USULAN PERBAIKAN RANCANGAN TATA LETAK MESIN MENGGUNAKAN GROUP TECHNOLOGY DENGAN METODE RANK ORDER CLUSTERING 2 (ROC2) (STUDI KASUS DI PT.

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "USULAN PERBAIKAN RANCANGAN TATA LETAK MESIN MENGGUNAKAN GROUP TECHNOLOGY DENGAN METODE RANK ORDER CLUSTERING 2 (ROC2) (STUDI KASUS DI PT."

Transkripsi

1 USULAN PERBAIKAN RANCANGAN TATA LETAK MESIN MENGGUNAKAN GROUP TECHNOLOGY DENGAN METODE RANK ORDER CLUSTERING 2 (ROC2) (STUDI KASUS DI PT.STALLION) Kartika Suhada, Santoso 2, Bobby Christian Mandagi 3 Absak PT Stallion erupakan perusahaan anufaktur yang bergerak dala bidang pebuatan koponen otootif, antara lain: brake pedal (Suzuki), pipe frae head (Suzuki), shock breaker (Showa), stay head light (Asa). Saat ini tata letak esin di lantai produksi asih kurang baik, diana letak esin esin yang seharusnya berdekatan diletakkan berjauhan. Tata letak yang kurang baik ini enyebabkan aliran aterial enjadi tidak beraturan dan proses aterial handling enjadi lebih laa, sehingga jarak yang ditepuh aterial pun enjadi lebih jauh. Disaping itu, karena proses aterial handling ditangani oleh operator, aka produktivitas operatorpun enjadi kurang optial. Pebagian departeen saat ini juga kurang tepat, diana hal ini engakibatkan perkiraan kebutuhan julah esin enjadi tidak sesuai dengan kebutuhan yang ada Cara untuk engatasi perasalahan perusahaan di atas, penulis engusulkan perbaikan tata letak esin dengan enggunakan konsep Group Technology (GT). Dengan GT dibentuk suatu sel anufaktur, diana setiap sel terdiri dari esin-esin yang akan eproses pebuatan suatu koponen yang eiliki keiripan secara proses. Metode yang diusulkan adalah etode pebentukan sel anufaktur enggunakan etode Rank Order Clustering 2 (ROC2) yang dikebangkan oleh King dan Nakornchai (982). Metode ROC 2 sendiri erupakan pengebangan dari etode ROC. Berdasarkan pengolahan data yang telah dilakukan, dihasilkan tata letak esin usulan yang terdiri dari 4 buah sel anufaktur. Dengan penerapan tata letak esin usulan aka total jarak tepuh aterial handling per hari berkurang dari 7,66 enjadi 489,773. Dengan deikian terjadi pengheatan jarak tepuh aterial handling sebesar 09,887 atau 33,9%. Di saping itu, terjadi pengheatan julah esin yang dibutuhkan sebanyak 5 esin ( unit esin P0T, unit esin PT, unit esin PT, dan 2 unit esin PT). Dengan berkurangnya julah esin yang dibutuhkan, aka kebutuhan luas lantai produksi berkurang. Manfaat penerapan tata letak esin usulan di atas dapat enjadi pertibangan bagi perusahaan untuk enerapkan tata letak esin usulan. Jika perusahaan enerapkan tata letak esin usulan, penulis enyarankan agar perubahan susunan esin dilakukan pada waktu libur, sehingga tidak engganggu proses produksi.

2 . Pendahuluan PT. Stallion adalah perusahaan anufaktur yang eproduksi berbagai aca koponen obil dan otor. Saat ini perusahaan eproduksi koponen yang diantaranya adalah brake pedal, pipe frae head, shock breaker, stay head ligh. Untuk eproduksi koponen koponen tersebut, perusahaan epunyai 3 departeen produksi, yaitu: departeen brake pedal, departeen pipe frae head, dan departeen ulti part. Pebentukan departeen sendiri berdasarkan jenis produk yang dibuat pada asing-asing departeen, sehingga jenis esin yang digunakan dala setiap departeen disesuaikan dengan kebutuhan untuk eproduksi koponen yang dibuat. Tata letak esin saat ini dapat dikatakan kurang baik, diana letak esin esin yang seharusnya berdekatan diletakkan berjauhan. Hal ini enyebabkan aliran aterial enjadi tidak beraturan dan penanganan aterial handling enjadi lebih laa, sehingga jarak yang harus ditepuh aterial pun enjadi lebih jauh. Pebagian departeen saat ini dapat juga dikatakan kurang baik, diana alokasi kebutuhan julah esin pada departeen enjadi tidak sesuai dengan kebutuhan, Hal ini terlihat dari utilisasi beberapa esin yang kurang optial, diantaranya esin P0T, PT, PT, PT. Perasalahan perasalahan di atas harus segera diatasi, karena dapat enibulkan peborosan waktu, biaya dan tenaga dan enggangu proses produksi dala lantai produksi. 2. Tujuan Penelitian Adapun tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah:. Mengidentifikasi kekurangan tata letak yang diterapkan perusahaan saat ini. 2. Mengusulkan rancangan tata letak yang sebaiknya diterapkan oleh perusahaan 3. Mengeukakan anfaat yang dapat diperoleh oleh perusahaan jika enerapkan rancangan tata letak usulan. 3. Kajian Literatur 3.. Perancangan Tata Letak Menurut Apple (997), konsep perancangan tata letak pabrik adalah:. Suatu perencanaan aliran barang yang efisien. 2. Pola aliran barang enjadi dasar bagi penyusunan fiktif yang efektif. 3. Material handling erupakan bagian dari pola aliran barang. 4. Susunan fasilitas yang baik. 5. Penyelesaian proses produksi yang baik. 6. Biaya produksi iniu.

3 3.2. Jenis Tata Letak Terdapat lia jenis dasar tata letak dala siste yaitu:. Fixed Layout 2. Product Layout 3. Process Layout 4. Group/Cell Layout 5. Hybrid Layout 3.3. Definisi Group Technology Menurut Mitofanov (983) dala Singh dan Rajani (996), group technology erupakan anajeen filosofi yang berupaya engelopokan produk dengan ciri desain atau karakteristik anufaktur yang irip, ataupun keduanya. Beberapa ahli endefinisikan teknologi kelopok sebagai berikut : Kusiak (99) : Dasar peikiran group technology erupakan dekoposisi siste anufaktur ke dala beberapa sub-siste. Singh dan Rajani (996) : Konsep group technology dapat engurangi waktu set-up, ukuran batch, dan jarak perpindahan. Intinya, group technology berupaya epertahankan fleksibilitas job shop dengan produktivitas tinggi seperti flow shop. Lugen (99). Teknologi kelopok bukan hanya pengelopokkan esin dala suatu sel anufaktur, tetapi sekaligus encakup dan engatur konsep, pronsip, perasalahan, penugasan kerja dan peningkatan produktivitas Keuntungan Penerapan Group Technology Beberapa keuntungan yang didapat dari penerapan group technology, yaitu: Kualitas upan balik antara anufaktur dan operasi perakitan enjadi lebih cepat. Reduksi kegiatan aterial handling. Reduksi atau bahkan enghilangkan kegiatan set up. Perbaikan dala proses pengawasan, upan balik dan pengendalian persediaan. Aliran produk elalui operasi anufaktur enjadi lebih lancar. Reduksi variasi waktu siklus dan gangguan line-balancing. Penerapan otoasi pada operasi anufaktur enjadi lebih udah. Perbaikan kapabilitas dan keandalan proses. Peningkatan utilisasi tenaga kerja dan esin.

4 3.5. Metode Dasar Group Technology Menurut Kusiak (99) terdapat dua etode pengelopokan sel, yaitu :. Klasifikasi Metode klasifikasi digunakan untuk engelopokan koponen berdasarkan jenis desainnya. Metode klasifikasi eiliki dua variasi, yaitu: Metode Visual Metode Pengkodean (Coding) Pengkodean yang digunakan secara uu adalah: Monocode Polycode Hybrid atau Mixed-ode code 2. Analisis Cluster Tujuan dari analisis cluster adalah untuk enugaskan koponen P kedala kelopok koponen (part faily) f, dan atau enugaskan esin M kedala sel MC. Analisis cluster terdapat dala etode forulasi aiks, forulasi perograan ateatik, dan forulasi grafik. Masing-asing etode bertujuan untuk engelopokan koponen dan esin kedala sel, dan einiasi aliran antar sel Metode Rank Order Clustering 2 (ROC2) ROC 2 dikebangkan oleh King dan Nakornchai (982) untuk engatasi terbatasnya perhitungan yang digunakan ROC. Alogarita ini diulai dengan engidentifikasi kolo paling kanan pada seua baris yang epunyai nilai. Baris tersebut akan dipindah ke kolo paling atas. Prosedur ini akan diulai baris paling akhir. Penggunaan angka binary akan dihilangkan dala ROC2, akan tetapi ide dari ROC tetap dipertahankan. Berikut algorita ROC 2: Langkah : Row Arrangeent. Koponen yang seula sebagai kolo diubah enjadi baris, diana urutan koponen disusun secara terbalik urutannya.tandai esin esin yang digunakan untuk engerjakan koponen. Keudian urutkan esin yang telah ditandai tersebut pada urutan pertaa pada awal baris koponen selanjutnya. Hal ini dilakukan untuk koponen selanjutnya hingga koponen terakhir, diana nantinya akan dihasilkan suatu urutan esin yang baru. Langkah 2: Colun Arrangeent. Ubah susunan esin dengan urutan terbalik. Keudian tandai koponen koponen yang dikerjakan oleh esin. Selanjutnya urutkan koponen koponen yang telah ditandai tersebut pada urutan pertaa pada awal baris esin selanjutnya. Hal ini dilakukan untuk esin selanjutnya hingga esin terakhir, diana nantinya akan dihasilkan suatu susunan koponen yang baru. Langkah 3: Row Arrangeent dan Colun Arrengeent dilakukan berulang hingga sapai tidak terjadi perubahan susunan esin dan koponen pada aiks.

5 4. Metodologi Penelitian Gabar Sisteatika Penelitian

6 4.. Metodologi Pengolahan Data dan Analisis Pengolahan data Routing process Kapasitas Layout Awal Pebuatan aiks awal esin-koponen Pebuatan routing sheet Perhitungan Frekuensi awal (ina sel) Penggunaan etode ROC 2 Maiks Akhir Peilihan aiks akhir terbaik berdasarkan GE Maiks Terpilih dengan duplikasi Penentuan kebutuhan esin tiap sel Pengalokasian esin dala sel Pengidentifikasian pergerakan ina sel dan inter sel Perhitungan frekuensi inter sel Pebuatan FTC frekuensi tiap sel Pebuatan FTC inflow dan outflow tiap sel PebuatanSkala prioritas tiap sel Pebuatan ARD usulan tiap sel PebuatanAAD usulan tiap sel PerhitunganJarak usulan (ina dan inter sel) Perhitungan total jarak untuk layout Awal dan Layout usulan Gabar 2 Flow Chart Pengolahan Data

7 5. Objek Penelitian Penelitian ini dilakukan di PT. Stallion, departeen produksi awal terdiri dari 3 departeen, yaitu: Departeen Brake Pedal, Departeen Pipe Frae Head, Departeen Multi Part. Gabar tata letak esin saat ini ditunjukkan pada gabar 3. Receiving brake pedal 0,5 b b b 2, 5, Dept. Multi Part ,5 0, b, 5, 5 0,5 b b 2 0, b b b Dept. Brake Pedal 0,5 0,5 6, 5 H D,5, 5, ,9 Pintu Db Db Db Db, 5 Dept. Pipe Frae Head H D 0,5 H D 0,5 0, Receiving Pipe Frae Head utaa Gabar 3 Layout Mesin Saat ini (Skala :0)

8 Data koponen yang dapat dilihat pada tabel, sedangkan data naa esin yang digunakan dapat dilihat pada tabel 2 Tabel. Data Naa Koponen NO Jenis Koponen Produk Stay Head Light, terdiri atas : Guide Cable 2 Rod C R/L 3 Washer Plate 4 Plate Nuber 5 Brid Holder R/L 6 Rod B 7 Rod A R/L Shock Breaker, terdiri atas : 8 Inner Base 9 Upper Spring Seat 0 Cap Vitara Case RR Cush Upper 2 Case Spring Adjuster 3 Upper Laa 4 Under Laa 5 Cap Keha 6 Dust Cover End 7 Dust Cover RR 8 Pipa Frae Head Xb 9 Pipa Frae Head Xc Brake Pedal Xb / XC, terdiri atas : 20 Return Spring Xb / XC 2 Hook Stop Switch Xb / XC 22 Ar Brake Rod Xb / XC 23 Brake Shoe Xb / XC 24 Ar Brake Pedal Xb / XC Asa Showa Suzuki Tabel 2. Data Naa Mesin. NO Jenis Mesin Diensi Julah Press 0 T X 0,92 M 6 2 Press6 T, X 0,8 M 3 3 Press 20 T,2 X 0,64 M 2 4 Press T,2X 0,8 M 9 5 Press T,3 X 9 M 6 6 Press T,62 X,08 M 9 7 Press 00 T,08 X 2,5 M 5 8 Press 50 T,6 X 0,9 M 9 Double Boring,6 X,3 M 4 0 Press Hidrolik,27 X,55 M 3 Press Double Action,8 X,6 M 8 2 Buffing,2 X,08 M 9 3 Triing,03 X,06 M 5 6. Pengolahan Data 6.. Pebentukan Maiks Awal Mesin-Koponen Pebuatan aiks awal diawali dengan elakukan penoeran esin dan koponen lebih terdahulu, hal ini dilakukan untuk eperudah pebuatan aiks awal. Penooran esin dan koponen dapat dilihat pada tabel 3. Maiks awal berisikan hubungan esin dan koponen yang dikerjakan oleh esin tersebut. Maiks awal ( a n ) tersebut berisikan nilai dan 0, nilai berarti esin digunakan untuk eproses koponen n,

9 sedangkan nilai 0 (dala aiks tidak ditulis) berarti esin tidak digunakan untuk eproses koponen n.maiks awal esin dan koponen dapat dilihat pada gabar 4. Tabel 3 Penoeran Mesin dan Koponen No Koponen No Koponen No Mesin Guide Cable 6 Hook Stop Switch XC P 0 T 2 Rod C R/L 7 Ar Brake Rod XC 2 P 6 T 3 Washer Plate 8 Brake Shoe XC 3 P 20 T 4 Plate Nuber 9 Ar Brake Pedal XC 4 P T 5 Brid Holder R/L 20 Upper Laa 5 P T 6 Rod B 2 Under Laa 6 P T 7 Rod A R/L 22 Cap Keha 7 P 00 T 8 Pipe Frae Head XB 23 Dust Cover RR 8 P 50 T 9 Pipe Frae Head XC 24 Dust Cover End 9 P double Boring 0 Return Spring XB Inner Base 0 P Hidrolik Hook Stop Switch XB 26 Upper Spring Seat P Double Action 2 Ar Brake Rod XB 27 Cap Vitara 2 Buffing 3 Brake Shoe XB 28 Case RR Upper 3 Triing 4 Ar Brake Pedal XB 29 Case Spring Adjuster 5 Return Spring XC 6.2. Pebentukan Sel dengan ROC 2 Setelah elakukan pebentukan aiks awal berdasarkan esin dan koponen, keudian penulis ebentuk suatu aiks baru berdasarkan algorita ROC2. Pebentukan aiks baru ini berdasarkan aiks awal yang sudah dibentuk. Langkah : Row Arrangeent. Koponen yang seula sebagai kolo diubah enjadi baris, diana urutan koponen disusun secara terbalik urutannya. Tandai esin esin yang digunakan untuk engerjakan koponen. Keudian urutkan esin yang telah ditandai tersebut pada urutan pertaa pada awal baris koponen selanjutnya. Langkah 2: Colun Arrangeent. Ubah susunan esin dengan urutan terbalik. Keudian tandai koponen koponen yang dikerjakan oleh esin. Selanjutnya urutkan koponen koponen yang telah ditandai tersebut pada urutan pertaa pada awal baris esin selanjutnya. Hal ini dilakukan untuk esin selanjutnya hingga esin terakhir, diana nantinya akan dihasilkan suatu susunan koponen yang baru. Langkah 3: Row Arrangeent dan Colun Arrengeent dilakukan berulang hingga sapai tidak terjadi perubahan susunan esin dan koponen pada aiks. Dari kasus ini, didapat aiks akhir setelah dilakukan 3 kali proses Row Arrangeent dan 3 kali proses Colun Arrangeent. Maiks akhir dapat dilihat pada Gabar 5.

10 Mesin Koponen Gabar 4 Maiks Awal Mesin-Koponen Mesin Koponen Gabar 5 Maiks Akhir

11 Untuk endapatkan hasil aiks yang baik, aka pada penelitian ini dilakukan prosedur tabahan, yaitu dengan elakukan duplikasi esin, sehingga didapat bentuk aiks yang baik. Hal ini dilakukan untuk engurangi julah exceptional eleents, dan void yang terdapat dala sel. Dari hasil duplikasi didapat 3 alternatif aiks akhir. Ketiga alternatif dapat dilihat pada gabar 6 hingga gabar Pengukuran Perforansi Setelah aiks akhir terbentuk, keudian dilakukan perhitungan perforansi sel sel, baik perforansi asing-asing sel aupun secara keseluruhan. Untuk enentukan alternatif aiks akhir yang terbaik, aka dilakukan perhitungan perforansi sel untuk asing asing alternatif tersebut. Metode yang digunakan untuk perhitungan perforansi ini adalah Grouping Efficiency. Perhitungan Grouping Efficiency enggunakan ruus di bawah ini: η= qη + qη ( ) 2 η o e = o e+ v MN o v η 2 = MN o v+ e Diana: η : Efisiensi sel q : pebobotan seibang (q = 0,5) η : Utilitas esin η 2 : Pergerakan inter sel o :julah angka dala aiks e : Julah exceptional eleents v : julah void dala aiks M : Julah esin N : Julah koponen Berikut hasil perhitungan Grouping Efficiency dapat dilihat pada tabel 4 Tabel 4 Nilai η, η, η 2 Ketiga Alternatif Maiks Akhir η η 2 Alternatif η 0,54 0, ,478 0, ,345 0,67

12 Mesin Koponen a 6a 5a 2a 3a a 0a 8 9 4a 7a b 5b 0b 2a 6b 5c 2b 3b 4b 7b 3 2c 3c b 2b Gabar 6 Maiks Alternatif Koponen Mesin a 6a 5a 2a 3a a a 7a b 4b 2a 6b 5b 2b 3b 4c 7b 3 2c 3c b 2b Gabar 7 Maiks Alternatif 2 Koponen Mesin a 5a 2a 3a a a 7a 2a 6b 5b 2b 3b 4b 7b 3 2c 3c b 2b Gabar 8 Maiks Alternatif 3

13 Dari tabel 4 terlihat bahwa alternatif enghasilkan nilai η yang terbesar. Hal ini enunjukkan bahwa alternatif epunyai effisiensi sel yang paling baik. Oleh karena itu alternatif ini dipilih untuk pebentukan layout usulan, diana alternatif tesebut terdiri dari 4 buah sel Perhitungan Kebutuhan Julah Mesin untuk Masing-Masing Sel Perhitungan julah esin untuk setiap sel yang terbentuk perlu dilakukan. Hal ini dikarenakan adanya penduplikasian esin. Dengan adanya perhitungan julah esin ini diharapkan alokasi esin enjadi lebih seibang untuk asing asing sel yang terbentuk. Perhitungan julah esin ini enggunakan Routing Sheet, diana pebuatan routing sheet berdasarkan peta proses operasi dari asing asing koponen. Perbandingan julah esin pada tata letak awal dan tata letak usulan dapat dilihat pada tabel 5. Berdasarkan tabel 5, dapat dilihat adanya pergerakan inter sel, yaitu pergerakan inter sel akibat penggunaan esin iing dan esin P6T. Hal ini engakibatkan adanya koponen-koponen yang elakukan pergerakan inter sel. Koponen-koponen tersebut dapat dilihat pada tabel 6. Tabel 6 Koponen koponen yang Melakukan Pergerakan Inter Sel inter cell Dari Mesin Ke Mesin Koponen (sel 4) 3 (sel) dust cover end 2 (sel ) (sel 4) dust cover rr 6.5. Perhitungan Total Jarak Tepuh Material pada Tata Letak Mesin Awal Per hari Jarak tepuh Alat aterial handling, erupakan jarak yang ditepuh oleh alat aterial handling untuk ebawa koponen koponen yang diperlukan dala proses produksi. Perhitungan ini enggunakan etode perhitungan jarak Aisle Distance. Hasil perhitungan jarak tepuh alat aterial handling ini keudian dikalikan dengan frekuensi, sehingga dihasilkan jarak total tepuh alat aterial handling untuk tata letak esin awal. Total jarak tepuh total aterial pada tata letak esin awal adalah 7,660 /hari.

14 Tabel 5 Perbandingan Julah Mesin Tata Letak Awal dengan Tata Letak Usulan Layout Awal Julah esin Layout Usulan Alokasi esin pada sel Julah esin Mesin ( D. Brake Pedal ) (D. Pipe Frae Head ) ( D. Multi Part ) tersedia dialokasikan P 0 T 4,6 =5,627=2 2,052 =3 0 2,27=3 5,808 = P 6 T 2,444=3 3 0,74= 0,843=,428=2 3 P 20 T,057 =2 2,057=2 2 2 P T 5,047 =6 4,083 =5 6,58=7 2,549= P T 2,052 =3 3,57 =4 7 0,5= 3,989 =4 0,709= 4 6 P T 2,567= 3,0=2 5,06 =6 2,738=3 5,99= P 00 T 5,043=6 6,785=2 3,8= P 50 T 0,844 = 0,844= D.Boring 3,69 =4 4 3,69=4 4 4 P HD 0,72=,769 =2 3,769=2 0,72= 2 3 P 5,072 =6 6 0,289= 4,783=5 5 6 Buffing 8,443=9 9 2,506=3 5,937= Triing 5,894=6 6 0,608=,897=2 3,389= Perbedaan julah esin Inter sel

15 6.6. Penyusunan Tata Letak Mesin Usulan Penyusunan tata letak esin ini berdasarkan aiks akhir yang terpilih, yaitu aiks akhir alternatif. Dengan penyusunan ini, aka dapat diketahui bentuk layout usulan yang akan dibentuk. Penyusunan ini enggunakan etode Fro To Chart berdasarkan frekwensi Tata Letak Mesin Sel Sel terdiri dari beberapa esin yaitu: P0T (), PT (6), PT (5), P6T (2) buffing (2), P double action (), P Hidrolik (0), P50T (8), P double boring (8). Tata letak esin sel dapat dilihat pada gabar 9 Db Db Db Db HD HD Gabar 9 Tata Letak Mesin Sel

16 6.6.2 Tata Letak Mesin Sel 2 Sel 2 terdiri dari beberapa esin yaitu: PT (4), P00T (7), P0T (), PT (5), P Hidrolik (0). Tata letak esin sel 2 dapat dilihat pada gabar 0. HD Gabar 0 Tata Letak Mesin Sel 2 (Skala :200) Tata Letak Mesin Sel 3 Sel 3 terdiri dari beberapa esin yaitu: Triing (3), Buffing (2), PT (4) PT (6), P6T (2), P00T (7), PT (5). Tata letak esin sel 3 dapat dilihat pada gabar Tata Letak Mesin Sel 4 Sel 4 terdiri dari beberapa esin yaitu: P20T (3), P6T (2), Buffing (2), P Double Action (), Triing (3). Tata letak esin sel 4 dapat dilihat pada gabar 2.

17 Gabar Tata Letak Mesin Sel 3 (Skala :200) Gabar 2 Tata Letak Mesin Sel 4 (Skala :200)

18 Receiving brake pedal , ,5,5 6 Sel, ,5 0,5 b b b ,5,5 b b b 0,5 Sel 4 Sel 2 6,5 Sel 3,5 3,9,5 0,5 Receiving Pipe Frae Head b b b Pintu utaa Gabar 3 Layout Usulan (Skala :0)

19 6.7. Perhitungan Total Jarak Tepuh Material pada Tata Letak Mesin Usulan Per hari Perhitungan jarak pada tata letak usulan berdasarkan jarak antar esin usulan frekuensi alat aterial handling. Pada tata letak usulan ini terdapat pergerakan inter sel. Hal ini epengaruhi frekuensi ina sel dan enibulkan frekuensi inter sel. Jarak total alat aterial handling pada tata letak usulan adalah: Jarak Total = jarak total ina sel + jarak total inter sel = 4675,95 /hari + 26,578 /hari = 489,773 /hari 7. Hasil Berdasarkan pengolahan data yang telah dilakukan diatas, aka tata letak esin usulan yang terbentuk terdiri dari: Sel yang terdiri: 9 jenis esin: P0T, PT, PT, P6T, Buffing, P, P Hidrolik, P5T, Double boring. 4 jenis koponen: koponen 27, koponen 8, koponen 9, koponen. Sel 2 yang terdiri: 5 jenis esin: P00T, P0T, PT, PT, P Hidrolik. 4 jenis koponen : koponen 3, koponen 8, koponen 7, koponen 3, koponen 4, koponen 2, koponen 7, koponen 5, koponen 0, koponen 5, koponen 6, koponen, koponen 6. Sel 3 yang terdiri: 7 jenis esin: Triing, PT, PT, P6T, Buffing, PT, P00T. 4 jenis koponen : koponen 22, koponen 29, koponen 26, koponen, koponen 4, koponen 9, koponen 2. Sel 4 yang terdiri: 5 jenis esin: Triing, P20T, P, P6T, Buffing,. 5 jenis koponen : koponen 20, koponen 2, koponen 28, Koponen 23, koponen 24.

20 8. Kesipulan Kesipulan yang dapat ditarik pada penelitian ini adalah:. Kekurangan dari tata letak esin perusahaan saat ini adalah: Jarak tepuh aterial yang jauh. Hal ini disebabkan oleh tata letak esin yang kurang baik, diana letak esin esin yang seharusnya berdekatan diletakan berjauhan, sehingga untuk encapai tepat yang seharusnya dekat enjadi lebih jauh.jauhnya jarak tepuh aterial engakibatkan peborosan waktu,dan tenaga, dan biaya, karena setiap enit yang dilewatkan aterial dala fasilitas akan enabah ongkos elalui odal kerja yang tertana pada aterial itu sendiri. Julah esin yang berlebihan. Hal ini disebabkan karena akibat pebagian departeen yang kurang tepat, sehingga alokasi kebutuhan esin pada departeen enjadi tidak sesuai dengan kebutuhan. Dengan julah esin yang berlebih, aka akan tibul biaya biaya, seperti biaya operasional, biaya perawatan, dan biaya pebelian esin. Aliran aterial yang kurang beraturan. Hal ini disebabkan oleh tata letak esin yang kurang baik, sehingga pola aliran aterial enjadi tidak beraturan. 2. Manfaat penerapan tata letak esin usulan adalah : Total jarak tepuh alat aterial handling perhari berkurang dari 7,66 enjadi 489,773 hingga terjadi pengheatan jarak sebesar 09,887 atau 33,9%. Aliran aterial secara keseluruhan lebih teratur. Pengheatan julah esin, diana julah esin yang dibutuhkan berkurang sebanyak 5 unit ( unit esin P0T, unit esin PT, unit esin PT, dan 2 unit esin PT). Pengheatan luas peakaian lantai produksi. Pengheatan julah operator produksi, sehingga perusahaan dapat engheat beban untuk pebayaran gaji operator DAFTAR PUSTAKA. Apple, J. M., 990, Plant Layout and Material handling, Terjeahan: Nurhayati., Mardiono, ITB, Bandung. 2. Heragu, S., 997, Facilities Design, PWS Publishing Copany, Boston. 3. Kusiak, A., 99, Coputational Intelegent In Design and Manufacturing, Prentice Hall, New Jersey. 4. Singh, N., dan Rajaani, D., 996, Cellular Manufacturing Systes: Design, Planning, and Conol, Chapan & Hill, London.

Metode Dasar Group Technology Karakteristik Metode-Metode Group Technology Metode Rank Order Clustering 2...

Metode Dasar Group Technology Karakteristik Metode-Metode Group Technology Metode Rank Order Clustering 2... ABSTRAK PT Stallion merupakan perusahaan manufaktur yang bergerak dalam bidang pembuatan komponen otomotif, antara lain: brake pedal (Suzuki), pipe frame head (Suzuki), shock breaker (Showa), stay head

Lebih terperinci

ABSTRAK Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK ABSTRAK PT. Stallion adalah perusahaan yang membuat komponen-komponen untuk mobil dan motor. Komponen-komponen yang diproduksinya adalah komponen-komponen untuk perusahaan-perusahaan terkemuka,

Lebih terperinci

PEMBENTUKAN SEL-SEL MESIN UNTUK MENDAPATKAN PENGURANGAN JARAK DAN BIAYA MATERIAL HANDLING DENGAN METODE HEURISTIK DI PT. BENGKEL COKRO BERSAUDARA

PEMBENTUKAN SEL-SEL MESIN UNTUK MENDAPATKAN PENGURANGAN JARAK DAN BIAYA MATERIAL HANDLING DENGAN METODE HEURISTIK DI PT. BENGKEL COKRO BERSAUDARA PEMBENTUKAN SEL-SEL MESIN UNTUK MENDAPATKAN PENGURANGAN JARAK DAN BIAYA MATERIAL HANDLING DENGAN METODE HEURISTIK DI PT. BENGKEL COKRO BERSAUDARA Babang Purwanggono, Andre Sugiyono Progra Studi Teknik

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Daftar Isi

DAFTAR ISI. Daftar Isi Abstrak ABSTRAK PT. Berdikari Metal and Engineering merupakan salah satu perusahaan yang bergerak di bidang manufaktur. Perusahaan ini menghasilkan berbagai macam komponen sepeda motor secara kontinu,

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK PT. Agronesia merupakan salah satu perusahaan yang bergerak di bidang industri manufaktur dengan beberapa divisi, meliputi divisi karet, makanan dan minuman, serta es balok. Divisi barang teknik

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Bengkel teknik ABC Jaya adalah suatu bengkel yang bergerak di bidang manufaktur. Bengkel tersebut memproduksi beberapa macam produk, antara lain accesories perhiasan, matres, medali, dan tabung

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK PT. Berdikari adalah perusahaan yang bergerak di bidang manufaktur. Perusahaan ini memproduksi komponen-komponen sepeda motor, yang kemudian disalurkan kepada customer seperti PT. Astra Honda Motor

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Perusahaan CV. Little Step adalah perusahaan yang bergerak di bidang garmen. Produk yang dihasilkan oleh perusahaan antara lain kemeja, kaos, dan celana tidur. Produk-produk tersebut dipasarkan

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK PT Indta Pramatajaya merupakan perusahaan yang bergerak di bidang manufaktur pembuatan sparepart mobil dan motor. Bahan produksi yang digunakan oleh perusahaan semuanya adalah logam seperti pada

Lebih terperinci

GROUP TECHNOLOGY(GT)

GROUP TECHNOLOGY(GT) GROUP TECHNOLOGY(GT) 258 Teknologi Kelompok (Group Technology) suatu konsep untuk meningkatkan efisiensi produksi dengan mengelompokkan komponen atau produk berdasarkan kesamaan dalam disain dan/atau proses

Lebih terperinci

2.3. Konsep Dasar Cellular Manufakturing System Pengertian Dasar Cellular Manufacturing System Klasifikasi / Part Family

2.3. Konsep Dasar Cellular Manufakturing System Pengertian Dasar Cellular Manufacturing System Klasifikasi / Part Family DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL...i HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING... ii HALAMAN PENGESAHAN PENGUJI...iii HALAMAN M OTTO... iv HALAMAN PERSEMBAHAN....'... v KATA PENGANTAR... vi ABSTRAK... viii DAFTAR IS I...ix

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK PT Sinar Terang Logamjaya atau yang sering disebut PT Stallion adalah perusahaan yang bergerak dibidang manufaktur pembuatan sparepart motor dengan bahan baku logam, seperti pedal motor, cup tanki

Lebih terperinci

PERANCANGAN TATA LETAK SEL UNTUK MEMINIMASI VARIASI BEBAN SEL DAN MAKESPAN

PERANCANGAN TATA LETAK SEL UNTUK MEMINIMASI VARIASI BEBAN SEL DAN MAKESPAN PERANCANGAN TATA LETAK SEL UNTUK MEMINIMASI VARIASI BEBAN SEL DAN MAKESPAN Agus Ristono Teknik Industri UPN Veteran Yogyakarta Jl. Babarsari 02 Tabakbayan Yogyakarta Indonesia 55281 Phone: + 62 274 485

Lebih terperinci

Implementasi Histogram Thresholding Fuzzy C-Means untuk Segmentasi Citra Berwarna

Implementasi Histogram Thresholding Fuzzy C-Means untuk Segmentasi Citra Berwarna JURNAL TEKNIK POMITS Vol., No., (03) ISSN: 337-3539 (30-97 Print) Ipleentasi Histogra Thresholding Fuzzy C-Means untuk Segentasi Citra Berwarna Risky Agnesta Kusua Wati, Diana Purwitasari, Rully Soelaian

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK PT. Press Metal Indo Jaya merupakan salah satu perusahaan besar yang memproduksi produk teknologi dengan bahan utama logam, terutama spare part motor. Berdasarkan pengamatan yang dilakukan di perusahaan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. 37 Jurnal Rekayasa Sistem & Industri Volume 1, Nomor 1, Juli 2014

I. PENDAHULUAN. 37 Jurnal Rekayasa Sistem & Industri Volume 1, Nomor 1, Juli 2014 PERANCANGAN USULAN TATA LETAK FASILITAS PEMBUATAN MEETING CHAIR PADA DEPARTEMEN KONTRUKSI PT CHITOSE INDONESIA MANUFACTURING DENGAN PENDEKATAN GROUP TECHNOLOGY DAN ALGORITMA BLOCPLAN UNTUK MEMINIMASI MOMEN

Lebih terperinci

PENGARUH POSISI BEBAN DAN MOMEN INERSIA TERHADAP PUTARAN KRITIS PADA MODEL POROS MESIN KAPAL

PENGARUH POSISI BEBAN DAN MOMEN INERSIA TERHADAP PUTARAN KRITIS PADA MODEL POROS MESIN KAPAL PENGARUH POSISI BEBAN DAN MOMEN INERSIA TERHADAP PUTARAN KRITIS PADA MODEL POROS MESIN KAPAL Waris Wibowo Staf Pengajar Akadei Mariti Yogyakarta (AMY) ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk endapatkan

Lebih terperinci

Penyelesaian Algortima Pattern Generation dengan Model Arc-Flow pada Cutting Stock Problem (CSP) Satu Dimensi

Penyelesaian Algortima Pattern Generation dengan Model Arc-Flow pada Cutting Stock Problem (CSP) Satu Dimensi Penyelesaian Algortia Pattern Generation dengan Model Arc-Flow pada Cutting Stock Proble (CSP) Satu Diensi Putra BJ Bangun, Sisca Octarina, Rika Apriani Jurusan Mateatika Fakultas MIPA Universitas Sriwijaya

Lebih terperinci

APLIKASI INTEGER LINEAR PROGRAMMING UNTUK MEMINIMALKAN BIAYA PEMINDAHAN BARANG DI PT RST

APLIKASI INTEGER LINEAR PROGRAMMING UNTUK MEMINIMALKAN BIAYA PEMINDAHAN BARANG DI PT RST APLIKASI INTEGER LINEAR PROGRAMMING UNTUK MEMINIMALKAN BIAYA PEMINDAHAN BARANG DI PT RST Andry Budian Sutanto dan Abdullah Shahab Progra Studi Magter Manajeen Teknologi, Institut Teknologi Sepuluh Nopeber

Lebih terperinci

PENENTUAN TIPE TATA LETAK PABRIK PADA INDUSTRI MANUFAKTUR PLASTIK

PENENTUAN TIPE TATA LETAK PABRIK PADA INDUSTRI MANUFAKTUR PLASTIK PENENTUAN TIPE TATA LETAK PABRIK PADA INDUSTRI MANUFAKTUR PLASTIK Loren Pratiwi 1, Catharina BadraNawangpalupi 2, Ivan Susanto 3 1. Staf Pengajar, Universitas Katolik Parahyangan, Bandung 2. Staf Pengajar,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam skala prioritas pembangunan nasional dan daerah di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. dalam skala prioritas pembangunan nasional dan daerah di Indonesia BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pebangunan ekonoi erupakan asalah penting bagi suatu negara, untuk itu sejak awal pebangunan ekonoi endapat tepat penting dala skala prioritas pebangunan nasional

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pembekuan

II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pembekuan II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pebekuan Pebekuan berarti peindahan panas dari bahan yang disertai dengan perubahan fase dari cair ke padat dan erupakan salah satu proses pengawetan yang uu dilakukan untuk penanganan

Lebih terperinci

Penerapan Metode Simpleks Untuk Optimalisasi Produksi Pada UKM Gerabah

Penerapan Metode Simpleks Untuk Optimalisasi Produksi Pada UKM Gerabah Konferensi Nasional Siste & Inforatika 2017 STMIK STIKOM Bali, 10 Agustus 2017 Penerapan Metode Sipleks Untuk Optialisasi Produksi Pada UKM Gerabah Ni Luh Gede Pivin Suwirayanti STMIK STIKOM Bali Jl. Raya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. segi kuantitas dan kualitasnya. Penambahan jumlah konsumen yang tidak di ikuti

BAB I PENDAHULUAN. segi kuantitas dan kualitasnya. Penambahan jumlah konsumen yang tidak di ikuti BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Air erupakan kebutuhan yang penting bagi kehidupan anusia. Manusia tidak dapat elanjutkan kehidupannya tanpa penyediaan air yang cukup dala segi kuantitas dan kualitasnya.

Lebih terperinci

Universitas Kristen Maranatha

Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK PT Sinar Terang Logamjaya merupakan salah satu perusahaan yang memproduksi sparepart motor yang berbahan utama logam. Perusahaan menerapkan layout lantai produksi berupa layout by process. oleh

Lebih terperinci

RANCANGAN ALAT SISTEM PEMIPAAN DENGAN CARA TEORITIS UNTUK UJI POMPA SKALA LABORATORIUM. Oleh : Aprizal (1)

RANCANGAN ALAT SISTEM PEMIPAAN DENGAN CARA TEORITIS UNTUK UJI POMPA SKALA LABORATORIUM. Oleh : Aprizal (1) RANCANGAN ALAT SISTEM PEMIPAAN DENGAN CARA TEORITIS UNTUK UJI POMPA SKALA LABORATORIUM Oleh : Aprizal (1) 1) Dosen Progra Studi Teknik Mesin. Fakultas Teknik Universitas Pasir Pengaraian Eail. ijalupp@gail.co

Lebih terperinci

PEMBENTUKAN SEL-SEL MANUFAKTUR DENGAN MENGGUNAKAN METODE BETROC DI PT NIKKATSU ELECTRIC WORKS *

PEMBENTUKAN SEL-SEL MANUFAKTUR DENGAN MENGGUNAKAN METODE BETROC DI PT NIKKATSU ELECTRIC WORKS * Reka Integra ISSN 2338 5081 Jurusan Teknik Industri Itenas No. 03 Vol. 03 Jurnal Online Institut Teknologi Nasional Juli 2015 PEMBENTUKAN SEL-SEL MANUFAKTUR DENGAN MENGGUNAKAN METODE BETROC DI PT NIKKATSU

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metodologi Penelitian Keberhasilan suatu penelitian sangat ditentukan oleh langkah-langkah penelitian yang baik, sehingga penelitian tersebut dapat menghasilkan suatu bentuk

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Data dan Variabel 2.1.1 Data Pengertian data enurut Webster New World Dictionary adalah things known or assued, yang berarti bahwa data itu sesuatu yang diketahui atau dianggap.

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Konsep Dasar Graph Sebelu sapai pada pendefinisian asalah network flow, terlebih dahulu pada bagian ini akan diuraikan engenai konsep-konsep dasar dari odel graph dan representasinya

Lebih terperinci

Penjadwalan Pekerjaan pada No-Wait Flowshop dengan Pembatas Common Due-Date

Penjadwalan Pekerjaan pada No-Wait Flowshop dengan Pembatas Common Due-Date Perfora (2003) Vol. 2, No.: - 5 Penjadwalan Pekerjaan pada No-Wait Flowshop dengan Pebatas Coon Due-Date Yuniaristanto Jurusan Teknik Industri, Universitas Sebelas Maret, Surakarta Abstract This paper

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan di bidang-bidang lain, seperti sosial, politik, dan budaya. perbedaan antara yang kaya dengan yang miskin.

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan di bidang-bidang lain, seperti sosial, politik, dan budaya. perbedaan antara yang kaya dengan yang miskin. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pebangunan ekonoi erupakan asalah penting bagi suatu negara, untuk itu sejak awal pebangunan ekonoi endapat tepat penting dala skala prioritas pebangunan nasional

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK PT XYZ adalah salah satu perusahaan manufaktur yang bergerak dalam pembuatan suku cadang dan komponen sepeda motor. Tata letak saat ini disusun berdasarkan kesamaan jenis mesin yang diletakkan

Lebih terperinci

Bab 2 Tinjauan Pustaka

Bab 2 Tinjauan Pustaka 5 Bab 2 Tinjauan Pustaka 2.1. Definisi Penjadwalan Penjadwalan adalah kegiatan pengalokasian suber-suber atau esin-esin yang ada untuk enjalankan sekupulan tugas dala jangka waktu tertentu. (Baker,1974).

Lebih terperinci

USULAN PERBAIKAN TATA LETAK FASILITAS LANTAI PRODUKSI PRODUK SEPATU PERLENGKAPAN DINAS HARIAN (STUDI KASUS PADA CV. MULIA)

USULAN PERBAIKAN TATA LETAK FASILITAS LANTAI PRODUKSI PRODUK SEPATU PERLENGKAPAN DINAS HARIAN (STUDI KASUS PADA CV. MULIA) USULAN PERBAIKAN TATA LETAK FASILITAS LANTAI PRODUKSI PRODUK SEPATU PERLENGKAPAN DINAS HARIAN (STUDI KASUS PADA CV. MULIA) Widya Nurcahayanty Tanjung 1, Fauzan Hariz Harimansyah E-mail: widya@uai.ac.id

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. ABSTRAKSI... i. ABSTRACT... ii. KATA PENGANTAR... iii. DAFTAR ISI... v. DAFTAR TABEL... vii. DAFTAR GAMBAR... xiii BAB I PENDAHULUAN...

DAFTAR ISI. ABSTRAKSI... i. ABSTRACT... ii. KATA PENGANTAR... iii. DAFTAR ISI... v. DAFTAR TABEL... vii. DAFTAR GAMBAR... xiii BAB I PENDAHULUAN... DAFTAR ISI LEMBAR PENGESAHAN ABSTRAKSI... i ABSTRACT... ii KATA PENGANTAR... iii DAFTAR ISI... v DAFTAR TABEL... vii DAFTAR GAMBAR... xiii BAB I PENDAHULUAN... 1 1.1. Latar Belakang Penelitian... 1 1.2.

Lebih terperinci

PERBANDINGAN KINERJA ALGORITMA GENETIKA DAN ALGORITMA HEURISTIK RAJENDRAN UNTUK PENJADUALAN PRODUKSI JENIS FLOW SHOP

PERBANDINGAN KINERJA ALGORITMA GENETIKA DAN ALGORITMA HEURISTIK RAJENDRAN UNTUK PENJADUALAN PRODUKSI JENIS FLOW SHOP PERBANDINGAN KINERJA ALGORITMA GENETIKA DAN ALGORITMA HEURISTIK RAJENDRAN UNTUK PERJADUALAN PRODUKSI JENIS FLOW SHOP (Didik Wahyudi) PERBANDINGAN KINERJA ALGORITMA GENETIKA DAN ALGORITMA HEURISTIK RAJENDRAN

Lebih terperinci

ABSTRAK. Keywords: Economic Quantity Production, Nasution, A.H, Perencanaan dan Pengendalian Persediaan. ABSTRACT

ABSTRAK. Keywords: Economic Quantity Production, Nasution, A.H, Perencanaan dan Pengendalian Persediaan. ABSTRACT PERECANAAN DAN PENGENDALIAN PRODUKSI UNTUK MEMINIMALKAN BIAYA PRODUKSI DENGAN METODE ECONOMIC PRODUCTION QUANTITY MULTI ITEM DI CV. FAJAR TEKNIK SEJAHTERA Dio Kharisa Putra, Rusindiyanto dan Budi Santoso

Lebih terperinci

Penentuan Akar-Akar Sistem Persamaan Tak Linier dengan Kombinasi Differential Evolution dan Clustering

Penentuan Akar-Akar Sistem Persamaan Tak Linier dengan Kombinasi Differential Evolution dan Clustering Jurnal Kubik, Volue No. ISSN : 338-0896 Penentuan Akar-Akar Siste Persaaan Tak Linier dengan Kobinasi Differential Evolution dan Clustering Jaaliatul Badriyah Jurusan Mateatika, Universitas Negeri Malang

Lebih terperinci

Usulan Perancangan Tata Letak Lantai Produksi Menggunakan Algoritma Genetika (Studi Kasus di PT. X, Bandung)

Usulan Perancangan Tata Letak Lantai Produksi Menggunakan Algoritma Genetika (Studi Kasus di PT. X, Bandung) Usulan Perancangan Tata Letak Lantai Produksi Menggunakan Algoritma Genetika (Studi Kasus di PT. X, Bandung) Recommendation of Production Floor Layout Design Using Genetic Algorithm (Case Study at PT.

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Konsep teori graf diperkenalkan pertama kali oleh seorang matematikawan Swiss,

I. PENDAHULUAN. Konsep teori graf diperkenalkan pertama kali oleh seorang matematikawan Swiss, I. PENDAHULUAN. Latar Belakang Konsep teori graf diperkenalkan pertaa kali oleh seorang ateatikawan Swiss, Leonard Euler pada tahun 736, dala perasalahan jebatan Konigsberg. Teori graf erupakan salah satu

Lebih terperinci

ANALISA GELOMBANG KEJUT TERHADAP KARAKTERISTIK ARUS LALU LINTAS DI JALAN WALANDA MARAMIS BITUNG

ANALISA GELOMBANG KEJUT TERHADAP KARAKTERISTIK ARUS LALU LINTAS DI JALAN WALANDA MARAMIS BITUNG Jurnal Iliah MEDIA ENGINEERING Vol. 3, No. 2, Juli 2013 ISSN 2087-9334 (94-98) ANALISA GELOMBANG KEJUT TERHADAP KARAKTERISTIK ARUS LALU LINTAS DI JALAN WALANDA MARAMIS BITUNG Octaviani Litwina Ada Aluni

Lebih terperinci

Simulasi dan Analisis Kinerja Prediktor Smith pada Kontrol Proses yang Disertai Tundaan Waktu

Simulasi dan Analisis Kinerja Prediktor Smith pada Kontrol Proses yang Disertai Tundaan Waktu 6 Siulasi dan Analisis Kinerja Prediktor Sith pada Kontrol Proses yang Disertai Tundaan Waktu Neilcy Tjahja Mooniarsih Progra Studi Teknik Elektro Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik, Universitas Tanjungpura

Lebih terperinci

SILABUS MATA KULIAH. Pengalaman Pembelajaran. 1. Mendiskusikan pentingnya. perancangan tata

SILABUS MATA KULIAH. Pengalaman Pembelajaran. 1. Mendiskusikan pentingnya. perancangan tata SILABUS MATA KULIAH Program Studi : Teknik Industri Kode Mata Kuliah : TKI-310 Nama Mata Kuliah : Perancangan Tata Letak Fasilitas Jumlah SKS : 2 Semester : VI Mata Kuliah Pra Syarat : TKI-307 Perencanaan

Lebih terperinci

BAHASAN ALGORITME ARITMETIK GF(3 ) Telah dijelaskan sebelumnya bahwa dalam mengonstruksi field GF(3 )

BAHASAN ALGORITME ARITMETIK GF(3 ) Telah dijelaskan sebelumnya bahwa dalam mengonstruksi field GF(3 ) BAB IV BAHASAN ALGORITME ARITMETIK GF(3 ) Telah dijelaskan sebelunya bahwa dala engonstruksi field GF(3 ) diperoleh dari perluasan field 3 dengan eilih polinoial priitif berderajat atas 3 yang dala hal

Lebih terperinci

PERANCANGAN SISTEM KOMPUTERISASI PROSES PINJAMAN DAN ANGSURAN PINJAMAN ANGGOTA KOPERASI ( STUDI KASUS PADA KOPERASI AMANAH SEJAHTERA SEMARANG )

PERANCANGAN SISTEM KOMPUTERISASI PROSES PINJAMAN DAN ANGSURAN PINJAMAN ANGGOTA KOPERASI ( STUDI KASUS PADA KOPERASI AMANAH SEJAHTERA SEMARANG ) PERANCANGAN SISTEM KOMPUTERISASI PROSES PINJAMAN DAN ANGSURAN PINJAMAN ANGGOTA KOPERASI ( STUDI KASUS PADA KOPERASI AMANAH SEJAHTERA SEMARANG ) Siti Munawaroh, S.Ko Abstrak: Koperasi Aanah Sejahtera erupakan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL... i LEMBAR PENGESAHAN... ii KATA PENGANTAR... iii DAFTAR ISI... v DAFTAR TABEL... viii DAFTAR GAMBAR... ix ABSTRAK...

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL... i LEMBAR PENGESAHAN... ii KATA PENGANTAR... iii DAFTAR ISI... v DAFTAR TABEL... viii DAFTAR GAMBAR... ix ABSTRAK... DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i LEMBAR PENGESAHAN... ii KATA PENGANTAR... iii DAFTAR ISI... v DAFTAR TABEL... viii DAFTAR GAMBAR... ix ABSTRAK... x BAB I BAB II PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah...

Lebih terperinci

Perancangan Tata Letak

Perancangan Tata Letak 1 TIN314 Perancangan Tata Letak Fasilitas Perancangan Tata Letak 2 Definisi: pengaturan tata letak fasilitasfasilitas operasi dengan memanfaatkan area yang tersedia untuk penempatan mesin-mesin, bahan-bahan,

Lebih terperinci

PERENCANAAN ALTERNATIF STRUKTUR BAJA GEDUNG MIPA CENTER (TAHAP I) FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG JURNAL

PERENCANAAN ALTERNATIF STRUKTUR BAJA GEDUNG MIPA CENTER (TAHAP I) FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG JURNAL PERENCANAAN ALTERNATIF STRUKTUR BAJA GEDUNG MIPA CENTER (TAHAP I) FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG JURNAL Diajukan untuk eenuhi persyaratan eperoleh gelar Sarjana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi dan informasi yang pesat akan sangat berdampak terhadap suatu proses kehidupan. Perusahaan atau instansi dituntut untuk dapat bersaing

Lebih terperinci

MATRIKS DALAM LABORATORIUM oleh : Sugata Pikatan

MATRIKS DALAM LABORATORIUM oleh : Sugata Pikatan Kristal no.12/april/1995 1 MATRIKS DALAM LABORATORIUM oleh : Sugata Pikatan Di dala ateatika anda pasti sudah pernah berhadapan dengan sebuah siste persaaan linier. Cacah persaaan yang berada di dala siste

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. History Analysis), metode respon spektrum (Response Spectrum Method), dangaya

BAB I PENDAHULUAN. History Analysis), metode respon spektrum (Response Spectrum Method), dangaya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Gepa dapat terjadi sewaktu waktu akibat gelobang yang terjadi pada sekitar kita dan erabat ke segala arah.gepa bui dala hubungannya dengan suatu wilayah berkaitan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I-1

BAB I PENDAHULUAN I-1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pesatnya perkembangan dunia industri di Indonesia memberikan dampak pada persaingan global antar perusahaan. Meningkatkan daya saing terhadap industri dari negara lain

Lebih terperinci

Perbandingan Bilangan Dominasi Jarak Satu dan Dua pada Graf Hasil Operasi Comb

Perbandingan Bilangan Dominasi Jarak Satu dan Dua pada Graf Hasil Operasi Comb Perbandingan Bilangan Doinasi Jarak Satu dan Dua pada Graf Hasil Operasi Cob Reni Uilasari 1) 1) Jurusan Teknik Inforatika, Fakultas Teknik, Universitas Muhaadiyah Jeber Eail : 1) reniuilasari@gailco ABSTRAK

Lebih terperinci

BAB III METODE ANALISIS

BAB III METODE ANALISIS BAB III METODE ANALISIS 3.1 Penyajian Laporan Dala penyajian bab ini dibuat kerangka agar eudahkan dala pengerjaan laporan. Berikut ini adalah diagra alir tersebut : Studi Pustaka Model-odel Eleen Struktur

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sumber untuk membiayai dirinya dan keluarganya, dan bagi tenaga kerja yang

BAB I PENDAHULUAN. sumber untuk membiayai dirinya dan keluarganya, dan bagi tenaga kerja yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Upah bagi para pekerja erupakan faktor penting karena erupakan suber untuk ebiayai dirinya dan keluarganya, dan bagi tenaga kerja yang berpendidikan upah erupakan hasil

Lebih terperinci

Aplikasi Metode Group Technology dalam Memperbaiki Tata Letak Mesin untuk Meminimalkan Jarak Perpindahan Bahan (Studi Kasus di Perusahaan Mebel Logam)

Aplikasi Metode Group Technology dalam Memperbaiki Tata Letak Mesin untuk Meminimalkan Jarak Perpindahan Bahan (Studi Kasus di Perusahaan Mebel Logam) Aplikasi Metode Group Technology dalam Memperbaiki Tata Letak Mesin untuk Meminimalkan Jarak Perpindahan Bahan (Studi Kasus di Perusahaan Mebel Logam) Amelia Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknologi Industri

Lebih terperinci

OPTIMISASI SISTEM TRANSPORTASI MINYAK TITIK TUANG TINGGI: STUDI KASUS LAPANGAN X

OPTIMISASI SISTEM TRANSPORTASI MINYAK TITIK TUANG TINGGI: STUDI KASUS LAPANGAN X IATMI 2006-TS-30 PROSIDING, Siposiu Nasional & Kongres IX Ikatan Ahli Teknik Perinyakan Indonesia (IATMI) 2006 Hotel The Ritz Carlton Jakarta, 5-7 Noveber 2006 OPTIMISASI SISTEM TRANSPORTASI MINYAK TITIK

Lebih terperinci

Laporan akhir fenomena dasar mesin BAB I PENDAHULUAN

Laporan akhir fenomena dasar mesin BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dala bidang konstruksi sifat aterial yang dapat terdefleksi erupakan suatu hal yantg sangat enakutkan karena bila saja hal tersebut terjadi aka struktur yang dibangun

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di PT Tirta Ala Seesta. Perusahaan tersebut berlokasi di Desa Ciburayut, Kecaatan Cigobong, Kabupaten Bogor. Peilihan objek

Lebih terperinci

Model Produksi dan Distribusi Energi

Model Produksi dan Distribusi Energi Model Produksi dan Distribusi Energi Yayat Priyatna Jurusan Mateatika FMIPA UNPAD Jl. Raya Jatinangor Bdg Sd K 11 E ail : yatpriyatna@yahoo.co Abstrak Salah satu tujuan utaa proses produksi dan distribusi

Lebih terperinci

III HASIL DAN PEMBAHASAN

III HASIL DAN PEMBAHASAN 7 III HASIL DAN PEMBAHASAN 3. Analisis Metode Dala penelitian ini akan digunakan etode hootopi untuk enyelesaikan persaaan Whitha-Broer-Koup (WBK), yaitu persaaan gerak bagi perabatan gelobang pada perairan

Lebih terperinci

ALTERNATIF TATA LETAK FASILITAS (MESIN) MENGGUNAKAN CELLULAR MANUFACTURING SYSTEM DI UD. TRI REJEKI, MADIUN

ALTERNATIF TATA LETAK FASILITAS (MESIN) MENGGUNAKAN CELLULAR MANUFACTURING SYSTEM DI UD. TRI REJEKI, MADIUN ALTERNATIF TATA LETAK FASILITAS (MESIN) MENGGUNAKAN CELLULAR MANUFACTURING SYSTEM DI UD. TRI REJEKI, MADIUN 1) Nurfa Anisa 1) Dosen Fakultas Teknik Universitas Merdeka Madiun email : nurfaanisa@yahoo.co.id

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Uu Parkir didefinisikan sebagi tepat khusus bagi kendaraan untuk berhenti dei keselaatan. Parkir epunyai tujuan yang baik, akses yang udah dan jika seseorang tidak dapat earkir

Lebih terperinci

TIN314 Perancangan Tata Letak Fasilitas. h t t p : / / t a u f i q u r r a c h m a n. w e b l o g. e s a u n g g u l. a c. i d

TIN314 Perancangan Tata Letak Fasilitas. h t t p : / / t a u f i q u r r a c h m a n. w e b l o g. e s a u n g g u l. a c. i d 1 TIN314 Perancangan Tata Letak Fasilitas Detail Mata Kuliah 2 Kode TIN314 Nama Perancangan Tata Letak Fasilitas Bobot 3 sks 6623 - Taufiqur Rachman 1 Deskripsi 3 Mata Kuliah Perancangan dan Tata Letak

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI LINEAR CONGRUENT METHOD (LCM) PADA GAME HANGAROO BERBASIS ANDROID

IMPLEMENTASI LINEAR CONGRUENT METHOD (LCM) PADA GAME HANGAROO BERBASIS ANDROID IMPLEMENTASI LINEAR CONGRUENT METHOD (LCM) PADA GAME HANGAROO BERBASIS ANDROID Dwi Rizki Purnaasari Mahasiswa Progra Studi Teknik Inforatika STMIK Budidara Medan Jl. Sisingaangaraja No. 338 Sipang Liun

Lebih terperinci

THE CAUSALITY AVAILABILITY OF FOOD AND ECONOMIC GROWTH IN CENTRAL JAVA

THE CAUSALITY AVAILABILITY OF FOOD AND ECONOMIC GROWTH IN CENTRAL JAVA THE CAUSALITY AVAILABILITY OF FOOD AND ECONOMIC GROWTH IN CENTRAL JAVA Juli Biantoro 1, Didit Purnoo 2 1,2 Fakultas Ekonoi dan Bisnis, Universitas Muhaadiyah Surakarta dp274@us.ac.id Abstrak Ketahanan

Lebih terperinci

MODUL PERTEMUAN KE 6 MATA KULIAH : FISIKA TERAPAN

MODUL PERTEMUAN KE 6 MATA KULIAH : FISIKA TERAPAN 43 MODUL PERTEMUAN KE 6 MATA KULIAH : MATERI KULIAH: Mekanika klasik, Huku Newton I, Gaya, Siste Satuan Mekanika, Berat dan assa, Cara statik engukur gaya.. POKOK BAHASAN: DINAMIKA PARTIKEL 6.1 MEKANIKA

Lebih terperinci

Sistem Informasi Manajemen Penjualan Pada Koperasi Pegawai Negeri Kantor

Sistem Informasi Manajemen Penjualan Pada Koperasi Pegawai Negeri Kantor Siste Inforasi Manajeen Penjualan Pada Koperasi Pegawai Negeri Kantor Gubernur Berbasis Web Deasy AnnisaSari, Helfi Nasution 2, Anggi Sriurdianti Sukato 3. Progra Studi Inforatika Universitas Tanjungpura,2,3

Lebih terperinci

BAB II PENYEARAH DAYA

BAB II PENYEARAH DAYA BAB II PENYEARAH DAYA KOMPETENSI DASAR Setelah engikuti ateri ini diharapkan ahasiswa eiliki kopetensi: Menguasai karakteristik penyearah setengah-gelobang dan gelobang-penuh satu fasa dan tiga fasa Menguasai

Lebih terperinci

TERMODINAMIKA TEKNIK II

TERMODINAMIKA TEKNIK II DIKTAT KULIAH TERMODINAMIKA TEKNIK II TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DARMA PERSADA 2005 i DIKTAT KULIAH TERMODINAMIKA TEKNIK II Disusun : ASYARI DARAMI YUNUS Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik

Lebih terperinci

USULAN TATA LETAK FRAKTAL UNTUK PABRIK BARU DARI CV PRIMA BANGUN NUSANTARA

USULAN TATA LETAK FRAKTAL UNTUK PABRIK BARU DARI CV PRIMA BANGUN NUSANTARA USULAN TATA LETAK FRAKTAL UNTUK PABRIK BARU DARI CV PRIMA BANGUN NUSANTARA Santoso; Chandra Halim Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Kristen Maranatha Jln. Prof. drg. Suria Sumantri

Lebih terperinci

(R.4) PENGUJIAN DAN PEMODELAN ASOSIASI DUA VARIABEL KATEGORIK MULTI-RESPON DENGAN METODE BOOTSTRAP DAN ALGORITMA GANGE

(R.4) PENGUJIAN DAN PEMODELAN ASOSIASI DUA VARIABEL KATEGORIK MULTI-RESPON DENGAN METODE BOOTSTRAP DAN ALGORITMA GANGE (R.4) PENGUJIAN DAN PEMODELAN ASOSIASI DUA VARIABEL KATEGORIK MULTI-RESPON DENGAN METODE BOOTSTRAP DAN ALGORITMA GANGE Giat Sudrajat Saruda, 2 Septiadi Padadisastra, 3 I Gede Nyoan Mindra Jaya Mahasiswa

Lebih terperinci

PERANCANGAN ULANG TATALETAK FASILITAS DENGAN PENDEKATAN GROUP TECHNOLOGY BERDASARKAN RANK ORDER CLUSTERING (ROC) DAN ALGORITMA

PERANCANGAN ULANG TATALETAK FASILITAS DENGAN PENDEKATAN GROUP TECHNOLOGY BERDASARKAN RANK ORDER CLUSTERING (ROC) DAN ALGORITMA PERANCANGAN ULANG TATALETAK FASILITAS DENGAN PENDEKATAN GROUP TECHNOLOGY BERDASARKAN RANK ORDER CLUSTERING (ROC) DAN ALGORITMA BLOCLPAN DI PT. APINDOWAJA AMPUH PERSADA TUGAS SARJANA Diajukan untuk Memenuhi

Lebih terperinci

PERANCANGAN ULANG TATALETAK FASILITAS DENGAN PENDEKATAN GROUP TECHNOLOGY BERDASARKAN RANK ORDER CLUSTERING (ROC) DAN ALGORITMA

PERANCANGAN ULANG TATALETAK FASILITAS DENGAN PENDEKATAN GROUP TECHNOLOGY BERDASARKAN RANK ORDER CLUSTERING (ROC) DAN ALGORITMA PERANCANGAN ULANG TATALETAK FASILITAS DENGAN PENDEKATAN GROUP TECHNOLOGY BERDASARKAN RANK ORDER CLUSTERING (ROC) DAN ALGORITMA BLOCLPAN DI PT. APINDOWAJA AMPUH PERSADA T U G A S S A R J A N A Diajukan

Lebih terperinci

PERANCANGAN TATALETAK TEKNOLOGI KELOMPOK DENGAN MENGGUNAKAN METODE BASED SORTED ALGORITHM DAN SIMILARITY COEFFICIENT PADA PT. BAJA PERTIWI INDUSTRI

PERANCANGAN TATALETAK TEKNOLOGI KELOMPOK DENGAN MENGGUNAKAN METODE BASED SORTED ALGORITHM DAN SIMILARITY COEFFICIENT PADA PT. BAJA PERTIWI INDUSTRI PERANCANGAN TATALETAK TEKNOLOGI KELOMPOK DENGAN MENGGUNAKAN METODE BASED SORTED ALGORITHM DAN SIMILARITY COEFFICIENT PADA PT. BAJA PERTIWI INDUSTRI TUGAS SARJANA Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat-Syarat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. daya nasional yang memberikan kesempatan bagi peningkatan demokrasi, dan

BAB I PENDAHULUAN. daya nasional yang memberikan kesempatan bagi peningkatan demokrasi, dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pebangunan daerah sebagai bagian yang integral dari pebangunan nasional dilaksanakan berdasakan prinsip otonoi daerah dan pengaturan suber daya nasional yang

Lebih terperinci

PENJUMLAHAN MOMENTUM SUDUT

PENJUMLAHAN MOMENTUM SUDUT PENJUMAHAN MOMENTUM SUDUT A. Penjulahan Moentu Sudut = + Gabar.9. Penjulahan oentu angular secara klasik. Dua vektor oentu angular dan dijulahkan enghasilkan Jika oentu angular elektron pertaa adalah dan

Lebih terperinci

MAKALAH SEMINAR TUGAS AKHIR ANALISIS TEKSTUR MENGGUNAKAN METODE TRANSFORMASI PAKET WAVELET Rosanita Listyaningrum*, Imam Santoso**, R.

MAKALAH SEMINAR TUGAS AKHIR ANALISIS TEKSTUR MENGGUNAKAN METODE TRANSFORMASI PAKET WAVELET Rosanita Listyaningrum*, Imam Santoso**, R. 1 MAKALAH SEMINAR TUGAS AKHIR ANALISIS TEKSTUR MENGGUNAKAN METODE TRANSFORMASI PAKET WAVELET Rosanita Listyaningru*, Ia Santoso**, R.Rizal Isnanto** Abstrak - Tekstur adalah karakteristik yang penting

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Job Shop Make to order Process Layout dan seluler Fixed Site Engineer to order Fixed Layout

BAB I PENDAHULUAN. Job Shop Make to order Process Layout dan seluler Fixed Site Engineer to order Fixed Layout BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang PT Semen Padang adalah perusahaan yang menghasilkan semen di Sumatra Barat. Salah satu sumber daya yang dimiliki oleh PT Semen Padang adalah Biro Workshop. Untuk menunjang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1-1

BAB 1 PENDAHULUAN 1-1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada zaman sekarang ini, industri sudah berkembang sangat pesat seiring dengan perkembangan teknologi. Dengan adanya perkembangan teknologi tersebut, maka munculah

Lebih terperinci

Bab III S, TORUS, Sebelum mempelajari perbedaan pada grup fundamental., dan figure eight terlebih dahulu akan dipelajari sifat dari grup

Bab III S, TORUS, Sebelum mempelajari perbedaan pada grup fundamental., dan figure eight terlebih dahulu akan dipelajari sifat dari grup GRUP FUNDAMENTAL PADA Bab III S, TORUS, P dan FIGURE EIGHT Sebelu epelajari perbedaan pada grup fundaental S, Torus, P, dan figure eight terlebih dahulu akan dipelajari sifat dari grup fundaental asing-asing

Lebih terperinci

Hukum II Newton. Untuk SMA kelas X. (Modul ini telah disesuaikan dengan KTSP)

Hukum II Newton. Untuk SMA kelas X. (Modul ini telah disesuaikan dengan KTSP) Huku II Newton Untuk SMA kelas X (Modul ini telah disesuaikan dengan KTSP) Lisensi Dokuen: Copyright 008 009 GuruMuda.Co Seluruh dokuen di GuruMuda.Co dapat digunakan dan disebarkan secara bebas untuk

Lebih terperinci

ANALISA PENGGUNAAN GENEATOR INDUKSI TIGA FASA PENGUATAN SENDIRI UNTUK SUPLAI SISTEM SATU FASA

ANALISA PENGGUNAAN GENEATOR INDUKSI TIGA FASA PENGUATAN SENDIRI UNTUK SUPLAI SISTEM SATU FASA ANALISA PENGGUNAAN GENEATOR INDUKSI TIGA ASA PENGUATAN SENDIRI UNTUK SUPLAI SISTEM SATU ASA Maulana Ardiansyah, Teguh Yuwono, Dedet Candra Riawan Jurusan Teknik Elektro TI - ITS Abstrak Generator induksi

Lebih terperinci

BAB III. METODE PENELITIAN. Tabel 1. Indikator/ Indikasi Penelitian

BAB III. METODE PENELITIAN. Tabel 1. Indikator/ Indikasi Penelitian 39 BAB III. METODE PENELITIAN 3.1. Tipe Penelitian Penelitian ini terasuk tipe penelitian dengan pendekatan analisis deskriptif kualitatif dan kuantitatif. Analisis ini dipergunakan untuk enggabarkan tentang

Lebih terperinci

KESEIMBANGAN LINTASAN TIPE U- LINE ASSEMBLY PADA PERAKITAN POMPA AIR

KESEIMBANGAN LINTASAN TIPE U- LINE ASSEMBLY PADA PERAKITAN POMPA AIR Jurnal Teknik Industri, Vol., No., Juni 2009, pp. 4-50 ISSN 4-2485 KESEIMBANGAN LINTASAN TIPE U- LINE ASSEMBLY PADA PERAKITAN POMPA AIR Pratikto, Tanti Octavia 2 Fakultas Teknik, Jurusan Teknik Mesin,

Lebih terperinci

PENYEARAH TERKENDALI SATU FASA BERUMPAN BALIK DENGAN PERUBAHAN GAIN PENGENDALI PI (PROPORSIONAL INTEGRAL)

PENYEARAH TERKENDALI SATU FASA BERUMPAN BALIK DENGAN PERUBAHAN GAIN PENGENDALI PI (PROPORSIONAL INTEGRAL) Media Elektrika, ol. 8, No. 1, Juni 015 ISSN 1979-7451 PENYEARAH TERKENDALI SATU FASA BERUMPAN BALIK DENGAN PERUBAHAN GAIN PENGENDALI PI (PROPORSIONAL INTEGRAL) Adhi Kusantoro, ST, MT [1] Ir.Agus Nuwolo,

Lebih terperinci

ISSN WAHANA Volume 67, Nomer 2, 1 Desember 2016

ISSN WAHANA Volume 67, Nomer 2, 1 Desember 2016 ISSN 0853 4403 WAHANA Volue 67, Noer 2, Deseber 206 PERBANDINGAN LATIHAN BOLA DIGANTUNG DAN BOLA DILAMBUNGKAN TERHADAP HASIL BELAJAR SEPAK MULA DALAM PERMAINAN SEPAK TAKRAW PADA SISWA PUTRA KELAS X-IS

Lebih terperinci

Rancang Bangun Sistem Informasi Perpustakaan Berbasis Web Pada SMPN 71 Jakarta

Rancang Bangun Sistem Informasi Perpustakaan Berbasis Web Pada SMPN 71 Jakarta Siposiu Nasional Ilu Pengetahuan dan Teknologi (SIMNASIPTEK) 207 ISBN: 978-602-6268-4-9 Rancang Bangun Siste Inforasi Perpustakaan Berbasis Web Pada SMPN 7 Jakarta Kurniawati, Ghofar Taufik 2 STMIK Nusa

Lebih terperinci

KAJIAN METODE ZILLMER, FULL PRELIMINARY TERM, DAN PREMIUM SUFFICIENCY DALAM MENENTUKAN CADANGAN PREMI PADA ASURANSI JIWA DWIGUNA

KAJIAN METODE ZILLMER, FULL PRELIMINARY TERM, DAN PREMIUM SUFFICIENCY DALAM MENENTUKAN CADANGAN PREMI PADA ASURANSI JIWA DWIGUNA Jurnal Mateatika UNAND Vol. 3 No. 4 Hal. 160 167 ISSN : 2303 2910 c Jurusan Mateatika FMIPA UNAND KAJIAN METODE ZILLMER, FULL PRELIMINARY TERM, DAN PREMIUM SUFFICIENCY DALAM MENENTUKAN CADANGAN PREMI PADA

Lebih terperinci

Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro, Jl. Prof. Sudharto, Tembalang, Semarang, Indonesia

Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro, Jl. Prof. Sudharto, Tembalang, Semarang, Indonesia APLIKASI KENDALI ADAPTIF PADA SISTEM PENGATURAN TEMPERATUR CAIRAN DENGAN TIPOLOGI KENDALI MODEL REFERENCE ADAPTIVE CONTROLLER (MRAC) Ferry Rusawan, Iwan Setiawan, ST. MT., Wahyudi, ST. MT. Jurusan Teknik

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB LANDASAN TEORI. Beberapa Defenisi Pada analisa keputusan, si pebuat keputusan selalu doinan terhadap penjabaran seluruh alternatif yang terbuka, eperkirakan konsequensi yang perlu dihadapi pada setiap

Lebih terperinci

BAB III ANALISA TEORETIK

BAB III ANALISA TEORETIK BAB III ANALISA TEORETIK Pada bab ini, akan dibahas apakah ide awal layak untuk direalisasikan dengan enggunakan perhitungan dan analisa teoretik. Analisa ini diperlukan agar percobaan yang dilakukan keudian

Lebih terperinci

FORM (FR) SATUAN ACARA PERKULIAHAN

FORM (FR) SATUAN ACARA PERKULIAHAN Jl. Angkrek Situ No 19 Kabupaten Sueg Tgl. Terbit : 1 Septeber 2014 Hal : 1/7 Kode Mata Kuliah : MI4002 Mata Kuliah : Perencanaan Basis Data Bobot SKS : 3 Jurusan/Prodi : Manajeen Inforatika Seester :

Lebih terperinci

Penentuan Jumlah, Lokasi dan Cakupan Distribusi Gudang Produk Air Minum Dalam Kemasan Jenis Gelas (Studi Kasus di PT. Dzakiya Tirta Utama)

Penentuan Jumlah, Lokasi dan Cakupan Distribusi Gudang Produk Air Minum Dalam Kemasan Jenis Gelas (Studi Kasus di PT. Dzakiya Tirta Utama) Perfora (2005) Vol. 4, No.2: 52-63 Penentuan Julah, Lokasi dan Cakupan Distribusi Gudang Produk Air Minu Dala Keasan Jenis Gelas (Studi Kasus di PT. Dzakiya Tirta Utaa) Dyan Parardyo S, Yuniaristanto,

Lebih terperinci

DISTRIBUSI DUA PEUBAH ACAK

DISTRIBUSI DUA PEUBAH ACAK 0 DISTRIBUSI DUA PEUBAH ACAK Dala hal ini akan dibahas aca-aca fungsi peluang atau fungsi densitas ang berkaitan dengan dua peubah acak, aitu distribusi gabungan, distribusi arginal, distribusi bersarat,

Lebih terperinci

kesamaan routing produk pada layout fasilitas. Layout module memperluas ide dari cell dalam cellular layout dan departemen dalam process layout

kesamaan routing produk pada layout fasilitas. Layout module memperluas ide dari cell dalam cellular layout dan departemen dalam process layout 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ketatnya persaingan dunia industri saat ini, menuntut perusahaan untuk tanggap dalam memenuhi keinginan dan kepuasan konsumen agar dapat bersaing dengan kompetitor.

Lebih terperinci

PENGGUNAAN METODE HOMOTOPI PADA MASALAH PERAMBATAN GELOMBANG INTERFACIAL

PENGGUNAAN METODE HOMOTOPI PADA MASALAH PERAMBATAN GELOMBANG INTERFACIAL PENGGUNAAN METODE HOMOTOPI PADA MASALAH PERAMBATAN GELOMBANG INTERFACIAL JAHARUDDIN Departeen Mateatika Fakultas Mateatika Ilu Pengetahuan Ala Institut Pertanian Bogor Jl Meranti, Kapus IPB Daraga, Bogor

Lebih terperinci

Aplikasi Information Retrieval (IR) CATA Dengan Metode Generalized Vector Space Model

Aplikasi Information Retrieval (IR) CATA Dengan Metode Generalized Vector Space Model Aplikasi Inforation Retrieval (IR) CATA Dengan Metode Generalized Vetor Spae Model Hendra Bunyain, Chathalea Puspa Negara Jurusan Teknik Inforatika Fakultas Teknologi Inforasi, Universitas Kristen Maranatha.

Lebih terperinci

Prediksi Umur Kelelahan Struktur Keel Buoy Tsunami dengan Metode Spectral Fatigue Analysis

Prediksi Umur Kelelahan Struktur Keel Buoy Tsunami dengan Metode Spectral Fatigue Analysis JURNAL TEKNIK ITS Vol., (Sept, ) ISSN: 3-97 G-59 Prediksi Uur Kelelahan Struktur Keel Buoy Tsunai dengan Metode Spectral Fatigue Analysis Angga Yustiawan dan Ketut Suastika Jurusan Teknik Perkapalan, Fakultas

Lebih terperinci