KONDISI UMUM KOTA MALANG
|
|
- Widya Hermawan
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 KONDISI UMUM KOTA MALANG Bio Fisik Kota Malang merupakan salah satu kota tujuan wisata di Jawa Timur karena potensi alam dan iklim yang dimiliki. Kota Malang terletak ditengahtengah wilayah Kabupaten Malang.Secara astronomis Kota Malang terletak pada posisi o o Bujur Timur, 7.06 o 8.02 o Lintang Selatan dengan batas wilayah sebagai berikut: 1. Sebelah Utara : Kec. Singosari dan Kec. Karangploso Kab. Malang 2. Sebelah Timur : Kec. Pakis dan Kec. Tumpang Kab Malang. 4. Sebelah Selatan: Kec. Tajinan dan Kec. Pakisaji Kab. Malang Sebelah Barat : Kec. Wagir dan Kec. Dau Kab Malang. Luas wilayah Kota Malang adalah 110,06 km 2 dan terbagi dalam lima wilayah kecamatan, yaitu Kecamatan Kedungkandang, Sukun, Klojen, Blimbing dan Lowokwaru. Kota Malang memiliki ketinggian antara meter di atas permukaan air laut. Kota Malang diapit oleh beberapa deretan pegunungan, barisan Gunung Kawi dan Panderman, Gunung Arjuno, dan Gunung Semeru. Sungai yang mengalir di wilayah Kota Malang adalah Sungai Brantas, Amprong dan Bango. Berdasarkan luasan kota dan persentase luasan kota, wilayah Kedung Kandang merupakan kecamatan terluas dari Kota Malang. Luasan Kecamatan Kedung Kandang adalah 9,9 km 2 atau 6,2% dari total wilayah Kota Malang. Kecamatan Lowok Waru merupakan wilayah terluas kedua dengan luasan 22,6 km 2 atau 20,5 % dari total Kota Malang. Tabel 2. Luas Kecamatan (Km 2 ) dan Presentase terhadap Luas Kota Persentase Kecamatan Luas Kecamatan (Km 2 ) Terhadap Luas Kota (%) Klojen 8,8 8,0 Blimbing 17,8 16,1 Sukun 20,9 19,0 Lowok Waru 22,6 20,5 Kedung Kandang 9,9 6,2 Total 110,1 100,0 Sumber : Malang dalam Angka 2007
2 46 Kondisi iklim Kota Malang selama tahun 2007 tercatat rata-rata suhu udara berkisar antara 22,9 o C sampai 24,1 o C. Suhu maksimum mencapai 1,8 o C dan suhu minimum 19,0 o C. Rata-rata kelembaban udara berkisar 79% - 85%, dengan kelembaban maksimum 99% dan minimum mencapai 7%. Seperti umumnya daerah lain di Indonesia, Kota Malang mengikuti perubahan putaran dua iklim, musim hujan dan musim kemarau. Dari hasil pengamatan Stasiun Klimatologi Karang Ploso,curah hujan yang relatif tinggi terjadi pada bulan Februari, Maret, dan April. Bulan Juni dan September curah hujan relatif rendah. Kecepatan angin maksimum terjadi di bulan Agustus, September dan Juni. Tabel. Temperatur dirinci Tiap Bulan Temperatur Bulan Rata-Rata Maks Min Maks Absolut Min Absolut Januari 24,1 1 20,1 2,5 18 Februari 2,5 0,1 20, 2 19 Maret 2,2 29,5 20, April 2, 0,6 20, Mei 2,9 1, 19, Juni 2,2 0, ,5 Juli 22,9 0,9 18,5 14,5 Agustus ,5 2,5 14,5 September 2,5 1,8 19,1 14,5 Oktober 22,8 0 19,2 2,5 18,5 November 2,8 1 20, Desember 2,1 0,8 20,5 2 18,5 Sumber : BMKG Karang Ploso, 2007 Keadaan tanah di wilayah Kota Malang antara lain : a. Bagian selatan termasuk dataran tinggi yang cukup luas,cocok untuk industri b. Bagian utara termasuk dataran tinggi yang subur, cocok untuk pertanian c. Bagian timur merupakan dataran tinggi dengan keadaan kurang subur d. Bagian barat merupakan dataran tinggi yangf amat luas menjadi daerah pendidikan Jenis tanah di wilayah Kota Malang ada 4 macam, antara lain : a) Alluvial kelabu kehitaman dengan luas 6,90,267 Ha.
3 47 b) Mediteran coklat dengan luas Ha. c) Asosiasi latosol coklat kemerahan grey coklat dengan luas Ha. d) Asosiasi andosol coklat dan grey humus dengan luas 1.765,160 Ha Struktur tanah pada umumnya relatif baik, akan tetapi yang perlu mendapatkan perhatian adalah penggunaan jenis tanah andosol yang memiliki sifat peka erosi. Jenis tanah Andosol ini terdapat di Kecamatan Lowokwaru dengan relatif kemiringan sekitar 15 %. Penggunaan Lahan Tata guna lahan (land use) di Kota Malang didominasi oleh ruang terbangun dengan luasan total 6.902,7 ha, sedangkan lahan tidak terbangun dengan luasan total 4.102,9 ha (Tabel 4). Data tata guna lahan tersebut memperlihatkan ketimpangan orientasi penggunaan lahan yang cenderung terus bertumbuh untuk pembangunan permukiman dan fasilitas perekonomian lainya. Kebijakan yang tidak berorientasi pada lingkungan diduga berdampak pada berkurangnya lahan peruntukan untuk ruang terbuka hijau dan areapepohonan yang menyebabkan penurunan kualitas dan kenyamanan hidup perkotaan. Tabel 4. Tata Guna Lahan Kota Malang NO KECAMATAN LUAS (Ha) TERBANGUN (Ha) TATA GUNA LAHAN TIDAK TERBANGUN (Ha) JUMLAH PENDUDUK 1 Klojen ,25 128, Blimbing 1.776, ,0 1, Sukun 2.096, ,40 861, Lowokwaru 2.260, ,01 661, Kedung Kandang.989, , , TOTAL , , , Sumber: BPS,2007 Konversi lahan yang tidak terkendali menyebabkan ruang tumbuh ekologis berkurang. Dari data diketahui bahwa proporsi ruang terbangun adalah 62,4% dari total kawasan dan ruang tidak terbangun adalah 7,%. Distribusi tata guna lahan di Kota Malang tersaji pada Gambar 17.
4 48 Gambar17. Peta Tata Guna Lahan, 2007 (Sumber : Bappeko, Wasbangdaling Malang,2007)
5 49 Ruang Terbuka Hijau Kota Malang Jenis Ruang Terbuka Hijau Kota Malang Ruang terbuka hijau (RTH) kota Malang terbagi dalam tiga kategori berdasarkan fungsi dan bentuk ruang terbuka hijau. Ketiga jenis itu, antara lain ruang terbuka hijau ekologis, sosial ekonomi dan arsitektural (Tabel 5). Ruang terbuka hijau ekologis bermanfaat sebagai area konservasi air dan tanah, jejaring habitat kehidupan liar, serta menurunkan tingkat pencemaran udara dan mencegah banjir. Bentuk RTH ekologis adalah hutan kota, taman kota, kawasan dan jalur hijau, sempadan sungan, kereta api dan jalur dibawah tegangan tinggi (SUTT). RTH sosial ekonomi kota Malang berupa hutan kota, taman kota, lapangan olahraga, taman rekreasi dan taman lingkungan perumahan dan permukiman. RTH tersebut bermanfaat sebagai pendidikan lingkungan, rekreasi kota dan ruang interaksi sosial. RTH arsitektural kota Malang bermanfaat sebagai kerapian dan keteraturan kota, kenyamanan dan keindahan kota. Kawasan RTH ini dapat berupa jalur hijau jalan, alun-alun dan monumen kota, taman lingkungan dan gedung komersial serta jalur pengaman jalan dan median jalan. Tabel 5. Fungsi, Manfaat dan Bentuk RTH Malang No Fungsi Manfaat Bentuk RTH 1 Ekologis Meningkatkan Kandungan Air Tanah hutan Kota Membangun Jejaring Habitat Kehidupan Liar Menurunkan Tingkat Pencemaran Udara Taman Kota Kawasan Dan Jalur Hijau Mencegah Longsor Dan Banjir Lindung Sempadan Sungai, Kereta Api Dan Jalur SUTT 2 Sosial Ekonomi Pendidikan Lingkungan Hutan Kota Sarana Rekreasi Ruang Interaksi Sosial Taman Kota Lapangan Olahraga Taman Rekreasi Taman Lingkungan Perumahan Dan Permukiman Arsitektural Meningkatkan Kerapian Dan Keteraturan Kota Kawasan Dan Jalur Hijau Meningkatkan Kenyamanan Kota Meningkatkan Keindahan Kota Sumber: Pemanfaatan RTH Kota Malang, Bapeko Malang,2008 Taman Kota Berupa Alun Alun Dan Monumen Kota Taman Lingkungan Dan Gedung Komersial Jalur Pengaman Jalan Dan Median Jalan Taman Atap
6 50 Berdasarkan masterplan RTH kota Malang (2006), jenis dan fungsi RTH yang tersebar di Kota Malang dijabarkan pada Tabel 6. Tabel 6. RTH Kota Malang Jenis RTHK Nama Lokasi Fungsi Gerbang Kota Arjosari Jl. A. Yani Utara gerbang kota Gadang Jl. Supriyadi untuk Landungsari Jl. Tlogo Mas keindahan kota Monumen Patung Raksasa Jl. Kertanegara Identitas kota Tugu Depan Balaikota untuk Patung Sudirman Jl. Panglima Sudirman keindahan kota Patung Chairil Anwar Jl. Basuki Rahmat Tugu Adipura Jl. Arjuna Patung Bunga Ijen Jl. Ijen Tugu Jam Jl. Bandung Candi Jl. Borobudur Pahlawan Tri[ Jl. Ijen Kalimewek Jl. Ahmad Yani Utara Bola Jl. Kaliurang KNIP Sarinah Plaza Perjuangan Jl. Semeru Singa Arema Jl. Sempu KB Jl. Bungur Kemanunggalan Jl. Panglima Sudirman Playground jl. Veteran Lapangan, Nursery dan Stadion Gajayana Jl. Semeru Ruang Hutan Kota interaksi sosial, Velodrome Perumnas Sawojajar pendidikan Lapangan Rampal Jl. Urip Sumoharho lingkungan, Kampus APP Tanjung Kl.Ich.Rdw. Rais ekologis dan resapan air Hutan Kota Malabar Jl. Malabar Kebun Bibit Garbia TPA Supit Urang Kendalsari Jl. Delima Jl. Mulyorejo Jl. Bukinsari Jati Joyo Agung Joyogrand Taman Rekreasi Alun alun merdeka Jl. Merdeka ruang interaksi Tlogomas Jl. Simpang Tlogomas sosial, rekreasi kota dan Dieng Jl. Terusan Dieng keindahan kota Pasar bunga/burung Jl. Mojopahit sena putra Jl. Rumah sakit taman rekreasi kota Jl. Mojopahit jalur hijau jalan Jl. Ijen Jl. Ijen pelindung Jl. Jakarta Permukiman Jakarta ekologis/ Jl. Trunojoyo Stasiun Kota Baru barier Jl. Merbabu Permukiman Merbabu Jl. Merapi Malabar Jl. Dieng Pertokoan Dieng Jl. Kertanegara Stasiun Kota Baru Sumber: Bappeko, Masterplan RTHK Malang, 2006
7 51 Kota Malang memiliki luasan ruang terbuka hijau yang tidak besar. Luasan total RTH di Kota Malang adalah 10, ha yang terbagi atas jalur hijau 7,9 ha, taman kota 6,7 ha, taman lingkungan 1,1 ha dan bentuk lain-lain adalah 72,7 ha (Bappeko,2007). Nilai ini relatif sangat kecil dan terhitung kurang memenuhi untuk standar kota besar.ditinjau dari distribusinya, RTH kota Malang belum tersebar secara merata (Gambar 18). Tabel 7. Luas Ruang Terbuka Hijau Kota Malang Luas Ruang Terbuka Hijau Kota Luas Jalur Taman Kecamatan Taman Lain Lain Kawasan Hijau (Ha) (M 2 2 Lingkungan 2 Kota (M ) 2 (M ) ) (M ) Total (M Klojen 88, Blimbing 1776, Sukun 2096, Lowok Waru 2260, Kedung Kandang 989, , Sumber : Bappeko Kota Malang, ) Gambar18. Distribusi RTH di Kota Malang(Sumber : Hasil Pengolahan)
8 52 Berdasarkan kepemilikannya, RTH kota Malang terbagi atas dua jenis, yaitu publik dan privat (Tabel 8). RTH Publik merupakan ruang terbuka hijau yang dikelola oleh Dinas Pertamanan dan Pemakaman, sedangkan RTH Privat dikelola oleh masyarakat dan pihak swasta. Tabel8. Kelompok RTH Publik NO Nama Taman Luas (M2) Kecamatan 1 Tm. Alun-Alun Merdeka 2.970,00 Klojen 2 Tm. Chairil Anwar 4,00 Klojen Tm. Alun-Alun Tugu 10.92,00 Klojen 4 Tm. Kertanegara 2.758,00 Klojen 5 Tm. Trunojoyo 5.840,00 Klojen 6 Tm. Ronggowarsito.05,00 Klojen 7 Tm. Jalur Tengah Ijen ,00 Klojen 8 Tm. Adipura/Arjuno 95,00 Klojen 9 Tm. TGP 201,00 Klojen 10 Tm. Oepet/Semeru 272,00 Klojen 11 Tm. Melati 210,00 Klojen 12 Tm. Simpang Balapan 1.810,00 Klojen 1 Tm. Wilis 700,00 Klojen 14 Tm. Jalur Tengah Langsep 8.650,00 Klojen 15 Tm. Jalur Tengah Galunggung 770,00 Klojen 16 Tm. Jalur Tengah Dieng.498,00 Klojen 17 Tm. Jalur Tengah Veteran 9.410,00 Klojen 18 Tm. Segtiga Pekalongan 85,00 Klojen 19 Tm. Bundaran Bandung 2,00 Klojen 20 Tm. Jakarta Sebelah Timur 1.195,00 Klojen 21 Tm. Jalur Tengah J.A.Suprapto 1.200,00 Klojen 22 Tm. Dr. Soetomo 45,00 Klojen 2 Tm. Bundaran Panglima Sudirman 1.812,00 Blimbing 24 Tm. Jalur Tengah Borobudur 1.650,00 Blimbing
9 5 25 Tm. Jalur Tengah Kalimewek 950,00 Blimbing 26 Tm. Jalur Tengah Raden Intan 2.224,00 Blimbing 27 Tm. Kalimewek 5.002,00 Blimbing 28 Tm. Segitiga Arjosari 185,00 Blimbing 29 Tm. Jalur Tengah Sukarno Hatta.25,00 Lowokwaru 0 Tm. Jalur Tengah Sawojajar.902,00 Kedung Kandang 1 Tm. Jalur Tengah Danau Jonge 1.498,00 Kedung Kandang Sumber: Dinas Pertamanan Dan Pemakaman Kota Malang, 2007 Tabel9. Kelompok RTH Privat Kota Malang No Nama Taman Luas (M 2 ) Kecamatan Tm. Dempo 2.475,00 Klojen Tm. Merbabu.924,00 Klojen Tm. Ungaran 69,00 Klojen Tm. Kunir 1.15,00 Klojen Tm. Cerme 1.825,00 Klojen Tm. Terusan Dieng 1.954,00 Sukun Tm. Anggur 1.600,00 Sukun Tm. Agung 1.04,00 Sukun Tm. Sawo 206,00 Klojen Tm. Simpang Kawi 187,00 Klojen Tm.Slamet 4.714,00 Klojen Tm. Saparwa 586,00 Klojen Tm.Banda 41,00 Klojen Tm. Sumba 587,00 Klojen Tm. Bengkalis 167,00 Klojen Tm. Riau 1.410,00 Klojen Tm. Belitung 620,00 Klojen Tm. Bundaran Halmahera 54,00 Klojen Tm. Ternate 156,00 Lowokwaru Tm. Sarangan 2.164,00 Lowokwaru Tm. Tata Surya 560,00 Lowokwaru Tm. Batu Permata 445,00 Lowokwaru
10 54 Tm. Serayu 15,00 Blimbing Tm. Cidurian 50,00 Blimbing Tm. Ciujung 160,00 Blimbing Tm. Cisadea 1.005,00 Blimbing Tm Gajayana 46.78,59 Klojen Rampal Square ,4 Kedung Kandang Velodrome Square 4.148,46 Kedung Kandang Tarekot Square.502,27 Klojen Malabar Park ,4 Klojen Sumber: Dinas Pertamanan Dan Pemakaman Kota Malang, 2007 Pencemaran Udara Sumber dan Jenis Utama Pencemaran Udara Sumber dan jenis utama pencemaran udara Kota Malang terbagi menjadi delapan, yaitu sulfur dioksida, karbon monooksida, nitrogen dioksida, ozon, total suspended particulate (TSP), suspended particulate matters (SPM), timah hitam dan hidrokarbon. Kadar polutan udara Kota Malang dinilai berdasarkan baku mutu yang telah ditetapkan pada skala provinsi Jawa Timur. Baku mutu kualitas udara disajikan dalam Tabel 10, sedangkan kualitas udara Kota Malang tersaji pada Tabel 11 dan Gambar 19. Tabel10. Baku Mutu Kualitas Udara Jenis Utama Pencemaran Udara Waktu Pengukuran Baku Mutu Nasional Jawa Timur 1 jam 900 µg/m (0,4 ppm) Sulfur dioksida 24 jam 00 µg/m (0,11 ppm) 220 µg/m 1 tahun 60 µg/m (0,02 ppm) 1 jam µg/m (26 ppm) 2260 µg/m Karbon monoksid 8 jam µg/m (9 ppm) 1 tahun 1 jam 400 µg/m (0,21 ppm) Nitrogen dioksid 24 jam 150 µg/m (0,08 ppm) 92,5 µg/m 1 tahun 100 µg/m (0,05 ppm) 1 jam Oksidan sebagai O 24 jam 160 µg/m (0,08 ppm) 200 µg/m 1 tahun Partikulat 24 jam 20 µg/m 260 µg/m tersuspensi (TSP) 1 tahun 90 µg/m Partikulat 24 jam tersuspensi (SPM) 1 tahun Timah hitam 24 jam 2,0 µg/m 260 µg/m 1 tahun Hidrokarbon jam 160 µg/m (0,24 ppm) 160 µg/m Sumber: Bappeko,2007
11 Gambar19. Peta Kualitas Udara (Sumber : Bappeko, Wasbangdaling Kota Malang, 2007). 55
12 56 Tabel 11. Data Partikel Polutan Kota Malang No. PARAMETE R SATU AN BAKU MUTU WKT UKUR HASIL UJI TIAP TIAP LOKASI (BERDASARKAN NOMOR URUT) Sulfur Dioksida (SO 2) Karbon Monoksida (CO) Oksida Nitrogen (NO x) Ppm 0,1 24jam 0,0098 0,0069 0,0047 0,0062 0,0054 0,0091 0,0206 0,0047 0,0047 0,0069 0,0069 0,0069 0,0062 0,0069 0,0054 0,0091 0,0098 0,0047 0,0069 0,0156 Ppm 20,0 8jam 1,15 2,00 1,01 4,95,20 2,00,45 1,8 2,5 0,8 0,76 0,99 2,85 0,1 <LD <LD 1,0 2,75 1,47,20 Ppm 0,05 24jam 0,0025 0,0084 0,005 0,0074 0,011 0,0089 0,006 0,002 0,0040 0,0118 0,0067 0,0072 0,0054 0,0009 0,0045 0,0041 0,0050 0,0077 0,0058 0, Oksidan (O ) Ppm 0,10 1jam 0,002 0,0018 0,006 0,0017 0,001 0,0046 0,0064 0,0014 0,0002 0,0021 0,0008 0,0014 0,0006 0,0007 0,0008 0,0018 0,0018 0,0018 0,0018 0,005 5 Debu mg/m 0,26 24jam 0,211 0,259 0,067 0,079 0,11 0, 0,225 0,48 0,199 0,24 0,291 0,180 0,85 0,107 0,24 0,12 0,20 0,05 0,49 0,492 6 Timah Hitam (Pb) mg/m 0,06 24jam 0,0002 0,0005 0,0007 0,0004 0,0006 0,0004 0,0004 0,0002 0,0006 0,0005 0,0005 0,0004 0,0004 0,0004 <LD <LD 0,0002 0,000 0,000 0, Hidrogen Sulfida (H2S) Ppm 0,0 0men it 0,0005 0,0001 0,0002 0,0002 0,0001 0,000 0,0008 0,0001 0,0001 0,0001 0,0002 0,0001 0,0001 0,000 <LD 0,0001 0,0002 0,0005 0,0008 0, Ammonia (NH ) Ppm 2,0 24jam 0,0100 0,009 0,0085 0,0041 0,0094 0,0111 0,0041 0,0215 0,0095 0,0111 0,0049 0,006 0,0051 0,0098 0,016 0,0091 0,0077 0,0057 0,0166 0, Kebisingan dba 55,0-57,0 66,0-7,0 60,0-69,0 66,0-72,0 72,0-78,0 69,0-72,0 68,0-75,0 48,0-55,0 65,0-70,0 74,1-76,5 72,1-74,2 74,6-76,5 68,2-70,1 55,2-57,4 47,0-48,0 65,2-66,4 62,0-65,0 69,0-75,0 69,0-75,0 74,0-85, Suhu / Kelembaban Kecepatan Angin o C / % 29/55 Tidak disayarat kan 29,4/5 1,5 1,8/4 6,7 2,1/46,2 2,4/4 8,1 2/5 2/50 2/55 29,/51,8 24,1/6,4 4,5/4 6,0 4,6/5 0,1,/5 5,9,7/52,5 2,5/5 6,1 2,7/5 5,6 1/5 2,6/4 6 1/52 2/54 Knot 1,4-1,0 0,1-0,8 0,2-1,1 0,1-0,6 0,6-1,1 0,4-1,4 0,6-1,8 0,6-2,0 0,-0,9 0,8-1,0 0,-0,7 2,-2,8 0,1-0,5 1,6-1,8 0,1-0,5 0,-0,5 0,6-1,4 0,5-1, 1,0-2,0 2,0-5,0 12 Arah Angin - Barat Barat Barat Barat Barat Barat Barat Barat Barat Barat Barat Barat Selata n Timur Selata n Selata n Barat Barat Barat Barat Sumber : Bappeko, Wasbangdaling Kota Malang, 2007 Berdasarkan hasil pengukuran dan pengujian kualitas udara Kota Malang pada beberapa titik uji (Tabel 11), diketahui partikel pencemar udara yang dominan dan melebihi ambang batas adalah partikulat debu. Konsentrasi partikel debu yang melebihi ambang batas (0,26 mg/m) berkisar antara 0,2 0,49 mg/m
13 57 Kependudukan Kota Malang Pada tahun 1998 penduduk Kota Malang berjumlah jiwa, dan bertambah menjadi jiwa pada akhir tahun 200.Pertumbuhan penduduk rata-rata adalah 0,17%, pertumbuhan tertinggi terjadi pada tahun 200 yaitu sebesar 0,%, sedangkan pertumbuhan terendah sebesar 0,01% terjadi pada tahun Penduduk Kota Malang pada tahun 2007 berjumlah jiwa yang terdiri dari penduduk laki-laki sebanyak jiwa dan penduduk perempuan sebanyak jiwa. Rasiojenis kelamin penduduk Kota Malang sebesar 99,9,yang berarti bahwa setiap 100 penduduk perempuan terdapat 99 penduduk laki-laki. Berdasarkan hasil Sensus Penduduk 2000, pada periode1990 s/d 2000 rata-rata laju pertumbuhan penduduk setiap tahunnya adalah 0,86 %. Kecamatan Lowokwaru memiliki penduduk terbanyak yaitu sebesar jiwa, kemudian kecamatan Kedungkandang ( jiwa), Kecamatan Sukun ( jiwa), Kecamatan Blimbing ( jiwa) dan Kecamatan Klojen ( jiwa). Kecamatan Klojen merupakan wilayah dengan tingkat kepadatan yang tinggi dibandingkan dengan kecamatan lainya (Gambar 20). Seperti kondisi kota pada umumnya, hunian terpadat berada di pusat kota yaitu di Kecamatan Klojen dengan tingkat kepadatan penduduk mencapai jiwa per km 2. Tingkatkepadatan penduduk terendah berada di wilayah Kecamatan Kedungkandang sebesar jiwa per km 2. Gambar20. Kepadatan Penduduk per Kecamatan (Sumber : BPS, 2007)
14 58 Jumlah pencari kerja pada tahun 2006 yang terdaftar sebanyak orang pencari kerja laki-laki dan perempuan sebanyak orang. Jumlah lowongan kerja yang tersedia 2.00 orang. Terjadi kesenjangan antara jumlah pencari kerja dengan jumlah lowongan kerja yang tersedia. Berdasarkan hasil Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) tahun 2006, penduduk usia 10 tahun ke atas yang bekerja berdasarkan lapangan usaha tercatat paling banyak menyerap tenaga kerja adalah sektor perdagangan, jasa-jasa dan industri, masing masing sebesar 2,50 persen; 0,8 persen dan 16,04 persen. Perekonomian Kota Malang Salah satu cara mengetahui kinerja dari suatu wilayah yaitu dengan melihat seberapa besar nilai tambah yang dihasilkan oleh faktor-faktor produksi pada suatu wilayah. Besaran nilai tambah yang dihasilkan oleh faktor-faktor produksi tersebut umumnya disebut dengan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB). Penghitungan besaran PDRB tersebut dapat dihitung dengan tiga pendekatan yaitu pendekatan produksi, pendapatan, dan pengeluaran. Berdasarkan pendekatan produksi, dari seluruh faktor produksi yang ada dikelompokan dalam sembilan sektor, dimana faktor produksi tersebut dinilai berdasarkan atas harga tahun berjalan /berlaku dan atas harga dasar pada tahun dasar (konstan) tertentu. Tahun yang dipergunakan sebagai tahun dasar penghitungan adalah tahun Dari hasil penghitungan, besaran nominal PDRB atas dasar harga berlaku pada tahun 2007 sebesar ,92 (Juta Rp), sedangkan atas dasar harga konstan sebesar ,6 (Juta Rp). Sektor yang memberikan andil yang cukup signifikan secara berurutan adalah Sektor Industri Pengolahan; Perdagangan, Hotel dan Restoran; Jasa-jasa; Keuangan, persewaan dan Jasa Kawasan; Angkutan dan Komunikasi. Salah satu indikator lain yang dapat menggambarkan kemajuan suatu wilayah adalah pertumbuhan ekonomi. Pertumbuhan ekonomi tersebut dapat dihitung dari perubahan PDRB atas dasar harga konstan, dimana keadaan ini dapat menggambarkan kenaikan jumlah produksi dengan menghilangkan faktor perubahan harga. Pertumbuhan ekonomi Kota Malang pada tahun 2007 adalah 5,98 persen. Sektor yang mendukung
15 59 pertumbuhan ekonomi antara lain sektor Keuangan, Persewaan dan Jasa Kawasan (7,12 persen); Perdagangan, Hotel dan Restoran (6,68 persen); Bangunan (0,28); Jasa-jasa (5,79 persen); Industri Pengolahan (5,41) Angkutan dan Komunikasi (4,0) dan Listrik, Gas dan Air Bersih (,54).
Daftar Lokasi Taman Kota
LAMPIRAN I KEPUTUSAN WALIKOTA MALANG NOMOR 188.45/ /35.73.112/2016 TENTANG PENETAPAN TAMAN KOTA, HUTAN KOTA DAN JALUR HIJAU Daftar Lokasi Taman Kota No Nama Taman Luas (m 2 ) Kelurahan Kecamatan 1 Taman
Lebih terperinciIV. GAMBARAN UMUM KOTA DUMAI. Riau. Ditinjau dari letak geografis, Kota Dumai terletak antara 101 o 23'37 -
IV. GAMBARAN UMUM KOTA DUMAI 4.1 Kondisi Geografis Kota Dumai merupakan salah satu dari 12 kabupaten/kota di Provinsi Riau. Ditinjau dari letak geografis, Kota Dumai terletak antara 101 o 23'37-101 o 8'13
Lebih terperinciBAB IV. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN
BAB IV. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1. Letak Geografis Kabupaten Bandung terletak di Provinsi Jawa Barat, dengan ibu kota Soreang. Secara geografis, Kabupaten Bandung berada pada 6 41 7 19 Lintang
Lebih terperinciGAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Administrasi
GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 26 Administrasi Kabupaten Sukabumi berada di wilayah Propinsi Jawa Barat. Secara geografis terletak diantara 6 o 57`-7 o 25` Lintang Selatan dan 106 o 49` - 107 o 00` Bujur
Lebih terperinciGAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
31 GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN Gambaran Geografis Wilayah Secara astronomis, wilayah Provinsi Banten terletak pada 507 50-701 1 Lintang Selatan dan 10501 11-10607 12 Bujur Timur, dengan luas wilayah
Lebih terperinciKONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN
IV. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Letak Geografis Kabupaten Bengkalis merupakan salah satu kabupaten di Provinsi Riau. Wilayahnya mencakup daratan bagian pesisir timur Pulau Sumatera dan wilayah kepulauan,
Lebih terperinciKONDISI UMUM WILAYAH STUDI
16 KONDISI UMUM WILAYAH STUDI Kondisi Geografis dan Administratif Kota Sukabumi terletak pada bagian selatan tengah Jawa Barat pada koordinat 106 0 45 50 Bujur Timur dan 106 0 45 10 Bujur Timur, 6 0 49
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perdagangan, kawasan industri, jaringan transportasi, serta sarana dan prasarana
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini, pembangunan perkotaan cenderung meminimalkan ruang terbuka hijau. Lahan terbuka hijau dialih fungsikan menjadi kawasan pemukiman, perdagangan, kawasan industri,
Lebih terperinciBAB IV GAMBARAN UMUM
BAB IV GAMBARAN UMUM A. Kondisi Geografis dan Kondisi Alam 1. Letak dan Batas Wilayah Provinsi Jawa Tengah merupakan salah satu provinsi yang ada di pulau Jawa, letaknya diapit oleh dua provinsi besar
Lebih terperinciIV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN
53 IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN 4.1 Kondisi Geografis Selat Rupat merupakan salah satu selat kecil yang terdapat di Selat Malaka dan secara geografis terletak di antara pesisir Kota Dumai dengan
Lebih terperinciIV. KONDISI UMUM 4.1 Kondisi Fisik Wilayah Administrasi
IV. KONDISI UMUM 4.1 Kondisi Fisik 4.1.1 Wilayah Administrasi Kota Bandung merupakan Ibukota Propinsi Jawa Barat. Kota Bandung terletak pada 6 o 49 58 hingga 6 o 58 38 Lintang Selatan dan 107 o 32 32 hingga
Lebih terperinciINVENTARISASI SERAPAN KARBON OLEH RUANG TERBUKA HIJAU DI KOTA MALANG, JAWA TIMUR
INVENTARISASI SERAPAN KARBON OLEH RUANG TERBUKA HIJAU DI KOTA MALANG, JAWA TIMUR Cesaria Wahyu Lukita, 1, *), Joni Hermana 2) dan Rachmat Boedisantoso 3) 1) Environmental Engineering, FTSP Institut Teknologi
Lebih terperinciBAB IV KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN
BAB IV KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN 4.1. Sejarah Kota Bekasi Berdasarkan Undang-Undang No 14 Tahun 1950, terbentuk Kabupaten Bekasi. Kabupaten bekasi mempunyai 4 kawedanan, 13 kecamatan, dan 95 desa.
Lebih terperinciIV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN
63 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Fisik Daerah Penelitian Berdasarkan Badan Pusat Statistik (2011) Provinsi Lampung meliputi areal dataran seluas 35.288,35 km 2 termasuk pulau-pulau yang
Lebih terperinciV. GAMBARAN UMUM WILAYAH
V. GAMBARAN UMUM WILAYAH 5.1. Kondisi Geografis Luas wilayah Kota Bogor tercatat 11.850 Ha atau 0,27 persen dari luas Propinsi Jawa Barat. Secara administrasi, Kota Bogor terdiri dari 6 Kecamatan, yaitu
Lebih terperinciIV KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN
IV KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN Lokasi penelitian merupakan wilayah Kabupaten Lampung Tengah Propinsi Lampung yang ditetapkan berdasarkan Undang-undang No 12 Tahun 1999 sebagai hasil pemekaran Kabupaten
Lebih terperinciIV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Tulang Bawang adalah kabupaten yang terdapat di Provinsi
69 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Letak dan Luas Daerah Kabupaten Tulang Bawang adalah kabupaten yang terdapat di Provinsi Lampung yang letak daerahnya hampir dekat dengan daerah sumatra selatan.
Lebih terperinciBAB II DESKRIPSI DAERAH STUDI
BAB II 2.1. Tinjauan Umum Sungai Beringin merupakan salah satu sungai yang mengalir di wilayah Semarang Barat, mulai dari Kecamatan Mijen dan Kecamatan Ngaliyan dan bermuara di Kecamatan Tugu (mengalir
Lebih terperinciV. GAMBARAN UMUM. Kota Bogor mempunyai luas wilayah km 2 atau 0.27 persen dari
V. GAMBARAN UMUM 5.1. Kondisi Geografis Kota Bogor mempunyai luas wilayah 118 50 km 2 atau 0.27 persen dari luas propinsi Jawa barat. Secara geografis, Kota Bogor terletak diantara 106 derajat 43 30 BT-106
Lebih terperinciBAB IV GAMBARAN UMUM WILAYAH
51 BAB IV GAMBARAN UMUM WILAYAH 4.1 Kondisi Geografis Kota Bogor 4.1.1 Letak dan Batas Wilayah Kota Bogor terletak diantara 106 derajat 43 30 BT dan 30 30 LS 6 derajat 41 00 LS serta mempunyai ketinggian
Lebih terperinciBAB IV GAMBARAN UMUM
BAB IV GAMBARAN UMUM A. Gambaran Umum Wilayah Penelitian 1. Batas admistrasi Daerah Istimewa Yogyakarta terletak di pulau Jawa bagian tengah, di bagian selatan dibatasi lautan Indonesia, sedangkan di bagian
Lebih terperinciIV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 4.. Luas Wilayah Kota Tasikmalaya berada di wilayah Priangan Timur Provinsi Jawa Barat, letaknya cukup stratgis berada diantara kabupaten Ciamis dan kabupaten Garut.
Lebih terperinciKONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN
39 KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN Letak Geografis dan Administrasi Kabupaten Deli Serdang merupakan bagian dari wilayah Propinsi Sumatera Utara dan secara geografis Kabupaten ini terletak pada 2º 57-3º
Lebih terperinciKONDISI UMUM. Tabel 13 Letak geografis Jakarta Pusat
26 KONDISI UMUM Keadaan Geografis Keadaan geografis Kota administrasi Jakarta Pusat yaitu terletak antara 106º.22.42 BT sampai dengan 106º.58.18 BT dan 5º19,12 LS sampai dengan 6º.23 54 LS. Permukaan tanahnya
Lebih terperinciBAB III Data Lokasi 3.1. Tinjauan Umum DKI Jakarta Kondisi Geografis
BAB III Data Lokasi 3.1. Tinjauan Umum DKI Jakarta 3.1.1. Kondisi Geografis Mengacu kepada Laporan Penyelenggaraan Pemerintah Daerah Akhir Masa Jabatan 2007 2012 PemProv DKI Jakarta. Provinsi DKI Jakarta
Lebih terperinciBAB IV GAMBARAN UMUM OBYEK PENELITIAN. A. Kondisi Geografis dan Profil Singkat Daerah Istimewa Yogyakarta. Gambar 4.1
58 BAB IV GAMBARAN UMUM OBYEK PENELITIAN A. Kondisi Geografis dan Profil Singkat Daerah Istimewa Yogyakarta Gambar 4.1 Peta Wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta Sumber: Badan Pusat Statistik (BPS), D.I.
Lebih terperinciIII. KEADAAN UMUM LOKASI
III. KEADAAN UMUM LOKASI Penelitian dilakukan di wilayah Jawa Timur dan berdasarkan jenis datanya terbagi menjadi 2 yaitu: data habitat dan morfometri. Data karakteristik habitat diambil di Kabupaten Nganjuk,
Lebih terperinciBAB IV GAMBARAN UMUM
51 BAB IV GAMBARAN UMUM A. Keadaan Geografis 1. Keadaan Alam Wilayah Kabupaten Bantul terletak antara 07 o 44 04 08 o 00 27 Lintang Selatan dan 110 o 12 34 110 o 31 08 Bujur Timur. Luas wilayah Kabupaten
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perkembangan kota sebagai pusat pemukiman, industri dan perdagangan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LatarBelakang Perkembangan kota sebagai pusat pemukiman, industri dan perdagangan telah mengalami transformasi lingkungan fisik lahan. Transformasi lingkungan fisik lahan tersebut
Lebih terperinciIV. KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN
IV. KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN 4.1 Administrasi Kabupaten Bangka Tengah secara administratif terdiri atas Kecamatan Koba, Kecamatan Lubuk Besar, Kecamatan Namang, Kecamatan Pangkalan Baru, Kecamatan
Lebih terperinciIV. KONDISI UMUM PROVINSI RIAU
IV. KONDISI UMUM PROVINSI RIAU 4.1 Kondisi Geografis Secara geografis Provinsi Riau membentang dari lereng Bukit Barisan sampai ke Laut China Selatan, berada antara 1 0 15 LS dan 4 0 45 LU atau antara
Lebih terperinciKEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN
KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN Administrasi Kabupaten Garut terletak di Provinsi Jawa Barat bagian Selatan pada koordinat 6º56'49'' - 7 º45'00'' Lintang Selatan dan 107º25'8'' - 108º7'30'' Bujur Timur
Lebih terperinciTabel 3 Kecamatan dan luas wilayah di Kota Semarang (km 2 )
8 Tabel 3 Kecamatan dan luas wilayah di Kota Semarang (km 2 ) (Sumber: Bapeda Kota Semarang 2010) 4.1.2 Iklim Berdasarkan Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD) Kota Semarang tahun 2010-2015, Kota
Lebih terperinciIV. KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN
IV. KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Keadaan Geografi Secara geografis Kota Bekasi berada pada posisi 106 o 48 28 107 o 27 29 Bujur Timur dan 6 o 10 6 6 o 30 6 Lintang Selatan. Letak Kota Bekasi yang
Lebih terperinciGAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN
GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN Kondisi Wilayah Letak Geografis dan Wilayah Administrasi Wilayah Joglosemar terdiri dari kota Kota Yogyakarta, Kota Surakarta dan Kota Semarang. Secara geografis ketiga
Lebih terperinciBAB IV GAMBARAN UMUM PENELITIAN. batas-batas wilayah sebagai berikut : - Sebelah Utara dengan Sumatera Barat. - Sebelah Barat dengan Samudera Hindia
BAB IV GAMBARAN UMUM PENELITIAN A. Gambaran Umum Objek Penelitian 1. Kondisi Geografis Daerah Kota Bengkulu merupakan ibukota dari Provinsi Bengkulu dengan batas-batas wilayah sebagai berikut : - Sebelah
Lebih terperinciKONDISI UMUM BANJARMASIN
KONDISI UMUM BANJARMASIN Fisik Geografis Kota Banjarmasin merupakan salah satu kota dari 11 kota dan kabupaten yang berada dalam wilayah propinsi Kalimantan Selatan. Kota Banjarmasin secara astronomis
Lebih terperinciBAB III GAMBARAN UMUM WILAYAH STUDI
BAB III GAMBARAN UMUM WILAYAH STUDI Pada bab ini akan dibahas mengenai gambaran umum Kota Banjarmasin yang terdiri dari kondisi fisik dasar, pemanfaatan lahan dan kependudukan. Selain itu, dibahas pula
Lebih terperinciKONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN
III. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN Lokasi penelitian ini meliputi wilayah Kota Palangkaraya, Kabupaten Kotawaringin Barat, Kabupaten Seruyan, Kabupaten Kotawaringin Timur, Kabupaten Katingan, Kabupaten
Lebih terperinciV KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN
V KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN 5. 1. Letak Geografis Kota Depok Kota Depok secara geografis terletak diantara 106 0 43 00 BT - 106 0 55 30 BT dan 6 0 19 00-6 0 28 00. Kota Depok berbatasan langsung dengan
Lebih terperinciV. GAMBARAN UMUM KECAMATAN TOSARI
V. GAMBARAN UMUM KECAMATAN TOSARI 5.1. Gambaran Umum Kabupaten Pasuruan Kabupaten Pasuruan adalah salah satu daerah tingkat dua di Propinsi Jawa Timur, Indonesia. Ibukotanya adalah Pasuruan. Letak geografi
Lebih terperinciIV. KONDISI UMUM 4.1 Letak Geografis dan Aksesibilitas
42 IV. KONDISI UMUM 4.1 Letak Geografis dan Aksesibilitas Secara geografis, perumahan Bukit Cimanggu City (BCC) terletak pada 06.53 LS-06.56 LS dan 106.78 BT sedangkan perumahan Taman Yasmin terletak pada
Lebih terperinci2.1 Gambaran Umum Provinsi Kalimantan Timur A. Letak Geografis dan Administrasi Wilayah
2.1 Gambaran Umum Provinsi Kalimantan Timur A. Letak Geografis dan Administrasi Wilayah Provinsi Kalimantan Timur dengan ibukota Samarinda berdiri pada tanggal 7 Desember 1956, dengan dasar hukum Undang-Undang
Lebih terperinciKARAKTERISTIK WILAYAH STUDI. A. Kondisi Fisiografi
III. KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI A. Kondisi Fisiografi 1. Letak Wilayah Secara Geografis Kabupaten Sleman terletak diantara 110 33 00 dan 110 13 00 Bujur Timur, 7 34 51 dan 7 47 30 Lintang Selatan. Wilayah
Lebih terperinciBAB III GAMBARAN UMUM KOTA BOGOR
20 BAB III GAMBARAN UMUM KOTA BOGOR 3.1. SITUASI GEOGRAFIS Secara geografis, Kota Bogor berada pada posisi diantara 106 derajat 43 30 BT-106 derajat 51 00 BT dan 30 30 LS-6 derajat 41 00 LS, atau kurang
Lebih terperinciIV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN
91 IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN 4.1 Kondisi Geografis Kota Surabaya adalah ibukota Provinsi Jawa Timur dan merupakan kota terbesar kedua di Indonesia setelah Jakarta. Kota Surabaya mempunyai kedudukan
Lebih terperinciBab IV Gambaran Umum Daerah Studi
Bab IV Gambaran Umum Daerah Studi IV.1 Umum Kota Bandung yang merupakan ibukota propinsi Jawa Barat terletak pada 107 o 36 Bujur Timur dan 6 o 55 Lintang Selatan. Secara topografis terletak pada ketinggian
Lebih terperinciBAB III DESKRIPSI WILAYAH
BAB III DESKRIPSI WILAYAH A. Tinjauan Umum Kondisi Kota Malang Kota Malang merupakan kota terbesar kedua di Jawa Timur setelah Surabaya dan terletak ±90 km dari Surabaya. Kota Malang berdiri sejak tanggal
Lebih terperinci4 GAMBARAN UMUM KABUPATEN BLITAR
4 GAMBARAN UMUM KABUPATEN BLITAR 4.1 Kondisi Fisik Wilayah Beberapa gambaran umum dari kondisi fisik Kabupaten Blitar yang merupakan wilayah studi adalah kondisi geografis, kondisi topografi, dan iklim.
Lebih terperinciBAB III TINJAUAN WILAYAH BANTUL
BAB III TINJAUAN WILAYAH BANTUL 3.1. Tinjauan Kabupaten Bantul 3.1.1. Tinjauan Geografis Kabupaten Bantul Kabupaten Bantul merupakan salah satu Kabupaten dari 5 Kabupaten/Kota di Daerah Istimewa Yogyakarta
Lebih terperinci28 antara 20º C 36,2º C, serta kecepatan angin rata-rata 5,5 knot. Persentase penyinaran matahari berkisar antara 21% - 89%. Berdasarkan data yang tec
BAB III KONDISI UMUM LOKASI Lokasi penelitian bertempat di Kabupaten Banjar, Kabupaten Barito Kuala, Kabupaten Kota Banjarbaru, Kabupaten Kota Banjarmasin, dan Kabupaten Tanah Laut, Provinsi Kalimantan
Lebih terperinciRirien Ambarsari, Faniko Andiyansyah 1 Abstrak
Ririen A., Faniko A., Implementasi Peraturan Daerah Kota Malang Nomor 4 Tahun 2011 23 IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KOTA MALANG NOMOR 4 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH KOTA MALANG TERHADAP
Lebih terperinciIV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN
IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN 4.1 Letak Geografis Kabupaten Lombok Timur merupakan salah satu dari delapan Kabupaten/Kota di Provinsi Nusa Tenggara Barat. Secara geografis terletak antara 116-117
Lebih terperinciIV. GAMBARAN UMUM. Kabupaten Lampung Tengah adalah salah satu Kabupaten di Provinsi Lampung.
IV. GAMBARAN UMUM A. Kondisi Umum Kabupaten Lampung Tengah Kabupaten Lampung Tengah adalah salah satu Kabupaten di Provinsi Lampung. Luas wilayah Kabupaten Lampung Tengah sebesar 13,57 % dari Total Luas
Lebih terperinci4. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN
4. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN 4.1. Kondisi Geografis Kota Makassar secara geografi terletak pada koordinat 119 o 24 17,38 BT dan 5 o 8 6,19 LS dengan ketinggian yang bervariasi antara 1-25 meter dari
Lebih terperinciPRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) merupakan indikator ekonomi makro yang dapat digunakan untuk melihat tingkat keberhasilan pembangunan ekonomi suatu daerah. Laju pertumbuhan ekonomi Kabupaten Majalengka
Lebih terperinciBAB IV GAMBARAN UMUM KABUPATEN MALINAU. Kabupaten Malinau terletak di bagian utara sebelah barat Provinsi
BAB IV GAMBARAN UMUM KABUPATEN MALINAU Kabupaten Malinau terletak di bagian utara sebelah barat Provinsi Kalimantan Timur dan berbatasan langsung dengan Negara Bagian Sarawak, Malaysia. Kabupaten Malinau
Lebih terperinciKONDISI UMUM. Sumber: Dinas Tata Ruang dan Pemukiman Depok (2010) Gambar 12. Peta Adminstratif Kecamatan Beji, Kota Depok
IV. KONDISI UMUM 4.1 Lokasi Administratif Kecamatan Beji Secara geografis Kecamatan Beji terletak pada koordinat 6 21 13-6 24 00 Lintang Selatan dan 106 47 40-106 50 30 Bujur Timur. Kecamatan Beji memiliki
Lebih terperinciBAB II GAMBARAN UMUM WILAYAH PERENCANAAN
BAB II GAMBARAN UMUM WILAYAH PERENCANAAN II. 1. Umum Ujung Berung Regency merupakan perumahan dengan fasilitas hunian, fasilitas sosial dan umum, area komersil dan taman rekreasi. Proyek pembangunan perumahan
Lebih terperinciIV. ANALISIS SITUASIONAL DAERAH PENELITIAN
92 IV. ANALISIS SITUASIONAL DAERAH PENELITIAN 4.1. Kota Bekasi dalam Kebijakan Tata Makro Analisis situasional daerah penelitian diperlukan untuk mengkaji perkembangan kebijakan tata ruang kota yang terjadi
Lebih terperinciKARAKTERISTIK WILAYAH STUDI. A. Letak, Luas dan Batas Wilayah Penelitian. Kabupaten Kuningan terletak di bagian timur Jawa Barat dengan luas
III. KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI A. Letak, Luas dan Batas Wilayah Penelitian Kabupaten Kuningan terletak di bagian timur Jawa Barat dengan luas wilayah Kabupaten Kuningan secara keseluruhan mencapai 1.195,71
Lebih terperinciIV. GAMBARAN UMUM. Kabupaten Banjarnegara terletak antara 7⁰12 7⁰31 Lintang Selatan dan
IV. GAMBARAN UMUM A. Kondisi Geografis dan Administrasi Kabupaten Banjarnegara terletak antara 7⁰12 7⁰31 Lintang Selatan dan 109⁰29 109⁰45 50 Bujur Timur. Berada pada jalur pegunungan di bagian tengah
Lebih terperinciI. KARAKTERISTIK WILAYAH
I. KARAKTERISTIK WILAYAH Sumber : http//petalengkap.blogspot.com. Akses 31 Mei 2016 A B Gambar 1. A. Peta Jl Magelang, B. Peta Jl Solo Kabupaten Sleman merupakan salah satu kabupaten di Provinsi Daerah
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di dalam kerangka pembangunan nasional, pembangunan daerah merupakan bagian yang terintegrasi. Pembangunan daerah sangat menentukan keberhasilan pembangunan nasional secara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perkembangan pesat di seluruh wilayah Indonesia. Pembangunan-pembangunan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Proses pembangunan yang terjadi di wilayah perkotaan sedang mengalami perkembangan pesat di seluruh wilayah Indonesia. Pembangunan-pembangunan yang terjadi lebih banyak
Lebih terperinciBAB III TINJAUAN KAWASAN WILAYAH
BAB III TINJAUAN KAWASAN WILAYAH 3.1 Gambaran Umum Kabupaten Klaten 3.1.1 Ruang lingkup Kabupaten Klaten Gambar 3.1 : Lokasi Kab. Klaten Sumber : http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/1/14/lo cator_kabupaten_klaten.gif
Lebih terperinciKARAKTERISTIK WILAYAH STUDI. A. Letak Geografis. 08º00'27" Lintang Selatan dan 110º12'34" - 110º31'08" Bujur Timur. Di
IV. KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI A. Letak Geografis Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta mempunyai lima Kabupaten dan satu Kotamadya, salah satu kabupaten tersebut adalah Kabupaten Bantul. Secara geografis,
Lebih terperinciBAB III TINJAUAN LOKASI
BAB III TINJAUAN LOKASI 3.1 Gambaran Umum Kota Surakarta 3.1.1 Kondisi Geografis dan Administratif Wilayah Kota Surakarta secara geografis terletak antara 110 o 45 15 dan 110 o 45 35 Bujur Timur dan antara
Lebih terperinciMATA KULIAH PRASARANA WILAYAH DAN KOTA I (PW ) Jur. Perencanaan Wilayah dan Kota FTSP INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA
MATA KULIAH PRASARANA WILAYAH DAN KOTA I (PW 09-1303) RUANG TERBUKA HIJAU 7 Oleh Dr.Ir.Rimadewi S,MIP J P Wil h d K t Jur. Perencanaan Wilayah dan Kota FTSP INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA
Lebih terperinciKEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN
KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN Situasi Wilayah Letak Geografi Secara geografis Kabupaten Tapin terletak antara 2 o 11 40 LS 3 o 11 50 LS dan 114 o 4 27 BT 115 o 3 20 BT. Dengan tinggi dari permukaan laut
Lebih terperinciIV. GAMBARAN UMUM PROVINSI JAMBI. Undang-Undang No. 61 tahun Secara geografis Provinsi Jambi terletak
IV. GAMBARAN UMUM PROVINSI JAMBI 4.1 Keadaan Umum Provinsi Jambi secara resmi dibentuk pada tahun 1958 berdasarkan Undang-Undang No. 61 tahun 1958. Secara geografis Provinsi Jambi terletak antara 0º 45
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. 1. Keadaan Geografi Kabupaten Badung. satu kota di Bali yang mempunyai wilayah seluas 418,52 km 2 atau 41.
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Daerah Penelitian 1. Keadaan Geografi Kabupaten Badung Kabupaten Badung merupakan satu dari delapan kabupaten dan satu kota di Bali yang mempunyai wilayah
Lebih terperinciV. GAMBARAN UMUM. Secara astronomi, Kota Depok terletak pada koordinat 6 o sampai
V. GAMBARAN UMUM 5.1 Gambaran Umum Kota Depok 5.1.1 Letak dan Keadaan Geografi Secara astronomi, Kota Depok terletak pada koordinat 6 o 19 00 sampai 6 o 28 00 Lintang Selatan dan 106 o 43 00 sampai 106
Lebih terperinciBAB II DESKRIPSI WILAYAH PERENCANAAN 2.1. KONDISI GEOGRAFIS DAN ADMINISTRASI
BAB II DESKRIPSI WILAYAH PERENCANAAN 2.1. KONDISI GEOGRAFIS DAN ADMINISTRASI Kabupaten Kendal terletak pada 109 40' - 110 18' Bujur Timur dan 6 32' - 7 24' Lintang Selatan. Batas wilayah administrasi Kabupaten
Lebih terperinciKESESUAIAN LOKASI PERUMAHAN
KESESUAIAN LOKASI PERUMAHAN Kesesuaian lokasi perumahan di Wilayah Gedebage Kota Bandung didasarkan pada hasil evaluasi. Evaluasi kesesuaian lahan adalah suatu evaluasi yang akan memberikan gambaran tingkat
Lebih terperinciV GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN
V GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN 5.1 Geografis dan Administratif Provinsi Jawa Barat secara geografis terletak di antara 5 0 50 7 0 50 Lintang Selatan dan 104 0 48 108 0 48 Bujur Timur, dengan batas-batas
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. kota Bandar Lampung. Kecamatan kemiling merupakan kecamatan hasil
III. METODE PENELITIAN A. Gambaran Umum Kecamatan Kemiling. Kondisi Wilayah Kecamatan kemiling merupakan bagian dari salah satu kecamatan dalam wilayah kota Bandar Lampung. Kecamatan kemiling merupakan
Lebih terperinciBAB II. GAMBARAN UMUM WILAYAH DAN PEMBANGUNAN PENDIDIKAN DI KABUPATEN SUMBA BARAT
BAB II. GAMBARAN UMUM WILAYAH DAN PEMBANGUNAN PENDIDIKAN DI KABUPATEN SUMBA BARAT 2.1. Gambaran Umum 2.1.1. Letak Geografis Kabupaten Sumba Barat merupakan salah satu Kabupaten di Pulau Sumba, salah satu
Lebih terperinciIII. KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI
III. KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI Sumber : Dinas CIPTARU Gambar 1. Peta Wilayah per Kecamatan A. Kondisi Geografis Kecamatan Jepara merupakan salah satu wilayah administratif yang ada di Kabupaten Jepara,
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Pembangunan daerah merupakan bagian dari pembangunan nasional yang
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan daerah merupakan bagian dari pembangunan nasional yang sangat menentukan keberhasilan pembangunan nasional secara menyeluruh. Pembangunan daerah telah berlangsung
Lebih terperinciIV. KEADAAN UMUM KABUPATEN KARO
IV. KEADAAN UMUM KABUPATEN KARO 4.1. Keadaan Geografis Kabupaten Karo terletak diantara 02o50 s/d 03o19 LU dan 97o55 s/d 98 o 38 BT. Dengan luas wilayah 2.127,25 Km2 atau 212.725 Ha terletak pada ketinggian
Lebih terperinciLETAK GEOGRAFIS DAN KEADAAN ALAM
LETAK GEOGRAFIS DAN KEADAAN ALAM PETA WILAYAH KABUPATEN TEMANGGUNG Temanggung Dalam Angka Tahun 2011 1 LETAK GEOGRAFI Kabupaten Temanggung terletak antara : 110 o 23' - 110 o 46'30" Bujur Timur 7 o 14'
Lebih terperinciTPL 106 GEOLOGI PEMUKIMAN
TPL 106 GEOLOGI PEMUKIMAN PERTEMUAN 10 SUMBERDAYA LAHAN Sumberdaya Lahan Lahan dapat didefinisikan sebagai suatu ruang di permukaan bumi yang secara alamiah dibatasi oleh sifat-sifat fisik serta bentuk
Lebih terperinciGAMBARAN UMUM PROVINSI LAMPUNG dan SUBSIDI PUPUK ORGANIK
34 IV. GAMBARAN UMUM PROVINSI LAMPUNG dan SUBSIDI PUPUK ORGANIK 4.1 Gambaran Umum Provinsi Lampung Lintang Selatan. Disebelah utara berbatasan dengann Provinsi Sumatera Selatan dan Bengkulu, sebelah Selatan
Lebih terperinciPenanggung Jawab. Biaya (Rp ,-) Kota Malang Bappeda 1.000
Lampiran 4 Peraturan Daerah Nomor : 4 Tahun 2011 Tanggal : No Program Kegiatan Lokasi 1 Struktur Tata Ruang 2 Penataan Kawasan Kecamatan baru (pemekaran Kecamatan Kedungkandang) 3 perumahan Pembangunan
Lebih terperinciBAB IV GAMBARAN UMUM. Posisi Daerah Istimewa Yogyakarta yang terletak antara
BAB IV GAMBARAN UMUM A. Gambaran Umum Daerah Istimewa Yogyakarta 1. Kondisi Fisik Daerah Posisi Daerah Istimewa Yogyakarta yang terletak antara 7.33-8.12 Lintang Selatan dan antara 110.00-110.50 Bujur
Lebih terperinciKONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN
KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN Kabupaten Purbalingga Kabupaten Purbalingga merupakan salah satu kabupaten di Propinsi Jawa Tengah. Wilayah Kabupaten Purbalingga terdiri dari 18 (delapan belas) kecamatan
Lebih terperinciGambar 2 Peta administrasi DAS Cisadane segmen hulu.
25 IV. KONDISI UMUM 4.1 Letak dan luas DAS Cisadane segmen Hulu Daerah Aliran Sungai (DAS) Cisadane secara keseluruhan terletak antara 106º17-107º BT dan 6º02-6º54 LS. DAS Cisadane segmen hulu berdasarkan
Lebih terperinciPENDAHULUAN. banyaknya daerah yang dulunya desa telah menjadi kota dan daerah yang
PENDAHULUAN Latar Belakang Perkembangan dunia era sekarang ini begitu cepat, ditandai dengan banyaknya daerah yang dulunya desa telah menjadi kota dan daerah yang sebelumnya kota telah berkembang menjadi
Lebih terperinciTabel PDRB Atas Dasar Harga Berlaku dan Atas Dasar Harga Konstan 2000 di Kecamatan Ngadirejo Tahun (Juta Rupiah)
3.14. KECAMATAN NGADIREJO 3.14.1. PDRB Kecamatan Ngadirejo Besarnya Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kecamatan Ngadirejo selama lima tahun terakhir dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 3.14.1
Lebih terperinciIV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Provinsi Lampung terletak di ujung tenggara Pulau Sumatera. Luas wilayah
35 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Umum Provinsi Lampung Provinsi Lampung terletak di ujung tenggara Pulau Sumatera. Luas wilayah Provinsi Lampung adalah 3,46 juta km 2 (1,81 persen dari
Lebih terperinciBAB IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN
36 BAB IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN A. Keadaan Geografi Letak dan Batas Wilayah Kabupaten Ngawi secara geografis terletak pada koordinat 7º 21 7º 31 LS dan 110º 10 111º 40 BT. Batas wilayah Kabupaten
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Keberadaan ruang terbuka hijau saat ini mengalami penurunan yang
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keberadaan ruang terbuka hijau saat ini mengalami penurunan yang disebabkan oleh konversi lahan. Menurut Budiman (2009), konversi lahan disebabkan oleh alasan ekonomi
Lebih terperinciBAB III: DATA DAN ANALISA PERENCANAAN
BAB III: DATA DAN ANALISA PERENCANAAN 3.1 Data Lokasi Gambar 30 Peta Lokasi Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana 62 1) Lokasi tapak berada di Kawasan Candi Prambanan tepatnya di Jalan Taman
Lebih terperinciBAB IV. GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN. Secara Geografis Kota Depok terletak di antara Lintang
BAB IV. GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN 4.1. Letak, Luas dan Batas Wilayah Secara Geografis Kota Depok terletak di antara 06 0 19 06 0 28 Lintang Selatan dan 106 0 43 BT-106 0 55 Bujur Timur. Pemerintah
Lebih terperinciDAFTAR ISI. Tabel SD-1 Luas Wilayah Menurut Penggunaan Lahan Utama Tabel SD-2 Luas Kawasan Hutan Menurut Fungsi/Status... 1
DAFTAR ISI A. SUMBER DAYA ALAM Tabel SD-1 Luas Wilayah Menurut Penggunaan Lahan Utama... 1 Tabel SD-2 Luas Kawasan Hutan Menurut Fungsi/Status... 1 Tabel SD-3 Luas Kawasan Lindung berdasarkan RTRW dan
Lebih terperinciKEADAAN UMUM WILAYAH KABUPATEN KATINGAN DAN KOTA PALANGKA RAYA
31 KEADAAN UMUM WILAYAH KABUPATEN KATINGAN DAN KOTA PALANGKA RAYA Administrasi Secara administratif pemerintahan Kabupaten Katingan dibagi ke dalam 11 kecamatan dengan ibukota kabupaten terletak di Kecamatan
Lebih terperinciINVENTARISASI DAN PENENTUAN KEMAMPUAN SERAPAN EMISI CO2 OLEH RUANG TERBUKA HIJAU DI KABUPATEN SIDOARJO, JAWA TIMURM
INVENTARISASI DAN PENENTUAN KEMAMPUAN SERAPAN EMISI CO2 OLEH RUANG TERBUKA HIJAU DI KABUPATEN SIDOARJO, JAWA TIMURM Izzati Winda Murti 1 ), Joni Hermana 2 dan R. Boedisantoso 3 1,2,3) Environmental Engineering,
Lebih terperinciBAB IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN
18 BAB IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Letak Geografis dan Administratif Kawasan permukiman skala besar Bumi Serpong Damai (BSD City) secara administratif termasuk ke dalam wilayah Kecamatan Serpong
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dunia. Hal ini disebabkan karena manusia memerlukan daya dukung unsur unsur
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Interaksi manusia dengan lingkungan hidupnya merupakan suatu proses yang wajar dan terlaksana sejak manusia itu dilahirkan sampai ia meninggal dunia. Hal ini disebabkan
Lebih terperinci