Oleh: Drs. Edison Simaremare, M. Pd. Beslina Afriani Siagian, S. Pd. PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Oleh: Drs. Edison Simaremare, M. Pd. Beslina Afriani Siagian, S. Pd. PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA"

Transkripsi

1 LAPORAN PENELITIAN PENERAPAN TEKNIK PEMBELAJARAN CTS (CATATAN: TULIS SUSUN) TERHADAP KEMAMPUAN APRESIASI UNSUR INTRINSIK NOVEL OLEH MAHASISWA JURUSAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS HKBP NOMMENSEN Oleh: Drs. Edison Simaremare, M. Pd. Beslina Afriani Siagian, S. Pd. PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS HKBP NOMMENSEN MEDAN 01

2 PENGESAHAN LAPORAN PENELITIAN 1. a. Judul Penelitian : Penerapan Teknik Pembelajaran CTS (Catatan: Tulis Susun) terhadap Kemampuan Apresiasi Unsur Intrinsik Novel oleh Mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas HKBP Nommensen b. Bidang Ilmu : Bahasa c. Kategori Penelitian : Penelitian untuk mengembangkan fungsi kelembagaan perguruan tinggi. Identitas Peneliti: a. Nama Lengkap dan Gelar : Beslina Afriani Siagian, S. Pd. b. Tempat/ tanggal lahir : Tebing Tinggi, 3 April 1988 c. Jenis Kelamin : Perempuan d. Golongan/ Pangkat : - e. Program Studi : Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia f. Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan g. Perguruan Tinggi : Universitas HKBP Nommensen h. Bidang Keilmuan : Bahasa dan Sastra Indonesia 3. Susunan Tim Peneliti a. Ketua : Drs. Edison Simaremare, M. Pd. b. Anggota : Beslina Afriani Siagian, S. Pd. 4. Lokasi Penelitian : FKIP UHN Medan 5. Lama Penelitian : 3 (tiga) bulan 6. Biaya Penelitian : Rp ,00 7. Sumber Dana : Lembaga Penelitian Universitas HKBP Nommensen Medan, Agustus 01 Mengetahui, Menyetujui, Disusun oleh, Wakil Dekan, Ketua Lembaga Penelitian, Peneliti, Drs. Eden Sitompul, M. Pd. Prof. Dr. Ir. Hasan Sitorus, MS Beslina Siagian

3 KATA PENGANTAR Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan anugerah-nya sehingga laporan penelitian ini dapat diselesaikan dengan baik. Penelitian ini berjudul Penerapan Teknik Pembelajaran CTS (Catatan: Tulis Susun) terhadap Kemampuan Apresiasi Unsur Intrinsik Novel oleh Mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas HKBP Nommensen. Penelitian bermanfaat untuk meningkatkan kualitas pembelajaran Universitas HKBP Nommensen, khususnya Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. Ucapan terimakasih khusus disampaikan kepada pihak yang turut berperan, yakni sebagai berikut. 1. Rektor Universitas HKBP Nommensen Medan, Dr. Ir. Jongkers Tampubolon,. Dekan Fakultas Keguruan Ilmu Pendidikan, Dr. Tagor Pangaribuan 3. Wakil Dekan Khusus Bidang Akademik kelas Medan, Drs. Eden A. Sitompul, M. Pd. 4. Ketua Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Dra. Elza Saragih, M. Hum. 5. Ketua Lembaga Penelitian, Prof. Dr. Ir. Hasan Sitorus, MS. Dan semua pihak yang telah membantu peneliti dalam menyelesaikan laporan penelitian ini.

4 ABSTRAK Beslina Afriani Siagian. Penerapan Teknik CTS (Catatan: Tulis-Susun) terhadap Kemampuan Apresiasi Unsur Intrinsik Novel oleh Mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas HKBP Nommensen 011/ 01. Laporan. Medan. Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas HKBP Nommensen. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kualitas pembelajaran apresiasi unsur intrinsik novel sebelum dan sesudah penerapan teknik CTS (Catatan: Tulis- Susun) oleh mahasiswa pendidikan bahasa dan sastra Indonesia tahun pembelajaran 011/ 01. Sampel penelitian ini berjumlah 40 orang dari 144 populasi yang ada. Sampel tersebut akan dikenai dua perlakuan, yakni pembelajaran tanpa menggunakan teknik CTS (Catatan: Tulis-Susun) dan pembelajaran dengan menggunakan teknik CTS (Catatan: Tulis-Susun). Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode quasi eksperimen dengan desain penelitian one group pretest postest design. Instrumen yang digunakan adalah tes mengapresiasi novel dari segi unsur intrinsik dalam bentuk essay. Nilai rata-rata kelas eksperimen adalah 75,1 sedangkan untuk kelas kontrol adalah 64,6. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa nilai tes sebelum menggunakan teknik CTS (Catatan: Tulis-Susun) lebih tinggi daripada nilai tes sesudah menggunakan teknik CTS (Catatan: Tulis-Susun). Berdasarkan hasil analisis data dengan menggunakan uji t diperoleh t hitung = 5,89 pada taraf signifikan α = 5% dari daftar distribusi t dk (n-1) = 40-1 = 39, maka diperoleh t tabel = 1,68. Dengan demikian, Ho ditolak dan Ha diterima, artinya penerapan teknik CTS (Catatan: Tulis-Susun) dapat meningkatkan kemampuan apresiasi novel dari segi unsur intrinsik. Selain itu, berdasarkan analisis kategori kemampuan mengapresiasi unsur intrinsik novel diperoleh kesimpulan bahwa kemampuan mengapresiasi unsur intrinsik novel sebelum menerapkan teknik CTS (Catatan: Tulis-Susun) adalah kurang memadai (30%) sedangkan kemampuan mengapresiasi unsur intrinsik novel sesudah menerapkan teknik CTS (Catatan: Tulis-Susun) adalah memadai (80%). Berdasarkan data di atas, dapat disimpulkan bahwa penerapan teknik CTS (Catatan: Tulis-Susun) dapat meningkatkan kemampuan apresiasi novel dari segi unsur intrinsik pada mahasiswa pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia stambuk 010 tahun pembelajaran 011/ 01. Kata kunci: Teknik CTS, apresiasi novel

5 DAFTAR TABEL I RINCIAN POPULASI PENELITIAN... 0 II DESAIN... 1 III ASPEK-ASPEK PENILAIAN... 3 IV DATA HASIL APRESIASI NOVEL... 5 V DISTRIBUSI FREKUENSI SKOR KEMAMPUAN APRESIASI NOVEL PRETEST... 7 VI IDENTIFIKASI KECENDERUNGAN KELOMPOK PRETEST... 9 VII DISTRIBUSI FREKUENSI SKOR KEMAMPUAN APRESIASI NOVEL POSTEST... 9 VIII IDENTIFIKASI KECENDERUNGAN KELOMPOK POSTEST IX UJI NORMALITAS DATA KELOMPOK PRETEST... 3 X UJI NORMALITAS DATA KELOMPOK POSTEST XI HARGA-HARGA YANG PERLU UNTUK UJI BARTLET... 34

6 BAB I PENDAHULUAN DAFTAR ISI A. Latar Belakang Masalah... 1 B. Identifikasi Masalah... 4 C. Batasan Masalah... 4 D. Rumusan Masalah... 4 E. Tujuan Penelitian... 5 F. Manfaat Penelitian. 6 BAB II KERANGKA TEORETIS, KERANGKA KONSEPTUAL, DAN HIPOTESIS PENELITIAN A. KERANGKA TEORETIS Novel Teknik CTS (Catatan:Tulis-Susun) B. KERANGKA KONSEPTUAL C. HIPOTESIS PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian... 0 B. Lokasi dan Waktu Penelitian... 0 C. Populasi dan Sampel... 0 D. Desain Penelitian... 1 E. Instrumen Penelitian... F. Teknik Analisis Data... 3 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data... 5 B. Uji Persyaratan Analisis Data... 3

7 C. Pengujian Hipotesis D. Temuan Penelitian E. Pembahasan Hasil Penelitian BAB V SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan B. Saran DAFTAR PUSTAKA... 40

8 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan zaman yang semakin maju serta peradaban manusia yang semakin modern diharapkan dapat meningkatkan aktivitas serta kreativitas belajar seseorang sesuai dengan apa yang diharapkan. Aktivitas dan kreativitas belajar tersebut dimulai dari tingkat sekolah dasar hingga tingkat perguruan tinggi. Oleh sebab itu, aktivitas dan kreativitas belajar tersebut dapat dicapai dengan meningkatkan salah satu kegiatan dalam pembelajaran, yaitu berupa keterampilan berbahasa. Keterampilan berbahasa dapat dibedakan menjadi dua komponen, yaitu keterampilan yang bersifat reseptif dan produktif. Membaca dan menyimak termasuk keterampilan yang bersifat reseptif, sedangkan berbicara dan menulis termasuk keterampilan berbahasa yang bersifat produktif. Keterampilan berbahasa yang bersifat reseptif berguna dalam rangka memperluas pengalaman seseorang dengan cara menerima informasi, amanat, pesan dan sebagainya yang disampaikan orang melalui media, yaitu bahasa yang bersifat lisan maupun tulisan. Sedangkan keterampilan berbahasa yang bersifat produktif berguna untuk menuangkan ide, gagasan, serta emosi dalam rangka mengikuti perkembangan zaman yang berjalan dengan sangat pesat. Menulis adalah salah satu cara untuk mengekspresikan diri, mengungkapkan ide, dan menuangkan apa saja yang ada dalam batin si penulis. Melalui menulis orang dapat membuat rangkaian kalimat, ide, atau pendapat tentang pengalaman yang ingin disampaikan kepada pembaca dengan bentuk grafem (huruf-huruf). Berdasarkan hal itu, dapat diketahui bahwa menulis membuat seseorang mampu menuangkan dan mengungkapkan pikiran serta gagasan untuk mencapai maksud dan tujuan yang diharapkan.

9 Dalam pembelajaran sastra di program studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia terdapat beberapa pembelajaran menulis, salah satunya adalah menulis puisi. Puisi adalah salah satu dari tiga bagian karya sastra yang menyuguhkan permasalahan kehidupan dalam bahasa yang estetik. Puisi dikenal dengan bentuknya yang unik karena kata-katanya yang ekonomis, padat, padu, tetapi kaya makna. Oleh karena itu, mengingat ciri-ciri tersebut, maka yang menjadi orientasi sebuah puisi adalah kata, atau yang lebih dikenal dalam sastra dengan diksi. Berdasarkan fakta yang ada selama bertahun-tahun, ditemui bahwa mahasiswa yang duduk program studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia cenderung mengalami kesulitan dalam menulis sebuah puisi. Padahal keterampilan ini merupakan kajian dari para mahasiswa tersebut. Setelah diidentifikasi, kesulitan tersebut dapat diklasifikasikan menjadi: mahasiswa kurang tertarik menulis puisi, mahasiswa pasif dalam proses pembelajaran apresiasi puisi, mahasiswa kesulitan mengekspresikan puisi, mahasiswa terlihat malu saat menbacakan puisi, dan mahasiswa kesulitan dalam menemukan kata-kata puitis. Permasalahan di atas menunjukkan bahwa pembelajaran menulis puisi perlu diperbaiki untuk meningkatkan kemampuan dan prestasi belajar mahasiswa. Teknik pembelajaran dan pendekatan belajar termasuk faktor-faktor yang turut menentukan tingkat keberhasilan belajar mahasiswa. Dalam penelitian ini, peneliti menawarkan teknik pembelajaran yaitu dengan menggunakan teknik rangsang-gambar dan sumbang-kata. Menurut Sayuti dalam Ajeng (010: 3), teknik rangsang gambar adalah salah satu model pembelajaran yang menggunakan gambar sebagai media yang digunakan dalam pembelajaran. Pemakaian model pembelajaran yang bervariasi merupakan salah satu faktor pendukung dalam proses belajar mengajar di dalam kelas. Model pembelajaran dengan menggunakan media gambar dapat diterapkan dalam pengajaran bahasa dan sastra Indonesia pada pembelajaran menulis puisi.

10 Sedangkan sumbang kata merupakan salah satu model pembelajaran dengan mengumpulkan kata-kata yang sesuai dengan tema guna merangkai sebuah karya yang berupa tulisan yang indah dan bermakna. Model pembelajaran dengan teknik sumbang kata diterapkan dalam proses belajar mengajar dengan membentuk kelompok sesuai dengan pembagian jenis kata yang sesuai dengan gambar dan tema yang telah ditentukan. Kata-kata yang telah disumbangkan oleh mahasiswa digunakan untuk merangkai sebuah puisi yang terdiri dari beberapa bait dan memiliki makna. Oleh karena itu, teknik rangsang gambar dan sumbang kata merupakan suatu teknik pembelajaran dengan memberikan rangsangan yang berupa gambar kepada mahasiswa. Mahasiswa tidak hanya membayangkan suatu objek, tetapi juga dituntut untuk menyumbangkan kata-kata melalui proses pemaknaan obyek. Mengingat orientasi sebuah puisi adalah pemilihan diksi, maka teknik rangsang gambar dan sumbang kata diharapkan dapat meningkatkan kemampuan menulis puisi mahasiwa. Berdasarkan uraian yang telah dipaparkan, maka peneliti akan meneliti Penerapan Teknik Rangsang Gambar dan Sumbang Kata terhadap Kemampuan Menulis Puisi pada Mahasiswa Stambuk 011 Semester Ganjil Tahun Pembelajaran 01/ 013. B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang dipaparkan di atas, maka masalah tersebut dapat diidentifikasi sebagai berikut: 1. kurangnya ketertarikan mahasiswa dalam menulis puisi,. kurangnya keaktifan mahasiswa dalam proses pembelajaran apresiasi puisi, 3. kurangnya keberanian mahasiswa dalam membacakan puisi di hadapan khalayak, 4. kurangnya kemampuan mahasiswa dalam menemukan kata-kata yang puitis, dan 5. kurang tepatnya teknik pembelajaran yang dipergunakan dosen dalam pembelajaran menulis puisi.

11 C. Batasan Masalah Berdasarkan identifikasi masalah tersebut, maka penelitian ini hanya dibatasi dan difokuskan pada penerapan teknik pembelajaran rangsang gambar dan sumbang kata dalam meningkatkan kemampuan menulis puisi pada mahasiswa semester tiga Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Tahun 01/ 013. D. Rumusan Masalah Adapun yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. 1. Bagaimana kemampuan menulis puisi sebelum menerapkan teknik pembelajaran rangsang gambar dan sumbang kata pada mahasiswa semester tiga Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia tahun 01/ 013?. Bagaimana kemampuan menulis puisi sesudah menerapkan teknik pembelajaran rangsang gambar dan sumbang kata pada mahasiswa semester tiga Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia tahun 01/ 013? 3. Apakah ada perbedaan yang signifikan antara kemampuan menulis puisi sebelum menerapkan teknik pembelajaran rangsang gambar dan sumbang kata dengan sesudahnya pada mahasiswa semester tiga Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia tahun 01/ 013? E. Tujuan Penelitian Sesuai dengan permasalahan yang telah dirumuskan di atas, maka tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut. 1. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui kemampuan menulis puisi sebelum menerapkan teknik pembelajaran rangsang gambar dan sumbang kata pada

12 mahasiswa semester tiga Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia tahun 01/ Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui kemampuan menulis puisi sesudah menerapkan teknik pembelajaran rangsang gambar dan sumbang kata pada mahasiswa semester tiga Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia tahun 01/ Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui perbedaan kemampuan menulis puisi antara sebelum menerapkan teknik pembelajaran rangsang gambar dan sumbang kata dengan sesudahnya pada mahasiswa semester tiga Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia tahun 01/ 013. F. Manfaat Penelitian Adapun manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut. 1. Hasil penelitian ini dapat memberi ide bahwa teknik pembelajaran rangsang gambar dan sumbang kata merupakan salah satu teknik yang relevan untuk pembelajaran menulis puisi.. Hasil penelitian ini dapat menjadi salah satu pertimbangan bagi pengajar, khususnya dosen bahasa Indonesia dalam merencanakan dan melaksanakan program pembelajaran menulis puisi. 3. Hasil penelitian ini dapat memperkaya khazanah ilmu pengetahuan khususnya dalam hal pengembangan pembelajaran menulis puisi. 4. Hasil penelitian ini dapat menjadi salah satu data rujukan bagi penelitian yang relevan.

13 BAB II LANDASAN TEORITIS, KERANGKA KONSEPTUAL, DAN HIPOTESIS PENELITIAN A. LANDASAN TEORETIS 1. Puisi a. Pengertian Puisi Puisi merupakan ekspresi pengalaman batin atau jiwa seseorang mengenai kehidupan manusia, alam, dan Tuhan melalui media bahasa yang estetis yang secara padu dan utuh dipadatkan kata-katanya dalam bentuk teks. Di balik kata-katanya yang ekonomis, padat, dan padu tersebut, puisi berisi potret atau gambaran kehidupan manusia. Kamus Besar Bahasa Indonesia (003 : 903) menyatakan puisi adalah: 1) ragam sastra yang terikat oleh rima, mantra, irama, serta penyusunan larik dan bait, ) gubahan dalam bahasa yang bentuknya dipilih dan ditata secara cermat sehingga mempertajam kesadaran orang akan pengalaman dan membangkitkan tanggapan khusus lewat penataan bunyi, irama, dan makna khusus, dan 3) sajak. Waluyo (1995:5) mengatakan, Puisi adalah bentuk karya sastra yang mengungkapkan pikiran dan perasaan penyair secara imajinatif dan disusun dengan mengkonsentrasikan semua kekuatan bahasa, yakni dengan mengkonsentrasikan struktur fisik dan struktur batinnya. Berdasarkan paparan beberapa pendapat di atas, maka dapat disimpulkan bahwa puisi adalah karya sastra yang merupakan ekspresi atau ungkapan perasaan seseorang mengenai kehidupan yang dituangkan dan disusun dengan memanfaatkan segala kekuatan atau daya bahasa secara kreatif dan imajinatif.

14 b. Ciri-ciri Puisi Seperti karya sastra lainnya, puisi juga mempunyai ciri-ciri sebagai penanda atau pengenal yang membedakannya dengan karya sastra lain. Ada beberapa pendapat ahli yang mengemukakan ciri-ciri puisi. Menurut Waluyo (1995:5) adalah sebagai berikut: 1) dalam puisi terjadi pemadatan segala unsur kekuatan bahasa, ) dalam penyusunannya, unsur-unsur bahasa itu dirapikan, diatur dengan sebaik- baiknya dengan memperhatikan irama dan bunyi, 3) puisi adalah ungkapan pikiran dan perasaan penyair berdasarkan pengalaman jiwa yang bersifat imajinatif, 4) bahasa yang dipergunakan bersifat konotatif. Hal ini ditandai dengan kata konkret yang bersifat figuratif, dan 5) bentuk fisik dan bentuk batin puisi yang merupakan unsur kesatuan yang padu. puisi. Selain pendapat di atas, Atmazaki (1993:8) juga memberikan penjelasan mengenai ciri-ciri 1) Unsur formal puisi adalah bahasa yang tersusun dalam baris dan bait, sedangkan unsur nonformalnya adalah irama. Secara formal, puisi tersusun dalam baris-baris yang membentuk bait-bait. Akan tetapi, ada puisi yang tidak memperlihatkan ciri formal itu. Untuk yang terakhir, kehadirannya sebagai puisi ditentukan oleh irama yang ditemukan dalam pembacaannya. Misalnya, puisi sebelum angkatan Chairil Anwar hampir rata-rata mementingkan unsur formal puisi (baris dan bait) seperti puisi tradisional yaitu pantun, syair, dan lainnya baru dapat disebut sebagaimana namanya bila telah memenuhi syarat-syarat meliputi sejumlah baris, kata, suku kata, irama, dan lain-lain. Keadaan sedikit berbeda dengan puisi-puisi di masa Pujangga Baru.

15 Puisi-puisi Amir Hamzah dan seangkatannya tidak lagi terikat oleh jumlah-jumlah tersebut, walaupun tetap terikat oleh baris dan bait. Perubahan terjadi sejak Chairil Anwar. Sekalipun masih terikat oleh baris dan bait, tetapi tidak terikat oleh jumlah katanya, suku kata dan persamaan-persamaan bunyi sebagaimana terdapat pada bentuk-bentuk puisi terdahulu. ) Berbeda dengan karya sastra bentuk prosa, puisi tidaklah merupakan suatu deretan peristiwa; tidak bercerita dan tentunya tidak mengutamakan plot. Puisi, pertama-tama adalah sebuah monolog. Sebagai monolog, kekuatan sebuah puisi terletak pada kekuatan ekspresinya. Daya ekspresi puisi tidak terletak pada banyak atau sedikitnya kata yang digunakan. Daya ekspresi puisi terletak pada pilihan kata dan pemanipulasian kata-kata tersebut sehingga mampu mengkonkretkan imaji-imaji yang memenuhi intuisi seorang penyair. 3) Keterikatan sebuah kata dalam puisi lebih cenderung pada struktur ritmik sebuah baris dari pada struktur sintaktik sebuah kalimat seperti dalam prosa. Oleh sebab itu, unsur dasar sebuah puisi bukanlah kalimat-kalimat, melainkan baris, terutama untuk puisi yang mengutamakan unsur formal; tidak pula kata, melainkan irama yang muncul manakala puisi dibacakan, terutama untuk puisi yang tidak mengutamakan unsur formal. Walaupun kata-kata terikat pada baris, namun tidak berarti bahwa kata-kata dalam puisi tidak dapat dikembalikan kepada struktur kalimat. Hanya saja, peranan baris lebih menentukan dibandingkan peranan kalimat. Konsekuensi logis dari struktur yang demikian adalah bahwa bahasa puisi dapat saja tidak mengikuti struktur logis kalimat. Penyimpangan dari struktur itu mungkin disebabkan oleh kepentingan irama, penekanan sebuah kata, atau karena ingin memunculkan efek dan kesan tertentu kepada pembacanya. Sebenarnya, hal demikianlah yang memberikan peluang untuk menciptakan puisi-puisi modern yang inovatif juga kreatif. 4) Bahasa dalam sajak cenderung pada makna konotatif. Ini adalah ciri yang dominan dalam puisi. Hampir tidak ada puisi yang tidak memanfaatkan konotasi bahasa. Ketidaklangsungan pengucapan adalah darah daging dari sebuah sajak. Ketidaklangsungan itu, kata Riffeterre dalam

16 Atmazaki (1993:1) disebabkan oleh pergantian arti, penyimpangan arti, penciptaan arti atau disiplacing, distorting, dan creating of meaning. Pergantian arti dapat berbentuk majas atau bahasa kias, penyimpangan arti terjadi pada ambiguitas, dan penciptaan arti terjadi pada pemanfaatan tipologi tertentu. Sebenarnya, ketiga unsur itu yang menyebabkan puisi lebih padat dan memusat. Karena memang puisi adalah jenis karya sastra yang segala-galanya dipusatkan dan dipadatkan (konsentrasi dan intensifikasi). 5) Pada akhirnya, yang tidak kalah pentingnya dalam menentukan bahwa sebuah karya sastra disebut puisi adalah karena pembaca membacanya sebagai sebuah puisi. Di sinilah peran pembaca. Setiap pembaca memiliki kesiapan dan harapan terhadap setiap jenis teks yang dibacanya agar teks itu memberikan sesuatu sebagaimana yang diharapkannya. Apabila seseorang membaca sebuah teks, dan sewaktu membaca ia mempersiapkan mental dengan harapannya untuk menerima teks itu sebagaimana dipunyai sebuah puisi, maka teks itu adalah puisi. Sebab caranya membaca adalah pertanda bahwa ia mengharapkan agar teks itu memberikan daya saran sebagaimana dipunyai puisi. c. Unsur-unsur Puisi Selain ciri-ciri puisi yang telah dikemukakan di atas, puisi juga dibangun oleh unsur-unsur puisi. Ada dua unsur pokok yang membentuk karya sastra, yaitu unsur intrinsik dan unsur ekstrinsik. Namun, pada penelitian ini, pembahasan hanya difokuskan pada unsur intrinsik saja. Adapun unsur instrinsik puisi menurut Suroto (1989:99) adalah sebagai berikut. 1) Tema Tema adalah pokok persoalan atau pokok pikiran yang mendasari terbentuknya sebuah puisi (Suroto: 1989:99). Pokok persoalan ini bisa bermacam-macam, seperti masalah ketuhanan, cinta, kebencian, rindu, keadilan, kemanusiaan dan lain-lain. Tidak mudah untuk mengetahui sebuah tema dalam puisi, karena tema puisi terselubung dalam kata-kata dan perlambangan. Untuk dapat

17 menangkap tema suatu puisi paling tidak kita harus mengetahui diksi, makna konotasi, dan perlambangan atau simbolisasi. ) Amanat atau Pesan Amanat atau pesan adalah sesuatu yang hendak disampaikan oleh penyair kepada pembaca lewat puisinya (Suroto, 1989:101). Amanat biasanya berada dibalik tema yang tersirat dari rangkaian kata puisi itu. 3) Simbolisasi atau Perlambangan Pengertian simbolisasi atau perlambangan dalam puisi mengacu pada kata atau lambang kebahasaan lain yang digunakan untuk menggantikan suatu pengertian atau hal lain. Simbolisasi diperlukan oleh penyair untuk lebih mengkonkretkan hal-hal yang akan disampaikan. Misalnya, kata merah melambangkan pengertian berani atau marah. Jadi simbolisasi atau perlambangan sangat erat kaitannya dengan kata-kata konkret. Menurut Waluyo (1995:88), macam-macam lambang ditentukan oleh keadaan atau peristiwa apa yang digunakan oleh penyair untuk menggantikan keadaan atau peristiwa itu. Ada lambang warna, lambang benda, lambang bunyi, lambang suasana dan lainnya. Lambang bunyi sering dipergunakan penyair untuk mengeraskan suasana dan menegaskan maksud yang hendak disampaikan. Misalnya, bunyi /i/ cenderung melambangkan atau menggambarkan sesuatu yang kecil dan rapi. Bunyi /k/ melambangkan sesuatu yang keras dan lainnya. 4) Musikalitas Yang dimaksud dengan musikalitas adalah hal-hal yang berhubungan dengan pengucapan bunyi (Suroto, 1989:105). Unsur musikalitas sangat penting dalam puisi. Tanpa memperhatikan unsur ini, efek puitis dalam puisi akan berkurang. Unsur ini meliputi rima dan bunyi. Rima adalah

18 persamaan bunyi atau pola bunyi yang terdapat pada kata-kata dalam puisi. Sedangkan bunyi di sini dimaksudkan adalah bunyi bahasa yang terdapat dalam kata-kata puisi. 5) Rima Di dalam puisi, rima mempunyai fungsi menimbulkan irama yang merdu sehingga memberi kesan estetik pada pendengaran dan perasaan. Selain itu, rima berfungsi mengintensifkan dan menyatakan suasana yang digambarkan. 6) Bunyi Unsur bunyi mampu melambangkan atau mengkonotasikan makna tertentu. Di samping itu, bunyi juga mampu menimbulkan keindahan. Bunyi yang tepat akan membantu mengungkapkan amanat karena bunyi dapat menciptakan suasana tersendiri. 7) Korespondensi Yang dimaksud dengan korespondensi dalam puisi adalah perhubungan yang terdapat dalam puisi (Suroto, 1989:109). Perhubungan tersebut meliputi perhubungan antara kata dengan kata, frase dengan frase, kalimat dengan kalimat, atau bait dengan bait dalam suatu kesatuan yang logis. Untuk dapat memahami suatu puisi dengan baik, maka unsur ini tidak dapat diabaikan. 8) Diksi Diksi adalah ketepatan pemilihan dan penggunaan kata (Suroto, 1989:11). Dalam puisi, diksi memegang peranan penting sebab makna dan keindahan puisi dibangun oleh seni kata. Ketepatan pemilihan dan penggunaan kata tersebut meliputi ketepatan makna, ketepatan bentuk, ketepatan bunyi, dan ketepatan penempatan dalam urutan. Semua itu harus merupakan suatu panduan yang pas dan harmonis.

19 9) Gaya Bahasa Gaya bahasa termasuk unsur intrinsik yang cukup penting dalam puisi. Boleh dikatakan hampir tak ada puisi yang hadir tanpa sebuah gaya bahasa. Dengan gaya bahasa, gagasan yang terungkap akan terasa lebih konkret dan penuh. Tarigan dalam Suroto (1989:114) mengatakan, gaya bahasa ialah cara mengungkapkan pikiran melalui bahasa secara khas yang memperlihatkan jiwa dan kepribadian penulis. Penggunaan gaya bahasa mempunyai tujuan selain untuk menarik perhatian juga digunakan untuk hal tertentu. Misalnya, gaya bahasa repetisi atau gaya bahasa pengulangan yang digunakan untuk mengintensifkan hal-hal yang ingin ditekankan atau dikemukakan. Atau gaya bahasa personifikasi yang memberikan sifat-sifat manusia kepada benda mati. Dengan ini, penyair dapat menghidupkan puisi-puisinya, mengintensifkan pernyataan, dan dapat menegaskan maksud. 10) Tipografi Tipografi atau tata wajah merupakan pembeda penting antara puisi dengan prosa dan drama. Larik-larik dalam puisi tidak berbentuk paragraf melainkan berbentuk bait. Cara sebuah teks ditulis sebagai larik-larik yang khas menciptakan makna tambahan. Makna tambahan itu diperkuat oleh penyajian tipografi puisi. Bentuk tipografi yang disajikan selain ingin menyampaikan makna, juga ingin memperlihatkan kemanisan susunan kata-kata dan baris serta bait yang menyerupai gambar seperti huruf Z, segi empat, dan lainnya. Keseluruhan unsur-unsur pembangun puisi yang diuraikan di atas merupakan unsur-unsur yang utuh dan padu dan merupakan kesatuan yang saling melengkapi dan mempengaruhi dalam puisi. Dalam menciptakan sebuah puisi, diperlukan langkah-langkah menulis puisi yang dapat dijadikan ide bagi mahasiswa dalam menulis puisi.. Kemampuan Menulis Puisi

20 Suatu kegiatan yang dilakukan menuntut adanya keterampilan. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (003:180) dinyatakan. Keterampilan adalah kecakapan untuk menyelesaikan tugas. Keterampilan yang dimiliki seseorang tentu akan berguna bagi orang tersebut. Salah satu keterampilan yang dituntut saat ini adalah kemampuan menulis. Tidak mudah memang praktik menulis itu. Mungkin bagi sebahagian orang itu gampang tetapi bila sudah mendapat ide, maka ia akan dapat menulis apa saja. Namun, bagi sebahagian orang, hal itu tidaklah mudah. Akan tetapi, walau bagaimana pun jika kemampuan menulis itu dilatih terus menerus dengan bimbingan yang sistematis maka memungkinkan orang tersebut akan dapat menulis dan kemampuan itu akan berubah menjadi sebuah keterampilan. Menulis puisi merupakan proses bernalar yang imajinatif, yang kemudian diwujudkan dalam bentuk lambang-lambang yang mempunyai arti khusus. Menulis puisi adalah penceritaan kembali pengalaman pribadi dan respon akan sesuatu yang diwujudkan dari proses yang diwujudkan dari proses berpikir imajinatif ke dalam bentuk kata yang khas yang disebut puisi. Al Banna (008) mengemukakan: Menulis puisi adalah menulis suatu objek yang cenderung dekat dengan diri si penulis itu sendiri, baik dekat dengan perasaan atau pemikiran. Penulis perlu merawat ketertarikan terhadap objek itu dengan tekun, sehingga ia bisa lebih dan lebih dekat lagi dengan objek. Sebab puisi yang baik adalah puisi yang berawal dan lahir dari proses kedekatan dengan perasaan dan pemikiran penulis. Semakin dekat suatu objek dengan diri penulis, maka akan semakin baik pula puisi yang akan dihasilkan. Oleh karena itu, kemampuan menulis puisi merupakan kemampuan atau kecakapan seseorang dalam menulis sebuah objek yang dekat dengan penulis dengan menyusun kata-kata atau bahasa yang bersifat kreatif dan imajinatif. Dari objek yang sama maka akan dapat dihasilkan objek yang berbeda. Kepiawaian itu terletak pada kejelian seseorang dalam menangkap hal-hal yang terlihat olehnya yang kemudian akan dituangkan ke dalam kata-kata yang bernama puisi.

21 3. Langkah-langkah Menulis Puisi Kosasih (004:35) mengatakan: Menulis puisi adalah penyusunan kata-kata atau bahasa berdasarkan pengalaman yang bersifat kreatif. Tidak jauh berbeda dengan pernyataan itu, Atmazaki (1993) menyatakan bahwa teknik menulis puisi dapat dilakukan sebagai berikut: a. memahami dasar puisi, b. pengembangan imajinasi melalui pengalaman atau objek yang ada di sekitar kita, c. mengembangkan keterampilan menulis melalui permainan kata, d. menganalisis kata untuk meningkatkan kreativitas, dan e. latihan menulis dimulai dari puisi yang sederhana dengan terlebih dahulu menentukan tema puisi. Sebenarnya jika dicermati, puisi itu merupakan ungkapan kata bermakna yang dihasilkan dari berbagai macam proses kelahiran masing-masing. Artikel yang berjudul Lima Tahap Proses Menulis Puisi menyatakan bahwa puisi itu terlahir dari beberapa proses di bawah ini, yakni sebagai berikut. 1. Tahap pengungkapan fakta diri; puisi pada tahap ini, biasanya lahir berdasarkan observasi pada sekitar diri sendiri, terutama pada faktor fisik. Jadi, seseorang akan terinspirasi menulis puisi berdasarkan obyek yang benar-benar konkret.. Tahap pengungkapan rasa diri; pada tahap ini akan lahir puisi yang mampu mengungkapkan rasa atau perasaan diri sendiri atau objek yang bersinggungan atau berinteraksi. Perasaan yang terungkap bisa berupa perasaan sedih, senang, benci, cinta, patah hati dan lain-lain.

22 3. Tahap mengungkapkan fakta objek lain; pada tahap ini puisi dilahirkan berdasarkan fakta-fakta di luar diri dan dituliskan begitu saja apa adanya, tanpa tambahan kata bersayap atau metafora. 4. Tahap mengungkapkan rasa objek lain; pada tahap ini, penulis berusaha mengungkapkan perasaan suatu objek, baik perasaan orang lain maupun benda-benda yang ada di sekitarnya yang seolah-olah menjelma menjadi manusia. 5. Tahap mengungkapkan kehadiran yang belum hadir; pada tahap ini, puisi sudah merupakan kristalisasi yang sangat mendalam atas segala fakta, rasa, dan analisa menuju jangkauan yang bersifat lintas ruang dan waktu menuju kajadian di masa depan. Menulis puisi merupakan kegiatan produktif yang lahir dari ekspresi pribadi. Kepandaian menulis puisi bergantung pada pengalaman menulis puisi. Kemampuan menulis puisi sering dianggap sebagai bakat sehingga orang yang merasa tidak mempunyai bakat tidak akan dapat menulis, tetapi bakat tidak berarti tanpa ada pelatihan. Dan begitu pun sebaliknya, tanpa bakat pun bila seseorang rajin belajar dan giat berlatih, ia akan terampil dalam menulis puisi. Jadi, menulis puisi termasuk jenis keterampilan, seperti halnya jenis keterampilan lainnya, pemerolehannya harus melalui belajar dan berlatih, semakin sering belajar dan semakin giat berlatih, tentu semakin cepat terampil. Selain itu, berdasarkan paparan di atas, dapat disimpulkan bahwa kemampuan menulis puisi juga dapat ditingkatkan dengan memperhatikan obyek serta menjalin kedekatan obyek tersebut agat tercipta pemaknaan yang bersifat konotatif yang pada akhirnya menyumbangkan diksi yang menarik. 4. Teknik Rangsang Gambar dan Sumbang Kata

23 Menurut Sayuti (008), teknik rangsang gambar adalah salah satu model pembelajaran yang menggunakan gambar sebagai media yang digunakan dalam pembelajaran. Pemakaian model pembelajaran yang bervariasi merupakan salah satu faktor pendukung dalam proses belajar mengajar di dalam kelas. Model pembelajaran dengan menggunakan media gambar seperti teknik ini dapat diterapkan dalam pengajaran bahasa dan sastra Indonesia pada pembelajaran menulis puisi. Media gambar membantu dosen dalam mengatur proses pembelajaran serta penggunaan waktu di kelas dengan bijak. Ketersediaan media gambar di suatu kelas akan memengaruhi proses pembelajaran mahasiswa dimana penempatan media yang sesuai akan mendukung proses pencapaian pembelajaran itu sendiri. Sumbang kata merupakan salah satu model pembelajaran dengan mengumpulkan kata-kata yang sesuai dengan tema guna merangkai sebuah karya yang berupa tulisan yang indah dan bermakna. Model pembelajaran dengan teknik sumbang kata ini diterapkan dalam proses belajar mengajar dengan membentuk kelompok sesuai dengan pembagian jenis kata yang sesuai dengan gambar dan tema yang telah ditentukan. Kata-kata yang telah disumbangkan oleh mahasiswa digunakan untuk merangkai sebuah puisi yang terdiri dari beberapa bait dan memiliki makna. Teknik rangsang gambar dan sumbang kata merupakan suatu teknik pembelajaran dengan memberikan rangsangan yang berupa gambar kepada mahasiswa. Mahasiswa tidak hanya membayangkan suatu objek, tetapi juga dituntut untuk mengamati dengan cermat gambar yang disajikan, lalu juga dituntut untuk menyumbangkan kata-kata sesuai dengan pemaknaan terhadap obyek tersebut. Dengan demikian, mahasiswa tidak hanya duduk dan mendengarkan dosen, tetapi juga turut bekerja memperhatikan obyek dan menyumbangkan kata-kata. Pada pelaksanaan pembelajaran dengan penerapan teknik sumbang kata, mahasiswa dituntut untuk menemukan kata-kata yang berhubungan dengan gambar yang telah mereka

24 lihat kemudian ditulis di papan tulis. Mahasiswa dituntut untuk menggerakkan anggota tubuh, menggunakan panca indera, dan otaknya untuk belajar. Mahasiswa dapat mendapatkan pengalaman dari apa yang telah mereka lihat dan dengar untuk dijadikan bahan belajar. Hal ini tentunya akan meningkatkan keaktifan mahasiswa serta bisa meningkatkan kemampuan dalam proses pembelajaran apresiasi puisi di kampus. Dengan menerapkan teknik rangsang gambar dan sumbang kata pada pembelajaran apresiasi puisi ini, diharapkan dapat meningkatkan kemampuan menulis puisi mahasiswa. B. KERANGKA KONSEPTUAL Menulis puisi merupakan kegiatan produktif yang lahir dari ekspresi pribadi. Kegiatan tersebut merujuk pada kemampuan atau kecakapan seseorang dalam menulis sebuah objek yang dekat dengan penulis dengan menyusun kata-kata atau bahasa yang bersifat kreatif dan imajinatif. Hal itu sejalan dengan konsep puisi yang mengimplementasikan refleksi pribadi ke dalam kata-kata yang ekonomis, padat, tetapi juga kaya makna. Artinya, dari objek yang sama maka akan dapat dihasilkan objek yang berbeda. Kepiawaian itu terletak pada kejelian seseorang dalam menangkap hal-hal yang terlihat olehnya yang kemudian akan dituangkan ke dalam kata-kata yang bernama puisi. Teknik rangsang gambar dan sumbang kata merupakan suatu teknik pembelajaran dengan memberikan rangsangan yang berupa gambar kepada mahasiswa. Melalui obyek tersebut, mahasiswa dituntut untuk menyumbangkan kata-kata dan memberi pemaknaan. Jadi mahasiswa tidak hanya membayangkan suatu objek sebagai sebuah benda, tetapi juga turut berperan memaknai obyek tersebut dengan menyumbangkan kata-kata. Dengan demikian, mahasiswa akan dapat menciptakan sebuah puisi berdasarkan pemaknaan obyek dan penyumbangan kata-kata.

25 C. HIPOTESIS PENELITIAN Berdasarkan kerangka teoretis, kerangka konseptual, dan pendapat ahli yang sudah dikemukakan pada pembahasan sebelumnya, maka diajukan hipotesis penelitian sebagai berikut: Terdapat perbedaan yang signifikan antara kemampuan menulis puisi sebelum menerapkan teknik pembelajaran rangsang gambar dan sumbang kata dan sesudahnya pada mahasiswa semester tiga Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia tahun 01/ 013.

26 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode quasi eksperimen. Metode ini dipergunakan karena peneliti ingin mengetahui perbedaan kemampuan mahasiswa dalam menulis puisi sebelum menerapkan teknik pembelajaran rangsang gambar dan sumbang kata dengan sesudah menerapkan teknik pembelajaran rangsang gambar dan sumbang kata. B. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di kelas perkuliahan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas HKBP Nommensen. Penelitian ini dilakukan pada semester ganjil tahun pembelajaran 01/ 013. C. Populasi dan Sampel Penelitian 1. Populasi Penelitian Arikunto (1998:115) menyatakan, Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa semester tiga Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia tahun 01/ 013 yang terdiri atas 3 kelas seperti rincian di bawah ini.

27 TABEL I RINCIAN POPULASI PENELITIAN Mahasiswa semester tiga Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia T. P. 01/ 013 Group A Group B Group C Sampel Penelitian Peneliti menggunakan teknik random dalam menentukan atau mengambil sampel. Dalam penelitian ini populasi yang ada terdiri dari 3 (tiga) kelas. Untuk menentukan sampel dalam penelitian ini, peneliti melakukan cluster sampling terhadap populasi kelas yang ada dengan cara melakukan pengocokan. Maka kelas yang terpilih dalam proses random adalah kelas B dengan jumlah mahasiswa 33 orang. D. Desain Penelitian Model desain penelitian yang digunakan peneliti adalah desain One Group Pretest Posttest Design. Arikunto (005:1) berpendapat, One group pretest posttest design yaitu eksperimen yang dilaksanakan pada satu kelompok saja tanpa kelompok pembanding. Di dalam desain ini pengukuran dilakukan sebanyak dua kali yaitu sebelum eksperimen dan sesudah eksperimen. Pengukuran yang dilakukan sebelum eksperimen disebut pretest, dan pengukuran sesudah eksperimen disebut posttest. Dengan desain ini, efek dari eksperimen dapat diketahui dengan pasti karena sudah menggunakan tes awal.

28 Tes dilakukan sebanyak dua kali, pertama tes sebelum menerapkan menerapkan teknik pembelajaran rangsang gambar dan sumbang kata, kedua tes sesudah menerapkan teknik pembelajaran rangsang gambar dan sumbang kata. TABEL II DESAIN PENELITIAN Kelas Pretest Perlakuan Posttest Eksperimen O 1 X O Keterangan: O 1 : Tes awal kemampuan menulis puisi X : Perlakuan dengan menerapkan teknik pembelajaran rangsang gambar dan sumbang kata O : Tes akhir kemampuan menulis puisi E. Instrumen Penelitian Instrumen penelitian merupakan alat bantu bagi peneliti dalam mengumpulkan data. Dalam penelitian ini alat yang digunakan untuk menjaring data adalah tes kemampuan menulis puisi. Tes dibuat dalam bentuk essai yaitu menginstruksikan mahasiswa untuk menulis puisi. Adapun yang menjadi kriteria penilaian dalam menulis puisi yang dibacakan pada mahasiswa dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

29 TABEL III ASPEK-ASPEK PENILAIAN No Aspek Kriteria Nilai 1. Tema. Rima 3. Diksi 1. Kesesuaian tema puisi dengan isi yang disampaikan a. sangat sesuai b. sesuai c. kurang sesuai d. tidak sesuai. Penggunaan rima a. sangat tepat b. tepat c. kurang tepat d. tidak tepat 3. Aspek pemilihan kata a. sangat kontekstual b. kontekstual c. kurang kontekstual d. tidak kontekstual Gaya Bahasa 4. Penggunaan gaya bahasa a. sangat variatif b. variatif c. kurang variatif d. tidak variatif Imajinasi 5. Keberadaan imajinasi dalam puisi a. tergambar sangat jelas b. jelas c. kurang jelas d. tidak jelas 0 15

30 10 Jumlah (Nugriyantoro:001) F. Teknik Analisis Data Langkah-langkah yang dilakukan dalam menganalisis data penelitian adalah sebagai berikut. 1. Menghitung nilai rata-rata hasil belajar menulis puisi sebelum dan sesudah perlakuan dengan rumus X Fi X i = (Sudjana, 00:67) F i. Menghitung simpangan baku S 1 dan S dari varians sebelum dan sesudah perlakuan dengan rumus N F i X i Fi X i S (Sudjana, 00:95) N N 1 3. Pemeriksaan dengan uji normalitas data dengan menggunakan uji Liliefors, langkah-langkah yang ditempuh adalah: a. Pengamatan X 1, X,.,X n dijadikan bilangan baku Z 1, Z,.Z n dengan menggunakan rumus: X Z = i X i (Sudjana, 00:466) S b. Menghitung peluang F(z i ) = F(z z i ) dengan menggunakan daftar distribusi normal baku. c. Menghitung Z 1, Z,.,Z n yang dinyataka dengan S(Z i ).

31 d. Menghitung selisih F(Z i ) - S(Z i ) kemudian menentukan harga mutlaknya. e. Menentukan harga terbesar di antara harga-harga mutlak selisih tersebut Harga terbesar ini disebut L o. Untuk menerima dan menolak distribusi normal data penelitian dapat dibandingkan nilai L o dengan nilai kritis L yang diambil dari daftar tabel uji Liliefors dengan taraf 0,05 dengan kriteria pengujian jika L o < L maka sampel berdistribusi normal. 4. Untuk menentukan data homogen atau tidak, digunakan uji homogenitas varians dengan menggunakan uji F sebagai berikut. var ians terbesar F = (Sudjana, 00:50) var ians terkecil Kriteri pengujian: Jika F hitung < F tabel maka sampel sebelum dan sesudah perlakuan mempunyai varians yang sama. 5. Pengujian hipotesis, digunakan rumus uji-t dari Arikunto yaitu t D D N( N D N 1) (Arikunto, 005:396) Rumus di atas dapat diuji pada taraf signifikan 5% atau = 0,05 dari daftar distribusi t dk = (n- 1) dengan ketentuan terima H a jika t hitung > t tabel dan ditolak H o jika t hitung < t tabel.

32 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode quasi eksperimen. Metode ini dipergunakan karena peneliti ingin mengetahui perbedaan kemampuan mahasiswa dalam menulis puisi sebelum menerapkan teknik rangsang gambar dan sumbang kata dengan sesudah menerapkan teknik rangsang gambar dan sumbang kata. Berikut ini akan disajikan data mengenai hasil perolehan nilai kemampuan menulis puisi sebelum menggunakan teknik rangsang gambar dan sumbang kata dengan sesudah menggunakan teknik rangsang gambar dan sumbang kata. TABEL IV DATA HASIL MENULIS PUISI No Nama Pretest Postest 1. Lela Novida Simbolon Eva Friska Tarigan Ika Widiati Sinaga Ruth Helena Nainggolan Rita Marsaulina Pasaribu Deswin Rio P. Tarigan Fainto Girsang Nelly Agustina Manik Jane Andriani Ginting 55 75

33 10. Isabella Br. Sembiring Okto Basri Manik James Lianson Nainggolan Erna Yunita Barasa Henny Indriawati Hulu Endang Prasetya Purba Amrin Jafetman Sinaga Repiana Gultom Ernesta Br. Ginting Intan Silaban Lastri Nainggolan Vina Merina Br. Sianipar Masni Silaban Listari Manurung Epin Donta Ginting Dewi Ria Sianturi Ceria Kristi Br. Tarigan Rayona Tampubolon Virgina Rosti Situmorang Lilis Debora Gultom Marissan Simamora Lidia Theresia Siringoringo 60 65

34 3. Mardelina Purba Lastri Nainggolan Jumlah X 1 =1885 X = 45 Rata-rata 57,1 73,48 1. Analisis Data Kelompok Pretest Setelah mengetahui hasil kemampuan menulis puisi, selanjutnya akan dibuat tabel distribusi frekuensi, hal ini dilakukan guna mengetahui rata-rata (mean), Standar Deviasi (SD) dan Standar Error (SE) dari data yang berdistribusi tunggal. TABEL V DISTRIBUSI FREKUENSI SKOR KEMAMPUAN MENULIS PUISI X f Fx x x fx ,1 93,09 879, ,1 146,89 587, ,1 50,69 53, ,1 4,49, ,88 8,9 66,35

35 ,88 6,09 6, ,88 165,89 331, ,88 319, ,47 N=33 fx=1885 fx =3801,48 Dari tabel di atas dapat dicari rata-rata, standar deviasi, dan standar error variabel yaitu: 1. Rata-rata (Mean) Kelompok X M X fx N ,1. Standar Deviasi Kelompok X SD X fx N , ,19 SD X 10,73 3. Standar Error Kelompok X

36 FREKUENSI SE MX SD N 1 X 1 10, , ,73 5,65 SE MX 1,89 Berdasarkan tabel distribusi kelas pretest di atas dapat digambarkan dalam bentuk diagram batang sebagai berikut: GAMBAR II DISTRIBUSI FREKUENSI KELOMPOK PRETEST NILAI

37 Selain itu, data di atas dapat dikategorikan menjadi tiga kategori yaitu sangat baik, baik, dan cukup. Adapun ketentuan dalam pengkategorian data tersebut adalah sebagai berikut. TABEL VI IDENTIFIKASI KECENDERUNGAN KELOMPOK PRETEST Rentang F. absolute F. Relative Kategori % Sangat baik ,% Baik ,4% Cukup ,4% Kurang Sangat kurang %. Analisis Data Kelompok Postest Setelah mengetahui hasil kemampuan menulis puisi seperti di atas selanjutnya diketahui hasil kemampuan menulis puisi dengan menggunakan teknik rangsang gambar dan sumbang kata. Selain itu, di bawah ini juga akan dibuat tabel distribusi frekuensi, hal ini dilakukan guna mengetahui rata-rata (mean), Standar Deviasi (SD) dan Standar Error (SE) dari data yang berdistribusi tunggal.

38 TABELVII DISTRIBUSI FREKUENSI SKOR KEMAMPUAN MENULIS PUISI X F Fx x x fx ,48 181,71 363, ,48 71,91 87, ,48 1,11 11, ,5,31 0, ,5 4,51 1, ,5 7,91 818,73 N=33 fx=45 fx =184,3 Dari tabel di atas dapat dicari rata-rata, standar deviasi, dan standar error variabel yaitu: 1. Rata-rata (Mean) Kelompok Y M X fx N ,48. Standar Deviasi Kelompok Y

39 FREKUENSI SD SD X X 184, ,7 7,43 fx N 1 3. Standar Error Kelompok Y SE MX SD N 1 X 1 7, ,43 3 7,43 5,65 SE MX 1,31 Berdasarkan tabel distribusi kelas postest di atas dapat digambarkan dalam bentuk diagram batang sebagai berikut: GAMBAR III DISTRIBUSI FREKUENSI KELOMPOK POSTEST NILAI

40 Selain itu, data di atas dapat dikategorikan menjadi tiga kategori yaitu sangat baik, baik, dan cukup. Adapun ketentuan dalam pengkategorian data tersebut adalah sebagai berikut. TABEL VIII IDENTIFIKASI KECENDERUNGAN KELOMPOK POSTEST Rentang F. absolute F. Relative Kategori ,1% Sangat baik ,7% Baik ,% Cukup Kurang Sangat kurang % 4. Mencari Standar Error Kelompok X dan Kelompok Y SE mx my SE MX SE MY 1,31 1,89 1,71 3,57 5,8 =,9

41 Dari perhitungan di atas diperoleh standar error perbedaan mean pada pretest (X) dan postest (Y) adalah,9. B. Uji Persyaratan Analisis Data 1. Uji Normalitas Data Kelompok Pretest (X) Uji normalitas yang digunakan adalah uji normalitas Lilliefors. Berikut tabel uji normalitas variabel X. TABEL IX UJI NORMALITAS DATA KELOMPOK PRETEST X F fkum Zi Tabel F(Zi) S(Zi) L ,59-0,4441 0,0559 0,0909 0, ,1-0,3686 0,1314 0,11 0, ,66-0,454 0,546 0,3636 0, ,19-0,0754 0,446 0,5151 0, ,6 0,106 0,606 0,7575 0, ,73 0,673 0,7673 0,7878 0, ,0 0,3849 0,8849 0,8484 0, ,66 0,4515 0, ,0485 Diketahui rata-rata kelas eksperimen M x = 57,1 dan N = 33 Berdasarkan tabel di atas, harga yang paling besar di antara harga-harga mutlak selisih tersebut (L hitung )= 0,1549. Kemudian nilai L hitung ini dikonsultasikan dengan nilai kritis L dengan taraf

42 nyata α = 0,05 (5%). Dimana diketahui (N=33), maka L tabel dengan α (0,01) = 0,1796, dan α (0,05) = 0,1543. Dengan demikian L hitung < L tabel (0,1549 < 0,1796). Hal ini membuktikan bahwa data variabel X berdistribusi normal.. Uji Normalitas Data Kelompok Postest Uji normalitas yang digunakan adalah uji normalitas Lilliefors. Berikut tabel uji normalitas variabel Y. TABEL X UJI NORMALITAS DATA KELOMPOK POSTEST X F fkum Zi Tabel F(Zi) S(Zi) L 60-1,81-0,4649 0,0351 0,0606 0, ,14-0,379 0,171 0,1818 0, ,46-0,177 0,38 0,4848 0, ,0 0,0793 0,5793 0,7575 0, ,87 0,3078 0,8078 0,9090 0, , 0,4868 0, ,013 Diketahui rata-rata kelas eksperimen M x = 73,48 dan N= 33 Berdasarkan tabel di atas, harga yang paling besar di antara harga-harga mutlak selisih tersebut (L hitung )= 0,178. Kemudian nilai L hitung ini dikonsultasikan dengan nilai kritis L dengan taraf nyata α = 0,05 (5%). Dimana diketahui (N= 33) L tabel = 0,1796.

43 Dengan demikian L hitung < L tabel (0,178 < 0,1796). Hal ini membuktikan bahwa data variabel Y berdistribusi normal. 3. Uji Homogenitas Uji homogenitas varians diuraikan untuk menguji kesamaan variabel. Metode yang digunakan adalah dengan uji Bartlet (Sudjana, 1989:61). Perhitungannya sebagai berikut. Diketahui: S x = (7,43) = 55,7 S y = (10,73) = 115,19 Derajat kebebasan (dk) dk = N 1 = 33-1 = 3 Setelah diperoleh harga-harga yang diperlukan untuk uji Bartlet, kemudian dihitung varians gabungan dari semua sampel ( S ), harga satuan B, dan digunakan statistik Chikuadrat ( ). Berikut ini disajikan hasil perhitungan homogenitas data-masing-masing variabel penelitian.

44 TABEL XI HARGA-HARGA YANG PERLU UNTUK UJI BARTLETT Sampel Dk 1/dk S i Log S i (dk)log S i X 3 0,031 55,7 1,74 55,68 Y 3 0, ,19,06 65, ,60 a.varians Gabungan Sampel S ( n i ( n i i) S 1) i ( n x 1) S ( n ( n (3)(55,7) (3)(115,19) 64 (1768,64) (3686,08) 64 S 85,3 Log S x x n y ) Y Log 85,3 1) S y 1,93 b. Harga Satuan B B LogS ( n i 1) = (1,93) (64) = 13,55

45 c. Uji Bartlett dengan rumus Chi kuadrat X = ln 10 {B - (n i-1 ) Log Si } = (,305)(13,55-13,5) = (,305) (0,03) = 0,06 Dari perhitungan di atas diperoleh X hitung (chi kuadrat) sebesar 0,06, harga X tabel pada taraf kepercayaan 95 % dengan dk 3 adalah 79,1. Oleh karena itu, X hitung < X tabel yaitu 0,06 < 79,1. Hal ini membuktikan bahwa varians populasi adalah homogen. C. Pengujian Hipotesis Berdasarkan penelitian terhadap normalitas dan homogenitas sebagaimana telah diketahui sebelumnya bahwa persyaratan analisis data dalam penelitian ini adalah berdistribusi normal dan dari variansi populasi yang homogen. Selanjutnya akan dilakukan hipotesis dengan uji t dengan rumus Sudijono (Sudijono, 007: 8-85): t o M1 SE M M 1 M 73,48 57,1,9 7,14 Maka t hitung = 7,14 Berdasarkan perhitungan data maka diperoleh t hitung = 7,14 pada taraf signifikan = 5% dari daftar distribusi t dk (n-1) = (33-1) = 3 maka diperoleh t tabel = 1,8. Jadi t hitung > t tabel = 7,14 > 1,8

46 berarti H o ditolak dan H a diterima yaitu menyatakan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara kemampuan menulis puisi sebelum menerapkan teknik rangsang gambar dan sumbang kata dengan sesudahnya. D. Temuan Penelitian Berdasarkan analisis data penelitian, diperoleh temuan sebagai berikut. 1. Kemampuan menulis puisi sebelum menerapkan teknik rangsang gambar dan sumbang kata termasuk dalam kategori cukup (4,4%) dan rata-rata hasil belajar 57,1.. Kemampuan menulis puisi sesudah menerapkan teknik rangsang gambar dan sumbang kata termasuk dalam kategori baik (7,7%) dan rata-rata hasil belajar 73, Data kemampuan menulis puisi sebelum dan sesudah menerapkan teknik rangsang gambar dan sumbang kata berada pada distribusi normal, yaitu pada taraf = 5 % dan N = 33 diperoleh L o < L tabel yaitu 0,1549 < 0,1796 (sebelum perlakuan) dan L o < L tabel yaitu 0,178 < 0,1796 (sesudah perlakuan). 4. Uji homogenitas dengan menggunakan uji varians diperoleh F hitung = 0,06 dan F tabel = 79,1 jadi F hitung < F tabel maka varians sampel berasal dari populasi yang homogen. 5. Uji-t, diperoleh t hitung = 7,14 pada taraf signifikan = 5 % dk = (n-1) = (33-1) = 3 diperoleh t tabel = 1,8, jadi t hitung > t tabel = 7,14 > 1,8. Dengan demikian ada perbedaan yang signifikan antara kemampuan menulis puisi sebelum menerapkan teknik rangsang gambar dan sumbang kata dengan sesudahnya. E. Pembahasan Hasil Penelitian Kemampuan menulis puisi meningkat sesudah menerapkan teknik rangsang gambar dan sumbang kata. Ini dapat dilihat dari rata-rata hasil belajar siswa yang semakin meningkat dari 57,1 menjadi 73,48 dan persentase kemampuan siswa yang semakin meningkat dari 4,4% (cukup)

Oleh: Drs. Eden A. Sitompul, M. Pd. Beslina Afriani Siagian, S. Pd. (Dosen FKIP Universitas HKBP Nommensen) LEMBAGA PENELITIAN

Oleh: Drs. Eden A. Sitompul, M. Pd. Beslina Afriani Siagian, S. Pd. (Dosen FKIP Universitas HKBP Nommensen) LEMBAGA PENELITIAN LAPORAN PENELITIAN PENERAPAN TEKNIK RANGSANG GAMBAR DAN SUMBANG KATA TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS PUISI OLEH MAHASISWA JURUSAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS

Lebih terperinci

Oleh: Adi Suarman Situmorang, M.Pd Rani Farida Sinaga, S. Pd, M.Si (Dosen FKIP Universitas HKBP Nommensen) LEMBAGA PENELITIAN

Oleh: Adi Suarman Situmorang, M.Pd Rani Farida Sinaga, S. Pd, M.Si (Dosen FKIP Universitas HKBP Nommensen) LEMBAGA PENELITIAN LAPORAN PENELITIAN EFEKTIVITAS GEOGEBRA SEBAGAI ALTERNATIF MEDIA PEMBELAJARAN PADA MATA KULIAH GEOMETRI DI PRODI PENDIDIKAN MATEMATIKA UNIVERSITAS HKBP NOMMENSEN TAHUN AJARAN 2013/2014 Oleh: Adi Suarman

Lebih terperinci

OLEH MURNI HARAHAP ABSTRAK

OLEH MURNI HARAHAP ABSTRAK PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN CONCEPT SENTENCE TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS OLEH SISWA KELAS X SMA SWASTA YASPENDA PULAU RAKYAT TAHUN PEMBELAJARAN 2012/ 2013 OLEH MURNI HARAHAP ABSTRAK Murni Harahap. NIM 208311084.

Lebih terperinci

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Sarjana S-1. Disusun oleh: Ajeng Wulandari A

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Sarjana S-1. Disusun oleh: Ajeng Wulandari A PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI DENGAN PENERAPAN TEKNIK RANGSANG GAMBAR DAN SUMBANG KATA PADA SISWA KELAS VII E DI SMP NEGERI 1 JATEN TAHUN AJARAN 2009/2010 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian

Lebih terperinci

PENGARUH PENGGUNAAN METODE PANCINGAN KATA KUNCI TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS PUISI SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 SIGUMPAR TAHUN PEMBELAJARAN 2012/2013

PENGARUH PENGGUNAAN METODE PANCINGAN KATA KUNCI TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS PUISI SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 SIGUMPAR TAHUN PEMBELAJARAN 2012/2013 1 PENGARUH PENGGUNAAN METODE PANCINGAN KATA KUNCI TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS PUISI SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 SIGUMPAR TAHUN PEMBELAJARAN 2012/2013 Oleh: ASTY DEBORA SIREGAR NIM 209111009 ABSTRAK Penelitian

Lebih terperinci

Pengaruh Metode Karyawisata Terhadap Kemampuan Menulis Puisi Siswa Kelas VII SMP Swasta Yapendak Tinjowan Tahun Pembelajaran 2013/2014

Pengaruh Metode Karyawisata Terhadap Kemampuan Menulis Puisi Siswa Kelas VII SMP Swasta Yapendak Tinjowan Tahun Pembelajaran 2013/2014 1 2 Pengaruh Metode Karyawisata Terhadap Kemampuan Menulis Puisi Siswa Kelas VII SMP Swasta Yapendak Tinjowan Tahun Pembelajaran 2013/2014 Oleh Florenta Winda Herlina Pardede 2103111025 ABSTRAK Penelitian

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. A. Hasil Penelitian yang Relevan. Penelitian sebelumnya yang terkait dengan penelitian ini adalah Pengaruh

BAB II KAJIAN TEORI. A. Hasil Penelitian yang Relevan. Penelitian sebelumnya yang terkait dengan penelitian ini adalah Pengaruh 5 BAB II KAJIAN TEORI A. Hasil Penelitian yang Relevan Penelitian sebelumnya yang terkait dengan penelitian ini adalah Pengaruh Media Pembelajaran Film Dokumenter terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas XI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Mata pelajaran bahasa dan sastra Indonesia merupakan salah satu pokok yang wajib dipelajari dan diajarkan di sekolah-sekolah, pelajaran bahasa Indonesia juga merupakan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Puisi merupakan salah satu bentuk karya sastra yang bersifat imajinatif yang lahir

II. TINJAUAN PUSTAKA. Puisi merupakan salah satu bentuk karya sastra yang bersifat imajinatif yang lahir II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Puisi Puisi merupakan salah satu bentuk karya sastra yang bersifat imajinatif yang lahir dari perasaan penyair dan diungkapkan secara berbeda-beda oleh masing-masing

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. cara pengungkapannya. Puisi merupakan karya sastra yang disajikan secara

BAB I PENDAHULUAN. cara pengungkapannya. Puisi merupakan karya sastra yang disajikan secara 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Secara umum karya sastra terbagi atas tiga jenis yaitu puisi, prosa dan drama. Menurut Kosasih (2012:1), ketiga jenis karya sastra tersebut dibedakan berdasarkan

Lebih terperinci

Oleh Ratna Dewi ABSTRAK

Oleh Ratna Dewi ABSTRAK 0 Pengaruh Penggunan Model Pembelajaran Inkuiri Terhadap Kemampuan Menulis Teks Prosedur Kompleks oleh Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Air Putih Tahun Pembelajaran 2013/2014 Oleh Ratna Dewi 2102111024 ABSTRAK

Lebih terperinci

EFEKTIVITAS TEKNIK DRAMATIK DALAM PEMBELAJARAN MENGANALISIS TOKOH CERPEN PADA PRODI BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FKIP UNIVERSITAS HKBP NOMMENSEN

EFEKTIVITAS TEKNIK DRAMATIK DALAM PEMBELAJARAN MENGANALISIS TOKOH CERPEN PADA PRODI BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FKIP UNIVERSITAS HKBP NOMMENSEN Pontas Jamaluddin Sitorus Jurnal Suluh Pendidikan FKIP-UHN ISSN: 2356-2595 Volume-1, Edisi-1, september 2014 Halaman 58-66 EFEKTIVITAS TEKNIK DRAMATIK DALAM PEMBELAJARAN MENGANALISIS TOKOH CERPEN PADA

Lebih terperinci

Oleh Era Oktarina Sianturi Prof. Dr. Biner Ambarita, M.Pd

Oleh Era Oktarina Sianturi Prof. Dr. Biner Ambarita, M.Pd PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN THINK TALK WRITE (TTW) TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS PUISI OLEH SISWA KELAS X SMA NEGERI 14 MEDAN TAHUN PEMBELAJARAN 2015/2016 Oleh Era Oktarina Sianturi Prof. Dr. Biner Ambarita,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran bahasa Indonesia adalah menyimak, berbicara, membaca, dan. kesatuan dari aspek bahasa itu sendiri (Tarigan, 2008: 1).

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran bahasa Indonesia adalah menyimak, berbicara, membaca, dan. kesatuan dari aspek bahasa itu sendiri (Tarigan, 2008: 1). 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Empat keterampilan berbahasa yang harus dimiliki siswa dalam proses pembelajaran bahasa Indonesia adalah menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Keempat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Menulis merupakan salah satu keterampilan yang berkaitan erat dengan

BAB I PENDAHULUAN. Menulis merupakan salah satu keterampilan yang berkaitan erat dengan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menulis merupakan salah satu keterampilan yang berkaitan erat dengan keterampilan dasar terpenting pada manusia, yaitu berbahasa. Menurut Tarigan (1986:3), menulis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang objeknya adalah manusia dan kehidupannya dengan menggunakan

BAB I PENDAHULUAN. yang objeknya adalah manusia dan kehidupannya dengan menggunakan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan bentuk dan hasil pekerjaan seni kreatif yang objeknya adalah manusia dan kehidupannya dengan menggunakan bahasa sebagai medianya (Semi,

Lebih terperinci

PEMBELAJARAN MENULIS PUISI DENGAN MENGGUNAKAN

PEMBELAJARAN MENULIS PUISI DENGAN MENGGUNAKAN PEMBELAJARAN MENULIS PUISI DENGAN MENGGUNAKAN METODE PERMAINAN BAHASA (LANGUAGE GAMES) Tutin Mulyati NIM : 08210086 Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia STKIP Siliwangi Bandung ABSTRAK Penelitian ini

Lebih terperinci

HUBUNGAN PENGUASAAN DIKSI DENGAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI SISWA KELAS IX SMP NEGERI 4 BALIGE TAHUN PEMBELAJARAN 2016/2017

HUBUNGAN PENGUASAAN DIKSI DENGAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI SISWA KELAS IX SMP NEGERI 4 BALIGE TAHUN PEMBELAJARAN 2016/2017 HUBUNGAN PENGUASAAN DIKSI DENGAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI SISWA KELAS IX SMP NEGERI 4 BALIGE TAHUN PEMBELAJARAN 2016/2017 Oleh Kartini Simorangkir Dra. Rosdiana Siregar, M.Pd. ABSTRAK Penelitian ini bertujuan

Lebih terperinci

Dwi Pratama Sari Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Negeri Medan ABSTRAK

Dwi Pratama Sari Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Negeri Medan ABSTRAK 1 2 PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN SINEKTIK TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN DESKRIPSI SISWA KELAS X MAS HIDAYATUL ISLAM BP MANDOGE, ASAHAN TAHUN PEMBELAJARAN 2012/2013 Dwi Pratama Sari Pendidikan Bahasa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa adalah salah satu alat komunikasi yang penting dalam kehidupan manusia, tanpa bahasa komunikasi akan lumpuh. Dengan bahasa kita dapat menyampaikan ide,

Lebih terperinci

Rama Wadi. NIM

Rama Wadi. NIM Hubungan Kemampuan Menyimak Lagu, Kemampuan Menulis Cerpen, hubungan antara kemampuan menyimak lagu dengan kemampuan menulis cerpen oleh siswa kelas X MAS As-Syarif Desa Kuala Beringin Tahun Pembelajaran

Lebih terperinci

ABSTRAK. Analisis pengolahan data dalam penelitian ini menggunakan uji t. Selanjutnya, dari perhitungan uji hipotesis diperoleh

ABSTRAK. Analisis pengolahan data dalam penelitian ini menggunakan uji t. Selanjutnya, dari perhitungan uji hipotesis diperoleh ABSTRAK Dian Puspa Apriani, NIM 208311027. Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Keliling Kelas terhadap Kemampuan Menulis Puisi Siswa Kelas X SMA Swasta Al Ulum Medan Tahun Pembelajaran 2012/2013.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Segala aktivitas kehidupan manusia menggunakan bahasa sebagai alat perantaranya.

BAB I PENDAHULUAN. Segala aktivitas kehidupan manusia menggunakan bahasa sebagai alat perantaranya. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam kehidupan sehari-hari manusia tidak bisa terlepas dari bahasa. Sebab bahasa merupakan alat bantu bagi manusia dalam berinteraksi dengan sesamanya. Segala aktivitas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN A.

BAB III METODE PENELITIAN A. BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri Pringapus 01 dan SD Negeri Pringapus 03 berlokasi di Provinsi Jawa Tengah Kecamatan Pringapus

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. semakin modern, diharapkan dapat meningkatkan aktivitas serta kreativitas

I. PENDAHULUAN. semakin modern, diharapkan dapat meningkatkan aktivitas serta kreativitas I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan zaman yang semakin maju serta peradaban manusia yang semakin modern, diharapkan dapat meningkatkan aktivitas serta kreativitas belajar siswa sesuai

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. kemampuan peserta didik kelas X menulis cerpen menggunakan metode latihan terbimbing, (3)

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. kemampuan peserta didik kelas X menulis cerpen menggunakan metode latihan terbimbing, (3) BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pada bab IV ini dipaparkan hasil dan pembahasan penelitian, meliputi (1) kemampuan peserta didik kelas X menulis cerpen tanpa menggunakan metode latihan terbimbing,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Sastra adalah karya imajinatif yang menggunakan media bahasa yang khas (konotatif) dengan menonjolkan unsur estetika yang tujuan utamanya berguna dan menghibur.

Lebih terperinci

PENGARUH MODEL GAMBAR DAN GAMBAR TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS TEKS EKSPOSISI OLEH SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 GEBANG TAHUN PEMBELAJARAN 2013/2014

PENGARUH MODEL GAMBAR DAN GAMBAR TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS TEKS EKSPOSISI OLEH SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 GEBANG TAHUN PEMBELAJARAN 2013/2014 1 PENGARUH MODEL GAMBAR DAN GAMBAR TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS TEKS EKSPOSISI OLEH SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 GEBANG TAHUN PEMBELAJARAN 2013/2014 Oleh Arma Nely 2102111004 ABSTRAK Penelitian ini bertujuan

Lebih terperinci

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS TEKS ULASAN DRAMA SISWA KELAS XI SMK NEGERI 8 MEDAN TAHUN PEMBELAJARAN 2015/2016.

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS TEKS ULASAN DRAMA SISWA KELAS XI SMK NEGERI 8 MEDAN TAHUN PEMBELAJARAN 2015/2016. 0 PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS TEKS ULASAN DRAMA SISWA KELAS XI SMK NEGERI 8 MEDAN TAHUN PEMBELAJARAN 2015/2016 Oleh Sri Gustina Limbong Drs. Malan Lubis, M.Hum. Penelitian

Lebih terperinci

Group pretest treatment posttest A O1 X O2 B O3 O4

Group pretest treatment posttest A O1 X O2 B O3 O4 A. Metode dan Desain penelitian BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian pada penelitian ini menggunakan penelitian kuantitatif. Adapun metode kuantitatif yang digunakan adalah metode eksperimen kuasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian Aep Suryana, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian Aep Suryana, 2013 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian Pembelajaran bahasa Indonesia di Sekolah Dasar (SD) merupakan bagian penting dalam kerangka pengembangan pendidikan nasional yang bertujuan untuk

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Darham 42, Kecamatan Cicalengka, Kabupaten Bandung. Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian (Arikunto, 2006: 130).

BAB III METODE PENELITIAN. Darham 42, Kecamatan Cicalengka, Kabupaten Bandung. Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian (Arikunto, 2006: 130). 25 BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Penelitian 1. Lokasi Penelitian ini dilaksanakan di SMA 1 Cicalengka yang beralamat di Jl. H. Darham 42, Kecamatan Cicalengka, Kabupaten Bandung. 2. Subjek

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai pengetahuan tentang kode bahasa, kode budaya dan kode sastra.

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai pengetahuan tentang kode bahasa, kode budaya dan kode sastra. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Memahami sebuah karya sastra pada dasarnya bukanlah persoalan mudah, karena pemahaman sastra berkaitan erat dengan proses sifat karya sastra itu sendiri. Maka

Lebih terperinci

Oleh Sariduma Sinaga Prof. Dr. Rosmawaty, M.Pd.

Oleh Sariduma Sinaga Prof. Dr. Rosmawaty, M.Pd. PENGARUH METODE KWL (KNOW, WANT TO KNOW, LEARNED) TERHADAP KEMAMPUAN MEMAHAMI UNSUR INTRINSIK CERPEN OLEH SISWA KELAS XI SMA NEGERI 1 KERAJAAN KAB. PAKPAK BHARAT TAHUN PEMBELAJARAN 2014/2015 Oleh Sariduma

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK PUISI MAHASISWA OFFERING A ANGKATAN 2009 JURUSAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS SASTRA UNIVERSITAS NEGERI MALANG

KARAKTERISTIK PUISI MAHASISWA OFFERING A ANGKATAN 2009 JURUSAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS SASTRA UNIVERSITAS NEGERI MALANG KARAKTERISTIK PUISI MAHASISWA OFFERING A ANGKATAN 2009 JURUSAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS SASTRA UNIVERSITAS NEGERI MALANG David Maulana Muhammad*)1 Wahyudi Siswanto)*2 Email davidmuhammad7@gmail.com Universitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menunjukkan ciri-ciri khas, meskipun puisi telah mengalami perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. menunjukkan ciri-ciri khas, meskipun puisi telah mengalami perkembangan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu bentuk karya sastra yang memiliki keindahan dalam bahasanya yaitu puisi. Waluyo (1991:3) mengatakan bahwa puisi adalah bentuk karya sastra yang paling tua.

Lebih terperinci

ARTIKEL. Oleh Frisnawati Siburian NIM Dosen Pembimbing Skripsi, Mara Untung Ritonga, M.Hum., Ph.D.

ARTIKEL. Oleh Frisnawati Siburian NIM Dosen Pembimbing Skripsi, Mara Untung Ritonga, M.Hum., Ph.D. ARTIKEL PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR AND SHARE (BERPIKIR, BERPASANGAN DAN BERBAGI) TERHADAP KEMAMPUAN MEMBEDAKAN FAKTA DAN OPINI SISWA KELAS XI SMA NEGERI 1 SORKAM BARAT TAHUN PEMBELAJARAN 2013/2014

Lebih terperinci

Oleh Dian V. Sitompul Dra. Inayah Hanum, M.Pd.

Oleh Dian V. Sitompul Dra. Inayah Hanum, M.Pd. 1 Pengaruh Model Pembelajaran Tipe Berpikir Berpasangan Berbagi (Think Pair and Share) terhadap Kemampuan Menanggapi Pembacaan Puisi Siswa Kelas VII SMP Negeri 2 Pahae Julu Tahun Pembelajaran 2014/2015

Lebih terperinci

Oleh Rudiansyah Siregar Dr. Wisman Hadi, M.Hum.

Oleh Rudiansyah Siregar Dr. Wisman Hadi, M.Hum. 0 PENGARUH MEDIA PEMBELAJARAN AUDIO KETIKA TANGAN DAN KAKI BERKATA OLEH CHRISYE TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS TEKS PUISI SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 PANAI HULU TAHUN PEMBELAJARAN 2016/2017 Oleh Rudiansyah

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN. Eksperimen adalah observasi dibawah kondisi buatan dimana kondisi

BAB 3 METODE PENELITIAN. Eksperimen adalah observasi dibawah kondisi buatan dimana kondisi 9 BAB METODE PENELITIAN. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah eksperimen semu. Eksperimen adalah observasi dibawah kondisi buatan dimana kondisi tersebut dibuat dan diatur

Lebih terperinci

Oleh: Drs. Eden A. Sitompul, M. Pd. Beslina Afriani Siagian, S. Pd.

Oleh: Drs. Eden A. Sitompul, M. Pd. Beslina Afriani Siagian, S. Pd. LAPORAN PENELITIAN PENERAPAN METODE DISCOVERY LEARNING (KURIKULUM 013) DALAM PEMBELAJARAN BERDEKLAMASI OLEH MAHASISWA PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian yang dilaksanakan menggunakan one group pretes-posttest design,

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian yang dilaksanakan menggunakan one group pretes-posttest design, 21 BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Penelitian yang dilaksanakan menggunakan one group pretes-posttest design, yaitu sekelompok subjek dikenai perlakuan untuk jangka waktu tertentu, pengukuran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran menjadi salah satu kegiatan yang bernilai edukatif, hal ini terjadi karena adanya interaksi antara guru dan siswa. Interaksi yang dilakukan mengharapkan

Lebih terperinci

Oleh : Maria Krisnauli Manik Dr. Rosmawaty, M.Pd. Abstrak

Oleh : Maria Krisnauli Manik Dr. Rosmawaty, M.Pd. Abstrak 1 PENGARUH TEKNIK MENUNJUKKAN BUKAN MEMBERITAHU (SHOW NOT TELL) TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS PUISI OLEH SISWAKELAS X SMA SWASTA BUDISATRYA MEDAN TAHUN PEMBELAJARAN 2013/2014 Oleh : Maria Krisnauli Manik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berekspresi dan salah satunya adalah menulis puisi. Puisi dalam Kamus Besar. penataan bunyi, irama, dan makna khusus; sajak.

BAB I PENDAHULUAN. berekspresi dan salah satunya adalah menulis puisi. Puisi dalam Kamus Besar. penataan bunyi, irama, dan makna khusus; sajak. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keterampilan berbahasa mencakup empat aspek, yakni (1) keterampilan menyimak, (2) keterampilan berbicara, (3) keterampilan membaca, (4) keterampilan menulis.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Eksperimen kuasi ini merupakan metode penelitian yang peneliti gunakan. Penelitian ini membutuhkan satu kelas kontrol dan satu kelas eksperimen. Kelas kontrol

Lebih terperinci

PENGARUH PENERAPAN MODEL PICTURE AND PICTURE TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS CERPEN SISWA KELAS X SMA SWASTA BANDUNG TAHUN PEMBELAJARAN 2014/2015

PENGARUH PENERAPAN MODEL PICTURE AND PICTURE TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS CERPEN SISWA KELAS X SMA SWASTA BANDUNG TAHUN PEMBELAJARAN 2014/2015 0 PENGARUH PENERAPAN MODEL PICTURE AND PICTURE TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS CERPEN SISWA KELAS X SMA SWASTA BANDUNG TAHUN PEMBELAJARAN 2014/2015 Oleh Rainal Mukhtar Drs. H. Sigalingging, M.Pd. Abstrak Penelitian

Lebih terperinci

PENGARUH METODE PEMBELAJARAN FISHBOWL

PENGARUH METODE PEMBELAJARAN FISHBOWL PENGARUH METODE PEMBELAJARAN FISHBOWL (TOPLES IKAN) TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS NASKAH DRAMA OLEH SISWA KELAS VIII YAYASAN PENDIDIKAN NURUL KHAIR DESA TANDAM HILIR II TAHUN PEMBELAJARAN 2013/2014 Oleh Rahmadani

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kreatif dalam rupa atau wujud yang indah. Pengertian indah, tidak semata-mata merujuk pada

BAB I PENDAHULUAN. kreatif dalam rupa atau wujud yang indah. Pengertian indah, tidak semata-mata merujuk pada BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sastra sebagai salah satu unsur kesenian yang mengandalkan kreativitas pengarang melalui penggunaan bahasa sebagai media. Dalam hal ini, sastra menggunakan

Lebih terperinci

Oleh Dian Surya Ningsih

Oleh Dian Surya Ningsih Pengaruh Teknik Pembelajaran Round Robin (merespon bergiliran) terhadap Kemampuan Menulis Puisi Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Kisaran Tahun Pembelajaran 2013/2014 Oleh Dian Surya Ningsih ABSTRAK Penelitian

Lebih terperinci

ARTIKEL. Disusun dan Diajukan Oleh : LESTIKA DEWI NIM Telah Diverifikasi dan Dinyatakan Memenuhi Syarat Untuk Diunggah pada Jurnal Online

ARTIKEL. Disusun dan Diajukan Oleh : LESTIKA DEWI NIM Telah Diverifikasi dan Dinyatakan Memenuhi Syarat Untuk Diunggah pada Jurnal Online ARTIKEL Pengaruh Penggunaan Media Pembelajaran Poster terhadap Kemampuan Menulis Puisi oleh Siswa Kelas VIII SMP Negeri 3 Rantau Utara Tahun Pembelajaran 2012/2013 Disusun dan Diajukan Oleh : LESTIKA DEWI

Lebih terperinci

Oleh Dewi Astuti. Drs. Syamsul Arif, M. Pd. ABSTRAK

Oleh Dewi Astuti. Drs. Syamsul Arif, M. Pd. ABSTRAK EFEKTIVITAS METODE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (BERBAGI PRESTASI SEBAGAI TIM) TERHADAP KEMAMPUAN MEMAHAMI NILAI-NILAI MULTIKULTURAL DALAM CERPEN PAROMPA SADUN KIRIMAN IBU KARYA HASAN AL BANNA SISWA

Lebih terperinci

ARTIKEL PENGARUH METODE COPY THE MASTER TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS CERITA PENDEK OLEH SISWA KELAS X SMA NUSANTARA LUBUKPAKAM T.

ARTIKEL PENGARUH METODE COPY THE MASTER TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS CERITA PENDEK OLEH SISWA KELAS X SMA NUSANTARA LUBUKPAKAM T. ARTIKEL PENGARUH METODE COPY THE MASTER TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS CERITA PENDEK OLEH SISWA KELAS X SMA NUSANTARA LUBUKPAKAM T.P 2012/2013 Disusun dan Diajukan Oleh : AMALIA HAYATI NIM 208311007 JURUSAN

Lebih terperinci

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PICTURE AND PICTURE TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS PUISI SISWA KELAS VII SMP SWASTA ISTIQLAL DELITUA TAHUN PEMBELAJARAN

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PICTURE AND PICTURE TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS PUISI SISWA KELAS VII SMP SWASTA ISTIQLAL DELITUA TAHUN PEMBELAJARAN 1 PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PICTURE AND PICTURE TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS PUISI SISWA KELAS VII SMP SWASTA ISTIQLAL DELITUA TAHUN PEMBELAJARAN 2014/2015 Oleh Sri Mahyuni Hasibuan Drs. Malan Lubis, M.Hum

Lebih terperinci

Oleh Rini Turnip Drs. H. Sigalingging, M.Pd.

Oleh Rini Turnip Drs. H. Sigalingging, M.Pd. PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PENEMUAN (DISCOVERY LEARNING) TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS TEKS EKSPLANASI OLEH SISWA KELAS VII SMP NEGERI 2 LUBUK PAKAM TAHUN PEMBELAJARAN 2014/2015 Oleh Rini Turnip Drs. H.

Lebih terperinci

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS TEKS DESKRIPSI SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 BESITANG TAHUN PEMBELAJARAN

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS TEKS DESKRIPSI SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 BESITANG TAHUN PEMBELAJARAN 1 PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS TEKS DESKRIPSI SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 BESITANG TAHUN PEMBELAJARAN 2013/2014 Oleh Rima Mawarni Siregar NIM 2103111057 ABSTRAK

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kurikulum merupakan rancangan pendidikan yang merangkum semua pengalaman belajar yang disediakan lembaga untuk peserta didik. Kurikulum pendidikan sudah beberapa

Lebih terperinci

berpikir logis, analitis, sistematis, kritis dan kreatif serta kemampuan bekerja

berpikir logis, analitis, sistematis, kritis dan kreatif serta kemampuan bekerja BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Mata pelajaran Bahasa Indonesia perlu diberikan kepada semua peserta didik mulai dari sekolah dasar untuk membekali mereka dengan kemampuan berpikir logis, analitis,

Lebih terperinci

PENGARUH MEDIA AUDIOVISUAL TERHADAP KEMAMPUAN MEMAHAMI MAKNA PUISI OLEH SISWA KELAS X SMA SWASTA MEDAN PUTRI MEDAN TAHUN PEMBELAJARAN 2014/2015

PENGARUH MEDIA AUDIOVISUAL TERHADAP KEMAMPUAN MEMAHAMI MAKNA PUISI OLEH SISWA KELAS X SMA SWASTA MEDAN PUTRI MEDAN TAHUN PEMBELAJARAN 2014/2015 ARTIKEL PENGARUH MEDIA AUDIOVISUAL TERHADAP KEMAMPUAN MEMAHAMI MAKNA PUISI OLEH SISWA KELAS X SMA SWASTA MEDAN PUTRI MEDAN TAHUN PEMBELAJARAN 2014/2015 Oleh Ferlianus Telaumbanua Prof. Dr. Rosmawaty, M.Pd.

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE PANGALIRAN IMAJI (IMAGE STREAMING) DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN

PENERAPAN METODE PANGALIRAN IMAJI (IMAGE STREAMING) DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN PENERAPAN METODE PANGALIRAN IMAJI (IMAGE STREAMING) DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI SISWAKELAS X SMA NEGERI 7 MEDAN TAHUN PEMBELAJARAN 2013/2014 Oleh: MARYAM SIREGAR NIM 209411015

Lebih terperinci

Oleh Beatriz Lasmaria Harianja Mara Untung Ritonga, S.S., M.Hum.,Ph.D. ABSTRAK

Oleh Beatriz Lasmaria Harianja Mara Untung Ritonga, S.S., M.Hum.,Ph.D. ABSTRAK PENGARUH STRATEGI 3M (MENIRU-MENGOLAH-MENGEMBANGKAN) TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN ARGUMENTASI SISWA KELAS X SMA SWASTA FREE METHODIST MEDAN TAHUN PEMBELAJARAN 2013/2014 Oleh Beatriz Lasmaria Harianja

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI SISWA KELAS VII DENGAN MENERAPKAN METODE BELANJA KATA DI SMPN SATU ATAP PENGAMPON

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI SISWA KELAS VII DENGAN MENERAPKAN METODE BELANJA KATA DI SMPN SATU ATAP PENGAMPON PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI SISWA KELAS VII DENGAN MENERAPKAN METODE BELANJA KATA DI SMPN SATU ATAP PENGAMPON Dwi Novita Ariyaningtyas 1 Heri Suwignyo 2 Karkono 3 Universitas Negeri Malang, Jalan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian bertujuan untuk mengetahui atau memperoleh gambaran atas suatu gejala setelah mendapatkan perlakuaan (Kosasih dan Wawan, 2012: 195). Metode

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain penelitian Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuantitatif deskriptif. Adapun metode kuantitatif yang digunakan adalah metode eksperimen kuasi

Lebih terperinci

Oleh Pestauli Gultom Kata Kunci: pengaruh, Model Pembelajaran Berbasis Masalah, teks eksplanasi

Oleh Pestauli Gultom Kata Kunci: pengaruh, Model Pembelajaran Berbasis Masalah, teks eksplanasi Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Masalah Terhadap Kemampuan Menulis Teks Eksplanasi Siswa Kelas VII SMP Santo Ignasius Medan Tahun Pembelajaran 2013/2014 Oleh Pestauli Gultom 2103111048 ABSTRAK

Lebih terperinci

PENGARUH METODE PANCINGAN KATA KUNCI TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS PUISI OLEH SISWA KELAS VIII SMP SWASTA MULIA PRATAMA MEDAN TAHUN PEMBELAJARAN

PENGARUH METODE PANCINGAN KATA KUNCI TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS PUISI OLEH SISWA KELAS VIII SMP SWASTA MULIA PRATAMA MEDAN TAHUN PEMBELAJARAN PENGARUH METODE PANCINGAN KATA KUNCI TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS PUISI OLEH SISWA KELAS VIII SMP SWASTA MULIA PRATAMA MEDAN TAHUN PEMBELAJARAN 2014/2015 Oleh Charly Rawita Simamora Prof. Dr. Rosmawaty,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 23 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi, Populasi dan Sampel Penelitian 1. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian yang dipilih adalah SMP Kartika XIX-2 Bandung yang beralamat di Jalan Pak Gatot Raya No.

Lebih terperinci

ABSTRAK Siti Aisah NIM , Pengaruh Media Blog (Jurnal Online

ABSTRAK Siti Aisah NIM , Pengaruh Media Blog (Jurnal Online ABSTRAK Siti Aisah NIM 208311117, Pengaruh Media Blog (Jurnal Online) Terhadap Kemampuan Menulis Puisi Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Panyabungan Tahun Ajaran 2012/ 2013. Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia.

Lebih terperinci

bentuk karya sastra yang menggunakan kata-kata yang indah dan kaya makna.

bentuk karya sastra yang menggunakan kata-kata yang indah dan kaya makna. PUISI bentuk karya sastra yang menggunakan kata-kata yang indah dan kaya makna. Keindahan sebuah puisi disebabkan oleh: diksi, majas, rima dan irama yang terkandung dalam karya sastra tersebut. Adapun

Lebih terperinci

HUBUNGAN PENGUASAAN DIKSI DENGAN KEMAMPUAN MENULIS NASKAH DRAMA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 15 MEDAN TAHUN PEMBELAJARAN 2014/2015

HUBUNGAN PENGUASAAN DIKSI DENGAN KEMAMPUAN MENULIS NASKAH DRAMA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 15 MEDAN TAHUN PEMBELAJARAN 2014/2015 HUBUNGAN PENGUASAAN DIKSI DENGAN KEMAMPUAN MENULIS NASKAH DRAMA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 15 MEDAN TAHUN PEMBELAJARAN 2014/2015 Oleh Azmayunira Muharramah Sabran Dr. Wisman Hadi, M.Hum. Abstrak Penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya belajar berbahasa adalah belajar berkomunikasi. Oleh karena itu,

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya belajar berbahasa adalah belajar berkomunikasi. Oleh karena itu, 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada dasarnya belajar berbahasa adalah belajar berkomunikasi. Oleh karena itu, pembelajaran bahasa Indonesia mengarahkan siswa untuk meningkatkan kemampuan berkomunikasi

Lebih terperinci

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN TIME TOKEN TERHADAP KEMAMPUAN BERPIDATO SISWA KELAS XI SMA SWASTA FREE METHODIST MEDAN TAHUN PEMBELAJARAN 2013/2014.

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN TIME TOKEN TERHADAP KEMAMPUAN BERPIDATO SISWA KELAS XI SMA SWASTA FREE METHODIST MEDAN TAHUN PEMBELAJARAN 2013/2014. PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN TIME TOKEN TERHADAP KEMAMPUAN BERPIDATO SISWA KELAS XI SMA SWASTA FREE METHODIST MEDAN TAHUN PEMBELAJARAN 2013/2014 Oleh Berliana Fenny Gultom Drs. Syamsul Arif, M.Pd. ABSTRAK

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN 27 BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Subjek Penelitian Subjek penelitian ini adalah menulis puisi yang dilaksanakan di kelas VIII-D SMP Negeri 44 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013 yang berjumlah 28 orang, yaitu

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS

BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS 6 BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS A. Landasan Teori 1. Keterampilan Menulis Puisi a. Hakikat Menulis Tarigan (1994:3) memberikan pengertian bahwa menulis adalah suatu keterampilan berbahasa

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. lisan, sedangkan membaca dan menulis terjadi dalam komunikasi secara tertulis.

BAB 1 PENDAHULUAN. lisan, sedangkan membaca dan menulis terjadi dalam komunikasi secara tertulis. 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Keterampilan berbahasa meliputi empat aspek yaitu menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Menyimak dan berbicara terjadi dalam komunikasi secara lisan,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI. 2.1 Tinjauan Pustaka Dewi Lestari adalah salah seorang sastrawan Indonesia yang cukup

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI. 2.1 Tinjauan Pustaka Dewi Lestari adalah salah seorang sastrawan Indonesia yang cukup BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka Dewi Lestari adalah salah seorang sastrawan Indonesia yang cukup diperhitungkan karya-karyanya dan dianggap sebagai pengarang produktif

Lebih terperinci

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE INTEGRETED READING AND COMPOSITION

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE INTEGRETED READING AND COMPOSITION 0 PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE INTEGRETED READING AND COMPOSITION TERHADAP KEMAMPUAN MENEMUKAN GAGASAN UTAMA SISWA KELAS IX SMP SWASTA AL-ULUM MEDAN TAHUN PEMBELAJARAN 2014/2015 SITI

Lebih terperinci

PENGARUH MEDIA ALBUM FOTO KENANGAN TERHADAP KETERAMPILAN MENULIS PENGALAMAN PRIBADI SISWA KELAS VII SMP NEGERI 4 BINJAI TAHUN PEMBELAJARAN 2013/2014

PENGARUH MEDIA ALBUM FOTO KENANGAN TERHADAP KETERAMPILAN MENULIS PENGALAMAN PRIBADI SISWA KELAS VII SMP NEGERI 4 BINJAI TAHUN PEMBELAJARAN 2013/2014 PENGARUH MEDIA ALBUM FOTO KENANGAN TERHADAP KETERAMPILAN MENULIS PENGALAMAN PRIBADI SISWA KELAS VII SMP NEGERI 4 BINJAI TAHUN PEMBELAJARAN 2013/2014 Oleh Sifra Br Sijabat Dra. Rumasi Simaremare, M.Pd.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan hasil kreasi yang diciptakan oleh sastrawan melalui kontemplasi dan suatu refleksi setelah menyaksikan berbagai fenomena kehidupan dalam

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN E: O 1 X O 2 C: O 3 Y O 4

BAB 3 METODE PENELITIAN E: O 1 X O 2 C: O 3 Y O 4 BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Penelitian merupakan suatu kegiatan yang dilaksanakan berdasarkan suatu prosedur. Di dalam prosedur penelitian, ada yang namanya metode penelitian. Dalam penelitian

Lebih terperinci

PDF created with pdffactory Pro trial version

PDF created with pdffactory Pro trial version PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS TEKS ANEKDOT SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 AIR PUTIH TAHUN PEMBELAJARAN 2013/2014 Oleh Feronika Hutahaean NIM 2102111009 ABSTRAK Penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra adalah salah satu bentuk karya seni yang pada dasarnya merupakan sarana menuangkan ide atau gagasan seorang pengarang. Kehidupan manusia dan pelbagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan yang lainnya. Selain itu, pembelajar juga harus aktif dalam

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan yang lainnya. Selain itu, pembelajar juga harus aktif dalam 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembelajaran bahasa Indonesia memiliki peranan penting karena tidak hanya untuk membina keterampilan komunikasi melainkan untuk penguasaan ilmu pengetahuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. khususnya bahasa Indonesia sebagai salah satu mata pelajaran yang penting dan

BAB I PENDAHULUAN. khususnya bahasa Indonesia sebagai salah satu mata pelajaran yang penting dan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran bahasa merupakan salah satu aspek yang penting dalam kehidupan manusia. Kemampuan berbahasa seseorang dapat menunjukkan kepribadian serta pemikirannya.

Lebih terperinci

Oleh Devi Maria Tri Putri Drs. Syamsul Arif, M.Pd. ABSTRAK

Oleh Devi Maria Tri Putri Drs. Syamsul Arif, M.Pd. ABSTRAK 0 PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP KEMAMPUAN MENGUBAH TEKS WAWANCARA MENJADI PARAGRAF NARASI SISWA KELAS VII SMP NEGERI 19 MEDAN TAHUN PEMBELAJARAN 2014/2015 Oleh Devi Maria Tri Putri Drs.

Lebih terperinci

ARTIKEL. Disusun dan Diajukan oleh. Monalisa Frince S. Pembimbing Skripsi, Drs. H. Sigalingging, M.Pd

ARTIKEL. Disusun dan Diajukan oleh. Monalisa Frince S. Pembimbing Skripsi, Drs. H. Sigalingging, M.Pd ARTIKEL EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS TEKS PROSEDUR KOMPLEKS SISWA KELAS X SMK NEGERI 13 MEDAN TAHUN PEMBELAJARAN 2013/2014 Disusun dan Diajukan oleh Monalisa

Lebih terperinci

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INQUIRI TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS TEKS ESKPLANASI SISWA KELAS XI SMA SWASTA BUDISATRYA MEDAN TAHUN PEMBELAJARAN 2015/2016

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INQUIRI TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS TEKS ESKPLANASI SISWA KELAS XI SMA SWASTA BUDISATRYA MEDAN TAHUN PEMBELAJARAN 2015/2016 1 PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INQUIRI TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS TEKS ESKPLANASI SISWA KELAS XI SMA SWASTA BUDISATRYA MEDAN TAHUN PEMBELAJARAN 2015/2016 Oleh Nur Hasanah Dr. Wisman Hadi, M. Hum. Penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum tujuan pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia bidang

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum tujuan pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia bidang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Secara umum tujuan pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia bidang sastra dalam kurikulum adalah agar (1) peserta didik mampu menikmati dan memanfaatkan karya

Lebih terperinci

ARTIKEL PENGARUH MEDIA FILM DOKUMENTER TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS KREATIF PUISI OLEH SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 KISARAN TAHUN AJARAN 2012/ 2013

ARTIKEL PENGARUH MEDIA FILM DOKUMENTER TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS KREATIF PUISI OLEH SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 KISARAN TAHUN AJARAN 2012/ 2013 ARTIKEL PENGARUH MEDIA FILM DOKUMENTER TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS KREATIF PUISI OLEH SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 KISARAN TAHUN AJARAN 2012/ 2013 Disusun dan Diajukan oleh: IRNAWATI HUTAGALUNG NIM 208311053

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa dan sastra memiliki hubungan yang erat. Kekuatan sastra berada pada kekuatan dan cara pengarang menggunakan bahasa. Melalui bahasa, seorang pengarang

Lebih terperinci

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI DENGAN MEDIA BERITA SURAT KABAR PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 37 PURWOREJO TAHUN PELAJARAN 2015/2016

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI DENGAN MEDIA BERITA SURAT KABAR PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 37 PURWOREJO TAHUN PELAJARAN 2015/2016 PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI DENGAN MEDIA BERITA SURAT KABAR PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 37 PURWOREJO TAHUN PELAJARAN 2015/2016 Oleh: Astuti Riawardani Progam Studi Pendidikan Bahasa Dan

Lebih terperinci

2015 PENERAPAN METODE IMAGE STREAMING MELALUI MEDIA GAMBAR DALAM PEMBELAJARAN MENULIS PUISI

2015 PENERAPAN METODE IMAGE STREAMING MELALUI MEDIA GAMBAR DALAM PEMBELAJARAN MENULIS PUISI BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Keterampilan menulis karya sastra tidak akan lepas dari metode ajar yang digunakan guru di sekolah. Guru mempunyai peran penting dalam menciptakan suasana

Lebih terperinci

KEMAMPUAN MENULIS CERPEN BERDASARKAN PENGALAMAN SISWA DI SMP NEGERI 17 KOTA JAMBI

KEMAMPUAN MENULIS CERPEN BERDASARKAN PENGALAMAN SISWA DI SMP NEGERI 17 KOTA JAMBI KEMAMPUAN MENULIS CERPEN BERDASARKAN PENGALAMAN SISWA DI SMP NEGERI 17 KOTA JAMBI Pada hakikatnya belajar bahasa adalah belajar berkomunikasi. Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia diarahkan untuk meningkatkan

Lebih terperinci

Oleh Try Annisa Lestari ABSTRAK

Oleh Try Annisa Lestari ABSTRAK PENGARUH METODE THINK-TALK-WRITE TERHADAP KEMAMPUAN MENGANALISIS UNSURE-UNSUR INTRINSIK CERPEN OLEH SISWA KELAS X SMA NEGERI 17 MEDAN TAHUN PEMBELAJARAN 2013/2014 Oleh Try Annisa Lestari 2103111075 ABSTRAK

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang berbudaya dan bermasyarakat. Tak ada kegiatan manusia yang tidak disertai

BAB I PENDAHULUAN. yang berbudaya dan bermasyarakat. Tak ada kegiatan manusia yang tidak disertai BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa adalah satu-satunya milik manusia yang tidak pernah lepas dari segala kegiatan dan gerak manusia sepanjang keberadaan manusia itu, sebagai makhluk yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen semu. Metode ini digunakan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan. Adapun desain

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Sastra merupakan sebuah karya yang bersifat imajinatif yang mengandung nilai

I. PENDAHULUAN. Sastra merupakan sebuah karya yang bersifat imajinatif yang mengandung nilai I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sastra merupakan sebuah karya yang bersifat imajinatif yang mengandung nilai keindahan di dalamnya. Sastra menyajikan berbagai bentuk kisah yang menarik untuk

Lebih terperinci

PENGARUH PENERAPAN MEDIA FILM DOKUMENTER PADA PEMBELAJARAN MENULIS PUISI PESERTA DIDIK

PENGARUH PENERAPAN MEDIA FILM DOKUMENTER PADA PEMBELAJARAN MENULIS PUISI PESERTA DIDIK Prosiding Seminar Nasional Volume 03, Nomor 1 ISSN 2443-1109 PENGARUH PENERAPAN MEDIA FILM DOKUMENTER PADA PEMBELAJARAN MENULIS PUISI PESERTA DIDIK Andriani 1, Chuduriah Sahabuddin 2, Sulihin Azis 3 Universitas

Lebih terperinci

PEMBELAJARAN MENULIS PUISI DENGAN MEMANFAATKAN TEKNIK BRAINWRITING PADA PESERTA DIDIK SD/MI KELAS V

PEMBELAJARAN MENULIS PUISI DENGAN MEMANFAATKAN TEKNIK BRAINWRITING PADA PESERTA DIDIK SD/MI KELAS V PEMBELAJARAN MENULIS PUISI DENGAN MEMANFAATKAN TEKNIK BRAINWRITING PADA PESERTA DIDIK SD/MI KELAS V Oleh: Aida Azizah Universitas Islam Sultan Agung Semarang ABSTRAK Peserta didik Sekolah Dasar/Madrasah

Lebih terperinci

2015 UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS PENGALAMAN (EXPERIENTIAL LEARNING)

2015 UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS PENGALAMAN (EXPERIENTIAL LEARNING) BAB III Metodologi Penelitian A. Metodologi Penelitian Dalam penelitian diperlukan suatu metode dan teknik penelitian yang sesuai dengan masalah yang diteliti sehingga hasil penelitian bisa dipertanggungjawabkan.

Lebih terperinci