BAB II PENDIDIKAN FULL DAY SCHOOL
|
|
- Budi Halim
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB II PENDIDIKAN FULL DAY SCHOOL A. Pengertian Pendidikan Full Day School Menurut Baharuddin: Kata full day school berasal dari bahasa Inggris. Full artinya penuh, day artinya hari, sedang school artinya sekolah. Jadi, pengertian full day school adalah sekolah sepanjang hari atau proses belajar mengajar yang dilakukan mulai pukul WIB dengan durasi istirahat setiap dua jam sekali. Dengan demikian, sekolah dapat mengatur jadwal pelajaran dengan leluasa, disesuaikan dengan bobot mata pelajaran dan ditambah dengan pendalaman materi. Hal yang diutamakan dalam full day school adalah pengaturan jadwal mata pelajaran dan pendalaman. 1 Dilihat dari makna dan pelaksanaan full day school di atas, sekolah menggunakan sebagian waktunya untuk program pelajaran yang suasananya informal, tidak kaku, menyenangkan bagi siswa, dan membutuhkan kreativitas dan inovasi dari guru. Belajar efektif bagi anak hanya 3 4 jam sehari (dalam suasana formal) dan 7 8 jam sehari (dalam suasana informal). Menggali potensi anak didik secara total, yaitu dengan menitik beratkan pada situasi dan kondisi ketika anak didik dapat mengikuti proses belajar, tetapi juga bermain. Dengan demikian, siswa tidak merasa terbebani dan tidak merasa bosan berada di sekolah karena full day school banyak memiliki metode pembelajaran. Metode pembelajaran full day school tidak melulu dilakukan di dalam kelas, namun juga siswa diberi kebebasan untuk memilih tempat 2009), hlm Baharuddin, Pendidikan dan Psikologi Perkembangan (Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 21
2 22 belajar. Artinya, siswa bisa belajar dimana saja, seperti di halaman, di perpustakaan, laboratorium dan lain-lain. Sekedar untuk ketertiban belajar mengajar, maka dibuatlah jadwal. 2 Jika dilihat dari proses pelaksanannya sistem full day school mampu menyedot perhatian masyarakat untuk melanjutkan studi putra-putrinya. Hal ini terbukti dengan full day school menjadi pilihan favorit banyak siswa dan dambaan banyak orang tua. Kiranya, tidak berlebihan jika sistem full day school ini cukup signifikan dalam meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia. Penerapan full day school adalah salah satu inovasi baru dalam sistem pembelajaran. Konsep pengembangan dan inovasi ini adalah untuk meningkatkan mutu pendidikan karena mutu pendidikan di Indonesia sekarang ini dipertanyakan. Maka, berbagai cara dan metode dikembangkan. Penerapan full day school ini juga untuk mengembangkan kreativitas yang mencakup integrasi tiga ranah, yaitu kognitif, afektif dan psikomotorik. Dalam sistem ini, diterapkan format game (bermain), dengan tujuan agar proses belajar mengajar penuh dengan kegembiraan, penuh dengan permainan-permainan yang menarik bagi siswa untuk belajar. 3 Walaupun belajar selama sehari penuh, hal ini sesuai dengan teori Bloom dan Yacom yang menyatakan bahwa metode game (bermain) dalam pembelajaran salah satunya adalah dengan menggunakan kegembiraan dalam mengajarkan dan mendorong tercapainya tujuan-tujuan instruksional. Hal 2 Ibid., hlm Ibid., hlm. 239.
3 23 senada juga disampaikan oleh Meier, bahwa permainan belajar jika dimanfaatkan dengan bijaksana dapat menyingkirkan keseriusan yang menghambat dan menghilangkan stres dalam lingkungan belajar. Semula teknik permainan bukanlah tujuan, melainkan sekedar rencana untuk mencapai tujuan, yaitu untuk meningkatkan kualitas atau mutu pembelajaran yang pada akhirnya meningkatkan mutu pendidikan. Oleh karena itu, peningkatan permainan dalam pembelajaran perlu diperhatikan dengan cermat. Terkait dengan penciptaan lingkungan yang menyenangkan, sistem full day school mewajibkan civitas akademiknya berada di lingkungan dan mengikuti semua kegiatan akadmeik mulai dari pagi sampai sore hari. Kegiatan seperti mengerjakan tugas sekolah (PR) dalam sistem full day school dilakukan di sekolah dengan bimbingan guru yang bertugas. Dengan demikian, siswa akan mendapat banyak keuntungan secara akademis dibandingkan dengan anak-anak yang half day school karena siswa yang biasa (tidak mengikuti) full day school sepulang dari sekolah digunakan untuk hal-hal yang kurang bermanfaat. 4 Dengan diberlakukannya sistem full day school, guru bisa langsung mengawasi siswa dan menilai kemampuan dibidang edukatifnya. Selain itu, sistem ini dapat mengakrabkan siswa dengan guru, sebagaimana yang telah dilakukan Nabi kepada murid-muridnya, salah satunya seperti yang terjadi pada Ali bin Abi Thalib, yaitu Nabi memukul dada Ali dengan penuh kasih sayang dan Ali merasa lebih akrab dengan gurunya, Muhammad Saw. Hal ini 4 Ibid., hlm. 240.
4 24 menunjukkan keakraban Nabi (sebagai guru) dengan anak didik (sebagai murid) karena telah dijelaskan dalam sirah-nya bahwa Nabi menepuk dengan tangan dan kaki ketika mengajar untuk mendidik, yang demikian itu tidak dilakukannya terhadap para sahabat, kecuali untuk lebih mengakrabkan dan mengingatkan serta menarik perhatian mereka terhadap apa yang akan beliau ajarkan. 5 B. Tujuan Pendidikan Full Day School Keunggulan sebuah sekolah ditentukan oleh manajemen sekolah tersebut. Salah satu indikasi bahwa pendidikan di suatu sekolah sukses adalah apa yang diberikan kepada siswa sesuai dengan kebutuhan siswa dan sejalan dengan yang dikehendaki masyarakat atau para orang tua siswa. Jika memperbincangkan dunia pendidikan saat ini pasti tidak terlepas dengan istilah full day school. Full day school adalah sekolah yang dirancang sedemikian rupa layaknya sekolah formal, juga didesain mampu memberikan harapan pasti terhadap masyarakat. Misalnya nilai plus yang belum diberikan saat pelajaran formal berlangsung, antara lain: latihan belajar kelompok, latihan berjama ah shalat wajib dan sunnah dhuha, latihan membaca doa bersama dan lain sebagainya. 6 Dunia globalisasi saat ini mensyaratkan dunia pendidikan berpikir keras sekaligus cerdas dalam memajukan lembaga yang dicitakan, tak terkecuali sekolah yang menerapkan sistem full day school. Ciri khas sekolah 5 Fadhal Ilahi, Muhammad Saw, Sang Guru Yang Hebat (Surabaya: Pustaka Laraiba Bima Amanta, 2006), hlm Baharuddin, Op.Cit., hlm. 224.
5 25 yang akrab dengan sebutan full day school ini sudah merambah di Indonesia dan menjadi perhatian banyak kalangan, khususnya mereka yang notabene berkecimpung dalam dunia pendidikan, mulai dari pakar pendidikan, praktisi pendidikan, pemerhati pendidikan dan seterusnya. Sistem pengajaran full day school tidak kaku dan monoton, bahkan menyenangkan karena seorang guru di full day school dituntut untuk bersikap profesional, kreatif dan inovatif, sedangkan siswa diberi kebebasan dalam memilih tempat belajarnya. Dalam perkembangannya, manajemen full day school mensyaratkan adanya profesionalisme dalam diri seorang guru, yang dilakukan secara terus-menerus sejalan dengan perkembangan dunia pendidikan. kualifikasi guru menjadi syarat yang tidak bisa ditawar. Pendidik dituntut peka terhadap perkembangan zaman dan selalu terbuka terhadap kemajuan serta memiliki kurikulum yang modern. 7 Hal yang mampu memikat para siswa adalah sekolah full day school ini syarat dengan permainan yang bertujuan agar proses belajar mengajar penuh dengan kegembiraan, permainan-permainan yang menarik bagi siswa untuk belajar, betah di sekolah dan mendapatkan nilai plus yang berbasis keislaman. Dengan demikian, sekolah dapat menciptakan keakraban antar siswa dan keakraban antar guru bukanlah perkara yang sulit. Pada akhirnya, terbangunlah nilai yang diidamkan, yaitu keakraban antara guru dan siswa. Suasana inilah sesungguhnya yang didambakan banyak siswa, juga para orang 7 Oemar Hamalik, Media Pendidikan (Bandung: Citra Aditya Bakti, 2004), hlm. 2.
6 26 tua. Situasi dan kondisi yang sangat menyenangkan ini akan melahirkan generasi yang cerdas intelektual, cerdas emosional, dan cerdas spiritual. Kenakalan remaja semakin hari semakin meningkat. Hal ini dapat dilihat dari pemberitaan di media massa yang tidak jarang memuat berbagai penyimpangan yang dilakukan kaum pelajar, seperti seks bebas, miras dan lain sebagainya. Inilah yang memotivasi para orang tua untuk mencari sekolah formal sekaligus mampu memberikan kegiatan-kegiatan yang positif (informal) pada anak mereka. Maka dipilihlah sekolah dengan sistem full day school. Dengan mengikuti full day school, orang tua dapat mencegah dan menetralisasi kemungkinan dari kegiatan-kegiatan anak yang menjurus pada kegiatan yang negatif. Alasan memilih dan memasukkan anaknya ke full day school, salah satu pertimbangannya adalah dari segi edukasi siswa. 8 Banyak alasan mengapa full day school menjadi pilihan. Pertama, meningkatnya jumlah orang tua tunggal dan banyak aktivitas orang tua yang kurang memberikan perhatian pada anaknya, terutama yang berhubungan dengan aktivitas anak setelah pulang dari sekolah. Kedua, perubahan sosial budaya yang terjadi di masyarakat dari masyarakat agraris menuju ke masyarakat industri. Perubahan tersebut jelas berpengaruh pada pola pikir yang begitu cepat perkembangannya, terutama teknologi komunikasi dan informasi lingkungan kehidupan perkotaan yang menujurus ke arah individualisme. hlm Muhaimin, Paradigman Pendidikan Islam (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2005),
7 27 Ketiga, perubahan sosial budaya mempengaruhi pola pikir dan cara pandang masyarakat. Salah satu ciri masyarakat industri adalah mengukur keberhasilan dengan materi. Hal ini sangat berpengaruh terhadap pola kehidupan masyarakat yang akhirnya berdampak pada perubahan peran. Peran ibu yang dahulu hanya sebagai ibu rumah tangga, dengan tugas utamanya mendidik anak mulai bergeser. Peran ibu di zaman sekarang tidak hanya sebatas sebagai ibu rumah tangga, namun seorang ibu juga dituntut untuk dapat berkarier di luar rumah. Kita tidak bisa menyalahkan mereka karena mereka memiliki alasan tersendiri. Ada yang memang dituntut untuk membantu mencukupi kebutuhan ekonomi keluarga, ada pula yang beralasan aktualisasi diri, dan ada yang ingin potensi yang dimiliki dapat dimanfaatkan untuk kemaslahatan umat. Keempat, kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi begitu cepat sehingga jika tidak dicermati, maka anak akan menjadi korban, terutama korban teknologi komunikasi. Dengan semakin canggihnya perkembangan di dunia komunikasi, dunia seolah-olah sudah tanpa batas, dengan banyaknya program televisi serta menjamurnya stasiun televisi membuat anak-anak lebih enjoy untuk duduk di depan televisi dan bermain playstation. Adanya perubahan-perubahan di atas merupakan sinyal penting untuk dicarikan alternatif pemecahannya. Dari kondisi seperti ini, akhirnya para praktisi
8 28 pendidikan berpikir keras untuk merumuskan suatu paradigma baru dalam dunia pendidikan. 9 Untuk memaksimalkan waktu luang anak-anak agar lebih berguna, maka diterapkanlah sistem full day school dengan tujuan membentuk akhlak dan akidah dalam menanamkan nilai-nilai yang positif, mengembalikan manusia pada fitrahnya sebagia khalifah fil ard dan sebagai hamba Allah, serta memberikan dasar yang kuat dalam belajar di segala aspek. Kurikulum program full day school didesain untuk menjangkau masing-masing bagian dari perkembangan anak. Konsep pengembangan dan inovasi sistem pembelajarannya adalah dengan mengembangkan kreativitas yang mencakup integritas dan kondisi kognitif, afektif dan psikomotorik. Tujuan utama pendidikan dalam peningkatan mutu adalah melahirkan manusia yang mampu melakukan hal-hal baru, tidak sekedar mengulang apa yang dilakukan generasi sebelumnya sehingga bisa menjadi manusia kreatif, penemu, dan penjelajah. Selain untuk membentuk jiwa yang mampu bersikap kritis, juga untuk membuktikan dan tidak menerima begitu saja apa yang diajarkan. 10 C. Keunggulan Pendidikan Full Day School informal: Berikut adalah beberapa nilai plus sekolah berbasis formal dan 9 Ahmad D. Marimba, Pengantar Filsafat Pendidikan (Bandung: PT. Al-Ma arif, 2007), hlm Baharuddin, Op.Cit., hlm. 231.
9 29 1. Anak mendapat pendidikan umum antisipasi terhadap perkembangan ilmu pengetahuan. 2. Anak memperoleh pendidikan keislaman secara layak dan proporsional. 3. Anak mendapatkan pendidikan kepribadian yang bersifat antisipasif terhadap perkembangan sosial budaya yang ditandai dengan derasnya arus informasi dan globalisasi yang membutuhkan nilai saring. 4. Potensi anak terslurkan melalui kegiatan-kegiatan ekstrakurikuler. 5. Perkembangan bakat, minat, dan kecerdasan anak terantisipasi sejak dini melalui pemantauan program bimbingan dan konseling. 11 Selain nilai plus di atas, full day school juga memiliki kelebihan yang membuat orang tua tidak khawatir terhadap keberadaan putra-putrinya antara lain: 1. Pengaruh negatif kegiatan anak di luar sekolah dapat dikurangi seminimal mungkin karena waktu pendidikan anak di sekolah lebih lama, terencana dan terarah. 2. Suami istri yang keduanya harus bekerja tidak akan khawatir tentang kualitas pendidikan dan kepribadian putra-putrinya karena anak-anaknya dididik oleh tenaga-tenaga kependidikan yang terlatih dan profesional. 3. Adanya perpustakaan di sekolah yang representatif dengan suasana nyaman dan enjoy sangat membantu peningkatan prestasi belajar anak. 4. Kesehatan para siswa terjaga dan terjamin karena diadakan pemeriksaan kesehatan secara rutin. 11 Ibid., hlm. 231.
10 30 5. Siswa mendapatkan pelajaran dan bimbingan ibadah praktis (doa-doa harian, doa shalat, doa makan dan doa lain yang islami). 12 D. Faktor Penunjang Pendidikan Full Day School Setiap sistem pembelajaran pasti memiliki kelebihan (faktor penunjang) dan kelemahan (faktor penghambat) dalam penerapannya, tak terkecuali dengan sistem full day school. Adapun faktor pendukung sistem full day school adalah: 1. Setiap sekolah mempunyai tujuan yang ingin dicapai, tentunya pada tingkat kelembagaan. Untuk menuju ke arah tersebut, diperlukan berbagai kelengkapan dalam berbagai bentuk dan jenisnya. Salah satunya adalah sistem yang akan digunakan di dalam sebuah lembaga tersebut. Apabila kita sudah memilih sistem dengan baik, maka semuanya dapat diberdayakan menurut fungsi masing-masing kelengkapan sekolah. Di antara faktor-faktor pendukung itu di antaranya adalah kurikulum. Pada dasarnya kurikulum merupakan suatu alat untuk mencapai tujuan pendidikan. kesuksesan suatu pendidikan dapat dilihat dari kurikulum yang digunakan oleh sekolah. Dengan demikian, kurikulum sangat mendukung untuk meningkatkan mutu pendidikan. kurikulum merupakan tolok ukur dalam kegiatan belajar mengajar di sekolah. 13 hlm Ibid., hlm Didin Hafidudin, Manajemen Syari ah Dalam Praktik (Jakarta: Gema Insani, 2003),
11 31 2. Manajemen pendidikan Faktor pendukung yang selanjutnya adalah manajemen pendidikan. manajemen sangat penting dalam suatu organisasi. Tanpa manajemen yang baik, maka sesuatu yang akan kita gapai tidak akan pernah tercapai dengan baik karena kelembagaan akan berjalan dengan baik jika dikelola dengan baik. Apapun bentuk organisasinya, senantiasa membutuhkan manajemen organisasi yang baik. Sebaik apa pun rencana kita untuk meningkatkan mutu pendidikan jika hanya merupakan rencana tanpa aksi, maka mutu yang kita harapkan hanayalah sebuah impian. Dengan adanya manajemen yang efektif dan efisien, maka sangat menunjang dalam pengembangan lembaga pendidikan yang dapat tercapai secara optimal, efekti dan efisien Sarana dan prasarana Faktor pendukung yang ketiga adalah sarana dan prasarana. Sarana pembelajaran merupakan sesuatu yang tidak secara langsung berhubungan dengan proses belajar setiap hari, tetapi mempengaruhi kondisi pembelajaran. Prasarana sangat berkaitan dengan materi yang dibahas dan alat yang digunakan. Sekolah yang menerapkan full day school, diharapkan mampu memenuhi sarana penunjang kegiatan pembelajaran yang relevan dengan kebutuhan siswa. Prasarana belajar misalnya: ruang kepala sekolah, ruang guru, ruang BK, ruang TU dan ruang OSIS, ruang kelas, dengan formasi duduk yang mudah dipindah-pidah sesuai dengan 14 Ibid., hlm. 5.
12 32 keperluan, ruang laboratorium IPA, laboratorium bahasa, laboratorium komputer dan ruang perpustakaan, kantin sekolah, koperasi sekolah, musholla atau tempat ibadah dan poliklinik, aula pertemuan, lapangan olahraga dan yang terakhir kamar mandi atau WC. Selain sarana dan prasarana di atas, full day school juga harus dilengkapi dengan faktor pendukung, yaitu sarana belajar. Menurut syaiful bahri Djamaroh, sarana prasarana mempunyai arti penting dalam pendidikan, terutama sistem full day school karena apabila suatu sekolah tidak terdapat sarana prasarana, maka tidak akan dapat melangsungkan proses belajar mengajar. Sarana dan prasrana sangat mempengaruhi kegiatan belajar mengajar di sekolah. Anak didik tentu akan belajar lebih baik dan menyenangkan jika suatu sekolah dapat memenuhi segala kebutuhannya. Dengan adanya sarana dan prasarana yang memadai, maka masalah yang dihadapi anak didik dalam belajar relatif sedikit dan hasil belajar anak didik akan lebih baik Sumber daya manusia (SDM) Faktor pendukung yang terakhir dan yang paling penting dalam pendidikan full day school adalah sumber daya manusia (SDM). Tugas terpenting dari seroang kepala sekolah adalah menyeleksi dan mengembangkan diri melatih sumber daya manusia (SDM). Sumber daya manusia (SDM) dalam pendidikan melipti guru. Dalam penerapan full day school, guru dituntut untuk selalu memperkaya pengetahuan dan 15 Ibid., hlm. 6.
13 33 keterampilan serta harus memperkaya diri dengan metode-metode pembelajaran yang sekiranya tidak membuat siswa bosan karena full day school hanya terpaku pada buku pelajaran saja tanpa memperkaya dirinya dengan metode yang cukup bervariasi. Guru harus mempunyai kualifikasi sebagai tenaga pengajar, karenanya guru harus memiliki kemampuan profesional dalam proses belajar mengajar atau pembelajaran. Apabila proses belajar mengajarnya baik, maka pencapaian mutu yang diharapkan akan mencapai target. Sebagiamana yang dikatakan Abu Ahmadi dan Widodo Supriyono, bahwa ada beberapa tugas yang harus dilakukan seorang guru untuk meningkatkan kualitas siswa dalam belajar. Agar pencapaian mutu pendidikan tercapai, maka siswa harus dididik secara komprehensif, misalnya mendidik anak dengan memberikan arahan dan motivasi pencapaian tujuan pendidikan, baik jangka pendek maupun jangka panjang, memberi fasilitas pencapain tujuan melalui pengalaman belajar yang memadai, serta membantu perkembangan aspek-aspek pribadi seperti sikap, nilai-nilai dan penyesuaian diri. 16 Siswa merupakan suatu komponen penting dalam sistem pendidikan yang kemudian diproses dalam proses pendidikan sehingga menjadi manusia yang berkualitas sesuai dengan tujuan pendidikan nasional. Siswa bukanlah orang dewasa dalam arti bahwa ia belum bisa bertanggung jawab terhadap dirinya secara biologis, psikologis 16 Ibid., hlm. 7.
14 34 paedagogis, dan sosiologis. Jika tidak ada siswa hanya ada seorang guru, maka tidak akan mungkin terjadi proses belajar mengajar di sekolah. Begitu juga sebaliknya, jika hanya ada siswa tidak ada guru, maka proses belajar mengajar pun tidak akan berjalan. Jadi, antara komponen pendidikan yang satu dan yang lain saling mendukung. 17 Di samping itu, keberadaan pegawai juga menjadi hal penting. Dalam lembaga pendidikan, tenaga kerja atau pegawai dapat dibagi menjadi dua, yaitu: tenaga teknis (tenaga profesional atau tenaga edukatif) yakni personal pelaksana belajar mengajar dan kegiatan belajar lainnya, dan tenaga administrasi atau tenaga non edukatif yaitu personal yang tidak langsung bertujuan mewujudkan proses belajar mengajar, antara lain meliputi: pegawai tata usaha, pegawai laboratorium, keuangan, sopir, penjaga malam, pegawai perpustakaan dan lain-lain. Faktor lain yang signifikan untuk diperhatikan adalah masalah pendanaan. Dana memainkan peran dalam pendidikan. Keuangan merupakan masalah yang cukup mendasar di sekolah karena dana secara tidak langsung mempengaruhi kualitas sekolah terutama berkaitan dengan sarana dan prasrana serta sumber belajar lainnya. 18 Menurut Ahmad Tafsir, dana dalam pendidikan digunakan untuk pengadaan alat-alat, gaji guru, dan pegawai serta pemeliharaan alat-alat. Dana dapat disebut paling penting sebab apabila tidak ada dana, maka proses belajar mengajar tidak akan berjalan dan berpengaruh terhadap 17 E. Mulyasa, Kepala Sekolah Profesional Dalam Konteks Menyukseskan MBS dan KBK (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2003), hlm Hadari Nawai, Administrasi Pendidikan (Jakarta: Gunung Agung, 2005), hlm. 65.
15 35 kemajuan suatu sekolah. Dengan demikian, pihak sekolah harus pintarpintar mengolah dana yang ada dan dapat menjalin kerjasama dengan para pengusaha, pemilik industri dan para pedagang untuk mendapatkan dana yang lebih banyak agar sekolah dapat melayani masyarakat dengan maksimal. 19 Dengan adanya dana yang memadai, maka pencapain mutu pendidikan akan berjalan sesuai yang diinginkan. Hal ini terbukti bahwa mutu pendidikan memerlukan sekurang-kurangnya dua syarat yang harus terpenuhi, pertama penguasaan teori pendidikan yang modern. Artinya, sekolah harus dapat menerima perubahan ke arah yang lebih positif, tidak pernah takut dengan perubahan. Kedua, ketersediaan dana yang cukup. Dengan adanya dana yang cukup, pihak sekolah dapat mengadakan kerja sama dengan pedagang, pengusaha dan pihak lainnya untuk meningkatkan mutu pendidikan. E. Faktor Penghambat Pendidikan Full Day School Adanya faktor pendukung, juga diiringi oleh faktor penghambat. Faktor penghambat ini menjadi hal niscaya dalam proses pendidikan. Banyak faktor penghambat dalam penerapan full day school. Salah satunya adalah sarana dan prasarana. Sarana dan prasarana merupakan bagian dari pendidikan yang sangat vital guna menunjang keberhasilan pendidikan. Oleh karena itu, perlu adanya pengelolaan pendidikan yang baik, sebagaimana dikatakan 19 Ahmad Tafsir, Ilmu Pendidikan Dalam Perspektif Islam (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2001), hlm. 89.
16 36 bahwa sekolah dapat berhasil apabila pengelolaan sarana dan prasarananya juga baik. Walaupun demikian, masih banyak kekurangan-kekurangan yang dihadapi sekolah untuk meningkatkan mutunya, yang mayoritas karena keterbatasan sarana dan prasrana pendidikan sebagaimana disinggung di atas. Keterbatasan sarana dan prasarana itu dapat menghambat kemajuan sekolah tersebut. Selain faktor siswa, pegawai atau tenaga teknis, dan dana, kualitas guru juga sangat berpengaruh terhadap kelangsungan proses belajar mengajar. Sekolah merupakan lembaga kependidikan Islam, tempat fungsi dan tugasnya adalah merealisasikan cita-cita umat Islam agar anak didiknya menjadi manusia yang beriman dan berilmu pengetahuan, dalam rangka meraih hidup sejahtera dunia dan kebahagiaan hidup di akhirat. Maka, untuk mencapai tujuan itu, diperlukan sikap profesinalisme guru dalam mengajar. 20 Dalam dunia pendidikan, senantiasa dikembangkan sikap dan kemampuan profesional. Sebagaimana yang dikatakan oleh Mulyasa, bahwa guru itu menghadapi dua masalah sebagai berikut: Pertama, berkaitan dengan faktor dari dalam diri guru, meliputi: pengetahuan, keterampilan disiplin, upaya pribadi dan kerukunan kerja. Berkaitan dengan pekerjaan, meliputi manajemen dan cara kerja yang baik, penghematan biaya dan ketepatan waktu (mampu menghargai waktu). 20 Baharuddin, Op.Cit., hlm. 238.
17 37 Dapat disimpulkan bahwa faktor dalam diri guru dan pekerjaan guru dapat menjadi hambatan bagi pengembangan sekolah. Dengan demikian, kepala sekolah sebagai pemegang kebijakan tertinggi, bersama-sama dengan komite lain berusaha untuk meningkatkan profeisonalisme guru. Dari dalam diri guru, diperlukan adanya seminar, pelatihan-pelatihan. Sedangkan yang berkaitan dengan pekerjaan, pihak sekolah perlu melengkapi sarana dan prasarana dalam menunjang proses belajar mengajar, tunjangan gaji, uang transport, dan lain-lain. Guru juga dituntut memahami perbedaan kemampuan siswa. Dengan demikian, penghambat proses belajar mengajar tidak terdeteksinya perbedaan kemampuan dalam diri siswa, yaitu siswa yang satu mudah dalam menerima pelajaran yang satunya lagi lamban tidak perlu ada sama sekali.
BAB IV ANALISIS PELAKSANAAN PENDIDIKAN FULL DAY SCHOOL. DI MTs MUHAMMADIYAH KEBONAN KECAMATAN BATANG
BAB IV ANALISIS PELAKSANAAN PENDIDIKAN FULL DAY SCHOOL DI MTs MUHAMMADIYAH KEBONAN KECAMATAN BATANG A. Analisis Pelaksanaan Pendidikan Full Day School di MTs Muhammadiyah Kebonan Kecamatan Batang Berdasarkan
Lebih terperinci2016 PENGARUH PELAKSANAAN FULL DAY SCHOOL TERHADAP INTERAKSI SOSIAL DAN SOSIALISASI ANAK DI LINGKUNGAN MASYARAKAT
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pendidikan merupakan salah satu faktor utama dalam proses perkembangan peserta didik. Pendidikan juga sebagai sebuah upaya untuk mempersiapkan peserta didik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mengajar, meliputi manajemen perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi. 1
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sekolah berbasis Islam adalah lembaga pendidikan yang bertujuan membentuk sumber daya manusia yang berkualitas berdasarkan nilai-nilai ajaran Islam. Lembaga pendidikan
Lebih terperinciBAB V PEMBAHASAN. Uraian pembahasan dari hasil penelitian merupakan muatan pada bab ini.
BAB V PEMBAHASAN Uraian pembahasan dari hasil penelitian merupakan muatan pada bab ini. Pada pembahasan ini peneliti akan mendialogkan temuan penelitian di lapangan dengan teori atau pendapat para ahli.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tersebut dapat diwujudkan melalui pendidikan. Pendidikan sangat diperlukan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu tujuan Negara adalah mencerdaskan kehidupan bangsa. Tujuan tersebut dapat diwujudkan melalui pendidikan. Pendidikan sangat diperlukan dalam memajukan kehidupan.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pengertian pendidikan dijelaskan menurut Undang-undang Nomor 20 tahun 2003
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Lembaga pendidikan dipandang sebagai lembaga yang dapat menciptakan generasi muda dapat bertahan di dalam kehidupan nyata melalui pendidikan. Melalui pendidikan, setiap
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mendidik anak-anak bangsa untuk taat kepada hukum (Azizy, 2003: 3).
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan di Indonesia dinilai banyak kalangan mengalami kegagalan. Kondisi ini ada benarnya apabila dilihat kondisi yang terjadi di masyarakat maupun dari
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang RI Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan. bahwa dalam proses pendidikan, peserta didik/siswa menjadi sentral
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Undang-Undang RI Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan bahwa Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. hlm Wahjosumidjo, Kepemimpinan Kepala Sekolah, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2003,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Masalah Kepemimpinan sebagai salah satu fungsi manajemen yang sangat penting untuk mencapai suatu tujuan organisasi. Penguasaan teori pengetahuan tentang kepemimpinan
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Penyesuaian Sosial Penyesuaian sosial adalah sebagai keberhasilan seseorang untuk menyesuaikan diri terhadap orang lain pada umumnya dan terhadap kelompoknya pada khususnya. Orang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Mempelajari pendidikan Islam sangat penting bagi kehidupan setiap. muslim karena pendidikan merupakan suatu usaha yang membentuk
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Mempelajari pendidikan Islam sangat penting bagi kehidupan setiap muslim karena pendidikan merupakan suatu usaha yang membentuk pribadi manusia menuju yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. agar dapat memainkan peranan dalam berbagai lingkungan hidup secara tepat di
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dilihat dari sejarah perkembangan manusia mulai zaman dahulu hingga sekarang, pendidikan memegang peranan yang sangat penting dalam menentukan perkembangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. adalah selalu ingin terjadi adanya perubahan yang lebih baik. Hal ini tentu
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan dapat memberikan perubahan, perbaikan, dan kemajuan suatu bangsa. Oleh karena itu perubahan atau perkembangan pendidikan adalah hal yang memang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa,
Lebih terperinciBAB II KOMPETENSI PROFESIONAL DAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM. adanya standar kompetensi. Berdasarkan Undang-Undang Sistem
BAB II KOMPETENSI PROFESIONAL DAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM A. Kompetensi Profesional Guru Keberhasilan dalam mengemban peran sebagai guru, diperlukan adanya standar kompetensi. Berdasarkan Undang-Undang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. hlm. 74.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Al-Qur an hadits yang merupakan bagian dari pendidikan agama Islam turut memberikan sumbangan tercapainya pendidikan nasional. Tugas pendidikan tidak hanya menuangkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan senantiasa menjadi sorotan bagi masyarakat khususnya di
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan senantiasa menjadi sorotan bagi masyarakat khususnya di Indonesia yang ditandai dengan adanya pembaharuan maupun eksperimen guna terus mencari kurikulum,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. globalisasi seperti sekarang ini akan membawa dampak diberbagai bidang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan zaman yang semakin modern terutama pada era globalisasi seperti sekarang ini akan membawa dampak diberbagai bidang kehidupan. Hal ini menuntut adanya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan Sukses dalam Sertifikasi Guru, RajaGrafindo Persada, Jakarta, 2011, hlm. 293.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan dalam sejarah peradaban manusia merupakan salah satu komponen yang paling urgen. Aktivitas ini telah dimulai sejak manusia pertama ada di dunia sampai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mencapai cita-cita luhur bangsa. Cita-cita luhur bangsa Indonesia telah tercantum
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan sebuah negara yang senantiasa berusaha untuk mencapai cita-cita luhur bangsa. Cita-cita luhur bangsa Indonesia telah tercantum dengan jelas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bimbingan konseling adalah suatu hal yang sangat erat hubungannya dengan pendidikan. Pendidikan yang merupakan salah satu upaya yang dilakukan dalam rangka merubah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. meningkatkan harkat dan martabatnya. Seiring dengan perputaran waktu. normatif yang lebih baik dan mampu menjawab tantangan zaman.
1 BAB I PENDAHULUAN A. KONTEKS PENELITIAN Sepanjang sejarah kehidupan manusia tidak terlepas dari istilah pendidikan, karena bagi manusia pendidikan sebagai dasar berpijak untuk meniti dan menjalani kehidupannya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Arus globalisasi akan menggeser pola hidup masyarakat dari agraris dan perniagaan tradisional menjadi masyarakat industri dan perdagangan modern. Globalisasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. suatu ukuran maju mundurnya suatu bangsa. 1. Pendidikan Nasional pada Bab III Pasal 4 menyebutkan bahwa: Pendidikan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Secara garis besar, pendidikan adalah upaya membentuk suatu lingkungan untuk anak yang dapat merangsang perkembangan potensi-potensi yang dimilikinya dan akan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Potensi sumber daya manusia merupakan aset nasional sekaligus
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Potensi sumber daya manusia merupakan aset nasional sekaligus sebagai modal dasar pembangunan Bangsa. Salah satu potensi yang dikaruniai Allah kepada manusia yakni potensi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan kompotensi dalam belajar mengajar (KBM) agar peserta
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan kompotensi dalam belajar mengajar (KBM) agar peserta didik aktif mengembangkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pendidikan dikarenakan pendidikan di Indonesia di nilai masih sangat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Akhir-akhir ini ramai dibicarakan tentang isu-isu sistem pendidikan yang selalu diperbarui oleh pihak pemerintah agar menjadi sebuah sistem pendidikan yang sempurna.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. (Jakarta: Pustaka Amani, 2005), hlm Redaksi Citra Umbara, Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas &
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Pendidikan merupakan alat ukur kemajuan suatu bangsa. Dalam Undang-undang No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan bahwa pendidikan adalah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah makhluk yang dinamis dan bercita-cita ingin meraih
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia adalah makhluk yang dinamis dan bercita-cita ingin meraih kehidupan yang sejahtera dan bahagia baik lahir maupun batin, duniawi dan ukhrowi. Namun, cita-cita
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pembangunan. Indonesia sebagai suatu bangsa yang sedang giat-giatnya
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah kunci sukses tidaknya suatu bangsa dalam pembangunan. Indonesia sebagai suatu bangsa yang sedang giat-giatnya melakukan pembangunan di segala
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bandung, Hlm E. Mulyasa, Pengembangan Dan Implementasi Kurikulum 2013, Remaja Rosdakarya,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam konteks nasional, kebijakan perubahan kurikulum merupakan politik pendidikan yang berkaitan dengan kepentingan berbagai pihak, bahkan dalam pelaksanaannya seringkali
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang mendengarkan alunan musik selalu menggerak-gerakan anggota. Tuhan yang diberikan kepada seluruh manusia tanpa membedakan jenis
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Manusia ketika mendengar alunan musik mayoritas menyukai. Orang yang mendengarkan alunan musik selalu menggerak-gerakan anggota tubuhnya dan mengikuti irama
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. faktor yang mendukung perkembangan tersebut adalah pendidikan. pembelajaran, sumber-sumber belajar dan lain sebagainya.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menjadi bangsa yang maju tentu merupakan cita-cita yang ingin dicapai oleh setiap negara di dunia ini. Terlebih dalam era industrialisasi sekarang ini. Tak terkecuali
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan serta
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan serta membentuk watak peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mungkin proses belajar mengajar akan berhasil dengan lancar dan baik.
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Tujuan pendidikan nasional adalah mencerdaskan kehidupan bangsa. Dalam Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 Bab II Pasal 3, Pendidikan Nasional
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1 Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, Kencana,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Undang-undang Nomor. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pada pasal 1 ayat 3 menyatakan bahwa Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah hal yang sangat penting, menurut Pembukaan UUD 1945 alinea 4 telah ditegaskan bahwa salah satu tujuan negara adalah mencerdaskan kehidupan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang. diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan Negara.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada dasarnya pendidikan adalah interaksi antara pendidik dengan peserta didik untuk mencapai tujuan pendidikan yang berlangsung pada lingkungan tertentu. 1 Pendidikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan kata kunci untuk setiap manusia agar ia mendapatkan ilmu. Hanya dengan pendidikan, ilmu akan didapat dan diserap dengan baik. Pendidikan
Lebih terperinciSKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Starata 1 Program Studi Pendidikan Akuntansi.
PENGARUH PENGALAMAN MENGAJAR DAN PROFESIONALISME GURU TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA PADA BIDANG STUDI IPS EKONOMI KELAS VIII DI SMP NEGERI 1 JATIROTO TAHUN AJARAN 2009/2010 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS MANAJEMEN PEMBELAJARAN AGAMA ISLAM NON FORMAL BAGI PENYANDANG TUNANETRA DI PANTI TUNANETRA DAN TUNARUNGU WICARA DISTRARASTRA PEMALANG
67 BAB IV ANALISIS MANAJEMEN PEMBELAJARAN AGAMA ISLAM NON FORMAL BAGI PENYANDANG TUNANETRA DI PANTI TUNANETRA DAN TUNARUNGU WICARA DISTRARASTRA PEMALANG Dari semua teori dan data yang diperoleh, akhirnya
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. kehidupan lainnya seperti keluarga, sosial kemasyarakatan, pemerintahan,
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu sistem yang tidak bisa dipisah antara unsur yang satu dengan yang lainnya dan juga tidak bisa dipisahkan dengan sistem-sistem kehidupan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. daya manusia adalah melalui pendidikan. Hal ini identik dengan yang
A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Penyiapan sumber daya manusia merupakan masalah yang mendasar dalam era globalisasi, jika kita tidak ingin kalah bersaing dengan negaranegara lain. Salah satu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Era globalisasi yang saat ini tengah berlangsung, banyak sekali memunculkan masalah bagi manusia. Manusia dituntut untuk meningkatkan kualitas dirinya agar
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Asep Saputra, 2014 Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada dasarnya Manusia dalam melaksanakan fungsi-fungsi kehidupan tidak lepas dan tidak akan lepas dari pendidikan, karena pendidikan berfungsi untuk meningkatkan
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS MANAJEMEN PENINGKATAN MUTU TENAGA PENDIDIK DI SDI HIDAYATULLAH SEMARANG
BAB IV ANALISIS MANAJEMEN PENINGKATAN MUTU TENAGA PENDIDIK DI SDI HIDAYATULLAH SEMARANG Sebagaimana yang telah tercantum dalam Bab I bahwa tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana kondisi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kualitas pendidikan bangsa, mulai dari pembangunan gedung-gedung,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peningkatan mutu pendidikan di Indonesia terus dilakukan sampai saat ini secara berkesinambungan. Berbagai upaya dilakukan demi meningkatkan kualitas pendidikan bangsa,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam upaya meningkatkan mutu pendidikan nasional, pemerintah khususnya Departemen Pendidikan Nasional terus menerus berupaya melakukan berbagai perubahan dan pembaharuan
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Manajemen pembelajaran adalah sebuah proses perencanaan, pelaksanaan dan penilaian kegiatan pembelajaran sehingga akan didapatkan sistem pembelajaran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. hipotesis penelitian; f) kegunaan penelitian; g) penegasan istilah.
1 BAB I PENDAHULUAN Pada bab pendahuluan ini memuat tentang: a) latar belakang masalah; b) identifikasi dan pembatasan masalah; c) rumusan masalah; d) tujuan penelitian; hipotesis penelitian; f) kegunaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pendidikan maupun teori belajar dan merupakan penentu utama keberhasilan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran ialah membelajarkan siswa yang menggunakan asas pendidikan maupun teori belajar dan merupakan penentu utama keberhasilan pendidikan. Pembelajaran
Lebih terperinciBAB I. Undang-undang nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab 2 pasal 3. 2
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa bertujuan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Umbara, Bandung, 2003, hlm Ahmad Juntika Nurihsan dan Akur Sudiarto, Manajemen Bimbingan dan Konseling di
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Menjadi bangsa yang maju tentu merupakan cita-cita yang ingin dicapai oleh
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menjadi bangsa yang maju tentu merupakan cita-cita yang ingin dicapai oleh setiap negara di dunia. Salah satu faktor yang mendukung kemajuan suatu bangsa adalah melalui
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Implementasi ajaran agama dalam bentuk hubungan sosial kemasyarakatan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Implementasi ajaran agama dalam bentuk hubungan sosial kemasyarakatan dan segala kegiatan yang berujung pada maslahat hidup pada hakekatnya merupakan gambaran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sikap dan keterampilan peserta didik. Pelaksanaannya bukanlah usaha mudah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan pada hakikatnya adalah usaha sadar dalam pengembangan pribadi, hasilnya dapat terwujud dalam perubahan tingkah laku, pengetahuan, sikap dan keterampilan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Tahun-tahun pertama kehidupan anak atau yang sering dikenal dengan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tahun-tahun pertama kehidupan anak atau yang sering dikenal dengan usia dini merupakan masa yang sangat tepat untuk meletakkan dasar-dasar pengembangan kemampuan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi
BAB I PENDAHULUAN A. Konteks Penelitian Era globalisasi ini, melihat realitas masyarakat baik kaum muda maupun tua banyak melakukan perilaku menyimpang dan keluar dari koridor yang ada, baik negara, adat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada Umumnya dan Pendidikan di Indonesia,Rajagrafindo Persada, Jakarta, 2012, Hal. 6 2 Ibid, Hal.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah pengajaran yang diselenggarakan disekolah sebagai lembaga pendidikan formal. Pendidikan adalah segala pengaruh yang diupayakan sekolah terhadap
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pengembangan sumber daya manusia, dituntut untuk terus mengikuti
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Proses belajar mengajar merupakan inti dari kegiatan pendidikan di sekolah. Guru merupakan personel yang menduduki posisi strategis dalam rangka pengembangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pengawasan orang tua terhadap kehidupan sosial anak, kondisi lingkungan anak
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan sosial yang sering terjadi di masyarakat membuktikan adanya penurunan moralitas, kualitas sikap serta tidak tercapainya penanaman karakter yang berbudi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Pandangan sosiolinguistik menyebutkan bahwa bahasa lahir di dalam masyarakat. Melalui media bahasa, sebuah kebiasaan lisan terbentuk secara turun temurun di dalam masyarakat,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. nasional adalah pembangunan di bidang pendidikan yang bertujuan untuk
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu agenda utama pemerintah Indonesia dalam pembangunan nasional adalah pembangunan di bidang pendidikan yang bertujuan untuk mencerdaskan kehidupan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Teras, 2009), hlm Sulistyorini, Manajemen Pendidikan Islam: Konsep, Strategi dan Aplikasi, (Yogyakarta:
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam perkembangan zaman, lembaga pendidikan menjadi semakin berkembang dan berkualitas, madrasah merupakan salah satu lembaga pendidikan Islam di Indonesia.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah daya upaya manusia untuk berkembang lebih maju, baik
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan adalah daya upaya manusia untuk berkembang lebih maju, baik berkembang jasmani dan rohaninya. Pendidikan sebagai proses memanusiakan manusia muda,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Salah satu ciri masyarakat modern adalah selalu ingin terjadi adanya perubahan yang lebih baik. Hal ini tentu saja menyangkut berbagai hal tidak terkecuali
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Eksistensi suatu bangsa kedepan ditengah persaingan global ditentukan oleh kualitas sumber daya manusianya. Bangsa yang menyadari peran SDM tersebut akan senantiasa
Lebih terperinci2. Keadaan Fisik Sekolah
BAB I PENDAHULUAN Praktik Pengalaman Lapangan (PPL), merupakan suatu bentuk usaha peningkatan efisiensi dan kualitas penyelenggaraan proses pembelajaran yang merupakan bentuk pembelajaran mahasiswa UNY
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan hal yang sangat penting bagi kelangsungan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan hal yang sangat penting bagi kelangsungan generasi suatu bangsa. Sebab majunya suatu bangsa adalah generasi yang memiliki intelektual
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. hlm Syaiful Sagala, Administrasi Pendidikan Kontemporer, Alfabeta, Bandung : 2005, hlm.
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Semakin baik pendidikan suatu bangsa, semakin baik pula kualitas bangsa, itulah asumsi secara umum terhadap program pendidikan suatu bangsa. Pendidikan menggambarkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mengembangkan kepribadian dan kemampuan belajar baik dari segi kognitif,
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menurut undang-undang sistem pendidikan nasional No. 20 tahun 2003 Bab ketentuan umum pasal 1 ayat 1 bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk
Lebih terperinciBAB V PEMBAHASAN. A. Langkah-langkah Guru Pendidikan Agama Islam dalam Mengatasi. Dampak Negatif Internet (Facebook) pada Peserta Didik MIN
BAB V PEMBAHASAN A. Langkah-langkah Guru Pendidikan Agama Islam dalam Mengatasi Dampak Negatif Internet (Facebook) pada Peserta Didik MIN Tunggangri Guru merupakan seorang pendidik yang tidak hanya mendidik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penting dan dominan menetukan maju mundurnya suatu bangsa, serta. membentuk generasi penerus bangsa yang berkualitas.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan salah satu aspek terpenting dalam kehidupan guna membentuk sumber daya manusia yang berkualitas dan mampu mengikuti arus perkembangan jamanyang
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS PROBLEMATIKA METODE PEMBELAJARAN. SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM DI MTs NURUL HUDA BANYUPUTIH BATANG
BAB IV ANALISIS PROBLEMATIKA METODE PEMBELAJARAN SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM DI MTs NURUL HUDA BANYUPUTIH BATANG A. Analisis Proses Pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam di MTs Nurul Huda Banyuputih Batang
Lebih terperinciBAB 1V ANALISIS MOTIVASI ORANG TUA DALAM MENYEKOLAHKAN ANAKNYADI SD NEGERI PANJANG WETAN 01 KOTA PEKALONGAN
BAB 1V ANALISIS MOTIVASI ORANG TUA DALAM MENYEKOLAHKAN ANAKNYADI SD NEGERI PANJANG WETAN 01 KOTA PEKALONGAN A. Analisis Motivasi Orang Tua dalammenyekolahkan Anaknya Di SD Negeri Panjang Wetan 01 Kota
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sampai mencapai kedewasaan masing-masing adalah pendidikan. Pengalaman
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Aspek kehidupan yang harus dan pasti dijalani oleh semua manusia di muka bumi sejak kelahiran, selama masa pertumbuhan dan perkembangannya sampai mencapai kedewasaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Wina Sanjaya, Pembelajaran dalam Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi, Kencana, Jakarta, 2008, hlm. 17 2
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan proses sangat menentukan untuk perkembangan individu dan perkembangan masyarakat. Kemajuan suatu masyarakat dapat dilihat dari perkembangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. alam. Pedoman dalam mengajarkan ajarannya yaitu berupa Al-Qur an. Al-
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Islam mempunyai pedoman ajaran yag sempurna dan rahmat bagi seluruh alam. Pedoman dalam mengajarkan ajarannya yaitu berupa Al-Qur an. Al- Qur an merupakan kitab
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya
Lebih terperinciKOMPETENSI KEPALA SEKOLAH
KOMPETENSI KEPALA SEKOLAH Kompetensi Kepribadian 1. Memiliki integritas kepribadian yang kuat sebagai pemimpin : Selalu konsisten dalam berfikir, bersikap, berucap, dan berbuat dalam setiap melaksanakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan pendidikan tinggi. Pengajaran sebagai aktivitas operasional pendidikan. dilaksanakan oleh tenaga pendidik dalam hal ini guru.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan adalah usaha sadar untuk mengembangkan potensi Sumber Daya Manusia (SDM) melalui kegiatan pembelajaran. Kegiatan tersebut diselenggarakan pada semua jenjang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pembangunan bangsa Indonesia untuk menciptakan manusia yang berilmu, cerdas dan terampil di lingkungan masyarakat.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan dalam arti luas mencakup seluruh proses hidup dan segenap bentuk interaksi individu dengan lingkungannya, baik secara formal, non formal maupun informal,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menghantarkan pendidikan menuju kemajuan adalah konsep dan. pengembangan kurikulum yang jelas di sekolah.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan adalah usaha secara sadar dirancang untuk membantu seseorang atau kelompok orang dalam mengembangkan ilmu pengetahuan, pandangan hidup, sikap hidup
Lebih terperinciDWI KUSTIANTI A FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
MINAT MENJADI GURU DITINJAU DARI PERSEPSI SISWA TENTANG KARAKTERISTIK GURU DAN PRESTASI BELAJAR PADA SISWA KELAS XI IPS SMA ISLAM SUDIRMAN AMBARAWA (TAHUN AJARAN 2009/2010) SKRIPSI Disusun oleh: DWI KUSTIANTI
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu kebutuhan pokok bagi manusia. Tanpa
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu kebutuhan pokok bagi manusia. Tanpa pendidikan, manusia tidak dapat tumbuh dan berkembang dengan baik, pendidikan memiliki peranan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mendidik mempunyai tujuan tertentu, bahwa pada umumnya dapat. Perkembangan ilmu pengetahuan yang begitu pesat telah
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan alat atau sarana yang menentukan sampai di mana kemampuan tersebut dapat dicapai. Dalam konteks lebih luas bahwa pendidikan sebagai proses pembentukan
Lebih terperinciBAB V PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN. 1. Pengaruh Kompetensi Pedagogik Guru Pendidikan Agama Islam
BAB V PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN 1. Pengaruh Kompetensi Pedagogik Guru Pendidikan Agama Islam dalam Perancangan Pembelajaran terhadap Pemahaman Materi Pendidikan Agama Islam siswa SMPN 2 Ngantru-Tulungagung
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2010), hlm Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan kebutuhan mutlak bagi kehidupan umat manusia yang harus dipenuhi sepanjang hayat. Tanpa adanya sebuah pendidikan, maka tidak mungkin suatu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Allah SWT berfirman pada Al Quran surat Az-Zuhruf ayat 43 :
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan Agama Islam yang dilaksanakan di sekolah merupakan bentuk pemberdayaan potensi peserta didik sesuai dengan nilai-nilai yang dikembangkan dalam kehidupan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. terwujud jika pendidikan mampu melahirkan peserta didik yang cakap dan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan ilmu pengetahuan dan pendidikan yang dirasakan saat ini kian canggih dan up to date. Dalam keseluruhan proses pendidikan disekolah, kegiatan belajar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kemajuan suatu negara ditentukan oleh Sumber Daya Manusia (SDM)
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kemajuan suatu negara ditentukan oleh Sumber Daya Manusia (SDM) yang ada dalam negara. SDM yang akan mampu memajukan dan mengembangkan negara adalah SDM yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. seluruh aspek kepribadian manusia yang berjalan seumur hidup. Penyelenggaraan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan pada dasarnya adalah suatu kegiatan untuk mengembangkan seluruh aspek kepribadian manusia yang berjalan seumur hidup. Penyelenggaraan proses pendidikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dikutip dari https://www.slideshare.net/mobile/suprapto/uu-no-20-tahun- Pendidikan Nasional Bab II pasal 3, menyatakan bahwa :
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu proses pengajaran yanng memerlukan keahlian khusus, serta sesuatu yang tidak dapat dilihat tetapi lebih mendalam yaitu pemberian pengetahuan,
Lebih terperinciPengaruh kepramukaan dan bimbingan orang tua terhadap kepribadian siswa kelas I SMK Negeri 3 Surakarta tahun ajaran 2005/2006. Oleh : Rini Rahmawati
Pengaruh kepramukaan dan bimbingan orang tua terhadap kepribadian siswa kelas I SMK Negeri 3 Surakarta tahun ajaran 2005/2006 Oleh : Rini Rahmawati NIM K 7402135 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
Lebih terperinciBAB VIII PENUTUP. diunggulkan dibandingkan dengan SMA yang lain di wilayah kabupaten
267 BAB VIII PENUTUP SMAN 1 Singaraja dan SMAN 1 Gianyar merupakan sekolah yang diunggulkan dibandingkan dengan SMA yang lain di wilayah kabupaten bersangkutan. Keunggulan sekolah tersebut dapat dilihat
Lebih terperinciDWIJACENDEKIA Jurnal Riset Pedagogik
DWIJACENDEKIA Jurnal Riset Pedagogik 1 (2) (2017) 14-20 DWIJACENDEKIA Jurnal Riset Pedagogik https://jurnal.uns.ac.id/jdc PENDIDIKAN KARAKTER PEDULI LINGKUNGAN DAN IMPLEMENTASINYA Dwi Purwanti SDN 1 Pohkumbang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dengan usaha dan kerja keras melalui jalur pendidikan, sekolah, keluarga dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang masalah Suatu bangsa yang sedang membangun seyogyanya menjadi sektor pendidikan sebagai andalan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa, karena pendidikan dapat meningkatkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Diantara elemen tersebut adalah instruktur atau pendidik, materi ajar, metode, tujuan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menurut Undang-Undang Sisdiknas No 20 tahun 2003, Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta
Lebih terperinci