ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERKEMBANGAN NILAI AKTIVA BERSIH REKSADANA SYARIAH DI INDONESIA OLEH HENDRA PUTRATAMA H

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERKEMBANGAN NILAI AKTIVA BERSIH REKSADANA SYARIAH DI INDONESIA OLEH HENDRA PUTRATAMA H"

Transkripsi

1 ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERKEMBANGAN NILAI AKTIVA BERSIH REKSADANA SYARIAH DI INDONESIA OLEH HENDRA PUTRATAMA H DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2007

2 ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERKEMBANGAN NILAI AKTIVA BERSIH REKSADANA SYARIAH DI INDONESIA OLEH HENDRA PUTRATAMA H Skripsi Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Departemen Ilmu Ekonomi DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2007

3 RINGKASAN HENDRA PUTRATAMA. Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Nilai Aktiva Bersih Reksadana Syariah di Indonesia (dibimbing oleh JAENAL EFFENDI dan NOER AZAM ACHSANI). Investasi merupakan salah satu bentuk pemanfaatan dana yang dapat menghasilkan pendapatan bagi pemilik dana. Investasi memiliki berbagai macam bentuk, misalnya deposito, saham, obligasi, maupun reksadana. Salah satu bentuk investasi syariah adalah reksadana syariah. Saat ini, reksadana syariah merupakan investasi yang menarik bagi masyarakat yang ingin berinvestasi sesuai dengan syariah. Reksadana syariah merupakan alternatif investasi yang hanya menempatkan dana pada debitor yang tidak melanggar batasan syariah, dalam fundamental maupun operasional perusahaan, sesuai fatwa Majelis Ulama Indonesia. Perkembangan yang dialami nilai aktiva bersih reksadana syariah tidak terlepas dari faktor-faktor yang mendasarinya. Perubahan-perubahan yang terjadi pada faktor-faktor tersebut dapat mempengaruhi perkembangan nilai aktiva bersih reksadana syariah. Oleh karena itu, dengan mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan nilai aktiva bersih reksadana syariah, maka pihakpihak yang memiliki kepentingan terhadap reksadana syariah dapat lebih memfokuskan perhatian pada faktor-faktor tersebut demi perkembangan reksadana syariah. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi dan menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan nilai aktiva bersih reksadana syariah di Indonesia periode tahun Selain itu, penelitian ini juga bertujuan untuk memberikan gambaran umum mengenai perkembangan Reksadana Syariah di Indonesia. Pada penelitian ini, data yang digunakan merupakan data time series bulanan yang dimulai dari Januari 2003 sampai dengan Desember Data yang digunakan oleh penulis adalah nilai aktiva bersih Reksadana Syariah, gross domestic product, jumlah uang beredar, real exchange rate, tingkat bonus Sertifikat Wadiah Bank Indonesia (SWBI), tingkat inflasi, Jakarta Islamic Index, dan jumlah reksadana syariah. Metode analisis yang digunakan adalah Error Correction Model (ECM). Berdasarkan hasil estimasi persamaan jangka panjang, dapat diketahui bahwa variabel jumlah uang beredar, real exchange rate, inflasi, Jakarta Islamic Index, dan jumlah reksadana syariah memberikan pengaruh yang signifikan terhadap NAB reksadana syariah. Variabel gross domestic product, real exchange rate, Jakarta Islamic Index, dan jumlah reksadana syariah memiliki pengaruh yang positif terhadap NAB reksadana syariah, sedangkan variabel jumlah uang beredar (M2), SWBI, dan inflasi memiliki pengaruh yang negatif.

4 Berdasarkan hasil estimasi model jangka pendek dapat diketahui bahwa variabel jumlah uang beredar (M2), real exchange rate, SWBI, inflasi, JII, dan jumlah reksadana syariah berpengaruh signifikan terhadap NAB reksadana syariah. Sedangkan variabel gross domestic product tidak berpengaruh signifikan terhadap NAB reksadana syariah. Variabel SWBI (D_SWBI) dan jumlah reksadana syariah (Dln_JRDS) memiliki hubungan positif dengan NAB reksadana syariah. Sedangkan variabel jumlah uang beredar (Dln_M2), real exchange rate (Dln_RXCR), inflasi (D_INFL), dan JII (Dln_JII) memiliki hubungan secara negatif dengan NAB reksadana syariah.

5 PERNYATAAN DENGAN INI SAYA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI INI ADALAH BENAR-BENAR HASIL KARYA SAYA SENDIRI YANG BELUM PERNAH DIGUNAKAN SEBAGAI SKRIPSI ATAU KARYA ILMIAH PADA PERGURUAN TINGGI LAIN ATAU LEMBAGA MANAPUN. Bogor, Agustus 2007 Hendra Putratama H

6 INSTITUT PERTANIAN BOGOR FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN DEPARTEMEN ILMU EKONOMI Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang disusun oleh, Nama Mahasiswa : Hendra Putratama Nomor Registrasi Pokok : H Program Studi : Ilmu Ekonomi Judul : Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Nilai Aktiva Bersih Reksadana Syariah di Indonesia dapat diterima sebagai syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Departemen Ilmu Ekonomi, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor. Menyetujui, Dosen Pembimbing, Dosen Pembimbing, Jaenal Effendi, S.Ag., M.A. Dr. Noer Azam Achsani NIP NIP Mengetahui, Ketua Departemen Ilmu Ekonomi, Tanggal Kelulusan: Dr. Ir. Rina Oktaviani, M.S. NIP

7 RIWAYAT HIDUP Penulis bernama lengkap Hendra Putratama lahir pada tanggal 2 Oktober 1985 di Palembang, Provinsi Sumatera Selatan. Penulis merupakan anak pertama dari tiga bersaudara, dari pasangan Faturahman dan Emmy Liyana. Pendidikan formal yang ditempuh penulis adalah SD YPWKS I Cilegon dari tahun 1991 sampai dengan Setelah lulus pada tahun yang sama, penulis kemudian melanjutkan ke SLTP Negeri 3 Cilegon dari tahun 1997 sampai Penulis melanjutkan pendidikan ke SMU Negeri 1 Cilegon tahun 2000 dan lulus pada tahun Pada tahun yang sama penulis melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi di Institut Pertanian Bogor (IPB). Penulis masuk IPB melalui jalur Undangan Seleksi Masuk IPB (USMI) dan diterima sebagai mahasiswa Program Studi Ilmu Ekonomi dan Studi Pembangunan pada Fakultas Ekonomi dan Manajemen. Organisasi yang pernah diikuti oleh penulis semasa kuliah adalah SES-C (Sharia Economics Student Club) dan FORMASI (Forum Mahasiswa Islam) Departemen Ilmu Ekonomi. Penulis juga tercatat sebagai penerima beasiswa Gudang Garam sejak semester 5 sampai lulus.

8 KATA PENGANTAR Puji syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT atas segala rahmat dan hidayah-nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini. Judul skripsi ini adalah Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Nilai Aktiva Bersih Reksadana Syariah di Indonesia. Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Departemen Ilmu Ekonomi, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor. Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada orang tua penulis, yaitu Bapak Faturahman dan Ibu Emmy Liyana serta kepada saudara-saudara penulis. Kesabaran dan dorongan yang mereka berikan sangat besar artinya dalam proses penyusunan skripsi ini. Penulis mengucapkan terima kasih kepada Jaenal Effendi, S.Ag., M.A. dan Dr. Noer Azam Achsani yang telah memberikan bimbingan baik secara teknis maupun teoritis dalam proses penyusunan skripsi ini sehingga dapat diselesaikan dengan baik. Penulis mengucapkan terima kasih kepada Dr. Sri Mulatsih, M.Sc., yang telah menguji karya tulis ini. Saran dan kritikan beliau merupakan hal yang sangat berharga dalam penyempurnaan skripsi ini. Ucapan terima kasih juga penulis tujukan kepada Muhammad Findi A., M.Si., selaku Komisi Pendidikan yang telah memberikan perbaikan tata cara penulisan skripsi ini. Meskipun demikian, segala kesalahan yang terjadi dalam penelitian ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab penulis. Penulis mengucapkan terima kasih kepada teman-teman terbaik penulis, yaitu Wawan, Zainul, Yusuf, Fajar, Dungdang, Dindin, Agung, Henry, Wisnu, Suma Aga Nugraha, Riefky, dan Dadan, atas Do a dan dorongan yang mereka berikan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Penulis juga berterimakasih kepada pihak-pihak lain yang telah membantu penulis dalam penyelesaian skripsi ini namun tidak bisa penulis sebutkan satu persatu.

9 Semoga karya ini bermanfaat bagi penulis dan pihak-pihak lain yang membutuhkan. Bogor, Agustus 2007 Hendra Putratama H

10 DAFTAR ISI Halaman DAFTAR TABEL... xi DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN... I. PENDAHULUAN Latar Belakang Perumusan Masalah Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian... 6 II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN Tinjauan Teoritis Reksadana Syariah Pedoman Pelaksanaan Investasi untuk Reksadana Syariah Kaidah Dasar Syariah mengenai Reksadana Syariah Mekanisme Kegiatan Reksadana Syariah Hubungan Pemodal dengan Perusahaan Investasi Reksadana Syariah Pemilihan dan Pelaksanaan Investasi Reksadana Syariah Penentuan dan Pembagian Hasil Investasi Perbedaan antara Reksadana Syariah dan Reksadana Konvensional Instrumen Investasi Reksadana Syariah Keuntungan dan Kelemahan Investasi pada Reksadana Syariah Risiko Reksadana Syariah Error Correction Model (ECM) Tinjauan Penelitian Terdahulu Kerangka Pemikiran Konseptual Hipotesis Penelitian xii xiii

11 III. METODOLOGI PENELITIAN Jenis dan Sumber Data Metode Analisis Analisis Runtun Waktu Uji Akar Unit (Unit Root) Uji Derajat Integrasi Uji Kointegrasi Error Correction Model Uji Pelanggaran Asumsi Klasik IV. GAMBARAN UMUM V. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Pengujian Akar-akar Unit Uji Kointegrasi Diagnostic Test Model ECM Estimasi Error Correction Model (ECM) Interpretasi Hasil Estimasi VI. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN... 51

12 DAFTAR TABEL Nomor Halaman 1.1. Perbandingan Total NAB Industri Reksadana dan Syariah Perkembangan Reksadana Syariah Tahun Hasil Uji Akar Unit pada Level Hasil Uji Akar Unit pada First Difference Hasil Uji Residual u Hasil Uji Kointegrasi Engle-Granger (Jangka Panjang) Hasil Estimasi ECM (Jangka Pendek)... 40

13 DAFTAR GAMBAR Nomor Halaman 2.1. Kerangka Pemikiran Konseptual Output Uji Normalitas... 39

14 DAFTAR LAMPIRAN Nomor Halaman 1. Uji Unit Root pada Level Uji Unit Root pada First Difference Kointegrasi Engle-Granger (Persamaan Jangka Panjang) Uji Residual u Error Correction Model (Persamaan Jangka Pendek) dengan Variabel-variabel yang Tidak Signifikan Error Correction Model (Persamaan Jangka Pendek) dengan Variabel-variabel yang Signifikan Diagnostic Test Model ECM... 59

15 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Investasi merupakan salah satu bentuk pemanfaatan dana yang dapat menghasilkan pendapatan bagi pemilik dana. Investasi memiliki berbagai macam bentuk, misalnya deposito, saham, obligasi, maupun reksadana. Salah satu bentuk investasi syariah adalah reksadana syariah. Saat ini, reksadana syariah merupakan investasi yang menarik bagi masyarakat yang ingin berinvestasi sesuai dengan syariah. Reksadana syariah merupakan alternatif investasi yang hanya menempatkan dana pada debitor yang tidak melanggar batasan syariah, dalam fundamental maupun operasional perusahaan, sesuai fatwa Majelis Ulama Indonesia. Reksadana syariah merupakan sarana investasi yang menggabungkan saham dan obligasi syariah dalam satu produk yang dikelola oleh manajer investasi. Manajer investasi menawarkan reksadana syariah kepada para investor yang berminat, sementara dana yang diperoleh dari investor tersebut dikelola oleh manajer investasi untuk ditanamkan dalam saham atau obligasi syariah yang dinilai menguntungkan. Ada beberapa hal yang membedakan antara reksadana konvensional dan reksadana syariah. Selain itu, ada beberapa hal yang juga harus diperhatikan dalam investasi syariah ini. Reksadana syariah tidak diperbolehkan melakukan tindakan spekulasi yang di dalamnya mengandung unsur gharar (ketidakjelasan) seperti penawaran palsu dan tindakan spekulasi lainnya (Sinar Harapan, 2005).

16 2 Secara prinsip, ada dua hal yang membedakan antara reksadana konvensional dan reksadana syariah yaitu dalam hal pemilihan aset-asetnya yang harus memenuhi syariah dan adanya kewajiban untuk membersihkan (cleansing process) dana yang tidak dapat terhindarkan dari bunga bank, untuk disalurkan bagi kemaslahatan umat, seperti sumbangan untuk pendidikan atau bencana alam (Sinar Harapan, 2005). Menurut Firdaus (2005), perbedaan paling mendasar antara reksadana konvensional dan reksadana syariah adalah terletak pada proses screening dalam mengkonstruksi portofolio. Filterisasi menurut prinsip syariah adalah mengeluarkan saham-saham yang memiliki aktivitas haram seperti riba, gharar, minuman keras, judi, daging babi, rokok, dan lain sebagainya. Di samping itu, proses filterisasi juga dilakukan dengan cara membersihkan pendapatan yang dianggap diperoleh dari kegiatan haram dan membersihkannya dengan cara charity. Perkembangan NAB reksadana syariah sampai saat ini masih sangat kecil bila dibandingkan dengan NAB industri reksadana di Indonesia. Pada bulan Desember 2006, total NAB industri reksadana Indonesia adalah sebesar Rp ,36 juta (Tabel 1.1). Hal ini menunjukkan bahwa NAB reksadana syariah di Indonesia hanya sebesar 1,33 persen apabila dibandingkan dengan total NAB industri reksadana di Indonesia (Tabel 1.1). Tetapi, apabila dibandingkan dengan nilai aktiva bersih tiga tahun sebelumnya, reksadana syariah telah berkembang dengan pesat. Total Nilai Aktiva Bersih (NAB) reksadana syariah pada bulan Desember 2003 adalah sebesar Rp

17 ,19 juta (Tabel 1.2). Nilai aktiva bersih reksadana syariah pada bulan Desember 2006 sebesar Rp ,42 juta (Tabel 1.2), yang berarti bahwa NAB reksadana syariah dalam waktu tiga tahun telah meningkat sebesar 1029 persen dari Desember Tabel 1.1. Perbandingan Total NAB Industri Reksadana dan Syariah. Tahun Industri Reksadana (Rp Juta) Reksadana Syariah (%) ,69 0, ,63 0, ,22 1, ,36 1,33 Sumber : Biro Riset PIR Bapepam (2007), data diolah. Perkembangan reksadana syariah di Indonesia dari tahun 2003 sampai tahun 2006 dapat dilihat pada Tabel 1.2. Tabel 1.2. Perkembangan Reksadana Syariah Tahun Tahun NAB (Rp Juta) Jumlah Reksadana Perkembangan NAB (%) , , , , , , , ,29 Sumber : Biro Riset PIR Bapepam (2007), data diolah. Perkembangan reksadana syariah tidak terlepas dari berbagai macam faktor yang mendasarinya. Perubahan yang terjadi pada faktor-faktor tersebut dapat mempengaruhi perkembangan reksadana syariah baik secara positif maupun negatif. Variabel yang dapat digunakan untuk menganalisis perkembangan reksadana syariah adalah Nilai Aktiva Bersih (NAB). NAB merupakan harga beli atau harga jual unit penyertaan reksadana. NAB dihitung dengan menjumlahkan seluruh nilai masing-masing efek yang dimiliki (berdasarkan harga pasar

18 4 penutupan efek yang bersangkutan), kemudian dikurangi dengan kewajibankewajiban reksadana, seperti biaya Manajer Investasi, Bank Kustodian, dan biaya lainnya Perumusan Masalah Reksadana syariah merupakan salah satu bentuk investasi syariah yang nyaman dan aman bagi pemilik dana karena kelebihan-kelebihan yang dimilikinya. Salah satu kelebihan reksadana syariah terletak pada instrumen investasi yang bebas riba karena instrumen investasi reksadana syariah disalurkan pada investasi portofolio yang sesuai syariah. Kelebihan reksadana yang lainnya terletak pada pengelolaan reksadana syariah yang bersifat risk managable sehingga tingkat kerugian atau keuntungan yang diperoleh akan dikelola dengan optimal. Reksadana syariah memiliki masa depan yang menjanjikan dilihat dari potensi segmen investor pasar modal dan perbankan syariah di Indonesia yang diperkirakan mempunyai modal besar. Perkembangan yang dialami reksadana syariah tidak terlepas dari faktorfaktor yang mendasarinya. Perubahan-perubahan yang terjadi pada faktor-faktor tersebut dapat mempengaruhi perkembangan reksadana syariah. Oleh karena itu, dengan mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan reksadana syariah, maka pihak-pihak yang memiliki kepentingan terhadap reksadana syariah dapat lebih memfokuskan perhatian pada faktor-faktor tersebut demi perkembangan reksadana syariah. Oleh karena itu, Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Nilai Aktiva Bersih Reksadana Syariah di

19 5 Indonesia dilaksanakan oleh penyusun untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut : 1. Faktor-faktor apa yang mempengaruhi perkembangan nilai aktiva bersih reksadana syariah di Indonesia secara signifikan? 2. Bagaimana pengaruh faktor-faktor tersebut terhadap perkembangan nilai aktiva bersih reksadana syariah? 3. Bagaimana faktor-faktor tersebut mempengaruhi perkembangan nilai aktiva bersih reksadana syariah? 1.3. Tujuan Penelitian Penelitian ini dilaksanakan oleh penyusun dengan tujuan-tujuan tertentu. Tujuan penyusun dalam pelaksanaan penelitian ini adalah : 1. Mengidentifikasi dan menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan nilai aktiva bersih reksadana syariah di Indonesia periode tahun Memberikan gambaran umum mengenai perkembangan reksadana syariah di Indonesia. 3. Memberikan rekomendasi kebijakan bagi pemerintah maupun bagi pihak-pihak lain yang terkait demi perkembangan reksadana syariah di Indonesia.

20 Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik bagi para pembaca maupun bagi penyusun khususnya. Adapun manfaat dari penelitian ini adalah: 1. Memberikan pengetahuan mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan nilai aktiva bersih reksadana syariah di Indonesia. 2. Memberikan pengetahuan mengenai gambaran umum perkembangan reksadana syariah di Indonesia. 3. Sebagai referensi bagi penelitian-penelitian selanjutnya, khususnya bagi penelitian mengenai reksadana syariah.

21 II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1. Tinjauan Teoritis Reksadana Syariah Berdasarkan Fatwa Dewan Syariah Nasional No. 20/DSN-MUI/IV/2000 dalam Himpunan Fatwa Dewan Syariah Nasional (2003), Reksadana Syariah adalah reksadana yang beroperasi menurut ketentuan dan prinsip syariah Islam, baik dalam bentuk akad kerjasama antara pemodal sebagai pemilik harta (shahibul maal) dengan Manajer Investasi sebagai wakil pemilik harta dengan pengguna investasi. Adapun ciri-ciri dari Reksadana Syariah menurut Firdaus (2005) adalah sebagai berikut : a. Mempunyai Dewan Syariah yang bertugas memberikan arahan kegiatan manajer investasi agar senantiasa sesuai dengan syariah Islam. b. Hubungan antara investor dan perusahaan didasarkan pada sistem mudharabah, dimana satu pihak menyediakan 100 persen modal (investor), sedangkan satu pihak yang lain sebagai pengelola (manajer investasi). c. Kegiatan usaha atau investasinya diarahkan pada hal-hal yang tidak bertentangan dengan syariah Islam. Dalam melihat reksadana apakah syariah atau tidak sebenarnya dapat kita lihat dari landasan strategis serta operasional yang diterapkan. Jika tidak ada yang melanggar syariah maka itu adalah Reksadana Syariah. Hal ini

22 8 berdasarkan Kaidah Hukum Muamalat yang berbunyi Pada dasarnya, segala bentuk muamalah boleh dilakukan sepanjang tidak ada dalil yang mengharamkannya (Firdaus, 2005) Pedoman Pelaksanaan Investasi untuk Reksadana Syariah Pedoman mengenai pelaksanaan investasi untuk reksadana syariah di Indonesia tertuang dalam Fatwa Dewan Syariah Nasional No. 20/DSN- MUI/IX/2000. Dalam fatwa tersebut dijelaskan mengenai kaidah dasar syariah mengenai reksadana, mekanisme kegiatan Reksadana Syariah, hubungan investor dengan perusahaan investasi, pemilihan dan pelaksanaan investasi syariah, serta penentuan dan pembagian hasil investasi dalam Reksadana Syariah Kaidah Dasar Syariah mengenai Reksadana Syariah Fatwa DSN No. 20/DSN-MUI/IX/2000 menjelaskan mengenai pelaksanaan investasi untuk Reksadana Syariah dengan mengingat akan kaidah Fiqh. Kaidah Fiqh mengenai Reksadana Syariah yakni, Pada dasarnya, segala bentuk muamalah boleh dilakukan sepanjang tidak ada dalil yang mengharamkannya Mekanisme Kegiatan Reksadana Syariah Bab II dalam Fatwa DSN No. 20/DSN-MUI/IX/2000 menjelaskan bahwa mekanisme operasional dalam Reksadana Syariah adalah antara pemodal dengan Manajer Investasi dilakukan dengan sistem wakalah dan antara Manajer Investasi

23 9 dengan pengguna investasi dilakukan dengan sistem mudharabah. Secara teknis, mudharabah adalah akad kerja sama usaha antara dua pihak dimana pihak pertama menyediakan seluruh (100 persen) modal, sedangkan pihak lainnya menjadi pengelola (Sinar Harapan, 2005). Karakteristik sistem mudharabah tersebut meliputi : a. Pembagian keuntungan antara pemodal (shahibul maal) yang diwakili oleh Manajer Investasi berdasarkan pada proporsi yang telah disepakati kedua belah pihak melalui Manajer Investasi sebagai wakil dan tidak ada jaminan atas hasil investasi tertentu kepada para pemodal. b. Pemodal hanya menanggung resiko sebesar dana yang telah diberikan. c. Manajer Investasi sebagai wakil tidak menanggung resiko kerugian atas investasi yang dilakukannya sepanjang bukan karena kelalaiannya Hubungan Pemodal dengan Perusahaan Investasi Reksadana Syariah Hubungan antara pemodal dengan Manajer Investasi adalah akad yang dilakukan secara wakalah. Dengan akad ini, pemodal memberikan mandat kepada Manajer Investasi untuk melaksanakan investasi bagi kepentingan pemodal yang sesuai dengan ketentuan dalam prospektus Pemilihan dan Pelaksanaan Investasi Reksadana Syariah Fatwa DSN No. 20/DSN-MUI/IX/2000 menjelaskan bahwa investasi Reksadana Syariah hanya dapat dilakukan pada instrumen keuangan yang sesuai

24 10 dengan syariah Islam. Instrumen tersebut meliputi instrumen saham yang sudah melalui penawaran umum dan pembagian dividen berdasarkan pada laba usaha, penempatan dalam deposito pada Bank Umum Syariah, serta hutang jangka panjang dan jangka pendek yang sesuai dengan prinsip syariah. Investasi dalam Reksadana Syariah hanya dapat dilakukan pada efek-efek yang diterbitkan oleh emiten yang kegiatan usahanya tidak bertentangan dengan syariah, antara lain : a. Usaha perjudian dan permainan yang tergolong judi atau perdagangan yang dilarang. b. Usaha lembaga keuangan konvensional (ribawi), termasuk perbankan dan asuransi konvensional. c. Usaha yang memproduksi, mendistribusi, serta memperdagangkan makanan dan minuman yang haram. d. Usaha yang memproduksi, mendistribusikan, dan atau menyediakan barang-barang ataupun jasa yang merusak moral dan bersifat mudarat. Tidak hanya investasi pada efek emiten yang sesuai syariah saja, dalam fatwa tersebut juga dijelaskan mengenai pemilihan dan pelaksanaan transaksi investasi harus dilaksanakan menurut prinsip kehati-hatian, serta tidak diperbolehkan melakukan spekulasi yang di dalamnya mengandung unsur gharar. Menurut Haruman dan Hasbi dalam Mahendra (2006) terdapat beberapa hal yang tidak diperbolehkan untuk dilakukan dalam kegiatan Reksadana Syariah, antara lain :

25 11 a. Tindakan spekulasi murni, yaitu tindakan spekulasi yang di dalamnya banyak ketidakjelasan (gharar) serta tidak berdasarkan kepada ilmu, melainkan hanya prasangka yang bersifat judi (maysir). b. Melakukan investasi pada perusahaan emiten yang melakukan kegiatan bisnis yang dilarang oleh syariat Islam, antara lain industri minuman keras, makanan haram, bank/lembaga keuangan konvensional, perjudian, senjata, hotel, dan pornografi. c. Melakukan investasi pada perusahaan emiten yang memiliki kinerja tidak baik, yaitu perusahaan emiten yang memiliki rasio hutang terhadap modal (debt to equity ratio) lebih besar dari 30 persen, tidak memiliki pendapatan bunga melebihi 15 persen dari pendapatan usaha riilnya dan rasio kas terhadap aktiva tidak sama dengan 100 persen Penentuan dan Pembagian Hasil Investasi Hasil investasi yang diterima dalam harta bersama milik pemodal dalam Reksadana Syariah dibagikan secara proporsional kepada para pemodal. Hasil investasi tersebut harus bersih dari unsur non-halal, sehingga Manajer Investasi harus melakukan pemisahan bagian pendapatan yang mengandung unsur nonhalal dari pendapatan yang diyakini halal. Penghasilan investasi yang dapat diterima oleh Reksadana Syariah adalah: a. Dari saham dapat berupa : Dividen yang merupakan bagi hasil atas keuntungan yang dibagikan dari laba yang dihasilkan emiten, baik dibayarkan dalam bentuk tunai maupun dalam bentuk saham.

26 12 Right yang merupakan hak untuk memesan efek lebih dahulu yang diberikan oleh emiten. Capital gain yang merupakan keuntungan yang diperoleh dari jual beli saham di pasar modal. b. Dari obligasi yang sesuai dengan syariah, diperoleh bagi hasil yang diterima secara periodik dari laba emiten. c. Dari Surat Berharga Pasar Uang yang sesuai dengan syariah, didapat bagi hasil yang didapat dari issuer. d. Dari deposito dapat berupa bagi hasil yang diterima dari bank-bank syariah Perbedaan antara Reksadana Konvensional dan Reksadana Syariah Sinar Harapan (2005) menjelaskan bahwa secara prinsip ada dua hal yang membedakan antara Reksadana Konvensional dengan Reksadana Syariah, yakni : 1. Dalam hal pemilihan aset-asetnya yang harus memenuhi syariah. 2. Adanya kewajiban untuk membersihkan (cleansing process) dana yang tidak dapat terhindar dari bunga bank, untuk disalurkan bagi kemaslahatan umat, seperti sumbangan untuk pendidikan atau bencana alam. Baasir (2004) menjelaskan bahwa praktik investasi syariah juga harus menghindari konsep riba. Selain itu, prinsip syariah juga harus dilakukan tanpa paksaan, adil, dan transaksinya tidak berpijak pada kegiatan produksi dan jasa yang dilarang oleh Islam, termasuk manipulasi dan spekulasi.

27 Instrumen Investasi Reksadana Syariah 1. Saham Sesuai Syariah di Pasar Modal. Salah satu bentuk investasi yang sesuai dengan syariah adalah membeli saham perusahaan, baik perusahaan non publik (private equity) maupun perusahaan publik atau terbuka. Cara paling mudah dalam melakukan investasi saham sesuai syariah di BEJ adalah memilih dan membeli jenis saham-saham yang dimasukkan dalam Jakarta Islamic Index (Pikiran Rakyat, 2004). 2. Obligasi Syariah. Sudarsono dan Prabowo (2004) menjelaskan bahwa obligasi syariah adalah suatu surat berharga jangka panjang berdasarkan prinsip syariah yang dikeluarkan emiten kepada pemegang obligasi syariah yang mewajibkan emiten untuk membayar pendapatan kepada pemegang obligasi syariah berupa bagi hasil atau margin atau fee, serta membayar kembali dana obligasi pada saat jatuh tempo. 3. Deposito Bagi Hasil (Mudharabah). Deposito bagi hasil merupakan produk investasi jangka waktu tertentu. Nasabahnya bisa perorangan maupun badan hukum. Produk ini menggunakan prinsip Mudharabah Mutlaqah, dimana pemilik dana memberikan kebebasan kepada pengelola dana dalam pengelolaan investasinya. Dengan prinsip ini, bank akan mengelola dana yang diinvestasikan nasabah secara produktif, menguntungkan dan memenuhi prinsip-prinsip syariah Islam. Hasil

28 14 keuntungannya akan dibagikan kepada nasabah yang disepakati bersama sebelumnya (Pikiran Rakyat, 2004). 4. Sertifikat Wadiah Bank Indonesia. Menurut Sudarsono dan Prabowo (2004), Sertifikat Wadiah Bank Indonesia (SWBI) adalah sertifikat yang diterbitkan Bank Indonesia sebagai bukti penitipan dana berjangka pendek berdasarkan prinsip Wadiah. Wadiah adalah titipan nasabah yang harus dijaga dan dikembalikan setiap saat apabila nasabah yang bersangkutan menghendaki dan bank bertanggung jawab atas pengembalian titipan tersebut. Ketentuan SWBI adalah sebagai berikut : 1. Jumlah dana yang dititipkan minimal Rp 500 juta dan selebihnya dengan kelipatan Rp 50 juta. Jangka waktu SWBI adalah satu minggu, dua minggu, dan satu bulan yang dinyatakan dalam hari. 2. Bank Indonesia memberikan bonus kepada Bank dan Unit Usaha Syariah pada saat jatuh tempo dana dengan pemberian bonus. Besarnya bonus akan dihitung dengan menggunakan acuan tingkat indikasi imbalan Pasar Uang Antar Bank berdasarkan Syariah (PUAS), yaitu rata-rata tertimbang dari tingkat indikasi imbalan Sertifikat Investasi Mudharabah Antar Bank (IMA) yang terjadi di PUAS pada tanggal penitipan dana.

29 15 SWBI dapat diperhitungkan sebagai instrumen investasi bebas risiko yang berlandaskan syariah, karena dengan mempertimbangkan bahwa Surat Utang Negara (SUN) di Indonesia yang bersifat risk free masih memiliki hambatan dalam penerapannya sebagai Surat Utang Negara yang berlandaskan syariah. Hal tersebut dengan mempertimbangkan Undang-undang No. 24 Tahun 2002 Tentang Surat Utang Negara yang penuh dengan unsur bunga (Republika, 2005) Keuntungan dan Kelemahan Investasi pada Reksadana Syariah Sebagai produk baru, reksadana syariah memiliki beberapa keunggulan dan kelemahan yang harus diperhatikan investor. Keunggulan reksadana syariah : 1. Reksadana Syariah dikelola secara Risk Managable. Dalam konsep pengelolaan ini, tingkat risiko kerugian atau keuntungan yang ada akan dikelola secara maksimal. 2. Memenuhi segmentasi pasar untuk investor berbasis syariah. Dengan munculnya reksadana syariah, berarti kebutuhan sebagian investor reksadana yang fanatik terhadap produk investasi syariah akan terpenuhi. Potensi segmen investor pasar modal dan perbankan syariah di Indonesia diperkirakan mempunyai modal yang cukup besar. Ini merupakan target pemasaran produk reksadana syariah yang akan berkembang pesat di kemudian hari. Kelemahan reksadana syariah : 1. Pendapatan tidak bisa melonjak tinggi, tetapi cenderung stabil.

30 16 Dengan konsep pembagian hasil syariah, investor tidak bisa mengharapkan pendapatan yang bisa melonjak tinggi. Dengan adanya konsep syariah, keuntungan yang diperoleh akan dibagi sesuai proporsi masing-masing pihak. 2. Keterbatasan investasi Manajer Investasi Reksadana Syariah adalah karena minimnya jenis produk syariah. Dengan konsep syariah yang ketat, tidak banyak produk investasi dari emiten yang bisa digolongkan ke dalam produk pasar modal syariah. Oleh karena itu, Manajer Investasi reksadana syariah tidak bisa leluasa untuk melakukan investasi dalam berbagai jenis saham atau obligasi yang bukan masuk dalam kelompok syariah. 3. Aturan syariah yang jelas dan cukup ketat membuat terbatasnya jumlah emiten yang akan menerbitkan reksadana syariah. Kelemahan ini merupakan penyebab jumlah produk pasar modal syariah sangat terbatas. Dengan terbatasnya jumlah emiten yang bisa menerbitkan instrumen pasar modal syariah, akan terbatas pula jumlah investasi syariah Risiko Reksadana Syariah Dalam reksadana syariah terdapat sejumlah risiko yang dibedakan atas sumber penyebabnya. Menurut Achsien dalam Setyanto (2004) macam-macam risiko itu antara lain :

31 17 1. Risiko politik dan ekonomi : Risiko yang berasal dari perubahan kebijakan ekonomi dan politik yang berpengaruh pada kinerja bursa dan perusahaan sekaligus, sehingga akhirnya membawa efek pada portofolio yang dimiliki suatu reksadana. 2. Risiko pasar : Risiko yang berasal dari variabilitas return karena fluktuasi dalam keseluruhan pasar sehingga berpengaruh pada semua sekuritas. 3. Risiko inflasi : Risiko yang berasal dari menurunnya daya beli akibat terjadinya inflasi. 4. Risiko nilai tukar : Risiko ini dapat terjadi bila terdapat sekuritas luar negeri dalam portofolio reksadana. 5. Risiko spesifik : Risiko yang melekat pada setiap sekuritas yang dimiliki. Disamping dipengaruhi pasar secara keseluruhan, setiap sekuritas mempunyai nilai risiko sendiri-sendiri. 6. Risiko menurunnya nilai unit penyertaan (NAV) : Nilai NAV akan dipengaruhi dari harga efek-efek yang menyusun portofolionya. Ini berkaitan dengan kemampuan manajer investasi reksadana dalam mengelola dananya. 7. Risiko likuiditas : Penjualan kembali (redemption) sebagian besar unit penyertaan oleh investor kepada fund manager secara bersamaan dapat menyulitkan manajemen perusahaan dalam menyediakan dananya. Tentu saja risiko ini hanya terjadi pada perusahaan reksadana yang sifatnya terbuka (open-end funds). Risiko ini dikenal juga sebagai redemption effect.

32 Error Correction Model (ECM) ECM adalah salah satu model dinamik yang diterapkan secara luas dalam analisis ekonomi. Konsep mengenai ECM pertama kali diperkenalkan oleh Sargan dan Gujarati. Model ini bertujuan untuk mengatasi permasalahan data time series yang tidak stasioner dan regresi palsu. Kelebihan ECM adalah seluruh komponen dan informasi pada tingkat variabel telah dimasukkan dalam model, memasukkan semua bentuk kesalahan untuk dikoreksi yaitu dengan cara mendaur ulang error yang terbentuk pada periode sebelumnya, menghindari terjadinya trend dan regresi palsu (Spurious Regression). Selain itu, dalam pendekatan ECM sifat-sifat statistik yang diinginkan dari model dan pemberian maknanya sederhana. Artinya model ECM mampu memberikan makna lebih luas dari estimasi model ekonomi sebagai pengaruh perubahan variabel independen terhadap variabel dependen dalam hubungan jangka pendek maupun jangka panjang (Julianto dalam Errick, 2004). ECM berguna untuk mengatasi masalah perbedaan kekonsistenan hasil peramalan antara jangka panjang dengan jangka pendek dengan cara proporsi disequilibrium pada satu periode dikoreksi pada periode selanjutnya (Thomas, 1997). Adapun kelebihan dari ECM adalah sebagai berikut : a. Merupakan pendekatan yang digunakan untuk mengatasi masalah data time series yang non-stasioner dan regresi palsu (spurious). b. Model dengan variabel-variabel dalam bentuk first difference mengeliminasi trend dari variabel. c. ECM dapat diestimasi dengan metode OLS (Ordinary Least Square).

33 19 d. ECM dapat dipaskan dengan pendekatan umum ke spesifik yaitu melihat kecenderungan umum dan membaginya menjadi pendekatan jangka pendek dan jangka panjang. Dengan cara melakukan stasioner terhadap data terlebih dahulu akan membantu kita menghindari masalah multikolinearitas antar data yang dapat menyebabkan standard error yang sangat besar. e. Membedakan dengan jelas antar parameter jangka panjang sehingga sangat ideal untuk digunakan menaksir dari keakuratan sebuah hipotesis. f. Jika ada variabel yang tidak nyata dapat dibuang sehingga akan meningkatkan efisiensi estimasi Tinjauan Penelitian Terdahulu Aroem (2005) melakukan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui perkembangan reksadana di Indonesia yang dapat diukur dengan indikator Nilai Aktiva Bersih (NAB) dan untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan reksadana tersebut selama periode 2000 sampai dengan Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa selama bulan Januari 2000 sampai dengan Desember 2004, perkembangan reksadana di Indonesia mengalami peningkatan yang ditunjukkan dengan semakin meningkatnya dana kelolaan reksadana atau Nilai Aktiva Bersih (NAB) reksadana. Hal ini menunjukkan bahwa perkembangan reksadana di Indonesia secara umum menunjukkan kondisi positif. Faktor-faktor yang signifikan mempengaruhi perkembangan reksadana adalah suku bunga SBI 2 bulan sebelumnya, IHSG bulan sebelumnya, jumlah reksadana

34 20 2 bulan sebelumnya, nilai tukar rupiah terhadap dollar, dan inflasi bulan sebelumnya. Suku bunga SBI, IHSG, nilai tukar rupiah terhadap dollar, dan inflasi berpengaruh secara negatif terhadap perkembangan reksadana. Sedangkan jumlah reksadana memberikan dampak yang positif terhadap perkembangan reksadana Kerangka Pemikiran Konseptual Kondisi Perekonomian GDP Pasar Modal M2 Exchange Rate NAB Reksadana Syariah JII Jumlah Reksadana Syariah SWBI Faktor Non-Ekonomi Inflasi Politik Keamanan Pengawasan Regulasi Gambar 2.1. Kerangka Pemikiran Konseptual Keterangan: Instrumen Pengaruh Ruang Lingkup Penelitian

35 21 Perkembangan NAB reksadana syariah dipengaruhi oleh kondisi perekonomian, situasi pasar modal, dan faktor-faktor non-ekonomi. Kondisi perekonomian ditunjukkan oleh faktor GDP, M2, exchange rate, SWBI, dan inflasi. Instrumen yang dimiliki pasar modal adalah JII dan jumlah reksadana syariah. Sedangkan faktor non-ekonomi adalah kondisi politik, keamanan, pengawasan, dan regulasi. Faktor-faktor yang digunakan untuk menganalisis perkembangan reksadana syariah dalam penelitian ini adalah kondisi perekonomian dan instrumen pasar modal. Faktor non-ekonomi tidak dimasukkan dalam ruang lingkup penelitian ini Hipotesis Penelitian Hipotesis dalam penelitian ini adalah : 1. Gross Domestic Product (GDP) berhubungan secara positif dengan NAB reksadana syariah. GDP menggambarkan kinerja perusahaan yang menjadi tujuan investasi reksadana syariah. Jika GDP meningkat, hal tersebut menggambarkan kinerja perusahaan yang membaik. Hal tersebut mengindikasikan bahwa laba yang diperoleh perusahaan tersebut meningkat. Investor akan melihat peluang tersebut untuk memperoleh return reksadana syariah yang lebih tinggi sehingga investasi pada reksadana syariah akan meningkat yang pada akhirnya akan meningkatkan NAB reksadana syariah. 2. Jumlah uang beredar mempengaruhi NAB reksadana syariah.

36 22 3. Nilai tukar rupiah terhadap dollar AS berhubungan secara negatif dengan NAB reksadana syariah. Nilai tukar rupiah terhadap dollar AS yang meningkat (depresiasi) mengindikasikan bahwa kondisi perekonomian Indonesia yang melemah. Hal tersebut mendorong investor untuk menarik dananya kembali karena investasi pada instrumen reksadana syariah menjadi tidak menarik. 4. SWBI berhubungan negatif dengan NAB reksadana syariah. SWBI merupakan instrumen investasi yang menarik bagi para investor karena return yang dihasilkannya bersifat pasti dan beresiko sangat rendah. Apabila bonus SWBI meningkat, investor akan mengalihkan dananya pada SWBI dengan harapan memperoleh peningkatan return sehingga akan berimplikasi pada turunnya NAB reksadana syariah. 5. Inflasi berhubungan secara negatif dengan NAB reksadana syariah. Inflasi menyebabkan daya beli investor berkurang. Oleh karena itu, investor akan memilih menarik dananya untuk mengimbangi pengurangan daya belinya tersebut. 6. JII berhubungan secara negatif dengan NAB reksadana syariah. JII merupakan salah satu instrumen investasi reksadana syariah. Peningkatan indeks JII akan mendorong para investor untuk melakukan penebusan unit (redemption). 7. Jumlah reksadana syariah berhubungan positif dengan NAB reksadana syariah. Peningkatan jumlah reksadana syariah berarti meningkatnya pilihan bagi investor untuk berinvestasi pada reksadana syariah. Oleh

37 23 karena itu, peningkatan investasi pada reksadana syariah pada akhirnya akan meningkatkan NAB reksadana syariah.

38 III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang diperoleh dari Bank Indonesia dan Badan Pengawas Pasar Modal (Bapepam). Data yang digunakan merupakan data runtun waktu (time series) bulanan dari Januari 2003 sampai dengan Desember Metode Analisis Metode analisis yang digunakan untuk mengetahui hubungan dari variabel-variabel dalam penelitian ini adalah model koreksi kesalahan atau Error Correction Model (ECM). Adapun syarat untuk menggunakan model koreksi kesalahan yaitu jika minimal ada salah satu variabel yang tidak stasioner. Analisis model jangka panjang dan jangka pendek dilakukan dengan menggunakan software E-Views Analisis Runtun Waktu Dalam penelitian ini akan dilakukan uji akar unit untuk mengetahui apakah data yang digunakan stasioner atau tidak. Ada tidaknya akar unit dapat diketahui dengan menggunakan Augmented Dickey Fuller (ADF) Test. Kemudian, dilakukan uji derajat integrasi serta uji kointegrasi untuk mengetahui adanya hubungan jangka panjang dengan menggunakan Engel-Granger Cointegration Test. Langkah selanjutnya adalah melakukan koreksi kesalahan (error correction)

39 25 dengan menggunakan ECM. Langkah-langkah dalam pembuatan ECM adalah sebagai berikut : Uji Akar Unit (Unit Root) Uji stasioneritas dimaksudkan untuk mengetahui sifat dan kecenderungan data yang dianalisis, apakah data tersebut mempunyai pola yang stabil (stasioner) atau tidak. Apabila ditemukan data yang tidak memiliki sifat-sifat di atas, maka berbagai indikator yang menyertai hasil analisis empirik atau hasil analisis model regresi tidak menunjukkan sifat-sifat yang valid. Hipotesis yang digunakan yaitu sebagai berikut : H 0 : Data tidak stasioner (mengandung akar unit) H 1 : Data stasioner (tidak mengandung akar unit) Perbedaan antara data time series yang stasioner dan yang tidak stasioner adalah dampak guncangan yang terjadi pada data time series yang stasioner bersifat sementara. Sejalan dengan waktu dampak dari guncangan tersebut akan berkurang dan data time series akan kembali ke long run mean levelnya dan berfluktuasi di sekitar mean tersebut. Perilaku dari data time series yang stasioner adalah sebagai berikut (Thomas, 1997) : 1. Mean dari data menunjukkan perilaku yang konstan. 2. Data stasioner menunjukkan varians yang konstan. 3. Correlogram yang menyempit seiring dengan penambahan waktu.

40 26 Data yang tidak stasioner cenderung mengalami perubahan yang mendasar seiring dengan berjalannya waktu atau time dependent. Adapun perilaku data yang tidak stasioner yaitu sebagai berikut (Thomas, 1997) : 1. Data series yang tidak stasioner tidak memiliki long run mean. 2. Memiliki ketergantungan terhadap waktu dan varian dari data yang tidak stasioner akan semakin besar tanpa batas seiring dengan perubahan waktu. 3. Correlogram dari data tersebut cenderung melebar Uji Derajat Integrasi Uji derajat integrasi merupakan kelanjutan dari uji akar-akar unit. Uji derajat integrasi merupakan konsekuensi dari tidak terpenuhinya asumsi stasioneritas pada derajat nol atau I(0). Pada beberapa uji derajat integrasi dari masing-masing variabel adalah sangat penting untuk mengetahui apakah variabelvariabel yang digunakan tidak stasioner dan berapa kali variabel harus didifference untuk menghasilkan variabel yang stasioner. Pada uji ini variabel yang diamati di-difference pada derajat tertentu sehingga semua variabel stasioner pada derajat yang sama. Suatu variabel dikatakan stasioner pada first difference jika setelah di-difference satu kali nilai Augmented Dickey-Fuller (ADF) Test lebih kecil dari nilai kritis MacKinnon Uji Kointegrasi Setelah diperoleh hasil pengujian akar-akar unit, sebuah penelitian dengan analisis runtun waktu (time series) akan dilanjutkan pada analisis kointegrasi.

41 27 Kointegrasi adalah suatu hubungan jangka panjang (long term relationship) antara variabel-variabel yang tidak stasioner. Kointegrasi berarti walaupun secara individual tidak stasioner namun kombinasi linier antara variabel-variabel tersebut dapat menjadi stasioner (Thomas, 1997). Dengan kata lain, suatu sistem variabel dikatakan terkointegrasi jika beberapa variabel tersebut (minimal satu variabel) terintegrasi pada level satu (I(1)) dan berlaku kombinasi linier dari sistem variabel tersebut yang terintegrasi pada level nol (I(0)), yaitu disequilibrium error atau residual (u) bersifat stasioner. Engle dan Granger juga menyatakan bahwa suatu uji kointegrasi dapat dianggap sebagai uji awal untuk menghindari regresi yang palsu. Ada banyak cara yang dapat dilakukan untuk melakukan uji kointegrasi, yaitu antara lain Engle-Granger Cointegration Test, Johansen Cointegration Test, dan Cointegrating Regression Durbin-Watson Test. Uji kointegrasi yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah uji kointegrasi Engle-Granger. Hal ini dikarenakan persamaan yang digunakan merupakan persamaan tunggal. Metode kointegrasi Engle-Granger sebenarnya menggunakan metode Augmented Dickey Fuller (ADF) yang terdiri dari dua tahap. Tahap pertama, meregresi persamaan OLS kemudian mendapatkan residual dari persamaan tersebut. Tahap kedua, dengan menggunakan metode ADF Test diuji akar unit terhadap residual dengan hipotesis yang sama dengan hipotesis uji akar unit ADF variabel-variabel sebelumnya. Jika hipotesis nol ditolak atau signifikan, maka variabel residual adalah stasioner atau dalam hal ini kombinasi linier antar variabel adalah stasioner.

42 28 Artinya meskipun variabel-variabel yang digunakan tidak stasioner, namun dalam jangka panjang variabel-variabel tersebut cenderung menuju pada keseimbangan. Oleh karena itu, kombinasi linier dari variabel-variabel tersebut disebut regresi kointegrasi. Parameter-parameter yang dihasilkan dari kombinasi tersebut dapat disebut sebagai koefisien-koefisien jangka panjang atau co-integrated parameters. Model yang digunakan dalam penelitian ini adalah : ln NABS t = β 0 + β 1 ln RGDP t + β 2 ln M 2 t + β 3 ln RXCR t + β 4 SWBI t + β 5 INFL t + β 6 ln JII t + β 7 ln JRDS t + ε t (3.1) Keterangan: NABS t = Nilai Aktiva Bersih Reksadana Syariah (Rp Juta). RGDP t = Gross Domestic Product (Rp Miliar). M 2 t = Jumlah Uang Beredar (Rp Miliar). RXCR t = Exchange Rate (Rupiah per Dollar AS). SWBI t = Bonus Sertifikat Wadiah Bank Indonesia (%). INFL t = Inflasi (%). JII t = Jakarta Islamic Index. JRDS t = Jumlah Reksadana Syariah. β 0,..., β 7 = Koefisien yang diestimasi. ε t = Error Error Correction Model (ECM) Model ECM bertujuan untuk mengatasi permasalahan data runtun waktu (time series) yang tidak stasioner. Munculnya ECM untuk mengatasi perbedaan kekonsistenan hasil estimasi antara jangka pendek dan jangka panjang. Model yang digunakan dalam penelitian ini merupakan pengembangan dari model yang dianalisis oleh Aroem (2005). Pengembangan model dalam

43 29 penelitian ini dilakukan dengan cara menambahkan variabel-variabel baru ke dalam model yaitu variabel jumlah uang beredar dan gross domestic product. Variabel jumlah uang beredar dan gross domestic product ditambahkan dengan pertimbangan untuk melihat pengaruh perubahan nilai variabel-variabel tersebut terhadap jumlah NAB reksadana syariah. Untuk melihat hubungan jangka pendek dan jangka panjang dari variabel RGDP, M2, RXCR, SWBI, INFL, JII, dan JRDS terhadap NAB reksadana syariah adalah sebagai berikut : ln NABS t = α 1 ln RGDP t + α 2 ln M 2 t + α 3 ln RXCR t + α 4 SWBI t + α 5 INFL t + α 6 ln JII t + α 7 ln JRDS t + γu t-1 + ε t (3.2) Keterangan: NABS t = Nilai Aktiva Bersih Reksadana Syariah (Rp Juta). RGDP t = Gross Domestic Product (Rp Miliar). M 2 t = Jumlah Uang Beredar (Rp Miliar). RXCR t = Exchange Rate (Rupiah per Dollar AS). SWBI t = Bonus Sertifikat Wadiah Bank Indonesia (%). INFL t = Inflasi (%). JII t = Jakarta Islamic Index. JRDS t = Jumlah Reksadana Syariah. u t-1 α 1,..., α 7 ε t = Error Correction Term. = Koefisien yang diestimasi. = Error.

44 Uji Pelanggaran Asumsi Klasik Dalam penelitian ini dilakukan pengujian pelanggaran asumsi klasik yang meliputi pengujian autokorelasi, heteroskedastisitas, dan normalitas. Penjelasan untuk masing-masing uji tersebut adalah : 1. Uji Autokorelasi Asumsi penting dari model regresi linier klasik adalah bahwa tidak ada autokorelasi atau kondisi yang berurutan diantara gangguan atau disturbansi u yang masuk ke dalam fungsi regresi populasi. Autokorelasi terjadi jika nilai error tidak bersifat bebas antara yang satu dengan yang lainnya, artinya terjadi korelasi antar error sehingga model yang baik menghasilkan error yang acak dan tidak berpola. Kondisi tersebut menyebabkan variance yang diperoleh underestimate. Pada software Eviews 4.1, untuk mendeteksi adanya autokorelasi (serial correlations) dapat dilakukan melalui Breusch- Godfrey Serial Correlation LM Test. Hipotesis : H 0 : Tidak terdapat autokorelasi. H 1 : Terdapat autokorelasi. Kriteria Uji : Probability Obs*R-Squared < α (taraf nyata yang digunakan), maka tolak H 0. Probability Obs*R-Squared > α (taraf nyata yang digunakan), maka terima H Uji Heteroskedastisitas Heteroskedastisitas merupakan suatu kondisi dimana nilai varian dari variabel independen tidak memiliki nilai yang sama. Untuk mengetahui ada

45 31 tidaknya heteroskedastisitas yaitu dengan melihat nilai probabilitas Obs*R- Squared pada White Heteroskedasticity Test. Apabila nilai probabilitas Obs*R-Squared lebih besar dari taraf nyata yang digunakan maka persamaan tidak memiliki heteroskedastisitas. 3. Uji Normalitas Normalitas merupakan salah satu asumsi statistik dimana error term terdistribusi normal. Jika asumsi ini tidak terpenuhi, prosedur pengujian menggunakan statistik t menjadi tidak sah. Uji normalitas error term yang dilakukan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan uji Jarque-Bera. Uji ini didasarkan pada error penduga least squares. Prosedur pengujiannya adalah sebagai berikut : 1. H 0 : Error Term terdistribusi normal. H 1 : Error Term tidak terdistribusi normal. 2. Daerah kritis penolakan H 0 adalah Jarque-Bera (J-B) > χ 2 df-2 atau probabilitas (p_value) < α.

46 BAB IV. GAMBARAN UMUM Reksadana syariah pertama kali muncul pada pertengahan tahun PT. Danareksa Investment Management (DIM) adalah yang pertama mengeluarkan produk tersebut. Reksadana Danareksa Syariah mulai melakukan penawaran umum pada tanggal 3 Juli Sampai dengan akhir tahun 2002, reksadana syariah hanya berjumlah 3 reksadana, yaitu Danareksa Syariah, PNM Syariah, dan Danareksa Syariah Berimbang. Sepanjang tahun 2003, reksadana syariah hanya berjumlah 4 reksadana. Sejak tahun 2005, reksadana syariah mulai berkembang dengan pesat yang ditunjukkan dengan peningkatan jumlah reksadana sebanyak lima kali lipat pada akhir tahun 2006 dibandingkan dengan jumlah reksadana syariah pada tahun Pada saat ini, reksadana syariah telah berkembang dengan pesat. Total Nilai Aktiva Bersih (NAB) reksadana syariah pada bulan Desember 2003 adalah sebesar Rp ,-. Nilai aktiva bersih reksadana syariah pada bulan Desember 2006 sebesar Rp ,- yang berarti bahwa NAB reksadana syariah dalam waktu tiga tahun telah meningkat sebesar 1029 persen dari NAB bulan Desember Tetapi, perkembangan NAB reksadana syariah sampai saat ini masih sangat kecil bila dibandingkan dengan NAB industri reksadana di Indonesia. Pada bulan Desember 2006, total NAB industri reksadana Indonesia adalah sebesar Rp ,-. Hal ini menunjukkan bahwa NAB reksadana syariah di Indonesia hanya sebesar 1,33 persen apabila dibandingkan dengan total NAB industri reksadana di Indonesia.

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERKEMBANGAN NILAI AKTIVA BERSIH REKSADANA SYARIAH DI INDONESIA OLEH HENDRA PUTRATAMA H

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERKEMBANGAN NILAI AKTIVA BERSIH REKSADANA SYARIAH DI INDONESIA OLEH HENDRA PUTRATAMA H ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERKEMBANGAN NILAI AKTIVA BERSIH REKSADANA SYARIAH DI INDONESIA OLEH HENDRA PUTRATAMA H14103034 DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT

Lebih terperinci

ANALISIS KETERKAITAN ANTARA INDEKS SAHAM SYARIAH DI BEBERAPA NEGARA DAN INDEKS SAHAM JAKARTA ISLAMIC INDEX (JII) DI INDONESIA

ANALISIS KETERKAITAN ANTARA INDEKS SAHAM SYARIAH DI BEBERAPA NEGARA DAN INDEKS SAHAM JAKARTA ISLAMIC INDEX (JII) DI INDONESIA ANALISIS KETERKAITAN ANTARA INDEKS SAHAM SYARIAH DI BEBERAPA NEGARA DAN INDEKS SAHAM JAKARTA ISLAMIC INDEX (JII) DI INDONESIA OLEH Zainul Abidin H14103065 DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang

METODE PENELITIAN. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang III. METODE PENELITIAN 3.1. Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang diperoleh dari Pusat Data dan Informasi Kementerian Energi dan Sumberdaya Mineral

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Lampiran : Fatwa Dewan Syariah Nasional NO: 20/DSN-MUI/IV/2001 tentang Pedoman Pelaksanaan Investasi Untuk Reksa Dana Syariah.

LAMPIRAN. Lampiran : Fatwa Dewan Syariah Nasional NO: 20/DSN-MUI/IV/2001 tentang Pedoman Pelaksanaan Investasi Untuk Reksa Dana Syariah. LAMPIRAN Lampiran : Fatwa Dewan Syariah Nasional NO: 20/DSN-MUI/IV/2001 tentang Pedoman Pelaksanaan Investasi Untuk Reksa Dana Syariah. FATWA DEWAN SYARI'AH NASIONAL NO: 20/DSN-MUI/IV/2001 Tentang PEDOMAN

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Data digunakan adalah data sekunder (time series) berupa data bulanan yang

III. METODOLOGI PENELITIAN. Data digunakan adalah data sekunder (time series) berupa data bulanan yang 53 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Dan Sumber Data Data digunakan adalah data sekunder (time series) berupa data bulanan yang diperoleh dari data Bank Indonesia (BI), Badan Pusat Statistik (BPS) dan

Lebih terperinci

panjang antara ukuran perusahaan (SIZE) dengan capital adequacy ratio dan loan to

panjang antara ukuran perusahaan (SIZE) dengan capital adequacy ratio dan loan to BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. Uji Stasioneritas Pengujian stasioneritas data yang digunakan terhadap seluruh variabel dalam model kajian didasarkan pada Augmented Dickey Fuller test (ADF test),

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. A. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional. Dalam penelitian ini variabel terikat (dependent variabel) yang digunakan adalah

METODE PENELITIAN. A. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional. Dalam penelitian ini variabel terikat (dependent variabel) yang digunakan adalah III. METODE PENELITIAN A. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional 1. Variabel Penelitian Dalam penelitian ini variabel terikat (dependent variabel) yang digunakan adalah nilai tukar rupiah, sedangkan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. capital adequacy ratio (CAR), non performing financing (NPF), financing to

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. capital adequacy ratio (CAR), non performing financing (NPF), financing to BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Objek Penelitian Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui sejauh mana hubungan capital adequacy ratio (CAR), non performing financing (NPF), financing to deposit ratio

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. A. Data dan Sumber Data Penelitian ini termasuk dalam tipe penelitian arsip yaitu suatu penelitian

III. METODOLOGI PENELITIAN. A. Data dan Sumber Data Penelitian ini termasuk dalam tipe penelitian arsip yaitu suatu penelitian III. METODOLOGI PENELITIAN A. Data dan Sumber Data Penelitian ini termasuk dalam tipe penelitian arsip yaitu suatu penelitian terhadap fakta yang tertulis. Dokumen atau arsip data yang diteliti berdasarkan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Data digunakan adalah data sekunder (time series) berupa data bulanan yang

METODE PENELITIAN. Data digunakan adalah data sekunder (time series) berupa data bulanan yang 45 III. METODE PENELITIAN A. Jenis Dan Sumber Data Data digunakan adalah data sekunder (time series) berupa data bulanan yang diperoleh dari data Bank Indonesia (BI) dan melalui pengolahan data yang dihitung

Lebih terperinci

BAB 3 OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN. Secara Umum reksa dana syariah dan reksa dana konvesional tidak jauh

BAB 3 OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN. Secara Umum reksa dana syariah dan reksa dana konvesional tidak jauh BAB 3 OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian 3.1.1 Pengertian Reksa Dana Syariah Secara Umum reksa dana syariah dan reksa dana konvesional tidak jauh berbeda, namun secara fundamental terdapat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Populasi Populasi dari penelitian ini adalah perbankan yang go public di Bursa Efek Indonesia (BEI) dan menerbitkan laporan keuangan yang lengkap (Annual Report) pada periode

Lebih terperinci

III. METODELOGI PENELITIAN. Dalam penelitian yang berjudul Analisis Determinan Nilai Aktiva Bersih Reksa

III. METODELOGI PENELITIAN. Dalam penelitian yang berjudul Analisis Determinan Nilai Aktiva Bersih Reksa III. METODELOGI PENELITIAN A. Definisi Operasional Variabel Dalam penelitian yang berjudul Analisis Determinan Nilai Aktiva Bersih Reksa Dana Saham di Indonesia (Periode 2005:T1 2014:T3) variabel-variabel

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah menganalisis faktor-faktor yang

METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah menganalisis faktor-faktor yang 43 III. METODE PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data Ruang lingkup penelitian ini adalah menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi nilai tukar mengambang seperti uang beredar, suku bunga Indonesia(BI

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Reksa dana adalah wadah pengelolaan dana/modal bagi sekumpulan investor

I. PENDAHULUAN. Reksa dana adalah wadah pengelolaan dana/modal bagi sekumpulan investor I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Reksa dana adalah wadah pengelolaan dana/modal bagi sekumpulan investor untuk berinvestasi dalam instrumen-instrumen investasi yang tersedia di pasar dengan cara membeli

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Dalam penelitian yang berjudul Analisis Pengaruh ProdukDomestikBruto (PDB),

III. METODOLOGI PENELITIAN. Dalam penelitian yang berjudul Analisis Pengaruh ProdukDomestikBruto (PDB), III. METODOLOGI PENELITIAN A. Definisi Operasional Variabel Dalam penelitian yang berjudul Analisis Pengaruh ProdukDomestikBruto (PDB), SukuBunga Deposito, Inflasi, dan Obligasi PemerintahTerhadap Simpanan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Dalam penelitian Analisis Pengaruh Nilai Tukar, Produk Domestik Bruto, Inflasi,

III. METODE PENELITIAN. Dalam penelitian Analisis Pengaruh Nilai Tukar, Produk Domestik Bruto, Inflasi, 391 III. METODE PENELITIAN Dalam penelitian Analisis Pengaruh Nilai Tukar, Produk Domestik Bruto, Inflasi, dan Suku Bunga Luar Negeri Terhadap Nilai Impor Non Migas di Indonesia (Periode 2001:I 2012:IV)

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. FDR, Inflasi dan kurs terhadap ROA di Indonesia pada tahun 2013: I 2016: VII.

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. FDR, Inflasi dan kurs terhadap ROA di Indonesia pada tahun 2013: I 2016: VII. BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN Bab IV ini akan dilakukan pengujian terhadap pengaruh CAR, NPF, FDR, Inflasi dan kurs terhadap ROA di Indonesia pada tahun 2013: I 2016: VII. Sebagaimana telah dijelaskan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. modal menyediakan fasilitas yang mempertemukan antara pihak yang memiliki

BAB I PENDAHULUAN. modal menyediakan fasilitas yang mempertemukan antara pihak yang memiliki BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal yang merupakan pasar berbagai macam instrumen keuangan jangka panjang yang bisa diperjualbelikan, memiliki dua fungsi sekaligus, yaitu fungsi ekonomi dan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENILITIAN

BAB III METODE PENILITIAN 44 BAB III METODE PENILITIAN 3.1 Jenis dan Cara Pengumpulan Data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang diperoleh dari lembaga-lembaga atau instansi-instansi antara lain Bank

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Data yang dipakai untuk penelitian ini adalah data sekunder (time series)

METODE PENELITIAN. Data yang dipakai untuk penelitian ini adalah data sekunder (time series) 48 III. METODE PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data Data yang dipakai untuk penelitian ini adalah data sekunder (time series) yang didapat dari Statistik Ekonomi Keuangan Indonesia (SEKI) Bank Indonesia

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yaitu data time series

III. METODE PENELITIAN. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yaitu data time series 51 III. METODE PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yaitu data time series yang didapat dari Bank Indonesia dan Badan Pusat Statistik dan melalui

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. runtut waktu (time series). Penelitian ini menggunakan data-data Produk

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. runtut waktu (time series). Penelitian ini menggunakan data-data Produk BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Jenis dan Cara Pengumpulan Data Jenis data dalam penelitian ini adalah data sekunder yang merupakan data runtut waktu (time series). Penelitian ini menggunakan data-data

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Undang-undang Pasar Modal nomor 8 Tahun 1995 pasal 1, ayat (27):

TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Undang-undang Pasar Modal nomor 8 Tahun 1995 pasal 1, ayat (27): II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Reksadana Menurut Undang-undang Pasar Modal nomor 8 Tahun 1995 pasal 1, ayat (27): Reksadana adalah wadah yang dipergunakan untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat signifikan, yaitu perkembangan dunia bisnis. Perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat signifikan, yaitu perkembangan dunia bisnis. Perkembangan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia adalah satu dari negara muslim terbesar di dunia, merupakan pasar yang besar untuk mengembangkan industri keuangan syariah. Perkembangan ekonomi islam di Indonesia

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. gabungan dari data runtun waktu (time series) tahunan. Data yang digunakan

III. METODE PENELITIAN. gabungan dari data runtun waktu (time series) tahunan. Data yang digunakan III. METODE PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang berupa gabungan dari data runtun waktu (time series) tahunan. Data yang digunakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. minyak kelapa sawit Indonesia yang dipengaruhi oleh harga ekspor minyak

BAB III METODE PENELITIAN. minyak kelapa sawit Indonesia yang dipengaruhi oleh harga ekspor minyak BAB III METODE PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa seberapa besar volume ekspor minyak kelapa sawit Indonesia yang dipengaruhi oleh harga ekspor minyak kelapa

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. reksadana pertama oleh PT. BDNI Reksadana. Pengesahan Undang-Undang. sebagai salah satu instrument investasi di Indonesia.

I. PENDAHULUAN. reksadana pertama oleh PT. BDNI Reksadana. Pengesahan Undang-Undang. sebagai salah satu instrument investasi di Indonesia. I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Reksadana di Indonesia mulai dikembangkan sejak tahun 1995, dengan penerbitan reksadana pertama oleh PT. BDNI Reksadana. Pengesahan Undang-Undang Nomor 8 Tahun

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. bentuk runtut waktu (time series) yang bersifat kuantitatif yaitu data dalam

III. METODE PENELITIAN. bentuk runtut waktu (time series) yang bersifat kuantitatif yaitu data dalam 48 III. METODE PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder dalam bentuk runtut waktu (time series) yang bersifat kuantitatif yaitu data dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk mengembangkan harta kekayaan perusahaan secara produktif.investasi merupakan

BAB I PENDAHULUAN. untuk mengembangkan harta kekayaan perusahaan secara produktif.investasi merupakan 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Investasi saham syari ah masih menjadi peminat tertinggi di Bursa Efek Indonesia untuk mengembangkan harta kekayaan perusahaan secara produktif.investasi merupakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. sekunder yang akan digunakan ialah data deret waktu bulanan (time series) dari bulan

BAB III METODE PENELITIAN. sekunder yang akan digunakan ialah data deret waktu bulanan (time series) dari bulan 40 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis dan Sumber Data Data yang akan dipakai dalam penelitian ini berupa data sekunder. Data sekunder yang akan digunakan ialah data deret waktu bulanan (time series)

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN. Data yang dipakai untuk penelitian ini adalah data sekunder (time series) yang

METODOLOGI PENELITIAN. Data yang dipakai untuk penelitian ini adalah data sekunder (time series) yang 52 II. METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data Data yang dipakai untuk penelitian ini adalah data sekunder (time series) yang didapat dari Statistik Ekonomi Keuangan Indonesia (SEKI) Bank Indonesia

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Data yang digunakan dalam penulisan proposal ini adalah data sekunder yang

III. METODE PENELITIAN. Data yang digunakan dalam penulisan proposal ini adalah data sekunder yang 30 III. METODE PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan dalam penulisan proposal ini adalah data sekunder yang diperoleh dari Laporan Bank Indonesia, Statistik Ekonomi dan Keuangan Indonesia,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis dan Sumber Data Pada penelitian ini data yang digunakan yaitu data sekunder. Data sekunder

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis dan Sumber Data Pada penelitian ini data yang digunakan yaitu data sekunder. Data sekunder 37 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data Pada penelitian ini data yang digunakan yaitu data sekunder. Data sekunder yang digunakan diperoleh dari www.bps.go.id dan www.bi.go.id. Data yang

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Data yang digunakan pada penelitian ini adalah data sekunder yang diperoleh dari

III. METODE PENELITIAN. Data yang digunakan pada penelitian ini adalah data sekunder yang diperoleh dari III. METODE PENELITIAN Metode penelitian merupakan langkah dan prosedur yang akan dilakukan dalam pengumpulan data atau informasi empiris guna memecahkan permasalahan dan menguji hipotesis penelitian.

Lebih terperinci

III.METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif, karena penelitian ini

III.METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif, karena penelitian ini 43 III.METODE PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif, karena penelitian ini disajikan dengan angka-angka. Hal ini sesuai dengan pendapat Arikunto (2006) yang

Lebih terperinci

III. METODELOGI PENELITIAN. Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah current account

III. METODELOGI PENELITIAN. Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah current account III. METODELOGI PENELITIAN A. Deskripsi Variabel Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah current account sebagai variabel terikat dan nilai tukar, inflasi, PDB, dan aktiva luar negeri

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Laporan Kebijakan Moneter, Laporan Perekonomian Indonesia, Badan Pusat

III. METODE PENELITIAN. Laporan Kebijakan Moneter, Laporan Perekonomian Indonesia, Badan Pusat 49 III. METODE PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang diambil dari data publikasi Bank Indonesia berupa Statistik Ekonomi Moneter, Laporan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Statistik Deskriptif Statistik deskriptif mewakili seluruh contoh populasi dalam penelitian. Hal ini menjelaskan mengenai kecenderungan data tengah dan

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Dalam penelitian ini penulis melakukan pengujian mengenai Luas panen, Jumlah Penduduk dan Harga terhadap produksi padi di Kabupaten Gunungkidul periode tahun 1982-2015.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 45 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini termasuk dalam katagori metode penelitian kuantitatif karena menggunakan data yang diukur dengan sekala numerik (angka) dan analisis

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian Analisis Faktor-Faktor Yang

III. METODE PENELITIAN. Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian Analisis Faktor-Faktor Yang III. METODE PENELITIAN A. Deskripsi Data Variabel Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Cadangan Devisa di Indonesia Periode 2000-2014 adalah cadangan

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Uji Akar Unit (Unit Root Test) Kestasioneran data merupakan hal yang sangat penting dalam analisis data time series. Hal ini karena penggunaan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder dalam

III. METODE PENELITIAN. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder dalam III. METODE PENELITIAN A. Jenis Dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder dalam bulanan yang mencakup periode Tahun 2009.01-2014.08.Data yang digunakan dalam penelitian

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Selang periode runtun waktu. Bulanan Tahun Dasar PDB Triwulanan Miliar rupiah. M2 Bulanan Persentase

METODE PENELITIAN. Selang periode runtun waktu. Bulanan Tahun Dasar PDB Triwulanan Miliar rupiah. M2 Bulanan Persentase III. METODE PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data 1. Jenis Data Tabel 8. Deskripsi Data Input Nama Data Selang periode runtun waktu Satuan pengukuran Sumber Data Inflasi (CPI) Bulanan Tahun Dasar 2000 Indeks

Lebih terperinci

BAB 4 PEMBAHASAN. H 1 : tidak terdapat unit root (data stasioner)

BAB 4 PEMBAHASAN. H 1 : tidak terdapat unit root (data stasioner) BAB 4 PEMBAHASAN Pada bab ini akan disajikan hasil estimasi berdasarkan metode penelitian yang telah dibahas pada bab sebelumnya, dan pembahasan analisis hasil estimasi tersebut. Pembahasan dilakukan secara

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN A. Data dan Sumber Data 1. Data Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian Analisis Pengaruh Variabel Sektor Moneter dan Riil Terhadap Inflasi di Indonesia (Periode 2006:1

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Jakarta Islamic Index (JII) diluncurkan oleh PT. Bursa Efek Indonesia (BEI) bekerja sama dengan PT. Danareksa Investment Management (DIM) pada pertengahan tahun

Lebih terperinci

b. Undang-undang RI. Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal. c. Surat dari PT. Danareksa Investment Management, nomor S-09/01/DPS- DIM. d. Pendapat pe

b. Undang-undang RI. Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal. c. Surat dari PT. Danareksa Investment Management, nomor S-09/01/DPS- DIM. d. Pendapat pe DEWAN SYARI AH NASIONAL MAJELIS ULAMA INDONESIA FATWA DEWAN SYARI AH NASIONAL NO: 20/ DSN-MUI/IX/2000 Tentang PEDOMAN PELAKSANAAN INVESTASI UNTUK REKSA DANA SYARIAH Dewan Syari ah Nasional, setelah Menimbang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam memenuhi permintaan dan penawaran modal. Di negara-negara maju,

BAB I PENDAHULUAN. dalam memenuhi permintaan dan penawaran modal. Di negara-negara maju, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pasar modal mempunyai peran penting dalam suatu negara yang pada dasarnya mempunyai kesamaan antar suatu negara dengan negara yang lain. Hampir semua negara di dunia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. darinya. Lembaga keuangan itu sendiri menurut Undang Undang No.14 / 1967

BAB I PENDAHULUAN. darinya. Lembaga keuangan itu sendiri menurut Undang Undang No.14 / 1967 BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Lembaga keuangan merupakan suatu lembaga yang tidak dapat dijauhkan dari kehidupan masyarakat karena sangat banyak manfaat yang dapat diperoleh darinya. Lembaga keuangan

Lebih terperinci

BAB III OBYEK DAN METODOLOGI PENELITIAN. aktif diperdagangkan hingga penelitian ini dilakukan.

BAB III OBYEK DAN METODOLOGI PENELITIAN. aktif diperdagangkan hingga penelitian ini dilakukan. BAB III OBYEK DAN METODOLOGI PENELITIAN III.1 Objek Penelitian Objek penelitian dalam skripsi ini adalah reksa dana saham berbasis syariah yang aktif diperdagangkan hingga penelitian ini dilakukan. III.1.1

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan keahlian untuk mengelola investasinya. Menurut Undang-Undang Republik

BAB I PENDAHULUAN. dan keahlian untuk mengelola investasinya. Menurut Undang-Undang Republik BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Reksa Dana merupakan salah satu alternatif investasi bagi masyarakat pemodal, khususnya pemodal kecil dan pemodal yang tidak memiliki banyak waktu dan keahlian untuk

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sektor ekonomi dan keuangan mengalami banyak perkembangan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sektor ekonomi dan keuangan mengalami banyak perkembangan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sektor ekonomi dan keuangan mengalami banyak perkembangan untuk mencari model ekonomi yang lebih komprehensif.salah satu alternatif pilihan adalah mengembangkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Objek Penelitian Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui sejauh mana variabel BI rate, kurs tengah dan M2 (broad money) dalam mempengaruhi laju inflasi di Indonesia. B. Jenis

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN. Data yang dipakai untuk penelitian ini adalah data sekunder (timeseries) yang

METODOLOGI PENELITIAN. Data yang dipakai untuk penelitian ini adalah data sekunder (timeseries) yang 38 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data Data yang dipakai untuk penelitian ini adalah data sekunder (timeseries) yang didapat dari Bank Indonesia dan melalui pengolahan data yang dihitung

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. deposito berjangka terhadap suku bunga LIBOR, suku bunga SBI, dan inflasi

METODE PENELITIAN. deposito berjangka terhadap suku bunga LIBOR, suku bunga SBI, dan inflasi III. METODE PENELITIAN Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah tingkat suku bunga deposito berjangka terhadap suku bunga LIBOR, suku bunga SBI, dan inflasi pada bank umum di Indonesia.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Undang-undang Pasar Modal No.8 Tahun 1995, pasal 1 ayat (27).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Undang-undang Pasar Modal No.8 Tahun 1995, pasal 1 ayat (27). BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Pengertian Reksa Dana Menurut Undang-undang Pasar Modal No.8 Tahun 1995, pasal 1 ayat (27). Reksa dana adalah wadah yang dipergunakan untuk menghimpun

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Akhir kata penulis berharap semoga skripsi ini dapat berguna bagi semua

DAFTAR ISI. Akhir kata penulis berharap semoga skripsi ini dapat berguna bagi semua Akhir kata penulis berharap semoga skripsi ini dapat berguna bagi semua pihak dalam proses menerapkan ilmu yang penulis dapatkan di bangku kuliah. Yogyakarta, 23 April 2008 Penulis Rizki Amelia DAFTAR

Lebih terperinci

Pedoman Pelaksanaan Reksadana Syariah

Pedoman Pelaksanaan Reksadana Syariah Pedoman Pelaksanaan Reksadana Syariah Kontribusi dari Administrator Sunday, 16 April 2006 Terakhir kali diperbaharui Saturday, 22 April 2006 Halal Guide.INFO - Guide to Halal and Islamic Lifestyle Fatwa

Lebih terperinci

sejak zaman Rasulullah, seperti pembiayaan, penitipan harta, pinjam-meminjam uang, bahkan pengiriman uang. Akan tetapi, pada saat itu, fungsi-fungsi

sejak zaman Rasulullah, seperti pembiayaan, penitipan harta, pinjam-meminjam uang, bahkan pengiriman uang. Akan tetapi, pada saat itu, fungsi-fungsi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pelaksanaan fungsi-fungsi perbankan sebenarnya telah menjadi tradisi sejak zaman Rasulullah, seperti pembiayaan, penitipan harta, pinjam-meminjam uang, bahkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. akibat guncangan ekonomi global menjadi suatu jawaban akan kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. akibat guncangan ekonomi global menjadi suatu jawaban akan kebutuhan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kebangkitan industri keuangan syariah di tengah-tengah dominasi industri keuangan konvensional yang beberapa dekade terakhir mengalami keruntuhan akibat guncangan ekonomi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. reksadana. Perubahan Nilai Aktiva Bersih ini dapat dijadikan sebagai

BAB I PENDAHULUAN. reksadana. Perubahan Nilai Aktiva Bersih ini dapat dijadikan sebagai BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Nilai Aktiva Bersih Syariah merupakan indikator untuk menentukan harga beli maupun harga jual dari setiap unit penyertaan reksadana. Perubahan Nilai Aktiva Bersih ini

Lebih terperinci

BAB III ERROR CORRECTION MODEL (ECM) Suatu analisis yang biasa dipakai dalam ekonometrika adalah analisis

BAB III ERROR CORRECTION MODEL (ECM) Suatu analisis yang biasa dipakai dalam ekonometrika adalah analisis BAB III ERROR CORRECTION MODEL (ECM) 3.1 Teori Error Correction Model (ECM) Suatu analisis yang biasa dipakai dalam ekonometrika adalah analisis regresi yang pada dasarnya adalah studi atas ketergantungan

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI VOLUME PENYERAPAN UTANG LUAR NEGERI DI INDONESIA OLEH DUNGDANG P HUTAPEA H

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI VOLUME PENYERAPAN UTANG LUAR NEGERI DI INDONESIA OLEH DUNGDANG P HUTAPEA H ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI VOLUME PENYERAPAN UTANG LUAR NEGERI DI INDONESIA OLEH DUNGDANG P HUTAPEA H14103004 DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. statistik. Penelitian ini mengukur pengaruh pembalikan modal, defisit neraca

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. statistik. Penelitian ini mengukur pengaruh pembalikan modal, defisit neraca BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian yang bersifat kuantitatif, yaitu penelitian yang mengukur suatu variabel, sehingga lebih mudah dipahami secara

Lebih terperinci

BAB II PASAR MODAL SYARIAH DAN PROSES SCREENING DES

BAB II PASAR MODAL SYARIAH DAN PROSES SCREENING DES 20 BAB II PASAR MODAL SYARIAH DAN PROSES SCREENING DES A. Pasar Modal Syariah 1. Pengertian Pasar Modal Syariah Definisi pasar modal sesuai dengan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal (UUPM)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Investasi adalah komitmen atas sejumlah dana atau sumber daya lainnya yang dilakukan pada

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Investasi adalah komitmen atas sejumlah dana atau sumber daya lainnya yang dilakukan pada BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Investasi adalah komitmen atas sejumlah dana atau sumber daya lainnya yang dilakukan pada saat ini dengan tujuan memperoleh sejumlah keuntungan dimasa mendatang.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hamba-nya. Kedudukan harta pada satu sisi sebagai berkah yang

BAB I PENDAHULUAN. hamba-nya. Kedudukan harta pada satu sisi sebagai berkah yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Harta merupakan salah satu amanat yang diberikan Allah SWT kepada hamba-nya. Kedudukan harta pada satu sisi sebagai berkah yang membahagiakan, dan pada sisi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan yang signifikan. Setelah melihat kesuksesan bank-bank syariah yang

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan yang signifikan. Setelah melihat kesuksesan bank-bank syariah yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan ekonomi Islam di Indonesia saat ini mengalami pertumbuhan yang signifikan. Setelah melihat kesuksesan bank-bank syariah yang tumbuh begitu pesat

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara berkembang memiliki siitem perekonomian

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara berkembang memiliki siitem perekonomian I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara berkembang memiliki siitem perekonomian terbuka. Sistem perekonomian terbuka sangat penting peranannya dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. (OJK). Objek tersebut terdiri dari Bank Umum Syaria (BUS) dan Unit Usaha

BAB III METODE PENELITIAN. (OJK). Objek tersebut terdiri dari Bank Umum Syaria (BUS) dan Unit Usaha 56 BAB III METODE PENELITIAN A. Objek Penelitian Objek penelitan dalam penelitian ini adalah seluruh bank syariah di Indonesia yang terdaftar di Bank Indonesia (BI) dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Objek

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. dilakukan uji stasioneritas dengan uji akar-akar unit (unit roots test).

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. dilakukan uji stasioneritas dengan uji akar-akar unit (unit roots test). BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Uji Kualitas Instrumen dan Data 1. Uji Stasioner Uji Stasioner dilakukan untuk menguji apakah data atau variabel yang dianalisis dalam penelitian ini stasioner

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tahun terakhir berkembang cukup dinamis. Kedinamisan tersebut salah satunya

BAB I PENDAHULUAN. tahun terakhir berkembang cukup dinamis. Kedinamisan tersebut salah satunya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pasar Modal (Capital Market) merupakan pasar untuk berbagai instrumen keuangan jangka panjang yang bisa diperjual belikan, baik dalam bentuk hutang maupun modal

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yaitu

III. METODE PENELITIAN. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yaitu III. METODE PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yaitu berkaitan dengan data yang waktu dikumpulkannya bukan (tidak harus) untuk memenuhi

Lebih terperinci

Tabel 4.1 Deskripsi Variabel Penelitian

Tabel 4.1 Deskripsi Variabel Penelitian 55 BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data Variabel Penelitian Dalam penelitian ini menggunakan data sekunder yang berupa data runtut waktu (time series) yang berfungsi sebagai bahan analisis.

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Uji Akar Unit (Stasionaritas) Data deret waktu dikatakan stasioner jika menunjukkan pola yang konstan dari waktu kewaktu. Adapun uji akar unit

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder menurut runtun

III. METODE PENELITIAN. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder menurut runtun III. METODE PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder menurut runtun waktu (timeseries) yang diperoleh dari Statistik Ekonomi dan Keuangan Indonesia

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. (mean), standar deviasi, varian, maksimum, minimum, sum, kurtosis. dan skewness (kemencengan distribusi).

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. (mean), standar deviasi, varian, maksimum, minimum, sum, kurtosis. dan skewness (kemencengan distribusi). BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Analisis Deskriptif Menurut Ghozali (2011: 19), statistik deskriptif memberikan gambaran atau deskripsi suatu data yang dilihat dari nilai rata-rata (mean),

Lebih terperinci

ANALISIS FLUKTUASI KURS RUPIAH TERHADAP DOLLAR AMERIKA TAHUN

ANALISIS FLUKTUASI KURS RUPIAH TERHADAP DOLLAR AMERIKA TAHUN ANALISIS FLUKTUASI KURS RUPIAH TERHADAP DOLLAR AMERIKA TAHUN 2003.1 2005.12 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Dan Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Ekonomi Pembangunan Pada fakultas

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Produk murabahah merupakan produk yang mendominasi dalam pembiayaan perbankan syariah. Praktik murabahah mempunyai potensi yang mudah untuk disalahgunakan.

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. posisi keuangannya. Secara faktual, pasar modal telah menjadi financial nervecentre

BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. posisi keuangannya. Secara faktual, pasar modal telah menjadi financial nervecentre BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS A. Pasar Modal Indonesia Pasar modal merupakan salah satu tonggak penting dalam perekonomian dunia saat ini. Banyak industri dan perusahaan yang

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. sekunder deret waktu (time series) mulai dari Januari 2013 sampai

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. sekunder deret waktu (time series) mulai dari Januari 2013 sampai BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Analisis dan Hasil Regresi Semua data yang digunakan dalam analisis ini merupakan data sekunder deret waktu (time series) mulai dari Januari 2013 sampai Desember

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan (pihak yang membutuhkan dana) melalui penjualan saham, obligasi,

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan (pihak yang membutuhkan dana) melalui penjualan saham, obligasi, BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Di era globalisasi ini, pasar modal mulai menunjukkan peranan penting dalam menggerakkan dana dari pemodal (pihak yang kelebihan dana) kepada perusahaan (pihak yang

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Perkembangan Produk Domestik Bruto Nasional Produk domestik bruto adalah nilai pasar dari semua barang dan jasa akhir yang diproduksi dalam suatu negara dalam kurun waktu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Objek dari penelitian ini adalah perilaku prosiklikalitas perbankan di

BAB III METODE PENELITIAN. Objek dari penelitian ini adalah perilaku prosiklikalitas perbankan di BAB III METODE PENELITIAN A. Objek Penelitian Objek dari penelitian ini adalah perilaku prosiklikalitas perbankan di Indonesia pada tahun 2007M01 2016M09. Pemilihan pada periode tahun yang digunakan adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sebagai sarana berinvestasi bagi masyarakat dalam instrument keuangan seperti

BAB I PENDAHULUAN. sebagai sarana berinvestasi bagi masyarakat dalam instrument keuangan seperti BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal sebagai sumber alternatif lain karena mempunyai peran sebagai sarana berinvestasi bagi masyarakat dalam instrument keuangan seperti saham, reksadana, dan

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. tabungan masyarakat, deposito berjangka dan rekening valuta asing atau

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. tabungan masyarakat, deposito berjangka dan rekening valuta asing atau BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian 3.1.1 Jumlah Uang Beredar Jumlah uang beredar dalam arti luas (M2) atau broad money merupakan merupakan kewajiban sistem moneter (bank sentral)

Lebih terperinci

BAB V HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB V HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN Bab V ini akan dilakukan pengujian mengenai analisis faktor-faktor yang mempengaruhi laju inflasi di Indonesia. Dimana variabel terikat (variable dependent) meliputi

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Jenderal Pengelolaan Utang, Bank Indonesia dalam berbagai edisi serta berbagai

III. METODE PENELITIAN. Jenderal Pengelolaan Utang, Bank Indonesia dalam berbagai edisi serta berbagai 51 III. METODE PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang berasal dari publikasi dinas atau instansi pemerintah, diantaranya adalah publikasi

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. tingkat harga umum, pendapatan riil, suku bunga, dan giro wajib minimum. Data

III. METODE PENELITIAN. tingkat harga umum, pendapatan riil, suku bunga, dan giro wajib minimum. Data 47 III. METODE PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder, yang terdiri dari satu variabel terikat yaitu Ekses Likuiditas dan empat variabel

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN. yang menghitung indeks harga rata rata saham untuk jenis saham saham yang

BAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN. yang menghitung indeks harga rata rata saham untuk jenis saham saham yang 12 BAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Singkat Jakarta Islamic Indeks Jakarta Islamic Index adalah salah satu indeks saham yang ada di Indonesia yang menghitung indeks harga rata rata saham untuk

Lebih terperinci

BAB III. Metode Penelitian. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif yaitu data yang diukur dalam skala

BAB III. Metode Penelitian. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif yaitu data yang diukur dalam skala BAB III Metode Penelitian A. Pendekatan Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif yaitu data yang diukur dalam skala numerik, berdasarkan data time series yang berhubungan dengan inflasi,suku

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. yang ditentukan dengan menggunakan metode ilmiah secara aturan-aturan yang

III. METODE PENELITIAN. yang ditentukan dengan menggunakan metode ilmiah secara aturan-aturan yang III. METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian adalah suatu proses mencari sesuatu secara sistematik dalam waktu yang ditentukan dengan menggunakan metode ilmiah secara aturan-aturan yang berlaku.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Gambaran Umum dan Objek Penelitian Objek penelitian dalam penelitian ini terdiri dari faktor-faktor ekonomi makro seperti Interest Rate dan Foreign Exchange Rate selain itu

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. yaitu CAR (Capital Adequacy Ratio), LDR (Loan to Deposit Ratio), EPS

III. METODE PENELITIAN. yaitu CAR (Capital Adequacy Ratio), LDR (Loan to Deposit Ratio), EPS 44 III. METODE PENELITIAN A.Deskripsi Data Input Dalam penelitian ini variabel terikat (dependen variabel) yang digunakan adalah harga saham perbankan. Sedangkan variabel bebasnya (independent variabel)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal yang merupakan pasar untuk berbagai instrumen keuangan jangka

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal yang merupakan pasar untuk berbagai instrumen keuangan jangka BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pasar modal yang merupakan pasar untuk berbagai instrumen keuangan jangka panjang yang bisa diperjualbelikan, menjalankan dua fungsi sekaligus, yaitu fungsi ekonomi

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 24 BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Desain Penelitian Penelitian ini didesain dengan menggunakan metode eksperimen. Metode eksperimen dimaksudkan untuk menjelaskan hubungan sebab akibat antara satu variabel

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Inflasi yang terjadi di Indonesia telah menyebabkan perekonomian baik yang

BAB I PENDAHULUAN. Inflasi yang terjadi di Indonesia telah menyebabkan perekonomian baik yang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Krisis finansial yang melanda Indonesia pada pertengahan tahun 1997 memberi dampak yang kurang menguntungkan bagi perekonomian Indonesia. Salah satu dampak

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN ANALISIS. dalam bentuk deret waktu (time series) 5,5 tahun, yaitu tahun juni 2015.

BAB IV HASIL DAN ANALISIS. dalam bentuk deret waktu (time series) 5,5 tahun, yaitu tahun juni 2015. BAB IV HASIL DAN ANALISIS 4.1 Deskripsi Data Penelitian Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder dalam bentuk deret waktu (time series) 5,5 tahun, yaitu tahun 2010- juni 2015.

Lebih terperinci