PENGARUH LATIHAN SINGLE MULTIPLE JUMP

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PENGARUH LATIHAN SINGLE MULTIPLE JUMP"

Transkripsi

1 PENGARUH LATIHAN SINGLE MULTIPLE JUMP DAN DOUBLE MULTIPLE JUMP TERHADAP HASIL TENDANGAN JAUH DALAM PERMAINAN SEPAKBOLA PADA SISWA EKSTRAKURIKULER SEPAKBOLA SMA NEGERI 8 SEMARANG TAHUN 2006 / 2007 SKRIPSI Diajukan Dalam Rangka Penyelesaian Studi Strata 1 Untuk Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan Disusun Oleh : Nama : Dwi Aristia Dinata NIM : Program Studi : S1 Jurusan : Pendidikan Kepelatihan Olahraga Fakultas : Ilmu Keolahragaan UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2007 i

2 SARI Dwi Aristia Dinata (2007). Pengaruh Latihan Single Multiple Jump dan Double Multiple Jump Terhadap Hasil Tendangan Jauh Dalam Permainan Sepakbola Pada Siswa Ekstrakurikuler Sepakbola SMA Negeri 8 Semarang Tahun 2006 / Skripsi UNNES. Permasalahan dalam penelitian ini yaitu 1) Apakah ada pengaruh latihan single multiple jump terhadap hasil tendangan jauh dalam permainan sepakbola SMA N 8 Semarang Tahun 2006 / 2007? 2) Apakah ada pengaruh latihan double multiple jump terhadap hasil tendangan jauh dalam permainan sepakbola SMA N 8 Tahun 2006 / 2007? 3) Manakah yang lebih baik antara latihan single multiple jump dan double multiple jump terhadap hasil tendangan jauh dalam permainan sepakbola SMA N 8 Semarang Tahun 2006 / 2007? Tujuan penelitian ini untuk 1) Mengetahui pengaruh latihan single multiple jump terhadap hasil tendangan jauh dalam permainan sepakbola pada siswa yang mengikuti ekstrakurikuler sepakbola SMA N 8 Semarang Tahun 2006/2007, 2) Mengetahui pengaruh latihan double multiple jump terhadap hasil tendangan jauh dalam permainan sepakbola pada siswa yang mengikuti ekstrakurikuler sepakbola SMA N 8 Semarang Tahun 2006/2007, 3) Mengetahui bentuk latihan yang lebih baik antara latihan single multiple jump dan double multiple jump terhadap hasil tendangan jauh dalam permainan sepakbola pada siswa yang mengikuti ekstrakurikuler sepakbola SMA N 8 Semarang Tahun 2006/2007? Sampel yang digunakan adalah siswa kelas dua yang mengikuti ekstrakurikuler sepakbola SMA Negeri 8 Semarang sebanyak 30 anak. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah purposive sampling. Dengan memberikan tes awal (Pre Test) dengan hasil yang kemudian di matching dengan metode A-B B-A. Setelah di matching akan didapatkan dua kelompok yaitu kelompok eksperimen I yang diberi latihan loncat satu tungkai kanan-kiri dan kelompok eksperimen II yang diberi latihan loncat satu tungkai kanan-kanan kirikiri. Kedua kelompok ini diberi perlakuan selama 14 kali pertemuan diakhiri dengan tes akhir (Post Test). Penelitian ini menggunakan metode eksperimen dengan pola M S, pengolahan data menggunakan statistik dengan rumus t test pendek dengan taraf signifikan 5 % dan derajad kebebasan (db) 14. Hasil perhitungan statistik diperoleh Mean tes awal kelompok eksperimen I = 29,44 ; Mean tes awal kelompok eksperimen II = 29,43 ; Mean tes akhir kelompok eksperimen I = 35,33 ; Mean tes akhir kelompok eksperimen II = 33,64 ; t hitung lebih besar daripada t tabel (2,827 > 2,145), dan data perbedaan mean kelompok eksperimen I ternyata lebih besar dari mean kelompok eksperimen II yaitu (35,33 > 33, 64). Kesimpulan yang dapat diambil yaitu bahwa 1) Ada pengaruh hasil latihan single multiple jump terbukti dengan adanya peningkatan terhadap hasil tendangan jauh dalam permainan sepakbola pada siswa kelas dua yang mengikuti ekstrakurikuler sepakbola SMA N 8 Semarang Tahun 2006/ ) Ada pengaruh hasil latihan double multiple jump terbukti dengan adanya peningkatan terhadap hasil tendangan jauh dalam permainan sepakbola pada siswa kelas dua ii

3 yang mengikuti ekstrakurikuler sepakbola SMA N 8 Semarang Tahun 2006/ ) Ada perbedaan pengaruh hasil antara latihan single multiple jump dan double multiple jump tebukti dengan perbedaan hasil mean tes akhir antara kelompok eksperimen I yang mendapatkan latihan single multiple jump lebih baik daripada hasil mean tes akhir kelompok eksperimen II yang mendapatkan latihan double multiple jump terhadap hasil tendangan jauh dalam permainan sepakbola pada siswa kelas dua yang mengikuti ekstrakurikuler SMA N 8 Semarang Tahun 2006/2007. Disarankan untuk para pembina, pelatih dan guru olahraga dalam usaha meningkatkan hasil tendangan jauh pada siswa ekstrakurikuler sepakbola SMA N 8 Semarang disarankan untuk menggunakan latihan single multiple jump. Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan perbandingan apabila akan mengadakan penelitian yang sejenis dengan sampel yang berbeda, dengan memperhatikan kendala-kendala yang ada. iii

4 HALAMAN PERSETUJUAN Skripsi ini telah disetujui dan disahkan untuk diajukan kepada panitia ujian skripsi Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Semarang. Semarang, Februari 2007 Pembimbing I Pembimbing II Drs. Kriswantoro, M.Pd Drs. M. Nasution, M. Kes NIP NIP Mengetahui Ketua Jurusan Pendidikan Kepelatihan Olahraga Drs. Wahadi, M.Pd NIP iv

5 HALAMAN PENGESAHAN Telah dipertahankan dihadapan Sidang Panitia Uji Skripsi Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Semarang pada : Hari : Tanggal : Panitia Ujian Ketua Panitia Sekretaris Drs. Sutardji, MS Drs. Wahadi, M.Pd NIP NIP Dewan Penguji 1. Drs. Tohar, M.Pd NIP Drs. Kriswantoro, M.Pd NIP Drs. M. Nasution, M. Kes NIP v

6 MOTTO DAN PERSEMBAHAN MOTTO : Mintalah, maka akan diberikan kepadamu. Carilah, maka kamu akan mendapat. Ketoklah, maka pintu akan dibukakan bagimu (Mat 7 : 7-11). Skripsi ini saya persembahkan untuk : Ayahanda YF. Setyo yang telah mendukungku sepenuh hati Almarhum ibuku Yohana Ariani Lidya Serra Teman-teman PKLO angkatan 2002 Sahabat-sahabatku di Safari Kost Almamater UNNES vi

7 KATA PENGANTAR Segala puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah melimpahkan rahmat, dan hidayah-nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Keberhasilan penulis dalam menyelesaikan skripsi ini atas bantuan dan dorongan dari berbagai pihak, sehingga dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada : 1. Rektor Universitas Negeri Semarang yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk melanjutkan studi di Jurusan Kepelatihan Olahraga UNNES Semarang 2. Dekan FIK UNNES yang telah memberikan ijin untuk mengadakan penelitian ini. 3. Ketua Jurusan Pendidikan Kepelatihan Olahraga yang telah memberikan pengarahan dan saran dalam penyusunan skripsi ini. 4. Drs. Kriswantoro, M.Pd selaku pembimbing I yang telah memberikan petunjuk dan bimbingan dalam menyelesaikan pembuatan skripsi ini. 5. Drs. M. Nasution, M.Kes selaku pembimbing II yang telah memberikan petunjuk dan bimbingan dalam menyelesaikan pembuatan skripsi ini. 6. Bapak dan Ibu Dosen FIK UNNES Semarang yang telah membimbing saya selama kuliah. 7. Busaeri Cholil, BA selaku pembimbing ekstrakurikuler SMA N 8 Semarang yang telah memberikan ijin untuk mempergunakan siswa ekstrakurikuler sepakbola SMA N 8 Semarang sebagai sampel dalam penelitian ini. vii

8 8. Teman-teman Jurusan Pendidikan Kepelatihan Olahraga FIK UNNES, dan semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu. 9. Semua pihak yang membantu dalam penyusunan skripsi ini, yang tidak dapat penulis sebutkan satu-persatu. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, hal ini disebabkan oleh terbatasnya kemampuan dan pengetahuan yang ada pada diri penulis. Oleh karena itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun dari semua pihak. Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat pada semua pihak. Amien. Semarang, Februari 2007 Penulis viii

9 DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i SARI...ii HALAMAN PERSETUJUAN... iv HALAMAN PENGESAHAN... v MOTO DAN PERSEMBAHAN... vi KATA PENGANTAR...vii DAFTAR ISI... ix DAFTAR GAMBAR... xi DAFTAR TABEL...xii DAFTAR LAMPIRAN...xiii BAB I PENDAHULUAN...1 A. Alasan Pemilihan Judul... 1 B. Permasalahan... 8 C. Tujuan Penelitian... 9 D. Penegasan Istilah E. Manfaat Penelitian BAB II LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS A. Landasan Teori Latihan Plyometric Single Multiple Jump Double Multiple Jump Tendangan Jauh Dalam Sepak Bola Tinjauan Ilmu Anatomi Single Multiple Jump dan Double Multiple Jump Menendang dengan Punggung Kaki Bagian Dalam B Hipotesis BAB III METODOLOGI PENELITIAN A Metode Penentuan Obyek Penelitian ix

10 1. Populasi Sampel Variabel B. Instrumen Penelitian Tes Tendangan Jauh Program Latihan C. Metode Pengumpulan Data D. Metode Analisis Data E. Langkah-Langkah Penelitian Tahap Persiapan Tes Awal Pelaksanaan Latihan Tes Akhir F. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penelitian BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian B. Pembahasan BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan B. Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN x

11 DAFTAR GAMBAR Gambar 1 Ilustrasi Grafis Beban Lebih Sitem Tangga... 6 Gambar 2 a Single Multiple Jump Gambar 2 b Double Multiple Jump Gambar 3 a Bagian Kaki yang Digunakan untuk Menendang Gambar 3 b Letak Kaki Tumpu Gambar 3 c Kaki yang Menendang Gambar 3 d Sikap Badan Menendang Gambar 3 e Bagian Bola yang Ditendang Gambar 3 f Menendang Bola dengan Ancang-Ancang Gambar 4 Pengaruh Sudut Elevasi Gambar 5 a Otot-Otot Paha Kanan dan Pelvis, Pandangan Anterior Gambar 5 b Otot-Otot Paha Kanan dan Pelvis, Pandangan Posterior Gambar 5 c Otot-Otot Superfisial dari Tungkai Kanan, Pandangan Anterior dan Posterior Gambar 6 a Tes Tendangan Jauh Gambar 6 b Lapangan Tes Tendangan Lambung xi

12 DAFTAR TABEL Tabel 1 Persiapan Perhitungan Statistik Tabel 2 Hasil Perhitungan T hitung dan T tabel Tabel 3 Perhitungan Mean Tabel 4 Daftar Nilai-Nilai t Taraf Signifikan xii

13 DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 Daftar Sampel Siswa Lampiran 2 Hasil Tes Awal Tendangan Jauh Lampiran 3 Pengurutan Hasil Tes Awal Lampiran 4 Hasil Tes Awal yang di-matching Lampiran 5 Hasil Tes Awal Tendangan Jauh Kelompok Eksperimen I dan Kelompok Eksperimen II Lampiran 6 Hasil Tes Akhir Lampiran 7 Perhitungan Statistik Lampiran 8 Jadwal latihan Lampiran 9 Program Latihan Lampiran 10 Daftar Petugas Pengambil Data Lampiran 11 Daftar Nilai-Nilai t Taraf Signifikan Lampiran 12 Surat Usul Penetapan Pembimbing Lampiran 13 Surat Penetapan Dosen Pembimbing Lampiran 14 Permohonan Ijin Penelitian Dinas Pendidikan Lampiran 15 Surat Ijin Penelitian Kepala Dinas Pendidikan Lampiran 16 Permohonan Ijin Penelitian SMA N Lampiran 17 Surat Peminjaman Alat Lampiran 18 Surat Keterangan Penelitian Lampiran 19 Dokumentasi Lapangan xiii

14 1 BAB I PENDAHULUAN A. Alasan Pemilihan Judul Sepakbola merupakan salah satu cabang olahraga yang paling banyak digemari oleh sebagian besar manusia yang ada di bumi ini. Sepakbola digemari oleh semua lapisan masyarakat baik dari tingkat daerah, nasional, dan internasional, dari usia anak-anak, dewasa hingga orang tua, mereka senang memainkan sendiri atau sebagai penonton. Dewasa ini permainan sepakbola tidak sekedar dilakukan untuk tujuan rekreasi dan pengisi waktu luang akan tetapi dituntut suatu prestasi yang optimal. Prestasi yang tinggi hanya dapat dicapai dengan latihan-latihan yang direncanakan dengan sistematis dan dilakukan secara terus menerus disertai pengawasan dan bimbingan pelatih yang profesional. Seiring perkembangan zaman maka sepakbola juga mengalami perubahan terutama terlihat sekali pada peraturan pertandingan, perlengkapan lapangan, kelengkapan pemain, perwasitan, dan organisasi sepakbola. Kesemuanya itu bertujuan agar sepakbola lebih bisa dinikmati, digemari dan menjadi suatu suguhan. Bagi pemain sendiri di lapangan pemain lebih aman dan terlindungi dalam mengekspresikan kemampuannya dalam mengolah bola. Walaupun begitu tetap saja sering terjadi suatu accident yang mengakibatkan pemain cidera sehingga harus keluar dari pertandingan bahkan ada yang menjalani operasi dan harus beristirahat menjalani perawatan yang intensif.

15 2 Sepakbola adalah cabang olahraga permainan yang dilakukan secara beregu atau tim yang terdiri dari sebelas pemain dan salah satunya penjaga gawang, maka suatu tim yang dikatakan baik, tangguh dan kuat adalah kesebelasan yang terdiri dari pemain-pemain yang mampu melakukan permainan tim yang kompak artinya mempunyai kerjasama tim yang baik. Oleh karena itu diperlukan pemain-pemain yang mempunyai ketrampilan teknik-teknik dasar sepakbola yang baik sehingga dapat memainkan bola dalam posisi dan situasi yang tepat dan cepat artinya tidak membuang-buang energi dan waktu. Sebagai anggota kesebelasan tiap pemain membawa peranan rangkap. Pemain sepakbola harus memenuhi syarat baik sebagai individu maupun sebagai anggota kesebelasan. Artinya sebagai individu seorang pemain harus dapat menguasai teknik bersepakbola dan sebagai anggota kesebelasan dengan kemampuan dan kemahirannya itu pemain harus dapat bermain bersama-sama membentuk suatu kesebelasan. Berkenaan sifat kepribadian masing-masing pemain yang pasti berbeda dan tidak tetap pula maka mutlak perlu para pemain harus berlatih agar kerjasama antar pemain dapat selalu terjalin seerat-eratnya. Belajar bermain sepakbola seyogyanya dilakukan sejak masih anak-anak yaitu sejak anak dapat menendang bola dan tahu bermain sepakbola. Beberapa alasan dapat dikemukakan sebagai berikut : 1. Adanya cukup waktu pembentukan fisik seorang pemain memenuhi syarat yang dibutuhkan.

16 3 2. Adanya cukup waktu pembentukan jiwa seorang pemain memenuhi syarat yang dibutuhkan. 3. Adanya cukup waktu dan kesempatan belajar mencapai prestasi setinggitingginya. Dengan waktu dan kesempatan belajar yang lebih longgar mungkin sekali pemain bibit yang masih anak-anak itu kelak pada usia sekitar dua puluh tujuh tahun sudah dapat menjadi sepakbolawan kampiun. Sebaliknya, lebih sempit waktu dan kesempatan bertumbuh dan belajar kemungkinan itu pasti lebih kecil pula (Djawad, 1976 : 1) Tujuan permainan sepakbola adalah pemain memasukkan bola sebanyakbanyaknya ke gawang lawannya dan berusaha menjaga gawangnya sendiri agar tidak kemasukan (Sucipto, 1999 : 7). Sehingga untuk dapat melakukan semuanya itu menendang adalah teknik dasar yang paling dominan agar bola secepat mungkin berada di depan gawang lawan. Dalam permainan sepakbola ada prinsip teknik menendang bola yang harus diketahui yaitu : a) Kaki tumpu, b) Kaki yang menendang, c) Bagian bola yang ditendang, d) Sikap badan, e) Sikap badan (Sukatamsi, 1984 : 45). Macam-macam teknik-teknik dasar sepakbola terdiri dari teknik tanpa bola dan teknik dengan bola. Teknik tanpa bola yaitu gerakan-gerakan yang dilakukan tanpa bola, yang terdiri dari : a) Lari cepat dan mengubah arah, b) Melompat atau meloncat, c) Gerak tipu tanpa bola yaitu gerak tipu dengan badan, d) Gerakan-gerakan khusus untuk penjaga gawang. Teknik dengan bola yaitu semua gerakan-gerakan dengan bola, yang terdiri dari : a) Menendang bola, b) Menerima bola (menghentikan dan

17 4 mengontrol bola), c) Menggiring bola, d) Menyundul bola, e) Melempar bola, f) Gerak tipu dengan bola, g) Merampas atau merebut bola, h) Teknik-teknik khusus penjaga gawang (Sukatamsi, 1984 : 34). Menendang adalah teknik dasar yang paling dominan dalam permainan sepakbola dari beberapa teknik dasar yang ada, dikarenakan kemampuan menendang bola dengan baik dan benar dapat dipergunakan untuk tujuan : Memberi operan kepada teman, menembak bola kearah mulut gawang lawan, untuk membuat gol kemenangan, membersih atau menyapu bola di daerah pertahanan (belakang) langsung ke depan (biasa dilakukan oleh para pemain belakang untuk mematahkan serangan lawan), dan untuk melakukan bermacam-macam tendangan khususnya yaitu tendangan bebas, tendangan sudut dan tendangan hukuman atau penalty (Sukatamsi 1984 : 48). Menendang dalam permainan sepakbola adalah suatu usaha untuk memindahkan bola dari satu titik ke titik lain dengan menggunakan kaki. Menendang dalam penelitian ini adalah melakukan tendangan bola jarak jauh melambung menggunakan punggung kaki bagian dalam sejauh-jauhnya. Untuk menghasilkan tendangan yang maksimal selain dibutuhkan penguasaan teknik yang baik, kemampuan fisik juga ikut berperan karena hasil tendangan yang baik selain didapatkan dari penguasaan teknik yang baik juga kondisi fisik yang baik pula. Latihan fisik adalah latihan yang bertujuan untuk menguatkan kondisi fisik. Beberapa unsur kemampuan fisik dasar yang perlu dikembangkan adalah : kekuatan,

18 5 daya tahan, kelenturan, kelincahan, kecepatan, daya ledak, stamina, koordinasi gerak (Tohar, 2002 : 2). Usaha untuk meningkatkan prestasi, latihan harus berpedoman pada teori dan prinsip latihan yang benar dan sudah diterima secara universal. Tanpa berpedoman pada teori dan prinsip latihan, latihan seringkali menjurus ke mala pelatih (mal-practice) dan latihan yang tidak sistematis-metodis sehingga peningkatan prestasi tidak akan tercapai. Beberapa prinsip latihan yang paling penting untuk dijadikan pedoman untuk meningkatkan prestasi dan performa dalam olahraga adalah : Pemanasan tubuh, Metode latihan, Berfikir positif, Prinsip beban lebih, Intensitas latihan (Tohar, 2002 : 4). Prinsip Beban Lebih atau overload principle adalah prinsip latihan yang menekankan pada pembebanan latihan yang semakin berat. Atlet harus selalu berusaha untuk berlatih dengan beban yang lebih berat daripada yang mampu dia lakukan pada saat itu. Setiap bentuk latihan baik latihan untuk ketrampilan fisik, teknik, taktik dan mental sekalipun harus berpedoman dengan prinsip beban lebih. Jika beban latihan terlalu ringan di bawah kemampuan berapa lama latihan itu akan dilakukan dan selalu mengulang-ulang latihan hasilnya tidak akan meningkatkan prestasi. Akan tetapi yang perlu diperhatikan adalah beban latihan harus lebih berat tetapi dalam batas kemampuan untuk mengatasi. Bila beban terlalu berat prestasinya juga tidak akan berkembang dengan baik. Selain itu perlu dipertimbangkan dalam mendisain latihan overload. Bompa menyarankan untuk menggunakan sistem step

19 6 type approach atau tangga. Gambar 1 adalah ilustrasi grafis tentang bagaimana melakukan penambahan beban dengan menggunakan sistem tangga tersebut. Setiap garis vertikal menunjukkan perubahan (penambahan beban) sedangkan garis horisontal adalah tahap adaptasi terhadap beban yang baru dinaikkan. Beban latihan pada 3 anak tangga (cycle) pertama, ditingkatkan secara bertahap. Pada cycle ke 4 diturunkan (tahap unloading phase) yang bermaksud untuk memberi kesempatan pada organisme tubuh untuk melakukan regenerasi (proses pertumbuhan kembali bagian-bagian tubuh yang rusak atau hilang). Maksud dan tujuan regenerasi di sini adalah atlet dapat mengumpulkan tenaga atau mengakumulasi cadangan-cadangan fisiologis maupun psikologis untuk persiapan beban latihan yang lebih berat lagi di anak-anak tangga ke 7 dan 8 dan seterusnya Gambar 1 Ilustrasi grafis beban lebih sistem tangga (Tohar, 2002 : 8).

20 7 Hasil tendangan yang baik selain didapatkan dari penguasaan teknik yang baik juga dipengaruhi oleh kondisi fisik yang baik pula, salah satunya adalah daya ledak. Dalam hal ini daya ledak yang dimaksud adalah daya ledak otot tungkai, untuk mendapatkan daya ledak otot tungkai dapat diperoleh dengan bermacam-macam latihan salah satunya adalah latihan loncat. Sedangkan bentuk latihan loncat itu sendiri terdiri dari bermacam-macam variasi loncatan, latihan loncatan dilakukan dengan koordinasi gerakan yang berirama serta kombinasi gerakan. Latihan meloncat yang bertumpu pada satu kaki dimana loncatan yang dilakukan dengan pola gerakan satu kaki yang biasa dikenal dengan gerakan bounding. Dengan awalan melakukan kekuatan dorongan diusahakan dengan satu kaki dan pendaratan sama dengan menggunakan satu kaki, tindakan ini biasa disebut denganb hop (lompatan). Mengikuti pendaratannya tumit dilipat ke arah pantat diikuti oleh rencana gerakan maju yang cepat pada paha terhadap tempat pendaratan. Pendaratan ini sangat aktif dan dilakukan sangat cepat serta siap untuk memulai lompatan lain sesegera mungkin. Sedangkan loncatan bisa terdiri dari single atau bermacam-macam lompatan dalam koordinasi gerakan kaki dan lengan yang berirama, aktifitas-aktifitas terakhir bisa disusun dalam bermacam-macam kombinasi dari kaki kiri (L) dan kanan (R) : L L R R L R L L R R dan seterusnya (Bompa, 1994 : 79). Dalam permainan sepakbola dituntut panguasaan teknik dasar yang baik dan benar salah satu teknik dasar yang harus dikuasai dan vital oleh seorang pemain sepak bola adalah teknik menendang bola (A. Sarumpaet, 1991 : 13).

21 8 Menendang bola adalah suatu usaha untuk memindahkan bola dari satu tempat ke tempat lain dengan menggunakan kaki atau bagian kaki, seorang pemain sepak bola yang tidak dapat menguasai teknik menendang bola dengan baik, maka tidak akan mungkin menjadi pesepak bola yang handal dan baik. Kesebelasan yang baik adalah suatu kesebelasan yang semua pemainnya menguasai teknik menendang bola dengan baik, cermat, tepat pada sasaran baik sasaran pada teman yang jauh maupun sasaran pada gawang lawan untuk mencetak gol. Berdasarkan uraian yang tertulis di atas, maka penulis ingin melakukan penelitian mengenai : Pengaruh Latihan Single Multiple Jump Dan Double Multiple Jump Terhadap Hasil Tendangan Jauh dalam Permainan Sepakbola Pada Siswa Ekstrakurikuler Sepakbola SMA Negeri 8 Semarang Tahun 2006 / Adapun alasan lain yang mendukung dalam penelitian ini adalah : 1. Latihan single dan double multiple jump merupakan unsur penunjang untuk meningkatkan daya ledak otot tungkai yang akan digunakan untuk menendang bola. 2. Komponen pendukung hasil tendangan jauh dalam permainan sepakbola salah satunya adalah daya ledak otot tungkai B. Permasalahan 1. Apakah ada pengaruh latihan single multiple jump terhadap hasil tendangan jauh dalam permainan sepakbola SMA N 8 Semarang?

22 9 2. Apakah ada pengaruh latihan double multiple jump terhadap hasil tendangan jauh dalam permainan sepakbola SMA N 8 Semarang? 3. Manakah yang lebih baik antara latihan single multiple jump dan double multiple jump terhadap hasil tendangan jauh dalam permainan sepakbola SMA N 8 Semarang? C. Tujuan Penelitian Setiap penelitian yang dilakukan selalu mempunyai tujuan, agar memperoleh gambaran yang jelas serta bermanfaat bagi yang menggunakannya. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah : 1. Mengetahui pengaruh latihan single multiple jump terhadap hasil tendangan jauh dalam permainan sepakbola pada siswa yang mengikuti ekstrakurikuler sepakbola SMA N 8 Semarang Tahun 2006/ Mengetahui pengaruh latihan double multiple jump terhadap hasil tendangan jauh dalam permainan sepakbola pada siswa yang mengikuti ekstrakurikuler sepakbola SMA N 8 Semarang Tahun 2006/ Mengetahui bentuk latihan yang lebih baik antara single multiple jump dan double multiple jump terhadap hasil tendangan jauh dalam permainan sepakbola pada siswa yang mengikuti ekstrakurikuler sepakbola SMA N 8 Semarang Tahun 2006/2007.

23 10 D. Penegasan Istilah 1. Pengaruh Pengaruh adalah daya yang ada atau timbul dari sesuatu (orang, benda) yang ikut membentuk watak, kepercayaan, atau perbuatan seseorang (Depdikbud, 1989 : 664). Pengertian pengaruh dalam penelitian ini adalah akibat yang timbul dari hasil berlatih loncat satu tungkai kanan-kiri dan kanan-kanan kiri-kiri untuk memperoleh hasil tendangan jauh dalam permainan sepakbola. 2. Latihan Latihan adalah suatu proses berlatih yang sistematis yang dilakukan secara berulang-ulang dan yang kian hari jumlah beban latihan kian bertambah (Tohar, 2002 : 1). Dalam penelitian ini latihan adalah suatu bentuk perlakuan untuk memperoleh hasil tendangan jauh dalam permainan sepakbola dengan latihan loncat satu tungkai. 3. Single Multiple Jump dan Double Multiple Jump. Jump adalah loncat yaitu lompat dengan kedua atau keempat kaki bersama (Depdikbud, 1989 : 531). Ada dua cara meloncat yaitu meloncat tanpa ancang-ancang dan meloncat dengan ancang-ancang. Tungkai adalah seluruh kaki dari pangkal paha ke bawah (Depdikbud, 1989 : 973). Loncat satu tungkai adalah suatu loncatan yang bertumpu pada satu tungkai kaki baik kaki kanan atau kaki kiri. Dalam penelitian ini yang dimaksud dengan loncat satu tungkai adalah meloncat dengan koordinasi gerakan kaki dan lengan yang berirama, dengan kombinasi gerakan kaki kanan-kiri. Dalam penelitian ini latihan loncat yang duigunakan yaitu single multiple jump dan double multiple jump.

24 11 Single multiple jump adalah satu lompatan yang berkali-kali, di dalam penelitian ini yang dimaksud adalah suatu lompatan yang dilakukan dengan menggunakan satu tungkai yang bergantian dan dilakukan berkali-kali. Untuk lebih jelasnya teknik loncatan ini dimulai dari sikap awal berdiri kaki kiri ditekuk ke belakang sedikit. Gerakan : mendorong dengan kaki kiri berlawanan dengan tanah, mendorong lutut kaki kanan ke atas arah dada, dan ke depan untuk mendapatkan jarak. Mendarat dengan kaki kanan dan segera pantulkan. Arahkan lutut kiri ke atas kemudian ke depan, lanjutkan dengan melayang di udara. Lanjutkan dengan kaki berganti-ganti (Bompa, 1994 : 83). Double multiple jump adalah lompatan dobel atau dua kali (lipat) yang berkalikali, di dalam penelitian ini yang dimaksud adalah suatu lompatan yang dilakukan dengan menggunakan satu tungkai dengan teknik lompatan dobel atau dua kali yang bergantian dan dilakukan berkali-kali. Untuk lebih jelasnya teknik loncatan ini dimulai dari sikap awal berdiri dengan gerakan awal pada kaki kiri, mendorong kaki kanan ke atas, paha horizontal, lengan selaras dengan kaki dan mendarat pada kaki kiri, kaki kanan lebih direndahkan ke tanah dengan melakukan gerakan yang aktif dan mendorong paha kiri ke atas. Dilanjutkan dengan gerakan yang sama secara konstan berganti-ganti kaki dan lengan (Bompa, 1994 : 82)

25 12 4. Tendangan Jauh Tendangan berasal dari kata tendang yang artinya menyepak atau mendepak (dengan kaki) (Depdikbud, 1989 : 927). Pengertian tendangan dalam penelitian ini adalah memindahkan bola dari satu tempat ke tempat lain dengan menggunakan punggung kaki bagian dalam melalui passing melambung sejauh-jauhnya. E. Manfaat Penelitian Setiap penelitian yang dilakukan diharapkan dapat bermanfaat bagi yang menggunakan. Adapun manfaat dalam penelitian ini adalah : 1. Sebagai sumbangan bagi guru pendidikan jasmani dan olahraga dalam memilih dan menerapkan bentuk latihan loncat yang efektif untuk mencapai keberhasilan dalam mengajar sepakbola. 2. Memberikan tambahan pengetahuan bagi pengembangan ilmu untuk membantu pelatih maupun guru pendidikan jasmani dan olahraga untuk menerapkan bentuk latihan yang efektif

26 13 BAB II LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS A. Landasan Teori Dasar pemikiran yang jelas dari tinjauan penelitian yang akan dilaksanakan agar dapat tercapai dengan baik maka diperlukan landasan teori yang mendukung dari penelitian tersebut. 1. Latihan Plyometric Latihan plyometric diklasifikasikan pada kategori-kategori sebagai berikut : latihan bertumpu pada satu kaki, bertumpu pada dua kaki, lompatan jatuh/bereaksi, latihan bantingan, latihan-latihan tubuh bagian atas (pangkal lengan),permainan beranting dan sederhana (Bompa, 1994 : 77). Saat menampilkan plyometric, tubuh bagian atas harus dijaga tetap vertikal dan dilemaskan, atau diayunkan ke atas bersama untuk mengangkat pusat gaya berat, atau diayunkan sekali pada saat koordinasi dengan gerakan-gerakan kaki. Dengan cara ini, lengan akan selalu seimbang dan dengan demikian mengimbangi gerakan kaki, menghasilkan gerakan-gerakan yang terkoordinasi dengan baik (Bompa, 1994 : 77). Loncat satu tungkai yang bertumpu pada satu kaki biasa dikenal dengan latihan bounding. Pada gerakan awal loncatan (kekuatan dorongan) diusahakan dengan satu kaki dan pendaratan sama menggunakan satu kaki, tindakan ini disebut sebagai hop (lompatan) (Bompa, 1994 : 78).

27 14 Sedangkan loncatan bisa terdiri dari single atau bermacam-macam lompatan dalam koordinasi gerakan kaki dan lengan yang berirama, aktifitas-aktifitas terakhir bisa disusun dalam bermacam-macam kombinasi dari kaki kiri (L) dan kanan (R) : L L R R L R L L R R dan seterusnya. Seringkali selama lompatan atau melompat, perubahan kecepatan horisontal dapat dibuat menjadi pengangkatan vertikal, atau sebagian besar keadaan yang luas menjadi gerakan maju dan mendatar yang berirama dimana reaksi kecepatan adalah tujuannya (Bompa, 1994 : 79). Selama program latihan plyometrics ini menyebabkan adaptasi jaringan ikat sendi, urat, dan otot dengan meningkatkan beban latihan secara progresif. Sebagai tambahan untuk olahraga yang membutuhkannya, kumpulan otot juga diperbesar sedikit demi sedikit. Lingkup penekanan dan metode pembangunan tubuh yang dimodifikasi dapat menjadi metode latihan utama untuk digunakan. Beban harus disubmaksimalkan (65% - 80%) tergantung pada jadwal kompetisi dan klasifikasi atlet, masa di fase ini dapat dimana saja antara 4 12 minggu. Bagi atlet yang berpengalaman 4 5 minggu akan mencukupi (Bompa, 1994 : 61). Dalam penelitian ini latihan dilakukan selama 14 kali pertemuan yang dilaksanakan tiga kali dalam satu minggu, sehingga hasil latihan sudah dapat terlihat. 1.1 Single Multiple Jump Altenate Leg Bound SP : standing, left foot slightly bag, M : Push with the left leg against the ground, driving the right knee upward toward the chest, and forward, in order to gain

28 15 distance. Land on right foot, and immediately rebound, driving the left knee upwardforward. Continue alternating take-off leg (Bompa, 1994 : 83) Lompatan Kaki Yang Berselang-seling Posisi permulaan : berdiri, kaki kiri mundur ke belakang sedikit. Gerakan : mendorong dengan kaki kiri berlawanan dengan tanah, mendorong lutut kanan ke atas arah ke dada, dan ke depan dalam rangka mencapai jarak. Mendarat dengan kaki kanan dan segera melompat kembali, mendorong lutut kiri ke atas depan. Lanjutkan, permulaan kaki berganti-ganti. (Dapat dilihat pada gambar 2 b). Gambar 2 a Single Multiple Jump (Altenate Leg Bound) (Bompa : 1994 : 83) Gerakan single multiple jump merupakan gerakan melompat dengan satu kaki sebagai tumpuan baik kaki kanan atau kiri. Dalam hal ini lompatan yang dilakukan adalah gerakan melompat dengan kaki yang bergantian yaitu kanan-kiri yang

29 16 berselang-seling. Gerakan dimulai dari kaki kiri sebagai awalan tumpuan tolakan dengan kaki kanan yang bersiap untuk melakukan gerakan selanjutnya yaitu melangkah ke depan untuk bergantian sebagai kaki tumpuan, selanjutnya dengan mendorong kaki kanan ke atas ke arah dada untuk mendapatkan jarak langkah ke depan dan bersiap untuk gerakan selanjutnya yaitu melangkah ke depan. Gerakan selanjutnya kaki kanan berganti sebagai kaki tumpuan lompatan dengan kaki kiri yang bersiap untuk melakukan gerakan selanjutnya yaitu melangkah ke depan dengan gerakan mendorong ke atas ke arah dada dengan tujuan untuk mendapatkan langkah ke depan dan bersiap dengan gerakan selanjutnya melangkah ke depan. Gerakan ini dilakukan diikuti dengan gerakan lengan yang selaras dengan kaki dan dilakukan dengan gerakan yang sama secara konstan berganti-ganti kaki dan lengan, lompatan ini dilakukan dengan jarak kurang lebih 25 sampai 30 meter. 1.2 Double Multiple Jump Single Leg Hop SP : Standing. M: Drive right leg up, and then reach forward to gain distance. Land on the same foot, continue the hops, while the left leg is held in stationary position throughout the exercise. Note that the arms are gathered together before landing, and swung upward-forward as the explosive take-off is performed (Bompa : 1994 : 84). Lompatan Satu Kaki Posisi permulaan : berdiri. Gerakan : mendorong kaki kanan ke atas dan kemudian mencapai ke depan untuk mendapatkan jarak. Mendarat pada kaki yang sama,

30 17 melanjutkan lompatan, saat kaki kiri dipertahankan dengan posisi yang tetap pada seluruh latihan. Catatan bahwa lengan dihimpun bersama sebelum mendarat, dan diayun ke atas-depan seperti pemberangkatan yang siap ditampilkan. (Dapat dilihat pada gambar 2 b). Gambar 2 b Double Multiple Jump (Single Leg Hop) (Bompa : 1994 : 84) Gerakan double multiple jump merupakan gerakan melompat dengan satu kaki sebagai tumpuan baik kaki kanan atau kiri dengan gerakan lompatan ganda (kanankanan kiri-kiri). Dalam hal ini lompatan yang dilakukan adalah gerakan melompat dengan kaki yang bergantian yaitu kanan-kanan kiri-kiri yang berselang-seling dengan lompatan ganda. Gerakan dimulai dari kaki kiri sebagai awalan tumpuan tolakan dan gerakan lanjutan kaki kiri sebagai tumpuan berikutnya dengan diikuti gerakan kaki kanan yang bergerak ke atas dengan posisi paha horisontal atau rata-rata

31 18 air diteruskan dengan gerakan kaki kanan yang sedikit rendah dan aktif mengayun guna membantu kaki kiri untuk mendapatkan jarak lompatan. Pada saat bersamaan paha kaki kiri didorong ke atas untuk melakukan lompatan dan sebagai kaki tumpuan berikutnya. Dilanjutkan gerakan berikutnya kaki kanan bergantian melangkah ke depan dan menjadi tumpuan dengan diikuti gerakan lengan yang selaras dengan kaki. Gerakan ini dilanjutkan dengan gerakan yang sama secara konstan dan berganti-ganti kaki dan lengan dan lompatan ini dilakukan dengan jarak kurang lebih 25 sampai 30 meter. 2. Tendangan Jauh dalam Sepak Bola Dalam penelitian ini teknik tendangan yang digunakan untuk melakukan tes awal dan tes akhir tendangan jauh yaitu menendang dengan punggung kaki bagian dalam. Macam-macam tendangan dalam permainan sepakbola yang harus diketahui dan dikuasai oleh seorang pemain sepakbola : 1. Atas dasar bagian mana dari kaki yang digunakan untuk menendang bola dengan : kaki bagian dalam, kura-kura kaki bagian luar, kura-kura kaki penuh, ujung jari, kura-kura kaki sebelah dalam, tumit (Sukatamsi, 1984:47) (lihat gambar 3 a) 2. Atas dasar kegunaan atau fungsi dari tendangan : a) Untuk memberikan operan bola kepada teman b) Untuk menembakkan bola ke arah mulut gawang lawan, untuk membuat gol kemenangan

32 19 c) Untuk membersihkan atau menyapu bola di daerah pertahanan (belakang) langsung ke depan d) Untuk melakukan bermacam-macam tendangan khusus yaitu untuk tendangan bebas, tendangan sudut, tendangan hukuman (pinalti) (Sukatamsi, 1984 : 48). Gambar 3 a Bagian kaki yang digunakan untuk menendang (Sukatamsi, 1984 : 47) 3. Atas dasar tinggi rendahnya lambungan bola a) Tendangan bola rendah, bola menggukir datar di atas permukaan tanah sampai setinggi lutut b) Tendangan bola melambung lurus atau melambung sedang, bola melambung paling rendah setinggi lutut dan paling tinggi setinggi kepala

33 20 c) Tendangan bola melambung tinggi, bola melambung paling rendah setinggi kepala (Sukatamsi, 1984 : 48). 4. Atas dasar arah putaran dan jalannya bola a) Tendangan lurus (langsung) b) Tendangan melengkung (slice) (Sukatamsi, 1984 : 48). Untuk dapat melakukan tendangan jauh dalam sepak bola dengan hasil yang maksimal, disamping membutuhkan kekuatan juga memerlukan penguasaan teknik menendang yang baik. Untuk dapat menghasilkan tendangan jauh yang baik, lebih tepat apabila menggunakan punggung kaki bagian dalam, karena akan menghasilkan lintasan bola yang melambung dan jauh. Teknik-teknik tendangan dengan punggung kaki bagian dalam adalah : a) Letak Kaki Tumpu Kaki tumpu adalah kaki yang menumpu pada tanah pada saat persiapan menendang dan merupakan titik berat badan. Posisi kaki tumpu akan menentukan arah lintasan bola. Posisi atau letak kaki tumpu yang baik untuk melakukan tendangan dengan menggunakan punggung kaki bagian dalam adalah kaki tumpu diletakkan di samping belakang bola antara 25 cm - 30 cm, arah kaki tumpu membuat sudut 40 0 dengan garis lurus arah bola (Lihat gambar 3 b) b) Kaki Yang Menendang Kaki yang menendang diangakat ke belakang, kemudian diayunkan ke depan kearah sasaran. Hingga punggung kaki bagian dalam dapat tepat mengenai tengah-

34 21 tengah di bawah bola. Gerak kaki yang menendang dilanjutkan ke depan (gerak lanjutan ke depan) (Lihat gambar 3 c). Gambar 3 b Letak kaki tumpu Menendang dengan punggung kaki bagian dalam (Sukatamsi, 1984 : 118) Gambar 3 c Kaki yang menendang Menendang dengan punggung kaki bagian dalam (Sukatamsi, 1984 : 118)

35 22 c) Sikap Badan Pada waktu kaki yang menendang bola diayunkan ke belakang, badan condong ke depan. Pada waktu menendang bola karena posisi kaki tumpu berada di samping belakang bola, sikap badan condong ke belakang. Kedua lengan terbuka ke samping badan untuk menjaga keseimbangan. Karena kaki tumpu berada di samping bola maka panggul berada di atas bola, sikap badan sedikit condong ke depan (Lihat Gambar 3 d). d) Pandangan Mata Pada waktu menendang bola, arah pandangan mata pada bola kemudian pada arah sasaran. Gambar 3 d Sikap Badan Menendang dengan punggung kaki bagian dalam (Sukatamsi, 1984 : 118)

36 23 e) Bagian Bola yang Ditendang Tepat di tengah bawah bola, bola akan melambung tinggi (Lihat gambar 3 e ). f) Menendang Bola dengan Ancang-Ancang Bola dalam keadaan berhenti, pemain berdiri 3 5 langkah di belakang samping bola, sehingga letak pemain membuat sudut kurang lebih 40 0 dengan garis lurus arah sasaran bola (Lihat gambar 3 f ). Gambar 3 e Bagian bola yang ditendang (Sukatamsi, 1984 : 118) Gambar 3 f Menendang bola dengan ancang-ancang (Sukatamsi, 1984 : 119)

37 24 Kegunaan menendang bola dengan punggung kaki bagian dalam : a) Untuk operan jarak jauh, untuk operan melambung atas (tinggi). b) Untuk tendangan tepat ke mulut gawang. c) Untuk tendangan bola melambung. d) Untuk tendangan kombinasi dengan gerakan lain (Sukatamsi, 1984 : 116). Demikian halnya untuk mencari jarak atau hasil tendangan bola dengan pengaruh sudut elevasi, yaitu dengan suatu percobaan sederhana selang karet penyiraman kebun dapat dilihat lintasan pancuran airnya jika mulut selang diarahkan pada sudut yang besarnya berbeda-beda. Pada sudut 0 0 dengan garis vertikal tidak ada garis horisontalnya, yang ada seluruhnya kecepatan vertikalnya. Diantara sudut 0 0 dan 90 0, akan terlihat bahwa pada sudut yang berbeda akan terjadi lintasan gerak air yang berbeda pula. Ada suatu pola hubungan antara sudut elevasi, jarak vertikal dan jarak horisontal dari lintasan geraknya. Dalam gambar 10 terlihat bahwa lintasan A dan lintasan B merupakan jarak horisontal yang paling kecil meskipun jarak horisontalnya sama, tapi jarak vertikalnya sangat berbeda. Sudut elevasi untuk A merupakan penyiku dari sudut elevasi untuk B. Sudut evaluasi untuk A adalah 20 0 dan sudut elevasi untuk B adalah 70 0, demikian juga C dan D. Sudut untuk C adalah 60 0 dan sudut elevasi untuk D adalah 30 0, dua sudut yang paling menyiku satu sama lain akan menghasilkan jarak horisontal yang sama, tetapi jarak vertikal dari sudut yang lebih besar akan selalu lebih besar. Hubungan ini sedemikian rupa sehingga makin besar perbedaan antara dua sudut itu, maka makin besar pula perbedaan titik-titk tertinggi

38 25 dari lintasan geraknya. Pada lintasan E sudut elevasi adalah 45 0, sudut dengan komponen vertikal yang sama dengan komponen horisontalnya. Dengan sudut elevasi 45 0 akan dihasilkan waktu maksimal di udara dan kecepatan horisontal maksimal. Oleh karenanya, secara teoritis untuk menendang bola merupakan sudut optimal untuk menghasilkan jarak horisontal terbesar. Untuk lebih jelasnya lihat gambar berikut ini. B 70 0 D 60 0 E 45 0 A 20 0 C Gambar 4 Pengaruh sudut Elevasi Pada Jarak Horisontal danvertikal (Soedarminto, 1991 : 92) 3 Tinjauan Ilmu Anatomi Pada dasarnya gerakan menendang bola dan gerakan single multiple jump dan double multiple jump apabila ditinjau dari ilmu anatomi sama, yaitu sama-sama melibatkan anggota gerak tubuh bagian bawah yaitu kerangka dan otot anggota tubuh gerak bagian bawah. Untuk memperjelas bagian-bagian dari anggota gerak tubuh

39 26 bagian bawah yang digunakan yaitu otot-otot dan tulang-tulang yang terlibat dalam gerakan latihan single multiple jump dan double multiple jump serta untuk menendang bola menggunakan punggung kaki bagian dalam akan diuraikan sebagai berikut : 3.1 Single Multiple Jump dan Double Multiple Jump Dari dua bentuk latihan single multiple jump dan double multiple jump, secara gerak kinesiology dan anatomis otot-otot pada tungkai yang terlibat langsung dalam latihan di atas pada perinsipnya sama. Gerak flexsi paha (flexion of the thigh) otot yang berperan yaitu : otot sartorius, illiacus dan gracialis. Gerakan extensi paha atau melururskan paha (extention of the thigh) otot yang berperan yaitu : biceps femoris, semitendinosus (kelompok hamstring) dan juga gluteus maksimus dan minimus (the gluteals). Gerak extensi lutut (extention of the knee) otot yang berperan yaitu : otot rectus femoris, fastus lateralis, vastus medialis dan intermedius (kelompok guadriceps) Gerakan flexsi pada lutut dan kaki. (flexsion of the knee and foot). Otot yang berperan yaitu : gastrocnemius. Untuk lebih lebih jelas dapat dilihat pada gambar 5 a, b, dan c. 3.2 Menendang Bola dengan Punggung Kaki Bagian Dalam Semua gerakan yang dilakukan oleh manusia melibatkan kombinasi gerakan beberapa otot. Kontraksi otot akan menimbulkan suatu gerakan menurut letak dan gerakan apa saja yang dilakukan manusia. Gerakan uyunan kaki menendang bola melibatkan kontraksi otot paha, tungkai dan telapak kaki. Besar kecilnya kontraksi

40 27 otot tergantung pada seberapa besar tenaga dan kekuatan yang digunakan untuk kerja tersebut. Gambar 5 a Otot-otot paha kanan dan pelvis, pandangan anterior dan posterior (H. Syaifudin, 1994 : 45 ) Gerakan tungkai bawah saat menendang bola termasuk dalam gerakan rotasi angular, karena tungkai bawah berputar pada sendi panggul. Gerakan rotasi atau angular terjadi bila objek bergerak pada lintasan lingkaran mengelilingi satu titik tetap. Jarak yang ditempuh bisa berupa busur kecil/lingkaran penuh kebanyakan gerakan segmen-segmen tubuh bergerak (kaki ayun) pada satu titik tetap dan

41 28 lintasannya berbentuk suatu busur lingkaran. Otot yang terlibat dalam kegiatan menendang bola yaitu otot tensor fasialata, otot abductor paha, otot gluteus maxsimus, otot vastus lateralis, otot sartorius, otot fibialis anterior, otot rextus femoris, otot gastroxnemius, otot proneus longus, otot soleus, otot extensor digitorum longus, otot abductor, otot paha medial, otot paha lateral (Soedarminto, 1991 : 118). Untuk lebih lebih jelas dapat dilihat pada gambar 5 a, b, dan c. Gambar 5 b Otot-otot paha kanan dan pelvis, pandangan anterior dan posterior (H. Syaifudin, 1994 : 46 )

42 29 Gambar 5 c Otot-otot superfisial dari tungkai kanan, pandangan anterior dan posterior (H. Syaifudin, 1994 : 47) B. Hipotesis Berdasar kajian pada landasan teori di atas serta berdasarkan kelebihan dan kekurangan bentuk latihan loncat satu tungkai kanan-kiri dan loncat satu tungkai

43 30 kanan-kanan kiri-kiri terhadap hasil tendangan jauh pada permainan sepakbola maka penulis mengajukan hipotesis sebagai berikut : 1. Ada pengaruh latihan single multiple jump terhadap hasil tendangan jauh dalam permainan sepakbola pada siswa yang mengikuti ekstrakurikuler sepakbola SMA N 8 Semarang Tahun 2006/ Ada pengaruh latihan double multiple jump terhadap hasil tendangan jauh dalam permainan sepakbola pada siswa yang mengikuti ekstrakurikuler sepakbola SMA N 8 Semarang Tahun 2006/ Ada perbedaan pengaruh hasil antara latihan single multiple jump dan double multiple jump terhadap hasil tendangan jauh dalam permainan sepakbola pada siswa yang mengikuti ekstrakurikuler sepakbola SMA N 8 Semarang Tahun 2006/2007.

44 31 BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metodologi penelitian sebagai mana kita kenal sekarang, memberikan garisgaris yang cermat dan mengajukan syarat-syarat yang benar, maksudnya adalah untuk menjaga agar pengetahuan yang dicapai dalam suatu penelitian dapat mempunyai harga ilmiah yang setinggi-tingginya. Sehingga dalam suatu penelitain metodologi penelitian berbobot atau tidaknya suatu penelitian tergantung pada pertanggungjawaban dari metodologi penelitiannya. Penggunaan metodologi dalam suatu penelitian harus tepat dan mengarah pada tujuan penelitian serta dapat dipertanggung jawabkan secara ilmiah. Agar dalam penelitian dapat memperoleh hasil yang baik dan sesuai dengan apa yang penulis harapkan, maka pada bab ini akan diuraikan tentang metodologi penelitian yang meliputi : a) Metode penentuan obyek penelitian, b) instrument penelitian, c) metode pengumpulan data, d) metode analisis data, e) langkah-langkah penelitian, f) faktor-faktor yang mempengaruhi penelitian dan cara mengatasinya. A. Metode Penentuan obyek penelitian Ada tiga hal yang dibahas dalam penentuan obyek penelitian yaitu : 1. Populasi Populasi adalah keseluruhan subyek penelitian (Suharsimi Arikunto, 1998 : 115). Dari pengertian tersebut yang dimaksud dengan populasi dalam penelitian ini adalah siswa yang mengikuti ekstrakurikuler sepakbola kelas dua

45 32 SMA N 8 Semarang Tahun 2006/2007, semua orang laki-laki yang berjumlah 72 orang. 2. Sampel Sampel adalah sebagian dari populasi yang diselidiki (Suharsimi Arikunto, 1998 : 117). Yang dimaksud sampel dalam penelitian ini adalah sebagian individu yang mempunyai sifat sama untuk diselidiki dan dapat mewakili seluruh populasi. Dalam pengambilan sampel peneliti menggunakan purposive sample, artinya pengambilan subyek bukan didasarkan atas strata, random atau daerah tetapi didasarkan atas adanya tujuan tertentu. Pengambilan sampel dengan teknik bertujuan ini cukup baik karena sesuai dengan pertimbangan peneliti sendiri segingga dapat mewakili populasi (Suharsimi Arikunto, 1998 : 128). Dalam penelitian ini sampel yang diambil adalah siswa kelas dua yang aktif mengikuti ekstrakurikuler sepakbola SMA N 8 Semarang Tahun 2006/2007 sebanyak 30 orang. 3. Variabel Yang dimaksud variabel adalah obyek penelitian, atau apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian (Suharsimi Arikunto, 1998 : 99). Dalam penelitian ini variabel yang dimaksud adalah : a. Variabel bebas yang terdiri dari : 1. Latihan single multiple jump terhadap hasil tendangan jauh dalam permainan sepakbola.

46 33 2. Latihan double multiple jump terhadap hasil tendangan jauh dalam permainan sepakbola. b. Variabel terikat yaitu jauhnya hasil tendangan pada siswa yang mengikuti ekstrakurikuler sepakbola. B. Instrumen Penelitian 1. Tes Tendangan Jauh Instrumen Tes Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes melakukan tendangan sejauh-jauhnya. Tes menendang ini akan diuraikan sebagai berikut. Setiap siswa (obyek) menendang bola dalam keadaan diam sebanyak 3 kali sejauh mungkin dan hasil tendangan yang terjauh yang akan diambil. Jauhnya tendangan akan diukur dari titik dimana bola dalam keadaan diam sebelum ditendang sampai pada titik jatuhnya bola setelah bola ditendang. Tes menendang jauh ini akan dipergunakan untuk melakukan tes awal dan tes akhir (lihat gambar 7 a) Instrumen yang digunakan adalah tes kemampuan tendangan lambung dari M. Barrow, P.E.D yang mempunyai tujuan untuk mengukur kemampuan tendangan lambung pemain sepak bola. Pelaksanaan tes kemampuan tendangan dari M. Barrow, P.E.D yaitu siswa melakukan tendangan lambung ke dalam lapangan tes lambung, dimulai dari batas bola diam yang berada pada garis tepi. Untuk mengukur tendangan lambung dari batas bola tendang sampai bola jatuh pertama kali di tanah, lalu diukur dalam satuan meter. Dalam tes tendangan lambung ini anak diberi kesempatan tiga kali dan kemudian diambil nilai yang terbaik. Untuk lebih lanjut dapat dilihat gambar 7 b

47 34 Gambar 7 a Tes Tendangan Jauh (Penelitian Lapangan) 0 15 m 20 m 25 m 30 m Gambar 7 b Lapangan Tes Tendangan Lambung (M. Barrow, P. E. D, dalam Aris Setiawan 2004 : Perbandingan Hasil Tendangan Bola antara Tungkai Panjang dan Tungkai Pendek pada Pemain Sepak Bola Senior Klub Perseba Bangsri Jepara Tahun 2004 ) 2. Program Latihan Program latihan dalam penelitian ini hanya dilakukan selama 14 kali pertemuan dengan frekuensi tiga kali dalam satu minggu dan jumlah repetisinya mulai dari 8

48 35 kali, 10 kali, 12 kali, sampai 26 kali, sedangkan jumlah setnya tetap setiap pertemuan yaitu 3 set. Untuk lebih jelas program latihan dapat dilihat pada lampiran 9 hal 63. C. Metode Pengumpulan Data Untuk mendapatkan data dalam penelitian ini peneliti menggunakan metode eksperimen. Metode eksperimen adalah suatu kegiatan untuk meneliti sesuatu gejala yang dinamakan latihan atau perlakuan. Dasar penggunaan metode eksperimen adalah kegiatan percobaan yang diawali dengan memberikan perlakuan terhadap subyek dan diakhiri dengan tes untuk menguji kebenarannya. Berdasarkan uraian di atas, untuk penelitian ini menggunakan metode eksperimen, pada pola yang digunakan adalah Matching Subject Design yang selanjutnya disebut dengan pola M S. Subject matching sudah tentu sekaligus group matcing, karena hakekatnya subject metching adalah sedemikian rupa sehingga pemisahan-pemisahan pasangan-pasangan subyek (pair of subjects) masing-masing ke grup eksperimen dan grup kontrol secara otomatis akan menyeimbangkan kedua grup itu (Sutrisno Hadi, 2004 : 511). Eksperimen dengan pola matching by subject desgn pada prinsipnya ada tiga cara pairing yaitu : 1. Nominal Pairing, 2. Ordinal pairing, 3. Combinednominal and ordinal pairing (Sutrisno Hadi, 2004 : 512). Dalam penelitian ini untuk menyeimbangkan kedua kelompok tersebut dengan cara subject matching ordinal pairing, yaitu subyek yang hasilnya setingkat, kemudian anggota-anggota tiap pasang dipisah yang seorang ke grup eksperimen dan seorang lagi ke grup kontrol (Sutrisno Hadi, 2004 : 512). Karena dalam penelitian ini peneliti menggunakan grup

49 36 eksperimen I dan grup eksperimen II, maka grup kontrol diganti dengan grup eksperimen II dan grup eksperimen diganti dengan grup eksperimen I. Untuk memperoleh data-data yang sesuai peneliti menggunakan metode eksperimen. Metode eksperimen adalah suatu kegiatan untuk meneliti sesuatu gejala yang dinamakan latihan atau perlakuan. Dasar penggunaan metode eksperimen adalah kegiatan percobaan yang diawali dengan memberikan perlakuan terhadap subyek dan diakhiri dengan tes untuk menguji kebenarannya. D. Metode Analisis Data Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis data statistik. Data-data yang diperoleh selanjutnya akan dimasukkan tabel, yaitu tabel perhitungan statistik sebagai berikut. Tabel 1 PERSIAPAN PERHITUNGAN STATISTIK No. Pasangan X a X b D d d 2 Subyek (X a - X b ) (D MD) dst ΣN ΣX a ΣX b ΣD Σd Σd 2 Keterangan : X b Xa D : Hasil tes akhir kelompok eksperimen I : Hasil tes akhir kelompok eksperimen II : Perbedaan dari tiap-tiap pasangan

50 37 d d 2 ΣN : Deviasi perbedaan : Kuadrat dari deviasi perbedaan : Jumlah pasangan subyek Cara pengisian kolom : 1. Catat nomor-nomor subyek pada kolom (1) 2. Pasangan subyek pada kolom (2) 3. Nilai kelompok eksperimen II pada kolom (3) 4. Nilai kelompok eksperimen I pada kolom (4) 5. Selisih nilai X b dan X a pada kolom (5) 6. Selisih antara D dan mean perbedaan pada kolom (6) 7. Kuadrat dari deviasi mean perbedaan pada kolom (7) Untuk menganalisis data selanjutnya dapat digunakan rumus t-tes sebagai berikut: t = MD Σd N 2 ( N 1) Keterangan : MD = ΣD N Dan harus diketahui bahwa : Σd = X a X b Σd = 0 MD = Mean perbedaan Σd 2 = Jumlah kuadrat dari deviasi perbedaan mean N = Jumlah pasangan atau subyek (Sutrisno Hadi, 2004 : 487).

51 38 Uji hipotesis kerja I yang menyatakan Ada pengaruh latihan single multiple jump terhadap hasil tendangan jauh dalam permainan sepakbola pada siswa yang mengikuti ekstrakurikuler sepakbola SMA N 8 Semarang Tahun 2006/2007 dan Uji hipotesis kerja II yang menyatakan Ada pengaruh latihan double multiple jump terhadap hasil tendangan jauh dalam permainan sepakbola pada siswa yang mengikuti ekstrakurikuler sepakbola SMA N 8 Semarang Tahun 2006/2007 diubah menjadi hipotesis nihil yang menyatakan tidak ada pengaruh latihan single multiple jump dan double multiple jump terhadap hasil tendangan jauh dalam permainan sepak bola pada siswa ekstra kurikuler sepak bola SMA N 8 Semarang Tahun 2006/2007. Diuji dengan taraf signifikan 5 % dan (db) = 14 Uji hipotesis kerja III yang menyatakan Ada perbedaan pengaruh hasil antara latihan single multiple jump dan double multiple jump terhadap hasil tendangan jauh dalam permainan sepakbola pada siswa yang mengikuti ekstrakurikuler sepakbola SMA N 8 Semarang Tahun 2006/2007. Hasilnya digunakan membedakan mean kelompok eksperimen I dan kelompok eksperimen II. Kemudian hasil uji hipotesis kerja I dan II terbukti kebenarannya. Perhitungan statistik selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 7 hal 60.

52 39 E. Langkah Langkah Penelitian 1. Tahap Persiapan Setelah mendapat surat ijin penelitian dari FIK, peneliti menghadap kepala sekolah SMA N 8 Semarang untuk meminta ijin mengadakan penelitian dengan melampirkan surat ijin penelitian dari DINAS PENDIDIKAN kota Semarang di sekolah tersebut. Setelah mendapat ijin peneliti menghubungi guru pembina ekstrakurikuler sepakbola untuk meminta ijin tentang penggunaan siswanya sebagai subyek penelitian. Setelah didata, penulis mengambil sampel semua siswa kelas dua yang mengikuti ekstrakurikuler sepakbola sebanyak 30 siswa 2. Tes Awal Tes awal dilaksanakan pada tanggal 10 Juli 2006 mulai pukul WIB sampai selesai di lapangan sepakbola PGSD UNNES Karang Anyar Ngaliyan Semarang. Tujuan diadakan tes awal ini adalah untuk mengetahui kemampuan awal siswa ekstra kurikuler sepakbola dalam melakukan tendangan jauh sebelum diberi perlakuan. Dalam pelaksanaan tes awal penulis dibantu oleh 10 orang yang sebelumnya telah diberi penjelasan tes awal tersebut. Sedangkan alat yang digunakan dalam pelaksanaan tes awal ini yaitu 3 buah bola, meteran, kapur, cone, alat tulis. Sebelum melakukan tes awal, anak diberi penjelasan mengenai jalannya tes awal tersebut. Langkah-langkah pelaksanaan tes awal adalah sebagai berikut : a. Setiap testee didipanggil satu-persatu menurut nomor tes masing-masing. b. Testee yang dipanggil masuk ke lapangan dan berdiri di belakang bola.

53 40 c. Testee melakukan tendangan menggunakan awalan, bola dalam keadaan diam dan menendang sejauh-jauhnya sebanyak 3 kali tendangan. d. Nilai yang diambil adalah hasil dari tendangan yang terjauh. Dari tes awal ini, sampel yang berjumlah 30 orang dipasang-pasangkan menjadi 15 pasang. Kemudian membagi sampel menjadi dua kelompok, yang kemudian diberi nama kelompok eksperimen I dan kelompok eksperimen II. Setelah terbentuk 2 kelompok, kemudian diadakan undian untuk menentukan bentuk latihan dari masingmasing kelompok. Selanjutnya kedua kelompok diberi perlakuan, kelompok eksperimen I diberi perlakuan latihan. single multiple jump dan kelompok eksperimen II diberi perlakuan untuk latihan double multiple jump. 3. Pelaksanaan Latihan Latihan adalah suatu proses berlatih yang sistematis yang dilakukan berulangulang dan yang kian hari jumlah beban latihan kian bertambah (Tohar, 2002 : 1). Pada prinsipnya latihan dalam penelitian ini adalah untuk meningkatkan hasil tendangan jauh dalam permainan sepakbola, dengan latihan loncat satu tungkai, dengan demikian diterapkan frekuensi latihan 3 kali satu minggu sebanyak 14 kali pertemuan. Setiap pertemuan beban latihan ditambah dalam jumlah repetisinya mulai dari 8 kali, 10 kali, 12 kali, sampai 26 kali, sedangkan jumlah setnya tetap setiap pertemuan yaitu 3 set. Latihan awal dimulai dari 8 kali karena 80% dari kemampuan maksimal dari 10 kali loncatan dengan jarak kurang lebih 25 meter sampai 30 meter. Tetapi dalam penelitian ini latihan yang dilakukan hanya selama 14 kali pertemuan bukan 16 kali

54 41 pertemuan, dikarenakan selama 14 kali pertemuan itu dianggap sudah cukup memberikan perubahan, sehingga peneliti mencoba mengambil tes akhir setelah latihan yang dilaksanakan selama 4 minggu sesuai dengan batas waktu minimal latihan menurut (Bompa, 1994 : 61) Latihan ini dimulai pukul WIB sampai selesai. Kegiatan ini meliputi tiga bagian pokok yaitu : a. Pemanasan atau Warming Up Pemanasan tubuh atau warming-up itu penting dilakukan sebelum berlatih, tujuan pamanasan ialah untuk mengadakan perubahan dalam fungsi organ tubuh, guna menghadapi kegiatan fisik yang lebih berat. Selain itu juga untuk menghindari diri dari kemungkinan cidera, meningkatkan metabolisme tubuh, mengkoordinasikan gerakan yang mulus, menyesuaikan diri organ tubuh untuk bekerja lebih berat, dan kesiapan mental agar kian meningkat. Pemanasan yang dilakukan dalam latihan ini meliputi : lari keliling lapangan, stretching, latihan kekuatan dan peregangan. b. Latihan Inti Latihan inti di sini adalah bentuk latihan yang diteliti untuk dibandingkan. Bentuk latihan yang dilakukan adalah latihan single multiple jump terhadap hasil tendangan jauh untuk kelompok eksperimen I, dan latihan double multiple jump terhadap hasil tendangan jauh untuk kelompok eksperimen II.

55 42 c. Pelemasan atau Cooling Down Pelemasan ini ditujukan untuk memulihkan tubuh ke kondisi sebelum latihan, sehingga ketegangan-ketegangan otot akan berkurang secara berangsur-angsur ke keadaan semula agar tidak ada keluhan sakit setelah latihan.selain pelemasan atau penenangan yang merupakan aktivitas tubuh, penulis mengadakan koreksi secara klasikal dan secara individual tentang latihan yang telah dilakukan. 4. Tes Akhir Setelah menjalani latihan selama 4 minggu dengan 14 kali pertemuan, peneliti mencoba mengambil tes data akhir dan hasil dari tes tersebut sudah menunjukkan terjadinya perubahan hasil tendangan jauh, sehingga hasil tes tersebut peneliti ambil. Pada tanggal 14 Agustus 2006 dijadikan tes akhir oleh peneliti, tes akhir yang dilakukan dalam penelitian ini sama dengan yang dilakukan pada tes awal dengan tujuan untuk mengetahui hasil yang dicapai oleh tiap-tiap anak dari masing-masing kelompok setelah melakukan latihan. F. Faktor-faktor yang mempengaruhi penelitian dan cara mengatasi Walaupun dalam penelitian telah diusahakan terhindar dari adanya kesalahan, namun diluar kemampuan peneliti dapat terjadi hal-hal yang mempengaruhi hasil penelitian. Oleh karena itu penulis akan mengemukakan faktor-faktor yang mempengaruhi dan usaha untuk mengatasinya. Faktor-faktor tersebut antara lain : a. Faktor kesungguhan hati Kesungguhan hati dalam melakukan dari tiap-tiap sampel tidak sama sehingga dapat mempengaruhi hasil penelitian. Untuk menghindari hal itu diusahakan agar

56 43 tiap-tiap anak bersungguh-sunguh dalam melakukan latihan, cara yang ditempuh adalah dengan mengawasi dan mengontrol subyek dalam melakukan latihan. b. Faktor pemberian materi Pemberian materi latihan mempunyai peran besar dalam usaha mencapai hasil yang baik. Usaha yang ditempuh agar menyampaikan materi latihan kepada anak dapat diterima dengan baik adalah sebelum latihan dimulai anak diberi petunjuk secara lisan, setelah itu didemonstrasikan dengan baik agar subyek yang merasa belum jelas diberi kesempatan untuk bertanya karena dalam pelaksanaan masih ada kesalahan yang terjadi. c. Faktor kegiatan anak di luar sekolahan Selama berlangsung penelitian, kegiatan anak diluar latihan sangat sulit diatasi. Untuk mengatasi hal itu penulis memberi pengertian kepada anak agar tidak melakukan kegiatan-kegiatan yang sama diluar penelitian. Hal ini bertujuan untuk menghidari adanya perbedaan porsi latihan. d. Faktor kemampuan anak Setiap anak mempunyai kemampuan yang tidak sama dalam menangkap penjelasan dan demonstrasi latihan sehingga kemungkinan melakukan kesalahan masih ada. Untuk itu selalu diadakan koreksi secara keseluruhan setelah anak menyelesaikan semua latihan yang ditentukan.

57 44 e. Faktor kebosanan Karena setiap kali pertemuan melakukan latihan loncat saja, jelas ini akan menimbulkan kebosanan. Untuk mengatasi hal itu, pada saat latihan diberi fariasi latihan dan setelah melakukan latihan anak diberi kesempatan bermain.

58 45 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Setelah mengadakan penelitian lapangan dari siswa ekstrakurikuler sepakbola SMA N 8 Semarang diperoleh hasil data yang kemudian akan di masukkan dalam perhitungan statistik sebagai berikut : N = 15 ; ΣXa = 504,60 ; ΣXb = 530 ; ΣD = - 25,4 ; Σd = 0,00 ; Σd 2 = 75,07 ; MD = -1,69 ; t = 2,827. Mean tes awal kelompok eksperimen I (kelompok eksperimen single multiple jump) = 29,44 ; Mean tes awal kelompok eksperimen II (kelompok eksperimen double multiple jump) = 29,43 ; Mean tes akhir kelompok eksperimen I (kelompok eksperimen single multiple jump) = 35,33 ; Mean tes akhir kelompok eksperimen II (kelompok eksperimen double multiple jump) = 33,64. Setelah memperoleh data dari hasil tes akhir dari masing-masing kelompok eksperimen I (kelompok eksperimen single multiple jump) dan kelompok eksperimen II (kelompok eksperimen double multiple jump), maka selanjutnya hasil tersebut dimasukkan ke dalam persiapan perhitungan statistik. Dari hasil perhitungan tersebut didapatkan hasil t hitung sebesar 2, dibulatkan menjadi 2,827. Setelah dicari nilat t dalam tabel dengan derajat kebebasan (db) 14 dan taraf signifikansi 5 % maka diperoleh nilai t dalam tabel sebesar 2,145. Sehingga dapat diketahui nilai t hitung lebih besar daripada nilai t tabel yaitu 2,827 > 2,145.

59 46 TABEL 2 HASIL PERHITUNGAN T HITUNG DAN T TABEL T HITUNG T TABEL HASIL Keterangan 2,827 2,145 2,827 > 2,145 Signifikan Keterangan : Db : 14 Taraf Signifikan : 5 % N (Pasangan Subyek) : 30 Ternyata hasil t hitung lebih besar dari t tabel, berarti hipotesis yang menyatakan ada pengaruh latihan single multiple jump dan double multiple jump terhadap hasil tendangan jauh dalam permainan sepakbola pada siswa yang mengikuti ekstrakurikuler sepakbola SMA N 8 Semarang Tahun 2006/2007, ditolak. Oleh sebab itu hipotesis kerja yang menyatakan ada perbedaan pengaruh hasil antara latihan single multiple jump dan double multiple jump terhadap hasil tendangan jauh dalam permainan sepakbola pada siswa yang mengikuti ekstrakurikuler sepakbola SMA N 8 Semarang Tahun 2006/2007, diterima. Kemudian untuk mengetahui latihan mana yang lebih baik hasilnya dapat dilihat dari besarnya nilai mean tes akhir dari masing-masing kelompok, adapun hasil mean tes akhir dari masing-masing, mean kelompok eksperimen I (kelompok eksperimen single multiple jump) = 35,33 dan mean untuk kelompok eksperimen II (kelompok eksperimen double multiple jump) = 33,64

60 47 TABEL 3 PERHITUNGAN MEAN Kelompok Eksperimen Post Test Hasil Eksperimen I Eksperimen II 35,33 33,64 35,33 > 33, 64 atau M E I > M E II Berdasarkan hasil antara mean tes akhir kelompok eksperimen I (kelompok eksperimen single multiple jump) sebesar 35,33 dan kelompok eksperimen II (kelompok eksperimen double multiple jump) sebesar 33,64. Dengan demikian maka bentuk latihan single multiple jump lebih baik hasilnya daripada bentuk latihan double multiple jump terhadap hasil tendangan jauh dalam permainan sepakbola pada siswa yang mengikuti ekstrakurikuler sepakbola SMA N 8 Semarang Tahun 2006/2007. B. Pembahasan Hasil tes awal yang dilakukan pada 10 Juli 2006 yang diiukuti oleh 30 orang yaitu siswa yang mengikuti ekstrakurikuler sepakbola SMA N 8 Semarang dalam hal ini dijadikan sampel penelitian, setelah melaksanakan tes awal tendangan jauh didapatkan hasil sebagai berikut : Mean kelompok eksperimen I (kelompok eksperimen single multiple jump) = 29,44 dan Mean kelompok eksperimen II (kelompok eksperimen double multiple jump) = 29,43. Setelah mendapatkan perlakuan latihan single multiple jump dan double multiple jump sesuai kelompok yang sudah dibagi, dilakukan tes akhir pada 14

61 48 Agustus 2006 yaitu tes yang sama dengan tes awal yaitu tes tendangan jauh dengan hasil : Mean kelompok eksperimen I (kelompok eksperimen single multiple jump) = 35,33 dan Mean kelompok eksperimen II (kelompok eksperimen double multiple jump) = 33,64. Dari hasil ini didapatkan peningkatan hasil tendangan jauh dari kelompok eksperimen I (kelompok eksperimen single multiple jump) dan kelompok eksperimen II (kelompok eksperimen double multiple jump) terbukti dari peningkatan mean yang didapatkan yaitu : kelompok eksperimen I (kelompok eksperimen single multiple jump) dari 29,44 menjadi 35,33 dan kelompok eksperimen II (kelompok eksperimen single multiple jump) dari 29,43 menjadi 33,64. Dengan terbukti hipotesis kerja I yang menyatakan Ada pengaruh latihan single multiple jump terhadap hasil tendangan jauh dalam permainan sepakbola pada siswa yang mengikuti ekstrakurikuler sepakbola SMA N 8 Semarang Tahun 2006/2007 dan hipotesis kerja II yang menyatakan Ada pengaruh latihan double multiple jump terhadap hasil tendangan jauh dalam permainan sepakbola pada siswa yang mengikuti ekstrakurikuler sepakbola SMA N 8 Semarang Tahun 2006/2007 Dan hipotesis kerja II yang menyatakan Ada perbedaan pengaruh hasil antara latihan single multiple jump dan double multiple jump terhadap hasil tendangan jauh dalam permainan sepakbola pada siswa yang mengikuti ekstrakurikuler sepakbola SMA N 8 Semarang Tahun 2006/2007. Dilihat dari analisis gerakan, kedua bentuk latihan tersebut di atas adalah sama, yaitu adanya kontraksi pada otot dimana akan terjadi perubahan panjang otot dan gerak pada persendian atau beberapa sendi. Disamping itu juga adanya irama gerakan

62 49 yaitu loncatan ke depan. Pada kedua latihan tersebut terjadi pendekatan otot dan pemanjangan otot, dengan demikian kedua latihan tersebut di atas dapat digunakan untuk meningkatkan kekuatan tungkai sehingga berpengaruh terhadap hasil tendangan jauh dalam permainan sepakbola. Berdasarkan uraian di atas penelitian ini telah terbukti kebenarannya dengan adanya perubahan hasil tendangan setelah dilakukan pada saat tes akhir dilihat dari peningkatan mean kedua kelompok eksperimen. Dengan adanya peningkatan hasil tandangan ini menunjukkan bahwa ada pengaruh yang cukup berarti dari latihan single multiple jump dan double multiple jump terhadap hasil tendangan jauh dalam permainan sepakbola pada siswa yang mengikuti ekstrakurikuler SMA N 8 Semarang Tahun 2006/2007. Dan berdasarkan hasil yang ada ternyata kelompok eksperimen I yang mendapatkan latihan single multiple jump lebih berpengaruh daripada kelompok eksperimen II yang mendapatkan latihan double multiple jump terhadap hasil tendangan jauh dalam permainan sepakbola pada siswa kelas dua yang mengikuti ekstra kurikuler sepakbola SMA N 8 Semarang Tahun 2006/2007. Hal ini dibuktikan dengan besarnya selisih hasil tendangan dari tes awal dan tes akhir yang dengan hasil kelompok eksperimen I lebih besar daripada kelompok eksperimen II. Hal ini dikarenakan latihan single multiple jump memiliki beban yang lebih berat dibandingkan latihan double multiple jump. Hal itu bisa terjadi karena latihan single multiple jump lebih menyeluruh pengaruhnya pada tungkai, baik tungkai bagian atas dan tungkai bagian bawah dikarenakan latihan single multiple jump membutuhkan tolakan ke atas dan ke depan dalam satu kali loncatan.

63 50 Sebaliknya latihan double multiple jump berpangaruh, tetapi lebih pada tungkai bagian bawah dikarenakan tolakan tungkai lebih cenderung melakukan gerakan loncat ke atas sehingga lebih berpengaruh pada tungkai bagian bawah.

64 51 BAB V SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan 1. Ada pengaruh hasil latihan single multiple jump terbukti dengan adanya peningkatan terhadap hasil tendangan jauh dalam permainan sepakbola pada siswa kelas dua yang mengikuti ekstrakurikuler sepakbola SMA N 8 Semarang Tahun 2006/ Ada pengaruh hasil latihan double multiple jump terbukti dengan adanya peningkatan terhadap hasil tendangan jauh dalam permainan sepakbola pada siswa kelas dua yang mengikuti ekstrakurikuler sepakbola SMA N 8 Semarang Tahun 2006/ Ada perbedaan pengaruh hasil antara latihan single multiple jump dan double multiple jump tebukti dengan perbedaan hasil mean tes akhir antara kelompok eksperimen I yang mendapatkan latihan single multiple jump lebih baik daripada hasil mean tes akhir kelompok eksperimen II yang mendapatkan latihan double multiple jump terhadap hasil tendangan jauh dalam permainan sepakbola pada siswa kelas dua yang mengikuti ekstrakurikuler SMA N 8 Semarang Tahun 2006/2007.

65 52 B. Saran Berdasarkan simpulan tersebut di atas, maka penulis mengemukakan saran sebagai berikut : 1. Untuk pembina dan pelatih ekstrakurikuler sepakbola SMA N 8 Semarang dalam usaha meningkatkan hasil tendangan jauh pada siswa ekstrakurikuler sepakbola SMA N 8 Semarang dianjurkan untuk menggunakan latihan daya ledak otot tungkai dengan latihan plyometrik yang salah satunya single multiple jump. 2. Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan perbandingan bagi peneliti muda atau mahasiswa apabila akan mengadakan penelitian yang sejenis dengan sampel yang berbeda, dengan memperhatikan kendala-kendala yang ada.

66 53 DAFTAR PUSTAKA Aris Setiawan, Perbandingan Hasil Tendangan Bola antara Tungkai Panjang dan Tungkai Pendek pada Pemain Sepak Bola Senior Klub Perseba Bangsri Jepara Tahun Semarang : UNNES Semarang A.Sarumpaet dkk, Permainan Besar. Jakarta : Depdikbud Barrow O Tudor, Theory and Methodologi of Training : United Stateds of America Bompa O Tudor, Power Training For Sport : Mosaic Press Oakville New York London. Depdikbud, Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka. Djawad, Bermain Sepak Bola. Yogyakarta : Intan. H. Syaifudin, Anatomi Fisiologi. Jakarta : Kedokteran EGC. Soedarminto, Kinesiologi. Jakarta : Depdikbud Sucipto dkk, Sepak Bola. Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan : Direktorat Jendral pendidikan Dan Kebudayaan. Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Yogyakarta : PT Rineka Cipta. Sukatamsi, Teknik Dasar Bermain Sepak Bola. Solo : Tiga Serangkai Sukintaka, Permainan dan Metodik. Jakarta : Depdikbud Sutrisno Hadi, Statistik. Yogyakarta : Andi Offset , Metodologi Research Jilid 4. Yogyakarta : Andi Offset. Tohar, Ilmu Kepelatihan Lanjut. Semarang : FIK UNNES.

67 73 Lampiran 1 DAFTAR SAMPEL SISWA EKSTRAKURIKULER SEPAKBOLA SMA N 8 NO. NAMA NO. NAMA Muamar Arief Ahmad Sakri Idris Ali Adnan Fakrizal Indarto Suenda Rizky Brian G M Agus P M Yoga Pratama Fernandus A Anas W Arizka Setyo P Reza Febrian Safril Izar Demo K Iwan Setyawan M Angga M Dimas Yayang S Aris W M Setyawan Septiawan Lidya Pusoko H P Yendi A Cris Bayu Yahya Nissan Eko Riski K Atoila

68 73 Lampiran 2. HASIL TES AWAL TENDANGAN JAUH NO TES 1 NAMA HASIL NO. TES Muamar Arief 27,25 16 NAMA M Angga HASIL 25,45 2 Ahmad Sakri 26,45 17 M Dimas 29,80 3 Idris Ali Adnan 34,50 18 Yayang S 34,10 4 Fakrizal Indarto 33,10 19 Aris W 35,20 5 Suenda Rizky 35,60 20 M Setyawan 34,00 6 Brian G M 25,20 21 Septiawan 34,30 7 Agus P 26,00 22 Lidya 37,10 8 M Yoga Pratama 27,40 23 Pusoko H P 25,30 9 Fernandus A 37,40 24 Yendi A 21,00 10 Anas W 29,50 25 Cris Bayu 26,40 11 Arizka Setyo P 33,40 26 Yahya 24,00 12 Reza Febrian 24,10 27 Nissan 25,20 13 Safril Izar 30,30 28 Eko 27,90 14 Demo K 30,50 29 Riski K 25,25 15 Iwan Setyawan 33,20 30 Atoila 24,20

69 73 Lampiran 3 PENGURUTAN HASIL TES AWAL TENDANGAN JAUH NO TES 1 NAMA HASIL NO. TES Fernandus A 37,40 16 Eko NAMA HASIL 27,90 2 Lidya 37,10 17 M Yoga Pratama 27,40 3 Suenda Rizky 35,60 18 Muamar Arief 27,25 4 Aris W 35,20 19 Ahmad Sakri 26,45 5 Idris Ali Adnan 34,50 20 Cris Bayu 26,40 6 Septiawan 34,30 21 Agus P 26,00 7 Yayang S 34,10 22 M Angga 25,45 8 M Setyawan 34,00 23 Pusoko H P 25,30 9 Arizka Setyo P 33,40 24 Riski K 25,25 10 Iwan Setyawan 33,20 25 Brian G M 25,20 11 Fakrizal Indarto 33,10 26 Nissan 25,20 12 Demo K 30,50 27 Atoila 24,20 13 Safril Izar 30,30 28 Reza Febrian 24,10 14 M Dimas 29,80 29 Yahya 24,00 15 Anas W 29,50 30 Yendi A 21,00

70 73 Lampiran 4 HASIL TES AWAL DARI YANG TERTINGGI SAMPAI TERENDAH UNTUK DI MATCHING N O NO TES HASIL 37,40 37,10 35,60 35,20 34,50 34,30 34,10 34,00 33,40 33,20 33,10 30,50 30,30 29,80 29,50 27,90 27,40 27,25 26,45 26,40 26,00 25,45 25,30 25,25 25,20 25,20 24,20 24,10 24,00 21,00 RUMUS MATCH a b b a a b b a a b b a a b b a a b b a a b b a a b b a a b MATCHING a b a b a b a b a b a b a b a b a b a b a b a b a b a b a b PASANGAN NO TES PASANGAN 37,40 37,10 35,20 35,60 34,50 34,30 34,00 34,10 33,40 33,20 30,50 33,10 30,30 29,80 27,90 29,50 27,40 27,25 26,45 26,40 26,00 25,45 25,25 25,30 25,20 25,20 24,10 24,20 24,00 21,00

71 73 Lampiran 5 HASIL TES AWAL TENDANGAN JAUH KELOMPOK EKSPERIMEN I DAN KELOMPOK EKSPERIMEN II N O KELOMPOK EKSPERIMEN I LONCAT SATU TUNGKAI KANAN KIRI NO NAMA HASIL N TES Fernandus A Aris W Idris Ali Adnan M Setyawan Arizka Setyo P Demo K Safril Izar Eko M Yoga P Cris Bayu Agus P Riski K Brian G M Reza Febrian Yahya 37,40 35,20 34,50 34,00 33,40 30,50 30,30 27,90 27,40 26,45 26,00 25,25 25,20 24,10 24,00 O KELOMPOK EKSPERIMEN II LONCAT SATU TUNGKAI KANAN- KANAN KIRI-KIRI NO NAMA HASIL TES Lidya Suenda Rizky Septiawan Yayang S Iwan Setyawan Fakrizal I M Dimas Anas W Muamar Arief Ahmad Sakri M Angga Pusoko H P Nissan Atoila Yendi A 37,10 35,60 34,30 34,10 33,20 33,10 29,80 29,50 27,25 26,40 25,45 25,30 25,20 24,20 21,00 N =15 441,60 N = ,50 441,60 Mean = = 29, ,50 Mean = = 29,43 15

72 73 Lampiran 6 HASIL TES AKHIR TENDANGAN JAUH KELOMPOK EKSPERIMEN I DAN KELOMPOK EKSPERIMEN II N O KELOMPOK EKSPERIMEN I LONCAT SATU TUNGKAI KANAN KIRI NO NAMA HASIL N TES Fernandus A Aris W Idris Ali Adnan M Setyawan Arizka Setyo P Demo K Safril Izar Eko M Yoga P Cris Bayu Agus P Riski K Brian G M Reza Febrian Yahya 41,80 37,50 38,60 38,40 36,30 33,50 36,50 39,00 32,60 32,30 33,30 34,70 37,50 30,50 27,50 O KELOMPOK EKSPERIMEN II LONCAT SATU TUNGKAI KANAN- KANAN KIRI-KIRI NO NAMA HASIL TES Lidya Suenda Rizky Septiawan Yayang S Iwan Setyawan Fakrizal I M Dimas Anas W Muamar Arief Ahmad Sakri M Angga Pusoko H P Nissan Atoila Yendi A 38,20 38,20 36,60 37,20 35,00 35,50 33,20 31,70 31,00 30,00 31,20 31,20 37,50 32,10 26,00 N = N = , Mean = = 35, ,60 Mean = = 33,64 15

73 73 Lampiran 7 No PASANGAN SUBYEK TABEL PERHITUNGAN STATISTIK DENGAN POLA M S X a POST TEST X b POST TEST D (X a - X b ) d (D - MD) (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) ,20 38,20 36,60 37,20 35,00 35,50 33,20 31,70 31,00 30,00 31,20 31,20 37,50 32,10 26,00 41,80 37,50 38,60 38,40 36,30 33,50 36,50 39,00 32,60 32,30 33,30 34,70 37,50 30,50 27,50-3,6 0,7-2 -1,2-1,3 2-3,3-7,3-1,6-2,3-2,1-3,5 0 1,6-1,5-1,91 2,39-0,31 0,49 0,39 3,69-1,61-5,61 0,09-0,61-0,41-1,81 1,69 3,29 0,19 3,64 5,73 0,09 0,24 0,15 13,64 2,58 31,43 0,01 0,37 0,17 3,26 2,87 10,85 0,04 N = 15 ΣX a = 504,6 ΣX b = 530 Σ D = -25,4 Σ d = 0,00 d 2 Σd 2 = 75,07 Keterangan ΣD -25,4 MD = = N 15 MD = -1,69 Σd 2 = 75,07 N = 15

74 73 Lampiran Lanjutan 7 Setelah tes akhir hasil tendangan jauh yang merupakan sumber data utama penelitian, dianalisis ke dalam tabel persiapan perhitungan statistik, didapat hasil sebagai berikut : MD = -1,69 Σd 2 = 75,07 N = 15 (jumlah pasangan subyek) X b = 530 X a = 504,60 Hasil rekapitulasi di atas dimasukkan ke dalam rumus t tes untuk mendapatkan nilai t. Adapun hasil t untuk hasil tendangan jauh adalah sebagai berikut : t = MD Σ d N ( N 2 1) t t t t t = = = = = 75,07 15 (15 1) 0, ,69 0, , ,827 1,69 1,69

75 73 Lampiran 8 JADWAL LATIHAN NO HARI TANGGAL JAM 1 Senin 10 Juli (PRE TEST) 2 Rabu Jumat Senin 12 Juli Juli Juli Rabu Jumat Senin 19 Juli Juli Juli Rabu Jumat Senin 26 Juli Juli Juli Rabu Jumat Senin 2 Agustus Agustus Agustus Rabu Jumat 9 Agustus Agustus Senin 14 Agustus 2006 (POST TEST) 15.00

76 73 Lampiran 9 PROGRAM LATIHAN N O 1 HARI KELOMPOK /TANGGAL EKSPERIMEN I EKSPERIMEN II Rabu 12 Juli 2006 A. Pemanasan B. Inti Latihan loncat satu tungkai kanan-kiri dengan jarak 25 s/d 30 meter dengan repetisi 8 kali pada tiap setnya dengan jumlah set 3 kali dengan waktu istirahat di setiap setnya 3 menit. C. Penenangan Koreksi kesalahan A. Pemanasan B. Inti Latihan loncat satu tungkai kanan-kanan kiri-kiri dengan jarak 25 s/d 30 meter dengan repetisi 8 kali pada tiap setnya dengan jumlah set 3 kali dengan waktu istirahat di setiap setnya 3 menit. C. Penenangan Koreksi kesalahan 2 Jumat 14 Juli 2006 A. Pemanasan B. Inti Latihan loncat satu tungkai kanan-kiri dengan jarak 25 s/d 30 meter dengan repetisi 10 kali pada tiap setnya dengan jumlah set 3 kali dengan waktu istirahat di setiap setnya 3 menit. C. Penenangan Koreksi kesalahan A. Pemanasan B. Inti Latihan loncat satu tungkai kanan-kanan kiri-kiri dengan jarak 25 s/d 30 meter dengan repetisi 10 kali pada tiap setnya dengan jumlah set 3 kali dengan waktu istirahat di setiap setnya 3 menit. C. Penenangan Koreksi kesalahan 3 Senin 17 Juli 2006 A. Pemanasan B. Inti Latihan loncat satu tungkai kanan-kiri dengan jarak 25 s/d 30 meter dengan repetisi 12 kali pada tiap setnya dengan jumlah set 3 kali dengan waktu istirahat di setiap setnya 3 menit. C. Penenangan Koreksi kesalahan A. Pemanasan B. Inti Latihan loncat satu tungkai kanan-kanan kiri-kiri dengan jarak 25 s/d 30 meter dengan repetisi 12 kali pada tiap setnya dengan jumlah set 3 kali dengan waktu istirahat di setiap setnya 3 menit. C. Penenangan Koreksi kesalahan

77 Rabu 19 Juli 2006 Jumat 21 Juli 2006 A. Pemanasan B. Inti Latihan loncat satu tungkai kanan-kiri dengan jarak 25 s/d 30 meter dengan repetisi 10 kali pada tiap setnya dengan jumlah set 3 kali dengan waktu istirahat di setiap setnya 3 menit. C. Penenangan Koreksi kesalahan A. Pemanasan B. Inti Latihan loncat satu tungkai kanan-kiri dengan jarak 25 s/d 30 meter dengan repetisi 12 kali pada tiap setnya dengan jumlah set 3 kali dengan waktu istirahat di setiap setnya 3 menit. C. Penenangan Koreksi kesalahan A. Pemanasan B. Inti Latihan loncat satu tungkai kanan-kanan kiri-kiri dengan jarak 25 s/d 30 meter dengan repetisi 10 kali pada tiap setnya dengan jumlah set 3 kali dengan waktu istirahat di setiap setnya 3 menit. C. Penenangan Koreksi kesalahan A. Pemanasan B. Inti Latihan loncat satu tungkai kanan-kanan kiri-kiri dengan jarak 25 s/d 30 meter dengan repetisi 12 kali pada tiap setnya dengan jumlah set 3 kali dengan waktu istirahat di setiap setnya 3 menit. C. Penenangan Koreksi kesalahan 6 Senin 24 Juli 2006 A. Pemanasan B. Inti Latihan loncat satu tungkai kanan-kiri dengan jarak 25 s/d 30 meter dengan repetisi 14 kali pada tiap setnya dengan jumlah set 3 kali dengan waktu istirahat di setiap setnya 3 menit. C. Penenangan Koreksi kesalahan A. Pemanasan B. Inti Latihan loncat satu tungkai kanan-kanan kiri-kiri dengan jarak 25 s/d 30 meter dengan repetisi 14 kali pada tiap setnya dengan jumlah set 3 kali dengan waktu istirahat di setiap setnya 3 menit. C. Penenangan Koreksi kesalahan 7 Rabu 26 Juli 2006 A. Pemanasan B. Inti Latihan loncat satu tungkai kanan-kiri dengan jarak 25 s/d 30 meter dengan repetisi 16 kali pada tiap setnya dengan jumlah set 3 kali dengan waktu istirahat di setiap setnya 3 menit. C. Penenangan Koreksi kesalahan A. Pemanasan B. Inti Latihan loncat satu tungkai kanan-kanan kiri-kiri dengan jarak 25 s/d 30 meter dengan repetisi 16 kali pada tiap setnya dengan jumlah set 3 kali dengan waktu istirahat di setiap setnya 3 menit. C. Penenangan Koreksi kesalahan

78 73 8 Jumat 28 Juli 2006 A. Pemanasan B. Inti Latihan loncat satu tungkai kanan-kiri dengan jarak 25 s/d 30 meter dengan repetisi 18 kali pada tiap setnya dengan jumlah set 3 kali dengan waktu istirahat di setiap setnya 5 menit. C. Penenangan Koreksi kesalahan A. Pemanasan B. Inti Latihan loncat satu tungkai kanan-kanan kiri-kiri dengan jarak 25 s/d 30 meter dengan repetisi 18 kali pada tiap setnya dengan jumlah set 3 kali dengan waktu istirahat di setiap setnya 5 menit. C. Penenangan Koreksi kesalahan 9 10 Senin 31 Juli 2006 Rabu 2 Agustus 2006 A. Pemanasan B. Inti Latihan loncat satu tungkai kanan-kiri dengan jarak 25 s/d 30 meter dengan repetisi 16 kali pada tiap setnya dengan jumlah set 3 kali dengan waktu istirahat di setiap setnya 5 menit. C. Penenangan Koreksi kesalahan A. Pemanasan B. Inti Latihan loncat satu tungkai kanan-kiri dengan jarak 25 s/d 30 meter dengan repetisi 18 kali pada tiap setnya dengan jumlah set 3 kali dengan waktu istirahat di setiap setnya 5 menit. C. Penenangan Koreksi kesalahan A. Pemanasan B. Inti Latihan loncat satu tungkai kanan-kanan kiri-kiri dengan jarak 25 s/d 30 meter dengan repetisi 16 kali pada tiap setnya dengan jumlah set 3 kali dengan waktu istirahat di setiap setnya 5 menit. C. Penenangan Koreksi kesalahan A. Pemanasan B. Inti Latihan loncat satu tungkai kanan-kanan kiri-kiri dengan jarak 25 s/d 30 meter dengan repetisi 18 kali pada tiap setnya dengan jumlah set 3 kali dengan waktu istirahat di setiap setnya 5 menit. C. Penenangan Koreksi kesalahan 11 Jumat 4 Agustus 2006 A. Pemanasan B. Inti Latihan loncat satu tungkai kanan-kiri dengan jarak 25 s/d 30 meter dengan repetisi 20 kali pada tiap setnya dengan jumlah set 5 kali dengan waktu istirahat di setiap setnya 3 menit. C. Penenangan Koreksi kesalahan A. Pemanasan B. Inti Latihan loncat satu tungkai kanan-kanan kiri-kiri dengan jarak 25 s/d 30 meter dengan repetisi 20 kali pada tiap setnya dengan jumlah set 5 kali dengan waktu istirahat di setiap setnya 3 menit. C. Penenangan Koreksi kesalahan

79 73 12 Senin 7 Agustus 2006 A. Pemanasan B. Inti Latihan loncat satu tungkai kanan-kiri dengan jarak 25 s/d 30 meter dengan repetisi 22 kali pada tiap setnya dengan jumlah set 3 kali dengan waktu istirahat di setiap setnya 5 menit. C. Penenangan Koreksi kesalahan A. Pemanasan B. Inti Latihan loncat satu tungkai kanan-kanan kiri-kiri dengan jarak 25 s/d 30 meter dengan repetisi 22 kali pada tiap setnya dengan jumlah set 3 kali dengan waktu istirahat di setiap setnya 5 menit. C. Penenangan Koreksi kesalahan 13 Rabu 9 Agustus 2006 A. Pemanasan B. Inti Latihan loncat satu tungkai kanan-kiri dengan jarak 25 s/d 30 meter dengan repetisi 24 kali pada tiap setnya dengan jumlah set 3 kali dengan waktu istirahat di setiap setnya 5 menit. C. Penenangan Koreksi kesalahan A. Pemanasan B. Inti Latihan loncat satu tungkai kanan-kanan kiri-kiri dengan jarak 25 s/d 30 meter dengan repetisi 24 kali pada tiap setnya dengan jumlah set 3 kali dengan waktu istirahat di setiap setnya 5 menit. C. Penenangan Koreksi kesalahan 14 Jumat 11 Agustus 2006 A. Pemanasan B. Inti Latihan loncat satu tungkai kanan-kiri dengan jarak 25 s/d 30 meter dengan repetisi 26 kali pada tiap setnya dengan jumlah set 3 kali dengan waktu istirahat di setiap setnya 5 menit. C. Penenangan Koreksi kesalahan A. Pemanasan B. Inti Latihan loncat satu tungkai kanan-kanan kiri-kiri dengan jarak 25 s/d 30 meter dengan repetisi 26 kali pada tiap setnya dengan jumlah set 3 kali dengan waktu istirahat di setiap setnya 5 menit. C. Penenangan Koreksi kesalahan

80 73 Lanjutan Lampiran 9 Pertemuan Jarak Tempuh Latihan Kelompok Eksperiman I Kelompok Eksperiman II s/d 30 meter 25 s/d 30 meter 25 s/d 30 meter 25 s/d 30 meter 25 s/d 30 meter 25 s/d 30 meter 25 s/d 30 meter 25 s/d 30 meter 25 s/d 30 meter 25 s/d 30 meter 25 s/d 30 meter 25 s/d 30 meter 25 s/d 30 meter 25 s/d 30 meter 8 x 3 = x 3 = x 3 = x 3 = x 3 = x 3 = x 3 = x 3 = x 3 = x 3 = x 3 = x 3 = x 3 = x 3 = 78 8 x 3 = x 3 = x 3 = x 3 = x 3 = x 3 = x 3 = x 3 = x 3 = x 3 = x 3 = x 3 = x 3 = x 3 = 78 Jumlah

81 73 Lampiran 10 DAFTAR PETUGAS PENGAMBIL DATA No NAMA TUGAS KETERANGAN 1 Dwi Aristia Dinata Peneliti Mahasiswa FIK 2 Busaeri Cholil, BA Pengawas Guru Pembina Ekstrakurikuler Sepakbola 3 Deny Oktarianto Pemanggil Mahasiswa FIK 4 Danik Erlawati Pencatat Hasil Mahasiswa FIK 5 Kurniasih Pencatat Hasil Mahasiswa FIK 6 Endro W Pengawas Garis Mahasiswa FIK 7 Eko Heriyanto Pengawas Garis Mahasiswa FIK 8 Bambang R Pengawas Garis Mahasiswa FIK 9 Wijiyanto Pengawas Garis Mahasiswa FIK 10 Choirul Amri Dokumentasi Mahasiswa FIK

82 73 Lampiran 11 TABEL 4 DAFTAR NILAI-NILAI t TARAF SIGNIFIKAN

83 73 Dokumentasi Lapangan Gambar Sampel Penelitian Gambar Pemanasan

84 73 Gambar Tes tendangan jauh Gambar Loncat satu tungkai kanan-kanan kiri-kiri

85 73 Gambar Loncat satu tungkai kanan-kiri Gambar Game kecil sepakbola

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Syiah Kuala, Banda Aceh 23111

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Syiah Kuala, Banda Aceh 23111 PENGARUH LATIHAN DOUBLE MULTIPLE JUMP TERHADAP KEMAMPUAN TENDANGAN JARAK JAUH MENGGUNAKAN KURA-KURA BAGIAN DALAM PADA KLUB JAGO DARUSSALAM BANDA ACEH TAHUN 2011 Aulia Rahmat 1, Muhammad Jafar 1, Ifwandi

Lebih terperinci

PENGARUH LATIHAN DOUBLE MULTIPLE JUMP TERHADAP TENDANGAN JARAK JAUH MENGGUNAKAN KURA-KURA BAGIAN DALAM. Maimun Nusufi 1

PENGARUH LATIHAN DOUBLE MULTIPLE JUMP TERHADAP TENDANGAN JARAK JAUH MENGGUNAKAN KURA-KURA BAGIAN DALAM. Maimun Nusufi 1 PENGARUH LATIHAN DOUBLE MULTIPLE JUMP TERHADAP TENDANGAN JARAK JAUH MENGGUNAKAN KURA-KURA BAGIAN DALAM Maimun Nusufi 1 Abstrak, Sepakbola merupakan salah satu cabang olahraga yang paling banyak digemari

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. yang cermat dan mengajukan syarat-syarat yang benar, maksudnya adalah

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. yang cermat dan mengajukan syarat-syarat yang benar, maksudnya adalah 24 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Metode penelitian sebagai mana kita kenal sekarang, memberikan garisgaris yang cermat dan mengajukan syarat-syarat yang benar, maksudnya adalah untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. digemari oleh sebagian besar manusia yang ada di bumi ini. Sepak bola. akan tetapi dituntut suatu prestasi yang optimal.

BAB I PENDAHULUAN. digemari oleh sebagian besar manusia yang ada di bumi ini. Sepak bola. akan tetapi dituntut suatu prestasi yang optimal. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sepak bola merupakan salah satu cabang olahraga yang paling banyak digemari oleh sebagian besar manusia yang ada di bumi ini. Sepak bola digemari oleh semua lapisan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS. pertandingan tingkat lokal, regional hingga tingkat dunia. Berjuta-juta pasang

BAB II LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS. pertandingan tingkat lokal, regional hingga tingkat dunia. Berjuta-juta pasang BAB II LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Hakekat Sepak Bola Ikman Suleman (2008 : 3) menjelaskan sepak bola merupakan jenis olahraga yang fenomenal. Minat masyarakat terhadap sepak

Lebih terperinci

JIME, Vol. 2 No. 2 ISSN Oktober 2016

JIME, Vol. 2 No. 2 ISSN Oktober 2016 PENGARUH LATIHAN SINGLE MULTIPLE JUMP DAN DOUBLE MULTIPLE JUMP TERHADAP POWER OTOT TUNGKAI PADA SISWA ANGGOTA EKSTRAKURIKULER SEPAKBOLA SMAN 1 SAKRA TAHUN PELAJARAN 2015/2016 Hermansyah Dosen Pendidikan

Lebih terperinci

PENGARUH LATIHAN MENENDANG MENGGUNAKAN KURA-KURA KAKI DALAM DAN KURA-KURA KAKI PENUH TERHADAP KETEPATAN PASSING

PENGARUH LATIHAN MENENDANG MENGGUNAKAN KURA-KURA KAKI DALAM DAN KURA-KURA KAKI PENUH TERHADAP KETEPATAN PASSING PENGARUH LATIHAN MENENDANG MENGGUNAKAN KURA-KURA KAKI DALAM DAN KURA-KURA KAKI PENUH TERHADAP KETEPATAN PASSING LAMBUNG PADA PEMAIN PS UNNES TAHUN 2011 SKRIPSI Diajukan dalam rangka penyelesaian studi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS. dilaksanakan agar dapat tercapai dengan baik maka diperlukan landasan teori

BAB II LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS. dilaksanakan agar dapat tercapai dengan baik maka diperlukan landasan teori 7 BAB II LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS 2.1 Landasan Teori Dasar pemikiran yang jelas dari tinjauan penelitian yang akan dilaksanakan agar dapat tercapai dengan baik maka diperlukan landasan teori yang mendukung

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. regu yang saling berhadapan dengan masing-masing regu terdiri dari sebelas

II. TINJAUAN PUSTAKA. regu yang saling berhadapan dengan masing-masing regu terdiri dari sebelas II. TINJAUAN PUSTAKA A. Hakikat Sepakbola 1. Pengertian Sepakbola Pada hakikatnya permainan sepakbola merupakan permainan beregu yang menggunakan bola sepak. Sepakbola dimainkan dilapangan rumput oleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sepak bola merupakan cabang olahraga yang sudah memasyarakat, baik sebagai hiburan, mulai dari latihan peningkatan kondisi tubuh atau sebagai prestasi untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sepakbola adalah salah satu olahraga yang paling terkenal di dunia. Olahraga ini dapat menarik perhatian banyak penonton, memiliki sisi tontonan atau hiburan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. permainan yang cukup cantik dan menarik bagi siapapun.

BAB I PENDAHULUAN. permainan yang cukup cantik dan menarik bagi siapapun. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sepak bola merupakan olahraga yang sangat populer dan mengagumkan. Hal itu bisa kita lihat dengan banyaknya orang yang menggemari olahraga ini, baik dari pelosok

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS. Sepak bola adalah olahraga terpopuler di jagad raya ini. Hampir semua

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS. Sepak bola adalah olahraga terpopuler di jagad raya ini. Hampir semua BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS 2.1 Deskripsi teoritis 2.1.1 Hakikat Permainan Sepak Bola Sepak bola adalah olahraga terpopuler di jagad raya ini. Hampir semua orang bisa memainkan olahraga yang mengandalkan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORITIS. kaki, kepala, dan dada. Hanya penjaga gawang yang disahkan memakai tangan.

BAB II KAJIAN TEORITIS. kaki, kepala, dan dada. Hanya penjaga gawang yang disahkan memakai tangan. BAB II KAJIAN TEORITIS 2.1 Hakikat Permainan Sepakbola Sepakbola adalah permainan yang dimainkan oleh 11 orang termasuk penjaga gawang. Dalam bermain sepakbola hanya diizinkan melakukan gerakan kaki, kepala,

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA PANJANG TUNGKAI DAN DAYA LEDAK OTOT TUNGKAI TERHADAP KEMAMPUAN MENENDANG PADA PEMAIN SSB ANEUK RENCONG BANDA ACEH TAHUN 2010

HUBUNGAN ANTARA PANJANG TUNGKAI DAN DAYA LEDAK OTOT TUNGKAI TERHADAP KEMAMPUAN MENENDANG PADA PEMAIN SSB ANEUK RENCONG BANDA ACEH TAHUN 2010 HUBUNGAN ANTARA PANJANG TUNGKAI DAN DAYA LEDAK OTOT TUNGKAI TERHADAP KEMAMPUAN MENENDANG PADA PEMAIN SSB ANEUK RENCONG BANDA ACEH TAHUN 2010 Dian Fahkruzzaman 1, Zulfikar 1, Abdurrahman 1 1 Program Studi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sepakbola merupakan olahraga yang tidak asing lagi di indonesia,

BAB I PENDAHULUAN. Sepakbola merupakan olahraga yang tidak asing lagi di indonesia, 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sepakbola merupakan olahraga yang tidak asing lagi di indonesia, begitupun di dunia. Setiap orang, baik perempuan maupun laki-laki, tua maupun muda, mengetahui

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Sepakbola merupakan olahraga yang sangat digemari oleh masyarakat dunia, khususnya masyarakat Indonesia. Fakta membuktikan bahwa saat ini sepakbola menduduki peringkat

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. regu, masing masing regu terdiri dari sebelas orang pemain termasuk

BAB II KAJIAN TEORI. regu, masing masing regu terdiri dari sebelas orang pemain termasuk BAB II KAJIAN TEORI A. Deskripsi Teori 1. Permainan Sepakbola Sepakbola adalah permainan beregu yang dimainkan oleh dua regu, masing masing regu terdiri dari sebelas orang pemain termasuk penjaga gawang.

Lebih terperinci

TERHADAP HASIL SHOOTING PADA CABANG OLAHRAGA SEPAKBOLA

TERHADAP HASIL SHOOTING PADA CABANG OLAHRAGA SEPAKBOLA BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Permainan sepakbola tergolong kegiatan olahraga yang sebetulnya sudah tua usianya, walaupun masih dalam bentuk yang sederhana, akan tetapi sepakbola sudah dimainkan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUTAKA. beregu, dimainkan oleh dua kelompok dan masing-masing kelompok. terdiri sebelas pemain termasuk penjaga gawang.

II. TINJAUAN PUTAKA. beregu, dimainkan oleh dua kelompok dan masing-masing kelompok. terdiri sebelas pemain termasuk penjaga gawang. 12 II. TINJAUAN PUTAKA A. Tinjauan Pustaka 1. Sepak Bola Sepak bola merupakan suatu permainan yang dilakukan dengan cara menyepak bola dengan mengunakan kaki, bola dperebutkan dintara para pemain, yang

Lebih terperinci

SKRIPSI. Diajukan dalam rangka penyelesaian studi Strata 1 untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Universitas Negeri Semarang

SKRIPSI. Diajukan dalam rangka penyelesaian studi Strata 1 untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Universitas Negeri Semarang PENGARUH LATIHAN MULTIPLE BOX TO BOX JUMPS DAN HURDLE HOPS TERHADAP HASIL TENDANGAN JAUH TAHUN 2015 (Studi Eksperimen di Sekolah Sepak Bola Tunas Muda Ngroto Tahun 2015) SKRIPSI Diajukan dalam rangka penyelesaian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Sepakbola merupakan cabang olahraga yang sangat digemari oleh semua lapisan masyarakat di Indonesia, baik di kota-kota maupun di desa-desa. Bahkan sekarang

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. pada pemain yang bekerja dalam kombinasi. Untuk menguasai bola dan

TINJAUAN PUSTAKA. pada pemain yang bekerja dalam kombinasi. Untuk menguasai bola dan II. TINJAUAN PUSTAKA A. Hakikat Sepakbola Sepakbola merupakan permainan beregu walaupun keahlian individual dapat digunakan untuk saat tertentu. Dalam segala hal, keberhasilan tim tegantung pada pemain

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tua, orang muda, bahkan anak-anak. Banyak diantara anak-anak yang ingin

BAB I PENDAHULUAN. tua, orang muda, bahkan anak-anak. Banyak diantara anak-anak yang ingin BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sepakbola adalah olahraga yang sangat populer dan digemari oleh orang tua, orang muda, bahkan anak-anak. Banyak diantara anak-anak yang ingin menjadi seorang

Lebih terperinci

PENGARUH LATIHAN LEG CURL DAN LEG EXTENTION TERHADAP KEMAMPUAN MENENDANG BOLA PADA PESERTA EKSTRAKURIKULER SEPAKBOLA SMA 1 BAE KUDUS TAHUN 2011

PENGARUH LATIHAN LEG CURL DAN LEG EXTENTION TERHADAP KEMAMPUAN MENENDANG BOLA PADA PESERTA EKSTRAKURIKULER SEPAKBOLA SMA 1 BAE KUDUS TAHUN 2011 1 PENGARUH LATIHAN LEG CURL DAN LEG EXTENTION TERHADAP KEMAMPUAN MENENDANG BOLA PADA PESERTA EKSTRAKURIKULER SEPAKBOLA SMA 1 BAE KUDUS TAHUN 2011 SKRIPSI Diajukan dalam Rangka Penyelesaian Studi Strata

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Untuk mencapai sasaran yang diinginkan, penulis memerlukan penganalisaan dan metode penelitian yang tepat. Jenis metode yang digunakan dalam penelitian ini

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sepakbola adalah permainan beregu yang dimainkan masing-masing

BAB I PENDAHULUAN. Sepakbola adalah permainan beregu yang dimainkan masing-masing BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sepakbola adalah permainan beregu yang dimainkan masing-masing regunya terdiri dari sebelas orang pemain termasuk seorang penjaga gawang (Rofa, 2008). Sepakbola

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam dunia olahraga yang sifatnya persaingan satu dengan lainnya, termasuk dalam olahraga permainan sepakbola untuk mencapai prestasi dibutuhkan kemampuan kondisi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Sepakbola merupakan olahraga yang sangat populer di dunia. Ini dapat dilihat dari antusias penonton di stadion, dan siaran televisi yang banyak menyiarkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Sepak bola adalah cabang olahraga yang menggunakan bola yang terbuat dari bahan kulit dan dimainkan oleh dua tim yang masing-masing beranggotakan 11 (sebelas)

Lebih terperinci

MENINGKATKAN KEMAMPUAN TENDANGAN JAUH DALAM PERMAINAN SEPAK BOLA MELALUI METODE LATIHAN SINGLE MULTIPLE JUMP PADA SISWA KELAS VIIA SMP NEGERI 4 KEDIRI

MENINGKATKAN KEMAMPUAN TENDANGAN JAUH DALAM PERMAINAN SEPAK BOLA MELALUI METODE LATIHAN SINGLE MULTIPLE JUMP PADA SISWA KELAS VIIA SMP NEGERI 4 KEDIRI MENINGKATKAN KEMAMPUAN TENDANGAN JAUH DALAM PERMAINAN SEPAK BOLA MELALUI METODE LATIHAN SINGLE MULTIPLE JUMP PADA SISWA KELAS VIIA SMP NEGERI 4 KEDIRI SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN Olahraga futsal merupakan olahraga permainan yang sekarang sudah berkembang pesat, karena futsal diminati oleh seluruh kalangan masyarakat baik anak-anak,

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI, KERANGKA BERFIKIR DAN HIPOTESIS/ Hakekat Heading Dalam Permainan Sepak Bola

BAB II KAJIAN TEORI, KERANGKA BERFIKIR DAN HIPOTESIS/ Hakekat Heading Dalam Permainan Sepak Bola 6 BAB II KAJIAN TEORI, KERANGKA BERFIKIR DAN HIPOTESIS/ 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hakekat Heading Dalam Permainan Sepak Bola Sepak bola merupakan permainan yang dimainkan oleh dua regu yang masing-masing

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. mempertahankan gawangnya sendiri agar tidak kemasukan (Sarumpaet. A.

II. TINJAUAN PUSTAKA. mempertahankan gawangnya sendiri agar tidak kemasukan (Sarumpaet. A. II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Sepakbola Sepakbola merupakan permainan yang dimainkan oleh dua regu yang masing-masing regu terdiri dari sebelas (11) orang pemain, yang lazim disebut kesebelasan. Masing-masing

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Hakekat olahraga merupakan kegiatan fisik yang mengandung sifat

BAB I PENDAHULUAN. Hakekat olahraga merupakan kegiatan fisik yang mengandung sifat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Hakekat olahraga merupakan kegiatan fisik yang mengandung sifat permainan dan berisi perjuangan melawan diri sendiri atau dengan orang lain atau konfrontasi

Lebih terperinci

HUBUNGAN DAYA LEDAK OTOT TUNGKAI DAN KELINCAHAN DENGAN KETERAMPILAN MENGGIRING BOLA. Jurnal. Oleh. Chandra Sasongko

HUBUNGAN DAYA LEDAK OTOT TUNGKAI DAN KELINCAHAN DENGAN KETERAMPILAN MENGGIRING BOLA. Jurnal. Oleh. Chandra Sasongko HUBUNGAN DAYA LEDAK OTOT TUNGKAI DAN KELINCAHAN DENGAN KETERAMPILAN MENGGIRING BOLA Jurnal Oleh Chandra Sasongko FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2016 2 ABSTRACT

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS. Permainan sepakbola merupakan permainan yang paling populer dewasa ini di seluruh

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS. Permainan sepakbola merupakan permainan yang paling populer dewasa ini di seluruh BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pengertian Permainan Sepak Bola Permainan sepakbola merupakan permainan yang paling populer dewasa ini di seluruh dunia. Sepakbola adalah suatu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sepakbola adalah suatu permainan beregu yang dimainkan masing-masing regunya terdiri dari sebelas orang pemain termasuk seorang penjaga gawang. Sepakbola adalah permainan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Tujuan dari olahraga adalah untuk pendidikan, rekreasi, dan

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Tujuan dari olahraga adalah untuk pendidikan, rekreasi, dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Olahraga merupakan sesuatu yang tidak terpisahkan dari kehidupan manusia. Tujuan dari olahraga adalah untuk pendidikan, rekreasi, dan prestasi. Hal ini sesuai

Lebih terperinci

PENGARUH LATIHAN NAIK TURUN BANGKU TERHADAP JAUH LOMPATAN PADA OLAHRAGA ATLETIK NOMOR LOMPAT JAUH SISWA KELAS X SMK PGRI WLINGI KAB.

PENGARUH LATIHAN NAIK TURUN BANGKU TERHADAP JAUH LOMPATAN PADA OLAHRAGA ATLETIK NOMOR LOMPAT JAUH SISWA KELAS X SMK PGRI WLINGI KAB. PENGARUH LATIHAN NAIK TURUN BANGKU TERHADAP JAUH LOMPATAN PADA OLAHRAGA ATLETIK NOMOR LOMPAT JAUH SISWA KELAS X SMK PGRI WLINGI KAB. BLITAR Johan Kalpirtanata Fakultas Ilmu Keolahragaan, Jurusan Ilmu Keolahragaan

Lebih terperinci

GAMBARAN KETERAMPILAN SHOOTING DAN PASSING SISWA SEKOLAH SEPAK BOLA (SSB) TALAWI PUTRA USIA DI BAWAH 17 TAHUN KECAMATAN TALAWI KOTA SAWAHLUNTO JURNAL

GAMBARAN KETERAMPILAN SHOOTING DAN PASSING SISWA SEKOLAH SEPAK BOLA (SSB) TALAWI PUTRA USIA DI BAWAH 17 TAHUN KECAMATAN TALAWI KOTA SAWAHLUNTO JURNAL GAMBARAN KETERAMPILAN SHOOTING DAN PASSING SISWA SEKOLAH SEPAK BOLA (SSB) TALAWI PUTRA USIA DI BAWAH 17 TAHUN KECAMATAN TALAWI KOTA SAWAHLUNTO JURNAL Oleh MAIZUL HENDRI FAUZI 1103183/2011 PROGRAM STUDI

Lebih terperinci

Sepak Bola. 1. Lapangan dan Peralatan Sepak Bola

Sepak Bola. 1. Lapangan dan Peralatan Sepak Bola Sepak Bola Sepak bola termasuk salah satu permainan bola besar. Sepak bola merupakan olahraga yang paling akbar di dunia. Setiap kejuaraan sepak bola akan mengundang banyak penonton. Jumlah penonton sepak

Lebih terperinci

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (FKIP) UNIVERSITAS NUSANTARA PERSATUAN GURU REPUBLIK INDONESIA UNP KEDIRI 2015

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (FKIP) UNIVERSITAS NUSANTARA PERSATUAN GURU REPUBLIK INDONESIA UNP KEDIRI 2015 KONTRIBUSI DAYA LEDAK OTOT TUNGKAI, PANJANG TUNGKAI DAN KEKUATAN OTOT TUNGKAI TERHADAP JAUHNYA TENDANGAN (OBJEK STUDI PADA PEMAIN USIA 12 TAHUN DI MITRA TULUNGAGUNG TAHUN 2015) SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi

Lebih terperinci

SURVEI TEKNIK DASAR DAN KONDISI FISIK PADA SISWA SEKOLAH SEPAK BOLA (SSB) SE KABUPATEN DEMAK TAHUN 2012

SURVEI TEKNIK DASAR DAN KONDISI FISIK PADA SISWA SEKOLAH SEPAK BOLA (SSB) SE KABUPATEN DEMAK TAHUN 2012 SURVEI TEKNIK DASAR DAN KONDISI FISIK PADA SISWA SEKOLAH SEPAK BOLA (SSB) SE KABUPATEN DEMAK TAHUN 2012 SKRIPSI Diajukan dalam Rangka Penyelesaian Studi Strata 1 Untuk Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. kelompok yang berlawanan yang masing-masing terdiri atas sebelas pemain.

II. TINJAUAN PUSTAKA. kelompok yang berlawanan yang masing-masing terdiri atas sebelas pemain. 9 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Permainan Sepakbola Sepakbola adalah permainan beregu yang menggunakan bola sepak dari dua kelompok yang berlawanan yang masing-masing terdiri atas sebelas pemain. Kamus Besar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sepakbola merupakan salah satu cabang olahraga yang sudah sangat mendunia. Saat ini permainan sepak bola tidak hanya sebagai olahraga semata namun sudah menjadi

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori 1. Hakikat Permainan Sepakbola a. Pengertian Sepakbola Sepakbola merupakan permainan yang menggunakan bola sepak yang dimainkan oleh dua kesebelasan yang masing-masing

Lebih terperinci

SEMINAR NASIONAL PENINGKATAN KUALITAS PENULISAN KARYA ILMIAH STOK BINA GUNA, SABTU 16 SEPTEMBER 2017 PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN SIDE SHUFFLE

SEMINAR NASIONAL PENINGKATAN KUALITAS PENULISAN KARYA ILMIAH STOK BINA GUNA, SABTU 16 SEPTEMBER 2017 PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN SIDE SHUFFLE PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN SIDE SHUFFLE DENGAN LATIHAN DEPTH JUMP LEAP TERHADAP DAYA LEDAK OTOT TUNGKAI PADA PEMAIN SEPAK BOLA SSB BINTANG TIMUR MEDAN TAHUN 2009 MAHMUDIN MATONDANG Jurusan Pendidikan Jasmani,

Lebih terperinci

PERBEDAAN EFEKTIFITAS TENDANGAN PENALTI DENGAN MENGGUNAKAN KAKI BAGIAN DALAM DAN PUNGGUNG TIM SEPAK BOLA UNIVERSITAS NUSANTARA PGRI KEDIRI TAHUN 2015

PERBEDAAN EFEKTIFITAS TENDANGAN PENALTI DENGAN MENGGUNAKAN KAKI BAGIAN DALAM DAN PUNGGUNG TIM SEPAK BOLA UNIVERSITAS NUSANTARA PGRI KEDIRI TAHUN 2015 PERBEDAAN EFEKTIFITAS TENDANGAN PENALTI DENGAN MENGGUNAKAN KAKI BAGIAN DALAM DAN PUNGGUNG TIM SEPAK BOLA UNIVERSITAS NUSANTARA PGRI KEDIRI TAHUN 2015 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia bahkan mendapat simpati di hati masyarakat. Sepakbola digemari oleh

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia bahkan mendapat simpati di hati masyarakat. Sepakbola digemari oleh BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sepakbola merupakan salah satu cabang olahraga yang paling banyak digemari oleh sebagian besar manusia yang ada di bumi ini. Demikian juga di Indonesia bahkan mendapat

Lebih terperinci

PENGARUH LATIHAN PLIOMETRIK DEPTH JUMP

PENGARUH LATIHAN PLIOMETRIK DEPTH JUMP PENGARUH LATIHAN PLIOMETRIK DEPTH JUMP DAN DOUBLE LEG BOUND TERHADAP POWER OTOT TUNGKAI DENGAN PARAMETER TENDANGAN JARAK JAUH di SEKOLAH SEPAKBOLA DIKPORA U-15 WELERI 2015 SKRIPSI Oleh Yogi Purwo Negoro

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Menendang bola merupakan suatu usaha untuk memindahkan bola dari

II. TINJAUAN PUSTAKA. Menendang bola merupakan suatu usaha untuk memindahkan bola dari II. TINJAUAN PUSTAKA A. Hakekat Menendang Menendang bola merupakan suatu usaha untuk memindahkan bola dari suatu tempat ke tempat lain yang menggunakan kaki atau bagian kaki. Menendang bola merupakan salah

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Permainan Sepakbola a. Permainan Sepakbola Permainan sepakbola merupakan permainan beregu, masingmasing regu terdiri dari sebelas pemain dan salah satunya adalah

Lebih terperinci

1. PENDAHULUAN. Kemampuan ini saling melengkapi satu sama lainnya karena setiap bola yang. dioper harus diterima dan dikontrol oleh rekan seregu.

1. PENDAHULUAN. Kemampuan ini saling melengkapi satu sama lainnya karena setiap bola yang. dioper harus diterima dan dikontrol oleh rekan seregu. 1. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sepak bola merupakan permainan beregu walaupun keahlian individual dapat digunakan pada saat tertentu. Dalam segala hal, keberhasilan tim tegantung pada pemain

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. kegiatan olahraga ditempuh melalui tiga pilar, yaitu olahraga pendidikan, olahraga

I. PENDAHULUAN. kegiatan olahraga ditempuh melalui tiga pilar, yaitu olahraga pendidikan, olahraga I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan olahraga di Indonesia sebagaimana telah diungkapkan dalam Sistem Keolahragaan Nasional (SKN) Nomor 3 Tahun 2005, bahwa kegiatan olahraga ditempuh melalui tiga

Lebih terperinci

SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Pada jurusan PJKR FKIP UNP Kediri

SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Pada jurusan PJKR FKIP UNP Kediri MENINGKATKAN KEMAMPUAN TENDANGAN JAUH DALAM PERMAINAN SEPAK BOLA MELALUI METODE LATIHAN SINGLE MULTIPLE JUMP PADA SISWA KELAS VIIA SMP NEGERI 3 PARE TAHUN AJARAN 2014/2015 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi

Lebih terperinci

ANALISIS KONDISI FISIK PEMAIN SEPAK BOLA KLUB PERSEPU UPGRIS TAHUN 2016

ANALISIS KONDISI FISIK PEMAIN SEPAK BOLA KLUB PERSEPU UPGRIS TAHUN 2016 ANALISIS KONDISI FISIK PEMAIN SEPAK BOLA KLUB PERSEPU UPGRIS TAHUN 016 Osa Maliki 1), Husnul Hadi ), Ibnu Fatkhu Royana 3) Universitas PGRI Semarang osamaliki04@gmail.com Abstrak Penelitian ini bertujuan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR, DAN HIPOTESIS. sepak bola. Karena dengan jump heading pemain bisa melakukan tehnik bertahan

BAB II KAJIAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR, DAN HIPOTESIS. sepak bola. Karena dengan jump heading pemain bisa melakukan tehnik bertahan BAB II KAJIAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR, DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hakekat Jump Heading Tehnik dasar heading (jump heading) sangat penting dalam permainan sepak bola. Karena dengan jump heading

Lebih terperinci

Oleh: Afid Arifianto

Oleh: Afid Arifianto HUBUNGAN PANJANG TUNGKAI DAN KEKUATAN OTOT TUNGKAI DENGAN AKURASI TENDANGAN KE GAWANG PADA SISWA PESERTA EKSTRAKURIKULER SEPAKBOLA SMK PGRI 1 PACITAN TAHUN AJARAN 2015/2016 SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi

Lebih terperinci

Sepakbola. Oleh: Rano Sulisto,S.Pd.

Sepakbola. Oleh: Rano Sulisto,S.Pd. Sepakbola Oleh: Rano Sulisto,S.Pd Untuk bermain bola dengan baik pemain harus dibekali dengan teknik dasar yang baik. Pemain yang memiliki teknik dasar yang baik pemain tersebut cenderung dapat bermain

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pandega wreksa 10 Jalan Kaliurang 5,6 Yogyakarta, latihan bertempat di

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pandega wreksa 10 Jalan Kaliurang 5,6 Yogyakarta, latihan bertempat di BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Lokasi Penelitian PS PADMA berdiri pada tanggal 20 Juni 1982 yang beralamat di Jl. Pandega wreksa 10 Jalan Kaliurang 5,6 Yogyakarta, latihan bertempat

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. masyarakat di Indonesia, baik di kota-kota maupun di desa-desa. Bahkan sekarang

I. PENDAHULUAN. masyarakat di Indonesia, baik di kota-kota maupun di desa-desa. Bahkan sekarang I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sepakbola merupakan cabang olahraga yang sangat digemari oleh semua lapisan masyarakat di Indonesia, baik di kota-kota maupun di desa-desa. Bahkan sekarang sepakbola juga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Olahraga sekarang ini telah menjadi kebutuhan setiap individu,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Olahraga sekarang ini telah menjadi kebutuhan setiap individu, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Olahraga sekarang ini telah menjadi kebutuhan setiap individu, karena melakukan kegiatan olahraga yang baik dan benar serta berkesinambungan dapat meningkatkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Prosedur Penelitian Penggunaan metode dalam penelitian adalah syarat mutlak untuk dapat melihat kedalaman dari sebuah permasalahan. Ketepatan penggunaan metode dalam penelitian

Lebih terperinci

Journal of Sport Sciences and Fitness

Journal of Sport Sciences and Fitness JSSF 3 (4) (2014) Journal of Sport Sciences and Fitness http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/jssf PENGARUH LATIHAN TENDANGAN DENGAN PERUBAHAN JARAK DAN LATIHAN TENDANGAN DENGAN MENGUBAH UKURAN TARGET

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. digunakan untuk saat tertentu. Dalam segala hal, keberhasilan tim tergantung

II. TINJAUAN PUSTAKA. digunakan untuk saat tertentu. Dalam segala hal, keberhasilan tim tergantung 9 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Hakikat Sepakbola Sepak bola merupakan permainan beregu walaupun keahlian individual dapat digunakan untuk saat tertentu. Dalam segala hal, keberhasilan tim tergantung pada pemain

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. demikian itu berolahraga dapat dilakukan dimana saja. Salah satu olahraga yang

BAB I PENDAHULUAN. demikian itu berolahraga dapat dilakukan dimana saja. Salah satu olahraga yang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Olahraga merupakan sarana yang baik untuk mencapai pola hidup sehat, demikian itu berolahraga dapat dilakukan dimana saja. Salah satu olahraga yang sangat

Lebih terperinci

Abdul Mahfudin Alim, M.Pd Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Yogyakarta

Abdul Mahfudin Alim, M.Pd Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Yogyakarta KETERAMPILAN DASAR ATLETIK Lompat (Jump) Abdul Mahfudin Alim, M.Pd Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Yogyakarta LOMPAT (JUMP) -Lompat Jauh (Long Jump) -Lompat Jungkit (Triple Jump) -Lompat

Lebih terperinci

2016 PERBANDINGAN HASIL TENDANGAN PENJAGA GAWANG ANTARA TEKNIK HALF VOLLEY, DROP KICK, DAN FORWARD KICK DALAM PERMAINAN SEPAKBOLA

2016 PERBANDINGAN HASIL TENDANGAN PENJAGA GAWANG ANTARA TEKNIK HALF VOLLEY, DROP KICK, DAN FORWARD KICK DALAM PERMAINAN SEPAKBOLA BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Dalam permainan sepakbola untuk mencapai hasil dan prestasi yang baik harus melalui proses yang tidak mudah. Ada beberapa faktor yang sangat berperan penting

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Olahraga sepak bola merupakan cabang olahraga yang sangat popular diseluruh dunia. Sepak bola telah banyak digemari orang-orang baik di Indonesia maupun negara-negara

Lebih terperinci

PENGARUH LATIHAN PASSING BERPASANGAN ARAH TETAP DAN PASSING KELOMPOK MENGUBAH POSISI TERHADAP AKURASI SHORT PASSING SSB U-12 DI KOTA REMBANG SKRIPSI

PENGARUH LATIHAN PASSING BERPASANGAN ARAH TETAP DAN PASSING KELOMPOK MENGUBAH POSISI TERHADAP AKURASI SHORT PASSING SSB U-12 DI KOTA REMBANG SKRIPSI PENGARUH LATIHAN PASSING BERPASANGAN ARAH TETAP DAN PASSING KELOMPOK MENGUBAH POSISI TERHADAP AKURASI SHORT PASSING SSB U-12 DI KOTA REMBANG SKRIPSI Diajukan dalam rangka penyelesaian studi strata I untuk

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang penelitian Anggi Sugiyono, 2015

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang penelitian Anggi Sugiyono, 2015 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang penelitian Sepakbola termasuk olahraga permainan. Olahraga sepakbola merupakan olahraga yang tidak asing lagi di dunia maupun di Indonesia, setiap orang baik laki-laki

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sistem pendidikan nasional, (Depdiknas, 2003: 30). Karanggambas sesuai silabus adalah: atletik, senam, renang, kesehatan dan

BAB I PENDAHULUAN. sistem pendidikan nasional, (Depdiknas, 2003: 30). Karanggambas sesuai silabus adalah: atletik, senam, renang, kesehatan dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan olahraga sering kali terkalahkan oleh pendidikan akademis lainya, padahal aspek kesehatan jasmani merupakan aspek penting guna mendukung pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. secara efisien tanpa menimbulkan kelelahan yang berlebihan (Irianto, 2004).

BAB I PENDAHULUAN. secara efisien tanpa menimbulkan kelelahan yang berlebihan (Irianto, 2004). 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hidup sehat adalah harapan semua orang tetapi kesehatan tidak akan diperoleh apabila tanpa diikuti oleh usaha yang memadai. Apabila kehidupan kita terus-menerus dimanjakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang Masalah. Sepakbola merupakan olahraga yang merakyat dan telah dikenal ditanah

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang Masalah. Sepakbola merupakan olahraga yang merakyat dan telah dikenal ditanah BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Masalah Sepakbola merupakan olahraga yang merakyat dan telah dikenal ditanah air sejak lama. Sangatlah beralasan bila sepakbola adalah permainan penuh aksi menakjubkan

Lebih terperinci

SKRIPSI. Diajukan dalam rangka penyelesaian Studi Strata I Untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan. oleh Fendri Setia Pambudi

SKRIPSI. Diajukan dalam rangka penyelesaian Studi Strata I Untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan. oleh Fendri Setia Pambudi KORELASI PANJANG TUNGKAI DAN DAYA LEDAK OTOT TUNGKAI TERHADAP JAUHNYA HASIL TENDANGAN BOLA PADA SISWA EKSTRAKURIKULER SEPAK BOLA SMA NEGERI 1 NGRAMBE KABUPATEN NGAWI TAHUN 2008/2009 SKRIPSI Diajukan dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sepak bola merupakan salah satu olahraga yang memasyarakat. Masyarakat yang melakukan kegiatan olahraga sepak bola mempunyai berbagai tujuan diantaranya untuk

Lebih terperinci

BAB I Pendahuluan A. Latar Belakang

BAB I Pendahuluan A. Latar Belakang BAB I Pendahuluan A. Latar Belakang Sepakbola di indonesia sekarang sudah banyak mengalami kemajuan prestasi di bandingkan beberapa tahun lalu, banyak pemain sepakbola Indonesia yang sudah mulai membuat

Lebih terperinci

PENGARUH LATIHAN PLIOMETRIK DEPTH JUMP DAN KNEE TUCK JUMP TERHADAP HASIL TENDANGAN LAMBUNG ATLIT SEPAK BOLA PEMULA DI SMP AL-FIRDAUS SURAKARTA

PENGARUH LATIHAN PLIOMETRIK DEPTH JUMP DAN KNEE TUCK JUMP TERHADAP HASIL TENDANGAN LAMBUNG ATLIT SEPAK BOLA PEMULA DI SMP AL-FIRDAUS SURAKARTA PENGARUH LATIHAN PLIOMETRIK DEPTH JUMP DAN KNEE TUCK JUMP TERHADAP HASIL TENDANGAN LAMBUNG ATLIT SEPAK BOLA PEMULA DI SMP AL-FIRDAUS SURAKARTA SKRIPSI Disusun untuk memenuhi sebagian Persyaratan dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Olahraga sangat digemari oleh masyarakat mulai anak sampai orang dewasa, karena

BAB I PENDAHULUAN. Olahraga sangat digemari oleh masyarakat mulai anak sampai orang dewasa, karena BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Olahraga sangat digemari oleh masyarakat mulai anak sampai orang dewasa, karena olahraga mempunyai beberapa tujuan seperti untuk pendidikan, rekreasi, kebugaran

Lebih terperinci

PENGARUH LATIHAN SINGLE MULTIPLE JUMP DAN FROG JUMP TERHADAP JAUHNYA PASSING ATAS DALAM PERMAINAN SEPAKBOLA PADA SISWA SSO REAL MADRID UNY KU-15

PENGARUH LATIHAN SINGLE MULTIPLE JUMP DAN FROG JUMP TERHADAP JAUHNYA PASSING ATAS DALAM PERMAINAN SEPAKBOLA PADA SISWA SSO REAL MADRID UNY KU-15 PENGARUH LATIHAN SINGLE MULTIPLE JUMP DAN FROG JUMP TERHADAP JAUHNYA PASSING ATAS DALAM PERMAINAN SEPAKBOLA PADA SISWA SSO REAL MADRID UNY KU-15 SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Sepakbola merupakan salah satu cabang olahraga permainan yang banyak

I. PENDAHULUAN. Sepakbola merupakan salah satu cabang olahraga permainan yang banyak I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sepakbola merupakan salah satu cabang olahraga permainan yang banyak digemari masyarakat di Indonesia. Perkembangan prestasi sepakbola di Indonesia nampaknya masih

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menghadapi era globalisasi, tantangan yang dihadapi akan semakin berat, hal ini disebabkan karena semakin

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menghadapi era globalisasi, tantangan yang dihadapi akan semakin berat, hal ini disebabkan karena semakin BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menghadapi era globalisasi, tantangan yang dihadapi akan semakin berat, hal ini disebabkan karena semakin ketatnya tingkat kompetisi antar individu, kelompok, masyarakat

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. regu yang masing-masing regu terdiri dari sebelas orang pemain yang. dan mempertahankan gawangnya jangan sampai kemasukan,

I. PENDAHULUAN. regu yang masing-masing regu terdiri dari sebelas orang pemain yang. dan mempertahankan gawangnya jangan sampai kemasukan, 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Permainan sepakbola adalah permainan beregu yang dimainkan oleh dua regu yang masing-masing regu terdiri dari sebelas orang pemain yang bertujuan untuk memasukkan

Lebih terperinci

Permainan Bola Voli. 1. Sejarah Permainan Bola Voli. 2. Pengertian Bola Voli. 3. Lapangan Bola Voli

Permainan Bola Voli. 1. Sejarah Permainan Bola Voli. 2. Pengertian Bola Voli. 3. Lapangan Bola Voli B Permainan Bola Voli Apakah kamu menyukai permainan bola voli? Sebenarnya permainan bola voli telah memasyarakat. Apakah kamu telah dapat melakukan gerak dasar permainan bola voli dengan benar? Ayo kita

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. merupakan kegiatan manusia sehari-hari seperti jalan, lari, lompat, dan lempar

BAB I PENDAHULUAN. merupakan kegiatan manusia sehari-hari seperti jalan, lari, lompat, dan lempar BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu faktor pendukung kehidupan manusia yang sehat dan berkualitas adalah melalui olahraga. Hal ini disebabkan karena kondisi jasmani dan rohani yang kuat akan

Lebih terperinci

PERSETUJUAN. Siswa Kelas Khusus Olahraga Sepakbola di Sekolah Menengah Pertama

PERSETUJUAN. Siswa Kelas Khusus Olahraga Sepakbola di Sekolah Menengah Pertama PERSETUJUAN Skripsi dengan judul Status Kondisi Fisik dan Keterampilan Bermain Sepakbola Siswa Kelas Khusus Olahraga Sepakbola di Sekolah Menengah Pertama Negeri 13 Yogyakarta. ini telah disetujui oleh

Lebih terperinci

pemassalan harus dimulai pada usia dini.

pemassalan harus dimulai pada usia dini. 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permainan sepakbola merupakan salah satu cabang olahraga yang sangat populer di dunia. Bahkan permainan sepakbola adalah salah satu cabang olahraga yang digemari oleh

Lebih terperinci

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Pada Program Studi Penjaskesrek.

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Pada Program Studi Penjaskesrek. HUBUNGAN ANTARA KEKUATAN OTOT KAKI DENGAN KECEPATAN MENENDANG BOLA DALAM PERMAINAN SEPAKBOLA PADA SISWA KELAS VII A MTS DARUL ULUM KALINYAMATAN JEPARA TAHUN PELAJARAN 2014/2015 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN Hakikat Menendang Bola dengan kaki bagian dalam

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN Hakikat Menendang Bola dengan kaki bagian dalam 1 2.1 Kajian Teoritis BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN 2.1.1 Hakikat Menendang Bola dengan kaki bagian dalam Teknik dasar bermain sepak bola adalah semua gerakan-gerakan tanpa bola dan gerakan-gerakan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kondisi fisik adalah suatu kesatuan utuh dari komponen-komponen yang tidak

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kondisi fisik adalah suatu kesatuan utuh dari komponen-komponen yang tidak II. TINJAUAN PUSTAKA A. Kondisi Fisik Kondisi fisik adalah suatu kesatuan utuh dari komponen-komponen yang tidak dapat dipisahkan, baik peningkatannya maupun pemeliharaannya (M. Sajoto, 1988: 57). Keadaan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. maupun untuk putri. Unsur fisik yang diperlukan dalam nomor tolak ini adalah

II. TINJAUAN PUSTAKA. maupun untuk putri. Unsur fisik yang diperlukan dalam nomor tolak ini adalah 9 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Prestasi Lempar Lembing Lempar lembing merupakan salah satu nomor pada cabang olahraga atletik yang diperlombakan dalam perlombaan nasional maupun internasional, baik untuk putra

Lebih terperinci

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Pada Program Studi Penjaskesrek.

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Pada Program Studi Penjaskesrek. HUBUNGAN ANTARA KEKUATAN OTOT KAKI DENGAN KECEPATAN MENENDANG BOLA DALAM PERMAINAN SEPAKBOLA PADA SISWA KELAS VII-D SMP ISLAM AL HIKMAH MAYONG KABUPATEN JEPARA TAHUN PELAJARAN 2014/2015 SKRIPSI Diajukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Demi menghadapi perkembangan jaman dan teknologi yang semakin pesat sudah semestinya manusia menyadari arti penting hidup sehat. Hidup sehat dapat tercapai melalui berbagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. salah satu cabang olahraga yang berpotensi menyumbangkan medali di setiap

BAB I PENDAHULUAN. salah satu cabang olahraga yang berpotensi menyumbangkan medali di setiap BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Saat ini di Indonesia karate berkembang dengan baik, bahkan merupakan salah satu cabang olahraga yang berpotensi menyumbangkan medali di setiap kejuaran ditingkat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sepakbola adalah salah satu cabang olahraga yang masuk ke dalam

BAB I PENDAHULUAN. Sepakbola adalah salah satu cabang olahraga yang masuk ke dalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah. Sepakbola adalah salah satu cabang olahraga yang masuk ke dalam permaianan beregu, permainan sepak bola ini terdiri dari sebelas pemain yang berada dilapangan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. manusia. Seperti telah diketahui di dalam kehidupan sehari-hari, semua

I. PENDAHULUAN. manusia. Seperti telah diketahui di dalam kehidupan sehari-hari, semua I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan zaman yang semakin meningkat yang banyak ditandai dengan munculnya alat-alat modern dan makin meningkatnya bidang ilmu pengetahuan dan teknologi ini sangat

Lebih terperinci

Yan Indra Siregar. Abstrak

Yan Indra Siregar. Abstrak 120 PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN SLIDE JUMP SPRINT DENGAN LATIHAN DEPTH JUMP WITH LATERAL MOVEMENT TERHADAP PENINGKATAN POWER OTOT TUNGKAI DAN HASIL LARI 100 METER PADA MAHASISWA PKO STAMBUK 2014 TAHUN 2016

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORITIS. Sepak bola merupakan olahraga yang paling terkenal di dunia. Lebih dari 200 juta orang

BAB II KAJIAN TEORITIS. Sepak bola merupakan olahraga yang paling terkenal di dunia. Lebih dari 200 juta orang BAB II KAJIAN TEORITIS 2.1 Kajian Teoritis 2.1.1 Pengertian Kecepatan Sepak bola merupakan olahraga yang paling terkenal di dunia. Lebih dari 200 juta orang di seluruh dunia memainkan lebih dari 20 juta

Lebih terperinci

HUBUNGAN KEKUATAN TUNGKAI PANJANG TUNGKAI DAN LINGKAR PAHA TERHADAP AKURASI PASSING. Jurnal. Oleh CAHYO PRASETYO

HUBUNGAN KEKUATAN TUNGKAI PANJANG TUNGKAI DAN LINGKAR PAHA TERHADAP AKURASI PASSING. Jurnal. Oleh CAHYO PRASETYO 1 HUBUNGAN KEKUATAN TUNGKAI PANJANG TUNGKAI DAN LINGKAR PAHA TERHADAP AKURASI PASSING Jurnal Oleh CAHYO PRASETYO FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2015 2 ABSTRAK

Lebih terperinci