siswa melafalkan suku kata Membaca dan Menulis Permulaan 8

15 Guru menunjuk siswa yang dirasa kurang untuk mengucapkan suku kata-suku kata tersebut. c. Guru membimbing siswa mendalami materi Setelah semua siswa mampu untuk mengucapkan suku kata dengan nyaring dan lafal yang benar, lanjutkan dengan lainnya untuk lebih mendalami materi, sebagai berikut ba bi bu be bo da di du de do ra si su se so ka ki ku ke ko la li lu le lo ja ji ju je jo 4. Guru terus mengombinasikan suku kata hingga siswa fasih mengucapkan suku kata-suku kata tersebut 5. Guru dapat mencoba beberapa permainan berkaitan dengan membaca. a. Murid diminta untuk mencari suku kata yang disebutkan guru atau temannya. kata sudah ditulis dalam kertas hingga dapat terbentuk kata-kata sederhana, ilustrasi di bawah ini adalah salah satu cara siswa belajar merangkai huruf menjadi suku kata dan kemudian menjadi kata dengan cara bermain. Membaca dan Menulis Permulaan 9

16 Bahasa Kita Bahasa Indonesia untuk Kelas 1, Disusun Muhamad Jaruki b. Guru membuat semacam teka-teki silang seperti gambar di bawah ini. Ilustrasi ini diambil dari buku ajar SD kelas 1 Dalam bagian ini titik beratnya adalah siswa bisa membaca suku kata dan kata sederhana dengan suara yang nyaring dan lafal yang tepat. Setelah itu, lanjutkan pada kata-kata sederhana. Langkah-langkah yang dapat dilakukan sebagai berikut 1. Guru menuliskan kata-kata sederhana yang terdiri atas dua suku kata di papan tulis. Guru memberi contoh cara membaca dengan lafal yang tepat. Siswa mengikuti guru dengan lafal yang tepat pula. Siswa membaca kata-kata dalam papan tulis tanpa dibimbing oleh guru. Membaca dan Menulis Permulaan 10

17 2. Guru menuliskan kata-kata sederhana di kertas yang cukup terbaca oleh siswa yang duduk di belakang. Guru terlebih dulu mencontohkan kata-kata yang tertulis dalam kertas. Siswa mengikuti ucapan guru. Siswa dapat membaca katakata dalam kertas tanpa dibimbing guru. Kata-kata yang ditulis dalam kertas dapat dicontohkan sebagai berikut kaki kiki kaku beni beli baju sisi suka susu baju bayu biru kuku kaki kaku 3. Guru mengajak bermain kosa kata dengan kartu kata Membaca dan Menulis Permulaan 11

18 d. Guru memberikan pelatihan kepada siswa Guru bisa membuat permainan seperti yang dilakukan dalam membaca suku kata, yaitu: a. Guru membuat kata-kata dalam kertas. Siswa diminta untuk mencari katakata tersebut. Bisa juga dalam bentuk suku kata yang disusun menjadi kata. b. Guru menuliskan sepotong kata (satu suku kata). Siswa diminta melengkapi potongan kata tersebut dengan suku kata lain yang sudah disiapkan e. Guru mengevaluasi kemampuan siswa Dari pelatihan di atas, guru dapat mengevaluasi kemampuan siswa. 1. Apakah siswa sudah dapat membaca semua suku kata yang ditargetkan? 2. Suku kata apa saja yang pada umumnya siswa mengalami kesulitan? Guru dapat memberikan penilaian tentang cara membaca siswa, terutama dari ketepatan pelafalan. B. Membaca Nyaring Kalimat Sederhana dengan Lafal dan Intonasi yang Tepat (Kelas I Semester 1) 1. Pengantar Yang dimaksud dengan kalimat sederhana di sini adalah kalimat yang pendek, yaitu kalimat yang terdiri atas 2-5 kata. Namun, untuk kelas satu semester satu baru dikenalkan pada kalimat yang terdiri 2-3 kata. Dalam pembicaraan tentang kalimat sederhana, selain jumlah kata pada kalimat, pilihan katanya pun perlu dipertimbangkan, yaitu harus kata-kata yang mudah diucapkan dan kata-kata yang dekat atau akrab dengan dunia siswa kelas 1. Sebagai contoh, pilihlah kata-kata yang berkaitan dengan keluarga, sekolah, atau kegiatan yang biasa dilakukan siswa dalam aktivitas kesehariannya. Contoh: budi lari nani lupa 2. Langkah-Langkah Pembelajaran 2.1 Persiapan Pembelajaran Membaca dan Menulis Permulaan 12

19 Sebelum kegiatan belajar-mengajar dimulai, ada beberapa hal yang perlu dipersiapkan oleh guru, yaitu: a. Guru mempersiapkan sumber bahan ajar, khususnya buku ajar. Selain buku ajar, guru juga bisa menggunakan sumber bahan ajar lain, misalnya kalimat-kalimat sederhana yang dibuat guru dalam kertas agak besar dan disertai gambar. b. Guru membaca dan memahami standar kompetensi dan kompetensi dasar materi yang akan diajarkan dan menjabarkannya sehingga materi yang akan diajarkan jelas, rinci, serta mudah dipahami siswa. c. Guru mempelajari dan memahami materi yang akan diajarkan dengan mengacu pada standar kompetensi dan kompetensi dasar dan pada buku ajar. Dalam hal ini guru harus memahami konsep kalimat sederhana, cara pelafalan, dan intonasi. d. Guru mempersiapkan metode dan teknik pembelajaran yang tepat untuk digunakan dalam menyajikan materi yang akan diajarkan. Guru harus dapat memikat siswa belajar aktif, pembelajaran dengan penuh perhatian. kreatif, dan menyenangkan supaya siswa dapat mengikuti e. Guru mengondisikan siswa siap memperoleh materi yang akan diajarkan. Suruhlah siswa duduk dengan tertib dan buku ajar harus ada di atas meja masing-masing. Guru memulai kegiatan pembelajaran setelah seluruh siswa siap menerima pelajaran. 2.2 Proses Pembelajaran a. Guru memberitahukan materi yang akan diajarkan Pada bagian di atas siswa sudah dapat membaca suku kata dan kata dengan lafal yang tepat. Siswa diharapkan sudah dapat merangkaikan kata-kata itu hingga dapat membaca kalimat-kalimat sederhana. Kalimat bukan hanya dapat dibaca dengan lafal yang benar, melainkan juga dengan intonasi yang tepat. b. Guru memberikan contoh materi sesuai dengan SK/KD Membaca kalimat sederhana dengan intonasi yang tepat harus diawali dengan contoh-contoh yang diberikan guru. Adapun langkah-langkah yang bisa dilakukan sebagai berikut Membaca dan Menulis Permulaan 13

20 1. Guru memberikan kalimat-kalimat sederhana yang terdiri dari Subjek+Predikat atau Subjek+Predikat+Objek. Unsur-unsur kalimat dipilih kata-kata yang terdiri atas dua suku kata. Misalnya - Budi makan - Wati lari - Bapak tidur - Ibu masak - Dadi lapar 2. Guru membacakan kalimat demi kalimat dengan lafal dan intonasi yang tepat. 3. Siswa mengikuti kalimat yang dibacakan guru. 4. Guru mengulangi membaca kalimat bila masih ada siswa yang belum fasih mengucapkan lafal dan intonasi dengan tepat. 5. Dalam membaca perhatikan jeda (perhentian). 6. Membacalah dengan pelan-pelan, fasih mengucapkan lafal dan intonasi yang tepat c. Guru membimbing siswa mendalami materi Guru menunjuk beberapa siswa yang dianggap kurang baik dalam melafalkan kalimat dan mengucapkan intonasi kalimat. Setelah siswa mampu membaca dengan suara nyaring dan mengucapkan intonasi dengan tepat, guru memberikan kalimat sederhana dengan pola S+P+O. Misalnya, - Dadi makan roti. - Kakak lari pagi. - Budi beli bola. - Mimi minum susu. - Heri beli baju. Membaca dan Menulis Permulaan 14

21 Harap diperhatikan agar guru membaca tidak tidak cepat. Bila ada jeda dalam kalimat, sebaiknya guru berhenti dulu membaca. Di bawah ini contoh dari buku elektonik. Bila siswa sudah menguasai membaca kalimat sederhana yang diberikan guru di papan tulis, siswa dapar membaca kalimat-kalimat yang dicontohkan dalam buku ajar, seperti dalam buku ajar elektronik berikut ini ini bapak bapak si budi bapak si budi baik ini kelapa muda aku suka minum air kelapa rasa air kelapa muda segar ini sapi sapi milik pak dadi sapi pak dadi besar Membaca dan Menulis Permulaan 15

22 ini kuda ini kuda balap kuda milik pak dadi ani naik sepeda mobil dadi baru paman naik motor saya naik kereta api kapal laut melaju pelan Diambil dari: Bahasa Kita Bahasa Indonesia untuk Kelas 1, Disusun Muhamad Jaruki Gambar atau ilustrasi pada anak-anak sangat membantu untuk mengingat sesuatu. Pemakaian gambar pada buku ajar kelas 1 dan kelas 2 sangat dominan. Oleh sebab itu, pemahaman membaca permulaan sebaiknya disertai gambar-gambar untuk membantu merangsang daya ingat siswa. Membaca dan Menulis Permulaan 16

23 d.guru memberikan pelatihan kepada siswa Dalam kegiatan ini, guru harus aktif membuat kalimat-kalimat dengan tingkat kesulitan bertahap. Permainan dapat digunakan untuk kegiatan membaca kalimat sederhana ini, misalnya sebagai berikut. Contoh permainan untuk membaca kalimat sederhana 1. Guru menyuruh setiap siswa untuk membuat sebuah kalimat sederhana di secarik kertas. Setiap kertas dilipat. Siswa saling menukar sesama temannya. Guru menunjuk seorang demi seorang untuk membaca kalimat yang ditulis temannya. Begitu seterusnya kertas bisa terus saling ditukar. 2. Guru sudah mempersiapkan kalimat-kalimat sederhana yang ditulis pada secarik kertas yang digulung. Siswa maju satu per satu untuk mengambil kertas secara acak. Siswa membaca kalimat dari kertas yang diambilnya. e. Guru mengevaluasi kemampuan siswa Pada tahap ini setiap siswa secara bergiliran membaca beberapa kalimat di depan kelas. Siswa yang lain harus menyimaknya, dan ikut menilai apakah temannya tersebut telah dapat membaca dengan lancar atau belum, serta apakah intonasinya sudah tepat atau belum. Guru memberikan penilaian tentang cara membaca siswa, baik dari segi kelancarannya maupun dari segi intonasinya. Membaca dan Menulis Permulaan 17

24 BAB III MENULIS PERMULAAN DENGAN MENJIPLAK, MENEBALKAN, DAN MENCONTOH STANDAR KOMPETENSI (SK) DAN KOMPETENSI DASAR (KD) Ada beberapa standar kompetensi (SK) dan (KD) berkaitan dengan menulis permulaan dengan menjiplak, menebalkan, mencontoh, melengkapi, dan menyalin. SK/KD tersebut adalah (1) Menjiplak berbagai bentuk gambar, lingkaran, dan bentuk huruf (2) Menebalkan berbagai bentuk gambar, lingkaran, dan bentuk huruf (3) Mencontoh huruf, kata, atau kalimat sederhana dari buku atau papan tulis dengan benar (4) Melengkapi kalimat yang belum selesai berdasarkan gambar (5) Menyalin puisi anak sederhana dengan huruf lepas A. MENULIS PERMULAAN DENGAN MENJIPLAK, MENEBALKAN, MENCONTOH, MELENGKAPI, DAN MENYALIN (KELAS I SEMESTER 1) 1. Pengantar Menjiplak adalah menggambar atau menulis garis-garis gambaran atau tulisan yang telah tersedia (dengan menempelkan kertas kosong pada gambar atau tulisan yang akan ditiru) (KBBI, 2008:586). Kegiatan menjiplak gambar merupakan kegiatan awal dari kegiatan menulis. Berikan gambar-gambar yang mudah ditiru dan dalam ukuran yang lebih besar dari biasanya. 2. Langkah-Langkah Pembelajaran 2.1 Persiapan Pembelajaran Sebelum kegiatan belajar-mengajar dimulai, ada beberapa hal yang perlu dipersiapkan oleh guru, yaitu: a. Guru mempersiapkan sumber bahan ajar, khususnya buku ajar. Selain buku ajar, guru juga bisa menggunakan sumber bahan ajar lain, potongan gambar-gambar dalam berbagai bentuk agar bias ditiru atau dijiplak Membaca dan Menulis Permulaan 18

25 b. Guru membaca dan memahami standar kompetensi dan kompetensi dasar materi yang akan diajarkan dan menjabarkannya sehingga materi yang akan diajarkan jelas, rinci, serta mudah dipahami siswa. c. Guru mempelajari dan memahami materi yang akan diajarkan dengan mengacu pada standar kompetensi dan kompetensi dasar dan pada buku ajar. d. Guru mempersiapkan metode dan teknik pembelajaran yang tepat untuk digunakan dalam menyajikan materi yang akan diajarkan. Guru harus dapat memikat siswa belajar aktif, kreatif, dan menyenangkan supaya siswa dapat mengikuti pembelajaran dengan penuh perhatian. e. Guru mengondisikan siswa siap memperoleh materi yang akan diajarkan. Suruhlah siswa duduk dengan tertib dan buku ajar harus ada di atas meja masing-masing. Guru memulai kegiatan pembelajaran setelah seluruh siswa siap menerima pelajaran. 2.2 Proses Pembelajaran a. Guru memberitahukan materi yang akan diajarkan Kegiatan ini membiasakan siswa untuk melemaskan jari tangan dan sekaligus mengenal bentuk. Pada akhirnya, siswa dapat menulis huruf-huruf. b. Guru Memberikan Contoh Materi Sesuai SK/KD Bentuk pertama yang bisa diajarkan pada siswa adalah lingkaran. Dapat dilakukan seperti contoh di bawah ini. Membaca dan Menulis Permulaan 19

26 Gambar diambil dari buku Bahasa Indonesia untuk Sekolah Dasar Kelas 1 disusun oleh Imri Nur aini dan Indriyani (Buku Elektronik Pusat Perbukuan Depdiknas) Setelah siswa lancar menjiplak gambar lingkaran, berikan gambar-gambar dalam bentuk lain. Agar lebih menarik, siswa diminta untuk mewarnai setiap gambar. Perhatikan contoh di bawah ini. Setelah menjiplak gambar, siswa mulai diarahkan pada menjiplak huruf.. Siswa hanya mengikuti bentuk-bentuk huruf yang telah tersedia. Sebelum memulai menjiplak, siswa diberi penjelasan dari arah mana harus mulai. Hal ini penting untuk diketahui karena akan menentukan kualitas tulisan. Perhatikan cara penulisan huruf di bawah ini. Setiap huruf diberi tanda (dengan nomor) untuk menunjukkan pada siswa di mana mulai menulis dan seterusnya. Membaca dan Menulis Permulaan 20

27 Nomor dan arah panah sebagai tanda yang harus diiukuti Mulailah dengan huruf-huruf yang hampir sama bentuknya (pola dasar lingkaran) Membaca dan Menulis Permulaan 21

28 Lanjutkan dengan huruf-huruf yang memiliki kesamaan bentuk lainnya (pola dasar garis lurus) Lanjutkan dengan huruf-huruf yang memiliki perpaduan bentuk lingkaran dan garis Begitu seterusnya dilanjutkan dengan huruf-huruf yang memiliki kesamanaan bentuk lainnya, seperti c. Guru membimbing siswa mendalami materi Setelah kegiatan menulis dengan cara menjiplak dianggap sudah dapat dikuasai oleh siswa, kegiatan dilanjutkan dengan cara menebalkan. Guru memberikan lembaran yang di dalamnya terdapat huruf-huruf yang masih terputus-putus atau tipis. Siswa diminta untuk menebalkan huruf-huruf tersebut. Mulailah dari huruf yang sejenis seperti kegiatan menjiplak di atas. Diingatkan agar tetap mengikuti cara penulisan seperti yang sudah diajarkan pada kegiatan menjiplak. Membaca dan Menulis Permulaan 22

29 Sebagai variasi dalam kegiatan menebalkan ini, guru dapat memberikan berbagai gambar yang dapat ditebalkan oleh siswa seperti contoh di bawah ini Membaca dan Menulis Permulaan 23

30 Sumber: Bahasa Kita Bahasa Indonesia untuk SD kelas 1 disusun oleh Muhamad Jaruki Guru dapat mencari bentuk-bentuk lain yang dapat melatih siswa mengenali berbagai bentuk dan melemaskan tangan agar terbiasa menulis. Setelah menjiplak dan menebalkan huruf, kegiatan menulis dilanjutkan dengan mencontoh. Contoh dapat diberikan di buku atau di papan tulis. Untuk siswa kelas 1 cukup mencontoh huruf-huruf dan kata-kata sederhana. Kata-kata yang lebih rumit dapat diberikan di kelas dua yang dilanjutkan dengan kalimat sederhana. Kalimatkalimat yang lebih kompleks dapat diberikan di kelas 3. Contohkan tulisan sederhana disertai gambar, misalnya buku bola Membaca dan Menulis Permulaan 24

31 topi sapu Setelah kata-kata yang terdiri atas dua suku kata, lanjutkan dengan kata-kata yang lebih kompleks penggaris penghapus lemari payung Setelah siswa dapat menulis kata-kata kompleks lanjutkan dengan kalimat sederhana, misalnya Membaca dan Menulis Permulaan 25

32 Saya berjalan. Saya berlari. Saya berenang. Saya berdiri. Lanjutkan dengan kalimat yang agak kompleks. Saya pergi ke Jakarta naik bus. Paman naik kereta api. Ayah pergi naik kapal laut. Membaca dan Menulis Permulaan 26

33 Ibu pergi naik pesawat. a. Guru memberikan pelatihan kepada siswa Pelatihan dapat diberikan dengan berbagai cara. Salah satunya dengan melengkapi huruf-huruf yang sengaja dikosongkan dalam kalimat. ce _ makan nya _ kelela buru makan wawan main la la e. Guru Mengevaluasi Hasil Kerja Siswa Dari pelatihan yang diberikan dapat diketahui apakah siswa sudah dapat menulis atau belum. Bagi siswa-siswa yang belum bisa menulis diberikan latihan yang lebih sederhana Membaca dan Menulis Permulaan 27

34 BAB IV MEMBACA LANCAR BEBERAPA KALIMAT SEDERHANA DAN MEMBACA NYARING TEKS DENGAN LAFAL DAN INTONASI YANG TEPAT STANDAR KOMPETENSI (SK) DAN KOMPETENSI DASAR (KD) Ada beberapa standar kompetensi (SK) dan kompetensi dasar (KD) berkaitan dengan membaca lancar dan membaca nyaring dengan lafal dan intonasi yang tepat. SK/KD tersebut adalah: (1) membaca lancar beberapa kalimat sederhana yang terdiri atas 3-5 kata (kelas 1 semester 2) (2) membaca nyaring teks (15-20 kalimat) dengan memperhatikan lafal dan intonasi yang tepat (kelas 2 semester 2) (3) membaca nyaring teks (20-25 kalimat) dengan lafal dan intonasi yang tepat (kelas 3 semester 1) A. MEMBACA LANCAR BEBERAPA KALIMAT SEDERHANA YANG TERDIRI ATAS 3-5 KATA DENGAN INTONASI YANG TEPAT (KELAS 1 SEMESTER 2) 1. Pengantar Yang dimaksud dengan kalimat sederhana di sini adalah kalimat yang pendek, yaitu kalimat yang terdiri atas 3-5 kata. Dalam pembicaraan tentang kalimat sederhana, selain jumlah kata pada kalimat, pilihan katanya pun perlu dipertimbangkan, yaitu pilihlah kata-kata yang mudah diucapkan dan kata-kata yang dekat atau akrab dengan dunia siswa kelas 1. Berkaitan dengan itu, pilihlah kata-kata yang berkaitan dengan, misalnya keluarga, sekolah, atau kegiatan yang biasa dilakukan siswa dalam aktivitasnya sehari-hari. Contoh: Namaku Nina. Aku baru kelas satu. Nama adikku Budi. Adikku belum sekolah. Membaca dan Menulis Permulaan 28

35 Aku rajin belajar. Aku juga rajin membantu ibu. Aku membereskan tempat tidur. Aku juga suka menyapu halaman. Aku dan Budi anak rajin. Kami disayang ayah dan ibu. Adapun yang dimaksud dengan intonasi adalah lagu kalimat. Intonasi atau lagu kalimat berita yang ditandai oleh tanda titik (.) berbeda dengan intonasi atau lagu kalimat tanya yang ditandai oleh tanda tanya (?). Hal itu berbeda pula dengan intonasi atau lagu kalimat perintah yang ditandai oleh tanda seru (!). Misalnya: Namaku Nina. (kalimat berita) Namamu siapa? (kalimat tanya) Tolong buka pintu! (kalimat perintah) Dalam intonasi terkandung pula jeda. Jeda adalah perhentian dalam sebuah kalimat, atau perhentian antara kalimat yang satu dengan kalimat berikutnya. Karena itu, jeda dibagi dua, yaitu (1) jeda pendek dan (2) jeda panjang. Jeda pendek dipakai ketika kita mengucapkan sebuah kata atau beberapa kata yang membentuk satu kesatuan. Jeda pendek juga dipakai bila dalam kalimat terdapat tanda koma (,). Jeda pendek, dalam hal ini, ditandai oleh tanda (/). Sementara itu, jeda panjang dipakai ketika kita akan berganti dari kalimat yang satu ke kalimat berikutnya. Jeda panjang, dalam hal ini, ditandai oleh tanda (//). Berdasarkan uraian ini, jeda kalimat-kalimat di atas adalah sebagai berikut. Namaku / Nina. Namamu / siapa? Tolong / buka / pintu! 2. Langkah-langkah Pembelajaran 2.1 Persiapan a. Guru mempersiapkan sumber bahan ajar, khususnya buku ajar. Selain buku ajar, guru juga bisa menggunakan sumber bahan ajar lain, misalnya kalimat-kalimat sederhana yang dibuat guru. Membaca dan Menulis Permulaan 29

36 b. Guru membaca dan memahami standar kompetensi dan kompetensi dasar materi yang akan diajarkan dan menjabarkannya sehingga materi yang akan diajarkan jelas, rinci, serta mudah dipahami siswa. c. Guru mempelajari dan memahami materi yang akan diajarkan dengan mengacu pada standar kompetensi dan kompetensi dasar dan pada buku ajar. Dalam hal ini guru harus memahami konsep kalimat sederhana dan konsep intonasi. d. Guru mempersiapkan metode dan teknik pembelajaran yang tepat untuk digunakan dalam menyajikan materi yang akan diajarkan. Guru harus dapat memikat siswa belajar aktif, kreatif, dan menyenangkan supaya siswa dapat mengikuti pembelajaran dengan penuh perhatian. e. Guru mengondisikan siswa siap memperoleh materi yang akan diajarkan. Suruhlah siswa duduk dengan tertib dan buku ajar harus ada di atas meja masing-masing. Guru memulai kegiatan pembelajaran setelah seluruh siswa siap menerima pelajaran Proses Pembelajaran a. Guru memberitahukan materi yang akan diajarkan Guru memberitahukan materi yang akan diajarkan pada hari ini, jam ini, kepada siswa, yaitu membaca lancar beberapa kalimat sederhana dengan intonasi yang tepat. Guru menyuruh siswa membuka halaman buku yang memuat pelajaran tersebut. Sebagai langkah apersepsi, usahakan guru mengaitkan materi yang akan disampaikan dengan materi yang telah diajarkan sebelumnya. Contoh: Anak-anak, sebelumnya kita telah belajar membaca nyaring kalimat sederhana dengan lafal dan intonasi yang tepat. Sekarang kita akan belajar membaca lancar beberapa kalimat sederhana dengan intonasi yang tepat. b. Guru memberikan contoh materi sesuai dengan SK/KD Kalimat-kalimat yang akan dibaca bisa kalimat-kalimat yang terdapat pada buku ajar, atau bisa juga berupa kalimat-kalimat yang dibuat guru. Jika kalimat yang akan dibaca adalah kalimat yang dibuat guru, guru harus menuliskan kalimat-kalimat tersebut terlebih dahulu di papan tulis. Jadi, langkah pertama adalah guru memberikan contoh Membaca dan Menulis Permulaan 30

37 membaca lancar kalimat sederhana dengan intonasi yang tepat. Kemudian, siswa secara bersama-sama mengikuti/menirukan membaca kalimat seperti yang dicontohkan guru. Dalam memberikan contoh, guru harus menggunakan intonasi yang tepat supaya siswa dapat menirukannya dengan intonasi yang tepat pula. c. Guru membimbing siswa mendalami materi Pada tahap ini setiap siswa secara bergiliran membaca lancar kalimat-kalimat sederhana, baik kalimat-kalimat yang berasal dari buku ajar maupun kalimat-kalimat yang dibuat guru di papan tulis. Bila masih ada siswa yang belum lancar membaca atau salah menggunakan intonasi, guru harus segera membetulkannya, sampai siswa tersebut benar-benar dapat membaca kalimat-kalimat tersebut dengan lancar dan dengan intonasi yang tepat. d. Guru memberikan pelatihan kepada siswa Setelah setiap siswa dapat membaca lancar beberapa kalimat sederhana yang berasal dari buku ajar atau yang ditulis guru di papan tulis, guru mengganti kalimatkalimat tersebut dengan kalimat-kalimat lain. Namun, kalimat-kalimat yang disajikan harus tetap kalimat sederhana yang terdiri atas 3-5 kata. Siswa terus berlatih membaca kalimat-kalimat tersebut. Pelatihan bisa divariasikan antara pelatihan secara berpasangan dan pelatihan secara berkelompok. e. Guru mengevaluasi kemampuan siswa Pada tahap ini setiap siswa secara bergiliran membaca beberapa kalimat di depan kelas. Siswa yang lain harus menyimaknya, dan ikut menilai apakah temannya tersebut telah dapat membaca dengan lancar atau belum, serta apakah intonasinya sudah tepat atau belum. Guru memberikan penilaian tentang cara membaca siswa, baik dari segi kelancarannya maupun dari segi intonasinya. B. MEMBACA NYARING TEKS (15-20 KALIMAT) DENGAN MEMPERHATIKAN LAFAL DAN INTONASI YANG TEPAT (KELAS 2 SEMESTER 2) 1. Pengantar Membaca nyaring adalah membaca dengan suara yang keras dan jelas. Dalam membaca nyaring, lafal harus jelas. Lafal adalah cara mengucapkan fonem, kata, atau Membaca dan Menulis Permulaan 31

38 kalimat secara keseluruhan. Guru harus menjelaskan perbedaan pengucapan fonem /e/ pepet (misalnya pada kata sepuluh atau sejak) dan /e/ biasa (misalnya pada kata saleh atau boleh). Guru juga harus menjelaskan perbedaan pengucapan /au/ sebagai satu fonem (misalnya pada kata kerbau) dan sebagai dua fonem (misalnya pada kata bau), atau pengucapan /ai/ pada kata mengintai dan pada kata mencintai. Selain lafal harus jelas, intonasi pun harus tepat. Seperti dikemukakan di atas, dalam intonasi terkandung jeda. Jadi, dalam membaca nyaring, keseluruhan haruslah jelas dan tepat. 2. Langkah-langkah Pembelajaran 2.1 Persiapan lafal, jeda, serta intonasi kalimat secara a. Guru mempersiapkan bahan ajar, yaitu teks yang terdiri atas kalimat untuk dibaca siswa. Teks dapat bersumber pada: (1) buku ajar siswa, (2) surat kabar, majalah, atau internet, atau (3) teks buatan guru. Adapun mengenai isi dan bahasa teks yang diambil haruslah disesuaikan dengan tingkat perkembangan siswa. Isi teks, selain harus berkaitan dengan hal-hal yang dekat dengan siswa, juga haruslah mengandung nilainilai yang dapat diteladani. Hindari teks yang berkaitan dengan kekerasan atau pelanggaran terhadap sopan santun. Sementara itu, dalam hal bahasa, pilihan kata dan kalimat pada teks haruslah sesuai dengan tingkat perkembangan siswa. Pilihlah katakata yang sederhana dan kalimat-kalimat pendek. Contoh teks: Membersihkan Lingkungan Rumah Hari Minggu keluarga Arini kerja bakti. Arini menyapu halaman rumah. Ibu Arini membersihkan taman dan kolam. Ayah Arini menanam pohon di halaman. Dimas, adik Arini, mengumpulkan sampah. Lingkungan rumah Arini menjadi rapi. Rumah Arini bersih dan sehat. Saluran airnya juga lancar. Halaman rumah kelihatan segar. Bunga-bunga di taman berwarna-warni. Menambah keindahan rumah Arini. Udara segar membuat lingkungan nyaman. Membaca dan Menulis Permulaan 32

39 Seluruh keluarga nyaman tinggal di rumah. Selain itu, rumah kelihatan indah. Arini merasa senang. Sumber: Bahasa Indonesia Kelas 2: 93-94, b. Guru membaca dan memahami standar kompetensi dan kompetensi dasar materi yang akan diajarkan dan menjabarkannya sehingga materi yang akan diajarkan jelas, rinci, serta mudah dipahami siswa. c. Guru mempelajari dan memahami materi yang akan diajarkan dengan mengacu pada standar kompetensi dan kompetensi dasar dan pada buku ajar. Dalam hal ini guru harus memahami konsep membaca nyaring, konsep lafal, serta konsep intonasi. d. Guru mempersiapkan metode dan teknik pembelajaran yang tepat untuk digunakan dalam menyajikan materi yang akan diajarkan. Guru harus dapat memikat siswa belajar aktif, kreatif, dan menyenangkan supaya siswa dapat mengikuti pembelajaran dengan penuh perhatian. e. Guru mengondisikan siswa siap memperoleh materi yang akan diajarkan. Suruhlah siswa duduk dengan tertib dan buku ajar harus ada di atas meja masing-masing. Guru memulai kegiatan pembelajaran setelah seluruh siswa siap menerima pelajaran Proses Pembelajaran a. Guru memberitahukan materi yang akan diajarkan Guru memberitahukan materi yang akan diajarkan pada hari ini, jam ini, kepada siswa, yaitu membaca nyaring teks (15-20 kalimat) dengan lafal dan intonasi yang tepat. Guru menyuruh siswa membuka halaman buku yang memuat pelajaran tersebut. Sebagai langkah apersepsi, usahakan guru mengaitkan materi yang akan disampaikan dengan materi yang telah diajarkan sebelumnya. Contoh: Anak-anak, sebelumnya kita telah belajar membaca nyaring kalimat sederhana dengan lafal dan intonasi yang tepat. Sekarang kita akan belajar membaca nyaring teks (15-20 kalimat) dengan lafal dan intonasi yang tepat. Membaca dan Menulis Permulaan 33

40 b. Guru memberikan contoh materi sesuai dengan SK/KD Sebagaimana telah dikemukakan di atas, teks yang akan dijadikan materi pelajaran bisa berasal dari buku ajar, dari surat kabar, majalah, atau internet, atau teks buatan guru. Langkah pertama adalah guru memberikan contoh membaca nyaring teks tersebut dengan lafal dan intonasi yang tepat. Selanjutnya, siswa disuruh membaca teks tersebut dalam hati. Setelah selesai membaca dalam hati, barulah siswa disuruh membaca teks tersebut secara bersama-sama. c. Guru membimbing siswa mendalami materi Pada tahap ini, guru menyuruh kembali setiap siswa membaca teks dalam hati. Siswa perlu membaca kembali teks dalam hati supaya dapat mengucapkan kata-kata dengan lafal yang benar, menempatkan jeda dengan tepat, serta menentukan intonasi dengan tepat pula. Semua itu dapat dicapai jika siswa telah memahami teks secara keseluruhan. Selanjutnya, siswa satu per satu membaca nyaring teks tersebut. Guru perlu membimbing siswa yang belum bisa membaca dengan suara nyaring, atau lafal dan intonasinya belum tepat. d. Guru memberikan pelatihan kepada siswa Setelah setiap siswa bisa membaca teks tadi dengan nyaring, guru mengganti teks tersebut dengan teks yang lain. Selanjutnya, guru membagi kelas atas kelompokkelompok. Setiap kelompok terdiri atas 4-5 orang. Setiap siswa secara bergiliran membaca teks di dalam kelompoknya masing-masing. Teman-teman sekelompoknya mendengarkan dan mengomentarinya dari segi pelafalan, jeda, dan intonasi secara keseluruhan. e. Guru mengevaluasi kemampuan siswa Setelah membaca nyaring dalam kelompoknya masing-masing, setiap siswa secara bergiliran membaca nyaring teks tersebut di depan kelas. Guru mendengarkan dan menilai cara pembacaan teks tersebut dari segi pelafalan, jeda, dan intonasi secara keseluruhan. Selanjutnya, untuk menilai tingkat pemahaman siswa terhadap isi teks yang dibacanya, guru membuat beberapa pertanyaan tentang isi teks. Misalnya: Anak-anak, ayo jawab pertanyaan-pertanyaan berikut. 1. Apa judul cerita di atas? Membaca dan Menulis Permulaan 34

41 2. Siapa saja yang membersihkan lingkungan rumah? 3. Mengapa mereka membersihkan lingkungan rumah? 4. Bagaimana keadaan rumah Arini? 5. Siapa yang harus membersihkan lingkungan rumah kita masing-masing? Untuk lebih meningkatkan keterampilan siswa membaca nyaring, siswa dapat ditugasi mencari teks dari surat kabar atau majalah anak. Selanjutnya, teks tersebut bisa dibacakan di hadapan orang tuanya masing-masing di rumah. Langkah ini baik supaya orang tua siswa ikut memantau perkembangan kemampuan putra putrinya dalam hal membaca. Jika langkah ini berjalan dengan baik, guru dapat meminta tanggapan orang tua siswa tentang kemampuan membaca putra putrinya. Tanggapan orang tua tersebut diserahkan kepada guru. C. MEMBACA NYARING TEKS (20-25 KALIMAT) DENGAN LAFAL DAN INTONASI YANG TEPAT (KELAS 3 SEMESTER 1) 1. Pengantar Pelajaran membaca nyaring teks sudah diberikan di kelas 2 semester 2. Perbedaannya adalah mengenai panjang teks: teks yang diberikan di kelas 2 semester 2 adalah kalimat, sedangkan saat ini kalimat. Selain panjang teks, jenis teks yang diberikan pun perlu lebih ditingkatkan kesulitannya karena pelajaran ini diberikan di kelas 3 semester 1. Pilihlah teks yang dapat memperluas wawasan siswa. Adapun tentang sumber belajarnya, juga bisa sama dengan pelajaran membaca nyaring teks yang diberikan di kelas 2, yaitu dapat berupa: (1) buku ajar siswa, (2) teks yang dibuat guru, atau (3) teks yang diambil dari surat kabar, majalah, atau internet, yang sesuai dengan tingkat perkembangan siswa. Contoh teks: Tempat Umum Tempat umum adalah tempat yang biasa digunakan untuk orang banyak. Contohnya adalah apotek, bank, pasar, dan stasiun. Apotek adalah tempat menjual dan meramu obat-obatan berdasarkan resep dokter. Selain itu, di apotek juga dijual obatobatan ringan yang dapat dibeli tanpa resep dokter. Apotek dipimpin oleh seorang apoteker, yaitu orang yang mempunyai keahlian dalam bidang obat-obatan. Adapun karyawannya biasa disebut asisten apoteker. Orang yang membeli obat dengan resep dokter biasanya harus antre lebih dahulu. Selama antre, mereka mendapatkan nomor. Membaca dan Menulis Permulaan 35

42 Nomor ini berguna agar obat tidak tertukar dengan obat dari pembeli lain. Oleh sebab itu, nomor tidak boleh hilang. Tempat umum lainnya yang mudah ditemui adalah pasar. Pasar merupakan tempat orang melakukan jual beli. Ada pasar yang menyediakan berbagai barang, ada pula yang hanya menyediakan satu macam barang. Contoh pasar yang hanya menyediakan satu macam barang adalah pasar kain, pasar hewan, pasar buah, dan pasar ikan. Bank juga merupakan tempat umum. Di bank orang dapat melakukan kegiatan yang berkaitan dengan keuangan. Misalnya, menabung, meminjam uang, dan membayar rekening telepon. Menabung di bank akan mendatangkan banyak manfaat, seperti uang kita menjadi aman serta pembangunan akan lebih terbantu dan maju. Saat ini bank mudah ditemui baik di kota maupun di desa. Tempat pemberhentian kereta api disebut stasiun. Keadaan stasiun sangat ramai. Di stasiun ada banyak kereta api dengan berbagai jurusan masing-masing. Keramaian di stasiun akan bertambah pada menjelang hari libur atau hari besar. Sumber: Bahasa Indonesia Kelas 3: 5-7, Langkah-langkah Pembelajaran Langkah-langkah pembelajaran yang dilakukan berkaitan dengan SK/KD ini dapat sama dengan langkah-langkah pembelajaran pada membaca nyaring teks (15-20 kalimat) dengan lafal dan intonasi yang tepat yang diberikan di kelas 2. Untuk mengevaluasi pemahaman siswa terhadap isi teks yang dibaca, guru dapat mengajukan beberapa pertanyaan tentang isi teks tersebut. Berikut adalah contoh pertanyaan yang dapat diajukan berkaitan dengan teks di atas. Contoh Pertanyaan: 1. Apa yang disebut dengan tempat umum? 2. Berilah tiga buah contoh tempat umum! 3. Tempat orang membeli obat disebut apa? 4. Stasiun adalah tempat untuk apa? 5. Bila akan menabung, kita harus pergi ke mana? Membaca dan Menulis Permulaan 36

43 BAB V MENULIS KALIMAT SEDERHANA YANG DIDIKTEKAN GURU DENGAN MENGGUNAKAN HURUF TEGAK BERSAMBUNG STANDAR KOMPETENSI (SK) DAN KOMPETENSI DASAR (KD) Ada beberapa standar kompetensi (SK) dan kompetensi dasar (KD) berkaitan dengan menulis kalimat sederhana yang didiktekan guru. SK/KD tersebut adalah: (1) menulis kalimat sederhana yang didiktekan guru dengan menggunakan huruf tegak bersambung (kelas 1 semester 2) (2) menulis kalimat sederhana yang didiktekan guru dengan menggunakan huruf tegak bersambung dan memperhatikan penggunaan huruf capital dan tanda titik (kelas 2 semester 1) A. MENULIS KALIMAT SEDERHANA YANG DIDIKTEKAN GURU DENGAN MENGGUNAKAN HURUF TEGAK BERSAMBUNG (KELAS 1 SEMESTER 2) 1. Pengantar Seperti halnya pembelajaran menulis permulaan pada umumnya, pembelajaran menulis kalimat sederhana yang didiktekan guru dengan menggunakan huruf tegak bersambung pun diawali dengan kegiatan pramenulis, yaitu: (1) Melemaskan lengan dengan gerakan menulis di udara (2) Memegang pensil dengan benar (3) Melemaskan jari dengan mewarnai, menjiplak, menggambar, dan melatih dasar menulis (garis tegak, garis miring, garis lurus, dan garis lengkung). Sebelum siswa diajarkan menulis kalimat sederhana yang didiktekan guru dengan menggunakan huruf tegak bersambung, guru harus memberikan beberapa contoh huruf tegak bersambung yang berupa huruf di papan tulis. Siswa menuliskanhuruf-huruf yang dicontohkan guru di bukunya masing-masing. Dalam hal ini perlu diperhatikan beberapa hal sebagai berikut. (1) Bentuk setiap huruf harus benar Membaca dan Menulis Permulaan 37

44 (2) Ukuran setiap huruf (ke atas dan ke bawah garis) harus tepat (3) Huruf harus tegak lurus Contoh: Selanjutnya, guru memberikan beberapa contoh huruf tegak bersambung yang berupa kata dasar di papan tulis. Siswa menuliskankata-kata dasar yang dicontohkan guru di bukunya masing-masing. Kata dasar yang dicontohkan haruslah kata dasar yang sudah dikenal siswa, baku, dan bernilai rasa baik. Contoh: aku rajin bunga Contoh berikutnya adalah huruf tegak bersambung yang berupa kata berimbuhan. Siswa menuliskan kata-kata berimbuhan yang dicontohkan guru di Membaca dan Menulis Permulaan 38

45 bukunya masing-masing. Kata berimbuhan yang dicontohkan haruslah kata berimbuhan yang sudah dikenal siswa, sederhana, serta bernilai rasa baik. Misalnya kata belajar, membaca, menulis, menolong, atau menyiram. Hindarkan pilihan kata yang terlalu kompleks, belum dikenal, serta kasar. Contoh: belajar menolong menyiram Setelah semua siswa dapat menulis huruf tegak bersambung yang berupa huruf dan kata dengan baik, tahap selanjutnya guru memberikan contoh huruf tegak bersambung yang berupa kalimat sederhana. Siswa menuliskan kalimat-kalimat sederhana yang dicontohkan guru di bukunya masing-masing. Pada tahap ini harus diperhatikan beberapa hal sebagai berikut. (1) Panjang kalimat cukup 3-5 kata. (2) Kata-kata yang dipilih haruslah kata-kata yang baku, dikenal oleh siswa, dan bernilai rasa baik. Membaca dan Menulis Permulaan 39

46 Contoh: aku membaca buku kakak menyiram bunga ibu membeli sayur Jika semua siswa sudah mahir menulis kalimat sederhana dengan menggunakan huruf tegak bersambung yang dicontohkan guru di papan tulis, kegiatan mendiktekan kalimat baru bisa dilakukan. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh guru ketika akan mendiktekan kalimatnya kepada siswa. Hal-hal tersebut antara lain adalah: (1) Jumlah kata dalam kalimat 3-5 kata. (2) Kata-kata yang dipilih haruslah kata-kata yang baku, dikenal oleh siswa, dan bernilai rasa baik. (7) Jika guru akan mendiktekan lebih dari satu kalimat, pastikan terlebih dahulu bahwa kalmat yang pertama sudah selesai ditulis oleh siswa di bukunya masing (3) Cara guru mengucapkan setiap kata harus jelas. Hal ini perlu diperhatikan karena mendikte adalah menuliskan bahasa yang dilisankan (diucapkan). Sebagaimana diketahui, dalam bahasa Indonesia terdapat kata-kata yang bunyinya mirip, misalnya [lupa] dan [rupa], [bawa] dan [bawah], [beras] dan [deras], [abu] dan [adu], atau [membeli] dan [memberi]. (4) Jeda antara kata yang satu dengan kata berikutnya harus lambat dan teratur supaya siswa dapat mendengarnya dengan jelas. (5) Suara guru harus keras supaya terdengar oleh semua siswa. (6) Guru perlu mengulang-ulang kalimat yang didiktekannya. Membaca dan Menulis Permulaan 40

47 masing. Jika masih ada siswa yang belum selesai menuliskan kalimat yang pertama, guru jangan dulu mendiktekan kalimat yang kedua, dan seterusnya. Dalam hal ini, pada tahap pertama mendiktekan kalimat, sebaiknya kalimat yang didiktekan tidak lebih dari tiga kalimat. 2. Langkah-langkah Pembelajaran 2.1 Persiapan a. Guru mempersiapkan papan tulis yang telah digarisi menjadi lima baris. Guru juga menyuruh siswa menyiapkan buku tulis bergaris lima. Siswa melakukan kegiatan pramenulis seperti disebutkan di atas. Guru memeriksa siswa satu per satu untuk memastikan bahwa semua siswa telah memegang pensil dengan benar. b. Guru membaca dan memahami standar kompetensi dan kompetensi dasar materi yang akan diajarkan. c. Guru mempelajari dan memahami materi yang akan diajarkan dengan mengacu pada standar kompetensi dan kompetensi dasar dan pada buku ajar. Dalam hal ini guru harus memahami konsep mendikte dan konsep kalimat sederhana. d. Guru mempersiapkan metode dan teknik pembelajaran yang tepat untuk digunakan dalam menyajikan materi yang akan diajarkan. Guru harus dapat memikat siswa belajar aktif, kreatif, dan menyenangkan supaya siswa dapat mengikuti pembelajaran dengan penuh perhatian. e. Guru mengondisikan siswa siap memperoleh materi yang akan diajarkan. Suruhlah siswa duduk dengan tertib dan buku bergaris lima harus ada di atas meja masingmasing. Guru memulai kegiatan pembelajaran setelah seluruh siswa siap menerima pelajaran Proses Pembelajaran a. Guru memberitahukan materi yang akan diajarkan Guru memberitahukan materi yang akan diajarkan pada hari ini, jam ini, kepada siswa, yaitu menulis kalimat sederhana yang didiktekan guru dengan menggunakan Membaca dan Menulis Permulaan 41

48 huruf tegak bersambung. Guru menyuruh siswa membuka halaman buku yang memuat pelajaran tersebut. Sebagai langkah apersepsi, usahakan guru mengaitkan materi yang akan disampaikan dengan materi yang telah diajarkan sebelumnya. Contoh: Anak-anak, sebelumnya kita telah belajar mencontoh huruf, kata, atau kalimat sederhana dari buku atau papan tulis dengan benar. Sekarang kita akan belajar menulis kalimat sederhana yang didiktekan guru dengan menggunakan huruf tegak bersambung. Oleh karena itu, perhatikan baik-baik tulisan Bapak/Ibu di papan tulis. Bapak/Ibu akan memberikan contoh bagaimana menulis huruf, kata, serta kalimat dengan menggunakan huruf tegak bersambung. b. Guru memberikan contoh materi sesuai dengan SK/KD Guru memberikan contoh menulis dengan menggunakan huruf tegak bersambung di papan tulis. Contoh yang diberikan guru harus bertahap, dimulai dari contoh yang berupa huruf, kata dasar, kata berimbuhan, lalu kalimat. Siswa menuliskannya pada bukunya masing-masing. Bila masih ada siswa yang salah menulis bentuk huruf, guru harus segera membimbingnya sampai siswa tersebut dapat menulis huruf tersebut dengan benar. c. Guru membimbing siswa mendalami materi Pada tahap ini contoh yang diberikan guru difokuskan pada kalimat sederhana. Jadi, guru memberikan beberapa contoh kalimat sederhana dengan menggunakan huruf tegak bersambung di papan tulis. Siswa menuliskannya pada bukunya masing-masing. Guru memeriksa tulisan siswa. Selanjutnya, guru mulai mendiktekan kalimat, dan siswa menuliskannya pada bukunya masing-masing. Namun, sebelum mendiktekan kalimat, guru harus memperingatkan siswa supaya siswa benar-benar memperhatikan kalimat yang akan didiktekan guru. Suasana kelas harus tenang dan sunyi supaya kalimat yang didiktekan guru terdengar dengan jelas oleh siswa. Karena siswa hanya mengandalkan pendengarannya, perhatikan hal-hal yang berkaitan dengan mendikte yang telah dijelaskan di muka. Setelah seluruh siswa selesai menulis kalimat yang didiktekan guru, guru memeriksa tulisan siswa. Jika masih ada siswa yang salah menulis, guru harus segera membimbingnya sampai siswa tersebut mampu menulis kalimat yang didiktekan guru dengan benar. Membaca dan Menulis Permulaan 42

49 d. Guru memberikan pelatihan kepada siswa Untuk semakin memperlancar keterampilan siswa dalam menulis kalimat sederhana yang didiktekan guru, siswa perlu diberi latihan yang terus-menerus. Bentuk pelatihan siswa dapat divariasikan antara pelatihan yang sifatnya : (1)mandiri, (2) berpasangan, dan (3) berkelompok. Pada pelatihan mandiri, setiap siswa memeriksa hasil tulisannya sendiri. Jika masih ada tulisan yang salah, siswa yang bersangkutan harus segera memperbaikinya. Pada pelatihan berpasangan, siswa saling memeriksa hasil tulisannya dengan teman sebangkunya. Jadi, teman sebangkunya bertugas memeriksa hasil tulisan temannya. Adapun pada pelatihan kelompok, guru dapat membagi siswa menjadi beberapa kelommpok, misalnya 1 kelompok terdiri atas 5 orang. Tempat duduk setiap kelompok diatur sedemikian rupa sehingga semua anggota pada setiap kelompok berhadapan. Pada pelatihan berkelompok ini setiap siswa saling bertukan hasil tulisannya, lalu setiap siswa dalam kelompok tersebut memeriksa hasil tulisan temannya. Pelatihan berkelompok cukup efektif karena siswa, selain memeriksa hasil tulisannya, juga bisa sambil berdiskusi mengenai hasil tulisan temannya pada kelompok yang bersangkutan. e. Guru mengevaluasi kemampuan siswa Guru mendiktekan kembali beberapa kalimat sederhana yang berbeda dengan kalimat-kalimat sederhana sebelumnya. Siswa menuliskannya dengan menggunakan huruf tegak bersambung. Selanjutnya, tulisan siswa dinilai oleh guru. Nilai dari guru tersebut dibubuhkan pada buku tulis siswa masing-masing. B. MENULIS KALIMAT SEDERHANA YANG DIDIKTEKAN GURU DENGAN MENGGUNAKAN HURUF TEGAK BERSAMBUNG DAN MEMPERHATIKAN PENGGUNAAN HURUF KAPITAL DAN TANDA TITIK (KELAS 2 SEMESTER 1) 1. Pengantar Kegiatan ini dilakukan jika setiap siswa telah terampil menulis kalimat sederhana yang didiktekan guru dengan menggunakan huruf tegak bersambung. Jika pada tahap sebelumnya siswa tidak memperhatikan penggunaan huruf kapital dan tanda Membaca dan Menulis Permulaan 43

50 titik, pada tahap ini siswa harus berlatih menulis kalimat yang didiktekan guru dengan menggunakan huruf tegak bersambung dan memperhatikan penggunaan huruf kapital dan tanda titik. Berkaitan dengan hal itu, pada tahap ini guru harus menjelaskan terlebih dahulu tentang penggunaan huruf kapital dan tanda titik dalam kalimat. Huruf kapital di antaranya digunakan pada awal kalimat. Selain pada awal kalimat, huruf kapital juga digunakan pada awal kata nama orang dan nama tempat. Walaupun dalam Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan ada banyak aturan tentang penggunaan huruf kapital, pada pembelajaran menulis permulaan, cukup dijelaskan penggunaan huruf kapital pada awal kalimat, awal kata nama orang, dan awal kata nama tempat. Selanjutnya, guru menjelaskan penggunaan tanda titik. Seperti halnya penggunaan huruf kapital, dalam Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan pun dijelaskan bermacam-macam aturan penggunaan tanda titik. Namun, pada pembelajaran menulis permulaan, cukup dijelaskan bahwa pada akhir kalimat yang bukan kalimat tanya atau kalimat seru perlu dibubuhkan tanda titik. 2. Langkah-langkah Pembelajaran 2.1 Persiapan a. Guru mempersiapkan papan tulis yang telah digarisi menjadi lima baris. Guru juga menyuruh siswa menyiapkan buku tulis bergaris lima. b. Guru membaca dan memahami standar kompetensi dan kompetensi dasar materi yang akan diajarkan. c. Guru mempelajari dan memahami materi yang akan diajarkan dengan mengacu pada standar kompetensi dan kompetensi dasar dan pada buku ajar. Dalam hal ini guru harus memahami konsep mendikte dan konsep kalimat sederhana, konsep penggunaan huruf kapital, serta konsep penggunaan tanda titik. d. Guru mempersiapkan metode dan teknik pembelajaran yang tepat untuk digunakan dalam menyajikan materi yang akan diajarkan. Guru harus dapat memikat siswa belajar aktif, kreatif, dan menyenangkan supaya siswa dapat mengikuti pembelajaran dengan penuh perhatian. Membaca dan Menulis Permulaan 44

51 e. Guru mengondisikan siswa siap memperoleh materi yang akan diajarkan. Suruhlah siswa duduk dengan tertib dan buku bergaris lima harus ada di atas meja masing-masing. Guru memulai kegiatan pembelajaran setelah seluruh siswa siap menerima pelajaran Proses Pembelajaran a. Guru memberitahukan materi yang akan diajarkan Guru memberitahukan materi yang akan diajarkan pada hari ini, jam ini, kepada siswa, yaitu menulis kalimat sederhana yang didiktekan guru dengan menggunakan huruf tegak bersambung dan memperhatikan penggunaan huruf kapital dan tanda titik. Guru menyuruh siswa membuka halaman buku yang memuat pelajaran tersebut. Sebagai langkah apersepsi, usahakan guru mengaitkan materi yang akan disampaikan dengan materi yang telah diajarkan sebelumnya. Contoh: Anak-anak, sebelumnya kita telah belajar menulis kalimat sederhana yang didiktekan guru dengan menggunakan huruf tegak bersambung. Sekarang kita akan belajar menulis kalimat sederhana yang didiktekan guru dengan menggunakan huruf tegak bersambung dan memperhatikan penggunaan huruf kapital dan tanda titik. Oleh karena itu, perhatikan baik-baik tulisan Bapak/Ibu di papan tulis, Bapak/Ibu akan memberikan contoh bagaimana cara menggunakan huruf kapital dan tanda titik. b. Guru memberikan contoh materi sesuai dengan SK/KD Guru memberikan contoh beberapa huruf tegak bersambung yang ditulis dengan menggunakan huruf kapital dan huruf kecil sekaligus, untuk huruf yang sama. Hurufhuruf yang dicontohkan, pertama-tama dibatasi pada huruf-huruf yang sering digunakan oleh siswa, sesuai dengan tingkat kemampuan siswa. Huruf yang sama perlu didampingi oleh huruf tegak bersambung yang berupa huruf kapital dan huruf kecilnya sekaligus supaya siswa dapat membedakan sekaligus menghafal bentuk huruf kapital dan huruf kecilnya untuk huruf tegak bersambung yang sama. Contoh: Membaca dan Menulis Permulaan 45

52 Aa Ii Bb Mm Selanjutnya, guru memberikan contoh penulisan kalimat sederhana dengan menggunakan huruf tegak bersambung dan menggunakan huruf kapital dan tanda titik di papan tulis. Pada tahap ini, huruf kapital yang digunakan cukup huruf kapital yang terdapat pada awal kalimat. Adapun tanda titik yang digunakan cukup tanda titik pada akhir kalimat. Contoh: Aku suka menyanyi. Kakak menyiram bunga. Pak Guru menulis di papan tulis. Budi bermain bola di lapangan. Membaca dan Menulis Permulaan 46

53 Setiap siswa mencontoh tulisan guru di bukunya masing-masing. Kegiatan ini diulang beberapa kali sampai setiap siswa terbiasa mengawali kalimat dengan huruf kapital dan mengakhirinya dengan tanda titik. Guru memeriksa hasil tulisan siswa. Jika masih ada siswa yang masih salah menuliskannya, guru harus segera menunjukkan dan menjelaskan kesalahan itu kepada siswa yang bersangkutan. Selanjutnya, siswa yang bersangkutan dipersilakan untuk segera memperbaikinya sesuai dengan petunjuk guru. Begitu seterusnya hingga setiap siswa benar-benar terampil menggunakan huruf kapital pada awal kalimat dan tanda titik pada akhir kalimat. Tahap berikutnya guru memberikan contoh penggunaan huruf kapital pada awal kata nama orang dan nama tempat. Tulislah beberapa nama siswa yang ada di kelas sebagai contoh. Untuk nama tempat, contohkanlah beberapa tempat yang mudah diingat. Contoh penggunaan huruf kapital untuk menuliskan awal kata nama orang: Ani Budi Permana Nina Aulia Contoh penggunaan huruf kapital untuk menuliskan awal kata nama tempat: Bandung Jakarta Utara Kalimantan Barat Membaca dan Menulis Permulaan 47

54 Selanjutnya siswa berlatih menuliskan namanya masing-masing dengan menggunakan huruf kapital. Setelah mahir menuliskan namanya masing-masing, siswa berlatih menuliskan nama teman sebangkunya, kemudian nama teman-teman sekelasnya. Berikutnya, setiap siswa berlatih menuliskan nama tempat tinggalnya masing-masing. c. Guru membimbing siswa mendalami materi Guru mendiktekan kalimat sesuai dengan SK/KD. Namun, sebelum mendiktekan kalimatnya, guru harus memperhatikan beberapa hal yang telah dijelaskan pada saat siswa menulis kalimat sederhana yang didiktekan dengan menggunakan huruf tegak bersambung di atas. Perbedaannya adalah bahwa pada tahap ini, siswa harus menggunakan huruf kapital pada awal kalimat, awal kata nama orang, awal kata nama tempat, serta harus menggunakan tanda titik di akhir kalimat. Berkaitan dengan itu, ada beberapa hal tambahan yang perlu diperhatikan oleh guru. (1) Ketika guru akan mengakhiri sebuah kalimat yang didiktekannya, intonasi harus menandakan intonasi akhir kalimat. Intonasi akhir kalimat berita adalah menurun. Dengan demikian, siswa tahu bahwa kalimat tersebut memang berakhir. Dengan demikian, siswa dapat segera membubuhkan tanda titik di akhir kalimat yang ditulisnya. Hal ini penting, terutama jika guru akan mendiktekan lebih dari satu kalimat. (2) Ketika mendiktekan kalimat, guru harus memberikan penekanan pada kata-kata yang berupa nama orang atau nama tempat. Hal ini penting karena siswa harus menulis nama orang dan nama tempat dengan huruf kapital. Seperti pada tahap-tahap sebelumnya, jika semua siswa telah selesai menuliskan kalimat-kalimat yang didiktekan guru, guru memeriksa tulisan siswa satu per satu. Jika ada siswa yang masih salah menuliskannya, guru harus segera menjelaskan kesalahan tersebut, dan mempersilakan siswa untuk segera memperbaikinya sesuai dengan penjelasan guru. Membaca dan Menulis Permulaan 48

55 d. Guru memberikan pelatihan kepada siswa Sebagaimana pada pelatihan menulis kalimat sederhana yang didiktekan guru dengan menggunakan huruf tegak bersambung, pada tahap ini pun siswa terus berlatih, dengan catatan bahwa siswa harus memperhatikan penggunaan huruf kapital dan tanda titik. Untuk mengasah kemampuan siswa menggunakan huruf kapital untuk menuliskan nama orang dan nama tempat, dalam kalimat yang didiktekan guru harus terkandung nama orang atau nama tempat. Adapun bentuk pelatihannya dapat dikombinasikan antara pelatihan secara mandiri, secara berpasangan dengan teman sebangku, serta secara berkelompok. e. Guru mengevaluasi kemampuan siswa Guru mendiktekan kembali beberapa kalimat sederhana yang berbeda dengan kalimat-kalimat sederhana sebelumnya. Pada tahap ini pun dalam kalimat yang didiktekan guru sebaiknya terdapat nama orang atau nama tempat. Siswa menuliskan kalimat yang didiktekan guru pada bukunya masing-masing. Selanjutnya, tulisan siswa dinilai oleh guru. Adapun aspek yang dinilai adalah ketepatan menuliskan huruf tegak bersambung, ketepatan menuliskan kata-kata yang didiktekan guru, ketepatan menuliskan huruf kapital, serta ketepatan menggunakan tanda titik. Nilai dari guru dibubuhkan pada buku tulis siswa masing-masing. Membaca dan Menulis Permulaan 49

56 BAB VI MEMAHAMI TEKS DENGAN MEMBACA INTENSIF STANDAR KOMPETENSI (SK) DAN KOMPETENSI DASAR (KD) Ada beberapa standar kompetensi (SK) dan kompetensi dasar (KD) berkaitan dengan memahami dan membaca intensif. SK/KD tersebut adalah: (1) Menyebutkan isi teks agak panjang (20 25 kalimat) yang dibaca dalam hati (kelas II semester 2) (2) Menjelaskan isi teks ( ) melalui membaca intensif (Kelas III Semester 1) (3) Menjawab dan atau mengajukan pertanyaan tentang isi teks agak panjang ( kata) yang dibaca secara intensif (kelas III semester 2) A. MENYEBUTKAN ISI TEKS AGAK PANJANG (20 25 KALIMAT) YANG DIBACA DALAM HATI (KELAS II SEMESTER 2) 1. Pengantar Menyebutkan isi teks adalah menyebutkan informasi yang terdapat dalam teks. Dalam hal ini, siswa diharapkan mampu menyebutkan informasi yang terdapat dalam teks agak panjang. Teks tersebut dibaca dalam hati. Teks yang dijadikan bahan ajar membaca permulaan haruslah teks yang sederhana dan bertopik tentang hal-hal yang ada di sekitar siswa. Wacana ada dua macam, yaitu wacana lisan dan wacana tulis. Wacana tulis adalah wacana yang menggunakan media tulisan. Wacana tulis biasa disebut teks. Banyak cara untuk membaca teks ini. Wacana tulis atau teks dapat dibaca nyaring dan dapat dibaca dalam hati, Membaca nyaring adalah membaca dengan pelafalan yang keras. Membaca dalam hati adalah membaca tanpa dilafalkan. Membaca ragam wacana merupakan kelanjutan membaca kata dan kalimat. Tujuan membaca permulaan adalah melancarkan membaca. Membaca lancar kalimat akan bergantung kepada lancarnya membaca kata. Membaca teks akan bergantung kepada lancarnya membaca kalimatkalimat yang terdapat di dalamnya. Dalam membaca permulaan ini, siswa harus membaca nyaring dan membaca dalam hati. Membaca dan Menulis Permulaan 50

57 Dalam membaca nyaring teks, siswa harus benar melafalkan huruf, kata, dan kalimat. Sebagaimana belajar membaca sebelumnya, siswa harus benar melafalkan huruf-huruf dalam kata, Siswa harus benar melafalkan kata-kata dalam kalimat. Selanjutnya, siswa pun harus benar melafalkan kalimat-kalimat dalam wacana. Melafalkan kata dalam kalimat terkait dengan melafalkan bagian-bagian kalimat. Misalnya, melafalkan kata yang berfungsi sebagai subjek, berbeda dengan melafalkan kata yang berfungsi predikat. Melafalkan kalimat berita berbeda dengan melafalkan kalimat tanya dan kalimat perintah. Teks dapat dibaca dengan berbagai cara. Teks dapat dibaca dengan intensif. Membaca intensif adalah membaca dengan sungguh-sungguh penuh perhatian. Membaca dengan cara ini bisa dilakukan dengan membaca nyaring, dapat pula dengan membaca dalam hati. Sebagaimana telah dijelaskan, tujuan membaca permulaan adalah melancarkan membaca. Membaca lancar kalimat akan bergantung kepada lancarnya membaca kata. Membaca teks akan bergantung kepada lancarnya membaca kalimatkalimat yang terdapat di dalamnya. Dalam membaca permulaan ini, siswa harus membaca teks dengan cara membaca intensif. Dalam membaca intensif, siswa harus benar melafalkan huruf, kata, dan kalimat. Sebagaimana belajar membaca sebelumnya, siswa harus benar melafalkan huruf-huruf dalam kata, Siswa harus benar melafalkan kata-kata dalam kalimat. Selanjutnya, siswa pun harus benar melafalkan kalimat-kalimat dalam teks. Melafalkan kata dalam kalimat terkait dengan melafalkan bagian-bagian kalimat. Misalnya, melafalkan kata yang berfungsi sebagai subjek, berbeda dengan melafalkan kata yang berfungsi predikat. Melafalkan kalimat berita berbeda dengan melafalkan kalimat tanya dan kalimat perintah. 2. Langkah-Langkah Pembelajaran 2.1 Persiapan Pembelajaran 1. Guru mempersiapkan sumber bahan ajar, yakni buku ajar, dan sumber yang lain, misalnya, kamus dan ensiklopedi, disesuaikan dengan materi yang akan diajarkan. Karena materi yang akan diajarkan adalah teks agak panjang untuk membaca tingkat permulaan, teks tersebut haruslah sesuai dengan tingkat kemampuan siswa. Teks disajikan dengan kalimat-kalimat sederhana. Teks memuat topik-topik yang sangat dekat dengan kehidupan siswa. Membaca dan Menulis Permulaan 51

58 2. Guru membaca dan memahami standar kompetensi dan kompetensi dasar materi yang akan diajarkan yang terdapat dalam buku ajar. Demikian pula guru memahami penjabaran lebih lanjut kompetensi dasar tersebut. Dengan memahami penjabaran ini guru dapat memperkaya materi yang terdapat dalam buku ajar. Misalnya, guru menyiapkan teks sederhana yang bertopik tentang kerja bakti membersihkan kelas. 3. Guru mempelajari dan memahami materi yang akan diajarkan yang terdapat dalam buku ajar, yakni menyebutkan isi teks agak panjang (20 25 kalimat) yang dibaca dalam hati. Pemahaman materi ini penting agar guru hanya menerangkan segala sesuatu yang hanya berkaitan dengan itu, bukan materi yang di luar itu. Dengan memahami materi, guru akan dapat berimprovisasi ketika mengajar dan dapat memperkaya materi yang terdapat dalam buku ajar. 4. Guru mempersiapkan metode dan teknik pembelajaran yang tepat dan cocok yang akan digunakan dalam menyajikan materi yang terdapat dalam buku ajar. Guru harus dapat memikat siswa belajar aktif, kreatif, dan menyenangkan sehingga siswa dapat menggunakan waktu belajar di kelas dengan penuh dan dengan penuh perhatian.pertunjukkanlah teks-teks yang bergambar-gambar yang menarik perhatian siswa sehingga siswa dapat mengapresiasinya. 5. Guru mengondisikan siswa siap memperoleh materi yang akan diberikan. Suruhlah siswa duduk dengan baik dan buku ajar harus ada di atas meja masing-masing. Mulailah guru memberikan pelajaran setelah yakin seluruh siswa benar-benar siap mengikuti pelajaran. 2.2 Proses Pembelajaran a. Guru memberitahukan materi yang akan diajarkan Guru menjelaskan materi yang akan diajarkan hari itu jam itu kepada siswa, yakni menyebutkan isi teks agak panjang (20 25 kalimat) yang dibaca dalam hati Sebagai langkah apersepsi, usahakan kaitkan materi yang akan disampaikan dengan materi sebelumnya. Membaca dan Menulis Permulaan 52

59 Contoh: Anak-anak, sebelumnya kita sudah belajar membaca kalimat-kalimat lepas. Hari ini kita akan belajar membaca kalimat-kalimat yang terdapat dalam teks, tetapi cukup dibaca dalam hati. b. Guru memberikan contoh materi yang akan diajarkan. Langkah yang dapat dilakukan, misalnya, guru memperlihatkan sebuah teks yang terdiri atas 20 kalimat. Selanjutmya, guru bertanya kepada siswa mengenai judul teks itu (misalnya, judul teks Kerja Bakti Membersihkan Kelas) Coba kalian perhatikan dengan baik. Apa judul teks ini? Siapa yang tahu? Coba sebutkan! Seorang atau beberapa orang siswa diminta untuk menjawab pertanyaan yang diajukan guru. Jawaban yang diharapkan adalah siswa dapat menyebutkan judul teks itu dengan benar. c. Guru membimbing siswa mendalami materi Guru menyajikan materi dengan rinci dan jelas yang bersumber pada buku ajar dengan menggunakan metode dan teknik yang tepat. Contoh wacana: Kerja Bakti Membersihkan Kelas Pada hari Minggu kami harus datang ke sekolah. Kami akan bekerja bakti membersihkan kelas. Kelas harus dibersihkan supaya nyaman. Ibu guru membagi kelompok kebersihan. Ada kelompok yang membawa alat-alat kebersihan. Beberapa orang siswa laki-laki ditugasi membawa sapu. Beberapa orang siswa laki-laki ditugasi membawa ember. Ada pula beberapa orang siswa laki-laki yang ditugasi membawa lap pel. Beberapa siswa perempuan ditugasi membawa lap pembersih kaca. Beberapa siswa perempuan ditugasi membawa kemoceng. Selain itu, beberapa siswa perempuan ditugasi membawa Koran bekas. Ada kelompok yang bertugas membersihkan kelas. Membaca dan Menulis Permulaan 53

60 Siswa laki-laki menyapu ruangan kelas. Siswa perempuan mengepel lantai ruang kelas. Beberapa siswa laki-laki membersihkan meja dan kursi. Beberapa siswa laki-laki membersihkan kaca. Ada pula beberapa orang yang membersihkan halaman. Ruang kelas tampat bersih. Demikian pula, kaca-kaca jendela. Setelah bekerja bakti, siswa-siswa mendapatkan konsumsi dari ibu guru. Seluruh siswa harus membaca teks dalam hati. Selanjutnya, guru menjelaskan ciri tumbuhan dan binatang serta cirinya. Dalam hal ini, ciri tumbuhan dan binatang diikuti nama tumbuhan dan binatang tersebut. d. Guru memberikan pelatihan membaca teks dalam hati (1) Pelatihan secara mandiri untuk setiap siswa. Setiap siswa menjawab soal pemahaman teks. Soal dapat bersumber pada buku ajar. Siwa menjawab pada buku tulis mereka. Contoh: 1. Apa judul teks di atas? 2. Kapan siswa harus datang ke sekolah> 3. Ada berapa kelompok kerja bakti membersihkan kelas? 4. Siapa yang harus menyapu lantai kelas? 5. Siapa yang harus membersihkan kaca? (2) Pelatihan secara berpasangan. Satu orang siswa membaca teks dalam hati, kemudian siswa yang lain membuat soal pemahaman teks dan menanyakan. Ini dilakukan secara bergantian. (3) Pelatihan secara berkelompok. Siswa secara berkelompok ditugasi untuk mencari teks dalam majalah anak-anak dan membuat pertanyaan tentang teks itu. Selanjutnya, setiap kelompok melaporkan tugas tersebut kepada guru. Membaca dan Menulis Permulaan 54

61 e. Guru mengevaluasi kemampuan siswa (1) Guru memberikan nilai pelatihan membaca teks dalam hati dan pemahaman isi teks. (2) Guru membahas pelatihan membaca teks dalam hati dan pemahaman isi teks. (3) Guru memberikan evaluasi dan mengadakan tindak lanjut. Ada kemungkinan tidak semua siswa memahami teks dengan baik. Untuk mengatasi hal ini, antara lain guru harus memberikan contoh teks yang isinya benarbenar menceritakan hal-hal yang ada di sekitar siswa tersebut. Dalam hal tidak semua siswa tuntas memperoleh kompetensi dasar yang telah diajarkan, yakni mampu memahami teks dengan membaca dalam hati. guru harus mengadakan pembelajaran khusus terhadap siswa yang berkasus tadi di luar jadwal pembelajaran reguler. B. MENJELASKAN ISI TEKS ( KATA) MELALUI MEMBACA INTENSIF (KELAS 3 SEMESTER I) 1. Pengantar Menjelaskan isi teks adalah menjelaskan informasi yang terdapat dalam teks. Dalam hal ini, siswa diharapkan mampu menjelaskan informasi yang terdapat dalam teks ( kata). Siswa membaca teks tersebut dengan cara membaca intensif. Teks yang dijadikan bahan ajar membaca permulaan haruslah teks yang sederhana dan bertopik tentang hal-hal yang ada di sekitar siswa. 2. Langkah-Langkah Pembelajaran 2.1 Persiapan Pembelajaran a. Guru mempersiapakan sumber bahan ajar, yakni buku ajar, dan sumber yang lain, misalnya, kamus dan ensiklopedi, disesuaikan dengan materi yang akan diajarkan. Karena materi yang akan diajarkan adalah teks agak panjang untuk membaca tingkat permulaan, teks tersebut haruslah sesuai dengan tingkat kemampuan siswa. Teks disajikan dengan kalimat-kalimat sederhana. Teks memuat topik-topik yang sangat dekat dengan kehidupan siswa. b. Guru membaca dan memahami standar kompetensi dan kompetensi dasar materi yang akan diajarkan yang terdapat dalam buku ajar. Demikian pula guru memahami penjabaran lebih lanjut kompetensi dasar tersebut. Dengan memahami penjabaran ini Membaca dan Menulis Permulaan 55

62 guru dapat memperkaya materi yang terdapat dalam buku ajar. Misalnya, guru menyiapkan teks sederhana yang bertopik tentang kerja bakti membersihkan kelas. c. Guru mempelajari dan memahami materi yang akan diajarkan yang terdapat dalam buku ajar, yakni menjelaskan isi teks ( kata) melalui membaca intensif. Pemahaman materi ini penting agar guru hanya menerangkan segala sesuatu yang hanya berkaitan dengan itu, bukan materi yang di luar itu. Dengan memahami materi, guru akan dapat berimprovisasi ketika mengajar dan dapat memperkaya materi yang terdapat dalam buku ajar. d. Guru mempersiapkan metode dan teknik pembelajaran yang tepat dan cocok yang akan digunakan dalam menyajikan materi yang terdapat dalam buku ajar. Guru harus dapat memikat siswa belajar aktif, kreatif, dan menyenangkan sehingga siswa dapat menggunakan waktu belajar di kelas dengan penuh dan dengan penuh perhatian. Pertunjukkanlah teks-teks yang bergambar menarik perhatian siswa sehingga siswa dapat mengapresiasinya. e. Guru mengondisikan siswa siap memperoleh materi yang akan diberikan. Suruhlah siswa duduk dengan tertib dan buku ajar harus ada di atas meja masing-masing. Mulailah guru memberikan pelajaran setelah yakin seluruh siswa benar-benar siap mengikuti pelajaran. 2.1 Proses Pembelajaran a. Guru memberitahukan materi yang akan diajarkan hari itu jam itu kepada siswa, yakni menjelaskan isi teks ( kata) melalui membaca intensif. usahakan kaitkan materi yang akan Sebagai langkah apersepsi, disampaikan dengan materi sebelumnya. Contoh: Anak-anak, sebelumnya kita sudah belajar membaca teks dengan membaca dalam hati. Hari ini kita akan belajar membaca teks dengan membaca intensif. b. Guru memberikan contoh materi yang akan diajarkan. Langkah yang dapat dilakukan, misalnya, guru memperlihatkan sebuah teks yang terdiri atas 100 kata. Selanjutmya, Membaca dan Menulis Permulaan 56

63 guru bertanya kepada siswa mengenai judul teks itu (misalnya, Berkunjung ke Kebun Binatang). Coba kalian perhatikan dengan baik. Apa judul teks ini? Siapa yang tahu? Coba sebutkan! Seorang atau beberapa orang siswa diminta untuk menjawab pertanyaan yang diajukan guru. Jawaban yang diharapkan adalah siswa dapat menyebutkan judul teks itu dengan benar. c. Guru menyajikan materi dengan rinci dan jelas yang bersumber pada buku ajar dengan menggunakan metode dan teknik yang tepat. Contoh wacana: Taman Kota Di kota terdapat sebuah taman bunga. Taman itu terletak di tengah kota. Disebut taman bunga karena di dalamnya ada bermacam-macam bunga. Di antaranya ada bunga mawar, melati, dahlia, dan anggrek. Di taman bunga juga disediakan bangku dan meja yang dikelilingi tanaman nan hijau sehingga membuat orang betah duduk berlama-lama. Selain itu, juga disediakan alat bermain untuk anak-anak, seperti ayunan dan perosotan. Taman itu sangat terawat. Setiap hari petugas kebersihan taman membersihkan sampah yang ditinggalkan pengunjung. Jika musim kemarau tiba, tanaman di taman itu tidak layu karena petugas menyiraminya dengan teratur. Keindahan dan kesejukan taman itu mampu menarik penduduk kota. Mereka sering beristirahat untuk melepas lelah sepulang kerja. Mereka minum teh atau kopi sambil mengobrol dengan teman atau kenalan. Minuman itu dapat dibeli di warung-warung yang ada di sekitar taman. R. Nirbaya, 2007 (Sumber: Buku Elektronik 2008) Membaca dan Menulis Permulaan 57

64 Beberapa siswa ditunjuk untuk membaca teks tersebut secara bergiliran. d. Guru membimbing siswa membaca teks dalam hati. e. Guru memerhatikan siswa membaca teks dalam hati. f. Guru memberikan pelatihan. (1) Pelatihan secara mandiri untuk setiap siswa. Guru memberikan pelatihan membaca teks dan siswa menjawab soal pemahaman teks. Soal bersumber pada isi teks di atas. Siwa menjawab pada buku tulis mereka. Contoh: 1. Apa judul teks di atas? 2. Di mana terdapat taman kota? 3. Mengapa disebut taman kota? 4. Tanaman bunga apa saja yang terdapat di taman itu? 5. Terdapat apa di taman itu untuk anak-anak? (2) Pelatihan secara berpasangan. Satu orang siswa membaca teks, kemudian siswa yang lain membuat soal pemahaman teks dan menanyakan isi teks. Ini dilakukan secara bergantian. (3) Guru memberikan perlatihan secara berkelompok. Siswa secara berkelompok ditugasi untuk mencari teks dalam majalah anak-anak dan membuat pertanyaan tentang teks itu. Selanjutnya, setiap kelompok melaporkan tugas tersebut kepada guru. g. Guru memberikan nilai pelatihan membaca teks dalam hati dan pemahaman isi teks. h. Guru membahas pelatihan membaca teks dalam hati dan pemahaman isi teks. i. Guru memberikan evaluasi dan mengadakan tindak lanjut. Ada kemungkinan tidak semua siswa memahami teks dengan baik. Untuk mengatasi hal ini, antara lain guru harus dapat memberikan contoh teks yang isinya benar-benar menceritakan hal-hal yang ada di sekitar siswa tersebut. Membaca dan Menulis Permulaan 58

65 Dalam hal tidak semua siswa tuntas memperoleh kompetensi dasar yang sudah diajarkan, yakni tidak mampu memahami teks dengan membaca intensif, guru harus mengadakan pembelajaran khusus terhadap siswa yang berkasus tadi di luar jadwal pembelajaran reguler. C. MENJAWAB ATAU MENGAJUKAN PERTANYAAN TENTANG ISI TEKS AGAK PANJANG ( KATA) YANG DIBACA SECARA INTENSIF (KELAS 3 SEMESTER II) 1. Pengantar Menjawab dan menanyakan isi teks merupakan kegiatan yang berpasangan. Menjawab isi teks adalah kegiatan memberikan jawaban atas pertanyaan yang diajukan terkait dengan teks yang telah dibaca. Menanya atau mengajukan pertanyaan adalah kegiatan menyampaikan pertanyaan terkait dengan isi teks yang telah dibaca. Dalam pembelajaran ini, siswa diharapkan mampu menjawab dan menanyakan isi teks ( kata) yang dibaca secara intensif. Sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya, teks yang dijadikan bahan ajar membaca permulaan haruslah teks yang sederhana dan bertopik tentang hal-hal yang ada di sekitar siswa. 2. Langkah-Langkah Pembelajaran 2.1 Persiapan Pembelajaran a. Guru mempersiapakan sumber bahan ajar, yakni buku ajar, dan sumber yang lain, misalnya, kamus dan ensiklopedi, disesuaikan dengan materi yang akan diajarkan. Karena materi yang akan diajarkan adalah teks agak panjang untuk membaca tingkat permulaan, teks tersebut haruslah sesuai dengan tingkat kemampuan siswa. Teks disajikan dengan kalimat-kalimat sederhana. Teks memuat topik-topik yang sangat dekat dengan kehidupan siswa. b. Guru membaca dan memahami standar kompetensi dan kompetensi dasar materi yang akan diajarkan yang terdapat dalam buku ajar. Demikian pula guru memahami penjabaran lebih lanjut kompetensi dasar tersebut. Dengan memahami penjabaran ini guru dapat memperkaya materi yang terdapat dalam buku ajar. Misalnya, guru menyiapkan teks sederhana yang bertopik tentang kerja bakti membersihkan kelas. Membaca dan Menulis Permulaan 59

66 c. Guru mempelajari dan memahami materi yang akan diajarkan yang terdapat dalam buku ajar, yakni menjawab dan atau mengajukan pertanyaan tentang isi teks agak panjang ( kata) yang dibaca secara intensif. Pemahaman materi ini penting agar guru hanya menerangkan segala sesuatu yang hanya berkaitan dengan itu, bukan materi yang di luar itu. Dengan memahami materi, guru akan dapat berimprovisasi ketika mengajar dan dapat memperkaya materi yang terdapat dalam buku ajar. d. Guru mempersiapkan metode dan teknik pembelajaran yang tepat dan cocok yang akan digunakan dalam menyajikan materi yang terdapat dalam buku ajar. Guru harus dapat memikat siswa belajar aktif, kreatif, dan menyenangkan sehingga siswa dapat menggunakan waktu belajar di kelas dengan penuh dan dengan penuh perhatian. Pertunjukkanlah teks-teks yang bergambar menarik perhatian siswa sehingga siswa dapat mengapresiasinya. e. Guru mengondisikan siswa siap memperoleh materi yang akan diberikan. Suruhlah siswa duduk dengan tertib dan buku ajar harus ada di atas meja masing-masing. Mulailah guru memberikan pelajaran setelah yakin seluruh siswa benar-benar siap mengikuti pelajaran. 2.2 Proses Pembelajaran a. Guru memberitahukan materi yang akan diajarkan hari itu jam itu kepada siswa, yakni menjawab dan atau mengajukan pertanyaan tentang isi teks agak panjang ( kata) yang dibaca secara intensif. Sebagai langkah apersepsi, usahakan kaitkan materi yang akan disampaikan dengan materi sebelumnya. Contoh: Anak-anak, sebelumnya kita sudah belajar menjelaskan isi teks. Hari ini kita akan belajar menjawab dan mengajukan pertanyaan tentang isi teks. b. Guru memberikan contoh materi yang akan diajarkan. Langkah yang dapat dilakukan, misalnya, guru memperlihatkan sebuah teks yang terdiri atas 100 kata. Selanjutmya, guru bertanya kepada siswa mengenai judul teks itu (misalnya, Menjenguk Teman yang Sakit ). Membaca dan Menulis Permulaan 60

67 Coba kalian perhatikan dengan baik. Apa judul teks ini? Siapa yang tahu? Coba sebutkan! Seorang atau beberapa orang siswa diminta untuk menjawab pertanyaan yang diajukan guru. Jawaban yang diharapkan adalah siswa dapat menyebutkan judul teks itu dengan benar. c. Guru menyajikan materi dengan rinci dan jelas yang bersumber pada buku ajar dengan menggunakan metode dan teknik yang tepat. Contoh teks: Mencari Teman Lewat Majalah Najwa memiliki kegemaran korespondensi. Dia rajin berkirim surat, baik itu kepada teman atau sahabat pena. Kegemaran Najwa sudah dimulai sejak dia berumur tujuh tahun. Saat itu, ia berkirim surat kepada Tante Agnes. Tante Agnes tinggal di Salatiga. Najwa tinggal di Yogyakarta. Jarak mereka cukup jauh. Tidak mungkin bertemu setiap saat. Suratlah yang menghubungkan mereka. Surat adalah alat komunikasi tertulis yang paling murah. Najwa dapat mengatakan seluruh isi hatinya kepada Tante Agnes. Jika melalui telepon, biayanya mahal. Melalui SMS tidak begitu jelas. Najwa lebih menyukai surat, karena sebanyak apa pun dia menulis, dia hanya mengeluarkan uang Rp1.500,00 untuk membayar perangko. Najwa berlangganan majalah sejak masuk taman bermain. Dia sudah pandai menulis dan membaca sejak berumur lima tahun. Dalam majalah ada rubrik Apa Kabar, Bo? yang berisi surat pembaca. Di sinilah Najwa memperkenalkan diri kepada pembaca yang lain. Dia menuliskan bahwa hobinya adalah surat menyurat. Siapa pasti yang memiliki hobi sama dengan Najwa boleh mengirim surat. Dengan cara itu, Najwa mendapat banyak surat dari pelanggan lain. Betapa senang hati Najwa. Dia merasa memiliki banyak teman. Dia rajin membalas surat. Dia dan sahabat penanya bertukar foto. Meskipun mereka tidak saling jumpa, mereka dapat mengenali wajah masing-masing. Kegemaran Najwa didukung oleh mama. Mama senang dengan kegemaran Najwa. Mama menyediakan banyak amplop cantik dan perangko untuk Najwa. Hal ini agar Najwa tidak kerepotan membeli di luar. Mama juga membantu Najwa membalas surat dari sahabat penanya. Jika surat yang datang empat, Najwa kerepotan menulis. Mamalah yang membantu. Mama juga memiliki kegemaran yang sama dengan Membaca dan Menulis Permulaan 61

68 Najwa. Saat kecil, Mama juga memiliki sahabat pena. Dia bernama Mbak Atik. Mbak Atik berasal dari Magelang. Namun, perkenalan Mama dengan Mbak Atik berbeda dengan Najwa. Najwa berkenalan dengan sahabat pena melalui majalah. Mama berkenalan dengan Mbak Atik melalui Mbak Ning. Sebenarnya, Mbak Atik teman Mbak Ning. Namun, Mama tidak pernah bertemu sebelumnya, hanya melalui foto yang disimpan Mbak Ning. Najwa sekarang duduk di kelas tiga. Dia berkirim surat dengan sahabat penanya hampir tiga tahun. Suatu saat, Najwa ingin berjumpa dengan mereka. Najwa akan mengundang mereka ke Yogyakarta. Najwa juga akan mengajak mereka berkeliling di Yogyakarta yang indah. (Sumber: Buku Elektronik 2008) Beberapa siswa ditunjuk untuk membaca teks tersebut secara bergiliran. d. Guru membimbing siswa membaca teks dalam hati. e. Guru memerhatikan siswa membaca teks dalam hati. f. Guru memberikan pelatihan. (1) Pelatihan secara mandiri untuk setiap siswa. Guru memberikan perlatihan membaca teks dan siswa menjawab soal pemahaman teks. Soal bersumber pada isi teks di atas. Siwa menjawab pada buku tulis mereka. Contoh: 1. Apa judul teks di atas? 2. Apa kegemaran Najwa? 3. Di kota mana Tante Agnes tinggal? 4. Sejak kapan Najwa pandai menulis dan membaca? 5. Duduk di kelas berapakah Najwa sekarang? (2) Pelatihan secara berpasangan. Satu orang siswa membaca teks, kemudian siswa yang lain membuat soal pemahaman teks dan menanyakan isi teks. Ini dilakukan secara bergantian. (3) Pelatihan secara berkelompok. Siswa secara berkelompok ditugasi untuk mencari teks dalam majalah anak-anak dan membuat pertanyaan tentang teks itu. Selanjutnya, setiap kelompok melaporkan tugas tersebut kepada guru. Membaca dan Menulis Permulaan 62

69 g. Guru memberikan nilai pelatihan membaca teks dalam hati dan pemahaman isi teks. h. Guru membahas pelatihan membaca teks dalam hati dan pemahaman isi teks. i. Guru memberikan evaluasi dan mengadakan tindak lanjut. Ada kemungkinan tidak semua siswa memahami teks dengan baik. Untuk mengatasi hal ini, guru harus dapat memberikan contoh teks yang isinya benar-benar menceritakan hal-hal yang ada di sekitar siswa. Dalam hal tidak semua siswa tuntas memperoleh kompetensi dasar yang sudah diajarkan, yakni meenjawab atau mengajukan pertanyaan tentang isi teks agak panjang yang dibca intensif, guru harus mengadakan pembelajaran khusus terhadap siswa yang berkasus tadi di luar jadwal pelajaran regular. Membaca dan Menulis Permulaan 63

70 BAB VII MENGUNGKAPKAN PIKIRAN, PERASAAN, DAN INFORMASI DALAM BENTUK PARAGRAF DAN KARANGAN SEDERHANA STANDAR KOMPETENSI (SK) DAN KOMPETENSI DASAR (KD) Ada beberapa standar kompetensi (SK) dan kompetensi dasar (KD) berkaitan dengan mengungkapkan pikiran, perasaan, dan informasi dala bentuk paragraf dan karangan sederhana. SK/KD tersebut adalah: (1) Menyusun paragraf berdasarkan bahan yang tersedia dengan memperhatikan penggunaan ejaan (Kelas III Semester I) (2) (Menulis karangan sederhana berdasarkan gambar seri menggunakan pilihan kata dan kalimat yang tepat dengan memperhatikan penggunaan ejaan, huruf kapital dan tanda titik (Kelas III Semester 2) A. MENYUSUN PARAGRAF BERDASARKAN BAHAN YANG TERSEDIA DENGAN MEMPERHATIKAN PENGGUNAAN EJAAN (KELAS III SEMESTER 1) 1. Pengantar Standar kompetensi menulis permulaan mengungkapkan pikiran, perasaan, dan informasi dalam bentuk paragraf merupakan tahap berikutnya setelah standar kompetensi mendeskripsikan benda di sekitar. Mengungkapkan pikiran adalah mengungkapkan gagasan. Gagasan atau ide adalah pikiran tentang sesuatu. Mengungkapkan pikiran adalah mengungkapkan gagasan atau ide sesuatu, Perasaan adalah sesuatu yang dirasakan. Perasaan terkait dengan hati. Perasaan itu sangat beragam, di antaranya senang, sedih, suka, benci, dan sayang. Informasi adalah berita atau pernyataan tentang sesuatu. Paragraf merupakan rangkaian kalimat yang saling berhubungan, Paragraf merupakan rangkaian kalimat yang memuat satu gagasan pokok atau satu topik. Kalimat-kalimat yang menyusun paragraf harus saling berkaitan membentuk satu kepaduan bentuk dan makna dan hanya memuat satu gagasan pokok. Kalimat-kalimat yang membentuk paragraf terdiri atas kalimat topik dan kalimat penjelas, Struktur paragraph bervariasi. Paragraf dapat dimulai dengan kalimat topik dan diikuti dengan Membaca dan Menulis Permulaan 64

71 beberapa kalimat penjelas; beberapa kalimat penjelas diikuti kalimat topik. Dapat pula kalimat topik diikuti kalimat penjelas, kemudian diakhiri kalimat topik lagi. Karangan merupakan rangkaian paragraf. Paragraf merupakan rangkaian kalimat yang saling berhubungan, Paragraf merupakan rangkaian kalimat yang memuat satu gagasan pokok atau satu topik. Kalimat-kalimat yang menyusun paragraf harus saling berkaitan membentuk satu kepaduan bentuk dan makna dan hanya memuat satu gagasan pokok. Kalimat-kalimat yang membentuk paragraf terdiri atas kalimat topik dan kalimat penjelas, Struktur paragraph bervariasi. Paragraf dapat dimulai dengan kalimat topik dan diikuti dengan beberapa kalimat penjelas; beberapa kalimat penjelas diikuti kalimat topik. Dapat pula kalimat topik diikuti kalimat penjelas, kemudian diakhiri kalimat topik lagi. Karangan sederhana dapat diartikan karangan yang hanya terdiri atas satu paragraf, Dengan demikian, kemampuan menulis karangan harus dimulai dengan kemampuan menulis paragraf. Pada hakikatnya, karangan adalah rangkaian paragraf. Jika mahir menyusun paragraf, siswa akan mahir pula menyusun karangan. Oleh karena itu, kemampuan menyusun paragraf sebagai dasar menyusun karangan harus dikuasai benar-benar oleh siswa. Kompetensi dasar menulis permulaan menyusun paragraf berdasarkan bahan yang tersedia merupakan tahap berikutnya setelah siswa mampu menulis kalimat sederhana. Menyusun paragraf adalah merangkaikan beberapa kalimat menjadi sebuah paragraf. Untuk menyusun paragraf diperlukan pengetahuan menghubung-hubungkan kalimat yang dapat membentuk satu kepaduan bentuk makna, Kalimat satu harus berhubungan dengan kalimat berikutnya dalam kesatuan gagasan. Penggunaan ejaan adalah penggunaan kaidah tata tulis. Penggunaan ejaan bahasa Indonesia adalah pengguaan kaidah tata tulis bahasa Indonesia. Di kelas dua sudah diajarkan ejaan yang berkaitan dengan huruf kapital dan tanda titik. Penggunaan huruf kapital dan penggunaan titik ini harus sudah dipahami dan dapat menerapkannya dalam kalimat-kalimat yang terdapat dalam paragraf. Misalnya, huruf capital digunakan pada huruf awal kata yang terdapat pada awal kalimat, huruf pertama nama orang, dan huruf pertama nama-nama geografis. Tanda titik, misalnya, digunakan untuk mengakhiri kalimat berita; digunakan di akhir huruf yang merupakan singkatan nama orang; digunakan di akhir huruf singkatan yang ditulis dengan dua huruf kecil Membaca dan Menulis Permulaan 65

72 2. Langkah-Langkah Pembelajaran 2.1 Persiapan Pembelajaran a. Guru mempersiapkan sumber bahan ajar: buku ajar, gambar, dan lain-lain disesuaikan dengan materi yang akan diajarkan. Karena materi yang akan diajarkan adalah menyusun paragraf berdasarkan bahan yang tersedia, yakni gambar seri, guru dapat mempersiapkan beberapa gambar seri yang menunjukkan peristiwa atau keadaan tertentu yang dekat dengan kehidupan siswa, misalnya, gtambar seri membuang sampah sembarangan yang dapat menimbulkan penyakit atau kegiatan dari bangun tidur sampai tidur lagi. Gambar harus berukuran agak besar dan berwarna sehingga seluruh siswa dapat mengamatinya. Gambar tersebut dapat ditempel di papan tulis atau dipegang, kemudian dipertunjukkan kepada seluruh siswa. b. Guru membaca dan memahami standar kompetensi dan kompetensi standar materi yang akan diajarkan dan menjabarkannya sehingga materi yang akan diajarkan terbatas, rinci, dan jelas sesuai dengan keperluan siswa, Kompetensi dasar pelajaran ini adalah menyusun paragraf berdasarkan bahan yang tersedia dengan memerhatikan ejaan. Kompetensi ini bisa dijabarkan lebih lanjut, misalnya, menyusun paragraf berdasarkan gambar seri dengan memerhatikan ejaan. Kompetensi dasar ini bertujuan siswa akan memiliki kemampuan menyusun paragraph berdasarkan bahan yang tersedia dengan memerhatikan penggunaan ejaan. Penggunaan ejaan dalam hal ini paling tidak menyangkut penggunaan huruf capital dan tanda titik, yang pernah diajarkan sebelumnya di kelas dua. c. Guru mempelajari dan memahami materi yang akan diajarkan dengan mengacu kepada standar kompetensi dan kompetensi dasar. Standar kompetensinya adalah mengungkapkan pikiran, perasaan, dan informasi dalam bentuk paragraph, sedangkan kompetensi dasarnya adalah menyusun paragragarf berdasarkan bahan yang tersedia, yakni gambar seri, dengan memerhatikan ejaan. Dalam hal ini guru harus mengetahui konsep kata atau kelompok kata yang terdapat dalam standar kompetensi dan kompetensi dasar tersebut. Kata dan kelompok kata kata itu adalah Membaca dan Menulis Permulaan 66

73 mengungkapkan pikiran, mengungkapkan perasaan, mengungkapkan informasi, pararagraf, menyusun paragraf, dan ejaan. Untuk mengetahui konsep yang terdapat dalam kata dan kelompok kata tersebut, silakan baca kembali pengantar materi ini. U,ntuk memperkaya konsep ini silakan guru membaca bahan rujukan lain. d. Guru mempersiapkan metode dan teknik pembelajaran yang tepat dan cocok yang akan digunakan dalam menyajikan materi yang akan diajarkan, yang terdapat dalam buku ajar. Guru harus dapat memikat siswa belajar aktit, kreatif, dan menyenangkan sehingga siswa dapat memanfaatkan waktu belajar dengan penuh dan mengikuti pembelajaran dengan penuh perhatian. Pertunjukkan gambar-gambar yang menarik perrhatian siswa sehingga siswa dapat mengapresiasinya dengan baik. Tanyakan gambargambar itu. Suruhlah siswa menyebutkan peristiwa atau keadan yang ditunjukkan gambar tersebut. e. Guru mengondisikan siswa siap memperoleh materi yang akan diajarkan. Suruhlah siswa duduk dengan tertib dan buku ajar harus ada di atas meja masing-masing. Mulailah guru memberikan pelajaran setelah yakin seluruh siswa siap menerima pelajaran. 2.2 Proses Pembelajaran a. Guru memberitahukan materi yang akan diajarkan hari itu jam itu kepada siswa, yakni menyusun paragragarf berdasarkan bahan yang tersedia, yakni gambar seri, dengan memerhatikan ejaan. Guru mempersilakan siswa membuka halaman buku yang memuat pelajaran tersebut. Sebagai langkah apersepai, usahakan guru mengaitkan materi yang akan disampaikan dengan materi yang telah diajarkan sebelumnya. Contoh: Anak-anak, sebelumnya kita sudah belajar menulis kata berdasarkan gambar tumbuhan dan binatang. Hari ini kita akan belajar menulis kalimat dan paragraf berdasarkan gambar seri. Membaca dan Menulis Permulaan 67

74 b. Guru memberikan contoh materi yang akan diajarkan. Langkah yang dapat dilakukan, misalnya, guru memperlihatkan empat gambar berseri yang memuat kegiatan, peristiwa, atau keadaan tertentu, yang sudah dipersiapkan sebelumnya di papan tulis atau dipegang (misalnya gambar yang menunjukkan kegiatan dari bangun tidur sampai pergi sekolah), yang dapat dilihat jelas oleh seluruh siswa. Selanjutnya, guru bertanya kepada siswa tentang informasi yang terdapat dalam gambar tersebut. Pada tahap pertama guru menanyakan kegiatan yang ditunjukkan oleh setiap gambar. Pada tahap berikutnya guru menanyakan rangkaian kegiatan yang ditunjukkan oleh seluruh gambar berseri itu. Contoh: Coba kalian perhatikan dengan baik gambar berseri ini. Gambar 1(berikutnya sampai gambar 4) menunjukkan kegiatan apa? Siapa yang tahu? Coba jelaskan? Coba kalian perhatikan dengan baik. Seluruh gambar berseri ini dari gambar 1 sampai dengan gambar 4 menunjukkan kegiatan apa? Siapa yang tahu? Coba jelaskan? Seorang atau beberapa orang siswa diminta untuk menjawab pertanyaan yang diajukan guru. Jawaban yang diharapkan adalah siswa dapat menjelaskan informasi yang terdapat dalam gambar seri itu, yakni kegiatan seseorang dari bangun tidur sampai pergi sekolah. Namun c. Guru menyajikan materi dengan rinci dan jelas yang bersumber pada buku ajar dengan menggunakan metode dan teknik yang tepat. Guru menjelaskan cara menulis kalimat dan paragraf berdasarkan gambar berseri. Contoh: Coba kalian perhatikan kembali gambar ini, Gambar ini menunjukkan kegiatan apa? Ayo, jelaskan! (Guru menunjuk gambar yang memuat informasi Anak itu bangun tidur pukul pagi). Setelah ada siswa yang menjawab dengan benar, kemudian guru mengatakan, Nah, begini menulis kalimat jawaban tadi. A n a k i t u b a n g u n p u k u l (l i m a) p a g i. Guru menjelaskan materi tentang menulis kalimat dan paragraf Membaca dan Menulis Permulaan 68

75 berdasarkan gambar berseri. 1. Menulis kalimat berdasarkan gambar berseri Setelah gambar kamu amati, pikirkan sebuah kalimat untuk tiap gambar! Kalimat untuk gambar 1 Contoh: Saya dan teman saya pergi ke purpustakaan Kalimat untuk gambar 2 Kalimat untuk gambar 3 Kalimat untuk gambar 4 Contoh: Saya meminjam buku Bahasa Indonesia. Contoh: Teman saya meminjam buku Matematika. Contoh: Kami senang meminjam buku dari perpustakaan. 2. Menulis Paragraf Berdasarkan Kalimat Setelah membuat kalimat, kembangkanlah menjadi paragraph Contoh kalimat: Dian dan Reni ulangan bahasa Indonesia. Contoh paragraf: Dian dan Reni ulangan bahasa Indonesia. Mereka mengerjakan ulangan dengan cermat. Untuk lulus, ulangan mereka harus dapat nilai delapan. Mereka tidak boleh saling bertanya. Bertanya berarti tidak lulus. Membaca dan Menulis Permulaan 69

76 Buatlah kalimat berdasarkan gambar-gambar berikut! Contoh kalimat Dian dan Reni pergi ke toko buku. Contoh paragraf: Dian dan Reni pergi ke toko buku. Mereka membeli buku tulis. Hari ini mereka belajar bahasa Indonesia. Buku catatan Bahasa Indonesia mereka telah habis. d Guru membimbing siswa menulis kalimat dan paragraf berdasarkan gambar berseri. e Guru memerhatikan siswa menulis kalimat dan paragraf berdasarkan gambar berseri. f. Guru memberikan pelatihan (1) Pelatihan secara mandiri untuk setiap siswa Guru memberikan perlatihan menulis kalimat dan paragraf kepada setiap siswa. Soal dapat bersumber pada buku ajar. Siwa menjawab pada buku tulis mereka, (2) Pelatihan secara berpasangan Satu orang siswa menjelaskan informasi yang terdapat dalam gambar berseri, yakni berupa kalimat dan paragraf, dan siswa yang lain menuliskan penjelasan berupa kalimat dan paragraf tersebut. Ini bisa dilakukan secara bergantian. (3) Pelatihan secara berkelompok Siswa secara berkelompok ditugasi masing-masing mencari satu buah gambar berseri yang berbeda, kemudian menuliskan informasi yang terdapat di dalamnya, mulai dengan kalimat dilanjutkan dengan paragraf. Selanjutnya, setiap kelompok melaporkan hasil penugasan tersebut kepada guru. g. Guru memberikan nilai perlatihan menulis kalimat dan paragraf berdasarkan gambar berseri. h. Guru membahas perlatihan menulis kalimat dan paragraf berdasarkan gambar berseri. i. Guru memberikan evaluasi dan mengadakan tindak lanjut. Membaca dan Menulis Permulaan 70

77 Ada kemungkinan tidak semua siswa dapat mengungkapkan informasi yang terdapat dalam gambar berseri. Untuk mengatasi hal ini, guru harus memberikan contoh gambar berseri yang memuat informasi yang dekat dengan kehidupan siswa dan sesuai dengan kemampuan bernalar siswa. Dalam hal tidak semua siswa tuntas memperoleh kompetensi dasar sebelumnya, yakni mampu menulis kalimat sederhana. Untuk mengatasi hal ini, guru harus mengadakan pembelajaran khusus terhadap siswa yang berkasus tadi di luar jadwal pembelajaran reguler. B. MENULIS KARANGAN SEDERHANA BERDASARKAN GAMBAR SERI MENGGUNAKAN PILIHAN KATA DAN KALIMAT YANG TEPAT DENGAN MEMPERHATIKAN PENGGUNAAN EJAAN, HURUF KAPITAL DAN TANDA TITIK (KELAS III SEMESTER 2) 1. Pengantar Kompetensi dasar menulis karangan sederhana berdasarkan gambar seri menggunakan pilihan kata dan kalimat yang tepat dengan memperhatikan penggunaan ejaan huruf kapital dan tanda titik merupakan tahap berikutnya setelah kompetensi dasar menulis permulaan menyusun paragraf berdasarkan bahan yang tersedia. Menulis karangan adalah menulis rangkaian paragraf. Sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya, menyusun paragraf adalah merangkaikan beberapa kalimat menjadi sebuah paragraf. Untuk menyusun paragraf diperlukan pengetahuan menghubung-hubungkan kalimat yang dapat membentuk satu kepaduan bentuk makna, Kalimat satu harus berhubungan dengan kalimat berikutnya dalam kesatuan gagasan. Penggunaan ejaan adalah penggunaan kaidah tata tulis. Penggunaan ejaan bahasa Indonesia adalah pengguaan kaidah tata tulis bahasa Indonesia. Di kelas dua sudah diajarkan ejaan yang berkaitan dengan huruf kapital dan tanda titik. Penggunaan huruf kapital dan penggunaan titik ini harus sudah dipahami dan dapat menerapkannya dalam kalimat-kalimat yang terdapat dalam paragraf. Misalnya, huruf capital digunakan pada huruf awal kata yang terdapat pada awal kalimat, huruf pertama nama orang, dan huruf pertama nama-nama geografis. Tanda titik, misalnya, digunakan untuk Membaca dan Menulis Permulaan 71

78 mengakhiri kalimat berita; digunakan di akhir huruf yang merupakan singkatan nama orang; digunakan di akhir huruf singkatan yang ditulis dengan dua huruf kecil. Pilihan kata adalah sejumlah kata yang harus dipilih untuk menulis kalimat. Agar kalimat tersusun dengan apik, pilihan kata di dalmnya harus tepat dan sesuai. Tepat berkaitan dengan pengungkapan gagasan, sedangkan kesesuaian berkaitan dengan pengungkapan gagasan dikaitkan dengan konteks situasi, Situasi ini akan mengarahkan pilihan kata tertentu. Secara garis besar, situasi itu bisa resmi atau formal, bisa takresmi atau nonformal. Kata tidak boleh menyimpang penggunaannya dengan adanya situasi tersebut. Kalimat yang tepat adalah kalimat yang baik strukturnya dan memuat informasi yang diperlukan sesuai dengan konteks paragraf atau karangan. Kalimat-kalimat yang menyusun pargraf haruslah kalimat yang mendukung gagasan utama atau topik paragraf. Kalimat yang tidak mendukung gagasan utama akan mengganggu kepaduan paragraph tersebut. Jika kalimat topik menyajikan gagasan tentang rumah, kalimat penjelas pun harus menyajikan gagasan serupa, yakni tentang rumah., 2. Langkah-Langkah Pembelajaran 2.1 Persiapan Pembelajaran a. Guru mempersiapakan sumber bahan ajar: buku ajar, gambar, dan lain-lain disesuaikan dengan materi yang akan diajarkan. Karena materi yang akan diajarkan adalah menulis karangan berdasarkan bahan gambar seri menggunakan pilihan kata dan kalimat yang tepat dengan memerhatikan penggunaan ejaan, huruf kapital dan tanda titik, guru dapat mempersiapkan beberapa gambar seri yang menunjukkan kegiatan, peristiwa, atau keadaan tertentu yang dekat dengan kehidupan siswa, misalnya, gambar seri belajar kelompok sampai pulang ke rumah atau pulang sekolah sampai tidur malam. Gambar harus berukuran agak besar dan berwarna sehingga seluruh siswa dapat mengamatinya. Gambar tersebut dapat ditempel di papan tulis atau dipegang, kemudian dipertunjukkan kepada seluruh siswa. b. Guru membaca dan memahami standar kompetensi dan kompetensi standar materi yang akan diajarkan dan menjabarkannya sehingga materi yang akan diajarkan terbatas, rinci, dan jelas sesuai dengan keperluan siswa, Membaca dan Menulis Permulaan 72

79 Kompetensi dasar pelajaran ini adalah menulis karangan berdasarkan bahan gambar seri menggunakan pilihan kata dan kalimat yang tepat dengan memerhatikan penggunaan ejaan, huruf kapital dan tanda titik, guru Kompetensi ini bisa dijabarkan lebih lanjut, misalnya, menulis karangan berdasarkan gambar seri dengan menggunakan kalimat-kalimat sederhana. Kompetensi dasar ini bertujuan siswa akan memiliki kemampuan menulis karangan berdasarkan gambar seri menggunakan pilihan kata dan kalimat yang tepat dengan memerhatikan penggunaan ejaan, huruf kapital dan tanda titik. c. Guru mempelajari dan memahami materi yang akan diajarkan dengan mengacu kepada standar kompetensi dan kompetensi dasar sebagai mana telah dijelaskan sebelumnya. Dalam hal ini guru harus mengetahui konsep mengungkapkan pikiran, mengungkapkan perasaan, mengungkapkan informasi, karangan sederhana,gambar seri, pilihan kata, kalimat tepat, dan ejaan, yakni huruf kapital dan tanda titik. Untuk mengetahui konsep yang terdapat dalam kata dan kelompok kata tersebut, silakan baca kembali penganta materi ini. Untuk memperkaya konsep ini silakan guru membaca bahan rujukan lain. d. Guru mempersiapkan metode dan teknik pembelajaran yang tepat dan cocok yang akan digunakan dalam menyajikan materi yang akan diajarkan, yang terdapat dalam buku ajar. Guru harus dapat memikat siswa belajar aktit, kreatif, dan menyenangkan sehingga siswa dapat memanfaatkan waktu belajar dengan penuh dan mengikuti pembelajaran dengan penuh perhatian. Pertunjukkan gambar-gambar yang menarik perrhatian siswa sehingga siswa dapat mengapresiasinya dengan baik. Tanyakan gambar-gambar itu. Suruhlah siswa menyebutkan kegiatan, peristiwa, atau keadan yang ditunjukkan gambar tersebut. e. Guru mengondisikan siswa siap memperoleh materi yang akan diajarkan. Suruhlah siswa duduk dengan tertib dan buku ajar harus ada di atas meja masing-masing. Mulailah guru memberikan pelajaran setelah yakin seluruh siswa siap menerima pelajaran. Membaca dan Menulis Permulaan 73

80 2.2 Proses Pembelajaran a. Guru memberitahukan materi yang akan diajarkan hari itu jam itu kepada siswa, yakni menulis karangan berdasarkan bahan gambar seri menggunakan pilihan kata dan kalimat yang tepat dengan memerhatikan penggunaan ejaan, huruf kapital dan tanda titik. Guru mempersilakan siswa membuka halaman buku yang memuat pelajaran tersebut. Sebagai langkah apersepai, usahakan guru mengaitkan materi yang akan disampaikan dengan materi yang telah diajarkan sebelumnya. Contoh: Anak-anak, sebelumnya kita sudah belajar menulis paragraf berdasarkan gambar seri. Hari ini kita akan belajar menulis karangan berdasarkan gambar seri. b. Guru memberikan contoh materi yang akan diajarkan. Langkah yang dapat dilakukan, misalnya, guru memperlihatkan empat gambar berseri yang memuat kegiatan, peristiwa, atau keadaan tertentu, yang sudah dipersiapkan sebelumnya di papan tulis atau dipegang (misalnya gambar seri yang menunjukkan kegiatanseorang anak setelah pulang sekolah sore sampai tidur malam), yang dapat dilihat jelas oleh seluruh siswa. Selanjutnya, guru bertanya kepada siswa tentang informasi yang terdapat dalam gambar tersebut. Pada tahap pertama guru menanyakan kegiatan yang ditunjukkan oleh setiap gambar. Pada tahap berikutnya guru menanyakan rangkaian kegiatan yang ditunjukkan oleh seluruh gambar berseri itu. Contoh: Coba kalian perhatikan dengan baik gambar berseri ini. Gambar 1(berikutnya sampai gambar 4) menunjukkan kegiatan apa? Siapa yang tahu? Coba jelaskan? Coba kalian perhatikan dengan baik. Seluruh gambar berseri ini dari gambar 1 sampai dengan gambar 4 menunjukkan kegiatan apa? Siapa yang tahu? Coba jelaskan? Seorang atau beberapa orang siswa diminta untuk menjawab pertanyaan yang diajukan guru. Jawaban yang diharapkan adalah siswa dapat Membaca dan Menulis Permulaan 74

81 menjelaskan informasi yang terdapat dalam gambar seri itu, yakni kegiatan seseorang anak dari pulang sekolah sore sampai tidur malam. c. Guru menyajikan materi dengan rinci dan jelas yang bersumber pada buku ajar dengan menggunakan metode dan teknik yang tepat. Guru menjelaskan cara menulis kalimat dan karangan berdasarkan gambar berseri. Contoh: Coba kalian perhatikan kembali gambar ini, Gambar ini menunjukkan kegiatan apa? Ayo, jelaskan! (Guru menunjuk gambar yang memuat informasi Anak itu pulang dari sekolah pukul 17.00). Setelah ada siswa yang menjawab dengan benar, kemudian guru mengatakan, Nah, begini menulis kalimat jawaban tadi. A n a k i t u p u l a n g d a r i s e k o l a h p u k u l Guru menjelaskan materi tentang menulis kalimat dan karangan berdasarkan gambar seri. 1. Menulis kalimat berdasarkan gambar berseri Setelah gambar kamu amati, pikirkan sebuah kalimat untuk setiap gambar! Kalimat untuk gambar 1 Contoh: Dian dan Reni berjalan menuju sekolah. Kalimat untuk gambar 2, gambar 3, dan gambar 4 berturut-turut adalah sebagai berikut. Hari ini mereka ulangan bahasa Indonesia. Mereka tergesa-gesa karena akan ulangan. Mereka berharap lulus ulangan. (Sumber: Buku Elektronik 2008) 2. Menulis paragraf berdasarkan kalimat Setelah membuat kalimat, kembangkanlah menjadi karangan sederhana berupa paragraf, Contoh kalimat: Membaca dan Menulis Permulaan 75

82 Dian dan Reni ulangan bahasa Indonesia. Contoh Paragraf: Dian dan Reni ulangan bahasa Indonesia. Mereka mengerjakan ulangan dengan cermat. Untuk lulus, ulangan mereka harus dapat nilai delapan. Mereka tidak boleh saling bertanya. Bertanya berarti tidak lulus. (Sumber: Buku Elektronik 2008) d. Guru membimbing siswa menulis kalimat dan karangan sederhana berdasarkan gambar seri. e. Guru memerhatikan siswa menulis kalimat dan karangan sederhana berdasarkan gambar seri. f. Guru memberikan pelatihan (1) Pelatihan mandiri untuk setiap siswa Guru memberikan perlatihan menulis kalimat dan karangan sederhana kepada setiap siswa. Soal dapat bersumber pada buku ajar. Siswa menjawab pada buku tulis mereka, (2) Pelatihan secara berpasangan. Satu orang siswa menjelaskan informasi yang terdapat dalam gambar seri, yakni berupa kalimat dan karangan sederhana, dan siswa yang lain menuliskan penjelasan berupa kalimat dan karangan sederhana tersebut. Ini bisa dilakukan secara bergantian. (3) Pelatihan secara berkelompok. Siswa secara berkelompok ditugasi masing-masing mencari satu buah gambar seri yang berbeda, kemudian menuliskan informasi yang terdapat di dalamnya, mulai dengan kalimat dilanjutkan dengan karangan sederhana. Selanjutnya, setiap kelompok melaporkan hasil penugasan tersebut kepada guru. g. Guru memberikan nilai perlatihan menulis kalimat dan karangan sederhana berdasarkan gambar berseri. h. Guru membahas perlatihan menulis kalimat dan karangan sederhana berdasarkan gambar seri. i. Guru memberikan evaluasi dan mengadakan tindak lanjut Ada kemungkinan tidak semua siswa dapat mengungkapkan informasi yang Membaca dan Menulis Permulaan 76

83 terdapat dalam gambar berseri.untuk mengatasi hal ini, guru harus memberikan contoh gambar berseri yang memuat informasi yang dekat dengan kehidupan siswa dan sesuai dengan kemampuan bernalar siswa. Dalam hal tidak semua siswa tuntas memperoleh kompetensi dasar sebelumnya, yakni mampu menulis karangan sederhana.untuk mengatasi hal ini, guru harus mengadakan pembelajaran khusus terhadap siswa yang berkasus tadi di luar jadwal pembelajaran reguler. Membaca dan Menulis Permulaan 77

84 BAB VIII MENYALIN, MELENGKAPI, DAN MENULIS PUISI ANAK STANDAR KOMPETENSI (SK) DAN KOMPETENSI DASAR (KD) Ada beberapa standar kompetensi (SK) dan kompetensi dasar (KD) berkaitan dengan membaca lancar dan membaca nyaring dengan lafal dan intonasi yang tepat. SK/KD tersebut adalah (1) menyalin puisi anak sederhana dengan huruf lepas (kelas I semester), (2) menyalin puisi anak dengan huruf tegak bersambung (kelas I semester 2), (3) menyalin puisi anak dengan huruf tegak bersambung yang rapi (kelas II semester 1), (4) melengkapi puisi anak berdasarkan gambar (kelas III semester 1), dan (5) menulis puisi berdasarkan gambar dengan pilihan kata yang menarik (kelas III semester 2). A. MENYALIN PUISI ANAK SEDERHANA DENGAN HURUF LEPAS (KELAS I SEMESTER 1) 1. Pengantar Menyalin adalah aktivitas meniru atau menulis kembali tulisan yang sudah ada. Menyalin merupakan bagian menulis permulaan yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam menulis. Dalam kegiatan menyalin, siswa diharapkan dapat menuliskan kembali kata atau kalimat yang disediakan secara tepat. Oleh karena itu, diharapkan guru dapat menuntun siswa dengan telaten. Dalam kegiatan menyalin, ada dua tipe huruf yang dikenalkan, yaitu huruf lepas dan huruf bersambung. Huruf lepas adalah huruf yang ditulis secara satu per satu. Tipe huruf ini sudah diperkenalkan guru sejak awal ketika siswa masuk kelas I. Sementara itu, puisi anak adalah jenis puisi yang ditujukan untuk anak. Karena tersebut ditujukan untuk anak, puisi tersebut berisi ajaran-ajaran moral yang mudah dipahami oleh anak. Penulis puisi anak dapat saja merupakan orang dewasa atau anakanak. Contoh puisi anak: Membaca dan Menulis Permulaan 78

85 cinta lingkungan berarti cinta kepada tuhan tuhan pencipta seisi alam manusia hewan dan tumbuhan yang selalu hidup berdampingan cinta lingkungan (dikutip dari Indahnya Bahasa dan Sastra Indonesia untuk Kelas I SD/MI, H. Suyatno) 2. Langkah-langkah pembelajaran: 2.1 Persiapan Pembelajaran a. Guru mempersiapkan sumber bahan ajar, yakni buku ajar, dan sumber yang lain, misalnya, puisi dari buku pengayaan, dari internet, atau dibuat oleh guru sendiri. b. Guru membaca dan memahami standar kompetensi dan kompetensi dasar materi yang akan diajarkan yang terdapat dalam buku ajar. Demikian pula guru memahami penjabaran lebih lanjut kompetensi dasar tersebut. Dengan memahami penjabaran ini guru dapat memperkaya materi yang terdapat dalam buku ajar. Misalnya, guru menyiapkan teks puisi sederhana yang bertopik cinta lingkungan, persahabatan, atau cinta kepada Tuhan. c. Guru mempelajari dan memahami materi yang akan diajarkan yang terdapat dalam buku ajar. Guru memahami dengan baik apa yang dimaksud dengan puisi anak. Pemahaman materi ini penting agar guru hanya menerangkan segala sesuatu yang hanya berkaitan dengan itu, bukan materi yang di luar itu. Dengan memahami materi, guru akan dapat berimprovisasi ketika mengajar dan dapat memperkaya materi yang terdapat dalam buku ajar. d. Guru mempersiapkan metode dan teknik pembelajaran yang tepat dan cocok yang akan digunakan dalam menyajikan materi yang terdapat dalam buku ajar. Guru harus dapat memikat siswa belajar aktif, kreatif, dan menyenangkan sehingga siswa dapat menggunakan waktu belajar di kelas dengan penuh dan dengan penuh perhatian.pertunjukkanlah teks-teks yang Membaca dan Menulis Permulaan 79

86 bergambar-gambar yang menarik perhatian siswa sehingga siswa dapat mengapresiasinya. e. Guru mengondisikan siswa siap memperoleh materi yang akan diberikan. Suruhlah siswa duduk dengan baik dan buku ajar harus ada di atas meja masing-masing. Mulailah guru memberikan pelajaran setelah yakin seluruh siswa benar-benar siap mengikuti pelajaran. 2.2 Proses Pembelajaran a. Guru memberitahukan materi yang akan diajarkan Guru terlebih dulu memberikan penjelasan apa yang dimaksud dengan aktivitas menyalin dan apa pengertian puisi. Untuk memudahkan penjelasan, guru sebaiknya telah menyiapkan contoh puisi anak. Untuk memudahkan, pilihlah puisi anak yang pendek dan mudah dipahami. Puisi anak dapat ditemukan pada a) buku pelajaran b) buku puisi anak c) dicari melalui situs internet d) dibuat oleh guru b. Guru memberikan contoh materi sesuai dengan SK/KD Setelah menjelaskan materi yang akan diajarkan, guru memberikan contoh bagaimana menyalin dengan huruf lepas. Salinlah puisi anak pada teks pelajaran di papan tulis dengan menggunakan huruf lepas. Dalam kegiatan ini, guru dapat mencontohkan dengan menyalin puisi di papan tulis dengan huruf lepas. Bentuk huruf lepas bisa bermacam-macam, bergantung pada kemampuan anak dalam menulis. Yang perlu diperhatikan oleh guru adalah huruf yang disalin oleh siswa harus jelas dan terbaca. c. Guru membimbing siswa mendalami materi Setelah memberikan contoh aktivitas menyalin puisi, guru meminta siswa untuk menyalin puisi. Yang harus diperhatikan adalah siswa harus dalam keadaan siap menyalin. Jadi, langkah pertama sebelum menyalin puisi adalah guru sebaiknya Membaca dan Menulis Permulaan 80

87 mengajak siswa untuk menyiapkan diri sebelum menulis. Satu di antaranya adalah dengan mengajak siswa menggerak-gerakkan tangannya di udara agar pada saat menyalin gerakan tangan siswa menjadi lebih luwes. Contoh: Ayo anak-anak sekarang coba gerakkan tangan kalian di udara dengan gerakan melingkar! Semuanya bersama-sama menggerakkan tangannya di udara! Setelah kegiatan persiapan tersebut dilakukan di atas dilakukan, guru mulai mengajak siswa menyalin puisi yang ditulis oleh guru di papan tulis dengan huruf lepas. Dalam menyalin puisi dengan huruf lepas, siswa diberikan kebebasan menulis huruf sesuai dengan kemampuan menulis mereka. Yang perlu diperhatikan adalah huruf-huruf yang ditulis siswa harus jelas dan terbaca. d. Guru memberikan pelatihan kepada siswa Setelah siswa mulai terlatih menyalin puisi yang ditulis guru di papan tulis, guru dapat memberikan pelatihan. Bentuk pelatihannya adalah siswa diberi tugas menyalin puisi yang ada di buku ajar atau puisi yang sudah disiapkan oleh guru. Untuk memudahkan pelatihan, berikan contoh puisi yang sederhana dan mudah dipahami siswa. Dalam pelatihan ini, guru dapat memberikan waktu penyalinan. Misalnya: Baiklah, anak-anak. Sekarang waktunya kalian menyalin puisi yang Bapak/Ibu telah siapkan. Coba kalian salin puisi ini dengan huruf lepas! Pada saat siswa mulai menyalin, guru diharapkan tetap aktif sehingga suasana kelas tidak menjadi vakum. Untuk itu, ada beberapa hal yang dapat dilakukan guru: a. Buatlah suasana kelas lebih menyenangkan dalam menulis. b. Guru dapat memeriksa proses menyalin yang dilakukan siswa satu per satu. e. Guru mengevaluasi kemampuan siswa Setelah siswa selesai menyalin, guru melakukan evaluasi terhadap hasil pekerjaan siswa. Ada beberapa hal yang dapat dilakukan guru untuk mengetahui sejauh mana hasil salinan siswa jelas dan dapat dibaca. a. mintalah siswa membacakan puisi anak yang telah disalin b. Siswa saling menukarkan tulisan mereka kepada temannya. c. Mintalah siswa membaca hasil tulisan temannya dengan lafal dan intonasi yang tepat. Membaca dan Menulis Permulaan 81

88 d. Perhatikan apakah siswa dapat membaca dengan jelas tulisan temannya. e. Tanyakan kesulitannya terletak di mana. f. Jika tulisan siswa tersebut agak sulit untuk dibaca, minta siswa tersebut untuk memperbaikinya kembali. Menyalin puisi dengan huruf bebas bisa dijadikan pekerjaan rumah. Mintalah siswa menyalin puisi dari buku, makalah, atau koran. Tentukan tema yang akan disalin, misalnya tema tentang orang tua, Tuhan, hutan, atau teman. Salin puisi tersebut, lalu bacakan puisi tersebut di depan kelas dengan memperhatikan lafal dan intonasi pada pertemuan selanjutnya. B. MENYALIN PUISI ANAK DENGAN HURUF TEGAK BERSAMBUNG (KELAS I SEMESTER 2) 1. Pengantar Pembelajaran menyalin puisi anak dengan huruf tegak bersambung hampir sama dengan pembelajaran menyalin puisi anak dengan huruf tegak bersambung. Perbedaan antara kedua pembelajaran ini ada pada penggunaan huruf dalam menyalin. Jika pada pembelajaran sebelumnya siswa menggunaakan huruf lepas, pada pembelajaran ini siswa belajar menyalin dengan huruf tegak bersambung. Huruf tegak bersambung lebih rumit dibandingkan dengan huruf lepas. Huruf tegak bersambung adalah huruf yang tidak terpisah satu sama lain. Dalam penulisan huruf tegak bersambung, huruf ditulis secara utuh hingga membentuk sebuah kata. Hal ini yang membedakan huruf tegak bersambung dengan huruf lepas. Penulisan huruf tegak bersambung adalah metode menulis indah. Dalam penulisan huruf tegak bersambung, yang dinilai adalah keindahan dan kebersihan tulisan. Karena itu, dalam menulis huruf tegak bersambung, dibutuhkan kemampuan khusus dan ketelitian dari siswa. Sebelum pembelajaran, guru telah menyiapkan contoh puisi yang akan disalin siswa. Puisi tersebut dapat diperoleh di beberapa media seperti yang sudah dipaparkan di atas, atau dibuat sendiri oleh guru. Contoh puisi dengan tulisan tegak bersambung Membaca dan Menulis Permulaan 82

89 (dikutip dari Cinta Berbahasa Indonesia kelas 2, Tri Novia Nelitayanti) 2. Langkah-langkah Pembelajaran 2.1 Persiapan Pembelajaran a. Guru mempersiapkan sumber bahan ajar, yakni buku ajar, dan sumber yang lain, misalnya, puisi dari buku pengayaan, dari internet, atau dibuat oleh guru sendiri. b. Guru membaca dan memahami standar kompetensi dan kompetensi dasar materi yang akan diajarkan yang terdapat dalam buku ajar. Dengan memahami SK/KD, guru dapat memperkaya materi yang terdapat dalam buku ajar. c. Guru mempelajari dan memahami materi yang akan diajarkan yang terdapat dalam buku ajar. Guru memahami dengan baik apa yang dimaksud dengan puisi anak dan menulis huruf tegak bersambung. Pemahaman materi ini penting agar guru hanya menerangkan segala sesuatu yang hanya berkaitan dengan itu, bukan materi yang di luar itu. Dengan memahami materi, guru akan dapat berimprovisasi ketika mengajar dan dapat memperkaya materi yang terdapat dalam buku ajar. Membaca dan Menulis Permulaan 83

90 d. Guru mempersiapkan metode dan teknik pembelajaran yang tepat dan cocok yang akan digunakan dalam menyajikan materi yang terdapat dalam buku ajar. Guru harus dapat memikat siswa belajar aktif, kreatif, dan menyenangkan sehingga siswa dapat menggunakan waktu belajar di kelas dengan penuh dan dengan penuh perhatian. e. Guru mengondisikan siswa siap memperoleh materi yang akan diberikan. Suruhlah siswa duduk dengan baik dan buku ajar harus ada di atas meja masing-masing. Mulailah guru memberikan pelajaran setelah yakin seluruh siswa benar-benar siap mengikuti pelajaran. 2.2 Proses Pembelajaran a. Guru memberitahukan materi yang akan diajarkan Guru memberikan penjelasan tentang materi yang akan diajarkan. Hal penting yang harus dijelaskan oleh guru adalah perbedaan huruf lepas dengan huruf tegak bersambung. Karena itu, sebelum memulai pembelajaran ini, guru terlebih dahulu melakukan apersepsi. Dalam penjelasan ini, guru diharapkan telah menyiapkan dua contoh puisi yang ditulis dengan huruf lepas dan yang ditulis dengan huruf tegak bersambung. b. Guru memberikan contoh materi sesuai dengan SK/KD Setelah memberikan penjelasan mengenai materi yang akan diajarkan, guru mulai memberikan contoh cara menyalin puisi anak dengan huruf tegak bersambung. Mintalah siswa memperhatikan secara saksama cara guru menyalin puisi dengan huruf tegak bersambung di papan tulis. Lakukan dengan pelan-pelan agar siswa dapat mengikuti cara guru menyalin. Sambil melakukan kegiatan menyalin di papan tulis, guru dapat memandu siswa dengan cara menjelaskan setiap proses menyalin yang dilakukan guru secara lisan. c. Guru membimbing siswa mendalami materi Setelah menjelaskan kegiatan menyalin puisi anak dengan huruf tegak bersambung, guru mengarahkan siswa untuk mendalami materi yang telah dijelaskan. Untuk mengawalinya, guru dan memberikan waktu kepada siswa sekitar menit Membaca dan Menulis Permulaan 84

91 untuk berlatih menulis huruf tegak bersambung. Setelah itu, barulah guru menuntun siswa untuk mulai menyalin puisi tersebut. Pada saat siswa berlatih sendiri, guru dapat memberikan contoh dengan menulis huruf tegak bersambung di papan tulis. d. Guru memberikan pelatihan kepada siswa Setelah guru mencontohkan menulis puisi anak dengan huruf tegak bersambung dan siswa sudah dapat melakukan kegiatan tersebut, guru mulai memberikan pelatihan kepada siswa. Sebelum pelatihan dimulai, guru memberikan contoh puisi pada siswa. Contoh puisi yang akan disalin berbeda dengan puisi yang telah disalin guru di papan tulis dan masih berbentuk tulisan huruf lepas. Contoh puisi yang lain: Alamku saat bangun pagi aku bertemu matahari yang memberi sinar bumi bumiku jadi terlihat indah bunga bunga aneka warna kumbang dan kupu kupu terbang dan menari gembira (dikutip dari Cinta Berbahasa Indonesia kelas 2, Tri Novia Nelitayanti) Hal-hal yang dapat dilakukan guru pada saat siswa menyalin: menyalin teks puisi dengan huruf tegak bersambung. 2) Jika ada siswa yang sangat kesulitan menyambungkan huruf, guru sebaiknya mengajarinya dengan memegang tangannya dan menuntun tangan siswa tersebut agar bisa menulis dengan menyambungkan huruf. 3) Selama proses pembelajaran menulis huruf tegak bersambung berlangsung, berikan keleluasaan agar siswa mau mengungkapkan kesulitan yang dihadapinya kepada guru sehingga guru dapat dengan mudah mengatasi kesulitan siswa. 4) Guru diharapkan dapat memberikan waktu yang cukup luang untuk siswa agar bisa belajar menulis huruf tegak bersambung dan tidak menuntut siswa buru 1) Guru diharapkan terus memantau proses menyalin ini dari siswa yang diajar secara detil dan terus menerus, terutama terhadap siswa yang belum terbiasa Membaca dan Menulis Permulaan 85

92 buru menyelesaikannya karena menulis huruf tegak bersambung memerlukan ketelitian. e. Guru mengevaluasi kemampuan siswa Setelah siswa menyalin puisi anak, guru melakukan evaluasi. Evaluasi dapat dilakukan dengan cara berikut: 1. Guru menyuruh siswa membentuk kelompok dengan tiap kelompok beranggota tiga-empat siswa 2. Siswa saling mempertukarkan puisi yang telah mereka salin. 3. Setiap siswa diminta memberikan pendapat tentang tulisan temannya, apakah tulisan terbaca atau tidak, serta bagus atau tidak. 4. Siswa mengoreksi tulisan temannya yang sulit dibaca 5. Siswa meminta temannya untuk memperbaikinya. Langkah ini dilakukan untuk mengevaluasi kemampuan siswa dalam menulis huruf tegak bersambung. Keahlian menyalin puisi anak dengan huruf tegak bersambung membutuhkan waktu. Oleh karena itu, kemampuan siswa harus dilatih secara terus-menerus. Sebagai tindak lanjut, guru dapat memberikan tugas kepada siswa untuk menyalin puisi yang dikutipnya dari buku puisi, majalah, atau koran dengan menggunakan huruf tegak bersambung. Kemudian, dari tugas yang dikerjakan di rumah tersebut, setiap siswa diminta untuk membacakan puisi hasil salinannya di depan kelas. Dengan cara seperti itu, siswa akan semakin termotivasi untuk melatih kemampuan siswa menulis dengan huruf tegak bersambung. C. MENYALIN PUISI ANAK DENGAN HURUF TEGAK BERSAMBUNG YANG RAPI (KELAS II SEMESTER 1) 1. Pengantar Yang ditekankan dalam pembelajaran menyalin puisi anak dengan huruf tegak bersambung yang rapi adalah kebersihan dan kerapian tulisan huruf tegak. Jadi, keterampilan yang harus dikuasai siswa adalah membuat tulisan huruf tegak bersambung dengan rapi. Sebagai catatan, pada pembelajaran sebelumnya siswa tidak dituntut untuk bisa menulis huruf sambung dengan rapi, tetapi hanya sampai pada kompetensi menyalin puisi dengan huruf tegak bersambung. Jadi, pembelajaran ini Membaca dan Menulis Permulaan 86

93 hampir sama dengan penjelasan sebelumnya, perbedaannya hanya pada penekanan kerapian tulisan. Seperti pada pembelajaran sebelumnya, guru diharapkan telah menyiapkan puisi untuk disalin. Contoh puisi: Kucingku karya kak nandang kucingku amat lucu bulunya halus warnanya belang indah kucingku mengejar bola ekornya bergerak lucu kucingku tidak pernah mengganggu aku sayang padamu kau selalu menjadi teman bermainku 2. Langkah-langkah Pembelajaran 2.1 Persiapan Pembelajaran (dikutip dari Belajar Bahasa Indonesia Itu Menyenangkan, untuk Kelas I SD/MI, Ismail Kusmayadi dkk.) a. Guru mempersiapkan sumber bahan ajar, yakni buku ajar, dan sumber yang lain, misalnya, puisi dari buku pengayaan, dari internet, atau dibuat oleh guru sendiri. b. Guru membaca dan memahami standar kompetensi dan kompetensi dasar materi yang akan diajarkan yang terdapat dalam buku ajar. Dengan memahami SK/KD, guru dapat memperkaya materi yang terdapat dalam buku ajar. c. Guru mempelajari dan memahami materi yang akan diajarkan yang terdapat dalam buku ajar. Guru memahami dengan baik apa yang dimaksud dengan puisi anak dan menulis huruf tegak bersambung. Pemahaman materi ini penting agar guru hanya menerangkan segala sesuatu yang hanya berkaitan dengan itu, bukan materi yang di luar itu. Dengan memahami materi, guru akan dapat berimprovisasi ketika mengajar dan dapat memperkaya materi Membaca dan Menulis Permulaan 87

94 yang terdapat dalam buku ajar. Guru dapat melakukan pelatihan menulis huruf tegak bersambung rapi sebelum mengajarkannya kepada siswa. d. Guru mempersiapkan metode dan teknik pembelajaran yang tepat dan cocok yang akan digunakan dalam menyajikan materi yang terdapat dalam buku ajar. Guru harus dapat memikat siswa belajar aktif, kreatif, dan menyenangkan sehingga siswa dapat menggunakan waktu belajar di kelas dengan penuh dan dengan penuh perhatian. e. Guru mengondisikan siswa siap memperoleh materi yang akan diberikan. Suruhlah siswa duduk dengan baik dan buku ajar harus ada di atas meja masing-masing. Mulailah guru memberikan pelajaran setelah yakin seluruh siswa benar-benar siap mengikuti pelajaran. 2.2 Proses Pembelajaran a. Guru memberitahukan materi yang akan diajarkan Guru menjelaskan materi dengan cara melakukan apersepsi. Hal ini dilakukan untuk memudahkan siswa dalam pembelajaran karena pembelajaran memiliki keterkaitan dengan pembelajaran sebelumnya. b. Guru memberikan contoh materi sesuai dengan SK/KD Setelah memberikan penjelasan tentang materi yang akan diajarkan, guru memberikan contoh. Karena pembelajaran ini relatif tidak begitu jauh berbeda dengan pembelajaran sebelumnya, guru harus memberikan penekanan yang lebih spesifik terutama pada penekanan kerapian tulisan pada saat memberikan contoh menyalin di papan tulis. Misalnya: Anak-anak, sekarang kita menyalin puisi dengan huruf tegak bersambung yang rapi. Jangan lupa ya, menulis huruf tegak bersambung dengan rapi! Pada saat mencontohkan menyalin di papan tulis, guru dapat melakukan simulasi. Misalnya dengan cara menyalin secara tidak rapi. Setelah itu, guru dapat meminta pendapat siswa. Anak-anak, apakah tulisan ini sudah rapi? Membaca dan Menulis Permulaan 88

95 Setelah siswa memberikan pendapatnya, Lalu guru dapat memperbaiki hasil salinan dengan cara menghapusnya, dan mengulangi menyalin dengan rapi. Nah, anak-anak. Ini adalah tulisan huruf tegak bersambung yang rapi. c. Guru membimbing siswa mendalami materi Setelah memberikan contoh cara penulisan huruf tegak bersambung yang rapi, guru meminta siswa menyalin apa yang ditulis guru di papan tulis. Anak-anak, sekarang coba kalian salin tulisan Bapak/ Ibu di papan tulis. Salinlah dengan rapi satu per satu. Kemudian, guru memperhatikan kegiatan siswa dengan cara memantau siswa d. Guru memberikan pelatihan kepada siswa Guru membagikan puisi pada siswa dan menugasi siswa menyalin puisi tersebut dengan huruf tegak bersambung yang rapi. Oleh karena faktor yang diperhatikan dalam penulisan huruf tegak bersambung adalah kerapian, guru diharapkan terus memberikan penekanan dan melakukan pemantauan dalam proses penyalinan puisi yang dilakukan oleh siswa. Guru dapat meminta siswa untuk selalu menyiapkan penghapus yang bersih sehingga tidak akan berakibat mengotori kertas. Guru juga dapat selalu mengingatkan siswa bahwa pensil yang digunakan harus selalu dalam keadaan runcing. Hal itu akan sangat berpengaruh pada hasil tulisan siswa. Karena itu, ingatkan pula kepada siswa untuk selalu membawa peraut pensil. e. Guru mengevaluasi kemampuan siswa Setelah siswa menyalin puisi dengan huruf tegak bersambung yang rapi, guru dapat melakukan kegiatan selanjutnya, yaitu kegiatan evaluasi. Guru dapat meminta siswa membuat kelompok, lalu kelompok tersebut ditugasi memdiskusikan hasil salinan teman-temannya. Siswa dapat memberikan pendapat tentang tulisan temannya, terutama dari segi kerapian dan penggunaan huruf kapital. Jika tulisan masih belum rapi dan penggunaan huruf kapital masih salah, siswa diperbolehkan memperbaikinya kembali. Sebagai tindak lanjut, Sebaiknya siswa diberikan latihan penulisan huruf tegak bersambung dengan rapi di rumah sehingga siswa mempunyai waktu yang panjang untuk melatih kemampuan menulisnya. Guru diharapkan tidak bosan-bosan untuk terus memantau perkembangan kemampuan menulis huruf tegak bersambung tiap siswa dari Membaca dan Menulis Permulaan 89

96 hasil pekerjaan rumahnya. D. MELENGKAPI PUISI ANAK BERDASARKAN GAMBAR (KELAS III SEMESTER 1) 1. Pengantar Melengkapi puisi anak berarti menambah kata-kata yang kurang dalam sebuah teks puisi anak supaya menjadi lengkap. Kegiatan melengkapi isi puisi anak adalah pembelajaran awal siswa dalam menulis puisi sehingga ada kemungkinan siswa akan mengalami kesulitan. Oleh karena itu, siswa akan dibantu dengan gambar. Visualisasi atau pemberian contoh gambar sangat membantu proses imajinasi siswa. Oleh karena itu, pada tahap awal dalam menulis puisi anak, guru dapat menyajikan gambar-gambar untuk membantu siswa dalam menulis puisi. Dalam kegiatan pembelajaran ini, siswa diminta untuk melengkapi puisi berdasarkan gambar yang disajikan. Gambar tersebut dapat berupa rekaman beberapa kejadian, dapat pula satu gambar yang memberikan detail visual. Jadi, sebelum pembelajaran, guru sudah menyiapkan gambar atau potongan-potongan gambar yang memiliki keterkaitan satu sama lain. Contoh gambar dan puisi yang belum lengkap: Kereta Api Tamaela Deru bunyi.. Penguasa darat mulai berjalan Pandangan terpaku padanya Bagaikan emas di tengah tumpukan Penguasa darat melaju Bagai petir membelah daratan Asap hitam mengepul Membaca dan Menulis Permulaan 90

97 Mengotori. Zaman telah berubah Penguasa darat memakai listrik Tiada lagi kepulan hitam Rakyat bersorak gembira (dikutip dari Bahasa Indonesia untuk SD dan MI Kelas III: Kaswan Darmadi, dkk.) 2. Langkah-langkah pembelajaran 2.1 Persiapan Pembelajaran a. Guru mempersiapkan sumber bahan ajar, yakni buku ajar, dan sumber yang lain, misalnya, puisi dan gambar menarik dari buku pengayaan, dari internet, atau dibuat oleh guru sendiri. b. Guru membaca dan memahami standar kompetensi dan kompetensi dasar materi yang akan diajarkan yang terdapat dalam buku ajar. Dengan memahami SK/KD, guru dapat memperkaya materi yang terdapat dalam buku ajar. c. Guru mempelajari dan memahami materi yang akan diajarkan yang terdapat dalam buku ajar. Guru memahami dengan baik apa yang dimaksud dengan puisi anak. Dengan memahami materi, guru akan dapat berimprovisasi ketika mengajar dan dapat memperkaya materi yang terdapat dalam buku ajar. d. Guru mempersiapkan metode dan teknik pembelajaran yang tepat dan cocok yang akan digunakan dalam menyajikan materi yang terdapat dalam buku ajar. Guru harus dapat memikat siswa belajar aktif, kreatif, dan menyenangkan sehingga siswa dapat menggunakan waktu belajar di kelas dengan penuh dan dengan penuh perhatian. e. Guru mengondisikan siswa siap memperoleh materi yang akan diberikan. Suruhlah siswa duduk dengan baik dan buku ajar harus ada di atas meja Membaca dan Menulis Permulaan 91

98 masing-masing. Mulailah guru memberikan pelajaran setelah yakin seluruh siswa benar-benar siap mengikuti pelajaran. 2.2 Proses Pembelajaran a. Guru memberitahukan materi yang akan disampaikan Guru menjelaskan secara terperinci materi melengkapi puisi berdasarkan gambar. Konsep dalam pembelajaran ini berbeda dengan konsep pembelajaran sebelumnya. Oleh karena itu, pada saat memberikan apersepsi, guru harus menekankan perbedaan konsep antara pembelajaran sekarang dengan pembelajaran sebelumnya, yaitu konsep menyalin dan melengkapi. b. Guru memberikan contoh materi berdasarkan SK/KD Untuk memudahkan pemahaman siswa, guru memberikan contoh gambar dan puisi yang tidak lengkap. Contoh potongan gambar: (Sumber gambar: Indahnya Bahasa dan Sastra Indonesia untuk SD/MI Kelas II, H. Suyatno dkk.) Contoh gambar di atas memberikan beberapa gambaran. Gambar pertama memperlihatkan seorang anak yang kehujanan. Gambar kedua memperlihatkan seorang Membaca dan Menulis Permulaan 92

99 ibu yang memberi obat pada seorang anak yang terbaring sakit. Gambar ketiga memperlihatkan seorang anak yang berangkat ke sekolah diiringi oleh kucing kecil. Contoh puisi yang tidak lengkap berdasarkan gambar : Ibuku yang.. Ibuku Engkau selalu memperhatikanku Ketika aku Karena Engkau dengan sabar ku Sehingga aku menjadi.. kembali Karena. Aku bisa pergi ke lagi Ditemani ku yang. Terima kasih,. c. Guru membimbing siswa mendalami materi Untuk mengarahkan imajinasi siswa, guru dapat menanyakan pada siswa bagaimana gambaran mereka terhadap gambar-gambar yang ditunjukkan. Anak-anak, coba kalian perhatikan gambar-gambar ini. Siapa yang bisa menyebutkan apa yang terjadi di dalam gambar-gambar ini? Setelah itu mintalah mereka membaca dalam hati puisi yang beberapa bagiannya kosong tersebut. Siswa diharapkan memahami isi puisi tersebut dengan baik sehingga dapat berimajinasi kira-kira apa yang harus diisi pada ruang-ruang yang dikosongkan tersebut. d. Guru memberikan pelatihan kepada siswa Setelah siswa memahami gambar tersebut yang dibuktikan dengan kemampuan mereka dalam melengkapi isi puisi, guru melakukan pelatihan. Guru dapat menggunakan puisi yang berbeda sebagai alat pelatihan. Apabila puisi yang digunakan masih sama, usahakan ruang yang dikosongkan berbeda dengan tingkat kesulitan yang lebih tinggi. Contoh puisi yang sama dengan ruang kosong yang berbeda: Ibuku yang Baik Ibuku Engkau selalu memperhatikanku Ketika aku Membaca dan Menulis Permulaan 93

100 Puisi berhubungan dengan perasaan atau isi hati. Gambar yang sama bisa saja diberi tanggapan yang berbeda oleh tiap-tiap siswa. Hal itu sangat bergantung dengan dengan suasana hati siswa. Kemungkinan besar ada siswa yang akan kesulitan untuk mengungkapkan isi hatinya meskipun sudah dibantu dengan gambar. Untuk memudahkan siswa menulis puisi, guru dapat meminta siswa mengingat-ingat pengalaman pribadi siswa yang mirip dengan gambar di atas. Dengan cara seperti itu, diharapkan siswa lebih mudah mengungkapkan curahan hatinya ke dalam tulisan. e. Guru mengevaluasi kemampuan siswa Setelah siswa melengkapi isi puisi berdasarkan gambar, guru meminta siswa untuk saling mempertukarkan puisinya dengan temannya. Mintalah pendapat siswa tentang puisi temannya. Bisa saja terjadi pilihan yang ditulis seorang siswa berbeda dengan dengan puisi temannya. Guru sebaiknya menerima perbedaan-perbedaan tersebut karena hal itu memperlihatkan imajinasi siswa yang beragam. Hal itu baru menjadi hambatan jika kalimatnya menjadi tidak logis. Jika hal tersebut terjadi, bimbinglah siswa untuk memperbaiki kesalahannya dengan memintanya membaca ulang. Kemudian, mintalah satu siswa maju ke depan. Siswa tersebut kemudian diminta membaca puisi yang dibuatnya. Setelah itu, mintalah pendapat teman-temannya terhadap puisi yang dibuat siswa tersebut. Setelah beberapa puisi siswa dibahas di depan kelas, guru dapat meminta siswa membuat kelompok dengan jumlah anggota empat orang. Siswa diminta menukarkan puisi hasil tulisan siswa pada temannya. Lalu, siswa membaca dalam hati puisi hasil tulisan temannya. Setiap siswa diminta memberikan komentar terhadap puisi temannya. Selain evaluasi dari siswa, guru dapat memberikan masukan pada setiap puisi siswa dan di mana letak kesalahannya, terutama dalam penggunaan kata. Diharapkan melalui pembelajaran ini, siswa dapat memahami gambar dengan baik dan mampu mengemukakan perasaannya baik sedih, gembira, kecewa, bahagia, yang diwakili dari gambar tersebut dengan baik. Sebagai tindak lanjut, guru dapat memberikan tugas kepada siswa untuk dikerjakan di rumah. Membaca dan Menulis Permulaan 94

101 E. MENULIS PUISI BERDASARKAN GAMBAR DENGAN PILIHAN KATA YANG MENARIK (KELAS III SEMESTER 2) 1. Pengantar Jika pada pembelajaran sebelumnya siswa diajari melengkapi puisi berdasarkan gambar, sekarang siswa diajari untuk menulis puisi secara mandiri. Konsep melengkapi dan menulis memiliki perbedaan. Melengkapi berarti menulis dengan cara menambahi bagian-bagian yang kosong pada sebuah puisi. Menulis berarti memulai sesuatu dari hal yang sama sekali tidak ada. Puisi dengan pilihan kata yang menarik berarti puisi tersebut telah menggunakan kata yang terpilih dari bebeberapa kata lainnya yang sama/ hampir sama sehingga puisi tersebut menjadi puisi yang menarik untuk dibaca. Pada pembelajaran ini, siswa diharapkan mampu berimajinasi secara mandiri dengan bertitik tolak pada gambar. Oleh karena itu, pada saat melakukan apersepsi, guru menjelaskan perbedaan kedua konsep tersebut secara jelas. 2. Langkah-langkah Pembelajaran 2.1 Persiapan Pembelajaran a. Guru mempersiapkan sumber bahan ajar, yakni buku ajar, dan sumber yang lain, misalnya, puisi dan gambar menarik dari buku pengayaan, dari internet, atau dibuat oleh guru sendiri. Usahakan gambar-gambar tersebut memang sangat menarik perhatian siswa. b. Guru membaca dan memahami standar kompetensi dan kompetensi dasar materi yang akan diajarkan yang terdapat dalam buku ajar. Dengan memahami SK/KD, guru dapat memperkaya materi yang terdapat dalam buku ajar. c. Guru mempelajari dan memahami materi yang akan diajarkan yang terdapat dalam buku ajar. Guru memahami dengan baik apa yang dimaksud dengan puisi anak. Dengan memahami materi, guru akan dapat berimprovisasi ketika mengajar dan dapat memperkaya materi yang terdapat dalam buku ajar. Membaca dan Menulis Permulaan 95

102 d. Guru mempersiapkan metode dan teknik pembelajaran yang tepat dan cocok yang akan digunakan dalam menyajikan materi yang terdapat dalam buku ajar. Guru harus dapat memikat siswa belajar aktif, kreatif, dan menyenangkan sehingga siswa dapat menggunakan waktu belajar di kelas dengan penuh dan dengan penuh perhatian. e. Guru mengondisikan siswa siap memperoleh materi yang akan diberikan. Suruhlah siswa duduk dengan baik dan buku ajar harus ada di atas meja masing-masing. Mulailah guru memberikan pelajaran setelah yakin seluruh siswa benar-benar siap mengikuti pelajaran. 2.2 Proses Pembelajaran a. Guru memberitahukan materi yang akan disampaikan Sebelum memulai pembelajaran, guru melakukan apersepsi dan menjelaskan perbedaan konsep pada pembelajaran sekarang dan pembelajaran sebelumnya. Anak-anak, sebelumnya kita sudah belajar melengkapi puisi anak berdasarkan gambar. Sekarang kita akan belajar menulis puisi berdasarkan gambar dan pilihan kata yang menarik. b. Guru memberikan contoh materi sesuai dengan SK/KD Guru menunjukkan gambar kepada siswa. Kemudian, membuat beberapa pertanyaan untuk mendapatkan pemahaman siswa terhadap gambar tersebut. Contoh gambar: Contoh pertanyaan berdasarkan gambar: 1. Apa yang terdapat dalam gambar ini? 2. Apa yang dapat kamu bayangkan/ imajinasikan dari gambar ini? Contoh gambar dan pertanyaan: Membaca dan Menulis Permulaan 96

103 1. apa yang terjadi dalam gambar ini? 2. coba kamu imajinasikan gambar tersebut berdasarkan pengalamanmu sendiri! c. Guru membimbing siswa mendalami materi Setelah siswa diajak memperhatikan gambar, guru meminta siswa untuk memberikan pendapat mengenai gambar tersebut atau membaca gambar. Mengemukakan pendapat berarti mengungkapkan ide menulis. Jadi, melalui proses mengemukakan pendapat ini, siswa juga secara otomatis mengungkapkan ide dalam penulisan puisi. Hambatan awal pada siswa adalah tidak semua siswa dapat berimajinasi dengan baik. Ada siswa yang mungkin masih membutuhkan proses memahami apa yang dimaksud guru dengan berimajinasi. Jika siswa terlihat agak kesulitan, guru dapat mengarahkannya dengan mencoba melihat dari perspektif atau pandangan siswa. Apa yang dibayangkan oleh siswa mungkin masih berupa gambaran visual pada gambar. Misalnya: 1) apakah yang ada di bayangan siswa ketika melihat gambar kedua? Jawaban siswa A: ia melihat kakaknya sedang bermain sepeda. 2) Guru dapat menanyakan pertanyaan: di manakah kakak A bermain sepeda? Kapan terjadinya? Jawaban: di taman perumahan. sore hari. Rangkaian jawaban siswa tersebut dapat dijadikan bahan untuk menulis puisi meskipun kemungkinan besar puisi yang ditulis siswa masih berupa puisi berbentuk cerita atau puisi naratif. Cara lain untuk mempermudah siswa menulis adalah dengan meminta siswa berimajinasi berdasarkan pengalaman mereka. Jika siswa belum pernah mengalami seperti apa yang terlihat pada gambar, mintalah siswa berimajinasi seolah-olah ia yang sedang berada dalam gambar atau sedang melihat dan merasakan langsung peristiwa Membaca dan Menulis Permulaan 97

104 serta suasana yang terjadi dalam peristiwa tersebut. d. Guru memberikan pelatihan kepada siswa Guru menugasi siswa menulis puisi secara mandiri berdasarkan gambar yang dibagikan. Pada saat pelatihan, guru diharapkan tetap mendampingi siswa. Jalinlah komunikasi personal dengan siswa. Jika siswa masih merasakan kesulitan dalam menuangkan gagasan ke dalam siswa, mintalah siswa menyebutkan secara detail hal-hal apa saja yang terdapat pada gambar. Kemudian tanyakan apa yang menarik hatinya dari hal-hal tersebut. Setelah itu mintalah siswa menuliskan hal yang menarik hatinya tersebut menjadi sebuah puisi. Berikan panduan kepada siswa untuk mencari pilihan kata yang menarik. Guru membimbing siswa menggunakan kalimat sederhana. Kalimat sederhana adalah adalah kalimat tunggal, atau kalimat yang pendek yang biasanya hanya terdiri dari subjek dan predikat, atau subjek, predikat, dan objek. Kalimat sederhana memudahkan siswa untuk menyampaikan gagasannya. Meskipun sederhana, kalimat tersebut telah menggunakan pilihan kata yang menarik. 5. Guru mengevaluasi kemampuan siswa Setelah siswa menyelesaikan tulisannya, guru mengevaluasi hasil kerja siswa. Selain melakukan evaluasi secara mandiri, guru juga dapat melibatkan siswa dalam evaluasi, dengan cara membagikan puisi hasil karya temannya dan mengajukan beberapa pertanyaan kepada siswa mengenai puisi yang paling menarik. Contoh pertanyaan menulis: 1. puisi siapakah yang paling menarik? 2. apa bagian yang menarik dari puisi tersebut? 3. puisi siapakah yang penulisannya sesuai dengan perintah di atas? Jika ada siswa yang menjawab pertanyaan pertama, guru dapat menanyakan kepada siswa tersebut apa yang menarik. Begitu pula seterusnya. Dengan cara seperti itu, siswa juga dilatih untuk belajar memahami puisi ciptaan sendiri ataupun puisi ciptaan orang lain. Kemampuan menulis puisi anak bisa ditingkatkan dengan cara memberi siswa pekerjaan rumah. Caranya, siswa mencatat peristiwa apa yang dialaminya atau yang menarik hatinya. Kemudian, tuliskan peristiwa tersebut ke dalam bentuk puisi. Dengan demikian, kemampuan siswa dalam menulis puisi akan semakin terasah. Membaca dan Menulis Permulaan 98

105 BAB XI MENJELASKAN, MEMBACA PUISI ANAK DENGAN LAFAL DAN INTONASI YANG TEPAT, DAN MENCERITAKAN ISI DONGENG STANDAR KOMPETENSI (SK) DAN KOMPETENSI DASAR (KD) Ada beberapa Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) berkaitan dengan membaca puisi dan menjelaskan puisi. SK/KD tersebut adalah (1) Membaca puisi anak yang terdiri atas 2-4 baris dengan lafal dan intonasi yang tepat (kelas I semester 2), (2) Menjelaskan isi puisi anak yang dibaca (kelas II semester 1), dan (3) Membaca puisi dengan lafal, intonasi, dan ekspresi yang tepat (kelas III semester 2). A. MEMBACA PUISI ANAK YANG TERDIRI ATAS 2-4 BARIS DENGAN LAFAL DAN INTONASI YANG TEPAT (KELAS I SEMESTER 2) 1. Pengantar Puisi adalah salah satu bentuk karya sastra. Yang membedakan puisi dengan ragam sastra lainnya adalah bahasa puisi mengutamakan irama serta penyusunan bait dan larik. Puisi anak adalah puisi yang ditulis untuk anak. Penulisnya bisa saja orang yang yang lebih dewasa atau anak-anak itu sendiri. Karena ditujukan untuk anak, isi puisi anak masih menggunakan kalimat yang sederhana dan bersifat naratif sehingga lebih mudah dimengerti siswa 2. Langkah-Langkah pembelajaran 2.1 Persiapan Pembelajaran a. Guru mempersiapkan sumber bahan ajar, yakni buku ajar, dan sumber yang lain, misalnya, puisi dan gambar menarik dari buku pengayaan, dari internet, atau dibuat oleh guru sendiri. b. Guru membaca dan memahami standar kompetensi dan kompetensi dasar materi yang akan diajarkan yang terdapat dalam buku ajar. Dengan Membaca dan Menulis Permulaan 99

106 memahami SK/KD, guru dapat memperkaya materi yang terdapat dalam buku ajar. c. Guru mempelajari dan memahami materi yang akan diajarkan yang terdapat dalam buku ajar. Guru memahami dengan baik apa yang dimaksud dengan puisi anak. Dengan memahami materi, guru akan dapat berimprovisasi ketika mengajar dan dapat memperkaya materi yang terdapat dalam buku ajar. d. Guru mempersiapkan metode dan teknik pembelajaran yang tepat dan cocok yang akan digunakan dalam menyajikan materi yang terdapat dalam buku ajar. Guru harus dapat memikat siswa belajar aktif, kreatif, dan menyenangkan sehingga siswa dapat menggunakan waktu belajar di kelas dengan penuh dan dengan penuh perhatian. e. Guru mengondisikan siswa siap memperoleh materi yang akan diberikan. Suruhlah siswa duduk dengan baik dan buku ajar harus ada di atas meja masing-masing. Mulailah guru memberikan pelajaran setelah yakin seluruh siswa benar-benar siap mengikuti pelajaran. 2.2 Proses Pembelajaran a. Guru memberitahukan materi yang akan diajarkan Dalam pembelajaran awal, guru sebaiknya memperkenalkan apa yang dimaksud dengan puisi anak. Setelah itu, guru menjelaskan bagaimana cara membaca puisi anak. b. Guru memberikan contoh sesuai dengan SK/KD Saat menjelaskan puisi anak, guru memberikan contoh. Diharapkan setiap memberikan penjelasan atau menjelaskan definisi, guru selalu menyertainya dengan contoh di papan tulis. Metode contoh akan lebih memudahkan proses penyampaian materi kepada anak-anak karena untuk mencerna sesuatu, nalar anak-anak masih sangat ditentukan oleh visualisasi. Sebagai tahap awal pembelajaran membaca puisi, guru menggunakan contoh puisi sederhana dengan kosakata yang sederhana (mudah dipahami) dan akrab dengan Membaca dan Menulis Permulaan 100

107 siswa. Puisi sederhana adalah puisi yang terdiri dari 2-4 baris kalimat. Hal ini akan memudahkan siswa dalam memahami puisi tersebut. Jangan gunakan kosakata yang abstrak dan tidak dekat dengan kehidupan siswa. ` Contoh puisi sederhana yang menggunakan kosakata sederhana: ke kebun binatang Karya Fajar Dinda Mutiara ayo kawan ke kebun binatang melihat monyet singa dan zebra alangkah kaya alam kita (dikutip dengan editan dari Indahnya Bahasa dan Sastra Indonesia untuk kelas I SD/MI: H. Suyatno) Setelah memperlihatkan contoh puisi dengan cara menuliskannya di papan tulis, guru mencontohkan membaca puisi. Sekali lagi, sebelum memulai kegiatan, siswa diberikan contoh. Guru diharapkan membacakan puisi dengan lafal dan intonasi yang tepat. Sebelum membacakan puisi, mintalah siswa untuk fokus ke depan kelas. Hal ini akan memudahkan siswa untuk memahami cara membaca puisi yang benar. Cara membaca puisi yang benar adalah dengan membaca nyaring dan berpatokan pada intonasi dan lafal yang tepat. Agar siswa dapat mengikuti dengan benar dalam hal lafal dan intonasi yang tepat, guru dapat membaca puisi dengan cara memengal-menggalnya. ayo kawan dibaca menjadi a-yo ka-wan. ke kebun binatang dibaca ke ke-bun bi-na-tang melihat monyet singa dibaca me-li-hat mo-nyet si-nga dan zebra dibaca dan zeb-ra juga gajah kijang dan rusa dibaca ju-ga ga-jah ki-jang dan ru-sa kita gembira sambil belajar dibaca ki-ta gem-bi-ra sam-bil be-la-jar alangkah kaya alam kita dibaca a-lang-kah ka-ya a-lam ki-ta c. Guru membimbing siswa mendalami materi Setelah mencontohkan membaca puisi, guru menyuruh siswa membaca puisi dalam hati. Hal ini untuk memudahkan siswa dalam memahami puisi tersebut. Setelah Membaca dan Menulis Permulaan 101

108 siswa membaca puisi tersebut dalam hati, guru memandu siswa untuk membaca bersama-sama. Langkah-langkah yang dapat dilakukan: 1) guru membaca satu baris, siswa mengikuti membaca satu baris 2) guru membaca seluruh isi puisi, siswa mengikuti membaca seluruh puisi sampai selesai 4) guru membaca puisi dengan lafal dan intonasi yang tepat 5) siswa mengikuti membaca puisi dengan lafal dan intonasi yang tepat sampai selesai 6) siswa membaca puisi dengan lafal dan intonasi yang tepat tanpa bantuan guru Pada saat siswa membaca puisi, guru dapat memantau cara siswa membaca dengan berkeliling kelas. Guru dapat mengamati satu per satu siswa yang sedang membaca. Jika siswa masih ada yang kesulitan membaca puisi, guru dapat membimbingnya dengan cara ikut membacanya. d. Guru memberikan pelatihan kepada siswa Setelah proses memahami puisi selesai, guru menyuruh siswa membacakannya di depan kelas. Tunjuklah siswa untuk maju ke depan. Tanyakan apa siswa siap untuk membacakannya di depan kelas. Jika siswa masih ragu-ragu, bujuklah ia dengan cara menghampirinya. Kesulitan siswa dalam membaca puisi ke depan kelas bisa disebabkan beberapa hal: 1) siswa merasa malu ke depan kelas 2) siswa merasa tidak mampu membaca puisi 3) siswa masih mengeja 4) siswa tidak tepat menggunakan lafal dan intonasi Untuk mengatasi hal tersebut, guru dapat melakukan beberapa hal di bawah ini. 1) Bimbinglah siswa untuk maju ke depan 2) Jika siswa merasa malu, bujuklah siswa dengan kata-kata yang memotivasi 3) Mintalah dukungan pada siswa yang lain bahwa siswa yang ditunjuk mampu membacakan puisi di depan kelas 4) Bimbinglah siswa bila kesulitan mengeja dan menggunakan lafal dan intonasi yang tepat. Membaca dan Menulis Permulaan 102

109 di depan kelas. Diharapkan semua siswa memiliki kesempatan yang sama dalam membaca puisi e. Guru mengevaluasi kemampuan siswa Guru melakukan evaluasi secara mandiri dengan memberikan simpulan terhadap cara membaca puisi yang dilakukan siswa. Berikan penjelasan kepada siswa apa yang harus diperhatikan siswa dalam mebaca puisi dengan memperhatikan lafal dan intonasi yang tepat. Sebagai tindak lanjut, guru menugasi siswa mencari puisi yang lain dan membacanya dengan lafal dan intonasi yang tepat pada kesempatan pembelajaran selanjutnya. B. MENJELASKAN ISI PUISI ANAK YANG DIBACA (KELAS II SEMESTER 1) 1. Pengantar Menjelaskan isi puisi anak adalah bagian keterampilan dalam memahami isi puisi. Pengertian menjelaskan adalah menerangkan atau menguraikan secara terang (KBBI: 1988). Jadi, sebelum menjelaskan, siswa harus memahami isi puisi. Kemampuan menjelaskan isi puisi adalah kemampuan mengungkapkan kembali isi puisi yang dibaca dengan menggunakan bahasa sendiri. Jadi, ada dua keterampilan yang dibutuhkan pada materi pembelajaran yaitu (1) siswa dapat memahami isi puisi dengan baik dan (2) siswa dapat menjelaskan atau mengemukakan isi puisi yang dibaca dengan baik pula. 2. Langkah-Langkah Pembelajaran 2.1 Persiapan Pembelajaran a. Guru mempersiapkan sumber bahan ajar, yakni buku ajar, dan sumber yang lain, misalnya, puisi dan gambar menarik dari buku pengayaan, dari internet, atau dibuat oleh guru sendiri. b. Guru membaca dan memahami standar kompetensi dan kompetensi dasar materi yang akan diajarkan yang terdapat dalam buku ajar. Dengan Membaca dan Menulis Permulaan 103

110 memahami SK/KD, guru dapat memperkaya materi yang terdapat dalam buku ajar. c. Guru mempelajari dan memahami materi yang akan diajarkan yang terdapat dalam buku ajar. Guru memahami dengan baik apa yang dimaksud dengan puisi anak. Dengan memahami materi, guru akan dapat berimprovisasi ketika mengajar dan dapat memperkaya materi yang terdapat dalam buku ajar. d. Guru mempersiapkan metode dan teknik pembelajaran yang tepat dan cocok yang akan digunakan dalam menyajikan materi yang terdapat dalam buku ajar. Guru harus dapat memikat siswa belajar aktif, kreatif, dan menyenangkan sehingga siswa dapat menggunakan waktu belajar di kelas dengan penuh dan dengan penuh perhatian. e. Guru mengondisikan siswa siap memperoleh materi yang akan diberikan. Suruhlah siswa duduk dengan baik dan buku ajar harus ada di atas meja masing-masing. Mulailah guru memberikan pelajaran setelah yakin seluruh siswa benar-benar siap mengikuti pelajaran. 2.2 Proses Pembelajaran a. Guru memberitahukan materi yang akan diajarkan Guru melakukan apersepsi dan memberikan penjelasan mengenai perbedaaan pembelajaran sekarang dengan pembelajaran sebelumnya. Anak-anak, sebelumnya kita mempelajari membaca puisi anak yang terdiri atas 2-4 baris dengan lafal dan intonasi yang tepat. Sekarang kita mempelajari materi menjelaskan puisi anak. b. Guru memberikan contoh materi sesuai SK/KD Sebelum memberikan contoh, guru telah menyediakan teks puisi yang akan dibaca siswa. Teks puisi yang dipilih diharapkan puisi yang sederhana. Pilihlah teks puisi yang mudah dicerna dan tidak terlalu rumit kosakatanya. Teks puisi bisa didapatkan pada buku pelajaran, buku puisi anak, situs internet, atau dibuat oleh guru sendiri. Membaca dan Menulis Permulaan 104

111 Guru membacakan puisi yang telah disediakan. Setelah itu, guru memberikan penjelasan isi puisi tersebut. c. Guru membimbing siswa mendalami materi Sebelum menjelaskan isi puisi, siswa terlebih dahulu harus memahami dulu isi puisi. Oleh karena itu, siswa diminta membaca puisi yang disediakan guru dalam hati terlabih dahulu. Membaca dalam hati akan memudahkan siswa dalam memahami puisi. Untuk menguatkan pemahaman siswa, guru dapat mengajak siswa bersama-sama membaca puisi. d. Guru memberikan pelatihan kepada siswa Setelah siswa diangggap sudah mulai dapat memahami materi, guru dapat menugasi siswa untuk membuat kelompok-kelompok. Tiap anggota bisa terdiri dari empat sampai lima anggota. Dalam aktivitas kelompok, semua siswa diharapkan terlibat. Siswa dalam kelompok diharapkan memiliki kesepatan yang sama dalam membacakan puisi. Karena itu, guru sebaiknya memantau proses pembacaan puisi pada setiap kelompok. Guru juga dapat berperan serta jika ada yang siswa yang kesulitan dalam membaca puisi. Langkah-langkah aktivitas kelompok: a) Siswa membacakan puisi, sedangkan siswa yang lain menyimak b) siswa melakukan secara bergantian c) puisi yang akan dibaca siswa sama, tetapi dapat pula puisi yang dibaca tiap-tiap kelompok berbeda Setelah seluruh siswa mendapatkan giliran membacakan, siswa menjelaskan apa isi puisi yang dibaca di depan kelompoknya. Setiap siswa diharapkan mendapatkan giliran menjelaskan isi puisi menurut pendapatnya. Anggota kelompok mendiskusikan isi puisi yang dibaca sehingga mendapatkan satu kesimpulan. Setelah seluruh anggota kelompok mendapatkan kesimpulan tentang puisi yang dibaca, guru menyuruh setiap perwakilan kelompok secara bergantian maju ke depan. Siswa yang menjadi perwakilan ini diminta untuk menjelaskan isi puisi yang dibaca seluruh anggota kelompoknya. Setiap perwakilan kelompok selesai menjelaskan isi puisi, guru meminta pendapat kepada kelompok lain terhadap penjelasan tersebut. Membaca dan Menulis Permulaan 105

112 e. Guru mengevaluasi kemampuan siswa Setelah seluruh kelompok selesai menjelaskan isi puisi, guru mengevaluasi penjelasan siswa atas puisi yang dibaca. Dalam evaluasi, guru memberikan penekanan pada 1) kemampuan siswa dalam menjelaskan isi puisi yang dibacakan; 2) kemampuan siswa dalam menafsirkan puisi yang dibaca. C. MEMBACA PUISI DENGAN LAFAL, INTONASI, DAN EKSPRESI YANG TEPAT (KELAS III SEMESTER 2) 1. Pengantar Penjelasan mengenai puisi terdapat subbab sebelumnya. Cara membaca puisi bisa beberapa cara, di antaranya (1) membaca puisi dengan cara biasa dan (2) membaca puisi dengan ekspresi. Membaca puisi dengan cara biasa adalah membaca puisi seperti membaca teks biasa. Membaca puisi dengan ekspresi adalah membaca puisi dengan cara memeragakan mimik muka yang sesuai dengan isi puisi. Pada aktivitas membaca puisi dengan ekspresi terkandung juga kemampuan menggunakan lafal dan intonasi yang tepat. 2. Langkah-Langkah Pembelajaran 2.1 Persiapan Pembelajaran a. Guru mempersiapkan sumber bahan ajar, yakni buku ajar, dan sumber yang lain, misalnya, puisi dan gambar menarik dari buku pengayaan, dari internet, atau dibuat oleh guru sendiri. b. Guru membaca dan memahami standar kompetensi dan kompetensi dasar materi yang akan diajarkan yang terdapat dalam buku ajar. Dengan memahami SK/KD, guru dapat memperkaya materi yang terdapat dalam buku ajar. c. Guru mempelajari dan memahami materi yang akan diajarkan yang terdapat dalam buku ajar. Guru memahami dengan baik apa yang dimaksud dengan puisi anak. Dengan memahami materi, guru akan dapat berimprovisasi Membaca dan Menulis Permulaan 106

113 ketika mengajar dan dapat memperkaya materi yang terdapat dalam buku ajar. d. Guru mempersiapkan metode dan teknik pembelajaran yang tepat dan cocok yang akan digunakan dalam menyajikan materi yang terdapat dalam buku ajar. Guru harus dapat memikat siswa belajar aktif, kreatif, dan menyenangkan sehingga siswa dapat menggunakan waktu belajar di kelas dengan penuh dan dengan penuh perhatian. e. Guru mengondisikan siswa siap memperoleh materi yang akan diberikan. Suruhlah siswa duduk dengan baik dan buku ajar harus ada di atas meja masing-masing. Mulailah guru memberikan pelajaran setelah yakin seluruh siswa benar-benar siap mengikuti pelajaran. 2.2 Proses Pembelajaran a. Guru memberitahukan materi yang akan diajarkan Guru melakukan apersepsi. Anak-anak, sebelumnya kita belajar menjelaskan puisi anak yang dibaca. Sekarang kita belajar membaca puisi dengan lafal, intonasi, dan ekspresi yang tepat. Teks puisi anak harus selalu disediakan oleh guru untuk mendukung pembelajaran. Akan tetapi, jika pembelajaran ini sudah disosialisasikan pada pembelajaran sebelumnya, guru dapat menugasi siswa mencari puisi yang ditentukan temanya. b. Guru mencontohkan membaca puisi dengan lafal, intonasi, dan ekspresi yang tepat. Guru dapat mengingatkan siswa bahwa dalam pembacaan puisi, siswa harus menggunakan lafal, intonasi, dan ekspresi yang tepat. Sebagai upaya memudahkan pemahaman siswa, guru memberikan contoh dengan membacakan sebuah puisi dengan menggunakan lafal, intonasi, dan ekspresi yang tepat. c. Guru membimbing siswa mendalami materi Setelah memberikan contoh cara membaca membaca puisi, guru menyuruh Membaca dan Menulis Permulaan 107

114 siswa membaca teks puisi dalam hati untuk memudahkan pemahamasan siswa terhadap teks tersebut. Berilah waktu pada siswa untuk membacanya berulang-ulang supaya siswa betul-betul mampu memahaminya. d. Guru memberikan pelatihan kepada siswa Setelah siswa memahami puisi, guru menugasi siswa untuk membaca puisi sesuai dengan lafal, intonasi, dan ekspresi yang tepat. Pelatihan ini dapat dilakukan secara individu atau kelompok. Jika dilakukan secara individu, guru menyuruh siswa membacakannya di depan kelas secara bergantian. Jika pelatihan dilakukan secara kelompok, guru dapat mengarahkan kepada siswa untuk membentuk kelompok dengan empat sampai lima anggota. Setiap anggota harus mendapatkan giliran membaca dengan lafal, intonasi, dan ekspresi yang tepat. Langkah-langkah dalam aktivitas kelompok: 1) Setiap siswa membacakan puisi di hadapan anggota kelompoknya. 2) Aktivitas tersebut dilakukan secara bergantian. 3) Setelah setiap siswa dalam kelompok membaca puisi, guru menanyakan pada anggota kelompok siapa yang paling tepat membaca puisi berdasarkan intonasi, lafal, dan ekspresi. 4) Anggota kelompok menunjuk siswa yang dianggap paling tepat membaca puisi Setelah perwakilan tiap kelompok didapatkan, guru menyuruh siswa maju ke depan kelas. Setiap siswa yang menjadi perwakilan saling bergantian membaca puisi berdasarkan standar intonasi, lafal, dan ekspresi yang tepat. e. Guru mengevaluasi kemampuan siswa Di akhir pelatihan, guru memberikan evaluasi dan penilaian. Penilaian terhadap pelatihan individu dapat dilakukan secara tertutup atau terbuka. Guru dapat menanyakan pada siswa siapakan yang membaca puisi paling tepat dalam penggunaan lafal, intonasi, dan ekspresi. Mintalah siswa yang mengemukakan pendapatnya. Jika ada siswa menjawab, tanyakan kembali apa alasannya. Setelah sesi pendapat siswa ditutup, guru dapat menjelaskan evaluasinya. Jika ada yang bagus pada penampilan siswa, tunjukkan di sisi mana bagusnya. Jika ada yang kurang tepat pada penampilan siswa, guru dapat mengoreksinya. Guru diharapkan memberikan penjelasan yang mudah dimengerti. Dengan demikian, semua siswa dapat Membaca dan Menulis Permulaan 108

115 memahami apa yang ingin dicapai dalam pembelajaran ini. D.MENCERITAKAN ISI DONGENG YANG DIBACA (KELAS III SEMESTER 1) 1. Pengantar Dengeng adalah cerita yang tidak benar-benar terjadi. Biasanya menceritakan kejadian di masa lampau, terutama tentang kejadian yang aneh-aneh. Pada bagian ini siswa diminta untuk menjelaskan isi dongeng yang telah dibacanya. Dengan kata lain siswa (kelas 2) diminta menyimpulkan dongeng atau cerita. Ada dua cara yang bisa ditempuh agar siswa dapat melaksanakan tugas tersebut. Pertama, guru membacakan satu cerita yang diambil dari buku ajar atau guru mempersiapkan sebuah cerita anak yang disesuaikan dengan kondisi kelas. (2) siswa diminta untuk membaca satu cerita anak yang ada dalam buku ajar atau dipersiapkan guru sebelumnya. Namun, cara yang pertama sebaiknya dilakukan terlebih dahulu. 2. Langkah-Langkah Pembelajaran 2.1 Persiapan Pembelajaran a. Guru mempersiapkan sumber bahan ajar, yakni buku ajar, dan sumber yang lain, misalnya, donegeng yang menarik dari buku pengayaan, dari internet, atau dibuat oleh guru sendiri. b. Guru membaca dan memahami standar kompetensi dan kompetensi dasar materi yang akan diajarkan yang terdapat dalam buku ajar. Dengan memahami SK/KD, guru dapat memperkaya materi yang terdapat dalam buku ajar. c. Guru mempelajari dan memahami materi yang akan diajarkan yang terdapat dalam buku ajar. Guru memahami dengan baik apa yang dimaksud dengan dongeng anak. Dengan memahami materi, guru akan dapat berimprovisasi ketika mengajar dan dapat memperkaya materi yang terdapat dalam buku ajar. f. Guru mempersiapkan metode dan teknik pembelajaran yang tepat dan cocok yang akan digunakan dalam menyajikan materi yang terdapat dalam buku ajar. Guru harus dapat memikat siswa belajar aktif, kreatif, dan Membaca dan Menulis Permulaan 109

116 menyenangkan sehingga siswa dapat menggunakan waktu belajar di kelas dengan penuh dan dengan penuh perhatian. g. Guru mengondisikan siswa siap memperoleh materi yang akan diberikan. Suruhlah siswa duduk dengan baik dan buku ajar harus ada di atas meja masing-masing. Mulailah guru memberikan pelajaran setelah yakin seluruh siswa benar-benar siap mengikuti pelajaran. 2.2 Proses Pembelajaran Langkah-langkah yang dilakukan sama dengan langkah-langkah yang dilakukan untuk menjelaskan isi puisi anak yang dibaca (Kelas II Semester 1) Namun demikian, ada menceritakan isi dongeng adalah sebagai berikut beberapa langkah yang dapat ditempuh untuk (1) Guru membacakan cerita sederhana dengan perlahan-lahan, lafal yang jelas dan intonasi yang tepat. (2) Guru juga diharapkan membacakan cerita dengan ekspresi yang dramatis agar siswa kelas permulaan dapat menghayati isi cerita yang disampaikan. (3) Siswa diminta mendengarkan cerita yang dibacakan guru dan jangan biarkan siswa menulis atau apa pun agar mereka dapat berkonsentrasi pada cerita yang disampaikan. (4) Setelah guru membacakan isi cerita, ulanglah beberapa peristiwa yang penting untuk membantu mengingatkan siswa pada cerita yang telah didengarnya. (5) Guru meminta siswa untuk menceritakan isi dongeng yang telah didengarkannya. Membaca dan Menulis Permulaan 110

117 BAB X PENILAIAN PEMBELAJARAN MEMBACA DAN MENULIS PERMULAAN A. Pengertian Penilaian Secara umum dapat dikatakan penilaian adalah proses sistematis meliputi pengumpulan informasi (angka, deskripsi verbal), analisis, interpretasi informasi untuk membuat keputusan. Adapun evaluasi pengajaran adalah penilaian/penaksaran terhadap pertumbuhan dan kemajuan peserta didik ke arah tujuan-tujuan yang telah ditetapkan dalam hukum. Hasil penilaian ini dapat dinyatakan secara kuantitatif maupun kualitatif. Dari pengertian tersebut di atas tujuan evaluasi pengajaran antara lain adalah untuk mendapatkan data pembuktian yang akan mengukur sampai di mana tingkat kemampuan dan kebefiasilan peserta didik dalam mencapai tujuan kurikulerl pengajaran. Dengan demikian evaluasi menempati posisi yang penting dalam proses belajar mengajar, karena dengan adanya evaluasi pengajaran ini, keberhasilan pengajaran tersebut dapat diketahui. B. Alat-alat Penilaian Pengajaran Alat untuk mengadakan penilaian pengajaran pada dasarnya dapat dibagi dalam dua kelompok, yaitu: 1) tes, dan 2) non tes. Dan sesuai maksud buku ini, tes hasil belajar yang menulis tekankan pembahasannya. l. Tes hasil belajar Tes hasil belajar, adalah tes yang digunakan untuk menilai hasil-hasil pelajaran yang telah diberikan guru kepada peserta didiknya, dalam jangka waktu tertentu. Untuk keperluan evaluasi proses belajar mengajar, dapat digunakan tes yang telah distandardisasikan (standardized test). maupun tes buatan guru sendiri (teacher-made test). Standardized test adalah tes yang telah mengalami proses standardisasi, yakni proses vatiditas dan reliabilitas, sehingga tes tersebut benar-benar valid dan reliabel untuk suatu tujuan dan bagi kelompok tertentu. Standardized test biasanya dibuat Membaca dan Menulis Permulaan 111

118 oleh para ahli psikologi dan banyak digunakan diinstansi pemerintahan yang memerlukan, misal tes untuk penerimaan pegawai baru, dan sebagainya. Sedangkan tes buatan guru sendiri adalah suatu tes yang disusun oleh guru sendiri untuk mengevaluasi kebefiasilan proses belajar mengajar. Biasanya tes buatan guru sendiri banyak dipergunakan di sekolah-sekolah. Tes buatan guru sendiri ini biasanya terbatas pada kelas atau satu sekolah sebagai suatu kelompok pemakainya. Bentuk tes yang sering dipakai dalam proses belajar mengajar pada hakikatnya dapat dikelompokkan menjadi tiga kelompok, yaitu: 1) tes lisan, 2) tes tertulis, dan 3 tes perbuatan/tindakan. Bentuk tes tertulis secara umum dapat dibagi lagi menjadi dua kelompok, yaitu: a. Tes essay dan b. Tes objektif. Tes essay adalah tes yang berbentuk pertanyaan tertulis, yang jawabannya merupakan kerangka (essay) atau kalimat yang panjangpanjang. Panjang pendeknya tes essay adalah relatif, sesuai kemampuan si penjawab tes. Sedangkan tes objektif adalah tes yang dibuat sedemikian rupa sehingga hasil tes tersebut dapat dinilai secara objektif, dinilai oleh siapa pun akan menghasilkan nilai yang sama. Tes objektif jawabannya ringkas dan pendek-pendek. Tes objektif disebut juga short-answer test. Bentuk-bentuk tes objektif antara lain adalah melengkapi, mengisi titiktitik dalam kalimat yang dikosongkan, benar salah, pilihan ganda, dan menjodohkan. C. Fungsi Penilaian Secara garis besar dalam proses belajar mengajar, evaluasi memiliki fungsi pokok sebagai berikut: 1) Untuk mengukur kemajuan dan perkembangan peserta didik setelah trielakukan kegiatan belajar mengajar selama jangka waktu tertentu. 2) Untuk mengukur sampai di mana keberhasilan sistem pengajaran yang digunakan. Membaca dan Menulis Permulaan 112

119 3) Sebagai bahan pertimbangan dalam rangka melakukan perbaikan proses belajar mengajar. Selain itu, hasil evaluasi pengajaran juga dapat digunakan untuk: a. Bahan pertimbangan bagi bimbingan individual peserta didik. b. Membuat diagnosis mengenal kelemahan-kelemahan dan kemampuan peserta didik. c. Bahan pertimbangan bagi perubahan atau perbaikan kurikulum. Sekolah mempunyai tiga fungsi pokok yang penting, yaitu: (1) Untuk mengetahui kemajuan dan perkembangan anak didik setelah mengalami/melakukan kegiatan belajar selama jangka waktu tertentu. (2) Untuk mengetahui sampai di mana keberhasilan suatu metode sistem pengajaran yang dipergunakan. (3) Dengan mengetahui kekurangan serta keburukan yang diperoleh dari hasil evaluasi itu, selanjutnya kita dapat berusaha untuk mencari perbaikan. Di pihak lain, data yang diperoleh dari hasil evaluasi sangat diperlukan untuk: - perlengkapan bagi bimbingan dan pertumbuhan individu muridmurid; - membuat diagnosis mengenai kelemahan-kelemahan dan kekuatan atau kemampuan murid-murid; - menunjukkan dalam hal-hal apa mereka memerlukan remedial - menyediakan dasar-dasar yang diperlukan bagi perubahan atau perbaikan kurikulum; dan - untuk mengintroduksi pengalaman-pengalaman untuk mendapatkan kebutuhan-kebutuhan individu dan kelompok murid-murid. Di dalam kurikulum lama, guru-guru pada umumnya melaksanakan evaluasi secara tradisional - kegiatan evaluasi dilakukan setelah proses belajar berlangsung dalam waktu yang cukup lama (setelah satu bulan, satu caturwulan, bahkan mungkin satu semester, baru diadakan evaluasi); Membaca dan Menulis Permulaan 113

120 - tanpa merumuskan tujuan pelajaran, terutama tujuaninstruksional, sehingga dengan demikian hasil evaluasi tidak mengenai sasaran atau tujuan yang sebenarnya harus dicapai; - alat atau teknik evaluasi yang dipergunakan tidak relevan dengan apa yang sebenarnya harus diukur. D. Jenis Penilaian Penilaian hasil belajar dalam KTSP dapat dilakukan, dengan penilaian kelas, tes kemampuan dasar, penilaian akhir satuan pendidikan dan sertifikasi, benchmarking, dan penilaian program. 1. Penilaian Kelas Penilaian kelas dilakukan dengan ulangan harian, ulangan umum, dan ujian akhir. Ulangan harian dilakukan setiap selesai proses pembelajaran dalam kompetensi dasar tertentu. Ulangan harian ini terdiri dari seperangkat soal yang harus dijawab para peserta didik, dan tugas-tugas terstruktur yang berkaitan dengan konsep yang sedang dibahas. Ulangan harian minimal dilakukan tiga kali dalam setiap semester. Ulangan harian ini terutama ditujukan untuk memperbaiki program pembelajaran, tetapi tidak menutup kemungkinan digunakan untuk tujuan-tujuan lain, misalnya sebagai bahan pertimbangan dalam memberikan nilai bagi para peserta didik. Ulangan umum dilaksanakan setiap akhir semester, dengan bahan yang diujikan sebagai berikut: a. Ulangan umum semester pertama soalnya diambil dari rnateri semester pertama. b. Ulangan umum semester kedua soalnya merupakan gabungan dari materi semester pertama dan kedua, dengan penekanan pada materi semester kedua. Ulangan urnum dilaksanakan secara bersama untuk kelas-kelas paralel, clan pada umumnya dilakukan ulangan umum bersama, baik tingkat rayon, kecamatan, kodya/kabupaten maupun provinsi. Hal ini dilakukan terutama dimaksudkan untuk meningkatkan pemerataan mutu pendidikan dan untuk menjaga keakuratan soalsoal yang diujikan. Di samping untuk menghemat tenaga dan biaya, pengembangan soal Membaca dan Menulis Permulaan 114

121 bisa dilakukan oleh bang soal, dan bisa digunakan secara berulang-ulang selama soal tersebut masih layak dipergunakan. Ujian akhir dilakukan pada akhir program pendidikan. Bahan-bahan yang diujikan meliputi seluruh kompetensi dasar yang telah diberikan, dengan penekanan pada kompetensi dasar yang dibahas pada kelas-kelas tinggi. Hasil evaluasi ujian akhir ini terutama digunakan untuk menentukan kelulusan bagi setiap peserta didik, dan layak tidaknya untuk melanjutkan pendidikan pada tingkat di atasnya. Penilaian kelas dilakukan oleh guru untuk mengetahui kemajuan dan hasil belajar peserta didik, mendiag- nosa kesulitan belajar, memberikan umpan balik untuk perbaikan proses pembelajaran, dan penentuan kenaikan kelas. 2. Tes Kemampuan Dasar Tes kemampuan dasar dilakukan untuk mengetahui kemampuan membaca, menulis, dan berhitung yang diperlukan dalam rangka memperbaiki program pembelajaran (program remedial). Tes kemampuan dasar dilakukan pada setiap tahun akhir kelas III. 3. Penilaian Akhir Satuan Pendidikan dan Sertifikasi. Pada setiap akhir semester dan tahun pelajaran diselenggarakan kegiatan penilaian guna mendapatkan gambaran secara utuh dan menyeluruh mengenai ketuntasan belajar peserta didik dalam satuan waktu tertentu. Untuk keperluan sertifiksi, kinerja, dan hasil belajar yang dicantumkan dalam Surat Tanda Tamat Belajar tidak semata-mata didasarkan atas hasil penilaian pada akhir jenjang sekolah. 4. Benchmarking Benchmarking merupakan suatu standar untuk mengukur kinerja yang sedang berjalan, proses, dan hasil untuk mencapai suatu keunggulan yang memuaskan. Ukuran keunggulan dapat ditentukan di tingkat sekolah, daerah, atau nasional. Penilaian dilaksanakan secara berkesinambungan sehingga peserta didik dapat mencapai satuan tahap keunggulan pembelajaran yang sesuai dengan kemampuan usaha dan keuletannya. Untuk dapat memperoleh data dan informasi tentang pencapaian benchamarking tertentu dapat diadakan penilaian secara nasional yang dilaksanakan pada akhir satuan pendidikan. Hasil penilaian tersebut dapat dipakai untuk melihat Membaca dan Menulis Permulaan 115

122 keberhasilan kurikulum dan pendidikan secara keseluruhan, clan dapat digunakan untuk memberikan peringkat kelas, tetapi tidak untuk memberikan nilai akhir peserta didik. Hal ini dimaksudkan sebagai salah satu dasar untuk pernbinaan guru dan kinerja sekolah. 5. Penilaian Program Penilaian program dilakukan oleh Departemen Pendidikan Nasional dan Dinas Pendidikan secara kontinu dan berkesinambungan. Penilaian program dilakukan untuk mengetahui kesesuaian KTSP dengan dasar, fungsi, dan tujuan pendidikan nasional, serta kesesuaiannya dengan tuntutan perkembangan masyarakat, clan kemajuan jaman. E. Prinsip-prinsip Penilaian Evaluasi pencapaian belajar peserta didik merupakan salah satu kegiatan yang merupakan kewajiban bagi setiap pengajar. Ada beberapa prinsip dasar yang perlu diperhatikan di dalam menyusun tes hasil belajar, agar tes tersebut benarbenar dapat menguknr tujuan pengajaran. Beberapa prinsip dasar yang harus diperhatikan dalam menyusun tes hasil belajar tersebut antara lain adalah: a. Tes hendaknya dapat mengukur secara jelas hasil belajar yang telah ditetapkan sesuai dengan tujuan instruksional. b. Mengukur sampel yang representatif dari hasil belajar dan bahan pelajaran yang telah diajarkan. c. Mencakup bermacam-macam bentuk soal yang benar-benar cocok untuk mengukur hasil belajar yang diinginkan sesuai dengan tujuan. d. Dirancang sesuai dengan kegunaannya untuk memperoleh hasil yang diinginkan. Tes hasil belajar hendaknya disusun sesuai dengan kegunaannya. Dalam evaluasi pengajaran; secara umum ada empat jenis evaluasi, yaitu: 1) Evaluasi penempatan Yaitu evaluasi yang digunakan untuk penentuan penempatan peserta didik dalam suatu jenjang atau jenis program pendidikan tertentu. Membaca dan Menulis Permulaan 116

123 2) Evaluasi formatif Yaitu evaluasi yang digunakan untuk mencari umpan balik guna memperbaiki proses belajar mengajar bagi guru maupun peserta didik. 3) Evaluasi sumatif Yaitu evaluasi yang digunakan untuk mengukur atau menilai sampai di mana pencapaian peserta didik terhadap bahan pelajaran yang telah diajarkan, dan selanjutnya untuk menentukan kenaikan tingkat atau kelulusan peserta didik yang bersangkutan. 4) Evaluasi diagnostik Yaitu evaluasi yang bertujuan untuk mencari sebab-sebab kesulitan belajar peserta didik, seperti latar belakang psikologis, pisik dan lingkungan sosial ekonomi peserta didik. e. Dibuat sereliable mungkin sehingga mudah diinterpretasikan dengan baik. f. Digunakan untuk memperbaiki cara belajar peserta didik dan cara mengajar guru. Secara garis besar dapat diutarakan penjelasannya sebagai berikut. 1) Prinsip kesinambungan yang dimaksud ialah bahwa dalam kegiatan penilaian itu hendaknya dilakukan secara terus-menerus dengan teratur (sistematis) dan terencana. Dari hasil evaluasi berkesinambungan ini pengambilan keputusan akan lebih tepat dan mantap, sehingga penetapan kedudukan siswa benar-benar mencerminkan konsisi yang sebenarnya. 2) Prinsip komprehensif artinya menyeluruh. Pada prinsip menyeluruh ini yang dimaksudkan adalah bahwa evaluasi mengenai keseluruhan aspek. Dengan demikian guru memperoleh informasi yang lengkap tentang kemampuan belajar siswa. Untuk ini diperlukan alat evaluasi yang mencerminkan keseluruhan aspek yang hendak diukur. 3) Prinsip objektif ini berkaitan erat dengan pemilihan dan kegunaan alat evaluasi. Artinya alat evaluasi yang digunakan sebagai alat ukur hendaknya bebas dari subjektivitas atau bias pribadi guru. Hal ini untuk menjamin informasi yang akurat. Begitu pula penerapan objektivitas harus dikenakan terhadap penyusunan alat evaluasi, penyelenggaraan dan paneriksaan hasil pekerjaan siswa. Membaca dan Menulis Permulaan 117

124 4) Prinsip keterandalan atau reliabel. Artinya bahwa suatu alat evaluasi hendaklah memiliki tingkat keterandalan yang tinggi. Namun perlu diingat bahwa suatu alat yang memiliki keterandalan yang tinggi belum tentu memiliki kesahihan yang tinggi pula. Suatu alat evaluasi hasil belajar dikatakan memiliki keterandalan apabila alat evaluasi tersebut memiliki keajegan (konsisten) hasil bila digunakan pada waktu yang berkaitan dan juga diberikan pada subjek simple yang setara. Keterandalan juga mengandung pengertian sebagai "internal consistency" yaitu apabila soal-soal yang ada dalam alat evaluasi tersebut menunjukkan tingkat hubungan yang tinggi antarsatu sama lain. Untuk mengetahui tingkat keterandalan ini biasanya dilakukan de,ngan analisis statistik. Akan tetapi bagi seorang guru dengan mempelajari hasil evaluasi siswa pada kelas paralel akan dengan mudah memperoleh informasi atas perangkat alat ukur. Contoh: bila ditanyakan pada siswa I A dan kelas I B tentang latar belakang VOC dapat menguasai nusantara, dijawab sama/semua siswa memilih option yang sama, ini berarti soal tersebut memiliki keterandalan yang memadai. 5) Prinsip kesahihan atau prinsip validitas. Mengenai prinsip ini, menyangkut konsep yang mengatakan bahwa alat ukur yang dijadikan alat penilai benar-benar mengukur apa yang diukur. Jadi bila kita ingin mengukur pengetahuan siswa tentang proporsi dan komposisi keanggotaan DPR pusat antara partai-partai di Indonesia. Hendaknya pertanyaan/soal yang diberikan harus mengenai hal tersebut pula. Untuk membuat alat ukur dalam mengevaluasi yang sahih tidaklah sulit, bila guru berpedoman pada kisi-kisi penyrasunan soal. Dengan beror'ientasi pada tujuan instruksional untuk tiap pokok bahasan dapat diramalkan bahwa alat ukur tersebut pasti/sahih. Ada beberapa jenis validitas, antara lain validitas tampang (face validity) validitas isi, validitas konstruk dan validitas yang berhubungan dengan kriterium (meramalkan dengan keadaan kini). Suatu sistem penggolongan baku dan banyak digunakan oleh himpunan ahli ilmu jiwa di Amerika (Grounlund, constructing Achievement test, 131) yaitu: a) kesahihan isi bahan Membaca dan Menulis Permulaan 118

125 b) kesahihan yang berhubungan dengan kriterium (meramalkan dengan keadaan ini) dan c) kesahihan bentuk Konsep kesahihan sebagaimana dilakukan dalam pelaksanaan soal sebagai alat evaluasi harus memperhatikan pokok/prinsip-prinsip umum sebagai berikut: a) kesahihan menunjukkan pada interpretasi hasil tes (bukan. terhadap tes itu sendiri). b) kesahihan disimpulkan dari bukti-bukti yang tersedia (bukan diukur). c) kesahihan adalah khas untuk tujuan tertentu (seleksi penempatan dan lain-lain. tanpat/kedudukan siswa, penilaian hasil belajar d) kesahihan dinyatakan dengan derajat (misal: tinggi, rendah, sedang). Validitas tampang dengan mudah dapat dipenuhi oleh guru bila dalam menyusun soal ujian telah disesuaikan dengan bahan/materi belajar yang tercantum pada buku paket. Sedangkan validitas isi: apabila soal ujian yang dibuat teleh sesuai dengan luasnya pokok bahasan yang dipelajari siswa. Mengenai masalah kesahihan dan keterandalan akan dibahas secara mendalam dan terinci pada modul 8 tentang analisis soal tes. 6) Prinsip berdasarkan patokan-patokan tertentu atau prinsip penggunaan kriteria. Prinsip ini digunakan jika dalam evaluasi guru harus memilih jenis pendekatan evaluasi yang dipakai. Dalam hal penyelenggaraan evaluasi formatif maka prinsip penggunaan kriteria harus dipilih dan dipakai. Alasan yang dijadikan latar belakang berkaitan dengan fungsi penyelenggaraan evaluasi formatif itu sendiri. Ini berarti bahwa evaluasi yang diperoleh benar-benar mencerminkan tercapainya tujuan instruksional serta tingkat penguasaan materi belajar. Dengan diperolehnya informasi dari hasil evaluasi ini, maka jika siswa belum Membaca dan Menulis Permulaan 119

126 dapat mencapai kriteria keberhasilan belajar terpaksa mereka masih dikenakan untuk mengulangi lagi. 7) Prinsip kegunaan yang dimaksudkan ialah:bahwa evaluasi yang dilakukan haruslah sesuatu kegiatan yang bermanfaat/berguna dan menunjang kepentingan kegiatan belajar mengajar. Apabila penyelenggaraan evaluasi itu hanya akan menyusahkan siswa tanpa mengandung makna pendidikan/nilai paedagogis maka tidak perlu dilakukan. Misal: guru mengadakan ulangan karena untuk mengisi jam kosong. Begitu pula guru mendiskusikan soal-soal ujian yang tak ada hubungannya dengan paket pelajaran. Kemanfaatan hendaknya dipertimbangkan dengan waktu yang tersedia. Seandainya dalam suatu kelas terdapat jumlah lebih dari 100 siswa dan waktu memeriksa terbatas, maka janganlah menggunakan bentuk tes uraian. Hal tersebut lebih tepat menggunakan tes bentuk objektif. Selain prinsip-prinsip tersebut maka hal lain juga penting dilakukan ialah prinsip kooperatif. Artinya bahwa evaluasi harus dilaksanakan bersama-sama oleh staf pengajar agar kita dapat menentukan kemajuan siswa dalam kurun waktu/periode tertentu. Misal: ujian tengah semester, ujian semester dan sebelum ujian tengah semester diawali dengan tes kecil (kuis). F. Penilaian Proses yang Berfokus pada Kemahiran Menulis Menulis dapat diartikan sebagai kemampuan menggunakan bahasa untuk menyatakan ide, pikiran, atau perasaan kepada orang lain dengan menggunakan bahasa tulis. Menulis merupakan " aktivitas pengekspresian ide, gagasan, pikiran, atau perasaan ke dalam lambang-lambang kebahasaan (Akhadiah,1989). Pembelajaran menulis didasarkan pada interaksi antara dua pendekatan yaitu proses dan produk (Nunan,1991). Karena itu, evaluasi yang dilakukan jugaberupa evaluasi proses dan produk/hasil. Kegiatan menulis melibatkan aspek: pengolahan gagasan, penataan kalimat, pengembangan paragraf, serta pengembangan model karangan: penggunaan ejaan, kemampuan penggunaan diksi/kosa kata, kemampuan penggunaan kalimat, penggunaan jenis komposisi (gaya penulisan, penentuan ide, pengolahan ide, dan pengorganisasian ide). Kesemua aspek inilah yang diukur dalam kemampuan menulis. Membaca dan Menulis Permulaan 120

127 G. Penilaian Kegiatan Menulis Permulaan Untuk tingkat permulaan, kegiatan menulis lebih didominasi oleh hal-ha1 yang bersifat mekanis. Kegiatan mekanis yang dimaksud dapat berupa: - Sikap duduk yang baik dalam menulis - Cara memegang pensil alat tulis - Cara memegang buku - Melemaskan tangan dengan cara menulis di udara - Melemaskan j ari j ari melalui kegiatan menggambar, menjiplak/ngeblat, melatih dasar-dasar menulis. Daftar aktivitas tersebut di atas dapat dijadikan dasar dalam menyusun pedoman pengamatan kegiatan menulis permulaan. Kegiatan pengamatan dilakukan selama kegiatan menulis berlangsung. Evaluasi dalam menulis di Kelas I dan II SD Telah diketahui bahwa pembelajaran menulis di kelas I dan kelas II merupakan pembelajaract menulis tahap awal atau menulis permulaan. Adapun tujuan yang hendak dicapai dalam pembelajaran menulis permulaan, seperti tercantum dalam Kurikulum ialah sebagai berikut: Tujuan pembelajaran menulis di kelas I 1) Siswa mampu menuliskan kata-kata dan kalimat sederhana. 2) Siswa mampu menuliskan kegiatan sehari-hari dengan kalimat-kalimat sederhana. 3) Siswa mampu menceritakan dan menulis tentang benda-benda yang dikenal di sekitarnya dengan kalimat sederhana. Untuk mengevaluasi tingkat ketercapaian tujuan nomor 1), data dapat dijaring melalui: a) Dikte (1) Siswa diminta menuliskan kata-kata yang didiktekan guru. (2) Siswa diminta menuliskan kalimat-kalimat sederhana yang didiktekan guru. Membaca dan Menulis Permulaan 121

128 Untuk siswa caturwulan 3 perlu diperhatikan penggunaan huruf kapita pada awal kalimat, nama Tuhan, agama, nama orang, serta tanda baca titik pada akhir kalimat. b) Tugas : (1) Siswa diberi tugas untuk menuliskan naitla-nama binatang, hunga kendaraan atau benda-benda di dalam gambar yang ditunjukkan guru. (2) Siswa diminta menuliskan kalimat sesuai dengan gambar yan; ditunjukkan guru. Dalam hal ini penggunaan huruf kapital pada awal dan tanda baca titik pada akhir kalimat perlu diperhatikan; demikian pula kesesuaian isi kalimat dengan gambar. Untuk melaksanakan dikte, guru perlu memilih kata-kata dan kalimat sederhana yang akal didiktekan, dengan memperhatikan tema, subtema dan tujuan pembelajaran khusus; sedang untul melaksanakan penugasan butir (1) dan (3), guru perlu menyiapkan gambar-gambar sesuai dengal tema dan tujuan pembelajaran. Contoh: Dikte di kelas I caturwulan 2 Tema : Kegemaran Subtema : Kegemaran teman sekitar TPK didiktekan guru. Bahan dikte : : Siswa dapat menuliskan kalimat sederhana yang anto gemar membaca buku tuti gemar menulis puisi dirman gemar main bola siti gemar memasak umi dan irwan gemar menyanyi b. Tujuan pembelajaran menulis di kelas II Membaca dan Menulis Permulaan 122

129 Tujuan pembelajaran menulis di kelas II merupakan kelanjutan dari tujuan yang harus dicapai di kelas I. Untuk peningkatan, pada tujuan di kelas II dicantumkan tujuan yang lebih mendekati penggunaan secara praktis, yakni penggunaan pragmatik. Sehubungan dengan hal itu maka rumusan tujuan untuk kelas II, dicantumkan tujuan berikut. Siswa mampu menuliskan pesan, perasaan, dan keinginannya. Tingkat ketercapaian tujuan tersebut dapat dievaluasi dengan pemberian tugas membuat kalimat-kalimat sederhana untuk menyatakan perasaan, pesan, keinginan, atau dapat j!ya sisva diminta membuat/menuliskan sualu dialog dengan kalimat dan isi sesuai dengan kemaropuan. Contoh: Guru mengajarkan menulis di kelas II caturwulan 3. Tema : Lingkungan Subtema : Pesta ulang tahun TPK : Siswa dapat menuliskan perasaan dan keinginannya, dalam bentuk percakapan. Pembelajai - an : Buatlah/tuliskan sebuah percakapan dengan ibumu!, Isinya : Kamu merasa senang menerima hadiah ulang Yang diperhatikan dalam penilaian: tahun dari temanteman sekelasmu. Kamu minta, agar rtiizinkan mengadakan pesta kecil bersama teman-temanmu itu. (1) kesesuaian isi (misalnya rentangan nilai: 2,5-5 (2) ketepatan penggunaan kata dan kalimat (1,5-3) (3) ketepatan penulisan kata clan kalimat (1-2) Nilai yang tertinggi yang daput dicapai siswa: 10, dan nilai terendah:5. H. Bentuk Penilaian lain Untuk mendapatkan gambaran yang lengkap dan tepat mengenai kemajuan, kelebihan, kebutuhan siswa kelas I dan II dalam hal membaca dan menulis, sebaiknya guru memperhati pendapat Routman di atas. Selain tes untuk melaksanakan pengukuran dimaksud ada beberapa cara yang dapat ditempuh, antara lain ialah melalui: 1. Pengamatan dan evaluasi informal (oleh guru) Membaca dan Menulis Permulaan 123

130 Hampir semua bentuk evaluasi yang diguna!.an dengan berhasil dalam pembelajaran bahasa secara menyeluruh berupa pengukuran informal. Pengamatan dan keputusan yang dibuat oleh guru terutama mengenai proses pembelajaran, merupakan alat yang paling sahih (valid) untuk mengumpulkan dan men-analisis data tentang pembelajaran siswa:(routman, lewat Zuchdi, 1994). Contoh: Catatan Anekdot Catatan ini merupakan catatan pengamatan yang menggambarkan perkembangan sosial dalam arti sikap, kelebihan, kekurangan, kemajuan, gaya belajar keterampilan dan strategi yang digunaka aleh siswa, serta apa saja yang tampak bermakna ketika diadakan pengamatan. Catatan-catatan tersebut biaaanya berupa komentar singkat yang sangat spesifik mengenai apa yang dikerjakan: dan yang harus dikerjakan oleh siswa. Wujudnya berupa kumpulan informasi yang dicatat secara tei - us-menerus da menggambarkan perkembangan kemampuan berbahasa siswa secara luas. 2. Wawancara (oleh guru) Wawancara dengan siswa satu demi satu merupakan cara yang ideal untuk mengetahui keadaal mereka. Siswa cenderung memberikan tanggapan tertulis secara minimal. Dengan wawancara secar, pribadi guru dapat memancing tanggapan dan mempero,leh informasi yang mencerminkan sikap, strategi kesenangan, dan tingkat kepercayaan diri siswa dalam waktu singkat. Contoh pertanyaan yang dapat diajukan kepada siswa, misalnya: Siswa: Berapa lama kamu menonton televisi? Acara apa saja yang kamu senangi? Guru: Apakah setiap orang di rumahmu gemar membaca? Atau menonton televisi? Dari jawaban jawaban siswa, dapat diperoleh informasi mengenai bagaimana keadaan siswa rumah, bagaimana aktivitasnya, bagaimana pula keluarganya, yang mungkin dapat membuat peningkatan kemampuan berbahasa siswa. 3. Diskusi (guru dan siswa) Diskusi merupakan alat evaluasi yang cukup baik. Dengan mengikuti keinginan siswa, dan tidak rnemaksakan kehendaknya sendiri, diskusi memungkinkan guru memahami siswa-siswa sebagai pembelajar dan membimbing mereka menghubung Guru: Kalau di rumah, di mana kamu membaca? Membaca dan Menulis Permulaan 124

131 hubungkan kemampuan berbahasa mereka. Di samping diskusi dalam menulis, juga perlu diadakan diskusi dalam membaca secara individu. 4. Daftar Cek Untuk kelas I, guru yang melakukan cek sesuai dengan jawaban siswa. Daftar cek biasa dikombinasi dengan komentar hasil pengamatan untuk mengecek kemampuan baca-tulis awal/permulaan: Pengetahuan tentang bunyi tulisan, kata-kata yang dikenai siswa konsep tentang tulisan. Misalnya: Pengetahuan tentang Tulisan dan Kata a. Siswa dapat menemukan letak satu huruf, kemudian dua huruf (V) atau (X) b. Siswa dapat menemukan letak satu kata, kemudian dua kata (V) atau (X) c. Siswa dapat menemukan huruf pertama dan huruf terakhir pada kata (V) atau (X) d. Siswa dapat menunjuk huruf kapital, kemudian huruf kecil (V) atau (X) e. Siswa dapat menemukan kata tertentu (V) atau (X) Berikut ini dikemukakan contoh skor maksimum yang menggambarkan pembobotan penilaian pada indikator bahasa Indonesia. MENULIS PUISI No. Indikator Skor Maksimal 1. Pemilihan kata cukup bervariasi, termasuk kata 20 kias 2. Isi sesuai dengan tema Ada pencitraan (pendengaran, visual, rasa, 15 penciuman, rabaan) 4. Tipografi yang menarik Tampak pertalian makana Ada pesan yang disampaikan 20 JUMLAH 100 MENULIS CERITA No. Indikator Skor Maksimal 1. Kesesuaian antara judul dengan tema a. Sesuai dengan tema b. Kurang sesuai dengan tema c. Tidak sesuai dengan tema 2. Ejaan a. Seluruhnya benar b. Sebagian besar benar c. Sebagian kecil benar 3. Kosakata Membaca dan Menulis Permulaan 125

132 a. Kaya kosakata baru b. Sedikit kosakata baru c. Tidak ada kosakata baru 4. Struktur Kalimat a. Susunan kalimat runtut b. Susunan kalimat kurang runtut c. Tidak runtut 5. Isi Cerita a. Sesuai judul b. Kurang sesuai c. Tidak sesuai JUMLAH MENULIS DRAMA No. Indikator Skor Maksimal 1.r Isi a. Keruntutan isi b. Kesesuaian isi dengan judul c. Pemilihan kata d. Struktur kalimat Tulisan a. Kelengkapan tulisan/ penggunaan huruf b. Keindahan c. Kerapian 3. Tanda Baca a. Tanda titik b. Tanda tanya c. Tanda seru d. Tanda kalimat langsung e. Tanda kapital JUMLAH 100 MENULIS SURAT UNDANGAN No. Indikator Skor Maksimal 1. Susunan tata persuratan a. Kop surat b. Penomoran c. Paragraf Isi sesuai dengan pokok surat a. Informasi jelas b. Tujuan jelas 40 Membaca dan Menulis Permulaan 126

133 3. Kebahasaan a. Ejaan benar b. Pilihan kata 4. Keindahan a. Penulisan b. Kebersihan c. Kerapian JUMLAH 100 MENULIS TEGAK BERSAMBUNG Indikator Skor Maksimal 1. Kerapian Kesuaian ukuran tulisan Penggunaan huruf kapital Penggunaan tanda baca Kelengkapan huruf 15 MENULIS IKLAN No. Indikator Skor Maksimal 1. Kesesuaian isi dengan tema Penggunaan bahasa iklan yang singkat dan 30 menarik 3. Kesesuaian gambar dengan tema Kerapian dan keindahan 20 JUMLAH 100 MENYIMAK No. Indikator Skor Maksimal 1. Penangkapan isi instruksi 30 a. Ada yang ditambah sendiri b. Lengkap sesuai intruksi c. Kurang lengkap d. Menyimpang 2. Keruntutan isi instruksi yang didengar 20 a. Runtut b. Kurang runtut c. Tidak runtut 3. Penggunaan kembali kalimat instruksi a. Terbanyak kalimat b. Sedikit kalimat c. Tak ada kalimat 20 Membaca dan Menulis Permulaan 127

134 4. Sikap anak a. Memperhatikan dan merespons b. Memperhatikan tetapi tidak merespons c. Tidak memperhatikan tetapi merespons 30 d. Tidak memperhatikan dan tidak merespons JUMLAH 100 BERPIDATO No. Indikator Skor Maksimal 1. Penampilan a. Pakaian b. Suara c. Ekspresi d. Penguasaan hadirin Isi a. Aktual b. Menarik c. Sesuai kebutuhan hadirin 3. Kemampuan berbahasa lisan a. Kelancaran berbahasa b. Intonasi c. Jeda d. Kosakata yang cocok JUMLAH 100 MELAKUKAN PERCAKAPAN No. Indikator Skor Maksimal 1. Mengajukan pertanyaan Santun dalam percakapan Menceritakan isi percakapan Mengurutkan isi percakapan Menyimpulkan isi percakapan Mengidentifikasi percakapan yang penting 10 JUMLAH 100 MENGUNGKAPKAN PENGALAMAN No. Indikator Skor Maksimal 1. Pelafalan Kelancaran berbicara Volume suara Daya tarik cerita 30 Membaca dan Menulis Permulaan 128

135 5. Ketenangan Intonasi 15 JUMLAH 100 MENDONGENG No. Indikator Skor Maksimal 1. Keruntutan Mimik dan bahasa tubuh Penguasaan isi Dinamika 30 JUMLAH 100 MEMBACA LANCAR No. Indikator Skor Maksimal 1. Lafal Jeda Ejaan Intonasi Mimik 10 JUMLAH 100 MEMBACA PUISI No. Indikator Skor Maksimal 1. Mimik Intonasi Pelafalan tepat Suara jelas terdengar Kelancaran membaca 15 JUMLAH 100 MEMBACA NYARING No. Indikator Skor Maksimal 1. Suara jelas terdengar Pelafalan tepat Intonasi tepat Membaca dengan utuh 20 Membaca dan Menulis Permulaan 129

136 5. Kelancaran 15 JUMLAH 100 MEMBACA CERITA No. Indikator Skor Maksimal 1. Penguasaan isi cerita Interaksi dengan pendengar Ekspresi gerak dan mimik Dinamika Penggunaan kata-kata sendiri 15 JUMLAH 100 Membaca dan Menulis Permulaan 130

137 DAFTAR PUSTAKA Alexander, J.E. (1993). Teaching Reading. Toronto: Little Brown and Company. Baldwin, R.S. and R. Kaufman. A Concurent Validity Study of the Raygor Readabilty Estimate. Journal of Reading November Harris & Sipay. (1980). How to Inncrease Reading Ability.New York: Longman. Harris J, Smith. (1986). Reading Instruction. USA: Holt, Rinehart and Winston. Harjasujana A.S. & Mulyati, Yeti. (1988). Materi Pokok Keterampilan Membaca. Jakarta: Karunika. Harjasujana A.S. & Mulyati, Yeti. (1997). Membaca 2. Jakarta: Dirjen Dikdasmen Proyek Penataran GuruSLTP Setara D-III.. Leedy, P.D. (1963). Read With Speed and Precision. New York: McGraw-Hill Book Company. Marshall, M. & M.O. Glock. Comprehension of Connected Discourse: A Study Into the Relationships Between the Structure of Text and Information Recalled. dalam Reading Research Quarterly 14, McGinnis, D.J. & Smith, D.,E. (1982). Analyzing and Treating Reading Problems. New York: Macmillan Publishing Co. Mulyati, Yeti Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia di Kelas Tinggi. Jakarta: Universitas Terbuka. Rupley, W.H. & Blair, T.R. (1989). Reading Diagnosis and Remediation. USA: Rand McNally. Tampubolon, D.P Kemampuan Membaca Teknik Membaca Efektif dan Efisien. Bandung: Angkasa. Tarigan, H.G Membaca Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa. Widyamartaya, A Seni Membaca untuk Studi. Jogyakarta: Kanisius. Membaca dan Menulis Permulaan 131

138

31. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia untuk Sekolah Dasar (SD)/Madrasah Ibtidaiyah (MI)

31. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia untuk Sekolah Dasar (SD)/Madrasah Ibtidaiyah (MI) 31. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia untuk Sekolah Dasar (SD)/Madrasah Ibtidaiyah (MI) A. Latar Belakang Bahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan intelektual, sosial, dan emosional peserta didik

Lebih terperinci

Mata pelajaran Bahasa Indonesia bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut :

Mata pelajaran Bahasa Indonesia bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut : 07. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia A. Latar Belakang Bahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan intelektual, sosial, dan emosional peserta didik dan merupakan penunjang keberhasilan dalam mempelajari

Lebih terperinci

33. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia untuk Sekolah Dasar Luar Biasa Tunarungu (SDLB B)

33. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia untuk Sekolah Dasar Luar Biasa Tunarungu (SDLB B) 33. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia untuk Sekolah Dasar Luar Biasa Tunarungu (SDLB B) A. Latar Belakang Bahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan intelektual, sosial, dan emosional peserta didik

Lebih terperinci

Standar Kompetensi 1. Memahami bunyi bahasa, perintah, dan dongeng yang dilisankan.

Standar Kompetensi 1. Memahami bunyi bahasa, perintah, dan dongeng yang dilisankan. pelajaran 8 kegiatan sehari hari Standar Kompetensi 1. Memahami bunyi bahasa, perintah, dan dongeng yang dilisankan. Kompetensi Dasar 1.1 Membedakan berbagai bunyi bahasa. 1.2. Melaksanakan sesuatu sesuai

Lebih terperinci

Standar Kompetensi 1. Memahami bunyi bahasa, perintah, dan dongeng yang dilisankan.

Standar Kompetensi 1. Memahami bunyi bahasa, perintah, dan dongeng yang dilisankan. pelajaran 1 diri sendiri Standar Kompetensi 1. Memahami bunyi bahasa, perintah, dan dongeng yang dilisankan. Kompetensi Dasar 1.1 Membedakan berbagai bunyi bahasa. 1.2. Melaksanakan sesuatu sesuai dengan

Lebih terperinci

35. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia untuk Sekolah Dasar Luar Biasa Tunalaras (SDLB-E)

35. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia untuk Sekolah Dasar Luar Biasa Tunalaras (SDLB-E) 35. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia untuk Sekolah Dasar Luar Biasa Tunalaras (SDLB-E) A. Latar Belakang Bahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan intelektual, sosial, dan emosional peserta didik

Lebih terperinci

32. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia untuk Sekolah Dasar Luar Biasa Tunanetra (SDLB-A)

32. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia untuk Sekolah Dasar Luar Biasa Tunanetra (SDLB-A) 32. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia untuk Sekolah Dasar Luar Biasa Tunanetra (SDLB-A) A. Latar Belakang Bahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan intelektual, sosial, dan emosional peserta didik

Lebih terperinci

31. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia untuk Sekolah Dasar (SD)/Madrasah Ibtidaiyah (MI)

31. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia untuk Sekolah Dasar (SD)/Madrasah Ibtidaiyah (MI) 31. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia untuk Sekolah Dasar (SD)/Madrasah Ibtidaiyah (MI) A. Latar Belakang Bahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan intelektual, sosial, dan emosional peserta didik

Lebih terperinci

34. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia untuk Sekolah Dasar Luar Biasa Tunadaksa (SDLB-D)

34. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia untuk Sekolah Dasar Luar Biasa Tunadaksa (SDLB-D) 34. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia untuk Sekolah Dasar Luar Biasa Tunadaksa (SDLB-D) A. Latar Belakang Bahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan intelektual, sosial, dan emosional peserta didik

Lebih terperinci

Standar Kompetensi 1. Memahami bunyi bahasa, perintah, dan dongeng yang dilisankan.

Standar Kompetensi 1. Memahami bunyi bahasa, perintah, dan dongeng yang dilisankan. pelajaran 4 budi pekerti Standar Kompetensi 1. Memahami bunyi bahasa, perintah, dan dongeng yang dilisankan. Kompetensi Dasar 1.1 Membedakan berbagai bunyi bahasa. 1.2 Melaksanakan sesuatu sesuai dengan

Lebih terperinci

Kelas Tema Materi Waktu P1 Diri sendiri Mendengarkan

Kelas Tema Materi Waktu P1 Diri sendiri Mendengarkan Kelas Tema Materi Waktu P1 Diri sendiri Juli Membedakan berbagai bunyi bahasa Memperkenalkan diri sendiri dengan kalimat sederhana dengan bahasa yang santun nyaring suku kata dengan lafal Menyalin berbagai

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN Nama Sekolah Kelas / Jurusan Semester : BHUDI DARMA : IV (Empat) : I (satu) : ( 8 Jam Pelajaran ) 3 x Pertemuan A. Standar Kompetensi : 2. Mendeskripsikan secara lisan tempat sesuai denah dan petunjuk

Lebih terperinci

PROGRAM TAHUNAN Mata Pelajaran PKn Kelas 2

PROGRAM TAHUNAN Mata Pelajaran PKn Kelas 2 Mata Pelajaran PKn 1 1. Membiasakan hidup gotong royong 1.1 mengenal pentingnya hidup rukun, saling berbagi dan tolong menolong. 2. Menampilkan sikap cinta 1.2 Melaksanakan hidup rukun, lingkungan saling

Lebih terperinci

1. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR BAHASA INDONESIA SD/MI

1. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR BAHASA INDONESIA SD/MI SALINAN LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN NOMOR 24 TAHUN 2016 TENTANG KOMPETENSI INTI DAN PELAJARAN PADA KURIKULUM 2013 PADA PENDIDIKAN DASAR DAN PENDIDIKAN MENENGAH 1. KOMPETENSI INTI

Lebih terperinci

PROGRAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA SEKOLAH DASAR KELAS I - SEMESTER 1

PROGRAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA SEKOLAH DASAR KELAS I - SEMESTER 1 PROGRAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA SEKOLAH DASAR KELAS I - SEMESTER 1 1 PROGRAM SEMESTER TAHUN PELAJARAN 20 / 20 MATA PELAJARAN : Bahasa Indonesia KELAS / SEMESTER : I (Satu) / 1 (satu) Standar Kompetensi

Lebih terperinci

REKAPITULASI NILAI MEMBACA SISWA KELAS 1 SD NEGERI 1 SUGIHAN PRA SIKLUS. Skor nilai Jumlah Lafal Intonasi Nyaring skor

REKAPITULASI NILAI MEMBACA SISWA KELAS 1 SD NEGERI 1 SUGIHAN PRA SIKLUS. Skor nilai Jumlah Lafal Intonasi Nyaring skor 45 REKAPITULASI NILAI MEMBACA SISWA KELAS 1 SD NEGERI 1 SUGIHAN PRA SIKLUS Lampiran 1 No Nama Siswa Skor nilai Jumlah Lafal Intonasi Nyaring skor Nilai Ket. 1 Siswa 1 1 1 2 4 33 Belum tuntas 2 Siswa 2

Lebih terperinci

PROGRAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA SEKOLAH DASAR KELAS I SEMESTER 2

PROGRAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA SEKOLAH DASAR KELAS I SEMESTER 2 PROGRAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA SEKOLAH DASAR KELAS I SEMESTER 2 1 PROGRAM SEMESTER Standar Kompetensi : 5. Memahami wacana lisan tentang deskripsi bendabenda di sekitar dan dongeng MENDENGARKAN

Lebih terperinci

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Pelajaran 2

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Pelajaran 2 Sekolah : SD dan MI Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia Kelas / Semester : I/ Tema : SEKOLAH Standar Kompetensi : 3. Memahami teks pendek dengan membaca nyaring. 4. Menulis permulaan dengan menjiplak, menebalkan,

Lebih terperinci

SILABUS TEMATIK. Satuan Pendidikan : SD/ MI Kelas/ Semester : I/ 1 : Diri Sendiri

SILABUS TEMATIK. Satuan Pendidikan : SD/ MI Kelas/ Semester : I/ 1 : Diri Sendiri SILABUS TEMATIK Satuan Pendidikan : SD/ MI Kelas/ Semester : I/ 1 Tema : Diri Sendiri Kompetensi Dasar Mendengarkan 1.1 Membedakan berbagai bunyi bahasa Indikator 1.1.1Mengenal bunyi bahasa (a, i, m, n)

Lebih terperinci

Standar Kompetensi 1. Memahami bunyi bahasa, perintah, dan dongeng yang dilisankan.

Standar Kompetensi 1. Memahami bunyi bahasa, perintah, dan dongeng yang dilisankan. pelajaran 7 keluarga Standar Kompetensi 1. Memahami bunyi bahasa, perintah, dan dongeng yang dilisankan. Kompetensi Dasar 1.1. Membedakan berbagai bunyi bahasa. 1.2. Melaksanakan sesuatu sesuai dengan

Lebih terperinci

SILABUS PEMBELAJARAN TEMATIK SEKOLAH DASAR KELAS I SEMESTER 2 TEMA: PERMAINAN

SILABUS PEMBELAJARAN TEMATIK SEKOLAH DASAR KELAS I SEMESTER 2 TEMA: PERMAINAN STANDAR KOMPETENSI IPS : Mendeskripsikan lingkungan rumah SILABUS PEMBELAJARAN TEMATIK SEKOLAH DASAR KELAS I SEMESTER 2 TEMA: PERMAINAN KOMPETENSI DASAR INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI LANGKAH PEMBELAJARAN

Lebih terperinci

Memahami wacana lisan tentang benda-benda di sekitar dan dongeng.

Memahami wacana lisan tentang benda-benda di sekitar dan dongeng. RENCANAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) TEMATIK Nama Sekolah :... Tema : Permainan Kelas/Semester : I / 2 Alokasi Waktu : 3 minggu Standar Kompetensi : 1. PKn : Menerapkan kewajiban anak di rumah dan di

Lebih terperinci

Nama Sekolah :... Kelas/Semester : I / 2 Alokasi Waktu : 2 minggu

Nama Sekolah :... Kelas/Semester : I / 2 Alokasi Waktu : 2 minggu RENCANAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) TEMATIK Nama Sekolah :... Tema : Keluarga Kelas/Semester : I / 2 Alokasi Waktu : 2 minggu Standar Kompetensi : 1. PKn : Menerapkan kewajiban anak di rumah dan di

Lebih terperinci

2015 PENERAPAN METODE BRAINSTORMING UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR

2015 PENERAPAN METODE BRAINSTORMING UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa Indonesia dijadikan sebagai bahasa persatuan, diciptakan untuk mempersatukan bangsa Indonesia yang terdiri dari bermacam-macam suku, budaya, dan bahasa.

Lebih terperinci

SILABUS BAHASA JAWA KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN SEKOLAH DASAR JAWA TENGAH

SILABUS BAHASA JAWA KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN SEKOLAH DASAR JAWA TENGAH SILABUS BAHASA JAWA KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN SEKOLAH DASAR JAWA TENGAH Standar Kompetensi Kompetensi Dasar Indikator Materi Pokok Keterangan Kelas 1 1. Mendengarkan Mampu mendengarkan dan memahami

Lebih terperinci

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Tematik

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Tematik Nama Sekolah : SD Negeri 1 Pagerpelah Kelas/Semester : 2 / 1 Tema : Kasih Sayang Alokasi Waktu : 2 Minggu Pelaksanaan : Minggu ke-1 s.d. 2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Tematik A. Kompetensi Dasar Mengenal

Lebih terperinci

Standar Kompetensi 1. Memahami bunyi bahasa, perintah, dan dongeng yang dilisankan.

Standar Kompetensi 1. Memahami bunyi bahasa, perintah, dan dongeng yang dilisankan. pelajaran 9 ulang tahun Standar Kompetensi 1. Memahami bunyi bahasa, perintah, dan dongeng yang dilisankan. Kompetensi Dasar 1.1 Membedakan berbagai bunyi bahasa. 1.2. Melaksanakan sesuatu sesuai dengan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori 2.1.1 Hasil Belajar Menurut Sudjana (2011: 22), hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah menerima pengalaman belajarnya. Pengalaman belajar

Lebih terperinci

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Pelajaran 1

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Pelajaran 1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Pelajaran Sekolah : SD dan MI Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia Kelas/Semester : I/ Tema : Diri Sendiri Standar Kompetensi :. Mengungkapkan pikiran, perasaan, dan

Lebih terperinci

Nama Sekolah :... : Peristiwa Kelas/Semester : I / 2 Alokasi Waktu : 3 minggu

Nama Sekolah :... : Peristiwa Kelas/Semester : I / 2 Alokasi Waktu : 3 minggu RENCANAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) TEMATIK Nama Sekolah :... Tema : Peristiwa Kelas/Semester : I / 2 Alokasi Waktu : 3 minggu Standar Kompetensi : 1. PKn : Menerapkan hak anak di rumah dan di sekolah.

Lebih terperinci

Contoh File KKM, PROTA, PROMES, SILABUS, RPP, SK & KD, PEMETAAN

Contoh File KKM, PROTA, PROMES, SILABUS, RPP, SK & KD, PEMETAAN Ini adalah Contoh: Jika ada yang berminat dengan Format *.Doc Silahkan kontak: Telp/SMS : 085 255 989 455 Website : http://bit.ly/rppkita Terima kasih! PERANGKAT PEMBELAJARAN STANDAR KOMPETENSI DAN KOMPETENSI

Lebih terperinci

Kompetensi Dasar : 1. IPS : Menunjukkan sikap hidup rukun dalam kemajemukan keluarga. 2. IPA : Membedakan lingkungan sehat dan tidak sehat.

Kompetensi Dasar : 1. IPS : Menunjukkan sikap hidup rukun dalam kemajemukan keluarga. 2. IPA : Membedakan lingkungan sehat dan tidak sehat. RENCANAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) TEMATIK Nama Sekolah :... Tema : Budi Pekerti Kelas/Semester : I / 1 Alokasi Waktu : 2 minggu Standar Kompetensi : 1. IPS : Memahami identitas diri dan keluarga

Lebih terperinci

Nama Sekolah :... : Budi Pekerti Kelas/Semester : I / 2 Alokasi Waktu : 3 minggu

Nama Sekolah :... : Budi Pekerti Kelas/Semester : I / 2 Alokasi Waktu : 3 minggu RENCANAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) TEMATIK Nama Sekolah :... Tema : Budi Pekerti Kelas/Semester : I / 2 Alokasi Waktu : 3 minggu Standar Kompetensi : 1. PKn : Menerapkan kewajiban anak di rumah dan

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Kelas/Semester : II/ Pertemuan Ke- : Alokasi Waktu : x 5 menit Standar Kompetensi : Memahami pesan pendek dan dongeng yang dilisankan Kompetensi Dasar : Menceritakan kembali isi dongeng yang didengarnya

Lebih terperinci

PROGRAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA SEKOLAH DASAR KELAS II SEMESTER 2

PROGRAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA SEKOLAH DASAR KELAS II SEMESTER 2 PROGRAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA SEKOLAH DASAR KELAS II SEMESTER 2 1 PROGRAM SEMESTER TAHUN PELAJARAN 20 / 20 MATA PELAJARAN : Bahasa Indonesia KELAS / SEMESTER : II (Dua) / 2 Standar Kompetensi :

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP ) B. KOMPETENSI DASAR 5.1 Menyampaikan kembali isi pengumuman yang dibacakan

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP ) B. KOMPETENSI DASAR 5.1 Menyampaikan kembali isi pengumuman yang dibacakan RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP ) Sekolah :... Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia Kelas / Semester : IV / Alokasi Waktu : x 35 menit A. STANDAR KOMPETENSI 5. Mendengarkan pengumuman B. KOMPETENSI

Lebih terperinci

Nama Sekolah :... : Lingkungan Kelas/Semester : I / 2 Alokasi Waktu : 3 minggu

Nama Sekolah :... : Lingkungan Kelas/Semester : I / 2 Alokasi Waktu : 3 minggu RENCANAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) TEMATIK Nama Sekolah :... Tema : Lingkungan Kelas/Semester : I / 2 Alokasi Waktu : 3 minggu Standar Kompetensi : 1. PKn : Menerapkan kewajiban anak di rumah dan

Lebih terperinci

SILABUS PEMBELAJARAN TEMATIK SEKOLAH DASAR KELAS 1 SEMESTER 1 TEMA: Budi Pekerti

SILABUS PEMBELAJARAN TEMATIK SEKOLAH DASAR KELAS 1 SEMESTER 1 TEMA: Budi Pekerti SILABUS PEMBELAJARAN TEMATIK SEKOLAH DASAR KELAS 1 SEMESTER 1 TEMA: Budi Pekerti Standar 1. IPS : Memahami identitas diri dan keluarga serta sikap saling menghormati dalam keluarga. Dasar Menunjukkan sikap

Lebih terperinci

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Pelajaran 4

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Pelajaran 4 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Pelajaran Sekolah : SD dan MI Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia Kelas/Semester : I/ Tema : Hewan dan Tumbuhan Standar Kompetensi :. Memahami bunyi bahasa, perintah,

Lebih terperinci

Indikator Kegiatan Pembelajaran Penilaian Alokasi Waktu (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) Mendeskripsikan isi Puisi

Indikator Kegiatan Pembelajaran Penilaian Alokasi Waktu (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) Mendeskripsikan isi Puisi SILABUS Nama Sekolah : Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia Kelas/Semester : II/1 Tema : Diri Sendiri Standar Kompetensi : 1. Mendengarkan Memahami teks pendek dan puisi anak yang dilisankan 2. Berbicara

Lebih terperinci

JARINGAN KD/INDIKATOR

JARINGAN KD/INDIKATOR JARINGAN KD/INDIKATOR SILABUS PEMBELAJARAN TEMATIK SEKOLAH DASAR KELAS 2A TEMA: TEMPAT UMUM KOMPETENSI DASAR INDIKATOR KEGIATAN/PENGALAMAN BELAJAR ALKS WAKTU 1 2 3 4 PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN Mendeskripsikan

Lebih terperinci

SILABUS PEMBELAJARAN TEMATIK SEKOLAH DASAR KELAS 1 SEMESTER 2 TEMA: LINGKUNGAN

SILABUS PEMBELAJARAN TEMATIK SEKOLAH DASAR KELAS 1 SEMESTER 2 TEMA: LINGKUNGAN SILABUS PEMBELAJARAN TEMATIK SEKOLAH DASAR KELAS 1 SEMESTER 2 TEMA: LINGKUNGAN Standar Dasar IPS : Mendeskripsikan lingkungan rumah IPA/ Sains : Mengenal berbagai bentuk energi, manfaatnya dalam kehidupan

Lebih terperinci

Nama Sekolah : SDN Sekarsari. Kelas/Semester : I / 1 Alokasi Waktu : 3 minggu

Nama Sekolah : SDN Sekarsari. Kelas/Semester : I / 1 Alokasi Waktu : 3 minggu RENCANAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) TEMATIK 3 Nama Sekolah : SDN Sekarsari Tema : Keluarga Kelas/Semester : I / 1 Alokasi Waktu : 3 minggu Standar Kompetensi : 1. IPS : Memahami identitas diri dan

Lebih terperinci

34. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia untuk Sekolah Menengah Atas Luar Biasa Tunarungu (SMALB B)

34. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia untuk Sekolah Menengah Atas Luar Biasa Tunarungu (SMALB B) 279 34. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia untuk Sekolah Menengah Atas Luar Biasa Tunarungu (SMALB B) A. Latar Belakang Bahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan intelektual, sosial, dan emosional

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu keharusan bagi manusia karena pada

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu keharusan bagi manusia karena pada BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu keharusan bagi manusia karena pada hakikatnya manusia lahir dalam keadaan tidak berdaya, tidak langsung dapat berdiri sendiri, dan

Lebih terperinci

31. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP)/Madrasah Tsanawiyah (MTs)

31. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP)/Madrasah Tsanawiyah (MTs) 31. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP)/Madrasah Tsanawiyah (MTs) A. Latar Belakang Bahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan intelektual, sosial, dan emosional

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN TEMATIK SIKLUS I

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN TEMATIK SIKLUS I 35 Lampiran 1 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN TEMATIK SIKLUS I Tema Kelas/Semester Waktu : Keluarga : I/I : 4 x 35 menit (2 x pertemuan) Standar Kompetensi Bahasa Indonesia : Memahami teks pendek dengan

Lebih terperinci

MATERI KELAS 1. B. Indonesia

MATERI KELAS 1. B. Indonesia MATERI KELAS 1 TEMA 1 SUB TEMA 1 : Diriku : Aku dan Teman Baru B. Indonesia 1. Mengenal huruf a-z melalui lagu. a. Mengenal dan melafalkan huruf vokal : a, i, u, e, o b. Mengenal dan melafalkan huruf konsonan

Lebih terperinci

KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP)

KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP) KTSP Perangkat Pembelajaran Sekolah Menengah Pertama (SMP)/Madrasah Tsanawiyah (MTs) PERANGKAT PEMBELAJARAN STANDAR KOMPETENSI DAN KOMPETENSI DASAR Mata Pelajaran Satuan Pendidikan Kelas/Semester : Bahasa

Lebih terperinci

PROGRAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA SEKOLAH DASAR KELAS III SEMESTER 2

PROGRAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA SEKOLAH DASAR KELAS III SEMESTER 2 PROGRAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA SEKOLAH DASAR KELAS III SEMESTER 2 1 PROGRAM SEMESTER TAHUN PELAJARAN 20 / 20 MATA PELAJARAN : Bahasa Indonesia KELAS / SEMESTER : III (Tiga) / 2 (dua) Standar Kompetensi

Lebih terperinci

07. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia. A. Latar Belakang

07. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia. A. Latar Belakang 07. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia A. Latar Belakang Bahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan intelektual, sosial, dan emosional peserta didik dan merupakan penunjang keberhasian dalam mempelajari

Lebih terperinci

Kami sering melakukan kegiatan bersama, yaitu

Kami sering melakukan kegiatan bersama, yaitu Sebutkan anggota keluargamu di rumah? Sebutkan sifat-sifat anggota keluargamu tersebut! Ceritakan dalam bahasa tulis sederhana mengenai kebersamaan keluargamu! Anggota keluargaku adalah Sifat-sifat mereka

Lebih terperinci

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Pelajaran 3

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Pelajaran 3 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Pelajaran Sekolah : SD dan MI Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia Kelas/Semester : I/ Tema : Kesehatan Standar Kompetensi : Mengungkapkan pikiran, perasaan dan informasi,

Lebih terperinci

33. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia untuk Sekolah Menengah Atas Luar Biasa Tunanetra (SMALB A)

33. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia untuk Sekolah Menengah Atas Luar Biasa Tunanetra (SMALB A) 271 33. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia untuk Sekolah Menengah Atas Luar Biasa Tunanetra (SMALB A) A. Latar Belakang Bahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan intelektual, sosial, dan emosional

Lebih terperinci

Kegiatan Sehari-hari

Kegiatan Sehari-hari Bab 1 Kegiatan Sehari-hari Kegiatan Sehari-hari 1 Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari bab ini kamu diharapkan mampu: 1) membuat daftar kegiatan sehari-hari berdasarkan penjelasan guru; 2) menceritakan

Lebih terperinci

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Tematik

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Tematik Nama Sekolah : SD Negeri 1 Pagerpelah Kelas /Semester : 3 / 1 Tema : Peristiwa Alokasi Waktu : 3 Minggu (Minggu ke-1 s.d. 3) Tanggal Pelaksanaan : Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Tematik A. Kompetensi

Lebih terperinci

Kompetensi Dasar : 1. IPS : Menunjukkan sikap hidup rukun dalam kemajemukan keluarga.

Kompetensi Dasar : 1. IPS : Menunjukkan sikap hidup rukun dalam kemajemukan keluarga. RENCANAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) TEMATIK 4 Nama Sekolah : SDN Sekarsari Tema : Kegemaran Kelas/Semester : I / 1 Alokasi Waktu : 3 minggu Standar Kompetensi : 1. IPS : Memahami identitas diri dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Reni Febriyenti, 2015

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Reni Febriyenti, 2015 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menulis karangan merupakan kompetensi dasar yang harus dicapai pada pembelajaran Bahasa Indonesia kelas IV sekolah dasar. Terdapat beberapa kompetensi dasar yang memiliki

Lebih terperinci

Peningkatan Kemampuan Siswa Membaca Permulaan Melalui Strategi Bimbingan Langsung Pada Siswa Kelas 1 SD Inpres 2 Lambunu

Peningkatan Kemampuan Siswa Membaca Permulaan Melalui Strategi Bimbingan Langsung Pada Siswa Kelas 1 SD Inpres 2 Lambunu Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 4 No. 5 ISSN 2354-614X Peningkatan Kemampuan Siswa Membaca Permulaan Melalui Strategi Bimbingan Langsung Pada Siswa Kelas 1 SD Inpres 2 Lambunu Siti Fatra, Saharudin

Lebih terperinci

BAB II MENULIS KARANGAN SEDERHANA PADA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR SERI

BAB II MENULIS KARANGAN SEDERHANA PADA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR SERI 9 BAB II MENULIS KARANGAN SEDERHANA PADA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR SERI Dalam bab ini penulis akan membahas hal-hal yang berkaitan dengan teori yang memperkuat skripsi

Lebih terperinci

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Pertemuan Ke- : 1, 2, 3, 4 Alokasi Waktu : 4 40 menit Standar Kompetensi : Memahami pembacaan puisi Kompetensi Dasar : Menanggapi cara pembacaan puisi 1. mengungkapkan isi puisi 2. menangkap isi puisi

Lebih terperinci

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Tematik KELAS. Semester 2

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Tematik KELAS. Semester 2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Tematik KELAS 1 Semester 2 2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Tematik Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Tematik Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia, IPA

Lebih terperinci

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Pelajaran 6

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Pelajaran 6 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Pelajaran 6 Sekolah : SD dan MI Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia Kelas/Semester : IV/ Tema : Lingkungan Standar Kompetensi : 5. Mendengarkan pengumuman dan pembacaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran bahasa Indonesia sangat diperlukan bagi perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran bahasa Indonesia sangat diperlukan bagi perkembangan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembelajaran bahasa Indonesia sangat diperlukan bagi perkembangan pendidikan. Mempelajari bahasa Indonesia, berarti ikut serta menjaga dan melestarikan bahasa

Lebih terperinci

PROGRAM TAHUNAN PEMBELAJARAN TEMATIK KELAS I SEMESTER 2 SEKOLAH DASAR (SD)/MADRASAH IBTIDAIYAH (MI)

PROGRAM TAHUNAN PEMBELAJARAN TEMATIK KELAS I SEMESTER 2 SEKOLAH DASAR (SD)/MADRASAH IBTIDAIYAH (MI) PROGRAM TAHUNAN PEMBELAJARAN TEMATIK KELAS I SEMESTER 2 SEKOLAH DASAR (SD)/MADRASAH IBTIDAIYAH (MI) 1 PROGRAM TAHUNAN Satuan Pendidikan :... Kelas : I Semester : 2 Tahun : No Smtr Tema Stándar Kompetensi

Lebih terperinci

34. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia untuk Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa Tunadaksa(SMPLB D)

34. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia untuk Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa Tunadaksa(SMPLB D) 34. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia untuk Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa Tunadaksa(SMPLB D) A. Latar Belakang Bahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan intelektual, sosial, dan emosional peserta

Lebih terperinci

KRITERIA KETUNTASAN MINIMAL (KKM)

KRITERIA KETUNTASAN MINIMAL (KKM) Mata Pelajaran : an Agama Islam Semester : 1 (Satu) Kelas : III (Tiga) Jumlah KD : 9 (Sembilan) Standar Al Qur an 1. Mengenal kalimat dalam Al Qur an 1.1 Membaca kalimat dalam Al Qur an 1.2 Menulis kalimat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan Bahasa merupakan sesuatu yang penting untuk dikuasai karena bahasa adalah sarana interaksi dan alat komunikasi antar manusia. Negara Indonesia merupakan

Lebih terperinci

PROGRAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA SEKOLAH DASAR KELAS II SEMESTER 1

PROGRAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA SEKOLAH DASAR KELAS II SEMESTER 1 PROGRAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA SEKOLAH DASAR KELAS II SEMESTER 1 1 PROGRAM SEMESTER TAHUN PELAJARAN 20 / 20 MATA PELAJARAN : Bahasa Indonesia KELAS / SEMESTER : II (Dua) / I Standar Kompetensi :

Lebih terperinci

Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia

Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia Surana MODEL Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Aku Cinta Bahasa Indonesia Pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia 3A untuk Kelas III SD dan MI Semester 1 Berdasarkan Permendiknas Nomor 22

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN 70 71 72 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia Satuan Pendidikan : SD Negeri 02 Ngenden Tema : Diri Sendiri Kelas / Semester : I / 2 Alokasi Waktu : 2 x 35 menit (pertemuan

Lebih terperinci

SEKOLAH DASAR (SD) / MADRASAH IBTIDAIYAH (MI)

SEKOLAH DASAR (SD) / MADRASAH IBTIDAIYAH (MI) MATA PELAJARAN : BAHASA INDONESIA KELAS IV SEMESTER 1 SEKOLAH DASAR (SD) / MADRASAH IBTIDAIYAH (MI) PROGRAM TAHUNAN Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia Satuan Pendidikan : Tahun Pelajaran : Kelas : IV Smt

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan bahasa persatuan bangsa Indonesia. Sebagai bahasa negara, BI dapat

BAB I PENDAHULUAN. dan bahasa persatuan bangsa Indonesia. Sebagai bahasa negara, BI dapat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa Indonesia merupakan bahasa resmi negara Republik Indonesia dan bahasa persatuan bangsa Indonesia. Sebagai bahasa negara, BI dapat dimaknai sebagai bahasa

Lebih terperinci

MODEL. Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) PEMBELAJARAN TEMATIK untuk Kelas II SD/MI Semester 1

MODEL. Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) PEMBELAJARAN TEMATIK untuk Kelas II SD/MI Semester 1 MODEL Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) PEMBELAJARAN TEMATIK untuk Kelas II SD/MI Semester 1 Berdasarkan Permendiknas Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi dan Permendiknas Nomor 23

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lancar. Keterampilan membaca memiliki peranan yang sangat penting. Dalam

BAB I PENDAHULUAN. lancar. Keterampilan membaca memiliki peranan yang sangat penting. Dalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembelajaran Bahasa Indonesia di SD hendaknya berjalan seefektif mungkin karena Bahasa Indonesia termasuk pembelajaran yang utama. Salah satu faktor keberhasilan suatu

Lebih terperinci

KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP)

KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP) PERANGKAT PEMBELAJARAN STANDAR KOMPETENSI DAN KOMPETENSI DASAR Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia Satuan Pendidikan : SMP/MTs. Kelas : VII, VIII, IX Nama Guru : Dwi Agus Yunianto, S.Pd. NIP/NIK : 19650628

Lebih terperinci

kerja bakti pelajaran 14

kerja bakti pelajaran 14 pelajaran 14 kerja bakti Standar Kompetensi 5. Memahami wacana lisan tentang deskripsi benda-benda di sekitar dan dongeng. Kompetensi Dasar 5.1 Mengulang deskripsi tentang benda-benda di sekitar. Tujuan

Lebih terperinci

KRITERIA KETUNTASAN MINIMAL ( KKM )

KRITERIA KETUNTASAN MINIMAL ( KKM ) KRITERIA KETUNTASAN MINIMAL ( KKM ) MATA PELAJARAN : PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN KELAS 2 SEMESTER I 17 PERHITUNGAN KRITERIA KETUNTASAN MINIMUM Nama Sekolah : SD/MI... Kelas/semester : II (Dua)/ 1 (satu)

Lebih terperinci

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Sekolah : SD Mata Pelajaran : Matematika Kelas/Semester : I/1 Tema : Diri Sendiri, Keluarga Standar Kompetensi : 1. Melakukan penjumlahan dan pengurangan bilangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. budayanya dan budaya orang lain, serta mengemukakan gagasan dan

BAB I PENDAHULUAN. budayanya dan budaya orang lain, serta mengemukakan gagasan dan 1 BAB I PENDAHULUAN peserta didik agar dapat mengenali siapa dirinya, lingkungannya, budayanya dan budaya orang lain, serta mengemukakan gagasan dan perasaannya. Penggunaan bahan ajar yang jelas, cermat

Lebih terperinci

31. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP)/Madrasah Tsanawiyah (MTs)

31. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP)/Madrasah Tsanawiyah (MTs) 31. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP)/Madrasah Tsanawiyah (MTs) A. Latar Belakang Bahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan intelektual, sosial, dan emosional

Lebih terperinci

SILABUS BAHASA INDONESIA KELAS VI SEMESTER 2 TAHUN PELAJARAN

SILABUS BAHASA INDONESIA KELAS VI SEMESTER 2 TAHUN PELAJARAN SILABUS BAHASA INDONESIA KELAS VI SEMESTER 2 TAHUN PELAJARAN 2009-2010 Kompetensi Dasar MENDENGARKAN 1.1 Menyimpulkan isi berita yang didengar dari televisi atau radio. Indikator Pencapaian (peserta didik

Lebih terperinci

Matematika 1. Melakukan operasi hitung bilangan sampai tiga angka 2. Menggunakan pengukuran waktu, panjang dan berat dalam memecahkan masalah

Matematika 1. Melakukan operasi hitung bilangan sampai tiga angka 2. Menggunakan pengukuran waktu, panjang dan berat dalam memecahkan masalah RENCANAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) TEMATIK Nama Sekolah :... Tema : Kegiatan Kelas/Semester : III / 1 Alokasi Waktu : 2 minggu I. STANDAR KOMPETENSI I. PKn 1. Mengamalkan makna Sumpah Pemuda II. III.

Lebih terperinci

PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR SERI DALAM PEMBELAJARAN MENULIS PARAGRAF KELAS VI SD YPKP 1 SENTANI, KABUPATEN JAYAPURA PAPUA

PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR SERI DALAM PEMBELAJARAN MENULIS PARAGRAF KELAS VI SD YPKP 1 SENTANI, KABUPATEN JAYAPURA PAPUA PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR SERI DALAM PEMBELAJARAN MENULIS PARAGRAF KELAS VI SD YPKP 1 SENTANI, KABUPATEN JAYAPURA PAPUA Etyn Nurkhayati SD YPKP I Sentani Jayapura Papua Abstrak:Kesulitan siswa dalam menulis

Lebih terperinci

tempat umum gambar 1

tempat umum gambar 1 tema 4 di biasanya berlaku aturan aturan juga berlaku di rumah dan di sekolah bagaimana menerapkan aturan di masyarakat berikut kalian pelajari tata tertib dan aturannya coba kalian lihat gambar 1 anak

Lebih terperinci

Nama Sekolah :... : Kebersihan Kelas/Semester : I / 2 Alokasi Waktu : 3 minggu

Nama Sekolah :... : Kebersihan Kelas/Semester : I / 2 Alokasi Waktu : 3 minggu RENCANAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) TEMATIK Nama Sekolah :... Tema : Kebersihan Kelas/Semester : I / 2 Alokasi Waktu : 3 minggu Standar Kompetensi : 1. PKn : Menerapkan hak anak di rumah dan di sekolah.

Lebih terperinci

KURIKULUM 2004 STANDAR KOMPETENSI. Mata Pelajaran

KURIKULUM 2004 STANDAR KOMPETENSI. Mata Pelajaran KURIKULUM 2004 STANDAR KOMPETENSI Mata Pelajaran BAHASA INDONESIA SEKOLAH DASAR dan MADRASAH IBTIDAIYAH DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL Jakarta, Tahun 2003 Katalog dalam Terbitan Indonesia. Pusat Kurikulum,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Dalam kehidupan manusia diperlukan manusia yang lainnya, manusia tidak bisa hidup seorang diri. Komunikasi merupakan jembatan untuk menjalin hubungan dengan

Lebih terperinci

PROGRAM EVALUASI. Mata Pelajaran : Pendidikan Kewarganegaraan Semester : Ganjil Kelas : I (Satu) Tahun Pelajaran : 2011/2012

PROGRAM EVALUASI. Mata Pelajaran : Pendidikan Kewarganegaraan Semester : Ganjil Kelas : I (Satu) Tahun Pelajaran : 2011/2012 PROGRAM EVALUASI Mata Pelajaran : Pendidikan Kewarganegaraan Semester : Ganjil Kelas : I (Satu) Tahun Pelajaran : 2011/2012 No. Juli Agustus September Oktober Nopember Desember Hidup rukun 1. a. Perbedaan

Lebih terperinci

Nama Sekolah :... : Kesehatan Kelas/Semester : I / 2 Alokasi Waktu : 3 minggu

Nama Sekolah :... : Kesehatan Kelas/Semester : I / 2 Alokasi Waktu : 3 minggu RENCANAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) TEMATIK Nama Sekolah :... Tema : Kesehatan Kelas/Semester : I / 2 Alokasi Waktu : 3 minggu Standar Kompetensi : 1. PKn : Menerapkan kewajiban anak di rumah dan di

Lebih terperinci

Informasi 107. Bab 10. Informasi

Informasi 107. Bab 10. Informasi Informasi 107 Bab 10 Informasi Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari bab ini kamu diharapkan mampu: 1) menirukan percakapan teks drama yang dibacakan guru; 2) menceritakan peristiwa yang pernah dialami;

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN Kelas/Semester : I/ Pertemuan ke- : Alokasi Waktu : x 5 menit (4x) Standar Kompetensi : Memahami wacana lisan tentang deskripsi benda-benda di sekitar dan dongeng Kompetensi

Lebih terperinci

SILABUS PEMBELAJARAN TEMATIK SEKOLAH DASAR KELAS I SEMESTER 2 TEMA: PERISTIWA

SILABUS PEMBELAJARAN TEMATIK SEKOLAH DASAR KELAS I SEMESTER 2 TEMA: PERISTIWA STANDAR IPS : Mendeskripsikan lingkungan rumah SILABUS PEMBELAJARAN TEMATIK SEKOLAH DASAR KELAS I SEMESTER 2 TEMA: PERISTIWA DASAR INDIKATOR PENCAPAIAN LANGKAH PEMBELAJARAN ALKS. WAKTU SARANA DAN SUMBER

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Bahasa merupakan salah satu pemersatu bangsa. Melalui bahasa manusia dapat berinteraksi dengan manusia lainnya karena manusia merupakan makhluk sosial yang

Lebih terperinci

Kisi-Kisi Uji Kompetensi Awal Sertifikasi Guru Tahun 2012

Kisi-Kisi Uji Kompetensi Awal Sertifikasi Guru Tahun 2012 Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia Jenjang : SMP/SMA Kisi-Kisi Uji Kompetensi Awal Sertifikasi Guru Tahun 2012 1. Mengungkapkan secara lisan wacana nonsastra 2. Mengungkapkan wacana tulis nonsastra 1.1

Lebih terperinci

Kompetensi Dasar 6.1 Membedakan berbagai bunyi bahasa Melaksanakan sesuatu sesuai dengan perintah atau petunjuk sederhana.

Kompetensi Dasar 6.1 Membedakan berbagai bunyi bahasa Melaksanakan sesuatu sesuai dengan perintah atau petunjuk sederhana. pelajaran 6 lingkungan Standar Kompetensi Memahami bunyi bahasa, perintah, dan dongeng yang dilisankan. Kompetensi Dasar 6.1 Membedakan berbagai bunyi bahasa. 6.2. Melaksanakan sesuatu sesuai dengan perintah

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 29 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Deskripsi Kondisi Awal. Penelitian ini dilakukan di kelas I MI Miftahul Ulum Curah Keris Kalipang Kecamatan Grati Kabupaten Pasuruan Tahun

Lebih terperinci

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN TAHUN

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN TAHUN 28 November 2012 SILABUS Kelas I Tema 2 : Kegemaranku Sekolah Dasar dan Madrasah Ibtidaiyah KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN TAHUN 2012 SILABUS KELAS: 1 TEMA: KEGEMARANKU KOMPETENSI DASAR INDIKATOR

Lebih terperinci

2015 PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS EKSPLANASI KOMPLEKS

2015 PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS EKSPLANASI KOMPLEKS BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pembelajaran bahasa Indonesia bertujuan agar siswa memiliki kemampuan berbahasa yang mumpuni serta dapat berkomunikasi menggunakan bahasa Indonesia dengan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS. Keterampilan berbahasa ( language skill) dalam kurikulum di sekolah. biasanya mencakup empat segi, yaitu:

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS. Keterampilan berbahasa ( language skill) dalam kurikulum di sekolah. biasanya mencakup empat segi, yaitu: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS A. Kajian Pustaka 1. Keterampilan Berbahasa Keterampilan berbahasa ( language skill) dalam kurikulum di sekolah biasanya mencakup empat segi, yaitu: a) Keterampilan

Lebih terperinci