Realisasi Instrumen EKG untuk Pengukuran Sinyal EKG dengan Konfigurasi Elektroda Limb Lead II

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Realisasi Instrumen EKG untuk Pengukuran Sinyal EKG dengan Konfigurasi Elektroda Limb Lead II"

Transkripsi

1 75 ISSN (print) Electrical Engineering Journal Vol. 4 (2014) No. 2, pp Realisasi Instrumen EKG untuk Pengukuran Sinyal EKG dengan Konfigurasi Elektroda Limb Lead II Innocentio Aloysius Loe dan Hanapi Gunawan Jurusan Teknik Elektro, Universitas Kristen Maranatha, Bandung Jl. Suria Sumantri 65, Bandung 40164, Indonesia innoaloe@gmail.com; hanapigunawan@gmail.com Abstrak: Elektrokardiogram (EKG) adalah rekaman grafis dari potensial listrik yang dihasilkan berkaitan dengan aktivitas detak jantung. Untuk memperoleh sinyal EKG dibutuhkan sistem penguat sinyal analog yang presisi. Perancangan sistem penguat ditujukan untuk memperoleh sinyal EKG Limb Lead II (LL II). Dilakukan pengukuran terhadap CMRR, respon frekuensi, serta impedansi masukan penguat. Sinyal EKG yang didapat dibandingkan dengan sinyal EKG yang diperoleh menggunakan Vernier EKG Sensor pada subyek yang sama. Dari hasil percobaan, diperoleh penguatan tegangan pada frekuensi menengah sebesar 75 db dan CMRR 68 db Kata kunci: Elektrokardiogram, Sistem Penguat Abstract: Electrocardiogram (ECG) is a graphic recording of the electrical potentials produced in association with the heartbeat. Precision analog signal amplifier system is needed to acquire ECG signal. The amplifier system is designed to acquire Limb Lead II (LL II) ECG signal. Measured performances including CMRR, frequency response, and input impedance of the amplifier. The acquired ECG signals are compared with acquired ECG signals from Vernier EKG Sensor on a same subject. From the experimental result, the voltage gain at mid band frequency is 75 db and the CMRR is 68 db Keywords: Electrocardiogram, Amplifier System I. PENDAHULUAN Pengamatan sinyal Elektrokardiogram atau EKG merupakan cara yang digunakan dalam bidang kedokteran untuk mengamati aktivitas listrik jantung manusia. Informasi yang didapat dari sinyal EKG dapat digunakan untuk diagnosa penyakit ataupun kelainan fisik seseorang. Sinyal EKG pada jantung tersebar hingga permukaan tubuh, sehingga dapat diperoleh dengan menempelkan elektroda-elektroda pada tubuh. Amplitudanya sangat rendah (berkisar 1 mv hingga 3 mv) [1], selain itu sinyal EKG merupakan sinyal differensial sehingga dibutuhkan

2 76 ELECTRICAL ENGINEERING JOURNAL, VOL. 4, NO. 2, APRIL 2014 sistem penguat yang dapat meredam sinyal-sinyal common-mode serta menguatkan sinyal differensial. Sinyal EKG memiliki kisaran bandwidth 0,1 250 Hz. Jala-jala listrik (50 Hz di Indonesia), frekuensi tinggi dari lampu fluorescent (1 khz 10 khz), dan sinyal-sinyal EMI merupakan sumber noise. Pada frekuensi rendah juga dapat muncul gangguan yang disebut baseline wander yang muncul akibat pernapasan dan gerakan tubuh (motion artifact). Sistem penguat harus dapat meredam noise dan gangguan tersebut, sehingga dibutuhkan penguat yang memiliki common-mode rejection ratio (CMRR) tinggi, bandwidth yang terbatas, serta impedansi masukan yang besar. Instrumen yang dirancang ditujukan untuk mengukur sinyal EKG dengan konfigurasi elektroda Limb Lead (LL) II. Sistem penguat dirancang menggunakan kombinasi penguat operasional, instrumentation amplifier, serta komponen-komponen pasif untuk mendapatkan karakteristik sistem penguat yang sesuai untuk pemerolehan sinyal EKG. Hasilnya akan dibandingkan dengan instrumen EKG buatan Vernier Laboratories. II.1. Sistem Penguat II. DESAIN SISTEM PENGUAT Blok perancangan sistem penguat ditunjukkan pada Gambar 1. Sinyal dilewatkan pada prefilter dan tegangan common mode-nya diumpanbalikkan ke tubuh melalui rangkaian Right Leg Drive (RLD) yang akan dibahas kemudian. Suatu Instrumentation Amplifier (IN-AMP) melakukan penguatan terhadap sinyal. Keluaran IN-AMP diumpanbalikkan melalui baseline filter. Penguat kedua sekaligus berfungsi sebagai lowpass filter. Terakhir digunakan notch filter 50 Hz untuk meredam noise jala-jala. II.2. Pemilihan Elektroda Gambar 1. Diagram blok sistem penguat Tubuh manusia akan tampak sebagai suatu impedansi pada sistem elektronik. Elektroda yang melekat pada tubuh juga mempengaruhi nilai impedansi tersebut. Gambar 2 merupakan model elektrik elektroda yang akan digunakan dalam perancangan [2]. Tegangan DC tidak selalu muncul pada tubuh manusia, namun ada kalanya reaksi pada elektroda AgCl dapat mengakibatkan munculnya tegangan DC (V e ) yang mencapai 300mV pada saat saturasi. Koneksi yang buruk pada elektroda juga dapat mengakibatkan munculnya hambatan seri (R e ). Kemungkinan terburuk yang terjadi adalah ketika koneksi elektroda tidak baik, keadaan ini dapat menyebabkan hambatan R e mencapai 100 kω. Pemahaman model impedansi elektroda penting karena akan berpengaruh pada cara penerapan RLD.

3 REALISASI INSTRUMEN EKG UNTUK PENGUKURAN SINYAL EKG DENGAN KONFIGURASI II.3. Prefilter Gambar 2. Model elektrik elektroda EKG Prefilter digunakan untuk meredam noise pada frekuensi tinggi dan dapat meredam common-mode noise dengan frekuensi cutoff f C dan differential-mode noise dengan frekuensi cutoff f D. Rangkaian prefilter ditunjukkan pada Gambar 3. Gambar 3. Rangkaian Prefilter Untuk meminimalisir pengaruh impedance mismatch, terutama pada kedua C C, besar f D setidaknya harus satu dekade di bawah f C. Selain itu agar sinyal EKG sendiri tidak teredam, besar f D diatur sekitar tiga kali rentang frekuensi sinyal EKG [2]. f C = 1 2πRC C ; f D = 1 4πRC D (1) Pemilihan nilai komponen dimulai dengan menentukan nilai-nilai resistor, yang mana kedua resistor R harus menghasilkan hambatan yang cukup untuk membatasi arus listrik. Dipilih nilai C D sebesar 220pF dan masing-masing R 390kΩ sehingga didapat nilai f D = 927Hz. Nilai C C dipilih 33pF sehingga didapat nilai f C 12,4kHz. II.4. Instrumentation Amplifier Dalam perancangan digunakan instrumentation amplifier (INA) INA114. Tipe ini dapat beroperasi pada tegangan rendah (minimal ±2,25V), memiliki CMRR yang besar (minimal 115dB), input bias current yang rendah (maksimal 2nA), serta memiliki proteksi tegangan tinggi pada terminal-terminal masukan differensialnya (hingga 40V). Rangkaian internal INA114 seperti yang ditunjukkan pada Gambar 4, menggunakan topologi 3 Op-Amp (A 1, A 2 dan A 3 ). Resistor-resistor internal seluruhnya bernilai 25kΩ, sehingga bisa didapat persamaan tegangan keluaran seperti Persamaan (2).

4 78 ELECTRICAL ENGINEERING JOURNAL, VOL. 4, NO. 2, APRIL 2014 V o = k R G V IN + V IN + Ref (2) Gambar 4. Skematik INA114 Mengingat kemungkinan munculnya baseline wander, pada bagian ini nilai penguatan diatur agar tidak boleh terlalu besar karena A 1 dan A 2 dapat mengalami saturasi. Pada perancangan dipilih penguatan total 5,5 kali dengan pemilihan R G 11,2kΩ, yang terdiri dari dua resistor R G1 dan R G2 yang diserikan, masing-masing sebesar 5,6kΩ seperti ditunjukkan pada Gambar 5. Dengan cara ini tegangan sinyal common mode bisa didapat pada node antara R G1 dan R G2. II.5. Penanggulangan Baseline Wander Gambar 5. Pengaturan penguatan pada INA114 Gambar 6. Integrator sebagai umpanbalik Penanggulangan baseline wander menggunakan high-pass filter yang direalisasikan dengan suatu integrator yang diumpanbalikkan (feedback) ke pin Ref INA114 seperti pada Gambar 6. Baseline wander yang muncul akan segera dikoreksi sehingga tidak ikut dikuatkan

5 REALISASI INSTRUMEN EKG UNTUK PENGUKURAN SINYAL EKG DENGAN KONFIGURASI pada penguat tingkat berikutnya. Berdasarkan Gambar 3 dan Gambar 5 serta Persamaan (2), hubungan V INA, V id, dan V ref dalam transformasi Laplace adalah : V o = sr INT C INT sr INT C INT +1 A IV id + V ref (3) Persamaan (3) menunjukkan respon frekuensi highpass pada komponen V id dengan frekuensi cutoff f I. Dalam perancangan dipilih nilai f I = 0,05 Hz dengan pemilihan resistor 247 kω untuk R INT, dan pemilihan kapasitor 330 nf untuk C INT. Tegangan referensi V ref diberi 1 V. f I = 1 2πR INT C INT (4) II.6. Right Leg Drive dan Shield Driver Sinyal common mode yang didapat pada node antara kedua resistor R G, di-buffer terlebih dahulu untuk kemudian digunakan sebagai shield driver pada kabel-kabel penghubung elektroda dan berfungsi sebagai sangkar Faraday untuk mengurangi kemungkinan tercampur noise, seperti terlihat pada Gambar 7. Gambar 7. Rangkaian Shield driver Gambar 8 menunjukkan rangkaian ekuivalen common mode sistem, dengan Z e1 dan Z e3 adalah impedansi total dari elektroda 1 dan elektroda RLD, dan C F, C B, dan C S merupakan stray capacitance dari jala-jala listrik [3]. Gambar 8. Rangkaian ekuivalen common mode sistem RLD Dari Gambar 8 bisa didapat sistem closed-loop RLD yang ditunjukkan pada Gambar 9. Tanpa jaringan feedback, transfer function blok A R akan tergantung pada nilai penguatan open loop (G) dan gain-bandwidth product (B) dari OpAmp yang digunakan. OpAmp TL072 yang digunakan memiliki nilai G = 3x10 5 dan B = 6π Mrad/s. Nilai R o dipilih 390 kω pada perancangan. Nilai model stray capacitance dipilih 200 pf.

6 80 ELECTRICAL ENGINEERING JOURNAL, VOL. 4, NO. 2, APRIL 2014 Gambar 9. Sistem RLD closed-loop [3] Dengan program MATLAB didapat bode plot sistem seperti ditunjukkan pada Gambar 10. Bode plot menunjukkan bahwa nilai Gain Margin (G.M.) dan Phase Margin (P.M.) dari sistem tersebut bernilai negatif, yang menandakan sistem tersebut tidak stabil [4], sehingga memungkinkan terjadinya osilasi dan saturasi penguat. Oleh karena itu dibutuhkan kompensasi untuk memastikan sistem tersebut stabil. Gambar 10. Bode plot sistem RLD Gambar 11. Realisasi rangkaian RLD Kompensasi dilakukan dengan membatasi penguatan A R, seperti ditunjukkan pada Gambar 11. Hubungan output RLD (V RLD ) dengan tegangan common mode (V CM ) tertera pada Persamaan (5). Nilai R f dipilih 1 MΩ sedangkan R i dipilih 20 kω untuk mendapat penguatan 50 kali. Pada rangkaian ini jaringan feedback R f tidak dihubungkan pada keluaran OpAmp, melainkan pada R o dengan tujuan meningkatkan kompensasi, karena feedback didapat langsung dari elektroda, bukan dari keluaran OpAmp.

7 REALISASI INSTRUMEN EKG UNTUK PENGUKURAN SINYAL EKG DENGAN KONFIGURASI V RLD s = R f R i V CM s (5) Gambar 12 menunjukkan sistem closed-loop RLD terkompensasi. Dari bode plot sistem pada Gambar 13 dapat dilihat bahwa kompensasi menghasilkan nilai G.M. dan P.M. positif, menandakan sistem stabil. Bandwidth sistem juga lebih dari 1 khz, yang artinya noise EMI dari fluorescent light akan diumpanbalikkan juga. Gambar 12. Sistem closed-loop RLD terkompensasi II.7. Penguat Tingkat Kedua Gambar 13. Bode plot sistem RLD terkompensasi Penguat tingkat kedua direalisasikan dengan suatu lossy integrator seperti yang ditunjukkan pada Gambar 14 yang sekaligus berfungsi sebagai lowpass filter. Gambar 14. Penguat tingkat kedua

8 82 ELECTRICAL ENGINEERING JOURNAL, VOL. 4, NO. 2, APRIL 2014 V T2 = R 2 R sR 2 C f (V INA V REF ) + V REF (6) Berdasarkan Persamaan (3) dan (6), dan dengan asumsi frekuensi sinyal berada pada passband highpass dan lowpass filter, didapat V T2 s = R 2 R 1 A I V ID s + V REF s (7) Dari Persamaan (7) didapat bahwa penguatan sinyal EKG bersifat negatif, sehingga posisi pemasangan elektroda positif dan negatif harus ditukar untuk mendapat sinyal EKG yang sesuai. Pemilihan R 2 = 100kΩ dan R 1 = 560Ω menghasilkan penguatan 178,6 kali, sehingga total penguatan sinyal differensial adalah 982,15. Pemilihan C f = 3,3nF menghasilkan frekuensi cutoff integrator 482 Hz. II.8. Notch Filter Digunakan topologi twin-t notch filter, seperti ditunjukkan pada Gambar 15, dengan transfer function filter ditunjukkan pada Persamaan (8). [5] dengan V O V T2 = s Ra 2 Ca 2 Gambar 15. Active Twin-T Notch filter s α Ra Ca s+ 1 Ra 2 Ca 2 (8) f n = 1 2πR a C a ; α = R 2 R 1 +R 2 ; Q = 1 4(1 α) (9) Dipilih R a = 47kΩ dan C a = 68nF sehingga didapat nilai f n 49,8 Hz. Faktor feedback α dipilih 0,5 untuk mendapat faktor kualitas Q sebesar 2, dengan pemilihan R 1 = R 2 = 1 MΩ. III.1. CMRR III. PERFORMANSI SISTEM PENGUAT CMRR diukur pada keluaran INA. Hasil pengukuran pada rentang frekuensi 0, Hz secara grafis ditampilkan pada Gambar 16.

9 REALISASI INSTRUMEN EKG UNTUK PENGUKURAN SINYAL EKG DENGAN KONFIGURASI Gambar 16. Grafik CMRR pada keluaran INA Didapat CMRR maksimal 68,14 db pada frekuensi 0,5 Hz.. Pada frekuensi 50 Hz didapat CMRR sekitar 64,16 db. Nilai CMRR yang didapat sudah memadai untuk melakukan pengambilan sinyal EKG. III.2. Respon Frekuensi Penguat Pengukuran respon frekuensi dilakukan pada keluaran penguat tingkat kedua. Hasil pengukuran pada rentang frekuensi 0, Hz ditunjukkan secara grafis pada Gambar 17. Gambar 17. Respon frekuensi penguat Dapat dilihat bahwa penguat memberi penguatan yang besar pada frekuensi rendah, kemudian semakin berkurang pada frekuensi tinggi, dengan awal stopband sekitar frekuensi 300 Hz. Meskipun demikian notch filter analog yang dirancang tidak terlalu baik karena masih menghasilkan penguatan sekitar 55 db pada frekuensi 50 Hz. III.3. Impedansi Masukan Penguat INA114 memiliki impedansi masukan instrinsik 10 GΩ, 6 pf. Meskipun demikian impedansi masukan keseluruhan dipengaruhi oleh komponen eksternal, salah satunya adalah rangkaian prefilter. Hasil pengukuran impedansi masukan penguat ditunjukkan secara grafis

10 84 ELECTRICAL ENGINEERING JOURNAL, VOL. 4, NO. 2, APRIL 2014 ditampilkan pada Gambar 18. Gambar 18. Impedansi masukan penguat Dapat dilihat bahwa pada frekuensi rendah impedansi masukan mendekati nilai intrinsik INA114. Pada daerah frekuensi sinyal EKG besar impedansi masukan masih cukup besar (± 1 MΩ) yang memastikan sinyal EKG tidak terdistorsi sebelum dikuatkan. IV. SINYAL KELUARAN PENGUAT Sinyal keluaran penguat diukur dengan osiloskop. Elektroda dihubungkan pada subyek penelitian menggunakan konfigurasi LL II yang telah ditentukan sebelumnya. Sinyal keluaran diambil pada beberapa kondisi dan dibandingkan dengan sinyal keluaran Vernier EKG Sensor [6]. Pada tiap kondisi, gambar atas adalah keluaran sistem penguat yang dirancang, dengan skala vertikal 1V/div, sedangkan gambar bawah adalah keluaran Vernier EKG Sensor dengan skala vertikal 10mV/div. IV.1. Kondisi (1), Subyek Diam dan Tidak Memegang Sesuatu Sinyal keluaran pada kondisi (1) ditunjukkan pada Gambar 19. Sinyal yang didapat sudah sesuai dengan bentuk gelombang sinyal EKG Limb Lead II pada umumnya. Kompleks QRS memiliki amplituda terbesar, dibandingkan gelombang P dan T. Karakteristik tersebut serupa dengan keluaran Vernier EKG Sensor. Perbedaan hanya terletak pada amplituda maksimal saja. Gambar 19. Perbandingan Sinyal EKG Diukur pada Kondisi (1)

11 REALISASI INSTRUMEN EKG UNTUK PENGUKURAN SINYAL EKG DENGAN KONFIGURASI IV.2. Kondisi (2), Subyek Memegang Kabel atau Logam Gambar 20 menunjukkan sinyal yang didapat pada kondisi (2), yang mana terlihat noise yang cukup besar. Hal ini disebabkan isolasi rangkaian penguat dengan jala-jala listrik berkurang, sedangkan kemampuan penguat untuk meredam frekuensi jala-jala tidak terlalu baik, sehingga noise yang muncul pada kondisi ini cukup besar. Vernier EKG Sensor juga mengalami masalah yang serupa. Di dalam gambar terlihat noise jala-jala masih tercampur pada sinyal keluaran. Gambar 20. Perbandingan Sinyal EKG Diukur pada Kondisi (2) IV.3. Kondisi (3), Subyek Bernapas dengan Kuat Pada kondisi (3) sinyal dipengaruhi oleh motion artifact, sehingga menghasilkan baseline wander seperti ditunjukkan pada Gambar 21. Perubahan level sinyal DC akibat kondisi (3) tidak terlalu besar. Dapat dilihat bahwa Vernier EKG Sensor lebih tahan terhadap pengaruh baseline wander. Gambar 21. Perbandingan Sinyal EKG Diukur pada Kondisi (3) IV.4. Kondisi (4), Subyek Melakukan Gerakan Ekstrim Sinyal EKG pada kondisi (4) ditunjukkan pada Gambar 22. Gerakan mengakibatkan munculnya tegangan differensial yang besar sehingga penguat mengalami saturasi pada saat gerakan terjadi.

12 86 ELECTRICAL ENGINEERING JOURNAL, VOL. 4, NO. 2, APRIL 2014 Gambar 22. Perbandingan Sinyal EKG Diukur pada Kondisi (4) Dari Gambar 22 dapat dilihat bahwa Vernier EKG Sensor lebih rentan terhadap motion artifact dibandingkan instrumen yang dirancang. V. KESIMPULAN Performansi instrumen yang telah direalisasikan, dari segi CMRR, respon frekuensi, serta impedansi masukan, sudah cukup memadai untuk perolehan sinyal EKG. Instrumen dapat memperoleh sinyal EKG yang sesuai pada konfigurasi elektroda Limb Lead II. Meskipun demikian instrumen masih rentan terhadap sumber-sumber noise, terutama dari jala-jala listrik dan motion artifact. Dari hasil percobaan diperoleh penguatan tegangan pada frekuensi menengah sebesar 75 db dan CMRR 68 db. Perbandingan sinyal EKG yang didapat dari sistem penguat yang dirancang dengan Vernier EKG Sensor menunjukkan bahwa instrumen yang dirancang dapat digunakan sebatas untuk fungsi eksperimental, mengingat sistem masih cukup rentan terhadap gangguan-gangguan dari lingkungan. DAFTAR REFERENSI [1] T. Kugelstadt, Getting the most out of your instrumentation amplifier design, Texas Instrument Analog Applications Journal, [2] M.W. Hann, Ultra Low Power, 18 bit Precision ECG Data Acquisition System, Texas Instrument Precision Design, 2013 [3] Winter & Webster, Driven Right-Leg Circuit Design, IEEE, 1983 [4] K. Ogata, Modern Control Engineering, [5] Van Valkenburg, Analog Filter Design, Oxford University Press, 1982 [6]

IMPLEMENTASI PROTOKOL USB PADA PENGONTROL MIKRO ATMEGA8 UNTUK AKUISISI DATA SINYAL ELEKTROKARDIOGRAM Disusun Oleh : Innocentio Aloysius Loe ( )

IMPLEMENTASI PROTOKOL USB PADA PENGONTROL MIKRO ATMEGA8 UNTUK AKUISISI DATA SINYAL ELEKTROKARDIOGRAM Disusun Oleh : Innocentio Aloysius Loe ( ) IMPLEMENTASI PROTOKOL USB PADA PENGONTROL MIKRO ATMEGA8 UNTUK AKUISISI DATA SINYAL ELEKTROKARDIOGRAM Disusun Oleh : Innocentio Aloysius Loe (0922045) Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik Universitas

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Maret - Mei 2015 dan tempat

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Maret - Mei 2015 dan tempat III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Maret - Mei 205 dan tempat pelaksanaan penelitian ini di Laboratorium Elektronika Jurusan Fisika Fakultas Matematika

Lebih terperinci

ANALISIS PENGUATAN BIOPOTENSIAL DENGAN REDUKSI INTERFERENSI GANGGUAN

ANALISIS PENGUATAN BIOPOTENSIAL DENGAN REDUKSI INTERFERENSI GANGGUAN ANALISIS PENGUATAN BIOPOTENSIAL DENGAN REDUKSI INTERFERENSI GANGGUAN Oleh: Moh. Imam Afandi * Abstrak Telah dilakukan analisis penguatan biopotensial dengan reduksi interferensi gangguan sinyal pada sistem

Lebih terperinci

Pengkondisian Sinyal. Rudi Susanto

Pengkondisian Sinyal. Rudi Susanto Pengkondisian Sinyal Rudi Susanto Tujuan Perkuliahan Mahasiswa dapat menjelasakan rangkaian pengkondisi sinyal sensor Mahasiswa dapat menerapkan penggunaan rangkaian pengkondisi sinyal sensor Pendahuluan

Lebih terperinci

Penguat Inverting dan Non Inverting

Penguat Inverting dan Non Inverting 1. Tujuan 1. Mahasiswa mengetahui karakteristik rangkaian op-amp sebagai penguat inverting dan non inverting. 2. Mengamati fungsi kerja dari masing-masing penguat 3. Mahasiswa dapat menghitung penguatan

Lebih terperinci

Penguat Oprasional FE UDINUS

Penguat Oprasional FE UDINUS Minggu ke -8 8 Maret 2013 Penguat Oprasional FE UDINUS 2 RANGKAIAN PENGUAT DIFERENSIAL Rangkaian Penguat Diferensial Rangkaian Penguat Instrumentasi 3 Rangkaian Penguat Diferensial R1 R2 V1 - Vout V2 R1

Lebih terperinci

ALAT UNTUK MEMPERAGAKAN IRAMA DENYUT JANTUNG SEBAGAI BUNYI DAN PENGUKUR KECEPATAN DENYUT JANTUNG MELALUI ELEKTRODA PADA TELAPAK TANGAN

ALAT UNTUK MEMPERAGAKAN IRAMA DENYUT JANTUNG SEBAGAI BUNYI DAN PENGUKUR KECEPATAN DENYUT JANTUNG MELALUI ELEKTRODA PADA TELAPAK TANGAN ALAT UNTUK MEMPERAGAKAN IRAMA DENYUT JANTUNG SEBAGAI BUNYI DAN PENGUKUR KECEPATAN DENYUT JANTUNG MELALUI ELEKTRODA PADA TELAPAK TANGAN Ervan / 0622085 E-mail : wangervan@yahoo.com Jurusan Teknik Elektro,

Lebih terperinci

OPERASIONAL AMPLIFIER (OP-AMP) Oleh : Sri Supatmi

OPERASIONAL AMPLIFIER (OP-AMP) Oleh : Sri Supatmi 1 OPERASIONAL AMPLIFIER (OP-AMP) Oleh : Sri Supatmi Operasional Amplifier (OP-AMP) 2 Operasi Amplifier adalah suatu penguat linier dengan penguatan tinggi. Simbol 3 Terminal-terminal luar di samping power

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Tujuan Percobaan Mempelajari karakteristik statik penguat opersional (Op Amp )

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Tujuan Percobaan Mempelajari karakteristik statik penguat opersional (Op Amp ) BAB I PENDAHULUAN 1.1 Tujuan Percobaan Mempelajari karakteristik statik penguat opersional (Op Amp ) 1.2 Alat Alat Yang Digunakan Kit praktikum karakteristik opamp Voltmeter DC Sumber daya searah ( DC

Lebih terperinci

PENGENALAN OPERATIONAL AMPLIFIER (OP-AMP)

PENGENALAN OPERATIONAL AMPLIFIER (OP-AMP) + PENGENALAN OPERATIONAL AMPLIFIER (OPAMP) Penguat operasional atau Operational Amplifier (OPAMP) yaitu sebuah penguat tegangan DC yang memiliki 2 masukan diferensial. OPAMP pada dasarnya merupakan sebuah

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Jantung merupakan salah satu organ tubuh yang sangat vital, karena jantung

I. PENDAHULUAN. Jantung merupakan salah satu organ tubuh yang sangat vital, karena jantung I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Jantung merupakan salah satu organ tubuh yang sangat vital, karena jantung berfungsi untuk memompakan darah ke seluruh jaringan tubuh. Jika terjadi gangguan pada jantung

Lebih terperinci

Perancangan Dan Realisasi Pengontrol Gerakan Lengan Robot Berdasarkan Kontraksi Dan Relaksasi Otot Lengan Manusia

Perancangan Dan Realisasi Pengontrol Gerakan Lengan Robot Berdasarkan Kontraksi Dan Relaksasi Otot Lengan Manusia Perancangan Dan Realisasi Pengontrol Gerakan Lengan Robot Berdasarkan Kontraksi Dan Relaksasi Otot Lengan Manusia Disusun Oleh : Bonnie Ismailia Mehta 0422108 Email : Bonnie.Ismailia@gmail.com Jurusan

Lebih terperinci

BAB 4. Rangkaian Pengolah Sinyal Analog

BAB 4. Rangkaian Pengolah Sinyal Analog DIKTAT KULIAH Elektronika Industri & Otomasi (IE-204) BAB 4. Rangkaian Pengolah Sinyal Analog Diktat ini digunakan bagi mahasiswa Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Kristen Maranatha JURUSAN

Lebih terperinci

Disusun Oleh: Kevin Yogaswara ( ) Meitantia Weni S B ( ) Pembimbing: Ir. Rusdhianto Effendi AK., MT.

Disusun Oleh: Kevin Yogaswara ( ) Meitantia Weni S B ( ) Pembimbing: Ir. Rusdhianto Effendi AK., MT. Disusun Oleh: Kevin Yogaswara (2207 030 006) Meitantia Weni S B (2207 030 055) Pembimbing: Ir. Rusdhianto Effendi AK., MT. PROGRAM STUDI DIII TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI INSTITUT TEKNOLOGI

Lebih terperinci

BAB II ANALOG SIGNAL CONDITIONING

BAB II ANALOG SIGNAL CONDITIONING BAB II ANALOG SIGNAL CONDITIONING 2.1 Pendahuluan Signal Conditioning ialah operasi untuk mengkonversi sinyal ke dalam bentuk yang cocok untuk interface dengan elemen lain dalam sistem kontrol. Process

Lebih terperinci

Desain Alat Instrumentasi Medis Electroenchephalograph (EEG)

Desain Alat Instrumentasi Medis Electroenchephalograph (EEG) 1 Desain Alat Instrumentasi Medis Electroenchephalograph (EEG) Jayadhi Wenardo Rusli, Ponco Siwindarto, Nurussa adah 1 Abstrak Electroencephalograph (EEG) merupakan peralatan yang digunakan untuk menangkap

Lebih terperinci

Modul VIII Filter Aktif

Modul VIII Filter Aktif Modul VIII Filter Aktif. Tujuan Praktikum Praktikan dapat mengetahui fungsi dan kegunaan dari sebuah filter. Praktikan dapat mengetahui karakteristik sebuah filter. Praktikan dapat membuat suatu filter

Lebih terperinci

POLITEKNIK NEGERI JAKARTA

POLITEKNIK NEGERI JAKARTA LAPORAN PRAKTIKUM LABORATORIUM KOMUNIKASI RADIO SEMESTER V TH 2013/2014 JUDUL REJECTION BAND AMPLIFIER GRUP 06 5B PROGRAM STUDI TEKNIK TELEKOMUNIKASI JURUSAN TEKNIK ELEKTRO POLITEKNIK NEGERI JAKARTA PEMBUAT

Lebih terperinci

Tipe op-amp yang digunakan pada tugas akir ini adalah LT-1227 buatan dari Linear Technology dengan konfigurasi pin-nya sebagai berikut:

Tipe op-amp yang digunakan pada tugas akir ini adalah LT-1227 buatan dari Linear Technology dengan konfigurasi pin-nya sebagai berikut: BAB III PERANCANGAN Pada bab ini berisi perancangan pedoman praktikum dan perancangan pengujian pedoman praktikum dengan menggunakan current feedback op-amp. 3.. Perancangan pedoman praktikum Pada pelaksanaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi yang pesat mempermudah manusia dalam mencapai kebutuhan hidup. Hal tersebut telah merambah segala bidang termasuk dalam bidang kedokteran.

Lebih terperinci

Modul 02: Elektronika Dasar

Modul 02: Elektronika Dasar Modul 02: Elektronika Dasar Alat Ukur, Rangkaian Thévenin, dan Rangkaian Tapis Reza Rendian Septiawan February 4, 2015 Pada praktikum kali ini kita akan mempelajari tentang beberapa hal mendasar dalam

Lebih terperinci

Rancang Bangun Penguat Biopotensial Elektrokardiografi (EKG) Berbasis IC AD620

Rancang Bangun Penguat Biopotensial Elektrokardiografi (EKG) Berbasis IC AD620 Rancang Bangun Penguat Biopotensial Elektrokardiografi (EKG) Berbasis IC AD620 Imam Nasiqin, Arif Surtono dan Gurum Ahmad Pauzi Jurusan Fisika FMIPA Universitas Lampung Jln.Prof.Soemantri Brodjonegoro

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI. Blok diagram carrier recovery dengan metode costas loop yang

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI. Blok diagram carrier recovery dengan metode costas loop yang BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI 3.1 Perancangan Alat Blok diagram carrier recovery dengan metode costas loop yang direncanakan diperlihatkan pada Gambar 3.1. Sinyal masukan carrier recovery yang berasal

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Pada bab ini akan dibahas dasar teori yang berhubungan dengan perancangan skripsi antara lain fungsi dari function generator, osilator, MAX038, rangkaian operasional amplifier, Mikrokontroler

Lebih terperinci

Instrumentasi Elektrokardiografi dengan Capacitive Contact Electrode pada Kursi

Instrumentasi Elektrokardiografi dengan Capacitive Contact Electrode pada Kursi A116 Instrumentasi Elektrokardiografi dengan Capacitive Contact Electrode pada Kursi Monica Regina Emilia, Achmad Arifin, dan Nada Fitrieyatul Hikmah Teknik Elektro, Fakultas Teknologi Industri, Institut

Lebih terperinci

MODUL 05 FILTER PASIF PRAKTIKUM ELEKTRONIKA TA 2017/2018

MODUL 05 FILTER PASIF PRAKTIKUM ELEKTRONIKA TA 2017/2018 MODUL 05 FILTER PASIF PRAKTIKUM ELEKTRONIKA TA 2017/2018 LABORATORIUM ELEKTRONIKA DAN INSTRUMENTASI PROGRAM STUDI FISIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN PENGETAHUAN ALAM INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG Riwayat Revisi

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT BAB III PERANCANGAN ALAT Pada bab tiga ini akan dijelaskan mengenai perancangan dari perangkat keras dan perangkat lunak yang digunakan pada alat ini. Dimulai dari uraian perangkat keras lalu uraian perancangan

Lebih terperinci

MODUL 08 OPERATIONAL AMPLIFIER

MODUL 08 OPERATIONAL AMPLIFIER MODUL 08 OPERATIONAL AMPLIFIER 1. Tujuan Memahami op-amp sebagai penguat inverting dan non-inverting Memahami op-amp sebagai differensiator dan integrator Memahami op-amp sebagai penguat jumlah 2. Alat

Lebih terperinci

Alat Untuk Memperagakan Irama Denyut Jantung Sebagai Bunyi dan Pengukur Kecepatan Denyut Jantung Melalui Elektroda pada Telapak Tangan

Alat Untuk Memperagakan Irama Denyut Jantung Sebagai Bunyi dan Pengukur Kecepatan Denyut Jantung Melalui Elektroda pada Telapak Tangan 45 ISSN 1979-2867 (print) Electrical Engineering Journal Vol. 2 (2011) No. 1, pp. 45-65 Alat Untuk Memperagakan Irama Denyut Jantung Sebagai Bunyi dan Pengukur Kecepatan Denyut Jantung Melalui Elektroda

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT BAB III PERANCANGAN ALAT Pada bab ini akan dijelaskan perancangan alat, yaitu perancangan perangkat keras dan perancangan perangkat lunak. Perancangan perangkat keras terdiri dari perangkat elektronik

Lebih terperinci

Operational Amplifier Karakteristik Op-Amp (Bagian ke-satu) oleh : aswan hamonangan

Operational Amplifier Karakteristik Op-Amp (Bagian ke-satu) oleh : aswan hamonangan Operational Amplifier Karakteristik Op-Amp (Bagian ke-satu) oleh : aswan hamonangan Kalau perlu mendesain sinyal level meter, histeresis pengatur suhu, osilator, pembangkit sinyal, penguat audio, penguat

Lebih terperinci

Bab III. Operational Amplifier

Bab III. Operational Amplifier Bab III Operational Amplifier 30 3.1. Masalah Interfacing Interfacing sebagai cara untuk menggabungkan antara setiap komponen sensor dengan pengontrol. Dalam diagram blok terlihat hanya berupa garis saja

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Adaptive Noise Cancellation merupakan salah satu aplikasi filter adaptif yang digunakan untuk meredam noise pada sinyal. Aplikasi filter ini menggunakan algoritma Least

Lebih terperinci

OPERATIONAL AMPLIFIERS

OPERATIONAL AMPLIFIERS OPERATIONAL AMPLIFIERS DASAR OP-AMP Simbol dan Terminal Gambar 1a: Simbol Gambar 1b: Simbol dengan dc supply Standar operasi amplifier (op-amp) memiliki; a) V out adalah tegangan output, b) V adalah tegangan

Lebih terperinci

Elektronika Lanjut. Penguat Instrumen. Elektronika Lanjut Missa Lamsani Hal 1

Elektronika Lanjut. Penguat Instrumen. Elektronika Lanjut Missa Lamsani Hal 1 Penguat Instrumen Missa Lamsani Hal 1 . Missa Lamsani Hal 2 / 28 Penguat Instrumentasi Penguat instrumentasi adalah suatu loop tertutup (close loop) dengan masukan differensial dan penguatannya dapat diatur

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM ELEKTRONIKA MERANGKAI DAN MENGUJI OPERASIONAL AMPLIFIER UNIT : VI

LAPORAN PRAKTIKUM ELEKTRONIKA MERANGKAI DAN MENGUJI OPERASIONAL AMPLIFIER UNIT : VI LAPORAN PRAKTIKUM ELEKTRONIKA MERANGKAI DAN MENGUJI OPERASIONAL AMPLIFIER UNIT : VI NAMA : REZA GALIH SATRIAJI NOMOR MHS : 37623 HARI PRAKTIKUM : SENIN TANGGAL PRAKTIKUM : 3 Desember 2012 LABORATORIUM

Lebih terperinci

SKRIPSI APLIKASI ADAPTIVE NOISE CANCELLATION FREKUENSI 50 HZ PADA ELECTROCARDIOGRAM

SKRIPSI APLIKASI ADAPTIVE NOISE CANCELLATION FREKUENSI 50 HZ PADA ELECTROCARDIOGRAM SKRIPSI APLIKASI ADAPTIVE NOISE CANCELLATION FREKUENSI 50 HZ PADA ELECTROCARDIOGRAM Oleh : WELLY OCTANIUS 5103011002 JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS KATOLIK WIDYA MANDALA SURABAYA 2016

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN PENGUKURAN

BAB III PERANCANGAN DAN PENGUKURAN BAB III PERANCANGAN DAN PENGUKURAN 3.1 Perancangan Sistem Perancangan mixer audio digital terbagi menjadi beberapa bagian yaitu : Perancangan rangkaian timer ( timer circuit ) Perancangan rangkaian low

Lebih terperinci

BAB I FILTER I. 1. Judul Percobaan. Rangkaian Band Pass Filter. 2. Tujuan Percobaan

BAB I FILTER I. 1. Judul Percobaan. Rangkaian Band Pass Filter. 2. Tujuan Percobaan BAB I FILTER I 1. Judul Percobaan Rangkaian Band Pass Filter 2. Tujuan Percobaan - Menentukan Frekuensi Cut Off dari suatu rangkaian Band Pass Filter. - Menentukan besar Induktansi dari suatu kumparan.

Lebih terperinci

SIMULASI FILTER SALLEN KEY DENGAN SOFTWARE PSPICE

SIMULASI FILTER SALLEN KEY DENGAN SOFTWARE PSPICE JETri, Volume 6, Nomor, Februari 7, Halaman -4, ISSN 4-37 SIMULASI FILTER SALLEN KEY DENGAN SOFTWARE PSPICE Kiki Prawiroredjo Dosen Jurusan Teknik Elektro-FTI, Universitas Trisakti Abstract A Sallen Key

Lebih terperinci

Deteksi Sinyal Elektromyogram (EMG) Saat Kontraksi Dan Relaksasi Dengan Personal Komputer

Deteksi Sinyal Elektromyogram (EMG) Saat Kontraksi Dan Relaksasi Dengan Personal Komputer Deteksi Sinyal Elektromyogram (EMG) Saat Kontraksi Dan Relaksasi Dengan Personal Komputer Irmalia Suryani Faradisa 1, Pandu Noortyas 2 1,2) Program Studi Teknik Elektro, ITN Malang e-mail: 1) irmaliafaradisa@yahoo.com,

Lebih terperinci

SATUAN ACARA PERKULIAHAN

SATUAN ACARA PERKULIAHAN SATUAN ACARA PERKULIAHAN MATA KULIAH : ELEKTRONIKA DASAR KODE : TSK-210 SKS/SEMESTER : 2/2 Pertemuan Pokok Bahasan & ke TIU 1 Pengenalan Komponen dan Teori Semikonduktor TIU : - Mahasiswa mengenal Jenis-jenis

Lebih terperinci

VOLTAGE PROTECTOR. SUTONO, MOCHAMAD FAJAR WICAKSONO Program Studi Teknik Komputer, Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer Universitas Komputer Indonesia

VOLTAGE PROTECTOR. SUTONO, MOCHAMAD FAJAR WICAKSONO Program Studi Teknik Komputer, Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer Universitas Komputer Indonesia bidang TEKNIK VOLTAGE PROTECTOR SUTONO, MOCHAMAD FAJAR WICAKSONO Program Studi Teknik Komputer, Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer Universitas Komputer Indonesia Listrik merupakan kebutuhan yang sangat

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, pengukuran resistivitas dikhususkan pada bahan yang bebentuk silinder. Rancangan alat ukur ini dibuat untuk mengukur tegangan dan arus

Lebih terperinci

MODUL 09 PENGUAT OPERATIONAL (OPERATIONAL AMPLIFIER) PRAKTIKUM ELEKTRONIKA TA 2017/2018

MODUL 09 PENGUAT OPERATIONAL (OPERATIONAL AMPLIFIER) PRAKTIKUM ELEKTRONIKA TA 2017/2018 MODUL 09 PENGUAT OPERATIONAL (OPERATIONAL AMPLIFIER) PRAKTIKUM ELEKTRONIKA TA 2017/2018 LABORATORIUM ELEKTRONIKA & INSTRUMENTASI PROGRAM STUDI FISIKA, INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG Riwayat Revisi Rev. 07-06-2017

Lebih terperinci

PERANCANGAN DAN REALISASI PENGUAT KELAS D BERBASIS MIKROKONTROLER AVR ATMEGA 16. Disusun Oleh: Nama : Petrus Nrp :

PERANCANGAN DAN REALISASI PENGUAT KELAS D BERBASIS MIKROKONTROLER AVR ATMEGA 16. Disusun Oleh: Nama : Petrus Nrp : PERANCANGAN DAN REALISASI PENGUAT KELAS D BERBASIS MIKROKONTROLER AVR ATMEGA 16 Disusun Oleh: Nama : Petrus Nrp : 0422015 Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Kristen Maranatha, Jl. Prof.Drg.Suria

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR PERANCANGAN SISTEM PENDETEKSI ARITMIA MENGGUNAKAN NEURAL NETWORK. Andri Iswanto

TUGAS AKHIR PERANCANGAN SISTEM PENDETEKSI ARITMIA MENGGUNAKAN NEURAL NETWORK. Andri Iswanto TUGAS AKHIR PERANCANGAN SISTEM PENDETEKSI ARITMIA MENGGUNAKAN NEURAL NETWORK Andri Iswanto 2208 100 531 Dosen Pembimbing : Dr. Tri Arief Sardjono ST.,MT. Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknologi Industri

Lebih terperinci

ANALOG SIGNAL PROCESSING USING OPERASIONAL AMPLIFIERS

ANALOG SIGNAL PROCESSING USING OPERASIONAL AMPLIFIERS ANALOG SIGNAL PROCESSING USING OPERASIONAL AMPLIFIERS (PEMROSESAN SINYAL ANALOG MENGGUNAKAN PENGUAT OPERASIONAL) A. PENDAHULUAN Sinyal keluaran dari sebuah tranduser atau sensor sangat kecil hampir mendekati

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM Pada bab ini akan dijelaskan tentang perancangan perangkat keras dari tugas akhir yang berjudul Penelitian Sistem Audio Stereo dengan Media Transmisi Jala-jala Listrik. 3.1.

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI ALAT

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI ALAT BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI ALAT Bab ini akan membahas mengenai perancangan dan realisasi perangkat keras serta perangkat lunak dari setiap modul yang mendukung keseluruhan alat yang dibuat. Gambar

Lebih terperinci

MODUL 06 RANGKAIAN FILTER PASIF

MODUL 06 RANGKAIAN FILTER PASIF P R O G R A M S T U D I F I S I K A F M I P A I T B LABORATORIUM ELEKTRONIKA DAN INSTRUMENTASI MODUL 06 RANGKAIAN FILTER PASIF 1 TUJUAN Memahami prinsip yang digunakan dalam rangkaian filter sederhana.

Lebih terperinci

TUJUAN Setelah menyelesaikan perkuliahan ini peserta mampu:

TUJUAN Setelah menyelesaikan perkuliahan ini peserta mampu: TUJUAN Setelah menyelesaikan perkuliahan ini peserta mampu: Menggunakan rumus-rumus dalam rangkaian elektronika untuk menganalisis rangkaian pengkondisi sinyal pasif Menggunakan kaidah, hukum, dan rumus

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 34 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tahap Proses Perancangan Alat Perancangan rangkaian daya Proteksi perangkat daya Penentuan strategi kontrol Perancangan rangkaian logika dan nilai nominal Gambar 3.1 Proses

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan rangkaian elektronika yang terdiri dari komponen-komponen seperti

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan rangkaian elektronika yang terdiri dari komponen-komponen seperti BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Filter merupakan suatu rangkaian yang berfungsi untuk melewatkan sinyal frekuensi yang diinginkan dan menahan sinyal frekuensi yang tidak dikehendaki serta untuk memperkecil

Lebih terperinci

SATUAN ACARA PERKULIAHAN UNIVERSITAS GUNADARMA

SATUAN ACARA PERKULIAHAN UNIVERSITAS GUNADARMA Mata Kuliah Kode / SKS Program Studi Fakultas : Elektronika Dasar : IT012346 / 3 SKS : Sistem Komputer : Ilmu Komputer & Teknologi Informasi 1 Pengenalan Komponen dan Teori Semikonduktor TIU : - Mahasiswa

Lebih terperinci

TEKNIK MESIN STT-MANDALA BANDUNG DASAR ELEKTRONIKA (1)

TEKNIK MESIN STT-MANDALA BANDUNG DASAR ELEKTRONIKA (1) TEKNIK MESIN STT-MANDALA BANDUNG DASAR ELEKTRONIKA (1) DASAR ELEKTRONIKA KOMPONEN ELEKTRONIKA SISTEM BILANGAN KONVERSI DATA LOGIC HARDWARE KOMPONEN ELEKTRONIKA PASSIVE ELECTRONIC ACTIVE ELECTRONICS (DIODE

Lebih terperinci

APLIKASI PERINTAH SUARA UNTUK MENGGERAKKAN ROBOT. Disusun Oleh : Nama : Astron Adrian Nrp :

APLIKASI PERINTAH SUARA UNTUK MENGGERAKKAN ROBOT. Disusun Oleh : Nama : Astron Adrian Nrp : APLIKASI PERINTAH SUARA UNTUK MENGGERAKKAN ROBOT Disusun Oleh : Nama : Astron Adrian Nrp : 0422014 Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik,, Jl. Prof.Drg.Suria Sumantri, MPH no.65, Bandung, Indonesia.

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI SISTEM

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI SISTEM BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI SISTEM Pada bab ini akan dibahas tentang perancangan dan realisasi sistem dari setiap modul yang dibuat. Blok Diagram alat yang dibuat ditunjukkan oleh Gambar 3.. Penguat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. resistor, kapasitor ataupun op-amp untuk menghasilkan rangkaian filter. Filter analog

BAB I PENDAHULUAN. resistor, kapasitor ataupun op-amp untuk menghasilkan rangkaian filter. Filter analog BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Filter merupakan suatu perangkat yang menghilangkan bagian dari sinyal yang tidak di inginkan. Filter digunakan untuk menglewatkan atau meredam sinyal yang di inginkan

Lebih terperinci

OPTIMASI COMMON MODE REJECTION RATIO (CMRR) PADA PENGUAT INSTRUMENTASI

OPTIMASI COMMON MODE REJECTION RATIO (CMRR) PADA PENGUAT INSTRUMENTASI OPTIMASI COMMON MODE REJECTION RATIO (CMRR) PADA PENGUAT INSTRUMENTASI Ahmad Rahimi 1, Iwan Sugriwan 2, dan Tetti Novalina Manik 2 Abstrak: Operational Amplifier (penguat operasional) merupakan rangkaian

Lebih terperinci

JOBSHEET 9 BAND PASS FILTER

JOBSHEET 9 BAND PASS FILTER JOBSHEET 9 BAND PASS FILTER A. TUJUAN 1. Mahasiswa diharapkan mampu mengerti tentang pengertian, prinsip kerja dan karakteristik band pass filter 2. Mahasiswa dapat merancang, merakit, menguji rangkaian

Lebih terperinci

Modul 04: Op-Amp. Penguat Inverting, Non-Inverting, dan Comparator dengan Histeresis. 1 Alat dan Komponen. 2 Teori Singkat

Modul 04: Op-Amp. Penguat Inverting, Non-Inverting, dan Comparator dengan Histeresis. 1 Alat dan Komponen. 2 Teori Singkat Modul 04: Op-Amp Penguat Inverting, Non-Inverting, dan Comparator dengan Histeresis Reza Rendian Septiawan March 3, 2015 Op-amp merupakan suatu komponen elektronika aktif yang dapat menguatkan sinyal dengan

Lebih terperinci

MODUL 08 Penguat Operasional (Operational Amplifier)

MODUL 08 Penguat Operasional (Operational Amplifier) P R O G R A M S T U D I F I S I K A F M I P A I T B LABORATORIUM ELEKTRONIKA DAN INSTRUMENTASI MODUL 08 Penguat Operasional (Operational Amplifier) 1 TUJUAN Memahami prinsip kerja Operational Amplifier.

Lebih terperinci

MODUL PRAKTIKUM RANGKAIAN ELEKRONIKA Bagian II

MODUL PRAKTIKUM RANGKAIAN ELEKRONIKA Bagian II MODUL PRAKTIKUM RANGKAIAN ELEKRONIKA Bagian II DEPARTEMEN ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS INDONESIA DEPOK A. OP-AMP Sebagai Peguat TUJUAN PERCOBAAN PERCOBAAN VII OP-AMP SEBAGAI PENGUAT DAN KOMPARATOR

Lebih terperinci

Desain dan Realisasi Perangkat Elektrokardiograf Berbasis PC Menggunakan Sound Card

Desain dan Realisasi Perangkat Elektrokardiograf Berbasis PC Menggunakan Sound Card Desain dan Realisasi Perangkat Elektrokardiograf Berbasis PC Menggunakan Sound Card Ibnu Yudha Setiadi 1, Achmad Rizal 2, Rita Magdalena 3 Jurusan Teknik Elektro STT Telkom Jalan Telekomunikasi 1, Dayeuh

Lebih terperinci

Bab III, Filter Pasif Hal: 8 4

Bab III, Filter Pasif Hal: 8 4 Bab III, Filter Pasif Hal: 8 4 BAB III FILTE PASIF Filter adalah suatu rangkaian yang dipergunakan untuk membuang tegangan output pada frekuensi tertentu. Untuk merancang filter dapat digunakan komponen

Lebih terperinci

Praktikum Rangkaian Elektronika MODUL PRAKTIKUM RANGKAIAN ELEKRONIKA

Praktikum Rangkaian Elektronika MODUL PRAKTIKUM RANGKAIAN ELEKRONIKA MODUL PRAKTIKUM RANGKAIAN ELEKRONIKA DEPARTEMEN ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS INDONESIA DEPOK 2010 MODUL I DIODA SEMIKONDUKTOR DAN APLIKASINYA 1. RANGKAIAN PENYEARAH & FILTER A. TUJUAN PERCOBAAN

Lebih terperinci

Desain dan Implementasi Elektrokardiogram (EKG) Portable Menggunakan Arduino

Desain dan Implementasi Elektrokardiogram (EKG) Portable Menggunakan Arduino ELECTRICIAN Jurnal Rekayasa dan Teknologi Elektro Desain dan Implementasi Elektrokardiogram (EKG) Portable Menggunakan Arduino Rudi Uswarman Teknik Elektro Intitut Teknologi Sumatera, Lampung Selatan Jl.

Lebih terperinci

LEMBAR KERJA V KOMPARATOR

LEMBAR KERJA V KOMPARATOR LEMBAR KERJA V KOMPARATOR 5.1. Tujuan 1. Mahasiswa mampu mengoperasikan op amp sebagai rangkaian komparator inverting dan non inverting 2. Mahasiswa mampu membandingkan dan menganalisis keluaran dari rangkaian

Lebih terperinci

Lampiran A. Praktikum Current Feedback OP-AMP. Percobaan I Karakteristik Op-Amp CFA(R in,vo max. Slew rate)

Lampiran A. Praktikum Current Feedback OP-AMP. Percobaan I Karakteristik Op-Amp CFA(R in,vo max. Slew rate) Lampiran A Praktikum Current Feedback OP-AMP Percobaan I Karakteristik Op-Amp CFA(R in,vo max. Slew rate) Waktu : 3 jam (praktikum dan pembuatan laporan) dipersiapkan oleh: Reinhard A. TUJUAN Menganalisa

Lebih terperinci

PRAKTIKUM TEKNIK TELEKOMUNIKASI 1 / RANGKAIAN LISTRIK / 2015 PERATURAN PRAKTIKUM. 1. Peserta dan asisten memakai kemeja pada saat praktikum

PRAKTIKUM TEKNIK TELEKOMUNIKASI 1 / RANGKAIAN LISTRIK / 2015 PERATURAN PRAKTIKUM. 1. Peserta dan asisten memakai kemeja pada saat praktikum PERATURAN PRAKTIKUM 1. Peserta dan asisten memakai kemeja pada saat praktikum 2. Peserta dan asisten memakai sepatu tertutup (untuk perempuan diizinkan menggunakan flat shoes) 3. Peserta mengerjakan dan

Lebih terperinci

Pengukuran Teknik STT Mandala 2014

Pengukuran Teknik STT Mandala 2014 Pengukuran Teknik STT Mandala 2014 Isi Pendahuluan sinyal listrik dalam pengukuran Pengkondisian sinyal listrik hasil pengukuran Penguat sinyal Pembagian sinyal tegangan Penyaringan sinyal listrik Pengkonversian

Lebih terperinci

Filter Orde Satu & Filter Orde Dua

Filter Orde Satu & Filter Orde Dua Filter Orde Satu & Filter Orde Dua Asep Najmurrokhman Jurusan eknik Elektro Universitas Jenderal Achmad Yani 8 November 3 EI333 Perancangan Filter Analog Pendahuluan Filter orde satu dan dua adalah bentuk

Lebih terperinci

PENGUAT DERAU RENDAH PADA FREKUENSI 1800 MHz ABSTRAK

PENGUAT DERAU RENDAH PADA FREKUENSI 1800 MHz ABSTRAK PENGUAT DERAU RENDAH PADA FREKUENSI 1800 MHz Disusun Oleh: Nama : Fauzan Helmy Nrp : 0622131 Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Kristen Maranatha, Jl. Prof.Drg.Suria Sumantri, MPH no.65,

Lebih terperinci

Gambar 3.1. Diagram alir metodologi perancangan

Gambar 3.1. Diagram alir metodologi perancangan 19 BAB 3 METODOLOGI PERANCANGAN 3.1. Metode Perancangan Berikut merupakan diagram alur kerja yang menggambarkan tahapantahapan dalam proses rancang bangun alat pemutus daya siaga otomatis pada Peralatan

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT. Pada perancangan alat untuk sistem demodulasi yang dirancang, terdiri dari

BAB III PERANCANGAN ALAT. Pada perancangan alat untuk sistem demodulasi yang dirancang, terdiri dari BAB III PERANCANGAN ALAT Pada perancangan alat untuk sistem demodulasi yang dirancang, terdiri dari beberapa perangkat keras (Hardware) yang akan dibentuk menjadi satu rangkaian pemodulasi sinyal digital

Lebih terperinci

BAB 4 IMPLEMENTASI & EVALUASI

BAB 4 IMPLEMENTASI & EVALUASI BAB 4 IMPLEMENTASI & EVALUASI 1.1. Spesifikasi Sistem 1.1.1. ECG1 Memiliki 3 Channel lead Monitor Output untuk display output di oscilloscope Menggunakan baterai 9V sebagai power Pengaturan gain dalam

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Modul Praktikum Rangkaian Linear Aktif. Lab. Elektronika Fakultas Teknik UNISKA

PENDAHULUAN. Modul Praktikum Rangkaian Linear Aktif. Lab. Elektronika Fakultas Teknik UNISKA MODUL PRAKTIKUM RANGKAIAN LINEAR AKTIF LABORATORIUM TEKNIK ELEKTRO JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS ISLAM KADIRI KEDIRI PENDAHULUAN A. UMUM Sesuai dengan tujuan pendidikan di UNISKA,

Lebih terperinci

BAB IV PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM

BAB IV PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM BAB IV PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM IV.1 Deskripsi Perangkat Perangkat yang dirancang dalam tugas akhir ini merupakan sistem instrumentasi pengukuran yang bertujuan untuk merekam data sinyal dari

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini mulai dilaksanakan pada bulan April 2015 sampai dengan Mei 2015,

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini mulai dilaksanakan pada bulan April 2015 sampai dengan Mei 2015, III. METODE PENELITIAN 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini mulai dilaksanakan pada bulan April 2015 sampai dengan Mei 2015, pembuatan alat dan pengambilan data dilaksanakan di Laboratorium

Lebih terperinci

RANGKAIAN ELEKTRONIKA ANALOG

RANGKAIAN ELEKTRONIKA ANALOG Pendahuluan i iv Rangkaian Elektronika Analog RANGKAIAN ELEKTRONIKA ANALOG Oleh : Pujiono Edisi Pertama Cetakan Pertama, 2012 Hak Cipta 2012 pada penulis, Hak Cipta dilindungi undang-undang. Dilarang

Lebih terperinci

MODUL III PENGUAT DENGAN UMPAN BALIK

MODUL III PENGUAT DENGAN UMPAN BALIK MODUL III PENGUAT DENGAN UMPAN BALIK Rosana Dewi Amelinda (13213060) Asisten : Fikri Abdul A. (13212127) Tanggal Percobaan: 28/10/2015 EL3109-Praktikum Elektronika II Laboratorium Dasar Teknik Elektro

Lebih terperinci

ABSTRAK. Tuts Organ Elektronik Menggunakan Pengontrol Mikro Edwin /

ABSTRAK. Tuts Organ Elektronik Menggunakan Pengontrol Mikro Edwin / Tuts Organ Elektronik Menggunakan Pengontrol Mikro Edwin / 0622030 Email : edwinedun@hotmail.com Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Jalan Prof. drg. Suria Sumantri, MPH 65, Bandung 40164, Indonesia

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian tugas akhir ini akan dilakukan di Laboratorium Terpadu Teknik Elektro

III. METODE PENELITIAN. Penelitian tugas akhir ini akan dilakukan di Laboratorium Terpadu Teknik Elektro 37 III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian tugas akhir ini akan dilakukan di Laboratorium Terpadu Teknik Elektro Universitas Lampung. Penelitian dimulai pada bulan Februari 2011

Lebih terperinci

2) Staf Pengajar Jurusan Fisika, Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya

2) Staf Pengajar Jurusan Fisika, Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya PERANCANGAN DAN PEMBUATAN PROTOTIPE BAND PASS FILTER UNTUK OPTIMASI TRANSFER DAYA PADA SINYAL FREKUENSI RENDAH; STUDI KASUS:SINYAL EEG Lisa Sakinah 1), Dr. Melania SM,M.T 2) 1) Mahasiswa Jurusan Fisika,

Lebih terperinci

Definisi Filter. Filter berdasar respon frekuensinya : 1. LPF 2. HPF 3. BPF 4. BRF/BSF

Definisi Filter. Filter berdasar respon frekuensinya : 1. LPF 2. HPF 3. BPF 4. BRF/BSF FILTER AKTIF Definisi Filter Filter adalah rangkaian yang berfungsi untuk menyaring frekuensi pada suatu band tertentu Filter berdasarkan komponennya : 1. Filter Aktif Terdiri dari Op-Amp dan R, L C 2.

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM 25 BAB III PERANCANGAN SISTEM Sistem monitoring ini terdiri dari perangkat keras (hadware) dan perangkat lunak (software). Perangkat keras terdiri dari bagian blok pengirim (transmitter) dan blok penerima

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambar Rangkaian EMG Dilengkapi Bluetooth

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambar Rangkaian EMG Dilengkapi Bluetooth BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambar Rangkaian EMG Dilengkapi Bluetooth Gambar 4. 1 Rangkaian keseluruhan EMG dilengkapi bluetooth Perancangan EMG dilengkapi bluetooth dengan tampilan personal computer

Lebih terperinci

BAB II Dasar Teori. Gambar 2.1. Model CFA [2]

BAB II Dasar Teori. Gambar 2.1. Model CFA [2] BAB II Dasar Teori Pada bab ini berisi dasar teori dari current feedback op-amp yang menjelaskan perbedaanperbedaannya dengan voltage feedback op-amp. 2.1. Current Feedback Operational Amplifier Op-amp

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada awalnya instrument medis yang digunakan oleh para medis sangat sederhana, dan dengan berkembangnya dunia kedokteran dan perangkat elektronik diketahui bahwa

Lebih terperinci

Desain Dan Implementasi Lengan Robot Berbasis Electromyogram Untuk Orang Berkebutuhan Khusus

Desain Dan Implementasi Lengan Robot Berbasis Electromyogram Untuk Orang Berkebutuhan Khusus Vol. 2, 2017 Desain Dan Implementasi Lengan Robot Berbasis Electromyogram Untuk Orang Berkebutuhan Khusus Ardhan Dwi Meirika Surachman 1*, Mohammad Ramdhani 2, Ramdhan Nugraha 3 Program Studi Teknik Elektro

Lebih terperinci

Dengan Hs = Fungsi alih Vout = tegang keluran Vin = tegangan masukan

Dengan Hs = Fungsi alih Vout = tegang keluran Vin = tegangan masukan KEGIATAN BELAJAR 5 A. Tujuan 1. Mahasiswa mengetahui pengertian, prinsip kerja, dan karakteristik filter lolos bawah. 2. Mahasiswa dapat menganalisa rangkaian filter lolos bawah dengan memanfaatkan progam

Lebih terperinci

MODUL - 04 Op Amp ABSTRAK

MODUL - 04 Op Amp ABSTRAK MODUL - 04 Op Amp Yuri Yogaswara, Asri Setyaningrum 90216301 Program Studi Magister Pengajaran Fisika Institut Teknologi Bandung yogaswarayuri@gmail.com ABSTRAK Pada percobaan praktikum Op Amp ini digunakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 2 BAB III METODE PENELITIAN Pada skripsi ini metode penelitian yang digunakan adalah eksperimen (uji coba). Tujuan yang ingin dicapai adalah membuat suatu alat yang dapat mengkonversi tegangan DC ke AC.

Lebih terperinci

MODUL PRAKTIKUM INSTRUMENTASI KENDALI PENGENALAN NI ELVIS MEASUREMENT INSTRUMENT

MODUL PRAKTIKUM INSTRUMENTASI KENDALI PENGENALAN NI ELVIS MEASUREMENT INSTRUMENT MODUL PRAKTIKUM INSTRUMENTASI KENDALI PENGENALAN NI ELVIS MEASUREMENT INSTRUMENT A. Tujuan Praktikum 1. Memahami dasar-dasar penggunaan NI ELVIS 2. Memahami analisis rangkaian menggunakan NI ELVIS B. Alat

Lebih terperinci

MAKALAH LOW PASS FILTER DAN HIGH PASS FILTER

MAKALAH LOW PASS FILTER DAN HIGH PASS FILTER MAKALAH LOW PASS FILTER DAN HIGH PASS FILTER Disusun oleh : UMI EKA SABRINA (115090309111002) JURUSAN FISIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2011 PEMBAHASAN 1.1.

Lebih terperinci

BAB III HARDWARE & SOFTWARE

BAB III HARDWARE & SOFTWARE BAB III HARDWARE & SOFTWARE Pada bab ini akan di bahas mengenai perancangan alat yang di gunakan dalam tugas akhir kali ini, dalam alat yang di gunakan terdapat 2 rangkaian yang di gunakan, yaitu rangkaian

Lebih terperinci

PERANCANGAN DAN REALISASI INVERTER MENGGUNAKAN MIKROKONTROLER ATMEGA168

PERANCANGAN DAN REALISASI INVERTER MENGGUNAKAN MIKROKONTROLER ATMEGA168 PERANCANGAN DAN REALISASI INVERTER MENGGUNAKAN MIKROKONTROLER ATMEGA168 Disusun Oleh : Daniel Wahyu Wicaksono (0922036) Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik Universitas Kristen Maranatha Jl. Prof. Drg.

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian tugas akhir ini dilaksanakan pada : : Laboratorium Teknik Elektronika Jurusan Teknik Elektro. Universitas Lampung

III. METODE PENELITIAN. Penelitian tugas akhir ini dilaksanakan pada : : Laboratorium Teknik Elektronika Jurusan Teknik Elektro. Universitas Lampung III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian tugas akhir ini dilaksanakan pada : Waktu : November 2013 Februari 2015 Tempat : Laboratorium Teknik Elektronika Jurusan Teknik Elektro

Lebih terperinci

Modul 2. Pengkondisian Sinyal.

Modul 2. Pengkondisian Sinyal. Modul 2. Pengkondisian Sinyal. Beragam transduser diperlukan untuk konversi besaran umum menjadi besaran listrik. Tetapi ini pun belum cukup, biasanya sinyal yang berasal dari ransduser belum layak untuk

Lebih terperinci