KONDISI UMUM KEBUN. Sejarah Kebun
|
|
- Sudirman Iskandar
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 15 KONDISI UMUM KEBUN Sejarah Kebun PT. National Sago Prima merupakan salah satu anak perusahaan dari kelompok usaha Sampoerna Biofuel yang termasuk dalam holding Sampoerna Agro. PT. National Sago Prima dulunya bernama PT. National Timber. PT. National Timber berdiri pada tanggal 4 September 1970 dengan akta notaris nomor 2 yang dibuat dihadapan Moehammad Ali Asjoedjir, wakil notaris yang bertempat di Pekan Baru dan mendapat pengesahan dari Menteri Kehakiman dengan keputusan nomor J.A.S/4/1971 pada tanggal 7 Januari Pada tanggal 24 Desember 1970, nama PT. National Timber diubah menjadi PT. National Timber and Forest Product dengan akta notaris nomor 153 yang dibuat dihadapan Muhamad Said Tadjoedin, notaris di Jakarta. Selanjutnya, akte notaris diubah dengan akte notaris Singgih Susilo SH. No 59 tanggal 12 Juni Pada tahun 2009 nama P.T National Timber and Forest Product berubah menjadi PT. National Sago Prima sesuai dengan SK Menteri Kehutanan No. SK 380/MENHUT-II/2009 Tanggal 25 Juni SK tersebut berisi tentang Perubahan Atas Keputusan Menteri Kehutanan Nomor SK 353/MENHUT-II/2008 Tanggal 24 September 2008 tentang pemberian izin usaha pemanfaatan hasil hutan bukan kayu pada hutan tanaman industri dalam hutan tanaman (sagu) kepada PT. National Timber And Forest Product atas areal hutan produksi seluas ± Ha di provinsi Riau. Letak Geografis dan Administratif Lokasi Hutan Tanaman Insdustri (HTI) Sagu PT. National Sago Prima secara administratif terletak di Kecamatan Tebing Tinggi, Kabupaten Kepulauan Meranti, Propinsi Riau. Arealnya mencakup beberapa desa seperti Desa Sungai Tohor, Desa Teluk Buntal, Desa Tanjung Gadai, Desa Tanjung Sari, Desa Kayu Ara, Desa Lukun, Desa Sungai Pulau, dan Desa Kepau Baru. Lokasi PT. National Sago Prima dilewati beberapa aliran sungai yaitu Sungai Mukun, Sungai Pulau,
2 16 dan Sungai Buntal. Secara geografis, PT. National Sago Prima terletak pada koordinat LU LU dan BT BT. Kebun PT. National Sago Prima sebelah Barat berbatasan dengan PT. Unisraya, di Selatan berbatasan dengan Desa Kampung Baru dan Desa Teluk Buntal, di Timur berbatasan dengan Desa Tanjung Sari dan Desa Tanjung Gadai, dan di sebelah Utara berbatasan dengan PT. Lestari Unggul Makmur. PT. National Sago Prima telah membudidayakan sagu pada 12 divisi (satu divisi terdiri atas 20 blok, satu blok luasnya 50 hektar). Lokasi dari divisi tersebut adalah sebagai berikut: Divisi 1, 2 dan 3 terletak di sekitar Kepau Baru dan Kampung Baru. Divisi 4, 6,dan 8 terletak di DesaTeluk Kepau. Areal Divisi 5 dan 7 terletak di Desa Teluk Buntal dan Tanjung Gadai dan areal divisi 9, 10, dan 11 terletak di Desa Sungai Pulau (Lampiran 2). Keadaan Tanah Susunan batuan di areal HTI sagu PT. National Sago Prima (NSP) terdiri atas jenis batuan endapan alluvium muda berumur holosem dengan litologi lempung, lanau, kerikil kecil, dan sisa pertumbuhan di rawa gambut. Hal tersebut didasarkan pada hasil pengukuran planimetris pada peta geologi 1: Tanah yang terdapat di seluruh areal HTI sagu PT. National Sago Prima adalah jenis tanah organosol dan alluvial. Tanah organosol terdapat di seluruh kelompok hutan Teluk Kepau dengan luas hektar (99.60%) dan jenis tanah alluvial dengan luas 80 hektar (0.40%). Tanah organosol memiliki solum dalam (> 100 cm) dengan kandungan bahan organik lebih dari 20%. Tekstur lapisan bawah halus (liat) sedangkan lapisan atas merupakan hemik dengan tingkat pelapukan sampai tingkat menengah. Konsistensi tanah lekat, porositas tanah sedang, reaksi tanah tergolong sangat masam dengan ph Kepekaan terhadap erosi relatif tinggi, namun mengingat topografi wilayah tersebut datar maka kemungkinan terjadi erosi rendah. Tanah organosol (tanah gambut) adalah tanah yang terbentuk oleh lingkungan yang khas yaitu rawa atau suasana genangan yang terjadi hampir sepanjang tahun. Di Indonesia, luas lahan gambut lebih dari 20 juta ha, sebesar 6.29 juta
3 17 ha terdapat di Sumatera, sementara juta ha diantaranya terdapat di Provinsi Riau. Menurut data Kementrian Lingkungan Hidup (KLH) diperkirakan gambut di Riau menyimpan karbon sebesar juta ton, yang jika tidak dikelola dengan baik akan menimbulkan efek rumah kaca. Topografi dan Iklim Secara umum, areal kerja Hutan Tanaman Industri (HTI) Sagu PT. National Sago Prima sebagian besar mempunyai topografi datar dengan ketinggian tempat antara 0-5 m di atas permukaan laut (dpl) yang termasuk kelas kelerengan 0-5%. Hal ini berdasarkan hasil penafsiran peta topografi Daerah Tingkat I Riau skala 1: dan pemeriksaan lapang. Menurut teknik klasifikasi Schmidt dan fergusson (1951) areal Hutan Tanaman Industri (HTI) PT. National Sago Prima termasuk tipe iklim B dengan Q=33,3%. Curah hujan rata-rata tahunan sebanyak mm dengan jumlah hari hujan 65 hari/tahun, curah hujan tertinggi pada bulan November dan curah hujan terendah pada bulan Agustus. Hal ini berdasarkan pengukuran curah hujan yang tercatat oleh BMKG pada tahun Suhu udara areal Hutan Tanaman Industri (HTI) Sagu PT. National Sago Prima berdasarkan data yang diambil dari laporan Poyry yaitu antara C sampai C dengan kelembaban udara 85% dan kecepatan angin 2-4 m/s. Latar Belakang Pengusahaan Sagu Sumberdaya alam berupa tanaman sagu (Metroxylon spp.) yang terdapat di Kabupaten Kepulauan Meranti sangat besar dan masih belum dimanfaatkan secara optimal. Sagu adalah tanaman penghasil karbohidrat yang tinggi sehingga sangat penting dalam pemenuhan kebutuhan pangan. Tanaman sagu juga merupakan tanaman yang sangat potensial untuk dikembangkan sebagai bahan baku industri. Sebagai bahan baku indstri sagu dapat digunakan sebagai bioetanol. PT. National Sago Prima merupakan salah satu anak perusahaan Sampoerna Agro yang di dalamnya juga terdapat Sampoerna Biofuel yang bergerak dalam bidang produksi Bioenergi atau bahan bakar nabati. Dalam teknik produksi pembuatan
4 18 bioetanol dibutuhkan bahan baku yang mengandung pati, sehingga diharapkan PT. National Sago Prima dapat menyediakan kebutuhan bahan baku tersebut. Tanaman sagu adalah tanaman yang dapat tumbuh di lahan marjinal dengan ketersedian hara minimal. Propinsi Riau memiliki areal lahan gambut yang besar. Lahan gambut yang terdapat disana mencapai 45% dari total luas Proponsi Riau sehingga pengusahaan sagu pada daerah tersebut sangat mungkin untuk dikembangkan. Latar belakang pemikiran tersebut memberikan landasan PT. National Sago Prima untuk mengembangkan industri pengolahan sagu agar dapat dimanfaatkan semaksimal mungkin demi kesejahteraan dan peningkatan pendapatan penduduk setempat pada khususnya dan demi kemajuan ekonomi dan pembangunan nasional pada umumnya dengan landasan manajemen hutan berkelanjutan. Areal Konsesi Dan Pertanaman Hak Pengusahaan Hutan (HPH) adalah izin pengusahaan hutan produksi yang kegiatannya mulai dari penanaman, pemeliharaan, pemanenan, pengolahan hasil panen dan pemasaran. Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pertanian nomor 135/ KPTS/ UM/3/ 1974 tanggal 14 Maret 1974, PT. National National Timber and Forest Product merupakan salah satu pemegang HPH di Propinsi Riau dengan luas areal konsesi ha yang telah beroperasi selama lebih dari 21 tahun. Pada tahun 1995, PT. National Timber and Forest Product memperoleh Hak Pengusahaan Hutan Tanaman Industri dengan Surat Menteri Kehutanan nomor 1083/Menhut-IV/1995 tanggal 24 juli Surat tersebut menyatakan bahwa areal yang disetujui untuk dijadikan HTI Sagu oleh P.T. National Timber and Forest Product adalah areal di kelompok hutan Teluk Kepau seluas hektar. Pada tahun 1996 PT. National Timber and Forest Product selanjutnya mengajukan izin penebangan kayu (IPK) dengan surat keputusan nomor 17/Kpts/HUT/1996. Izin Penebangan Kayu (IPK) diberikan dengan ketentuan bahwa setelah dilakukan penebangan maka areal tersebut harus ditanam kembali dengan tanam-
5 19 an industri (sagu). PT. National Timber and Forest Product juga harus mempertahankan hutan konservasi seluas 10% dan melakukan penanaman tanaman unggulan setempat yaitu geronggang (Cratoxylon spp.), dan tanaman kehidupan yang antara lain berupa tanaman kelapa (Cocos nucifera Linn.). PT. National Sago Prima memiliki luas areal pertanaman ha sesuai Surat Keputusan Menteri Kehutanan No. SK 380/MENHUT-II/2009 jo SK.353/MENHUT-II /2008. Areal yang baru ditanami seluas ha yang terbagi menjadi 12 divisi. Luas areal pertanaman untuk setiap divisi seluas ha yang terbagi menjadi blok dengan luas areal tiap blok 50 ha. Kondisi pertanaman untuk tiap divisi dibedakan berdasarkan tahun tanam Pada saat ini areal yang menjadi fokus kerja perusahaan yaitu Divisi 1-4, hal ini karena pada areal tersebut kondisi tanaman sudah memasuki fase panen sehingga diperlukan pemeliharaan yang baik. Divisi 5-8 merupakan divisi-divisi yang baru akan dilakukan penyulaman dan pemeliharaan. Struktur Organisasi dan Ketenagakerjaan Pengorganisasian Kebun Sumberdaya manusia memegang peranan yang sangat vital dalam menjalankan suatu perkebunan. Dengan berbekal manajemen sumberdaya manusia yang baik, maka perusahaan akan berjalan dengan baik. Perencanaan, pelaksanaan, dan kontrol yang bagus harus dilaksanakan jika perusahaan tersebut ingin maju. Pimpinan puncak di PT. National Sago Prima dipegang oleh seorang general manager (GM). General manager memiliki wewenang tertinggi untuk memimpin, mengelola, dan melakukan pengawasan secara tidak langsung terhadap kinerja kebun. General manager membawahi kepala TU, koordinator divisi, hubungan luar dan tim teknis (Lampiran 3). Kepala tata usaha bertanggung jawab langsung kepada GM dan bertugas untuk mengontrol semua kegiatan administrasi. Kepala tata usaha membawahi empat bagian yaitu bagian administrasi, bagian pembukuan, bagian umum, dan bagian gudang. Bagian administrasi bertugas mengecek buku absensi, membuat
6 20 laporan tenaga kerja, membuat laporan perpajakan, membuat laporan cuti karyawan, membuat laporan gaji dan insentif, serta membuat surat-surat. Bagian pembukuan bertugas membuat dan membukukan transaksi, membuat voucher pembayaran dan penerimaan, menerima pelaporan hasil kerja tiap divisi. Pembukuan dilakukan setiap hari. Bagian umum dibagi menjadi dua tempat yaitu di camp utama Tanjung Bandul dan kantor Selat Panjang. Bagian umum bertugas mengatur sarana dan prasarana penunjang kegiatan kantor, mengatur pembelian barang dan membuat ekspedisi pengiriman barang ke Tanjung Bandul. Bagian gudang bertugas untuk merekap keluar masuknya barang. Gudang terletak di kantor utama Tanjung Bandul. Gudang berfungsi sebagai tempat transit barang dan sebagai tempat penampungan sementara sebelum sampai ke lapangan. Koordinator divisi bertanggung jawab secara langsung kepada GM. Koordinator divisi bertugas mengawasi semua kegiatan di lapangan. Koordinator divisi membawahi empat divisi dan pengadaan bahan baku. Setiap divisi dipimpin oleh asisten divisi. Setiap divisi memiliki tanggung jawab atas areal pertanaman seluas ha. Dalam pelaksanaannya, asisten divisi membawahi dan menerima pertanggungjawaban dari mandor I dan krani, serta mandor lapangan secara langsung. Bagian pengadaan bahan baku bertugas mengadakan bahan baku untuk pabrik. Tim teknis bertanggung jawab secara langsung kepada GM. Tim teknis adalah tim yang bertugas dalam kegiatan perencanaan dan pengontrolan pada seluruh kegiatan kebun. Selain itu, tim teknis juga bertugas untuk membantu pekerjaan dari GM. Tim teknis terdiri atas ketua tim teknis, mandor 1, mandor, dan krani. Deskripsi Kerja Karyawan Pengelolaan tenaga kerja yang baik dapat meningkatkan produktivitas perusahaan. Oleh karena itu, tenaga kerja merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam suatu perusahaan. Teknik tenaga kerja yang diterapkan oleh perusahaan adalah buruh harian lepas, karyawan harian tetap, tenaga kerja bulanan, dan tenaga kerja borongan.
7 21 1. Buruh Harian Lepas (BHL) Buruh harian lepas adalah tenaga kerja yang tidak terikat oleh perusahaan. Buruh harian lepas mulai bekerja pada pukul 06.30, tetapi pekerja harus berkumpul pada pukul untuk mengisi daftar hadir dan mendengarkan instruksi dari mandor tentang pekerjaan mereka. Pada pukul pekerja mendapatkan waktu untuk istirahat dan pada pukul waktu bekerja buruh harian lepas selesai. Setelah itu pekerja berkumpul lagi di kantor tiap divisi untuk mengisi daftar pulang. Pada teknik kerja tersebut pekerja bekerja selama tujuh jam kerja selama enam hari kerja dalam satu minggu dengan hari libur yaitu hari jum at. Buruh harian lepas digunakan dalam melaksanakan kegiatan teknis kebun. Pada saat magang berlangsung, teknik BHL digunakan dalam pelaksanaan kegiatan pemotongan pelepah yang sudah kering, pengendalian gulma secara kimia (chemical weeding), penebasan gulma pinggir blok, dan sensus produksi. Upah yang diperoleh buruh harian lepas sebesar Rp ,00/hari yang dibayarkan sesuai jumlah hari orang tersebut bekerja dengan waktu pembayaran dua minggu sekali. Pada teknik tenaga kerja BHL pengawasan terhadap pelaksanaan kerja BHL menjadi sangat penting. Hal ini dikarenakan sulitnya menentukan target bagi pekerja. Pekerja hanya bekerja berdasarkan pemenuhan jam kerja yang telah ditentukan. Masa kerja maksimal buruh harian lepas adalah tiga bulan kerja, apabila pekerja tersebut telah bekerja selam 3 bulan secara terus menerus tanpa ada hari libur, maka pada bulan keempat pekerja diangkat menjadi karyawan harian tetap. 2. Karyawan Harian Tetap Karyawan harian tetap adalah tenaga kerja tetap perusahaan yang merupakan bagian dalam perusahaan dan terikat oleh perusahaan. Karyawan harian tetap di PT. National Sago Prima yaitu bagian keamanan, bagian mesin, dan pelaksanaan kegiatan teknis kebun. Pelaksanaan kegiatan teknis kebun hampir sama dengan kegiatan pada buruh harian lepas. Jam kerja karyawan harian tetap sama dengan jam kerja buruh harian lepas.
8 22 Gaji yang diperoleh karyawan harian tetap dibayarkan setiap bulan sekali. Gaji yang diperoleh sama dengan pendapatan buruh harian lepas yang bekerja satu bulan penuh. Bedanya, karyawan harian tetap mendapatkan cuti kerja selama 4 hari dalam satu bulan. karyawan harian tetap juga mendapatkan tunjangan beras serta tunjangan kesehatan. Apabila karyawan harian tetap telah bekerja selama 3 bulan secara terus menerus tanpa ada hari libur dan hasil pekerjaan dinilai baik menurut perusahaan serta pengetahuannya telah meningkat baik dari segi manajemen ataupun teknis di kebun, maka pekerja tersebut akan dipromosikan untuk menjadi tenaga kerja bulanan dan mendapatkan kenaikan gaji sesuai dengan keputusan perusahaan. 3. Tenaga Kerja Bulanan Tenaga kerja bulanan juga merupakan tenaga kerja tetap perusahaan yang merupakan bagian dalam perusahaan dan terikat oleh perusahaan. Tenaga kerja bulanan meliputi kepala tata usaha, tim teknis, mandor atau pengawas, krani atau sekretaris divisi, asisten divisi, bagian personalia, bagian gudang, dan bagian umum. Tim teknis adalah tim yang bertugas dalam kegiatan perencanaan dan pengontrolan pada seluruh kegiatan kebun. Dalam perencanaan, tim teknis harus melakukan pengecekan terhadap apa yang akan dikerjakan oleh divisi. Hasil dari pengecekan tersebut kemudian dibuat laporan berupa berita acara pemeriksaan (BAP) yang selanjutnya akan diserahkan kepada kepala tata usaha sebagai acuan untuk menentukan besarnya pembayaran. Setelah itu tim teknis membuat surat perjanjian kerja (SPK) agar hasil pekerjaan sesuai dengan SOP (Standard Operating Procedure) perusahaan. Pengecekan hasil kerja dilakukan setelah pekerjaan tersebut selesai dilakukan. Hasil dari pengecekan harus sesuai surat perjanjian kerja (SPK) kemudian hasil tersebut dibuat berita acara pemeriksaan (BAP) yang selanjutnya diserahkan kepada kepala tata usaha guna dilakukan pembayaran. Mandor mempunyai tugas untuk mengawasi seluruh kegiatan teknis di kebun, selain itu mandor juga mempunyai tanggung jawab untuk memberikan pengarahan dan melaporkan hasil yang didapat dari pekerjaan tersebut. Dalam
9 23 pelaksanaan kegiatan teknis yang dilakukan oleh BHL, mandor mempunyai peranan yang sangat penting, mandor harus menegur pekerja apabila pekerjaan yang dihasilkan tidak sesuai atau tidak baik. Mandor I dan krani mempunyai tugas untuk membuat pelaporan hasil kerja divisi baik harian, mingguan maupun bulanan. Mandor I merekap seluruh hasil kerja dari mandor pengawas yang kemudian diserahkan kepada kerani untuk dibuat laporan. Selain itu, krani juga harus merekap daftar hadir pekerja. Laporan dan daftar hadir tersebut diserahkan kepada bagian pembukuan di kantor Tanjung Bandul. Asisten divisi mempunyai tugas mengelola seluruh kegiatan teknis di lapang. Asisten divisi juga bertanggung jawab atas areal pertanaman dengan luas ha yang terbagi menjadi ± 20 blok tanaman. Tugas asisten divisi meliputi perencanaan kegiatan yang akan dilaksanakan di lapang yang nantinya dibantu oleh mandor I dan kerani dalam pelaksanaannya. Pada teknik tersebut karyawan bekerja setiap harinya 7 jam kerja yang dimulai pukul tetapi pada pukul istirahat,dengan jumlah hari kerja setiap bulannya 26 hari karena teknik libur menggunakan cuti bulanan. Waktu cuti dibagi menjadi tiga kali dalam satu bulan. Pembagian waktu cuti bagi karyawan dilakukan secara bertahap dengan waktu 4 hari/ 1 orang untuk setiap divisi pada tiap minggunya. kondisi tersebut digunakan agar tidak terjadi kekosongan SDM. Pada perusahaan tidak terdapat teknik lembur kecuali jika ada surat perintah lembur dari GM. 4. Tenaga Kerja Kontrak Borongan Sistem tenaga kerja kontrak diterapkan dalam pelaksanaan kegiatan kebun tertentu seperti penebasan lorong dan gawangan hidup, serta membersihkan piringan pada tanaman sagu. Sistem tersebut dilaksanakan dengan kesepakatan antara perusahaan dengan kontraktor yang membawahi tenaga kerja kontrak. Kesepakatan dilegalkan dengan surat perjanjian kerjasama (SPK) yang telah disepakati oleh kedua belah pihak. Kontraktor dapat mengepalai satu atau lebih rombongan pekerja, dengan jumlah tiap tim minimal 4 orang pekerja. Satu rombongan pekerja melakukan pe-
10 24 nebasan pada satu blok tanaman. Perusahaan tidak memperbolehkan lebih dari satu rombongan dengan kontraktor yang sama pada satu divisi. Pada sistem tersebut tidak ada target baik waktu atau hasil dalam satu hari. Perusahaan akan membayar pekerjaan setelah pekerjaan selesai dilakukan. Untuk pekerjaan pembuatan gawangan hidup dan pembersihan piringan sagu, upah yang diterima oleh kontraktor tergantung pada kondisi kebun. Jika kondisinya ringan maka upah yang diterima berkisar Rp ,00/ ha. Hal tersebut tergantung pada kesepakatan antara perusahaan dengan kontraktor. Untuk areal dengan kondisi sedang maka upah yang diterima berkisar sebesar Rp ,00/ ha sedangkan jika kondisinya berat maka upah yang akan diterima kontraktor berkisar Rp ,00. Upah yang diterima pekerja tidak sebesar yang diberikan perusahaan karena ada pemotongan dari kontraktor sesuai dengan kesepakatan antara pekerja dan kontraktor.
KEADAAN UMUM PERUSAHAAN
KEADAAN UMUM PERUSAHAAN Sejarah Pengusahaan Berdasarkan SK Menteri Kehutanan No. 1083/Menhut-IV/1995 tanggal 24 Juli 1995 Kelompok Hutan Teluk Kepau disetujui menjadi Hutan Tanaman Industri (HTI) Sagu
Lebih terperinciKONDISI UMUM PERUSAHAAN
KONDISI UMUM PERUSAHAAN Sejarah Kebun PT. National Sago Prima dahulu merupakan salah satu bagian dari kelompok usaha Siak Raya Group dengan nama PT. National Timber and Forest Product yang didirikan pada
Lebih terperinciKEADAAN UMUM KEBUN. Sejarah Kebun. Letak Geografis dan Administratif Kebun
KEADAAN UMUM KEBUN Sejarah Kebun PT National Timber and Forest Product merupakan anak perusahaan PT Siak Raya Group yang berkedudukan di Provinsi Riau. PT National Timber and Forest Product pada tahun
Lebih terperinciKONDISI UMUM PERUSAHAAN
KONDISI UMUM PERUSAHAAN Sejarah Kebun PT. National Sago Prima dulu bernama PT National Timber and Forest Product. PT National Timber and Forest Product merupakan anak perusahaan PT. Siak Raya Group yang
Lebih terperinciKEADAAN UMUM Sejarah Kebun
KEADAAN UMUM Sejarah Kebun PT National Sago Prima merupakan bagian dari kelompok usaha Sampoerna Biofuel yang termasuk kedalam Sampoerna Agro. Perkebunan sagu di Riau dahulu merupakan salah satu bagian
Lebih terperinciKEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN
KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN Letak dan Luas Wilayah Kabupaten Kepulauan Meranti secara geografis terletak pada koordinat antara sekitar 0 42'30" - 1 28'0" LU dan 102 12'0" - 103 10'0" BT, dan terletak
Lebih terperinciDI PT. NATIONAL SAGO PRIMA, KAB
PENGELOLAAN SAGU (Metroxylon sagu Rottb.) DI PT. NATIONAL SAGO PRIMA, KAB. KEPULAUAN MERANTI, RIAU, DENGAN STUDI KASUS PENGARUH TEKNIK PERSEMAIAN DAN JENIS TANAMAN INDUK TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT SAGU
Lebih terperinciKEADAAN UMUM Letak Wilayah Administratif Keadaan Iklim dan Tanah
13 KEADAAN UMUM Letak Wilayah Administratif Angsana Estate (ASE) adalah salah satu kebun kelapa sawit PT Ladangrumpun Suburabadi (LSI). PT LSI merupakan salah satu anak perusahaan dari PT Minamas Gemilang,
Lebih terperinciKEADAAN UMUM Letak Wilayah Administratif Keadaan Iklim dan Tanah
12 KEADAAN UMUM Letak Wilayah Administratif Teluk Siak Estate PT Aneka Intipersada secara geografis terletak di Desa Tualang Perawang, Kecamatan Tualang, Kabupaten Siak, Provinsi Riau. Konsep pengembangan
Lebih terperinciKEADAAN UMUM. Letak Geografi
8 KEADAAN UMUM PT. Sari Lembah Subur (SLS) merupakan anak perusahaan dari PT. Astra Agro Lestari, Tbk yang bergerak di bidang perkebunan kelapa sawit. PT. SLS adalah perusahaan perkebunan kelapa sawit
Lebih terperinciKEADAAN UMUM LOKASI MAGANG. Lokasi Kebun
12 KEADAAN UMUM LOKASI MAGANG Lokasi Kebun PT Aneka Intipersada (PT AIP) merupakan suatu perseroan terbatas yang didirikan pada tanggal 30 Agustus 1989. Dalam manajemen Unit PT Aneka Intipersada Estate
Lebih terperinciKEADAAN UMUM KEBUN Letak Geografis Keadaan Iklim, Tanah, dan Topografi
KEADAAN UMUM KEBUN Letak Geografis Lokasi kebun PT JAW terletak di Kecamatan Air Hitam, Kabupaten Sarolangun, Provinsi Jambi. Wilayah kebun dapat diakses dalam perjalanan darat dengan waktu tempuh sekitar
Lebih terperinciKEADAAN UMUM LOKASI MAGANG
KEADAAN UMUM LOKASI MAGANG Letak Geografis Perkebunan kelapa sawit Gunung Sari Estate (GSE) PT. Ladangrumpun Suburabadi (LSI) berada di wilayah Desa Bayansari, Kecamatan Angsana, Kabupaten Tanah Bumbu,
Lebih terperinciKEADAAN UMUM Letak Wilayah Administratif Luas Areal dan Tata Guna Lahan
KEADAAN UMUM Letak Wilayah Administratif PT PAL dan PT SPM I merupakan dua perusahaan yang berada dibawah Grup Lambang Jaya. PT PAL merupakan perusahaan yang bergerak dibidang perkebunan, sedangkan PT
Lebih terperinciMETODE MAGANG. Tempat dan Waktu
10 METODE MAGANG Tempat dan Waktu Kegiatan magang ini dilaksanakan di PT Socfindo, Perkebunan Bangun Bandar Medan, Sumatera Utara, dimulai pada tanggal 13 Februari 2012 sampai 12 Mei 2012. Metode Pelaksanaan
Lebih terperinciKEADAAN UMUM. Letak Wilayah Administratif
12 KEADAAN UMUM Letak Wilayah Administratif Tambusai Estate terletak di antara 100 0 37-100 0 24 Bujur Timur dan 1 0 04-1 0 14 Lintang Utara yang terletak di Desa Tambusai Utara, Kecamatan Tambusai Utara,
Lebih terperinciIII. METODE PELAKSANAAN. Pelaksanaan PKPM di PT. Minang Agro yang berlokasi di kenegarian Tiku
50 III. METODE PELAKSANAAN 3.1. Lokasi dan Waktu PKPM 3.1.1. Lokasi PKPM Pelaksanaan PKPM di PT. Minang Agro yang berlokasi di kenegarian Tiku V Jorong, kecematan Tanjung Mutiara, kabupaten Agam, provinsi
Lebih terperinciIII. METODE PELAKSANAAN. Pelaksanaan kegiatan PKPM berlokasi di CILIANDRA PERKASA GROUP
38 III. METODE PELAKSANAAN 3.1. Lokasi dan Waktu Pelaksanaan PKPM Pelaksanaan kegiatan PKPM berlokasi di CILIANDRA PERKASA GROUP (CLP GROUP) dengan nama P.T. SUBUR ARUM MAKMUR kebun Senamanenek I (PT.
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA Akar Tanaman Kelapa Sawit Ekologi Kelapa Sawit
TINJAUAN PUSTAKA Akar Tanaman Kelapa Sawit Akar tanaman kelapa sawit berfungsi sebagai penyerap unsur hara dalam tanah dan respirasi tanaman. Tanaman kelapa sawit berakar serabut. Perakarannya sangat kuat
Lebih terperinciTAKSASI PRODUKSI TANAMAN SAGU (Metroxylon spp.) DI P.T. NATIONAL TIMBER AND FOREST PRODUCT UNIT HTI MURNI SAGU, SELAT PANJANG, RIAU
TAKSASI PRODUKSI TANAMAN SAGU (Metroxylon spp.) DI P.T. NATIONAL TIMBER AND FOREST PRODUCT UNIT HTI MURNI SAGU, SELAT PANJANG, RIAU EDI WIRAGUNA A24054284 DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA FAKULTAS
Lebih terperinciKEADAAN UMUM. Wilayah Administratif
KEADAAN UMUM Wilayah Administratif Lokasi PT Sari Aditya Loka 1 terletak di Desa Muara Delang, Kecamatan Tabir Selatan, Kabupaten Merangin, Provinsi Jambi. Jarak antara perkebunan ini dengan ibukota Kabupaten
Lebih terperinciKEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN
KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN Letak dan Luas Lokasi penelitian terletak di dalam areal HPH PT. Sari Bumi Kusuma Unit Seruyan (Kelompok Hutan Sungai Seruyan Hulu) yang berada pada koordinat 111 0 39 00-112
Lebih terperinciKEADAAN UMUM PERKEBUNAN
KEADAAN UMUM PERKEBUNAN Sejarah Perkebunan Perkebunan Teh Medini dahulu digunakan sebagai kebun kopi dan kina milik NV culture MY Medini. Pada masa pendudukan Jepang, Kebun Teh Medini menjadi tidak terawat
Lebih terperinciKEADAAN UMUM. Letak Wilayah Administratif
11 KEADAAN UMUM Letak Wilayah Administratif PT. Panca Surya Agrindo terletak di antara 100 0 36-100 0 24 Bujur Timur dan 100 0 04 100 0 14 Lintang Utara, di Desa Tambusai Utara, Kecamatan Tambusai Utara,
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Faktor Lingkungan Tumbuh Kelapa Sawit
TINJAUAN PUSTAKA Faktor Lingkungan Tumbuh Kelapa Sawit Tanaman kelapa sawit semula merupakan tanaman yang tumbuh liar di hutan-hutan maupun daerah semak belukar tetapi kemudian dibudidayakan. Sebagai tanaman
Lebih terperinciIII. KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN
III. KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN 3.1. Letak dan Luas Lokasi penelitian terletak di dalam areal IUPHHK PT. Sari Bumi Kusuma Unit Seruyan (Kelompok Hutan Sungai Seruyan Hulu) yang berada pada koordinat
Lebih terperincidampak perubahan kemampuan lahan gambut di provinsi riau
dampak perubahan kemampuan lahan gambut di provinsi riau ABSTRAK Sejalan dengan peningkatan kebutuhan penduduk, maka kebutuhan akan perluasan lahan pertanian dan perkebunan juga meningkat. Lahan yang dulunya
Lebih terperinciKEADAAN UMUM LOKASI MAGANG
KEADAAN UMUM LOKASI MAGANG PT Bina Sains Cemerlang merupakan perusahaan yang mengelola tiga unit usaha, yaitu Bukit Pinang Estate (BPE), Sungai Pinang Estate (SPE), dan Sungai Pinang Factory (SPF). Masing-masing
Lebih terperinciAFDHOLIATUS SYAFAAH A
PENGELOLAAN SAGU (Metroxylon spp.) DI PT. NATIONAL SAGO PRIMA, SELAT PANJANG, RIAU DENGAN ASPEK KHUSUS PENGARUH BOBOT BIBIT DAN PENGGUNAAN PUPUK ORGANIK CAIR TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT SISTEM POLIBAG DI
Lebih terperinciKEADAAN UMUM Sejarah Perusahaan Profil Perusahaan
KEADAAN UMUM Sejarah Perusahaan Bumitama Gunajaya Agro (BGA) berawal dari pengusahaan perkebunan kelapa sawit berskala kecil di Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah yang dimulai pada tahun 1998
Lebih terperinciKONDISI UMUM LOKASI MAGANG
KONDISI UMUM LOKASI MAGANG PT Windu Nabatindo Abadi adalah perusahaan perkebunan kelapa sawit yang mengelola tiga unit usaha, yaitu Sungai Bahaur Estate (SBHE), Sungai Cempaga Estate (SCME), Bangun Koling
Lebih terperinciKONDISI UMUM KEBUN. Profil Perusahaan
14 KONDISI UMUM KEBUN Profil Perusahaan PT Bumitama Gunajaya Agro (BGA) merupakan perusahaan agribisnis yang mengelola perkebunan kelapa sawit dan pabrik kelapa sawit. BGA memiliki visi yaitu World Class
Lebih terperinciMETODE MAGANG Waktu dan Tempat Metode Pelaksanaan Pengamatan dan Pengumpulan Data
METODE MAGANG Waktu dan Tempat Kegiatan magang dilaksanakan selama 4 bulan dari 12 Februari 2009 sampai dengan 12 Juni 2009 di Hikmah Farm, Pangalengan, Bandung, Jawa Barat. Metode Pelaksanaan Metode yang
Lebih terperinciKEADAAN UMUM Letak Wilayah Administratif
Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah populasi data berdistribusi normal atau tidak. Uji ini biasanya digunakan untuk mengukur data berskala ordinal, interval, ataupun rasio. Jika analisis menggunakan
Lebih terperinciKONDISI UMUM Sejarah Perkebunan
KONDISI UMUM Sejarah Perkebunan PT. Perkebunan Tambi merupakan perusahaan swasta yang bergerak dibidang industri teh. Tahun 85 kebun-kebun teh di Bagelen, Wonosobo disewakan kepada Tuan D. Vander Sluij
Lebih terperinciKONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN
23 IV. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Letak Geografis dan Batas Wilayah Kabupaten Tabalong merupakan salah satu kabupaten yang terdapat di Provinsi Kalimantan Selatan dengan ibukota Tanjung yang mempunyai
Lebih terperinciLahan rawa untuk budidaya tanaman pangan berwawasan lingkungan Sholehien
Perpustakaan Universitas Indonesia >> UI - Tesis (Membership) Lahan rawa untuk budidaya tanaman pangan berwawasan lingkungan Sholehien Deskripsi Dokumen: http://lib.ui.ac.id/opac/themes/libri2/detail.jsp?id=74226&lokasi=lokal
Lebih terperinciIV. GAMBARAN UMUM. Kabupaten Lampung Tengah adalah salah satu Kabupaten di Provinsi Lampung.
IV. GAMBARAN UMUM A. Kondisi Umum Kabupaten Lampung Tengah Kabupaten Lampung Tengah adalah salah satu Kabupaten di Provinsi Lampung. Luas wilayah Kabupaten Lampung Tengah sebesar 13,57 % dari Total Luas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memiliki potensi sangat besar dalam menyerap tenaga kerja di Indonesia.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia sebagai negara agraris memiliki potensi pertanian yang cukup besar dan dapat berkontribusi terhadap pembangunan dan ekonomi nasional. Penduduk di Indonesia
Lebih terperinciMENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA
MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA KEPUTUSAN MENTERI KEHUTANAN NOMOR : 444/KPTS-II/1997 TENTANG PEMBERIAN HAK PENGUSAHAAN HUTAN TANAMAN INDUSTRI POLA TRANSMIGRASI ATAS AREAL HUTAN SELUAS ± 21.870 (DUA
Lebih terperinciBAB IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN
27 BAB IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Sejarah dan Perkembangan Perusahaan PT. Ratah Timber merupakan salah satu perusahaan swasta nasional yang memperoleh kepercayaan dari pemerintah untuk mengelola
Lebih terperinciKONDISI UMUM KEBUN. Letak Geografis Kebun. Keadaan Iklim dan Tanah
18 KONDISI UMUM KEBUN Letak Geografis Kebun PT. Ladangrumpun Suburabadi merupakan perusahaan yang mengelola tiga unit usaha yaitu : Angsana Estate (ASE), Gunung Sari Estate (GSE), dan Angsana Factory (ASF).
Lebih terperinciBAB III PROFIL PERUSAHAAN
BAB III PROFIL PERUSAHAAN 3.1 Sejarah Perusahaan Kebun Kumai di bangun tahun 1982 sesuai dengan SK Gubernur Kalimantan Tengah No DA/22/D.IV.III/III/1982 tanggal 29 maret 1982 tentang pencadangan areal
Lebih terperinciKONDISI UMUM. Sumber: Dinas Tata Ruang dan Pemukiman Depok (2010) Gambar 12. Peta Adminstratif Kecamatan Beji, Kota Depok
IV. KONDISI UMUM 4.1 Lokasi Administratif Kecamatan Beji Secara geografis Kecamatan Beji terletak pada koordinat 6 21 13-6 24 00 Lintang Selatan dan 106 47 40-106 50 30 Bujur Timur. Kecamatan Beji memiliki
Lebih terperinciKEADAAN UMUM Sejarah Perusahaan
13 KEADAAN UMUM Sejarah Perusahaan PT Socfin Indonesia (disingkat PT. Socfindo) berdiri sejak tahun 1926 dengan nama Socfin Medan SA (Societe Financiere Des Caunthous Medan Societe Anoyme). Didirikan berdasarkan
Lebih terperinciBAB IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN
26 BAB IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Kondisi Umum Desa Ciaruteun Ilir Desa Ciaruteun Ilir merupakan salah satu desa di wilayah Kecamatan Cibungbulang, Kabupaten Bogor dengan luas wilayah 360 ha,
Lebih terperinciIV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN
63 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Fisik Daerah Penelitian Berdasarkan Badan Pusat Statistik (2011) Provinsi Lampung meliputi areal dataran seluas 35.288,35 km 2 termasuk pulau-pulau yang
Lebih terperinciKEADAAN UMUM PERKEBUNAN
KEADAAN UMUM PERKEBUNAN Sejarah Kebun Pada awalnya PT Rumpun Sari Antan I adalah milik perusahaan asing asal Inggris yaitu NV Handel Mij Ja Wattie & Co. Ltd. yang berkantor di Tanah Abang, Jakarta. Tanaman
Lebih terperinciKONDISI UMUM UNIT PERKEBUNAN BEDAKAH
11 KONDISI UMUM UNIT PERKEBUNAN BEDAKAH Sejarah Perkebunan Pada tahun 1865 PT Perkebunan Tambi merupakan perusahaan swasta milik Belanda dengan nama Bagelen Thee En Kina Maatschappij. Pengelolanya adalah
Lebih terperinciKEADAAN UMUM LOKASI MAGANG
KEADAAN UMUM LOKASI MAGANG Sejarah Perusahaan Sejarah perusahaan PT Jambi Agro Wijaya berawal dari didirikannya perusahaan perkebunan kelapa sawit oleh (Sie Tan Hook) STH grup yaitu perusahaan keluarga
Lebih terperinciIV. KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN
38 IV. KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1. Letak Hutan Mangrove di Tanjung Bara termasuk dalam area kawasan konsesi perusahaan tambang batubara. Letaknya berada di bagian pesisir timur Kecamatan Sangatta
Lebih terperinciIV. KONDISI UMUM 4.1 Kondisi Fisik Wilayah Administrasi
IV. KONDISI UMUM 4.1 Kondisi Fisik 4.1.1 Wilayah Administrasi Kota Bandung merupakan Ibukota Propinsi Jawa Barat. Kota Bandung terletak pada 6 o 49 58 hingga 6 o 58 38 Lintang Selatan dan 107 o 32 32 hingga
Lebih terperinciIV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN
37 IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Sejarah Pengelolaan Kawasan Hutan Produksi Terusan Sialang Kawasan Hutan Produksi Terusan Sialang merupakan kawasan hutan produksi yang telah ditetapkan sejak tahun
Lebih terperinciKEADAAN UMUM Letak Geografis dan Administratif Luas Areal dan Tata Guna Lahan
KEADAAN UMUM Letak Geografis dan Administratif PT PAL dan PT SPM I terletak di Kecamatan Way Serdang, Kabupaten Mesuji, Lampung Timur. Lokasi kebun PT PAL dan PT SPM I berjarak 220 km dari kota Bandar
Lebih terperinciKEADAAN UMUM PERUSAHAAN
KEADAAN UMUM PERUSAHAAN Sejarah Vin s Berry Park Vin s Berry Park adalah sebuah merek dagang milik PT Putra Agro Tunas Harapan yang berada di bawah Yayasan PATUHA. Vin s Berry Park bergerak di bidang budidaya,
Lebih terperinciKONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN
III. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN Lokasi penelitian ini meliputi wilayah Kota Palangkaraya, Kabupaten Kotawaringin Barat, Kabupaten Seruyan, Kabupaten Kotawaringin Timur, Kabupaten Katingan, Kabupaten
Lebih terperinci3.3 Luas dan Potensi Lahan Basah Non Rawa
3.3 Luas dan Potensi Lahan Basah Non Rawa Lahan basah non rawa adalah suatu lahan yang kondisinya dipengaruhi oleh air namun tidak menggenang. Lahan basah biasanya terdapat di ujung suatu daerah ketinggian
Lebih terperinciPELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG
PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG Aspek Teknis Pelaksanaan kegiatan teknis yang dilakukan di PT. National Sago Prima adalah kegiatan pembibitan, persiapan lahan, sensus tanaman, penyulaman, dan pemeliharaan
Lebih terperinci) KHUSUSNYA ASPEK PEMUPUKAN
MAKALAH SEMINAR DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA Institut Pertanian Bogor, 2009 PENGELOLAAN SAGU (Metroxylon spp.) KHUSUSNYA ASPEK PEMUPUKAN DI PT. NATIONAL TIMBER AND FOREST PRODUCT, SELAT PANJANG,
Lebih terperinciBAB IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN
14 BAB IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Sejarah Perusahaan Pemerintah melalui keputusan Menteri Kehutanan No 329/Kpts-II/1998 tanggal 27 Februari 1998 memberikan Hak Pengusahaan Hutan Tanaman Industri
Lebih terperinciIV. KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN
IV. KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1. Kondisi Biofisik Areal Perusahaan HTI PT Riau Andalan Pulp and Paper (RAPP) merupakan pemegang IUPHHK-HTI dalam hutan tanaman No. 137/Kpts-II/1997 tanggal 10 Maret
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. yang mungkin dikembangkan (FAO, 1976). Vink, 1975 dalam Karim (1993)
TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Evaluasi Lahan Evaluasi lahan adalah proses penilaian penampilan atau keragaman lahan jika dipergunakan untuk tujuan tertentu, meliputi pelaksanaan dan interpretasi survei serta
Lebih terperinciTabel 7. Luas wilayah tiap-tiap kabupaten di Provinsi Jawa Barat. IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4. 1. Kondisi Geografis Wilayah Provinsi Jawa Barat Provinsi Jawa Barat secara geografis terletak antara 5 54' - 7 45' LS dan 106 22' - 108 50 BT dengan areal seluas 37.034,95
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang sangat besar dalam menyerap tenaga kerja di Indonesia. masak, minyak industri, maupun bahan bakar (biodiesel).
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang masalah Indonesia sebagai Negara agraris memiliki potensi pertanian yang cukup besar dan berkontribusi terhadap pembangunan dan ekonomi nasional. Penduduk di Indonesia
Lebih terperinciBAB IV KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN
BAB IV KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Sejarah Pemanfaatan Hutan PT. Mamberamo Alasmandiri merupakan perusahaan PMDN yang tergabung dalam KODECO GROUP. Didirikan pada tanggal 5 Desember tahun 1991 dengan
Lebih terperinciII. IKLIM, TANAH DAN WILAYAH PRODUKSI
II. IKLIM, TANAH DAN WILAYAH PRODUKSI 2.1. Iklim Ubi kayu tumbuh optimal pada ketinggian tempat 10 700 m dpl, curah hujan 760 1.015 mm/tahun, suhu udara 18 35 o C, kelembaban udara 60 65%, lama penyinaran
Lebih terperinciPRINSIP DAN KRITERIA ISPO
Hal. 1 NO. PRINSIP DAN KRITERIA INDIKATOR 1. SISTEM PERIZINAN DAN MANAJEMEN PERKEBUNAN 1.1 Perizinan dan sertifikat. 1. Telah memiliki izin lokasi dari pejabat yang Pengelola perkebunan harus memperoleh
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. bercocok tanam. Berdasarkan luas lahan dan keragaman agroekosistem, peluang
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pertanian merupakan salah satu sektor penting bagi perekonomian Indonesia. Hal ini dikarenakan kondisi alam dan luas areal lahan pertanian yang memadai untuk bercocok tanam.
Lebih terperincidisinyalir disebabkan oleh aktivitas manusia dalam kegiatan penyiapan lahan untuk pertanian, perkebunan, maupun hutan tanaman dan hutan tanaman
1 BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia mempunyai kekayaan alam yang beranekaragam termasuk lahan gambut berkisar antara 16-27 juta hektar, mempresentasikan 70% areal gambut di Asia Tenggara
Lebih terperinciMETODE PELAKSANAAN. Pelaksanaan kegiatan PKPM berlokasi di PT. BAKRIE PASAMAN
54 III. METODE PELAKSANAAN 3.1. Lokasi dan Waktu PKPM Pelaksanaan kegiatan PKPM berlokasi di PT. BAKRIE PASAMAN PLANTATIONS SUMATERA BARAT. PT. Bakrie Pasaman Plantations ini bernaung dibawah PT. Bakrie
Lebih terperinciKEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Letak dan Luas. Komponen fisik
KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN Letak dan Luas Daerah penelitian mencakup wilayah Sub DAS Kapuas Tengah yang terletak antara 1º10 LU 0 o 35 LS dan 109 o 45 111 o 11 BT, dengan luas daerah sekitar 1 640
Lebih terperinciKEPUTUSAN MENTERI KEHUTANAN NOMOR : 244/KPTS-II/2000 TENTANG
MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA KEPUTUSAN MENTERI KEHUTANAN NOMOR : 244/KPTS-II/2000 TENTANG PEMBERIAN HAK PENGUSAHAAN HUTAN TANAMAN KEPADA PT. SATRIA PERKASA AGUNG ATAS AREAL HUTAN SELUAS ± 76.017
Lebih terperinciKEPUTUSAN MENTERI KEHUTANAN NOMOR : 201/KPTS-II/1998. Tentang
MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA KEPUTUSAN MENTERI KEHUTANAN NOMOR : 201/KPTS-II/1998 Tentang PEMBERIAN HAK PENGUSAHAAN HUTAN TANAMAN INDUSTRI DENGAN SISTEM TEBANG PILIH DAN TANAM JALUR KEPADA ATAS
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN UMUM
BAB II TINJAUAN UMUM 2.1 Lokasi Kesampaian Daerah Daerah penelitian secara administratif termasuk ke dalam wilayah Kampung Seibanbam II, Kecamatan Angsana, Kabupaten Tanah Bumbu, Propinsi Kalimantan Selatan.
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. merupakan bagian dari bentang alam ( Landscape) yang mencakup pengertian lingkungan
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Lahan adalah wilayah dipermukaan bumi, meliputi semua benda penyusun biosfer baik yang berada di atas maupun di bawahnya, yang bersifat tetap atau siklis (Mahi,
Lebih terperinciKEADAAN UMUM Letak Wilayah Administratif Keadaan Iklim dan Tanah
13 KEADAAN UMUM Letak Wilayah Administratif Kantor induk Unit Perkebunan Tambi terletak di Desa Tambi, Kecamatan Kejajar, Kabupaten Wonosobo. Unit Perkebunan Tambi ini terletak pada ketinggian 1 200-2
Lebih terperinci28 Feb 2008 Konsolidasi sisip W8 1 ha 0.25 ha 0.25 ha
LAMPIRAN Tabel Lampiran 1. Jurnal Harian Kegiatan Magang Tanggal Uraian Kegiatan Lokasi Prestasi Kerja (satuan/hk) Standar Pekerja Penulis Status sebagai Mahasiswa 14 Feb 2008 Orientasi lapang Seluruh
Lebih terperinciGAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN
GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN Letak Geografis dan Iklim Daerah aliran sungai (DAS) Siulak di hulu DAS Merao mempunyai luas 4296.18 ha, secara geografis terletak antara 101 0 11 50-101 0 15 44 BT dan
Lebih terperinciKEPUTUSAN MENTERI KEHUTANAN NOMOR : SK.17/MENHUT-II/2006 TENTANG
MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA KEPUTUSAN MENTERI KEHUTANAN NOMOR : SK.17/MENHUT-II/2006 TENTANG PERPANJANGAN IZIN USAHA PEMANFAATAN HASIL HUTAN KAYU PADA HUTAN ALAM KEPADA PT. MULTI SIBOLGA TIMBER
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menutupi banyak lahan yang terletak pada 10 LU dan 10 LS dan memiliki curah
BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Hutan hujan tropis merupakan salah satu tipe vegetasi hutan tertua yang menutupi banyak lahan yang terletak pada 10 LU dan 10 LS dan memiliki curah hujan sekitar 2000-4000
Lebih terperinciMETODOLOGI Waktu dan Tempat Metode Pelaksanaan Kerja Praktek Langsung di Kebun
METODOLOGI Waktu dan Tempat Kegiatan magang ini dilaksanakan sejak tanggal 14 Februari 2008 hingga tanggal 14 Juni 2008 di perkebunan kelapa sawit Gunung Kemasan Estate, PT Bersama Sejahtera Sakti, Minamas
Lebih terperinciKEADAAN UMUM Sejarah PT Perkebunan Tambi Letak Wilayah Administratif
15 KEADAAN UMUM Sejarah PT Perkebunan Tambi Pada masa pemerintahan Hindia Belanda sekitar tahun 1865 Perusahaan Perkebunan Tambi adalah salah satu perusahaan milik Belanda, dengan nama Bagelen Thee en
Lebih terperinciLampiran 1. Jurnal Harian Kegiatan Magang Sebagai Pekerja Harian Lepas (PHL) di PT Inti Indosawit Subur. 3 titik. 1 ha
LAMPIRAN 64 65 Tanggal 280220 0020 02020 0020 04020 0020 08020 09020 0020 020 2020 4020 5020 6020 020 8020 9020 2020 22020 2020 24020 25020 26020 2020 Lampiran. Jurnal Harian Kegiatan Magang Sebagai Pekerja
Lebih terperinciIV. KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN
IV. KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN 4.1 Administrasi Kabupaten Bangka Tengah secara administratif terdiri atas Kecamatan Koba, Kecamatan Lubuk Besar, Kecamatan Namang, Kecamatan Pangkalan Baru, Kecamatan
Lebih terperinciBAB III KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN
22 BAB III KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN 3.1 Luas dan Lokasi Wilayah Merang Peat Dome Forest (MPDF) memiliki luas sekitar 150.000 ha yang terletak dalam kawasan Hutan Produksi (HP) Lalan di Kecamatan
Lebih terperinciKEPUTUSAN MENTERI KEHUTANAN NOMOR : 82/KPTS-II/2001 TENTANG
MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA KEPUTUSAN MENTERI KEHUTANAN NOMOR : 82/KPTS-II/2001 TENTANG PEMBERIAN HAK PENGUSAHAAN HUTAN TANAMAN KAYU PERTUKANGAN KEPADA PT. SUMATERA SYLVA LESTARI ATAS AREAL HUTAN
Lebih terperinciPEMBAHASAN Manajemen Panen Teluk Siak Estate
48 PEMBAHASAN Manajemen Panen Teluk Siak Estate Dalam kegiatan agribisnis kelapa sawit dibutuhkan keterampilan manajemen yang baik agar segala aset perusahaan baik sumberdaya alam, sumberdaya manusia,
Lebih terperinciLEMBAR KERJA SISWA. No Jenis Tanah Jenis tanaman Pemanfaatannya
LEMBAR KERJA SISWA KELOMPOK :. Nama Anggota / No. Abs 1. ALFINA ROSYIDA (01\8.6) 2.. 3. 4. 1. Diskusikan tabel berikut dengan anggota kelompok masing-masing! Petunjuk : a. Isilah kolom dibawah ini dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Indonesia menguasai ekspor pasar minyak sawit mentah dunia sebesar
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia sebagai negara agraris memiliki potensi pertanian yang cukup besar dan dapat berkontribusi terhadap pembangunan dan ekonomi nasional. Penduduk di Indonesia
Lebih terperinciKARAKTERISTIK WILAYAH STUDI. A. Kondisi Geografis LS dan BT. Beriklim tropis dengan
III. KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI A. Kondisi Geografis Secara geografis Kabupaten Tebo terletak diantara titik koordinat 0 52 32-01 54 50 LS dan 101 48 57-101 49 17 BT. Beriklim tropis dengan ketinggian
Lebih terperinciPENGELOLAAN PERKEBUNAN SAGU
PENGELOLAAN PERKEBUNAN SAGU (Metroxylon spp.) DI PT. NATIONAL TIMBER AND FOREST PRODUCT UNIT HTI MURNI SAGU, SELAT PANJANG, RIAU DENGAN ASPEK PENGATURAN JARAK TANAM Oleh : ADITYA RAHMAN A 24051727 DEPARTEMEN
Lebih terperinciLampiran 1. Jurnal Harian Kegiatan Magang Sebagai Karyawan Harian Lepas di Divisi III Teluk Siak Estate
LAMPIRAN 59 60 Lampiran 1. Jurnal Harian Magang Sebagai Karyawan Harian Lepas di Divisi III Teluk Siak Estate Tanggal Uraian Prestasi Kerja Penulis Karyawan Standar...(Satuan/HK)... 11 Februari 2012 Orientasi
Lebih terperinciKAJIAN UMUM WILAYAH Wilayah Administrasi, Letak Geografis dan Aksesbilitas
KAJIAN UMUM WILAYAH Pengembangan Kota Terpadu Mandiri (KTM) di Kawasan Transmigrasi dirancang dengan kegiatan utamanya pertanian termasuk pengelolaan sumberdaya alam dengan susunan fungsi kawasan sebagai
Lebih terperinciIII. METODE PELAKSANAAN. semester IV yaitu selama 2 ½ bulan yang dimulai dari tanggal 29 Maret 2011
50 III. METODE PELAKSANAAN 3.1. Lokasi dan Waktu PKPM Kegiatan Pengalaman Kerja Praktek Mahasiswa (PKPM) ini dilaksanakan pada semester IV yaitu selama 2 ½ bulan yang dimulai dari tanggal 29 Maret 2011
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR P.17/MENLHK/SETJEN/KUM.1/2/2017 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN NOMOR P.12/MENLHK-II/2015
Lebih terperinciMENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA
MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA KEPUTUSAN BUPATI SIAK NOMOR : 06/IUPHHK/I/2003 TENTANG PEMBERIAN IZIN USAHA PEMANFAATAN HASIL HUTAN KAYU (IUPHHK) HUTAN TANAMAN SELUAS 8.200 (DELAPAN RIBU DUA RATUS)
Lebih terperinciANALISIS STRUKTUR POPULASI TANAMAN SAGU DALAM SISTEM KEBUN MASYARAKAT PADA LAHAN GAMBUT
ANALISIS STRUKTUR POPULASI TANAMAN SAGU DALAM SISTEM KEBUN MASYARAKAT PADA LAHAN GAMBUT Agnes Lolya Pittameka 1*, Ahmad Muhammad 2 Haris Gunawan 2, Albertus Fajar Irawan 3 1 Jurusan Biologi, FMIPA, Universitas
Lebih terperinciIII KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN
III KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN 3. 1 Luas dan Lokasi Hutan Gambut Merang terletak dalam kawasan Hutan Produksi Lalan di Kecamatan Bayung Lencir Kabupaten Musi Banyuasin, Provinsi Sumatra Selatan dengan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. dapat menghasilkan genotip baru yang dapat beradaptasi terhadap berbagai
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jagung merupakan salah satu tanaman serealia yang tumbuh hampir di seluruh dunia dan tergolong spesies dengan viabilitas genetik yang besar. Tanaman jagung dapat menghasilkan
Lebih terperinci(PERSYARATAN LINGKUNGAN TUMBUH) IKLIM IKLIM TANAH
AGRO EKOLOGI (PERSYARATAN LINGKUNGAN TUMBUH) TANAMAN KELAPA IKLIM IKLIM TANAH AGRO EKOLOGI TANAMAN KELAPA Suhu rata rata tahunan adalah 27 C dengan fluktuasi 6 7 C Suhu yang tinggi dapat mengakibatkan
Lebih terperinci