SKRIPSI ANALISIS ANGGARAN PENJUALAN DALAM EVALUASI KINERJA MANAJEMEN PERUSAHAAN PADA PT BINTANG COSMOS MEDAN. Oleh

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "SKRIPSI ANALISIS ANGGARAN PENJUALAN DALAM EVALUASI KINERJA MANAJEMEN PERUSAHAAN PADA PT BINTANG COSMOS MEDAN. Oleh"

Transkripsi

1 UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI MEDAN SKRIPSI ANALISIS ANGGARAN PENJUALAN DALAM EVALUASI KINERJA MANAJEMEN PERUSAHAAN PADA PT BINTANG COSMOS MEDAN Oleh NAMA : INGRID SILALAHI NIM : DEPARTEMEN : AKUNTANSI Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Medan 2009

2 PERNYATAAN Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul, Analisis Anggaran Penjualan Dalam Evaluasi Kinerja Manajemen Perusahaan Pada PT. Bintang Cosmos Medan adalah benar hasil karya sendiri dan judul yang dimaksud belum pernah dimuat, dipublikasikan atau diteliti oleh mahasiswa lain dalam konteks penulisan skripsi program regular S1 Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara. Semua sumber data informasi yang diperoleh, telah dinyatakan dengan jelas, benar apa adanya. Dan apabila dikemudian hari pernyataan ini tidak benar, saya bersedia menerima sanksi yang ditetapkan oleh Universitas Sumatera Utara. Medan, 08 Juni 2009 Yang Membuat Pernyataan Ingrid Silalahi NIM

3 KATA PENGANTAR Penulis mengucapkan puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan kasih karunia yang diberikan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini guna memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Universitas Sumatera Utara. Dalam penyelesaian skripsi ini, penulis banyak mendapat bantuan berupa motivasi, saran maupun bimbingan dari berbagai pihak. Untuk itu, penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada : 1. Bapak Drs. Jhon Tafbu Ritonga, MEc., selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara. 2. Bapak Drs. Hasan Sakti Siregar, MSi, Ak., selaku Ketua Departemen Akuntansi, dan Ibu Dra. Mutia Ismail, MSi, Ak., selaku Sekretaris Departemen Akuntansi, Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara. 3. Ibu Dra. Sri Mulyani, MBA, Ak., selaku Dosen Pembimbing yang telah membimbing, mengarahkan, dan membantu penulis selama proses penyusunan skripsi ini. Bapak Drs. Arifin Lubis, MM, Ak., selaku Dosen Pembanding I dan Ibu Dra. Mutia Ismail, MSi, Ak., selaku Dosen Pembanding II. 4. Pimpinan dan para karyawan PT. Bintang Cosmos Medan yang telah memberikan kesempatan bagi penulis untuk mengadakan penelitian dan membantu penulis dalam memperoleh data dan informasi yang diperlukan guna penyelesaian skripsi ini, terutama kepada Bapak Tony Nauli Basa dan Ibu Reny Wijaya.

4 5. Kedua Orangtua penulis, Bapak John Silalahi dan Ibu Johanna Hutagalung, yang telah memberikan dukungan moril maupun materiil kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih memiliki banyak keterbatasan dan jauh dari sempurna. Untuk itu, penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari para pembaca. Akhir kata penulis mengharapkan kiranya skripsi ini dapat bermanfaat bagi para pembaca. Terima kasih.

5 ABSTRAK Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui teknik peramalan serta metode penyusunan anggaran penjualan yang dilakukan perusahaan dan sejauh mana penggunaan anggaran penjualan dalam mengevaluasi kinerja manajemen perusahaan pada PT. Bintang Cosmos Medan. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif dalam bentuk studi kasus, yaitu dengan merinci suatu obyek tertentu, kemudian menginterpretasikan, dan menganalisis sehingga dapat memberikan informasi untuk memecahkan masalah yang dihadapi. Data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder. Data primer berupa hasil observasi dan wawancara dengan kepala bagian keuangan dan akuntansi, serta kepala bagian penjualan. Sedangkan data sekunder yang digunakan berupa anggaran penjualan dan realisasi periode tahun 2004 sampai Dari hasil penelitian diketahui bahwa PT. Bintang Cosmos Medan melakukan peramalan penjualan secara kualitatif dan dengan metode participative budgeting (top down and bottom up). Anggaran penjualan telah dijadikan sebagai standar dalam mengevaluasi kinerja manajemen perusahaan, namun perusahaan tidak melakukan analisis varians. Manajemen perusahaan hanya menggunakan anggaran untuk melihat besarnya varians yang terjadi antara anggaran penjualan dan realisasinya. Perusahaan juga tidak menetapkan standar varians, yang akan menghemat waktu dalam melakukan evaluasi kinerja. Oleh karena itu, perusahaan belum menggunakan anggaran penjualan dengan efektif dalam mengevaluasi kinerja manajemen perusahaan. Kata kunci : Anggaran Penjualan, Analisis Varians, dan Evaluasi Kinerja.

6 ABSTRACT The objective of this research is to know techniques and methods undertaken by the company to forecast sales budget and the extent of evaluating the performance of company management PT Bintang Cosmos Medan. The research methods used in this study is a descriptive research in the form of case studies, detailing a particular object, then interpreting it and analyzing it in order to to provide informations to solve problems encountered. The data used are primary and secondary data. Primary data in form of observations and interviews with the head of the financial and accounting management and the head of the sales as well. While the secondary data used in form of sales and the realization of the budget period in 2005 until From the results of the research we note that the PT Star Cosmos Medan do sales forecasting with the qualitative and participative budgeting method (top down and bottom up). Sales budget have been made as a standard in evaluating the performance of the management company, however the company do not perform analysis varians. Company management use only the amount of the budget to mesure the amount of varians between salse budget and its realization. The company also does not set any standard varians, which will save time in evaluating performance. Therefore, companies has not yet used the sales budget effectivelly in evaluating the performance of company management. Key words : Sales Budget, Variance Analysis, and Performance Evaluation.

7 DAFTAR ISI halaman PERNYATAAN. i KATA PENGANTAR. ii ABSTRAK. iv ABSTRACT...v DAFTAR ISI.... vi DAFTAR TABEL.. ix DAFTAR LAMPIRAN.. xi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah B. Perumusan Masalah... 4 C. Batasan Masalah D. Tujuan Penelitian E. Manfaat Penelitian.. 5 F. Kerangka Konseptual BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Anggaran 1. Pengertian Anggaran Fungsi Anggaran Manfaat dan Kelemahan Anggaran. 12

8 B. Anggaran Penjualan 1. Pengertian Anggaran Penjualan Penyusunan Anggaran Penjualan Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Penyusunan Anggaran Penjualan Peramalan Penjualan. 19 C. Analisis Varians Penjualan. 35 D. Analisis Anggaran Penjualan Dalam Mengevaluasi Kinerja.. 41 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian 47 B. Jenis Data dan Sumber Data C. Metode Analisis Data D. Responden 48 E. Jadwal dan Lokasi Penelitian BAB IV HASIL PENELITIAN A. Data Penelitian 1. Sejarah Singkat dan Aktivitas Perusahaan Kepegawaian dan Struktur Organisasi Peramalan dan Penyusunan Anggaran Penjualan B. Analisis Hasil Penelitian 1. Peramalan Penjualan Metode Penyusunan Anggaran Penjualan

9 3. Analisis Anggaran Penjualan Dalam Evaluasi Kinerja Manajemen Perusahaan.. 66 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan B. Saran. 73 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

10 DAFTAR TABEL Tabel Judul Halaman 2.1 Anggaran Penjualan The Norton Company, untuk tahun yang 15 berakhir 31 Desember, 19B 2.2 Peramalan Penjualan Metode Kuadrat Terkecil Peramalan Penjualan Metode Momen Peramalan Penjualan Metode Kuadrat Standar Kesalahan Peramalan Penjualan Metode Kuadrat 25 Terkecil 2.6 Standar Kesalahan Peramalan Penjualan Metode Kuadrat 25 Terkecil 2.7 Standar Kesalahan Peramalan Penjualan Metode Kuadrat Standar Kesalahan Peramalan Penjualan Metode Kuadrat Analisis Korelasi Metode Kuadrat Terkecil Pengaruh Koefisien Korelasi Penjualan Susu PT. Sederhana Periode Penjualan Susu PT. Sederhana Semester I dan II Periode Tahun Laporan Kinerja PT. Sederhana Semester I Tahun Laporan Kinerja Terhadap Anggaran Persentase Pencapaian Total Penjualan Peramalan Penjualan- Metode Kuadrat Terkecil 63 PT. Bintang Cosmos Medan

11 4.3 Budget dan Realisasi Income Tahun Budget dan Realisasi Income Tahun Budget dan Realisasi Income Tahun Budget dan Realisasi Income Tahun Laporan Kinerja Terhadap Anggaran 70 PT. Bintang Cosmos, Tahun 2008.

12 DAFTAR LAMPIRAN Lampiran Judul 1 Struktur Organisasi PT. Bintang Cosmos 2 Retur Penjualan 3 Faktur (invoice) jasa reparasi 4 Faktur Penjualan 5 Budget dan Realisasi Income Tahun 2005 & Budget dan Realisasi Income Tahun Budget dan Realisasi Biaya Tahun Budget dan Realisasi Income Tahun Budget dan Realisasi Biaya Tahun 2008

13 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap perusahaan didirikan dengan tujuan untuk berkembang, tetap hidup (survive), serta memenuhi fungsi sosialnya. Tujuan tersebut dapat diwujudkan melalui suatu perencanaan dan pengendalian yang baik. Semakin berkembangnya perusahaan akan semakin banyak pula jenis-jenis kegiatan yang harus dilakukan sehingga perencanaan dan pengendalian akan kegiatan tersebut menjadi lebih rumit. Perencanaan dan pengendalian ini juga diperlukan untuk menghindarkan perusahaan dari masalah yang kompleks akibat meningkatnya persaingan di dunia usaha. Perencanaan ini dinyatakan dalam bentuk anggaran atau lebih dikenal dengan nama budget. Anggaran sebagai suatu system cukup memadai untuk dipergunakan sebagai alat perencanaan, pelaksanaan (pengarahan & pemotivasian), pengendalian, dan evaluasi seluruh kegiatan perusahaan. Anggaran sebagai alat bantu manajemen untuk jangka waktu tertentu dinyatakan dalam unit kuantitatif dan satuan moneter. Suatu anggaran disusun untuk mencoba memberikan jawaban dan memperkirakan kejadian yang akan terjadi dimasa yang akan datang. Hal ini merupakan bagian dari fungsi perencanaan, karena merupakan proyeksi ke depan dan dijabarkan dalam bentuk angka-angka. Untuk itu dibutuhkan persiapan penyusunan anggaran yang matang, tajam, dan teliti. Salah satu perencanaan yang dibutuhkan perusahaan dalam rangka mewujudkan tujuan pendiriannya adalah perencanaan atas laba yang optimal yang dapat diwujudkan antara lain dalam suatu anggaran.

14 Dalam proses penyusunan anggaran, langkah pertama adalah pembuatan ramalanramalan penjualan dan penyusunan anggaran penjualan. Anggaran penjualan digarap terlebih dahulu karena anggaran-anggaran lain tidak dapat disusun tanpa adanya estimasi penjualan. Anggaran penjualan berisi tentang berapa jumlah produk yang ditargetkan untuk dijual dan harga jual setiap produk yang memungkinkan perusahaan untuk menghasilkan pendapatan yang optimal pada masa yang akan datang. Anggaran penjualan sendiri disusun setelah ramalan penjualan dilakukan. Ramalan penjualan yang akurat meningkatkan manfaat anggaran penjualan sebagai dasar penyusunan anggaran perusahaan yang lain karena perusahaan dapat melengkapi rencana aktivitas lain setelah perusahaan mengetahui jumlah yang dianggarkan untuk dijual dalam suatu periode. Beberapa komponen utama yang terdapat dalam anggaran penjualan adalah penjelasan tentang kuantitas unit dan jenis produk perusahaan, harga jual produk, total harga jual, dan rincian daerah pemasaran. Anggaran penjualan sebagai pedoman dalam penyusunan anggaran-anggaran lainnya harus disusun secara cermat dan sebaik mungkin. Karena bila terjadi banyak penyimpangan dalam realisasi anggaran penjualan terhadap anggaran penjualan maka sudah barang tentu anggaran-anggaran lainnya juga terjadi banyak penyimpanagan dalam realisasinya. Anggaran penjualan, sebagai alat bantu manajemen sangat berperan sebagai standar kinerja untuk mengevaluasi kinerja bagian penjualan. Pengevaluasian melalui anggaran penjualan erat kaitannya dengan fungsi anggaran penjualan sebagai alat pengendalian. Di sini anggaran penjualan digunakan untuk membandingkan antara

15 realisasi yang telah dicapai oleh bagian penjualan dengan rencana perusahaan dalam anggaran. Kegunaan anggaran itu sendiri bagi evaluasi kinerja bagian penjualan adalah untuk memperoleh gambaran yang jelas tentang peranan anggaran penjualan dalam mengevaluasi kinerja bagian penjualan pada khususnya dan manajemen pada umumnya, dan memaksimalkan penggunaan anggaran penjualan dalam evaluasi kinerja manajemen. Adapun fungsi anggaran menurut Supriyono (1999:343) dibagi atas: 1. Fungsi Perencanaan 2. Fungsi Koordinasi 3. Fungsi Komunikasi 4. Fungsi Motivasi 5. Fungsi Pengendalian dan Evaluasi 6. Fungsi Pendidikan Suatu penelitian yang telah ada terdahulu, salah satunya seperti mengevaluasi kinerja manajer pemasaran dengan melihat total pencapaian yang diperoleh dari total penjualan yang dinyatakan dalam persentase, karena adanya campur tangan manajer pemasaran dalam penyusunan anggaran dan pelaksanaannya. Disini, penulis ingin menyampaikan bahwa evaluasi kinerja manajemen tidak hanya dilihat dari total pencapaian penjualan saja, tetapi juga: Mengelola operasi organisasi secara efektif dan efisien melalui pemotivasian karyawan secara maksimum. Membantu pengambilan keputusan yang bersangkutan dengan karyawan. Mengidentifikasi kebutuhan pelatihan dan pengembangan karyawan. PT. Bintang Cosmos merupakan suatu perusahaan yang bergerak dalam bidang pemasaran kenderaan bermotor dengan merek Mercedes-Benz untuk wilayah

16 Sumatera Utara di bawah naungan PT. Daimler-Chrysler Distribution Indonesia yang mulanya bernama PT. Star Motors Indonesia yang merupakan Agen Tunggal Pemegang Merk (ATPM) Mercedes-Benz untuk Indonesia. Adapun kenderaan yang dipasarkan adalah jenis truk, bus, dan sedan. Sampai saat ini ada tiga kegiatan usaha yang dilakukan PT. Bintang Cosmos, yaitu penjualan kenderaan bermotor, penjualan spareparts dan pemberian jasa reparasi untuk merk Mercedes-Benz. Penjualan produk kenderaan bermotor dan spareparts ini membutuhkan perencanaan yang baik yang kemudian disusun dalam suatu anggaran penjualan. Anggaran ini berisi kuantitas dan harga jual minimum yang harus dicapai oleh bagian penjualan untuk mendukung rencana perolehan pendapatan perusahaan. Hal inilah yang menjadikan anggaran penjualan sebagai suatu standar evaluasi kinerja bagian penjualan oleh manajemen perusahaan. Namun kenyataannya seringkali peranan anggaran penjualan sebagai standar kinerja tidak dimanfaatkan sebaik-baiknya. B. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas, maka penulis merumuskan masalah : Bagaimana peramalan dan penyusunan anggaran penjualan serta penggunaan anggaran penjualan dalam mengevaluasi kinerja manajemen perusahaan yang dilakukan oleh PT. Bintang Cosmos Medan?

17 C. Batasan Masalah Pembahasan anggaran penjualan perusahaan yang dilakukan oleh penulis hanya pada penjualan kenderaan bermotor, workshop, dan spareparts. D. Tujuan Penelitian Tujuan yang hendak dicapai dari penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui teknik peramalan dan metode penyusunan anggaran penjualan pada perusahaan. 2. Untuk memperoleh gambaran yang jelas tentang peranan anggaran penjualan dan mengetahui sejauh mana penggunaannya dalam mengevaluasi kinerja manajemen perusahaan. E. Manfaat Penelitian Manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah: 1. Sebagai bahan masukan bagi penulis untuk mengetahui peranan anggaran penjualan dalam mengevaluasi kinerja bagian penjualan pada khususnya dan manejemen pada umumnya. 2. Sebagai bahan masukan atau bahan pertimbangan bagi perusahaan dalam memanfaatkan anggaran penjualan. 3. Sebagai bahan referensi bagi peneliti lain yang ingin mengadakan penelitian lebih lanjut tentang anggaran terutama anggaran penjualan.

18 F. Kerangka Konseptual Manajer Perusahaan Bagian Penjualan PT. Bintang Cosmos Medan Anggaran Penjualan Evaluasi kinerja Penjualan merupakan ujung tombak dalam mencapai tujuan perusahaan untuk mencapai laba yang optimal. Kesalahan dalam penyusunan anggaran penjualan akan mengakibatkan anggaran yang lain juga menjadi salah. Mengingat arti pentingnya suatu anggaran penjualan bagi keseluruhan aktivitas perusahaan maka diperlukan pedoman dalam menyusun anggaran penjualan perusahaan dengan baik dan benar. Dengan adanya anggaran penjualan maka dapat dijadikan pedoman bagi manajemen perusahaan sebagai tolak ukur dalam mengevaluasi kinerja bagian penjualan. Keuntungan dari peranan anggaran penjualan itu sendiri secara umum adalah sebagai pemicu bagi pihak-pihak yang terkait dalam aktivitas perusahaan untuk mencapai sasaran dalam anggaran, sekaligus sebagai dasar atau gambaran bagi bagian penjualan untuk merealisasikannya.

19 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Anggaran 1. Pengertian Anggaran Kata anggaran sudah sering kita dengar dalam kegiatan sehari-hari. Ada yang memahaminya sebagai target, ada yang mengatakan penghasilan atau biaya yang diproyeksikan/diharapkan, dan yang lainnya. Berdasarkan etimologi kata anggaran berasal dari bahasa Yunani yang artinya kantong, dompet, atau pundipundi. Istilah yang dipakai untuk menyebutkan anggaran dapat berbeda-beda antara satu perusahaan dengan perusahaan lainnya. Karena tujuan akhir dari perusahaan pada umumnya adalah laba (profit) maka anggaran perusahaan juga sering disebut sebagai : Business Budget Profit Planning and Control Comprehensive Budgeting Managerial Budgeting Business Budget and Control Anggaran pada dasarnya merupakan rencana kuantitatif terhadap kegiatan operasi perusahaan. Namun oleh beberapa penulis, anggaran dapat didefenisikan dengan lebih terperinci mengingat anggaran merupakan komponen utama dari perencanaan serta pengendalian.

20 Berikut defenisi anggaran menurut beberapa penulis : Anggaran menurut Munandar (1997:1) ialah, Suatu rencana yang disusun secara sistematis, yang meliputi seluruh kegiatan perusahaan, yang dinyatakan dalam unit (kesatuan) moneter dan berlaku untuk jangka waktu (periode) tertentu yang akan datang. Shim & Siegel (2000:342), Anggaran merupakan rencana kuantitatif dari kegiatan maupun program yang dinyatakan menurut nilai aktiva, modal, pendapatan, dan biaya yang dibutuhkan untuk melaksanakan rencana tersebut ataupun dalam istilah kuantitatif lainnya seperti unit barang ataupun jasa. Welsch (2000:1), Perencanaan dan pengendalian laba yang menyeluruh sebagai suatu pendekatan sistematis dan formal untuk menjalankan tahapan penting dari fungsi perencanaan dan pengendalian manajemen. Dari ketiga defenisi diatas, dapat disimpulkan bahwa anggaran mencakup unsur-unsur sebagai berikut : a. Rencana Anggaran merupakan suatu rencana karena merupakan suatu penentuan terlebih dahulu aktivitas atau kegiatan yang akan datang. Dengan adanya rencana, maka perusahaan akan berjalan menuju ke sasaran yang telah ditetapkan. b. Meliputi seluruh kegiatan perusahaan Anggaran harus mencakup seluruh kegiatan perusahaan yang akan dilakukan oleh semua bagian yang ada dalam perusahaan. Hal ini

21 mengingat bahwa anggaran adalah suatu rencana yang dijadikan pedoman kerja, alat pengkoordinasian kerja, dan alat pengawasan. c. Dinyatakan dalam unit moneter Anggaran dinyatakan dalam unit moneter, mengingat kegiatan perusahaan yang beraneka-ragam sering memiliki satuan unit yang berbeda-beda. Dengan satuan unit yang sama maka seluruh kegiatan perusahaan akan dapat dihitung, dianalisa, dan kemudian dapat disusun perencanaan yang terpadu yang memadai bagi perusahaan yang bersangkutan. d. Jangka waktu tertentu yang akan datang Anggaran perusahaan disusun untuk berbagai jangka waktu. Misalnya per minggu, per bulan, per triwulan, per semester, per tahun, atau per jangka waktu lebih dari satu tahun. Hal ini sesuai dengan kebutuhan pihak manajemen dan kesepakatan yang ada dalam perusahaan. e. Sumber daya Perusahaan harus membuat perencanan mengenai sumber daya yang diperlukan dan yang tersedia, agar rencana operasi dapat direalisasikan dengan baik. Sistem anggaran yang digunakan perusahaan nantinya akan memberikan beberapa keuntungan antara lain memberikan informasi sumber daya yang dapat meningkatkan kualitas pengambilan keputusan, mendorong suatu standar prestasi yang tinggi dengan membangkitkan semangat bersaing yang sehat, membantu mengarahkan modal dan semua usaha-usaha

22 organisasi ke saluran yang paling menguntungkan serta meningkatkan komunikasi dan koordinasi antar setiap bagian dalam perusahaan. 2. Fungsi Anggaran Fungsi Anggaran sebagai alat bantu manajemen menurut Supriyono (1999:343) dibagi atas: a. Fungsi Perencanaan b. Fungsi Koordinasi c. Fungsi Komunikasi d. Fungsi Motivasi e. Fungsi Pengendalian dan Evaluasi f. Fungsi Pendidikan Fungsi anggaran tersebut dijelaskan sebagai berikut: a. Fungsi Perencanaan Anggaran sebagai alat perencanaan tertulis memberikan gambaran yang nyata tentang tujuan-tujuan yang hendak dicapai perusahaan. b. Fungsi Koordinasi Anggaran berfungsi sebagai alat mengkoordinasikan rencana dan tindakan berbagai unit atau segmen yang ada di dalam organisasi agar dapat bekerja secara selaras kearah pencapaian tujuan. c. Fungsi Komunikasi Dalam penyusunan anggaran, berbagai unit dan tingkatan organisasi berkomunikasi dan berperan serta dalam proses anggaran. Komunikasi tersebut meliputi penyampaian informasi yang berhubungan dengan

23 tujuan, strategi, kebijaksanaan, pelaksanaan, penyimpangan yang timbul serta prestasi yang berhasil dicapai. d. Fungsi Motivasi Anggaran berfungsi sebagai alat untuk memotivasi para pelaksana di dalam melaksanakan tugas-tugasnya atau untuk mencapai tujuan. Motivasi ini dapat diberikan yaitu dengan pemberian insentif ataupun promosi jabatan bagi para pelaksana yang mencapai prestasi. e. Fungsi Pengendalian dan Evaluasi Anggaran sebagai alat pengendalian pada dasarnya adalah membandingkan antara rencana dengan pelaksanaan sehingga dapat ditentukan penyimpangan yang timbul apakah merugikan atau menguntungkan bagi organisasi dan unit-unitnya. f. Fungsi Pendidikan Dengan anggaran, para manajer dididik untuk bekerja secara terperinci pada pusat pertanggungjawaban yang dipimpin dan sekaligus dengan pusat pertanggungjawaban lain dalam organisasi tersebut. Dengan demikian, anggaran bermanfaat untuk latihan kepemimipinan bagi para manajer agar dimasa depan mampu menduduki jabatan yang lebih tinggi. Anggaran suatu perusahaan harus disusun setelah perusahaan mengembangkan suatu rencana strategis baik jangka panjang maupun jangka pendek. Rencana strategis jangka panjang yang biasanya berjangka waktu lima tahun, membahas tentang investasi modal utama yang dibutuhkan untuk

24 mempertahankan fasilitas yang ada, meningkatkan kapasitas, pengembangan produk dan pengembangan pasar tertentu. Sementara rencana strategis jangka pendek yang dicapai dalam tahapan tahun demi yahun menggambarkan tentang tingkat penjualan, tingkat produksi dan biaya, pendapatan dan arus kas yang diantisipasi untuk tahun mendatang. Untuk lebih memahami konsep yang lebih jelas mengenai anggaran, berikut ini diuraikan karakteristik anggaran menurut Mulyadi (2001:490), yaitu: 1. Anggaran dinyatakan dalam satuan keuangan dan satuan selain keuangan. 2. Anggaran umumnya mencakup jangka waktu satu tahun. 3. Anggaran berisi komitmen atau kesanggupan manajemen, yang berarti bahwa para manajer setuju untuk menerima tanggung jawab untuk mencapai sasaran yang ditetapkan dalam anggaran. 4. Usulan anggaran di-review dan disetujui oleh pihak yang berwenang lebih tinggi dari penyusunan anggaran. 5. Sekali disetujui, anggaran hanya dapat diubah dibawah kondisi tertentu. 6. Secara berkala, kinerja keuangan sesungguhnya dibandingkan dengan anggaran dan selisihnya dianalisis dan dijelaskan. 3. Manfaat dan Kelemahan Anggaran Manfaat dari penyusunan anggaran ini menurut Nafarin (2001:12) yaitu : a. Segala kegiatan dapat terarah pada pencapaian tujuan bersama. b. Dapat digunakan sebagai alat menilai kelebihan dan kekurangan pegawai. c. Dapat memotivasi pegawai. d. Menimbulkan tanggung jawab tertentu pada pegawai. e. Menghindari pemborosan dan pembayaran yang kurang perlu. f. Sumber daya, seperti tenaga kerja, peralatan, dan dana dapat dimanfaatkan seefisien mungkin. g. Alat pendidikan bagi manajer.

25 Sedangkan kelemahan dari anggaran menurut Adisaputro, & Asri (2003:53) yaitu : a. Anggaran disusun berdasarkan estimasi seperti potensi penjualan, kapasitas produksi dan lain-lain, oleh karena itu terlaksananya dengan baik kegiatan-kegiatan tergantung pada ketepatan estimasi tersebut. b. Anggaran hanya merupakan rencana, dan rencana tersebut baru berhasil apabila dilaksanakan dengan sungguh-sungguh. c. Anggaran hanya merupakan suatu alat yang dipergunakan untuk membantu manajer dalam melaksanakan tugasnya, bukan menggantikannya. d. Kondisi yang terjadi tidak selalu seratus persen sama dengan yang diramalkan sebelumnya, karena itu anggaran perlu memiliki sifat yang luwes. Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa anggaran bukanlah satu-satunya yang dapat dilakukan oleh manajemen atau yang tertinggi dalam kebijakan manajemen. Hakikat anggaran adalah membantu manajemen dalam menjelaskan tujuan yang hendak dicapai. B. Anggaran Penjualan 1. Pengertian Anggaran Penjualan Pengertian anggaran penjualan dapat diuraikan oleh beberapa penulis seperti berikut: Munandar (1997:49) mengatakan: Anggaran Penjualan (sales budget) ialah anggaran yang merencanakan secara lebih terperinci tentang penjualan perusahaan selama periode yang akan datang, yang didalamnya meliputi rencana tentang jenis (kualitas) barang yang akan dijual, jumlah (kuantitas) barang yang akan dijual, harga barang yang akan dijual, waktu penjualan serta tempat (daerah) pemasaran. Menurut Hansen dan Mowen (2000:355):

26 Anggaran penjualan (sales budget) adalah proyeksi yang memuat prakiraan penjualan dalam unit dan satuan moneter yang telah disetujui oleh komite anggaran. Dalam anggaran penjualan harus terdapat beberapa hal penting yang akan menjelaskan keadaan rencana penjualan secara terperinci seperti: Kuantitas unit barang atau jasa yang akan dijual Harga jual per unit Jenis produk yang akan dijual Total harga jual Rincian daerah pemasaran produk Secara sederhana, anggaran penjualan dapat digambarkan sebagai berikut: Rencana kuantitas barang/jasa yang akan dijual Rencana harga jual per unit barang/jasa Total harga jual barang/jasa XXX unit Rp XXX Rp XXX Berikut ini disajikan contoh anggaran penjualan bagi perusahaan yang menjual satu jenis produk.

27 Tabel 2.1 THE NORTON COMPANY Anggaran Penjualan Untuk Tahun yang Berakhir 31 Desember, 19B Keterangan Kuartal Total Perkiraan Penjualan dalam unit Harga jual per unit x$80 X$80 x$80 x$80 x$80 Total Penjualan $ $ $ $ $ Sumber: J. K. Shim J. G. Siegel, Budgeting, terjemahan Julius Mulyadi, Erlangga, Jakarta, 2001, hal Penyusunan Anggaran Penjualan Pada umumnya perusahaan-perusahaan di dalam melaksanakan kegiatan operasionalnya akan terbentur kepada dua permasalahan utama. Dua permasalahan utama tersebut yaitu permaslahan yang berhubungan dengan penjualan dan permasalahan yang berhubungan dengan produksi. Penyusunan anggaran penjualan sebaiknya dimulai dari masalah yang paling berat yang dirasakan di dalam perusahaan yang bersangkutan. Penyusunan anggaran induk perusahaan secara keseluruhan pada umumnya dilaksanakan oleh Komite Anggaran (Budget Committee) yang terdiri dari Pejabat Pimpinan Pusat (Chief Executive Officer), Pejabat Operasional Pusat (Chief Operating Officer), dan Pejabat Keuangan Pusat (Chief Financial Officer). Fungsi pokok komite anggaran ini antara lain adalah menyusun dan menyetujui

28 kebijaksanaan dalam anggaran, merevisi anggaran dan menyarankan tindakan perbaikan atas analisis antara anggaran dan realisasinya. Ditinjau dari pihak-pihak yang dapat terlibat dalam proses penyusunan anggaran induk, maka terdapat 3 metode yang dikemukakan oleh Atkinson (2001:475) yaitu: 1. Authoritive Budgeting 2. Participative Budgeting 3. Consultative Budgeting Authoritive Budgeting merupakan pendekatan dari atas ke bawah (Top-Down Approach) dalam penyusunan anggaran. Dalam metode ini, bawahan tidak diminta keikutsertaannya dalam penyusunan anggaran perusahaan, melainkan atasan langsung menetapkan anggaran tersebut. Kebaikan metode ini adalah proses penyusunan anggaran dalam perusahaan akan berjalan tepat pada sasaran dan lebih efisien, serta memungkinkan adanya koordinasi diantara unit-unit dalam perusahaan. Sedangkan kelemahan dari metode ini antara lain atasan mungkin saja tidak mengetahui dengan pasti target yang sesuai untuk suatu unit perusahaan tertentu, serta kurangnya motivasi dan komitmen tujuan yang dianggarkan yang disebabkan oleh ketiadaan partisipasi karyawan dalam penentuan anggaran. Participative Budgeting merupakan metode penyusunan anggaran dimana atasan dan bawahan secara bersama menetapkan anggaran perusahaan melalui proses pengambilan keputusan bersama (Joint Decision-making Process). Metode ini memberikan pengaruh positif terhadap motivasi karyawan karena penerimaan karyawan yang lebih besar terhadap tujuan yang dianggarkan menyebabkan

29 komitmen perseorangan yang lebih tinggi untuk mencapai tujuan tersebut dan partisipasi dalam penyusunan anggaran menghasilkan pertukaran informasi yang efektif antara pihak pelaksana anggaran dan atasan sehingga terdapat pemahaman yang lebih jelas tentang tugas dan pekerjaan yang akan mereka lakukan. Consultative Budgeting merupakan metode penyusunan anggaran dimana bawahan diminta untuk mendiskusikan pendapat mereka mengenai anggaran, tetapi tidak terjadi proses pengambilan keputusan bersama. Atasan hanya meminta pendapat dari bawahan tetapi ia tetap menetapkan anggaran secara sendiri dengan atau tanpa mempertimbangkan masukan dari bawahannya. Penyusunan anggaran menurut Harahap (2001:85) jika ditinjau dari segi mana anggaran mulai disusun maka dibedakan atas: a. A Priori b. A Posteriori c. Pragmatis Pembagian tersebut dijelaskan sebagai berikut: a. A Priori Dalam metode ini, penyusunan anggaran penjualan dimulai dari penetapan angka laba yang diinginkan oleh perusahaan untuk periode tersebut lalu diikuti dengan estimasi kuantitas penjualan serta estimasi harga perunit produk yang memungkinkan perusahaan mencapai laba yang telah ditetapkan sebelumnya. b. A Posteriori

30 Dalam metode ini, penyusunan anggaran dimulai dari penghitungan estimasi kuantitas penjualan, harga perunit produk, biaya dan lain-lain. Setelah penghitungan komponen tersebut, kemudian perusahaan akan menghitung estimasi jumlah laba berdasarkan penghitungan didalam anggaran penjualan. c. Pragmatis Dalam metode ini, penyusunan anggaran penjualan dan proyeksi laba ditetapkan berdasarkan pengalaman masa lalu. 3. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Penyusunan Anggaran Penjualan Penjualan merupakan ujung tombak dalam mencapai tujuan perusahaan untuk mencari laba yang optimal. Kesalahan dalam penyusunan anggaran penjualan akan mengakibatkan anggaran yang lain juga menjadi salah. Penyusunan anggaran didahului dengan pembuatan ramalan (forecast) penjualan dengan mempertimbangkan faktor-faktor yang dapat berpengaruh terhadap penjualan. Munandar (1997:50) menjelaskan faktor-faktor yang harus diperhatikan dalam penyusunan anggaran penjualan secara garis besar dapat dibedakan menjadi dua kelompok, yaitu : 1) Faktor-faktor intern, yaitu data, informasi dan pengalaman yang terdapat di dalam perusahaan itu sendiri. Faktor-faktor tersebut antara lain: a) Penjualan tahun-tahun yang lalu meliputi baik kualitas, kuantitas, harga, waktu maupun tempat (daerah) penjualannya. b) Kebijaksanaan perusahaan yang berhubungan dengan masalah penjualan, seperti pemilihan saluran distribusi, pemilihan mediamedia promosi, cara (metode) penetapan harga jual dan sebagainya. c) Kapasitas produksi yang dimiliki perusahaan, serta kemungkinan perluasannya di waktu yang akan datang.

31 d) Tenaga kerja yang tersedia, baik jumlahnya (kuantitatif) maupun ketrampilan dan keahliannya (kualitatif), serta kemungkinan pengembangannya di waktu yang akan datang. e) Modal kerja yang dimiliki perusahaan, serta kemungkinan penambahannya di waktu yang akan datang. f) Fasilitas-fasilitas lain yang dimiliki perusahaan, serta kemungkinan perluasannya di waktu yang akan datang. 2) Faktor-faktor ekstern, yaitu data, informasi, dan pengalaman yang terdapat diluar perusahaan, tetapi mempunyai pengaruh terhadap anggaran penjualan perusahaan. Faktor-faktor tersebut antara lain berupa: a) Keadaan persaingan di pasar. b) Posisi perusahaan dalam persaingan. c) Tingkat penghasilan penduduk. d) Tingkat penghasilan masyarakat. e) Elastisitas permintaan terhadap harga barang yang dihasilkan perusahaan (demand elasticity), yang terutama akan mempengaruhi dalam merencanakan harga jual dalam anggaran penjualan yang disusun. f) Agama, adat-istiadat dan kebiasaan-kebiasaan masyarakat. g) Berbagai kebijaksanaan pemerintah, baik di bidang politik, ekonomi, sosial, budaya maupun keamanan. h) Keadaan perekonomian nasional maupun internasional. i) Kemajuan teknologi, barang-barang substitusi, selera konsumen dan kemungkinan perubahannya, dan sebagainya. 4. Peramalan Penjualan Ramalan penjualan yang akurat akan membuat suatu anggaran penjualan dapat berfungsi dengan baik. Peramalan ini berkaitan dengan potensi penjualan perusahaan dan bagian pasar yang dapat dicapai perusahaan. Perlu diketahui sebelumnya istilah perencanaan penjualan dengan ramalan penjualan merupakan dua hal yang berbeda. Walaupun keduanya saling berkaitan tetapi masing-masing mempunyai perbedaan tujuan yang jelas. Ramalan (forecast) bukan merupakan rencana, melainkan suatu pernyataan dan/atau penaksiran terukur dari keadaan di masa datang tentang pokok tertentu (misalnya pendapatan penjualan) berdasarkan satu atau lebih asumsi yang jelas.

32 Mulyadi (2001:491) menjelaskan karakteristik ramalan secara keseluruhan sebagai berikut: 1. Ramalan dapat dinyatakan dalam satuan keuangan atau dalam satuan selain keuangan. 2. Ramalan dapat mencakup berbagai macam jangka waktu. 3. Penyusunan ramalan tidak bertanggung jawab untuk mencapai hasil yang diramalkan. 4. Ramalan tidak memerlukan persetujuan dari pihak yang memiliki wewenang yang lebih tinggi. 5. Ramalan akan selalu dimuktahirkan (update) jika informasi baru menunjukkan perubahan kondisi. 6. Penyimpangan dari yang diramalkan tidak dianalisis secara formal atau secara berkala. Penyusun ramalan melakukan analisis terhadap penyimpangan hasil ramalan dengan apa yang diramal, namun tujuan analisis ini adalah untuk memperbaiki kemampuannya dalam melakukan ramalan. Ramalan penjualan menurut Munandar (1997:52) berdasarkan sifat untuk melakukan penaksiran-penaksiran tersebut dapat dibedakan menjadi dua metode yaitu: 1. Bersifat kualitatif (Opinion Method), ialah cara penaksiran yang menitikberatkan pada pendapat seseorang. Cara penaksiran ini memiliki kelemahan karna banyak diwarnai dengan pendapat yang bersifat subyektif sehingga hasil taksirannya menjadi diragukan. Beberapa cara penaksiran yang bersifat kualitatif ini antara lain: a. Pendapat pimpinan bagian penjualan (executive opinion). b. Pendapat petugas penjualan (salesman). c. Pendapat konsumen (melalui penelitian pasar). 2. Bersifat kuantitatif (statistical method), ialah cara penaksiran yang menitikberatkan pada perhitungan-perhitungan angka dengan menggunakan berbagai metode statistika. Kelemahan dari metode ini ialah adanya hal-hal yang tidak dapat diukur secara kuantitatif, seperti selera dan kebiasaan konsumen, tingkat pendidikan dan cara berpikir masyarakat. Metode yang bersifat kuantitatif oleh Nafarin (2001:24) dapat dilakukan dengan beberapa cara, antara lain:

33 1. Analisis Trend, yang terdiri dari: a. Metode Kuadrat Terkecil (Least Square Method) b. Metode Momen (Moment) c. Metode Kuadrat (Analisis Trend Garis Lengkung) 2. Standar Kesalahan Forecasting 3. Analisis Regresi (Regression Analysis) a. Analisis Trend (Trend Analysis) Trend merupakan gerakan lamban berjangka panjang dan cenderung menuju kesatu arah, menaik atau menurun. Analisis trend yang dapat dipergunakan seprti (1) metode last square (metode kuadrat terkecil), (2) metode momen, dan (3) metode kuadrat (analisis trend garis lengkung). Metode kuadrat terkecil dan metode momen disebut metode trend garis lurus. Misalnya, data penjualan susu dari PT. Sederhana 5 tahun, yaitu tahun 2002, 2003, 2004, 2006 masing-masing 130 unit, 145 unit, 150 unit, 165 unit dan 170 unit. Analisis trend garis lurus terdiri atas metode kuadrat terkecil dan metode momen yang dapat diuraikan sebagai berikut. Metode kuadrat terkecil (Least Square Method) Ramalan penjualan dengan menggunakan metode ini dapat dihitung dengan rumus : Y = a + bx

34 b = n XY X 2 n X ( X ) 2 Y Y X a = b n n Tabel 2.2. Peramalan Penjualan Metode Kuadrat Terkecil N Tahun Penjualan (Y) X X 2 XY Sumber: M. Nafarin, Penganggaran Perusahaan, Edisi Revisi, Jakarta, Salemba Empat, 2004, hal 45. Metode momen Rumus yang digunakan Y = a + b X Y = n a + b X XY = a X + b Tabel 2.3. Peramalan Penjualan Metode Momen N Tahun Penjualan (Y) X X 2 XY X 2

35 Sumber: M. Nafarin, Penganggaran Perusahaan, Edisi Revisi, Jakarta, Salemba Empat, 2004, hal 45. Metode Kuadrat (Analisis Trend Garis Lengkung) Persamaan trend garis lengkung adalah : Y = a + b X + c (X) 2 Rumus metode yang akan dikemukakan dalam uraian ini adalah untuk penjualan produk bukan permintaan turunan. Dikatakan penjualan produk bukan permintaan turunan, bila produk yang dijual tersebut tidak dipengaruhi oeh penjualan produk lainnya yang mememerlukan bahan baku dari produk tersebut. Misalkan produk susu tidak digunakan sebagai bahan baku dari produk roti, maka produk susu ini adalah produk bukan permintaan turunan. Akan tetapi, bila produk ini digunakan untuk bahan baku membuat produk biscuit susu misalnya, maka produk susu ini dikatakan produk permintaan menurun. Anggap saja penjualan susu PT. Sederhana seperti contoh sebelumnya merupakan produk bukan permintaan menurun, sehingga dalam metode kuadrat dapat dibuat perhitungan sebagai berikut : Tabel 2.4. Peramalan Penjualan Metode Kuadrat N Tahun Penjualan (Y) X X 2 X 2 Y X

36 Sumber: M. Nafarin, Penganggaran Perusahaan, Edisi Revisi, Jakarta, Salemba Empat, 2004, hal 45. Rumus yang digunakan sebagai berikut : Y = n a + c X X Y = a X + c X 4 a. Standar Kesalahan peramalan (SKP) Dalam analisis trend ada dua metode yang dapat digunakan dalam ramalan penjualan, yaitu metode garis lurus dan metode trend garis lengkung. Untuk menentukan metode mana yang paling sesuai dari kedua metode tersebut, maka digunakan standar kesalahan peramalan (SKP). Nilai SKP yang terkecul akan menunjukkan bahwa peramalan yang disusun tersebut mendekati kesesuaian. Adapun rumus standar peramalan (SKP) adalah sebagai berikut : SKP = ( X Y ) : n 2 X Y n = penjualan nyata = ramalan penjualan = jumlah data yang dianalisis Misalnya dari data yang telah dikemukakan terdahulu, yaitu penjualan susu oleh PT. Sederhana yang ramalan penjualannya menggunakan metode trend garis lurus (metode kuadrat terkecil) dan metode trend garis lengkung (metode kuadrat) adalah sebagai berikut : menurut metode kuadrat terkecil, persamaan trend garis lurusnya adalah :

37 Y Y = a + b X = X Tabel 2.5. Standar Kesalahan Peramalan Metode Kuadrat Terkecil Tahun X A Bx Ramalan Penjualan = = = = = 172 Sumber: M. Nafarin, Penganggaran Perusahaan, Edisi Revisi, Jakarta, Salemba Empat, 2004, hal 45. Berikut perhitungan SKP penjualan susu dengan metode kuadrat terkecil : Tabel 2.6 Standar Kesalahan Peramalan Metode Kuadrat Terkecil Tahun Penjualan Ramalan (X-Y) (X-Y) 2 Nyata (X) Penjualan (Y) Sumber: M. Nafarin, Penganggaran Perusahaan, Edisi Revisi, Jakarta, Salemba Empat, 2004, hal 45.

38 2 ( X Y ) n SKP = : 30 : 5 = 2,45 Menurut metode kuadrat (metode trend garis lengkung) persamannya : Y = a + bx + c (X) 2 Y = 153, x 0,71 (X) 2 Tabel 2.7 Standar Kesalahan Peramalan Metode Kuadrat Tahun X A Bx cx 2 Ramalan Penjualan , ,84 153, ,84 = 130, , ,71 153, ,71 = 142, , , = 153, , ,71 153, ,71 = 162, , ,84 153, ,84 = 170,59 Sumber: M. Nafarin, Penganggaran Perusahaan, Edisi Revisi, Jakarta, Salemba Empat, 2004, hal 45. Perhitungan SKP penjualan susu dengan metode kuadrat (trend garis lengkung) sebagai berikut : Tabel 2.8 Standar Kesalahan Peramalan Metode Kuadrat Tahun Penjualan Ramalan (X-Y) (X-Y) 2 Nyata (X) Penjualan (Y) ,59-0,59 0, ,72 +2,28 5, ,43 3,34 11, ,72 +2,28 5, ,59-0,59 0,3481

39 22,8579 Sumber: M. Nafarin, Penganggaran Perusahaan, Edisi Revisi, Jakarta, Salemba Empat, 2004, hal 45. ( X Y ) SKP = : n 2 = 22,8579 : 5 = 2, 14 Jadi, dengan metode trend garis lurus nilai SKP 2,45 lebih besar daripada dengan meted garis lengkung ya mempunyai nilai SKP 2,14. oleh Karena itu, dengan metode garis lengkung lebih sesuai untuk ramalan penjualan perusahaan susu PT. Sederhana. b. Analisis Korelasi Ramalan penjualan dengan metode statistic akan lebih lengkap apabila ditambah dengan analisis korelasi. Analisis korelasi dipakai untuk mengetahui hubungan sebab akibat antara beberapa variable. Perubahan tingkat penjualan yang akan terjadi tidak hanya ditentukan oleh penjualan, tetapi juga oleh factor lain, misalnya penjualan susu ditentukan oleh factor penjualan biscuit susu, penjualan kulit sepatu ditentukan oleh factor penjualan sepatu. Produk kulit sepatu yang penjualannya bergantung pada penjualan produk sepatu dan penjualan susu ditentukan oleh penjualan biscuit susu, maka produk kulit sepatu dan susu disebut dengan produk permintaan menurun. Formula (rumus) yang dapat dipergunakan dalam analisis korelasi berupa metode kuadrat terkecil sebagai berikut : Y = a + bx

40 b = n X Y X 2 2 n X ( X ) Y a = Y b n X n a b = Jumlah data yang dianalisis = jumlah pasang observas = koefisien Apabila X = Penjualan biskuti susu, variable bebas (independent) Y = Penjualan susu, variable tergantung (dependent) Tahun X Y XY Tabel 2.9 Analisis Korelasi Metode Kuadrat Terkecil X 2 Y 2 X X Y Y X X Y Y 2 X X 2 Y Y Sumber: M. Nafarin, Penganggaran Perusahaan, Edisi Revisi, Jakarta, Salemba Empat, 2004, hal 45. X = X : n = 25 : 5 = 5 ( rata rata X ) Y Y : n = 760 : 5 = 152 ( rata rata Y )

41 5(3.900) 25(760) b = = 5(135) (25) = (25) a = 5 = 102 Perhitungan tersebut dapat juga dihitung dengan metode momen sebagai berikut : Y = na + Xb XY X a + 2 = X b 760 = 5a + 25 b x = 25 a b = 25 a b = 25 a b 100 = 10 b b = 100 : 10 = = 5 a + 25 b.x 5, = 27 a b 3900 = 25 a b = 25 a b 204 = 2 a a = 204 ; 2 = 102 dapat juga dihitung dengan rumus sebagai berikut : b = X 2 XY n X n X Y (5) (152) = (5) = = 10 a = Y by = (5) = 102 Dengan demikian Y = a + b X Y = X

42 Kemudian hubungan saling ketergantungan antara kedua variable, yaitu penjualan susu dan penjualan biscuit susu harus diuji dengan koefisien korelasi. Koefisien korelasi menunjukkan angka kurang lebih dari satu. Berarti pengaruh variable beba (X) terhadap variable tergantung (Y) adalah besar, tidak peduli apakah koefisien korelasi itu positif atau negative. Apabila korelasi tersebut positif berarti semakin besar (X) semakin kecil (Y). sebaliknya bila korelasi tersebut negative berarti semakin besar (X) semakin kecil (Y) atau semakin kecil (X) semakin besar (Y). Kalau koefisien korelasi mendekati nol, berarti pengaruh dari variable tersebut kecil sekali. Tabel 2.10 Pengaruh Koefisien Korelasi Koefisien Korelasi (R) Tafsiran <0,20 Sangat lemah, dapat diabaikan 0,20-0,40 Lemah 0,40-0,70 Cukup 0,70-0,90 Kuat 0,90-1,00 Sangat kuat Sumber: M. Nafarin, Penganggaran Perusahaan, Edisi Revisi, Jakarta, Salemba Empat, 2004, hal 45. Rumus koefisien korelasi (R) sebagai berikut : R = 5(135) 2 5(3.900) 25 (760) (25) 2 5( ) (760) 2 = 0,985 Atau :

43 R = ( X X X ) ( Y Y X 2 2 Y Y R = X = 0,985 Oleh karena koefisien korelasi positif 0,985 mendekati angka 1, berarti pengaruh penjualan boskuit susu sangat besar terhadap penjualan susu. Apabila penjualan biscuit susu meningkat maka permintaan akan susu meningkat, sebaliknya apabila penjualan biscuit susu menurun berarti permintaan akan susu menurun. Hal tersebut terlihat pada tahun 2004 penjualan biscuit susu sebanyak 5 unit, maka penjualan susu sebanyak 150 unit. Kemudian pada tahun 2005 tingkat penjualan biscuit susu meningkat dari 5 unit menjadi 6 unit yang mengakibatkan penjualan susu juga meningkat dari 150 unit menjadi 165 unit. Jadi untuk membuat peramalan penjualan susu dapat dilaksanakan dengan melihat perkembangan tingkat penjualan biscuit susu. Karena penjualan susu bergantung pada tingkat penjualan biscuit susu. Karena penjualan susu bergantung pada tingkat penjualan biscuit susu, maka dalam menentukan ramalan penjualan susu perlu membuat perhitungan ramalan penjualan biscuit sus. Ramalan penjualan biscuit susu dapat dihitung dengn metode trend garis lurus (linear) dan dapat juga dengan metode trend garis lengkung (kuadrat), seperti yang telah dijelaskan sebelumnya. Berdasarkan ramalan penjualan disusun anggaran penjualan. Penyusunan anggaran penjualan pada dasarnya merupakan tanggung jawab manajemen puncak. Berdasarkan ramalan penjualan disusun anggaran penjualan. Penyusunan anggaran penjualan pada dasarnya merupakan tanggung jawab manajemen puncak yang

44 disebut dengan komite anggaran. Komite anggaran juga bertugas untuk melakukan perbaikan-perbaikan yang diperlukan berdasarkan laporan pelaksanaan anggaran yang diberikan. Berdasarkan contoh sebelumnya, dapat disusun anggaran penjualan susu untuk tahun Tabel 2.11 PT. Sederhana Penjualan susu periode Tahun Semester Setahun I II Jumlah % Sumber: M. Nafarin, Penganggaran Perusahaan, Edisi Revisi, Jakarta, Salemba Empat, 2004, hal 45. Daerah penjualan susu adalah Medan dan Siantar dengan perbandingan 2 : 1. jenis susu yang dijual, persentase distribusi penjualan, dan harga jualnya adalah : Produk susu Persentase Medan Siantar A 50% Rp Rp B 30% Rp Rp C 20% Rp Rp

45 Berdasarkan ramalan penjualan yang telah dilakukan sebelumnya, pada tahun 2007 diramalkan penjualan susu sebanyak 182 unit, terbagi atas : Medan : 2/3 x 182 = 121 unit Siantar : 1/3 x 182 = 61 unit + Total = 182 unit Medan : Produk A : 50% x 121 = 61 unit B : 30% x 121 = 36 unit C : 20% x 121 = 24 unit Total = 121 Unit Penjualan semester I : Produk A : (52% x 61 = 32 unit) x Rp = Rp B : (52% x 36 = 19 unit) x Rp = Rp C : (52% x 24 = 32 unit) x Rp = Rp Total I : 58 Unit Rp Penjualan Semester II : Produk A : (48% x 61 = 29 unit) x Rp = Rp B : (48% x 36 = 17 unit) x Rp = Rp C : (48% x 24 = 12 unit) x Rp = Rp Total I : 58 Unit Rp Siantar :

46 Produk A : 50% x 61 = 31 unit B : 30% x 61 = 18 unit C : 20% x 61 = 12 unit Total = 61 unit Penjualan semester I : Produk A : (52% x 31 = 16 unit) x Rp = Rp B : (52% x 18 = 9 unit) x Rp = Rp C : (52% x 12 = 6 unit) x Rp = Rp Total I : 31 Unit Rp Penjualan Semester II : Produk A : (48% x 31 = 15 unit) x Rp = Rp B : (48% x 18 = 9 unit) x Rp = Rp C : (48% x 12 = 6 unit) x Rp = Rp Total I : 50 Unit Rp Setelah membuat perhitungan penjualan untuk masing-masing daerah penjualan, maka disusun anggaran penjualan secara keseluruhan sebagai berikut : Tabel 2.12 PT. Sederhana Anggaran Penjualan Semester I & II periode tahun 2007 Daerah penjualan dan jenis produk I Semester II Setahun

47 Unit Rp Unit Rp Unit Rp Medan A B C Total I Siantar A B C Total II Total I + II % Sumber: M. Nafarin, Penganggaran Perusahaan, Edisi Revisi, Jakarta, Salemba Empat, 2004, hal 45. C. Analisis Varians Penjualan Realisasi penjualan jika dibandingkan dengan anggaran penjualan hampir selalu menunjukkan adanya penyimpangan. Penyimpangan yang seterusnya disebut varians ini dapat terjadi karena adanya perubahan lingkungan atau tingkat kegiatan di perusahaan. Analisis varians penjualan dilakukan dengan cara membandingkan antara kinerja penjualan standar yang tercantum dalam anggaran penjualan dengan kinerja actual setelah anggaran selesai dilaksanakan. Dengan mengadakan evaluasi varians penjualan maka perusahaan dapat mengetahui adanya kinerja yang kurang baik sehingga memungkinkan perusahaan untuk mengambil langkah perbaikan agar hal yang serupa tidak terulang di masa datang. Dampak varians terhadap anggaran dapat dibedakan menjadi dua yaitu favorable yang merupakan varians yang menguntungkan dalam meningkatkan laba operasi dan unfavorable yang merupakan varians yang tidak menguntungkan dalam meningkatkan laba. Varians tersebut oleh J. K Shim dan J. G. Siegel (2001:46) dapat dibagi menjadi dua kategori utama yaitu :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Anggaran Anggaran merupakan suatu rencana yang disusun secara sistematis dalam bentuk angka dan dinyatakan dalam unit moneter yang meliputi seluruh kegiatan perusahaan

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Gambaran Umum Tentang Anggaran Pengertian Anggaran

BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Gambaran Umum Tentang Anggaran Pengertian Anggaran BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Gambaran Umum Tentang Anggaran Secara sederhana anggaran didefinisikan sebagai rencana keuangan yaitu suatu rencana tertulis mengenai kegiatan yang akan dilaksanakan dalam jangka

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Gambaran Umum Anggaran Secara sederhana anggaran didefinisikan sebagai rencana keuangan, yaitu suatu rencana tertulis mengenai kegiatan-kegiatan yang akan dilaksanakan dalam jangka

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Karakteristik Anggaran 1. Anggaran Definisi anggaran ada bermacam-macam tetapi mempunyai karakterisrik yang hampir mirip, berikut salah satu definisi anggaran dari berbagai macam

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN. Penyusunan anggaran merupakan proses pembuatan rencana kerja untuk

BAB II BAHAN RUJUKAN. Penyusunan anggaran merupakan proses pembuatan rencana kerja untuk BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Anggaran Penyusunan anggaran merupakan proses pembuatan rencana kerja untuk jangka waktu satu tahun, dinyatakan dalam satuan moneter dan satuan kuantitatif yang lain. Penyusunan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI II.1 Anggaran II.1.1 Pengertian Anggaran Untuk mendapatkan pengertian anggaran yang lebih jelas dan tepat, di bawah ini akan dikemukakan beberapa pengertian anggaran yang dinyatakan

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1. Anggaran Perusahaan Suatu perusahaan didirikan dengan maksud untuk mencapai tujuan tertentu. Tujuan utama dari suatu perusahaan bersifat profit oriented, yaitu mencapai laba yang

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN. memiliki ciri khas tersendiri, oleh karena anggaran perusahaan tersebut

BAB II BAHAN RUJUKAN. memiliki ciri khas tersendiri, oleh karena anggaran perusahaan tersebut BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Anggaran 2.1.1 Pengertian Anggaran Anggaran perusahaan dapat dianggap sebagai suatu sistem tunggal yang memiliki ciri khas tersendiri, oleh karena anggaran perusahaan tersebut

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Gambaran Umum Tentang Anggaran Dengan semakin luas dan rumitnya masalah-masalah yang ada pada perusahaan, maka ruang lingkup dan tugas yang dipikul oleh manajemen memerlukan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Rumus Perhitungan Selisih Pengertian selisih terdapat di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia. Di sana selisih sebagai kata benda didefinisikan sebagai beda, kelainan,

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Gambaran Umum Anggaran Istilah anggaran sudah lama dikenal dalam dunia usaha, tetapi rumusan dari suatu anggaran akan sangat bervariasi tergantung dari besar kecilnya organisasi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Anggaran Anggaran (Budgeting) merupakan alat perencanaan, pedoman, pengendalian dan alat pengawasan di bidang keuangan yang digunakan oleh perusahaan yang berorientasi

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Anggaran Penganggaran perusahaan (Business Budgeting) merupakan suatu proses perencanaan dan pengendalian kegiatan operasional perusahaan yang dinyatakan dalam suatu kegiatan dan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Anggaran Menurut Gunawan Adisaputro dan Marwan Asri (2008:1), Anggaran atau lengkapnya business budget adalah salah satu bentuk dari berbagai rencana yang mungkin

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Anggaran Untuk menghadapi persaingan yang semakin ketat, manajemen perusahaan memerlukan suatu tindakan yang hati-hati dan cermat, sehingga dalam setiap tindakan dan pengambilan

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Gambaran Umum Tentang Anggaran Sejalan dengan perkembangan dunia usaha, manajemen memerlukan alat bantu yang digunakan untuk mengendalikan kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan.

Lebih terperinci

PENGARUH BIAYA PRODUKSI DAN HARGA JUAL PULP TERHADAP LABA PADA PT TOBA PULP LESTARI Tbk SOSOR LADANG PORSEA OLEH: : ESTA MINDO TAMBUN NIM :

PENGARUH BIAYA PRODUKSI DAN HARGA JUAL PULP TERHADAP LABA PADA PT TOBA PULP LESTARI Tbk SOSOR LADANG PORSEA OLEH: : ESTA MINDO TAMBUN NIM : UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI MEDAN SKRIPSI PENGARUH BIAYA PRODUKSI DAN HARGA JUAL PULP TERHADAP LABA PADA PT TOBA PULP LESTARI Tbk SOSOR LADANG PORSEA OLEH: NAMA : ESTA MINDO TAMBUN NIM

Lebih terperinci

BAB 2 ANGGARAN PENJUALAN

BAB 2 ANGGARAN PENJUALAN Penganggaran Perusahaan 29 BAB 2 ANGGARAN PENJUALAN Dalam proses penyusunan anggaran atau perencanaan perusahaan anggaran penjualan merupakan bagian paling penting dibanding anggaran lainnya, karena selain

Lebih terperinci

Glenn A Welsch mendefenisikan anggaran sebagai berikut: "Profit planning and control may be broadly as de fined as sistematic and

Glenn A Welsch mendefenisikan anggaran sebagai berikut: Profit planning and control may be broadly as de fined as sistematic and 14 1. Pengertian Anggaran Menurut Mulyadi (2001 : 488) Anggaran merupakan suatu rencana kerja yang dinyatakan secara kuantitatif, yang diukur dalam satuan moneter standar dan satuan ukuran yang lain, yang

Lebih terperinci

BAB II FUNGSI ANGGARAN DALAM PERUSAHAAN. satuan kuantitatif. Penyusunan anggaran sering diartikan sebagai

BAB II FUNGSI ANGGARAN DALAM PERUSAHAAN. satuan kuantitatif. Penyusunan anggaran sering diartikan sebagai BAB II FUNGSI ANGGARAN DALAM PERUSAHAAN 2.1. Anggaran Perusahaan Penyusunan anggaran merupakan proses pembuatan rencana kerja dalam rangka waktu satu tahun yang dinyatakan dalam satuan moneter dan satuan

Lebih terperinci

Penganggaran Perusahaan

Penganggaran Perusahaan Modul ke: 01Fakultas Ekonomi dan Bisnis Penganggaran Perusahaan Dosen : Agus Arijanto,SE,MM Program Studi Manajemen S-1 Pengertian dan Konsep Anggaran Pengertian anggaran (budget) ialah suatu rencana yang

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), proses adalah

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), proses adalah BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Proses Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), proses adalah rangkaian tindakan, pembuatan, atau pengolahan yang menghasilkan produk. 2.1.2

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Anggaran Perencanaan merupakan perumusan awal segala sesuatu yang akan dicapai. Perencanaan melibatkan evaluasi mendalam dan cermat serangkaian tindakan terpilih dan penetapan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Anggaran Setiap perusahaan didirikan dengan maksud untuk mencapai tujuan tertentu. Untuk tujuan tersebut diperlukan suatu perencanaan yang matang dan cara-cara pengendaliannya.

Lebih terperinci

OLEH: : CORRY M GULTOM NIM : DEPARTEMEN : AKUNTANSI

OLEH: : CORRY M GULTOM NIM : DEPARTEMEN : AKUNTANSI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI MEDAN SKRIPSI Pengaruh Kebijakan Leverage, Kebijakan Dividen dan Earnings Per Share terhadap Nilai Perusahaan pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Pengertian dan Karakteristik Anggaran Anggaran atau yang lebih sering disebut budget didefinisikan oleh para ahli dengan definisi yang beraneka ragam. Hal ini dikarenakan adanya

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Anggaran Ellen, dkk (2002;1) Pengertian Anggaran Ellen, dkk (2002;1)

BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Anggaran Ellen, dkk (2002;1) Pengertian Anggaran Ellen, dkk (2002;1) BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Anggaran Penganggaran perusahaan (Budgeting) merupakan suatu proses perencanaan dan pengendalian kegiatan operasi perusahaan yang dinyatakan dalam satuan kegiatan dan satuan uang,

Lebih terperinci

S K R I P S I. O l e h : : SRI MARTHA H. S NIM : DEPARTEMEN : AKUNTANSI

S K R I P S I. O l e h : : SRI MARTHA H. S NIM : DEPARTEMEN : AKUNTANSI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI MEDAN S K R I P S I PENGARUH KINERJA KEUANGAN TERHADAP INVESTASI AKTIVA TETAP PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR BIDANG INDUSTRI BARANG KONSUMEN YANG TERDAFTAR DI BURSA

Lebih terperinci

Penganggaran dan Analisis Anggaran Penjualan

Penganggaran dan Analisis Anggaran Penjualan 24 JURNAL BISNIS DAN KEWIRAUSAHAAN, VOL. 14, NO.1, MARET 2018 Penganggaran dan Analisis Anggaran Penjualan I Made Agus Putrayasa 1)* dan Made Dana Saputra 2) 1,2) Jurusan Akuntansi Politeknik Negeri Bali,

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Koperasi Koperasi lahir pada permulaan abad ke-19, sebagai realisasi terhadap sistem liberalisasi ekonomi, yang pada waktu itu segolongan kecil pemilikpemilik modal menguasai kehidupan

Lebih terperinci

ANALISIS PENERAPAN ANGGARAN PENJUALAN SEBAGAI ALAT BANTU MANAJEMEN DALAM PENGELOLAAN LABA PERUSAHAAN PADA PT. DUNIA SAFTINDO SURABAYA

ANALISIS PENERAPAN ANGGARAN PENJUALAN SEBAGAI ALAT BANTU MANAJEMEN DALAM PENGELOLAAN LABA PERUSAHAAN PADA PT. DUNIA SAFTINDO SURABAYA ANALISIS PENERAPAN ANGGARAN PENJUALAN SEBAGAI ALAT BANTU MANAJEMEN DALAM PENGELOLAAN LABA PERUSAHAAN PADA PT. DUNIA SAFTINDO SURABAYA Loys Forandika Ranti, Siti Rosyafah, Widya Susanti Progam Studi Akuntansi

Lebih terperinci

ANALISIS PENERAPAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PERSEDIAAN PADA PT. SINAR ABADI JAYA CABANG BINJAI

ANALISIS PENERAPAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PERSEDIAAN PADA PT. SINAR ABADI JAYA CABANG BINJAI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI PROGRAM S1 EKSTENSI MEDAN SKRIPSI ANALISIS PENERAPAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PERSEDIAAN PADA PT. SINAR ABADI JAYA CABANG BINJAI OLEH: NAMA : NELLY AFRIANI

Lebih terperinci

SKRIPSI ANALISIS KOREKSI FISKAL UNTUK MENGHITUNG BESARNYA PPH TERUTANG PADA PT PERKEBUNAN NUSANTARA III (PERSERO) MEDAN OLEH:

SKRIPSI ANALISIS KOREKSI FISKAL UNTUK MENGHITUNG BESARNYA PPH TERUTANG PADA PT PERKEBUNAN NUSANTARA III (PERSERO) MEDAN OLEH: SKRIPSI ANALISIS KOREKSI FISKAL UNTUK MENGHITUNG BESARNYA PPH TERUTANG PADA PT PERKEBUNAN NUSANTARA III (PERSERO) MEDAN OLEH: ABDA DARMINTA SIREGAR 070503102 PROGRAM STUDI STRATA 1 AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Manfaat Kamus Besar Bahasa Indonesia (2002;710) yang ditulis oleh Tim Penyusun Kamus Departemen Pendidikan Nasional mendefinisikan kata manfaat sebagai guna, faedah.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Anggaran Penganggaran (budgeting) menunjukan suatu proses sejak tahap persiapan yang diperlukan sebelum dimulainya penyusunan rencana, pengumpulan berbagai data dan informasi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Anggaran Perusahaan Suatu perusahaan didirikan dengan maksud untuk mencapai tujuan tertentu. Tujuan utama dari suatu perusahaan bersifat profit oriented, yaitu mencapai laba

Lebih terperinci

Minggu-1. Gambaran Umum Tentang Budget. Penganggaran Perusahaan. Administrasi Bisnis. By : Dra. Ai Lili Yuliati, MM

Minggu-1. Gambaran Umum Tentang Budget. Penganggaran Perusahaan. Administrasi Bisnis. By : Dra. Ai Lili Yuliati, MM Penganggaran Perusahaan Minggu-1 Gambaran Umum Tentang Budget By : Dra. Ai Lili Yuliati, MM Further Information : Mobile: 08122035131 Email: ailili1955@gmail.com 1 Administrasi Bisnis Pokok Bahasan (1)

Lebih terperinci

BAB 1 GAMBARAN UMUM TENTANG ANGGARAN

BAB 1 GAMBARAN UMUM TENTANG ANGGARAN BAB 1 GAMBARAN UMUM TENTANG ANGGARAN Perencanaan keuangan adalah salah satu tugas manajer keuangan yang penting. Output dari suatu perencanaan keuangan disebut sebagai anggaran (budget), yaitu suatu rencana

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian dan Tujuan Penyusunan Anggaran Penjualan 2.1.1 Pengertian Anggaran Anggaran merupakan alat yang penting bagi manajemen dalam merencanakan dan mengendalikan kegiatan

Lebih terperinci

SKRIPSI PENGARUH UMPAN BALIK ANGGARAN TERHADAP KINERJA SKPD PEMERINTAH PROVINSI SUMATERA UTARA OLEH RETNO PRATIWI

SKRIPSI PENGARUH UMPAN BALIK ANGGARAN TERHADAP KINERJA SKPD PEMERINTAH PROVINSI SUMATERA UTARA OLEH RETNO PRATIWI I SKRIPSI PENGARUH UMPAN BALIK ANGGARAN TERHADAP KINERJA SKPD PEMERINTAH PROVINSI SUMATERA UTARA OLEH RETNO PRATIWI 100522013 DEPARTEMEN STUDI AKUNTANSI DEPARTEMEN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Gambaran Umum Tentang Anggaran Pengertian Anggaran

BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Gambaran Umum Tentang Anggaran Pengertian Anggaran BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Gambaran Umum Tentang Anggaran Setiap perusahaan didirikan dengan maksud untuk mencapai tujuan, dengan memanfaatkan sumber-sumber ekonomi secara optimal. Tujuan utama perusahaan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Peramalan 2.1.1 Pengertian Peramalan Beberapa ahli telah mengemukakan definisi tentang peramalan yang kelihatannya berbeda meskipun pada intinya sama. Peramalan menurut Sumayang

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Anggaran Dengan semakin luas dan rumitnya masalah-masalah yang ada pada perusahaan, maka ruang lingkup dan tugas yang dipikul oleh manajemen semakin bertambah besar. Oleh karena

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Peranan Pengertian peranan (role) menurut Komarudin (1999; 768) adalah: 1. Bagian tugas utama yang harus dilaksanakan seseorang dalam manajemen. 2. Pola prilaku

Lebih terperinci

SKRIPSI AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN SEBAGAI ALAT BANTU MANAJEMEN DALAM PENGENDALIAN BIAYA STUDI KASUS PT. GARUDA INDONESIA BRANCH OFFICE MEDAN

SKRIPSI AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN SEBAGAI ALAT BANTU MANAJEMEN DALAM PENGENDALIAN BIAYA STUDI KASUS PT. GARUDA INDONESIA BRANCH OFFICE MEDAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI AKUNTANSI EXTENSION MEDAN SKRIPSI AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN SEBAGAI ALAT BANTU MANAJEMEN DALAM PENGENDALIAN BIAYA STUDI KASUS PT. GARUDA INDONESIA BRANCH

Lebih terperinci

PERENCANAAN DAN PENGAWASAN BIAYA PRODUKSI MINYAK SAWIT PADA PTPN IV UNIT/KEBUN PABATU

PERENCANAAN DAN PENGAWASAN BIAYA PRODUKSI MINYAK SAWIT PADA PTPN IV UNIT/KEBUN PABATU UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI PROGRAM S-1 EKSTENSI MEDAN S K R I P S I PERENCANAAN DAN PENGAWASAN BIAYA PRODUKSI MINYAK SAWIT PADA PTPN IV UNIT/KEBUN PABATU Oleh : Nama : ROBIE MAULANA N

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH RASIO KEUANGAN TERHADAP PREDIKSI PERTUMBUHAN LABA PADA PERUSAHAAN PROPERTY DAN REAL ESTATE YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

ANALISIS PENGARUH RASIO KEUANGAN TERHADAP PREDIKSI PERTUMBUHAN LABA PADA PERUSAHAAN PROPERTY DAN REAL ESTATE YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI PROGRAM S1 EXTENSI MEDAN SKRIPSI ANALISIS PENGARUH RASIO KEUANGAN TERHADAP PREDIKSI PERTUMBUHAN LABA PADA PERUSAHAAN PROPERTY DAN REAL ESTATE YANG TERDAFTAR

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. penerimaan dengan pengeluaran, tetapi dengan semakin

BAB II LANDASAN TEORI. penerimaan dengan pengeluaran, tetapi dengan semakin BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian dan Jenis-Jenis Anggaran 1. Pengertian Anggaran Pengertian anggaran terus berkembang dari masa ke masa. Dulu anggaran hanya merupakan suatu alat untuk menyeimbangkan

Lebih terperinci

SKRIPSI PENGARUH INFORMASI LABA AKUNTANSI, TOTAL ARUS KAS DAN KOMPONEN ARUS KAS TERHADAP HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN PERBANKAN YANG GO PUBLIC

SKRIPSI PENGARUH INFORMASI LABA AKUNTANSI, TOTAL ARUS KAS DAN KOMPONEN ARUS KAS TERHADAP HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN PERBANKAN YANG GO PUBLIC SKRIPSI PENGARUH INFORMASI LABA AKUNTANSI, TOTAL ARUS KAS DAN KOMPONEN ARUS KAS TERHADAP HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN PERBANKAN YANG GO PUBLIC DI BURSA EFEK INDONESIA OLEH: STEVIANA AGUSTIN 070503155 PROGRAM

Lebih terperinci

ANGGARAN PENJUALAN. Diajukan sebagai Tugas Kelompok pada Mata Kuliah Penganggaran Perusahaan

ANGGARAN PENJUALAN. Diajukan sebagai Tugas Kelompok pada Mata Kuliah Penganggaran Perusahaan MAKALAH ANGGARAN PENJUALAN ANGGARAN PENJUALAN Diajukan sebagai Tugas Kelompok pada Mata Kuliah Penganggaran Perusahaan Disusun Oleh: Iin Wulandari Muslimat (2013054352) Nurrahmah Istiani (2013051805) Tison

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Akuntansi Pertanggungjawaban Mulyadi (2001:2), menyatakan bahwa akuntansi pertanggungjawaban adalah suatu sistem akuntansi yang disusun sedemikian

Lebih terperinci

SISTEM AKUNTANSI PIUTANG DAGANG PADA PEDAGANG BESAR FARMASI PT.TRIDO ABED UTAMA MEDAN

SISTEM AKUNTANSI PIUTANG DAGANG PADA PEDAGANG BESAR FARMASI PT.TRIDO ABED UTAMA MEDAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI PROGRAM S-1 EKSTENSI M E D A N SKRIPSI SISTEM AKUNTANSI PIUTANG DAGANG PADA PEDAGANG BESAR FARMASI PT.TRIDO ABED UTAMA MEDAN Oleh: NAMA : SERLY NIM : 060522107

Lebih terperinci

AKUNTANSI PENYUSUTAN AKTIVA TETAP PADA PT. PELABUHAN INDONESIA I (PERSERO) MEDAN

AKUNTANSI PENYUSUTAN AKTIVA TETAP PADA PT. PELABUHAN INDONESIA I (PERSERO) MEDAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI PROGRAM S1 EKSTENSI MEDAN Skripsi AKUNTANSI PENYUSUTAN AKTIVA TETAP PADA PT. PELABUHAN INDONESIA I (PERSERO) MEDAN Oleh : NAMA : ASRI EKADINATA NIM : 080522161

Lebih terperinci

Penganggaran Perusahaan 1 BAB 1 ANGGARAN

Penganggaran Perusahaan 1 BAB 1 ANGGARAN Penganggaran Perusahaan 1 BAB 1 ANGGARAN Anggaran merupakan unsur yang penting dalam perusahaan, karena anggaran digunakan manajemen dalam melaksanakan fungsinya terutama dalam perencanaan dan pengendalian.

Lebih terperinci

SKRIPSI PENGARUH LABA BERSIH AKUNTANSI, ARUS KAS OPERASI, DAN RASIO KEUANGAN TERHADAP HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN LQ45 DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI)

SKRIPSI PENGARUH LABA BERSIH AKUNTANSI, ARUS KAS OPERASI, DAN RASIO KEUANGAN TERHADAP HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN LQ45 DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI) SKRIPSI PENGARUH LABA BERSIH AKUNTANSI, ARUS KAS OPERASI, DAN RASIO KEUANGAN TERHADAP HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN LQ45 DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI) OLEH WILLIANOVE 090503053 PROGRAM STUDI S1 AKUNTANSI

Lebih terperinci

Jurnal Cendekia Vol 10 Nomor 2 Mei 2012 ISSN: PENYUSUNAN ANGGARAN PENJUALAN SEBAGAI DASAR PENYUSUNAN ANGGARAN BIAYA PRODUKSI

Jurnal Cendekia Vol 10 Nomor 2 Mei 2012 ISSN: PENYUSUNAN ANGGARAN PENJUALAN SEBAGAI DASAR PENYUSUNAN ANGGARAN BIAYA PRODUKSI PENYUSUNAN ANGGARAN PENJUALAN SEBAGAI DASAR PENYUSUNAN ANGGARAN BIAYA PRODUKSI Oleh: Ninik Anggraini Dosen Jurusan Akutansi Fakultas Ekonomi UNISKA ABSTRAK Latar belakang penelitian ini adalah anggaran

Lebih terperinci

PENGARUH PERPUTARAN PIUTANG DAN PERPUTARAN PERSEDIAAN TERHADAP RENTABILITAS EKONOMIS PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

PENGARUH PERPUTARAN PIUTANG DAN PERPUTARAN PERSEDIAAN TERHADAP RENTABILITAS EKONOMIS PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI MEDAN SKRIPSI PENGARUH PERPUTARAN PIUTANG DAN PERPUTARAN PERSEDIAAN TERHADAP RENTABILITAS EKONOMIS PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

Lebih terperinci

ANALISIS PERBANDINGAN LABA KOMERSIAL DAN LABA FISKAL DALAM MENGHITUNG PPH TERUTANG (Studi Kasus Pada Kanwil Perum Pegadaian Medan)

ANALISIS PERBANDINGAN LABA KOMERSIAL DAN LABA FISKAL DALAM MENGHITUNG PPH TERUTANG (Studi Kasus Pada Kanwil Perum Pegadaian Medan) UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI PROGRAM S-1 EKSTENSI MEDAN S K R I P S I ANALISIS PERBANDINGAN LABA KOMERSIAL DAN LABA FISKAL DALAM MENGHITUNG PPH TERUTANG (Studi Kasus Pada Kanwil Perum Pegadaian

Lebih terperinci

PENERAPAN SISTEM BIAYA STANDAR DALAM PENGENDALIAN BIAYA PRODUKSI LATEKS PEKAT PADA PT. GOTONG ROYONG JAYA MEDAN

PENERAPAN SISTEM BIAYA STANDAR DALAM PENGENDALIAN BIAYA PRODUKSI LATEKS PEKAT PADA PT. GOTONG ROYONG JAYA MEDAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI PROGRAM S-1 EKSTENSI MEDAN PROPOSAL SKRIPSI PENERAPAN SISTEM BIAYA STANDAR DALAM PENGENDALIAN BIAYA PRODUKSI LATEKS PEKAT PADA PT. GOTONG ROYONG JAYA MEDAN Oleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang efektif bagi perusahaan untuk melakukan perencanaan dan. pengendalian atas aktivitas perusahaan.

BAB I PENDAHULUAN. yang efektif bagi perusahaan untuk melakukan perencanaan dan. pengendalian atas aktivitas perusahaan. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Penyusunan anggaran merupakan suatu kegiatan yang penting dalam perusahaan. Anggaran dapat dijadikan pedoman untuk melakukan aktivitas perusahaan guna mencapai

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Anggaran Anggaran adalah suatu rencana keuangan periodik yang disusun berdasarkan program yang telah disahkan. Anggaran (budget), merupakan rencana tertulis mengenai kegiatan suatu

Lebih terperinci

KOMP. PERANGGARAN 1. Materi 1 PENGENALAN PERANGGARAN

KOMP. PERANGGARAN 1. Materi 1 PENGENALAN PERANGGARAN KOMP. PERANGGARAN 1 Materi 1 PENGENALAN PERANGGARAN Dr. Kartika Sari Universitas Gunadarma Materi 1-1 Satuan Acara Perkuliahan 1. Gambaran Umum Anggaran 2. Dasar-dasar Perencanaan Dan Pengendalian Laba

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Anggaran

II. TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Anggaran II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Anggaran 2.1.1. Pengertian Anggaran Menurut Rudianto (2009), anggaran adalah rencana kerja organisasi di masa mendatang yang diwujudkan dalam bentuk kuantitatif, formal dan sistematis.

Lebih terperinci

S K R I P S I AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN SEBAGAI ALAT BANTU MANAJEMEN DALAM PENGENDALIAN BIAYA (STUDI KASUS PADA PT. PELABUHAN INDONESIA I)

S K R I P S I AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN SEBAGAI ALAT BANTU MANAJEMEN DALAM PENGENDALIAN BIAYA (STUDI KASUS PADA PT. PELABUHAN INDONESIA I) UNIVERSITAS SUMATERA UTARA PROGRAM S1 FAKULTAS EKONOMI DEPARTEMEN AKUNTANSI S K R I P S I AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN SEBAGAI ALAT BANTU MANAJEMEN DALAM PENGENDALIAN BIAYA (STUDI KASUS PADA PT. PELABUHAN

Lebih terperinci

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI PROGRAM S-1 EKSTENSI MEDAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI PROGRAM S-1 EKSTENSI MEDAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI PROGRAM S-1 EKSTENSI MEDAN SKRIPSI PENGARUH RASIO KEUANGAN TERHADAP PERUBAHAN LABA PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR SEKTOR INDUSTRI BARANG KONSUMEN YANG TERDAFTAR

Lebih terperinci

S K R I P S I ANALISIS PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, BASIS PERUSAHAAN, PROFITABILITAS, LEVERAGE, DAN LIKUIDITAS, TERHADAP

S K R I P S I ANALISIS PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, BASIS PERUSAHAAN, PROFITABILITAS, LEVERAGE, DAN LIKUIDITAS, TERHADAP S K R I P S I ANALISIS PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, BASIS PERUSAHAAN, PROFITABILITAS, LEVERAGE, DAN LIKUIDITAS, TERHADAP PENGUNGKAPAN TANGGUNG JAWAB SOSIAL PADA PERUSAHAAN GO PUBLIC DI BURSA EFEK INDONESIA

Lebih terperinci

SKRIPSI TINJAUAN ATAS BENTUK PENERAPAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN KOPERASI PADA KPRI-GUPER PERDAGANGAN DIAJUKAN OLEH: : NURUL IKHWANI NIM :

SKRIPSI TINJAUAN ATAS BENTUK PENERAPAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN KOPERASI PADA KPRI-GUPER PERDAGANGAN DIAJUKAN OLEH: : NURUL IKHWANI NIM : UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI MEDAN SKRIPSI TINJAUAN ATAS BENTUK PENERAPAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN KOPERASI PADA KPRI-GUPER PERDAGANGAN DIAJUKAN OLEH: NAMA : NURUL IKHWANI NIM : 070503172

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Anggaran 2.1.1 Pengertian Anggaran Anggaran merupakan suatu alat perencanaan dan pengendalian operasi keuangan dalam suatu perusahaan yang bertujuan untuk mendapatkan laba.

Lebih terperinci

SKRIPSI PENGARUH ARUS KAS OPERASI TERHADAP TINGKAT LIKUIDITAS PADA PERUSAHAAN REAL ESTATE DAN PROPERTY YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA OLEH :

SKRIPSI PENGARUH ARUS KAS OPERASI TERHADAP TINGKAT LIKUIDITAS PADA PERUSAHAAN REAL ESTATE DAN PROPERTY YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA OLEH : SKRIPSI PENGARUH ARUS KAS OPERASI TERHADAP TINGKAT LIKUIDITAS PADA PERUSAHAAN REAL ESTATE DAN PROPERTY YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA OLEH : NAMA : GUSMIATI NIM : 070503015 Program Studi Strata

Lebih terperinci

MARTHA ANNA SIAGIAN NIM

MARTHA ANNA SIAGIAN NIM SKRIPSI ANALISIS PENGARUH LABA AKUNTANSI DAN KOMPONEN ARUS KAS TERHADAP HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN INDUSTRI DASAR DAN KIMIA YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA OLEH : MARTHA ANNA SIAGIAN NIM 070503111

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penjualan 2.1.1 Pengertian Penjualan Penjualan merupakan kata yang tak asing lagi bagi kita, bahkan setiap hari kita diperhadapkan pada kejadian-kejadian yang berhubungan dengan

Lebih terperinci

KONSEP DASAR SISTEM PENGGARAN MENYELURUH

KONSEP DASAR SISTEM PENGGARAN MENYELURUH Buku : Glenn A. Welsch : Budgeting, Profit Planning and Control M. Munandar : Budgeting, Perencanaan, pengkoordinasian dan pengawasan kerja. Gunawan Adisaputro : Anggaran Perusahaan Materi : 1. Konsep

Lebih terperinci

SKRIPSI PENGARUH INFORMASI LABA AKUNTANSI DAN ARUS KAS TERHADAP HARGA SAHAM PADA PERUSAHAN PERBANKAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA OLEH:

SKRIPSI PENGARUH INFORMASI LABA AKUNTANSI DAN ARUS KAS TERHADAP HARGA SAHAM PADA PERUSAHAN PERBANKAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA OLEH: UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI MEDAN SKRIPSI PENGARUH INFORMASI LABA AKUNTANSI DAN ARUS KAS TERHADAP HARGA SAHAM PADA PERUSAHAN PERBANKAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA OLEH: NAMA

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. manfaat saat ini atau di masa yang akan datang bagi organisasi. Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2009:26), biaya adalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. manfaat saat ini atau di masa yang akan datang bagi organisasi. Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2009:26), biaya adalah BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengendalian Biaya 1. Pengertian Biaya Menurut Hansen dan Mowen (2005:40), biaya merupakan kas yang dikorbankan untuk mendapatkan barang atau jasa yang diharapkan memberi manfaat

Lebih terperinci

PERTEMUAN KE-4 ANGGARAN BERDASARKAN FUNGSI DAN AKTIFITAS STANDAR UNIT

PERTEMUAN KE-4 ANGGARAN BERDASARKAN FUNGSI DAN AKTIFITAS STANDAR UNIT PERTEMUAN KE-4 ANGGARAN BERDASARKAN FUNGSI DAN AKTIFITAS STANDAR UNIT A. TUJUAN PEMBELAJARAN. 4.1. Mahasiswa mengetahui tentang anggaran. 4.2. Mahasiswa mengetahui tentang anggaran induk. 4.3. Mahasiwa

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Anggaran 2.1.1 Pengertian Anggaran Istilah anggaran sudah lama dikenal dalam dunia usaha, tetapi rumusan dari suatu anggaran akan sangat bervariasi tergantung dari besar kecilnya

Lebih terperinci

SKRIPSI ANALISA PENERAPAN AKUNTANSI AKTIVA TETAP PADA PT. PLN (PERSERO) UDIKLAT TUNTUNGAN OLEH :

SKRIPSI ANALISA PENERAPAN AKUNTANSI AKTIVA TETAP PADA PT. PLN (PERSERO) UDIKLAT TUNTUNGAN OLEH : SKRIPSI ANALISA PENERAPAN AKUNTANSI AKTIVA TETAP PADA PT. PLN (PERSERO) UDIKLAT TUNTUNGAN OLEH : NAMA : AMAL KURNIAWAN NIM : 080522099 DEPARTEMEN : AKUNTANSI Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh

Lebih terperinci

SKRIPSI ANALISIS HUBUNGAN LABA AKUNTANSI, ARUS KAS OPERASI DENGAN DEVIDEN TUNAI PADA INDUSTRI PERBANKAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA OLEH :

SKRIPSI ANALISIS HUBUNGAN LABA AKUNTANSI, ARUS KAS OPERASI DENGAN DEVIDEN TUNAI PADA INDUSTRI PERBANKAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA OLEH : SKRIPSI ANALISIS HUBUNGAN LABA AKUNTANSI, ARUS KAS OPERASI DENGAN DEVIDEN TUNAI PADA INDUSTRI PERBANKAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA OLEH : NAMA : SURYA WARNI SIBARANI NIM : 090522020 DEPARTEMEN

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. adalah spesifikasi (perumusan) dari tujuan perusahaan yang ingin dicapai serta

BAB II KAJIAN PUSTAKA. adalah spesifikasi (perumusan) dari tujuan perusahaan yang ingin dicapai serta BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian perencanaan Salah satu fungsi manajemen adalah perencanaan atas kegiatan perusahaan yang akan dilakukan untuk mencapai tujuan dimasa yang akan

Lebih terperinci

SKRIPSI ANALISIS PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI TERASI PADA UD. SUMBER NELAYAN TANJUNG BALAI. Oleh: : LIU LIANI NIM :

SKRIPSI ANALISIS PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI TERASI PADA UD. SUMBER NELAYAN TANJUNG BALAI. Oleh: : LIU LIANI NIM : UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI PROGRAM S-1 REGULER MEDAN SKRIPSI ANALISIS PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI TERASI PADA UD. SUMBER NELAYAN TANJUNG BALAI Oleh: NAMA : LIU LIANI NIM : 060503063

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Anggaran Anggaran sebagai alat manajemen berfungsi merencanakan dan mengawasi keuntungan. Anggaran merupakan kata benda, yakni hasil yang diperoleh setelah menyelesaikan tugas

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Anggaran merupakan salah satu cara manajemen dalam menjalankan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Anggaran merupakan salah satu cara manajemen dalam menjalankan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1.1 Anggaran Anggaran merupakan salah satu cara manajemen dalam menjalankan fungsinya yaitu fungsi perencanaan dan fungsi pengendalian. Anggaran sebagai fungsi perencanaan diharapkan

Lebih terperinci

SKRIPSI ANALISIS PROSEDUR PEMBERIAN KREDIT PADA PT BANK SUMUT SYARIAH MEDAN

SKRIPSI ANALISIS PROSEDUR PEMBERIAN KREDIT PADA PT BANK SUMUT SYARIAH MEDAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI PROGRAM S1-EKSTENSI MEDAN SKRIPSI ANALISIS PROSEDUR PEMBERIAN KREDIT PADA PT BANK SUMUT SYARIAH MEDAN Oleh NAMA : LENI MARLINA NIM : 070522137 DEPARTEMEN : AKUNTANSI

Lebih terperinci

DRAFT SKRIPSI. Oleh : Nama : Tuti Auliawati NIM : Departemen : Akuntansi

DRAFT SKRIPSI. Oleh : Nama : Tuti Auliawati NIM : Departemen : Akuntansi UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI PROGRAM S1 EKSTENSI MEDAN DRAFT SKRIPSI PERANAN PENGENDALIAN INTERNAL PERSEDIAAN BARANG DAGANGAN DALAM MENUNJANG EFEKTIVITAS PENGELOLAAN PERSEDIAAN BARANG DAGANGAN

Lebih terperinci

SKRIPSI MURNIATY CHANDRA S

SKRIPSI MURNIATY CHANDRA S SKRIPSI ANALISIS VARIANS BIAYA PRODUKSI SEBAGAI ALAT UNTUK MENGUKUR TINGKAT EFISIENSI BIAYA PRODUKSI PADA PT. PERKEBUNAN NUSANTARA IV (PERSERO) MEDAN OLEH: MURNIATY CHANDRA S 070503133 PROGRAM STUDI STRATA

Lebih terperinci

OLEH: NAMA : NOVRIDA FRANSISCA S NIM : DEPARTEMEN : AKUNTANSI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI MEDAN SKRIPSI

OLEH: NAMA : NOVRIDA FRANSISCA S NIM : DEPARTEMEN : AKUNTANSI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI MEDAN SKRIPSI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI MEDAN SKRIPSI PENGARUH PERPUTARAN MODAL KERJA, INVESTASI AKTIVA TETAP, DAN RETURN SPREAD TERHADAP LIKUIDITAS PERUSAHAAN: STUDI PADA INDUSTRI BARANG KONSUMSI

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Gambaran Umum Tentang Anggaran Setiap perusahaan didirikan dengan maksud untuk mencapai tujuan, dengan memanfaatkan sumber-sumber ekonomi secara optimal. Tujuan utama perusahaan

Lebih terperinci

BAB ll TINJAUAN PUSTAKA

BAB ll TINJAUAN PUSTAKA BAB ll TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Anggaran 2.1.1 Pengertian Anggaran Perusahaan merupakan suatu organisasi yang mempunyai maksud dan tujuan tertentu, dengan memanfaatkan sumber-sumber ekonomi secara efektif,

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Anggaran Anggaran adalah suatu rencana keuangan periodik yang disusun berdasarkan program yang telah disahkan anggaran (budget), merupakan rencana tertulis mengenai kegiatan suatu

Lebih terperinci

PROGRAM STUDI STRATA-1 AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

PROGRAM STUDI STRATA-1 AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN SKRIPSI PENGARUH RETURN ON ASSET DAN GROSS PROFIT MARGIN TERHADAP PENGUNGKAPAN TANGGUNG JAWAB SOSIAL PERUSAHAAN PADA PERUSAHAAN REAL ESTATE DAN PROPERTY YANG TERDAFTAR DI BEI OLEH : ESTER TAMBUNAN 070522028

Lebih terperinci

SKRIPSI TINJAUAN PENERAPAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN KOPERASI BERDASARKAN PSAK NO.27 PADA KOPERASI SERBA

SKRIPSI TINJAUAN PENERAPAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN KOPERASI BERDASARKAN PSAK NO.27 PADA KOPERASI SERBA SKRIPSI TINJAUAN PENERAPAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN KOPERASI BERDASARKAN PSAK NO.27 PADA KOPERASI SERBA USAHA BERINGIN JAYA DESA PERDAMAIAN KABUPATEN LANGKAT OLEH: ANITA APRIYANTI Br. TARIGAN 060503066

Lebih terperinci

SKRIPSI ANALISA PENGENDALIAN INTERNAL PADA PROSEDUR PEMBERIAN KREDIT USAHA DI PT. BANK BTN (PERSERO) TBK. CABANG MEDAN OLEH : TIOLINAR SIRUMAPEA

SKRIPSI ANALISA PENGENDALIAN INTERNAL PADA PROSEDUR PEMBERIAN KREDIT USAHA DI PT. BANK BTN (PERSERO) TBK. CABANG MEDAN OLEH : TIOLINAR SIRUMAPEA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI MEDAN SKRIPSI ANALISA PENGENDALIAN INTERNAL PADA PROSEDUR PEMBERIAN KREDIT USAHA DI PT. BANK BTN (PERSERO) TBK. CABANG MEDAN OLEH NAMA : TIOLINAR SIRUMAPEA NIM

Lebih terperinci

SKRIPSI ANALISIS LAPORAN KEUANGAN DALAM MENILAI KINERJA PERUSAHAAN PADA KELOMPOK INDUSTRI ALAS KAKI YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA OLEH :

SKRIPSI ANALISIS LAPORAN KEUANGAN DALAM MENILAI KINERJA PERUSAHAAN PADA KELOMPOK INDUSTRI ALAS KAKI YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA OLEH : UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI PROGRAM S1 EXTENSI MEDAN SKRIPSI ANALISIS LAPORAN KEUANGAN DALAM MENILAI KINERJA PERUSAHAAN PADA KELOMPOK INDUSTRI ALAS KAKI YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

Lebih terperinci

SKRIPSI OLEH CHRISTINE. Program Studi S1 Akuntansi. Departemen Akuntansi. Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Universitas Sumatera Utara.

SKRIPSI OLEH CHRISTINE. Program Studi S1 Akuntansi. Departemen Akuntansi. Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Universitas Sumatera Utara. SKRIPSI PENGARUH INFORMASI ASIMETRI TERHADAP COST OF EQUITY CAPITAL DENGAN MANAJEMEN LABA SEBAGAI VARIABEL INTERVENING PADA PERUSAHAAN PERBANKAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI) OLEH CHRISTINE

Lebih terperinci

SKRIPSI PERANAN SATUAN PENGAWASAN INTERN PADA PT PERKEBUNAN NUSANTARA III (PERSERO) MEDAN DISUSUN OLEH : : SRI RAHMA AGUSTINA LUBIS

SKRIPSI PERANAN SATUAN PENGAWASAN INTERN PADA PT PERKEBUNAN NUSANTARA III (PERSERO) MEDAN DISUSUN OLEH : : SRI RAHMA AGUSTINA LUBIS UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI PROGRAM S-I EKSTENSI MEDAN SKRIPSI PERANAN SATUAN PENGAWASAN INTERN PADA PT PERKEBUNAN NUSANTARA III (PERSERO) MEDAN DISUSUN OLEH : NAMA : SRI RAHMA AGUSTINA

Lebih terperinci

SKRIPSI PEMAHAMAN KODE ETIK AKUNTAN DI KALANGAN MAHASISWA AKUNTANSI PADA PERGURUAN TINGGI DI KOTA MEDAN OLEH :

SKRIPSI PEMAHAMAN KODE ETIK AKUNTAN DI KALANGAN MAHASISWA AKUNTANSI PADA PERGURUAN TINGGI DI KOTA MEDAN OLEH : UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI MEDAN SKRIPSI PEMAHAMAN KODE ETIK AKUNTAN DI KALANGAN MAHASISWA AKUNTANSI PADA PERGURUAN TINGGI DI KOTA MEDAN OLEH : NAMA : SILVIA NIM : 070503087 DEPARTEMEN

Lebih terperinci

ANGEL SRI WAHYUNI HAREFA

ANGEL SRI WAHYUNI HAREFA S K R I P S I ANALISIS DAN EVALUASI SISTEM PENGGAJIAN KARYAWAN PADA PT PELABUHAN INDONESIA I (PERSERO) MEDAN O l e h : ANGEL SRI WAHYUNI HAREFA 0 7 0 5 0 3 1 4 3 PROGRAM STUDI STRATA-1 AKUNTANSI FAKULTAS

Lebih terperinci

PENYUSUNAN ANGGARAN OPERASIONAL SEBAGAI ALAT PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PADA HOME INDUSTRY JOGJACART Vivian Angelia Ch. Rusiti

PENYUSUNAN ANGGARAN OPERASIONAL SEBAGAI ALAT PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PADA HOME INDUSTRY JOGJACART Vivian Angelia Ch. Rusiti PENYUSUNAN ANGGARAN OPERASIONAL SEBAGAI ALAT PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PADA HOME INDUSTRY JOGJACART Vivian Angelia Ch. Rusiti Program Studi Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitas Atma Jaya Yogyakarta

Lebih terperinci

ANALISIS SISTEM PENGENDALIAN INTERN PENDAPATAN PADA PT. ANEKA GAS INDUSTRI MEDAN SKRIPSI

ANALISIS SISTEM PENGENDALIAN INTERN PENDAPATAN PADA PT. ANEKA GAS INDUSTRI MEDAN SKRIPSI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI PROGRAM S 1 EKSTENSI MEDAN ANALISIS SISTEM PENGENDALIAN INTERN PENDAPATAN PADA PT. ANEKA GAS INDUSTRI MEDAN SKRIPSI Diajukan Oleh : NAMA : DIANA FAVILAYA RUMAHORBO

Lebih terperinci

PENENTUAN PERAMALAN (FORECASTING) PENJUALAN SEBAGAI DASAR PENYUSUNAN ANGGARAN PENJUALAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE TREND LEAST SQUARE

PENENTUAN PERAMALAN (FORECASTING) PENJUALAN SEBAGAI DASAR PENYUSUNAN ANGGARAN PENJUALAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE TREND LEAST SQUARE PENENTUAN PERAMALAN (FORECASTING) PENJUALAN SEBAGAI DASAR PENYUSUNAN ANGGARAN PENJUALAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE TREND LEAST SQUARE Lusiana, SE, MM, Muklas Adi Putra, SE, Fakultas Ekonomi Universitas

Lebih terperinci