RINGKASAN SIARAN PERS AKHIR TAHUN 2008

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "RINGKASAN SIARAN PERS AKHIR TAHUN 2008"

Transkripsi

1 DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL & LEMBAGA KEUANGAN ( BAPEPAM-LK ) RINGKASAN SIARAN PERS AKHIR TAHUN 2008 Naskah Siaran Pers selengkapnya dapat di akses di website Bapepam-LK: Jakarta, 30 Desember 2008

2 I. KONDISI UMUM PASAR MODAL INDONESIA SEPANJANG TAHUN Indeks Harga Saham Gabungan Nilai Kapitalisasi Pasar dan Transaksi Saham di BEI Transaksi Obligasi 1 II. PERKEMBANGAN INDUSTRI PASAR MODAL DI TAHUN Perkembangan Emisi Efek Perkembangan Reksa Dana Perijinan / Pencabutan Ijin Perusahaan Efek dan Wakil Perusahaan Efek Perijinan Lainnya Persetujuan dan Pendaftaran III. AKTIVITAS PENGATURAN INDUSTRI PASAR MODAL & LEMBAGA KEUANGAN Penerbitan Peraturan Baru Bapepam-LK Penyempurnaan Peraturan Bapepam-LK Persetujuan Bapepam-LK atas Peraturan SROs IV. AKTIVITAS PENGAWASAN Pengawasan terhadap Emiten / Perusahaan Publik Uji Kepatuhan Perusahaan Efek dan Lembaga Efek Pengawasan Perdagangan Pengawasan terhadap Manajer Investasi Pengawasan terhadap Reksa Dana dan Agen Penjual Reksa Dana.. 19 V. PENEGAKAN HUKUM Pemeriksaan dan Penyidikan Pengenaan Sanksi Satuan Tugas Penanganan Dugaan Tindakan Melawan Hukum di Bidang Pengelolaan Investasi VI. KAJIAN DAN SOSIALISASI KEBIJAKAN STRATEGIS Sosialisasi Consultation Paper MKBD (Modal Kerja Bersih Disesuaikan) Sosialisasi Margin Trading dan Short Selling Edukasi Wakil Agen Penjual Efek Reksa Dana (WAPERD) Kajian Mengenai Praktek dan Regulasi Go Private Studi Mengenai Penerapan Pengendalian Intern pada Manajer Investasi Penyusunan Buletin Akuntansi Staf (BAS) Kajian Standar Akuntansi Internasional tentang Penyajian Laporan Keuangan dan Akuntansi Kompensasi Berbasis Saham Pedoman Penyajian dan Pengungkapan Laporan Keuangan Emiten dan Perusahaan Publik (P3LKEPP) Sosialisasi Internal VII. PELAKSANAAN REFORMASI BIROKRASI DI BAPEPAM-LK VIII. PASAR MODAL SYARIAH. 31 IX. UPAYA PENINGKATAN KAPASITAS KELEMBAGAAN & PELAYANAN PUBLIK Peningkatan Kepatuhan Pelaksanaan Tugas Unit Eselon II di lingkungan Bapepam-LK Program Penjajakan Minat dan Karir Alumni Universitas Negeri di Indonesia Pelaksanaan Assessment Center... 36

3 4. Pelaksanaan Program Orientasi (Induction) bagi Pegawai Baru Lulusan Diploma I dan III Keuangan STAN Pelayanan Informasi Publik dan Penanganan Pengaduan. 37 X. PENGAWASAN LEMBAGA KEUANGAN NON BANK Perasuransian a. Pemberian Izin Usaha Perusahaan Perasuransian b. Pencabutan Izin Usaha Perusahaan Perasuransian c. Perkembangan Kekayaan, Investasi dan Premi Asuransi d. Perkembangan Asuransi Komersial e. Asuransi Syariah f. Produk Unit Link g. Pencatatan Produk Asuransi Baru dan Persetujuan Kerjasama Pemasaran Melalui Bank (Bancassurance) Tahun h. Pengawasan Perusahaan Perasuransian i. Pemeriksaan Perusahaan Perasuransian j. Sanksi terhadap Perusahaan Perasuransian Dana Pensiun a. Perkembangan Industri Dana Pensiun b. Regulasi di Bidang Dana Pensiun c. Aktivitas pengawasan Pembiayaan dan Penjaminan a. Lembaga Penjaminan b. Lembaga Pembiayaan Khusus c. Lembaga Pembiayaan d. Pemeriksaan XI. KERJASAMA KELEMBAGAAN Kerjasama Kelembagaan Domestik. 52 a. Penyelenggaraan Annual Report Award b. Pelaksanaan Sosialisasi Anti Money Laundering / Prinsip Mengenal Nasabah c. Pelaksanaan Sosialisasi Pasar Modal Kerja Sama Kelembagaan Internasional. 54 XII. PENGEMBANGAN SISTEM TEKNOLOGI INFORMASI Pengembangan Sistem Informasi Terpadu (Portal) Pengembangan Sistem e-reporting SROs Pengembangan Sistem e-reporting Emiten (IDXNet) XIII. DUKUNGAN PEMERINTAH TERHADAP UPAYA PENGEMBANGAN PASAR MODAL XIV. PENUTUP 61

4 I. KONDISI UMUM PASAR MODAL INDONESIA SEPANJANG TAHUN Indeks Harga Saham Gabungan IHSG BEI pada akhir perdagangan hari Jum at tanggal 26 Desember 2008 kemarin ditutup pada posisi 1.340,89 poin atau turun 51,17% dibanding dengan indeks penutupan pada akhir hari perdagangan tahun 2007 yang berada pada posisi 2.745,826. Pelemahan serupa juga dialami indeks utama beberapa bursa efek di kawasan Asia Pasifik sebagaimana nampak dalam tabel di bawah ini. Bursa Efek 28 Desember Desember 2008 % Shenzhen 1.447,03 569,38 ( 60,65 ) Shanghai 5.261, ,52 ( 64,81 ) Mumbai , ,19 ( 53,83 ) Indonesia 2.745, ,89 ( 51,17 ) Singapura *) 3.465, ,61 ( 50,21 ) Hong Kong *) , ,14 ( 49,00 ) Philipina 3.621, ,85 ( 48,29 ) Taiwan *) 8.506, ,08 ( 47,98 ) Thailand 858,10 446,62 ( 47,95 ) Jepang , ,52 ( 42,91 ) Malaysia *) 1.445,03 867,35 ( 39,98 ) DowJones *) , ,48 ( 36,16 ) *) Indeks penutupan per tanggal 31 Desember 2007 Indeks Bursa Efek New York (Dow Jones Industrial Index) mengalami pelemahan sekitar 36%, dari ,82 poin pada tanggal 31 Desember 2007 menjadi poin pada 26 Desember 2008 lalu. 2. Nilai Kapitalisasi Pasar dan Transaksi Saham di BEI. Mengikuti pelemahan IHSG, nilai kapitalisasi pasar saham BEI mengalami penurunan sebesar 46,37%, dari Rp 1.988,3 triliun pada akhir perdagangan tahun 2007 menjadi Rp 1.072,5 triliun per tanggal 26 Desember 2008 kemarin. Di sisi lain, total nilai transaksi saham di BEI sampai dengan tanggal 26 Desember 2008 mencapai Rp 1.065,85 triliun, meningkat sangat tipis 0,89% dibanding dengan total nilai transaksi tahun 2007 sebesar Rp 1.050,2 triliun. Nilai transaksi rata-rata harian saham di BEI tahun ini masih mengalami peningkatan sebesar 4,19 %, dari Rp. 4,268 trilyun/hari di tahun 2007 menjadi sebesar Rp. 4,447 triliun/hari di tahun Transaksi Obligasi Berdasarkan data dari sistem Penerimaan Laporan Transaksi Obligasi (PLTO), total nilai pelaporan periode 2 Januari s/d. 17 Desember 2008 adalah sebagai berikut: Halaman 1

5 No. Instrumen Total Nilai Pelaporan Rata-rata Nilai Pelaporan Harian 1. Surat Utang Negara Rp ,27 milyar Rp 3.743,41 m 2. Obligasi Republik Indonesia Rp ,92 milyar Rp 214,57 m 3. Obligasi Korporasi Rupiah Rp ,53 milyar Rp 212,42 m 4. Obligasi Korporasi Dollar USD 18 juta US$ 0,08 juta 5. Obl Syariah & Sukuk Korporasi Rp 1.356,45 milyar Rp 5,72 m II. PERKEMBANGAN INDUSTRI PASAR MODAL DI TAHUN Perkembangan Emisi Efek. No. Uraian 28 Des Des 2008 % 1 Emisi Saham Perdana 24 emiten 17 emiten - 29,17% 2 Nilai Emisi Saham Perdana Rp 17,18 triliun Rp 23,71 triliun 38,04% 3 Emisi HMETD 25 emiten 25 emiten 0% 4 Nilai Emisi HMETD Rp 29,8 triliun Rp 55,49 triliun 86,21 % 5 Emisi Obligasi Korporat 39 emiten 19 emiten 51,28% 6 Nilai Emisi Obligasi Korporat Rp 31,275 triliun Rp 11,9 triliun 61,95% Dalam periode yang sama, Bapepam-LK juga telah mengeluarkan 11 surat Pernyataan Efektif terkait dengan aksi korporasi berupa: - Penggabungan usaha (2 Pernyataan Pendaftaran); dan - Penawaran Tender (9 Pernyataan Pendaftaran). Informasi selengkapnya mengenai Perkembangan Emisi ini dimuat dalam Siaran Pers Akhir Tahun 2008 Bapepam-LK di: 2. Perkembangan Reksa Dana. Selama tahun 2008 jumlah Reksa Dana di Indonesia mengalami peningkatan yang cukup signifikan, dari 473 Reksa Dana pada akhir Desember 2007 menjadi 602 Reksa Dana per akhir Desember 2008 (meningkat 27,27% ) dengan rincian: No. Jenis Reksa Dana Jumlah 1. Reksa Dana Pendapatan Tetap Reksa Dana Saham Reksa Dana Pasar Uang Reksa Dana Campuran Reksa Dana Syariah 37 Halaman 2

6 6. Reksa Dana Terproteksi Reksa Dana Indeks 1 8. ETF 2 9. Reksa Dana Penyertaan Terbatas 34 Total 602 Selama periode tahun 2008 Bapepam-LK juga telah memberikan: -- pernyataan efektif kepada 213 Reksa Dana yang meliputi: 83 Reksa Dana Konvensional; dan 130 Reksa Dana Terproteksi; Reksa Dana Konvensional No. Nama Reksa Dana No. Nama Reksa Dana 1. Batavia Obligasi 43. AAA Enhanced Bond Fund 2. Si Dana Batavia Agro 44. Manulife Flexinvest Plus 3. Danareksa Seruni Pasar Uang II 45. GMT Dana Pasti II 4. Indosurya Balance Fund 46. Trim Dana Tetap 2 5. Kresna Flexima 47. Panin Tetap Menghasilkan 6. Kresna Ultima Flexi 48. Mandiri Investa UGM 7. MRS Flex Kresna 49. BIG Bhakti Ekuitas 8. MRS Bond Kresna 50. CIMB CPF Climate Change 9. Makinta Growth Fund 51. Manulife Syariah Amanah Andalan 10. Makinta Prudent 52. BNIS Saham Syariah 11. Optima Seimbang 53. Fortis Obligasi Plus 12. Paramitra Platinum B 54. INS Dana Kombinasi 13. First State Indoequty Value 55. Select Fund Phillip Rupiah Balanced Fund 14. Nikko Tron AIM Trust Imperial 15. Millenium Prima 57. Syariah Batasa Sukuk 16. Millenium Equity 58. Mega Dana Obligasi Republik Indonesia Dua (ORI Dua) 17. Nikko Indah Nusantara Dua 59. Mega Dana Saham Syariah 18. Danareksa Gebyar Indonesia II 60. Mega Dana Rido Tiga 19. Syariah Fortis Equitra Amanah 61. Nikko BUMN Plus 20. Sarijaya Smart Equity 62. MSAM Gemilang 21. Sarijaya Smart Mix 63. Kresna Index Optima Stabil 64. Kresna Olimpus 23. Panin Gebyar Indonesia II 65. Falcon Asia Optima Plus 24. Optima Likuid 66. Trim Syariah Sukuk 25. Mahanusa Dana Prestasi 67. PNM Terproteksi Seri F 26. Nikko Gebyar Indonesia Dua 68. Manulife Dana Kas II 27. Si Dana Batavia Obligasi Prima 69. Manulife Dana Campuran II 28. Trim Kas Manulife Pendapatan Bulanan II 29. Syailendra Balanced Opportunity Fund 71. Manulife Obligasi Negara Indonesia II 30. Fortis Solaris 72. Schroder Dana Andalan II Halaman 3

7 31. Lautandhana UGM Fund 73. Mahanusa Dana Kas 32. Schroder Prestasi Gebyar 74. Indonesia II Mahanusa Citra Prima 33. Jisawi Pendapatan Tetap 75. Si Dana Batavia Saham 34. Fortis Komoditas Plus 76. Optima Obligasi Syariah 35. Bahana Investasi Abadi 77. Optima Campuran Syariah 36. Cipta Syariah Balance 78. AXA Maestrodollar 37. Cipta Syariah Equity 79. Mandiri Investa Keluarga 38. Batasa Equity Syariah 80. Mandiri Investa Dana Prima 39. Premier Pendapatan Tetap 81. Mandiri Investa Dana Pendapatan Optimal 40. Premier Fixed 82. Mandiri Investa Dana Syariah 41. Trim Kapital Plus 83. Danareksa Melati Dinamis 42. AAA Bond Fund 2 Reksa Dana Terproteksi No. Nama Reksa Dana No. Nama Reksa Dana 1. Si Dana Batavia Proteksi Nusantara Seri VII 66. Batavia Proteksi Syariah Mataram 2. Bahana Optima Protected Fund Si Dana Proteksi Batavia DIV. VIII 3. Trim Performa Terproteksi 68. Si Dana Proteksi Batavia DIV. X 4. Bahana Optima Protected Fund Mandiri Protected Regular Income Fund 8 5. Mandiri Protected Regular Income Fund Mandiri Capital Protected Income Fund Danareksa Proteksi Melati Danareksa Proteksi Melati Plus Optima IV 7. Bahana Optima Protected Fund Si Dana Proteksi Batavia I 8. Si Dana Batavia Proteksi Pertiwi Seri III 73. CIMB Principal CPF Income Extra Mandiri Capital Protected Income Schroder Index Linked Fund II Fund Bahana Optima Protected Fund Mandiri Capital Protected Income Fund Bahana Reksa Panin Terproteksi Mandiri Capital Protected Fund I IV 12. Mandiri Capital Protected Income Fund I 77. Danareksa Proteksi Melati Optima V 13. Mandiri Capital Protected 78. Income Fund II NISP Proteksi Dinamis Seri Mandiri Protected Regular 79. Income Fund 3 NISP Dinamis Seri Mandiri Protected Regular 80. Income Fund 5 NISP Proteksi Income Plus I 16. Optima Terproteksi VI 81. BNIS Proteksi X 17. Danareksa Proteksi Global 82. Mega Dana Terproteksi II Halaman 4

8 Prospektif II 18. NISP Proteksi Dinamis Seri I 83. Si Dana Proteksi Batavia II 19. Mandiri Protected Dana 84. Bertahap Terproteksi Fortis Rupiah Plus II Mandiri Capital Protected Income CIMB CPF III Fund Mandiri Capital Protected 86. Income Fund 4 Optima Terproteksi IX 22. NISP Proteksi Dinamis Seri Optima Terproteksi X Terproteksi CIMB Principal CPF NISP Proteksi Dinamis Seri 3 V 24. NISP Proteksi Dinamis Seri Lautandhana Proteksi II 25. Danareksa Proteksi Melati Prima 90. Lautandhana Proteksi III 26. Terproteksi Schroder Regular 91. Income Plan III Si Dana Proteksi Batavia III 27. Bahana Optima Protected Fund Si Dana Batavia Terproteksi DIV. IX 28. Terproteksi Schroder Regular 93. Income Plan IV Brent Dana Terproteksi I 29. PNM Terproteksi Seri E 94. Credit Suisse Dana Terporteksi Si Dana Batavia Proteksi DIV II 95. Batavia Proteksi Pajajaran 31. Si Dana Batavia Proteksi DIV III 96. Nikko Proteksi Kas Manajemen 32. Danarekasa Proteksi Melati 97. Optima Si Dana Proteksi Batavia V Mandiri Dana Protected Berkala Danareksa Proteksi Melati III Seri Bahana Optima Protected Fund Mandiri Dana Protected Berkala Seri Bahana Optima Protected Fund Optima Terproteksi VIII Mandiri Capital Protected Income Fund Mandiri Dana Protected Berkala Seri Mandiri Dana Protected Berkala Trim Gebyar Terproteksi I Seri Mandiri Dana Protected Berkala 103. Schroder Regular Income Plan VI 39. Mandiri Dana Protected Berkala Obligasi Pemerintah 104. Jakarta Protected Investment 40. Mandiri Capital Protected Income Fund Si Dana Proteksi Batavia VI Danareksa Proteksi Melati Optima Terproteksi VII Optima VI 42. Si Dana Proteksi Batavia Div. IV 107. AAA Reksa Premium Proteksi II 43. Lautandhana Proteksi I 108. Synergy Jiwasraya Terproteksi 44. Danareksa Proteksi Melati Optima II 109. NISP Proteksi Dinamis USD 45. Danareksa Proteksi Melati Optima III 110. Danareksa Proteksi Melati Optima VII 46. BNIS Proteksi VI 111. Bahana Reksa Panin Terproteksi Halaman 5

9 V 47. BNIS Proteksi VIII 112. NISP Proteksi Income Plus II 48. BNIS Proteksi IX 113. Mega Dana Terproteksi III 49. Lautandhana IYAKKAPI Proteksi I 114. Valbury Terproteksi I Syailendra Capital Protected BNIS Proteksi VII Fund Bahana Optima Protected Fund Trim Terproteksi Prima Mandiri Dana Protected Berkala Si Dana Proteksi Batavia Div. V Seri Mandiri Capital Protected Income Fund BNIS Proteksi XII 54. Mandiri Capital Protected Income Fund BNIS Proteksi XVI Reksa Panin AmCapital Si Dana Proteksi Batavia Div. VI Terproteksi I 56. Net Dana Proteksi III 121. CIMB Principal CPF VII 57. Mandiri Protected Regular Income Fund Danareksa Proteksi Melati Optima VIII 58. Mandiri Protected Regular Income Fund Terproteksi Mahanusa Dana Traana 59. Si Dana Proteksi Batavia Div. VII 124. NISP Proteksi Income Plus III 60. Terproteksi CIMB Principal CPF IV 125. BNIS Proteksi XI Dollar Amerika Serikat 61. Terproteksi Schroder Regular Income Plan V 126. BNIS Proteksi XV 62. Batavia Proteksi Majapahit USD 127. Lautandhana Proteksi IV 63. Bahana Reksa Panin Terproteksi III 128. Mandiri Dana Protected Berkala Seri Mandiri Capital Protected Income Brahma Protected Fund Fund Mandiri Capital Protected Income Batavia Proteksi Sriwijaya Fund 15 - persetujuan atas 34 Reksa Dana Penyertaan Terbatas; Reksa Dana Penyertaan Terbatas No. Nama Reksa Dana No. Nama Reksa Dana 1. Panin Pendapatan Tetap 18. Mandiri Pendapatan Optima 2 Pemerintah 2. Panin Pendapatan Tetap 19. Danareksa Investa Fleksi II Berkualitas 3. Panca Global Pendapatan Alfa 20. AIM Trust JR Pro 4. Panca Global Pendapatan Omega 21. Danareksa Investa Obligasi Dollar Amerika Serikat 5. Bahana BUMN Fund I 22. Danareksa Sequis Optima 6. Bahana Private Equity 23. Millenium Restructured Fund I Halaman 6

10 Pelabuhan 7. AIM Trust-JS Pro Kesatu 24. Millenium Restructured Fund II 8. AIM Trust-JS Pro Kedua 25. Si Dana Batavia Terbatas III 9. AIM Trust Asih 26. BNIS Penyertaan Terbatas I 10. TFI JS Extra 27. Danareksa JS Fleksi II 11. NISP Flexi Income Plus USD 28. Mandiri Optima Terbatas Danareksa JS Fleksi I 29. Mandiri Optima Terbatas Danareksa Investa Fleksi I 30. Mandiri Optima Terbatas Danareksa Investa Obligasi 31. Si Dana Batavia Terbatas IV 15. Si Dana Batavia Terbatas I 32. TFI [X]-tra Ordinary I 16. Si Dana Batavia Terbatas II 33. TFI [X]-tra Ordinary II 17. Mandiri Pendapatan Optima 34. TFI [X]-tra Ordinary III - persetujuan untuk pembubaran 118 Reksa Dana, meliputi: No. Nama Reksa Dana No. Nama Reksa Dana Mandiri Government Protected BNI Dana Berbunga Dua Fund Seri II Mandiri Government Protected BNI Dana Fleksibel Fund Seri III Mandiri Government Protected BNI Reksa Dana Lancar Fund Seri IV Mandiri Government Protected CIMB-GK Arjuna Berkembang Fund Seri V 5. Solusi Dana Terproteksi 64. Trim Pundi Reksa Reksa Dana Indovest Dana Mahanusa Obligasi Plus Obligasi (RIDO) 7. CIMB-GK Rupiah 66. Fortis Protekplus I 8. ABN AMRO Dana Hasil Berkala 67. Fortis Protekplus IV 9. Smart Invest 68. Fortis Protekplus V 10. NAM Dana Mantap 69. Niaga Smart Fund Mandiri Government Protected Phinisi Dana Tetap Pemerintah Fund Seri VII ABN-AMRO Indonesia Dana Terproteksi Fortis Kapital I Saham ABN AMRO Indonesia MR BOND Opportunity Balanced Fund ABN AMRO Indonesia Rupiah Danareksa Proteksi Melati Plus Liquid Fund 15. Si Dana Batavia Proteksi Nusantara Seri VII 74. ABN AMRO Indonesia Emerald Dana Campuran CIMB-GK Pendapatan Tetap Batasa Investa Haji Dollar 17. Pratama Kombinasi 76. Pundi Terproteksi Terproteksi Schroder Fixed Jiwasraya Fixed Income Maturity Plan V 19. Dana Korporasi Mandiri 78. Capital Tetap 20. Si DanaObligasi Plus 79. CIMB CPF EURO 50 Halaman 7

11 ABN AMRO Indonesia Bond Si DanaKas Plus Opportunity Fund II 22. Si DanaObligasi Prima 81. Semesta Obligasi Indonesia 23. Lippo Dana Mantap 82. Permata Invest 24. Nikko Indah Nusantara 83. Dana Tirta 25. Nikko TRON (Tracker Obligasi 84. Nusantara) Reksa V-Plus Platinum Kas 85. Danareksa Gebyar Indonesia 27. Pendapatan Tetap Abadi 86. Panin Gebyar Indonesia 28. Terproteksi Optima Protected 87. Fund 2 Platinum Tetap 29. Jisawi Fix Plus 88. Fortis Lestari Dua 30. Paramitra Platinum 89. Prestasi Gebyar Indonesia 31. Reksa Panin Plus 90. Mega Dana Obligasi (Medali) 32. AA Investa Reksa 91. Nikko Bond Nusantara 33. Danareksa Proteksi Dinamis 92. Plus Nikko Bunga Nusantara 34. Dana Kas Arjuna 93. Premier Pendapatan Tetap 35. Premier Dinamis 94. Dana Sejahtera Optima 36. Premier Stabil 95. Pendapatan Tetap Sentosa 37. ABN AMRO Indonesia Prime 96. Bond Fund Fortis Pesona 38. Prime Fund 97. Fortis Ekuitas 39. Flexinvest 98. Nikko Gebyar Indonesia 40. Mahanusa Obligasi Pemerintah 99. PNM Terproteksi Seri D 41. Mahanusa Pendapatan Tetap Negara 100. Mandiri Government Protected Fund Seri VI 42. Republic Balance 101. Sulut Fund Stabil 43. Nikko Swarnadwipa 102. PNM Puas 44. Panin Dana Utama Plus 103. Mahanusa Dana Stabil 45. GMT Dana Pasti 104. Fortis Protekplus II 46. Bahana Optima Perotected Fund Natpac Dana Tumbuh 47. Dana Tetap Optima 106. Maestro Pundi Corfina Capital Pendapatan TRIM Dana Tetap Tetap 49. TRIM Kombinasi 108. Corfina Rupiah Plus 50. TRIM Kas 109. Anam Pendapatan Tetap 51. Seruni Pasar Uang 110. Fortis Protekplus III 52. Bahana Optima Protected Fund Fortis Global Croci Basket 53. Bahana Optima Protected Fund Fortis Protekplus VI 54. Bahana Global Protected Fund AAA Bond Fund 55. AA Investa Reksa Dollar AS 114. MR FLEX 56. Premium Protected Fund 115. AAA Enhanced Bond Fund 57. BIG Nusantara 116. CIMB-Principal CPF Income Halaman 8

12 Extra 58. BIG Palapa 117. Terproteksi Maksima 59. Manulife Syariah Amanah Andalan 118. Makinta Prudent Krisis global, yang melanda sejak awal Oktober 2008, tidak mengakibatkan terhentinya pertumbuhan Reksa Dana yang terlihat dari jumlah Reksa Dana yang Pernyataan Pendaftarannya telah efektif selama 3 bulan terakhir pada tahun 2008 yakni sejumlah 45 Reksa Dana. Walapun krisis global tersebut berdampak pada penurunan Nilai Aktiva Bersih (NAB) Reksa Dana dari Rp 91,50 triliun pada akhir Desember 2007 menjadi Rp 74,35 triliun pada akhir Desember 2008 (turun 18,74%), namun jumlah Unit Penyertaan Reksa Dana selama tahun 2008 ini tetap mengalami pertumbuhan yaitu dari 53,59 miliar Unit Penyertaan menjadi 61,51 miliar Unit Penyertaan atau meningkat sebesar 14,78%. 3. Perijinan / Pencabutan Ijin Perusahaan Efek dan Wakil Perusahaan Efek No. Uraian Jumlah 1. Pemberian Ijin Usaha Baru untuk Perusahaan Efek - Perantara Pedagang Efek (PPE) - Penjamin Emisi Efek (PEE) 2. Pencabutan Ijin Usaha Perusahaan Efek - Perantara Pedagang Efek (PPE) (3 PPE mengembalikan ijin usahanya) - Penjamin Emisi Efek (PEE) (1 PPE mengembalikan ijin usahanya) - Manajer Investasi (MI) Pemberian Ijin Orang Perseorangan Baru untuk Wakil PE - Wakil Perantara Pedagang Efek (WPPE) - Wakil Penjamin Emisi Efek (WPEE) - Wakil Manajer Investasi (WMI) Notes: - Hingga akhir tahun 2008, total jumlah Perusahaan Efek yang telah memiliki ijin usaha sebagai PPE dan PEE dari Bapepam-LK tercatat 158 Perusahaan Efek. - Berdasarkan Keputusan Ketua Bapepam-LK Nomor: KEP-69/BL/2007 tanggal 13 April 2008, Bapepam-LK menghentikan sementara waktu pemberian ijin usaha baru untuk Perusahaan Efek yang akan menjalankan kegiatan sebagai Manajer Investasi. Kebijakan ini diambil terkait dengan Program Evaluasi Kelayakan Ijin Manajer Investasi. - Di tahun 2008 juga tercatat 5 Manajer Investasi mengembalikan ijin usahanya kepada Bapepam-LK, 3 diantaranya terkait dengan merger antar MI. Dengan demikian, total jumlah MI hingga akhir 2008 ini adalah 96 MI. Halaman 9

13 - Sampai dengan akhir 2008, Bapepam-LK telah memberikan ijin orang perseorangan sebagai WPPE dan WPEE sebanyak 6217 ijin. Sedangkan total ijin orang perseorangan sebagai WMI yang telah dikeluarkan Bapepam-LK adalah sejumlah 1776 ijin WMI. - Bapepam-LK terus meningkatkan kehati-hatian dalam memberikan persetujuan terhadap perubahan pengendali Perusahaan Efek dan SROs (Direksi, Komisaris dan Pemegang Saham). Beberapa kebijakan yang telah diambil Bapepam-LK antara lain: a. Melakukan fit & proper test calon Direksi, Komisaris dan Pemegang Saham Perusahaan Efek. b. Melakukan fit & proper test calon Komisaris BEI. c. Cross-check data dan informasi dari pihak terkait atas calon pengendali. 4. Perijinan lainnya. a. Penasihat Investasi. Selama Tahun 2008 Bapepam-LK memberikan 1 ijin perusahaan sebagai Penasihat Investasi, sehingga jumlah Penasihat Investasi adalah 7 pihak yang terdiri dari 5 Penasihat Investasi Perorangan dan 2 Penasihat Investasi Perusahaan. Selama tahun 2008 telah dilakukan pembinaan terhadap 6 Penasihat Investasi dengan melakukan pemeriksaan setempat dalam rangka menilai kelayakan ijin yang dimiliki, kesiapan infrastruktur yang dimiliki serta kendala-kendala yang dihadapi. Aktivitas pengawasan ini sangat bermanfaat sebagai bahan merevisi peraturan terkait dalam rangka mendorong peran aktif Penasihat Investasi di bidang Pasar Modal. b. Agen Penjual Efek Reksa Dana (APERD) dan Wakil Agen Penjual Efek Reksa Dana (WAPERD). Dalam tahun 2008 Bapepam-LK juga telah memberikan Surat Tanda Terdaftar sebagai Agen Penjual Efek Reksa Dana (APERD) kepada 1 Bank yaitu Bank Jabar Banten. 1 APERD mengembalikan surat tanda terdaftar karena merger yaitu American Express Bank, sehingga saat ini APERD yang terdaftar berjumlah 27 perusahaan. Pemegang izin orang perseorangan sebagai Wakil Agen Penjual Efek Reksa Dana (WAPERD) mengalami pertumbuhan yang cukup signifikan dari orang pada tahun 2007 menjadi orang atau mengalami kenaikan sebesar 11,28% 5. Persetujuan dan Pendaftaran. a. Sepanjang tahun 2008 ini, Bapepam telah mengeluarkan Surat Tanda Terdaftar (STTD) untuk 171 Profesi Penunjang Pasar Modal, dengan rincian: STTD Notaris; - 24 STTD untuk Konsultan Hukum - 13 STTD untuk Akuntan; dan - 3 STTD untuk Penilai. Sehingga sampai dengan akhir bulan Desember 2008, jumlah profesi yang telah terdaftar di Bapepam-LK adalah 647 Konsultan Hukum, 1189 Notaris, 503 Akuntan, dan 105 Penilai. Halaman 10

14 b. Untuk lembaga penunjang pasar modal, hingga akhir Desember 2008 terdapat data-data sebagai berikut: - 22 bank telah memperoleh persetujuan sebagai Bank Kustodian; - 10 perusahaan sebagai BAE; - 20 in-house BAE; - 13 Wali Amanat (9 aktif, 2 tidak aktif sementara, dan 2 tidak aktif tetap; - 3 Pemeringkat Efek. III. AKTIVITAS PENGATURAN INDUSTRI PASAR MODAL & LEMBAGA KEUANGAN Dalam kurun waktu 2 Januari 2008 hingga 26 Desember 2008, Bapepam-LK telah: - menerbitkan 8 peraturan baru di bidang pasar modal dan 6 peraturan baru di bidang lembaga keuangan; - melakukan penyempurnaan atas 19 peraturan di bidang pasar modal dan 1 peraturan baru di bidang lembaga keuangan; - memberikan persetujuan terhadap perubahan peraturan PT KSEI terkait dengan Penyimpanan dan Penyelesaian Transaksi Efek Beragun Aset (EBA) pada tanggal 28 November Berikut informasi lengkap mengenai penerbitan, penyempurnaan peraturan dan persetujuan atas perubahan peraturan SROs: 1. Penerbitan Peraturan Baru Bapepam-LK No. Nomor Keputusan/Peraturan Tentang 1. Per-02/BL/2008, 31 Januari 2008 Pedoman Perhitungan Batas Tingkat Solvabilitas Minimum Bagi Perusahaan Asuransi Dan Perusahaan Reasuransi 2. Peraturan IV.C.5, 14 Februari 2008 Reksa Dana Berbentuk Kontrak Investasi Kolektif Penyertaan Terbatas 3. Per-03/BL/2008, 30 Juni 2008 Penilaian Kemampuan Dan Kepatutan Bagi Anggota Direksi Dan Dewan Komisaris Perusahaan Pembiayaan 4. Peraturan VI.C.3, 1 Agustus 2008 Hubungan Kredit dan Penjaminan Antara Wali Amanat Dengan Emiten 5. Per-04/BL/2008, 7 Agustus 2008 Pengawasan Dana Pensiun Berbasis Resiko 6. Per-05/BL/2008, 7 Agustus 2008 Manajemen Pemeriksaan Langsung Dana Pensiun Berbasis Resiko 7. Per-06/BL/2008, 19 September 2008 Referensi Unsur Premi Murni Serta Unsur Biaya Administrasi dan Biaya Umum Lainnya Pada Lini Usaha Asuransi Kendaraan Bermotor Tahun Per-07/BL/2008, 22 September 2008 Pengawasan Tidak Langsung Atas Pengadministrasian Penitipan Dana Iuran Pensiun PNS dan Pejabat Negara 9. Peraturan VIII.C.2, 6 Oktober 2008 Independensi Penilai Yang Melakukan Kegiatan di Pasar Modal 10. Peraturan X.J.2, 6 Oktober 2008 Laporan Berkala Kegiatan Akuntan Halaman 11

15 11. Peraturan X.J.4, 6 Oktober 2008 Laporan Berkala Kegiatan Penilai 12. Peraturan XI.B.3, 9 Oktober 2008 Pembelian Kembali Saham Yang Dikeluarkan Oleh Emiten atau Perusahaan Publik Dalam Kondisi Pasar Yang Tidak Kondusif 13. Kep-440/BL/2008, 29 Oktober 2008 Penilaian Surat Utang Atau Surat Berharga Lain Yang Diterbitkan Oleh Negara Dan Obligasi 14. Peraturan IX.I.7, 28 Nopember 2008 Pembentukan Unit Audit Internal oleh Emiten dan Perusahaan Publik 2. Penyempurnaan Peraturan Bapepam-LK No. Nomor Keputusan/Peraturan Tentang 1. Peraturan VIII.A.1, 14 Februari 2008 Pendaftaran Akuntan Yang Melakukan Kegiatan Di Pasar Modal 2. Peraturan VIII.C.1, 14 Februari 2008 Pendaftaran Penilai Yang Melakukan Kegiatan Di Pasar Modal 3. Peraturan III.A.12, 10 April 2008 Komisaris Bursa Efek 4. Peraturan III.B.8, 10 April 2008 Komisaris Lembaga Kliring dan Penjaminan 5. Peraturan III.C.8, 10 April 2008 Komisaris Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian 6. Peraturan IV.B.1, 14 Mei 2008 Pedoman Pengelolaan Reksa Dana Berbentuk Kontrak Investasi Kolektif 7. Peraturan IV.B.2, 14 Mei 2008 Pedoman Kontrak Reksa Dana Berbentuk Kontrak Investasi Kolektif 8. Peraturan V.G.5, 14 Mei 2008 Fungsi Manajer Investasi Berkaitan dengan Efek Baragun Aset 9. Peraturan IX.J.1, 14 Mei 2008 Pokok-pokok Anggaran Dasar Perseroan yang Melakukan Penawaran Umum Efek Bersifat Ekuitas dan Perusahaan Publik 10. Peraturan V.D.6, 30 Juni 2008 Pembiayaan Transaksi Efek Oleh Perusahaan Efek Bagi Nasabah Dan Transaksi Short Selling Oleh Perusahaan Efek 11. Peraturan IX.H.1, 30 Juni 2008 Pengambilalihan Perusahaan Terbuka 12. Peraturan VIII.B.1, 3 Juli 2008 Pendaftaran Konsultan Hukum Yang Melakukan Kegiatan di Pasar Modal 13. Peraturan VIII.A.2, 1 Agustus 2008 Independensi Akuntan yang Memberikan Jasa di Pasar Modal 14. Peraturan X.H.1, 6 Agustus 2008 Laporan Biro Administrasi Efek atau Emiten dan Perusahaan Publik Yang Menyelenggarakan Administrasi Efek Sendiri 15. Peraturan X.N.1, 13 Agustus 2008 Laporan Kegiatan Bulanan Manajer Investasi 16. Peraturan IV.C.2, 9 Oktober 2008 Perubahan Peraturan Nomor IV.C.2 Tentang Nilai Pasar Wajar dari Efek Dalam Portofolio Reksa Dana 17. Per-8/BL/2008, 9 Oktober 2008 Perubahan Pertama Keputusan Direktur Jenderal Lembaga Keuangan Nomor: Kep-2345/LK/2003 Tahun 2003 Tentang Pedoman Penyusunan Laporan Keuangan Dana Pensiun Halaman 12

16 18. Peraturan X.E.1, 10 November 2008 Kewajiban Penyampaian Laporan Berkala Oleh Perusahaan Efek 19. Peraturan IX.K.1, 25 November 2008 Pedoman Kontrak Investasi Kolektif Efek Beragun Aset (Asset Backed Securities) 20. Peraturan IX.E.1, 12 Desember 2008 Transaksi Afiliasi dan Benturan Kepentingan Transaksi Tertentu 3. Persetujuan Bapepam-LK atas Peraturan SROs. Dalam rangka mengakomodasi rencana implementasi transaksi Bursa Efek Beragun Aset (EBA) dan revitalisasi Kontrak Opsi Saham (KOS) oleh PT Bursa Efek Indonesia, PT KSEI akan menyelenggarakan kegiatan penyelesaian transaksi atas EBA dan menyediakan pembukaan Sub Rekening Efek Jaminan terkait revitalisasi KOS tersebut. Atas rencana tersebut, PT KSEI telah mengajukan permohonan persetujuan perubahan Peraturan Jasa Kustodian Sentral PT KSEI pada tanggal 19 November Bapepam-LK telah memberikan persetujuan terhadap perubahan peraturan PT KSEI terkait dengan Penyimpanan dan Penyelesaian Transaksi Efek Beragun Aset (EBA) pada tanggal 28 November IV. AKTIVITAS PENGAWASAN 1. Pengawasan terhadap Emiten / Perusahaan Publik. Sepanjang tahun 2008, terdapat 153 aksi korporasi yang dilakukan Emiten/ Perusahaan Publik dengan rincian: a. 2 Penggabungan Usaha (merger). b. 9 Penawaran Tender (Tender Offer). c. 45 emiten melakukan Transaksi Material. d. 8 emiten melakukan Perubahan Nama. e. 46 emiten melakukan transaksi yang mengandung unsur Benturan Kepentingan. f. 4 emiten melakukan Penambahan Modal Tanpa HMETD. g. 1 emiten melakukan Kuasi Reorganisasi, yakni PT Mas Murni Indonesia Tbk. h. 1 emiten melakukan Go Private, yakni PT Bank UOB Buana Tbk. i. 37 emiten melakukan Pembelian Kembali Saham, dimana 33 diantaranya dengan menggunakan Peraturan XI.B.3 tentang Pembelian Kembali Saham Yang Dikeluarkan Oleh Emiten Atau Perusahaan Publik Dalam Kondisi Pasar Yang Berpotensi Krisis. Berikut informasi lengkap atas aksi korporasi Emiten dan Perusahaan Publik: a. 2 Penggabungan Usaha (merger). - PT Bank Niaga Tbk merger dengan PT Bank Lippo Tbk, - PT Mitra Energi Persada Tbk (d/h PT Korpora Persada Investama Tbk) merger dengan PT Adhi Pratama Bersama. b. 9 Penawaran Tender (Tender Offer). Terdapat 9 (sembilan) penawaran tender atas 9 saham emiten/perusahaan publik, yakni: PT Bank Nusantara Parahyangan Tbk, PT Alfa Retailindo Tbk, PT Bank UOB Tbk, PT Apexindo Pratama Duta Tbk, PT Bank Internasional Indonesia Tbk, Halaman 13

17 PT Tempo Scan Pacific Tbk, PT Cipendawa Agroindustri Tbk, PT Ades Waters Indonesia Tbk, dan PT Barito Pacific Tbk. c. 45 emiten melakukan Transaksi Material, dengan rincian: No. Nama Perusahaan No. Nama Perusahaan 1. PT Allbond Makmur Usaha Tbk 24. PT Tambang Batubara BA Tbk 2. PT Keramika Ind. Asosiasi Tbk 25. PT Barito Pacific Tbk 3. PT Bumi Resources Tbk 26. PT Eterindo Wahanatama Tbk 4. PT Antam (Persero) Tbk 27. PT Davomas Abadi Tbk 5. PT Astra Agro Lestari Tbk 28. PT Zebra Nusantara Tbk 6. PT Fajar Surya Wisesa Tbk. 29. PT Steady Safe Tbk 7. PT Perdana Karya Perkasa Tbk. 30. PT Bakrieland Development Tbk 8. PT Ades Water Indonesia Tbk 31. PT Kaw. Industri Jababeka Tbk 9. PT Malindo Feedmill Tbk 32. PT Laguna Cipta Griya Tbk 10. PT Redland Asia Capital Tbk 33. PT Abdi Bangsa Tbk 11. PT Surya Dumai Industri Tbk 34. PT Ind. Paradise Property Tbk 12. PT ATPK Resources Tbk 35. PT Mitra Rajasa Tbk 13. PT Bakrie Sum. Plantation Tbk 36. PT Bakrie & Brothers Tbk 14. PT Argha Karya Prima Ind. Tbk 37. PT Lippo E-net Tbk 15. PT Arona Binasejati Tbk 38. PT Apexindo Pratama Duta Tbk 16. PT Ekadharma International Tbk 39. PT Excelcomindo Pratama Tbk 17. PT Medco Energi Int.l Tbk 40. PT Tunas Ridean Tbk 18. PT Sepatu Bata Tbk 41. PT Rig Tenders Tbk 19. PT Hanson International Tbk 42. PT TD Resources Tbk 20. PT Indofood Sukses Makmur Tbk 43. PT Bintang Mitra Smstrya Tbk 21. PT Gema Graha Sarana Tbk 44. PT Agis Tbk 22. PT Good Year Tbk 45. PT Bakrie Telecom Tbk 23. PT Duta Kirana Finance Tbk d. 8 emiten melakukan Perubahan Nama, yakni: No Nama Semula Nama Baru 1 PT Inti Kapuas Arowana Tbk PT Inti Agri Resources Tbk 2 PT Redland Asia Capital Tbk PT Polaris Investama Tbk 3 PT Arona Binasejati Tbk PT Ratu Prabu Energi Tbk 4 PT Sanex Qianjiang Motor Int l Tbk PT Allbond Makmur Usaha Tbk 5 PT Fatrapolindo Nusa Industri Tbk PT Titan Kimia Nusantara Tbk 6 PT Lapindo International Tbk PT Leyand International Tbk 7 PT GT Kabel Indonesia Tbk PT KMI Wire and Cable Tbk Halaman 14

18 8 PT Sorini Corporation Tbk PT Sorini Agro Asia Corporindo Tbk e. Benturan Kepentingan Transaksi Tertentu Terdapat 46 (empat puluh enam) perusahaan melakukan transaksi yang mengandung unsur benturan kepentingan, yaitu: No. Nama Perusahaan No. Nama Perusahaan 1. PT Bank UOB Buana Tbk 24. PT Indofood Sukses Mmr Tbk 2. PT Bakrieland Development Tbk 25. PT Argo Pantes Tbk 3. PT Bank BCA Tbk 26. PT BISI International Tbk 4. PT First Media Tbk 27. PT Indo Kordsa Tbk 5. PT Sugi Samapersada Tbk 28. PT Titan Kimia Nusantara Tbk 6. PT Ind Paradise Property Tbk 29. PT Bristol-Myers Squibb Ind Tbk 7. PT Laguna Cipta Griya Tbk 30. PT Davomas Abadi Tbk 8. PT Alfa Retailindo Tbk 31. PT Sat Nusapersada Tbk 9. PT Pelita Sejahtera Abadi Tbk 32. PT Bayan Resources Tbk 10. PT TD Resources Tbk 33. PT Central Proteinaprima Tbk 11. PT Excelcomindo Pratama Tbk 34. PT Yanaprima Hstprsda Tbk 12. PT Duta Kirana Finance Tbk 35. PT Holcim Tbk 13. PT Mitra Rajasa Tbk 36. PT Gema Graha Sarana Tbk 14. PT Apexindo Pratama Duta Tbk 37. PT Good Year Tbk 15. PT Indomobil Sukses Int l. Tbk 38. PT Sepatu Bata Tbk 16. PT Indocement TP Tbk 39. PT Tambang Batubara BA Tbk 17. PT Smart Tbk 40. PT Barito Pacific Tbk 18. PT Tembaga Mulia Semanan Tbk 41. PT Malindo Feedmill Tbk 19. PT Cita Mineral Investindo Tbk 42. PT Redland Asia Capital Tbk 20. PT Tirta Mahakam Res. Tbk 43. PT Surya Dumai Industri Tbk 21. PT. Cahaya Kalbar Tbk 44. PT ATPK Resources Tbk 22. PT Gajah Tunggal Tbk 45. PT Bakrie Sum. Plantation Tbk 23. PT Scheering Plough Ind. Tbk 46. PT Eterindo Wahanatama Tbk f. 4 emiten melakukan Penambahan Modal Tanpa Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu, yakni: PT Keramika Indonesia Asosiasi Tbk, PT Teijin Indonesia Fiber Corporation Tbk, PT Asia Grain Int l. Tbk, dan PT Duta Kirana Finance Tbk. g. 37 emiten melakukan Pembelian Kembali Saham, yakni: No. Nama Perusahaan Keterangan 1. PT Panin Insurance Tbk Melalui prosedur Peraturan XI.B.2 2. PT Panin Life Tbk Melalui prosedur Peraturan XI.B.2 3. PT Bank BCA Tbk Melalui prosedur Peraturan XI.B.2 Halaman 15

19 4. PT Bhakti Investama Tbk Melalui prosedur Peraturan XI.B.2 5. PT Sampoerna Agro Tbk Melalui prosedur Peraturan XI.B.3 6. PT PP London Sumatra Ind. Tbk Melalui prosedur Peraturan XI.B.3 7. PT Semen Gresik (Persero) Tbk Melalui prosedur Peraturan XI.B.3 8. PT Tambang Batubara BA Tbk Melalui prosedur Peraturan XI.B.3 9. PT Aneka Tambang Tbk Melalui prosedur Peraturan XI.B PT Kimia Farma Tbk Melalui prosedur Peraturan XI.B PT Tunas Baru Lampung Tbk Melalui prosedur Peraturan XI.B PT Budi Acid Jaya Tbk Melalui prosedur Peraturan XI.B PT Timah Tbk Melalui prosedur Peraturan XI.B PT Medco Energi Internasional Tbk Melalui prosedur Peraturan XI.B PT Bakrie Sum. Plantations Tbk Melalui prosedur Peraturan XI.B PT Jasuindo Tiga Perkasa Tbk Melalui prosedur Peraturan XI.B PT Bumi Resources Tbk Melalui prosedur Peraturan XI.B PT Perdana Karya Perkasa Tbk Melalui prosedur Peraturan XI.B PT Kalbe Farma Tbk Melalui prosedur Peraturan XI.B PT Indofood Sukses Makmur Tbk Melalui prosedur Peraturan XI.B PT. Surya Citra Media Tbk. Melalui prosedur Peraturan XI.B PT. Duta Graha Indah Tbk. Melalui prosedur Peraturan XI.B PT. Sampoerna Agro Tbk. Melalui prosedur Peraturan XI.B PT. Wijaya Karya Tbk. Melalui prosedur Peraturan XI.B PT. Elnusa Tbk. Melalui prosedur Peraturan XI.B PT. Jasa Marga Tbk. Melalui prosedur Peraturan XI.B PT. Adhi Karya Tbk. Melalui prosedur Peraturan XI.B PT. Perusahaan Gas Negara Tbk. Melalui prosedur Peraturan XI.B PT. Berlian Laju Tanker Tbk. Melalui prosedur Peraturan XI.B PT. Telekomunikasi Ind. Tbk. Melalui prosedur Peraturan XI.B PT. Arpeni Pratama OL Tbk. Melalui prosedur Peraturan XI.B PT. Bakrie Telecom Tbk. Melalui prosedur Peraturan XI.B PT. Bakrieland Development Tbk. Melalui prosedur Peraturan XI.B PT. Ace Hardware Indonesia Tbk. Melalui prosedur Peraturan XI.B PT. Jaya Real Property Tbk. Melalui prosedur Peraturan XI.B PT. Multi Indocitra Tbk. Melalui prosedur Peraturan XI.B PT. Media Nusantara Citra Tbk. Melalui prosedur Peraturan XI.B.3 Sebagai catatan, sejak penetapan Peraturan XI.B.3 tentang Pembelian Kembali Saham Yang Dikeluarkan Oleh Emiten Atau Perusahaan Publik Dalam Kondisi Pasar Yang Berpotensi Krisis pada tanggal 9 Oktober 2008, hingga 26 Desember 2008 terdapat 33 emiten yang memanfaatkan Peraturan XI.B.3 tersebut untuk Halaman 16

20 melakukan pembelian kembali saham dalam rangka stabilisasi harga pasar sahamnya. h. 1 emiten melakukan Kuasi Reorganisasi, yakni PT Mas Murni Indonesia Tbk. i. 1 emiten melakukan Go Private, yakni PT Bank UOB Buana Tbk. 2. Uji Kepatuhan Perusahaan Efek dan Lembaga Efek. Uji Kepatuhan Lembaga Efek dilakukan melalui pemeriksaan rutin kepada para pelaku pasar modal khususnya Lembaga Efek yang bertujuan untuk memastikan kepatuhan Lembaga Efek terhadap peraturan perundang-undangan pasar modal yang berlaku. Sepanjang tahun 2008, Bapepam-LK telah menyelesaikan pemeriksaan rutin terhadap: - 24 Perusahaan Efek (PE), yang terdiri dari 16 Kantor Pusat PE Anggota Bursa, dan 8 Kantor Cabang PE Anggota Bursa. Hingga saat ini Bapepam-LK masih melakukan pemeriksaan rutin terhadap 10 PE Anggota Bursa (8 Kantor Pusat dan 2 Kantor Cabang) Biro Administrasi Efek (BAE). - 8 Bank Kustodian (BK). Dalam melakukan uji kepatuhan kepada Perusahaan Efek, pemeriksaan dilakukan terhadap antara lain organisasi Perusahaan Efek termasuk pengendalian dan pengawasan internal, penyelenggaraan pembukuan, pelaksanaan prinsip mengenal nasabah, kecukupan modal kerja khususnya dalam hal kesesuaian perhitungannya dan penyajiannya. Sedangkan dalam uji kepatuhan BAE, pemeriksaan dilakukan antara lain terhadap organisasi, kewajiban pelaporan-pelaporan, bentuk kontrak kerja dengan Emiten yang diadministrasikan Efek-nya, dan lain-lain. Berdasarkan hasil pemeriksaan rutin tersebut, bagi Perusahaan Efek atau BAE yang dalam pelaksanaan kegiatan usahanya ditemukan ketidaksesuaian (uncomply) dengan ketentuan perundangan-undangan di bidang pasar modal dikenakan sanksi administratif maupun tindakan tertentu mulai dari teguran tertulis, penghentian sementara kegiatan usaha, hingga pencabutan izin usaha. Selama tahun 2008 Bapepam-LK telah mencabut izin usaha dari 11 PE sesuai dengan hasil pemeriksaan yang dilakukan pada akhir Selain itu, Bapepam-LK juga telah mencabut 1 ijin usaha sebagai Penjamin Emisi Efek dan pengenaan penghentian sementara kegiatan usaha kepada 1 PE dalam kasus yang sama. 3. Pengawasan Perdagangan Dalam rangka mengemban salah satu amanat Pasal 3 UU Nomor 8 Tahun 1995, Bapepam-LK telah melakukan pengawasan rutin sehari-hari terhadap kegiatan pasar modal berupa pemantauan transaksi perdagangan harian yang saat ini meliputi perdagangan saham sebanyak 401 Emiten dan 53 Waran, serta perdagangan obligasi meliputi obligasi perusahaan (corporate bond) sebanyak 212 seri dan SUN sebanyak 71 seri. Disamping itu juga dilakukan pengawasan terhadap KOS dan ETF. Dalam upaya mewujudkan terciptanya kegiatan pasar modal yang teratur, wajar dan efisien serta melindungi kepentingan pemodal, Bapepam-LK telah melakukan proses penelaahan dan pemeriksaan teknis terhadap dugaan transaksi tidak wajar. Penelaahan dan pemeriksaan teknis dilakukan guna memperoleh petunjuk awal yang memadai guna digunakan pemeriksaan lebih lanjut sebagaimana dimaksud dalam Pasal 100 UU Nomor 8 Tahun Halaman 17

21 Sepanjang tahun 2008, Bapepam-LK telah menyelesaikan penelaahan dan pemeriksaan teknis terhadap indikasi perdagangan tidak wajar sebanyak 34 kasus dengan rincian: - 32 kasus dugaan pelanggaran Pasal 91 dan 92 mengenai Perdagangan Semu dan Manipulasi Pasar; dan - 2 kasus dugaan Penggunaan Informasi Orang Dalam. Dari keseluruhan kasus tersebut, 15 kasus memiliki petunjuk awal yang kuat untuk ditindaklanjuti menjadi Pemeriksaan oleh Biro Pemeriksaan dan Penyidikan (Biro PP), sementara 9 kasus lainnya tidak ditemukan petunjuk awal untuk diteruskan ke Biro PP. Adapun saat ini, Bapepam-LK sedang melakukan penelaahan terhadap 10 kasus dugaan perdagangan tidak wajar. Kedepan Bapepam berencana melakukan pemeriksaan setempat secara sampling terhadap partisipan transaksi obligasi dalam rangka penegakan hukum. 4. Pengawasan terhadap Manajer Investasi. Selama Tahun 2008 Bapepam-LK tidak mengeluarkan ijin baru Perusahaan Efek sebagai Manajer Investasi karena sejak bulan April 2007 berdasarkan SK Ketua Bapepam-LK Nomor Kep-69/BL/2007 tanggal 13 April 2007 tentang Penghentian Sementara Pemberian Izin Usaha Perusahaan Efek Yang Melakukan Kegiatan Sebagai Manajer Investasi. Proses Evaluasi Kelayakan Izin Manajer Investasi telah dilakukan pada tahun 2007 terhadap 110 Manajer Investasi dan dilanjutkan pada tahun 2008 dengan hasil: a. 3 perusahaan mengembalikan izin sebagai Manajer Investasi: 1) PT. DBS Vickers; 2) PT. ABN Amro Manajemen Investasi; dan 3) PT. Inter Pacific Securities. b. 7 perusahaan dicabut izinnya karena tidak memenuhi ketentuan peraturan V.A.1 tentang Perizinan Perusahaan Efek: - PT Jakarta Asset Management; - PT Bali Securities; - PT Mega Global Investama; - PT United Asia Securities; - PT Platinum Investama; - PT Penthasena Arthatama; dan - PT Abacus Capital. c. 1 perusahaan dicabut izinnya karena melanggar ketentuan lainnya yang berlaku, yakni PT AIM Investment Management. d. 6 MI dalam proses merger sehingga akan ada 3 MI yang akan mengembalikan ijin usahanya, yakni: - PT. Optima Kharya Kapital Securities dan PT. Optima Kharya Capital Management menjadi PT. Optima Kharya Capital Management. - PT. Pratama Capital Securities dan PT. Platinum Asset Management menjadi PT Pratama Capital Asset Management (In Process). - PT. CIMB GK Securities dan PT. Niaga Asset Management menjadi PT. CIMB Principal Asset Management (In Process). Sebagai tindak lanjut dari hasil Evaluasi Kelayakan Izin Manajer Investasi, saat ini juga sedang disusun beberapa peraturan baru yang akan mengatur secara lebih Halaman 18

22 spesifik mengenai Manajer Investasi yang meliputi Perizinan, Perilaku, Pengendalian Intern, Permodalan dan Kontrak Pengeloaan Dana. Khusus permodalan Manajer Investasi, Bapepam-LK juga telah mengajukan perubahan Peraturan Menteri Keuangan untuk Modal Disetor Manajer Investasi menjadi Rp 25 miliar. Beberapa hal pokok yang dipersyaratkan dalam draft peraturan baru tersebut bermuara pada peningkatan Capacity Building, Risk Management dan kepatuhan Manager Investasi yang antara lain meliputi; a. Profile bisnis Manajer Investasi yang menggambarkan strategi kepatuhan, dan strategi risk management termasuk kemampuan keuangan perusahaan; b. Kewajiban memiliki 9 fungsi yang terpisah, meliputi; investasi, dealling, riset, kepatuhan dan manajemen resiko, penyelesaian transaksi, keluhan nasabah, pemasaran, pengembangan SDM, teknologi informasi; c. Kewajiban memiliki SOP dan job discription dari setiap fungsi; d. Independensi fungsi compliance; e. Independensi fungsi Investasi dari dealing dan penyelesiaan transaksi; dan f. Kewajiban memiliki dana kelolaan 25 miliar dan disimpan pada bank kustodian. 5. Pengawasan terhadap Reksa Dana dan Agen Penjual Efek Reksa Dana. Selama tahun 2008 Bapepam-LK melakukan pemeriksaan kepatuhan terhadap 20 Reksa Dana. Dari 20 Reksa Dana yang diperiksa, sebanyak 4 Reksa Dana diberikan surat teguran, dan sisanya masih dalam proses pemeriksaan kepatuhan. Berdasarkan sampling dan prioritas permasalahannya, Bapepam-LK juga telah melakukan pemeriksaan kepatuhan terhadap 2 Agen Penjual Efek Reksa Dana (APERD) yang berada di 4 kota besar yaitu Medan, Semarang, Bali, dan Surabaya pada bulan Maret Selanjutnya, pada bulan Oktober s/d Desember 2008 dilanjutkan pemeriksaan kepatuhan terhadap 16 APERD yang berada di 8 kota besar yaitu Batam, Bali, Makasar, Manado, Balikpapan, Surabaya, Medan dan Bandung. V. PENEGAKAN HUKUM 1. Pemeriksaan dan Penyidikan Sampai dengan diterbitkannya siaran pers ini, Bapepam dan LK telah melakukan Pemeriksaan sebagaimana dimaksud dalam pasal 100 Undang-undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal atas 66 kasus dugaan pelanggaran peraturan perundang-undangan di bidang Pasar Modal dan melakukan Penyidikan sebagaimana dimaksud dalam pasal 101 Undang-undang Pasar Modal terhadap 15 kasus dugaan tindak pidana di bidang Pasar Modal. Kasus-kasus dugaan pelanggaran Pasar Modal yang ditangani Bapepam-LK adalah kasus-kasus yang berkaitan dengan keterbukaan Emiten dan Perusahaan Publik, perdagangan Efek, dan pengelolaan investasi. Kasus-kasus yang berkaitan dengan keterbukaan Emiten dan Perusahaan Publik antara lain dugaan pelanggaran atas ketentuan Transaksi yang mengandung Benturan Kepentingan, Transaksi Material, Keterbukaan Pemegang Saham Tertentu, Informasi atau Fakta Material Yang Harus Segera Diumumkan Kepada Publik, Penyajian Laporan Keuangan, Penggunaan Dana Hasil Penawaran Umum dan lain-lain. Kasus-kasus yang berkaitan dengan perdagangan Efek antara lain dugaan pelanggaran manipulasi pasar, perdagangan semu, perdagangan orang dalam, penipuan dan lain-lain. Kasus-kasus yang berkaitan dengan pengelolaan investasi antara lain dugaan pelanggaran dalam pengelolaan Reksa Dana, kewajiban pelaporan Reksa Dana dan lain-lain. Halaman 19

23 Dari 66 kasus Pemeriksaan, 24 kasus telah selesai diproses dan 42 kasus masih dalam proses pemeriksaan maupun proses pengenaan sanksi. Selanjutnya, dari 24 kasus yang telah selesai diproses tersebut, 19 kasus dikenakan sanksi oleh Bapepam- LK dalam bentuk sanksi administratif dan atau perintah untuk melakukan tindakan tertentu kepada pihak-pihak yang melakukan pelanggaran, 5 kasus ditutup karena tidak ditemukan adanya pelanggaran peraturan perundang-undangan di bidang Pasar Modal. Dari 15 kasus penyidikan, 11 kasus masih dalam proses, 3 kasus ditutup (SP3) dan 1 kasus telah dilakukan penyerahan atas barang bukti dan tersangka (P22) ke Kejaksaan Tinggi DKI melalui Korwas PPNS Mabes Polri. Diantara kasus-kasus pemeriksaan yang sedang dilakukan tersebut, terdapat 2 kasus yang cukup memperoleh perhatian publik, yaitu kasus penawaran jasa pengelolaan investasi kepada masyarakat yang dilakukan oleh PT. Antaboga Delta Sekuritas dan kasus penggelapan saham nasabah PT. Signature Capital d/h PT. Kuo Capital Raharja. Untuk melindungi kepentingan nasabah dan proses pemeriksaan, Bapepam-LK telah melakukan pemblokiran atas beberapa rekening dan sub rekening efek atas nama beberapa pihak yang terkait kedua kasus tersebut. Mengingat dugaan pelanggaran meliputi tindak pidana umum dan perbankan, Bapepam-LK juga melakukan koordinasi dengan Bareskrim POLRI dan Bank Indonesia 2. Pengenaan Sanksi Selama tahun 2008, Bapepam-LK telah melakukan upaya penegakan hukum, termasuk didalamnya menetapkan sanksi administratif kepada para pelaku pelanggaran peraturan perundang-undangan di bidang pasar modal. Bentuk sanksi yang ditetapkan cukup beragam, yaitu pencabutan izin usaha, baik kepada institusi maupun kepada perorangan, pembekuan izin usaha, sanksi denda, serta peringatan tertulis. Sebagai bentuk pertanggungjawaban kepada publik, Bapepam-LK selalu melakukan paparan publik (melalui press release) atas sanksi yang telah ditetapkan, khususnya terhadap kasus-kasus yang menjadi perhatian publik. Adapun secara ringkas penetapan sanksi yang dilakukan sepanjang tahun 2008 adalah sebagai berikut: a. Sanksi Denda, dijatuhkan kepada: Emiten dengan total denda sebesar Rp , Manajer Investasi dengan total denda sebesar Rp , Perusahaan Efek dengan total denda sebesar Rp ,00-8 Akuntan Publik dengan total denda sebesar Rp ,00-3 BAE dengan total denda sebesar Rp ,00-3 Bank Kustodian dengan total denda sebesar Rp ,00-2 SROs dengan total denda sebesar Rp ,00-3 Perorangan (Nasabah) dengan total denda sebesar Rp ,00-1 Perusahaan sebagai pemegang saham 5% Rp ,00 b. Sanksi Peringatan Tertulis, dijatuhkan kepada : - 2 Wakil Manajer Investasi - 3 Nasabah Perusahaan Efek c. Sanksi Pencabutan Izin Usaha, dijatuhkan kepada : - 2 Perusahaan Efek yang bertindak sebagai Manajer Investasi Halaman 20

24 - 1 Akuntan Publik d. Sanksi Pembekuan Izin Usaha, dijatuhkan kepada : - 2 Perusahaan Efek yang bertindak sebagai Penjamin Emisi Efek - 2 Wakil Pejamin Emisi Efek - 1 Akuntan Publik - 1 Konsultan Hukum. e. Sanksi Pencabutan Pernyataan Efektif, dijatuhkan kepada : - 1 Emiten/Perusahaan Publik. 3. Satuan Tugas Penanganan Dugaan Tindakan Melawan Hukum di Bidang Pengelolaan Investasi Satuan Tugas Penanganan Dugaan Tindakan Melawan Hukum di Bidang Penghimpunan Dana Masyarakat dan Pengelolaan Investasi, yang selanjutnya disebut Satgas Waspada Investasi, telah dibentuk berdasarkan Surat Keputusan Ketua Bapepam-LK Nomor: Kep-208/BL/2007 tanggal 20 Juni 2007, yang diperpanjang dengan Surat Keputusan Ketua Bapepam-LK Nomor: Kep-78/BL/2008 tanggal 27 Maret Satgas Waspada Investasi beranggotakan perwakilan pejabat/pegawai pada Bapepam-LK, Bank Indonesia, Kepolisian Negara Republik Indonesia, Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK), Direktorat Jenderal Perdagangan Dalam Negeri - Departemen Perdagangan, dan Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti) Departemen Perdagangan. Program kerja Satgas ini terdiri dari Program Pencegahan dan Program Penanganan. Program Pencegahan dilakukan melalui sosialisasi yang berupa public expose, iklan, penyebaran brosur dan poster serta melakukan seminar/workshop mengenai tindakan melawan hukum di bidang penghimpunan dana masyarakat dan pengelolaan investasi. Tujuan pokok dari kegiatan pencegahan adalah memberikan penjelasan kepada masyarakat, sehingga masyarakat dapat mengidentifikasi bentuk-bentuk penghimpunan dana dan pengelolaan investasi, baik yang legal maupun yang ilegal. Dengan demikian diharapkan akan timbul sikap kritis dan waspada pada masyarakat terhadap berbagai kegiatan investasi. Satgas Waspada Investasi juga telah melakukan penanganan atas kasus yang dilaporkan oleh masyarakat, yang berupa pemeriksaan dan atau penyidikan kasus oleh instansi yang berwenang, pemeriksaan bersama atas pihak yang diduga melakukan pelanggaran, dan pertemuan antar instansi anggota Satgas untuk membahas penanganan kasus. Sampai dengan akhir tahun 2008, Satgas Waspada Investasi telah melaksanakan halhal sebagai berikut : - Seminar Waspada Investasi di 4 kota besar di Indonesia yaitu Denpasar (27 Mei 2008), Batam (16 Juni 2008), Makassar (28 Agustus 2008), dan Medan (13 November 2008) - Pers Release pelaksanaan program kerja Satgas Wsapada Investasi pada tanggal 14 Juli Forum Investigasi Bersama Satgas - Rapat Rutin dan Insidental Satgas. VI. KAJIAN DAN SOSIALISASI KEBIJAKAN STRATEGIS Halaman 21

25 1. Sosialisasi Consultation Paper MKBD (Modal Kerja Bersih Disesuaikan) Sosialisasi Consultation Paper MKBD dilaksanakan pada tanggal 30 Januari 2008 di Ruang Serbaguna Bursa Efek Indonesia. Sosialisasi ini dilaksanakan dengan tujuan untuk mendapatkan masukan dan pandangan dari para pelaku pasar terkait dengan penyusunan Consultation Paper MKBD. Consultation Paper MKBD sendiri disusun dalam rangka penyempurnaan terhadap peraturan MKBD. Penyempurnaan ini diperlukan demi mengakomodasi perkembangan Pasar Modal Indonesia dan Pasar Modal Internasional yang berkembang sangat pesat. 2. Sosialisasi Margin Trading dan Short Selling Sosialisasi mengenai Margin Trading dan Short Selling dilaksanakan pada tanggal 4, 7, 8, 14 dan 15 Juli 2008, di Ruang Serbaguna Bursa Efek Indonesia yang diikuti oleh seluruh Perusahaan Efek Anggota Bursa (PE - AB). Acara ini dilaksanakan dengan tujuan untuk mensosialisasikan peraturan baru mengenai Margin Trading dan Short Selling yang baru saja dikeluarkan oleh Bapepam-LK kepada para pelaku pasar. 3. Edukasi Wakil Agen Penjual Efek Reksa Dana (WAPERD) Dalam rangka meningkatkan pemahaman pelaku pasar modal khususnya tenaga pemasaran Reksa Dana mengenai peraturan perundang-undangan di bidang pasar modal maka selama tahun 2008 Bapepam-LK telah melaksanakan Workshop Peningkatan Kualitas Kepatuhan WAPERD di 4 (empat) kota besar di Indonesia yaitu Medan, Yogyakarta, Menado dan Semarang yang diikuti oleh WAPERD dari berbagai Manajer Investasi dan Agen Penjual yang memasarkan Reaksa Dana. 4. Kajian Mengenai Praktek dan Regulasi Go Private Kajian ini bertujuan untuk melihat regulasi dan praktik go private di negara-negara maju, dan membandingkannya dan melihat kelayakannya untuk ditrapkan di pasar modal Indonesia. Out put yang dihasilkan dari kajian ini berupa referensi yang dapat digunakan dalam proses pembuatan peraturan Bapepam-LK yang mengatur mengenai tindakan go private di pasar modal. 5. Studi Mengenai Penerapan Pengendalian Intern pada Manajer Investasi Studi ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana penerapan pengendalian intern oleh Perusahaan Efek, dalam hal ini yang dilakukan oleh Manajer Investasi. Disamping itu, studi penerapan pengendalian intern pada Manajer Investasi diperlukan karena sampai saat ini belum ada peraturan atau ketentuan mengenai pengendalian intern, sehingga pada praktiknya saat ini Bapepam-LK tidak dapat mengukur efektivitas pengendalian intern pada Perusahaan Efek. juga Hasil studi diharapkan dapat menjadi bahan rumusan Bapepam-LK dalam penyusunan peraturan mengenai penerapan pengendalian intern pada Manajer Investasi. 6. Penyusunan Buletin Akuntansi Staf (BAS) Pada tahun 2008, telah dilakukan penyusunan 2 Buletin Akuntansi Staf yaitu BAS No. 8 dan BAS No.9. BAS merupakan intepretasi dan praktek terhadap suatu ketentuan dibidang akuntansi dan auditing yang dilaksanakan oleh staf di biro teknis dan Biro Standar Akuntansi dan Keterbukaan dalam melakukan tugasnya. BAS 8 berisi pandangan staf mengenai perlakuan akuntansi dan pengungkapan atas pemberian tantiem dan bonus serta tanggung jawab sosial perusahaan (Corporate Social Responsibility/CSR), termasuk diantaranya pelaksanaan Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL) oleh Badan Usaha Milik Negara (BUMN), dalam Laporan Keuangan Emiten dan Perusahaan Publik. Sedangkan BAS 9 menyajikan pandangan Halaman 22

26 staf mengenai kewajiban audit atas laporan keuangan anak perusahaan dan perusahaan asosiasi dari Emiten atau Perusahaan Publik serta kewajiban audit dalam rangka Penawaran Umum Perdana. 7. Kajian Standar Akuntansi Internasional Tentang Penyajian Laporan Keuangan dan Akuntansi Kompensasi Berbasis Saham Kajian ini bertujuan untuk memperoleh pemahaman mengenai International Accounting Standard (IAS) (Revised 2008) No. 1 tentang Presentation of Financial Statements, yang membahas mengenai bagaimana laporan keuangan disajikan. Selain IAS 1, kajian ini juga membahas International Financial Reporting Standard (IFRS) (2004) No. 2 tentang Share Based-Payment yang mengatur mengenai bagaimana perlakuan akuntansi untuk pembayaran yang dapat dilakukan oleh perusahaan atas barang atau jasa yang telah diterimanya baik dari karyawan ataupun pemasok. Di samping itu, kajian ini juga bertujuan untuk merekomendasikan dan memberikan materi penyusunan draft Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) terkait dengan IAS dan IFRS tersebut kepada Ikatan Akuntan Indonesia (IAI). 8. Pedoman Penyajian dan Pengungkapan Laporan Keuangan Emiten dan Perusahaan Publik (P3LKEPP) Pada tanggal 31 Januari 2008 telah diterbitkan Surat Edaran Nomor: SE-02/BL/2008 Tentang Pedoman Penyajian Dan Pengungkapan Laporan Keuangan Emiten Atau Perusahaan Publik Industri Pertambangan Umum, Minyak dan Gas Bumi, dan Perbankan. Penyusunan P3LKEPP bertujuan untuk memberi panduan penyusunan Laporan Keuangan Emiten dan Perusahaan Publik. Dengan demikian diharapkan akan memudahkan Emiten dan Perusahaan Publik dalam penyusunan dan penelaahan Laporan Keuangan serta memudahkan bagi investor dan analis yang melakukan perbandingan kinerja perusahaan sejenis pada masing-masing industri. Pada tahun 2008, telah dilakukan juga penyusunan P3LKEPP yang meliputi 2 sektor industri, yaitu Asuransi Jiwa dan Asuransi Kerugian. 9. Sosialisasi Internal Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan pemahaman dan penyebarluasan informasi mengenai BAS dan P3LKEPP khususnya dilingkungan internal Bapepam-LK. Acara tersebut dilaksanakan pada tanggal Nopember Adapun materi sosialisasi adalah: Buletin Akuntansi Staf, yang meliputi BAS No. 5, BAS No. 6, dan BAS No. 7. P3LKEPP, yang meliputi industri Pertambangan Umum, Pertambangan Migas, dan Perbankan VII. PELAKSANAAN REFORMASI BIROKRASI DI BAPEPAM-LK Kegiatan reformasi birokrasi di lingkungan Bapepam-LK masih berjalan seiring dengan rencana aksi reformasi birokrasi Departemen keuangan yang mengedepankan efisiensi, efektifitas dan transparansi serta pelayanan kepada masyarakat Adapun prioritas kegiatan reformasi birokrasi dimaksud di bidang business process (Ketatalaksanaan) saat ini dilakukan melalui penyempurnaan/perbaikan dan peningkatan proses bisnis antara lain penyempurnaan standar prosedur operasi (SOP) dan pelaksanaan analisis jabatan melalui penyempurnaan Uraian Jabatan, serta Halaman 23

27 pelaksanaan analisis beban kerja, sehingga dapat di tetapkan grading masing-masing jabatan dan pelaksana di lingkungan Bapepam-LK. Disamping itu dengan kondisi organisasi saat ini yang penuh dengan dinamika dan untuk memenuhi kepentingan stakeholder yang memerlukan penyempurnaan organisasi, Bapepam-LK senantiasa melakukan evaluasi, kajian dan inventarisasi untuk penyempurnaan organisasi Bapepam-lk secara integral. Selanjutnya Bapepam-LK juga melaksanakan kegiatan penyusunan proses bisnis lainnya sebagaimana tercantum dalam rencana kerja Reformasi Birokrasi Departemen Keuangan, seperti monitoring dan evaluasi atas SOP Departemen Keuangan, melakukan sosialisasi atas grading pelaksana serta menyusun Key Performance Indicators sesuai Sasaran Strategis baik untuk DepKeu Wide, Depkeu One maupun Depkeu Two untuk thema: Pasar Modal dan Lembaga Keuangan. A. Penyempurnaan Proses Bisnis Penyempurnaan proses bisnis difokuskan dan diarahkan pada upaya meningkatkan layanan publik. Bapepam-LK berusaha mengubah citra dari proses yang cenderung kurang memberi kepastian menuju proses yang pasti pada setiap tahapannya, sehingga publik mendapat kepastian mengenai waktu, persyaratan administrasi, dan biaya (jika ada). Sebagai organisasi yang pro publik, maka penyempurnaan proses bisnis di Bapepam-LK diarahkan untuk menghasilkan proses bisnis yang akuntabel dan transparan, serta mempunyai kinerja yang cepat dan ringkas. Untuk itu, Bapepam- LK menyusun SOP yang rinci dan dapat menggambarkan setiap jenis keluaran pekerjaan secara comprehensif, melakukan analisis dan evaluasi jabatan untuk memperoleh gambaran rinci mengenai tugas yang dilakukan oleh setiap jabatan, serta melakukan analisis beban kerja untuk dapat memperoleh informasi mengenai waktu dan jumlah pejabat yang dibutuhkan untuk melaksanakan suatu pekerjaan. Dengan ketiga piranti tersebut Bapepam-LK dapat memberikan layanan prima kepada publik, yaitu layanan yang terukur dan pasti dalam hal waktu penyelesaian, persyaratan administrasi yang harus dipenuhi, dan biaya (jika ada). 1). Penyempurnaan SOP Untuk menunjang pelaksanaan tugas secara efisien, efektif, transparan dan akuntabel, serta menindaklanjuti hasil penelaahan dan penilaian internal atas SOP, telah dilakukan revisi/penyempurnaan atas lima SOP yaitu: a. Prosedur Penanganan Pengaduan Terpadu; SOP Prosedur Penanganan Pengaduan Terpadu merupakan revisi atas Prosedur Penanganan Pengaduan. Hal yang melatarbelakangi revisi adalah untuk memberikan gambaran yang jelas atas penanganan pengaduan pasca penggabungan yang meliputi seluruh tugas dan kewenangan baik di bidang pasar modal maupun lembaga keuangan. Peran Ketua dalam tahapan kegiatan tidak perlu dilibatkan sehingga mata rantai kegiatan lebih sederhana. Disamping itu peran para pejabat yang terlibat lebih tegas dan jelas sehingga lebih mudah untuk dibedakan bobot kegiatan masing-masing. b. Penyusunan/review Daftar Efek Syariah di Pasar Modal; SOP Penyusunan/review Daftar Efek Syariah di Pasar Modal semula belum tercantum dalam buku 3 SOP Bapepam-LK. Disamping itu revisi perlu dilakukan disebabkan oleh kegiatan dalam tahapan prosedur perlu disempurnakan dan belum dicantumkan para penanggungjawabnya Halaman 24

28 c. Pemberian/Penolakan Izin Usaha Perusahaan Asuransi/ Reasuransi Termasuk Perusahaan Dengan Prinsip Syariah (SOP Unggulan); d. Pemberian/Penolakan Izin Usaha Perusahaan Penunjang Usaha Asuransi; Kedua SOP milik Biro Perasuransian perlu dilakukan revisi berdasarkan hasil penelaahan dan penilaian yang dilakukan oleh Biro Kepatuhan Internal. Disamping itu agar uraian kegiatan dalam SOP mencerminkan hal yang sama dengan gambar diagram alur kegiatan. e. Pelayanan Pengesahan Pembentukan Dana Pensiun (SOP Unggulan). Sesuai dengan hasil penelaahan dan penilaian yang dilakukan oleh Biro Kepatuhan Internal, SOP Pelayanan Pengesahan Pembentukan Dana Pensiun (SOP Unggulan) perlu direvisi mengenai pencantuman memo agar diubah menjadi nota dinas dan perlu tambahan penjelasan dalam narasi Janji Pelayanan. Revisi kelima SOP dimaksud telah mendapat persetujuan Sekretaris Jenderal dengan surat nomor S-856/SJ/2008 tanggal 16 September Tanggal surat Sekretaris Jenderal tersebut digunakan sebagai tanggal revisi kelima SOP dimaksud. Kelima SOP telah disampaikan kepada unit yang mengajukan melalui nota dinas Sekretaris Badan nomor ND-246/BL.01/2008 tanggal 30 Oktober Disamping itu dalam rangka menindaklanjuti Peraturan Menteri Keuangan nomor 100/PMK.01/2008 tanggal 11 Juli 2008 mengenai Organisasi dan Tata Kerja Departemen Keuangan, Bapepam-LK telah melakukan evaluasi atas SOP yang ada dan telah mengajukan konsep revisi/penyempurnaan dari unit yang terkait dengan penyempurnaan organisasi sesuai PMK 100 dimaksud kepada Sekretaris Jenderal Departemen Keuangan, yaitu dari:. a. Bagian Keuangan dan Bagian Umum di lingkungan Sekretariat Badan; b. Biro Perundang-undangan dan Bantuan Hukum; c. Biro Riset dan Teknologi Informasi; d. Biro Standar Akuntansi dan Keterbukaan; e. Biro Perasuransian; f. Biro Dana Pensiun; g. Biro Kepatuhan Internal. 2). Analisis dan Evaluasi Jabatan Sesuai dengan rencana aksi reformasi birokrasi di lingkungan Departemen Keuangan berdasarkan PMK Nomor 138/PMK.01/2006 tentang Pedoman Pelaksanaan Analisis Jabatan di Lingkungan Departemen Keuangan bahwa analisis dan evaluasi Jabatan pada dasarnya mencakup kegiatan penyusunan: peta jabatan (job map), peringkat jabatan (job grading), uraian jabatan (job description) dan spesifikasi jabatan (job specification). Namun untuk tahun 2008 Bapepam-LK hanya akan membahas mengenai penyempurnaan uraian jabatan dan penyesuaian peringkat jabatan sebagai berikut: a. Penyempurnaan Uraian Jabatan Pada tahun 2008 dilaksanakan penyusunan kembali Uraian Jabatan sesuai dengan Surat Edaran Sekretaris Jenderal No.: SE-872/SJ/2008 tanggal 16 Juli 2008 tentang Pelaksanaan Analisis Jabatan sebagai Tindak Lanjut PMK No.: 100/PMK.01/2008. Pada dasarnya penyusunan kembali Uraian Jabatan tersebut merupakan konsekuensi dari perubahan nomenklatur dan penambahan unit eselon III dan IV di Biro Perundang-undangan dan Bantuan Hukum, Biro Pemeriksaan dan Penyidikan dan Biro Standar Akuntansi dan Keterbukaan. Selain karena alasan yang pertama, Surat Halaman 25

29 Edaran dimaksud juga mengharuskan adanya penyesuaian terhadap Uraian Jabatan untuk unit eselon II lain yang tidak mengalami perubahan terutama terhadap butir Standar Kompetensi (Pejabat dan Pelaksana), Dimensi Jabatan (Pelaksana) dan Kedudukan Jabatan (Pelaksana). Konsep Uraian Jabatan yang telah disesuaikan berjumlah 1,703 dengan rincian 1 Uraian Jabatan Ketua, 13 Uraian Jabatan Pejabat Eselon II, 61 Uraian Jabatan Pejabat Eselon III, 189 Uraian Jabatan Pejabat Eselon IV dan Uraian Jabatan Pelaksana. Uraian Jabatan tersebut telah disampaikan pada Sekretaris Jenderal melalui Surat Nomor S- 6240/BL/2008 tanggal 10 September 2008 untuk dimohonkan ketetapannya melalui Peraturan Menteri Keuangan. b. Penyesuaian Peringkat Jabatan Pada tanggal 20 November 2008, telah diterbitkan Peraturan Menteri Keuangan No: 190/PMK.01/2008 tentang Pedoman Penetapan, Penilaian, Kenaikan dan Penurunan Jabatan dan Peringkat Bagi Pemangku Jabatan Pelaksana Departemen Keuangan, dengan tujuan untuk menjamin keseragaman dalam melakukan penetapan, penilaian, kenaikan dan penurunan peringkat jabatan pelaksana di lingkungan Departemen Keuangan. Peraturan tersebut terdiri atas ketentuan umum, antara lain mengenai Kompetensi Teknis Pelaksana, yaitu kemampuan, pengetahuan, ketrampilan yang dimiliki oleh seorang pelaksana yang terkait dengan bidang tugasnya yang menjadi dasar dalam penetapan jabatan dan peringkatnya. Pada prinsipnya, adalah beberapa hal mendasar yang diatur dalam PMK No.: 190/PMK.01/2008, sebagai berikut: Pelaksana yang telah ditetapkan jabatan dan peringkat harus melaksanakan tugas sesuai dengan uraian jabatannya, dan dapat berdasarkan penugasan atasan. Setiap tahun dilakukan penilaian, dengan rekomendasi, naik atau turun! Penurunan peringkat di-design lebih mudah, agar para pelaksana dituntut untuk lebih profesional. Pegawai yang mempunyai commit lebih diutamakan daripada comply. Peringkat maksimal bagi pelaksana adalah grade 12, termasuk bagi mantan eselon I dan II. 3). Pengukuran Beban Kerja Proses pengukuran Analisis Beban Kerja (ABK) di Departemen Keuangan secara umum merupakan kegiatan yang telah dimulai pada tahun 2007 dan telah beberapa kali mengalami penyempurnaan. Pada tahun 2008, kegiatan pengukuran ABK dimulai dengan kegiatan Bimbingan Teknis untuk seluruh unit eselon I dimana untuk Bapepam-LK dilaksanakan pada tanggal Mei Selanjutnya pada tanggal Juni 2008 dilakukan pengolahan data ABK oleh Subbidang ABK yang terdiri atas perwakilan dari masing-masing unit eselon II Bapepam-LK. Hasil pengolahan data beban kerja tersebut menghasilkan besaran beban kerja, besaran efektivitas dan efisiensi unit, prestasi unit dan kebutuhan pegawai yang disarikan dalam tabel di bawah ini: Halaman 26

30 Beban Kerja Unit, Efektivitas dan Efisiensi Unit (EU) dan Prestasi Unit (PU) Bapepam-LK Unit Eselon II Beban Kerja Unit Jumlah Kebutuhan Pegawai/ Pejabat Jumlah pejabat/ pegawai yang ada Sekretariat Badan 221, (9) 1.10 A Biro Perundang-undangan dan Bantuan Hukum 65, (5) 1.12 A Biro Riset dan Teknologi Informasi 75, B Biro Pemeriksaan dan Penyidikan 64, (4) 1.13 A Biro Pengelolaan Investasi 67, A Biro Transaksi dan Lembaga Efek 89, (7) 1.14 A Biro Penilaian Keuangan Perusahaan Sektor Jasa 86, (8) 1.20 A Biro Penilaian Keuangan Perusahaan Sektor Riil 71, (4) 1.08 A Biro Standar Akuntansi dan Keterbukaan 51, (2) 1.07 A Biro Pembiayaan dan Penjaminan 86, (3) 1.06 A Biro Perasuransian 127, (10) 1.19 A Biro Dana Pensiun 127, (5) 1.08 A Biro Kepatuhan Internal 31, B BAPEPAM-LK (TOTAL) 1,168, (55) 1.10 A Dari hasil pengolahan data beban kerja di tabel 1 diperoleh gambaran sebagai berikut : a. perhitungan beban kerja tersebut diperoleh nilai Efektivitas dan Efisiensi Unit keseluruhan Bapepam-LK sebesar 1,10. Nilai tersebut menggambarkan Prestasi Unit yang sangat baik (A). b. Jika jumlah beban kerja sebanyak itu dibagi merata kepada pegawai Bapepam-LK yang sejumlah 706 (Tahun 2007 Bapepam-LK memiliki 784 pegawai, dikurangi 34 pegawai yang diperbantukan dan 44 pegawai yang tugas belajar) akan diperoleh gambaran bahwa masing-masing pegawai/pejabat bekerja efektif rata-rata 7 jam sehari. Hal ini menunjukkan jam kerja efektif pegawai Bapepam-LK lebih tinggi dari jam kerja efektif berdasarkan ketentuan yang berlaku yakni KMK No. 71/KMK.01/1996 tentang Hari dan Jam Kerja di Lingkungan Departemen Keuangan sebesar 6 jam 24 menit per hari. c. Selanjutnya dari 13 (tiga belas) unit eselon II, 11 (sebelas) unit eselon II mendapat nilai EU di atas 1,00. Sementara itu, ada 2 (dua) unit eselon II mendapatkan nilai EU sama dengan 1,00 yaitu Biro Riset dan Teknologi Informasi dan Biro Kepatuhan Internal. +/- EU PU Halaman 27

31 d. Dari hasil perhitungan beban kerja total akan diperoleh juga gambaran kebutuhan pegawai yaitu 761 orang, sehingga jika diselisihkan dengan jumlah pegawai/pejabat yang ada maka dibutuhkan tambahan pegawai sebanyak 55 orang, dimana sebagian besar diantaranya merupakan kebutuhan di level pelaksana. Total beban kerja Bapepam-LK sejumlah 1,168,264 jam. Dari hasil pengolahan data ABK telah dipaparkan oleh Sekretaris Badan di hadapan Tim Reformasi Birokrasi Pusat pada pertengahan bulan Juli 2008 dan laporan hasil pengolahan ABK telah pula disampaikan kepada Sekretaris Jenderal selaku Ketua TRBP melalui surat nomor S-4500/BL/2008 tanggal 15 Juli 2008 dan kembali disampaikan kepada Ketua Pelaksana Harian TRBP melalui surat nomor S-6958/BL/2008 tanggal 26 September 2008 sebagai bahan rekomendasi dalam penyusunan laporan akhir TRBP yang akan disampaikan kepada Menteri Keuangan. 4). Cascading Depkeu-Wide ke Depkeu-One dan Depkeu-Two Bapepam-LK Aspek finansial yang selama ini dapat dilihat di laporan-laporan keuangan perusahaan hanyalah ibarat kaca spion, tidak ada prediksi ke depan. Para sopir (driver) profesional akan selalu mengandalkan dashboard, dan kian canggih kendaraannya, semakin banyak pula fitur yang ditampilkan. Hal nilah yang melatarbelakangi konsep Balanced Scorecard, yang diperkenalkan David P. Norton dan Robert S. Kaplan di majalah Harvard Business Review edisi Januari-Februari Sejak istilah Strategy Map atau peta strategi (PS) muncul dan dijelaskan pada buku Strategy Maps, Convesting Intangible Assets Into Tangible Outcomes tahun 2004, instansi pemerintah lebih banyak menggunakan BSC dalam perencanaan strategi (strategic planning) dibandingkan usaha swasta, walau awalnya ditujukan untuk membantu mereka agar tidak melulu mengukur laba (financial perspective) yang bersifat jangka pendek sebagai ukuran keberhasilan. Pada intinya balanced adalah keseimbangan dan score-card adalah angkaangka dalam tabel yang mencakup perspektif keuangan dan perspektif nonkeuangan sebagai berikut: a. Perspektif keuangan, untuk menjawab pertanyaan bagaimana pemegang saham memandang perusahaan. b. Perspektif pelanggan, yaitu untuk menjawab pertanyaan bagaimana customer memandang perusahaan. c. Perspektif internal, untuk menjawab pertanyaan bidang keahlian apa saja yang tersedia dalam perusahaan, dan dapat dikembangkan. d. Perspektif inovasi dan pembelajaran, untuk menjawab pertanyaan apakah perusahaan mampu berkelanjutan dan menciptakan value. Salah satu departemen yang tidak dapat ditiadakan dalam suatu negara adalah Departemen Keuangan, pada umumnya mengelola Pendapatan Negara, Belanja Negara, Pembiayaan, dan Pasar Modal. Pada dashboards system di lingkungan Departemen Keuangan disebut Depkeu-Wide, dimana Menteri Keuangan bertindak sebagai driver. Pada level Depkeu- One, Pejabat Eselon I bertindak sebagai driver, pada level Depkeu-Two, Pejabat Eselon II bertindak sebagai driver, dan seterusnya hingga ke tingkat individual atau pelaksana. Setiap level mempunyai PS untuk memudahkan penyusunan Sasaran Strategis (SS), yang akan diturunkan (cascading) menjadi Key Performance Indicators (KPIs). Halaman 28

32 a. Depkeu-Wide Visi Departemen Keuangan adalah "menjadi pengelola keuangan dan kekayaan negara yang bertaraf internasional dan dibanggakan masyarakat, serta instrumen bagi proses transformasi bangsa menuju masyarakat adil dan makmur, dan berperadaban tinggi". Berdasarkan visi di atas, ditetapkan pula 2 (dua) Tujuan Strategis (TS) Departemen Keuangan, yaitu: TS.1: Terwujudnya Departemen Keuangan sebagai lembaga yang memegang teguh prinsip-prinsip transparansi, akuntabilitas, independensi dan integritas. TS.2: Terwujudnya industri PM dan LKNB sebagai penggerak perekonomian nasional dan berdaya saing global. Berdasarkan program prioritas Roadmap dan arahan Menteri Keuangan, saat ini telah disusun lima tema peta strategi dan KPI, yang meliputi tema (i) pendapatan negara, (ii) belanja negara, (iii) pembiayaan APBN, (iv) kekayaan negara, dan (v) pasar modal dan lembaga keuangan non bank. Saat ini jumlah SS yang dikembangkan Departemen Keuangan (Depkeu- Wide Strategy Map) sejak tahun 2007 tercatat 82 SS dan berhasil mengidentifikasi 161 KPI. b. Depkeu-One Sebagai unit eselon I di lingkungan Departemen Keuangan, Bapepam-LK mengemban thema pasar modal dan lembaga keuangan non-bank, dengan visi: menjadi otoritas pasar modal dan lembaga keuangan yang amanah dan profesional, yang mampu mewujudkan industri pasar modal dan lembaga keuangan non-bank sebagai penggerak perekonomian nasional yang tangguh dan berdaya saing global. Berdasarkan visi di atas, ditetapkan pula 2 (dua) SS Bapepam-LK, yaitu: TS.1: Meningkatkan produktifitas Bapepam-LK dalam rangka membangun otoritas PM dan LKNB yang amanah dan profesional. TS.2: Mewujudkan kegiatan PM yang wajar, teratur dan efisien serta LKNB yang memenuhi standar prudensial dan efisien. Untuk merealisasikan visi tersebut Bapepam-LK pun telah membangun Rencana Strategis/Roadmap , sebagai acuan bagi pengambilan kebijakan Bapepam-LK. Sebagaimana arahan Ketua, saat ini telah disusun tema peta strategi dan KPI Bapepam-LK, yaitu pasar modal dan lembaga keuangan non bank. Saat ini jumlah sasaran strategi yang dikembangkan oleh Depkeu-One (Bapepam-LK) Strategy Map mencapai 16 SS dan berhasil mengidentifikasi 27 KPI. c. Depkeu-Two Bapepam-LK mempunyai tugas yang sangat heterogen dibandingkan unit eselon I di lingkungan Departemen Keuangan lainnya, yang dapat dilihat dari visi-misi pada level eselon II. Berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 100 Tahun 2008, terdapat 13 unit eselon II di lingkungan Bapepam-LK. Salah satunya, yaitu: Sekretariat Badan. Sekretariat Badan terdiri atas 5 (lima) unit eselon III, yaitu: Bagian Perencanaan dan Organisasi, Bagian Kepegawaian, Bagian Keuangan, Bagian Kerjasama Internasional dan Hubungan Masyarakat, serta Bagian Umum. Berdasarkan visi di atas, ditetapkan pula 2 (dua) SS Sekretariat Badan, yaitu: Halaman 29

33 TS.1: Terwujudnya kwalitas layanan dan dukungan yang tinggi kepada semua unsur di lingkugan Badan. TS.2: Tingkat kepercayaan stake-holder internal dan eksternal Untuk merealisasikan visi tersebut Bapepam-LK pun telah membangun Rencana Strategis/Roadmap , sebagai acuan bagi pengambilan kebijakan di Sekretariat Badan. Sebagaimana arahan Sekretaris Badan, saat ini telah disusun tema peta strategi dan KPI Sekretaris Badan, yaitu bidang pelayanan. Saat ini jumlah SS yang dikembangkan oleh Sekretaris Badan mencapai 11 SS dan berhasil mengidentifikasi 22 KPIs. 5). Monitoring dan Evaluasi SOP TRBP DEPKEU Sejalan dengan program reformasi birokrasi, Departemen Keuangan telah berhasil menyusun Standard Operating Proedures (SOP) dengan 35 SOP terpilih sebagai Layanan Unggulan. Namun penyusunan SOP baru merupakan langkah awal dalam jalan panjang reformasi birokrasi di Departemen Keuangan. Organisasi Departemen Keuangan yang senantiasa berubah ditambah tuntutan stakeholder, mengharuskan kita menyusun SOP yang dinamis dan adaptif terhadap perubahan. Untuk itulah diperlukan monitoring dan evaluasi terhadap pelaksanaan SOP. Agar pelaksanaan layanan oleh unit organisasi benar-benar dinikmati masyarakat, berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan Nomor 25/KMK.01/2008 tentang Pembentukan Tim Reformasi Birokrasi Pusat Departemen Keuangan Tahun Anggaran 2008 ditetapkan Keputusan Sekretaris Jenderal selaku Ketua TRBP Nomor KEP- 03/TRBP/II/2008 tentang Pembentukan Tim Monitoring dan Evaluasi Program Reformasi Birokrasi Pusat Departemen Keuangan Tahun Selanjutnya demi efektivitas pelaksanaan monitoring dan evaluasi, diperlukan suatu pedoman yang memuat mekanisme dan instrumen yang jelas dan terukur kepada tiap-tiap SOP. Adapun komponen yang dilakukan penilaian adalah sosialisasi dan internalisasi SOP, pemangku/pelaksana kegiatan, kesinambungan kegiatan, kejelasan prosedur SOP, manfaat dan janji pelayanan. Ketua Pelaksana Harian TRBP telah menugaskan anggota Tim Penyusun Laporan Monev SOP Departemen Keuangan, yang dalam hal ini dilaksanakan oleh Bagian Perencanaan dan Organisasi untuk melakukan penyusunan Laporan Pelaksanaan Kegiatan Penyempurnaan Dan Monitoring Bussiness Process Tahun Anggaran Dengan dilakukannya monitoring maka akan terlihat titik-titik krisis yang harus dievakuasi. Sehingga SOP yang menjadi acuan berkegiatan akan semakin baik dari waktu ke waktu. B. Penataan Organisasi Pembahasan penataan organisasi Bapepam-LK pada tahun 2008 merupakan tindak lanjut dari usulan yang telah disampaikan pada tahun Rapat pembahasan pertama dilaksanakan pada tanggal 30 April 2008 antara Bapepam- LK dan Biro Organisasi dan Ketatalaksanaan (Biro Organta), Sekretariat Jenderal dengan Kementerian Negara Pendayagunaan Aparatur Negara (Menpan). Pokokpokok yang disepakati dalam pertemuan tersebut antara lain: Menpan pada prinsipnya menyepakati usulan penambahan 1 (satu) Subbagian pada masing-masing Bagian di Biro Pemeriksaan dan Penyidikan dengan pertimbangan beban kerja yang dipikul selama ini terlalu besar. Menpan juga menyepakati usulan penambahan 1 (satu) Bagian dan 3 (tiga) Subbagian di Biro Perundang-undangan dan Bantuan Hukum untuk Halaman 30

34 mengakomodasi aspek hukum Lembaga Keuangan yang kewenangannya selama ini ada di Sekretariat Jenderal. Selanjutnya pada tanggal 28 Mei 2008 dilaksanakan pertemuan kedua untuk melakukan pembahasan secara rinci mengenai tugas dan fungsi pada Biro Perundang-undangan dan Bantuan Hukum. Selain itu dalam rapat tersebut juga disepakati perubahan tugas dan fungsi pada Biro Standar Akuntansi dan Keterbukaan yang pada intinya mengalami perubahan nomenklatur pada Bagian Akuntan, Penilai dan Wali Amanat Pasar Modal menjadi Bagian Akuntan, Penilai, Pemeringkat Efek dan Wali Amanat Pasar Modal. Setelah dilakukan pembahasan dan penelaahan akhir mengenai uraian tugas dan fungsi Biro Pemeriksaan dan Penyidikan, Biro Perundang-undangan dan Bantuan Hukum dan Biro Standar Akuntansi dan Keterbukaan, konsep penataan organisasi Bapepam-LK kemudian disampaikan ke Biro Organta, Sekretariat Jenderal yang kemudian ditetapkan oleh Menteri Keuangan pada tanggal 11 Juli 2008 dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 100/PMK.01/2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Departemen Keuangan. VIII. PASAR MODAL SYARIAH 1. Implementasi Kebijakan Pengembangan Pasar Modal Syariah Pada tahun 2008, dalam rangka mewujudkan pengembangan pasar modal syariah sebagaimana telah dicanangkan dalam Master Plan Pasar Modal Indonesia hingga tahun 2009, Bapepam-LK telah melakukan 4 hal utama, yaitu pengembangan kerangka hukum, pengembangan produk syariah, sosialisasi tentang penerapan prinsip syariah di pasar modal dan kerjasama dengan regulator pasar modal negara lain. A. Pengembangan Kerangka Hukum Penerapan Prinsip Syariah di Pasar Modal Sejalan dengan prioritas sasaran dan target yang telah ditetapkan dalam Master Plan Pasar Modal Indonesia , dalam rangka pengembangan kerangka hukum pasar modal syariah Bapepam-LK secara berkelanjutan melakukan pemantauan terhadap implementasi peraturan terkait dengan penerapan prinsip syariah di pasar modal. Terkait dengan implementasi peraturan syariah yang telah diterbitkan, pada tahun 2008 Bapepam-LK sedang melakukan penyempurnaan peraturan Bapepam-LK nomor IX.A.13 tentang Penerbitan Efek Syariah dan Nomor II.K.1 tentang Kriteria dan Penerbitan Daftar Efek Syariah. Di samping itu, Bapepam-LK juga berkontribusi dalam penyusunan fatwa yang terkait dengan pengembangan pasar modal syariah. Pada tahun 2008 DSN-MUI telah menerbitkan 2 fatwa yaitu fatwa DSN-MUI Nomor 65/DSN-MUI/III/2008 tentang Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) Syariah dan fatwa DSN-MUI Nomor 66/DSN-MUI/III/2008 tentang Waran Syariah pada tanggal 6 Maret Dengan terbitnya fatwa tersebut akan menambah variasi produk syariah dan diharapkan dapat meningkatkan keyakinan investor atas produk syariah di pasar modal. B. Pengembangan Produk Syariah di Pasar Modal Untuk mendorong pengembangan produk berbasis syariah terutama untuk memberikan kesempatan yang lebih luas dalam berinvestasi, pada tahun 2008 Bapepam-LK telah menerbitkan Daftar Efek Syariah (DES) secara periodik sebanyak 2 kali, yaitu melalui Keputusan Ketua Bapepam-LK Nomor 194/BL/2008 pada tanggal 30 Mei 2008 dan Surat Keputusan Ketua Bapepam-LK Nomor 494/BL/2008 pada tanggal 28 November Dalam DES yang diterbitkan pada Halaman 31

35 tanggal 28 November 2008, terdapat penambahan Efek Syariah yang masuk DES yaitu Surat Berharga Syariah Negara (SBSN). Di samping penerbitan DES periodik tersebut, Bapepam-LK juga telah 21 kali menerbitkan DES insidentil terkait dengan penawaran umum saham dan sukuk Emiten yaitu berupa 15 kali penawaran umum saham dan 6 kali penawaran umum sukuk. Penerbitan DES insidentil ini bertujuan untuk memberikan kesempatan yang sama bagi reksa dana syariah dan investor lainnya yang memilih produk syariah untuk melakukan pemesanan efek tersebut pada saat masa penawaran umum dilakukan. Sebagai tambahan, dalam rangka lebih memperluas alternatif investasi syariah di pasar modal, pada tahun 2008 Bapepam-LK untuk pertama kalinya memberikan persetujuan kepada PT CIMB-Principal Asset Management sebagai pihak penerbit DES melalui Keputusan Ketua Bapepam-LK nomor Kep-393/BL/2008 pada tanggal 29 September 2008 C. Sosialisasi Penerapan Prinsip Syariah di Pasar Modal Hal penting lainnya yang telah dilakukan Bapepam-LK dalam rangka akselerasi pengembangan pasar modal syariah pada tahun 2008 ini adalah program sosialisasi. Momentum partisipasi dalam Festival Ekonomi Syariah (FES) pada awal tahun 2008 yang dilaksanakan pada tanggal Januari 2008 di Jakarta Convention Centre (JCC) dijadikan langkah awal Bapepam-LK merealiasikan program sosialisasi tersebut. Selanjutnya, Bapepam-LK telah melakukan beberapa kegiatan sosialisasi baik yang dilakukan kepada pelaku pasar modal (AEI, APRDI, ABKI, dan lain-lain) maupun kalangan perguruan tinggi (Yogyakarta, Surabaya, Padang, Lampung, Semarang dan lain-lain). Selain itu, Bapepam-LK juga telah melakukan penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) antara Bapepam-LK dengan IAIN Walisongo Semarang pada tanggal 13 Mei D. Kerja Sama dengan Regulator Pasar Modal Negara lain Pada tanggal 30 Oktober 2008 telah dilakukan penandatanganan Letter of Intent (LoI) antara Bapepam-LK dengan Securities Commission Malaysia, di Bali. LoI ini bertujuan untuk melakukan pengkajian bersama dalam rangka pengembangan produk Reksa Dana Syariah. E. Perkembangan Produk Syariah di Pasar Modal. Sejak awal tahun sampai dengan tanggal 17 Desember 2008 terdapat 6 Emiten yang memperoleh pernyataan efektif dari Bapepam-LK untuk menawarkan Sukuk dengan total nominal emisi sebesar Rp 1,69 triliun. Hal ini berarti jumlah penerbitan Sukuk telah meningkat sebesar 28,57% dari 21 Sukuk pada akhir tahun 2007 menjadi 27 Sukuk pada akhir tahun Sedangkan total nilai nominal tumbuh sebesar 52,32% dari Rp 3,23 triliun pada akhir tahun 2007 menjadi Rp 4,92 triliun pada akhir tahun Selanjutnya, dari total Emiten yang telah menerbitkan sukuk tersebut, sejumlah 21 Sukuk dengan total nilai nominal sebesar Rp 4,28 triliun masih beredar dan 6 Sukuk dengan total nilai nominal sebesar Rp 0,64 triliun telah dilunasi. SUKUK YANG MASIH BEREDAR PADA TAHUN 2008 Per 17 Desember 2008 NO NAMA SUKUK STRUKTUR /AKAD EMITEN TANGGAL EFEKTIF TANGGAL JATUH TEMPO NILAI NOMINAL (Rp) 1 Obligasi Syariah I Subordinasi Bank Muamalat Tahun 2003 Mudharabah PT Bank Muamalat Tbk 15-Jul Jul ,000,000,000 Halaman 32

36 Obligasi Syari'ah Mudharabah PTPN VII Tahun 2004 Obligasi Syariah Ijarah I Matahari Putra Prima Tahun 2004 Obligasi Syariah Ijarah Sona Topas T. Industry Tahun 2004 Obligasi Syariah Ijarah Indorent I Tahun 2004 Obligasi Syari'ah Ijarah Berlina I Tahun 2004 Obligasi Syari'ah Ijarah I HITS Tahun 2004 Obligasi Syariah Ijarah Apexindo Pratama Duta I Tahun 2005 Mudharabah Ijarah Ijarah PT Perkebunan Nusantara VII (Persero) PT Matahari Putra Prima Tbk PT Sona Topas Tourism Industry Tbk 18-Mar Mar-09 75,000,000, Apr May ,000,000, Jun Jun-09 52,000,000,000 Ijarah PT Indorent 01-Nov Nov ,000,000,000 Ijarah PT Berlina Tbk 02-Dec Dec-09 85,000,000,000 Ijarah Ijarah PT Humpuss Intermoda Transportasi Tbk PT Apexindo Pratama Duta 10-Dec Dec ,000,000, Mar-05 8-Apr ,000,000,000 9 Obligasi Syariah Ijarah Indosat Tahun 2005 Ijarah PT Indosat Tbk 21-Jun Jun ,000,000, Obligasi Syariah Ijarah I Ricky PT Ricky Putra Ijarah Putra Globalindo Tahun 2005 Globalindo Tbk 29-Jun Jul-10 60,400,000, PT Perusahaan Obligasi Syariah Ijarah PLN I Ijarah Listrik Negara Tahun 2006 (Persero) 21-Jun Jun ,000,000, Sukuk Ijarah Indosat II Th 2007 Ijarah PT Indosat Tbk 29-May May ,000,000, Sukuk Ijarah Berlian Laju Tanker Tahun 2007 Sukuk Mudharabah I Adhi Tahun 2007 Ijarah Mudharabah PT Berlian Laju Tanker Tbk PT Adhi Karya (Persero) Tbk 25-Jul-07 3-Jul ,000,000,000 6-Jul-07 6-Jul ,000,000, Sukuk Ijarah PLN II Tahun 2007 Ijarah PT PLN(Persero) 10-Jul Jul ,000,000, Sukuk Ijarah Indosat III tahun 2008 Ijarah PT Indosat Tbk 27-Mar-08 9-Apr ,000,000, Sukuk Mudharabah I Mayora PT Mayora Indah Mudharabah Indah tahun 2008 Tbk 28-May-08 5-Jun ,000,000, Sukuk Ijarah I Summarecon Agung tahun 2008 Ijarah PT Summarecon Agung Tbk 25-Jun-08 5-Jun ,000,000, Sukuk Ijarah Metrodata Electronics I tahun 2008 Ijarah PT Metrodata Electronics Tbk 26-Jun-08 4-Jul ,000,000, Sukuk Ijarah Aneka Gas Industri I tahun 2008 Ijarah PT Aneka Gas Industri Tbk 26-Jun-08 8-Jul ,000,000, Sukuk Subordinasi Mudharabah Bank Muamalat Tahun 2008 Mudharabah PT Bank Syariah Muamalat Indonesia Tbk 30-Jun Oct ,000,000,000 TOTAL NILAI NOMINAL 4,284,400,000,000 SUKUK YANG SUDAH DILUNASI PADA TAHUN 2008 Per 17 Desember 2008 NO 1 NAMA SUKUK Obligasi Syari'ah Mudharabah Ciliandra Perkasa Tahun 2003 STRUKTUR/ AKAD EMITEN TANGGAL EFEKTIF TANGGAL JATUH TEMPO NILAI NOMINAL (Rp) Mudharabah PT Ciliandra Perkasa 26-Sep Sep Halaman 33

37 Obligasi Syari'ah Mudharabah Indosat Tahun 2002 Obligasi Syari'ah Mudharabah Berlian Laju Tanker Thn 2003 Obligasi Syariah Ijarah Citra Sari Makmur I Tahun 2004 Obligasi Syari'ah Mudharabah Bank Bukopin Tahun 2003 Obligasi Syariah Mudharabah Bank Syariah Mandiri Tahun 2003 Mudharabah PT Indosat Tbk 6-Nov-02 6-Nov Mudharabah Ijarah Mudharabah Mudharabah PT Berlian Laju Tanker Tbk PT Citra Sari Makmur PT Bank Bukopin Tbk PT Bank Syariah Mandiri 28-May May Jul-04 9-Jul Jun Jul Oct Oct TOTAL NILAI NOMINAL Sementara itu, dalam periode yang sama terdapat 12 Reksa Dana Syariah yang memperoleh pernyataan efektif dari Bapepam-LK, dan 2 Reksa Dana Syariah yang telah dibubarkan yaitu Reksa Dana Batasa Investa Haji dan Manulife Syariah Amanah Andalan. Dengan demikian sampai dengan tanggal 17 Desember 2008 jumlah Reksa Dana Syariah adalah 36 Reksa Dana Syariah. Hal ini berarti jumlah Reksa Dana Syariah telah meningkat sebesar 38,46% dari 26 Reksa Dana Syariah pada akhir tahun 2007 menjadi 36 Reksa Dana Syariah pada tahun Sementara itu, Nilai Aktiva Bersih (NAB) Reksa Dana Syariah pada tanggal 17 Desember 2008 sebesar Rp 1,814 triliun, menurun 17,72% dibandingkan total NAB pada akhir tahun 2007 sebesar Rp 2,20 triliun. Penurunan ini secara signifikan terjadi pada triwulan akhir tahun 2008 yang dipengaruhi oleh krisis keuangan global. PROFIL REKSADANA SYARIAH TAHUN 2008 Per 17 Desember 2008 NO REKSADANA TANGGAL EFEKTIF NILAI AKTIVA BERSIH (Rp) 1 PNM Syariah 15 Mei ,98 2 Danareksa Syariah Berimbang 01 Desember ,48 3 Batasa Syariah 21 Juli PNM Amanah Syariah 26 Agustus ,76 5 Mandiri Investa Syariah Berimbang 14 Oktober ,02 6 Big Dana Muamalah 29 Oktober ,62 7 Haji Syariah 13 Januari ,75 8 Amanah Syariah Fund 17 Juni ,00 9 Capital Syariah Fleksi 08 Agustus ,51 10 IPB Syariah 14 Desember ,06 11 Indeks Danareksa Indeks Syariah 17 Maret ,06 12 BNI Dana Syariah 21 April ,99 13 BNI Danaplus Syariah 21 April ,09 14 CIMB-Principal Islamic Balanced 12 September ,45 Growth Syariah (d/h Kausar Balanced Growth Syariah) 15 Mega Dana Syariah 02 Nopember ,49 16 Euro Peregrine Syariah Balanced Plus 29 Nopember ,44 Halaman 34

38 17 TRIM Syariah Berimbang 26 Desember ,83 18 TRIM Syariah Saham 26 Desember ,80 19 Syariah Batasa Kombinasi 22 Maret ,53 20 Syariah Fortis Pesona Amanah 09 April ,00 21 Mega Dana Obligasi Syariah 21 Mei ,86 22 Si Dana Saham Syariah 16 Juli ,54 23 PNM Ekuitas Syariah 26 Juli ,00 24 CIMB Islamic Equity Growth Syariah 06 Agustus ,41 25 Mandiri Investa Atraktif-Syariah 19 Desember ,40 26 Syariah Fortis Equitra Amanah 24 Maret ,00 27 Cipta Syariah Balance 16 April ,70 28 Cipta Syariah Equity 16 April ,74 29 Batasa Equity Syariah 18 April ,75 30 BNIS Saham Syariah 04 Juli ,34 31 Batavia Proteksi Syariah Mataram 20 Agustus ,015,794, Mega Dana Saham Syariah 03 September ,91 33 Syariah Batasa Sukuk 03 September ,12 34 TRIM Syariah Sukuk 15 Oktober ,80 35 Optima Campuran Syariah 10 Nopember Optima Obligasi Syariah 10 Nopember Sumber Data: E-Monitoring Reksa Dana Total NAB ,67 IX. UPAYA PENINGKATAN KAPASITAS KELEMBAGAAN & PELAYANAN PUBLIK 1. Peningkatan Kepatuhan Pelaksanaan Tugas Unit Eselon II di lingkungan Bapepam-LK Dalam kurun waktu Januari 2008 sampai dengan Desember 2008, Biro Kepatuhan Internal telah melakukan kegiatan antara lain: - Penyelesaian penelaahan dan penilaian kepatuhan pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Biro Perasuransian, Biro Dana Pensiun, dan Biro Pengelolaan Investasi serta pemantauan terhadap rekomendasi hasil penelaahan dan penilaian tahun 2007; - Pengidentifikasian, pengevaluasian dan penyusunan Risk Register terhadap proses bisnis Unit-unit Eselon II di lingkungan Bapepam-LK melalui walkthrough; - Pelaksanaan audit khusus pada beberapa unit eselon II di lingkungan Bapepam- LK terkait dugaan pelanggaran disiplin dan kode etik pegawai; - Pemantauan mingguan terhadap pelaksanaan tugas strategis dari unit eselon II di lingkungan Bapepam-LK; - Penyusunan SOP pengaduan terkait pegawai Bapepam-LK (Whistleblowing Mechanism) dan SOP Investigasi Internal Bapepam-LK; - Penyusunan draft Pakta Integritas; - Penyusunan draft mekanisme Risk Management di lingkungan Bapepam-LK; - Penyusunan pedoman kerja audit (audit manual) bagi auditor di lingkungan Biro Kepatuhan Internal dalam rangka meningkatkan kualitas dan obyektifitas dari pelaksanaan tugas pokok dan fungsinya; Halaman 35

39 - Penyusunan draft Sistem Pengendalian Intern Biro Kepatuhan Internal yang mengacu pada Peraturan Pemerintah No. 60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah; - Pelaksanaan Survey Kepuasan Stakeholder Bapepam-LK; - Peningkatan capacity building pegawai di Biro Kepatuhan Internal melalui: a. pengiriman 5 (lima) pegawai Biro Kepatuhan Internal untuk study visit di Securities Commission, Malaysia pada Bulan Juni 2008 dengan agenda materi sebagai berikut: 1. Capital Market Statistics 2. Human Capital Management; 3. Internal Audit-Overview, Approach, Process, and Consideration for Enhancement; 4. Knowledge Management; 5. Organization and Effectiveness; 6. Risk Management; dan 7. Strategy and Research. b. Pelatihan berkelanjutan terkait peningkatan kompetensi auditor di lingkungan Biro Kepatuhan Internal pada Bulan Nopember Koordinasi dengan unit eselon II di lingkungan Bapepam-LK dalam penyusunan Key Performance Indicator (KPI) dengan metode Balanced Scorecard. 2. Program Penjajakan Minat dan Karir Alumni Universitas Negeri di Indonesia Departemen Keuangan pada tahun 2008 ini telah melakukan Penerimaan Pegawai Tingkat Sarjana Tahun Dalam rangka mendukung rencana penerimaan pegawai tersebut, Bapepam-LK bekerja sama dengan tim konsultan TAMF HR melaksanakan salah satu kegiatan dari Direct Recruitment Graduate Program melalui program penjajakan minat dan karir alumni universitas negeri di Indonesia untuk bergabung pada Bapepam-LK. Adapun tujuan dilaksanakan penjajakan minat dan karir alumni universitas negeri di Indonesia tersebut adalah meningkatkan kesadaran masyarakat akademisi terhadap keberadaan dan peran aktif institusi bapepam-lk di dalam perkembangan pasar modal dan lembaga keuangan bukan bank di Indonesia, dan memperkuat sumber daya manusia internal di lingkungan Bapepam-LK. Bapepam-LK telah melakukan kunjungan ke 11 Universitas Negeri terkait dengan program tersebut, yaitu a. Universitas Sebelas Maret b. Institut Teknologi Bandung c. Universitas Padjajaran d. Universitas Airlangga e. Universitas Sumatera Utara f. Institut Pertanian Bogor g. Universitas Hasanudin h. Universitas Indonesia i. Universitas Brawijaya j. Universitas Diponegoro k. Universitas Gadjah Mada 3. Pelaksanaan Assessment Center Halaman 36

40 Dalam rangka menindaklanjuti Program Assessment Center sebagai bagian dari Reformasi Birokrasi yang telah mulai dijalankan sejak tahun 2007, serta sebagaimana menurut Peraturan Menteri Keuangan Nomor: 47/PMK.01/2008 tentang Assessment Center Departemen Keuangan dan Peraturan Sekretariat Jenderal Nomor: 55/SJ/2008 tentang Pelaksanaan Assessment Center Departemen Keuangan, maka tiap-tiap unit Eselon I diwajibkan untuk membentuk, membangun, dan menyelenggarakan Assessment Center bagi Pejabat Eselon IV dan Pejabat dibawahnya. Tujuan Assessment Center adalah untuk memperoleh profil kompetensi setiap Pegawai Negeri Sipil di Departemen Keuangan, cq. Bapepam-LK dalam rangka perencanaan karir, mutasi jabatan, dan pengembangan pegawai berbasis kompetensi. Bapepam-LK sebagai salah satu unit Eselon I di lingkungan Departemen Keuangan telah melakukan pilot project Assessment Center pada tanggal 16 Desember 2008, di mana pada kegiatan tersebut kami telah meng-assess 12 Pejabat Eselon IV 4. Pelaksanaan Program Orientasi (Induction) bagi pegawai baru lulusan Diploma I dan III Keuangan STAN Bapepam-LK pada tahun 2008 ini telah menerima 31 pegawai baru lulusan Diploma I dan III Keuangan STAN yang mulai aktif per 1 Desember Selanjutnya, guna memberikan pemahaman tentang tugas, pokok, dan fungsi (Tupoksi) serta proses bisnis Bapepam-LK, maka Bagian Kepegawaian menyelenggarakan Program Orientasi (Induction). Materi dalam Program Orientasi tersebut diberikan oleh para wakil dari masing-masing unit kerja di Bapepam-LK. 5. Pelayanan Informasi Publik dan Penanganan Pengaduan a. Bidang Pasar Modal Sepanjang tahun 2008, Bapepam-LK telah menerima 25 kunjungan yang terdiri dari 22 kunjungan dari Perguruan Tinggi/Sekolah, 2 kunjungan dari Anggota DPRD, dan 1 kunjungan dari calon Emiten. Bapepam-LK telah menerbitkan surat keterangan riset kepada 49 pihak yang telah melakukan penelitian tentang pasar modal di Bapepam-LK, serta melayani 295 pihak yang datang langsung ke Bapepam-LK untuk mendapatkan informasi dan penjelasan, 285 Pertanyaan masyarakat mengenai pasar modal melalui telepon dan 292 pertanyaan melalui . Selama tahun 2008, Bapepam-LK juga telah mengirimkan pembicara atau narasumber dalam kuliah umum sebanyak 8 kali, 9 kali dalam workshop, serta telah berpartisipasi dalam pameran pasar modal dan lembaga keuangan non bank sebanyak 4 kali. Pada tahun 2008 Sekretariat Badan melalui Sub Bagian Pengaduan telah menerima sejumlah 106 pengaduan baik secara langsung (dari 52 pihak) maupun tertulis baik melalui surat, fax maupun (dari 54 pihak) dimana seluruh pengaduan tersebut telah ditindaklanjuti oleh biro teknis terkait. Adapun substansi pengaduan yang diterima terkait dengan industri Reksa Dana dan Pengelolaan Dana (discrecionary funds), sengketa dengan Perantara Pedagang Efek, indikasi investasi ilegal, klaim asuransi dan sengketa keperdataan. Pada tahun 2008 Sekretariat Badan telah mensosialisasikan kepada seluruh biro teknis atas revisi Standar Operasi dan Prosedur Penanganan Pengaduan yang bertujuan agar penanganan pengaduan dapat lebih terpadu, responsif dan akuntabel. Bapepam-LK telah menangani 25 pengaduan nasabah terkait dengan Perusahaan Efek. Dari 25 pengaduan tersebut ditindaklanjuti dengan pemeriksaan teknis kepada 4 Perusahaan Efek yang diadukan. Hingga saat ini, pemeriksaan teknis Halaman 37

41 yang telah diselesaikan berjumlah 4 Perusahaan Efek karena ditemukan adanya beberapa pelanggaran atas ketentuan perundang-undangan pasar modal. Hingga akhir tahun 2008, pengaduan yang telah diselesaikan penanganannya tanpa pemeriksaan teknis berjumlah 8 pengaduan, sementara sejumlah 13 pengaduan masih dalam proses penanganan. b. Bidang Dana Pensiun Sampai dengan Desember 2008, jumlah surat terkait pengaduan dan pelayanan informasi yang masuk adalah 85 surat. Dari 85 surat tersebut, 77 surat diantaranya sudah dibalas. Bapepam-LK meraih juara ke-3 dalam lomba Anugerah Media Humas yang diselenggarakan oleh Badan Koordinasi Kehumasan Lembaga Pemerintah (Bakohumas) dengan kategori Laporan Tahunan Pemerintah Pengumuman pemenang lomba Anugerah Media Humas tersebut diselenggarakan dalam kegiatan Pertemuan Tahunan Bakohumas yang diselenggarakan di Regency Batam, pada hari Kamis tanggal 28 Agustus X. PENGAWASAN LEMBAGA KEUANGAN NON BANK 1. Perasuransian Jumlah perusahaan perasuransian di Indonesia per 19 Desember 2008 adalah 382 perusahaan yang terdiri atas 140 perusahaan asuransi, 4 perusahaan reasuransi, dan 238 perusahaan penunjang usaha asuransi. Perusahaan asuransi terdiri dari 45 perusahaan asuransi jiwa, 90 perusahaan asuransi kerugian, 2 perusahaan penyelenggara program asuransi sosial & Jamsostek, dan 3 perusahaan penyelenggara asuransi untuk PNS dan TNI & Polri. Perusahaan penunjang usaha asuransi terdiri dari 153 perusahaan pialang asuransi, 15 perusahaan pialang reasuransi, 28 perusahaan penilai kerugian asuransi, 32 perusahaan konsultan aktuaria, dan 10 perusahaan agen asuransi. a. Pemberian Izin Usaha Perusahaan Perasuransian selama tahun 2008 Selama tahun 2008 Biro Perasuransian telah memberikan izin usaha kepada 10 perusahaan perasuransian, terdiri dari: - Pialang Asuransi : 6 perusahaan; - Konsultan Aktuaria : 1 perusahaan; - Penilai Kerugian Asuransi : 1 perusahaan; - Agen Asuransi : 2 perusahaan. b. Pencabutan Izin Usaha Perusahaan Perasuransian selama tahun 2008 Selama tahun 2008 Biro Perasuransian telah mencabut izin usaha 19 perusahaan perasuransian, terdiri dari: - Perusahaan Asuransi Jiwa : 1 perusahaan; - Perusahaan Asuransi Kerugian : 2 perusahaan - Perusahaan Pialang Asuransi/Reasuransi : 7 perusahaan; - Penilai Kerugian : 6 perusahaan; - Konsultan Aktuaria : 3 perusahaan. c. Perkembangan Kekayaan, Investasi Dan Premi Industri Asuransi Halaman 38

42 Sampai dengan September tahun 2008, laju pertumbuhan industri asuransi komersial (asuransi jiwa, asuransi kerugian, dan reasuransi) dan non komersial (asuransi sosial, asuransi PNS, dan asuransi TNI dan polisi) di Indonesia selama 5 tahun terakhir menunjukkan perkembangan yang cukup menggembirakan. Hal ini antara lain ditunjukkan oleh pertumbuhan kekayaan, investasi, dan perolehan premi. Selama periode tersebut, kekayaan industri asuransi tumbuh rata-rata sebesar 20,7% per tahun, dari sebesar Rp 94,1 triliun pada tahun 2003 menjadi sebesar Rp 236,07 triliun pada September tahun d. Perkembangan Asuransi Komersial Pertumbuhan industri asuransi komersial dari tahun 2003 s.d. September tahun 2008 menunjukkan perkembangan yang cukup baik. Selama periode tersebut, kekayaan industri asuransi komersial tumbuh rata-rata sebesar 22% per tahun, dari sebesar Rp 50,1 triliun pada tahun 2003 menjadi sebesar Rp 136,06 triliun pada September tahun Dari jumlah kekayaan yang dimiliki asuransi komersial pada September tahun 2008, sebesar Rp 115,25 triliun berupa penempatan dalam berbagai jenis instrumen investasi. Jumlah investasi tersebut hanya meningkat sebesar 3% dibanding dengan tahun Selama tahun 2003 s/d. September tahun 2008, total investasi mengalami pertumbuhan rata-rata sebesar 25,48% per tahun, dari sebesar Rp 38,03 triliun menjadi sebesar Rp 115,25 triliun. Dalam periode tahun 2003 s.d. 2007, premi asuransi jiwa meningkat sebesar 233%, dari Rp 13,6 triliun menjadi Rp 45,58 triliun. Pesatnya pertumbuhan premi asuransi jiwa dimotori oleh berkembangnya produk-produk yang mengandung unsur investasi. Sementara itu, perkembangan premi asuransi kerugian cukup lamban seiring dengan lambannya pertumbuhan ekonomi riil. Dalam periode , premi asuransi kerugian hanya meningkat sebesar 49%, dari Rp 12,7 triliun pada tahun 2003 menjadi Rp 18,9 triliun pada tahun Lambannya pertumbuhan premi asuransi kerugian kemungkinan disebabkan tidak adanya obyek asuransi baru sehingga kenaikan premi asuransi kerugian diindikasikan disebabkan oleh kenaikan nilai uang pertanggungan yang dipengaruhi oleh inflasi. Dengan demikian, secara keseluruhan premi asuransi komersial tumbuh sebesar rata-rata 23,3% per tahun, dari Rp 26,4 triliun pada tahun 2003 menjadi Rp64,4 triliun pada tahun Pada tahun 2003 s.d. tahun 2007, klaim yang dibayar asuransi jiwa meningkat sebesar 203%, dari sebesar Rp 6,4 triliun pada tahun 2003 meningkat menjadi Rp 19,67 triliun pada tahun Sedangkan klaim yang dibayarkan asuransi kerugian meningkat sebesar 73% per tahun, dari sebesar Rp 5,5 triliun pada tahun 2003 meningkat menjadi Rp 9,49 triliun pada tahun Dengan demikian, secara keseluruhan klaim asuransi komersial meningkat sebesar 144%, yaitu dari Rp 11,9 triliun pada tahun 2003 menjadi Rp 29,2 triliun pada tahun e. Asuransi Syariah Sampai dengan tahun 2008, usaha asuransi syariah terus mencatat pertumbuhan setiap tahunnya, yang antara lain ditunjukkan oleh jumlah perusahaan, perkembangan premi, dan perkembangan kekayaan yang dimiliki. Pertumbuhan perusahaan asuransi dan perusahaan reasuransi yang menyelenggarakan usaha syariah ditunjukkan antara lain dalam tabel di bawah ini: Perkembangan Jumlah Perusahaan Yang Menyelenggarakan Usaha Dengan Prinsip Syariah Halaman 39

43 Tahun 2004 Desember 2008 Keterangan Perusahaan Asuransi Jiwa Syariah Perusahaan Asuransi Kerugian Syariah Perusahaan Asuransi Jiwa yang memiliki Unit Syariah Perusahaan Asuransi Kerugian yang memiliki Unit Syariah Perusahaan Reasuransi yang memiliki Unit Syariah JUMLAH Market Share Perusahaan Asuransi Syariah 2006 September 2008 (Dalam Milyar Rupiah) No. I. II. Keterangan Seluruh Asuransi Jiwa Asuransi Jiwa Syariah Persentase Asuransi Syariah Seluruh Asuransi Kerugian dan Reasuransi Asuransi Kerugian dan Reasuransi Syariah Persentase Asuransi Kerugian dan Reasuransi Syariah Market Share Perusahaan Asuransi Syariah (dalam milyar) Premi Bruto (Rp) Klaim (Rp) Asset (Rp) * * * , , , , , , , , ,53 282,09 511,37 817,78 99,76 194,19 222,26 614,39 927, ,90 1,03% 1,05% 2,00% 0,68% 0,93% 0,93% 0,86% 0,91% 1,08% , , , , , , , , ,77 216,85 294,18 361,92 88,48 118,40 142,52 336,05 491,28 611,37 1,30% 1,47% 2,02% 1,13% 1,18% 1,81% 1,35% 1,67% 1,87% f. Produk Unit Link Perusahaan asuransi jiwa yang memasarkan produk asuransi yang dikaitkan dengan investasi (unit link) pada tahun 2008 adalah sebanyak 24 perusahaan g. Pencatatan Produk Asuransi Baru Dan Persetujuan Kerjasama Pemasaran Melalui Bank (Bancassurance) Tahun 2008 Jumlah permohonan persetujuan untuk memasarkan produk asuransi baru dari perusahaan asuransi jiwa dan asuransi kerugian pada tahun 2008 adalah sebanyak 401 produk asuransi. Dari total permohonan persetujuan produk asuransi baru tersebut jumlah yang disetujui adalah sebanyak 233 produk baru, 12 di antaranya merupakan produk asuransi syariah. Adapun jumlah permohonan untuk memasarkan produk asuransi melalui kerjasama dengan bank (bancassurance) dari perusahaan asuransi pada tahun Halaman 40

44 2008 adalah sebanyak 49. Dari total permohonan tersebut, jumlah yang telah disetujui adalah sebanyak 25 permohonan, 1 di antaranya merupakan persetujuan bancassurance untuk memasarkan produk asuransi syariah. h. Pengawasan Perusahaan Perasuransian 1) Perusahaan Asuransi dan Reasuransi Berdasarkan laporan keuangan tahun 2007 dan laporan triwulan tahun 2008, jumlah perusahaan asuransi dan perusahaan reasuransi yang memenuhi ketentuan Batas Tingkat Solvabilitas terdapat pada tabel sebagai berikut: Jumlah Perusahaan Asuransi dan Perusahaan Reasuransi Yang Memenuhi Ketentuan Batas Tingkat Solvabilitas Jenis Perusahaan Asuransi Jumlah Perusahaan Berdasarkan Laporan Keuangan 2007 Kuartal I 2008 Kuartal II 2008 Kuartal III 2008 Perusahaan Asuransi Jiwa Perusahaan Asuransi Kerugian Perusahaan Reasuransi Sedangkan Jumlah Perusahaan Asuransi dan Perusahaan Reasuransi yang tidak memenuhi ketentuan Batas Tingkat Solvabilitas terdapat pada tabel berikut: Jumlah Perusahaan Asuransi dan Perusahaan Reasuransi Yang Tidak Memenuhi Ketentuan Batas Tingkat Solvabilitas Jenis Perusahaan Asuransi Jumlah Perusahaan Berdasarkan Laporan Keuangan 2007 Kuartal I 2008 Kuartal II 2008 Kuartal III 2008 Perusahaan Asuransi Jiwa Perusahaan Asuransi Kerugian Perusahaan Reasuransi Selain harus memenuhi ketentuan tantang tingkat solvabilitas, Perusahaan Asuransi dan Perusahaan reasuransi juga harus memenuhi ketentuan Perimbangan Investasi. Jumlah Perusahaan Asuransi dan Perusahaan Reasuransi yang memenuhi ketentuan tersebut adalah seperti terdapat pada tabel berikut: Jumlah Perusahaan Asuransi dan Perusahaan Reasuransi Yang Memenuhi Ketentuan Tentang Perimbangan Investasi Jenis Perusahaan Asuransi Jumlah Perusahaan Berdasarkan Laporan Keuangan 2007 Kuartal I 2008 Kuartal II 2008 Kuartal III 2008 Perusahaan Asuransi Jiwa Perusahaan Asuransi Kerugian Halaman 41

45 Perusahaan Reasuransi Adapun jumlah perusahaan Asuransi dan Perusahaan Reasuransi yang tidak memenuhi ketentuan perimbangan investasi adalah seperti tertera pada tabel berikut: Jumlah Perusahaan Asuransi dan Perusahaan Reasuransi Yang Tidak Memenuhi Ketentuan Tentang Perimbangan Investasi Jenis Perusahaan Asuransi Jumlah Perusahaan Berdasarkan Laporan Keuangan 2007 Kuartal I 2008 Kuartal II 2008 Kuartal III 2008 Perusahaan Asuransi Jiwa Perusahaan Asuransi Kerugian Perusahaan Reasuransi ) Perusahaan Penunjang Usaha Asuransi Di tahun 2008, tingkat kepatuhan Perusahaan Pialang Asuransi dan Perusahaan Pialang Reasuransi terhadap ketentuan tentang premi yang belum disetor selama tahun 2008, adalah sebagai berikut: Jumlah Perusahaan Pialang Asuransi dan Perusahaan Pialang Reasuransi Yang Tidak Memenuhi Ketentuan Tentang Premi Yang Belum Disetor Jenis Perusahaan Tahunan 2007 Jumlah Perusahaan Berdasarkan Laporan Keuangan Semester II 2007 Semester I 2008 Perusahaan Pialang Asuransi Perusahaan Pialang Reasuransi i. Pemeriksaan Perusahaan Perasuransian Selama tahun 2008, Biro Perasuransian telah melakukan pemeriksaan terhadap 53 perusahaan perasuransian dengan perincian sebagaimana disajikan pada tabel berikut: Pemeriksaan Perusahaan Perasuransian Jenis Pemeriksaan Jenis Perusahaan Khusus Kantor Total Rutin Khusus Cabang Asuransi Jiwa Asuransi Kerugian Halaman 42

46 Perusahaan Reasuransi Pialang Asuransi Pialang Reasuransi Total j. Sanksi Terhadap Perusahaan Perasuransian Selama tahun 2008, sanksi yang diberikan kepada perusahaan asuransi dan perusahaan penunjang usaha asuransi akibat belum dipatuhinya ketentuan yang berlaku oleh perusahaan yang bersangkutan, masih cukup banyak. Hal tersebut terlihat dari data pengenaan sanksi terhadap perusahaan perasuransian sebagaimana tercantum dalam table berikut: No. Pengenaan, Pencabutan, dan Pembatalan Sanksi Selama Tahun 2008 Jenis Sanksi Pengenaan Sanksi Administratif dan Denda Perusahaan Asuransi Perusahaan Penunjang Usaha Asuransi 1. Sanksi Peringatan I Sanksi Peringatan II Sanksi Peringatan III Sanksi Peringatan I dan Terakhir Sanksi Peringatan II dan Terakhir Pembatasan Kegiatan Usaha Penegasan Pembatasan Kegiatan Usaha Sanksi Peringatan I Otomatis Sanksi Peringatan I dan Denda Sanksi Peringatan II dan Denda Sanksi Peringatan II dan Terakhir serta Denda Denda Penegasan Sanksi Denda 1-1 Total Total Pencabutan Sanksi 1. Pencabutan Sanksi Peringatan I Pencabutan Sanksi Peringatan II Pencabutan Sanksi Peringatan III Pencabutan Sanksi Peringatan I dan Terakhir Pencabutan Sanksi Peringatan II dan Terakhir Pencabutan Pembatasan Kegiatan Usaha Total Pembatalan Sanksi Administratif 1. Pembatalan Sanksi Peringatan I Pembatalan Sanksi Peringatan II Halaman 43

47 3. Pembatalan Pembatasan Kegiatan Usaha Total Dana Pensiun A. Perkembangan Industri Dana Pensiun a. Sampai dengan Desember 2008, jumlah Dana Pensiun di Indonesia adalah sebanyak 281 Dana Pensiun yang terdiri dari: Dana Pensiun Pemberi Kerja (DPPK) sebanyak 255 Dana Pensiun dan Dana Pensiun Lembaga Keuangan (DPLK) sebanyak 26 Dana Pensiun. Dari 255 Dana Pensiun Pemberi Kerja, 216 Dana Pensiun diantaranya menyelenggarakan Program Pensiun Manfaat Pasti (PPMP), dan sisanya sebanyak 39 Dana Pensiun menyelenggarakan Program Pensiun Iuran Pasti (PPIP). b. Sementara itu, jumlah Dana Pensiun yang bubar sepanjang tahun 2008 tercatat sebanyak 11 Dana Pensiun. B. Regulasi di Bidang Dana Pensiun a. Tanggal 7 Agustus 2008, telah diterbitkan Peraturan Ketua Bapepam-LK Nomor: PER-04/BL/2008 tentang Sistem Pengawasan Dana Pensiun Berbasis Risiko. b. Tanggal 5 Desember 2008 telah diterbitkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor: 199/PMK.010/2008 tentang Investasi Dana Pensiun. c. Selain itu, selama tahun 2008 terdapat penyusunan dan pembahasan atas konsep/draft Peraturan Menteri Keuangan, yang terdiri dari: 1) Peraturan Menteri Keuangan mengenai Tata Cara Pengesahan Pembentukan Dana Pensiun Pemberi Kerja dan Pengesahan Perubahan Peraturan Dana Pensiun Pemberi Kerja. 2) Peraturan Menteri Keuangan mengenai Tata Cara Pengesahan Pendirian Dana Pensiun Lembaga Keuangan dan Pengesahan Perubahan Peraturan Dana Pensiun Lembaga Keuangan. 3) Peraturan Menteri Keuangan mengenai Tata Cara Pembubaran Dana Pensiun. 4) Peraturan Menteri Keuangan mengenai Penggabungan Dana Pensiun Lembaga Keuangan. 5) Peraturan Ketua Bapepam-LK tentang Penilaian Investasi Dana Pensiun. C. Aktivitas Pengawasan a. Sampai dengan Desember 2008 telah diselesaikan 57 pengesahan Menteri, yang terdiri dari 4 Pengesahan Pembentukan Dana Pensiun, 42 Pengesahan Perubahan Peraturan Dana Pensiun, dan 11 Pengesahan Pembubaran Dana Pensiun. b. Selain pengesahan, juga telah diberikan 34 persetujuan Menteri, yang terdiri dari 11 Persetujuan Rencana Kerja dan Tata Cara Penyelesaian Likuidasi Dana Pensiun, 12 Persetujuan Perpanjangan Rencana Kerja dan Tata Cara Penyelesaian Likuidasi Dana Pensiun, dan 11 Persetujuan Penyelesaian Likuidasi Dana Pensiun. Halaman 44

48 c. Selama tahun 2008, telah dilakukan analisis laporan berkala terhadap 233 dana pensiun. Dari jumlah tersebut, 199 dana pensiun telah dianalisis dengan menggunakan Aplikasi Analisis Dasar dan 34 dana pensiun telah dianalisis dengan menggunakan alat analisis Sistem Pemeringkatan Risiko (SPERIS). Selain itu, juga telah dilakukan analisis khusus atas beberapa dana pensiun. Untuk kegiatan analisis laporan non berkala terutama analisis atas sertifikasi pengurus dan pelaksana tugas pengurus selama tahun 2008, sebanyak 92% pengurus dan pelaksana tugas pengurus dana pensiun telah memiliki sertifikat pengetahuan dasar di bidang Dana Pensiun. Dari kegiatan pemantauan tindak lanjut hasil pemeriksaan selama tahun 2008, jumlah Laporan Hasil Pemeriksaan Langsung (LHPL) yang diproses adalah sebanyak 140 laporan dengan total rekomendasi sebanyak butir. Selama periode tersebut, sebanyak rekomendasi LHPL selesai ditindaklanjuti oleh dana pensiun. d. Kegiatan pemeriksaan dalam periode tahun 2008 telah dilakukan terhadap 57 Dana Pensiun, terdiri atas 48 Dana Pensiun Pemberi Kerja dan 9 Dana Pensiun Lembaga Keuangan. Realisasi kegiatan pemeriksaan tahun 2008 dimaksud telah sesuai dengan target yang ditetapkan. Sejak disempurnakan sistem pengawasan Dana Pensiun, terhitung mulai bulan September 2008 pemeriksaan Dana Pensiun telah dilakukan dengan berbasis risiko. Dari 57 Dana Pensiun yang diperiksa, sebanyak 15 pemeriksaan Dana Pensiun dilakukan dengan menggunakan metode berbasis risiko. 3. Pembiayaan dan Penjaminan a. Lembaga Penjaminan Penyusunan Rancangan Undang-undang Dengan terjadinya krisis keuangan global yang mengancam stabilitas sistem keuangan dan perekonomian nasional serta dalam rangka menjalankan amanat Pasal 11 ayat (5) Undang-Undang Nomor 3 tahun 2004 tentang Perubahan atas Undang-undang Nomor 23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia, Pemerintah menerbitkan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang (Perpu) Nomor 4 Tahun 2008 tentang Jaring Pengaman Sistem Keuangan (JPSK) tanggal 15 Oktober Perpu tersebut sebagai landasan hukum yang kuat dalam rangka pencegahan dan penanganan krisis keuangan yang berpotensi membahayakan stabilitas sistem keuangan dan perekonomian nasional. Dalam Perpu tersebut diatur mengenai mekanisme koordinasi antar lembaga yang terkait dalam pembinaan sistem keuangan nasional dan mekanisme pengambilan keputusan sehingga tindakan pencegahan dan penanganan krisis dapat dilakukan secara terpadu, efisien dan efektif. Dengan diterbitkannya Perpu ini maka ketersediaan instrumen pengamanan stabilitas sistem keuangan nasional akan semakin lengkap sehingga Pemerintah, Bank Indonesia dan institusi terkait akan dapat melaksanakan langkah-langkah pencegahan dan penanganan krisis secara cepat, efektif, dan dapat meminimalkan potensi kerugian bagi negara. Selanjutnya, sesuai dengan peraturan perundang-undangan, Perpu tersebut telah disampaikan oleh Pemerintah kepada Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) guna memperoleh persetujuan. Hasil Rapat Paripurna DPR tanggal 18 Desember 2008 mengenai RUU Penetapan Perpu tersebut, DPR meminta Pemerintah untuk mengajukan RUU JPSK paling lambat tanggal 19 Januari 2009 sebelum dimulainya awal masa sidang tahun Penyusunan Rancangan Peraturan Presiden Halaman 45

49 Dalam rangka meningkatkan pertumbuhan ekonomi, berdasarkan instruksi Presiden Nomor 6 Tahun 2007 tanggal 8 Juni 2007 (Inpres) telah ditetapkan kebijakan mengenai percepatan pengembangan sektor riil dan pemberdayaan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM). Pemberdayaan UMKM melalui peningkatan akses UMKM pada sumber pembiayaan dilakukan dengan memperkuat sistem penjaminan kredit bagi UMKM antara lain melalui penataan kembali sistem penjaminan kredit bagi UMKM melalui pengaturan mengenai penjaminan kredit bagi UMKM. Dalam rangka pengaturan penjaminan kredit, Pemerintah telah mengeluarkan Peraturan Presiden Nomor 2 Tahun 2008 tanggal 26 Januari 2008 tentang Lembaga Penjaminan (Perpres). Tujuan dari Perpres tersebut adalah untuk mendorong agar kegiatan usaha Lembaga Penjaminan dapat dilakukan secara prudent, transparan, efisien, berkesinambungan, dan bermanfaat bagi masyarakat dan perekonomian nasional. Adapun pokok-pokok pengaturan yang terdapat dalam Perpres tersebut antara lain menyangkut aspekaspek kelembagaan, kegiatan usaha, dan pembinaan serta pengawasan Lembaga Penjaminan. Peraturan Menteri Keuangan Sebagai tindak lanjut dari Peraturan Presiden Nomor 2 Tahun 2008 tentang Lembaga Penjaminan dan berdasarkan Inpres Nomor 5 Tahun 2008 tentang Fokus Program Ekonomi Tahun , Menteri Keuangan telah menetapkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 222/PMK.010/2008 tanggal 16 Desember 2008 tentang Perusahaan Penjaminan Kredit dan Perusahaan Penjaminan Ulang Kredit (PMK). Sebelum rancangan PMK tersebut ditetapkan oleh Menteri Keuangan, telah diperoleh masukan/input dari pemangku kepentingan (stakeholders) dan masyarakat dalam acara sosialisasi bersama ketentuan Penjaminan Kredit dan Perkreditan Perbankan serta Undang-undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang UMKM, yang dilaksanakan di Semarang, Pekanbaru, Balikpapan dan Manado. Acara sosialisasi tersebut merupakan pelaksanaan dari Nota Kesepahaman Bersama (MoU) antara Ketua Bapepam LK dengan Deputi Gubernur Bank Indonesia dan Deputi Menteri Negara Koperasi dan UKM, Bidang Pengembangan dan Restrukturisasi Usaha tanggal 10 Juli 2008 tentang Sosialisasi Bersama Ketentuan Penjaminan Kredit dan Perkreditan Perbankan serta UU No. 20 Tahun 2008 tentang UMKM. Adapun pokok-pokok materi yang diatur dalam PMK tersebut antara lain menyangkut ketentuan mengenai kegiatan usaha, persyaratan dan tata cara pendirian, pencabutan izin usaha, permodalan, persyaratan dan tata cara pembukaan kantor, kelembagaan, serta pembinaan dan pengawasan Perusahaan Penjaminan Kredit dan Perusahaan Penjaminan Ulang Kredit. Dengan ditetapkannnya PMK tersebut, diharapkan masyarakat, khususnya pemerintah-pemerintah daerah dapat berpartisipasi di dalam penyelenggaran penjaminan kredit melalui pendirian lembaga penjaminan kredit daerah. Dengan semakin banyaknya lembaga penjaminan yang didirikan di daerah-daerah diharapkan akan semakin meningkat penyaluran kredit ke daerah-daerah yang memiliki potensi ekonomi yang dapat dikembangkan, khususnya bagi pemberdayaan UMKM yang feasible tetapi tidak bankable, sehingga pada gilirannya akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi. b. Lembaga Pembiayaan Khusus Penyusunan RUU tentang Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia Halaman 46

50 Dalam rangka mendorong program peningkatan ekspor nasional, Presiden melalui surat Nomor R.32/Pres/6/2007 tanggal 11 Juni 2007 telah menyampaikan RUU tentang Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia kepada DPR untuk dibahas lebih lanjut. RUU LPEI telah memperoleh persetujuan dari DPR untuk disahkan menjadi Undang-Undang dalam Rapat Paripurna pada tanggal 16 Desember Adapun pokok-pokok dari UU LPEI antara lain sebagai berikut : 1) Ruang lingkup kegiatan usaha LPEI dalam melaksanakan pembiayaan ekspor nasional, dalam bentuk pembiayaan, penjaminan dan asuransi serta jasa konsultasi yang terkait dengan ekspor. 2) LPEI dibentuk dengan undang-undang tersendiri (sui generis) dan memiliki sifat sovereign status. 3) LPEI dapat memberikan pembiayaan ekspor nasional, baik secara konvensional maupun berdasarkan prinsip syariah. 4) Modal dasar LPEI paling sedikit sebesar Rp (Empat Trilliun Rupiah) yang berasal dari kekayaan negara yang dipisahkan yang tertanam pada Perusahaan Perseroan (Persero) PT. Bank Ekspor Indonesia (BEI). Dengan demikian, tidak diperlukan dana dari APBN. 5) LPEI sebagai kepanjangan tangan Pemerintah, diharapkan dapat membantu memberikan pembiayaan di wilayah-wilayah yang tidak dimasuki oleh bank atau lembaga keuangan komersial (fill the market gap), menyediakan pembiayaan bagi transaksi-transaksi atau proyek-proyek yang secara komersial sulit dilaksanakan oleh lembaga keuangan komersial maupun oleh LPEI sendiri, namun dianggap perlu oleh Pemerintah untuk menunjang kebijakan atau program peningkatan ekspor nasional melalui National Interest Account (NIA). 6) Organ LPEI menggunakan One Board System, One Star, dimana salah satu anggota Dewan Direktur ditetapkan oleh Menteri Keuangan sebagai Ketua Dewan Direktur merangkap Direktur Eksekutif. 7) Dengan beroperasinya LPEI, Perusahaan Perseroan (Persero) PT Bank Ekspor Indonesia (BEI) dinyatakan bubar, semua aktiva dan pasiva serta hak dan kewajiban hukum BEI menjadi aktiva dan pasiva serta hak dan kewajiban hukum LPEI. c. Lembaga Pembiayaan Kelembagaan 1) Jumlah perusahaan Pada akhir 2008, Bagian Lembaga Pembiayaan membina dan mengawasi 207 Perusahaan pembiayaan yang membawahi 1904 kantor cabang di seluruh Indonesia. a) Izin baru Selama 2008, Bagian Lembaga Pembiayaan telah memberikan 2 izin usaha baru bagi PT SG Consumer Finance Indonesia dan PT Smart Multi Finance. No Nama Perusahaan Izin Usaha KEP-151/KM.10/ SG Consumer Finance Indonesia 08 Agustus Smart Multi Finance KEP-156/KM.10/2008 Halaman 47

51 08 Agustus 2008 b) Pencabutan Sedangkan untuk kegiatan pembinaan, telah dicabut 7 perusahaan pembiayaan sepanjang tahun Daftar perusahaan pembiayaan yang telah dicabut adalah sebagai berikut: No Nama Perusahaan Nomor 1 PT Air Multi Finance KEP-036/MK.10/ Maret PT JRD Finance Utama KEP-037/MK.10/ Maret PT Ciputra Finance KEP-080/MK.10/ Mei PT Central Total Finance KEP-154/MK.10/ Agustus PT Danamulti Deltafinance KEP-203/MK.10/ September PT Perjahl Leasing Indonesia KEP-204/MK.10/ September PT Centris Multi Finance KEP-244/KM.10/ Nopember ) Kantor cabang Untuk perijinan pembukaan kantor cabang, telah diberikan ijin pembukaan kantor cabang baru sebanyak 420 kantor cabang bagi 88 perusahaan di tahun ) Perubahan anggaran dasar Dalam rangka perubahan anggaran dasar perusahaan pembiayaan sesuai dengan UU No 40 tahun 2007, bagian lembaga pembiayaan telah mencatat perubahan-perubahan anggaran dasar perusahaan pembiayaan yang telah disesuaikan dengan UU No 40/2007. Selain perubahan anggaran dasar yang menyesuaikan dengan UU No 40/2007, 7 (tujuh) perusahaan pembiayaan telah meningkatkan modal disetor diatas 100 milyar sesuai dengan ketentuan PMK 84/ (lima) perusahaan pembiayaan telah berganti nama. Bagian Lembaga Pembiayaan juga telah memproses 92 permohonan perubahan pengurus, 80 permohonan perpindahan alamat baik kantor pusat maupun kantor cabang dan 1 (satu) perubahan kegiatan dari yang hanya mempunyai ijin kartu kredit menjadi pembiayaan konsumen, anjak piutang, sewa guna usaha, dan kartu kredit. Perkembangan Industri Lembaga Pembiayaan Dalam melaksanakan tugasnya sebagai lembaga pengawas perusahaan pembiayaan, Bagian Lembaga Pembiayaan telah memantau perkembangan industri pembiayaan terutama dalam menghadapi krisis global sekarang ini. Dari data perusahaan yang telah disampaikan dapat disimpulkan bahwa perusahaan pembiayaan selama 2008*) telah mengalami peningkatan dibandingkan periode sebelumnya dengan total aset mencapai Rp167 triliun. (data per Oktober 2008) Grafik 1 Total asset perusahaan pembiayaan (dalam triliun rupiah) Halaman 48

52 Dari total aset 167 triliun, 82% aset merupakan piutang pembiayaan yang didominasi oleh pembiayaan konsumen sebesar Rp 86 triliun, sewa guna usaha sebesar Rp49 triliun, anjak piutang sebesar Rp 2 triliun, dan usaha kartu kredit sebesar Rp1 triliun. Grafik 2 Piutang Pembiayaan per Jenis Usaha (dalam triliun rupiah) Sumber pendanaan yang digunakan oleh perusahaan pembiayaan terutama berasal dari pinjaman sebesar Rp 110 triliun, penerbitan obligasi sebesar Rp12 triliun, dan modal sendiri sebesar Rp 30 triliun. Grafik 3 Sumber Pendanaan Perusahaan Pembiayaan (dalam triliun rupiah) Halaman 49

53 Peraturan Pada tanggal 30 Juni 2008, BAPEPAMLK telah menerbitkan Peraturan Ketua Badan tentang Penilaian Kemampuan dan Kepatutan Bagi Anggota Direksi dan Dewan Komisaris Perusahaan Pembiayaan. Sehubungan dengan penerbitan Peraturan Ketua tersebut, Bagian Lembaga Pembiayaan telah melakukan sosialisasi PER-03/BL/2008 tersebut, bersama PER-03/BL/2007 tentang Kegiatan Perusahaan Pembiayaan Berdasarkan Prinsip Syariah dan PER-04/BL/2007 tentang Akad-Akad Yang Digunakan Dalam Kegiatan Perusahaan Pembiayaan Berdasarkan Prinsip Syariah pada tanggal 24 Juli 2008 bertempat di Gedung Dhanapala. Setelah dilakukan sosialisasi tersebut, Bagian Lembaga Pembiayaan telah melakukan uji kemampuan dan kepatutan (fit and proper) terhadap 25 calon direksi dan calon komisaris perusahaan pembiayaan yang mengajukan permohonan fit and proper pada bulan oktober dan November 2008 dengan rincian sebagai berikut: 16 calon direksi dan 9 calon komisaris. Dari jumlah tersebut, 2 orang calon komisaris dinyatakan tidak lulus fit & proper test. Sampai dengan tanggal 21 Desember 2008 Bagian Lembaga Pembiayaan telah melakukan uji kemampuan dan kepatutan terhadap 13 calon DIreksi dan Komisaris dengan rincian sebagai berikut: 6 calon direksi 7 calon komisaris. d. Pemeriksaan Pada tahun 2008 Bapepam-LK telah melakukan pemeriksaan terhadap 36 Perusahaan Pembiayaan berdasarkan analisis atas laporan keuangan audit tahun 2007 dan monitoring atas pemenuhan komitmen Perusahaan Pembiayaan yang telah diperiksa tahun Pemeriksaan tersebut telah direncanakan dalam Halaman 50

List 284 Reksadana Pendapatan Tetap hingga 19 Juni 2013

List 284 Reksadana Pendapatan Tetap hingga 19 Juni 2013 List 284 Reksadana Pendapatan Tetap hingga 19 Juni 2013 AAA Bond Fund 2 AAA Optimal Income Fund Investasi Reksa Premium AIA Financial IDR Fixed Income Fund Avrist Link Assured USD Fund AIA Financial USD

Lebih terperinci

Daftar Peraturan Ketua Bapepam-LK ( update ) No. Keputusan Peraturan Tentang

Daftar Peraturan Ketua Bapepam-LK ( update ) No. Keputusan Peraturan Tentang Daftar Peraturan Ketua Bapepam-LK ( update 15-10-2010 ) No. Keputusan Peraturan Tentang 1. Kep-39/PM/1997 II.A.1 Dokumen Yang Terbuka Untuk Umum 2. Kep-40/PM/1997 II.A.2 Prosedur Penyediaan Dokumen Bagi

Lebih terperinci

Dokumen Yang Terbuka Untuk Umum. Kep-40/PM/1997 II.A.2 Prosedur Penyediaan Dokumen Bagi Masyarakat Di Pusat Referensi Pasar Modal

Dokumen Yang Terbuka Untuk Umum. Kep-40/PM/1997 II.A.2 Prosedur Penyediaan Dokumen Bagi Masyarakat Di Pusat Referensi Pasar Modal DAFTAR ISI NO. 1. Kep-39/PM/1997 II.A.1 Dokumen Yang Terbuka Untuk Umum 2. 3. 4. Kep-40/PM/1997 II.A.2 Prosedur Penyediaan Dokumen Bagi Masyarakat Di Pusat Referensi Pasar Modal Kep-41/PM/1997 II.A.3 Surat,

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN REKSA DANA SYARIAH REKSA DANA SYARIAH. Per 30 September Jumlah Reksa Dana Syariah

PERKEMBANGAN REKSA DANA SYARIAH REKSA DANA SYARIAH. Per 30 September Jumlah Reksa Dana Syariah REKSA DANA SYARIAH PERKEMBANGAN REKSA DANA SYARIAH REKSA DANA SYARIAH Per 30 September 2011 No Jenis Reksa Dana Syariah Jumlah Reksa Dana Syariah Total NAB (Rp Miliar) 1 17 1.043,15 2 Indeks 1 115,60 3

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN REKSA DANA SYARIAH REKSA DANA SYARIAH. Per 30 Maret 2012

PERKEMBANGAN REKSA DANA SYARIAH REKSA DANA SYARIAH. Per 30 Maret 2012 REKSA DANA SYARIAH PERKEMBANGAN REKSA DANA SYARIAH REKSA DANA SYARIAH Per 30 Maret 2012 No Reksa Dana Syariah Jumlah Reksa Total NAB 1 16 1.187,09 2 Indeks 1 155,57 3 8 690,04 4 10 1.757,72 5 15 1.505,45

Lebih terperinci

Perkembangan Reksadana Syariah. Jan Feb Mar Apr Mei Reksa Dana Syariah

Perkembangan Reksadana Syariah. Jan Feb Mar Apr Mei Reksa Dana Syariah REKSA DANA SYARIAH REKSA DANA SYARIAH Miliar Rp 20.000,00 18.000,00 16.000,00 14.000,00 12.000,00 10.000,00 8.000,00 6.000,00 4.000,00 2.000,00 0,00 Perkembangan Reksadana 18.179,07 150 Jan Feb Mar Apr

Lebih terperinci

THE DEVELOPMENT OF SHARIA MUTUAL FUND SHARIA MUTUAL FUND AS OF MAY

THE DEVELOPMENT OF SHARIA MUTUAL FUND SHARIA MUTUAL FUND AS OF MAY REKSA DANA SYARIAH THE DEVELOPMENT OF SHARIA MUTUAL FUND SHARIA MUTUAL FUND AS OF MAY 31 2012 Total NAB No Product Type Number Of Sharia (Rp Miliar) Mutual Fund 1 Sharia Mutual Fund 16 1.270,73 2 Index

Lebih terperinci

REKSA DANA SYARIAH REKSA DANA SYARIAH. 1 S T A T I S T I K P A S A R M O D A L S Y A R I A H Direktorat Pasar Modal Syariah Otoritas Jasa Keuangan

REKSA DANA SYARIAH REKSA DANA SYARIAH. 1 S T A T I S T I K P A S A R M O D A L S Y A R I A H Direktorat Pasar Modal Syariah Otoritas Jasa Keuangan REKSA DANA SYARIAH REKSA DANA SYARIAH Perbandingan Jumlah Reksa Dana Perbandingan NAB (Rp. Miliar) Tahun Reksa Dana Syariah Reksa Dana Konvensional Reksa Dana Total % Reksa Dana Syariah Reksa Dana Konvensional

Lebih terperinci

RD - Saham. REKSA DANA AAA Blue Chip Value. Fund. RD - Mixed

RD - Saham. REKSA DANA AAA Blue Chip Value. Fund. RD - Mixed Peraturan : X.N.1 CIMB Principal Asset Management, mor & mor & 3 - DANA PENSIUN BANK CIM 0 (11-11-2010) --0-96,997,046,480.77 0.00 79,521,848,751.86 0.00 RD - Syariah - REKSADANA AAA - - 964,370.99 1,695.41

Lebih terperinci

UU No. 8/1995 : Pasar Modal

UU No. 8/1995 : Pasar Modal UU No. 8/1995 : Pasar Modal BAB1 KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Undang-undang ini yang dimaksud dengan: 1 Afiliasi adalah: hubungan keluarga karena perkawinan dan keturunan sampai derajat a. kedua, baik

Lebih terperinci

BAB II DISKRIPSI REKSA DANA. mengeluarkan peraturan tentang pasar modal yang mencakup pula peraturan

BAB II DISKRIPSI REKSA DANA. mengeluarkan peraturan tentang pasar modal yang mencakup pula peraturan 11 BAB II DISKRIPSI REKSA DANA 2.1 Sejarah Reksa Dana di Indonesia Di Indonesia, reksa dana pertama kali muncul saat pemerintah mendirikan PT. Danareksa pada tahun 1976. Pada waktu itu PT. Danareksa menerbitkan

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 1995 TENTANG PASAR MODAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 1995 TENTANG PASAR MODAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 1995 TENTANG PASAR MODAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa tujuan pembangunan nasional adalah terciptanya

Lebih terperinci

Perkembangan Reksadana Syariah. Jan Feb Mar Apr Reksadana Syariah NAB Reksadana Syariah. Reksa Dana Syariah

Perkembangan Reksadana Syariah. Jan Feb Mar Apr Reksadana Syariah NAB Reksadana Syariah. Reksa Dana Syariah REKSA DANA SYARIAH REKSA DANA SYARIAH Miliar Rp 20.000,00 18.000,00 16.000,00 14.000,00 12.000,00 10.000,00 8.000,00 6.000,00 4.000,00 2.000,00 0,00 Perkembangan Reksadana Syariah Jumlah 18.127,42 160

Lebih terperinci

BAB 4. HASIL dan ANALISIS PENELITIAN

BAB 4. HASIL dan ANALISIS PENELITIAN BAB 4 HASIL dan ANALISIS PENELITIAN 4.1 Perhitungan Return Pengembalian Bebas Risiko Dalam pengukuran kinerja reksa dana pendapatan tetap dengan menggunakan metode Sharpe, metode Treynor, dan metode Jensen,

Lebih terperinci

KONFERENSI PERS AKHIR TAHUN 2014 PASAR MODAL INDONESIA

KONFERENSI PERS AKHIR TAHUN 2014 PASAR MODAL INDONESIA KONFERENSI PERS AKHIR TAHUN 2014 PASAR MODAL INDONESIA Jakarta, 30 Desember 2014 i DAFTAR ISI I. INDIKATOR UTAMA PASAR MODAL INDONESIA... 1 II. PERKEMBANGAN DI BIDANG EMISI EFEK, EMITEN DAN PERUSAHAAN

Lebih terperinci

Perkembangan Reksadana Syariah. Reksa Dana Total. Reksa Dana Syariah. Reksa Dana Konvensional. Prosentase

Perkembangan Reksadana Syariah. Reksa Dana Total. Reksa Dana Syariah. Reksa Dana Konvensional. Prosentase REKSA DANA SYARIAH REKSA DANA SYARIAH Miliar Rp 12.000 10.000 8.000 6.000 4.000 2.000 0 Perkembangan Reksadana Jumlah 101 120 100 80 9.303,47 60 40 20 0 jan Feb Mar Apr 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016

Lebih terperinci

PENJELASAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2014 TENTANG PUNGUTAN OLEH OTORITAS JASA KEUANGAN

PENJELASAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2014 TENTANG PUNGUTAN OLEH OTORITAS JASA KEUANGAN PENJELASAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2014 TENTANG PUNGUTAN OLEH OTORITAS JASA KEUANGAN I. UMUM Otoritas Jasa Keuangan yang merupakan otoritas tunggal (unified supervisory model)

Lebih terperinci

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN SALINAN KEPUTUSAN KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN NOMOR: KEP-552/BL/2010 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN REKSA DANA SYARIAH REKSA DANA SYARIAH. Per 28 September 2012

PERKEMBANGAN REKSA DANA SYARIAH REKSA DANA SYARIAH. Per 28 September 2012 REKSA DANA SYARIAH REKSA DANA SYARIAH PERKEMBANGAN REKSA DANA SYARIAH REKSA DANA SYARIAH Per 28 September 2012 No Jenis Reksa Dana Syariah Jumlah Reksa Dana Syariah Total NAB (Rp Miliar) 1 15 1,838.23

Lebih terperinci

KEPUTUSAN KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL NOMOR KEP-39/PM/1997 TENTANG DOKUMEN YANG TERBUKA UNTUK UMUM KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL,

KEPUTUSAN KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL NOMOR KEP-39/PM/1997 TENTANG DOKUMEN YANG TERBUKA UNTUK UMUM KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL, KEPUTUSAN KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL NOMOR KEP-39/PM/1997 TENTANG DOKUMEN YANG TERBUKA UNTUK UMUM KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL, Peraturan Nomor II.A.1 Menimbang : bahwa dengan berlakunya Undang-undang

Lebih terperinci

REKSA DANA SYARIAH REKSA DANA SYARIAH. Perkembangan Reksadana Syariah. Reksa Dana Syariah (Rp. Miliar) (%) NAB. Pasar Uang 901,38 0,38% Saham

REKSA DANA SYARIAH REKSA DANA SYARIAH. Perkembangan Reksadana Syariah. Reksa Dana Syariah (Rp. Miliar) (%) NAB. Pasar Uang 901,38 0,38% Saham REKSA DANA SYARIAH REKSA DANA SYARIAH Miliar Rp 12,000 Perkembangan Reksadana Syariah 11,248.80 Jumlah 100 10,000 80 8,000 6,000 4,000 81 60 40 2,000 20 0 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012

Lebih terperinci

Perkembangan Reksadana Syariah Sept REKSA DANA SYARIAH. Per September 2015

Perkembangan Reksadana Syariah Sept REKSA DANA SYARIAH. Per September 2015 REKSA DANA SYARIAH REKSA DANA SYARIAH Miliar Rp 12,000 10,000 8,000 6,000 4,000 Perkembangan Reksadana Syariah 85 10,108.49 Jumlah 100 80 60 40 2,000 20 0 2010 2011 2012 2013 2014 Sept. 2015 Reksadana

Lebih terperinci

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN SALINAN KEPUTUSAN KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN NOMOR KEP- 176/BL/2008 TENTANG PERUBAHAN PERATURAN

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 1995 TENTANG PASAR MODAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 1995 TENTANG PASAR MODAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG NOMOR 8 TAHUN 1995 TENTANG PASAR MODAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN, Menimbang : a. bahwa tujuan pembangunan nasional adalah terciptanya suatu masyarakat adil dan makmur berdasarkan

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 1995 TENTANG PASAR MODAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 1995 TENTANG PASAR MODAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UU R.I No.8/1995 UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 1995 TENTANG PASAR MODAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa tujuan pembangunan nasional

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 1995 TENTANG PASAR MODAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 1995 TENTANG PASAR MODAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 1995 TENTANG PASAR MODAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa tujuan pembangunan nasional adalah terciptanya

Lebih terperinci

Perkembangan Reksadana Syariah. jan Feb Mar Apr Mei Juni Juli Reksadana Syariah NAB Reksadana Syariah

Perkembangan Reksadana Syariah. jan Feb Mar Apr Mei Juni Juli Reksadana Syariah NAB Reksadana Syariah REKSA DANA SYARIAH REKSA DANA SYARIAH Miliar Rp 12.000 10.000 8.000 6.000 4.000 2.000 Perkembangan Reksadana 9.928,47 109 Jumlah 120 100 80 60 40 20 0 jan Feb Mar Apr Mei Juni Juli 2010 2011 2012 2013

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2014 TENTANG PUNGUTAN OLEH OTORITAS JASA KEUANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2014 TENTANG PUNGUTAN OLEH OTORITAS JASA KEUANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA SALINAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2014 TENTANG PUNGUTAN OLEH OTORITAS JASA KEUANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan

Lebih terperinci

PERATURAN NOMOR II.A.1: DOKUMEN YANG TERBUKA UNTUK UMUM

PERATURAN NOMOR II.A.1: DOKUMEN YANG TERBUKA UNTUK UMUM PERATURAN NOMOR II.A.1: DOKUMEN YANG TERBUKA UNTUK UMUM 1. Dokumen yang terbuka untuk umum tersedia di Pusat Referensi Pasar Modal, sebagai berikut: a. Undang-undang Nomor 8 Tahun 1995, Peraturan Pemerintah,

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2014 TENTANG PUNGUTAN OLEH OTORITAS JASA KEUANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2014 TENTANG PUNGUTAN OLEH OTORITAS JASA KEUANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA SALINAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2014 TENTANG PUNGUTAN OLEH OTORITAS JASA KEUANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 1995 TENTANG PENYELENGGARAAN KEGIATAN DI BIDANG PASAR MODAL

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 1995 TENTANG PENYELENGGARAAN KEGIATAN DI BIDANG PASAR MODAL PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 1995 TENTANG PENYELENGGARAAN KEGIATAN DI BIDANG PASAR MODAL PP. No. : 45 Tahun 1995 PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 1995 TENTANG

Lebih terperinci

Januari, Minggu ke Januari Statistik Mingguan. Pasar Modal

Januari, Minggu ke Januari Statistik Mingguan. Pasar Modal 205 Januari, Minggu ke3 923 Januari 205 Statistik Mingguan Pasar Modal DATA SUMMARY Saham Indeks Harga Saham Perusahaan Tercatat* Emiten listing Perusahaan Delisted Kapitalisasi Pasar (Rp. Trilyun) Kapitalisasi

Lebih terperinci

Laporan Kinerja Bulanan

Laporan Kinerja Bulanan CONSERVATIVE TENTANG PT SUN LIFE FINANCIAL INDONESIA Sun Life Financial adalah perusahaan penyedia layanan jasa keuangan internasional terkemuka yang menyediakan berbagai macam produk dan layanan asuransi

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 61 /POJK.04/2016 TENTANG PENERAPAN PRINSIP SYARIAH DI PASAR MODAL PADA MANAJER INVESTASI

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 61 /POJK.04/2016 TENTANG PENERAPAN PRINSIP SYARIAH DI PASAR MODAL PADA MANAJER INVESTASI OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 61 /POJK.04/2016 TENTANG PENERAPAN PRINSIP SYARIAH DI PASAR MODAL PADA MANAJER INVESTASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2014 TENTANG PUNGUTAN OLEH OTORITAS JASA KEUANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2014 TENTANG PUNGUTAN OLEH OTORITAS JASA KEUANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2014 TENTANG PUNGUTAN OLEH OTORITAS JASA KEUANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN REKSA DANA SYARIAH Jan Feb Mar Apr REKSA DANA SYARIAH.

PERKEMBANGAN REKSA DANA SYARIAH Jan Feb Mar Apr REKSA DANA SYARIAH. REKSA DANA SYARIAH REKSA DANA SYARIAH PERKEMBANGAN REKSA DANA SYARIAH Miliar Rp Jumlah 10,000 9,000 8,000 7,000 6,000 5,000 4,000 3,000 2,000 1,000 0 8,966.03 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011

Lebih terperinci

Laporan Kinerja Bulanan

Laporan Kinerja Bulanan CONSERVATIVE TENTANG PT SUN LIFE FINANCIAL INDONESIA Sun Life Financial adalah perusahaan penyedia layanan jasa keuangan internasional terkemuka yang menyediakan berbagai macam produk dan layanan asuransi

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 1995 TENTANG PENYELENGGARAAN KEGIATAN DI BIDANG PASAR MODAL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 1995 TENTANG PENYELENGGARAAN KEGIATAN DI BIDANG PASAR MODAL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PP. No. : 45 Tahun 1995 PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 1995 TENTANG PENYELENGGARAAN KEGIATAN DI BIDANG PASAR MODAL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa dalam rangka

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Gambaran Umum Objek Penelitian a. Makinta Growth Fund b. Panin Dana Maksima c. Trim Syariah Saham

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Gambaran Umum Objek Penelitian a. Makinta Growth Fund b. Panin Dana Maksima c. Trim Syariah Saham BAB I PENDAHULUAN 1.1. Gambaran Umum Objek Penelitian a. Makinta Growth Fund Makinta Growth Fund merupakan reksa dana yang dikelola oleh Makinta Securities. Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 1995 TENTANG PASAR MODAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 1995 TENTANG PASAR MODAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UU R.I No.8/1995 UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 1995 TENTANG PASAR MODAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa tujuan pembangunan nasional

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 61 /POJK.04/2016 TENTANG PENERAPAN PRINSIP SYARIAH DI PASAR MODAL PADA MANAJER INVESTASI

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 61 /POJK.04/2016 TENTANG PENERAPAN PRINSIP SYARIAH DI PASAR MODAL PADA MANAJER INVESTASI OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 61 /POJK.04/2016 TENTANG PENERAPAN PRINSIP SYARIAH DI PASAR MODAL PADA MANAJER INVESTASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 1995 TENTANG PENYELENGGARAAN KEGIATAN DI BIDANG PASAR MODAL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 1995 TENTANG PENYELENGGARAAN KEGIATAN DI BIDANG PASAR MODAL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 1995 TENTANG PENYELENGGARAAN KEGIATAN DI BIDANG PASAR MODAL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa dalam rangka mewujudkan kegiatan Pasar

Lebih terperinci

Pasar Modal Statistik Mingguan

Pasar Modal Statistik Mingguan 2018 Januari, Minggu ke4 22 26 Januari 2018 Pasar Modal Statistik Mingguan DATA SUMMARY Saham Indeks Harga Saham Perusahaan Tercatat* Emiten listing Perusahaan Delisted Kapitalisasi Pasar (Rp.Triliun)

Lebih terperinci

Laporan Kinerja Bulanan Dana Investasi Unit Link PT Sun Life Financial Indonesia Oktober - 16 CONSERVATIVE

Laporan Kinerja Bulanan Dana Investasi Unit Link PT Sun Life Financial Indonesia Oktober - 16 CONSERVATIVE CONSERVATIVE Tanggal Peluncuran 10-Jul-2002 NAB per Unit Rp 3.086,62 IBPRTRI Index 80% + JIBOR 1 M 10% + IHSG 10% Dana Kelolaan Rp 23,01 miliar Based Capital konvensional Sun Life mencapai 770% (unaudited

Lebih terperinci

BAB III OBYEK DAN METODOLOGI PENELITIAN. aktif diperdagangkan hingga penelitian ini dilakukan.

BAB III OBYEK DAN METODOLOGI PENELITIAN. aktif diperdagangkan hingga penelitian ini dilakukan. BAB III OBYEK DAN METODOLOGI PENELITIAN III.1 Objek Penelitian Objek penelitian dalam skripsi ini adalah reksa dana saham berbasis syariah yang aktif diperdagangkan hingga penelitian ini dilakukan. III.1.1

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG NOMOR 8 TAHUN 1995 TENTANG PASAR MODAL [LN 1995/64, TLN 3608]

UNDANG-UNDANG NOMOR 8 TAHUN 1995 TENTANG PASAR MODAL [LN 1995/64, TLN 3608] UNDANG-UNDANG NOMOR 8 TAHUN 1995 TENTANG PASAR MODAL [LN 1995/64, TLN 3608] BAB XV KETENTUAN PIDANA Pasal 103 (1) Setiap Pihak yang melakukan kegiatan di Pasar Modal tanpa izin, persetujuan, atau pendaftaran

Lebih terperinci

Pasar Modal Statistik Mingguan

Pasar Modal Statistik Mingguan 2018 Januari, Minggu ke3 15 19 Januari 2018 Pasar Modal Statistik Mingguan DATA SUMMARY Saham Indeks Harga Saham Perusahaan Tercatat* Emiten listing Perusahaan Delisted Kapitalisasi Pasar (Rp.Triliun)

Lebih terperinci

Statistik Pasar Modal Februari, Minggu ke Februari Statistik Mingguan. Pasar Modal

Statistik Pasar Modal Februari, Minggu ke Februari Statistik Mingguan. Pasar Modal Statistik Pasar Modal 205 205 Februari, Minggu ke3 620 Februari 205 Statistik Mingguan Pasar Modal Statistik Pasar Modal 205 DATA SUMMARY Saham Indeks Harga Saham Perusahaan Tercatat* Emiten listing Perusahaan

Lebih terperinci

RANCANGAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR.../POJK.05/2014 TENTANG INVESTASI DANA PENSIUN

RANCANGAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR.../POJK.05/2014 TENTANG INVESTASI DANA PENSIUN -1- RANCANGAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR.../POJK.05/2014 TENTANG INVESTASI DANA PENSIUN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DEWAN KOMISIONER OTORITAS JASA KEUANGAN, Menimbang : a. bahwa dengan

Lebih terperinci

Pasar Modal Statistik Mingguan

Pasar Modal Statistik Mingguan 2018 Januari, Minggu ke1 2 5 Januari 2018 Pasar Modal Statistik Mingguan DATA SUMMARY Saham Indeks Harga Saham Perusahaan Tercatat* Emiten listing Perusahaan Delisted Kapitalisasi Pasar (Rp.Triliun) Kapitalisasi

Lebih terperinci

Statistik Pasar Modal Januari, Minggu ke Januari Statistik Mingguan. Pasar Modal

Statistik Pasar Modal Januari, Minggu ke Januari Statistik Mingguan. Pasar Modal 2016 Januari, Minggu ke1 0408 Januari 2016 Statistik Mingguan Pasar Modal DATA SUMMARY Saham Indeks Harga Saham Perusahaan Tercatat* Emiten listing Perusahaan Delisted Kapitalisasi Pasar (Rp. Trilyun)

Lebih terperinci

Statistik Pasar Modal Januari, Minggu ke Januari Statistik Mingguan. Pasar Modal

Statistik Pasar Modal Januari, Minggu ke Januari Statistik Mingguan. Pasar Modal 2016 Januari, Minggu ke3 1822 Januari 2016 Statistik Mingguan Pasar Modal DATA SUMMARY Saham Indeks Harga Saham Perusahaan Tercatat* Emiten listing Perusahaan Delisted Kapitalisasi Pasar (Rp. Trilyun)

Lebih terperinci

Statistik Pasar Modal Januari, Minggu ke Januari Statistik Mingguan. Pasar Modal

Statistik Pasar Modal Januari, Minggu ke Januari Statistik Mingguan. Pasar Modal 2016 Januari, Minggu ke2 1115 Januari 2016 Statistik Mingguan Pasar Modal DATA SUMMARY Saham Indeks Harga Saham Perusahaan Tercatat* Emiten listing Perusahaan Delisted Kapitalisasi Pasar (Rp. Trilyun)

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 23 /POJK.04/2016 TENTANG REKSA DANA BERBENTUK KONTRAK INVESTASI KOLEKTIF

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 23 /POJK.04/2016 TENTANG REKSA DANA BERBENTUK KONTRAK INVESTASI KOLEKTIF - 1 - OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 23 /POJK.04/2016 TENTANG REKSA DANA BERBENTUK KONTRAK INVESTASI KOLEKTIF DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

PENJELASAN ATAS PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 3/POJK.02/2014 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN PUNGUTAN OLEH OTORITAS JASA KEUANGAN

PENJELASAN ATAS PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 3/POJK.02/2014 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN PUNGUTAN OLEH OTORITAS JASA KEUANGAN PENJELASAN ATAS PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 3/POJK.02/2014 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN PUNGUTAN OLEH OTORITAS JASA KEUANGAN I. UMUM Sebagai pelaksanaan dari amanat Pasal 37 ayat (6) UU OJK,

Lebih terperinci

STIE DEWANTARA Pasar Modal

STIE DEWANTARA Pasar Modal Pasar Modal Manajemen Lembaga Keuangan, Sesi 3 Pengertian Dalam arti sempit Pasar Modal = Bursa efek, yaitu tempat terorganisasi yang mempertemukan penjual dan pembeli efek yang dilakukan secara langsung

Lebih terperinci

Laporan Kinerja Bulanan

Laporan Kinerja Bulanan CONSERVATIVE TENTANG PT SUN LIFE FINANCIAL INDONESIA Capital konvensional Sun Life mencapai 752% (unaudited ), jauh melebihi rasio minimum yang ditetapkan oleh pemerintah yakni 12 dengan total aset perusahaan

Lebih terperinci

Kamus Istilah Pasar Modal

Kamus Istilah Pasar Modal Sumber : www.bapepam.go.id Kamus Istilah Pasar Modal Afiliasi 1 hubungan keluarga karena perkawinan dan keturunan sampai derajat kedua, baik secara horizontal maupun vertikal; 2 hubungan antara Pihak dengan

Lebih terperinci

Laporan Kinerja Bulanan

Laporan Kinerja Bulanan CONSERVATIVE TENTANG PT SUN LIFE FINANCIAL INDONESIA Sun Life Financial adalah perusahaan penyedia layanan jasa keuangan internasional terkemuka yang menyediakan berbagai macam produk dan layanan asuransi

Lebih terperinci

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1995 Nomor 64, Tambahan

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1995 Nomor 64, Tambahan No.133, 2017 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEUANGAN OJK. Reksa Dana. Perseroan. Pengelolaan. Pedoman. Pencabutan. (Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6080) PERATURAN

Lebih terperinci

Perkembangan Reksadana Syariah Jan feb. Jumlah Reksadana Syariah REKSA DANA SYARIAH

Perkembangan Reksadana Syariah Jan feb. Jumlah Reksadana Syariah REKSA DANA SYARIAH REKSA DANA SYARIAH REKSA DANA SYARIAH Miliar Rp 14.000 12.000 10.000 8.000 6.000 4.000 2.000 0 Perkembangan dana 11.451,32 74 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 Jan feb Jumlah

Lebih terperinci

Kamus Pasar Modal Indonesia. Kamus Pasar Modal Indonesia

Kamus Pasar Modal Indonesia. Kamus Pasar Modal Indonesia Kamus Pasar Modal Indonesia Kamus Pasar Modal Indonesia Kamus Pasar Modal A Afiliasi 1 hubungan keluarga karena perkawinan dan keturunan sampai derajat kedua, baik secara horizontal maupun vertikal; 2

Lebih terperinci

Perkembangan Reksa Dana Syariah Jumlah

Perkembangan Reksa Dana Syariah Jumlah REKSA DANA SYARIAH REKSA DANA SYARIAH Miliar Rp 12.000 10.000 8.000 6.000 4.000 2.000 Perkembangan Reksa Dana Jumlah 80 10.198,79 70 70 60 50 40 30 20 10 0 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011

Lebih terperinci

2 2. Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2011 tentang Otoritas Jasa Keuangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 111, Tambahan Lembaran Nega

2 2. Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2011 tentang Otoritas Jasa Keuangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 111, Tambahan Lembaran Nega LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.82, 2015 KEUANGAN. OJK. Dana Pensiun. Investasi. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5692) PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 3/POJK.05/2015

Lebih terperinci

Afiliasi 1 hubungan keluarga karena perkawinan dan keturunan sampai derajat kedua, baik secara horizontal maupun vertikal;

Afiliasi 1 hubungan keluarga karena perkawinan dan keturunan sampai derajat kedua, baik secara horizontal maupun vertikal; Kamus Pasar Modal Afiliasi 1 hubungan keluarga karena perkawinan dan keturunan sampai derajat kedua, baik secara horizontal maupun vertikal; 2 hubungan antara Pihak dengan pegawai, direktur, atau komisaris

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 33 /POJK.04/2017 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN REKSA DANA BERBENTUK PERSEROAN

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 33 /POJK.04/2017 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN REKSA DANA BERBENTUK PERSEROAN - 2 - OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 33 /POJK.04/2017 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN REKSA DANA BERBENTUK PERSEROAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN REKSA DANA SYARIAH Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul REKSA DANA SYARIAH

PERKEMBANGAN REKSA DANA SYARIAH Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul REKSA DANA SYARIAH REKSA DANA SYARIAH REKSA DANA SYARIAH PERKEMBANGAN REKSA DANA SYARIAH Miliar Rp 10.000 9.000 8.000 7.000 6.000 5.000 4.000 3.000 2.000 1.000 0 Jumlah 9.363,91 70 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010

Lebih terperinci

BAB II PERUSAHAAN GO PUBLIC DI INDONESIA. menjadikan perusahaannya sebagai salah satu perusahaan go public akan

BAB II PERUSAHAAN GO PUBLIC DI INDONESIA. menjadikan perusahaannya sebagai salah satu perusahaan go public akan BAB II PERUSAHAAN GO PUBLIC DI INDONESIA 2.1. Latar Belakang Go Public Pesatnya perkembangan dunia usaha menimbulkan persaingan yang ketat di antara para pelaku usaha. Setiap perusahaan berlomba-lomba

Lebih terperinci

Pasar Modal Statistik Mingguan

Pasar Modal Statistik Mingguan 2018 Januari, Minggu ke5 29 Januari 2 Februari 2018 Pasar Modal Statistik Mingguan DATA SUMMARY Saham Indeks Harga Saham Perusahaan Tercatat* Emiten listing Perusahaan Delisted Kapitalisasi Pasar (Rp.Triliun)

Lebih terperinci

2017, No Indonesia Nomor 3608); 2. Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2011 tentang Otoritas Jasa Keuangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 20

2017, No Indonesia Nomor 3608); 2. Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2011 tentang Otoritas Jasa Keuangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 20 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.36, 2017 KEUANGAN OJK. Investasi Kolektif. Multi Aset. (Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6024) PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 3/POJK.05/2015 TENTANG INVESTASI DANA PENSIUN

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 3/POJK.05/2015 TENTANG INVESTASI DANA PENSIUN -1- OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 3/POJK.05/2015 TENTANG INVESTASI DANA PENSIUN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DEWAN KOMISIONER OTORITAS JASA

Lebih terperinci

11

11 11 BAB II INDUSTRI REKSA DANA DI INDONESIA 2.1. Sejarah Industri Reksa Dana Reksa dana mulai diperkenalkan di Indonesia ketika PT Danareksa didirikan pada tahun 1976 dimana perusahaan ini dapat menerbitkan

Lebih terperinci

Laporan Kinerja Bulanan

Laporan Kinerja Bulanan CONSERVATIVE TENTANG PT SUN LIFE FINANCIAL INDONESIA Sun Life berdiri sejak 1995, menyusul kesuksesan Sun Life Financial di Amerika Utara, Hong Kong, dan Filipina. Pada 31 Maret 2014, rasio Risk Based

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 19/POJK.04/2015 TENTANG PENERBITAN DAN PERSYARATAN REKSA DANA SYARIAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 19/POJK.04/2015 TENTANG PENERBITAN DAN PERSYARATAN REKSA DANA SYARIAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA - 1 - OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 19/POJK.04/2015 TENTANG PENERBITAN DAN PERSYARATAN REKSA DANA SYARIAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DEWAN

Lebih terperinci

USD FIXED INCOME FUND

USD FIXED INCOME FUND Oct-13 Nov-13 LAPORAN USD FIXED INCOME FUND keahlian dalam mengidentifikasi kondisi ekonomi dan pergerakan investasi untuk menghasilkan hasil investasi yang kompetitif melalui berbagai macam instrumen

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 1995 TENTANG PENYELENGGARAAN KEGIATAN DI BIDANG PASAR MODAL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 1995 TENTANG PENYELENGGARAAN KEGIATAN DI BIDANG PASAR MODAL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 1995 TENTANG PENYELENGGARAAN KEGIATAN DI BIDANG PASAR MODAL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa dalam rangka mewujudkan kegiatan Pasar

Lebih terperinci

Laporan Kinerja Bulanan

Laporan Kinerja Bulanan CONSERVATIVE TENTANG PT SUN LIFE FINANCIAL INDONESIA Capital konvensional Sun Life mencapai 752% (unaudited ), jauh melebihi rasio minimum yang ditetapkan oleh pemerintah yakni 12 dengan total aset perusahaan

Lebih terperinci

Filosofi Investasi. Menunda/mengurangi konsumsi hari ini untuk mendapatkan keuntungan di masa datang

Filosofi Investasi. Menunda/mengurangi konsumsi hari ini untuk mendapatkan keuntungan di masa datang Investasi Filosofi Investasi Menunda/mengurangi konsumsi hari ini untuk mendapatkan keuntungan di masa datang Macam Investasi Investasi Aktiva Berwujud Aktiva Finansial Investasi di Aktiva Berwujud Tanah

Lebih terperinci

No Pembiayaan OJK selain bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara juga berasal dari Pungutan dari Pihak. Sebagai pelaksanaan dari

No Pembiayaan OJK selain bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara juga berasal dari Pungutan dari Pihak. Sebagai pelaksanaan dari TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI No. 5504 OJK. Pungutan. Kewajiban. Pelaksanaan. (Penjelasan Atas Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 33) PENJELASAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR

Lebih terperinci

KONFERENSI PERS PERINGATAN 38 TAHUN DIAKTIFKANNYA KEMBALI PASAR MODAL INDONESIA

KONFERENSI PERS PERINGATAN 38 TAHUN DIAKTIFKANNYA KEMBALI PASAR MODAL INDONESIA KONFERENSI PERS PERINGATAN 38 TAHUN DIAKTIFKANNYA KEMBALI PASAR MODAL INDONESIA Disampaikan Dalam Rangka HUT Pasar Modal Jakarta, 10 Agustus 2015 i DAFTAR ISI I. PENYELENGGARAAN BERBAGAI KEGIATAN DALAM

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 1995 TENTANG PASAR MODAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 1995 TENTANG PASAR MODAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 1995 TENTANG PASAR MODAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Anotasi. Naskah Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal

Lebih terperinci

PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN TENTANG PENERAPAN PRINSIP SYARIAH PADA MANAJER INVESTASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN TENTANG PENERAPAN PRINSIP SYARIAH PADA MANAJER INVESTASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /POJK.04/2016 TENTANG PENERAPAN PRINSIP SYARIAH PADA MANAJER INVESTASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DEWAN KOMISIONER

Lebih terperinci

HUT PASAR MODAL INDONESIA KE-32

HUT PASAR MODAL INDONESIA KE-32 PRESS RELEASE HUT PASAR MODAL INDONESIA KE-32 Jakarta, 12 Agustus 2009. Tanggal 10 Agustus 2009 lalu, Pasar Modal Indonesia genap berusia 32 tahun sejak diaktifkannya kembali pasar modal Indonesia. PT

Lebih terperinci

Statistik Pasar Modal Januari, Minggu ke Januari Statistik Mingguan. Pasar Modal

Statistik Pasar Modal Januari, Minggu ke Januari Statistik Mingguan. Pasar Modal 2017 Januari, Minggu ke2 9 13 Januari 2017 Statistik Mingguan Pasar Modal DATA SUMMARY Saham Indeks Harga Saham Perusahaan Tercatat* Emiten listing Perusahaan Delisted Kapitalisasi Pasar (Rp. Trilyun)

Lebih terperinci

Statistik Pasar Modal Januari, Minggu ke Januari Statistik Mingguan. Pasar Modal

Statistik Pasar Modal Januari, Minggu ke Januari Statistik Mingguan. Pasar Modal 2017 Januari, Minggu ke1 3 6 Januari 2017 Statistik Mingguan Pasar Modal DATA SUMMARY Saham Indeks Harga Saham Perusahaan Tercatat* Emiten listing Perusahaan Delisted Kapitalisasi Pasar (Rp. Trilyun) Kapitalisasi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Reksa Dana, yang merupakan salah satu instrumen alternatif berinvestasi di pasar

I. PENDAHULUAN. Reksa Dana, yang merupakan salah satu instrumen alternatif berinvestasi di pasar I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Beberapa saat setelah disahkannya Undang-undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal, maka mulailah bermunculan instumen investasi bernama Reksa Dana, yang merupakan

Lebih terperinci

- 1 - OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

- 1 - OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA - 1 - OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 21 /POJK.04/2017 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN PORTOFOLIO EFEK UNTUK KEPENTINGAN NASABAH SECARA INDIVIDUAL DENGAN

Lebih terperinci

BAB III KEPUTUSAN KETUA BAPEPAM DAN LEMBAGA KEUANGAN NOMOR: KEP-314/BL/2007 TENTANG KRITERIA DAN PENERBITAN DAFTAR EFEK SYARIAH

BAB III KEPUTUSAN KETUA BAPEPAM DAN LEMBAGA KEUANGAN NOMOR: KEP-314/BL/2007 TENTANG KRITERIA DAN PENERBITAN DAFTAR EFEK SYARIAH BAB III KEPUTUSAN KETUA BAPEPAM DAN LEMBAGA KEUANGAN NOMOR: KEP-314/BL/2007 TENTANG KRITERIA DAN PENERBITAN DAFTAR EFEK SYARIAH A. Bapepam dan Lembaga Keuangan 1. Sejarah penggabungan Bapepam dan Lembaga

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. yang menjadi objek penelitian studi komparasi adalah kinerja dari reksa

III. METODE PENELITIAN. yang menjadi objek penelitian studi komparasi adalah kinerja dari reksa 37 III. METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Objek penelitian adalah suatu entitas yang akan diteliti, dalam penelitian ini yang menjadi objek penelitian studi komparasi adalah kinerja dari reksa dana

Lebih terperinci

JENIS DAN BESARAN PUNGUTAN OLEH OTORITAS JASA KEUANGAN JENIS PUNGUTAN SATUAN BESARAN

JENIS DAN BESARAN PUNGUTAN OLEH OTORITAS JASA KEUANGAN JENIS PUNGUTAN SATUAN BESARAN LAMPIRAN: PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2014 TENTANG PUNGUTAN OLEH OTORITAS JASA KEUANGAN JENIS DAN BESARAN PUNGUTAN OLEH OTORITAS JASA KEUANGAN I. Pungutan yang Terkait Dengan

Lebih terperinci

Investasi. Filosofi Investasi. Menunda/mengurangi konsumsi hari ini untuk mendapatkan keuntungan di masa datang

Investasi. Filosofi Investasi. Menunda/mengurangi konsumsi hari ini untuk mendapatkan keuntungan di masa datang Investasi Filosofi Investasi Menunda/mengurangi konsumsi hari ini untuk mendapatkan keuntungan di masa datang Macam Investasi Investasi Aktiva Berwujud Aktiva Finansial Investasi di Aktiva Berwujud Tanah

Lebih terperinci

OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /POJK.04/2014 TENTANG PENERBITAN REKSA DANA SYARIAH

OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /POJK.04/2014 TENTANG PENERBITAN REKSA DANA SYARIAH OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /POJK.04/2014 TENTANG PENERBITAN REKSA DANA SYARIAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DEWAN KOMISIONER OTORITAS JASA KEUANGAN,

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN, KELEMAHAN PENELITIAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN, KELEMAHAN PENELITIAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN, KELEMAHAN PENELITIAN DAN SARAN 5.1.Kesimpulan Dari seluruh uraian dan pembahasan yang telah dipaparkan pada bab sebelumnya, dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut: 5.1.1. Berdasarkan

Lebih terperinci

Bursa Efek dapat menjalankan usaha setelah memperoleh izin usaha dari Bapepam.

Bursa Efek dapat menjalankan usaha setelah memperoleh izin usaha dari Bapepam. PP No. 45/1995 BAB 1 BURSA EFEK Pasal 1 Bursa Efek dapat menjalankan usaha setelah memperoleh izin usaha dari Bapepam. Pasal 2 Modal disetor Bursa Efek sekurang-kurangnya berjumlah Rp7.500.000.000,00 (tujuh

Lebih terperinci

PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 3/POJK.02/2014 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN PUNGUTAN OLEH OTORITAS JASA KEUANGAN

PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 3/POJK.02/2014 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN PUNGUTAN OLEH OTORITAS JASA KEUANGAN OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 3/POJK.02/2014 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN PUNGUTAN OLEH OTORITAS JASA KEUANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DEWAN

Lebih terperinci

Laporan Kinerja Bulanan

Laporan Kinerja Bulanan DANA INVESTASI UNIT LINK PT SUN LIFE FINANCIAL INDONESIA AGGRESSIVE MULTI PLUS TENTANG PT SUN LIFE FINANCIAL INDONESIA Capital konvensional Sun Life mencapai 758% (unaudited), jauh melebihi rasio minimum

Lebih terperinci

M E M U T U S K A N :

M E M U T U S K A N : KEPUTUSAN KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL NOMOR: KEP- 03 /PM/2004 TENTANG Peraturan Nomor IV.B.1 PEDOMAN PENGELOLAAN REKSA DANA BERBENTUK KONTRAK INVESTASI KOLEKTIF KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL, Menimbang

Lebih terperinci

- 2 - OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

- 2 - OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA - 2 - OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 7 /POJK.04/2017 TENTANG DOKUMEN PERNYATAAN PENDAFTARAN DALAM RANGKA PENAWARAN UMUM EFEK BERSIFAT EKUITAS,

Lebih terperinci

USD FIXED INCOME FUND

USD FIXED INCOME FUND Feb-14 Mar-14 LAPORAN USD FIXED INCOME FUND keahlian dalam mengidentifikasi kondisi ekonomi dan pergerakan investasi untuk menghasilkan hasil investasi yang kompetitif melalui berbagai macam instrumen

Lebih terperinci

ANDRI HELMI M, SE., MM ANALISIS INVESTASI DAN PORTOFOLIO

ANDRI HELMI M, SE., MM ANALISIS INVESTASI DAN PORTOFOLIO ANDRI HELMI M, SE., MM ANALISIS INVESTASI DAN PORTOFOLIO Pasar Modal di Indonesia Pasar modal Indonesia dibentuk untuk menghubungkan investor (pemodal) dengan perusahaan atau institusi pemerintah. Investor

Lebih terperinci