atau erosi yang menyebabkan tanah menjadi kritis baik fisik

Transkripsi

1 1. Latar Belakang Masalah Kondisi sumberdaya alam, khususnya sumberdaya alam hutan, tanah dan dr dalam beberapa tahun terakhir ini menunjukan kecenderungan semakin menurun. Penurunan kondisi sumberdaya alam ini terutama karena terjadinya perusakan hutan, baik yang disebabkan oleh peladangan berpindah-pindah, penebangan yang kurang berencana maupun oleh adanya pencurlan kayu dan perusakan-perusakan lainnya. Sebagai akibatnya hutan efektif semakin kecil dan lahan kritis semakin bertambah Luae. Menurut Soeranggadjiwa (1975) dan Manan (1976) di Indonesia terdapat 40 juta hektar lahan yang tidak produktif dan sekitar 20 juta hektar dalam keadaan hidro-orologis kritis. Dengan belum mamadainya usaha-usaha pencegahannya menyebabkan tanah kritis tersebut meluas dengan laju 1-2 % setiap tahunnya. Xusaknya sumberdaya hutan ini erat Iseitannya dengan rusaknya sumberdaya tanah dan air. Dengan semakln sempitnya kawasan hutan efektif menyebabkan hutan tidak dapat berfungsi sebagai perlindungan dalam suatu kawasan tertentu. Sistem tata air menjadi terganggu, dimusim hujan terjadi banjir dan dimusim kemarau terjadi kekeringnn. Bersamaan dengan itu terjadi pula proses penghanyutan tanah atau erosi yang menyebabkan tanah menjadi kritis baik fisik maupun kimia. Selain itu erosi dapat pula menyebabkan

2 terjadinga pendangkalan sungai, bendungan, saluran irigasi, danau dan muara sungai. Terjadinya pendangkalan tersebut dapat mengganggu sistem irigasi, perhubungan dan pembangkit tenaga listrik. Keadaan yang demiman akan membawa akibat yang kurang menguntungkan dari segi sosial ekonomi masyarakat di kawasan yang bersangkutan. Menyadari akan akibat yang dapat ditimbulkan oleh rusaknya sumberdaya hutan, tanah dan air tersebut, pemerintah pada tahun 1974 awal PELITA I1 melaksanakan program Fenyelamatan Hutan, Tanah dan Air (PHTA) melalui kegiatan reboasasi dan penghijauan. Di Sulawesi Selatan terdapat sekitar 1,2 juta hektar lahan kritis yang perlu direboasasi dan dihijaukan, sekitar hektar berada dalam kawasan hutan dan selebihnya berada di luar kawasan hutan (Mnas Kehutanan DATI I SUL SEL, 1982) diantaranya terdapat di Daerah Aliran Sungai Bila Walanae. Daerah ALiran Sungai Bila Walanae dengan luas hektar, sejak tahun 1976/1977 sanpai tahun 1981/1982 telah dilaksanakan penghijauan seluas ,5 hektar dan reboasasi seluas hektar. Tingkat keberhasilan yang dicapai dalam pelaksanaan penghijauan rata-rata berkisar 47 % dan reboasasi rata-rata berkisar 47,5 % (P3RPDAS Bila Walanae, ). Tingkat keberhasilan dalam pelaksanaan reboasasi dan penghijauan tersebut berada di bawah tingkat keberhasilan rata-rata secara nasional.

3 Soeranggadjiwa (1975) dan Soemarwoto (1983) mengemukakan bahwa masalah reboasasi dan penghijauan tidak hanya menyangkut segi tehnik silvikultur saja, tetapi juga menyangkut segi sosial ekonomi. Oleh karena itu perlu adanya penanganan yang bersifat menyeluruh dan terintegrasi. Masalah sosial ekonoml. dan sosial budaya dalam ha1 in1 perlu mendapat perhatian secara khueus, karena tidak jarang ha1 ini menjadi penghambat dalam pelaksanaan reboasasi dan penghijauan. Disatu pihak dengan meningkatnya jumlah penduduk, masyarakat di pedesaan memerlukan perluasan lahan pertanian untuk memenuhi kebutuhan pangan keluarga mereka. Untuk memenuhi kebutuhan akan perluasan lahan pertanian ini, aalah satu cara yaitu dengan membuka hutan atau mengolah lahan yang mempunyai resiko lingkungan yang besar. Dilain pihak pemerintah berusaha menyelamatkan hutan dan memperbaiki lahan-lahan kritis dengan kegiatan reboaeasi dan penghijauan untuk menghindari kerusakan hidro-orologis. Selain itu kebiasaan masyarakat menggembalakan ternak secara liar dan terbatasnya padang penggembalaan merupakan kondisi yang memaksa masyarakat membiarkan ternaknya memasuki areal reboasasi dan penghijauan. Sedangkan dtpihak pemerintah berusaha mengamankan areal reboasasi dan penghijauan dari gangguan ternak. Reboasasi dan penghijauan merupakan salah satu kegiatan dalam pengelolaan daerah aliran sungai yang bertujuan agar sumberdaya hutan, tanah dan air yang ada di dalam

4 daerah aliran sungai dapat dimanfaatkan secara optimum dan berkesinambungan. Karena itu perlu adanya kerjasama dan partisipasi maeyarakat, seperti yang dikemukakan oleh Singh (1977) bahwa keberhasilan perogram pengelolaan daerah aliran sungai bukan semata-mata terletak pada faktor ilmu pengetahuan, teknologi dan dana yang tersedia tetapi juga menyangkut faktor sosial. Dalam ha1 ini perlu diketahui dan dimengerti mengenai tradisi, sikap dan pandangan masyarakat yang berada di dalam daerah aliran sungai tersebut. Kondisi masyarakat setempat merupakan salah satu faktor yang menentukan keberhasilan reboasasi dan penghijauan yang dilaksanakan. Oleh karena itu untuk lebih meningkatkan keberhasilan program pemerintah di bidang reboasasi dan penghijauan, perlu diadakan penelitian yang mengkaji secara sekeama bagaimana persepsi masyarakat terhadap kegiatan reboasasi dan penghijauan serta faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi masyarakat tersebut. 2. Pendekatan Permasalahan Suatu pembangunan atau proyek pada umumnya dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain teknologi, dana, pengelolaan dan respon masyarakat dimana pembangunan atau proyek itu dilaksanakan. Faktor-faktor tersebut saling menunjang satu sama lainnya, bila salah satu faktor diabaikan maka pembangunan atau proyek yang dilakeanakan akan men$alami hambatan, DemiMan pula dengan kegiatan reboasasi dan

5 penghijauan yang dilaksanakan selama ini, kelancaran dan keberhasilannya tidak terlepas dari faktor yang telah dikemukakan di atas. Tanggapan masyarakat terhadap kegiatan reboasasi dan penghijauan dalam ha1 ini dilandasi oleh persepsi yang ada pada masyarakat itu sendiri. Dalam ha1 ini diduga bahwa persepsi masyarakat terhadap kegiatan reboasasi dan penghijauan dipengaruhi oleh : (a) Pendidikan, rendahnya pendidikan masyarakat akan menyebabkan mereka kurang mengerti tentang tujuan dan manfaat kegiatan reboasasi dan penghijauan yang sedang dilaksanakan. Pendidikan yang lebih tinggi akan membawa kepada suatu cakrawala pandangan yang lebih luas, mudah menerima inovasi dan mencerna suatu ha1 yang baru yang dihadapkan kepada mereka. Demikian pula halnya dengan kegiatan reboasasi dan penghijauan yang dihadapkan kepada mereka akan mudah dicerna mengenai tujuan dan manfaat dari kegiatan tersebut. Kemampuan mencerna terhadap tujuan dan manfaat dari kegiatan reboasasi dan penghijauan tersebut akan berpengaruh terhadap persepsi mereka. (b) Sosial ekonomi, keadaan sosial ekonomi masyarakat pedesaan yang rendah biasanya berkaitan dengan sempitnya lahan pertanian yang dimiliki. Untuk memenuhi kebutuhan pangan bagi keluarga memerlukan perluasan lahan pertanian, sedangkan dilain pihak kegiatan

6 reboasasi dan penghij~uan secara eksplisit membatasi (c) (dl ruang gerak masyarakat untuk memperluas lahan pertanian baru. Adanya dua kutub kepentingan yang saling berbeda ini akan mempengaruhi persepsi masyarakat terhadap kegiatan reboasasi dan penghijauan yang sedang dilaksanakan. Sosial budaya, keadaan sosial budaya masyarakat seperti kebiasaan melakukan peladangan berpindah-pindah dan penggembalaan ternak secara liar dengan adanya kegiatan reboasasi dan penghijauan menyebabkan terjadinya benturan kepentingan antara masyarakat dan pemerintah. Dengan adanya kegiatan reboasasi dan penghijauan mengakibatkan semakin sempitnya ruang gerak masyarakat untuk melakukan peladangan berpindah-pindah dan penggembalaan ternak secara liar. Adanya benturan kepentingan tersebut dengan sendirinya mempengaruhi persepsi masyarakat terhadap kegiatan reboasasi dan penghijauan y ang dilaksanakan. Penyuluhan, dalam ha1 ini penyuluhan mempunyai peranan yang penting dalam membentuk sikap dan pandangan seseorang. Pengetahuan yang diterima melalui penyuluhan sangat besar pengaruhnya dalam menerima konsep atau kondisi tertentu yang masih asing. Demikian pula ha2- nya dengan reboasasi dan penghijauan, pernah tidaknya dilakukan penyuluhan kepada masyarakat mengenai tujuan dan manfaat reboasasi dan penghijauan akan

7 mempengaruhi corak persepsi yang diberikan masyarakat. Terciptanya persepsi masyarakat yang positip, memberikan gambaran bahwa kegiatan yang dijalankan medapat dukungan dari masyarakat. Bilamana dukungan masyarakat sudah diperoleh maka hambatan yang berasal dari kondisi sosial ekonomi dan sosial budaya dapat teratasi. Berhasilnya kegiatan reboasasi dan penghijauan yang dilaksanakan, berarti tercapainya tujuan pemerintah menyelamatkan dan melestarikan sumberdaya hutan, tanah dan air yang sekaligus juga menyelamatkan lingkungan setempat. Terciptanya kelestarian sumberdaya alam dan lingkungan akan memberikan dampak positip terhadap kesejahteraan masyarakat. Di mana masyarakat dalam batas-batas tertentu dapat memanfaatkan sumberdaya alam yang tersedia secara optimum tanpa mengganggu keseimbangan lingkungan. 3. Tujuan dan Kegunaan Hasil Penelitian Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah: 3.1. Untuk mempelajari bagaimana persepsi masyarakat terhadap kegiatan reboasasi dan penghijauan dl Daerah Aliran Sungai Bila Walanae Sul.awesi Selatan Untuk mempelajari faktor-faktor yang dianggap mempengaruhi persepsi masyarakat terhadap kegiatan reboasasi dan penghijauan di Daerah Aliran Sungai Bila Walanae Sulawesi Selatan. Li

8

9 Sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini, diharapkan hasil penelitian ini dapat menjadi bahan informasi dalam penyusunan pola perencanaan reboasasi dan penghijauan dimasa mendatang, agar hasilnya dapat mencapal. sasaran yang dfinginkan serta lebih menyentuh keinginan masyarakat setempat. 4. Hipotesis Dalam penelitian ini terdapat empat buah hipotesis yang &an diuji kebenarannya secara empiris. Rumusan hipotesis tersebut adalah sebagai berikut : 4.1. Terdapat hubungan antara pendidikan dengan persepsi masyarakat terhadap kegiatan reboasasi dan penghijauan yang dilaksanakan selama ini Terdapat hubungan antara sosial ekonomi dengan pereepsi masyarakat terhadap kegiatan reboasasi dan penghijauan yang dilaksanakan selama ini Terdapat hubungan antara sosial budaya dengan persepsi masyarakat terhadap kegiatan reboasasi dan penghijauan yang dilaksanakan selama ini Terdapat hubungan antara penyuluhan dengan persepsi masyarakat terhadap kegiatan reboasasi dan penghijauan yang dilaksanakan selama ini.