PERANCANGAN PORTOFOLIO SAHAM PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA DENGAN METODE DEA DAN SINGLE INDEX MODEL
|
|
- Hartono Sutedja
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 PERANCANGAN PORTOFOLIO SAHAM PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA DENGAN METODE DEA DAN SINGLE INDEX MODEL Rina Sri Wulandari, Ketut Gunarta, dan Sri Gunani Pratiwi Jurusan Teknik Industri Institut Teknologi Sepuluh Nopember ABSTRAK Saat ini, pasar saham menjadi platform investasi yang populer bagi investor baik institusi maupun individual. Hal ini disebabkan karena adanya kemudahan yang diberikan oleh bursa efek baik kemudahan informasi maupun kemudahan syarat ketika akan melakukan investasi. Analisis fundamental digunakan dalam penelitian ini untuk melakukan pemilihan saham yang diolah dengan menggunakan metode Data Envelopment Analysis (DEA). Metode DEA dapat menggabungkan beberapa input dan output dari suatu entitas ke dalam ukuran tunggal efisiensi organisasi secara keseluruhan. Hasil dari pemilihan saham tersebut yang akan digunakan dalam pembentukan portofolio. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data 461 saham yang tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI). Untuk analisis rasio finansial digunakan data laporan keuangan tiap emiten saham. Analisis efisiensi yang dilakukan dengan DEA-BCC menghasilkan 192 saham efisien sebagai kandidat pembentukan portofolio. Dari 192 saham terpilih 3 saham optimal dengan proporsi dana yang harus diinvestasikan pada saham saham PTRO (Petrosea Tbk.) sebesar 0,11 atau sekitar 11%. TPIA (Chandra Asri Petrochemical Tbk.) 0,34 atau sebesar 34%, dan RBMS (Ristia Bintang Mahkota Sejati Tbk.) 0,55 atau sebesar 55%. Sedangkan return yang akan diperoleh sebesar 0,37%. Kata kunci: Data Envelopment Analysis, Single Indeks Model PENDAHULUAN Setiap orang dihadapkan pada berbagai pilihan dalam menentukan proporsi dana atau sumber daya yang mereka miliki untuk konsumsi saat ini dan di masa datang. Salah satu keputusan untuk di masa mendatang adalah dengan melakukan investasi. Investasi dapat diartikan sebagai komitmen untuk menanamkan sejumlah dana pada saaat ini dengan tujuan memperoleh keuntungan di masa datang. Dengan kata lain, investasi merupakan komitmen untuk mengorbankan konsumsi sekarang (sacrifice current consumption) dengan tujuan memperbesar konsumsi di masa datang. Saat ini, pasar saham menjadi platform investasi yang populer bagi investor baik institusi maupun individual. Namun, jumlah saham yang tercatat di pasar saham meningkat. Tren ini telah meningkatkan tantangan memilih saham untuk menciptakan portofolio yang akan memiliki pengembalian yang tinggi (Hsin-Hung Chen, 2008). Situasi operasi mendasar dan efisiensi dapat mempengaruhi harga saham perusahaan. Konsep ini didasarkan pada studi Brigham dan Houston (2007), yang menunjukkan bahwa rasio dalam laporan keuangan akan mempengaruhi harga saham. Bahkan, angka-angka dalam laporan keuangan mencerminkan kinerja dan efisiensi perusahaan. Penilaian terhadap sahamsaham perusahaan berdasarkan data-data keuangan perusahaan seperti pendapatan, penjualan, resiko disebut sebagai analisis fundamental. A-34-1
2 Investasi dalam saham perusahaan dengan efisiensi yang lebih baik akan menghasilkan hasil yang lebih baik. Meskipun mengevaluasi efisiensi perusahaan dengan input dan output yang berbeda sulit, model DEA yang dikembangkan oleh Charnes et al. (1978) dan Banker et al. (1984) dapat menggabungkan beberapa input dan output dari suatu entitas ke dalam ukuran tunggal efisiensi organisasi secara keseluruhan. Akibatnya, DEA harus menjadi metode yang berguna untuk memilih dan penyaringan saham bagi manajer investasi dalam industri jasa keuangan. Selain itu, studi penerapan model DEA untuk memilih saham untuk investasi belum ditemukan dalam literatur sebelumnya. Beberapa tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian pemilihan saham pada perusahaan yang tercatat pada bursa efek dengan metode DEA ini adalah Merancang model portofolio saham dengan menggunakan metode DEA dan Single Indeks Model dan Melakukan implementasi pada saham yang terdaftar di bursa efek Indonesia. METODE Berikut ini akan dijelaskan tahap-tahap dalam melakukan penelitian ini: Tahap Pendahuluan Tahap pendahuluan merupakan tahap awal dari proses penelitian ini. Tahap pendahuluan meliputi studi kepustakaan, observasi pendahuluan, perumusan masalah, penentuan tujuan dan manfaat penelitian. Tahap Pengumpulan Data Objek penelitian yang dipilih adalah saham-saham perusahaan yang dilisting oleh Bursa Efek Indonesia (BEI) dan aktif diperdagangkan periode Januari Desember Pada tahap ini dilakukan pengumpulan data. Data yang diperlukan dalam penelitian berupa data sekunder yaitu: data harga saham bulanan pada saat closing price, dividen masing-masing emiten, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), obligasi, serta data Laporan Keuangan Tahunan yang telah diaudit per 31 Desember Tahap Pengolahan Data Pengolahan data dilakukan berdasarkan metode yang dipilih dalam penelitian ini yaitu metode DEA dan Single Index Model. Tahap Pengolahan Data dengan DEA Metode Data Envelopment Analysis digunakan untuk mendapatkan nilai efisiensi relatif dari setiap DMU untuk dimasukkan dalam pemilihan portofolio optimal. Yang Disebut DMU pada penelitian ini adalah perusahaan yang telah terdaftar dalam bursa efek Indonesia (emiten). Langkah-langkah untuk mendapatkan nilai efisiensi relatif adalah: 1. Perhitungan Standar Deviasi, Return dan Koefisien Resiko. Standar deviasi merupakan alat statistik yang digunakan untuk mengetahui besarnya penyimpangan yang terjadi antara expected return dengan actual return. Untuk menghitung nilai standard deviasi digunakan persamaan: : standar deviasi saham : return saham periode () : expected return saham : periode pengamatan A-34-2
3 Beta mengukur sensitifitas saham terhadap pergerakan pasar. Saham dengan beta tinggi (rendah) dikatakan sebagai sekuritas yang berisiko tinggi (rendah). Untuk menghitung koefisien risiko beta digunakan persamaan:, : koefisien risiko saham ke- : varian pasar : return pasar (diwakili Indeks Harga Saham Gabungan atau IHSG) dimana : return pasar periode. Return merupakan hasil dari dividend dan capital gain (loss). Untuk menghitung return digunakan persamaan: = + : harga saham periode 1 : harga saham periode 1 : dividen (bonus) saham periode 2. Perhitungan Rasio-Rasio Keuangan Rasio keuangan yang berasal dari laporan keuangan, berikut ini rasio-rasio yang akan dihitung dalam penelitian ini antara lain: DER (Debt-Equty Ratio) menunjukkan seberapa jauh perusahaan dibiayai oleh pihak kreditur. Semakin tinggi nilai DER maka semakin besar pula dana yang diambil dari luar. Bila terjadi likuidasi maka hak kreditur akan dipenuhi terlebih dahulu baru kemudian hak pemegang saham. Rasio ini diukur dengan menggunakan rumusan sebagai berikut: / EPS (Earning Per Share) menunjukkan seberapa besar keuntungan yang dihasilkan oleh perusahaan untuk tiap lembar saham yang beredar. Untuk menghitung Earning Per Share digunakan rumusan sebagai berikut: EPS BV (Book Value Per Share) menggambarkan perbandingan total modal (ekuitas) terhadap jumlah saham. Untuk menghitung BV digunakan rumusan sebagai berikut: PBV (Price Book Value Ratio) menggambarkan seberapa besar pasar menghargai nilai buku saham suatu perusahaan. ROE (Return On Equity) merupakan indikasi tingkat pengembalian investasi yang dapat dicapai oleh suatu perusahaan dengan modal yang diinvestasikan oleh investor. Untuk menghitung ROE digunakan rumusan sebagai berikut: 100% ROA (Return On Asset) menunjukkan seberapa banyak laba bersih yang bisa diperoleh dari seluruh kekayaan yang dimiliki perusahaan, karena itu dipergunakan angka laba setelah pajak dan (rata-rata) kekayaan perusahaan. Untuk menghitung ROA digunakan rumusan sebagai berikut: 100% A-34-3
4 PER (Price Earning Ratio) memberikan indikasi tentang jangka waktu yang diperlukan untuk mengembalikan dana pada tingkat harga saham dan keuntungan perusahaan pada suatu periode tertentu. Untuk menghitung PER digunakan rumusan sebagai berikut: NPM (Net Profit Margin ) adalah rasio tingkat profitabilitas yang dihitung dengan cara membagi keuntungan bersih dengan total penjualan. Untuk menghitung NPM digunakan rumusan sebagai berikut: 100% 3. Penentuan Variabel Input dan Output DEA Menentukan tujuan dari investor untuk menentukan variabel output yang diinginkan, dan menentukan variabel input sebagai sumber daya untuk menghasilkan output yang diinginkan. Dari sebelas variabel tersebut yang termasuk variabel input adalah standar deviasi, beta, DER, dan PER. Sedangkan untuk variabel outputnya adalah return, EPS, BV, PBV, ROE, ROA, dan NPM. 4. Mengkonversi Nilai Input dan Output Pada metode DEA terdapat salah satu syarat bahwa nilai input dan output haruslah lebih besar dari nol (positif). Untuk itu nilai yang benilai negatif terlebih dahulu harus dilakukan konversi. Berikut ini formula untuk melakukan konversi: ={}+1 5. Penentuan DMU yang efisien dan inefisien. Tahap Pengolahan Data dengan Single Index Model Setelah didapatkan saham-saham yang efisien dengan menggunakan metode DEA, langkah selanjutnya adalah membentuk portofolio optimal dari saham-saham yang efisien. Berikut ini langkah-langkah dalam pembentukan portofolio opptimal: 1. Menghitung ERB (excess return to beta), yaitu selisih expected return dengan keuntungan bebas risiko yang didapatkan dari rata-rata obligasi selama periode pengamatan. ERB adalah kelebihan keuntungan relative terhadap satu unit risiko yang tidak dapat didiversifikasikan yang diukur dengan beta. Dengan persamaan: : expected return berdasarkan model indeks tunggal untuk saham ke-i : expected return aktiva bebas resiko : Beta saham ke-i 2. Menghitung Cut off rate (Ci), yaitu batasan untuk memisahkan saham-saham apa saja yang akan dimasukkan dalam portofolio optimal. Dengan menggunakan persamaan: : Variansi pasar dari IHSG : nilai varian eror saham ke-i 3. Menghitung proporsi dana tiap-tiap saham, yaitu dengan menghitung besarnya presentase pada masing-masing saham yang terpilih didalam pembentukan portofolio optimal, dengan persamaan: : besarnya presentase dana yang diinvestasikan pada saham ke-i A-34-4
5 : proporsi saham ke-i * : nilai yang paling besar 4. Menghitung return portofolio, dengan persamaan: HASIL DAN PEMBAHASAN Penentuan Saham-saham sebagai Kandidat Portofolio dengan Pendekatan DEA Data Envelopment Analysis digunakan untuk mengukur efisiensi suatu perusahaan. Tujuan pengukuran efisiensi adalah untuk mengetahui seberapa layak suatu emiten untuk menjadi pilihan investor dalam melakukan penanaman saham. Yang pertama kali dilakukan pada tahap pengolahan data dengan metode DEA adalah melakukan perhitungan terhadap berbagai variabel yang digunakan sebagai input dan output. Variabel yang pertama akan dilakukan perhitungan adalah standar deviasi, beta, return. Pada tabel 4.1 berikut ini akan ditunjukkan secara lengkap hasil dari perhitungan standard deviasi, beta, dan return tiap-tiap emiten. Tabel 1 Hasil Perhitungan Standar Deviasi, Beta dan Return EMITEN STD. DEVIASI BETA RETURN BISI 0,028 1,31 0,00058 CKRA 0,041 0,38 0 AALI 0,021 1,21 0,07 UNSP 0,030 1,53 0,74 BWPT 0,019 0,91 0,01 GZCO 0,029 1,06 0,01 JAWA 0,021 0,54 0,04 LSIP 0,024 1,01 0,07 Kemudian langkah selanjutnya adalah menghitug rasio keuangan. Data yang digunakan untuk menghitung rasio berasal dari data laporan keuangan tahunan tiap-tiap emiten. Pada Tabel 2 berikut ini ditunjukkan sebagian hasil perhitungan rasio dan hasil perhitungan rasio lebih lengkap dapat dilihat pada lampiran II. Tabel 2 Contoh Hasil Perhitungan Rasio EMITEN EPS BV PER PBV DER ROE ROA NPM BISI ,43 1,75 0,09 0,08 0,07 0,17 CKRA ,61 1,11 0,03 0,00 0,00 0,10 AALI ,90 3,61 0,40 0,19 0,14 0,20 UNSP 0, ,82 0,14 1,18 0,00 0,00 0,00 BWPT ,87 3,47 1,79 0,14 0,05 0,29 GZCO ,95 0,92 0,89 0,05 0,03 0,28 JAWA ,92 1,18 0,74 0,10 0,06 0,23 LSIP ,32 2,57 0,19 0,16 0,13 0,28 Tahap selanjutnya dari pengolahan data dengan menggunakan Data Envelopment Analysis adalah melakukan konversi nilai input dan output. Pada tabel 4.3 berikut ditunjukkan beberapa hasil dari perhitungan konversi. A-34-5
6 Tabel 3 Contoh Konversi Hasil Perhitungan Rasio EMITEN STD. DEVIASI BETA RETURN BISI 0,028 1,31 0,999 CKRA 0,041 0,38 0 AALI 0,021 1,21 0,07 UNSP 0,030 1,53 0,26 BWPT 0,019 0,91 0,99 GZCO 0,029 1,06 0,01 JAWA 0,021 0,54 0,04 LSIP 0,024 1,01 0,07 Data yang telah dikonversi seperti pada tabel diatas selanjutnya diolah dengan metode DEA untuk menentukan DMU yang masuk dalam kategori emiten yang efisien. Pada Tabel 4 berikut ini adalah contoh hasil pengolahan data menggunakan model DEA-BCC. Tabel 4 Contoh Hasil Pengolahan Data Dengan Metode DEA-BCC EMITEN EFISIENSI BISI 1, CKRA 1, AALI 1, UNSP 1, BWPT 1, GZCO 1, JAWA 1, LSIP 1, Menurut Joe Zhu (2009) nilai efisiensi yang akan diambil sebagai data pembentuk portofolio saham adalah efisiensi dengan nilai 1. Untuk emiten yang memiliki nilai efisiensi 1 dinyatakan tidak efisien. Hasil pengolahan secara lengkap dapat dilihat pada lampiran V. Dari hasil pengolahan dengan menggunakan metode DEA dari 461 jumlah emiten hanya terdapat 192 emiten yang masuk dalam kategori efisien. Selanjutanya emiten-emiten yang masuk dalam kategori efisien tersebut akan dilakukan seleksi untuk pembentukan portofolio dengan menggunakan Single Index Model. Perancangan Portofolio dengan Single Index Model Setelah diperoleh saham-saham yang efisien dengan menggunakan metode DEA-BCC, tahap selanjutnya adalah perancangan portofolio. Perancangan portofolio dilakukan dengan menggunakan Single Index Model. Single Indeks Model merupakan model yang digunakan untuk menentukan besarnya proporsi saham. Pada pengolahan data dengan menggunakan single indeks model yang pertama kali dilakukan adalah menghitung nilai ERB. Saham dengan nilai ERB negatif berarti saham tersebut mempunyai tingkat pengembalian saham yang masih di bawah tingkat pengembalian bebas risiko. Portofolio optimal akan terdiri dari saham-saham yang mempunyai nilai ERB yang tinggi. Pada tabel 4.5 berikut ini adalah contoh dari hasil perhitungan ERB. A-34-6
7 Tabel 5 Contoh Hasil Perhitungan ERB EMITEN ERB EMITEN ERB BISI 0,16794 BEST 0,24286 CKRA 0,57895 CTRA 0,14679 AALI 0,12397 CTRP 0,15574 UNSP 0,02614 CTRS 0,10938 BWPT 0,84615 SCBD 2,00000 GZCO 0,19811 DART 0,19277 JAWA 0,33333 KPIG 0,12295 LSIP 0,14851 GWSA 0,01739 Selanjutnya dari perhitungan nilai ERB secara keseluruhan akan dicari emiten yang memiliki nilai ERB yang bernilai positif. Tabel 6 Nilai ERB yang Bernilai Positif EMITEN ERB EMITEN ERB ARII 0, SCBD 0,038 GTBO 0, GWSA 0, PTRO 1, JRPT 0,0952 DKFT 0, LCGP 0, INCO 0,00879 LPCK 0, TPIA 0, LPKR 0, AUTO 0,00475 RBMS 1, SMSM 0,03 JKON 0, MYTX 0, SSIA 0, PBRX 0, CASS 0, Setelah di peroleh nilai ERB yang bernilai positif kemudian dicari nilai Cut off Rate (Ci). Cut Off Rate (Ci) adalah batasan yang digunakan untuk memisahkan saham-saham apa saja yang akan dimasukkan dalam portofolio optimal. Pada tabel 4.7 ditunjukkan nilai Cut off Rate dari emiten yang memiliki nilai ERB bernilai positif. Tabel 7 Nilai Cut off Rate (Ci) EMITEN Ci EMITEN Ci ARII 0, SCBD 0, GTBO 0, GWSA 0, PTRO 0, JRPT 0, DKFT 0, LCGP 0, INCO 0, LPCK 0, TPIA 0, LPKR 0, AUTO 0, RBMS 0, Pada tabel di atas nilai Ci terbesar yaitu 1, Nilai Ci terbesar tersebut menjadi C* (Cut Off Point ) yang akan digunakan sebagai batasan suatu saham masuk dalam portofolio. A-34-7
8 EMITEN ERB Ci Tabel 8 ERB dan Ci EMITEN ERB Ci ARII 0, , SCBD 0,038 0, GTBO 0, , GWSA 0, , PTRO 1, , JRPT 0,0952 0, DKFT 0, , LCGP 0, , INCO 0, , LPCK 0, , TPIA 0, , LPKR 0, , AUTO 0, , RBMS 1, , Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa ada 3 saham yang memenuhi kriteria untuk masuk ke dalam pembentukan portofolio yang optimal. Saham-saham tersebut adalah PTRO, TPIA dan RBMS. Untuk menghitung besarnya presentase besarnya dana tiap saham terlebih dahulu dihitung proporsi dana tiap-tiap saham. Tabel 9 Hasil Perhitungan Proporsi Saham EMITEN BETA σi2 ERB C* X PTRO 0,68 0,038 1, , ,52961 TPIA 0,31 0, , , ,91871 RBMS 0,23 0, , , , ,0005 Setelah dihitung proporsi dana tiap-tiap saham selanjutnya dihitung besarnya dana tiap- tiap saham. Tabel 10 Presentase Proporsi Saham EMITEN RETURN PROPORSI PRESENTASE PROPORSI RETURN PORTOFOLIO PTRO 0,9 0, % 0, TPIA 0,26 0, % 0, RBMS 0,34 0, % 0, % 0, Jadi besarnya presentase untuk saham PTRO (Petrosea Tbk.) sebesar 0,11 atau sekitar 11%. TPIA (Chandra Asri Petrochemical Tbk.) 0,34 atau sebesar 34%, dan RBMS (Ristia Bintang Mahkota Sejati Tbk.) 0,55 atau sebesar 55%. Jadi besarnya return yang akan diterima oleh investor sebesar 0,37 atau 37% dari besarnya dana yang diinvestasikan. KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil pembahasan dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut : 1. Penelitian ini telah menghasilkan model DEA dan Single Index Model yang tepat digunakan untuk perancangan portofolio saham. 2. Implikasi model pada bursa efek Indonesia menghasilkan 192 saham yang efisien dari 461 jumlah emiten. 3. Setelah dilakukan analisis terhadap ke-192 saham yang efisien didapatkan 3 saham pembentuk portofolio optimal. Portofolio yang optimal dan proporsi dana yang diinvestasikan pada masing-masing saham ditunjukkan pata Tabel 11 berikut: A-34-8
9 Tabel 11 Proporsi Dana EMITEN RETURN BETA σi2 PROPORSI PRESENTASE PROPORSI PTRO 0,9 0,68 0,038 0, % 0, TPIA 0,26 0,31 0, , % 0, RBMS 0,34 0,23 0, , % 0, % 0, Portofolio dari ketiga saham tersebut memberikan tingkat pengembalian sebesar 0,37 atau 37%. Saran yang dapat diberikan dalam penelitian ini adalah penelitian ini dapat dikembangkan lebih lanjut dengan mempertimbangkan aspek makro keuangan untuk ditambahkan pada model. DAFTAR PUSTAKA Ahmad, Kamarudin Dasar-dasar Manajemen Investasi. Jakarta: Rineka Cipta. Brown, Stephen The return to value in Asian stock markets. Journal Emerging Markets Review Bulgurcu, Berna (Kiran) Application of TOPSIS Technique for Financial Performance Evaluation of Technology Firms in Istanbul Stock Exchange Market. Journal Procedia - Social and Behavioral Sciences Charnes, A., Cooper, W.W. and Rhodes, E. (1978), Measuring the efficiency of decision making units, European Journal of Operational Research, Vol. 2 No. 6, pp Edirisinghe, X. Zhang Generalized DEA model of fundamental analysis and its application to portofolio optimization. Journal of Banking & Finance Gaunt, C. (2004), Size and book to market effects and Fama French three factor asset pricing model: evidence from the Australian stock market, Accounting and Finance Journal, Vol. 44 No. 1, pp Hsin, Hung Chen Stock selection using data envelopment analysis. Journal Industrial Management & Data Systems Vol. 108 No. 9. Markowitz, H.M Portofolio Selection. Journal of Finance 7(1), Murhadi, Werner R Analisis Saham Pendekatan Fundamental. Jakarta : PT. Indeks. Tandelilin, Eduardus Portofolio dan investasi teori dan aplikasi. Yogyakarta : Kanisius. Sato, Ken Simple Portfolio Strategies Utilizing Inflation Factor in Japanese Equity Market. Journal of Procedia Computer Science, Zhu, Joe Quantitative Models For Performance Evaluation and Benchmarking (Data Envelopment Analysis with Spreadsheets). Second Edition. Springer. A-34-9
PORTFOLIO EFISIEN & OPTIMAL
Bahan ajar digunakan sebagai materi penunjang Mata Kuliah: Manajemen Investasi Dikompilasi oleh: Nila Firdausi Nuzula, PhD Portofolio Efisien PORTFOLIO EFISIEN & OPTIMAL Portofolio efisien diartikan sebagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pendanaan lain dibandingkan dengan lembaga keuangan lainnya. Salah satu kegiatan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal merupakan salah satu tempat alternatif bagi para pemilik bisnis untuk menanamkan modal mereka guna mendapatkan sumber dana tambahan lain. Pasar modal memiliki
Lebih terperinciPERANCANGAN PREDIKSI FINANCIAL DISTRESS PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA
PERANCANGAN PREDIKSI FINANCIAL DISTRESS PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA Rina Sri Wulandari Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Nahdlatul Ulama
Lebih terperinciJURNAL FOURIER April 2015, Vol. 4, No. 1, ISSN: X
JURNAL FOURIER April 2015, Vol. 4, No. 1, 58 79 ISSN: 2252-763X ANALISIS PORTOFOLIO OPTIMAL MODEL INDEKS TUNGGAL DENGAN PENDEKATAN DATA ENVELOPMENT ANALYSIS (DEA) (Studi Kasus: Saham Jakarta Islamic Index
Lebih terperinciANALIS PENGARUH VARIABEL-VARIABEL FUNDAMENTAL YANG MEMPENGARUHI HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BEI TAHUN
1 ANALIS PENGARUH VARIABEL-VARIABEL FUNDAMENTAL YANG MEMPENGARUHI HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BEI TAHUN 2003-2007 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Syarat-syarat Guna Memenuhi Gelar Sarjana
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. diperjualbelikan, salah satunya dalam bentuk ekuitas (saham). Pasar
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pasar modal merupakan sarana pendanaan bagi perusahaan maupun pemerintah jangka panjang dalam berbagai instrumen keuangan yang diperjualbelikan, salah satunya
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Beberapa penelitian terdahulu yang menjadi acuan pada penelitian ini adalah: 2.1.1 Widayanti dan Haryanto (2013) Penelitian Widayanti dan Haryanto (2013)
Lebih terperinciDesak Nyoman Sri Werastuti Universitas Pendidikan Ganesha
PEMBENTUKAN PORTOFOLIO OPTIMAL MELALUI PENDEKATAN EFISIENSI DECISION-MAKING UNITS (DMU) YANG MENGHASILKAN RELATIVE EFFICIENCY SCORE BERDASARKAN SINGLE INDEX MODEL Desak Nyoman Sri Werastuti Universitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan salah satu sarana yang efektif untuk mempercepat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Pasar modal merupakan salah satu sarana yang efektif untuk mempercepat akumulasi bagi pembiayaan pembangunan melalui mekanisme pengumpulan dana dari masyarakat dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dalam menjalankan kegiatan operasionalnya akan membutuhkan struktur. modal yang kuat untuk meningkatkan laba agar tetap mampu
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Perusahaan-perusahaan yang sedang mengalami masa perkembangan dalam menjalankan kegiatan operasionalnya akan membutuhkan struktur modal yang kuat untuk meningkatkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. diharapkan (Darmadji dan Fakhruddin, 2006:111). investasi dalam bentuk saham. Saham (stock atau share) adalah tanda
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pada dasarnya pasar modal (capital market) merupakan pasar untuk berbagai instrumen keuangan jangka panjang yang bisa diperjualbelikan, baik dalam bentuk utang
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Berkembangnya suatu perusahaan tergantung pada kinerja keuangan yang
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Berkembangnya suatu perusahaan tergantung pada kinerja keuangan yang dapat memberikan kontribusi pada harga saham yang dapat berpengaruh pada Bursa Efek Indonesia.
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. mereka untuk mengetahui pergerakan saham yang terjadi berapapun besar
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seiring banyaknya perusahaan yang telah go public sangat penting bagi mereka untuk mengetahui pergerakan saham yang terjadi berapapun besar kecilnya pergerakan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang menerbitkan saham. Kismono (2001 : 416) menyatakan:
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Harga saham a. Pengertian saham Saham merupakan surat bukti kepemilikan atas aset-aset perusahaan yang menerbitkan saham. Kismono (2001 : 416) menyatakan:
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pasar modal memiliki peran penting bagi perekonomian suatu Negara
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pasar modal memiliki peran penting bagi perekonomian suatu Negara karena pasar modal mempunyai dua fungsi, yaitu sebagai sarana bagi pendanaan usaha atau
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. peluang kepada masyarakat untuk menerima return saham, sesuai dengan. karakteristik investasi yang dipilih sebelumnya.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pasar modal merupakan salah satu indikator penentu kemajuan perekonomian suatu negara, di karenakan pasar modal memiliki dua fungsi, yaitu fungsi ekonomi dan fungsi
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Investasi. cukup, pengalaman, serta naluri bisnis untuk menganalisis efek-efek mana yang
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Investasi Investasi pada hakikatnya merupakan penempatan sejumlah dana pada saat ini dengan harapan untuk memperoleh keuntungan di masa mendatang (Halim, 2005:4). Untuk melakukan
Lebih terperinciJURNAL FOURIER April 2015, Vol. 4, No. 1, ISSN X
JURNAL FOURIER April 2015, Vol. 4, No. 1, 43-58 ISSN 2252-763X Analisis Portofolio Optimal Model Indeks Tunggal Dengan Pendekatan Data Envelopment Analysis (DEA) (Studi Kasus: Saham Jakarta Islamic Index
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pada era globalisasi sekarang ini, pasar modal memiliki peran penting
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada era globalisasi sekarang ini, pasar modal memiliki peran penting dalam kegiatan ekonomi, terutama di negara yang menganut sistem ekonomi pasar. Pasar modal
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. pengambilan keputusan investasi di pasar modal juga semakin kuat.
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pasar modal merupakan salah satu cara yang dapat digunakan untuk sarana mendapatkan dana dalam jumlah besar dari masyarakat pemodal (investor), baik dari dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Persaingan usaha di Indonesia yang semakin ketat saat ini mendorong banyak
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Persaingan usaha di Indonesia yang semakin ketat saat ini mendorong banyak perusahaan untuk meningkatkan kinerjanya agar mampu mempertahankan kelangsungan usahanya.
Lebih terperinciPEMODELAN MULTI OBJECTIVE DECISION MAKING UNTUK PENYELEKSIAN PORTOFOLIO: SUATU PENDEKATAN METODE AHP DAN TOPSIS
PEMODELAN MULTI OBJECTIVE DECISION MAKING UNTUK PENYELEKSIAN PORTOFOLIO: SUATU PENDEKATAN METODE AHP DAN TOPSIS Vridayani Anggi Leksono 1), Udisubakti Ciptomulyono 2), dan I Ketut Gunarta 3) 1) Program
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Model portofolio dasar dikembangkan oleh Harry Markowitz. Nasihat Markowitz yang sangat penting dalam diversifikasi portofolio adalah janganlah menaruh semua telur
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. memaksimalkan hasil (return) yang diharapkan dalam batas risiko yang dapat
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pasar modal merupakan pertemuan antara pihak yang memiliki kelebihan dana dengan pihak yang membutuhkan dana dengan cara memperjualbelikan sekuritas. Pasar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. diterimanya adalah informasi yang benar. Sistem perdagangan di Bursa Efek
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pesatnya perkembangan Bursa Efek Indonesia saat ini tidak dapat dipisahkan dari peran investor yang melakukan transaksi di Bursa Efek Indonesia. Sebelum seorang
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Investasi adalah komitmen atas sejumlah dana atau sumberdaya lainnya yang dilakukan pada saat ini, dengan tujuan memperoleh sejumlah keuntungan di masa datang
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. dalam portofolio sering disebut dengan return. Return merupakan hasil yang
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tingkat Pengembalian Saham Pada dasarnya tujuan investasi adalah memperoleh imbalan atas dana yang ditanamkanya, imbalan ini sering disebut dengan tingkat pengembalian saham
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. investasi disebut return. Investasi dapat didefinisikan sebagai penundaan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Investasi atau penanaman modal adalah suatu penanaman modal yang diberikan oleh perseorangan atau perusahaan atau organisasi baik dalam negeri maupun luar negeri.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Salah satu fungsi utama pasar modal adalah sebagai sarana untuk
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu fungsi utama pasar modal adalah sebagai sarana untuk memobilisasi dana yang bersumber dari masyarakat ke berbagai sektor yang melaksanakan investasi.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. untuk melangsungkan usahanya. Peran pasar modal sebagai alternatif investor
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pasar modal merupakan suatu tempat bertemunya para penjual dan pembeli untuk melakukan transaksi jual beli dalam rangka memperoleh modal untuk melangsungkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memperoleh pembiayaan atau dana dengan cara penjualan saham. Pasar modal
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal merupakan salah satu tempat bagi suatu perusahaan untuk memperoleh pembiayaan atau dana dengan cara penjualan saham. Pasar modal menjadi alternatif bagi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perdagangan dan investasi di negara ASEAN lainnya. Bagi produsen, permintaan. keuntungan dari penjualan produk antar negara ASEAN.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada tahun 2015, Indonesia menghadapi AFTA (Asean Free Trade Area), dimana tujuan AFTA adalah meningkatkan daya saing ekonomi negara ASEAN dan menarik investor asing
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Pasar modal adalah pasar dengan berbagai instrumen keuangan jangka panjang
14 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pasar Modal Pasar modal adalah pasar dengan berbagai instrumen keuangan jangka panjang yang bisa di perjual belikan, baik dalam bentuk hutang maupun modal sendiri, baik yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. masa mendatang (Tandelilin, 2010:2).Secara umum, pemodal (investor) yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Investasi adalah komitmen atas sejumlah dana atau sumber daya lainnya yang dilakukan pada saat ini, dengan tujuan memperoleh sejumlah keuntungan di masa mendatang (Tandelilin,
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kegiatan ekonomi saat ini dihadapkan dengan pilihan untuk melakukan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kegiatan ekonomi saat ini dihadapkan dengan pilihan untuk melakukan konsumsi sekarang atau konsumsi mendatang. Penundaan konsumsi sekarang untuk konsumsi mendatang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ke publik, dalam era sekarang ini berkembangnya perusahaan-perusahaan juga
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pasar modal merupakan sebuah tempat dimana diperdagangkannya sahamsaham dari perusahaan-perusahaan atau emiten yang mengeluarkan saham mereka ke publik, dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perekonomian di Indonesia mengalami krisis moneter yang sempat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perekonomian di Indonesia mengalami krisis moneter yang sempat melanda pada akhir tahun 2000, dimana banyak sekali perusahaan dari berbagai industri mengalami keterpurukan.
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian PBV, DER, EPS, dan ROA Pengertian PBV (Price Book Value)
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Pengertian PBV, DER, EPS, dan ROA 2.1.1.1 Pengertian PBV (Price Book Value) Rasio PBV (Price Book Value) ini di definisikan sebagai rasio harga saham
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menunjang perekonomian karena pasar modal dapat menghubungkan pihak yang membutuhkan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pasar modal sebagai sarana untuk memobilitasi dana yang bersumber dari masyarakat ke berbagai sektor yang melaksanakan investasi. Masuk ke pasar modal merupakan idaman
Lebih terperinciBAB 2. Tinjauan Teoritis dan Perumusan Hipotesis
10 BAB 2 Tinjauan Teoritis dan Perumusan Hipotesis 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Pasar Modal a. Pengertian Pasar Modal Pengertian pasar modal secara umum adalah suatu tempat bertemunya para penjual dan pembeli
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
7 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pasar Modal Pasar modal merupakan sarana pinjaman jangka panjang yang menjalankan fungsi ekonomi dan keuangan. Dalam melaksanakan fungsi ekonominya, pasar modal menyediakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan sebuah perusahaan. Karena melalui pasar modal dapat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pasar modal memiliki peran yang penting dalam perekonomian dan juga pertumbuhan sebuah perusahaan. Karena melalui pasar modal dapat menghubungkan pihak yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kegiatan investasi pada umumnya dilakukan untuk memperoleh
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kegiatan investasi pada umumnya dilakukan untuk memperoleh keuntungan tertentu. Investasi memiliki 2 bentuk yaitu investasi pada real asset produktif seperti
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. investor untuk menanggung risiko atas investasi yang dilakukannya. Tanpa
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Return Saham Salah satu faktor yang memotivasi investor dalam melakukan kegiatan investasi yaitu adanya return saham yang merupakan imbalan atas keberanian
Lebih terperinciANALISIS PENGARUH FAKTOR FUNDAMENTAL TERHADAP RETURN SAHAM PERUSAHAAN LQ 45 YANG TERDAFTAR DI BEI PERIODE
ANALISIS PENGARUH FAKTOR FUNDAMENTAL TERHADAP RETURN SAHAM PERUSAHAAN LQ 45 YANG TERDAFTAR DI BEI PERIODE 2009-2013 Nama : Siti Wulandari NPM : 19210954 Fakultas / Jurusan : Ekonomi /Manajemen Latar Belakang
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. banyak diminati masyarakat saat ini. Menerbitkan saham merupakan salah
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Pengertian Saham Saham merupakan salah satu instrument pasar keuangan yang paling banyak diminati masyarakat saat ini. Menerbitkan saham merupakan salah
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. / stock. Saham merupakan surat bukti kepemilikan atas aset-aset perusahaan yang
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Saham Suatu perusahaan dapat menjual hak kepemilikannya dalam bentuk saham / stock. Saham merupakan surat bukti kepemilikan atas aset-aset perusahaan yang
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Saham dapat didefinisikan sebagai tanda penyertaan modal seseorang atau pihak
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Saham Saham dapat didefinisikan sebagai tanda penyertaan modal seseorang atau pihak (badan usaha) dalam suatu perusahaan atau perseroan terbatas. Dengan menyertakan
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. dua hal, yaitu risiko dan return. Dalam melakukan investasi khususnya pada
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Teori Investasi Teori investasi menjelaskan bahwa keputusan investasi selalu menyangkut dua hal, yaitu risiko dan return. Dalam melakukan investasi khususnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. untuk mengalami perbaikan. Hal tersebut dikarenakan perekonomian merupakan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pada era globalisasi sekarang ini, perekonomian di Indonesia diharuskan untuk mengalami perbaikan. Hal tersebut dikarenakan perekonomian merupakan salah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. komunikasi maka akan semakin meningkat pula upaya berbagai perusahaan untuk
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sejalan dengan perkembangan perekonomian yang didukung oleh peningkatan komunikasi maka akan semakin meningkat pula upaya berbagai perusahaan untuk mengembangkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perusahaan akan mampu memberikan deviden kepada pemegang saham, kelangsungan hidup suatu perusahaan.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kinerja perusahaan merupakan penentuan ukuran tertentu yang dapat mengukur keberhasilan suatu perusahaan dalam menghasilkan laba. Keberhasilan suatu perusahaan dalam
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Harga saham merupakan salah satu indikator keberhasilan pengelolaan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Harga saham merupakan salah satu indikator keberhasilan pengelolaan perusahaan, jika harga saham suatu perusahaan selalu mengalami kenaikan maka investor atau
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. modal didalam mendorong kinerja operasionalnya agar perusahaan tetap berjalan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di era ekonomi modern seperti sekarang ini kebutuhan untuk memenuhi hidup sangatlah tinggi, begitu juga dengan perusahaan. Didalam memenuhi kebutuhan perusahaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan bagi para pemiliknya. Untuk mencapai tujuannya perusahaan harus selalu
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perusahaan merupakan suatu organisasi yang bertujuan memberikan tambahan kesejahteraan bagi para pemiliknya. Untuk mencapai tujuannya perusahaan harus selalu tumbuh
Lebih terperinciANDRI HELMI M, SE., MM ANALISIS INVESTASI DAN PORTOFOLIO ANALISIS PERUSAHAAN
ANDRI HELMI M, SE., MM ANALISIS INVESTASI DAN PORTOFOLIO ANALISIS PERUSAHAAN CAKUPAN PEMBAHASAN Overview analisis perusahaan EPS dan laporan keuangan perusahaan Price Earning Ratio Estimasi nilai intrinsik
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Di zaman yang semakin maju dan modern ini, keberadaan pasar modal di
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di zaman yang semakin maju dan modern ini, keberadaan pasar modal di Indonesia menjadi salah satu faktor dalam membangun perekonomian nasional. Dengan adanya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. untuk memiliki saham suatu perusahaan, jika harga saham suatu perusahaan selalu
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Harga saham merupakan salah satu indikator minat dari calon investor untuk memiliki saham suatu perusahaan, jika harga saham suatu perusahaan selalu mengalami
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN. bab sebelumnya, maka peneliti mengambil kesimpulan sebagai berikut :
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan yang telah dilakukan pada bab sebelumnya, maka peneliti mengambil kesimpulan sebagai berikut : 1. Berdasarkan analisis
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Telah melakukan penelitian yang berjudul Analisis Perbandingan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1.1 Penelitian Terdahulu Penelitian ini berdasarkan atas penelitian-penelitian yang terdahulu, natara lain : 1.1.1 Penelitian Raja Lambas (2005) Telah melakukan penelitian yang
Lebih terperinciAnalisis Fundamental Terkait Pengambilan Keputusan Investasi Pada PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk, PT. Indosat Tbk, dan PT. XL Axiata Tbk.
Analisis Fundamental Terkait Pengambilan Keputusan Investasi Pada PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk, PT. Indosat Tbk, dan PT. XL Axiata Tbk. Nama : Ferry Maihami NPM : 22210755 Dosen Pembimbing : Erna Kustyarini,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. nilai investasi di masa yang akan datang. (Jones, 2004). Tujuan kegiatan investasi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Investasi merupakan suatu kegiatan menempatkan sejumlah dana selama periode tertentu dengan harapan dapat memperoleh penghasilan dan atau peningkatan nilai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. untuk mendapatkan tambahan modal ialah dengan menawarankan kepemilikan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di era ekonomi yang modern saat ini, eksistensi pasar modal yang terdapat di Indonesia memiliki peran besar bagi perekonomian negara. Salah satu cara untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. saham yang meningkat menggambarkan bahwa nilai perusahaan meningkat atau
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pasar modal mempunyai peran yang penting dalam kegiatan perekonomian khususnya di Indonesia. Secara keseluruhan perkembangan ekonomi dapat dilihat dari perkembangan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. dana. Menurut Fahmi dan Hadi (2009:41), pasar modal (capital market) adalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pasar modal mempunyai peranan sangat penting dalam perekonomian suatu negara, sebagai sarana untuk mengalokasikan sumber daya ekonomi secara optimal dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Krisis ekonomi yang melanda Indonesia masih dirasakan berdampak negatif sampai sekarang ini. Penyebabnya yaitu didahului dengan terjadinya krisis moneter, krisis
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. sebagai pedoman agar dapat digunakan didalam penelitian ini. Sebagai berikut
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Peneliti Terdahulu Pada penelitian ini menggunakan hasil dari para penelitian terdahulu sebagai pedoman agar dapat digunakan didalam penelitian ini. Sebagai berikut panelitian
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. ditopang oleh banyaknya permintaan akan hunian yang semakin tinggi sejalan
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sektor properti merupakan sektor yang menarik mengingat sektor ini sangat ditopang oleh banyaknya permintaan akan hunian yang semakin tinggi sejalan dengan peningkatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. luar negeri. Sementara itu bagi investor, pasar modal merupakan wahana untuk
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kehadiran pasar modal mempunyai pengaruh yang penting dalam menunjang perekonomian suatu negara. Pasar modal merupakan suatu sarana yang dapat dimanfaatkan untuk memobilisasi
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Pasar modal adalah bursa yang merupakan sarana untuk mempertemukan
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal adalah bursa yang merupakan sarana untuk mempertemukan penawaran dan permintaan dana jangka panjang dalam bentuk efek dan saham. Fungsi dari bursa efek di
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. (saham), reksa dana, instrumen derivatif maupun instrumen lainnya. Pasar Modal
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pasar modal (capital market) merupakan pasar untuk berbagai instrumen keuangan jangka panjang yang bisa diperjualbelikan, baik surat utang (obligasi), ekuiti
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. alternatif investasi bagi investor. Hal ini mendorong perusahaan untuk terus
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan pasar modal yang pesat menciptakan berbagai peluang atau alternatif investasi bagi investor. Hal ini mendorong perusahaan untuk terus menciptakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tahun 1989 menjadi 288 emiten pada tahun 1999 (Susilo dalam. di Bursa Efek Indonesia mencapai 442 emiten (www.sahamok.com).
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pasar modal di Indonesia sejak tahun 1997 mengalami perkembangan yang cukup pesat. Hal ini dapat dilihat dari 56 emiten pada tahun 1989 menjadi 288 emiten pada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pasar modal adalah tempat instrumen keuangan jangka panjang seperti
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal adalah tempat instrumen keuangan jangka panjang seperti obligasi, saham dan instrumen lainnya diperjual belikan (Tjiptono & Hendy, 2011 : 1). Instrumen
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
7 BAB II LANDASAN TEORI A. Landasan Teori 1. Investasi Investasi merupakan penempatan sejumlah dana pada waktu sekarang dengan harapan untuk memperoleh keuntungan di masa yang akan datang. Pihak yang menanamkan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Return Saham Menurut Jogiyanto (2000:107), return merupakan hasil yang diperoleh dari investasi. Return dapat berupa : 1. Return realisasi (realized
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ditandai dengan semakin meningkatnya jumlah gedung, perkantoran, mall, hotel,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industri properti dan real estate merupakan industri yang akan terus bertumbuh, ditandai dengan semakin meningkatnya jumlah gedung, perkantoran, mall, hotel, perumahan
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif dengan pendekatan kuantitatif.
III. METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang dilakukan untuk mengetahui nilai
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. sebagai bahan referensi yang diuraikan sebagai berikut:
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Di dalam penelitian ini terdapat penelitian terdahulu yang digunakan sebagai bahan referensi yang diuraikan sebagai berikut: 2.2.1 Nurul Fitriana. 2008.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Investor dalam menanamkan dananya di pasar modal tidak hanya. bertujuan dalam jangka pendek tetapi bertujuan untuk memperoleh
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu sektor pendukung untuk kelangsungan suatu industri adalah tersedianya dana. Sumber dana murah dapat diperoleh oleh suatu industri adalah dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. para pemegang saham biasa atau yang sering disebut dengan Earning Per. Tabel 1.1
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada dasarnya tujuan utama perusahaan adalah untuk meningkatkan dan memaksimalkan keuntungan para pemilik perusahaan. Keuntungan perusahaan tercermin dalam laba bersih
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. modal harus bersifat likuid dan efisien. Suatu pasar modal dikatakan likuid
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG MASALAH Pasar modal merupakan sarana perusahaan untuk meningkatkan kebutuhan dana jangka panjang dengan menjual saham atau mengeluarkan obligasi. Untuk menarik pembeli
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pengembalian saham (stock return) pada sebuah portofolio saham yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Fama-French Three-Factor Model adalah sebuah model yang menjelaskan pengembalian saham (stock return) pada sebuah portofolio saham yang dikembangkan oleh Eugene
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Financial Intermediary, menjadi semakin dibutuhkan dalam perekonomian,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Industri perbankan memegang peranan penting bagi perekonomian yaitu sebagai Financial Intermediary, menjadi semakin dibutuhkan dalam perekonomian, terutama dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pelaporan keuangan merupakan sarana yang digunakan perusahaan untuk
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pelaporan keuangan merupakan sarana yang digunakan perusahaan untuk menyediakan dan menyampaikan informasi keuangan bagi pihak investor, kreditur, dan pemakai eksternal
Lebih terperinci) TERHADAP HARGA SAHAM DI BEI SELAMA TAHUN
PENGARUH EPS (Earning Per Share), ROI (Rate of return On Investment), ROE (Rate of return On Equity) dan NPM (Net Profit Margin) TERHADAP HARGA SAHAM DI BEI SELAMA TAHUN 2007 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi
Lebih terperinciPENGARUH RASIO PASAR TERHADAP RETURN SAHAM PERBANKAN DI BEI PERIODE
PENGARUH RASIO PASAR TERHADAP RETURN SAHAM PERBANKAN DI BEI PERIODE 2008-2010 Renna Magdalena Program Studi Akuntansi Universitas Pelita Harapan Surabaya Surabaya-Indonesia renna.magdalena@uphsurabaya.ac.id
Lebih terperinciPENGARUH PERGERAKAN RASIO PROFITABILITAS EMITEN TERHADAP PERUBAHAN HARGA SAHAM
PENGARUH PERGERAKAN RASIO PROFITABILITAS EMITEN TERHADAP PERUBAHAN HARGA SAHAM (Studi Kasus Perusahaan Perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2005-2007) SKRIPSI Disusun Untuk Memenuhi Tugas
Lebih terperinciBAB V SIMPULAN DAN SARAN
BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Berdasarkan hasil dan pembahasan penelitian dengan judul ANALISIS PENGARUH KINERJA KEUANGAN TERHADAP RETURN SAHAM PADA PERUSAHAAN TELEKOMUNIKASI YANG GO PUBLIC DI
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dana dari masyarakat pemodal (investor). Kedua, pasar modal menjadi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pasar modal pada hakekatnya adalah pasar yang tidak berbeda jauh dengan pasar tradisional yang selama ini kita kenal, dimana ada pedagang, pembeli, dan juga
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Perusahaan yang Termasuk dalam Industri Pertanian di BEI Pada
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Objek studi dilakukan pada perusahaan go public yang tercatat pada Bursa Efek Indonesia (BEI). BEI merupakan pusat transaksi capital market di Indonesia.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. individu-individu atau badan usaha yang mempunyai kelebihan dana (surplus
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Secara umum, pasar modal adalah tempat pertemuan antara penawaran dengan permintaan surat berharga. Di tempat inilah para pelaku pasar yaitu individu-individu atau badan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. masa sekarang ini. Terlebih lagi dengan perekonomian di Indonesia saat ini yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Persaingan usaha dalam kegiatan perekonomian di Indonesia semakin ketat pada masa sekarang ini. Terlebih lagi dengan perekonomian di Indonesia saat ini yang menganut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Efek Indonesia (Kristiana dan Sriwidodo, 2012). Pasar modal merupakan sarana
1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Perkembangan pasar modal di Indonesia saat ini sudah semakin pesat, hal itu dapat dibuktikan dengan semakin banyaknya perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. untuk menjadi perusahaan yang lebih kompetitif dan untuk meningkatkan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di era globalisasi ini, banyak perusahaan di Indonesia yang ingin memperluas kegiatan usahanya melalui ekspansi bisnis. Tujuannya adalah untuk menjadi perusahaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN UKDW. dan penerimaan devisa. Di Negara yang sedang berkembang usaha yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pembangunan suatu Negara memerlukan dana investasi dalam jumlah yang banyak sehingga perlu ada usaha yang mengarah pada dana investasi yang bersumber dari
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Keputusan investasi merupakan pertimbangan untuk harapan. meningkatnya nilai dan perhatian terhadap memperkecil resiko di masa
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keputusan investasi merupakan pertimbangan untuk harapan meningkatnya nilai dan perhatian terhadap memperkecil resiko di masa mendatang. Proses penilaian investasi memerlukan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tertentu (Jogiyanto,2003). Investasi ke dalam produksi yang efisien dapat
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Investasi merupakan penundaan konsumsi sekarang untuk digunakan dalam produksi yang efisien selama periode waktu yang tertentu (Jogiyanto,2003). Investasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tumbuh dan berkembangnya perekonomian Indonesia. Pengerahan dana dari
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pasar modal secara perlahan telah tumbuh menjadi bagian penting dari tumbuh dan berkembangnya perekonomian Indonesia. Pengerahan dana dari masyarakat melalui
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sejalan dengan makin berkembangnya dunia bisnis yang didukung oleh
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sejalan dengan makin berkembangnya dunia bisnis yang didukung oleh perkembangan pasar modal yang ada di Indonesia, investor tertarik dengan saham yang dapat
Lebih terperinci