RANCANG BANGUN RANGKAIAN HANDSET PENGENDALI PADA RUMAH CERDAS TUGAS AKHIR AISYAH RANGKUTI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "RANCANG BANGUN RANGKAIAN HANDSET PENGENDALI PADA RUMAH CERDAS TUGAS AKHIR AISYAH RANGKUTI"

Transkripsi

1 i RANCANG BANGUN RANGKAIAN HANDSET PENGENDALI PADA RUMAH CERDAS TUGAS AKHIR AISYAH RANGKUTI PROGRAM STUDI D-3 FISIKA INSTRUMENTASI DEPARTEMEN FISIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2007

2 ii RANCANG BANGUN RANGKAIAN HANDSET PENGENDALI PADA RUMAH CERDAS TUGAS AKHIR Diajukan untuk melengkapi tugas dan memenuhi syarat mencapai gelar Ahli Madya AISYAH RANGKUTI PROGRAM STUDI D-3 FISIKA INSTRUMENTASI DEPARTEMEN FISIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2007

3 iii PERSETUJUAN Judul : RANCANG BANGUN RANGKAIAN HANDSET PENGENDALI PADA RUMAH CERDAS Kategori : TUGAS AKHIR Nama : AISYAH RANGKUTI Nomor Induk Mahasiswa : Program Studi : D3 FISIKA INSTRUMENTASI Departemen Fakultas : FISIKA : MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM (FMIPA) UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Diluluskan di Medan, Juli 2007 Ketua Program Studi D3 Fisika Instrumentasi Dosen Pembimbing Dr. Marhaposan Situmorang. M.Sc Ir. Zulham NIP NIP

4 iv PERNYATAAN RANCANG BANGUN RANGKAIAN HANDSET PENGENDALI PADA RUMAH CERDAS TUGAS AKHIR Saya mengaku bahwa Laporan Akhir Studi ini adalah hasil kerja saya sendiri, kecuali beberapa kutipan dan ringkasan yang masing masing disebutkan sumbernya. Medan, Juli 2007 AISYAH RANGKUTI NIM

5 v PENGHARGAAN Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayahnya, juga yang telah memberikan kesehatan, pengetahuan serta pengalaman pada penulis, sehingga penulisan laporan Akhir Studi dengan judul RANCANG BANGUN RANGKAIAN HANDSET PENGENDALI PADA RUMAH CERDAS,selesai pada waktunya. Dalam Kesempatan ini penulis ingin mengucapkan yang sedalam dalamnya kepada Ayahanda yang tercinta H.M.Yakub Rangkuti dan Ibunda tersayang yang telah begitu banyak memberikan doa dan dukungan baik moril maupun materil kepada penulis dalam menyelesaikan laporan Akhir Studi ini. Abanghanda Indra Rangkuti SH dan keluarganya,kakandarosanna Rangkuti S.H.I,Adik-adikkutersayang:RizkiAbadi,DewiGandisyah,EkaRohafni,Muhammad Yusuf Rivai.Kekasihku Berlin Siahaaan tersayang yang begitu besar memberikan dukungan kepada penulis dan sahabatku Nur Aisyah Siregar,Febrina,Wani. Ucapan terimakasih juga ditujukan kepada Bapak DR. Eddy Marlianto, M.Sc selaku Dekan FMIPA USU, Bapak DR. Marhaposan Situmorang, M.Sc selaku ketua program studi Fisika Instrumentasi, Bapak Ir.Zulham selaku Dosen Pembimbing yang telah banyak memberikan bimbingan, petunjuk dan pengarahan kepada penulis dalam menyelesaikan Laporan Akhir Studi ini, Seluruh Dosen yang mengajar pada program studi Fisiki Instrumentasi,sahabatku Annisa Hadhra,Abangku Zakiul Fuad dan sahabat stambuk 2004 Fisika Instrumentasi yang telah banyak memberikan dukungan dan doa kepada penulis, terima kasih banyak untuk semuanya. Semoga Allah SWT akan membalasnya.

6 vi DAFTAR ISI Halaman LEMBAR JUDUL i LEMBAR PERSETUJUAN ii LEMBAR PERNYATAAN iii LEMBAR PERSEMBAHAN iv PENGHARGAAN v DAFTAR ISI vi DAFTAR TABEL vii DAFTAR GAMBAR viii BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Tujuan Tugas Akhir Rumusan Masalah Batasan Masalah Sistematika Penulisan 4 BAB 2 LANDASAN TEORI Perangkat Keras Arsitektur Mikrokontroler AT89S ADC Perangkat Lunak Pewaktu (timer ) Port I/O Serial 18 BAB 3 PERANCANGAN ALAT DAN PEMROGRAMAN Diagram Blok Perancangan Program 30

7 vii BAB 4 PEMBAHASAN RANGKAIAN DAN PROGRAM Rangkaian Mikrokontroler AT 89S Rangkaian Pemancar Inframerah 34 BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Saran 36 DAFTAR PUSTAKA 37

8 viii DAFTAR TABEL Halaman Tabel Port yang mempunyai Fungsi 12 Tabel Tabel Kombinasi Pemilihan Baud Rate 21

9 ix DAFTAR GAMBAR Halaman Gambar Blok Diagram Fungsional AT 89S51 8 Gambar Konfigurasi Pin Mikrokontroler AT89S51 11 Gambar Blok Diagram ADC 0808/ Gambar Diagram Blok Pewaktu (timer 555) 17 Gambar Rangkaian Multivibrator Astabil 18 Gambar 3.1 Diagram Blok Rangkaian 28 Gambar 3.2 Perancangan Program 29 Gambar 4.1 Rangkaian Mikrokontroler AT89S Gambar 4.2 Rangkaian Pemancar Inframerah 33 Gambar 3.6 Rangkaian Penerima 34

10 x ABSTRAK PERANCANGAN RANGKAIAN AKTUATOR BERBASIS MIKROKONTROLER AT89S51 Seperti yang kita ketahui bahwa dalam kehidupan sehari hari banyak pekerjaan yang dilakukan itu sangat rumit, dan pada zaman serba canggih ini merupakan bagian yang sangat penting dalam kehidupan manusia untuk dapat berkembang maju yang merupakan tuntutan dibidang elektronika dalam hal pengembangannya. Sebagai mahasiswa Fisika Instrumentasi (D3) Universitas Sumatra Utara, diharapkan dapat mengimplementasikan ilmu pengetahuan dan keterampilan yang didapat selama dibangku perkuliahan kedalam kehidupan sehari hari maupun didalam dunia industri.untuk itu penulis merencanakan sebuah proyek yang berjudul RANCANG BANGUN RANGKAIAN HANDSET PENGENDALI PADA RUMAH CERDAS. Tujuan dari perancangan dan pembuatan proyek ini adalah untuk mengaplikasikan teori yang didapat penulis dari perkuliahan dengan membuat suatu alat. Dan tujuan dari pembuatan tugas akhir adalah sebagai salah satu syarat untuk menamatkan program diploma III. Dimana alat ini bisa digunakan dalam perindustrian yang maju pada zaman sekarang. Adapun alasan memilih mikrokontroler sebagai pengendali sistem ini adalah untuk mempermudah penulis didalam membuat program dan proses pengerjaan alat tersebut, serta mengurangi tingkat kesalahan yang tinggi. Dan faktor yang tidak kalah penting adalah dari segi ekonomis.

11 xi BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi yang semakin pesat, moderen dan canggih khususnya dibidang instrumen elektronika, atau sarana lainnya yang menjurus pada bidang multimedia mendorng sumber daya manusia yang mutlak. Hal tersebut tersebut disuarakan oleh mahasiswa indonesia yang pada hakekatnya memerlukan peningkatan profesionalisme yang berdaya saing, serta pendaya gunaan seluruh potensi yang ada, dan untuk berperan aktif membangun bangsa. Apagi yang pada saat ini penulis menilahat smakin seringnya terjadi pembobolan rumah - rumah mewah dikalangan masyarakat indonesia. Hal tersebut melatar belakangi penulis untuk merancang suatu handset pengendali pada rumah cerdas, sebagai pengontrol rumah. Peralatan otomatis ini harus efisien dan teliti dalam proses pengontrolan sehingga diharapkan sistem menghasilkan suatu keluaran sesuai dengan yang diinginkan. Berkaitan dengan diatas, Pengendali jarak jauh adalah sebuah alat elektronik yang digunakan untuk mengoperasikan sebuah mesin dari jarak jauh. Istilah handset pengendali juga sering disingkat menjadi "remote" saja. Pada umumnya, remote control digunakan untuk memberikan perintah dari kejauhan

12 xii kepada TV, Pintu Otomatis, Lampu atau barang-barang elektronik lainnya seperti sistem pemutar DVD. Handset Pengendali untuk perangkat-perangkat ini biasanya berupa benda kecil nirkabel yang dipegang dalam tangan dengan sederetan tombol untuk menyesuaikan berbagai setting, seperti misalnya saluran TV, dan volume suara. Malah, pada kebanyakan peranti modern dengan kontrol seperti ini, remote controlnya memiliki segala kontrol fungsi sementara perangkat yang dikendalikan itu sendiri hanya mempunyai sedikit kontrol utama yang mendasar. Kebanyakan remote berkomunikasi dengan perangkatnya masing-masing melalui sinyal-sinyal infra merah dan beberapa saja melalui sinyal radio. Salah satu peralatan yang cerdas dan dapat bekerja secara otomatis yang dibutuhkan pada tehnologi canggih saat ini diantaranya adalah AT89S51 sebagai Mikrokontroler, Timer 555 sebagai osilator pada pemancar, 74LS08 (Gerbang AND) dan sensor inframerah sebagai transmiter (pemancar). Sebagai penerima data saya gunakan photodioda yang mengenali data pada frekuensi 38 khz. Remote kontrol difungsikan sebagai kontrol jarak jauh seluruh peralatan rumah tangga dan digunakan untuk mengaktifkan sistem pengaman rumah pada rumah cerdas. Tugas akhir ini merupakan salah satu alternatif bagi mahasiswa semester akhir guna melengkapi studinya pada program DIII Fisika Instrumentasi yaitu dengan menyusun laporan tugas akhir.dalam kesempatan ini penulis

13 xiii mengharapkan keadaan proyek berfungsi sesuai dengan spesifikasi yang diinginkan,laporan tugas akhir ini dapat memberikan manfaat bagi penulis. adalah : 1.2. Tujuan Tugas Akhir Adapun maksud dan tujuan penulis memilih realisasi rancangan ini a. Memenuhi syarat untuk mata kuliah Praktek Proyek untuk mahasiswa Program Studi D-3 Fisika Instrumentasi Departemen Fisika, FMIPA USU. b. Memenuhi syarat dalam meraih gelar ahli Madya jurusan D-3 Fisika Instrumentasi. c. Dapat memberikan masukan kepada pembaca untuk pengembangan. d. Menerapkan ilmu yang diperoleh selama dibangku perkuliahan Rumusan Masalah a. Bagaimana cara kerja mikrokontroler yang berfungsi sebagai pusat pengolahan data pada remote control.

14 xiv b. Bagaimana Remote kontrol difungsikan sebagai kontrol jarak jauh seluruh peralatan rumah tangga dan digunakan untuk mengaktifkan sistem pengaman rumah pada rumah cerdas. 1.4 Batasan Masalah Mengingat masalah yang akan diangkat sebagai Tugas Akhir ini mempunyai ruang lingkup yang relatif luas, maka penulis membatasi masalah Tugas Akhir ini hanya pada : a. Hanya membahas prinsip kerja dari komponen maupun sensor yang digunakan b. Frekuensi kerja rumah kerja remote control adalah 38 khz sesuai dengan sensor (infrared) yang digunakan yaitu SFS 56 c. Hanya membahas modul remote control dan modul penerima saja 1.5. Sistematika Penulisan Untuk mempermudah pembahasan dalam penulisan Tugas Akhir ini, maka penulis membuat suatu sistematika penulisan. Sistematika penulisan ini merupakan urutan bab demi bab termasuk isi dari sub-sub babnya. Adapun sistematika pembahasan tersebut adalah sebagai berikut :

15 xv BAB 1 : PENDAHULUAN Bab ini berisikan tentang latar belakang pemilihan judul, tujuan penulisan karya akhir dan sistematika penulisan. BAB 2 : LANDASAN TEORI Bab ini berisikan tentang teori-teori dasar serta pembahasan komponen-komponen yang digunakan dalam perancangan alat yang akan dibuat. BAB 3 : PERANCANGAN ALAT Bab ini berisikan bagaimana langkah-langkah perancangan alat, dimulai dari perancangan blok diagram rangkaian sampai dengan pembuatan alatnya. BAB 4 : PEMBAHASAN RANGKAIAN Bab ini berisikan pengujian alat yang telah dibuat serta pembahasan rangkaiannya dari segi prinsip kerja rangkaiannya. BAB 5 : KESIMPULAN DAN SARAN

16 xvi Bab ini berisikan tentang kesimpulan yang dapat diambil penulis dan saran untuk kesempurnaan penulisan tugas akhir.

17 xvii BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Perangkat Keras Arsitektur Mikrokontroler AT89S51 Mikrokontroler, sebagai suatu terobosan teknologi mikrokontroler dan mikrokomputer, hadir memenuhi kebutuhan pasar (market need) dan teknologi baru. Sebagai teknologi baru, yaitu teknologi semikonduktor dengan kandungan transistor yang lebih banyak namun hanya membutuhkan ruang kecil serta dapat diproduksi secara massal (dalam jumlah banyak) sehingga harga menjadi lebih murah (dibandingkan mikroprosesor). Perbandingan sederhana antara mikrokontroler dengan mikroprosesor adalah di dalam mikrokontroler telah terdapat prosesor dan flash memori sehingga tidak dibutuhkan lagi memori eksternal, sedangkan mikroprosesor di dalamnya hanya terdapat prosesor saja sehingga diperlukanlah memori eksternal (tambahan). Perbandingan lain antara mikrokontroler dengan mikroprosesor adalah jumlah input/outputnya (I/O). Pada mikrokontroler AT89S51 terdapat 4 buah port yakni dari port 0 sampai port 3. Masing - masing port terdiri dari 8 buah I/O, jadi jumlah keseluruhan I/O dari mikrokontroler AT89S51 ada 32 buah. Pada mikroprosesor

18 xviii terdapat banyak I/O, misalkan mikroprosesor intel pentium 4 yang memiliki 478 pin. Dari data diatas dapat dijelaskan bahwa jumlah I/O mikroprosesor lebih banyak dari jumlah I/O mikrokontroler. Selain menggunakan mikrokontroler sebagai pusat pengolahan data dan sistem minimum, terdapat rangkaian lain yakni rangkaian ADC (Analog to Digital Converter) yang berguna untuk mengubah besaran analog yang didapat dari sensor warna menjadi besaran digital yang dapat dikenali oleh mikrokontroler. Juga rangkaian display yakni dengan menggunakan tiga buah seven segmen agar dapat dikenali harga yang didapat dari ADC. Display ini dihubungkan ke port serial buffer dari mikrokontroler. Prinsipnya harga yang didapat dari ADC dimasukkan ke salah satu port mikrokontroler dan kemudian dikirim ke serial buffer. Gerbang logika adalah rangkaian yang menggunakan sinyal digital sebagai masukan dan keluarannya. Yang membuat rangkaian disebut sebagai gerbang adalah bahwa setiap keluaran tergantung sepenuhnya pada sinyal yang diberikan pada masukan-masukanya. Jika sinyal masukan ini berubah, keluaranya juga dapat berubah. Ada dua teknologi pembuatan gerbang rangkaian digital yang umum dipasaran, Pada dasarnya semua sistem digital disusun oleh hanya tiga buah gerbang logika dasar, gerbang gerbang ini adalah AND,OR dan NOT. Beberapa

19 xix gerbang logika lainya seperti NAND, NOR, EXOR dan EXNOR adalah merupakan kombinasi dari beberapa gerbang AND, OR atau NOT dan dari gerbang inilah rangkaian kompleks apapun dapat dirancang. Gerbang AND mempunyai dua atau lebih sinyal masukan tetapi hanya satu sinyal keluaran

20 xx Gambar Blok Diagram Fungsional AT89S51 Mikrokontroler AT89S51 hanya memerlukan tambahan 3 buah kapasitor, 1 resistor dan 1 kristal serta catu daya 5 Volt. Kapasitor 10 mikro-farad dan resistor 8k2 Ohm dipakai untuk membentuk rangkaian reset. Dengan adanya rangkaian reset ini AT89S51 otomatis direset begitu rangkaian menerima catu daya. Kristal dengan frekuensi maksimum 11,0592 MHz dan kapasitor 30 piko- Farad dipakai untuk melengkapi rangkaian oscilator pembentuk clock yang menentukan kecepatan kerja mikrokontroler. Memori merupakan bagian yang sangat penting pada mikrokontroler. Mikrokontroler memiliki dua macam memori yang sifatnya berbeda. ROM (Read Only Memory) yang isinya tidak berubah meskipun IC kehilangan catu daya. Sesuai dangan keperluannya, dalam susunan MCS-51 memori penyimpanan program ini dinamakan sebagai memori program. RAM (Random Access Memory) isinya akan sirna begitu IC kehilangan catu daya, dipakai untuk menyimpan data pada saat program bekerja. RAM yang dipakai untuk menyimpan data ini disebut sebagai memori data. Ada berbagai jenis ROM, untuk mikrokontroler dengan program yang sudah baku dan diproduksi secara massal, program diisikan ke dalam ROM pada

21 xxi saat IC mikrokontroler dicetak di pabrik IC. Untuk keperluan tertentu mikrokontroler mengunakan ROM yang dapat diisi ulang atau Programable- Eraseable ROM yang disingkat menjadi PEROM atau PROM. Dulu banyak dipakai UV-EPROM (Ultra Violet Eraseable Programable ROM) yang kemudian dinilai mahal dan ditinggalkan setelah ada flash PEROM yang harganya jauh lebih murah. Jenis memori yang dipakai untuk memori program AT89S51 adalah Flash PEROM, program untuk mengendalikan mikrokontroler diisikan ke memori itu lewat bantuan alat yang dinamakan sebagai AT89S51 Flash PEROM Programmer. Memori data yang disediakan dalam chip AT89S51 sebesar 128 byte, meskipun hanya kecil saja tapi untuk banyak keperluan, memori berkapasitas 128 byte sudah cukup. Sarana Input/Output (I/O) yang disediakan cukup banyak dan bervariasi. AT89S51 mempunyai 32 jalur Input/Output. Jalur Input/Output paralel dikenal sebagai Port 1 (P1.0..P1.7) dan Port 3 (P3.0..P3.5 dan P3.7). AT89S51 dilengkapi UART (Universal Asyncronous Receiver / Transmitter) yang biasa dipakai untuk komunikasi data secara serial. Jalur untuk komunikasi data serial (RXD dan TXD) diletakkan berhimpitan dengan P3.0 dan P3.1 di kaki nomor 10 dan 11, sehingga kalau sarana input/ouput yang bekerja menurut fungsi waktu, clock penggerak untaian pencacah ini bisa berasal dari oscillator kristal atau clock yang diumpan dari luar lewat T0 dan T1. T0 dan T1 berhimpitan dengan P3.4 dan P3.5, sehingga P3.4 dan P3.5 tidak bisa dipakai untuk jalur input/ouput parelel kalau T0 dan T1 terpakai.

22 xxii AT89S51 mempunyai enam sumber pembangkit interupsi, dua diantaranya adalah sinyal interupsi yang diumpankan ke kaki INT0 dan INT1. Kedua kaki ini berhimpitan dengan P3.2 dan P3.3 sehingga tidak bisa dipakai sebagai jalur input/output paralel kalau INT0 dan INT1 dipakai untuk menerima sinyal interupsi. Port 1 dan Port 2, UART, Timer 0, Timer 1 dan sarana lainnya merupakan register yang secara fisik merupakan RAM khusus, yang ditempatkan di Special Function Register (SFR). Berikut ini merupakan spesifikasi dari IC AT89S51 : Kompatibel dengan produk MCS Kbyte In-System Reprogammable Flash Memory. Daya tahan 1000 kali baca/tulis. Fully Static Operation : 0 Hz sampai 24 MHz. Tiga level kunci memori program. 128 x 8 bit RAM internal. 32 jalur I/O. Tiga 16 bit Timer/Counter. Enam sumber interupt. Jalur serial dengan UART.

23 xxiii Gambar Konfigurasi Pin Mikrokontroler AT89S51 Deskripsi pin-pin pada mikrokontroler AT89S51 : VCC (Pin 40) Suplai tegangan 5 Volt. GND (Pin 20) Ground. Port 0 (Pin 39 Pin 32) Port 0 dapat berfungsi sebagai I/O biasa, low order multiplex address/data ataupun penerima kode byte pada saat flash programming Pada fungsinya sebagai I/O biasa port ini dapat memberikan output sink ke delapan buah TTL input atau dapat diubah sebagai input dengan memberikan logika 1 pada port tersebut. Pada fungsinya sebagai low order multiplex address/data, port ini akan mempunyai internal pull up. Pada saat flash programming diperlukan eksternal pull up, terutama pada saat verifikasi program. Port 1 (Pin 1 Pin 8) Port 1 berfungsi sebagai I/O biasa, pada kaki ke 6, ke 7 dan ke 8 terdapat Mosi, Miso dan Sck sebagai masukan dari ISP Programmer yang terhubung ke

24 xxiv komputer. Tanpa adanya port ini maka mikrokontroler tidak dapat diprogram oleh ISP Programmer. Port 2 (Pin 21 pin 28) Port 2 berfungsi sebagai I/O biasa atau high order address, pada saat mengakses memori secara 16 bit. Pada saat mengakses memori 8 bit, port ini akan mengeluarkan isi dari P2 special function register. Port ini mempunyai internal pull up dan berfungsi sebagai input dengan memberikan logika 1. Sebagai output, port ini dapat memberikan output sink ke empat buah input TTL. Port 3 (Pin 10 pin 17) Port 3 merupakan 8 bit port I/O dua arah dengan internal pull up. Port 3 juga mempunyai fungsi pin masing-masing, yaitu sebagai berikut Nama Pin Fungsi P3.0 (Pin 10) RXD (Port Input Serial) P3.1 (Pin 11) TXD (Port Output Serial) P3.2 (Pin 12) INTO (Interrupt 0 Eksternal) P3.3 (Pin 13) INT1 (Interrupt 1 Eksternal) P3.4 (Pin 14) T0 (Input Eksternal Timer 0) P3.5 (Pin 15) T1 (Input Eksternal Timer 1) P3.6 (Pin 16) WR (untuk menulis eksternal data memori) P3.7 (Pin 17) RD (untuk membaca eksternal data memori) Tabel 2.1. Konfigurasi Port 3 Mikrokontroler AT89S51

25 xxv RST (pin 9) Reset akan aktif dengan memberikan input high selama 2 cycle. ALE/PROG (pin 30) Address latch Enable adalah pulsa output untuk me-latch byte bawah dari alamat selama mengakses memori eksternal. Selain itu, sebagai pulsa input program (PROG) selama memprogram Flash. PSEN (pin 29) Program store enable digunakan untuk mengakses memori program eksternal. EA (pin 31) Pada kondisi low, pin ini akan berfungsi sebagai EA yaitu mikrokontroler akan menjalankan program yang ada pada memori eksternal setelah sistem direset. Jika kondisi high, pin ini akan berfungsi untuk menjalankan program yang ada pada memori internal. Pada saat flash programming, pin ini akan mendapat tegangan 12 Volt. XTAL1 (pin 19) Input untuk clock internal. XTAL2 (pin 18) Output dari osilator Pewaktu (Timer) 555 IC 555 merupakan pewaktu (timer) yang sangat serbaguna sehingga dapat dipakai untuk berbagai penerapan. Dengan menambahkan beberapa resistor dan

26 xxvi kapasitor, IC ini dapat berfungsi sebagai multivibrator, picu scimit, untuk modulasi lebar pulsa dan penundaan waktu (time delay) pulsa a Gambar Diagram blok pewaktu (timer 555) Multivibrator astabil dapat menghasilkan aliran aliran pulsa yang kotiniu, berbentuk segi empat yang dapat berada pada dua keadaan. Akan tetapi keadaan kedua pulsa-pulsa yang dihasilkan tidak berada pada keadaan stabil. Kapasitor C mengisi muatan melalui tahanan R1 dan R2, sedangkan pengosongan muatan hanya melalui tahanan R2. Dalam mode ini, tegangan kapasitor dalam melakukan pengisian dan pengosongan berada diantara 1/3 dan 2/3 Vcc.

27 xxvii Gambar b Rangkaian Multivibrator Astabil Port I / O Serial Port I/ O serial yang dimiliki oleh MCS 51 memiliki Karakteristik full duplex(dapat memulai penerimaan data yang kedua sebelum data yang pertama dibaca dari register pembacaan). Port Serial dapat bekerja dalam 4 mode :

28 xxviii Mode 0 : Pada mode ini data serial diterima dan dikirim lewat pin RXD,sedangkan pin TXD berfungsi untuk mengirimkan shift clock.data yang diterima dan dikirim adalah selebar 8 bit dengan bit terendah dikirimkan/ diterima pertama kali.kecepatan pengiriman ( baud rate ) adalah tetap sebesar 1/12 frekuensi osilator. Mode 1 : Pada mode ini data bit dikirim / diterima dengan 2 bit tambahan,dengan urutan: a. start bit ( logika 0 ), b. 8 bit data ( dengan bit terendah di depan ), c. 1 stop bit ( logika 1 ). Pada saat penerimaan,stop bit masuk pada bit RB8 pada register SCON ( salah satu special function register ).Baud rate pada mode ini adalah variabel. Mode 2 : Pada mode ini data 8 bit dikirim/diterima dengan 3 bit tambahan dengan urutan : start bit ( logika 0 ),

29 xxix 8 bit data ( dengan bit terendah di depan ) 1 stop bit ( logika 1 ). Pada saat pengiriman,bit yang dapat deprogram adalah bit yang terdapat pada bit TB8 pada register SCON.Pada saat penerimaan,bit yang dapat deprogram masuk pada bit RB8 pada register SCON ( salah satu special function register ).Baud rate pada mode ini adalah 1/32 atau 1/64 frekuensi osilator. Mode 3 : Pada mode ini data 8 bit dikirim/diterima dengan 3 bit tambahan dengan urutan : Start bit ( logika 0 ), 8 bit data ( dengan bit terendah didepan ), 1 bit tambahan yang dapat diprogram, 1 stop bit (logika 1 ). Mode ini persis sama dengan mode 2 kecuali baud rate-nya yang variabel. Pembacaan dan Penulisan Port Serial Pengiriman data pada port serial dapat dilakukan dengan cara menuliskan data tersebut keregister SBUF ( salah satu special function register SFR. Penerimaan data serial adalah melalui pembacaan register SBUF.

30 xxx Pengaturan Baud Rate Baud rate adalah kecepatan data transmisi serial,berupa banyaknya transisis logika pada saluran data serial tiap detik.semakin besar nilai baud rate,maka semakin cepat proses pengiriman/penerimaan data serial. Pada mode 0, baud rate adalah tetap sebesar 1/12 frekuensi osilator.bit SMOD pada register PCON menentukan baud rate pada Mode 2. Untuk SMOD = 1 baud rate adalah 1/64 frekuensi osilator,dan jika SMOD = 0 maka baud ratenya adalah 1/64 frekuensi osilator.baud rate untuk mode 1 dan 3 ditentukan oleh kecepatan overflow pada Timer 1 dan Timer 2 ( satu timer untuk pengiriman dan satu lagi untuk peneriman).dengan demikian dimungkinkan penerimaan dan pengiriman data dengan kecepatan yang berbeda. Namun perlu diingat bahwa fasilitas ini hanya dipunyai oleh type 8052 karena type 8051 tidak memiliki Timer 2. Baud rate untuk mode 1 dan 3 ditentukan oleh persamaan : Baud rate = 2 SMOD x (Timer 1 overflow rate) 32 Konfigurasi timer 1 yang diperlukan untuk menjalankan fungsi di atas adalah :

31 xxxi timer dijalankan pada operasi timer atau counter,dengan mode 1,2 atau 3. Timer 1 interrupt dinuat tidak bekerja ( disabled ). Kombinasi baud rate yang mungkin adalah sebagaimana pada tabel berikut : Tabel Kombinasi Pemilihan Baud Rate Baud f Timer1 Rate OSC SMOD C/-T Mode Reload Mode 0 Max:1Mhz 12Mhz X X X X Mode 2 12Mhz X Max:375K Mode1,3:62,5K 12Mhz FFh 19,2k Mhz FDh 9,6k Mhz FDh 4,8k Mhz FAh 2,4k Mhz F4h 1,2k Mhz E8h 137,5k Mhz Dh 110k 6Mhz h 110k 12Mhz FEEBh Konfigurasi Timer 2 yang berfungsi sebagai baud rate generator adalah : Bit TCLK dan / atau RCLK pada register T2CON diset.

32 xxxii Jika RCLK = 1 maka serial port menggunakan pulsa Timer 2 overflow untuk baud rate penerimaan data.sebaliknya jika RCLK = 0 maka serial port menggunakan pulsa Timer 1 overflow. Jika TCLK = 1 maka serial Pot menggunakan pulsa timer 2 overflow untuk baud rate pengiriman data. Sebaliknya jika TC:LK = 0 maka seial pot menggunakan pulsa timer 1 overflow Mode untuk baud rate generator seperti pada mode pada auto reload, yaitu adanya overflow pada register timer TH2 menyebabkan dimuadnya kembali data 16 bit yang ada register RCAP 2 H dan RCAP 2L ke TH2 dan TL2 baud ret yang dihasilkan mengikuti persamaan : Baud rate = 1 x (Timer 2 overflow rate) 16 Timer 2 interrupt tidak perlu dinon aktifkan. Komunikasi dengan banyak prosessor Serial pot yang dimiliki oleh mikrokontroler MCS-51 memungkinkan dijalankannya komunikasi dengan lebih dari 2 mikrokontroler pada jalur kabel komunikasi yang sama (multiprocessor comunication). Fasilitas yanng unik ini dimungkinkan oleh adanya bit ke 9 pada komunikasi serial pot dengan mode 2 dan 3 yang dapat diprogram lewat bit TB8 (bit yang terkirim) RB8 (bit yang diterima) pada register SCON. Mikrokontroler MCS51 dapat dikonfigurasikan

33 xxxiii agar mengaktifkan sinyal interupsi jika bit ke-9 ini (bit RB8) adalah 1. Hal ini diperoleh dengan cara memberikan nilai 1 pada bit SM2 diregister scon. Cara kierja komunikasi dengan banyak prosesor ini adalah sebagai berikut. Sebuah mikrokontroler pusat dapat mengirimkan dara atau adress ke mikrokontroler-mikrokontroler lainnya pada jalur data serial pot. Untuk memberdakan anatara data dengan adress, maka pada bit ke -9 ditentukan 0 untuk data dan 1; untuk adress. Andaikan ada 5 buah mikrokontroler dengan adres masing-masing 1,2,3,4 dan 5. mikrokonreoler pusatnya adalah yang beradress 1. jika mikrokontroler pusat ingin berkomunikasi dengan mikrokontroler laian, dia cukup mengawalinya dengan mengirimkan 8 bit adress mikrokontroler yang dingin dihubungi dan bit ke-9 di set 1. Dengan adanya bit ke-9 yang berharga 1 dan karena SM2 pada masing masing SCON-nya diset 1, maka pada semua mikrokontroler bawahan akan terbang kesinyal interup. Program pelayanan interup dibuat sedemikian rupa untuk mengecek data adress yang masuk apkah menunjuk pada mikrokontroler yang bersangkutan. Jika demikian maka mikrokontroler tersebut akan diaktifkan oleh mikrokontroler pusat, selanjutnya menunggu pengiriman data selanjutnya dan menjalankan proses sesuai dengan perintah dari

34 xxxiv mikrokontroler pusat jika adressnya bukan menunjukkan mikrokontroler yang bersangkutan, maka pengiriman data selanjutnya diabaikan dan program pelayanan interup selesai. Instruksi program : MOV (Mov Immediate Data to Inderect Adress) Operand : Rr Register 0<= r <=1 : data -256 < = data< = +255 format operasi : Rr, # data : ((Rr)) < - data keterangan : instruklsi ini akan memindahkan data 8 bit secara langsung kelokasi yang ditunjukkan oleh isi register r. Contoh : R 1, # 01 H. JB (jump If Bit Is Set) Operand : Alamat Bit 0<= alamat bit < = 255 : alamat kode format : JB alamat bit, alamat kode operasi : (PC) < - (PC) +3 : Jika (alamat bit) = 1, maka (PC) < - (PC ) + Offset relative. Keterangan : Intruksi ini akan menguji suatu alamat bit. Jika berisi 1,ekesekusi akan menuju alamat kode, jika

35 xxxv tidak, intruksi selanjutnya akan dieksekusi. Pencacah program akan dinaikkan pada intruksi selanjutnya. Jika pengujian berhasil, offset relatif akan ditambahkan kepencacah program yang telah dinaikkan dan intruksi pada alamat ini akan dieksekusi. JZ (Jump If Akumulator is Zero) Operand format : alamat kode : JZ alamat kode operasi : (PC) < - (PC) +2 : Jika (A) = 0, maka (PC) < - (PC ) + Offset relatif Keterangan : intruksi ini akan menguji isi akumulator. jika = 0, eksekusi akan menuju ke alamat kode. Juka tidak = 0, intruksi selanjutnya yang akan dieksekusi. CJNE ( compare indirect adress to inmediate data) Jump if not equal Operand : Rr Register 0<= r <=1 : data -256 < = data< = +255 : alamat kode format : Rr, # data, alamat kode operasi : (PC) < - (PC) +3 : Jika ((Rr)) <> data, maka (PC)<-(PC)+ offset relatif

36 xxxvi : Jika ((Rr )) < data, maka (C) < - 1, : Lainnya (C) <-0 Keterangan : Instruksi ini akan membandingkan data langsung dengan lokasi memori yang dialamati oleh register r. apabila tidak sama, intruksi selanjutnya yang akan dijalankan. Jika data langsung lebih besar dari isi alamat data tertentu, Carry flag akan di-set menjadi 1 Contoh : R1, # 01 H, 0009 H DJNZ ( Decrement Register And Jump If Not Zero ) Operand : Rr Register 0<= r <=7 : alamat kode format : DJNZ Rr, alamat kode operasi : (PC) < - (PC) +2 : (Rr) <-(Rr)-1 : Jika (Rr ) <> 0, maka (PC) < -(PC)+ offset relatif Keterangan : Instruksi ini mengurangi register r dengan 1 dan menempatkan hasilnya pada register tertentu. Jika hasilnya sudah 0, instruksi selanjutnya yang akan dieksekusi. Jika belum 0, eksekusi akan menuju ke alamat kode. SETB ( set bit ) Operand : alamat bit 0<= alamat bit <= 255

37 xxxvii format : SETB alamat bit operasi : (alamat bit )<-1 Keterangan: Instruksi ini akan men set isi suatu alamat bit menjadi 1 Contoh : SETB CLR (Clear Bit) Operand : alamat bit 0<= alamat bit <= 255 format : CLR alamat bit operasi : (alamat bit )<-0 Keterangan: Instruksi ini akan men set isi suatu alamat bit menjadi 00H Contoh : CLR Gerbang NAND

38 xxxviii Analisa rangkaian : Gambar Rangkaian Gerbang NAND Pada saat D1 mendapat inputan logika 0 (di forward) dan D2 mendapat inputan logika 0 (di forward) maka Tr1, Tr3 tidak aktif sedangkan Tr2 akan aktif sehingga output akan berlogika 1. Pada saat D1 mendapat inputan logika 0 (di forward) dan D2 mendapat inputan logika 1 (di reverse) maka Tr1,Tr3 tidak aktif sedangkan Tr2 akan aktif sehingga output akan berlogika 1. Pada saat D1 mendapat inputan logika 1 (di reverse) dan D2 mendapat inputan logika 0 (di forward) maka Tr1,Tr3 tidak aktif sedangkan Tr2 akan aktif sehingga output akan berlogika 1.

39 xxxix Pada saat D1 mendapat inputan logika 1 (di reverse) dan D2 mendapat inputan logika 1(di reverse) maka Tr1,Tr3 akan aktif sedangkan Tr2 tidak aktif sehingga output akan berlogika 0. Masukan Keluaran Tabel kebenaran gerbang N D5 dan D6 berfungsi untuk mengurangi noise Gerbang Rangkaian NAND mnggunakan CMOS In A In B

40 xl Analisa Rangkaian : Jika inputan A dan inputan B berlogika 0, maka Q1,Q2 akan berlogika 1 dan Q3,Q4 akan berlogika 0 sehingga output akan berlogika 1. Jika inputan A berlogika 0 dan inputan B berlogika 1, maka Q1,Q4 akan berlogika 1 dan Q2,Q3 akan berlogika 0 sehingga output akan berlogika 1.

41 xli Jika inputan A berlogika 1 dan inputan B berlogika 0, maka Q1,Q4 akan berlogika 0 dan Q2,Q3 akan berlogika 1 sehingga output akan berlogika 1 Jika inputan A berlogika 1 dan inputan B berlogika 1, maka Q1 dan Q2 akan berlogika 0 sedangkan Q3 dan Q4 akan berlogika 1 sehingga output akan berlogika Infra Merah Rangkaian Pemancar Infra Merah Untuk mendeteksi remote control (pengirim) ke rumah cerdas (penenrima),maka terdapat 2 mikrokontroler yaitu satu pada remote dan satu pada rumah cerdas.mikrokntroler ini adalah AT89S51 dan sebagai pengantar data pada kedua mikrokontroler yaitu timer 555 yang dipantulkan terus kepada LED inframerah pada handset pengendali. Rangkaian pemancar inframerah tampak seperti gambar dibawah ini :

42 xlii

43 xliii Gambar 38 khz Detector

44 xliv Gambar 38kHz generator

45 xlv

46 xlvi BAB 3 PERANCANGAN ALAT 3.1 Diagram Blok Gambar 3.1 Diagram Blog

47 xlvii Sensor yang digunakan pada perancangan rumah cerdas berupa LDR dimana pada saat terkena cahaya besar tahanannya kan berubah., pada tiap jendela digunakan sensor inframerah sebagai transmiter (pemancar) dan penerimanya adalah Photodioda yang keluarannya dari sensor 1 bit masing jendela digunakan 2 sensor. sensor remote dan Sharp GP12D yang berfungsi sebagai input. Yang semua datanya akan diolah oleh mikrokontroler AT89S52. Sensor LDR dan photodioda yang datanya berupa data 1 bit difungsikan sebagai sensor sistem pengamanan rumah cerdas. Sensor remote 38 khz difungsikan sebagai kontrol manual pengguna. Sensor Shap GP12D yang datanya berupa data analog akan dikonfersikan menjadi data digital 8 bit diproses melalui ADC 0804 dan dikirim ke mikrokontroler AT89S51 data tersebut yang difungsikan sebagai pengukur jarak antara garasi dengan mobil.

48 xlviii 3.2 Perancangan Program. Gambar 3.2 Diagram Alir dari Program 3.3. Sistem Minimum Mikrokontroler AT89S51

49 xlix Rangkaian ini berfungsi sebagai pusat kendali dari seluruh system yang ada. Kompoen utama dari rangkaian ini adalah IC mikrokontroler AT89S51. Pada IC inilah semua program diisikan, sehingga rangkaian dapat berjalan sesuai dengan yang dikehendaki. Rangkaian mikrokontroler ditunjukkan pada gambar berikut ini : Gambar 3.3. Rangkaian Sistem Minimum Kontroler AT89S51

50 l Pin 31 External Access Enable (EA) diset high (H). Ini dilakukan karena mikrokontroller AT89S51 tidak menggunakan memori eskternal. Pin 18 dan 19 dihubungkan ke XTAL 12 MHz dan capasitor 30 pf. XTAL ini akan mempengaruhi kecepatan mikrokontroller AT89S51 dalam mengeksekusi setiap perintah dalam program. Pin 9 merupakan masukan reset (aktif tinggi). Pulsa transisi dari rendah ke tinggi akan me-reset mikrokontroller ini. Pin 32 sampai 39 adalah Port 0 yang merupakan saluran/bus I/O 8 bit open collector dapat juga digunakan sebagai multipleks bus alamat rendah dan bus data selama adanya akses ke memori program eksternal. Pin 1 sampai 8 adalah port 1. Pin 21 sampai 28 adalah port 2. Dan Pin 10 sampai 17 adalah port 3. Pin 17 yang merupakan P3.7 dihubungkan dengan transistor dan sebuah LED. Data ini dilakukan hanya untuk menguji apakan rangkaian minimum mikrokontroller AT89S51 sudah bekerja atau belum. Dengan memberikan program sederhana pada mikrokontroller tersebut, dapat diketahui apakah rangkaian minimum tersebut sudah bekerja dengan baik atau tidak. Jika LED yang terhubug ke Pin 17 sudah bekerja sesuai dengan perintah yang diberikan, maka rangkaian minimum tersebut telah siap digunakan. Pin 20 merupakan ground dihubungkan dengan ground pada power supplay. Pin 40 merupakan sumber tegangan positif dihubungkan dengan + 5 volt dari power supplay.

51 li 3.4 Timer 555 IC 555 merupakan pewaktu (timer) yang sangat serbaguna sehingga dapat dipakai untuk berbagai penerapan. Dengan menambahkan beberapa resistor dan kapasitor, IC ini dapat berfungsi sebagai multivibrator, picu scimit, untuk modulasi lebar pulsa dan penundaan waktu (time delay) pulsa. Gambar3.4 Rangkaian timer 555

52 lii

53 liii

54 liv 3.5 Rangkaian Pemancar Infra Merah

55 lv Untuk mendeteksi remote control (pengirim) ke rumah cerdas (penenrima),maka terdapat 2 mikrokontroler yaitu satu pada remote dan satu pada rumah cerdas.mikrokntroler ini adalah AT89S51 dan sebagai pengantar data pada kedua mikrokontroler yaitu timer 555 yang dipantulkan terus kepada LED inframerah pada remote. Rangkaian pemancar inframerah tampak seperti gambar dibawah ini : 3.6. Rangkaian Power Supply

56 lvi Rangkaian skematik power supply dapat dilihat pada gambar 3.8 di bawah ini: Gambar 3.6 Rangkaian Skematik Power Supply Rangkaian power supply berfungsi untuk mensupplay arus dan tegangan ke seluruh rangkaian yang ada. Rangkaian power supply ini terdiri dari dua keluaran, yaitu 5 volt dan 12 volt, keluaran 5 volt digunakan untuk menghidupkan seluruh rangkaian kecuali rangkaian ADC, sedangkan keluaran 12 volt digunakan

57 lvii untuk mensupplay tegangan ke rangkaian ADC, karena rangkaian ADC memerlukan tegangan input sebesar 12 volt agar tegangan referensinya stabil. Trafo stepdown yang berfungsi untuk menurunkan tegangan dari 220 volt AC menjadi 12 volt AC. Kemudian 12 volt AC akan disearahkan dengan menggunakan dua buah dioda, selanjutnya 12 volt DC akan diratakan oleh kapasitor 2200 μf. Regulator tegangan 5 volt (LM7805CT) digunakan agar keluaran yang dihasilkan tetap 5 volt walaupun terjadi perubahan pada tegangan masukannya. LED hanya sebagai indikator apabila PSA dinyalakan. Transistor PNP TIP 32 disini berfungsi sebagai penguat arus apabila terjadi kekurangan arus pada rangkaian, sehingga regulator tegangan (LM7805CT) tidak akan panas ketika rangkaian butuh arus yang cukup besar. Tegangan 12 volt DC langsung diambil dari keluaran jembatan dioda.

58 lviii 3.7. Rangkaian Keypad Pada gambar rangkaian di atas terdapat delapan buah tombol. Masing-masing tombol jika ditekan akan terhubung ke ground, sehingga jika keluaran dari rangkaian ini dihubungkan ke port mikrokontroler, dan port di set high (1) maka ketika terjadi penekanan salah satu tombol akan mengirimkan sinyal low ke mikrokontroler. Rangkaian ini biasanya disebut dengan simple keypad atau papan tombol sederhana.

59 lix BAB 4 PEMBAHASAN RANGKAIAN DAN PROGRAM 4.1. Pemrograman. Prinsip kerja sensor photodioda ini dari awal hingga akhir dapat dijelaskan sebagai berikut : 1. Photodioda menerima sinyal infra merah dari LED infra merah dalam jarak 38kHz karena frekuensi yang ada pada pengirim (Tx) ke penenrima (Rx) frekuensinya 38kHz. 2. Perubahan besaran analog (tegangan input ADC) akan menyebabkan perubahan besaran digital (output ADC berupa bilangan biner untuk dikirim ke mikrokontroler). Pada rangkaian ADC di-setting tegangan referensinya sebesar 2,56 volt. Hal ini karena output ADC 8 bit, jadi maksimum 2 8 = 256 = biner = FF heksadesimal. Tiap kenaikan 0,01 volt pada besaran analog akan mengakibatkan kenaikan 1 biner pada besaran digital. Misalkan untuk tegangan input ADC dari sensor intensitas cahaya 0,01 volt akan menghasilkan besaran digital 1 desimal = biner = 01 heksadesimal. Kaki 3 dari ADC 0804 dihubungkan ke port 2.2 sebagai indikator bahwa data dari konversi besaran analog ke digital oleh ADC telah valid dan siap diambil dan di olah oleh mikrokontroler. Sebagai indikatornya agar dapat dilihat oleh mata, maka dihubungkan ke transistor NPN C945, resistor 330, 4k7 dan sebuah LED.

60 lx 3. Besaran digital dari ADC di kirim ke mikrokontroler melalui port 0.0 sampai port 0.7. Besaran digital akan diterima oleh mikrokontroler dan diolah sesuai program yang diisikan kedalam mikrokontroler. Harga yang ada pada port 0 dikirim ke port 3.0 dan port 3.1. Port 3.0 yang merupakan fasilitas khusus pengiriman data serial yang disediakan oleh mikrokontroler AT89S51. Sedangkan P3.1 merupakan sinyal clock untuk pengiriman data serial. 4. Dari port 3.0 dan port 3.1 dihubungkan ke kaki 2 dan kaki 3 dari IC HEF 4094BP. Pada rangkaian display terdapat tiga buah seven segment dan tiga buah IC HEF 4094BP dan tiga buah dioda. Hubungan antara IC HEF 4094BP yang pertama dan kedua dihubungkan dari kaki 10 IC pertama ke kaki 2 IC kedua, begitu juga yang ketiga. Selanjutnya output dari IC HEF 4094BP dihubungkan ke input seven segment. Harga dari besaran digital yang didapat dari ADC ditampilkan di seven segment dengan angka desimal dari Sebagai pengontrol kecepatan putar motor digunakan keypad yang akan menaikkan dan menurunkan kecepatan putar motor dengan metode PWM. 6. PWM diatur dengan memberi pulsa High dan Low pada modul H-Bridge secara kontinu. Dan lebar pulsa High atau low akan diatur dengan cara jika keypad Naik ditekan lebar pulsa High akan ditambah dan sebaliknya, sehingga putaran motor dapat dinaikkan dan diturunkan. Listing Program: ; ======================== ; = Program_RPM_Control = ; ========================

61 lxi Trigger bit p1.7 Naik bit p1.0 Turun bit p1.1 SetData bit p1.2 Bil_0 equ 20h Bil_1 equ 0ech Bil_2 equ 18h Bil_3 equ 88h Bil_4 equ 0c4h Bil_5 equ 82h Bil_6 equ 2h Bil_7 equ 0e8h Bil_8 equ 0h Bil_9 equ 80h Start: Main: Clr Trigger Acall Delay_ADC Setb Trigger Mov p1,#0h Jb Trigger,$ Acall Delay_ADC Mov a,p0 Mov 68h,as Mov b,#100 Div ab Mov 70h,a Mov a,b Mov b,#10 Div ab Mov 71h,a Mov 72h,b Mov r0,70h Acall Transfer Mov 73h,r1 Mov r0,71h Acall Transfer Mov 74h,r1 Mov r0,72h Acall Transfer Mov 75h,r1 Acall Kirim Mov a,68h Transfer: Cjne r0,#0,satu Mov r1,#bil_0 Ret Satu: Cjne r0,#1,dua Mov r1,#bil_1 Ret Dua: Cjne r0,#2,tiga

62 lxii Tiga: Empat: Lima: Enam: Mov r1,#bil_2 Ret Cjne r0,#3,empat Mov r1,#bil_3 Ret Cjne r0,#4,lima Mov r1,#bil_4 Ret Cjne r0,#5,enam Mov r1,#bil_5 Ret Cjne r0,#6,tujuh Mov r1,#bil_6 Ret Tujuh: Cjne r0,#7,delapan Mov r1,#bil_7 Ret Delapan: Cjne r0,#8,sembilan Mov r1,#bil_8 Ret Sembilan: Cjne r0,#9,transfer Mov r1,#bil_9 Ret Kirim: Delay: Dly: mov sbuf,75h jnb ti,$ clr ti mov sbuf,74h jnb ti,$ clr ti mov sbuf,73h jnb ti,$ clr ti acall Delay ret mov r7,#255 mov r6,#255 djnz r6,$ djnz r7,dly ret Delay_ADC: mov r7,#80h Dly_ADC: mov r6,#40h djnz r6,$ djnz r7,dly_adc ret End

63 lxiii Program di atas merupakan program sensor rotary encoder yang diisikan ke dalam mikrokontroler AT89S52. Dari program dapat dijelaskan sebagai berikut: Trigger bit p1.7 Menjelaskan bahwa pada port 1.7 adalah trigger dari ADC. Bil_0 equ 20h Bil_9 equ 80h Menjelaskan bahwa bilangan 0 sampai bilangan 9 yang akan tampilkan di seven segment sama/equivalent dengan harga heksadesimal di sebelahnya. Start: Merupakan sebuah Rutin. Clr Trigger Menjelaskan bahwa trigger diberikan nilai 0 atau tidak aktif. Acall Delay_ADC Perintah Acall Delay_ADC digunakan untuk memanggil subrutin Delay_ADC dan melaksanakan perintah yang ada pada subrutin Delay_ADC tersebut. Setb Trigger Menjelaskan bahwa trigger diberikan nilai 1 atau mengaktifkan trigger. Mov p1,#0h Menjelaskan bahwa mikrokontroler diperintahkan untuk mengisikan harga 0 heksadesimal pada port 1. Main: Merupakan sebuah Rutin. Jb Trigger,$ Menjelaskan bahwa pelaksanaan trigger dilakukan hingga selesai ($) karena proses pengkonversian besaran analog menjadi besaran digital yang telah valid memerlukan waktu sekitar 120 µs. Setelah

64 lxiv trigger bernilai 0 atau low mikrokontroler akan melaksanakan perintah yang ada dibawahnya (Jb Trigger). Acall Delay_ADC Perintah Acall Delay_ADC digunakan untuk memanggil subrutin Delay_ADC dan melaksanakan perintah yang ada pada subrutin Delay_ADC tersebut. Mov a,p0 Menjelaskan bahwa mikrokontroler diperintahkan untuk mengisikan harga digital yang ada pada port 0 kedalam akumulator a. Mov b,#7 Menjelaskan bahwa mikrokontroler diperintahkan untuk mengisikan harga 7 kedalam register b. Mov 68h,a Menjelaskan bahwa mikrokontroler diperintahkan untuk mengisikan harga yang ada pada akumulator a ke alamat 68H, sehingga harga yang ada pada alamat 68H adalah 255. Mov b,#100 Menjelaskan bahwa mikrokontroler diperintahkan untuk mengisikan harga 100 ke dalam register b. Div ab Menjelaskan bahwa mikrokontroler diperintahkan untuk membagi harga yang ada pada akumulator a dengan harga yang ada pada register b. Jadi, misalkan harga a dibagi harga b = 255 : 100 = 2 dengan sisa 55. harga 2 dimasukkan kedalam akumulator a dan harga 55 dimasukkan ke dalam register b, sehingga pada saat ini harga akumulator a = 2 dan harga register b = 55. Mov 70h,a Menjelaskan bahwa mikrokontroler diperintahkan untuk mengisikan harga yang ada pada akumulator a ke alamat 70H, sehingga harga yang terdapat pada alamat 70H adalah 2.

65 lxv Mov a,b Menjelaskan bahwa mikrokontroler diperintahkan untuk mengisikan harga yang ada pada register b ke dalam akumulator a, sehingga harga a pada saat ini adalah 55. Mov b,#10 Menjelaskan bahwa mikrokontroler diperintahkan untuk mengisikan harga 10 ke dalam register b. Div ab Menjelaskan bahwa mikrokontroler diperintahkan untuk membagi harga yang ada pada akumulator a dengan harga yang ada pada register b. Jadi, harga a dibagi harga b = 55 : 10 = 5 dengan sisa 5. harga 5 puluhan dimasukkan ke dalam akumulator a dan harga 5 satuan dimasukkan ke dalam register b, sehingga pada saat ini harga akumulator a = 5 dan harga register b = 5. Mov 71h,a Menjelaskan bahwa mikrokontroler diperintahkan untuk mengisikan harga yang ada pada akumulator a ke alamat 71H, sehingga harga yang terdapat pada alamat 71H adalah 5. Mov 72h,b Menjelaskan bahwa mikrokontroler diperintahkan untuk mengisikan harga yang ada pada register b ke alamat 72H, sehingga harga yang terdapat pada alamat 72H adalah 5. Mov r0,70h Menjelaskan bahwa mikrokontroler diperintahkan untuk mengisikan harga yang ada pada alamat 70H ke dalam register 0, sehingga harga yang terdapat pada register 0 adalah 2. Acall Transfer Perintah Acall Transfer digunakan untuk memanggil subrutin Transfer dan melaksanakan perintah yang ada pada subrutin Transfer tersebut.

66 lxvi Mov 73h,r1 Menjelaskan bahwa mikrokontroler diperintahkan untuk mengisikan harga yang ada pada register 1 ke alamat 73H, sehingga harga yang terdapat pada alamat 73H adalah Bil_2. Mov r0,71h Menjelaskan bahwa mikrokontroler diperintahkan untuk mengisikan harga yang ada pada alamat 71H ke dalam register 0, sehingga harga yang terdapat pada register 0 adalah 5. Acall Transfer Perintah Acall Transfer digunakan untuk memanggil subrutin Transfer dan melaksanakan perintah yang ada pada subrutin Transfer tersebut. Mov 74h,r1 Menjelaskan bahwa mikrokontroler diperintahkan untuk mengisikan harga yang ada pada register 1 ke alamat 74H, sehingga harga yang terdapat pada alamat 74H adalah Bil_5. Mov r0,72h Menjelaskan bahwa mikrokontroler diperintahkan untuk mengisikan harga yang ada pada alamat 72H ke dalam register 0, sehingga harga yang terdapat pada register 0 adalah 5. Acall Transfer Perintah Acall Transfer digunakan untuk memanggil subrutin Transfer dan melaksanakan perintah yang ada pada subrutin Transfer tersebut. Mov 75h,r1 Menjelaskan bahwa mikrokontroler diperintahkan untuk mengisikan harga yang ada pada register 1 ke alamat 75H, sehingga harga yang terdapat pada alamat 75H adalah Bil_5. Acall Display Perintah Acall Display digunakan untuk memanggil subrutin Display dan melaksanakan perintah yang ada pada subrutin Display tersebut.

67 lxvii Mov a,68h Menjelaskan bahwa mikrokontroler diperintahkan untuk mengisikan harga yang ada pada 68H ke dalam akumulator a, sehingga pada akumulator a pada saat ini berharga 255. Sjmp Main Menjelaskan bahwa mikrokontroler diperintahkan untuk lompat ke rutin Main. Carry_1: Merupakan sebuah subrutin. Mov a,psw Menjelaskan bahwa mikrokontroler diperintahkan untuk mengisikan harga yang ada pada psw (Program Status Word) ke dalam akumulator a. Jika harga perbandingan akumulator a dengan harga yang dibandingkan lebih kecil, maka pada psw akan terdapat bit paling kiri berharga 1, tetapi jika harga yang dibandingkan lebih besar, bit carry pada psw akan berharga 0. Anl a,#80h Menjelaskan bahwa mikrokontroler diperintahkan untuk mengalikan akumulator a dengan 80 heksadesimal dengan menggunakan logika AND. Jadi, jika nilai psw pada bit paling kiri berharga 1 dan dikalikan dengan harga 80 heksadesimal, maka hasilnya pada akumulator a juga 80 heksadesimal. Tetapi jika nilai psw pada bit paling kiri berharga 0, maka hasilnya akan berbeda. Cjne a,#80h,carry_2 Menjelaskan bahwa mikrokontroler diperintahkan untuk membandingkan harga yang ada pada akumulator a dengan harga 80 heksadesimal. Jika harga akumulator a sama dengan harga 80 heksadesimal, maka program akan mengeksekusi perintah yang ada dibawahnya, tetapi jika harga akumulator a tidak sama dengan harga 80 heksadesimal, maka program akan lompat ke subrutin Carry_2.

68 lxviii Sjmp Main Menjelaskan bahwa mikrokontroler diperintahkan untuk lompat ke rutin Main. Carry_2: Merupakan sebuah subrutin. Mov p1,#0h Menjelaskan bahwa mikrokontroler diperintahkan untuk mengisikan harga 0 heksadesimal pada port 1. Sjmp Main Menjelaskan bahwa mikrokontroler diperintahkan untuk lompat ke rutin Main. Transfer: Merupakan sebuah subrutin. Cjne r0,#0,satu Menjelaskan bahwa mikrokontroler diperintahkan untuk membandingkan, apakah harga yang ada pada register 0 sama dengan 0 bilangan digital (desimal). Jika harga pada register 0 sama dengan harga 0, maka mikrokontroler akan mengeksekusi program yang ada dibawahnya, tetapi jika harga pada register 0 tidak sama dengan harga 0, maka program akan lompat ke subrutin Satu. Mov r1,#bil_0 Menjelaskan bahwa mikrokontroler diperintahkan untuk mengisi harga Bil_0 ke dalam register 1. Ret Menjelaskan bahwa mikrokontroler diperintahkan untuk kembali ke alamat awal pemanggilan subrutin. Satu: Merupakan sebuah subrutin. Cjne r0,#1,dua Menjelaskan bahwa mikrokontroler diperintahkan untuk membandingkan, apakah harga yang ada pada register 0 sama dengan 1 bilangan digital (desimal). Jika harga pada register 0 sama dengan harga 1, maka mikrokontroler akan mengeksekusi program

69 lxix yang ada dibawahnya, tetapi jika harga pada register 0 tidak sama dengan harga 1, maka program akan lompat ke subrutin Dua. Mov r1,#bil_1 Menjelaskan bahwa mikrokontroler diperintahkan untuk mengisi harga Bil_1 ke dalam register 1. Ret Menjelaskan bahwa mikrokontroler diperintahkan untuk kembali ke alamat awal pemanggilan subrutin. Dua: Merupakan sebuah subrutin. Cjne r0,#2,tiga Menjelaskan bahwa mikrokontroler diperintahkan untuk membandingkan, apakah harga yang ada pada register 0 sama dengan 2 bilangan digital (desimal). Jika harga pada register 0 sama dengan harga 2, maka mikrokontroler akan mengeksekusi program yang ada dibawahnya, tetapi jika harga pada register 0 tidak sama dengan harga 2, maka program akan lompat ke subrutin Tiga. Mov r1,#bil_2 Menjelaskan bahwa mikrokontroler diperintahkan untuk mengisi harga Bil_2 ke dalam register 1. Ret Menjelaskan bahwa mikrokontroler diperintahkan untuk kembali ke alamat awal pemanggilan subrutin. Tiga: Merupakan sebuah subrutin. Cjne r0,#3,empat Menjelaskan bahwa mikrokontroler diperintahkan untuk membandingkan, apakah harga yang ada pada register 0 sama dengan 3 bilangan digital (desimal). Jika harga pada register 0 sama dengan harga 3, maka mikrokontroler akan mengeksekusi program yang ada dibawahnya, tetapi jika harga pada register 0 tidak sama dengan harga 3, maka program akan lompat ke subrutin Empat.

70 lxx Mov r1,#bil_3 Menjelaskan bahwa mikrokontroler diperintahkan untuk mengisi harga Bil_3 ke dalam register 1. Ret Menjelaskan bahwa mikrokontroler diperintahkan untuk kembali ke alamat awal pemanggilan subrutin. Empat: Merupakan sebuah subrutin. Cjne r0,#4,lima Menjelaskan bahwa mikrokontroler diperintahkan untuk membandingkan, apakah harga yang ada pada register 0 sama dengan 4 bilangan digital (desimal). Jika harga pada register 0 sama dengan harga 4, maka mikrokontroler akan mengeksekusi program yang ada dibawahnya, tetapi jika harga pada register 0 tidak sama dengan harga 4, maka program akan lompat ke subrutin Lima. Mov r1,#bil_4 Menjelaskan bahwa mikrokontroler diperintahkan untuk mengisi harga Bil_4 ke dalam register 1. Ret Menjelaskan bahwa mikrokontroler diperintahkan untuk kembali ke alamat awal pemanggilan subrutin. Lima: Merupakan sebuah subrutin. Cjne r0,#5,enam Menjelaskan bahwa mikrokontroler diperintahkan untuk membandingkan, apakah harga yang ada pada register 0 sama dengan 5 bilangan digital (desimal). Jika harga pada register 0 sama dengan harga 5, maka mikrokontroler akan mengeksekusi program yang ada dibawahnya, tetapi jika harga pada register 0 tidak sama dengan harga 5, maka program akan lompat ke subrutin Enam. Mov r1,#bil_5 Menjelaskan bahwa mikrokontroler diperintahkan untuk mengisi harga Bil_5 ke dalam register 1.

4. Port Input/Output Mikrokontroler MCS-51

4. Port Input/Output Mikrokontroler MCS-51 4. Port Input/Output Mikrokontroler MCS-51 Mikrokontroler MCS-51 memiliki 2 jenis port input/output, yaitu port I/O parallel dan port I/O serial. Port I/O parallel sebanyak 4 buah dengan nama P0,P1,P2

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 6 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Perangkat Keras 2.1.1 Bahasa Assembly MCS-51 Bahasa yang digunakan untuk memprogram IC mikrokontroler AT89S51 adalah bahasa assembly untuk MCS-51. angka 51 merupakan jumlah instruksi

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Mikrokontroler, sebagai suatu terobosan teknologi mikrokontroler dan

BAB 2 LANDASAN TEORI. Mikrokontroler, sebagai suatu terobosan teknologi mikrokontroler dan BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Sistem Minimum Mikrokontroler AT89S51 Mikrokontroler, sebagai suatu terobosan teknologi mikrokontroler dan mikrokomputer, hadir memenuhi kebutuhan pasar (market need) dan teknologi

Lebih terperinci

MIKROKONTROLER Arsitektur Mikrokontroler AT89S51

MIKROKONTROLER Arsitektur Mikrokontroler AT89S51 MIKROKONTROLER Arsitektur Mikrokontroler AT89S51 Ringkasan Pendahuluan Mikrokontroler Mikrokontroler = µp + Memori (RAM & ROM) + I/O Port + Programmable IC Mikrokontroler digunakan sebagai komponen pengendali

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 PERANGKAT KERAS 2.1.1 Arsitektur Mikrokontroler AT89S51 Mikrokontroler, sebagai suatu terobosan teknologi mikrokontoler dan mikrokomputer, hadir memenuhi kebutuhan pasar (market

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN ALAT DAN PROGRAM

BAB 3 PERANCANGAN ALAT DAN PROGRAM BAB 3 PERANCANGAN ALAT DAN PROGRAM 3.1. DIAGRAM BLOK display Penguat sinyal Sensor 1 keypad AT89S51 Penguat sinyal Sensor 5 relay alarm pompa Keterangan diagram blok: Sensor air yang berfungsi untuk mengetahui

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Mikrokontroller, sebagai suatu terobosan teknologi mikrokontroler dan microkomputer,

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Mikrokontroller, sebagai suatu terobosan teknologi mikrokontroler dan microkomputer, BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1.Hardware 2.1.1 Mikrokontroler AT89S51 Mikrokontroller, sebagai suatu terobosan teknologi mikrokontroler dan microkomputer, hadir memenuhi kebutuhan pasar (market need) dan teknologi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Mikrokontroler, sebagai suatu terobosan teknologi mikrokontroler dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Mikrokontroler, sebagai suatu terobosan teknologi mikrokontroler dan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. PERANGKAT KERAS 2.1.1. Arsitektur Mikrokontroler AT89S51 Mikrokontroler, sebagai suatu terobosan teknologi mikrokontroler dan mikrokomputer, hadir memenuhi kebutuhan pasar

Lebih terperinci

ARSITEKTUR MIKROKONTROLER AT89C51/52/55

ARSITEKTUR MIKROKONTROLER AT89C51/52/55 ARSITEKTUR MIKROKONTROLER AT89C51/52/55 A. Pendahuluan Mikrokontroler merupakan lompatan teknologi mikroprosesor dan mikrokomputer. Mikrokontroler diciptakan tidak semata-mata hanya memenuhi kebutuhan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Mikrokontroler AT89S52 termasuk kedalam keluarga MCS-51 merupakan suatu. dua macam memori yang sifatnya berbeda yaitu:

BAB 2 LANDASAN TEORI. Mikrokontroler AT89S52 termasuk kedalam keluarga MCS-51 merupakan suatu. dua macam memori yang sifatnya berbeda yaitu: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Perangkat Keras 2.1.1 Mikrokontroler AT89S52 Mikrokontroler AT89S52 termasuk kedalam keluarga MCS-51 merupakan suatu mikrokomputer CMOS 8 bit dengan daya rendah, kemampuan tinggi,

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Mikrokontroler AT89S51 hanya memerlukan tambahan 3 kapasitor, 1 resistor dan 1

BAB 2 LANDASAN TEORI. Mikrokontroler AT89S51 hanya memerlukan tambahan 3 kapasitor, 1 resistor dan 1 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Defenisi AT89S51 Mikrokontroler AT89S51 hanya memerlukan tambahan 3 kapasitor, 1 resistor dan 1 kristal serta catu daya 5 Volt. Kapasitor 10 mikro-farad dan resistor 10 Kilo Ohm

Lebih terperinci

BAB III RANCANGAN SISTEM. dirancanag. Setiap diagram blok mempunyai fungsi masing-masing. Adapun diagram

BAB III RANCANGAN SISTEM. dirancanag. Setiap diagram blok mempunyai fungsi masing-masing. Adapun diagram BAB III RANCANGAN SISTEM 3.1. Diagram Blok Rangkaian Diagram blok merupakan gambaran dasar dari rangkaian sistem yang akan dirancanag. Setiap diagram blok mempunyai fungsi masing-masing. Adapun diagram

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Dalam merancang sebuah peralatan yang cerdas, diperlukan suatu

BAB II LANDASAN TEORI. Dalam merancang sebuah peralatan yang cerdas, diperlukan suatu BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Perangkat Keras Dalam merancang sebuah peralatan yang cerdas, diperlukan suatu perangkat keras (hardware) yang dapat mengolah data, menghitung, mengingat dan mengambil pilihan.

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM. Secara garis besar rangkaian pengendali peralatan elektronik dengan. blok rangkaian tampak seperti gambar berikut :

BAB III PERANCANGAN SISTEM. Secara garis besar rangkaian pengendali peralatan elektronik dengan. blok rangkaian tampak seperti gambar berikut : BAB III PERANCANGAN SISTEM 3.1. Diagram Blok Secara garis besar rangkaian pengendali peralatan elektronik dengan menggunakan PC, memiliki 6 blok utama, yaitu personal komputer (PC), Mikrokontroler AT89S51,

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Perangkat Keras 2.1.1. Mikrokontroler AT89S51 Mikrokontroler merupakan suatu komponen elektronika yang di dalamnya terdapat rangkaian mikroprosesor, memori (RAM atau ROM) dan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Mikrokontroler AT89S51 Mikrokontroler, sebagai suatu terobosan teknologi mikrokontoler dan mikrokomputer, hadir memenuhi kebutuhan pasar (market need) dan teknologi baru.

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN CARA KERJA RANGKAIAN

BAB III ANALISA DAN CARA KERJA RANGKAIAN BAB III ANALISA DAN CARA KERJA RANGKAIAN 3.1 Analisa Rangkaian Secara Blok Diagram Pada rangkaian yang penulis buat berdasarkan cara kerja rangkaian secara keseluruhan penulis membagi rangkaian menjadi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 4 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Perangkat keras Mikrokontroler AT89S51 2.1.1 Arsitektur Mikrokontroler AT89S51 Mikrokontroler AT89S51 merupakan salah satu keluarga dari MCS-51 keluaran Atmel. Jenis mikrokontroler

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT 21 BAB III PERANCANGAN ALAT 3.1 Diagram Blok Rangkaian Rangkaian Pen- Charge Baterei Batere ADC Relay Rangkaian Setting Nilai Minimum Rangkaian Setting Nilai Maksimum Rangakaian Keypad MikrokontrolerAT89S51

Lebih terperinci

Blok sistem mikrokontroler MCS-51 adalah sebagai berikut.

Blok sistem mikrokontroler MCS-51 adalah sebagai berikut. Arsitektur mikrokontroler MCS-51 diotaki oleh CPU 8 bit yang terhubung melalui satu jalur bus dengan memori penyimpanan berupa RAM dan ROM serta jalur I/O berupa port bit I/O dan port serial. Selain itu

Lebih terperinci

Mikrokontroler 89C51 Bagian II :

Mikrokontroler 89C51 Bagian II : Mikrokontroler 89C51 Bagian II : Mikrokontroler 89C51 Mikrokontroler 89C51 merupakan mikrokomputer CMOS 8 bit dengan 4 Kbytes Flash Programmable Memory. Arsitektur 89C51 ditunjukkan pada gambar 2. Accumulator

Lebih terperinci

Memprogram Port sebagai Output dan Input Sederhana

Memprogram Port sebagai Output dan Input Sederhana BAGIAN 1 Tujuan Pembelajaran Umum: 1. Mahasiswa trampil memprogram Port sebagai Input dan Output sederhana menggunakan bahasa pemrograman assembly Tujuan Pembelajaran Khusus: 1. Mahasiswa memahami Konstruksi

Lebih terperinci

Gambar 3.1 Blok Diagram Port Serial RXD (P3.0) D SHIFT REGISTER. Clk. SBUF Receive Buffer Register (read only)

Gambar 3.1 Blok Diagram Port Serial RXD (P3.0) D SHIFT REGISTER. Clk. SBUF Receive Buffer Register (read only) 1. Operasi Serial Port mempunyai On Chip Serial Port yang dapat digunakan untuk komunikasi data serial secara Full Duplex sehingga Port Serial ini masih dapat menerima data pada saat proses pengiriman

Lebih terperinci

PORT SERIAL MIKROKONTROLER ATMEL AT89C51

PORT SERIAL MIKROKONTROLER ATMEL AT89C51 Lab Elektronika Industri Mikrokontroler - 1 PORT SERIAL MIKROKONTROLER ATMEL AT89C51 I. FISIK AT89C51 Mikrokontroler AT89C51 umumnya mempunyai kemasan 40 pin seperti gambar berikut. AT89C51 telah dilengkapi

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Agar kendaraan lebih teratur dan tidak terlalu padat, biasanya tempat perparkiran ini dibagi

BAB 2 LANDASAN TEORI. Agar kendaraan lebih teratur dan tidak terlalu padat, biasanya tempat perparkiran ini dibagi BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Inteligent Parking System Agar kendaraan lebih teratur dan tidak terlalu padat, biasanya tempat perparkiran ini dibagi menjadi beberapa tempat. Dengan demikian kendaraan yang

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 7 BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 1 Konveyor Konveyor hanya bergerak ke satu arah saja, konveyor digerakkan dengan motor stepper 12V type. Sinyal keluaran dari motor stepper untuk menggerakkan konveyor dirangkaikan

Lebih terperinci

Pendahuluan Mikrokontroler 8051

Pendahuluan Mikrokontroler 8051 Pendahuluan Mikrokontroler 8051 Pokok Bahasan: 1. Mikrokontroler 8051 Arsitektur (Architecture) Timers/Counters Interrupts Komunikasi Serial (Serial Communication) Tujuan Belajar: Setelah mempelajari dalam

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. bisa digunakan untuk memindahkan program yang ber-ekstention.hex ke Flash,

BAB 2 LANDASAN TEORI. bisa digunakan untuk memindahkan program yang ber-ekstention.hex ke Flash, BAB 2 LANDASAN TEORI Arsitektur Mikrokontroler AT89S51 Programer Atmel seri S merupakan programer yang serbaguna, karena programer ini bisa digunakan untuk memindahkan program yang ber-ekstention.hex ke

Lebih terperinci

MIKROKONTROLER AT89S52

MIKROKONTROLER AT89S52 MIKROKONTROLER AT89S52 Mikrokontroler adalah mikroprosessor yang dirancang khusus untuk aplikasi kontrol, dan dilengkapi dengan ROM, RAM dan fasilitas I/O pada satu chip. AT89S52 adalah salah satu anggota

Lebih terperinci

I/O dan Struktur Memori

I/O dan Struktur Memori I/O dan Struktur Memori Mikrokontroler 89C51 adalah mikrokontroler dengan arsitektur MCS51 seperti 8031 dengan memori Flash PEROM (Programmable and Erasable Read Only Memory) DESKRIPSI PIN Nomor Pin Nama

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN ALAT DAN BAHAN. 3.1 Diagram Blok dan Rangkaian Sensor Ketinggian Air

BAB 3 PERANCANGAN ALAT DAN BAHAN. 3.1 Diagram Blok dan Rangkaian Sensor Ketinggian Air BAB 3 PERANCANGAN ALAT DAN BAHAN 3.1 Diagram Blok dan Rangkaian Sensor Ketinggian Air Sensor 1 Sensor 2 Sensor 6 Diplay 7 segment Dislay LED Penguat sinyal Penguat sinyal Penguat sinyal Mikrokontroller

Lebih terperinci

BAB II TEORI DASAR. peralatan input / output ( I / O ) pendukung di dalamnya. Suatu sistem mikroprosesor

BAB II TEORI DASAR. peralatan input / output ( I / O ) pendukung di dalamnya. Suatu sistem mikroprosesor BAB II TEORI DASAR 2. 1 Sistem Mikrokontroler AT89S52 Mikrokontroller adalah suatu perangkat keras yang memiliki memori dan peralatan input / output ( I / O ) pendukung di dalamnya. Suatu sistem mikroprosesor

Lebih terperinci

Wireless Infrared Printer dengan DST-51 (Komunikasi Infra Merah dengan DST-51)

Wireless Infrared Printer dengan DST-51 (Komunikasi Infra Merah dengan DST-51) Wireless Infrared Printer dengan DST-5 (Komunikasi Infra Merah dengan DST-5) Komunikasi Infra Merah dilakukan dengan menggunakan dioda infra merah sebagai pemancar dan modul penerima infra merah sebagai

Lebih terperinci

TKC210 - Teknik Interface dan Peripheral. Eko Didik Widianto

TKC210 - Teknik Interface dan Peripheral. Eko Didik Widianto TKC210 - Teknik Interface dan Peripheral Eko Didik Sistem Komputer - Universitas Diponegoro Review Kuliah Pembahasan tentang: Referensi: mikrokontroler (AT89S51) mikrokontroler (ATMega32A) Sumber daya

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Dalam bab ini penulis akan membahas tentang komponen-komponen yang

BAB 2 LANDASAN TEORI. Dalam bab ini penulis akan membahas tentang komponen-komponen yang BAB 2 LANDASAN TEORI Dalam bab ini penulis akan membahas tentang komponen-komponen yang digunakan dalam seluruh unit sistem ini. Agar pembahasan tidak melebar dan menyimpang dari topik utama laporan ini,

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Perangkat Keras 2.1.1. Mikrokontroler AT89S51 Mikrokontroler sebagai suatu terobosan teknologi mikrokontroler dan mikrokomputer hadir memenuhi kebutuhan pasar (market need) dan

Lebih terperinci

digunakan untuk pembahasan dan cara kerja dari rangkaian Teori komponen-komponen pendukung.

digunakan untuk pembahasan dan cara kerja dari rangkaian Teori komponen-komponen pendukung. 13 Landasan teori, dalam bab ini dijelaskan tentang teori pendukung yang digunakan untuk pembahasan dan cara kerja dari rangkaian Teori pendukung itu antara lain tentang mikrokontroler AT89S51 (hardware

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Perangkat Keras (Hardware) 2.1.1. Mikrokontroller AT89S51 Mikrokontroller, sebagai suatu terobosan teknologi mikrokontroller dan mikrokomputer, hadir memenuhi kebutuhan pasar

Lebih terperinci

Lab Elektronika Industri Mikrokontroler - 1 AT89C1051

Lab Elektronika Industri Mikrokontroler - 1 AT89C1051 Lab Elektronika Industri Mikrokontroler - 1 AT89C1051 I. FITUR AT89C1051 Kompatibel dengan produk MCS51 1k byte program flash ROM yang dapa diprogram ulang hingga 1000 kali Tegangan operasi 2.7 volt hingga

Lebih terperinci

PORT PARALEL MIKROKONTROLER ATMEL AT89C51

PORT PARALEL MIKROKONTROLER ATMEL AT89C51 Lab Elektronika Industri Mikrokontroler - 1 PORT PARALEL MIKROKONTROLER ATMEL AT89C51 I. FISIK AT89C51 Mikrokontroler AT89C51 umumnya mempunyai kemasan 40 pin seperti gambar berikut. AT89C51 mempunyai

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM. pada sistem pengendali lampu telah dijelaskan pada bab 2. Pada bab ini akan dijelaskan

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM. pada sistem pengendali lampu telah dijelaskan pada bab 2. Pada bab ini akan dijelaskan BAB 3 PERANCANGAN SISTEM Konsep dasar mengendalikan lampu dan komponen komponen yang digunakan pada sistem pengendali lampu telah dijelaskan pada bab 2. Pada bab ini akan dijelaskan perancangan sistem

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Sensor TGS 2610 merupakan sensor yang umum digunakan untuk mendeteksi adanya

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Sensor TGS 2610 merupakan sensor yang umum digunakan untuk mendeteksi adanya 10 BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Sensor TGS 2610 2.1.1 Gambaran umum Sensor TGS 2610 merupakan sensor yang umum digunakan untuk mendeteksi adanya kebocoran gas. Sensor ini merupakan suatu semikonduktor oksida-logam,

Lebih terperinci

BAB II TEORI DASAR 2.1 Pendahuluan 2.2 Sensor Clamp Putaran Mesin

BAB II TEORI DASAR 2.1 Pendahuluan 2.2 Sensor Clamp Putaran Mesin 4 BAB II TEORI DASAR 2.1 Pendahuluan Pada bab ini akan dijelaskan mengenai teori-teori mengenai perangkatperangkat pendukung baik perangkat keras dan perangkat lunak yang akan dipergunakan sebagai pengukuran

Lebih terperinci

Perancangan Serial Stepper

Perancangan Serial Stepper Perancangan Serial Stepper ini : Blok diagram dari rangakaian yang dirancang tampak pada gambar dibawah Komputer Antar Muka Peralatan luar Komputer Komputer berfungsi untuk mengendalikan peralatan luar,

Lebih terperinci

Gambar Komunikasi serial dengan komputer

Gambar Komunikasi serial dengan komputer 1.6. Port Serial Umumnya orang selalu menganggap port seri pada MCS51 adalah UART yang bekerja secara asinkron, jarang yang menyadari port seri tersebut bisa pula bekerja secara sinkron, pada hal sebagai

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM. Di bawah ini adalah blok diagram dari perancangan alat sensor keamanan menggunakan PIR (Passive Infrared).

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM. Di bawah ini adalah blok diagram dari perancangan alat sensor keamanan menggunakan PIR (Passive Infrared). 30 BAB 3 PERANCANGAN SISTEM 3.1 Diagram Blok Rangkaian Di bawah ini adalah blok diagram dari perancangan alat sensor keamanan menggunakan PIR (Passive Infrared). Buzzer PIR (Passive Infra Red) Mikrokontroler

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Konsep Dasar Sistem pendeteksi intensitas cahaya yang akan dirancang pada tugas akhir ini adalah sebuah sistem yang menggunakan sebuah mikrokontroler, dimana sistem ini berfungsi

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Component tester adalah instrument elektronika, atau alat penguji komponen yang

BAB 2 LANDASAN TEORI. Component tester adalah instrument elektronika, atau alat penguji komponen yang BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Component Tester Component tester adalah instrument elektronika, atau alat penguji komponen yang dirancang khusus dengan menggunakan microcontroller AT89S52 sebagai pusat kendali

Lebih terperinci

TIMER DAN COUNTER MIKROKONTROLER ATMEL

TIMER DAN COUNTER MIKROKONTROLER ATMEL Lab Elektronika Industri Mikrokontroler - 1 TIMER DAN COUNTER MIKROKONTROLER ATMEL I. TIMER DAN COUNTER Timer atau counter pada dasarnya adalah sebuah pencacah. Pencacah itu bisa dipakai sebagai pewaktu

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Mikrokontroller AT89S51 Didalam pembuatan alat ini peran penting mikrokontroller sangat berpengaruh dalam menentukan hasil akhir /output dari fungsi alat ini, yang mana hasil akhir/ouput

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. dunia elektronika, khususnya dunia mikroelektronika. Penemuan silikon

BAB 2 LANDASAN TEORI. dunia elektronika, khususnya dunia mikroelektronika. Penemuan silikon BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Perangkat Keras 2.1.1 Mikrokontroler AT89S52 2.1.1.1 Pengenalan Mikrokontroler AT89S52 Perkembangan teknologi telah maju dengan pesat dalam perkembangan dunia elektronika, khususnya

Lebih terperinci

BAB III PERENCANAAN PERANGKAT KERAS DAN LUNAK

BAB III PERENCANAAN PERANGKAT KERAS DAN LUNAK 21 BAB III PERENCANAAN PERANGKAT KERAS DAN LUNAK 3.1 Gambaran umum Perancangan sistem pada Odometer digital terbagi dua yaitu perancangan perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak (software). Perancangan

Lebih terperinci

PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT PENGHITUNG ORANG DALAM RUANGAN BERBASIS MIKROKONTROLER AT89S52 MENGGUNAKAN SENSOR INFRA-MERAH LAPORAN TUGAS AKHIR

PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT PENGHITUNG ORANG DALAM RUANGAN BERBASIS MIKROKONTROLER AT89S52 MENGGUNAKAN SENSOR INFRA-MERAH LAPORAN TUGAS AKHIR PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT PENGHITUNG ORANG DALAM RUANGAN BERBASIS MIKROKONTROLER AT89S52 MENGGUNAKAN SENSOR INFRA-MERAH LAPORAN TUGAS AKHIR Disusun Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan Pendidikan

Lebih terperinci

MICROCONTROLER AVR AT MEGA 8535

MICROCONTROLER AVR AT MEGA 8535 MICROCONTROLER AVR AT MEGA 8535 Dwisnanto Putro, S.T., M.Eng. MIKROKONTROLER AVR Jenis Mikrokontroler AVR dan spesifikasinya Flash adalah suatu jenis Read Only Memory yang biasanya diisi dengan program

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI PERANGKAT KERAS DAN PERANGKAT LUNAK SISTEM. Dari diagram sistem dapat diuraikan metode kerja sistem secara global.

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI PERANGKAT KERAS DAN PERANGKAT LUNAK SISTEM. Dari diagram sistem dapat diuraikan metode kerja sistem secara global. BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI PERANGKAT KERAS DAN PERANGKAT LUNAK SISTEM 3.1 Perancangan Perangkat Keras 3.1.1 Blok Diagram Dari diagram sistem dapat diuraikan metode kerja sistem secara global. Gambar

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI xx BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Mikrokontroler AT89S52 2.1.1 Gambaran umum Mikrokontroler AT89S52 adalah mikrokomputer CMOS 8 bit yang memiliki 8 KB Programmable and Erasable Read Only Memory (PEROM). Mikrokontroler

Lebih terperinci

Percobaan 5 PENGENALAN MIKROKONTROLER 8051

Percobaan 5 PENGENALAN MIKROKONTROLER 8051 Percobaan 5 PENGENALAN MIKROKONTROLER 8051 I. Tujuan 1. Mempelajari arsitektur mikrokontroller 8051 2. Memahami macam-macam interrupt yang ada pada mikrokontroller 8051 3. Memahami penggunaan I/O port

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. (hardware) yang dapat mengolah data, menghitung, mengingat dan mengambil

BAB 2 LANDASAN TEORI. (hardware) yang dapat mengolah data, menghitung, mengingat dan mengambil BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Perangkat Keras Dalam merancang sebuah peralatan yang cerdas, diperlukan suatu perangkat keras (hardware) yang dapat mengolah data, menghitung, mengingat dan mengambil pilihan.

Lebih terperinci

BAB II KONSEP DASAR PERANCANGAN

BAB II KONSEP DASAR PERANCANGAN BAB II KONSEP DASAR PERANCANGAN Pada bab ini akan dijelaskan konsep dasar sistem keamanan rumah nirkabel berbasis mikrokontroler menggunakan modul Xbee Pro. Konsep dasar sistem ini terdiri dari gambaran

Lebih terperinci

BAB III PERENCANAAN DAN REALISASI

BAB III PERENCANAAN DAN REALISASI BAB III PERENCANAAN DAN REALISASI 3.1 PERANCANGAN UMUM SISTEM Metode untuk pelaksanaan Program dimulai dengan mempelajari system pengukuran tangki air yang akan digunakan. Dari sini dikembangkan apa saja

Lebih terperinci

SISTEM PENGENDALI PINTU DAN LAMPU MENGGUNAKAN REMOTE CONTROL BERBASIS AT89C51 TUGAS AKHIR

SISTEM PENGENDALI PINTU DAN LAMPU MENGGUNAKAN REMOTE CONTROL BERBASIS AT89C51 TUGAS AKHIR SISTEM PENGENDALI PINTU DAN LAMPU MENGGUNAKAN REMOTE CONTROL BERBASIS AT89C51 TUGAS AKHIR Diajukan untuk melengkapi tugas dan memenuhi syarat memperoleh gelar Ahli Madya SULVINA MAULIN 052408086 PROGRAM

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT BAB III PERANCANGAN ALAT 3.1 Definisi Perancangan Perancangan adalah proses menuangkan ide dan gagasan berdasarkan teoriteori dasar yang mendukung. Proses perancangan dapat dilakukan dengan cara pemilihan

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN PERANGKAT KERAS

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN PERANGKAT KERAS BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN PERANGKAT KERAS 3.1. Pendahuluan Perangkat pengolah sinyal yang dikembangkan pada tugas sarjana ini dirancang dengan tiga kanal masukan. Pada perangkat pengolah sinyal

Lebih terperinci

Tabel 1. Karakteristik IC TTL dan CMOS

Tabel 1. Karakteristik IC TTL dan CMOS BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. IC Digital TTL dan CMOS Berdasarkan teknologi pembuatannya, IC digital dibedakan menjadi dua jenis, yaitu TTL (Transistor-Transistor Logic) dan CMOS (Complementary Metal Oxide

Lebih terperinci

BAB III RANCANG BANGUN SISTEM KARAKTERISASI LED. Rancangan sistem karakterisasi LED diperlihatkan pada blok diagram Gambar

BAB III RANCANG BANGUN SISTEM KARAKTERISASI LED. Rancangan sistem karakterisasi LED diperlihatkan pada blok diagram Gambar BAB III RANCANG BANGUN SISTEM KARAKTERISASI LED 3.1. Rancang Bangun Perangkat Keras Rancangan sistem karakterisasi LED diperlihatkan pada blok diagram Gambar 3.1. Sistem ini terdiri dari komputer, antarmuka

Lebih terperinci

TAKARIR. Akumulator Register yang digunakan untuk menyimpan semua proses aritmatika

TAKARIR. Akumulator Register yang digunakan untuk menyimpan semua proses aritmatika TAKARIR AC (Alternating Current) Adalah sistem arus listrik. Sistem AC adalah cara bekerjanya arus bolakbalik. Dimana arus yang berskala dengan harga rata-rata selama satu periode atau satu masa kerjanya

Lebih terperinci

PANDUAN DASAR MIKROKONTROLER KELUARGA MCS-51

PANDUAN DASAR MIKROKONTROLER KELUARGA MCS-51 PANDUAN DASAR MIKROKONTROLER KELUARGA MCS-51 PANDUAN DASAR MIKROKONTROLER KELUARGA MCS-51 Danny Christanto, S.T. Kris Pusporini, S.T., M.T. 2004, Innovative Electronics Hak Cipta dilindungi undang-undang

Lebih terperinci

PERTEMUAN MEMORY DAN REGISTER MIKROKONTROLER

PERTEMUAN MEMORY DAN REGISTER MIKROKONTROLER PERTEMUAN MEMORY DAN REGISTER MIKROKONTROLER Memory Program Memory dan Data Memory Memory yang terdapat pada Mikrokontroler 89C51 dipisahkan menjadi 2 bagian yaitu program memory (memori program) dan data

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Pada bab ini akan dijelaskan langkah-langkah yang akan digunakan dalam menyelesaikan perangkat keras (hardware) yang berupa komponen fisik penunjang seperti IC AT89S52 dan perangkat

Lebih terperinci

BAB III RANCANGAN DAN CARA KERJA ALAT

BAB III RANCANGAN DAN CARA KERJA ALAT BAB III RANCANGAN DAN CARA KERJA ALAT 3.1 Perancangan Alat 3.1.1 Blok Diagram Perancangan Alat Rancangan dan cara kerja alat secara blok diagram yaitu untuk mempermudah dalam menganalisa rangkaian secara

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT. Gambar 3.1 Diagram Blok Pengukur Kecepatan

BAB III PERANCANGAN ALAT. Gambar 3.1 Diagram Blok Pengukur Kecepatan BAB III PERANCANGAN ALAT 3.1 PERANCANGAN PERANGKAT KERAS Setelah mempelajari teori yang menunjang dalam pembuatan alat, maka langkah berikutnya adalah membuat suatu rancangan dengan tujuan untuk mempermudah

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM Didalam merancang sistem yang akan dibuat ada beberapa hal yang perlu diperhatikan sebelumnya, pertama-tama mengetahui prinsip kerja secara umum dari sistem yang akan dibuat

Lebih terperinci

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... HALAMAN PENGESAHAN P EMBIMBING... HALAMAN PENGESAHAN P ENGUJI... HALAMAN PERSEMBAHAN... HALAMAN MOTTO... KATA PENGANTAR...

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... HALAMAN PENGESAHAN P EMBIMBING... HALAMAN PENGESAHAN P ENGUJI... HALAMAN PERSEMBAHAN... HALAMAN MOTTO... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... HALAMAN PENGESAHAN P EMBIMBING... HALAMAN PENGESAHAN P ENGUJI... HALAMAN PERSEMBAHAN... HALAMAN MOTTO... KATA PENGANTAR... ABSTRAKSI... TAKARIR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL...

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN KERJA ALAT

BAB III PERANCANGAN DAN KERJA ALAT BAB III PERANCANGAN DAN KERJA ALAT 3.1 DIAGRAM BLOK sensor optocoupler lantai 1 POWER SUPPLY sensor optocoupler lantai 2 sensor optocoupler lantai 3 Tombol lantai 1 Tbl 1 Tbl 2 Tbl 3 DRIVER ATMEGA 8535

Lebih terperinci

RANCANGAN ALAT PENGUKUR KECEPATAN KENDERAAN DI JALAN TOL BERBASIS MIKROKONTROLER AT89S51

RANCANGAN ALAT PENGUKUR KECEPATAN KENDERAAN DI JALAN TOL BERBASIS MIKROKONTROLER AT89S51 RANCANGAN ALAT PENGUKUR KECEPATAN KENDERAAN DI JALAN TOL BERBASIS MIKROKONTROLER AT89S51 Oleh : Drs. Bisman Perangin-angin, M. Eng.Sc NIP : 19560918 198503 1 002 FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN

Lebih terperinci

BAB III DESKRIPSI DAN PERANCANGAN SISTEM

BAB III DESKRIPSI DAN PERANCANGAN SISTEM BAB III DESKRIPSI DAN PERANCANGAN SISTEM 3.1. DESKRIPSI KERJA SISTEM Gambar 3.1. Blok diagram sistem Satelit-satelit GPS akan mengirimkan sinyal-sinyal secara kontinyu setiap detiknya. GPS receiver akan

Lebih terperinci

Mikroprosesor Z80 Suryanto Sutikno

Mikroprosesor Z80 Suryanto Sutikno Mikroprosesor Z80 Suryanto Sutikno A. Pendahuluan Mikrokontroler merupakan lompatan teknologi mikroprosesor dan mikrokomputer. Mikrokontroler diciptakan tidak semata-mata hanya memenuhi kebutuhan kalangan

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA DATA

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA DATA BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA DATA Pada bab ini akan dibahas tentang pengujian dan pengoperasian Sistem Pemantau Ketinggian Air Cooling Tower di PT. Dynaplast. Pengujian dan pengoperasian ini dilakukan

Lebih terperinci

Pertemuan 10 Arsitektur Mikrokontroler 8051

Pertemuan 10 Arsitektur Mikrokontroler 8051 Pertemuan 10 Arsitektur Mikrokontroler 8051 Learning Outcomes Pada akhir pertemuan ini, diharapkan mahasiswa akan mampu : Menjelaskan arsitektur mikrokontroler 8051 Arsitektur Mikrokontroller 8051 Materi:

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Mikrokontroller AT89C51 Meskipun termasuk tua, keluarga mikrokontroler MCS51 adalah mikrokontroler yang paling populer saat ini. Keluarga ini diawali oleh Intel yang mengenalkan

Lebih terperinci

Tabel Perbandingan ROM dan RAM pada beberapa seri ATMEL

Tabel Perbandingan ROM dan RAM pada beberapa seri ATMEL Pendahuluan Mikroprosessor 8051 (Struktur dan Organisasi Memori, SFR ) Tabel Perbandingan ROM dan RAM pada beberapa seri ATMEL A. Organisasi Memori Mikroprosesor 8051 Pada mikrokontroler keluarga MCS51

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA. Pengujian terhadap sistem yang telah dibuat dilakukan untuk mengetahui

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA. Pengujian terhadap sistem yang telah dibuat dilakukan untuk mengetahui BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA Pengujian terhadap sistem yang telah dibuat dilakukan untuk mengetahui apakah sistem yang telah dibuat sudah dapat digunakan sesuai dengan perencanaan yang ada. Pengujian dan

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN SENSOR PARKIR MOBIL PADA GARASI BERBASIS MIKROKONTROLER ARDUINO MEGA 2560

RANCANG BANGUN SENSOR PARKIR MOBIL PADA GARASI BERBASIS MIKROKONTROLER ARDUINO MEGA 2560 RANCANG BANGUN SENSOR PARKIR MOBIL PADA GARASI BERBASIS MIKROKONTROLER ARDUINO MEGA 2560 Oleh : Andreas Hamonangan S NPM : 10411790 Pembimbing 1 : Dr. Erma Triawati Ch, ST., MT. Pembimbing 2 : Desy Kristyawati,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Rumusan Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Rumusan Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini, banyak terjadi kecelakaan didunia pertransportasian. Salah satunya dalam industri perkeretaapian. Salah satu penyebab banyaknya kecelakaan adalah disebabkan

Lebih terperinci

PERANCANGAN HARDWARE JAM DIGITAL DENGAN SISTEM KALENDER BERBASIS MIKROKONTROLLER DS1307 TUGAS AKHIR DIAN SAIFUL RAMADHAN NUR TANJUNG

PERANCANGAN HARDWARE JAM DIGITAL DENGAN SISTEM KALENDER BERBASIS MIKROKONTROLLER DS1307 TUGAS AKHIR DIAN SAIFUL RAMADHAN NUR TANJUNG PERANCANGAN HARDWARE JAM DIGITAL DENGAN SISTEM KALENDER BERBASIS MIKROKONTROLLER DS1307 TUGAS AKHIR DIAN SAIFUL RAMADHAN NUR TANJUNG 072408030 PROGRAM STUDI DIPLOMA III FISIKA INSTRUMENTASI DEPARTEMEN

Lebih terperinci

TAKARIR. Akumulator Register yang digunakan untuk menyimpan semua proses aritmatika. Assembler Bahasa pemrograman mikrokontroler MCS-51

TAKARIR. Akumulator Register yang digunakan untuk menyimpan semua proses aritmatika. Assembler Bahasa pemrograman mikrokontroler MCS-51 TAKARIR Akumulator Register yang digunakan untuk menyimpan semua proses aritmatika Assembler Bahasa pemrograman mikrokontroler MCS-51 Assembly Listing Hasil dari proses assembly dalam rupa campuran dari

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM. perancangan mekanik alat dan modul elektronik sedangkan perancangan perangkat

BAB III PERANCANGAN SISTEM. perancangan mekanik alat dan modul elektronik sedangkan perancangan perangkat BAB III PERANCANGAN SISTEM 3.1 Gambaran Umum Pada bab ini akan dibahas mengenai perencanaan perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak ( Software). Pembahasan perangkat keras meliputi perancangan mekanik

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT BAB III PERANCANGAN ALAT 1.1 Blok Diagram Sensor Kunci kontak Transmiter GSM Modem Recivier Handphone Switch Aktif Sistem pengamanan Mikrokontroler Relay Pemutus CDI LED indikator aktif Alarm Buzzer Gambar

Lebih terperinci

ANTAR MUKA DST-51 DENGAN MODUL AD-0809

ANTAR MUKA DST-51 DENGAN MODUL AD-0809 ANTAR MUKA DST-51 DENGAN MODUL AD-0809 ADC0809 ADC0809 adalah IC pengubah tegangan analog menjadi digital dengan masukan berupa 8 kanal input yang dapat dipilih. IC ADC0809 dapat melakukan proses konversi

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT 3.1 Gambaran Umum Pada bab ini akan dibahas mengenai perencanaan perangkat keras elektronik (hardware) dan pembuatan mekanik robot. Sedangkan untuk pembuatan perangkat

Lebih terperinci

Please purchase PDFcamp Printer on to remove this watermark. BAB 2 DASAR TEORI

Please purchase PDFcamp Printer on  to remove this watermark. BAB 2 DASAR TEORI BAB 2 DASAR TEORI 2.1 Telepon Dual Tone Multi Frequency (DTMF) Dewasa ini hampir semua telepon yang ada sudah menggunakan tombol tekan yang disebut pesawat Telepon Dual Tone Multi Frequency (DTMF). Pada

Lebih terperinci

Gambar 1.1. Diagram blok mikrokontroller 8051

Gambar 1.1. Diagram blok mikrokontroller 8051 1.1. Organisasi Memori Semua divais 8051 mempunyai ruang alamat yang terpisah untuk memori program dan memori data, seperti yang ditunjukkan pada gambar1.1. dan gambar 1.2. Pemisahan secara logika dari

Lebih terperinci

Sistem Mikroprosessor

Sistem Mikroprosessor Sistem Mikroprosessor Agung Prasetyo,ST. Jurusan Teknik Elektro Akademi Teknologi Warga Surakarta Sistem yang berbasis microprosessor: Juga biasa di sebut microcomputer adalah suatu rangkaian digital yang

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN CARA KERJA RANGKAIAN

BAB III PERANCANGAN DAN CARA KERJA RANGKAIAN BAB III PERANCANGAN DAN CARA KERJA RANGKAIAN 3.1 Diagram Blok Rangkaian Secara Detail Pada rangkaian yang penulis buat berdasarkan cara kerja rangkaian secara keseluruhan penulis membagi rangkaian menjadi

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM Bab ini akan membahas tentang perancangan sistem deteksi keberhasilan software QuickMark untuk mendeteksi QRCode pada objek yang bergerak di conveyor. Garis besar pengukuran

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT BAB III PERANCANGAN ALAT Pada bab ini menjelaskan tentang perancangan sistem alarm kebakaran menggunakan Arduino Uno dengan mikrokontroller ATmega 328. yang meliputi perancangan perangkat keras (hardware)

Lebih terperinci

USER MANUAL TRAINER TOMBOL & LED 8 BIT MENGGUNAKAN AT89S51 MATA PELAJARAN:ELEKTRONIKA KENDALI

USER MANUAL TRAINER TOMBOL & LED 8 BIT MENGGUNAKAN AT89S51 MATA PELAJARAN:ELEKTRONIKA KENDALI USER MANUAL TRAINER TOMBOL & LED 8 BIT MENGGUNAKAN AT89S51 MATA PELAJARAN:ELEKTRONIKA KENDALI SISWA TINGKAT XII - ELEKTRONIKA INDUSTRI JURUSAN TEKNIK ELEKTRONIKA INDUSTRI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN SMK

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT 3.1 Pendahuluan Bab ini akan membahas pembuatan seluruh perangkat yang ada pada Tugas Akhir tersebut. Secara garis besar dibagi atas dua bagian perangkat yaitu: 1.

Lebih terperinci

PERANCANGAN PROGRAM SIMULASI JEMBATAN ANGKAT OTOMATIS BERBASIS AT89S51 TUGAS AKHIR ELISA SIMATUPANG

PERANCANGAN PROGRAM SIMULASI JEMBATAN ANGKAT OTOMATIS BERBASIS AT89S51 TUGAS AKHIR ELISA SIMATUPANG PERANCANGAN PROGRAM SIMULASI JEMBATAN ANGKAT OTOMATIS BERBASIS AT89S51 TUGAS AKHIR ELISA SIMATUPANG 052408089 PROGRAM STUDI FISIKA INSTRUMENTASI D-3 DEPARTEMEN FISIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 M

BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 M BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 M ikrokontroller AT89S51 Mikroprosesor ialah suatu chip (rangkaian terintegrasi yang sangat komplek) yang berfungsi sebagai pemroses data dari input yang diterima pada suatu sistem

Lebih terperinci