BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN KIOS INFORMASI. Bermula dari Prof. Dr. C.G.C. Reinwardt, botanis asal Jerman, yang berada di
|
|
- Ivan Makmur
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN KIOS INFORMASI 3.1 Sejarah Organisasi Sejarah Kebun Raya Bogor Bermula dari Prof. Dr. C.G.C. Reinwardt, botanis asal Jerman, yang berada di Indonesia pada awal abad ke-xix. Ia menganggap eksplorasi tumbuhan dan masalah pertanian juga merupakan tugasnya di Hindia Belanda. Kemudian ia menulis surat yang disampaikan kepada G.A.G.P Baron van der Capellen, Gubernur Jenderal Hindia Belanda di Batavia, memohon sebidang tanah untuk penelitian manfaat berbagai tumbuhan serta koleksi tanaman yang bernilali ekonomi yang berasal dari kawasan Indonesia juga yang berasal dari manca negara. Kelak terbukti manfaat kebun itu sebagai tempat pendidikan guru-guru pertanian dan koleksi tanaman. Hasil penelitian tersebut disebarluaskan ke kebun-kebun lainnya, tulis Reinwardt. Persisnya tanggal 18 Mei 1817, dilakukan pemancangan Patokan pertama, kemudian tanggal tersebut menandai berdirinya Kebun Raya yang diberi nama slands Planteuin atau Hortus Botanicus Bogoriensis seluas 47 hektar yang berdampingan dengan Istana Gubernur Jenderal Hindia Belanda di Bogor atau sekarang terkenal dengan Istana Presiden Bogor. Setelah mengalami perkembangan, sekarang luasnya 87 hektar. Tujuan pembentukan Kebun Raya pada waktu itu adalah: 1. Melakukan eksploitasi kekayaan alam hayati Indonesia. 40
2 2. Melaksanakan percobaan-percobaan penanaman tanaman yang mempunyai nilai ekonomi yang diimpor dari luar Indonesia. Yang semuanya untuk kepentingan pemerintah Hindia Belanda. Hingga awal abad ke-20 Kebun Raya Bogor sebagai lembaga ilmiah sangat produktif dalam menghasilkan karya dan temuan-temuan baru. Reputasinya sebagai salah satu lembaga nasional telah mencapai taraf internasional. Sejalan dengan perkembangan kegiatan penelitian pada masa itu, Kebun Raya Bogor menjadi induk dari sejumlah lembaga penelitian di Indonesia dalam bidang biologi dan pertanian, seperti Herbarium Bogoriense, Treub Laboraorium, Bibliotheca Bogoriense, Museum Zoologicum Bogoriense, dan Laboratorium Penyelidikan Laut. Terbitan ilmiah lembagalembaga ini menjadi salah satu sumber informasi penting bagi lembaga lain di dunia pada saat itu. Seiring dengan perubahan kondisi politik dan kebijakan di Indonesia, maka status dan fungsi Kebun Raya Bogor turut berubah mengikuti peraturan yang berlaku. Ruang lingkup kerja Kebun Raya Bogor berkembang dengan berbagai fungsi khusus. Lembaga dengan fungsi khusus yang menjadi bagian Kebun Raya kemudian lepas dan berdiri sendiri. Pada tahun 1986 status Kebun Raya Bogor ditetapkan sebagai Unit Pelaksana Teknis (UPT) berdasarkan Keppres RI No.1 tahun 1986 yang berada di bawah Kedeputian Ilmu Pengetahuan Alam, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indoesia (LIPI) dengan pembina harian Puslitbang Biologi-LIPI dan membawahi tiga Kebun Raya lainnya yaitu : Cabang Balai pengembangan Kebun Raya Cibodas, Cabang Balai Pengembangan Kebun Raya Purwodadi, dan Cabang Balai Kebun Raya Eka Karya Bali. 41
3 Berdasarkan Keputusan Presiden Republik Indonesia No. 103 Tahun 2001, tentang susunan Organisasi dan tugas Lembaga Pemerintah Non Departemen (LPND) dan Keputusan Kepala Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia Nomor : 1151/M/2001 tentang organisasi dan tata kerja LIPI, maka Kebun Raya mengalami perubahan struktur baik tingkat eselon maupun nama lembaga. Perubahan tersebut dari UPT Balai Pengembangan Kebun Raya-LIPI (eselon III) menjadi Pusat Konservasi Tumbuhan Kebun Raya Bogor, LIPI (eselon II). Pusat Konservasi Tumbuhan Kebun Raya Bogor berada langsung di bawah Deputi Bidang Ilmu Pengetahuan Hayati LIPI, sedangkan UPT Balai Konservasi Tumbuhan Kebun Raya Cibodas, Purwodadi, dan Bali berada dibawah Pusat Konservasi Tumbuhan Kebun Raya Bogor. Kebun Raya Bogor terletak di tengah-tengah kota Bogor dengan ketinggian 260 m dpl, dengan curah hujan yang tinggi antara mm pertahun. Kebun Raya Bogor merupakan museum tanaman hidup dengan koleksi tanaman tropis terlengkap di dunia, dibangun dengan sebuah konsep pertamanan yang indah. Kebun Raya Bogor dilengkapi perpustakaan, bank biji dan museum biji, pembibitan tanaman, rumah kaca, dan laboratorium. Serta beberapa bangunan bersejarah, seperti kompleks kuburan Belanda, dan Lady Raffles Memorial Struktur Organisasi Pusat Konservasi Tumbuhan Kebun Raya Bogor dipimpin oleh seorang Kepala Pusat yang membawahi beberapa bagian, antara lain yaitu : Bidang Manajemen Konservasi Ex Situ, kelompok Peneliti dan Bagian Tata Usaha. 42
4 Bidang Manajemen Konservasi Ex Situ dipimpin oleh seorang Kepala Bidang yang membawahi empat Kepala Sub Bidang, yaitu: 1. Sub Bidang Pemeliharaan Koleksi. 2. Sub Bidang Registrasi Koleksi. 3. Sub Bidang Seleksi dan Pembibitan. 4. Sub Bidang Perbanyakan dan Reintroduksi Tumbuhan. Kelompok Peneliti (Non Struktural) dipimpin oleh seorang Koordinator Peneliti. Ruang lingkup kegiatan penelitian didasarkan pada tiga pendekatan yaitu Konservasi, kajian potensi, serta pengembangan dan pendayagunaan. Bagian Tata Usaha dipimpin oleh seorang Kepala Bagian yang membawahi empat Kepala sub Bagian, yaitu: 1. Sub Bagian Kepegawaian. 2. Sub Bagian Umum. 3. Sub Bagian Keuangan. 4. Sub Bagian Jasa dan Informasi. UPT Balai Konservasi tumbuhan Kebun Raya Cibodas, Purwodadi, dan Eka Karya Bali masing-masing dipimpin oleh seorang Kepala UPT yang membawahi Sub Bagian Tata Usaha, Seksi Konservasi Ex Situ dan kelompok Jabatan Fungsional. Pembagian kerja dan fungsi dari masing-masing bagian dapat dilihat secara jelas melalui Bagan struktur organisasi Pusat Konservasi Tumbuhan Kebun Raya Bogor berikut ini : 43
5 Pusat Konservasi Tumbuhan Kebun Raya Bogor Bidang Konservasi Ex Situ Kelompok Jabatan Fungsional Bagian Tata Usaha Sub Bidang Pemeliharaan Koleksi Sub Bagian Kepegawaian Sub Bidang Registrasi Koleksi Sub Bagian Keuangan Sub Bidang Seleksi dan Pembibitan Sub Bagian Umum Sub Bidang Reintroduksi Sub Bagian Jasa dan Informasi UPT Balai Konservasi Tumbuhan Kebun Raya Cibodas UPT Balai Konservasi Tumbuhan Kebun Raya Purwodadi UPT Balai Konservasi Tumbuhan Kebun Raya Eka Karya Bali Sie. Konservasi Ex Situ Kel. Jabatan Fungsional Sub Bagian Tata Usaha Sie. Konservasi Ex Situ Kel. Jabatan Fungsional Sub Bagian Tata Usaha Sie. Konservasi Ex Situ Kel. Jabatan Fungsional Sub Bagian Tata Usaha Gambar 3.1 Bagan struktur organisasi Pusat Konservasi Tumbuhan Kebun Raya Bogor 44
6 a. Konservasi ex-situ, yakni melakukan eksplorasi tumbuhan di kawasan hutan, mendata atau registrasi, mengkoleksi dan melestarikannya. b. Penelitian, meliputi bidang: Taksonomi, yaitu memberi kepastian nama tanaman atau sertifikasi, inventarisasi, dan evaluasi. Biosistematik, yaitu memepelajari hubungan kekerabatan antara tumbuhan. Botani terapan, yaitu penelitian mengenai manfaat tanaman. Hortikultura, meliputi penelitian adaptasi tanaman, cara budidayanya, dan pengembangan ilmu pertanaman. c. Pendidikan, terutama di bidang ilmu botani, pertanaman, dan lingkungan hidup. d. Pariwisata, Kebun Raya Bogor merupakan salah satu tempat kunjungan wisata potensial. e. Penemuan serta pengumpulan jenis-jenis tanaman langka yang hampir punah di Indonesia. f. Pembangunan Kebun Raya baru, ada keinginan masyarakat di berbagai propinsi agar didirikan Kebun Raya di daerahnya yang perlu ditindak lanjuti. Dalam meningkatkan peran sertanya, Kebun Raya Bogor memiliki beberapa tujuan untuk masa yang akan datang. Tujuan yang ingin dicapau dalam tahun adalah: 1. Menekan laju erosi genetik tumbuhan, khususnya tumbuhan asli Indonesia. 2. Merumuskan program kebijakan Pemerintah di bidang konservasi tumbuhan. 3. Menyelamatkan jenis tumbuhan yang langka, terancam punah, bernilai ekonomi, atau ilmu pengetahuan. 46
7 4. Meningkatkan jumlah dan mutu penelitian dalam aspek konservasi, kajian potensi, serta pengembangan dan pendayagunaan. 5. Meningkatkan pemahaman dan apresiasi masyarakat terhadap tumbuhan dan lingkungan. 6. Meningkatkan mutu pelayanan jasa dan informasi untuk kepuasaan pengunjung. 7. Meningkatkan jumlah kerjasama nasional dan internasional dalam bidang konservasi, penelitian, pendidikan lingikungan, dan pariwisata. 8. Meningkatkan jumlah dan mutu sumber daya manusia. 9. Meningkatkan sarana dan prasarana. Pengoperasian Kebun Raya Bogor tentu saja didukung oleh tenaga-tenaga Sumber Daya Manusia yang terdapat di Kebun Raya Bogor. Jumlah pegawai Kebun Raya Bogor terhitung 31 Desember 2002 sebanyak 354 orang dengan rincian 283 orang PNS, 1 orang CPNS dan 70 orang tenaga honorer. Pengadministrasian urusan kepegawaian dilakukan oleh Sub Bagian Kepegawaian yang berjumlah 8 orang. Klasifikasi pegawai berdasarkan pendidikan (selain honorer) yaitu : S3 sebanyak 1 orang, S2 sebanyak 12 orang, S1 sebanyak 33 orang, S0 sebanyak 6 orang, SLTA sebanyak 130 orang, SLTP sebanyak 23 orang, SD sebanyak 78 orang. Klasifikasi jumlah pegawai berdasarkan jabatan yaitu: struktural 11 orang, peneliti 19 orang, bagian administrasi 37 orang, pemelihara sarana kebun dan kantor 13 orang, keamanan 25 orang, Registrasi 22 orang, Jasa dan Informasi 33 orang, Teknisi dan pemelihara kebun 123 orang. Penambahan dan pengurangan pegawai bisa terjadi karena adanya penerimaan pegawai baru, pegawai yang meninggal, pensiun, dan berhenti. 47
8 Sebagai salah satu instansi pemerintah, dana pengelolaan Kebun Raya sebagian besar diperoleh dari Pemerintah, seperti Anggaran Rutin, Proyek fisik, dan Proyek Pelestarian Penelitian dan Pembangunan Flora dan Fauna. Untuk menutupi kekurangan dana dari sumber anggaran tersebut, ada anggaran tambahan yaitu anggaran DIKS yang sebagian besar diperoleh dari hasil penjualan karcis masuk Kebun Raya, selain itu ada dana-dana yang dihasilkan dari kerjasama dan bantuan dari pihak luar yang sifatnya temporer, termasuk juga Mitra Kebun Raya Bogor. Alokasi dana dari anggaran tersebut diantaranya : 1. Anggaran Rutin digunakan untuk belanja pegawai, belanja barang, pemeliharaan, dan perjalanan dinas. 2. Anggaran DIKS digunakan untuk menambah biaya kegiatan dari anggaran rutin yang kurang dan membiayai kegiatan yang tidak ada di anggaran rutin. 3. Anggaran DIP Fisik digunakan untuk membuat sarana fisik baru dan renovasi fisik sarana kebun dan kantor. 4. Anggaran DIP Flora dan Fauna digunakn untuk membiayai kegiatan eksplorasi tumbuhan hutan, bahan, perjalanan,dll. Untuk menunjang ilmu pengetahuan dan teknologi, Kebun Raya Bogor memberikan pelayanan jasa dan fasilitas ilmiah, sebagai berikut: a. Pelayanan jasa dan fasilitas ilmiah Perpustakaan. Fasilitas pendidikan dan penelitian. Pameran. 48
9 b. Pelayanan humas dan pemanduan Kunjungan tamu Negara. Pemanduan wisatawan manca Negara. Pemanduan tamu dinas dan tamu penelitian. Pemanduan pelajar dan mahasiswa. c. Penyuluhan dan ceramah. d. Pelayanan jasa shooting film dan fasilitas lain. e. Pelayanan dekorasi dan penjualan tanaman. f. Bimbingan kepada mahasiswa atau siswa yang melakukan Pendidikan Sistem Ganda (PSG). Luas Kebun Raya Bogor mencakup areal 87 hektar, jumlah koleksinya terakhir tercatat sekitar spesimen. Berdasarkan data bulan Maret tahun 2003, koleksi tanaman hidup yang ditanam di kebun berjumlah jenis (species) mewakili marga (genus) atau 220 suku (famili). Koleksi anggrek yang dipelihara di kamar kaca sendiri tercatat berjumlah ± spesimen terdiri dari 432 jenis dari 93 marga. Selain anggrek alam, koleksi lain yang cukup menarik, lengkap, dan menonjol adalah polongpolongan (Fabaceae), pinang-pinangan (Arecaceae), talas-talasan (Araceae), dan getahgetahan (Apocynaceae). Disamping itu berbagai jenis koleksi bamboo menarik pula untuk dilihat mengingat perannya yang sangat penting dalam kehidupan sosial budaya kita. Koleksi tanaman Kebun Raya Bogor 70 % berasal dari kepulauan Indonesia dan 30 % tanaman berasal dari manca negara. Penambahan koleksi selain melalui eksplorasi 49
10 dari hutan ke hutan yang ada di Indonesia juga hasil dari tukar-menukar biji tanaman dengan Kebun Raya lain di dunia. 3.2 Analisis Kios Informasi Analisis Sistem yang Sedang Berjalan Sistem Informasi KRB bagi pengunjung yang digunakan sekarang ini dilakukan melalui beberapa cara antara lain dengan pembagian buku yang memberikan informasi tentang KRB dan beberapa tempat-tempat menarik yang berada di KRB, brosur, dan iklan-iklan di media cetak dan elektronik, selain itu juga digunakan arah yang menunjukkan arah lokasi KRB. Pihak pengelola memberikan layanan kepada pengunjung berupa pusat informasi bagi pengunjung Analisis Kebutuhan dan Masalah KRB merupakan suatu museum tanaman hidup dengan koleksi tanaman tropis terlengkap di dunia, dibangun dengan konsep pertamanan yang indah yang memiliki banyak fasilitas, tempat-tempat menarik serta wilayah yang sangat luas. Untuk dapat mengetahui berbagai permasalahan yang ditemui pengunjung dalam memperoleh kebutuhan informasi apa saja yang terdapat di KRB yang akan dikunjungi dan sebagai bahan masukan bagi perancangan kios informasi KRB, maka dalam penulisan skripsi ini penelitian dilakukan dengan cara pembagian kuisioner bagi 20 pengunjung KRB. Dari hasil kuisioner tersebut maka diperoleh data seperti pada tabel dibawah ini No Pertanyaan Jumlah Persentase 1 Sudah berapa kali Anda berkunjung ke Kebun Raya Bogor 50
11 (KRB)? a. Pertama kali b. 2 3 kali c. > 3 kali 2 Apakah tujuan Anda mengunjungi Kebun Raya Bogor? a. rekreasi b. membuat karya tulis c. penelitian d. lainnya:...pkl % 40% 30% 75% 0% 10% 15% 3 Informasi apakah yang ingin Anda ketahui mengenai KRB? (Jawaban boleh lebih dari satu lebih) a. Sejarah berdirinya KRB b. Jenis-jenis pohon c. Macam-macam tanaman d. Fasilitas e. Lainnya:...Menikmati keindahan Alam., program-program yang ada di KRB 4 Kepada siapakah Anda mencari informasi di KRB? (jawaban boleh dari satu) a. Petugas Lapangan b. Bagian Informasi c. Lihat papan petunjuk % 60% 70 40% 5% 5% 35% 15% 65% 51
12 Visi dan Misi Organisasi Adapun mengenai visi dan misi dari keberadaan Kebun Raya Bogor adalah sebagai berikut : Visi : Menjadi Kebun Raya terbaik di kelas dunia, teruatama dalam bidang konservasi tumbuhan, penelitian, dan pelayanan dalam aspek botani, pendidikan llingkungan, hortikultura, landscape, dan pariwisata. Misi : Melestarikan, mendayagunakan, dan mengembangkan potensi tumbuhan melalui kegiatan konservasi, penelitian, pendidikan, rekreasi, serta peningkatan apresiasi masyarakat terhadap Kebun Raya, tumbuhan, dan lingkungan dalam upaya pemanfaatan yang berkelanjutan untuk kesejahteraan masyarakat (social welfare). Keberadaan Kebun Raya Bogor diharapkan mampu menjalankan tugas dan fungsi dari sebuah lembaga konservasi, adapun tugas dan tujuan yang dimaksud adalah sebagai berikut : Pusat Konservasi Tumbuhan Kebun Raya Bogor mempunyai tugas melaksanakan penyiapan bahan perumusan kebijakan, penyusunan pedoman, pemberian bimbingan teknis, penyusunan rencana dan program, pelaksanaan penelitian bidang konservasi exsitu tumbuhan tropika serta evaluasi dan penyusunan laporan. Secara umum pelaksanaan tugas dan fungsi Kebun Raya adalah melakukan inventarisasi dan konservasi tumbuhan tropika yang mempunyai nilai ilmu pengetahuan dan nilai ekonomi untuk dikoleksi dalam bentuk kebun botani. Mengkaji, meneliti, dan menggali potensi untuk pemanfaatan yang berkelanjutan. Sebagai Pusat Konservasi Tumbuhan, Kebun Raya Bogor diantaranya melakukan kegiatan sebagai berikut: 45
13 d. Tidak bertanya / mencari sendiri 5 25% 5 Kesulitan apa saja yang Anda temui jika berkunjung ke KRB? a. Tidak ada b. Mencari data jenis-jenis flora c. Mencari lokasi d. Mencari sejarah KRB % 15% 40% 10% 6 Menurut Anda apakah berguna jika dibuat suatu kios informasi yang menggunakan komputer untuk memberikan informasi tentang lokasi dan memberikan informasi mengenai sarana yang ada sekarang ini? a. Bermanfaat, karena memudahkan pengunjung... Teknologi yang mutakhir... b. Tidak bermanfaat, karena... 7 Menurut Anda apakah berguna jika berguna jika dibuat suatu kios informasi berbentuk CD untuk memberikan informasi tentang lokasi dan memberikan informasi mengenai sarana yang ada sekarang ini? % 5% 0% a. Bermanfaat, karena memudahkan mendapat informasi 16 80% 52
14 yang lebih terperinci Sejarah akan KRB b. Tidak bermanfaat, karena tidak semua punya komputer % 10% Tabel 3.1 Tabel Kuisioner yang disebarkan kepada para pengunjung KRB Dari hasil kuisioner terhadap pengunjung KRB, maka dapat dilihat berbagai kebutuhan untuk memperoleh informasi tersebut adalah sebagai berikut: Frekuensi mengunjungi KRB adalah kebanyakan hanya untuk rekreasi, hal ini disebabkan dari kurangnya promosi KRB yang sebenarnya memiliki banyak lokasi yang menyimpan pendidikan untuk para pengunjung Masalah kebutuhan untuk mengetahui seluruh lokasi yang ada di KRB dinilai paling banyak, kurang lengkapnya informasi pada brosur serta kurangnya peta/papan petunjuk arah sehingga pengunjung mengalami kesulitan dalam mencari lokasi Dari permasalahan yang dihadapi pengunjung dalam memperoleh kebutuhan akan informasi dan untuk meningkatkan pelayanan informasi maka perlu dibangun suatu kios informasi untuk memenuhi kebutuhan akan informasi bagi pengunjung Usulan Pemecahan Masalah Dengan memperhatikan permasalahan yang ada yaitu kebutuhan akan informasi dan berdasarkan hasil kuisioner di atas, maka dirancang suatu kios informasi sebagai jalan keluar. 53
15 Beberapa alasan sehingga kios informasi menjadi salah satu jalan keluar dalam permasalahan bagi pengunjung untuk mendapatkan informasi yang tepat adalah sebagai berikut: Dapat menyajikan informasi dengan menarik dan interaktif Dengan menggunakan fasilitas yang disediakn multimedia, informasi yang ditampikan lebih menarik dan interaktif, karena penyajian informasi dilakukan bersamaan dengan penyajian musik maupun animasi yang dikemas sedemikian rupa sehingga dapat menarik minat orang yang menggunakannya. Lebih jelas dibandingkan brosur Semua informasi yang ada didalam brosur-brosur dengan jumlah yang banyak tersebut dapat ditampung dalam sebuah aplikasi, bahkan informasi yang disajikan dapat dibuat lebih lengkap dan jelas serta dapat disesuaikan dengan kebutuhan pengunjung. Dapat diletakkan di tempat strategis Kios informasi yang telah siap dirancang dapat diletakkan di tempat yang strategis yang banyak dikunjungi seperti gerbang utama dan di dekat area fasilitas Maintenance yang baik Jika terjadi perubahan data dan informasi, dapat dengan mudah menggantinya dengan mengakses ke databasenya 3.3 Perancangan Kios Informasi Berikut ini akan digambarkan diagram hirarki yang menjelaskan tentang kios informasi yang dirancang. Untuk itu diagram hirarki kios informasi disajikan berikut ini. 54
16 3.3.1 Diagram Hierarki Hierarki menu ini dibuat berdasarkan hasil kegiatan analisis permasalahan yang dilakukan sebelumnya untuk memberi gambaran umum dari dari keseluruhan yang dirancang Diagram Hierarki Menu Pembuka Splash Screen Menu Pembuka Windows Admin Menu utama Menu Pemeliharaan Database Gambar 3.2 Diagram Hierarki Menu Pembuka Diagram Hierarki Sejarah Visi & Misi Menu Pembuka Anggrek Obat Palem Buah Pohon Fasilitas Panduan Keluar Gambar 3.3 Hierarki 55
17 Diagram Hierarki Menu Sejarah Sejarah Keluar Gambar 3.4 Diagram Hierarki Menu Sejarah Diagram Hierarki Visi dan Misi Visi & Misi Keluar Gambar 3.5 Diagram Hierarki Visi dan Misi Diagram Hierarki Anggrek Anggrek Keluar Gambar 3.6 Diagram Hierarki Menu Anggrek 56
18 Diagram Hierarki Obat Menu utama Obat Keluar Gambar 3.7 Diagram Hierarki Menu Obat Diagram Hierarki Palem Palem Keluar Gambar 3.8 Diagram Hierarki Menu Palem Diagram Hierarki Buah Menu utama Buah Keluar Gambar 3.9 Diagram Hierarki Menu Tanaman Buah 57
19 Diagram Hierarki Pohon Menu utama Pohon Keluar Gambar 3.10 Diagram Hierarki Menu Jenis Pohon Diagram Hierarki Menu Fasilitas Menu utama Menu Fasilitas Fasilitas Tempat menarik Koleksi tanaman Keluar Gambar 3.11 Diagram Hierarki Menu Fasilitas Diagram Hierarki Fasilitas Menu Fasilitas Fasilitas Nama Fasilitas Pilih Kategori Pilihan Lain Gambar 3.12 Diagram Hierarki Fasilitas 58
20 Diagram Hierarki Tempat Menarik Menu Fasilitas Tempat Menarik NamaTempat Menarik keluar Gambar 3.13 Diagram Hirarki Tempat Menarik Diagram Hierarki Koleksi Tanaman Menu Fasilitas Koleksi Tanaman Nama Koleksi Tanaman keluar Gambar 3.14 Diagram Hierarki Koleksi Tanaman Diagram Hierarki Admin Admin Login Menu Pemeliharaan Dataabse Gambar 3.15 Diagram Hierarki Admin 59
21 Diagram Hierarki Menu Pemeliharaan Database Login Menu Pemeliharaan Database Logout Bahasa Penambahan Inggris Indonesia Tambah Data Gambar 3.16 Diagram Hierarki Menu Pemeliharaan Database Diagram Hierarki Logout Menu Pemeliharaan Database Logout Menu Pembuka Gambar 3.17 Diagram Hierarki Logout Diagram Hierarki Bahasa Menu Pemeliharaan Database Bahasa Menu Tanaman Gambar 3.18 Diagram Hierarki Bahasa 60
22 Diagram Hierarki Tambah Data Menu Pemeliharaan Database Penambahan Tambah Data Gambar 3.19 Diagram Tambah Data State Transition Diagram (STD) Berikut ini digambarkan State Transition Diagram yang menjelaskan mengenai perpindahan setiap state pada kios informasi yang dirancang. Untuk itu State Transition Diagram kios informasi disusun seperti yang disajikan berikut ini State Transition Diagram Menu Pembuka Splash Screen klik skip klik exit tampil menu pembuka Menu Pembuka Admin Windows tampil windows pilih bahasa tampil menu utama sesuai bahasa tekan ctrl+shift M tampil admin Gambar 3.20 State Transition Diagram Menu Pembuka 61
23 State Transition Diagram Klik keluar Tampil Splash screen Splash screen Klik sejarah Tampil layar sejarah Klik visi & misi Tampil layar visi dan misi Klik anggrek Tampil layar Anggrek klik obat tampil layar Obat klik palem tampil layar palem klik buah tampil layar buah klik pohon tampil layar pohon klik panduan tampil panduan Sejarah Visi & Misi Anggrek Obat Palem Buah Pohon Panduan Gambar 3.21 State Tranition Diagram State Transition Diagram Sejarah klik Sejarah Tampil layar sejarah Klik keluar Tampil splash screen Sejarah Splash screen klik menu utama tampil menu utama Tampilkan menu pembuka Gambar 3.22 State Transition Diagram Sejarah 62
24 State Transition Diagram Visi dan Misi Klik visi & misi Tampil visi & misi klik menu utama Visi dan Misi Tampil menu utama Klik keluar Tampil splash screen Splash screen Gambar 3.23 State Transition Diagram Visi dan Misi State Transition Diagram Anggrek Klik menu utama Menu utama klik anggrek tampil menu utama Tampil layar anggrek klik nama anggrek Anggrek tampil gbr & deskripsi berdasarkan nama anggrek klik keluar tampil spalsh screen Splash screen Gambar 3.24 State Transition Diagram Anggrek State Transition Diagram Obat klik obat tampil layar Obat Klik Keluar Tampil splash screen Menu utama Obat Splash screen klik menu utama tampil menu utama pilih nama obat tampil gbr & deskripsi berdasarkan nama obat Gambar 3.25 State Transition Diagram Menu Obat 63
25 State Transition Diagram Palem klik palem tampil layar palem klik keluar tampil splash screen Menu utama Palem Splash screen klik menu utama tampil menu utama Pilih nama palem Tampil gbr & deskripsi berdasarkan nama palem Gambar 3.18 State Transition Diagram Palem State Transition Diagram Menu Tanaman Buah Klik buah Tampil layar buah Klik keluar tampil splash screen Menu utama Buah Splash screen klik menu utama tampil menu utama Pilih nama buah Tampil gbr & deskripsi berdasarkan nama buah Gambar 3.19 State Transition Diagram Menu Tanaman Buah State Transition Diagram Menu Jenis Pohon Klik pohon Tampil layar pohon klik keluar tampil splash screen Menu utama Pohon Menu pembuka Klik menu utama Tampil menu utama Klik nama pohon Tampil gbr & deskripsi berdasarkan nama pohon Gambar 3.20 State Transition Diagram Menu Jenis Pohon 64
26 State Transition Diagram Menu Fasilitas Menu utama Menu fasilitas klik fasilitas tampil fasilitas klik tempat menarik tampil tempat menarik klik koleksi tanaman tampil koleksi tanaman klik keluar tampil slpash screen klik menu utama tampil menu utama Fasilitas Tempat menarik Koleksi Tanaman Splash screen Menu utama Gambar 3.20 State Transition Diagram Menu Fasilitas State Transition Diagram Fasilitas klik kategori lain tampil menu fasilitas klik pilihan lain tampil layar fasilitas Menu Fasilitas Fasilitas Jenis Fasilitas klik fasilitas tampil layar fasilitas Klik nomor pada peta Tampil jenis fasilitas serta gbr dan deskripsi Gambar 3.21 State Transition Diagram Fasilitas 65
27 State Transition Diagram Tempat Menarik Menu Fasilitas klik kategori lain tampil menu fasilitas klik pilihan lain tampil layar tempat menarik Tempat Menarik Jenis tempat menarik klik tempzt menarik tampil tempat menarik klik nomor pada peta tampil jenis tempat menarik serta gbr & deskripsi Gambar 3.22 State Transition Diagram Tempat Menarik State Transition Diagram Koleksi Tanaman Klik kategori Tampil menu fasilitas Klik pilihan lain Tampil layar koleksi Menu Fasilitas Koleksi Tanaman Jenis Koleksi tanaman Klik koleksi tanaman Tampil koleksi tanaman Klik nomor pada peta Tampil jenis koleksi serta gbr & deskripsi Gambar 3.23 Gambar State Transition Diagram Koleksi Tanaman 66
28
29
30
31
32
33
V GAMBARAN UMUM KEBUN RAYA BOGOR
V GAMBARAN UMUM KEBUN RAYA BOGOR 5.1 Profil Kebun Raya Bogor Kebun Raya Bogor (KRB) merupakan tempat yang cocok untuk memenuhi kebutuhan pendidikan dan rekreasi sekaligus dalam satu tempat. Sebelum diberi
Lebih terperinciV GAMBARAN UMUM KEBUN RAYA BOGOR
V GAMBARAN UMUM KEBUN RAYA BOGOR 5.1. Sejarah Singkat Kebun Raya Bogor Pada tanggal 15 April 1817, Reinwardt mencetuskan gagasannya untuk mendirikan Kebun Botani yang disampaikan kepada G.A.G.P. Baron
Lebih terperinciBABI PENDAHULUAN. SUdah berabad-abad lamanya kebun 'raya di dunia secara umum menjadi
BABI PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG SUdah berabad-abad lamanya kebun 'raya di dunia secara umum menjadi salah satu sarana pengembangan i1mu dan budaya yang penting. Sejak semula lembaga ini selalu bergerak
Lebih terperinciMENTERI KEHUTANAN DAN PERKEBUNAN REPUBLIK INDONESIA KEPUTUSAN MENTERI KEHUTANAN DAN PERKEBUNAN Nomor : 479 /Kpts-11/1998 TENTANG
Menimbang : MENTERI KEHUTANAN DAN PERKEBUNAN REPUBLIK INDONESIA KEPUTUSAN MENTERI KEHUTANAN DAN PERKEBUNAN Nomor : 479 /Kpts-11/1998 TENTANG LEMBAGA KONSERVASI TUMBUHAN DAN SATWA LIAR MENTERI KEHUTANAN
Lebih terperinciBAB 4 GAMBARAN UMUM AGROWISATA KEBUN RAYA BOGOR
BAB 4 GAMBARAN UMUM AGROWISATA KEBUN RAYA BOGOR 4.1 Sejarah dan Perkembangan Kebun Raya Bogor Kebun Raya Bogor adalah sebuah kebun botani besar tertua di Asia dan memiliki keindahan tersendiri yang terletak
Lebih terperinci1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
1 1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kebun Raya Bogor (KRB) memiliki keterikatan sejarah yang kuat dalam pelestarian tumbuhan obat. Pendiri KRB yaitu Prof. Caspar George Carl Reinwardt merintis kebun ini
Lebih terperinciI PENDAHULUAN. Tabel 1. Statistik Perkembangan Wisatawan Nusantara pada tahun
I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 10 tentang kepariwisataan, pariwisata adalah berbagai macam kegiatan wisata dan didukung berbagai fasilitas serta layanan
Lebih terperinciKeputusan Menteri Kehutanan Dan Perkebunan No. 479/Kpts-II/1994 Tentang : Lembaga Konservasi Tumbuhan Dan Satwa Liar
Keputusan Menteri Kehutanan Dan Perkebunan No. 479/Kpts-II/1994 Tentang : Lembaga Konservasi Tumbuhan Dan Satwa Liar MENTERI KEHUTANAN DAN PERKEBUNAN, Menimbang : a. bahwa jenis tumbuhan dan satwa liar
Lebih terperinciPERATURAN KEPALA LEMBAGA ILMU PENGETAHUAN NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA LEMBAGA ILMU PENGETAHUAN INDONESIA
-1- SALINAN PERATURAN KEPALA LEMBAGA ILMU PENGETAHUAN INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA LEMBAGA ILMU PENGETAHUAN INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA LEMBAGA
Lebih terperinciBAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. maka harus disediakan sarana-sarana yang dibutuhkan untuk menjalankannya. Saranasarana
BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1 Implementasi Dalam penerapan kios informasi Kebun Raya Bogor yang berbasis multimedia, maka harus disediakan sarana-sarana yang dibutuhkan untuk menjalankannya. Saranasarana
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan pariwisata di Indonesia semakin hari semakin berkembang. Sektor pariwisata merupakan salah satu
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan pariwisata di Indonesia semakin hari semakin berkembang. Sektor pariwisata merupakan salah satu aset di setiap wilayah di dunia. Dari sektor pariwasata,
Lebih terperinciGUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 101 TAHUN 2011 TENTANG
GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 101 TAHUN 2011 TENTANG ORGANISASI DAN RINCIAN TUGAS POKOK UNIT PELAKSANA TEKNIS DI LINGKUNGAN DINAS KEBUDAYAAN PROVINSI BALI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Pariwisata secara luas adalah kegiatan rekreasi di luar domisili untuk
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pariwisata secara luas adalah kegiatan rekreasi di luar domisili untuk melepaskan diri dari pekerjaan rutin atau mencari suasana lain. Pariwisata telah menjadi bagian
Lebih terperinci2016, No Keputusan Presiden Nomor 103 Tahun 2001 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Kewenangan, Susunan Organisasi, dan Tata Kerja Lembaga Pe
No.306, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA LIPI. Balai Konservasi Tumbuhan Kebun Raya Eka Karya Bali. Orta. Pencabutan. PERATURAN KEPALA LEMBAGA ILMU PENGETAHUAN INDONESIA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5
Lebih terperinci-1- PERATURAN KEPALA LEMBAGA ILMU PENGETAHUAN INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2015 TENTANG PENGELOLAAN KEBUN RAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
-1- SALINAN PERATURAN KEPALA LEMBAGA ILMU PENGETAHUAN INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2015 TENTANG PENGELOLAAN KEBUN RAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA LEMBAGA ILMU PENGETAHUAN INDONESIA, Menimbang
Lebih terperinci-1- DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA REPUBLIK INDONESIA,
-1- SALINAN PERATURAN KEPALA LEMBAGA ILMU PENGETAHUAN INDONESIA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2016 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BALAI KONSERVASI TUMBUHAN KEBUN RAYA CIBODAS DENGAN RAHMAT TUHAN
Lebih terperinciBUPATI KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 14 TAHUN 2009 T E N T A N G
BUPATI KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 14 TAHUN 2009 T E N T A N G TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG
Lebih terperinciBAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM
BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM 3.1 Sejarah Organisasi 3.1.1 Latar Belakang Terbentuknya Kementrian Kehutanan Pembangunan kehutanan sebagai suatu rangkaian usaha diarahkan dan direncanakan untuk
Lebih terperinciGUBERNUR KALIMANTAN TENGAH
GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH NOMOR 31 TAHUN 2008 T E N T A N G TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA PROVINSI KALIMANTAN TENGAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG
Lebih terperinciGUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 71 TAHUN 2011 TENTANG RINCIAN TUGAS POKOK DINAS KEHUTANAN PROVINSI BALI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 71 TAHUN 2011 TENTANG RINCIAN TUGAS POKOK DINAS KEHUTANAN PROVINSI BALI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BALI, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 1999 TENTANG PENGAWETAN JENIS TUMBUHAN DAN SATWA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang :
Page 1 of 9 PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 1999 TENTANG PENGAWETAN JENIS TUMBUHAN DAN SATWA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa tumbuhan dan satwa adalah bagian dari
Lebih terperinci(2) Untuk melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Kepala Balai Pengelolaan Taman Hutan Raya Banten mempunyai fungsi sebagai berik
BAB XXXVIII BALAI PENGELOLAAN TAMAN HUTAN RAYA BANTEN PADA DINAS KEHUTANAN DAN PERKEBUNAN PROVINSI BANTEN Pasal 173 Susunan Organisasi Balai Pengelolaan Taman Hutan Raya Banten terdiri dari : a. Kepala
Lebih terperinci1 S A L I N A N. No. 150, 2016 GUBERNUR KALIMANTAN BARAT BERITA DAERAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT NOMOR 150 TAHUN 2016 NOMOR 150 TAHUN 2016 TENTANG
1 S A L I N A N GUBERNUR KALIMANTAN BARAT BERITA DAERAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT NOMOR 150 TAHUN 2016 NOMOR 150 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN, SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA UNIT PELAKSANA TEKNIS
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Tingginya laju kerusakan hutan tropis yang memicu persoalan-persoalan
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tingginya laju kerusakan hutan tropis yang memicu persoalan-persoalan lingkungan telah mendorong kesadaran publik terhadap isu-isu mengenai pentingnya transformasi paradigma
Lebih terperinciBUPATI LOMBOK TIMUR PERATURAN BUPATI LOMBOK TIMUR NOMOR 11 TAHUN 2013 T E N T A N G
BUPATI LOMBOK TIMUR PERATURAN BUPATI LOMBOK TIMUR NOMOR 11 TAHUN 2013 T E N T A N G PEMBENTUKAN UNIT PELAKSANA TEKNIS DINAS KEBUN RAYA LOMBOK PADA DINAS KEHUTANAN DAN PERKEBUNAN KABUPATEN LOMBOK TIMUR
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 1999 TENTANG PENGAWETAN JENIS TUMBUHAN DAN SATWA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang :
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 1999 TENTANG PENGAWETAN JENIS TUMBUHAN DAN SATWA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa tumbuhan dan satwa adalah bagian dari sumber daya
Lebih terperinciKEPUTUSAN BUPATI TASIKMALAYA NOMOR 30 TAHUN 2004 TENTANG URAIAN TUGAS UNIT KANTOR PARIWISATA DAN KEBUDAYAAN KABUPATEN TASIKMALAYA BUPATI TASIKMALAYA
B U PATI TASIKMALAY A KEPUTUSAN BUPATI TASIKMALAYA NOMOR 30 TAHUN 2004 TENTANG URAIAN TUGAS UNIT KANTOR PARIWISATA DAN KEBUDAYAAN KABUPATEN TASIKMALAYA BUPATI TASIKMALAYA Menimbang : a. bahwa dengan telah
Lebih terperincisitu berperan dalam rangka mengurangi laju degradasi
PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 93 TAHUN 2011 TENTANG KEBUN RAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa Kebun Raya sebagai kawasan konservasi tumbuhan
Lebih terperinciPERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 93 TAHUN 2011 TENTANG KEBUN RAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 93 TAHUN 2011 TENTANG KEBUN RAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa Kebun Raya sebagai kawasan konservasi tumbuhan
Lebih terperinciGUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 85 TAHUN 2008
GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 85 TAHUN 2008 TENTANG URAIAN TUGAS SEKRETARIAT, BIDANG, SUB BAGIAN DAN SEKSI DINAS KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA PROVINSI JAWA TIMUR GUBERNUR JAWA TIMUR
Lebih terperinciWALIKOTA PROBOLINGGO PROVINSI JAWA TIMUR
SALINAN WALIKOTA PROBOLINGGO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA PROBOLINGGO NOMOR 99 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, URAIAN TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS KEBUDAYAAN DAN
Lebih terperinciBAB 3 PENDEKATAN LAPANGAN
BAB 3 PENDEKATAN LAPANGAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitan ini dilakukan di Kebun raya Bogor di Jalan Ir. H. Juanda No.13 Kota Bogor, Jawa Barat. Pemilihan lokasi penelitian dilakukan secara purposive (sengaja)
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP REPUBLIK INDONESIA NOMOR 03 TAHUN 2012 TENTANG TAMAN KEANEKARAGAMAN HAYATI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
SALINAN PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP REPUBLIK INDONESIA NOMOR 03 TAHUN 2012 TENTANG TAMAN KEANEKARAGAMAN HAYATI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP REPUBLIK INDONESIA,
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI KEHUTANAN NOMOR : P.10/Menhut-II/2007 TENTANG PERBENIHAN TANAMAN HUTAN MENTERI KEHUTANAN,
MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI KEHUTANAN NOMOR : P.10/Menhut-II/2007 TENTANG PERBENIHAN TANAMAN HUTAN MENTERI KEHUTANAN, Menimbang: a. bahwa sebagai penjabaran dari Peraturan Pemerintah
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
SALINAN GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH NOMOR 46 TAHUN 2017 TENTANG PEMBENTUKAN SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA UNIT PELAKSANA TEKNIS PADA DINAS KEBUDAYAAN
Lebih terperinciKEPUTUSAN BUPATI JEMBRANA NOMOR 608 TAHUN 2003 TENTANG URAIAN TUGAS DINAS PERTANIAN, KEHUTANAN DAN KELAUTAN KABUPATEN JEMBRANA BUPATI JEMBRANA,
KEPUTUSAN BUPATI JEMBRANA NOMOR 608 TAHUN 2003 TENTANG URAIAN TUGAS DINAS PERTANIAN, KEHUTANAN DAN KELAUTAN KABUPATEN JEMBRANA BUPATI JEMBRANA, Menimbang : a. bahwa dengan ditetapkannya Peraturan Daerah
Lebih terperinciGUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 96 TAHUN 2015 TENTANG
SALINAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 96 TAHUN 2015 TENTANG PEMBENTUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, URAIAN TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATAKERJA UNIT PELAKSANA
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI KEHUTANAN NOMOR : P. 03/Menhut-II/2007 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA UNIT PELAKSANA TEKNIS TAMAN NASIONAL MENTERI KEHUTANAN,
PERATURAN MENTERI KEHUTANAN NOMOR : P. 03/Menhut-II/2007 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA UNIT PELAKSANA TEKNIS TAMAN NASIONAL MENTERI KEHUTANAN, Menimbang : a. bahwa Keputusan Menteri Kehutanan Nomor
Lebih terperinciGUBERNUR JAWA TIMUR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TIMUR,
GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 112 TAHUN 2016 TENTANG NOMENKLATUR, SUSUNAN ORGANISASI, URAIAN TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA UNIT PELAKSANA TEKNIS DINAS KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA
Lebih terperinciGUBERNUR BANTEN PERATURAN GUBERNUR BANTEN NOMOR 14 TAHUN 2013
GUBERNUR BANTEN PERATURAN GUBERNUR BANTEN NOMOR 14 TAHUN 2013 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA ORGANISASI PERANGKAT DAERAH PROVINSI BANTEN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANTEN,
Lebih terperinciMENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA. PERATURAN MENTERI KEHUTANAN NOMOR : P.53/Menhut-II/2006 TENTANG LEMBAGA KONSERVASI MENTERI KEHUTANAN,
MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI KEHUTANAN NOMOR : P.53/Menhut-II/2006 TENTANG LEMBAGA KONSERVASI MENTERI KEHUTANAN, Menimbang : a. bahwa berdasarkan Pasal 22 Peraturan Pemerintah
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 62 TAHUN 1998 TENTANG PENYERAHAN SEBAGIAN URUSAN PEMERINTAHAN DI BIDANG KEHUTANAN KEPADA DAERAH
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 62 TAHUN 1998 TENTANG PENYERAHAN SEBAGIAN URUSAN PEMERINTAHAN DI BIDANG KEHUTANAN KEPADA DAERAH Menimbang : PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, bahwa untuk lebih
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. mereposisikan ekonominya dari brand-based economy, yaitu perekonomian
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Trend yang sedang terjadi di negara-negara industri saat ini adalah mulai mereposisikan ekonominya dari brand-based economy, yaitu perekonomian manufaktur yang berbasiskan
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH KABUPATEN GROBOGAN NOMOR 8 TAHUN 2008 TENTANG SUSUNAN, KEDUDUKAN DAN TUGAS POKOK ORGANISASI DINAS DAERAH KABUPATEN GROBOGAN
PEMERINTAH KABUPATEN GROBOGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN GROBOGAN NOMOR 8 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI DINAS DAERAH KABUPATEN GROBOGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI GROBOGAN, Menimbang : a.
Lebih terperinciBUPATI TASIKMALAYA KEPUTUSAN BUPATI TASIKMALAYA NOMOR : 61 TAHUN 2001 TENTANG
BUPATI TASIKMALAYA KEPUTUSAN BUPATI TASIKMALAYA NOMOR : 61 TAHUN 2001 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN RINCIAN TUGAS UNIT KANTOR PARIWISATA KABUPATEN TASIKMALAYA BUPATI TASIKMALAYA Menimbang Mengingat :
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Obyek dan daya tarik wisata adalah suatu bentukan atau aktivitas dan fasilitas
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Obyek dan daya tarik wisata adalah suatu bentukan atau aktivitas dan fasilitas yang berhubungan yang dapat menarik minat wisatawan atau pengunjung untuk datang ke
Lebih terperinciBAB III KAJIAN LAPANGAN
BAB III KAJIAN LAPANGAN A. TINJAUAN UMUM Site plan yang dipilih untuk penempatan Pusat Konservasi Biodiversitas Flora Fauna tersebut adalah daerah dataran tinggi yakni daerah Gondosuli Tawangmangu. Gondosuli
Lebih terperinciKEBUN RAYA BOGOR OLEH : IRVAN MAULANA S. (H ) EVA NURSUSANDHARI (H ) MIQDAM AWWALI H. (H ) Dr. Ir. Eka Intan Kumala Putri
TUGAS MAKALAH AKHIR MATA KULIAH EKONOMI WISATA ESL 332 KEBUN RAYA BOGOR OLEH : SAPTO ADI P. (H44050580) ABIYADUN (H44051043) IRVAN MAULANA S. (H44052581) EVA NURSUSANDHARI (H44053085) MIQDAM AWWALI H.
Lebih terperinciQANUN KABUPATEN ACEH TENGAH NOMOR 2 TAHUN 2009 TENTANG
QANUN KABUPATEN ACEH TENGAH NOMOR 2 TAHUN 2009 TENTANG PERUBAHAN ATAS QANUN KABUPATEN ACEH TENGAH NOMOR 20 TAHUN 2008 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS DINAS DAERAH KABUPATEN ACEH TENGAH
Lebih terperinciGUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 110 TAHUN 2016
GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 110 TAHUN 2016 TENTANG NOMENKLATUR, SUSUNAN ORGANISASI, URAIAN TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA UNIT PELAKSANA TEKNIS DINAS KEHUTANAN PROVINSI JAWA
Lebih terperinciS A L I N A N. No. 152, 2016 BERITA DAERAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT NOMOR 152 TAHUN 2016 NOMOR 152 TAHUN 2016 TENTANG
1 S A L I N A N BERITA DAERAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT NOMOR 152 TAHUN 2016 NOMOR 152 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA MUSEUM KEHUTANAN PROVINSI KALIMANTAN
Lebih terperinciBUPATI TASIKMALAYA PERATURAN BUPATI TASIKMALAYA NOMOR 35 TAHUN 2008 TENTANG
BUPATI TASIKMALAYA PERATURAN BUPATI TASIKMALAYA NOMOR 35 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS UNIT DI LINGKUNGAN DINAS KEHUTANAN DAN PERKEBUNAN KABUPATEN TASIKMALAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI
Lebih terperinciPeraturan Pemerintah No. 7 Tahun 1999 Tentang : Pengawetan Jenis Tumbuhan Dan Satwa
Peraturan Pemerintah No. 7 Tahun 1999 Tentang : Pengawetan Jenis Tumbuhan Dan Satwa Oleh : PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA Nomor : 7 TAHUN 1999 (7/1999) Tanggal : 27 Januari 1999 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA
Lebih terperinciPERATURAN GUBERNUR BENGKULU
PERATURAN GUBERNUR BENGKULU NOMOR TAHUN 2008 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI, URAIAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI UNIT PELAKSANA TEKNIS PADA DINAS DAN BADAN PROVINSI BENGKULU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kabupaten Cianjur merupakan salah satu kabupaten di Jawa Barat yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kabupaten Cianjur merupakan salah satu kabupaten di Jawa Barat yang memiliki potensi pariwisata yang cukup menarik untuk dikunjungi wisatawan. Kabupaten Cianjur memiliki
Lebih terperinciWALIKOTA BATU PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 73 TAHUN 2016 TENTANG
SALINAN WALIKOTA BATU PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 73 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, URAIAN TUGAS DAN FUNGSI, SERTA TATA KERJA DINAS PARIWISATA KOTA BATU DENGAN
Lebih terperinciRENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT)
RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TAHUN 2014 BALAI BESAR PERBENIHAN DAN PROTEKSI TANAMAN PERKEBUNAN (BBPPTP) SURABAYA Direktorat Jenderal Perkebunan Kementerian Pertanian KATA PENGANTAR Rencana Kinerja Tahun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini membahas mengenai latar belakang permasalahan, rumusan masalah, tujuan penelitian, serta metodologi penyusunan landasan konseptual laporan seminar tugas akhir dengan judul
Lebih terperinciPEMERINTAH KABUPATEN LAMONGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMONGAN NOMOR 03 TAHUN 2008 TENTANG
PEMERINTAH KABUPATEN LAMONGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMONGAN NOMOR 03 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS DAERAH KABUPATEN LAMONGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LAMONGAN,
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN Latar Belakang
I. PENDAHULUAN 1.1.1 Latar Belakang Pemasaran merupakan salah satu kegiatan pokok yang dilakukan oleh para pengusaha dalam mempertahankan kelangsungan bisnisnya, untuk berkembang dan mendapatkan laba.
Lebih terperinciPEMERINTAH KABUPATEN WONOSOBO
PEMERINTAH KABUPATEN WONOSOBO PERATURAN DAERAH KABUPATEN WONOSOBO NOMOR: 7 TAHUN 2002 TENTANG PERUBAHAN PERTAMA ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN WONOSOBO NOMOR 02 TAHUN 2001 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI
Lebih terperinciP E R A T U R A N D A E R A H
P E R A T U R A N D A E R A H KABUPATEN HULU SUNGAI SELATAN NOMOR 2 TAHUN 2007 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI SELATAN NOMOR 14 TAHUN 2003 TENTANG PEMBENTUKAN, SUSUNAN ORGANISASI
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sesuai Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 7 tahun 1999 tentang Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah serta Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan
Lebih terperinci2 dengan Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2004 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 86, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 752, 2014 KEMENHUT. Penetapan Rayon. Taman Nasional. Taman Hutan Raya. Taman Wisata Alam. Taman Buru. PNBP. Pariwisata Alam. Penetapan Tata Cara. Pencabutan. PERATURAN
Lebih terperinciPROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BELITUNG TIMUR NOMOR 8 TAHUN 2016 TENTANG PENYELENGGARAAN KEBUN RAYA DAERAH
SALINAN PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BELITUNG TIMUR NOMOR 8 TAHUN 2016 TENTANG PENYELENGGARAAN KEBUN RAYA DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BELITUNG TIMUR,
Lebih terperinciPELESTARIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN IV
xxxxxxxxxx Kurikulum 2006/2013 Geografi K e l a s XI PELESTARIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN IV Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan memiliki kemampuan
Lebih terperinciTENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA UNIT PELAKSANA TEKNIS KONSERVASI SUMBER DAYA ALAM MENTERI KEHUTANAN,
PERATURAN MENTERI KEHUTANAN NOMOR : P. 02/Menhut-II/2007 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA UNIT PELAKSANA TEKNIS KONSERVASI SUMBER DAYA ALAM MENTERI KEHUTANAN, Menimbang : a. bahwa Keputusan Menteri Kehutanan
Lebih terperinciBAB II PROFIL PERUSAHAAN
BAB II PROFIL PERUSAHAAN 2.1 Sejarah Singkat DISPARBUD Provinsi Jawa Barat Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor: 25 Tahun 2000 tentang Kewenangan Pemerintah dan Kewenangan Propinsi sebagai Daerah Otonom,
Lebih terperinci2016, No d. bahwa Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis Taman Nasional sebagaimana dimaksud dalam huruf a, sudah tidak sesuai dengan
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.204, 2016 KEMEN-LHK. UPT Taman Nasional. Orta. Pencabutan. PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR P.7/MENLHK/SETJEN/OTL.0/1/2016 TENTANG
Lebih terperinciBERITA NEGARA. KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN. Museum Nasional. Rincian Tugas. PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA
No.496, 2013 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN. Museum Nasional. Rincian Tugas. PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 27 TAHUN 2013 TENTANG
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : P.36/Menhut-II/2014 TENTANG
PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : P.36/Menhut-II/2014 TENTANG TATA CARA PENETAPAN RAYON DI TAMAN NASIONAL, TAMAN HUTAN RAYA, TAMAN WISATA ALAM DAN TAMAN BURU DALAM RANGKA PENGENAAN
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Dari sebelas Taman Hutan Raya yang ada di Indonesia, salah satu terdapat di
I. PENDAHULUAN A. Latar belakang Dari sebelas Taman Hutan Raya yang ada di Indonesia, salah satu terdapat di Lampung yaitu Taman Hutan Raya Wan Abdurrahman (Tahura WAR). Tahura WAR ini sangat berpotensi
Lebih terperinciP E R A T U R A N D A E R A H
P E R A T U R A N D A E R A H KABUPATEN HULU SUNGAI SELATAN NOMOR 14 TAHUN 2003 TENTANG PEMBENTUKAN, SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS-DINAS DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI SELATAN DENGAN RAHMAT TUHAN
Lebih terperinciPENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 1990 TENTANG KONSERVASI SUMBER DAYA ALAM HAYATI DAN EKOSISTEMNYA
PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 1990 TENTANG KONSERVASI SUMBER DAYA ALAM HAYATI DAN EKOSISTEMNYA U M U M Bangsa Indonesia dianugerahi Tuhan Yang Maha Esa kekayaan berupa
Lebih terperinciARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA
ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA PERATURAN KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 03 TAHUN 2006 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK
Lebih terperinciPEMERINTAH KABUPATEN BOJONEGORO
PEMERINTAH KABUPATEN BOJONEGORO PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOJONEGORO NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS KABUPATEN BOJONEGORO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BOJONEGORO,
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Kawasan Gunung Merapi adalah sebuah kawasan yang sangat unik karena
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.1.1. Keunikan Kawasan Gunung Merapi Kawasan Gunung Merapi adalah sebuah kawasan yang sangat unik karena adanya interaksi yang kuat antar berbagai komponen di dalamnya,
Lebih terperinciBUPATI BANYUMAS PERATURAN BUPATI BANYUMAS NOMOR 74 TAHUN 2008 TENTANG
BUPATI BANYUMAS PERATURAN BUPATI BANYUMAS NOMOR 74 TAHUN 2008 TENTANG PEMBENTUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS POKOK, URAIAN TUGAS JABATAN DAN TATA KERJA BALAI BENIH HORTIKULTURA DAN ANEKA TANAMAN PADA DINAS
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI KEHUTANAN Nomor : P.53/Menhut-II/2006 TENTANG LEMBAGA KONSERVASI MENTERI KEHUTANAN,
PERATURAN MENTERI KEHUTANAN Nomor : P.53/Menhut-II/2006 TENTANG LEMBAGA KONSERVASI MENTERI KEHUTANAN, Menimbang : a. Bahwa berdasarkan Pasal 22 Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 1999 tentang Pengawetan
Lebih terperinciGUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 84 TAHUN 2016 TENTANG
GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 84 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, URAIAN TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS KEHUTANAN PROVINSI JAWA TIMUR DENGAN RAHMAT TUHAN
Lebih terperinciRANCANGAN PERUBAHAN ATAS PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2010 TENTANG BADAN NASIONAL PENGELOLA PERBATASAN
RANCANGAN PERUBAHAN ATAS PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2010 TENTANG BADAN NASIONAL PENGELOLA PERBATASAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang :
Lebih terperinciBUPATI LOMBOK BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LOMBOK BARAT,
BUPATI LOMBOK BARAT PERATURAN BUPATI LOMBOK BARAT NOMOR 50 TAHUN 2011 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA BADAN PELAKSANA PENYULUHAN KABUPATEN LOMBOK BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI
Lebih terperinciDinas Perkebunan, Pertanian, Peternakan Perikanan dan Kehutanan Kota Prabumulih 1
Kota Prabumulih 1 BAB I PENDAHULUAN I.1. LATAR BELAKANG Keinginan Pemerintah dan tuntutan dari publik saat ini adalah adanya transparansi dan akuntabilitas terhadap pengelolaan keuangan negara. Dasar dari
Lebih terperinciBadan Penanaman Modal dan Perijinan Terpadu BAB I PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN A. DASAR HUKUM Yang menjadi dasar hukum dalam menjalankan tugas pokok dan fungsi serta penyusunan Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD) B PMPT Provinsi Jawa Barat sebagai
Lebih terperinciBUPATI PURWOREJO PERATURAN BUPATI PURWOREJO NOMOR 92 TAHUN 2013 TENTANG
BUPATI PURWOREJO PERATURAN BUPATI PURWOREJO NOMOR 92 TAHUN 2013 TENTANG PENJABARAN TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS KEHUTANAN DAN PERKEBUNAN KABUPATEN PURWOREJO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
Lebih terperinciWALIKOTA BUKITTINGGI PROVINSI SUMATERA BARAT
1 WALIKOTA BUKITTINGGI PROVINSI SUMATERA BARAT PERATURAN WALIKOTA BUKITTINGGI NOMOR 43 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PARIWISATA, PEMUDA DAN OLAHRAGA
Lebih terperinciKONDISI UMUM Keadaan Fisik Fungsi
19 KONDISI UMUM Keadaan Fisik Kebun Raya Cibodas (KRC) merupakan salah satu kebun raya yang terdapat di Indonesia. KRC terletak di Desa Cimacan, Kecamatan Pacet, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat. Pintu gerbang
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Hutan merupakan salah satu sumberdaya alam yang dapat dimanfaatkan oleh manusia. Sumberdaya hutan yang ada bukan hanya hutan produksi, tetapi juga kawasan konservasi.
Lebih terperinciPERATURAN BUPATI SUMBAWA NOMOR 11 TAHUN 2008 TENTANG
PERATURAN BUPATI SUMBAWA NOMOR 11 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS PEMUDA OLAHRAGA KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA KABUPATEN SUMBAWA BUPATI SUMBAWA Menimbang : Mengingat : a. bahwa
Lebih terperinciGUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 95 TAHUN 2008
GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 95 TAHUN 2008 TENTANG URAIAN TUGAS SEKRETARIAT, BIDANG, SUB BAGIAN DAN SEKSI DINAS KEHUTANAN PROVINSI JAWA TIMUR GUBERNUR JAWA TIMUR MENIMBANG :
Lebih terperinciGUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 94 TAHUN 2011 TENTANG
GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 94 TAHUN 2011 TENTANG ORGANISASI DAN RINCIAN TUGAS POKOK UNIT PELAKSANA TEKNIS DI LINGKUNGAN DINAS PERKEBUNAN PROVINSI BALI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH KABUPATEN ROKAN HILIR NOMOR 12 TAHUN 2007
PERATURAN DAERAH KABUPATEN ROKAN HILIR NOMOR 12 TAHUN 2007 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI, KEDUDUKAN DAN TUGAS POKOK DINAS DAERAH PEMERINTAH KABUPATEN ROKAN HILIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI
Lebih terperinciLEMBARAN DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA NOMOR : 5 TAHUN 2008 PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA NOMOR 5 TAHUN 2008 TENTANG
LEMBARAN DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA NOMOR : 5 TAHUN 2008 PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA NOMOR 5 TAHUN 2008 TENTANG KEDUDUKAN, TUGAS POKOK DAN SUSUNAN ORGANISASI DINAS DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA
Lebih terperinciBAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 4.1 Sejarah dan perkembangan Perusahaan Daerah Taman Satwa Pada awalnya Kebun Binatang Surabaya berdiri pada tanggal 31 Agustus 1916 (berdasarkan Surat Keputusan Gubernur
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 27 TAHUN 2013 TENTANG RINCIAN TUGAS MUSEUM NASIONAL
SALINAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 27 TAHUN 2013 TENTANG RINCIAN TUGAS MUSEUM NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN
Lebih terperinciBAB II DATA DAN ANALISA
BAB II DATA DAN ANALISA 2.1 Sumber Data 1. Wawancara dengan Bapak Agus Hidayat, penanggung jawab Museum Serangga TMII 2. Brosur dan Flyer Museum Serangga TMII 3. Angket yang disebarkan ke 50 responden
Lebih terperinciLEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG
LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG NOMOR 821 TAHUN 2011 PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERANG NOMOR 19 TAHUN 2011 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DINAS DAERAH KABUPATEN SERANG DITERBITKAN OLEH BAGIAN ORGANISASI
Lebih terperinciGUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 130 TAHUN 2016 TENTANG
GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 130 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN, SUSUNAN ORGANISASI DAN RINCIAN TUGAS POKOK UNIT PELAKSANA TEKNIS DI LINGKUNGAN DINAS TANAMAN PANGAN, HORTIKULTURA, DAN PERKEBUNAN
Lebih terperinciGUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 94 TAHUN 2008
GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 94 TAHUN 2008 TENTANG URAIAN TUGAS SEKRETARIAT, BIDANG, SUB BAGIAN DAN SEKSI DINAS PERIKANAN DAN KELAUTAN PROVINSI JAWA TIMUR GUBERNUR JAWA TIMUR
Lebih terperinciBUPATI SUMBAWA BARAT PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT
BUPATI SUMBAWA BARAT PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN BUPATI SUMBAWA BARAT NOMOR 34 TAHUN 2017 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG
Lebih terperinci