PROGRAM SANGIHE MENGAJAR: Kiat Baru Pemenuhan Guru di Pulau-Pulau dan Desa Terpencil DI KABUPATEN KEPULAUAN SANGIHE, SULAWESI UTARA
|
|
- Ida Susman
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 PRAKTIK CERDAS Seri Lembaran Informasi BASICS No September 2013 PROGRAM SANGIHE MENGAJAR: Kiat Baru Pemenuhan Guru di Pulau-Pulau dan Desa Terpencil DI KABUPATEN KEPULAUAN SANGIHE, SULAWESI UTARA Lebih dari setengah abad Indonesia merdeka, kekurangan guru ternyata masih dialami, nampaknya masih menjadi problem yang sama saat negeri ini baru merdeka, khususnya di pulaupulau dan desa terpencil. Tak bisa dipungkiri, ribuan guru setiap tahun lahir dan rekrutmen pegawai negeri sipil tak pernah berhenti. Semua belum menjawab persoalan, ternyata tidak mudah memperoleh guru yang bersedia tinggal mengabdi di pulau-pulau dan desa terpencil. Problem ini yang menjadi concern dipecahkan Pemerintah Kabupaten Kepulauan Sangihe melalui Program Sangihe Mengajar.! Masalah dan Peluang Kabupaten Kpl. Sangihe terdiri dari beberapa pulau-pulau dan desa terpencil. Masalah utama yang dihadapi pada sektor pendidikan di kabupaten ini adalah ketersediaan guru dan bukan pada sarana dan prasarana belajar mengajar. Berdasarkan data pendidikan Pemerintah Kabupaten Kepulauan Sangihe tahun 2011, terdapat kekurangan 34 orang guru SD dan 11 orang guru SMP, khususnya di pulau-pulau dan desa terpencil. SD di daerah ini rata-rata hanya memiliki dua sampai tiga orang guru, yang masih kurang dari syarat minimal yang ditetapkan Standar Pelayanan Minimal (SPM) Pendidikan Dasar, yaitu tersedianya empat orang guru dalam satu sekolah di daerah-daerah tersebut. Demikian pula untuk SMP, dimana rata-rata pada setiap sekolah hanya memiliki tiga sampai empat orang guru, sementara SPM Pendidikan Dasar sendiri mensyaratkan ketersediaan satu orang guru untuk setiap rumpun mata pelajaran di daerah tersebut. Dengan demikian, kurang lebih terjadi kekurangan enam sampai tujuh guru rumpun mata pelajaran pada sejumlah SMP di Kabupaten Kepulauan Sangihe. Telp : (+62) info@basicsproject.or.id website : 1
2 Masalah dan Peluang!!! Persoalan kekurangan guru mengajar di Kabupaten Kepulauan Sangihe, Sulawesi Utara merupakan sesuatu yang bertolak belakang dengan kondisi Provinsi Sulawesi Utara yang dikenal dengan memiliki banyak sumber daya manusia yang handal bahkan berada pada nomor urut dua Indeks Pembangunan Manusia (IPM). Provinsi Sulawesi Utara, melalui Universitas Negeri Manado (UNIMA) setiap tahunnya meluluskan ribuan mahasiswa keguruan dari berbagai jurusan. Semua hal tersebut menjadi peluang untuk mengatasi keterbatasan tenaga pengajar, khususnya di pulau-pulau dan desa terpencil, di Kabupaten Kepulauan Sangihe. Kekurangan guru di pulau-pulau dan desa terpencil Kabupaten Kepl. Sangihe jika dilihat pada tingkat provinsi merupakan persoalan ketimpangan distribusi. Jumlah guru melimpah pada tingkat provinsi, pada sisi lain sulit memastikan guru pegawai negeri sipil bekerja di daerah-daerah tersebut. Hal ini menjadi inspirasi dasar Program Sangihe Mengajar. Program Sangihe Mengajar sebenarnya serupa dengan upaya yang dikembangkan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) melalui Program Sarjana Mendidik di Daerah Terpencil, Terdepan dan Terluar (SM-3T) serta Program Indonesia Mengajar yang dikembangkan oleh sebuah organisasi non pemerintah di Jakarta. Prinsipnya sama, optimalisasi sumber daya guru yang ada disuatu tempat untuk ditempatkan pada daerah yang kurang dan membutuhkan. Bedanya, SM-3T merekrut sumber daya guru dari sekitar Jakarta dan kota-kota besar di Pulau Jawa melalui dukungan APBN, sementara Sangihe Me ngajar mengoptimalkan ketersediaan guru di Provinsi Sulawesi Utara melalui dukungan stimulan BASICS dan APBD. Gagasan ini juga dijamin oleh UU 32/2009 tentang Pemerintah Daerah, UU 14/2005 tentang Guru dan Dosen serta PP 74/2009 tentang Guru. Kabupaten Kepulauan Sangihe, Sulawesi Utara dibentuk pada tahun 2002 dengan Ibukota berkedudukan di Tahuna. Kabupaten berpenduduk jiwa ini, secara administratif terdiri dari 15 kecamatan, 145 desa dan 22 kelurahan, yang tersebar di 105 pulau (Data BPS Kabupaten Sangihe 2011). Terdapat beberapa karakteristik signifikan yang membedakan kabupaten ini dengan kabupaten/kota lain di Indonesia, antara lain merupakan daerah kepulauan, berbatasan de ngan Filipina di bagian Utara, rawan bencana banjir, tanah longsor, abrasi, dan letusan Gunung Berapi, serta termasuk daerah dengan aksesibilitas sarana dan prasarana yang belum memadai. 2
3 Langkah-langkah yang Dilakukan Program Sangihe Mengajar merupakan inisiatif program pemerintah daerah dalam mengatasi kekurangan guru di daerah pulau-pulau dan desa terpencil. Berikut digambarkan langkahlangkah yang ditempuh dalam pelaksanaan Program Sangihe Mengajar: 1 Pendataan Pendidikan. Melalui pendataan ini, sejumlah informasi penting dihimpun, antara lain: jumlah anak putus sekolah, penyebab anak putus sekolah, jumlah dan distribusi guru, potensi guru Non-PNS di Kabupaten Kepulauan Sangihe, serta data-data pendidikan lain terkait SPM Pendidikan Dasar. Proses pendataan dilakukan pada saat menjelang tahun ajaran baru. Pembiayaan kegiatan ini merupakan kegiatan rutin dilekatkan pada program dan kegiatan rutin Dinas Pendidik an dan Olahraga (Dikpora) Kabupaten Kepulauan Sangihe. 2 3 Konsolidasi Gagasan Gagasan utama program ini adalah merekrut guru-guru non PNS yang berdomisil di kota kabupaten untuk ditempatkan di sekolah-sekolah yang masih kekurangan guru, khususnya di pulau-pulau dan desa terpencil. Gagasan ini bersifat memperkuat program dan kebijakan pemerintah daerah maupun pemerintah pusat dalam menangani kekurangan guru, salah satunya adalah Program SM-3T yang dikembangkan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Gagasan ini kemudian dikonsolidasi menjadi gagasan pemerintah daerah yang diketahui dan didukung oleh pimpinan daerah. Pembuatan Kebijakan yang Mendukung Pengelola utama Program Sangihe Mengajar adalah Dikpora Kabupaten Kpl. Sangihe. Untuk memperkuat program ini menjadi bagian program pemerintah daerah maka diterbitkan beberapa dokumen formal pemerintah daerah, diantaranya: Surat Keputusan Bupati Kepulauan Sangihe tentang Pelaksanaan Program Sangihe Mengajar, Surat Keputusan terkait dengan tim pengelola Sangihe Mengajar dan Surat Keputusan Kadis Dikpora tentang Penetapan dan Penempatan Guru-Guru Non PNS Program Sangihe Mengajar. 4 Penyusunan Panduan Pengelolaan Sangihe Mengajar BASICS mendukung tim pengelola Sangihe Mengajar dalam menyusun panduan pengelolaan Program Sangihe Mengajar. Panduan tersebut mencakup kriteria, syarat calon guru, mekanisme rekruitmen, modul orientasi guru, format pelaporan, mekanisme pembiayaan dan mekanisme koordinasi serta pembinaan rutin. 3
4 Rekrutmen Guru Proses rekrutmen guru dilakukan oleh tim pengelola Sangihe Mengajar dalam hal ini bertugas melakukan seleksi guru. Tim tersebut terdiri dari staf Dikpora dan pihak lain dengan kompetensi yang dibutuhkan. Dari sejak dibentuknya tim, proses seleksi, pengumuman dibutuhkan waktu kurang lebih lima bulan. Proses tersebut menetapkan 16 guru Program Sangihe Mengajar untuk pendidikan dasar. Penempatan Guru Penetapan dan penempatan guru terpilih ditetapkan melalui Surat Keputusan Kepala Dikpora Kepulauan Sangihe. Untuk mendukung penempatan para guru tersebut maka Dikpora memfasilitasi sejumlah pihak di lokasi bersangkutan untuk mendukung guruguru Sangihe Mengajar, seperti: Camat, Kepala Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD), Kepala Desa atau Kapitalaung dan Kepala Sekolah. Para pihak tersebut membuat kesepakatan bersama dalam mendukung hal-hal yang dibutuhkan dalam pelaksanaan Program Sangihe Mengajar di wilayahnya. Dukungan dari program BASICS terkait hal ini adalah honor para guru sebesar Rp 1,5 juta per bulan untuk setiap orang. Sementara, beberapa hal yang mendukung proses tersebut dibiayakan melalui APBD. Orientasi dan Pembekalan Guru Kegiatan ini bertujuan memberikan pemahaman pada guru-guru Program Sangihe Mengajar menyangkut: tugas, hak dan kewajiban. Selain itu dilakukan pembekalan bagi para guru ini, baik yang bersifat metode pembelajaran, upaya pencapaian SPM, konsep pemberdayaan masyarakat, pelaporan kegiatan, psikologi anak, serta materi tentang mekanisme penanganan kondisi gawat darurat. Peluncuran Peluncuran program bertujuan untuk mengenalkan keberadaan program ini kepada masyarakat luas. Pada saat peluncuran ini turut hadir antara lain: Kepala Daerah, sejumlah pengambil kebijakan, DPRD, media, masyarakat dan utusan dari Program Indonesia Mengajar, Jakarta. Informasi terkait peluncuran program ini kemudian dipublikasikan melalui media cetak dan elektronik. Monitoring dan Pembinaan Monitoring dan pembinaan ini dilakukan oleh peng awas sekolah dengan tugas dan fungsi pokok yang melekat padanya. Selama periode , pembiayaan untuk monitoring dibiayai melalui APBD, sementara untuk pembinaan didukung oleh BA- SICS, seperti: pertemuan-pertemuan koordinasi guru Program Sangihe Mengajar dengan Dikpora. Dukungan BASICS dalam hal ini kurang lebih Rp 50 juta per tahun. 4
5 10 Penyusunan Kebijakan Daerah Dalam rangka keberlanjutan program Sangihe Mengajar maka perlu selalu dianggarkan melalui APBD. Untuk hal ini BASICS mendukung Dikpora melahirkan kebijakan daerah dalam bentuk Peraturan Bupati dan Peraturan Daerah. Peraturan Bupati secara prinsip telah disusun dan didukung oleh bupati. Sementara itu, penyusunan peraturan daerah masih dalam proses awal dan dirancang akan dibentuk tahun 2014 oleh pemerintah daerah. Jaminan atas hal itu termuat dalam Prolegda (Program Legislasi Daerah) tahun Dampak dan Perubahan Sejumlah dampak dan perubahan yang dihasilkan oleh keberadaan Program Sangihe Mengajar adalah sebagai berikut: Adanya mekanisme alternatif untuk mengatasi kekurangan guru di pulau-pulau dan desa terpencil. Seperti halnya SM-3T dan Indonesia Mengajar, Program Sangihe Mengajar ini merupakan terobosan baru dalam penanganan kekurangan guru di pulau-pulau dan desa terpencil. Nilai tambah dari Sangihe Mengajar dibanding kedua program nasional tersebut adalah memuat kewenangan pemerintah daerah untuk merekrut, menempatkan dan membiayai berdasarkan sumber daya lokal. Dengan pendekatan ini maka guru yang direkrut akan lebih mudah beradaptasi dengan masyarakat di daerah dimana mereka bertugas. Semua praktek tersebut telah menjadi kegiatan rutin selama dua tahun terakhir, yang tergambar dari adanya alokasi anggaran di APBD dan keberadaan kebijakan pemerintah daerah. Alokasi anggaran pendidikan di APBD untuk mengatasi keterbatasan gurudi pulaupulau dan desa terpencil. Meski program Sangihe Mengajar dimulai pada pertengahan tahun 2012, namun dengan adanya komitmen dari pemerintah daerah maka penganggarannya sudah terakomodir dalam APBD Perubahan 2012 dan kemudian dilanjutkan pada APBD Pada tahun 2012 jumlah alokasi anggaran yang ditetapkan sebesar Rp 270 juta untuk peruntukan honor guru, monitoring, pengembangan system, dan pembiayaan operasional lainnya. Pada tahun 2013, khusus untuk honor guru saja dialokasikan APBD sebesar Rp 180 juta. Kontribusi bagi beberapa indikator SPM pendidikan dasar dalam hal jumlah guru mengajar Berdasarkan Permendikbud No 15 tahun 2010, bahwa di setiap SD/MI tersedia dua orang guru yang memenuhi kualifikasi akademik S1 atau D-IV dan 2 (dua) orang guru.melalui program Sangihe Mengajar telah tersedia sebanyak 26 guru dengan kualifikasi S1 (lulusan UNIMA). Seluruh guru tersebut merupakan dukungan APBD maupun BASICS. Kehadiran guru tersebut telah menambah kegiatan belajar mengajar di sekolah, sebagaimana yang tersebut dalam salah satu indikator SPM Pendidikan dasar, yaitu setiap guru bekerja selama 37,5 jam per minggu 5
6 Kontribusi bagi target MDGs, khususnya terkait dengan partisipasi anak untuk sekolah. Meski masih terlalu dini untuk menganalisis kontribusi kehadiran guru terhadap peningkat an partisipasi anak untuk bersekolah, maupun mencegah anak putus sekolah, namun setidak nya kehadiran guru-guru dari Sangihe Mengajar ini mampu memberikan motivasi pada orang tua dan siswa untuk tetap bersekolah. Hal ini menciptakan kondisi belajar mengajar yang normal sebagaimana lazimnya. Secara umum MDGs Kabupaten Kepulauan Sangihe terus mengalami peningkatan. Untuk Angka Partisipasi Murni SD/MI misalnya, jika pada tahun 2010 hanya sebesar 82,51%, maka pada tahun 2012 nilainya mencapai 85,26%. Sedangkan untuk Angka Partisipasi Murni SMP/MTs, jika pada tahun 2010 sebesar 50,36%, maka pada tahun 2012 meningkat menjadi 56,06% peningkatan semangat belajar anak usia sekolah di pulau-pulau dan desa terpencil Hasil monitoring dan evaluasi yang dilakukan Dikpora, diperoleh informasi bahwa kehadiran para guru Sangihe Mengajar mendapatkan apresiasi dari masyarakat dan siswa sekolah. Hal-hal kecil non teknis pembelajaran kerap menjadi perhatian, seperti: perhatian terhadap kebiasaan siswa membantu orang tua mencari tambahan pendapatan, pendekatan keagaamaan yang dilakukan agar anak bersekolah dan beribadah, serta perhatian hal-hal guna membuat kondisi lingkungan sekolah yang asri dan nyaman menjadi faktor non teknis yang mendorong anak tertarik dan termotivasi untuk sekolah dan belajar. Kehadiran siswa juga semakin baik, semangat belajar siswa mulai meningkat, beberapa alat peraga sekolah yang selama ini tidak dimanfaatkan mulai dipahami penggunaannya serta mulai tumbuhnya perhatian orang tua murid agar anaknya lebih prioritas ke sekolah. Praktis, pelaksanaan Program Sangihe Mengajar telah memberi makna dan kebanggaan bagi guru-guru tersebut. Adanya kebanggaan para guru Sangihe Mengajar ini, misalnya, bisa terlihat dari pernyataan yang disampaikan Sri Abast, seorang guru yang mengajar pada salah satu SD di Desa Para, Kecamatan Tatoareng. Pada awal saya bertugas, masyarakat tidak menerima kehadiran saya, namun setelah berjalan kurang lebih satu bulan, masyarakat mulai suka dengan proses pembelajaran yang saya lakukan, mereka mulai menerima saya. Murid-murid dan orang tua sangat senang atas kehadiran saya mengajar di sekolah, hal itu ditandai dengan perubahan kebiasaan murid yang semula baru datang ke sekolah pukul 9.00 pagi dan kini sudah hadir jam 7.00 pagi. Murid dan orang tua mulai memprioritaskan urusan sekolah dibandingkan melibatkan anak sekolah bekerja membantu orang tua menangkap ikan di laut pada malam hari 6
7 Hal senada juga disampaikan Hendrik Sumolang, seorang guru yang ditempatkan padasalah satu SD di Desa Apenglawa, Kecamatan Tatoareng. Hendrik merasa bangga dan juga merasakan tantangan baru setelah menjadi guru Program Sangihe Mengajar. Saya senang dengan antusias murid untuk belajar, bahkan saya sedikit kewalahan menghadapi semangat belajar anak-anak yang semakin tinggi sekali. Setiap hari mereka meminta pembelajaran dengan saya, di sekolah ataupun di rumah. Pengalaman guru-guru Program Sangihe Mengajar sesungguhnya juga merupakan media pembelajaran untuk meningkatkan kapasitas dirinya. Hal ini tergambar dari pernyataan Rita Mirontoneng, yang mengajar di SD Inpres Mandoi, Desa Malidase, Kecamatan Tabukan Selatan Tenggara. Saya bangga sekali ketika dijadikan contoh teladan oleh pengawas sekolah saat mereka supervisi, hal ini meningkatkan semangat saya untuk terus meningkatkan kapasitas diri saya. Tantangan Mengelola Program Sangihe Mengajar Meski Sangihe Mengajar dipandang lebih praktis dibandingkan SM-3T dan mekanisme rekruitmen dan penempatan guru PNS, namun terdapat beberapa tantangan yang dihadapi selama program berjalan, antara lain: Adanya kecenderungan Pemda untuk menempatkan guru-guru di daerah terpencil melalui jalur PNS guru. Untuk hal ini konsolidasi gagasan tingkat pemerintah daerah dan kebijakan kepala daerah jadi sangat penting. Tidak mudah mencari calon guru yang berasal dari daerah setempat yang memiliki kualifikasi tepat, yang bersedia untuk ditempatkan di pulau-pulau dan desa terpencil dengan status kontrak. Untuk proses ini sosialisasi tentang sangihe mengajar dan memperkuat tim yang akan menyeleksi perlu diperhatikan. Ketersediaan anggaran Pemda untuk mendukung program Sangihe Mengajar yang masih terbatas dibandingkan SM-3T, meski keduanya memiliki tujuan yang sama. Untuk memastikan anggaran rutin selalu tersedia selanjutnya (meskipun terjadi pada perubahan pimpinan daerah) maka menjadi penting penepatan peraturan yang terkait. 7
8 Pembelajaran Beberapa hal yang dapat ditarik pembelajaran atas inisiatif Program Sangihe Mengajar adalah: Pemenuhan kebutuhan guru di pulau-pulau dan desa terpencil lebih baik jika ditekankan pada calon guru berkualitas yang berasal dari kabupaten bersangkutan atau kabupaten/kota sekitarnya. Program Sangihe Mengajar merupakan satu bentuk penerapan kewenangan pemerintah daerah dalam menangani persoalan kekurangan guru di pulaupulau dan desa terpencil. Keterampilan dan pengetahuan guru yang didukung dengan pendekatan yang tepat, sangat mendukung motivasi siswa belajar. Peran sebuah program bantuan donor seperti BASICS, ternyata cukup efektif sebagai pemicu, fasilitator dan inovasi praktik-praktik cerdas yang sudah dikembangkan di tempat lain dan tetap sejalan dengan program dan kebijakan pemerintah pusat. 8
Standar Pelayanan Minimal (SPM) merupakan urusan wajib yang harus dipenuhi oleh pemerintah
PRAKTIK CERDAS Seri Lembaran Informasi BASICS No.17 - September 2013 Komitmen Sultra Peran Pemerintah Provinsi dalam Mempercepat Pencapaian SPM dan MDGs di Sulawesi Tenggara Standar Pelayanan Minimal (SPM)
Lebih terperinciPengarusutamaan Gender di Sulawesi Tenggara Percepatan Pengarusutamaan Gender Dengan Kerjasama Multipihak
PRAKTIK CERDAS Seri Lembaran Informasi BASICS No.18 - Desember 2013 Pengarusutamaan Gender di Sulawesi Tenggara Percepatan Pengarusutamaan Gender Dengan Kerjasama Multipihak Masalah dan Peluang Provinsi
Lebih terperinciBERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 NOMOR 41 SERI E PERATURAN BUPATI BANJARNEGARA NOMOR 911 TAHUN 2011 TENTANG
BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 NOMOR 41 SERI E PERATURAN BUPATI BANJARNEGARA NOMOR 911 TAHUN 2011 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL PENDIDIKAN DASAR KABUPATEN BANJARNEGARA BUPATI BANJARNEGARA,
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2010 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL PENDIDIKAN DASAR DI KABUPATEN/KOTA
SALINAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2010 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL PENDIDIKAN DASAR DI KABUPATEN/KOTA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN
Lebih terperinciMANAJEMEN DATA : Peningkatan Pengelolaan Data untuk Mencapai Target SPM Bid. Kesehatan dan Pendidikan Dasar
PRAKTIK CERDAS Seri Lembaran Informasi BASICS No.9 - Februari 203 MANAJEMEN DATA : Peningkatan Pengelolaan Data untuk Mencapai Target SPM Bid. Kesehatan dan Pendidikan Dasar 27 Indikator Standar Pelayanan
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2010 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL PENDIDIKAN DASAR DI KABUPATEN/KOTA
SALINAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2010 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL PENDIDIKAN DASAR DI KABUPATEN/KOTA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN
Lebih terperinciIV. DINAMIKA PENDIDIKAN DASAR
IV. DINAMIKA PENDIDIKAN DASAR 4.1 Dinamika Pendidikan Dasar Sampai tahun 2012 Provinsi Sulawesi Utara mengalami pemekaran yang cukup pesat. Otonomi daerah membuat Sulawesi Utara yang sebelumnya hanya mempunyai
Lebih terperinciMemorandum Program Sanitasi (MPS) Kabupaten Balangan BAB 1 PENDAHULUAN
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sanitasi sebagai salah satu aspek pembangunan yang memiliki fungsi penting karena berkaitan dengan kesehatan, pola hidup serta kondisi lingkungan yang dapat memberikan
Lebih terperinciWritten by Administrator Tuesday, 06 November :01 - Last Updated Wednesday, 07 November :14
JUKNIS TUNJANGAN UNTUK GURU DI DAERAH KHUSUS (BTKP). Bahwa guru mempunyai peranan penting dalam mencerdaskan anak bangsa. Untuk itu para guru yang profesional sangat dibutuhkan untuk mewujudkan proses
Lebih terperinciPERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR 56 TAHUN 2008 T E N T A N G RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS PENDIDIKAN DASAR KABUPATEN BANTUL BUPATI BANTUL,
PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR 56 TAHUN 2008 T E N T A N G RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS PENDIDIKAN DASAR KABUPATEN BANTUL BUPATI BANTUL, Menimbang : Mengingat : bahwa sebagai tindak lanjut
Lebih terperinciStatistik Pendidikan Dasar Kabupaten Banjarnegara Tahun Pelajaran 2011/2012
Statistik Pendidikan Dasar Kabupaten Banjarnegara Tahun Pelajaran 2011/2012 EUROPEAN UNION LEMBAR PENGESAHAN STATISTIK PENDIDIKAN DASAR TP. 2011/2012 KABUPATEN BANJARNEGARA Mengetahui/Mengesahkan: KEPALA
Lebih terperinciBAB V PROGRAM, KEGIATAN DAN INDIKASI PENDANAAN SANITASI DI KAB. BULELENG
BAB V PROGRAM, KEGIATAN DAN INDIKASI PENDANAAN SANITASI DI KAB. BULELENG 5.. Ringkasan Program dan Kegiatan dalam dokumen ini merupakan hasil konsolidasi dan integrasi dari berbagai dokumen perencanaan
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM. 81 TAHUN 2011 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL BIDANG PERHUBUNGAN DAERAH PROVINSI DAN DAERAH KABUPATEN/KOTA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
Lebih terperinciLEMBARAN BERITA DAERAH KABUPATEN KARAWANG
LEMBARAN BERITA DAERAH KABUPATEN KARAWANG NO. 39 2011 SERI. E PERATURAN BUPATI KARAWANG NOMOR : 39 TAHUN 2012 TENTANG PEMBENTUKAN, RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA UNIT PELAKSANA TEKNIS DINAS (UPTD)
Lebih terperinciPRAKTIK CERDAS DANA INISIATIF: SPM Bidang Kesehatan: Satuan Beban Pelayanan (unit cost) dan Bantuan Keuangan Khusus Kesehatan. Tantangan atau Peluang
PRAKTIK CERDAS Seri Lembaran Informasi BASICS No.8 - Februari 2013 Cakupan pelayanan kesehatan dasar sesuai Standar Pelayanan Minimal (SPM) bidang kesehatan di kabupaten/kota bukan membutuhkan dana yang
Lebih terperinciPANDUAN REKRUTMEN DAN TATA KERJA SEKRETARIAT BADAN AKREDITASI PROVINSI PENDIDIKAN ANAK USIA DINI DAN PENDIDIKAN NON FORMAL SAMBUTAN KETUA
SAMBUTAN KETUA BADAN AKREDITASI NASIONAL Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) dan Pendidikan Non Formal (PNF) memiliki peran yang sangat besar dalam memenuhi hak pendidikan sebagaimana tertuang dalam Undang-Undang
Lebih terperinciBUPATI BANGKA SALINAN PERATURAN BUPATI BANGKA NOMOR 36 TAHUN 2013 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL BIDANG PENDIDIKAN DASAR DI KABUPATEN BANGKA
BUPATI BANGKA SALINAN PERATURAN BUPATI BANGKA NOMOR 36 TAHUN 2013 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL BIDANG PENDIDIKAN DASAR DI KABUPATEN BANGKA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANGKA, Menimbang
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2018 TENTANG KECAMATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2018 TENTANG KECAMATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 228 dan
Lebih terperinciPERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA
WALIKOTA TASIKMALAYA PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA NOMOR : 23 TAHUN 2006 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL BIDANG PENDIDIKAN DI KOTA TASIKMALAYA WALIKOTA TASIKMALAYA Menimbang : a. bahwa berdasarkan ketentuan
Lebih terperinciDISKUSI PANEL INOVASI TUNJANGAN GURU BERBASIS KINERJA. Rapat Kerja Nasional TNP2K & Kemendikbud Jakarta, 25 Agustus 2015
DISKUSI PANEL INOVASI TUNJANGAN GURU BERBASIS KINERJA Rapat Kerja Nasional TNP2K & Kemendikbud Jakarta, 25 Agustus 2015 ALOKASI TUNJANGAN GURU Uji coba dilakukan di 2 kecamatan, 10 sekolah, 68 guru, dengan
Lebih terperinciPEDOMAN PEMBENTUKAN DAN PENGELOLAAN KELOMPOK KERJA AKREDITASI PNF PROVINSI SAMBUTAN KETUA BADAN AKREDITASI NASIONAL PENDIDIKAN NON FORMAL
SAMBUTAN KETUA BADAN AKREDITASI NASIONAL PENDIDIKAN NON FORMAL PEDOMAN PEMBENTUKAN DAN PENGELOLAAN KELOMPOK KERJA AKREDITASI PNF PROVINSI BADAN AKREDITASI NASIONAL PENDIDIKAN NON FORMAL 2014 1 Pendidikan
Lebih terperinciPEMERINTAH PROVINSI MALUKU
PEMERINTAH PROVINSI MALUKU PERATURAN GUBERNUR MALUKU NOMOR : 21 TAHUN 2009 TENTANG KOORDINASI PENANGGULANGAN KEMISKINAN DI PROVINSI MALUKU GUBERNUR MALUKU, Menimbang : a. bahwa percepatan penurunan angka
Lebih terperinciBAB 4 Rencana Anggaran Pembangunan Sanitasi
BAB 4 Rencana Pembangunan Sanitasi Program dan Kegiatan dalam dokumen ini merupakan hasil konsolidasi dan integrasi dari berbagai dokumen perencanaan terkait pengembangan sektor sanitasi dari berbagai
Lebih terperinciPANDUAN PENERAPAN PRAKTIK CERDAS PROGRAM GURU TIDAK TETAP DI DAERAH TERPENCIL DAN KEPULAUAN
A PROGRAM GURU TIDAK TETAP DI DAERAH TERPENCIL DAN KEPULAUAN Praktik Cerdas ini didukung oleh Proyek BASICS melalui mekanisme BASICS Responsive Initiative pada tahun 2010-2013 Penulis Tim BASICS Penyunting
Lebih terperinciBERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2007 NOMOR 2 SERI E
BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2007 NOMOR 2 SERI E PERATURAN BUPATI BANJARNEGARA NOMOR : 26 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL BIDANG KESEHATAN DI KABUPATEN BANJARNEGARA BUPATI BANJARNEGARA,
Lebih terperinciJakarta, Januari 2016 Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah. Hamid Muhammad, Ph.D. iii
KATA PENGANTAR Sesuai dengan amanat Undang Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan, Kementerian Pendidikan
Lebih terperinciPEDOMAN PEMBENTUKAN DAN TATA KELOLA POKJA AKREDITASI PAUD DAN PNF KABUPATEN/KOTA
SAMBUTAN KETUA BADAN AKREDITASI NASIONAL Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) dan Pendidikan Non Formal (PNF) memiliki peran yang sangat besar dalam memenuhi hak pendidikan sebagaimana tertuang dalam Undang-Undang
Lebih terperinciPEDOMAN PENERIMA TANDA KEHORMATAN SATYALENCANA PENDIDIKAN BAGI KEPALA SEKOLAH TAHUN 2016
PEDOMAN PENERIMA TANDA KEHORMATAN SATYALENCANA PENDIDIKAN BAGI KEPALA SEKOLAH TAHUN 06 DIREKTORAT PEMBINAAN TENAGA KEPENDIDIKAN PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH DIREKTORAT JENDERAL GURU DAN TENAGA KEPENDIDIKAN
Lebih terperinciSAMBUTAN GUBERNUR KALIMANTAN BARAT PADA ACARA DIES NATALIS KE-49 UNTAN PONTIANAK
1 SAMBUTAN GUBERNUR KALIMANTAN BARAT PADA ACARA DIES NATALIS KE-49 UNTAN PONTIANAK Hari/Tanggal : Sabtu/17 Mei 2008 Pukul : 07.30 WIB Tempat : Gedung Auditorium UNTAN Pontianak Yth. Bapak Wakil Presiden
Lebih terperinciBAB 12 REVITALISASI PROSES DESENTRALISASI DAN OTONOMI DAERAH
BAB 12 REVITALISASI PROSES DESENTRALISASI DAN OTONOMI DAERAH A. KONDISI UMUM 1. PENCAPAIAN 2004 DAN PRAKIRAAN PENCAPAIAN 2005 Pencapaian kelompok Program Pengembangan Otonomi Daerah pada tahun 2004, yaitu
Lebih terperinciBAB VI PENUTUP. dijalankan oleh BPBD DIY ini, memakai lima asumsi pokok sebagai landasan
BAB VI PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian mengenai strategi komunikasi bencana yang dijalankan oleh BPBD DIY ini, memakai lima asumsi pokok sebagai landasan pengelolaan komunikasi bencana
Lebih terperinciKOPI DARAT Kongkow Pendidikan: Diskusi Ahli dan Tukar Pendapat 13 Mei 2015
KOPI DARAT Kongkow Pendidikan: Diskusi Ahli dan Tukar Pendapat 13 Mei 2015 Topik #1 Manajemen Guru Rencana Strategis (RENSTRA) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan 2015-2019 secara eksplisit menyebutkan
Lebih terperinciBUPATI BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 29 TAHUN 2013 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL BIDANG PENDIDIKAN DASAR KABUPATEN BELITUNG
SALINAN BUPATI BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 29 TAHUN 2013 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL BIDANG PENDIDIKAN DASAR KABUPATEN BELITUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BELITUNG, Menimbang
Lebih terperinciBUPATI SEMARANG PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI SEMARANG NOMOR 32 TAHUN 2016 TENTANG GERAKAN LITERASI KABUPATEN SEMARANG
BUPATI SEMARANG PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI SEMARANG NOMOR 32 TAHUN 2016 TENTANG GERAKAN LITERASI KABUPATEN SEMARANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SEMARANG, Menimbang : a. bahwa dalam
Lebih terperinciPEMERINTAH KABUPATEN LUWU UTARA
PEMERINTAH KABUPATEN LUWU UTARA PERATURAN DAERAH KABUPATEN LUWU UTARA NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN LUWU UTARA TAHUN 2010-2015 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG
Lebih terperinciRANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA TENTANG PENATAAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
RANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN TENTANG PENATAAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal
Lebih terperinciPERSYARATAN DAN PROSEDUR PEMBENTUKAN DAERAH OTONOMI BARU
PERSYARATAN DAN PROSEDUR PEMBENTUKAN DAERAH OTONOMI BARU www. luwukpos.blogspot.co.id I. PENDAHULUAN Otonomi daerah secara resmi telah diberlakukan di seluruh wilayah Indonesia sejak tahun 2001. Pada hakekatnya
Lebih terperinciBAB 12 REVITALISASI PROSES DESENTRALISASI DAN OTONOMI DAERAH
BAB 12 REVITALISASI PROSES DESENTRALISASI DAN OTONOMI DAERAH BAB 12 REVITALISASI PROSES DESENTRALISASI DAN OTONOMI DAERAH A. KONDISI UMUM 1. PENCAPAIAN 2004 DAN PRAKIRAAN PENCAPAIAN 2005 Pencapaian kelompok
Lebih terperinciLampiran data-data hasil wawancara dengan Kementrian Pendidikan dan. via pada hari Selasa tanggal 31 Mei 2016, pada pukul 14:21 WIB.
Lampiran 1 Lampiran data-data hasil wawancara dengan Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, Anies Baswedan. Wawancara dilakukan via E-mail pada hari Selasa tanggal 31 Mei 2016, pada pukul
Lebih terperinciMENTERI KOORDINATOR BIDANG PEMBANGUNAN MANUSIA DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA
MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEMBANGUNAN MANUSIA DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA Sambutan Pada Acara PEMBUKAAN REMBUK NASIONAL PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN (RNPK) TAHUN 2016 Tema: Meningkatkan Pelibatan Publik
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bangsa Indonesia memasuki era baru tata pemerintahan sejak tahun 2001 yang ditandai dengan pelaksanaan otonomi daerah. Pelaksanaan otonomi daerah ini didasarkan pada UU
Lebih terperinciM ang pada Tahun Anggaran 2017 telah mengalokasikan
V GUBERNUR KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN GUBERNUR KEPULAUAN BANGKA BELITUNG NOMOR ^ TAHUN2017 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PERUNTUKAN DAN PENGELOLAAN BANTUAN KEUANGAN YANG BERSIFAT KHUSUS BIDANG PENDIDIKAN
Lebih terperinciIV.B.7. Urusan Wajib Perumahan
7. URUSAN PERUMAHAN Penataan lingkungan perumahan yang baik sangat mendukung terciptanya kualitas lingkungan yang sehat, sehingga dapat meningkatkan kualitas hidup masyarakat. Dengan meningkatnya kualitas
Lebih terperinciLEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA
LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.174, 2014 PENDIDIKAN. Pelatihan. Penyuluhan. Perikanan. Penyelenggaraan. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5564) PERATURAN PEMERINTAH
Lebih terperinciWALIKOTA TASIKMALAYA
WALIKOTA TASIKMALAYA PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA Nomor : 3 A Tahun 2008 Lampiran : - TENTANG PENGGABUNGAN SEKOLAH DASAR NEGERI DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA TASIKMALAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH KABUPATEN PASER NOMOR 5 TAHUN 2010 TENTANG KECAMATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PASER,
PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASER NOMOR 5 TAHUN 2010 TENTANG KECAMATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PASER, Menimbang a. bahwa sebagai salah satu syarat dalam rangka pembangunan hukum daerah
Lebih terperinciBagian Analisa Pendapatan Negara dan Belanja Negara Sekretariat Jenderal Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia
Bagian Analisa Pendapatan Negara dan Belanja Negara Sekretariat Jenderal Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia Hasil Analisa Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara No Data : 3 / 8/ 2006 Judul Referensi
Lebih terperinciKATA PENGANTAR. Salam Sejahtera,
KATA PENGANTAR Salam Sejahtera, Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena rahmat dan karunianya, penyusunan Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKIP) Kabupaten Rote Ndao Tahun 2015 dapat diselesaikan
Lebih terperinciE:\PERBUP ULP_2013\PerbupULP2013.doc
2 2. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-pokok Kepegawaian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1974 Nomor 55, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3041), sebagaimana telah
Lebih terperinci- 1 - BUPATI KEPULAUAN SANGIHE PROVINSI SULAWESI UTARA PERATURAN BUPATI KEPULAUAN SANGIHE NOMOR 51 TAHUN 2016 TENTANG
- 1 - BUPATI KEPULAUAN SANGIHE PROVINSI SULAWESI UTARA PERATURAN BUPATI KEPULAUAN SANGIHE NOMOR 51 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PEMBERDAYAAN
Lebih terperinciPANDUAN PELAKSANAAN BANTUAN BEASISWA UNTUK MAHASISWA BERPRESTASI PEMERINTAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT TAHUN 2009
PANDUAN PELAKSANAAN BANTUAN BEASISWA UNTUK MAHASISWA BERPRESTASI PEMERINTAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT TAHUN 2009 KATA PENGANTAR Kemajuan suatu daerah sangat ditentukan oleh kualitas sumber daya manusia
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH KABUPATEN KARANGASEM NOMOR 11 TAHUN 2012 TENTANG
PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARANGASEM NOMOR 11 TAHUN 2012 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARANGASEM NOMOR 5 TAHUN 2011 TENTANG SISTEM PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN Menimbang : a. DENGAN
Lebih terperinciPEMERINTAH KABUPATEN MURUNG RAYA
PEMERINTAH KABUPATEN MURUNG RAYA PERATURAN DAERAH KABUPATEN MURUNG RAYA NOMOR 06 TAHUN 2005 TENTANG PEMBENTUKAN / PEMEKARAN, PENGGABUNGAN DAN PENGHAPUSAN KECAMATAN DI KABUPATEN MURUNG RAYA DENGAN RAHMAT
Lebih terperinciSALINAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 32 TAHUN 2011 TANGGAL 9 AGUSTUS 2011
SALINAN LAMPIRAN I PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 32 TAHUN 2011 TANGGAL 9 AGUSTUS 2011 PETUNJUK TEKNIS PENGGUNAAN DANA ALOKASI KHUSUS (DAK) BIDANG PENDIDIKAN TAHUN ANGGARAN 2011 UNTUK SEKOLAH
Lebih terperinciBAB 1 MEMORANDUM PROGRAM SANITASI 2014
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Program dan Kegiatan dalam dokumen ini merupakan hasil konsolidasi dan integrasi dari berbagai dokumen perencanaan terkait pengembangan sektor sanitasi dari berbagai
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 142/PMK.07/2007 TENTANG PENETAPAN ALOKASI DANA ALOKASI KHUSUS TAHUN ANGGARAN 2008 MENTERI KEUANGAN,
MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 142/PMK.07/2007 TENTANG PENETAPAN ALOKASI DANA ALOKASI KHUSUS TAHUN ANGGARAN 2008 MENTERI KEUANGAN, Menimbang : a. bahwa berdasarkan
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA
No.2037, 2015 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENDAGRI. Desa. Kelurahan. Evaluasi.Pencabutan. PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 81 TAHUN 2015 TENTANG EVALUASI PERKEMBANGAN DESA
Lebih terperinciMENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA
MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA Jakarta, 28 Maret 2012 Kepada Nomor : 070 / 1082 / SJ Yth. 1. Gubernur Sifat : Penting 2. Bupati/Walikota Lampiran : Satu berkas di Hal : Pedoman Penyusunan Program
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang berkaitan dengan eksistensi guru itu sendiri. meningkatkan pendidikan nasional ternyata masih banyak yang harus di
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada ranah dunia pendidikan, keberadaan peran dan fungsi guru merupakan salah satu faktor yang sangat signifikan. Guru merupakan bagian terpenting dalam proses
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memberikan peran yang lebih besar kepada pemerintah daerah untuk
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Otonomi daerah yang dilaksanakan per 1 Januari 2001 telah memberikan peran yang lebih besar kepada pemerintah daerah untuk mengurus sendiri urusan pemerintahannya, berdasarkan
Lebih terperinciLEMBARAN BERITA DAERAH KABUPATEN KARAWANG
LEMBARAN BERITA DAERAH KABUPATEN KARAWANG NO. 37 2011 SERI. E PERATURAN BUPATI KARAWANG NOMOR : 37 TAHUN 2012 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA UNIT PELAKSANA TEKNIS DINAS (UPTD) PELAYANAN KESEHATAN
Lebih terperinciHasil Perhitungan SPM
THE WORLD BANK Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Kabupaten Aceh Utara Juli 2012 Buku Laporan Hasil Perhitungan SPM Menggunakan Aplikasi TRIMS (Tool for Reporting and Information Management by Schools)
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 58 TAHUN 2005 TENTANG PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH
ADINKES PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 58 TAHUN 2005 TENTANG PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH Keuangan Daerah adalah semua hak dan kewajiban daerah dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan daerah
Lebih terperinciPrioritas Kebijakan Pemda Untuk Optimalisasi PATEN
Prioritas Kebijakan Pemda Untuk Optimalisasi PATEN Nama Inovasi Prioritas Kebijakan Pemda Untuk Optimalisasi PATEN Produk Inovasi Koordinasi dan Fasilitasi Percepatan Penyelenggaraan Pelayanan Administrasi
Lebih terperinciKomentar dan Rekomendasi
Komentar dan Rekomendasi Nama Perguruan Tinggi Skema Reviewer : FK Universitas Sam Ratulangi (UNSRAT) :.Non Grantee : 1. Pratiwi Sudarmono 2. Hemma Yulfi 1. Komentar Umum Pada tanggal 2-3 Juni 2014 telah
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2008 TENTANG KECAMATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2008 TENTANG KECAMATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa sesuai dengan ketentuan Pasal 126 ayat
Lebih terperinciPERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR 57 TAHUN 2008
PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR 57 TAHUN 2008 T E N T A N G RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS PENDIDIKAN MENENGAH DAN NON FORMAL KABUPATEN BANTUL Menimbang : Mengingat : BUPATI BANTUL, bahwa sebagai
Lebih terperinciLEMBARAN BERITA DAERAH KABUPATEN KARAWANG
LEMBARAN BERITA DAERAH KABUPATEN KARAWANG NO. 34 2011 SERI. E PERATURAN BUPATI KARAWANG NOMOR : 34 TAHUN 2012 TENTANG PEMBENTUKAN, RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA UNIT PELAKSANA TEKNIS DINAS (UPTD)
Lebih terperinciNo. Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target
Lampiran II PENETAPAN KINERJA TINGKAT SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH Satuan Kerja Perangkat Daerah : Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Tahun : 2012 No. Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target 1 Berkesinambungan
Lebih terperinci2016, No Indonesia Nomor 4431); 2. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 144,
No.16, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENKES. Pelayanan Kesehatan. Di Fasilitas Kawasan Terpencil. Sangat Terpencil. Penyelenggaraan. Pencabutan. PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Dalam melaksanakan pengelolaan wilayah pesisir, laut dan pulau-pulau kecil, Kementerian Kelautan dan Perikanan melalui Direktorat Jenderal Kelautan, Pesisir, dan Pulau-Pulau
Lebih terperinciPEMERINTAH KABUPATEN SUMBAWA BARAT
PEMERINTAH KABUPATEN SUMBAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMBAWA BARAT NOMOR 28 TAHUN 2007 TENTANG PENYUSUNAN DAN PENGELOLAAN PROGRAM LEGISLASI DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SUMBAWA
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 23 TAHUN 2010 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN EVALUASI PERKEMBANGAN DAERAH OTONOM BARU
PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 23 TAHUN 2010 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN EVALUASI PERKEMBANGAN DAERAH OTONOM BARU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI DALAM NEGERI, Menimbang : bahwa untuk
Lebih terperinciPERATURAN BUPATI LANDAK NOMOR 16 TAHUN 2012 TENTANG
PERATURAN BUPATI LANDAK NOMOR 16 TAHUN 2012 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI, STRUKTUR ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KABUPATEN LANDAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH KOTA TASIKMALAYA NOMOR 2 TAHUN 2011 TENTANG PENDIDIKAN DINIYAH DI KOTA TASIKMALAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN DAERAH KOTA TASIKMALAYA NOMOR 2 TAHUN 2011 TENTANG PENDIDIKAN DINIYAH DI KOTA TASIKMALAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TASIKMALAYA, Menimbang : a. bahwa tujuan pendidikan keagamaan
Lebih terperinciPEDOMAN TEKNIS PENERIMAAN PESERTA DIDIK BARU (PPDB) TAHUN PELAJARAN 2017/2018 PADA SMP NEGERI SECARA ONLINE
Lampiran 2: Peraturan Kepala Dinas DIKPORA, Nomor: 110 Tahun 2017, tanggal 15 Juni 2017 tentang Pedoman Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) pada TK, SD dan SMP Tahun Pelajaran 2017/2018 PEDOMAN TEKNIS
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2008 TENTANG KECAMATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2008 TENTANG KECAMATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa sesuai dengan ketentuan Pasal 126 ayat (1)
Lebih terperinciSALINAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 36 TAHUN 2011 TANGGAL 23 AGUSTUS 2011
SALINAN LAMPIRAN I PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 36 TAHUN 2011 TANGGAL 23 AGUSTUS 2011 PETUNJUK TEKNIS PENGGUNAAN DANA ALOKASI KHUSUS (DAK) BIDANG PENDIDIKAN TAHUN ANGGARAN 2011 UNTUK PENINGKATAN
Lebih terperinciNomor : 5 /PRJ/V Nomor : W.27-HM.05.02
PERJANJIAN KERJA SAMA ANTARA PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN SANGIHE DENGAN KANTOR WILAYAH KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA SULAWESI UTARA TENTANG PENGUATAN PROGRAM LEGISLASI DAERAH / PROGRAM
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN Latar Belakang. Dalam rangka meningkatkan kontribusi sektor pertanian terhadap
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam rangka meningkatkan kontribusi sektor pertanian terhadap pembangunan nasional, Kementerian Pertanian telah menetapkan 4 (empat) sukses pembangunan pertanian, yaitu:
Lebih terperinciMENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 81 TAHUN 2015 TENTANG
KEPALA BIRO HUKUM, SALINAN W. SIGIT PUDJIANTO NIP. 19590203 198903 1 001. MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 81 TAHUN 2015 TENTANG EVALUASI
Lebih terperinciBUPATI BANYUMAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
BUPATI BANYUMAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS NOMOR 14 TAHUN 2011 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KABUPATEN BANYUMAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI
Lebih terperinci2013, No.71 2 Mengingat : 1. Pasal 5 ayat (2) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; 2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 T
LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.71, 2013 PENDIDIKAN. Standar Nasional Pendidikan. Warga Negara. Masyarakat. Pemerintah. Perubahan. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
Lebih terperinciBUPATI KEPULAUAN SELAYAR
BUPATI KEPULAUAN SELAYAR PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR NOMOR 3 TAHUN 2013 TENTANG LEGISLASI DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KEPULAUAN SELAYAR, Menimbang a. bahwa Peraturan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Beberapa pokok utama yang telah dicapai dengan penyusunan dokumen ini antara lain:
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Penyusunan Dokumen Memorandum Program Sanitasi (MPS) merupakan tindaklanjut dari penyusunan Dokumen Buku Putih (BPS) dan Strategi Sanitasi Kabupaten (SSK) Kabupaten
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH KABUPATEN KLUNGKUNG NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN PELAYANAN BIDANG PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN DAERAH KABUPATEN KLUNGKUNG NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN PELAYANAN BIDANG PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KLUNGKUNG, Menimbang : a. bahwa bidang pendidikan merupakan
Lebih terperinciDAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... DAFTAR ISI...
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... DAFTAR ISI... Halaman PERATURAN DAERAH KOTA SURAKARTA NOMOR 9 TAHUN 2016 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KOTA SURAKARTA TAHUN 2016-2021... 1 BAB I PENDAHULUAN...
Lebih terperinciINTISARI PP NOMOR 19 TAHUN 2008 TENTANG KECAMATAN OLEH : SADU WASISTIONO
INTISARI PP NOMOR 19 TAHUN 2008 TENTANG KECAMATAN OLEH : SADU WASISTIONO A P R I L 2 0 0 8 KETENTUAN UMUM (Pasal 1) Pembentukan kecamatan adalah pemberian status pada wilayah tertentu sebagai kecamatan
Lebih terperinciBUPATI JEMBER PERATURAN BUPATI JEMBER NOMOR 03 TAHUN 2010 TENTANG
BUPATI JEMBER PERATURAN BUPATI JEMBER NOMOR 03 TAHUN 2010 TENTANG PEDOMAN UMUM PENGELOLAAN MODAL LEMBAGA KEUANGAN MIKRO MASYARAKAT DAN KOPERASI PEDESAAN KABUPATEN JEMBER DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
Lebih terperinciDESKRIPSI PROGRAM BEASISWA KEWIRAUSAHAAN SISWA SMK TAHUN KODE JUKNIS : 28-PS NAMA PROGRAM : BEASISWA KEWIRAUSAHAAN SISWA SMK
KATA PENGANTAR Puji Syukur kita panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan kekuatan sehingga telah tersusun Petunjuk Teknis (Juknis) Bantuan Pemerintah untuk pembinaan SMK
Lebih terperinciKEBIJAKAN PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN ZOONOSIS DALAM OTONOMI DAERAH
KEBIJAKAN PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN ZOONOSIS DALAM OTONOMI DAERAH Disampaikan oleh : DIREKTORAT JENDERAL PEMERINTAHAN UMUM KEMENTERIAN DALAM NEGERI 1 I. LATAR BELAKANG WILAYAH INDONESIA MEMILIKI KONDISI
Lebih terperinciSALINAN LAMPIRAN I PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 5 TAHUN 2010 TANGGAL 1 FEBRUARI 2010
SALINAN LAMPIRAN I PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 5 TAHUN 2010 TANGGAL 1 FEBRUARI 2010 PETUNJUK TEKNIS PENGGUNAAN DANA ALOKASI KHUSUS (DAK) BIDANG PENDIDIKAN TAHUN ANGGARAN 2010 I. KETENTUAN
Lebih terperinciLEMBARAN BERITA DAERAH KABUPATEN KARAWANG
LEMBARAN BERITA DAERAH KABUPATEN KARAWANG NO. 44 2011 SERI. A PERATURAN BUPATI KARAWANG NOMOR : 44 TAHUN 2012 TENTANG PEMBENTUKAN, RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA UNIT PELAKSANA TEKNIS DINAS (UPTD)
Lebih terperinciSarjana Mendidik Bangsa Program Guru Perintis Daerah Terpencil Kabupaten Puncak Tahun 2014/2015
Term of Reference Sarjana Mendidik Bangsa Program Daerah Terpencil Kabupaten Puncak Tahun 2014/2015 A. Latar Belakang Kabupaten Puncak merupakan daerah otonom baru hasil pemekaran dari kabupaten Puncak
Lebih terperinciPERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2017 TENTANG WAJIB KERJA DOKTER SPESIALIS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2017 TENTANG WAJIB KERJA DOKTER SPESIALIS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa dalam rangka peningkatan
Lebih terperinciBAB IV RENCANA AKSI DAERAH PENGURANGAN RESIKO BENCANA KABUPATEN PIDIE JAYA TAHUN
BAB IV RENCANA AKSI DAERAH PENGURANGAN RESIKO BENCANA KABUPATEN PIDIE JAYA TAHUN 2013-2015 Penyelenggaraan penanggulangan bencana bertujuan untuk menjamin terselenggaranya pelaksanaan penanggulangan bencana
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2017 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 74 TAHUN 2008 TENTANG GURU
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2017 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 74 TAHUN 2008 TENTANG GURU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang:
Lebih terperinciGUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 1 TAHUN 2012 TENTANG PROGRAM LEGISLASI DAERAH PEMERINTAH PROVINSI BALI TAHUN 2012
GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 1 TAHUN 2012 TENTANG PROGRAM LEGISLASI DAERAH PEMERINTAH PROVINSI BALI TAHUN 2012 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BALI, Menimbang : a. bahwa penyusunan
Lebih terperinciDAFTAR TABEL Persentase SD/ MI yang semua rombongan... belajar (rombel)nya tidak melebihi 32 orang
DAFTAR TABEL Tabel 1.1 Jumlah Desa dan Dusun di Kabupaten Lombok Barat... 4 Menurut Kecamatan 1.2 Luas Kabupaten Lombok Barat Menurut Kecamatan... 4 1.3 Penduduk Menurut Jenis Kelamin dan Rasio Jenis...
Lebih terperinciLampiran 1 PENETAPAN KINERJA TAHUN 2014 TINGKAT SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH. Tahun Anggaran : Anggaran (Rp.)
Lampiran 1 PENETAPAN KINERJA TAHUN 2014 TINGKAT SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH Satuan Kerja Perangkat Daerah : Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Tahun : 2014 No Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target
Lebih terperinci