BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
|
|
- Shinta Tedjo
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Aparatur Sipil Negara (ASN) adalah profesi bagi pegawai negeri dan pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja yang bekerja pada instansi pemerintah. Pegawai ASN melaksanakan kebijakan publik yang dibuat oleh pejabat Pembina kepegawaian sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan, memberikan pelayanan publik yang professional dan berkualitas dan mempererat persatuan dan kesatuan NKRI. Setelah disahkannya Undang-Undang (UU) ASN aparatur Negara memiliki kekuatan dan kemampuan professional kelas dunia berintegritas tinggi non parsial dalam melaksanakan tugas, berbudaya kerja tinggi non parsial, dan kesejahteraan tinggi, serta dipercaya publik dengan dukungan SDM. Peraturan baru tentang ASN tertuang dalam UU No.5 Tahun 2014 sudah secara implisit menghendaki bahwa ASN yang umum disebut sebagai birokrat bukan sekedar merujuk kepada jenis pekerjaan tetapi merujuk kepada sebuah profesi pelayanan publik. Maka dari itu sebagai ASN perlu membuat rancangan aktualisasi khususnya di pelayanan bidang kesehatan yang dilaksanakan di Rumah Sakit. Dewasa ini, pelayanan publik yang dilakukan ASN di bidang kesehatan mendapat sorotan publik, terutama tentang kualitas pelayanan yang kurang memuaskan. Banyaknya masalah yang timbul diakibatkan kurangnya dan turunnya kesadaran dan kepeduliaan ASN dalam melaksanakan tugas dan fungsinya. Di era globaisasi, masyarakat semakin kritis terhadap segala aspek, termasuk terhadap mutu pelayanan kesehatan yang berkualitas. Sejalan dengan peningkatan pengetahuan dan teknologi, kebutuhan dan tuntutan masyarakat terhadap mutu pelayanan kesehatan semakin meningkat. Baik pelayanan yang bersifat preventif, promotif, kuratif, maupun rehabilitatif. Hal ini menunjukkan bahwa pandangan masyarakat terhadap kesehatan telah semakin meningkat 1
2 terutama pada kesehatan umum masyarakat yang mana hal tersebut berdampak pada tercapainya derajat kesehatan yang optimal. Maka dari itu perlu pelayanan kesehatan yang tepat, cepat, dan akurat di Rumah Sakit dengan berdasarkan nilai-nilai dasar ANEKA yaitu : Anti Korupsi B. Visi dan Misi Organisasi VISI : Sebagai pusat rujukan bersuasana nyaman, terjangkau, bermutu dan memiliki keunggulan. MISI : 1. Menyiapkan SDM yang mencukupi dalam jumlah, jenis, kompeten dan prefesi 2. Menyediakan sarana dan prasarana yang memadai, berkualitas 3. Memberikan pelayanan sesuai kebutuhan 4. Menjalin kemitraan dengan semua pihak terkait mengembangkan pelayanan unggulan 5. Memberikan pelayanan dengan ramah yang diaktualisasikan dengan senyum. 6. Handal dalam pengetahuan dan skill sebagai jaminan mutu pelayanan. 7. Empati terhadap pasien dan masalah yang dihadapi akibat sakitnya yang diaktualisasikan dengan berusaha memberikan solusi maksimal untuk menolongpasien dan keluarga. Motto : SEHATI (Senyum, Handal dan Empati) MELAYANI C. Batasan Bahasan / Ruang Lingkup Tupoksi dokter umum yang bekerja di RSUD KSB : 1. Melakukan Pelayanan Medik Umum Sebagai Konsul Pertama 2. Membuat catatan medik pasien rawat jalan 3. Melayani atau menerima konsultasi dari dalam 4. Melakukan triase 5. Melakukan komunikasi efektif antara dokter-pasien 6. Melakukan visum et refertum tingkat sederhana 7. Membuat bagan tertib alur untuk prosedur pelayanan pasien datang di UGD D. Milestone / Tahapan Kegiatan 1. Melakukan Pelayanan Medik Umum Sebagai Konsul Pertama 2
3 a. Melakukan anamnesis (tanya jawab antara dokter umum dengan pasien atau keluarga pasien) lengkap dari riwayat penyakit terdahulu, riwayat penyakit keluarga, hingga perjalanan penyakit sekarang. b. Melakukan pemeriksaan fisik terhadap pasien dari ujung kepala hingga ujung kaki tidak hanya bagian yang dikeluhkan oleh pasien. c. Membuat pengantar pemeriksaan penunjang (bila diperlukan) d. Menegakkan diagnose e. Memberikan terapi. 2. Membuat catatan medik pasien rawat jalan 3. Melayani atau menerima konsultasi dari dalam 4. Melakukan triase 5. Melakukan komunikasi efektif antara dokter-pasien 6. Melakukan visum et refertum tingkat sederhana 7. Membuat bagan tertib alur untuk prosedur pelayanan pasien datang di UGD E. Nilai Nilai dasar dalam kegiatan 1. Melakukan Pelayanan Medik Umum Sebagai Konsul Pertama a. Melakukan anamnesis (tanya jawab antara dokter umum dengan pasien atau keluarga pasien) lengkap dari riwayat penyakit terdahulu, riwayat penyakit keluarga, hingga perjalanan penyakit sekarang. Akuntabel Melakukan anamnesis sesuai ilmu kedokteran untuk mengetahui riwayat penyakit dalam keluarga, riwayat penyakit dahulu sampai perjalanan penyakit sekarang. Melakukan anamnesis tanpa membedakan status sosial & ekonomi pasien Melakukan anamnesis dengan sikap yang ramah dan empati. Melakukan anamnesis dengan efektif dan efisien b. Melakukan pemeriksaan fisik terhadap pasien dari ujung kepala hingga ujung kaki tidak hanya bagian yang dikeluhkan oleh pasien. Akuntabel Melakukan pemeriksaan fisik secara head to toe Melakukan pemeriksaan tanpa membedakan status sosial & ekonomi c. Membuat pengantar pemeriksaan penunjang (bila diperlukan) Membuat pengantar pemeriksaan penunjang sesuai indikasi Membuat pengantar pemeriksaan penunjang tanpa membedakan jenis pembiayaan pasien. 3
4 Memberi informasi kepada pasien mengenai pemeriksaan penunjang yang akan dilakukan. Mengetahui nilai nilai normal dari pemeriksaan penunjang yang akan dilakukan d. Menegakkan diagnosa Dapat menentukan diagnosa klinis semua penyakit yang termasuk dalam kompetensi II IV dokter umum. Menjelaskan kemungkinan kemungkinan diagnosa kepada pasien atau keluarga pasien sebelum menentukan diagnosa pasti pasien. Dapat menentukan diagnosa bedasarakan hasil anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang (bila ada) sesuai dengan ilmu kedokteran. e. Memberikan terapi Memberikan terapi yang sesuai dengan kondisi pasien dan kompetensi saya sebagai dokter umum. Mengikuti program pemerintah yang mendahulukan pemberian obat generik kepada pasien Menjelaskan terapi yang akan diberikan kepada pasien Memberikan terapi secara rasional, yaitu tepat indikasi, jenis, dosis, dan cara pemberiannya. Anti Korupsi Tidak melakukan kerjasama dengan perusahaan farmasi dalam memberikan terapi 2. Membuat Catatan Medik Pasien Rawat Jalan Rekam medis merupakan berkas yang berisi catatan dan dokumen antara lain identitas pasien, hasil pemeriksaan, pengobatan yang telah diberikan, serta tindakan dan pelayanan lain yang telah diberikan kepada pasien (PERMENKES No: 269/MENKES/PER/III/2008). Catatan-catatan tersebut sangat penting untuk pelayanan bagi pasien karena dengan data yang lengkap dapat memberikan informasi dalam menentukan keputusan baik pengobatan, penanganan, tindakan medis dan lainnya. Dokter diwajibkan membuat 4
5 membuat dan mengisi format rekam medis yang sistematis dan lengkap sesuai dengan Kepmenpan No.139 Tahun Nilai-nilai dasar yang dapat diterapkan : Tersedianya rekam medis yang sistematis dan jelas bagi setiap pasien rawat inap sehingga memudahkan dalam pelaporan dan dapat dipertanggung jawabkan. Adanya kerahasiaan dalam rekam medis setiap pasien. Pencatatan rekam medis yang sistematis dan lengkap. 3. Melayani Atau Menerima Konsultasi Dari Dalam Komunikasi efektif, yang tepat waktu, akurat, lengkap, jelas akan mengurangi kesalahan, dan menghasilkan peningkatan keselamatan pasien. Komunikasi dapat berbentuk lisan, atau tertulis. Komunikasi yang mudah terjadi kesalahan kebanyakan terjadi pada saat perintah diberikan secara lisan atau melalui telepon. Hal ini dapat dicegah dengan menerapkan komunikasi efektif antar tenaga medis ditambah dengan penerima perintah membacakan kembali (read back) perintah atau hasil pemeriksaan dan mengkonfirmasi bahwa apa yang sudah dituliskan dan dibaca ulang adalah akurat, mencatat perintah yang lengkap atau hasil pemeriksaan oleh penerima perintah. Nilai-nilai dasar yang dapat diterapkan : Mengetahui kemungkinan-kemungkinan dalam spesialisasi dan subspesialisasi yang berguna dalam pelaporan pasien konsultasi Menyampaikan secara terstruktur dan sistematis mengenai kondisi pasien yang dikonsulkan beserta poin-poin penting dalam penegakan diagnosa Memastikan pasien mendapatkan penangan terbaik sesuai dengan hasil konsultasi dengan dokter spesialis. 4. Melakukan Triase Prinsip-prinsip triage : Time Saving is Life Saving (respon time diusahakan sependek mungkin), The Right Patient, to The Right Place at The Right Time serta melakukan 5
6 yang terbaik untuk jumlah terbanyak dengan seleksi korban berdasarkan: Ancaman jiwa mematikan dalam hitungan menit Dapat mati dalam hitungan jam Trauma ringan Sudah meninggal Nilai-nilai dasar yang dapat diterapkan : Tanggung jawab, teliti, cermat, jujur, tidak membeda-bedakan, tekun. Tidak semena-mena, tidak memaksakan, menghormati,tidak membedakan, menghargai. Sopan, santun, jujur, tanggap, bekerja sama, tekun dan rajin. Efektif, efisien, kreatif, empati, peduli,cepat, tepat, tanggap, kerapihan, ramah. 5. Melakukan Komunikasi Efektif Antara Dokter-Pasien Komunikasi efektif dokter-pasien merupakan pengembangan hubungan dokter-pasien secara efektif yang berlangsung secara efisien, dengan tujuan utama penyampaian informasi atau pemberian penjelasan yang diperlukan dalam rangka membangun kerja sama antara dokter dengan pasien. Komunikasi yang dilakukan secara verbal dan non-verbal menghasilkan pemahaman pasien terhadap keadaan kesehatannya, peluang dan kendalanya, sehingga dapat bersama-sama dokter mencari alternatif untuk mengatasi permasalahannya. Memberikan edukasi kepada pasien maupun keluarga pasien mengenai kondisi pasien, tindakan yang perlu dilakukan beserta risikonya, dan prognosis pasien sebagai salah satu standard dari 7 Standard Keselamat Pasien seperti yang tertuang dalam Permenkes RI No. 1691/MENKES/PER/VIII/2011 tentang Keselamatan Pasien Rumah Sakit. Nilai-nilai dasar yang dapat diterapkan : Memberikan informasi sejelas mungkin dan sesuai dengan kapasitas pemahaman pasien dan keluarga pasien sehingga tidak terjadi miskomunikasi. Bersikap ramah dan santun dalam memberikan penjelasan dengan tetap menjaga kerahasiaan. 6
7 Komunikasi efektif, yang tepat waktu, akurat, lengkap, jelas, dan yang dipahami oleh pasien, akan mengurangi kesalahan, dan menghasilkan peningkatan keselamatan pasien. 6. Melakukan Visum Et Refertum Tingkat Sederhana Maksud pembuatan VeR adalah sebagai salah satu barang bukti (corpus delicti) yang sah di pengadilan karena barang buktinya sendiri telah berubah pada saat persidangan berlangsung. jadi VeR merupakan barang bukti yang sah karena termasuk surat sah sesuai dengan KUHP pasal 184. Ada 3 tujuan pembuatan VeR, yaitu: 1. memberikan kenyatakan (barang bukti) pada hakim 2. menyimpulkan berdasarkan hubungan sebab akibat 3. memungkinkan hakim memanggil dokter ahli lainnyauntuk membuat kesimpulan VeR yang lebih baru. Nilai-nilai dasar yang dapat diterapkan : Pembuatan Visum et Refertum yang sistematis dan jelas bagi setiap pasien sehingga memudahkan dalam pelaporan dan dapat dipertanggung jawabkan. Bersikap ramah dan santun dalam memberikan penjelasan dengan tetap menjaga kerahasiaan. Komunikasi efektif, yang tepat waktu, akurat, lengkap, jelas, dan yang dipahami oleh pasien, akan mengurangi kesalahan, dan menghasilkan peningkatan keselamatan pasien. 7. Membuat Bagan Tertib Alur Untuk Prosedur Pelayanan Pasien Datang Di UGD System antrian berbeda lagi untuk Unit Gawat Darurat pada sebuah rumah sakit. Karena kepentingan dari sang pasien sangat mendesak, rumah sakit harus mengakomodasi hal tersebut dengan tepat sasaran. hal tersebut bisa dilakukan dengan memberikan pelayanan yang lebih cepat dari pada pelayanan untuk pasien standart. Memberikan informasi yang jelas dan dapat dipertanggung jawabkan. Pasien mendapatkan pelayanan yang sesuai dengan alur dan tidak mempertimbangkan suku, agama, dan status sosial. 7
8 Pasien mendapatkan pelayanan yang ramah dan sopan. Masyarakat mendapatkan pelayanan yang sesuai dengan prosedur pendaftaran. Anti Korupsi Tidak mendahulukan pasien kecuali gawat darurat dan kelompok rentan dengan pertimbangan tertentu seperti : diancam atau diberikan imbalan. F. Hambatan (prakiraan) dan pemecahannya 1. Melakukan Pelayanan Medik Umum Sebagai Konsul Pertama Pelayanan medik umum dilakukan terhadap semua pasien yang diperiksa di UGD, di ruang kelas I, II, III, dan VIP RSUD Kab. Sumbawa Barat pada masa off campus tanggal 11 September - 25 September 2015 di 7 hari (Senin-Minggu ) yaitu sebanyak 89 pasien. Masalah yang ditemui pada pelaksanaan pelayanan medik umum adalah pemeriksaan yang dilakukan terhadap pasien yang kurang holistik dan terburu-buru seperti anamnesis yang kurang lengkap dan tidak mencakup riwayat keluarga atau penyakit terdahulu serta pemeriksaan fisik yang tidak dilakukan secara menyeluruh namun hanya pada bagian yang dikeluhkan pasien. Hal ini dapat menyebabkan tidak tepatnya diagnosis yang ditegakkan atau terdapat diagnosis tambahan yang terlewatkan. Proses yang dilakukan untuk mengatasi hal ini adalah melengkapi pelaksanaan anamnesis dan pemeriksaan fisik, dimulai dari membaca rekam medis perkembangan pasien; melakukan anamnesis riwayat penyakit dalam keluarga, riwayat penyakit dahulu sampai perjalanan penyakit sekarang; melakukan pemeriksaan fisik secara head to toe ; memberi informasi kepada pasien mengenai pemeriksaan penunjang yang akan dilakukan kemudian membuat pengantar pemeriksaan penunjang sesuai indikasi; menjelaskan kemungkinan-kemungkinan diagnosa; menentukan diagnosa bedasarakan hasil anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang (bila ada); dan memberikan terapi pada pasien sesuai indikasinya. Setelah dilakukannya proses ini, pelayanan yang didapatkan oleh pasien lebih optimal dan diagnosis yang ditegakkan pun lebih tepat. Kendala yang dihadapi pada saat melaksanakan tindakan ini adalah lebih panjangnya waktu pemeriksaan terhadap pasien, namun hal ini dapat diatasi dengan memberitahukan terlebih dahulu kepada perawat pendamping bahwa visitasi pagi akan memakan waktu lebih lama dari biasa. 8
9 Dalam pelaksanaan pelayanan medik umum yang menerapkan nilai-nilai ANEKA, penulis melakukan anamnesis, pemeriksaan fisik, pemeriksaan penunjang, penegakan diagnosa, hingga pemberian terapi sesuai dengan SOP, memberikan pelayanan tanpa membedakan status sosial dan ekonomi pasien, bersikap ramah dan santun selama memberikan pelayanan dan meminta izin pasien sebelum melakukan pemeriksaan, memberikan pelayanan dengan baik dan benar sesuai dengan ilmu kedokteran yang dimiliki, tidak melakukan kerjasama dengan perusahaan farmasi dalam memberikan terapi. Output yang dilampirkan berupa - Persetujuan kepala SMF bahwa telah melakukan layanan medis secara tepat dan menyeluruh - SOP tatalaksana pasien di ruangan - Copy resep untuk pasien yang disertai paraf 2. Membuat Catatan Medik Pasien Rawat Jalan Pencatatan rekam medis dilakukan terhadap semua pasien yang diperiksa di UGD, di ruang kelas I, II, III, VIP pada masa off campus tanggal 11 September - 25 September 2015 di 7 hari (Senin-Minggu ) yaitu sebanyak 89 pasien. Masalah yang ditemua pada pencatatan rekam medis adalah pencatatan rekam medis belum sistematis dan lengkap karena tidak seluruh hasil anamnesis dan pemeriksaan dituliskan di lembar rekam medis. Hal ini menyebabkan terjadi kesulitan dalam pengobatan, penanganan, dan tindakan medis lainnya terutama saat pasien diperiksa oleh dokter yang lain atau datang kembali untuk kontrol penyakitnya. Untuk mengatasi hal ini maka penulis mengisi rekam medis secara lengkap dan sistematis sesuai hasil pemeriksaan serta selalu menulis apa yang dikerjakan dan mengerjakan apa yang ditulis. Tidak ditemukan kendala dalam pelaksanaan kegiatan ini sehingga dapat tercapai maksimal pada seluruh pasien yang diperiksa. Penerapan nilai-nilai ANEKA dalam penulisan rekam medis tampak dari tersedianya rekam medis yang sistematis dan jelas bagi setiap pasien rawat inap sehingga memudahkan dalam pelaporan dan dapat dipertanggungjawabkan, adanya kerahasiaan dalam rekam medis setiap pasien, dan pencatatan rekam medis yang sistematis dan lengkap. Output yang dilampirkan berupa persetujuan kepala SMF bahwa telah mengisi rekam medis secara lengkap dan sistematis. 3. Melayani Atau Menerima Konsultasi Dari Dalam 9
10 Konsultasi pasien kepada dokter spesialis dilakukan terhadap pasien yang membutuhkan penanganan dokter spesialis (kondisi pasien di luar kompetensi dokter umum) yang diperiksa di UGD, di ruang kelas I, II, III, VIP pada masa off campus tanggal 11 September - 25 September 2015 di 7 hari (Senin-Minggu ) yaitu sebanyak 89 pasien. pada masa off campus tanggal 14 Februari-3 Maret 2015 di hari kerja. Selama pelaksanaan kegiatan, terdapat 9 orang pasien yang dikonsulkan kepada dokter spesialis. Masalah yang sering ditemui adalah terjadinya miskomunikasi antara dokter umum dengan dokter spesialis pada saat mengonsulkan pasien dikarenakan konsultasi pasien dilakukan hanya secara lisan atau melalui telepon. Hal ini menyebabkan penanganan terhadap pasien tidak sesuai dengan yang diinstruksikan oleh dokter spesialis. Untuk mengatasi hal ini, maka penulis memperbaiki proses konsultasi dengan dokter spesialis ini dengan cara menyampaikan secara terstruktur dan sistematis mengenai kondisi pasien yang dikonsulkan beserta poin-poin penting dalam penegakan diagnosa, mendampingi dokter spesialis saat memvisite pasien, menuliskan hasil konsultasi secara lengkap, dan membacakan kembali hasil konsultasi kepada dokter spesialis untuk mengkonfirmasi bahwa apa yang sudah dituliskan dan dibaca ulang adalah akurat. Setelah dilaksanakannya tindakan ini, tidak pernah lagi terjadi kesalahan dalam pelaksanaan instruksi oleh dokter spesialis sehingga pasien mendapatkan penaganan secara optimal. Tidak ditemui kendala dalam melaksanakan kegiatan ini. Output yang dilampirkan berupa catatan instruksi dokter spesialis yang telah ditandatangani oleh dokter spesialis yang bersangkutan. 10
11 11
LAPORAN RANCANGAN AKTUALISASI NILAI-NILAI DASAR PROFESI PEGAWAI NEGERI SIPIL DI INSTALASI GAWAT DARURAT RS PARU BATU
LAPORAN RANCANGAN AKTUALISASI NILAI-NILAI DASAR PROFESI PEGAWAI NEGERI SIPIL DI INSTALASI GAWAT DARURAT RS PARU BATU Teguh Setiadi, dr UGD RS PARU BATU 1. Kegiatan Membuat Catatan medik pasien rawat inap
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Rumah Sakit merupakan instansi penyedia layanan kesehatan untuk
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Rumah Sakit merupakan instansi penyedia layanan kesehatan untuk masyarakat, dimana pasien dapat memperoleh pelayanan kesehatan yang diinginkan, yang meliputi pelayanan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. aktif dalam mewujudkan derajat kesehatanyang optimal, dalam hal bidang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rumah sakit adalah suatu institusi pelayanan kesehatan yang sangat kompleks, padat informasi, padat profesi dan padat modal. Rumah sakit berperan aktif dalam mewujudkan
Lebih terperinciContoh Panduan KORPS MARINIR RUMKITAL MARINIR CILANDAK PANDUAN. RUMKITAL MARINIR CILANDAK JAKARTA 2016 DAFTAR ISI
Contoh Panduan KORPS MARINIR RUMKITAL MARINIR CILANDAK PANDUAN. RUMKITAL MARINIR CILANDAK JAKARTA 2016 DAFTAR ISI Halaman Judul Panduan. i Daftar isi. ii Keputusan Karumkital Marinir Cilandak... iii Lampiran
Lebih terperinciPada UU No 29 tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran khususnya pada pasal 52 juga diatur hak-hak pasien, yang meliputi:
Hak dan Kewajiban Pasien Menurut Undang-Undang Menurut Declaration of Lisbon (1981) : The Rights of the Patient disebutkan beberapa hak pasien, diantaranya hak memilih dokter, hak dirawat dokter yang bebas,
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Undang-Undang No. 44 tahun 2009 menyatakan bahwa rumah sakit. merupakan pelayanan kesehatan yang paripurna (UU No.44, 2009).
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Undang-Undang No. 44 tahun 2009 menyatakan bahwa rumah sakit merupakan sarana pelayanan kesehatan yang bertujuan menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara
Lebih terperinciPEDOMAN ORGANISASI UNIT REKAM MEDIS DISUSUN OLEH : UNIT REKAM MEDIS RSUD KOTA DEPOK
PEDOMAN ORGANISASI UNIT REKAM MEDIS DISUSUN OLEH : UNIT REKAM MEDIS RSUD KOTA DEPOK RSUD KOTA DEPOK 1 BAB I PENDAHULUAN Meningkatkan derajat kesehatan bagi semua lapisan masyarakat Kota Depok melalui pelayanan
Lebih terperinciPETUNJUK TEKNIS ADMINISTRASI KLAIM DAN VERIFIKASI PROGRAM JAMINAN KESEHATAN MASYARAKAT 2008 PADA PEMBERI PELAYANAN KESEHATAN TINGKAT LANJUTAN
PETUNJUK TEKNIS ADMINISTRASI KLAIM DAN VERIFIKASI PROGRAM JAMINAN KESEHATAN MASYARAKAT 2008 PADA PEMBERI PELAYANAN KESEHATAN TINGKAT LANJUTAN I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang. Jaminan Pelayanan Kesehatan
Lebih terperinciGUBERNUR KALIMANTAN TENGAH
SALINAN GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH NOMOR 17 TAHUN 2015 T E N T A N G TUGAS POKOK, FUNGSI DAN URAIAN TUGAS RUMAH SAKIT JIWA KALAWA ATEI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA
Lebih terperinciBUPATI PASURUAN PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASURUAN NOMOR 10 TAHUN 2016 TENTANG IZIN PRAKTIK PERAWAT
BUPATI PASURUAN PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASURUAN NOMOR 10 TAHUN 2016 TENTANG IZIN PRAKTIK PERAWAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PASURUAN, Menimbang : Mengingat : a. bahwa
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA
No.122, 2012 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KESEHATAN. Sistem Rujukan. Pelayanan Kesehatan. Perorangan. PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 001 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM
Lebih terperinciPANDUAN PELEPASAN INFORMASI REKAM MEDIS
PANDUAN PELEPASAN INFORMASI REKAM MEDIS Pendahuluan Rumah Sakit yang salah satu pelayanannya adalah menyelenggarakan pelepasan informasi isi Rekam Medis pasien yang sesuai dengan standar yakni berisi informasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Rumah sakit sebagai institusi yang bergerak di bidang pelayanan kasehatan mengalami perubahan, pada awal perkembangannya, rumah sakit lembaga yang berfungsi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bagi setiap penduduk, agar dapat mewujudkan derajat kesehatan masyarakat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan kesehatan pada hakekatnya adalah penyelenggara upaya kesehatan oleh bangsa Indonesia untuk mencapai kemampuan hidup sehat bagi setiap penduduk, agar dapat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kesehatan perorangan meliputi pelayanan, promotif, preventif, kuratif, dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Rumah sakit adalah sarana kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan meliputi pelayanan, promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif yang menyediakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang fungsi utamanya memberikan pelayanan, perawatan, dan pengobatan kepada seluruh pasien, baik rawat inap, rawat jalan,
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN UMUM RUMAH SAKIT DAN INSTALASI FARMASI RUMAH SAKIT 2.1 Rumah Sakit
BAB II TINJAUAN UMUM RUMAH SAKIT DAN INSTALASI FARMASI RUMAH SAKIT 2.1 Rumah Sakit 2.1.1 Definisi Rumah Sakit Menurut Undang-Undang RI Nomor 44 tahun 2009, rumah sakit adalah Institusi pelayanan kesehatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kesehatan No 36 tahun 2009 adalah tercapainya derajat kesehatan yang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tujuan pembangunan kesehatan di Indonesia menurut Undang Undang Kesehatan No 36 tahun 2009 adalah tercapainya derajat kesehatan yang setinggi tingginya untuk seluruh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Menurut Dep Kes RI (2008), rumah sakit adalah sarana kesehatan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menurut Dep Kes RI (2008), rumah sakit adalah sarana kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan meliputi pelayanan promotif, preventif, kuratif
Lebih terperinciLEMBARAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK UTARA NOMOR 9 TAHUN 2013 SERI D NOMOR 9 TAHUN 2013 PERATURAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK UTARA NOMOR 9 TAHUN 2013 TENTANG
LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK UTARA NOMOR 9 TAHUN 2013 SERI D NOMOR 9 TAHUN 2013 PERATURAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK UTARA NOMOR 9 TAHUN 2013 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pengetahuan masyarakat akan pentingnya kesehatan terus meningkat seiring perkembangan zaman. Pemeliharaan dan peningkatan kesehatan masyarakat senantiasa diupayakan
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA
No.915, 2012 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KESEHATAN. Data. Informasi Kesehatan. Rahasia Kedokteran. PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 36 TAHUN 2012 TENTANG RAHASIA KEDOKTERAN
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. menentukan waktu tanggap di sebuah Rumah Sakit. Faktor-faktor tersebut
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A.Landasan Teori 1.Ketersediaan perawat dan dokter jaga IGD Hendrik et al. (2006) menyatkan bahwa ada beberapa faktor yang menentukan waktu tanggap di sebuah Rumah Sakit. Faktor-faktor
Lebih terperinciLAPORAN AKTUALISASI NILAI DASAR PEGAWAI NEGERI SIPIL DI UGD RS PARU BATU. dr. Resti Enggar Paweninggalih III/12
LAPORAN AKTUALISASI NILAI DASAR PEGAWAI NEGERI SIPIL DI UGD RS PARU BATU dr. Resti Enggar Paweninggalih III/12 Akuntabilitas, Nasionalisme, Komitmen Mutu Menangani pasien di UGD RS Paru Batu berdasarkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit merupakan institusi yang memiliki fungsi utama memberikan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rumah sakit merupakan institusi yang memiliki fungsi utama memberikan pelayanan kesehatan kepada seluruh pasien, baik rawat jalan, rawat inap, maupun gawat darurat.
Lebih terperinciInformed Consent INFORMED CONSENT
Informed Consent INFORMED CONSENT Asal mula istilah consent ini adalah dari bahasa latin: consensio, consentio, consentio, dalam bahasa Inggris consent berarti persetujuan, izin, menyetujui, memberi izin
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Jaminan Kesehatan Nasional Jaminan kesehatan adalah jaminan berupa perlindungan kesehatan agar peserta memperoleh manfaat pemeliharaan kesehatan dan perlindungan dalam memenuhi
Lebih terperinciAP (ASESMEN PASIEN) AP.1
AP (ASESMEN PASIEN) AP.1 Acuan: PMK 269/Menkes/Per/III/2008 EP.1 Kebijakan asesmen pasien rawat inap (memuat informasi minimal yang harus tersedia untuk pasien rawat inap) Panduan/Pedoman asesmen pasien
Lebih terperinciHospital by laws. Dr.Laura Kristina
Hospital by laws Dr.Laura Kristina Definisi Hospital : Rumah sakit By laws : peraturan Institusi Seperangkat peraturan yang dibuat oleh RS (secara sepihak) dan hanya berlaku di rumah sakit yang bersangkutan,dapat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit sebagai salah satu fasilitas pelayanan kesehatan. dalam mendukung penyelenggaraan upaya kesehatan.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rumah sakit sebagai salah satu fasilitas pelayanan kesehatan merupakan bagian dari sumber daya kesehatan yang sangat diperlukan dalam mendukung penyelenggaraan upaya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. inap, rawat jalan, dan gawat darurat. Salah satu fungsi dari Rumah Sakit
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Berdasarkan UU RI no 44 tahun 2009, pengertian Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna
Lebih terperinciPERATURAN DIREKTUR RUMAH SAKIT PRIMA HUSADA NOMOR : 224/RSPH/I-PER/DIR/VI/2017 TENTANG PEDOMAN REKAM MEDIS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN DIREKTUR RUMAH SAKIT PRIMA HUSADA NOMOR : 224/RSPH/I-PER/DIR/VI/2017 TENTANG PEDOMAN REKAM MEDIS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DIREKTUR RUMAH SAKIT PRIMA HUSADA, Menimbang Mengingat : a.
Lebih terperinciG U B E R N U R J A M B I
G U B E R N U R J A M B I PERATURAN GUBERNUR JAMBI NOMOR 2 TAHUN 2010 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL RUMAH SAKIT JIWA DAERAH PROVINSI JAMBI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAMBI, Menimbang
Lebih terperinci2 Mengingat e. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, huruf c, dan huruf d, perlu membentuk Undang-Undang tentang
No.307, 2014 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA KESEHATAN. Keperawatan. Pelayanan. Praktik. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5612) UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kesehatan serta pelayanan sosial lainnya yang dilakukan (Putri, 2012).
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan merupakan Hak Asasi Manusia, setiap orang mempunyai hak untuk hidup layak, baik menyangkut kesehatan pribadi maupun keluarganya termasuk didalamnya adalah
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. menunjang aktifitas sehari-hari. Manusia melakukan berbagai upaya demi
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan merupakan salah satu kebutuhan hidup yang sangat penting dalam menunjang aktifitas sehari-hari. Manusia melakukan berbagai upaya demi mewujudkan hidup yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pelayanan kesehatan di berbagai instansi kesehatan dengan dukungan dari
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyedia sarana pelayanan kesehatan harus selalu memberikan pelayanan kesehatan kepada seluruh lapisan masyarakat agar dapat terwujud derajat kesehatan yang optimal.
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2006 TENTANG PENYELENGGARAAN DAN KERJA SAMA PEMULIHAN KORBAN KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2006 TENTANG PENYELENGGARAAN DAN KERJA SAMA PEMULIHAN KORBAN KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2006 TENTANG PENYELENGGARAAN DAN KERJA SAMA PEMULIHAN KORBAN KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2006 TENTANG PENYELENGGARAAN DAN KERJA SAMA PEMULIHAN KORBAN KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 290/MENKES/PER/III/2008 TENTANG PERSETUJUAN TINDAKAN KEDOKTERAN
PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 290/MENKES/PER/III/2008 TENTANG PERSETUJUAN TINDAKAN KEDOKTERAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa sebagai pelaksanaan Pasal 45
Lebih terperinciPERATURAN DIREKTUR UTAMA RS. xxx NOMOR : 17/PER/2013 TENTANG KEBIJAKAN PELAYANAN MEDIS. DIREKTUR UTAMA RS. xxx
PERATURAN DIREKTUR UTAMA RS. xxx NOMOR : 17/PER/2013 TENTANG KEBIJAKAN PELAYANAN MEDIS DIREKTUR UTAMA RS. xxx Menimbang : a. bahwa salah satu pilar pelayanan rumah sakit adalah pelayanan medis yang dilakukan
Lebih terperinciBAB I. PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang
BAB I. PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Aparatur sipil Negara (ASN) adalah profesi bagi pegawai negeri dan pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja yang bekerja pada instansi pemerintah.pegawai ASN melaksanakan
Lebih terperinciMANAJEMEN REKAM MEDIS DALAM STANDAR AKREDITASI VERSI 2012
MANAJEMEN REKAM MEDIS DALAM STANDAR AKREDITASI VERSI 2012 EMAN SULAEMAN, SKM DPP PORMIKI (Perhimpunan Profesional Perekam Medis dan Informasi Kesehatan Indonesia) TUJUAN AKREDITASI (PMK NO.12/2012 TENTANG
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. pelanggan terbagi menjadi dua jenis, yaitu: fungsi atau pemakaian suatu produk. atribut yang bersifat tidak berwujud.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Pustaka 1. Kepuasan Konsumen Kepuasan konsumen berarti bahwa kinerja suatu barang atau jasa sekurang kurangnya sama dengan apa yang diharapkan (Kotler & Amstrong, 1997).
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2014 TENTANG KLINIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2014 TENTANG KLINIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa untuk implementasi pengaturan
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. landasan teori yang digunakan akan dijelaskan di bawah ini.
BAB II LANDASAN TEORI Landasan teori merupakan panduan untuk menemukan solusi pemecah masalah yang sedang dihadapi. Pada bab ini akan dikemukakan landasan teori yang terkait dengan permasalahan untuk mendukung
Lebih terperinciKERANGKA ACUAN PELAYANAN P0LIKLINIK UMUM
KERANGKA ACUAN PELAYANAN P0LIKLINIK UMUM A. LATAR BELAKANG Pembangunan kesehatan di arahkan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar peningkatan derajat kesehatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pelaksanaan pemberian pelayanan kepada pasien di rumah sakit. Dalam
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rekam medis merupakan salah satu bagian penting dalam membantu pelaksanaan pemberian pelayanan kepada pasien di rumah sakit. Dalam Permenkes No.269/MENKES/PER/III/2008
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. yang profit maupun yang non profit, mempunyai tujuan yang ingin dicapai melalui
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Suatu organisasi baik organisasi pemerintah maupun organisasi swasta, baik yang profit maupun yang non profit, mempunyai tujuan yang ingin dicapai melalui pelaksanaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rekam medis merupakan bagian penting dalam penanganan kesehatan pasien pada saat sekarang maupun di masa mendatang. Sebagai pemberi informasi mengenai status kesehatan
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 69 TAHUN 2014 TENTANG KEWAJIBAN RUMAH SAKIT DAN KEWAJIBAN PASIEN
PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 69 TAHUN 2014 TENTANG KEWAJIBAN RUMAH SAKIT DAN KEWAJIBAN PASIEN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang :
Lebih terperincipendidikan dan penelitian yang erat hubungannya dengan kehidupan menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rumah sakit merupakan institusi pelayanan kesehatan yang mempunyai tenaga medik, keperawatan, penunjang medik dan rujukan, pendidikan dan penelitian yang erat hubungannya
Lebih terperinciRUJUKAN. Ditetapkan Oleh Ka.Puskesmas SOP. Sambungmacan II. Kab. Sragen. Puskesmas. dr.udayanti Proborini,M.Kes NIP
SOP No. Kode Terbitan No. Revisi : : 01 : 00 Ditetapkan Oleh Ka. Halaman : 1-1. dr.udayanti Proborini,M.Kes NIP. 19740409 200312 2 002 1. Pengertian 2. Tujuan 3. Kebijakan 4. Referensi 5. Prosedur Sistem
Lebih terperinciBuku 3: Bahan Ajar Pertemuan Ke - 3
UNIVERSITAS GADJAH MADA SEKOLAH VOKASI DIPLOMA REKAM MEDIS Buku 3: Bahan Ajar Pertemuan Ke - 3 DESAIN FORMULIR REKAM MEDIS Ganjil/III/VMR 2103 oleh Savitri Citra Budi, SKM.M.P.H Didanai dengan dana BOPTN
Lebih terperinciBERITA DAERAH KOTA CILEGON TAHUN : 2013 NOMOR : 17 PERATURAN WALIKOTA CILEGON NOMOR 17 TAHUN 2013 TENTANG TARIF PELAYANAN PADA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH
BERITA DAERAH KOTA CILEGON TAHUN : 2013 NOMOR : 17 PERATURAN WALIKOTA CILEGON NOMOR 17 TAHUN 2013 TENTANG TARIF PELAYANAN PADA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KOTA CILEGON DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA
Lebih terperinciRSUD KOTA DUMAI PELAYANAN GAWAT DARURAT
URAIAN TUGAS PETUGAS ADMINISTRASI DI INSTALASI RAWAT DARURAT Jl. Tanjung Jati No. 4 Dumai URAIAN TUGAS PETUGAS ADMINISTRASI DI INSTALASI RAWAT DARURAT I. Tanggung jawab Secara administrasi bertanggung
Lebih terperinciBUPATI MALANG BUPATI MALANG,
BUPATI MALANG PERATURAN BUPATI MALANG NOMOR 24 TAHUN 2012 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENYELENGGARAAN PELAYANAN KESEHATAN DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH LAWANG BUPATI MALANG, Menimbang : a. bahwa dengan ditetapkannya
Lebih terperinciBERITA DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT
1 BERITA DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT NOMOR 2 TAHUN 2015 PERATURAN GUBERNUR NUSA TENGGARA BARAT NOMOR 2 TAHUN 2015 PEDOMAN SISTEM RUJUKAN PELAYANAN KESEHATAN DI PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT DENGAN
Lebih terperinciLEMBARAN DAERAH KOTA CIMAHI
LEMBARAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR : 36 TAHUN : 2003 SERI : C PERATURAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR 36 TAHUN 2003 TENTANG PEDOMAN PENETAPAN TARIP PELAYANAN KESEHATAN RUMAH SAKIT UMUM CIBABAT CIMAHI DENGAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pemberi pelayanan kesehatan harus meningkatkan pelayanannya dari berbagai. mampu memenuhi kebutuhan dan harapan masyarakat.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tuntutan akan pelayanan rumah sakit yang bermutu seiring dengan semakin baiknya kesadaran masyarakat tentang mutu, membuat rumah sakit sebagai pemberi pelayanan kesehatan
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH KABUPATEN TASIKMALAYA NOMO 3 TAHUN 2011 TENTANG RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN TASIKMALAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TASIKMALAYA NOMO 3 TAHUN 2011 TENTANG RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN TASIKMALAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TASIKMALAYA, Menimbang : a. bahwa dalam rangka
Lebih terperinciRIATI ANGGRIANI,SH,MARS,MHum ANGGOTA PERHUKI DKI
RIATI ANGGRIANI,SH,MARS,MHum ANGGOTA PERHUKI DKI DASAR HUKUM UNDANG-UNDANG NOMOR 23 TAHUN 1992 TENTANG KESEHATAN. UNDANG-UNDANG NOMOR 29 TAHUN 2004 TENTANG PRAKTIK KEDOKTERAN PERATURAN PEMERINTAH NOMOR
Lebih terperinciBERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL
BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 15 Tahun : 2010 Seri : E PERATURAN BUPATI GUNUNGKIDUL NOMOR 23 TAHUN 2010 TENTANG STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
Lebih terperinciLEMBARAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR : 87 TAHUN : 2008 SERI : C PERATURAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR : 6 TAHUN 2008
LEMBARAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR : 87 TAHUN : 2008 SERI : C PERATURAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR : 6 TAHUN 2008 TENTANG PENETAPAN TARIF PELAYANAN KESEHATAN RUMAH SAKIT UMUM CIBABAT CIMAHI DENGAN RAHMAT
Lebih terperinciRUMAH SAKIT. Oleh: Diana Holidah, M.Farm., Apt.
RUMAH SAKIT Oleh: Diana Holidah, M.Farm., Apt. DASAR HUKUM RUMAH SAKIT UU No. 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit. PerMenKes RI Nomor 1045/menkes/per/XI/2006 Tentang Pedoman organisasi rumah sakit di lingkungan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Rumah Sakit 1. Pengertian Rumah Sakit Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini masyarakat pada umumnya semakin sadar akan pentingnya kesehatan dalam kehidupan. Kesehatan merupakan salah satu kunci utama bagi seseorang dalam melaksanakan
Lebih terperinciPANDUAN HAK PASIEN DAN KELUARGA RS X TAHUN 2015 JL.
PANDUAN HAK PASIEN DAN KELUARGA RS X TAHUN 2015 JL. SURAT KEPUTUSAN No. : Tentang PANDUAN HAK DAN KEWAJIBAN PASIEN DIREKTUR RS Menimbang : a. Bahwa untuk mengimplementasikan hak pasien dan keluarga di
Lebih terperinciPedoman Pelaksanaan Persetujuan Tindakan Kedokteran (Informed Consent)
Pedoman Pelaksanaan Persetujuan Tindakan Kedokteran (Informed Consent) Rumah Sakit xy Pedoman Pelaksanaan Persetujuan Tindakan Kedokteran 1. Umum a. Bahwa masalah kesehatan seseorang (pasien) adalah tanggung
Lebih terperinciNo. Dokumen : 005/KMD/ADMIN/II/2013. Tanggal terbit : 12 Februari 2013
BIDANG PELAYANAN MEDIS No. Dokumen : 005/KMD/ADMIN/II/2013 No. Revisi : 1 Halaman : 1/5 KEBIJAKAN UMUM Tanggal terbit : 12 Februari 2013 Ditetapkan : Direktur Klinik Muhammadiyah Kedungadem dr.h.haryono
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2016 TENTANG IZIN DAN PENYELENGGARAAN PRAKTIK PENATA ANESTESI
PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2016 TENTANG IZIN DAN PENYELENGGARAAN PRAKTIK PENATA ANESTESI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang
Lebih terperinciPANDUAN TENTANG PEMBERIAN INFORMASI HAK DAN TANGGUNG JAWAB PASIEN DI RSUD Dr. M. ZEINPAINAN
PANDUAN TENTANG PEMBERIAN INFORMASI HAK DAN TANGGUNG JAWAB PASIEN DI RSUD Dr. M. ZEINPAINAN A Tujuan Sebagai proses pemberian informasi kepada pasien agar pasien memahami hak dan kewajibannya sebagai pasien
Lebih terperinci2017, No Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2014 tentang Pemilihan Gubernur, Bupati, dan Walikota menjadi Undang-Undang (Lembaran Negara Republik In
No.1421, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BAWASLU. Kode Etik Pegawai. PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2017 TENTANG KODE ETIK PEGAWAI BADAN PENGAWAS PEMILIHAN
Lebih terperinciPEDOMAN PENGORGANISASIAN UNIT RAWAT JALAN RUMAH SAKIT ELIZABETH
PEDOMAN PENGORGANISASIAN UNIT RAWAT JALAN RUMAH SAKIT ELIZABETH PT NUSANTARA SEBELAS MEDIKA RUMAH SAKIT ELIZABETH SITUBONDO 2015 DAFTAR ISI BAB 1 PENDAHULUAN Tujuan Umum... 2 Tujuan Khusus... 2 BAB II
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sakit pasal 1 ayat 1 menyatakan rumah sakit adalah suatu institusi. pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Undang Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit pasal 1 ayat 1 menyatakan rumah sakit adalah suatu institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan
Lebih terperinciBAB 3 ANALISIS BASIS DATA YANG SEDANG BERJALAN
BAB 3 ANALISIS BASIS DATA YANG SEDANG BERJALAN 3.1 Latar Belakang Puskesmas 3.1.1 Sejarah Puskesmas Puskesmas Kecamatan Penjaringan berdiri tahun 1992 yang terletak di Jalan Raya Teluk Gong No. 2, Jakarta
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut UU No.44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit, Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Negara Indonesia ialah Negara Kesatuan yang berbentuk Republik. 1 Negara Indonesia adalah Negara hukum. 1 Indonesia adalah Negara dengan kekayaan alam yang melimpah,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kesehatan yang terus mengalami perkembangan adalah rumah sakit.rumah sakit
xv BAB I PENDAHULUAN 1.1 LatarBelakang Indonesia saat ini telah memasuki era globalisasi yang terus-menerus mengalami perkembangan. Perkembangan yang terjadi tidak hanya pada bidang ilmu pengetahuan, teknologi
Lebih terperinciPERSETUJUAN TINDAKAN MEDIK [ INFORMED CONSENT ]
PERSETUJUAN TINDAKAN MEDIK [ INFORMED CONSENT ] Tujuan Belajar Setelah mempelajari keterampilan medik mengenai Persetujuan Tindakan Medik (Informed Consent) ini, mahasiswa diharapkan: 1. Memahami kepentingan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penting yang tidak dapat dipisahkan dalam pelaksanaan pelayanan kesehatan.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan Rekam medis di suatu instansi pelayanan kesehatan merupakan bagian penting yang tidak dapat dipisahkan dalam pelaksanaan pelayanan kesehatan. Rekam medis
Lebih terperinciWALIKOTA PONTIANAK PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERATURAN WALIKOTA PONTIANAK NOMOR 39 TAHUN 2015 TENTANG
WALIKOTA PONTIANAK PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERATURAN WALIKOTA PONTIANAK NOMOR 39 TAHUN 2015 TENTANG SISTEM RUJUKAN PELAYANAN KESEHATAN PERORANGAN KOTA PONTIANAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Rumah sakit merupakan institusi pelayanan yang sangat komplek, padat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rumah sakit merupakan institusi pelayanan yang sangat komplek, padat profesi dan padat modal. Agar Rumah Sakit dapat melaksanakan fusngsi dengan baik, maka di rumah
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Puskesmas Pusat Kesehatan Masyarakat yang selanjutnya disingkat puskesmas adalah unit pelaksana teknis dinas kesehatan kabupaten/kota yang bertanggung jawab menyelenggarakan
Lebih terperinciASPEK HUKUM REKAM MEDIS By: Raden Sanjoyo D3 Rekam Medis FMIPA Universitas Gadjah Mada
ASPEK HUKUM REKAM MEDIS By: Raden Sanjoyo D3 Rekam Medis FMIPA Universitas Gadjah Mada Status hukum dan peraturan tentang catatan kesehatan harus dijaga oleh institusi pelayanan kesehatan. Istitusi kesehatan
Lebih terperinciPANDUAN PERSETUJUAN TINDAKAN KEDOKTERAN RUMAH SAKIT RAWAMANGUN
PANDUAN PERSETUJUAN TINDAKAN KEDOKTERAN RUMAH SAKIT RAWAMANGUN RUMAH SAKIT RAWAMANGUN JAKARTA, INDONESIA 2013 Panduan Persetujuan Tindakan Kedokteran (Informed Consent) Rumah Sakit Rawamangun Paduan Pelaksanaan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Pada era globalisasi, pelayanan prima merupakan elemen utama di rumah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada era globalisasi, pelayanan prima merupakan elemen utama di rumah sakit dan unit kesehatan. Rumah sakit dituntut untuk memberikan pelayanan kesehatan yang memenuhi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan untuk hidup sehat bagi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan kesehatan Indonesia telah diarahkan oleh pemerintah guna meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan untuk hidup sehat bagi penduduk Indonesia agar dapat
Lebih terperinciPANDUAN PENUNDAAN PELAYANAN DI RUMAH SAKIT PUPUK KALTIM BONTANG
PANDUAN PENUNDAAN PELAYANAN DI RUMAH SAKIT PUPUK KALTIM BONTANG KATA PENGANTAR Assalamu alaikum Wr.Wb. Penundaan pelayanan kepada pasien terjadi apabila pasien harus menunggu terlayani dalam waktu yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang B. Definisi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu dasar moral dari adanya suatu persetujuan tindakan kedokteran adalah menghormati martabat manusia (respect for person), yang mana setiap individu (pasien)
Lebih terperinciStabat dalam rangka pembinaan Puskesmas. BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pusat Kesehatan Masyarakat yang disingkat puskesmas adalah unit
Puskesmas dan sebagai bahan masukan kepada Dinas Kesehatan Kota Stabat dalam rangka pembinaan Puskesmas. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Puskesmas Pusat Kesehatan Masyarakat yang disingkat puskesmas
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan kesehatan ditujukan untuk meningkatkan kesadaran, kenyamanan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang dalam rangka mewujudkan derajat kesehatan yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. derajat kesehatan masayrakat setinggi-tingginya diwilayah kerjanya.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permenkes RI nomor 46 tahun 2015 pasal 1, Puskesmas adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan perseorangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. diolah sebagai bahan pembuat laporan pelayanan rumah sakit. Rumah sakit
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rumah sakit merupakan institusi pelayanan kesehatan yang berfungsi memberikan pelayanan kesehatan kepada pasien. Pelayanan untuk pasien di rumah sakit umumnya meliputi
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN UMUM RUMAH SAKIT. rumah sakit. Rumah sakit adalah suatu organisasi yang kompleks, menggunakan
BAB II TINJAUAN UMUM RUMAH SAKIT 2.1 Definisi Rumah Sakit Salah satu sarana untuk penyelenggaraan pembangunan kesehatan adalah rumah sakit. Rumah sakit adalah suatu organisasi yang kompleks, menggunakan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. adalah proses komunikasi interprofesional dan pembuatan keputusan yang
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Definisi Praktik Kolaboratif Definisi praktik kolaboratif menurut Jones (2000) dalam Rumanti (2009) adalah proses komunikasi interprofesional dan pembuatan keputusan yang mempertimbangkan
Lebih terperinciDRUG RELATED PROBLEMS
DRUG RELATED PROBLEMS KATEGORI DOSIS LEBIH, DOSIS KURANG DAN OBAT SALAH DI INTENSIVE CARE UNIT RUMAH SAKIT UMUM ISLAM KUSTATI SURAKARTA PERIODE TAHUN 2007 SKRIPSI Oleh: AMALIA FATIMAH K 100 040 178 FAKULTAS
Lebih terperinciGUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 41 TAHUN 2016 TENTANG SISTEM RUJUKAN KESEHATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 41 TAHUN 2016 TENTANG SISTEM RUJUKAN KESEHATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TIMUR, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan
Lebih terperinciBUPATI BOYOLALI PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOYOLALI NOMOR 14 TAHUN 2011 TENTANG
BUPATI BOYOLALI PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOYOLALI NOMOR 14 TAHUN 2011 TENTANG TARIF PELAYANAN KESEHATAN KELAS III PADA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH PANDAN ARANG KABUPATEN BOYOLALI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG
Lebih terperinciPEMERINTAH KOTA SALATIGA DAFTAR INFORMASI PUBLIK RINGKASAN RENCANA KERJA RSUD KOTA SALATIGA TAHUN 2017
PEMERINTAH KOTA SALATIGA DAFTAR INFORMASI PUBLIK RINGKASAN RENCANA KERJA RSUD KOTA SALATIGA TAHUN 2017 1 BAB II PERENCANAAN KINERJA A. PERENCANAAN STRATEGIS SKPD VISI DAN MISI 1. Pernyataan Visi Visi RSUD
Lebih terperinci