EVALUASI DAN USULAN PERBAIKAN SISTEM PEMENUHAN ORDER (Studi Kasus; PT Tulus Tri Tunggal Gresik)
|
|
- Indra Irawan
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 EVALUASI DAN USULAN PERBAIKAN SISTEM PEMENUHAN ORDER (Studi Kasus; PT Tulus Tri Tunggal Gresik) Agnes Silgan, I Nyoman Pujawan, Nani Kurniati Jurusan Teknik Industri ITS silganagnes@yahoo.com.sg ABSTRAK Peningkatan pelayanan kepada customer merupakan langkah penting yang harus dilakukan oleh perusahanan dalam menghadapi persaingan diera globalisasi. Untuk menjadi kompetitif perusahaan harus meningkatkan kesanggupan pelayanan kepada customer yaitu dengan peningkatan kualitas produk dengan harga yang kompetitif dan proses pemenuhan order customer yang cepat. Untuk dapat memenuhi permintaan tepat waktu dan memenuhi kepuasan customer, harus dilakukan perbaikan proses aliran fisik dan informasi dalam internal supply chain. PT. Tulus Tri Tunggal adalah sebuah perusahaan yang bergerak dibidang rattan furniture (mebel rotan) dengan orientasi 100% ekspor. Fluktuasi permintaan yang sangat bervariasi, ketersediaan bahan baku yang tidak pasti, order buyer yang mendadak dan prioritas ditengah rencana produksi menuntut adanya rencana produksi yang fleksibel untuk mengakomodir antara ketersediaan bahan dengan pemenuhan order ke buyer yang tepat. Disisi lain keterlambatan pemenuhan order karena masalah produksi disebabkan oleh adanya proses-proses yang tidak efisien dan adanya bottleneck pada lantai produksi. Penelitian ini dimaksudkan untuk menentukan posisi bottleneck dalam bisnis proses perusahaan yang sering mengakibatkan keterlambatan pemenuhan order dan melakukan proses perbaikan (improvement) pada posisi bottleneck untuk mengurangi keterlambatan pemenuhan order. Mengaplikasikan model simulasi yang akan membantu perusahaan dalam mengevaluasi proses improvement sebelum dimplementasikan dalam sistem yang nyata tanpa mengganggu sistem yang sebenarnya Hasil simulasi untuk besarnya waktu total ( flow time) adalah 140,87 menit sebelum perbaikan dan 16,58 menit setelah perbaikan sedangkan jumlah output per hari sebelum perbaikan adalah 43 pcs dan 91 pcs setelah perbaikan. Hal ini diakibatkan oleh adanya penurunan waktu tunggu pada proses yang mengalami bottleneck selama 120,90 menit. Kata kunci : Supply Chain Management, Bottleneck, Improvement, Simulasi PENDAHULUAN Latar Belakang Persaingan yang sangat ketat di era pasar global saat ini menuntut para pengelola bisnis untuk menciptakan model-model baru dalam pengelolaan aliran produk dan informasi. Lingkungan industri global mengalami perubahan yang drastis menyangkut persaingan yang semakin ketat, tuntutan konsumen yang semakin rumit, daur hidup produk yang sangat pendek, trend perekonomian dunia yang mengalami perubahan, stockholders yang menuntut pengembalian yang tinggi dalam investasi dan kemajuan dalam bidang teknologi informasi yang begitu cepat. Berbagai perubahan tersebut membawa pengaruh yang sangat besar terhadap pengelolaan perusahaaan sehingga
2 untuk tetap bertahan maka setiap perusahaan terus melakukan pembenahan mengikuti lingkungan yang baru. Mengelola keseluruhan dari supply chain merupakan faktor penentu bisnis yang sukses. Untuk menjadi kompetitif perusahaan harus meningkatkan kesanggupan pelayanan kepada customer yaitu dengan peningkatan kualitas produk (kualitas lebih baik) dengan harga yang kompetitif (biaya lebih rendah) dan proses pemenuhan order customer yang cepat (service lebih sempurna) serta mengelola industri secara cermat dan fleksibel. Untuk dapat memenuhi permintaan tepat waktu dan memenuhi kepuasan customer, harus dilakukan perbaikan proses aliran informasi dan fisik dalam internal supply chain. Supply Chain Management yang mulai dipopulerkan pada awal tahun 1990 merupakan suatu proses yang terintegrasi antara supplier, manufacturer, warehouse (gudang) dan retailer (pengecer) sedemikian sehingga produk-produk yang diproduksi dan yang dikirim ke end customer dalam jumlah yang tepat, waktu yang tepat dengan meminimalkan biaya yang akan memuaskan kebutuhan pelanggan PT. Tulus Tri Tunggal adalah sebuah perusahaan yang bergerak dibidang rattan furniture (mebel rotan) dengan orientasi 100% ekspor. Fluktuasi permintaan sangat bervasiasi sebagai akibat dari variasi produk yang disesuaikan dengan permintaan buyer. Variasi produk menunjukkan jumlah dari tipe produk yang berbeda yang diproduksi oleh perusahaan. Sebagai contoh, variasi produk yang besar biasanya diartikan bahwa permintaan masing-masing produk relatif kecil dan pengiriman untuk satu tipe produk dalam satu truk atau kontainer sering kali tidak ekonomis. Keanekaragaman produk tersebut sebagai akibat dari kebutuhan buyer yang berbedabeda. Jumlah buyer yang relatif banyak itu tersebar di USA, Canada, Eropa dan Asia menyebabkan style design-nya berbeda-beda. Selain itu kelompok produk yang diproduksi bervariasi sesuai dengan fungsinya yaitu living set, dining set, bed set, chair/occational dan table dimana masing-masing kelompok tersebut terdiri produkproduk. Masing-masing produk tersebut ada yang dikirim dalam bentuk unfinish (tanpa warna) dan bentuk finishing (proses pengecatan). Warna yang digunakan juga bermacam-macam seperti warna natural, pecan, walnut, honey, candy brown, dark brown, red mahogany, glaze dengan beberapa kategori gloss/kilap yang sering dipakai yaitu 0%, 30%, 50%, 75% dan high gloss. Variasi yang lain adalah jenis bahan baku rotan yang digunakan. Adapun rotan yang digunakan berdasarkan prosesnya adalah rotan asalan, rotan poles, rotan semi poles, rotan core, dan rotan fitrit sedangkan jenis rotan yang dipakai adalah jenis tarumpu, pahit, tohiti, umbulu, batang, manau dan lambang. Hal ini juga di pengaruhi oleh size atau ukuran yang ada berdasarkan ukuran yang favorit atau ukuran yang non favorit dimana ukuran tersebut berpengaruh terhadap fungsi dan kontruksi pada produk yang dihasilkan. Kualitas dari bahan baku rotan yang dijadikan standar juga bervariasi tergantung pada kriteria warna, fisik, panjang, dan banyaknya pinhole. Walaupun rotan sebagai bahan baku utama memiliki jenis, ukuran, dan kualitas yang bervariasi namun karaktristik variasi tersebut terbatas juga pada penggunaan rotan pada design produk. Hal yang perlu dipertimbangkan adalah kelangkaan bahan rotan untuk jenis dan ukuran rotan favorit sehingga bisa mengakibatkan ketidakpastian bahan baku. Karena itu sulit menyediakan (membeli) bahan baku sesuai dengan kebutuhan dari rencana produksi. Sebagai akibat dari hal tersebut maka rencana produksi harus banyak mengalami revisi terutama untuk menyesuaikan dengan availability (ketersediaan) bahan baku. Selama ini komplain buyer sering dibebankan ke perusahanaan selain masalah kualitas produk juga tentang keterlambatan pemenuhan order buyer karena lamanya A-17-2
3 selang waktu antara pemesanan dan pengiriman produk buyer dan juga karena ketersediaan bahan yang ada yang akan menyebabkan kerugian bagi para buyer kerena akan kehilangan kesempatan untuk mendapatkan keuntungan. Fenomena yang lain adalah adanya perilaku buyer yang sering melakukan order secara mendadak (bersifat prioritas) ditengah pengerjaan order sebelumnya. Oleh karena itu dibutuhkan rencana produksi yang flexibel untuk mengakomodir antara ketersediaaan bahan dengan pemenuhan order buyer tepat. Dari data realisasi loading perusahaan (pengiriman produk ke buyer) sejak Januari 2004 sampai Oktober 2005 diperoleh persentase ratarata keterlambatan pemenuhan order buyer karena masalah produksi sebesar 43,30 % dan keterlambatan pemenuhan order karena masalah marketing sebesar 23,80%. Hal ini disebabkan oleh adanya proses-proses yang tidak efisien dan adanya bottleneck pada lantai produksi yang perlu diperbaiki (improvement). Perumusan Masalah Dari latar belakang permasalahan diatas maka salah satu hal yang mungkin untuk diperbaiki dalam meningkatkan kecepatan waktu pemenuhan order adalah rancangan proses yang lebih baik. Oleh karena itu pertanyaan pokok yang akan dicoba dijawab adalah dimana posisi bottleneck dalam proses pemenuhan order serta bagaimana melakukan perbaikan (improvement) dari proses tersebut. Tujuan Penelitian Adapun tujuan dilakukannya penelitian ini adalah 1. Menentukan posisi bottleneck dalam bisnis proses perusahaan yang sering mengakibatkan keterlambatan pemenuhan order. 2. Melakukan proses perbaikan ( improvement) pada posisi bottleneck untuk meminimalkan keterlambatan pemenuhan order. Manfaat Penelitian Manfaat dari penelitian ini adalah 1. Membantu perusahaan untuk membuat proses yang lebih streamlined sehingga mampu memenuhi order customer secara tepat dan cepat. Asumsi Asumsi yang dipakai untuk menyelesaikan masalah ini adalah 1. Jaringan supply chain tidak berubah selama kurun waktu penelitian 2. Perusahaan tidak melakukan perubahan kebijakan yang berarti selama diadakan penelitian 3. Proses produksi berjalan dalam keadaan normal 4. Mesin dan peralatan produksi yang digunakan dalam proses produksi dalam keadaan baik A-17-3
4 METODA Business Process Improvement Business Process adalah sejumlah aktivitas yang mengubah sejumlah input menjadi sejumlah output (barang dan jasa) untuk orang lain atau proses yang menggunakan orang atau alat. Semua orang melakukan hal ini dan dengan satu atau lain cara memerankan peran supplier atau customer. Proses bisnis seperti ini dapat dilukiskan secara sederhana seperti segitiga pada Gambar 1 berikut ini ; Gambar 1. Aliran Proses Bisnis Tujuan dari model ini adalah untuk menggambarkan supplier, proses input, proses customer dan customer dengan output lain yang terkait. Juga ditunjukkan feedback atau umpan balik dari customer. Model ini mencoba mengukur dan memahami proses yang sekarang dilakukan dan melakukan perbaiakan sesaui dengan pemahaman dan pengukuran tersebut. Proses atau model semacam ini biasa dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut : 1. Mencatat dan memperhatikan apa yang dilakukan sekarang 2. Mengukur proses tersebut bardasarkan apa yang dikehendaki oleh para pelanggan. 3. Melakukan proses kembali berdasarkan kebutuhan dan kehendak para pelanggan tersebut. 4. Mengukur hasil dengan proses yang baru tersebut yang telah dicapai berdasarkan asumsi kehendak para pelanggan. 5. Mencatat serta meneliti perbaikan yang telah dilakukan. 6. Selanjutnya lingkaran tindakan ini diulang-ulang sampai dicapai titik kepuasan tertentu. Simulasi dengan Arena Arena merupakan salah satu software yang sesuai dengan penggunaan microsoft office sehingga pengunaannya sama dengan microsoft office. Arena menyediakan fasilitas pembentukan, mengubah,mensimulasikan modul dan menganalisa hasil simulasi. Salah satu jenis Arena yaitu Arena 5.0 adalah software yang dapat digunakan untuk membuat modul dan menganalisa proses bisnis dan supply chain perusahaan secara lengkap. A-17-4
5 HASIL DAN DISKUSI Pengukuran Performansi Awal Pengukuran performansi awal dilakukan untuk mengetahui seberapa besar performansi existing pada proses bisnis ditinjau dari segi performansi waktunya. Pengukuran dilakukan terhadap waktu-waktu proses dari setiap aktivitas yang ada dalam proses pembuatan item BC-747 Ottoman. Dengan melihat proses produksi secara langsung serta hasil wawancara dengan kepala bagian terkait didapatkan urutan proses pengerjaan item tersebut. Ini akan sangat berguna untuk menyusun dan mengukur besarnya waktu proses pengerjaan item BC-747 Ottoman. Pengukuran performansi awal berguna sebagai sebuah performansi standar, dimana akan digunakan sebagai pembanding dengan performansi sistim hasil simulasi maupun performansi sistim setelah dilakukan perbaikan, sehingga performansi awal ini dapat dijadikan sebagai standar validasi untuk hasil simulasi sistem. Dari hasil pengukuran waktu total berdasarkan data yang ada, didapatkan bahwa rata-rata besarnya waktu total 29,18 menit. Ini berarti bahwa durasi penyelesaian BC-747 Ottoman adalah adalah sebesar 29,18 menit. Perbaikan Proses Perbaikan yang dilakukan untuk meminimalkan pemenuhan order BC-747 Ottoman adalah perbaikan dengan streamlining sehingga proses bisnis menjadi ramping dan efisien. Dalam streamlining dapat dilakukan dengan penyederhanaan proses, pengkombinasian proses, eliminasi proses yang non value added dan otomasi. Masalah yang sering dihadapi bagian assembling yang sering mengakibatkan adanya bottleneck adalah karena adanya proses inspeksi yang berlebihan dan adanya tumpang tindih antara QC perusahaan dan QC Buyer. Bagian assembling ini terdiri dari proses poles, proses bending, proses assembling dan proses ikat. Hal yang mendasar yang tidak boleh diabaikan dalam proses inspeksi di bagian assembling adalah pada waktu proses poles dan bending dilakukan karena sangat menentukan kualitas bentuk dan bahan rotan yang akan di-assembly. Dengan adanya pengurangan (eliminasi) proses QC setelah penggabungan proses gosok dan proses bending tidak akan mengakibatkan reject yang banyak. Adanya integrasi atau penggabungan antara QC perusahaan dengan QC buyer untuk meminimalkan waktu pengontrolan apalagi proses inspeksi dilakukan satu per satu (pcs by pcs) yang mana akan membutuhkan waktu yang relatif lama. Perlunya panduan panel toleransi bahan sebagai acuan standar antara QC perusahaan dan QC buyer akan memperkecil kesalahan persepsi terhadap bahan yang akan di inspeksi. Disisi lain penerapan operator dan pengawas sebagai QC 100% (QC bagi diri sendiri) akan menegaskan bahwa pengurangan salah satu proses inspeksi akan tetap menjamin kualitas produk. Adanya standar kualitas tertentu yang harus dipenuhi oleh tiap operator akan mendukung perbaikan ini. Jika oparator mencapai tuntutan kualitas tersebut akan diberikan bonus dan jika tidak akan diberi sangsi. Hasil Simulasi Arena Dari hasil running simulasi didapatkan rata-rata waktu tunggu part, rata-rata total part, rata-rata waktu siklus operasi dan rata-rata waktu tunggu total part pembuatan item. Dari data tersebut dilakukan pengukuran performansi waktu dari sistem setelah perbaikan. Simulasi juga dilakukan terhadap sistem awal sebelum A-17-5
6 dilakukan perbaikan. Pengukuran performansi waktu dilakukan dengan melakukan urutan proses pengerjaan, waktu proses, waktu tunggu dan waktu penyelesaian dari sistem awal dan sistem setelah perbaikan. Simulasi dijalankan dengan replikasi sebanyak 5 kali dengan panjang simulasi selama 480 menit/part (waktu produktif kerja dalam 1 hari) dan jumlah entities yang disimulasikan sebanyak 94 part. Tabel 1 Perbandingan Perfomansi Model Simulasi Performansi Model Usulan 1 Usulan 2 Usulan 3 Awal Rata-rata waktu siklus operasi (menit) 27,94 26,25 25,21 16,588 assembling dalam antrian (menit) 120,90 99,65 43,86 0,00 assembling 2 dalam antrian (menit) 38,11 0,00 finishing dalam antrian (menit) finishing 2 dalam antrian (menit) 4,38 0,00 0,00 Flow Time/part 140,87 122,10 69,67 16,588 Output/hari Dari hasil perbandingan performansi model simulasi di atas, maka disimpulkan : Waktu tunggu part pada proses assembling yang mengalami bottle neck dapat diturunkan dalam simulasi. Flow time/ part dapat dikurangi menjadi 16,588 menit Output/hari dapat ditingkatkan sampai 91 part. KESIMPULAN Dari hasil pembahasan dan analisa yang dilakukan pada penelitian ini ditarik beberapa kesimpulan antara lain. 1. Aktivitas-aktivitas yang dilakukan dalam proses pengerjaan item BC-747 Ottoman terlihat bahwa posisi bottleneck terdapat pada bagian proses assembling. 2. Proses perbaikan terhadap exising process dilakukan dengan streamlining pada posisi bottleneck yakni mengurangi (eliminasi) proses inspeksi yang tidak penting dan penggabungan (integrasi) QC perusahaan dan QC buyer, proses poles dan proses bending serta proses assembling dan ikat. 3. Berdasarkan hasil simulasi, besarnya waktu total dari sistem setelah dilakukan perbaikan adalah 16,58 menit dengan jumlah output per hari adalah 91 pcs. Output tersebut bisa meningkat dari outpul awal sebesar 43 pcs karena adanya penurunan waktu tunggu part pada proses assembling sebesar dari 120,90 menit. A-17-6
7 DAFTAR PUSTAKA Chang, Yoon. Makatsoris, Harris, 2002, Supply Chain Simulation Modeling Using Simulation, Journal Of Simulation Vol. 2 No.1 Kelton, W. David, Sadowski, Randall P., Sadowski, Debora A., 2002, Simulation With ARENA, Second Edition, McGraw-Hill Companies, Inc. Law, Averill M., Kelton, W. David, 1991, Simulation Modelling And Analysis, Second Edition, McGraw Hill International Edition. Pujawan, I. N, 2005, Supply Chain Management, Edisi Pertama, Penerbit Guna Widya, Surabaya. Rockwell Automation Company, 2000, User s Guide, Rockwell Software, United States of America. A-17-7
PENINGKATAN KAPASITAS PRODUKSI END SLATS UNTUK PEMBUATAN PRODUK ANNIVERSARY CONVERTIBLE SLEIGH CRIB (STUDI KASUS: BAGIAN KOMPONEN PT.
PENINGKATAN KAPASITAS PRODUKSI END SLATS UNTUK PEMBUATAN PRODUK ANNIVERSARY CONVERTIBLE SLEIGH CRIB (STUDI KASUS: BAGIAN KOMPONEN PT. DP PASURUAN) Waluyo Prasetyo 1) dan M. Imron Mas ud 2) 1)Jurusan Teknik
Lebih terperinciSimulasi Arena Untuk Mengurangi Bottle Neck pada Proses Produksi Kaos (Studi kasus di UKM Greentees Order Division )
Petunjuk Sitasi: Purwani, A., & Tsani, Y. (2017). Simulasi Arena Untuk Mengurangi Bottle Neck pada Proses Produksi Kaos (Studi kasus di UKM Greentees Order Division ). Prosiding SNTI dan SATELIT 2017 (pp.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia bisnis yang cepat dan kompleks sebagai akibat dari
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan dunia bisnis yang cepat dan kompleks sebagai akibat dari gelombang globalisasi menuntut para pelaku usaha atau perusahaan untuk lebih responsif dalam menghadapi
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini, perkembangan teknologi di Indonesia terjadi dengan sangat pesat. Hal tersebut berpengaruh terhadap perkembangan badan usaha, perusahaan, organisasi dan
Lebih terperinciSimulasi antrian pelayanan kasir swalayan citra di Bandar Buat, Padang
Simulasi antrian pelayanan kasir swalayan citra di Bandar Buat, Padang Dewi Rahmadani, Fitri Julasmasari Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Andalas Abstrak Antrian merupakan salah satu
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian The International Journal of Bussiness and Management
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Persaingan dalam dunia perindustrian di era globalisasi saat ini semakin ketat dengan kemajuan teknologi informasi. Kemajuan dalam teknologi informasi menjadikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini akan menjelaskan pendahuluan dari penelitian yang diuraikan menjadi enam sub bab yaitu latar belakang, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian
Lebih terperinciSIMULASI PELAYANAN KASIR SWALAYAN CITRA DI BANDAR BUAT, PADANG
SIMULASI PELAYANAN KASIR SWALAYAN CITRA DI BANDAR BUAT, PADANG Dewi Rahmadani, Fitri Julasmasari Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Andalas Abstrak Antrian merupakan salah satu fenomena
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN I-1
BAB I PENDAHULUAN Bab ini berisi mengenai hal pokok yang mendasari dilakukannya penelitian serta identifikasi masalah penelitian meliputi latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat
Lebih terperinciPENENTUAN JUMLAH FORKLIFT PADA PROSES PEMUATAN DI GUDANG PT. CM DENGAN MENGGUNAKAN METODE SIMULASI DISKRIT
PENENTUAN JUMLAH FORKLIFT PADA PROSES PEMUATAN DI GUDANG PT. CM DENGAN MENGGUNAKAN METODE SIMULASI DISKRIT Yudo Haryo Kusumo 1), Nurhadi Siswanto 2), Bobby Oedy P. Soepangkat 3) 1) Manajemen Industri,
Lebih terperinciKata kunci: penentuan jumlah operator, simulasi, waktu tunggu
Penentuan Jumlah Operator OPTIMAL dengan Metode Simulasi Satya Sudaningtyas Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Malang Laman: satya.sudaningtyas@gmail.com Abstrak Penelitian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. produksi per bulan mencapai 200 pcs untuk semua jenis produk.
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Suatu perusahaan atau organisasi menyimpan persediaan untuk berbagai tujuan. Tujuan utama dari pengendalian persediaan adalah untuk menjaga tingkat persediaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Banyaknya perusahaan di dunia industri saat ini menuntut setiap perusahaan untuk terus berusaha mencari cara terbaik agar memiliki daya saing yang lebih tinggi daripada
Lebih terperinciImplementasi Permainan sebagai Sarana Peningkatan Pemahaman Mahasiswa dalam Pembelajaran Matakuliah di Jurusan Teknik Industri
Implementasi Permainan sebagai Sarana Peningkatan Pemahaman Mahasiswa dalam Pembelajaran Matakuliah di Jurusan Teknik Industri YULI DWI ASTANTI 1 DAN TRISMI RISTYOWATI 2 1,2 Universitas Pembangunan Nasional
Lebih terperinciSIMULASI PELAYANAN PENGISIAN BAHAN BAKAR DI SPBU GUNUNG PANGILUN
SIMULASI PELAYANAN PENGISIAN BAHAN BAKAR DI SPBU GUNUNG PANGILUN Dio Putera Hasian, Aldie Kur anul Putra Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Andalas Abstrak Antrian terjadi apabila waktu
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. fleksibilitas dalam supply chain mereka. Pada prinsipnya manajemen supply chain adalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam menghadapi kompetisi bisnis, diperlukan kemampuan untuk mengakomodasikan ketidakpastian internal maupun eksternal dalam mengambil keputusan. Ketidakpastian
Lebih terperinciPERANCANGAN SISTEM PENELUSURAN MATERIAL PT ALSTOM POWER ESI SURABAYA
PERANCANGAN SISTEM PENELUSURAN MATERIAL PT ALSTOM POWER ESI SURABAYA Nur Aini Rachmawati, Iwan Vanany Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknologi Industri, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Kampus
Lebih terperinciPERENCANAAN JUMLAH MESIN YANG OPTIMAL GUNA MENYEIMBANGKAN LINTASAN PRODUKSI DITINJAU DARI SIMULASI SISTEM DAN NILAI INVESTASI
PERENCANAAN JUMLAH MESIN YANG OPTIMAL GUNA MENYEIMBANGKAN LINTASAN PRODUKSI DITINJAU DARI SIMULASI SISTEM DAN NILAI INVESTASI Joko Susetyo 1*, Imam Sodikin 2, Nashrudin 3 1,2,3 Jurusan Teknik Industri,
Lebih terperinciAnalisis Sistem Antrian Pada Proses Pelayanan Konsumen di Rumah Makan
Analisis Sistem Antrian Pada Proses Pelayanan Konsumen di Rumah Makan Hendra Nurjaya Al-Kholis 1, Ellysa Nursanti 2, Thomas Priyasmanu 3 1,3 Program Studi Teknik Industri S1, Institut Teknologi Nasional
Lebih terperinciRUANG LINGKUP MANAJEMEN BIAYA
1 RUANG LINGKUP MANAJEMEN BIAYA PENDAHULUAN Manajemen biaya Manajemen strategik Perencanaan dan pembuatan keputusan Pengendalian manajemen dan pengendalian operasional Penyajian laporan keuangan Organisasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Permasalahan. Konsumen tidak lagi hanya menginginkan produk yang berkualitas, tetapi juga
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan Di era globalisasi saat ini, persaingan antar perusahaan semakin ketat. Konsumen tidak lagi hanya menginginkan produk yang berkualitas, tetapi juga menuntut
Lebih terperinciPEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI DALAM MENDUKUNG PERUBAHAN PROSES BISNIS DI PERUSAHAAN MANUFAKTUR (Studi Kasus : Perusahaan Benang Polyester X )
Media Informatika Vol.13 No.2 (2014) PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI DALAM MENDUKUNG PERUBAHAN PROSES BISNIS DI PERUSAHAAN MANUFAKTUR (Studi Kasus : Perusahaan Benang Polyester X ) Hartanto Sekolah Tinggi
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
55 BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metodologi penelitian yang dilakukan bermula studi pendahuluan, berupa berbagai ilmu dan teori yang diperoleh pada proses perkuliahan kemudian akan menemukan berbagai masalah
Lebih terperinciBUSINESS PROCESS IMPROVEMENT UNTUK PROSES PENJUALAN, PRODUKSI DAN PEMBELIAN DI CV. CAHAYA ABADI TEKNIK
Reka Integra ISSN: 2338-5081 Jurusan Teknik Industri Itenas No.01 Vol.4 Jurnal Online Institut Teknologi Nasional Januari 2016 BUSINESS PROCESS IMPROVEMENT UNTUK PROSES PENJUALAN, PRODUKSI DAN PEMBELIAN
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Meskipun perekonomian dan perindustrian nasional kini dihadapkan kepada dampak krisis ekonomi global, namun bisnis ritel di Indonesia tidak terkendala bahkan masih
Lebih terperinciSUPPLY CHAIN MANAGEMENT
SUPPLY CHAIN MANAGEMENT Disusun Oleh: Puput Resno Aji Nugroho (09.11.2819) 09-S1TI-04 PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER (STMIK) AMIKOM YOGYAKARTA Jalan
Lebih terperinciPENJADWALAN PRODUKSI UNTUK PROSES PRODUKSI BUKU PAD DENGAN INTEGER PROGRAMMING
PENJADWALAN PRODUKSI UNTUK PROSES PRODUKSI BUKU PAD DENGAN INTEGER PROGRAMMING William Goenardi* dan Abdullah Shahab** *PT. HM Sampoerna, Tbk. Jl. Rungkut Industri Raya 18, Surabaya e-mail: william_goenardi@yahoo.com
Lebih terperinciEVALUASI SISTEM PRODUKSI PADA PEMENUHAN PESANAN DENGAN SIMULASI KEJADIAN DISKRIT: STUDI KASUS PADA INDUSTRI KAROSERI
1 EVALUASI SISTEM PRODUKSI PADA PEMENUHAN PESANAN DENGAN SIMULASI KEJADIAN DISKRIT: STUDI KASUS PADA INDUSTRI KAROSERI Nadiya Firma Zulfana, Nurhadi Siswanto, dan Dewanti Anggrahini Jurusan Teknik Industri
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Manjemen rantai suplai merupakan suatu proses untuk mengintegrasi,
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Persaingan ketat dalam dunia bisnis menuntut perusahaan untuk memiliki keunggulan kompetitif dalam hal memenuhi kebutuhan konsumen. Perusahaan dapat meningkatkan kinerja
Lebih terperinciPERSEDIAAN OLI DENGAN MEMPERTIMBANGKAN SUBSTITUSI DEMAND
PERSEDIAAN OLI DENGAN MEMPERTIMBANGKAN SUBSTITUSI DEMAND Mutiara Bintang Timur 1, Slamet Setio Wigati 2 Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknologi Industri, Universitas Atma Jaya Yogyakarta, Jl.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangannya di perusahaan manufaktur, selain
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan perkembangannya di perusahaan manufaktur, selain bersaing dalam dunia pasar yang semakin memunculkan teknologi informasi yang canggih, perusahaan juga
Lebih terperinciPENENTUAN INVESTASI SARANA TAMBATDI PELABUHAN X DENGAN MENGGUNAKAN METODE SIMULASI DISKRIT DAN ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI
PENENTUAN INVESTASI SARANA TAMBATDI PELABUHAN X DENGAN MENGGUNAKAN METODE SIMULASI DISKRIT DAN ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI Risa Rininta 1), Nurhadi Siswanto 2), dan Bobby O. P. Soepangkat 3) 1) Program
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi, khususnya di era globalisasi saat ini tidak dapat dielakkan lagi. Untuk dapat berkembang dan bertahan di dunia bisnis, suatu perusahaan harus
Lebih terperinciTATA LETAK PABRIK KULIAH 2: PERENCANAAN LAYOUT
TATA LETAK PABRIK KULIAH 2: PERENCANAAN LAYOUT By: Rini Halila Nasution, ST, MT Alat, bahan dan pekerja harus diatur posisinya sedemikian rupa dalam suatu pabrik, sehingga hasilnya paling efektif dan ekonomis.
Lebih terperinciAnalisis Penerapan Line Balancing dengan Pendekatan Simulasi dan Metode Ranked Position Weight (RPW)
Petunjuk Sitasi: Sentia, P. D., Andriansyah, & Hanan, A. (2017). Analisis Penerapan Line Balancing dengan Pendekatan Simulasi dan Metode Ranked Position Weight (RPW). Prosiding SNTI dan SATELIT 2017 (pp.
Lebih terperinciSUPPLY CHAIN MANAGEMENT (SCM)
SUPPLY CHAIN MANAGEMENT (SCM) INTRODUCTION T I P F T P U B KONTRAK 50 % UTS 30 % Tugas 20 % Kuis/ present WHAT IS SUPPLY CHAIN? Sebuah rantai pasokan yang terdiri dari semua pihak yang terlibat, secara
Lebih terperinciV. Hasil 3.1 Proses yang sedang Berjalan
V. Hasil 3.1 Proses yang sedang Berjalan Dalam industri komponen otomotif, PT. XYZ melakukan produksi berdasarkan permintaan pelanggannya. Oleh Marketing permintaan dari pelanggan diterima yang kemudian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. setiap perusahaan adalah memperoleh keuntungan maksimum. memberikan pelayanan yang baik serta kepuasan kepada pelanggan.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Munculnya era globalisasi menyebabkan terjadinya perkembangan di berbagai bidang, salah satunya pada bidang ekonomi. Seiring dengan perkembangan bidang ekonomi di Indonesia
Lebih terperinciANALISA INVENTORY TURNOVER PADA PRODUK EKSPOR PADA PT. SCHERING PLOUGH INDONESIA
ANALISA INVENTORY TURNOVER PADA PRODUK EKSPOR PADA PT. SCHERING PLOUGH INDONESIA Prawasmita Sedyandini dan Moses L. Singgih Program Studi Magister Manajemen Teknologi Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Selama beberapa tahun belakangan ini, keunggulan optimasi dan integrasi supply chain menjadi fokus dari beberapa organisasi perusahaan besar di dunia, Persaingan
Lebih terperinciPENENTUAN KEBIJAKAN ORDER PRODUK SKINCARE DAN PLASTER DENGAN PENDEKATAN VENDOR MANAGED INVENTORY (Studi Kasus: PT Beiersdorf Indonesia)
PENENTUAN KEBIJAKAN ORDER PRODUK SKINCARE DAN PLASTER DENGAN PENDEKATAN VENDOR MANAGED INVENTORY (Studi Kasus: PT Beiersdorf Indonesia) DETERMINATION ORDER POLICY SKINCARE AND PLASTER PRODUCT VENDOR MANAGED
Lebih terperinciMenghilangkan kegagalan/kesalahan dalam segala bentuk Percaya bahwa biaya persediaan dapat dikurangi Perbaikan secara terus menerus
PENERAPAN JUST IN TIME PADA INDUSTRI FASHION SEBAGAI PENJAMINAN KUALITAS (QUALITY ASSURANCE) ABSTRAKSI Sistem Just in Time telah menjadi satu pendekatan umum dalam pengelolaan bahan baku/persediaan. Semakin
Lebih terperinciBAB II KERANGKA TEORETIS. pemasaran (yang sering disebut dengan istilah saluran distribusi). Saluran
BAB II KERANGKA TEORETIS 2.1. Teori Tentang Distribusi 2.1.1. Pengertian Distribusi Kebanyakan produsen bekerja sama dengan perantara pemasaran untuk menyalurkan produk-produk mereka ke pasar. Mereka membantu
Lebih terperinciAnalisis Performansi dan Perbaikan Lini Produksi dengan Menggunakan Metoda Simulasi
Analisis Performansi dan Perbaikan Lini Produksi dengan Menggunakan Metoda Simulasi T E K N O S I M 008 Yogyakarta, 16 Oktober 008 Irwan Sukendar, Dewi Retno F, Dian Setiadi, Dwi Riyanti, Eko Pramudyo,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan usaha pada sektor manufaktur saat ini telah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan usaha pada sektor manufaktur saat ini telah menunjukkan kemajuan cepat dan pesat dengan adanya pertumbuhan industri. Persaingan yang ketat antar
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Persediaan pada Supply Chain Persediaan adalah bahan atau barang yang disimpan yang akan digunakan untuk memenuhi tujuan tertentu, misalnya untuk proses produksi atau perakitan,
Lebih terperinciANALISIS BULLWHIP EFFECT DALAM MANAJEMEN RANTAI PASOK
ANALISIS BULLWHIP EFFECT DALAM MANAJEMEN RANTAI PASOK Tita Talitha 1 1 Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknik Universitas Dian Nuswantoro Jalan Nakula I No. 5-11 Semarang Email : tita@dosen.dinus.ac.id
Lebih terperinciAKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN BERDASARKAN AKTIVITAS DAN STRATEGI
AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN BERDASARKAN AKTIVITAS DAN STRATEGI 1 Sistem akuntansi memainkan peranan penting dalam mengukur kegiatan dan hasil kerja dari kegiatan tersebut, juga dalam menentukan reward
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada kurun waktu terakhir, persaingan dalam bidang ekonomi semakin kuat. Dipengaruhi dengan adanya perdagangan bebas, tingkat kompetisi menjadi semakin ketat. Hal
Lebih terperinciEVALUASI SISTEM PRODUKSI PADA PEMENUHAN PESANAN DENGAN SIMULASI KEJADIAN DISKRIT: STUDI KASUS PADA INDUSTRI KAROSERI
EVALUASI SISTEM PRODUKSI PADA PEMENUHAN PESANAN DENGAN SIMULASI KEJADIAN DISKRIT: STUDI KASUS PADA INDUSTRI KAROSERI Nadiya Firma Zulfana 1), Nurhadi Siswanto 1) dan Dewanti Anggrahini 1) 1) Jurusan Teknik
Lebih terperinciDeskripsi Mata Kuliah
Materi #1 EMA402 Manajemen Rantai Pasokan Deskripsi Mata Kuliah 2 Manajemen Rantai Pasokan (Supply Chain Management/SCM) merupakan mata kuliah yang akan membahas pengelolaan kegiatan-kegiatan dalam rangka
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dasar pemikiran dari lean thinking adalah berusaha menghilangkan waste
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan 1 Dasar pemikiran dari lean thinking adalah berusaha menghilangkan waste (pemborosan) di dalam proses, atau dapat juga dikatakan sebagai suatu konsep
Lebih terperinciPERBAIKAN PROSES PEMESANAN BARANG KE HEAD OFFICE UNTUK MENGURANGI KETERLAMBATAN PEMENUHAN PESANAN DARI PELANGGAN
PERBAIKAN PROSES PEMESANAN BARANG KE HEAD OFFICE UNTUK MENGURANGI KETERLAMBATAN PEMENUHAN PESANAN DARI PELANGGAN Darmawan Wangsadiharja 1, dan I Nyoman Pujawan 2 1 MMT-ITS, Surabaya, Indonesia darmawan.huang@gmail.com
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Pada masa sekarang ini industri manufaktur telah
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada masa sekarang ini industri manufaktur telah berkembang sangat pesat. Persaingan dalam dunia industri menjadi sangat ketat. Untuk menyikapi fenomena tersebut perusahaan
Lebih terperinciSIMULASI TEKNIK PENANGANAN MATERIAL SISTEM PRODUKSI SECARA MANUAL DAN OTOMATIS BERBASIS AUTOMATIC GUIDED VEHICLE (AGV)
SIMULASI TEKNIK PENANGANAN MATERIAL SISTEM PRODUKSI SECARA MANUAL DAN OTOMATIS BERBASIS AUTOMATIC GUIDED VEHICLE (AGV) Ardian Ari Budi Sulistyono, Andi Sudiarso Jurusan Teknik Mesin dan Industri, Fakultas
Lebih terperinciPenentuan Kebijakan Order dengan Pendekatan Vendor Managed Inventory untuk Single Supplier, Multi Product
Penentuan Kebijakan Order dengan Pendekatan Vendor Managed Inventory untuk Single Supplier, Multi Product dan Multi Retailer di PT. Petrokimia Gresik Oleh : Novita Purna Fachristy 2507100123 Dosen Pembimbing
Lebih terperinciUsulan Lean Manufacturing Pada Produksi Closet Tipe CW 660J Untuk Meningkatkan Produktivitas
Jurnal Teknik Industri, Vol., No., Juni 03, pp.-8 ISSN 30-495X Usulan Lean Manufacturing Pada Produksi Closet Tipe CW 0J Untuk Meningkatkan Produktivitas Ridwan Mawardi, Lely Herlina, Evi Febianti 3,,
Lebih terperinciANALISIS MODEL DAN SIMULASI PADA SISTEM ANTRIAN PADA SONY ERICSON CARE CENTER
ANALISIS MODEL DAN SIMULASI PADA SISTEM ANTRIAN PADA SONY ERICSON CARE CENTER YEVITA NURSYANTI Program Studi Manajemen Produksi Politeknik APP Jakarta e-mail :yevita.nursyanti@gmail.com ABSTRAK Sistem
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam dunia bisnis, dampak dari internet (baca: teknologi informasi/ti) cukup besar dan mampu merubah wajah bisnis. Dahulu jika ingin membeli sesuatu maka kita harus
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Persaingan dunia bisnis dan industri saat sekarang ini semakin ketat dalam memenuhi kebutuhan konsumen yang semakin meningkat serta sangat cerdas dalam memilih produk
Lebih terperinciSkenario Pemodelan Sistem Simulasi Dengan ProModel Verifikasi Program Simulasi Validasi
DAFTAR ISI ABSTRAK... iv KATA PENGANTAR DAN UCAPAN TERIMA KASIH... v DAFTAR ISI... vii DAFTAR TABEL... xi DAFTAR GAMBAR... xiv DAFTAR ISTILAH... xv DAFTAR LAMPIRAN... xvii BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. semakin ketat. Tiap-tiap perusahaan akan berupaya semaksimal mungkin meningkatkan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan pasar yang semakin mengglobal, persaingan di dunia bisnis semakin ketat. Tiap-tiap perusahaan akan berupaya semaksimal mungkin meningkatkan produktivitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kegiatan yang dapat meningkatkan nilai tambah (value added) produk (barang dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Dalam usaha peningkatan produktivitas, perusahaan harus mengetahui kegiatan yang dapat meningkatkan nilai tambah (value added) produk (barang dan jasa)
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. apalagi perekonomian Indonesia bersifat terbuka. Menurut artikel yang ditulis oleh
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan ekonomi global mempengaruhi kondisi ekonomi di Indonesia, apalagi perekonomian Indonesia bersifat terbuka. Menurut artikel yang ditulis oleh Danareksa
Lebih terperinciPenjadwalan Pemesanan Bahan Baku untuk meminimasi Ruang Penyimpanan di Raw Material Warehouse Lamp Factory PT. Philips Indonesia
Penjadwalan Pemesanan Bahan Baku untuk meminimasi Ruang Penyimpanan di Raw Material Warehouse Lamp Factory PT. Philips Indonesia DISUSUN OLEH: NISMAH MAULIDA2506100178 PEMBIMBING: Prof. Ir. I Nyoman Pujawan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia usaha pada era globalisasi ini diwarnai dengan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perkembangan dunia usaha pada era globalisasi ini diwarnai dengan persaingan yang semakin ketat. Persaingan bukan hanya datang dari dalam tetapi datang juga
Lebih terperinciBAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN
BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN 6.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian mengenai sistem persediaan di Toko Tekstil Budiono 2, maka dapat disimpulkan bahwa skenario B merupakan solusi dari permasalahan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. adalah biaya yang timbul dari tata letak (Layout).Tata letak (Layout) sendiri
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan sistem manufaktur berdampak pada persaingan perusahaan yang cukup ketat. Banyak usaha yang dapat dilakukan suatu perusahaan agar dapat bertahan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bentuk barang dan jasa dengan mengubah masukan (input) menjadi hasil (output).
BAB I 1.1 Latar belakang PENDAHULUAN Manajemen operasi adalah serangkaian aktivitas yang menciptakan nilai dalam bentuk barang dan jasa dengan mengubah masukan (input) menjadi hasil (output). Manajemen
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sistem manufaktur adalah kumpulan dari equipment yang terintegrasi dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Sistem manufaktur adalah kumpulan dari equipment yang terintegrasi dan human resource, yang mempunyai fungsi untuk melakukan satu atau beberapa proses operasi
Lebih terperinciPENGENDALIAN PERSEDIAAN PRODUK DENGAN SIKLUS HIDUP PENDEK (Studi Kasus Produk Portable Computer)
PENGENDALIAN PERSEDIAAN PRODUK DENGAN SIKLUS HIDUP PENDEK (Studi Kasus Produk Portable Computer) Diana Safitri Yulianti, I Nyoman Pudjawan Program Studi Magister Manajemen Teknologi ITS Jl. Cokroaminoto
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Bab 1 Pendahuluan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dewasa ini perkembangan badan usaha, perusahaan dan organisasi mengalami kemajuan yang pesat, sehingga persaingan antar perusahaan semakin meningkat pula.
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Di era globalisasi ini negara-negara berkembang berpacu dalam memajukan perekonomian negaranya. Peningkatan produksi merupakan cara paling efektif yang dipilih guna
Lebih terperinciTOOLS SIMULASI INVENTORI PADA SUPERMARKET
TOOLS SIMULASI INVENTORI PADA SUPERMARKET 1) Benny Santoso 2) Liliana 3) Imelda Yapitro Jurusan Teknik Informatika Fakultas Teknik Universitas Surabaya Raya Kalirungkut Surabaya 60293 (031) 298 1395 email
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Persaingan yang ketat antar perusahaan baik perusahaan nasional maupun perusahaan asing yang diakibatkan oleh faktor globalisasi menuntut perusahaan untuk dapat bertahan
Lebih terperinciContoh MRP jenis kemasan:
Langkah 17 : Shortage pembulatan untuk level n+1 dihitung. Diperoleh melalui pembulatan shortage produk (level 0) periode t dikalikan dengan quantity item level n. Langkah 18 : Diperiksa apakah shortage
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Di zaman yang global ini persaingan bisnis berjalan cukup ketat dan mengharuskan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di zaman yang global ini persaingan bisnis berjalan cukup ketat dan mengharuskan manajemen untuk memberikan terobosan yang strategis untuk tetap dapat mengembangkan
Lebih terperinciBab I PENDAHULUAN. Di era perdagangan bebas saat ini menyebabkan iklim kompetisi yang tinggi di
Bab I Pendahuluan 1 Bab I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Di era perdagangan bebas saat ini menyebabkan iklim kompetisi yang tinggi di segala bidang. Kondisi tersebut memaksa perusahaan harus dapat bekerja
Lebih terperinciLABORATORIUM SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN DAN INTELIGENSIA BISNIS
LABORATORIUM SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN DAN INTELIGENSIA BISNIS Latar Belakang Pelayanan terpusat di satu tempat Antrian pemohon SIM yg cukup panjang (bottleneck) Loket berjauhan Sumber daya terbatas Lamanya
Lebih terperinciPemodelan Proses Bisnis
Modul ke: Pemodelan Proses Bisnis Pengenalan Proses Bisnis Fakultas FASILKOM Program Studi Sistem Informasi www.mercubuana.ac.id Anita Ratnasari, S.Kom, M.Kom Definisi Proses Satu set aktivitas dan sumber
Lebih terperinciKonsep Just in Time Guna Mengatasi Kesia-Siaan dan Variabilitas dalam Optimasi Kualitas Produk
Konsep Just in Time Guna Mengatasi Kesia-Siaan dan Variabilitas dalam Optimasi Kualitas Produk Darsini Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Veteran Bangun Nusantara Sukoharjo, Jl.
Lebih terperinciSTUDI PENERAPAN MANAJEMEN RANTAI PASOK PENGADAAN MATERIAL PROYEK KONSTRUKSI
STUDI PENERAPAN MANAJEMEN RANTAI PASOK PENGADAAN MATERIAL PROYEK KONSTRUKSI Steven 1, Richard Ch Ali 2, Ratna Setiawardani Alifen 3 ABSTRAK : Pengadaan material dalam sebuah proyek konstruksi merupakan
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
DAFTAR ISI Halaman Sampul Depan... i Halaman Judul... ii Halaman Pengesahan Dosen Pembimbing... iii Halaman Pengesahan Dosen Penguji... iv Halaman Pernyataan Keaslian Judul Tugas Akhir... v Halaman Persembahan...
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Tantangan dan persaingan dunia industri pada era globalisasi sangat berat
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Tantangan dan persaingan dunia industri pada era globalisasi sangat berat dan ketat membuat para pelaku industri harus melakukan berbagai hal agar tetap bisa
Lebih terperinciPENGATURAN LAMPU LALU LINTAS PEREMPATAN PINGIT YOGYAKARTA DENGAN SIMULASI ARENA
PENGATURAN LAMPU LALU LINTAS PEREMPATAN PINGIT YOGYAKARTA DENGAN SIMULASI ARENA Masrul Indrayana Teknik Industri, FT, Universitas Widya Mataram Yogyakarta Email: masrul_indrayana@yahoo.com ABSTRAK Pertumbuhan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. biasa cepat. Menurut data dari jumlah pengguna internet di
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penggunaan internet di Indonesia telah mengalami perkembangan yang luar biasa cepat. Menurut data dari www.internetworldstats.com, jumlah pengguna internet di Indonesia
Lebih terperinciPENENTUAN JUMLAH TENAGA KERJA YANG OPTIMAL PADA CV. X
PENENTUAN JUMLAH TENAGA KERJA YANG OPTIMAL PADA CV. X Diana Khairani Sofyan 1* 1 Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Malikussaleh-NAD *E-mail: hatikue@yahoo.com ABSTRAK CV. X merupakan
Lebih terperinciKONSEP SISTEM INFORMASI
CROSS FUNCTIONAL MANAGEMENTS Materi Bahasan Pertemuan 6 Konsep Dasar CRM Contoh Aliran Informasi CRM Konsep Dasar SCM Contoh Aliran Informasi SCM 1 CRM Customer Relationship Management Konsep Dasar CRM
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Ditengah persaingan yang semakin kompetitif dalam dunia perdagangan,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ditengah persaingan yang semakin kompetitif dalam dunia perdagangan, perusahaan-perusahaan distribusi harus berusaha ekstra keras, terus produktif dan terus melakukan
Lebih terperinciDisain Jejaring (Network Design)
Disain Jejaring (Network Design) McGraw-Hill/Irwin Copyright 2013 by The McGraw-Hill Companies, Inc. All rights reserved. Gambaran Disain Jejaring Jejaring Fasilitas Perusahaan Kebutuhan pergudangan Analisis
Lebih terperinciPeningkatan Kepuasan Konsumen Internal untuk Material Shipment di PT. X
Peningkatan Kepuasan Konsumen Internal untuk Material Shipment di PT. X Stephanie Tanojo 1, Tanti Octavia 1 Abstract: PT. X measures internal customer satisfaction using an index called Internal Supplier
Lebih terperinciPenelitian TUGAS AKHIR
LOGO Penelitian TUGAS AKHIR PENGENDALIAN PERSEDIAAN SPARE PART DENGAN MENGGUNAKAN CAN-ORDERING POLICY STUDI KASUS : PT. PJB UNIT PEMBANGKITAN GRESIK Irfan Ardiana Putra 2506100055 Dosen Pembimbing : Prof.
Lebih terperinciSTUDI PENGGUNAAN PACKING PLANT PADA DISTRIBUSI SEMEN DI KALIMANTAN MENGGUNAKAN METODE TRANSSHIPMENT: STUDI KASUS PT. SEMEN GRESIK
STUDI PENGGUNAAN PACKING PLANT PADA DISTRIBUSI SEMEN DI KALIMANTAN MENGGUNAKAN METODE TRANSSHIPMENT: STUDI KASUS PT SEMEN GRESIK Ikhyandini GA dan Nadjadji Anwar Bidang Keahlian Manajemen Proyek Program
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Bela kang Pene litian
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam era globalisasi dewasa ini, kita telah dan akan menghadapi beberapa ciri perdagangan bebas internasional sebagaimana ditetapkan dalam Putaran Uruguay
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. masalah keterlambatan selesainya produk yang diakibatkan banyaknya waktu
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Untuk Menghindari masalah-masalah yang dihadapi perusahaan khususnya masalah keterlambatan selesainya produk yang diakibatkan banyaknya waktu menganggur (idle
Lebih terperinciSupply Chain Management. Tita Talitha,MT
Supply Chain Management Tita Talitha,MT 1 Materi Introduction to Supply Chain management Strategi SCM dengan strategi Bisnis Logistics Network Configuration Strategi distribusi dan transportasi Inventory
Lebih terperinci5 BAB V ANALISA DAN HASIL
5 BAB V ANALISA DAN HASIL 5.1 Analisa 5.1.1 Analisa Kanban Banyaknya kartu kanban yang diperlukan dihitung dengan rumus (Arnaldo Hernandez, 1989): Banyaknya Kanban = Permintaan Harian X Faktor Pengamanan
Lebih terperinciMETODA RATA-RATA BATCH PADA SIMULASI SISTEM ANTRIAN M/M/1
Media Informatika Vol. 5 No. 1 (2006) METODA RATA-RATA BATCH PADA SIMULASI SISTEM ANTRIAN M/M/1 Ekabrata Yudhistyra Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer LIKMI Jl. Ir. H. Juanda 96 Bandung
Lebih terperinciIMPLEMENTASI METODE HEURISTIK DAN SIMULASI UNTUK MENYEIMBANGKAN LINI PERAKITAN LAMPU
IMPLEMENTASI METODE HEURISTIK DAN SIMULASI UNTUK MENYEIMBANGKAN LINI PERAKITAN LAMPU Septian Andrew Susanto 1) dan Nurhadi Siswanto 2) 1) Jurusan Teknik Industri, Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Surabaya,
Lebih terperinciPERANCANGAN SISTEM INFORMASI MANUFAKTUR DI LABORATORIUM PLASTIK INJEKSI POLITEKNIK MANUFAKTUR ASTRA
PERANCANGAN SISTEM INFORMASI MANUFAKTUR DI LABORATORIUM PLASTIK INJEKSI POLITEKNIK MANUFAKTUR ASTRA Mada Jimmy Fonda Arifianto 1 ; Edi Santoso 2 ABSTRACT Article presents manufacture information system
Lebih terperinci