BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Gambaran Umum SMA Swasta di Kabupaten Temanggung

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Gambaran Umum SMA Swasta di Kabupaten Temanggung"

Transkripsi

1 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Gambaran Umum SMA Swasta di Kabupaten Temanggung Kabupaten Temanggung merupakan salah satu kabupaten yang berada diwilayah dataran tinggi di lereng gunung Sindoro dan Sumbing. Secara geografis, Kabupaten Temanggung terletak antara 110 o o Bujur Timur dan 7 o 14-7 o Lintang Selatan. Jarak yang terjauh dari barat ke timur adalah 43,437 km dan jarak yang terjauh dari utara ke selatan adalah 34,375 km, artinya luas wilayah Kabupaten Temanggung kurang lebih adalah 1.439,15 km 2. Adapun batas wilayah Kabupaten Temanggung adalah Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Kendal dan Kabupaten Semarang Sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Magelang Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Wonosobo Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Semarang dan Kabupaten Magelang 1 Kabupaten Temanggung dipilih oleh peneliti sebagai tempat penelitian berdasarkan permasalahan yang telah dijelaskan pada bagian pendahuluan. Peneliti juga mempunyai pertimbangan lain yaitu waktu dan biaya yang praktis karena peneliti tinggal di Kabupaten Temanggung. Pendidikan di Kabupaten Temanggung secara umum menunjukkan perkembangan yang baik. Hal ini 1 Temanggung Dalam Angka tahun 2013, hal 2 46

2 ditunjukkan dengan meningkatnya angka partisipasi kasar dalam kurun waktu 8 tahun terakhir ini. Berikut ini merupakan jumlah sekolah yang ada di Kabupaten Temanggung dari sekolah dasar sampai sekolah menengah atas/kejuruan. Tebel 4.1. Jumlah Sekolah Dasar dan Menengah/Kejuruan di Kabupaten Temanggung No. Satuan Pendidikan Jumlah Negeri Swasta Total 1. Sekolah Dasar (SD) Sekolah Menengah Pertama (SMP) Sekolah Menengah Atas (SMA) Sekolah Menengah Kejuruan Sumber : Temanggung Dalam Angka, BPS, 2013 Komposisi jumlah Sekolah Dasar pada dasarnya masih didominasi oleh sekolah negeri, akan tetapi untuk sekolah menegah atas dan kejuruan jumlah sekolah swasta lebih banyak daripada sekolah negeri. Berikut adalah daftar Sekolah Menengah Atas/SMA yang ada di Kabupaten Temanggung. Tabel 4.2. Daftar Sekolah Menengah Atas di Kabupaten Temanggung No. NSPN NSS Nama Sekolah Kecamatan SMA N 1 Parakan Parakan SMA N 1 Candiroto Candiroto SMA PGRI 1 Temanggung Temanggung SMA Muhammadiyah Temanggung SMA Islam Sudirman Tembarak SMA Bhakti Karya Kaloran SMA N 1 Pringsurat Pringsurat SMA N 1 Temanggung Temanggung SMA N 2 Temanggung Temanggung SMA N 3 Temanggung Temanggung SMA Islam Kandangan Kandangan SMA Harapan Bangsa Kaloran SMA Kristen Shekinah Temanggung 47

3 Sumber : Temanggung Dalam Angka, BPS, 2013 Keberadaan SMA swasta di Kabupaten Temanggung tersebar di seluruh wilayah sekitar Temanggung. Jumlah keseluruhan SMA swasta di Kabupaten Temanggung adalah 7 SMA. Jumlah tersebut kebanyakan berada di luar kota Temanggung, dari 7 SMA yang ada hanya tiga yang terletak di dalam kota, selebihnya di Kecamatan seperti Kandangan, Kaloran, dan Tembarak. SMA swasta yang ada di Kabupaten Temanggung pada dasarnya mengalami permasalahan yang sama yaitu jumlah siswanya yang masih relatif sedikit. Hal ini mengakibatkan kesenjangan terkait dengan jumlah peminat untuk masuk ke SMA swasta di Kabupaten Temanggung. Penelitian ini memilih objek penelitian hanya pada dua SMA Swasta yang ada di Kabupaten Temanggung yaitu SMA PGRI 1 Temanggung dan SMA Islam Kandangan. Berikut ini adalah profil kedua SMA Swasta tersebut SMA PGRI 1 Temanggung Nama Sekolah : SMA PGRI 1 Temanggung Status : Swasta Terakreditasi A Alamat Sekolah : Jl. Kartini no.34 C Temanggung Telpon/Fax/ (0293)491113/(0293)491847/smapgri_tmg@yahoo.com Visi sekolah 48

4 Mewujudkan peserta didik SMA PGRI 1 Temanggung yang berprestasi dan trampil dengan berlandaskan budi pekerti luhur Misi Sekolah 1. Menggiatkan pembinaan dan bimbingan mental spiritual secara berkesinambungan 2. Menumbuhkan rasa tanggung jawab untuk berprestasi dengan dijiwai semangat nasionalisme dan patriotisme 3. Mengefektifkan kegiatan belajar mengajar 4. Memberdayakan sarana dan prasarana sekolah 5. Mengadakan kerjasama dengan lembaga pendidikan untuk bimbingan belajar 6. Mengadakan kerjasama dengan dunia industri 7. Memberikan arahan dan bimbingan secara optimal pada kegiatan ekstrakurikuler 8. Menumbuhkan kesadaran pelaksanaan Kebersihan, Keindahan, Kerindangan, Ketertiban, Kedisiplinan, Keamanan dan Kekeluargaan (7 K) 9. Meningkatkan animo masyarakat untuk sekolah di SMA PGRI 1 Temanggung 10. Meningkatkan kinerja warga sekolah SMA Islam Kandangan Nama Sekolah : SMA Islam Kandangan Status Sekolah : Swasta Terakreditasi B Alamat Sekolah : Jl. Raya Caruban Kandangan Telpon/ (0293) /tren_is@yahoo.com Visi Sekolah 49

5 Unggul dalam mutu, sopan dalam perilaku dan teguh dalam aqidah Misi Sekolah 1. Menyelenggarakan pendidikan yang kreatif, efektif, inovatif, dan menyenangkan 2. Menciptakan suasana yang Islami sesuai dengan ajaran ahlussunnah wal jama ah 3. Melestarikan tradisi ahlussunnah wal jama ah Sekolah swasta di Kabupaten Temanggung pada dasarnya jumlah siswanya relatif sedikit. Padahal untuk sekolah swasta jumlah siswa sangat berpengaruh terhadap pendanaan sekolah karena pada dasarnya sumber dana sekolah mayoritas dari masyarakat atau wali murid. Hal ini berbanding terbalik dengan kualitas lulusan sekolah dimana dalam tiga tahun terakhir ini SMA Islam Kandangan dan SMA PGRI 1 Temanggung dapat mencapai angaka kelulusan 100%. Berikut adalah jumlah siswa dan jumlah guru yang ada di SMA PGRI 1 Temanggung dan SMA Islam Kandangan. Tabel 4.3. Jumlah Murid SMA PGRI 1 dan SMA Islam Kandangan Tahun 2014 No. Kelas SMA PGRI 1 Temanggung Jumlah Murid SMA Islam Kandangan Total Sumber : Studi dokumtasi di Lapangan pada SMA PGRI 1 Temanggung dan SMA Islam Kandangan 50

6 Tabel 4.4. Jumlah Guru SMA PGRI 1 dan SMA Islam Kandangan Tahun 2014 Jumlah No. Guru dan Pegawai SMA PGRI 1 Temanggung SMA Islam Kandangan 1. Guru Tetap Guru Tidak Tetap Pegawai 10 6 Total Sumber : Studi dokumtasi di Lapangan pada SMA PGRI 1 Temanggung dan SMA Islam Kandangan Sarana dan Prasarana pada SMA Swasta di Kabupaten Temanggung Tabel 4.5. Sarana dan Prasarana Sekolah SMA Islam Kandangan dan SMA PGRI 1 Temanggung No Jumlah di SMA Islam Sarana dan Jumlah di SMA PGRI Kandangan Prasarana 1 Temanggung Temanggung 1. Ruang kelas Ruang perpustakaan Ruang laboratorium 1 IPA a. Laboratorium Biologi 0 1 b. Laboratorium Fisika 0 1 c. Laboratorium Kimia Ruang Laboratorium 0 1 IPS 5. Laboratorium

7 komputer 6. Laboratorium bahasa Ruang pimpinan Ruang guru Ruang tata usaha Tempat beribadah Ruang konseling Ruang UKS Ruang organisasi 1 1 kesiswaan 14. Jamban Gudang Ruang sirkulasi Tempat bermain/berolahraga 1 1 Ketersediaan sarana dan prasarana yang ada pada SMA Swasta di Kabupaten Temanggung pada umumnya masih belum memenuhi standar minimum. Luas lahan SMA Islam Kandangan adalah 1298 m 2. Luas untuk setiap ruang kelas di SMA Islam Kandangan rata-rata adalah 45,8 m 2. Maka jika dihitung rata-rata untuk SMA Islam Kandangan rata-rata kapasitas setiap kelas adalah 2,5 m 2. Ketersediaan lahan untuk berolah raga juga masih belum memenuhi syarat karena masih menggunakan lapangan upacara. Jumlah buku yang ada di perpustakan juga belum sesuai dengan standar minimum yang ada karena masih untuk buku pegangan siswa masih bergandengan yaitu selama ini digunakan untuk dua siswa dalam setiap buku pegangan. Kelengkapan juga sarana 52

8 dan prasarana menjadi cacatan terlebih untuk SMA Islam Kandangan yaitu ketersediaan laboratorium IPA dimana selama ini digunakan bergantian untuk mata pelajaran Biologi, Kimia, dan Fisika. Kelengkapan dalam setiap peralatan dan perlengkapan ruang juga belum sepenuhnya sesuai dengan standar minimum jika dilihat dari segi jumlahnya. Komputer misalnya, jumlah yang tersedia hanya 10 unit sehingga pemakaian untuk satu komputer digunakan berdua. Jumlah beberapa sarana seperti kamar mandi, gudang, dan sarana prasarana lainnya perlu penambahan dan juga perbaikan untuk sarana dan prasarana yang sudah tersedia Pengelolaan Sarana dan Prasarana pada SMA Swasta di Kabupaten Temanggung Pengelolaan sarana prasarana yang ada di SMA Swasta di Kabupaten Temanggung pada umumnya mencakup lima hal penting yaitu perencanaan, pengadaan, pengaturan, penggunaan, dan penghapusan. Berikut ini merupakan penjelasan dari hasil data yang diperoleh ketika di lapangan terkait dengan pengelolaan sarana dan prasarana. 1. Perencanaan Perencanaan pengadaan sarana dan prasarana merupakan langkah awal yang harus disusun oleh sekolah dalam mengupayakan penambahan sarana dan prasarana. SMA swasta di Kabupaten Temanggung juga menerapkan program perencanaan tersendiri terkait dengan pengadaan sarana dan prasarana. Program perencanaan yang selama ini dilaksanakan pada SMA swasta di Kabupaten Temanggung terdiri dari dua hal penting yaitu penyusuan daftar kebutuhan dan 53

9 penentuan skala prioritas. Penyusunan daftar kebutuhan dilakukan SMA PGRI 1 Temangung dengan melibatkan para guru mata pelajaran dan juga setiap penanggung jawab atau kepala ruang. Daftar kebutuhan tersebut berupa proposal sederhana yang berisi tentang kebutuhan sarana maupun prasarana untuk menunjang pembelajaran. Penyusunan yang dilaksanakan di SMA Islam Kandangan sama, akan tetapi daftar kebutuhan disusun oleh wakasek bagian sarana dan prasarana dengan memberi pertanyaan secara lisan pada setiap guru dan kepala ruang serta tata usaha terkait dengan kebutuhan sarana dan prasarana. Penyusunan daftar kebutuhan biasanya dilaksanakan pada akhir tahun ajaran sehingga nantinya akan diserahkan pada wakasek bagian sarana dan prasarana. Wakasek bagian sarana dan prasarana tentunya tidak langsung dapat merealisasikan setiap permintaan yang ada, akan tetapi menampungnya terlebih dahulu untuk dikoordinasikan pada kepala sekolah dan komite sekolah. Koordinasi yang dilakukan ini nantinya akan dapat menghasilkan skala prioritas daftar kebutuhan sarana dan prasarana. Skala prioritas ditentukan dengan mempertimbangakan anggaran yang ada serta tingkat kepentingannya. SMA swasta di Kabupaten Temanggung selama ini untuk pengadaan sarana dan prasarana kebanyakan menggunakan dana dari wali murid, meskipun terkadang juga ada dana bantuan dari pemerintah. Ketersediaan dana yang terbatas itu membuat SMA swasta di Kabupaten Temanggung harus benar-benar serius dalam menentukan skala prioritas. Skala prioritas ini ditentukan melalui koordinasi dengan semua pihak yang berkepentingan melalui rapat koordinasi. Hasil akhirnya nanti akan menjadi dasar bagi wakasek bagian 54

10 sarana prasarana untuk menyusun program kerja kedepannya serta menentukan program kerja jangka pendek, menengah, dan panjang. Program perencanaan pengadaan sarana dan prasarana pada SMA swasta di Kabupaten Temanggung tentunya bukan semata-mata hanya tanggung jawab dari wakasek sarana dan prasarana saja, melainkan melibatkan seluruh elemen sekolah yaitu para guru, kepala ruang, tata usaha, kepala sekolah, dan tentunya komite sekolah. 2. Pengadaan Pengadaan merupakan palaksanaan dari perencanaan yang sudah disusun. Pengadaan sarana dan prasarana pada SMA swasta di Kabupaten Temanggung mengacu pada perencanaan yang sudah dilakukan. Pengadaan sarana dan prasarana selama ini kebanyakan sumber dana dari wali murid. Sumber dana juga terkadang berasal dari bantuan pemerintah tetapi tidak rutin. Sebagai sekolah swasta yang berarti mono sumber, SMA swasta di Kabupaten Temanggung menyadari bahwa ketersediaan dana terbatas. Hal ini dikarenakan kondisi ekonomi wali murid kebanyakan menengah kebawah seperti halnya di SMA Islam Kandangan. Dana bantuan dari pemerintah juga tidak dapat dipastikan karena sifatnya tidak rutin dan kebanyakan jika dana dari pemerintah kebanyakan diperuntukan untuk pengadaan dan rehabilitasi ruang. SMA Islam Kandangan dalam lima tahun terakhir mendapat bantuan dari pemerintah sebagai berikut. Tabel 4.6. Bantuan yang Pernah Diterima SMA Islam Kandangan dalam Lima Tahun Terakhir 55

11 No. Tahun Sumber Diterima Bantuan Jumlah Dana Peruntukan Dana APBD Provinsi Rp ,- Pembangunan Lab.IPA APBD Pusat Rp ,- Rehab Gedung Sekolah APBD Rp ,- Rehab Ruang Kelas Provinsi APBD Provinsi Rp ,- Pengadaan Komputer Sumber : Studi dokumtasi di SMA Islam Kandangan Pengadaan sarana prasarana juga tidak dapat lepas dari proposal. Penyusunan proposal mekanismenya berbeda-beda tergantung pada sumber dananya. Alur penyusunan proposal pada SMA swasta di Kabupaten Temanggung pada dasarnya sesuai dengan sumber dananya, jika berasal dari dana wali murid proposal yang disusun oleh panitia pelaksana telah ditunjuk akan diajukan ke wakasek sarana dan prasarang sehingga nantinya akan diberikan kepada kepala sekolah dengan sepengetahuan komite sekolah. Sumber dana yang berasal dari bantuan pemerintah penyusunan proposalnya tentu harus melalui mekanisme yang berlaku yang pada akhirnya akan diajukan ke dinas terkait sebagai pemberi dana. Pengadaan sarana dan prasarana juga harus ada pelaporan kepada pihak terkait. Pengadaan sarana prasarana pada SMA swasta di Kabupaten Temanggung mekanisme pelaporannya berbeda-beda sesuai dengan sumber dana dan jenis sarana dan prasarananya. Pengadaan sarana dan prasarana yang menggunakan dana dari bantuan pemerintah tentunya pelaporannya langsung kepada dinas terkait berupa laporan pertanggung jawaban keuangan serta berupa dokumentasi sarana dan prasarana yang baru. Pelaporan untuk yang menggunakan dana dari wali murid biasanya disampaikan secara lisan kepada wali murid pada saat 56

12 pertemuan dengan wali murid. Pengadaan barang atau perlengkapan pelaporannya berupa dokumentasi atau foto sedangkan untuk bangunan pelaporannya secara berkala yaitu ketika bangunan masih 0 %, 50% artinya setengah jadi, dan 100%. 3. Pengaturan Pengaturan sarana prasarana pada SMA swasta melibatkan seluruh warga sekolah termasuk juga komite sekolah. Bentuk koordinasi pengelolaan sarana prasarana yang terjadi adalah wakasek sarana dan prasarana sebagai penanggung jawab tertinggi melibatkan tata usaha, kepala perpustakaan, dan kepala laboratorium untuk mengatur terkait dengan inventarisasi sarana prasarana yang ada, prosedur penggunaan, serta pemeliharaannya. Sekolah juga melibatkan guru dan siswa-siswi untuk pemeiharaan sarana prasarana yang ada akan tetapi sejauh ini kepedulian siswa terhadap inventaris seklah masih kurang, hal ini dapat terlihat pada kondisi meja dan kursi serta dinding yang banyak coretan dari tinta maupun tipex. Wakasek bagian sarana dan prasarana juga berkoordinasi dengan komite sekolah terlebih dalam hal pemeliharaan sarana dan prasarana yang sudah ada. Komite Sekolah dan Kepala Sekolah Wakasek Sarana dan Prasarana 57

13 Gambar 4.1. Garis Koordinasi Pengelolaan Sarana Dan Prasarana pada SMA Swasta di Kabupaten Temanggung Pengaturan sarana dan prasarana selama ini mencakup tiga hal yaitu yang inventarisasi, penyimpanan, dan pemeliharaan. Inventarisasi sarana prasarana pada SMA swasta di Kabupaten Temanggung masih belum mencakup seluruh sarana prasarana yang ada. Sarana dan prasarana yang sudah diinventaris meliputi barang-barang atau bangunan yang berasal dari bantuan pemerintah saja, artinya untuk selebihnya masih banyak yang belum diinventaris. Inventarisasn biasanya dilakukan ketika barang itu datang untuk nantinya dilaporkan kepada pihak terkait. Sarana dan prasarana yang ada juga tidak semuanya mempunya kode inventaris. Sekolah juga selama ini tidak mempunyai tempat penyimpadan khusus untuk sarana prasarana yang sifatnya mobiler. Ketersediaan gudang masih belum ada, sekolah selama ini menggunakan ruang kelas yang sementara tidak terpakai untuk tempat penyimpanan. Bahkan ada yang diletakkan di pojok-pojok kelas dan ruang guru. Penataan untuk sarana dan prasarana tersebut juga belum rapi. Sarana 58

14 prasarana tentunnya juge membutuhkan pemeliharaan untuk memaksimalkan pemanfaatannya. Sekolah melibatkan peran komite dalam pemeliharaan dengan secara berkala mengecek kondisi sarana dan prasarana teristimewa untuk kondisi bangunan atau gedung. Sekolah juga melibatkan para guru, dan kepala ruang untuk melakukan pengecekan secara berkala dengan cara memetakan kondisi sarana prasarana yang ada sehingga nantinya dapat ditindaklanjuti. Biasanya pengecekan dilakukan pada akhir semester akan tetapi tetapi jika tidak memungkinkan akan dilakukan pada akhir tahun ajaran. SMA swasta di Kabupaten Temanggung dalam melakukan pemeliharaan juga menerapkan perencanaan dengan menentukan skala prioritas karena pada dasarnya ketersediaan anggaran yang dialokasikan untuk perawatan sarana prasarana juga masih terbatas. Pemeliharaan yang diterapkan pada SMA swasta di Kabupaten Temanggung harus cukup unik strateginya untuk dapat menghemat anggaran. Sekolah memperbaiki meja dan barang mebeler lain yang rusak dengan sistem kanibal jadi dari barang-barang yang rusak tersebut akan diambil komponenkomponen yang masih bisa digunakan untuk kemudian dirangkai menjadi meja yang utuh. 4. Penggunaan Pemanfaatan sarana dan prasarana yang ada harus dapat dilakukan secaran afektif dan efisien. Penggunaan sarana dan prasarana pada SMA Swasta di 59

15 Kabupaten Temanggung disesuaikan dengan kebutuhan para guru. Penggunaan laboratorium selama ini melalui mekanisme rapat koordinasi pada awal tahun ajaran baru untuk menentukan jadwal pemakaian ruang. Ada juga yang hanya melalui ijin pemakaian ruang secara lisan saja dalam artian tidak ada jadwal khusus untuk pemakaiannya. Guru juga ikut bertanggung jawab dalam setia penggunaan sarana dan prasarana yang ada. Prosedur penggunaan sarana dan prasarana yang ada menjadi tanggung jawab kepala ruang. Setiap peraturan penggunaan dibuat sendiri oleh penanggung jawab ruang. 5. Penghapusan Penghapusan sarana prasarana tidak serta merta dapat langsung dihapuskan begitu saja. Hal ini terkait dengan upaya pemeliharaan serta pemanfaatan sarana prasarana yang sudah ada semaksimal mungkin. Sekolah selama ini melakukan analisa terlebih dahulu dengan cara mengecek dan memetakan kondisi sarana dan prasarana menjadi dua kategori yaitu sarana prasarana yang dapat diperbaiki dan sarana prasarana yang sudah tidak dapat diperbaiki. Sarana prasarana yang masih dapat diperbaiki akan diprogramkan untuk pelaksanaan perbaikan sedangkan untuk sarana dan prasarana yang sudah tidak dapat diperbaiiki akan dihapuskan dengan cara dijual atau dimusnahkan. Mekanisme penghapusan ini selain dengan pengecekan terlebih dahulu juga harus menyertakan berita acara penghapusan. Berita acara penghapusan akan menjelaskan pertimbangan-pertimbangan penghapusan sehingga pada akhirnya dapat dipetanggung jawabkan legalitasnya. Pengelolaan terhadap sarana dan 60

16 prasarana yang sudah tidak terpakai selama ini masih belum secara keseluruhan ditangani dengan baik, sehingga penataannya masih belum rapi. 4.2 Pembahasan Sarana dan Prasarana pada SMA Swasta di Kabupaten Temanggung Ketersediaan sarana dan prasarana pada SMA swasta di Kabupaten Temanggung pada umumnya masih belum sesuai dengan standar minimum yang ada di lampiran Permendiknas No. 24 tahun Ketersediaan laboratorium misalnya, di SMA Islam Kandangan jumlah laboratorium IPA hanya ada satu sehingga untuk pemakaiannya untuk mata pelajaran Fisikan, Kimia, dan Biologi secara bergantian. Hal ini dapat menggangu proses pembelajaran ketikan akan mengadakan praktikum karena harus bergantian dengan mata pelajaran lain. Guru pada akhirnya melaksanakan praktikum diruang kelas. Kelengkapan perlengkapan penunjang di laboratorium juga masih belum memadai. Jumlah komputer juga selama ini masih belum memadai. Idealnya setiap murid memakai satu komputer tetapi pada kenyataannya satu komputer digunakan untuk dua murid. Ketersediaan kebersihan juga menjadi cacatan, jumlah kamar mandi memang sudah dipisahkan antara kamar mandi murid dan kamar mandi guru, akan tetapi kondisinya tidak sehat. Kamar mandi kurang bersih dan bau sehingga menjadikan tidak nyaman ketika menggunakan. Kebanyakan sekolah swasta merasa terbebani untuk dapat memenuhi standar minimum sesuai dengan yang ada pada Permendiknas No.24 tahun Padahal sekolah swasta dituntut untuk dapat setara kualitasnya dengan sekolah 61

17 negeri. Ketersediaan dana yang hanya mengandalkan dari wali murid dirasa kurang jika harus dapat memenuhi standar minimum sarana dan prasarana. Maka sekolah hanya semampunya saja dalam mengusahakan ketersediaan sarana dan prasarana sekolah. Jumlah peserta didik yang sedikit juga menjadi kendala sekolah swasta di Kabupaten Temanggung untuk selalu mengandalkan dana dari wali murid. Ketersediaan sarana dan prasarana pada SMA Swasta di Kabupaten Temanggung pada dasarnya ada keterkaitan yang saling berkesinambungan antara kemampuan sekolah untuk menyediakan fasilitas pendidikan dengan jumlah siswa yang diterima dalam penerimaan siswa baru. Sekolah swasta yang sumber dananya mayoritas dari wali murid akan bergantung pada kemampuan orang tua sehingga dalam hal ini jumlah siswa vukup memberi dampak yang signifikan. Sekolah akan menyesuaikan jumlah siswa untuk setiap pengadaan sarana dan prasarana terkait dengan anggaranya akan tetapi untuk dapat menarik minat calon peserta didik tentunya sekolah juga harus dapat menunjukkan terkait kelengkapan sarana prasarana yang ada. Maka hal ini menjadi dilema sehingga keduanya mempunyai keterkaitan yang saling berkesinambungan. Ketersedian sarana dan prasarana yang ada pada SMA Swasta di Kabupaten Temanggung pada dasarnya tidak berdampak buruk bagi lulusannya. SMA PGRI 1 Temanggung dan SMA Islam Kandangan selama tiga tahun terakhir ini tingkat kelulusannya dapat mencapai 100%. Hal ini mengindikasikan bahwa ketersediaan sarana dan prasarana yang ada selama ini walaupun masih belum 62

18 sesuai dengan standar minimum tidak berdampak buruk bagi kuantitas lulusan Sekolah Pengelolaan Sarana dan Prasarana pada SMA Swasta di Kabupaten Temanggung 1. Perencanaan Pengelolaan sarana prasarana seperti halnya fungsi manajemen akan terkandung unsur perencanaan dalam pengelolaan. Perencanaan pengadaan sarana dan prasarana merupakan langkah awal yang harus disusun oleh sekolah dalam mengupayakan penambahan sarana dan prasarana. Perencanaan berasal dari kata rencana yang memiliki arti rancangan atau kerangka dari sesuatu yang akan dilakukan pada masa depan. Perencanaan sarana dan prasarana pendidikan merupakan proses perancangan upaya pembelian, penyewaan, peminjaman, penukaran, daur ulang, rekondisi/rehabilitasi, distribusi atau pembuatan peralatan dan perlengkapan yang sesuai dengan kebutuhan sekolah. 2 Program perencanaan yang selama ini dilaksanakan pada SMA swasta di Kabupaten Temanggung terdiri dari dua hal penting yaitu penyusuan daftar kebutuhan dan penentuan skala prioritas. Sebagai sekolah swasta tentunya setiap perencanaan pengadaan sarana prasarana harus secara tepat dan benar-benar sesuai dengan kebutuhan sekolah. Hal ini dikarenakan sekolah swasta yang terbatas sumber dananya harus dapat melakukan pengelolaan mulai dari 2 Banawi dan Arifin, hal 49 63

19 perencanaan secara tepat sehingga dapat mengurangi kesalahan-kesalahan dalam pengadaan sarana dan prasarana sekolah. Penyusunan daftar kebutuhan dilakukan SMA PGRI 1 Temangung dengan melibatkan para guru mata pelajaran dan juga setiap penanggung jawab atau kepala ruang. Daftar kebutuhan tersebut berupa proposal sederhana yang berisi tentang kebutuhan sarana maupun prasarana untuk menunjang pembelajaran. Penyusunan yang dilaksanakan di SMA Islam Kandangan sama, akan tetapi daftar kebutuhan disusun oleh wakasek bagian sarana dan prasarana dengan memberi pertanyaan secara lisan pada setiap guru dan kepala ruang serta tata usaha terkait dengan kebutuhan sarana dan prasarana. Hal ini menunjukkan bahwa sekolah ingin menerapkan mekanisme perencanaan yang terbaik, artinya sekolah benarbenar menjaring aspirasi terkait dengan kebutuhan akan sarana dan prasarana dari para guru dan kepala ruang yang notabene adalah pihak yang membutuhkan langsung guna menunjang pembelajaran. Penyusunan daftar kebutuhan biasanya dilaksanakan pada akhir tahun ajaran sehingga nantinya akan diserahkan pada wakasek bagian sarana dan prasarana. Wakasek bagian sarana dan prasarana tentunya tidak langsung dapat merealisasikan setiap permintaah yang ada, akan tetapi menampungnya terlebih dahulu untuk dikoordinasikan pada kepala sekolah dan komite sekolah. Koordinasi yang dilakukan di SMA swasta di Kabupaten Temanggung dilakukan untuk dapat menentukan skala prioritas yang tepat dan benar-benar paling mendesak. Penentuan skala prioritas tersebut juga nantinya akan membantu sekolah dalam merancang program jangka pendek, menengah, maupun panjang. 64

20 Skala prioritas ditentukan dengan mempertimbangakan anggaran yang ada serta tingkat kepentingannya. SMA swasta di Kabupaten Temanggung selama ini untuk pengadaan sarana dan prasarana kebanyakan menggunakan dana dari wali murid, meskipun terkadang juga ada dana bantuan dari pemerintah. Ketersediaan dana yang terbatas itu membuat SMA swasta di Kabupaten Temanggung harus benar-benar serius dalam menentukan skala prioritas. Skala prioritas ini ditentukan melalui koordinasi dengan semua pihak yang berkepentingan melalui rapat koordinasi. Sekolah swasta tampaknya mengalami permasalahan keterbatasan dana dalam melakukan pengelolaan sarana dan prasarana. Program perencanaan pengadaan sarana dan prasarana pada SMA swasta di Kabupaten Temanggung tampaknya serupa dengan pendapat dari Banawi dan Arifin yang mengatakan bahwa dalam proses perencanaan hendaknya melewati tahap-tahap meliputi penyusunan daftar kebutuhan, estimasi biaya, skala prioritas, dan rencana pengadaan 3. Program perencanaan pengadaan sarana dan prasarana pada SMA swasta di Kabupaten Temanggung tentunya bukan sematamata hanya tanggung jawab dari wakasek sarana dan prasarana saja, melainkan melibatkan seluruh elemen sekolah yaitu para guru, kepala ruang, tata usaha, kepala sekolah, dan tentunya komite sekolah. Upaya melibatkan seluruh elemen sekolah ini akan dapat meningkatkan kepedulian warga sekolah dan pada akhirnya akan dapat menghasilkan suatu perencanaan pengadaan sarana dan prasarana yang tepat. 3 Banawi dan Arifin, op.cit hal 54 65

21 2. Pengadaan Pengadaan merupakan tindak lanjut dari perencanaan yang sudah disusun. Pengadaan sarana dan prasarana pada SMA swasta di Kabupaten Temanggung mengacu pada perencanaan yang sudah dilakukan. Pengadaan sarana dan prasarana selama ini kebanyakan menggunakan sumber dana dari wali murid. Sumber dana juga terkadang berasal dari bantuan pemerintah tetapi tidak rutin. Sebagai sekolah swasta yang berarti mono sumber, SMA swasta di Kabupaten Temanggung menyadari bahwa ketersediaan dana terbatas. Hal ini dikarenakan kondisi ekonomi wali murid kebanyakan menengah kebawah seperti halnya di SMA Islam Kandangan. Dana bantuan dari pemerintah juga tidak dapat dipastikan karena sifatnya tidak rutin dan kebanyakan jika dana dari pemerintah kebanyakan diperuntukan untuk pengadaan dan rehabilitasi ruang. Berdasarkan data yang diperoleh tentang dana bantuan yang berasal dari pemerintah pada tahun 2009, 2010 diperuntukan untuk pembangunan dan rehabilitasi hanya pada tahun 2012 diperuntukan untuk pengadaan komputer. Hal ini mengakibatkan alokasi dana untuk pengadaan sarana prasarana seperti perlengkapan laboratorium dan alokasi biaya pemeliharaan menjadi terbatas karena diambilkan dari anggaran yang berasal dari wali murid setiap tahunnya. Pengadaan sarana dan prasarana tentunya harus dengan menyusun suatu proposal untuk dapat merinci kebutuhan beserta anggaran yang akan digunakan untuk pengadaan sarana dan prasarana. Proposal selain sebagai syarat administrasi, juga merupakan suatu indikator bahwa dalam suatu pengadaan sarana dan prasarana sudah melalui perencanaan yang matang. Proposal yang jelas 66

22 akan membantu pelaksanaan pengadaan sarana dan prasarana. Mekanisme penyusunan proposal pengadaan sarana dan prasarana tentunya juga mengacu pada sumber dana yang digunakan, artinya pengajuannya pun juga berdasarkan sumber dana yang digunakan. Pengadaan sarana dan prasarana juga harus ada pelaporan kepada pihak terkait. Pengadaan sarana prasarana pada SMA swasta di Kabupaten Temanggung mekanisme pelaporannya berbeda-beda sesuai dengan sumber dana dan jenis sarana dan prasarananya. Pengadaan sarana dan prasarana yang menggunakan dana dari bantuan pemerintah tentunya pelaporannya langsung kepada dinas terkait berupa laporan pertanggung jawaban keuangan serta berupa dokumentasi sarana dan prasarana yang baru. Pelaporan untuk yang menggunakan dana dari wali murid biasanya disampaikan secara lisan kepada wali murid pada saat pertemuan dengan wali murid. Pengadaan barang atau perlengkapan pelaporannya berupa dokumentasi atau foto sedangkan untuk bangunan pelaporannya secara berkala yaitu ketika bangunan masih 0 %, 50% artinya setengah jadi, dan 100%. Pelaporan sarana dan prasarana ini dapat berfungsi sebagai acuan dalam melakukan pemantauan secara berkala terkait dengan jumlah dan kondisinya agar dapat selalu siap untuk digunakan. 3. Pengaturan Sekolah pada dasarnya mudah untuk melaksanakan pengadaan suatu sarana prasarana, akan tetapi terkadang aspek pemeliharaannya masih sangat rendah. Hal inilah yang diperoleh peneliti dari hasil wawancara dan observasi di dua SMA swasta di Kabupaten Temanggung. Padahal suatu pengelolaan sarana 67

23 dan prasarana sekolah tidak hanya sampai pada pemenuhan sarana prasarana agar lengkap saja melainkan aspek pemeliharaan juga harus dapat menjadi perhatian yang lebih. SMA swasta di Kabupaten Temanggung dalam inventarisasi sarana prasarana masih belum secara detail dilakukan, artinya dalam hal pemberian kode inventaris juga tidak dilakukan secara menyeluruh. Banawi juga mengatakan bahwa inventarisasi merupakan kegiatan mencatat dan menyususn sarana dan prasarana yang ada secara teratur, tertib, dan lengkap berdasarkan ketentuan yang berlaku. 4 Hal ini mengakibatkan sekolah menjadi kesulitan dalam mendata seluruh sarana dan prasarananya secara berkala. Pendataan hanya dilakukan pada sebagian sarana dan prasarana saja. Sekolah seharusnya menyadari bahwa sekecil apapun tetap harus selalu didata. Pengelolaan sarana dan prasarana harus dapat melibatkan seluruh elemen sekolah telebih dalam pemeliharaan setiap sarana dan prasarana yang ada.. Pemeliharaan sarana prasarana pada SMA swasta melibatkan seluruh warga sekolah termasuk juga komite sekolah. Bentuk koordinasi pengelolaan sarana prasarana yang terjadi adalah wakasek sarana dan prasarana sebagai penanggung jawab tertinggi melibatkan tata usaha, kepala perpustakaan, dan kepala laboratorium untuk mengatur terkait dengan inventarisasi sarana prasarana yang ada, prosedur penggunaan, serta pemeliharaannya. Sekolah juga melibatkan guru dan siswa-siswi untuk pemeiharaan sarana prasarana yang ada akan tetapi sejauh ini kepedulian siswa terhadap inventaris seklah masih kurang, hal ini dapat terlihat pada kondisi meja dan kursi serta dinding yang banyak coretan dari tinta maupun 4 Banawi dan Arifin, ibid hal

24 tipex. Wakasek bagian sarana dan prasarana juga berkoordinasi dengan komite sekolah terlebih dalam hal pemeliharaan sarana dan prasarana yang sudah ada. Pemeliharaan yang dapat dilakukan secara bersinergi akan dapat mengoptimalkan pemanfaatan sarana dan prasarana yang ada. Pengaturan sarana dan prasarana selama ini mencakup tiga hal yaitu yang inventarisasi, penyimpanan, dan pemeliharaan. Inventarisasi sarana prasarana pada SMA swasta di Kabupaten Temanggung masih belum mencakup seluruh sarana prasarana yang ada. Sarana dan prasarana yang sudah diinventaris meliputi barang-barang atau bangunan yang berasal dari bantuan pemerintah saja, artinya untuk selebihnya masih banyak yang belum diinventaris. Inventarisasn biasanya dilakukan ketika barang itu datang untuk nantinya dilaporkan kepada pihak terkait. Sarana dan prasarana yang ada juga tidak semuanya mempunya kode inventaris. Sekolah juga selama ini tidak mempunyai tempat penyimpadan khusus untuk sarana prasarana yang sifatnya mobiler. Ketersediaan gudang masih belum ada, sekolah selama ini menggunakan ruang kelas yang sementara tidak terpakai untuk tempat penyimpanan. Bahkan ada yang diletakkan di pojok-pojok kelas dan ruang guru. Penataan untuk sarana dan prasarana tersebut juga belum rapi. Sarana prasarana tentunnya juge membutuhkan pemeliharaan untuk memaksimalkan pemanfaatannya. Sekolah melibatkan peran komite dalam pemeliharaan dengan secara berkala mengecek kondisi sarana dan prasarana teristimewa untuk kondisi bangunan atau gedung. Sekolah juga melibatkan para guru, dan kepala ruang untuk melakukan pengecekan secara berkala dengan cara memetakan kondisi sarana prasarana yang ada sehingga nantinya dapat ditindaklanjuti. Biasanya 69

25 pengecekan dilakukan pada akhir semester akan tetapi tetapi jika tidak memungkinkan akan dilakukan pada akhir tahun ajaran. SMA swasta di Kabupaten Temanggung dalam melakukan pemeliharaan juga menerapkan perencanaan dengan menentukan skala prioritas karena pada dasarnya ketersediaan anggaran yang dialokasikan untuk perawatan sarana prasarana juga masih terbatas. Pemeliharaan yang diterapkan pada SMA swasta di Kabupaten Temanggung harus cukup unik strateginya untuk dapat menghemat anggaran. Sekolah memperbaiki meja dan barang mebeler lain yang rusak dengan sistem kanibal jadi dari barang-barang yang rusak tersebut akan diambil komponenkomponen yang masih bisa digunakan untuk kemudian dirangkai menjadi meja yang utuh. 4. Penggunaan Sarana prasarana yang ada harus dapat dioptimalkan fungsinya sebaik mungkin. Pengelolaan sarana dan prasarana juga tidak hanya sebatas pengadaan dan pemeliharaan saja, melainkan upaya pemanfaatan sebaik-baiknya. Ada dua prinsip yang harus diperhatikan dalam penggunaan perlengkapan pendidikan yaitu prinsip efektivitas dan prinsip efisiensi. Prinsip efektivitas berarti semua penggunaan perlengkapan pendidikan di sekolah harus ditunjukkan semata-mata dalam rangka memperlancar tujuan pendidikan sekolahbaik secara langsung maupun tidak langsung. Sedangkan prinsip efisiensi berarti penggunaan semua perlengkapan pendidikan di sekolah secara hemat dan dengan hati-hati 5 5 Daryanto dan M.Farid, op cit hal

26 Pengguanaan sarana dan prasarana di SMA swasta di Kabupaten Temanggung pada dasarnya ada prosedurnya. Prosedur penggunaanya memang masih standard saja dalam artian hanya sebatas tata tertib penggunaan saja. Hal ini untuk menjaga kondisi sarana prasarana yang ada agar tetap baik dan selau siap untuk digunakan. Penggunaan laboratorium selama ini melalui mekanisme rapat koordinasi pada awal tahun ajaran baru untuk menentukan jadwal pemakaian ruang. Ada juga yang hanya melalui ijin pemakaian ruang secara lisan saja dalam artian tidak ada jadwal khusus untuk pemakaiannya. Prosedur penggunaan sarana dan prasarana yang ada menjadi tanggung jawab kepala ruang. Setiap peraturan penggunaan dibuat sendiri oleh penanggung jawab ruang. Penerapan sanksi untuk siswa terkait dengan penggunaan sarana dan prasarana juga masih belum membuat siswa jera. Sanksi hanya berupa teguran saja. Hal ini mengakibatkan kurangnya rasa kepemilikan pada setiap sarana prasarana yang ada. 5. Penghapusan Penghapusan sarana prasarana tidak serta merta dapat langsung dihapuskan begitu saja. Hal ini terkait dengan upaya pemeliharaan serta pemanfaatan sarana prasarana yang sudah ada semaksimal mungkin. Barang-barang dapat dihapuskan dari inventaris harus memenuhi salah satu atau lebih syarat-syarat dibawah ini: 1. Dalam keadaan rusak berat yang sudah dipastikan tidak bisa diperbaiki lagi 2. Perbaikan akan menelan miaya yang sangat besar sehingga merupakan pemborosan uang negara 3. Secara teknis dan ekonomis kegunaan tidak seimbang dengan biaya pemeliharaan 4. Penyusutan diluar kekuasan pengurus barang 5. Tidk sesuai lagi dengan kebutuhan masa kini 71

27 6. Barang-barang yang jika disimpan lebih lama akan rusak dan tidak dapat dipakai lagi 7. Ada penurunan efektivitas kerja 8. Dicukur, dibakar, diselewengkan, musnah akibat bencana alam, dan lain sebagainya 6 Sekolah melakukan analisa terlebih dahulu dengan cara mengecek dan memetakan kondisi sarana dan prasarana menjadi dua kategori yaitu sarana prasarana yang dapat diperbaiki dan sarana prasarana yang sudah tidak dapat diperbaiki. Sarana prasarana yang masih dapat diperbaiki akan diprogramkan untuk pelaksanaan perbaikan sedangkan untuk sarana dan prasarana yang sudah tidak dapat diperbaiiki akan dihapuskan dengan cara dijual atau dimusnahkan. Mekanisme penghapusan ini selain dengan pengecekan terlebih dahulu juga harus menyertakan berita acara penghapusan. Berita acara penghapusan akan menjelaskan pertimbangan-pertimbangan penghapusan sehingga pada akhirnya dapat dipetanggung jawabkan legalitasnya. Pengelolaan terhadap sarana dan prasarana yang sudah tidak terpakai selama ini masih belum secara keseluruhan ditangani dengan baik, sehingga penataannya masih belum rapi. 6 Suharsimi Arikunto dan Lia Yuliana, ibid. Hlm

Lampiran I PEDOMAN WAWANCARA

Lampiran I PEDOMAN WAWANCARA LAMPIRAN 76 Lampiran I PEDOMAN WAWANCARA A. KETERSEDIAAN 1. Apakah ketersediaan sarana prasarana di SMA ini sudah dirasa cukup? 2. Apakah sarana prasarana yang tersedia sudah sesuai dengan standar minimum?

Lebih terperinci

BAB IV MANAJENEN SARANA DAN PRASARANA UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS PELAYANAN PENDIDIKAN DI SMP NEGERI 2 PENAWANGAN GROBOGAN

BAB IV MANAJENEN SARANA DAN PRASARANA UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS PELAYANAN PENDIDIKAN DI SMP NEGERI 2 PENAWANGAN GROBOGAN BAB IV MANAJENEN SARANA DAN PRASARANA UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS PELAYANAN PENDIDIKAN DI SMP NEGERI 2 PENAWANGAN GROBOGAN A. Deskripsi Data Berdasarkan hasil observasi yang peneliti lakukan pada hari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pengembangan potensi diri. Hal ini mengindikasikan bahwa pendidikan dapat. atau memproduksi sumber daya manusia yang berkualitas.

BAB I PENDAHULUAN. pengembangan potensi diri. Hal ini mengindikasikan bahwa pendidikan dapat. atau memproduksi sumber daya manusia yang berkualitas. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan pada dasarnya merupakan salah satu upaya mewujudkan sumber daya manusia yang berkualitas. UU Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang A. Latar belakang BAB I PENDAHULUAN Sarana dan prasarana merupakan hal yang sangat vital dan hal yang sangat penting dalam menunjang kelancaran atau kemudahan dalam proses pembelajaran, dalam kaitannya

Lebih terperinci

Disusun Oleh : LIA YULIANA, M.Pd LIA YULIANA FIP UNY 1

Disusun Oleh : LIA YULIANA, M.Pd LIA YULIANA FIP UNY 1 Manajemen Sarana Pendidikan Disusun Oleh : LIA YULIANA, M.Pd LIA YULIANA FIP UNY 1 PENGERTIAN MANAJEMEN SARANA PENDIDIKAN Manajemen Sarana (manajemen materiil) : segenap proses penataan yang bersangkutan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. ANALISIS SITUASI

BAB I PENDAHULUAN A. ANALISIS SITUASI BAB I PENDAHULUAN Pendidikan merupakan dasar terpenting dalam system nasional yang menentukan kemajuan bangsa. Dalam hal ini Pendidikan nasional sangat berperan penting untuk mengembangkan kemampuan dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Analisis Situasi

BAB I PENDAHULUAN A. Analisis Situasi BAB I PENDAHULUAN Dalam rangka upaya peningkatan kualitas penyelenggaraan pembelajaran maka Universitas Negeri Yogyakarta melaksanakan mata kuliah lapangan yakni Praktik Pengalaman Lapangan ( PPL ). Sasaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang berkualitas dan mampu bersaing, di samping memiliki budi pekerti

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang berkualitas dan mampu bersaing, di samping memiliki budi pekerti BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan merupakan salah satu aspek terpenting dalam pembangunan bangsa. Sebagaimana dinyatakan para ahli, bahwa keberhasilan pembangunan negara-negara berkembang

Lebih terperinci

MANAJEMEN SARANA PRASARANA PENDIDIKAN

MANAJEMEN SARANA PRASARANA PENDIDIKAN MANAJEMEN SARANA PRASARANA PENDIDIKAN Afid Burhanuddin, M.Pd. Kompetensi dasar Memahami sarana prasarana pendidikan Indikator Menjabarkan pengertian dan ruang lingkup Memahami pengadaan sarpras Mengetahui

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Dalam bab ini akan diuraikan tentang hasil penelitian dan pembahasannya. Hasil penelitian dan pembahasan merupakan jawaban atas tujuan yang telah disebutkan dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN ANALISIS SITUASI

BAB I PENDAHULUAN ANALISIS SITUASI BAB I PENDAHULUAN Universitas Negeri Yogyakarta sebagai salah satu perguruan tinggi di Indonesia yang dikhususkan bagi mereka pemuda indonesia yang ingin mengabdikan dirinya sebagai guru dan bagi mereka

Lebih terperinci

BAB III KAJIAN OBJEK PENELITIAN

BAB III KAJIAN OBJEK PENELITIAN BAB III KAJIAN OBJEK PENELITIAN A. Sejarah dan Perkembangan SMP 28 Semarang SMP 28 Semarang berdiri tahun 1985 dengan lokasi sekolah berada di ujung barat wilayah Kota Semarang, tepatnya di kelurahan Mangkangkulon

Lebih terperinci

2015 ANALISIS MANAJEMEN SARANA DAN PRASARANA

2015 ANALISIS MANAJEMEN SARANA DAN PRASARANA BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan mempunyai peranan penting untuk menjamin perkembangan dan kelangsungan hidup suatu bangsa, karena pendidikan merupakan alat yang efektif untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Trisno Yuwono dan Pius Abdullah, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia Praktis, (Surabaya: Arkola, 1994), hlm

BAB I PENDAHULUAN. Trisno Yuwono dan Pius Abdullah, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia Praktis, (Surabaya: Arkola, 1994), hlm BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sekolah merupakan tempat bagi anak-anak untuk mengenyam pendidikan, dari mulai tingkat dasar (SD/MI), menengah pertama (SMP/MTs), sampai menengah atas (SMA/MA/SMK/MAK).

Lebih terperinci

Heri Wanto G

Heri Wanto G MANAJEMEN SARANA DAN PRASARANA PENDIDIKAN DALAM MENINGKATKAN MUTU PENDIDIKAN DI SMK MUHAMMADIYAH 4 WONOGIRI TAHUN PELAJARAN 2011 / 2012 Karya Ilmiah Ini Disusun untuk Memenuhi Syarat-Syarat Mendapatkan

Lebih terperinci

PROGRAM KERJA KEPALA SEKOLAH

PROGRAM KERJA KEPALA SEKOLAH PROGRAM KERJA KEPALA SEKOLAH SMA NEGERI 1 NGRAYUN T.P. 2013/2014 Kepala Sekolah berfungsi dan bertugas sebagai Edukator, Manajer, Administrator, Supervisor, Lider, Inovator, Motivator (EMASLIM). 1. Kepala

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Analisis Situasi Kondisi Fisik

BAB I PENDAHULUAN A. Analisis Situasi Kondisi Fisik BAB I PENDAHULUAN Mahasiswa adalah calon guru, maka sudah selayaknya mahasiswa memiliki seperangkat pengetahuan, keterampilan, dan perilaku yang memadai dalam melaksanakan tugas keprofesionalan. Berangkat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Analisis Situasi

BAB I PENDAHULUAN A. Analisis Situasi BAB I PENDAHULUAN Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) memiliki bobot 3 SKS dan merupakan salah satu mata kuliah yang wajib ditempuh oleh seluruh mahasiswa UNY yang mengambil jurusan kependidikan. Program

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. khususnya untuk anggaran pendidikan SMA di Kota Metro sejak tahun

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. khususnya untuk anggaran pendidikan SMA di Kota Metro sejak tahun IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Dalam bab I telah dijelaskan bahwa pengeluaran pemerintah sektor pendidikan khususnya untuk anggaran pendidikan SMA di Kota Metro sejak tahun 2006/2007-2008/2009 perkembangannya

Lebih terperinci

dipraktikkan di sekolah atau lembaga pendidikan dengan program studi mahasiswa. Pada program PPL tahun 2015 ini, penulis mendapatkan lokasi

dipraktikkan di sekolah atau lembaga pendidikan dengan program studi mahasiswa. Pada program PPL tahun 2015 ini, penulis mendapatkan lokasi BAB I PENDAHULUAN Kegiatan PPL dilaksanakan dalam rangka mengimplementasikan salah satu Tri Dharma Perguruan Tinggi yaitu pengabdian masyarakat sehingga kegiatan PPL ini harus senantiasa direncanakan sebaik

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. pada bulan Mei tahun 2013 sampai bulan Juli tahun 2013.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. pada bulan Mei tahun 2013 sampai bulan Juli tahun 2013. 1 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Deskripsi Hasil Penelitian Penelitian tentang pengelolaan sekolah standar nasional di SMP Negeri 8 Kota Gorontalo diawali dengan melakukan

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI SMA NEGERI RAYON 08 JAKARTA BARAT

BAB II DESKRIPSI SMA NEGERI RAYON 08 JAKARTA BARAT 9 BAB II DESKRIPSI SMA NEGERI RAYON 08 JAKARTA BARAT 2.1 Standar Pengelolaan Pendidikan Berdasarkan Permendiknas Nomor 19 Tahun 2007 tentang Standar Pengelolaan oleh Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah,

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK STUDI

BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK STUDI BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK STUDI 2.1. Sejarah Umum Sekolah SMP Negeri 7 Medan pada awal mulanya merupakan sekolah dasar cina yang secara historis tidak jelas keberadaan tahun pendiriannya. Pada tahun 1964

Lebih terperinci

BAB VI PENUTUP. tersebut akan disajikan secara rinci sebagai berikut: 1. Peran Komite Sekolah Sebagai Badan Pertimbangan (Advisory Agency)

BAB VI PENUTUP. tersebut akan disajikan secara rinci sebagai berikut: 1. Peran Komite Sekolah Sebagai Badan Pertimbangan (Advisory Agency) BAB VI PENUTUP Bagian ini merupakan bagian terakhir dari bagian isi tesis. Pada bagian ini memuat tiga sub bab, yaitu: kesimpulan, implikasi, dan saran. Ketiga sub bab tersebut akan disajikan secara rinci

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS SISTEM INFORMASI BERJALAN

BAB 3 ANALISIS SISTEM INFORMASI BERJALAN BAB 3 ANALISIS SISTEM INFORMASI BERJALAN 3.1 Tentang Sekolah 3.1.1 Sejarah Sekolah Sekolah Menengah Kejuruan Malaka berdiri sejak Tahun 1985 yang berada di bawah naungan Yayasan Budi Utomo. Sekolah ini

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sukardi, Manajemen Sarana dan Prasarana, dalam diakses pada 20 Juni 2013.

BAB I PENDAHULUAN. Sukardi, Manajemen Sarana dan Prasarana, dalam  diakses pada 20 Juni 2013. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sarana pendidikan adalah salah satu penunjang dalam meningkatkan mutu pendidikan. Terutama dalam pelaksanaan proses pembelajaran di sekolah sangat penting dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. KKN-PPL Penjas UNY - SMA N 3 Klaten

BAB I PENDAHULUAN. KKN-PPL Penjas UNY - SMA N 3 Klaten BAB I PENDAHULUAN Mata Kuliah PPL mempunyai sasaran masyarakat sekolah, baik dalam kegiatan yang terkait dengan pembelajaran maupun kegiatan yang mendukung berlangsungnya pembelajaran. PPL diharapkan dapat

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2014 SMP N 5 SLEMAN Alamat : Karangasem, Pandowoharjo, Sleman BAB I PENDAHULUAN

LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2014 SMP N 5 SLEMAN Alamat : Karangasem, Pandowoharjo, Sleman BAB I PENDAHULUAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA BAB I PENDAHULUAN A. Analisis Situasi SMP Negeri 5 Sleman terletak di Karangasem, Pandowoharjo, Sleman, yang merupakan suatu sekolah menengah pertama di bawah naungan Dinas

Lebih terperinci

BAB II DISKRIPSI PERUSAHAAN

BAB II DISKRIPSI PERUSAHAAN BAB II DISKRIPSI PERUSAHAAN 2.1. Sejarah SMP Bakti Mulya 400 SMP Bakti Mulya 400 berdiri 10 Juli 1985 atau tepat berusia 28 tahun pada bulan Juli Tahun 2014. Dilihat dari usianya yang lebih seperempat

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Uraian Tentang Perusahaan 2.1.1 Sejarah SMA Negeri 1 Pandaan SMA Negeri 1 Pandaan berdiri pada tahun 1974 dengan nama SMPP (Sekolah Menengah Persiapan Pembangunan).

Lebih terperinci

1. Menyiapkan format pembelajaran yang dibutuhkan Guru Mata Pelajaran

1. Menyiapkan format pembelajaran yang dibutuhkan Guru Mata Pelajaran 1. WAKASEK URUSAN KURIKULUM A. PROGRAM UMUM 1. Menyiapkan format pembelajaran yang dibutuhkan Guru Mata Pelajaran 2. Membantu kepala sekolah mengurus kegiatan kurikulum intrakurikuler dan ekstrakurikuler

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Berikut adalah lampiran pertanyaan-pertanyaan yang diajukan kepada sekolah SMA. Santa Patricia berdasarkan metode penelitian wawancara.

LAMPIRAN. Berikut adalah lampiran pertanyaan-pertanyaan yang diajukan kepada sekolah SMA. Santa Patricia berdasarkan metode penelitian wawancara. L1 LAMPIRAN Berikut adalah lampiran pertanyaan-pertanyaan yang diajukan kepada sekolah SMA Santa Patricia berdasarkan metode penelitian wawancara. Wawancara ini diikuti oleh kepala sekolah serta kelompok

Lebih terperinci

DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 64 B. TUJUAN 64 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 65 D. UNSUR YANG TERLIBAT 65 E. REFERENSI 65 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 66

DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 64 B. TUJUAN 64 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 65 D. UNSUR YANG TERLIBAT 65 E. REFERENSI 65 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 66 JUKNIS ANALISIS STANDAR SARANA DAN PRASARANA SMA DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 64 B. TUJUAN 64 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 65 D. UNSUR YANG TERLIBAT 65 E. REFERENSI 65 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 66 G. URAIAN

Lebih terperinci

DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 64 B. TUJUAN 65 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 65 D. UNSUR YANG TERLIBAT 65 E. REFERENSI 65 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 66

DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 64 B. TUJUAN 65 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 65 D. UNSUR YANG TERLIBAT 65 E. REFERENSI 65 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 66 JUKNIS ANALISIS STANDAR SARANA DAN PRASARANA SMA DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 64 B. TUJUAN 65 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 65 D. UNSUR YANG TERLIBAT 65 E. REFERENSI 65 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 66 G. URAIAN

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN TEMUAN PENELITIAN

BAB V PEMBAHASAN TEMUAN PENELITIAN BAB V PEMBAHASAN TEMUAN PENELITIAN PEMBAHASAN PENELITIAN Pengelolaan sarana dan prasarana sangat penting karena dengan adanya pengelolaan sarana dan prasarana lembaga pendidikan akan terpelihara dan jelas

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI Pengertian Sarana dan Prasarana Pendidikan

BAB II LANDASAN TEORI Pengertian Sarana dan Prasarana Pendidikan BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Sarana dan Prasarana Pendidikan 2.1.1 Pengertian Sarana dan Prasarana Pendidikan Sarana dan prasarana mempunyai arti yang luas. Banyak para ahli yang menjelaskan tentang definisi

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM SEKOLAH. saat itu SMA Negeri 14 Surabaya belum mempunyai gedung sendiri dan

BAB II GAMBARAN UMUM SEKOLAH. saat itu SMA Negeri 14 Surabaya belum mempunyai gedung sendiri dan BAB II GAMBARAN UMUM SEKOLAH 2.1 Sejarah Umum SMA Negeri 14 Surabaya SMA Negeri 14 Surabaya berdiri pada tanggal 8 Oktober 1981. Pada saat itu SMA Negeri 14 Surabaya belum mempunyai gedung sendiri dan

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. SHAFTA adalah kepanjangan dari Shidiq, Amanah, Fathonah dan Tabligh

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. SHAFTA adalah kepanjangan dari Shidiq, Amanah, Fathonah dan Tabligh BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Profil SMA SHAFTA Surabaya SHAFTA adalah kepanjangan dari Shidiq, Amanah, Fathonah dan Tabligh yang diambil dari empat sifat Rosul yang artinya: SHIDIQ : Membentuk

Lebih terperinci

1. Profil SMP Muhammadiyah 2 Depok. SMP Muhammadiyah 2 Depok terletak di Jalan Swadaya IV, Karangasem, Condong Catur, Depok, Sleman.

1. Profil SMP Muhammadiyah 2 Depok. SMP Muhammadiyah 2 Depok terletak di Jalan Swadaya IV, Karangasem, Condong Catur, Depok, Sleman. BAB I PENDAHULUAN Mahasiswa adalah calon guru, maka sudah selayaknya mahasiswa memiliki seperangkat pengetahuan, keterampilan, dan perilaku yang memadai dalam melaksanakan tugas keprofesionalan. Berangkat

Lebih terperinci

DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 50 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 50 D. UNSUR YANG TERLIBAT 51 E. REFERENSI 51 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 51

DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 50 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 50 D. UNSUR YANG TERLIBAT 51 E. REFERENSI 51 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 51 JUKNIS ANALISIS STANDAR PENGELOLAAN SMA DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 50 B. TUJUAN 50 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 50 D. UNSUR YANG TERLIBAT 51 E. REFERENSI 51 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 51 G. URAIAN PROSEDUR

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bandang Wasior di Irian, Tsunami di Mentawai, Sumatera Barat hingga

BAB I PENDAHULUAN. bandang Wasior di Irian, Tsunami di Mentawai, Sumatera Barat hingga BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bencana alam 2010 mengguncang Indonesia, mulai dari banjir bandang Wasior di Irian, Tsunami di Mentawai, Sumatera Barat hingga Letusan Gunung Merapi di Yogyakarta.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang teratur dan berkelanjutan yang diperlukan untuk menunjang proses

BAB I PENDAHULUAN. yang teratur dan berkelanjutan yang diperlukan untuk menunjang proses BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No.19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan BAB VII Pasal 42 ayat 2 dinyatakan bahwa dalam setiap satuan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pojok Harjobinangun Pakem dengan batas wilayah sebagai berikut,

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pojok Harjobinangun Pakem dengan batas wilayah sebagai berikut, BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Lokasi Penelitian 1. Sejarah SMP Negeri 3 Pakem SMP Negeri 3 Pakem merupakan sekolah yang terletak di dusun Pojok Harjobinangun Pakem dengan batas wilayah

Lebih terperinci

Irnin Agustina D.A.,M.Pd Universitas Indraprasta PGRI irnien.wordpress.com

Irnin Agustina D.A.,M.Pd Universitas Indraprasta PGRI irnien.wordpress.com Irnin Agustina D.A.,M.Pd Universitas Indraprasta PGRI am_nien@yahoo.co.id irnien.wordpress.com fungsi utama laboratorium fisika sekolah adalah sebagai salah satu sumber belajar fisika di sekolah atau sebagai

Lebih terperinci

DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 50 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 51 D. UNSUR YANG TERLIBAT 51 E. REFERENSI 51 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 51

DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 50 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 51 D. UNSUR YANG TERLIBAT 51 E. REFERENSI 51 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 51 JUKNIS ANALISIS STANDAR PENGELOLAAN SMA DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 50 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 51 D. UNSUR YANG TERLIBAT 51 E. REFERENSI 51 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 51 G. URAIAN PROSEDUR 53 LAMPIRAN

Lebih terperinci

ORGANISASI SISWA INTRA SEKOLAH (OSIS) SMP NEGERI 1 JATIROTO Alamat : Jln. Jatiroto Jatisrono, Wonogiri Tlp. (0273) blog : -

ORGANISASI SISWA INTRA SEKOLAH (OSIS) SMP NEGERI 1 JATIROTO Alamat : Jln. Jatiroto Jatisrono, Wonogiri Tlp. (0273) blog : - KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT karena berkat Rahmat, nikmat, dan karunia- Nya lah kami dapat menyelesaikan Proposal Program kerja ini sesuai dengan waktu yang ditentukan. Proposal

Lebih terperinci

DISPARITAS PRASARANA SMA ANTAR PROVINSI DI INDONESIA. Pusat Data dan Statistik Pendidikan Setjen, Kemdikbud 2014

DISPARITAS PRASARANA SMA ANTAR PROVINSI DI INDONESIA. Pusat Data dan Statistik Pendidikan Setjen, Kemdikbud 2014 DISPARITAS PRASARANA SMA ANTAR PROVINSI DI INDONESIA Setjen, Kemdikbud LATAR BELAKANG Tujuan pendidikan nasional adalah Mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM Letak, luas dan batas wilayah Kabupaten Temangung

BAB II GAMBARAN UMUM Letak, luas dan batas wilayah Kabupaten Temangung 1 BAB II GAMBARAN UMUM 2.1 Gambaran umum Kabupaten Temangung 2.1.1 Letak, luas dan batas wilayah Kabupaten Temangung Kabupaten Temanggung terletak di tengah-tengah Propinsi Jawa Tengah dengan bentangan

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM ORGANISASI. kelas dan ruang serbaguna yang memiliki luas 324 m 2.

BAB II GAMBARAN UMUM ORGANISASI. kelas dan ruang serbaguna yang memiliki luas 324 m 2. BAB II GAMBARAN UMUM ORGANISASI 2.1 Sejarah SMA 17 Agustus 1945 SMA 17 Agustus 1945 didirikan pada tahun 1984 oleh Yayasan Perguruan 17 Agustus 1945 dengan Ketua Yayasan I.B. Alit, S.H. yang beralamat

Lebih terperinci

1) Identitas Sekolah

1) Identitas Sekolah BAB I PENDAHULUAN A. ANALISIS SITUASI Kegiatan PPL dilaksanakan dalam rangka mengimplementasikan salah satu Tri Dharma Perguruan Tinggi yaitu pengabdian masyarakat sehingga kegiatan PPL ini harus senantiasa

Lebih terperinci

1. Sekolah/Madrasah melaksanakan kurikulum berdasarkan muatan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). A.

1. Sekolah/Madrasah melaksanakan kurikulum berdasarkan muatan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). A. I. STANDAR ISI 1. Sekolah/Madrasah melaksanakan kurikulum berdasarkan muatan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Melaksanakan kurikulum berdasarkan 8 muatan KTSP Melaksanakan kurikulum berdasarkan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN. Sebagai tolak ukur pelaksanaan akuntabilitas manajemen di SMK Yaditama Sidomulyo

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN. Sebagai tolak ukur pelaksanaan akuntabilitas manajemen di SMK Yaditama Sidomulyo 179 BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Sebagai tolak ukur pelaksanaan akuntabilitas manajemen di SMK Yaditama Sidomulyo maka pembahasannya dilakukan terhadap 6 (enam) fokus penelitian

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS PERUSAHAAN

BAB 3 ANALISIS PERUSAHAAN BAB 3 ANALISIS PERUSAHAAN 3.1 Data Perusahaan Westin School adalah sekolah yang mengajarkan siswa dari Kelompok Bermain sampai Sekolah Menengah Atas pelajaran dengan kurikulum pemerintah dan Singapura.Sekolah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu cakupan IPA adalah pelajaran biologi yang membahas tentang mahluk hidup dan lingkungan serta diajarkan untuk menambah informasi, mengembangkan cara

Lebih terperinci

Ditulis oleh Administrator Jumat, 24 Desember :41 - Terakhir Diperbaharui Rabu, 30 Januari :58

Ditulis oleh Administrator Jumat, 24 Desember :41 - Terakhir Diperbaharui Rabu, 30 Januari :58 PROGRAM KERJA HUMAS SMP NEGERI 5 AMLAPURA 1. PENDAHULUAN DAN LATAR BELAKANG Bertolak dari penyelenggaraan sistem pemerintahan yang berupa desentralistik, maka hal ini berdampak pula terhadap reorintasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pada era reformasi, pengelolaan anggaran pendapatan dan belanja

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pada era reformasi, pengelolaan anggaran pendapatan dan belanja BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era reformasi, pengelolaan anggaran pendapatan dan belanja menjadi perhatian utama bagi para pengambil keputusan di pemerintahan. Perubahan perubahan penting dan

Lebih terperinci

LAMPIRAN- LAMPIRAN PENGANTAR

LAMPIRAN- LAMPIRAN PENGANTAR LAMPIRAN- LAMPIRAN LAMPIRAN 1 : INSTRUMEN UJI COBA PENGANTAR Daftar pernyataan dan/atau pertanyaan ini merupakan instrumen penelitian untuk memperoleh data mengenai : Kontribusi Kemampuan Manajerial Kepala

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM INSTANSI

BAB II GAMBARAN UMUM INSTANSI BAB II GAMBARAN UMUM INSTANSI 2.1 SEJARAH SMA MUHAMMADIYAH 1 TAMAN SIDOARJO Berawal dari Banyaknya lulusan Sekolah Menengah Pertama (SMP) khususnya putra-putri warga Muhammadiyah Sepanjang yang ingin melanjutkan

Lebih terperinci

BAB 3 GAMBARAN UMUM RESPONDEN

BAB 3 GAMBARAN UMUM RESPONDEN BAB 3 GAMBARAN UMUM RESPONDEN 3.1 Profil Responden 3.1.1 Sejarah Singkat SMP Negeri 127 Jakarta terletak di Jl. Raya Kebon Jeruk No. 126 A, Kecamatan Kebon Jeruk, Kota Jakarta Barat, Propinsi DKI Jakarta.

Lebih terperinci

A. Analisis Situasi Sekolah 1. Sejarah SMK Kristen 1 Klaten berdiri pada tanggal 1 Agustus 1965 menempati gedung SD Krsiten III yang dahulu berada di

A. Analisis Situasi Sekolah 1. Sejarah SMK Kristen 1 Klaten berdiri pada tanggal 1 Agustus 1965 menempati gedung SD Krsiten III yang dahulu berada di BAB I PENDAHULUAN Universitas Negeri Yogyakarta merupakan salah satu perguruan tinggi yang menghasilkan tenaga kependidikan terbanyak yang ada di Yogyakarta. Universitas Negeri Yogyakarta sudah banyak

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Bagian pertama ini membahas beberapa hal mengenai latar belakang masalah,

I. PENDAHULUAN. Bagian pertama ini membahas beberapa hal mengenai latar belakang masalah, I. PENDAHULUAN Bagian pertama ini membahas beberapa hal mengenai latar belakang masalah, identifikasi masalah, pembatasan masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian dan ruang lingkup penelitian. Pembahasan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting dalam rangka

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting dalam rangka BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting dalam rangka menghasilkan sumber daya yang mampu menjadi penerus dan pelaksanaan pembangunan di segala bidang.

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. Kecamatan Taman Kabupaten Sidoarjo, Provinsi Jawa Timur. SMA

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. Kecamatan Taman Kabupaten Sidoarjo, Provinsi Jawa Timur. SMA BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Sejarah SMA Muhammadiyah 1 Taman Sekolah Menengah Atas Muhammadiyah 1 Taman adalah Sekolah Menengah Atas Swasta yang bertempat di Jalan Raya Ketegan No 35 Sepanjang

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN. Dunia pendidikan di indonesia sudah berkembang sejak dahulu dan

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN. Dunia pendidikan di indonesia sudah berkembang sejak dahulu dan BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN 3.1 Sejarah Organisasi Dunia pendidikan di indonesia sudah berkembang sejak dahulu dan mengalami banyak sekali perkembangan. Banyak sekolah yang mulai berdiri dan menyatakan

Lebih terperinci

Lampiran KRITERIA EVALUASI. 1. Kriteria Evaluasi Ranah Konteks. Permendiknas no. 19 tahun 2007, tentang Standar Pengelolaan. A. Perencanaan Program

Lampiran KRITERIA EVALUASI. 1. Kriteria Evaluasi Ranah Konteks. Permendiknas no. 19 tahun 2007, tentang Standar Pengelolaan. A. Perencanaan Program Lampiran KRITERIA EVALUASI 1. Kriteria Evaluasi Ranah Konteks Pelaksanaan pendidikan harus berdasarkan pada Standar Nasional Pendidikan (SNP) yang diatur melalui PP no 19 tahun 2005. Terkait dengan guru

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN 3.1 Latar Belakang Organisasi 3.1.1 Sejarah Singkat Organisasi Sekolah Menengah Pertama (SMP) Darma Satria Persada berdiri pada tahun 1981 oleh ketua yayasan bernama

Lebih terperinci

BAB I P E N D A H U L U A N

BAB I P E N D A H U L U A N BAB I P E N D A H U L U A N A. LATAR BELAKANG DAERAH Pelaksanaan penyelenggaraan pemerintahan daerah Tahun 2016, merupakan pelaksanaan tahun ketiga dari masa jabatan pasangan Drs. H. M. BAMBANG SUKARNO

Lebih terperinci

WALIKOTA YOGYAKARTA PEDOMAN PENYUSUNAN TATA TERTIB SEKOLAH

WALIKOTA YOGYAKARTA PEDOMAN PENYUSUNAN TATA TERTIB SEKOLAH WALIKOTA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 41 TAHUN 2010 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN TATA TERTIB SEKOLAH WALIKOTA YOGYAKARTA, Menimbang : a. bahwa dalam rangka menciptakan suasana dan tata

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2015 SMP NEGERI 1 PRAMBANAN KLATEN

LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2015 SMP NEGERI 1 PRAMBANAN KLATEN BAB I PENDAHULUAN A. Analisis Situasi Analisis situasi merupakan kegiatan yang dilakukan oleh mahasiswa PPL untuk memperoleh data mengenai kondisi baik fisik maupun non fisik yang ada di SMP Negeri 1 Prambanan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan dalam

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan dalam BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan dalam Bab IV, maka secara umum berikut ini disajikan kesimpulan-kesimpulan yang

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Data yang digunakan dalam tulisan ini adalah data sekunder (Time Series) dari

III. METODE PENELITIAN. Data yang digunakan dalam tulisan ini adalah data sekunder (Time Series) dari III. METODE PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan dalam tulisan ini adalah data sekunder (Time Series) dari tahun 2006/2007 sampai dengan 2008/2009 yang diperoleh dari berbagai sumber

Lebih terperinci

2. Keadaan Fisik Sekolah

2. Keadaan Fisik Sekolah BAB I PENDAHULUAN Praktik Pengalaman Lapangan (PPL), merupakan suatu bentuk usaha peningkatan efisiensi dan kualitas penyelenggaraan proses pembelajaran yang merupakan bentuk pembelajaran mahasiswa UNY

Lebih terperinci

Pedoman Pengumpulan Data. 1. Wawancara Kepala Sekolah SMP Negeri 7 Kebumen. a. Bagaimana sejarah berdirinya SMP Negeri 7 Kebumen?

Pedoman Pengumpulan Data. 1. Wawancara Kepala Sekolah SMP Negeri 7 Kebumen. a. Bagaimana sejarah berdirinya SMP Negeri 7 Kebumen? Pedoman Pengumpulan Data 1. Wawancara Kepala Sekolah SMP Negeri 7 Kebumen a. Bagaimana sejarah berdirinya SMP Negeri 7 Kebumen? b. Apa visi dan Misi SMP Negeri 7 Kebumen? c. Apa saja sarana dan prasarana

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 49 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR PENGELOLAAN PENDIDIKAN OLEH SATUAN PENDIDIKAN NONFORMAL

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 49 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR PENGELOLAAN PENDIDIKAN OLEH SATUAN PENDIDIKAN NONFORMAL SALINAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 49 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR PENGELOLAAN PENDIDIKAN OLEH SATUAN PENDIDIKAN NONFORMAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Analisis Situasi

BAB I PENDAHULUAN A. Analisis Situasi BAB I PENDAHULUAN Sekolah merupakan salah satu bagian penting dalam proses pendidikan nasional dalam meningkatkan kualitas sember daya manusia. Universitas Negeri Yogyakarta sebagai bagian dari komponen

Lebih terperinci

Oleh : PRIYANTA. PRIYANTA : Q : Magister Manajemen Pendidikan : Manajemen Sistem Pendidikan

Oleh : PRIYANTA. PRIYANTA : Q : Magister Manajemen Pendidikan : Manajemen Sistem Pendidikan Oleh : PRIYANTA NIM Program Studi Konsentrasi PRIYANTA : Q.100.060.362 : Magister Manajemen Pendidikan : Manajemen Sistem Pendidikan PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2008 Lampiran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. demi meningkatkan kualitas proses pembelajaran.

BAB I PENDAHULUAN. demi meningkatkan kualitas proses pembelajaran. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sarana dan prasarana pendidikan merupakan instrumen penting dalam pendidikan dan menjadi satu dari delapan Standar Nasional Pendidikan. Begitu pentingnya sarana

Lebih terperinci

SURAT EDARAN Nomor : 698/C/KU/2010

SURAT EDARAN Nomor : 698/C/KU/2010 KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL DIREKTORAT JENDERAL MANAJEMEN PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH Gedung E Lt 5, Komplek Kemdiknas Jl. Jenderal Sudirman, Senayan Jakarta 10270 Telp: (021) 5725610-5725613, 5725057,

Lebih terperinci

BAB II DISKRIPSI OBJEK PENELITIAN

BAB II DISKRIPSI OBJEK PENELITIAN BAB II DISKRIPSI OBJEK PENELITIAN A. Gambaran Umum Kabupaten Temanggung 1. Kondisi Geografis Provinsi Jawa Tengah mempunyai dua puluh sembilan kabupaten dan enam kotamadya, salah satu kabupaten tersebut

Lebih terperinci

2014, No Mengingat : 1 Undang-Undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 167, Tambahan Le

2014, No Mengingat : 1 Undang-Undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 167, Tambahan Le No.174, 2014 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENHUT. SMK Kehutanan Negeri Pendidikan. Penyelenggaraan. PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR P.11/Menhut-II/2014 TENTANG PENYELENGGARAAN

Lebih terperinci

PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN KEHUTANAN NEGERI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA,

PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN KEHUTANAN NEGERI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : P.11/Menhut-II/2014 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN KEHUTANAN NEGERI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEHUTANAN

Lebih terperinci

pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak, keluarga berencana dan keluarga sejahtera, sosial, tenaga kerja, koperasi

pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak, keluarga berencana dan keluarga sejahtera, sosial, tenaga kerja, koperasi pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak, keluarga berencana dan keluarga sejahtera, sosial, tenaga kerja, koperasi usaha kecil dan menengah, penanaman modal, kebudayaan, pemuda dan olahraga, kesatuan

Lebih terperinci

KEBIJAKAN SARANA PRASARANA UNTUK SEKOLAH SWASTA

KEBIJAKAN SARANA PRASARANA UNTUK SEKOLAH SWASTA KEBIJAKAN SARANA PRASARANA UNTUK SEKOLAH SWASTA Prof. Suyanto, Ph.D Direktur Jenderal Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah Kementerian Pendidikan Nasional 1 Tahapan Pembangunan Pendidikan

Lebih terperinci

BAB III DESKRIPSI MEDITASI ŻIKIR DI SLB. A. Profil SLB Negeri Ungaran Barat

BAB III DESKRIPSI MEDITASI ŻIKIR DI SLB. A. Profil SLB Negeri Ungaran Barat 42 BAB III DESKRIPSI MEDITASI ŻIKIR DI SLB A. Profil SLB Negeri Ungaran Barat SLB Negeri Ungaran (sebagai pengembangan dari SDLB Ungaran Tahun 2007), merupakan SLB yang pertama kali berdiri di Ungaran,

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS TENTANG OPTIMALISASI MANAJEMEN SARANA DAN PRASARANA DALAM MENINGKATKAN MUTU PEMBELAJARAN DI SMP NASIMA SEMARANG

BAB IV ANALISIS TENTANG OPTIMALISASI MANAJEMEN SARANA DAN PRASARANA DALAM MENINGKATKAN MUTU PEMBELAJARAN DI SMP NASIMA SEMARANG BAB IV ANALISIS TENTANG OPTIMALISASI MANAJEMEN SARANA DAN PRASARANA DALAM MENINGKATKAN MUTU PEMBELAJARAN DI SMP NASIMA SEMARANG Dari hasil kajian teoritis maupun data lapangan yang telah penulis jabarkan,

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2015 SMPN 2 WATES Alamat : Jl. KH Wahid Hasyim, Bendungan, Wates, Kulon progo

LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2015 SMPN 2 WATES Alamat : Jl. KH Wahid Hasyim, Bendungan, Wates, Kulon progo BAB I PENDAHULUAN A. Analisis Situasi Analisis dilakukan sebagai upaya untuk memperoleh informasi tentang situasi di SMP Negeri 2 Wates. Hal ini penting dilakukan karena dapat digunakan sebagai acuan untuk

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM INSTITUSI. 2.1 Profil & Sejarah Singkat SMA Kristen Kalam Kudus Surabaya. Tuhan turut campur tangan memberkati program ini.

BAB II GAMBARAN UMUM INSTITUSI. 2.1 Profil & Sejarah Singkat SMA Kristen Kalam Kudus Surabaya. Tuhan turut campur tangan memberkati program ini. BAB II GAMBARAN UMUM INSTITUSI 2.1 Profil & Sejarah Singkat SMA Kristen Kalam Kudus Surabaya Kristus adalah Kepala Jemaat, Tuhan adalah Gembala Yang Agung. Untuk menanggapi Amanat Agung Gerejawi, jemaat

Lebih terperinci

SALINAN LAMPIRAN I PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 12 TAHUN 2009 TANGGAL 4 MARET 2009

SALINAN LAMPIRAN I PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 12 TAHUN 2009 TANGGAL 4 MARET 2009 SALINAN LAMPIRAN I PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 12 TAHUN 2009 TANGGAL 4 MARET 2009 INSTRUMEN AKREDITASI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA/MADRASAH TSANAWIYAH (SMP/MTs) 1. Periksalah kelengkapan Perangkat

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA STRATEGI KEPALA MADRASAH DALAM PENGELOLAAN KEUANGAN. A. Pengelolaan Keuangan di MTs Miftahul Ulum Pangkalan Balai

BAB IV ANALISIS DATA STRATEGI KEPALA MADRASAH DALAM PENGELOLAAN KEUANGAN. A. Pengelolaan Keuangan di MTs Miftahul Ulum Pangkalan Balai 76 BAB IV ANALISIS DATA STRATEGI KEPALA MADRASAH DALAM PENGELOLAAN KEUANGAN A. Pengelolaan Keuangan di MTs Miftahul Ulum Pangkalan Balai Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh peneliti berkenaan dengan

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.469, 2015 KEMENDIKBUD. Dana Alokasi Khusus. Bidang Pendidikan. Penggunaan. Pencabutan PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2015

Lebih terperinci

PARIWISATA METLAND SCHOOL

PARIWISATA METLAND SCHOOL PROGRAM KERJA PERPUSTAKAAN SMK PARIWISATA METLAND SCHOOL Tahun -2018 SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN (SMK) PARIWISATA METLAND SCHOOL Alamat : Perum Metland Transyogi, Jl Taman Metro Raya, Cileungsi, Bogor. Tlp/Fax.

Lebih terperinci

LAPORAN INDIVIDU KEGIATAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN (PPL) II DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN KULON PROGO

LAPORAN INDIVIDU KEGIATAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN (PPL) II DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN KULON PROGO LAPORAN INDIVIDU KEGIATAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN (PPL) II DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN KULON PROGO Jalan Ki Josuto Wates Kulon Progo Optimalisasi Pendataan Sarana dan Prasarana Sekolah Dasar Se-Kabupaten

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan pondasi kemajuan suatu negara, maju tidaknya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan pondasi kemajuan suatu negara, maju tidaknya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan pondasi kemajuan suatu negara, maju tidaknya suatu negara diukur melalui sistem pendidikannya, pendidikan juga tumpuan harapan bagi peningkatan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN ANALISA. dalam pengadaan sumber belajar di MA Al-Fatah Palembang.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN ANALISA. dalam pengadaan sumber belajar di MA Al-Fatah Palembang. 72 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN ANALISA Pada bab ini penulis akan mengemukakan uraian data yang diperoleh dari hasil penelitian lapangan. Adapun data yang dimaksud yaitu data yang berkaitan dengan keadaan

Lebih terperinci

MANAJEMEN PESERTA DIDIK BERBASIS SEKOLAH

MANAJEMEN PESERTA DIDIK BERBASIS SEKOLAH MANAJEMEN PESERTA DIDIK BERBASIS SEKOLAH PENGERTIAN MANAJEMEN PESERTA DIDIK Manajemen Peserta Didik (pupil personnel administration): suatu layanan yang memusatkan perhatian kepada pengaturan, pengawasan,

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO NOMOR : 36 TAHUN : 2017 PERATURAN BUPATI KULON PROGO NOMOR 34 TAHUN 2017 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN KEUANGAN SEKOLAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KULON

Lebih terperinci

PENGARUH KONDISI SOSIAL EKONOMI ORANG TUA DAN PERHATIAN ORANG TUA TERHADAP PRESTASI BELAJAR EKONOMI PADA SISWA KELAS XI IPS SMA NEGERI 1

PENGARUH KONDISI SOSIAL EKONOMI ORANG TUA DAN PERHATIAN ORANG TUA TERHADAP PRESTASI BELAJAR EKONOMI PADA SISWA KELAS XI IPS SMA NEGERI 1 PENGARUH KONDISI SOSIAL EKONOMI ORANG TUA DAN PERHATIAN ORANG TUA TERHADAP PRESTASI BELAJAR EKONOMI PADA SISWA KELAS XI IPS SMA NEGERI 1 PURWANTORO TAHUN AJARAN 2013/2014 NASKAH PUBLIKASI Diajukan Untuk

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. A. Manajeman Sarana dan Prasarana Pendidikan. 1. Pengertian Manajeman Sarana dan Prasarana Pendidikan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. A. Manajeman Sarana dan Prasarana Pendidikan. 1. Pengertian Manajeman Sarana dan Prasarana Pendidikan BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Manajeman Sarana dan Prasarana Pendidikan 1. Pengertian Manajeman Sarana dan Prasarana Pendidikan Manajeman itu merupakan suatu proses yang terdiri atas kegiatankegiatan dalam

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM SMAK ST. AUGUSTINUS NGANJUK

BAB II GAMBARAN UMUM SMAK ST. AUGUSTINUS NGANJUK BAB II GAMBARAN UMUM SMAK ST. AUGUSTINUS NGANJUK 2.1 Sejarah SMAK St. Augustinus Nganjuk Nganjuk, 2 Januari 1975 berdiri secara resmi SMA Katolik dengan nama St. Augustinus sebagai filial SMA Katolik St.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Analisis Situasi

BAB I PENDAHULUAN A. Analisis Situasi BAB I PENDAHULUAN Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) memiliki bobot 3 SKS dan merupakan salah satu mata kuliah yang wajib ditempuh oleh seluruh mahasiswa UNY yang mengambil jurusan kependidikan. Program

Lebih terperinci