BAB 2 DATA DAN ANALISA. diperoleh dari beberapa sumber, antara lain : wawancara langsung oleh narasumber Apakah Permainan Tradisional itu?

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB 2 DATA DAN ANALISA. diperoleh dari beberapa sumber, antara lain : wawancara langsung oleh narasumber Apakah Permainan Tradisional itu?"

Transkripsi

1 3 BAB 2 DATA DAN ANALISA 2.1 Sumber Data Data dan informasi yang dipakai dalam penulisan tugas akhir ini diperoleh dari beberapa sumber, antara lain : 1. Data Formatif : Data yang berasal dari literatur seperti buku, dan juga wawancara langsung oleh narasumber. 2. Data Sumatif : Berasal dari observasi, focus group discussion, artikel majalah, internet Apakah Permainan Tradisional itu? Istilah permainan berasal dari kata dasar main. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, edisi kedua, terbitan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Balai Pustaka arti kata main adalah melakukan permainan untuk menyenangkan hati atau melakukan perbuatan untuk bersenang-senang baik menggunakan alatalat tertentu atau tidak menggunakan alat. Jadi main adalah kata kerja, sedang permainan merupakan kata benda jadian untuk memberi sambutan pada sesuatu yang jika dilakukan dengan baik akan membuat senang hati si pelaku. Istilah tradisional berasal dari kata tradisi. Menurut buku kamus tersebut, arti kata tradisi adalah adat kebiasaan yang turun temurun dan masih dijalankan di masyarakat; atau penilaian/anggapan bahwa cara-cara yang telah ada merupakan cara yang paling baik. Adat adalah aturan berupa perbuatan dan sebagainya yang lazim diturut atau dilakukan sejak dahulu kala. Kebiasaan

2 4 adalah sesuatu yang biasanya dilakukan. Namun adat berarti pula wujud gagasan kebudayaan yang terdiri atas nilai-nilai budaya, norma, hukuman dan aturanaturan yang satu dengan yang lainnya berkaitan menjadi satu sistem. Tradisional mempunyai arti sikap dan cara berfikir serta bertindak yang selalu berpegang teguh pada norma-norma dan adat kebiasaan secara turun temurun. Namun tradisional mempunyai arti pula menurut tradisi. Maka permainan tradisional mempunyai makna sesuatu (permainan) yang dilakukan dengan berpegang teguh pada norma dan adat kebiasaan yang ada secara turun-temurun dan dapat memberikan rasa puas atau senang bagi pelaku. Hal yang sangat menonjol ditemui dalam permainan tradisional adalah sifat kejujuran atau sportifitas dan sikap memegang teguh aturan atau kebiasaan yang berlaku. Permainan tradisional dilakukan setiap saat namun bersifat tetap misalnya pagi, siang, sore, atau malam hari sesuai kebiasaan. Sifat permainan itu sebagai pengisi waktu melaksanakan aktifitas pokok. Penggunaan waktu biasanya disesuaikan dengan sifat permainan. Sifat permainan itu antara lain permainan yang memerlukan kekuatan fisik dan penerangan cukup adalah cocok dilakukan di pagi hari atau sore hari ; permainan yang tidak memerlukan kekuatan fisik dapat dilakukan setiap saat, bahkan di malam hari. Bahkan., ada permainan yang bersifat musiman, karena berhubungan dengan sesuatu hal yang berkaitan dengan kepercayaan dan lain lain Permainan Rakyat Setiap bangsa di dunia ini umumnya mempunyai permainan rakyat. Kegiatan ini termasuk folklor karena diperoleh melalui warisan lisan. Hal ini disebarkan hampir murni melalui tradisi lisan dan banyak di antaranya

3 5 disebarluaskan hampir murni melalui tradisi lisan dan banyak diantaranya disebarluaskan tanpa bantuan orang dewasa seperti orangtua mereka atau guru sekolah mereka. Permainan rakyat di dunia ini, untuk orang dewasa maupun untuk anakanak, biasanya berdasarkan gerak tubuh seperti lari dan lompat, atau berdasarkan kegiatan sosial sederhana, seperti kejar-kejaran, bersembunyi, dan berkelahikelahian, atau juga berdasarkan matematika dasar atau kecepatan tangan seperti menghitung, dan melempar batu kesuatu lubang tertentu, atau berdasarkan keadaan untung-untungan, seperti bermain dadu (Brunvand, 1968 : 227) Berdasarkan perbedaan sifat permainan, maka permainan rakyat (folk games) dapat dibagi menjadi dua golongan besar, yaitu permainan untuk bermain (play) dan permainan untuk bertanding (game). Perbedaan permainan bermain dan permainan bertanding, adalah bahwa yang pertama lebih bersifat untuk mengisi waktu senggang atau rekreasi. Sedangkan yang kedua bersifat kurang mempunyai sifat itu. Namun yang kedua hampir selalu mempunyai lima sifat khusus, seperti : (1) terorganisasi, (2) perlombaan (competitive), (3) harus dimainkan paling sedikit oleh dua orang peserta, (4) mempunyai kriteria yang menentukan siapa yang menag dan siapa yang kalah, dan (5) mempunyai peraturan permainan yang telah diterima bersama oleh para pesertanya ( Roberts, Arth, dan Bush, 1959 : 597) Permainan Tradisional Tidak Lagi Populer Permainan tradisional bisa mengasah kemampuan motorik anak, baik kasar maupun halus, serta gerak refleksnya. Selain gerakan motorik, anak juga

4 6 dilatih bersikap cekatan, berkonsentrasi, dan melihat peluang dengan cepat untuk mengambil keputusan terbaik agar bisa menangkap lawan seperti dalam permainan Bentengan. Permainan seperti dakon dapat merangsang menggunakan strategi. Anak harus pandai menentukan poin atau biji di lubang mana yang harus diambil terlebih dahulu, agar bisa mengumpulkan biji lebih banyak dari lawan. Melihat manfaat-manfaat tersebut, sebenarnya permainan tradisional ini penting dilakukan oleh anak-anak zaman sekarang. Permainan tradisional kini kian tersisih, tertinggal bahkan terlupakan. Mulai dari anak-anak sampai mereka yang telah dewasa pun kini asyik di depan layar TV, komputer, dan handphone untuk bermain game, bahkan mereka rela merogoh uang yang tidak sedikit untuk melengkapi aplikasi game mereka. Hal tersebut tidak mengherankan karena permainan ini tidak memerlukan tempat khusus dan luas serta bisa dimainkan sendiri. Kurangnya perhatian dari pemerintah, membuat permainan tradisional tertinggal jauh dibanding video game, computer game, game watch, dan jenis permainan modern elektronik lain yang saat ini menjamur di berbagai kota-kota besar. Jika hal ini tidak juga menjadi perhatian serius baik dari pemerintah maupun masyarakat, bukan tidak mungkin salah satu warisan budaya turun temurun itu akan musnah karena ketidaktahuan generasi muda dan generasi seterusnya. Kebudayaan tradisional maupun kebudayaan modern yang baik harus dilestarikan sedangkan kebudayaan yang bernilai tidak baik bagi kemajuan bangsa harus disingkirkan. Bagaimana mau melestarikan jika tidak tahu jenis-jenis permainan tradisional dan cara memainkannya. Kenyataan ini menjadi suatu tamparan bagi

5 7 generasi sekarang yang telah banyak berubah seiring berkembangnya teknologi modern. Jika permainan tradisional tetap terjaga tentunya bisa menjadi daya tarik tersendiri bagi suatu daerah. Sehingga dengan demikian tidak sekedar kebudayaan saja tetapi kebudayaan yang bisa mendatangkan devisa yakni dikemas dalam pertunjukan kebudayaan dan pariwisata. ( Tradisional) Game Generation Revolusi Permainan Yang Menghawatirkan Bisa dibilang, dunia permainan anak-anak sekarang ini sedang,mengalami revolusi. Permainan tradisional yang tumbuh dalam budaya agraris di pedesaan kini digantikan dengan permainan elektronik. Permainan elektronik dengan variasi seri yang selalu diperbarui itu dapat membuat anak ketagihan. Pikiran terlalu dekat dengan game, bakal menurunkan konsentrasi anak untu membaca buku pelajaran. Masalah lain, obsesi tokoh rekaan juga mengurangi sentuhan manusiawi anak sehingga mereka jadi sulit berempati, bertenggang rasa, dan menghargai orang lain sebagai manusia. Bagaimana mengantisipasi perkembangan revolusi permainan itu? Kuncinya adalah pada orangtua. Orangtua harus menyempatkan diri mendampingi anak bermain dan mendorong permainan kelompok. Sekolah dapat menerapkan kurikulum yang lebih menekankan cara belajar aktif, belajar melalui pengalaman, praktik lapangan, atau bermain dalam kelompok. Pemerintah sendiri bisa ambil bagian dengan membangun lebih

6 8 banyak lagi ruang terbuka hijau (RTH) yang mendukung permainan di alam terbuka. (Kompas Minggu, Halaman : 18) Observasi lapangan Observasi yang dilakukan berupa penelitian ke berbagai kawasan ataupun tempat tinggal yang masih terdapat kental unsur budaya khususnya dalam permainan tradisionalnya seperti : 1. Daerah Condet, Kelurahan Batu Ampar, Jakarta Timur 2. Rumah Susun Klender, Jakarta Timur Daerah Condet Pada Saat penulis melakukan survei pada tanggal 7 April 2009, menurut masyarakat sekitar, permainan yang masih tersisa dan masih sering dimainkan oleh anak-anak di daerah ini antara lain adalah galasin atau dikenal sebagai permainan gobak sodor di Jawa Tengah. Permainan galasin juga merupakan permainan campuran budaya, tetapi permainan ini masih digemari oleh sebagian anak-anak yang berada di Condet dan sekitarnya. Rumah Susun Klender Kawasan rumah susun ini berada di Klender Jakarta Timur. Banyak anakanak berusia 6-9 tahun yang masih bermain permainan tradisional, seperti permainan gundu atau disebut sebagai Palogan Gundu / Klereng. Permainannya

7 9 dimainkan ketika sore hari dengan jumlah pemain lebih dari 2 orang anak lakilaki berusia 10 tahunan. Permainannya cukup mudah, hanya dengan menyentilkan gundu ke gundu lawannya. Jika mengena, maka bayarannya berupa gundu ataupun karet gelang. Perkampungan Budaya Betawi Setu Babakan Permainan tradisional di Perkampungan Budaya Betawi yang terletak di Setu Babakan, Jagakarsa, pada saat ini telah jarang ditemui. Selain dengan sudah berkembangnya teknologi, invasi game-game seperti rental playstation sudah banyak menjamur disana. Oleh karena itu sudah sangat jarang sekali ditemukan permainan tradisional yang dimainkan oleh anak-anak disana Wawancara Wawancara yang dilakukan berupa wawancara ke beberapa narasumber yang berhubungan dengan topik permasalahan, antara lain dengan : 1. Sadiqqin Umar, Ketua Rumah Kesenian Betawi, Condet Jakarta Timur 2. Anak-anak SD yang ditemui di beberapa pusat perbelanjaan Dari hasil wawancara dengan Sadiqqin Umar, ketua Rumah Kesenian Betawi, Condet, penulis mendapatkan informasi tentang beberapa macam permainan tradisional yang dulu sering dimainkan oleh anak-anak di Jakarta. Diantaranya adalah, galasin, tok kadal (bisa disebut petak lele atau gatrik), bentengan, dampu gunung, andar-undur, ular naga dsb. Sangat memperihatinkan memang pada zaman yang serba modern ini, anak-anak di daerah-daerah

8 10 perkotaan, sudah meninggalkan permainan tradisional yang dulu banyak digemari. Seiring dengan banyaknya jumlah rental play station di wilayah ini, semakin menjadikan permainan tradisional dilupakan. Tetapi pada hari- hari besar tertentu seperti perlombaan 17 Agustusan anak-anak masih dapat dikumpulkan untuk kemudian mengadakan lomba yang banyak diisi permainan tradisional. Wawancara langsung juga dilakukan dengan beberapa anak-anak sekolah dasar berusia 6-9 tahun ( kelas 1-4 ) yang penulis jumpai secara acak di salah satu pusat perbelanjaan di Jakarta yang terdapat wahana permainan diluar permainan tradisional. Inti dari hasil wawancara tersebut adalah, seputar jenisjenis permainan tradisional yang mereka ketahui, dan apakah mereka sering untuk bermain permainan tradisional. beberapa dari mereka menjawab mengetahui permainan permainan seperti tak umpet dan juga bentengan yang pernah mereka mainkan di sekolah. Tetapi dalam waktu sekarang ini banyak yang sudah meninggalkan permainan tradisional tersebut dikarenakan permainan tersebut telah tergantikan dengan permainan elektronik seperti playstation portable dsb. Mereka menjawab bahwa permainan elektronik lebih menyenangkan ketimbang bermain diluar rumah. 2.2 Data Proyek Data- data yang akan dimasukkan dalam tugas ini adalah mengenai permainan tradisional yang masih sering dimainkan ataupun pernah menjadi bagian dari anak-anak Indonesia dengan mengambil sampel dari anak-anak yang berdomisili di DKI Jakarta.

9 11 Materi yang akan dibuat adalah Perancangan Komunikasi Visual Buku Hom Pim Pa Alaium Gambreng Yuuk Kita Main Permainan Tradisional Indonesia!. Selain perancangan buku tersebut, dibuat juga perancangan poster promo buku dan materi pendukung lainnya Isi Buku Isi dari publikasi buku ini bercerita tentang pengertian, jenis-jenis permainan tradisional secara umum, dan juga tentang profil dan tata cara bermain permainan tradisional anak dengan halaman full ilustrasi dan beberapa halaman interaktif Garis Besar Isi Buku Garis besar isi buku ini adalah sebagai berikut : Halaman Penerbit Apakah permainan tradisional itu? Bagaimana cara mengundi permainannya? Bahan-bahan apa saja yang dapat dipakai untuk bermain? Permainan tanpa menggunakan alat dan dengan menggunakan Alat Permainan tradisional anak, beserta dengan penjelasan dan halaman ilustrasi:

10 12 Permainan Galasin Permainan Bentengan Permainan Petak Umpet Permainan Engklek/Dampu Gunung Permainan Andar Undur Permainan Engrang Permainan Tak Kadal Lobang Permainan Damdas 16 Batu Permainan Pulu-Pulu Permainan Gasing Permainan-permainan tersebut akan dibahas beserta dengan cara bermain, tips dan trik dan juga nilai positif yang akan kita dapat didalamnya Halaman Penutup 2.3 Data Penerbit Buku Hom Pim Pa Alaium Gambreng Yuuk Kita Main Permainan Tradisional Indonesia! ini akan diterbitkan oleh Penerbit Gramedia Pustaka Utama. Toko Buku Gramedia didirikan 02 Februari 1970 oleh P.K. Ojong, yang juga merupakan pendiri KKG, dengan misi turut serta menyebarkan produk pendidikan dan informasi, demi

11 13 tercapainya cita-cita bersama mencerdaskan kehidupan bangsa, menuju masyarakat baru Indonesia yang berkehidupan Pancasila Ragam Produk dan Dukungan Pemasok Semula Toko Buku Gramedia hanya menawarkan buku. Namun saat ini ragam produknya sudah semakin berkembang, antara lain : stationary, fancy, peralatan kantor, peralatan olahraga, dan produk berteknologi tinggi seperti CD-ROM, audio-video book, dan berbagai produk lain. Gramedia juga telah menerbitkan banyak buku anak-anak yang tentunya berguna bagi nusa dan bangsa. 2.4 Buku Pembanding Penulis mendapatkan beberapa buku pembanding yang dapat dijadikan masukan agar pembuatan Publikasi Buku Hom Pim Pa Alaium Gambreng Yuuk Kita Main Permainan Tradisional Indonesia! ini dapat dibuat berbeda dan semenarik mungkin. Buku tersebut adalah : Gambar Gambar Permainan Tradisional Indonesia, Terbitan Depdiknas, 1998

12 14 Buku ini merupakan buku yang diterbitkan pada tahun Buku ini sudah tidak dijual dipasaran dan sekarang menjadi koleksi Perpustakaan Nasional Republik Indonesia dan Museum Nasional. Gambar Gambar Permainan Tradisional Jawa, Terbitan Kepel Press, 2007 Kesimpulan terhadap buku-buku tersebut adalah : Buku Permainan Tradisional Indonesia tidak disajikan secara menarik, sehingga tidak sesuai apabila ditujukan untuk anak-anak Pada umumnya tidak terdapat elemen desain yang sesuai dengan isi cerita dari buku tersebut Beberapa buku hanya menggunakan elemen typografi saja dan beberapa fotografi Buku tidak dibuat secara interaktif, sehingga terkesan membosankan ketika dibaca oleh anak-anak

13 Target Pembaca Target Pembaca dari Hom Pim Pa Alaium Gambreng Yuuk Kita Main Permainan Tradisional Indonesia! ini dibedakan menjadi dua, yaitu target primer dan juga target sekunder, secara garis besar adalah mereka yang tinggal di kota besar Indonesia khususnya pulau Jawa. Target Primer a. Geografi Domisili : Kota besar Indonesia Wilayah : DKI Jakarta, Bandung, Surabaya Kepadatan : Perkotaan, pusat kota Iklim : Daerah tropis perkotaan b. Demografi Usia : 6-9 tahun Kelamin : Laki-laki dan perempuan Pengeluaran per bulan : ± Rp Pekerjaan : Pelajar Pendidikan : Siswa / siswi SD kelas 1-4 Kepercayaan : Semua agama Suku/Etnik : Semua suku Kewarganegaraan : Warga Negara Indonesia c. Psikografi Kelas Sosial : B-A (menengah atas)

14 16 Gaya hidup : Modern dan belongers (rasa ingin tahu tinggi) Kepribadian : Mudah bergaul d. Aktivitas Hobby : Bermain Hiburan : Bermain video game, bermain Lego, membaca Liburan : Pusat perbelanjaan, rekreasi Target Sekunder e. Geografi Domisili : Kota besar Indonesia Wilayah : DKI Jakarta, Bandung, Surabaya Kepadatan : Perkotaan, pusat kota Iklim : Daerah tropis perkotaan f. Demografi Usia : tahun Kelamin : Pria dan wanita Penghasilan : > Rp Pekerjaan : Pegawai Swasta / Wirausahawan Pendidikan : Sarjana Kepercayaan : Semua agama Suku/Etnik : Semua suku Kewarganegaraan : Warga Negara Indonesia

15 17 g. Psikografi Kelas Sosial : B-A (menengah atas) Gaya hidup : Modern h. Aktivitas Hobby : Membaca, mengoleksi barang antik Hiburan : Komputer, travelling Liburan : Pusat perbelanjaan, rekreasi Olah raga : Jogging, tenis, golf 2.6 Analisa SWOT (Strenght, Weakness, Opportunity, Threat) Strenght Buku ini merupakan buku pertama yang membahas tentang permainan tradisional Indonesia dengan konsep buku ilustrasi yang interaktif untuk anak-anak Elemen visual yang disajikan lebih bermain dengan penggunaan tipografi, ilustrasi, serta halaman flip page serta pop up yang interaktif Masih sedikitnya jumlah buku yang membahas tentang permainan tradisional Indonesia yang dikemas secara unik, menjadikan buku ini dapat bersaing dengan buku-buku anak yang berasal dari negara asing Dampak positif yang ditimbulkan dari buku ini, diharapkan dapat membuat anak-anak lebih mencintai dan melestarikan kembali permainan tradisional yang mulai ditinggalkan

16 Weakness Masih lemahnya tingkat kesadaran anak-anak untuk lebih melestarikan kebudayaan Indonesia melalui permainan tradisional Setelah munculnya model permainan elektronik yang berasal dari negara asing, kesadaran anak-anak pada permainan tradisional kian memudar Merupakan media publikasi buku, di khawatirkan minat anak-anak dalam membaca masih kurang Opportunity Dapat digunakan sebagai bahan acuan atau referensi mengajar bagi para pendidik mata pelajaran Kesenian Daerah yang dikemas lebih menarik dan interaktif Lebih banyaknya anak-anak yang mengenal permainan tradisional Indonesia dan berusaha untuk melestarikannya Dapat dijadikan bahan acuan untuk pembuatan buku publikasi permainan tradisional daerah lainnya dengan konsep yang unik dan menarik Menjadi buku nostalgia masa kecil bagi para kolektor buku anak Threat Banyaknya buku bacaan luar negeri yang dikemas secara menarik yang beredar di toko buku di Jakarta

17 19 Makin menjamurnya jumlah online game yang berada di Jakarta, sehingga minat anak-anak untuk melestarikan permainan tradisional kian memudar Terbitnya buku serupa yang lebih murah tetapi hanya berupa informasi yang disajikan secara monoton Masih kecilnya apresiasi masyarakat pada umumnya dan anak-anak pada khususnya mengenai permainan tradisional Indonesia dapat menjadi ancaman yang serius bagi keberhasilan publikasi buku ini

BAB 2 DATA DAN ANALISA

BAB 2 DATA DAN ANALISA 3 BAB 2 DATA DAN ANALISA 2.1 Sumber Data 2.1.1 Literatur Data yang informasi yang dipakai untuk mendukung proyek Tugas Akhir ini diperoleh dari beberapa sumber, antara lain: 1. Buku Permainan Tradisional

Lebih terperinci

BAB 2 DATA DAN ANALISA. Data dan informasi yang digunakan untuk menunjang proyek Tugas Akhir ini

BAB 2 DATA DAN ANALISA. Data dan informasi yang digunakan untuk menunjang proyek Tugas Akhir ini 5 BAB 2 DATA DAN ANALISA 2.1 DATA Data dan informasi yang digunakan untuk menunjang proyek Tugas Akhir ini diperoleh dari beberapa sumber antara lain : 1. Data dari internet dan media cetak 2. Wawancara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara berkembang di dunia. Perkembangan teknologinya selalu up to date dan mengikuti perkembangan teknologi global khususnya di kota-kota

Lebih terperinci

BAB 2 DATA DAN ANALISA

BAB 2 DATA DAN ANALISA 4 BAB 2 DATA DAN ANALISA 2.1 DATA Data dan informasi yang digunakan untuk menunjang proyek Tugas Akhir ini diperoleh dari beberapa sumber antara lain : 1. Buku Teori Terjemahan Fashion sebagai Komunikasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bermain berasal dari kata dasar main, yakni merupakan sebuah hiburan atau

BAB I PENDAHULUAN. Bermain berasal dari kata dasar main, yakni merupakan sebuah hiburan atau BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bermain berasal dari kata dasar main, yakni merupakan sebuah hiburan atau sebuah aktivitas dengan tujuan bersenang-senang, mengisi waktu luang, atau berolahraga ringan.

Lebih terperinci

BAB 2 DATA DAN ANALISA

BAB 2 DATA DAN ANALISA BAB 2 DATA DAN ANALISA Dalam penyusunan Tugas Akhir ini dibutuhkan beberapa data yang valid sebagai sumber penelitian untuk konsep pembuatan media CD interaktif dongeng fabel anak. 2.1 Sumber Umum Survey

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Budaya adalah salah satu aset berharga yang sangat penting untuk dijaga dan dilestarikan. Indonesia sebagai negara yang memiliki beragam suku, tentu memiliki

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia memiliki berbagai macam budaya. Kebudayaan ini haruslah dilestarikan dan dijaga, karena merupakan warisan yang telah diwariskan turun-temurun oleh bangsa

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 1.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis data, pengujian hipotesis dan pembahasan yang telah dikemukakan pada bab sebelumnya, kesimpulan dalam penelitian ini ialah sebagai

Lebih terperinci

BAB 2 DATA DAN ANALISA. Untuk mempelajari perkembangan anak dari usia 2 tahun, ada baiknya

BAB 2 DATA DAN ANALISA. Untuk mempelajari perkembangan anak dari usia 2 tahun, ada baiknya 4 BAB 2 DATA DAN ANALISA 2.1 Data Perkembangan Balita Untuk mempelajari perkembangan anak dari usia 2 tahun, ada baiknya mengetahui sekelumit pertumbuhan fisik dan sisi psikologinya. Ada beberapa aspek

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia adalah negara yang mempunyai keanekaragaman budaya dan komunitas masyarakat yang unik seperti ras, suku, agama, dan etnis. Kebudayaan di Indonesia

Lebih terperinci

BAB 2 DATA DAN ANALISA

BAB 2 DATA DAN ANALISA BAB 2 DATA DAN ANALISA 2.1 Sumber Data Data dan informasi yang mendukung dalam proyek TA ini diperoleh dari beberapa sumber, antara lain : 1. Data elektronik maupun non elektronik berupa buku anak, dan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Tanpa terasa Bandung sudah memasuki usianya yang lebih dari 200 tahun. Sebuah perjalanan yang sangat panjang dari wilayah yang sebelumnya merupakan bagian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Berbagai bentuk permainan pada manusia yang terus berkembang, pada

BAB I PENDAHULUAN. Berbagai bentuk permainan pada manusia yang terus berkembang, pada 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Berbagai bentuk permainan pada manusia yang terus berkembang, pada mulanya dapat disaksikan pada masa anak-anak. Bahkan ada istilah populer yang menyatakan

Lebih terperinci

BAB 2 DATA DAN ANALISA

BAB 2 DATA DAN ANALISA 3 BAB 2 DATA DAN ANALISA 2.1. Sumber Data Data dan informasi untuk mendukung proyek Tugas Akhir ini diperoleh dari berbagai sumber, antara lain: 1. Data dari literatur buku seperti buku buku resep jajanan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam proses pembelajaran pendidikan jasmani, agar tercipta kondisi dan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam proses pembelajaran pendidikan jasmani, agar tercipta kondisi dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan jasmani adalah proses interaksi sistematik antara anak didik dan lingkungan yang dikelola melalui pengembangan jasmani secara efektif dan efisien

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Suku Minangkabau kita kenal sebagai sebuah suku yang mayoritas masyarakatnya berasal dari wilayah Provinsi Sumatera Barat. Orang Minangkabau juga sangat menonjol

Lebih terperinci

ARTIKEL TENTANG RUMAH DAN PAKAIAN ADAT INDONESIA. Pipit Umayah. Universitas Negeri Malang

ARTIKEL TENTANG RUMAH DAN PAKAIAN ADAT INDONESIA. Pipit Umayah. Universitas Negeri Malang ARTIKEL PERANCANGAN BUKU POP UP SEBAGAI MEDIA PENGENALAN TENTANG RUMAH DAN PAKAIAN ADAT INDONESIA Pipit Umayah Universitas Negeri Malang ABSTRAK: Tujuan penelitian ini untuk mengetahui (1) seberapa besar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memprihatinkan. Norma norma dan nilai nilai yang mencerminkan jati diri

BAB I PENDAHULUAN. memprihatinkan. Norma norma dan nilai nilai yang mencerminkan jati diri BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Saat ini kesadaran akan nasionalisme di kalangan pemuda Indonesia sangat memprihatinkan. Norma norma dan nilai nilai yang mencerminkan jati diri bangsa semakin terkikis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan kata lain mampu merumuskan tujuan pendidikan yang berisikan

BAB I PENDAHULUAN. dengan kata lain mampu merumuskan tujuan pendidikan yang berisikan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia membutuhkan pendidikan dalam kehidupannya, dimana pendidikan merupakan usaha agar manusia dapat mengembangkan potensi dirinya melalui proses pendidikan.

Lebih terperinci

BAB II DATA DAN ANALISA

BAB II DATA DAN ANALISA BAB II DATA DAN ANALISA 2.1 Data dan Literatur 2.1.1 Pengertian Cerita Rakyat Berdasarkan definisi Folklore dari Wikipedia.org, (2012) cerita rakyat merupakan suatu kisah yang diangkat dari pemikiran fiktif

Lebih terperinci

Melatih Motorik Anak dengan beragam Permainan Tradisional

Melatih Motorik Anak dengan beragam Permainan Tradisional Melatih Motorik Anak dengan beragam Permainan Tradisional Saat ini jarang terlihat permainan tradisional dimainkan oleh anak-anak terutama di kota besar. Memang banyak kendala yang dihadapi untuk permainan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kearifan. Tradisi Mesatua di Bali lambat laun semakin tergerus dengan roda

BAB I PENDAHULUAN. kearifan. Tradisi Mesatua di Bali lambat laun semakin tergerus dengan roda BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia yang kaya dengan adat dan istiadat, budaya serta suku memiliki berbagai macam tradisi. Salah satunya adalah Mesatua Bali (Mendongeng), sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupannya, manusia membutuhkan sesuatu. keceriaan merupakan kebutuhan yang mendasar pada manusia.

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupannya, manusia membutuhkan sesuatu. keceriaan merupakan kebutuhan yang mendasar pada manusia. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam kehidupannya, manusia membutuhkan sesuatu yang bisa memberikan kepuasan batin. Orang rela untuk mengeluarkan biaya besar hanya untuk sekedar memberikan

Lebih terperinci

BAB 2 DATA DAN ANALISA

BAB 2 DATA DAN ANALISA BAB 2 DATA DAN ANALISA 2.1 Data dan Literatur Data dan informasi yang digunakan untuk mendukung proyek Tugas Akhir ini diperoleh dari berbagai sumber, antara lain : Website - www.enchantedlearning.com

Lebih terperinci

A. Latar Belakang Masalah

A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seiring dengan perkembangan teknologi dan kemajuan zaman produksi barang-barang elektronik semakin menjamur. Barang-barang elektronik tersebut diperbaharui

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penduduk cukup beragam suku bangsanya. Suku Minahasa yang paling banyak

BAB I PENDAHULUAN. penduduk cukup beragam suku bangsanya. Suku Minahasa yang paling banyak BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kota Manado merupakan ibukota Provinsi Sulawesi Utara, yang memiliki penduduk cukup beragam suku bangsanya. Suku Minahasa yang paling banyak memenuhi kota Manado.

Lebih terperinci

BAB 4 KONSEP DESAIN. dengan huruf dan jenis huruf (typeface). Fungsi dari huruf selain untuk

BAB 4 KONSEP DESAIN. dengan huruf dan jenis huruf (typeface). Fungsi dari huruf selain untuk BAB 4 KONSEP DESAIN 4.1 Landasan Teori / Metode 1. Teori Tipografi Typografi adalah ilmu yang mempelajari segala sesuatu yang berhubungan dengan huruf dan jenis huruf (typeface). Fungsi dari huruf selain

Lebih terperinci

BAB 2 DATA DAN ANALISA

BAB 2 DATA DAN ANALISA BAB 2 DATA DAN ANALISA 2.1. Sumber Data Sumber data dan informasi yang digunakan untuk menyelesaikan Tugas Akhir ini diperoleh dari : 2.1.1 Literatur Pencarian data literatur dilakukan dengan mempelajari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Keanekaragaman budaya di Indonesia adalah sesuatu yang tidak dapat dipungkiri keberadaannya. Dalam masyarakatnya yang majemuk, tentunya masyarakat Indonesia juga memiliki

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penerapan kurikulum dalam pembelajaran yang terjadi di sekolah masih sangat kurang optimal baik dalam pelaksanaannya maupun dari hasil pembelajarannya, hal ini

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara kepulauan yang memiliki banyak kebudayaan yang bermacam-macam. Bermula dari Sabang melangkah menuju Merauke begitu banyak kebudayaan di setiap

Lebih terperinci

Sekolah Tinggi Ilmu Agama Buddha SMARATUNGGA Boyolali

Sekolah Tinggi Ilmu Agama Buddha SMARATUNGGA Boyolali PENGEMBANGAN KREATIVITAS MAHASISWA MENGHIDUPKAN KEMBALI PERMAINAN TRADISIONAL UNTUK MEMBANGUN KARAKTER ANAK BIDANG KEGIATAN: PKM GAGASAN TERTULIS Diusulkan oleh: SARI LATIFA NIM : 1508191207 Sekolah Tinggi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Segala sesuatu di dalam kehidupan pasti akan mengalami perubahan. Hal ini dapat disebabkan oleh adanya globalisasi sehingga filter terhadap kebudayaan menjadi tidak

Lebih terperinci

BAB 2 DATA DAN ANALISA. Metode yang digunakan penulis dalam mendapatkan data adalah: Tinjauan pustaka: melalui media buku, dan internet

BAB 2 DATA DAN ANALISA. Metode yang digunakan penulis dalam mendapatkan data adalah: Tinjauan pustaka: melalui media buku, dan internet BAB 2 DATA DAN ANALISA 2.1 Data Objek Penelitian Metode yang digunakan penulis dalam mendapatkan data adalah: Tinjauan pustaka: melalui media buku, dan internet Survei lapangan: melalui wawancara dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Membaca dapat dikategorikan sebagai kegiatan yang digemari oleh mayoritas

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Membaca dapat dikategorikan sebagai kegiatan yang digemari oleh mayoritas BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Membaca dapat dikategorikan sebagai kegiatan yang digemari oleh mayoritas orang dari segala jenjang usia. Namun, apakah semua orang bisa menikmati sebuah novel tanpa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara kepulauan yang terdiri dari berbagai macam suku, yang memiliki seni budaya, dan adat istiadat, seperti tarian tradisional. Keragaman yang

Lebih terperinci

BAB 2 DATA DAN ANALISA

BAB 2 DATA DAN ANALISA 4 BAB 2 DATA DAN ANALISA 2.1 Data Produk 2.1.1 Buku Dongeng / Cerita Rakyat Indonesia Berdasarkan pada kajian dari wikipedia bahasa Indonesia dijelaskan bahwa Definisi Dongeng adalah suatu kisah yang diangkat

Lebih terperinci

Indonesia yang Berbudaya Gobak Sodor, Gasing, Congklak Apa Kabar Permainan Tradisional Indonesia?

Indonesia yang Berbudaya Gobak Sodor, Gasing, Congklak Apa Kabar Permainan Tradisional Indonesia? Indonesia yang Berbudaya Gobak Sodor, Gasing, Congklak Apa Kabar Permainan Tradisional Indonesia? Rangkuman : Apa kabar permainan tradisional Indonesia? Merupakan satu pertanyaan yang menggelitik mengingat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Semakin pesatnya perkembangan industri hiburan seperti film, games, acara tv swasta, hingga berbagai event dan teknologi di era globalisasi ini, membuat semakin mudahnya

Lebih terperinci

BAB 4 METODE PERANCANGAN

BAB 4 METODE PERANCANGAN BAB 4 METODE PERANCANGAN 4.1. Strategi Kreatif 4.1.1 Strategi Komunikasi Strateginya yaitu mengangkat sejarah serta perkembangan industri musik indie di tanah air, mendokumentasikan sejarah agar mereka

Lebih terperinci

BAB 2 DATA DAN ANALISA

BAB 2 DATA DAN ANALISA BAB 2 DATA DAN ANALISA 2.1 Sumber Data Data dan informasi untuk mendukung proyek Tugas Akhir ini diperoleh dari berbagai sumber, antara lain : 1. Literatur Buku Biografi Seto Mulyadi KAK SETO Sahabat Anak-Anak

Lebih terperinci

BAB 2 DATA DAN ANALISA. ini akan diambil dari berbagai sumber, diantaranya : Senang Anak,Pak Marsa ad

BAB 2 DATA DAN ANALISA. ini akan diambil dari berbagai sumber, diantaranya : Senang Anak,Pak Marsa ad BAB 2 DATA DAN ANALISA 2.1 Sumber Data Data data dan informasi yang digunakan untuk mendukung proyek tugas akhir ini akan diambil dari berbagai sumber, diantaranya : a. Data literatur berupa artikel elektronik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Makanan merupakan salah satu kebutuhan primer manusia yang harus terpenuhi. Pemahamannya bukan hanya sekedar sebagai mengisi perut, makanan juga erat kaitannya dengan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. A. Latar belakang

I. PENDAHULUAN. A. Latar belakang I. PENDAHULUAN A. Latar belakang Keanekaragaman seni dan budaya tradisional di Indonesia bisa dibilang sangat beranekaragam dan menjadi kekayaan yang tak ternilai selain budaya dan seninya, Indonesia juga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Pandangan sosiolinguistik menyebutkan bahwa bahasa lahir di dalam masyarakat. Melalui media bahasa, sebuah kebiasaan lisan terbentuk secara turun temurun di dalam masyarakat,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permainan tradisional atau sering disebut dengan permainan rakyat yang merupakan permainan anak yang sudah ada pada zaman nenek moyang kita dan kemudian turun menurun

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kata Pahlawan Nasional merupakan kata yang sudah tidak asing lagi ditelinga kita, khususnya anak-anak bangsa Indonesia, begitu pula dalam mengenal para tokoh sejarah tersebut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salina Mayo Safitri, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salina Mayo Safitri, 2013 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa anak-anak merupakan masa penting dalam proses pertumbuhan. Dalam kehidupan sehari-hari dunia anak tidak dapat terlepas dari gerak. Gerak merupakan suatu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Obyek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Obyek Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Obyek Penelitian Kampanye sosial atau iklan layanan masyarakat merupakan iklan yang menampilkan pesan-pesan sosial yang bertujuan untuk membangkitkan kepedulian masyarakat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Folklor yang menjadi salah satu kajian bidang antropologi yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Folklor yang menjadi salah satu kajian bidang antropologi yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Folklor yang menjadi salah satu kajian bidang antropologi yang merupakan kebudayaan kolektif yang dimiliki oleh kelompok masyarakat / etnis tertentu yang diwariskan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembacanya. Banyak sekali manfaat yang terkandung dari membaca buku. Selain

BAB I PENDAHULUAN. pembacanya. Banyak sekali manfaat yang terkandung dari membaca buku. Selain 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Buku adalah sebuah media penyambung ilmu yang efektif bagi pembacanya. Banyak sekali manfaat yang terkandung dari membaca buku. Selain menambah banyak ilmu pengetahuan,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permainan atau sering disebut dengan game merupakan suatu sarana hiburan yang diminati dan dimainkan oleh banyak orang baik dari kalangan anak-anak, remaja maupun orang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan sosial dan kebijakan sosial muncul sebagai konsep. baru yang mewarnai konstalasi paradigma pembangunan sebelumnya yang

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan sosial dan kebijakan sosial muncul sebagai konsep. baru yang mewarnai konstalasi paradigma pembangunan sebelumnya yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan sosial dan kebijakan sosial muncul sebagai konsep baru yang mewarnai konstalasi paradigma pembangunan sebelumnya yang telah didominasi oleh pembangunan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha 1

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang kaya akan seni dan budaya yang terbentuk dari berbagai suku, agama dan ras. Seni tari merupakan salah satu bagian dari budaya yang sangat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dimiliki oleh suatu kelompok masyarakat dapat menjadi ciri-ciri atau identitas

BAB I PENDAHULUAN. dimiliki oleh suatu kelompok masyarakat dapat menjadi ciri-ciri atau identitas BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia adalah satu-satunya makhluk yang berbudaya. Kebudayaan yang dimiliki oleh suatu kelompok masyarakat dapat menjadi ciri-ciri atau identitas kelompok

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. (Hans Daeng, 2009 :17). Andang Ismail menuturkan bahwa permainan memiliki

TINJAUAN PUSTAKA. (Hans Daeng, 2009 :17). Andang Ismail menuturkan bahwa permainan memiliki II. TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Pustaka 1. Konsep Permainan Menurut Hans Daeng permainan adalah bagian mutlak dari kehidupan anak dan permainan merupakan bagian integral dari proses pembentukan kepribadian

Lebih terperinci

BAB IV METODE PERANCANGAN

BAB IV METODE PERANCANGAN BAB IV METODE PERANCANGAN 4.1. STRATEGI KREATIF Membuat publikasi musik Krontjong Toegoe dalam bentuk sampul album dan buku profil yang modern dan unik. Materi yang disampaikan informatif dan ringan, sehingga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara dengan kekayaan adat dan budaya yang melimpah, salah satunya adalah Jawa Tengah. Dalam buku Psikologi Jawa, Jatman (2011 : 38) menyebutkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Budaya merupakan cara hidup yang berkembang dan dimiliki bersama oleh kelompok masyarakat dan diwariskan dari generasi ke generasi. Budaya terbetuk dari banyak unsur

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN PERANCANGAN

BAB 2 LANDASAN PERANCANGAN BAB 2 LANDASAN PERANCANGAN 2.1 Tinjauan Umum Metode yang digunakan penulis adalah dengan melakukan tinjauan pustaka melalui riset media buku elektronik cerita Wiro Sableng,film Wiro Sableng, sinetron Wiro

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP DESAIN

BAB IV KONSEP DESAIN 13 BAB IV KONSEP DESAIN 4.1 Landasan Teori 4.1.1 Teori Desain Komunikasi Visual Dalam sebuah artikel dari http://sadidadalila.wordpress.com/ menjelaskan bahwa Desain Komunikasi Visual adalah ilmu yang

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Obyek Penelitian Toko buku Gramedia didirikan pada tanggal 2 februari 1970 oleh P.K. Ojong, yang juga merupakan pendiri KKG (Kelompok Kompas Gramedia), dengan misi turut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Olahraga basket merupakan olahraga yang sudah ada sejak tahun 1891. Olahraga ini dianggap unik karena diciptakan secara tidak sengaja oleh James Naismith. Pada tanggal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat transisi, yaitu dari masyarakat agraris menjadi masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat transisi, yaitu dari masyarakat agraris menjadi masyarakat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang kaya akan kemajemukan penduduk, yang masing-masing penduduknya memiliki corak tersendiri dalam pola kehidupannya. Dan sebagian besar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha 1

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Jakarta adalah ibu kota negara Indonesia. Memiliki jumlah penduduk lebih dari sepuluh juta jiwa pada tahun 2015, Jakarta menjadi kota yang padat penduduk. Jakarta

Lebih terperinci

BAB IV PEMECAHAN MASALAH

BAB IV PEMECAHAN MASALAH BAB IV PEMECAHAN MASALAH 4.1 Konsep Umum Konsep dari media yang akan dibuat adalah membantu pengajar dalam memberikan pengajaran pada siswa dalam belajar pengetahuan desain. Media pembelajaran yang disebut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Budaya di Indonesia ada begitu banyak ragam dan macamnya. Kemunculan budaya ini berawal melalui kegiatan turun temurun yang pada akhirnya menjadi sebuah budaya kesenian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha 1

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengenalan budaya pada dunia hiburan khususnya dalam seni tradisional Indonesia semakin berkurang dan ditinggalkan, banyak para remaja yang lebih mengikuti era teknologi

Lebih terperinci

PERANAN PERMAINAN TRADISIONAL GOBAG SODOR DALAM PENGEMBANGAN ASPEK MOTORIK DAN KOGNITIF ANAK TK PILANGSARI I GESI SRAGEN

PERANAN PERMAINAN TRADISIONAL GOBAG SODOR DALAM PENGEMBANGAN ASPEK MOTORIK DAN KOGNITIF ANAK TK PILANGSARI I GESI SRAGEN PERANAN PERMAINAN TRADISIONAL GOBAG SODOR DALAM PENGEMBANGAN ASPEK MOTORIK DAN KOGNITIF ANAK TK PILANGSARI I GESI SRAGEN SKRIPSI Diajukan Guna Mendapat Gelar Sarjana Pendidikan Guru PAUD Fakultas keguruan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. konsepsi hingga kelahiran menjadi seorang bayi, tumbuh menjadi anak-anak,

BAB I PENDAHULUAN. konsepsi hingga kelahiran menjadi seorang bayi, tumbuh menjadi anak-anak, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia pada hakekatnya terus mengalami pertumbuhan dan perkembangan. Dariyo (2007:37) mengatakan setiap individu yang normal akan mengalami pertumbuhan dan perkembangan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permainan merupakan alat bagi anak untuk menjelajahi dunianya, dari yang tidak dikenali sampai pada yang diketahui, dan dari yang tidak dapat diperbuatnya sampai mampu

Lebih terperinci

Oleh : Shinto B. Adelar (Psikolog)

Oleh : Shinto B. Adelar (Psikolog) Oleh : Shinto B. Adelar (Psikolog) Di zaman teknologi canggih seperti sekarang ini, anak-anak perlu diperkenalkan denagan berbagai teknologi canggih sejak dini, sehingga dalam kehidupan sehari-harinya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia adalah negara kepulauan yang memiliki suku bangsa yang beraneka ragam. Oleh karena itu, Indonesia kaya akan budaya dan adat istiadat. Kebudayaan yang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permainan tradisional merupakan kekayaan khasanah budaya lokal, ragam permainan tradisional sangat banyak ditemukan di Indonesia sehingga permainan tradisional ini

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara berkembang, hal itu dapat terlihat dari pertumbuhan didunia teknologi, ekonomi, yang begitu pesat khususnya didaerah perkotaan seperti Jakarta.

Lebih terperinci

BAB III DATA DAN TEORY

BAB III DATA DAN TEORY BAB III DATA DAN TEORY A. Data Perancangan 1. Data Anak Anak adalah seorang lelaki atau perempuan yang belum dewasa atau belum mengalami masa pubertas. Di masa ini pendidikan untuk mereka sangatlah penting

Lebih terperinci

BAB l PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB l PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB l PENDAHULUAN A. Latar Belakang Lahirnya teknologi informasi sebagai konsekuensi dari perubahan zaman yang semakin modern, terutama dunia industri yang semakin pesat turut mempengaruhi berbagai dimensi

Lebih terperinci

Pulau Lombok. Sedangkan saluran informasi melalui audiovisual diperoleh dari televisi, compact disk (rekaman lokasi dan gambaran berbagai macam obyek

Pulau Lombok. Sedangkan saluran informasi melalui audiovisual diperoleh dari televisi, compact disk (rekaman lokasi dan gambaran berbagai macam obyek 23 KERANGKA PEMIKIRAN Pemasaran suatu produk barang dan jasa tidak akan bisa lepas dari konteks komunikasi. Transaksi tersebut tidak saja menyangkut komunikasi satu arah tetapi menyangkut dua arah. Komunikasi

Lebih terperinci

MEMPERKENALKAN OBJEK WISATA KAMPOENG BATIK PESINDON PEKALONGAN MELALUI MEDIA PROMOSI

MEMPERKENALKAN OBJEK WISATA KAMPOENG BATIK PESINDON PEKALONGAN MELALUI MEDIA PROMOSI MEMPERKENALKAN OBJEK WISATA KAMPOENG BATIK PESINDON PEKALONGAN MELALUI MEDIA PROMOSI Muchamad Said, Godham Eko Saputro, Khamadi Jurusan Desain Komunikasi Visual, Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Dian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara kepulauan yang memiliki suku bangsa yang begitu

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara kepulauan yang memiliki suku bangsa yang begitu BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan negara kepulauan yang memiliki suku bangsa yang begitu beragam. Setiap suku bangsa di Indonesia memiliki budaya, bahasa, dan ciri khas tersendiri

Lebih terperinci

SMP kelas 8 - BAHASA INDONESIA BAB 8. DISKUSILatihan Soal

SMP kelas 8 - BAHASA INDONESIA BAB 8. DISKUSILatihan Soal SMP kelas 8 - BAHASA INDONESIA BAB 8. DISKUSILatihan Soal 8.4 1. Perhatikan teks acak di bawah ini! 1. Handphone menjadi lebih praktis dan memiliki berbagai macam fitur yang sangat banyak dan menarik.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN FAJRI BERRINOVIAN 12032

BAB I PENDAHULUAN FAJRI BERRINOVIAN 12032 BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang I.1.1. Latar Belakang Pengadaan Proyek Banyak orang merasa bingung mengisi hari libur mereka yang hanya berlangsung sehari atau dua hari seperti libur pada sabtu dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Museum adalah suatu tempat yang menyimpan benda-benda bersejarah yang dapat dimanfaatkan untuk kepentingan pembelajaran dan pariwisata. Menurut KBBI edisi IV, Museum

Lebih terperinci

BAB 4 METODE PERANCANGAN

BAB 4 METODE PERANCANGAN BAB 4 METODE PERANCANGAN 4.1 STRATEGI KREATIF 4.1.1 Strategi Komunikasi Strategi komunikasi adalah sebuah perencanaan komunikasi yang digunakan untuk mencapai tujuan dari publikasi buku pada masyarakat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memiliki teknologi yang bagus. Jenis mainan di bedakan menjadi 2 yaitu

BAB I PENDAHULUAN. memiliki teknologi yang bagus. Jenis mainan di bedakan menjadi 2 yaitu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi sekarang ini sangat pesat setiap orang ingin membuat sesuatu yang baru dan unik. Dengan rutinitas manusia yang padat maka manusia membutuhkan

Lebih terperinci

PERANCANGAN KOMUNIKASI VISUAL PERMAINAN TRADISIONAL JAGOAN MAIN

PERANCANGAN KOMUNIKASI VISUAL PERMAINAN TRADISIONAL JAGOAN MAIN PERANCANGAN KOMUNIKASI VISUAL PERMAINAN TRADISIONAL JAGOAN MAIN Priti Syafira T Universitas Bina Nusantara pritysoetrisno@rocketmail.com Sari Wulandari, S.Sn., M.Sn Eka Sofyan Rizal, S.Sn ABSTRAK The goal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Jawa Barat merupakan salah satu provinsi di Pulau Jawa yang memiliki suku atau adat yang disebut suku Sunda. Sunda berasal dari kata su yang artinya baik dan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keanekaragaman mainan tradisional di indonesia menjadi kekayaan yang tak ternilai harganya dan menjadi ciri khas tersendiri untuk bangsa indonesia, serta menjadi daya tarik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Setiap orang dituntut untuk mandiri dalam memenuhi kebutuhan hidupnya.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Setiap orang dituntut untuk mandiri dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Setiap orang dituntut untuk mandiri dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Namun, dewasa ini banyak sekali anak yang tidak dilatih mandiri sejak dini. Anak juga kerap

Lebih terperinci

Pusat Rekreasi dan Pengenalan Profesi bagi Anak di Yogyakarta BAB I PENDAHULUAN

Pusat Rekreasi dan Pengenalan Profesi bagi Anak di Yogyakarta BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG PROYEK Yogyakarta merupakan kota yang menjadi tujuan wisata atau rekreasi dan juga merupakan kota pendidikan yang dituju oleh para pelajar dari seluruh Indonesia maupun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sektor perdagangan, sektor perekonomian, dan sektor transportasi. Dari segi. transportasi, sebelum ditemukannya mesin, manusia

BAB I PENDAHULUAN. sektor perdagangan, sektor perekonomian, dan sektor transportasi. Dari segi. transportasi, sebelum ditemukannya mesin, manusia BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kereta Kuda dalam perkembangannya telah ada ketika manusia mulai melakukan aktivitas produksi yang tidak dapat dipenuhi dari hasil produksinya sendiri. Hal ini dikarenakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara kesatuan yang terdiri dari beragam suku, budaya, dan bahasa. Indonesia memiliki banyak bahasa Ibu yang disebut juga sebagai bahasa daerah

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN OBJEK PERANCANGAN. MENTARI adalah sebuah kursus mental aritmetika yang menawarkan suatu metode

BAB III GAMBARAN OBJEK PERANCANGAN. MENTARI adalah sebuah kursus mental aritmetika yang menawarkan suatu metode BAB III GAMBARAN OBJEK PERANCANGAN 3.1. Profil MENTARI MENTARI adalah sebuah kursus mental aritmetika yang menawarkan suatu metode untuk melatih dan mengembangkan kemampuan mental dan otak anak-anak dengan

Lebih terperinci

Seputar Dunia Anak : Teknologi Tablet Bagi Anak Usia Sekolah Oleh : Laili Dimyati, S.E, M.Si(Dosen Aktif STIE Lembah Dempo Pagaralam)

Seputar Dunia Anak : Teknologi Tablet Bagi Anak Usia Sekolah Oleh : Laili Dimyati, S.E, M.Si(Dosen Aktif STIE Lembah Dempo Pagaralam) Seputar Dunia Anak : Teknologi Tablet Bagi Anak Usia Sekolah Oleh : Laili Dimyati, S.E, M.Si(Dosen Aktif STIE Lembah Dempo Pagaralam) Pengantar Pernahkah anda mengalami situasi ketika anak, adik atau keponakan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pradopo (1988:45-58) memberi batasan, bahwa karya sastra yang bermutu

BAB 1 PENDAHULUAN. Pradopo (1988:45-58) memberi batasan, bahwa karya sastra yang bermutu BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembicaraan karya sastra tidak lepas dari penilaian-penilaian. Pradopo (1988:45-58) memberi batasan, bahwa karya sastra yang bermutu seni adalah yang imajinatif,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Selain sebagai negara dengan jumlah pulau terbanyak di dunia, Indonesia juga merupakan negara dengan jumlah suku bangsa terbanyak di dunia, yaitu terdapat lebih

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tradisi dalam Bahasa Latin yaitu traditio diteruskan atau kebiasaan, dalam pengertian yang paling sederhana adalah sesuatu yang telah dilakukan sejak lama dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Layaknya fenomena alam yang telah terjadi di dunia ini, evolusi makhluk hidup termasuk ke dalam subyek bagi hukum-hukum alam yang dapat di uji melalui berbagai

Lebih terperinci

PENJAJAHAN TV TERHADAP PERKEMBANGAN ANAK

PENJAJAHAN TV TERHADAP PERKEMBANGAN ANAK PENJAJAHAN TV TERHADAP PERKEMBANGAN ANAK Oleh : Lukman Aryo Wibowo, S.Pd.I. 1 Siapa yang tidak kenal dengan televisi atau TV? Hampir semua orang kenal dengan televisi, bahkan mungkin bisa dibilang akrab

Lebih terperinci