HUBUNGAN ANTARA SELF-CONTROL DAN SELF-EFFICACY DENGAN KECENDERUNGAN PERILAKU PROKRASTINASI AKADEMIK MAHASISWA. Oleh: Abdul Muhid ABSTRAK
|
|
- Yenny Susman
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 1 HUBUNGAN ANTARA SELF-CONTROL DAN SELF-EFFICACY DENGAN KECENDERUNGAN PERILAKU PROKRASTINASI AKADEMIK MAHASISWA Oleh: Abdul Muhid ABSTRAK Tujuan penelitian ini adalah ingin mengetahui apakah ada hubungan antara self control, dan self efficacy dengan kecenderungan perilaku prokrastinasi akademik. Dengan pendekatan kuantitatif-korelatif, metode penelitian ini akan diperoleh signifikansi hubungan antar variabel yang diteliti. Penelitian ini membuktikan kembali teori yang menyatakan bahwa faktor-faktor kepribadian seperti self control dan self efficacy sangat berperan untuk menghindari terjadinya perilaku prokrastinasi akademik. Sebab semakin baik self control dan self efficacy seorang mahasiswa maka semakin rendah kemungkinan seorang mahasiswa untuk berperilaku prokrastinasi akademik, sebaliknya semakin rendah self control dan self efficacy seorang mahasiswa maka semakin besar kemungkinan seorang mahasiswa untuk berperilaku prokrastinasi akademik. Kata Kunci: self control, self efficacy, dan prokrastinasi akademik. A. Pendahuluan Menurut Ferrari (1991), prokrastinasi akademik banyak berakibat negatif, dengan melakukan penundaan, banyak waktu yang terbuang sia-sia. Tugas-tugas menjadi terbengkalai, bahkan bila diselesaikan hasilnya menjadi tidak maksimal. Penundaan juga bisa mengakibatkan seseorang kehilangan kesempatan dan peluang yang datang. Beberapa hasil penelitian menunjukkan bahwa prokrastinasi merupakan salah satu masalah yang menimpa sebagian besar anggota masyarakat secara luas, dan pelajar pada lingkungan yang lebih kecil, seperti sebagian pelajar di sana. Sekitar 25 % sampai dengan 75 % dari pelajar melaporkan bahwa prokrastinasi merupakan salah satu masalah dalam lingkup akademis mereka (Ferrari, Keane, Wolf, & Beck, 1998). Berbagai hasil penelitian menemukan aspek-aspek pada diri individu yang mempengaruhi seseorang untuk mempunyai suatu kecenderungan perilaku prokrastinasi, antara lain, rendahnya kontrol diri (self control) (Green, Staf Pengajar Program Studi Psikologi IAIN Sunan Ampel Surabaya
2 2 dalam Tuckman, 1991), self consciuous, rendahnya self esteem, self efficacy, dan kecemasan sosial (Ferrari, Johnson, & McCown, 1995). Setiap individu memiliki suatu mekanisme yang dapat membantu mengatur dan mengarahkan perilaku, yaitu kontrol diri (self control). Menurut Goldfried & Marbaum (dalam Lazarus, 1976), kontrol diri diartikan sebagai kemampuan untuk menyusun, membimbing, mengatur dan mengarahkan bentuk perilaku yang dapat membawa ke arah konsekuensi positif. Sebagai salah satu sifat kepribadian, kontrol diri satu individu dengan individu lain tidaklah sama. Ada individu yang memiliki kontrol diri yang tinggidan ada individu yang memiliki kontrol diri yang rendah. Individu yang memiliki kontrol diri yang tinggi mampu mengubah kejadian dan menjadi agen utama dalam mengarahkan dan mengatur perilaku utama yang emmbawa kepada konsekuensi positif. Sebagai mahasiswa yang tugas utamanya adalah belajar/kuliah, bila mempunyai kontrol diri yang tinggi, mereka akan mampu memandu, mengarahkan dan mengatur perilaku. Mereka mampu menginterpretasikan stimulus yang dihadapi, mempertimbangkan konsekuensinya sehingga mampu memilih tindakan dan melakukannya dengan meminimalkan akibat yang tidak diinginkan. Mereka mampu mengatur stimulus sehingga dapat menyesuaikan perilakunya kepada hal-hal yang lebih menunjang perkuliahannnya. Individu yang kontrol dirinya rendah tidak mampu mengarahkan dan mengatur perilakunya, sehingga diasumsikan, seorang mahasiswa yang dengan kontrol diri yang rendah akan berperilaku, lebih bertindak kepada halhal yang lebih menyenangkan dirinya misalnya melakukan aktivitas sia-sia seperti jalan-jalan ke Mall, nongkrong tanpa batas waktu, begadang semalaman, dan juga aktiviats-aktivitas lain yang tidak bermanfaat dan membuang-buang waktu, bahkan mahasiswa cenderung menunda-nunda tugas yang seharusnyalah ia kerjakan terlebih dahulu. Dengan kontrol diri yang rendah, meraka tidak mampu memandu, mengarahkan dan mengatur perilaku. Mereka tidak mempu menginterpretasikan stimulus yang dihadapi, tidak
3 3 mampu mempertimbangkan konsekuensi yang mungkin dihadapi sehingga tidak mampu memilih tindakan yang tepat. Secara umum orang yang mempunyai kontrol diri yang tinggi akan menggunakan waktu yang sesuai dan mengarah pada perilaku yang lebih utama, yaitu belajar/kuliah, sedangkan orang yang mempunyai kontrol diri rendah tidak mampu mengatur dan mengarahkan perilakunya, sehingga akan lebih mementingkan sesuatu yang lebih menyenangkan, dan diasumsikan banyak menunda-nunda (prokrastinasi). Bandura (1993) menjelaskan bahwa dalam kehidupan sehari-hari orang harus membuat keputusan untuk mencoba berbagai tindakan dan seberapa lama menghadapi kesulitan-kesulitan. Teori belajar sosial (social learning theory) menyatakan bahwa permulaan dan pengaturan transaksi dengan lingkungan, sebagian ditentukan oleh penilaian self efficacy. Orang cenderung menghindari situasi-situasi yang diyakini melampaui keyakinan kemampuannya, tetapi dengan penuh keyakinan mengambil dan melakukan kegiatan yang diperkirakan dapat diatasi. Self efficacy menyebabkan keterlibatan aktif dalam kegiatan, mendorong perkembangan kompetensi. Sebaliknya, self efficacy yang mengarahkan individu untuk menghindari lingkungan dan kegiatan, memperlambat perkembangan potensi dan melindungi persepsi diri yang negatif dari perubahan yang membangun. Bandura (dalam Schunk, 1990) mendefinisikan self efficacy sebagai pertimbangan seseorang terhadap kemampuannya mengorganisasikan dan melaksanakan tindakan-tindakan yang diperlukan untuk mencapai performansi tertentu. Self efficacy juga didefinisikan sebagai suatu pendapat atau keyakinan yang dimiliki oleh seseoarng mengenai kemampuannya dalam menampilkan suatu bentuk perilaku dan hal ini berhubungan dengan situasi yang dihadapi oleh seseorang tersebut dan menempatkanya sebagai elemen kognitif dalam pembelajaran sosial. Efficacy seseorang sangat menentukan seberapa besar usaha yang dikeluarkan dan seberapa individu bertahan dalam menghadapi rintangan dan pengalaman yang menyakitkan. Semakin kuat persepsi self efficacy semakin
4 4 giat dan tekun usaha-usahanya. Ketika menghadapi kesulitan, individu mempunyai keraguan yang besar tentang kemampuannya akan mengurangi usaha-usahanya atau menyerah sama sekali. Sedangkan mereka yang mempunyai perasaan efficacy yang kuat menggunakan usaha yang lebih besar untuk mengatasi tantangan (Bandura, Reese, & Adams, 1982). Dengan kata lain, usaha manusia untuk mencapai sesuatu dan untuk mewujudkan keberadaan diri yang positif, memerlukan perasaan keunggulan pribadi (sense of personal efficacy) yang optimis. Hal ini dikarenakan oleh realitas sosial yang biasanya penuh dengan kesulitan sehingga orang harus memiliki perasaan keunggulan pribadi yang kuat untuk mempertahankan usaha yang teguh dalam menghadapi kesulitan dan rintangan, maka di sinilah peranan keyakinan diri diperhitungkan (Katarina, 1993). Persepsi efficacy yang lemah merupakan hambatan internal menuju kemajuan dan menghalangi kemampuan untuk mengatasi hambatan eksternal secara efektif. Self efficacy yang rendah dapat menghalangi usaha meskipun individu memiliki ketrampilan dan menyebabakna mudah putus asa (Newstrom & Davis, 1989). Bandura (1993) menyatakan bahwa self efficacy menunjuk kepada keyakinan akan kemampuannya untuk menggerakkan motivasi, sumbersumber kognitif dan serangkaian tindakan yang diperlukan untuk menghadapi tuntutan situasi. Sementara itu menurut Kanfer (dalam Mitchell, Hopper, Daniels, Falvy, & James, 1994), self efficacy menunjuk kepada pertimbangan kognitif yang kompleks tentang kemampuannya di masa mendatang yang diperlukan untuk mencapai tujuan. Lebih lanjut Kanfer menjelaskan bahwa efficacy mencerminkan pemahaman individu tentang performansi tersebut dan intensinya untuk alokasi usaha. Meskipun sangat tergantung kepada kemampuan (ability), dan kemampuan (capability), definisi efficacy juga mencerminkan prediksi tentang seberapa keras individu akan berusaha dan integrasi kedua faktor tersebut. Semua definisi self efficacy tersebut menunjuk pada keyakinan individu bahwa dirinya mampu melakukan tugas tertentu atau keyakinan dapat melakukan sesuatu dalam situasi tertentu dengan berhasil. Atau dapat pula
5 5 dikatakan bahwa self efficacy adalah keyakinan individu bahwa mereka dapat mengatasi dan menyelesaikan suatu tugas yang mungkin dapat membuat mereka malu atau gagal atau sukses. Dengan demikian dapat dilihat bahwa self efficacy tidak sama dengan pengharapan akan hasil (outcome expectation), self efficacy ialah pengharapan keunggulan atau penguasaan diri (personal matery expectation). Sedangkan pengharapan hasil adalah pertimbangan tentang kemungkinan konsekuensi yang akan dihasilkan oleh perilaku (Bandura, 1993). Individu mungkin mengetahui kalau tindakanya akan menghasilkan akibat tertentu, namun tidak yakin terhadap kemampuannya melakukan tindakan tersebut (Nelson Jones, dalam Lee, & Bobko, 1994). Dengan demikian mahasiswa yang memiliki self efficacy yang tinggi, ia akan selalu mencoba melakukan berbagai tindakan dan siap menghadapi kesulitan-kesulitan, hal ini diasumsikan bagi mahasiswa yang dalam setiap perkuliahannya dibabankan tugas-tugas yang memerlukan banyak energi dan seringkali menyita perhatian yang cukup serius, dan seringkali mengalami berbagai kesulitan untuk menyelesaikan tugasnya, maka efficacy mahasiswa sangat menentukan seberapa besar usaha yang dikeluarkan dan seberapa ia bertahan dalam menghadapi rintangan dan pengalaman yang menyakitkan dalam tugas-tugas perkuliahan. Semakin kuat persepsi self efficacy mahasiswa maka semakin giat dan tekun usaha-usahanya. Ketika menghadapi kesulitan, mahasiswa mempunyai keraguan yang besar tentang kemampuannya akan mengurangi usaha-usahanya atau menyerah sama sekali. Sedangkan mereka yang mempunyai perasaan efficacy yang kuat menggunakan usaha yang lebih besar untuk mengatasi tantangan dan menyelesaikan tugas-tugasnya. Berdasarkan hal tersebut timbul pertanyaan apakah ada hubungan antara self control, dan self efficacy dengan kecenderungan perilaku prokrastinasi akademik? apakah terdapat hubungan antara self control dengan kecenderungan perilaku prokrastinasi akademik? Dan apakah ada hubungan antara self efficacy dengan kecenderungan perilaku prokrastinasi akademik?. Dalam penelitian ini akan menguji hipotesis sebagai berikut:
6 6 Hipotesis Mayor: Ada hubungan antara self control, dan self efficacy dengan kecenderungan perilaku prokrastinasi akademik. Hipotesis Minor 1: Ada hubungan antara self control dengan kecenderungan perilaku prokrastinasi akademik. Hipotesis Minor 2: Ada hubungan antara self efficacy dengan kecenderungan perilaku prokrastinasi akademik. B. Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif yaitu pendekatan penelitian yang menekankan analisisnya pada data-data numerikal (angka) yang diolah dengan metode statistika (Azwar, 2005). Dengan pendekatan kuantitatif-korelatif, penelitian ini akan diperoleh signifikansi hubungan antar variabel yang diteliti. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa Fakultas Dakwah IAIN Sunan Ampel Surabaya yang sampai saat penelitian dilakukan masih aktif belajar dan terdaftar sebagai mahasiswa yang tersebar pada 4 jurusan dan 3 program studi. Adapun tabel populasi mahasiswa Fakultas Dakwah IAIN Sunan Ampel Surabaya adalah sebagai berikut: Tabel 1: Data Mahasiswa Fakultas Dakwah IAIN Sunan Ampel Surabaya Tahun Akademik 2007/2008 No. Jurusan/Prodi L P Jumlah 1. KPI PMI BPI MD Sosiologi Komunikasi Psikologi Total (Sumber: Bag. Akademik & Kemahasiswaaan Fakultas Dakwah IAIN Sunan Ampel Surabaya) Berdasarkan pertimbangan karakteristik dari populasi penelitian, maka penelitian ini menggunakan teknik pengambilan sampel berstrata proporsional (proportional stratified sampling). Dari populasi penelitian yang berjumlah orang subjek ditetapkan untuk diambil 20% sebagai sampel. Dengan
7 7 megambil sampel secara random 20% subjek dari setiap subkelompok sebagai sampel maka distribusi subjek sampel adalah sebagai berikut: Tabel 2: Distribusi Sampel Berstrata Proporsional dari Populasi Mahasiswa Fakultas Dakwah IAIN Sunan Ampel Surabaya No. Jurusan/Prodi L P Jumlah 1. KPI PMI BPI MD Sosiologi Komunikasi Psikologi Total (Data: Sampel hasil random 20% subjek dari populasi mahaiswa Fak. Dakwah IAIN Sunan Ampel Surabaya) Proporsi subjek sampel penelitian yang diambil dari 20% dari masingmasing strata maka dapat diperoleh n=245 sebagai sampel penelitian yang berarti juga 20% dari seluruh populasi yang ada (n=1227). Subjek sebanyak 245 orang inilah yang akan dijadikan sebagai sampel penelitian. Untuk mengungkap fakta mengenai variabel-variabel dalam penelitian ini, maka penulis menggunakan Skala Prokrastinasi Akademik, Skala Self Control, dan Skala Self Efficacy. Untuk menguji hipotesis penilitian, maka digunakan teknik Analisis Regressi atau Anareg. Analisis regressi bertugas untuk mencari korelasi antara sebuah variabel bebas X, disebut juga prediktor, atau lebih, dengan sebuah variabel terikat Y, disebut juga kriterium (Hadi, 2000). Karena jumlah variabel bebas X lebih dari satu maka digunakan teknik analisis data Regressi Linear Berganda (Multiple Linear Regression) (Hadi, 2000). Perhitungan analisis data dengan menggunakan teknik analisis regressi (anareg) dalam penelitian ini menggunakan Seri Program Statistik Versi 2000 (SPS-2000) program analisis regresi umum, edisi Sutrisno Hadi dan Yuni Pamardiningsih, Universitas Gadjah Mada Yogyakarta.
8 8 C. Hasil Penelitian Tujuan penelitian ini adalah ingin mengetahui apakah ada hubungan antara self control, dan self efficacy dengan prokrastinasi akademik. Untuk membuktikan hipotesis penelitian digunakan analisis data Regressi Linear Berganda (Multiple Linear Regression) program analisis regresi umum, yang hasilnya adalah sebagai berikut: 1. Hipotesis Minor 1: Ada hubungan antara self control dengan kecenderungan perilaku prokrastinasi akademik. Dari data matriks interkorelasi, bahwa variabel self control (X1) dengan variabel prokrastinasi akademik (Y), diperoleh harga korelasi sebagai berikut: rxy = -0,640 P = 0,000 Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara self control dengan kecenderungan perilaku prokrastinasi akademik. Dengan demikian hipotesis yang menyatakan ada hubungan antara self control dengan kecenderungan perilaku prokrastinasi akademik diterima. 2. Hipotesis Minor 2: Ada hubungan antara self efficacy dengan kecenderungan perilaku prokrastinasi akademik. Dari data matriks interkorelasi, bahwa variabel self efficecy (X2) dengan variabel prokrastinasi akademik (Y), diperoleh harga korelasi sebagai berikut: rxy = -0,633 P = 0,000 Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara self efficecy dengan kecenderungan perilaku prokrastinasi akademik. Dengan demikian hipotesis yang menyatakan ada hubungan antara self efficacy dengan kecenderungan perilaku prokrastinasi akademik diterima.
9 9 3. Hipotesis Mayor : Ada hubungan antara self control, dan self efficacy dengan kecenderungan perilaku prokrastinasi akademik. Dari hasil analisis regresi umum diperoleh harga korelasi R (r y-ŷ) atau coefficient of multiple correlation) sebesar = 0,644 sehingga koefisien determinan (R²) sebesar = 0,414, db regresei sebesar = 2, dan db residunya sebesar = 242, nilai F sebesar = 85,542, sehingga nilai peluang galat alpha (p)-nya sebesar = 0,000. Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara self control, dan self efficacy dengan kecenderungan perilaku prokrastinasi akademik. Dengan demikian hipotesis yang menyatakan bahwa ada hubungan antara self control, dan self efficacy dengan kecenderungan perilaku prokrastinasi akademik diterima. Dari uji analisis data Regressi Linear Berganda (Multiple Linear Regression) program analisis regresi umum diperoleh susunan persamaan garis regresi (garis bestfit atau least squares) dengan rumus sebagai berikut: Y = b0 + b1 X1 + b2 X bm Xm + z (GB est) Y = 1 X1 + 2 X X2 + z (GB est) Y = 141, , X1-0, X2 + 18,711 Sedangkan nilai harga sumbangan efektif (SE) masing-masing variabel bebas; variabel self control (X1) dan variabel self efficacy (X2) terhadap variabel prokrastinasi akademik (Y) diperoleh hasil sebagai berikut: 1. Variabel self control (X1) Sumbangan Efektifnya = 14,315% 2. Variabel self efficacy (X2) Sumbangan Efektifnya = 27,101% 3. Sumbangan Efektif total kedua variable bebas tersebut = 41,416% Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa variabel self efficacy lebih berpengaruh terhadap variabel prokrastinasi akademik dibanding dengan variabel self control. Secara umum pada prinsipnya hasil penelitian ini menunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara variabel self control dan variabel self efficacy dengan variable kecenderungan perilaku prokrastinasi akademik.
10 10 D. Pembahasan Hasil Penelitian Hasil penelitian ini membuktikan bahwa perilaku prokrastinasi akademik mahasiswa sangat banyak ditentukan oleh variabel-variabel kepribadian seperti variabel self control dan variabel self efficacy. Hal ini menguatkan kembali pada berbagai hasil penelitian terdahulu yang menemukan aspek-aspek pada diri individu yang mempengaruhi seseorang untuk mempunyai suatu kecenderungan perilaku prokrastinasi, antara lain, rendahnya kontrol diri (self control), self consciuous, rendahnya self esteem, self efficacy, dan kecemasan sosial. Sebagaimana harapan dari sebuah institusi pendidikan, out put pendidikan diharapkan melahirkan sumber daya manusia yang berkualitas agar mereka dapat bersaing dalam era sekarang ini dan mendatang. Mahasiswa yang saat ini sedang menempuh studi di bangku kuliah merupakan calon kompetitor yang akan menghadapi tingkat persaingan yang tinggi, namun bilamana perilaku prokrastinasi akademik sering dilakukan, akan dapat menjadi masalah tersendiri bagi mereka, sehingga dapat pula dikatakan bahwa tingkat kedisiplinan mereka rendah, dan juga dapat diangap sebagai salah satu indikator bahwa mahasiswa yang seperti ini masih belum bisa diharapkan menjadi sumber daya manusia seperti yang diharapkan. Demikian itu, prokrastinasi akademik pada mereka dapat dikatakan sebagai suatu masalah. Dikatakan juga bahwa tingkat prokastinasi akademik seseorang akan meningkat seiring dengan makin lamanya studi seseorang (Solomon & Rothblum, dalam Ferrari, Keane, S., Wolf, & Beck, 1998). Jika mahasiswa sudah sering melakukan perilaku prokrastinasi akademik, maka ini menjadi masalah yang sangat perlu mendapat perhatian secara serius. Setiap individu memiliki suatu mekanisme yang dapat membantu mengatur dan mengarahkan perilaku, yaitu kontrol diri (self control). Menurut Goldfried & Marbaum (dalam Lazarus, 1976), kontrol diri diartikan sebagai kemampuan untuk menyusun, membimbing, mengatur dan mengarahkan bentuk perilaku yang dapat membawa ke arah konsekuensi positif. Sebagai salah satu sifat kepribadian, kontrol diri satu individu dengan individu lain
11 11 tidaklah sama. Ada individu yang memiliki kontrol diri yang tinggidan ada individu yang memiliki kontrol diri yang rendah. Individu yang memiliki kontrol diri yang tinggi mampu mengubah kejadian dan menjadi agen utama dalam mengarahkan dan mengatur perilaku utama yang emmbawa kepada konsekuensi positif. Sebagai mahasiswa yang tugas utamanya adalah belajar/kuliah, bila mempunyai kontrol diri yang tinggi, mereka akan mampu memandu, mengarahkan dan mengatur perilaku. Mereka mampu menginterpretasikan stimulus yang dihadapi, mempertimbangkan konsekuensinya sehingga mampu memilih tindakan dan melakukannya dengan meminimalkan akibat yang tidak diinginkan. Mereka mampu mengatur stimulus sehingga dapat menyesuaikan perilakunya kepada hal-hal yang lebih menunjang perkuliahannnya. Individu yang kontrol dirinya rendah tidak mampu mengarahkan dan mengatur perilakunya, sehingga diasumsikan, seorang mahasiswa yang dengan kontrol diri yang rendah akan berperilaku, lebih bertindak kepada halhal yang lebih menyenangkan dirinya misalnya melakukan aktivitas sia-sia seperti jalan-jalan ke Mall, nongkrong tanpa batas waktu, begadang semalaman, dan juga aktiviats-aktivitas lain yang tidak bermanfaat dan membuang-buang waktu, bahkan mahasiswa cenderung menunda-nunda tugas yang seharusnyalah ia kerjakan terlebih dahulu. Dengan kontrol diri yang rendah, meraka tidak mampu memandu, mengarahkan dan mengatur perilaku. Mereka tidak mempu menginterpretasikan stimulus yang dihadapi, tidak mampu mempertimbangkan konsekuensi yang mungkin dihadapi sehingga tidak mampu memilih tindakan yang tepat. Secara umum orang yang mempunyai kontrol diri yang tinggi akan menggunakan waktu yang sesuai dan mengarah pada perilaku yang lebih utama, yaitu belajar/kuliah, sedangkan orang yang mempunyai kontrol diri rendah tidak mampu mengatur dan mengarahkan perilakunya, sehingga akan lebih memintingkan sesuatu yang lebih menyenangkan, dan diasumsikan banyak menunda-nunda (prokrastinasi).
12 12 Bandura menjelaskan bahwa dalam kehidupan sehari-hari orang harus membuat keputusan untuk mencoba berbagai tindakan dan seberapa lama menghadapi kesulitan-kesulitan. Teori belajar sosial (social learning theory) menyatakan bahwa permulaan dan pengaturan transaksi dengan lingkungan, sebagian ditentukan oleh penilaian self efficacy. Orang cenderung menghindari situasi-situasi yang diyakini melampaui keyakinan kemampuannya, tetapi dengan penuh keyakinan mengambil dan melakukan kegiatan yang diperkirakan dapat diatasi. Self efficacy menyebabkan keterlibatan aktif dalam kegiatan, mendorong perkembangan kompetensi. Sebaliknya, self efficacy yang mengarahkan individu untuk menghindari lingkungan dan kegiatan, memperlambat perkembangan potensi dan melindungi persepsi diri yang negatif dari perubahan yang membangun (Bandura, 1993). Efficacy seseorang sangat menentukan seberapa besar usaha yang dikeluarkan dan seberapa individu bertahan dalam menghadapi rintangan dan pengalaman yang menyakitkan. Semakin kuat persepsi self efficacy semakin giat dan tekun usaha-usahanya. Ketika menghadapi kesulitan, individu mempunyai keraguan yang besar tentang kemampuannya akan mengurangi usaha-usahanya atau menyerah sama sekali. Sedangkan mereka yang mempunyai perasaan efficacy yang kuat menggunakan usaha yang lebih besar untuk mengatasi tantangan (Bandura, Reese, & Adams, 1982). Dengan kata lain, usaha manusia untuk mencapai sesuatu dan untuk mewujudkan keberadaan diri yang positif, memerlukan perasaan keunggulan pribadi (sense of personal efficacy) yang optimis. Hal ini dikarenakan oleh realitas sosial yang biasanya penuh dengan kesulitan sehingga orang harus memiliki perasaan keunggulan pribadi yang kuat untuk mempertahankan usaha yang teguh dalam menghadapi kesulitan dan rintangan, maka di sinilah peranan keyakinan diri diperhitungkan. Persepsi efficacy yang lemah merupakan hambatan internal menuju kemajuan dan menghalangi kemampuan untuk mengatasi hambatan eksternal secara efektif. Self efficacy yang rendah dapat menghalangi usaha meskipun individu memiliki ketrampilan dan menyebabkan mudah putus asa (Newstrom, & Davis 1989).
13 13 Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa mahasiswa yang memiliki self efficacy yang tinggi, ia akan selalu mencoba melakukan berbagai tindakan dan siap menghadapi kesulitan-kesulitan, hal ini diasumsikan bagi mahasiswa yang dalam setiap perkuliahannya dibabankan tugas-tugas yang memerlukan banyak energi dan seringkali menyita perhatian yang cukup serius, dan seringkali mengalami berbagai kesulitan untuk menyelesaikan tugasnya, maka efficacy mahasiswa sangat menentukan seberapa besar usaha yang dikeluarkan dan seberapa ia bertahan dalam menghadapi rintangan dan pengalaman yang menyakitkan dalam tugas-tugas perkuliahan. Semakin kuat persepsi self efficacy mahasiswa maka semakin giat dan tekun usahausahanya. Ketika menghadapi kesulitan, mahasiswa mempunyai keraguan yang besar tentang kemampuannya akan mengurangi usaha-usahanya atau menyerah sama sekali. Sedangkan mereka yang mempunyai perasaan efficacy yang kuat menggunakan usaha yang lebih besar untuk mengatasi tantangan dan menyelesaikan tugas-tugasnya. E. Simpulan Berdasarkan hasil penelitian ini, membuktikan hipotesis yang diajukan bahwa ada hubungan yang signifikan antara self control dan self efficacy dengan kecenderungan perilaku prokrastinasi akademik mahasiswa. Dalam hal ini terdapat hubungan negatif yang signifikan antara self control dan self efficacy dengan kecenderungan perilaku prokrastinasi akademik mahasiswa. Artinya semakin tinggi self control mahasiswa, maka semakin rendah kecenderungan mahasiswa untuk melakukan perilaku prokrastinasi akademik. Sebaliknya semakin rendah self control mahasiswa, maka semakin tinggi kecenderungan mahasiswa untuk melakukan perilaku prokrastinasi akademik. Begitu juga berarti semakin tinggi self efficacy mahasiswa, maka semakin rendah kecenderungan mahasiswa untuk melakukan perilaku prokrastinasi akademik. Dan sebaliknya semakin rendah self efficacy mahasiswa, maka semakin tinggi kecenderungan mahasiswa untuk melakukan perilaku prokrastinasi akademik.
14 14 DAFTAR PUSTAKA Ana, B., & Yuen, L.M. (1983), Procrastination: Why Yo Do It, What to Do About It Reading, MA: Addision Publication. Co. Azwar, S. (2005), Metode Penelitian, Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Bandura, A., (1993), Perceived Self Efficacy in Cognitive Development and Functioning, American Psychologist, 28 (2), page Bandura, (1986), Bandura, Reese L., & Adams N.E. (1982), Microanalysis of Action and Fear Arousal as a Function of Different Levels of Perceived Self Efficacy, Journal of Personality and Social Psychology, Vol. 43. No. 1 page Bandura, A., (1989), Human Agency in Social Cognitive Theory, American Pscychologist, 44 (9), page Dyah Katarina, (1993), Korelasi antara Self Efficacy dengan Kinerja Tugas Karyawan Bagian Pengelasan di Divisi G.E. PT. PAL Indonesia Surabaya, Skripsi, Fakultas Psikologi, Universitas Airlangga, Surabaya. Hal. 38. Ferrari JR, (1991), Self Handicaping by Procrastinator: Profecting Self Esteem, Social Esteem or Both?, Journal of Research in Personality, 25, Ferrari, J. R., Keane, S., Wolf, R., & Beck, B. L. (1998), The antecedents and consequences of academic excuse-making: examining individual differences in procrastination. Research in Higher Education, 39, Gist, (1989). Self Efficacy: Implication for Organizational Behavior and Human Resources Management, Organizational Behavior: Reading and Exercise 8th Edition, Newstrom, J.W. & Davis, K. (ed), Singapore: Mc Graw-Hill Book Company.. Hadi, S. (2000), Manual Seri Program Statistik (SPS) Paket Midi, Yogyakarta: Universitas Gajah Mada. Lazarus, R.S. (1976), Patterns of Adjusment. Tokyo: Mc Graw Hill, Kogakhusa. Lee, C. & Bobko P. (1994), Self Efficacy Beliefs: Comparasion of Five Measures, Journal of Applied Psychology, Vol. 79. no. 6, page
15 15 Mitchell, T.R., Hopper, H., Daniels, D., Falvy, J.G., & James, L. R., (1994), Predicting self Efficacy and Performance During Skill Acquistion, Journal of applied Pscychology, Vol. 79, No. 4, page Schunk, (1990), Introduction to the Section on Motivation and Efficacy, Journal of Educational Psychology, 82 (1), page.3-6. Schunk, D.H., (1991), Self Efficacy and Academic Motivation, Educational Pscychologist, 26 (3&4), page Shell, D.F., Murphy, C.C., & Bruning, R.H., (1989), Self Efficacy and Outcome Expectency Mechanisme in Reading and Writing Acheivement, Journal of Educational Pscychology, 8 (1), page Tuckman, B. W. (1991), The development and concurrent validity of the Procrastination Scale. Educational and Psychological Measurement, 51, 1991,
BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa peralihan dari masa kanak-kanak menuju
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masa remaja merupakan masa peralihan dari masa kanak-kanak menuju masa dewasa. Pada masa ini remaja memiliki kecenderungan untuk tumbuh berkembang guna mengembangkan
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA DAMPAK TEKNOPOLI DENGAN KECENDERUNGAN PERILAKU PLAGIARISME DI KALANGAN MAHASISWA
HUBUNGAN ANTARA DAMPAK TEKNOPOLI DENGAN KECENDERUNGAN PERILAKU PLAGIARISME DI KALANGAN MAHASISWA (Studi Kasus : Mahasiswa Tingkat Akhir Perguruan Tinggi di Kota Pekalongan) Slamet Joko Prasetiono, S.T.,M.Kom
Lebih terperinciHUBUNGAN KONTROL DIRI DENGAN PROKRASTINASI AKADEMIK PADA SISWA IPA MAN MALANG I KOTA MALANG
HUBUNGAN KONTROL DIRI DENGAN PROKRASTINASI AKADEMIK PADA SISWA IPA MAN MALANG I KOTA MALANG Rojil Gufron Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang PENDAHULUAN A. Latar Belakang
Lebih terperinciBAB I PENGANTAR. A. Latar Belakang Masalah. Pada awal abad ke-21 ini, telah memasuki suatu rentangan waktu yang
BAB I PENGANTAR A. Latar Belakang Masalah Pada awal abad ke-21 ini, telah memasuki suatu rentangan waktu yang sangat menentukan, dengan ditandai perubahan-perubahan besar yang belum pernah terjadi sepanjang
Lebih terperinciHUBUNGAN SELF EFFICACY DENGAN PROKRASTINASI AKADEMIK PADA MAHASISWA FAKULTAS PSIKOLOGI KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI UNIKA SOEGIJAPRANATA SEMARANG
HUBUNGAN SELF EFFICACY DENGAN PROKRASTINASI AKADEMIK PADA MAHASISWA FAKULTAS PSIKOLOGI KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI UNIKA SOEGIJAPRANATA SEMARANG Nindya Prameswari Dewi dan Y. Sudiantara Fakultas Psikologi
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA KONTROL DIRI DENGAN PROKRASTINASI DALAM MENYELESAIKAN SKRIPSI PADA MAHASISWA UNIVERSITAS MURIA KUDUS
HUBUNGAN ANTARA KONTROL DIRI DENGAN PROKRASTINASI DALAM MENYELESAIKAN SKRIPSI PADA MAHASISWA UNIVERSITAS MURIA KUDUS Aliya Noor Aini Iranita Hervi Mahardayani 1 2 Abstract This study aims to examine the
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. Menurut Bandura self efficacy adalah kepercayaan individu pada kemampuannya untuk
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Self Efficacy 2.1.1 Definisi Self Efficacy Menurut Bandura self efficacy adalah kepercayaan individu pada kemampuannya untuk berhasil melakukan tugas tertentu (Bandura, 1997).
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Metode penelitian mempunyai peranan yang penting dalam penelitian karena berhasil tidaknya pengujian suatu hipotesis sangat tergantung pada ketepatan dan
Lebih terperinciHUBUNGAN SELF CONTROL DENGAN PROKRASTINASI PADA MAHASISWA DALAM MENYELESAIKAN TUGAS PERKULIAHAN SKRIPSI
i HUBUNGAN SELF CONTROL DENGAN PROKRASTINASI PADA MAHASISWA DALAM MENYELESAIKAN TUGAS PERKULIAHAN SKRIPSI Oleh : Mellysha Mugista Aji P. 09810193 FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG 2014
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA SELF EFFICACY DENGAN PROKRASTINASI AKADEMIK MAHASISWA JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING FIP UNJ
Hubungan Antara Self Efficacy Dengan Prokrastinasi Akademik Mahasiswa Jurusan Bimbingan dan... HUBUNGAN ANTARA SELF EFFICACY DENGAN PROKRASTINASI AKADEMIK MAHASISWA JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING FIP
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. satunya adalah perannya sebagai seorang mahasiswa. Banyak sekali
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada keseharian, ada berbagai peran yang dijalani oleh individu, salah satunya adalah perannya sebagai seorang mahasiswa. Banyak sekali pekerjaan, tantangan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. konseling konselor penddikan, dalam bidang industri HRD (Human Resources
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan S1 psikologi merupakan bagian dari jenjang pendidikan tinggi tenaga kerja seperti dalam bidang pendidikan menjadi guru bimbingan dan konseling konselor penddikan,
Lebih terperinciPerbedaan Prokrastinasi Akademik Ditinjau dari Motivasi Berprestasi dan Kontrol Diri pada Mahasiswa
Perbedaan Prokrastinasi Akademik Ditinjau dari Motivasi Berprestasi dan Kontrol Diri pada Mahasiswa Ni Nyoman Yogiswari W. Endah Mastuti Fakultas Psikologi Universitas Airlangga Abstract. This research
Lebih terperinciKONTRIBUSI SELF CONCEPT MATEMATIS TERHADAP KEMAMPUAN AKADEMIK MAHASISWA PADA PEMBELAJARAN KALKULUS
KONTRIBUSI SELF CONCEPT MATEMATIS TERHADAP KEMAMPUAN AKADEMIK MAHASISWA PADA PEMBELAJARAN KALKULUS Rifqi Hidayat, Jajang Rahmatudin Universitas Muhammadiyah Cirebon rifqi.math@gmail.com, j.rahmatudin@gmail.com
Lebih terperinciHubungan Antara Self-Efficacy Dengan Prokrastinasi Akademik Pada Mahasiswa Fakultas Pendidikan Agama Islam Di Universitas Islam 45 Bekasi
Prosiding Psikologi ISSN: 2460-6448 Hubungan Antara Self-Efficacy Dengan Prokrastinasi Akademik Pada Mahasiswa Fakultas Pendidikan Agama Islam Di Universitas Islam 45 Bekasi 1) Jimmi Putra, 2) Lilim Halimah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. segala usia baik melalui pendidikan formal, non formal maupun informal.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan menuntun manusia untuk memperoleh pembelajaran dari segala usia baik melalui pendidikan formal, non formal maupun informal. Salah satu tempat dimana
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. segala bidang dan karenanya kita dituntut untuk terus memanjukan diri agar bisa
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan memegang peranan penting dalam pembangunan dan merupakan kunci utama untuk mencapai kemajuan suatu bangsa. Pendidikan dapat memotivasi terciptanya
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA KONTROL DIRI DENGAN PROKRASTINASI AKADEMIK PADA SISWA SMA NASKAH PUBLIKASI
HUBUNGAN ANTARA KONTROL DIRI DENGAN PROKRASTINASI AKADEMIK PADA SISWA SMA NASKAH PUBLIKASI Diajukan kepada Fakultas Psikologi Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana ( S1 ) Psikologi Disusun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, serta cakupan dan batasan masalah.
BAB I PENDAHULUAN Bab pendahuluan ini berisi mengenai gambaran dari penelitian secara keseluruhan. Isi dalam bab ini terdiri dari latar belakang penelitian, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang membedakan dengan makhluk lainnya. Kelebihan yang dimiliki manusia
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia merupakan makhluk Tuhan yang diberi berbagai kelebihan yang membedakan dengan makhluk lainnya. Kelebihan yang dimiliki manusia adalah akal pikiran
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BERPRESTASI DENGAN PROKRASTINASI AKADEMIK PADA MAHASISWA. Wheny Ervita Sari Fakultas Psikologi Universitas Semarang ABSTRAK
HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BERPRESTASI DENGAN PROKRASTINASI AKADEMIK PADA MAHASISWA Wheny Ervita Sari Fakultas Psikologi Universitas Semarang ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk menguji hubungan antara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. diharapkan Indonesia bisa lebih tumbuh dan berkembang dengan baik disegala
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Periode saat ini merupakan zaman modern, Negara Indonesia dituntut untuk mampu menjadi sebuah negara yang hebat dan mampu bersaing di era globalisasi dan diharapkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Salah satu tujuan dari pendidikan adalah membantu anak. mengembangkan potensinya semaksimal mungkin, dan karena itu pendidikan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu tujuan dari pendidikan adalah membantu anak mengembangkan potensinya semaksimal mungkin, dan karena itu pendidikan sangat dibutuhkan baik bagi anak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dan dapat bertanggung jawab di dunia sosial. Mengikuti organisasi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perguruan tinggi merupakan lembaga pendidikan yang memberikan pengetahuan akademik bagi mahasiswanya. Mahasiswa tidak hanya dituntut secara akademik, tetapi
Lebih terperinciNEVER BE AFRAID HUBUNGAN ANTARA FEAR OF FAILURE
NEVER BE AFRAID HUBUNGAN ANTARA FEAR OF FAILURE DAN PROKRASTINASI AKADEMIK Ivan Sebastian Fakultas Psikologi, Universitas Surabaya Sebastian.ivan28@gmail.com ABSTRAK Prokrastinasi merupakan kecenderungan
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. KESIMPULAN. Berdasarkan hasil analisis dan pengujian hipotesis sebagaimana yang telah
106 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. KESIMPULAN Berdasarkan hasil analisis dan pengujian hipotesis sebagaimana yang telah disajikan pada bab 4, maka dapat disimpulkan bahwa: 1. Ada hubungan negatif sangat
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA SELF-EFFICACY DENGAN PROKRASTINASI AKADEMIK PADA MAHASISWA PROGRAM STUDI PSIKOLOGI UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA
HUBUNGAN ANTARA SELF-EFFICACY DENGAN PROKRASTINASI AKADEMIK PADA MAHASISWA PROGRAM STUDI PSIKOLOGI UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA CORRELATION BETWEEN SELF-EFFICACY AND ACADEMIC PROCRASTINATION ON
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dan siswa sering melakukan prokrastinasi tugas-tugas akademik. Burka dan Yuen
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Prokrastinasi merupakan salah satu masalah dalam lingkungan akademis dan siswa sering melakukan prokrastinasi tugas-tugas akademik. Burka dan Yuen (dalam Dahlan,
Lebih terperinciPROKRASTINASI AKADEMIK DITINJAU DARI EFIKASI DIRI AKADEMIK DAN LAMA STUDI PADA MAHASISWA JURUSAN DESAIN KOMUNIKASI VISUAL UNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO
PROKRASTINASI AKADEMIK DITINJAU DARI EFIKASI DIRI AKADEMIK DAN LAMA STUDI PADA MAHASISWA JURUSAN DESAIN KOMUNIKASI VISUAL UNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO Adelia Dyah Pratiwi, Dian Ratna Sawitri Fakultas Psikologi,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Mahasiswa adalah label yang diberikan kepada seseorang yang sedang menjalani
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Mahasiswa adalah label yang diberikan kepada seseorang yang sedang menjalani jenjang pendidikan di universitas atau sekolah tingggi (KBBI, 1991). Tujuan seseorang
Lebih terperinciEFIKASI DIRI, DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA DAN SELF REGULATED LEARNING PADA SISWA KELAS VIII. Abstract
EFIKASI DIRI, DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA DAN SELF REGULATED LEARNING PADA SISWA KELAS VIII Nobelina Adicondro & Alfi Purnamasari Fakultas Psikologi Universitas Ahmad Dahlan Jalan Kapas No. 9 Yogyakarta alfi_purnamasari@yahoo.com.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Dyah Kusuma Ayu Pradini, 2014
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Perilaku belajar seorang siswa sangat berpengaruh terhadap kelangsungan pembelajarannya. Sesuai dengan pendapat Roestiah (2001), belajar yang efisien dapat
Lebih terperinciDahlia Novarianing Asri, Noviyanti Kartika Dewi 1. FakulitasIlmuPendidikan, IKIP PGRI Madiun 2
PROKRASTINASI AKADEMIK MAHASISWA PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING IKIP PGRI MADIUN DITINJAU DARI EFIKASI DIRI, FEAR OF FAILURE, GAYA PENGASUHAN ORANG TUA, DAN IKLIM AKADEMIK 1) 2) Dahlia Novarianing
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA SELF ESTEEM DAN PROKRASTINASI AKADEMIK PADA MAHASISWA ANGKATAN 2010 FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS SURABAYA
HUBUNGAN ANTARA SELF ESTEEM DAN PROKRASTINASI AKADEMIK PADA MAHASISWA ANGKATAN 2010 FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS SURABAYA Marvel Joel Tetan. El Psikologi marveltetanel@yahoo.com Abstrak - Prokrastinasi
Lebih terperinciHubungan Self Efficacy dengan Procrastination pada Pegawai Departemen Pemesinan PT. PINDAD (Persero)
Prosiding Psikologi ISSN: 2460-6448 Hubungan Self Efficacy dengan Procrastination pada Pegawai Departemen Pemesinan PT. PINDAD (Persero) 1 Indra Irawan, 2 Ali Mubarak 1 Fakultas Psikologi,Universitas Islam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Periode remaja adalah masa transisi dari periode anak-anak ke periode dewasa. Remaja adalah waktu manusia berumur belasan tahun. Pada masa remaja manusia tidak
Lebih terperinci0.01 sebaran tidak normal. Tehnik uji yang digunakan adalah uji z dari. Uji ini untuk mengetahui bentuk hubungan antara variabel bebas dengan
90 0.01 sebaran tidak normal. Tehnik uji yang digunakan adalah uji z dari Kolmogorov-Smirnov. b) Uji Linieritas hubungan. Uji ini untuk mengetahui bentuk hubungan antara variabel bebas dengan variabel
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Persiapan dan Pelaksanaan Penelitian a. Persiapan Penelitian Persiapan penelitian perlu dilakukan agar penelitian yang akan diadakan dapat
Lebih terperinciSELF-REGULATED LEARNING DAN PROKRASTINASI AKADEMIK PADA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 2 PURWOKERTO
SELF-REGULATED LEARNING DAN PROKRASTINASI AKADEMIK PADA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 2 PURWOKERTO Windriya Sri Santika, Dian Ratna Sawitri Fakultas Psikologi Universitas Diponegoro, Jl. Prof. Soedarto, SH,
Lebih terperinciPERPUSTAKAAN DAN UPAYA MENGURANGI ACADEMIC DYSFUNGSIONAL PROCRASTINATE
PERPUSTAKAAN DAN UPAYA MENGURANGI ACADEMIC DYSFUNGSIONAL PROCRASTINATE Ika Febrian Kristiana Fakultas Psikologi Universitas Diponegoro Jl. Prof. Soedharto, Tembalang, Semarang Ika.f.kristiana@gmail.com
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA KEBERSYUKURAN DENGAN EFIKASI DIRI PADA GURU TIDAK TETAP DI SEKOLAH DASAR MUHAMMADIYAH
HUBUNGAN ANTARA KEBERSYUKURAN DENGAN EFIKASI DIRI PADA GURU TIDAK TETAP DI SEKOLAH DASAR MUHAMMADIYAH NASKAH PUBLIKASI Diajukan oleh: ARRIJAL RIAN WICAKSONO F 100 090 117 Kepada : FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN Dalam proses penulisan skripsi seringkali terjadi penundaan dalam mengerjakannya. Padahal sebenarnya mahasiswa tahu bahwa prokrastinasi yang dilakukannya banyak berakibat negatif terhadap
Lebih terperinciHubungan antara Impusiveness dan Perilaku Prokrastinasi pada Mahasiswa Universitas Airlangga yang sedang Mengerjakan Tugas Akhir (Skripsi)
Hubungan antara Impusiveness dan Perilaku Prokrastinasi pada Mahasiswa Universitas Airlangga yang sedang Mengerjakan Tugas Akhir (Skripsi) Sakina Dini Kurniawati Fakultas Psikologi Universitas Airlangga
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Unsur yang paling penting dalam suatu penelitian adalah metode penelitian, karena melalui proses tersebut dapat ditentukan apakah hasil dari suatu penelitian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. waktu yang dimiliki. Artinya, seseorang menyelesaikan pekerjaan di bawah waktu
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu permasalahan yang dihadapi mahasiswa dalam menyelesaikan studi adalah pengelolaan waktu atau disiplin waktu. Mengelola waktu berarti mengarah pada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensinya semaksimal mungkin. Oleh. berharap agar sekolah dapat mempersiapkan anak-anak untuk menjadi warga
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu tujuan dari pendidikan adalah membantu anak mengembangkan potensinya semaksimal mungkin. Oleh karena itu pendidikan sangat dibutuhkan baik bagi
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. Istilah procrastination berasal dari bahasa latin procrastinare dengan
BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS A. Procrastination 1. Pengertian Procrastination Istilah procrastination berasal dari bahasa latin procrastinare dengan awalan pro yang berarti mendorong
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI A. Self Efficacy 1. Pengertian Self Efficacy Self efficacy merupakan salah satu kemampuan pengaturan diri individu. Konsep self efficacy pertama kali dikemukakan oleh Bandura. Self
Lebih terperinciHUBUNGAN SELF EFFICACY, MOTIVASI, DAN PROKRASTINASI AKADEMIK DENGAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMP SE-KECAMATAN KRATON YOGYAKARTA
UNION: Jurnal Pendidikan Matematika Vol 3 No 1, Maret 2015 HUBUNGAN SELF EFFICACY, MOTIVASI, DAN PROKRASTINASI AKADEMIK DENGAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMP SE-KECAMATAN KRATON YOGYAKARTA
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Deskripsi Proses Pelaksanaan Penelitian. tahap -tahap lain yang akan harus dilakukan yaitu :
70 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Deskripsi Proses Pelaksanaan Penelitian a. Persiapan Penelitian Sebelum mengadakan penelitian, langkah awal yang perlu dilakukan adalah
Lebih terperinciPenyesuaian Akademis Mahasiswa Tingkat Pertama
Prosiding SNaPP2011: Sosial, Ekonomi, dan Humaniora ISSN 2089-3590 Penyesuaian Akademis Mahasiswa Tingkat Pertama Dewi Rosiana Fakultas Psikologi, Universitas Islam Bandung, Jl. Tamansari No.1 Bandung
Lebih terperinciPelatihan Manajemen Diri Bagi Guru Taman Kanak-Kanak Untuk Mengatasi Prokastinasi
Pelatihan Manajemen Diri Bagi Guru Taman Kanak-Kanak Untuk Mengatasi Prokastinasi Retno Dwiyanti Fakultas Psikologi, Universitas Muhammadiyah Purwokerto Jl Raya Dukuh Waluh PO BOX 202 Purwokerto 53182
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Tuntutlah ilmu setinggi bintang di langit, merupakan semboyan yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Masalah Tuntutlah ilmu setinggi bintang di langit, merupakan semboyan yang sering didengungkan oleh para pendidik. Hal ini menekankan pentingnya pendidikan bagi setiap
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. siswa. Menurut Sarwono (1978) mahasiswa adalah setiap orang yang secara resmi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Mahasiswa terdiri dari dua kata yaitu maha yang berarti besar dan siswa yang berarti orang yang sedang melakukan pembelajaran, jadi mahasiswa merupakan seseorang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Baik itu tuntutan dari orang tua yang ingin segera melihat putra-putrinya
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Mahasiswa yang sedang menempuh pendidikan di perguruan tinggi dituntut untuk menyelesaikan studinya dalam jangka waktu yang telah ditentukan. Baik itu tuntutan
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pengalih fungsian PGAN 6 Tahun Puteri menjadi dua madrasah, yaitu MTsN Malang
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Lokasi Penelitian Madrasah Aliyah Negeri Malang I lahir berdasarkan SK Menteri Agama No. 17 Tahun 1978, yang merupakan alih fungsi dari PGAN 6 Tahun Puteri Malang.
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA INTENSI BERMEDIA SOSIAL DENGAN PROKRASTINASI SKRIPSI PADA MAHASISWA FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG
HUBUNGAN ANTARA INTENSI BERMEDIA SOSIAL DENGAN PROKRASTINASI SKRIPSI PADA MAHASISWA FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG Riyandita Destiana, Ika Febrian Kristiana Fakultas Psikologi, Universitas
Lebih terperinciDUKUNGAN DOSEN DAN TEMAN SEBAYA DENGAN EFIKASI DIRI AKADEMIK PADA MAHASISWA TAHUN PERTAMA JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DIPONEGORO
DUKUNGAN DOSEN DAN TEMAN SEBAYA DENGAN EFIKASI DIRI AKADEMIK PADA MAHASISWA TAHUN PERTAMA JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DIPONEGORO Dian Lati Utami, Dian Ratna Sawitri Fakultas Psikologi,
Lebih terperinci2014 GAMBARAN FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB PROKRASTINASI AKAD EMIK D ALAM MENYELESAIKAN SKRIPSI PAD A MAHASISWA PSIKOLOGI UPI
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Mahasiswa dalam Peraturan Pemerintah RI No. 30 tahun 1990 adalah: Peserta didik yang terdaftar dan belajar di perguruan tinggi tertentu. Mahasiswa akhir program S1 harus
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA PERFORMANCE GOAL ORIENTATION DENGAN SIKAP TERHADAP SERTIFIKASI GURU PADA MAHASISWA FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS A
1 HUBUNGAN ANTARA PERFORMANCE GOAL ORIENTATION DENGAN SIKAP TERHADAP SERTIFIKASI GURU PADA MAHASISWA FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS A Rohmatul Ummah, Anita Listiara* Fakultas Psikologi Universitas
Lebih terperinciKumala Ayu Triana. Key Words: Procrastination, Future Orientation
ejournal Psikologi, 2013, 1 (3): 280-291 ISSN 0000-0000, ejournal.psikologi.fisip-unmul.ac.id Copyright 2014 HUBUNGAN ANTARA ORIENTASI MASA DEPAN DENGAN PROKRASTINASI DALAM MENYUSUN SKRIPSI PADA MAHASISWA
Lebih terperinciNASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA MANAJEMEN WAKTU DENGAN PROKRASTINASI AKADEMIK PADA MAHASISWA AKTIVIS BAND. Oleh: Epri Afnan Hidayat
NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA MANAJEMEN WAKTU DENGAN PROKRASTINASI AKADEMIK PADA MAHASISWA AKTIVIS BAND Oleh: Epri Afnan Hidayat Ratna Syifa a, S.Psi., M.Si. FAKULTAS PSIKOLOGI DAN ILMU SOSIAL BUDAYA
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian akan dilakukan di SMP Methodist-an Pancurbatu.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian 3.1.1. Tempat Penelitian Penelitian akan dilakukan di SMP Methodist-an Pancurbatu. 3.1.2. Waktu Penelitian Waktu Penelitian akan dilaksanakan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. mempunyai langkah-langkah sistematis. Sedangkan metodologi ialah suatu
BAB III METODE PENELITIAN Metode ialah suatu prosedur atau cara untuk mengetahui sesuatu yang mempunyai langkah-langkah sistematis. Sedangkan metodologi ialah suatu pengkajian dalam memperlajari peraturan-peraturan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. pada penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif yaitu merupakan
BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Rancangan penelitian dalam suatu penelitian ilmiah digunakan sebagai pedoman bagi peneliti untuk melakukan penelitian. Jenis penelitian pada penelitian
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA MANAJEMEN DIRI DENGAN PROKRASTINASI KERJA PADA PEGAWAI NEGERI SIPIL SKRIPSI
HUBUNGAN ANTARA MANAJEMEN DIRI DENGAN PROKRASTINASI KERJA PADA PEGAWAI NEGERI SIPIL SKRIPSI Disusun untuk melengkapi sebagian syarat Mencapai derajat gelar sarjana S-1 Psikologi Oleh : Novita Indria Megawati
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Di Indonesia, mencari pekerjaan bukan lagi hal yang mudah. Persaingan yang ketat, membuat masing-masing individu berusaha
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di Indonesia, mencari pekerjaan bukan lagi hal yang mudah. Persaingan yang ketat, membuat masing-masing individu berusaha meningkatkan kualitas diri terutama
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. oleh dinamika-dinamika untuk mengakarkan diri dalam menghadapi
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Masa remaja merupakan masa yang penuh gejolak, masa yang dikuasai oleh dinamika-dinamika untuk mengakarkan diri dalam menghadapi kehidupan, dimana masa untuk menentukan
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA KEPERCAYAAN DIRI DENGAN PROKRASTINASI AKADEMIK PADA MAHASISWA FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI
HUBUNGAN ANTARA KEPERCAYAAN DIRI DENGAN PROKRASTINASI AKADEMIK PADA MAHASISWA FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI Disusun Guna Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA DAYA JUANG DENGAN PROKRASTINASI AKADEMIK PADA MAHASISWA TINGKAT AKHIR YANG MENGERJAKAN SKRIPSI
HUBUNGAN ANTARA DAYA JUANG DENGAN PROKRASTINASI AKADEMIK PADA MAHASISWA TINGKAT AKHIR YANG MENGERJAKAN SKRIPSI PUBLIKASI ILMIAH Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA KOMUNIKASI INTERPERSONAL GURU-SISWA DENGAN SELF-REGULATED LEARNING PADA SISWA SMAN 9 SEMARANG
HUBUNGAN ANTARA KOMUNIKASI INTERPERSONAL GURU-SISWA DENGAN SELF-REGULATED LEARNING PADA SISWA SMAN 9 SEMARANG Lucky Rianatha 1, Dian Ratna Sawitri 2 1,2 Fakultas Psikologi,Universitas Diponegoro Jl. Prof.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. latihan sehingga mereka belajar untuk mengembangkan segala potensi yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Perguruan tinggi merupakan jenjang pendidikan formal yang menjadi bagian dari sistem pendidikan nasional dan mempunyai tujuan untuk menyiapkan peserta didik
Lebih terperinciHUBUNGAN PENGGUNAAN STRATEGI SELF- REGULATED LEARNING DENGAN PROKRASTINASI AKADEMIK SISWA KELAS VIII SMP N 1 TAMBUN SELATAN
Hubungan Penggunaan Strategi Self-regulated Learning Dengan Prokrastinasi Akademik Siswa Kelas VIII... 71 HUBUNGAN PENGGUNAAN STRATEGI SELF- REGULATED LEARNING DENGAN PROKRASTINASI AKADEMIK SISWA KELAS
Lebih terperinciPERAN REGULASI DIRI DALAM BELAJAR TERHADAP PROKRASTINASI AKADEMIK PADA MAHASISWA FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS PADJADJARAN
PERAN REGULASI DIRI DALAM BELAJAR TERHADAP PROKRASTINASI AKADEMIK PADA MAHASISWA FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS PADJADJARAN AGITA RACHMAWATI SETIATI SURYA CAHYADI ABSTRAK Tugas merupakan salah satu proses
Lebih terperinciHUBUNGAN ORIENTASI MASA DEPAN DENGAN PROKRASTINASI AKADEMIK PADA MAHASISWA PSIKOLOGI UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA SALATIGA
HUBUNGAN ORIENTASI MASA DEPAN DENGAN PROKRASTINASI AKADEMIK PADA MAHASISWA PSIKOLOGI UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA SALATIGA OLEH DEBORA JULIANI SITOMPUL 802011052 TUGAS AKHIR Diajukan Kepada Fakultas
Lebih terperinciBAB III METODELOGIPENELITIAN. Setelah menguraikan teori-teori yang digunakan pada penelitian ini, selanjutnya peneliti
BAB III METODELOGIPENELITIAN Setelah menguraikan teori-teori yang digunakan pada penelitian ini, selanjutnya peneliti akan menjelaskan hal-hal yang berkaitan dengan metode penelitian. Pada bab ini, akan
Lebih terperinciPengaruh Prokrastinasi Terhadap Kecurangan Akademik Pada Mahasiswa Yang Bekerja
Pengaruh Prokrastinasi Terhadap Kecurangan Akademik Pada Mahasiswa Yang Bekerja OLEH: Nama : Rurialita NPM : 18513134 Kelas : 3PA12 Dosen Pembimbing : Mimi Wahyuni BAB I. PENDAHULUAN Mahasiswa Yang Bekerja
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel Penelitian. Variabel dalam penelitian ini, yaitu: B. Definisi Operasional
digilib.uns.ac.id BAB III METODE PENELITIAN A. Identifikasi Variabel Penelitian Variabel dalam penelitian ini, yaitu: 1. Variabel Bebas : a. Regulasi diri b. Hubungan interpersonal dalam keluarga 2. Variabel
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pada era gobalisasi ini, perkembangan masyarakat di berbagai bidang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada era gobalisasi ini, perkembangan masyarakat di berbagai bidang semakin meningkat. Individu dituntut untuk semakin maju agar dapat mengikuti persaingan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. dengan baik untuk mengadakan penelitian dan untuk mencapai suatu tujuan
BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian adalah cara-cara berfikir dan berbuat yang dipersiapkan dengan baik untuk mengadakan penelitian dan untuk mencapai suatu tujuan penelitian. 1 A. Pendekatan dan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. serta teknik pengujian instrumen. Terakhir akan dibahas mengenai prosedur
BAB III METODE PENELITIAN Pada bab ini akan diuraikan pembahasan mengenai desain penelitian, variabel penelitian dan subyek penelitian. Setelah itu, akan dilanjutkan dengan pembahasan mengenai metode pengumpulan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif yang merupakan penelitian yang menekankan analisisnya pada data-data numerikal atau angka yang diolah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan elemen penting bagi kehidupan. Menurut. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 pasal (1) ayat 1,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan elemen penting bagi kehidupan. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 pasal (1) ayat 1, pendidikan adalah usaha sadar
Lebih terperinciVariabel Penelitian Identifikasi Variabel Penelitian Variabel dapat diartikan sebagai konsep mengenai atribut atau sifat yang terdapat pa
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Jenis dan Desain Penelitian 3.1.11 Jenis Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif. Menurut Azwar (1998) pendekatan kuantitatif
Lebih terperinciSelf-Efficacy Mahasiswa Prodi PMA Dalam Pembelajaran Kalkulus Oleh: Budi Irwansyah, M.Si 1
115 Logaritma Vol. I, No.02 Juli 2013 Self-Efficacy Mahasiswa Prodi PMA Dalam Pembelajaran Kalkulus Oleh: Budi Irwansyah, M.Si 1 Pendahuluan Terdapat aspek psikologis yang turut memberikan kontribusi terhadap
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. hari esok untuk menyelesaikannya. Menunda seakan sudah menjadi kebiasaan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap individu mempunyai cara yang berbeda dalam menyelesaikan pekerjaan mereka. Ada yang menginginkan pekerjaan agar cepat selesai, ada pula yang menunda dalam menyelesaikan
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Subjek 1. Gambaran Umum Mahasiswa PBSB Mahasiswa PBSB adalah mahasiswa yang menerima beasiswa dari program beasiswa santri berprestasi yang biasa disingkat
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. menggunakan angka-angka dari mulai pengumpulan data, penafsiran terhadap
BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian Jenis penelitian pada penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Penelitian kuantitatif merupakan penelitian yang dalam prosesnya banyak menggunakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. bangsa, juga memiliki intelektual akademik yang baik demi menghadapi era
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Mahasiswa sebagai generasi muda penerus bangsa sangat diharapkan dapat menjadi generasi-generasi yang tangguh, memiliki komitmen terhadap kemajuan bangsa, juga
Lebih terperinciAnalisis Kinerja Dosen Iain Ar-Raniry Banda Aceh
Analisis Kinerja Dosen Iain Ar-Raniry Banda Aceh Oleh : 1 Intan Afriati, M. Ag Abstrak Kinerja dosen merupakan keberhasilan dosen dalam menyelesaikan tugas akademiknya. Dosen IAIN Ar-Raniry Banda Aceh
Lebih terperinciPengaruh Fear Of Failure Dan Motivasi Berprestasi Terhadap Prokrastinasi Akademik Pada Mahasiswa Yang Berasal Dari Program Akselerasi
Pengaruh Fear Of Failure Dan Motivasi Berprestasi Terhadap Prokrastinasi Akademik Pada Mahasiswa Yang Berasal Dari Program Akselerasi Pratiwi Setyadi Endah Mastuti, S.Psi, M.Si. Fakultas Psikologi Universitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dapat menjadi generasi-generasi yang tangguh, memiliki komitmen terhadap
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Mahasiswa sebagai generasi muda penerus bangsa sangat diharapkan dapat menjadi generasi-generasi yang tangguh, memiliki komitmen terhadap kemajuan bangsa, juga
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Dalam melakukan penelitian mengenai hubungan self-efficacy terhadap kinerja manajer, penulis melakukan observasi untuk memperoleh data yang diperlukan.
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Variabel Penelitian dan Hipotesis 3.1.1 Variabel dan Definisi Operasional Definisi operasional adalah suatu definisi yang diberikan kepada suatu variabel atau konstruk dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Mahasiswa merupakan salah satu bagian atau unsur dari universitas atau
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Mahasiswa merupakan salah satu bagian atau unsur dari universitas atau perguruan tinggi. Sebagai mahasiswa tidak cukup apabila mengandalkan ilmu yang diperoleh dari
Lebih terperinciEfikasi Diri, Kematangan Emosi dan Problem Focus Coping. Yanto Prasetyo Fakultas Psikologi Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya
Persona, Jurnal Psikologi Indonesia Mei 2016, Vol. 5, No. 02, hal 181-186 Efikasi Diri, Kematangan Emosi dan Problem Focus Coping yanto_3168@yahoo.com Fakultas Psikologi Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Persiapan dan Pelaksanaan Penelitian a) Kelengkapan administrasi dan instrumen penelitian 1) Mengajukan surat ijin penelitian. 2) Melakukan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Secara psikologi peserta didik Sekolah Menengah Pertama (SMP) tengah memasuki masa pubertas, yakni suatu masa ketika individu mengalami transisi dari masa kanak-kanak
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. pengamatan dengan pemikiran yang tepat secara terpadu melalui tahap-tahap yang
BAB III METODE PENELITIAN Metodologi penelitian adalah ilmu yang mempelajari cara-cara melakukan pengamatan dengan pemikiran yang tepat secara terpadu melalui tahap-tahap yang disusun secara ilmiah untuk
Lebih terperinciSelf Efficacy dan Prokrastinasi pada Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Surabaya.
Self Efficacy dan Prokrastinasi pada Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Surabaya. Prokrastinasi merupakan perilaku penundaan saat memulai, mengerjakan dan menyelesaikan suatu tugas atau pekerjaan.
Lebih terperinci