BAB I PENDAHULUAN. agama mempunyai rumah ibadah masing-masing.
|
|
- Fanny Susanto
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang mengakui adanya Tuhan. Hal ini tertulis pada butir sila pertama pancasila. Indonesia memiliki berbagai macam agama, namun hanya beberapa agama saja yang diakui di Indonesia. Semua agama selalu mengajarkan kepada umatnya untuk selalu berbuat baik kepada sesama dan selalu taat dalam beribadah kepada Tuhan. Beribadah dapat dilakukan dimana saja dan kapan saja. Tetapi ibadah bisa juga dilakukan secara bersamaan atau berjamaah. Dalam hal ini diperlukanlah suatu wadah untuk dapat menjalankan ibadah secara bersama atau berjamaah. Wadah itu disebut dengan nama rumah ibadah dan tiaptiap agama mempunyai rumah ibadah masing-masing. Lokasi tapak pada proyek tugas akhir ini terletak pada wilayah Kotamadya Jakarta Barat, kelurahan Kebon Jeruk, tepatnya pada ujung jalan Kebon Jeruk dan Batusari dengan jumlah penduduk di kotamadya Jakarta Barat yaitu jiwa. Tabel I-1 Jumlah Penduduk Kotamadya Jakarta Barat Statistik Kepadatan Penduduk Jumlah Penduduk Jakarta Sampai Bulan 8/2006 adalah : 1,561,542 orang Wilayah WNI WNI WNA WNA Pria Wanita Pria Wanita Total LUAS KEPADATAN CENGKARENG 117, , , ,872 GROGOL 107, , , ,069 PETAMBURAN KALIDERES 86,579 79, , ,934 KEBON JERUK 101,859 98, , ,200 KEMBANGAN 71,297 67, , ,931 PALMERAH 95,562 94, , ,660 TAMANSARI 75,704 77, , ,723 TAMBORA 133, , , ,476 Total 789, , ,561, ,366,865 Sumber : Suku Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Jakarta Barat 1
2 Di wilayah Kotamadya Jakarta Barat prosentase penduduk beragama Islam 80%, Kristen 9%, Katholik 6%, Hindu dan Budha 5%. Bangunan ibadah di Kotamadya Jakarta barat yaitu terdapat 536 bangunan mesjid, 165 gereja, 14 pura dan 51 bangunan vihara (lihat lampiran). Bila dijumlah kapasitas 536 mesjid tersebut hanya dapat menampung ± penduduk muslim (sumber peta penyebaran tempat ibadah kodya Jakarta barat tahun 2004). Hal ini sangatlah tidak memenuhi kebutuhan umat Islam untuk beribadah bila dikaitkan dengan jumlah penduduk yang beragama Islam di Kotamadya Jakarta Barat yaitu sebesar jiwa (data terbanyak ketika melakukan shalat terawih). Namun jika data diambil ketika melakukan shalat Jum at yaitu terdapat penduduk muslim (biasanya hanya laki-laki yang melakukan shalat Jum at). Atas dasar tersebut, maka proyek yang saya angkat yaitu bangunan rumah ibadah agama Islam yaitu mesjid. Mesjid disini diperuntukkan sebagai mesjid Kodya Jakarta Barat. Mengingat luas tapak yang terbatas, maka mesjid ini akan memiliki daya tampung ± 4000 orang. Mesjid merupakan salah satu tempat beribadah umat muslim, selain mushola. Mesjid dapat diartikan sebagai tempat di mana saja untuk bersembahyang orang muslim, seperti sabda Nabi Muhmmad Saw. : Di manapun engkau bersembahyang, tempat itulah mesjid. Oleh karena itu bangunan dibuat khusus untuk shalat disebut mesjid yang artinya: tempat untuk sujud.(yulianto Sumalyo, Arsitektur Mesjid, Penerbit Gajah Mada University Press, Yogyakarta Hlm. 1). Al-Quran menyebutkan fungsi mesjid antara lain dalam firmannya : Bertasbihlah kepada Allah di mesjid-mesjid yang telah diperintahkan untuk 2
3 dimuliakan dan disebut-sebut nama-nya di dalamnya pada waktu pagi dan petang, orang-orang yang tidak dilalaikan oleh perniagaan dan tidak (pula) oleh jual beli, atau aktivitas apapun dari mengingat Allah, dan (dari) mendirikan shalat, membayar zakat, mereka takut ada suatu siang hari yang (di hari itu) hati dan penglihatan menjadi guncang.(qs An-Nur[24] : 36-37). Dari beberapa sudut pandang tersebut di atas dapat dirangkum bahwa mesjid dibangun untuk memenuhi keperluan ibadah Islam, fungsi dan perannya ditentukan oleh lingkungan, tempat dan jaman di mana mesjid didirikan. Secara prinsip mesjid adalah tempat membina umat, untuk itu dilengkapi dengan fasilitas sesuai dengan keperluan jaman, siapa yang mendirikan dan lingkungan mana mesjid dibangun. I.2. Latar Belakang Pemilihan Topik dan Tema Mesjid sebagai sarana beribadah manusia kepada Allah haruslah mempunyai unsur religi agar kekhusukan dalam beribadah dapat tercapai. Sebagai bangunan ibadah haruslah berbicara lebih dari sebuah karya fisik arsitektur, tipe bangunan ini secara tegas berbicara tentang pengagungan manusia terhadap Tuhan melalui agama dan kepercayaan yang dipeluknya. Di sini bahasa simbolis menjadi elemen krusial dimana nilai intangible bangunan terpancar melebihi fisikalitasnya. Terminologi form follow function akan sangat sulit diterapkan secara harfiah dalam fungsi ini karena meski tampak modern, sebuah bangunan ibadah tetap akan mempunyai makna simbolis dalam setiap elemen bangunannya. Selain sebagai sarana hubungan manusia terhadap Tuhan, mesjid juga sebagai sarana hubungan manusia kepada alam. Hubungan di sini dimaksudkan 3
4 yaitu sebagai hubungan persahabatan manusia dengan alam yaitu dengan melestarikan dan menjaganya bukan merusak atau menaklukkan alam. Lokasi tapak untuk pembangunan tempat ibadah tersebut terletak didaerah yang sangat padat penduduk dan rawan kemacetan sehingga asap kendaraan yang lalu lalang tersebut dapat menimbulkan polusi udara. Daerah hijau pun sangat minim bahkan hampir tidak ada pada daerah tersebut. Maka dari itulah sebagai perwujudannya maka bangunan ibadah seperti mesjid haruslah berwawasan lingkungan agar dapat menjawab semua permasalahan tersebut. Dari sisi lokasi tapak ini sangat strategis karena terletak pada ujung jalan yaitu tepatnya pada pertigaan jalan Kebon Jeruk dan Batusari sehingga memungkinkan bangunan ini dibuat sebagai landmark pada lokasi tersebut. Sebagai landmark, maka bangunan mesjid tersebut harus dibuat semenarik mungkin agar pengguna jalan yang melewati jalan tersebut tertarik untuk singgah dan beribadah pada mesjid tersebut. Selain menarik bangunan tersebut juga harus memiliki fasilitas lengkap dan mutakhir agar kesan berbeda dapat tampil dari mesjid-mesjid yang sudah ada pada daerah tersebut. Dilihat dari segi permasalahan mesjid, memang faktor fisika bangunan sangat penting diterapkan pada bangunan mesjid, bahkan setiap bangunan apapun memang seharusnya menerapkan faktor fisika bangunan. Tetapi setiap bangunan bukan hanya memikirkan masalah bangunan secara individual, tetapi setiap bangunan juga harus memberikan kontribusi terhadap lingkungan sekitar dan diharuskan kepada setiap perancang memikirkan aspek lingkungan seperti limbah, sistem tranportasi, infrastruktur dan sebagainya. Maka dari itu topik arsitektur 4
5 ekologis ini berusaha untuk menampilkan bangunan sebagai salah satu sahabat alam yang menyatu dan tidak merusak alam yang memikirkan aspek lingkungan seperti limbah, sistem transportasi, infrastruktur dan sebagainya dan juga sesuai dengan kriteria bangunan di iklim tropis, sehingga pemakai bangunan tersebut juga merasa ikut bersahabat dengan alam. Dalam suatu perancangan bangunan diharapkan dapat memberi kenyamanan pada penghuninya, baik kenyamanan fisik maupun kenyamanan psikis, untuk mencapai kenyamanan tersebut diperlukan energi, baik energi terbarukan (sinar matahari, kelembaban udara, tiupan angin, dll) maupun energi tidak terbarukan (listrik), dalam perancangan ini di harapkan bangunan dapat meminimalkan pemakaian energi tidak terbarukan (listrik), dan mencoba memaksimalkan energi terbarukan. Selain itu bangunan tersebut dapat menjawab permasalahan lingkungan seperti limbah, sistem transportasi (pencapaian), infrastruktur dan sebagainya dengan menerapkan topik Arsitektur Ekologis. I.3. Maksud dan Tujuan Maksud dan tujuan dari perancangan ini : Memenuhi keperluan ibadah umat muslim di sekitar Menciptakan tempat ibadah yang nyaman, fasilitas lengkap dan mutakhir Dengan diciptakannya tempat ibadah tersebut, diharapkan umat muslim dapat meningkatkan kualitas keimanan dan ketakwaan kepada Tuhan yang diwujudkannya dalam beribadah. 5
6 Dapat menjawab semua permasalahan bangunan terutama bangunan mesjid. Dapat menciptakan bangunan yang memikirkan aspek lingkungan seperti limbah, sistem transportasi, infrastruktur dan sebagainya. I.4. Lingkup Pembahasan Lingkup pembahasan karya tulis ini mencakup pembahasan tentang penerapan arsitektur ekologis pada bangunan untuk memecahkan permasalahan iklim yang ada, kebutuhan ruang dan persyaratan ruang pada bangunan, organisasi ruang pada bangunan, struktur pada bangunan, sirkulasi dalam bangunan, utilitas bangunan, fasilitas pada bangunan, bentuk kulit bangunan yang akan di gunakan. I.5. Sistematika Pembahasan Secara garis besar, sistematika pembahasan karya tulis ini adalah: BAB I PENDAHULUAN Berisi tentang latar belakang proyek, latar belakang pemilihan topik dan tema, maksud dan tujuan proyek, lingkup pembahasan, sistematika pembahasan, dan kerangka berpikir. BAB II TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI Berisi tentang tinjauan umum yang berisi tentang mesjid, tinjauan khusus mengenai tapak proyek, tinjauan mengenai topik dan tema dari perencanaan proyek ini dan studi banding. 6
7 BAB III PERMASALAHAN Berisi tentang permasalahan arsitektural yang timbul di dalam perencanaan dan perancangan yang berkaitan dengan lingkungan, aktivitas, dan bangunan. BAB IV ANALISIS Berisi tentang analisis penerapan teori arsitektural berdasarkan aspek lingkungan, manusia, dan bangunan. BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN Berisi tentang konsep-konsep perancangan yang didapat dari hasil menganalisis masalah-masalah yang ada, dan akan diterapkan dalam perencanaan dan perancangan. 7
8 I.6. Kerangka Berpikir LATAR BELAKANG : - Meningkatnya jumlah penduduk beragama Islam di daerah Kebon Jeruk menyebabkan kebutuhan akan tempat beribadah meningkat juga. - Keterbatasan lahan dan tingginya harga tanah menuntut pemanfaatan tanah lebih optimal, serta bentuk dan hubungan ruang yang lebih singkat PERMASALAHAN: - Aspek Lingkungan. - Aspek Manusia. - Aspek Bangunan. SURVEY: - Literatur - Lapangan JUDUL PROYEK Mesjid di Kebon Jeruk MAKSUD DAN TUJUAN : - Menyediakan tempat beribadah bagi penduduk muslim. - Menyediakan tempat beribadah dengan fasilitas lengkap dan mutakhir. - Menyediakan tempat beribadah yang nyaman. - Menggunakan lahan secara efisien. ANALISIS PERMASALAHAN: - Aspek Lingkungan. - Aspek Manusia. - Aspek Bangunan. KESIMPULAN (Konsep Perancangan) SKEMATIK DESAIN TOPIK & TEMA : - Topik : Arsitektur Ekologis. - Tema : Penerapan Arsitektur Ekologis pada mesjid DESAIN 8
PENDAHULUAN. Berbicara tentang tempat tinggal, kota Jakarta menyediakan lahan yang
PENDAHULUAN I. 1. Latar Belakang Berbicara tentang tempat tinggal, kota Jakarta menyediakan lahan yang diperuntukan sebagai lahan untuk tempat tinggal yaitu seluas 45964,88 Ha, dengan keterbatasan lahan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Jakarta adalah kota yang setiap harinya sarat akan penduduk, baik yang
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Jakarta adalah kota yang setiap harinya sarat akan penduduk, baik yang bertempat tinggal dan bekerja di dalam kota maupun yang berasal dari daerah pinggiran seperti,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berubah dibandingkan dengan perancangan bangunan tempat ibadah pada masa
BAB I PENDAHULUAN I.1. LATAR BELAKANG Perancangan bangunan tempat ibadah pada masa sekarang sudah banyak berubah dibandingkan dengan perancangan bangunan tempat ibadah pada masa dahulu. Dulu bangunan tempat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. I. 1. Latar Belakang. Bangsa Indonesia adalah bangsa yang besar. Dengan populasi penduduk
BAB I PENDAHULUAN I. 1. Latar Belakang Bangsa Indonesia adalah bangsa yang besar. Dengan populasi penduduk melebihi 200 juta penduduk, bangsa Indonesia terdiri dari multi ras, etnis, kultur, dan agama.
Lebih terperinciPASAR INDUK CENGKARENG Dengan Penekanan Desain Arsitektur Tropis
LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR PASAR INDUK CENGKARENG Dengan Penekanan Desain Arsitektur Tropis Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana Teknik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pemakaian energi karena sumbernya telah menipis. Krisis lingkungan sangat mempengaruhi disiplin arsitektur di setiap
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Arsitek pada jaman ini memiliki lebih banyak tantangan daripada arsitekarsitek di era sebelumnya. Populasi dunia semakin bertambah dan krisis lingkungan semakin menjadi.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Pada saat ini keterbatasan lahan menjadi salah satu permasalahan di Jakarta
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Pada saat ini keterbatasan lahan menjadi salah satu permasalahan di Jakarta mengingat jumlah penduduk Jakarta yang terus bertambah, sehingga saat ini di Jakarta banyak
Lebih terperinciBAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN
BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1 Dasar Perencanaan dan Perancangan Yang menjadi dasar dari perencanaan dan perancangan Mesjid di Kebon Jeruk adalah : Jumlah kapasitas seluruh mesjid pada wilayah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Latar Belakang Proyek
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Latar Belakang Proyek Perkembangan kota Jakarta sebagai ibukota negara berlangsung dengan cepat. Dengan banyaknya pembangunan disana-sini semakin mengukuhkan Jakarta
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang I.1.1 Latar Belakang proyek
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang I.1.1 Latar Belakang proyek Di ibukota Jakarta, penduduknya lebih banyak adalah para pendatang dari luar daerah Jakarta untuk mencari pekerjaan. Mereka berasal dari
Lebih terperinciBAB I. Jakarta berbondong-bondong untuk tinggal, belajar, dan bekerja di ibukota. Hal ini
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Jakarta merupakan kota metropolitan yang sampai saat ini dijadikan tujuan utama masyarakat sebagai tempat untuk mengejar masa depan. Para pendatang dari daerah luar
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULAN I.1. LATAR BELAKANG. Latar Belakang Proyek. Jakarta adalah Ibukota dari Indonesia merupakan kota yang padat akan
BAB 1 PENDAHULAN I.1. LATAR BELAKANG Latar Belakang Proyek Jakarta adalah Ibukota dari Indonesia merupakan kota yang padat akan penduduk. Seiring dengan perkembangan waktu, semakin banyak orang yang datang
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Jumlah penduduk di Indonesia dari tahun ke tahun selalu mengalami
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jumlah penduduk di Indonesia dari tahun ke tahun selalu mengalami peningkatan, hal ini dapat dilihat dari tabel jumlah penduduk yang dilakukan dari Sensus Penduduk
Lebih terperinciFAKULTAS TEKNIK JURUSAN ARSITEKTUR UNIVERSITAS BINA NUSANTARA JAKARTA
FAKULTAS TEKNIK JURUSAN ARSITEKTUR UNIVERSITAS BINA NUSANTARA JAKARTA Nama Judul Jumlah Halaman : Denny Setiawan : Gereja Kristen Protestan Oikumene di Kebon Jeruk : Permulaan xvii Halaman + Isi 155 Halaman
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. merupakan % dari jumlah keseluruhan penduduk Indonesia.
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara terpadat penduduknya di dunia. Dimana jumlah penduduk secara keseluruhan ditinjau dari hasil sensus penduduk 2000, telah mencapai
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. manusia disamping kebutuhan sandang dan pangan. Dikatakan sebagai
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rumah atau tempat tinggal merupakan salah satu kebutuhan dasar (primer) manusia disamping kebutuhan sandang dan pangan. Dikatakan sebagai kebutuhan dasar (basic human
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pada Al-quran dan hadist-hadist diantaranya dalam surat An-Nuur ayat ke-36
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keutamaan untuk beribadah dan memakmurkan mesjid banyak dijabarkan pada Al-quran dan hadist-hadist diantaranya dalam surat An-Nuur ayat ke-36 Bertasbih kepada Allah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kebutuhan utama yang mutlak dari setiap individu-individu di bumi ini.
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Proyek Hunian atau tempat tinggal merupakan kebutuhan utama dan paling mendasar bagi manusia. Hunian dibutuhkan sebagai tempat dimana kita akan merasa nyaman dan aman
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Judul Proyek. Kota Jakarta adalah tempat yang dianggap menyenangkan oleh mayoritas
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Judul Proyek Kota Jakarta adalah tempat yang dianggap menyenangkan oleh mayoritas orang di desa maupun orang yang telah lama tinggal di Jakarta. Kian hari kian berkembang,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Persoalan tempat tinggal masih menjadi masalah pelik bagi penduduk di
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Persoalan tempat tinggal masih menjadi masalah pelik bagi penduduk di Indonesia terutama di kota-kota besar. Rendahnya persentase peningkatan lahan pemukiman dibandingkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Eksistensi Proyek. kota besar di Indonesia. Hal ini disebabkan oleh pertumbuhan jumlah
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1.1.1 Latar Belakang Eksistensi Proyek Meningkatnya kebutuhan akan rumah, terbatasnya lahan, serta tingginya nilai lahan menjadi fenomena umum yang terjadi hampir
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. letaknya ini, matahari dapat bersinar di wilayah Indonesia selama 12 jam per
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Iklim tropis yang ada di Indonesia diakibatkan karena letak Indonesia berada tepat di garis ekuator, yang berarti dekat dengan matahari. Dipengaruhi letaknya ini, matahari
Lebih terperinciMASJID JABALUL KHOIR PURWODADI SEBAGAI MASJID MODERN
LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR MASJID JABALUL KHOIR PURWODADI SEBAGAI MASJID MODERN Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana Teknik Diajukan Oleh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Peningkatan jumlah penduduk di Indonesia sekarang ini semakin meningkat
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Peningkatan jumlah penduduk di Indonesia sekarang ini semakin meningkat dengan pesat sehingga jumlah kebutuhan akan hunian pun semakin tidak terkendali. Faktor keterbatasan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang. Dunia Arsitektur sekarang ini sudah semakin berkembang melalui ide-ide untuk
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Dunia Arsitektur sekarang ini sudah semakin berkembang melalui ide-ide untuk merancang suatu karya Arsitektur. Perkembangan pembangunan di Indonesia dewasa ini banyak
Lebih terperinciJURUSAN ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS BINA NUSANTARA JAKARTA. : Mesjid di Kebon Jeruk : Permulaan xix halaman + Isi 132 halaman ABSTRAK
JURUSAN ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS BINA NUSANTARA JAKARTA Nama Mahasiswa Judul Jumlah Halaman : Yudha Kartika : Mesjid di Kebon Jeruk : Permulaan xix halaman + Isi 132 halaman ABSTRAK Jakarta
Lebih terperinciBAB III METODE PERANCANGAN. dalam mengembangkan ide sebuah rancangan. Langkah-langkah ini meliputi
BAB III METODE PERANCANGAN 3.1 Metode Umum Dalam melakukan perancangan membutuhkan metode untuk mempermudah dalam mengembangkan ide sebuah rancangan. Langkah-langkah ini meliputi survey obyek komparasi,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang. Kebutuhan akan pendidikan merupakan bagian yang tidak dapat dipungkiri
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Kebutuhan akan pendidikan merupakan bagian yang tidak dapat dipungkiri ikut serta dalam munculnya berbagai permasalahan kebutuhan akan hunian, terutama pada tingkat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Bel akan g. Pada dasarnya setiap mahluk hidup memiliki beragam kebutuhan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Bel akan g Pada dasarnya setiap mahluk hidup memiliki beragam kebutuhan yang harus dipenuhi dalam kehidupannya, khususnya kebutuhan primer yang terkait dengan kebutuhan akan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. JUDUL Terminal Bus Tipe A di Surakarta, dengan penekanan pada tampilan arsitektur modern.
BAB I PENDAHULUAN A. JUDUL Terminal Bus Tipe A di Surakarta, dengan penekanan pada tampilan arsitektur modern. B. PENGERTIAN JUDUL v Terminal : Perhentian (bus, kereta api, dan sebagainya) penghabisan,
Lebih terperinciBAB IV ANALISA PERENCANAAN
BAB IV ANALISA PERENCANAAN 4.1. Analisa Non Fisik Adalah kegiatan yang mewadahi pelaku pengguna dengan tujuan dan kegiatannya sehingga menghasilkan besaran ruang yang dibutuhkan untuk mewadahi kegiatannya.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mendasar yang harus diwujudkan untuk melangsungkan hidupnya.
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada dasarnya, manusia membutuhkan makan, minum, suatu ruang di mana dia dapat merasakan kenyamanan, keamanan dan perlindungan dari segala aspek yang ada di sekitarnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Directorat Data Center UBiNus)
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Universitas Bina Nusantara adalah salah satu universitas di Jakarta yang banyak diminati oleh orang banyak. Mahasiswa Universitas Bina Nusantara yang berasal dari dalam
Lebih terperinci(Dengan Penekanan Desain Arsitektur Neo Vernakular)
TUGAS AKHIR KE 33 LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR REDESAIN GEREJA KRISTEN JAWA (GKJ) SEMARANG TIMUR (Dengan Penekanan Desain Arsitektur Neo Vernakular) Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN I.1. LATAR BELAKANG. Latar BelakangProyek. Hunian tidak asing lagi di telinga masyarakat umum. Hunian merupakan
BAB I PENDAHULUAN I.1. LATAR BELAKANG Latar BelakangProyek Hunian tidak asing lagi di telinga masyarakat umum. Hunian merupakan sebuah ruang. Sebuah kata ruang secara tidak langsung pasti berhubungan dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang. I.1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul. Jakarta merupakan salah satu kota besar yang memiliki perkembangan cukup
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang I.1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul Jakarta merupakan salah satu kota besar yang memiliki perkembangan cukup pesat dewasa ini. Wilayah di daerah Jakarta, khususnya
Lebih terperinciBAB V KONSEP PERANCANGAN
BAB V KONSEP PERANCANGAN 5.1 Konsep Dasar Konsep perancangan Rumah Susun Sederhana Sewa ini adalah hasil analisis pada bab sebelumnya yang kemudian disimpulkan. Konsep ini merupakan konsep turunan dari
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pemukiman kumuh di kota yang padat penduduk atau dikenal dengan istilah urban
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Kota Jakarta sebagai ibu kota negara yang terus berkembang mengalami permasalahan dalam hal penyediaan hunian yang layak bagi warga masyarakatnya. Menurut data kependudukan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang
BAB I I.1. Latar Belakang PENDAHULUAN Bandara Udara Internasional Kuala Namu adalah sebuah bandara udara baru untuk kota Medan, Indonesia. Lokasinya merupakan bekas areal perkebunan PT. Perkebunan Nusantara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. demi tercapainya kualitas hidup dari manusia itu sendiri.
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Pada dasarnya setiap makhluk hidup membutuhkan suatu ruang dimana dia dapat merasakan kenyamanan, keamanan dan perlindungan dari segala aspek yang ada disekitarnya
Lebih terperinciFAKULTAS TEKNIK JURUSAN ARSITEKTUR UNIVERSITAS BINA NUSANTARA JAKARTA
FAKULTAS TEKNIK JURUSAN ARSITEKTUR UNIVERSITAS BINA NUSANTARA JAKARTA Nama Judul Jumlah Halaman : Andrey Caesar Effendi : Mesjid Kebon Jeruk : Permulaan xvii Halaman + Isi 116 Halaman ABSTRAK Perancangan
Lebih terperinciBAB 3 METODE PERANCANGAN. Kebutuhan akan merancang memerlukan beberapa aspek data dan metode
BAB 3 METODE PERANCANGAN Perancangan merupakan proses perubahan keadaan dari yang awal menjadi keadaan yang lebih baik untuk dipakai pada masa yang akan datang. Kemudian, seorang perancang dalam proses
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN CENGKARENG OFFICE PARK LATAR BELAKANG
BAB I PENDAHULUAN I.1. LATAR BELAKANG Pembangunan JORR W1 yang menghubungkan Kebon Jeruk dan Penjaringan memberikan dampak positif dan negatif bagi kawasan di sekitarnya. Salah satu dampak negatif yang
Lebih terperinci2016 BANDUNG SPORTS CLUB
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perancangan Bandung sebagai salah satu kota besar di Indonesia, pada perkembangannya tergolong cukup pesat. Hal ini ditandai dengan semakin meningkatnya populasi
Lebih terperinciKONDISI UMUM 4.1. DKI Jakarta
30 KONDISI UMUM 4.1. DKI Jakarta Kota Jakarta sebagai ibukota negara merupakan kota yang dinamis. Setiap waktu fisik kota tampak berubah oleh kegiatan pembangunan sarana dan prasarana kota seiring pertambahan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hotel menjadi salah satu solusi tempat sementara seseorang/kelompok untuk menginap selama mereka pelakukan keperluannya di daerah/kota tersebut. Tidak heran di jaman
Lebih terperinciAR 40Z0 Laporan Tugas Akhir Rusunami Kelurahan Lebak Siliwangi Bandung BAB 1 PENDAHULUAN
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rumah susun ini dirancang di Kelurahan Lebak Siliwangi atau Jalan Tamansari (lihat Gambar 1 dan 2) karena menurut tahapan pengembangan prasarana perumahan dan permukiman
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Proyek
BAB I PNDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Proyek Seni adalah bagian yang sangat penting dari sebuah kebudayaan yang mana memiliki suatu peran terhadap kondisi mental dan spiritual manusia. Salah satu bentuknya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. I. 1. Latar Belakang. Tempat tinggal merupakan salah satu kebutuhan manusia yang paling
BAB I PENDAHULUAN I. 1. Latar Belakang Tempat tinggal merupakan salah satu kebutuhan manusia yang paling mendasar selain pangan dan sandang. Setiap manusia sangat membutuhkan tempat tinggal sebagai tempat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sistem pendidikan nasional pada hakikatnya mencari nilai tambah melalui pembinaan dan pengembangan sumber daya manusia atau kualitas manusia utuh jasmaniah rohaniah,
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu Negara yang mayoritas penduduknya beragama islam. Keadaan demikian sangat berpengaruh terhadap tata kehidupan masyarakatnya.. Pada UUD
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara
BAB I PENDAHULUAN BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peningkatan dan pertumbuhan jumlah penduduk, industri dan perdagangan merupakan unsur utama dalam perkembangan kota Pematangsiantar. Keadaan ini juga
Lebih terperinciRUMAH SUSUN SEDERHANA MILIK di CENGKARENG JAKARTA BARAT
LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR RUMAH SUSUN SEDERHANA MILIK di CENGKARENG JAKARTA BARAT Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana Teknik diajukan
Lebih terperinciBAB III METODE PERANCANGAN. dengan objek perancangan. Kerangka rancangan yang digunakan dalam proses
BAB III METODE PERANCANGAN Secara umum kajian perancangan dalam tugas ini, merupakan paparan dari langkah-langkah dalam proses merancang. Sedangkan analisis data dilakukan dengan metode berdasarkan logika,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Foto I.1.1. Wisma Atlet Fajar - Senayan. Sumber : Dokumentasi pribadi
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Wisma atlet merupakan salah satu tempat hunian bagi atlet yang berfungsi untuk tempat tinggal sementara. Selain itu keberadaan wisma atlet sangat diperlukan untuk
Lebih terperinciISLAMIC CENTRE BAB I PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia adalah negara dengan penduduk muslim terbesar di dunia. Namun dewasa ini, umat muslim di Indonesia telah mengalami penurunan dalam pemahaman agamanya, yang
Lebih terperinciTUGAS AKHIR (TKA 490) MASJID RAYA JOHOR ARSITEKTUR ISLAM
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kecamatan Medan Johor merupakan salah satu dari 21 kecamatan di Medan yang sedang mengalami pertumbuhan penduduk yang sangat pesat. Kompleks perumahan, pemukiman, dan
Lebih terperinci`BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang
`BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Jakarta sebagai kota metropolitan dan ibukota negara menjumpai berbagai tantangan permasalahan. Salah satu tantangan tersebut adalah tantangan di bidang manajemen
Lebih terperinciGedung Perkuliahan Jurusan Geodesi Fakultas Teknik Universitas Diponegoro BAB I PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Pada zaman globalisasi sekarang ini sudah sangat berkembang dengan pesat jauh dibandingkan dengan zaman sebelumnya. Perkembangan yang begitu pesat ini memberikan dampak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Permasalahan Isu Perkembangan Properti di DIY
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan 1.1.1 Isu Perkembangan Properti di DIY Jogjakarta semakin istimewa. Kekuatan brand Jogja di industri properti merupakan salah satu kota atau daerah paling
Lebih terperinciBab I Pendahuluan BAB 1 PENDAHULUAN
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG PENGADAAN PROYEK 1.1.1 Tinjauan Umum Gereja Dengan adanya perkembangan zaman dan pertumbuhan penduduk yang semakin cepat, mengakibatkan manusia berlomba-lomba dalam
Lebih terperinciTERMINAL TERPADU AMPLAS BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Terminal sebagai simpul transportasi membantu peningkatan pelayanan operasi transportasi jalan raya. Dengan adanya terminal sebagai tempat keberangkatan, pemberhentian
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Proyek
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Proyek Berdasarkan sensus, Jakarta merupakan salah satu kota dengan penduduk terpadat yaitu 8.509.170 jiwa (Dinas Kependudukan dan catatan Sipil 2008). Tingginya tingkat
Lebih terperinciPENDAHULUAN BAB I. Latar Belakang. Kota Jakarta, ibukota negara sekaligus sebagai pusat ekonomi dan pusat
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Kota Jakarta, ibukota negara sekaligus sebagai pusat ekonomi dan pusat pendidikan di negara kita, memiliki berbagai sarana dan prasarana penunjang kehidupan yang sangat
Lebih terperinciBAB 5 KONSEP PERANCANGAN
BAB 5 KONSEP PERANCANGAN 5.1 Konsep Umum Perancangan 5.1.1 Dasar Perancangan Pasar tradisional merupakan suatu tempat bertemunya para pelaku ekonomi dalam hal ini pedagang dan penjual, dimana mereka melakukan
Lebih terperinciMAKALAH TUGAS AKHIR 2014 Wedding Hall BAB I PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pernikahan adalah upacara pengikatan janji nikah yang dirayakan atau dilaksanakan oleh orang dengan maksud meresmikan ikatan perkawinan secara norma agama, norma hukum
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. jasmani yang meliputi sandang, pangan, dan papan serta kebutuhan rohaniah. Kebutuhan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebutuhan manusia pada dasarnya terbagi menjadi dua antara lain, kebutuhan jasmani yang meliputi sandang, pangan, dan papan serta kebutuhan rohaniah. Kebutuhan rohani
Lebih terperinciBAB III METODE PERANCANGAN. pengumpulan data, analisis, dan proses sintesis atau konsep perancangan.
BAB III METODE PERANCANGAN Pada perancangan hotel resort dalam seminar ini merupakan kajian berupa penjelasan dari proses perancangan yang disertai dengan teori-teori dan data-data yang didapat dari studi
Lebih terperinciBADAN PERTANAHAN NASIONAL KABUPATEN SLEMAN Tugas Akhir 126 Arsitektur Undip BAB I PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Badan Pertanahan Nasional (BPN) atau yang dulunya dikenal dengan sebutan Kantor Agraria ini adalah lembaga pemerintah non kementerian di Indonesia yang mempunyai tugas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi di kota Jakarta mendorong perkembangan dari berbagai sektor, yaitu: hunian, perkantoran dan pusat perbelanjaan/ bisnis. Tanah Abang terletak di
Lebih terperinciBAB III: DATA DAN ANALISA
BAB III: DATA DAN ANALISA 3.1. Data Fisik dan Non Fisik 2.1.1. Data Fisik Lokasi Luas Lahan Kategori Proyek Pemilik RTH Sifat Proyek KLB KDB RTH Ketinggian Maks Fasilitas : Jl. Stasiun Lama No. 1 Kelurahan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN INDEPENDENT CAR SHOWROOM DI YOGYAKARTA BAB 1 PENDAHULUAN. Arvin Dovan Sulaksono
BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Pengadaan Proyek 1.1.1 Kajian Tentang Pemilihan Tipologi Bangunan Showroom merupakan sebuah bangunan untuk memamerkan barang atau produk yang ditawarkan kepada konsumen.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN I.1 LATAR BELAKANG. Latar Belakang Proyek. Pertambahan dan kepadatan penduduk dari tahun ke tahun terus meningkat,
BAB I PENDAHULUAN I.1 LATAR BELAKANG Latar Belakang Proyek Pertambahan dan kepadatan penduduk dari tahun ke tahun terus meningkat, hal ini dibuktikan pada tahun 2004 kepadatan penduduk di Jakarta mencapai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pembangunan untuk fasilitas-fasilitas pendukungnya. menginap dalam jangka waktu pendek.
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang I.1.1. Latar Belakang Proyek Indonesia sebagai negara berkembang terus menerus berusaha untuk meningkatkan hasil yang maksimal di segala bidang pembangunan, salah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Hotel Kapsul adalah salah satu tempat penginapan yang berkembang di kota-kota besar untuk beberapa tahun belakang ini. Menurut Kamus Merriam- Webster, kata kapsul memiliki
Lebih terperinciISLAMIC CENTER DI TUBAN PENDEKATAN ARSITEKTUR SIMBOLISM YANG BERFILOSOFI ISLAM LAPORAN TUGAS AKHIR
ISLAMIC CENTER DI TUBAN PENDEKATAN ARSITEKTUR SIMBOLISM YANG BERFILOSOFI ISLAM LAPORAN TUGAS AKHIR DIAJUKAN SEBAGAI SALAH SATU PERSYARATAN UNTUK MEMPEROLEH GELAR S-1 JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR Diajukan
Lebih terperinciLANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR. LEMBAGA KAJIAN ISLAM KAMPUS STAIN KUDUS Dengan Penekanan Desain Arsitektur Islam Jawa
LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR Dengan Penekanan Desain Arsitektur Islam Jawa Diajukan Untuk : Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperolah Gelar Sarjana Teknik Disusun Oleh :
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Jakarta, ibukota negara Indonesia, merupakan kota yang terus
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Jakarta, ibukota negara Indonesia, merupakan kota yang terus berkembang di berbagai aspek, baik itu dari aspek sosial, budaya, ekonomi maupun teknologi. Banyak sekali
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang. Latar Belakang Proyek. Dewasa ini tingkat pertumbuhan penduduk di Indonesia terutamanya
BAB I PENDAHULUAN I.I Latar Belakang I.I.1 Latar Belakang Proyek Dewasa ini tingkat pertumbuhan penduduk di Indonesia terutamanya pada daerah Kota Jakarta meningkat pesat, Seiiring dengan itu permintaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. generasi yang akan datang serta merupakan pengejawantahan diri.
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Persoalan tempat tinggal masih menjadi masalah pelik bagi penduduk di kota besar seperti Jakarta. Menurut data kependudukan, pada tahun 1930 penduduk Jakarta yang
Lebih terperincididirikannya dekat dengan lingkungan kampus.
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kota Jakarta Merupakan Ibukota negara dan pusat kegiatan pemerintahan. Oleh karena itu Jakarta memiliki berbagai macam fasilitas untuk mendukung semua kegiatan masyarakat.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kota Jakarta pada akhirnya menuntut tersedianya wadah fisik untuk menampung
BAB I PENDAHULUAN I.1. LATAR BELAKANG Latar Belakang Proyek Jakarta merupakan salah satu kota di Indonesia yang pertumbuhan kotanya cenderung pesat. Sebagai ibukota negara, Jakarta menjadi pusat dari berbagai
Lebih terperinciBAB III METODE PERANCANGAN
BAB III METODE PERANCANGAN Metode perancangan yang digunakan dalam perancangan Youth Islamic Center ini menggunakan berbagai penelitian dan juga pengumpulan data dari kawasan setempat. Metode tersebut
Lebih terperinciLAMPIRAN 1 PERAN ENERGI DALAM ARSITEKTUR
LAMPIRAN 1 PERAN ENERGI DALAM ARSITEKTUR Prasato Satwiko. Arsitektur Sadar Energi tahun 2005 Dengan memfokuskan permasalahan, strategi penataan energi bangunan dapat dikembangkan dengan lebih terarah.strategi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Deskripsi Judul
BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Deskripsi Judul Judul dalam laporan Studio Konsep Perancangan Arsitektur yang diangkat adalah Penataan Plaza dan Pusat Kuliner di Kawasan Simpang Lima Semarang (Pendekatan pada Konsep
Lebih terperinciBAB 3 METODA PERANCANGAN. Lingkup metoda penyusunan rencana Pembangunan Pusat Sains dan Teknologi di
BAB 3 METODA PERANCANGAN Lingkup metoda penyusunan rencana Pembangunan Pusat Sains dan Teknologi di kawasan Pantai Panjang Kota Bengkulu ini secara umum mencakup hal-hal sebagai berikut: 3.1 Ide Perancangan
Lebih terperinciBAB IV ANALISA TAPAK
BAB IV ANALISA TAPAK 4.1 Deskripsi Proyek 1. Nama proyek : Garuda Bandung Arena 2. Lokasi proyek : Jln Cikutra - Bandung 3. Luas lahan : 2,5 Ha 4. Peraturan daerah : KDB (50%), KLB (2) 5. Batas wilayah
Lebih terperinciBAB III METODE PERANCANGAN
BAB III METODE PERANCANGAN Metode perancangan yang digunakan dalam rencana perancangan Terminal Subway di Surabaya ini adalah menggunakan metode pendekatan langsung dan pemecahan masalah yang ada di lokasi
Lebih terperinciBAB V KONSEP. mengasah keterampilan yaitu mengambil dari prinsip-prinsip Eko Arsitektur,
BAB V KONSEP 5.1 Konsep Dasar Konsep dasar yang digunakan dalam perancangan Pusat Pendidikan dan Pelatihan Bagi Anak Putus Sekolah sebagai tempat menerima pendidikan dan mengasah keterampilan yaitu mengambil
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Gedung atau bangunan mempunyai pengaruh yang begitu besar terhadap kehidupan manusia di dunia. Bangunan tersebut dapat memfasilitasi suatu komunitas, kesehatan, mendukung
Lebih terperinciBAB 3 METODOLOGI PERANCANGAN
BAB 3 METODOLOGI PERANCANGAN Kerangka kajian yang digunakan dalam proses perancangan Hotel Resort Batu ini secara umum, diuraikan dalam beberapa tahap antara lain: 3.1 Pencarian Ide/Gagasan Tahapan kajian
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan permukiman yang dihadapi kota besar semakin kompleks khususnya di Jakarta.Dengan masalah tingginya tingkat kelahiran dan migrasi penduduk membuat semakin
Lebih terperinciBAB III METODE PERANCANGAN. kualitatif. Dimana dalam melakukan analisisnya, yaitu dengan menggunakan konteks
BAB III METODE PERANCANGAN Metode perancangan Rumah Susun pekerja ini menggunakan metode secara kualitatif. Dimana dalam melakukan analisisnya, yaitu dengan menggunakan konteks permasalahan yang ada secara
Lebih terperinciTERMINAL TIPE A KOTA BANDUNG
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kota Bandung merupakan salah satu kota besar di Indonesia yang menjadi tujuan wisata perekonomian, perdagangan, pariwisata, pendidikan khususnya di Provinsi Jawa Barat.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perkembangan pariwisata di Kota dan Kabupaten Madiun tidak lepas dari semakin
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Madiun merupakan salah satu daerah yang berada di wilayah Provinsi Jawa Timur yang terkenal dengan wisata sejarahnya. Hal ini dikarenakan di Kabupaten Madiun terdapat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menggunakan kendaraan tapi cukup dengan berjalan kaki saja.
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Keterbatasan lahan sekarang ini adalah masalah besar jika kita mengingat populasi penduduk yang terus bertambah, terutama di ibukota kita ini DKI Jakarta. Semakin
Lebih terperinciBAB III: DATA DAN ANALISA
BAB III: DATA DAN ANALISA 3.1. Data Fisik dan Non Fisik 3.1.1. Data Fisik Lokasi Luas Lahan Kategori Proyek Pemilik : Jl. Stasiun Lama No. 1 Kelurahan Senen, Jakarta Pusat : ± 48.000/ 4,8 Ha : Fasilitas
Lebih terperinciBAB II DESKRIPSI ORGANISASI
BAB II DESKRIPSI ORGANISASI 2.1. Sejarah Singkat Organisasi Kecamatan di Provinsi DKI Jakarta dibentuk berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 1978 tentang Pemerintahan Wilayah Kota dan Kecamatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang. Latar Belakang Proyek. Angka pertambahan penduduk yang tinggi dan perkembangan pesat di
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Latar Belakang Proyek Angka pertambahan penduduk yang tinggi dan perkembangan pesat di bidang industri menyebabkan berbagai macam permasalahan dalam kehidupan masyarakat
Lebih terperinciBAB III METODE PERANCANGAN. memudahkan seorang perancang dalam mengembangkan ide rancangannya.
BAB III METODE PERANCANGAN Perancangan dalam konteks arsitektur adalah sebuah usaha untuk mengubah keadaan semula menjadi keadaan yang lebih baik di masa yang akan datang. Dalam proses perancangan tersebut,
Lebih terperinci