ILMUIMAN.NET: Koleksi Cerita, Novel, & Cerpen Terbaik

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "ILMUIMAN.NET: Koleksi Cerita, Novel, & Cerpen Terbaik"

Transkripsi

1 ILMUIMAN.NET: Koleksi Cerita, Novel, & Cerpen Terbaik Cerita Kira-kira Sejarah (16+) (c) ilmuiman.net. All rights reserved. Berdiri sejak 2007, ilmuiman.net tempat berbagi kebahagiaan & kebaikan lewat novelcerpen percintaan atau romance.. Seru. Ergonomis, mudah, & enak dibaca.. karya kami, anda, kita semua. Peringatan: Selazimnya romance-percintaan, karya ini bukan untuk anak/remaja di bawah umur. Pembaca yang sensi dengan seloroh ala internet, silakan stop di sini. Segala akibat menggunakan atau membaca, sepenuhnya tanggung jawab pembaca. Tokoh & alur cerita adalah fiksi belaka. Terima kasih & salam. *** Kira-kira Sejarah Indonesia (2) Nusantara versi 2A, Kerajaan Kadiri Baiklah. Bagian pertama sudah. Sekarang bagian kedua... Sampai titik ini, supaya tidak lupa, kita ringkaskan dulu masa lalu nusantara. Sebelumnya, kita kira-kira bahwa masa sebelum Tarumanagara, itu pra-nusantara, yang kurang lebihnya mulai tercatat sejarah sejak abad ke-4, ditandai antara lain dengan kerajaan tua di Kutai dan yang semacam itu. Setelah itu, abad ke-5 mulai muncul nusantara versi 0, diwakili oleh Tarumanagara yang wilayahnya mulai masif, tapi belum antar pulau. Setelah itu, nusantara sejati, versi 1, diwakili oleh Kerajaan Sriwijaya trah Syailendra, yang meluas ke Jawa juga, direpresentasikan oleh Kerajaan Medang, yang semula di Jawa Tengah, terus bergeser ke Jawa Timur di Masa Mpu Sendok, lalu menjelma lama-lama menjadi Kerajaan Kahuripan, yang dipimpin raja terkenal Airlangga. Di masa itu, Tarumanagara yang menjelma menjadi Sunda-Galuh juga masih terkiat trah Syailendra. Airlangga lengser. Lalu kerajaan Kahuripan yang besar itu dibelah dua, menjadi Kadiri dan Janggala. Kerajaan Sriwijaya pada periode Airlangga ini juga luruh kebesarannya. Tapi secara garis besarnya, budaya kenusantaraan sudah menetap-mantap di pertengahan abad ke-11, diwakili oleh tiga mainstream budaya, yaitu budaya Sunda yang paling tua, lalu budaya Melayu, dan budaya Jawa. Selain yang mainstream, tidak banyak diceritakan... tapi banyak lagi budaya lain, bhineka tunggal ika. Satu yang unik di luar yang mainstream: budaya Bali. Dekat dengan budaya Jawa, tapi beda. Kita lanjutkan cerita kita di pertengahan abad ke Sriwijaya sudah lewat. Dan tidak pernah terkonsolidasi lagi menjadi kerajaan yang sama besarnya. Tapi berkat pencerahan masa Airlangga, kemampuan orang-orang Jawa membentuk kerajaan besar yang menusantara tetap ada terus. Jalurnya berliku. Karena sebelum kesana, mestinya di Jawa Timur sendiri kekuasaan mesti dipadukan, solid lagi.

2 Kadiri berpusat di Daha, dan Janggala berpusat di Kahuripan, satu guru, satu ilmu. Adik-kakak semulanya bahkan, satu ayah, beda ibu, terus saja bersaing. Sampai wafatnya, Airlangga tentu gedek juga melihat kenyataan ini, tapi tidak bisa berbuat banyak. Konon gontok-gontokannya yang beneran perang saudara, terjadi terus dan terus, 60-an tahun. Sampai suatu ketika,.. Kadiri menjadi lebih solid di bawah Raja Jayabaya. Mimpinya lebih besar. Determinasinya lebih dahsyat. Sementara, Janggala tidak punya kepemimpinan sepadan. Dan Jayabaya ini (berkuasa M) lantas berhasil tuntas menaklukkan Janggala, dan dia satukan lagi, jadi bawahan Kadiri. Era pecah dua pun selesai untuk sementara. Yaitu terjadinya di abad ke-12. Bisa kita kira-kira, gegeran di Jawa ini,.. sama dengan di Sriwijaya juga, menyebabkan talenta-talenta Jawa menyebar ke banyak tempat di nusantara. Bali, Madura, Sunda, entah kemana lagi. Apakah lebih masif atau tidak? Kita tidak tahu. Apakah saat itu sudah ada peribahasa bodoh: mangan ora mangan, asal ngumpul? Bisa jadi belum. Nah, jadi begitulah, Jawa Timur kembali bersatu di bawah pimpinan Kadiri, semangat me-nusantara-nya tumbuh lagi. Kemampuan perangnya juga menajam. Dan jadinya lebih mudah langkahnya untuk menyatukan nusantara. Karena banyak talenta yang menyebar tadi, diaspora Jawa, yang masih punya hubungan emosional dengan tanah leluhur. Bisa kita kira-kira begitu. Eksisnya Kadiri kurang lebih dari 1042M-1222M. Sekitar 180 tahun, kurang dari dua abad, tapi pengaruhnya meluas. Seluruh Jawa, praktis tunduk pada Kadiri. Jawa Barat, mungkin masih independen, tapi juga respek pada Kadiri, tidak punya kemampuan menantangnya. Beberapa pulau di luar Jawa mengakui kepemimpinan Kadiri di nusantara. Sampai mengalahkan pengaruh Sriwijaya di Sumatra. Masa berkibar Sriwijaya sudah lewat. Kadiri ini penggantinya. Kronik berita Cina 1178M menyebutkan, pada masa itu, negeri terpandang di dunia selain Cina, ada Arab, Jawa, dan Sumatra. Di Arab, yang berkuasa Bani Abbasiyah. Di Jawa ada kerajaan Panjalu alias Kadiri. Dan Sumatra ada Sriwijaya. Sekedar catatan: nama Kerajaan Panjalu, ada juga Panjalu Ciamis/Galuh, pada periode yang lain. Di situ disebutkan, agama dominan di Jawa ada dua: Buddha dan HIndu. Penduduk Jawa pemberani dan emosional. Rekreasinya unik: mengadu binatang. Mata uangnya: campuran tembaga-perak. Maharaja di Jawa itu disebutkan punya beberapa wilayah jajahan, antara lain: wilayah Medang (Jawa Tengah sisi barat, kerajaan lama), Dieng, Pacitan, Tumapel (Malang, area tapal kuda), Hujung Galuh (area Surabaya-Sidoarjo, Kahuripan), Jenggi (Papua Barat?), Takang (Sumba), Huang-ma-chu (Papua), Bali, Kulun (kemungkinan Sorong di Papua-Barat atau Nusa Tenggara), Tanjungpura di Kalimantan, Tiwu (Timor), Banggai di Sulawesi, dan Wanuku (Maluku). Kalau benar seperti itu, ini sudah lebih daripada Sriwijaya. Walau begitu, sebelum muncul Majapahit yang solid, kekuasaan Kadiri ini relatif rapuh. Dan banyak faksi yang tercerai berai, punya kemampuan menantang pemerintah pusat di Daha. Dan bahaya laten pemberontakan di jantung jawa timur senantiasa terbuka. Tahun 1222, Kadiri lalu diruntuhkan oleh Ken Arok. Dan saat diruntuhkan itu, Kadiri dipimpin oleh Raja Kertajaya. Sekaligus, Ken Arok itu pemutus trah Syailendra. Runtuh

3 bukan berarti kerajaan Kadiri hapus dari muka bumi, dan nimbul di bulan atau planet mars, tapi hilang dalam arti tadinya kerajaan utama di Jawa, berubah jadi kerajaan bawahan, dan yang menjadi kerajaan utamanya berubah jadi Singasari, yang semula sekedar kerajaan bawahan pendatang baru, jelmaan dari wilayah yang semula sekedar sekelas kecamatan. Di puncak jayanya, Kediri ini seolah berkembang menjadi semacam 'Sriwijaya Timur' (wilayah bekas kerajaan tua Medang yang di-ekstend ke timur sampai jauh sekali), sedang kerajaan Melayu Dharmasraya jadi 'Sriwijya Barat'-nya (bekas Sriwijaya asli dengan teritori lebih kecil). Penyangga dari keduanya, ada kerajaan Galuh di priangan, lalu penyangga dengan ngeri Cina-India, ada kerajaan Khmer, Indrapura, dan Dai Viet. *** NUSANTARA versi 2B, Kerajaan Singasari Menurut kira-kira para sutradara ketoprak, yang akurasinya wallahualam: Ken Arok itu orang gak jelas. Rakyat biasa, bahkan ada yang bilang pencuri ulung. Lahir di Jawa

4 Timur sekitar 1182M, dan kelak meninggalnya kalau tidak 1247M ya 1227M. Konon dia orang desa, asal Sutojayan, Blitar. Orang tuanya ancur-ancuran, Ken Arok terus diasuh oleh seorang pencuri. Terus jadi jagoan. Berandalan. Oleh orang tua angkatnya terus diusir, tapi terus mondok pada seorang penjudi ulung. Bersama penjudi itu mungkin mimpinya mulai besar. Sampai kemudian.. dia bertemu seorang brahmana: Lohgawe, orang India yang berkelana ke Jawa mencari titisan wisnu, yang terus Lohgawe merasa menemukan yang dia cari itu pada diri Ken Arok atau Ken Angrok. Waktu berlalu... Atas bantuan Lohgawe, jagoan yang punya mimpi besar itu lalu bisa diterima kerja di tempat pemimpin setempat, yaitu Tunggul Ametung. Tunggul Ametung ini levelnya akuwu saja, atau setingkat camat, di Tumapel. Sekarang daerah Malang. Di situ, bekerja dengan Tunggul Ametung, sang akuwu Tumapel, peran Ken Arok mulai menonjol. Dan terus si jagoan itu kepincut Ken Dedes, istri boss-nya. Oleh Lohgawe Ken Dedes diramal bisa menjadi ibunda yang menurunkan raja-raja tanah Jawa yang besar. Pagar makan tanaman ini arahnya! Mestinya, Ken Dedes itu cantik jelita. Kalo menyes, dan matanya juling, mungkin Ken Arok tertariknya saat mabok saja. Sedang pas nggak mabok.. girap-girap! Alkisah, lalu disusunlah muslihat... Ken Arok cari pusaka, keris sakti, minta dibikinkan oleh Mpu Gandring dari Plumbangan, Doko, Blitar masa kini. Mpu Ganding bilang, keris sakti setahun baru selesai. Lama bener orang bikin keris... Ken Arok tidak sabar, dan kalap. Lima bulan, keris baru setengah jadi, dia rebut. Dia bunuh Mpu Gandring-nya dengan keris itu. Senjata makan tuan. Konon, lalu Mpu Gandring saat sekaratnya mengucapkan kutukan,.. bahwa keris itu nantinya akan membunuh tujuh raja, termasuk Ken Arok sendiri, dan anak cucunya. Bodo amat, Ken Arok tidak peduli. Ken Arok tidak percaya pada Mpu Gandring. Dia hanya percaya pada Allah subhanahu wataala. Eh, enggak tahu juga ding... Kembali ke Tumapel, Ken Arok lalu membangun alibi. Kerisnya dia pinjamkan pada seseorang: Kebo Hijo, sesama pengawal Tunggul Ametung. Lalu Kebo Hijo pamer sana-sini, sehingga semua orang menyangka, keris itu Kebo Hijo yang punya. Suatu malam, saat Kebo Hijo teler mabuk arak, keris diambil balik oleh Ken Arok lalu dipakai membunuh Tunggul Ametung. Kejadiannya konon saat pak camat itu sedang di ranjang bersama Ken Dedes. Mungkin sedang kerokan, masuk angin, kita tidak tahu. Jder! Tunggul Ametung pun tewas... Ken Dedes sebagai saksi satu-satunya, tutup mulut, luluh oleh rayuan Ken Arok. Bisa jadi, semula dia menikah dengan Tunggul Ametung bukan karena cinta, tapi kawin paksa. Bisa juga, dia mengesampingkan cinta, tapi karena dasarnya dia ngeri, takut, kalau menentang Ken Arok bisa dibunuh sekalian. Atau bisa juga, dari sebelumnya... mereka sudah main belakang, karena Ken Arok mungkin lebih mempesona dan macho dibanding boss-nya Tunggul Ametung. Atau.. kombinasi dari itu. Wallahualam. Para penggemar teori konspirasi bisa mengira-ira sendiri. Pokok intinya: Tunggul Ametung dibunuh di depan istrinya sendiri Ken Dedes, oleh Ken Arok. Dan selain Ken Dedes, tidak ada saksi lain atas pembunuhan itu.

5 Pagi setelah pembunuhan, kecamatan Tumapel geger. Berhubung keris yang nancep di tubuh Tunggul Ametung diketahui warga sebelumnya dipakai Kebo Hijo petentengan, Kebo Hijo jadi tertuduh. Langsung dia dilibas oleh Ken Arok, tanpa pernah membela diri. Jder! Kebo Hijo pun tewas, kemungkinan tertusuk keris Mpu Gandring juga! Tidak ada info sih kalau dia ketancep konde Mbok Jamu, atau kebacok clurit tukang sate! Persepsi warga,.. Ken Arok itu pahlawan. Karena dia membalaskan kematian Tunggul Ametung. Cuma Ken Dedes yang tahu, bahwa di belakang semua itu, Ken Arok si pahlawan kesiangan itu sendirilah sutradaranya. Dasarnya cuma level kecamatan. Dengan leluasa, Ken Arok si jagoan lalu mengangkat dirinya sebagai akuwu baru Tumapel dan menikahi Ken Dedes. Mak nyus juga... Dengan menikahi Ken Dedes, legitimasinya jadi rada kuat, dan tidak ada yang berani menentangnya di sekeliling situ. Bari kerajaan induk, Kadiri,.. serasa nggak penting amat ngurusin insiden di tingkat kecamatan Tumapel. Tunggul Ametung itu.. trah syailendra juga bukan. Turunan Mpu Sendok juga bukan. Jadi Ken Arok dibiarkan saja. Apalagi soal pembunuhannya pun terbungkus rapih, tidak diketahui Kadiri. Mungkin.. Ken Arok sudah punya juga semacam pasukan teror waffen SS kecil-kecilan, sehingga ditakuti orang sekeliling. Menikahnya itu sendiri, bisa juga setengah paksa. Yaitu sebagaimana lazimnya saat itu. Saat seseorang berkuasa, dia bisa memaksa perempuan di bawah kekuasaannya untuk kawin. Waktu berlalu. Dengan mimpi yang besar, Ken Arok membesarkan kekuatannya berangsur-angsur. Mungkin dari kelas kecamatan, naik kelas jadi semacam kabupaten atau kerajaan bawahan. Ken Dedes lalu melahirkan Anusapati, dari benih Tunggul Ametung, mendiang suami pertama. Rupanya, sebelum dikawin Ken Arok, Ken Dedes sudah hamil dulu. Lalu.. Ken Dedes punya empat anak lagi, turunan Ken Arok asli, yaitu Mahisa Wonga Teleng, Apanji Saprang, Agnibhaya, dan Dewi Rumbu. Selain Ken Dedes, Ken Arok punya istri lain. Kemungkinan selir, yaitu Ken Umang, dan dari selir ini, lahir empat anak lain: Tohjaya, Panji Sudhatu, Tuan Wergola, dan Dewi Rambi. Total anak asli Ken Arok 9 orang. Tujuh laki. Dua perempuan. Plus satu anak tiri: Anusapati. Lha,.. kalau nggak sedang asik bersama istri, Ken Arok itu juga kadang naik kuda. Tapi nggak tahu kuda itu punya anak apa enggak. Wong namanya juga kuda... Perfect crime tidak ada di dunia ini. Konspirasi dan akal-akalan Ken Arok... ada keruwetannya. Salah satu ruwetnya: saat dikawin Ken Arok, Ken Dedes sudah hamil tadi, mengandung anak Tunggul Ametung, lahir jadi Anusapati atau Panji Anengah itu. Anak ini, kelak, oleh ibunya diberi tahu, bahwa ayahnya yang sejati, Tunggul Ametung, dibunuh Ken Arok. Jadi, sedikit banyak, terlihat juga, cinta Ken Dedes pada Ken Arok mengandung kepalsuan. Atau bisa juga, di awalnya Ken Dedes menikah karena cinta, belakangan nggak kuku dengan kelakuan suami barunya yang memang berkuasa penuh di Tumapel.

6 Anusapati juga, saat mulai pintar, mestinya nyadar, dirinya agak dibedakan oleh Ken Arok, dan juga tidak diarahkan jadi putra mahkota. Padahal dia tertua. Yang diarahkan, malah adik-adiknya jadi putri dan pangeran utama. Kalau pas ngaca, mungkin dia juga nyadar, dibanding Ken Arok, mungkin penampakannya tidak terlalu mirip. Nggak tahu kalau dengan tukang tahu, dia mirip atau tidak? Mirip pun, kita mau apa? Ken Arok mengecilkan kemungkinan masalah di dalam rumah tangganya itu untuk beberapa waktu... Di luaran, di wilayahnya, gak ada yang berani ganggu, dia pikir, di rumah, dia juga makin gak ada yang berani ganggu lagi... Sejak hidup sama penjudi, Ken Arok sudah punya mimpi besar. Mimpi itu menjadi-jadi saat dia diramal bakal jaya oleh Lohgawe. Apalagi, terus dia pegang keris pusaka setengah jadi bikinan Mpu Gandring. Sekarang punya kekuasaan juga, walau cuma di Tumapel. Jadi,.. kekuatan dan mimpinya untuk suatu saat menantang kerajaan induk Kadiri mulai dia bangun, sedikit demi sedikit. Sepak terjangnya menuju ke sana mungkin bikin Ken Dedes galau. Apalagi,.. selayaknya lelaki ganas berkuasa, begitu Ken Dedes estewe, Ken Arok cari hiburan lain. Bukan! Bukannya dia keseringan main playstation! Dia cari selir! Mestinya, selir-selir Ken Arok itu lebih muda dan lebih kinyis daripada Ken Dedes kan? Kalo tuwek mekiklek, ngapain juga dijadiin selir? Bisa bikin keracunan barang kadaluarsa Ken Arok jadinya! Nah, jadi.. walau mudanya Ken Dedes mungkin paling kinyis sak kecamatan, tapi setelah estewe.. mlotrok juga tentunya. Jadi, Ken Dedes yang mulai luntur kesetiaannya pada suami, lalu mempersiapkan jago sendiri. Yaitu anak sulungnya, yang anak Tunggul Ametung. Kira-kira begitu. Mohon maklum, saat itu tes DNA belum ada. Andai dites DNA, walau pala peangnya mirip Tunggul Ametung,.. bisa saja terbukti anak itu.. bapak sejatinya tukang angon kebo atau siapa, wallahualam. Kita tidak bisa nyangka sembarangan. Astagfirullah. Persiapan tinggal persiapan, perkembangan selanjutnya, Ken Arok yang semula akuwu itu malah jadi membesar kekuasaannya. Dan bahkan praktis lalu Tumapel yang semula kecamatan berkembang jadi semacam kerajaan bawahan Kadiri yang punya kemampuan tempur lumayan mumpuni. Sampai suatu ketika, di pusat Kadiri, terjadi perselisihan besar. Yaitu antara Raja Kertajaya dengan kaum brahmana. Apa musabab perselisihan itu, tidak ada yang tahu. Kemungkinan bukan pasal penistaan agama. Raja punya tentara, brahmana tidak punya... walau punya dukungan politik. Kalangan brahmana galau. Cari punya cari, lalu kaum brahmana menemukan pasukan matang yang siap memberontak di Tumapel. Bergabunglah mereka ke sana, mensuplai logistik, memberi dukungan politik dan konstituen, dan memberi informasi intelijen. Dan terus bersama-sama berontak melecehkan Kertajaya. Kertajaya yang kerajaannya paling digdaya senusantara tentu langsung marah. Nggak mungkin kan ada kerajaan bawahan berontak teus dia malah jingkrak-jingkrak kegirangan? Dengan segenap pasukan, dia lalu sesumbar, bahwa dirinya tak terkalahkan, dan hanya bisa dikalahkan oleh Bhatara Siwa. Dan mendengar sesumbar

7 itu, Ken Arok pun lalu menggelari dirinya dengan gelar baru. Bukan! Bukannya dia pakai gelar Upin-Ipin. Dia memakai gelar Bhatara Siwa sejak itu. Jdar, jder, jdar... Pas campuh di desa Ganter, Kadiri kecolongan. Kertajaya mati di situ. Pemberontak dapat momentum. Tentara Kadiri terbelah. Antara pro Kertajaya, dan pro brahmana. Begitu Kertajaya wafat.. ya sudah. Yang pro Kertajaya mati angin. Kadiri lalu takluk. Dan Tumapel berbalik, dari semula cuma kuwu (kecamatan) yang membesar, terus memproklamirkan diri jadi kerajaan sendiri, penantang Kadiri.. sekarang dia menjadi pusatnya kerajaan Jawa! Yang tentu saja, hal itu tidak diterima begitu saja oleh banyak pihak. Ken Arok itu bukan trah raja-raja atau bangsawan manapun juga. Cuma,.. para bangsawan mau melawan dia.. perlu waktu juga untuk persiapan. Kejadian geger itu tahun Atas sukses itu, Tumapel menetapkan pusat kotanya sebagai Kutaraja, lalu kelak 1254 oleh Wisnuwardhana dipindah ke Singasari atau Singhasari atau Singosari. Kerajaannya, tetap Tumapel, tapi oleh para sejarawan, Singasari sang ibukota itu lebih terkenal daripada Tumapelnya, jadi kelak, lama-lama disebut saja kerajaannya Kerajaan Singasari. Setelah mengkonsolidasikan Jawa Timur, di luaran, Ken Arok tidak tertandingi. Tapi,.. tahu-tahu di rumah tangganya muncul gerakan itu, dari dalam istana... Sebagaimana kita sitir di atas. Anusapati nyadar. Sikap Ken Arok selalu menganaktirikan dia, yang notabene sulung. Orang-orang pun, nyadar, bahwa secara tongkrongan, Anusapati itu lebih mirip Tunggul Ametung daripada Ken Arok. Akhirnya, Anusapati tahu dari ibunya Ken Dedes, bahwa dia anak Tunggul Ametung. Dan ayahnya itu, dibunuh Ken Arok. Dikondisikan ibunya, Anusapati bersiap cukup lama.. lalu berhasil mencuri jemuran dan mencuri keris Mpu Gandring. Eh, soal jemurannya itu ngarang, ding. Pangeran Singosari kok nyolong jemuran.. walah. Dia lalu menyuruh pembantunya, pembunuh bayaran, untuk menikam Ken Arok dengan keris itu. Ken Arok tewas, ditikam dari belakang saat makan sore hari oleh si pembantu. Nggak tahu yang dimakan apem atau kue cucur, tidak ditulis di prasasti manapun, tapi kecil kemungkinan dia sedang menyantap cheese burger! Walah gaya' bener! Panganan opo itu cheese burger? Pembunuhan sukses, tapi oleh Anusapati, pembunuh bayaran itu pun lalu dibunuh untuk menghilangkan jejak, sekaligus untuk supaya kelihatan jadi pahlawan. Pahlawan kesiangan. Persis saja kelakuan Anusapati ini dengan ayah tiri yang dibunuhnya. Bisa jadi, pembantu dibunuhnya juga pakai keris Mpu Gandring. Yak betul. Tidak ada info, bahwa si pembunuh bayaran diuncek pakai konde mbok jamu, atau clurit tukang sate! Sebelum lanjut.. Mungkin ada pertanyaan: kok bisa ya, kerajaan Kadiri yang begitu digdaya, punya jajahan dimana-mana,.. bisa dikalahkan oleh Tumapel yang sebelumnya sekedar kecamatan? Tentu bukan karena keris empu gandring. Pentungan bisbol juga bukan. Jelas, di belakang layar, pasti ada bekingnya. Ini seperti Wurawari all over again. Wurawari dari desa Lwaram bisa menewaskan Dharmawangsa yang raja besar. Wajarnya karena di belakangnya ada pasukan komando dari Sriwijaya.

8 Bisa kita kira-kira, pada dasarnya: Kadiri itu dikalahkan oleh rame-rame. Karena, kenyataannya menunjukkan, sebelum Ken Arok bergerak, Kadiri sudah kisruh. Dan secara masif, kaum ulamanya, brahmana, sudah berseberangan dengan Kertajaya. Sebagaimana juga masa kini, ulama-ulama banyak yang anaknya pejabat dan tentara. Jaman dulu pun, mestinya anak brahmana banyak yang jadi tokoh di segenap penjuru. Jadi, saat Kadiri kisruh, kaum yang berseberangan dengan Kertajaya tidak cuma sedikit, tapi sudah masif. Ken Arok hanyalah puncak dari perlawanan itu. Rencana orang ramai, mestinya: Ken Arok itu dijadikan pemimpin boneka, buah konsensus dari banyak pihak, yang dari belakangnya.. didalangi oleh para brahmana atau siapapun itu orang-orang kuat masa itu. Tapi,.. rupanya skenario ini tidak jalan. Ken Arok ini licin dan lihai. Mungkin, miriplah seperti Hitler. Saat dia naik menjadi kanselir, Hitler itu tidak menang mutlak di pemilunya. Suara dia dapat tidak lebih dari 35%. Tapi.. koalisi berkonsensus memilih dia jadi kanselir. Cuma,.. begitu kursi kanselir di tangan, Hitler mengkhianati konsensus itu, dan para penentangnya, satu demi satu dia tikam. Karena Hitler punya pasukan SS pribadi yang difungsikan untuk itu. Pas rekan-rekan koalisinya nyadar, sudah terlambat. Jadilah Hitler diktator yang berkuasa penuh. Ken Arok, bisa kita kira-kira, seperti itu juga caranya merebut kekuasaan mutlak. Cuma ujungnya dia kena karma juga setelah bertahta 25 tahun. Ken Arok meninggal dibunuh, tahta Tumapel alias Singasari jatuh ke tangan Anusapati. Anusapatinya berarti juga maksimal 25 tahun umurnya. Pemimpin muda. Bagi penggemar teori konspirasi, sejauh ini keris Mpu Gandring sudah makan korban dua 'raja', yaitu Tunggul Ametung, dan Ken Arok. Kalo Kebo Ijo yang difitnah membunuh dan pembunuh bayaran Anusapati juga matinya oleh keris itu,.. plus Mpu Gandringnya sendiri, berarti korban keris itu sudah ada lima! Hidup Ken Angrok ini jadi pelajaran bagi kita semuanya senusantara... Yang bisa jadi top, memimpin, itu tidak mesti trah mana-mana. Tapi mesti orang yang punya spirit dan mimpi besar, dan juga mesti jagoan, punya kompetensi. Walau begitu, di ujungnya nanti, kalau tidak diiringi dengan kebajikan demi kebajikan,.. penuh tipu-tipu, sempat jadi top pun, pada akhirnya tragis! Allah yang berkuasa memberikan kedudukan pada seseorang berkuasa juga untuk mengambilnya dari orang itu... Balik lagi saja kepada cerita... Lalu, Anusapati setelah beberapa lama digantikan oleh anaknya Wisnuwardhana alias Ranggawuni. Ada yang bilang, matinya Anusapati itu mati biasa, tapi ada juga yang bilang matinya oleh pembunuhan yang didalangi Tohjaya, adik tiri, beda ayah, beda ibu. Anusapati anak Tunggul Ametung-Ken Dedes. Sedang Tohjaya anak Ken Arok-Ken Umang sang selir. Anak permaisuri dibunuh anak selir.. walah, itu panjang urusannya. Tapi klasik untuk cerita ketoprak.

9 Biar seru cerita, menurut penggemar konspirasi, Anusapati matinya juga ditikam keris empu gandring yang sebelumnya sudah membunuh Tunggul Ametung dan Ken Arok. Benar enggaknya, tidak ada yang bisa mengkonfirmasi. Yang jelas, kemungkinan dia meninggal kecemplung sumur atau dikepruk talenan juga amat kecil. Nggak elit bener. Wong raja kok matinya kecemplung sumur. Bener nggak? Kalo kecemplung got sih masih mending. Ini sumur! Kita lanjut saja ke raja berikutnya, Wisnuwardhana... Wisnuwardhana ini memperistri Jayawardhani alias Waning Hyun alias Narasingamurti, anak Mahisa Wunga Teleng (sulung asli Ken Arok-Ken Dedes, adik seibu Anusapati, dan paman Wisnuwardhana), alias bagi Wisnuwardhana, Narasingamurti itu sepupu, dan keduanya lalu memerintah bersama, sebagai simbol pemerintahan rukun, gabungan turunan Tunggul Ametung dan turunan Ken Arok. Simbol bahwa dendam masa lalu leluhurnya telah mereka akhiri dengan perdamaian. Dugaannya bisa begitu. Tapi bisa juga, kenyataannya berbeda. Yang jelas, walau di sisi elite kekuasaan sudah dikonsolidasikan, bahaya laten masih merata-rata diam-diam di masyarakat Tumapel. Lalu Wisnuwardhana alias Ranggawuni, tahun 1268 diteruskan oleh anaknya, yang menjadi raja Singosari paling termasyur yaitu Kertanegara. Kertanegara sendiri jadinya adalah keturunan Ken Arok, sekaligus keturunan Tunggul Ametung. Yang dua-duanya itu, tidak ada kaitannya dengan trah Syailendra di masa lalu. Versi lain menyebutkan: setelah Anusapati tewas dibunuh Tohpati, dan pemerintahan tidak langsung jatuh ke tangan anaknya Wisnuwardhana, tapi sempat dipegang Tohpati si anak selir, adik tiri Anusapati. Katanya, anak selir ini dihasut seorang tokoh bernama Pranajaya untuk melibas kerabat dari jalur Ken Dedes, terutama Wisnuwardhana alias Ranggawuni anak Anusapati, dan Narasingamurti alias Mahisa Campaka anak Mahisa Wonga Teleng. Satu cucu Ken Arok dari jalur Ken Dedes. Satu lagi cucu Ken Dedes dan Tunggul Ametung. "Kalo ente gak sapu bersih sodara-sodara yang anak permaisuri.. derajat ente sebagai anak selir pasti diungkit-ungkit terus, Boss.. Legitimasi ente lemah..." Begitu mungkin kira-kira penghasut ngomporin Tohpati. Eh, tapi penumpasan oleh Tohpati itu gagal. Konon, gagalnya karena jalur Ken Dedes itu kemungkinan punya pasukan khusus yang dipimpin oleh seorang pendekar, tapi bukan pendekar debus, bernama Panji Patipati. Sewajarnya, kalau benar Ken Arok punya pasukan yang bisa menyapu seluruh lawan politik di masa lalu, maka tradisi dan kompetensi itu, tentu layak dipelihara untuk terus mengawal keluarga raja, bukan? Setelah gagal melibas, Tohjaya mengamuk, dan mengancam mau membunuhi tentaratentara yang dia anggap tidak becus, tapi berakibat, sejumlah perwira kunci di bawah pimpinan Lembu Ampal malah membelot bersatu dengan Ranggawuni. Para perwira dan pasukannya ini, lantas menjadi modal bagi Ranggawuni dan Mahisa Campaka untuk merebut balik kekuasaan dari tangan Tohjaya. Dari penggemar keris, disebutkan,

10 dalam pertempuran... Tohjaya ketusuk keris Mpu Gandring pulak! Luka parah, lalu melarikan diri, tapi nyawanya tak tertolong. Dan tewas. Jadi, sejauh itu, keris Mpu Gandring bawa empat tokoh korban: Tunggul Ametung. Ken Arok. Anusapati. Tohjaya. Ditambah ada Kebo Ijo yang difitnah Ken Arok, pembunuh bayaran utusan Anusapati, dan Mpu Gandingnya sendiri. Total jadi tujuh. Lha,.. kalau belakangan ada info Ken Dedes juga matinya di tangan keris itu, bisa jadi delapan itu! Terus.. kalau untuk selametan tujuh harinya almarhum Ken Dedes itu nyembelih ayamnya juga pake keris itu.. berarti ada sembilan korban keris itu. Hehehe.. Itu mungkin kira-kira yang agak berlebihan ya. Masak ayam segala diitung? Kecian bener tuh ayam, disembelihnya pake keris... Sorry. Kita balik lagi saja ke nasib Tohpati. Berhubung Tohjaya itu dianggap rendah derajatnya, sekedar anak selir, dan kudetanya juga cuma berhasil sebentar, terus bisa ditumpas. Maka dalam sejumlah prasasti, periode kepemimpinannya ada yang dihapus sama sekali, dan dianggap tidak pernah eksis. Soal mana yang benar. Wallahualam. Kita lanjut saja masa Singosari. Yaitu pada masa jayanya. Di jaman Kertanegara. *** KEJAYAAN & KERUNTUHAN SINGOSARI Di tangan Kertanegara, Singosari jaya. Konon, Prabu Kertanegara inilah yang pertama punya ambisi menyatukan nusantara seluas yang dimimpikan Gajah Mada, dan lebih dari yang pernah diimplementasikan Kadiri. Tidak sekedar menyatukan Jawa dan yang dekat-dekat, tapi seluruh Nusantara! Dia naik tahta 1268M menggantikan ayahnya Wisnuwardhana. Menurut Pararaton, Kertanegara ini satu-satunya raja Singosari yang naik tahta secara damai. Tapi turunnya nanti, dia terbunuh dalam geger pemberontakan Jayakatwang dari Kadiri. Cuma sepertinya... para penganut teori konspirasi, pada titik ini mungkin sudah capek, jadi tidak ada cerita yang menyebutkan Kertanegara tewasnya juga kesabet oleh keris Mpu Gandring. Juga tidak ada cerita yang menyebutkan soal sabetan clurit. Dibanjur kopi bersianida, kayaknya juga enggak. Diketahui, teknik metalurgi pada masa itu pun masih menyes, kelak baru mumpuni di jaman Majapahit. Jadi... setelah waktu berlalu begitu lama, keris empu gandring janganjangan sudah berkarat pulak. Dipakai nusuk udah nggak bisa, malah yang pegang bisa mati sendiri karena tetanus! Wallahualam. Demi mewujudkan mimpi besar, untuk menguasai nusantara yang lebih luas dari Kadiri dan Sriwijaya, Kertanegara terus membangun tentara maritim besar, lalu meluncurkan ekspedisi pamalayu (perang Malayu) untuk menguasai selat Malaka dan perdagangan yang ramai di sana.

11 Ekspedisi ini juga dimaksudkan untuk pengimbang kekuasaan Mongol yang di daratan Asia saat itu sedang menggila, tak terkalahkan, dan berkuasa kemana-mana. Sudah sampai ke Korea, Rusia (Kievan Rus), Eropa Timur, dan membakar habis kota Baghdad yang jadi pusat kekalifahan timur bani Abbasiyah. Mongol ini mengandalkan pasukan berkuda gerak cepat, tapi kemampuan marinirnya relatif terbatas. Pusat Mongol dari Dinasti Yuan saat itu adalah di Khanbalik (Beijing sekarang). Di puncak kejayaannya, bentang kekuasaan Singosari ini lumayan masif. Tidak cuma menguasai teritorial darat di tanah Jawa, tapi punya kekuatan maritim juga. Ekspedisi pertama ke Selat Malaka 1275 dipimpin Kebo Anabrang berhasil menguasai pesisir Sumatra Bhumi Malayu tahun Lalu kirim lagi misi setengah damai ke Kerajaan Dharmasraya yang saat itu paling terpandang di Sumatra pasca era Sriwijaya. Tahun 1284, Bali ditaklukkan Kertanegara, dan rajanya dibawa ke Singasari sebagai tawanan. Suatu penghinaan besar bagi negeri Bali, dan mungkin mengandung pelajaran dalem banget yang men-shaping Bali ke depannya setelah itu. Kelak, di Bali terkenal semangat puputan, seperti semangat orang Jepang. Daripada jadi tawanan, lebih baik.. terus berjuang, sampai tetes darah penghabisan. Entahlah, apakah terinspirasi oleh kejadian ini, atau terinspirasi oleh wangsit mbah dukun atau apa. Bisa kita kira-kira, semangat puputan itu andai munculnya pada masa ini, semangatnya adalah: lebih baik tumpas habis, daripada dipermalukan seperti jaman Kertanegara.

12 Tahun 1289, utusan Kubilai Khan meminta Kertanegara tunduk kepada Mongol, dan menyerahkan upeti setiap tahun. Tapi utusannya malah dianiaya oleh Kertanegara yang jumawa. Kubilai Khan marah dan langsung memerintahkan invasi ke Jawa. Tapi... informasi berjalan lambat, jadi baru kelakon mendaratkan pasukan invasi di Jawa 1293, di bawah pimpinan Panglima Ike Mese, alias empat tahun setelah utusannya dianiaya, yang pada waktu itu, Kertanegara-nya telah meninggal, digusur oleh Jayakatwang. Sebelum itu, perlu diketahui... Kertanegara punya satu istri, bernama Sri Bajradewi. Selir nggak tahu, punya pa enggak. Anaknya perempuan semua, ada lima. Empat di antaranya (kelak?) dinikahi Raden Wijaya, pendiri Majapahit, yaitu: Tribhuwaneswari, Narendraduhita, Jayendradewi, dan Gayatri. Gagah bener ya, Raden Wijaya, punya istri sekaligus empat. Sayangnya empat-empatnya satu model, karena berasal dari pabrik yang sama. Dan masih bersaudara dengan dirinya sendiri. Rencananya, Raden Wijaya dan keempat putri ini digadang jadi penerus kebesaran Singosari. Dan satu anak Kertanegara lainnya, dinikahkan dengan Ardharaja pangeran Kadiri anak Jayakatwang untuk menjamin agar aliansi Singosari-Kadiri makin kokoh. Kadiri ini wajarnya diposisikan jadi 'cadangan strategis'-nya Singosari. Makanya, terus diajak besanan, dan pangerannya diambil mantu. Sekaligus, ini juga jadi peleburan dinasti, antara dinasti Rajasa Ken Arok, dengan Wangsa Isyana untuk menambah legitimasi. Eh, tapi tidak tahunya Jayakatwang malah berontak. Bagaimana terjadinya pemberontakan Jayakatwang? Alkisah, disebutkan dalam beberapa cerita, Kertanegara itu dianggap telah menguasai semua ajaran Hindu dan Budha pada masa itu. Dan dia dikisahkan telah dianggap rakyatnya sampai pada level bersih dari dosa. Tapi ironisnya, salah satu ritual keagamaan rutinnya adalah pesta minuman keras. Sampai mabok. Tutupen botole', tutupen oplosane'.. pastinya belum dinyanyikan khalayak ramai. Dari lama.. barisan sakit hati bejejer sejak Ken Arok yang bukan siapa-siapa mengacak konstelasi kerajaan Jawa. Oleh Kertanegara, sebagai raja yang berkuasa absolut, ditambah lagi dengan beberapa langkah penggusuran kedudukan orang-orang penting. Rakryan Patih Mpu Raganata digusur. Juga digusur Arya Wiraraja yang ahli strategi. Dia malah dimutasi ke Sumenep, di ujung pulau Madura, disuruh jadi bupati di sana, tanpa melalui pilkada. Usaha menggoyang Kertanegara dari dalam.. terus muncul. Antara lain pemberontakan Cayaraja 1270, dan pemberontakan Mahisa Rangkah Tapi gagal menggoyang Singasari. Harap maklum, walau banyak tentara jagoan Kertanegara sudah dikirim jauh bersama ekspedisi Pamalayu,.. jumlah tentara tersisa masih tak tertandingi oleh siapapun. Mana punya cadangan strategis di Kadiri pulak. Yang notabene pimpinan setempatnya itu, besan, dan ipar Kertanegara. Anaknya tinggal di Singasari sebagai menantu, tapi juga bisa diitung sebagai jaminan juga. Semacam 'sandera terselubung'.

13 Setiap langkah untuk menghimpun tentara dalam kekuatan sebanding Kertanegara, tentu akan ketahuan oleh intel-intel Singasari, sehingga bisa ditumpas sebelum terealisir. Jadi, diyakini.. tidak akan mungkin ada kecamatan atau kerajaan bawahan yang sanggup menantang kerajaan induk seperti jaman Ken Arok dulu. Begitu selalu asumsinya. Tentara-tentara yang datang dari jauh,.. sulit juga untuk mendaratkan pasukan invasi yang setanding. Cuma pasukan Mongol mungkin, kalau nekat, bisa menandingi Singosari. Toh itu biayanya akan mahal sekali kalau pertempuran mesti dilakukan di Jawa. Dan Mongol bukanlah terkenal sebagai marinir. Mereka andalannya pasukan kaveleri berkuda yang jagoan di darat. Dengan asumsi itu,... Kertanegara jadi lengah, lalu terjadi pemberontakan Jayakatwang, bupati Gelang-gelang, turunan raja-raja asli Kadiri, yang kemungkinan sebetulnya dipercaya Kertanegara sebagai cadangan strategis untuk menumpas pemberontakan, sementara pasukan jagoan Kertanegara diberangkatkan bersama ekspedisi Pamalayu. Jayakatwang itu sendiri adalah sepupu, sekaligus ipar, karena dinikahkan dengan adik Kertanegara, sekaligus juga besan Kertanegara. Karena anaknya Ardharaja diambil menantu dan tinggal di Singasari. Di belakang Jayakatwang ini, kemungkinan yang menjadi pendukung kunci adalah ahli strategi dan intelijen: Arya Wiraraja. Bisa juga, Arya Wiraraja ini juga mendukung dengan kekuatan militer. Di kalangan akar rumput, legitimasi Jayakatwang relatif kuat. Dia keturunan Kertajaya raja Kadiri terakhir, yang berarti juga keturunan Jayabaya, keturunan Airlangga, dan keturunan Wangsa Isyana, Mpu Sendok, trah Syailendra-Tarumanagara yang dipertuan di nusantara sejak kapan ta'uk, sekita tahun 750-an,.. kira-kira sejak jaman lahirnya Rasulullah saw. Enam-tujuh abad sebelum masa Kertanegara or something. Seolah, Jayakatwang ini.. keturunan raja diraja yang asli, yang dijungkirkan oleh Ken Arok dan direbut tahtanya tahun 1222, strike back di tahun 1292, alias 70 tahun setelah dinasti ken Arok atau wangsa Rajasa membesarkan Singosari. Cerdiknya lagi, serangan pertama dijalankan bukan oleh Jayakatwang sendiri, tapi muncul sebagai suatu pemberontakan tipuan, dari arah utara Singasari, oleh satu resimen pasukan dipimpin Jaran Guyang. Bagaimana kejadiannya? Alkisah... Mendengar pasukan Jaran Guyang mengamuk di utara ibukota, Kertanegara marah. Jaran Guyang itu siapa? Dia bukan siapa-siapa. Mabok kali tuh anak coba memberontak Singasari? Begitu Kertanegara dan para pembesar Singosari berpikir. Tanpa banyak curiga, lalu dikirimlah dua resimen pasukan untuk menumpas Jaran Guyang itu, yang dipimpin oleh dua menantu Kertanegara, yaitu satu resimen dipimpin Raden Wijaya, yang empat istrinya merupakan putri Kertanegara, dan satu lagi dipimpin oleh Ardharaja, yang seorang istrinya puteri Kertanegara juga.

14 Kalau ini pemberontakan murni resimen Jaran Guyang, tentu dengan mudah bisa diguyang oleh kedua resimen Singasari yang dipimpin kedua pangeran. Tapi, begitu tahu siasat ayahnya.. bisa dibayangkan Ardharaja jadi serba salah. Di satu sisi, dia adalah menantu Kertanegara, raja diraja Singosari. Di sisi lain, dia adalah anak Jayakatwang sang pemberontak, yang berada di belakang Jaran Guyang. Pada akhirnya, Ardharaja membelot dan bergabung ke dalam pasukan ayahnya. Resimennya, bisa diduga juga bukanlah tentara-tentara Singasari yang murni loyalitasnya pada Kertanegara, tapi kemungkinan besar loyalitasnya lebih kepada Ardharaja. Logis saja. Ardharaja berangkat perang, apa mungkin dia membawa pasukan yang tidak sepenuhnya loyal kepada dirinya? Tidak, kan? Dan dengan kondisi yang berbalik seperti itu, resimen Raden Wijaya jadinya tidak lagi unggul. Dia mesti melawan sekaligus dua resimen. Resimen Jaran Guyang. Guyang Karawang. Sama resimen Ardharaja, saudara misannya sendiri, yang tentaranya satu guru satu ilmu dengan tentara Raden Wijaya. Kalau terus Raden Wijaya bisa mengerahkan skuadron helikopter tempur Apache sih, mungkin dua resimen itu mudah ditumpas. Tapi ini jaman Singasari, bro? Helikopter Apache belum ada. Kalau buah pace sih banyak! Jadilah, Jaran Guyang tidak begitu saja mudah ditumpas di utara. Lebih lagi, ternyata.. serangan Jaran Guyang dari arah ke utara itu,.. rupanya adalah pancingan supaya ibu kota kosong dan kekurangan infanteri. Begitu saat seperti itu terjadi,... pasukan Kertanegara sudah terpecah, sebagian ke utara menyongsong Jarang Guyang dan sebagian stand-by di ibu kota, tahu-tahu muncul resimen pasukan kedua Jayakatwang dari selatan, dipanglimai oleh Patih Kebo Mundarang. Konon, saat serangan selatan muncul, Kertanegara sedang minum-minum seperti biasanya dia rutin menjalankan ritual agamanya. Dia mungkin merasa jumawa, masih belum percaya sepenuhnya bahwa Jayakatwang dan Aria Wiraraja benar-benar berada di belakang semua ini. Dia tidak terlalu pikir panjang, dia kirim dua menantu top ke utara, dan sempat yakin bahwa Jaran Guyang pasti tidak bisa mengimbangi pasukan yang kekuatannya dua kali lipat darinya, dan pemberontakan segera padam. Tidak tahunya.. ada serangan kejutan dari selatan merangsek langsung ke istana. Intelijen segera dikirim untuk memanggil pulang sebagian pasukan yang ke utara, tapi lalu kaget sendiri, menyadari bahwa di utara itu resimen Ardharaja telah memberontak dan malah membuat resimen Raden Wijaya terdesak kalah jumlah. Kertanegara beserta pembesarnya jadilah terpaksa memimpin sisa pasukan yang ada menghadapi serangan dadakan itu. Secara jumlah, pasukan penyerang hanya unggul sedikit. Tapi secara kesiapan, mereka lebih unggul. Gimana sih? Berperang saat panglimanya dalam keadaan setengah mabok, tentu berbeda kesiapannya dengan penyerang yang segar bugar. Akhirnya, tewaslah Kertanegara terbunuh dalam campuh di istananya. Lalu perlawanan istana segera mereda setelah rajanya tewas.

15 Raden Wijaya yang dikabari kemudian, merasa kecolongan, dan tahu tidak mungkin lagi mengimbangi gelombang pemberontak, lantas dia menghilang ke persembunyian. Susah payah dia kirim pasukan komando, utusan-utusan rahasia, agar istrinya, putriputri Kertanegara juga bisa lolos, dan akhirnya sukses juga pelariannya bersama istri (atau setidaknya, satu istri terselamatkan). Tapi kerajaan Singasari tamat riwayatnya, ditekuk Jayakatwang. Dan oleh Jayakatwang, kekuasaan dipindahkan balik ke tempat dulu leluhurnya berkuasa, yaitu ke Daha, Kadiri. Dengan demikian, Jayakatwang bersama anaknya Ardharaja berhasil mengembalikan tahta Wangsa Isyana, trah Syailendra di tanah Jawa, menggulingkan wangsa Rajasa Ken Arok. Yaitu untuk beberapa lama waktunya... Lanjut cerita.. Jayakatwang agak penasaran, karena tidak berhasil menumpas sekalian Raden Wijaya dan istrinya yang anak Kertanegara, tapi penasaran segera ditepis oleh mabuk kemenangan. Toh, di titik ini, sepertinya dia lupa. Bahwa dalam kejayaannya, banyak juga andil strategi jitu dan intelijen yang dikontribusikan oleh Arya Wiraraja. Bisa dikira-kira: Wiraraja terus kurang direspek. "Arya Wiraraja itu siapa sih? Dia kan sekedar profesional. Sedangkan gue? Gue ini asli turunan wangsa Isyana. Trah Syailendra yang kebesarannya menyebar se-nusantara. Sudahlah, gue kasih kado-kado kecil, Arya Wiraraja paling juga diem. Pasukan besar banget sekarang di tangan gue. Nggak mungkin Arya Wiraraja nekat melawan!" Begitu mungkin bisa kita kira-kira jumawanya Jayakatwang ketika itu. Tapi asumsi itu salah! Catatan sejarah menyebutkan, mesiu bahan peledak, mulai pertama kali digunakan di pertempuran di Jawa, adalah pada masa Singosari ini. Apa mungkin Wiraraja yang pegang senjata rahasia ini sehingga juga jadi faktor yang bisa bikin Kertanegara amblas? Wallahualam. Tapi andai benar, satu pihak sudah pakai bom, mesiu Cina sebagai pemusnah massal, sedang sisi lainnya belum,.. bom itu memang bisa jadi faktor pembeda untuk pertempuran infanteri dan kaveleri berkuda masa itu. Jadilah walau besar, kerajaan Singosari belum bisa 'menembus batas psikologis tiga generasi'. Konon, dalam dunia bisnis masa kini, kerajaan-kerajaan bisnis top, tipikalnya cuma bertahan tiga generasi. Satu generasi muncul jadi jaya, generasi kedua, masih bisa melanjutkan kejayaan.. tapi.. generasi ketiga adalah terakhir. Habis itu gone. Rupanya, Singosari masuk ke dalam yang tipikal itu, dan belum bisa menembusnya. Di generasi ketiga, dia ditekuk oleh Jayakatwang dari Kadiri... *** Kadiri Runtuh Untuk Kedua Kalinya, Muncul Majapahit Sikap Jayakatwang yang kurang memberi konsesi pada Wiraraja, ada kemungkinan bikin jagoan ahli strategi gondok. Sehingga, saat kemudian dia didatangi oleh Raden

16 Wijaya, juniornya, muridnya dalam urusan strategis, Arya Wiraraja melihat titik terang untuk balas menekuk Jayakatwang. Apalagi, dia melihat Raden Wijaya masih punya sejumlah pengikut berkualitas, dan pasukan komando yang walau jumlahnya kecil, itu merupakan bagian terbaik dari laskar Singasari yang selama 70 tahun ditakuti di seluruh nusantara. Toh Arya Wiraraja berhitung. Mestinya begitu. Bila dipadukan kekuatan Madura di bawah Wiraraja, dengan kekuatan tersisa dari Raden Wijaya,.. dibanding kekuatan Jayakatwang saat itu.. masih ibaratnya seekor srigala, melawan kawanan singa. Jadi, melawan secara frontal akan konyol. Lantas, Arya Wiraraja menasehati Raden Wijaya, agar jangan keburu napsu. Dan dia mesti menyusun kekuatan dulu, sampai bisa bikin pasukan setanding. Apa mungkin bisa membangun pasukan setanding sambil lari-lari? Tentu tidak bisa. Jadi, Arya Wiraraja menasehati juga, agar Raden Wijaya minta damai saja pada Jayakatwang, dan menerima ditempatkan sebagai rakyat bawahan. Menawarkan untuk memencilkan diri, babat alas, jauh dari keramaian kota-kota yang sudah establish. Di tempat yang jauh dari keramaian itu, di situlah Raden Wijaya bisa tenang membangun kekuatan, yang kelak.. bisa digunakan untuk memberontak balik melawan Jayakatwang. Apa mungkin Jayakatwang menerima berdamai dengan Raden Wijaya? Ternyata amat mungkin! Pertama, logislah Jayakatwang ingin kedamaian segera muncul kembali di tanah Jawa. Kalau terus kisruh, bagaimana dia sebagai raja Jawa bisa menikmati kemenangan dan kemakmuran? Kalau Raden Wijaya diampuni, dan bukannya ditumpas, tentu segenap trah Rajasa Ken Arok akan teredam amarahnya. Setidaknya... untuk sementara waktu. Apalagi, Jayakatwang pun tahu, di luar Jawa, ada pasukan besar ekspedisi Pamalayu, yang kesetiaannya jangan-jangan masih penuh kepada trah Rajasa, dan bukan pada dirinya. Ini dari waktu ke waktu terulang lagi, bukan? Kalau Sukarno pasca sebelas maret lalu ditumpas oleh orde baru.. bisa-bisa Marinir berontak, Brimob berontak, Angkatan Udara berontak, dan Suharto jadi sulit untuk berkuasa tiga puluh sekian tahun bukan? Jadilah lebih bijak kalau Sukarno itu dikandangi saja, di Wisma Yaso. Pemikiran Jayakatwang mirip dengan itu. Kemungkinan karena masukan dari Arya Wiraraja juga. Lebihnya lagi, di dalam lingkaran dalam Jayakatwang, itu juga ada orang-orang kunci, yang masih kerabat Singasari. Jadi, kalau dia berdamai dengan Raden Wijaya, lingkaran dalam makin aman terkendali. Bagus, kan? Lebih oke lagi hati Jayakatwang, karena Raden Wijaya setuju untuk menyepi, jauh dari kota-kota mainstream, babat alas di hutan Tarik. Wisma Yaso-nya. Ya, ya. Ada kemungkinan di sana Raden Wijaya membentuk pasukan lagi. Tapi.. paling seberapa sih? Untuk membentuk resimen-resimen, itu perlu biaya besar, dan juga perlu waktu lama. Sepanjang waktu, hutan Tarik toh bisa dipantau oleh intel Jayakatwang, bukan?

17 Jayakatwang tidak menyadari, bahwa penghargaan dia pada Arya Wiraraja itu terlalu kecil, dan mestinya menyakitkan hati sang Arya. Dan dia tidak menyadari, ahli strategi yang mampu menskenariokan penggulingan raja besar Kertanegara, mestinya juga mampu menskenariokan Jayakatwang yang kekuatannya lebih kecil dari saat jayanya Kertanegara. Adu strategi pun lalu terjadi. Mestinya begitu. Di hutan tarik, Raden Wijaya membuka kota baru. Dia tidak mengerahkan tentara, tapi babat alas dengan bantuan orang-orang Madura kepercayaan Arya Wiraraja. Seolah, niatnya sepenuhnya damai. Sekedar membangun ekonomi. Dan orang-orang Madura itu, bisa juga dipersepsi oleh Jayakatwang sebagai sipir-sipir yang menjaga agar Raden Wijaya tidak gimana-gimana. Saat Raden Wijaya mulai meninggali Hutan Tarik, konon padi-padi yang ditanam orang-orang Madura sudah menguning. Sejak masa ini, pendekar-pendekar Madura mulai dibicarakan dalam setiap gegeran di nusantara. Entah sebagai tentara bayaran atau apa... Pasukan-pasukan komando Raden Wijaya yang tersisa, 'disimpan' di berbagai tempat tersebar di sekeliling pemukiman baru itu. Rapih jali. Dan berhubung jumlahnya masih relatif sedikit, para jagoan luput dari pengamatan telik atau intel-intel Jayakatwang. Demikian pula kekuatan rahasia dari Arya Wiraraja. Bahkan, bisa jadi kedua kekuatan ini tidak saling tahu keberadaan yang lain. Besar juga kemungkinan, Raden Wijaya kirim utusan kepada pasukan ekspedisi Pamalayu, agar bersiap berjuang di sisinya, saat nanti kembali ke tanah Jawa. Dan kelak memang demikian. Pasukan Pamalayu itu loyalitasnya adalah pada Singasari, dan otomatis representasinya yang sah saat itu adalah Raden Wijaya. Begitulah. Waktu berlalu. Raden Wijaya dan Arya Wiraraja lalu membangun kekuatan dengan tenang dan senyap. Mereka nyadar, kalau terburu-buru, tentu akan terdengar oleh intel-intel Jayakatwang, dan lalu akan ditumpas habis sebelum terbentuk pasukan yang sizeable. Waktu tentu akan lama sekali. Bisa sampai kiamat tidak juga terbentuk pasukan yang besar. Raden Wijaya tidak sabar. Tapi, Arya Wiraraja kalkulasinya akurat, dan dia lebih senior, sehingga Raden Wijaya teredam juga napsunya, tidak terus nekat mengakselerasi rencana pemberontakan. Paling, yang terpikir oleh dia, momentum diharapkan berbalik saat pasukan Pamalayu pulang. Jadi, nunggunya tidak akan sampai kiamat,.. bisa dikira-kira, dia ngarep-ngarep pasukan itu pulang cepat. Atau bahkan.. bisa juga dia kirim perintah lewat kurir, agar pasukan itu segera pulang. Entah bagaimana kalkulasi Arya Wiraraja kalau pasukan Raden Wijaya digabung dengan eks Pamalayu. Bisa juga tetap belum bisa mengimbangi Jayakatwang. Bukankah sambil waktu berjalan, Jayakatwang pasukannya juga semakin kuat dan semakin menguasai Jawa? Konon, di Daha, ibukota Kadiri saja, tentara yang melindungi istana Jayakatwang tidak kurang dari seratus ribu kombatan.

18 Walau secara kualitas mungkin rata-rata lebih tinggi, pasukan eks Pamalayu jauh di bawah itu jumlahnya. Ditambah pasukan-pasukan yang sekarang disimpan tersebar.. tetap masih kalah. Eh, tapi.. kemudian ada pasukan jagoan yang muncul, sama sekali tak terduga oleh Jayakatwang! Yaitu pasukan Mongol. Kalo Pasukan Mongol dimasukkan dalam kalkulasi, situasinya bisa berbeda. Ordenya, pasukan Mongol paling juga tiga puluhan ribu maksimal, tapi.. mereka pasukan gerak cepat yang tak terkalahkan dimanapun mereka bertempur pada masa itu. Punya mesiumesiu meriam yang lebih maju dari Jayakatwang. Harap maklum, walau saat pertempuran di Singosari tentara-tentara Jawa juga sudah mengenal mesiu bahan peledak, penemu asli dari mesiu dan meriam-meriam itu adalah orang Cina. Jadi, tidak mengherankan kalau meriam Cina lebih mumpuni dari meriam Jawa. Teknologinya lebih maju sebagai pemusnah massal. Arya Wiraraja pun lalu menasehati Raden Wijaya, untuk segera beraliansi dengan Pasukan Mongol. Begitu ceritanya... Selepas mendarat, Pasukan Mongol sempat mengamuk di Tuban. Intel Jayakatwang mendengar juga, dan segera, mereka memperingatkan Kadiri untuk segera bersiap dan memobilisasi pasukan pertahanan serta penumpas. Kerajaan-kerajaan bawahan, kebanyakan tentu juga mendengar gonjang-ganjing di Tuban itu, tapi kemungkinan banyak yang enggan menyumbangkan pasukan ke Kadiri, dengan alasan, mungkin mereka mesti mempertahankan kotanya masing-masing, andai Mongol menyerang mereka duluan. Dan di balik itu, bisa juga karena kesetiaan mereka kepada Kadiri belum sepenuhnya. "Daripada pasukan saya dimundurkan ke Kadiri.. Biarlah saya coba bendung orang-orang Mongol itu di sini! Jadi Tuan Jayakatwang di Daha bisa tenangtenang menyusun kekuatan besar.." Yang berada di antara Kadiri dan posisi Mongol mungkin ada yang berdalih seperti itu. Atau alasan lain.. khususnya dari kerajaan yang jauh-jauh, bisa juga gerak cepat pasukan Mongol tidak memberi waktu mereka untuk memobilisasi massa dan mengirimkan bala ke Kadiri. Apapun alasannya, dan apapun yang terjadi, kenyataannya tidak ada pasukan sepanjang jalan dari tempat-tempat pendaratan di Tuban dan di Sungai Brantas, yang bisa membendung pasukan Mongol yang kawakan untuk menuju Kadiri. Toh, Raden Wijaya punya jagoan-jagoan pasukan komando. Dan pasukan komando ini bisa menyusup ketemu petinggi Mongol, dan bisa berkomunikasi dengan mereka. "Daripada pasukan gue tempur sendirian, kalo emang ada pemberontak setempat mau bantuin kita, why not?" Begitu pikiran ketiga perwira Mongol yang memimpin invasi. Makin utusan Raden Wijaya berbaik hati menjelaskan informasi intelijen, peta-peta pertahanan Kadiri, dan berjanji memberikan sesembahan pada Kaisar Mongol berupa putri-putri cantik, dan lain-lain, makin bisalah orang-orang Mongol menerima tawaran aliansi. Dalam persepsi mereka, raja diraja Jawa adalah Jayakatwang. Dan demikian pula, kenyataan di lapangan, dari siapapun yang mereka tanya, memang jawabannya

19 seragam: raja diraja Jawa.. itu Jayakatwang. Notabene dia sepupu, ipar, dan besan Kertanegara yang dulu menganiaya utusan Mongol. Nggak ada pasti yang bilang bahwa maharaja yang berkuasa si Ujang. Ujang itu kan tukang benerin pintu! Mereka tidak nyadar, bahwa aslinya.. Kertanegara itu lebih dekat hubungannya ke Raden Wijaya daripada ke Jayakatwang. Aliansi pun lalu terbentuk. Raden Wijaya, dan diam-diam di belakangnya juga Arya Wiraraja, lantas ikut mengerahkan pasukan mengepung Kadiri. Pemukul utamanya pasukan Mongol, kemungkinan terdiri dari tiga resimen karena pemimpinnya adalah tiga jenderal. Lalu satu Resimen lagi, dukungan dari Raden Wijaya, serta satu resimen lagi, bergerak senyap pasukan Wiraraja yang eksistensinya mungkin hanya Wiraraja dan Raden Wijaya yang tahu. Kita kira-kira, pasukan ini paling pol 50 ribu tentara, atau mendekati itu jumlahnya. Atau mungkin juga separuhnya itu. Di pihak pertahanan Kadiri, yang bertempur sekira 100 ribu tentara saat itu. Orangorang sipil yang membantu pertempuran mungkin ribuan lagi. Tapi, seperti disebutkan dalam kitab suci: Seringkali jumlah yang besar itu dikalahkan oleh jumlah yang kecil! Dimana titik lemah Jayakatwang? Pertama, Mongol itu telah menunjukkan efisiensinya sepanjang jalan. Orang-orang Kadiri tentu banyak yang jeri mendengar sepak terjang mereka. Secara skill, juga mestinya orang-orang Mongol lebih jago kungfu. Keduanya, Mongol juga menang teknologi. Tadi sudah kita sebutkan. Ketiganya, mereka juga menang adu intelijen. Segenap tipuan Jayakatwang, Mongol sudah dapat bocorannya. Sedangkan bagi Jayakatwang, info intelijen tentang para penyerang relatif terbatas. Lebihnya dari itu, keberadaan Raden Wijaya di sisi Mongol juga memecah belah orang Kadiri. Di antara mereka, tentu masih banyak yang kesetiaannya lebih kepada Singasari daripada Jayakatwang. Ada banyak lagi,.. seperti lazimnya rakyat Jawa yang suka mengalah, inginnya senantiasa hidup damai, dan membenci perang. Trauma saat Kadiri bunuh-bunuhan dengan Singasari tentu masih membekas di pikiran mereka bukan? Jadilah, akhirnya, pertahanan Kadiri bobol. Jayakatwang bersama anaknya Ardharaja pun akhirnya ditumpas tewas oleh tentara Mongol yang dibeking Raden Wijaya. Mission accomplished. Bagi pasukan Mongol, sepertinya urusan sudah tuntas secara elegan. Mereka terus bisa pulang ke tanah leluhur, jauh dari negeri Jawa Timur yang panas tidak karuan dibanding negeri mereka di utara. Lalu tampuk kepemimpinan lokal bisa diserahkan kepada Raden Wijaya, yang sudah menyatakan siap memberikan upeti-upeti, dan putri-putri sesembahan, bagi kaisar Mongol, dan bersedia tunduk di bawah kekuasannya. Dua jenderal Mongol langsung sumringah dan tidak curiga saat diminta kirim penjemput tak bersenjata ke hutan Tarik oleh Raden Wijaya alias Dyah Wijaya, yaitu katanya untuk mengambil hadiah-hadiah dan memboyong putri-putri cantik. Satu jenderal saja yang merasa curiga. Tapi kalah suara. Walau begitu, dia tetap menyiagakan pasukan cadangan saat yang lain bersantai berpesta.

20 Merasa perang sudah berakhir, dan tidak menduga ada konsentrasi pasukan rahasia dalam jumlah besar yang masih 'disimpan' Arya Wiraraja dan Raden Wijaya, tentara Mongol santai saja selepas penumpasan Jayakatwang. Tentaranya terpecah, ada yang masih tugas pembersihan di Daha Kadiri. Ada yang tersebar di pos-pos pendaratan menjaga kapal-kapal. Ada yang tercecer sepanjang jalan untuk menjaga agar jalur komunikasi dan logistik tidak terputus. Dan sekarang, datasemen dalam jumlah yang lumayan besar dikirim ke hutan Tarik, kebanyakan tidak bersenjata. Bujukan Arya Wiraraja, dituliskan di kitab-kitab, menyebutkan bahwa agar para putri yang akan jadi sesembahan itu tidak trauma, sebaiknya penjemput bersenjata minimal saja. Tapi bisa juga, hati kecil mereka sendiri memang tidak ingin bawa senjata-senjata berat. Pertama, pertempuran besarnya sudah selesai. Keduanya, bawa senjata berat itu ribet dan menguras energi. Ketiganya, kalau beban senjata terlalu banyak, hadiahhadiah yang bisa diboyong dalam perjalanan... jadinya berkurang. Padahal, sebagai pemenang pertempuran mereka tentu napsu ingin dapat sebanyak-banyaknya bukan? Tidak tahunya, di saat yang tepat, lalu pasukan gabungan Raden Wijaya dan Arya Wiraraja itu membantai orang-orang Mongol yang terpecah-pecah. Korban berjatuhan banyak sekali. Utamanya di sisi Mongol. Bagaimanapun, tentara-tentara pilihan Raden Wijaya itu adalah bekas pasukan inti kerajaan Singosari yang diseganai di seantenro Nusantara tadinya. Jadi, mereka unggul melawan pasukan lengah, yang sebagiannya juga sudah kelelahan pasca ekspedisi pertempuran dan mungkin banyak pesta-pesta.. Di pihak Mongol, masih untung salah satu jenderalnya masih waspada, dan segera bisa mengaktifkan pasukan cadangannya. Kalau tidak? Mereka mungkin bisa tumpas punah. Segera saja, Jenderal yang waras itu mengkonsolidasikan pasukan tersisa. Pasukan induknya ditarik mundur kembali ke arah kapal-kapal mereka dengan susah payah, dan bersiap mengerahkan ofensif balik. Tapi lalu mereka terlanda dilema. Kalau mereka melakukan gelombang ofensif kedua melawan Raden Wijaya dan Arya Wiraraja, bisa saja mereka menang. Teknologi mereka masih unggul walau banyak peralatan kececer sepanjang jalan. Tapi.. itu akan lama lagi. Waktu sudah mepet. Kalau musim keburu berganti, angin yang mereka andalkan untuk meniup balik kapal-kapal mereka ke Tiongkok baru akan muncul enam bulanan lagi dari saat pergantian musim itu. Jadilah, akhirnya diputuskan oleh ketiga jenderal, mereka pulang saja ke Tiongkok dan mengurus Jawa lain waktu. Ya sudah. Akhirnya balik kucing. Setiba di Tiongkok, walau misi untuk membunuh raja Jawa telah sukses, kedua jenderal yang lengah itu lalu dihukum oleh Kaisar, hartanya disita sepertiganya. Sedang jenderal ketiga tidak dihukum, karena masih berhasil mencegah penumpasan Mongol dan berhasil memulangkan sisa pasukan. Ujung dari semua, Jawa tidak dijajah Mongol. Raden Wijaya dan Wiraraja selamat sentosa, menjelma menjadi penguasa baru di Jawa, dan oleh sebagian masyarakat

21 dianggap pahlawan juga. Walau bisa juga pahlawan kesiangan. Dari situlah, kemudian muncul kerajaan Majapahit alias Wilwatikta. Wangsa Rajasa Ken Arok kembali berkuasa. Setelah Singasari runtuh, pada titik ini, tuntas juga: Kadiri runtuh (lagi) perannya sebagai kerajaan utama, dan peran utama lalu dimainkan oleh kerajaan baru: Majapahit, yang secara trah merupakan kelanjutan Singasari. *** NUSANTARA versi 2C, Kerajaan Majapahit Raden Wijaya alias Dyah Wijaya alias Kertarajasa Jayawardhana pendiri Majapahit alias Wilwatikta itu, adalah keponakan Kertanegara (raja Tumapel atau raja Singasari keempat), yang sekalian juga diambil menantu. Aslinya, Raden Wijaya anak Lembu Tal atau Dyah Singhamurti alias Raden Singhamurti (putrinya Mahisa Campaka). Mahisa Campaka-nya itu selain ibunda Singhamurti juga ibunda Kertanegara. Dia sendiri, anak Mahisa Wonga Teleng. Mahisa Wonga Telengnya, itu putra sulung pendiri Singasari Ken Arok (dengan Ken Dedes, tapi bagi Ken Dedes, dia anak kedua, setelah Anusapati). Mahisa Campaka itu juga sekaligus menantu Anusapati (raja Tumapel kedua setelah Ken Arok), karena suaminya adalah anak Anusapati (yaitu Wisnuwardhana, raja Tumapel ketiga setelah Anusapati). Semoga, ini tidak ruwet penjelasannya. Mesti pelan-pelan bacanya kalau kesulitan. Ada kemungkinan juga, Raden Wijaya ini pernah berguru ke Jawa Barat. Dalam salah satu catatan sejarah di Jawa Barat, ada disebutkan bahwa Raden Wijaya itu anak kerajaan Jawa Barat juga. Bisa jadi, maksudnya anak murid atau anak didik, atau anak angkat, dan gurunya atau bapak angkatnya, adalah bangsawan Jawa Barat. Kelak dalam kisah oleh anak-anak turunan Raden Wijaya, digambarkan bahwa yang 'besar' cuma Raden Wijaya. Tapi,.. dari kisah di atas, bisa dikira-kira, bahwa Raden Wijaya dan Arya Wiraraja itu pada titik itu, saat Mongol berhasil diusir, adalah dua kekuatan seimbang. Cuma dari trah saja Raden Wijaya lebih punya legitimasi karena dia turunan Wangsa Rajasa. Toh, kekuatan Arya Wiraraja juga tidak bisa dikecilkan. Lepas dari imbangan kekuatan Wiraraja, di rumah tangganya sendiri, yang asli turunan Prabu Kertanegara bukanlah Raden Wijaya itu. Melainkan istrinya yang empat pertama! Dan dari kalangan dekat para istri, tidak mustahil ada keinginan juga untuk melanggenggkan trah Singosari jalur Kertanegara. Jadi,.. selain secara eksternal Raden Wijaya punya pengimbang Arya Wiraraja, dari sisi internal, para istri juga besar kemungkinan tidak suka kalau Raden Wijaya menyempal dari jalur Kertanegara. Dalam penelitian-penelitian masa kini, ada perkiraan bahwa setelah Mongol terusir, Jawa (Timur) tidaklah solid di tangan Raden Wijaya. Bukan artinya sebagian dikuasai oleh bonek pendukung Persebaya dan Arema, melainkan.. terpecah menjadi dua bagian. Arya Wiraraja mendapat bagian yang tidak kecil, yaitu di daerah tapal kuda, di

22 sisi timurnya Tumapel, Singosari Malang. Dan dia juga mendapatkan Madura. Dengan pusatnya di sekitar Lumajang masa kini. Wikipedia bilang, area Arya Wiraraja itu jadi 'kerajaan' Lamajang Tigang Juru. Sesisanya, barulah itu daerah Majapahit. Jadi, berbeda dengan sejarah lama yang menyebutkan bahwa selepas runtuhnya Kediri yang kedua, penggantinya adalah Majapahit; kenyataannya yang lebih mungkin, penerus Kediri pasca serbuan Mongol adalah Majapahit dan Lamajang Tinga Juru. Kalau ini benar terjadi, maka pemecahan seperti saat Airlangga lengser kejadian lagi. Walau batas-batasnya beda. Kalau dibilang Lamajang Tigang Juru itu kerajaan bawahan,.. semestinya tidak juga. Susah dibayangkan, setelah bahu membahu menyiapkan penggulingan Jayakatwang, lalu bersama mempertaruhkan segalanya untuk mengusir Mongol.. Arya Wiraraja terus munduk-munduk menghatur sembah dan kirim-kirim upeti pada Raden Wijaya. Nggak kebayang. Jadi,.. bisa dibilang, Majapahit dan Lamajang Tigang Juru itu, awalnya adalah dua kerajaan setara. Dwi-tunggal. Masing-masing, lalu mengembangkan budaya sendiri-sendiri. Di sisi Arya Wiraraja, pengaruh Madura kuat. Pengaruh Bali juga ada. Walau begitu, sangat mungkin, kesetaraan ini tidak berjalan lama. Apa pasalnya? Kalau sama-sama membangun,.. entah itu membangun ekonomi atau membangun kekuatan militer, mestinya perlu waktu lama sekali bagi Raden Wijaya untuk jauh mengungguli gurunya Arya Wiraraja. Tapi.. kemudian sepertinya dia dapat berkah. Pasukan eks Pamalayu pulang! Dan keseluruhannya, bergabungnya dengan Raden Wijaya tentu saja. Bukankah dia penerus Singasari? Sejak itu, Lamajang tidak bisa lagi menguber kekuatan Majapahit. Dalam kekuatan darat saja tidak bisa. Apalagi kekuatan maritim. Walau begitu, toh tidak ada perang saudara berkepanjangan seperti Janggala lawan Kadiri di masa lalu. Sepanjang bertahta, Raden Wijaya tidak pernah mengusik Arya Wiraraja dan daerahnya. Ngapain juga bangunin macan tidur? Saat Jayanegara muncul jadi raja kedua, barulah kejadian. Jayanegara ini anaknya siapa? Anak ibunya jelas. Nggak mungkin dia anak tukang dorokdok. Lha, tapi ibunya itu siapa? Konon, saat pasukan Pamalayu pulang, Raden Wijaya dianugerahi hadiah dua puteri Melayu. Dara Petak dan Dara Jingga. Ini, bisa saja indikasi bahwa Kerajaan Melayu alias Dhamasraya mestinya waktu itu, terus jadi beraliansi dengan Majapahit. Atau mungkin sudah dari masa Singasari, dan saat itu 'memperbaharui' semangat aliansinya. Semangat aliansi ini, tentu diterima saja oleh Majapahit. Damasraya bukanlah kerajaan ecek-ecek. Dia jelmaan Sriwijaya. Salah satu puteri Melayu itu, lalu diperistri oleh Raden Wijaya, yang sebelumnya sudah punya istri empat, yaitu empat orang anak almarhum Prabu Kertanegara. Uniknya,

23 walau selama berjuang mati-matian yang mendampinginya adalah keempat putri Singosari.. kemudian yang dijadikan permaisuri utama oleh Raden Wijaya, ditetapkan sebagai istri tertua.. adalah puteri melayu itu. Ironis juga. Kenapa begitu? Bisa jadi, puteri Melayu itu paling muda, dan paling cantik. Beda pabrik, beda cetakan. Mak nyus. Keduanya, kepentingan politiknya juga besar. Dengan perkawinan itu, aliansi Majapahit-Dhamasraya yang dipertuan di Sumatra dan semenanjung Malaka jadi lebih solid. Ketiganya, ada kemungkinan.. karena puteri Melayu itulah yang melahirkan pangeran Jayanegara. Sedang istri-istri Singosari, semua anaknya perempuan. Tapi, di sisi lain, amat mungkin.. setelan yang seperti ini.. tidaklah sepenuhnya diterima dengan legowo oleh istri-istri Singosari dan kerabat-kerabat eks trah Singosari. Dan jadinya.. setelan seperti itu, menimbulkan masalah-masalah laten Majapahit yang terus ada sampai masa keruntuhannya kelak. Toh terlepas dari tumbuhnya bibit-bibit kisruh di dalam rumah tangga istana, berkat aliansi dengan Damasraya, Majapahit lalu tumbuh pesat lagi menjadi kerajaan yang melampaui kerajaan Jawa mana pun sampai titik itu. Dibanding Sriwijaya, Majapahit- Dhamasraya ini juga segera menjadi lebih besar. Kemajuan teknologi dan peradaban yang ada, mestinya juga makin mengukuhkan lagi, lebihnya kekuatan ini dibanding Sriwijaya sekian abad sebelumnya. Yaitu sampai Raden Wijaya wafat di awal abad ke- 14, atau persisnya tahun 1309M. Mohon maklum, jalur perdagangan internasional timur dan barat, yaitu timur-tengah dan India, ke arah Cina dan Asia Timur di periode ini sampai kelak Portugis melanglang buana, kemungkinan adalah jalur perdagangan internasional teramai di dunia! Majapahit, lokasinya pas di tengah, dan punya sumbersumber dagangan yang top juga, yaitu pangan (beras) dan rempah-rempah Maluku yang pusat pengumpulannya juga di Jawa Timur. *** Lamajang Tinga Juru dan Kisruh Demi Kisruh Majapahit Lamajang (atau masa kini Lumajang) yang terus dijadikan pusat daerah konsesi Arya Wiraraja sudah muncul di blantika elit kerajaan Jawa sekitar 1182M. nama Tigang Juru itu mungkin disebabkan area itu di arah tiga gunung besar di tiga penjuru, yaitu Gunung Semeru atau Mahameru, Gunung Lamongan, dan Gunung Bromo. Ketiga gunung aktif itu melimpahkan kesuburan pada sekeliling. Teritorial Kerajaan Lamajang ini meliputi Madura, Lamajang, Patukangan atau Panarukan, daerah Blambangan atau tapal kuda. Berdasar kebiasaan lama, Mahameru dianggap gunung suci tempat bersemayam roh leluhur dan pemukiman para dewa. Di tangan Wiraraja daerah tapal kuda (dan Madura) lantas tumbuh menjadi wilayah dengan keunikan tersendiri. Lamajang sempat mampu jadi pengimbang Majapahit jaman Raden Wijaya. Kelak, saat Jawa Timur di-islamisasi, daerah tapal kuda itu (Blambangan) masih resis terus dan terus. Budayanya berbeda

24 dengan Jawa umumnya. Ada yang menyebut: budaya Pendalungan atau campuran Jawa-Madura. Dan ada bagian tertenu bercampur lagi dengan Bali, membentuk masyarakat Osing yang berbahasa Osing. Siapa Arya Wiraraja? Arya ini nama kecilnya Banyak Wide. Banyak ini, masa itu nama brahmana. Jaman sekarang, banyak itu dalam bahasa Jawa artinya soang atau angsa. Mungkin juga waktu itu juga bermakna angsa pulak. Wide itu setara Widya yang artinya knowledge. Jadi Banyak Wide mungkin setara Smart Swan gitu deh. Semula dia kepercayaan Kertanegara di Singosari. Wiraraja yang termasuk dituakan di Nangka kemudian dijauhkan dari elit Singasari ke Sumenep, di timur Madura. Ada yang mengira, Wiraraja lahir di Karang Nangkan, Sumenep. Versi lain: dia lahir di Besakih, Karangasem, Bali. Yang mengira dia asalnya dari Cicalengka tidak ada. Versi lain lagi: dia lahir di Nangkaan, Klakah, Lumajang. Karena kalau prasasti bilang dia dijauhkan ke Sumenep, mestinya aslinya dia bukan dari Sumenep bukan? Diperkirakan, Wiraraja lahir 1232M. Saat dijadikan adipati Sumenep, umurnya 37 tahun. Dan saat Majapahit berdiri tahun 1293, selepas pengusiran Mongol dan pengukuhan Kerajaan Majapahit, usianya sudah 61 tahun! Sementara, Raden Wijaya waktu itu usianya entah berapa. Tapi mestinya, jauh lebih muda. Dalam sejarah, Wiraraja dikenal sebagai mastermind yang mendalangi kejatuhan Singasari dan kematian Kertanegara, terkait juga dengan kejatuhan Kediri dan rajanya Jayakatwang, serta mendalangi bangkitnya Raden Wijaya pendiri Majapahit. Dari sisi kebangsawanan, Wiraraja sepertinya bukan siapa-siapa awalnya. Tapi karirnya pesat. Dalam umur 30-an dia sudah jadi penasehat raja Singasari. Babatangan atau Rakryan Demung. Ada prasasti yang bilang begitu. Singasarinya sendiri, sejak Ken Arok, penuh intrik dan konflik. Yaitu antara Wangsa Rajasa sejati (Ken Dedes, Ken Arok), dengan wangsa pendahulu (Ken Dedes, Tunggul Ametung), lalu dari turunan selir (Ken Arok, selir Ken Umang). Lalu.. dari bangsawan lama turunan Kertajaya, wangsa Isyana, yang digulung Ken Arok saat menaklukkan Kadiri juga eksis. Wiraraja ini mestinya pendukung Wangsa Rajasa. Bukan pendukung Persija. Dia murid politik Narasinghamurti. Sejak Wisnuwardhana digantikan Kertanegara 1269, Singasari menganut politik penaklukan sesuai "Doktrin Drnnyawipantara". Tidak semua tentu suka dengan pendekatan penaklukan itu, tapi para haters lalu digusur Kertanegara. Antara lain: Pendeta Santasmerthi (dari pendeta kerajaan menyingkir ke pegunungan), Patih Mpu Raganatha (dari Patih ke Jaksa), Tumenggung Wirakerti juga. Banyak Wide di naikkan pangkatnya lalu dijuluki Arya Wiraraja (bermakna: Pemimpin Pemberani), tapi dijauhkan ke Sumenep jadi adipati, bukan jadi presiden. Walah, sejak kapan pulak Sumenep dipimpin oleh seorang presiden? Bagaimana ceritanya sampai Arya Wiraraja jadi tokoh digdaya?

25 Saat Kertanegara melakukan penggusuran di Singasari, konon, tetap saja kelompok yang digusur saling komunikasi. Patih Raganatha yang padi penasehat utama senantiasa mengamati ibukota. Wiraraja mengamati keadaan luar dan membangun kekuatan di Sumenep. Sumenep menjadi pelabuhan penting Madura. Perekonomian bergerak walau daerahnya tandus. Hubungan dengan negeri asing mulai terjadi, mestinya dengan Mongol juga. Di masa ini, Mongol sudah kenal mesiu yang di Jawa masih asing. Mungkin Wiraraja tahu duluan tipe senjata baru ini. Terus jadi kojo. Saat Kertanegara mengirimkan ekspedisi Pamalayu dan menolak mengakui hegemoni Mongol Tartar, di dalam negeri Singosari intrik makin mengkristal. Tiap pihak saling mengukur kelemahan lawan, sampai Jayakatwang dapat momentum lalu sukses mengkudeta dan membunuh Kertanegara. Di situ, konon Wiraraja penentu juga. Dia memberi tahu lewat anaknya Wirondaya strategi dan timing yang tepat, yaitu ketika kekuatan tentara di ibukota Singasari pas minimal. Mungkin dia suplai mesiu dan bom juga, senjata baru yang mungkin tergolong senjata rahasia masa itu. Toh kemudian, Jayakatwang juga mengecewakan Wiraraja. Bisa dikira-kira mengapa sang Arya kecewa. Bisa karena kurang mendapat penghargaan atas peran kuncinya mensuplai informasi intelejen dan strategi, bisa juga karena dari awal hubungan dengan Jayakatwang itu cuma oportunistik, bukan sehidup semati. Tak lama kecewa dengan Jayakatwang, Arya Wiraraja kedatangan Raden Wijaya, cucu dari gurunya. Melihat kedatangan itu sebagai kesempatan emas, Wiraraja lantas bersekutu dengan Raden Wijaya, yang terus sukses mengadu Jayakatwang dengan Mongol. Jayakatwang tumpas, lalu Mongolnya ditikam pulak. Jadilah.. Raden Wijaya bertahta di Majapahit, dan separo kerajaan diserahkan kepada Wiraraja jadi Lamajang Tigang Juru. Konon, saat sowan minta bantuan ke Sumenep, Raden Wijaya bersumpah, setelah sukses, kerajaan akan dibagi dua untuk dirinya dan Wiraraja. Di prasasti Kudadu disebutkan 1294: "Wiraraja telah memberi bantuan besar kepada Raden Wijaya termasuk mengusahakan pengampunan politik dari Jayakatwang dan mengusahakan hak babat alas 'hutan Terik' menjadi desa Majapahit. Dalam pembukaan desa Majapahit ini yang kerja pun Wiraraja dan pasukan Madura. Raden wijaya sendiri baru datang ke situ setelah padi-padi menguning." Kemungkinannya begitu. Raden Wijaya tahu diri. Dia promosikan jabatan para pengikut dekatnya. Banyak di antaranya orang dekat Wiraraja. Nambi dijadikan patih Majapahit, Lembu Sora, patih Daha. Arya Wiraraja dan Ranggalawe jadi pasangguhan, semacam hulu balang atau menteri pertahanan. Pasangguhan di Majapahit itu ada dua: Pasangguhan Pranaraja yang senior (Arya Wiraraja pertamanya) dan Pasangguhan Nayapati (Ranggalawe) yang lebih junior. Semua tokoh yang sempat menolong semua diberi anugerah. Singkatnya begitu. Yang paling culun mungkin dapet beras lima kilo sama celana kolor warna item mungkin. Wallahualam.

26 Sepertinya selain menghargai jasa para tokoh, Raden Wijaya juga mengukur pengaruh Wiraraja yang besar. Saat ditagih Wiraraja, Raden Wijaya juga memenuhi janjinya. Lamajang Tigang Juru dia serahkan. Majapahit di Jawa Timur jadi terbelah dua. Di prasasti Kudadu juga, Wiraraja dirujuk sebagai Rakryan Mantri Arya Wiraraja Makapramuka. Tapi terus lenyap pada prasasti Penanggungan Dan Wiraraja lalu jadi Prabu Menak Koncar I di Lamajang Tigang Juru itu. Bagaimana Wiraraja menghilang dari lingkaran dalam Majapahit? Tahun 1295, dua tahun setelah Raden Wijaya bertahta, ada tokoh bernama Mahapati menghasut Ranggalawe untuk berontak, terkait pengangkatan Nambi sebagai patih. Terjadilah perang saudara pertama. Ranggalawe tewas. Dan Wiraraja yang sudah 63 tahun itu... ayahnya Ranggalawe! Kematian anaknya itu terasa nyesek bagi Wiraraja dan diapun mundur dari jabatan pasangguhan, lalu menagih janji Raden Wijaya untuk membagi kerajaan, yaitu Perjanjian Sumenep, yang disepakati saat Raden Wijaya lari dari Jayakatwang bersama 12 pengawal setia ke Madura sowan Arya Wiraraja. Di sini, bisa kita lihat.. jagoan seperti Wiraraja, kenyataannya manusia biasa juga. Siapa bilang siluman kera? Dia bisa mendalangi kudeta dan pembunuhan raja besar Kertanegara. Lalu menekuk Jayakatwang, turunan wangsa Isyana yang berkuasa di nusantara ratusan tahun. Dia juga yang mendudukkan Raden Wijaya di Majapahit, dan ikut menikam Mongol di Jawa... Tapi, di usia sepuhnya,.. nyesek juga dia rasakan saat melihat anaknya tewas dibantai Majapahit. Menyadari dia tidak mungkin membalas sakit hati dengan menyiapkan ofensif melawan Majapahit yang jauh lebih digdaya kekuatan infanterinya, di Lamajang Wiraraja lalu menyusun kekuatan defensif. Ibukotanya dia bentengi secara masif, terus dikenal jadi Arnon atau Kutorenon alias kota berbenteng. Renon atau Renu konon artinya marah. Sekarang dikenal sebagai situs biting. Biting artinya benteng dalam bahasa Madura atau beteng kalau bahasa Jawa. Kota benteng bikinan Arya Wiraraja yang dikenal sebagai Kutorenon itu luasnya 135 hektar, terbagi dalam 6 blok. Tembok bentengnya memanjang 10km, tebal 6 meter, dan tinggi 10 meter. Adanya benteng semasif ini juga mengkonfirmasi, bahwa pada saat itu, unsur meriam sudah menjadi andalan Majapahit. Dan benteng itu didesain untuk tahan terhadap gempuran meriam. Sayangnya, jaman sekarang benteng ini kurang lestari dan malah dirusak untuk dibangun rumah perumnas, warung rujak cingur, pecel lele, lambe ndomble, or something. Aneh tapi nyata. Kalau merujuk perjanjian Sumenep, mestinya Arya Wiraraja berkuasa penuh di Lamajang Tigang juru itu dari tahun 1293, sampai 1316M atau 23 tahun. Arya Wiraraja digelari Prabu Menak Koncar I oleh masyarakat Lamajang. Andai benar dia wafat 1316, umurnya sekitar 84 tahun. Sesuatu juga kalau umurnya bisa sepanjang itu. Tapi ada info lain, yang menyebutkan dia sudah wafat duluan, lalu kekuasaan di Lamajang Tigang Juru diambil alih Mpu Nambi, yang posisinya patih Majapahit.

27 Damai sebentar, tahun 1300, Lembu Sora paman Ranggalawe lalu dibunuh juga. Katanya, saat Ranggalawe berontak, Sora memihak Majapahit, melawan Ranggalawe keponakan sendiri. Tapi,.. saat menyaksikan Ranggalawe dibantai Kebo Anabrang, Sora emosi dan berbalik membunuh Anabrang. Hal ini terus diungkit oleh Mahapati sang provokator. Perpecahan pun meluas. Puncaknya, Sora dan kedua kawan dekatnya, Gajah Biru dan Jurudemung, dibantai kelompok Nambi di halaman istana. Kalau Lembu Sora itu paman Ranggalawe, mestinya dia saudara Wiraraja juga bukan? Kejadian ini juga pembelajaran bagi kita. Ngono yo ngono, ning ojo ngono.. Kata orang Jawa. Untuk segala sesuatu, janganlah keterlaluan. Ranggalawe dibunuh. Oke. Dia memberontak, maka dibunuh, mungkin itu masih bisa diterima. Tapi.. kalau terus dibunuhnya dengan diperlakukan sadis, atau dianggap seperti binatang atau gimana. Sanak keluarganya emosi gila-gilaan.. Apa pentingnya coba? Siapakah Kebo Anabrang itu? Kebo Anabrang alias Lembu Anabrang alias Mahisa Anabrang.. itu bermakna "Mahisa Yang Menyeberang". Mahisa ini kalau saya nggak salah paham, maknanya bisa kebo atau sapi atau lembu. Bisa juga itu namanya bukan nama asli. Asalnya dulu perwira top Singasari, dan dia jadi komandan utama ekspedisi pamalayu M. Ekspedisi itu sukses. Nagarakretagama lalu mencatat Melayu masuk dalam daftar jajahan Singosari/Majapahit, bersama Bali, Pahang (di semenanjung Malaya sisi timur), Gurun (kemungkinan yang dimaksud pulau Gorom di dekat pulau Seram), Bakulapura (Kalimantan Barat). Sepulang dari ekspedisi, pasukan membawa dua putri untuk sesembahan raja: Dara Jingga dan Dara Petak. Semula untuk dikawin Kertanegara, tapi berhubung dia almarhum, dan yang berkuasa saat itu Raden Wijaya.. ya udah. Lumayan... Raden Wijaya yang akhirnya dapet enak. Rejeki nggak kemane. Saat berontak, Ranggalawe itu juga punya teritorial yaitu Tuban. Di sana dia jadi adipati, selain mungkin juga punya jabatan di pusat Majapahit. Yang membunuhnya: Mahisa Anabrang itu. Dikisahkan, yang berangkat mengepung Ranggalawe ada tiga resimen pasukan, dipimpin: Nambi, Lembu Sora, dan Mahisa Anabrang. Tempur campuh terjadi di dekat Sungai Tambak Beras. Duel di tempat becek itu, Anabrang yang digdaya di pamalayu yang menang. Tapi.. Lembu Sora yang masih paman Ranggalawe.. terus emosi dengan cara-cara keponakannya itu dibunuh. Mungkin dia pikir, tadinya, sang keponakan yang berontak itu, akan diringkus atau dihukum apapun, dengan cara lebih terhormat. Tidak tahunya, Anabrang tidak sensitif atas perasaannya. Dengan emosi, lalu Lembu Sora pun menikam Anabrang. Sampai Anabrang tewas juga. Pertempuran mereda, tapi situasi tetap keruh. Kebencian telanjur mendalam. Handai taulan Anabrang, tidak langsung berani menuntut hukuman atas tindakan Lembu Sora, karena dia berada di lingkaran dekat Raden Wijaya. Dan (mestinya) masih bersaudara juga dengan Wiraraja. Belakangan nanti, tahun 1300M, barulah putra

28 Anabrang bernama Mahisa Taruna yang dibantu dan dikomporin provokator Mahapati, berhasil menyingkirkan Lembu Sora dari elit Majapahit. Sora difitnah, dan akhirnya dibunuh oleh pasukan Nambi sebagaimana disebut di atas. Konon, awalnya, begitu sudah cukup punya jabatan... Mahisa Taruna menuntut Lembu Sora atas pembunuhan ayahnya. Raden Wijaya pun menghukum Lembu Sora. Namun, mengingat jasanya, dan hubungannya dengan Wiraraja, Sora cuma dihukum pengucilan. Mahapati, lalu ngomporin Sora. "Jangan lu terima begitu aje, Bro. Dateng lagilah ke Raden Wijaya untuk negesin seteges-tegesnya!" Kurang lebih begitulah kalau dia ngomongnya basa betawi. Tapi begitu dia muncul di halaman istana, langsung dikeroyok sampai mati oleh orangorangnya Nambi. Kok bisa begitu? Karena rupanya Nambi sudah dihasut duluan oleh Mahapati juga. Dia mengira, Sora bersama orang-orangnya datang itu untuk bikin onar. Habis itu, 16 tahun kemudian, Nambi-nya tewas kena fitnah juga. Detilnya nanti... Balik lagi kepada dua Dara Melayu. Menurut kitab pararaton, yang dipetik jadi istri oleh Raden Wijaya cuma Dara Petak. Yang kelak jadi ibunya putra mahkota Jayanegara. Nggak serakah dia. Dara Jingga, yang satu lagi, dia serahkan pada bangsawan lain. Lantas disebutkan: Dara Jingga itu punya anak bernama Tuhan Janaka, yang kemudian jadi raja Minangkabau bergelar Mantrolot Warmadewa alias Adityawarman. Ada yang berpendapat begitu. Toh Profesor Uli Kozok punya pendapat lain: anak Dara Jingga itu bukan Adityawarman, tapi pamannya yaitu Akarendrawarman. Nama ayah Adityawarman adalah Adwayawarman menurut prasasti Kuburajo, atau Adwayadwaja menurut prasasti Bukit Gombak. Ini mirip "Dyah Adwayabrahma" yang disebut prasasti Padangroco sebagai salah satu pengawal arca Amoghapasa yang dikirim Singosari ke Sumatra 1286M. Tingkatannya: Rakryan Mahamantri, menteri amat senior, yang se- Majapahit cuma ada tiga kursi. Bisa juga.. jadinya, yang terus mengawin Dara Jingga itu Dyah Adwayabrahma, yang tidak lain komandan pamalayu alias Mahisa Anabrang di atas! Tapi ini baru dugaan. Nggak ada sih yang menduga Dara Jingga itu kawinnya dengan tukang peuyeum. Ya iyalah. Jelas nggak ada. Sumber lain dari Batak, samar menyebut bahwa panglima Singasari yang menaklukkan Sumatra namanya Indrawarman. Tapi dia terus menyempal, tidak mau mengakui Majapahit sebagai kelanjutan Singhasari, dan mendirikan kerajaan sendiri Kerajaan Silo di Simalungun dan tidak pernah kembali ke Jawa. Mungkin keasikan pesta gundaling atau apa. Baru tahun 1339M, Silo ditaklukkan Majapahit. Indrawarman tewas. Komandan penakluknya kala itu Adityawarman. Sedikit tentang provokatornya yang disebut Mahapati, dia itu siapa? Bukan. Bukan blantik sapi! Kitab Pararaton menyebut dia ini terus menjabat rakryan patih sejak 1316M. Entah dia dari jalur mana. Kecil kemungkinan jalur independen. No such thing mestinya pada saat itu, kecuali jabatannya rendah. Mungkin dia punya peran intelijen yang kunci terkait pamalayu. Akal-akalannya telah menyebabkan terbunuhnya

29 banyak pahlawan pendiri Majapahit dari jalur Wiraraja, yaitu antara lain: Rangga Lawe, Lembu Sora, dan Nambi. Kelak, Mahapati sendiri dihukum mati selepas pemberontakan Ra Kuti tahun Muslihatnya terbongkar, sehingga hukuman matinya pun ngeri, hukuman mati "cineleng-celeng", dicincang seperti babi hutan. Widih. Horor. Lha, tapi.. ini bisa bikin lingkaran kebencian jadi muter lagi! Sama saja dengan di atas. Hukuman mati biasa aja kenapa sih? Kalau dicincang begitu,.. handai taulannya bisa emosi tujuh turunan kan ya? Capek deh... Emangnya kalau habis nyincang orang terus timbul perasaan puas? Ini mesti jadi titik interospeksi kita bersama. Bisa kita kira-kira, Jayanegara itu raja besar, tapi kurang memperindah dirinya dengan kebajikan. Dan kalau seperti itu, maka amat tidak mengherankan Majapahit itu bawaannya kisruh terus. Bisa jadi Mahapati itu sekedar julukan, bukan nama asli. Sejarawan Slamet Muljana menganggap Mahapati identik dengan Dyah Halayudha, yaitu nama patih Majapahit yang tertulis dalam prasasti Sidateka tahun Bila benar, dia itu bangsawan sesuai gelar dyah itu, setara raden. Raden Wijaya itu juga kadang disebut Dyah Wijaya. Kadang disebut Kang Mas, oleh istrinya. Atau Beib. Sementara, Nambi dan Sora cuma bergelar mpu. Masuk di akallah kalo seorang dyah seperti Mahapati, entah dengki atau karena persaingan kekuasaan atau apa, terus tidak terima ada non-bangsawan mendapat kedudukan tinggi: patih Majapahit dan patih Daha. Bisa jadi bukan dia sendiri, tapi segenap 'jalur Pamalayu', saat itu punya agenda ingin mengikis habis 'jalur Wiraraja' yang dapet banyak kursi empuk. Kita sudahi saja buntut cerita pamalayu ini sementara. Kita lanjutan kisah Wiraraja... Saat Wiraraja wafat, 1316M, Mahapatih Majapahit Nambi yang konon juga putra (atau dianggap putra) Wiraraja pergi melayat ke Lamajang, disertai tujuh pembesar Majapahit. Oleh Mahapati, Nambi disarankan memperpanjang cutinya supaya upacara baktinya bisa besar-besaran dan khusyuk. Nambi setuju. "Udahlah, aku yang sampaiin sama Raja, supaya cuti sampeyan diijinkan diperpanjang..." kira-kira begitu Mahapati berjanji kepada Nambi. Eh, tapi.. pas ketemu raja Jayanegara.. bilangnya malah Nambi di Lamajang mempersiapkan pemberontakan. Raja Jayanegara yang termakan fitnah lalu menumpas Nambi dan rombongan yang ke Lamajang. Serbuan pasukan besar pun dikirim. Lamajang tidak bisa mengimbangi walau punya benteng, berujung pada kematian Nambi dan segenap bala dan keluarga. Itu peristiwa yang tragis, karena.. ada kemungkinan sebetulnya Nambi itu tidak berniat kudeta atau berontak. Demikian juga Lamajang.. sebagai negara yang sah dan punya legitimasi berdasarkan perjanjian Sumenep, bisa jadi tidak berniat ofensif melawan Majapahit. Gila apa? Kingkong dilawan? Habis itu, Mahapatinya jadi patih menggantikan Nambi. Licin bener akal-akalannya. Tapi bisa juga, kita kira-kira, ini bukan one man show, melainkan siasat besar dari 'jalur eks pamalayu'. Dan sampai titik ini, tuntas sukses. Mereka berjaya!

30 Ada prasasti yang bilang: Nambi itu anak Pranaraja. Ada yang bilang anak Arya Wiraraja. Ada yang bilang Pranaraja dan Arya Wiraraja itu orang yang sama. Ada juga yang bilang itu dua orang berbeda. Yang jelas anak Arya Wiraraja: Ranggalawe. Setelah Nambi tumpas, Lamajang direbut balik Majapahit dan disatukan lagi dengan kerajaan induk. Penganiayaan Lamajang ini menimbulkan dendam masyarakat di daerah tapal kuda. Kota-kota pelabuhannya seperti Sadeng dan Patukangan sempat rusuh dan mengobarkan perang tahun 1331M. Dan terus saja, gelombang kebencian ada terus sejak itu. Bahkan kelak di tahun 1359M, saat Hayam Wuruk sudah jaya, safari ke daerah Lamajang pun dia tidak berani singgah ke Arnon bekas ibu kotanya. Perlawanan daerah timur membara lagi saat ada perpecahan Majapahit barat dan timur jaman geger Perang Paregreg M. Jadi, dendam Lamajang itu ada terus dari 1295 sampai 1406, sekitar 111 tahun! Oh, why? Mengapa orang tidak mau memaafkan sampai selama itu? Bisa jadi karena ada pihak-pihak berkuasa, tindakannya amat menyakitkan dan membekas kelewat dalam. Atau.. secara tersistem ada penghasutan yang terus menerus, disebabkan karena kepentingan politik atau kepentingan apapun juga. Yang kebetulan, watak masyarakatnya juga keras mungkin. Apapun situasinya, Lamajang dan daerah tapal kuda, bisa punya militansi seperti itu, salah satu tokoh kuncinya adalah Wiraraja. Demikian pula, orang-orang Madura berperan senusantara, punya militansi hebat, sampai berabad-abad, bahkan sampai sekarang, bisa jadi salah satu tokoh perintisnya Arya Wiraraja juga. Sekian abad kemudian, Lamajang berontak lagi, saat Sultan Agung merebut benteng Renong alias Arnon alias Kutorenon dengan mengirim pasukan Tumenggung Sura Tani tahun 1617M. Kelak, setelah dikuasai Belanda, sejak 1882, Lamajang dijadikan distrik saja (setara kecamatan), dan baru ditingkatkan menjadi afdeeling (setara kabupaten) 1886, tapi cuma dipimpin wakil bupati berjuluk patih afdeeling, dan baru menjadi kabupaten penuh yang dipimpin bupati tahun 1929 di masa Hindia Belanda. *** Majapahit, Masa Raden Wijaya & Jayanegara Mengapa Arya Wiraraja tidak bisa menggoyang Majapahit? Bukankah dia yang menjungkirkan raja besar Kertanegara? Dan Jayakatwang? Dan bisa ikut menikam Mongol Tartar? Dan ikut mendudukkan Raden Wijaya di singgasana Majapahit? Ranggalawe tokoh Majapahit, itu anak Wiraraja. Nambi juga disebut anak Wiraraja (walau mungkin bukan anak kandung). Lembu Sora itu mestinya juga saudara Wiraraja. Karena di banyak catatan, dia disebut paman Ranggalawe. Jadi, di Majapahit itu banyak tokoh puncaknya orang dekat Wiraraja. Tapi, mengapa di Majapahit Wiraraja tidak bisa sukses mewujudkan semua kemauan dia lagi?

31 Jawabannya sulit dikira-kira. Intrik di kerajaan Jawa sudah ada sejak Dharmawangsa bersaing dengan Sriwijaya. Ada faktor Bali, yang mungkin masih menyimpan sakit hati sejak rajanya ada yang digiring sebagai tawanan ke Singosari. Ada faktor turunan Dharmawangsa yang masih merasa paling berhak. Ada barisan sakit hati yang dilabrak Airlangga menantu Dharmawangsa. Ada sisa sakit hati saat Jenggala-Kediri berseteru bertahun-tahun. Lalu Jenggala dijadikan bawahan. Ada Ken Arok dan turunannya yang sukses mengkudeta Tumapel, lalu Kediri bersatu. Dari pemimpin Tumapel lama yang ditikam Ken Arok, dari jalur Ken Arok yang bersama Ken Dedes, dan Ken Arok yang bersama selir, itu juga eks Singasari mungkin saja masih agak terpecah-pecah. Dharmasraya Melayu dan pasukan jagoan eks Pamalayu juga ada. Kira-kira kita,.. semulanya, Raden Wijaya itu hanyalah tampil bertahta karena punya legitimasi. Dia kan trah Ken Arok, bukan? Tapi.. di bawah permukaan yang beneran pegang kuasa riil dan tentara, dan intelijen, adalah jalur Wiraraja. Namun, tentu ini bikin Raden Wijaya tidak nyaman. Kalau dia yang jadi raja, tentu inginnya kekuasaan riil ada di tangannya. Jadi, untuk beberapa waktu dia bermain cantik, setuju saja jabatanjabatan top dipegang orang-orang Wiraraja, tapi diam-diam menyusun kekuatan. Lantas, Raden Wijaya mendapat momentum dan bala luar biasa, yaitu saat datangnya pasukan yang kenyang ekspedisi dan kenyang rujak cingur: pasukan pamalayu yang pulang. Segera saja tokoh-tokoh Pamalayu itu dirangkul Raden Wijaya. Diberi jabatanjabatan yang mengimbangi orang-orang Wiraraja. Arya Wiraraja yang menyadari pengaruhnya digerus, tentu manuver. Perang terbuka itu gila, tapi manuver-manuver tertutup ujungnya menimbulkan friksifriksi. Kuatnya lagi, pamalayu itu ekspedisinya sukses, dan Raden Wijaya lantas bisa meneguhkan aliansi dengan kerajaan Melayu, yang entah terhubung atau tidak dengan Sriwijaya, tapi nyatanya merupakan sekutu penting Raden Wijaya. Dara Petak pun, putri Melayu, lalu dikawin Raden Wijaya. Jos bener. Eh, jos apaan? Sorry. Adiknya, Dara Jingga, kemungkinan dikawin Kebo Anabrang atau siapapun bangsawan tinggi yang punya link kuat ke Dharmasraya, Melayu. Artinya, Raden Wijaya dan sang bangsawan lalu jadi saudara misan. Gabungan kekuatan ini, yaitu kekuatan Raden Wijaya yang asli bawaan dari saat dia merintis dari Singasari, plus pasukan eks pamalayu, plus dukungan sekutu Melayu, bikin Raden Wijaya tak tertandingi oleh jalur Wiraraja. Militansi pasukan eks pamalayu mestinya juga kuat. "Kite yang capek-capek ekspedisi ke luar pulau, kenape sekarang titik-titik kunci dipegang ame orangnya Wiraraja yang dulu itu cuma enak-enakan nyepi di Sumenep, ye?" Perasaan itu amat logis muncul di kalangan mereka. Ya sudah. Akhirnya, Wiraraja pun digerus seperti dikisahkan di atas. Kebesaran Majapahit ini panjang ceritanya. Merentang dalam kurun relatif lama dari 1293 sampai 1518 alias 225 tahun. Di puncak kejayaannya cakupan wilayahnya pun luas. Walau sampai sekarang, masih ada kontroversi, apa memang benar wilayahnya

32 bisa seluas itu, atau tidak. Besar kemungkinan, dengan kerajaan-kerajaan tertentu, Majapahit tidaklah mantap sebagai kerajaan induk, tapi bisa saja hubungannya adalah seperti uni-eropa sekarang. Misal: Majapahit dengan Dharmasraya. Banyak raja memimpin di Majapahit. Pertama, kita kisahkan dua raja dulu. Raden Wijaya, dan Jayanegara. Selanjutnya, yang lain menyusul. Raden Wijaya (Kertarajasa Jayawardhana, /16-Tahun, bertahta saat Majapahit masih kecil, dan sempat dibelah dua dengan Lamajang Tigang Juru). Ini sudah dibahas panjang lebar riwayatnya. Ringkasnya: istrinya ada lima, yaitu empat di antaranya puteri raja besar Singasari Kertanegara, dan satu lagi puteri Melayu Dharmasraya di Sumatra, Dara Petak. Dari Dara Petak Raden Wijaya punya anak satu: Jayanegara. Dari Gayatri punya anak dua perempuan: Dyah Gitarja dan Dyah Wiyat. Dari ketiga istri lain, Tribhuwaneswari, Narendraduhita, Jayendradewi, tidak ada berita dia punya anak lagi. Punya sapi sih mungkin. Enggak tahu ada berapa ekor. Nah, terus, Dara Petak alias Indreswari itu ditetapkan sebagai Stri Tinuheng Pura, atau "istri yang dituakan di istana". Bisa jadi karena cuma dia yang bisa melahirkan anak lelaki, atau karena dia paling muda dan cantik, dan paling disayang Raden Wijaya, atau ada juga muatan politik untuk meneguhkan uni atau persatuan dengan Dharmasraya. Bisa juga, selain cantik, Dara Petaknya sendiri pintar merayu dan memanjakan Raden Wijaya, atau juga sudah mengemban misi politik untuk meredam agar Majapahit tidak hostile terhadap Dharmasraya. Atau.. ya kombinasi semuanya itu. Dan.. karena ibunya dituakan, maka Jayanegara itu jadi dihitung sulung, walau bisa juga: Dyah Gitarja dan Dyah Wiyat yang disebut adik Jayanegara, sebetulnya umurnya lebih tuaan. Begitulah. Sepeninggal Raden Wijaya, lalu Jayanegara menggantikan. Selain disebut anak Dara Petak atau Indeswari, ada juga disebutkan Jayanegara itu anak Tribhuwaneswari (istri pertama Raden Wijaya). Kemungkinannya, ibu kandungnya adalah Dara Petak, tapi dia juga diangkat anak oleh Tribhuwaneswari. Bagaimana kiprah Jayanegara sebelum jadi raja? Jayanagara awalnya diangkat yuwaraja, putera mahkota, atau raja muda di Kadiri atau Daha tahun 1295 atau Saat itu umurnya baru 1 atau 2 tahun, karena lahirnya kemungkinan 1294! Nah, mengingat masih seimut itu, teknisnya, pemerintahan dijalankan oleh Patih Daha atau Patih Kadiri, Lembu Sora. Jayanegara itu nama asli. Tapi, di kitab Pararaton dia diberi nama lain, yaitu nama julukan Kalagemet, bermakna lemah atau jahat. Konon, karena ada sejumlah tindakan amoral yang dia lakukan. Bisa karena dia terlalu dimanja, atau memang ada penyimpangan, atau karena sebab lain.

33 Jayanagara lantas naik takhta menjadi maharaja Majapahit menggantikan ayahnya yang meninggal tahun 1309M. Saat naik tahta, berarti umurnya baru 15 tahun! Alamak... Apa kabar ini Majapahit? Faksi-faksi masih saling tarik menarik, muncul raja baru, umurnya masih 15 tahunan or so. Tidak heran, banyak gontok-gontokan terjadi saat dia bertahta. Kenyataan bahwa dia campuran Jawa-Melayu, dan tidak murni turunan Singosari... itu juga bisa menimbulkan isu. Sebelum dia naik, bibit kisruh sudah muncul 1295 saat Ranggalawe dan pasukan yang berontak ditumpas. Lalu fitnah dan penumpasan Lembu Sora dan para pengawal kejadian Jayanegara naik tahta 1309, lalu 1313 pemberontakan Juru Demung ditumpas, 1314 Gajah Biru, 1316 Mandana dan Pawagal. Ada juga yang bilang: Juru Demung dan Gajah Biru sudah dihajar bersama Lembu Sora 1300, mungkin saat itu, mereka berdua tidak sampai mati kali ye. Tahun 1316 juga, Nambi giliran ditumpas di Lamajang. Tahun 1318 giliran pemberontakan Ra Semi yang ditumpas. Ada yang bilang, Mandana, Pawagal, Ra Semi itu mati bersama Nambi saat diserbu di Lamajang Ada kemungkinan, Jayanegara himself si raja abg beneran ikut langsung dalam menempur Nambi. Lalu, pemberontakan yang paling berbahaya adalah pemberontakan Ra Kuti Istana dan ibukota Majapahit berhasil direbut pemberontak, dan Jayanegara nyaris tumpas. Tapi, berkat pasukan khusus Bhayangkari atau Bhayangkara, Jayanegara berhasil diloloskan keluar ibukota, beserta keluarga istana. Lalu disembunyikan di tempat rahasia. Pasukan ini sudah disiapkan oleh sang ayah Raden Wijaya selagi jayanya,.. mungkin terinspirasi tradisi Sriwijaya. Dan juga mungkin mengingat pengalaman pahit saat Kertanegara kecolongan dirangsek Jayakatwang. Mirip seperti pasukan khusus Sriwijaya saat bisa mengusir balik pasukan Jawa yang membanjiri ibukotanya, Bhayangkari yang salah satu perwira kuncinya Gajah Mada itu, kemudian bisa strike-back, kerjasama dengan para pejabat dan rakyat Majapahit yang antipati terhadap Ra Kuti,.. merebut balik kekuasaan di ibukota Majapahit dari tangan Ra Kuti dan pasukannya, sebelum Ra Kuti bisa memantapkan kekuasaan. Gajah Mada sendiri, relatif masih perwira junior waktu itu, disebut-sebut dia cuma bekel saja, perwira yang memimpin satu unit pasukan kecil. Anggotanya cuma 15 orang. Walau begitu, semua terpilih dan punya kualifikasi khusus. Ra Kuti itu sebetulnya siapa sih? Di masa Raden Wijaya, di Majapahit itu dibentuk satu dewan ahli, semacam dewan pertimbangan agung, namanya Dharmaputra Winehsuka. Anggotanya tujuh: Ra Kuti, Ra Semi, Ra Tanca, Ra Wedeng, Ra Yuyu, Ra Banyak, dan Ra Pangsa. Kelak, ketujuh orang ini semua tewas sebagai pemberontak di masa Jayanegara. Tugasnya apa tidak jelas secara eksekutif kenegaraan. Tapi ada kemungkinan, kira-kira kita, mereka itu tokoh-tokoh dengan keahlian atau peran khusus, sehingga dirangkul raja dan didudukkan dalam suatu dewan.

34 Ra Semi tewasnya sudah diceritakan di atas. Ada yang bilang bersama Nambi di Lamajang. Ada juga yang bilang, dia berontak sendiri dua tahun setelah Nambi, di Lasem. Lalu ditumpas di sana di bawah pohon kapuk. Bisa juga, kira-kira, dia berada di Lamajang saat diserbu, tapi tidak ikut mati bersama Nambi, melainkan lolos. Terus diuber-uber, baru tewas dua tahun kemudian di Lasem itu. Pas Ra Kuti berontak 1319, sepertinya para Rakrian Dharmaputra Winehsuka lain ikut terlibat. Rakrian Kuti itu leadernya. Dia yang paling unggul di bidang kemiliteran. Ada cerita mengatakan, walau bekel, karena dari unit pasukan khusus, Gajah Mada punya banyak informasi intelijen dan di kalangan khalayak Majapahit.. masih banyak orang yang lebih memilih Jayanegara daripada Ra Kuti yang tidak jelas legitimasinya. Dia itu siapa? Dia itu cuma perwira jagoan dari Pajarakan (Probolinggo masa kini). Mengapa Ra Kuti bernapsu memberontak? Sepertinya, semua anggota Dharmaputra awalnya 'independen'. Dalam arti, tidak setia seratus persen pada raja. Ra Kuti sendiri, ada yang menceritakan, dia dendam ingin membunuh raja, karena istrinya meninggal disebabkan oleh raja. Terus rumah tangganya berantakan. Bisa juga diduga oleh para penggemar teori konspirasi: Ra Kuti ini sebetulnya saat bergerak.. di belakangnya dibeking oleh orang-orang kuat istana, invisible hands, entah itu kekuatan eks Singosari yang murni atau apa. Kenyataannya, Jayanegara, si raja muda, ulahnya ada (banyak?) yang menyakiti trah Singosari asli. Salah satunya: dua saudara perempuannya, yang walau disebut adik, tapi bisa jadi lebih tua umurnya... dilarang untuk menikah! Nah, lho. Itu bisa dimaknai: trah Singosari mau dipunahkan garis keturunannya oleh Jayanegara! Apa itu hal yang bisa diterima? Sulit, kan? Andai memang trah Singosari murni ikut mendalangi, maka masuk akallah Ra Kuti bisa mengerahkan kekuatan besar. Apakah ada dukungan dari orang-orang Lamajang jalur Wiraraja? Tidak jelas. Apapun alasannya, yang jelas Ra Kuti yang paham siasat militer kemudian mampu mengerahkan kekuatan masif, dan melakukan pendadakan jitu ke istana Majapahit. Persiapannya tentu cukup lama juga dia menyusun gerakan bawah tanah. Gajah Mada lalu menyusup sana sini, dan berhasil menghimpun lagi tokoh-tokoh yang diam-diam tidak rela Ra Kuti naik tahta. Putri-putri istana, yaitu istri-istri mendiang Raden Wijaya, mereka juga punya banyak pendukung setia. Dua saudari Jayanegara juga punya bala, dan seterusnya. Banyak lagi. Salah satu pertemuan rahasia, terjadi di rumah tumenggung amancanegara (semacam wali kota di ibukota Majapahit). Waktu semua dipancing, dibilang Jayanegara meninggal di pengungsian, banyak tokoh menangis. Pancingan demi pancingan akhirnya meyakinkan, bahwa gerakan anti Ra Kuti bisa masif. Lalu digalanglah oleh Gajah Mada, dan sekalian lama-lama dia kabarkan bahwa Jayanegara masih hidup. Semangat strike

35 back lalu meluas. Ujungnya,.. Ra Kuti bersama pasukan.. melawan rakyat semesta.. yang didukung oleh pasukan khusus dengan intelijen mumpuni.. ya sudah. Kalah. Andai benar di belakang gerakan Ra Kuti ada konspirasi trah Singosari murni, mengapa saat Gajah Mada menggalang ofensif balik trah Singosari murni tidak menghalangi atau membocorkan pada Ra Kuti? Ini semua bisa kita kira-kira... Salah satu teori konspirasi begini: Semula, Ra Kuti itu sekedar boneka dari trah Singosari murni. Tapi.. begitu sudah menguasai istana, dia semena-mena. Kayak Ken Arok. Orang dibunuhi serampangan, dan seterusnya. Dia tidak mengindahkan kesepakatan semula dengan trah murni itu, bahkan ada kemungkinan melecehkannya. Kemungkinan pelecehan: dua putri Raden Wijaya.. dia uber mau dikawin paksa. Andai sukses dikawin paksa, bagi Ra Kuti ini bisa Ken Arok all over again. Legitimasi Ra Kuti bisa sekuat Ken Arok waktu memaksa kawin Ken Dedes. Tapi.. di situ dia salah perhitungan. Di Tumapel masa Ken Arok,.. Tunggul Ametung tidak punya pasukan khusus. Keduanya, Tunggul Ametung itu telanjur tertumpas mati. Sedang di Majapahit, Jayanegaranya tidak berhasil dibunuh, dan punya pasukan setia Bhayangkari! Bagi trah Singosari murni, kalau benar di belakang itu mereka sempat bersekongkol dengan Ra Kuti,.. dan demikian pula andai di belakang itu ada 'arwah Wiraraja', kegagalan membunuh Jayanegara itu, dan keberadaan pasukan khusus Bhayangkari, juga bisa jadi faktor yang lantas membuat mereka menarik dukungan pada Ra Kuti. Dan terus, jadinya, walau awalnya digdaya bisa merebut istana, ujungnya.. cepat juga Ra Kuti tergulung. Setelah tergulung, jelas dia tidak dielus-elus.. dia tewas. Bersama semua tokoh dan banyak prajurit pemberontak. Di antara tujuh Rakrian Dharmawangsa, yang masih hidup saat Jayanegara bisa kembali bertahta tinggal satu, yaitu Ra Tanca. Singkatnya, ofensif balik yang digerakkan Gajah Mada ini sukses. Berkat jasanya, Jayanagara mengangkat Gajah Mada sebagai patih. Tapi bukan patih Majapahit, melainkan patih Daha. Mungkin dia yang minta sendiri, "Gan, waduh.. kalo jadi patih Majapahit, saya sungkan sama yang lebih senior, Gan..." Lantas dikabulkan. Atau, bisa juga karena yang memintanya adik Jayanegara yang jadi Bhre Daha. "Kangmas, Gajah Mada itu jasanya besar. Udah sini, biar ikut megang daerah saya, jadi patih!" Dan Jayanegara mengabulkan. Sembilan tahun kemudian, Ra Tanca (yang tersisa dari tujuh rakrian Dharmawangsa) juga mati dan dipersalahkan sebagai pembunuh Jayanegara. Jadi, Ra Tanca dan Jayanegara itu mati nyaris berturutan. Apa sih yang sebetulnya terjadi di seputar kematian Jayanegara dan Ra Tanca itu? Sampai sekarang masih misteri. Wikipedia cerita, sembilan tahun setelah peristiwa Ra Kuti, Ra Tanca yang punya keahlian sebagai tabib penyembuh, atau mungkin juga ahli ilmu pengetahuan alam secara umum, diminta mengobati Jayanegara yang sakit. Semacam bisul gitu deh penyakitnya. Rada nggak elit sih, raja sakitnya bisul. Kalau pileren sih masih jelas, itu penyakit ayam. Ini bisul! Waduh.

36 Saat pengobatan berlangsung,.. di kamar Ra Tanca cuma berdua dengan Jayanegara. Bisa juga bertiga dengan Gajah Mada, tapi terus tidak ada orang lain lagi. Di situlah, Ra Tanca terus membunuh Jayanegara. Bisa dengan tusukan. Bisa dengan racun. Atau bisa juga tusukan beracun. Atau.. bisa juga dengan mal-praktek. Dia mau nyembuhin, tapi gagal. Mau mencongkel bisul, dies.. malah keliru menebas leher! Ngeri banget. Rajanya terus meninggal. Gajah Mada nggak terima, dan langsung saja, Ra Tanca-nya pun dibunuh di tempat oleh Gajah Mada, tanpa saksi, tanpa pengadilan. Penggemar teori konspirasi jadinya mereka-reka seribu satu kisah di balik ini. Semua serba mencurigakan. Mengapa saat pengobatan... di ruangan itu tidak ada orang lain lagi? Apa memang protokolnya demikian? Atau memang karena penyakit raja begitu pribadi-nya, sehingga orang-orang lain disuruh nyingkir? Ada kelainan apa memangnya Jayanegara? Lalu, setelah Jayanegara tewas, mengapa oleh Gajah Mada terus Ra Tanca dibunuh begitu aja, juga tanpa saksi? Padahal kan bisa aja dia panggil-panggil dulu orangorang, baru di depan para saksi, Ra Tanca dieksekusi. Kalau ini kasusnya, Ra Tanca kan bisa ditanya dulu, apa motif di balik tindakannya... Apa karena sakit hati istri atau anak gadisnya diajak main unyil sama raja, atau apa. Atau justru Ra Tanca yang diajak unyil-unyilan? Atau apapun juga. Tambahan lagi, walau dekat dengan Jayanegara, disebabkan karena sempat sehidup semati saat Ra Kuti berontak,.. saat kejadian, jabatan Gajah Mada adalah Patih Daha. Bukan Patih Majapahit. Dan yang jadi Bhre Daha, raja bawahan di Daha, adalah Dyah Wiyat, saudara perempuan Jayanegara, yang trah Singosari murni, yang sudah dilarang kawin oleh Jayanegara! Apa mungkin Gajah Mada itu sekongkil dengan tuannya di Daha? Waduh, dilarang merokok aja orang udah kebat-kebit.. Ini dilarang kawin! Sejarawan tertentu, ada yang menyimpulkan: dalang pembunuhan Jayanegara, dan Ra Tanca bisa juga Gajah Mada sendiri. Atau, bisa juga dikira-kira, di belakangnya lagi, ada konspirasi trah Singosari yang murni. Karena.. mereka itulah yang kemudian diuntungkan oleh mangkatnya Jayanegara. Di kitab-kitab, disiratkan, Jayanegara itu raja yang tidak menyenangkan. Tidak disukai. Ada yang bilang, banyak hal amoral yang dia kerjakan. Apa aslinya memang demikian? Kalau kita kritis, jelas bisa kita bilang: belum tentu! Kitab-kitab yang ada.. bisa dipastikan, pembikinannya setelah masa Jayanegara. Kalau ada yang membikin sebelum masa Jayanegara,.. terus ketahuan. Dan 'nggak lurus'. Ya.. sama yang setelahnya, tentu dengan mudah bisa diluruskan. Kalau dibilang amoral.. lha, amoral apa pulak? Sebagai raja berkuasa absolut, raja itu berhak ngapain juga. Istri orang mau dipake main. Anak gadis orang mau disikat gigi.

37 Nyawa orang mau dipake bercanda, atau bahkan sapi dan embe mau dia kawinin pun, itu adalah hak raja sepenuhnya. Dan dari dulunya, dengan kekuasaan tak terbatas begitu, raja-raja jaman kuno tuh banyak amoralnya kali ye. Kenapa kalo Jayanegara terus jadi urusannya? Apakah karena anehnya keterlaluan? Atau karena pada masa ini rakyat banyak sudah banyak mendapat hidayah? Wallahualam. Nah,.. kalau benar Jayanegara itu dibunuh oleh konspirasi 'kudeta terselubung'. Ya udah pasti.. kecil kemungkinan, Jayanegara dibagus-bagusin, walaupun aslinya bagus. Kalo emang bagus beneran, ya nggak bakalan dikudetalah dia. Militer Thailand mengkudeta Thaksin. Abis itu apa? Ya nggak pernahlah militer itu bagus-bagusin Thaksin. Bener nggak? Kalau Thaksin sih masih idup, jadi dia bisa jadi pengimbang menyebarkan berita-berita yang berbeda dari info orang-orang militer. Tapi Jayanegara itu sudah meninggal! Logika yang masuk di nalar orang yang berprasangka baik, premis pertama: Raden Wijaya itu raja yang cerdik. Dia sudah makan asam garam kehidupan kenegaraan mulai dari yang agak pahit, sampai yang pahit bener berulang kali. Jadi, waktu dia punya anak lelaki, dipersiapkan jadi putra mahkota, mestinya oleh dia dibina dan dibekali dengan kecakapan dan spirit seorang keturunan raja besar yang membanggakan, bukan? Dipasrahkan ke guru-guru yang terbaik, dan seterusnya. Tapi tentunya logika ini tidak diterima oleh sejarawan. Karena sejarawan itu tidak boleh menuangkan cerita berdasar logika belaka. Mesti didukung bukti atau indikasi konkrit. Terus dikroscek sana-sini. Lha, tapi.. kalau pakai standar itupun, menyebutkan bahwa Jayanegara berkelakuan negatif itu pun sejarawan apa pernah kroscek dari sumber berimbang? Sepertinya tidak juga! Apa berita di Cina, India, Eropa, dimana-mana, juga menyebut Jayanegara itu minus? Usaha kroscek dengan Cina atau mana emang tidak ada? Ada! Daratan Cina, saat itu yang berkuasa Dinasti Yuan atau bangsa Mongol. Tahun 1321, Odorico da Pordenone, seorang pengembara misionaris, mengunjungi Jawa dan sempat menyaksikan pemerintahan Jayanagara. Ia mencatat, Mongol kembali datang menyerang Jawa. Namun serangannya berhasil dipukul mundur oleh Majapahit. Gagal maning. Gagal maning. Ngerti ora kowe, Son? Kemudian, hubungan diplomatik Mongol-Majapahit membaik. Damai. Tahun 1325, Jawa mengirim duta besar ke Cina. Tokoh itu, kemungkinan Adityawarman, putra Dara Jingga, sepupu Jayanegara. Tapi bisa juga yang lain. Nah, kalau beneran catatannya cuma gitu doang, artinya, nggak ada sesuatu yang nyeleneh dan jelek banget terkait Jayanegara waktu itu, bukan? Bahwa saudara-saudara perempuannya dilarang nikah, bisa saja itu niatnya baik. Toh ada yang bilang, kedua saudari itu dilarang nikah, karena mau dikawin sendiri, oleh Jayanegara sebagai saudara kandung beda ibu. Jaman Islam sih dilarang. Tapi jaman

38 itu, kalau raja mau, siapa yang bisa ngelarang? Bisa saja, Jayanegaranya mau, tapi kedua saudarai nggak mau! Yah, sama saudara seayah.. terus kawin,.. emang gak ada lelaki lain, apa? Mungkin rasa cinta itu tidak timbul di sana atau di sini. Walau tentu saja, bisa juga.. setelah berkuasa, Jayanegara itu terus jadi bejat. Saat dia berkuasa, umurnya masih amat muda. Kekuasaannya absolut. Sampai mangkat dia tidak punya istri, tidak punya keturunan. Tapi.. bisa saja, sepanjang jalan, dia hahahehe sama istri orang, anak gadis orang, atau cewek manapun juga yang dia sukai. Atau ekstrim lain, dia itu punya semacam kelainan, jadi kurang doyan cewek, tapi doyan jenis-jenis aneh. Pengawuran seperti itu untuk raja dengan kekuasaan absolut, di abad ke-14.. amat mungkin terjadi, kan? Dan kalau itu pasalnya, amat wajarlah terus ada konspirasi untuk membunuh dia, bagaimanapun detilnya. Ah, sudahlah. Tidak usah kita panjangin lagi, faktanya: Jayanegara tewas. Tahun Di umur 34 tahun or so. Tanpa permaisuri. Tanpa anak. Ibunya, mungkin masih hidup, tapi tidak pernah diberitakan lagi dimanapun juga. Dalam teori konspirasi di atas.. kalau Jayanegaranya sendiri yang punya kuasa absolut bisa dibunuh, apa susahnyalah melenyapkan ibunya dari muka bumi? Dan kelompok yang mengkudetanya lantas tidak sudi mencatatkannya di prasasti-prasasti manapun juga. Secara bahasa, Dara Petak itu sendiri artinya Merpati Putih. Dara Jingga, Merpati Oranye. Di India, sekte tertentu, saat suaminya wafat, dibakar diperabukan, istri setia ada yang terus membakar diri bersama dibakarnya sang suami. Kalau Dara Petak ikut aliran itu, bisa juga, tewasnya sang permaisuri, bersamaan dengan diperabukannya Raden Wijaya. Wallahualam. Di internet dicari-cari belum nemu ikhwalnya. Sepeninggal Jayanegara, Majapahit memasuki era baru... dipimpin ibu-ibu. Capek mungkin ibu-ibu arisan mulu', terus jadinya cari aktivitas lain: ngurus negara! *** Majapahit, Masa Tribhuwana Tunggadewi Sri Tribhuwanotunggadewi Maharajasa Jayawisnuwardhani berkuasa tahun, dari sekitar 1328 sampai 1350M. Seperti disebut di atas: Jayanagara meninggal dunia tanpa keturunan. Permaisuri juga tidak ada. Bagi Majapahit.. itu krisis konstitusional. Lha, padahal.. mungkin sekali: Majapahit tidak punya konstitusi! Lebih besar lagi berarti krisisnya. Ya sudah, dalam kondisi begitu: power bicara. Powerplay. Siapa kuat, dia menang. Kenapa yang menggantikan bukan Dara Petak alias Indeswari ibunda Jayanegara? Mungkin karena dia bukan asli Jawa, tapi asli Melayu. Tidak punya power juga. Bisa juga, saat Jayanegara meninggal, Dara Petak pun sudah tidak kocap lagi, tidak eksis.

39 Alternatif lain: mengapa tidak Adityawarman? Kalau benar dia anak Dara Jingga, kakak Dara Petak, secara persaudaraan dia cukup dekat ke Jayanegara persaudaraannya, dan lelaki. Saudara Jayanegara yang lain, seayah, cuma dua perempuan. Tapi.. alasannya juga mungkin sama: dia bukan Jawa asli. Dan tidak punya power juga untuk mengambil alih tahta Majapahit. Bisa juga, saat itu dia masih kelewat imut. Walhasil, siapa yang terus menggantikan Jayanegara? Terjadilah rembuk nasional, dan hasil rembukan, mestinya yang menggantikan, adalah keluarga inti Raden Wijaya, yang paling senior. Dara Petak sudah tercoret dari list, berarti yang lain. Sebelum ke penggantian, kita mundur sedikit ke setelan sebelumnya... Koreksi dari di atas: Pararaton menyebut Dyah Wijaya cuma menikahi dua putri Kertanagara, bukan empat langsung. Diperkirakan, faktanya memang begitu dan yang dinikahi: Tribhuwaneswari dan Gayatri. Mungkin, pertama dinikahi Tribhuwaneswari, tapi terus nggak bisa punya anak. Jadi, Gayatri adik bungsunya lalu dinikahi sekalian. Terus jadi bisa punya anak. Bahkan, saat kabur meloloskan diri dari Jayakatwang, sepertinya cuma satu istri yang berhasil dibawa Raden Wijaya. Kemungkinan Tribhuwaneswari. Gayatrinya ditahan, dibawa ke Kadiri. Atau sebaliknya, Gayatri yang kebawa, Tribhuwaneswari ketahan. Belakangan, setelah mendapat ampunan dari Jayakatwang, satu istri yang ditahan itu, entah itu Gayatri atau Tribhuwaneswari, dikembalikan pada Raden Wijaya. Silakan dikira-kira, saat di tahanan Kadiri itu, sang istri diapain. Kecil kemungkinannya dicukur gundul rambutnya sampai plontos. Dicabuti bulu hidungnya atau bulu keteknya, itu juga tidak diberitakan di kitab atau prasasti apapun. Bisa juga, dia tidak dianiaya. Karena.. dia masih bersaudara dengan istrinya putra mahkota Jayakatwang, yaitu Ardharaja, yang istrinya adalah anak Kertanegara juga. Jadi begitu kira-kira. Setelah mendapat ampunan dari Jayakatwang, Raden Wijaya pun berkumpul kembali dengan dua istri. Di Kidung Harsawijaya, Tribhuwana dan Gayatri disebut Puspawati dan Pusparasmi. Kemudian, setelah bertahta di Majapahit, oleh Raden Wijaya dinikahi dua lagi anak Kertanegara: Mahadewi dan Jayendradewi. Mungkin, keadaannya sudah tidak memungkinkan untuk punya anak. Apakah yang satu bekas istri Ardharaja? Tidak jelas juga. Kemungkinan bukan. Para penggemat teori konspirasi, di sini bisa mengira-ira. Kalau benar pernikahannya dengan putri Kertanegara yang ketiga dan keempat terjadi setelah di Majapahit, maka artinya itu bukan setelan Kertanegara, melainkan yang menyetel: Raden Wijaya sendiri!

40 Untuk apa dia nikahi empat bersaudara sekaligus? Apa keempatnya cantik menawan hati? Atau.. bisa juga, Raden Wijaya melakukan itu karena pertimbangan politik tingkat tinggi! Dengan dinikah oleh dia, maka.. putri-putri Kertanegara itu tidak jatuh ke tangan pria atau bangsawan lain. Trah Singosari kemungkinan masih kuat, bukan? Kalau terus ada bangsawan lain jadi suami anak Kertanegara.. itu saingan Raden Wijaya! Jadi, mungkin pernikahan itu dimaksudkan Raden Wijaya untuk mensterilkan istana dari saingan! Dan bukannya karena cinta sejati. "Oh, beib, I love you..." Pret! Cinta sejati itu langka kalau kita melihat serunya blantika tanah Jawa di level elit sejak lama. Dari trah Kertanegara, yang punya anak, sepertinya cuma Gayatri. Kalau setelannya seperti di atas, yaitu bahwa putri pertama asli tidak bisa punya anak dari awal. Dan dua putri lain dinikahnya melulu pernikahan politik, tanpa cinta, wajarlah yang bisa punya anak cuma Gayatri yang istri beneran. Dua anaknya perempuan semua. Anak yang lelaki: Jayanegara, lahirnya dari istri kelima Jayanegara, Dara Petak, yang putri Melayu. Nah, saat Jayanegara wafat, sepertinya.. yang masih eksis dari keluarga inti Raden Wijaya tinggal tiga: Gayatri, dan dua anaknya Dyah Gitarja dan Dyah Wiyat. Semua perempuan! Yang lain.. sepertinya sudah rest in peace, meninggal, kemungkinan bukan karena keselek ikan asin. Dyah Gitarja dan Dyah Wiyat, sepertinya kompak, dan berkuasa. Dyah Gitarja jadi raja bawahan di Kahuripan (Bhre Kahuripan). Dyah Wiyat jadi raja bawahan di Daha (Bhre Daha). Jadinya, tidak ada jyang berani menentang mereka. Mereka punya kekuatan, kompak, solid, dan punya legitimasi. Wikipedia dan berbagai sumber bilang: Dyah Gitarja dan Dyah Wiyat ini saudara tiri Jayanegara. Ini kaprah. Berbagai fakta, menunjukkan, Jayanegara itu bukan kakak tiri, tapi kakak satu ayah, beda ibu. Secara bahasa Inggris: sibling juga, atau half-brother, bukan step brother. Beda kandungan, tapi saudara kandung, karena ayahnya sama. Kalau si Aci anaknya pasangan Asep-Cici; si Uye, anaknya Uuk-Yeti; terus Asep kawin sama Yeti, maka yang Aci-Uye itu saudara tiri. Nggak ada hubungan darah, tapi bersaudara karena pernikahan orang tua. Ah, tengteuingeun pisan maneh teh, Uye! Kaprah lain, mungkin: Jayanegara itu cuma dituakan, disebabkan karena ibundanya dituakan, dan bukannya paling tua beneran di antara tiga bersaudara itu. Begitulah. Kita balik lagi saja ke penggantian Jayanegara... Dari tiga kandidat, Dyah Gitarja, Dyah Wiyat, Gayatri, jelas banget, yang paling tua adalah Gayatri. Yang dua anak, yang satu ibu. Iya, kan? Ya sudah, hasil rembukan terus diputuskan: tahta jatuh ke tangan Gayatri. Tapi Gayatri yang mestinya tahu segenap intrik dan kotornya dunia politik, ogah mengurusi kerajaan sebesar Majapahit.

41 Udah tua, cari apalagi sih? Ketenangan batin yang dia inginkan. Jadi, dia putuskan dirinya akan mengisi sisa hidupnya menyepi dari kehidupan duniawi, dan menghabiskan sisa umur sebagai biksuni saja. Memaafkan siapapun yang pernah menganiaya dirinya, kontemplasi, membersihkan diri dan pikiran. Gitu saja. Masuk Islam juga mungkin. Pada masa itu, agama Islam sudah dikenal di Majapahit, tapi Islam penuh mistik. Akan halnya untuk mengurus negara, Gayatri lalu memerintahkan anaknya yang tuaan, yaitu Dyah Gitarja, untuk menduduki tahta atas nama dirinya. Jadi, akhirnya yang efektif memegang tahta adalah Dyah Gitarja alias Tribhuwana Wijayatunggadewi, atau gelar abhisekanya: Sri Tribhuwanotunggadewi Maharajasa Jayawisnuwardhani. Jadi, Tribhuwana bukan raja Majapahit ketiga, dia cuma menduduki tahta mewakili dan atas nama ibunya: Gayatri. Dan, berhubung cuma jadi wakil, maka tidak disebut sebagai ratu atau penguasa, tapi disebut rajaputri saja. Bagi nusantara, ini juga fitur baru lagi. Bahwa, ada penguasa yang simbolik saja, tapi di bidang eksekutif dia wakilkan kepada pihak lain, semacam perdana menteri berkuasa penuh. Lanjut dari yang sudah disebutkan,... selama Jayanegara hidup, sang raja ini melarang kedua adiknya menikah. Setelah dia meninggal, larangan dicabut, dan kedua putri: Dyah Wiyat dan Dyah Gitarja, terus membuat sayembara. Sayembara mencari suami. Bukan mencari belut. Atau mencari jangkrik. Cari suami! Detilnya gimana. Apa disuruh stand-up komedi, panjat pinang, atau jogetan mleter di tengah lapangan, kita tidak tahu. Tapi sayembara kerajaan itu pokoknya dilangsungkan. Nggak tahu deh yang pada ikut sayembara para brondong atau oom-oom, tapi singkatnya,.. lalu terpilihlah Cakradhara untuk menjadi suami Dyah Gitarja, kelak dijuluki Kertawardhana. Dan Kudamerta menjadi suami Dyah Wiyat sang adik. Cantik tidaknya kedua putri ini, kita tidak tahu. Umurnya mestinya juga tidak muda lagi. Mungkin bahkan lebih tua dari Jayanegara yang meninggal umur 34. Atau kalau lebih muda, lebih muda dikit. Tapi yang jelas, keduanya lalu bisa punya anak. Jadilah mereka itu mahmud.. mamah-mamah muda, atau setengah tua. Dyah Gitarja atau Tribhuwana anak sulungnya perempuan: Sri Sudewi, dan Dyah Wiyat sulungnya lelaki: Hayam Wuruk. Ada yang bilang vice viersa: Hayam Wuruk itu anaknya Dyah Gitarja, dan bukannya anak adiknya. Jaman itu memang agak membingungkan. Kira-kira kita: Dyah Gitarja anaknya dua: Sri Sudewi dan Indu Dewi. Dyah Wiyat, adik Dyah Gitarja, anaknya dua: Hayam Wuruk dan Dyah Nertaja. Tapi,.. agar lebih wangun, maka yang bakal jadi suami, bakal raja, yang lelaki, yaitu Hayam Wuruk, dideklarasikan oleh kerajaan sebagai 'yang tertua' di dalam keluarga kerajaan. Dan lalu ditetapkan sebagai yuwaraja atau putra mahkota. Diangkat jadi anak angkat sang penguasa, yaitu Tribhuwana. Dan, semua yang perempuan, ditetapkan sebagai adiknya Hayam Wuruk. Selain Dyah Nertaja (nggak tahu dulunya siapa nama kecilnya), yang adik beneran,

42 maka Sri Sudewi dan Indu Dewi juga dijadikan adik angkat Hayam Wuruk. Walau secara awu, sebetulnya kakak sepupu. Sebelumnya pun, Dara Petak yang kemungkinan istri termuda Raden Wijaya, juga ditetapkan sebagai 'yang paling dituakan' toh? Walaupun kemungkinan dia justru paling muda. Dan demikian pula, lalu anaknya yang laki sendiri, Jayanegara ditetapkan sebagai yang tertua. Walaupun secara umur biologis, bisa saja justru termuda juga. Di budaya jawa, amat lazim, suami oleh istri dipanggil 'Mas', yang bermakna kakak. Yaitu biarpun dia sebaya atau lebih muda. Eh, ini maksudnya kalau istrinya tidak sedang siwer. Kalau pas mabok, suami bisa dipanggil 'coy' atau 'jangkrik'! Ilustrasinya begini: Andai Paimin menikahi Ngatemi anak Paijo. Dan Paijo itu uwaknya Paimin, maka Ngatemi akan memanggil suaminya Mas Paimin, tidak pandang Paimin itu tuaan, mudaan, atau sebaya. Otherwise, kalau tidak menikah, tentu Paimin akan mengaddress Mbak Ngatemi (kakak sepupu, anak uwak), dan Ngatemi mengaddress Dik Paimin (adik sepupu), bahkan walaupun Paimin itu tuaan. Jelas apa enggak itu ya ilustrasinya? Semoga jelas. Walaupun nama-namanya sih rada butek, ya? Wong tahun 2016 kok,.. masih ada nama Paimin, Paijo, Ngatemi. Mestinya kan cukup pakai nama: Az-Zhahra Akhwatun Wal Kirdun Maj'nun! Sederhana banget. Balik lagi saja ke Majapahit... Dasar kompak dari dulu, bahu membahu sebagai cucu asli Kertanegara, raja besar Singosari. Dan ingin memurnikan garis keturunan, seperti lazimnya masa itu. Ujungnya, oleh kedua ibu, Sri Sudewi dan Hayam Wuruk dijodohkan jadi sepasang pengantin. Pengantin remaja mestinya. Saat remaja sudah dikawinkan. Emangnya kita? Nunggu lulus kuliah, nunggu dapet kerja.. baru nikah. Eh, kok kita? Gue aje kali ye. Hayam Wuruk, keponakan dan menantu, oleh Tribhuwana dijadikan anak angkat, kemudian ditetapkan sebagai yuwaraja, atau raja muda, atau pangeran putra mahkota. Dan sejak itu, anak kedua Tribhuwana, yaitu Indudewi alias kemudian jadi Bhre Lasem, jadi adik angkat Hayam Wuruk. Hayam Wuruk itu artinya Ayam Yang Mumpuni, Terpelajar. Walah. Hebat-hebat jadi putra mahkota.. kok namanya ayam. Orang Majapahit ada-ada aja. Tapi ya sudahlah. Waktu itu memang lazim orang pakai nama binatang. Mahisa itu kebo-sapi-lembu. Banyak itu angsa. Rangga itu kuda. Lembu. Kebo. Gajah. Semua dipakai jadi nama orang. Cuma terwelu, curut, sama celeng saja yang belum pernah saya dengar dipakai jadi nama tokoh. Rada kagok juga sih nyebutnya kalau ada raja namanya Curut Mbligu.. wah.. masuk angin deh. "Sendhiko dawuh, Kakang Prabu Curut Mbligu, meniko udhel sampeyan dientup tawon..." "Weee.. ojo kakehan omong, kowe Adimas Celeng Pileren! Tak tempiling nggeblak!" Walah.. Wagu banget.

43 Sudahlah. Kita lupakan soal curut, celeng, dan terwelu. Waktu terus berjalan... Sebagai rajaputri, Tribhuwana yang sebelumnya sempat jadi raja bawahan di Kahuripan (Bhre Kahuripan), sepertinya seorang yang cakap, matang, dan dikelilingi oleh tim yang kompeten. Di masanya, ibu kota Majapahit kokoh kuat, tidak goncang oleh apapun. Tahun 1331, barulah ada pemberontakan. Di tapal kuda, bekas daerah Wiraraja yang diulas di atas. Pemberontakan Sadeng dan Keta. Konon, untuk menumpasnya, Tribhuwana turun langsung jadi panglima perang. Ada yang bilang, Tribhuwana didampingi sepupunya Adityawarman. Atau.. bisa juga, maksudnya ada pasukan diperbantukan dari Melayu untuk ikut menumpas pemberontakan itu. Gajah Mada yang semula patih di salah satu daerah (kemungkinan Daha, lalu ibukota Majapahit), lalu dipromosikan jadi mahapatih Majapahit atau patih amangkubhumi (patih of the whole empire), tahun 1336M. Di situlah, Gajah Mada lalu mengucapkan sumpah palapa yang terkenal itu. "Sumpeh deh sumpeh, swer.. pala eike enggak peang!" Eh, sorry. Keliru sumpah lelaki alay. Isi sumpahnya kira-kira seperti di bawah ini... "Sira Gajah Mada pepatih amungkubumi tan ayun amukti palapa; sira Gajah Mada: Lamun huwus kalah nusantara ingsun amukti palapa, lamun kalah ring Gurun, ring Seram, Tañjungpura, ring Haru, ring Pahang, Dompu, ring Bali, Sunda, Palembang, Tumasik, samana ingsun amukti palapa.." (Ia, Gajah Mada sebagai patih Amangkubumi tidak ingin melepaskan puasa, Ia, Gajah Mada berkata bahwa bila telah mengalahkan (menguasai) Nusantara, saya (baru akan) melepaskan puasa, bila telah mengalahkan Gurun, Seram, Tanjung Pura, Haru, Pahang, Dompo, Bali, Sunda, Palembang, Tumasik, demikianlah saya (baru akan) melepaskan puasa) Yang bisa jadi, sumpah itu pernah diucap sebelumnya, hanya dideklarasikan kembali saat dia diangkat menjadi mahapatih amangkubumi. Di masa Tribhuwana, berkat ambisi ekspansif Gajah Mada, Majapahit membuat banyak penaklukan dan invasi. Dimulai dengan penaklukan ke Swarnnabhumi (Sumatera) tahun 1339, lalu pulau Bintan, Tumasik (sekarang Singapura), dan Semenanjung Malaya. Kemudian tahun 1343 bersama dengan Arya Damar menaklukan Bedahulu (di Bali), lalu Lombok, dan sejumlah negeri di Kalimantan seperti Kapuas, Katingan, Sampit, Kotalingga (Tanjung lingga), Kotawaringin, Sambas, Lawai, Kendawangan, Landak, Samadang, Tirem, Sedu, Brunei, Kalka, Saludung, Sulu, Pasir, Barito, Sawaku, Tabalung, Tanjungkutei, dan Malano. Tahun 1350, jret. Gayatri sang biksuni lantas meninggal. Eh, kok pake jret segala ya? Sorry. Innalillahi. Dia meninggal sekitar tahun setelah meninggalnya Jayanegara.

44 Berhubung memegang tahtanya atas nama Gayatri,.. begitu sang ibunda meninggal, Tribhuwana pun turun tahta. Kalo lintah, dari sawah, turun ke kali! Bodo amat. Siapa yang lantas menggantikan naik tahta? Yuwaraja tentu saja. Putra mahkota, yaitu Hayam Wuruk! Nggak mungkin kan, Gayatri meninggal terus digantikan oleh Aryati? Kalau Aryati itu kan mawar asuhan rembulan... menurut kata lagu jadul sih. Umur berapa Hayam Wuruk naik tahta? Kalau dipikir ibu-ibunya baru menikah setelah Jayanegara meninggal, maka paling pol umur Hayam Wuruk saat naik tahta 20 tahun. Yah, sama temen... bisa kuranglah dari itu. Muda belia, tapi mendingan daripada oom Jayanegara, pamannya si Hayam Kate, eh Hayam Wuruk, yang naik tahta 15 tahun. Lainnya itu, karena Tribhuwana melepas jabatan dan lepas kebaya bukan karena wafat, jadi.. saat Hayam Wuruk bertahta, si uwak ini mestinya masih seger buger dan masih disebut dengan julukan Rajaputri di prasasti-prasasti setelah Ayam Cemani bertahta. Ehm, maksudnya Hayam Wuruk. Setelah turun tahta, Tribhuwana alias Rajaputri kembali menjadi Bhre Kahuripan. Ibunda Hayam Kalkun juga bisa jadi masih hidup, dan demikian pula, tiga perempuan, keturunan mereka berdua. Suami-suaminya juga bisa jadi masih hidup. Tetangganya aja juga mungkin ada yang hidup. Cuma pilek dan tbc. Buat apa kita urusin? Ini kita sebutkan, untuk menggambarkan lagi, bahwa kekuasaan Hayam Goreng itu tidaklah absolut seperti saat Ken Arok atau Kertanegara meraja di Singosari. Di belakang Hayam Broiler itu, ada satu dewan powerful yang bernama Sapta Prabhu. Di dalamnya, ada Tribhuwana dan lain-lain. Sapta itu artinya tujuh. Prabhu itu ya raja/ratu. Jadi, mestinya anggotanya ada tujuh. Siapa sajakah itu? Si Uyek, Dadang, Euis, Dedeh, Julikem, Soblem,.. dan Odah. Kalo itu anggota orkes gombrang-gambreng! Kira-kira kita: tujuh prabu itu adalah: (1) Tribuwana (alias Dyah Gitarja, Bhre Kahuripan, uwak, ibu mertua Hayam Kampus) (2) Dyah Wiyat (Rajadewi Maharajasa Bhre Daha, ibunda Hayam Betelor) (3) Kudamerta (ayahanda Hayam-hayaman, Wijayarajasa Bhre Pamotan) (4) Cakradhara (ayah mertua Hayam Piyik, Kertawardhana Bhre Tumapel) (5) Sri Sudewi (Bhre Wengker, kakak sepupu sekaligus istri raja, anak Dyah Gitarja) (6) Indu Dewi (Bhre Lasem, kakak sepupu raja, anak kedua Dyah Gitarja) (7) Dyah Nertaja (Bhre Pajang, adik kandung raja, anak kedua Dyah Wiyat) Atau bisa juga, Kudamerta, Bhre Pamotan (dan sering disebut Bhre Wengker juga), tidak masuk di dalamnya, karena sudah almarhum. Kenyataannya, yang Bhre Wengker dikenal dimana-mana pada masa ini Sri Sudewi, kan? Istri Hayam Wuruk. Nah, andai Kudamerta sudah wafat, bisa saja, ketujuhnya itu Hayam Wuruk itu sendiri ikut diitung. Nepotisme besar-besaran ini kayaknya. Kematian Tribhuwana tak diketahui secara pasti. Pararaton hanya memberitahu Bhre Kahuripan meninggal dunia setelah pengangkatan Gajah Enggon sebagai patih pada tahun Demikian juga, Bhre

45 Daha, alias Dyah Wiyat, ibunda Hayam Wuruk. Artinya, meninggalnya setelah Gajah Mada tergusur dari jabatan patih amangkubumi, setelah peristiwa bubat juga. Dalam Pararaton tertulis Tribhuwanatunggadewi didharmakan dalam candi Pantarapura yang terletak di desa Panggih. Sedangkan suaminya Kertawarhara Bhre Tumapel yang meninggal pada tahun 1386 didharmakan di candi Sarwa Jayapurwa yang terletak di desa Japan. Tribhuwana memang hanyalah merupakan ratu pengganti ibunya namun perannya besar dalam meluaskan Majapahit menuju era keemasannya. *** Majapahit, Masa Hayam Wuruk (Sri Rajasanagara, /39-Tahun) Pada zaman pemerintahan Prabu Hayam Wuruk, Gajah Mada terus menaklukkan wilayah timur seperti Logajah, Gurun, Sukun, Taliwung, Sapi, Gunungapi, Seram, Hutankadali, Sasak, Bantayan, Luwu, Buton, Banggai, Kunir, Galiyan, Salayar, Sumba, Muar (Saparua), Solor, Bima, Wandan (Banda), Ambon, Wanin, Seran, Timor, dan Dompo. Tidak semuanya dengan invasi militer, tapi banyak yang dengan diplomasi. Di Sumatra, Majapahit menaklukkan Kerajaan Pasai dan Aru (kemudian bernama Deli, dekat Medan sekarang). Majapahit juga menghancurkan Palembang, yang bertumbuh kembali dari sisa-sisa pertahanan Kerajaan Sriwijaya (1377M). Kekuasaannya membentang dari ujung barat, Lamuri, sampai Wanin di ujung timur. Majapahit juga memiliki hubungan dengan Campa, Kamboja, Siam, Birma bagian selatan, dan Vietnam, dan bahkan mengirim duta-dutanya ke Tiongkok. Sepertinya, administrasi pemerintahan langsung oleh kerajaan Majapahit hanya mencakup wilayah Jawa Timur dan Bali (ada kemungkinan: belakangan juga di area Palembang). Di luar itu, hanya semacam pemerintahan otonomi luas atau uni-aliansi, wajib upeti berkala, dan pengakuan kedaulatan/hegemoni Majapahit atas mereka. Tapi, segala tantangan pada ketuanan Majapahit atas daerah itu, dapat mengundang reaksi keras. Dan.. Majapahit pegang kendali perdagangan di perairan nusantara. Secara teritorial, di masa Hayam Wuruk inilah rentang kekuasaan Majapahit paling meluas. Tidak semuanya bersama Gajah Mada, karena Gajah Mada sudah direduksi perannya pasca Perang Bubat, 1357M. Uniknya, di dekat Jawa ada dua daerah yang masih lepas dari Majapahit, yaitu Pulau Madura dan Kerajaan Jawa Barat di wilayah bekas Tarumanagara di masa lalu. Untuk di Jawa Barat, ini mungkin bukti kuat bahwa kebudayaan tuanya, yang jauh lebih dulu dari Jawa, sejak Purnawarman jaya di abad ke-4, ternyata punya ketahanan nasional luar biasa. Dilindung pula oleh benteng alam yang solid. Dan mestinya, juga oleh diplomasi tingkat tinggi. Sehingga, untuk beberapa lama, bagi Majapahit

46 menaklukkan Sunda akan berarti perang berkepanjangan, yang walaupun mungkin saja Majapahit bakal menang, tapi sumber dayanya bisa terkuras banyak. Rugi juga. Kalau Pulau Madura, kemungkinannya pada masa itu tidak banyak sumber daya yang menarik untuk dicaplok. Di sisi lain, jalur Wiraraja mungkin masih keras bertahan, dan Majapahit yang dulu banyak hutang budi pada Wiraraja saat pendiriannya, sungkan serta takut kualat kalau merangsek ke Madura. Jadinya, Madura dibiarkan agak bebas merdeka dan membentuk budayanya sendiri. Toh sedikit banyak, Madura ini 'terbina' dengan baik dan tidak terus jadi potensi penentang Majapahit. Dipecah belah oleh Belanda, saat menjajah Jawa, terkait Jawa Barat itu dikisahkan ada tragedi Perang Bubat yang konyol. Soal kebenarannya, wallahualam. Alkisah, menurut versi itu... tahun 1351, Hayam Wuruk hendak menikahi puteri Raja Galuh/Pajajaran (di Jawa Barat), bernama Dyah Pitaloka Citraresmi. Yaitu agar terus terjadi aliansi, menyatu dengan damai, tanpa invasi. Seperti jaman leluhur-leluhur dulu. Pajajaran setuju.. asal bukan maksud Majapahit untuk mencaplok Galuh. Ketika dalam perjalanan menuju upacara pernikahan, Gajah Mada mendesak kerajaan Galuh untuk menyerahkan puteri sebagai upeti dan tunduk kepada hegemoni Majapahit. Segenap kontingen Galuh tersinggung, dan menolak. Spontan pecah pertempuran, Perang Bubat. Bagi Galuh, mungkin ini spontan, tapi bagi Majapahit, mestinya ini sudah dipersiapkan matang oleh Gajah Mada! Dalam peristiwa ini, seluruh rombongan Galuh yang tidak siap.. tewas. Dyah Pitaloka Citraresmi-nya, lantas diceritakan bunuh diri, karena tidak sudi dikawin paksa. Setelah itu, dalam beberapa tahun Galuh menjadi wilayah Majapahit. Tapi,.. kalau melihat bahwa Galuh itu cuma daerah Ciamis saja, bisa jadi, takluknya Galuh, tidak mencerminkan takluknya seluruh Jawa Barat. Para bangsawannya, konon mengungsi besar-besaran ke daerah Bogor/Pakuan dan membentuk kerajaan generasi baru Pakuan/Pajajaran, yang rajanya terus jadi buah bibir orang Sunda sampai sekarang, yaitu Wastukencana, dan cucunya Prabu Siliwangi. Ada versi lain tentang peristiwa bubat ini... Dikira-kira oleh para ahli sejarah, Dyah Pitaloka itu sebenarnya masih saudara sedarah Hayam Wuruk. Silsilahnya gimana, rada ruwetlah. Tapi in short, masih ada hubungan darahlah pokoknya. Ini cukup logis, dan kawin antar kerajaan itu pada masa itu amat lazim, yaitu demi aliansi dan perdamaian. Bisa jadi, demi agar Majapahit tidak meluruk ke barat, orang-orang di Jawa Barat memang sudah sedia mengawin-ngawinkan putri cantiknya dengan pembesar Majapahit. Termasuk mungkin Raden Wijaya, walau di atas disebut Raden Wijaya itu istrinya cuma lima. Selain istri, bisa ada selir kali ye? Nah, kemudian, Gajah Mada mengingatkan Hayam Wuruk, bahwa Dyah Pitaloka masih sedarah, sehingga sebaiknya, jangan dinikahi. Namun, Hayam Wuruk bersikeras. Walah, tapi teori anti pernikahan sedarah ini lemah. Jaman sekarang sih itu sudah diyakini, tapi ini jaman Majapahit gitu loh! Come on. Give me a break. Nyatanya, yang

47 jadi permaisuri Hayam Wuruk kan Sori alias Sri Sudewi, yang jelas-jelas itu saudara sepupu Hayam Wuruk. Aha! Penggemar konspirasi bisa mengira-ira, bahwa saat itu, ada juga faktor cemburu dari permaisuri. Notabene: Hayam Wuruk sudah jadi suami Sri Sudewi (atau menjelang jadi suami), yang merupakan anak kandung Tribhuwana, yang memegang kekuasaan sebelum Hayam Wuruk. Nah, saat Hayam Wuruk mabuk kepayang pada Pitaloka, bisa saja Sri Sudewi cemburu. Dan perempuan cemburu, kalau dia punya kekuasaan.. urusannya panjang. Uler juga panjang! Gajah Mada, yang jelas dibesarkan oleh ibunda Tribhuwana, bisa saja kesetiaannya lebih pada Sri Sudewi ini daripada Hayam Wuruk. Sehingga, kalau Pitaloka itu dinikah dalam arti dijadikan selir atau budak, semua fine saja, tapi kalau dijadikan permaisuri utama.. atau diangkat kedudukannya, Gajah Mada dan segenap jalur Tribhuwana kemungkinan marah besar. Alasan bisa saja dicari-cari. Bagi Hayam Wuruk, andai dia pragmatis, mungkin dia pandang, menyatukan Majapahit- Galuh, itu memperkokoh kedudukannya sebagai maharaja. "Elu bisa ngalahin yang jauh di sono-sono, lha.. Galuh yang diseberang gunung.. lu gak bisa apa-apain?" Ledekan seperti itu di warung kopi tentu tidak muncul lagi kalau aliansi strategis Majapahit-Galuh terbentuk melalui perkawinan. Perkawinan ini pun tentu jauh lebih elegan, luhur, dan murah, dibanding serbuan marinir atau angkatan darat Majapahit. Di samping itu, bisa juga ada pertimbangan lain. Ada putri cantik jelita, sayang juga kan kalo dianggurin? Hayam Wuruk mungkin napsu juga. Lalu dia melamar resmi, dan diterima! Mana berani kerajaan kecilan nolak pinangan seorang Hayam Wuruk? Beda lagi kalo yang ngelamar Brudin, tukang beling, baru dateng mungkin sudah langsung dikepret. Secara politik nasional Majapahit, dan khususnya dalam pandangan trah Singosari murni, kalau Pitaloka nyodok jadi permaisuri utama, itu sama dengan Dara Petak van Melayu all over again, saat dia terus menurunkan Jayanegara yang terus mengambilalih tahta dari trah Singosari murni, ke trah campuran Singosari-Melayu. Cuma dalam kasus Pitaloka, campurannya Singosari-Galuh. Sehingga, itu wajib dicegah mestinya begitu menurut mereka. Gajah Mada, lalu menyampaikan kepada rombongan Galuh, bahwa tidak akan ada perkawinan akbar antara Hayam Wuruk dan Dyah Pitaloka. Kalau Pitalokanya mau diserahkan sebagai sekedar sesembahan sih oke saja, akan diterima sebagai wujud pengakuan Galuh atas hegemoni Majapahit. Rombongan Galuh tersinggung dan merasa dipermalukan. Lalu mengamuk. Tapi, yang dilawan kingkong. Jadi, ujungnya rombongan Galuh itulah yang tumpas. Secara logika, saat menghantar pengantin, adalah tidak mungkin Galuh itu menyiagakan seluruh angkatan perang. Biayanya tidak karuan. Dan juga, ibu kota jadi lowong, blong. Jadi, tentu yang berangkat pasukan elit terpilih saja. Demikian pula, di sisi Majapahit, mestinya yang disiagakan Gajah Mada cukup pasukan elit terpilih, kan ini mungkin bertentangan dengan kehendak sang Hayam yang bertengger berkuasa, tapi.. berhubung sudah diantisipasi kemungkinan campuh, intelejennya dan sebagainya sudah mengukur dan menyiapkan segenap taktik jitu. Bisa

48 jadi, yang pertama emosi, adalah tamunya. Tapi.. itu dikondisikan dan diprovokasi orang suruhan Gajah Mada. Jder, umpan termakan! Lalu akhirnya, ikannya kena. Kejadiannya di Bubat, yaitu tempat mondoknya segenap rombongan Jawa Barat. Hayam Wuruk upset dengan kejadian itu, terutama karena Pitaloka mati di tempat juga. Ada yang bilang: bunuh diri. Yah, siapalah yang nggak upset? Udah ngimpi-ngimpi bakal kawin sama putri paling top se-jawa Barat.. terus mesti set-back dengan 'mbok tuwo' lagi.. Kejadiannya sekitar 1357M. Eh, tapi, mestinya, dia paham, siapa itu Gajah Mada. Diam-diam atau terang-terangan, bisa-bisa Rajaputri memang ada di belakangnya, dan besar kemungkinan, posisinya masih kuat sebagai Bhre Kahuripan. Tidak mustahil, kala itu, di Majapahit ada 'dua matahari', toh? Pertama, Hayam Wuruk. Kedua, Rajaputri, sang ibu mertua. Sehingga, Gajah Mada tidak dihukum terminal, cuma dinonaktifkan saja. Berhubung Hayam Wuruk mengukur juga kekuatan Gajah Mada, di permukaannya, Gajah Mada itu tetap dia hargai sebagai Mahamantri Agung yang wira, bijaksana, serta banyak jasa kepada negara. Lalu dia dianugerahi dukuh Madakaripura yang pemandangannya indah, tapi jauh dari elit Majapahit, di Tongas, Probolinggo. Lalu ada yang bilang, 1359M Gajah Mada ditetapkan pangkatnya tetap setara semula, setara mahapatih. Walau tetap berada di Madakaripura. Bisa karena legowonya hati Hayam Wuruk, atau bisa juga karena desakan Rajaputri dan jalurnya. Di sisi lain, sangsi buat Majapahit itu, mestinya diharapkan bisa sedikit mengobati 'sakit hati' orang Jawa Barat. Obat lainnya, dan juga untuk mencegah meluasnya retaliasi, sepertinya: Hayam Wuruk lalu menetapkan, bahwa dia tidak bakal ofensif pada bangsawan-bangsawan Galuh, sehingga pasca insiden, Jawa Barat yang dicaplok Majapahit cuma Galuh sekitar Ciamis, yaitu saat para bangsawannya sudah iringiringan pindah ibukota ke Pakuan/Bogor/Pajajaran. Harap diingat, andai benar insiden Bubat itu 1357, maka pada saat itu umur Hayam Wuruk baru maksimal 27. Di atas sudah diulas, saat berkuasa 1350, umurnya maksimal 20. Jadi, masih amat mungkin kekuasaannya belum solid 100%, dan masih bisa diimbangi oleh Rajaputri (ibu mertua) yang sudah sempat memegang kuasa tahun, dan saat itu masih Bhre Kahuripan dalam usia mungkin sekitaran 60-an tahun. Atau gampangnya, itu bukan cuma Rajaputri, tapi segenap Sapta Prabhu yang tujuh. Konon, sampai sekarang, ada orang-orang Sunda yang masih sakit pada Gajah Mada. Dan bahkan Hayam Wuruk. Mungkin tanpa nyadar, bahwa Gajah Mada itu posisinya paling cuma orang suruhan. Bukan dalangnya. Dan Hayam Wuruk.. bahkan 'penolong'. Bahkan yang niat mencintai, bukan niat menganiaya. Mestinya masa lalu jangan dipanjang-panjanginlah. Palembang juga berapa kali diacak-acak orang Jawa (dan India, dan lain-lain). Dharmawangsa itu juga kan dibantai oleh Sriwijaya ya? Raja Bali juga diperbudak oleh Singosari. Orang jaman sekarang ya tidak perlu terus ikut emosi. Ups, tapi kalau terus di Jawa Barat tidak ada jalan Majapahit, jalan Hayam Wuruk,

49 Gajah Mada, itu tentu oke saja. Toh rasanya aneh juga, kalau di Jombang, misalnya, orang mengangung-agungkan Sriwijaya, sampai dipakai nama jalan, universitas, stadion, dan seterusnya. Apa poinnya? Sedang di Palembang saja, menganggungkan Sriwijaya juga 'maksa'. Atau Jawa Timur membanggakan Majapahit. Realitanya: Great people fokusnya pada ide-ide cemerlang, great spirit, kebajikan, dan masa depan. Dan bukannya yang sukanya membanggakan masa lalu atau hal yang sudah punah-kalah. Kita balik lagi saja ke riwayat Hayam Angrem. Walah... dari tadi salah mulu'. Sorry. Selepas non-aktif Gajah Mada bagaimana urusannya? Cari gantinya, itu susah, khususnya, kalau bener, di Majapahit ada 'dua matahari'. Sehingga, harus ditetapkan semacam kompromi. Diadakanlah sidang Dewan Sapta Prabu. Tapi konsensus sulit dicapai. No single person could replace Gajah Mada, and satisfied all parties at the same time. Komprominya apa? Kalau tidak bisa diganti satu orang, kenapa tidak diganti beberapa orang yang digrup jadi satu dewan? Itu taktik lazim dari dulu sampai sekarang, bukan? Dan itulah yang terus diputuskan. Semula, Gajah Mada digantikan dewan Mahamantri, terdiri dari empat Mahamantri Agung, di bawah pimpinan Punala Tanding. Yang menetapkan Hayam Wuruk, tentu saja, dia rajanya. Nggak mungkin kan yang menetapkan lurah Tamping Mojo? Eh, tapi besar kemungkinan, keputusan itu atas restu para elit. Format itu ternyata tidak berlangsung lama. Sesuatu yang tidak standar. Kreasi baru yang nambah keruwetan, biasanya mengganggu operasional, kan? Jadilah, kemudian dipikir ulang. Kalau memang ada 'dua matahari', kenapa mesti dipilih empat? Kenapa tidak dua saja? Dua saja cukup. Begitu kata BKKBN jaman orde baru. Mungkin begitu yang ada di benak elit. Wallahualam. Kemudian, peran empat Mahamantri Agung digantikan oleh duo perdana menteri: Gajah Enggon dan Gajah Manguri. Mestinya, kalau Hayam Wuruk pintar, saat menetapkan itu, dia terus pesan pada Gajah Enggon yang orangnya dia. "Jo, tugas kamu selain mengelola negara, mesti pinterpinter juga mengambil hati bude! Sanggup, enggak?" "Siap, Gan!" Rapih jali. Tahun 1364, Gajah Mada meninggal. Di titik ini, sepertinya peran dia sudah amat dikecilkan, sehingga hal ikhwal masa tuanya, dan kematiannya, dan ahli keluarganya, dan seterusnya mungkin dilarang untuk diabadikan dimana-mana. Cuma demi meredam jalur atas dan jalur bawah yang masih pro Gajah Mada, selayaknya tokoh top masa itu, Gajah Mada pun dicandikan di suatu tempat. Bukan, bukan! Untuk pengingat Gajah Mada bukannya terus dibikinkan toilet umum. Tapi candi! Di tingkat elit, tensi agak menurun selepas wafatnya Gajah Mada. Bisa juga karena luwesnya Gajah Enggon mengambil hati para elit. Tahun 1364, mestinya Hayam Wuruk usianya lagi top-topnya di usia maksimal 35 tahun. Sementara, Rajaputri (ibu mertua) sudah makin sepuh di usia 70-an. Hitungannya begini: pas Jayanegara wafat, 1328 umur Rajaputri atau Tribhuwana kemungkinan juga sebaya sang raja itu yang cuma 34

50 tahun. Katakanlah, Tribhuwana 38 tahun (andai dia tuaan), atau 30 tahunlah, andai mudaan. Berarti, tahun 1364, alias 36 tahun kemudian, umur Tribhuwana antara 68 sampai 74 tahun toh? Matematika SD kelas tiga ini nih. Apalah dayanya nenek-nenek umur 70-an tahun yang nggak pernah cek kolesterol dan gula darah? Rutin asupan calsium juga enggak. Gak mungkin dia sakti. Ibunda Hayam Wuruk, Dyah Wiyat alias Rajadewi, Bhre Daha, mestinya sekitar 70-an itu juga usianya. Gajah Enggon sepertinya rapih jali terus dapat restu semua, sehingga, akhirnya.. dia pun elektabilitasnya dipandang cukup tidak hanya dari sisi Hayam Wuruk, tapi juga dari sisi bude-nya Rajaputri alias Tribhuwana. Dan tidak diganggu demo penistaan agama. Sehingga, kemudian, Gajah Enggon-lah yang dinobatkan menjadi Patih Amangkubumi, 1367M, perdana menteri for the whole empire. Seperti Gajah Mada semula. Tidak lama setelah Gajah Enggon jadi mahapatih, 1371 atau 1372, Tribhuwana budenya raja meninggal. Demikian pula Dyah Wiyat alias Rajadewi ibunda raja. Damai di bumi. Kekuasaan Hayam Wuruk mestinya makin solid. Dan Majapahit jadi lebih damai dan tenang. Untuk beberapa saat. Tapi banyak yang ngincer. Tahun 1377, diberitakan, Majapahit kembali nyerbu Swarnabhumi. Ada yang bilang karena pelanggaran yang dilakukan penguasanya. Bisa juga, ini usaha Majapahit untuk mengecilkan Dharmasraya sebagai bawahan atau aliansi yang dominan di Sumatra. Atau kombinasinya itu. Daerah yang diserang, sepertinya Palembang. Lalu,.. bisa dikirakira, pada saat itu ada kemungkinan Majapahit berusaha melakukan 'jawanisasi' di area Palembang untuk meredam pesatnya pertumbuhan budaya Melayu. Mungkin terjadi, Majapahit ingin Palembang area itu sepenuhnya masuk jadi propinsi inti Majapahit, dan tidak sekedar kerajaan bawahan yang longgar ikatannya dengan teritorial induk. Kalau itu terjadi, dia jadi bisa lebih solid berperan dalam perdagangan internasional. Dan di sisi lain, menjepit kerajaan Pakuan/Pajajaran di tengah-tengah. Penguasaan Palembang cukup berhasil, dan ada kemungkinan, setelah itu, Lampung jadi terpisah dari pengaruh Melayu di utara, dan bahkan terus gabung ke Jawa Barat. Entah seberapa jauh Jawanisasi-nya berhasil, tapi ujungnya, sampai sekarang, kita bisa saksikan, bahasa Melayu Palembang itu, cukup kaya mengandung kosa-kata Jawa. Dan demikian pula, bisa termasuk satu-satunya cabang Melayu yang nyata punya semacam tingkatan seperti ngoko-kromo di bahasa Jawa. Habis itu, Hubungan baik Majapahit dengan mancanegara berkembang. Lalu, 1389, Hayam Wuruk meninggal. Tidak disebutkan apa penyebab meninggalnya, tapi jelas bukan karena ditusuk keris Mpu Gandring atau dibacok clurit. Pileren juga bukan. Karena pileren itu penyakitnya ayam. Sedangkan dia itu raja. Walau namanya Hayam! Walah. Mbulet. Dia dimakamkan di Tajung. Kalau saat naik tahtanya 1350 umurnya maksimal 20 tahun, maka saat meninggal 1389 mestinya umurnya maksimal 59 tahun.

51 Pada masa pemerintahan Hayam Wuruk, terbit kitab yang sekarang dijadikan rujukan sejarah, yaitu Kakawin Sutasoma (yang memuat semboyan Bhinneka Tunggal Ika tan Hana Dharma Mangrwa, yang terus dicuplik jadi semboyan Indonesia), gubahan Mpu Tantular. Dan satu lagi, Nagarakretagama, gubahan Mpu Prapanca, Walau dirujuk, bisa dipastikan kitab-kitab itu bukan catatan sejarah akurat, tapi merupakan kitab yang diplintir sana-sini untuk keperluan penguasa kala itu. Akurasinya wallahualam, tapi kalau ngawur seratus persen juga enggak. Yah, bisa dikira-kira, seperti sejarah yang ditulis oleh pemerintah orde baru gitu deh. *** Majapahit, Masa Wikramawardhana ( /40-Tahun) Sepertinya Hayam Wuruk cuma punya anak dua. Satu perempuan: Kusumawardhani, anak sang permaisuri, dan Wirabhumi yang anak selir. Kusumawardhani, kemudian menikah dengan Wikramawardhana alias Raden Gagak Sali, anak kandung Dyah Nertaja alias Bhre Pajang, adik asli Hayam Wuruk. Mereka berdua sepertinya sudah diatur dijodohkan sejak kecil. Begitu wafat 1389, Hayam Wuruk digantikan Wikramawardhana, menantu sekaligus keponakannya. Wikramawardhana berkuasa sekitar 40 tahun ( ). Dia memerintah berdampingan dengan istri sekaligus sepupunya, Kusumawardhani putri Hayam Wuruk. Wikramawardhana punya anak, putra mahkota Rajasakusuma bergelar Hyang Wekasing Sukha, tapi pendek umur. Belum jadi raja sudah meninggal. Karena ketetapan Allah. Ya iyalah! Penyebab kematian yang lebih spesifik nggak nemu. Anak Wikramawardhana yang lain, ada tiga, semua anak selir: Bhre Tumapel, Suhita, dan Kertawijaya. Setelah menggantikan peran jadi putra mahkota, Bhre Tumapel kemudian wafat juga sebelum naik tahta. Sehingga, yang terus jadi putra mahkota dan jadi raja adalah Suhita, anak Bhre Daha, cucu Bhre Wirabhumi. Apa meninggalnya dua putra mahkota itu keselek ikan asin atau semacam itu, kecelakaan? Atau sakit? Atau karena konspirasi di sekeliling? Silakan dikira-kira. Yang jelas, semasa Wikramawardhana terjadi perang besar di teritorial induk Majapahit yang cukup menguras sumber daya karena sempat sama-sama kuat beberapa lama. Yaitu perang Paregreg. Perang Paregreg itu diawali perselisihan Wikramawardhana dengan Bhre Wirabhumi. Ini sepertinya jalur anak Hayam Wuruk juga, anak selir. Ini mirip lanjutan cerita 'dua matahari'. Si anak selir diangkat jadi anak oleh Bhre Daha, dari 'matahari yang lain', nenek-kakek-nya sendiri alias ayah-ibunya Hayam Wuruk. Yang kemudian, muncullah 'gunung yang lain', mengukuhkan istana Majapahit Timur, yang bahkan sempat nekat mengirim duta independen ke Cina segala. Dan oleh Hayam Wuruk tidak diapa-apakan, karena yah,.. mungkin sebagai wujud baktinya pada orang tua atau apa.

52 Pas Hayam Wuruk wafat, kemungkinan perbedaan menajam. Wirabhumi, yang anak Hayam Wuruk asli, walau ibunya selir, mungkin merasa 'lebih berhak' daripada Wikramawardhana yang cuma menantu dan keponakan Hayam Wuruk, walau istrinya anak permaisuri Hayam Wuruk. Tahun, 1401, perbedaan itu jadi pertengkaran terbuka. Lalu meletus jadi perang Paregreg Paregreg artinya perang bertahap dalam tempo lama. War of attrition. Yang unggul bergantian, timur (Wirabhumi) dan barat (Wikramawardhana). Tahun 1406, Bhre Tumapel, anak Wikramawardhana membawa pasukan besar menyerbu pusat kerajaan timur. Bhre Wirabhumi yang pasukannya kalah dan buyar lantas melarikan diri naik perahu di malam hari. Tapi terkejar dan dibunuh potong leher oleh Raden Gajah alias Bhra Narapati, yang menjabat Ratu Angabhaya istana barat. Sadis juga nih. Kepalanya dibawa ke istana barat, lalu dicandikan di Girisa Pura, Lung. Setelah Bhre Wirabhumi tumpas, timur dan barat menyatu lagi, tapi dampak perang melemahkan Majapahit. Kerajaan bawahan di luar Jawa melepaskan diri, antara lain 1405 Kalimantan Barat direbut Cina. Palembang, Melayu, Malaka, juga merdeka jadi bandar perdagangan sendiri-sendiri. Brunei di Kalimantan Utara juga lepas. Sebelum serbuan besar ke timur, Cina yang saat itu sudah lebih kokoh dari Majapahit telah mengirimkan duta, juru damai, mengunjungi istana barat. Habis kunjung ke barat, kontingen Cina kunjung ke timur. Entah diminta jadi juru damai atau apa, kita tidak tahu. Yang jelas, saat kontingen Cina di istana timur, istana itu diserbu, dan 170 anggota kontingen Laksamana Ceng Ho ikut jadi korban keganasan pertempuran. Atas insiden itu, Wikramawardhana setuju membayar ganti rugi tahil. Tapi, kenyataannya: Sampai 1408, Majapahit cuma sempat bayar tahil, terus Kaisar Yung Lo memaafkannya. Dan sisanya tidak dibayarkan lagi. Di luar itu, demi melanggengkan perdamaian, selepas Paregreg, Wikramawardhana mengawini Bhre Daha putri Bhre Wirabhumi, dan dia jadikan selir. Dari selir ini, lahirlah Suhita. Bisa dikira-kira, Suhita dan ibunya tidak cinta bakti pada Wikramawardhana dan jalur barat yang telah membantai Wirabhumi secara full. Andai tidak wajar, kematian Bhre Tumapel, sang putra mahkota, bisa juga merupakan buah konspirasi kelompok ini. Benar tidaknya konspirasi, wallahualam. Kita tidak boleh berprasangka buruk. Toh semuanya itu persaingan politik yang wajar belaka pada masa itu. Yang jelas, setelah Wikramawardhana wafat, dia digantikan Suhita si anak selir, sekaligus cucu Wirabhumi. Wirabhumi sendiri.. juga anaknya selir. Selir Hayam Wuruk. Di titik ini, Majapahit bukanlah top markotop seperti saat jayanya. Bahkan tahun 1426 negeri induk Majapahit terlanda kelaparan. Can you believe it? Negeri yang dulunya berkuasa dari barat ke timur, produsen beras paling terpandang se-asia Pasifik, atau

53 bahkan sedunia, terus terlanda kelaparan! Betapa tragisnya... Dan kalau dilihat jernih, sejak kapan kemunduran itu terjadi? Sejak masa Hayam Wuruk! Bibit-bibit telah tersemai di sana. Dan ini, ujungnya terulang di sejarah manapun. Masa yang oleh sejarawan disebut puncak kejayaan,.. kenyataannya hampir selalu, awal kemunduran juga mulainya dari situ! Walau meledaknya biasanya di periode berikutnya. Pola nepotisme juga terbukti tidak sustain. Pada satu titik, nepotisme itu racun. Hal lain, kalau suatu negara sudah besar,.. pokok yang harus dibangun bukanlah ekonomi atau infastruktur, melainkan kualitas akhlak manusianya. Dharmawangsa-Airlangga telah membangun manusia Jawa Timur secara lebih dari kerajaan nusantara di sekeliling. Dia bangun perguruan-perguruan, dan seterusnya. Dan hasilnya? Jawa Timur bisa menjelma menjadi dominan ratusan tahun ke depannya. Cina idem. India idem. Kaum mukmin idem. Eropa idem. Jepang idem. Ini mestinya jadi pelajaran bagi semua. Suatu kaum atau suatu keluarga, yang ingin terus jaya ratusan tahun, hendaklah fokus dan all-out membangun umat. Dan bukannya membangun infrastruktur, atau membangun ekonomi, atau membangun mesjid. Ilustrasi lain: Rasulullah saw, beliau juga all-out membangun umat, tapi ala kadar saja membangun mesjid. Masjid kesayangan Rasul, masjid Nabawi, saat rasul wafat itu 35x30 meter saja alias cuma 1050 meter persegi. Bersahaja. Berpintu tiga. Berlantai tanah berbatu, atapnya pelepah kurma. Masjid kesayangan saja begitu, bagaimana rumah beliau? Rumahnya cuma 4x4 alias 16 meter persegi. RSSS. Tidak berkasur empuk. Tidak ada furnitur mewah. Akan tetapi.. bagaimana dalam membangun umat? He is the best of the bests. All out membangun akhlak, mempertaruhkan segalanya. Sampai di satu titik, saat beliau merasa tugasnya paripurna, beliau menengadah berulang kali ke langit di saat haji wada, saat menyampaikan khutbahnya terakhir. "..Saksikanlah Ya Allah, aku telah sampaikan risalah-mu kepada hamba-hamba-mu." Dan karena itu... orang-orang di jalurnya.. terus jaya puluhan abad lamanya. Nah kalau kita sekarang bagaimana? Muslim masa kini bikin mesjid all-out, diukir diperbanyak diperindah. Mesjid indah di Indonesia ada berapa? Tak terhitung,.. tapi dalam membangun umat? Lha... Untuk pendidikan saja, gretongan! Yang diutamakan gratisnya. Murahan. Bukan mengejar top quality. Gaji guru-guru bagaimana? Jauh lebih rendah daripada pembokat-pembokat tak berpendidikan yang jadi TKI di negeri-negeri jiran kepang. Ini bukan kira-kira. Tapi fakta. Padahal, sesuai pepatah Perancis: "Murah kok njaluk selamet?" Lha, murah saja sudah susah untuk selamet, apalagi gratis! Mestinya, kita interospeksi habis-habisan kalau mau jadi bangsa yang jaya. *** Majapahit, Setelah Masa Wikramawardhana Selepas Wikramawardhana, bertahta Suhita alias Dyah Ayu Kencana Wungu, seorang perempuan, menjabat sekitar 18-tahun ( ). Di masanya, terjadilah balas

54 dendam. Raden Gajah pembunuh Wirabhumi dihukum mati Di kronik Cina, nama Suhita muncul sebagai Su King Ta. Dia mengangkat Gan Eng Cu sebagai pemimpin komunitas Cina di Tuban, yang kelak disebut sebagai Arya Teja, kakek Sunan Kalijaga. Di masa kerajaan Islam di Jawa, muncul Serat Kanda, yang terus diceritakan turuntemurun, bahwa di jaman Ratu Kencanawungu itu, Majapahit perang lagi melawan Menak Jingga, dari Blambangan di timur. Menak Jingga akhirnya mati di tangan Damarwulan utusan ala James Bond yang dikirim Ratu Kencanawungu. Setelah itu, Damarwulan menikah dengan Kencanawungu ikut memimpin Majapahit, bergelar Prabu Mertawijaya. Dari perkawinan tersebut kemudian lahir Brawijaya yang menjadi raja terakhir Majapahit. Akurasinya, wallahualam. Besar kemungkinan ngaco. Berbeda dari cerita Damarwulan itu, saat wafat 1447, Suhita tidak punya putra mahkota. Dia digantikan adiknya Dyah Kertawijaya yang sebelumnya Bhre Tumapel. Di masa Kertawijaya, banyak bencana alam. Gempa, gunung meletus. Juga terjadi pembantaian penduduk Tidung Galating oleh keponakan Kertawijaya. Saat wafat 1451, Kertawijaya wafat digantikan Rajasawardhana (Brawijaya Ke-2, yang memerintah hanya 2 tahun, ). Ada pendapat bilang: Rajasawardhana naik takhta setelah membunuh Kertawijaya. Pendapat lain: Kertawijaya itu bapaknya Rajasawardhana alias Dyah Wijayakumara. Ada yang bilang, Brawijaya memiliki permaisuri muslim, Ratu Dwarawati dari negeri Campa. Dia turun tahta 1478, karena dikalahkan putranya dari selir, yaitu Raden Patah. Info lain dari prasasti Waringin Pitu, permaisuri Kertawijaya itu Jayeswari bukan Ratu Dwarawati. Mana selir, mana permaisuri, mungkin tidak jelas betul tercatat oleh sejarah. Di Mojokerto ada situs makam Putri Campa yang diyakini sebagai istri Brawijaya, batu nisannya berangka tahun 1448, jatuh pada masa pemerintahan Kertawijaya. Jadi, ada pendapat: Brawijaya identik dengan Kertawijaya. Di bagan silsilah di makam Ratu Kalinyamat di Jepara, tertulis Kertawijaya itu ayah Raden Patah. Toh kronik Cina yang lebih netral menyebut bahwa putri Champa yang dimakamkan di Mojokerto itu bukan istri raja Majapahit, melainkan isti Ma Hong Fu, duta besar Cina untuk Jawa. Tapi bisa juga, dua-duanya benar. Ada dua putri Champa. Satu istri duta Cina untuk Jawa. Satu istri raja Majapahit. Dua-duanya dimakamkan di Mojokerto. Atau.. satu putri Champa. Pertama dia istri duta Cina. Terus duta itu bablas angine, nggak tahu karena dikempus kerajaan atau mati demam berdarah atau mengkis,.. terus istrinya dipetik oleh raja Majapahit. Nggak terlalu pentinglah yang persis benar bagaimana. Tokoh lain berjuluk Brawijaya adalah Bhre Kertabhumi putra Rajasawardhana. Seringkali, dia dianggap Brawijaya V. Sebelum lanjut ke Brawijaya V, kita tuntaskan Rajasawardhana, Brawijaya II. Sebelumnya, ada juga tokoh lain bernama Rajasawardhana yang Bhre Matahun. Itu beda lagi. Yang ini pernah jadi Bhre Pamotan, Bhre Keling, Bhre Kahuripan. Tapi tidak

55 pernah jadi Bhre Matahun. Menurut prasasti Waringin Pitu, Dyah Wijayakumara atau Rajasawardhana punya istri Bhre Tanjungpura, Manggalawardhani, terus punya dua anak: Dyah Samarawijaya dan Dyah Wijayakarana. Sementara, Rajasawardhana Sang Sinagara dalam Pararaton disebut punya empat anak: Bhre Kahuripan, Bhre Mataram, Bhre Pamotan, dan Bhre Kertabhumi. Jika Rajasawardhana benar identik dengan Wijayakumara, berarti Bhre Kahuripan dan Bhre Mataram juga identik dengan Samarawijaya dan Wijayakarana. Mungkin, saat prasasti Waringin Pitu dibuat (1447), Bhre Pamotan dan Bhre Kertabhumi belum lahir. Menurut Pararaton, sepeninggal Rajasawardhana, Majapahit vakum tanpa raja tiga tahun ( ). Lalu, Bhre Wengker jadi raja Majapahit 1456, bergelar Bhra Hyang Purwawisesa. Tokoh ini mungkin Girisawardhana yang disebut prasasti Waringin Pitu. Tokoh Hyang Purwawisesa alias Girisawardhana Dyah Suryawikrama bisa jadi raja yang mengeluarkan prasasti Sendang Sedur Nama Suryawikrama sebelumnya juga muncul di prasasti Waringin Pitu 1447, sebagai putra kedua Kertawijaya. Jika Rajasawardhana itu Wijayakumara, kakak Suryawikrama, maka, kekosongan tahta tiga tahun, bisa akibat perebutan takhta Suryawikrama dengan Samarawijaya putra sulung Wijayakumara. Prasasti Waringin Pitu juga menyebut Samarawijaya itu menantu Suryawikrama. Mungkin tahun 1456 perebutan berakhir setelah Samarawijaya merelakan takhta Majapahit kepada Suryawikrama, yang merupakan paman sekaligus mertuanya. Ini rebutan yang tidak terlalu seru lagi, gontok-gontokan rebutan tulang saja, karena di nusantara, peran Majapahit sudah diminishing, jauh mengecil. Tapi, di sisi lain, orang-orang Jawa terus berperan di nusantara, khususnya jadi lumbung beras. Kalau puyeng baca tektokan di atas, seringkasnya, selepas Wikramawardhana pemenang perang paregreg, tahta Majapahit diduduki berturut oleh: Suhita (Dyah Ayu Kencana Wungu, /18-Tahun) Brawijaya I (Kertawijaya adik Suhita, 1451/4-Tahun) Brawijaya II (Rajasawardhana, /2-Tahun) Vakum tanpa raja 3 tahun ( ). Brawijaya III (Purwawisesa atau Girishawardhana, /10-Tahun) Brawijaya IV (Bhre Pandansalas atau Suraprabhawa, /2-Tahun) Brawijaya V (Bhre Kertabumi, /10-Tahun) Brawijaya VI (Girindrawardhana, Dyah Ranawijaya, Bhatara Wijaya, /20-thn) Patih Udara ( /20-tahun) Cerita turun temurun menganggap, Majapahit yang di Trowulan, Mojokerto, bubarnya Jadi, kemungkinan besar, setelah itu, mestinya pindah ibukota kemungkinan ke Daha atau Kediri, yang kekuasaannya meliputi Majapahit, Janggala, Kadiri, atau terpecah-pecah. Sebagian pelarian mungkin hijrah ke Bali. Entah sebagai orang terhormat, atau rakyat biasa. Ada yang lari ke gunung Bromo segala, lalu membentuk

56 masyarakat Tengger. Bisa saja, karena Trowulannya beneran dirangsek oleh Raden Patah dari Demak Bintara, dan rajanya, Kertabumi tewas di sana Bisa jadi, sejak itu, Trowulan dan Mojokerto merupakan bawahan Demak. Jadi, kalau masih ada disebut Majapahit, itu artinya sisa wilayah lain. Atau bisa juga, Demak itu sendiri, sebetulnya jelmaan Majapahit juga. Masih satu trah. Saat Portugis menjelajah, masih tercatat eksisnya kerajaan di Jawa, dengan pusat di Dayo alias Daha, dan rajanya Batara Vigiaya alias Bhatara Wijaya, tapi sekedar raja simbolik. Yang berkuasa penuh beneran mertuanya yaitu Pate Amdura alias Pate Udra alias Patih Mahodara alias Patih Udara, yang merupakan patih (viso rey, premier) sekaligus panglima perang (capitam moor). Bhatara Wijaya ini kemungkinan besar identik dengan Dyah Ranawijaya penerbit prasasti Jiyu Ada teori juga, yang menyatakan, raja terakhir itu Pandansalas. Lalu, dia dibunuh dan Majapahit direbut oleh Bhre Kertabhumi dan saudara-saudaranya sebentar, sampai kemudian, trah Majapahit yang asli, tapi sudah menjadi muslim dan bertahta di Demak, menyerang Kertabhumi di tahun Kemungkinan lain,.. Ranawijaya cuma sekedar pemimpin simbolik dan kekuasaan ada di tangan Patih Udara sampai 1518, kemudian kekuasaan diambil oleh Pati Unus, dan berkuasa di sana dan di kesultanan Demak (sultan kedua). Dia anak sulung Raden Patah, pendiri Kesultanan Demak. Pati Unus ikut penyerbuan ke Malaka, tapi terus gugur 1521, dan posisinya digantikan, mestinya oleh adiknya Sultan Trenggana. Lalu, Babad Sengkala menyebutkan 1527 Kadiri atau Daha, yang mestinya jelmaan Majapahit di masa-masa akhirnya, runtuh dihancurkan Sultan Trenggana dari Demak. Tidak pasti, apakah runtuh Ranawijaya masih menjabat atau tidak. Bila masih, berarti Ranawijaya itu raja Daha atau raja Majapahit terakhir. Ada juga yang bilang, saat diserang itu, sebetulnya eks Majapahit dan Daha statusnya sudah jadi vasal bawahan Demak. Tapi.. diserang lagi, disebabkan berniat berontak dan coba beraliansi dengan Portugis. Konon, setelah serangan itu, tokoh-tokoh yang menolak ajaran islam lantas banyak hijrah ke Bali. Atau ada yang ke Gunung Bromo? Wallahualam. Apapun teorinya, bagi sejarah mainstream nusantara, masa-masa akhir Majapahit itu tidaklah terlalu penting. Karena apa? Karena di masa itu, Majapahit bukanlah kerajaan dominan lagi. Dari Trah Brawijaya itu, lahir pemimpin-pemimpin generasi berikutnya yang muslim. Antara lain: Arya Damar Bupati Palembang, Raden Patah Bupati Demak, Batara Katong Bupati Ponorogo, serta Bondan Kejawan leluhur Kesultanan Mataram muslim. Atau singkatnya, raja-raja muslim di Jawa, kebanyakannya adalah keturunan trah Majapahit. Karena, ada satu masa, raja-raja di sana mengambil selir dalam jumlah yang banyak sekali. Hobi kawin atau apa. Kita tidak tahu. Atau bisa juga, mereka itu mengaku-aku trah Majapahit, demi mengukuhkan legitimasi. Soal akurasinya bagaimana? Wallahualam. Dan bagi sejarah mainstream nusantara, itu pun tidaklah terlalu penting lagi. Nepotisme is nothing toh untuk masa sekarang dan mendatang?

57 Era kerajaan lama nusantara, selesai sudah di awal abad ke-16 itu. Dan berikutnya, digantikan oleh Kesultanan-kesultanan islam sebagai mainstreamnya. Yang paling menonjol, kesultanan Islam di nusantara ini, pertamanya adalah Kesultanan Demak di Jawa, dan Kesultanan Malaka di semenanjung Malaya. Atau kalau boleh dikira-kira, mungkin bisa disebutkan, bahwa abad ke-14 (tahun 1300-an sekian), itu adalah mulainya bertumbuh mainstream baru kesultanan islam. Dan selama sekitar dua abad, yaitu abad ke-14 dan ke-15, overlap-lah yang lama dan yang baru. Awal ke-16, yang lama baru hilang blas, atau jauh meredup, mengecil. Saat Demak mulai mantap, sisa kerajaan Hindu yang masih bertahan di Jawa tinggal kerajaan Blambangan di ujung timur, serta Kerajaan Sunda yang beribukota di Pajajaran di bagian barat, Pakuan/Bogor. Islam menyebar cepat, dan komunitas Hindu mundur ke Bali dan ke pegunungan. Masyarakat Hindu Tengger sampai sekarang masih eksis di pegunungan Tengger, kawasan Bromo dan Semeru. Kelak, saat Islam mendesak di Jawa Barat, sisa-sisa budaya lama mengisolir diri jadi suku Baduy. Di Sumatra, budaya lama yang kokoh kuat membentuk etnis Batak. Di Papua, dan pedalaman timur, belum ada yang ganggu, masih terus sporadis hidup sendiri-sendiri. Catatan dari sumber Eropa mengenai Majapahit didapatkan dari catatan perjalanan Mattiussi, pendeta Ordo Fransiskan penulis buku: "Perjalanan Pendeta Odorico da Pordenone". Ia mengunjungi beberapa tempat: Sumatera, Jawa, dan Banjarmasin. Ia dikirim Paus untuk misi Katolik di Asia Tengah Ia berangkat dari Padua, menyeberangi Laut Hitam, Persia, terus ke Kolkata, Madras, dan Srilanka. Lalu lewat kepulauan Nikobar sampai ke Sumatera, lalu mengunjungi Jawa dan Banjarmasin. Ia kembali ke Italia jalan darat lewat Vietnam, China, terus mengikuti Jalur Sutra, tiba di Eropa Jadi, selain pedagang islam juga sudah kemana-mana senusantara, penjelajah Eropa pembawa agama kristiani juga sudah merintis misi. Mattiussi menyebutkan: raja Jawa menguasai tujuh raja bawahan. Ia sebutkan juga di Jawa banyak cengkeh, kemukus, pala, dan berbagai rempah. Istana raja Jawa mewah dan mengagumkan katanya, bersepuh emas-perak. Dicatat juga, raja Mongol beberapa kali berusaha menyerang, tetapi selalu berhasil diusir. Kerajaan Jawa yang disebutkan tak lain Majapahit pada (abad ke-14), saat Jayanegara berkuasa. *** Majapahit Di Masa Jaya Sebagai wrap-up, berikutnya kita gambarkan saja lagi, ringkasan kerajaan Majapahit di saat jayanya. Majapahit merupakan negari agraris dan sekaligus negari perdagangan. Pajak dan denda mesti dibayar uang tunai. Ekonomi Jawa telah sebagian mengenal mata uang sejak abad ke-8 masa kerajaan Medang. Saat itu wujudnya butiran dan keping, emas dan perak. Sekitar 1300, pada masa awal Majapahit, ada kebijakan moneter penting: keping uang dalam negeri diganti uang "kepeng" (keping tembaga

58 impor dari China). Tahun 2008, sekitar keping koin China kuno seberat 40 kilogram ditemukan di halaman belakang rumah di Sidoarjo. Badan Pelestarian Peninggalan Purbakala (BP3) Jawa Timur memastikan itu dari era Majapahit. Kebanyakan ahli menduga, semakin kompleksnya ekonomi Jawa, mereka perlu uang pecahan kecil atau receh agar dapat digunakan sehari-hari di pasar. Emas dan perak yang mahal tidak cocok untuk pecahan kecil. Bagaimana perekonomian masa itu? Prasasti Canggu 1358 menyebutkan ada 78 titik perlintasan berupa tempat perahu penyeberangan di dalam negeri (mandala Jawa). Prasasti juga menyebutkan berbagai macam pekerjaan dan spesialisasi karier, mulai dari pengrajin emas-perak, hingga penjual minuman, dan jagal atau tukang daging. Meskipun banyak di antara pekerjaan ini sudah ada zaman sebelumnya, namun proporsi populasi yang mencari nafkah di luar cocok-tanam semakin meningkat pada era Majapahit. Catatan Wang Ta-Yuan, pedagang Tiongkok: komoditas ekspor Jawa saat itu: lada, garam, kain, dan burung kakak tua. Sedangkan komoditas impornya: mutiara, emas, perak, sutra, barang keramik, dan barang dari besi. Mata uangnya dibuat dari campuran perak, timah putih, timah hitam, dan tembaga. Catatan Odorico da Pordenone, biarawan Katolik Roma yang visit 1321: istana raja Jawa penuh perhiasan emas, perak, dan permata. Sejarawan ahli nusantara dan Indonesia modern MC Ricklefs bilang, sejak abad ke-13 sampai bermunculannya orang Eropa, kawasan perairan Asia itu adalah kawasan perdagangan internasional termaju, terbesar, dan teramai di dunia. Walau banyak produk eksotik, seperti emas-perak, kayu, menyan, kapur barus, dan seterusnya,.. yang meramaikan perdagangan secara masif, utamanya adalah produk dasar, yaitu sandang-pangan. Sandang datangnya dari India, Cina, Arab, sana-sini. Untuk pangan, yang paling solid dagang beras adalah Jawa. Sedangkan produk ternak, di Eropa, dan dimana-mana, kalo daging mau awet, pengawet andalan itu rempah-rempah. Jadi, per kilonya, rempah-rempah ini mahal harganya. Untuk daerah dingin di belahan utara, ternak-ternak itu tidak bisa hidup di musim dingin. Teknologinya belum mumpuni. Jadi, untuk persediaan makanan, saat mulai dingin, semua ternak disembelih dan diawetkan. Dan untuk mengawetkannya, diperlukan rempah-rempah itu. Teknik pengawetan dengan rempah-rempah ini juga dipraktekkan saat daging ternak mau diperdagangkan jarak-jauh. Pusat rempahrempah yang palin solid, ujungnya nusantara juga, Maluku yang paling terkenal. Kemakmuran Majapahit diduga karena dua faktor. Faktor pertama: lembah sungai Brantas dan Bengawan Solo yang subur, cocok untuk pertanian padi. Di masa Jaya, pemerintah Majapahit membangun irigasi juga. Faktor kedua; pelabuhan-pelabuhan Majapahit di pantura mungkin berperan penting sebagai pelabuhan pangkalan rempahrempah Maluku. Pajak atas rempah-rempah yang melewati Jawa merupakan sumber pemasukan penting bagi Majapahit. Muara dari keduanya: manusianya. Secara kuantitas, dan kualitas, sempat merajai nusantara, di berbagai aspek.

59 Nagarakretagama menyebutkan: kemashuran penguasa Wilwatikta alias Majapahit telah menarik banyak pedagang, dari India, Khmer, Siam, dan China. Pajak khusus dikenakan pada orang asing terutama yang menetap semi-permanen di Jawa dan melakukan pekerjaan selain perdagangan internasional. Majapahit memiliki pejabat khusus untuk mengurus pedagang India dan Tiongkok yang menetap di ibu kota maupun berbagai tempat di wilayah Majapahit di Jawa. *** Teritorial Inti Majapahit Secara inti, Majapahit itu kelanjutan Singhasari, terdiri atas beberapa kawasan di bagian timur dan bagian tengah Jawa. Daerah ini diperintah oleh uparaja yang disebut Paduka Bhattara yang bergelar Bhre atau "Bhatara i" (bermakna: baginda di). Gelar ini adalah gelar bangsawan tertinggi. Biasanya posisi ini untuk kerabat dekat raja. Tugas mereka: mengelola kerajaan mereka, memungut pajak, dan mengirimkan upeti ke pusat, dan mengelola pertahanan di perbatasan daerah yang mereka pimpin. Paling puncak: the whole empire disebut bhumi atau kerajaan, dipimpin oleh raja. Level dua, kerajaan bawahan disebut nagara: kalau tidak dipimpin bhre tadi, bisa juga dipimpin rajya (gubernur) atau natha (tuan). Di bawah nagara, bertingkat ada watek (dipimpin wiyasa), lalu bawahnya lagi kuwu (dipimpin lurah), wanua (dipimpin thani), dan kabuyutan (dusun kecil atau tempat sakral). Teritorial inti atau negara induk Majapahit meliputi: Kahuripan (Janggala, Sidoarjo) Daha (Kadiri, Kediri) Tumapel (Singhasari, Singosari, Singasari, Malang) Wengker (Ponorogo) Matahun (Bojonegoro) Wirabhumi (Blambangan, Tapal Kuda) Paguhan Jagaraga (Ngawi) Keling (Kling, Timur Kediri) Kabalan Pawanuan Kembang Jenar Lasem Pajang (Surakarta) Mataram (Jogjakarta) Singapura Kalinghapura Tanjungpura

60 Teritorial inti ini, undisputed, dan para sejarawan sepertinya sepakat, memang itu Majapahit banget selama bertahun-tahun. Di luar itu, ada lagi yang mungkin inti juga, di lokasi rada jauh, tapi Majapahit banget. Cuma masih dispute. Dari peta di atas, detilnya bisa dicari di wikipedia, kita bisa tahu nama-nama lama, dan korelasinya dengan namanama wilayah masa kini. Teritorial inti seperti ini, yang terbangun baik, solid, developed, merupakan keunikan tersendiri yang tiada duanya di nusantara masa itu. Yang pertama, pembuka jalannya tentu Mpu Sendok. Dia yang menemukan dan merealisasikan gagasan 'negara besar', harus punya tanah datar yang luas. Yang aman. Mudah dikuasai. Subur. Jadi, kerajaan Jawa pun dia pindahkan dari Jawa Tengah yang rentan bencana vulkanik. Sebelumnya Mpu Sendok, Jawa itu 'dimajukan' oleh wangsa Sanjaya dan wangsa Syailendra. Sebelumnya itu, ide-ide kenegaraan yang mengkristal asalnya dari kerajaan tua Kalingga. Tapi, semuanya itu tidaklah beda jauh dengan kerajaan-kerajaan nusantara yang lain. Tidak distingtif. Bahkan, Kalingga itu kalah jauh oleh Taruma nagara di Jawa Barat. Dan Wangsa Sanjaya, Wangsa Syailendra Jawa, kalah mencorong oleh Wangsa Syailendra penguasa Sriwijaya yang lokasi geografisnya lebih strategis di persimpangan perdagangan internasional. Berkat Mpu Sendok, garpu, dan serbet.. Jawa lantas melejit. Bertahap menjadi 'beda' di banding Sriwijaya dan kerajaan-kerajaan nusantara umumnya, dan pada satu titik, menyalip Sriwijaya. Bedanya dimana sih? Yang utama, Wangsa Isyana itu, dan dilanjutkan oleh para penerusnya, berpikir teritorial. Tidak seperti Tarumanagara atau Sriwijaya yang berpikir 'sentra-sentra', tapi penguasaan penuh, atas teritorial luas. Tarumanagara atau Sriwijaya, berpikir bahwa nusantara ini isinya adalah lautan luas, dan pulau-pulau hutan belantara, yang secara sporadis, di titik-titik tertentu, ada kotakota, besar dan kecil, dikuasai oleh suku-suku dan kerajaan-kerajaan kecil. Belantara adalah belantara, sudahlah. Dibiarkan saja. Menguasai belantara itu gila! Kalau mau

61 menguasai nusantara, maka kuasailah kota-kotanya saja, selesai, maka tidak akan ada suku yang menentang atau bisa menandingi. Setelah itu, kuasailah jalur perdagangan. Kunci tempat-tempat strategis, jadikanlah itu sebagai gerbang tol untuk memupuk kemakmuran dan kekuatan. Mpu Sendok, mungkin didasari pemikiran bahwa mengalahkan posisi strategis Sriwijaya itu mustahil, pulau Jawa telanjur lebih terpencil di selatan lokasinya, pulau tidak bisa dipindah, tapi di sisi lain.. dia melihat hutan belantaranya, gegunungnya, tidak seganas Sumatra,.. dia lantas berpikir membangun negara itu seperti menggelar karpet atau pasang ubin. Sebisa-bisa: Nggak boleh ada blank spot. Kalau rumah kita mau dipasang ubin, ya udah, pasang semua ujung ke ujung, pojok ke pojok. Dengan pola pikir teritorial luas seperti ini, Jawa lantas lebih berkembang kota-desa-nya. Penduduk juga booming. Pertanian juga booming. Perhubungan darat juga booming. Lebih dibanding wilayah lainnya di nusantara. Sejak Mpu Sendok, lantas ide ini disempurnakan dan terus disempurnakan, sehingga satu titik, secara demografi, Jawa Timur dan Jawa Tengah, jauh menyusul semua wilayah nusantara. Termasuk Sriwijaya. Bahkan pasukan ekspedisi Jawa bisa merebut ibukota Sriwijaya dengan satu kali serbuan marinir. Di sisi ekses-nya, pola babat alas habis-habisan begitu merusak kelestarian lingkungan. Whe, lhadalah,.. tapi perusakan yang lebih gila-gilaan telah dilakukan juga oleh orang Mongol-Cina, orang India, orang Eropa, Amerika, Cina, dan siapapun juga yang sempat jadi adidaya dunia. Bagi wisdom lama: ini membabat hutan, membangun peradaban. Dan jadinya, semua mamalia eksotis eropa punah sejak seratus tahun lebih. Balik lagi ke Jawa dan nusantara, lalu pembaharu berikutnya yang membuat Jawa melesat lebih dari titik-titik lain di nusantara adalah Dharmawangsa, yang kemudian dilanjutkan Airlangga menantunya. Di masanya, pembangunan manusia terjadi melebihi titik manapun di nusantara. Masa 'pencerahan' yang muncul lebih dulu dari siapapun di nusantara. Dari titik ini, Jawa lalu menjadi pusat kebudayaan unik yang distingtif, beda dengan daerah manapun di nusantara, bahkan di dunia ini. Hal sama, ditriu oleh Bali. Kebetulan, Airlangga itu selain pangeran Jawa, juga pangeran Bali. Lalu, tokoh Jawa pembaharu lagi adalah Jayabaya. Masih keturunan Mpu Sendok juga, yang berpikir, menang. the best. Menyadari pentingnya keunggulan kompetensi. Tidak cukup cuma bagus-bagus sendiri, tapi mesti jadi lebih unggul, lebih kompeten dari bangsa-bangsa lain. Bermimpi besar. Berpikir besar. Berwawasan jauh ke depan. Ini menajamnya di saat Kediri di bawah Jayabaya berhasil menyatukan lagi, Janggala dengan Kediri menjadi satu kerajaan Jawa yang solid, dan lalu mulai menggagas semacam wawasan nusantara generasi pertama. Singosari, Majapahit, Demak, Mataram, dan seterusnya, penerus Jayabaya, pikiran kejayaannya bisa dirunut benang merahnya dari Jayabaya itu. Dan juga kerajaan-kerajaan lain di nusantara, pada gilirannya, ada yang terinspirasi oleh semangat kerajaan Jawa. Lalu, tokoh unik yang juga 'berjasa' membongkar tatanan lama, adalah Ken Arok. Disruptif. Dia membuka mata orang Jawa, bahwa yang mesti berkuasa, itu bukan trah

62 yang itu-itu saja. Bahwa menjadi raja atau pemimpin besar, itu kuat-kuatan, pinterpinteran, dan bukannya karena darah biru. Andai tidak ada Ken Arok, mungkin lokal wisdom Jawa, bisa seperti Jepang atau Thailand. Sekian ratus tahun, ribu tahun, yang meraja itu-itu saja, bahkan dimitoskan turunan dewa. Dewa mabok atau dewa apa, kita tidak tahu. Kalangan konservatif yang romantis dan sentimentil, banyak yang ngimpi, idealnya, Indonesia itu ada rajanya.. yang itu-itu saja, jangan ganti-ganti,.. terus kita pertuan bersama. Makin ke sini, ide ini semakin terasa usang. Di jaman demokrasi modern juga nggak kena. Berdasarkan wisdom agama Islam dan kitab suci manapun, juga terasa mengada-ada. Nggak tahu kalo berdasarkan primbon darto gondal-gandul. *** Teritorial Majapahit Yang Diributkan Kontroversial Di luar area negara induk atau negara agung Majapahit, ada jajahan atau aliansi utama yang disebut mancanegara (area Jawa lainnya daerah inti, belakangan juga Madura, Bali, Dharmasraya, Pagaruyung, Lampung dan Palembang di Sumatra). Lebih luar dari itu, yang masih di bawah pengaruh Majapahit sampai batas tertentu disebut nusantara. Sampai ke Maluku-Papua, Nusa Tenggara, Sulawesi ke Utara sampai sebagian Filipina, dan Semenanjung Malaya. Di luar nusantara ada negeri sahabat disebut Mitreka Satata, disebutkan meliputi: Syangkayodhyapura (Ayutthaya di Thailand), Dharmmanagari (Kerajaan Nakhon Si Thammarat), Marutma, Rajapura dan Sinhanagari (kerajaan di Myanmar), Kerajaan Champa, Kamboja (Kamboja), dan Yawana (Annam). Dan di luar itu ya sudah. Semesta dunia, tidak ada sebutannya khusus (seperti India, Cina..). Pada zaman Majapahit... mulai canggih teknik pembuatan keris, dan mulai berfungsi sosial dan ritual. Keris jaman sebelumnya berat dan kasar. Jaman Majapahit lebih halus, ringan, tapi lebih kuat. Keris mulai dipakai sebagai tanda kebesaran kalangan bangsawan, dan meluas se-nusantara, terutama di bagian barat. Selain keris yang personal dan simbolik, berkembang teknologi tombak, pedang, dan meriam sederhana disebut cetbang. Salah satu koleksi cetbang Majapahit sekarang berada di Metropolitan Museum of Art, New York. Seperti sudah disebutkan, asal mesiu dan bom itu dari Cina. Nusantara mulai mengadop dalam perang-perang di jaman Singosari. Lalu makin disempurnakan, tapi keunggulan infanteri lebih dimajukan, apalagi Jawa itu amat unggul dalam jumlah penduduk. Demikian pula Cina dan India, sehingga pemusnah massal seperti itu, ujungnya yang mengembangkan habis-habisan dengan lebih serius, adalah wilayahwilayah jauh, yang jumlah penduduknya sedikit. Yaitu Eropa! Kenikmatan dan keunggulan itu selalu memang pedang bermata dua. Itu bisa jadi candu. Barangsiapa yang pandai mensyukuri (dalam arti mengoptimalkan dan bukan bersyukur sekedar komat-kamit spiritual dan verbal), maka tentu Allah akan

63 menambah-nambah kenikmatan baginya. Sedang bagi yang tidak mensyukuri dengan benar, maka siksaannya amatlah pedih. Mentang-mentang penduduknya banyak, dan mudah membentuk pasukan infanteri dan kaveleri berkuda secara kolosal, masyarakat Asia terlena, tidak all-out mengembangkan senjata-senjata canggih dan pemusnah massal, dan gara-gara itu.. keunggulannya ratusan tahun.. ujungnya gone. Disalip kelak oleh bangsa-bangsa Eropa bule yang ujungnya mengusai dunia selama beberapa lama. Ups, tapi sebelum ke situ, mari kita gambarkan dulu seperti apa peta Majapahit Raya yang kontroversial itu, bersumber dari wikipedia. Menurut kira-kira kita, besar kemungkinan, di luar teritorial inti seperti disebut di atas, yang lain-lain adalah kerajaan bebas, yang dihimpun menjadi semacam 'uni' model 'unieropa' jaman sekarang. Bahkan, bisa juga tidak semua berkedudukan setara, tapi bisa berjenjang bertingkat-tingkat. Tapi.. rasanya, semua kerajaan kuno juga seperti itu modelnya. Entah itu di India, di Cina, Sriwijaya, di Eropa, Mesir Kuno, Persia Kuno, dan seterusnya. Adalah nggak masuk akal, kalau ada orang mengharap, senusantara ini bisa disatukan bulet, pake ktp yang sama, pada masa Majapahit itu. Lha sekarang ini aja, menghimpun data kependudukan terpusat, ktp elektronik.. belepetan. Mana mungkin jaman Majapahit bisa solid? Hindia Belanda pun, dibilang menjajah seluruh Indonesia, kenyataannya tidak sepenuhnya teritorial full seperti pasang ubin. Blank spotnya jauh lebih banyak dari pada yang tidak blank. Juga pake pendekatan 'uni', lebih daripada negara kesatuan. Negeri-negeri.. lebih banyak dijadikan vasal (dengan otonomi cukup luas), daripada propinsi atau kota Belanda. Begitu juga pada masa pendudukan Jepang (dan Sekutu), Indonesia itu tidaklah sepenuhnya dijajah ujung ke ujung oleh mereka. Orang-orang

64 desa di Jawa Barat saja, atau Jawa Tengah, atau Jawa Timur, ada banyak yang nyaris tidak pernah melihat bule atau Jepang sepanjang tahun 40-an. Apalagi yang luar Jawa. Nah, balik lagi ke masa Majapahit, adalah amat logis, kalau hegemoni Majapahit itu tidak seluruhnya diwujudkan dalam bentuk kolonisasi atau penguasaan militer. Untuk banyak wilayah luar Jawa-Bali, bisa juga bentuknya adalah semacam uni dimana Majapahit menjadi pemimpin. Ibaratnya, Uni-Eropa, kayaknya setara, tapi sebenernya yang memimpin Jerman-Perancis. Nah, apakah terus negara kecilan macam Austria atau Portugis itu jajahan Jerman? Ya enggak juga. Toh adanya Uni-Eropa itu membikin segenap kekuatan Eropa menjadi padu. Uni-Nusantara itu, andai Majapahit bukan satu-satunya yang memimpin, kira-kira kita tentu yang jadi Jerman-Perancisnya adalah Majapahit-Melayu. Melayu ini direpresentasikan utamanya oleh bekas daerah Sriwijaya, belakangan jadi kerajaan Dharmasraya, lalu sebentar jadi Malayapura. Insya Allah, tentang Melayu dan sejarah Indonesia berikutnya, kita bahas terpisah dalam kesempatan lain. Sampai titik ini, singkatnya, milestones besar perkembangan Nusantara dari awal sekali sampai abad ke-16 adalah seperti di bawah ini. (ilmuiman.net / Selesai)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Suatu gejala positif yang seharusnya dilakukan oleh para sastrawan,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Suatu gejala positif yang seharusnya dilakukan oleh para sastrawan, 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Suatu gejala positif yang seharusnya dilakukan oleh para sastrawan, penikmat sastra ataupun masyarakat Indonesia secara umum, adalah membaca, mempelajari, bahkan menulis

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. adalah Kertanegara.

BAB 1 PENDAHULUAN. adalah Kertanegara. BAB 1 PENDAHULUAN I. LATAR BELAKANG Kerajaan Singhasari atau sering pula ditulis Singasari atau Singosari, adalah sebuah kerajaan di Jawa Timur yang didirikan oleh Ken Arok pada tahun 1222. Lokasi kerajaan

Lebih terperinci

MAKALAH KERAJAAN SINGASARI Guru Pembimbing : Hj. Farida Machsus

MAKALAH KERAJAAN SINGASARI Guru Pembimbing : Hj. Farida Machsus MAKALAH KERAJAAN SINGASARI Guru Pembimbing : Hj. Farida Machsus DISUSUN OLEH : 1. NUR KHAMIDAH 2. ENNI NIKMATUL KHURIIYAH 3. NURUL JANNAH 4. RANI ABDI SUSANTI KELAS : XI-B MADRASAH ALIYAH BIDAYATUL HIDAYAH

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP A. Simpulan

BAB V PENUTUP A. Simpulan BAB V PENUTUP A. Simpulan Penelitian mengenai novel Ken Arok Ken Dedes: Sebuah Roman Epik Cinta Penuh Darah dan legenda Gunung Kemukus serta implementasinya dalam pembelajaran sastra di SMK telah selesai

Lebih terperinci

KIDUNG RANGGALAWE : PEMBERONTAKAN KEKUASAAN KIDUNG RANGGALAWE

KIDUNG RANGGALAWE : PEMBERONTAKAN KEKUASAAN KIDUNG RANGGALAWE KIDUNG RANGGALAWE : PEMBERONTAKAN KEKUASAAN KIDUNG RANGGALAWE TIKADIYAH WULAN YULIANTI 2611414026 Jurusan Bahasa Jawa, Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Semarang, Indonesia Info Artikel Sejarah

Lebih terperinci

Kerajaan Tumapel yang berdiri megah dan agung,

Kerajaan Tumapel yang berdiri megah dan agung, Sepenggal Kisah Beribu Sejarah Kerajaan Tumapel yang berdiri megah dan agung, yang didirikan dengan susah payah oleh Ken Arok 1 dengan pengorbanan sangat besar terutama dengan menyingkirkan dan membunuh

Lebih terperinci

SINGHASARI (TUMAPEL)

SINGHASARI (TUMAPEL) SINGHASARI (TUMAPEL) P. MARIBONG (1264) DIKELUARKAN OLEH RAJA WISNUWARDHANA YANG MENYEBUTKAN : SWAPITA MAHA STAWANA - BHINNASRANTALOKAPALAKA ( KAKEKNYA YANG TELAH MENENTRAMKAN DAN MEMPERSATUKAN DUNIA)

Lebih terperinci

Lampiran. Ringkasan Novel KoKoro. Pertemuan seorang mahasiswa dengan seorang laki-laki separuh baya di pantai

Lampiran. Ringkasan Novel KoKoro. Pertemuan seorang mahasiswa dengan seorang laki-laki separuh baya di pantai Lampiran Ringkasan Novel KoKoro Pertemuan seorang mahasiswa dengan seorang laki-laki separuh baya di pantai Kamakura menjadi sejarah dalam kehidupan keduanya. Pertemuannya dengan sensei merupakan hal yang

Lebih terperinci

Raja Langit, Raja Bumi, dan Putri Bulan Kisah dari Sulawesi Selatan

Raja Langit, Raja Bumi, dan Putri Bulan Kisah dari Sulawesi Selatan Raja Langit, Raja Bumi, dan Putri Bulan Kisah dari Sulawesi Selatan Kisah ini mengajarkan dua hal: Pertama, bahwa setiap peperangan yang dikobarkan oleh rasa iri dan benci hanya akan menghancurkan semua

Lebih terperinci

Untung Suropati. Untung Bersekutu Dengan VOC

Untung Suropati. Untung Bersekutu Dengan VOC Untung Suropati Untung Suropati lahir di Bali pada tahun 1660. Ia hidup pada masa Amangkurat II yang pernah memberikan restu kepadanya untuk menaklukan pasuruan. Menurut Babad Tanah Jawi, semasa kecil,

Lebih terperinci

KERAJAAN DEMAK. Berdirinya Kerajaan Demak

KERAJAAN DEMAK. Berdirinya Kerajaan Demak KERAJAAN DEMAK Berdirinya Kerajaan Demak Pendiri dari Kerajaan Demak yakni Raden Patah, sekaligus menjadi raja pertama Demak pada tahun 1500-1518 M. Raden Patah merupakan putra dari Brawijaya V dan Putri

Lebih terperinci

Surat Paulus yang pertama kepada jemaat Tesalonika

Surat Paulus yang pertama kepada jemaat Tesalonika 1 Surat Paulus yang pertama kepada jemaat Tesalonika Kepada yang kekasih saudara-saudari saya seiman di Tesalonika yaitu kalian yang sudah bersatu dengan Allah Bapa dan Tuhan kita Kristus Yesus: Salam

Lebih terperinci

LIFE HISTORY. Note : II (12-18 tahun) Nama : Tetni br Tarigan Usia : 16 tahun

LIFE HISTORY. Note : II (12-18 tahun) Nama : Tetni br Tarigan Usia : 16 tahun LIFE HISTORY Note : II (12-18 tahun) Nama : Tetni br Tarigan Usia : 16 tahun Tetni seorang anak perempuan berusia 16 tahun, yang tinggal dalam keluarga yang serba kekurangan. Ia, orang tuannya dan empat

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN BAB V SIMPULAN DAN SARAN Pada bab terakhir dalam penulisan skripsi yang berjudul Peristiwa Mangkok Merah (Konflik Dayak Dengan Etnis Tionghoa Di Kalimantan Barat Pada Tahun 1967), berisi mengenai simpulan

Lebih terperinci

AWAL BERDIRINYA KERAJAAN

AWAL BERDIRINYA KERAJAAN Kerajaan Singasari AWAL BERDIRINYA KERAJAAN Pendiri Kerajaan Singasari adalah Ken Arok.Asal usul Ken Arok tidak jelas.menurut kitab Pararaton, Ken Arok adalah anak seorang wanita tani dari Desa Pangkur

Lebih terperinci

LAMPIRAN HUBUNGAN INTERTEKSTUAL ANTARA..., KAMSIAH, PBSI FKIP, UMP 2016

LAMPIRAN HUBUNGAN INTERTEKSTUAL ANTARA..., KAMSIAH, PBSI FKIP, UMP 2016 180 LAMPIRAN 181 SINOPSIS NASKAH DRAMA KEN AROK KARYA SAINI KM Sebuah sandiwara peristiwa sejarah, yang ditulis dalam 14 babak ini mengangkat kisah kerajaan Singhasari yang kala itu nama kerajaannya adalah

Lebih terperinci

SMA/MA IPS kelas 10 - SEJARAH IPS BAB 4. INDONESIA MASA HINDU BUDHALatihan Soal 4.4. Pasasti Yupa

SMA/MA IPS kelas 10 - SEJARAH IPS BAB 4. INDONESIA MASA HINDU BUDHALatihan Soal 4.4. Pasasti Yupa SMA/MA IPS kelas 10 - SEJARAH IPS BAB 4. INDONESIA MASA HINDU BUDHALatihan Soal 4.4 1. Kerajaan Kutai adalah kerajaan Hindu tertua di Indonesia. Bukti yang memperkuat adanya kerajaan Kutai di Indonesia

Lebih terperinci

Persahabatan Itu Berharga. Oleh : Harrys Pratama Teguh Sabtu, 24 Juli :36

Persahabatan Itu Berharga. Oleh : Harrys Pratama Teguh Sabtu, 24 Juli :36 Sahabat, kata yang sering kita dengar. Apakah kalian tahu arti dari sahabat? Semua pendapat orang tentang sahabat berbeda-beda. Menurutku sahabat adalah teman yang selalu ada saat kita sedang senang maupun

Lebih terperinci

BAB 2 DATA DAN ANALISIS Perang Wanara dan Raksasa. satu ksatria yang sangat ditakuti oleh lawannya.

BAB 2 DATA DAN ANALISIS Perang Wanara dan Raksasa. satu ksatria yang sangat ditakuti oleh lawannya. BAB 2 DATA DAN ANALISIS 2.1. Legenda Hanoman 2.1.1 Perang Wanara dan Raksasa Setelah lakon Hanoman Obong. Hanoman kembali bersama Sri Rama dan Laskmana beserta ribuan pasukan wanara untuk menyerang Alengka

Lebih terperinci

ONIMUSHA Written by REZA FAHLEVI ( )

ONIMUSHA Written by REZA FAHLEVI ( ) ONIMUSHA Written by REZA FAHLEVI ( 09.12.3843 ) Copyright 2011 Reza Fahlevi All Right Reserved SINOPSIS adalah seorang anak laki-laki dari pasangan Yusaku Matsuda dan dari desa kecil bernama Chikuya di

Lebih terperinci

Dongeng Manajemen: Logika Berpikir, Beda Dengan Logika Bahasa

Dongeng Manajemen: Logika Berpikir, Beda Dengan Logika Bahasa Dongeng Manajemen: Logika Berpikir, Beda Dengan Logika Bahasa Oleh Yusuf Wibisono. ilmuiman.net (c) 2016. Pengantar Bismilahhirohmannirohiim. Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam. Salawat dan Salam

Lebih terperinci

Sejarah Kerajaan Majapahit

Sejarah Kerajaan Majapahit Sejarah Kerajaan Majapahit Secara harfiah kerajaan Majapahit adalah suatu kerajaan yang pernah berdiri dari sekitar tahun 1293 hingga 1500 M dan berpusat di pulau Jawa bagian timur tepatnya di daerah Tarik,

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN PARADIGMA. historis berasal dari bahasa latin istoria yang memiliki arti kota istoria yaitu kota ilmu di

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN PARADIGMA. historis berasal dari bahasa latin istoria yang memiliki arti kota istoria yaitu kota ilmu di II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN PARADIGMA 2.1. Tinjauan Pustaka 2.1.1. Konsep Tinjauan Historis Secara etimologis konsep tinjauan historis terdiri dari dua kata yakni tinjauan dan historis. Kata

Lebih terperinci

BAB 5 KESIMPULAN. Universitas Indonesia. Hubungan Malayu..., Daulat Fajar Yanuar, FIB UI, 2009

BAB 5 KESIMPULAN. Universitas Indonesia. Hubungan Malayu..., Daulat Fajar Yanuar, FIB UI, 2009 91 BAB 5 KESIMPULAN Pada masa Jawa Kuno, raja merupakan pemegang kekuasaan dan otoritas tertinggi dalam pemerintahan. Seorang raja mendapatkan gelarnya berdasarkan hak waris yang sifatnya turun-temurun

Lebih terperinci

Alkitab untuk Anak-anak. memperkenalkan. Yakub si Penipu

Alkitab untuk Anak-anak. memperkenalkan. Yakub si Penipu Alkitab untuk Anak-anak memperkenalkan Yakub si Penipu Allah menunjuk kepada Tuhan dalam Alkitab. Penulis: Edward Hughes Digambar oleh : M. Maillot dan Lazarus Disadur oleh: M. Kerr dan Sarah S. Diterjemahkan

Lebih terperinci

Trainers Club Indonesia Surabaya Learning Forum episode 28. Rabu 29 Juli 2009 WILLEM ISKANDAR

Trainers Club Indonesia Surabaya Learning Forum episode 28. Rabu 29 Juli 2009 WILLEM ISKANDAR WILLEM ISKANDAR Willem Iskandar adalah penulis terkenal dari Sumatra Utara, Indonesia. Ia menulis puisi dan buku-buku sekolah. Ia tertarik untuk mengajar dan belajar. Ia adalah seorang Sumatra pertama

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. KESIMPULAN 1. Latar Belakang Berdirinya Kerajaan Pagaruyung. Kesimpulan yang dapat diambil dari latar belakang kerajaan Pagaruyung adalah, bahwa terdapat tiga faktor yang

Lebih terperinci

Alkitab untuk Anak-anak memperkenalkan. Yakub si Penipu

Alkitab untuk Anak-anak memperkenalkan. Yakub si Penipu Alkitab untuk Anak-anak memperkenalkan Yakub si Penipu Allah menunjuk kepada Tuhan dalam Alkitab. Penulis: Edward Hughes Digambar oleh : M. Maillot dan Lazarus Disadur oleh: M. Kerr dan Sarah S. Diterjemahkan

Lebih terperinci

Surat Paulus yang pertama kepada jemaat Tesalonika

Surat Paulus yang pertama kepada jemaat Tesalonika 1 Tesalonika 1:1 1 1 Tesalonika 1:6 Surat Paulus yang pertama kepada jemaat Tesalonika 1 Kepada yang kekasih saudara-saudari saya seiman di Tesalonika yaitu kalian yang sudah bersatu dengan Allah Bapa

Lebih terperinci

PERANG BERUJUNG MAKAN BUAH SIMALAKAMA

PERANG BERUJUNG MAKAN BUAH SIMALAKAMA Nama: ika Putri k Nim: 09.11.2577 Kelas: S1 TI 01 PERANG BERUJUNG MAKAN BUAH SIMALAKAMA Pada suatu hari terjadi perang antara rakyat Indonesia dengan Malaysia dikarenakan Malaysia sering kali merebut wilayah

Lebih terperinci

CINTA TELAH PERGI. 1 Penyempurna

CINTA TELAH PERGI. 1 Penyempurna CINTA TELAH PERGI 1 Penyempurna Enam belas tahun yang lalu seorang ibu bernama Rosa melahirkan seorang bayi perempuan, bayi yang selama ini bu Rosa dan pak Adam (suami bu Rosa) idam-idamkan selama dua

Lebih terperinci

Alkitab untuk Anak-anak memperkenalkan. Ratu Ester yang Cantik

Alkitab untuk Anak-anak memperkenalkan. Ratu Ester yang Cantik Alkitab untuk Anak-anak memperkenalkan Ratu Ester yang Cantik Allah menunjuk kepada Tuhan dalam Alkitab. Penulis: Edward Hughes Digambar oleh: Janie Forest Disadur oleh: Ruth Klassen Diterjemahkan oleh:

Lebih terperinci

Alkitab untuk Anak-anak memperkenalkan. Daud si Anak Gembala

Alkitab untuk Anak-anak memperkenalkan. Daud si Anak Gembala Alkitab untuk Anak-anak memperkenalkan Daud si Anak Gembala Allah menunjuk kepada Tuhan dalam Alkitab. Penulis: Edward Hughes Digambar oleh : Lazarus Disadur oleh: Ruth Klassen Diterjemahkan oleh: Widi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Mengenang sejarah Jerman akan selalu tertuju pada Perang Dunia II dan sosok pemimpinnya yaitu Adolf Hitler. Adolf Hitler menjabat sebagai kanselir Jerman di usia

Lebih terperinci

Mengatasi Prasangka dan Selalu Memikirkan Diri Sendiri (bagian pertama)

Mengatasi Prasangka dan Selalu Memikirkan Diri Sendiri (bagian pertama) AJARAN-AJARAN GATSAL Mengatasi Prasangka dan Selalu Memikirkan Diri Sendiri (bagian pertama) Kita harus menyadari sepenuhnya bahwa setiap manusia yang kita temui pada dasarnya sama seperti kita: mereka

Lebih terperinci

I.PENDAHULUAN. Majapahit adalah salah satu kerajaandi Indonesia yangberdiri pada tahun 1293-

I.PENDAHULUAN. Majapahit adalah salah satu kerajaandi Indonesia yangberdiri pada tahun 1293- 1 I.PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Majapahit adalah salah satu kerajaandi Indonesia yangberdiri pada tahun 1293-1478Masehidengan Raden Wijaya sebagai pendirinya, yang memerintah dari tahun 1293-1309

Lebih terperinci

Alkitab untuk Anak-anak. memperkenalkan. Yakub si Penipu

Alkitab untuk Anak-anak. memperkenalkan. Yakub si Penipu Alkitab untuk Anak-anak memperkenalkan Yakub si Penipu Allah menunjuk kepada Tuhan dalam Alkitab. Penulis: Edward Hughes Digambar oleh: M. Maillot dan Lazarus Disadur oleh: M. Kerr dan Sarah S. Diterjemahkan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada tahun 1853, dengan kapal perangnya yang besar, Komodor Perry datang ke Jepang. Pada saat itu, Jepang adalah negara feodal yang terisolasi dari negara-negara lainnya

Lebih terperinci

DIPA TRI WISTAPA MEMBILAS PILU. Diterbitkan secara mandiri. melalui Nulisbuku.com

DIPA TRI WISTAPA MEMBILAS PILU. Diterbitkan secara mandiri. melalui Nulisbuku.com DIPA TRI WISTAPA MEMBILAS PILU Diterbitkan secara mandiri melalui Nulisbuku.com MEMBILAS PILU Oleh: Dipa Tri Wistapa Copyright 2014 by Dipa Tri Wistapa Penerbit Dipa Tri Wistapa Website dipoptikitiw@gmail.com

Lebih terperinci

Keberanian. Dekat tempat peristirahatan Belanda pada zaman penjajahan, dimulailah perjuangan nya.

Keberanian. Dekat tempat peristirahatan Belanda pada zaman penjajahan, dimulailah perjuangan nya. Keberanian Pagi itu di pedesan Kaliurang udara tampak sejuk dan embun pagi mulai pupus. Pada hari pahlawan 10 November tahun dimana kita mengingat perjuangan para pahlawan Indonesia. Ibu Malino sedang

Lebih terperinci

Diceritakan kembali oleh: Rachma www.dongengperi.co.nr 2008 Cerita Rakyat Sumatera Utara Di tepi sebuah hutan kecil yang hijau, sebuah danau yang berair jernih berkilau disapa mentari pagi. Permukaannya

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. kerajaan Jawa dipegang oleh raja baru dari Kerajaan Majapahit. Majapahit merupakan

I. PENDAHULUAN. kerajaan Jawa dipegang oleh raja baru dari Kerajaan Majapahit. Majapahit merupakan I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Masalah Setelah era kerajaan Kediri mengakhiri kekuasaannya akibat penyerbuan dari Raden Wijaya sebagai aksi pembalasan karena telah menghancurkan Singhasari, praktis percaturan

Lebih terperinci

LEGEND OF THE BATTLING PRINCESS

LEGEND OF THE BATTLING PRINCESS AUDREY LEMAN LEGEND OF THE BATTLING PRINCESS Diterbitkan secara mandiri melalui Nulisbuku.com LEGEND OF THE BATTLING PRINCESS Oleh: Audrey Leman Copyright 2017 by Audrey Leman Penerbit Audrey Leman audreyleman03@yahoo.co.id

Lebih terperinci

Bab I : Kejahatan Terhadap Keamanan Negara

Bab I : Kejahatan Terhadap Keamanan Negara Bab I : Kejahatan Terhadap Keamanan Negara Pasal 104 Makar dengan maksud untuk membunuh, atau merampas kemerdekaan, atau meniadakan kemampuan Presiden atau Wakil Presiden memerintah, diancam dengan pidana

Lebih terperinci

Akbar Kasmiati. Kitab Jurus Petir. Penerbit. bukdakong. Diterbitkan melalui:

Akbar Kasmiati. Kitab Jurus Petir. Penerbit. bukdakong. Diterbitkan melalui: Akbar Kasmiati Kitab Jurus Petir Penerbit bukdakong Diterbitkan melalui: www.nulisbuku.com DAFTAR ISI Kitab Jurus Petir [5] Rentetan Tembakan [14] Hujan Mulai Turun [25] Sandal Jepit [33] Surat dari Kegelapan

Lebih terperinci

Ratu Ester yang Cantik

Ratu Ester yang Cantik Alkitab untuk Anak-anak memperkenalkan Ratu Ester yang Cantik Allah menunjuk kepada Tuhan dalam Alkitab. Penulis: Edward Hughes Digambar oleh: Janie Forest Disadur oleh: Ruth Klassen Diterjemahkan oleh:

Lebih terperinci

TUGAS PERANCANGAN FILM KARTUN

TUGAS PERANCANGAN FILM KARTUN TUGAS PERANCANGAN FILM KARTUN Nama : Burhanudin Yusuf NIM : 11.21.0618 Dosen Pembimbing: M. Suyanto, Prof. Dr, M.M. JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA S1 TRANSFER SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM SUKU BANJAR

GAMBARAN UMUM SUKU BANJAR GAMBARAN UMUM SUKU BANJAR 1. Terbentuknya Suku Banjar Suku Banjar termasuk dalam kelompok orang Melayu yang hidup di Kalimantan Selatan. Suku ini diyakini, dan juga berdasar data sejarah, bukanlah penduduk

Lebih terperinci

Alkitab untuk Anak-anak. memperkenalkan. Daud si Anak Gembala

Alkitab untuk Anak-anak. memperkenalkan. Daud si Anak Gembala Alkitab untuk Anak-anak memperkenalkan Daud si Anak Gembala Allah menunjuk kepada Tuhan dalam Alkitab. Penulis: Edward Hughes Digambar oleh : Lazarus Disadur oleh: Ruth Klassen Diterjemahkan oleh: Widi

Lebih terperinci

KERAJAAN HINDU-BUDHA DAN ISLAM DI INDONESIA BESERTA PENINGGALANNYA

KERAJAAN HINDU-BUDHA DAN ISLAM DI INDONESIA BESERTA PENINGGALANNYA KERAJAAN HINDU-BUDHA DAN ISLAM DI INDONESIA BESERTA PENINGGALANNYA STANDAR KOMPETENSI: 1. Menghargai berbagai peninggalan dan tokoh sejarah yang berskala nasional pada masa Hindu-Budha dan Islam, keragaman

Lebih terperinci

Alkitab untuk Anak-anak memperkenalkan. Ratu Ester yang Cantik

Alkitab untuk Anak-anak memperkenalkan. Ratu Ester yang Cantik Alkitab untuk Anak-anak memperkenalkan Ratu Ester yang Cantik Allah menunjuk kepada Tuhan dalam Alkitab. Penulis: Edward Hughes Digambar oleh: Janie Forest Disadur oleh: Ruth Klassen Diterjemahkan oleh:

Lebih terperinci

BAB III PROBLEMATIKA KEMANUSIAAN DI PALESTINA

BAB III PROBLEMATIKA KEMANUSIAAN DI PALESTINA BAB III PROBLEMATIKA KEMANUSIAAN DI PALESTINA Pada bab ini penulis akan bercerita tentang bagaimana sejarah konflik antara Palestina dan Israel dan dampak yang terjadi pada warga Palestina akibat dari

Lebih terperinci

Written by Administrator Sunday, 17 November 2013 05:31 - Last Updated Thursday, 27 March 2014 12:12

Written by Administrator Sunday, 17 November 2013 05:31 - Last Updated Thursday, 27 March 2014 12:12 Dahulu, di daerah Belu, Nusa Tenggara Timur, terdapat sebuah kerajaan yang diperintah oleh seorang raja bernama Laku Leik. Ia adalah raja yang bengis dan kejam. Ia tidak segan-segan menganiaya, bahkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembacanya. Banyak sekali manfaat yang terkandung dari membaca buku. Selain

BAB I PENDAHULUAN. pembacanya. Banyak sekali manfaat yang terkandung dari membaca buku. Selain 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Buku adalah sebuah media penyambung ilmu yang efektif bagi pembacanya. Banyak sekali manfaat yang terkandung dari membaca buku. Selain menambah banyak ilmu pengetahuan,

Lebih terperinci

Kerajaan-Kerajaan Hindu - Buddha di indonesia. Disusun Oleh Kelompok 10

Kerajaan-Kerajaan Hindu - Buddha di indonesia. Disusun Oleh Kelompok 10 Kerajaan-Kerajaan Hindu - Buddha di indonesia Disusun Oleh Kelompok 10 Nama Kelompok Fopy Ayu meitiara Fadilah Hasanah Indah Verdya Alvionita Kerajaan-Kerajaan Hindu - Buddha di indonesia 1. Kerajaan Kutai

Lebih terperinci

Alkitab untuk Anak-anak. memperkenalkan. Yakub si penipu

Alkitab untuk Anak-anak. memperkenalkan. Yakub si penipu Alkitab untuk Anak-anak memperkenalkan Yakub si penipu Allah menunjuk kepada Tuhan dalam Alkitab. Penulis: Edward Hughes Digambar oleh: M. Maillot dan Lazarus Disadur oleh: M. Kerr dan Sarah S. Diterjemahkan

Lebih terperinci

Alkitab untuk Anak-anak memperkenalkan. Yakub si penipu

Alkitab untuk Anak-anak memperkenalkan. Yakub si penipu Alkitab untuk Anak-anak memperkenalkan Yakub si penipu Allah menunjuk kepada Tuhan dalam Alkitab. Penulis: Edward Hughes Digambar oleh: M. Maillot dan Lazarus Disadur oleh: M. Kerr dan Sarah S. Diterjemahkan

Lebih terperinci

36 Strategi Perang Sun Tzu

36 Strategi Perang Sun Tzu 36 Strategi Perang Sun Tzu Sun Wu (lebih dikenal sebagai Sun Tzu adalah seorang jenderal militer kuno Cina dan ahli strategi dan filsuf yang secara tradisional diyakini telah menulis The Art of War, sebuah

Lebih terperinci

Pupuh 1 (bait 1-5) : Manggala dipersembahkan kepada Dewa Wisnu yang menjelma menjadi manusia pada zaman Dwapara.

Pupuh 1 (bait 1-5) : Manggala dipersembahkan kepada Dewa Wisnu yang menjelma menjadi manusia pada zaman Dwapara. RINGKASAN KEKAWIN KRESNAYANA Pupuh 1 (bait 1-5) : Manggala dipersembahkan kepada Dewa Wisnu yang menjelma menjadi manusia pada zaman Dwapara. Pupuh 2 (bait 1-8) : Ada suatu kerajaan yang bernama Dwarawati

Lebih terperinci

Alkitab untuk Anak-anak memperkenalkan. Cerita 6 dari 60.

Alkitab untuk Anak-anak memperkenalkan. Cerita 6 dari 60. Alkitab untuk Anak-anak memperkenalkan Yakub si Penipu Penulis: Edward Hughes Digambar oleh: M. Maillot dan Lazarus Diterjemahkan oleh: Widi Astuti Disadur oleh: M. Kerr dan Sarah S. Cerita 6 dari 60 www.m1914.org

Lebih terperinci

PEDOMAN WAWANCARA MENDALAM (INDEPTH INTERVIEW) Adapun pertanyaan yang disusun dalam melakukan Indepth Interview untuk

PEDOMAN WAWANCARA MENDALAM (INDEPTH INTERVIEW) Adapun pertanyaan yang disusun dalam melakukan Indepth Interview untuk PEDOMAN WAWANCARA MENDALAM (INDEPTH INTERVIEW) Adapun pertanyaan yang disusun dalam melakukan Indepth Interview untuk menggali informasi dari informan adalah : 1. Bisakah ibu menceritakan bagaimana ibu

Lebih terperinci

SISTEM KETATANEGARAAN KERAJAAN MAJAPAHIT

SISTEM KETATANEGARAAN KERAJAAN MAJAPAHIT SISTEM KETATANEGARAAN KERAJAAN MAJAPAHIT KERAJAAN MAJAPAHIT Kerajaan Majapahit adalah kerajaan Hindu terakhir di Semenanjung Malaya dan dianggap sebagai salah satu negara terbesar dalam sejarah Indonesia,berdiri

Lebih terperinci

AGUS SANTOSO PERNIKAHAN ARJUNA. Sebuah Epik Arjunawiwaha Karya Mpu Kanwa

AGUS SANTOSO PERNIKAHAN ARJUNA. Sebuah Epik Arjunawiwaha Karya Mpu Kanwa AGUS SANTOSO PERNIKAHAN ARJUNA Sebuah Epik Arjunawiwaha Karya Mpu Kanwa CIPANAS PRESS 2014 Diterbitkan oleh Cipanas Press (STT Cipanas) Jl. Gadog I/36 Cipanas Cianjur 43253 Jawa Barat Indonesia Cetakan

Lebih terperinci

LEGENDA GUNUNG TANGKUBAN PARAHU

LEGENDA GUNUNG TANGKUBAN PARAHU LEGENDA GUNUNG TANGKUBAN PARAHU Awalnya diceritakan di kahyangan ada sepasang dewa dan dewi yang berbuat kesalahan, maka oleh Sang Hyang Tunggal mereka dikutuk turun ke bumi dalam wujud hewan. Sang dewi

Lebih terperinci

Pemilik jiwa yang sepi

Pemilik jiwa yang sepi Mawar biru Kusiapkan ini khusus untuk hadiah ulang tahunmu Sebagai persembahanku atas perhatianmu... Cintamu dan kesediaanmu menerima diriku Terimalah ini Mawar biru... Yang khusus kupetik dari surga Untuk

Lebih terperinci

Ucapan yang terus terang ini memberikan harapan bagi Nabi, bahwa Walid akan segera. Khalid bin Walid

Ucapan yang terus terang ini memberikan harapan bagi Nabi, bahwa Walid akan segera. Khalid bin Walid Orang seperti dia, tidak dapat tanpa diketahui dibiarkan begitu saja. Dia harus diincar sebagai calon pemimpin Islam. Jika dia menggabungkan diri dengan kaum Muslimin dalam peperangan melawan orang-orang

Lebih terperinci

Nama saya Andy. Saya lahir dan besar di Kota

Nama saya Andy. Saya lahir dan besar di Kota Sekapur Sirih 1 1 Nama saya Andy. Saya lahir dan besar di Kota Tanjungpinang yang merupakan Ibu Kota Provinsi Kepulauan Riau. Darah saya percampuran antara Medan dan Tanjungpinang. Kepulauan Riau adalah

Lebih terperinci

Kungfu Indonesia Harimau Besi

Kungfu Indonesia Harimau Besi Ilmu Perang Sun Tzu Kontribusi Dari Julius Khang Thursday, 14 May 2009 Senjata paling ampuh dalam sebuah perang adalah Strategi, dan banyak jenderal ternyata mengandalkan strategi perangnya pada buku Seni

Lebih terperinci

BAB II PERKAWINAN DAN PUTUSNYA PERKAWINAN MENURUT KITAB UNDANG-UNDANG HUKUM PERDATA DAN UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 1974 TENTANG PERKAWINAN

BAB II PERKAWINAN DAN PUTUSNYA PERKAWINAN MENURUT KITAB UNDANG-UNDANG HUKUM PERDATA DAN UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 1974 TENTANG PERKAWINAN BAB II PERKAWINAN DAN PUTUSNYA PERKAWINAN MENURUT KITAB UNDANG-UNDANG HUKUM PERDATA DAN UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 1974 TENTANG PERKAWINAN 2.1 Pengertian Perkawinan Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (KUHPerdata)

Lebih terperinci

KATA-KATA BIJAK 2 TOKOH INDONESIA. A. Kata-kata Bijak KH. Abdurrahman Wahid (Gus Dur)

KATA-KATA BIJAK 2 TOKOH INDONESIA. A. Kata-kata Bijak KH. Abdurrahman Wahid (Gus Dur) KATA-KATA BIJAK 2 TOKOH INDONESIA A. Kata-kata Bijak (Gus Dur) 1. "Betapa banyak hal-hal tragis/ menyedihkan terjadi karena kita tidak dapat membedakan antara mengetahui dan mengerti akan perjalanan hidup."

Lebih terperinci

Asal Mula Candi Prambanan

Asal Mula Candi Prambanan Asal Mula Candi Prambanan Zaman dahulu ada sebuah kerajaan di Pengging. sang raja mempunyai seorang putera bernama Joko Bandung. Joko bandung adalah seorang pemuda perkasa, seperti halnya sang ayah, ia

Lebih terperinci

DITEBUS OLEH PENGORBANAN BESAR

DITEBUS OLEH PENGORBANAN BESAR DITEBUS OLEH PENGORBANAN BESAR As-Saffat 37:107 Assalamu alaikum! Kitab Suci Al-Qur an memberikan deskripsi ilustrasi mengenai kepatuhan kepada Firman dari Allah di dalam hidup Ibrahim. Kita harus mempertimbangkan

Lebih terperinci

Tetap Bersemangat Meski Cacat Fisik

Tetap Bersemangat Meski Cacat Fisik Tetap Bersemangat Meski Cacat Fisik Dengan lincah, Amirizal (33 tahun) mengangkat saringan pembuat kopi. Gerakannya gesit dan penuh semangat. Meskipun, pada saat tsunami terjadi di Aceh di penghujung 2004,

Lebih terperinci

BAB XVIII. Kekerasan terhadap perempuan. Kisah Laura dan Luis. Mengapa laki-laki melakukan kekerasan pada perempuan? Jenis kekerasan pada perempuan

BAB XVIII. Kekerasan terhadap perempuan. Kisah Laura dan Luis. Mengapa laki-laki melakukan kekerasan pada perempuan? Jenis kekerasan pada perempuan BAB XVIII Kekerasan terhadap perempuan Kisah Laura dan Luis Mengapa laki-laki melakukan kekerasan pada perempuan? Jenis kekerasan pada perempuan Tanda-tanda yang harus diwaspadai Siklus kekerasan pada

Lebih terperinci

SMP kelas 8 - BAHASA INDONESIA BAB 1. TEKS CERITA MORAL/FABELLatihan Soal 1.5

SMP kelas 8 - BAHASA INDONESIA BAB 1. TEKS CERITA MORAL/FABELLatihan Soal 1.5 1. Perhatikan penggalan teks fabel di bawah ini! SMP kelas 8 - BAHASA INDONESIA BAB 1. TEKS CERITA MORAL/FABELLatihan Soal 1.5 Sayembara yang dinanti sudah tiba. Semua bintang berkumpul. Termasuk binatang

Lebih terperinci

Putri Sinar Alam dan Putri Sinar Kaca (Cerita Rakyat dari daerah Jabung)

Putri Sinar Alam dan Putri Sinar Kaca (Cerita Rakyat dari daerah Jabung) Putri Sinar Alam dan Putri Sinar Kaca (Cerita Rakyat dari daerah Jabung) Ditulis kembali oleh : Iin Muthmainnah Teruntuk Sekolah Alam Mutiara Lampung Bandarlampung 2005 Judul Naskah : Putri Sinar Alam

Lebih terperinci

Alkitab untuk Anak-anak memperkenalkan. Cerita 19 dari 60.

Alkitab untuk Anak-anak memperkenalkan. Cerita 19 dari 60. Alkitab untuk Anak-anak memperkenalkan Daud si Anak Gembala Penulis: Edward Hughes Digambar oleh: Lazarus Diterjemahkan oleh: Widi Astuti Disadur oleh: Ruth Klassen Cerita 19 dari 60 www.m1914.org Bible

Lebih terperinci

SAAT TERJADI KONFLIK

SAAT TERJADI KONFLIK SAAT TERJADI KONFLIK Dalam berumah tangga, tak dapat dihindari yang namanya konflik atau permasalahan. Ibarat sendok dan garpu pasti ada gesekan walaupun kadang tidak disadari. Karena sekali lagi, perempuan

Lebih terperinci

Revelation 11, Study No. 13 in Indonesian Language. Seri Kitab Wahyu Pasal 11, Pembahasan No. 13, oleh Chris

Revelation 11, Study No. 13 in Indonesian Language. Seri Kitab Wahyu Pasal 11, Pembahasan No. 13, oleh Chris Revelation 11, Study No. 13 in Indonesian Language Seri Kitab Wahyu Pasal 11, Pembahasan No. 13, oleh Chris McCann Selamat malam dan selamat datang di Pemahaman Alkitab EBible Fellowship dalam Kitab Wahyu.

Lebih terperinci

BAB IV DAMPAK DARI KONFLIK DAYAK DAN MADURA DI SAMALANTAN. hubungan yang pada awalnya baik-baik saja akan menjadi tidak baik, hal

BAB IV DAMPAK DARI KONFLIK DAYAK DAN MADURA DI SAMALANTAN. hubungan yang pada awalnya baik-baik saja akan menjadi tidak baik, hal BAB IV DAMPAK DARI KONFLIK DAYAK DAN MADURA DI SAMALANTAN A. Dampak Negatif Dampak negatif antara kedua suku yang bertikai tentu membuat hubungan yang pada awalnya baik-baik saja akan menjadi tidak baik,

Lebih terperinci

Kalender Doa Agustus 2015 Berdoa Bagi Wanita Korban Kekerasan Rumah Tangga

Kalender Doa Agustus 2015 Berdoa Bagi Wanita Korban Kekerasan Rumah Tangga Kalender Doa Agustus 2015 Berdoa Bagi Wanita Korban Kekerasan Rumah Tangga Suami Rosa biasa memukulinya. Ia memiliki dua anak dan mereka tidak berani berdiri di hadapan ayahnya karena mereka takut akan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Islam datang selalu mendapat sambutan yang baik. Begitu juga dengan. kedatangan Islam di Indonesia khususnya di Samudera Pasai.

I. PENDAHULUAN. Islam datang selalu mendapat sambutan yang baik. Begitu juga dengan. kedatangan Islam di Indonesia khususnya di Samudera Pasai. I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Islam adalah agama yang damai, dimana agama ini mengajarkan keharusan terciptanya keseimbangan hidup jasmani maupun rohani sehingga dimanapun Islam datang selalu

Lebih terperinci

BAB 2 DATA & ANALISA

BAB 2 DATA & ANALISA BAB 2 DATA & ANALISA 2.1 DATA & LITERATUR Data dan informasi yang dipakai dalam pembuatan tugas akhir ini diperoleh dari beberapa sumber, antara lain : 1. Literatur. Pencarian bahan berasal dari buku,

Lebih terperinci

Seri Kitab Wahyu Pasal 11, Pembahasan No. 2, oleh Chris McCann. Selamat malam dan selamat datang di Pemahaman Alkitab EBible

Seri Kitab Wahyu Pasal 11, Pembahasan No. 2, oleh Chris McCann. Selamat malam dan selamat datang di Pemahaman Alkitab EBible Seri Kitab Wahyu Pasal 11, Pembahasan No. 2, oleh Chris McCann Selamat malam dan selamat datang di Pemahaman Alkitab EBible Fellowship dalam Kitab Wahyu. Malam ini kita akan membicarakan Pembahasan No.

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN. dari posisinya sebagai kanpaku untuk melancarkan jalan bagi Hideyori menjadi

BAB V KESIMPULAN. dari posisinya sebagai kanpaku untuk melancarkan jalan bagi Hideyori menjadi BAB V KESIMPULAN Perang Sekigahara yang terjadi pada tahun 1600 dipicu adanya pertentangan diantara dua istri Hideyoshi yaitu Yodogimi dan Kodaiin. Karena kecemburuan yang besar terhadap Yodogimi, kelahiran

Lebih terperinci

Pepe juga yang membuat secret poison untuk membantu Avril memuaskan dendamnya pada lakilaki yang menorehkan luka dalam hidupnya.

Pepe juga yang membuat secret poison untuk membantu Avril memuaskan dendamnya pada lakilaki yang menorehkan luka dalam hidupnya. SERPIH hidup ini bagai serpih puzzle setiap serpihnya memiliki cerita tersendiri semuanya terberai dalam satu semesta kita membutuhkan waktu untuk merekatnya ASING. Semua serba asing. Wajah-wajah yang

Lebih terperinci

DINAS PENDIDIKAN DAN PENGAJARAN KABUPATEN MIMIKA TAHUN PELAJARAN 2008/2009. BAB 5 = Kerajaan dan Peninggalan Hindu, Budha, dan Islam

DINAS PENDIDIKAN DAN PENGAJARAN KABUPATEN MIMIKA TAHUN PELAJARAN 2008/2009. BAB 5 = Kerajaan dan Peninggalan Hindu, Budha, dan Islam UK 5 Sem 1-IPS Grade V Bab 5 Kur KTSP 2008 SD-YPJ-KK Page 1 DINAS PENDIDIKAN DAN PENGAJARAN KABUPATEN MIMIKA TAHUN PELAJARAN 2008/2009 BAB 5 = Kerajaan dan Peninggalan Hindu, Budha, dan Islam Kemampuan

Lebih terperinci

SUTI: PEREMPUAN PINGGIR KOTA

SUTI: PEREMPUAN PINGGIR KOTA RESENSI BUKU SUTI: PEREMPUAN PINGGIR KOTA Nia Kurnia Balai Bahasa Jawa Barat, Jalan Sumbawa Nomor 11, Bandung 40113, Telepon: 081321891100, Pos-el: sikaniarahma@yahoo.com Identitas Buku Judul Novel Pengarang

Lebih terperinci

Pasang surut hubungan partai komunis dan partai nasionalis di cina tahun

Pasang surut hubungan partai komunis dan partai nasionalis di cina tahun Pasang surut hubungan partai komunis dan partai nasionalis di cina tahun 1934-1949 UNIVERSITAS SEBELAS MARET OLEH : Ana Rochayani K 4404012 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Cina adalah sebuah

Lebih terperinci

Bible Conference Yogyakarta Daniel. Hidup Bagi Allah di Bawah Tekanan Zaman

Bible Conference Yogyakarta Daniel. Hidup Bagi Allah di Bawah Tekanan Zaman Bible Conference Yogyakarta 2015 Daniel Hidup Bagi Allah di Bawah Tekanan Zaman Tekanan untuk Ikut Arus Bag. 1 Daniel adalah manusia bagi zamannya, yang dipakai Allah dengan luar biasa menjadi terang yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perjuangan kemerdekaan melawan penjajahan telah terjadi sejak kedatangan penjajah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perjuangan kemerdekaan melawan penjajahan telah terjadi sejak kedatangan penjajah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perjuangan kemerdekaan melawan penjajahan telah terjadi sejak kedatangan penjajah Barat di Nusantara. Perjuangan itu berawal sejak kedatangan bangsa Portugis

Lebih terperinci

Alkitab untuk Anak-anak. memperkenalkan. Daud si Anak Gembala

Alkitab untuk Anak-anak. memperkenalkan. Daud si Anak Gembala Alkitab untuk Anak-anak memperkenalkan Daud si Anak Gembala Allah menunjuk kepada Tuhan dalam Alkitab. Penulis: Edward Hughes Digambar oleh: Lazarus Disadur oleh: Ruth Klassen Diterjemahkan oleh: Julie

Lebih terperinci

Kerajaan Ternate dan Tidore. Oleh Kelompok 08 : Faiqoh Izzati Salwa (08) Muhammad Anwar R (21) Shela Zahidah Wandadi (27)

Kerajaan Ternate dan Tidore. Oleh Kelompok 08 : Faiqoh Izzati Salwa (08) Muhammad Anwar R (21) Shela Zahidah Wandadi (27) Kerajaan Ternate dan Tidore Oleh Kelompok 08 : Faiqoh Izzati Salwa (08) Muhammad Anwar R (21) Shela Zahidah Wandadi (27) 1 Letak Kerajaan Sejarah Berdirinya Keadaan Kerajaan Kerajaan Ternate dan Tidore

Lebih terperinci

dia tak pernah melepas cadar yang menutupi wajah cantiknya.

dia tak pernah melepas cadar yang menutupi wajah cantiknya. PRINCESS Cerita ini diinspirasi oleh sebuah mimpi yang ku alami tahun 2007, tentang sebuah kerajaan islam di Indonesia. Namun masih ragu, benarkah ada cerita seperti dalam mimpi saya? Daripada salah dan

Lebih terperinci

Kebun Anggur Nabot 1 Raja-raja 21 Ev. Bakti Anugrah, M.A.

Kebun Anggur Nabot 1 Raja-raja 21 Ev. Bakti Anugrah, M.A. Kebun Anggur Nabot 1 Raja-raja 21 Ev. Bakti Anugrah, M.A. Pasal 21 ini dapat kita bagi ke dalam beberapa bagian: Ayat 1-4 menyatakan tawaran Raja Ahab yang ditolak oleh Nabot. Ayat 5-10 adalah tipu muslihat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Aceh memiliki kedudukan yang sangat strategis sebagai pusat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Aceh memiliki kedudukan yang sangat strategis sebagai pusat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Aceh memiliki kedudukan yang sangat strategis sebagai pusat perdagangan. Aceh banyak menghasilkan lada dan tambang serta hasil hutan. Oleh karena itu, Belanda

Lebih terperinci

BAB I. Pendahuluan. keberlangsungan kehidupan manusia tersebut. Berawal dari proses produksi serta

BAB I. Pendahuluan. keberlangsungan kehidupan manusia tersebut. Berawal dari proses produksi serta BAB I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Kebutuhan manusia akan benda pakai menjadi salah satu faktor pendorong manusia untuk menciptakan suatu bentuk karya untuk menunjang keberlangsungan kehidupan manusia

Lebih terperinci

5.1 Visualisasi Gajah Mada. Gambar 5.1 Visualisasi Gajah Mada

5.1 Visualisasi Gajah Mada. Gambar 5.1 Visualisasi Gajah Mada 5.1 Visualisasi 5.1.1 Gajah Mada Gambar 5.1 Visualisasi Gajah Mada 24 25 Konsep dasar dari visualisasi Gajah dari visualisasi Gajah Mada adalah seorang yang keras, tegas, dan kuat. Kostum Gajah Mada dibuat

Lebih terperinci

Sang Pangeran. Kinanti 1

Sang Pangeran. Kinanti 1 Sang Pangeran Langkah Rara terhenti mendengar percakapan dari ruang tamu. Suara seseorang yang sangat dikenalnya. Suara tawa yang terdengar khas itu semakin memperkuat dugaannya, membuat jantung Rara berpacu

Lebih terperinci

Kalender Doa Februari 2017

Kalender Doa Februari 2017 Kalender Doa Februari 2017 Berdoa Bagi Pernikahan Dan Pertalian Keluarga Alkitab memberi gambaran mengenai pengabdian keluarga dalam Kitab Rut. Bisa kita baca di sana bagaimana Naomi dengan setia bepergian

Lebih terperinci