BAB IV ANALISIS. Fungsi-fungsi tersebut, seperti yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya,

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB IV ANALISIS. Fungsi-fungsi tersebut, seperti yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya,"

Transkripsi

1 Pusat Kegiatan Dokumentasi Arsitektur BAB IV ANALISIS 4.1. Analisis Fungsi Pusat Kegiatan Dokumentasi Arsitektur sebagai wadah yang dapat menampung kegiatan maupun aktivitas segala sesuatu mengenai arsitektur di Indonesia baik itu berupa penyimpanan, pemeliharaan, pembelajaran karyakarya praktisi maupun mahasiswa arsitektur Indonesia memiliki beberapa fungsi. Fungsi-fungsi tersebut, seperti yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya, merupakan perluasan dari fungsi sebagai sarana untuk mewadahi kegiatan arsitektur. Pada sub bab ini akan dijelaskan kembali lebih singkat mengenai fungsi-fungsi yang didasarkan pada aktifitas yang diwadahi dalam Pusat Kegiatan Dokumentasi Arsitektur. Fungsi selanjutnya, yaitu fungsi Pusat Kegiatan Dokumentasi Arsitektur sebagai sarana untuk memperkaya wawasan mengenai dunia arsitektur lewat zona dokumentasi. Pengelompokan fungsi berdasarkan aktivitas di atas kemudian dikelompokkan kembali berdasarkan tingkat kepentingan masing-masing fungsi, yaitu sebagai berikut: 1. Fungsi Primer Fungsi primer merupakan fungsi utama dalam bangunan, maka fungsi utama Pusat Kegiatan Dokumentasi Arsitektur adalah mewadahi kegiatan-kegiatan arsitektur 84

2 Pusat Kegiatan Dokumentasi Arsitektur 2. Fungsi Sekunder Seperti yang dijelaskan sebelumnya, bahwa fungsi sekunder ini merupakan fungsi yang mendukung Pusat Kegiatan Dokumentasi Arsitektur yakni untuk menambah wawasan ilmu pengetahuan tentang Arsitektur, baik itu arsitektur nusantara maupun arsitektur secara global. 3. Fungsi Penunjang Fungsi penunjang merupakan kegiatan yang mendukung terlaksananya semua kegiatan baik primer maupun sekunder Analisis Aktivitas Analisis aktifitas dalam Pusat Kegiatan Dokumentasi Arsitektur ini diklasifikasikan berdasarkan jenis fungsi yang diwadahi. Fungsi tersebut meliputi fungsi mewadahi kegiatan arsitektur memperkaya wawasan mengenai dunia arsitektur. Bentuk analisis tersebut disajikan dalam tabel sebagai berikut: Tabel 4.1 Analisis Aktivitas NO FUNGSI MEWADAHI KEGIATAN ARSITEKTUR AKTIVIT AS PELAKU PERILAKU BERAKTIVI TAS RENTA NG WAKTU SIFAT PENG GUNA 1 Studio Architectural Studio Belajar Pengnjung Pemandu Menggambar Mewarnai Membuat hasil karya Mengoperasik an Komputer kan 30-1jam 85

3 Pusat Kegiatan Dokumentasi Arsitektur Menulis n Alat Petugas Mengambil Membersihkan n Ruang Cleaning servis Menyapu Mengepel Buang Air Semua Orang Jongkok Membasuh Mengaca Photographyl Studio Belajar Pengnjung Pemandu Memotret Mencetak foto Mengedit foto Mengamati objek Mengoperasik an Komputer kan 86

4 Pusat Kegiatan Dokumentasi Arsitektur Menulis n Alat Petugas Mengambil Membersihkan n Ruang Cleaning servis Menyapu Mengepel Buang Air Semua Orang Jongkok Membasuh Mengaca Grapic design Studio Belajar Pengnjung Pemandu Menggambar Mewarnai Mengoperasik an Komputer kan Menulis 87

5 Pusat Kegiatan Dokumentasi Arsitektur 2 Library (bamboo garden) Menitipkan Barang Petugas penjaga menaruh barang diloker Penerimaan Menyimpa n Koleksi, Petugas, Petugas Jongkok -lihat Membaca jam Membaca Bersandar Membaca 1-2 jam n Ruang Cleaning servis Menyapu Mengepel, Buang Air Semua Orang, Jongkok Membasuh Mengaca Workshop Pembuatan Produk Peserta, Pemandu Membuat produk Bersandar Berdiskusi 2-3 jam tidak rutin 88

6 Pusat Kegiatan Dokumentasi Arsitektur Perlombaan Peserta, Panitia Bersandar Berdiskusi 2-3 jam tidak rutin n Ruang Cleaning servis Menyapu Mengepel, Buang Air Semua Orang Jongkok Membasuh Mengaca Auditorium Sayembara Arsitektur Peserta, Narasumbe r Mengikuti perlombaan Bersandar Berdiskusi 2-3 jam tidak rutin Talkshow Diskusi Peserta, Narasumbe r Bersandar Berdiskusi kan 2-3 jam tidak rutin Kuliah Tamu Peserta, Narasumbe r Bersandar Berdiskusi kan 2-3 jam tidak rutin Seminar Peserta, Narasumbe r Bersandar Berdiskusi 2-3 jam tidak rutin 89

7 Pusat Kegiatan Dokumentasi Arsitektur mendengarkan n Ruang Cleaning servis Menyapu Mengepel, Buang Air Semua Orang Jongkok Membasuh Mengaca Art Space Seni Instalasi Pemandu Menampilkan hasil karya Mewarnai Melukis kan Menulis 30-1jam n Alat Petugas Mengambil Membersihkan NO FUNGSI MENAMBAH WAWASAN ARSITEKTUR AKTIVIT AS PELAKU PERILAKU BERAKTIVI TAS RENTA NG WAKTU SIFAT PENG GUNA 90

8 Pusat Kegiatan Dokumentasi Arsitektur 1 Galeri Photography Gallery Mendokum entasikan arsitektur nusantara berupa foto Pemandu hasil karya Menulis Mengamati n Alat Petugas Mengambil Membersihkan n Ruang Cleaning servis Menyapu Mengepel Buang Air Semua Orang Jongkok Membasuh Mengaca Miniature Gallery Mendokum entasikan arsitektur nusantara berupa maket atau Pemandu hasil karya

9 Pusat Kegiatan Dokumentasi Arsitektur miniatur Menulis Mengamati n Alat Petugas Mengambil Membersihkan n Ruang Cleaning servis Menyapu Mengepel Buang Air Semua Orang Jongkok Membasuh Mengaca Memorial Gallery Mendokum entasikan arsitektur nusantara berupa film Pemandu film Menulis Mengamati 30 1jam n Alat Petugas Mengambil Membersihkan 92

10 Pusat Kegiatan Dokumentasi Arsitektur n Ruang Cleaning servis Menyapu Mengepel Buang Air Semua Orang Jongkok Membasuh Mengaca Culture Gallery (outdoor) Mendokum entasikan arsitektur nusantara berupa keanekarag aman rumah adat Pemandu hasil karya Menulis Mengamati n Alat Petugas Mengambil Membersihkan Buang Air Semua Jongkok

11 Pusat Kegiatan Dokumentasi Arsitektur Orang Membasuh Mengaca 2 Exhibition Temporary Exhibition Architectural Pameran arsitektur Pemandu hasil karya Menulis Mengamati n Alat Petugas Mengambil Membersihkan n Ruang Cleaning servis Menyapu Mengepel Buang Air Semua Orang Jongkok Membasuh Mengaca Exhibition Pameran hasil

12 Pusat Kegiatan Dokumentasi Arsitektur Graphic Desain desain grafis Pemandu karya Menulis Mengamati n Alat Petugas Mengambil Membersihkan n Ruang Cleaning servis Menyapu Mengepel Buang Air Semua Orang Jongkok Membasuh Mengaca Exhibition Photography Pameran fotografi arsitektur Pemandu hasil karya Menulis

13 Pusat Kegiatan Dokumentasi Arsitektur Mengamati n Alat Petugas Mengambil Membersihkan n Ruang Cleaning servis Menyapu Mengepel Buang Air Semua Orang Jongkok Membasuh Mengaca NO FUNGSI PENUNJANG AKTIVIT AS PELAKU PERILAKU BERAKTIVI TAS RENTA NG WAKTU SIFAT PENG GUNA 1 Hall Perlombaan pemandu Mengikuti lomba Mengamati 1-2jam Tidak Event (music) pemandu event Mengamati 1-2jam 96

14 Pusat Kegiatan Dokumentasi Arsitektur Tidak 2 Klinik Arsitektur Konsultsi Arsitektur/ Pelaksanaa n Petugas Berkonsultasi Mengamati kan 30-1jam Tidak Konsultsi Arsitektur/ Perencana Petugas Berkonsultasi Mengamati kan 30-1jam Tidak 3 Garden (Outdoor) Peduli lingkungan (Berkebun) Pemandu Menanam tanaman Menyirami Becocok tanam Mengamati 1-2 jam 4 Shop Berbelanja, Petugas, Membayar,, Musholla Berwudlu Semua,

15 Pusat Kegiatan Dokumentasi Arsitektur orang membungkuk, diam Adzan Muadzin, bersuara lantang, menghadap kiblat Iqomah laki-laki, bersuara lantang, menghadap kiblat Sholat Imam makmum Imam : berada di depan, mengahadap kiblat, memimpin jama ah Makmum : berada di belakang imam, menghadap kiblat Baca Alquran Semua orang, membaca, mendengarkan, bersandar tidak rutin Memakirka n kendaraan Pengelola, pengunjung, duduk, berjalan, turun kendaraan Service Menjaga Keamanan Mengatur Mekanikal Elektrikal Security Mekanik, duduk, berjalan, duduk, berjalan, Mengecek 1-24 jam

16 Pusat Kegiatan Dokumentasi Arsitektur Bongkar Muat Barang Pengelola, duduk, berkeliling Menyimpa n peran Pengelola, berdiri, berkeliling 1-2 jam Analisis Pengguna Tabel 4.2 Analisis Pengguna (Fungsi Primer) Aktivitas Mewadahi Kegiatan Arsitektur Belajar Diskusi Membaca Menggambar Konsultasi Membuat hasil karya Mewarnai kan Mengoprasikan Komputer Mendokumentasikan Tabel 4.3 Analisis Pengguna (Fungsi Skunder) Aktivitas Menambah wawasan ilmu pengetahuan tentang arsitektur Belajar Diskusi Membaca Menggambar Konsultasi Membuat hasil karya Mewarnai kan Mengoprasikan Komputer Mendokumentasikan Pengguna Pemandu Petugas Peserta Panitia Narasumber Pengguna Pemandu Petugas Peserta Panitia Narasumber pengelola 99

17 Pusat Kegiatan Dokumentasi Arsitektur Tabel 4.4 Analisis Pengguna (Fungsi Penunjang) Aktivitas Konsultasi Mengambil Membersihkan Mengecat Makan Minum Mendukung terlaksananya semua Parkir Kendaraan kegiatan baik primer Berwudhu maupun sekunder Sholat Adzan Iqomah Berdzikir Membaca Al-Qur an Makan Minum Memasak Mencuci piring Menyapu Mengepel Pengguna Pemandu Petugas Pengelola Cleaning Service Security Mekanik 4.4. Sirkulasi Pengguna 1. Fungsi Primer a) 100

18 Pusat Kegiatan Dokumentasi Arsitektur b) Petugas c) Peserta d) Panitia 101

19 Pusat Kegiatan Dokumentasi Arsitektur e) Narasumber 2. Fungsi Skunder a) b) Pengelola 102

20 Pusat Kegiatan Dokumentasi Arsitektur c) Panitia d) Peserta 3. Fungsi Penunjang a) 103

21 Pusat Kegiatan Dokumentasi Arsitektur b) Petugas c) Pengelola d) Cleaning Service 104

22 Pusat Kegiatan Dokumentasi Arsitektur e) Security f) Mekanik 4.5. Analisis Ruang Tabel 4.5 Analisis Ruang (Fungsi Primer) Jenis Jml. Standarisasi Ruang Ruang Luas Mewadahi Kegiatan Arsitektur Auditorium 1 Workshop 1 Library 1 Architectural Studio 1 Photography Studio 1 Graphic Design Studio 1 Sumb er Analisis Analis is Lua s Luas Total 105

23 Pusat Kegiatan Dokumentasi Arsitektur Tabel 4.6 Analisis Ruang (Fungsi Skunder) Menambah wawasan ilmu pengetahua n tentang arsitektur Jenis Ruang Jml. Ruang Architectural Gallery 1 Photography Gallery 1 Miniature Gallery 1 Memorial Gallery 1 Culture Gallery 1 Exhibition 1 Bamboo Garden 1 Standarisasi Lua Sumbe s r Analisis Analisi Luas s Luas Total Tabel 4.7 Analisis Ruang (Fungsi Penunjang) Jenis Jml. Standarisasi Ruang Ruang Mendukung terlaksanan ya semua kegiatan baik primer maupun sekunder Klinik Arsitektur 2 Food Court 1 Administrasi 9 Pengelola 17 Gug 1 Masjid 1 Parkir 1 Lua s Sumbe r Analisis Analisi Luas s Luas Total Dari hasil tabel analisis di atas yang berdasarkan masing-masing fungsi Pusat Kegiatan Dokumentasi Arsitektur, maka dapat diketahui jumlah total luasan ruang baik fungsi primer, skunder, penunjang sebagai berikut: 106

24 Pusat Kegiatan Dokumentasi Arsitektur Persyaratan Ruang Mewadahi Kegiatan Arsitektur Jenis Ruang Auditorium Workshop Library Studio Tabel 4.8 Analisis Persyaratan Ruang (Fungsi Primer) Persyaratan Ruang Aktivitas Pencahayaan Penghawaan Akustik View Alami Buatan Alami Buatan Belajar Diskusi Membaca Konsultasi kan Membuat hasil karya Belajar Membaca Menulis Diskusi Mewarnai Menggambar Diskusi Privasi Saluran Sanitasi Peran Khusus 107

25 Pusat Kegiatan Dokumentasi Arsitektur Menambah wawasan ilmu pengetahua n tentang arsitektur Jenis Ruang Architectural Gallery Photography Gallery Miniature Gallery Memorial Gallery Tabel 4.9 Analisis Persyaratan Ruang (Fungsi Skunder) Persyaratan Ruang Aktivitas Pencahayaan Penghawaan Akustik View Alami Buatan Alami Buatan Belajar Diskusi Membaca Konsultasi kan Belajar Diskusi Membaca Konsultasi kan Belajar Diskusi Membaca Konsultasi kan Belajar Diskusi Membaca Konsultasi kan Privasi Saluran Sanitasi Peran Khusus 108

26 Pusat Kegiatan Dokumentasi Arsitektur Culture Gallery Exhibition Bamboo Garden Belajar Diskusi Membaca Konsultasi kan Belajar Diskusi Membaca Konsultasi kan Belajar Diskusi Membaca Konsultasi kan Menanam tanaman Menyirami Becocok tanam Mengamati 109

27 Pusat Kegiatan Dokumentasi Arsitektur Mendukung terlaksanan ya semua kegiatan baik primer maupun sekunder Jenis Ruang Shop Klinik Arsitektur Hall Landscape Food Court Ruang Administrasi Tabel 4.10 Analisis Persyaratan Ruang (Fungsi Penunjang) Persyaratan Ruang Aktivitas Pencahayaan Penghawaan Akustik Alami Buatan Alami Buatan View Membeli Menyimpan Merawat Konsultasi Membaca Menulis Diskusi Diskusi Instalasi Musik Membaca Diskusi Makan Minum Memasak Mencuci Menyajikan Diskusi Menulis Privasi Saluran Sanitasi Peran Khusus 110

28 Pusat Kegiatan Dokumentasi Arsitektur Ruang Pengelola Ruang Cleaning Service Security Mecanical Elektrical Bongkar Muat Barang Penyimpanan Barang (gug) Masjid Menyimpan Menyimpan Merawat Memperbaiki Menyimpan Merawat Memperbaiki Mengontrol Menyimpan Merawat Memperbaiki Menyimpan Membongkar Menyimpan Merawat Memperbaiki Wudhu Sholat Buang Air Membaca Parkir Menaruh 111

29 Pusat Kegiatan Dokumentasi Arsitektur Buble Diagrams 1. Zoning 2. Hubungan langsung tidak langsung 112

30 Pusat Kegiatan Dokumentasi Arsitektur 4.6. Analisis Tapak Analisa tapak berisi merupakan suatu kegiatan riset dalam merancang memusat pada kondisi-kondisi yang ada, dekat dengan potensial pada di sekitar sebuah tapak, serta merupakan suatu penyelidikan atas seluruh gaya, tekanan situasi serta timbal baliknya pada lahan yang akan didirikan. 1. Dasar Pemilihan Site Pusat Kegiatan Dokumentasi Arsitektur merupakan bangunan yang berkaitan dalam big pendidikan. Dalam pemilihan site ada dua alternatif yang perlu dipertimbangkan, alternatif tersebut bisa dijabarkan sebagai berikut: A. Lokasi berda di Jl. Kampus ITN II (depan Kampus ITN II) 1. Potensi yang mendukung Jl. Kampus ITN merupakan kawasan asri memiliki potensi view yang sangat alami. Pencapaian ke lokasi tapak memiliki 3 jalur utama. Pertama dari Arah Surabaya, Kedua dari Arah Batu, Ketiga dari Arah Kota. Gambar 4.1 Lokasi Site 1 (Sumber: Ernst and Peter Neufert Architects Data) 113

31 Pusat Kegiatan Dokumentasi Arsitektur 2. Batas Tapak a) Sebelah Utara : Persawahan b) Sebelah Selatan : Kampus ITN II c) Sebelah Barat : Persawahan d) Sebelah Timur : Persawahan Permukiman Gambar 4.2 Batas Site 1 (Sumber: Analisis 2012) 3. Kelebihan Kekurangan lokasi tapak a) Memiliki view yang berpotensi, sehingga dapat memberikan suasana sejuk nyaman. b) Jauh dari keramaian kota, karena posisi tapak masuk 100 Meter dari jalan. B. Lokasi berda di Jl. Kampus ITN II (depan Kampus UM) Gambar 4.3 Lokasi Site 2 (Sumber: Analisis 2012) 114

32 Pusat Kegiatan Dokumentasi Arsitektur 1. Potensi yang mendukung Jl. Veteran merupakan pusat kota berada dikawasan kampus Pencapaian ke lokasi tapak memiliki banyak jalur utama karena memang lokasi site yang berada di tengah kota Peruntukan lahan sesuai dengan yang ditentukan oleh pemerintah yaitu peruntukan untuk pendidikan. 2. Batas Tapak a) Sebelah Utara : Permukiman b) Sebelah Selatan : Kampus Universitas Negeri Malang c) Sebelah Barat : Malang Town Square d) Sebelah Timur : Perumahan Gambar 4.4 Batas Site 2 (Sumber: Analisis 2012) 3. Kelebihan Kekurangan lokasi tapak Aksesibilitas yang tepat karena lokasi site berada di tengah kota Didukung dengan keberadaan kampus-kampus disekitar site. Kesesuaian dengan obyek perancangan Pusat Kegiatan Dokumentasi Arsitektur. Kesesuaian dengan peruntukan lahan. Kesesuaian dengan tema dekonstruksi. 115

33 Pusat Kegiatan Dokumentasi Arsitektur Mengingat bahwa proyek yang direncanakan adalah bangunan fasilitas pendidikan dengan fasilitas galeri sebagai fasilitas utama, maka kriteria-kriteria yang sebaiknya dipertimbangkan saat menentukan lokasi adalah : Lokasi tapak sebaiknya berada di atau dekat dengan pusat kota, selain pencapaiannya mudah juga diharapkan lebih berpotensi menarik pengunjung. Lokasi tapak sebaiknya strategis dengan melihat fungsi bangunanbangunan lain disekitarnya yang sekiranya dapat menunjang hidupnya fasilitas-fasilitas dalam rencana proyek. Aya fasilitas Workshop Perpustakaan yang membutuhkan ketenangan untuk kenyamanan aktivitas didalamnya, maka meskipun tapak berada di atau dekat dengan pusat kota, harus dipertimbangkan pula batas-batas yang melingkupi tapak. Dengan mempertimbangkan kiteria-kriteria di atas, maka lokasi tapak yang direncanakan untuk rancangan Pusat Kegiatan Dokumentasi Arsitektur adalah lokasi site 2 yaitu berada di Jl. Veteran. 116

BAB IV ANALISIS PERANCANGAN. 4.1 Analisis Obyek Rancangan Terhadap Kondisi Eksisting

BAB IV ANALISIS PERANCANGAN. 4.1 Analisis Obyek Rancangan Terhadap Kondisi Eksisting BAB IV ANALISIS PERANCANGAN 4.1 Analisis Obyek Rancangan Terhadap Kondisi Eksisting Terdapat beberapa hal yang benar-benar harus diperhatikan dalam analisis obyek perancangan terhadap kondisi eksisting

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PERANCANGAN

BAB III METODOLOGI PERANCANGAN BAB III METODOLOGI PERANCANGAN Metode yang digunakan dalam perancangan Pusat Kegiatan dan Dokumentasi Arsitektur adalah dengan menjelaskan secara deskriptif mengenai obyek rancangan dan juga permasalahan

Lebih terperinci

BAB 3 SRIWIJAYA ARCHAEOLOGY MUSEUM

BAB 3 SRIWIJAYA ARCHAEOLOGY MUSEUM BAB 3 PENYELESAIAN PERSOALAN PERANCANGAN Pada bab kali ini akan membahas penyelesaian persoalan perancangan dari hasil kajian yang dipaparkan pada bab sebelumnya. Kajian yang telah dielaborasikan menjadi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN OBJEK RANCANGAN. Judul Perancangan yang terpilih adalah Gorontalo Art Gallery Centre, dengan

BAB II TINJAUAN OBJEK RANCANGAN. Judul Perancangan yang terpilih adalah Gorontalo Art Gallery Centre, dengan BAB II TINJAUAN OBJEK RANCANGAN 2.1. Pengertian Judul Judul Perancangan yang terpilih adalah Gorontalo Art Gallery Centre, dengan pengertian sebagai berikut. Gorontalo adalah nama dari daerah Provinsi

Lebih terperinci

BAB 4 PENDEKATAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB 4 PENDEKATAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB 4 PENDEKATAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 4.1. PENDEKATAN ASPEK FUNGSIONAL 4.1.1. Studi Pelaku Kegiatan Galeri Batik berskala Kawasan diharapkan mampu memenuhi kebutuhan masyarakat kota Pekalongan

Lebih terperinci

BAB III METODE PERANCANGAN. dilakukan berbagai metode perancangan yang bersifat analisa yang

BAB III METODE PERANCANGAN. dilakukan berbagai metode perancangan yang bersifat analisa yang BAB III METODE PERANCANGAN Dalam perancangan Rumah Susun Sederhana Sewa, telah dilakukan berbagai metode perancangan yang bersifat analisa yang bertujuan untuk menunjang proses perancangan selanjutnya.

Lebih terperinci

BAB V I APLIKASI KONSEP PADA RANCANGAN

BAB V I APLIKASI KONSEP PADA RANCANGAN BAB V I APLIKASI KONSEP PADA RANCANGAN Secara garis besar, Pusat Kegiatan dan Dokumentasi Arsitektur dapat diartikan sebagai bangunan yang mempunyai fungsi sebagai gedung atau tempat segala macam kegiatan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang. Lokasi Solo baru adalah daerah bagian selatan dan sebelah utara kota Surakarta jawa tengah untuk daerah ini bertepatan dengan kabupaten Sukoharjo daerah ini dulunya

Lebih terperinci

BAB VI HASIL RANCANGAN. wadah untuk menyimpan serta mendokumentasikan alat-alat permainan, musik,

BAB VI HASIL RANCANGAN. wadah untuk menyimpan serta mendokumentasikan alat-alat permainan, musik, BAB VI HASIL RANCANGAN Perancangan Museum Anak-Anak di Kota Malang ini merupakan suatu wadah untuk menyimpan serta mendokumentasikan alat-alat permainan, musik, serta film untuk anak-anak. Selain sebagai

Lebih terperinci

Bab III. Analisis. Aktivitas yang Dilakukan Ruang 1. Pengunjung. duduk & membaca. mengambil kembali tas & jaket. membeli. makan

Bab III. Analisis. Aktivitas yang Dilakukan Ruang 1. Pengunjung. duduk & membaca. mengambil kembali tas & jaket. membeli. makan Bab III. Analisis 3. 1 Analisis Fungsional 3. 1. 1 Program Kegiatan Pada perpustakaan, selain memperhatikan kegiatan manusia diperhatikan pula kegiatan barang. Perpindahan barang, dalam hal ini koleksi

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS 4.1 ANALISIS FUNGSI

BAB IV ANALISIS 4.1 ANALISIS FUNGSI BAB IV ANALISIS Analisis merupakan lankah dalam menolah data rancanan yan diproses melalui penamatan pemilihan bersumberkan pada kriteria untuk memperoleh alternatif-alternatif pada obyek perancanan. Analisis

Lebih terperinci

BAB IV: KONSEP Konsep Dasar

BAB IV: KONSEP Konsep Dasar BAB IV: KONSEP 4.1. Konsep Dasar Mengacu pada TOR sayembara, performance arsitektur diharapkan dapat tampil sebagai sebuah karya arsitektur yang mengandung kriteria: Mengangkat kearifan lokal / local genius

Lebih terperinci

BAB V LANDASAN PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR

BAB V LANDASAN PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR BAB V LANDASAN PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR Landasan dasar program perencanaan dan perancangan ini merupakan suatu kesimpulan dari pembahasan bab-bab sebelumnya yang akan digunakan

Lebih terperinci

BAB VI HASIL PERANCANGAN

BAB VI HASIL PERANCANGAN BAB VI HASIL PERANCANGAN 6.1 Konsep Dasar Perancangan Konsep dasar perancangan Pusat Studi dan Budidaya Tanaman Hidroponik ini adalah Arsitektur Ekologis. Adapun beberapa nilai-nilai Arsitektur Ekologis

Lebih terperinci

BAB II PEMROGRAMAN. Perkotaan di Indonesia mengalami perkembangan yang cukup pesat,

BAB II PEMROGRAMAN. Perkotaan di Indonesia mengalami perkembangan yang cukup pesat, BAB II PEMROGRAMAN Perkotaan di Indonesia mengalami perkembangan yang cukup pesat, khususnya kota Medan. Hal ini terkait dengan berbagai bidang yang juga mengalami perkembangan cukup pesat seperti bidang

Lebih terperinci

BAB III METODE PERANCANGAN. Metode perancangan merupakan penjelasan tahapan-tahapan yang akan

BAB III METODE PERANCANGAN. Metode perancangan merupakan penjelasan tahapan-tahapan yang akan BAB III METODE PERANCANGAN 3.1 Metode Umum Metode perancangan merupakan penjelasan tahapan-tahapan yang akan dilakukan dalam proses merancang, yang disertai dengan teori-teori dan data-data yang diperoleh

Lebih terperinci

PUSAT FOTOGRAFI YANG BERSIFAT FLEKSIBEL DI BANTUL, YOGYAKARTA

PUSAT FOTOGRAFI YANG BERSIFAT FLEKSIBEL DI BANTUL, YOGYAKARTA LANDASAN KONSEPTUAL PERENCANAAN DAN PERANCANGAN PUSAT FOTOGRAFI YANG BERSIFAT FLEKSIBEL DI BANTUL, YOGYAKARTA TUGAS AKHIR SARJANA STRATA 1 UNTUK MEMENUHI SEBAGIAN PERSYARATAN YUDISIUM UNTUK MENCAPAI SARJANA

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Tabel 1 Jumlah Penduduk Usia 2-6 Tahun Pada Tahun 2013 di DKI Jakarta

BAB 1 PENDAHULUAN. Tabel 1 Jumlah Penduduk Usia 2-6 Tahun Pada Tahun 2013 di DKI Jakarta BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia sebagai salah satu negara berkembang dikatakan mengalami keterlambatan perkembangan motorik dan kognitif pada anak usia dini. Hal ini diungkapkan oleh Ketua

Lebih terperinci

BAB III METODELOGI PERANCANGAN. Dalam Perancangan Hotel Resort Wisata Organik ini terdapat kerangka

BAB III METODELOGI PERANCANGAN. Dalam Perancangan Hotel Resort Wisata Organik ini terdapat kerangka BAB III METODELOGI PERANCANGAN Dalam Perancangan Hotel Resort Wisata Organik ini terdapat kerangka kajian yang diuraikan dalam beberapa tahap, antara lain: 3.1 Pencarian Ide / Gagasan Tahapan kajian yang

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB IV KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB IV KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN Rumusan konsep ini merupakan dasar yang digunakan sebagai acuan pada desain studio akhir. Konsep ini disusun dari hasil analisis penulis dari tinjauan pustaka

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Saat ini perkembangan teknologi di dunia mengalami kemajuan yang begitu pesat. Dari perkembangan teknologi yang sangat pesat ini telah memberikan perubahan yang luar

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PERANCANGAN. data dari sumber literatur hingga survey langsung obyek-obyek komparasi untuk

BAB 3 METODE PERANCANGAN. data dari sumber literatur hingga survey langsung obyek-obyek komparasi untuk BAB 3 METODE PERANCANGAN Secara garis besar, metode perancangan ini menggunakan analisis secara kualitatif yang didasarkan pada logika dan argumentasi yang bersifat ilmiah dan rasional. Analisis kualitatif

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PERANCANGAN. Metode perancangan yang digunakan dalam perancangan Convention and

BAB 3 METODE PERANCANGAN. Metode perancangan yang digunakan dalam perancangan Convention and BAB 3 METODE PERANCANGAN Metode perancangan yang digunakan dalam perancangan Convention and Exhibition Center di Kota Batu ini menggunakan penelitian dengan metode analisis dan sintesis. Metode tersebut

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA PERENCANAAN

BAB IV ANALISA PERENCANAAN BAB IV ANALISA PERENCANAAN 4.1. Analisa Non Fisik Adalah kegiatan yang mewadahi pelaku pengguna dengan tujuan dan kegiatannya sehingga menghasilkan besaran ruang yang dibutuhkan untuk mewadahi kegiatannya.

Lebih terperinci

GALERI FOTOGRAFI TERPADU DI SEMARANG

GALERI FOTOGRAFI TERPADU DI SEMARANG GALERI FOTOGRAFI TERPADU DI SEMARANG Oleh : Dandy Armando P, Dhanoe Iswanto, Djoko Indrosaptono Perkembangan fotografi di Indonesia saat ini mengalami pertumbuhan yang baik dari segi industri maupun komunitasnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Bandung merupakan kota yang sering dijuluki dengan kota paris van java karena banyaknya bangunan-bangunan heritage seperti kota paris dan pertunjukan kesenian atau

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS. tapak, keadaan lingkungan pada tapak, batas-batas tapak, dan potensi yang ada

BAB IV ANALISIS. tapak, keadaan lingkungan pada tapak, batas-batas tapak, dan potensi yang ada BAB IV ANALISIS 4.1 Data Eksisting Tapak Data eksisting tapak bertujuan untuk mengetahui keadaan kondisi fisik tapak, keadaan lingkungan pada tapak, batas-batas tapak, dan potensi yang ada pada tapak.

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PERANCANGAN

BAB 3 METODOLOGI PERANCANGAN BAB 3 METODOLOGI PERANCANGAN Kerangka kajian yang digunakan dalam proses perancangan Hotel Resort Batu ini secara umum, diuraikan dalam beberapa tahap antara lain: 3.1 Pencarian Ide/Gagasan Tahapan kajian

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS 4.1 Analisis Kegiatan Kegiatan Utama

BAB IV ANALISIS 4.1 Analisis Kegiatan Kegiatan Utama BAB IV ANALISIS 4. Analisis Kegiatan 4.. Kegiatan Utama Kegiatan ini antara lain berupa penyelenggaraan pameran, penerangan dan peragaan. a. Jenis pameran museum ini dapat dibagi: ) Berdasarkan gerak,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Galeri merupakan sebuah bangunan yang memiliki fungsi mirip dengan museum dan memiliki kegiatan utama yang sama yaitu kegiatan pameran. Galeri memiliki fungsi

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS PERANCANGAN. rancangan (alternative design). Analisis perancangan dapat dijelaskan secara

BAB IV ANALISIS PERANCANGAN. rancangan (alternative design). Analisis perancangan dapat dijelaskan secara BAB IV ANALISIS PERANCANGAN Analisis perancangan ini membahas berbagai macam gambaran ide rancangan (alternative design). Analisis perancangan dapat dijelaskan secara terperinci dan bertahap. Analisis

Lebih terperinci

BAB III: DATA DAN ANALISA

BAB III: DATA DAN ANALISA BAB III: DATA DAN ANALISA 3.1. Data Fisik 3.1.1 Lokasi Site Gambar 6 Lokasi Site Makro Gambar 7 Lokasi Site Berdampingan Dengan Candi Prambanan Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana 26 Lokasi

Lebih terperinci

BAB III: DATA DAN ANALISA

BAB III: DATA DAN ANALISA BAB III: DATA DAN ANALISA 3.1. Data Fisik dan Non Fisik 3.1.1. Data Fisik Jakarta Timur 3.1.1.1. Letak Geografis Kotamadya Jakarta Timur Kotamadya Jakarta Timur merupakan salah satu Kotamadya yang berada

Lebih terperinci

BAB III METODE PERANCANGAN

BAB III METODE PERANCANGAN BAB III METODE PERANCANGAN 3.1 IdePerancangan Ide perancangan muncul karena melihat potensi kebudayaan di Madura yang memiliki tempat yang kurang layak untuk menjaga dan melestarikan kebudayaan tersebut.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Auditorium Universitas Diponegoro 2016

BAB 1 PENDAHULUAN. Auditorium Universitas Diponegoro 2016 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Universitas Diponegoro merupakan salah satu Universitas terkemuka di Indonesia serta termasuk ke dalam lima besar Universitas terbaik seindonesia, terletak di provinsi

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Analisa Makro Lokasi Gedung : Bridging Campus Binus University Gambar 3.1 Lokasi Bridging Campus Sumber : google images Alamat : Jl. Alam Sutera Boulevard No. 1, Alam Sutera

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS PERANCANGAN. permasalahan yang ada di site sehingga ditemukan alternatif tanggapan yang

BAB IV ANALISIS PERANCANGAN. permasalahan yang ada di site sehingga ditemukan alternatif tanggapan yang BAB IV ANALISIS PERANCANGAN Analisis perancangan merupakan kajian terhadap kondisi eksisting site dan kemungkinan-kemungkinan desain yang berupa tanggapan perancangan terhadap permasalahan yang ada di

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Universitas merupakan tempat pendidikan tinggi pada perguruan tinggi setelah masa sekolah menengah atas telah diselesaikan. Pendidikan menjadi kebutuhan pokok dalam

Lebih terperinci

BAB III METODE PERANCANGAN

BAB III METODE PERANCANGAN BAB III METODE PERANCANGAN Metode perancangan yang digunakan dalam perancangan Youth Islamic Center ini menggunakan berbagai penelitian dan juga pengumpulan data dari kawasan setempat. Metode tersebut

Lebih terperinci

BAB III METODE PERANCANGAN

BAB III METODE PERANCANGAN BAB III METODE PERANCANGAN 3.1 Metode perancangan Metode merupakan sebuah strategi atau cara yang dapat mempermudah dalam mencapai tujuan yang diinginkan, sehingga dalam proses perancangan membutuhkan

Lebih terperinci

BAB III: DATA DAN ANALISA

BAB III: DATA DAN ANALISA BAB III: DATA DAN ANALISA 3.1. Data Fisik dan Non Fisik Sumber : KAK Sayembara Arsitektur Museum Batik Indonesia Gambar 40 Lokasi Museum Batik Indonesia 1. Data Tapak - Lokasi : Kawasan Taman Mini Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN.

BAB I PENDAHULUAN. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dewasa ini tingkat pertumbuhan penduduk di kota Jakarta meningkat pesat karena kota Jakarta sebagai pusat pergerakan ekonomi di Indonesia. Banyak masyarakat yang tertarik

Lebih terperinci

BAB III METODE PERANCANGAN. dalam mengembangkan ide sebuah rancangan. Langkah-langkah ini meliputi

BAB III METODE PERANCANGAN. dalam mengembangkan ide sebuah rancangan. Langkah-langkah ini meliputi BAB III METODE PERANCANGAN 3.1 Metode Umum Dalam melakukan perancangan membutuhkan metode untuk mempermudah dalam mengembangkan ide sebuah rancangan. Langkah-langkah ini meliputi survey obyek komparasi,

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS PERANCANGAN. Analisis fungsi digunakan untuk mengetahui fungsi-fungsi apa saja yang akan

BAB IV ANALISIS PERANCANGAN. Analisis fungsi digunakan untuk mengetahui fungsi-fungsi apa saja yang akan BAB IV ANALISIS PERANCANGAN 4.1Analisis Analisis fungsi digunakan untuk mengetahui fungsi-fungsi apa saja yang akan diwadahi pada obyek Pusat Pengembangan Seni Karawitan agar diketahui segala kebutuhannya.

Lebih terperinci

BAB VI HASIL RANCANGAN

BAB VI HASIL RANCANGAN BAB VI HASIL RANCANGAN 6.1 Dasar Perancangan Pusat Pengembangan Seni Karawitan ini merupakan sebuah sarana edukasi yang mewadahi fungsi utama pengembangan berupa pendidikan dan pelatihan seni karawitan

Lebih terperinci

menjadi konsep dasar didalam penataan ruang dan juga mengenai analisis akhirnya mendapatkan konsep perencanaan bangunan Batam Music Center.

menjadi konsep dasar didalam penataan ruang dan juga mengenai analisis akhirnya mendapatkan konsep perencanaan bangunan Batam Music Center. BAB III ANALISIS Pada bab ini berisi tentang analisa mengenai ekspresi music yang menjadi konsep dasar didalam penataan ruang dan juga mengenai analisis lokasi bangunan ini. Sehingga mendapatkan syarat-syarat

Lebih terperinci

STUDIO TUGAS AKHIR DOSEN PEMBIMBING : Dr. ANDI HARAPAN S., S.T., M.T. BAB I PENDAHULUAN

STUDIO TUGAS AKHIR DOSEN PEMBIMBING : Dr. ANDI HARAPAN S., S.T., M.T. BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Jawa Barat merupakan provinsi yang sangat potensial dari segi sumber daya alam, sumber daya manusia, hingga keseniannya. Kesenian Jawa Barat sangat beraneka ragam,

Lebih terperinci

BAB III METODE PERANCANGAN

BAB III METODE PERANCANGAN BAB III METODE PERANCANGAN 3.1 Ide Rancangan Ide rancangan Terminal Penumpang Pelabuhan di Paciran Lamongan ini merupakan fasilitas penyedia jasa layanan publik yang mampu menampung kegiatan berkumpulnya

Lebih terperinci

BAB V PENDEKATAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR

BAB V PENDEKATAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR BAB V PENDEKATAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR 5.1. Pendekatan Aspek Fungsional 5.1.1. Pendekatan Fasilitas Pusat Seni Budaya Rakyat Borobudur ini akan menyediakan fasilitas sebagai berikut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Galeri Nasional Indonesia (GNI) merupakan salah satu lembaga kebudayaan berupa museum khusus dan pusat kegiatan seni rupa, sebagai salah satu Unit Pelaksana Teknis

Lebih terperinci

Dimensi Ruang Minimum* 1. R. Duduk dan makan. Pengguna Ruang. Penghuni apartemen

Dimensi Ruang Minimum* 1. R. Duduk dan makan. Pengguna Ruang. Penghuni apartemen Program Apartemen Unit hunian tipe studio (1-2 orang) Standar * 1. R. Duduk dan makan Interaksi sosial, menerima tamu, makan Sofa/kursi, coffee table, TV, meja dan kursi makan 7 m 2 Julius Panero, Manusia

Lebih terperinci

SEKOLAH TINGGI SENI TEATER JAKARTA

SEKOLAH TINGGI SENI TEATER JAKARTA BAB V KONSEP 5.1 KONSEP DASAR PERANCANGAN Dalam konsep perancangan Sekolah Tinggi Seni Teater ini, yang digunakan sebagai konsep dasar adalah INTERAKSI. Interaksi dapat diartikan sebuah bangunan yang dirancang

Lebih terperinci

GALERI FOTOGRAFI DI SEMARANG PENEKANAN DESAIN ARSITEKTUR HIGH TECH

GALERI FOTOGRAFI DI SEMARANG PENEKANAN DESAIN ARSITEKTUR HIGH TECH LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR GALERI FOTOGRAFI DI SEMARANG PENEKANAN DESAIN ARSITEKTUR HIGH TECH Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Teknik

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN 38 BAB V KONSEP PERANCANGAN Konsep dasar perancangan kampus sekolah seni rupa dan desain Indonesia yaitu keselarasan dengan lingkungan sekitar dimana berada dalam kawasan kampus Telkom. 5.1 Konsep Rencana

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM PROYEK

BAB II TINJAUAN UMUM PROYEK BAB II TINJAUAN UMUM PROYEK II.1 Tinjauan Umum Proyek II.1.1 Tinjauan Proyek Judul : Pusat Pendidikan Budaya Betawi Tema : Arsitektur Betawi Lokasi : Jalan Bulungan Raya, Jakarta Selatan Luas Lahan : ±

Lebih terperinci

BAB III METODE PERANCANGAN. Metode yang digunakan dalam perancangan Sentral Wisata Kerajinan

BAB III METODE PERANCANGAN. Metode yang digunakan dalam perancangan Sentral Wisata Kerajinan BAB III METODE PERANCANGAN 3.1 Ide Dasar Penelitian Metode yang digunakan dalam perancangan Sentral Wisata Kerajinan Rakyat adalah dengan menjelaskan secara deskriptif mengenai obyek rancangan dan juga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang perlu dipelajari, baik secara formal maupun nonformal/otodidak), benda angkasa. Penemuan lain, ilmu informasi dan komunikasi,

BAB I PENDAHULUAN. yang perlu dipelajari, baik secara formal maupun nonformal/otodidak), benda angkasa. Penemuan lain, ilmu informasi dan komunikasi, BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Fotografi merupakan teknologi dan bidang ilmu yang sedang berkembang. Keberadaan ilmu fotografi untuk mensupport bidang ilmu yang membutuhkan prinsip fotografi maupun

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Ide Dasar Perancangan Pada perancangan Pusat Rehabilitasi Anak bermasalah hukum memiliki beberapa ide dan konsep awal yang muncul dari ide perancangan. Secara ide perancangan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN PENGEMBANGAN FISIK BANGUNAN TPI JUWANA 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN PENGEMBANGAN FISIK BANGUNAN TPI JUWANA 1.1. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG TPI (Tempat Pelelangan Ikan) merupakan suatu tempat yang mewadahi aktivitas nelayan melakukan lelang (transaksi jual beli) ikan hasil tangkapan dari laut kepada para

Lebih terperinci

3.6. Analisa Program Kegiatan Sifat Kegiatan Konsep Rancangan Konsep Perancangan Tapak Konsep Tata Ruang 75

3.6. Analisa Program Kegiatan Sifat Kegiatan Konsep Rancangan Konsep Perancangan Tapak Konsep Tata Ruang 75 2.1.4. Persyaratan Museum 12 2.1.5. Standar Fasilitas Museum Internasional 13 2.1.6. Kajian Teoritis 15 2.1.7. Literatur Museum 26 2.2. Potensi Museum Sonobudoyo Terkait Pariwisata di Yogyakarta 27 2.3.

Lebih terperinci

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN BAB 5 KONSEP PERANCANGAN V.1 KONSEP DASAR PERANCANGAN Konsep dasar ini tidak digunakan untuk masing-masing ruang, tetapi hanya pada ruang-ruang tertentu. 1. Memperkenalkan identitas suatu tempat Karena

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PERANCANGAN. Dalam kajian perancangan ini berisi tentang penjelasan dari proses atau

BAB 3 METODOLOGI PERANCANGAN. Dalam kajian perancangan ini berisi tentang penjelasan dari proses atau BAB 3 METODOLOGI PERANCANGAN 3.1. Metode Umum Dalam kajian perancangan ini berisi tentang penjelasan dari proses atau tahapan-tahapan dalam merancang, yang disertai dengan teori-teori dan data-data yang

Lebih terperinci

Sekolah Fotografi di Denpasar

Sekolah Fotografi di Denpasar LANDASAN KONSEPTUAL TUGAS AKHIR Sebagai Salah Satu Syarat untuk Menyelesaikan Pendidikan Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Udayana Sekolah Fotografi di Denpasar MAHASISWA : Trihono Ari Prabowo

Lebih terperinci

BAB III METODE PERANCANGAN. perancang dalam mengembangkan ide rancangan. Metode yang digunakan dalam

BAB III METODE PERANCANGAN. perancang dalam mengembangkan ide rancangan. Metode yang digunakan dalam BAB III METODE PERANCANGAN Suatu proses perancangan membutuhkan suatu metode yang memudahkan bagi perancang dalam mengembangkan ide rancangan. Metode yang digunakan dalam Perancangan Pusat Dokumentasi

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS PERANCANGAN. 4.1 Analisis Obyek Rancangan Terhadap Kondisi Eksisting

BAB IV ANALISIS PERANCANGAN. 4.1 Analisis Obyek Rancangan Terhadap Kondisi Eksisting BAB IV ANALISIS PERANCANGAN 4.1 Analisis Obyek Rancangan Terhadap Kondisi Eksisting Terdapat beberapa hal yang benar-benar harus diperhatikan dalam analisis obyek perancangan terhadap kondisi eksisting

Lebih terperinci

AUDITORIUM UNIVERSITAS DIPONEGORO DI TEMBALANG Dengan Penekanan Desain Arsitektur High-Tech

AUDITORIUM UNIVERSITAS DIPONEGORO DI TEMBALANG Dengan Penekanan Desain Arsitektur High-Tech LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR AUDITORIUM UNIVERSITAS DIPONEGORO DI TEMBALANG Dengan Penekanan Desain Arsitektur High-Tech Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh

Lebih terperinci

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Simpulan Terdapat beberapa faktor yang harus dianalisis dalam perencanaan sebuah bangunan, yaitu analisis lingkungan, manusia, dan bangunan itu sendiri. Perancangan bangunan

Lebih terperinci

BAB VI PENERAPAN KONSEP PADA RANCANGAN. memproduksi, memamerkan dan mengadakan kegiatan atau pelayanan yang

BAB VI PENERAPAN KONSEP PADA RANCANGAN. memproduksi, memamerkan dan mengadakan kegiatan atau pelayanan yang BAB VI PENERAPAN KONSEP PADA RANCANGAN 6.1 Dasar Perancangan Kabupaten Pamekasan paling berpotensi untuk membangun sentra batik di Madura. Sentra batik di pamekasan ini merupakan kawasan yang berfungsi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pusat Komunitas Fotografi di Denpasar

BAB I PENDAHULUAN. Pusat Komunitas Fotografi di Denpasar BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini perkembangan pecinta fotografi di Indonesia mengalami kemajuan yang sangat signifikan karena perkembangan fotografi mengalami banyak perubahan fungsi. Awalnya

Lebih terperinci

BAB V ANALISA KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN SOLO MOVIES AREA

BAB V ANALISA KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN SOLO MOVIES AREA BAB V ANALISA KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN SOLO MOVIES AREA 5.1 Analisa Pola Tujuan : memperoleh gambaran tentang alur sirkulasi kegiatan dari pelaku kegiatan. Pembahasan : kegiatan masing- masing

Lebih terperinci

PUSAT STUDI BAHASA DAN BUDAYA JEPANG

PUSAT STUDI BAHASA DAN BUDAYA JEPANG PUSAT STUDI BAHASA DAN BUDAYA JEPANG TEMA WABI-SABI LAPORAN PERANCANGAN STUDIO AR 40Z0 TUGAS AKHIR SEMESTER I 2007/2008 oleh: Yunita Dwi Adisaputri 152 02 077 PROGRAM STUDI ARSITEKTUR SEKOLAH ARSITEKTUR,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kegiatan perekonomian dan pembangunan di Indonesia yang didukung kegiatan di sektor industri sebagian besar terkonsentrasi di daerah perkotaan yang struktur dan infrastrukturnya

Lebih terperinci

1.4 Metodologi Penelitian

1.4 Metodologi Penelitian 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perancangan Interior Seni dan desain (art and design) dipandang sebagai dua elemen menyatu yang tidak terpisahkan. Tiap perkembangan seni selalu diikuti oleh visualisasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. JUDUL Judul Studio Tugas Akhir yang di ambil adalah Bandung Photography Center

BAB I PENDAHULUAN 1.1. JUDUL Judul Studio Tugas Akhir yang di ambil adalah Bandung Photography Center BAB I PENDAHULUAN 1.1. JUDUL Judul Studio Tugas Akhir yang di ambil adalah Bandung Photography Center 1.2. LATAR BELAKANG Di Indonesia, perkembangan fotografi tampak dengan semakin banyaknya jumlah penggemar

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN. umat manusia tanpa termakan oleh waktu. Bentuk tertulis ini membutuhkan sebuah media,

BAB I. PENDAHULUAN. umat manusia tanpa termakan oleh waktu. Bentuk tertulis ini membutuhkan sebuah media, BAB I. PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Buku pada mulanya berawal dari keinginan manusia untuk mengimplementasikan ucapan kata kata kedalam bentuk tertulis supaya dapat diketahui secara luas oleh seluruh

Lebih terperinci

BAB III METODE PERANCANGAN

BAB III METODE PERANCANGAN BAB III METODE PERANCANGAN 3.1. Metode Perancangan Sebuah proses perancangan dibutuhkan sebuah metode untuk memudahkan perancang dalam mengembangkan ide rancangan. Metode deskriptif analisis adalah salah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Pemerintah terus berupaya memenuhi hak setiap warga negara dalam memperoleh layanan pendidikan untuk meningkatkan kualitas hidup bangsa Indonesia. Sejalan dengan itu,

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN 112 5.1 Konsep Kawasan BAB V KONSEP PERANCANGAN Gambar 5.1: Kondisi eksisting kawasan Sumber: Google erth, 2011 Keterangan: 1: Landasan penerbangan dan pendaratan pesawat di masa mendatang 2: Tapak 3:

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN OBJEK GEDUNG KESENIAN GDE MANIK SINGARAJA

BAB II TINJAUAN OBJEK GEDUNG KESENIAN GDE MANIK SINGARAJA BAB II TINJAUAN OBJEK GEDUNG KESENIAN GDE MANIK SINGARAJA Pada bab ini akan dilakukan evaluasi mengenai Gedung Kesenian Gde Manik (GKGM) dari aspek kondisi fisik, non-fisik, dan spesifikasi khusus GKGM

Lebih terperinci

BAB III METODE PERANCANGAN. permasalahan terkait dengan objek rancangan. Setelah itu akan dirangkum dalam

BAB III METODE PERANCANGAN. permasalahan terkait dengan objek rancangan. Setelah itu akan dirangkum dalam BAB III METODE PERANCANGAN 3.1 Metode Perancangan Bagian terpenting dalam merumuskan tahap-tahap metode yang terdiri dari rangkaian studi arsitektur, yang dilakukan secara runtut dan sistematis dimulai

Lebih terperinci

BAB II Manusia, Aktifitas dan Ruang

BAB II Manusia, Aktifitas dan Ruang BAB II Manusia, Aktifitas dan Ruang Setelah mendapatkan data dan menganalisisnya, hal yang kami lakukan selanjutnya adalah merancang program ruang. hal yang pertama yang kami lakukan adalah mengidentifikasi

Lebih terperinci

TAHAP-TAHAP PROSES PERENCANAAN DESAIN INTERIOR I. Eko Sri Haryanto, S.Sn, HDII

TAHAP-TAHAP PROSES PERENCANAAN DESAIN INTERIOR I. Eko Sri Haryanto, S.Sn, HDII TAHAP-TAHAP PROSES PERENCANAAN DESAIN INTERIOR I Eko Sri Haryanto, S.Sn, HDII Alur Pemikiran Desain (1) TRIANGGULASI DATA DATA LAP OBYEK LATAR BELAKANG RUMUSAN MASALAH & BATASAN MASALAH TUJUAN & SASARAN

Lebih terperinci

Hotel Resor dan Wisata Budidaya Trumbu Karang di Pantai Pasir Putih Situbondo

Hotel Resor dan Wisata Budidaya Trumbu Karang di Pantai Pasir Putih Situbondo JURNAL edimensi ARISTEKTUR Vol. 1, No. 1 (2012) 1-6 1 Hotel Resor dan Wisata Budidaya Trumbu Karang di Pantai Pasir Putih Situbondo Penulis: Yusak Budianto, dan Dosen Pembimbing: Ir. Irwan Santoso, M.T.

Lebih terperinci

BAB VI HASIL PERANCANGAN. 3. Pembangunan sebagai proses 2. Memanfaatkan pengalaman

BAB VI HASIL PERANCANGAN. 3. Pembangunan sebagai proses 2. Memanfaatkan pengalaman BAB VI HASIL PERANCANGAN 1.1 Dasar Perancangan Hasil perancangan Eduwisata Kakao di Glenmore Banyuwangi mempunyai dasar tema Arsitektur Ekologis dengan mengacu pada ayat Al-quran. Tema Arsitektur Ekologis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Service), serta media alam sebagai media pembelajaran dan tempat. school melalui penyediaan fasilitas yang mengacu pada aktivitas

BAB I PENDAHULUAN. Service), serta media alam sebagai media pembelajaran dan tempat. school melalui penyediaan fasilitas yang mengacu pada aktivitas 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Berdirinya Boarding School bertujuan untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas pendidikan dan menanamkan nilai-nilai tertentu yang tidak didapatkan pada sekolah-sekolah

Lebih terperinci

BAB III : DATA DAN ANALISA

BAB III : DATA DAN ANALISA BAB III : DATA DAN ANALISA 3.1. Data Fisik dan Non Fisik Gambar 29. Lokasi Tapak 1. Data Teknis Lokasi : Area Masjid UMB, JL. Meruya Selatan Luas lahan : 5.803 m 2 Koefisien Dasar Bangunan : 60 % x 5.803

Lebih terperinci

adanya perbedaan temperatur.

adanya perbedaan temperatur. Visi 2 : Penggunaan unsur air bisa menjadi penarik angin karena adanya perbedaan temperatur. GAMBAR 30 : SUMBU / AKSIS ALIRAN ANGIN DAN UNSUR AIR Kebisingan Area tapak yang paling tinggi tingkat kebisingannya

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN. kemudian memunculkan ide dasar dalam perancangan sekolah alam Junrejo batu, lebih ide dasar konse dari perancangan akan

BAB V KONSEP PERANCANGAN. kemudian memunculkan ide dasar dalam perancangan sekolah alam Junrejo batu, lebih ide dasar konse dari perancangan akan BAB V KONSEP PERANCANGAN 5.1. Konsep perancangan Konsep perancangan pada bembahasan bab ini diperoleh dari analisis tapak, analisis ruang, bentuk, utilitas dan struktur yang kemudian memunculkan ide dasar

Lebih terperinci

BAB VI HASIL RANCANGAN. Perancangan Pusat Seni Tradisi Sunda di Ciamis Jawa Barat menggunakan

BAB VI HASIL RANCANGAN. Perancangan Pusat Seni Tradisi Sunda di Ciamis Jawa Barat menggunakan BAB VI HASIL RANCANGAN 6.1 Dasar Rancangan Perancangan Pusat Seni Tradisi Sunda di Ciamis Jawa Barat menggunakan tema reinterpreting yaitu menginterpretasikan ulang terhadap nilai-nilai yang terdapat dalam

Lebih terperinci

MATRIKS HUBUNGAN RUANG

MATRIKS HUBUNGAN RUANG LOBBY HALL COUNTER/RECEPTION AREA PAMERAN TOKO ACCESSORIES FOTO STAND FOTOGRAFI 1 STAND FOTOGRAFI 2 STAND FOTOGRAFI 3 STAND FOTOGRAFI 4 FOTOGRAFI UNDERWATER KELAS FOTOGRAFI FOOD COURT TOILET MUSHOLAH RUANG

Lebih terperinci

BAB VI HASIL RANCANGAN. dalam perancangan yaitu dengan menggunakan konsep perancangan yang mengacu

BAB VI HASIL RANCANGAN. dalam perancangan yaitu dengan menggunakan konsep perancangan yang mengacu 153 BAB VI HASIL RANCANGAN 6.1 Dasar Rancangan Di dalam perancangan Sekolah Seni Pertunjukan Tradisi Bugis terdapat beberapa input yang dijadikan dalam acuan perancangan. Aplikasi yang diterapkan dalam

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS PERANCANGAN

BAB IV ANALISIS PERANCANGAN BAB IV ANALISIS PERANCANGAN Analisis perancangan ini menjelaskan mengenai alternatif-alternatif sesuai keadaan site yang dimulai dari analisis fungsi, analisis pengguna dan aktivitas pengguna, kebutuhan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA Analisa Fungsi, aktivitas, pengguna dan ruang Analisa Fungsi

BAB IV ANALISA Analisa Fungsi, aktivitas, pengguna dan ruang Analisa Fungsi 110 BAB IV ANALISA 4.1. Analisa Fungsi, aktivitas, pengguna dan ruang 4.1.1. Analisa Fungsi Ada 3 Fungsi Balai Pengobatan Kanker Terpadu di Kota Malang, yakni fungsi Primer, sekunder dan penunjang. Tabel

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS. Diagram 6 : skema hubungan fasilitas

BAB IV ANALISIS. Diagram 6 : skema hubungan fasilitas BAB IV ANALISIS IV.1 Analisis Bangunan IV.1.1 Organisasi Ruang Berdasarkan hasil studi banding, wawancara, dan studi persyaratan ruang dan karakteristik kegiatan di dalamnya, hubungan fasilitas dapat dilihat

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS PERANCANGAN. Fungsi-fungsi yang akan diwadahi dalam perancangan balai penelitian dan

BAB IV ANALISIS PERANCANGAN. Fungsi-fungsi yang akan diwadahi dalam perancangan balai penelitian dan BAB IV ANALISIS PERANCANGAN 4.1 Analisis Fungsi Fungsi-fungsi yang akan diwadahi dalam perancangan balai penelitian dan pengembangan hortikultura dikelompokkan berdasarkan jenis aktifitas dan kebutuhan

Lebih terperinci

Asrama Mahasiswa UNDIP Mohammad Iqbal Hilmi L2B09060

Asrama Mahasiswa UNDIP Mohammad Iqbal Hilmi L2B09060 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Universitas Diponegoro atau yang biasa kita sebut UNDIP merupakan salah satu universitas ternama di Jawa Tengah yang berada di Kota Semarang. Berdiri sejak tahun 1956

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS. prioritaskan untuk anak-anak. Dari ketentuan-ketentuan perancangan museum ada

BAB IV ANALISIS. prioritaskan untuk anak-anak. Dari ketentuan-ketentuan perancangan museum ada BAB IV ANALISIS 4.1 ANALISIS TAPAK 4.1.1 LATAR BELAKANG PEMILIHAN TAPAK Perancangan Museum untuk Anak ini merupakan museum yang di prioritaskan untuk. Dari ketentuan-ketentuan perancangan museum ada ketentuan

Lebih terperinci

LEMBAR PENGESAHAN LP3A. Landasan Program Perencanaan dan Perancangan Arsitektur. Judul : GALERI SENI RUPA KONTEMPORER DI SEMARANG.

LEMBAR PENGESAHAN LP3A. Landasan Program Perencanaan dan Perancangan Arsitektur. Judul : GALERI SENI RUPA KONTEMPORER DI SEMARANG. LEMBAR PENGESAHAN LP3A Landasan Program Perencanaan dan Perancangan Arsitektur Judul : GALERI SENI RUPA KONTEMPORER DI SEMARANG Disusun Oleh : ARTA OKTA LISIANI L2B008100 Mengesahkan : Dosen Pembimbing

Lebih terperinci

GEDUNG PAMERAN SENI RUPA

GEDUNG PAMERAN SENI RUPA LANDASAN KONSEPTUAL PERENCANAAN DAN PERANCANGAN GEDUNG PAMERAN SENI RUPA DI YOGYAKARTA TUGAS AKHIR SARJANA STRATA 1 UNTUK MEMENUHI SEBAGIAN PERSYARATAN YUDISIUM UNTUK MENCAPAI DERAJAT SARJANA TEKNIK (S-1)

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA PERANCANGAN. tempat pendidikan pembuatan dan produksi film yang harus mempunyai studio

BAB IV ANALISA PERANCANGAN. tempat pendidikan pembuatan dan produksi film yang harus mempunyai studio BAB IV ANALISA PERANCANGAN 4.1. Analisis Tapak 4.1.1 Latar Belakang Pemilihan Tapak Perancangan sekolah film di Malang, yang nantinya direncanakan menjadi tempat pendidikan pembuatan dan produksi film

Lebih terperinci