YUNI ARIZA NPM

Transkripsi

1 ARTIKEL PENELITIAN PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV PADA PEMBELAJARAN IPA MELALUI MODEL SCRAMBEL DI SD NEGERI 25 BUKIT KECIL KECAMATAN IV JURAI KABUPATEN PESISIR SELATAN Oleh YUNI ARIZA NPM PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS BUNG HATTA PADANG 2016

2 HALAMAN PERSETUJUAN PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV PADA PEMBELAJARAN IPA MELALUI MODEL SCRAMBEL DI SD NEGERI 25 BUKIT KECIL KECAMATAN IV JURAI KABUPATEN PESISIR SELATAN Oleh: YUNI ARIZA NPM Artikel ini berdasarkan Skripsi yang berjudul PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV PADA PEMBELAJARAN IPA MELALUI MODEL SCRAMBEL DI SD NEGERI 25 BUKIT KECIL KECAMATAN IV JURAI KABUPATEN PESISIR SELATAN untuk persyaratan wisuda Agustus Menyetujui: Pembimbing I Padang, Mei 2016 Pembimbing II Drs. Wince Hendri, M. Si Dra. Zulfa Amrina, M. Pd

3 PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV PADA PEMBELAJARAN IPA MELALUI MODEL SCRAMBEL DI SD NEGERI 25 BUKIT KECIL KECAMATAN IV JURAI KABUPATEN PESISIR SELATAN 1) Yuni Ariza, 2) Wince Hendri, 1) Zulfa Amrina 1) Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar 2) Program Studi Pendidikan Biologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Bung Hatta Abstract The purpose of research describes an increase in activity and learning outcomes using models Scramble. Type of research is classroom action research conducted by the participants. This research was conducted in two cycles, each cycle consisting of four meetings. The subject of this study is the fourth grade students of SDN 25 Bukit Kecil Kecamatan IV Jurai Kabupaten Pesisir Selatan totaling 15 students. The research instrument used in this study is the observation of student activity sheets and sheets of teacher learning process execution, and achievement test. Based on this research, the average percentage of implementation of the learning process of teachers has increased from 77.75% the first cycle increased to 91.65% in the second cycle. Activities ask students in the first cycle with an average percentage of 36.65% increased to 73.3% in the second cycle. Activities of students in answering questions first cycle with an average percentage of 40.3% increased to 83.3% in the second cycle. Improved cognitive achievement test scores of students is the end of the first cycle that has increased in the second cycle to the value of the final test average of From the results of research can be concluded that by using Scramble models can increase the activity and individual learning outcomes in science learning in fourth grade SDN 25 SDN 25 Bukit Kecil Kecamatan IV Jurai Kabupaten Pesisir Selatan. It is recommended that teachers can choose and use the model Scramble to improve learning. Keywords : activity, learning outcomes, Scramble, IPA. Pendahuluan Pendidikan adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan/atau latihan bagi peranannya di masa yang akan datang. Pendidikan adalah suatu proses dalam rangka mempengaruhi peserta didik supaya mampu menyesuaikan diri sebaik mungkin dengan lingkungannya, dan dengan demikian akan menimbulkan

4 perubahan dalam dirinya yang memungkinkannya untuk berfungsi secara adekwat dalam kehidupan masyarakat. Tujuan pendidikan adalah seperangkat hasil pendidikan yang tercapai oleh peserta didik setelah diselenggarakannya kegiatan pendidikan. Seluruh kegiatan pendidikan, yakni bimbingan pengajaran, dan atau latihan diarahkan untuk mencapai tujuan pendidikan. Dalam konteks ini, tujuan pendidikan merupakan suatu komponen sistem pendidikan yang menempati kedudukan dan fungsi sentral (Hamalik, 2008:2,3). Menurut Gagne (dalam Susanto, 2014:1), Belajar dapat didefinisikan sebagai suatu proses dimana suatu organisme berubah perilakunya sebagai akibat pengalaman. Jadi, untukmendapatkan hasil belajar yang optimal, perlu keterlibatan ataupartisipasi yang datang dari guru dan siswa dalam proses pembelajaran. Proses belajar mengajar menurut Rooijakkers (dalam Istarani, dkk 2015:12), Kegiatan belajar mengajar merupakan dua kegiatan yang berbeda akan tetapi berlangsung secara bersamaan dan memiliki hubungan yang sangat erat. Penggunaan model dalam proses belajar mengajar mempunyai arti yang cukup penting. Model merupakan alat untuk membantu siswa dalam proses pembelajaran dan memahami pembelajaran dengan mudah. Dengan menggunakan model dalam proses pembelajaran, akan dapat dihilangkan rasa jenuh siswa terhadap pembelajaran. Setelah dilakukan wawancara dengan guru kelas IV yaitu Ibu Yunifrita, S.Pd. diperoleh informasi bahwa pada saat proses pembelajaran siswa memang terlihat pasif, bahkan yang lebih aktif di dalam kelas tersebut adalah guru itu sendiri dan beberapa orang siswa, rendahnya tingkat pemahaman (C2) siswa, ratarata skor hasil belajar yang diperoleh oleh siswa dalam pelaksanaan ulangan harian IPA siswa kelas IV SDN 25 Bukit Kecil Kecamatan IV Jurai semester II tahun ajaran 2015/2016 yang siswanya berjumlah 15 orang belum mencapai standar Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)

5 yang ditetapkan oleh sekolah adalah 70. Hasil ulangan harian IPA siswasemester II Tahun Ajaran 2015/2016 pada pembelajaran IPA terdapat 10 orang (66,6%) siswa yang nilainya di bawah KKM, sementara nilai yang di atas KKM adalah 5 orang (33,3%) siswa. Hanya sedikit siswa yang berani bertanya setelah guru selesai menerangkan pelajaran. Dari 15 orang siswa hanya 5 (33,33%) orang siswa saja yang berani bertanya kepada guru. Dari 15 orang siswa 3 (20%) orang siswa saja yang berani menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru. Untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa, peneliti menggunakan model pembelajaran. Penggunaan model dalam proses pembelajaran mempunyai arti yang cukup penting. Model merupakan alat untuk membantu siswa dalam proses pembelajaran dan memahami pelajaran dengan mudah. Dengan menggunakan Scramble. Siswa memiliki kebutuhankebutuhan jasmani, rohani, dan sosial yang perlu mendapat pemuasan, dan oleh karenanya menimbulkan dorongan berbuat/tindakan tertentu. Dengan sendirinya perbuatan itu pun menjadi banyak macam ragamnya. Pendidikan modern lebih menitik beratkan pada aktivitas sejati, dimana siswa belajar sambil bekerja. Dengan bekerja, siswa memperoleh pengetahuan, pemahaman, dan keterampilan serta perilaku lainnya, termasuk sikap dan nilai (Hamalik, 2007:90). Susanto (2012:5) mengatakan bahwa Hasil belajar yaitu perubahan-perubahan yang terjadi pada diri siswa, baik yang menyangkut aspek kognitif, afektif, dan psikomotor. Menurut Taylor (dalam Huda, 2014:303) Scramble adalah salah satu metode pembelajaran yang dapat meningkatkan konsentrasi dan kecepatan berpikir siswa. Metode ini mengharuskan siswa untuk menggabungkan otak kanan dan otak kiri. Dalam metode ini, mereka tidak hanya diminta untuk menjawab soal, tetapi juga menerka dengan cepat jawaban soal yang sudah tersedia namun masih dalam kondisi acak. Ketepatan dan kecepatan berpikir

6 dalam menjawab soal menjadi salah satu kunci permainan metode pembelajaran Scramble. Metodologi Penelitian 1. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang penelitian lakukan adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Menurut Arikunto, dkk (2012:3) PTK adalah Suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan, yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersama. 2. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri 25 Bukit Kecil yang beralamat di Bukit Kecil Lumpo Kecamatan IV Jurai Kabupaten Pesisir Selatan. Sekolah ini terletak kurang lebih lima belas kilo meter dari pusat kota. Halaman sekolah cukup luas dan bersih membuat sekolah enak di pandang. 3. Subjek Penelitian Subjek penelitian adalah siswa kelas IV SDN 25 Bukit Kecil Kecamatan IV Jurai yang berjumlah 15orang siswa yang terdiri dari 8 orang siswa perempuan dan 7 orang siswa laki-laki. 4. Waktu Penelitian Penelitian ini akan dilaksanakan pada semester 2 tahun ajaran 2015/2016, terhitung dari waktu perencanaan sampai penulisan laporan hasil penelitian. Sedangkan pelaksanaan tindakan direncanakan pada bulanmaret - April tahun Prosedur Penelitian Menurut Arikunto, (2008:16) Pelaksanaan penelitian tindakan kelas (PTK) dapat dibagi menjadi empat yaitu tahap perencanaan, tahap pelaksanaan, tahap pengamatan, dan tahap refleksi. Hubungan keempat komponen tersebut merupakan suatu siklus dan digambarkan pada bagan berikut: a. Perencanaan 1) Menetapkan standar kompetensi dan kompetensi dasar 2) Menetapkan indikator dan tujuan pembelajaran. 3) Mengembangkan materi pembelajaran.

7 4) Merancang kegiatan pembelajaran sesuai dengan model Scramble. 5) Menyusun instrumen penelitian berupa lembar aktivitassiswa, lembar observasi pelaksanaan proses pembelajaran guru, lembar tes hasil belajar berupa siklus. b. Pelaksanaan 1) Mengkondisikan kelas (mengajak semua siswa berdoa menurut agama dan keyakinan masingmasing) 2) Melakukan komunikasi tentang kehadiran siswa 3) Menyampaikan tujuan pembelajaran 4) Guru membagikan siswa kedalam beberapa kelompok. 5) Guru menyampaikan materi sesuai kompetensi yang ingin dicapai. 6) Guru memberikan pertanyaan kepada siswa sesuai dengan materi yang disampaikan. 7) Siswa menjawab pertanyaan dari guru sesuai dengan materi yang disampaikan. 8) Guru menyiapkan kartu soal dan kartu jawaban yang diacak hurufnya. 9) Guru membagikan LKS Scramble berupa kartu soal dan kartu jawaban yang diacak hurufnya kepada setiap kelompok dan memberikan informasi cara mengerjakan LKS. 10) Guru memperhatikan dan membimbing siswa pada saat mengalami kesulitan. 11) Guru memantau siswa saat bekerja kelompok. 12) Guru memberikan teguran pada siswa yang tidak mengikuti diskusi secara baik. 13) Setiap kelompok yang sudah selesai disuruh ke depan untuk menempelkan jawaban pada kartu soal yang ada di papan tulis 14) Guru memberikan nilai kepada setiap kelompok. c. Pengamatan Tahap ke-3, yaitu kegiatan pengamatan oleh pengamat (Arikunto, dkk, 2012:19). Kegiatan pengamatan ini dilakukan untuk mengetahui aktivitas belajar siswa selama pembelajaran dengan menggunakan model Scramble. Pelaksanaan kegiatan ini bersamaan

8 dengan pelaksanaan tindakan pembelajaran. d. Refleksi Tahap ke-4 merupakan kegiatan untuk mengemukakan apa yang sudah dilakukan. Kegiatan refleksi ini sangat tepat dilakukan ketika guru pelaksanaan sudah selesai melakukan tindakan, kemudian berhadapan dengan peneliti untuk mendiskusikan implementasi rancangan tindakan (Arikunto, dkk, 2012:19). Pada tahap ini peneliti melakukan refleksi dari hasil pengamatan, apakah perlu tindakan lanjutan atau tidak. 6. Indikator Keberhasilan Indikator keberhasilan dalam proses pembelajaran diukur dengan menggunakan persentase aktivitas belajar siswa dan kriteria ketuntasan minimum (KKM). Indikator keberhasilan yang akan dicapai adalah: a. Adanya peningkatan aktivitas bertanya siswa kelas IV SDN 25 Bukit Kecil Kecamatan IV Jurai dengan menggunakan model Scramble dari 33,3% menjadi 75%. b. Adanya peningkatan aktivitas menjawab pertanyaan siswa kelas IV SDN 25 Bukit Kecil Kecamatan IV Jurai dengan menggunakan model Scramble dari 33,3% menjadi 75%. c. Adanya peningkatan hasil belajar siswa ranah kognitif tingkat pemahaman (C2) pada pembelajaran IPA mencapai kriteria cukup baik 75%. 7. Jenis dan Sumber Data Data dalam penelitian ini berupa data primer dan data sekunder.data primer merupakan hal yang berkaitan dengan pelaksanaan tindakan dan hasil pembelajaran yang berupa informasi tentang tentang aktivitas siswa bertanya, aktivitas menjawab pertanyaan. Data sekunder merupakan hal-hal yang mendukung penjelasan data primer. Secara rinci, sumber data primer dan data sekunder dari penelitian ini diperoleh dari: a. Data Primer 1) Data primer diperoleh dari siswa kelas IV SDN 25 Bukit Kecil Kecamatan IV Jurai, tahun ajaran 2015/2016 untuk mendapatkan data tentang

9 aktivitas bertanya dan aktivitas menjawab pertanyaan pada pembelajaran IPA. 2) Data primer juga diperoleh dari peneliti untuk melihat tingkat keberhasilan proses pembelajaran IPA. b. Data Sekunder Data sekunder diperoleh dari arsip nilai siswa kelas IV SDN 25 Bukit Kecil Kecamatan IV Jurai,dalam Semester II tahun ajaran 2015/2016 pada mata pelajaran IPA. 8. Teknik Pengumpulan Data a. Observasi b. Tes c. Dokumentasi 9. Instrumen Penelitian a. Lembar pengamatan b. Lembar tes 10. Teknik Analisis Data Data yang diperoleh dalam penelitian ini akan dianalisis dengan menggunakan metode kuantitatif dan kualitatif yang mengacu kepada teknik pengumpulan data penelitian kuantitatif dan kualitatif yang dirancang oleh Arikunto, dkk, (2012:131). Hasil Penelitian dan Pembahasan 1. Hasil Penelitian Penelitian ini dilakukan di SD Negeri 25 Bukit Kecil Kecamatan IV Jurai Kabupaten Pesisir Selatan. Adapun subjek penelitian adalah siswa kelas IV yang berjumlah 15 orang. Pengumpulan data penelitian dilakukan dengan melaksanakan pembelajaran IPA dengan menggunakan model Scramble. Penelitian ini dilaksanakan sebanyak dua siklus. Siklus I dilaksanakan 2 kali pertemuan yaitu tanggal 15 April 2016 dan tanggal 16 April 2016, kemudian pada pertemuan kedua dilanjutkan dengan tes hasil belajar pada siklus I berupa lembar latihan. Siklus II dilaksanakan pada tanggal 22 April 2016 dan tanggal 29 April 2016, kemudian pada pertemuan kedua itu juga dilanjutkan tes hasil belajar siklus II berupa lembar latihan. Hasil data yang diperoleh pada penelitian ini bersumber dari lembar observasi aktivitas siswa, lembar observasi pelaksanaan proses pembelajaran guru dan lembar latihan siswa dalam pembelajaran

10 pada 2 siklus yaitu siklus I dan siklus II. Observasi dilaksanakan untuk melihat peningkatan aktivitas belajar siswa yang sesuai dengan indikator yang telah ditetapkan. Penelitian untuk siklus I dilaksanakan pada pokok bahasan Perubahan Kenampakan Bumi. Untuk kegiatan observasi, peneliti yang bertindak sebagai guru dibantu oleh 2 orang observer yaitu Ibu Yunifrita, S.Pd dan Afdinurdiansyah. a. Aktivitas Belajar Siswa Dalam penelitian ini, indikator aktivitas belajar yang diukur dengan menggunakan model Scramble adalah aktivitas siswa bertanya dan aktivitas siswa dalam menjawab pertanyaan. Untuk lebih jelasnya dilihat pada tabel berikut ini: Tabel 01: Persentase Rata-rata Aktivitas Belajar Siswa pada Siklus I dan Siklus II No I II Indikator Aktivitas Belajar Siswa Aktivitas siswa dalam bertanya Aktivitas siswa dalam menjawab pertanyaan Rerata Persentase Siklus Siklus I II 36,65 % 40,3% 73,3 % 83,3 % Keteran gan Mengala mi kenaikan (54,97%) Mengala mi kenaikan (61,8%) Berdasarkan tabel di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran IPA menggunakan model Scramble dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa. Hal ini terbukti dari kenaikan rata-rata presentase untuk masingmasing indikator keberhasilan aktivitas yang telah ditetapkan. Aktivitas siswa untuk indikator I dan II dikategorikan kurang pada siklus I. Hal ini di karenakan pembelajaran menggunakan model Scramble merupakan hal baru bagi siswa. Pada saat proses pembelajaran berlangsung terlihat siswa belum mengerti dengan materi yang telah dipelajari, sebagian siswa terlihat mengobrol dengan teman sebangkunya serta terkadang siswa meribut sehingga menganggu proses pembelajaran. Aktivitas siswa dalam belajar tidak terlalu optimal baik itu aktivitas siswa dalam bertanya maupun menjawab pertanyaan, karena banyak siswa yang malu bertanya dengan apa yang tidak mereka mengerti, rasa kurang percaya diri untuk bertanya dan menjawab pertanyaan masih melekat sehingga siswa lebih banyak diam.

11 Pada siklus II, aktivitas siswa sudah dalam kategori baik siswa sudah banyak melakukan indikator I dan II. Pada siklus II peneliti banyak memberikan kesempatan kepada siswa untuk melakukan tanya jawab ketika guru menyampaiakan materi pelajaran. Guru lebih memotivasi siswa dalam belajar, bagaiman agar siswa tersebut lebih aktif dalam bertanya, guru memancing siswa agar berani bertanya tentang apa yang belum merka pahami. Begitu juga dengan aktivitas siswa dalam menjawab pertanyaan guru lebih memberi semangat dalam menjawab pertanyaan dan terbukti aktivitas siswa lebih meningkat, terlihat siswa lebih antusias dalam menjawab pertanyaan baik dari temannya ataupun pertanyan yang diberikan oleh guru dan siswa tidak canggung dan ragu lagi dalam menjawab pertanyaan. b. Pelaksanaan Proses Pembelajaran Keberhasilan siswa dalam pembelajaran pada umumnya dilihat juga dari pengelolaan pelaksanaan pembelajaran pada persentase pelaksanaan proses pembelajaran guru. Dalam hal ini terlihat peningkatan dari siklus I ke siklus II. Persentase pelaksanaan proses pembelajaranguru dapat dilihat pada tabel dibawah ini: Tabel 02: Persentase Pelaksanaan Proses Pembelajaran Guru pada Siklus I dan Siklus II. No Siklus Rata-rata Per Siklus 1 I 77,75% 2 II 91,65% Dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan pembelajaran mengunakan model Scramble pada siklus I dapat dilihat rata-rata persentase 77,75% sehingga proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru dapat dikatakan baik. Secara umum guru dalam penggunaan model ini tidak menemukan kendala yang berarti adapun kendala yang dialamai oleh guru pada saat siswa belajar diskusi kelompok yaitu banyaknya siswa yang masih meribut dan mengganggu temannya sehingga pada saat permainan berlangsung banyak siswa yang kebingungan menyusun kartunya.

12 Pada siklus II dapat dilihat rata-rata persentase 91,65% dapat dikatakan sangat baik, guru sudah mulai terbiasa mengunakanmodel Scramble. sehingga pelaksanaan pembelajara lebih meningkat dibandingkan siklus I.Pelaksanaan proses pembelajaran guru dalam mengelola pembelajaran terdapat peningkatan dari siklus I ke siklus II sehingga dapat dikatakan dengan sangat baik karena dalam mengikuti pelajaran dengan menggunakan model Scramble guru sudah terampil dan mengerti bagaimana cara memotivasi siswa untuk aktif terlibat dalam kelompok. Berdasarkan motivasi yang diberikan oleh guru kepada siswa telah mampu meningkatkan pelaksanaan proses pembelajaran siswa dalam belajar dan dengan materi yang diberikan oleh guru serta model Scramble yang diterapkan oleh guru. c. Hasil Belajar Siswa Keberhasilansiswadalampem belajaran pada umumnya dilihat juga dari hasil belajar dari proses pembelajaran itu sendiri. Dalam hal ini, terlihat dari peningkatan pengelolaan proses pembelajaran melalui model Scramble pada table berikut ini: Tabel 03: Persentase Rata-rata Hasil BelajarSiswa Pada Siklus I dan Siklus II Siklus Rata-rata per Siklus I 68,33% II 86,13% Pada siklus I, rata-rata nilai belajar siswa mencapai 68,33%. Sedangkan pada siklus II, rata-rata nilai belajar siswa 86,13%. Dengan beraktivitas, siswa sudah menjadi subjek belajar, yaitu mengalami pengalaman belajarnya sendiri berperan aktif dalam proses pembelajaran. Dengan meningkatnya aktivitas dalam pembelajaran IPA, diharapkan hasil belajar atau nilai IPA siswa sudah meningkat. 2. Pembahasan Penelitian tindakan kelas ini terdiri dari dua siklus yang setiap siklusnya terdiri dari dua kali pertemuan dan satu kali tes hasil belajar disetiap akhir siklus. Pelaksanaan pembelajaran yang dilaksanakan dengan menggunakan model Scramble. Penelitian ini menggunakan instrumen penelitian

13 berupa lembar observasi pelaksanaan proses pembelajaran guru, lembar observasi aktivitas belajar siswa, dan tes hasil belajar siswa berupa latihan. Kesimpulan dan Saran 1. Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis penelitian yang diperoleh, maka dapat disimpulkan bahwa model Scramble dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa kelas IV pada pembelajaran IPA di SD Negeri 25 Bukit Kecil Kecamatan IV Jurai Kabupaten Pesisir Selatan. Hal ini terlihat dari peningkatan keberhasilan dari siklus I dan II sebagai berikut: a. Aktivitas belajar siswa pada siklus I rata-rata 38,47%. Meningkat pada siklus II rata-rata belajar siswa meningkat menjadi 78,3%. b. Hasil belajar siswa siklus I ratarata 68,13% mengalami peningkatan menjadi 86,13% pada siklus II. 2. Saran Berdasarkan kesimpulan di atas, maka penulis dapat memberikan saran-saran sebagai berikut : (1) Bagi peneliti, diharapkan sebagai pengetahuan dan dapat menerapkannya di sekolah khususnya di SD. (2) Bagi guru, pelaksanaan pembelajaran melalui model Scramble dapat dijadikan salah satu alternatif variasi dalam pelaksanaan pembelajaran untuk meningkatkan hasil belajar. (3) Bagi kepala sekolah, merupakan bahan masukan dan sumbangan bagi pengembangan pendidikan terutama bagi guru mata pelajaran IPA. Daftar Pustaka Arikunto, Suharmisi, dkk Penelitian Tindakan Kelas. Cetakan ke-11. Jakarta: Bumi Aksara. Istarani dan Pulungan, Intan Ensiklopedi Pendidikan. Medan: Media Persada Hamalik, Oemar KurikulumdanPembelajaran. Jakarta: BumiAksara. Hendri,Wince Bahan Ajar Pembelajaran IPA SD Kelas Lanjut. Padang: Bung Hatta University Press. Huda, Miftahul Model- Model Pengajaran dan Pembelajaran. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

14 Sanjaya, Wina Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana. UCAPAN TERIMA KASIH Terimakasih peneliti sampaikan yang setulus-tulusnya Bapak Drs. Wince Hendri, M.Si, dan Ibu Ibu Zulfa Amrina, M.Pd selaku pembimbing 1 dan pembimbing II yang telah membimbing peneliti dari awal sampai peneliti bisa mencapai target. Terimakasih selalu memberikan masukan ketika peneliti bimbingan. Terimakasih selalu memberikan solusi, pengertian dan perhatian atas kendala-kendala peneliti hadapi ketika penyusunan skripsi peneliti. Terimakasih atas segala masukan semangat yang Ibu berikan untuk peneliti selama pengerjaan skripsi peneliti. Terima kasih atas semua optimisme yang Ibu bagi ke peneliti. Kepercayaan Ibu kepada peneliti. Terimakasih ya, Bu,atas bimbingan Ibu, sampai akhirnya peneliti bisa mencapai target, menyelesaikan skripsi tepat waktu dan wisuda di bulan Agustus Sampai kapanpun peneliti tidak akan pernah melupakan jasa Ibu.