KINERJA OPERASIONAL PELABUHAN PERIKANAN PANTAI LABUHAN LOMBOK, KABUPATEN LOMBOK TIMUR, NUSA TENGGARA BARAT SORAYA GIGENTIKA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "KINERJA OPERASIONAL PELABUHAN PERIKANAN PANTAI LABUHAN LOMBOK, KABUPATEN LOMBOK TIMUR, NUSA TENGGARA BARAT SORAYA GIGENTIKA"

Transkripsi

1 KINERJA OPERASIONAL PELABUHAN PERIKANAN PANTAI LABUHAN LOMBOK, KABUPATEN LOMBOK TIMUR, NUSA TENGGARA BARAT SORAYA GIGENTIKA MAYOR TEKNOLOGI DAN MANAJEMEN PERIKANAN TANGKAP DEPARTEMEN PEMANFAATAN SUMBERDAYA PERIKANAN FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2010

2 PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER INFORMASI Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi Kinerja Operasional Pelabuhan Perikanan Pantai Labuhan Lombok, Kabupaten Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat adalah karya saya sendiri dengan arahan dosen pembimbing dan belum pernah diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi manapun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya ilmiah yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam daftar pustaka di bagian akhir skripsi ini. Bogor, 19 Maret 2010 Soraya Gigentika

3 ABSTRAK SORAYA GIGENTIKA, C Kinerja Operasional Pelabuhan Perikanan Pantai Labuhan Lombok, Kabupaten Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat. Dibimbing oleh IIN SOLIHIN. Pelabuhan perikanan pantai (PPP) Labuhan Lombok merupakan satu-satunya pelabuhan perikanan tipe C yang berada di Kabupaten Lombok Timur. Pembangunan pelabuhan perikanan tersebut diharapkan dapat membantu para nelayan yang berada di sekitar Kabupaten Lombok Timur agar dapat dengan mudah mendaratkan hasil tangkapannya dan memenuhi kebutuhan melautnya. Penelitian dilakukan untuk mengetahui aktivitas dan kinerja operasional di PPP Labuhan Lombok. Analisis data dilakukan dengan analisis deskriptif untuk mengetahui aktivitas operasional PPP Labuhan Lombok dan scoring method untuk mengetahui kinerja operasional PPP Labuhan Lombok. Hasil analisis diperoleh bahwa aktivitas tambat labuh/pendaratan ikan dan aktivitas pelayanan kebutuhan melaut cenderung mengalami peningkatan dalam pemenuhannya selama lima tahun terakhir ( ). PPP Labuhan Lombok tidak melakukan aktivitas pelelangan ikan karena ikan-ikan yang didaratkan di pelabuhan tersebut telah dimiliki oleh dua perusahaan ikan yaitu UD Baura dan UD Versace. Kedua perusahaan tersebut mendistribusikan hasil tangkapan secara lokal ke Lombok Timur dan ke luar kota yaitu daerah Bali, Surabaya, serta Malang. Hasil scoring method diperoleh bahwa kinerja operasional PPP Labuhan Lombok pada tahun 2008 cukup baik. Hal ini berarti bahwa terdapat beberapa pelayanan fasilitas yang harus diperhatikan oleh pihak PPP Labuhan Lombok. Pemerintah merupakan pihak yang memiliki peran sangat penting di dalam peningkatan kinerja operasional PPP Labuhan Lombok. Kata kunci: kinerja operasional, PPP Labuhan Lombok, scoring method

4 Hak cipta IPB, tahun 2010 Hak cipta dilindungi Undang-Undang 1) Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan atau menyebutkan sumber: a. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan, penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik atau tinjauan suatu masalah. b. Pengutipan tidak merugikan kepentingan yang wajar IPB. 2) Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh karya tulis dalam bentuk apapun tanpa seizin IPB.

5 KINERJA OPERASIONAL PELABUHAN PERIKANAN PANTAI LABUHAN LOMBOK, KABUPATEN LOMBOK TIMUR, NUSA TENGGARA BARAT SORAYA GIGENTIKA Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Perikanan pada Departemen Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan MAYOR TEKNOLOGI DAN MANAJEMEN PERIKANAN TANGKAP DEPARTEMEN PEMANFAATAN SUMBERDAYA PERIKANAN FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2010

6 Judul Skripsi Nama Mahasiswa NRP Mayor : Kinerja Operasional Pelabuhan Perikanan Pantai Labuhan Lombok, Kabupaten Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat : Soraya Gigentika : C : Teknologi dan Manajemen Perikanan Tangkap Disetujui : Pembimbing Iin Solihin, S.Pi, M.Si NIP: Diketahui: Ketua Departemen Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan Dr. Ir. Budy Wiryawan, M.Sc. NIP: Tanggal Lulus: 19 Maret 2010

7 KATA PENGANTAR Skripsi ditujukan untuk memenuhi syarat mendapatkan gelar sarjana pada Mayor Teknologi dan Manajemen Perikanan Tangkap, Departemen Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor. Tema yang dipilih dalam penelitian yang dilaksanakan pada bulan Agustus 2009 ini adalah kinerja operasional pelabuhan perikanan, dengan judul Kinerja Operasional Pelabuhan Perikanan Pantai Labuhan Lombok, Kabupaten Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat. Penulis mengucapkan terima kasih kepada Iin Solihin, S.Pi, M.Si. selaku pembimbing yang telah membantu penulis sehingga skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu proses penyelesaian skripsi ini. Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih banyak kekurangan dan kelemahan, oleh karena itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun. Semoga hasil penelitian dalam bentuk skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang memerlukan di kemudian hari. Bogor, 19 Maret 2010 Soraya Gigentika

8 UCAPAN TERIMA KASIH Ucapan terima kasih disampaikan penulis kepada: 1. Bapak Iin Solihin, S.Pi, M.Si sebagai pembimbing yang memberikan pengarahan dan bimbingannya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini; 2. Bapak Dr. Muhammad Imron, M.Si sebagai Komisi Pendidikan Departemen Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan; 3. Bapak Thomas Nugroho, S.Pi, M.Si sebagai penguji tamu pada sidang ujian skripsi; 4. Bapak Ir. Suharno selaku Kepala Pelabuhan Perikanan Pantai Labuhan Lombok, Bapak Muhidin, S.Pi (Kepala Seksi Sarana), Bapak Abdul Wahab, S.Pi, M.Si (Pelaksana Pengembangan dan Pemeliharaan Sarana), Bapak Adi Rusli dan Bapak Tian (Pelaksana Pelayanan Nelayan dan Kapal), Bapak Lalu Saprudin (Pembuat Dokumen dan Urusan Umum) yang telah memberikan informasi yang diperlukan dalam penelitian ini; 5. Bapak H. Hajir Hasan selaku Direktur UD Baura, Bapak M. Sholeh (Kepala Bagian Teknik), Ibu Sri Astuti (Kepala Produksi), serta staf-staf UD Baura yang telah memberikan data-data dan informasi dalam penelitian ini; 6. Direktur dan staf UD Versace yang telah memberikan informasi dalam penelitian ini; 7. Ayahanda (Burhanuddin I. Ibnu), Ibunda (Gita Suciati), saudara kembar (Soraya Gigantika) dan adik tercinta (Muhammad Farizan Prahara) yang telah memberikan dorongan, dukungan serta doanya kepada penulis; 8. Bapak Kombes Polisi Sugeng Hariyanto dan Ibu Triana Susila yang telah memberikan bantuannya selama penelitian ini; 9. Siti Syamsiah yang selalu mendukung penulis dalam menyelesaikan pendidikannya; 10. Seluruh civitas PSP yang telah memberikan kebersamaan yang tidak terlupakan; 11. Pihak terkait yang tidak dapat disebutkan satu per satu.

9 RIWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan di Mataram pada tanggal 7 Maret Penulis adalah anak ke dua dari tiga bersaudara dari pasangan Burhanuddin I. Ibnu dan Gita Suciati. Pada tahun 2000 penulis lulus dari SDN 19 Mataram dan pada tahun 2003 penulis lulus dari SLTPN 2 Mataram, selanjutnya pada tahun 2006 penulis lulus dari SMAN 2 Mataram dan diterima di Institut Pertanian Bogor melalui jalur Undangan Seleksi Masuk IPB (USMI) yang terdaftar sebagai mahasiswa Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan pada Program Studi Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan. Selama menjadi mahasiswa, penulis aktif dalam berbagai kegiatan organisasi. Penulis pernah menjabat sebagai anggota Departemen Kewirausahaan Himpunan Mahasiswa Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan (HIMAFARIN) tahun serta anggota Departemen Kesekretariatan HIMAFARIN tahun Penulis juga aktif sebagai asisten praktikum di lingkungan Departemen Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan. Penulis pernah menjadi asisten praktikum Rekayasa Tingkah Laku Ikan tahun 2009, asisten praktikum Metode Observasi Bawah Air tahun 2009, asisten praktikum Manajemen Operasi Penangkapan Ikan tahun 2009, koordinator asisten praktikum Rekayasa Tingkah Laku Ikan tahun 2010, asisten praktikum Eksplorasi Penangkapan Ikan tahun 2010, dan asisten praktikum Daerah Penangkapan Ikan tahun Selama masa kuliahnya, penulis mendapatkan beasiswa PPA (Peningkatan Prestasi Belajar) tahun Pada tahun 2009, penulis melakukan penelitian dengan judul Kinerja Operasional Pelabuhan Perikanan Pantai Labuhan Lombok, Kabupaten Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana perikanan pada Mayor Teknologi dan Manajemen Perikanan Tangkap, Departemen Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor.

10 DAFTAR ISI Halaman DAFTAR ISI... ix DAFTAR TABEL... xi DAFTAR GAMBAR... xii DAFTAR LAMPIRAN... xv 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tujuan Manfaat TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Pelabuhan Perikanan Klasifikasi Pelabuhan Perikanan Fungsi dan Peranan Pelabuhan Perikanan Fasilitas Pelabuhan Perikanan Kegiatan Operasional Pelabuhan Perikanan Kinerja dan Pengukurannya METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Bahan dan Alat Metode Penelitian Metode Pengumpulan data Analisis Data Aktivitas operasional pelabuhan perikanan Kinerja operasional pelabuhan perikanan KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN 4.1 Keadaan Umum Kabupaten Lombok Timur Keadaan Umum PPP Labuhan Lombok Letak geografi Struktur organisasi Fasilitas pelabuhan perikanan AKTIVITAS OPERASIONAL PPP LABUHAN LOMBOK 5.1 Aktivitas Tambat Labuh/Pendaratan Ikan Kunjungan kapal Pendaratan ikan Aktivitas Pelelangan Hasil Tangkapan ix

11 5.3 Aktivitas Pelayanan Kebutuhan Melaut Pelayanan es Pelayanan air bersih Pelayanan bahan bakar minyak (BBM) Aktivitas Pemasaran/Pendistribusian Hasil Tangkapan KINERJA OPERASIONAL PPP LABUHAN LOMBOK 6.1 Tujuan Pembangunan PPP Labuhan Lombok Pengukuran Kinerja PPP Labuhan Lombok KESIMPULAN DAN SARAN 7.1 Kesimpulan Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN x

12 DAFTAR TABEL Halaman 1 Data yang telah dikumpulkan Parameter dan subparameter pengukuran kinerja Bobot masing-masing parameter dan subparameter Rumus menghitung nilai keberhasilan Kriteria skala tingkat 5 pada kuesioner kepuasan nelayan Penentuan skor untuk nilai keberhasilan Perhitungan kinerja PPP Labuhan Lombok Penilaian skor kinerja Jumlah kunjungan kapal di PPP Labuhan Lombok tahun Jumlah ikan yang didaratkan di PPP Labuhan Lombok tahun Jumlah produksi es di PPP Labuhan Lombok tahun Jumlah penyaluran air bersih di PPP Labuhan Lombok tahun Jumlah penyaluran BBM (solar) di PPP Labuhan Lombok tahun Distibusi ikan oleh UD Baura tahun Hasil perhitungan kinerja PPP Labuhan Lombok xi

13 DAFTAR GAMBAR Halaman 1 Struktur organisasi kantor PPP Labuhan Lombok Jumlah kunjungan kapal di PPP Labuhan Lombok tahun Jumlah ikan yang didaratkan di PPP Labuhan Lombok tahun Jumlah produksi es di PPP Labuhan Lombok tahun Jumlah penyaluran air bersih di PPP Labuhan Lombok tahun Jumlah penyaluran BBM (solar) di PPP Labuhan Lombok tahun Pola distribusi ikan di PPP Labuhan Lombok Persentase distribusi ikan dari PPP Labuhan Lombok tahun xii

14 DAFTAR LAMPIRAN Halaman 1 Lokasi penelitian Layout PPP Labuhan Lombok Fasilitas di PPP Labuhan Lombok Hasil wawancara kepuasan nelayan Perhitungan kepuasan nelayan Perhitungan kinerja operasional PPP Labuhan Lombok Indikator Kinerja Pelabuhan Perikanan xiii

15 1 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pelabuhan perikanan merupakan suatu tempat yang sangat penting dalam bidang perikanan tangkap. Segala aktivitas perikanan tangkap berawal dari pelabuhan perikanan. Kapal-kapal yang akan menangkap ikan ke suatu fishing ground, akan mempersiapkan segala perbekalannya untuk melaut di pelabuhan perikanan dan selanjutnya memulai perjalanan untuk melaut dari pelabuhan perikanan tersebut. Setelah para nelayan berhasil menangkap hasil tangkapan, mereka akan kembali ke pelabuhan perikanan untuk mendaratkan hasil tangkapannya. Selanjutnya hasil tangkapan tersebut akan mengalami proses penanganan mutu dan akan melalui proses pemasaran serta proses distribusi. Oleh karena itu, berdasarkan aktivitas-aktivitas tersebut, maka pelabuhan perikanan memiliki beberapa fungsi dan peranan. Fungsi dan peranan dari pelabuhan perikanan merupakan pengembangan dari tujuan awal pembangunan pelabuhan perikanan dimana tujuan tersebut dibuat atau dirancang agar pembangunan pelabuhan perikanan memiliki arah yang jelas dalam menjalankan fungsi dan peranannya. Namun, pencapaian dari tujuan tersebut membutuhkan waktu, oleh karena itu dalam tiap periode atau tiap tahunnya pelabuhan perikanan seharusnya melakukan pengembangan dalam berbagai bidang guna mencapai tujuan tersebut. Untuk mengetahui sejauh mana suatu pelabuhan perikanan menjalankan fungsi dan perannya sehingga tujuan awal tercapai, maka perlu dilakukan pengukuran mengenai kinerja suatu pelabuhan perikanan. Melalui pengukuran tersebut, maka akan dapat diketahui seberapa besar kinerja yang telah dilakukan dari suatu pelabuhan perikanan guna mencapai tujuan awal. Dengan kata lain, melalui pengukuran kinerja akan diketahui sebatas mana atau sejauh mana pencapaian suatu pelabuhan perikanan dalam jangka waktu tertentu guna menuju kepada tujuan yang telah dirancang. Kinerja yang perlu diperhatikan dalam hal ini adalah kinerja operasional dari pelabuhan perikanan tersebut. Selain itu, pengukuran kinerja dapat pula didasari oleh pelayanan yang diberikan oleh pihak pelabuhan perikanan kepada pengguna pelabuhan perikanan

16 2 tersebut. Hal ini dikarenakan pelabuhan perikanan merupakan fasilitas publik yang pastinya memiliki tujuan untuk memberikan pelayanan yang terbaik kepada masyarakat. 1.2 Tujuan Adapun tujuan penelitian ini yaitu: 1. Mengetahui aktivitas operasional PPP Labuhan Lombok 2. Mengetahui tingkat kinerja operasional PPP Labuhan Lombok 1.3 Manfaat Manfaat dari penelitian ini adalah memberikan informasi kepada pihak PPP Labuhan Lombok, Dinas Kelautan dan Perikanan serta instansi Pemerintah Daerah mengenai kinerja operasional dari PPP Labuhan Lombok sehingga dapat digunakan untuk memperbaiki kinerja operasional di PPP Labuhan Lombok selama ini.

17 3 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Pelabuhan Perikanan Pelabuhan adalah salah satu simpul dari mata rantai bagi kelancaran angkutan muatan laut dan darat (Kramadibrata, 1985 vide Mahyuddin, 2007). Secara umum pelabuhan adalah suatu daerah perairan yang terlindungi terhadap badai/ombak/arus, sehingga kapal dapat berputar, bersandar/membuang sauh, sedemikian rupa sehingga bongkar muat atas barang dan perpindahan penumpang dapat dilaksanakan; guna mendukung fungsi-fungsi tersebut dibangun dermaga, jalan, gudang, fasilitas penerangan, telekomunikasi dan sebagainya, sehingga fungsi pemindahan muatan dari/ke kapal yang bersandar di pelabuhan menuju tujuan selanjutnya dapat dilakukan (Mahyuddin, 2007). Menurut Lubis (2006), pelabuhan perikanan adalah suatu wilayah perpaduan antara wilayah daratan dan lautan yang dipergunakan sebagai pangkalan kegiatan penangkapan ikan dan dilengkapi dengan berbagai fasilitas sejak ikan didaratkan sampai ikan didistribusikan. Pelabuhan perikanan adalah pusat pengembangan ekonomi perikanan ditinjau dari aspek produksi, pengolahan dan pemasaran, baik berskala lokal, nasional maupun internasional. Aspek-aspek tersebut secara terperinci yaitu (Direktorat Jenderal Perikanan, 1994 vide Lubis, 2006): (1) Produksi: bahwa pelabuhan perikanan sebagai tempat para nelayan untuk melakukan kegiatan-kegiatan produksinya, mulai dari memenuhi kebutuhan perbekalan untuk menangkap ikan di laut sampai membongkar hasil tangkapannya. (2) Pengolahan: bahwa pelabuhan perikanan menyediakan sarana-sarana yang dibutuhkan untuk mengolah hasil tangkapannya. (3) Pemasaran: bahwa pelabuhan perikanan merupakan pusat pengumpulan dan tempat awal pemasaran hasil tangkapan.

18 4 2.2 Klasifikasi Pelabuhan Perikanan Menurut Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor PER. 16/MEN/2006 tentang pelabuhan perikanan BAB VII pasal 16, pelabuhan perikanan diklasifikasikan kedalam 4 (empat) kelas, yaitu: a. Pelabuhan Perikanan Samudera (PPS) b. Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) c. Pelabuhan Perikanan Pantai (PPP) d. Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI) Kriteria teknis untuk empat kelas pelabuhan perikanan berdasarkan Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor PER. 16/MEN/2006 tentang pelabuhan perikanan BAB VII pasal 17 pasal 20 yaitu: 1. Pelabuhan Perikanan Samudera (PPS) a. Melayani kapal perikanan yang melakukan kegiatan perikanan di laut teritorial, Zona Ekonomi Ekslusif Indonesia dan laut lepas; b. Memiliki fasilitas tambat labuh untuk kapal perikanan berukuran sekurang-kurangnya 60 GT; c. Panjang dermaga sekurang-kurangnya 300 m, dengan kedalaman kolam sekurang-kurangnya minus 3 m; d. Mampu menampung sekurang-kurangnya 100 kapal perikanan atau jumlah keseluruhan sekurang-kurangnya GT kapal perikanan sekaligus; e. Ikan yang didaratkan sebagian untuk tujuan ekspor; f. Terdapat industri perikanan. 2. Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) a. Melayani kapal perikanan yang melakukan kegiatan perikanan di laut teritorial dan Zona Ekonomi Eksklusif Indonesia; b. Memiliki fasilitas tambat labuh untuk kapal perikanan berukuran sekurang-kurangnya 30 GT; c. Panjang dermaga sekurang-kurangnya 150 m, dengan kedalaman kolam sekurang-kurangnya minus 3 m;

19 5 d. Mampu menampung sekurang-kurang 75 kapal perikanan atau jumlah keseluruhan sekurang-kurangnya GT kapal perikanan sekaligus; e. Terdapat industri perikanan. 3. Pelabuhan Perikanan Pantai (PPP) a. Melayani kapal perikanan yang melakukan kegiatan perikanan di perairan pedalaman, perairan kepulauan dan laut teritorial; b. Memiliki fasilitas tambat labuh untuk kapal perikanan berukuran sekurang-kurangnya 10 GT; c. Panjang dermaga sekurang-kurangnya 100 m, dengan kedalaman kolam sekurang-kurangnya minus 2m; d. Mampu menampung sekurang-kurangnya 30 kapal perikanan atau jumlah keseluruhan sekurang-kurangnya 300 GT kapal perikanan sekaligus. 4. Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI) a. Melayani kapal perikanan yang melakukan kegiatan perikanan di perairan pedalaman dan perairan kepulauan; b. Memiliki fasilitas tambat labuh untuk kapal perikanan berukuran sekurang-kurangnya 3 GT; c. Panjang dermaga sekurang-kurangnya 50 m, dengan kedalaman kolam minus 2 m; d. Mampu menampung sekurang-kurangnya 20 kapal perikanan atau jumlah keseluruhan sekurang-kurangnya 60 GT kapal perikanan sekaligus. 2.3 Fungsi dan Peranan Pelabuhan Perikanan Menurut Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor PER. 16/MEN/2006 tentang pelabuhan perikanan, pelabuhan perikanan mempunyai fungsi mendukung kegiatan yang berhubungan dengan pengelolaan dan pemanfaatan sumber daya ikan dan lingkungannya mulai dari praproduksi, produksi, pengolahan, sampai dengan pemasaran. Berikut fungsi pelabuhan perikanan tersebut:

20 6 a. Pelayanan sandar dan labuh kapal perikanan dan kapal pengawas perikanan; b. Pelayanan bongkar muat; c. Pelaksanaan pembinaan mutu dan pengolahan hasil perikanan; d. Pemasaran dan distribusi ikan; e. Pengumpulan data tangkapan dan hasil perikanan; f. Pelaksanaan penyuluhan dan pengembangan masyarakat nelayan; g. Pelaksanaan kegiatan operasional kapal perikanan; h. Pelaksanaan pengawasan dan pengendalian sumber daya ikan; i. Pelaksanaan kesyahbandaran; j. Pelaksanaan fungsi karantina ikan; k. Publikasi hasil riset kelautan perikanan; l. Pemantauan wilayah pesisir dan wisata bahari; m. Pengendalian lingkungan (kebersihan, keamanan, dan ketertiban (K3), kebakaran, dan pencemaran). Fungsi pelabuhan perikanan ditinjau dari segi aktivitas khususnya adalah (Lubis, 2006): 1. Fungsi pendaratan dan pembongkaran, dalam hal ini pelabuhan perikanan lebih ditekankan sebagai pemusatan sarana dan kegiatan pendaratan dan pembongkaran hasil tangkapan di laut. 2. Fungsi pengolahan, dimana pelabuhan perikanan sebagai tempat membina peningkatan mutu serta pengendalian mutu ikan dalam menghindari kerugian dari pasca tangkap. 3. Fungsi pemasaran, dimana pelabuhan perikanan berfungsi sebagai tempat untuk menciptakan mekanisme pasar yang menguntungkan atau mendapat harga yang layang baik bagi nelayan maupun bagi pedagang. 4. Fungsi pembinaan terhadap masyarakat nelayan, dimana pelabuhan perikanan dapat dijadikan sebagai lapangan kerja bagi penduduk di sekitarnya dan sebagai tempat pembinaan masyarakat nelayan. Dalam penjelasan pasal 41A UU No. 45 tahun 2009 tentang perikanan, dinyatakan bahwa pelabuhan perikanan berfungsi antara lain sebagai tempat tambat-labuh kapal perikanan, tempat pendaratan ikan, tempat pemasaran dan

21 7 distribusi ikan, tempat pelaksanaan pembinaan mutu hasil perikanan, tempat pengumpulan data tangkapan, tempat pelaksanaan penyuluhan serta pengembangan masyarakat nelayan, dan tempat untuk memperlancar kegiatan operasional kapal perikanan. Peranan pelabuhan perikanan atau pangkalan pendaratan ikan dikelompok menjadi tiga oleh Direktorat Bina Prasarana Perikanan (1982) vide Fepu (2000), yaitu: 1). Pusat aktivitas produksi, yaitu: Tempat mendaratkan hasil tangkapan. Tempat untuk persiapan operasi penangkapan ikan (mempersiapkan alat tangkap, bahan bakar, air, perbaikan kapal dan istirahat anak buah kapal). 2). Pusat distribusi, yaitu: Tempat transaksi jual beli ikan. Terminal untuk mendistribusikan ikan. Pusat pengolahan hasil laut. 3). Pusat kegiatan masyarakat nelayan, yaitu: Pusat kehidupan masyarakat nelayan. Pusat pembangunan ekonomi masyarakat nelayan. Pusat lalu lintas dan jaringan informasi antar nelayan maupun dengan masyarakat luar. 2.4 Fasilitas Pelabuhan Perikanan Pelabuhan perikanan harus dilengkapi oleh berbagai fasilitas agar dapat menjalankan fungsinya dengan baik. Menurut Lubis (2006), fasilitas yang terdapat pada pelabuhan perikanan terdiri dari tiga jenis yaitu fasilitas pokok, fasilitas fungsional dan fasilitas tambahan/penunjang: 1. Fasilitas Pokok Fasilitas pokok adalah fasilitas dasar atau pokok yang diperlukan dalam kegiatan di suatu pelabuhan. Fasilitas pokok di pelabuhan perikanan antara lain (Lubis, 2006):

22 8 a. Dermaga Dermaga adalah suatu bangunan kelautan yang berfungsi sebagai tempat labuh dan tambatnya kapal, bongkar muat hasil tangkapan dan mengisi bahan perbekalan untuk keperluan penangkapan ikan di laut. b. Kolam Pelabuhan Kolam pelabuhan adalah daerah perairan pelabuhan untuk masuknya kapal yang akan bersandar di dermaga. c. Alat Bantu Navigasi Alat bantu navigasi adalah alat yang berfungsi: - Memberikan peringatan atau tanda-tanda terhadap bahaya yang tersembunyi misalnya batu karang di suatu perairan; - Memberikan petunjuk/bimbingan agar kapal dapat berlayar dengan aman di sepanjang pantai, sungai dan perairan lainnya; - Memberikan petunjuk dan bimbingan pada waktu kapal akan keluar masuk pelabuhan atau ketika kapal akan merapat dan membuang jangkar. d. Breakwater atau Pemecah Gelombang Breakwater suatu struktur bangunan kelautan yang berfungsi khusus untuk melindungi pantai atau daerah sekitar pantai terhadap pengaruh gelombang laut. 2. Fasilitas Fungsional Fasilitas fungsional dikatakan juga suprastruktur adalah fasilitas yang berfungsi untuk meninggikan nilai guna dari fasilitas pokok sehingga dapat menunjang aktivitas di pelabuhan. Fasilitas-fasilitas ini tidak harus ada di pelabuhan perikanan namun fasilitas ini disediakan sesuai dengan kebutuhan operasional pelabuhan perikanan tersebut. Fasilitas fungsional dikelompokkan menjadi (Lubis, 2006): a. Penanganan hasil tangkapan dan pemasaran, yaitu: - Tempat pelelangan ikan (TPI), berfungsi untuk melelang ikan, dimana terjadi pertemuan antara penjual (nelayan atau pemilik kapal) dengan pembeli (pedagang atau agen perusahaan perikanan);

23 9 - Fasilitas pemeliharaan dan pengolahan hasil tangkapan ikan, seperti gedung pengolahan, tempat penjemuran ikan dan lain-lain; - Pabrik dan gudang es, dipergunakan untuk mempertahankan mutu ikan pada saat operasi penangkapan dan pengangkutan ke pasar atau pabrik; - Gudang es, diperlukan apabila produksi kemungkinan tidak terserap pasar secara keseluruhan, pabrik es jauh dari dermaga perbekalan (out fitting) atau kemungkinan mendatangkan es dari luar; - Refrigerasi/fasilitas pendinginan, seperti cool room, cold storage; - Gedung-gedung pemasaran, dimana tempat ini biasanya dilengkapi dengan fasilitas-fasilitas seperti alat sortir, timbangan, pengepakan dan lain-lain. b. Fasilitas pemeliharaan dan perbaikan armada dan alat penangkap ikan,yaitu: - Lapangan perbaikan alat penangkapan ikan; - Ruangan mesin; - Tempat penjemuran alat penangkap ikan; - Bengkel: fasilitas untuk memperbaiki mesin kapal; - Slipway: tempat untuk memperbaiki bagian lunas kapal; - Gudang jaring: tempat untuk penyimpanan jaring; - Vessel lift: fasilitas untuk mengangkat kapal dari kolam pelabuhan ke lapangan perbaikan kapal. c. Fasilitas perbekalan: tangki dan instalasi air minum, tangki bahan bakar. d. Fasilitas komunikasi: stasiun jaringan telepon, radio SSB. 3. Fasilitas Penunjang Fasilitas penunjang adalah fasilitas yang secara tidak langsung meningkatkan peranan pelabuhan atau para pelaku mendapatkan kenyamanan melakukan aktivitas di pelabuhan. Fasilitas ini berupa (Lubis, 2006):

24 10 - Fasilitas kesejahteraan antara lain MCK, poliklinik, mess, kantin, musholla; - Fasilitas administrasi meliputi kantor pengelola pelabuhan, ruang operator, kantor syahbandar, kantor beacukai dan lainnya. 2.5 Kegiatan Operasional Pelabuhan Perikanan Operasionalisasi adalah implementasi dari segala kegiatan dan pekerjaan yang dilakukan di pelabuhan perikanan (PP) maupun di pangkalan pendaratan ikan (PPI) dalam melayani kebutuhan masyarakat pengguna yang memerlukannya. Kegiatan operasional PP/PPI yang dilakukan hendaknya berorientasi pada kepentingan masyarakat pengguna jasa PP/PPI. Ini berarti operasionalisasi PP/PPI mengacu pada pelayanan prima (Murdiyanto, 2003). Menurut Direktorat Jenderal Perikanan (1994) vide Ngamel (2005), terdapat beberapa kegiatan operasional yang berlangsung di pelabuhan perikanan. Kegiatan operasional tersebut antara lain: a) Pendaratan ikan Aktivitas pendaratan ikan di pelabuhan perikanan meliputi pembongkaran, penyortiran dan pengangkutan hasil tangkapan ke TPI. Pendaratan ikan di Pelabuhan Perikanan sebagian besar berasal dari kapal penangkap, hanya sebagian kecil ikan yang berasal dari pangkalan pendaratan ikan atau pelabuhan dibawa ke pelabuhan itu dengan menggunakan sarana transportasi darat. b) Penanganan ikan Sesuai dengan salah satu fungsi pelabuhan perikanan yaitu sebagai tempat pembinaan dan pengawasan mutu hasil perikanan. Penanganan ikan segar di pelabuhan perikanan dilakukan dengan metode pendinginan yang dapat dilakukan dengan menggunakan es yang bertujuan untuk mempertahankan mutu ikan sehingga waktu pemasaran menjadi lebih lama. c) Pengolahan ikan Aktivitas pengolahan hasil tangkapan biasanya dilakukan pada saat musim ikan untuk menampung produksi perikanan yang tidak habis terjual dalam bentuk segar.

25 11 d) Pemasaran Pemasaran merupakan salah satu tindakan atau keputusan yang berhubungan dengan pergerakan barang dan jasa dari produsen sampai konsumen. Tujuan pemasaran ikan yang didaratkan di pelabuhan perikanan bersifat lokal, nasional, dan ekspor (Hanafiah dan Saefudin, 1983 vide Indrianto, 2006). Menurut Lubis (2000) vide Novianti (2008), pelelangan merupakan awal dari pemasaran ikan bertujuan untuk mendapatkan harga yang layak, baik bagi penjual/nelayan maupun pembeli. Sistem rantai pemasaran yang terdapat di beberapa pelabuhan perikanan di Indonesia antara lain (Misran, 1991 vide Ngamel, 2005): (a) TPI pedagang besar pedagang lokal pengecer konsumen (b) TPI pedagang besar pedagang lokal konsumen (c) TPI pengecer konsumen e) Penyaluran perbekalan Penjualan atau pengisian perbekalan yang berkaitan dengan fasilitas pelabuhan perikanan saat ini adalah penjualan es, penjualan air bersih, penyaluran BBM dan suku cadang. Pelayanan perbekalan umumnya diadakan oleh pihak UPT pelabuhan, KUD, koperasi pegawai dan pihak swasta. Menurut Direktorat Jenderal Perikanan (1985) vide Fepu (2000), tingkat pendayagunaan pelabuhan ditentukan dari ukuran tinjauan teknis dan produktivitas serangkaian fasilitas sebagai berikut: 1) Kapal nelayan telah melakukan kunjungan ke pelabuhan untuk mendaratkan hasil tangkapan dan memperoleh perbekalan melaut; 2) Tempat Pelelangan Ikan (TPI) telah dimanfaatkan, minimal untuk menimbang dan mengepak ikan sistem pelelangan diatur dengan peraturan daerah; 3) Telah menyelenggarakan pelayanan perbekalan es, solar, air, garam, dan sebagainya; 4) Telah menyediakan jasa penyimpanan ikan, reparasi mesin mekanik, pemeliharaan kapal dan alat penangkapan. Kegiatan operasional di pelabuhan perikanan tidak terlepas dari pelayanan yang diberikan oleh pihak pelabuhan perikanan tersebut. Menurut Kottler (2002)

26 12 vide Magdalena (2007), pelayanan adalah suatu perbuatan dimana seseorang atau suatu kelompok menawarkan pada kelompok atau orang lain suatu produk baik yang berkaitan atau tidak berkaitan dengan fisik produk (barang atau jasa). Pelayanan untuk memenuhi keperluan pengguna jasa pelabuhan bersifat langsung dan kasuistis dalam arti dilakukan secara kasus demi kasus. Pelayanan yang diperlukan meliputi berbagai kegiatan mulai dari sarana produksi, pemasaran hasil sampai dengan distribusinya. Tenaga yang melakukan pelayanan hendaknya memiliki keahlian tertentu yang diperkuat melalui suatu bentuk surat keterangan/sertifikat (Tasmas, 2008). 2.6 Kinerja dan Pengukurannya Kinerja adalah kemampuan kerja yang ditunjukkan dengan hasil kerja. Menurut Bernardin dan Russel (1993) vide Mudzakir (2009), kinerja adalah catatan tentang hasil-hasil yang diperoleh dari fungsi-fungsi pekerjaan tertentu atau kegiatan tertentu selama kurun waktu tertentu. Pencapaian kinerja yang tinggi merupakan suatu prestasi bagi setiap organisasi dan bagian (unit) organisasi yang oleh karenanya setiap organisasi dituntut untuk dapat selalu meningkatkan kinerjanya. Semakin tinggi kinerja organisasi, maka semakin tinggi pencapaian tujuan organisasi. Sedangkan kinerja perusahaan merupakan sesuatu yang dihasilkan oleh suatu perusahaan dalam periode tertentu dengan mengacu pada standar yang ditetapkan (Mudzakir, 2009). Menurut Mudzakir (2009), secara umum kinerja akan dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain: 1. Faktor individual, antara lain: pengetahuan, ketrampilan, kemampuan, kepercayaan diri, motivasi, komitmen. 2. Faktor kepemimpinan, antara lain: kualitas dalam memberikan dorongan, semangat, arahan dan dukungan. 3. Faktor tim, antara lain: kualitas dukungan dan semangat yang diberikan oleh rekan dalam satu tim, kepercayaan terhadap sesama anggota tim, kekompakan dan keeratan anggota tim.

27 13 4. Faktor sistem, antara lain: sistem kerja, fasilitas kerja atau infrastruktur yang diberikan oleh organisasi, proses organisasi dan kultur dalam organisasi. 5. Faktor kontekstual (situasional), antara lain: tekanan dan perubahan lingkungan ekternal dan internal. Pengukuran kinerja merupakan suatu proses penilaian kemajuan pekerjaan terhadap pencapaian tujuan dan sasaran yang telah ditentukan, termasuk informasi atau efisiensi penggunaan sumberdaya dalam menghasilkan barang dan jasa, kualitas barang dan jasa, perbandingan hasil kegiatan dengan target, dan efektivitas tindakan dalam mencapai tujuan (Robertson, 2002 vide Mahmudi, 2007). Proses pengukuran kinerja tidak terlepas dari proses yang merupakan kegiatan mengolah masukan menjadi keluaran atau penilaian proses penyusunan kebijakan/program/kegiatan yang dianggap penting dan berpengaruh terhadap pencapaian sasaran dan tujuan (Anonim, 2005). Pengukuran kinerja dilakukan dengan menggunakan indikator kinerja kegiatan yang dilakukan dengan memanfaatkan data kinerja yang diperoleh melalui data internal yang ditetapkan oleh instasi maupun data eksternal yang berasal dari luar instansi. Pengumpulan data kinerja tersebut dilakukan untuk memperoleh data yang akurat, lengkap, tepat waktu dan konsisten, yang berguna dalam pengambilan keputusan. Pengukuran kinerja mencakup kinerja kegiatan yang merupakan tingkat pencapaian target (rencana tingkat pencapaian) dari masing-masing kelompok indikator kinerja kegiatan dan tingkat pencapaian target (rencana tingkat pencapaian) dan masing-masing indikator sasaran yang telah ditetapkan dalam dokumen rencana kerja. Pengukuran tingkat pencapaian sasaran didasarkan pada data hasil pengukuran kinerja kegiatan (Anonim, 2005). Pengukuran kinerja untuk organisasi sektor publik berbeda dengan pengukuran kinerja untuk sektor swasta karena tujuan dari kedua sektor tersebut berbeda. Menurut Mahmudi (2007), tujuan utama dari organisasi sektor swasta yaitu menghasilkan laba dimana keberadaan organisasi ini adalah untuk menjual barang dan jasa dalam rangka menciptakan kekayaan dan kesejahteraan bagi pemiliknya sedangkan pada sektor publik keberadaannya adalah untuk memperbaiki kehidupan masyarakat dengan cara memberikan pelayanan terbaik.

28 14 Seperti yang kita ketahui bahwa pelabuhan perikanan merupakan sektor publik sehingga pengukuran kinerjanya menggunakan pengukuran kinerja untuk organisasi sektor publik. Pengukuran kinerja meliputi aktivitas penetapan serangkaian ukuran atau indikator kinerja yang memberikan informasi sehingga memungkinkan bagi unit kerja sektor publik untuk memonitor kinerjanya dalam menghasilkan output dan outcome terhadap masyarakat. Pengukuran kinerja bermanfaat untuk membantu manajer unit kerja dalam memonitor dan memperbaiki kinerja dan berfokus pada tujuan organisasi (Mahmudi, 2007). Pengukuran kinerja sektor publik tidak semudah pengukuran kinerja sektor swasta. Hal ini dikarenakan pengukuran kinerja sektor swasta dapat diukur dengan ukuran finansial sedangkan pengukuran kinerja sektor swasta seringkali sulit diukur dengan ukuran finansial. Terdapat beberapa hal yang perlu diketahui untuk mengukur kinerja sektor publik, yaitu (Mahmudi, 2007): Apa yang sebenarnya akan diukur? Skala atau ukuran apa yang akan digunakan? Berapa toleransi kesalahan yang dapat diterima? Siapa yang akan mengukur? Untuk siapa informasi kinerja tersebut dan apa yang akan mereka lakukan dengan laporan hasil kinerja itu? Pengukuran kinerja pada sektor publik memiliki beberapa tujuan. Tujuan tersebut antara lain (Mahmudi, 2007): Mengetahui tingkat ketercapaian tujuan organisasi Penilaian kinerja berfungsi sebagai tonggak yang menunjukkan tingkat ketercapaian tujuan dan juga menunjukkan apakah organisasi berjalan sesuai arah atau menyimpang dari tujuan yang ditetapkan. Jika terjadi penyimpangan dari arah yang semestinya, pimpinan dengan cepat dapat melakukan tindakan koreksi dan pebaikan. Menyediakan sarana pembelajaran pegawai Pengukuran kinerja bertujuan untuk memperbaiki hasil dari usaha yang dilakukan oleh pegawai dengan mengkaitkannya terhadap tujuan organisasi. Pengukuran kinerja merupakan sarana untuk pembelajaran pegawai tentang bagaimana seharusnya mereka bertindak, dan

29 15 memberikan dasar dalam perubahan perilaku, sikap, skill, atau pengetahuan kerja yang harus dimiliki pegawai untuk mencapai hasil kerja terbaik. Memperbaiki kinerja periode berikutnya Pengukuran kinerja dilakukan sebagai sarana pembelajaran untuk perbaikan kinerja di masa yang akan datang. Pengukuran kinerja dalam jangka panjang bertujuan untuk membentuk budaya prestasi di dalam organisasi, dimana dengan adanya budaya prestasi ini maka setiap orang di dalam organisasi dituntut untuk berprestasi. Pengukuran kinerja untuk sektor publik, khususnya pelabuhan perikanan dapat dilakukan oleh berbagai cara, salah satunya adalah dengan menggunakan metode skoring (scorring methode). Menurut Keputusan Direktur Jenderal Perikanan Tangkap No. 432/DPT3/0T.220.D3/I/2008, pengukuran kinerja pelabuhan perikanan mengacu kepada tolok ukur kriteria maupun standar volumenya. Indikator ini merupakan pencapaian secara mikro yakni untuk menjabarkan pengukuran kinerja pelabuhan perikanan. Dari data yang ada (dilaporkan) berdasarkan realisasi pencapaian dibandingkan dengan standar indikator akhirnya diketahui hasil penilaian akhir yaitu berupa nilai keberhasilan. Nilai ini yang dijadikan tolok ukur dalam mengukur kinerja pelabuhan perikanan. Adapun tolok ukur yang digunakan untuk mengukur keberhasilan pengelolaan pelabuhan perikanan adalah: a. Pengumpulan laporan b. Jumlah produksi ikan c. Frekuensi kunjungan kapal d. Penyerapan tenaga kerja e. Penyaluran air bersih f. Penyaluran es g. Penyaluran BBM h. Jumlah investor di pelabuhan perikanan i. Pendapatan pelabuhan perikanan j. Realisasi pembangunan k. Pelaksanaan K3 (kebersihan, keamanan dan ketertiban)

30 16 3 METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Agustus Adapun tempat pelaksanaan penelitian yaitu Pelabuhan Perikanan Pantai (PPP) Labuhan Lombok, Kabupaten Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat. 3.2 Bahan dan Alat Bahan dan alat yang digunakan pada penelitian ini antara lain kamera, kuesioner, komputer/laptop, serta peralatan lainnya yang digunakan dalam membantu pengumpulan data dan pengolahan data. 3.3 Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode penelitian survei. Menurut Singarimbun dan Sofian Effendi (1995), penelitian survei adalah penelitian yang mengambil sampel dari satu populasi dan menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpul data yang pokok. Ciri-ciri dari penelitian survei antara lain (Gulo, 2002): a. Dipakai pada sampel yang mewakili populasi, khususnya probabilistic sampling; b. Tanggapan (respons) didapatkan secara langsung dari responden; c. Karena biasanya survei dipakai pada sampel yang mewakili populasi, maka metode itu lebih disukai jika ingin ditarik kesimpulan dari sampel. Penggunaan survei melibatkan banyak responden, dan mencakup area yang lebih luas dibandingkan dengan metode lainnya; d. Survei dilaksanakan dalam situasi yang alamiah. Biasanya responden dikunjungi di kantor atau di rumah untuk dimintai informasi. Responden tidak perlu direpotkan dengan keharusan untuk menghadiri acara tertentu. Penelitian survei banyak digunakan untuk berbagai penelitian operasional (operations research). Pada penelitian operasional, pusat perhatian adalah variabel-variabel yang berkaitan dengan aspek operasional suatu program setelah diidentifik (Singarimbun dan Sofian Effendi, 1995).

31 17 Pada metode penelitian survei dilakukan penyelidikan yang diadakan untuk memperoleh fakta-fakta dari gejala-gejala yang ada dan mencari keteranganketerangan secara faktual, baik tentang institusi sosial, ekonomi, atau politik dari suatu kelompok ataupun suatu daerah. Dalam metode survei juga dilakukan evaluasi serta perbandingan-perbandingan terhadap hal-hal yang telah dikerjakan orang dalam menangani situasi atau masalah yang serupa dan hasilnya dapat digunakan dalam pembuatan rencana dan pengambilan keputusan di masa mendatang (Nazir, 1988). 3.4 Metode Pengumpulan Data Metode pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan purposive sampling. Metode sampling ini mengambil sampel secara sengaja yang dirasa dapat mewakili populasi sehingga tujuan yang diinginkan tercapai. Adapun untuk penentuan besarnya sampel adalah 10% dari jumlah populasi yang diteliti (Pane, 2008). Populasi yang diteliti merupakan nelayan di wilayah PPP Labuhan Lombok dimana nelayan tersebut yaitu nelayan pancing ulur/pancing tonda dan nelayan mini purse seine. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dari hasil pengamatan langsung, hasil wawancara dengan pihak PPP Labuhan Lombok, nelayan serta hasil pengisian kuesioner oleh responden yang digunakan sebagai sampel. Adapun data sekunder diperoleh dari data yang dimiliki oleh pihak PPP Labuhan Lombok, studi pustaka, internet dan lain-lain. Dua jenis data tersebut akan digunakan untuk beberapa tujuan seperti yang tertera pada Tabel 1 berikut ini:

32 18 Tabel 1 Data yang telah dikumpulkan No Tujuan Sumber Data Jenis Data Data 1 Mengetahui aktivitas operasional PPP Labuhan Lombok 2 Menentukan kinerja operasional PPP Labuhan Lombok Pihak Pengelola PPP Labuhan Lombok Pengamatan dan wawancara dengan responden (nelayan) 3 Data tambahan Pihak PPP Labuhan Lombok, pihak Pemda Lombok Timur, pihak Dinas Perikanan dan Kelautan NTB, dan instansi terkait Sekunder Primer Sekunder - Data produksi hasil tangkapan yang didaratkan (ton/tahun) - Nilai produksi hasil tangkapan - Data kunjungan kapal - Penyediaan perbekalan BBM dan air (liter/tahun) serta es (kg/tahun) - Fasilitas yang terdapat di PPP - Kegiatan operasional pelabuhan - Fasilitas yang digunakan dalam aktivitas operasional - Keberadaan pelelangan - Kondisi umum Lombok Timur dan PPP Labuhan Lombok - Letak geografi, topografi, demografi - Sarana prasarana umum: perhubungan, komunikasi, listrik dan air - Sumberdaya ikan yang tersedia - Dan lain-lain Metode yang akan dilakukan untuk memperoleh data dari responden sebagai objek penelitian yaitu: Wawancara (Kuesioner) Wawancara yang dilakukan mengacu pada kuesioner yang telah dibuat agar pertanyaan-pertanyaan yang diajukan saat wawancara tidak keluar dari penelitian yang dilakukan. Dalam penelitian ini, dilakukan wawancara dengan nelayan yang melakukan kegiatan operasional di PPP Labuhan Lombok. Nelayan yang diwawancara tersebut merupakan

33 19 nelayan pancing ulur/pancing tonda sebanyak 33 orang dan nelayan mini purse seine sebanyak 4 orang. Adapun kuesioner yang digunakan berisi pertanyaan-pertanyaan yang berhubungan dengan identitas responden, alat tangkap yang digunakan oleh responden, operasi penangkapan ikan, hasil tangkapan, kebutuhan melaut dan penyediaannya di PPP Labuhan Lombok, fasilitas-fasilitas perbaikan yang tersedia di PPP Labuhan Lombok serta kepuasan nelayan terhadap berbagai fasilitas yang tersedia di PPP Labuhan Lombok. Pengamatan langsung Pengamatan langsung dilakukan terhadap keberadaan fasilitasfasilitas operasional di PPP Labuhan Lombok dan kondisi terkininya. Selain itu, dilakukan pula pengamatan mengenai beberapa aktivitas operasional yang dilakukan nelayan di PPP Labuhan Lombok. Studi pustaka Studi pustaka dilakukan dengan mengumpulkan data dari pihak PPP Labuhan Lombok, Pemda Lombok Timur, Dinas Perikanan dan Kelautan NTB dan instansi terkait serta dari buku, jurnal, karya ilmiah, internet dan lain sebagainya. Data-data yang dikumpulkan tersebut yaitu data-data mengenai fasilitas-fasilitas di PPP Labuhan Lombok, kegiatan-kegiatan yang terdapat di PPP Labuhan Lombok, layout PPP Labuhan Lombok, posisi PPP Labuhan Lombok, serta keadaan umum mengenai wilayah Lombok Timur dan PPP Labuhan Lombok. 3.5 Analisis Data Aktivitas operasional pelabuhan perikanan Tingkat operasional PPP Labuhan Lombok dinilai dengan menggunakan analisis deskriptif terhadap aktivitas operasional di PPP. Adapun data yang digunakan untuk melakukan analisis aktivitas operasional PPP Labuhan Lombok adalah data sekunder yang berhubungan dengan kegiatan operasional di PPP Labuhan Lombok pada tahun Data-data tersebut berbentuk tabel dan grafik yang kemudian akan dideskripsikan. Adapun pada penelitian ini, terdapat beberapa aktivitas yang akan diamati antara lain:

34 20 a. Aktivitas tambat labuh/pendaratan ikan: jumlah produksi, jumlah kunjungan kapal per tahun; b. Aktivitas pelelangan hasil tangkapan: keberadaan pelaksanaan pelelangan hasil tangkapan; c. Aktivitas pelayanan kebutuhan melaut: pelayanan kebutuhan es, BBM (solar), dan air bersih; d. Aktivitas pemasaran/pendistribusian hasil tangkapan: distribusi pemasaran lokal dan luar kota Kinerja operasional pelabuhan perikanan Analisis kinerja operasional pelabuhan perikanan akan menggunakan metode pembobotan atau dikenal dengan scoring method, dimana asumsi yang digunakan adalah semua parameter yang digunakan mempunyai tingkat kepentingan yang berbeda. Hal ini menyebabkan bobot dari masing-masing parameter juga berbeda. Skor yang akan digunakan untuk setiap jenis parameter adalah 1 5. Semakin tinggi jumlah skor untuk semua parameter maka semakin baik. Analisis kinerja operasional pelabuhan perikanan diawali dengan mencari informasi mengenai tujuan pembangunan PPP Labuhan Lombok. Kemudian, berdasarkan informasi tersebut, akan diketahui parameter apa saja yang akan diukur untuk melakukan analisis tersebut. Parameter-parameter tersebut akan diberikan skor dan bobot masing-masing. Sehingga akhirnya akan dapat ditentukan penilaian skor untuk kinerja PPP Labuhan Lombok. Berikut merupakan tahap-tahap analisis kinerja operasional pelabuhan perikanan: 1 Penentuan tujuan pembangunan PPP Labuhan Lombok Tujuan pembangunan PPP Labuhan Lombok akan diperoleh dari data sekunder yang diperoleh dari pihak PPP Labuhan Lombok. 2 Penentuan parameter pengukuran kinerja PPP Labuhan Lombok Berdasarkan tujuan pembangunan PPP Labuhan Lombok, maka diperoleh beberapa parameter yang akan digunakan dalam mengukur kinerja operasional pelabuhan perikanan. Parameter tersebut dapat dilihat pada Tabel 2 berikut:

35 21 Tabel 2 Parameter dan subparameter pengukuran kinerja No. Parameter Subparameter Dasar Penentuan Parameter dan Subparameter 1 Produksi Jumlah produksi ikan (ton) Keputusan Direktur Jenderal Perikanan Tangkap No. 2 Frekuensi kunjungan kapal perhari (unit) 3 Penyediaan perbekalan melaut Jumlah kunjungan kapal (unit) - Penyediaan BBM - Penyediaan es - Penyediaan air bersih 4 Pemasaran - Pemasaran secara lokal - Pemasaran ke luar kota 5 Kepuasan nelayan - Penyediaan fasilitas perbekalan - Penyediaan fasilitas perbaikan - Penyediaan fasilitas pendarat - Penyediaan fasilitas pemasaran 432/DPT3/0T.220.D3/I/2008 Keputusan Direktur Jenderal Perikanan Tangkap No. 432/DPT3/0T.220.D3/I/2008 Keputusan Direktur Jenderal Perikanan Tangkap No. 432/DPT3/0T.220.D3/I/2008 Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor PER.16/MEN/2006 tentang Pelabuhan Perikanan Pada dasarnya Pelabuhan perikanan merupakan sektor publik sehingga tidak bisa terlepas dari kepentingan umum dan penilaian orang yang menggunakan barang dan jasanya 3 Penentuan bobot parameter dan bobot subparameter Setiap parameter dan subparameter yang telah ditentukan dalam mengukur kinerja operasional pelabuhan perikanan perlu diberikan bobot masing-masing karena kepentingan dari setiap parameter dan subparameter yang ada berbedabeda. Adapun bobot yang akan digunakan tersebut merupakan hasil kuesioner yang diisi oleh empat orang ahli Pelabuhan Perikanan di Departemen Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor dan satu orang ahli Pelabuhan Perikanan dari Departemen Kelautan dan Perikanan (Yuliastuti, 2010). Tabel 3 akan memperlihat bobot yang telah diberikan oleh lima orang ahli Pelabuhan Perikanan tersebut:

36 22 Tabel 3 Bobot masing-masing parameter dan subparameter No. Parameter Bobot parameter (%) (A) Subparameter 1 Produksi 30 Jumlah produksi 2 Frekuensi kunjungan kapal 3 Penyediaan perbekalan melaut ikan (ton/hari) 17,8 Jumlah kunjungan kapal rata-rata perhari (unit) Bobot subparameter (%) (B) ,9 BBM 46 Es 25 Air bersih 29 4 Pemasaran 18,9 Lokal 46 5 Kepuasan nelayan 14,4 Luar kota 54 Penyediaan dan 23 pelayanan fasilitas perbekalan Penyediaan dan 15 pelayanan fasilitas perbaikan Penyediaan dan 37 pelayanan fasilitas pendaratan dan pembongkaran Penyediaan dan 25 pelayanan fasilitas pemasaran 4 Penentuan nilai keberhasilan Penghitungan nilai keberhasilan didasarkan pada nilai realitas yang terjadi di lapangan dan nilai indikator yang telah ditetapkan oleh pihak Departemen Kelautan dan Perikanan (DKP). Nilai indikator pada masing-masing parameter dan subparameter berbeda-beda untuk masing-masing tipe pelabuhan perikanan. Pada penelitian ini, indikator yang digunakan adalah indikator untuk pelabuhan perikanan tipe C atau Pelabuhan Perikanan Pabtai (PPP). Rumus yang digunakan untuk menghitung nilai keberhasilan dalam penelitian ini dapat terlihat pada Tabel 4 berikut:

37 23 Tabel 4 Rumus menghitung nilai keberhasilan No. Parameter Subparameter Cara Menghitung 1 Produksi Jumlah produksi ikan 2 Frekuensi kunjungan kapal perhari 3 Penyediaan perbekalan melaut Jumlah kunjungan kapal - Penyediaan BBM - Penyediaan es - Penyediaan air bersih 4 Pemasaran - Pemasaran secara lokal - Pemasaran ke luar kota 5 Kepuasan nelayan - Penyediaan fasilitas perbekalan - Penyediaan fasilitas perbaikan - Penyediaan fasilitas pendarat - Penyediaan fasilitas pemasaran Rata-rata pendapat responden yang diwawancarai Keterangan: X 1 = jumlah produksi ikan di PPP Labuhan Lombok pada tahun 2008 X 2 = jumlah kunjungan kapal di PPP Labuhan Lombok pada tahun 2008 X 3 = jumlah penyediaan BBM di PPP Labuhan Lombok pada tahun 2008 X 4 = jumlah penyediaan es di PPP Labuhan Lombok pada tahun 2008 X 5 = jumlah penyediaan air bersih di PPP Labuhan Lombok pada tahun 2008 X 6 = jumlah hasil tangkapan yang dipasarkan secara lokal di PPP Labuhan Lombok pada tahun 2008 X 7 = jumlah hasil tangkapan yang dipasarkan ke luar kota di PPP Labuhan Lombok pada tahun 2008 N 1 = nilai indikator yang telah ditetapkan DKP untuk produksi ikan di PPP N 2 = nilai indikator yang telah ditetapkan DKP untuk jumlah kunjungan kapal di PPP N 3 = nilai indikator yang telah ditetapkan DKP untuk penyediaan BBM di PPP N 4 = nilai indikator yang telah ditetapkan DKP untuk penyediaan es di PPP

38 24 N 5 = nilai indikator yang telah ditetapkan DKP untuk penyediaan air bersih di PPP Y = jumlah hasil tangkapan yang dipasarkan di PPP Labuhan Lombok Penghitungan nilai keberhasilan untuk parameter produksi, frekuensi kunjungan kapal, penyediaan perbekalan melaut dan pemasaran didasarkan pada data sekunder yang diperoleh dari PPP Labuhan Lombok. Namun, penghitungan nilai keberhasilan untuk parameter kepuasan nelayan didasarkan rata-rata pendapat responden yang diwawancarai menggunakan kuesioner yang berisi mengenai pendapat responden terhadap penyediaan dan pelayanan fasilitas operasional yang terdapat di PPP Labuhan Lombok. Pengisian kuesioner untuk mengetahui pendapat responden yang diwawancarai terhadap penyediaan dan pelayanan fasilitas perbekalan, pemeliharaan dan perbaikan, pendaratan dan pembongkaran serta pemasaran menggunakan skala tingkat 5 dimana nilai 1 hingga 5 menunjukkan pengertian yang berbeda-beda, mulai dari tidak puas hingga sangat puas. Adapun besarnya nilai keberhasilan dilihat dari jumlah responden yang puas dan sangat puas terhadap penyediaan dan pelayanan fasilitas operasional yang terdapat di PPP Labuhan Lombok. Penjelasan lebih rinci dapat dilihat pada Tabel 5 berikut: Tabel 5 Kriteria skala tingkat 5 pada kuesioner kepuasan nelayan Skala Pengertian Penjelasan 1 Tidak puas Apabila nelayan berpendapat bahwa fasilitas yang disediakan pihak PPP Labuhan Lombok tidak memenuhi kebutuhan nelayan (tidak terdapat fasilitas yang dibutuhkan oleh nelayan) 2 Kurang puas 3 Cukup puas Apabila nelayan berpendapat bahwa fasilitas yang disediakan pihak PPP Labuhan Lombok kurang memenuhi kebutuhan nelayan Apabila nelayan berpendapat bahwa fasilitas yang disediakan pihak PPP Labuhan Lombok cukup memenuhi kebutuhan nelayan 4 Puas Apabila nelayan berpendapat bahwa fasilitas yang disediakan pihak PPP Labuhan Lombok telah memenuhi kebutuhan nelayan 5 Sangat puas Apabila nelayan berpendapat bahwa fasilitas yang disediakan pihak PPP Labuhan Lombok sangat memenuhi kebutuhan nelayan

39 25 5 Penentuan skor/nilai Parameter dan subparameter yang telah diketahui nilai keberhasilannya akan diberikan skor/nilai berdasarkan besarnya nilai keberhasilan tersebut. Nilai tersebut kemudian akan disebut nilai 1. Selanjutnya akan dihitung nilai 2 yang merupakan nilai yang akan menjadi penentu penilaian kinerja operasional PPP Labuhan Lombok. Lebih jelasnya, berikut merupakan tahap-tahap pemberian skor/nilai tersebut: 1. Penentuan nilai 1 yang merupakan penilaian skor dari nilai keberhasilan pada masing-masing parameter dan subparameter. Nilai keberhasilan yang tinggi (lebih dari 80%) akan mendapatkan nilai 1 sebesar 5 sedangkan nilai keberhasilan yang rendah (kurang dari 20%) akan mendapatkan nilai 1 sebesar 1. Tabel 6 berikut akan memperlihatkan lebih rinci mengenai pemberian nilai 1 pada rentang nilai keberhasilab tertentu: Tabel 6 Penentuan skor untuk nilai keberhasilan Nilai keberhasilan (C) Nilai 1 (D) C 80% 5 60% C < 80% 4 40% C < 60% 3 20% C < 40% 2 C < 20% 1 2. Perhitungan nilai 2 yang merupakan hasil perkalian antara nilai 1, bobot dari masing-masing parameter dan bobot dari masing-masing subparameter. 3. Seluruh nilai 2 dari masing-masing parameter dan subparameter kemudian dijumlahkan untuk memperoleh nilai riil jumlah skor. 4. Penentuan penilaian kinerja berdasarkan nilai riil jumlah skor.

40 26 Tabel 7 Perhitungan kinerja PPP Labuhan Lombok No. Parameter Bobot parameter (%) (A) Subparameter Bobot subparameter (%) (B) Nilai Keberhasilan (%) (C) Nilai 1 (D) Nilai 2 (AxBxD) 1 Produksi 30 Jumlah produksi ikan (ton/hari) Frekuensi kunjungan kapal 17,8 Jumlah kunjungan kapal rata-rata perhari (unit) Penyediaan 18,9 BBM perbekalan Es melaut Air bersih Pemasaran 18,9 Lokal Luar kota Penyediaan dan pelayanan fasilitas perbekalan 5 Kepuasan 14,4 Penyediaan dan pelayanan nelayan fasilitas perbaikan Penyediaan dan pelayanan fasilitas pendaratan dan pembongkaran Penyediaan dan pelayanan fasilitas pemasaran Jumlah Keterangan: Nilai 1 merupakan penilaian skor untuk nilai keberhasilan berdasarkan pada Tabel 3

41 27 6 Penentuan penilaian kinerja PPP Labuhan Lombok Penentuan penilaian skor/nilai untuk mengetahui kinerja dari PPP Labuhan Lombok dilakukan setelah diketahui selang penilaian kerja. Untuk mendapatkan selang tersebut, skor minimum dan skor maksimum dari semua parameter dijumlahkan lalu dibagi dengan jumlah kelas yang diinginkan: Jumlah minimum skor = 1 Jumlah maksimum skor = 5 Kelas = 5 1 1,8 2,6 3,4 4,2 5 Setelah itu, maka dapat ditentukan penilaian skor untuk kinerja PPP Labuhan Lombok. Berikut penilaian skor tersebut: Tabel 8 Penilaian skor kinerja Nilai riil jumlah skor (x) Penilaian 4,2 x 5 Kinerja pelabuhan perikanan sangat baik 3,4 x < 4,2 Kinerja pelabuhan perikanan baik 2,6 x < 3,4 Kinerja pelabuhan perikanan cukup baik 1,8 x < 2,6 Kinerja pelabuhan perikanan kurang baik 1 x < 1,8 Kinerja pelabuhan perikanan sangat kurang baik

42 28 4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN 4.1 Keadaan Umum Kabupaten Lombok Timur Menurut Statistik Lombok Timur (2008), wilayah Kabupaten Lombok Timur terletak antara BT dan 8-9 LS. Adapun batas-batas wilayah Kabupaten Lombok Timur adalah sebagai berikut: - Sebelah Barat : Kabupaten Lombok Timur dan Lombok Tengah - Sebelah Timur : Selat Alas - Sebelah Utara : Laut Jawa - Sebelah Selatan : Samudera Indonesia Kabupaten Lombok Timur memiliki luas wilayah 2.679,88 km 2 dimana wilayah tersebut terbagi menjadi dua yaitu daratan dan lautan. Daratan Kabupaten Lombok Timur memiliki luas 1.605,55 km 2 (59,91 %) dan luas lautannya diukur 4 mil dari bibir pantai yaitu 1.074,33 km 2 (40,09 %) (Statistik Lombok Timur, 2008). Topografi wilayah Lombok Timur menunjukkan penampang miring dari utara ke arah selatan dengan distribusi kemiringan: - Antara 0 5 % mencakup wilayah sekitar 57,33 % - Antara % meliputi wilayah sekitar 29,48 % - Kemiringan di atas 40 % mencakup wilayah sekitar 13,19 %. Hal tersebut di atas menggambarkan bahwa keadaan wilayah dataran tinggi terletak dibagian utara kawasan Gunung Rinjani dan hamparan dataran rendah terletak di bagian tengah hingga ke bagian selatan dengan sedikit wilayah berbukit-bukit dibagian selatan yang berbatasan dengan samudera Indonesia. Sebagian besar wilayah Lombok Timur dibatasi oleh lautan/daerah pantai yang terbentang mulai dari bagian utara ke arah timur hingga ke pantai selatan. Hal ini menjadi salah satu karakteristik potensi SDA wilayah kelautan selain pertanian, industri pariwisata, dan transportasi laut (Statistik Lombok Timur, 2008). Menurut Statistik Lombok Timur (2009), Kabupaten Lombok Timur beriklim tropis dengan temperatur tertinggi berkisar C dan temperatur terendah berkisar C. Seperti yang dialami oleh wilayah-wilayah lain di Nusa Tenggara Barat (NTB) dan di wilayah Indonesia pada umumnya, akibat

43 29 pemanasan global, perubahan iklim global, fluktuasi musim serta curah hujan dalam beberapa tahun terakhir sangat terasa. 4.2 Keadaan Umum PPP Labuhan Lombok Letak geografi PPP Labuhan Lombok terletak di Desa Labuhan Lombok Kecamatan Pringgabaya Kabupaten Lombok Timur Provinsi Nusa Tengara Barat. Letak yang strategis membuat PPP Labuhan Lombok menjadi pilihan bagi nelayan-nelayan sebagai tempat pendaratan hasil tangkapanya. Karena letaknya terlindung di dalam teluk PPP Labuhan Lombok kapal-kapal perikanan merasa aman untuk bersandar di dermaga PPP Labuhan Lombok (PPP Labuhan Lombok, 2009). PPP Labuhan Lombok terletak pada titik koordinat LS dan BT dan berbatasan dengan (PPP Labuhan Lombok, 2009): - Sebelah Barat : Jalan Raya Sambalia - Sebelah Timur : Teluk Labuhan Lombok - Sebelah Selatan : Tanah Negara - Sebelah Utara : Tanah Negara Struktur organisasi PPP Labuhan Lombok dipimpin oleh seorang Kepala Pelabuhan yang membawahi Kepala Sub Bagian Tata Usaha, Kepala Seksi Sarana Pelabuhan, Kepala Seksi Tata Operasional, dan Kelompok Jabatan Fungsional. Berikut merupakan tugas masing-masing sub bagian dan seksi-seksi berdasarkan SK Gubernur NTB No. 482 Bab III Pasal 5 vide PPP Labuhan Lombok (2009): 1. Sub Bagian Tata Usaha Mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan, pengelolaan urusan tata usaha, kepegawaian, perlengkapan, keuangan, dan rumah tangga serta melaksanakan pembinaan administrasi di lingkungan Kantor Pelabuhan Perikanan. 2. Seksi Sarana Pelabuhan Mempunyai tugas melaksanakan pengelolaan, pemeliharaan, pengembangan sarana pelabuhan dan pelayanan perbengkelan, bahan bakar minyak dan slip way.

44 30 3. Seksi Tata Operasaional Mempunyai tugas melaksanakan pelayanan nelayan dan kapal-kapal perikanan, tata pengolahan dan penyiapan bahan koordinasi pengawasan mutu, pengolahan dan penyaluran hasil perikanan, pelayanan es, air bersih, pelayanan usaha perikanan serta keamanan dan ketertiban di lingkungan pelabuhan. 4. Kelompok Jabatan Fungsional Mempunyai tugas mengawasi tertib pelaksanaan peraturan perundangundangan di bidang perikanan, yang merupakan amanat dari pasal 66 UU Nomor 31 Tahun 2004 tentang perikanan. Kepala Pelabuhan Kepala Sub Bagian Tata Usaha Kepala Seksi Sarana Pelabuhan Kepala Seksi Tata Operasional Kelompok Jabatan Fungsional (Sumber: PPP Labuhan Lombok, 2009) Gambar 1 Struktur organisasi kantor PPP Labuhan Lombok

45 Fasilitas pelabuhan perikanan Fasilitas yang terdapat di PPP Labuhan Lombok umumnya telah dipergunakan dengan baik. Adapun kondisi dari fasilitas tersebut masih ada yang baik dan masih ada yang sudah rusak. Berikut rincian fasilitas yang terdapat di PPP Labuhan Lombok (PPP Labuhan Lombok, 2009): 1. Fasilitas pokok a. Kolam pelabuhan Kolam pelabuhan yang terdapat di PPP Labuhan Lombok memiliki luas m 2. Kolam pelabuhan tersebut berupa teluk yang terletak di depan dermaga dengan kedalaman 3 12 m ke arah bagian tengah perairan teluk tersebut. b. Dermaga Dermaga di PPP Labuhan Lombok memiliki konstruksi yang terbuat dari beton dengan ukuran panjang 88 m dan lebar 10 m. Adapun kondisi dermaga ini masih dalam keadaan baik. c. Jetty Jetty di PPP Labuhan Lombok berfungsi sebagai jembatan/jalan yang menghubungkan antara dermaga menuju ke Tempat Pelelangan Ikan (TPI). Ukuran jetty tersebut yaitu panjang 42 m dan lebar 7 m dengan konstruksi yang terbuat dari beton. Sedangkan konstruksi timbunan tanah/sirtu dengan pinggiran (talud) disemen, permukaan di aspal dengan ukuran panjang 87 m, lebar 5 m dan bahu jalan masing-masing dengan lebar 1 m. d. Breakwater PPP Labuhan Lombok memiliki breakwater alami yaitu berupa daratan yang menjorok di bagian depan kolam pelabuhan. Sehingga, kapal-kapal yang bersandar di PPP Labuhan Lombok dapat terlindungi dari arus. 2. Fasilitas fungsional a. Gedung TPI Luas gedung/bangunan TPI yaitu 480 m 2, tetapi yang digunakan untuk Tempat Pelelangan Ikan (TPI) hanya seluas 250 m 2. Bangunan TPI terbuat dari konstruksi beton dengan rangka besi dan lantai keramik.

46 32 b. Pabrik es PPP Labuhan Lombok memiliki 2 pabrik es yaitu pabrik es curah dan pabrik es balok. Gedung pabrik es curah tersebut memiliki luas 240 m 2 yang dilengkapi dengan Compressor Merk Mycom dengan kemampuan produksi kurang lebih 10 ton perhari dan ruangan es (ice storage) berkapsitas 30 ton. Sedangkan gedung pabrik es balok memiliki luas 312 m 2 dengan kapasitas kurang lebih 10 ton perhari dan dilengkapi dengan ice storage berukuran 5 m x 6 m dengan kapsitas balok atau kurang lebih 20 ton. Operasional pabrik es curah yang terdapat di PPP Labuhan Lombok kurang optimal karena es curah kurang diminati/digunakan oleh nelayan di PPP Labuhan Lombok. Sedangkan operasional pabrik es balok di PPP Labuhan Lombok berjalan dengan lancar walaupun terdapat beberapa kerusakan namun dapat diatasi. Pada pabrik es balok tersebut, terdapat alat yang disediakan untuk membuat es balok menjadi es curah. c. Balai pemindangan Balai pemindangan di PPP Labuhan Lombok di bangun pada tahun 2003 dengan 200 m 2. Tujuan dari pembangunan gedung ini adalah agar para pembakul memusatkan kegiatan pemindangan di tempat ini. Namun, pada kenyataannya, balai pemindangan ini tidak dimanfaatkan oleh para pembakul. Balai pemindangan ini sekarng tidak berfungsi dan berganti fungsi menjadi gudang. d. Gedung dan bak penggaraman Gedung ini dibangun pada tahun 2003 dengan luas 165 m 2. Gedung ini berfungsi sebagai tempat mengolah ikan dengan cara penggaraman. Pada kenyataannya, gedung ini tidak berfungsi sebagaimana mestinya karena hasil tangkapan yang didaratkan di PPP Labuhan Lombok langsung di bawa ke perusahaan ikan. e. Penjemuran ikan Merupakan sarana yang terdapat di PPP Labuhan Lombok yang digunakan sebagai tempat untuk menjemur ikan-ikan olahan. Penjemuran ikan ini terbuat dari tiang beton sebagai sandaran dari para-para/alas penejmuran

47 33 ikan dengan luas 300 m 2 (Dinas Perikanan dan Kelautan NTB, 2009). Namun, tempat penjemuran ikan ini tidak berfungsi atau tidak digunakan oleh para nelayan karena para nelayan langsung membawa ikan yang mereka daratkan di PPP Labuhan Lombok ke perusahaan ikan. f. Penjemuran jaring Tempat ini berupa lantai tempat penjemuran/perbaikan jaring bagi para nelayan yang terdapat di PPP Labuhan Lombok dengan luas 220 m 2. g. Bak air Saat ini bak air (tower) di PPP Labuhan Lombok berjumlah 3 buah. Satu buah tower sudah rusak dan tidak dapat digunakan. Tandon berjumlah dua buah dimana 1 buah tandon kondisinya kurang baik. h. Cold Storage Di PPP Labuhan Lombok terdapat cold storage dengan kapsitas 15 ton dan suhu mencapai -30 C. Namun, cold storage ini tidak dapat digunakan lagi karena rusak. i. Tangki BBM Tangki Bahan Bakar Minyak (BBM) berkapasitas 50 ton yang terdiri dari 2 tangki masing-masing kapasitasnya 25 ton. Tangki BBM ini memiliki kondisi yang baik. j. Bengkel Bangunan yang digunakan sebagai bengkel di PPP Labuhan Lombok memiliki luas 120 m 2. Bengkel ini telah dimanfaatkan oleh nelayan di PPP Labuhan Lombok untuk pekerjaan perbaikan mesin, bubut, las dan lain-lainnya. Kondisi bengekel ini dalam keadaan baik. k. Dock/Slipway PPP Labuhan Lombok memiliki dock/slipway namun kondisinya rusak berat sehingga tidak dapat digunakan lagi. l. Sumber air bersih PPP Labuhan Lombok memiliki sumber air tanah di Brang Tapen dengan debit yang cukup besar. Letak sumber air tersebut adalah 500 m dari komplek PPP Labuhan Lombok. Air tersebut dialirkan melalui pipa dan tower penampung dengan menggunakan pompa tenaga diesel.

48 34 m. Sarana komunikasi Sarana komunikasi yang masih dimilki oleh PPP Labuhan Lombok yaitu jaringan telepon, SSB 100 watt type SR-204 Scientific Radio System, inc N.Y.USA dengan frekwensi tunggal ,6 dan merk YAESU FT-80 C, serta Alkomtekma merk ICOM ICM700PRO dengan 3 frekwensi pilihan. PPP Labuhan Lombok juga dilengkapi dengan internet yang kondisinya masih baik, namun masih sering mengalami gangguan dalam pengiriman data. n. Fasilitas fungsional lainnya Di PPP Labuhan Lombok terdapat fasilitas fungsional lainnya berupa 4 buah kios yang digunakan sebagai tempat menyediakan kebutuhan para nelayan berupa bekal melaut serta alat-alat tangkap ikan. Adapun luas dari bangunan kios adalah 48 m Fasilitas penunjang a. Gedung kantor pelabuhan Gedung kantor pelabuhan di PPP Labuhan Lombok memiliki luas 400 m 2. Gedung ini terdiri dari 2 unit yang masing-masing memiliki luas 240 m 2 dan 150 m 2. b. Balai pertemuan nelayan Memiliki luas 120 m 2, dimana ruangan ini digunakan untuk kegiatan penyuluhan, pendidikan dan latihan nelayan, kegiatan intern pelabuhan dan lain-lain. c. Pagar keliling Komplek PPP Labuhan Lombok dipagari oleh pagar keliling sepanjang m yang terbuat dari tembok permanen setinggi 0,5 m dan kawat berduri setinggi 1,5 m. Pagar keliling ini berfungsi sebagai pengaman batas-batas tanah pelabuhan. d. Rumah dinas PPP Labuhan Lombok memilikin rumah dinas yang telah ditempati/dihuni oleh pegawai pelabuhan perikanan. Rumah dinas yang terdapat di PPP Labuhan Lombok yaitu rumah dinas type C berjumlah 4 unit, type D (kopel) berjumlah 6 unit, dan type E berjumlah 2 unit.

49 35 e. Lain-lain Fasilitas tambahan lainnya yang terdapat di PPP Labuhan Lombok yaitu pos jaga sebanyak 1 buah, MCK sebanyak 1 buah, kendaraan roda 4 sebanyak 2 buah, kendaraan roda 2 sebanyak 3 buah, kios (koperasi) sebanyak 5 buah, gudang ikan sebanyak 4 buah, dan bak peresapan limbah sebanyak 1 buah.

50 36 5 AKTIVITAS OPERASIONAL PPP LABUHAN LOMBOK 5.1 Aktivitas Tambat Labuh/Pendaratan Ikan Kunjungan kapal Kapal-kapal yang berkunjung di PPP Labuhan Lombok terdiri dari kapal penangkapan ikan yang membongkar ikan dan kapal yang singgah untuk mengisi perbekalan (muat es, air tawar, bahan bakar, dan lain-lain) atau untuk perbaikan mesin. Kapal-kapal yang berkunjung ke PPP Labuhan Lombok tersebut berukuran antara 2 30 GT. Adapun asal dari kapal-kapal tersebut antara lain dari Sinjai, Bone, Majene, Flores, Kalimantan Timur, Lombok Timur dan Bulukumba. Pada tahun 2004, jumlah kunjungan kapal di PPP Labuhan Lombok mencapai kapal. Selanjutnya pada tahun-tahun berikutnya jumlah kapal yang berkunjung di PPP Labuhan Lombok meningkat hingga pada tahun 2007 dengan jumlah kunjungan berturut-turut yaitu 2.090; 4.352; kapal. Sedangkan pada tahun 2008 jumlah kunjungan kapal di PPP Labuhan Lombok menurun dibandingkan tahun 2007 yaitu hanya mencapai kapal. Kisaran pertumbuhan jumlah kunjungan kapal di PPP Labuhan Lombok dari tahun 2004 hingga tahun 2008 yaitu -17,78% 108,23%. Tabel 9 Jumlah kunjungan kapal di PPP Labuhan Lombok tahun TAHUN NO BULAN Januari Pebruari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober Nopember Desember Total Rata-rata /bulan (kapal) Pertumbuhan (%) - 13,28 108,23 32,95-17,78 Kisaran pertumbuhan (%) -17,78-108,23 (Sumber: PPP Labuhan Lombok (2009)

51 37 Jumlah kunjungan kapal di PPP Labuhan Lombok dari tahun mengalami fluktuasi. Berdasarkan data dari PPP Labuhan Lombok (2009), dari tahun 2004 hingga tahun 2007 jumlah kunjungan kapal meningkat. Hal ini disebabkan karena adanya kedatangan kelompok nelayan dari Sulawesi Selatan yang sengaja diundang oleh para pengusaha untuk menangkap ikan tuna dan sejenisnya. Selain itu, hal tersebut disebabkan karena daerah penangkapan ikan tidak terlalu jauh sehingga kapal-kapal tersebut hanya melakukan 3 4 hari dalam satu kali trip. Sedangkan, pada tahun 2008, jumlah kunjungan kapal menurun karena terjadi cuaca buruk dan adanya kenaikan harga BBM sehingga para nelayan mengurangi kegiatan penangkapan ikan di laut. Fluktuasi tersebut dapat terlihat pada Gambar 2 berikut: Gambar 2 Jumlah kunjungan kapal di PPP Labuhan Lombok tahun Pendaratan ikan Jenis ikan yang didaratkan di PPP Labuhan Lombok antara lain: tongkol abu-abu (Thumus tonggol), madidihang (Thunnus albacares), cakalang (Katsuwonus pelamis), tongkol (Auxis thazard), lamadang (Coryphaena hippurus), lencam (Lethtrinus sp), layaran (Istiophorus orientalis), sunglir (Elagatis bipinnulatus), pisang-pisang (Caesio crysozonus), layang (Decapterus macrosoma), ekor kuning (Caesio crythogaster) dan lainnya (PPP Labuhan

52 38 Lombok, 2009). Adapun jumlah ikan yang didaratkan di PPP Labuhan Lombok tiap tahunnya berbeda-beda. Pada tahun 2004, jumlah ikan yang didaratkan yaitu Kg dan selanjutnya jumlah tersebut mengalami peningkatan sebesar 14,63% pada tahun 2005 sehingga jumlah ikan yang didaratkan pada tahun tersebut mencapai Kg. Pertumbuhan jumlah ikan yang didaratkan di PPP Labuhan Lombok tidak selamanya meningkat, pada tahun 2007 dan 2008 terjadi penurunan pertumbuhan dengan nilai 5,74% dan -20,04%. Sehingga dapat diketahui bahwa kisaran pertumbuhan jumlah ikan yang didaratkan di PPP Labuhan Lombok antara -20,04% - 16,23%. Tabel 10 Jumlah ikan yang didaratkan di PPP Labuhan Lombok tahun NO BULAN TAHUN Januari Pebruari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober Nopember Desember Total (Kg) Rata-rata/bulan (Kg) Pertumbuhan (%) - 14,63 16,23 5,74-20,04 Kisaran pertumbuhan (%) -20,04-16,23 (Sumber: PPP Labuhan Lombok, 2009) Jumlah ikan yang didaratkan di PPP Labuhan Lombok mengalami peningkatan dari tahun 2004 hingga tahun 2007 dan mengalami penurunan pada tahun Penurunan tersebut disebabkan oleh berkurangnya frekuensi pembongkaran ikan di PPP Labuhan Lombok dan adanya cuaca yang kurang baik. Gambar 3 memperlihatkan grafik peningkatan dan penurunan jumlah ikan yang didaratkan di PPP Labuhan Lombok dari tahun 2004 hingga tahun Selain

53 39 itu, pada gambar tersebut juga terlihat bahwa selama 5 tahun terakhir jumlah ikan yang didaratkan di PPP Labuhan Lombok memiliki tren yang meningkat. Gambar 3 Jumlah ikan yang didaratkan di PPP Labuhan Lombok tahun Aktivitas Pelelangan Hasil Tangkapan PPP Labuhan Lombok memiliki TPI (Tempat Pelelangan Ikan) yang posisinya kira-kira 500 meter dari dermaga. Ikan-ikan yang didaratkan di dermaga PPP Labuhan Lombok harus melalui TPI terlebih dahulu sebelum dibawa keluar dari wilayah PPP Labuhan Lombok. Hal ini ditujukan agar seluruh hasil tangkapan yang didaratkan di PPP Labuhan Lombok mengalami pencatatan. Pada TPI PPP Labuhan Lombok tidak terjadi proses pelelangan. Hal ini dikarenakan ikan-ikan hasil tangkapan yang didaratkan di PPP Labuhan Lombok telah dimiliki oleh dua perusahaan ikan yang berada di sekitar wilayah PPP Labuhan Lombok yaitu UD Baura dan UD Versace. Sehingga ikan-ikan yang telah didaratkan di darmaga PPP Labuhan Lombok akan masuk ke TPI namun hanya mengalami pendataan dan tidak mengalami pelelangan. Adapun pendataan yang dilakukan lebih kepada jenis ikan dan bobot ikan tersebut. Tidak adanya kegiatan pelelangan hasil tangkapan di PPP Labuhan Lombok menyebabkan harga jual ikan yang didaratkan di pelabuhan perikanan tersebut

54 40 ditentukan oleh para pengusaha. Tidak jarang harga jual ikan-ikan yang didaratkan tersebut menjadi rendah. Selain itu, tidak adanya pelelangan di PPP Labuhan Lombok membuat beberapa kapal yang pernah melakukan pendaratan, tidak lagi mendaratkan hasil tangkapannya di PPP Labuhan Lombok karena harga jual ikan yang tidak sesuai dengan harapan mereka. 5.3 Aktivitas Pelayanan Kebutuhan Melaut Pelayanan es Pihak PPP Labuhan Lombok menyediakan pabrik es di dalam wilayah pelabuhan. Hal ini dilakukan untuk memberikan kemudahan kepada pihak yang melakukan kegiatan penangkapan di perairan sekitar PPP Labuhan Lombok. Jumlah es yang diproduksi oleh PPP Labuhan Lombok tiap tahunnya berbedabeda. Pada tahun 2004, pabrik es tersebut memproduksi kg es. Selanjutnya produksi es tahun 2005 hingga 2008 berturut-turut adalah kg; kg; kg; kg. Nelayan yang membutuhkan es untuk perbekalan melaut harus membayar sejumlah uang sebesar Rp untuk satu balok es. Namun, pada kenyataannya, tidak semua nelayan memanfaatkan pabrik es yang terdapat di PPP Labuhan Lombok. Beberapa nelayan, khususnya nelayan yang telah terikat dengan para pengusaha perikanan, mendapatkan es dari para pengusaha sehingga mereka tidak perlu membeli es di PPP Labuhan Lombok. Pabrik es di PPP Labuhan Lombok pernah tidak melakukan produksi pada bulan Januari Juni 2004, Januari Maret 2006 dan Maret Hal itu disebabkan karena karena terdapat masalah teknis pada pabrik es yaitu adanya kerusakan mesin genset dan terbakarnya dinamo pada mesin genset. Adapun kisaran pertumbuhan jumlah produksi es di PPP Labuhan Lombok selama 5 tahun ( ) yaitu antara -3,80% dan 148,89%. Pada Tabel 11 berikut akan terlihat jumlah produksi es di PPP Labuhan Lombok selama 5 tahun terakhir:

55 41 Tabel 11 Jumlah produksi es di PPP Labuhan Lombok tahun NO BULAN TAHUN Januari Pebruari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober Nopember Desember Total (kg) Rata-rata /bulan (Kg) Pertumbuhan (%) - 15,37 148,89 12,75-3,80 Kisaran pertumbuhan (%) -3,80-148,89 (Sumber: PPP Labuhan Lombok, 2009) Jumlah produksi es yang dihasilkan oleh pabrik es di PPP Labuhan Lombok mengalami peningkatan dari tahun 2004 hingga tahun Peningkatan ini terjadi karena beberapa alasan, diantaranya adanya peningkatan jumlah kapalkapal yang bersandar di PPP Labuhan Lombok, adanya peningkatan dana/biaya operasional untuk pabrik es balok, serta semakin besarnya minat nelayan untuk menggunakan es sebagai bahan pengawet, terutama es balok untuk kapal-kapal yang menangkap ikan pelagis besar. Pada tahun 2008, terjadi penurunan produksi es di PPP Labuhan Lombok walaupun penurunan tersebut tidak terlalu sifnifikan. Namun, penurunan pada tahun 2008 tidak mempengaruhi tren dari jumlah produksi es di PPP Labuhan Lombok. Hal ini terlihat pada Gambar 4 yang menunjukkan bahwa tren tersebut mengalami peningkatan.

56 42 Gambar 4 Jumlah produksi es di PPP Labuhan Lombok tahun Pelayanan air bersih Pelayanan air bersih di PPP Labuhan Lombok berasal dari sumber air tawar milik PPP Labuhan Lombok. Air bersih tersebut digunakan untuk beberapa kegiatan antara lain untuk memenuhi kebutuhan pabrik es dan komplek pelabuhan, untuk melayani kebutuhan kapal-kapal yang hendak berangkat ke laut dan untuk melayani kebutuhan air untuk kebersihan di TPI yang penggunaannya cukup besar. Penggunaan air bersih di TPI cukup besar karena digunakan untuk pembersihan lantai TPI setelah terjadi penimbangan ikan-ikan yang didaratkan. Selain itu, air bersih di TPI digunakan untuk menyiram/membasahi ikan-ikan yang akan dan atau telah ditimbang. Nelayan yang akan melaut biasanya membawa air bersih untuk perbekalan di kapal. Air bersih tersebut tidak diperoleh secara cuma-cuma, nelayan harus membayar sejumlah uang untuk mendapatkan air bersih tersebut. Adapun harga air bersih tersebut yaitu Rp untuk setiap kapal dengan jumlah 2 ton. Namun, tidak semua nelayan membeli air bersih di PPP Labuhan Lombok, tidak sedikit pula yang telah dibekali air bersih oleh para pengusaha ikan dimana air bersih tersebut berasal dari luar PPP Labuhan Lombok. Tabel 12 akan memperlihatkan jumlah air bersih yang disalurkan oleh PPP Labuhan Lombok:

57 43 Tabel 12 Jumlah penyaluran air bersih di PPP Labuhan Lombok tahun TAHUN NO BULAN Januari Pebruari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober Nopember Desember Total (ton) Rata-rata /bulan (ton) Pertumbuhan (%) - 1,90 26,72 15,28-41,43 Kisaran pertumbuhan (%) -41,43-26,72 (Sumber: PPP Labuhan Lombok, 2009) Penyaluran air bersih mengalami peningkatan dari tahun 2004 hingga tahun 2007 karena adanya penambahan kapal-kapal yang bersandar di PPP Labuhan Lombok yang membutuhkan air tawar. Namun, pada tahun 2008, terjadi penurunan pada penyaluran air bersih. Hal ini dikarenakan berkurangnya kapalkapal yang bersandar di PPP Labuhan Lombok. Pada Gambar 5 berikut terlihat jelas penurunan dan peningkatan tersebut. Selain itu, pada gambar tersebut juga terlihat bahwa tren dari jumlah air bersih yang disalurkan oleh PPP Labuhan Lombok mengalami peningkatan meskipun peningkatan tersebut tidak terlalu terjal dan cenderung landai.

58 44 Gambar 5 Jumlah penyaluran air bersih di PPP Labuhan Lombok tahun Pelayanan bahan bakar minyak (BBM) Pihak PPP Labuhan Lombok menyediakan bahan bakar minyak (BBM) untuk memenuhi kebutuhan melaut nelayan. Pada awalnya, di PPP Labuhan Lombok tersedia BBM berupa bensin dan solar. Namun, karena kebutuhan nelayan lebih kepada solar, maka pihak PPP Labuhan Lombok mulai memfokuskan persediaan BBM berupa solar. Namun, persediaan BBM tersebut bukan murni berasal dari PPP Labuhan Lombok. Persediaan BBM yang terdapat di PPP Labuhan Lombok dilakukan oleh pihak swasta yaitu CV Nanang Anwar. Keberadaan pihak swasta dalam pemasokan persediaan BBM, khususnya solar, di PPP Labuhan Lombok tidak membuat harga solar menjadi mahal. Menurut pengakuan beberapa nelayan, harga solar di dalam PPP Labuhan Lombok sama persis dengan harga solar di luar PPP Labuhan Lombok atau Pertamina terdekat. Harga solar yang berlaku di PPP Labuhan Lombok saat ini mencapai Rp per liter. Nelayan yang akan melaut biasanya membawa perbekalan solar sebanyak 500 liter hingga 700 liter untuk sekali melaut. Pada Tabel 13 berikut, akan terlihat jumlah BBM (solar) yang disalurkan oleh pihak PPP Labuhan Lombok selama 5 tahun terakhir. Selain itu, pada tabel

59 45 tersebut terlihat bahwa jumlah solar yang disalurkan oleh pihak PPP Labuhan Lombok mengalami peningkatan antara tahun 2004 hingga tahun Namun, terjadi penurunan jumlah solar yang disalurkan antara tahun 2006 hingga tahun Kisaran pertumbuhan jumlah solar yang disalurkan selama 5 tahun ( ) yaitu -24,76% 30,14%. Tabel 13 Jumlah penyaluran BBM (solar) di PPP Labuhan Lombok tahun NO BULAN TAHUN Januari Pebruari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober Nopember Desember Total (liter) Rata-rata /bulan (liter) Pertumbuhan (%) - 30,14-3,31-21,67-24,76 Kisaran pertumbuhan (%) -24,76 30,14 (Sumber: PPP Labuhan Lombok, 2009) Jumlah penyaluran BBM berupa solar di PPP Labuhan Lombok mengalami peningkatan dari tahun 2004 hingga tahun Namun pada tahun , terjadi penurunan penyaluran BBM berupa solar karena kapal-kapal berukuran besar (20 30 GT) mulai berkurang beroperasi di PPP Labuhan Lombok sejak tahun 2005 hingga tahun 2008 dan kapal-kapal berukuran kecil (4 7 GT) mendominasi kunjungan kapal di PPP Labuhan Lombok, dimana kapal-kapal berukuran kecil tersebut tidak membutuhkan bahan bakar yang banyak dalam setiap beroperasinya. Hal ini menyebabkan tren jumlah penyaluran BBM di PPP Labuhan Lombok mengalami penurunan. Gambar 6 berikut ini akan

60 46 memperlihatkan grafik penurunan jumlah penyaluran BBM (solar) di PPP Labuhan Lombok selama 5 tahun terakhir: Gambar 6 Jumlah penyaluran BBM (solar) di PPP Labuhan Lombok tahun Aktivitas Pemasaran/Pendistribusian Hasil Tangkapan Ikan-ikan yang didaratkan di PPP Labuhan Lombok didistribusikan secara lokal maupun ke luar kota. Ikan-ikan yang didistribusikan secara lokal adalah ikan-ikan yang didistribusikan ke pasar-pasar yang berada di wilayah sekitar PPP Labuhan Lombok (wilayah Lombok Timur). Sedangkan ikan-ikan yang didistribusikan ke luar kota adalah ikan-ikan yang didistribusikan ke luar wilayah PPP Labuhan Lombok seperti Bali, Malang dan Surabaya. Ikan-ikan tersebut didistribusikan dalam keadaan beku dimana ikan-ikan tersebut didistribusikan oleh perusahaan perikanan yang terdapat di wilayah Lombok Timur yaitu UD Baura dan UD Versace. Adapun hubungan antara kedua perusahaan perikanan tersebut dengan nelayan adalah sebagai pemberi biaya-biaya operasional melaut bagi nelayan sehingga ikan-ikan yang ditangkap oleh nelayan adalah milik dua perusahaan perikanan tersebut. Sedangkan modal awal yang digunakan oleh nelayan berasal dari modal mereka sendiri. Berikut merupakan gambar pola distribusi ikan di PPP Labuhan Lombok:

61 47 Hasil tangkapan nelayan Dermaga TPI UD Baura UD Versace Lokal Luar kota Lokal Luar kota Gambar 7 Pola distribusi ikan di PPP Labuhan Lombok Ikan-ikan yang didistribusikan secara lokal oleh UD Baura mengalami peningkatan antara tahun yaitu dari kg meningkat hingga kg. Namun, distribusi ikan ke luar kota oleh UD Baura mengalami penurunan antara tahun Hal ini terlihat pada Tabel 14 yang menunjukkan bahwa pendistribusian ikan oleh UD Baura ke Bali, Surabaya dan Malang masing-masing mengalami penurunan yang sangat signifikan. Penurunan ini disebabkan oleh beberapa faktor, salah satunya adalah kenaikan BBM. Data-data mengenai jumlah hasil tangkapan yang didistribusikan oleh UD Versace tidak diperoleh dengan jelas. UD Versace hanya mendistribusikan ikanikan hasil tangkapan nelayan ke Lombok Timur, Bali, dan Surabaya. Namun, untuk pendistribusian ke Surabaya, UD Versace sangat jarang melakukannya. UD Versace lebih sering mendistribusikan hasil tangkapannya ke Bali khususnya ke Pelabuhan Perikanan Benoa dimana dari Benoa, ikan-ikan tersebut lalu didistribusikan oleh distributor yang terdapat di Benoa ke daerah-daerah/pulaupulau lain di Indonesia bahkan ke luar negeri. Dalam satu kali pendistribusian,

62 48 pihak UD Versace paling banyak mendistribusikan 2 ton ikan dan paling sedikit berjumlah 500 kg ikan. Tabel 14 Distribusi ikan oleh UD Baura tahun Tahun Tujuan Distribusi 2007 (Kg) 2008 (Kg) Lombok Timur Bali Surabaya Malang Total (Sumber: UD Baura Lombok Timur) Berdasarkan pada Tabel 14, maka dapat diketahui bahwa permintaan ikan beku pada tahun 2008 didominasi oleh permintaan dari luar kota yaitu dari daerah Bali dengan persentase sebesar 54,20%. Namun, terdapat pula permintaan paling rendah dari luar kota yaitu dari daerah Malang dengan persentase sebesar 0,05%. Proporsi jumlah ikan yang didistribusikan oleh UD Baura terlihat jelas pada Gambar 8 berikut ini: Surabaya 9,00% Malang 0,05% Lombok Timur 36,75% Bali 54,20% Gambar 8 Persentase distribusi ikan dari PPP Labuhan Lombok tahun 2008

63 49 6 KINERJA OPERASIONAL PPP LABUHAN LOMBOK 6.1 Tujuan Pembangunan PPP Labuhan Lombok Pelabuhan Perikanan Pantai (PPP) Labuhan Lombok memiliki sebuah tujuan yaitu terwujudnya PPP Labuhan Lombok terdepan dalam pelayanan prima tahun Berdasarkan tujuan tersebutlah maka pihak PPP Labuhan Lombok berusaha memberikan pelayanan yang maksimal terhadap para nelayan yang memanfaatkan berbagai pelayanan dan fasilitas di PPP Labuhan Lombok. Tidak lupa, pihak PPP Labuhan Lombok juga memberikan pelayanan yang maksimal pula kepada pihak perusahaan perikanan yang terdapat di sekitar PPP Labuhan Lombok dimana pihak tersebut sangat mendominasi kegiatan perikanan di PPP Labuhan Lombok. 6.2 Pengukuran Kinerja PPP Labuhan Lombok Pengukuran kinerja PPP Labuhan Lombok menggunakan beberapa parameter yaitu parameter produksi, frekuensi kunjungan kapal, penyediaan perbekalan melaut, pemasaran dan kepuasan nelayan. Seluruh parameter tersebut masing-masing memiliki beberapa subparameter. Seluruh parameter dan subparameter tersebut memiliki bobot masing-masing yang sangat menentukan dalam pengukuran kinerja. Nilai keberhasilan merupakan faktor penentu selanjutnya dalam pengukuran kinerja. Maka dengan menggunakan rumus yang ada, diperoleh nilai keberhasilan dari masing-masing subparameter. Adapun hasil perhitung dari nilai keberhasilan untuk masing-masing parameter dan subparameter dapat dilihat pada Tabel 15 berikut ini:

64 50 Tabel 15 Hasil perhitungan kinerja PPP Labuhan Lombok No. Parameter Bobot parameter (%) (A) Subparameter Bobot subparameter (%) (B) Nilai Keberhasilan (%) (C) Nilai 1 (D) Nilai 2 (AxBxD) 1 Produksi 30 Jumlah produksi ikan (ton/hari) ,79 4 1,20 2 Frekuensi kunjungan kapal 17,8 Jumlah kunjungan kapal rata-rata perhari (unit) ,33 3 0,53 3 Penyediaan 18,9 BBM 46 21,17 2 0,17 perbekalan Es 25 16,81 1 0,05 melaut Air bersih ,11 4 Pemasaran 18,9 Lokal 46 36,75 2 0,17 Luar kota 54 63, Penyediaan dan pelayanan ,17 fasilitas perbekalan 5 Kepuasan 14,4 Penyediaan dan pelayanan nelayan fasilitas perbaikan 15 13,90 1 0,02 Penyediaan dan pelayanan ,27 fasilitas pendaratan dan pembongkaran Penyediaan dan pelayanan fasilitas pemasaran ,18 Jumlah 100 3,28 Keterangan: Nilai 1 merupakan penilaian skor untuk nilai keberhasilan berdasarkan pada Tabel 3

65 51 Berdasarkan hasil perhitungan kinerja diketahui bahwa nilai riil jumlah skor untuk kinerja operasional PPP Labuhan Lombok adalah 3,28 yang artinya bahwa kinerja operasional di PPP Labuhan Lombok pada tahun 2008 cukup baik. Nilai tersebut muncul karena didukung oleh nilai skor untuk beberapa subparameter mencapai angka 4 dan 5 yang menunjukkan bahwa subparameter tersebut baik dan sangat baik bila dibandingkan dengan nilai indikator yang ditetapkan oleh DKP. Namun, terdapat pula beberapa subparameter yang memiliki nilai skor 1, 2 dan 3 karena subparameter tersebut memiliki jumlah realitas yang kurang baik dibandingkan nilai indikator yang digunakan dalam perhitungan. Subparameter yang memiliki nilai skor 4 berdasarkan perhitungan nilai keberhasilan yaitu jumlah produksi ikan dimana subparameter ini juga memiliki bobot yang paling besar dibandingkan bobot subparameter yang lain. Sehingga sangat wajar apabila nilai riil skor pada subparameter ini mencapai 1,20. Hal ini menggambarkan bahwa pendaratan ikan di PPP Labuhan Lombok tidak terlalu buruk meskipun pada kenyataannya jumlah realitas ikan yang didaratkan tersebut belum mencapai batas indikator yang ditetapkan oleh DKP untuk pelabuhan perikanan tipe C atau Pelabuhan Perikanan Pantai (PPP). Pendaratan ikan di PPP Labuhan Lombok mencapai 6,38 ton/hari sedangkan indikator dari DKP menetapkan bahwa untuk pelabuhan perikanan tipe C (PPP) seharusnya terdapat 10 ton/hari ikan yang didaratkan. Masih rendahnya tingkat pendaratan ikan tersebut disebabkan oleh frekuensi kunjungan kapal yang rendah di PPP Labuhan Lombok. Selain itu, ukuran kapal dan jenis alat tangkap yang digunakan pun memberikan pengaruh terhadap rendahnya jumlah produksi hasil tangkapan tersebut. Ukuran kapal yang mendaratkan hasil tangkapan di PPP Labuhan Lombok sangat kecil yaitu antara 2 10 GT sehingga hasil tangkapan yang dapat ditampung pada kapal tersebut sangat sedikit. Adapun alat tangkap yang paling banyak digunakan oleh hampir seluruh nelayan di PPP Labuhan Lombok adalah alat tangkap pancing ulur sedangkan alat tangkap pancing tonda hanya digunakan untuk musim-musim ikan tuna saja. Terdapat pula nelayan PPP Labuhan Lombok yang menggunakan purse seine mini untuk menangkap hasil tangkapan, tetapi jumlah kapal yang menggunakan alat tangkap tersebut hingga saat ini hanya 4

66 52 kapal. Oleh karena itu, tidak heran bila jumlah produksi hasil tangkapan tersebut pun tidak mencapai nilai indikator yang telah ditetapkan oleh DKP. Subparameter untuk jumlah kunjungan kapal di PPP Labuhan Lombok hanya mendapatkan nilai skor 3. Hal ini terjadi karena jumlah kunjungan kapal tersebut hanya mencapai angka 13 kapal perhari sedangkan pada indikator yang ada, untuk pelabuhan perikanan tipe C (PPP) seharusnya mendapatkan kunjungan kapal minimal 30 kapal perhari. Rendahnya frekuensi kunjungan kapal tersebut diindikasi karena di TPI PPP Labuhan Lombok tidak terdapat kegiatan pelelangan hasil tangkapan sehingga kapal-kapal yang masuk ke PPP Labuhan Lombok tidak mendapatkan harga jual yang sesuai. Selain itu, kapal-kapal yang masuk ke PPP Labuhan Lombok adalah kapal-kapal yang telah bekerjasama dengan salah satu dari dua perusahaan ikan yang terdapat di sekitar PPP Labuhan Lombok (UD Baura dan UD Versace) sehingga kapal-kapal selain itu akan kesulitan menjual ikan-ikan hasil tangkapannya. Pihak PPP Labuhan Lombok menyediakan kebutuhan perbekalan melaut untuk nelayan. Namun, berdasarkan jumlah realitas yang ada diketahui bahwa kebutuhan perbekalan melaut yang disalurkan oleh pihak PPP Labuhan Lombok tidak mencapai nilai indikator yang ditetapkan DKP yaitu sebesar 100 ton/hari untuk penyaluran air bersih, 20 ton/hari untuk penyaluran es dan 10 ton/hari untuk penyaluran BBM. Kenyataannya, pihak PPP Labuhan Lombok hanya berhasil menyalurkan 20 ton/hari untuk air bersih, 3,36 ton/hari untuk es dan 2,12 ton/hari untuk BBM. Pihak PPP Labuhan Lombok telah menyediakan tempat khusus untuk penyediaan BBM, terutama solar, di dalam wilayah pelabuhan perikanan agar para nelayan lebih mudah dalam memenuhi kebutuhan BBM. Namun pada kenyataannya, tidak sedikit nelayan yang tidak memanfaatkannya. Banyak nelayan yang membeli kebutuhan BBM-nya dari luar pelabuhan perikanan sehingga tidak heran bahwa jumlah BBM yang disalurkan oleh pihak PPP Labuhan Lombok mengalami penurunan sejak tahun 2006 hingga tahun Selain itu, harga BBM yang naik menyebabkan beberapa nelayan mengurangi kegiatan melaut sehingga penyaluran BBM oleh pihak PPP Labuhan Lombok tidak maksimal. Begitu pula dengan penyediaan perbekalan es dan air bersih,

67 53 padahal pihak PPP Labuhan Lombok telah menyediakan pabrik es dan memiliki sumber air bersih sendiri agar dapat digunakan semaksimal mungkin oleh nelayan. Terdapat faktor utama yang menyebabkan penyaluran kebutuhan perbekalan melaut di PPP Labuhan Lombok tidak optimal yaitu adanya dua perusahaan perikanan di sekitar PPP Labuhan Lombok yang masing-masing telah memiliki nelayan (pekerja). Nelayan-nelayan tersebut diberikan biaya operasional dan diberikan kebutuhan melaut setiap akan melakukan kegiatan melaut oleh perusahaan perikanan tersebut sehingga seluruh hasil tangkapan dari para nelayan tersebut akan langsung dimiliki oleh perusahaan perikanan tersebut. Pihak perusahaan perikanan tersebut yaitu UD Baura dan UD Versace dimana kedua perusahaan tersebut telah memiliki pabrik es sendiri sehingga tidak jarang nelayan yang bekerja pada perusahaan perikanan tersebut tidak perlu membeli es lagi di PPP Labuhan Lombok. Pemasaran hasil tangkapan di PPP Labuhan Lombok tidak dilakukan langsung oleh pihak PPP Labuhan Lombok. Terdapat dua perusahaan ikan yang melakukan pemasaran yaitu UD Baura dan UD Versace. Kedua perusahaan perikanan tersebut memasarkan hasil tangkapan secara lokal dan ke luar kota. Ikan-ikan yang dipasarkan oleh kedua perusahan perikanan tersebut berupa ikan beku. Adapun jumlah hasil tangkapan yang dipasarkan secara lokal lebih sedikit dibandingkan jumlah hasil tangkapan yang dipasarkan ke luar kota. Oleh sebab itu, nilai skor untuk ikan yang dipasarkan ke luar kota jauh lebih tinggi dibandingkan nilai skor untuk ikan yang dipasarkan secara lokal. Hal ini telah sesuai dengan salah satu fungsi pelabuhan perikanan yang terdapat dalam Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor PER. 16/MEN/2006. Parameter kepuasan nelayan merupakan hasil dari wawancara dengan nelayan. Nelayan hanya cukup menyatakan perasaan sangat puas/puas/cukup puas/kurang puas/tidak puas mereka terhadap persediaan dan pelayanan fasilitas operasional di PPP Labuhan Lombok. Kemudian nelayan yang menyatakan puas dan sangat puas terhadap pelayanan yang diberikan pihak PPP Labuhan Lombok akan menjadi penentu besarnya nilai keberhasilan pada parameter dan subparameter dari kepuasan nelayan. Hampir seluruh nelayan yang menjadi responden di PPP Labuhan Lombok menyatakan puas terhadap persediaan dan

68 54 pelayanan fasilitas perbekalan, pendaratan dan pembongkaran, serta pemasaran yang diberikan oleh pihak PPP Labuhan Lombok karena semua fasilitas tersebut dirasakan telah memenuhi kebutuhan nelayan. Pihak PPP Labuhan Lombok telah menyediakan pabrik es balok yang rutin berproduksi untuk kebutuhan nelayan. Pabrik es tersebut memiliki alat pencurah es sehingga es balok yang diproduksi tersebut dapat dicurah sesuai kebutuhan nelayan. Harga jual es balok tersebut juga sesuai dengan kemampuan nelayan yaitu Rp /balok. Terdapat 70,27% nelayan responden merasa puas terhadap penyediaan dan pelayanan fasilitas kebutuhan es di PPP Labuhan Lombok. Untuk penyediaan air bersih, pihak PPP Labuhan Lombok tidak pernah kekurangan dalam pemasokan air bersih sehingga 67,57% nelayan responden merasa sangat puas terhadap penyediaan dan pelayanan fasilitas kebutuhan air bersih di PPP Labuhan Lombok. Hal ini dikarenakan pihak PPP Labuhan Lombok memiliki sumber air bersih sendiri. Sedangkan untuk penyediaan BBM, meskipun dikelola oleh pihak swasta, nelayan responden merasa puas terhadap penyediaan BBM tersebut karena nelayan tersebut tidak pernah kekurangan atau harus mengantri lama untuk mendapatkan BBM. Selain itu, harga jual dari BBM tersebut sesuai dengan harga jual standar BBM dari pemerintah. Maka 57,66% nelayan responden menyatakan puas terhadap penyediaan dan pelayanan fasilitas kebutuhan BBM. Sejumlah nelayan responden menyatakan puas dengan penyediaan dan pelayanan fasilitas pendaratan dan pembongkaran di PPP Labuhan Lombok. Fasilitas pendaratan dan pembongkaran di PPP Labuhan Lombok terdiri dari dermaga dan kolam pelabuhan. Sampai saat ini, dermaga tersebut masih dapat menampung kapal-kapal yang berkunjung di PPP Labuhan Lombok dan belum pernah terjadi antrian kapal karena daya tampung dermaga yang masih mencukupi. Sedangkan untuk kolam pelabuhan, nelayan yang melakukan tambat labuh/pendaratan ikan di PPP Labuhan Lombok belum pernah bermasalah dengan dalamnya kolam pelabuhan di PPP Labuhan Lombok. Fasilitas pemasaran berupa TPI yang disediakan oleh pihak PPP Labuhan Lombok memberikan kepuasan kepada nelayan yang menggunakannya. Hal ini dikarenakan luas TPI yang mencapai 250 m 2 telah dapat menampung ikan-ikan

69 55 yang akan dan atau telah ditimbang di TPI sehingga 70,27% nelayan menyatakan kepuasannya. Selain itu, kebersihan TPI yang selalu terjaga pun menjadi faktor kepuasan dari nelayan. Yang paling penting lagi adalah, pelayanan yang diberikan kepada petugas penimbang dan pencatat di TPI memberikan rasa nyaman kepada nelayan untuk memanfaatkan TPI di PPP Labuhan Lombok. Namun dari semua fasilitas yang tersedia di PPP Labuhan Lombok, 85,81% nelayan responden merasa tidak puas terhadap penyediaan dan pelayanan fasilitas pemeliharaan dan perbaikan karena menurut mereka pihak PPP Labuhan Lombok hanya menyediakan bengkel saja untuk fasilitas perbaikan dan pemeliharaan. Tetapi, setelah dilakukan pengamatan, diketahui bahwa pihak PPP Labuhan Lombok sebenarnya telah menyediakan fasilitas tempat penjemuran jaring dan lapangan perbaikan jaring, hanya saja para nelayan tidak ingin menggunakannya karena memang alat tangkap yang berupa jaring (purse seini mini) hanya berjumlah 4 unit di PPP Labuhan Lombok dan nelayan tersebut memilih memperbaiki dan menjemur jaringnya di atas dek kapal. Terdapat pula beberapa nelayan yang tidak mengetahui keberadaan tempat penjemuran jaring dan lapangan perbaikan jaring tersebut. Fasilitas perbaikan yang disarankan untuk tersedia di pelabuhan perikanan tetapi tidak tersedia di PPP Labuhan Lombok yaitu docking. Beberapa tahun yang lalu, pihak PPP Labuhan Lombok telah menyediakan fasilitas docking, namun dikarenakan para nelayan tidak pernah memanfaatkan docking tersebut sehingga fasilitas tersebut mengalami kerusakan. Para nelayan lebih senang melakukan perbaikan maupun pembuatan kapalnya di daerah pinggir perairan yang terdapat di dekat dermaga. Hal ini mempermudah mereka pada saat penurunan kapal ke perairan lagi. Untuk fasilitas slipway, vessel lift, gudang jaring dan ruang mesin, pihak PPP Labuhan Lombok memang belum menyediakan fasilitas tersebut untuk nelayan padahal beberapa nelayan menyatakan membutuhkan fasilitas tersebut.

70 56 7 KESIMPULAN DAN SARAN 7.1 Kesimpulan 1. Aktivitas operasional yang terdapat di PPP Labuhan Lombok antara lain aktivitas tambat labuh/pendaratan ikan, aktivitas pelelangan hasil tangkapan, aktivitas pelayanan kebutuhan melaut dan aktivitas pemasaran/ pendistribusian hasil tangkapan: a. Aktivitas tambat labuh/pendaratan ikan di PPP Labuhan Lombok selama 5 tahun terakhir yaitu tahun 2004 hingga tahun 2008 cenderung mengalami peningkatan. b. Tidak terjadi aktivitas pelelangan hasil tangkapan di TPI PPP Labuhan Lombok karena hasil tangkapan yang didaratkan di PPP Labuhan Lombok telah dimiliki oleh dua perusahaan ikan di sekitar wilayah PPP Labuhan Lombok yaitu UD Baura dan UD Versace. Hasil tangkapan tersebut hanya mengalami pendataan saja di TPI PPP Labuhan Lombok. c. Secara umum aktivitas pelayanan kebutuhan melaut di PPP Labuhan Lombok mengalami peningkatan, namun penyediaan BBM selama tahun mengalami penurunan. d. Aktivitas pemasaran/pendistribusian hasil tangkapan di PPP Labuhan Lombok dilakukan oleh dua perusahaan perikanan swasta yaitu UD Baura dan UD Versace dimana pemasaran/pendistribusian tersebut dilakukan secara lokal yaitu di daerah Lombok Timur serta pemasaran/ pendistribusian ke luar kota yaitu ke daerah Bali, Surabaya dan Malang. 2. Kinerja operasional PPP Labuhan Lombok dikatakan cukup baik dengan nilai riil jumlah skor yaitu 3,28. Hal ini ditunjukkan dengan nilai keberhasilan jumlah produksi ikan yang mencapai 63,79%; jumlah kunjungan kapal mencapai 43,33%; penyediaan perbekalan melaut mencapai 57,98%; pemasaran secara lokal mencapai 36,75%; pemasaran ke luar kota mencapai 63,25%; rata-rata kepuasan nelayan responden (yang menyatakan puas dan sangat puas) mencapai 78,48%. Sehingga diketahui bahwa pihak PPP Labuhan Lombok perlu meningkatkan penyaluran perbekalan melaut dan perlu pula memperhatikan persediaan fasilitas perbaikan.

71 Saran Perlu adanya beberapa faktor yang dilakukan oleh pihak PPP Labuhan Lombok untuk meningkatkan kinerjanya pada tahun berikutnya, antara lain: 1. Mengusahakan agar banyak pengusaha ikan yang membuka usaha di sekitar PPP Labuhan Lombok sehingga terdapat aktivitas pelelangan di TPI PPP Labuhan Lombok. Selain itu, hal ini dapat memicu peningkatan frekuensi kunjungan kapal di PPP Labuhan Lombok sehingga dapat pula mempengaruhi peningkatan aktivitas operasional lainnya. 2. Pihak PPP Labuhan Lombok perlu memperhatikan pelayanan dan fasilitas yang dibutuhkan oleh nelayan yang berada di sekitar PPP Labuhan Lombok agar kegiatan yang dilakukan oleh nelayan tersebut berjalan dengan lancar. 3. Perlu adanya koordinasi antara pihak PPP Labuhan Lombok dengan Dinas Perikanan dan Kelautan Propinsi Nusa Tenggara Barat agar kegiatan pendaratan ikan berpusat di PPP Labuhan Lombok.

72 58 DAFTAR PUSTAKA Anonim ]. [13 Desember Direktorat Jenderal Perikanan Tangkap NTB Jumlah Unit Alat Tangkap Utama Penangkapan Ikan, Nelayan, dan Buruh. Mataram: Dinas Kelautan dan Perikanan NTB. Fepu, F Studi Tingkat Pendayagunaan Pelabuhan Perikanan Samudera (PPS) Kendari Propinsi Sulawesi Tenggara. Skripsi (tidak dipublikasikan). Bogor: Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor. Gulo, W Metodologi Penelitian. Jakarta: PT Grasindo. Indrianto, J Pengelolaan Aktivitas dan Pengembangan Pelabuhan Perikanan Pantai Muara Ciasem, Kabupaten Subang Ditinjau Dari Aspek Fasilitas dan Kualitas Pemasaran Hasil Tangkapan. Skripsi (tidak dipublikasikan). Bogor: Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor. Keputusan Direktur Jenderal Perikanan Tangkap No. 432/DPT3/ 0T.220.D3/I/ Pedoman Evaluasi Kinerja Unit Pelaksana Teknis Pelabuhan Perikanan. Jakarta. Lubis, E Pengantar Pelabuhan Perikanan. Bogor: Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor. Magdalena, K L Tingkat Kepuasan Nelayan terhadap Pelayanan Penyediaan Kebutuhan Melaut di Pelabuhan Perikanan Samudera Nizam Zachman Jakarta. Skripsi (tidak dipublikasikan). Bogor: Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor. Mahmudi Manajemen Kinerja Sektor Publik. Yogyakarta: Unit Penerbit dan Percetakan Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen YKPN. Mahyuddin, B Pola Pengembangan Pelabuhan Perikanan dengan Triptique Portuaire: Kasus Pelabuhan Perikanan Nusantara Palabuhanratu. Disertasi (tidak dipublikasikan). Bogor: Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor.

73 59 Mudzakir, A K Peranan dan Kinerja Sektor Perikanan Pada Perekonomian Jawa Tengah. Disertasi (tidak dipublikasikan). Bogor: Sekolah Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor. Muninggar, R Studi Tata Letak Fasilitas Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI) Muara Angke Jakarta. Skripsi (tidak dipublikasikan). Bogor: Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor. Murdiyanto, B Pelabuhan Perikanan. Bogor: Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor. Nazir, M Metode Penelitian. Ghalia Indonesia. Ngamel Y A Tingkat Operasional Pelabuhan Perikanan Nusantara Tual Kabupaten Maluku Utara. Skripsi (tidak dipublikasikan). Bogor: Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor. Novianti Keberadaan Fasilitas Kepelabuhanan dalam Menunjang Aktivitas Pangkalan Pendaratan Ikan Tanjungsari, Kabupaten Pemalang, Jawa Tengah. Skripsi (tidak dipublikasikan). Bogor: Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor. Pane B Bahan Kuliah: Penentuan Sampel. Bogor: Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor. PPP Labuhan Lombok Laporan Tahunan Kantor Pelabuhan Perikanan Labuhan Lombok Tahun Anggaran Lombok Timur: Dinas Perikanan dan Kelautan Pemerintah Propinsi Nusa Tenggara Barat. Singarimbun, M dan Sofian E Metode Penelitian Survai. Jakarta: PT Pustaka LP3ES. Tasmas, M P S Tingkat Kepuasan Pengusaha Penangkapan Ikan Terhadap Pelayanan Fasilitas di Pelabuhan Perikanan Samudera Nizam Zachman Jakarta. Skripsi (tidak dipublikasikan). Bogor: Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor. Yulia, S Kajian Operasional dan Tingkat Pelayanan PPN Palabuhanratu Sukabumi Jawa Barat. Skripsi (tidak dipublikasikan). Bogor: Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor.

74 Yuliastuti, R Kinerja Operasional Pelabuhan Perikanan Nusantara Palabuhanratu, Sukabumi, Jawa Barat. Skripsi (tidak dipublikasikan). Bogor: Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor. 60

75 Lampiran 61

76 62 Lampiran 1 Lokasi penelitian (Sumber: PPP Labuhan Lombok, 2009)

77 63 Lampiran 2 Layout PPP Labuhan Lombok (Sumber: PPP Labuhan Lombok, 2009)

78 64 Lampiran 3 Fasilitas di PPP Labuhan Lombok Dermaga di PPP Labuhan Lombok Tempat penyaluran BBM di PPP Labuhan Lombok Tempat Pelelangan Ikan (TPI) di PPP Labuhan Lombok Kantor TPI PPP Labuhan Lombok

79 65 Timbangan yang digunakan untuk menimbang hasil tangkapan di TPI PPP Labuhan Lombok Bak air yang terdapat di TPI PPP Labuhan Lombok Bengkel yang terdapat di PPP Labuhan Lombok Pabrik es yang terdapat di PPP Labuhan Lombok

80 66 Alat yang digunakan untuk membuat es balok menjadi es curah yang terdapat di PPP Labuhan Lombok Ice storage yang terdapat di PPP Labuhan Lombok

81 67 Lampiran 4 Hasil wawancara kepuasan nelayan Responden Pertanyaan Keterangan: 1 = tidak puas 4 = puas 2 = kurang puas 5 = sangat puas 3 = cukup puas

82 68 Pertanyaan 1 sampai pertanyaan 3 mengenai penyediaan dan pelayanan fasilitas perbekalan. Pertanyaan 4 sampai pertanyaan 10 mengenai penyediaan dan pelayanan fasilitas pemeliharaan dan perbaikan. Pertanyaan 11 dan pertanyaan12 mengenai penyediaan dan pelayanan fasilitas pendaratan dan pembongkaran. Pertanyaan 13 mengenai penyediaan dan pelayanan fasilitas pemasaran.

83 69 Lampiran 5 Perhitungan kepuasan nelayan 1. Penyediaan dan pelayanan fasilitas perbekalan Kategori Es (%) BBM (%) Air bersih (%) Rata-rata (%) Tidak puas Kurang Puas Cukup puas Puas 70,27 70,27 32,43 57,66 Sangat Puas 29,73 29,73 67,57 42,34 Puas (57,66%) Sangat puas (42,34%) 2. Penyediaan dan pelayanan fasilitas pemeliharaan dan perbaikan Kategori A (%) B (%) C (%) D (%) E (%) F (%) G (%) H (%) Rata-rata (%) Tidak puas 86, ,81 Kurang Puas 2, ,70 Cukup puas 5, , ,11 Puas 5, , ,98 Sangat Puas , ,73 Keterangan: A = Lapangan perbaikan alat penangkap ikan B = Ruang mesin C = Tempat penjemuran alat penangkap D = Bengkel E = Slipway F = Gudang jaring G = Vessel lift

84 70 Sangat puas (29,73%) Tidak puas (85,81%) Puas (72,98%) Cukup puas (8,11%) 3. Penyediaan dan pelayanan fasilitas pendaratan dan pembongkaran Kategori Dermaga (%) Kolam Pelabuhan (%) Rata-rata (%) Tidak puas Kurang Puas Cukup puas Kurang puas (2,70%) Puas 62,16 62,16 62,16 Sangat Puas ,84 37,84 Sangat puas (37,84%) Puas (62,16%)

2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pelabuhan Perikanan Pengertian, klasifikasi dan fungsi pelabuhan perikanan

2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pelabuhan Perikanan Pengertian, klasifikasi dan fungsi pelabuhan perikanan 4 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pelabuhan Perikanan 2.1.1 Pengertian, klasifikasi dan fungsi pelabuhan perikanan Pelabuhan perikanan adalah suatu wilayah perpaduan antara wilayah daratan dan lautan yang dipergunakan

Lebih terperinci

2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Pelabuhan Perikanan 2.2 Fungsi dan Peran Pelabuhan Perikanan

2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Pelabuhan Perikanan 2.2 Fungsi dan Peran Pelabuhan Perikanan 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Pelabuhan Perikanan Menurut Lubis (2000), Pelabuhan Perikanan adalah suatu pusat aktivitas dari sejumlah industri perikanan, merupakan pusat untuk semua kegiatan perikanan,

Lebih terperinci

2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Pelabuhan Perikanan

2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Pelabuhan Perikanan 4 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Pelabuhan Perikanan Berdasarkan peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor PER.16/MEN/2006, pelabuhan perikanan adalah tempat yang terdiri dari daratan dan perairan

Lebih terperinci

2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pelabuhan Perikanan Pengertian dan pengklasifikasian pelabuhan perikanan

2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pelabuhan Perikanan Pengertian dan pengklasifikasian pelabuhan perikanan 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pelabuhan Perikanan 2.1.1 Pengertian dan pengklasifikasian pelabuhan perikanan Menurut Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor PER. 16/MEN/2006 pasal 1, Pelabuhan Perikanan

Lebih terperinci

2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi dan Kriteria Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI) 2.2 Fungsi dan Peranan Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI)

2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi dan Kriteria Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI) 2.2 Fungsi dan Peranan Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI) 4 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi dan Kriteria Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI) Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI) merupakan lingkungan kerja kegiatan ekonomi perikanan yang meliputi areal perairan dan daratan,

Lebih terperinci

3 METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian 3.2 Bahan dan Alat 3.3 Metode Penelitian

3 METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian 3.2 Bahan dan Alat 3.3 Metode Penelitian METODE PENELITIAN. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dan pengambilan data dilaksanakan pada bulan Juli sampai dengan Agustus 009. Tempat pelaksanaan kegiatan penelitian di Pelabuhan Perikanan Samudera

Lebih terperinci

3 METODE PENELITIAN. 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April sampai Mei 2009 di PPN Palabuhanratu, Sukabumi, Jawa Barat.

3 METODE PENELITIAN. 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April sampai Mei 2009 di PPN Palabuhanratu, Sukabumi, Jawa Barat. 3 METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April sampai Mei 2009 di PPN Palabuhanratu, Sukabumi, Jawa Barat. 3.2 Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN NOMOR PER. 16/MEN/2006 TENTANG PELABUHAN PERIKANAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN,

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN NOMOR PER. 16/MEN/2006 TENTANG PELABUHAN PERIKANAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN, PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN NOMOR PER. 16/MEN/2006 TENTANG PELABUHAN PERIKANAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN, Menimbang : a. bahwa sesuai dengan Pasal 41 Undang-undang Nomor 31 Tahun 2004

Lebih terperinci

KAJIAN AKTIVITAS DAN KAPASITAS FASILITAS FUNGSIONAL DI PANGKALAN PENDARATAN IKAN (PPI) KRONJO, TANGERANG

KAJIAN AKTIVITAS DAN KAPASITAS FASILITAS FUNGSIONAL DI PANGKALAN PENDARATAN IKAN (PPI) KRONJO, TANGERANG KAJIAN AKTIVITAS DAN KAPASITAS FASILITAS FUNGSIONAL DI PANGKALAN PENDARATAN IKAN (PPI) KRONJO, TANGERANG Oleh : Harry Priyaza C54103007 DEPARTEMEN PEMANFAATAN SUMBERDAYA PERIKANAN FAKULTAS PERIKANAN DAN

Lebih terperinci

6 KINERJA OPERASIONAL PPN PALABUHANRATU

6 KINERJA OPERASIONAL PPN PALABUHANRATU 6 KINERJA OPERASIONAL PPN PALABUHANRATU 6.1 Tujuan Pembangunan Pelabuhan Tujuan pembangunan pelabuhan perikanan tercantum dalam pengertian pelabuhan perikanan dalam Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan

Lebih terperinci

2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pelabuhan Perikanan 2.2 Fungsi Pelabuhan Perikanan

2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pelabuhan Perikanan 2.2 Fungsi Pelabuhan Perikanan 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pelabuhan Perikanan Pelabuhan perikanan menurut UU no. 45 tahun 2009 tentang Perikanan adalah tempat yang terdiri atas daratan dan perairan di sekitarnya dengan batasbatas tertentu

Lebih terperinci

2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi dan Klasifikasi Pelabuhan Perikanan

2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi dan Klasifikasi Pelabuhan Perikanan 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi dan Klasifikasi Pelabuhan Perikanan Menurut Lubis (2006), pelabuhan perikanan sebagai pelabuhan khusus adalah suatu wilayah perpaduan antara wilayah daratan dan wilayah

Lebih terperinci

melakukan kegiatan-kegiatan produksinya, mulai dari memenuhi kebutuhan perbekalan untuk menangkap ikan di

melakukan kegiatan-kegiatan produksinya, mulai dari memenuhi kebutuhan perbekalan untuk menangkap ikan di II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pelabuhan Perikanan Pelabuhan perikanan adalah pelabuhan yang secara khusus menampung kegiatan masyarakat perikanan baik dilihat dari aspek produksi, pengolahan maupun aspek pemasarannya

Lebih terperinci

2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Klasifikasi Pelabuhan Perikanan Pengertian pelabuhan perikanan

2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Klasifikasi Pelabuhan Perikanan Pengertian pelabuhan perikanan 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Klasifikasi Pelabuhan Perikanan 2.1.1 Pengertian pelabuhan perikanan Menurut Ditjen Perikanan Deptan RI, pelabuhan perikanan adalah pelabuhan yang secara khusus menampung

Lebih terperinci

KEBERADAAN FASILITAS KEPELABUHANAN DALAM MENUNJANG AKTIVITAS PANGKALAN PENDARATAN IKAN TANJUNGSARI, KABUPATEN PEMALANG, JAWA TENGAH NOVIANTI SKRIPSI

KEBERADAAN FASILITAS KEPELABUHANAN DALAM MENUNJANG AKTIVITAS PANGKALAN PENDARATAN IKAN TANJUNGSARI, KABUPATEN PEMALANG, JAWA TENGAH NOVIANTI SKRIPSI KEBERADAAN FASILITAS KEPELABUHANAN DALAM MENUNJANG AKTIVITAS PANGKALAN PENDARATAN IKAN TANJUNGSARI, KABUPATEN PEMALANG, JAWA TENGAH NOVIANTI SKRIPSI DEPARTEMEN PEMANFAATAN SUMBERDAYA PERIKANAN FAKULTAS

Lebih terperinci

3 METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian 3.2 Bahan dan Alat 3.3 Metode Penelitian 3.4 Metode Pengumpulan Data

3 METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian 3.2 Bahan dan Alat 3.3 Metode Penelitian 3.4 Metode Pengumpulan Data 21 3 METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada Bulan April 2012, adapun tempat pelaksanaan penelitian yaitu di Pelabuhan Perikanan Pantai (PPP) Kecamatan Juntinyuat

Lebih terperinci

4 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

4 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN 21 4 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Keadaan Umum Daerah Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) Palabuhanratu Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) Palabuhanratu terletak di Kecamatan Palabuhanratu yang

Lebih terperinci

6. KINERJA OPERASIONAL PELABUHAN PERIKANAN SAMUDERA NIZAM ZACHMAN JAKARTA

6. KINERJA OPERASIONAL PELABUHAN PERIKANAN SAMUDERA NIZAM ZACHMAN JAKARTA 66 6. KINERJA OPERASIONAL PELABUHAN PERIKANAN SAMUDERA NIZAM ZACHMAN JAKARTA 6.1 Menganalisis tujuan pembangunan PPS Nizam Zachman Jakarta Menganalisis kinerja operasional pelabuhan perikanan diawali dengan

Lebih terperinci

2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pelabuhan Perikanan Nusantara 2.2 Kegiatan Operasional di Pelabuhan Perikanan

2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pelabuhan Perikanan Nusantara 2.2 Kegiatan Operasional di Pelabuhan Perikanan 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pelabuhan Perikanan Nusantara Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) merupakan pelabuhan perikanan tipe B atau kelas II. Pelabuhan ini dirancang untuk melayani kapal perikanan yang

Lebih terperinci

3 METODE PENELITIAN. # Lokasi Penelitian

3 METODE PENELITIAN. # Lokasi Penelitian 35 3 METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Kabupaten Timur, khususnya di PPP Labuhan. Penelitian ini difokuskan pada PPP Labuhan karena pelabuhan perikanan tersebut

Lebih terperinci

2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pelabuhan Perikanan Fungsi pelabuhan perikanan

2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pelabuhan Perikanan Fungsi pelabuhan perikanan 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pelabuhan Perikanan Menurut UU No 45 tahun 2009, Pelabuhan Perikanan adalah tempat yang terdiri atas daratan dan perairan di sekitarnya dengan batas-batas tertentu sebagai tempat

Lebih terperinci

BAB III DESKRIPSI AREA

BAB III DESKRIPSI AREA 32 BAB III DESKRIPSI AREA 3.1. TINJAUAN UMUM Dalam rangka untuk lebih meningkatkan pendapatan asli daerah dan meningkatkan keindahan serta menjaga kelestarian wilayah pesisir, sejak tahun 1999 Pemerintah

Lebih terperinci

6 KEBUTUHAN FASILITAS TERKAIT PENANGANAN HASIL TANGKAPAN DI PPI MUARA ANGKE

6 KEBUTUHAN FASILITAS TERKAIT PENANGANAN HASIL TANGKAPAN DI PPI MUARA ANGKE 76 6 KEBUTUHAN FASILITAS TERKAIT PENANGANAN HASIL TANGKAPAN DI PPI MUARA ANGKE Fasilitas PPI Muara Angke terkait penanganan hasil tangkapan diantaranya adalah ruang lelang TPI, basket, air bersih, pabrik

Lebih terperinci

Pelabuhan secara umum adalah daerah yang terlindung

Pelabuhan secara umum adalah daerah yang terlindung 2. TINJAUAN PUSTAKA Pelabuhan secara umum adalah daerah yang terlindung dari badai atau ombak sehingga kapal dapat berputar (turning basin), bersandar atau membuang sauh sedemikian rupa sehingga bongkar

Lebih terperinci

BERITA NEGARA. KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN. Kepelabuhan. Perikanan. Pencabutan. PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA. KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN. Kepelabuhan. Perikanan. Pencabutan. PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA No.440, 2012 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN. Kepelabuhan. Perikanan. Pencabutan. PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.08/MEN/2012 TENTANG

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.08/MEN/2012 TENTANG KEPELABUHANAN PERIKANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.08/MEN/2012 TENTANG KEPELABUHANAN PERIKANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA Menimbang PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.08/MEN/2012 TENTANG KEPELABUHANAN PERIKANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

KINERJA OPERASIONAL PELABUHAN PERIKANAN NUSANTARA PALABUHANRATU, SUKABUMI, JAWA BARAT RENY YULIASTUTI

KINERJA OPERASIONAL PELABUHAN PERIKANAN NUSANTARA PALABUHANRATU, SUKABUMI, JAWA BARAT RENY YULIASTUTI KINERJA OPERASIONAL PELABUHAN PERIKANAN NUSANTARA PALABUHANRATU, SUKABUMI, JAWA BARAT RENY YULIASTUTI MAYOR TEKNOLOGI DAN MANAJEMEN PERIKANAN TANGKAP DEPARTEMEN PEMANFAATAN SUMBERDAYA PERIKANAN FAKULTAS

Lebih terperinci

PELUANG EKSPOR TUNA SEGAR DARI PPI PUGER (TINJAUAN ASPEK KUALITAS DAN AKSESIBILITAS PASAR) AGUSTIN ROSS SKRIPSI

PELUANG EKSPOR TUNA SEGAR DARI PPI PUGER (TINJAUAN ASPEK KUALITAS DAN AKSESIBILITAS PASAR) AGUSTIN ROSS SKRIPSI PELUANG EKSPOR TUNA SEGAR DARI PPI PUGER (TINJAUAN ASPEK KUALITAS DAN AKSESIBILITAS PASAR) AGUSTIN ROSS SKRIPSI DEPARTEMEN PEMANFAATAN SUMBERDAYA PERIKANAN FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN INSTITUT

Lebih terperinci

EFISIENSI PEMANFAATAN FASILITAS DI TANGKAHAN PERIKANAN KOTA SIBOLGA ABSTRACT. Keywords: Efficiency, facilities, fishing port, utilization.

EFISIENSI PEMANFAATAN FASILITAS DI TANGKAHAN PERIKANAN KOTA SIBOLGA ABSTRACT. Keywords: Efficiency, facilities, fishing port, utilization. Jurnal Perikanan dan Kelautan 16,1 (2011) : 1-11 EFISIENSI PEMANFAATAN FASILITAS DI TANGKAHAN PERIKANAN KOTA SIBOLGA Jonny Zain 1), Syaifuddin 1), Yudi Aditya 2) 1) Dosen Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan

Lebih terperinci

KAJIAN SANITASI DI TEMPAT PENDARATAN DAN PELELANGAN IKAN PANGKALAN PENDARATAN IKAN MUARA ANGKE SERTA PENGARUHNYA TERHADAP KUALITAS IKAN DIDARATKAN

KAJIAN SANITASI DI TEMPAT PENDARATAN DAN PELELANGAN IKAN PANGKALAN PENDARATAN IKAN MUARA ANGKE SERTA PENGARUHNYA TERHADAP KUALITAS IKAN DIDARATKAN KAJIAN SANITASI DI TEMPAT PENDARATAN DAN PELELANGAN IKAN PANGKALAN PENDARATAN IKAN MUARA ANGKE SERTA PENGARUHNYA TERHADAP KUALITAS IKAN DIDARATKAN VARENNA FAUBIANY SKRIPSI DEPARTEMEN PEMANFAATAN SUMBERDAYA

Lebih terperinci

4 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

4 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN 4 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Keadaan Umum Perikanan Tangkap 4.1.1 Armada Kapal Perikanan Kapal penangkapan ikan merupakan salah satu faktor pendukung utama dalam melakukan kegiatan penangkapan

Lebih terperinci

Data dan grafik produksi ikan yang didaratkan di PPI Muara Angke tahun

Data dan grafik produksi ikan yang didaratkan di PPI Muara Angke tahun LAMPIRAN 96 97 Lampiran 1 Data dan grafik produksi ikan yang didaratkan di PPI Muara Angke tahun 2005-2009 Tahun Produktivitas Produksi Pertumbuhan Ratarata per Pertumbuhan ikan yang Rata-rata didaratkan

Lebih terperinci

SINERGISITAS PERIKANAN TANGKAP DENGAN PARIWISATA BAHARI DI PALABUHANRATU, KABUPATEN SUKABUMI, JAWA BARAT ADI GUMBARA PUTRA

SINERGISITAS PERIKANAN TANGKAP DENGAN PARIWISATA BAHARI DI PALABUHANRATU, KABUPATEN SUKABUMI, JAWA BARAT ADI GUMBARA PUTRA SINERGISITAS PERIKANAN TANGKAP DENGAN PARIWISATA BAHARI DI PALABUHANRATU, KABUPATEN SUKABUMI, JAWA BARAT ADI GUMBARA PUTRA MAYOR TEKNOLOGI DAN MANAJEMEN PERIKANAN TANGKAP DEPARTEMEN PEMANFAATAN SUMBERDAYA

Lebih terperinci

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pelabuhan Perikanan Karangantu merupakan suatu pelabuhan yang terletak di Kota Serang dan berperan penting sebagai pusat kegiatan perikanan yang memasok sebagian besar

Lebih terperinci

POLA HUBUNGAN ANTARA KINERJA ORGANISASI DAN SOSIAL DENGAN KINERJA PELABUHAN PERIKANAN STUDI KASUS DI PPP DADAP KABUPATEN INDRAMAYU FATHUROHIM

POLA HUBUNGAN ANTARA KINERJA ORGANISASI DAN SOSIAL DENGAN KINERJA PELABUHAN PERIKANAN STUDI KASUS DI PPP DADAP KABUPATEN INDRAMAYU FATHUROHIM POLA HUBUNGAN ANTARA KINERJA ORGANISASI DAN SOSIAL DENGAN KINERJA PELABUHAN PERIKANAN STUDI KASUS DI PPP DADAP KABUPATEN INDRAMAYU FATHUROHIM PROGRAM STUDI TEKNOLOGI DAN MANAJEMEN PERIKANAN TANGKAP DEPARTEMEN

Lebih terperinci

EFISIENSI TEKNIS UNIT PENANGKAPAN MUROAMI DAN KEMUNGKINAN PENGEMBANGANNYA DI PULAU PRAMUKA, KEPULAUAN SERIBU

EFISIENSI TEKNIS UNIT PENANGKAPAN MUROAMI DAN KEMUNGKINAN PENGEMBANGANNYA DI PULAU PRAMUKA, KEPULAUAN SERIBU EFISIENSI TEKNIS UNIT PENANGKAPAN MUROAMI DAN KEMUNGKINAN PENGEMBANGANNYA DI PULAU PRAMUKA, KEPULAUAN SERIBU PUSPITA SKRIPSI PROGRAM STUDI PEMANFAATAN SUMBERDAYA PERIKANAN FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN

Lebih terperinci

STUDI TATA LETAK FASILITAS DI PELABUHAN PERIKANAN NUSANTARA BRONDONG KABUPATEN LAMONGAN PROPINSI JAWATIMUR. Jonny Zain

STUDI TATA LETAK FASILITAS DI PELABUHAN PERIKANAN NUSANTARA BRONDONG KABUPATEN LAMONGAN PROPINSI JAWATIMUR. Jonny Zain LEmBRGn PEHELITinn STUDI TATA LETAK FASILITAS DI PELABUHAN PERIKANAN NUSANTARA BRONDONG KABUPATEN LAMONGAN PROPINSI JAWATIMUR Jonny Zain ABSTRAK Penelitian ini dilaksanakan pada Bulan Agustus 2008 di Pelabuhan

Lebih terperinci

PENGARUH JENIS ALAT TANGKAP TERHADAP TINGKAT KESEJAHTERAAN NELAYAN DI KELURAHAN TEGALSARI DAN MUARAREJA, TEGAL, JAWA TENGAH DINA MAHARDIKHA SKRIPSI

PENGARUH JENIS ALAT TANGKAP TERHADAP TINGKAT KESEJAHTERAAN NELAYAN DI KELURAHAN TEGALSARI DAN MUARAREJA, TEGAL, JAWA TENGAH DINA MAHARDIKHA SKRIPSI PENGARUH JENIS ALAT TANGKAP TERHADAP TINGKAT KESEJAHTERAAN NELAYAN DI KELURAHAN TEGALSARI DAN MUARAREJA, TEGAL, JAWA TENGAH DINA MAHARDIKHA SKRIPSI DEPARTEMEN PEMANFAATAN SUMBERDAYA PERIKANAN FAKULTAS

Lebih terperinci

PEMANFAATAN DAN PENGELOLAAN AIR BERSIH DI PELABUHAN PERIKANAN SAMUDERA BUNGUS SUMATERA BARAT RULLI KURNIAWAN

PEMANFAATAN DAN PENGELOLAAN AIR BERSIH DI PELABUHAN PERIKANAN SAMUDERA BUNGUS SUMATERA BARAT RULLI KURNIAWAN PEMANFAATAN DAN PENGELOLAAN AIR BERSIH DI PELABUHAN PERIKANAN SAMUDERA BUNGUS SUMATERA BARAT RULLI KURNIAWAN DEPARTEMEN PEMANFAATAN SUMBERDAYA PERIKANAN FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN INSTITUT PERTANIAN

Lebih terperinci

2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi dan Klasifikasi Pelabuhan Perikanan

2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi dan Klasifikasi Pelabuhan Perikanan 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi dan Klasifikasi Pelabuhan Perikanan Pelabuhan perikanan digolongkan sebagai pelabuhan khusus, yang mengandung pengertian bahwa suatu wilayah perpaduan antara wilayah daratan

Lebih terperinci

4. BAB IV KONDISI DAERAH STUDI

4. BAB IV KONDISI DAERAH STUDI 4. BAB IV KONDISI DAERAH STUDI 4.1 DESKRIPSI PPSC Gagasan Pembangunan Pelabuhan Perikanan Cilacap diawali sejak dekade 1980-an oleh Ditjen Perikanan dengan mengembangkan PPI Sentolokawat, namun rencana

Lebih terperinci

OPTIMASI PENYEDIAAN BAHAN BAKAR SOLAR UNTUK UNIT PENANGKAPAN IKAN DI PPP SUNGAILIAT, BANGKA

OPTIMASI PENYEDIAAN BAHAN BAKAR SOLAR UNTUK UNIT PENANGKAPAN IKAN DI PPP SUNGAILIAT, BANGKA OPTIMASI PENYEDIAAN BAHAN BAKAR SOLAR UNTUK UNIT PENANGKAPAN IKAN DI PPP SUNGAILIAT, BANGKA DODY SIHONO SKRIPSI DEPARTEMEN PEMANFAATAN SUMBERDAYA PERIKANAN FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN INSTITUT

Lebih terperinci

2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Potensi Pengembangan Usaha Penangkapan Ikan 2.2 Komoditas Hasil Tangkapan Unggulan

2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Potensi Pengembangan Usaha Penangkapan Ikan 2.2 Komoditas Hasil Tangkapan Unggulan 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Potensi Pengembangan Usaha Penangkapan Ikan Pengembangan merupakan suatu istilah yang berarti suatu usaha perubahan dari suatu yang nilai kurang kepada sesuatu yang nilai baik. Menurut

Lebih terperinci

3 METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 3.2 Bahan dan Alat 3.3 Metode Penelitian Metode pengumpulan data

3 METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 3.2 Bahan dan Alat 3.3 Metode Penelitian Metode pengumpulan data 3 METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di Pelabuhan Perikanan Samudera Sumatera Utara dan tangkahan-tangkahan di sekitar Pelabuhan Perikanan Samudera Sumatera Utara

Lebih terperinci

4 METODOLOGI PENELITIAN

4 METODOLOGI PENELITIAN 24 4 METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Agustus 2011. Adapun tempat pelaksanaan penelitian yaitu Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI) Muara Angke. 4.1

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan prasarana perikanan yang berupa Pelabuhan Perikanan (PP)

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan prasarana perikanan yang berupa Pelabuhan Perikanan (PP) BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Pembangunan prasarana perikanan yang berupa Pelabuhan Perikanan (PP) mempunyai nilai strategis dalam rangka pembangunan ekonomi perikanan. Keberadaan Pelabuhan Perikanan

Lebih terperinci

OPTIMASI PENYEDIAAN BAHAN BAKAR SOLAR UNTUK UNIT PENANGKAPAN IKAN DI PPI CITUIS, TANGERANG MOHAMMAD FACHRIZAL HERLAMBANG SKRIPSI

OPTIMASI PENYEDIAAN BAHAN BAKAR SOLAR UNTUK UNIT PENANGKAPAN IKAN DI PPI CITUIS, TANGERANG MOHAMMAD FACHRIZAL HERLAMBANG SKRIPSI OPTIMASI PENYEDIAAN BAHAN BAKAR SOLAR UNTUK UNIT PENANGKAPAN IKAN DI PPI CITUIS, TANGERANG MOHAMMAD FACHRIZAL HERLAMBANG SKRIPSI DEPARTEMEN PEMANFAATAN SUMBERDAYA PERIKANAN FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU

Lebih terperinci

3 METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Metode Pengumpulan Data

3 METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Metode Pengumpulan Data 3 METODE PENELITIAN Metode penelitian yang digunakan adalah metode survei. Menurut Riduwan (2004) penelitian survei adalah penelitian yang dilakukan pada populasi besar maupun kecil, tetapi data yang dipelajari

Lebih terperinci

DISTRIBUSI HASIL TANGKAPAN DI PELABUHAN PERIKANAN SAMUDERA BELAWAN SUMATERA UTARA INDAH KHARINA BANGUN

DISTRIBUSI HASIL TANGKAPAN DI PELABUHAN PERIKANAN SAMUDERA BELAWAN SUMATERA UTARA INDAH KHARINA BANGUN DISTRIBUSI HASIL TANGKAPAN DI PELABUHAN PERIKANAN SAMUDERA BELAWAN SUMATERA UTARA INDAH KHARINA BANGUN MAYOR TEKNOLOGI DAN MANAJEMEN PERIKANAN TANGKAP DEPARTEMEN PEMANFAATAN SUMBERDAYA PERIKANAN FAKULTAS

Lebih terperinci

TINGKAT KEPUASAN NELAYAN TERHADAP PELAYANAN PENYEDIAAN KEBUTUHAN MELAUT DI PELABUHAN PERIKANAN NUSANTARA (PPN) SIBOLGA SUMATERA UTARA

TINGKAT KEPUASAN NELAYAN TERHADAP PELAYANAN PENYEDIAAN KEBUTUHAN MELAUT DI PELABUHAN PERIKANAN NUSANTARA (PPN) SIBOLGA SUMATERA UTARA 1 TINGKAT KEPUASAN NELAYAN TERHADAP PELAYANAN PENYEDIAAN KEBUTUHAN MELAUT DI PELABUHAN PERIKANAN NUSANTARA (PPN) SIBOLGA SUMATERA UTARA Oleh : SAMSU RIZAL HAMIDI PANGGABEAN C54104008 Skripsi Sebagai salah

Lebih terperinci

34 laki dan 49,51% perempuan. Jumlah ini mengalami kenaikan sebesar 0,98% dibanding tahun 2008, yang berjumlah jiwa. Peningkatan penduduk ini

34 laki dan 49,51% perempuan. Jumlah ini mengalami kenaikan sebesar 0,98% dibanding tahun 2008, yang berjumlah jiwa. Peningkatan penduduk ini 33 4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN 4.1 Keadaan Umum Trenggalek 4.1.1 Keadaan geografi Kabupaten Trenggalek terletak di selatan Provinsi Jawa Timur tepatnya pada koordinat 111 ο 24 112 ο 11 BT dan 7 ο

Lebih terperinci

2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pendaratan Hasil Tangkapan di PP/PPI

2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pendaratan Hasil Tangkapan di PP/PPI 5 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pendaratan Hasil Tangkapan di PP/PPI Pendaratan hasil tangkapan merupakan pemindahan hasil tangkapan dari atas kapal ke daratan pelabuhan, yang nantinya akan didistribusikan ke

Lebih terperinci

KARAKTERISASI ALAT PENANGKAP IKAN DEMERSAL DI PERAIRAN PANTAI UTARA JAWA BARAT FIFIANA ALAM SARI SKRIPSI

KARAKTERISASI ALAT PENANGKAP IKAN DEMERSAL DI PERAIRAN PANTAI UTARA JAWA BARAT FIFIANA ALAM SARI SKRIPSI KARAKTERISASI ALAT PENANGKAP IKAN DEMERSAL DI PERAIRAN PANTAI UTARA JAWA BARAT FIFIANA ALAM SARI SKRIPSI DEPARTEMEN PEMANFAATAN SUMBERDAYA PERIKANAN FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN INSTITUT PERTANIAN

Lebih terperinci

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan prasarana perikanan yang berupa Pelabuhan Perikanan (PP) mempunyai nilai strategis dalam rangka pembangunan ekonomi perikanan. Keberadaan PP selain menunjang

Lebih terperinci

TINGKAT KEPUASAN NELAYAN TERHADAP PELAYANAN KEBUTUHAN OPERASIONAL PENANGKAPAN IKAN DI PELABUHAN PERIKANAN NUSANTARA (PPN) KARANGANTU, KOTA SERANG

TINGKAT KEPUASAN NELAYAN TERHADAP PELAYANAN KEBUTUHAN OPERASIONAL PENANGKAPAN IKAN DI PELABUHAN PERIKANAN NUSANTARA (PPN) KARANGANTU, KOTA SERANG TINGKAT KEPUASAN NELAYAN TERHADAP PELAYANAN KEBUTUHAN OPERASIONAL PENANGKAPAN IKAN DI PELABUHAN PERIKANAN NUSANTARA (PPN) KARANGANTU, KOTA SERANG DEDE SEFTIAN PROGRAM STUDI TEKNOLOGI DAN MANAJEMEN PERIKANAN

Lebih terperinci

2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Elemen 2.2 Perikanan Tangkap

2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Elemen 2.2 Perikanan Tangkap 3 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Elemen Elemen adalah unsur (entity) yang mempunyai tujuan dan atau realitas fisik. Setiap elemen mengandung atribut yang dapat berupa nilai bilangan, formula intensitas

Lebih terperinci

6. FUNGSI PPI MUARA BATU

6. FUNGSI PPI MUARA BATU 6. FUNGSI PPI MUARA BATU Fungsi pelabuhan perikanan yang optimal merupakan salah satu tolak ukur keberhasilan dari pembangunan perikanan tangkap. Hal ini dapat dilihat secara nyata jika pembangunan perikanan

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK PENDISTRIBUSIAN IKAN SEGAR DAN OLAHAN DARI PANGKALAN PENDARATAN IKAN CITUIS TANGERANG

KARAKTERISTIK PENDISTRIBUSIAN IKAN SEGAR DAN OLAHAN DARI PANGKALAN PENDARATAN IKAN CITUIS TANGERANG KARAKTERISTIK PENDISTRIBUSIAN IKAN SEGAR DAN OLAHAN DARI PANGKALAN PENDARATAN IKAN CITUIS TANGERANG Oleh : FIRMAN SANTOSO C54104054 DEPARTEMEN PEMANFAATAN SUMBERDAYA PERIKANAN FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU

Lebih terperinci

3 METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Alat dan Bahan Penelitian 3.3 Metode Penelitian

3 METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Alat dan Bahan Penelitian 3.3 Metode Penelitian 25 3 METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian lapang dilaksanakan pada bulan Maret 2010 yang bertempat di Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI) Muara Angke, Jakarta Utara. 3.2 Alat dan Bahan Penelitian Alat

Lebih terperinci

4 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

4 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN 4 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Lokasi Pelabuhan Perikanan Samudera Nizam Zachman Jakarta Pelabuhan Perikanan Samudera Nizam Zachman Jakarta (PPSNZJ) terletak di Teluk Jakarta tepatnya di Kelurahan

Lebih terperinci

Oleh: Diterima: 18 Februari 2009; Disetujui: 1 September 2009 ABSTRACT

Oleh: Diterima: 18 Februari 2009; Disetujui: 1 September 2009 ABSTRACT PRIORITAS PEMILIHAN LOKASI PENGEMBANGAN PELABUHAN PERIKANAN DI KABUPATEN REMBANG Location Selection Priority of Fishing Port Development at Rembang Regency Oleh: Iin Solihin 1* dan Muhammad Syamsu Rokhman

Lebih terperinci

STABILITAS STATIS KAPAL PAYANG DI PALABUHANRATU PADA SAAT MEMBAWA HASIL TANGKAPAN MAKSIMUM NENI MARTIYANI SKRIPSI

STABILITAS STATIS KAPAL PAYANG DI PALABUHANRATU PADA SAAT MEMBAWA HASIL TANGKAPAN MAKSIMUM NENI MARTIYANI SKRIPSI STABILITAS STATIS KAPAL PAYANG DI PALABUHANRATU PADA SAAT MEMBAWA HASIL TANGKAPAN MAKSIMUM NENI MARTIYANI SKRIPSI DEPARTEMEN PEMANFAATAN SUMBERDAYA PERIKANAN FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN INSTITUT

Lebih terperinci

4 KONDISI UMUM PELABUHAN PERIKANAN SAMUDERA NIZAM ZACHMAN JAKARTA

4 KONDISI UMUM PELABUHAN PERIKANAN SAMUDERA NIZAM ZACHMAN JAKARTA 4 KONDISI UMUM PELABUHAN PERIKANAN SAMUDERA NIZAM ZACHMAN JAKARTA 4.1 Lokasi Pelabuhan Perikanan Samudera Nizam Zachman Jakarta Pelabuhan Perikanan Samudera (PPS) Nizam Zachman Jakarta terletak di Muara

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA TENTANG

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA TENTANG PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR TENTANG PEMASARAN HASIL PERIKANAN DI PASAR IKAN TERINTEGRASI PADA PELABUHAN PERIKANAN SAMUDERA NIZAM ZACHMAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

7 KAPASITAS FASILITAS

7 KAPASITAS FASILITAS 71 7 KAPASITAS FASILITAS 7.1 Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Tempat Pelelangan Ikan (TPI) di PPI Cituis sejak tahun 2000 hingga sekarang dikelola oleh KUD Mina Samudera. Proses lelang, pengelolaan, fasilitas,

Lebih terperinci

2017, No Peraturan Pemerintah Nomor 61 Tahun 2009 tentang Kepelabuhanan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 151, Tambahan L

2017, No Peraturan Pemerintah Nomor 61 Tahun 2009 tentang Kepelabuhanan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 151, Tambahan L No.394, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENHUB. Terminal Khusus. Terminal untuk Kepentingan Sendiri. Pencabutan. PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM 20 TAHUN 2017 TENTANG

Lebih terperinci

PEMERINTAH PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 7 TAHUN 2005

PEMERINTAH PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 7 TAHUN 2005 PEMERINTAH PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 7 TAHUN 2005 TENTANG PELABUHAN PERIKANAN PANTAI (PPP) DI PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA DENGAN

Lebih terperinci

PERBANDINGAN KARAKTERISTIK PERIKANAN TANGKAP DI PEMALANG DAN PEKALONGAN DALAM KERANGKA PENGEMBANGAN PERIKANAN TANGKAP DI PEMALANG RONY KRISTIAWAN

PERBANDINGAN KARAKTERISTIK PERIKANAN TANGKAP DI PEMALANG DAN PEKALONGAN DALAM KERANGKA PENGEMBANGAN PERIKANAN TANGKAP DI PEMALANG RONY KRISTIAWAN PERBANDINGAN KARAKTERISTIK PERIKANAN TANGKAP DI PEMALANG DAN PEKALONGAN DALAM KERANGKA PENGEMBANGAN PERIKANAN TANGKAP DI PEMALANG RONY KRISTIAWAN SKRIPSI DEPARTEMEN PEMANFAATAN SUMBERDAYA PERIKANAN FAKULTAS

Lebih terperinci

AKTIVITAS PENDARATAN DAN PEMASARAN HASIL TANGKAPAN DI PANGKALAN-PANGKALAN PENDARATAN IKAN KABUPATEN CIAMIS FAHMI FAHRIZAL

AKTIVITAS PENDARATAN DAN PEMASARAN HASIL TANGKAPAN DI PANGKALAN-PANGKALAN PENDARATAN IKAN KABUPATEN CIAMIS FAHMI FAHRIZAL AKTIVITAS PENDARATAN DAN PEMASARAN HASIL TANGKAPAN DI PANGKALAN-PANGKALAN PENDARATAN IKAN KABUPATEN CIAMIS FAHMI FAHRIZAL PROGRAM STUDI TEKNOLOGI DAN MANAJEMEN PERIKANAN TANGKAP DEPARTEMEN PEMANFAATAN

Lebih terperinci

TINGKAT PELAKSANAAN FUNGSI PANGKALAN PENDARATAN IKAN MUARA BATU, KABUPATEN ACEH UTARA AMNIHANI

TINGKAT PELAKSANAAN FUNGSI PANGKALAN PENDARATAN IKAN MUARA BATU, KABUPATEN ACEH UTARA AMNIHANI TINGKAT PELAKSANAAN FUNGSI PANGKALAN PENDARATAN IKAN MUARA BATU, KABUPATEN ACEH UTARA AMNIHANI MAYOR TEKNOLOGI DAN MANAJEMEN PERIKANAN TANGKAP DEPARTEMEN PEMANFAATAN SUMBERDAYA PERIKANAN FAKULTAS PERIKANAN

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LEBAK

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LEBAK LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LEBAK NOMOR : 1 TAHUN 2007 PERATURAN DAERAH KABUPATEN LEBAK NOMOR 1 TAHUN 2007 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN LEBAK NOMOR 13 TAHUN 2002 TENTANG PENGELOLAAN

Lebih terperinci

EFISIENSI WAKTU PENGISIAN PERBEKALAN TERHADAP WAKTU TAMBAT KAPAL PERIKANAN SONDONG DI PANGKALAN PENDARATAN IKAN (PPI) DUMAI PROVINSI RIAU

EFISIENSI WAKTU PENGISIAN PERBEKALAN TERHADAP WAKTU TAMBAT KAPAL PERIKANAN SONDONG DI PANGKALAN PENDARATAN IKAN (PPI) DUMAI PROVINSI RIAU 1 EFISIENSI WAKTU PENGISIAN PERBEKALAN TERHADAP WAKTU TAMBAT KAPAL PERIKANAN SONDONG DI PANGKALAN PENDARATAN IKAN (PPI) DUMAI PROVINSI RIAU Oleh Safrizal 1), Syaifuddin 2), Jonny Zain 2) 1) Student of

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN 31 BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain penelitian deskriptif (Umar, 2004). Desain ini bertujuan untuk menguraikan karakteristik

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN. Pelabuhan perikanan merupakan pelabuhan yang secara khusus menampung

BAB I. PENDAHULUAN. Pelabuhan perikanan merupakan pelabuhan yang secara khusus menampung 1 BAB I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pelabuhan perikanan merupakan pelabuhan yang secara khusus menampung kegiatan masyarakat perikanan baik dilihat dari aspek produksi, pengolahan maupun aspek pemasarannya.

Lebih terperinci

MODEL BIONOMI PEMANFAATAN SUMBERDAYA IKAN BAWAL PUTIH DI PERAIRAN PANGANDARAN JAWA BARAT

MODEL BIONOMI PEMANFAATAN SUMBERDAYA IKAN BAWAL PUTIH DI PERAIRAN PANGANDARAN JAWA BARAT MODEL BIONOMI PEMANFAATAN SUMBERDAYA IKAN BAWAL PUTIH DI PERAIRAN PANGANDARAN JAWA BARAT JEANNY FRANSISCA SIMBOLON SKRIPSI PROGRAM STUDI PEMANFAATAN SUMBERDAYA PERIKANAN FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN

Lebih terperinci

PROPORSI HASIL TANGKAP SAMPINGAN JARING ARAD (MINI TRAWL) YANG BERBASIS DI PESISIR UTARA, KOTA CIREBON. Oleh: Asep Khaerudin C

PROPORSI HASIL TANGKAP SAMPINGAN JARING ARAD (MINI TRAWL) YANG BERBASIS DI PESISIR UTARA, KOTA CIREBON. Oleh: Asep Khaerudin C PROPORSI HASIL TANGKAP SAMPINGAN JARING ARAD (MINI TRAWL) YANG BERBASIS DI PESISIR UTARA, KOTA CIREBON Oleh: Asep Khaerudin C54102009 PROGRAM STUDI PEMANFAATAN SUMBERDAYA PERIKANAN FAKULTAS PERIKANAN DAN

Lebih terperinci

DEPARTEMEN PEMANFAATAN SUMBERDAYA PERIKANAN FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

DEPARTEMEN PEMANFAATAN SUMBERDAYA PERIKANAN FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR KAJIAN FASILITAS DAN PRODUKSI HASIL TANGKAPAN DALAM MENUNJANG INDUSTRI PENGOLAHAN IKAN DI PELABUHAN PERIKANAN NUSANTARA PALABUHANRATU SUKABUMI JAWA BARAT SUMIATI SKRIPSI DEPARTEMEN PEMANFAATAN SUMBERDAYA

Lebih terperinci

PENGUKURAN KINERJA PENGELOLAAN TEMPAT PELELANGAN IKAN DI PPI MUARA ANGKE FIFI DEWI RESTI

PENGUKURAN KINERJA PENGELOLAAN TEMPAT PELELANGAN IKAN DI PPI MUARA ANGKE FIFI DEWI RESTI PENGUKURAN KINERJA PENGELOLAAN TEMPAT PELELANGAN IKAN DI PPI MUARA ANGKE FIFI DEWI RESTI PROGRAM STUDI TEKNOLOGI DAN MANAJEMEN PERIKANAN TANGKAP DEPARTEMEN PEMANFAATAN SUMBERDAYA PERIKANAN FAKULTAS PERIKANAN

Lebih terperinci

KINERJA OPERASIONAL PELABUHAN PERIKANAN NUSANTARA TUAL

KINERJA OPERASIONAL PELABUHAN PERIKANAN NUSANTARA TUAL Jurnal Teknologi Perikanan dan Kelautan. Vol. 4. No. 2 November 2013: 155-172 ISSNN 2087-4871 KINERJA OPERASIONAL PELABUHAN PERIKANAN NUSANTARA TUAL (OPERATIONAL PERFORMANCE OF TUAL ARCHIPELAGIC FISHING

Lebih terperinci

VII. PENGELOAAN SUMBERDAYA IKAN DI PERAIRAN PELABUHANRATU Analisis Stakeholder dalam Pengelolaan Sumberdaya Perikanan Di Pelabuhanratu

VII. PENGELOAAN SUMBERDAYA IKAN DI PERAIRAN PELABUHANRATU Analisis Stakeholder dalam Pengelolaan Sumberdaya Perikanan Di Pelabuhanratu VII. PENGELOAAN SUMBERDAYA IKAN DI PERAIRAN PELABUHANRATU 7.1. Analisis Stakeholder dalam Pengelolaan Sumberdaya Perikanan Di Pelabuhanratu Identifikasi stakeholder dapat dilihat pada Tabel 23. Nilai kepentingan

Lebih terperinci

PPN Palabuhanratu. PPN Palabuhanratu ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' '

PPN Palabuhanratu. PPN Palabuhanratu ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' 9 3 METODOLOGI PENELITIAN 3. Waktu dan Tempat Pengumpulan data di lapangan dilaksanakan pada bulan Juli 00 hingga Januari 0 di Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) Palabuhanratu, Sukabumi, Jawa Barat. Peta

Lebih terperinci

Lampiran 1 Perhitungan bobot faktor internal pengembangan PPI Pangandaran di lokasi baru

Lampiran 1 Perhitungan bobot faktor internal pengembangan PPI Pangandaran di lokasi baru 6 Lampiran Perhitungan bobot faktor internal Pangandaran di lokasi baru Kekauatan Kelemahan Internal Kekuatan Kelemahan Bobot Xi (%) a b c d e f a b c d e f g h i a. Dukungan dari pemerintah daerah berupa

Lebih terperinci

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia memiliki wilayah perairan yang luas, yaitu sekitar 3,1 juta km 2 wilayah perairan territorial dan 2,7 juta km 2 wilayah perairan zona ekonomi eksklusif (ZEE)

Lebih terperinci

PERBANDINGAN HASIL TANGKAPAN RAJUNGAN DENGAN MENGGUNAKAN DUA KONSTRUKSI BUBU LIPAT YANG BERBEDA DI KABUPATEN TANGERANG

PERBANDINGAN HASIL TANGKAPAN RAJUNGAN DENGAN MENGGUNAKAN DUA KONSTRUKSI BUBU LIPAT YANG BERBEDA DI KABUPATEN TANGERANG PERBANDINGAN HASIL TANGKAPAN RAJUNGAN DENGAN MENGGUNAKAN DUA KONSTRUKSI BUBU LIPAT YANG BERBEDA DI KABUPATEN TANGERANG Oleh: DONNA NP BUTARBUTAR C05400027 PROGRAM STUDI PEMANFAATAN SUMBERDAYA PERIKANAN

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 57/PERMEN-KP/2014 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN NOMOR PER.30/MEN/2012 TENTANG USAHA PERIKANAN TANGKAP

Lebih terperinci

UKDW BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. PENGERTIAN Pelabuhan Perikanan. Pengertian pelabuhan perikanan berdasarkan Peraturan Menteri Kelautan dan

UKDW BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. PENGERTIAN Pelabuhan Perikanan. Pengertian pelabuhan perikanan berdasarkan Peraturan Menteri Kelautan dan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. PENGERTIAN 1.1.1. Pelabuhan Perikanan Pengertian pelabuhan perikanan berdasarkan Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan, 2006. Menyatakan bahwa pelabuhan perikanan adalah tempat

Lebih terperinci

(Studi Tata Letak Fasilitas di Pelabuhan Perikanan Nusantara Brondong Kabupaten Lamongan Propinsi Jawa Timur) Jonny Zain

(Studi Tata Letak Fasilitas di Pelabuhan Perikanan Nusantara Brondong Kabupaten Lamongan Propinsi Jawa Timur) Jonny Zain THE STUDY of SPATIAL PLANNING FACILITIES BRONDONG FISHING PORT LAMONGAN DISTRICT EAST JAVA PROVINCE (Studi Tata Letak Fasilitas di Pelabuhan Perikanan Nusantara Brondong Kabupaten Lamongan Propinsi Jawa

Lebih terperinci

7. STRATEGI PENINGKATAN FUNGSI PPI MUARA BATU

7. STRATEGI PENINGKATAN FUNGSI PPI MUARA BATU 7. STRATEGI PENINGKATAN FUNGSI PPI MUARA BATU Strategi peningkatan fungsi pelabuhan perikanan dilakukan dengan menentukan prioritas alternatif tindakan yang sesuai untuk PPI Muara Batu. Berdasarkan Analytic

Lebih terperinci

RIKA PUJIYANI SKRIPSI

RIKA PUJIYANI SKRIPSI KONDISI PERIKANANN TANGKAP DI PELABUHAN PERIKANAN PANTAI LEMPASING, BANDAR LAMPUNG RIKA PUJIYANI SKRIPSI DEPARTEMEN PEMANFAATAN SUMBERDAYA PERIKANAN FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN INSTITUT PERTANIAN

Lebih terperinci

BAB 2 KONDISI GEOGRAFIS DAERAH PENELITIAN DAN INFORMASI MENGENAI MASYARAKAT PESISIR DI PPP CILAUTEUREUN

BAB 2 KONDISI GEOGRAFIS DAERAH PENELITIAN DAN INFORMASI MENGENAI MASYARAKAT PESISIR DI PPP CILAUTEUREUN BAB 2 KONDISI GEOGRAFIS DAERAH PENELITIAN DAN INFORMASI MENGENAI MASYARAKAT PESISIR DI PPP CILAUTEUREUN 2.1 Profil Daerah Penelitian Sub bab ini akan membahas beberapa subjek yang berkaitan dengan karakteristik

Lebih terperinci

TINGKAT KEPUASAN NELAYAN TERHADAP PELAYANAN PENYEDIAAN KEBUTUHAN MELAUT DI PELABUHAN PERIKANAN SAMUDERA (PPS) BUNGUS SUMATERA BARAT

TINGKAT KEPUASAN NELAYAN TERHADAP PELAYANAN PENYEDIAAN KEBUTUHAN MELAUT DI PELABUHAN PERIKANAN SAMUDERA (PPS) BUNGUS SUMATERA BARAT TINGKAT KEPUASAN NELAYAN TERHADAP PELAYANAN PENYEDIAAN KEBUTUHAN MELAUT DI PELABUHAN PERIKANAN SAMUDERA (PPS) BUNGUS SUMATERA BARAT Oleh : YOLIZA ATHARIS C54104010 SKRIPSI DEPARTEMEN PEMANFAATAN SUMBERDAYA

Lebih terperinci

2016, No kepelabuhanan, perlu dilakukan penyempurnaan Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 51 Tahun 2015 tentang Penyelenggaraan Pelabuhan L

2016, No kepelabuhanan, perlu dilakukan penyempurnaan Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 51 Tahun 2015 tentang Penyelenggaraan Pelabuhan L BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1867, 2016 KEMENHUB. Pelabuhan Laut. Penyelenggaraan. Perubahan. PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM 146 TAHUN 2016 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN

Lebih terperinci

ANALISIS HASIL TANGKAPAN UTAMA DAN SAMPINGAN PADA ALAT TANGKAP DOGOL DI GEBANG MEKAR, KABUPATEN CIREBON, JAWA BARAT ISTRIANA RACHMAWATI

ANALISIS HASIL TANGKAPAN UTAMA DAN SAMPINGAN PADA ALAT TANGKAP DOGOL DI GEBANG MEKAR, KABUPATEN CIREBON, JAWA BARAT ISTRIANA RACHMAWATI ANALISIS HASIL TANGKAPAN UTAMA DAN SAMPINGAN PADA ALAT TANGKAP DOGOL DI GEBANG MEKAR, KABUPATEN CIREBON, JAWA BARAT ISTRIANA RACHMAWATI DEPARTEMEN PEMANFAATAN SUMBERDAYA PERIKANAN FAKULTAS PERIKANAN DAN

Lebih terperinci

POTENSI PENGEMBANGAN USAHA PENANGKAPAN IKAN DI KABUPATEN PANDEGLANG DAN DUKUNGAN PPP LABUAN WINY IRHAMNI

POTENSI PENGEMBANGAN USAHA PENANGKAPAN IKAN DI KABUPATEN PANDEGLANG DAN DUKUNGAN PPP LABUAN WINY IRHAMNI POTENSI PENGEMBANGAN USAHA PENANGKAPAN IKAN DI KABUPATEN PANDEGLANG DAN DUKUNGAN PPP LABUAN WINY IRHAMNI MAYOR TEKNOLOGI DAN MANAJEMEN PERIKANAN TANGKAP DEPARTEMEN PEMANFAATAN SUMBERDAYA PERIKANAN FAKULTAS

Lebih terperinci

c. memantau, mengevaluasi dan menilai hasil kerja bawahan dalam

c. memantau, mengevaluasi dan menilai hasil kerja bawahan dalam BAB XXVII BALAI PELABUHAN PERIKANAN PANTAI (BPPP) LABUAN PADA DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN PROVINSI BANTEN Pasal 118 Susunan Balai Pelabuhan Perikanan Pantai Labuan terdiri dari: a. Kepala Balai ; b. Kepala

Lebih terperinci

Keywords: Agam regency, contribution, fisheries sector, Tiku fishing port

Keywords: Agam regency, contribution, fisheries sector, Tiku fishing port Contributions of Tiku Fishing Port (PPI Tiku) for fisheries sector at Agam regency, West Sumatera province, Indonesia Erly Novida Dongoran 1), Jonny Zain 2), Syaifuddin 2) 1) Student of Fisheries and Marine

Lebih terperinci

EFISIENSI WAKTU PENDARATAN IKAN TERHADAP WAKTU TAMBAT KAPAL PERIKANAN JARING INSANG DI PPI DUMAI. Fitri Novianti 1) Jonny Zain 2) dan Syaifuddin 2)

EFISIENSI WAKTU PENDARATAN IKAN TERHADAP WAKTU TAMBAT KAPAL PERIKANAN JARING INSANG DI PPI DUMAI. Fitri Novianti 1) Jonny Zain 2) dan Syaifuddin 2) EFISIENSI WAKTU PENDARATAN IKAN TERHADAP WAKTU TAMBAT KAPAL PERIKANAN JARING INSANG DI PPI DUMAI Fitri Novianti 1) Jonny Zain 2) dan Syaifuddin 2) ABSTRAK Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April 212

Lebih terperinci

2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Ikan Lemuru Aspek biologi ikan lemuru

2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Ikan Lemuru Aspek biologi ikan lemuru 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Ikan Lemuru 2.1.1 Aspek biologi ikan lemuru Ikan lemuru adalah ikan yang banyak ditemui di Perairan selat Bali. Ikan ini termasuk ikan pelagis kecil. Menurut Saanin, 1984, sistematika

Lebih terperinci

4 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

4 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN 27 4 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Keadaan Umum Daerah Kota Serang 4.1.1 Letak geografis Kota Serang berada di wilayah Provinsi Banten yang secara geografis terletak antara 5º99-6º22 LS dan 106º07-106º25

Lebih terperinci

ANALISlS KEBUTUllAN SOLAR UNTUK KEPERLUAN PENANGKAPAN IKAN DI PELABUHAN PERIKANAN PANTAI (PPP) BAJOMULYO KABUPATEN PATI, JAWA TENGAH

ANALISlS KEBUTUllAN SOLAR UNTUK KEPERLUAN PENANGKAPAN IKAN DI PELABUHAN PERIKANAN PANTAI (PPP) BAJOMULYO KABUPATEN PATI, JAWA TENGAH ANALISlS KEBUTUllAN SOLAR UNTUK KEPERLUAN PENANGKAPAN IKAN DI PELABUHAN PERIKANAN PANTAI (PPP) BAJOMULYO KABUPATEN PATI, JAWA TENGAH Ragil Utomo C54102006 DEPARTEMEN PEMANFAATAN SUMBERDAYA PERIKANAN FAKULTAS

Lebih terperinci