LAPORAN KEGIATAN PENYERAPAN ASPIRASI MASYARAKAT KUNJUNGAN KERJA PERORANGAN IR. H. TEGUH JUWARNO, MSI RESES MASA PERSIDANGAN II TAHUN SIDANG
|
|
- Ratna Budiono
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 LAPORAN KEGIATAN PENYERAPAN ASPIRASI MASYARAKAT KUNJUNGAN KERJA PERORANGAN IR. H. TEGUH JUWARNO, MSI RESES MASA PERSIDANGAN II TAHUN SIDANG PENDAHULUAN Salah satu kewajiban anggota DPR adalah memperjuangkan aspirasi rakyat dalam meningkatkan kesejahteraan dan kemakmuran bersama untuk dikomunikasikan dengan pemerintah sehingga mampu diwujudkan menjadi kebijakan publik. Dalam rangka penyerapan aspirasi rakyat, Ir. H. Teguh Juwarno, M.Si anggota DPR RI No. A-484 melakukan kunjungan kerja perorangan ke Daerah Pemilihan Jateng IX (Kab/Kota Tegal dan Brebes) pada reses masa persidangan II Tahun sidang bulan Februari s/d. Maret. Kegiatan serap aspirasi rakyat periode ini dilakukan antara lain untuk mengetahui problematika Petani dalam meningkatkan hasil pertaniannya dan persiapan program swa sembada pangan yang dicanangkan pemerintah di Daerah Pemilihan Jateng IX (Kab/Kota Tegal dan Kab. Brebes). PELAKSANAAN KUNJUNGAN KERJA A. WAKTU PELAKSANAAN Kunjungan kerja perorangan Teguh Juwarno di Dapil Jawa Tengah IX (Kab./Kota Tegal dan Kab. Brebes) dalam rangka serap aspirasi rakyat pada Reses Masa Persidangan II (satu) tahun sidang dimulai tanggal 13 Maret Maret 2015 B. KEGIATAN PENYERAPAN ASPIRASI MASYARAKAT 1. Dialog dan Serap Aspirasi Warga Kota Tegal Acara dialog serap aspirasi rakyat dengan warga Kota Tegal dilaksanakan di Kantor DPD PAN Kota Tegal Jl. Teuku Umar No 50 Panggung Tegal Timur Kota Tegal. Dialog dengar warga kelurahan Panggung 1
2 Kota Tegal dan sekitarnya dihadiri 70 orang warga yang terdiri atas ibu rumah tangga, pelajar, anggota ormas tingkat kelurahan, dan warga masyarakat. Dalam kesempatan dialog tersebut masyarakat menyampaikan aspirasinya terkait dengan permasalahan yang dihadapi mereka, khususnya dalam bidang pendidikan, keolahragaan dan ekonomi keluarga. Dalam bidang Pendidikan, warga masyarakat kelurahan Panggung Kota Tegal mengharapkan agar bantuan kepada sekolah-sekolah dasar baik negeri maupun swasta di Kota Tegal diperhatikan khususnya untuk ruang kelas yang bocor dan sebagaian sudah rusak dindingnya. Selanjutnya mereka juga minta agar bantuan beasiswa bagi siswa tidak mampu tetap diteruskan dan diperbanyak jumlah penerimanya maupun besaran dana yang diterima masing-masing siswa, karena biaya hidup meningkat dan harga-harga barang kebutuhan sekolah juga ikut naik akibat kenaikan harga BBM. Mohon Pak Teguh dapat mengusulkan ke pusat. Dalam bidang keolahragaan masyarakat Kelurahan Panggung Kota Tegal dan sekitar meminta agar pemerintah dapat membantu menyediakan lapangan olahraga sepakbola, di setiap kelurahan dan lapangan bulutangkis, serta tenis meja di setiap RW di Kota Tegal. Selanjutnya mengharapkan adanya program untuk menyelenggarakan kembali pertandingan antar kelurahan atau klub amatir di tingkat lokal atau daerah untuk berberapa cabang olahraga yang telah merakyat seperti sepakbola, bulutangkis, tenis meja, atletik dan lain-lain. Dengan semaraknya olahraga di tingkat kelurahan, RT dan RW diharapkan di masa depan akan muncul bibit olahragawan berprestasi seperti Simon Santoso dari daerah Kota Tegal. Tegal adalah penghasil suttelcoock untuk permainan bulutangkis terbesar di Indonesia, namun hanya mampu mengorbitkan satu pemain bulu tangkis di tingkat nasional. Potensi ini harus terus dibina dan dikembangkan. Dalam bidang ekonomi keluarga, masyarakat mengharapkan adanya bantuan pelatihan dan ketrampilan wirausaha serta bantuan modal bagi masyarakat untuk membuka usaha berbasis rumah tangga. 2
3 2. Dialog dan Serap Aspirasi Warga Kabupaten Brebes Acara dialog serap aspirasi warga Kabupaten Brebes dilaksanakan di Kantor DPD PAN Kabupaten Brebes, Jl. Jenderal Sudirman Kec Brebes Kabupaten Brebes. Dialog serap aspirasi dengan warga kecamatan kota Brebes dan sekitarnya ini, dihadiri 90 orang warga yang terdiri atas ibu rumah tangga, pelajar, anggota ormas tingkat kelurahan, dan warga masyarakat. Dalam kesempatan dialog serap aspirasi tersebut masyarakat menyampaikan aspirasinya terkait dengan permaslahan yang dihadapi mereka, khususnya dalam bidang pendidikan, keolahragaan dan infrastruktur. Dalam bidang keolahragaan masyarakat kecamatan kota Brebes meminta agar pemerintah dapat membantu menyediakan lapangan olahraga sepakbola, di setiap kelurahan atau desa dan lapangan bulutangkis, serta tenis meja di setiap RW di Brebes. Selanjutnya mengharapkan adanya program untuk menyelengkarakan kembali pertandingan antar kelurahan atau klub amatir di tingkat lokal atau daerah untuk berberapa cabang olahraga yang telah merakyat seperti sepakbola, bulutangkis, tenis meja, atletik dan lain-lain. Dengan semaraknya olahraga di tingkat kelurahan, RT dan RW diharapkan akan tumbuh bibit olahragawan berprestasi di masa depan dari daerah Brebes. Dalam bidang Pendidikan, masyarakat kota Brebes mengharapkan agar bantuan beasiswa bagi siswa tidak mampu terus dilanjutkan dan diperbanyak jumlah penerimanya maupun besaran dana yang diterima masing-masing siswa, karena biaya hidup meningkat dan harga-harga barang kebutuhan sekolah juga ikut naik akibat kenaikan harga BBM. Dalam bidang infrastruktur, masyarakat menginginkan agar program bantuan P4-IP untuk perbaikan infrastruktur perkotaan tetap dilanjutkan. Jalan-jalan kecil dan gang-gang di pemukiman penduduk banyak yang rusak dan belum diperbaiki oleh pemerintah daerah karena keterbatasan anggaran. Mereka menanti bantuan program P4-IP untuk memperbaiki jalan lingkungan di pemukimannya serta selokan untuk memperlancar saluran pembuangan limbah rumah tangga untuk menghidari wabah penyakit dan banjir. 3
4 3. Pemantauan Persiapan Program Swasembada Pangan di Kabupaten Tegal Di Kecamatan Kramat Kabupaten Tegal khususnya desa Tanjungharja dan sekitarnya saat ini sedang musim tanam padi. Lahan Pertanian dan para petani siap mensukseskan program pemerintah untuk mencapai swasembada beras pada tahun Petani minta jaminan pemerintah untuk membantu kemudahan bagi para petani untuk mendapatkan bibit yang berkualitas, pupuk subsidi dan obatobatan pertanian dengan jumlah yang memadai. Informasi dari Bapak Yulianto dari Kodim Tegal, bahwa Pangdam IV Diponegoro dan Gubernur Jawa Tengah telah menandatangani surat perjanjian kerjasama untuk mensukseskan pencapaian program swasembada beras tahun 2018 di Jawa Tengah. Dan perjanjian ini diikuti oleh aparat structural di bawahnya untuk melakukan penjanjian yang sama (Kodim dengan Bupati/Walikota dan Koramil dengan Camat). TNI AD telah membuat program pendampingan pertanian kepada para petani di wilayah kerja Koramil masing-masing. Koramil membangun komunikasi yang baik para petani dan gapoktan untuk mendata jumlah sawah yang sudah ditanami padi, mendorong petani untuk melakukan penanaman padi dengan pola baru (tumpang sari), membantu kesulitas petani dalam mengolah tanahnya serta menindak pihak-pihak yang melakukan penimbunan atau pengoplosan pupuk bersubsidi yang melanggar ketentuan hukum serta mengoptimalkan penggunaan alat-alat pertanian bantuan pemerintah yang telah diterima para petani atau gapoktan. C. ASPIRASI RAKYAT : 1. Program Swasembada Pangan. Kabupaten Tegal sebagai sentra pertanian padi, bawang dan kacangkacangan di Jawa. Namun saat panen raya justru sering menjadi petaka buat para Petani. Mengapa demikian, karena saat panen raya biasanya 4
5 harga gabah, bawang merah dan kacang sangat rendah bahkan tidak dapat menutup biaya produksinya. Kami minta pemerintah dapat memberikan kemudahan akses dan mensubsidi harga benih, pupuk dan obat pembasmi hama pertanian kepada para petani setiap awal musim tanam. Problem utama para petani pada saat musim tanam adalah langkanya bibit yang berkualitas dan hilangnya pupuk bersubsidi dari pasaran. Akibatnya para Petani harus mengeluarkan biaya lebih besar untuk mendapatkan bibit tanaman berkualitas dan pupuk. Dengan biaya awal tanam yang besar sangat berpengaruh terhadap meningkatnya biaya produksi pertanian rakyat, sementara itu harga jual hasil pertanian tidak mengalami peningkatan yang berarti pada masa panen tiba.inilah yang sering menjadi penyebab kerugian terbesar dari para petani kecil. 2. Jaminan Pembelian Hasil Panen Petani oleh Bulog dengan harga yang baik. Terkait dengan hasil panen panen padi oleh para petani di Kabupaten Tegal, kami minta pemerintah dapat menaikkan harga pembelian gabah kering petani (GKP) oleh Bulog pada masa panen padi tahun ini. Permohonan ini, merupakan suara para petani di Tegal karena biaya produksi pertanian semakin meningkat (harga benih, pupuk dan obat pertanian naik) bahkan harga beras juga naik. Namun harga gabah kering petani oleh Bulog tidak mengalami perbaikan, sehingga hasil panen petani dibeli para tengkulak dengan harga yang kurang baik. Jika harga pembelian gabah kering giling tidak naik maka para petani di Tegal akan menjadi semakin miskin. Hasil panen padi tidak akan mampu digunakan untuk membeli beras dan membeli alat-alat kebutuhan pertanian untuk musin tanam berikutnya. Cepat atau lambat para petani akan terjebak pada lilitan utang. 3. Iklim usaha perdagangan hasil pertanian yang sehat 5
6 Kami mohon sekiranya pemerintah dapat menciptakan iklim usaha dan perdagangan bawang yang sehat di Tegal sehingga para petani dapat ikut menikmati kemakmuran dari hasil pertanian bawang. Di sisi lain kami mengharapkan agar pemerintah menjaga pasar bawang di Tegal berjalan normal tanpa adanya kecurangan yang dilakukan oleh oknum-oknum tengkulak untuk menjatuhkan harga bawang merah dengan cara impor bawang dari luar negeri saat menjelang panen dan membiarkan membusuk dijalanan. Pemerintah sebagai regulator perlu bertindak menegakkan keadilan dan menyehatkan pasar bawang dan hasil pertanian lain di Kabupaten Tegal. Apa yang harus dilakukan oleh para petani di Tegal untuk bisa mendapatkan pasar bawang. padi dan palawija yang sehat? 4. Terkait dengan Permasalahan Distribusi Pupuk Bersudsidi. Saya mohon penjelasan tentang kebijakan pupuk bersubsidi untuk para Petani. Kami warga desa Tanjungharja Kecamatan Kramat Kab Tegal sebagian besar hidup sebagai Petani dan buruh tani. Problem kami adalah kesulitan mendapatkan pupuk saat sedang musim tanam. Pupuk subsidi seakan-akan hilang yang ada adalah pupuk yang tidak bersubsidi. Harga pupuk bersubsidi Rp 1.800/kg sedangkan harga pupuk non subsidi sekitar Rp 4.500,-. Kami ini kebanyakan Petani kecil dengan modal yang terbatas sehingga sangat mengharapkan adanya pupuk subsidi untuk bisa menekan biaya produksi pertanian. Kami sangat mendukung program Pemerintah untuk mencapai swa sembada pangan pada tahun Dapatkan keluhan kami ini disampaikan kepada bapak-bapak di pusat yang terkait dengan kebijakan tentang pupuk subsidi.? 5. Terkait Dengan Bantuan Alat Pertanian Ada beberapa kasus ketidakadilan yang menimpa para anggota kelompok tani khususnya petani padi terkait adanya sumbangan pemerintah berupa 6
7 alat-alat pertanian kepada para kelompok tani. Biasanya alat-alat tersebut disimpan dan dimanfaatkan oleh ketua kelompok taninya. Sedangkan anggotanya sangat sulit untuk meminjam alat tersebut untuk mengolah sawahnya. Kepada siapa kami harus melaporkan hal ini dan pihak mana yang akan menindak para ketua kelompok tani yang menguasai secara sepihak alatalat bantuan pemerintah tersebut untuk kepentingannya sendiri dan keluarganya? Adakah sanksi hukum yang bisa diterapkan untuk menindak oknumoknum masyarakat seperti ini yang telah menyalahgunakan kewenangan dan kepercayaan masyarakat untuk kepentingan diri sendiri atau keluarganya saja. 6. Terkait Korupsi Saya mendapatkan informasi bahwa beberapa minggu yang lalu, aparat TNI AD di Kabupaten Tegal berhasil menangkap para pengoplos pupuk subsisi dengan barang bukti sebanyak 100 Ton. Para pengoplos pupuk ini mencampur pupuk subsidi dengan bahan kimia tertentu dan kemudian menjualnya ke pasar dengan harga eceran pupuk non subsidi. Tindakan oknum-oknum ini sangat merugikan petani di Tegal dan merupakan pelanggaran terhadap ketentuan hukum yang berlaku. Sikap dan tindakan pengoplosan pupuk ini menghancurkan usaha pemerintah dan masyarakat untuk menegakkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat. Kami mohon kepada pihak yang berwenang baik Polisi maupun TNI untuk menindak orang-orang ini dan sejenisnya dengan hukuman yang berat, karena telah mencari keuntungan di atas penderitaan para petani. 7
8 PENUTUP Demikian hasil laporan kunjungan kerja perorangan Ir. H. Teguh Juwarno, M.Si Anggota DPR RI Daerah Pemilihan Jawa Tengah IX ( Kab./Kota Tegal dan Kab. Brebes) pada masa reses Persidangan II tahun sidang Semoga dapat menjadi bahan pertimbangan dan evaluasi untuk perbaikan baik bagi anggota dewan yang bersangkutan, lembaga DPR RI maupun Pemerintah, sehingga dalam kegiatan kunjungan kerja berikutnya telah ada langkah-langkah nyata yang bisa dirasakan masyarakat atas problem yang terjadi di tengah-tengah masyarakat yang telah menyampaikan aspirasinya. 8
9 SOSIALISASI 4 PILAR DI DAERAH PEMILIHAN DESA TANJUNG HARJA KAB. TEGAL 15 MARET
10 10
11 11
12 12
Oleh: Ir. H. Teguh Juwarno, M.Si A - 484
LAPORAN KEGIATAN PENYERAPAN ASPIRASI MASYARAKAT KUNJUNGAN KERJA PERORANGAN IR. H. TEGUH JUWARNO, MSI RESES MASA PERSIDANGAN III TAHUN SIDANG 2014-2015 Oleh: Ir. H. Teguh Juwarno, M.Si A - 484 PENDAHULUAN
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. dan peningkatan ketahanan pangan nasional. Hasil Sensus Pertanian 1993
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sektor pertanian memiliki peranan penting dalam perekonomian nasional sebagai sumber pendapatan, pembuka kesempatan kerja, pengentas kemiskinan dan peningkatan ketahanan
Lebih terperinciOLEH: AMMY AMALIA FATMA SURYA, SH., M.Kn A-483
LAPORAN KEGIATAN PENYERAPAN ASPIRASI MASYARAKAT DALAM RANGKA KUNJUNGAN KERJA PERORANGAN RESES MASA PERSIDANGAN III TAHUN SIDANG 2014 2015 ANGGOTA FRAKSI PAN DPR RI KE DAERAH PEMILIHAN JAWA TENGAH VIII
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara agraris di dunia, dimana sektor
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara agraris di dunia, dimana sektor pertanian masih menjadi mata pencaharian umum dari masyarakat Indonesia. Baik di sektor hulu seperti
Lebih terperinciBUPATI SEMARANG SAMBUTAN BUPATI SEMARANG PADA ACARA PANEN PADI HIBRIDA TAHUN 2015
1 BUPATI SEMARANG SAMBUTAN BUPATI SEMARANG PADA ACARA PANEN PADI HIBRIDA TAHUN 2015 TANGGAL 5 PEBRUARI 2015 HUMAS DAN PROTOKOL SETDA KABUPATEN SEMARANG 2 Assalamu alaikum Wr. Wb. Salam sejahtera untuk
Lebih terperinciKEMENTERIAN PERTANIAN
PROGRAM SWASEMBADA PADI, JAGUNG, DAN KEDELAI SERTA PENINGKATAN PRODUKSI GULA DAN DAGING SEKRETARIS JENDERAL KEMENTERIAN PERTANIAN Dialog dalam Rangka Rapimnas Kadin 2014 Hotel Pullman-Jakarta, 8 Desember
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Dalam pembangunan pertanian, beras merupakan komoditas yang memegang posisi strategis. Beras dapat disebut komoditas politik karena menguasai hajat hidup rakyat Indonesia.
Lebih terperinciProduksi Padi Tahun 2005 Mencapai Swasembada
47 Produksi Padi Tahun 2005 Mencapai Swasembada Abstrak Berdasarkan data resmi BPS, produksi beras tahun 2005 sebesar 31.669.630 ton dan permintaan sebesar 31.653.336 ton, sehingga tahun 2005 terdapat
Lebih terperinciOleh Ir. Hi. FENNY MONOARFA, MSi Kepala Dinas Pangan
Oleh Ir. Hi. FENNY MONOARFA, MSi Kepala Dinas Pangan Disampaikan pada Bimbingan Teknis Eksekutif Pengelolaan Keuangan Daerah Kabupaten Bone Bolango Hotel Dumhill Gorontalo, 05 Mei 2017 1 GAMBARAN UMUM
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Pangan sebagai kebutuhan dasar manusia sangat menentukan kelangsungan
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pangan sebagai kebutuhan dasar manusia sangat menentukan kelangsungan hidup rakyat. Ketidakcukupan pangan berpotensi menguncang stabilitas sosial juga ketahanan nasional.
Lebih terperinci429 Desa 80% - Sosialisasi Pedum - Di Prov Banten ada perubahan lokasi dari kab pandeglang ke kota serang
A PENETAPAN KINERJA Penurunan Penduduk Rawan Pangan Per Tahun 1 % 10 % - Rakor/pertemuan dengan instansi terkait Mengingat capaian penurunan penduduk rawan pangan per tahun, sangat tergantung dengan instansi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Produktivitas (Qu/Ha)
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia memiliki potensi sumber daya yang sangat mendukung untuk sektor usaha pertanian. Iklim tropis yang ada di Indonesia mendukung berkembangnya sektor pertanian
Lebih terperinciSOSIALISASI PENGELOLAAN DAN PENYALURAN CADANGAN PANGAN PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2018
SOSIALISASI PENGELOLAAN DAN PENYALURAN CADANGAN PANGAN PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2018 BALAI CADANGAN PANGAN PROVINSI JAWA TENGAH JL. RAYA SECANG SEMARANG KM 1, KRINCING, SECANG MAGELANG TELP/FAX
Lebih terperinciBoks 1 PROFIL PETANI PADI DI MALUKU
Boks 1 PROFIL PETANI PADI DI MALUKU Daerah sentra beras di Maluku terletak di Buru, Maluku Tengah, dan Seram Bagian Barat. Beras yang dihasilkan merupakan beras dari padi sawah. Selain itu, terdapat juga
Lebih terperinciPENCAPAIAN SURPLUS 10 JUTA TON BERAS PADA TAHUN 2014 DENGAN PENDEKATAN DINAMIKA SISTEM (SYSTEM DYNAMICS)
BAB II PENCAPAIAN SURPLUS 10 JUTA TON BERAS PADA TAHUN 2014 DENGAN PENDEKATAN DINAMIKA SISTEM (SYSTEM DYNAMICS) Agung Prabowo, Hendriadi A, Hermanto, Yudhistira N, Agus Somantri, Nurjaman dan Zuziana S
Lebih terperinciV. GAMBARAN UMUM PENELITIAN. Kabupaten Brebes, Provinsi Jawa Tengah. Kecamatan Kersana mempunyai 13
V. GAMBARAN UMUM PENELITIAN 5.1 Kondisi Umum Desa Kemukten 5.1.1 Letak Geografis Desa Kemukten secara administratif terletak di Kecamatan Kersana, Kabupaten Brebes, Provinsi Jawa Tengah. Kecamatan Kersana
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Badan Urusan Logistik (Bulog) sebagai penyetabil harga bahan pokok di
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Badan Urusan Logistik (Bulog) sebagai penyetabil harga bahan pokok di Indonesia semakin hari seakan semakin mendapat reputasi yang kurang baik di mata masyarakat.
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. sebagai dasar pembangunan sektor-sektor lainnya. Sektor pertanian memiliki
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pertanian merupakan sektor yang penting dalam pembangunan Indonesia, yaitu sebagai dasar pembangunan sektor-sektor lainnya. Sektor pertanian memiliki peranan penting
Lebih terperinciDIVERSIFIKASI PANGAN POKOK BERBASIS PANGAN LOKAL (ENBAL)
DIVERSIFIKASI PANGAN POKOK BERBASIS PANGAN LOKAL (ENBAL) UNTUK MEMBANGUN KEMANDIRIAN PANGAN DI KABUPATEN MALUKU TENGGARA OLEH : IR. ANDERIAS RENTANUBUN BUPATI MALUKU TENGGARA DAN DRS. YUNUS SERANG, MSI
Lebih terperinciBUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 57 TAHUN 2015 TENTANG
BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 57 TAHUN 2015 TENTANG KEBUTUHAN, PENYALURAN DAN PENETAPAN HARGA ECERAN TERTINGGI PUPUK BERSUBSIDI UNTUK KEBUTUHAN PERTANIAN DI KABUPATEN
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Pangan merupakan kebutuhan yang mendasar (basic need) bagi setiap
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pangan merupakan kebutuhan yang mendasar (basic need) bagi setiap manusia untuk dapat melakukan aktivitas sehari-hari guna mempertahankan hidup. Pangan juga merupakan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pangan merupakan kebutuhan yang paling mendasar bagi sumberdaya manusia suatu bangsa. Untuk mencapai ketahanan pangan diperlukan ketersediaan pangan dalam jumlah dan kualitas
Lebih terperinciGubernur Jawa Barat PERATURAN GUBERNUR JAWA BARAT NOMOR 43 TAHUN TAHUN 2011 TENTANG OPERASI PASAR MURAH KEBUTUHAN POKOK MASYARAKAT
Gubernur Jawa Barat PERATURAN GUBERNUR JAWA BARAT NOMOR 43 TAHUN 2011 33 TAHUN 2011 TENTANG OPERASI PASAR MURAH KEBUTUHAN POKOK MASYARAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA BARAT, Menimbang
Lebih terperinciPANDANGAN UMUM LAPORAN HASIL PELAKSANAAN RESES ANGGOTA FRAKSI PARTAI GERINDRA DPRD PROVINSI JAWA TENGAH MASA PERSIDANGAN II TAHUN
PANDANGAN UMUM LAPORAN HASIL PELAKSANAAN RESES ANGGOTA FRAKSI PARTAI GERINDRA DPRD PROVINSI JAWA TENGAH MASA PERSIDANGAN II TAHUN 2017 Tanggal 15-20 Mei 2017 Disampaikan Oleh : Ir. H. Mochamad Wasiman
Lebih terperinciPROSEDUR PELAKSANAAN PEMBERIAN INSENTIF Rp,3.- (TIGA RUPIAH) PER-KILOGRAM GABAH KERING GILING KEPADA PETANI INSUS
- 3 - LAMPIRAN KEPUTUSAN PRESIDEN NOMOR 36 TAHUN 1980 TANGGAL 19 Juni 1980 PROSEDUR PELAKSANAAN PEMBERIAN INSENTIF Rp,3.- (TIGA RUPIAH) PER-KILOGRAM GABAH KERING GILING KEPADA PETANI INSUS I. PENDAHULUAN.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Indonesia merupakan negara agraris dimana pertanian memegang peranan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Indonesia merupakan negara agraris dimana pertanian memegang peranan penting pada perekonomian nasional. Untuk mengimbangi semakin pesatnya laju pertumbuhan
Lebih terperinciI PENDAHULUAN. Pembangunan pertanian memiliki peran yang strategis dalam perekonomian
I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan pertanian memiliki peran yang strategis dalam perekonomian nasional. Peran strategis pertanian tersebut digambarkan melalui kontribusi yang nyata melalui pembentukan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Pembangunan pertanian merupakan suatu tindakan untuk mengubah kondisi
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan pertanian merupakan suatu tindakan untuk mengubah kondisi pertanian dari kondisi yang kurang menguntungkan menjadi kondisi yang lebih menguntungkan (long
Lebih terperinciKEMAJUAN PELAKSANAAN (%) - Sosialisasi Pedum - Kawasan di Papua belum dapat dilaksanakan karena PPK harus koordinasi dan gubernur
A Penurunan Penduduk Rawan Pangan Per Tahun 1 % 10 % - Rakor/pertemuan dengan instansi terkait Mengingat capaian penurunan penduduk rawan pangan per tahun, sangat tergantung dengan instansi terkait, maka
Lebih terperinciKEBERADAAN BULOG DI MASA KRISIS
KEBERADAAN BULOG DI MASA KRISIS Strategi Operasional Bulog Awal Tahun Awal tahun 2007 dibuka dengan lembaran yang penuh kepedihan. Suasana iklim yang tidak menentu. Bencana demi bencana terjadi di hadapan
Lebih terperinciLAPORAN SINGKAT RAPAT KOMISI IV DPR RI BIDANG PERTANIAN, KEHUTANAN, KELAUTAN DAN PERIKANAN, PERUM BULOG, DAN DEWAN KELAUTAN INDONESIA
LAPORAN SINGKAT RAPAT BIDANG PERTANIAN, KEHUTANAN, KELAUTAN DAN PERIKANAN, PERUM BULOG, DAN DEWAN KELAUTAN INDONESIA Tahun Sidang : 2009-2010 Masa Sidang : III Rapat Ke : 33 Jenis Rapat Sifat : Rapat Dengar
Lebih terperinci... LAPORAN PELAKSANAAN RESES FRAKSI PARTAI AMANAT NASIONAL DPRD PROVINSI JAWA TENGAH MASA PERSIDANGAN II TAHUN SIDANG 2017 SEMARANG 2017
1... LAPORAN PELAKSANAAN RESES FRAKSI PARTAI AMANAT NASIONAL DPRD PROVINSI JAWA TENGAH MASA PERSIDANGAN II TAHUN SIDANG 2017 SEMARANG 2017 1 2 LAPORAN PELAKSANAAN RESES DPRD PROVINSI JAWA TENGAH FRAKSI
Lebih terperinciVI KAJIAN KEMITRAAN PETANI PADI SEHAT DESA CIBURUY DENGAN LEMBAGA PERTANIAN SEHAT DOMPET DHUAFA REPLUBIKA
VI KAJIAN KEMITRAAN PETANI PADI SEHAT DESA CIBURUY DENGAN LEMBAGA PERTANIAN SEHAT DOMPET DHUAFA REPLUBIKA 6.1 Motif Dasar Kemitraan dan Peran Pelaku Kemitraan Lembaga Petanian Sehat Dompet Dhuafa Replubika
Lebih terperinciINSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 1973 TENTANG PEMBELIAN BERAS DALAM NEGERI UNTUK TAHUN 1973/1974 PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 1973 TENTANG PEMBELIAN BERAS DALAM NEGERI UNTUK TAHUN 1973/1974 PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa dalam rangka mempersiapkan pengadaan stock
Lebih terperinciI PENDAHULUAN. Tabel 1. Data Kandungan Nutrisi Serealia per 100 Gram
I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kekayaan sumber daya alam dalam bidang pertanian merupakan keunggulan yang dimiliki Indonesia dan perlu dioptimalkan untuk kesejahteraan rakyat. Pertanian merupakan aset
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pertanian merupakan salah satu sektor utama di negara ini. Sektor tersebut
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pertanian merupakan salah satu sektor utama di negara ini. Sektor tersebut memiliki peranan yang cukup penting bila dihubungkan dengan masalah penyerapan
Lebih terperinciRingkasan Eksekutif Analisis Efektivitas Kebijakan Subsidi Pupuk dan Benih: Studi Kasus Tanaman Padi dan Jagung 1
Ringkasan Eksekutif Analisis Efektivitas Kebijakan Subsidi Pupuk dan Benih: Studi Kasus Tanaman Padi dan Jagung 1 Kebijakan pemberian subsidi, terutama subsidi pupuk dan benih yang selama ini ditempuh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara berkembang di dunia yang masih
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan salah satu negara berkembang di dunia yang masih menghadapi sejumlah permasalahan, baik di bidang ekonomi, sosial, hukum, politik, maupun
Lebih terperinciBUPATI SERUYAN PERATURAN BUPATI SERUYAN NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG
SALINAN BUPATI SERUYAN PERATURAN BUPATI SERUYAN NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG KEBUTUHAN DAN HARGA ECERAN TERTINGGI (HET) PUPUK BERSUBSIDI UNTUK SEKTOR PERTANIAN TAHUN ANGGARAN 2014 BUPATI SERUYAN, Menimbang
Lebih terperinciLAPORAN KGIATAN KUNJUNGAN KERJA PERSORANGAN (RESES) MASA PERSIDANGAN II TAHUN PERSIDANGAN TANGGAL : Desember 2014
LAPORAN KGIATAN KUNJUNGAN KERJA PERSORANGAN (RESES) MASA PERSIDANGAN II TAHUN PERSIDANGAN 2014-2015 TANGGAL : 13-21 Desember 2014 A. PENDAHULUAN A.1 Latar belakang Turun ke basis konstituen selain sebagai
Lebih terperinciI PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pangan merupakan kebutuhan dasar utama bagi manusia yang harus dipenuhi setiap saat. Hak untuk memperoleh pangan merupakan salah satu hak asasi manusia, sebagaimana tersebut
Lebih terperinciPerkembangan Harga Beras, Terigu Dan Gula Di Indonesia Tahun 2008 Selasa, 31 Maret 2009
Perkembangan Harga Beras, Terigu Dan Gula Di Indonesia Tahun 2008 Selasa, 31 Maret 2009 Sembilan bahan pokok (Sembako) merupakan salah satu masalah vital dalam suatu Negara. Dengan demikian stabilitasnya
Lebih terperinciKEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 36 TAHUN 1980 PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 36 TAHUN 1980 PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa partisipasi petani dalam Intensifikasi Khusus (INSUS) perlu ditingkatkan. b. bahwa peningkatan
Lebih terperinciPEMERINTAH KABUPATEN
POTENSI LAHAN PERTANIAN DI KABUPATEN TULUNGAGUNG Lahan Pertanian (Sawah) Luas (km 2 ) Lahan Pertanian (Bukan Sawah) Luas (km 2 ) 1. Irigasi Teknis 15.250 1. Tegal / Kebun 30.735 2. Irigasi Setengah Teknis
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 122/Permentan/SR.130/11/2013 TENTANG
PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 122/Permentan/SR.130/11/2013 TENTANG KEBUTUHAN DAN HARGA ECERAN TERTINGGI (HET) PUPUK BERSUBSIDI UNTUK SEKTOR PERTANIAN TAHUN ANGGARAN 2014 DENGAN RAHMAT
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. lebih dari dua pertiga penduduk Propinsi Lampung diserap oleh sektor
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu sektor andalan perekonomian di Propinsi Lampung adalah pertanian. Kontribusi sektor pertanian terhadap Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Propinsi Lampung
Lebih terperinciPENDAHULUAN. Indonesia, tercapainya kecukupan produksi beras nasional sangat penting
PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Mengingat perannya sebagai komoditas pangan utama masyarakat Indonesia, tercapainya kecukupan produksi beras nasional sangat penting sebagai salah satu faktor yang
Lebih terperinci: Viva Yoga Mauladi, M.Si. NO. ANGGOTA : A-493 DAERAH PEMILIHAN : JATIM X / Lamongan dan Gresik
LAPORAN KEGIATAN PENYERAPAN ASPIRASI MASYARAKAT DALAM RANGKA KUNJUNGAN KERJA PERORANGAN MASA PERSIDANGAN IV TAHUN SIDANG 2014-2015 28 Juli 5 Agustus 2015 NAMA : Viva Yoga Mauladi, M.Si. NO. ANGGOTA : A-493
Lebih terperinciKebijakan PSO/Subsidi Pupuk dan Sistem Distribusi. I. Pendahuluan
6 Bab V. Analisis Kebijakan Kapital, Sumberdaya Lahan dan Air Kebijakan PSO/Subsidi Pupuk dan Sistem Distribusi I. Pendahuluan Dalam rangka pencapaian ketahanan pangan nasional, Pemerintah terus berupaya
Lebih terperinciINSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2011 TENTANG PENGAMANAN PRODUKSI BERAS NASIONAL DALAM MENGHADAPI KONDISI IKLIM EKSTRIM
INSTRUKSI PRESIDEN NOMOR 5 TAHUN 2011 TENTANG PENGAMANAN PRODUKSI BERAS NASIONAL DALAM MENGHADAPI KONDISI IKLIM EKSTRIM PRESIDEN, Dalam upaya mengamankan produksi gabah/beras nasional serta antisipasi
Lebih terperinciANALISIS DESKRIPTIF PENETAPAN HARGA PADA KOMODITAS BERAS DI INDONESIA
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penduduk Indonesia yang setiap tahun bertambah sehingga permintaan beras mengalami peningkatan juga dan mengakibatkan konsumsi beras seringkali melebihi produksi. Saat
Lebih terperinciH. TOTOK DARYANTO, SE A-489 / FRAKSI PARTAI AMANAT NASIONAL DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA
LAPORAN KEGIATAN PENYERAPAN ASPIRASI DALAM RANGKA KUNJUNGAN KERJA PERORANGAN PADA MASA RESES MASA SIDANG II TAHUN SIDANG 2014-2015 DAERAH PEMILIHAN JAWA TIMUR V ----------- H. TOTOK DARYANTO, SE A-489
Lebih terperinciLAPORAN KEGIATAN PENYERAPAN ASPIRASI MASYARAKAT DALAM RANGKA KUNJUNGAN KERJA PERORANGAN RESES MASA PERSIDANGAN I TAHUN
DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA LAPORAN KEGIATAN PENYERAPAN ASPIRASI MASYARAKAT DALAM RANGKA KUNJUNGAN KERJA PERORANGAN RESES MASA PERSIDANGAN I TAHUN 2014-2015 OLEH Dra. Hj. TINA NUR ALAM,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara agraris, di mana pertanian
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan salah satu negara agraris, di mana pertanian memegang peranan penting dalam perekonomian nasional. Hal ini dapat ditunjukkan dari banyaknya
Lebih terperinciSAMBUTAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PADA PERINGATAN HARI PANGAN SEDUNIA KE-36 TAHUN 2016, DI KABUPATEN BOYOLALI, JAWA TENGAH TANGGAL 29 OKTOBER 2016
SAMBUTAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PADA PERINGATAN HARI PANGAN SEDUNIA KE-36 TAHUN 2016, DI KABUPATEN BOYOLALI, JAWA TENGAH TANGGAL 29 OKTOBER 2016 Bismillahirahmannirahim, Assalamualaikum warahmatullahi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Kemampuan sektor pertanian dalam
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara pertanian, dimana pertanian merupakan sektor yang memegang peranan penting dari keseluruhan perekonomian nasional. Hal ini ditunjukkan dari
Lebih terperinciDIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN
EVALUASI CAPAIAN KINERJA PROGRAM DAN KEGIATAN DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN TRIWULAN I 2016 KEMENTERIAN PERTANIAN RI DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN 2015 Evaluasi Capaian Kinerja Pembangunan Tanaman
Lebih terperinciLAPORAN KEGIATAN KUNJUNGAN KERJA PERORANGAN (RESES) MASA PERSIDANGAN III TAHUN PERSIDANGAN TANGGAL : 5-13 Mei 2015
LAPORAN KEGIATAN KUNJUNGAN KERJA PERORANGAN (RESES) MASA PERSIDANGAN III TAHUN PERSIDANGAN 2014-2015 TANGGAL : 5-13 Mei 2015 A. PENDAHULUAN A.1 Latar belakang Turun ke basis konstituen selain sebagai amanah
Lebih terperinciPROGRAM AKSI PEMBANGUNAN PERTANIAN SELAMA 100 HARI 1)
PROGRAM AKSI PEMBANGUNAN PERTANIAN SELAMA 100 HARI 1) Latar Belakang Dengan terbentuknya pemerintahan baru, masyarakat tentu menunggu langkah-langkah perbaikan yang dilaksanakan pemerintah dalam mengatasi
Lebih terperinciBAB III PELAKSANAAN PERJANJIAN PENGGARAPAN SAWAH (MUZARA AH) DI DESA PONDOWAN KECAMATAN TAYU KABUPATEN PATI
BAB III PELAKSANAAN PERJANJIAN PENGGARAPAN SAWAH (MUZARA AH) DI DESA PONDOWAN KECAMATAN TAYU KABUPATEN PATI A. Gambaran umum Desa Pondowan Kecamatan Tayu Kabupaten Pati 1. Letak geografis Desa Pondowan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sektor pertanian merupakan sektor yang mendasari kehidupan setiap
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sektor pertanian masih memegang peranan penting bagi perekonomian nasional. Hal tersebut dikarenakan beberapa alasan, pertama, sektor pertanian merupakan
Lebih terperinciPENDAHULUAN 1. Latar Belakang
I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Beras merupakan makanan pokok yang dikonsumsi sebagian besar masyarakat Indonesia. Sampai saat ini 95% masyarakat Indonesia masih mengkonsumsi beras sebagai makanan pokok,
Lebih terperinciKAJIAN KEBIJAKAN HPP GABAH
KAJIAN KEBIJAKAN HPP GABAH Oleh: Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian TUJUAN KEBIJAKAN DAN KETENTUAN HPP Harga jual gabah kering panen (GKP) petani pada saat panen raya sekitar bulan Maret-April
Lebih terperinciGAMBARAN UMUM PROVINSI LAMPUNG dan SUBSIDI PUPUK ORGANIK
34 IV. GAMBARAN UMUM PROVINSI LAMPUNG dan SUBSIDI PUPUK ORGANIK 4.1 Gambaran Umum Provinsi Lampung Lintang Selatan. Disebelah utara berbatasan dengann Provinsi Sumatera Selatan dan Bengkulu, sebelah Selatan
Lebih terperinciLAPORAN KEGIATAN PENYERAPAN ASPIRASI MASYARAKAT DALAM RANGKA KUNJUNGAN KERJA PERORANGAN RESES MASA PERSIDANGAN II TAHUN SIDANG YAYUK BASUKI
LAPORAN KEGIATAN PENYERAPAN ASPIRASI MASYARAKAT DALAM RANGKA KUNJUNGAN KERJA PERORANGAN RESES MASA PERSIDANGAN II TAHUN SIDANG 2014 2015 YAYUK BASUKI No. Anggota A 478 FRAKSI PARTAI AMANAT NASIONAL Gedung
Lebih terperinciPosisi Pertanian yang Tetap Strategis Masa Kini dan Masa Depan Jumat, 22 Agustus 2014
Posisi Pertanian yang Tetap Strategis Masa Kini dan Masa Depan Jumat, 22 Agustus 2014 Sektor pertanian sampai sekarang masih tetap memegang peran penting dan strategis dalam perekonomian nasional. Peran
Lebih terperinciARAHAN KEPALA DINAS KETAHANAN PANGAN PADA ACARA SOSIALISASI PENGEMBANGAN USAHA PANGAN MASYARAKAT (PUPM) TAHUN 2017 Ungaran, 8 Februari 2017
ARAHAN KEPALA DINAS KETAHANAN PANGAN PADA ACARA SOSIALISASI PENGEMBANGAN USAHA PANGAN MASYARAKAT (PUPM) TAHUN 2017 Ungaran, 8 Februari 2017 Yang Terhormat: Kepala Pusat Distribusi dan Cadangan Pangan Badan
Lebih terperinciPENDAHULUAN. Latar Belakang. pembangunan pertanian dan sebagai makanan utama sebagian besar masyarakat
PENDAHULUAN Latar Belakang Komoditas padi memiliki arti strategis yang mendapat prioritas dalam pembangunan pertanian dan sebagai makanan utama sebagian besar masyarakat Indonesia, baik di pedesaan maupun
Lebih terperinciKONSTRUKSI KEBIJAKAN SUBSIDI PUPUK TAHUN 2006
KONSTRUKSI KEBIJAKAN SUBSIDI PUPUK TAHUN 2006 Ringkasan Eksekutif 1. Konstruksi dasar kebijakan subsidi pupuk tahun 2006 adalah sebagai berikut: a. Subsidi pupuk disalurkan sebagai subsidi gas untuk produksi
Lebih terperinciGUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 74 TAHUN 2013 TENTANG
GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 74 TAHUN 2013 TENTANG KEBUTUHAN DAN HARGA ECERAN TERTINGGI PUPUK BERSUBSIDI UNTUK SEKTOR PERTANIAN DI PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN ANGGARAN 2014
Lebih terperinciPresiden Jokowi Ungkap Kunci Sukses Kembangkan Pertanian Nasional Kamis, 05 Januari 2017
Jokowi Ungkap Kunci Sukses Kembangkan Pertanian Nasional Kamis, 05 Januari 2017 Angka impor nasional mulai turun untuk beberapa komoditas pertanian Joko Widodo buka Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Pembangunan
Lebih terperinciPERATURAN BUPATI SUMEDANG NOMOR 114 TAHUN 2009 TENTANG
PERATURAN BUPATI SUMEDANG NOMOR 114 TAHUN 2009 TENTANG ALOKASI DAN PENYALURAN PUPUK BERSUBSIDI UNTUK SEKTOR PERTANIAN DAN PERIKANAN TAHUN 2010 DI KABUPATEN SUMEDANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang
I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Jumlah penduduk Indonesia yang terus tumbuh berimplikasi pada meningkatnya jumlah kebutuhan bahan pangan. Semakin berkurangnya luas lahan pertanian dan produksi petani
Lebih terperincifaktor faktor yang berpengaruh
Masalah pangan dan gizi serta faktor faktor yang berpengaruh Kuliah Ekonomi Pangan dan Gizi (Pertemuan ke-3) Pramudya Kurnia Masalah Pangan Lahan dan iklim? Penyediaan dan produktivitas di tingkat petani?
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Selama beberapa dekade terakhir sektor pertanian masih menjadi tumpuan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Selama beberapa dekade terakhir sektor pertanian masih menjadi tumpuan dalam pembangunan Indonesia, namun tidak selamanya sektor pertanian akan mampu menjadi
Lebih terperinciPOLITIK KETAHANAN PANGAN MENUJU KEMANDIRIAN PERTANIAN
POLITIK KETAHANAN PANGAN MENUJU KEMANDIRIAN PERTANIAN Emlan Fauzi Pangan merupakan kebutuhan yang paling mendasar dari suatu bangsa. Mengingat jumlah penduduk Indonesia yang sudah mencapai sekitar 220
Lebih terperinciBALAI CADANGAN PANGAN PROVINSI JAWA TENGAH. Disampaikan pada : SINKRONISASI OPERASIONAL KEGIATAN TAHUN 2017 Ungaran,19 Januari 2017
BALAI CADANGAN PANGAN PROVINSI JAWA TENGAH Disampaikan pada : SINKRONISASI OPERASIONAL KEGIATAN TAHUN 2017 Ungaran,19 Januari 2017 1 Ke Grabag Dari Semarang TERMINAL AGRIBISNIS SOROPADAN TERMINAL SECANG
Lebih terperinciKEBIJAKAN PENYULUHAN DALAM MENDUKUNG UPSUS PAJALE
KEBIJAKAN PENYULUHAN DALAM MENDUKUNG UPSUS PAJALE Oleh: Kepala Pusat Penyuluhan Pertanian Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian 2 0 1 5 BPPSDMP www.bppsdmp.pertanian.go.id I. PENDAHULUAN Presiden
Lebih terperinciKEBIJAKAN PENYULUHAN DALAM MENDUKUNG UPSUS PAJALE
KEBIJAKAN PENYULUHAN DALAM MENDUKUNG UPSUS PAJALE KEBIJAKAN PENYULUHAN DALAM MENDUKUNG UPSUS PAJALE Oleh: Kepala Pusat Penyuluhan Pertanian Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian 2015 BPPSDMP
Lebih terperinciKEBIJAKAN PEMBANGUNAN PERTANIAN
KEBIJAKAN PEMBANGUNAN PERTANIAN 2015-2019 Musrenbang Regional Kalimantan Jakarta, 24 Februari 2015 AGENDA 7 NAWACITA : Mewujudkan kemandirian ekonomi dengan menggerakkan sektor-sektor strategis ekonomi
Lebih terperinciLAPORAN AKHIR PENELITIAN TA 2012 KAJIAN ALTERNATIF MODEL BANTUAN BENIH DAN PUPUK UNTUK PENINGKATAN PRODUKSI PANGAN
LAPORAN AKHIR PENELITIAN TA 2012 KAJIAN ALTERNATIF MODEL BANTUAN BENIH DAN PUPUK UNTUK PENINGKATAN PRODUKSI PANGAN Oleh : Bambang Prasetyo Prajogo U. Hadi Nur K. Agustin Cut R. Adawiyah PUSAT ANALISIS
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Jawa Barat merupakan salah satu sentra produksi tanaman bahan makanan di
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan negara agraris yang memiliki lahan pertanian yang sangat luas dan sebagian besar penduduknya bermatapencaharian sebagai petani. Jawa Barat merupakan
Lebih terperinciINFLASI DAN KENAIKAN HARGA BERAS Selasa, 01 Pebruari 2011
INFLASI DAN KENAIKAN HARGA BERAS Selasa, 01 Pebruari 2011 Sekretariat Negara Republik Indonesia Tahun 2010 telah terlewati dan memberi catatan inflasi diatas yang ditargetkan yakni mencapai 6,96%. Inflasi
Lebih terperinciBAB III PENYITAAN BARANG AKIBAT HUTANG PIUTANG YANG TIDAK DITULISKAN DI DESA BERAN KECAMATAN NGAWI KABUPATEN NGAWI
BAB III PENYITAAN BARANG AKIBAT HUTANG PIUTANG YANG TIDAK DITULISKAN DI DESA BERAN KECAMATAN NGAWI KABUPATEN NGAWI A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian Dalam kehidupan sosial bermasyarakat, keadaan suatu
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN
II. TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Tinjauan Pustaka Beras merupakan bahan pangan pokok yang sampai saat ini masih dikonsumsi oleh sekitar 90% penduduk
Lebih terperinciBUPATI SEMARANG SAMBUTAN BUPATI SEMARANG PADA ACARA PENYERAHAN BANTUAN ALAT MESIN PERTANIAN DARI KEMENTERIAN PERTANIAN RI
1 BUPATI SEMARANG SAMBUTAN BUPATI SEMARANG PADA ACARA PENYERAHAN BANTUAN ALAT MESIN PERTANIAN DARI KEMENTERIAN PERTANIAN RI TANGGAL 4 MEI 2015 HUMAS DAN PROTOKOL SETDA KABUPATEN SEMARANG 2 Assalamualaikum
Lebih terperinciGerakan Rumah Pintar Petani Jawa Tengah
Gerakan Rumah Pintar Petani Jawa Tengah Nama Inovasi Gerakan Rumah Pintar Petani Jawa Tengah Produk Inovasi Rumah Pintar Petani Mendukung Kedaulatan Pangan Penggagas Ir. Suryo Banendro, MP Kelompok Inovator
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Negara Indonesia merupakan Negara agraris, artinya petani memegang peran
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Negara Indonesia merupakan Negara agraris, artinya petani memegang peran penting dari keseluruhan perekonomian nasioanal. Hal ini dapat ditunjukkan dari banyaknya
Lebih terperinciWALIKOTA TASIKMALAYA
WALIKOTA TASIKMALAYA PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA NOMOR 26 TAHUN 2009 TENTANG PENYALURAN PUPUK BERSUBSIDI UNTUK SEKTOR PERTANIAN DAN PERIKANAN DI KOTA TASIKMALAYA WALIKOTA TASIKMALAYA Menimbang Mengingat
Lebih terperinciBERITA DAERAH KOTA BOGOR TAHUN 2010 NOMOR 3 SERI E PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 5 TAHUN 2010 TENTANG
BERITA DAERAH KOTA BOGOR TAHUN 2010 NOMOR 3 SERI E PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 5 TAHUN 2010 TENTANG ALOKASI DAN HARGA ECERAN TERTINGGI (HET) PUPUK BERSUBSIDI UNTUK SEKTOR PERTANIAN DI KOTA BOGOR TAHUN
Lebih terperinciOLEH : BUDI SANTOSO, STP. MMA. KA UPT BBP BARONGAN KAB. BANTUL UNTUK MENCUKUPI KEBUTUHAN BERAS TIDAK LEPAS DARI BENIH PADI
OLEH : BUDI SANTOSO, STP. MMA. KA UPT BBP BARONGAN KAB. BANTUL UNTUK MENCUKUPI KEBUTUHAN BERAS TIDAK LEPAS DARI BENIH PADI 1 SISTEM KERJASAMA PELAYANAN PENANGKARAN BENIH PADI DENGAN PETANI UPT BBP BARONGAN
Lebih terperinciMENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 21/M-DAG/PER/6/2008 T E N T A N G
MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 21/M-DAG/PER/6/2008 T E N T A N G PENGADAAN DAN PENYALURAN PUPUK BERSUBSIDI UNTUK SEKTOR PERTANIAN DENGAN
Lebih terperinciBPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT
BADAN PUSAT STATISTIK BPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT No. 71/12/ Th. XVII, Desember 2014 STRUKTUR ONGKOS USAHA TANAMAN PADI DAN JAGUNG TAHUN 2014 TOTAL BIAYA PER MUSIM TANAM UNTUK SATU HEKTAR LUAS PANEN
Lebih terperinciPERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 072 TAHUN 2013 TENTANG
PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 072 TAHUN 2013 TENTANG KEBUTUHAN DAN HARGA ECERAN TERTINGGI PUPUK BERSUBSIDI UNTUK SEKTOR PERTANIAN DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN TAHUN ANGGARAN 2014 DENGAN
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 122/Permentan/SR.130/11/2013 TENTANG
PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 122/Permentan/SR.130/11/2013 TENTANG KEBUTUHAN DAN HARGA ECERAN TERTINGGI (HET) PUPUK BERSUBSIDI UNTUK SEKTOR PERTANIAN TAHUN ANGGARAN 2014 DENGAN RAHMAT
Lebih terperinciPERATURAN GUBERNUR JAWA BARAT NOMOR : 115 TAHUN 2009 TENTANG PENYALURAN PUPUK BERSUBSIDI UNTUK SEKTOR PERTANIAN DAN PERIKANAN GUBERNUR JAWA BARAT;
Gubernur Jawa Barat PERATURAN GUBERNUR JAWA BARAT NOMOR : 115 TAHUN 2009 TENTANG PENYALURAN PUPUK BERSUBSIDI UNTUK SEKTOR PERTANIAN DAN PERIKANAN GUBERNUR JAWA BARAT; Menimbang Mengingat : a. bahwa pupuk
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR NUSA TENGGARA BARAT,
GUBERNUR NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN GUBERNUR NUSA TENGGARA BARAT NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG DUKUNGAN DANA PERKUATAN MODAL KEPADA LEMBAGA USAHA EKONOMI PEDESAAN (LUEP) DI PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia menjadi komoditas pangan yang dapat mempengaruhi kebijakan politik
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Beras merupakan makanan pokok di Indonesia. Beras bagi masyarakat Indonesia menjadi komoditas pangan yang dapat mempengaruhi kebijakan politik di negara ini. Gejolak
Lebih terperinciSTRUKTUR ONGKOS USAHA TANAMAN PADI, JAGUNG, DAN KEDELAI TAHUN 2014
No. 70/12/72/Th. XVII, 23 Desember 2014 STRUKTUR ONGKOS USAHA TANAMAN PADI, JAGUNG, DAN KEDELAI TAHUN 2014 TOTAL BIAYA PER MUSIM TANAM UNTUK SATU HEKTAR LUAS PANEN PADI SAWAH PADA TAHUN 2014 SEBESAR Rp
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. karena pangan menempati urutan terbesar pengeluaran rumah tangga. Tanaman
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pangan merupakan kebutuhan paling mendasar bagi manusia. Ketahanan pangan sangat erat kaitannya dengan ketahanan sosial, stabilitas politik dan keamanan atau ketahanan
Lebih terperinci