PERANCANGAN ALAT BANTU OPERATOR PADA PROSES PENCETAKAN BATAKO UNTUK MEMINIMASI RESIKO WMSDs (Work Musculoskeletal Disorders)
|
|
- Widyawati Susman
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 PERANCANGAN ALAT BANTU OPERATOR PADA PROSES PENCETAKAN BATAKO UNTUK MEMINIMASI RESIKO WMSDs (Work Musculoskeletal Disorders) Wahyuni Amalia, Ayu Bidiawati, Eva Suryani Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknologi Industri, Universitas Bunghatta ABSTRACT Brick molding process is a job that requires human labor, this work is also done repeatedly for a long time. The work that is done repeatedly for a long time poses a risk of WMSDs (Work Musculoskeletal Disorders). The role of the facility and equipment ergonomic work is very important in this activity to minimize the risk. TB. Sumber Rizki is an industry which is engaged in the printing of stone brick. In the production process very dominant role of man as the work is done manually. This resulted in complaints of workers in some parts of the body. Based on the results of the questionnaire NBM (Nordic Body Map) contained the biggest complaints in the back, arms, shoulders, and the right hand workers. Material mixing process is a process that requires the operator bent almost 90 degrees, which is considered state of the posture of the health problems that can lead to musculoskeletal disorders. Based on observations using the QEC (Quick Exposure Checklist), obtained exposure value for the stirring process material that is equal to 53.41% where the necessary action in the near future. Therefore perform the design of the stirring bath aids, materials and work desk operators to minimize the risk of WMSDs using anthropometric data. Once the design is done, the exposure value decreased to 44.31%. Keywords: WMSDs (Work Musculoskeletal Disorders), NBM (Nordic Body Map), QEC (Quick Exposure Check), Anthropometric 1. PENDAHULUAN Peranan manusia dalam dunia industri sangatlah besar. Penggunaan tenaga manusia sebagai operator sangat dominan dalam kegiatan proses produksi, apalagi jika proses produksi dilakukan secara manual. Semakin tingginya aktivitas pekerjaan yang dilakukan oleh operator maka peluang terjadinya resiko gangguan terhadap kesehatan kerja semakin besar pula. Secara umum semakin banyak pengulangan gerakan dalam suatu aktifitas kerja, maka akan mengakibatkan keluhan otot semakin besar. Pekerjaan yang dilakukan secara repetitive dalam jangka waktu yang lama akan meningkatkan resiko MSDs ( Musculoskeletal disorders), apalagi ditambah dengan gaya/beban dan postur yang janggal (OHSCO,2007). Postur yang janggal diakibatkan karena tidak sesuainya fasilitas/peralatan kerja dengan tubuh pekerja, sehingga pekerjalah yang harus menyesuaikan tubuhnya dengan cara membungkuk, memutar, dan sebagainya yang dapat mengakibatkan terjadinya gangguan muskoletal. TB. Sumber Rizki merupakan industri yang bergerak dalam bidang pembuatan cincin sumur dan batu batako. Dalam proses produksinya peran manusia sangat dominan karena pekerjaan dilakukan
2 secara manual (tenaga m anusia) belum menggunakan mesin sehingga pekerja merasakan pegal dan nyeri setelah bekerja pada bagian tubuh diantaranya, pinggang, punggung, lengan dan bahu. Hal ini dikarenakan fasilitas kerja yang kurang memadai dan postur kerja yang tidak sesuai, sehingga sikap kerja operator dapat menimbulkan gangguan MSDs dan mengakibatkan cepatnya terjadi kelelahan pada operator. Proses pencampuran material merupakan salah satu proses yang mengharuskan operator membungkuk hampir 90 o. Pada proses ini operator melakukan pekerjaannya dilantai dengan menggunakan sekop. Dilihat dari sudut tubuh pekerja, punggung dan tubuh pekerja hampir membentuk sudut 90 o, dimana postur dengan keadaan tersebut dinilai dapat menimbulkan gangguan kesehatan yaitu musculoskeletal disorders. Hal ini dikarenakan proses pekerjaan yang masih manual dan fasilitas yang kurang memadai. Oleh karena itu dilakukan penelitian tentang bagaimana sikap/postur pekerja pembuatan batako dan berapa besar beban kerja yang dikeluarkan pekerja saat bekerja serta bagaimanan cara memperbaiki sikap/postur kerja sehingga resiko MSDs dapat diminimasi dengan menggunakan metode QEC (Quick Exposure Checklist) 2. TINJAUAN LITERATUR 2.1 Musculoskeletal Disorders (MSDs) MSDs adalah cidera atau penyakit pada sistem syaraf atau jaringan seperti otot, tendon, ligamen, tulang sendi, tulang rawan atau pembuluh darah. Rasa sakit akibat MSDs dapat digambarkan seperti kaku, tidak fleksibel, panas/terbakar, kesemutan mati rasa, dingin dan rasa tidak nyaman. Untuk memperoleh gambaran gejala MSDs dapat menggunakan Nordic Body Map (NBM) dengan tingkat keluhan mulai dari rasa tidak nyaman (sedikit sakit), sakit hingga sangat sakit. Dengan melihat dan menganalisa peta tubuh (NBM) maka dapat diestimasi tingkat dan jenis keluhan otot skeletal yang dirasakan oleh pekerja (Kuorinka et al, 1997). Kuesioner Nordic Body Map merupakan salah satu bentuk kuesioner checklist ergonomic. Bentuk lain dari checklist ergonomic adalah Checklist International Labour Organization (ILO). Namun kuesioner NBM adalah kuesioner yang paling sering digunakan untuk mengetahui ketidaknyamanan pada para pekerja, dan sudah terstandarisasi dan tersusun rapi. Kuesioner ini menggunakan gambar tubuh manusia yang sudah dibagi menjadi 9 bagian utama, yaitu leher, bahu, punggung bagian atas, siku, punggung bagian bawah, pergelangan tangan/tangan,
3 pinggan/pantat, lutut dan tumit/kaki (Kroemer, 2001). 2.2 QEC (Quick Exposure Check) Quick exposure check (QEC) merupakan metode untuk mengukur risiko terkait penyakit akibat musculoskeletal disorders (MSDs) (Li dan Buckle, 1999). Penggunaan QEC sangatlah mudah diterapkan, berfungsi untuk mengevaluasi tempat kerja dan desain peralatan kerja serta memudahkan untuk mendesain ulang tempat kerja. Metode ini menilai gangguan resiko yang terjadi pada bagian belakang punggung, bahu/lengan, pergelangan tangan, dan leher. QEC membantu untuk mencegah terjadinya WMSDs akibat gerakan repetitive, gaya tekan, postur yang salah, dan durasi kerja. Tabel 1. Tabel Pengamatan QEC Exposure to Back Shoulder / Arm Wirst / Hand Neck Back Posture A & Repeated Motion F & Neck Posture G& Height C &Weight H Weight H Force K A1 A2 A3 Score 1 C1 C2 C3 Score 1 F1 F2 F3 Score 1 G1 G2 G3 Score 1 H H K J H H K J H H K J H H Back Posture A & Repeated Motion F & Visual Demand L & Height C & A1 A2 A3 Score 2 C1 C2 C3 Score 2 F1 F2 F3 Score 2 L1 L2 Score 2 J J J J1 2 4 J J J J2 4 6 J J J J3 6 8 &Weight H &Weight H &Force K Total Score For Neck SumOf Score 1-2 J1 J2 J3 Score 3 J1 J2 J3 Score 3 J1 J2 J3 Score 3 Vibration H H K N1 N2 N3 Score H H K H H K H H Total For Vibration Frequency B & Frequency D & Wirst Posture E & Weight H Weight H Force K Work Pace B1 B2 B3 Score 4 D1 D2 D3 Sore 4 E1 E2 Sore 4 P1 P2 P3 Score H H K1 2 4 H H K H H K3 6 8 H H Total For Work Pace Sumber: Further Deveopment Of Usability and Validity Of The QEC Tabel 1. Tabel Pengamatan QEC (lanjutan) H H Total For Work Pace Frequency B & Frequency D & Wirst Posture E & Stress B1 B2 B3 Score 5 D1 D2 D3 Score 5 E1 E2 Score 5 Q1 Q2 Q3 Q4 Score J J J J J J2 4 6 J J J3 6 8 Total For Stress Sumof score 1-5 Sumber: Further Deveopment Of Usability and Validity Of The QEC 2.3 Fisiologi Kerja & Kerja Fisik Fisiologi Kerja merupakan suatu studi tentang faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja dan kelelahan selama otot bekerja. Fisiologi Kerja adalah ilmu yang mempelajari fungsi atau faal tubuh manusia pada saat bekerja dan merupakan dasar berkembangnya ergonomi. Kerja fisik atau physical work adalah kerja yang memerlukan energi fisik otot manusia sebagai sumber tenaga atau power. Kerja fisik sering disebut sebagai Manual Operation di mana performansi kerja sepenuhnya akan tergantung pada manusia, baik yang berfungsi sebagai sumber tenaga ( power) ataupun pengendali kerja ( control). Dalam hal kerja fisik ini, konsumsi energi ( energy consumption) merupakan faktor utama dan tolak ukur sebagai penentu berat atau ringannya kerja fisik tersebut. Sumof score 1-5 Sumof score 1-5 Lebih lanjut, penentuan klasifikasi beban kerja berdasarkan peningkatan denyut nadi kerja yang dibandingkan dengan denyut nadi maksimum karena beban kardiovaskuler (cardiovasiculair atau %CVL) yang dihitung berdasarkan rumus
4 di bawah ini (Ma nuaba dan Vanwonterghem, (1996). manusia yang akan mengoperasikannya, maka prinsip-prinsip apa yang harus diambil didalam aplikasi data antropometri tersebut harus ditetapkan terlebih dahulu. Dari perhitungan %CVL tersebut, kemudian akan dibandingkan dengan klasifikasi yang telah ditetapkan pada tabel 2 berikut: Tabel 2. %CVL % CVL Klasifikasi % CVL < 30 % Tidak Terjadi Kelelahan 30% - 60 % Diperlukan Perbaikan 60 % - 80 % Kerja dalam Waktu Singkat 80% - 100% Diperlukan Tindakan Segera >100% Tidak Diperlukan Beraktivitas Sumber: Manuaba dan Vanwonterghem, Antropometri Antropometri menurut Stevenson (1987) dan Nurmianto 1991 adalah satu kumpulan data numerik yang berhubungan dengan karakteristik fisik tubuh manusia, ukuran, bentuk dan kekuatan serta penerapan dari data tersebut untuk penanganan masalah desain. Penerapan data antropometri dapat dilakukan jika tersedia nilai mean (rata-rata) dan SD (standar deviasi)nya dari suatu distribusi normal. Sedangkan persentil adalah suatu nilai yang menyatakan bahwa persentase tertentu dari sekelompok orang yang dimensinya sama dengan atau lebih rendah dari nilai tersebut. (Eko Nurmianto, 1996). Agar rancangan suatu produk nantinya bisa sesuai dengan ukuran tubuh Gambar 1. Antropometri Tubuh Manusia 3 METODOLOGI PENELITIAN Metodologi perancangan merupakan salah satu cara yang digunakan untuk mencapai satu tujuan dengan menggunakan teknik-teknik serta alat-alat tertentu, setelah penelitian mempertimbangkan kewajaran yang ditinjau dari satu tujuan penelitian, sehingga dapat dilakukan perancangan dan analisa. Sebelum melakukan perancangan perlu suatu tahap metodologi penelitian yang sistematis.
5 untuk mendapatkan hasil yang lebih valid. Hasil rekapitulasi kuesioner Nordic Map dapat dilihat pada tabel berikut: Gambar 2. Metodologi Penelitian Tabel 3 Hasil Rekapitulasi Keluhan NBM No Jenis Keluhan Responden TS AS S SS Total 0 Sakit/kaku di leher bagian atas Sakit/kaku di leher bagian bawah Sakit dibahu kiri Sakit dibahu kanan Sakit pada lengan atas kiri Sakit di punggung Sakit pada lengan atas kanan Sakit pada pinggang Sakit pada bokong Sakit pada pantat Sakit pada siku kiri Sakit pada siku kanan Sakit pada lengan bawah kiri Sakit pada lengan bawah kanan Sakit pada pergelangan tangan kiri Sakit pada pergelangan tangan kanan Sakit pada tangan kiri Sakit pada tangan kanan Sakit pada paha kiri sakit pada paha kanan Sakit pada lutut kiri Sakit pada lutut kanan Sakit pada betis kiri Sakit pada betis kanan Sakit pada pergelangan kaki kiri Sakit pada pergelangan kaki kanan Sakit pada kaki kiri Sakit pada kaki kanan TOTAL Gambar 3. Metodologi Perancangan 4 HASIL DAN PEMBAHASAN Untuk mengetahui seberapa besar keluhan pada bagian tubuh pekerja maka disebarkanlah kuesioner NBM ( Nordic Body Map) sebanyak 30 buah kuesioner. Kuesioner ini disebarkan kepada operator dan orang-orang yang berprofesi sama, Setelah dilakukan analisa terhadap keluhan operator pada bagian-bagian tubuh dengan menggunakan NBM, untuk lebih menekankan adanya gangguan kesehatan (MSDs), maka dilakukanlah penilaian dengan menggunakan metode QEC ( Quick Exposure Check) untuk setiap sikap kerja operator dari awal sampai akhir sehingga didapatkan hasil sebagai berikut:
6 Tabel 4. Rekapitulasi Nilai Exposure Pekerja No. Cara Kerja Exposure Level Keterangan Level Tindakan 1 Pencampuran Material 53,41% 3 Tindakan Dalam Waktu Dekat 2 Memasukkan Material Kedalam 28,41% 1 Aman Cetakan 3 Memadatkan Cetakan 23,46% 1 Aman 4 Meratakan Cetakan 23,46% 1 Aman 5 Membalikkan Cetakan 27,27% 1 Aman 6 Memukul Cetakan 23,46% 1 Aman 7 Membuka Cetakan 27,16% 1 Aman 8 Membawa Cetakan ke Rak 21,59% 1 Aman Penyimpanan Sumber: Pengolahan Data Berdasarkan penilaian menggunakan metode QEC didapatkan hasil level resiko untuk masing-masing sikap kerja. Adapun sikap kerja yang memeiliki resiko paling besar yaitu pada proses pencampuran material dengan nilai exposure 53,41% dan level tindakan 3 yang berarti tindakan dalam waktu dekat. Hal ini dikarenakan tubuh operator harus membungkuk hampir 90 0 dan bekerja dengan menggunakan fasilitas yang memadai, sedangkan untuk yang lain aman. sikap kerja Untuk melihat konsumsi energi yang dikeluarkan pada saat bekerja dilakukanlah pengukuran denyut jantung dengan hasil sebagai berikut: Tabel 5. Rekapitulasi Perhitungan Beban Kerja Oper Umur Denyut Denyut Denyut % CVL Keterangan ator Nadi Kerja Nadi Nadi ,00 85, ,75 Tidak Terjadi Kelelahan ,33 80, ,44% Diperlukan Perbaikan ,87 70, ,12% Diperlukan Perbaikan ,00 70, ,74 Tidak Terjadi Kelelahan ,67 68, ,19% Tidak Terjadi Kelelahan ,42 70, ,01% Diperlukan Perbaikan ,60 72, ,88 Tidak Terjadi Kelelahan ,33 60, ,97% Tidak Terjadi Kelelahan ,45 75, ,17% Diperlukan Perbaikan Oleh karena itu dirancanglah sebuah bak pengadukan material yang terbuat dari kayu dan meja kerja cetak batako dengan merubah tata letak peralatan dan material sehingga meja kerja dapat bertahan dalam jangka waktu yang lama, untuk itu diperlukanlah beberapa data antropometri tubuh manusia agar alat bantu yang dirancang sesuai dengan kaidah ergonomis. Berikut adalah data antropometri dari dimensi tubuh yang diperlukan untuk melakukan perancangan: Tabel 6. Data Antropometri yang dibutuhkan Persentil No Data Antropometri Kode 5th 50th 95th SD 1 Tinggi Lutut Berdiri TLB 47,76 49,4 51,05 1,6 2 Panjang Rentangan RT 164,95 166,6 168,24 6,4 3 Tangan Jangkauan Tangan JTD 72,9 74,55 76,19 1,55 4 Kedepan Tinggi Siku Berdiri TSB 99,86 101,5 103,15 3,5 5 Panjang Lengan PLB 42,61 44,25 45,9 1,75 Sumber: Bawah antropometriindonesia.org Dari hasil perhitungan persentil didapatkanlah data ukuran fasilitas dan alat bantu beserta komponen utama yang telah sesuai dengan konsep ergonomi. Sedangkan
7 untuk dimensi komponen-komponen lainnya, ukurannya akan disesuaikan dengan data ukuran alat yang terlihat pada tabel 7 berikut: Tabel 7. Rekap Data Hasil Perhitungan Ukuran No Alat Bantu Komponen Data Terpakai Persentil Ukuran Kerja Terpilih Komponen 1 Bak Pengadukan Material 2 Meja Kerja Sumber: Pengolahan Data, 2015 Tinggi Bak Tinggi Lutut Berdiri Panjang Bak Rentangan Tangan Lebar Bak Jangkauan Tangan Tinggi Meja Tinggi Siku Berdiri Panjang Meja Panjang Lengan Bawah Lebar Meja Jangkauan Tangan Kedepan Setelah ditetapkan ukuran dari alat bantu yang akan dirancang. Berikut adalah gambar hasil rancangan. P5 P95 P5 P5 P95 P5 Gambar 4. Hasil Rancangan 48 cm 275 cm 179 cm 80 cm 46 cm 73 cm Tabel 8. Pengamatan Setelah perancangan Exposure to Back Shoulder / Arm Wirst / Hand Neck Back Posture A & Repeated Motion F & Neck Posture G& Height C & Weight H Weight H Force K A1 A2 A3 Score 1 C1 C2 C3 Score 1 F1 F2 F3 Score 1 G1 G2 G3 Score 1 H H K J H H K J H H K J H H Back Posture A & Repeated Motion F & Visual Demand L & Height C & A1 A2 A3 Score 2 C1 C2 C3 Score 2 F1 F2 F3 Score 2 L1 L2 Score 2 J J J J1 2 4 J J J J J J J J3 6 8 & Weight H & Weight H & Force K Total Score For Neck SumOf Score J1 J2 J3 Score 3 J1 J2 J3 Score 3 J1 J2 J3 Score 3 Vibration H H K N1 N2 N3 Score H H K H H K H H Total For Vibration 1 Frequency B & Frequency D & Wirst Posture E & Weight H Weight H Force K Work Pace B1 B2 B3 Score 4 D1 D2 D3 Sore 4 E1 E2 Sore 4 P1 P2 P3 Score H H K1 2 4 H H K H H K3 6 8 H H Total For Work Pace 1 Frequency B & Frequency D & Wirst Posture E & Stress B1 B2 B3 Score 5 D1 D2 D3 Score 5 E1 E2 Score 5 Q1 Q2 Q3 Q4 Score J J J1 2 4 J J J J J J3 6 8 Total For Stress 1 Sumof score Sumof score Sumof score Exposure(%) E(%) X X maks x100% x100% 44,31% Dari tabel 6 sebelumnya terlihat terjadinya penurunan nilai exposure setelah dilakukan perancangan bak pengadukan. Penurunan nilai exposure ini dapat meminimasi terjadinya resiko MSDs. Hal ini dapat dilihat pada gambar 5 berikut: Setelah dilakukan perancangan, dilakukan evaluasi menggunakan pengamatan dengan metode QEC.
8 Nilai Exposure Penurunan Level Resiko 60.00% 50.00% 40.00% 30.00% 20.00% 10.00% 0.00% Kondisi Saat Ini Sesudah Perancangan Level Resiko 53.41% 44.32% Gambar 5. Grafik Penurunan Level Resiko Meja kerja pembuatan batako secara keseluruhan sudah sesuai atau mendekati ergonomi, hal ini dapat terlihat dari nilai exposure sikap pekerja mulai dari material, menyebabkan material tersebut berserakan, dan tumpah ke lantai, oleh karena itu operator harus menyekop material-material yang tumpah dilantai tersebut. Dengan adanya penambahan alas pada meja kerja, menjadikan material yang tumpah akan mengalir kembali kedalam bak pengadukan semen sehingga material tidak banyak yang terbuang. Berikut merupakan perbandingan sikap kerja sebelum dan sesudah perancangan meja kerja usulan dapat dilihat pada gambar 6 dan 7 berikut: memadatkan sampai membuka cetakan didapatkan nilai exposure yang kecil dan dapat dikatakan hampir tidak menimbulkan resiko MSDs. Tetapi berdasarkan hasil dari kuesioner Nordic body map yang menunjukkan bahwa adanya keluhan pada bagian tangan kanan dan bahu kanan pada operator, hal ini dikarenakan operator lebih Gambar 6. Kondisi Saat Ini sering menggunakan tangan kanan, sehingga kelelahan pada tangan kanan lebih cepat terjadi, oleh karena itu dirancanglah meja kerja dengan merubah tata letak peralatannya. Selain itu meja kerja juga diberikan tambahan accessories berupa sebuah lempengan seng yang diposisikan dibawah meja dan ditujukan kepada bak pengadukan. Hal ini berdasarkan pada saat operator memasukkan dan memadatkan Gambar 7. Kondisi Setelah DilakukanPerancangan
9 Pada gambar diatas terlihat sikap kerja saat ini dan sikap kerja apabila dilakukan perancangan. Sikap kerja yang digambarkan diatas adalah sikap kerja pada saat operator menjangkau lempengan kayu yang berfungsi sebagai alas dari hasil cetakan. Kondisi yang ada pada saat ini meja kerja dibuat memanjang kedepan, sehingga pada saat menjangkau operator sedikit mengarahkan tubuhnya kedepan dengan menjangkau menggunakan tangan kanan. Banyaknya aktivitas yang menggunakan tangan kanan pada saat bekerja mengakibatkan kelelahan pada tangan kanan lebih cepat terjadi hal ini juga didukung oleh hasil kuesioner Nordic Body Map, oleh karena itu dilakukan perubahan pada tata letak lempengan kayu yang diletakkan disebelah kiri sehingga operator dapat menjangkaunya dengan tangan kiri. Sikap kerja setelah dilakukan perubahan seperti pada gambar 7. Lempengan kayu diposisikan disebelah kiri sehingga tidak terlalu jauh operator manjangkau seperti kondisi saat ini, serta meminimasi penggunaan tangan kanan untuk menghindari kelelahan. 5 KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian, perancangan dan evaluasi yang telah dilakukan didapatkan beberapa kesimpulan sebagai berikut: 1. Kondisi awal sikap kerja operator dapat menimbulkan gejala MSDs, dimana terdapat keluhan pada bagian pinggang, punggung dan tangan kanan operator. 2. Assessment postur kerja dengan menggunakan metode QEC, operator lebih dominan menggunakan tangan kanan saat bekerja sehingga tangan kanan lebih cepat mengalami kelelahan 3. Pengamamatan menggunakan metode QEC menunjukkan proses pencampuran material diperlukan perbaikan dalam waktu yang dekat dengan level resiko sebesar 53,41%. 4. Empat dari 9 orang pekerja memiliki % CVL > 30 % dengan artian sikap kerja sekarang diperlukan perbaikan karena menyebabkan kelelahan lebih cepat terjadi berdasarkan besarnya konsumsi energi yang dikeluarkan. 5. Perancangan bak pengadukan material menurunkan level resiko MSDs menjadi 44,31%. 6. Untuk mengatasi keluhan pada bagian tangan kanan pekerja dilakukan perancangan ulang tata letak peralatan pada meja kerja, dimana lempengan kayu sebelumnya berada didepan operator dipindahkan kebagian kiri, sehingga pekerja dapat menjangkau dengan menggunakan tangan kiri. 7. Untuk ketahanan fasilitas kerja, maka diusulkanlah meja kerja terbuat dari material yang tahan lama yaitu besi,
10 bagian atas dari meja kerja tetap dialas dengan kayu. 8. Untuk meminimasi material yang terbuang saat proses pencetakan, maka ditambahkan assesories pada meja kerja yang berupa lempengan seng yang berguna untuk mengalirkan material yang terjatuh kembali pada bak pengadukan. 6 DAFTAR PUSTAKA Li, G. dan Buckle, P. (1998). A Practical Method For The Assesment Of Work-Related Musculoskeletal Risk-Quick Exposure Check (QEC). In: Proceedings Of The Human Factors and Ergonomics Society Annual Meeting, October. Chicago. Nurmianto, Eko. (1996). Ergonomi Edisi Pertama, Konsep dasar dan Aplikasinya. Prima Printing. Surabaya. Occupational Health and Safety Council of Ontario (OHSCO). (2007). Musculoskeletal Disorders Prevention Series (Part 3 C: MSD Prevention Toolbox, More on Indepth Risk Assesment Methods). Ontario: OHSCO. Stevenson,M.G. (1987). Repetition Strain Injuries: The Ergonomic Approach to Repetitian Strain Injuries. Sydney: The University of New South Wales Press. Wignjosoebroto, Sritomo. (2000). Ergonomi, Studi Gerak dan Waktu: Teknik Analisis untuk Peningkatan Produktivitas Kerja. Surabaya: Guna Widya. detail/artikel/4/10/data_antropometri Bridger, R. S. (1995). Introduction to Ergonomics CCOHS. Work Related Musculoskeletal Disorders (WMSDs) Diaskes dari: eases/rmirsi.hmtl#top Kroemer Karl, et al. (2001). Ergonomics: How to Design for Ease and Efficience. 2 nd ed. Prentice Hall of International Series: New jersey. Kuorinka, et al. (1987). Standardized Nordic Questionaire for the Analysis of Musculoskeletal Symptoms.
USULAN PERBAIKA STASIUN KERJA MENCANTING DENGAN ANALISIS KELUHAN MUSKULOSCELETAL (Studi Kasus: Industri Batik Gress Tenan)
USULAN PERBAIKA STASIUN KERJA MENCANTING DENGAN ANALISIS KELUHAN MUSKULOSCELETAL (Studi Kasus: Industri Batik Gress Tenan) Diajukan Sebagai Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik Jurusan Teknik Industri
Lebih terperinciMetode REBA Untuk Pencegahan Musculoskeletal Disorder Tenaga Kerja
https://doi.org/10.22219/jtiumm.vol18.no1.19-28 Metode REBA Untuk Pencegahan Musculoskeletal Disorder Tenaga Kerja Dian Palupi Restuputri, M. Lukman, Wibisono Teknik Industri, Teknik, Universitas Muhammadiyah
Lebih terperinciAnalisis Postur Kerja dengan Rapid Entire Body Assesment (REBA) di Industri Pengolahan Tempe
Analisis Postur Kerja dengan Rapid Entire Body Assesment (REBA) di Industri Pengolahan Tempe Farida Ariani 1), Ikhsan Siregar 2), Indah Rizkya Tarigan 3), dan Anizar 4) 1) Departemen Teknik Mesin, Fakultas
Lebih terperinciUSULAN PERBAIKAN FASILITAS KERJA PADA STASIUN PEMOTONGAN UNTUK MENGURANGI KELUHAN MUSCULOSKELETAL DI CV. XYZ
USULAN PERBAIKAN FASILITAS KERJA PADA STASIUN PEMOTONGAN UNTUK MENGURANGI KELUHAN MUSCULOSKELETAL DI CV. XYZ Tengku Fuad Maulana 1, Sugiharto 2, Anizar 2 Departemen Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas
Lebih terperinciKata Kunci: metode QEC, pekerja gerabah, sepuluh postur duduk
EVALUASI RESIKO POSTUR KERJA DI UMKM GERABAH MENGGUNAKAN METODE QUICK EXPOSURE CHECKLIST Indah Pratiwi 1*, Purnomo 2, Rini Dharmastiti 3, Lientje Setyowati 4 1 Mahasiswi Program Doktor Teknik Mesin Universitas
Lebih terperinciBAB V ANALISA HASIL. 5.1 Hasil Perhitungan Seluruh Tahapan Menggunakan Metode REBA, REBA, OWAS & QEC
BAB V ANALISA HASIL 5.1 Hasil Perhitungan Seluruh Tahapan Menggunakan Metode REBA, OWAS & QEC Berdasarkan bab sebelumnya, maka pada bab ini akan dilakukan analisis hasil pengolahan data terhadap pengukuran
Lebih terperinciHUBUNGAN SIKAP KERJA DENGAN KELUHAN MUSKULOSKELETAL PADA PEKERJA UNIT WEAVING DI PT DELTA MERLIN DUNIA TEXTILE IV BOYOLALI
Hubungan Sikap Kerja dengan Keluhan Muskuloskeletal... (Amelinda dan Iftadi) HUBUNGAN SIKAP KERJA DENGAN KELUHAN MUSKULOSKELETAL PADA PEKERJA UNIT WEAVING DI PT DELTA MERLIN DUNIA TEXTILE IV BOYOLALI Bela
Lebih terperinciUSULAN RANCANGAN FASILITAS KERJA PADA STASIUN PEMOTONGAN DAUN PANDAN UNTUK MENGURANGI RESIKO MUSCULOSKELETAL DISORDERS DI CV XYZ
USULAN RANCANGAN FASILITAS KERJA PADA STASIUN PEMOTONGAN DAUN PANDAN UNTUK MENGURANGI RESIKO MUSCULOSKELETAL DISORDERS DI CV XYZ Muhammad Zein Anwar 1, Abdul Rahim Matondang 2, Anizar 3 Departemen Teknik
Lebih terperinciJURUSAN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK
TUGAS AKHIR ANALISA POSTUR KERJA DAN PERANCANGAN ALAT BANTU UNTUK AKTIVITAS MANUAL MATERIAL HANDLING INDUSTRI KECIL (Studi kasus: Industri Kecil Pembuatan Tahu di Kartasuro) Diajukan sebagai salah satu
Lebih terperinciPerkapalan Negeri Surabaya, Surabaya Abstrak
Analisis Tingkat Risiko Cedera MSDs pada Pekerjaan Manual Material Handling dengan Metode REBA dan RULA pada Pekerjaan Area Produksi Butiran PT. Petrokimia Kayaku Reza Rashad Ardiliansyah 1*, Lukman Handoko
Lebih terperinciBAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1 Pengumpulan Data Pengumpulan data yang dilakukan pada penelitian ini terfokus pada lingkungan kerja saat ini dan data antropometri yang dibutuhkan untuk perancangan
Lebih terperinciAnalisis Risiko Manual Handling pada Pekerja PT. XYZ
Analisis Risiko Manual Handling pada Pekerja PT. XYZ Cita Anugrah Adi Prakosa 1), Pringgo Widyo Laksono 2) 1,2) Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Sebelas Maret Surakarta 2) Laboratorium
Lebih terperinciPenentuan Faktor Resiko Musculetal Disorder (MSDs) Bagi Pekerja Pengglasir Keramik
Penentuan Faktor Resiko Musculetal Disorder (MSDs) Bagi Pekerja Pengglasir Keramik Dr. Ir. Dayal Gustopo,MT, Ir. Ida Bagus Suardika, MM dan Fuad Kautsar,ST 1) Program Studi Teknik Industri D-III, 2) Program
Lebih terperinciANALISA POSTUR KERJA TERHADAP AKTIVITAS MANUAL MATERIAL HANDLING MENGGUNAKAN METODE OWAS
ANALISA POSTUR KERJA TERHADAP AKTIVITAS MANUAL MATERIAL HANDLING MENGGUNAKAN METODE OWAS Dian Palupi Restuputri *1, Erry Septya Primadi 2, M. Lukman 3 1,2,3 Universitas Muhammadiyah Malang Kontak person:
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Postur kerja kurang ergonomis saat bekerja bersumber pada posisi kerja operator
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Postur kerja adalah sikap tubuh pekerja saat melaksanakan aktivitas kerja. Postur kerja kurang ergonomis saat bekerja bersumber pada posisi kerja operator yang kurang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Postur tubuh yang tidak seimbang dan berlangsung dalam jangka waktu lama dapat mengakibatkan stress pada bagian tubuh tertentu, yang biasa disebut dengan postural
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. produksi, terutama perusahaan yang bersifat padat karya. Produktivitas tenaga kerja
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Faktor pekerja masih sangat mempengaruhi tingkat produktivitas suatu sistem produksi, terutama perusahaan yang bersifat padat karya. Produktivitas tenaga kerja dapat
Lebih terperinciANALISIS RISIKO POSTUR KERJA DENGAN METODE QUICK EXPOSURE CHECKLIST
ANALISIS RISIKO POSTUR KERJA DENGAN METODE QUICK EXPOSURE CHECKLIST (QEC) DAN PENDEKATAN FISIOLOGI PADA PROSES PEMBUATAN TAHU UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metode penelitian merupakan proses pemecahan masalah yang digunakan untuk menyelesaikan persoalan yang hendak diteliti, yang disusun berdasarkan latar belakang dan tujuan
Lebih terperinciPERBAIKAN FASILITAS KERJA PADA STASIUN CUTTING YANG TIDAK ERGONOMIS SEBAGAI UPAYA MENGURANGI TERJADINYA GANGGUAN OTOT PADA OPERATOR.
PERBAIKAN FASILITAS KERJA PADA STASIUN CUTTING YANG TIDAK ERGONOMIS SEBAGAI UPAYA MENGURANGI TERJADINYA GANGGUAN OTOT PADA OPERATOR A.Ardiman Saurei 1, Eva Suryani, ST., MT 2, Inna Khoilidasari, Ph. D
Lebih terperinciBAB V ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL
BAB V ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL Bab ini berisi analisis dan interpretasi hasil berdasarkan pembahasan pada bab-bab sebelumnya. Analisis dan interpretasi hasil bertujuan untuk menjelaskan hasil dari
Lebih terperinciPERBAIKAN METODE KERJA OPERATOR MELALUI ANALISIS MUSCULOSKELETAL DISORDERS (MSDs)
PERBAIKAN METODE KERJA OPERATOR MELALUI ANALISIS MUSCULOSKELETAL DISORDERS (MSDs) Muchlison Anis 1*, Lily Sofwa Intani 2, Etika Muslimah 3 1,2,3 Jurusan Teknik Industri Universitas Muhammadiyah Surakarta
Lebih terperinciSURAT PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN
SURAT PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN Yang bertanda tangan di bawah ini, saya : Nama : Umur/Tanggal Lahir : Jenis Kelamin : Laki-laki / Perempuan Dengan ini menyatakan bersedia untuk menjadi responden penelitian.
Lebih terperinciIDENTIFIKASI RISIKO ERGONOMI OPERATOR MESIN POTONG GUILLOTINE DENGAN METODE NORDIC BODY MAP (STUDI KASUS DI PT. XZY) ABSTRAK
IDENTIFIKASI RISIKO ERGONOMI OPERATOR MESIN POTONG GUILLOTINE DENGAN METODE NORDIC BODY MAP (STUDI KASUS DI PT. XZY) Nana Rahdiana Program Studi Teknik Industri, Universitas Buana Perjuangan Karawang Jl.
Lebih terperinciANALISA ERGONOMI PADA POSTUR KERJA OPERATOR PAKAN AYAM MENGGUNAKAN METODE RAPID UPPER LIMB ASSESMENT (RULA) DI PT. X. Abstrak
ANALISA ERGONOMI PADA POSTUR KERJA OPERATOR PAKAN AYAM MENGGUNAKAN METODE RAPID UPPER LIMB ASSESMENT (RULA) DI PT. X Krishna Tri Sanjaya 1 Staf Pengajar, Universitas PGRI Ronggolawe, Tuban krishnasanjaya@yahoo.com
Lebih terperincipermukaan pekerjaan, misalnya seperti proses menjahit. Secara langsung maupun tidak langsung aktivitas kerja secara manual apabila tidak dilakukan sec
ANALISIS FAKTOR PENYEBAB CUMULATIVE TRAUMA DISORDERS MENGGUNAKAN METODE QUICK EXPOSURE CHECKLIST PADA PROFESI PENJAHIT Harrun Aprianto Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknologi Industri, Universitas
Lebih terperinciProsiding Teknik Industri ISSN:
Prosiding Teknik Industri ISSN: 2460-6502 Perancangan Fasilitas Kerja Berdasarkan Prinsip Ergonomi pada Stasiun Kerja Pemasangan Insole Sepatu di CV. Iruls Bandung Facility Design Based on The Principle
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN Bab ini berisikan pendahuluan dari laporan penelitian. Bagian yang akan dibahas adalah latar belakang penelitian, rumusan masalah, tujuan yang akan dicapai pada penelitian, batasan masalah
Lebih terperinciNASKAH PUBLIKASI TUGAS AKHIR ANALISIS MUSCULOSKELETAL DISORDERS (MSDs) UNTUK MENGURANGI KELUHAN FISIK PADA OPERATOR TENUN IKAT TROSO
NASKAH PUBLIKASI TUGAS AKHIR ANALISIS MUSCULOSKELETAL DISORDERS (MSDs) UNTUK MENGURANGI KELUHAN FISIK PADA OPERATOR TENUN IKAT TROSO (Studi kasus: Tenun Ikat Troso Sri Rejeki) Diajukan Sebagai Syarat Memperoleh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Salah satu tipe masalah ergonomi yang sering dijumpai ditempat kerja
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu tipe masalah ergonomi yang sering dijumpai ditempat kerja khususnya yang berhubungan dengan kekuatan dan ketahanan manusia dalam melakukan pekerjaannya yang
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN Untuk mendapatkan gambaran tentang langkah-langkah pendekatan yang dilakukan untuk memcahkan masalah dalam penelitian ini, maka dalam bab ini akan dijelaskan secara terperinci
Lebih terperinciSTUDI RESIKO KERJA OPERATOR LABORATORIUM PENGUJIAN AIR DENGAN MENGGUNAKAN METODE QEC (QUICK EXPOSURE CHECK) (STUDI KASUS PT.
STUDI RESIKO KERJA OPERATOR LABORATORIUM PENGUJIAN AIR DENGAN MENGGUNAKAN METODE QEC (QUICK EXPOSURE CHECK) (STUDI KASUS PT. SUCOFINDO BATAM) THE STUDY OF OPERATOR WORK RISK AT WATER TESTING LABORATORY
Lebih terperinciANALISIS PERBAIKAN POSTUR KERJA OPERATOR PADA PROSES PEMBUATAN PIPA UNTUK MENGURANGI MUSCULOSKELETAL DISORDERS DENGAN MENGGUNAKAN METODE RULA
ANALISIS PERBAIKAN POSTUR KERJA OPERATOR PADA PROSES PEMBUATAN PIPA UNTUK MENGURANGI MUSCULOSKELETAL DISORDERS DENGAN MENGGUNAKAN METODE Mirsa Diah Novianti 1, Sultan Tanjung 2 1,2 Fakultas Teknik dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pencapaian keselamatan dan kesehatan kerja tidak lepas dari peran
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pencapaian keselamatan dan kesehatan kerja tidak lepas dari peran ergonomi, karena ergonomi berkaitan dengan orang yang bekerja, selain dalam rangka efektivitas, efisiensi
Lebih terperinciErgonomic and Work System Usulan Fasilitas Kerja yang Ergonomis Pada Stasiun Perebusan Tahu di UD. Geubrina
Industrial Engineering Journal Vol.5 No.2 (2016) 17-22 ISSN 2302 934X Ergonomic and Work System Usulan Fasilitas Kerja yang Ergonomis Pada Stasiun Perebusan Tahu di UD. Geubrina Amri 1*, Syarifuddin, As
Lebih terperinciAnalisis Postur Kerja Menggunakan Metode Ovako Work Posture Analysis System (OWAS) (Studi Kasus: PT Sanggar Sarana Baja Transporter)
Analisis Postur Kerja Menggunakan Metode Ovako Work Posture Analysis System (OWAS) (Studi Kasus: PT Sanggar Sarana Baja Transporter) Sriyanto, ST., MT., Widhi Adwitya S. P. Program Studi Teknik Industri,
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Ergonomi Pada tinjauan mengenai ergonomi akan dibahas mengenai definisi ergonomi dan metode penilaian risiko MSDs. Kedua hal tersebut dijabarkan seperti berikut ini : 1.1.1
Lebih terperinciANALISIS KELUHAN RASA SAKIT PEKERJA DENGAN MENGGUNAKAN METODE REBA DI STASIUN PENJEMURAN
ANALISIS KELUHAN RASA SAKIT PEKERJA DENGAN MENGGUNAKAN METODE REBA DI STASIUN PENJEMURAN Michella Hasibuan 1, Anizar 2, Sugih Arto P 2 Departemen Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera
Lebih terperinciASPEK ERGONOMI DALAM PERBAIKAN RANCANGAN FASILITAS PEMBUAT CETAKAN PASIR DI PT X.
ASPEK ERGONOMI DALAM PERBAIKAN RANCANGAN FASILITAS PEMBUAT CETAKAN PASIR DI PT X. ABSTRAK PT. X adalah perusahaan yang bergerak di bidang industri manufaktur pengolahan logam spesialis pembuatan cetakan
Lebih terperinciNASKAH PUBLIKASI ILMIAH Diajukan Sebagai Syarat Memperoleh Gelar S-1 Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Surakarta
ANALISIS POSTUR KERJA DAN REDESIGN PERALATAN KERJA MENGGUNAKAN METODE QUICK EXPOSURE CHECK (QEC) PADA OPERATOR KERAJINAN PENCETAKAN GERABAH (Studi Kasus: Home Industry Bapak Sutrisno, Wedhi, Bayat, Klaten)
Lebih terperinciSeminar Nasional Teknologi Informasi, Komunikasi dan Industri (SNTIKI) 8 ISSN : Pekanbaru, 9 November 2016
Usulan Perbaikan Postur Dan Fasilitas Kerja Menggunakan Plibel Checklist Dan Quick Exposure Check (Qec) (Studi Kasus: Home Industry Pembuatan Tahu Kusnadi) Nofirza 1, Suci Anisa Hermayu 2 1,2 Jurusan Teknik
Lebih terperinciANALISIS POSTUR KERJA DAN KELUHAN PEKERJA PADA AKTIVITAS PEMOTONGAN BAHAN BAKU PEMBUATAN KERIPIK
ANALISIS POSTUR KERJA DAN KELUHAN PEKERJA PADA AKTIVITAS PEMOTONGAN BAHAN BAKU PEMBUATAN KERIPIK Nama : Dimas Harriadi Prabowo NPM : 32411114 Jurusan : Teknik Industri Pembimbing : Dr. Ir. Hotniar Siringoringo,
Lebih terperinciDAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL... i. HALAMAN PENGAJUAN... ii. HALAMAN PENGESAHAN... iii. KATA PENGANTAR... iv. DAFTAR ISI... v. DAFTAR TABEL...
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PENGAJUAN... ii HALAMAN PENGESAHAN... iii KATA PENGANTAR... iv DAFTAR ISI... v DAFTAR TABEL... viii DAFTAR GAMBAR... ix DAFTAR LAMPIRAN... xiii INTISARI... xiv ABSTRACT...
Lebih terperinciBAB 6 HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB 6 HASIL DAN PEMBAHASAN 6.1 Keterbatasan Penelitian Penelitian terhadap proses pekerjaan finishing yang terdiri dari pemeriksaan kain, pembungkusan kain, dan pengepakan (mengangkat kain) ini memiliki
Lebih terperinciABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha
ABSTRAK Seiring meningkatnya pertumbuhan perekonomian di Indonesia, membuat pembangunan semakin meningkat pula. Untuk memenuhi kebutuhan pembangunan tersebut banyak orang membuka usaha di bidang bahan
Lebih terperinciAnalisa Postur Kerja Menggunakan Metode OWAS dan RULA
https://doi.org/10.22219/jtiumm.vol18.no1.43-54 Analisa Postur Kerja Menggunakan Metode OWAS dan RULA Alfin Nur Bintang *, Shanty Kusuma Dewi Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah
Lebih terperinciSem inar N asional W aluyo Jatm iko II F TI U P N V eteran Jaw a Tim ur ANALISIS PEMINDAHAN MATERIAL DENGAN PENDEKATAN RECOMMENDED WEIGHT LIMIT
ANALISIS PEMINDAHAN MATERIAL DENGAN PENDEKATAN RECOMMENDED WEIGHT LIMIT Tri Wibawa Teknik Industri UPN Veteran Yogyakarta Jl. Babarsari 2 Tambakbayan Yogyakarta, 55281 Telp. 0274-485363 Fax. 0274-486256
Lebih terperinciMetode dan Pengukuran Kerja
Metode dan Pengukuran Kerja Mengadaptasi pekerjaan, stasiun kerja, peralatan dan mesin agar cocok dengan pekerja mengurangi stress fisik pada badan pekerja dan mengurangi resiko cacat kerja yang berhubungan
Lebih terperinciBAB V ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL
BAB V ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL Bab ini berisi mengenai analisis dan interpretasi hasil berdasarkan pembahasan pada bab-bab sebelumnya. Analisis dan interpretasi hasil bertujuan untuk menjelaskan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Unit kerja menengah CV. Raya Sport merupakan usaha yang. memproduksi pakaian (konveksi). Pada kegiatan proses produksi ditemukan
BAB I PENDAHULUAN 1.1.1. Latar Belakang Masalah Unit kerja menengah CV. Raya Sport merupakan usaha yang memproduksi pakaian (konveksi). Pada kegiatan proses produksi ditemukan adanya aktivitas manual yaitu
Lebih terperinciperusahaan lupa untuk memperhatikan akibat dari pengangkutan material secara manual tersebut bagi kenyamanan dan kesehatan pekerja atau operator. Pabr
ANALISIS PEMINDAHAN MATERIAL SECARA MANUAL PEKERJA PENGANGKUT GENTENG UD. SINAR MAS DENGAN MENGGUNAKAN METODE RAPID ENTIRE BODY ASSESSMENT (REBA) Dian Herdiana Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknologi
Lebih terperinciBAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISA DATA
BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISA DATA 4.1 Analisis Postur Tubuh Dan Pengukuran Skor REBA Sebelum melakukan perancangan perbaikan fasilitas kerja terlebih dahulu menganalisa postur tubuh dengan
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. Bahan baku batu bata adalah tanah liat atau tanah lempung yang telah
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Batu bata Bahan baku batu bata adalah tanah liat atau tanah lempung yang telah dibersihkan dari kerikil dan batu-batu lainnya. Tanah ini banyak ditemui di sekitar kita. Itulah
Lebih terperinciUSULAN PERBAIKAN RANCANGAN MEJA-KURSI SEKOLAH DASAR BERDASARKAN PENDEKATAN ERGONOMI PADA SISWA/I DI SDN MERUYUNG
USULAN PERBAIKAN RANCANGAN MEJA-KURSI SEKOLAH DASAR BERDASARKAN PENDEKATAN ERGONOMI PADA SISWA/I DI SDN MERUYUNG Nama : Dimas Triyadi Wahyu P NPM : 32410051 Jurusan : Teknik Industri Pembimbing : Ir. Asep
Lebih terperinciProgram Studi Teknik Keselamatan dan Kesehatan Kerja, Jurusan Teknik Permesinan Kapal, Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya, Surabaya 60111
ANALISIS FAKTOR PEKERJA, KELUHAN PEKERJA, DAN FAKTOR PSIKOSOSIAL TERHADAP TINGKAT RESIKO MUSCULOSKELETAL DISORDERS PADA PEKERJA BAGIAN PENULANGAN DI PERUSAHAAN BETON Mega Rahayu Hardiyanti 1*, Wiediartini
Lebih terperinciPERANCANGAN STASIUN KERJA PEMBUATAN KULIT MOCHI DENGAN PENDEKATAN ERGONOMI
PERANCANGAN STASIUN KERJA PEMBUATAN KULIT MOCHI DENGAN PENDEKATAN ERGONOMI Silvi Ariyanti 1 1 Program Studi Teknik Industri Universitas Mercubuana Email: ariyantisilvi41@gmail.com ABSTRAK Pada industri
Lebih terperinciIdentifikasi Keluhan Biomekanik dan Kebutuhan Operator Proses Packing di PT X
Identifikasi Keluhan Biomekanik dan Kebutuhan Operator Proses Packing di PT X I Wayan Sukania 1)*, Lamto Widodo 1), Desica Natalia 1) 1) Program Studi Teknik Industri Universitas Tarumanagara Jakarta E-mail:
Lebih terperinciAnalisis Postur Kerja Terkait Musculoskeletal Disorders (MSDS) pada Pengasuh Anak
Petunjuk Sitasi: Restuputri, D. P., Baroto, T., & Enka, P. (2017). Analisis Postur Kerja Terkait Musculoskeletal Disorders (MSDS) pada Pengasuh Anak. Prosiding SNTI dan SATELIT 2017 (pp. B265-271). Malang:
Lebih terperinciPenilaian Postur Kerja di Area Konstruksi CV. Valasindo dengan Metode Quick Exposure Check
Peforma (2017) Vol. 16, No.2: 107-113 Penilaian Postur Kerja di Area Konstruksi CV. Valasindo dengan Metode Quick Exposure Check Fita Permata Sari 1), Bambang Suhardi ), dan Rahmaniyah Dwi Astuti 3) 1)
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pada bab ini dibahas teori-teori yang digunakan sebagai landasan dan dasar pemikiran yang mendukung analisis dan pemecahan permasalahan dalam penelitian ini. 2.1 Kajian Ergonomi
Lebih terperinciBAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Perkembangan dunia perindustrian di era globalisasi dan Asean Free Trade
BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan dunia perindustrian di era globalisasi dan Asean Free Trade Area (AFTA) semakin pesat. Hal ini membuat persaingan antara industri besar, industri menengah
Lebih terperinciERGONOMI DESAIN MEJA DAN KURSI SISWA SEKOLAH DASAR
ERGONOMI DESAIN MEJA DAN KURSI SISWA SEKOLAH DASAR Abstrak. Meja dan kursi adalah fasilitas sekolah yang berpengaruh terhadap postur tubuh siswa. Postur tubuh akan bekerja secara alami jika menggunakan
Lebih terperinciGAMBARAN DISTRIBUSI KELUHAN TERKAIT MUSKULOSKELETAL DISORDERS (MSDs) PADA TUKANG SUUN DI PASAR ANYAR BULELENG TAHUN 2013
GAMBARAN DISTRIBUSI KELUHAN TERKAIT MUSKULOSKELETAL DISORDERS (MSDs) PADA TUKANG SUUN DI PASAR ANYAR BULELENG TAHUN 2013 Nyoman Virna Uginiari 1, I Dewa Ayu Inten Dwi Primayanti 2 1 Program Studi Pendidikan
Lebih terperinciIMPLEMENTASI KONSEP ERGONOMI PADA PEMBUATAN ALAT TENUN TRADISIONAL MENGGUNAKAN PRINSIP PERANCANGAN YANG DAPAT DISESUAIKAN
IMPLEMENTASI KONSEP ERGONOMI PADA PEMBUATAN ALAT TENUN TRADISIONAL MENGGUNAKAN PRINSIP PERANCANGAN YANG DAPAT DISESUAIKAN (Studi Kasus Industri Tenun Pandai Sikek Sumatera Barat) Nilda Tri Putri, Ichwan
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Egonomi Ergonomi atau ergonomis berasal dari kata Yunani yaitu Ergo yang berarti kerja dan Nomos yang berarti hukum. Ergonomi dapat didefenisikan sebagai studi tentang aspek-aspek
Lebih terperinciPerancangan Meja Kerja pada Bagian Pemeriksaan Surat Jalan Buah dan Penimbangan Tonase TBS (Tandan Buah Segar) di PT.Sahabat Mewah dan Makmur
Prosiding Teknik Industri ISSN: 2460-6502 Perancangan Meja Kerja pada Bagian Pemeriksaan Surat Jalan Buah dan Penimbangan Tonase TBS (Tandan Buah Segar) di PT.Sahabat Mewah dan Makmur 1 Isabella Nungki
Lebih terperinciPERBAIKAN METODE KERJA DAN PERANCANGAN FASILITAS KERJA UNTUK MENGURANGI RESIKO MUSCULOSKELETAL DISORDERS (MSDs) (STUDI KASUS : CV. GRAFFITY LABELINDO)
PERBAIKAN METODE KERJA DAN PERANCANGAN FASILITAS KERJA UNTUK MENGURANGI RESIKO MUSCULOSKELETAL DISORDERS (MSDs) (STUDI KASUS : CV. GRAFFITY LABELINDO) Eri Achiraeniwati 1, Nur Rahman As Ad 2, Nova Nur
Lebih terperinciANALISA RESIKO MANUAL MATERIAL HANDLING PADA PEKERJA PENGGILINGAN PADI DI UD. CITRA TANI
ANALISA RESIKO MANUAL MATERIAL HANDLING PADA PEKERJA PENGGILINGAN PADI DI UD. CITRA TANI Ade Putri Kinanthi 1, Nur Azizah Rahmadani 2, Rahmaniyah Dwi Astuti 3 1,2 Program Studi Teknik Industri, Fakultas
Lebih terperinciPERBAIKAN METODE KERJA DAN PERANCANGAN FASILITAS KERJA UNTUK MENGURANGI RESIKO MUSCULOSKELETAL DISORDERS (MSDs) (Studi Kasus : CV. Graffity Labelindo)
PERBAIKAN METODE KERJA DAN PERANCANGAN FASILITAS KERJA UNTUK MENGURANGI RESIKO MUSCULOSKELETAL DISORDERS (MSDs) (Studi Kasus : CV. Graffity Labelindo) Eri Achiraeniwati 1, Nur Rahman As Ad 2, Nova Nur
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN Bab ini membahas mengenai model dan kerangka pemikiran yang digunakan dalam penelitian mengenai desain perbaikan kursi untuk karyawan pada bagian kerja penyetelan dan pelapisan
Lebih terperinciANALISIS PERBAIKAN POSTUR KERJA DENGAN PENDEKATAN ERGONOMI PADA HOME INDUSTRY JKS SNACK & CATERING DI SERANG-BANTEN
Journal Industrial Manufacturing Vol. 3, No. 1, Januari 2018, pp. 51-56 P-ISSN: 2502-4582, E-ISSN: 2580-3794 ANALISIS PERBAIKAN POSTUR KERJA DENGAN PENDEKATAN ERGONOMI PADA HOME INDUSTRY JKS SNACK & CATERING
Lebih terperinciIDENTIFIKASI POSTUR KERJA SECARA ERGONOMI UNTUK MENGHINDARI MUSCULOSKELETAL DISORDERS
IDENTIFIKASI POSTUR KERJA SECARA ERGONOMI UNTUK MENGHINDARI MUSCULOSKELETAL DISORDERS Meri Andriani Universitas Samudra, Jl. Meurandeh Prodi Teknik Industri. Email: meri_zulham@yahoo.com Abstrak Postur
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Tabel 1.1 Gambar 1.1.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Pelaksanaan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) merupakan salah satu dari bentuk usaha menciptakan tempat kerja yang aman, sehat, bebas dari pencemaran lingkungan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. proses produksi. Jika manusia bekerja dalam kondisi yang nyaman baik
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan Perusahaan dituntut untuk memperhatikan kinerja pekerjanya, karena pekerja merupakan salah satu aset perusahaan yang sangat vital dalam kegiatan proses
Lebih terperinciANALISIS POSTUR KERJA PADA AKTIVITAS PENGANGKUTAN BUAH KELAPA SAWIT DENGAN MENGGUNAKAN METODE RAPID ENTIRE BODY ASSESSMENT (REBA)
ANALISIS POSTUR KERJA PADA AKTIVITAS PENGANGKUTAN BUAH KELAPA SAWIT DENGAN MENGGUNAKAN METODE RAPID ENTIRE BODY ASSESSMENT (REBA) Muhammad wakhid Mahasiswa Program Studi Teknik Industri Fakultas Teknik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Peranan manusia sebagai sumber tenaga kerja masih dominan dalam
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peranan manusia sebagai sumber tenaga kerja masih dominan dalam menjalankan proses produksi terutama kegiatan yang bersifat manual. Salah satu bentuk peranan manusia
Lebih terperinciProgram Studi Teknik Industri, Fakultas Rekayasa Industri, Universitas Telkom
USULAN PERBAIKAN SPESIFIKASI ALAT BANTU DI STASIUN KERJA PENGIKISAN ALAT CAP DENGAN MENGGUNAKAN METODE (RULA) RAPID UPPER LIMB ASSESSMENT (STUDI KASUS RUMAH BATIK KOMAR) Yuvie Mutiarasari 1, Rino Andias
Lebih terperinciD E P A R T E M E N T E K N I K I N D U S T R I F A K U L T A S T E K N I K UNIVERSITAS SUMATERA UTARA M E D A N 2015
USULAN PERANCANGAN FASILITAS KERJA UNTUK MENGURANGI MUSCULOSKELETAL DISORDER (MSDs) PADA STASIUN PENDEMPULAN DI CV.SUPER PLATES TUGAS SARJANA Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Dari Syarat-Syarat Memperoleh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Manusia dalam beraktifitas membutuhkan suatu alat yang dirancang atau
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Manusia dalam beraktifitas membutuhkan suatu alat yang dirancang atau didesain khusus untuk membantu pekerjaan manusia agar menjadi lebih mudah. Desain yang tepat
Lebih terperinciGAMBARAN KELUHAN MUSKULOSKELETAL PADA PENJAHIT DI KOTA DENPASAR
GAMBARAN KELUHAN MUSKULOSKELETAL PADA PENJAHIT DI KOTA DENPASAR Keluhan muskuloskeletal merupakan salah satu permasalahan umum yang dialami penjahit dalam menjalankan pekerjaannya. Keluhan muskuloskeletal
Lebih terperinciSeminar Nasional IENACO 2016 ISSN: DESAIN ALAT BANTU PADA AKTIVITAS PENUANGAN MATERIAL KEDALAM MESIN PENCAMPUR DI PT ABC DENGAN METODE REBA
DESAIN ALAT BANTU PADA AKTIVITAS PENUANGAN MATERIAL KEDALAM MESIN PENCAMPUR DI PT ABC DENGAN METODE REBA Etika Muslimah 1*, Dwi Ari Wibowo 2 1,2 Jurusan Teknik Industri, Universitas Muhammadiyah Surakarta
Lebih terperinciAnalisis Resiko Cidera Kerja pada Kegiatan Proses Produksi dengan Metode Quick Exposure Checklist (QEC) di PT. XYZ
Analisis Resiko Cidera Kerja pada Kegiatan Proses Produksi dengan Metode Quick Exposure Checklist (QEC) di PT. XYZ Fauzzi Amrulloh 1, Lovely Lady 2, Ade Sri Mariawati 3 1,2, 3 JurusanTeknik Industri Universitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pekerja merupakan salah satu komponen yang perlu mendapatkan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pekerja merupakan salah satu komponen yang perlu mendapatkan perhatian dari suatu industri. Hal tersebut merupakan input perusahaan yang penting karena tanpa adanya
Lebih terperinciPERANCANGAN ALAT PENCETAK PEMPEK KRITING DI UKM PEMPEK BU LINA PALEMBANG
PERANCANGAN ALAT PENCETAK PEMPEK KRITING DI UKM PEMPEK BU LINA PALEMBANG Adryanus Nikke Hertanto 1, Achmad Alfian 2 Jurusan Teknik Industri, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Katolik Musi Charitas
Lebih terperinciBAB 1 : PENDAHULUAN. pembangunan bangsa Indonesia dewasa ini lebih dikonsentrasikan pada
BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam rangka menghasilkan pertumbuhan ekonomi yang maksimal, pembangunan bangsa Indonesia dewasa ini lebih dikonsentrasikan pada pengembangan dan pendayagunaan Sumber
Lebih terperinciPerancangan Fasilitas Kerja Ergonomis pada Stasiun Kerja Proses Som Kaos Kaki (Studi Kasus : CV. Surya Jaya)
Prosiding Teknik Industri ISSN: 2460-7719 Perancangan Fasilitas Kerja Ergonomis pada Stasiun Kerja Proses Som Kaos Kaki (Studi Kasus : CV. Surya Jaya) 1 Chicha Nursagita, 2 Ir. Eri Achiraeniwati, ST.,
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Gangguan pada sistem otot rangka/musculoskeletal disorders (MSDs)
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gangguan pada sistem otot rangka/musculoskeletal disorders (MSDs) merupakan masalah dalam bidang kesehatan kerja pada saat ini. Gangguan ini akan menyebabkan penurunan
Lebih terperinciGambar 3.1 Metodologi Penelitian
BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metodologi penelitian merupakan tahapan-tahapan dan langkah-langkah yang akan di lewati dalam melakukan penelitian. Metodologi penelitian ini akan membantu menyelesaikan penelitian
Lebih terperinciOleh: DWI APRILIYANI ( )
ANALISIS POSISI KERJA DAN TINGKAT KELELAHAN PADA PEKERJA PENGANGKATAN PRODUK JADI DI PT JAYA FOOD INDONESIA MENGGUNAKAN METODE NIOSH Oleh: DWI APRILIYANI (32412271) LATAR BELAKANG Pekerjaan fisik adalah
Lebih terperinciUSULAN PERANCANGAN MATERIAL HANDLING YANG ERGONOMIS BAGI OPERATOR LOADING SAYURAN BUNCIS DENGAN MENGGUNAKAN METODE RASIONAL (STUDI KASUS DI PT. ABO FARM CIWIDEY) Mohammad Fadli Setiawan; 2 Rino Andias
Lebih terperinci93 Jurnal Rekayasa Sistem & Industri Volume 1, Nomor 1, Juli 2014
USULAN PERBAIKAN UKURAN MEJA PEWARNAAN DI STASIUN KERJA PEWARNAAN BATIK DENGAN MENGGUNAKAN METODE RAPID UPPER LIMB ASSESSMENT (STUDI KASUS RUMAH BATIK KOMAR) 1 Rama Abdurrafi Mutaqi, 2 Rino Andias Anugraha,
Lebih terperinciRANCANGAN PERBAIKAN MEJA KERJA DENGAN METODE (QEC) DAN ANTROPOMETRI DI PABRIK TAHU SUMEDANG
Seminar SENATIK Nasional Vol. II, 26 Teknologi November Informasi 2016, ISSN: dan 2528-1666 Kedirgantaraan (SENATIK) Vol. II, 26 November 2016, ISSN: 2528-1666 SHM- 135 RANCANGAN PERBAIKAN MEJA KERJA DENGAN
Lebih terperinciABSTRAK. v Universitas Kristen Maranatha
ABSTRAK Perusahaan Nai Shoes Collection merupakan home industry yang bergerak di bidang industri sepatu safety dan sepatu boot yang berlokasi di Jl. Cibaduyut Raya Gang Eteh Umi RT. 2 RW 1 kota Bandung.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penyakit akibat kerja, keluhan muskuloskeletal merupakan keluhan yang paling sering
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit akibat kerja dapat terjadi saat melakukan aktivitas kerja. Dari sekian banyak penyakit akibat kerja, keluhan muskuloskeletal merupakan keluhan yang paling
Lebih terperinciANALISIS RESIKO KERJA DENGAN METODE RAPID UP PER LIMB ASSESSMENT (RULA) PADA PEMBUATAN MIE SOUN (Studi Kasus: Mie Soun Betty, Manjung Ngawen Klaten)
ANALISIS RESIKO KERJA DENGAN METODE RAPID UP PER LIMB ASSESSMENT (RULA) PADA PEMBUATAN MIE SOUN (Studi Kasus: Mie Soun Betty, Manjung Ngawen Klaten) Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. mengalami kecelakaan, penyakit dan keluhan-keluhan kesehatan yang disebabkan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam dunia kerja, seorang atau sekelompok pekerja dapat berisiko mengalami kecelakaan, penyakit dan keluhan-keluhan kesehatan yang disebabkan oleh pekerjaan. Salah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan dunia industri saat ini sangat berkembang pesat di Indonesia. Akan tetapi kepedulian para pengusaha baik perusahaan besar maupun kecil terhadap
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG
BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Masalah utama dalam aktivitas produksi ditinjau dari segi kegiatan / proses produksi adalah bergeraknya material dari satu proses ke proses produksi berikutnya. Untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menjadi lebih dominan dialami oleh para pekerja. secara fisik yang berat. Salah satu akibat dari kerja secara manual, seperti
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dewasa ini begitu banyak pekerjaan yang dilakukan dengan menggunakan mesin, mulai dari mesin yang sangat sederhana sampai dengan penggunaan mesin dengan berbasis
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Cuci jet stream motor Al-Hidayah adalah suatu bidang jasa mencuci motor dengan menggunakan engine spray. Kelebihan dari cuci jet stream motor adalah bisa membersihkan
Lebih terperinci