BAB I PENDAHULUAN. teknologi, telah berdampak kepada munculnya bidang-bidang baru dalam dunia
|
|
- Veronika Pranata
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Era globalisasi yang ditandai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, telah berdampak kepada munculnya bidang-bidang baru dalam dunia pekerjaan. Bidang pekerjaan semakin spesifikasi, sehingga dirasakan semakin banyak yang mempersyaratkan kemampuan yang lebih tinggi dan terampil. sementara itu persaingan untuk memasuki dunia kerja semakin ketat dan kompetitif. Apabila seseorang tidak mempersiapkan diri secara baik dan maksimal maka akan tersisih dalam persaingan didunia pekerjaan dan akhirnya menjadi pengangguran. Masa remaja adalah masa yang menentukan dalam perkembangan seseorang, baik perkembangan psikologis ataupun biologis. Pada masa remaja terbentuk pola tingkah laku dan aktivitas yang berhubungan dengan kelanjutan hidupnya, hal ini terlihat dari salah satu tugas perkembangan remaja yaitu memilih dan mempersiapkan diri untuk menjalankan suatu pekerjaan (Sukadji, 2000). Salah satunya adalah dalam memilih jurusan/program pendidikan lanjutan. Apabila remaja memilih jurusan pendidikan sesuai dengan minat, kemampuan dan kepribadian, maka remaja tersebut dapat dikatakan memiliki perencanaan karir. Agar individu dapat memperoleh jabatan atau pekerjaan yang memuaskan dan sesuai dengan kemampuan bakat dan minatnya, maka diperlukan perencanaan 1
2 karir secara matang. Salah satu tugas sekolah adalah upaya membantu siswa dalam merencanakan pendidikan dalam hal ini sekolah lanjutan dan pemilihan jabatan atau pekerjaan dimasa mendatang secara tepat. Meskipun demikian, kemajuan pendidikan tidak cukup untuk mengurangi pengangguran apabila individu dalam pemilihan sekolah lanjutan atau jenis pekerjaan yang mereka ambil salah atau tidak sesuai dengan kebutuhan. Peran guru khususnya guru BK atau konselor memberikan layanan BK untuk membantu siswa dalam mengoptimalkan perkembangan individual termasuk dukungan dalam perencanaan karir siswa (Wibowo, 2011). Perencanaan karir bagi seseorang merupakan sarana untuk menyadari akan peluang atau kesempatan dalam memilih sekolah lanjutan ataupun pekerjaan, sehingga seseorang mampu untuk mengidentifikasi tujuan karir yang dipilih dan untuk diraihnya. Menurut Wibowo (2011) dalam memilih pekerjaan serta merenacanakan karir tidak cukup hanya saran atau nasehat yang baik bagi siswa, sebab mereka juga memiliki keterbatasan dalam merencanakan karirnya, seperti: (a) gagasan yang ditanamkan oleh keluarga dan masyarakat akan apa yang dianggap sebagai pilihan dan pekerjaan yang tepat, (b) kenyataan ekonomi yang kurang sehingga dapat menghambat mereka dalam mengikuti pendidikan yang mereka pilih, (c) kurangnya fasilitas pendidikan, (d) bakat, (e) minat. Selain itu karir juga sangat berkaitan dengan kepribadian seseorang. Individu tentunya menginginkan karir yang sesuai dengan karakternya. Jika individu merupakan tipe orang yang aktif, mungkin ia mengharapkan pekerjaan yang berhubungan dengan orang banyak. Begitu juga sebaliknya, jika ia adalah orang yang pemalu, mungkin 2
3 akan tidak nyaman jika harus berhubungan dengan banyak orang. Intinya, kepribadian pun dapat mempengaruhi pemilihan karir. Hal ini sesuai dengan yang diungkap oleh Dahlan (2010) mengungkapkan bahwa, semakin terdapat kecocokan antara diri dan tuntutan tugas, jabatan atau pekerjaan yang dilakukan, semakin dekat kecenderungan seseorang akan berhasil dan menemukan kepuasan dalam tugasnya. Dengan perencanaan karir yang matang maka siswa diharapkan bisa mendorong dirinya untuk terus belajar dan berusaha mengembangkan berbagai potensi yang dimiliki seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi agar siswa mampu mencapai hasil yang ingin dicapainya. Dalam hal ini motivasi sangat berperan penting dalam proses belajar yaitu dapat memberikan gairah, semangat dan rasa senang dalam belajar sehingga siswa yang memiliki motivasi tinggi akan mempunyai energi yang banyak untuk melaksanakan kegiatan belajar. Namun, tidak semua siswa memiliki motivasi yang tinggi, ada pula siswa yang tingkat motivasinya rendah sehingga mereka kurang semangat dalam belajar. Motivasi sebagai penggerak dalam diri seseorang atau kondisi psikologis yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu demi tercapainya suatu tujuan. Motivasi mempunyai peranan yang strategis dalam aktivitas belajar siswa. Tidak ada seorang pun yang belajar tanpa motivasi. Tidak ada motivasi berarti tidak ada kegiatan belajar. Agar peranan motivasi lebih optimal, maka prinsipprinsip motivasi dalam belajar tidak hanya sekedar diketahui, tetapi harus diterapkan dalam aktivitas belajar mengajar atau dalam kehidupan sehari-hari. 3
4 Sekolah diharapkan dapat mengembangkan dan memotivasi seluruh siswanya untuk terus belajar agar dapat berpikir dan memecahkan persoalanpersoalan sendiri secara teratur, sistematis serta kritis. Maka dari itu peranan sekolah sangatlah penting dalam menunjang serta membantu siswa untuk mengetahui segala persiapan, pengetahuan, informasi dan bimbingan yang berkaitan dengan kegiatan belajar maupun perencanaan karir siswa yang sesuai dengan cita-cita yang ingin dicapai. Pada kenyataannya, banyak siswa yang memilih sekolah lanjutan atau karir yang mereka ingin capai tanpa mempertimbangkan kemampuan, minat dan bakat. Mereka cenderung mengikuti pilihan orang tua atau teman dengan dasar popularitas pekerjaan. Masalah dalam perencanaan dan pemilihan karir merupakan salah satu tugas perkembangan yang penting bagi remaja dan dapat mempengaruhi keseluruhan masa depan seseorang, termasuk dalam hal memilih sekolah lanjutan atau jurusan pendidikan yang tepat. Siswa diharapkan dapat memilih dan merencanakan karir sesuai dengan minat, harapan, cita-cita, dan kemampuannya. Siswa yang terlibat memilih suatu sekolah lanjutan atau jurusan pendidikan dengan mempertimbangkan kemampuan, minat dan bakatnya cenderung dapat memilih jurusan pendidikan atau sekolah lanjutan yang tepat. Pemilihan pendidikan yang sesuai dengan kemampuan, minat dan bakat siswa dapat mengakibatkan siswa termotivasi dalam belajar. Namun sebaliknya, apabila siswa yang memilih suatu jurusan pendidikan tanpa mempertimbangkan kemampuan, minat dan bakatnya. Misalnya cenderung mengikuti pilihan orang tua, teman, dengan dasar populariras pekerjaan atau identifikasi dengan orang tua. Kesalahan 4
5 pemilihan pendidikan dapat mengakibatkan kerugian waktu, financial dan kegagalan dalam belajarpun dapat terjadi, ini dikarenakan mereka tidak termotivasi untuk belajar. Motivasi belajar sangat diperlukan agar kegagalan dalam belajar tidak terjadi, dan kemampuan siswa dapat dikembangkan secara optimal. Siswa yang memiliki kemandirian dalam memilih sekolah lanjutan atau jurusan pendidikan dengan memperkirakan kekuatan dan kelemahan yang ada pada dirinya, mempertimbangan segala sesuatu baik kemampuan, minat, harapan dan cita-cita tanpa mengikuti pilihan orang tua atau teman cenderung dapat memilih jurusan pendidikan atau karir yang tepat untuk dirinya, sehingga mengakibatkan siswa tersebut termotivasi untuk belajar dan membuat keputusan yang berhubungan dengan karir yang sesuai untuk dirinya. Penelitian yang dilakukan oleh Sukma (2009) hubungan antara motivasi belajar dengan perencanaan karir pada siswa di SMA N 1 Sukawati menunjukkan koefisien korelasi sebesar rxy = 0,471 dengan p (Sig): 0, 007 (p< 0,05). Hal ini menunjukkan ada hubungan positif dan signifikan antara motivasi belajar dengan perencanaan karir pada siswa di SMA N 1 Sukawati. Penelitian yang dilakukan oleh Tyas dkk (2012) tentang hubungan antara motivasi belajar dan keyakinan diri dengan kematangan karir pada siswa SMK Muhammadiyah 2 Andong Boyolali diperoleh koefisien korelasi dari motivasi belajar dengan kematangan karir sebesar 0, 279 dengan p (sig): 0, 001 (p < 0,05). Hal ini menunjukkan bahwa ada hubungan yang positif dan signifikan antara 5
6 motivasi belajar dengan kematangan karir pada siswa SMK Muhammadiyah 2 Andong Boyolali. Bertentangan dengan penelitian yang dilakukan oleh Sukma (2009) dan Tyas dkk (2012), penelitian yang dilakukan oleh Puspitasari (2012) tentang hubungan antara perencanaan karir dengan motivasi belajar pada siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Bancak dengan hasil koefisien korelasi sebesar -0,194 dengan p (sig): 0,118 (p> 0, 05). Hal ini menunjukkan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara perencanaan karir dengan motivasi belajar pada siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Bancak. Hasil observasi yang dilakukan oleh penulis di SMP Negeri 3 Satu Atap Kedungjati, sebagian besar siswa malas untuk mengikuti kegiatan belajar mengajar saat berlangsung di kelas dan hasil wawancara terhadap beberapa siswa kelas VIII SMP Negeri 3 Satu Atap Kedungjati ada beberapa siswa yang tidak ingin melanjutkan Sekolah Menengah Atas (SMA) atau Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) atau sederajat. Alasannya, para siswa sudah malas untuk belajar dan belum tahu atau belum punya gambaran tentang karirnya kedepan. Anggapan para siswa meskipun tidak sekolah di jenjang pendidikan tinggi bisa bekerja dan bisa menghasilkan uang, sebaliknya belum tentu orang yang sekolah tinggi dapat bekerja dan menghasilkan uang. Berdasarkan latar belakang masalah diatas, penulis bermaksud melakukan studi lanjut mengenai hubungan antara motivasi belajar dengan perencanaan karir siswa kelas VIII SMP Negeri 3 Satu Atap Kedungjati. 6
7 1.2. Rumusan Masalah Berdasar latar belakang yang telah penulis kemukakan diatas, maka dapat dirumuskanpermasalahan penelitian sebagai berikut: Adakah hubungan yang signifikan antara motivasi belajar dengan perencanaan karir siswa kelas VIII SMP Negeri 3 Satu Atap Kedungjati? 1.3. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui signifikansi hubungan antara motivasi belajar dengan perencanaan karir siswa kelas VIII SMP Negeri 3 Satu Atap Kedungjati Manfaat penelitian Manfaat Teoritis Apabila hasil penelitian ini menunjukkan ada hubungan yang positif dan signifikan antara motivasi belajar dengan perencanaan karir, dengan demikian motivasi belajar perlu mendapat perhatian dari guru khususnya guru BK. Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan informasi dibidang bimbingan dan konseling khususnya yang berkaitan dengan motivasi belajar siswa dan perencanaan karir siswa. Apabila penelitian ini berhasil, maka mendukung temuan dari Sukma (2009) dengan judul hubungan antara motivasi belajar dengan perencanaan karir pada siswa SMA N 1 Sukawati. 7
8 Sebaliknya bila hasil penelitian ini menunjukkan tidak ada hubungan yang positif dan signifikan antara motivasi belajar dengan perencanaan karir, maka perlu dilakukan penelitian untuk mengetahui faktor-faktor yang lebih dominan terhadap motivasi belajar maupun perencanaan karir siswa. Apabila penelitian ini tidak berhasil maka mendukung temuan dari Puspitasari (2012) dengan judul hubungan antara perencanaan karir dengan motivasi belajar pada siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Bancak Manfaat Praktis a) Bagi guru Bimbingan dan Konseling Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan evaluasi pertimbangan bagi guru khususnya guru Bimbingan dan Konseling dalam penggunaan layanan bimbingan dan konseling khususnya bidang bimbingan belajar dan karir untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam belajar dan perencanaan karir yang matang. b) Bagi Siswa Siswa diharapkan dapat memiliki dan meningkatkan motivasi belajar sehingga siswa dapat merencanaan karir yang sesuai dengan cita-cita yang ingin dicapai. 8
9 c) Bagi Penulis Hasil penelitian diperoleh informasi tambahan dan pemahaman yang lebih baik tentang motivasi belajar dengan perencanaan karir yang matang demi karir yang dicita-citakan. 9
BAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Perencanaan Karir 2.1.1. Pengertian Karir Bekerja merupakan konsep dasar yang menunjuk pada sesuatu yang kita lakukan karena kita menginginkannya dengan harapan dapat kita nikmati.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Siswa sebagai generasi penerus bangsa dituntut untuk bisa mandiri,
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Siswa sebagai generasi penerus bangsa dituntut untuk bisa mandiri, dewasa, dan juga berprestasi maka setiap siswa diharapkan untuk mempersiapkan diri agar dapat menjalankan
Lebih terperinciBAB IV PEMBAHASAN. Negeri 3 Satu Atap Kedungjati berjumlah 177 siswa. Untuk kelas VIII berjumlah. Kedungjati A B
BAB IV PEMBAHASAN 4.1. Deskripsi Subjek Penelitian SMP Negeri 3 Satu Atap Kedungjati merupakan tempat yang dipilih penulis untuk melakukan penelitian. Sekolah ini terletak di Desa Padas Kecamatan Kedungjati
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pengetahuan dan teknologi, telah berdampak kepada munculnya bidang-bidang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penulisan Era globalisasi yang ditandai dengan pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, telah berdampak kepada munculnya bidang-bidang baru dalam dunia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dari hidup manusia dalam menghadapi berbagai masalah untuk pemenuhan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam kehidupan sehari-hari manusia terlibat dengan banyak hal, dari yang sepele sampai yang kompleks. Pengambilan keputusan merupakan bagian dari hidup manusia dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting sebagai kebutuhan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting sebagai kebutuhan dan modal untuk menentukan masa depan bangsa. Pendidikan juga erat kaitannya dengan bagimana
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Dengan kata lain SMK dapat menghasilkan lulusan yang siap kerja.
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sekolah menengah kejuruan (SMK) merupakan salah satu jenjang pendidikan yang bisa ditempuh oleh siswa yang telah menyelesaikan pendidikannya di Sekolah Menengah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ketrampilannya (underemployed) dan tidak menggunakan keterampilannya
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Lebih dari seperempat angkatan muda Indonesia kini menganggur dan masih banyak lagi yang mengerjakan pekerjaan yang tidak sesuai dengan ketrampilannya (underemployed)
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pengetahuan dan keterampilan tertentu untuk tetap survive. Dunia kerja
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Laju pembangunan yang sedang berkembang dengan begitu cepat di hampir semua bidang kehidupan menuntut masyarakat untuk memiliki pengetahuan dan keterampilan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan dasar dalam pengaruhnya kemajuan dan kelangsungan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan dasar dalam pengaruhnya kemajuan dan kelangsungan hidup individu. Hal tersebut diungkapkan dalam pembukaan Undang-Undang Dasar Rupublik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Remaja cenderung mengalami kesulitan dalam mengambil keputusan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Remaja cenderung mengalami kesulitan dalam mengambil keputusan ketika memilih jurusan. Pengambilan keputusan akan dilalui oleh setiap individu dalam memilih jurusan.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan sebuah upaya untuk mengembangkan potensi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan sebuah upaya untuk mengembangkan potensi diri yang tidak terbatas waktu dan tempat dengan memperhatikan adanya nilai-nilai budaya dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting dalam rangka
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting dalam rangka meningkatkan kualitas SDM. Dengan pendidikan diharapkan seseorang atau anak didik akan memperoleh berbagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. remaja, yakni masa peralihan dari masa kanak-kanak menuju dewasa. Menurut
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Siswa SMA secara psikologis sedang memasuki perkembangan masa remaja, yakni masa peralihan dari masa kanak-kanak menuju dewasa. Menurut Hurlock (2009: 207)
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Lanjutan studi merupakan bagan yang terpenting dalam proses kelanjutan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Lanjutan studi merupakan bagan yang terpenting dalam proses kelanjutan pendidikan peserta didik. Lanjutan studi bagi siswa Sekolah Menengah Pertama diperlukan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mengatasi sendiri kesulitan-kesulitan dan ingin melakukan hal-hal untuk dan oleh
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan sehari-hari pasti individu tidak terlepas dari kegiatan rutin yang dilakukannya. Lingkungan masyarakat menuntut individu untuk dapat bertanggung
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Setiap negara di dunia telah memasuki awal era globalisasi, dimana
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Setiap negara di dunia telah memasuki awal era globalisasi, dimana manusia menghadapi tantangan dalam berkembang pesatnya globalisasi. Indonesia sebagai salah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Latar belakang dari penelitian ini yaitu permasalahan yang dihadapi
1 BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Latar belakang dari penelitian ini yaitu permasalahan yang dihadapi siswa SMP dalam memutuskan untuk memasuki jenjang pendidikan selanjutnya. Misalnya seorang siswa yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Ganda (PSG), sebagai perwujudan kebijaksanan dan Link and Match. Dalam. Dikmenjur (2008: 9) yang menciptakan siswa atau lulusan:
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) adalah pendidikan formal yang memiliki pola pelatihan khusus untuk mengarahkan peserta didik agar menjadi lulusan yang siap terjun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dunia sedang memasuki zaman informasi, bangsa-bangsa yang belum maju ada
1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG DAN MASALAH 1. Latar Belakang Perkembangan ekonomi, sosial, budaya masyarakat dewasa ini semakin pesat. Dunia sedang memasuki zaman informasi, bangsa-bangsa yang belum
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran agar siswa secara aktif. mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar siswa secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Bimbingan dan konseling yang lebih dikenal dengan nama BK adalah suatu
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bimbingan dan konseling yang lebih dikenal dengan nama BK adalah suatu proses interaksi antara konselor dengan konseli baik secara langsung (tatap muka) atau tidak
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. penyaluran dan penempatan siswa pada program peminatan. Program peminatan
1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Terkait perubahan kurikulum dalam pendidikan yang menggunakan acuan kurikulum 2013, terdapat beberapa perubahan system pada tingkat Sekolah Menengah Atas (SMA)
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Wardati dan Muhammad Jauhar, Implementasi Bimbingan dan Konseling di Sekolah, Prestasi Putrakaraya, Jakarta, 2011, hlm. 137.
BAB I PENDAHULUAN Pengembangan manusia seutuhnya itu tidaklah mudah. Berbagai rintangan dan kegagalan dijumpai dalam upaya pengembangan tersebut. Pendidikan yang pada dasarnya mengupayakan pengembangan
Lebih terperinciPENGARUH PEMINATAN TERHADAP PERKEMBANGAN KARIR PESERTA DIDIK KELAS X MIA 1 DI SMA NEGERI 1 GURAH TAHUN PELAJARAN 2014/2015
PENGARUH PEMINATAN TERHADAP PERKEMBANGAN KARIR PESERTA DIDIK KELAS X MIA 1 DI SMA NEGERI 1 GURAH TAHUN PELAJARAN 2014/2015 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagai Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah sarana utama dalam pembentukan sumber daya
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah sarana utama dalam pembentukan sumber daya manusia yang berkualitas. Pendidikan merupakan kebutuhan manusia sepanjang hidup dan selalu berubah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seiring perkembangan jaman yang semakin maju dibidang ilmu maupun teknologi akan membawa dampak kemajuan diberbagai bidang kehidupan, oleh karena itu diperlukan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. (dalam Jurnal Anisah: 2015.) menyebutkan bahwa siswa SMA berada pada masa
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Setiap siswa pasti ingin mempunyai masa depan yang baik, cerah dan sesuai dengan impian. Upaya untuk mewujudkan impian yang diinginkan harus mempunyai perencanaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Setiap peserta didik yang menempuh pendidikan di jenjang SMA sudah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Setiap peserta didik yang menempuh pendidikan di jenjang SMA sudah pasti akan menghadapi penjurusan sesuai dengan yang ada di sekolahnya masingmasing. Pemilihan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. komprehensif sebelum mengambil keputusan menentukan pilihan.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kehidupan sosial masyarakat yang semakin majemuk, menyebabkan seseorang dihadapkan pada berbagai pilihan hidup yang akan menentukan arah dan bobot kualitas kehidupannya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kehidupan manusia yang paling unik, penuh dinamika, sekaligus penuh dengan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa remaja merupakan salah satu tahap perkembangan sepanjang rentang kehidupan manusia yang paling unik, penuh dinamika, sekaligus penuh dengan tantangan dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN Bab I membahas mengenai latar belakang masalah; tujuan penelitian dan pengembangan; spesifikasi produk; pentingnya penelitian dan pengembangan; asumsi dan keterbatasan penelitian dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. adalah dengan mengembangkan program pendidikan, khususnya pendidikan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ilmu pengetahuan dan teknologi memainkan peranan penting dalam upaya mencapai tujuan dan cita-cita pembangunan suatu bangsa. Oleh karena itu, semua bangsa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. hanya memberikan informasi saja atau mengarahkan ke satu tujuan saja.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Bimbingan merupakan proses pemberian bantuan yang dilakukan oleh orang yang ahli kepada seseorang atau beberapa individu baik anak-anak, remaja maupun orang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam era globalisasi dan semakin terbukanya pasar dunia, Indonesia dihadapkan pada persaingan yang semakin luas dan berat. Ketidakmampuan dalam meningkatkan
Lebih terperincidikembangkan suatu sistem pengembangan faktor-faktor psikologis siswa.2
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pemerintah menciptakan kebijaksanaan dalam pendidikan sebagai sarana pengembangan bangsa, meliputi kemanusiaan dan pengembangan sumber daya manusia yang berkualitas
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. A. Kesimpulan. Berdasar kan hasil analisis data dan pembahasan yang telah diuraikan
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasar kan hasil analisis data dan pembahasan yang telah diuraikan sebelumnya dapat ditarik kesimpulan, yaitu: 1. Nilai koefisien korelasi (r) sebesar 0,270; p= 0,003 (p
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. nasional yang ikut menentukan kemajuan suatu negara. Pendidikan juga
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan adalah merupakan bagian penting dari proses pembangunan nasional yang ikut menentukan kemajuan suatu negara. Pendidikan juga merupakan investasi dalam pembangunan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Memasuki Abad 21, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Memasuki Abad 21, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin maju serta terbukanya pasar global akan menstimulus kita untuk selalu meningkatkan
Lebih terperinciPENGARUH LAYANAN PENEMPATAN DAN PENYALURAN TERHADAP ORIENTASI KARIR PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 GONDANGREJO TAHUN PELAJARAN 2015/2016
PENGARUH LAYANAN PENEMPATAN DAN PENYALURAN TERHADAP ORIENTASI KARIR PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 GONDANGREJO TAHUN PELAJARAN 2015/2016 Oleh: BANY IRAWAN NIM: 12500020 Abstraks: Tujuan penelitian ini
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan perkembangan masyarakat ke arah yang lebih kompleks sehingga
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi mengakibatkan perubahan dan perkembangan masyarakat ke arah yang lebih kompleks sehingga menuntut masyarakat untuk
Lebih terperincihttp//:www.idolakonseling.webbly.com
RENCANA PELAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING (cyber counseling) Sasaran Bidang Bimbingan Kelas Alokasi Waktu Topik Bimbingan Format Layanan : Siswa SMA/SMK : Bimbingan Karir : X : 1x pertemuan 1 x 45 menit
Lebih terperinci2016 PROFIL ASPIRASI KARIR PESERTA DIDIK BERDASARKAN STATUS SOSIAL EKONOMI DAN GENDER:
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan karir merupakan salah satu aspek perkembangan individu yang bersifat sangat kompleks karena mengandung penggabungan dari banyak faktor dan bercirikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. membedakan jenisnya dari jenis-jenis makhluk yang lain. Kemampuan belajar itu
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Belajar adalah suatu proses orang memperoleh berbagai kecakapan, keterampilan, dan sikap. Kemampuan orang untuk belajar ialah ciri penting yang membedakan jenisnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Deasy Yunika Khairun, Layanan Bimbingan Karir dalam Peningkatan Kematangan Eksplorasi Karir Siswa
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan merupakan proses yang esensial untuk mencapai tujuan dan cita-cita individu. Pendidikan secara filosofis merupakan proses yang melibatkan berbagai
Lebih terperinciPENGARUH KEPEMIMPINAN, BUDAYA ORGANISASI DAN MOTIVASI TERHADAP KINERJA KARYAWAN PT. MONDRIAN KLATEN
PENGARUH KEPEMIMPINAN, BUDAYA ORGANISASI DAN MOTIVASI TERHADAP KINERJA KARYAWAN PT. MONDRIAN KLATEN SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pesatnya perkembangan zaman di era globalisasi dan Industrialisasi dengan bertambahnya jumlah penduduk di Indonesia telah banyak menimbulkan permasalahan, salah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Setiap individu mempunyai kepribadian yang berbeda-beda. Menurut Hurlock
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Setiap individu mempunyai kepribadian yang berbeda-beda. Menurut Hurlock (1978) mengemukakan konsep diri adalah gambaran yang dimiliki seseorang tentang dirinya.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sekolah dasar (SD) pada hakekatnya merupakan lingkungan pendidikan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sekolah dasar (SD) pada hakekatnya merupakan lingkungan pendidikan formal yang pertama dimasuki oleh anak-anak sesudah mendapat pendidikan dalam lingkungan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pemilihan sekolah antara SMA dan SMK saat ini menjadikan kendala yang sangat besar bagi siswa kelas IX SMP. Pemilihan sekolah SMA ataupun SMK menjadi awal
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang dipelajari sejak SD. sampai SMA bahkan perguruan tinggi.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Matematika merupakan ilmu yang mendasari perkembangan sains dan teknologi di era modern ini. Dalam mempelajari matematika tidak cukup bila hanya dibaca dihafal
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Menurut Mulyasa (2006:3) perwujudan masyarakat yang berkualitas
1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Telah muncul kesadaran pada diri banyak orang, bahwa pembangunan pendidikan merupakan peristiwa yang tidak akan pernah selesai selagi peradaban manusia masih
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Karier merupakan pilihan dalam kehidupan setiap individu. Setiap individu dihadapkan dengan berbagai pilihan yang akan dijalani, dipertahankan, maupun ditingkatkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Muhibbu Abivian, 2013
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Kemajuan teknologi informasi dan komunikasi pada saat ini selain menimbulkan kemudahan dalam berinteraksi, juga berdampak pula terhadap perubahan perilaku
Lebih terperinciSKRIPSI OLEH: DEWI ENDAH PUSPITA RINI NPM:
PENGARUH LAYANAN BIMBINGAN KARIR TERHADAP KEMAMPUAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN KARIR PESERTA DIDIK KELAS XI SMA NEGERI 1 PLOSOKLATEN TAHUN AJARAN 2014 / 2015 SKRIPSI Diajukan Untuk Penulisan Proposal Seminar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. itu kebutuhan fisik maupun psikologis. Untuk kebutuhan fisik seperti makan,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap manusia memiliki serangkaian kebutuhan yang harus dipenuhi baik itu kebutuhan fisik maupun psikologis. Untuk kebutuhan fisik seperti makan, minum, pakaian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sebagai tempat untuk proses pendidikan yang memiliki peranan yang sangat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan sebagai wadah untuk mengubah tingkah laku manusia baik secara individu maupun kelompok untuk mendewasakan manusia melalui upaya pembelajaran dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. individu tentang dirinya sendiri inilah yang disebut konsep diri.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan sehari- hari dan dalam hubungannya dengan diri sendiri dan dengan orang lain, setiap individu perlu memahami siapa dirinya dan bagaimana ia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dengan adanya perkembangan dunia yang semakin maju dan persaingan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dengan adanya perkembangan dunia yang semakin maju dan persaingan yang terjadi semakin ketat, individu dituntut untuk memiliki tingkat pendidikan yang memadai
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Kepercayaan Diri 2.1.1 Pengertian Kepercayaan Diri Percaya diri merupakan salah satu aspek kepribadian yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Orang yang percaya diri yakin
Lebih terperinciDisusun Oleh: PRIYONO NPM : P
EFEKTIFITAS PENGGUNAAN BIMBINGAN KELOMPOK MELALUI ROLE PLAYING UNTUK MENINGKATKAN DISIPLIN MENGIKUTI PELAJARAN PADA SISWA KELAS VII DI SMP NEGERI 6 TULUNGAGUNG TAHUN PELAJARAN 2014/2015 SKRIPSI Diajukan
Lebih terperinci2016 PERAN BIMBINGAN KARIR, MOTIVASI MEMASUKI DUNIA KERJA DAN PENGALAMAN PRAKERIN TERHADAP KESIAPAN KERJA SISWA SMK
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar manusia dalam mewujudkan suasana belajar dengan melakukan proses pembelajaran didalamnya menjadikan peserta didik aktif mengembangkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. tingkat pekerjaan yang sesuai. Serta mengimplementasikan pilihan karir
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Mempersiapkan masa depan, terutama karir merupakan salah satu tugas remaja dalam tahap perkembangannya (Havighurst, dikutip Hurlock, 1999). Pada masa ini remaja
Lebih terperinciBAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI
BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI Pada bab V ini mendeskripsikan keseluruhan bab dari hasil penelitian yang telah didapatkan, dalam bentuk simpulan serta rekomendasi bagi Guru BK atau Konselor, peneliti selanjutnya
Lebih terperinciKata Kunci : Layanan Informasi Karir, Pemilihan Karir
PENGARUH LAYANAN INFORMASI KARIR TERHADAP PEMILIHAN KARIR (CAREER CHOICE) PADA SISWA KELAS XI SMK NEGERI 1 WONOSEGORO TAHUN PELAJARAN 2015-2016 Oleh : Ahmad Roni. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan efisiensi, bersikap mental dan berwawasan (Wiratno, 2008).
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pengembangan sumber daya manusia (SDM) merupakan salah satu isue dalam menghadapi era globalisasi, baik persiapan jangka pendek sesuai AFTA 2003 maupun persiapan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pembangunan Nasional di bidang pengembangan sumberdaya
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan Nasional di bidang pengembangan sumberdaya manusia indonesia yang berkualitas salah satunya melalui pendidikan. Sumberdaya yang berkualitas akan menentukan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Siti Syabibah Nurul Amalina, 2013
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas sangat diperlukan dalam menghadapi era globalisasi, pembentukan manusia yang berkualitas ditentukan oleh kualitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tingkat tinggi, sedang, maupun rendah. Masalah (problem) didefinisikan sebagai
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Setiap individu kerap mengalami masalah tanpa terkecuali baik dalam tingkat tinggi, sedang, maupun rendah. Masalah (problem) didefinisikan sebagai suatu pernyataan
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA SELF-EFFICACY DENGAN KEMATANGAN KARIR PADA SISWA KELAS XII SMK AHMAD YANI JABUNG
1 HUBUNGAN ANTARA SELF-EFFICACY DENGAN KEMATANGAN KARIR PADA SISWA KELAS XII SMK AHMAD YANI JABUNG Muhammad Antos Riady Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang PENDAHULUAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Masa akhir anak-anak berlangsung dari usia enam tahun sampai tiba
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa akhir anak-anak berlangsung dari usia enam tahun sampai tiba saatnya individu menjadi matang secara seksual. Dimana biasanya anak mulai memasuki dunia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. mempengaruhi perkembangan dan pertumbuhan ekonomi suatu bangsa. Artinya
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah kualitas tenaga kerja merupakan faktor utama yang mempengaruhi perkembangan dan pertumbuhan ekonomi suatu bangsa. Artinya bahwa kualitas sumber daya manusia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu kegiatan yang universal dalam. pendidikan formal, penyelenggaraan pendidikan tidak terlepas dari tujuan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu kegiatan yang universal dalam kehidupan manusia. Dalam setiap bidang kehidupan di masyarakat terdapat proses pendidikan, baik yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini banyak sekali ditemukan permasalahan dalam belajar khususnya
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini banyak sekali ditemukan permasalahan dalam belajar khususnya di sekolah. Masalah ini cukup kompleks, bisa dilihat dari beragamnya faktor yang terlibat. Ada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perilaku seseorang sebagai usaha mencerdaskan manusia melalui kegiatan. manusia dewasa, mandiri dan bertanggung jawab.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan zaman yang semakin modern terutama pada era globalisasi saat ini menuntut adanya sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas. Salah satu wahana untuk
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Kepercayaan Diri 2.1.1. Pengertian Kepercayaan Diri Kepercayaan diri merupakan salah satu aspek kepribadian yang berfungsi untuk mendorong individu dalam meraih kesuksesan yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. remaja yaitu, terkait dengan pemilihan jurusan kuliah di Perguruan Tinggi.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Karir merupakan sesuatu yang penting dalam kehidupan dewasa, oleh karena itu perlu adanya persiapan saat seseorang berada pada usia remaja yaitu, terkait dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perubahan di dalam bidang pendidikan. Perubahan perubahan tersebut menuntut
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada era globalisasi saat ini, banyak terjadi perubahan baik dalam bidang teknologi, ekonomi, sosial-budaya, dan tidak menutup kemungkinan terjadi perubahan
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS BIMBINGAN KONSELING ISLAM MELALUI KONSELING KARIR DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR REMAJA DI KELURAHAN SIWALANKERTO SURABAYA
84 BAB IV ANALISIS BIMBINGAN KONSELING ISLAM MELALUI KONSELING KARIR DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR REMAJA DI KELURAHAN SIWALANKERTO SURABAYA A. Analisis Faktor-Faktor Yang Menyebabkan Lemahnya Motivasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Tujuan pendidikan adalah menciptakan seseorang yang berkualitas dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tujuan pendidikan adalah menciptakan seseorang yang berkualitas dan berkarakter, sehingga memiliki pandangan yang luas kedepan untuk mencapai suatu cita- cita yang
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. dan teknologi yang memadai. Untuk menuju pada kemajuan teknologi yang
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam era globalisasi dan informasi dituntut kemampuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang memadai. Untuk menuju pada kemajuan teknologi yang diharapkan, harus
Lebih terperinciKISI KISI UKG 2015 GURU BK/KONSELOR
KISI KISI UKG 2015 GURU BK/KONSELOR No 1. Pedagogik 1 Menguasai teori dan praksis pendidikan 1.1 Menguasai ilmu pendidikan dan landasan keilmuannya 1.1.1 Guru BK atau konselor dapat mengaplikasikan ilmu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Nasional Pendidikan pasal 6 ayat (1) dikemukakan bahwa kurikulum untuk jenis
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan pasal 6 ayat (1) dikemukakan bahwa kurikulum untuk jenis pendidikan umum,
Lebih terperinciASSALAMU ALAIKUM WR.WB.
ASSALAMU ALAIKUM WR.WB. PENDIDIKAN BERMUTU efektif atau ideal harus mengintegrasikan tiga bidang kegiatan utamanya secara sinergis, yaitu (1) bidang administratif dan kepemimpinan, (2) bidang instruksional
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bimbingan dan Konseling memiliki peranan yang sangat menentukan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bimbingan dan Konseling memiliki peranan yang sangat menentukan dalam rangka meningkatkan sumber daya manusia dan mengembangkan kepribadian dan potensi (bakat, minat
Lebih terperinciBAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI
BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI Pada bab V ini dipaparkan hal-hal yang berkenaan dengan simpulan dan rekomendasi penelitian. Simpulan penelitian dikemukakan secara sistematis sesuai dengan pertanyaan penelitian,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mengalami perubahan dalam pemilihan karir. Dengan adanya masalahmasalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap manusia sepanjang hayatnya berusaha untuk memperoleh kehidupan yang layak sesuai dengan kodrat dan martabat kemanusiaannya, oleh karena itu manusia berhak mendapat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bangsa Indonesia di era globalisasi ini menghadapi dua tantangan besar. Pertama, tantangan untuk mewujudkan stabilitas negara yang mantap meliputi unsur ideologi,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pendidikan yang harus dilewati bagi setiap orang di Indonesia untuk dapat
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sekolah Lanjutan Atas (SMA) atau sederajatnya, merupakan suatu tingkatan pendidikan yang harus dilewati bagi setiap orang di Indonesia untuk dapat melanjutkan ke perguruan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Anak usia dini merupakan anak yang berada pada rentang usia 0-6 tahun
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Anak usia dini merupakan anak yang berada pada rentang usia 0-6 tahun yang mengalami masa keemasan dimana anak mulai peka dan sensistif untuk menerima berbagai
Lebih terperinciHubungan antara Motivasi Belajar dan Keyakinan Diri dengan Kematangan Karir pada Siswa SMK Muhammadiyah 2 Andong Boyolali
Hubungan antara Motivasi Belajar dan Keyakinan Diri dengan Kematangan Karir pada Siswa SMK Muhammadiyah 2 Andong Boyolali Relationship between Learning Motivation and Self Efficacy with Career Maturity
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. masyarakat dan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Dalam era informasi saat
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu proses yang dinamis sesuai dengan perubahan masyarakat dan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Dalam era informasi saat ini,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah mahluk sosial yang memiliki kemampuan untuk menyesuaikan tingkah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia adalah mahluk sosial yang memiliki kemampuan untuk menyesuaikan tingkah lakunya dengan situasi orang lain. Sebagai mahluk sosial, manusia membutuhkan pergaulan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan tonggak pembangunan sebuah bangsa. Kemajuan. dan kemunduran suatu bangsa dapat diukur melalui pendidikan yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan tonggak pembangunan sebuah bangsa. Kemajuan dan kemunduran suatu bangsa dapat diukur melalui pendidikan yang diselenggarakan di dalamnya.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berbagai macam kegiatan. Dalam hal ini yang diproritaskan adalah pendidikan.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pemerintah menggalangkan berbagai usaha membangun manusia Indonesia seutuhnya dan hal ini ditempuh dengan secara bertahap dengan berbagai macam kegiatan. Dalam hal ini
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kerja dengan pemenuhan kompetensi diberbagai pengembangan. Pada masa
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan yang dapat mendukung pembangunan bangsa dan negara di masa yang akan datang adalah yang mampu mengembangkan segenap potensi yang dimiliki siswa sehingga
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kelangsungan hidup perusahaan. Orang (manusia) merupakan elemen yang selalu
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam era globalisasi ini, perusahaan menyadari akan pentingnya sumber daya manusia. Keberhasilan suatu perusahaan ditentukan oleh sumber daya yang ada di dalamnya,
Lebih terperinciKONTRIBUSI KONSEP DIRI DAN PERSEPSI MENGAJAR GURU TERHADAP MOTIVASI BERPRESTASI DITINJAU DARI JENIS KELAMIN SISWA SMA GAMA YOGYAKARTA TAHUN 2009 TESIS
KONTRIBUSI KONSEP DIRI DAN PERSEPSI MENGAJAR GURU TERHADAP MOTIVASI BERPRESTASI DITINJAU DARI JENIS KELAMIN SISWA SMA GAMA YOGYAKARTA TAHUN 2009 TESIS Diajukan Kepada Program Studi Manajemen Pendidikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. sebagai pemikir, perencana, penggerak, dan pendukung pembangunan pada
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sumber Daya Manusia (SDM) yang memiliki keterampilan unggul, sebagai pemikir, perencana, penggerak, dan pendukung pembangunan pada masa ini sangatl dibutuhkan.
Lebih terperinciUSAHA YANG DILAKUKAN SISWA DALAM MENENTUKAN ARAH PILIHAN KARIR DAN HAMBATAN-HAMBATAN YANG DITEMUI (Studi Deskriptif terhadap Siswa SMA N 3 Payakumbuh)
Volume 2 Nomor 1 Januari 2013 KONSELOR Jurnal Ilmiah Konseling http://ejournal.unp.ac.id/index.php/konselor Info Artikel: Diterima01/01/2013 Direvisi12/01/2013 Dipublikasikan 01/03/2013 hlm. 310-316 USAHA
Lebih terperinci