sira gajahmada ambekel ing

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "sira gajahmada ambekel ing"

Transkripsi

1 Proposal Film Gajah Mada Bhinneka Tunggal Ika tan hana dharma mangrwa Jl. Benda Barat 7C Blok D-13/8 Pamulang Permai 2 Tangerang Selatan Telp tawinusantara@ymail.com website sira gajahmada ambekel ing

2 1. LATAR BELAKANG S etelah peristiwa Badander, Gajah Mada secara signifikan melakukan perbaikan dan pengembangan konsepsi keamanan dalam negeri dengan memberikan porsi yang sangat besar pada kesatuan Bhayangkara. Kesatuan Bhayangkara sudah ada sejak zaman Singasari, sebelum Wisnuwardhana memerintah ( Masehi). (Begini keindahan lapang watangan luas bagaikan tak berbatas. Menteri, bangsawan, pembantu raja di Jawa, di deret paling muka. Bhayangkari tingkat tinggi berjejal menyusul di deret yang kedua Nagarakretagama 9.2) (Sira Gajah Mada ambekel ing bhayangkara./ Gajah Mada yang menjadi kepala pasukan bhayangkara Pararaton 26) Di tangan Gajah Mada, Kesatuan Bhayangkara menjadi kekuatan sipil yang sangat berpengaruh pada zamannya. Sehingga keselamatan para raja dan keluarganya berada mutlak di bawah kewenangan dan tanggungjawab Kesatuan Bhayangkara. Kesatuan Bhayangkara, sebagai kekuatan sipil telah memberikan kepercayaan yang sangat kuat di hati masyarakat, sebagai pengayom dan pelindung rakyat. Bhayangkara pada zaman Majapahit menduduki posisi strategis yang sangat penting bagi perkembangan Negara di kemudian hari. Bersama-sama dengan kekuatan militer lainnya Bhayangkara terbukti mampu menjaga seluruh perairan Nusantara Raya. Kesatuan Bhayangkara yang bertugas di pusat kerajaan Majapahit dinamakan Adhika-Bhayangkari sedang yang bertugas di daerah, di kerajaan bawahan dan Mancanegara dinamakan Lelana-Bhayangkari. Puluhan tahun kemudian, ketika Majapahit mulai muncul di peta geopolitik Nusantara Raya ini, Gajah Mada mulai melakukan perencanaan strategis yang sangat brilian pada sektor keamanan dan pertahanan dalam dan luar negeri. Sumpah Amukti Palapa yang diucapkan Gajah Mada di paseban agung Majapahit memuat gagasan yang sangat besar terhadap penyatuan seluruh Nusantara di perairan Dwipantara. Dengan menjunjung tinggi Kitab Perundangan Kutaramanawa Dharmasastra, Majapahit terbukti mampu menegakkan perangkat sistem hukum di seluruh wilayah Negara besar ini. Majapahit menjadi besar. Kebesaran Majapahit terungkap pertama kali oleh doktor dari Belanda bernama J. L. A. BRANDES berdasarkan Babad Tanah Jawi yang diterbitkannya pada tahun 1888 dan kemudian disempurnakan dengan temuan Serat Pararaton yang diterbitkan pada tahun

3 Naskah Nagarakretagama karya pujangga besar bangsa Indonesia Prapanca ditemukan pertama kali di puri Cakranegara, di pulau Lombok, yang sebagian naskahnya diterbitkan oleh J.L.A. BRANDES pada tahun 1902 dengan teks dalam huruf Bali. Berturut-turut kemudian terbit karya-karya besar mengenai kebesaran Majapahit oleh H. KERN pada tahun 1903 dalam makalahnya: De Nagarakretagama. Oud-Javaansch lofdicht op Koning Hayam Wuruk van Majapahit, G.P. ROUFFAER pada tahun 1909 dengan judul Beschrijving van Candi Singasari en de wolkentooneelen van Penataran. Kebesaran Majapahit, berarti kebesaran Gajah Mada. Sebagai seorang yang pernah menjabat sebagai Kepala Pengawal Raja pada kesatuan Bhayangkara, Panglima Besar angkatan laut dengan gelar Jaladhimantri, Gajah Mada tetap konsisten pada Sumpah Palapa yang diucapkan di paseban agung Majapahit pada tahun 1334 sebagai Mahapatih Amangkubumi, yaitu: LAMUN HUWUS KALAH NUSANTARA, ISUN AMUKTI PALAPA. LAMUN KALAH GURUN, RING SERAM, TANJUNG PURA, RING HARU, RING PAHANG, DOMPO, RING BALI, SUNDA, PALEMBANG, TUMASIK, SAMANA ISUN AMUKTI PALAPA. Yang artinya: SETELAH TUNDUK NUSANTARA, SAYA AKAN BERISTIRAHAT, SETELAH TUNDUK GURUN, SERAM, TANJUNG PURA, HARU, PAHANG, DOMPO, BALI, SUNDA, PALEMBANG, TUMASIK, BARULAH SAYA BERISTIRAHAT sesuai dengan program politiknya yang tertuang dalam kitab SUTASOMA karya PUJANGGA BESAR BANGSA INDONESIA, RAKAWI TANTULAR, yaitu: BHINNEKA TUNGGAL IKA tan hana dharma mangrwa 2. SINOPSIS P ada masa pemerintahan Jayanagara di tahun 1316, Raden Naga Baruna, guru Gajah Mada, membawa Gajah Mada ke Majapahit. Jayanagara kemudian mempekerjakan Gajah Mada di kesatuan Bhayangkara. Pada masa pemerintahan Jayanagara itulah muncul pemberontakan Ra Kuti. Gajah Mada berhasil menyelamatkan Jayanagara ke desa Badander, bahkan berhasil menumpas Ra Kuti. Jayanagara kembali menduduki singgasananya. Namun, pada tahun 1328, Jayanagara tewas di tangan Ra Tanca, tabib yang menjadi kepercayaannya, akibat rasa cemburu karena istrinya diperlakukan tak senonoh oleh Jayanagara. 3

4 Setelah kematian Jayanagara, Rajapatni menjadi Ratu di Majapahit menggantikan Jayanagara. Karena sudah bebersih diri melakukan pendekatan pada Sang Bodhisatwa, Rajapatni menunjuk putrinya, Tribhuanatunggadewi Jayawisnuwardhani sebagai wakilnya memimpin Majapahit. Tahun 1330, pada masa pemerintahan Tribhuanatunggadewi, Arya Tadah selaku Mahapatih Amangkubumi menderita sakit yang cukup parah. Kedudukan Mahapatih Amangkubumi begitu penting, berada langsung di bawah duli Baginda Ratu. Karena sakit yang dideritanya, kinerja Arya Tadah sangat menurun, dan ini cukup berpengaruh terhadap kebijakan Kraton. Dengan perasaan yang sangat arief, Arya Tadah mohon berhenti. Namun Ratu menolak, dengan alasan tidak ada yang dapat menggantikan kedudukannya. Arya Tadah sangat masygul. Namun dia mengajukan Gajah Mada yang pada saat itu menjabat sebagai Patih di Daha untuk menggantikannya. Usul itu diterima oleh Sri Ratu. Namun Gajah Mada menolak. Gajah Mada mohon pengangkatannya ditangguhkan sampai pemberontakan Sadeng berhasil ditumpas. 3. TUJUAN T ujuan utama dari tema ini adalah mempersembahkan nilai-nilai fakta sejarah tentang kebesaran bangsa Indonesia sejak zaman dahulu. Secara khusus juga bertujuan mengalihkan putra-putri bangsa dari kebanggaan terhadap tokoh-tokoh heroik negara lain. Terutama bagi pencitraan Polri ke depan sebagai bagian yang tak terpisahkan dari masyarakat luas, yang sangat punya hubungan moril begitu kuat terhadap ketokohan Gajah Mada sebagai founding-father, dan sekaligus bapak Persatuan Bangsa sesuai dengan falsafah yang sangat agung dan sakral: Bhinneka Tunggal Ika tan hana dharma mangrwa, seperti yang tertuang dalam Kitab Sutasoma.. Setelah amanat Presiden yang sangat berapi-api pada Dies Natalis PTIK ke X tahun 1956, pada tahun 1960, diadakan konferensi kerja para KPKOM (Kepala Kepolisian Komisariat) di Yogyakarta. Salah satu acaranya adalah membahas Catur Prasatya sesuai amanat Presiden tersebut di atas. Rapat memutuskan ditetapkannya Catur Prasatya sebagai pedoman karya. Sebelumnya pada 1 Juli 1955 telah ditetapkan Tribrata sebagai pedoman hidup. Kelahiran Catur Prasetya pada tahun 1960, dan kemudian divalidasi pada tahun 2004, secara empiris telah memberikan garis yang begitu kuat terhadap hubungan filsafati antara Polri dan Bhayangkara produk Majapahit yang juga telah divalidasi oleh Gajah Mada lebih enam ratus tahun lalu. 4

5 Bhayangkara sebagai institusi polisi saat itu ternyata memiliki bentuk yang sangat mirip dengan perjalanan sejarah Kepolisian Negara Republik Indonesia sejak secara resmi dibentuk setelah Kemerdekaan Indonesia. Catur Prasetya, tidak dapat dipungkiri telah secara signifikan membawa Polri menjadi Bhayangkara abad ini. Karena Catur Prasetya adalah muatan 4 sifat Gajah Mada yang tertulis di naskah agung Nagarakretagama karya Rakawi Prapanca, dan Catur Prasetya merupakan soko guru Polri sebagai paradigma moral, sudah sepatutnya Polri mempunyai tanggungjawab moral melakukan pendekatan dan concerning yang sangat tinggi terhadap sosok Gajah Mada. Sebagai tokoh sejarah, Gajah Mada memiliki kekuatan intelektual, spiritual, metafisis dan filsafati yang sangat tinggi bagi bangsa ini. Karena Polri mempunyai benang merah yang sangat kuat dengan Bapak Bhayangkara ini sudah sepatutnya melakukan research, hipotesis bahkan analisis yang cukup serius terhadap karakteristik, perilaku, gagasan dan pemikiranpemikiran Gajah Mada sehubungan dengan perkembangan Polri ke depan. Sebagai konseptor terhadap pembentukan Negara berdaulat yang menyatukan seluruh kepulauan Nusantara Raya, Gajah Mada telah menetapkan warisan kebijakan yang begitu tinggi terhadap kemajuan bangsa secara futuristik. Dan, secara tidak langsung, Gajah Mada telah memberikan arti yang sangat luas terhadap konsepsi pertahanan dan keamanan yang di kemudian hari dimiiki bangsa ini melalui UUD 45 Bab Pertahanan Negara yang kemudian mengalami perubahan menjadi Bab Pertahanan dan Keamanan Negara yang tertuang pada pasal 30 ayat (1) sampai dengan ayat (5), dan secara rinci diatur dalam UU Nomor 2 tahun 2002 serta UU Nomor 3 tahun 2002 telah memberikan ketegasan perbedaan kedudukan Polri dan TNI. Pada zamannya, Gajah Mada dengan tegas telah memisahkan kedudukan Bhayangkara dengan Samatya Bala (Angkatan Darat) dan Jaladi Bala (Angkatan Laut). Benang merah inilah yang secara kohesif memberikan muatan strategis terhadap konsepsi pertahanan dan keamanan Negara saat ini. Bagi Polri, konsepsi ini merupakan bangunan yang sangat konstruktif terhadap dimensi kesejarahan yang saling bersambung sejak zaman pra kemerdekaan sampai hari ini dan masa mendatang. Ternyata konsepsi dan gagasan Gajah Mada secara sustainable masih memiiki ruang yang sangat luas dan akseptable digunakan atau dimodifikasi oleh Polri saat ini sesuai tuntutan zaman di Negara tercinta ini berhadapan dengan era globaisasi dan percepatan teknologi informasi di dunia saat ini. Melalui semangat Catur Prasetya, Gajah Mada menjadi bagian yang tak terpisahkan dengan seluruh konsepsi, kinerja dan karakteristik Kepolisian Negara Republik Indonesia yang sangat menjunjung tinggi amanat dasar Negara Pancasila dan UUD 45 sebagai landasan konstitusi Negara Kesatuan Republik Indonesia. Sebagai roman sejarah yang dikemas dalam tema laga Film sira gajahmada ambekel ing Bhayangkara juga punya muatan strategis terhadap program pemerintah sebagai pemersatu bangsa. 5

6 Film sira gajahmada ambekel ing Bhayangkara diharapkan juga menjadi produksi yang dapat mengangkat karakteristik bangsa Indonesia sebagai bangsa besar yang di dalamnya terkandung nuansa-nuansa sosial dan budaya yang berurat akar sebagai warisan nenek moyang. Politik dan keamanan dituangkan dalam bentuk yang sangat transparan melalui konflik-konflik hierarkis dan human being yang pada akhirnya muncul ke permukaan sebagai melodrama yang bernuansa kebangsaan sesuai dengan adat istiadat yang dipengaruhi oleh kultur dan sistem keagamaan yang sangat akseptabel. Lebih penting dari itu adalah supaya Film sira gajahmada ambekel ing Bhayangkara menjadi karya sinema sejarah yang bersifat monumental, terutama bagi generasi yang akan datang, dan pencitraan Polri dalam meningkatkan trust. 4. SASARAN - Terciptanya trust building Kepolisian Negara Kesatuan Republik Indonesia - Terbentuknya nilai-nilai moralitas, kepribadian, sikap, perilaku, pengabdian, pelayanan, pengayoman dan penegakan hukum di seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia - Terjalin kerjasama dengan pihak-pihak lain bagi terlaksananya poduksi ini. - Tercipta film yang berkualitas sesuai permintaan pasar dengan mengindahkan kaidah estetika yang profitable - Tercipta lapangan pekerjaan yang produktif dan melibatkan banyak tenaga kerja pada produksi ini. - Terbentuk kreativitas yang mampu mengarahkan crew dan artis berpartisipasi secara optimal untuk memacu rencana pengembangan dunia perfilman pada umumnya. - Tercipta kerjasama dengan perusahaan-perusahaan dan Bank luar negeri, untuk memacu kuantitas produksi yang berkualitas bagi pangsa pasar mancanegara. 5. PEMASARAN F Ilm sira gajahmada ambekel ing Bhayangkara diharapkan sebagai produksi yang dapat memenuhi kebutuhan tuntunan dan tontonan yang mempunyai nilai jual tinggi dengan pangsa pasar dari berbagai lapisan masyarakat. Efek-efek yang dipergunakan lebih sebagai sense of coloration agar film ini mempunyai nilai-nilai estetika dan punya nilai jual tinggi mengingat pasar selama ini sangat dipengaruhi oleh kepekaan dan pengembangan teknologi di segala bidang. Produk yang dihasilkan akan dipasarkan di dalam maupun luar negeri. 6

7 6. PENDUKUNG PRODUKSI PENASEHAT PRODUKSI PRODUSER EXECUTIVE PRODUCER ASST. EXECUTIVE PRODUCER ASSOCIATE PRODUCER LINE PRODUCER ASST. LINE PRODUCER PRODUSER PELAKSANA : Marsda TNI (Pur) H. Anwar Sanusi, BE H. Mukawa Ali Wadi DR. Arjono Sukiasa, MBA, MM Nardi Mada : Renny Masmada : H. Juhariyah Mas Desta : Armo : May Upandi Laurens Diaz M. Treisye Y. Wuisan : RSS. Rangga Nala, SE Onny Brando : Gabriel Beso Wezo Eko Hardiansyah : Maryono HS CASTING DIRECTOR CASTING MANAGER : Boy Lee : Rr. Ajeng Viola Pitaloka SKENARIO/SUTRADARA : Renny Masmada CO-SUTRADARA : Heru P. Lari Hasan Bugis ASTRADA : Harnoko Director of Photography : Ucup Supena : ART DIRECTOR : Abdullah Sajad PARA PEMAIN (direncanakan) Gajah Mada Sepuh : Renny Masmada Naga Baruna : Pong Harjatmo Kebo Narawita : Ray Sahetapy Adityawarman : Leonardy Ken Bebed : Rr. Ajeng Viola Pitaloka Lembu Nala : RSS Rangga Lembu Peteng : Boy Lee Yogyakarta, 1 Juli 2013 sira gajahmada ambekel ing Bhayangkara HR. Renny Mursantio AS, MBA Direktur Utama 7

8 Akta Pendirian Perusahaan 8

9 Pengesahan Badan Hukum Perseroan 9

10 Izin Usaha Perfilman 10

11 Tanda Pendaftaran Pembuatan Film 11

12 Nomor Pokok Wajib Pajak 12

13 Surat Keterangan Domisili Usaha 13

14 Surat Keterangan Domisili Usaha 14

15 Website 15

16 Rekomendasi dari Dirjen Nilai Budaya, Seni dan Film 16

17 sira gajahmada ambekel ing Bhayangkara Rekomendasi dari Dirjen Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah kepada R. Renny Mursantio AS, MBA (PT. KCP) tentang dukungan produksi Film Gajah Mada 17

18 Rekomendasi dari Menteri Kebudayaan dan Pariwisata kepada Renny Masmada (PT. KCP) tentang dukungan produksi Film Gajah Mada 18

19 Rekomendasi dari Menteri Komunikasi dan Informatika kepada Renny Masmada (PT. KCP) tentang dukungan produksi Film Gajah Mada 19

20 Rekomendasi dari Kadiv Humas Polri 20

21 Foto Mozaik Renny Masmada Sehubungan dengan Gajah Mada Sebagai Team Perumus Validasi Catur Prasetya Polri Sespati Lembang Surat Perintah Kepala Biro Litbang Sderenbang Polri No.Pol.: Sprin/55/V/2004, Mei 2004 (Paparan di hadapan Kapolri) Juni

22 Menulis Buku Gajah Mada Diterbitkan oleh Elex Media Komputindo Gramedia Group Jakarta, 2003 Bersama Gus Dur pada saat kunjungan pribadi Gus Dur ke Timor Timur, 1998 Sebagai Penasehat Kasultanan Sela Cau, Kanjeng Sultan Patra Kusumah VIII, Parungponteng, Tasikmalaya, 2010-sekarang Bersama Kapusjarah Polri, Brigjen Pol Drs. A.A. Mapparessa, MM., M.Si., sebagai penasehat sejarah Film Gajah Mada, Mabes Polri, Februari 2011 Menghadiri Upacara Peringatan HUT ke 66 Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia di Istana Merdeka, Jakarta, 17 Agustus

23 Pidato Politik dengan tema Berpolitik dengan Cerdas dan Santun di Taman Proklamator pada acara Deklarasi Partai Republik Satu, Jakarta, Juni Sebagai pembicara/nara-sumber pada acara Lomba Cipta Lagu anak jalanan se Jawa Barat, yang digelar oleh Pemerintah setempat dan Kasultanan Sela Cau, Tasikmalaya, Mei 2011 Diskusi sejarah Gajah Mada dengan Permadi, SH, Depok, Mei 2011 Sebagai pembicara/nara-sumber pada acara Kearifan Budaya Lokal yang digelar oleh Pemerintah setempat dan Kasultanan Sela Cau, Tasikmalaya, April 2011 Bersama Team Produksi Film Mahapatih Gajah Mada dari Mabes Polri, Jakarta, Februari 2011 Bersama Prof. Yusril Ihza Mahendra, Pada saat diskusi mengenai kesejarahan Gajah Mada dan Panglima Cheng Ho, Jakarta, Mei

24 FESTIVAL FILM INDONESIA 2008 Jakarta-Bandung, November-Desember 2008 Bersama Jenderal TNI (Pur) Ryamizard Ryacudu dan Sys NS, pada saat menghadiri seminar Aku Rindu Nusantaraku di Kampus UIN Ciputat, Tangerang, Oktober Bersama Komjen Pol. (Pur) Drs. Togar Sianipar, dalam rangka membahas rencana produksi Sinetron Gajah Mada, Jakarta, September 2008 Sebagai Pembicara Seminar dan Dewan Juri pada kegiatan Pemilihan Duta Wisata Indonesia Tingkat Nasional Ke-II Tahun 2007, dengan tema: Peran Generasi Muda dalam Melestarikan Kebudayaan Bangsa, Surat Permohonan No. 021/PanitiaPDWN2007/X/F/2007, Hotel Oranjje, Denpasar-Bali, 15 November Seminar Menggali Nilai-Nilai Kepahlawanan Gajah Mada Bagi Kaum Marhaen Muda, Partai Nasional Indonesia Marhaen, Surat Undangan No.: 17/DPD/PNIM/XI/2007, Denpasar-Bali, 10 November 2007 Bersama Kapolda Bali, Irjen Pol. Paulus Purwoko, dalam rangka kunjungan ke Puri Denpasar IX dan pembahasan mengenai film Gajah Mada, Bali, November

25 Bersama Wakapolda Yogyakarta, Kombes Pol. A. Dofiri, dalam rangka kunjungan Hari Bhayangkara, sekaligus memohon kehadirannya pada acara Audisi/Casting Tokoh Film Gajah Mada di Yogyakarta, Yogyakarta, 2 Juli 2013 Bersama Jenderal TNI (Pur) H. Wiranto, dalam rangka kunjungan ke Puri Denpasar IX dan nonton bareng promo film Gajah Mada, Bali, Oktober 2007 Diskusi Terbatas Kepemimpinan Gajah Mada, Pembicara Tunggal, di Puri Saren Agung Ubud-Gianyar. Bali, Kamis, 16 Agustus 2007 KEGIATAN DENGAN PARA RAJA DAN SULTAN FORUM SILATURAHMI KERATON SE NUSANTARA DAN SILATNAS RAJA DAN SULTAN NUSANTARA. Bersama Ir. Azwar Anas dalam rangka pembahasan mengenai ketokohan sejarah Gajah Mada dan Adityawarman, Bali, Agustus 2007 Sebagai Pendamping Musyawarah Agung I Forum Silaturahmi Keraton se-nusantara Sahid Raya Hotel Harris Resort Hotel Kuta Bali, 29 Juli - 3 Agustus

26 DISKUSI KESEJARAHAN Tentang Gajah Mada keterkaitannya dengan kerajaan-kerajaan di Bali bersama Sekretaris Raja Denpasar IX-Bali Bapak A.A. Ngurah Oka Suralaga dan Putra Mahkota Raja Puri Denpasar, 26 Juli 2007 Kunjungan Kapolwil Malang dan Kapolres-Kapolres di Jajaran Polwil Malang Dalam Rangka Napak Tilas Ke Madakaripura, Mei

27 Kegiatan bersama Raja Ida Tjokorda Denpasar IX (Bapak Ida Tjokorda Ngurah Jambe Pemecutan) Sebagai Pemateri/Pembicara Diskusi Panel: Pascasarjana (S-2 dan S-3) Program Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Lautan- Institut Pertanian Bogor (SPL-IPB), Kejayaan Maritim Masa Lalu, Surat Undangan No. 005/A/FW-SPL/XI/2006, November 2006 Kegiatan sebagai dosen Produksi Film dan Video di Institut Pertanian Bogor Kegiatan sebagai dosen di Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Bisnis Indonesia Undangan dari Bapak Presiden RI Dr. Soesilo Bambang Yudhoyono tanggal 1 Juni 2006 pada acara Pidato Pancasila Presiden RI di Balai Sidang. Juni 2006 Sebagai pembicara Seminar di Universitas Negeri Jakarta mengenai implementasi Gajah Mada Juni

28 Bersama Bapak Adi Sasono DI Dekopin Jakarta, 2006 Bedah Buku Gajah Mada dan kerjasama dengan Institut Pertanian Bogor. Penandatanganan MoU dengan Purek IV, Prof Dr Asep Mei 2006 Bersama AA Gym, diskusi mengenai kepemimpinan Gajah Mada Bandung, 2005 Bersama Duta Besar RI di Malaysia Dalam rangka tugas dari Mabes Polri untuk meneliti kelayakan SLO/LO Polri di Negara-negara Asia Surat Perintah Deputy Kapolri No. Pol. Sprint/1376/VII/2005, Juli 2005 Rekomendasi: GUBERNUR KEPALA DAERAH TINGKAT I JAWA TIMUR Surat Rekomendasi sehubungan dengan penggarapan Sinetron Patih Gajah Mada, Februari 1998 Bersama Pangdam Udayana, Bapak Mayjen TNI Adam Damiri dan Pengelingsir Puri Agung Blahbatu, Bali

29 Bersama kawan-kawan anggota TNI/Polri di Timor Timur, Agustus ANGKATAN BERSENJATA REPUBLIK INDONESIA, Audience dan presentasi dengan Panglima ABRI, Jend. (TNI) Feisal Tanjung, tentang Sinetron Gajah Mada, Januari 1997 Bersama Wairjen ABRI, Bapak Mayjen TNI Amir Syarifudin, Cilangkap, 1997 Bersama Danpuspom ABRI, Bapak Brigjen TNI Syamsu Jalal, Jakarta, 1997 Bersama Menko Polkam Soedomo, Jakarta,

30 KEGIATAN SHOOTING FILM/SINETRON 30

31 31

32 Untukmu Indonesiaku, persada Nusantara untaian permata khatulistiwa, bersatulah perbedaan di bawah panji merah-putih dan semboyan sakti: Bhinneka Tunggal Ika tan hana dharma mangrwa 32

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara kesatuan yang terdiri dari berbagai macam suku bangsa, baik yang sudah lama hidup di Indonesia maupun keturunan asing seperti keturunan

Lebih terperinci

2 14 halaman. website:

2 14 halaman.   website: sira gajahmada ambekel ing bhayangkara 2 14 halaman Semakin tinggi lalu-lintas permintaan dan penyediaan, akan menciptakan pasar yang kompetitif. Perusahaan dengan segala aktivitasnya semakin tumbuh dan

Lebih terperinci

Ekonomi dan Bisnis Akuntansi

Ekonomi dan Bisnis Akuntansi Modul ke: Pancasila Kajian sejarah perjuangan bangsa Indonesia Fakultas Ekonomi dan Bisnis Yuvinus Elyus, Amd. IP., SH., MH. Program Studi Akuntansi www.mercubuana.ac.id Lahirnya Pancasila Pancasila yang

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Dalam perjalanan Negara Kesatuan Republik Indonesia mencapai kemerdekaan

I. PENDAHULUAN. Dalam perjalanan Negara Kesatuan Republik Indonesia mencapai kemerdekaan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam perjalanan Negara Kesatuan Republik Indonesia mencapai kemerdekaan sejumlah tokoh besar menjadi pahlawan bangsa karena dedikasi dan perjuangan yang tak kenal henti

Lebih terperinci

MENGANGKAT NILAI-NILAI PLURALISME DALAM NEGARAKERTAGAMA DI SITUS TROWULAN KABUPATEN MOJOKERTO

MENGANGKAT NILAI-NILAI PLURALISME DALAM NEGARAKERTAGAMA DI SITUS TROWULAN KABUPATEN MOJOKERTO MENGANGKAT NILAI-NILAI PLURALISME DALAM NEGARAKERTAGAMA DI SITUS TROWULAN KABUPATEN MOJOKERTO Tri Niswansari, Suwarno Winarno, Yuniastuti Universitas Negeri Malang E-mail: niswansari_tri@yahoo.com ABSTRAK:

Lebih terperinci

I.PENDAHULUAN. Majapahit adalah salah satu kerajaandi Indonesia yangberdiri pada tahun 1293-

I.PENDAHULUAN. Majapahit adalah salah satu kerajaandi Indonesia yangberdiri pada tahun 1293- 1 I.PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Majapahit adalah salah satu kerajaandi Indonesia yangberdiri pada tahun 1293-1478Masehidengan Raden Wijaya sebagai pendirinya, yang memerintah dari tahun 1293-1309

Lebih terperinci

PENDIDIKAN PANCASILA

PENDIDIKAN PANCASILA Modul ke: PENDIDIKAN PANCASILA Pancasila Dalam Sejarah Perjuangan Bangsa (Pra Kemerdekaan) Fakultas MKCU Drs. AMIRUDDIN, S.P.d. MM Program Studi www.mercubuana.ac.id PENDAHULUAN Soekarno pernah mengatakan

Lebih terperinci

Pancasila dalam kajian sejarah perjuangan bangsa

Pancasila dalam kajian sejarah perjuangan bangsa Mata Kuliah Pancasila Modul ke: Pancasila dalam kajian sejarah perjuangan bangsa Fakultas EKONOMI DAN BISNIS Panti Rahayu, SH, MH Program Studi MANAJEMEN PANCASILA ERA PRA DAN ERA KEMERDEKAAN 2 Pendahuluan

Lebih terperinci

PENDIDIKAN PANCASILA

PENDIDIKAN PANCASILA Modul ke: 03Fakultas Oni FASILKOM PENDIDIKAN PANCASILA PANCASILA DALAM KAJIAN SEJARAH PERJUANGAN BANGSA INDONESIA ERA PRA KEMERDEKAAN & ERA KEMERDEKAAN Tarsani, S.Sos.I., M.Ikom Program Studi Sistem Informasi

Lebih terperinci

PANCASILA ERA PRA KEMERDEKAAN

PANCASILA ERA PRA KEMERDEKAAN Modul ke: PANCASILA ERA PRA KEMERDEKAAN Fakultas Muhamad Rosit, M.Si. Program Studi www.mercubuana.ac.id PENDAHULUAN Soekarno pernah mengatakan jangan sekali-kali meninggalkan sejarah. Kompetensi dalam

Lebih terperinci

Kerajaan-Kerajaan Hindu - Buddha di indonesia. Disusun Oleh Kelompok 10

Kerajaan-Kerajaan Hindu - Buddha di indonesia. Disusun Oleh Kelompok 10 Kerajaan-Kerajaan Hindu - Buddha di indonesia Disusun Oleh Kelompok 10 Nama Kelompok Fopy Ayu meitiara Fadilah Hasanah Indah Verdya Alvionita Kerajaan-Kerajaan Hindu - Buddha di indonesia 1. Kerajaan Kutai

Lebih terperinci

PURUSADA SANTHA (BABAK I)

PURUSADA SANTHA (BABAK I) DESKRIPSI KARYA TARI ORATORIUM PURUSADA SANTHA (BABAK I) Oleh : I Gede Oka Surya Negara, SST.,M.Sn. Produksi ISI Denpasar dipergelarkan dalam rangka Dharma Santi Nasional,Perayaan Hari Raya Nyepi Tahun

Lebih terperinci

BUPATI BANYUWANGI SALINAN PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 7 TAHUN 2012 TENTANG KEPROTOKOLAN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN BANYUWANGI

BUPATI BANYUWANGI SALINAN PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 7 TAHUN 2012 TENTANG KEPROTOKOLAN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN BANYUWANGI 1 BUPATI BANYUWANGI SALINAN PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 7 TAHUN 2012 TENTANG KEPROTOKOLAN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN BANYUWANGI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANYUWANGI, Menimbang

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 59 TAHUN 2013 TENTANG PENGAMANAN PRESIDEN DAN WAKIL PRESIDEN, MANTAN PRESIDEN DAN MANTAN WAKIL PRESIDEN BESERTA KELUARGANYA SERTA TAMU NEGARA SETINGKAT KEPALA

Lebih terperinci

No Sentralitas posisi masyarakat DIY dalam sejarah DIY sebagai satu kesatuan masyarakat yang memiliki kehendak yang luhur dalam berbangsa dan b

No Sentralitas posisi masyarakat DIY dalam sejarah DIY sebagai satu kesatuan masyarakat yang memiliki kehendak yang luhur dalam berbangsa dan b TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI No. 5339 DAERAH ISTIMEWA. PEMERINTAHAN. Pemerintah Daerah. Yogyakarta. Keistimewaan. (Penjelasan Atas Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 170) PENJELASAN ATAS

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 59 TAHUN 2013 TENTANG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 59 TAHUN 2013 TENTANG PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 59 TAHUN 2013 TENTANG PENGAMANAN PRESIDEN DAN WAKIL PRESIDEN, MANTAN PRESIDEN DAN MANTAN WAKIL PRESIDEN BESERTA KELUARGANYA SERTA TAMU NEGARA SETINGKAT KEPALA

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA SEMARANG DINAS PENDIDIKAN SMP NEGERI 37 SEMARANG

PEMERINTAH KOTA SEMARANG DINAS PENDIDIKAN SMP NEGERI 37 SEMARANG PEMERINTAH KOTA SEMARANG DINAS PENDIDIKAN SMP NEGERI 37 SEMARANG Jl. Sompok No. 43 Telp. 8446802 Semarang Website.www.smp 37.smg.sch.id Email: smp 37 smg @ yahoo.co.id ULANGAN TENGAH SEMESTER GANJIL TAHUN

Lebih terperinci

DESKRIPSI ORATORIUM MERAH PUTIH JAMBRUT KHATULISTIWA (BABAK I)

DESKRIPSI ORATORIUM MERAH PUTIH JAMBRUT KHATULISTIWA (BABAK I) DESKRIPSI ORATORIUM MERAH PUTIH JAMBRUT KHATULISTIWA (BABAK I) Produksi ISI Denpasar pada Peringatan HUT TNI ke 65 di Lapangan Puputan Badung Denpasar 5 Oktober 2010 Oleh: I Gede Oka Surya Negara, SST.,MSn

Lebih terperinci

KULIAH BUNG KARNO UNTUK KEBANGSAAN DAN TEHNOLOGI TAHUN

KULIAH BUNG KARNO UNTUK KEBANGSAAN DAN TEHNOLOGI TAHUN WALI KOTA BLITAR SAMBUTAN WALI KOTA BLITAR PADA ACARA KULIAH BUNG KARNO UNTUK KEBANGSAAN DAN TEHNOLOGI TAHUN 2012 SABTU, 30 JUNI 2012 Assalamu alaikum wr. Wb. Selamat pagi dan salam sejahtera bagi kita

Lebih terperinci

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PELAYANAN PENERBITAN SURAT IJIN, PEMBERITAHUAN KEGIATAN MASYARAKAT DAN MENYAMPAIKAN PENDAPAT DIMUKA UMUM

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PELAYANAN PENERBITAN SURAT IJIN, PEMBERITAHUAN KEGIATAN MASYARAKAT DAN MENYAMPAIKAN PENDAPAT DIMUKA UMUM KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DAERAH JAWA TENGAH RESOR KENDAL STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PELAYANAN PENERBITAN SURAT IJIN, PEMBERITAHUAN KEGIATAN MASYARAKAT DAN MENYAMPAIKAN PENDAPAT DIMUKA UMUM

Lebih terperinci

Sambutan Presiden RI Pd Pertemuan dg Veteran dan Pejuang Perang..., tgl 23 Mar 2014, di Bali Minggu, 23 Maret 2014

Sambutan Presiden RI Pd Pertemuan dg Veteran dan Pejuang Perang..., tgl 23 Mar 2014, di Bali Minggu, 23 Maret 2014 Sambutan Presiden RI Pd Pertemuan dg Veteran dan Pejuang Perang..., tgl 23 Mar 2014, di Bali Minggu, 23 Maret 2014 SAMBUTAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PADA PERTEMUAN DENGAN VETERAN DAN PEJUANG PERANG

Lebih terperinci

SEJARAH, KEDUDUKAN DAN FUNGSI BAHASA INDONESIA

SEJARAH, KEDUDUKAN DAN FUNGSI BAHASA INDONESIA SEJARAH, KEDUDUKAN DAN FUNGSI BAHASA INDONESIA A. Sejarah Perkembangan Bahasa Bahasa Indonesia berasal dari bahasa Melayu. Sampai saat ini, bahasa Indonesia telah mengalami perubahan dan perkembangan,

Lebih terperinci

oleh Bayu Dwi Nurwicaksono, M.Pd. Bahasa Indonesia untuk Broadcast Politeknik Negeri Media Kreatif Jakarta 2015

oleh Bayu Dwi Nurwicaksono, M.Pd. Bahasa Indonesia untuk Broadcast Politeknik Negeri Media Kreatif Jakarta 2015 oleh Bayu Dwi Nurwicaksono, M.Pd. Bahasa Indonesia untuk Broadcast Politeknik Negeri Media Kreatif Jakarta 2015 Kongres Pemuda 28 Oktober 1928 sebagai tonggak kelahiran BI. Para pemuda sadar bahwa bangsa

Lebih terperinci

DATA DAN ANALISA. - Muljana, Slamet Tafsir Sejarah Nagara Kretagama, Yogyakarta : LKiS

DATA DAN ANALISA. - Muljana, Slamet Tafsir Sejarah Nagara Kretagama, Yogyakarta : LKiS DATA DAN ANALISA 2.1 Sumber Data - Muljana, Slamet. 2006. Tafsir Sejarah Nagara Kretagama, Yogyakarta : LKiS Yogyakarta. - Direktorat Peninggalan Purbakala. Majapahit Trowulan. 2006. Jakarta : Indonesian

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1645, 2014 KEMENRISTEK. Keprotokolan. Pedoman. PERATURAN MENTERI RISET DAN TEKNOLOGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2014 PEDOMAN KEPROTOKOLAN DI KEMENTERIAN RISET

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI OBYEK PENELITIAN

BAB II DESKRIPSI OBYEK PENELITIAN BAB II DESKRIPSI OBYEK PENELITIAN A. Sejarah Keistimewaan Yogyakarta Sebagaimana yang telah menjadi pengetahuan bersama bahwa pemerintahan di Yogyakarta sudah ada jauh sebelum lahirnya Republik Indonesia.

Lebih terperinci

PANCASILA DALAM KAJIAN SEJARAH BANGSA INDONESIA

PANCASILA DALAM KAJIAN SEJARAH BANGSA INDONESIA PANCASILA Modul ke: 03Fakultas Ekonomi dan Bisnis PANCASILA DALAM KAJIAN SEJARAH BANGSA INDONESIA Dr. Achmad Jamil M.Si Program Studi S1 Manajemen Pancasila dalam kajian sejarah bangsa Indonesia Presiden

Lebih terperinci

bersama Andri Tri Kuncoro, MA

bersama Andri Tri Kuncoro, MA DIKLAT KEPEMIMPINAN TINGKAT IV 2016 PUSDIKLAT KEMENDAGRI REG. BUKITTINGGI bersama Andri Tri Kuncoro, MA Perubahan Komitmen Konsistensi lahir di SAMPANG, Senin, 19 April 1982 alumni S-2 Ilmu Politik UGM

Lebih terperinci

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PELAYANAN PENERBITAN SURAT IJIN, PEMBERITAHUAN KEGIATAN MASYARAKAT DAN PENYAMPAIAN PENDAPAT DIMUKA UMUM

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PELAYANAN PENERBITAN SURAT IJIN, PEMBERITAHUAN KEGIATAN MASYARAKAT DAN PENYAMPAIAN PENDAPAT DIMUKA UMUM KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DAERAH NUSA TENGGARA BARAT RESOR LOMBOK TENGAH STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PELAYANAN PENERBITAN SURAT IJIN, PEMBERITAHUAN KEGIATAN MASYARAKAT DAN PENYAMPAIAN PENDAPAT

Lebih terperinci

MENTERI RISET DAN TEKNOLOGI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI RISET DAN TEKNOLOGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2014

MENTERI RISET DAN TEKNOLOGI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI RISET DAN TEKNOLOGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2014 MENTERI RISET DAN TEKNOLOGI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI RISET DAN TEKNOLOGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2014 PEDOMAN KEPROTOKOLAN DI KEMENTERIAN RISET DAN TEKNOLOGI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2010 TENTANG KEPROTOKOLAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2010 TENTANG KEPROTOKOLAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2010 TENTANG KEPROTOKOLAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa negara menghormati kedudukan para Pejabat Negara,

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.125, 2010 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA PEMERINTAHAN. Acara Kenegaraan. Protokoler. Tata Cara. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5166) UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2010 TENTANG KEPROTOKOLAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2010 TENTANG KEPROTOKOLAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2010 TENTANG KEPROTOKOLAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa negara menghormati kedudukan para Pejabat Negara,

Lebih terperinci

LAPORAN SINGKAT KOMISI I DPR RI

LAPORAN SINGKAT KOMISI I DPR RI LAPORAN SINGKAT KOMISI I DPR RI KEMENTERIAN PERTAHANAN, KEMENTERIAN LUAR NEGERI, KEMENTERIAN KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA, TENTARA NASIONAL INDONESIA, BADAN INTELIJEN NEGARA, DEWAN KETAHANAN NASIONAL, LEMBAGA

Lebih terperinci

BUPATI KULONPROGO SAMBUTAN PADA ACARA MALAM RENUNGAN MENYONGSONG PERINGATAN HARI JADI KE 61 KABUPATEN KULONPROGO Wates, 14 Oktober 2012

BUPATI KULONPROGO SAMBUTAN PADA ACARA MALAM RENUNGAN MENYONGSONG PERINGATAN HARI JADI KE 61 KABUPATEN KULONPROGO Wates, 14 Oktober 2012 BUPATI KULONPROGO SAMBUTAN PADA ACARA MALAM RENUNGAN MENYONGSONG PERINGATAN HARI JADI KE 61 KABUPATEN KULONPROGO Wates, 14 Oktober 2012 Assalamu alaikum Wr. Wb. Selamat malam, salam sejahtera bagi kita

Lebih terperinci

SISTEM KETATANEGARAAN KERAJAAN MAJAPAHIT

SISTEM KETATANEGARAAN KERAJAAN MAJAPAHIT SISTEM KETATANEGARAAN KERAJAAN MAJAPAHIT KERAJAAN MAJAPAHIT Kerajaan Majapahit adalah kerajaan Hindu terakhir di Semenanjung Malaya dan dianggap sebagai salah satu negara terbesar dalam sejarah Indonesia,berdiri

Lebih terperinci

WALIKOTA PROBOLINGGO PROVINSI JAWA TIMUR

WALIKOTA PROBOLINGGO PROVINSI JAWA TIMUR WALIKOTA PROBOLINGGO PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN WALIKOTA PROBOLINGGO NOMOR 17 TAHUN 2017 TENTANG KEPROTOKOLAN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA PROBOLINGGO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN TENTANG KEPROTOKOLAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN TENTANG KEPROTOKOLAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 20102010 TENTANG KEPROTOKOLAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa negara menghormati kedudukan para Pejabat

Lebih terperinci

PEDOMAN PENYELENGGARAAN PERINGATAN HARI IBU (PHI) KE-89 TAHUN 2017

PEDOMAN PENYELENGGARAAN PERINGATAN HARI IBU (PHI) KE-89 TAHUN 2017 PEDOMAN PENYELENGGARAAN PERINGATAN HARI IBU (PHI) KE-89 TAHUN 2017 KEMENTERIAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK Jl. Medan Merdeka Barat Nomor 15, Jakarta 10110 Telepon/Faksimile (021) 3805542

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2011 TENTANG PEMBENTUKAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2011 TENTANG PEMBENTUKAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2011 TENTANG PEMBENTUKAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa untuk mewujudkan

Lebih terperinci

RINGKASAN PERBAIKAN PERMOHONAN Perkara Nomor 70/PUU-XII/2014 Kewenangan Pengelolaan Hutan oleh Pemerintah Pusat

RINGKASAN PERBAIKAN PERMOHONAN Perkara Nomor 70/PUU-XII/2014 Kewenangan Pengelolaan Hutan oleh Pemerintah Pusat RINGKASAN PERBAIKAN PERMOHONAN Perkara Nomor 70/PUU-XII/2014 Kewenangan Pengelolaan Hutan oleh Pemerintah Pusat I. PEMOHON Assosiasi Pemerintah Kabupaten Seluruh Indonesia (APKASI) yang diwakili oleh Ir.

Lebih terperinci

Pendidikan Pancasila. Berisi tentang Pancasila dalam Kajian Sejarah Perjuangan Bangsa Indonesia. Dosen : Sukarno B N, S.Kom, M.Kom.

Pendidikan Pancasila. Berisi tentang Pancasila dalam Kajian Sejarah Perjuangan Bangsa Indonesia. Dosen : Sukarno B N, S.Kom, M.Kom. Modul ke: Pendidikan Pancasila Berisi tentang Pancasila dalam Kajian Sejarah Perjuangan Bangsa Indonesia Fakultas Fakultas Teknik Dosen : Sukarno B N, S.Kom, M.Kom Program Studi Arsitektur www.mercubuana.ac.id

Lebih terperinci

LAMPIRAN PERATURAN KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2011 TENTANG

LAMPIRAN PERATURAN KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2011 TENTANG LAMPIRAN PERATURAN KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2011 TENTANG PENCALONAN ANGGOTA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DALAM PEMILIHAN KEPALA DAERAH/WAKIL KEPALA DAERAH 2 DAFTAR

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2004 TENTANG PEMBENTUKAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2004 TENTANG PEMBENTUKAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2004 TENTANG PEMBENTUKAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa pembentukan peraturan

Lebih terperinci

1.2 Tujuan Umum Menambah pengetahuan mengenai Bhinneka Tunggal Ika serta menerapkannya di kehidupan berbangsa dan bernegara baik bagi si pembaca

1.2 Tujuan Umum Menambah pengetahuan mengenai Bhinneka Tunggal Ika serta menerapkannya di kehidupan berbangsa dan bernegara baik bagi si pembaca BAB I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Tema yang saya ambil untuk makalah ini adalah Bhinneka Tunggal Ika, alasan saya menggunakan tema ini adalah karena seperti yang sudah diketahui bahwa Bhineka Tunggal

Lebih terperinci

UNDANG UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2004 TENTANG PEMBENTUKAN PERATURAN PERUNDANG UNDANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2004 TENTANG PEMBENTUKAN PERATURAN PERUNDANG UNDANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA UNDANG UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2004 TENTANG PEMBENTUKAN PERATURAN PERUNDANG UNDANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang a. bahwa pembentukan peraturan

Lebih terperinci

Festival Trowulan Majapahit (FTM) 2014, Keselarasan Keberagaman Indonesia. Tarian Gayatri Rajapatni

Festival Trowulan Majapahit (FTM) 2014, Keselarasan Keberagaman Indonesia. Tarian Gayatri Rajapatni e-warta YAD/Budaya/Nov 2014 Festival Trowulan Majapahit (FTM) 2014, Keselarasan Keberagaman Indonesia Latar Belakang Kerajaan Majapahit yang didirikan oleh Nararya Sanggramawijaya pada tahun 1293 telah

Lebih terperinci

H. U. Adil Samadani, SS., SHI.,, MH.

H. U. Adil Samadani, SS., SHI.,, MH. Modul ke: IDENTITAS NASIONAL Disampaikan pada perkuliahan Kewarganegaraan kelas PKK Fakultas Ekonomi & Bisnis H. U. Adil Samadani, SS., SHI.,, MH. Program Studi Manajemen www.mercubuana.ac.id Pendahuluan

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN TENTANG KEPROTOKOLAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN TENTANG KEPROTOKOLAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 20102010 TENTANG KEPROTOKOLAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa negara menghormati kedudukan para Pejabat

Lebih terperinci

2017, No Republik Indonesia Tahun 1990 Nomor 90, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3432); 3. Peraturan Presiden Nomor 13 Tahun

2017, No Republik Indonesia Tahun 1990 Nomor 90, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3432); 3. Peraturan Presiden Nomor 13 Tahun No.1482, 2017 AN BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENRISTEK-DIKTI. Keprotokolan. Pencabutan. PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 65 TAHUN 2017 TENTANG PEDOMAN

Lebih terperinci

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 36 TAHUN 1985 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 16 TAHUN 1969 TENTANG SUSUNAN DAN KEDUDUKAN MAJELIS PERMUSYAWARATAN RAKYAT, DEWAN PERWAKILAN RAKYAT, DAN DEWAN PERWAKILAN

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2011 TENTANG PEMBENTUKAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2011 TENTANG PEMBENTUKAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2011 TENTANG PEMBENTUKAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa untuk mewujudkan

Lebih terperinci

LAPORAN SINGKAT KOMISI I DPR RI

LAPORAN SINGKAT KOMISI I DPR RI LAPORAN SINGKAT KOMISI I DPR RI KEMENTERIAN PERTAHANAN, KEMENTERIAN LUAR NEGERI, KEMENTERIAN KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA, TENTARA NASIONAL INDONESIA, BADAN INTELIJEN NEGARA, DEWAN KETAHANAN NASIONAL, LEMBAGA

Lebih terperinci

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 16 TAHUN 1969 TENTANG SUSUNAN DAN KEDUDUKAN MAJELIS PERMUSYAWARATAN RAKYAT, DEWAN PERWAKILAN RAKYAT, DAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH SEBAGAIMANA TELAH DIUBAH DENGAN UNDANG-UNDANG

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat hakiki dalam menjamin kelangsungan hidup negara tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat hakiki dalam menjamin kelangsungan hidup negara tersebut. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam kehidupan bernegara, aspek pertahanan merupakan faktor yang sangat hakiki dalam menjamin kelangsungan hidup negara tersebut. Tanpa mampu mempertahankan diri terhadap

Lebih terperinci

2017, No Indonesia Tahun 2008 Nomor 166, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4916); 4. Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2010

2017, No Indonesia Tahun 2008 Nomor 166, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4916); 4. Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2010 No.1459, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMHAN. Prajurit TNI. Status Gugur/Tewas. PERATURAN MENTERI PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2017 TENTANG STATUS GUGUR ATAU TEWAS BAGI PRAJURIT

Lebih terperinci

PANCASILA ASAL USUL, KEDUDUKAN DAN LANDASAN PANCASILA DALAM NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA. Nurohma, S.IP, M.Si. Modul ke: Fakultas FASILKOM

PANCASILA ASAL USUL, KEDUDUKAN DAN LANDASAN PANCASILA DALAM NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA. Nurohma, S.IP, M.Si. Modul ke: Fakultas FASILKOM PANCASILA Modul ke: ASAL USUL, KEDUDUKAN DAN LANDASAN PANCASILA DALAM NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA Fakultas FASILKOM Nurohma, S.IP, M.Si Program Studi Sistem Informasi www.mercubuana.ac.id Pancasila

Lebih terperinci

PERUBAHAN KEDUA UNDANG-UNDANG DASAR NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN

PERUBAHAN KEDUA UNDANG-UNDANG DASAR NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN MAJELIS PERMUSYAWARATAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA PERUBAHAN KEDUA UNDANG-UNDANG DASAR NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 1945-59 - - 60 - MAJELIS PERMUSYAWARATAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA PERUBAHAN KEDUA

Lebih terperinci

MATRIKS PERUBAHAN UNDANG-UNDANG TENTANG PEMBENTUKAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN

MATRIKS PERUBAHAN UNDANG-UNDANG TENTANG PEMBENTUKAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN MATRIKS PERUBAHAN UNDANG-UNDANG NO. UU NOMOR 10 TAHUN 2004 1. Menimbang: Menimbang: a. bahwa pembentukan peraturan perundang undangan merupakan salah satu syarat dalam rangka pembangunan hukum nasional

Lebih terperinci

ANALISIS UUD 1945 SEBELUM DAN SESUDAH AMANDEMEN. Pasal 19 s/d 37. Tugas untuk memenuhi Mata Kulia Pendidikan Kewarganegaraan

ANALISIS UUD 1945 SEBELUM DAN SESUDAH AMANDEMEN. Pasal 19 s/d 37. Tugas untuk memenuhi Mata Kulia Pendidikan Kewarganegaraan ANALISIS UUD 1945 SEBELUM DAN SESUDAH AMANDEMEN Pasal 19 s/d 37 Tugas untuk memenuhi Mata Kulia Pendidikan Kewarganegaraan Yang dibina oleh Bapak Gatot Isnani Oleh Kelompok Ihwan Firdaus Ma rifatun Nadhiroh

Lebih terperinci

5.1 Visualisasi Gajah Mada. Gambar 5.1 Visualisasi Gajah Mada

5.1 Visualisasi Gajah Mada. Gambar 5.1 Visualisasi Gajah Mada 5.1 Visualisasi 5.1.1 Gajah Mada Gambar 5.1 Visualisasi Gajah Mada 24 25 Konsep dasar dari visualisasi Gajah dari visualisasi Gajah Mada adalah seorang yang keras, tegas, dan kuat. Kostum Gajah Mada dibuat

Lebih terperinci

PENGUKUHAN PENGURUS MAJELIS AGUNG RAJA SULTAN INDONESIA (MARS INDONESIA)

PENGUKUHAN PENGURUS MAJELIS AGUNG RAJA SULTAN INDONESIA (MARS INDONESIA) HARAPAN MASYARAKAT PEJUANG INDONESIA HMP INDONESIA TRILOGI PERJUANGAN KEARIFAN LOKAL KEMENTERIAN DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL POLITIK DAN PEMERINTAHAN UMUM MENYELENGGARAKAN PENGUKUHAN

Lebih terperinci

MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA

MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA SALINAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 65 TAHUN 2017 TENTANG PEDOMAN KEPROTOKOLAN

Lebih terperinci

Presiden Republik Indonesia,

Presiden Republik Indonesia, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 36 TAHUN 1985 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 16 TAHUN 1969 TENTANG SUSUNAN DAN KEDUDUKAN MAJELIS PERMUSYAWARATAN RAKYAT, DEWAN PERWAKILAN RAKYAT,

Lebih terperinci

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA DAN DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BERSAMA

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA DAN DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BERSAMA 1 DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAN DEWAN PERWAKILAN DAERAH PERATURAN BERSAMA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAN DEWAN PERWAKILAN DAERAH NOMOR 2 TAHUN 2010 NOMOR 03/DPD RI/IV/2009-2010 TENTANG SIDANG BERSAMA DEWAN

Lebih terperinci

Page 1 of 10 UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2004 TENTANG PEMBENTUKAN PERATURAN PERUNDANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa pembentukan

Lebih terperinci

Sambutan Presiden RI pd Peresmian Monumen Perjuangan Mempertahankan NKRI, tgl.22 Juli 2013, Jakarta Senin, 22 Juli 2013

Sambutan Presiden RI pd Peresmian Monumen Perjuangan Mempertahankan NKRI, tgl.22 Juli 2013, Jakarta Senin, 22 Juli 2013 Sambutan Presiden RI pd Peresmian Monumen Perjuangan Mempertahankan NKRI, tgl.22 Juli 2013, Jakarta Senin, 22 Juli 2013 SAMBUTAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PADA PERESMIAN MONUMEN PERJUANGAN MEMPERTAHANKAN

Lebih terperinci

PERATURAN KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NO.POL. : 3 TAHUN 2005 TENTANG

PERATURAN KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NO.POL. : 3 TAHUN 2005 TENTANG PERATURAN KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NO.POL. : 3 TAHUN 2005 TENTANG PEDOMAN BAGI ANGGOTA POLRI DALAM MENGIKUTI PEMILIHAN CALON KEPALA DAERAH DAN WAKIL KEPALA DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

Sambutan Presiden RI pada Pembukaan Munas IX GM FKPPI tahun 2012, Jakarta, 24 Februari 2012 Jumat, 24 Pebruari 2012

Sambutan Presiden RI pada Pembukaan Munas IX GM FKPPI tahun 2012, Jakarta, 24 Februari 2012 Jumat, 24 Pebruari 2012 Sambutan Presiden RI pada Pembukaan Munas IX GM FKPPI tahun 2012, Jakarta, 24 Februari 2012 Jumat, 24 Pebruari 2012 SAMBUTAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PADA ACARA PERESMIAN PEMBUKAAN MUSYAWARAH NASIONAL

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2011 TENTANG PEMBENTUKAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2011 TENTANG PEMBENTUKAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2011 TENTANG PEMBENTUKAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa untuk mewujudkan

Lebih terperinci

PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN NOMOR 8 TAHUN 2009 TENTANG PENYIDIK PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN DENGAN

Lebih terperinci

Nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila telah ada di Indonesia pada bangsa Indonesia sejak zaman dahulu sebelum bangsa Indonesia terbentuk

Nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila telah ada di Indonesia pada bangsa Indonesia sejak zaman dahulu sebelum bangsa Indonesia terbentuk Nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila telah ada di Indonesia pada bangsa Indonesia sejak zaman dahulu sebelum bangsa Indonesia terbentuk Proses perumusan materi Pancasila secara formal dilakukan

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2011 TENTANG PEMBENTUKAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2011 TENTANG PEMBENTUKAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2011 TENTANG PEMBENTUKAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa untuk mewujudkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. maupun udara. Dalam melaksanakan tugasnya TNI dibagi menjadi tiga satuan

BAB I PENDAHULUAN. maupun udara. Dalam melaksanakan tugasnya TNI dibagi menjadi tiga satuan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tentara Nasional Indonesia (TNI), merupakan organisasi angkatan bersenjata yang dibentuk oleh pemerintah Negara Republik Indonesia. Tugas pokok TNI adalah melindungi

Lebih terperinci

- 2 - BAB I KETENTUAN UMUM

- 2 - BAB I KETENTUAN UMUM - 2 - BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Badan ini yang dimaksud dengan: 1. Pemilihan Umum yang selanjutnya disebut Pemilu adalah sarana kedaulatan rakyat untuk memilih anggota Dewan Perwakilan

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN KOTABARU

PEMERINTAH KABUPATEN KOTABARU PEMERINTAH KABUPATEN KOTABARU PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTABARU NOMOR 04 TAHUN 2010 TENTANG LAMBANG DAERAH KABUPATEN KOTABARU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KOTABARU, Menimbang : a. bahwa dalam

Lebih terperinci

Ditulis oleh Teakoes Sabtu, 08 Oktober :27 - Terakhir Diperbaharui Sabtu, 08 Oktober :11

Ditulis oleh Teakoes Sabtu, 08 Oktober :27 - Terakhir Diperbaharui Sabtu, 08 Oktober :11 Sejarah Singkat Sejarah berdirinya Museum Provinsi Kalimantan Timur tidak dapat dipisahkan dengan sejarah budaya Kalimantan Timur secara keseluruhan. Dengan diberlakukannya Undang-undang Nomor 17 Tahun

Lebih terperinci

Pendidikan Pancasila. Pancasiala Dalam Kajian Sejarah Perjuangan Bangsa Pada Era Pra Kemerdekaan dan Era Proklamasi. Dr. Saepudin S.Ag. M.Si.

Pendidikan Pancasila. Pancasiala Dalam Kajian Sejarah Perjuangan Bangsa Pada Era Pra Kemerdekaan dan Era Proklamasi. Dr. Saepudin S.Ag. M.Si. Modul ke: Pendidikan Pancasila Pancasiala Dalam Kajian Sejarah Perjuangan Bangsa Pada Era Pra Kemerdekaan dan Era Proklamasi Fakultas EKONOMI Dr. Saepudin S.Ag. M.Si. Program Studi Manajemen http://www.mercubuana.ac.id

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1009, 2014 KEMENPAN RB. Keprotokolan. Pelaksanaan. Pedoman. PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN

Lebih terperinci

Dikdik Baehaqi Arif, M.Pd

Dikdik Baehaqi Arif, M.Pd IDENTITAS NASIONAL Dikdik Baehaqi Arif, M.Pd PROSES BERBANGSA DAN BERNEGARA Bangsa Indonesia adalah seluruh manusia yang menurut wilayahnya telah ditentukan untuk tinggal bersama di wilayah nusantara dari

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2011 TENTANG PEMBENTUKAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2011 TENTANG PEMBENTUKAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2011 TENTANG PEMBENTUKAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa untuk mewujudkan

Lebih terperinci

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH SALINAN GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH NOMOR 12 TAHUN 2016 TENTANG KEPROTOKOLAN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN TENGAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka beberapa hal. yang dapat disimpulkan di antaranya adalah :

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka beberapa hal. yang dapat disimpulkan di antaranya adalah : 178 BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka beberapa hal yang dapat disimpulkan di antaranya adalah : 1. Implementasi Otsus Papua di Kabupaten

Lebih terperinci

TUTORIAL DALAM RANGKA UJIAN DINAS DAN PENYESUAIAN PANGKAT BPOM-RI

TUTORIAL DALAM RANGKA UJIAN DINAS DAN PENYESUAIAN PANGKAT BPOM-RI PANCASILA UUD 1945 Bhinneka Tunggal Ika TUTORIAL DALAM RANGKA UJIAN DINAS DAN PENYESUAIAN PANGKAT BPOM-RI Oleh: Dr. M. Japar, M.Si. Nama : Dr. M. Japar, M.Si Biodata Narasumber TTL : Teluk Betung, 12 Februari

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1493, 2013 KEMENTERIAN PERTAHANAN. Tanda Penghargaan. Bela Negara. Pemberian. PERATURAN MENTERI PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 37 TAHUN 20132013 TENTANG PEMBERIAN

Lebih terperinci

PERATURAN KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NO. POL. : 7 TAHUN 2006 TENTANG KODE ETIK PROFESI KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NO. POL. : 7 TAHUN 2006 TENTANG KODE ETIK PROFESI KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA Hsl Rpt (12) Tgl 19-05-06 PERATURAN KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NO. POL. : 7 TAHUN 2006 TENTANG KODE ETIK PROFESI KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sesuai dalam Undang Undang Dasar 1945 Pasal 30 ayat (3) yaitu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sesuai dalam Undang Undang Dasar 1945 Pasal 30 ayat (3) yaitu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sesuai dalam Undang Undang Dasar 1945 Pasal 30 ayat (3) yaitu tentang Pertahanan dan Keamanan, Tentara Nasional Indonesia terdiri atas Angkatan Darat, Angkatan Laut,

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Secara etimologis konsep tinjauan historis terdiri dari dua kata yakni tinjauan dan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Secara etimologis konsep tinjauan historis terdiri dari dua kata yakni tinjauan dan II. TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Pustaka A.1. Konsep Tinjauan Historis Secara etimologis konsep tinjauan historis terdiri dari dua kata yakni tinjauan dan historis. Kata tinjauan dalam bahasa Indonesia

Lebih terperinci

MATA KULIAH BAHASA INDONESIA

MATA KULIAH BAHASA INDONESIA Modul ke: MATA KULIAH BAHASA INDONESIA 03 Fakultas EKONOMI DAN BISNIS Program Studi Akuntansi www.mercubuana.ac.id KEDUDUKAN DAN FUNGSI BAHASA INDONESIA SUPRIYADI, M.Pd. HP. 0815 1300 7353/ 0812 9479 4583

Lebih terperinci

Pada pembahasan sebelumnya telah dijelaskan bahwa negara Indonesia adalah negara kepulauan. Sebagai negara kepulauan, Indonesia memiliki wilayah laut

Pada pembahasan sebelumnya telah dijelaskan bahwa negara Indonesia adalah negara kepulauan. Sebagai negara kepulauan, Indonesia memiliki wilayah laut Pada pembahasan sebelumnya telah dijelaskan bahwa negara Indonesia adalah negara kepulauan. Sebagai negara kepulauan, Indonesia memiliki wilayah laut bebas di antara pulau-pulau di Indonesia. Laut bebas

Lebih terperinci

Title? Author Riendra Primadina. Details [emo:10] apa ya yang di maksud dengan nilai instrumental? [emo:4] Modified Tue, 09 Nov :10:06 GMT

Title? Author Riendra Primadina. Details [emo:10] apa ya yang di maksud dengan nilai instrumental? [emo:4] Modified Tue, 09 Nov :10:06 GMT Title? Author Riendra Primadina Details [emo:10] apa ya yang di maksud dengan nilai instrumental? [emo:4] Modified Tue, 09 Nov 2010 14:10:06 GMT Author Comment Hafizhan Lutfan Ali Comments Jawaban nya...

Lebih terperinci

RINGKASAN PERMOHONAN Perkara Nomor 70/PUU-XII/2014 Kewenangan Pengelolaan Hutan oleh Pemerintah Pusat

RINGKASAN PERMOHONAN Perkara Nomor 70/PUU-XII/2014 Kewenangan Pengelolaan Hutan oleh Pemerintah Pusat RINGKASAN PERMOHONAN Perkara Nomor 70/PUU-XII/2014 Kewenangan Pengelolaan Hutan oleh Pemerintah Pusat I. PEMOHON Assosiasi Pemerintah Kabupaten Seluruh Indonesia (APKASI) yang diwakili oleh Ir. H. Isran

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2011 TENTANG PENCALONAN ANGGOTA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DALAM PEMILIHAN KEPALA DAERAH/WAKIL KEPALA DAERAH DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

TELISIK Peran Prof. Notonagoro dalam Pengembangan Pancasila Isti Maryatun

TELISIK Peran Prof. Notonagoro dalam Pengembangan Pancasila Isti Maryatun TELISIK Peran Prof. Notonagoro dalam Pengembangan Pancasila Isti Maryatun Dalam kehidupan sehari-hari setiap warga negara terikat oleh suatu peraturan yang harus ditaati. Dalam hal ini tidak hanya peraturan

Lebih terperinci

Nasionalisme Sukarno dan Nasionalisme Hatta. ( Suatu Studi Perbandingan Mengenai Konsep Nasionalisme menurut Sukarno dan Hatta )

Nasionalisme Sukarno dan Nasionalisme Hatta. ( Suatu Studi Perbandingan Mengenai Konsep Nasionalisme menurut Sukarno dan Hatta ) Nasionalisme Sukarno dan Nasionalisme Hatta ( Suatu Studi Perbandingan Mengenai Konsep Nasionalisme menurut Sukarno dan Hatta ) A. Latar Belakang 1. Identifikasi Permasalahan Sukarno dan Hatta adalah dua

Lebih terperinci

S a o l a CP C N P S W w a a w s a a s n a Ke K b e a b n a g n s g a s a a n

S a o l a CP C N P S W w a a w s a a s n a Ke K b e a b n a g n s g a s a a n Soal CPNS Wawasan Kebangsaan 1. Pancasila merupakan penuntun dan pedoman bagi bangsa Indonesia dalam perjuangan mewujudkan cita-cita bangsa. Hal ini berarti pancasila berfungsi sebagai... A. dasar negara

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR FORUM BHAYANGKARA INDONESIA

ANGGARAN DASAR FORUM BHAYANGKARA INDONESIA ANGGARAN DASAR FORUM BHAYANGKARA INDONESIA PEMBUKAAN Bahwa Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan Undang Undang Dasar 1945 telah menjamin warganya untuk berserikat dan berkumpul

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR PENDIDIKAN PANCASILA

TUGAS AKHIR PENDIDIKAN PANCASILA TUGAS AKHIR PENDIDIKAN PANCASILA SEMESTER GANJIL T.A. 2011/2012 STMIK AMIKOM Yogyakarta NAMA : Listia Fitriani NIM : 11.01.2931 Kelompok : B Program Studi : Diploma 3 Jurusan : Teknik Informatika Dosen

Lebih terperinci

KETUA BADAN PEMERIKSA KEUANGAN HADIRI PERTEMUAN PIMPINAN LEMBAGA NEGARA

KETUA BADAN PEMERIKSA KEUANGAN HADIRI PERTEMUAN PIMPINAN LEMBAGA NEGARA KETUA BADAN PEMERIKSA KEUANGAN HADIRI PERTEMUAN PIMPINAN LEMBAGA NEGARA bpk.go.id Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) melakukan pertemuan dengan pimpinan lembaga negara di Majelis Permusyawaratan Rakyat

Lebih terperinci

PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN BELA NEGARA

PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN BELA NEGARA PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN BELA NEGARA Disusun Oleh: I Gusti Bagus Wirya Agung, S.Psi., MBA UPT. PENDIDIKAN PEMBANGUNAN KARAKTER BANGSA U N I V E R S I T A S U D A Y A N A B A L I 2016 JUDUL: PENDIDIKAN

Lebih terperinci