PERAN KEPALA DESA DALAM MENGEMBANGKAN KREATIVITAS BERWIRAUSAHA DIKALANGAN GENERASI MUDA (Studi Kasus di Desa Ciasem girang, Kec. Ciasem, Kab.

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PERAN KEPALA DESA DALAM MENGEMBANGKAN KREATIVITAS BERWIRAUSAHA DIKALANGAN GENERASI MUDA (Studi Kasus di Desa Ciasem girang, Kec. Ciasem, Kab."

Transkripsi

1 MORES: Jurnal Pendidikan (Hukum, Politik, dan Kewarganegaraan), Vol. I, No.2 (Agustus 2014) PERAN KEPALA DESA DALAM MENGEMBANGKAN KREATIVITAS BERWIRAUSAHA DIKALANGAN GENERASI MUDA (Studi Kasus di Desa Ciasem girang, Kec. Ciasem, Kab. Subang) Utami Geminastiti 1 ABSTRAK Penelitian ini didasarkan atas empat rumusan masalah yaitu 1) Bagaimana partisipasi generasi muda dalam berwirausaha di Desa Ciasem girang? 2) Bagaimana strategi kepala desa dalam generasi muda? 3) Metode apa yang digunakan kepala desa dalam generasi muda? 4) kendala apa saja yang dihadapi kepala desa dalam generasi muda? 5) Upaya apa saja yang dilakukan kepala desa dalam mengembangkan kreativitas berwirausaha generasi muda?. Pendekatan yang digunakan untuk menjawab permasalahan tersebut adalah pendekatan Kualitatif. Sedangkan metode yang digunakan adalah studi kasus. Data-data diperoleh melalui wawancara, observasi, studi dokumentasi dan literatur. Peneliti mengungkap bahwa 1) Partisipasi generasi muda dalam berwirausaha di desa Ciasem girang Kec. Ciasem Kab. Subang sudah cukup baik karena sebagian besar generasi muda sudah menyadari arti pentingnya dan banyak generasi muda yang mulai melakukan kegiatan berwirausaha. 2) Strategi yang dilakukan Kepala Desa dalam bagi generasi muda dilakukan denga cara pertama, pelatihan. Kedua, pemagangan. Ketiga, pembimbingan. Keempat, pendampingan. Kelima, kemitraan. Keenam, promosi dan atau. Ketujuh, bantuan akses permodalan. 3) Metode yang digunakan kepala desa berwirausaha dengan cara memotivasi generasi muda. 4) Kendala yang dihadapi kepala desa dalam yaitu berasal dari dalam diri generasi muda itu sendiri maupun, misal: faktor lingkungan, pendidikan dan keluarga. 5) Upaya yang dilakukan kepala desa Ciasem girang kecamatan Ciasem kabupaten Subang dalam generasi muda adalah dengan menumbuhkan semangat berwirausaha terlebih dahulu melalui beberapa cara yaitu pembinaan, pelatihan, dan pengawasan. Kepala desa juga bekerjasama dengan masyarakat, tokoh masyarakat dan dinas terkait dalam generasi muda. Kata Kunci: Kepala Desa, Kreativitas Berwirausaha, Generasi Muda 1 Utami Geminastiti adalah guru PPKN dan Alumni Prodi PPKn, Jurusan Pendidikan IPS, Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) Pasundan, Cimahi. 213

2 Utami Geminastiti, Peran Kepala Desa dalam Mengembangkan kreatifitas Berwirausaha di Kalangan Generasi Muda (Studi Kasus di Desa Ciasem girang, Kecamatan Ciasem, Kabupaten Subang) PENDAHULUAN Keadaan perekonomian Negara Indonesia sangat rentan terhadap setiap goncangan krisis ekonomi Dunia. Kita tentu masih ingat dalam dua Dekade terakhir ini Indonesia sudah mengalami banyaknya dua kali goncangan krisis ekonomi yang disebabkan dari krisis keuangan global, krisis keuangan yang pertama muncul pada pertengahan tahun 1997 sampai dengan pertengahan tahun 1998, akibat dari krisis keuangan di negara negara di Asia, sedangkan krisis keuangan global yang kedua yaitu terjadi pada tahun 2008 sampai dengan tahun 2009 saat krisis keuangan melanda Amerika Serikat. Hal ini menyebabkan dan mempengaruhi laju pertumbuhan perekonomian negara Indonesia. Negara Indonesia merupakan negara dengan jumlah penduduk yang banyak dan mempunyai wilayah yang begitu luas. Dengan tanahnya yang subur, lautnya yang luas dengan keanekaragaman biotalautnya, hutannya yang lebat dengan kekayaan flora dan fauna didalamnya, minyaknya yang kaya, hasil tambangnya yang tak kalah melimpah begitu pun dengan sumber daya manusianya yang begitu banyak. Hal ini seharusnya dapat menjadi dasar sebagai negara yang maju karena tidak kekurangan dalam hal wilayah, SDA dan SDM yang sudah mendukung bila pemanfaatan sumber daya yang ada sudah maksimal. Begitu melimpahnya sumber daya alam yang ada maka diperlukan adanya pembinaan atau pelatihan terhadap sumber daya manusianya, karena seberapa suburnya suatu negara atau seberapa luasnya suatu negara bila sumber daya manusianya tidak mendukung maka negara itu tidak akan menjadi sebuah negara yang besar. Dapat kita lihat beberapa negara maju yang berada di Dunia sebut saja diantaranya Jepang dan Singapore yang luas wilayah negaranya lebih kecil dari luas wilayah Jakarta tetapi, mereka merupakan salah satu negara maju. Dikarenakan sumber daya manusianya yang dikembangkan dengan optimal. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik, jumlah angkatan kerja di Indonesia tahun 2012 mencapai 120,4 juta jiwa. Sementara itu, jumlah pengangguran pada bulan Februari 2012 sebanyak 7,61 juta jiwa turun dari tahun sebelumnya sebanyak 7,7 juta jiwa. Hal ini diharapkan sebagai indikasi yang baik mengenai perbaikan keadaan ketenagakerjaan di Indonesia. Untuk mencapai harapan tersebut, pemerintah perlu mengusahakan kebijakan di bidang ketenagakerjaan, misalnya perbaikan kualitas tenaga kerja/sumber daya manusia, menciptakan lapangan pekerjaan, mendorong tumbuhnya investasi dan modal, menyediakan informasi lapangan pekerjaan, serta memberikan pelatihan dan keterampilan bagi tenaga kerja. ( hedisasrawan.blogspot.com/2013/02/ permasalahan ekonomi di indonesia.html/ diakses/3/7/2023/21:29). Berdasarkan masalah di atas, maka diperlukannya pelatihan guna untuk mengembangkan kreativitas generasi muda sesuai dengan amanat pembukaan Undang Undang Dasar untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa.... Tujuan penelitian ini, antara lain sebagai berikut: Menganalisa partisipasi generasi muda dalam berwirausaha. Mengetahui strategi yang digunakan kepala desa dalam mengembangkan 214

3 MORES: Jurnal Pendidikan (Hukum, Politik, dan Kewarganegaraan), Vol. I, No.2 (Agustus 2014) kreativitas berwirausaha generasi muda. Menganalisa metode yang digunakan oleh kepala desa mengembangkan kreativitas berwirausaha generasi muda Menganalisa kendala kendala yang dihadapi kepala desa dalam mengembangkan kreativitas genersi muda. Menganalisa upaya upaya yang dilakukan kepala Desa dalam mengembangkan kreativitas berwirausaha generasi muda. Metode Penelitian Suatu kegiatan penelitian merupakan serangkaian kegiatan dan aktivitas yang dilakukan dengan secara terencana dan sistematis agar dapat memecahkan suatu masalah yang sedang dihadapi. Dalam penelitian metode mempunyai peranan yang sangat penting dalam sebuah penelitian sebagai penentu untuk mengetahui bagaimana objek penelitian dapat diketahui dan di amati agar menghasilkan data yang tepat guna mencapai tujuan penelitian. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode studi kasus karena dalam penelitian ini lebih menekankan pada penelitian yang dilakukan terhadap manusia, yaitu kepala desa dan pemuda di Desa Ciasem girang. Danial dan Warsiah (2009:63) mengemukakan bahwa metode studi kasus merupakan metode yang intensif dan teliti tentang pengungkapan latar belakang, status, dan interaksi lingkungan terhadap individu, kelompok, institusi, komunitas dan masyarakat tertentu. Maksud dari metode studi kasus dalam penelitian ini peneliti ingin mempelajari lebih dalam tentang latar belakang serta interaksi dalam lingkungan sekitarnya dari unit-unit sosial yang menjadi subjek. Kajian Teori Menurut peraturan pemerintah No 72 tahun 2005 tentang Desa, Pemerintah Desa atau yang disebut dengan nama lain adalah kepala Desa dan Perangkat Desa sebagai unsur penyelenggara pemerintahan desa. Berdasarkan PP tersebut yang dimaksud kepala Desa adalah seorang pemimpin di sebuah desa yang berkewajiban dan bertanggung jawab menyelenggarakan pemerintahan serta segala kegiatan pembangunan kemasyarakan, memberdayakan masyarakat, menciptakan ketertiban, ketentraman dan pembinaan mental diwilayah tempat tugasnya. Kepala desa sebagai penyenggara tertinggi dalam pemerintahan desa memiliki tugas dan kewajiban sebagai berikut: Menyelenggarakan pemerintahan desa Membina kehidupan masyarakat desa Membina perekonomian desa. Memelihara ketentraman dan ketertiban masyarakat. Mendamaikan perselisihan masyarakat desa. Mewakili desanya didalam dan diluar pengadilan dan dapat menunjukan kuasa hukumnya. Berdasarkan uraian di atas Kepala Desa mempunyai tugas dan kewajiban sebagai penyelenggaraan dalam hal pemerintahan, pembangunaan dan kemasyarakan. Dalam menyelenggarakan tugasnya itu kepala desa dibantu oleh perangkat desa serta bersama sama dengan BPD. Untuk mencapai tujuan 215

4 Utami Geminastiti, Peran Kepala Desa dalam Mengembangkan kreatifitas Berwirausaha di Kalangan Generasi Muda (Studi Kasus di Desa Ciasem girang, Kecamatan Ciasem, Kabupaten Subang) pembangunan yang berdaya guna serta tepat guna. Menurut Menurut Primadi dalam Nurhalim (Selvia, 2012:25), kreativitas adalah: Salah satu kemampuan manusia untuk mengintegrasikan stimulus luar dengan memori yang telah dimiliki sebelumnya menjadi suatu bentuk baru. Kreativitas bukanlah hasil dadakan, tetapi merupakan hasil bersama dari logika, daya cipta, fisik, perasaan dan imajinasi yang terintegrasi menjadi ide baru. Berdasarkan pengertian di atas, dapat diartikan bahwa kreativitas merupakan kemampuan manusia dalam menghasilkan sesuatu yang baru. Pada dasarnya kreativitas ini sudah ada sejak manusia itu dilahirkan karena pada hakekatnya manusia dilahirkan dikarunia dengan akal pikiran dan perasaan. Hal ini senada dengan yang diungkapkan oleh Supriadi, kreativitas sebagai kemampuan seseorang untuk melahirkan sesuatu yang baru baik berupa gagasan maupun karya nyata yang relatif berbeda dengan apa yang ada sebelumnya (Supriadi, 1997:7). Dengan kata lain kreativitas itu suatu proses dari sebuah ide baru menjadi sebuah bentuk nyata yang baru. Seperti yang dikemukakan oleh Munandar (2002:53-54) bahwa ciri-ciri orang yang kreatif sebagai berikut: Selalu ingin tahu, memiliki minat yang luas, mempunyai kegemaran dan menyukai aktivitas yang kreatif, cukup mandiri, memiliki rasa percaya diri, berani mengambil resiko (tetapi dengan perhitungan), tidak takut diejek, tidak takut untuk membuat kesalahan dan mengemukakan pendapat walaupun mungkin tidak disetujui orang lain, berani untuk berbeda, tidak mudah putus asa dalam mencapai tujuan. Karekteristik yang dimiliki oleh setiap individu akan dapat mengembangkan potensi dirinya khusunya potensi kreativitas. Potensi yang telah ada sebaiknya dikembangkan dalam suatu wadah pembinaan yang sesuai dengan apa yang sesuai dengan jiwanya. Pada hakekatnya setiap orang memiliki potensi kreativitas dalam dirinya untuk membuat atau menciptakan sesuatu dengan imajinasi dan daya kreativitasnya. Menurut Schumpeter dalam Buchari Alma (2000:21) entrepreneur atau wirausaha adalah orang yang mendobrak system ekonomi yang ada dengan memperkenalkan barang dan jasa baru, dengan menciptakan bentuk organisasi atau mengolah bahan bakar baru. dalam definisi ini seorang wirausaha merupakan orang yang dapat membaca peluang permintaan pasar yang kemudian menciptakan sesuatu yang baru atau melakukan inovasi terhadap sesuatu yang telah ada sebelumnya. Menurut Undang Undang No 40 tahun 2009 tentang Kepemudaan, yakni: Pemuda adalah warga negara Indonesia yang memasuki periode penting pertumbuhan dan perkembangan yang berusia 16 (enam belas) sampai 30 (tiga puluh) tahun. Sementara itu Sholikhin (Selvia, 2012:40) menyebutkan pengertian pemuda sebagai berikut : Pemuda adalah individu yang bila dilihat secara fisik sedang mengalami perkembangan dan secara psikis sedang mengalami perkembangan emosional, sehingga pemuda merupakan sumber daya 216

5 MORES: Jurnal Pendidikan (Hukum, Politik, dan Kewarganegaraan), Vol. I, No.2 (Agustus 2014) manusia pembangunan baik saat ini maupun yang akan datang. Pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa pemuda merupakan generasi produktif guna kemajuan bangsanya khususnya didalam bidang ekonomi. Generasi muda sebagai penerus bangsa sudah seharusnya memiliki jiwa wirausaha karena dengan memiliki kreativitas berwirausaha tentunya dapat mensejahterakan dirinya maupun masyarakatnya. Pemerintah dengan melalui kepala Desa mempunyai program dalam mengembangkan kreativitas generasi muda melalui pelatihan-pelatihan. Pemberdayaan dan pengembangan pemuda merupakan tugas kepala desa hal ini sesuai yang tercantum dalam Undang undang No 40 tahun 2009 tentang Kepemudaan. Pemerintah dan pemerintah daerah bertanggungjawab melaksanakan penyadaran, pemberdayaan, dan pengembangan potensi pemuda berdasarkan kewenangan dan tanggungjawabnya dengan begitu potensi kreativitas pemuda dapat tergali. Menurut Schumpeter dalam Buchari Alma (2000:21) entrepreneur atau wirausaha adalah orang yang mendobrak system ekonomi yang ada dengan memperkenalkan barang dan jasa baru, dengan menciptakan bentuk organisasi atau mengolah bahan bakar baru. dalam definisi ini seorang wirausaha merupakan orang yang dapat membaca peluang permintaan pasar yang kemudian menciptakan sesuatu yang baru atau melakukan inovasi terhadap sesuatu yang telah ada sebelumnya. PEMBAHASAN Hasil Penelitian Partisipasi Generasi Muda dalam Berwirausaha Berdasarkan hasil penelitian, partisipasi generasi muda dalam berwirausaha di Desa Ciasem girang Kecamatan Ciasem Kabupaten Subang dasarnya sudah aktif berpartisipasi hal ini dapat dilihat dari mulai sadarnya generasi muda untuk terjun langsung dalam kegiatan berwirausaha. Bahkan menurut TH selaku Kepala Desa Ciasem girang Kecamatan Ciasem Kabupaten Subang menyatakan bahwa hampir delapan puluh lima persen generasi mudanya telah berpartisipasi dalam program yang diselenggarakan oleh pemerintah Desa dan berusaha untuk lebih ditingkatkan lagi. Beliau menambahkan bahwa semua ini bisa terjadi dikarenakan beberapa hal. Pertama, pemberian motivasi kepada generasi muda dalam pertemuan rutin guna menyadarkan generasi muda akan pentingnya berwirausaha. Kedua, memberikan pembinaan serta pelatihan dalam proses mengembangkan kreativitas berwirausaha generasi muda di Desa Ciasem girang kecamatan Ciasem Kabupaten Subang. Dengan begitu diharapkan generasi muda tidak hanya memahami arti pentingnya berwirausaha saja melainkan dapat mengaplikasikan didalam kehidupannya. Meskipun partisipasi generasi muda di Desa Ciasem girang Kecamatan Ciasem Kabupaten Subang dalam berwirausaha sudah baik, tetapi masih diperlukan adanya peningkatan penyadaran akan pentingnya 217

6 Utami Geminastiti, Peran Kepala Desa dalam Mengembangkan kreatifitas Berwirausaha di Kalangan Generasi Muda (Studi Kasus di Desa Ciasem girang, Kecamatan Ciasem, Kabupaten Subang) dikarenakan sebagian generasi muda masih acuh tak acuh terhadap program Kepala Desa berwirausaha. Strategi Kepala Desa dalam Mengembangkan Kreativitas Berwirausaha Generasi Muda Berdasarkan hasil wawancara bersama salah satu narasumber yaitu Kepala Desa yang berinisial TH mengatakan ada beberapa strategi yang harus dilakukan berwirausaha dengan menyelenggarakan pelatihan, pengawasan, pembinaan, membantu engajuan modal dan menyediakan prasarana yang mendukung. Sedangkan menurut narasumber lainnya yaitu sekertaris Desa yang berinisial DR mengatakan bahwa strategi yang dilakukan Kepala Desa dalam dengan memfasilitasi generasi muda melalui program sosial budaya kepala desa juga menyelenggarakan pelatihan dalam bidang kewirausahaan bagi generasi muda. Berdasarkan pendapat di atas sangat jelas bahwa strategi yang dilakukan kepala desa berwirausaha dikalangan generasi muda yaitu menyelenggarakan pelatihan, pembinaan, pembimbingan, pengawasan dan membantu pengajuan modal. Namun strategi tersebut tidak dapat berjalan dengan baik apabila tidak ada dukungan dan partisipasi dari masyarakat dan generasi muda itu sendiri khususnya. Metode yang digunakan Kepala Desa dalam Mengembangkan Kreativitas Berwirausaha Generasi muda Pendekatan personal pada dasarnya diperlukan guna mencapai tujuan yang diharapkan karena dengan pendekatan personal kita dapat menjalin dan menciptakan komunikasi dua arah antara kepala Desa dengan generasi muda. Hal ini pula yang dilakukan kepala desa dalam generasi muda. Menurut salah satu narasumber yaitu kepala desa yang berinisial TH mengatakan bahwa dalam generasi muda kepala desa menggunakan metode pendekatan personal yaitu dengan memberikan motivasi kepada generasi muda. Dengan pendekatan personal tentunya dapat mencapai tujuan yang diharapkan. kepala desa melakukan pertemuan rutin dengan generasi muda agar generasi muda dapat terbuka menyampaikan minat dan bakat yang dimiliki. Kendala yang dihadapi Kepala Desa dalam Mengembangkan Kreativitas Berwirausaha Generasi muda Sebagaimana terungkap dari hasil wawancara menurut Kepala desa dalam generasi muda itu tidak mudah, hal ini terbukti masih adanya kendalakendala yang dihadapi diantaranya yaitu: menurut kepala Desa yang berinisial TH mengatakan bahwa kendala dalam generasi muda ada di dalam diri generasi muda sendiri seperti generasi muda yang belum menyadari potensi yang 218

7 MORES: Jurnal Pendidikan (Hukum, Politik, dan Kewarganegaraan), Vol. I, No.2 (Agustus 2014) dimilikinya. Jiwa muda yang cenderung masih memiliki egoisme yang cukup tinggi menyebabkan mereka bersikap acuh tak acuh. Serta faktor dari luar dirinya seperti faktor keluarga, faktor pendidikan, dan tentunya faktor modal. Kendala kendala yang dihadapi kepala desa tersebut dalam generasi muda sehingga menuntut kepala desa seoptimal mungkin dalam mengatasi kendala yang ada dengan cara mengadakan kerjasama dengan Dinas Ketenagakerjaan dan transmigrasi untuk menyelenggarakan pelatihan khususnya bagi generasi muda. Upaya yang dilakukan Kepala Desa dalam Mengembangkan Kreativitas Berwirausaha Generasi muda Dari hasil wawancara dan observasi terungkap bahwa upaya yang dilakukan kepala Desa dalam mengembangkan kreativitas berwirausaha generasi muda yaitu dengan mengadakan kerjasama dengan dinas ketenagakerjaan dan transmigrasi sehingga generasi muda termotivasi untuk belajar, menggali bakat yang mereka milik dan bersedia ikut serta dalam berwirausaha. Kepala desa yang berinisial TH menyatakan bahwa untuk menghadapi kendala yang ada yakni dengan cara melakukan kordinasi dengan sekdes, kaur-kaur, BPD, satgas satgas, tokoh tokoh masyarakat, serta kepala kepala dusun untuk mendukung dan membantu proses mengembangkan kreativitas berwirausaha agar berjalan dengan baik. Sedangkan dalam melaksanakan proses pengembangan kreativitas berwirausaha kepala desa diharapkan dapat membaca potensi yang dimiliki generasi muda, memberi kesempatan generasi muda dapat menyampaikan minat dan bakatnya agar generasi muda lebih terbuka dalam berdialog, berinteraksi, dan berkomunikasi secara baik dengan kepala Desa, sehingga dapat menciptakan iklim yang kondusif. Berdasarkan pengamatan di Desa Ciasem girang Kecamatan Ciasem Kabupaten Subang peran kepala Desa sudah maksimal dalam mengembangkan kreativitas berwirausaha generasi muda hal ini terbukti adanya program kerjasama kepala Desa dengan Dinas ketenagakerjaan pusat untuk melakukan pelatihan dibidang kewirausahaan. Namun saat ini Desa Ciasem girang ini masih berkonsentrasi terhadap pembangunan fisik Desa saja sehingga program kewirausahaan yang ada hanya sebatas pengiriman generasi muda saja setelah itu mereka tidak di bina lebih lanjut guna mempraktekkan ilmu yang telah didapatkan hal ini di karenakan dan yang ada dari pemerintah Kabupaten digunakan untuk pembangunan fisik Desa saja. Pembahasan Hasil Penelitian Partisipasi Generasi muda dalam Berwirausaha Sebagaimana terungkap hasil penelitian dilapangan, bahwa kondisi partisipasi generasi muda dalam berwirausaha di desa Ciasem girang kecamatan Ciasem Kabupaten Subang sudah cukup baik karena menurut semua narasumber generasi muda hanya belum mengerti bagaimana cara mengembangkan usahanya serta mengembangkan potensi yang telah dimilikinya sehingga mereka harus ada yang membimbing dan mengarahkan agar usahanya dapat berkembang lebih baik dan potensi yang ada lebih ditingkatkan dan dapat dimunculkan. Dari pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa 219

8 Utami Geminastiti, Peran Kepala Desa dalam Mengembangkan kreatifitas Berwirausaha di Kalangan Generasi Muda (Studi Kasus di Desa Ciasem girang, Kecamatan Ciasem, Kabupaten Subang) pengembangan kreativitas berwirausaha dapat berhasil dengan adanya kesadaran dari diri sendiri, faktor lingkungan, keluarga serta dukungan dari pemerintah. Cara agar generasi muda dapat mengembangkan potensi yang dimilikinya adalah dengan mengadakan pelatihan pelatihan kerja sesuai dengan minat dan bakatnya masing masing. Strategi Kepala Desa dalam Mengembangkan Kreativitas Berwirausaha bagi Generasi muda Seperti yang terungkap dari hasil penelitian dilapangan, bahwa dalam menjalankan program pengembangan kreativitas berwirausaha bagi generasi muda, kepala desa Ciasem girang kecamatan Ciasem kabupaten Subang pun memiliki strategi guna mengembangkan kreativitas berwirausaha. Adapun strategi yang digunakan adalah kepala desa mengadakan kerjasama dengan Dinaskertrans guna melaksanakan pelatihan terhadap generasi muda yang berbakat, mengadakan pengiriman perwakilan generasi muda ke daerah yang memiliki keunggulan dalam berwirausaha (studi banding), kepala desa juga membantu dengan cara mengajukan permodalan ke pemerintah pusat atau mencarikan sponsor yang bersedia membantu. Metode yang digunakan Kepala Desa dalam Mengembangkan Kreativitas Berwirausaha bagi Generasi muda Kepala Desa sebagai pemimpin sebuah desa tentunya menginginkan masyarakat didesanya lebih maju lagi khususnya dalam hal perekonomiannya. Dalam hal ini kepala desa memiliki tanggung jawab untuk untuk generasi muda melalui beberapa strategi seperti, mengadakan pelatihan, dan membantu mengajukan dana. Tidak hanya strategi yang digunakan kepala desa dalam, kepala desa juga menggunakan metode untuk mengembangkan kreativitas berwirausaha di kalangan generasi muda. Metode yang digunakan oleh kepala desa untuk mengembangkan kreativitas berwirausaha dengan pendekatan personal yaitu memberikan motivasi kepada generasi muda karena menurut Hadi (2013:92).. Motivasi adalah bagian dari pengembangan diri yang sangat penting.sementara itu Alma (2011:89) mengungkapkan bahwa..motivasi adalah kemampuan untuk berbuat sesuatu, sedangkan motif adalah kebutuhan, keinginan, dorongan atau impuls..motivasi dapat mempengaruhi perilaku seseorang. Kendala kendala yang Dihadapi Kepala Desa dalam Mengembangkan Kreativitas Berwirausaha bagi Generasi muda Berdasarkan hasil wawancara dengan Kepala Desa tergambarkan bahwa yang menjadi kendala yang dihadapi terdapat pada diri generasi muda itu sendiri yakni generasi muda yang berada dalam tahap remaja menuju dewasa, belum adanya kesadaran akan arti pentingnya berwirausaha sehingga generasi muda bersikap acuh, serta adanya pengaruh dari luar lingkungan yang bersifat negatif. Kendala yang dihadapi oleh kepala desa yaitu pertama karena faktor generasi muda itu sendiri yakni generasi muda yang masih berada dalam tahap remaja menuju dewasa dan generasi muda egonya masih sangat tinggi. Kedua belum 220

9 MORES: Jurnal Pendidikan (Hukum, Politik, dan Kewarganegaraan), Vol. I, No.2 (Agustus 2014) adanya kesadaran akan pentingnya arti pada diri generasi muda sehingga generasi muda bersikap acuh, dan ketiga adanya pengaruh dari lingkungan. Bagi generasi muda. Upaya yang Dilakukan Kepala Desa dalam Mengembangkan Kreativitas Berwirausaha bagi Generasi muda Kondisi generasi muda dalam dapat tercapai apabila kepala desa mampu mengarahkan dan membimbing generasi muda untuk senantiasa mengembangkan kreativitas dalam dirinya khususnya dalam berwirausaha. Didalam keanggotaan dalam masyarakat desa generasi muda ditempatkan sebagai subjek sekaligus objek. Sebagai subjek generasi muda akan aktif sesuai dengan minat, bakat, dan potensinya jika ditempatkan secara layak dan manusiawi serta dihargai. Sedangkan sebagai objek generasi muda harus mau menerima pembinaan dan bimbingan berupa pelatihan, diklat, dan studi banding guna meningkatkan potensi yang dimilki oleh generasi muda. Kesimpulan Partisipasi generasi muda di Desa Ciasem girang kecamatan Ciasem kabupaten Subang sudah baik. Hal ini terbukti banyak generasi muda yang sudah menyadari arti pentingnya mengembangkan kreativitas berwirausaha dan banyak generasi muda yang mulai melakukan kegiatan berwirausaha. Penyebab generasi ada yang masih belum berpartisipasi dikarenakan sosialisasi program kepala desa masih kurang. Sosialisasi kepala desa baru dilaksanakan kepada generasi muda yang aktif di dalam keanggotaan karang taruna. Strategi yang dilakukan Kepala Desa berwirausaha bagi generasi muda dilakukan denga cara pertama, pelatihan. Kedua, pemagangan. Ketiga, pembimbingan. Keempat, pendampingan. Kelima, kemitraan. Keenam, promosi dan atau. Ketujuh, bantuan akses permodalan. Metode yang digunakan kepala desa berwirausaha dengan cara kepala desa melakukan pendekatan personal yaitu dengan memberikan motivasi kepada generasi muda. Kendala yang dihadapi kepala desa berwirausaha yaitu pertama karena faktor generasi muda itu sendiri yakni generasi muda yang masih berada dalam tahap remaja menuju dewasa dan generasi muda egonya masih sangat tinggi. Kedua belum adanya kesadaran akan pentingnya arti pada diri generasi muda sehingga generasi muda bersikap acuh, dan ketiga adanya pengaruh dari lingkungan. Serta faktor penghambat yang utama tentu saja modal. Upaya yang dilakukan kepala desa Ciasem girang kecamatan Ciasem kabupaten Subang dalam mengembangkan kreativitas berwirausaha generasi muda adalah dengan menumbuhkan semangat berwirausaha terlebih dahulu melalui beberapa cara yaitu pembinaan, pelatihan, dan pengawasan. Kepala desa juga bekerjasama dengan masyarakat, tokoh masyarakat dan dinas terkait dalam generasi muda. Rekomendasi untuk Desa anatara lain lebih ditingkatkan lagi sarana dan 221

10 Utami Geminastiti, Peran Kepala Desa dalam Mengembangkan kreatifitas Berwirausaha di Kalangan Generasi Muda (Studi Kasus di Desa Ciasem girang, Kecamatan Ciasem, Kabupaten Subang) prasarana yang menunjang pengembangan kreativitas berwirausaha. Selain itu, Desa diharapkan lebih ditingkatkan lagi kerjasama antara kepala desa, sekertaris desa, perangkat desa dan masyarakat dalam Kepala Desa diharapkan dapat lebih meningkatkan pelayanan kewirausahaan dan lebih banyak lagi mensosialisasikan program generasi muda agar sosialisasi lebih merata lagi. Generasi muda diharapkan terus belajar mengembangkan diri dengan mengikuti pelatihan pelatihan khususnya dalam bidang berwirausaha. Biasakan diri kita aktif didalam kegiatan berwirausaha. Bila sudah ataupun sedang aktif didalam kegiatan berwirausaha diharapkan janganmerasa puas atas apa yang telah dicapai sekarang. Masyarakat sebagai komponen didalam sebuah desa memiliki peran sebagai pendukung kegiatan program desa. Diharapkan masyarakat berperan aktif dalam kegiatan yang diselenggarakan oleh desa khususnya dalam mengembangkan kreativitas berwirausaha. Dinas Ketenagakerjaan dan Transmigrasi diharapkan lebih ditingkatkan lagi pelayanan dan pelatihan berwirausah. Bagi peneliti, penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumber inspirasi bagi peneliti lainnya yang respek terhada permasalahan pengembangan kreativitas berwirausaha. Khususnya yang berhubungan dengan optimalisasi peranannya dalam kewirausahaan. REFERENSI Alma, Buchari Kewirausahaan. Bandung: CV. Alfabeta. Danial, Endang dan Nanan Wasriah Metoda Penulisan Karya Ilmiah. Bandung: Laboratorium PKn Universitas Pendidikan Indonesia. Munandar, Utami Kreativitas dan keberbakatan: stategi mewujudkan potensi kreatif dan bakat. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Supriadi, Dedi. (1999,1997). Kreativitas Kebudayaan dan Perkembangan IPTEK. Bandung : Alfabeta. Selvia, Siska Peranan Karang Taruna GEMMAS dalam Mengembangkan Kreatifitas Generasi Muda didesa Sugihmukti Kecamatan Pasirjambu Kabupaten Bandung. Skripsi Sarjana pada FPIPS UPI Bandung: Tidak Diterbitkan. Undang Undang Republik Indonesia No 40 tahun 2009 tentang Kepemudaan. Peraturan Pemerintah. No. 27 tahun 2005 tentang Desa. blogspot.com/2013/02/permasalahan ekonomi di Indonesia.html/ diakses/03/07/2013/21/

BAB I PENDAHULUAN. bersinggungan dengan generasi muda yang lainnya atau masyarakat pada

BAB I PENDAHULUAN. bersinggungan dengan generasi muda yang lainnya atau masyarakat pada BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Generasi muda sebagai manusia biasa tentunya tidak dapat hidup tanpa bersinggungan dengan generasi muda yang lainnya atau masyarakat pada umumnya. Hal tersebut

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. dalam mengembangkan kreativitas generasi muda, peneliti dapat menarik

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. dalam mengembangkan kreativitas generasi muda, peneliti dapat menarik 127 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian terhadap organisasi Karang Taruna Gemmas dalam mengembangkan kreativitas generasi muda, peneliti dapat menarik kesimpulan sebagai

Lebih terperinci

BUPATI PASURUAN PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI PASURUAN NOMOR 2 TAHUN 2017 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA PEMERINTAH DESA

BUPATI PASURUAN PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI PASURUAN NOMOR 2 TAHUN 2017 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA PEMERINTAH DESA BUPATI PASURUAN PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI PASURUAN NOMOR 2 TAHUN 2017 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA PEMERINTAH DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PASURUAN, Menimbang :

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. siswa (Studi Deskriptif Analitis di SMAN 1 CIASEM Kabupaten Subang) dapat

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. siswa (Studi Deskriptif Analitis di SMAN 1 CIASEM Kabupaten Subang) dapat 133 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil pembahasan penelitian yang telah dilaksanakan mengenai studi tentang Peran guru PKn dalam membentuk karakter disiplin siswa (Studi Deskriptif Analitis di

Lebih terperinci

KEPALA DESA PALASARIHILIR KECAMATAN PARUNGKUDAKABUPATEN SUKABUMI PERATURAN DESA PALASARIHILIR NOMOR : 02 TAHUN 2016 TENTANG

KEPALA DESA PALASARIHILIR KECAMATAN PARUNGKUDAKABUPATEN SUKABUMI PERATURAN DESA PALASARIHILIR NOMOR : 02 TAHUN 2016 TENTANG KEPALA DESA PALASARIHILIR KECAMATAN PARUNGKUDAKABUPATEN SUKABUMI PERATURAN DESA PALASARIHILIR NOMOR : 02 TAHUN 2016 TENTANG STRUKTUR ORGANISASI DAN TATA KERJA PEMERINTAH DESA PALASARIHILIR DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN Strategi pembangunan daerah dirumuskan untuk menjalankan misi guna mendukung terwujudnya visi yang harapkan yaitu Menuju Surabaya Lebih Baik maka strategi dasar pembangunan

Lebih terperinci

KEPALA DESA MENES KECAMATAN MENES KABUPATEN PANDEGLANG PERATURAN DESA MENES KECAMATAN MENES KABUPATEN PANDEGLANG NOMOR 4 TAHUN 2017 TENTANG

KEPALA DESA MENES KECAMATAN MENES KABUPATEN PANDEGLANG PERATURAN DESA MENES KECAMATAN MENES KABUPATEN PANDEGLANG NOMOR 4 TAHUN 2017 TENTANG KEPALA DESA MENES PERATURAN DESA MENES NOMOR 4 TAHUN 2017 TENTANG STRUKTUR ORGANISASI DAN TATA KERJA PEMERINTAH DESA MENES DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA DESA MENES Menimbang : Mengingat : a.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terbatas. Suryana (2006 : 4) mengatakan secara makro, peran wirausaha adalah

BAB I PENDAHULUAN. terbatas. Suryana (2006 : 4) mengatakan secara makro, peran wirausaha adalah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saat ini pembicaraan mengenai pentingnya wirausaha telah didengar dan diketahui diberbagai tempat di dunia. Ini menunjukkan masyarakat semakin sadar akan adanya dunia

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2011 TENTANG PENGEMBANGAN KEWIRAUSAHAAN DAN KEPELOPORAN PEMUDA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2011 TENTANG PENGEMBANGAN KEWIRAUSAHAAN DAN KEPELOPORAN PEMUDA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2011 TENTANG PENGEMBANGAN KEWIRAUSAHAAN DAN KEPELOPORAN PEMUDA, SERTA PENYEDIAAN PRASARANA DAN SARANA KEPEMUDAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

BUPATI BELITUNG PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 15 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI BELITUNG PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 15 TAHUN 2016 TENTANG SALINAN BUPATI BELITUNG PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 15 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA PEMERINTAH DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sri Yanah, 2014 Peranan Karang Taruna dalam mengembangkan kesadaran moral pemuda

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sri Yanah, 2014 Peranan Karang Taruna dalam mengembangkan kesadaran moral pemuda BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dewasa ini fenomena masalah moral pada kalangan remaja semakin meningkat dan menjadi lebih kompleks dari masa-masa sebelumnya. Hal tersebut dibuktikan dengan meningkatnya

Lebih terperinci

BUPATI BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 8 TAHUN 2017 TENTANG

BUPATI BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 8 TAHUN 2017 TENTANG 1 BUPATI BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 8 TAHUN 2017 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN STRUKTUR ORGANISASI DAN TATA KERJA PEMERINTAH DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, BUPATI

Lebih terperinci

KEPALA DESA SIWALANPANJI KECAMATAN BUDURAN KABUPATEN SIDOARJO PERATURAN DESA SIWALANPANJI KECAMATAN BUDURAN KABUPATEN SIDOARJO NOMOR 29 TAHUN 2016

KEPALA DESA SIWALANPANJI KECAMATAN BUDURAN KABUPATEN SIDOARJO PERATURAN DESA SIWALANPANJI KECAMATAN BUDURAN KABUPATEN SIDOARJO NOMOR 29 TAHUN 2016 KEPALA DESA SIWALANPANJI KECAMATAN BUDURAN KABUPATEN SIDOARJO PERATURAN DESA SIWALANPANJI KECAMATAN BUDURAN KABUPATEN SIDOARJO NOMOR 29 TAHUN 2016 TENTANG RANCANGAN STRUKTUR ORGANISASI DAN TATA KERJA PEMERINTAH

Lebih terperinci

BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN

BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN Menimbang BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG NOMOR 10 TAHUN 2014 TENTANG KEPEMUDAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TANGERANG, : a. bahwa dalam pembaruan dan

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN BANTUL BUPATI BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR 42 TAHUN 2016 TENTANG

BERITA DAERAH KABUPATEN BANTUL BUPATI BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR 42 TAHUN 2016 TENTANG 1 2016 No.42,2016 BERITA DAERAH KABUPATEN BANTUL Bagian Pemerintahan Desa Sekretariat Daerah Kabupaten Bantul. PEMERINTAHAN DESA. Susunan Organisasi. Tata Kerja. Pemerintah Desa. BUPATI BANTUL DAERAH ISTIMEWA

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2011 TENTANG PENGEMBANGAN KEWIRAUSAHAAN DAN KEPELOPORAN PEMUDA, SERTA PENYEDIAAN PRASARANA DAN SARANA KEPEMUDAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN Strategi pembangunan daerah dirumuskan untuk menjalankan misi guna mendukung terwujudnya visi yang harapkan yaitu Menuju Surabaya Lebih Baik maka strategi dasar pembangunan

Lebih terperinci

LURAH DESA BANGUNJIWO

LURAH DESA BANGUNJIWO LURAH DESA BANGUNJIWO KECAMATAN KASIHAN, KABUPATEN BANTUL PERATURAN DESA BANGUNJIWO NOMOR 03 TAHUN 2016 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA PEMERINTAH DESA BANGUNJIWO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA LURAH

Lebih terperinci

LURAH DESA BANGUNJIWO

LURAH DESA BANGUNJIWO LURAH DESA BANGUNJIWO KECAMATAN KASIHAN, KABUPATEN BANTUL PERATURAN DESA BANGUNJIWO NOMOR 03 TAHUN 2016 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA PEMERINTAH DESA BANGUNJIWO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA LURAH

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Penerapan Model Pembelajaran Active Learning Tipe Quiz Team Dengan Keterampilan Bertanya Probing Question

BAB I PENDAHULUAN Penerapan Model Pembelajaran Active Learning Tipe Quiz Team Dengan Keterampilan Bertanya Probing Question 1 BAB I PENDAHULUAN Penerapan Model Pembelajaran Active Learning Tipe Quiz Team Dengan Keterampilan Bertanya Probing Question untuk Meningkatkan Aktivitas Belajar Siswa pada Pembelajaran PKn (Penelitian

Lebih terperinci

BUPATI CILACAP PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI CILACAP NOMOR 64 TAHUN 2016 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA PEMERINTAH DESA

BUPATI CILACAP PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI CILACAP NOMOR 64 TAHUN 2016 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA PEMERINTAH DESA BUPATI CILACAP PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI CILACAP NOMOR 64 TAHUN 2016 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA PEMERINTAH DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI CILACAP, Menimbang :

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang kaya akan Sumber Daya Alamnya (SDA). Karena, kecendrungan negaranegara

BAB I PENDAHULUAN. yang kaya akan Sumber Daya Alamnya (SDA). Karena, kecendrungan negaranegara 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara berkembang dan dikenal dengan negara yang kaya akan Sumber Daya Alamnya (SDA). Karena, kecendrungan negaranegara berkembang adalah ditandai

Lebih terperinci

2018, No Negara Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang- Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang

2018, No Negara Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang- Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang No.349, 2018 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMEPORA. Kirab Pemuda. PERATURAN MENTERI PEMUDA DAN OLAHRAGA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2018 TENTANG KEGIATAN KIRAB PEMUDA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

BUPATI GRESIK PROVINSI JAWA TIMUR

BUPATI GRESIK PROVINSI JAWA TIMUR BUPATI GRESIK PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN GRESIK NOMOR 1 TAHUN 2017 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA PEMERINTAH DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI GRESIK, Menimbang

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. penelitian yang terdiri dari latar belakang masalah, identifikasi masalah,

I. PENDAHULUAN. penelitian yang terdiri dari latar belakang masalah, identifikasi masalah, I. PENDAHULUAN Pada bab pendahuluan ini akan dibahas beberapa hal mengenai gambaran umum penelitian yang terdiri dari latar belakang masalah, identifikasi masalah, pembatasan masalah, rumusan masalah,

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, www.bpkp.go.id PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2011 TENTANG PENGEMBANGAN KEWIRAUSAHAAN DAN KEPELOPORAN PEMUDA, SERTA PENYEDIAAN PRASARANA DAN SARANA KEPEMUDAAN DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan setiap individu serta watak dan peradaban bangsa yang bermartabat

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan setiap individu serta watak dan peradaban bangsa yang bermartabat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Semakin maju suatu negara semakin banyak orang yang terdidik dan banyak pula orang yang menganggur. Maka semakin dirasakan pentingnya dunia usaha. Salah satu

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2011 TENTANG PENGEMBANGAN KEWIRAUSAHAAN DAN KEPELOPORAN PEMUDA, SERTA PENYEDIAAN PRASARANA DAN SARANA KEPEMUDAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. yang dimilikinya. Dengan bekerja, individu dapat melayani kebutuhan masyarakat,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. yang dimilikinya. Dengan bekerja, individu dapat melayani kebutuhan masyarakat, 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap individu memerlukan pekerjaan untuk memenuhi kebutuhan untuk memilih dan bebas memilih jenis pekerjaan sesuai dengan minat dan kompetensi yang dimilikinya.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Krisis ekonomi dunia yang berdampak buruk pada perekonomian di Indonesia tidak hanya berdampak pada naiknya harga-harga. Krisis ekonomi juga mengakibatkan meningkatnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kependidikan sebagai unsur yang mempunyai posisi sentral dan strategis

BAB I PENDAHULUAN. kependidikan sebagai unsur yang mempunyai posisi sentral dan strategis BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada era globalisasi yang ditandai dengan persaingan yang ketat dalam semua aspek kehidupan, memberi pengaruh terhadap tuntutan akan kualitas sumber daya manusia,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Resti Lestari Dewi, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Resti Lestari Dewi, 2013 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan memiliki peranan yang penting dalam kehidupan masyarakat. Melalui pendidikan yang berkualitas diharapkan akan mampu memberikan dan memfasilitasi bagi

Lebih terperinci

BUPATI GARUT PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI GARUT NOMOR 18 TAHUN 2016 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA PEMERINTAH DESA

BUPATI GARUT PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI GARUT NOMOR 18 TAHUN 2016 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA PEMERINTAH DESA BUPATI GARUT PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI GARUT NOMOR 18 TAHUN 2016 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA PEMERINTAH DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI GARUT, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

SALINAN KEPALA DESA OLEHSARI KABUPATEN BANYUWANGI PERATURAN KEPALA DESA OLEHSARI NOMOR 01 TAHUN 2018 TENTANG

SALINAN KEPALA DESA OLEHSARI KABUPATEN BANYUWANGI PERATURAN KEPALA DESA OLEHSARI NOMOR 01 TAHUN 2018 TENTANG SALINAN KEPALA DESA OLEHSARI KABUPATEN BANYUWANGI PERATURAN KEPALA DESA OLEHSARI NOMOR 01 TAHUN 2018 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA PEMERINTAH DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA DESA

Lebih terperinci

KEPALA DESA PULUTAN KECAMATAN WONOSARI KABUPATEN GUNUNGKIDUL PERATURAN DESA PULUTAN KECAMATAN WONOSARI KABUPATEN GUNUNGKIDUL NOMOR 6 TAHUN 2017

KEPALA DESA PULUTAN KECAMATAN WONOSARI KABUPATEN GUNUNGKIDUL PERATURAN DESA PULUTAN KECAMATAN WONOSARI KABUPATEN GUNUNGKIDUL NOMOR 6 TAHUN 2017 KEPALA DESA PULUTAN KECAMATAN WONOSARI KABUPATEN GUNUNGKIDUL PERATURAN DESA PULUTAN KECAMATAN WONOSARI KABUPATEN GUNUNGKIDUL NOMOR 6 TAHUN 2017 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA PEMERINTAH DESA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Generasi muda merupakan genarasi penerus sebuah bangsa, kader bangsa, kader masyarakat dan kader keluarga. Salah satu indikator yang dapat digunakan untuk melihat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Aditya Anwar Himawan, 2014 Sikap Kewirausahaan Mahasiswa Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu perpustakaan.upi.

BAB I PENDAHULUAN. Aditya Anwar Himawan, 2014 Sikap Kewirausahaan Mahasiswa Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu perpustakaan.upi. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kewirausahaan mempunyai kaitan yang sangat erat dengan pertumbuhan ekonomi nasional. Kewirausahaan mampu membuat suatu negara maju dan makmur karena kewirausahaan

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT LD. 6 2008 R PERATURAN DAERAH KABUPATEN GARUT NOMOR 6 TAHUN 2008 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI DESA DAN KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI GARUT, Menimbang

Lebih terperinci

BUPATI BLORA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 23 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI BLORA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 23 TAHUN 2016 TENTANG BUPATI BLORA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 23 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA PEMERINTAH DESA DI KABUPATEN BLORA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan merupakan proses yang berkesinambungan yang mencakup seluruh aspek kehidupan masyarakat, termasuk aspek sosial, ekonomi, politik dan kultural,

Lebih terperinci

IRRA MAYASARI F

IRRA MAYASARI F HUBUNGAN ANTARA KEMATANGAN VOKASIONAL DENGAN MINAT BERWIRAUSAHA PADA MAHASISWA Skripsi Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Dalam Mencapai Derajat Sarjana S-1 Disusun oleh : IRRA MAYASARI F 100 050 133

Lebih terperinci

BUPATI MADIUN PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 62 TAHUN 2016 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA PEMERINTAH DESA

BUPATI MADIUN PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 62 TAHUN 2016 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA PEMERINTAH DESA BUPATI MADIUN PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 62 TAHUN 2016 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA PEMERINTAH DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MADIUN, Menimbang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian Mohamad Abdul Rasyid Ridho, 2013

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian    Mohamad Abdul Rasyid Ridho, 2013 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Setiap lulusan perguruan tinggi mempunyai harapan dapat mengamalkan ilmu pengetahuan dan keterampilan yang telah didapat selama studi sebagai salah satu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sesuai Undang-Undang No. 20 tahun 2003 Bab 1 Pasal 1 menyatakan. bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. Sesuai Undang-Undang No. 20 tahun 2003 Bab 1 Pasal 1 menyatakan. bahwa: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia adalah Negara berpenduduk tinggi, sesuai data yang diperoleh dari Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah penduduk Indonesia tahun 2014 dan 2015 sebesar

Lebih terperinci

BUPATI BADUNG PROVINSI BALI PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 44 TAHUN 2016 TENTANG STRUKTUR ORGANISASI DAN TATA KERJA PEMERINTAH DESA

BUPATI BADUNG PROVINSI BALI PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 44 TAHUN 2016 TENTANG STRUKTUR ORGANISASI DAN TATA KERJA PEMERINTAH DESA BUPATI BADUNG PROVINSI BALI PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 44 TAHUN 2016 TENTANG STRUKTUR ORGANISASI DAN TATA KERJA PEMERINTAH DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BADUNG, Menimbang : bahwa berdasarkan

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN TUBAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TUBAN NOMOR 16 TAHUN 2012 TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI KELURAHAN

PEMERINTAH KABUPATEN TUBAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TUBAN NOMOR 16 TAHUN 2012 TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI KELURAHAN 1 PEMERINTAH KABUPATEN TUBAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TUBAN NOMOR 16 TAHUN 2012 TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TUBAN, Menimbang : a.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pengangguran masih menjadi masalah serius di Indonesia karena sampai

BAB I PENDAHULUAN. Pengangguran masih menjadi masalah serius di Indonesia karena sampai BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Penelitian Pengangguran masih menjadi masalah serius di Indonesia karena sampai dengan saat ini jumlah angkatan kerja berbanding terbalik dengan kesempatan kerja yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat sekarang ini pengangguran menjadi permasalahan di suatu negara khususnya

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat sekarang ini pengangguran menjadi permasalahan di suatu negara khususnya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada saat sekarang ini pengangguran menjadi permasalahan di suatu negara khususnya Indonesia. Penyebabnya tidak lain adalah kurang tersedianya lapangan pekerjaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan jaman yang semakin modern terutama pada era globalisasi seperti sekarang ini menuntut adanya sumber daya manusia yang berkualitas tinggi. Peningkatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Organisasi Buruh Internasional (ILO) memperkirakan, pengangguran global

BAB I PENDAHULUAN. Organisasi Buruh Internasional (ILO) memperkirakan, pengangguran global BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Organisasi Buruh Internasional (ILO) memperkirakan, pengangguran global dapat bertambah lima juta orang akibat guncangan ekonomi global yang mencakup antara

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANYUWANGI,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANYUWANGI, 1 BUPATI BANYUWANGI PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 40 TAHUN 2017 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA PEMERINTAH DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANYUWANGI,

Lebih terperinci

salinan KEPALA DESA JAMBESARI KABUPATEN BANYUWANGI PERATURAN KEPALA DESA JAMBESARI NOMOR 1 TAHUN 2018

salinan KEPALA DESA JAMBESARI KABUPATEN BANYUWANGI PERATURAN KEPALA DESA JAMBESARI NOMOR 1 TAHUN 2018 salinan KEPALA DESA JAMBESARI KABUPATEN BANYUWANGI PERATURAN KEPALA DESA JAMBESARI NOMOR 1 TAHUN 2018 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA PEMERINTAH DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 240,559 juta penduduk Indonesia jumlah daftar angkatan kerja mencapai 116

BAB 1 PENDAHULUAN. 240,559 juta penduduk Indonesia jumlah daftar angkatan kerja mencapai 116 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Data tenaga kerja tahun 2010 menurut Bappenas menyebutkan, dari 240,559 juta penduduk Indonesia jumlah daftar angkatan kerja mencapai 116 juta, dan sebanyak 8,59 juta

Lebih terperinci

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2009 TENTANG PENGEMBANGAN EKONOMI KREATIF PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Dalam rangka keterpaduan pelaksanaan pengembangan Ekonomi Kreatif, dengan ini

Lebih terperinci

BUPATI KUDUS. PERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR 20 Tahun 2010 TENTANG

BUPATI KUDUS. PERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR 20 Tahun 2010 TENTANG BUPATI KUDUS PERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR 20 Tahun 2010 TENTANG KEBIJAKAN PERCEPATAN PENGANEKARAGAMAN KONSUMSI PANGAN BERBASIS SUMBERDAYA LOKAL DI KABUPATEN KUDUS BUPATI KUDUS, Menimbang : a. bahwa dalam

Lebih terperinci

8. Peraturan Bupati Gunungkidul Nomor 36 Tahun 2016 tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Pemerintah Desa;

8. Peraturan Bupati Gunungkidul Nomor 36 Tahun 2016 tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Pemerintah Desa; KEPALA DESA WONOSARI KECAMATAN WONOSARI KABUPATEN GUNUNGKIDUL PERATURAN DESA NOMOR 4 TAHUN 2017 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA PEMERINTAH DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA DESA WONOSARI,

Lebih terperinci

QANUN KOTA LANGSA NOMOR 3 TAHUN 2015 TENTANG PEMBANGUNAN KEPEMUDAAN BISMILLAHIRAHMANIRRAHIM DENGAN NAMA ALLAH YANG MAHA PENGASIH LAGI MAHA PENYAYANG

QANUN KOTA LANGSA NOMOR 3 TAHUN 2015 TENTANG PEMBANGUNAN KEPEMUDAAN BISMILLAHIRAHMANIRRAHIM DENGAN NAMA ALLAH YANG MAHA PENGASIH LAGI MAHA PENYAYANG SALINAN QANUN KOTA LANGSA NOMOR 3 TAHUN 2015 TENTANG PEMBANGUNAN KEPEMUDAAN BISMILLAHIRAHMANIRRAHIM DENGAN NAMA ALLAH YANG MAHA PENGASIH LAGI MAHA PENYAYANG ATAS RAHMAT ALLAH YANG MAHA KUASA WALIKOTA LANGSA,

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 9 TAHUN 2007 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DAN KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 9 TAHUN 2007 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DAN KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 9 TAHUN 2007 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DAN KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI CIAMIS, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KLATEN,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KLATEN, BUPATI KLATEN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI KLATEN NOMOR 46 TAHUN 2017 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA PEMERINTAH DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KLATEN,

Lebih terperinci

SALINAN. Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa (Lembaran

SALINAN. Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa (Lembaran SALINAN Menimbang BUPATI KEBUMEN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI KEBUMEN NOMOR 40 TAHUN 2016 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA PEMERINTAH DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KEBUMEN,

Lebih terperinci

PEMERINTAHAN KABUPATEN BINTAN

PEMERINTAHAN KABUPATEN BINTAN PEMERINTAHAN KABUPATEN BINTAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BINTAN NOMOR 4 TAHUN 2008 TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DAN KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BINTAN, Menimbang:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Rizki Silvina Rahmi, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Rizki Silvina Rahmi, 2013 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Koperasi merupakan salah satu kekuatan ekonomi yang mendorong tumbuhnya perekonomian nasional, yang dimiliki oleh orang atau sekelompok orang demi memenuhi

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Dari seluruh pembahasan sebelumnya, maka kajian tentang pemberdayaan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Dari seluruh pembahasan sebelumnya, maka kajian tentang pemberdayaan 67 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Dari seluruh pembahasan sebelumnya, maka kajian tentang pemberdayaan anak jalanan melalui pelatihan bermusik, dapat disimpulkan sebagai berikut. 1. Proses pemberdayaan

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN PURWOREJO

PEMERINTAH KABUPATEN PURWOREJO PEMERINTAH KABUPATEN PURWOREJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWOREJO NOMOR 13 TAHUN 2009 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DAN KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PURWOREJO, Menimbang :

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PENELITIAN BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PENELITIAN Sumber Daya Manusia (SDM) seluruh kemampuan atau potensi penduduk yang berada di dalam suatu wilayah tertentu dengan semua karakteristik atau ciri demografis,

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN CILACAP

PEMERINTAH KABUPATEN CILACAP PEMERINTAH KABUPATEN CILACAP PERATURAN DAERAH KABUPATEN CILACAP NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI KABUPATEN CILACAP DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI CILACAP,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sampai SMA saja, tetapi banyak juga sarjana. Perusahaan semakin selektif menerima

BAB I PENDAHULUAN. sampai SMA saja, tetapi banyak juga sarjana. Perusahaan semakin selektif menerima BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) menjadi solusi yang dilematis namun terus saja terjadi setiap tahun. Saat ini pengangguran tak hanya berstatus lulusan SD sampai

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 36 Tahun : 2016

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 36 Tahun : 2016 BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 36 Tahun : 2016 PERATURAN BUPATI GUNUNGKIDUL NOMOR 36 TAHUN 2016 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lapangan pekerjaan sehingga mengakibatkan sebagian orang tidak memiliki

BAB I PENDAHULUAN. lapangan pekerjaan sehingga mengakibatkan sebagian orang tidak memiliki BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah pengangguran yang dihadapi bangsa Indonesia dewasa ini diakibatkan oleh jumlah penduduk yang tidak seimbang dengan keterbatasan lapangan pekerjaan sehingga

Lebih terperinci

INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2009 TENTANG PENGEMBANGAN EKONOMI KREATIF PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2009 TENTANG PENGEMBANGAN EKONOMI KREATIF PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2009 TENTANG PENGEMBANGAN EKONOMI KREATIF PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Dalam rangka keterpaduan pelaksanaan Pengembangan Ekonomi Kreatif, dengan ini

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KOTA MATARAM NOMOR 3 TAHUN 2012 TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KOTA MATARAM NOMOR 3 TAHUN 2012 TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN DAERAH KOTA MATARAM NOMOR 3 TAHUN 2012 TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MATARAM, Menimbang : a. bahwa keberadaan dan peranan

Lebih terperinci

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH NOMOR 21 TAHUN 2008 T E N T A N G TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS PEMUDA DAN OLAHRAGA PROVINSI KALIMANTAN TENGAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN WONOSOBO

PEMERINTAH KABUPATEN WONOSOBO PEMERINTAH KABUPATEN WONOSOBO PERATURAN DAERAH KABUPATEN WONOSOBO NOMOR 5 TAHUN 2010 TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI WONOSOBO, Menimbang

Lebih terperinci

DISFUNGSIONAL PERAN KARANG TARUNA DALAM PELESTARIAN KEARIFAN LOKAL DI KAMPUNG CIREUNDEU

DISFUNGSIONAL PERAN KARANG TARUNA DALAM PELESTARIAN KEARIFAN LOKAL DI KAMPUNG CIREUNDEU 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pemuda merupakan suatu elemen yang sangat penting dalam memajukan suatu bangsa dan juga perubahan bangsa di era globalisasi saat ini. Generasi mudalah

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUANTAN SINGINGI NOMOR 6 TAHUN 2009 TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUANTAN SINGINGI NOMOR 6 TAHUN 2009 TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUANTAN SINGINGI NOMOR 6 TAHUN 2009 TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KUANTAN SINGINGI, Menimbang : a. bahwa dalam rangka

Lebih terperinci

BAB I. A. Latar Belakang Masalah. kawasan Asia terutama yang terjadi di Indonesia pada pertengahan tahun 1997

BAB I. A. Latar Belakang Masalah. kawasan Asia terutama yang terjadi di Indonesia pada pertengahan tahun 1997 1 BAB I A. Latar Belakang Masalah Persaingan dunia bisnis yang semakin ketat, mengharuskan perusahaan untuk menyusun rencana strategis sehingga dapat tetap bertahan dalam bisnis dan menjalankan fungsi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menentukan kelangsungan hidup dan perkembangan suatu bangsa. Kemajuan

BAB I PENDAHULUAN. menentukan kelangsungan hidup dan perkembangan suatu bangsa. Kemajuan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pengembangan sumber daya manusia dewasa ini telah menjadi hal yang semakin penting dalam pembangunan nasional. Sumber daya manusia berkualitas tinggi merupakan

Lebih terperinci

BAB I. A. Latar Belakang Masalah. Manusia adalah makhluk individu sekaligus sebagai makhluk sosial. Sebagai

BAB I. A. Latar Belakang Masalah. Manusia adalah makhluk individu sekaligus sebagai makhluk sosial. Sebagai BAB I A. Latar Belakang Masalah Manusia adalah makhluk individu sekaligus sebagai makhluk sosial. Sebagai makhluk sosial tentunya manusia dituntut untuk mampu berinteraksi dengan individu lain dalam rangka

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian ini menggunakan metode kualitatif, Bogdan dan Taylor (Moleong, 2007, hlm. 3) mengemukakan bahwa metodologi kualitatif merupakan prosedur

Lebih terperinci

PERATURAN DESA SEMANU NOMOR 5 TAHUN 2017 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA PEMERINTAH DESA SEMANU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DESA SEMANU NOMOR 5 TAHUN 2017 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA PEMERINTAH DESA SEMANU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN DESA SEMANU NOMOR 5 TAHUN 2017 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA PEMERINTAH DESA SEMANU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA DESA SEMANU, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 3 TAHUN 2004 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SLEMAN,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 3 TAHUN 2004 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SLEMAN, PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 3 TAHUN 2004 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SLEMAN, Menimbang : a. bahwa sebagai tindak lanjut diberlakukannya Undang-Undang

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BINTAN TAHUN 2008 NOMOR 4

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BINTAN TAHUN 2008 NOMOR 4 LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BINTAN TAHUN 2008 NOMOR 4 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BINTAN NOMOR 4 TAHUN 2008 TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DAN KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA BATU

PEMERINTAH KOTA BATU PEMERINTAH KOTA BATU PERATURAN DAERAH KOTA BATU NOMOR 5 TAHUN 2006 TENTANG PEDOMAN ORGANISASI DAN TATA KERJA PEMERINTAHAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BATU, Menimbang : bahwa dalam rangka

Lebih terperinci

KISI-KISI UJI KOMPETENSI KEPALA SEKOLAH/MADRASAH

KISI-KISI UJI KOMPETENSI KEPALA SEKOLAH/MADRASAH Manajerial Menyusun perencanaan untuk berbagai tingkatan perencanaan Memimpin dalam rangka pendayagunaan sumber daya secara optimal Menciptakan budaya dan iklim yang kondusif dan inovatif bagi pembelajaran

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Penelitian 1. Lokasi Penelitian Karakter merupakan hal yang sangat penting untuk ditanamkan dalam jiwa individu. Proses pendidikan karakter dapat dilakukan

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN LUWU UTARA

PEMERINTAH KABUPATEN LUWU UTARA PEMERINTAH KABUPATEN LUWU UTARA PERATURAN DAERAH KABUPATEN LUWU UTARA NOMOR 4 TAHUN 2008 TENTANG PERUBAHAN STATUS DESA MAROBO, SALASSA, SUKAMAJU DAN BONE-BONE MENJADI KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

KEPALA DESA SUSUKAN KECAMATAN SUSUKAN KABUPATEN SEMARANG PERATURAN DESA SUSUKAN NOMOR 4 TAHUN 2016

KEPALA DESA SUSUKAN KECAMATAN SUSUKAN KABUPATEN SEMARANG PERATURAN DESA SUSUKAN NOMOR 4 TAHUN 2016 DESA SUSUKAN KECAMATAN SUSUKAN KABUPATEN SEMARANG PERATURAN DESA SUSUKAN NOMOR 4 TAHUN 2016 STRUKTUR ORGANISASI DAN TATA KERJA PEMERINTAH DESA SUSUKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DESA SUSUKAN, Menimbang

Lebih terperinci

BUPATI LOMBOK UTARA PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN BUPATI LOMBOK UTARA NOMOR 12 TAHUN 2017 TENTANG

BUPATI LOMBOK UTARA PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN BUPATI LOMBOK UTARA NOMOR 12 TAHUN 2017 TENTANG BUPATI LOMBOK UTARA PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN BUPATI LOMBOK UTARA NOMOR 12 TAHUN 2017 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA PEMERINTAH DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LOMBOK

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN PONOROGO PERATURAN DAERAH KABUPATEN PONOROGO NOMOR 4 TAHUN 2008 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DAN KELURAHAN

PEMERINTAH KABUPATEN PONOROGO PERATURAN DAERAH KABUPATEN PONOROGO NOMOR 4 TAHUN 2008 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DAN KELURAHAN S A L I N A N PEMERINTAH KABUPATEN PONOROGO PERATURAN DAERAH KABUPATEN PONOROGO NOMOR 4 TAHUN 2008 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DAN KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PONOROGO, Menimbang

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pemuda adalah generasi penerus dari generasi terdahulu, beban moral yang

I. PENDAHULUAN. Pemuda adalah generasi penerus dari generasi terdahulu, beban moral yang I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pemuda adalah generasi penerus dari generasi terdahulu, beban moral yang ditanggung bagi pemuda untuk memenuhi tanggung jawab yang diberikan generasi tua. Selain memikul

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Bagian pertama ini membahas beberapa hal mengenai latar belakang masalah,

I. PENDAHULUAN. Bagian pertama ini membahas beberapa hal mengenai latar belakang masalah, I. PENDAHULUAN Bagian pertama ini membahas beberapa hal mengenai latar belakang masalah, identifikasi masalah, pembatasan masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, dan ruang lingkup penelitian. Pembahasan

Lebih terperinci

BUPATI SEMARANG PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI SEMARANG NOMOR 22 TAHUN 2016 TENTANG STRUKTUR ORGANISASI DAN TATA KERJA PEMERINTAH DESA

BUPATI SEMARANG PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI SEMARANG NOMOR 22 TAHUN 2016 TENTANG STRUKTUR ORGANISASI DAN TATA KERJA PEMERINTAH DESA BUPATI SEMARANG PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI SEMARANG NOMOR 22 TAHUN 2016 TENTANG STRUKTUR ORGANISASI DAN TATA KERJA PEMERINTAH DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SEMARANG, Menimbang

Lebih terperinci

INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2009 TENTANG PENGEMBANGAN EKONOMI KREATIF PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2009 TENTANG PENGEMBANGAN EKONOMI KREATIF PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, www.bpkp.go.id INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2009 TENTANG PENGEMBANGAN EKONOMI KREATIF PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Dalam rangka keterpaduan pelaksanaan Pengembangan Ekonomi Kreatif,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Banyaknya para pencari kerja di Indonesia tidak di imbangi dengan

BAB I PENDAHULUAN. Banyaknya para pencari kerja di Indonesia tidak di imbangi dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Banyaknya para pencari kerja di Indonesia tidak di imbangi dengan banyaknya lapangan pekerjaan yang mengakibatkan banyak orang tidak mendapatkan kesempatan

Lebih terperinci

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN V.1. Visi Menuju Surabaya Lebih Baik merupakan kata yang memiliki makna strategis dan cerminan aspirasi masyarakat yang ingin perubahan sesuai dengan kebutuhan, keinginan,

Lebih terperinci

WALIKOTA MAKASSAR PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN WALIKOTA MAKASSAR NOMOR 8 TAHUN 2017 TENTANG KEPEMUDAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

WALIKOTA MAKASSAR PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN WALIKOTA MAKASSAR NOMOR 8 TAHUN 2017 TENTANG KEPEMUDAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MAKASSAR PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN WALIKOTA MAKASSAR NOMOR 8 TAHUN 2017 TENTANG KEPEMUDAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MAKASSAR, Menimbang : a. bahwa program kepemudaan

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG Nomor : 827 Tahun : 2012 PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERANG NOMOR 2 TAHUN 2012 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SERANG, Menimbang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN UKDW. pegawai atau karyawan perusahaan swasta. Setiap lulusan Perguruan Tinggi sudah tentu

BAB I PENDAHULUAN UKDW. pegawai atau karyawan perusahaan swasta. Setiap lulusan Perguruan Tinggi sudah tentu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Mengamalkan ilmu pengetahuan dan keterampilan yang telah didapat selama studi sebagai salah satu pilihan untuk berprofesi. Secara realitas ada tiga pilihan

Lebih terperinci

DocuCom PDF Trial. Nitro PDF Trial BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

DocuCom PDF Trial.   Nitro PDF Trial BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang 17 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Generasi muda adalah bagian dari penduduk dunia yang sangat potensial dan memiliki sumbangan teramat besar bagi perkembangan masa depan dunia. Namun permasalahan

Lebih terperinci

budaya, alam sekitar, dan meningkatkan pengetahuan peserta didik untuk melanjutkan pendidikan pada jenjang yang lebih tinggi dan untuk mengembangkan

budaya, alam sekitar, dan meningkatkan pengetahuan peserta didik untuk melanjutkan pendidikan pada jenjang yang lebih tinggi dan untuk mengembangkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah sarana yang sangat penting dalam pembangunan nasional, karena dengan pendidikan dapat menciptakan sumber daya manusia berkualitas yang mampu

Lebih terperinci