BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan teknologi informasi dan globalisasi mengakibatkan makin. mendunianya perdagangan barang dan jasa serta arus finansial yang
|
|
- Hadi Tanudjaja
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kemajuan teknologi informasi dan globalisasi mengakibatkan makin mendunianya perdagangan barang dan jasa serta arus finansial yang mengikutinya. Di satu sisi kemajuan teknologi membawa pengaruh positif dalam perkembangan bisnis, namun sisi lain perkembangan ilmun pengetahuan dan teknologi serta globalisasi telah menimbulkan dampak lain yaitu timbulnya kejahatan dimensi baru dengan modus operandi baru bersifat lintas negara (transnational crime). 1 Bentuk kejahatan yang terjadi secara transnasional baik yang dilakukan orang perorangan maupun koorporasi menghasilkan uang dalam jumlah yang sangat banyak sehingga oleh pelaku harus disembunyikan dan dimanipulasi sedemikian rupa agar uang tersebut seolah-olah legal. Hal inilah yang disebut dengan pencucian uang atau money laundering. Pencucian uang sebagai suatu kejahatan yang berdimensi internasional merupakan hal baru di banyak negara termasuk Indonesia. Namun sekarang ini Indonesia merupakan surga baru untuk melakukan pencucian uang ( money laundering ). Indonesia mendapat kesan buruk di mata dunia internasional dan telah masuk dalam barisan daftar hitam ( blacklist )sebagai Non- cooperative Countries and Territories ( NCCT s ) sejak tahun 2001 oleh FATF. Hal ini terjadi 1 Nurmalawaty, Faktor Penyebab Terjadinya Tindak pidana Pencucian Uang ( Money Laundering) Dan Upaya Pencegahannya, diambil dari Jurnal Equality Vol 11 hal 12 yang dipostkan tanggal Februari 2006 dan diakses tanggal 23 Juli
2 karena kondisi Negara Indonesia yang mendukung terjadinya Tindak Pidana Pencucian Uang yaitu : a. Ketatnya ketentuan mengenai kerahasiaan bank sehingga tidak mungkin sembarang orang untuk mengetahui asal usul uang sehingga amanlah uang tersebut dibersihkan oleh lembaga keuangan. b. Sistem devisa bebas sehingga otoritas moneter sulit untuk mendeteksi lalu lintas modal, dana, uang., dari mana pun datangnya. c. Tidak adanya ketentuan pembatasan atau larangan kepada orang asing yang masuk ke wilayah Indonesia dalam hal membawa valuta asing juga tidak adanya kewajiban pelaporannya sehingga orang bebas membawa uang ke luar masuk berapa pun besarnya. d. Kebebasan yang diberikan pemerintah dalam hal perpajakan yang menyangkut deposito dan simpanan, yaitu asal usul uang tersebut tidak dapat diusut. e. Dan ketentuan lainnya. 2 Sebegitu besarnya dampak negatif yang ditimbulkannya terhadap perekonomian suatu negara, sehingga negara-negara di dunia dan organisasi internasional merasa tergugah dan termotivasi untuk menaruh perhatian lebih serius terhadap pencegahan dan pemberantasan kejahatan pencucian uang. Hal ini tidak lain karena kejahatan pencucian uang (money laundering ) tersebut baik secara langsung maupun tidak langsung dapat mempengaruhi sistem 2 Muhamad Djumhana, Hukum Perbankan Indonesia, (Bandung: PT. Citra Aditya Bakti,2006), hal 601.
3 perekonomian, dan pengaruhnya tersebut merupakan dampak negatif bagi perekonomian itu sendiri. 3 Penyedia Jasa Keuangan sebagai sasaran dan sarana pokok pencucian uang. Pencucian uang sendiri dapat dilakukan melalui dua cara, yaitu secara legal dan ilegal. Secara legal uang tersebut diperoleh secara legal menurut ketentan yang berlaku. Cara ini misalkan pengampunan pajak yang diatur dalam Undangundang Perpajakan. Secara ilegal uang hasil kejahatan dapat ditransfer, disimpan, atau dengan cara apapun di penyedia jasa keuangan. 4 Menurut UU No 8 Tahun 2008 tentang Pencegahan dan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang, penyedia jasa keuangan adalah : Setiap orang yang menyediakan jasa di bidang keuangan atau jasa lainnya yang terkait dengan keuangan antara lain : bank, perusahaan pembiayaan, perusahaan asuransi dan perusahaan pialang asuransi, dana pensiun lembaga keuangan, perusahaan efek, manajer investasi, kustodian, wali amanat, perposan sebagai penyedia jasa giro, pedagang valuta asing, penyelenggara alat pembayaran menggunakan kartu, penyelenggara e-money dan/atau e-wallet, koperasi yang melakukan kegiatan simpan pinjam, pegadaian, perusahaan yang bergerak di bidang perdagangan berjangka komoditas; atau penyelenggara kegiatan usaha 5 pengiriman uang. Berdasarkan pengertian di atas, selain melalui lembaga perbankan, pencucian uang dapat pula terjadi di perusahaan efek, pengelola reksadana, kustodian, manajer investasi, wali amanat, lembaga penyimpanan dan penyelesaian, yang mana semua pihak tersebut adalah melakukan kegiatan di Pasar Modal. 3 Bismar Nasution, Rejim Anti Money laundering Di Indonesia, (Bandung: Books Terrace & Library Pusat Informasi Hukum Indonesia, 2005), hal 1. 4 Adrian Sutedi, Tindak Pidana Pencucian Uang, (Bandung:PT Citra Aditya Bakti, 2008), hal Pasal 17 angka (1) UU No. 8 Tahun 2010 tentang Pencegahan dan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang.
4 Pasar modal selain merupakan tempat transaksi keuangan juga merupakan pusat pengaturan perekonomian dan keuangan merupakan instrumen riskan terhadap pencucian uang. 6 Tindak Pidana Pencucian uang di pasar modal lebih berbahaya dibandingkan tindak pidana pencucian uang melalui penyedia jasa keuangan yang lain seperti dana pensiun dan asuransi. Hal ini dikarenakan pencucian uang di pasar modal dapat mempengaruhi nilai harga saham, nilai tukar mata uang yang berpengaruh pada kepercayaan masyarakat dan kestabilan moneter. 7 Perbuatan pencucian uang di samping sangat merugikan masyarakat, juga sangat merugikan negara. Banyak negara di dunia sependapat bahwa pencucian uang dapat mempengaruhi atau merusak stabilitas perekonomian nasional/internasional atau keuangan negara dengan meningkatnya berbagai kejahatan. Money laundering dapat membahayakan efektivitas operasi sistem perekonomian dan bisa pula menimbulkan kebijakan kebijakan ekonomi buruk. Pada ekonomi nasional, pencucian uang menyebabkan ketidakstabilan karena dapat menyebabkan nilai tukar suku bunga mengalami fluktasi yang relatif tajam. Selain itu, uang hasil pencucian uang dapat beralih dari suatu negara yang perekonomiannya baik ke negara lain dengan perkonomian yang kurang baik, sehingga pasar financial dapat hancur secara perlahan lahan dan kepercayaan publik kepada sistem financial semakin berkurang. Keadaan seperti ini dapat 6 Adrian Sutedi, Op.cit, hal 69 7 Ibid
5 mendorong kenaikan tingkat resiko dan ketidakstabilan sistem perekonomian dan pada akhirnya angka pertumbuhan ekonomi dunia semakin menurun. 8 Dalam hal pengaruh negatif pencucian uang pada lembaga keuangan adalah sebagai berikut : a. Merugikan reputasi lembaga keuangan apabila diduga digunakan sebagai sarana untuk melakukan pencucian uang. b. Menyebabkan terjadinya distorsi dalam hukum penawaran dan permintaan sebagamana yang terjadi di London real estate ketika dimasuki investasi mafia dari Rusia. c. Menyebabkan kelemahan ekonomi negara ( misalnya negara Columbia yang banyak tergantung pada Drug Money ) d. Menimbulkan kecurigaan dan ketidakpercayaan publik. 9 Karena hal tersebut di ataslah pencucian uang menjadi sesuatu fenomenal dan selalu menjadi pusat perhatian semua negara di dunia. Hal ini dikarenakan uang yang menjadi objek pencucian uang adalah uang hasil tindak kejahatan, antara lain : korupsi, penyuapan, penyelundupan barang. penyelundupan tenaga kerja, penyelundupan imigran. Perbankan, narkotika, psikotropika, perdagangan budak, wanita, dan anak, perdagangan senjata gelap, penculikan, terorisme, pencurian, penggelapan, penipuan. 10 Melihat pentingnya pencegahan dan pemberantasan pencucian uang, maka di bentuklah undang-undang yang bersifat nasional mengenai pencucian uang tersebut yaitu UU No. 8 tahun 2010 tentang Pencegahan dan Pemberantasan 8 Bismar Nasution, Op.cit. hal.xii. 9 Nurmalawaty, Op.cit 10 Pasal 2 UU no 15 tahun 2002 tentang Tindak Pidana Pencucian Uang.
6 Tindak Pidana Pencucian Uang (PP-TPPU). Lebih khususnya untuk mencegah dan memberantas pencucian uang di pasar modal, Bapepam ( Badan Pengawasan Pasar Modal ) sebagai suatu badan yang melakukan pembinaan, pengaturan, dan pengawasan sehari-hari dalam kegiatan pasar modal mengeluarkan suatu keputusan berkenaan dengan upaya pencegahan dan pemberantasan tindak pidana pencucian uang yaitu Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal Nomor Kep- 313/ BL/ 2007 yang telah diperbaharui oleh Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal Nomor Kep- 476/ BL/ 2009 yang dalam Surat Keputusan tersebut mewajibkan bagi Penyedia Jasa Keuangan di Pasar Modal untuk menerapkan Prinsip Mengenal Nasabah. B. Perumusan Masalah Pencucian Uang atau Money Laundering selalu menjadi suatu topik yang layak untuk diperbincangkan dan dibahas. Banyaknya masalah yang akan timbul dalam perekonomian dan maraknya perkembangan pencucian uang yang merupakan kejahatan transnasional ini menarik perhatian dunia internasional. Bahkan dunia Internasional telah membentuk sebuah lembaga The Financial Action Task Force on Money Laundering ( FATF ) yaitu sebuah lembaga yang tergabung dalam G-7 Summit di Paris pada tahun 1989 dengan mengeluarkan 40 rekomendasi. FATF berjuang keras mendorong pemberlakuan ketentuan mengenai pencucian uang di berbagai negara dan mendorong adanya kerjasama Internasional untuk bersama- sama melakukan penanggulangan terhadap kejahatan yang berkarakteristik Internasional tersebut.
7 Pencucian uang atau Money Laundering yang berusaha untuk dicegah dan diberantas melalui penerapan Prinsip Mengenal Nasabah atau Know Your Customer pada awalnya diterapkan pada Bank yang dilakukan berdasarkan Peraturan Bank Indonesia No. 3/10/ PBI/ 2001 tentang Penerapan Prinsip Mengenal Nasabah( Know Your Customer) yang telah diubah menjadi Peraturan Bank Indonesia No. 5/21/ PBI/ 2003 tentang Perubahan Kedua atas Peraturan Bank Indonesia No. 3/10/ PBI/ Seiring dengan kebutuhan untuk selalu menjaga dan melindungi Pasar Modal dari transaksi pencucian uang maka Bapepam mengeluarkan Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal Nomor Kep- 313/ BL/ 2007 yang telah diperbaharui oleh Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal Nomor Kep- 476/ BL/ 2009 yang mewajibkan seluruh Penyedia Jasa Keuangan di Pasar Modal untuk menerapkan Prinsip Mengenal Nasabah atau Know Your Customer dimana penerapan prinsip mengenal nasabah merupakan sarana paling efektif untuk mencegah dan memberantas pencucian uang dan melalui penerapan prinsip mengenal nasabah diharapkan akan memperbaiki reputasi Indonesia di dunia Internasional dan juga diharapkan dapat mengantisipasi sanksi yang mungkin akan ditimbulkan praktik pencucian uang tersebut. Oleh karena itu, permasalahan yang akan dibahas dalam skripsi ini adalah sebagai berikut : 1. Mengapa Prinsip Mengenal Nasabah perlu diterapkan di Pasar Modal Indonesia? 2. Bagaimanakah tindak pidana pencucian uang dapat terjadi di pasar modal?
8 3. Bagaimanakah pencegahan Tindak Pidana Pencucian Uang di Pasar Modal melalui Prinsip Mengenal Nasabah Prinsip Mengenal Nasabah berdasarkan keputusan ketua Bapepam-LK No. 476/BL/2009? C. Tujuan Penulisan Tujuan utama dari penulisan skripsi ini adalah untuk memenuhi persyaratan tugas akhir untuk memperoleh gelar sarjana hukum pada Fakultas Hukum. Maka berdasarkan permasalahan di atas, tujuan yang ingin dicapai adalah : 1. Untuk mengetahui pentingnya penerapan Prinsip Mengenal Nasabah atau Know Your Customer di Pasar Modal. 2. Untuk mengetahui bagaimana Tindak Pidana Pencucian Uang dapat terjadi di Pasar Modal. 3. Untuk mengetahui pencegahan Tindak Pidana Pencucian Uang di Pasar Modal melalui Prinsip Mengenal Nasabah Prinsip Mengenal Nasabah berdasarkan keputusan ketua Bapepam-LK No. 476/BL/2009. D. Manfaat Penulisan Adapun manfaat dari penulisan skripsi ini adalah : 1. Secara Teoritis, penulisan skripsi ini dapat memberikan sumbangsih atau masukan bagi ilmu pengetahuan khususnya dalam bidang Pencucian uang di Pasar Modal sekaligus memperkaya serta menambah wawasan ilmiah baik dalam tulisan ini maupun dalam bidang lainnya.
9 2. Secara praktis, penulisan skripsi ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan bagi pembaca kalangan akademisi ataupun sebagai bahan referensi bagi mahasiswa lain yang ingin membahas mengenai Pencucian Uang di Pasar Modal. D. Keaslian Penulisan Penulisan skripsi ini, berjudul Pencegahan Tindak Pidana Pencucian Uang di Pasar Modal melalui Prinsip Mengenal Nasabah (Know Your Customer Principles) berdasarkan Keputusan Ketua Bapepam-LK No 476/BL/2009. Setelah melakukan penelusuran ke perpustakaan Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara, hal ini belum pernah dingkat ataupun ditulis, kalaupun ada substansi pembahasannya berbeda dengan pembahasan yang dipaparkan dalam skripsi ini. Dengan demikian keaslian penulisan skripsi ini dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah. Penulis menyusun skripsi ini melalui referensi buku-buku, media cetak dan elektronik dan bantuan dari berbagai pihak. F. Tinjauan Kepustakaan Dewasa ini, Tindak Pidana Pencucian Uang telah meresahkan dunia Internasional. Berbagai cara dilakukan negara-negara di dunia untuk mencegah dan memberantas fenomenal ini. Bukan hanya pada lembaga perbankan, pasar modal juga bisa menjadi lahan yang bagus untuk melakukan praktik pencucian uang. Untuk mengatasi hal ini, Bapepam yang bertugas melakukan pembinaan, pengaturan, pengawasan sehari-
10 hari demi mewujudkan kegiatan pasar modal yang teratur, wajar, efisien, serta melindungi kepentingan pemodal dan masyarakat 11, mengeluarkan Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal Nomor Kep- 313/ BL/ 2007 yang telah diperbaharui oleh Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal Nomor Kep- 476/ BL/ 2009 yang mewajibkan seluruh Penyedia Jasa Keuangan di Pasar Modal untuk menerapkan Prinsip Mengenal Nasabah atau Know Your Customer. 1. Pengertian Prinsip Mengenal Nasabah atau Know Your Customer Prinsip Mengenal Nasabah atau yang lebih dikenal dengan istilah Know Your Customer Principle (KYC) merupakan prinsip ke-15 dari 25 Core Principles for Effective Banking Supervision dan Basel Committe. Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal Nomor Kep- 313/ BL/ 2007 yang telah diperbaharui oleh Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal Nomor Kep- 476/ BL/ 2009 Peraturan V.D.10 huruf k menyebutkan bahwa: Prinsip Mengenal Nasabah adalah prinsip yang diterapkan Penyedia Jasa Keuangan di bidang Pasar Modal, untuk mengetahui latar belakang dan identitas Nasabah, memantau rekening Efek dan transaksi Nasabah, serta melaporkan transaksi keuangan mencurigakan, dan transaksi keuangan yang dilakukan secara tunai sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang terkait dengan tindak pidana pencucian uang, termasuk transaksi keuangan yang terkait dengan Pendanaan Kegiatan Terorisme. 12 Nasabah dalam prinsip ini adalah adalah Pihak yang menggunakan jasa Penyedia Jasa Keuangan di bidang Pasar Modal. 13 Nasabah yang Berisiko Tinggi (high risk customers) dalam prinsip ini adalah adalah Nasabah yang berdasarkan 11 Pasal 3 jo 4 UU No. 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal. 12 Peraturan V.D.10 angka 1k Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal Nomor Kep- 476/ BL/ Peraturan V.D.10 angka 1c Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal Nomor Kep- 476/ BL/ 2009.
11 latar belakang identitas dan riwayatnya dianggap memiliki risiko tinggi melakukan kegiatan terkait dengan tindak pidana pencucian uang dan/atau Pendanaan Kegiatan Terorisme. 14 Penyedia Jasa Keuangan di bidang Pasar Modal adalah Perusahaan Efek, Pengelola Reksa Dana, dan Bank Kustodian Pengertian Pencucian Uang atau Money Laundering Dalam Pasal 1 angka 1 Undang Undang Nomor 8 Tahun 2010 tentang Pencegahan dan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang, pengertian pencucian uang adalah :.Segala perbuatan yang memenuhi unsur-unsur tindak pidana sesuai dengan ketentuan Undang-Undang ini Dan yang dimaksud dengan segala perbuatan yang memenuhi unsur-unsur tindak pidana menurut Undang-Undang No 8 Tahun 2010 adalah yang sesuai dengan Pasal 3, Pasal 4, Pasal 5 Undang-Undang No 8 Tahun 2010 yaitu : Pasal 3 : Setiap Orang yang menempatkan, mentransfer,mengalihkan, membelanjakan,membayarkan, menghibahkan, menitipkan, membawa ke luar negeri, mengubah bentuk, menukarkan dengan mata uang atau surat berharga atau perbuatan lain atas Harta Kekayaan yang diketahuinya atau patut diduganya merupakan hasil tindak pidana dengan tujuan menyembunyikan atau menyamarkan asal usul Harta Kekayaan. Pasal 4 : Setiap Orang yang menyembunyikan atau menyamarkan asal usul, sumber, lokasi, peruntukan, pengalihan hak-hak, atau kepemilikan yang sebenarnya atas 14 Peraturan V.D.10 angka 1d Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal Nomor Kep- 476/ BL/ Peraturan V.D.10 angka 1j Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal Nomor Kep- 476/ BL/ 2009
12 Harta Kekayaan yang diketahuinya atau patut diduganya merupakan hasil tindak pidana Pasal 5 : Setiap Orang yang menerima atau menguasai penempatan, pentransferan, pembayaran, hibah, sumbangan, penitipan, penukaran, atau menggunakan Harta Kekayaan yang diketahuinya atau patut diduganya merupakan hasil tindak pidana. Dengan kata lain pencucian uang adalah perbuatan menempatkan, mentransfer,mengalihkan, membelanjakan,membayarkan, menghibahkan, menitipkan, membawa ke luar negeri, mengubah bentuk, menukarkan dengan mata uang atau surat berharga, menyembunyikan atau menyamarkan asal usul, sumber, lokasi, peruntukan, pengalihan hak-hak, atau kepemilikan yang sebenarnya menerima atau menguasai penempatan, pentransferan, pembayaran, hibah, sumbangan, penitipan, penukaran, atau menggunakan Harta Kekayaan yang diketahuinya atau patut diduganya merupakan hasil tindak pidana. Istilah pencucian uang berasal dari bahasa Inggris, yakni money laundering. Apa yang dimaksud dengan money laundering memang tidak ada defenisi yang universal, karena baik negara negara maju maupun negara negara dari dunia ketiga, masing masing mempunyai defenisi sendiri sendiri berdasarkan prioritas dan perspektif yang berbeda. Namun para ahli hukum di Indonesia telah sepakat mengartikan money laundering dengan pencucian uang. 16 Pengertian pencucian uang, telah banyak dikemukakan oleh para ahli hukum. Menurut Welling, money laundering adalah Money laundering is the process by wich one counceals the existence, illegal source, or illegal application 16 Adrian Sutedi. Hukum Perbankan, (Jakarta: Sinar Grafika 2008), hal. 19.
13 of income and than disguises that income to make it appear legitimate. 17 (Pencucian uang adalah suatu proses, dimana salah satu bentuknya dapat berupa sumber-sumber ilegal atau penempatan pendapatan secara ilegal kemudian menyamarkan pendapatan tersebut sehingga kelihatan sebagai pendapatan yang sah). Sedangkan Faser mengemukakan bahwa money laundering adalah quite simple the process through with dirty money proceed of crime, is washed through clean or legitimate sources and interprises so that the bad guys may more safe enjoy their ill gotten gains (Proses sederhana dari uang kotor yang didapat dari tindak pidana, dicuci atau dimasukkan ke dalam sumber yang sah/legal, sehingga pelaku tindak pidana dapat lebih aman menikmati keuntungan yang didapat dari kejahatan mereka). 3. Pasar Modal dan Hukum Pasar Modal a. Pasar Modal Terminologi pasar modal sebagai terjemahan capital market, menurut Ensiklopedia Ekonomi Keuangan dan Perdagangan berarti suatu tempat atau sistem bagaimana caranya dipenuhinya kebutuhan-kebutuhan dan untuk capital suatu perusahaan, merupakan pasar tempat orang membeli dan menjual suatu efek yang baru dikeluarkan. 18 Sedangkan Marzuki Usman dkk menyatakan bahwa secara teoritis pasar modal ( capitalm market ) didefenisikan sebagai perdagangan instrumen keuangan (sekuritas) jangka panjang, baik dalam bentuk modal sendiri ( stocks ) maupun 17 Ibid, hal M. Paulus Situmorang, Pengantar Pasar Modal, (Jakarta: Mitra Wacana Media,2008), hal 3.
14 hutang ( bonds ) baik yang diterbitkan pemerintah maupun oleh perusahaan swasta ( private sectors ). Dengan demiukian, pasar modal merupakan konsep yang lebih sempit dari pasar keuangan ( financial market ). 19 Pasar Modal adalah kegiatan yang bersangkutan dengan Penawaran Umum dan perdagangan efek, perusahaan publik yang berkaitan dengan Efek yang diterbitkannya, serta lembaga dan profesi yang berkaitan dengan efek. 20 Seperti telah disebutkan di atas pasar modal atau bursa efek pengertian sederhananya adalah suatu tempat dimana bertemunya pembeli dan penjual efek yang terdaftar di bursa itu ( efek ini di sebut listed stock), pembeli dan penjual datang untuk mengadakan transaksi jual beli efek. 21 b. Hukum Pasar Modal Hukum dapat dikatakan sebagai suatu sistem kaidah. Dimana sistem merupakan suatu pemikiran bulat yang di dalamnya terdiri dari bagian-bagian yang saling berhubungan dengan serasi dan saling mengusung dan tidak bertentangan satu sama lain. Kaidah merupakan ketentuan mengenai baik buruk perilaku manusia dalam pergaulannya dengan menentukan perangkat-perangkat yang bersifat perintah dan anjuran serta larangan-larangan, sehingga dapat dikatakan bahwa kaidah tersebut merupakan patokan pedoman dalam bertindak Ibid 20 Pasal 1 angka 13 UU no 8 tahun 1995 tentang Pasar Modal. 21 Asril Sitompul, Pasar Modal ( Penawaran Umum dan Permasalahannya ), (Bandung: PT. Citra Aditya Bakti, 2004), hal Soedjono Didrjosisworo, Pengantar Ilmu Hukum, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2000), hal
15 Secara umum dapat dikatakan bahwa hukum pasar modal sebagai hukum yang mengatur segala sesuatu yang berhubungan dengan pasar modal..hukum Pasar Modal memberikan pengertian dan pengenalan tentang teori dan praktik dasar, modal sebagai alternatif investasi bagi pemodal dan alternatif sumber pembiayaan bagi pengembangan dunia usaha, selain itu juga diberikan pemahaman tentang peraturan perundang-undangan yang berlaku di Indonesia yaitu Undang-undang No. 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal. 23 Karena kegiatan pasar modal begitu marak dan rumit, maka sangat dibutuhkan suatu perangkat hukum yang mengaturnya (Capital Market Law, Securities Law). Pada prinsipnya hukum pasar modal mengatur segala segi yang berkenaan dengan pasar modal. Jadi ruang lingkupnya relatif luas. Antara lain sebagai berikut: 1) Pengaturan tentang Perusahaan, misalnya: a. Disclosure requirement; b. Perlindungan pemegang saham 2) Tentang surat berharga pasar modal 3) Pengaturan tentang administrasi pelaksanaan pasar modal, yaitu meliputi: a. Tentang perusahaan yang menawarkan surat berharga b. Tentang profesi dalam pasar modal c. Tentang perdagangan surat berharga 23 Diambil dari hukum ekonomi.usu.ac.id/sylabi/8-sylabi.html diakses pada tanggal 21 September 2010.
16 Sehingga sebenarnya yang merupakan target yuridis dari pengaturan hukum terhadap pasar modal pada pokoknya adalah sebagai berikut: 1.Keterbukaan informasi 2.Profesionalisme dan tanggung jawab para pelaku pasar modal 3. Pasar yang tertib dan modern 4. Efesiensi, kewajaran serta Perlindungan investor 24 G. Metode Penulisan 1. Jenis Penelitian Jenis penelitian dalam penulisan skripsi ini dilakukan dengan pendekatan yuridis normatif yaitu dengan melakukan analisis terhadap permasalahan melalui pendekatan terhadap asas asas hukum serta mengacu pada norma norma hukum yang terdapat dalam peraturan perundang undangan. 2. Data dan Sumber Data Data yang digunakan dalam skripsi ini adalah data sekunder. Data sekunder yang dimaksud penulis adalah sebagai berikut: a. Bahan hukum primer, antara lain: 1) Norma atau kaedah dasar 2) Peraturan dasar 3) Peraturan perundang undangan yang terkait Diambil dari diakses tanggal 21 September Amirrudin, Pengantar Metode Penelitian Hukum, (Jakarta: PT RaJa Grafindo Persada, 2000), hal
17 b. Bahan hukum sekunder berupa buku yang berkaitan dengan judul skripsi, artikel, hasil hasil penelitian, laporan laporan dan sebagainya. c. Bahan hukum tersier yang mencakup bahan yang memberi petunjuk petunjuk dan penjelasan terhadap bahan hukum primer dan bahan hukum sekunder, seperti: kamus umum, kamus hukum, majalah, jurnal ilmiah serta bahan bahan diluar bidang hukum yang relevan dan dapat dipergunakan untuk melengkapi data yang diperlukan dalam penulisan skripsi ini. 3. Metode Pengumpulan Data Dalam penulisan skripsi ini metode yang penulis gunakan dalam mengumpulkan data adalah metode penelitian kepusatakaan (library research), yakni melakukan penelitian dengan menggunakan data dari berbagai sumber bacaan seperti perundang undangan, buku buku, majalah dan internet yang dinilai relevan dengan permasalahan yang akan dibahas penulis dalam skripsi ini. 4. Analisis Data Analisis data yakni dengan analisis secara kualitatif. Data sekunder yang diperoleh dianalisis secara kualitatif untuk menjawab permasalahan dalam skripsi ini. Analisis data dilakukan dengan cara sebagai berikut : a.mengumpulkan bahan-bahan hukum yang relevan dengan permasalahan yang diteliti. b. Memilih kaidah-kaidah hukum yang sesuai dengan penelitian c. Menjelaskan hubungan-hubungan antara berbagai konsep pasal yang ada d. Menarik kesimpulan dengan pendekatan deduktif kualitatif.
18 5. Sistematika Penulisan Sistematika penulisan dalam penulisan skripsi ini mempunyai kaitan dan hubungan yang erat satu sama lainnya. Karena pada dasarnya isi dari penulisan ini adalah merupakan satu kesatuan. Gambaran isi skripsi ini terdiri dari 5 (lima) bab dan beberapa sub bab sebagai berikut: BAB I PENDAHULUAN Bab pendahuluan merupakan bab yang mengemukakan tentang latar belakang, perumusan masalah, tujuan penulisan, manfaat penulisan, keaslian penulisan, tinjauan kepustakaan, metode penulisan dan sistematika penulisan. BAB II PRINSIP MENGENAL NASABAH DI PASAR MODAL Di dalam bab ini dibahas mengenai pengertian prinsip mengenal nasabah secara umum, latar belakang lahirnya prinsip mengenal nasabah, peraturanperaturan yang ada terkait tentang prinsip mengenal nasabah dan apa perlunya penerapan prinsip mengenal nasabah di pasar modal. BAB III TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG DI PASAR MODAL Di dalam bab ini dibahas mengenai pengertian tindak pidana pencucian uang, sejarah dan perkembangan tindak pidana pencucian uang, objek dan tujuan tindak pidana pencucian uang, modus operandi tindak pidana pencucian uang, tahapan dan proses tindak pidana pencucian uang, serta proses dan modus tindak pidana pencucian uang yang dapat terjadi di pasar modal.
19 BAB IV PENCEGAHAN TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG DI PASAR MODAL MELALUI PRINSIP MENGENAL NASABAH ( KNOW YOUR CUSTOMER PRINCIPLES ) BERDASARKAN SURAT KEPUTUSAN KETUA BAPEPAM- LK NO.476/ BL/2009 Di dalam bab ini akan dibahas mengenai fungsi dan kewenangan Bapepam di pasar modal, kerjasama dengan Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) dalam mencegah tindak pidana pencucian uang berkaitan dengan prinsip mengenal nasabah, pedoman pelaksanaan penerapan prinsip mengenal nasabah di Pasar Modal, dampak penerapan prinsip mengenal nasabah di Pasar Modal BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Bab terakhir dari penulisan skripsi ini berisi kesimpulan mengenai babbab yang telah dibahas sebelumnya dan pemberian saran saran dari penulis yang berkaitan dengan masalah yang dibahas.
I. PENDAHULUAN. Tindak pidana pencucian uang pada awalnya diatur dalam Undang-Undang. Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2002 tentang Tindak
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tindak pidana pencucian uang pada awalnya diatur dalam Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2002 tentang Tindak Pidana Pencucian Uang, yang kemudian diubah melaui Undang-Undang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kemajuan di bidang komunikasi dan informasi dalan era globalisasi ini telah
9 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kemajuan di bidang pengetahuan dan teknologi yang ditunjang dengan kemajuan di bidang komunikasi dan informasi dalan era globalisasi ini telah menyebarkan
Lebih terperinciBAB II PRINSIP MENGENAL NASABAH DI PASAR MODAL. uang dengan cara mengenal dan mengetahui identitas nasabah, memantau
BAB II PRINSIP MENGENAL NASABAH DI PASAR MODAL A. Pengertian Prinsip Mengenal Nasabah Sebagai salah satu entry bagi masuknya uang hasil tindak kejahatan, pasar modal harus mengurangi resiko digunakannya
Lebih terperinciPENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2002 TENTANG TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG
PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2002 TENTANG TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG I. UMUM. Berbagai kejahatan, baik yang dilakukan oleh orang perseorangan maupun oleh korporasi
Lebih terperinci1.4. Modul Mengenai Pengaturan Pemberantasan Pencucian Uang Di Indonesia
Modul E-Learning 1 PENGENALAN ANTI PENCUCIAN UANG DAN PENDANAAN TERORISME Bagian Keempat. Pengaturan Pencegahan dan Pemberantasan Pencucian Uang di Indonesia Tujuan Modul bagian keempat yaitu Pengaturan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Lembaga perbankan merupakan inti dari sistem keuangan dari setiap
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Lembaga perbankan merupakan inti dari sistem keuangan dari setiap negara. Bank adalah lembaga keuangan yang menjadi tempat bagi orang perseorangan, badan-badan usaha
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 43 TAHUN 2015 TENTANG PIHAK PELAPOR DALAM PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 43 TAHUN 2015 TENTANG PIHAK PELAPOR DALAM PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
Lebih terperinciUNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2003 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 15 TAHUN 2002 TENTANG TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2003 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 15 TAHUN 2002 TENTANG TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
Lebih terperinciNOMOR 25 TAHUN 2003 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 15 TAHUN 2002 TENTANG TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2003 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 15 TAHUN 2002 TENTANG TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
Lebih terperinciUNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2003 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 15 TAHUN 2002 TENTANG TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2003 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 15 TAHUN 2002 TENTANG TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
Lebih terperinciUNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2003 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 15 TAHUN 2002 TENTANG TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2003 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 15 TAHUN 2002 TENTANG TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
Lebih terperinciUNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2002 TENTANG TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2002 TENTANG TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa kejahatan yang menghasilkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. money laundering merupakan istilah yang sering didengar dari berbagai media
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tindak pidana pencucian uang atau yang lebih dikenal dengan istilah money laundering merupakan istilah yang sering didengar dari berbagai media massa, oleh sebab itu
Lebih terperinciTENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 15 TAHUN 2002 TENTANG TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2003 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 15 TAHUN 2002 TENTANG TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
Lebih terperinciNOMOR 15 TAHUN 2002 TENTANG TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2002 TENTANG TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG Menimbang: DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA a. bahwa kejahatan yang menghasilkan harta
Lebih terperinciUNDANG-UNDANG NOMOR 15 TAHUN 2002 TENTANG TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG SEBAGAIMANA TELAH DIUBAH DENGAN UNDANG-UNDANG NOMOR 25 TAHUN 2003
UNDANG-UNDANG NOMOR 15 TAHUN 2002 TENTANG TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG SEBAGAIMANA TELAH DIUBAH DENGAN UNDANG-UNDANG NOMOR 25 TAHUN 2003 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, I.
Lebih terperinciPerpustakaan LAFAI
UNDANG-UNDANG NOMOR 15 TAHUN 2002 TENTANG TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG SEBAGAIMANA TELAH DIUBAH DENGAN UNDANG-UNDANG NOMOR 25 TAHUN 2003 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, I.
Lebih terperinciUNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2002 TENTANG TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
UNDANG-UNDANG NOMOR 15 TAHUN 2002 TENTANG TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN, Menimbang : a. bahwa kejahatan yang menghasilkan harta kekayaan dalam jumlah yang besar
Lebih terperinciOleh : Putu Kartika Sastra Gde Made Swardhana Ida Bagus Surya Darmajaya. Bagian Pidana Fakultas Hukum Universitas Udayana
MEKANISME KERJASAMA PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN (PPATK) DAN INSTANSI TERKAIT DALAM PENYELIDIKAN PENYIDIKAN TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG Oleh : Putu Kartika Sastra Gde Made Swardhana
Lebih terperinci2 MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN PEMERINTAH TENTANG PIHAK PELAPOR DALAM PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG. Pasal 1 Dalam P
LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.148, 2015 HUKUM. Pidana. Pencucian Uang. Pihak Pelapor. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5709). PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA
Lebih terperinciUNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2003 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 15 TAHUN 2002 TENTANG TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2003 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 15 TAHUN 2002 TENTANG TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. kejahatan dirasa sudah menjadi aktivitas yang tidak bisa dilepaskan dari kehidupan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Tindak pidana kejahatan dari hari ke hari semakin beragam. Tindak pidana kejahatan dirasa sudah menjadi aktivitas yang tidak bisa dilepaskan dari kehidupan
Lebih terperinciREZIM ANTI PENCUCIAN UANG DI INDONESIA
REZIM ANTI PENCUCIAN UANG DI INDONESIA PENCUCIAN UANG? PENCUCIAN UANG Upaya untuk menyembunyikan/menyamarkan harta kekayaan dari hasil tindak pidana sehingga harta kekayaan tersebut seolah-olah berasal
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perorangan saja, akan tetapi juga bisa terdapat pada instansi-instansi swasta dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan perekonomian dunia yang semakin menyatu dan meningkatnya interdependensi global seperti sekarang telah membuat sistem perekonomian nasional kita
Lebih terperinciUNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2002 TENTANG TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2002 TENTANG TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa kejahatan yang menghasilkan
Lebih terperinciFREQUENTLY ASKED QUESTIONS (FAQS)
FREQUENTLY ASKED QUESTIONS (FAQS) Peraturan Bank Indonesia No.12/3/PBI/2010 tanggal 1 Maret 2010 tentang Penerapan Program Anti Pencucian Uang dan Pencegahan Pendanaan Terorisme Pada Pedagang Valuta Asing
Lebih terperinciPENJELASAN ATAS PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 12/ 3 /PBI/2010 TENTANG PENERAPAN PROGRAM ANTI PENCUCIAN UANG DAN PENCEGAHAN PENDANAAN TERORISME PADA PEDAGANG VALUTA ASING BUKAN BANK I. UMUM Dengan semakin
Lebih terperinciLEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA
Teks tidak dalam format asli. Kembali: tekan backspace LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 108, 2003 (Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4324) PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA
Lebih terperinci- 2 - PASAL DEMI PASAL. Pasal 1. Cukup jelas. Pasal 2...
PENJELASAN ATAS PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 11 / 28 /PBI/2009 TENTANG PENERAPAN PROGRAM ANTI PENCUCIAN UANG DAN PENCEGAHAN PENDANAAN TERORISME BAGI BANK UMUM UMUM Dengan semakin maraknya tindak pidana
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN,
No.960, 2013 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN. Identifikasi Transaksi. Jasa Keuangan. Mencurigakan. Pencabutan. (Penjelasan Dalam Tambahan Berita Negara
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA
No.670, 2014 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA PPATK. Identifikasi. Transaksi Mencurigakan. Jasa Keuangan. Perubahan.(Penjelasan Dalam Tambahan Berita Negara Republik Indonesia Nomor 7) PERATURAN KEPALA
Lebih terperinciV PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN (PPATK)
Lampiran Keputusan Kepala Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan Nomor: P e d o m a n V PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN (PPATK) Pedoman Identifikasi Transaksi Keuangan Mencurigakan
Lebih terperinciRANCANGAN PENJELASAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN TENTANG PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG
47 RANCANGAN PENJELASAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN TENTANG PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG I. UMUM Pembangunan rezim anti pencucian uang di Indonesia yang
Lebih terperinciUNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2002 TENTANG TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2002 TENTANG TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa kejahatan yang menghasilkan
Lebih terperinciBAB II PENGATURAN TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG. Istilah pencucian uang atau money laundering telah dikenal sejak tahun 1930
25 BAB II PENGATURAN TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG A. Pengertian Pencucian Uang Istilah pencucian uang atau money laundering telah dikenal sejak tahun 1930 di Amerika Serikat, yaitu ketika Al Capone, penjahat
Lebih terperinciBAGI PIHAK PELAPOR DAN PIHAK LAINNYA. Bagian Kedua, Pengenalan Prinsip Mengenali Pengguna Jasa
Modul E-Learning 2 PRINSIP MENGENALI PENGGUNA JASA DAN PELAPORAN BAGI PIHAK PELAPOR DAN PIHAK LAINNYA Bagian Kedua, Pengenalan Prinsip Mengenali Pengguna Jasa 2.2 Pengenalan Prinsip Mengenali Pengguna
Lebih terperinciPRESIDEN REPUBLIK INDONESIA
4 ~! SALINAN PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 43 TAHUN 2015 TENTANG PIHAK PELAPOR DALAM PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, Menimbang bahwa untuk melaksanakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dampak negatif yang ditimbulkannya terhadap perekonomian suatu negara,
10 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pencucian uang sebagai suatu kejahatan yang berdimensi internasional merupakan hal baru di banyak negara termasuk Indonesia. Sebegitu besarnya dampak negatif
Lebih terperinciGUBERNUR BANK INDONESIA,
PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 12/ 3 /PBI/2010 TENTANG PENERAPAN PROGRAM ANTI PENCUCIAN UANG DAN PENCEGAHAN PENDANAAN TERORISME PADA PEDAGANG VALUTA ASING BUKAN BANK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
Lebih terperinciUNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2002 TENTANG TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2002 TENTANG TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa kejahatan yang menghasilkan
Lebih terperinci2017, No pemberantasan tindak pidana pencucian uang dan pendanaan terorisme sehingga perlu diganti; d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaim
No.1872, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA PPATK. Penyedia Jasa Keuangan. Penghentian Sementara dan Penundaan Transaksi. Pencabutan. PERATURAN PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN NOMOR
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Tahun 2002 tentang Tindak Pidana Pencucian Uang, yang kemudian
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Kriminalisasi terhadap pencucian uang telah dilakukan di Indonesia sejak awal tahun 2002 dengan diundangkannya Undang-undang Nomor 15 Tahun 2002 tentang Tindak
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1479, 2013 PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI. Traksaksi. Tunai. Jasa Keuangan. Identifikasi PERATURAN KEPALA PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN NOMOR
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA
No.928, 2012 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN. Kewajiban Pelaporan. Dikecualikan. Transaksi Keuangan Tunai. PERATURAN KEPALA PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS
Lebih terperinciPERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 6/1/PBI/2004 TENTANG PEDAGANG VALUTA ASING GUBERNUR BANK INDONESIA,
PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 6/1/PBI/2004 TENTANG PEDAGANG VALUTA ASING GUBERNUR BANK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa dalam upaya turut memelihara dan mendukung pencapaian stabilisasi nilai rupiah,
Lebih terperinciMENGENALI PROSES PENCUCIAN UANG (MONEY LAUNDERING) DARI HASIL TINDAK PIDANA. Oleh: Muhammad Fuat Widyaiswara Utama pada Pusat
MENGENALI PROSES PENCUCIAN UANG (MONEY LAUNDERING) DARI HASIL TINDAK PIDANA Oleh: Muhammad Fuat Widyaiswara Utama pada Pusat Pendidikan dan Pelatihan Pengawasan BPKP Abstrak Pencucian uang merupakan metode
Lebih terperinciModul E-Learning 1. Modul bagian pertama yaitu Pengenalan Pencucian Uang bertujuan untuk menjelaskan:
Modul E-Learning 1 PENGENALAN ANTI PENCUCIAN UANG DAN PENDANAAN TERORISME Bagian Pertama. Pengenalan Pencucian Uang Tujuan Modul bagian pertama yaitu Pengenalan Pencucian Uang bertujuan untuk menjelaskan:
Lebih terperinciRANCANGAN KESIMPULAN/KEPUTUSAN
RANCANGAN LAPORAN SINGKAT RAPAT PANJA KOMISI III DPR-RI DENGAN KEPALA BADAN PEMBINAAN HUKUM NASIONAL (BPHN) DALAM RANGKA PEMBAHASAN DIM RUU TENTANG KITAB UNDANG-UNDANG HUKUM PIDANA ---------------------------------------------------
Lebih terperinciBERITA NEGARA PERATURAN KEPALA PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER-03/1.02.1/PPATK/03/12 TENTANG
No.283,2012 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA PERATURAN KEPALA PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER-03/1.02.1/PPATK/03/12 TENTANG PELAKSANAAN PENGHENTIAN SEMENTARA
Lebih terperinciTINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG (Undang Undang RI Nomor 15 Tahun 2002 tanggal 17 April ) DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA
TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG (Undang Undang RI Nomor 15 Tahun 2002 tanggal 17 April ) DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA Menimbang: a. bahwa kejahatan yang menghasilkan harta
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Di Indonesia dalam rangka memerangi tindak pidana pencucian uang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di Indonesia dalam rangka memerangi tindak pidana pencucian uang dibentuk Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2002 Tentang Tindak Pidana Pencucian Uang sebagaimana
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. meningkatkan risiko karena dengan semakin beragamnya instrumen/produk keuangan
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi di bidang perbankan ibarat pisau bermata dua, di satu sisi memberikan manfaat yang luar biasa terhadap kualitas layanan jasa keuangan, di
Lebih terperinciNo pelanggaran berat terhadap hak asasi manusia, terutama hak untuk hidup. Rangkaian tindak pidana terorisme yang terjadi di wilayah Negara Ke
TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI No. 5406 HUKUM. Pidana. Pendanaan. Terorisme. Pencegahan. Pemberantasan. Pencabutan. (Penjelasan Atas Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 50) PENJELASAN ATAS
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA
No.283, 2012 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA PPATK. Penghentian Sementara. Penundaan. Transaksi. Perbankan. Pasar Modal. Asuransi. PERATURAN KEPALA PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN NOMOR
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA (Penjelasanan Dalam Tambahan Berita Negara Republik Indonesia Nomor 642)
No.642, 2010 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA (Penjelasanan Dalam Tambahan Berita Negara Republik Indonesia Nomor 642) PERATURANKEPALA PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pengertian bank menurut Pasal 1 Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pengertian bank menurut Pasal 1 Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 adalah badan usaha
Lebih terperinciPENCUCIAN UANG DALAM KEGIATAN PERBANKAN 1 Oleh : Sarah D. L. Roeroe 2
PENCUCIAN UANG DALAM KEGIATAN PERBANKAN 1 Oleh : Sarah D. L. Roeroe 2 ABSTRAK Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui apa saja prinsip-prinsip perbankan yang ada dalam kegiatan perbankan
Lebih terperinciTUGAS AKHIR. Ditulis untuk Memenuhi Syarat Menyelesaikan Pendidikan Program Diploma 3. Diajukan Oleh KHAIRUNNISA NIM
TINJAUAN PENERAPAN PRINSIP MENGENAL NASABAH DALAM UPAYA MENGHINDARI TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG (MONEY LAUNDERING) PADA PT BANK SUMUT KCP KAMPUNG BARU MEDAN TUGAS AKHIR Ditulis untuk Memenuhi Syarat Menyelesaikan
Lebih terperinciPUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN DALAM MENCEGAH DAN MEMBERANTAS TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG SULAIMAN BAKRI / D ABSTRAK
PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN DALAM MENCEGAH DAN MEMBERANTAS TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG SULAIMAN BAKRI / D 101 10 261 ABSTRAK Penelitian ini membahas tentang kewenangan Pusat Pelaporan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Koperasi sebagai ekonomi kerakyatan merupakan salah satu bentuk usaha
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Koperasi sebagai ekonomi kerakyatan merupakan salah satu bentuk usaha yang cukup dikenal oleh masyarakat secara luas. Dalam kenyataannya banyak bentuk badan usaha yang
Lebih terperinciUNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2010 TENTANG PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2010 TENTANG PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA Menimbang : a. PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, bahwa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Hukum pidana bertujuan mengatur ketertiban dalam masyarakat, yang diwujudkan dalam fungsinya sebagai salah satu alat pengendalian sosial. Hal ini menentukan pengaturan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. lembaga yang berperan sebagai perantara keuangan masyarakat (financial
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Lembaga perbankan, seperti juga lembaga perasuransian, dana pensiun, dan pegadaian merupakan suatu lembaga keuangan yang menjembatani antara pihak yang berkelebihan
Lebih terperinciTINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG (MONEY LAUNDERING)
TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG (MONEY LAUNDERING) 1. Sejarah Money laundering sebagai salah satu jenis kejahatan kerah putih (white collar crime) yang sebenarnya sudah ada sejak tahun 1967. Pada saat itu,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. istilah pencucian uang. Sutan Remi Sjahdeini menggaris bawahi, dewasa ini
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tindak pidana pencucian uang atau yang lebih dikenal dengan istilah money laundering merupakan istilah yang sering didengar dari berbagai media massa, oleh sebab itu
Lebih terperinciLex Privatum Vol. V/No. 6/Ags/2017
PENERAPAN PRINSIP MENGENAL NASABAH DALAM TRANSAKSI PERBANKAN MENURUT UNDANG-UNDANG NO. 8 TAHUN 2010 1 Oleh: Ivana N. Merentek 2 ABSTRAK Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tergantung kepada nilai saham yang hendak diperjualbelikan di pasar modal. Undang-
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pasar modal merupakan sarana investasi atau sarana pembiayaan bagi perusahaanperusahaan yang akan menjual sahamnya kepada masyarakat melalui proses penawaran umum (go
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dampak negatif yang ditimbulkannya terhadap perekonomian suatu negara,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pencucian uang sebagai suatu kejahatan yang berdimensi internasional merupakan hal baru di banyak negara termasuk Indonesia. Sebegitu besarnya dampak negatif yang ditimbulkannya
Lebih terperinciMuhammad Nur Jamaluddin (MNJ) Jawablah pertanyaan dibawah ini!
Nama : Muhammad Nur Jamaluddin NPM : 151000126 Kelas : O Mata Kuliah : Money Laundering Crime Dosen : Maman Budiman, S.H.,M.H. Jawablah pertanyaan dibawah ini! 1. Apa yang dimaksud dengan pencucian uang?
Lebih terperinciPERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP INVESTOR UNTUK MENGHINDARI KERUGIAN AKIBAT PRAKTEK MANIPULASI PASAR DALAM PASAR MODAL
PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP INVESTOR UNTUK MENGHINDARI KERUGIAN AKIBAT PRAKTEK MANIPULASI PASAR DALAM PASAR MODAL Oleh Kadek Endra Bayu Sudiartha Made Subawa Hukum Perdata Fakultas Hukum Universitas Udayana
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. A. Modal ventura sebagai lembaga pembiayaan
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Modal ventura sebagai lembaga pembiayaan 1. Lembaga pembiayaan Pembiayaan sendiri berasal dari bahasa inggris financing, yang berasal dari kata finance yang artinya dalam kata benda
Lebih terperinciLampiran Keputusan Kepala Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan Nomor: 2/4/KEP.PPATK/2003
Lampiran Keputusan Kepala Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan Nomor: 2/4/KEP.PPATK/2003 P e d o m a n EDISI PERTAMA PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN (PPATK) Pedoman Identifikasi
Lebih terperinciDENGAN RAHMATTUHAN YANG MAHA ESA KEPALA PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN,
Ji Ir. H. Djuanda No.35, Jakarta 10120, Indonesia PERATURAN PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN NOMOR: PER- 04/ 1.02/PPATK/03/20l4 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.926, 2012 PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN. Laporan. Transaksi Keuangan. Penyedia Jasa Keuangan. Tata Cara. PERATURAN KEPALA PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS
Lebih terperinci2 dimaksud dalam huruf a, huruf b, dan huruf c, perlu menetapkan Peraturan Kepala Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan tentang Pengenaan Sa
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1821, 2014 PPATK. Sanksi Administratif. Kewajiban Pelaporan. Pelanggaran. PERATURAN KEPALA PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN NOMOR PER. 14 /1.02/PPATK/11/14
Lebih terperinciMATRIKS PERUBAHAN PERATURAN V.D.10
PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR [ ] / POJK [ ] / [ ] (format peraturan secara keseluruhan akan disesuaikan dengan format Peraturan Otoritas Jasa Keuangan) TENTANG PRINSIP MENGENAL NASABAH OLEH PENYEDIA
Lebih terperinciTAMBAHAN LEMBARAN NEGARA R.I
TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA R.I KEUANGAN. Daerah Pabean Indonesia. Uang Tunai. Instrumen Pembayaran Lain. Pembawaan. (Penjelasan atas Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 366). PENJELASAN ATAS
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Jauh sebelum dikenalnya uang sebagai alat pembayaran, masyarakat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Jauh sebelum dikenalnya uang sebagai alat pembayaran, masyarakat melakukan perdagangan dengan sistem barter, yaitu suatu sistem perdagangan dengan pertukaran antara
Lebih terperinciTAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI
No. 5302 TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI PERBANKAN BI. Program. Anti Pencucian Uang. Pendanaan. Terorisme. Penyelenggaraan Jasa. Selain Bank. (Penjelasan Atas Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA,
PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 14/3/PBI/2012 TENTANG PROGRAM ANTI PENCUCIAN UANG DAN PENCEGAHAN PENDANAAN TERORISME BAGI PENYELENGGARA JASA SISTEM PEMBAYARAN SELAIN BANK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
Lebih terperinciPENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2010 TENTANG PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG
PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2010 TENTANG PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG I. UMUM Pada umumnya pelaku tindak pidana berusaha menyembunyikan atau
Lebih terperinciPERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 9/11/PBI/2007 TENTANG PEDAGANG VALUTA ASING GUBERNUR BANK INDONESIA,
PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 9/11/PBI/2007 TENTANG PEDAGANG VALUTA ASING GUBERNUR BANK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa dalam upaya turut memelihara dan mendukung pencapaian stabilisasi nilai rupiah,
Lebih terperinciPENJELASAN ATAS PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 12/ 20 /PBI/2010 TENTANG PENERAPAN PROGRAM ANTI PENCUCIAN UANG DAN PENCEGAHAN PENDANAAN TERORISME BAGI BANK PERKREDITAN RAKYAT DAN BANK PEMBIAYAAN RAKYAT
Lebih terperinci2 lembaga keuangan mikro, dan lembaga pembiayaan ekspor sebagai Pihak Pelapor; dan 2. menyatakan advokat, notaris, pejabat pembuat akta tanah, akuntan
TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI HUKUM. Pidana. Pencucian Uang. Pihak Pelapor. (Penjelasan Atas Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 148). PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pembangunan nasional, dimana tujuan dari pembangunan nasional itu sendiri
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 Alinea keempat tertulis bahwa salah satu tugas dari negara adalah mensejahterakan rakyat dengan pembangunan nasional,
Lebih terperinciI. UMUM. Perubahan dalam Undang-Undang ini antara lain meliputi:
PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2003 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 15 TAHUN 2002 TENTANG TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG I. UMUM Perkembangan dan kemajuan ilmu
Lebih terperinciPENANGANAN KEJAHATAN ALIRAN DANA PERBANKAN, KORUPSI DAN PENCUCIAN UANG. Oleh : Yenti Garnasih
PENANGANAN KEJAHATAN ALIRAN DANA PERBANKAN, KORUPSI DAN PENCUCIAN UANG Oleh : Yenti Garnasih ABSTRAK Perkara kejahatan perbankan yang sangat penting dilakukan adalah bagaimana upaya pengembalian uang hasil
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA,
PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 12/ 3 /PBI/2010 TENTANG PENERAPAN PROGRAM ANTI PENCUCIAN UANG DAN PENCEGAHAN PENDANAAN TERORISME PADA PEDAGANG VALUTA ASING BUKAN BANK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 99 TAHUN 2016 TENTANG PEMBAWAAN UANG TUNAI DAN/ATAU INSTRUMEN PEMBAYARAN LAIN KE DALAM ATAU KE LUAR DAERAH PABEAN INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kemudian diiringi juga dengan penyediaan produk-produk inovatif serta. pertumbuhan ekonomi nasional bangsa Indonesia.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kegiatan usaha di sektor jasa keuangan pada saat sekarang ini sedang mengalami perkembangan dan kemajuan, hal itu dapat terlihat dari besarnya antusias masyarakat
Lebih terperinciBENTUK RAKTIK DAN MODUS TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG
BENTUK RAKTIK DAN MODUS TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG https://www.google.co.id/search?q=pencucian+uang+di+indonesia&dcr= OLEH: Prof. Dr. H. Joni Emirzon, SH., M.Hum., FCBarb GB Hukum Bisnis/Ekonomi FH Unsri
Lebih terperinciUNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA PENDANAAN TERORISME
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA PENDANAAN TERORISME DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa
Lebih terperinciPRESIDEN REPUBLIK INDONESIA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA (UU) NOMOR 25 TAHUN 2003 (25/2003) TENTANG
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA (UU) NOMOR 25 TAHUN 2003 (25/2003) TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 15 TAHUN 2002 TENTANG TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG DENGAN RAHMAT
Lebih terperinciPeranan Pusat Pelaporan dan Analis Transaksi Keuangan (PPATK) Dalam Pemberantasan Money Laundry. Amir Ilyas
Peranan Pusat Pelaporan dan Analis Transaksi Keuangan (PPATK) Dalam Pemberantasan Money Laundry. Amir Ilyas Abstrak: Tindak Pidana pencucian uang marak dilakukan oleh para koruptor untuk menjadikan harta
Lebih terperinciPERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 11/ 28 /PBI/2009 TENTANG PENERAPAN PROGRAM ANTI PENCUCIAN UANG DAN PENCEGAHAN PENDANAAN TERORISME BAGI BANK UMUM
PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 11/ 28 /PBI/2009 TENTANG PENERAPAN PROGRAM ANTI PENCUCIAN UANG DAN PENCEGAHAN PENDANAAN TERORISME BAGI BANK UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. - Uang berfungsi sebagai alat tukar atau medium of exchange yang dapat. cara barter dapat diatasi dengan pertukaran uang.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di zaman sekarang semua kegiatan manusia tidak lepas dari yang namanya uang. Mulai dari hal yang sederhana, sampai yang kompleks sekalipun kita tidak dapat lepas dari
Lebih terperinciTINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG ANDRI HELMI M, SE., MM HUKUM BISNIS
TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG ANDRI HELMI M, SE., MM HUKUM BISNIS 1 DEFINISI PENCUCIAN UANG Apa? Upaya untuk menyembunyikan atau menyamarkan asul usul uang yang dihasilkan dari suatu tindakan kejahatan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seperti yang kita ketahui pada zaman sekarang ini banyak sekali kejahatan dan kriminalitas yang terjadi di dunia termasuk Indonesia. Banyak kejahatan yang terjadi karena
Lebih terperinciPENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG (MONEY LOUNDERING) BAGI PENYEDIA JASA KEUANGAN
Abstrak PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG (MONEY LOUNDERING) BAGI PENYEDIA JASA KEUANGAN Moch. Juli Pudjiono, Sigit Sapto Nugroho Dosen Fakultas Hukum Universitas Merdeka Madiun
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.258, 2014 PPATK. Sistem Informasi. Jasa Terpadu. Pengguna.
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.258, 2014 PPATK. Sistem Informasi. Jasa Terpadu. Pengguna. PERATURAN KEPALA PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN NOMOR PER-02 /1.02/PPATK/02/2014 TENTANG
Lebih terperinci