BAB II TINJAUAN PUSTAKA. hamil. Oleh karena itu senam hamil memiliki prinsip gerakan khusus yang

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II TINJAUAN PUSTAKA. hamil. Oleh karena itu senam hamil memiliki prinsip gerakan khusus yang"

Transkripsi

1 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Konsep Senam Hamil Senam hamil adalah program kebugaran yang diperuntukkan bagi ibu hamil. Oleh karena itu senam hamil memiliki prinsip gerakan khusus yang disesuaikan dengan kondisi ibu hamil. Latihan pada senam hamil dirancang khusus untuk menyehatkan dan membugarkan ibu hamil, mengurangi keluhan yang timbul selama kehamilan serta mempersiapkan fisik dan psikis ibu dalam menghadapi persalinan. Tujuan dari program senam hamil adalah membantu ibu hamil agar nyaman, aman dari sejak bayi dalam kandungan hingga lahir. Senam hamil merupakan latihan relaksasi yang dilakukan oleh ibu yang mengalami kehamilan sejak 23 minggu sampai dengan masa kelahiran dan senam hamil ini merupakan salah satu kegiatan dalam pelayanan selama kehamilan (prenatal care) (Manuaba. 2010). Senam hamil adalah terapi latihan gerak yang diberikan kepada ibu hamil untuk mempersiapkan dirinya, baik persiapan fisik maupun mental untuk menghadapi dan mempersiapkan persalinan yang cepat, aman dan spontan (Huliana. 2008). Senam hamil menurut Viscera (1995) merupakan salah satu kegiatan dalam pelayanan selama kehamilan (prenatal care) yang akan memberikan suatu hasil produk kehamilan atau outcome persalinan yang lebih baik, dibandingkan pada ibu hamil yang tidak melakukan senam hamil (Dewi dan Sunarsih. 2011). Senam hamil commit memiliki to user manfaat lain yaitu dapat membantu

2 7 dalam proses persalinan karena selama senam hamil ibu dipersiapkan baik fisik maupun mental menuju proses persalian yang lancar (Husin. 2013). a. Tujuan senam hamil 1) Tujuan umum, yaitu: melalui senam hamil yang teratur dapat dijaga kondisi otot-otot dan persendian yang berperan dalam proses mekanisme persalinan, mempertinggi kesehatan fisik dan psikis serta kepercayaan pada diri sendiri dan penolong dalam menghadapi persalinan, dan membimbing wanita menuju suatu persalinan yang fisiologis. 2) Tujuan khusus, yaitu: memperkuat dan mempertahankan elastisitas otototot dinding perut, otot-otot dasar panggul, ligament dan jaringan yang berperan dalam mekanisme persalinan, melonggarkan persendian yang berhubungan dengan proses persalinan, membentuk sikap tubuh yang prima, sehingga dapat membantu mengatasi keluhan-keluhan, letak janin dan mengurangi sesak nafas, menguasai teknik pernafasan dalam persalinan, dan dapat mengatur diri kepada ketenangan. Tujuan senam hamil, yaitu: melatih ibu untuk beradaptasi lebih baik dengan kehamilannya, melatih dan mempersiapkan ibu hamil untuk menghadapi kelahiran bayinya, mencegah varises, yaitu pelebaran pembuluh darah balik (vena) secara segmental yang tak jarang terjadi pada ibu hamil, penguatan otot-otot dasar panggul dan tungkai, penguluran dan pelemasan otot-otot dan ligament, meningkatkan sistem pernapasan, latihan pernapasan, latihan mengejan, menambah gerakan sendi panggul, relaksasi, mengurangi rasa waswas atau gelisah dan mencegah gangguan

3 8 fisik yang diakibatkan oleh gangguan mental atau faktor psikologis (Manuaba. 2010). b. Syarat senam hamil Menurut Anggraeni (2010), ada beberapa syarat yang harus diperhatikan oleh ibu hamil sebelum mengikuti senam hamil, yaitu: telah dilakukan pemeriksaan kesehatan dan kehamilan oleh dokter atau bidan, latihan dilakukan setelah kehamilan mencapai lebih dari 23 minggu, latihan dilakukan secara teratur dan disiplin, dalam batas kemampuan fisik ibu dan sebaiknya latihan dilakukan di rumah sakit atau klinik bersalin dibawah pimpinan instruktur senam hamil. Sedangkan menurut Canadian Society for Exercise Physiology (CESP), prinsip pelasksanaan senam hamil yang aman dikenal dengan istilah FITT, yaitu: 1) Frequency (F), senam hamil dilakukan 2-4 kali dalam seminggu. 2) Intensity (I), diukur dengan melihat denyut jantung ibu disesuaikan dengan umur. Intensitas ini bisa juga diobservasi melalui Talk Test. Jika ibu berbicara dengan nafas terengah-engah, maka intensitas senam harus diturunkan. 3) Time (T), durasi senam hamil dimulai dari 15 menit, kemudian dinaikkan 2 menit perminggu hingga dipertahankan pada durasi 30 menit. Setiap kegiatan senam disertai dengan pemanasan dan pendinginan masingmasing 5-10 menit. 4) Type (T), pemilihan jenis gerakan harus berisiko minimal dan tidak membahayakan

4 9 c. Kontraindikasi senam hamil Menurut Anggraeni (2010), senam hamil dapat diikuti oleh semua wanita yang hamil namun ada larangan atau kotraindikasinya, yaitu: 1) Absolut atau mutlak. Bila seorang wanita hamil mempunyai penyakit jantung, penyakit paru, serviks inkompeten (serviks membuka), kehamilan kembar, riwayat perdarahan pervaginam pada trimester II dan III, kelainan letak plasenta seperti plasenta previa, pre eklamsi maupun hipertensi. 2) Relatif. Bila seorang ibu hamil menderita anemia berat, irama jantung yang tidak teratur, penyakit paru bronkhitis yang kronis, riwayat penyakit diabetes mellitus, obesitas, hipertensi, penyakit dengan riwayat operasi tulang ortopedik dan perokok berat. 3) Segera menghentikan senam hamil. Bila terjadi gejala seperti perdarahan pervaginam, rasa sesak sewaktu, sakit kepala, sakit dada, nyeri kelenjar otot, gejala kelahiran prematur, penurunan gerakan bayi intrauterin. d. Manfaat senam hamil 1) Memperkuat elastisitas otot. Memperkuat dan mempertahankan elastisitas otot-otot dinding perut, ligament, otot dasar panggul yang berhubungan dengan proses persalinan. 2) Membentuk sikap tubuh. Dengan sikap tubuh yang baik selama bersalin diharapkan dapat mengatasi keluhan umum pada wanita hamil (sakit pinggang), mencegah letak bayi yang abnormal, juga dapat mengurangi sesak napas akibat bertambah besarnya perut.

5 10 3) Memperoleh relaksasi yang sempurna. Relaksasi yang sempurna diperlukan selama kehamilan dan selama persalinan, selain mengatasi stres baik yang timbul dari dalam maupun dari luar, juga untuk mengatasi nyeri his serta dapat mempengaruhi relaksasi segmen bawah uterus yang mempunyai peran penting dalam persalinan yang fisiologis. 4) Menjaga kesehatan dan meningkatkan fungsi kardiorespirasi. Dengan menguasai teknik pernapasan diafragma, jika pernapasan diafragma yang teratur dan berirama, diafragma menjadi kuat, sehingga membantu ibu pada saat mengejan (Muhimah. 2010). 5) Senam Aerobik. Merupakan aktivitas senam berirama, berulang dan cukup melelahkan, dan gerakan yang disarankan untuk ibu hamil adalah jalanjalan. Manfaat: meningkatkan kebutuhan oksigen dalam otot, merangsang paru-paru dan jantung juga kegiatan otot dan sendi, meningkatkan peredaran darah, meningkatkan kubagaran dan kekuatan otot, meredakan sakit punggung dan sembelit, membakar kalori (membuat ibu dapat lebih banyak makan makanan sehat), mengurangi keletihan, menjanjikan bentuk tubuh yang baik setelah melahirkan. 6) Kalistenik. Latihan berupa gerakan-gerakan senam ringan berirama yang dapat membugarkan dan mengembangkan otot-otot serta dapat memperbaiki bentuk postur tubuh. Manfaatnya adalah meredakan sakit punggung dan meningkatkan kesiapan fisik dan mental terutama mempersiapkan tubuh dalam menghadapi persalinan.

6 11 7) Relaksasi. Merupakan latihan pernapasan dan pemusatan perhatian. Latihan ini bisa dikombinasikan dengan latihan kalistenik. Manfaatnya adalah menenangkan pikiran dan tubuh, membantu ibu menyimpan energi untuk ibu siap menghadapi persalinan. 8) Kebugaran panggul (biasa disebut latihan kegel). Manfaat dari latihan ini adalah menguatkan otot-otot vagina dan sekitarnya (perinial) sebagai kesiapan untuk persalinan, mempersiapkan diri baik fisik maupun mental. e. Gerakan senam hamil Senam hamil bisa dilakukan dimana saja termasuk di rumah. Tetapi cara atau tahapan harus disesuaikan dengan kondisi tubuh, umur kandungan dan sesuai aturan yang sudah dianjurkan oleh instruktur (Manuaba. 2010). 1) Latihan I antara lain: (1) duduk relaks dan badan ditopang tangan di belakang; (2) kaki diluruskan dengan sedikit terbuka; (3) gerakan latihan: gerakan kaki kanan dan kiri ke depan dan ke belakang, putar persendian kaki melingkar kedalam dan keluar, bila mungkin angkat bokong dengan bantuan kedua tangan dan ujung telapak tangan, kembangkan dan kempiskan otot dinding perut, kerutkan dan kendorkan otot dubur; (4) lakukan gerakan ini sedikitnya 8-10 setiap gerakan. 2) Latihan II antara lain: (1) sikap duduk tegak dengan badan disangga oleh tangan dibelakang badan; (2) kedua tungkai bawah lurus dalam posisi rapat; (3) bentuk latihan: tempatkan tungkai kanan di atas tungkai bawah kiri silih berganti, kembangkan dan kempiskan otot dinding perut bagian bawah, kerutkan dan kendurkan otot liang dubur; (4) lakukan gerakan ini

7 12 sedikitnya 8-10 kali: (5) tujuan latihan: melatih otot dasar panggul agar dapat berfungsi optimal saat persalinan, meningkatkan peredaran darah ke alat kelamin bagian dalam sehingga sirkulasi menuju plasenta makin sempurna. 3) Latihan III antara lain: (1) sikap duduk dengan badan disangga kedua tangan di belakang, tungkai dirapatkan; (2) tidur terlentang dengan kedua kaki merapat; (3) bentuk latihan: pada sikap duduk, angkat tungkai bawah silih berganti ke atas dengan tinggi semaksimal mungkin, angkat tungkai bawah silih berganti kanan dan kiri dengan tinggi semaksimal mungkin; (4) lakukan latihan ini sedikitnya 8-10 kali; (5) tujuan latihan: memperkuat otot dinding perut sehingga dapat berfungsi saat persalinan, meningkatkan sirkulasi darah menuju kelamin bawah, sehingga darah menuju janin dapat ditingkatkan. 4) Latihan IV antara lain: (1) sikap duduk bersila dengan tegak; (2) tangan di atas bahu sedangkan siku di samping badan; (3) bentuk latihan: lengan diletakkan di depan dada, putar lengan ke atas dan ke samping, ke belakang, dan selanjutnya ke depan tubuh (dada); (4) lakukan latihan ini sedikitnya 8-10 kali; (5) tujuan latihan: melatih otot perut bagian atas, meningkatkan kemampuan. 5) Latihan V antara lain: (1) sikap duduk bersila dengan tumit berdekatan satu sama lain; (2) badan agak relaks dan paha lemas; (3) kedua tangan di persendian lutut; (3) bentuk latihan: tekan persendian lutut dengan berat badan sebanyak 20 kali; (4) badan diturunkan ke depan semaksimal

8 13 mungkin; (5) tujuan latihan: melatih otot punggung agar berfungsi dengan baik, melatih agar persendian tulang punggung tidak kaku. 6) Latiahan VI antara lain: (1) sikap latihan tidur di atas tempat tidur datar; (2) tangan di samping badan; (3) tungkai bawah ditekuk pada persendian lutut dengan sudut tungkai bagian bawah sekitar derajat; (3) bentuk latihan: angkat badan dengan topangan pada ujung telapak kedua kaki dan bahu, pertahankan selama mungkin di atas dan selanjutnya turunkan perlahan-lahan; (4) tujuan latihan: melatih persendian tulang punggung bagian atas, melatih otot perut dan otot tulang belakang. 7) Latihan VII antara lain: (1) sikap tidur terlentang di tempat tidur mendatar; (2) badan seluruhnya relaks; (3) tangan dan tungkai bawah harus rileks; (4) bentuk latihan: badan dilemaskan pada tempat tdur, tangan dan tungkai bawah membujur lurus, pinggul diangkat ke kanan dan ke kiri sambil melatih otot liang dubur, kembang kempiskan otot bagian bawah; (4) lakukan latihan ini sedikitnya kali; (5) tujuan latihan: melatih persendian tulang punggung dan pinggul, meningkatkan peredaran darah menuju janin melalui plasenta. 8) Latihan pernapasan antara lain: (1) sikap tubuh tidur terlentang di temapt tidur yang datar; (2) kedua tangan di samping badan dan tungkai bawah ditekuk pada lutut dan santai; (3) satu tangan dilekatkan di atas perut; (4) bentuk latihan: tarik napas perlahan dari hidung serta pertahankan dalam paru beberapa saat, bersamaan dengan tarikan napas tersebut, tangan yang berada di atas perut ikut serta diangkat mencapai kepala, keluarkan napas

9 14 melalui perut secara perlahan, tangan yang diangkat ikut serta diturunkan; (5) lakukan gerakan latihan ini sekitar 8-10 kali dengan tangan silih berganti; (6) bentuk gerakan lain: tangan yang berada di atas perut dibiarkan mengikuti gerakan saat melakukan tarikan dan saat mengeluarkan napas, tangan tersebut seolah-olah memberikan pemberat pada perut untuk memperkuat diafragma; (7) tujuan latihan: meningkatkan penerimaan konsumsi oksigen ibu dan janin, menghilangkan rasa takut dan tertekan, mengurangi nyeri saat kontraksi. 9) Latihan relaksasi. Latihan relaksasi dapat dilakukan bersamaan dengan latihan otot tulang belakang, otot dinding perut dan otot liang dubur atau sama relaksasi total. Teknik relaksasi antara lain: (1) sikap tubuh seperti merangkak; (2) bersikap tenang dan relaks; (3) badan disangga pada persendian bahu dan tulang paha; (3) bentuk latihan: tubuh disangga persendian bahu dan tulang paha, lengkungkan dan kendurkan tulang belakang, kembangkan dan kempiskan otot dinding perut, kerutkan dan kendorkan otot liang dubur; (4) lakukan latihan ini 8-10 kali; (5) bentuk latihan yang lain: tidur miring dengan kaki membujur, terlentang dengan disangga bantal pada bagian bawah lutut, tidur terlentang dengan kaki ditekuk, tidur miring dengan kaki ditekuk; (6) tujuan latihan kombinasi: melatih dan melemaskan persendian pinggul dan persendian tulang paha, melatih otot tulang belakang, otot dinding perut. 10) Latihan relaksasi dengan posisi duduk telungkup antara lain: (1) sikap tubuh duduk menghadap sandaran kursi; (2) kedua tangan disandaran kursi;

10 15 (3) kepala diletakkan diatas tangan; (4) bentuk latihan: tarik napas dalam dan perlahan hembuskan, dilakukan pada kala I (pertama); (5) tujuan latihan: meningkatkan ketenangan, mengendalikan dan mengurangi rasa nyeri, latihan ini dapat dilakukan pada kala I (masa pembukaan pada proses persalinan) sehingga mengurangi nyeri. 11) Latihan menurunkan dan memasukkan kepala janin ke PAP (pintu atas panggul). Pada primigravida kepala janin sudah turun dan masuk PAP pada minggu ke 36, bila kepala janin belum masuk pintu atas panggul, terdapat beberapa faktor antara lain: tali pusat pendek, terdapat lilitan tali pusat, kelainan bentuk kepala janin, panggul ibu sempit atau sebab lainnya. Dengan masuknya kepala janin ke pintu atas panggul terutama pada ibu primigravida memberikan petunjuk bahwa tidak terdapat kesempitan panggul. untuk mengusahakan agar kepala janin masuk pintu atas panggul, dapat dilakukan latihan sebagai berikut: (1) sikap tubuh berdiri tegak dan jongkok; (2) berdiri dengan berpegangan pada sandaran tempat tidur atau kursi dan jongkok; (3) tahan beberapa saat sehingga tekanan pada Rahim mencapai maksimal untuk memasukkan kepala janin ke pintu atas panggul; (4) bentuk latihan lain: membersihkan lantai sambil bergerak sehingga tahanan sekat rongga tubuh dan tulang belakang menyebabkan masuknya kepala janin ke dalam pintu atas panggul. 12) Latihan koordinasi persalinan. Menurut Manuaba (2010) latihan koordinasi persalinan mempunyai tiga tujuan, yaitu: (1) tubuh melengkung menyebabkan dorongan maksimal sekat rongga tubuh terhadap rahim. Saat

11 16 mengejan, kontraksi otot dasar panggul mencapai hasil maksimal sebagai pendorong janin dalam proses persalinan, dan persendian antara tulang selangkang dan tulang tungging akan melebar sehingga meluaskan jalan lahir; (2) napas dalam dan menahannya beberapa waktu untuk mengejan, dapat mengurangi rasa sakit saat kontraksi, dan hasil kekuatan mempercepat persalinan; (3) latihan koordinasi persalinan adalah untuk membiasakan diri saat proses persalinan berlangsung. Urutan latihan koordinasi persalinan adalah: sikap badan dan bahu diletakkan kearah dada sampai menyentuhnya, tulang punggung dilengkungkan, pinggul ditarik ke atas, paha ditarik kearah badan dengan jalan menarik persendian lutut dengan tangan mencapai siku, badan melengkung sedemikian rupa sehingga terjadi hasil akhir his untuk mengejan dan sambil tarik napas dalam. 2. Konsep Yoga hamil Yoga merupakan bentuk pengobatan fisik dan spiritual yang sudah digunakan selama 5000 tahun yang lalu. Yoga berasal dari bahasa Sansekerta yug yang berarti penyatuan dan bermakna penyatuan dengan alam atau penyatuan dengan sang pencipta. Teknik yang digunakan pada saat Yoga membawa keseimbangan pada aspek tubuh, pikiran dan kepribadian yang berbeda sehingga penggunaannya penuh dengan energi, kekuatan dan kejelasan tujuan hidup (Keegan, 2001 cit Handayani, 2010). Yoga merupakan suatu teknik latihan untuk mengenal diri sehingga dapat menganalisis lebih lanjut tentang pikiran dan tindakan yang sudah dilakukan. Latihan dilakukan melalui

12 17 sikap tubuh (asana), dan pernafasan (pranayama), dan teknik relaksasi sehingga dapat mengembangkan kecerdasan intuisi alamiah dan membantu pikiran agar dapat terpusat, dan pada akhirnya dapat membuat perubahan berupa ketenangan pikiran dan terpusatnya perhatian. Yoga mencakup aspek postur tubuh (asana), teknik pernapasan (pranayama), meditasi (dhyana), nyanyian (mantra) dan ajaran kebijaksanaan (sutra) untuk mendorong kesehatan dan relaksasi. Sebuah tinjauan sistematis yoga efektif untuk mengurangi kecemasan, depresi, dan rasa sakit akut maupun kronis pada populasi dewasa tanpa efek samping. Intervensi yoga meningkatkan kesehatan psikologis (kecemasan, depresi, tertekan, stres) dan dapat meningkatkan kualitas hidup (Rao et al. 2015). Yoga dalam kehamilan menggabungkan postur-postur khusus dan teknik-teknik yang bermanfaat bagi ibu hamil dan membantu menghilangkan ketidaknyamanan yang disebabkan oleh perubahan tubuh selama kehamilan. Yoga adalah sebuah ilmu yang menjelaskan kaitan antara fisik, mental, dan spiritual manusia untuk mencapai kesehatan yang menyeluruh (Sindhu. 2009). Yoga adalah cara untuk mempersiapkan persalinan karena teknik latihannya menitikberatkan pada pengendalian otot, teknik pernapasan, relaksasi dan ketenangan pikiran. Teknik relaksasi yang dapat dilakukan dengan cara membayangkan sesuatu yang menyenangkan dapat membuat tubuh menjadi relaks (Stoppard. 2008). a. Indikasi dan kontraindikasi yoga hamil 1) Indikasi yoga hamil

13 18 Pada prinsipnya yoga aman dilakukan oleh semua wanita hamil dan dapat dilakukan pada usia kehamilan 18 minggu, tidak memiliki riwayat komplikasi selama kehamilan, tidak memiliki riwayat persalinan preterm, dan BBLR. Pada wanita dengan riwayat abortus boleh melakukan yaoga setelah usia kehamilan lebih dari 20 minggu atau setelah dinyatakan kehamilan baik (Husin. 2013). 2) Kontraindikasi yoga hamil Walaupun yoga dianggap latihan yang aman namun terdapat beberapa keadaan dimana wanita memerlukan persetujuan dari tenaga kesehatan, seperti tekanan darah rendah, riwayat obstetrik buruk seperti perdarahan dalam kehamilan, KPD (ketuban pecah dini), dan BBLR. Selain keadaan tersebut yoga harus diberhentikan jika saat pelaksanaan ibu mengalami keluhan, seperti: rasa pusing, mual dan muntah yang berkelanjutan, gangguan pengelihatan, kram pada perut bagian bawah, pembengkakan pada tangan dan kaki, tremor pada ekstremitas atas maupun bawah, jantung berdebar-debar dan gerakan janin melemah (Husin. 2013). b. Manfaat yoga hamil Yoga pada kehamilan memfokuskan kenyamanan serta keamanan dalam berlatih sehingga memberikan banyak manfaat (Krisnandi. 2010). Yoga selama hamil dapat meringankan edema dan kram yang sering terjadi pada bulan terakhir kehamilan, membantu posisi bayi dan pergerakan, meningkatkan sistem pencernaan dan nafsu makan, meningkatkan energi dan memperlambat metabolisme untuk memulihkan ketenangan dan fokus,

14 19 mengurangi rasa mual, morning sickness dan suasana hati, meredakan ketegangan di sekitar leher rahim dan jalan lahir yang berfokus pada membuka pintu pelvis untuk mempermudah persalinan, membantu dalam perawatan pasca kelahiran dengan mengembalikan uterus, perut dan dasar panggul, mengurangi ketegangan, cemas, dan depresi selama kehamilan maupun pada saat persalinan dan masa nifas, ketidaknyamanan payudara (Stoppard. 2008; Amy. 2008; Siska. 2009; Sindhu. 2009; Wiadnyana. 2011). Yoga pada kehamilan bermanfaat dalam menjaga kesehatan emosi dan fisik. Ketika seorang wanita hamil melakukan latihan secara rutin (2-3 kali setiap minggu selama kehamilan), dapat menjaga elastisitas dan kekuatan ligament panggul, pinggul dan otot kaki sehingga mengurangi rasa nyeri yang timbul saat persalinan serta memberikan ruang untuk jalan lahir, meningkatkan kenyamanan ibu pada dua jam pasca salin dan mengurangi risiko persalinan lama. Selain itu dapat meningkatkan berat badan lahir, menurunkan kejadian prematuritas dan PJT (Husin, 2013). Manfaat yoga bagi kehamilan dapat dikategorikan menjadi manfaat fisik, mental dan spiritual sebagai berikut (Sindhu. 2009): 1) Manfaat fisik yoga hamil melalui postur tubuh yoga (asana): (1) melatih postur tubuh yang baik, tegap dan kuat di sepanjang kehamilan; (2) melancarkan aliran darah, memperlancar suplai oksigen, nutrisi dan vitamin dari makanan ke janin; (3) menguatkan otot punggung, membuatnya lebih kuat untuk menyangga beban kehamilan dan menghindarkan dari cedera punggung atau sakit pinggang; (4) melatih otot

15 20 dasar panggul-perineum yang berfungsi sebagai otot kelahiran, agar kuat menyangga beban kehamilan dan menyangga kandung kemih dan usus besar. Semakin elastis otot dasar panggul, semakin mudah untuk menjalani proses kelahiran dan semakin cepat pula proses pemulihan pasca melahirkan; (5) membantu mengurangi ketidaknyamanan fisik selama kehamilan, seperti morning sickness, sakit punggung, sakit pinggang, weak bladder, heartburn, sembelit dan lain-lain. 2) Manfaat mental yoga hamil melalui teknik-teknik pernapasan yoga (Pranayama), relaksasi, dan teknik-teknik pemusatan pikiran (Dharana): (1) mengurangi kecemasan dan mempersiapkan mental sang ibu untuk menghadapi persalinan; (3) menggunakan teknik-teknik pernapasan yoga untuk menenangkan diri dan memusatkan pikiran. Sebagai media self help yang akan membantu saat dilanda kecemasan dan ketakutan, atau saat perhatian bercerai berai; (4) menggunakan teknik-teknik pernapasan yoga untuk beristirahat sejenak disaat jeda antara dua kontraksi, untuk mengumpulkan kembali energi dan prana; (5) menggunakan teknik-teknik relaksasi untuk menginduksi rasa nyaman dan relaks di sepanjang kehamilan dan saat melahirkan, menjaga otot-otot tubuh tetap relaks saat melahirkan. 3) Manfaat spiritual yoga hamil melalui teknik-teknik berkontemplasi dan meditasi: (1) menggunakan teknik-teknik pemusatan pikiran dan meditasi yang bermanfaat untuk berkomunikasi dengan sang buah hati dan meningkatkan keterikatan/bonding dengannya; (2) meningkatkan

16 21 ketenangan dan ketentraman batin selama menjalani kehamilan; (3) memandang segala sesuatu secara apa adanya, membantu saat ketakutan melanda dan meningkatkan kemampuan untuk tidak terkuasai oleh rasa takut; (4) meningkatkan inner peace, penerimaan diri dan kepasrahan saat melewati semua kesulitan dalam proses kehamilan dan kelahiran; (5) meningkatkan kemampuan untuk merasa bahagia. c. Teknik yoga untuk kehamilan Menurut Sindhu (2009) menjelaskan ada banyak cara untuk mempersiapkan kelahiran, diantaranya dengan berlatih yoga hamil di saat kehamilan. Gerakan dalam yoga hamil disesuaikan tiap trimesternya: 1) Gerakan yoga untuk trimester I adalah sebagai berikut: a) Postur restoratif yoga Postur yoga restoratif merupakan posisi yang ideal untuk mengistirahatkan tubuh dan sebagai posisi untuk berlatih teknik pernapasan diafragma. Postur ini hanya dilakukan pada trimester I. Cara melakukan postur restoratif adalah sebagai berikut: (1) menekuk lutut dan mengganjal bagian bawah lutut dengan bantal, serta menyangga kepala dan leher dengan bantal tipis; (2) meletakkan kedua lengan di samping tubuh dengan dengan telapak tangan terbuka atau meletakkan telapak tangan diatas perut; (3) bernapas dalam dan perlahan, lakukan selama yang diinginkan; (4) Untuk menyudahi, perlahan berbalik miring ke samping kanan dan kembali duduk.

17 22 b) Seri peregangan kucing Postur ini bermanfaat untuk menguatkan dan melenturkan otot punggung, membuat kuat dan terbebas dari tekanan akibat pertumbuhan janin, mengatasi sakit punggung, melatih otot dan sendi-sendi panggul serta melancarkan aliran darah ke rahim. Teknik seri punggung kucing sebagai berikut: (1) dalam posisi meja/merangkak. Letakkan kedua telapak tangan dialas dan sejajar bahu, lutut dialas dan sejajar panggul. Telapak tangan menempel flat pada alas, dan renggangkan jari-jari tangan (2) menarik napas disertai merentangkan tangan kiri kedepan sejajar bahu dan merentangkan kaki kanan ke belakang sejajar panggul, mata menatap kedepan, bernapas perlahan sambil menahan posisi ini selama 15 detik; (3) membuang napas, menekuk lutut dan siku dan pertemukan dibawah tubuh, tubuh dilengkungkan dan bernapas perlahan; (4) menarik napas serta kembali rentangkan lengan dan kaki; (5) membuang napas, kaki dan tangan diturunkan kembali ke postur meja, kemudian lakukan dengan sisi lainnya. Postur ini dilakukan sebanyak 5 putaran perlahan seiring napas. c) Postur berdiri Selama kehamilan gravitasi tubuh berubah, membiasakan diri untuk berdiri dengan posisi yang benar dan melakukan postur berdiri yoga sejak usia kehamilan dini akan menghindarkan dari berbagai ketidaknyamanan pada akhir masa kehamilan. Postur yoga ini berguna untuk menguatkan otot kaki dan dasar panggul, meningkatkan konsentrasi dan memberikan keseimbangan secara fisik dan mental. Berikut cara

18 23 melakukan postur berdiri yaitu berdiri Vrksasana (postur keseimbangan pohon): (1) berdiri dalam postur Tadasana (postur gunung); (2) letakkan kedua tangan di pinggul, bebankan berat tubuh pada telapak kaki kiri. Angkat kaki kanan dari alas dan letakkan telapak kaki kanan pada paha dalam kiri atau pada sisi dalam betis; (3) letakkan kedua tangan di depan dada, dalam postur tangan Namaste Mudra (postur tangan berdoa). Tahan dalam posisi ini selama detik sambil berapas dalam; (4) perlahan turunkan kaki dan lakukan dengan sisi lainnya. d) Postur mengguatkan lengan Otot punggung yang kuat dan lentur akan membantu menopang janin yang semakin membesar dengan baik. Postur ini berguna untuk menguatkan otot lengan, bahu, dan punggung, menghindarkan dari bungkuk dan sakit punggung/pinggang serta melepaskan kepenatan dari punggung. Salah satu posturnya adalah Setu Bandha Sarvangasana (postur jembatan). Cara melakukan postur tersebut adalah: (1) berbaring dengan kedua lutut ditekuk dan tumit ditarik sedekat meungkin ke arah bokong. Renggangkan kedua lutut sejajar pinggul, dan tumit sejajar lutut. Letakkan kedua lengan di samping tubuh dengan kedua tangan menempel pada alas, meletakkan bantal atau alas di bawah pinggul agar lebih nyaman; (2) tarik napas, angkat bokong dan punggung dari alas, dan dekatkan dada ke dagu, jalin jari-jari tangan di bawah tubuh dan tekan lengan ke alas. Tahan dalam posisi ini selama 3 detik sampai 1 menit sambil bernapas perlahan dan dalam; (3) buang napas, perlahan turunkan

19 24 punggung pada alas; (4) gerakan penyeimbangan berguna untuk menyeimbangkan kondisi otot dan melepaskan ketegangan dari pinggang, yaitu dengan menekuk lutut ke arah dada (sambil meregangkan lutut lebar) dan peluk kedua lutut. Ayun tubuh ke kiri dan kanan selama beberapa kali. e) Postur melenturkan dan menguatkan panggul Otot dasar panggul (perineum) adalah otot yang saling terjalin menyangga dasar panggul. Melakukan postur berikut ini secara lembut akan melatih otot dasar panggul, menguatkan menopang perut dan organ tubuh dalam seiring pertumbuhan janin, serta menghindarkan dari wasir dan kandung kemih yang lemah pada akhir kehamilan. Berikut adalah salah satu postur untuk melenturkan dan menguatkan panggul yaitu postur duduk tumit menempel ke lutut: (1) duduk pada alas atau pada ujung bantal dalam postur Sukhasana (postur duduk mudah); (2) lipat kaki, letakkan tumit kanan diatas lutut kiri dan lutut kanan diatas tumit kiri; (3) tarik napas, rentangkan kedua ke depan dan panjangkan tulang punggung; (4) buang napas, tundukkan wajah sedekat mungkin ke alas pada balok yoga atau tumpukan buku. Beristirahat dalam posisi ini selama 30 detik sampai 1 menit sambil bernapas, jaga agar punggung tidak membungkuk; (5) tarik napas, kembali duduk, lepaskan lipatan kaki dan lakukan dengan sisi lainnya.

20 25 2) Gerakan yoga untuk trimester II adalah sebagai berikut: a) Postur restoratif Postur beristirahat miring merupakan modifikasi Savasana yaitu postur berbaring yoga klasik. Seiring dengan pertumbuhan janin posisi terlentang akan tidak nyaman bagi ibu hamil karena beban rahim akan semakin menekan ke tulang punggung bagian bawah dan menyebabkan sakit punggung/pinggang. Rahim yang semakin membesar juga akan mendorong organ pencernaan ke rongga dada hingga menyebabkan sesak napas. Cara melakukan postur ini adalah sebagai berikut: (1) berbaring miring ke samping kiri. Tekuk lutut kanan dan sangga lutut dengan bantal. Biarkan kaki kiri dalam posisi lurus; (2) istirahatkan kepala dalam posisi miring pada bantal lainnya. Letakkan tangan kanan di atas perut dan siku kiri pada alas, lakukan posisi ini selama ibu merasa nyaman disertai bernapas dalam. b) Postur pahlawan Postur ini bermanfaat untuk meningkatkan stamina dan daya tahan tubuh, menguatkan otot jantung, melancarkan pencernaan, serta menguatkan otot-otot tubuh pada kaki, paha, dasar panggul, lengan, bahu, dan punggung. Salah satu postur pahlawan adalah postur Virabhadrasana 1 (postur pejuang kuat), cara melakukan postur tersebut adalah sebagai berikut: (1) berdiri tegak dengan kedua kaki diregangkan lebih lebar daripada bahu. Arahkan kaki kiri ke laur dan kaki kanan ke dalam sehingga sejajar dengan kaki kiri. Arahkan tubuh sepenuhnya menghadap

21 26 ke kiri. Tempelkan kedua telapak tangan didepan dada; (2) tarik napas, rentangkan kedua tangan ke atas; (3) buang napas, tekuk lutut kiri hingga sejajar dengan tumit kiri. Mata menatap lurus ke depan. Tahan dalam posisi ini selama detik; (4) tarik napas, kembali luruskan kaki kiri. Buang napas, tangan kembali pada pinggul. Lakukan dengan sisi lainnya. c) Postur menguatkan lengan dan punggung Vasishtasana (postur pesawat miring) adalah salah satu postur yang bermanfaat untuk menguatkan lengan, kaki, punggung bagian atas, dan tubuh bagian samping. Postur ini baik untuk meningkatkan stamina, semangat dan menajamkan pikiran. Langkah-langkah melakukan postur tersebut adalah: (1) dari postur merangkak. Luruskan kaki kanan ke belakang dan tempelkan jari kanan pada alas. Buang napas, turunkan tumit kiri ke arah dalam pada alas; (2) tarik napas, miringkan tubuh ke kiri. Letakkan tangan kanan pada pinggul kanan dan jaga agar kedua bahu sejajar; (3) tarik napas, rentangkan tangan kanan hingga sejajar dengan bahu kanan. Mata menatap lurus ke depan atau mengadah menatap punggung tangan kanan. Tahan dalam posisi ini selama detik sambil bernapas perlahan; (4) buang napas, perlahan turunkan tangan ke alas, kembali pada postur merangkak. Lakukan dengan sisi lainnya. d) Postur melenturkan dan menguatkan panggul Bilikasana 3 (postur peregangan kucing variasi 3) merupakan salah satu postur melenturkan dan menguatkan panggul yang bermanfaat untuk menguatkan otot punggung bagian bawah dan melenturkan otot

22 27 panggul depan serta melepaskan ketegangan pada punggung. Cara melakukan postur tersebut adalah sebagai berikut: (1) posisi postur merangkak, letakkan kedua tangan di bawah bahu dengan jari-jari tangan di regangkan. Letakkan kedua lutut di bawah pinggul, jaga agar tulang punggung tidak membungkuk dan juga tidak melengkung; (2) angkat kaki kanan dalam posisi menekuk 90 derajat, tarik napas luruskan kaki ke arah atas, dorong dada ke depan, mata menatap ke depan atau ke atas, bernapas perlahan sambil menahan posisi ini selama 15 detik; (3) buang napas, tekuk lutut dan tarik lutut ke bawah tubuh. Bungkukkan punggung dan tarik kening ke arah lutut. Tahan sambil bernapas normal selama 15 detik; (4) perlahan turunkan lutut kembali ke postur merangkak. Lakukan dengan sisi lainnya. 3) Gerakan yoga untuk trimester III sebagai berikut: a) Postur restoratif-mudhasana (postur anak) Postur Mudhasana bermanfaat untuk mengistirahatkan otot punggung dan organ perut bagian dalam, meringankan mual, dan sakit punggung, meredakan ketegangan serta mengembalikan rasa nyaman. Pada trimester III janin akan semakin membebani tulang punggung bawah ibu hamil. Postur Mudhasana adalah adalah salah satu postur beristirahat yang dapat memindahkan beban dari punggung ibu hamil. Postur ini dilakukan dengan cara sebagai berikut: (1) duduk diatas tumit dan meregangkan lutut sedikit lebih lebar hingga sejajar pinggul yang berguna untuk mengakomodasi perut ibu hamil yang semakin membesar;

23 28 (2) membuang napas secara perlahan dan mencondongkan tubuh ke depan dan mengistirahatkan kening diatas tumpuan kedua tangan (3) memejamkan mata dan menarik napas secara dalam, melakukan posisi ini selama yang diinginkan dan senyaman mungkin; (4) menarik napas dan perlahan kembali duduk diatas tumit. b) Postur berdiri-utkatasana (postur kursi) Postur yoga Utkasana dikenal juga sebagai postur dewi yang bermanfaat untuk menguatkan sekaligus melenturkan otot-otot dasar panggul, menguatkan kaki, dan membangkitkan rasa berani, antara lain: (1) berdiri dengan kedua kaki diregangkan lebih lebar dari pinggul. Mengarahkan jari-jari kaki ke arah luar dan meletakkan kedua tangan pada pinggul; (2) menarik napas, memanjangkn tulang punggung kemudian membuang napas; (3) menekuk lutut hingga sejajar dengan tumit, memastikan lutut tertarik keluar dan tulang ekor masuk; (4) mencondongkan tubuh sedikit ke depan dan meletakkan kedua tangan diatas paha; (5) mempertahankan posisi ini sambil bernapas secara perlahan dan melakukannya selama ibu hamil merasa nyaman. Pada saat mempertahankan posisi ibu bisa merentangkan tangan ke samping dan menekuk siku; (6) menarik napas dan perlahan mengembalikan posisi lutut menjadi lurus kemudian buang napas serta merapatkan kedua kaki kembali; (7) postur ini dilakukan 2 kali.

24 29 c) Postur melenturkan dan menguatkan panggul-postur berjongkok Posisi berjongkok merupakan salah satu posisi yang ideal untuk melahirkan karena akan memaksimalkan tekanan didalam panggul untuk melahirkan bayi serta menjaga otot-otot dasar panggul agar tetap relaks selama proses melahirkan. Postur berjongkok bermanfaat untuk mengencangkan sekaligus melenturkan otot dasar panggul, meningkatkan kelenturan lutut dan pinggul, melancarkan pencernaan, serta melancarkan sirkulasi darah ke kaki. Berikut adalah teknik melakukan postur berjongkok: (1) dari posisi berdiri, regangkan kedua kaki sedikit lebih lebar daripada pinggul, dan mengarahkan jari kaki ke arah luar dan tumit ke arah dalam; (2) menekuk lutut dan perlahan pinggul turun ke alas (atau bangku pendek). Kemudian meletakkan kedua tangan pada alas didepan tubuh atau diatas lutut. Mempertahankan posisi tulang ekor agar tetap tertarik ke dalam. Mempertahankan posisi tulang ini sambil tetap bernapas dalam selama 1 menit. Meletakkan tangan pada lutut, dan menekan tangan seraya kembali berdiri. 3. Konsep Kecemasan Kecemasan merupakan perasaan takut yang tidak jelas dan tidak didukung oleh situasi. Ketika merasa cemas, individu merasa tidak nyaman atau takut mungkin memiliki firasat akan ditimpa malapetaka padahal tidak mengerti mengapa emosi yang mengancam tersebut terjadi. Tidak ada objek yang dapat diidentifikasi sebagai stimulus kecemasan. Kecemasan merupakan alat peringatan internal yang memberikan tanda bahaya kepada individu (Videbeck,

25 ). Kecemasan adalah suatu perasaan takut yang tidak menyenangkan dan tidak dapat dibenarkan yang disertai gejala fisiologis, sedangkan pada gangguan fungsi yang disebabkan oleh kecemasan tersebut (Direja, 2012). Gangguan kecemasan disebabkan oleh situasi atau objek yang sebenarnya tidak membahayakan yang mengkibatkan situasi atau objek tersebut dihindari secara khusus atau dihadapi dengan perasaan terancam. Kecemasan adalah keadaan yang menggambarkan suatu pengalaman subyektif mengenai ketegangan mental, kesukaran dan tekanan yang menyertai suatu konflik atau fenomena yang sangat tidak menyenangkan serta ada hubungannya berbagai perasaan (Stuart dan Sundeen, 2007). Menurut Ibrahim (2012) kecemasan dapat muncul dalam beberapa bentuk, yaitu: 1) Gangguan obsesif kompulsif. Melakukan pertimbangan, kesan atau rangsangan secara berulang kali dan dilakukan melalui elaborasi dan seringkali membahayakan. 2) Gangguan stres pasca trauma. Gangguan ini terjadi secara berulang yang disebabkan oleh kecemasan sebagai akibat peristiwa yang mengerikan yang pernah dialaminya. 3) Gangguan panik. Serangan tidak dapat diduga muncul dalam bentuk kecemasan akut, yang berlangsung dalam waktu 10 menit. Panik terjadi dalam situasi keluarga atau hal lain misalnya keramaian atau situasi lainnya dalam elevator (tangga berjalan).

26 31 a. Mekanisme adaptasi fisiologi kecemasan Tanda pertama dari rasa takut, marah, frustasi, trauma atau penyakit pada tubuh pertama diterima oleh syaraf sensoris yang disebut organ sensoris seperti mata, telinga, lidah dan kulit yang terletak dibagian luar tubuh. Tanda-tanda peringatan ini diteruskan oleh syaraf ke hipotalamus dan korteks serebral. Hipotalamus mengontrol fungsi otomatis seperti pengaturan suhu tubuh, keseimbangan cairan dan hormon yang berperan penting dalam pemeliharaan hemoestasis tubuh. Korteks serebral terlibat dalam fungsi ini untuk meningkatkan kesadaran seseorang terhadap kecemasan yang dihadapinya agar individu dapat segera bereaksi terhadap kecemasan. Kedua pusat dalam otak ini terlibat untuk mengadakan reaksi adaptasi terhadap kecemasan baik secara fisiologis maupun psikologis. Kombinasi kedua reaksi ini merupakan usaha tubuh untuk melindungi diri terhadap kecemasan dengan cara mengeluarkan tenaga cadangan untuk melindungi diri terhadap kecemasan dengan cara mengeluarkan tenaga cadangan yang diperlukan dalam beradaptasi. Dalam tahap ini, semua sistem organ dalam keadaan siaga dan siap untuk bertempur dan melarikan diri dari kecemasan. Jantung bekerja lebih kencang untuk meningkatkan curah jantung dan mengatur kadar oksigen serta gizi yang diperlukan untuk mengeluarkan energi. Detak jantung bertambah cepat untuk meningkatkan jumlah oksigen yang diperlukan. Pembuluh darah meningkatkan kontraksi untuk membantu kerja peredaran darah. Otot-otot berkontraksi sehingga kaki, tangan dan punggung siap untuk bertindak jika perlu untuk melindungi

27 32 tubuh terhadap ancaman. Produksi keringat meningkat sebagai hasil peningkatan suhu tubuh yang dikeluarkan melalui mulut. Hipotalamus merangsang sistem endokrin yang mengontrol kerja kelenjar hipofisis. Reaksi ini menyebabkan peningkatan produksi hormon yang mempengaruhi sebagian besar organ tubuh (Ganong, 2005). b. Teori kecemasan Stuart dan Sundeen (2007) menjelaskan toeri penyebab kecemasan yaitu: 1) Teori psikoanalitik. Kecemasan adalah konflik emosional yang terjadi antara dua elemen kepribadian yaitu id dan super ego. Id mewakili dorongan insting dan impuls primitif seseorang, sedangkan super ego mencerminkan hati nurani seseorang dan dikembangkan oleh norma budaya. Ego berfungsi menengahi tuntutan dari dua elemen yang bertentangan, dan fungsi kecemasan adalah mengingatkan ego bahwa ada bahaya. 2) Teori interpersonal. Kecemasan timbul dari perasaan takut atau tidak mampu untuk berhubungan secara interpersonal serta sebagai akibat terhadap tidak adanya penerimaan dan penolakan interpersonal. Kecemasan dihubungkan dengan perkembangan trauma, seperti perpisahan dan kehilangan yang menimbulkan kelemahan spesifik. 3) Teori perilaku. Kecemasan merupakan produk frustasi yaitu segala sesuatu yang menganggu kemampuan seseorang untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Menurut Green dalam Notoatmodjo (2007), perilaku adalah suatu tindakan yang mempunyai frekuensi, lama, dan tujuan

28 33 khusus baik yang dilakukan secara sadar maupun tanpa sadar. Green menempatkan akar perilaku dalam kelompok faktor, yaitu: (1) Faktor pendorong (predisposing) adalah faktor pencetus timbulnya perilaku, pikiran dan motivasi untuk berperilaku. (2) Faktor pemungkin (enabling) adalah faktor yang memungkinkan timbulnya perilaku sehingga motivasi atau pikiran menjadi kenyataan. Termasuk didalamnya adalah lingkungan fisik dan sumber yang ada di masyarakat. (3) Faktor penguat (reinforcing) adalah faktor yang merupakan sumber pembentukan perilaku yang berasal dari orang lain yang merupakan kelompok referensi dari perilaku, seperti misalnya keluarga, teman dan guru. 4) Teori biologik. Dalam otak terdapat reseptor spesifik terhadap benzodiazepine, dimana reseptor ini dapat mengatur timbulnya kecemasan. 5) Kajian keluarga. Menunjukkan bahwa kecemasan merupakan hal yang biasa ditemui dalam suatu keluarga. 6) Faktor presipitasi. Kecemasan adalah keadaan yang tidak dapat diletakkan pada kehidupan manusia dalam memelihhara keseimbangan. Pengalaman ansietas seseorang tidak sama pada beberapa situasi dan hubungan interpersonal.

29 34 c. Tingkat kecemasan Stuart dan Sundeen (2007) menjelaskan klasifikasi tingkat kecemasan dibedakan mejadi empat, yaitu: 1) Tingkat kecemasan ringan, ditandai dengan: (1) respon fisiologis seperti ketegangan otot ringan, sesekali napas pendek, nadi dan tekanan darah naik, gejala ringan pada lambung, muka berkerut dan bibir bergetar; (2) Respon kognitif seperti lapang pandang meluas, memotivasi untuk belajar, kesadaran yang pasif pada lingkungan, mampu menerima rangsangan yang komplek, konsentrasi pada masalah; (3) respon perilaku dan emosional seperti tidak dapat duduk dengan tenang, suara melemah, otot-otot wajah relaksasi, mampu melakukan kemampuan/keterampilan permainan serta otomatis ada perasaan aman dan nyaman. 2) Tingkat kecemasan sedang; (1) respon fisiologis seperti peningkatan ketegangan dalam batas toleran, napas sering pendek, nadi dan tekanan darah meningkat, mulut kering, anoreksia, diare atau konstipasi, dan gelisah; (2) respon kognitif seperti lapang persepsi menyempit, rangsangan luar otak tidak mampu diterima, berfokus pada apa yang menjadi perhatiannya; (3) respon perilaku dan emosional seperti gerakan tersentak-sentak (meremas-remas tangan, bicara banyak dan bicara lebih cepat, susah tidur, perasaan tidak aman. 3) Tingkat kecemasan berat; (1) respon fisiologis seperti napas pendekpendek, tekanan darah meningkat, diaphoresis, mulut kering, ingin

30 35 buang air kecil, hilang nafsu makan, perubahan sensori seperti penurunan kemampuan mendengar, nyeri, pupil dilatasi, ketegangan otot dan kaku, pengelihatan kabur; (2) respon kognitif seperti lapang persepsi sangat menyempit, sulit memecahkan masalah, fokus pada satu hal; (3) respon perilaku dan emosional seperti meremas tangan, jalan bolak-balik, perasaan mual dan kecemasan mudah meningkat dengan stimulus baru seperti suara. Bicara cepat atau mengalami blocking, menyangkal, dan depresi, perasaan ancaman meningkat. 4) Tingkat panik Pada tahap ini individu sudah tidak dapat mengendalikan diri lagi dan tidak memberikan respon meskipun diberikan pengarahan dan tuntunan; (1) respon fisiologis seperti napas pendek, pucat, dapat terjadi hipotensi, berespon terhadap nyeri, bising dan stimulus eksternal menurun, rasa tercekik dan palpitasi. Koordinasi motorik buruk, penurunan aliran darah ke otot skeletal; (2) respon kognitif seperti lapang persepsi sangat emosiona;, tidak terkontrol, gangguan berpikir secara logis, tidak mampu memecahkan masalah; (3) respon perilaku dan emosional seperti marah, takut dan segan, tingkah laku tidak seperti biasa seperti menangis dan mengigit, suara menjadi lebih tinggi, lebih keras, bicara cepat, kehilangan kendali dan kontrol diri. d. Respon terhadap kecemasan Stuart dan Sundeen (2007) menjelaskan respon individu terhadap kecemasan meliputi respon fisiologis, perilaku, kognitif dan afektif

31 36 1) Respon fisiologis terhadap kecemasan antara lain: (1) kardiovaskuler Responnya berupa palpitasi, jantung berdebar, tekanan darah meningkat atau menurun, rasa mau pingsan, dan denyut nadi menurun; (2) pernapasan. responnya berupa napas cepat dan dangkal, napas pendek, tekanan pada dada, pembengkakan pada tenggorokkan, sensasi tercekik dan terengah-engah; (3) neuromuskuler responnya berupa reflex meningkat reaksi kejutan, mata berkedip-kedip, tremor, gelisah, wajah tegang, kelemahan umum, kaki goyang, dan gerakan yang janggal; (4) gastrointestinal responnya berupa kehilangan nafsu makan, menolak makan, rasa tidak nyaman pada abdomen, mual dan diare; (5) traktus urinarius responnya berupa sering berkemih, tidak dapat menahan BAK (buang air kecil); (6) kulit responnya berupa wajah kemerahan, berkeringat setempat (telapak tangan), gatal, rasa panas dan dingin pada kulit, wajah pucat, dan berkeringat seluruh tubuh. 2) Respon perilaku Respon perilaku berupa gelisah, ketegangan fisik, tremor, gugup, bicara cepat, kurang koordinasi, cenderung mendapat cidera, menarik diri dari hubungan interpersonal, menghalangi, dan menghindar dari masalah. 3) Kognitif Responnya berupa konsentrasi terganggu dan pelupa, salah dalam memberikan penilaian, hambatan berpikir, kreatifitas dan produktifitas menurun, bingung, sangat waspada, kesadaran diri meningkat,

32 37 kehilangan objektifitas, takut kehilangan kontrol, takut pada gambaran visual, takut cidera atau kematian. 4) Afektif Respon kecemasan pada afektif adalah mudah terganggu, tidak sabar, gelisah, tegang, ketakutan, gugup, waspada, kengerian, kekhawatiran, kecemasan, mati rasa, rasa bersalah dan malu. Menurut Suliswati (2005) respon afektif klien akan mengekspresikan dalam bentk kebingungan dan curiga berlebihan sebagai reaksi emosi terhadap kecemasan. e. Faktor pencetus kecemasan dalam kehamilan 1) Faktor internal, individu dalam merespon terhadap kecemasan ditentukan oleh: (1) umur. Menurut Prawirohardjo (2008), kehamilan dan persalinan yang aman adalah usia tahun, yaitu pada usia reproduksi sehat. Soerang wanita yang umurnya kurang dari 20 tahun mungkin sudah matang secara seksual, namun belum matang secara emosional dan sosial. Usia ikut menentukan tingkat kecemasan, yaitu kecemasan sering terjadi pada golongan usia muda. Menurut Hamilton (2005) faktor umur yang muda lebih muda menderita stres dari pada umur tua. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa usia muda (< 20 tahun) dikaitkan dengan tingkat kecemasan yang lebih tinggi (Arch, 2013), dan peneliti lain menemukan ada hubungan antara umur ibu dan kecemasan kehamilan (Saisto et al, 2008); (2) pendidikan. Ibu hamil dengan latar belakang pendidikan tinggi cenderung mengalami tingkat kecemasan lebih rendah dibanding ibu hamil dengan latar belakang

33 38 pendidikan rendah (Robbins dan Dunkel, 2011). Penelitian yang dilakukan oleh WHO, menyatakan bahwa tingkat pendidikan menengah ke bawah cenderung mendapat kecemasan daripada tingkat pendidikan menengah ke atas. Hal tersebut dikarenakan responden yang berpendidikan menengah ke atas berpikir lebih objektif dan berwawasan luas serta lebih mampu memikirkan penjelasan masalahnya (Michati dalam Meiliya, 2000 cit Septiyaningsih, 2015); (3) status ekonomi dan pekerjaan. Pendapatan merupakan faktor yang paling menentukan kuantitas maupun kualitas kesehatan sehingga ada hubungan yang erat antara pendapatan dengan keadaan kesehatan seseorang, pendapatan seseorang yang baik tidak menjamin suatu kondisi yang selalu dapat menunjang kebutuhan bagi keadaan kesehatan seseorang menjadi memadai atau tercukupi (Supriadi, 2005). Menurut Husodo dalam Sutantinah (2003), menyatakan bahwa pekerjaan juga berpengaruh dalam menentukan stressor seseorang, dimana seseorang yang mempunyai banyak aktivitas bekerja diluar rumah memungkinkan mendapat pengaruh dari teman dan berbagi informasi serta pengalaman orang lain. Hal tersebut dapat mempengaruhi cara pandang seseorang dalam menerima stressor dan mengatasinya; (4) paritas. Ibu multigravida memiliki tingkat kecemasan lebih rendah dibandingkan ibu primigravida (Gurung et al, 2009). Pengalaman melahirkan sebelumnya dapat menurunkan kecemasan dalam menjalani persalinan berikutnya. Graviditas merupakan frekuensi kehamilan yang pernah ibu

34 39 alami (Bobak, 2004), bagi primigravida kehamilan yang dialaminya merupakan pengalaman pertama kali, sehingga pada trimester III dirasakan semakin mencemaskan karena sudah mendekati proses persalinan. Ibu akan cenderung merasa cemas dengan kehamilannya, merasa gelisah, dan takut menghadapi persalinan, mengingat ketidaktahuan menjadi faktor penunjang terjadinya kecemasan. Sedangkan ibu yang pernah hamil sebelumnya (multigravida), kecemasan berhubungan dengan pengalaman masa lalu yang dialaminya; (5) Potensi stressor yaitu suatu peristiwa yang menyebabkn perubahan dalam kehidupan seseorang, sehingga orang itu terpaksa mengadakan adaptasi atau penyesuaian diri untuk menanggulanginya; (6) maturasi (kematangan) yaitu kematangan kepribadian dari seorang individu akan lebih sulit mengalami gangguan akibat stres, karena mempunyai daya adaptasi yang besar terhadap stressor yang timbul; (7) kondisi medis, (8) tipe kepribadian meliputi ciri-ciri individu yang mudah mengalami gangguan stres yaitu tidak sabar, kompettitif, ambisius ingin serba sempurna, merasa terburu waktu, sangat setia (berlebihan terhadap pekerjaan), mudah tersinggung, otot-otot mudah tegang; (9) jenis kelamin umumnya wanita lebih mudah mengalami stres, tetapi usia harapan hidup wanita lebih tinggi dari pada pria; (10) lingkungan yang dapat mempengaruhi cara berpikir individu tentang diri sendiri maupun orang lain.

35 40 2) Faktor eksternal a) Ancaman terhadap integritas fisik. Merupakan ketidakmampuan fisiologis atau penurunan kapasitas seseorang untuk melakukan aktifitas sehari-hari, meliputi sumber eksternal bisa disebabkan oleh infeksi virus atau bakteri, polusi, lingkungan, ancaman keselamatan, injuri, sedangkan sumber internal merupakan kegagalan mekanisme fisik seseorang seperti jantung, sistem imun, termoregulator menurun, perubahan biologis normal seperti kehamilan (Stuart dan Sundeen, 2007). b) Ancaman terhadap self esteem. Merupakan suatu yang terjadi yang dapat merusak identitas harapan diri dan integritas fungsi sosial, meliputi sember eksternal, yaitu berbagai kehilangan seperti kehilangan orang tua, teman dekat, perceraian, perubahan status pekerjaan, pindah rumah, tekanan sosial, sedangkan sumber internal yaitu kesulitan dalam berhubungan interpersonal didalam rumah, ditempat kerja dan didalam masyarakat (Stuart dan Sundeen, 2007). f. Pengukuran kecemasan Menurut Hawari (2006) kecemasan dapat diukur dengan menggunakan alat ukur yang disebut HARS (Hamilton Rating Scale for Anxiety). Skala ini adalah pengukuran kecemasan yang didasarkan pada munculnya simptom pada individu yang mengalami kecemasan. Menurut skala HARS ada 14 simptom yang nampak pada individu yang mengalami kecemasan. Setiap item yang diobservasi diberi 5 tingkatan skor antara 0

SENAM HAMIL BANTU MELAHIRKAN TANPA KECEMASAN Oleh : Sulastri, S.Kep., Ns. Dosen Akper PKU Muhammadiyah Surakarta. Abstrak :

SENAM HAMIL BANTU MELAHIRKAN TANPA KECEMASAN Oleh : Sulastri, S.Kep., Ns. Dosen Akper PKU Muhammadiyah Surakarta. Abstrak : SENAM HAMIL BANTU MELAHIRKAN TANPA KECEMASAN Oleh : Sulastri, S.Kep., Ns. Dosen Akper PKU Muhammadiyah Surakarta Abstrak : Saat ini, wanita yang tengah hamil tidak menjadi halangan untuk tetap berolahraga

Lebih terperinci

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK KESEHATAN BANTEN JURUSAN KEPERAWATAN TANGERANG SOP SENAM HAMIL

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK KESEHATAN BANTEN JURUSAN KEPERAWATAN TANGERANG SOP SENAM HAMIL Versi : 1 Tgl : 17 maret 2014 1. Pengertian Senam Hamil adalah terapi latihan gerak untuk mempersiapkan ibu hamil, secara fisik maupun mental, untuk menghadapi persalinan yang cepat, aman dan spontan.

Lebih terperinci

Senam Hamil. Pengertian Senam Hamil

Senam Hamil. Pengertian Senam Hamil Senam Hamil Pengertian Senam Hamil Senam ibu hamil adalah jenis olahraga yang ringan untuk ibu hamil, olahraga ini bisa dilakukan untuk ibu hamil yang usia kandungannya di atas 6 bulan. Usia kandungan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, yang terjadi setelah orang melakukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, yang terjadi setelah orang melakukan 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengetahuan 1. Defenisi Pengetahuan Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, yang terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap objek tertentu. Sebagian besar pengetahuan

Lebih terperinci

KECEMASAN (ANSIETAS) Niken Andalasari

KECEMASAN (ANSIETAS) Niken Andalasari KECEMASAN (ANSIETAS) Niken Andalasari 1. Definisi Kecemasan mengandung arti sesuatu yang tidak jelas dan berhubungan dengna perasaan yang tidak menentu dan tidak berdaya (stuart & sundeeen,1995). Kecemasan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Kecemasan Kecemasan merupakan reaksi emosional yang timbul oleh penyebab yang tidak pasti dan tidak spesifik yang dapat menimbulkan perasaan tidak nyaman dan

Lebih terperinci

AKTIVITAS / MOBILISASI PIMPINAN MENERAN DUKUNGAN MENTAL

AKTIVITAS / MOBILISASI PIMPINAN MENERAN DUKUNGAN MENTAL Kelompok 3 : 1. Asti salin (14001) 2. Intan kusumajati (14012) 3. Magdalena (14015) 4. Nawangsari (14020) 5. Nia rifni (14021) 6. Niken Ayu (14022) 7. Pascalia (14023) 8. Ratna A (14024) 9. Siska R (14025)

Lebih terperinci

LAMPIRAN SUKHASANA SHAVASANA

LAMPIRAN SUKHASANA SHAVASANA 55 LAMPIRAN TEKNIK PELAKSANAAN LATIHAN HATHA YOGA PERSIAPAN LATIHAN Partisipan menggunakan pakaian yang bersih dan longgar. Partisipan tidak memakai alas kaki selama latihan. Karena latihan yoga harus

Lebih terperinci

LAMPIRAN I INSTRUMEN PENELITIAN

LAMPIRAN I INSTRUMEN PENELITIAN LAMPIRAN I INSTRUMEN PENELITIAN PENJELASAN TENTANG PENELITIAN Judul Penelitian : Pengaruh Progressive Muscle Relaxation terhadap Kecemasan Pasien Penyakit Ginjal Kronis yang Menjalani Hemodialisa Peneliti

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORI

BAB II TINJAUAN TEORI BAB II TINJAUAN TEORI A. Kecemasan 1. Pengertian Kecemasan merupakan pengalaman manusia yang universal, suatu respon emosional yang tidak baik dan penuh kekhawatiran. Suatu rasa yang tidak terekspresikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Penurunan angka kematian ibu merupakan salah satu masalah besar di negeri

BAB I PENDAHULUAN. Penurunan angka kematian ibu merupakan salah satu masalah besar di negeri BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penurunan angka kematian ibu merupakan salah satu masalah besar di negeri ini. Pasalnya, angka kematian ini menunjukkan gambaran derajat kesehatan di suatu wilayah

Lebih terperinci

Latihan Kekuatan Otot Tubuh Bagian Atas

Latihan Kekuatan Otot Tubuh Bagian Atas Latihan Kekuatan Otot Tubuh Bagian Atas Kekuatan otot adalah tenaga, gaya, atau tegangan yang dapat dihasilkan oleh otot atau sekelompok otot pada suatu kontraksi dengan beban maksimal. Otot-otot tubuh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dibuahi dan pembuahan ovum akhirnya berkembang sampai menjadi fetus

BAB I PENDAHULUAN. dibuahi dan pembuahan ovum akhirnya berkembang sampai menjadi fetus 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kehamilan adalah rangkaian peristiwa yang baru terjadi bila ovum dibuahi dan pembuahan ovum akhirnya berkembang sampai menjadi fetus yang aterm (Guyton, 1997).

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Kecemasan 1. Pengertian Kecemasan sangat berkaitan dengan perasaan tidak pasti dan tidak berdaya. Keadaan emosi ini tidak merniliki objek yang spesifik. Kecemasan adalah

Lebih terperinci

Untuk mengurangi dan mencegah timbulnya gejala-gejala yang mengganggu selama kehamilan berlangsung, seperti : sakit pinggang, bengkak kaki dll

Untuk mengurangi dan mencegah timbulnya gejala-gejala yang mengganggu selama kehamilan berlangsung, seperti : sakit pinggang, bengkak kaki dll NAMA PEKERJAAN MATA KULIAH : Senam Hamil : ASKEB I (Kehamilan) UNIT : Antenatal Care REFERENSI : Dikes Prop. Sumatera Barat-JICA, 2003, Pedoman Kelas Ibu. Dikes Prop. Sumareta Barat-JICA, Padang Dikes

Lebih terperinci

Lembar Persetujuan Menjadi Responden. Saya yang bernama Khairul Bariah / adalah mahaiswi D-IV Bidan

Lembar Persetujuan Menjadi Responden. Saya yang bernama Khairul Bariah / adalah mahaiswi D-IV Bidan Lampiran 1 Lembar Persetujuan Menjadi Responden Saya yang bernama Khairul Bariah / 095102019 adalah mahaiswi D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan USU. Saat ini saya sedang melakukan penelitian tentang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengetahuan 1. Definisi Pengetahuan Pengetahuan merupakan proses pengalaman khusus yang bertujuan menciptakan perubahan terus menerus dalam perilaku atau pemikiran (Seifert,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORITIS. atau ancaman atau fenomena yang sangat tidak menyenangkan serta ada

BAB II TINJAUAN TEORITIS. atau ancaman atau fenomena yang sangat tidak menyenangkan serta ada BAB II TINJAUAN TEORITIS A. Kecemasan 1. Defenisi Kecemasan adalah keadaan yang menggambarkan suatu pengalaman subyektif mengenai ketegangan mental kesukaran dan tekanan yang menyertai suatu konflik atau

Lebih terperinci

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN ANSIETAS

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN ANSIETAS ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN ANSIETAS I. PENGKAJIAN PASIEN ANSIETAS 1. DEFINISI Ansietas adalah suatu perasaan tidak santai yang samar-samar karena ketidaknyamanan atau rasa takut yang disertai suatu

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kehamilan Kehamilan adalah satu dari tiga periode dalam kehidupan wanita saat mengalami perubahan hormonal yang penting. Periode pertama adalah menarche yaitu masa pertumbuhan

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Lampiran 1. Kuesioner Penelitian KUESIONER. 1. Jenis Kelamin : 2. Usia : Hamilton Rating Scale for Anxiety (HRS-A)

LAMPIRAN. Lampiran 1. Kuesioner Penelitian KUESIONER. 1. Jenis Kelamin : 2. Usia : Hamilton Rating Scale for Anxiety (HRS-A) LAMPIRAN Lampiran 1. Kuesioner Penelitian KUESIONER DATA UMUM RESPONDEN NOMOR PIN: 1. Jenis Kelamin : 2. Usia : Hamilton Rating Scale for Anxiety (HRS-A) Silakan anda memberi tanda di kolom isi sesuai

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN KEPUSTAKAAN. respon psikososial (tekanan mental atau beban kehidupan). Sedang kan menurut

BAB 2 TINJAUAN KEPUSTAKAAN. respon psikososial (tekanan mental atau beban kehidupan). Sedang kan menurut BAB 2 TINJAUAN KEPUSTAKAAN 2.1 Konsep Stres 2.1.1 Pengertian Menurut Hawari (2001), stres adalah reaksi atau respon tubuh terhadap respon psikososial (tekanan mental atau beban kehidupan). Sedang kan menurut

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Ergonomi Kata ergonomi berasal dari bahasa Yunani: ergon (kerja) dan nomos (peraturan, hukum). Ergonomi adalah penerapan ilmu ilmu biologis tentang manusia bersama

Lebih terperinci

Lampiran 1. Hamilton Rating Scale For Anxiety (HARS) HAMILTON RATING SCALE FOR ANXIETY (HARS)

Lampiran 1. Hamilton Rating Scale For Anxiety (HARS) HAMILTON RATING SCALE FOR ANXIETY (HARS) Lampiran 1. Hamilton Rating Scale For Anxiety (HARS) HAMILTON RATING SCALE FOR ANXIETY (HARS) Nomor Responden : Nama Responden : Tanggal Pemeriksaan : Skor : 0 = tidak ada 1 = ringan 2 = sedang 3 = berat

Lebih terperinci

LEMBAR PENJELASAN KEPADA RESPONDEN

LEMBAR PENJELASAN KEPADA RESPONDEN Lampiran 1 LEMBAR PENJELASAN KEPADA RESPONDEN Saya yang benama Eva Sartika Simbolon sedang menjalani Program Pendidikan D-IV Bidan Pendidik di Fakultas Keperawatan. Untuk memenuhi salah satu syarat menyelesaikan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Senam Nifas 1. Defenisi Senam Nifas Senam nifas adalah senam yang dilakukan ibu setelah melahirkan yang berrtujuan untuk mempertahankan dan meningkatkan sirkulasi ibu pada masa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Setiap individu akan melewati tahap-tahap serta tugas perkembangan mulai dari lahir

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Setiap individu akan melewati tahap-tahap serta tugas perkembangan mulai dari lahir BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap individu akan melewati tahap-tahap serta tugas perkembangan mulai dari lahir hingga lansia. Ketika memasuki usia dewasa awal tugas perkembangan individu

Lebih terperinci

Lampiran 1. PLAN OF ACTION (Oktober 2016 Juni 2017) Nama : Dita Erline Kurnia NIM :

Lampiran 1. PLAN OF ACTION (Oktober 2016 Juni 2017) Nama : Dita Erline Kurnia NIM : Lampiran 1 PLAN OF ACTION (Oktober 2016 Juni 2017) Nama : Dita Erline Kurnia NIM : 1401100002 NO KEGIATAN PENELITIAN 1. Tahap Persiapan A. Penentuan Judul B. Mencari Literatur C. Studi Pendahuluan D. Menyusun

Lebih terperinci

Pusat Hiperked dan KK

Pusat Hiperked dan KK Pusat Hiperked dan KK 1. Gangguan pernafasan (sumbatan jalan nafas, menghisap asap/gas beracun, kelemahan atau kekejangan otot pernafasan). 2. Gangguan kesadaran (gegar/memar otak, sengatan matahari langsung,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Skripsi 1. Pengertian Skripsi merupakan karya ilmiah yang dibuat oleh mahasiswa setingkat strata satu (S1) dalam rangka persyaratan untuk menyelesaikan tugas akhir atau program

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Cemas berasal dari bahasa latin anxius dan dalam bahasa Jerman angst

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Cemas berasal dari bahasa latin anxius dan dalam bahasa Jerman angst BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kecemasan Cemas berasal dari bahasa latin anxius dan dalam bahasa Jerman angst kemudian menjadi anxiety berarti kecemasan yaitu suatu kata yang digunakan oleh Frued untuk menggambarkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORI. Kecemasan adalah respon emosional terhadap penilaian yang

BAB II TINJAUAN TEORI. Kecemasan adalah respon emosional terhadap penilaian yang BAB II TINJAUAN TEORI A. Kecemasan 1. Definisi Kecemasan Kecemasan adalah respon emosional terhadap penilaian yang menggambarkan keadaan khawatir, gelisah, takut, tidak tentram disertai berbagai keluhan

Lebih terperinci

Hamilton Rating Scale For Anxiety (HARS) HAMILTON RATING SCALE FOR ANXIETY (HARS)

Hamilton Rating Scale For Anxiety (HARS) HAMILTON RATING SCALE FOR ANXIETY (HARS) 61 Lampiran 1. Hamilton Rating Scale For Anxiety (HARS) HAMILTON RATING SCALE FOR ANXIETY (HARS) Nomor Responden : Nama Responden : Tanggal Pemeriksaan : Skor : 0 = tidak ada 1 = ringan 2 = sedang 3 =

Lebih terperinci

Kata Pengantar. Jawaban dari setiap pernyataan tidak menunjukkan benar atau salah, melainkan hanya pendapat dan persepsi saudara/i belaka.

Kata Pengantar. Jawaban dari setiap pernyataan tidak menunjukkan benar atau salah, melainkan hanya pendapat dan persepsi saudara/i belaka. LAMPIRAN Kata Pengantar Melalui kuesioner ini, kami dari Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Maranatha bermaksud untuk melakukan penelitian mengenai Derajat kecemasan pada siswa kelas XI SMA Santa

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Kecemasan merupakan unsur kejiwaan yang menggambarkan perasaan,

BAB 1 PENDAHULUAN. Kecemasan merupakan unsur kejiwaan yang menggambarkan perasaan, BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kecemasan merupakan unsur kejiwaan yang menggambarkan perasaan, keadaan emosional yang dimiliki oleh seseorang pada saat menghadapi kenyataan atau kejadian dalam hidupnya.

Lebih terperinci

Materi 13 KEDARURATAN MEDIS

Materi 13 KEDARURATAN MEDIS Materi 13 KEDARURATAN MEDIS Oleh : Agus Triyono, M.Kes Pengertian Kedaruratan medis adalah keadaan non trauma atau disebut juga kasus medis. Seseorang dengan kedarutan medis dapat juga terjadi cedera.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Kecemasan a. Pengertian Kecemasan Kecemasan sangat berkaitan dengan perasaan tidak pasti dan tidak berdaya. Keadaan emosi ini tidak memiliki objek yang spesifik.

Lebih terperinci

Latihan 1: untuk menyiapkan kondisi secara fisiologis maupun psikologis agar dapat melaksanakan latihan gerakan senam dengan baik dan benar

Latihan 1: untuk menyiapkan kondisi secara fisiologis maupun psikologis agar dapat melaksanakan latihan gerakan senam dengan baik dan benar Lampiran 4 No. Panduan Senam Bugar Lansia (SBL) Langkah Gerakan SBL Bag. 1 Gerakan Pemanasan Gambar Latihan Pernapasan 1. Meluruskan badan dengan kedua tangan lurus ke bawah sejajar dengan kedua sisi tubuh.

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 1. Konsep Kehamilan 1.1 Definisi Kehamilan Kehamilan adalah dikandungnya janin hasil pembuahan sel telur oleh sel sperma. Lamanya kehamilan normal adalah 280 hari (40 minggu), dan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Produktivitas Kerja 1. Pengertian Produktivitas kerja adalah jumlah barang atau jasa yang dihasilkan oleh tenaga kerja yang bersangkutan dalam suatu periode tertentu. (15) Umumnya

Lebih terperinci

Kebutuhan Dasar Ibu Bersalin. By. Ulfatul Latifah, SKM

Kebutuhan Dasar Ibu Bersalin. By. Ulfatul Latifah, SKM Kebutuhan Dasar Ibu Bersalin By. Ulfatul Latifah, SKM Kebutuhan Dasar pada Ibu Bersalin 1. Dukungan fisik dan psikologis 2. Kebutuhan makanan dan cairan 3. Kebutuhan eliminasi 4. Posisioning dan aktifitas

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORITIS. dipengaruhi oleh intensitas perhatian dan persepsi terhadap objek.

BAB II TINJAUAN TEORITIS. dipengaruhi oleh intensitas perhatian dan persepsi terhadap objek. BAB II TINJAUAN TEORITIS A. Pengetahuan 1. Defenisi Pengetahuan adalah hasil penginderaan manusia, atau hasil tahu seseorang terhadap objek melalui indra yang dimilikinya (mata, hidung, telinga dan sebagainya).

Lebih terperinci

LATIHAN FISIK SEBAGAI PENDUKUNG ASUHAN GIZI BAGI LANSIA DR.dr.BM.Wara Kushartanti

LATIHAN FISIK SEBAGAI PENDUKUNG ASUHAN GIZI BAGI LANSIA DR.dr.BM.Wara Kushartanti LATIHAN FISIK SEBAGAI PENDUKUNG ASUHAN GIZI BAGI LANSIA DR.dr.BM.Wara Kushartanti TUJUAN MODUL Setelah mempelajari modul ini, diharapkan peserta dapat: 1. Memahami konsep dukungan latihan fisik untuk asuhan

Lebih terperinci

KEBUTUHAN DASAR IBU MASA NIFAS

KEBUTUHAN DASAR IBU MASA NIFAS KEBUTUHAN DASAR IBU MASA NIFAS Tambahan kalori yg dibutuhan oleh bufas yaitu 500 kalori/hari Diet berimbang utk mendapatkan sumber tenaga, protein, mineral, vit, dan mineral yg ckp Minum sedikitnya 3 lt/hari

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Komunikasi Terapeutik BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1. Pengertian Komunikasi Terapeutik Komunikasi terapeutik adalah komunikasi yang dilakukan atau dirancang untuk tujuan terapi. Seorang penolong atau perawat

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. Berdasarkan uji hasil olah data descriptive tingkat kecemasan di kedua kelompok yakni

BAB IV PEMBAHASAN. Berdasarkan uji hasil olah data descriptive tingkat kecemasan di kedua kelompok yakni digilib.uns.ac.id BAB IV PEMBAHASAN A. Pembahasan Berdasarkan uji hasil olah data descriptive tingkat kecemasan di kedua kelompok yakni kelompok intervensi hypnobirthing dan kelompok kontrol didapatkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Kompres 1. Kompres hangat Adalah memberikan rasa hangat pada daerah tertentu dengan menggunakan kantung berisi air hangat yang menimbulkan rasa hangat pada bagian

Lebih terperinci

LAMPIRAN A. Cara Pengukuran Kecemasan

LAMPIRAN A. Cara Pengukuran Kecemasan LAMPIRAN A. Cara Pengukuran Kecemasan a. HARS Kecemasan dapat diukur dengan pengukuran tingkat kecemasan menurut alat ukur kecemasan yang disebut HARS (Hamilton Anxiety Rating Scale). Skala HARS merupakan

Lebih terperinci

AKTIVITAS FISIK DAN SENAM USILA Dr.dr.BM.Wara Kushartanti FIK UNY

AKTIVITAS FISIK DAN SENAM USILA Dr.dr.BM.Wara Kushartanti FIK UNY AKTIVITAS FISIK DAN SENAM USILA Dr.dr.BM.Wara Kushartanti FIK UNY PENGANTAR Usila sebagai akronim usia lanjut mengandung konotasi ganda. Disatu pihak ia dikaitkan dengan kelemahan, ketidak mampuan, ketidak

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORI

BAB II TINJAUAN TEORI BAB II TINJAUAN TEORI A. Teori 1. Kecemasan Situasi yang mengancam atau yang dapat menimbulkan stres dapat menimbulkan kecemasan pada diri individu. Atkinson, dkk (1999, p.212) menjelaskan kecemasan merupakan

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. A. Tinggi Fundus Uteri Awal pada Kelompok Eksperimen dan Kelompok

BAB V PEMBAHASAN. A. Tinggi Fundus Uteri Awal pada Kelompok Eksperimen dan Kelompok BAB V PEMBAHASAN A. Tinggi Fundus Uteri Awal pada Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol Berdasarkan tabel 4.2 menunjukkan bahwa rerata tinggi fundus uteri awal pada kelompok eksperimen sebesar 14,47

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kecemasan sangat berkaitan dengan tidak pasti dan tidak berdaya,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kecemasan sangat berkaitan dengan tidak pasti dan tidak berdaya, BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kecemasan 1. Pengertian Kecemasan Kecemasan sangat berkaitan dengan tidak pasti dan tidak berdaya, keadaan emosi ini tidak memiliki obyek yang spesifik. Kecemasan berbeda dengan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kecemasan 1. Definisi cemas Cemas atau ansietas antara lain adalah reaksi emosional yang ditimbulkan oleh penyebab yang tidak pasti atau spesifik yang dapat menimbulkan perasaan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kelelahan 1. Pengertian Lelah Beberapa ahli mendefinisikan kelelahan kerja adalah : a. Kelelahan kerja ditandai oleh adanya perasaan lelah, output dan kondisi psikologis yang

Lebih terperinci

SENAM REFLEKSI TAHAP PELEBURAN (terdiri dari tujuh gerakan)

SENAM REFLEKSI TAHAP PELEBURAN (terdiri dari tujuh gerakan) SENAM REFLEKSI Senam refleksi dilakukan dengan menggabungkan gerakan tubuh dan teknik pengaturan pernapasan. Tujuannya adalah memperbaiki fungsi-fungsi otot-otot yang berhubungan dengan alat-alat/organ

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Pengetahuan 1. Defenisi Pengetahuan adalah hasil dari tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui

Lebih terperinci

PROSES TERJADINYA MASALAH

PROSES TERJADINYA MASALAH PROSES TERJADINYA MASALAH ` PREDISPOSISI PRESIPITASI BIOLOGIS GABA pada sistem limbik: Neurotransmiter inhibitor Norepineprin pada locus cereleus Serotonin PERILAKU Frustasi yang disebabkan karena kegagalan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Kehamilan merupakan proses fertilisasi atau penyatuan spermatozoa dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Kehamilan merupakan proses fertilisasi atau penyatuan spermatozoa dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kehamilan merupakan proses fertilisasi atau penyatuan spermatozoa dan ovum serta dilanjutkan dengan nidasi atau implementasi (Prawirohardjo,2008 dalam Kumalasari, 2015).

Lebih terperinci

kepentingan, pengalaman masa lalu dan harapan (Robbins, 2002).

kepentingan, pengalaman masa lalu dan harapan (Robbins, 2002). BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 1. Konsep Persepsi 1.1 Pengertian Persepsi Persepsi adalah proses dimana individu mengatur dan mengintepretasikan kesan- kesan sensori mereka guna memberikan arti bagi lingkungan

Lebih terperinci

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP) PERUBAHAN BODY MEKANIK DALAM KEHAMILAN. Dosen Pembimbing : Christin Hiyana TD, S.SiT

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP) PERUBAHAN BODY MEKANIK DALAM KEHAMILAN. Dosen Pembimbing : Christin Hiyana TD, S.SiT SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP) PERUBAHAN BODY MEKANIK DALAM KEHAMILAN Dosen Pembimbing : Christin Hiyana TD, S.SiT Disusun oleh: ANISA RATNA N P.17424213046 INTAN NUR FATIMAH P.17424213068 RETNO FITRIYANI

Lebih terperinci

Lampiran 1. Hamilton Rating Scale For Anxiety (HARS) HAMILTON RATING SCALE FOR ANXIETY (HARS)

Lampiran 1. Hamilton Rating Scale For Anxiety (HARS) HAMILTON RATING SCALE FOR ANXIETY (HARS) Lampiran 1. Hamilton Rating Scale For Anxiety (HARS) HAMILTON RATING SCALE FOR ANXIETY (HARS) Nomor Responden : Nama Responden : Tanggal Pemeriksaan : Skor : 0 = tidak ada 1 = ringan 2 = sedang 3 = berat

Lebih terperinci

Olahraga pada Kehamilan. Kesehatan Olahraga Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan Universitas Pendidikan Indonesia

Olahraga pada Kehamilan. Kesehatan Olahraga Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan Universitas Pendidikan Indonesia Olahraga pada Kehamilan Kesehatan Olahraga Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan Universitas Pendidikan Indonesia Rasional Meningkatkan kesadaran akan keuntungan berolahraga secara teratur. Olahraga

Lebih terperinci

LAMPIRAN KUESIONER DATA UMUM RESPONDEN NOMOR PIN :

LAMPIRAN KUESIONER DATA UMUM RESPONDEN NOMOR PIN : 11 LAMPIRAN Lampiran 1. Kuesioner Penelitian KUESIONER DATA UMUM RESPONDEN NOMOR PIN : 1. Jenis Kelamin : 2. Usia : Hamilton Rating Scale for Anxiety ( HRS-A) Silahkan Anda memberikan tanda di kolom isii

Lebih terperinci

KERANGKA ACUAN KEGIATAN PROSEDUR SENAM LANSIA

KERANGKA ACUAN KEGIATAN PROSEDUR SENAM LANSIA KERANGKA ACUAN KEGIATAN PROSEDUR SENAM LANSIA Pendahuluan Usia lanjut atau lanjut usia bukanlah merupakan suatu penyakit, meskipun hal tersebut dapat menimbulkan masalah sosial. Di beberapa negara, terutama

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORETIK. 1. Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis. a. Pengertian Kemampuan Pemecahan Masalah

BAB II KAJIAN TEORETIK. 1. Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis. a. Pengertian Kemampuan Pemecahan Masalah BAB II 6 KAJIAN TEORETIK A. Deskripsi Konseptual 1. Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis a. Pengertian Kemampuan Pemecahan Masalah Menurut Gibson (1996) Kemampuan (ability) adalah kapasitas individu untuk

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara LAMPIRAN LAMPIRAN 1. SURAT IJIN PENELITIAN LAMPIRAN 2. SURAT KETERANGAN SELESAI PENELITIAN LAMPIRAN 3 KUESIONER PENELITIAN KELUHAN MUSKULOSKELETAL PADA PETANI PEMETIK KOPI DI DUSUN BANUA TAHUN 2015 Karakteristik

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. ketersediaan sumber dukungan yang berperan sebagai penahan gejala dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. ketersediaan sumber dukungan yang berperan sebagai penahan gejala dan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Persepsi Dukungan Sosial 2.1.1 Definisi Persepsi dukungan sosial adalah cara individu menafsirkan ketersediaan sumber dukungan yang berperan sebagai penahan gejala dan peristiwa

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. operasi melalui tiga fase yaitu pre operasi, intraoperasi dan post. kerja dan tanggung jawab mendukung keluarga.

BAB 1 PENDAHULUAN. operasi melalui tiga fase yaitu pre operasi, intraoperasi dan post. kerja dan tanggung jawab mendukung keluarga. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembedahan atau operasi adalah semua tindakan pengobatan yang menggunakan cara invasif dengan membuka atau menampilkan bagian tubuh yang akan ditangani. Tindakan operasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tingkatannya, dan hanya orang tersebutlah yang dapat menjelaskan atau mengevaluasi

BAB I PENDAHULUAN. tingkatannya, dan hanya orang tersebutlah yang dapat menjelaskan atau mengevaluasi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Nyeri merupakan kondisi berupa perasaan yang tidak menyenangkan. Sifatnya sangat subjektif karena perasaan nyeri berbeda pada setiap orang dalam hal skala atau tingkatannya,

Lebih terperinci

Lembar Persetujuan Responden

Lembar Persetujuan Responden Lampiran 1 Lembar Persetujuan Responden Saya yang bernama Sri Lestari Mei Donna Siregar/ 1102334 adalah Mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Sari Mutiara Indonesia

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENGOLAHAN DATA DAN ANALISIS DATA

BAB IV HASIL PENGOLAHAN DATA DAN ANALISIS DATA BAB IV HASIL PENGOLAHAN DATA DAN ANALISIS DATA A. Hasil Pengolahan Data Pengolahan data dalam suatu penelitian merupakan suatu hal yang sangat penting dan mutlak untuk dilakukan. Data yang terkumpul dari

Lebih terperinci

PLAN OF ACTION (Oktober 2016-Juli2017) Mengetahui, Malang, 2 Oktober 2016

PLAN OF ACTION (Oktober 2016-Juli2017) Mengetahui, Malang, 2 Oktober 2016 Lampiran 1 Nama : Agung Prasetio NIM : 1401100116 No. Kegiatan Penelitian I II III Tahap Persiapan a. Penentuan Judul b. Mencari Literatur c. Penyusunan Proposal d. Konsultasi Proposal e. Perbaikan Proposal

Lebih terperinci

Angkat kedua dumbbell ke depan dengan memutar pergelangan tangan (twist) hingga bertemu satu sama lain.

Angkat kedua dumbbell ke depan dengan memutar pergelangan tangan (twist) hingga bertemu satu sama lain. DADA 1. Breast Twist Fly 1. Posisikan tubuh bersandar incline pada bench dengan kedua tangan terbuka lebar memegang dumbbell. Busungkan dada untuk gerakan yang optimal. Angkat kedua dumbbell ke depan dengan

Lebih terperinci

terdiri dari Langkah Berirama terdiri dari Latihan Gerak Berirama Senam Kesegaran Jasmani

terdiri dari Langkah Berirama terdiri dari Latihan Gerak Berirama Senam Kesegaran Jasmani Gerak Berirama Gerak berirama disebut juga gerak ritmik. Gerak ini dilakukan dalam gerakan dasar di tempat. Contoh dari gerakan yang berirama adalah gerak jalan, menekuk, mengayun, dan sebagainya. Ayo

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. xiv

BAB I PENDAHULUAN. xiv xiv BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tindakan operasi atau pembedahan walaupun minor/mayor merupakan pengalaman yang sulit dan bisa menimbulkan kecemasan bagi hampir semua pasien dan keluarganya. Kecemasan

Lebih terperinci

Kritisi jawaban kehamilan Bioreproduksi kelompok 7 no.2

Kritisi jawaban kehamilan Bioreproduksi kelompok 7 no.2 Kritisi jawaban kehamilan Bioreproduksi kelompok 7 no.2 Nama : Retno Jayanti NIM : 09047 Semester 1 Angkatan 12 Saya mengerjakan no.4 dan akan mengkritisi jawaban kelompok 7 no.2 yang dikerjakan oleh Yuliani

Lebih terperinci

keluhan baru. Emang dasar mungkin saya aja termasuk tipe ibu hamil yang rewel kali ya.

keluhan baru. Emang dasar mungkin saya aja termasuk tipe ibu hamil yang rewel kali ya. Keluhan Saat Hamil Ditulis oleh: Monik Wulandari Ini dia 15 keluhan yang paling umum dirasakan oleh para ibu hamil. Bedanya, selain di jenis keluhan juga pada kadarnya. Ada yang berat, ada juga yang ringan.

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Kajian pustaka 2.1.1 Kehamilan 2.1.1.1 Definisi Kehamilan adalah suatu keadaan mengandung embrio atau fetus di dalam tubuh, setelah bertemunya sel telur

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Persalinan adalah proses alamiah dimana terjadi dilatasi serviks, persalinan

BAB I PENDAHULUAN. Persalinan adalah proses alamiah dimana terjadi dilatasi serviks, persalinan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Persalinan adalah proses alamiah dimana terjadi dilatasi serviks, persalinan lahirnya bayi, placenta dan membran dari rahim ibu (Depkes, 2004). Persalinan dan kelahiran

Lebih terperinci

telur (ovulasi), yang ditangkap oleh umbai-umbai (fimbriae) dan masuk kedalam

telur (ovulasi), yang ditangkap oleh umbai-umbai (fimbriae) dan masuk kedalam BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Evaluasi Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penilaian terhadap senam hamil.. 1. Pengertian Evaluasi. Evaluasi berarti penilaian atau penaksiran

Lebih terperinci

PENGKAJIAN PNC. kelami

PENGKAJIAN PNC. kelami PENGKAJIAN PNC Tgl. Pengkajian : 15-02-2016 Puskesmas : Puskesmas Pattingalloang DATA UMUM Inisial klien : Ny. S (36 Tahun) Nama Suami : Tn. A (35 Tahun) Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Buruh Harian Pendidikan

Lebih terperinci

Kecemasan atau dalam Bahasa Inggrisnya anxiety berasal dari Bahasa Latin. angustus yang berarti kaku, dan ango, anci yang berarti mencekik.

Kecemasan atau dalam Bahasa Inggrisnya anxiety berasal dari Bahasa Latin. angustus yang berarti kaku, dan ango, anci yang berarti mencekik. Pengertian Kecemasan Kecemasan atau dalam Bahasa Inggrisnya anxiety berasal dari Bahasa Latin angustus yang berarti kaku, dan ango, anci yang berarti mencekik. Menurut Freud (dalam Alwisol, 2005:28) mengatakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. seorang ibu, tetapi bagi seorang ibu yang hamil anak pertama sering dianggap

BAB I PENDAHULUAN. seorang ibu, tetapi bagi seorang ibu yang hamil anak pertama sering dianggap BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Masalah Kehamilan dan persalinan adalah peristiwa alamiah yang dialami oleh seorang ibu, tetapi bagi seorang ibu yang hamil anak pertama sering dianggap sebagai peristiwa

Lebih terperinci

Hamilton Depression Rating Scale (HDRS)

Hamilton Depression Rating Scale (HDRS) Hamilton Depression Rating Scale (HDRS) Pilihlah salah satu pilihan yang sesuai dengan keadaan anda, beri tanda silang (X) pada kolom yang tersedia untuk setiap pertanyaan. 1. Keadaan perasaan sedih (sedih,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORI. Pada bab ini akan diuraikan teori tentang kecemasan, GGT, HD dan

BAB II TINJAUAN TEORI. Pada bab ini akan diuraikan teori tentang kecemasan, GGT, HD dan BAB II TINJAUAN TEORI A. Konsep dan Teori Terkait Pada bab ini akan diuraikan teori tentang kecemasan, GGT, HD dan faktor-faktor yang berhubungan dengan tingkat kecemasan pasien GGT yang sedang menjalani

Lebih terperinci

COMMON YOGA PROTOCOL. Ministry of Ayurveda, Yoga and Naturopathy, Unani, Siddha and Homeopathy (AYUSH) Government of India

COMMON YOGA PROTOCOL. Ministry of Ayurveda, Yoga and Naturopathy, Unani, Siddha and Homeopathy (AYUSH) Government of India COMMON YOGA PROTOCOL Ministry of Ayurveda, Yoga and Naturopathy, Unani, Siddha and Homeopathy (AYUSH) Government of India Yoga Suksma Vyāyāmas (Pemanasan) NECK BENDING Menghilangkan Kekakuan pada leher

Lebih terperinci

YOGA: HARMONISASI MANAJEMEN STRESS

YOGA: HARMONISASI MANAJEMEN STRESS YOGA: HARMONISASI MANAJEMEN STRESS Mulyaningrum E-mail : mulyaningrum2001@yahoo.com Abstrak Pada kehidupan modern, terutama di kota, setiap orang menjadi semakin besar peluangnya menghadapi banyak stress.

Lebih terperinci

PENGURUTAN (MASSAGE)

PENGURUTAN (MASSAGE) PENGURUTAN (MASSAGE) Massage merupakan salah satu cara perawatan tubuh paling tua dan paling bermanfaat dalam perawatan fisik (badan) Massage mengarahkan penerapan manipulasi (penanganan) perawatan dari

Lebih terperinci

PERMOHONAN MENJADI PARTISIPAN. Dengan hormat, saya yang bertanda tangan dibawah ini : Nama : Yantri Nim :

PERMOHONAN MENJADI PARTISIPAN. Dengan hormat, saya yang bertanda tangan dibawah ini : Nama : Yantri Nim : Lampiran I PERMOHONAN MENJADI PARTISIPAN Dengan hormat, saya yang bertanda tangan dibawah ini : Nama : Yantri Nim : 462010066 Saya adalah mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Gambaran Partisipan Penelitian. primigravida maupun multigravida dengan usia kandungan 22 32

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Gambaran Partisipan Penelitian. primigravida maupun multigravida dengan usia kandungan 22 32 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Partisipan Penelitian Responden dalam penelitian ini adalah ibu hamil primigravida maupun multigravida dengan usia kandungan 22 32 minggu. Adapun responden

Lebih terperinci

Operasional Museum dan Pusat Pelatihan Meditasi Buddha di. Jawa Tengah ini buka setiap hari Selasa-Minggu. Sedangkan hari Senin

Operasional Museum dan Pusat Pelatihan Meditasi Buddha di. Jawa Tengah ini buka setiap hari Selasa-Minggu. Sedangkan hari Senin LAMPIRAN Operasional Museum dan Pusat Pelatihan Meditasi Buddha di Semarang, Jawa Tengah Museum dan Pusat Pelatihan Meditasi Buddha di Semarang, Jawa Tengah ini buka setiap hari Selasa-Minggu. Sedangkan

Lebih terperinci

LEMBAR KUESIONER PENGARUH TEHNIK HYPNOBIRTHING TERHADAP PENGURANGAN NYERI PADA PERSALINAN PERVAGINAM PADA PRIMIPARA

LEMBAR KUESIONER PENGARUH TEHNIK HYPNOBIRTHING TERHADAP PENGURANGAN NYERI PADA PERSALINAN PERVAGINAM PADA PRIMIPARA LEMBAR KUESIONER PENGARUH TEHNIK HYPNOBIRTHING TERHADAP PENGURANGAN NYERI PADA PERSALINAN PERVAGINAM PADA PRIMIPARA Inisiasi subjek : Tanggal / waktu penelitian : Intervensi yang dilakukan Petunjuk : Tehnik

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Kecemasan pada Mahasiswa Tingkat Pertama. Bahasa Latin angustus yang berarti kaku, dan ango, anci yang berarti

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Kecemasan pada Mahasiswa Tingkat Pertama. Bahasa Latin angustus yang berarti kaku, dan ango, anci yang berarti BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kecemasan pada Mahasiswa Tingkat Pertama 2.1.1 Pengertian Kecemasan atau dalam Bahasa Inggris adalah anxiety berasal dari Bahasa Latin angustus yang berarti kaku, dan ango,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kehamilan merupakan suatu anugerah yang menyenangkan bagi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kehamilan merupakan suatu anugerah yang menyenangkan bagi 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kehamilan merupakan suatu anugerah yang menyenangkan bagi setiap wanita. Sepanjang daur kehidupan wanita, sudah menjadi kodratnya akan mengalami proses kehamilan,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kecemasan 1. Definisi Menurut Stuart (2006) definisi kecemasan merupakan kekhawatiran yang tidak jelas dan menyebar, berkaitan dengan perasaan tidak pasti dan tidak berdaya.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan diakhiri dengan proses persalinan (Patriasari, 2009). Ibu hamil mengalami

BAB I PENDAHULUAN. dan diakhiri dengan proses persalinan (Patriasari, 2009). Ibu hamil mengalami BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Hamil adalah suatu fenomena fisiologis yang dimulai dengan pembuahan dan diakhiri dengan proses persalinan (Patriasari, 2009). Ibu hamil mengalami perubahan

Lebih terperinci

untuk Mencegah Sakit Punggung

untuk Mencegah Sakit Punggung 5 Hal yang Bisa Anda Lakukan untuk Mencegah Sakit Punggung WISNUBRATA Kompas.com - 25/09/2017, 07:45 WIB Ilustrasi sakit punggung dan pinggang(grinvalds) KOMPAS.com - Sakit punggung adalah penyakit yang

Lebih terperinci

1. ASUHAN IBU SELAMA MASA NIFAS

1. ASUHAN IBU SELAMA MASA NIFAS 1. ASUHAN IBU SELAMA MASA NIFAS Masa nifas (puerperium) dimulai setelah plasenta lahir dan berakhir ketika alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil, berlangsung kirakira 6 minggu. Anjurkan

Lebih terperinci

LAPORAN PENGABDIAN MASYARAKAT KEGIATAN PENYULUHAN TENTANG REMATIK PADA LANSIA. TIM PENGABMAS Yenni, M.kep, Ns, Sp, Kep kom. Ns. Emira Apriyeni, S.

LAPORAN PENGABDIAN MASYARAKAT KEGIATAN PENYULUHAN TENTANG REMATIK PADA LANSIA. TIM PENGABMAS Yenni, M.kep, Ns, Sp, Kep kom. Ns. Emira Apriyeni, S. LAPORAN PENGABDIAN MASYARAKAT KEGIATAN PENYULUHAN TENTANG REMATIK PADA LANSIA KETUA: TIM PENGABMAS Yenni, M.kep, Ns, Sp, Kep kom Ns. Emira Apriyeni, S.kep PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI

Lebih terperinci