2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Perikanan Tangkap Kapal / Perahu
|
|
- Suryadi Kusumo
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Perikanan Tangkap Perikanan adalah semua kegiatan yang berhubungan dengan pengelolaan dan pemanfaatan sumberdaya ikan dan lingkunganya, mulai dari praproduksi, produksi, pengolahan sampai dengan pemasaran, yang dilaksanakan dalam suatu sistem bisnis perikanan, hal ini didasarkan pada Undang-Undang Nomor. 45 tahun 2009 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor. 31 Tahun 2004 tentang Perikanan. Selanjutnya, di dalam Undang-Undang tersebut, dijelaskan bahwa perikanan tangkap adalah kegiatan ekonomi dalam bidang penangkapan atau pengumpulan binatang dan tanaman air, baik di laut maupun di perairan umum secara bebas. Kegiatan ini dibedakan dengan perikanan budidaya, dimana pada perikanan tangkap, binatang atau tanaman air masih belum merupakan milik seseorang sebelum binatang atau tanaman air tersebut ditangkap atau dikumpulkan, sedangkan pada perikanan budidaya, komoditas tersebut telah merupakan milik seseorang atau kelompok yang melakukan budidaya tersebut. Menurut Monintja (1989), komponen utama dari perikanan tangkap adalah unit penangkapan ikan, yang terdiri atas : (1) perahu/kapal; (2) alat tangkap; (3) tenaga kerja/nelayan Kapal / Perahu Mengacu Undang-Undang Nomor. 45 tahun 2009 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor. 31 Tahun 2004 tentang Perikanan., disebutkan bahwa kapal perikanan adalah kapal, perahu atau alat apung lain yang dipergunakan untuk melakukan penangkapan ikan, mendukung operasi penangkapan ikan, pembudidayaan ikan, pengangkutan ikan, pengolahan ikan, pelatihan perikanan dan penelitian atau eksplorasi perikanan. Menurut Ekasari (2008), kapal merupakan faktor penting diantara komponen unit penangkapan ikan lainnya dan merupakan modal terbesar pada usaha penangkapan ikan. Kapal penangkapan ikan berguna sebagai sarana transportasi yang membawa seluruh unit penangkapan ikan menuju fishing ground atau daerah penangkapan ikan, serta
2 5 membawa pulang kembali ke fishing base atau pangkalan beserta hasil tangkapan yang diperoleh Alat tangkap Menurut Subani dan Barus (1989) banyaknya jenis-jenis ikan, udang dan biota laut lain dengan tingkah laku dan sifat-sifat yang berbeda-beda, jelas memerlukan alat penangkapan dan teknologi penangkapan yang berbeda-beda pula. Walaupun hal tersebut diakui bahwa sebagian dari jenis-jenis biota lain yang termasuk sasaran yang kadangkala secara kebetulan ikut tertangkap pula. Pengklasifikasian alat penangkapan ikan dan udang laut di Indonesia ada 8 jenis menurut Statistik Kelautan dan Perikanan (2005), yaitu : 1) Pukat tarik (pukat tarik udang ganda, pukat tarik udang tunggal, pukat tarik berbingkai dan pukat tarik ikan) ; 2) Pukat kantong (payang, dogol, pukat pantai) ; 3) Jaring insang (jarring insang hanyut, jaring insang lingkar, jaring insang klitik, jaring insang tetap, jaring insang tiga lapis) ; 4) Jaring angkat (bagan perahu, bagan tancap, serok, anco, lainnya) ; 5) Pancing (pancing rawai tuna, pancing rawai hanyut, pancing rawai tetap, pancing rawai dasar tetap, huhate, pancing tonda, pancing ulur, pancing tegak, pancing cumi) ; 6) Perangkap (sero, jermal, bubu) ; 7) Alat pengumpul (alat pengumpul rumput laut, alat penangkap kerang, alat penangkap teripang, alat penangkap kepiting) ; 8) Lain-lain (muroami, jala tebar, garpu dan tombak). Dari data yang terlihat di Laporan Statistik Jawa Timur tahun , alat tangkap yang ada di Kabupaten Lamongan yang menangkap ikan komoditas unggulan yaitu alat tangkap payang, alat tangkap pukat cincin, alat tangkap pancing tonda, alat tangkap jarring tiga lapis dan alat tangkap jarring insang hanyut. Menurut Standar Nasional Indonesia (SNI), penjelasan pengklasifikasian alat penangkapan ikan dan udang laut di Indonesia yaitu :
3 6 A) Alat Tangkap Payang Menurut Subani dan Barus (1989) payang adalah pukat kantong lingkar yang terdiri dari kantong, badan dan sayap. Besar mata mulai dari kantong hingga sayap berbedaa-beda mulai dari 1 cm sampai 40 cm. Bagian atas mulut jaring lebih menonjol ke belakang, hal ini dikarenakan payang umumnya digunakan untuk menangkap ikan pelagis yang hidup dibagian atas perairan dan mempunyai sifat cenderung lari ke lapisan bawah bila terkurung jaring. Oleh karena itu bagian bawah mulut jaring lebih menonjol kedepan maka kesempatan lolos menjadi terhalang dan akhirnya masuk ke dalam kantong. Pada bagian bawah sayap dan mulut jaring diberi pemberat dan pada bagian atas pada jarak tertentu diberi pelampung yang berukuran paling besar diletakkan di bagian tengah. Pada keuda ujung depan sayap disambungkan dengan tali panjang yang umumnya disebut tali selambar. Penangkapan dengan jaring payang dapat dilakukan pada malam maupun siang hari dengan alat bantu petromaks dan rumpon. Payang berbadan jaring panjang merupakan salah satu alat tangkap pukat kantong yang banyak digunakan oleh para nelayan skala kecil, di jalur penangkapan I II di daerah perairan laut jawa dan pesisir perairan samudera indonesia (utara dan selatan jawa) dalam operasi penangkapan ikan pelagis kecil (lapisan perairan pertengahan dan permukaan). Ukuran besar kecilnya pukat kantong payang (panjang total x keliling mulut jaring) sangat beragam, begitu pula bahan jaring yang dipergunakan untuk pembuatan konstruksi paying sangat beraneka ragam pula. Pengoperasian payang tanpa dilengkapi dengan alat pembuka mulut jaring yang berupa papan rentang (otter board) atau palang / gawang (beam). Pengoperasian payang tidak dihela (dragging) di belakang kapal yang berjalan, melainkan ditarik (towing) untuk mengangkat payang ke atas geladak kapal. Desain bentuk baku konstruksi pukat kantong payang berbadan jaring panjang. Gambar 1 konstruksi alat tangkap payang (SNI 2005). B) Alat Tangkap Pukat Cincin Menurut Subani dan Barus (1989) dinamakan pukat cincin karena dilengkapi dengan cincin untuk tali cincin atau tali kerut. Dengan adanya tali kerut tersebut jaring yang semula tidak berkantong akan terbentuk kantong pada tiap akhir penangkapan. Pukat cincin terdiri dari beberapa komponen penting, yaitu :
4 7 bagian jaring, srampatan, tali temali, pelampung, pemberat dan cincin. Penangkapan dengan pukat cincin dilengkapi dengan rumpon dan kadang menggunakan lampu untuk malam hari sebagai alat bantu penangkapan. Jaring lingkar atau Purse Seine yang merupakan satu jenis alat tangkap yang banyak digunakan dalam operasi penangkapan untuk jenis ikan yang hidup bergerombol. Jaring lingkar memiliki efektivitas yang cukup tinggi dalam menghasilkan tangkapan ikan karena ikan yang ditangkap dalam jumlah banyak dan bergerombol. Prinsip dasar alat tangkap jaring lingkar adalah menutup jalan renang ikan baik horizontal maupun vertikal (pada jenis jaring lingkar dengan kolor) sehingga ikan terperangkap dalam alat tangkap. Jenis-jenis ikan yang menjadi tujuan penangkapan dengan jarring lingkar adalah ikan tongkol, kembung, tembang, selar, cakalang, tuna sirip kuning dan ikan pelagis lainnya.jenis-jenis ikan tersebut di atas kebanyakan adalah golongan ikan pelagis yang hidup berkelompok/bergerombol. Operasi penangkapan ikan dengan jaring lingkar tidak dapat dilakukan setiap saat, karena gerombolan ikan tersebut hanya berada di permukaan air pada waktu-waktu tertentu seperti siang atau sore hari. Oleh karena itu, dalam operasi penangkapan jaring lingkar sering digunakan berbagai alat bantu untuk mengumpulkan ikan sehingga dapat memaksimalkan hasil tangkapan. Dibeberapa daerah, pengoperasian alat tangkap jaring lingkar dibantu dengan pemasangan rumpon yang terbuat dari rangkaian daun kelapa. Rumpon berfungsi sebagai tempat berkumpulnya ikan-ikan kecil yang merupakan mangsa ikan-ikan yang lebih besar yang menjadi tujuan penangkapan jaring lingkar. Sekarang ini jaring lingkar telah mengalami perkembangan yang cukup pesat yang pengoperasiannya membutuhkan berbagai alat dan mesin bantu penangkapan. Keberadaan alat dan mesin bantu penangkapan ini bertujuan agar pengoperasian jaring lingkar dapat lebih efektif dan efisien sehingga mendapatkan hasil tangkapan yang maksimal. Hal ini tentunya membutuhkan kemampuan dan keahlian tambahan untuk dapat mengoperasikannya dengan baik. Desain baku konstruksi pukat cincin dapat dilihat pada Gambar 2.
5 8 Sumber : BSN, SNI ) Panjang bagian-bagian jarring 2)Lebar bagian-bagian jaring Panjang tali ris atas : l Keliling mulut jaring : a Panjang tali ris bawah : m Setengah keliling mulut jaring : h Keliling mulut jaring : a Lebar ujung depan bagian sayap atas :g2 Panjang total jaring : b Lebar ujung belakang bagian sayap atas :g1 Panjang bagian sayap atas : Lebar ujung depan bagian sayap bawah: h2 Panjang bagian sayap bawah : d Lebar ujung belakang bagian sayap bawah :h1 Panjang bagian medan jaring bawah:bsm Jarak ujung-ujung belakang bagian sayap atas : g* Panjang bagian badan : e Jarak ujung-ujung belakang bagian sayap bawah : h* Panjang bagian kantong : f Lebar ujung-ujung depan bagian bosom: h Lebar ujung belakang bagain bosom : h1 Lebar ujung depan bagian badan : i Lebar ujung belakang bagian badan : i1 Lebar ujung depan bagian kantong : j Lebar ujung belakang bagian kantong : j1 Gambar 1 Desain baku pukat kantong payang berbadan jaring panjang.
6 9 Sumber : ( Keterangan : a. Badan jaring yang terdiri dari: d. Tali pelampung 1. Sayap e. Pelampung 2. Perut f. Tali ris bawah 3. Bahu g. Pemberat 4. Kantong h. Tali cincin b. Selvadge i. Cincin c. Tal iris atas j. Tali kerut atau kolor Gambar 2 Desain baku pukat cincin. C) Alat Tangkap Pancing Tonda Menurut SNI (2006) pancing tonda adalah pancing yang diberi tali panjang dan ditarik oleh perahu atau kapal. Pancing diberi umpan ikan segar atau umpan palsu yang karena pengaruh tarikan bergerak di dalam air sehingga merangsang ikan buas menyambarnya. Pada prinsipnya pancing yang digunakan terdiri dari tali panjang, mata pancing tanpa pemberat. Pancing ini umumnya menggunakan umpan tiruan/umpan palsu. Umpan tiruan tersebut bisa dari bulu ayam, kain-kain berwarna menarik atau bahan dari plastik berbentuk miniatur menyerupai aslinya (misalnya cumi-cumi, ikan dan lain-lain). Konstruksi pancing tonda terdiri dari gulungan senar, tali pancing, swivel, pemberat atau tanpa pemberat dan mata pancing. Pancing tonda terdiri dari komponen-komponen yang penting, yaitu: a) Tali utama ( monofilament nomor 1000) dengan panjang tali utama sekitar 150 m. b) Tali cabang (monofilament nomor 800) dengan panjang tali berkisar mulai dari 15 cm 225 cm
7 10 c) Mata pancing No 6 terdiri dari 15 mata pancing d) Umpan palsu dari bahan kain sutera e) Pelampung yang terbuat dari bahan gabus f) Kili-kili dari bahan timah Sebelum melakukan operasi penangkapan, diperlukan beberapa persiapan yang matang, mengingat operasi penangkapan dengan tonda yang cukup singkat (lama trip satu hari) dan juga keadaan daerah penangkapan yang penuh resiko, seperti arus dan ombak. Oleh karena itu persiapan yang dilakukan sebelum melakukan operasi penangkapan antara lain ; perawatan dan pengecekan mesin motor tempel, pengisian bahan bakar minyak, perbekalan dan konsumsi. Pada prinsipnya penangkapan ikan dengan tonda ini adalah memasang pancing pada bagian buritan kapal, yang kemudian ditarik oleh kapal selama operasi penangkapan dengan harapan umpan pada pancing tersebut disambar oleh ikan yang menjadi tujuan penangkapan. tenaga kerja biasanya 1 2 orang saja (SNI 2006). D) Alat Tangkap Jaring Tiga Lapis Menurut Subani dan Barus (1989) jaring tiga lapis terdiri dari dua lapis yang terdapat diluar mempunyai mata lebih besar sedangkan lapisan yang berada di tengah mata jaringnya lebih kecil dan dipasang agak longgar. Dalam pengoperasiannya jaring ini dilabuhkan di dasar maupun dihanyutkan dan dapat pula ditarik lurus ke depan melalui kedua ujung sisinya atau dapat juga ditarik menelusuri dasar melalui salah satu sisinya yang nantinya akan berbentuk seperti lingkaran dengan ujung sisi yang pertama kali diturunkan sebagai pusatnya. Cara ini dilakukan untuk memperoleh cakupan area penangkapan seluas mungkin. Jaring tiga lapis (trammel net) merupakan salah satu alat tangkap dari jenis jaring insang (gillnet) yang dipergunakan untuk menangkap udang dengan cara terpuntal dan banyak dipergunakan oleh nelayan skala kecil. Ada 2 (dua) macam trammel net, yakni trammel net udang dan trammel net induk udang yang terdiri dari dua lapis jaring luar (outer net) dan satu lapis jaring dalam (inner net). Ukuran banyaknya pis jaring tiga lapis tergantung dari ukuran tonase kapal. Pengoperasian trammel net dipasang tegak dengan cara aktif atau pasif di dasar perairan. Jaring tiga lapis (trammel net) dioperasikan di dasar perairan dengan
8 11 sasaran tangkapan udang. Waktu pengoperasian dilakukan pada siang hari (jam jam 14.00). Operasi penangkapan ikan dilakukan dengan menggunakan 2 (dua) cara penangkapan yaitu secara pasif dan aktif. Pengoperasian aktif dilakukan dengan cara memutar jaring dari ujung belakang dengan menggunakan perahu. Sedangkan pengoperasian pasif dilakukan dengan cara membiarkan jaring hanyut bersama perahu atau dengan cara memasang tetap (SNI 2006). Sumber : Nomura, 1987 Gambar 3 Desain baku pancing tonda. Operasi penangkapan pasif: penurunan jaring dilakukan ditebar dari salah satu sisi lambung perahu/kapal dengan arah penurunannya menyilang arus. Ujung depan jarring dipasang pemberat batu dan ujung belakang disambung dengan tali selambar yang diikatkan pada perahu/kapal, kemudian trammel net dibiarkan hanyut mengikuti gerakan arus. Operasi penangkapan aktif: penurunan jaring
9 12 dilakukan dari salah satu sisi lambung perahu/kapal dengan arah penurunannya menyilang arus. Ujung depan jaring dipasang pemberat jangkar dan ujung belakang disambung dengan tali selambar yang diikatkan pada perahu/kapal, kemudian trammel net diputar dengan perahu/kapal membentuk gerakan setengah lingkaran atau bahkan membentuk 2-3 kali gerakan lingkaran/putaran. Dapat dilihat pada Gambar 4 (SNI 2006). Sumber : BSN, SNI 2006 Gambar 4 Desain baku jaring tiga lapis. E) Alat Tangkap Jaring Insang Hanyut Jaring insang permukaan merupakan alat penangkap ikan berbentuk lembaran jaring empat persegi panjang yang mempunyai ukuran mata jaring merata. Lembaran jaring dilengkapi dengan sejumlah pelampung yang dipasang pada bagian atas dan sejumlah pemberat yang dipasang pada bagian bawah jaring. Jaring insang permukaan dapat dioperasikan dengan cara hanyut di permukaan perairan (jaring insang hanyut permukaan) atau cara hanyut di pertengahan perairan (jaring insang hanyut pertengahan) untuk menghadang arah gerakan ikan.
10 13 Ikan sasaran tertangkap pada jaring insang dengan cara terjerat insangnya pada mata jaring atau dengan cara terpuntal badannya pada tubuh jarring (SNI 2006). Menurut Subani dan Barus (1989) pengoperasian jaring insang hanyut dihanyutkan mengikuti atau searah dengan jalannya arus. Dalam bentuk ukuran besar jaring insang hanyut dapat mencapai ukuran panjang antara m, yaitu terdiri dari beberapa pieces yang digabung menjadi satu. Komponen jaring insang permukaan terdiri dari tali-temali (tali pelampung dan tali ris atas, tali ris samping/sisi serta tali ris bawah dan tali pemberat), lembaran jaring (tubuh/badan jaring) serta beberapa pelampung dan pemberat. Pengoperasian jaring insang permukaan dilakukan dengan cara mengapungkan dan dipasang tegak lurus arah arus di permukaan perairan dan menghadang arah gerakan ikan. Ikan sasaran tertangkap dengan cara terjerat insangnya pada mata jaring atau dengan cara terpuntal badan pada tubuh jaring. Jaring insang permukaan lemuru merupakan salah satu jaring insang permukaan yang mempunyai daya apung lebih besar daripada daya tenggelam jaring (SNI 2006). Sumber : BSN, SNI 2006 Gambar 5 Desain baku jaring insang hanyut.
11 Nelayan Menurut Statistik Kelautan dan Perikanan (2006) nelayan dapat diklasifikasikan berdasarkan kegiatan atau waktu yang digunakan dalam melakukan operasi penangkapan ikan, yaitu sebagai berikut : 1) Nelayan penuh, yaitu nelayan yang seluruh waktu kerjanya digunakan untuk melakukan pekerjaan operasi penangkapan ikan/binatang air lainnya/tanaman air. 2) Nelayan sambilan utama, yaitu nelayan yang sebagian besar waktunya digunakan untuk melakukan pekerjaan operasi penangkapan ikan/binatang air lainnya/tanaman air. Disamping melakukan pekerjaan penangkapan nelayan kategori ini dapat mempunyai pekerjaan lain. 3) Nelayan sambilan tambahan, yaitu nelayan yang sebagian kecil waktunya digunakan melakukan pekerjaan operasi penangkapan ikan. 2.2 Ilmu Pembangunan Wilayah Wilayah didefinisikan sebagai suatu unit geografi yang membutuhkan organisasi dan pengaturan ruang dan waktu dalam pemanfaatan segala kekayaannya, selain dibatasi oleh kriteria tertentu yang bagian-bagiannya tergantung secara internal (Budhiharsono 2001). Ilmu pembangunan wilayah merupakan disiplin ilmu yang mencakup berbagai teori dan ilmu terapan misalnya geografi, ekonomi, sosiologi, matemátika, statistika, ilmu politik, perencanaan daerah, ilmu lingkungan dan lain-lain. Pembangunan wilayah bukan hanya merupakan pendisagegasian pembangunan karena pembangunan wilayah, mempunyai peranan dan tujuan yang berbeda. Pentingnya ilmu pembangunan wilayah dalam konteks pembangunan di Indonesia pada umumnya di wilayah pesisir dan lautan pada khususnya, dikarenakan oleh beberapa faktor, antara lain: (1) Indonesia merupakan negara kepulauan dalam pembangunannya terkonsentrasi di Pulau Jawa, Sumatera, Sulawesi dan sebagian Kalimantan. Konsentrasi pembangunan yang ada akan menimbulkan berbagai masalah yang berdimensi wilayah. (2) Pembangunan masa lalu lebih menitikberatkan pada eksploitasi daratan daripada lautan. Sehingga pembangunan wilayah pesisir relatif lebih tertinggal daripada wilayah daratan
12 15 lainnya (3) Letak geografis Indonesia yang sangat dipengaruhi oleh faktor geologis dan ekologi, yang menyebabkan keanekaragaman lingkungan yang lebih mempengaruhi sumberdaya alam dari aspek kuantitas maupun kualitasnya. (4) Keanekaragaman tata nilai dan norma-norma menyebabkan adanya persepsi terhadap pembangunan. (5) Sifat pembangunan politik di Indonesia yang mengakibatkan adanya keinginan dari beberapa daerah yang kaya akan sumberdaya alamnya untuk melepaskan diri dari Republik Indonesia. (6) Adanya kebijakan otonomi daerah yang diharapkan pemerintah daerah dapat membangun sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan sendiri sehingga akan melupakan tuntutannya untuk melepaskan diri dari Republik Indonesia. (7) Pembangunan Indonesia masih bersifat sektoral (Budiharsono 2001) Pembangunan wilayah dalam perkembangannya mendekati ilmu ekonomi. Ruang menjadi perbedaaan yang mendasar antara pembangunan wilayah dan ilmu ekonomi. Pembangunan wilayah menjelaskan tentang aktivitas produksi yang dilaksanakan. Oleh karena itu, analisis ekonomi lebih tepat penggunaanya apabila analisis tersebut ditempatkan pada suatu wilayah (Budiharsono 2001). Pertumbuhan ekonomi menurut Ahmad (2004) adalah pertambahan atau perubahan pendapatan nasional dalam satu tahun tertentu, tanpa memperhatikan pertumbuhan penduduk dan aspek lainnya. Pertumbuhan ekonomi tidak terlepas dari besarnya kontribusi yang diberikan suatu sektor, kontribusi merupakan suatu sumbangan atau bantuan dari suatu sektor yang mampu menunjang sektor lainnya. Arus pendapatan yang masuk ke dalam suatu wilayah akan menyebabkan kenaikan konsumsi maupun kenaikan investasi dalam wilayah, yang dapat meningkatkan pendapatan dan kesempatan kerja menurut Kadariah (1985) Untuk dapat meningkatkan pendapatan dan investasi perikanan diperlukan sumberdaya manusia yang mempunyai tenaga siap pakai tingkat operasional di bidang kelautan, harus dapat melakukan kegiatan perikanan secara optimal. Selain itu, peningkatan pencegahan, penanggulangan pencemaran laut, perusakan biota laut dan pencurian kekayaan laut melalui peningkatan pengawasan, pengamatan, serta penegakan hukum yang tegas dari konsisten agar mampu mempertahankan.
13 Konsep Basis Ekonomi Berdasarkan Glasson (1977), perekonomian regional dapat dibagi menjadi dua sektor, yaitu kegiatan basis dan kegiatan non basis. Kegiatan-kegiatan basis (basic activities) adalah kegiatan mengekspor barang-barang dan jasa-jasa ke tempat-tempat di luar batas-batas perekonomian masyarakat yang bersangkutan, atau yang memasarkan barang-barang dan jasa-jasa mereka kepada orang-orang yang datang dari luar perbatasan perekonomian masyarakat yang bersangkutan. Kegiatan-kegiatan bukan basis (non-basic activities) adalah kegiatan-kegiatan yang menyediakan barang-barang yang dibutuhkan oleh orang-orang yang bertempat tinggal di dalam batas-batas perekonomian masyarakat yang bersangkutan. Kegiatan-kegiatan ini tidak mengekspor barang-barang jadi, luas lingkup produksi dan daerah pasar terutama adalah bersifat lokal. Budiharsono (2005) mengatakan bahwa terdapat beberapa metode yang dapat digunakan untuk mengetahui apakah suatu sektor merupakan sektor basis atau non basis, yaitu (1) metode pengukuran langsung dan (2) metode pengukuran tidak langsung. Metode pengukuran langsung dapat dengan survei langsung untuk mengidentifikasi sektor mana yang merupakan sektor basis. Metode ini dapat menentukan sektor basis dengan tepat. Namun, metode ini memerlukan biaya, waktu dan tenaga kerja yang banyak. Mengingat hal tersebut diatas, maka sebagian besar pakar ekonomi wilayah menggunakan metode pengukuran tidak langsung. Beberapa metode pengukuran tidak langsung, yaitu ; (1) metode melalui pendekatan asumsi ; (2) metode location quotient ; (3) metode kombinasi (1) dan (2) ; dan (4) metode kebutuhan minimum. Dari keempat metode diatas, Glasson (1977) diacu dalam Budiharsono (2005) menyarankan untuk menggunakan metode location quotient dalam menentukan apakah sektor tersebut basis atau tidak. 2.4 Komoditas Hasil Tangkapan Unggulan Penentuan komoditas hasil tangkapan unggulan pada suatu daerah merupakan langkah awal menuju pembangunan perikanan yang berpijak pada konsep efisiensi untuk meraih keunggulan komparatif dan kompetitif dalam menghadapi globalisasi perdagangan, yang akan dihadapi oleh rakyat Indonesia.
14 17 Langkah menuju efisiensi dapat ditempuh dengan menggunakan komoditas yang mempunyai keunggulan komparatif baik ditinjau dari sisi penawaran maupun permintaan. Dari sisi penawaran komoditas ikan unggulan dicirikan oleh superioritas dalam pertumbuhan pada kondisi biofisik, teknologi, dan kondisi sosial ekonomi nelayan yang dapat dijadikan andalan untuk meningkatkan pendapatan. Dari sisi permintaan, komoditas unggulan dicirikan oleh kuatnya permintaan di pasar baik domestik maupun internasional (Syafaat dan Supena 2000) Berbagai pendekatan dan alat analisis telah banyak digunakan untuk mengidentifikasi komoditas ikan unggulan, menggunakan beberapa kriteria teknis dan non teknis dalam memenuhi aspek permintaan dan penawaran (Hendayana 2003). Setiap pendekatan memiliki kelebihan dan kelemahan, sehingga dalam memilih metode analisis untuk menentukan komoditas ikan unggulan ini perlu dilakukan secara hati-hati dan bijaksana. Salah satu pendekatan yang dapat digunakan untuk menganalisis komoditas hasil tangkapan unggulan adalah metode location quotient (LQ) (Kohar dan Suherman 2006). Location Quotient (LQ) merupakan suatu indikator sederhana yang menunjukkan kekuatan atau besar kecilnya peranan suatu sektor dalam suatu daerah dibandingkan dengan peranan sektor yang sama didaerah lain (Budhiharsono 2005). 2.5 Strategi Pengembangan Menurut Rangkuti (1997), strategi adalah alat untuk mencapai tujuan. Strategi pengembangan adalah suatu strategi yang mengikat semua bagian usaha menjadi satu. Salah satu strategi yang dapat digunakan dalam pembangunan perikanan adalah analisi keragaan yang dikenal sebagai analisis SWOT. Analisis SWOT ini umum digunakan karena memiliki kelebihan, yakni sederhana, fleksibel, menyeluruh, menyatukan, dan berkolaborasi. Dalam analisis ini dapat diketahui keterkaitan antara faktor eksternal dan internal, sehingga dapat menghasilkan kemungkinan alternatif strategis. Faktor-faktor internal yang meliputi kekuatan dan kelemahan adalah faktor-faktor yang dapat mempengaruhi keberadaan suatu sektor dan berasal dari dalam sektor tersebut. Faktor-faktor eksternal yang terdiri
15 18 atas peluang dan ancaman adalah hal-hal yang dapat mempengaruhi suatu sektor yang berasal dari luar sektor tersebut (Rangkuti 1997). Analisis SWOT adalah identifikasi berbagai sektor secara sistematis untuk merumuskan strategi pengembangan suatu sektor. Analisis ini didasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan kekuatan (Strengths) dan peluang (Opportunities), namun secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan (Weakness) dan ancaman (Threats). Proses pengambilan keputusan strategis selalu berkaitan dengan pengembangan misi, tujuan, strategi dan kebijakan perusahaan. Dengan demikian, perencana strategi perusahaan (kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman) dalam kondisi yang ada saat ini (Rangkuti 1997).
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Perikanan Tangkap
4 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Perikanan Tangkap Berdasarkan Undang-Undang No. 45 Tahun 2009 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 31 tahun 2004 tentang Perikanan, pada Pasal 1 Ayat (1) disebutkan bahwa
Lebih terperinciPERANAN SUBSEKTOR PERIKANAN TANGKAP DALAM PEMBANGUNAN KABUPATEN LAMONGAN SERTA KOMODITAS HASIL TANGKAPAN UNGGULAN LISTYA CITRANINGTYAS
PERANAN SUBSEKTOR PERIKANAN TANGKAP DALAM PEMBANGUNAN KABUPATEN LAMONGAN SERTA KOMODITAS HASIL TANGKAPAN UNGGULAN LISTYA CITRANINGTYAS MAYOR TEKNOLOGI DAN MANAJEMEN PERIKANAN TANGKAP DEPARTEMEN PEMANFAATAN
Lebih terperinciSTRUKTUR ONGKOS USAHA PERIKANAN TAHUN 2014
STRUKTUR ONGKOS USAHA PERIKANAN TAHUN 2014 74/12/72/Th. XVII, 23 Desember 2014 JUMLAH BIAYA PER HEKTAR USAHA BUDIDAYA RUMPUT LAUT, BANDENG, DAN NILA DI ATAS Rp. 5 JUTA JUMLAH BIAYA PER TRIP USAHA PENANGKAPAN
Lebih terperinciJaring Angkat
a. Jermal Jermal ialah perangkap yang terbuat dari jaring berbentuk kantong dan dipasang semi permanen, menantang atau berlawanlan dengan arus pasang surut. Beberapa jenis ikan, seperti beronang biasanya
Lebih terperinciBentuk baku konstruksi jaring tiga lapis (trammel net)
Standar Nasional Indonesia Bentuk baku konstruksi jaring tiga lapis (trammel net) ICS 65.150 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi...i Prakata...ii Pendahuluan... iii 1 Ruang lingkup... 1
Lebih terperinciALAT PENANGKAPAN IKAN. Riza Rahman Hakim, S.Pi
ALAT PENANGKAPAN IKAN Riza Rahman Hakim, S.Pi A. Alat Penangkap Ikan Definisi alat penangkap ikan: sarana dan perlengkapan atau benda-benda lainnya yang dipergunakan untuk menangkap ikan Pengertian sarana:
Lebih terperinciBEBERAPA JENIS PANCING (HANDLINE) IKAN PELAGIS BESAR YANG DIGUNAKAN NELAYAN DI PPI HAMADI (JAYAPURA)
Tersedia online di: http://ejournal-balitbang.kkp.go.id/index.php/btl e-mail:btl.puslitbangkan@gmail.com BULETINTEKNIKLITKAYASA Volume 15 Nomor 2 Desember 2017 e-issn: 2541-2450 BEBERAPA JENIS PANCING
Lebih terperinci4 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN
20 4 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Keadaan Geografis, Letak Topografi dan Luas Sibolga Kota Sibolga berada pada posisi pantai Teluk Tapian Nauli menghadap kearah lautan Hindia. Bentuk kota memanjang
Lebih terperinciPENDAHULUAN. yang lokasinya di pantai Timur Sumatera Utara yaitu Selat Malaka. Kegiatan
PENDAHULUAN Latar Belakang Kotamadya Medan merupakan salah satu daerah penghasil ikan di Provinsi Sumatera Utara. Kecamatan penghasil ikan yang produktif di daerah ini ialah Kecamatan Medan Belawan. Kecamatan
Lebih terperinciBentuk baku konstruksi jaring tiga lapis (trammel net ) induk udang
Standar Nasional Indonesia Bentuk baku konstruksi tiga lapis (trammel net ) induk udang ICS 65.150 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi... Error! Bookmark not defined. Prakata...ii Pendahuluan...
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN
TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN Tinjauan Pustaka Perikanan adalah kegiatan ekonomi dalam bidang penangkapan atau budidaya ikan atau binatang air lainnya serta
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. dimana pada daerah ini terjadi pergerakan massa air ke atas
TINJAUAN PUSTAKA Tinjauan Pustaka Wilayah laut Indonesia kaya akan ikan, lagi pula sebagian besar merupakan dangkalan. Daerah dangkalan merupakan daerah yang kaya akan ikan sebab di daerah dangkalan sinar
Lebih terperinci2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pelabuhan Perikanan Nusantara 2.2 Kegiatan Operasional di Pelabuhan Perikanan
2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pelabuhan Perikanan Nusantara Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) merupakan pelabuhan perikanan tipe B atau kelas II. Pelabuhan ini dirancang untuk melayani kapal perikanan yang
Lebih terperinciBPS PROVINSI SULAWESI SELATAN
BADAN PUSAT STATISTIK BPS PROVINSI SULAWESI SELATAN STRUKTUR ONGKOS USAHA PERIKANAN TAHUN 2014 No. 74/12/73/Th. II, 23 Desember 2014 JUMLAH BIAYA PER HEKTAR USAHA BUDIDAYA RUMPUT LAUT, BANDENG, DAN UDANG
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA Penelitian Terdahulu. Penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Saskia (1996), yang menganalisis
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Penelitian Terdahulu Penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Saskia (1996), yang menganalisis masalah Kemiskinan dan Ketimpangan pendapatan nelayan di Kelurahan Bagan Deli dan
Lebih terperinciSAMBUTAN. Jakarta, Nopember 2011. Kepala Pusat Penyuluhan Kelautan dan Perikanan
SAMBUTAN Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmat dan hidayahnya serta kerja keras penyusun telah berhasil menyusun Materi Penyuluhan yang akan digunakan bagi
Lebih terperinci2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Usaha Perikanan Tangkap
2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Usaha Perikanan Tangkap Undang-Undang Nomor 31 Tahun 2004 tentang Perikanan menyatakan bahwa Perikanan adalah semua kegiatan yang berhubungan dengan pengolahan dan pemanfaatan sumberdaya
Lebih terperinci4 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN
4 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Keadaan Daerah Penelitian Kabupaten Kupang merupakan kabupaten yang paling selatan di negara Republik Indonesia. Kabupaten ini memiliki 27 buah pulau, dan 19 buah pulau
Lebih terperinci2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Persepsi
4 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Persepsi Persepsi adalah proses yang digunakan oleh seorang individu untuk memilih, mengorganisasikan, dan menginterpretasikan informasi yang didapat untuk menciptakan gambaran
Lebih terperinciBUPATI JEMBRANA KEPUTUSAN BUPATI JEMBRANA NOMOR 656 TAHUN 2003
BUPATI JEMBRANA KEPUTUSAN BUPATI JEMBRANA NOMOR 656 TAHUN 2003 TENTANG PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEMBRANA NOMOR 9 TAHUN 2003 TENTANG RETRIBUSI PELAYANAN IJIN USAHA PERIKANAN BUPATI JEMBRANA,
Lebih terperinciPAPER TEKNIK PENANGKAPAN IKAN ALAT TANGKAP IKAN
PAPER TEKNIK PENANGKAPAN IKAN ALAT TANGKAP IKAN PINTA PURBOWATI 141211133014 MINAT TIHP FAKULTAS PERIKANAN DAN KELAUTAN UNIVERSITAS AIRLANGGA Penangkapan ikan merupakan salah satu profesi yang telah lama
Lebih terperinciPerikanan: Armada & Alat Tangkap
Perikanan: Armada & Alat Tangkap Mengenal armada dan alat tangkap sesuai dengan Laporan Statistik Perikanan Kul 03 Tim Pengajar PDP FPIK-UB. pdpfpik@gmail.com 1 Oktober 2013 Andreas, Raja Ampat Perikanan
Lebih terperinciUkuran Mata Jaring. Judul desain. Ukuran Utama Kapa; Gross Tonase; Nama Alat tangkap; Kode klasifikasi;
PRAKTEK MENGGAMAR DAN MEMACA DESAIN ALAT TANGKAP IKAN 1. Petunjuk Umum Menggambar Desain Alat tangkap a. Dibuatkan kotak pembatas gambar b. Terdapat Judul, Kode alat, hasil tangkapan, Ukuran Utama kapal
Lebih terperinciMETODE PENANGKAPAN IKAN
METODE PENANGKAPAN IKAN ASEP HAMZAH FAKULTAS PERTANIAN JURUSAN PERIKANAN UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA TEXT BOOKS Today s Outline Class objectives Hook and line (handline, longlines, trolline, pole
Lebih terperinciAlat Lain. 75 Karakteristik perikanan laut Indonesia: alat tangkap
Gambar 4.11 Alat tangkap Pukat Harimau atau Trawl (kiri atas); alat Mini-Trawl yang masih beroperasi di Kalimantan Timur (kanan atas); hasil tangkap Mini-Trawl (kiri bawah) dan posisi kapal ketika menarik
Lebih terperinci4 KEADAAN UMUM. 4.1 Letak dan Kondisi Geografis
29 4 KEADAAN UMUM 4.1 Letak dan Kondisi Geografis Keadaan geografi Kabupaten Aceh Besar merupakan salah satu kabupaten yang memiliki luas laut yang cukup besar. Secara geografis Kabupaten Aceh Besar berada
Lebih terperinciV. GAMBARAN UMUM PERAIRAN SELAT BALI
V. GAMBARAN UMUM PERAIRAN SELAT BALI Perairan Selat Bali merupakan perairan yang menghubungkan Laut Flores dan Selat Madura di Utara dan Samudera Hindia di Selatan. Mulut selat sebelah Utara sangat sempit
Lebih terperinciBAB II DESKRIPSI (OBJEK PENELITIAN)
BAB II DESKRIPSI (OBJEK PENELITIAN) 2.1 Potensi dan Usaha Perikanan di Indonesia 2.1.1 Perikanan dan Potensi Indonesia Berdasarkan UU. No 31 tahun 2004. Perikanan adalah semua kegiatan yang berhubungan
Lebih terperinciKAPAL IKAN PURSE SEINE
KAPAL IKAN PURSE SEINE Contoh Kapal Purse Seine, Mini Purse Seine, Pengoperasian alat tangkap. DESAIN KAPAL PURSE SEINE Spesifikasi kapal ikan yang perlu di perhatikan : 1. Spesifikasi teknis : khusus
Lebih terperinciPURSE SEINE (PUKAT CINCIN)
PURSE SEINE (PUKAT CINCIN) Guru Pengampu: ADZWAR MUDZTAHID TEKNIKA KAPAL PENANGKAP IKAN SMK NEGERI 3 TEGAL Hal-1 METODE PENANGKAPAN DAN ALAT TANGKAP PUKAT CINCIN (PURSE SEINE) PENDAHULUAN P ukat cincin
Lebih terperinciTEKNIK PENANGKAPAN IKAN PELAGIS BESAR MEMAKAI ALAT TANGKAP FUNAI (MINI POLE AND LINE) DI KWANDANG, KABUPATEN GORONTALO
Teknik Penangkapan Ikan Pelagis Besar... di Kwandang, Kabupaten Gorontalo (Rahmat, E.) TEKNIK PENANGKAPAN IKAN PELAGIS BESAR MEMAKAI ALAT TANGKAP FUNAI (MINI POLE AND LINE) DI KWANDANG, KABUPATEN GORONTALO
Lebih terperinci2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Potensi Pengembangan Usaha Penangkapan Ikan 2.2 Komoditas Hasil Tangkapan Unggulan
2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Potensi Pengembangan Usaha Penangkapan Ikan Pengembangan merupakan suatu istilah yang berarti suatu usaha perubahan dari suatu yang nilai kurang kepada sesuatu yang nilai baik. Menurut
Lebih terperinci3. METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Daerah Penelitian 3.2 Jenis dan Sumber Data
3. METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Daerah Penelitian Penelitian ini dilaksanakan selama 7 bulan, yaitu mulai dari November 2008 hingga Mei 2009. Penelitian ini dilakukan di Jakarta karena kegiatannya terfokus
Lebih terperinciMETODE PENANGKAPAN DI INDONESIA (STANDAR NASIONAL)
METODE PENANGKAPAN DI INDONESIA (STANDAR NASIONAL) KLASIFIKASI ALAT / METODE PENANGKAPAN DI INDONESIA (STANDAR NASIONAL) Alat penangkap yang terdiri dari dua komponen utama, yaitu; tali (line) dan mata
Lebih terperinciSAMBUTAN. Jakarta, Nopember Kepala Pusat Penyuluhan Kelautan dan Perikanan
SAMBUTAN Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmat dan hidayahnya serta kerja keras penyusun telah berhasil menyusun Materi Penyuluhan yang akan digunakan bagi
Lebih terperinciPENDAHULUAN. Sumberdaya perikanan di laut sifatnya adalah open acces artinya siapa pun
1 PENDAHULUAN Latar Belakang Sumberdaya perikanan di laut sifatnya adalah open acces artinya siapa pun memiliki hak yang sama untuk mengambil atau mengeksploitasi sumberdaya didalamnya. Nelayan menangkap
Lebih terperinci2 GAMBARAN UMUM UNIT PERIKANAN TONDA DENGAN RUMPON DI PPP PONDOKDADAP
6 2 GAMBARAN UMUM UNIT PERIKANAN TONDA DENGAN RUMPON DI PPP PONDOKDADAP Unit Penangkapan Ikan Kapal Pengoperasian kapal tonda atau yang dikenal dengan kapal sekoci oleh nelayan Sendang Biru dilakukan sejak
Lebih terperinci4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN
27 4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN 4.1 Keadaan Umum Daerah Penelitian 4.1.1 Letak geografis Kabupaten Sukabumi berada di wilayah Propinsi Jawa Barat, secara geografis terletak di antara 6 0.57`- 7 0.25`
Lebih terperinciPERANAN DAN DAMPAK SUBSEKTOR PERIKANAN TANGKAP TERHADAP EKONOMI WILAYAH KABUPATEN CIREBON KERISTINA
PERANAN DAN DAMPAK SUBSEKTOR PERIKANAN TANGKAP TERHADAP EKONOMI WILAYAH KABUPATEN CIREBON KERISTINA MAYOR TEKNOLOGI DAN MANAJEMEN PERIKANAN TANGKAP DEPARTEMEN PEMANFAATAN SUMBERDAYA PERIKANAN FAKULTAS
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. mata jaring ke arah panjang atau ke arah horizontal (mesh length) jauh lebih
TINJAUAN PUSTAKA Alat Tangkap Jaring Insang (Gill net) Jaring insang (gill net) yang umum berlaku di Indonesia adalah salah satu jenis alat penangkapan ikan dari bahan jaring yang bentuknya empat persegi
Lebih terperinciKEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR KEP.06/MEN/2010 TENTANG
KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR KEP.06/MEN/2010 TENTANG ALAT PENANGKAPAN IKAN DI WILAYAH PENGELOLAAN PERIKANAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN
Lebih terperinciKLASIFIKASI ALAT / METODE PENANGKAPAN DI INDONESIA (STANDAR NASIONAL)
KLASIFIKASI ALAT / METODE PENANGKAPAN DI INDONESIA (STANDAR NASIONAL) PANCING Alat penangkap yang terdiri dari dua komponen utama, yaitu; tali (line) dan mata pancing (hook). Sedangkan bahan, ukuran tali
Lebih terperinci4 TINJAUAN UMUM PERIKANAN TANGKAP DI MALUKU
4 TINJAUAN UMUM PERIKANAN TANGKAP DI MALUKU 4.1 Provinsi Maluku Dengan diberlakukannya Undang-Undang RI Nomor 46 tahun 1999 tentang pemekaran wilayah Provinsi Maluku menjadi Provinsi Maluku Utara dan Provinsi
Lebih terperinciSistem Perikanan Tangkap Ramah Lingkungan sebagai Upaya Menjaga Kelestarian Perikanan di Cilacap
Sistem Perikanan Tangkap Ramah Lingkungan sebagai Upaya Menjaga Kelestarian Perikanan di Cilacap Kabupaten Cilacap sebagai kabupaten terluas di Provinsi Jawa Tengah serta memiliki wilayah geografis berupa
Lebih terperinci4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN
4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN 4.1 Letak Geografis Kabupaten Seram Bagian Timur memiliki luas wilayah 20.656.894 Km 2 terdiri dari luas lautan 14,877.771 Km 2 dan daratan 5,779.123 Km 2. Dengan luas
Lebih terperinciV. DESKRIPSI DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Morowali merupakan salah satu daerah otonom yang baru
V. DESKRIPSI DAERAH PENELITIAN Geografis dan Administratif Kabupaten Morowali merupakan salah satu daerah otonom yang baru terbentuk di Provinsi Sulawesi Tengah berdasarkan Undang-Undang Nomor 51 tahun
Lebih terperinciPENGAMATAN ASPEK OPERASIONAL PENANGKAPAN PUKAT CINCIN KUALA LANGSA DI SELAT MALAKA
Pengamatan Aspek Operasional Penangkapan...di Selat Malaka (Yahya, Mohammad Fadli) PENGAMATAN ASPEK OPERASIONAL PENANGKAPAN PUKAT CINCIN KUALA LANGSA DI SELAT MALAKA Mohammad Fadli Yahya Teknisi pada Balai
Lebih terperinciBentuk baku konstruksi pukat tarik cantrang
Standar Nasional Indonesia Bentuk baku konstruksi pukat tarik cantrang ICS 65.150 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi... I Prakata... II Pendahuluan... III 1 Ruang lingkup... 1 2 Istilah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan sebuah negara kepulauan yang terdiri dari belasan ribu
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan sebuah negara kepulauan yang terdiri dari belasan ribu pulau. Kenyataan ini memungkinkan timbulnya struktur kehidupan perairan yang memunculkan
Lebih terperinci1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia adalah negara kepulauan terbesar di dunia. Berdasarkan data PBB pada tahun 2008, Indonesia memiliki 17.508 pulau dengan garis pantai sepanjang 95.181 km, serta
Lebih terperinci2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kelayakan Bisnis 2.2 Perikanan Tangkap
4 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kelayakan Bisnis Studi kelayakan bisnis merupakan penelaahan atau analisis tentang suatu kegiatan investasi yang dilaksanakan dapat memberikan manfaat atau tidak. Studi kelayakan
Lebih terperincirovinsi alam ngka 2011
Buku Statistik P D A rovinsi alam ngka 2011 Pusat Data Statistik dan Informasi Kementerian Kelautan dan Perikanan 2012 1 2 DAFTAR ISI Daftar Isi... i Statistilk Provinsi Dalam Angka Provinsi Aceh... 1
Lebih terperinciPERIKANAN TUNA SKALA RAKYAT (SMALL SCALE) DI PRIGI, TRENGGALEK-JAWA TIMUR
ABSTRAK PERIKANAN TUNA SKALA RAKYAT (SMALL SCALE) DI PRIGI, TRENGGALEK-JAWA TIMUR Erfind Nurdin Peneliti pada Balai Riset Perikanan Laut, Muara Baru-Jakarta Teregristrasi I tanggal: 18 September 2007;
Lebih terperinci6 PENGEMBANGAN USAHA PERIKANAN TANGKAP BERBASIS KEWILAYAHAN. 6.1 Urgensi Sektor Basis Bagi Pengembangan Usaha Perikanan Tangkap di Kabupaten Belitung
6 PENGEMBANGAN USAHA PERIKANAN TANGKAP BERBASIS KEWILAYAHAN 6.1 Urgensi Sektor Basis Bagi Pengembangan Usaha Perikanan Tangkap di Kabupaten Belitung Supaya tujuh usaha perikanan tangkap yang dinyatakan
Lebih terperinciGambar 2. Konstruksi pancing ulur Sumber : Modul Penangkapan Ikan dengan Pancing Ulur
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pancing Ulur Pancing Ulur (Gambar 2) merupakan salah satu jenis alat penangkap ikan yang sering digunakan oleh nelayan tradisional untuk menangkap ikan di laut. Pancing Ulur termasuk
Lebih terperinciDESKRIPSI ALAT TANGKAP IKAN DI KECAMATAN BONTOMANAI KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR
DESKRIPSI ALAT TANGKAP IKAN DI KECAMATAN BONTOMANAI KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR DESCRIPTION OF FISHING GEARS IN KECAMATAN BONTOMANAI, KEPULAUAN SELAYAR REGENCY Andi Lisdawati 1), Najamuddin 1), Andi Assir
Lebih terperinci(Jaring Insang) Riza Rahman Hakim, S.Pi
GILL NET (Jaring Insang) Riza Rahman Hakim, S.Pi Pendahuluan Gill net (jaring insang) adalah jaring yang berbentuk empat persegi panjang yang dilengkapi dengan pemberat pada tali ris bawahnya dan pelampung
Lebih terperinci2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Perikanan Tangkap
2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Perikanan Tangkap Perikanan adalah semua kegiatan yang berhubungan dengan pengelolaan dan pemanfaatan sumberdaya ikan dan lingkungannya mulai dari praproduksi, produksi, pengolahan
Lebih terperinci5 HASIL DAN PEMBAHASAN
36 5 HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Analisis Teknik Unit penangkapan pancing rumpon merupakan unit penangkapan ikan yang sedang berkembang pesat di PPN Palabuhanratu. Berikut adalah penjelasan lebih rinci tentang
Lebih terperinciDefinisi alat penangkap ikan: sarana dan perlengkapan atau bendabenda lainnya yang dipergunakan untuk menangkap ikan Pengertian sarana: sarana apung
Riza Rahman Hakim, S.Pi Fisheries Department - UMM Definisi alat penangkap ikan: sarana dan perlengkapan atau bendabenda lainnya yang dipergunakan untuk menangkap ikan Pengertian sarana: sarana apung atau
Lebih terperinciSAMBUTAN. Jakarta, Nopember Kepala Pusat Penyuluhan Kelautan dan Perikanan
SAMBUTAN Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmat dan hidayahnya serta kerja keras penyusun telah berhasil menyusun Materi Penyuluhan yang akan digunakan bagi
Lebih terperinciBAB III BAHAN DAN METODE
BAB III BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian penangkapan ikan dengan menggunakan jaring arad yang telah dilakukan di perairan pantai Cirebon, daerah Kecamatan Gebang, Jawa Barat
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sumberdaya Ikan Pelagis
2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sumberdaya Ikan Pelagis Ikan pelagis adalah ikan yang hidupnya di dekat permukaan laut. Salah satu sifat ikan pelagis yang paling penting bagi pemanfaatan usaha perikanan yang komersil
Lebih terperinci5 TINGKAT KEBUTUHAN ES UNTUK KEPERLUAN PENANGKAPAN IKAN DI PPS CILACAP
30 5 TINGKAT KEBUTUHAN ES UNTUK KEPERLUAN PENANGKAPAN IKAN DI PPS CILACAP 5.1 Kapal-kapal Yang Memanfaatkan PPS Cilacap Kapal-kapal penangkapan ikan yang melakukan pendaratan seperti membongkar muatan
Lebih terperinciBAB VI PEMANFAATAN SUMBERDAYA PERIKANAN OLEH NELAYAN KARIMUNJAWADAN NELAYAN JEPARA
59 BAB VI PEMANFAATAN SUMBERDAYA PERIKANAN OLEH NELAYAN KARIMUNJAWADAN NELAYAN JEPARA 6.1. Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan yang dilakukan oleh Nelayan Karimunjawa 6.1.1. Penggolongan Nelayan Karimunjawa
Lebih terperinciJumlah kapal (unit) pada ukuran (GT) >100
34 2001, kecamatan ini mempunyai penduduk sebesar 91.881 jiwa. Luas wilayahnya adalah 26,25 km 2 dengan kepadatan penduduknya adalah 3.500,23 jiwa per km 2. PPS Belawan memiliki fasilitas pokok dermaga,
Lebih terperinciSumber : Wiryawan (2009) Gambar 9 Peta Teluk Jakarta
4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Keadaan Umum Teluk Jakarta Secara geografis Teluk Jakarta (Gambar 9) terletak pada 5 o 55 30-6 o 07 00 Lintang Selatan dan 106 o 42 30-106 o 59 30 Bujur Timur. Batasan di sebelah
Lebih terperinciBentuk baku konstruksi pukat tarik lampara dasar
Standar Nasional Indonesia Bentuk baku konstruksi pukat tarik lampara dasar ICS 65.150 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi...i Prakata...ii Pendahuluan... iii 1 Ruang lingkup... 1 2 Istilah
Lebih terperinci4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN
25 4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN 4.1 Keadaan Umum Kabupaten Cirebon 4.1.1 Kondisi geografis dan topografi Kabupaten Cirebon dengan luas wilayah 990,36 km 2 merupakan bagian dari wilayah Provinsi Jawa
Lebih terperinciKOTA SERANG SISKA MAGNAWATI SUMBERDAYA PERIKANANN BOGOR 20100
STRATEGI DAN PERANAN SUBSEKT TOR PERIKANANN TANGKAP DALAM PEMBANGUNAN WILAYAH KOTA SERANG SISKA MAGNAWATI MAYOR TEKNOLOGI DAN MANAJEMEN PERIKANANN TANGKAP DEPARTEMEN PEMANFAATAN SUMBERDAYA PERIKANANN FAKULTAS
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.02/MEN/2011 TENTANG JALUR PENANGKAPAN IKAN DAN PENEMPATAN ALAT PENANGKAPAN IKAN DAN ALAT BANTU PENANGKAPAN IKAN DI WILAYAH PENGELOLAAN
Lebih terperinci4 KERAGAAN PERIKANAN DAN STOK SUMBER DAYA IKAN
4 KERAGAAN PERIKANAN DAN STOK SUMBER DAYA IKAN 4.1 Kondisi Alat Tangkap dan Armada Penangkapan Ikan merupakan komoditas penting bagi sebagian besar penduduk Asia, termasuk Indonesia karena alasan budaya
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. jenis merupakan sumber ekonomi penting (Partosuwiryo, 2008).
TINJAUAN PUSTAKA Sumberdaya Perikanan Indonesia terletak di titik puncak ragam jenis ikan laut dari perairan tropis Indo-Pasifik yang merupakan sistem ekologi bumi terbesar yang terbentang dari pantai
Lebih terperinci2 TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Analisis Komparasi
6 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Analisis Komparasi Kabupaten Klungkung, kecamatan Nusa Penida terdapat 16 desa yang mempunyai potensi baik sekali untuk dikembangkan, terutama nusa Lembongan dan Jungutbatu. Kabupaten
Lebih terperinci2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Klasifikasi Bubu ( Traps
4 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Klasifikasi Bubu (Traps) Bubu merupakan alat penangkapan ikan yang pasif (pasif gear). Alat tangkap ini memanfaatkan tingkah laku ikan yang mencari tempat persembunyian maupun
Lebih terperinci6 HASIL DAN PEMBAHASAN
6 HASIL DAN PEMBAHASAN 6.1 Kondisi Riil Fasilitas Kebutuhan Operasional Penangkapan Ikan di PPN Karangantu Fasilitas kebutuhan operasional penangkapan ikan di PPN Karangantu dibagi menjadi dua aspek, yaitu
Lebih terperinciRepublik Indonesia BADAN PUSAT STATISTIK SURVEI PENYUSUNAN DIAGRAM TIMBANG NILAI TUKAR PETANI 16 KABUPATEN TAHUN Subsektor Perikanan - Tangkap
RAHASIA SPDT14-IT Republik Indonesia BADAN PUSAT STATISTIK SURVEI PENYUSUNAN DIAGRAM TIMBANG NILAI TUKAR PETANI 16 KABUPATEN TAHUN 2014 Subsektor Perikanan - Tangkap PERHATIAN 1. Jumlah anggota rumah tangga
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perikanan tangkap nasional masih dicirikan oleh perikanan tangkap skala kecil. Hal ini dapat dibuktikan dengan keberadaan perikanan tangkap di Indonesia yang masih
Lebih terperinci4 PEMANFAATAN SUMBERDAYA PERIKANAN TANGKAP DI SULAWESI SELATAN
4 PEMANFAATAN SUMBERDAYA PERIKANAN TANGKAP DI SULAWESI SELATAN 4.1 Kondisi Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan di Sulawesi Selatan Sulawesi Selatan secara geografis terletak pada posisi 0 0 12 o LS dan 116
Lebih terperinciANALISIS KEBUTUHAN ENERGI UNTUK SEKTOR PERIKANAN DI PROVINSI GORONTALO
Perencanaan Energi Provinsi Gorontalo 2000-2015 ANALISIS KEBUTUHAN ENERGI UNTUK SEKTOR PERIKANAN DI PROVINSI GORONTALO Hari Suharyono Abstract Gorontalo Province has abundace fishery sources, however the
Lebih terperinciGambar 6 Peta lokasi penelitian.
3 METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan selama enam bulan dimulai dengan penyusunan proposal dan penelusuran literatur mengenai objek penelitian cantrang di Pulau Jawa dari
Lebih terperinciBADAN PUSAT STATISTIK SURVEI PENYUSUNAN DIAGRAM TIMBANG NILAI TUKAR PETANI 18 KABUPATEN TAHUN 2015
RAHASIA SPDT15-IKT Republik Indonesia BADAN PUSAT STATISTIK SURVEI PENYUSUNAN DIAGRAM TIMBANG NILAI TUKAR PETANI 18 KABUPATEN TAHUN 2015 Subsektor Perikanan - Tangkap PERHATIAN 1. Jumlah anggota rumah
Lebih terperinciPENGGUNAAN PANCING ULUR (HAND LINE) UNTUK MENANGKAP IKAN PELAGIS BESAR DI PERAIRAN BACAN, HALMAHERA SELATAN
PENGGUNAAN PANCING ULUR (HAND LINE) UNTUK MENANGKAP IKAN PELAGIS BESAR DI PERAIRAN BACAN, HALMAHERA SELATAN Enjah Rahmat ) ) Teknisi Litkayasa pada Balai Riset Perikanan Laut, Muara Baru-Jakarta Teregristasi
Lebih terperinciHAND OUT: 03 Pengolahan Data Perikanan. Total SKS: 2 (1 1) Fasilitator:
HAND OUT: 03 Pengolahan Data Perikanan Total SKS: 2 (1 1) Fasilitator: Tri Djoko Lelono, MS. (*) Putut Wijanarko, MS. Dr. Daduk Setyohadi, MS. Dewa Gede Raka Wiadnya, MSc. Ledhyane Ika Harlyan, M.Sc TIU:
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Informasi tentang kerusakan alam diabadikan dalam Al-Qur an Surah
BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Informasi tentang kerusakan alam diabadikan dalam Al-Qur an Surah Ar-Ruum ayat 41, bahwa Telah nampak kerusakan didarat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan
Lebih terperinci4. HASIL PENELITIAN 4.1 Keragaman Unit Penangkapan Ikan Purse seine (1) Alat tangkap
4. HASIL PENELITIAN 4.1 Keragaman Unit Penangkapan Ikan 4.1.1 Purse seine (1) Alat tangkap Pukat cincin (purse seine) di daerah Maluku Tenggara yang menjadi objek penelitian lebih dikenal dengan sebutan
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA 2.1 Unit Penangkapan Cantrang Alat tangkap cantrang
2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Unit Penangkapan Cantrang Unit penangkapan ikan merupakan satu kesatuan teknis dalam operasi penangkapan ikan yang terdiri atas alat tangkap, perahu atau kapal penangkap dan nelayan.
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Perikanan Tangkap Perikanan adalah semua usaha penangkapan budidaya ikan dan kegiatan pengelolaan hingga pemasaran hasilnya Mubiyarto (1994) dalam Zubair dan Yasin (2011). Sedangkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia sebagai negara kepulauan memiliki luas perairan wilayah yang sangat besar. Luas perairan laut indonesia diperkirakan sebesar 5,4 juta km 2 dengan garis pantai
Lebih terperinci4 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN
4 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Keadaan Umum Perikanan Tangkap 4.1.1 Armada Kapal Perikanan Kapal penangkapan ikan merupakan salah satu faktor pendukung utama dalam melakukan kegiatan penangkapan
Lebih terperinciIndonesia merupakan negara kepulauan dengan luas wilayah perairan. Sumberdaya hayati (ikan) merupakan bagian dari sumberdaya alam yang
PENDAHULUAN Latar Belakang Indonesia merupakan negara kepulauan dengan luas wilayah perairan mencapai 213 dari seluruh luas wilayah Indonesia. Luas perairan yang mencapai 5,8 juta km2 yang terbagi atas
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
13 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kabupaten Indramayu Sebagai Kawasan Perikanan Tangkap 2.1.1. Keadaan Umum Kabupaten Indramayu merupakan salah satu Kabupaten di Provinsi Jawa Barat, dengan letak geografis
Lebih terperinciBentuk baku konstruksi pukat hela arad
Standar Nasional Indonesia Bentuk baku konstruksi pukat hela arad ICS 65.150 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi...i Prakata...ii Pendahuluan... iii 1 Ruang lingkup... 1 2 Istilah dan definisi...1
Lebih terperinci5 HASIL DAN PEMBAHASAN
5 HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Hasil 5.1.1 Alat penangkap ikan di PPP Cilauteureun Alat penangkap ikan di PPP Cilauteureun menurut statistik perikanan Indonesia terbagi menjadi empat jenis yaitu, pukat kantong,
Lebih terperincimungkin akan lebih parah bila tidak ada penanganan yang serius dan tersistem. Bukan tidak mungkin hal tersebut akan mengakibatkan tekanan yang luar
1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Secara geografis propinsi Bali terletak pada posisi 8º 03 40-8º 50 48 LS dan 144º 50 48 BT. Luas propinsi Bali meliputi areal daratan sekitar 5.632,66 km² termasuk keseluruhan
Lebih terperinciTEKNIK PENGOPERASIAN PANCING TENGGIRI DENGAN MENGGUNAKAN ALAT BANTU CAHAYA
TEKNIK PENGOPERASIAN PANCING TENGGIRI DENGAN MENGGUNAKAN ALAT BANTU CAHAYA Agus Salim Teknisi Litkayasa pada Balai Riset Perikanan Laut, Muara Baru-Jakarta Teregistrasi I tanggal: 29 Mei 2008; Diterima
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Baik di dunia maupun di Indonesia, perikanan tangkap mendominasi hasil produksi perikanan walaupun telah terjadi over fishing diberbagai tempat. Kegiatan penangkapan
Lebih terperinci2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Unit Penangkapan Payang Alat tangkap payang
5 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Unit Penangkapan Payang 2.1.1 Alat tangkap payang Payang termasuk alat tangkap yang memiliki produktivitas relatif cukup tinggi karena termasuk alat tangkap aktif, payang dikenal
Lebih terperinciKEADAAN UMUM. 4.1 Letak Geografis
III. KEADAAN UMUM 4.1 Letak Geografis Kabupaten Bangka Selatan, secara yuridis formal dibentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2003 tentang Pembentukan Kabupaten Bangka Selatan, Kabupaten Bangka
Lebih terperinci2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Perikanan Tangkap
2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Perikanan Tangkap Perikanan tangkap adalah kegiatan ekonomi dalam bidang penangkapan atau pengumpulan binatang dan tanaman air, baik di laut mau pun di perairan umum secara bebas.
Lebih terperinci