KEJADIAN KOLONISASI METHICILLIN-RESISTANT STAPHYLOCOCCUS AUREUS
|
|
- Inge Salim
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 KEJADIAN KOLONISASI METHICILLIN-RESISTANT STAPHYLOCOCCUS AUREUS (MRSA) DAN HUBUNGANNYA DENGAN RIWAYAT RAWAT SEBELUM MASUK ICU PADA PASIEN ICU PUSAT RUMAH SAKIT CIPTO MANGUNKUSUMO TAHUN 2011 Beladenta Amalia, Yulia Rosa Saharman Program Studi Pendidikan Dokter, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta, Indonesia Abstract Methicillin-resistant Staphylococcus aureus (MRSA) is one of the Multidrug-resistant organism (MDRO) which has been quite endemic in many healthcare facilities, especially in the Intensive Care Unite (ICU) of hospitals. History of patients hospitalization before ICU admission was considered to be one of risk factors for MRSA colonization in patients. Problems arised after known that ICU patients with MRSA colonization are at high risk of MRSA infection. Therefore, we need data of MRSA colonization associated with history of patients hospitalization before ICU admission. So that, the incidence of MRSA colonization in Indonesia hospitals can be reduced. This is an analytic cross sectional study using secondary data results from microbiological examination of swabs (nose, armpit, and rectum) and medical records of 109 patients from the Central ICU RSCM on January 2011 until August Samples selection was done by consecutive sampling. Microbiological examination results which are used in this study were the results of MRSA resistance test both in patients who had history of hospitalization before ICU admission or those who had not. Data is analyzed with Chi-square. The result of data comparison between proportion of patients with positive MRSA colonization and had history of hospitalization to the proportion of patients with positive MRSA colonization and had not history of hospitalization before is RP=1,206 with significance value p=0,307 and IK95% -3,087; 5,499. This suggests that there is no significant relationship between MRSA colonization and the history of patients hospitalization before ICU admission. Abstrak Methicillin-resistant Staphylococcus aureus (MRSA) adalah salah satu jenis Multidrugresistant organism (MDRO) yang cukup endemik di banyak fasilitas kesehatan, terutama di rumah sakit bagian Intensive Care Unit (ICU). Riwayat rawat pasien sebelum masuk ICU dinilai telah menjadi salah satu faktor risiko terjadinya kolonisasi MRSA pada pasien. Permasalahan muncul ketika diketahui bahwa pasien ICU yang memiliki kolonisasi MRSA berisiko tinggi mengalami infeksi MRSA. Oleh karena itu, diperlukan data mengenai kejadian kolonisasi MRSA yang dihubungkan dengan riwayat rawat pasien sebelum masuk 1
2 2 ICU. Dengan demikian, kejadian kolonisasi MRSA di rumah sakit Indonesia dapat diturunkan. Penelitian ini merupakan studi cross sectional analitik dengan menggunakan data sekunder hasil pemeriksaan mikrobiologi swab (hidung, ketiak, dan rektum) dan rekam medik 109 pasien ICU Pusat RSCM dari bulan Januari 2011 sampai Agustus Pemilihan sampel dilakukan dengan consecutive sampling. Hasil pemeriksaan mikrobiologi yang dilihat adalah hasil uji resistensi MRSA baik pada pasien yang memiliki riwayat rawat di rumah sakit sebelum masuk ICU ataupun tidak. Data dianalisis dengan uji Chi-square. Hasil perbandingan data antara proporsi pasien yang positif memiliki kolonisasi MRSA dan memiliki riwayat rawat di rumah sakit sebelumnya dengan proporsi pasien positif mengalami kolonisasi MRSA dan tidak dirawat di rumah sakit sebelumnya adalah RP=1,206 dengan nilai kemaknaan p=0,307 dan IK95% -3,087; 5,499. Hal ini menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan bermakna antara kolonisasi MRSA dengan riwayat rawat pasien sebelum masuk ICU. Keyword: MRSA, hospitalization history, ICU. 1. Pendahuluan Selama ini antibiotik telah diandalkan sebagai terapi pengobatan penyakit infeksi. Sejak tahun 1940-an, antibiotik telah berhasil mengurangi kematian akibat infeksi. Namun, beberapa tahun belakangan, banyak bakteri penyebab infeksi yang sudah resisten terhadap antibiotik akibat penggunaan obat ini yang sudah tidak terkendali, terutama oleh dokter. 1 Akibat adanya resistensi mikroorganisme, pengobatan standar dengan antibiotik menjadi tidak efektif dan infeksi menjadi menetap. Masa rawat pasien menjadi lebih lama, hal yang membuat pasien dan rumah sakit mengeluarkan biaya lebih untuk pengobatan. Sayangnya, pengobatan dengan antibiotik jenis baru tidak selalu berhasil, sehingga berujung pada kematian. 2 Methicilin-resistant Staphylococcus aureus (MRSA) adalah salah satu jenis Multidrugresistant organism (MDRO) yang memiliki angka tinggi dan telah menjadi permasalahan dalam dunia kedokteran. Progresivitas MRSA di Indonesia menunjukkan angka yang signifikan dari tahun ke tahun. Pada tahun 1986, angka kejadian MRSA di Indonesia adalah 2,5%. Tahun 1993 menjadi 9,4% dan tahun 2006 menjadi 23,5%. 3 Data studi Asian Network for Surveillance of Resistant Pathogens (ANSORP) melaporkan tingginya prevalensi MRSA di rumah sakit, yaitu 13% dan Community-acquired MRSA (CA-MRSA) sebesar 12%. 4 Dari penelitian, ditemukan bahwa tingkat mortalitas pasien dengan MRSA lebih tinggi dibandingkan dengan Staphylococcus aureus sensitif methicilin (MSSA), yaitu 14% vs 8%, p < 0,05.7 Selain itu tentu beban ekonomi menjadi meningkat baik bagi pihak rumah sakit maupun pasien. Infeksi nosokomial adalah infeksi yang terjadi di rumah sakit dan paling banyak terjadi di ICU. Pasien yang dirawat di ICU memiliki sistem pertahanan tubuh yang rendah, sehingga bakteri mudah berkolonisasi dan menginfeksi tubuh pasien. 5 Dari tahun 1990 sampai awal 2000, prevalensi MRSA akibat infeksi nosokomial meningkat lebih dari 50%. Beberapa faktor risiko timbulnya infeksi MRSA di rumah sakit adalah usia lanjut, jenis kelamin lakilaki, pernah dirawat di rumah sakit sebelumnya, lama rawat berkepanjangan di ICU, penyakit
3 3 kronik, terapi antibiotik sebelumnya, paparan terhadap pasien yang terinfeksi atau terkolonisasi MRSA, dan pemakaian alat-alat invasif. 6 Sebanyak 97% pasien dengan MRSA positif memiliki riwayat kontak dengan fasilitas kesehatan sebelumnya selama 12 bulan. Penelitian yang dilakukan Warshawaky B, dkk, mendapatkan bahwa seluruh pasien yang terdeteksi memiliki kolonisasi MRSA saat skrining awal masuk rumah sakit, memiliki riwayat pernah dirawat di rumah sakit sebelumnya. 7 Penelitian ini ingin melihat hubungan angka kejadian MRSA dengan kolonisasi. Kolonisasi dilihat dari riwayat rawat pasien sebelum masuk ICU. Hingga saat ini belum ada data mengenai hubungan ini. Peneliti memilih ICU Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) sebagai populasi terjangkau karena populasi tersebut mudah diakses oleh peneliti dan dapat mewakili kejadian MRSA di Indonesia karena RSCM adalah rumah sakit tersier pusat rujukan nasional. Diharapkan dengan mengetahui hubungan kejadian kolonisasi MRSA di ICU dengan riwayat rawat pasien sebelumnya, para praktisi kesehatan lebih waspada dalam penanganan pasien dan mampu mengontrol infeksi dengan prosedur yang lebih baik. Selain itu, hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan evaluasi pengendalian infeksi umumnya dan MRSA khususnya di rumah sakit yang bersangkutan. 2. Metode Penelitian Penelitan ini menggunakan desain studi cross-sectional analitik untuk melihat hubungan prevalensi kolonisasi MRSA dan riwayat rawat pasien sebelum masuk ICU RSCM. Data yang diambil adalah sata sekunder hasil pemeriksaan Mikrobiologi dan rekam medik pasien ICU Pusat RSCM yang diolah dari tanggal 10 Januari 2011 hingga 12 Juni Populasi target dalam penelitian ini adalah pasien ICU RSCM dengan populasi terjangkau pasien ICU pusat RSCM tahun Subyek penelitian dalam penelitian ini adalah pasien yang dirawat di ICU Pusat RSCM dari bulan Januari 2011 hingga Agustus 2011 yang memenuhi kriteria inklusi dan tidak memiliki kriteria eksklusi. Sampel dipilih dengan cara non-probability sampling, yaitu consecutive sampling. Jumlah sampel yang diambil adalah 97 orang. Adapun kriteria inklusi yang digunakan adalah pasien yang dirawat di ICU Pusat RSCM bulan Januari 2011 hingga Agustus 2011 dan pasien yang dilakukan skrining atau penapisan MRSA oleh Departemen Mikrobiologi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI). Sedangkan kriteria eksklusi penelitian ini adalah pasien yang data rekam mediknya tidak lengkap. Pasien yang baru masuk ke ICU diberikan Informed consent untuk menyetujui pengambilan sampel berupa swab hidung, ketiak, dan rektum. Pemilihan sampel sesuai dengan kriteria inklusi dan eksklusi secara consecutive sampling. Sampel kemudian diuji di Laboratorium Mikrobiologi FKUI. Hasil uji resistensi tersebut kemudian dibandingkan dengan data riwayat rawat pasien dan dianalisis menggunakan SPSS 11.5 dengan uji hipotesis bivariat chisquare.variabel bebas pada penelitian ini adalah riwayat rawat pasien sebelum masuk ICU Pusat RSCM dan variabel tergantung penelitian ini adalah kolonisasi MRSA.
4 4 3. Hasil dan Diskusi Pada bulan Januari 2011 sampai Agustus 2011, didapatkan 109 pasien yang dilakukan skrining awal oleh Departemen Mikrobiologi FKUI ketika masuk ICU Pusat RSCM dan lengkap rekam medisnya. Pasien-pasien ini berasal dari Instalasi Gawat Darurat (IGD) atau pindahan dari rumah sakit lain dan unit-unit rawat lain di RSCM, seperti Public Wing, ICUU, dan lain-lain. Jumlah 109 pasien ini mewakili populasi terjangkau pasien ICU Pusat RSCM tahun Berdasarkan grafik 3.1, didapatkan bahwa 55% pasien ICU mengalami kolonisasi MRSA. Berbagai penelitian sebelumnya mengemukakan bahwa ICU adalah tempat paling tinggi prevalensi ditemukannya MRSA. Haddadin A.S, dkk tahun 2002 menemukan bahwa strain MRSA sudah menjadi endemik di rumah sakit-rumah sakit eropa, yaitu sebanyak 29%-35%. Angka infeksi MRSA diantara infeksi lain yang didapatkan di rumah sakit (nosokomial) bahkan telah mencapai 57%. 8 Grafik. 3.1 Hasil Uji Kolonisasi MRSA pada Pasien ICU Pusat RSCM Skrining dilakukan dengan melakukan swab pada tiga lokasi tubuh, yaitu hidung, ketiak, dan rektum. Berdasarkan diagram 3.1, didapatkan persebaran lokasi kolonisasi MRSA pada pasien. Dari 60 pasien, sebanyak 15 pasien memiliki kolonisasi MRSA di hidung, 21 pasien di ketiak, dan satu pasien di rektum. Sisanya kolonisasi MRSA terdapat di lebih dari satu lokasi, yaitu di hidung dan ketiak sebanyak 13 pasien, di rektum dan ketiak sebanyak tiga pasien, di rektum dan ketiak sebanyak empat pasien, dan di hidung, ketiak, serta rektum sebanyak tiga pasien.
5 5 Diagram 3.1 Jumlah Kolonisasi MRSA berdasarkan Lokasi Tubuh pada Pasien ICU Pusat RSCM yang dilakukan Skrining MRSA. Kolonisasi S.aureus pada manusia paling banyak terjadi di nares anterior. Akan tetapi, penelitian yang dilakukan Yang E.S, dkk tahun 2007 menyebutkan bahwa terdapat beberapa pasien dengan infeksi CA-MRSA dalam jumlah signifikan yang tidak memiliki kolonisasi MRSA di nares anterior. 9 Penelitian sebelumnya menyebutkan bahwa pasien dengan kolonisasi selain CA-MRSA (CA-MSSA, HA-MRSA, dan HA-MSSA), hanya memiliki kolonisasi yang sedikit di lokasi selain di hidung, yaitu 6%. 9 Begitu pula yang terdapat pada penelitian ini, proporsi pasien yang memiliki kolonisasi bukan hanya di hidung dan di luar hidung mencapai angka yang cukup tinggi, yaitu 75%. Diantaranya kolonisasi di aksila (35%), rektum (1,7%), aksila dan hidung (21,7%), rektum dan hidung (6,7%), rektum dan aksila (5%), dan tiga lokasi tubuh tersebut sekaligus (5%). Hal ini menunjukkan bahwa strain MRSA yang berkoloni pada tubuh pasien adalah MRSA yang berasal dari komunitas. Lokasi kolonisasi MRSA tersebut juga dapat menjelaskan patogenesis penyebarannya. Di komunitas, individu mendapatkan MRSA dari kontak kulit dengan individu lain yang merupakan karier MRSA, atau dari kontak kulit dengan agen pembawa MRSA lainnya. 9 Tabel 3.1 Sebaran Kolonisasi MRSA pada Pasien ICU Pusat RSCM Dari tabel 3.1, dapat dilihat sebaran kolonisasi MRSA berdasarkan jenis kelamin dan usia. Dari 109 pasien, terdapat 55 pasien laki-laki dan 54 pasien perempuan. Dari 55 pasien tersebut, sebanyak 58,2% memiliki kolonisasi MRSA. Proporsi yang sedikit lebih rendah ditemukan pada pasien perempuan, yaitu sebanyak 51,8% memiliki kolonisasi MRSA. Hasil ini sesuai dengan hasil yang didapatkan oleh Kupfer M, dkk bahwa jenis kelamin laki-laki adalah faktor risiko signifikan bagi pasien untuk mendapatkan MRSA. 10 Hal ini memungkinkan untuk terjadi karena laki-laki lebih banyak memiliki faktor predisposisi untuk
6 6 mengalami kolonisasi MRSA. Misalnya, penyakit diabetes melitus yang berhubungan dengan gagal ginjal dan membutuhkan dialisis banyak terjadi pada laki-laki (59%) dan pemakaian kateter (30%). Kateter adalah salah satu peralatan medis invasif yang menjadi salah satu faktor risiko kolonisasi MRSA. 9 Tabel 3.2 Hasil Skrining MRSA pada Pasien yang Dirawat dan Tidak Dirawat Sebelum Masuk ICU Pusat RSCM Jika dilihat persebaran usia pasien yang dilakukan skrining, pasien yang paling banyak dilakukan skrining adalah berusia dalam rentang tahun dan paling sedikit di bawah 10 tahun. Semua pasien yang berusia di bawah 10 tahun memiliki kolonisasi MRSA (100%). Proporsi kolonisasi terendah diantara ketiga golongan usia, yaitu 50% didapatkan oleh pasien golongan usia 50 tahun ke atas. Untuk usia tahun, memiliki proporsi 57,6%. Namun jika tidak melihat proporsi, jumlah kolonisasi MRSA pada pasien golongan usia tahun paling banyak diantara golongan usia lainnya, yaitu 34 pasien. Meskipun CDC belum memasukkan usia sebagai faktor risiko independen untuk kolonisasi MRSA, sudah banyak penelitian yang menyebutkan bahwa golongan usia di atas 50 tahun menjadi faktor predisposisi bagi pasien untuk mendapatkan MRSA. Hal ini terjadi karena semakin tua seorang individu maka ia memiliki faktor risiko yang lebih banyak, yaitu penyakit-penyakit kronik penyerta dan daya tahan tubuh yang rendah. Namun, peneliti justru mendapatkan bahwa usia di atas 50 tahun, mendapatkan proporsi terendah (50%) dan usia di bawah 10 tahun mendapatkan proporsi tertinggi (100%). Hal ini bisa terjadi karena dua hal, (1) jumlah pasien usia di bawah 10 tahun sangat sedikit (2 orang), sehingga mengurangi validitas data dan (2) anak-anak masih memiliki daya tahan tubuh yang belum stabil, sehingga mudah memiliki kolonisasi MRSA. Dari tabel 3.2 dapat dilihat bahwa jumlah pasien yang pernah dirawat sebelum masuk ICU Pusat RSCM lebih banyak daripada pasien yang tidak dirawat sebelum masuk ICU, yaitu 68 pasien dari 109 pasien (62,4%). Pasien-pasien yang pernah dirawat sebelumnya berasal dari public wing RSCM, ICCU RSCM, dan pindahan dari rumah sakit lain. Sedangkan pasien yang terhitung tidak dirawat sebelumnya, berasal dari IGD RSCM, sehingga belum sampai 24 jam dirawat di rumah sakit. Proporsi pasien yang memiliki riwayat rawat di rumah sakit sebelumnya dan memiliki kolonisasi MRSA adalah 58,8%. Proporsi ini lebih besar dibandingkan dengan proporsi
7 7 pasien yang positif memiliki kolonisasi MRSA dan tidak dirawat sebelumnya (48,8%). Angka rasio prevalensi (RP) yang didapatkan adalah 1,206 (IK95% -3,087; 5,499). Angka Hasil uji chi square menunjukkan nilai p sebesar 0,307 yang berarti secara statistik tidak terdapat perbedaan bermakna antara pasien yang sebelumnya pernah dirawat dengan yang tidak dirawat sebelum masuk ICU. Banyak penelitian sebelumnya yang menyatakan bahwa riwayat rawat pasien sebelum masuk ICU sebagai faktor risiko independen kolonisasi MRSA. 7,8 Sebuah penelitian menyebutkan bahwa 97% pasien yang positif kolonisasi MRSA, pernah dirawat di rumah sakit dalam jangka waktu 12 bulan sebelum masuk ICU. 7 Hal ini dikarenakan pasien yang pernah dirawat di unit perawatan rumah sakit pernah terpapar oleh fasilitas kesehatan dan petugas rumah sakit tersebut, yang merupakan agen transmisi MRSA. Pasien yang pernah dirawat juga memiliki riwayat penggunaan obat secara intravena. Dari hasil perhitungan interval kepercayaan, menunjukkan bahwa meskipun proporsi pasien dengan kolonisasi MRSA lebih banyak terjadi pada pasien yang pernah dirawat sebelum masuk ICU (58,8%), hal ini belum tentu benar. Artinya, riwayat rawat pasien bisa tidak memiliki pengaruh apapun terhadap kolonisasi MRSA atau dengan kata lain netral. Hasil ini bisa didapatkan karena faktor risiko dari kolonisasi MRSA cukup banyak, terutama pada pasien di awal masuk ICU. Faktor-faktor lain yang juga bisa menyebabkan kecenderungan pasien yang baru masuk ICU (48 jam) diantaranya penggunaan antibiotik dan kontak dengan karier MRSA atau individu yang memiliki infeksi MRSA. 8 Pasien yang baru masuk ICU, bukan hanya berpotensi mendapatkan MRSA dari fasilitas rawat tempat dia menginap sebelumnya, tapi juga bisa didapatkan dari komunitas tempat dia tinggal. Dari komunitasnya, pasien akan terpapar dengan banyak karier MRSA dalam jangka waktu perkepanjangan, yaitu hingga 3 tahun. 9 Tentu saja hal ini berpotensi menyebarkan MRSA dari komunitas. Inilah yang bisa terjadi pada pasien dalam penelitian ini. Jadi, bukan hanya pasien yang pernah dirawat di rumah sakit saja yang mendapatkan kolonisasi MRSA, tapi juga pasien yang belum pernah dirawat karena mendapatkan MRSA dari komunitasnya yang sudah endemik penyebaran MRSA. Penemuan ini menjadi informasi penting bagi rumah sakit-rumah sakit untuk waspada terhadap semua pasien yang baru masuk ICU, baik yang pernah dirawat maupun belum pernah. Skrining adalah hal yang dapat dilakukan untuk melakukan pendeteksian awal. Kekurangan yang ditemukan dalam penelitian ini adalah tidak dilakukannya penetapan jangka waktu rawat pasien sebelum masuk membuat peneliti kesulitan menentukan kolonisasi yang terdapat pada pasien merupakan MRSA yang didapat dari komunitasnya (CA-MRSA) atau dari fasilitas kesehatan tempat perawatannya atau nosokomial (HA-MRSA). Peneliti juga menemukan kesulitan dalam pendataan identitas dan riwayat penyakit pasien karena kurang lengkapnya data administrasi pasien, terutama rekam medik. Di sisi lain, kelebihan penelitian ini adalah prosedur skrining kolonisasi MRSA dilakukan dengan melakukan swab bukan hanya dari satu lokasi tubuh pasien, tapi tiga lokasi: hidung, ketiak, dan rektum. Ketiga lokasi tersebut merupakan tempat paling sering bagi MRSA untuk berkolonisasi. Dengan
8 8 begitu peneliti mendapatkan banyak pasien yang memiliki kolonisasi MRSA bukan hanya di hidung. 4. Kesimpulan dan Saran Setelah dilakukan analisis, maka didapatkan kesimpulan bahwa prevalensi kolonisasi MRSA pada pasien masuk ICU Pusat RSSCM tahun 2011 adalah 55%. Tidak didapatkan hubungan bermakna antara prevalensi kolonisasi MRSA di ICU Pusat RSCM dengan riwayat rawat pasien sebelum masuk ICU. Akan tetapi, dengan tidak adanya hubungan bermakna ini, ditemukan informasi yang cukup penting, yaitu riwayat rawat pasien sebelum masuk ICU bukanlah faktor risiko tunggal kolonisasi MRSA. Pasien yang memiliki riwayat rawat sebelum masuk ICU dan tidak dirawat memiliki risiko yang sama untuk mengalami kolonisasi MRSA. Oleh karena itu, disarankan bagi setiap rumah sakit di Indonesia untuk melakukan uji skrining MRSA pada setiap pasien masuk rumah sakit sebagai bagian dari penerapan program pencegahan dan kontrol MRSA di rumah sakit. DAFTAR PUSTAKA 1. CDC. Antibiotic/antibiotic resistance [diakses pada tanggal 28 Januari 2012]. Diunduh dari 2. WHO Fact Sheet. Antimicrobial resistance [diakses pada tanggal 28 Januari 2012]. Diunduh dari 3. Gopal Rao G, Michalczyk P, Nayeem N, Walker G, Wigmore L. Prevalence and risk factors for meticillin-resistant Staphylococcus aureus in adult emergency admission-a case for screening all patients? Elsevierhealth Journals; p Farmasia. Menggantung harapan pada antibiotik anyar [diakses pada tanggal 20 Juni 2010]. Diunduh dari 5. Lifespan. A Multi-drug resistant organism (MDRO) [diakses pada tanggal 12 Juni 2010]. Diunduh dari 6. Oztoprak N, et al. Risk factors for ICU-acquired methicillin-resistant Staphylococcus aureus infections. AJIC major articles; p Warshawasky B, et al. Hospital and community-based surveillance of methicilllinresistant Staphylococcus aureus: previous hospitalization is the major risk factor. JSTOR; p Haddadin A.S, Fappiano S.A, Lipsett P.A. Methicillin resistant Staphylococcus aureus (MRSA) in the intensive care unit. Baltimore: Postgraduate Medical Jurnal; Jul , 921. p Yang ES, Tan J, Rieg G, et al. Body site colonization prevalence in patients with community-associated methicillin resistant Staphylococcus aureus infections [abstract 285]. In: Program and Abstracts of the 45th Annual Meeting of the Infectious
9 9 Diseases Society of America (San Diego). Alexandria, VA: Infectious Diseases Society of America, 2007: Kupfer M, et al. MRSA in a large German University Hospital: Male gender is a significant risk factor for MRSA acquisition. GMS Krankenhhyg Interdiszip. 2010; 5(2): Doc 11.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
(MRSA). 2 MRSA merupakan S. aureus yang telah resisten terhadap 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan global saat ini, resistensi mikroba terhadap antibiotik telah menjadi perhatian dunia.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang. Kolonisasi bakteri merupakan keadaan ditemukannya. koloni atau sekumpulan bakteri pada diri seseorang.
1 BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Kolonisasi bakteri merupakan keadaan ditemukannya koloni atau sekumpulan bakteri pada diri seseorang. Kolonisasi tidak menimbulkan gejala klinis hingga infeksi dari
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang. Bakteri dari genus Staphylococcus adalah bakteri. gram positif kokus yang secara mikroskopis dapat diamati
BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Bakteri dari genus Staphylococcus adalah bakteri gram positif kokus yang secara mikroskopis dapat diamati sebagai organisme individu, berpasangan, dan ireguler serta
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang Masalah. Staphylococcus adalah bakteri gram positif. berbentuk kokus. Hampir semua spesies Staphylococcus
BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Masalah Staphylococcus adalah bakteri gram positif berbentuk kokus. Hampir semua spesies Staphylococcus merupakan bakteri koagulase negatif, kecuali Staphylococcus aureus
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN. Ruang lingkup keilmuan dalam penelitian ini adalah bidang Ilmu. Mikrobiologi Klinik dan ilmu penyakit infeksi.
BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup Penelitian 4.1.1 Ruang lingkup keilmuan Ruang lingkup keilmuan dalam penelitian ini adalah bidang Ilmu Mikrobiologi Klinik dan ilmu penyakit infeksi. 4.1.2 Ruang
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. dengan pendekatan cross-sectional terhadap data sekunder berupa rekam
BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Desain Penelitian Penelitian yang dilaksanakan adalah penelitian analitik observasional dengan pendekatan cross-sectional terhadap data sekunder berupa rekam medis yang diperoleh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang. Infeksi nosokomial atau Hospital-Acquired Infection. (HAI) memiliki kontribusi yang besar terhadap tingkat
BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Infeksi nosokomial atau Hospital-Acquired Infection (HAI) memiliki kontribusi yang besar terhadap tingkat mortalitas di dunia. Infeksi nosokomial menempati urutan keempat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Resistensi bakteri terhadap antimikroba telah menjadi masalah kesehatan yang mendunia, dengan berbagai dampak yang merugikan sehingga dapat menurunkan mutu pelayanan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Infeksi neonatal merupakan penyebab penting morbiditas, lamanya tinggal di rumah sakit, dan kematian pada bayi. 1 Pola penyakit penyebab kematian menunjukkan bahwa
Lebih terperinciFAKTOR RISIKO INFEKSI NOSOKOMIAL PADA PASIEN ANAK DI RUANG HCU DAN PICU RSUP DR KARIADI SEMARANG LAPORAN HASIL PENELITIAN KARYA TULIS ILMIAH
FAKTOR RISIKO INFEKSI NOSOKOMIAL PADA PASIEN ANAK DI RUANG HCU DAN PICU RSUP DR KARIADI SEMARANG LAPORAN HASIL PENELITIAN KARYA TULIS ILMIAH Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai gelar
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. yang resisten terhadap minimal 3 kelas antibiotik. 1 Dari penelitian yang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Organisme Multidrug-Resistant (MDR) didefinisikan sebagai organisme yang resisten terhadap minimal 3 kelas antibiotik. 1 Dari penelitian yang dilakukan di Paris, didapatkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. satu penyebab kematian utama di dunia. Berdasarkan. kematian tertinggi di dunia. Menurut WHO 2002,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Infeksi adalah invasi dan multiplikasi mikroorganisme atau parasit dalam jaringan tubuh (1). Infeksi tidak hanya menjadi masalah kesehatan bagi Indonesia bahkan di
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Methicillin-Resistant Staphylococcus aureus (MRSA) adalah bakteri. Staphylococcus aureus yang mengalami kekebalan terhadap antibiotik
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Methicillin-Resistant Staphylococcus aureus (MRSA) adalah bakteri Staphylococcus aureus yang mengalami kekebalan terhadap antibiotik jenis metisilin. MRSA mengalami resistensi
Lebih terperinciThe Relations of Knowledge and The Adherence to Use PPE in Medical Service Employees in PKU Muhammadiyah Gamping Hospital.
The Relations of Knowledge and The Adherence to Use PPE in Medical Service Employees in PKU Muhammadiyah Gamping Hospital. Hubungan Pengetahuan Dengan Kepatuhan Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) pada
Lebih terperinciABSTRAK PERBANDINGAN POLA RESISTENSI KUMAN PADA PENDERITA PNEUMONIA DI RUANGAN ICU DAN NON ICU RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG TAHUN 2012
ABSTRAK PERBANDINGAN POLA RESISTENSI KUMAN PADA PENDERITA PNEUMONIA DI RUANGAN ICU DAN NON ICU RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG TAHUN 2012 Maria F. Delong, 2013, Pembimbing I : DR. J. Teguh Widjaja, dr., SpP.,
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN
BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup Penelitian 4.1.1 Ruang lingkup keilmuan Ruang lingkup keilmuan dalam penelitian ini adalah bidang ilmu Mikrobiologi Klinik dan ilmu penyakit infeksi. 4.1.2 Ruang
Lebih terperinciBAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL. o Riwayat Operasi Gambar 3.1. Kerangka Konsep Penelitian
21 BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL 5.1 Kerangka Konsep Penelitian Berdasarkan tujuan penelitian diatas, maka kerangka konsep dalam penelitian ini adalah : o Penularan melalui darah o Penggunaan
Lebih terperinciABSTRAK PREVALENSI DIABETES MELITUS TIPE 2 DENGAN HIPERTENSI DI RSUP SANGLAH DENPASAR TAHUN 2015
ABSTRAK PREVALENSI DIABETES MELITUS TIPE 2 DENGAN HIPERTENSI DI RSUP SANGLAH DENPASAR TAHUN 2015 Diabetes melitus tipe 2 didefinisikan sebagai sekumpulan penyakit metabolik dengan karakteristik hiperglikemik
Lebih terperinciHUBUNGAN PERILAKU PENCARIAN LAYANAN KESEHATAN DENGAN KETERLAMBATAN PASIEN DALAM DIAGNOSIS TB PARU DI BBKPM SURAKARTA SKRIPSI
HUBUNGAN PERILAKU PENCARIAN LAYANAN KESEHATAN DENGAN KETERLAMBATAN PASIEN DALAM DIAGNOSIS TB PARU DI BBKPM SURAKARTA SKRIPSI Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Sarjana Kedokteran Faris Budiyanto G0012074
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Penyakit infeksi merupakan salah satu masalah. kesehatan yang terus berkembang di dunia. Peningkatan
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Penyakit infeksi merupakan salah satu masalah kesehatan yang terus berkembang di dunia. Peningkatan penyakit infeksi ini dapat memberikan pengaruh terhadap penggunaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang. Staphylococcus aureus merupakan salah satu. penyebab utama infeksi di rumah sakit dan komunitas,
BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Staphylococcus aureus merupakan salah satu penyebab utama infeksi di rumah sakit dan komunitas, baik di negara maju maupun negara berkembang. Sebagian besar virulensi
Lebih terperinciPENGARUH FAKTOR DEMOGRAFI TERHADAP KEJADIAN INFEKSI DAN POLA RESISTENSI Staphylococcus aureus. Pasien di RSUP Dr Kariadi SemarangPeriode
PENGARUH FAKTOR DEMOGRAFI TERHADAP KEJADIAN INFEKSI DAN POLA RESISTENSI Staphylococcus aureus Pasien di RSUP Dr Kariadi SemarangPeriode 2008-2009 INFLUENCE OF DEMOGRAPHIC FACTOR TOWARD Staphylococcus aureus
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Mikroorganisme penyebab penyakit infeksi disebut juga patogen
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit infeksi adalah penyakit yang disebabkan oleh masuk dan berkembang biaknya mikroorganisme yaitu bakteri, virus, jamur, prion dan protozoa ke dalam tubuh sehingga
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN. Ginjal-Hipertensi, dan sub bagian Tropik Infeksi. RSUP Dr.Kariadi, Poliklinik Penyakit Dalam RSUP Dr.
BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang lingkup penelitian Penelitian ini mencakup bidang Ilmu Penyakit Dalam, sub bagian Ginjal-Hipertensi, dan sub bagian Tropik Infeksi. 4.2 Tempat dan waktu penelitian Penelitian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. pelayanan kesehatan umum seperti rumah sakit dan panti jompo. Multidrugs
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Resistensi antibiotik memiliki pengaruh besar terhadap kesehatan manusia, setidaknya 2 juta orang terinfeksi oleh bakteri yang resisten terhadap antibiotik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN UKDW. mikroorganisme yang didapat dari orang lain (cross infection) atau disebabkan oleh
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Infeksi Nosokomial menjadi masalah yang cukup berdampak di negara berkembang seperti Indonesia. Infeksi nosokomial ini dapat disebabkan oleh mikroorganisme yang didapat
Lebih terperinciFAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KARIER Staphylococcus aureus PADA SISWA SMA YANG SEHAT DI SEMARANG ARTIKEL PENELITIAN
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KARIER Staphylococcus aureus PADA SISWA SMA YANG SEHAT DI SEMARANG FACTORS ASSOCIATED WITH CARRIAGE OF Staphylococcus aureus AMONG HEALTHY HIGH SCHOOL STUDENTS IN SEMARANG
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN. Penyakit Dalam sub bagian Infeksi Tropis. Bagian /SMF Ilmu Penyakit Dalam RSUP Dr. Kariadi Semarang mulai 1
BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang lingkup penelitian Disiplin ilmu yang terkait dengan penelitian ini adalah Ilmu Penyakit Dalam sub bagian Infeksi Tropis 4.2 Tempat dan waktu penelitian Penelitian ini
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. 3.1 Jenis dan Rancangan Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif laboratorik dengan
III. METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Rancangan Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif laboratorik dengan pendekatan cross sectional, menggunakan metode difusi dengan memakai media Agar
Lebih terperinciArcci Pradessatama. Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Universitas Indonesia, Salemba Abstrak
PREVALENSI KOLONISASI ENTEROBACTER PENGHASIL EXTENDED SPECTRUM BETA-LACTAMASE DAN HUBUNGANNYA DENGAN RIWAYAT RAWAT INAP PADA INTENSIVE CARE UNIT RUMAH SAKIT CIPTOMANGUNKUSUMO TAHUN 2011 Arcci Pradessatama
Lebih terperinciFaktor-faktor yang Berhubungan dengan Higienitas Pasien Skabies di Puskesmas Panti Tahun 2014
Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Higienitas Pasien Skabies di Puskesmas Panti Tahun 2014 (Factors Related to Hygiene of Scabies Patients in Panti Primary Health Care 2014) Ika Sriwinarti, Wiwien Sugih
Lebih terperinciPREVALENSI NEFROPATI PADA PENDERITA DIABETES MELLITUS TIPE II YANG DIRAWAT INAP DAN RAWAT JALAN DI SUB BAGIAN ENDOKRINOLOGI PENYAKIT DALAM, RSUP H
PREVALENSI NEFROPATI PADA PENDERITA DIABETES MELLITUS TIPE II YANG DIRAWAT INAP DAN RAWAT JALAN DI SUB BAGIAN ENDOKRINOLOGI PENYAKIT DALAM, RSUP H. ADAM MALIK, MEDAN PADA TAHUN 2009 Oleh: LIEW KOK LEONG
Lebih terperinciRelation between Indoor Air Pollution with Acute Respiratory Infections in Children Aged Under 5 in Puskesmas Wirobrajan
Relation between Indoor Air Pollution with Acute Respiratory Infections in Children Aged Under 5 in Puskesmas Wirobrajan Hubungan antara Polusi Udara Dalam Rumah dengan Kejadian ISPA pada Anak Usia Balita
Lebih terperinciPOLA KEPEKAAN BAKTERI PENYEBAB VENTILATOR-ASSOCIATED PNEUMONIA (VAP) DI ICU RSUP H. ADAM MALIK PERIODE JULI-DESEMBER Oleh :
POLA KEPEKAAN BAKTERI PENYEBAB VENTILATOR-ASSOCIATED PNEUMONIA (VAP) DI ICU RSUP H. ADAM MALIK PERIODE JULI-DESEMBER 2014 Oleh : DASTA SENORITA GINTING 120100251 FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA
Lebih terperinciOleh: KHAIRUN NISA BINTI SALEH FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN Universitas Sumatera Utara
PREVALENSI PENDERITA PENYAKIT PARU OBSTRUKSI KRONIS DENGAN RIWAYAT MEROKOK DI RUMAH SAKIT UMUM PUSAT HAJI ADAM MALIK (RSUP HAM) MEDAN PERIODE JANUARI 2009 DESEMBER 2009 Oleh: KHAIRUN NISA BINTI SALEH 070100443
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. invasif secara umum dikenal sebagai infeksi daerah operasi (IDO). 1. dari Centers for Disease Control and Prevention (CDC)
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Infeksi yang terjadi pada luka yang ditimbulkan oleh prosedur operasi invasif secara umum dikenal sebagai infeksi daerah operasi (IDO). 1 IDO merupakan komplikasi pembedahan
Lebih terperinciHASIL KOLONOSKOPI PADA PASIEN DENGAN PERDARAHAN SALURAN CERNA BAGIAN BAWAH DI RUMAH SAKIT UMUM PUSAT HAJI ADAM MALIK MEDAN PADA TAHUN 2012
1 HASIL KOLONOSKOPI PADA PASIEN DENGAN PERDARAHAN SALURAN CERNA BAGIAN BAWAH DI RUMAH SAKIT UMUM PUSAT HAJI ADAM MALIK MEDAN PADA TAHUN 2012 Oleh : RAHMAT HIDAYAT 090100005 FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit merupakan unit pelayanan medis yang sangat kompleks, rumah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rumah sakit merupakan unit pelayanan medis yang sangat kompleks, rumah sakit sebagai unit pelayanan medis tentunya tidak lepas dari pengobatan dan perawatan penderita
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. merupakan penyebab kematian nomor 6 di Indonesia. 1. merupakan pneumonia yang didapat di masyarakat. 1 Mortalitas pada penderita
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Pneumonia merupakan suatu peradangan pada paru yang dapat disebabkan oleh berbagai macam mikroorganisme seperti bakteri, virus, jamur, maupun parasit. Sedangkan peradangan
Lebih terperinciANALISIS FAKTOR-FAKTOR RISIKO KEJADIAN TUBERKULOSIS MULTIDRUG RESISTANT
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR RISIKO KEJADIAN TUBERKULOSIS MULTIDRUG RESISTANT DI RSUP PROF. DR. R. D. KANDOU MANADO TAHUN 2015 Ira D. Pawa, Jootje M. L. Umboh, Budi T. Ratag * Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Angka morbiditas dan mortalitas pneumonia di seluruh dunia sangat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Angka morbiditas dan mortalitas pneumonia di seluruh dunia sangat tinggi. Pneumonia merupakan penyakit radang akut paru yang disebabkan oleh mikroorganisme yang mengakibatkan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Penyakit infeksi adalah penyakit yang disebabkan oleh masuk dan berkembang biaknya
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit infeksi adalah penyakit yang disebabkan oleh masuk dan berkembang biaknya mikroorganisme yaitu bakteri, virus, jamur, prion dan protozoa ke dalam tubuh sehingga
Lebih terperinciABSTRAK GAMBARAN PENYAKIT DIABETES MELITUS PADA ORANG DEWASA YANG DIRAWAT INAP DIRUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE JANUARI DESEMBER 2014
ABSTRAK GAMBARAN PENYAKIT DIABETES MELITUS PADA ORANG DEWASA YANG DIRAWAT INAP DIRUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE Evan Anggalimanto, 2015 Pembimbing 1 : Dani, dr., M.Kes Pembimbing 2 : dr Rokihyati.Sp.P.D
Lebih terperinciPENGARUH FAKTOR RISIKO TERHADAP FUNGSI PENDENGARAN BAYI BARU LAHIR BERDASARKAN PEMERIKSAAN DISTORTION PRODUCT OAE
PENGARUH FAKTOR RISIKO TERHADAP FUNGSI PENDENGARAN BAYI BARU LAHIR BERDASARKAN PEMERIKSAAN DISTORTION PRODUCT OAE Oleh : Andi Dwi Saputra Pembimbing: Dr. Luh Made Ratnawati, Sp.THT Dr. Made Tjekeg, Sp.THT
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan pendekatan kohort retrospektif B. Tempat dan Waku Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian
Lebih terperinciHubungan Pengetahuan dan Sikap Mahasiswa Terhadap Kepatuhan Melakukan Cuci Tangan dengan Metode Hand Wash
Hubungan Pengetahuan dan Sikap Mahasiswa Terhadap Kepatuhan Melakukan Cuci Tangan dengan Metode Hand Wash di IGD RSUD Dr. R. Goeteng Taroenadibrata Purbalingga Endiyono 1*, Faisal Dwi Prasetyo 2 1,2 Program
Lebih terperinciHUBUNGAN RIWAYAT ATOPIK ORANG TUA DAN KEJADIAN ASMA PADA ANAK USIA TAHUN DI SEMARANG LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH
HUBUNGAN RIWAYAT ATOPIK ORANG TUA DAN KEJADIAN ASMA PADA ANAK USIA 13-14 TAHUN DI SEMARANG LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH Disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai gelar sarjana strata-1
Lebih terperinciFAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN PROLAPSUS UTERI DI RSUP Dr. KARIADI SEMARANG LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN PROLAPSUS UTERI DI RSUP Dr. KARIADI SEMARANG LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH Disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai gelar sarjana strata-1
Lebih terperinciKOLONISASI BAKTERI PATOGEN POTENSIAL PENYEBAB INFEKSI DAERAH OPERASI PADA KULIT PASIEN PRAOPERATIF LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH
KOLONISASI BAKTERI PATOGEN POTENSIAL PENYEBAB INFEKSI DAERAH OPERASI PADA KULIT PASIEN PRAOPERATIF Studi Faktor Risiko Usia, Kebiasaan Merokok, Higiene Personal, Lama Perawatan Praoperatif di RSUP Dokter
Lebih terperinciBAB 4 METODE PENELITIAN. Semarang, dimulai pada bulan Mei 2014 sampai dengan Juni 2014.
BAB 4 METODE PENELITIAN 4.1 Ruang lingkup penelitian Ruang lingkup penelitian ini adalah Ilmu Penyakit Dalam divisi Pulmonologi. 4.2 Tempat dan waktu penelitian Tempat penelitian ini adalah Rumah Sakit
Lebih terperinciPERBANDINGAN PEMBERIAN ANTIBIOTIK PROFILAKSIS CEFTRIAXON DAN NON-CEFTRIAXON TERHADAP KEJADIAN SURGICAL SITE INFECTION
PERBANDINGAN PEMBERIAN ANTIBIOTIK PROFILAKSIS CEFTRIAXON DAN NON-CEFTRIAXON TERHADAP KEJADIAN SURGICAL SITE INFECTION PASCA KOLESISTEKTOMI Studi pada Pasien Kolesistolitiasis yang dilakukan Laparoskopik
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN PERAWAT TENTANG REKAM MEDIS DENGAN KELENGKAPAN PENGISIAN CATATAN KEPERAWATAN JURNAL PENELITIAN MEDIA MEDIKA MUDA
HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN PERAWAT TENTANG REKAM MEDIS DENGAN KELENGKAPAN PENGISIAN CATATAN KEPERAWATAN Di bangsal penyakit dalam RSUP Dr. Kariadi Semarang periode 1-31 Januari 2012 JURNAL PENELITIAN
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang berjudul Evaluasi ketepatan penggunaan antibiotik untuk
BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian yang berjudul Evaluasi ketepatan penggunaan antibiotik untuk pengobatan ISPA pada balita rawat inap di RSUD Kab Bangka Tengah periode 2015 ini
Lebih terperinciSURVEILLANCE KEJADIAN INFEKSI DAERAH OPERASI (IDO) DI RSUD PANEMBAHAN SENOPATI BANTUL BULAN MARET-APRIL Karya Tulis Ilmiah
SURVEILLANCE KEJADIAN INFEKSI DAERAH OPERASI (IDO) DI RSUD PANEMBAHAN SENOPATI BANTUL BULAN MARET-APRIL 2013 Karya Tulis Ilmiah Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Derajat Sarjana Keperawatan Pada Program
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan desain penelitian non eksperimental dengan
BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan desain penelitian non eksperimental dengan analisis data secara deskriptif analitik dengan penyajian data dalam bentuk kualitatif
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA KADAR HBA1C DENGAN KADAR TRIGLISERIDA PADA PASIEN DIABETES MELITUS TIPE 2 LAPORAN AKHIR HASIL PENELITIAN KARYA TULIS ILMIAH
HUBUNGAN ANTARA KADAR HBA1C DENGAN KADAR TRIGLISERIDA PADA PASIEN DIABETES MELITUS TIPE 2 LAPORAN AKHIR HASIL PENELITIAN KARYA TULIS ILMIAH Disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai derajat
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. cross sectional pendekatan retrospektif. Studi cross sectional merupakan
BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian yang dilakukan ini menggunakan rancangan penelitian cross sectional pendekatan retrospektif. Studi cross sectional merupakan suatu observasional
Lebih terperinciHubungan Tingkat Pendidikan dan Status Ekonomi terhadap Tingkat Pengetahuan Tentang Penggunaan Antibiotik
Prosiding Pendidikan Dokter ISSN: 2460-657X Hubungan Tingkat Pendidikan dan Status Ekonomi terhadap Tingkat Pengetahuan Tentang Penggunaan Antibiotik 1 Nita Ayu Toraya, 2 Miranti Kania Dewi, 3 Yuli Susanti
Lebih terperinciABSTRAK PREVALENSI TUBERKULOSIS PARU DI RUMAH SAKIT PARU ROTINSULU BANDUNG PERIODE JANUARI-DESEMBER 2007
ABSTRAK PREVALENSI TUBERKULOSIS PARU DI RUMAH SAKIT PARU ROTINSULU BANDUNG PERIODE JANUARI-DESEMBER 2007 Yanuarita Dwi Puspasari, 2009. Pembimbing I : July Ivone, dr., MS Pembimbing II : Caroline Tan Sardjono,
Lebih terperinciHUBUNGAN KEPATUHAN MINUM OBAT DENGAN TEKANAN DARAH PADA PASIEN HIPERTENSI RAWAT JALAN DI POLIKLINIK PENYAKIT DALAM RSUD
HUBUNGAN KEPATUHAN MINUM OBAT DENGAN TEKANAN DARAH PADA PASIEN HIPERTENSI RAWAT JALAN DI POLIKLINIK PENYAKIT DALAM RSUD Dr. H. MOCH. ANSARI SALEH BANJARMASIN Fitri Maulidia 1 ; Yugo Susanto 2 ; Roseyana
Lebih terperinciLAPORAN HASIL PENELITIAN. Oleh : VINISIA
1 LAPORAN HASIL PENELITIAN Profil Kondisi Sterilitas dan Uji Kepekaan Antibiotik Terhadap Bakteri yang Ditemukan pada Peralatan Medis Instalasi Perawatan Intensif RSUP. H. Adam Malik Oleh : VINISIA 060100092
Lebih terperinciBAB I. PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Diabetes melitus (DM) terutama DM tipe 2 merupakan masalah kesehatan
BAB I. PENDAHULUAN A. Latar belakang Diabetes melitus (DM) terutama DM tipe 2 merupakan masalah kesehatan global. International Diabetes Federation (IDF) memprediksi jumlah orang dengan DM akan meningkat
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA GLAUKOMA DENGAN DIABETES MELITUS DAN HIPERTENSI SKRIPSI. Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Kedokteran
HUBUNGAN ANTARA GLAUKOMA DENGAN DIABETES MELITUS DAN HIPERTENSI SKRIPSI Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Kedokteran Karla Kalua G0011124 FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pengisian alveoli oleh eksudat, sel radang dan fibrin. Pneumonia masih
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pneumonia adalah peradangan yang mengenai parenkim paru, distal dari bronkiolus terminalis yang mencakup bronkiolus respiratorius. Pneumonia ditandai dengan konsolidasi
Lebih terperinciABSTRAK PASIEN USIA LANJUT DI RUANG RAWAT INTENSIF RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE 1 AGUSTUS JANUARI 2010
ABSTRAK PASIEN USIA LANJUT DI RUANG RAWAT INTENSIF RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE 1 AGUSTUS 2009-31 JANUARI 2010 Yuvens, 2010. Pembimbing I : Vera, dr.,sp.pd. Pembimbing II : dra. Endang Evacuasiany,
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah ilmu anestesi dan terapi intensif.
BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini adalah ilmu anestesi dan terapi intensif. 4.2 Tempat dan Waktu Penelitian 4.2.1 Tempat Penelitian Tempat penelitian adalah
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang dilakukan di RSUD Kabupaten Temanggung ini merupakan
BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian yang dilakukan di RSUD Kabupaten Temanggung ini merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan cross-sectional yaitu jenis pendekatan penelitian
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN. Onkologi dan Bedah digestif; serta Ilmu Penyakit Dalam. Penelitian dilaksanakan di Instalasi Rekam Medik RSUP Dr.
BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini adalah Ilmu Bedah khususnya Ilmu Bedah Onkologi dan Bedah digestif; serta Ilmu Penyakit Dalam. 4. Tempat dan Waktu Penelitian
Lebih terperinciPREVALENSI CARRIER Staphylococcus aureus PADA SISWA SMA 3 SEMARANG
PREVALENSI CARRIER Staphylococcus aureus PADA SISWA SMA 3 SEMARANG PREVALENCE OF Staphylococcus aureus s CARRIERS AMONG THE STUDENTS OF SMA 3 SEMARANG ARTIKEL ILMIAH Disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN
BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup keilmuan meliputi Anestesiologi dan terapi intensive. 4.2 Tempat dan Waktu Penelitian 4.2.1 Tempat penelitian Tempat penelitian adalah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. infeksi bakteri. Resistensi antibiotik terjadi ketika bakteri berubah dalam
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Antibiotik adalah obat yang digunakan untuk mencegah dan mengobati infeksi bakteri. Resistensi antibiotik terjadi ketika bakteri berubah dalam merespon pemberian
Lebih terperinciKOLONISASI BAKTERI PATOGEN POTENSIAL PENYEBAB INFEKSI DAERAH OPERASI PADA KULIT PASIEN PRAOPERATIF LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH
KOLONISASI BAKTERI PATOGEN POTENSIAL PENYEBAB INFEKSI DAERAH OPERASI PADA KULIT PASIEN PRAOPERATIF (Studi terhadap Faktor Risiko Jenis Kelamin, Diabetes Melitus, Status Gizi, dan Riwayat Penggunaan Antibiotik
Lebih terperinciANALISIS MUTU PELAYANAN KESEHATAN DI RUANG RAWAT INAP RUMAH SAKIT DAERAH MADANI PROVINSI SULAWESI TENGAH. Aminuddin 1) Sugeng Adiono 2)
ANALISIS MUTU PELAYANAN KESEHATAN DI RUANG RAWAT INAP RUMAH SAKIT DAERAH MADANI PROVINSI SULAWESI TENGAH Aminuddin 1) Sugeng Adiono 2) Abstrak :Peranan tenaga kesehatan dalam penyelenggarraan pelayanan
Lebih terperinciANALISIS TINDAKAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PERAWAT DALAM PENGENDALIAN INFEKSI NOSOKOMIAL DI RUANG ICU RSUD DR. ZAINOEL ABIDIN BANDA ACEH
ANALISIS TINDAKAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PERAWAT DALAM PENGENDALIAN INFEKSI NOSOKOMIAL DI RUANG ICU RSUD DR. ZAINOEL ABIDIN BANDA ACEH Liza Salawati, Nasyaruddin Herry Taufik dan Andi Putra Abstrak.
Lebih terperinciHEMAKANEN NAIR A/L VASU FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2014
Hubungan Obesitas Sentral Sebagai Salah Satu Faktor Resiko Penyakit Jantung Koroner Pada Usia 40-60 Tahun Di RSUP H.Adam Malik, Medan. Oleh: HEMAKANEN NAIR A/L VASU 110100413 FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
33 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan metode analitik observasional dengan pendekatan cross sectional study yang merupakan suatu penelitian untuk mempelajari dinamika
Lebih terperinciLAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH
HUBUNGAN MASA KERJA PERAWAT DENGAN PENGETAHUAN PERATURAN PRAKTIK KEPERAWATAN DI INSTALASI RAWAT INAP PENYAKIT DALAM RSUP DR KARIADI SEMARANG LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH Diajukan sebagai syarat untuk
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Tempat penelitian ini dilakukan adalah RSUP Dr. Kariadi Semarang.
18 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Ruang Lingkup Penelitian respirologi. Ruang lingkup penelitian ini adalah ilmu kesehatan anak, sub ilmu 3.2 Tempat dan Waktu Penelitian Tempat penelitian ini dilakukan
Lebih terperinciProsiding Pendidikan Dokter ISSN: X
Prosiding Pendidikan Dokter ISSN: 2460-657X Perbedaan Faktor Lingkungan, Perilaku Ibu dan Faktor Sosiodemografi Pasien Diare Anak di Poli Rawat Jalan Rumah Sakit Al Islam Bandung pada Peserta BPJS dan
Lebih terperinciPADA TENAGA MEDIS DAN PARAMEDIS DI RUANG INTENSIVECARE UNIT (ICU) DAN RUANG PERAWATAN BEDAH RUMAH SAKIT UMUM DAERAH ABDUL MOELOEK
IDENTIFIKASI METHICILLIN-RESISTANT Staphylococcus aureus (MRSA) PADA TENAGA MEDIS DAN PARAMEDIS DI RUANG INTENSIVECARE UNIT (ICU) DAN RUANG PERAWATAN BEDAH RUMAH SAKIT UMUM DAERAH ABDUL MOELOEK Raisa Mahmudah
Lebih terperinciLAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH. Diajukan sebagai syarat untuk mengikuti seminar hasil Karya Tulis Ilmiah mahasiswa Program Strata-1 Kedokteran Umum
PERBEDAAN POLA KEPEKAAN TERHADAP ANTIBIOTIK PADA Streptococcus pneumoniae YANG MENGKOLONISASI NASOFARING BALITA (Penelitian belah lintang pada balita yang tinggal di daerah tengah dan pinggiran kota Semarang)
Lebih terperinciINTISARI TINGKAT KESIAPAN INSTALASI GAWAT DARURAT DALAM PELAKSANAAN SASARAN KESELAMATAN PASIEN DI RUMAH SAKIT BEDAH SINDUADI
INTISARI TINGKAT KESIAPAN INSTALASI GAWAT DARURAT DALAM PELAKSANAAN SASARAN KESELAMATAN PASIEN DI RUMAH SAKIT BEDAH SINDUADI Ayu Lidya Rahmah 1, Elsye Maria Rosa 2, Ekorini Listiowati 3 Magister Manajemen
Lebih terperinciABSTRAK GAMBARAN PENDERITA DIABETES MELITUS TIPE 2 DI UPT PUSKESMAS PASUNDAN KOTA BANDUNG PERIODE
ABSTRAK GAMBARAN PENDERITA DIABETES MELITUS TIPE 2 DI UPT PUSKESMAS PASUNDAN KOTA BANDUNG PERIODE 2016 Jones Vita Galuh Syailendra, 2014 Pembimbing 1 : Dani, dr., M.Kes. Pembimbing 2 : Budi Widyarto, dr.,
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN
BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang lingkup penelitian Tropis. Penelitian ini mencakup bidang Ilmu Penyakit Dalam: Infeksi 4.2 Tempat dan waktu penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret-Juni
Lebih terperinciPENDAHULUAN. dapat berasal dari komunitas (community acquired infection) atau berasal dari
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rumah Sakit merupakan tempat berkumpulnya segala macam penyakit, baik menular maupun tidak menular. Ditinjau dari asal atau didapatnya infeksi dapat berasal dari komunitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ruang rawat intensif atau Intensive Care Unit (ICU) adalah unit perawatan di rumah sakit yang dilengkapi peralatan khusus dan perawat yang terampil merawat pasien sakit
Lebih terperinciBAB 4 METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah ICU RSUP dr. Kariadi Semarang.
25 BAB 4 METODE PENELITIAN 4.1 Ruang lingkup penelitian Ruang lingkup penelitian ini adalah ICU RSUP dr. Kariadi Semarang. 4.2 Tempat dan waktu penelitian Penelitian ini dilakukan di Instalasi Rekam Medik,
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN. Infeksi dan Penyakit Tropis dan Mikrobiologi Klinik. RSUP Dr. Kariadi Semarang telah dilaksanakan mulai bulan Mei 2014
BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang lingkup penelitian Penelitian ini mencakup bidang Ilmu Kesehatan Anak Divisi Infeksi dan Penyakit Tropis dan Mikrobiologi Klinik. 4.2 Tempat dan waktu penelitian Pengambilan
Lebih terperinciHUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN KEJADIAN INFEKSI RESPIRATORIK AKUT (IRA) BAGIAN BAWAH PADA ANAK USIA 1-5 TAHUN DI RSUD SUKOHARJO
HUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN KEJADIAN INFEKSI RESPIRATORIK AKUT (IRA) BAGIAN BAWAH PADA ANAK USIA 1-5 TAHUN DI RSUD SUKOHARJO SKRIPSI Untuk memenuhi sebagai persyaratan Mencapai derajat Sarjana Kedokteran
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN
BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini dilakukan di Departemen Ilmu Kesehatan Anak Divisi Perinatologi Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) dr. Kariadi / FK UNDIP Semarang. 4.2 Tempat
Lebih terperinciABSTRAK GAMBARAN KARAKTERISTIK PASIEN RAWAT INAP DIABETES MELITUS TIPE 2 DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE 1 JANUARI DESEMBER 2012
ABSTRAK GAMBARAN KARAKTERISTIK PASIEN RAWAT INAP DIABETES MELITUS TIPE 2 DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE 1 JANUARI 2012-31 DESEMBER 2012 Erfina Saumiandiani, 2013 : Pembimbing I : dr. Dani,M.Kes.
Lebih terperinciFAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN HIPERTENSI DI PUSKESMAS MAKRAYU KECAMATAN BARAT II PALEMBANG
AISYAH: JURNAL ILMU KESEHATAN 2 (1) 2017, 23 30 Available online at http://ejournal.stikesaisyah.ac.id/index.php/eja FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN HIPERTENSI DI PUSKESMAS MAKRAYU KECAMATAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kelompok penyakit yang berhubungan dengan infeksi. Penyakit ini banyak ditemukan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pneumonia komunitas merupakan salah satu penyebab kematian utama pada kelompok penyakit yang berhubungan dengan infeksi. Penyakit ini banyak ditemukan dan dapat menimbulkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Prevalensi penyakit infeksi memiliki kecenderungan yang masih cukup
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Prevalensi penyakit infeksi memiliki kecenderungan yang masih cukup tinggi meskipun terapi pengobatan dan pencegahan terhadap kejadian infeksi semakin berkembang.
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN. Bidang Ilmu Kedokteran khususnya Ilmu Penyakit Dalam. Semarang Jawa Tengah. Data diambil dari hasil rekam medik dan waktu
BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang lingkup penelitian Bidang Ilmu Kedokteran khususnya Ilmu Penyakit Dalam. 4.2 Tempat dan waktu penelitian Penelitian dilakukan di Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Dr. Kariadi
Lebih terperinciIdentifikasi MRSA pada Diafragma Stetoskop di Ruang Rawat Inap dan HCU Bagian Penyakit Dalam
239 Artikel Penelitian Identifikasi MRSA pada Diafragma Stetoskop di Ruang Rawat Inap dan HCU Bagian Penyakit Dalam Rizkia Chairani Asri 1, Roslaili Rasyid 2, Edison 3 Abstrak Methicillin-resistant Staphylococcus
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Ruang lingkup keilmuan pada penelitian ini mencakup bidang Ilmu Penyakit
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Ruang lingkup penelitian Ruang lingkup keilmuan pada penelitian ini mencakup bidang Ilmu Penyakit Dalam. 3.2 Tempat dan waktu penelitian Penelitian ini telah dilakukan di
Lebih terperinciHUBUNGAN KARAKTERISTIK PERAWAT DENGAN MOTIVASI PERAWAT DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN KEBERSIHAN DIRI PASIEN DI RUANG RAWAT INAP RSU
HUBUNGAN KARAKTERISTIK PERAWAT DENGAN MOTIVASI PERAWAT DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN KEBERSIHAN DIRI PASIEN DI RUANG RAWAT INAP RSU dr. H. KOESNADI BONDOWOSO SKRIPSI oleh Ervina Novi Susanti NIM 082310101008
Lebih terperinciHUBUNGAN OBESITAS TERHADAP PENINGKATAN INDEKS RASIO KARDIOTORAKS LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH
i HUBUNGAN OBESITAS TERHADAP PENINGKATAN INDEKS RASIO KARDIOTORAKS LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH Diajukan sebagai syarat untuk mengikuti ujian hasil Karya Tulis Ilmiah mahasiswa Program Strata-1 Kedokteran
Lebih terperinciABSTRAK HUBUNGAN FAKTOR RISIKO DENGAN KEJADIAN PENDERITA RAWAT INAP STROKE DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE JANUARI DESEMBER 2014
ABSTRAK HUBUNGAN FAKTOR RISIKO DENGAN KEJADIAN PENDERITA RAWAT INAP STROKE DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE JANUARI 2013 - DESEMBER 2014 Fitriana Andiani, 2015 : Pembimbing Utama Pembimbing Pendamping
Lebih terperinci