METODE PENELITIAN. Kerangka Pemikiran

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "METODE PENELITIAN. Kerangka Pemikiran"

Transkripsi

1 METODE PENELITIAN Kerangka Pemikiran Perencanaan tata ruang adalah suatu proses untuk menentukan struktur ruang dan pola ruang yang meliputi penyusunan dan penetapan rencana tata ruang (UU No. 26 tahun 2007). RTRW merupakan hasil perencanaan tata ruang di tingkat wilayah menyangkut aspek struktur dan pola ruang termasuk didalamnya mengatur tentang arahan penggunaan lahan. Dalam perkembangannya RTRW yang telah ditetapkan dapat mengalami perubahan baik dalam wujud struktur maupun pola ruangnya seiring dengan perkembangan sosial ekonomi masyarakat, pertumbuhan penduduk, perubahan kebijakan dan kelembagaan. Perubahan pola dan struktur lahan dapat didentifikasi dengan menganalisis perubahan penggunaan lahan, perkembangan wilayahnya dan faktor-faktor penyebabnya baik dari faktor fisik, sosial ekonomi maupun kebijakan. Selanjutnya prediksi penggunaan lahan diperlukan untuk mengetahui kondisi penggunaan lahan di masa yang akan datang yang dapat dijadikan sebagai bahan pengendalian RTRW dalam rangka mewujudkan struktur dan pola tata ruang wilayah yang kondusif terhadap kemajuan wilayah. Adapun kerangka pemikiran penelitian secara skematis diilustrasikan dalam bagan alir pada Gambar 1 sedangkan tahapan penelitian pada Gambar 2. Gambar 1 Bagan alir kerangka pemikiran

2 20 Gambar 2 Bagan alir tahapan penelitian Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian adalah di Kabupaten Sukabumi pada posisi geografis 106 o o 00 Bujur Timur (BT) dan 6 o 57 7 o 25 Lintang Selatan (LS) dengan luas wilayah 4,161 km2 ( Ha). Penelitian dilaksanakan pada bulan Juli 2008 sampai Desember 2008.

3 21 Bahan dan Alat Bahan yang digunakan dalam penelitian adalah Citra Landsat ETM 7 pada 2 titik tahun (1997 dan 2006) dari Departemen Pengelolaan Sumberdaya Lingkungan -IPB, Peta Rupa Bumi Indonesia (RBI) dari Bakosurtanal, Peta RTRW, Peta Administrasi, Peta Penutupan Lahan tahun 1994, Peta Tanah, Peta Lereng, Peta Elevasi, dan Peta Kesesuaian Lahan (Bappeda Sukabumi), Data Potensi Desa (Podes) Tahun 2000 dan 2006 dari Lab. Pengembangan Wilayah Departemen Ilmu Tanah dan Sumberdaya Lahan IPB. Alat yang digunakan adalah Receiver GPS, Kamera Digital dan seperangkat komputer yang dilengkapi dengan software : ERDAS Imagine, Idrisi, ArcView, Google Earth, SPSS dan Microsoft Excel. Pengumpulan Data Sumber data yang dibutuhkan dalam penelitian ini baik data primer maupun data sekunder didapatkan melalui metoda pengumpulan data yang berbeda. Data sekunder didapatkan dengan menginventarisasi dan penelusuran data baik pada buku, peta, internet, perundang-undangan, penelitian terdahulu maupun dari instansi terkait baik pemerintah maupun swasta. Data primer diperoleh dari hasil survey/cek lapangan. Jenis, sumber data, ringkasan tujuan, cara analisis, jenis variabel dan output yang ingin dicapai disajikan pada Tabel 4. Analisis dan Pengolahan Data Analisis Perkembangan Wilayah Penentuan perkembagan wilayah didekati dengan indeks perkembangan dan hirarki wilayah dengan menggunakan analisis skalogram. Analisis dilakukan pada unit wilayah desa dan kecamatan. Input data yang digunakan adalah data Podes. tahun 2000 dan 2006 dengan parameter yang diukur meliputi : bidang pendidikan, kesehatan, transportasi, perekonomian dan aksesibilitas. Data Podes 2000 digunakan sebagai pendekatan perkembangan wilayah pada tahun 1997 mengingat data tahun 1997 yang tidak tersedia. Hasil analisis digambarkan pada peta administrasi untuk dianalisa secara spasial.

4 22 22 Tabel 4. Matrik hubungan antara tujuan, data, metode dan keluaran pada setiap tahapan penelitian Tujuan (1) Variabel (2) Data dan Sumber Data (3) Metode / Analisis (4) Keluaran (5) 1. Mengidentifikasi dinamika perubahan penggunaan lahan (unit analisis: polygon penggunaan lahan) Tipe Penggunaan lahan Citra Landsat 1997, dan 2006 Peta Rupa Bumi Indonesia (1: ) Peta Administrasi Desa dan Kecamatan Interpretasi Citra dengan menggunakan Sofware Pengolah Citra Verifikasii akurasi dengan: Ground check dengan GPS dan dari Lapangan Peta Penutupan lahan tahun sebelumnya Penutupan lahan dari Google Earh Peta penggunaan lahan Tahun 1997dan 2006 Skala 1: Matrik Perubahan penggunaan lahan Sumber data : Dept. PSL IPB Bappeda Sukabumi Overlay Analisis Shif-share Analisis Location Quotient Pergeseran perubahan penggunaan lahan Pemusatan/konsentrasi Perubahan Penggunaan Lahan 2. Mengidentifikasi perkembangan wilayah pada kurun waktu perubahan penggunaan lahan Infrastruktur Jumlah Penduduk Aksesibilitas Data Podes 2000 dan 2006 Sumber data : Lab. Bangwil IPB Analisis Skalogram Indeks Perkembangan wilayah (IPD dan IPK) Hierarki Desa dan Kecamatan

5 Tabel 4 (lanjutan) 3. Mengetahui faktor-faktor penyebab utama perubahan penggunaan lahan (1) (2) (3) (4) (5) Overlay Binomial Logit Model perubahan penggunaan lahan jenis Tanah Elevasi Lereng Indeks Perkembangan Desa Arahan penggunaan lahan Hirarki desa Hirarki kecamatan Perubahan hirarki desa Perubahan hirarki kecamatan Kerapatan jalan desa Kerapatan jalan kecamatan Pemekaran kecamatan Jarak centroid desa ke Kota Sukabumi Jarak Centroid Desa ke Pelabuhanratu Keluaran tujuan 1 dan 2 Peta administrasi Peta tanah Peta elevasi Peta lereng Peta RTRW IPD IPK Kerapatan jalan Sumberdata: Bappeda Sukabumi Dishut Sukabumi Diperoleh Faktor-faktor penyebab peluang terjadinya perubahan penggunaan lahan 4. Memprediksi perubahan penggunaan lahan Penggunaan Lahan Rencana tata ruang Kesesuaian lahan Moving filter 5 x 5 Matrix Trasformasi Perubahan Keluaran tujuan 1 Peta Kesesuaian Lahan Peta RTRW Sumber : Hasil analisis tujuan 1 Bappeda Sukabumi Simulasi dengan Cellular Automata Analysis Overlay Estimasi Peta Penggunaan Lahan Tahun 2015 Dugaan lokasi penyimpangan RTRW 23

6 24 Prosedur kerja penyusunan hirarki daerah berdasarkan infrastruktur dengan menggunakan skalogram adalah sebagai berikut (Saefulhakim, 2005): a. Melakukan pemilihan terhadap data Podes sehingga yang tinggal hanya data yang bersifat kuantitatif; b. Melakukan seleksi terhadap data-data kuantitatif tersebut sehingga hanya yang relevan saja yang digunakan; c. Melakukan rasionalisasi data; d. Melakukan seleksi terhadap data-data hasil rasionalisasi hingga diperoleh 97 variabel di tahun 2000 dan 89 variabel di tahun 2006 variabel untuk analisa skalogram yang mencirikan tingkat perkembangan kecamatan di Kabupaten Sukabumi; e. Melakukan standardisasi data terhadap variabel-variabel tersebut dengan menggunakan rumus : Y ij Xij s Xj j min dimana: Yij adalah variabel baru untuk kecamatan ke-i dan jenis sarana ke-j Xij adalah jumlah sarana untuk kecamatan ke-i dan jenis sarana ke-j Xj min adalah nilai minimum untuk jenis sarana ke-j s j adalah simpangan baku untuk jenis sarana ke-j f. Menentukan Indeks Perkembangan Desa dan Kecamatan (IPD dan IPK) serta kelas hirarkinya. Pada penelitian ini, IPD dan IPK dikelompokkan ke dalam tiga kelas hirarki, yaitu hirarki I (tinggi), hirarki II (sedang), dan hirarki III (rendah). Data aksesibilitas untuk penentuan IPK adalah rata-rata data aksesibilitas ditingkat desa. Kelas hirarki didasarkan pada nilai standar deviasi (St Dev) dari indeks perkembangan wilayah dan nilai tengah, seperti terlihat pada Tabel 5. Variabel dan parameter yang dipergunakan untuk analisis skalogram, terlihat pada Lampiran 1.

7 25 Tabel 5 Nilai selang penentuan hirarki wilayah No. Hirarki Nilai Selang (X) Tingkat Hirarki 1 I X>[Nilai Tengah +(1.5*St Dev IPN)] Tinggi 2 II Nilai Tengah < X (1.5*St Dev) Sedang 3 III X < Nilai Tengah Rendah Pemotongan Batas Area Penelitian Pemotongan batas area penelitian diperlukan untuk melakukan clip citra landsat sehingga tidak semua image karena dengan cakupan area citra Landsat sebesar 185 km x 170 km akan dianalisis. Data vektor peta administrasi desa dilakukan operasi geoprosesing pada Arcview, yaitu proses dissolve untuk membangun polygon kecamatan dan kabupaten. Peta hasil dissolve yang dihasilkan akan menjadi acuan dalam penentuan luas pada analisis selanjutnya. Rektifikasi Citra Citra landsat terlebih dahulu dilakukan rektifikasi/koreksi geometrik untuk mengurangi distorsi geomertik selama akuisisi citra seperti pengaruh rotasi bumi, kelengkungan bumi, kecepatan scanning dari beberapa sensor yang tidak normal dan efek panoramik yang menyebabkan posisi citra tidak sama posisinya dengan posisi geografis yang sebenarnya. Citra yang mempunyai kesalahan geometri memberikan implikasi terhadap variasi jarak, luas, arah, sudut dan bentuk di semua bagian citra sehingga perlu dikoreksi terlebih dahulu untuk dapat digunakan sebagai peta. Rektifikasi citra mentah bertujuan agar citra dapat semaksimal mungkin sesuai denga keadaan aslinya di lapangan. Koreksi geometri dapat dilakukan dengan menentukan fungsi transformasi dan resampling citra. Pada koreksi ini diperlukan Ground Control Point (GCP) yang dapat diacu dari peta topografi seperti peta RBI ataupun dengan memanfaatkan satelit GPS. Rektifikasi citra yang umum digunakan adalah fungsi transformasi Polinomial dengan tingkatan ordo. Contoh fungsi transformasi Polinomial Orde 1 memiliki rumus fungsi sebagai berikut : X = a 0 + a 1 X + a 2 X + a 3 XY Y = b 0 + b 1 X + b 2 Y + b 3 XY

8 26 Dimana x, y = koordinat baris, kolom pada image yang belum terkoreksi, X, Y = koordinat kolom pada image yang sudah terkoreksi (GCP) Hal terpenting dari koreksi geometri adalah keakuratan hasil koreksi yang ditunjukkan dengan nilai RMS (Root Mean Square) yang kecil yaitu dengan memilih GCP yang kesalahan geometrinya kecil dan membuang GCP yang menyebabkan nilai RMS besar. Klasifikasi Penggunaan Lahan dan Deteksi Perubahan Klasifikasi penutupan/penggunaan lahan terdiri atas 7 (tujuh) tipe yaitu : hutan, kebun, permukiman, semak belukar, tegalan, sawah dan tubuh air. Klasifikasi citra dilakukan dengan menggunakan software ERDAS Imagine yaitu dengan menggunakan metode klasifikasi secara terbimbing (supervised classification) pada kombinasi band 5, 4 dan 2 (RGB). Tahapan klasifikasi disajikan pada Gambar 3. Citra Landsat Persiapan Citra: 1. Komposit Citra dengan Band Koreksi Geometrik. 3. Subset Citra dengan peta Administrasi Klasifikasi Citra (Metode Terbimbing): 1. Membuat training area. 2. Evaluasi training area 3. Klasifikasi dengan metode maximum likelihood. 4. Melakukan recoding-clump-eleminite- filtering (majority). 5. Editing 6. Informasi spasial liputan lahan tentatif 7. Cek lapangan 8. Editing dan revisi Peta penggunaan lahan per wilayah kecamatan Menghitung akurasi pengklasifikasian. Peta penggunaan lahan Peta Administrasi Kecamatan Sesuai (Kappa > 80%) Konversi data raster ke data vektor Gambar 3. Diagram alur pengolahan data penginderaan jauh dengan klasifikasi digital secara terbimbing

9 27 Setelah diperoleh peta penutupan lahan pada masing masing tahun selanjutnya dilakukan analisi deteksi perubahan lahan setiap tahun penutupan lahan yang dapat dilakukan dengan dua cara yaitu: 1. Deteksi perubahan tanpa matrik transformasi, artinya mendeteksi perubahan tanpa mengetahui tipe penutupan lahan ke tipe perubahan lainnya. 2. Deteksi perubahan dengan matrik trasformasi, artinya dapat mendeteksi perubahan penutupan lahan ke perubahan lainnya termasuk luas dan sebarannya. Teknik analisis perubahan dapat dilakukan pada software ERDAS maupun IDRISI. Kelebihan dari IDRISI adalah dapat menampilkan matrik perubahan secara langsung dalam bentuk luasan (jumlah piksel) dan nilai peluangnya, sedangkan pada ERDAS harus dilakukan ekstraksi terlebih dahulu. Matrik perubahan yang dihasilkan ditunjukan pada Tabel 6. Tabel 6 Matrik transformasi perubahan penutupan lahan Penggunaan Lahan Kab. Sukabumi Tahun 2006 Htn Kbn Pmk Sbk Tgl Swh Tba Total Hutan (Htn) Htn1997 Kebun (Kbn) Kbn1997 Permukiman (Pmk) Pmk1997 Tahun 1997 Semak belukar, tanah kosong (Sbk) Sbk1997 Tegalan (Tgl) Tgl1997 Sawah (Swh) Swh1997 Tubuh air (Tba) Tba1997 Total Htn2006 Kbn2006 Pmk2006 Sbk2006 Tgl2006 Swh2006 Tba2006 Keterangan : = Tidak berubah = Berubah ke penggunaan lain

10 28 Identifikasi Pergeseran dan Pusat-Pusat Perubahan Penggunaan Lahan Identifikasi pergeseran atau dinamika perubahan penggunaan lahan dilakukan dengan Shift-share Analysis (SSA) yaitu dengan menggunakan data atribut dari hasil overlay peta penggunaan lahan pada dua titik tahun dengan peta administrasi. Teknik SSA mendasarkan kepada Tiga komponen yang mempengaruhi pertumbuhan suatu aktivitas/penggunaan lahan pada dua titik waktu tertentu sebagai gambaran kinerjanya yang ditentukan oleh faktor share dan shift. Faktor share menggambarkan laju perubahan penggunaan lahan ratarata pada total wilayah (regional share). Faktor shift terdiri dua komponen yaitu proporsional shif yang menggambarkan laju penggunaan lahan tertentu pada total wilayah dan diffrerential shift yang menggambarkan laju perubahan penggunaan lahan tertentu di suatu sub wilayah tertentu secara relatif terhadap laju perubahan jenis penggunaan lahan tertentu pada total wilayah. Identifikasi pusat-pusat perubahan penggunaan lahan dapat dilakukan dengan analisis Location Quotient (LQ). LQ dapat menjelaskan lokasi atau daerah mana yang menjadi konsentrasi aktifitas perubahan penggunaan lahan tertentu sebagaimana yang telah dilakukan Andriani (2007). LQ merupakan suatu indeks untuk membandingkan pangsa sub wilayah dalam aktifitas tertentu dengan pangsa total aktifitas tersebut dalam total aktifitas wilayah. Secara lebih operasional, LQ didefinisikan sebagai rasio persentase dari total aktifitas pada sub wilayah ke-i terhadap persentase aktifitas total terhadap wilayah yang diamati. Analisis Faktor-faktor Penyebab Perubahan Penggunaan Lahan Faktor-faktor penyebab perubahan penggunaan lahan didekati dengan persamaan regresi logistik biner (logit model). Data hasil peta perubahan penggunaan lahan di-overlay dengan data faktor-faktor yang diduga mempengaruhi perubahan penggunaan lahan baik secara fisik sosial maupun ekonomi maupun kelembagaan. Setiap tipe perubahan penggunaan lahan ke tipe penggunaan lahan lain dicari peluang perubahannya dengan persamaan umum logit model yaitu :

11 29 Dimana : P (i/r) peluang lahan-i berubah menjadi lahan r bo r intersept untuk perubahan menjadi penggunaan lahan r bj r r Xj parameter koefisien variable ke-j untuk perubahan menjadi penggunaan r penggunaan lahan jenis ke-1, ke-2.dan ke-8 variabel bebas faktor peyebab ke-1, ke-2 ke-n Variabel bebas dikelompokan pada tiga kategori yaitu fisik, sosial ekonomi dan kebijakan. Variabel fisik terdiri atas kelas kemiringan lereng, elevasi, jenis tanah dan kerapatan jalan di tingkat desa dan kerapatan jalan di tingkat kecamatan. sementara variabel sosial ekonomi terdiri atas IPD, IPK, hirarki Desa, hirarki kecamatan, perubahan hirarki desa, perubahan hirarki kecamatan, jarak sentroid desa ke ibu kota kabupaten (Pelabuhanratu) dan jarak sentroid desa ke Kota Sukabumi. Sedangkan variabel kebijakan terdiri atas arahan RTRW dan pemekaran kecamatan. Simulasi Perubahan Penggunaan Lahan Model spatial perubahan penggunaan lahan ideal (masih dianggap baik) pada penelitian ini hanya didasarkan pada karakteristik fisik lahan, yaitu kesesuaian secara fisik untuk setiap tipe penggunaan lahan dan kecenderungan perubahan penggunaan lahannya pada selang waktu tertentu yang dilakukan dengan metoda Cellular Automata (CA). CA adalah suatu pemodelan berbasis spatial yang mampu memprediksi kondisi di waktu yang akan datang dari interaksi lokal antar sel pada grid yang teratur (Hand 2005; Manson 2001), dimana sel merepresentasikan penggunaan lahan. Adapun perubahan penggunaan lahan tergantung pada aturan (rule) yang mempertimbangkan penggunaan lahan tetangganya (Manson 2001). Komponen utama CA adalah cell (piksel), state, ketetanggaan/neighbourhood dan transition rule/transition function (Chen et al 2002). Skenario perubahan penggunaan lahan pada setiap piksel tergantung pada kesesuaian lahannya, penggunaan lahan periode sebelumnya dan penggunaan lahan tetangganya. Pengaruh ketetanggaan artinya perubahan penggunaan lahan pada satu piksel akan dipengaruhi oleh penggunaan lahan pada piksel tetangganya.

12 30 Simulasi perubahan penggunaan lahan pada penelitian ini mengacu pada penelitian Munibah (2008) yang dilakukan pada software Idrisi 32 dengan modul Celluler Automata Markov (CA-Markov). CA-Markov merupakan kombinasi dari modul Markov Chain dan Multi-Objective Land Allocation (MOLA). Hasil dari modul Markov Chain berupa Transitional Probability/Area Matrix, sedangkan proses iterasi dilakukan dengan modul MOLA. Input data dan hasil yang diharapkan seperti pada Tabel 7. Tabel 7. Input dan output data perubahan penggunaan lahan dengan cellular automata analysis pada software Idrisi 32 No Output Input Data Indikator 1. Peta Perubahan penggunaan Lahan tahun 2015 Data raster kesesuaian penggunaan lahan (30 x 30) data raster penggunaan lahan tahun 2006 data raster penggunaan lahan tahun 1997 matrik perubahan penggunaan lahan antara tahun (transition rule) Jumlah iterasi Nilai kappa Peta kesesuaian lahan berfungsi sebagai referensi dalam pengalokasian suatu penggunaan lahan. Peta ini memiliki dua kelas yaitu sesuai (S) diberi bobot 2 dan tidak sesuai diberi bobot 1. Jumlah peta kesesuaian lahannya sesuai dengan jumlah tipe penggunaan lahannya. Alur pelaksanaan simulasi perubahan penggunaan lahan pada software Idrisi 32 ditampilkan pada Gambar 4. Hasil simulasi penggunaan lahan pada tahun 2015 kemudian dilakukan proses overlay dengan peta RTRW sehingga akan diperoleh besaran luasan penyimpangan RTRW dengan penggunaan lahan pada Tahun 2015.

13 Gambar 4 Alur simulasi penggunaan lahan dengan metode celluler automata pada software Idrisi 32 31

METODE PENELITIAN Kerangka Pemikiran

METODE PENELITIAN Kerangka Pemikiran 17 METODE PENELITIAN Kerangka Pemikiran Penggunaan lahan masa lalu dan penggunaan lahan masa kini sangat dipengaruhi oleh berbagai aspek yang saling berhubungan antara lain peningkatan jumlah penduduk

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE

III. BAHAN DAN METODE III. BAHAN DAN METODE 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di daerah Daerah Aliran Sungai (DAS) Cipunagara dan sekitarnya, Jawa Barat (Gambar 1). DAS Cipunagara berada dibawah pengelolaan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Lokasi dan Waktu Penelitian

METODE PENELITIAN. Lokasi dan Waktu Penelitian 12 METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi yang diteliti adalah wilayah pesisir Kabupaten Karawang (Gambar 3), yang secara administratif berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia nomor

Lebih terperinci

3 METODE. Lokasi dan Waktu Penelitian

3 METODE. Lokasi dan Waktu Penelitian 8 3 METODE Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian adalah Kabupaten Bogor Jawa Barat yang secara geografis terletak pada 6º18 6º47 10 LS dan 106º23 45-107º 13 30 BT. Lokasi ini dipilih karena Kabupaten

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE

III. BAHAN DAN METODE 10 III. BAHAN DAN METODE 3.1. Tempat Dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di laboratorium dan di lapang. Pengolahan citra dilakukan di Bagian Penginderaan Jauh dan Informasi Spasial dan penentuan

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Tabel 4 Jenis dan sumber data yang digunakan dalam penelitian

BAHAN DAN METODE. Tabel 4 Jenis dan sumber data yang digunakan dalam penelitian BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian Lokasi penelitian dilakukan di Kabupaten Tanah Bumbu Provinsi Kalimantan Selatan Gambar 2, pada bulan Oktober 2008 sampai dengan Februari 2011. Secara geografis

Lebih terperinci

METODOLOGI. Gambar 4. Peta Lokasi Penelitian

METODOLOGI. Gambar 4. Peta Lokasi Penelitian 22 METODOLOGI Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Kota Sukabumi, Jawa Barat pada 7 wilayah kecamatan dengan waktu penelitian pada bulan Juni sampai November 2009. Pada lokasi penelitian

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan di Kawasan Hutan Adat Kasepuhan Citorek, Kabupaten Lebak, Provinsi Banten. Pengambilan data lapangan dilaksanakan bulan Februari

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan pada Kabupaten yang berbatasan langsung dengan Serawak-Malaysia yaitu Kabupaten Sambas, Kabupaten Bengkayang, Kabupaten Sanggau,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 11 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan selama dua bulan yaitu bulan Juli-Agustus 2010 dengan pemilihan lokasi di Kota Denpasar. Pengolahan data dilakukan di Laboratorium

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Kerangka Pemikiran

METODE PENELITIAN Kerangka Pemikiran METODE PENELITIAN Kerangka Pemikiran Pembangunan dan pengembangan wilayah di setiap daerah merupakan kegiatan yang dilakukan dalam rangka meningkatkan kesejahteraan dan taraf hidup masyarakat di wilayah

Lebih terperinci

III. METODOLOGI 3.1 Waktu Penelitian 3.2 Lokasi Penelitian

III. METODOLOGI 3.1 Waktu Penelitian 3.2 Lokasi Penelitian III. METODOLOGI 3.1 Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan dari bulan Februari sampai September 2011. Kegiatan penelitian ini meliputi tahap prapenelitian (persiapan, survei), Inventarisasi (pengumpulan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Kerangka Pemikiran

METODE PENELITIAN Kerangka Pemikiran METODE PENELITIAN Kerangka Pemikiran Perubahan penutupan/penggunaan lahan merupakan sesuatu yang tidak dapat dielakkan dalam proses pembangunan, dimana kebutuhan akan lahan selalu meningkat setiap tahunnya

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan mulai bulan Febuari 2009 sampai Januari 2010, mengambil lokasi di Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Pengolahan dan Analisis

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE

III. BAHAN DAN METODE 11 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan mulai bulan Februari 2009 sampai Januari 2010 yang berlokasi di wilayah administrasi Kabupaten Bogor. Analisis data dilaksanakan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di Taman Hutan Raya Wan Abdul Rachman (Tahura

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di Taman Hutan Raya Wan Abdul Rachman (Tahura III. METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di Taman Hutan Raya Wan Abdul Rachman (Tahura WAR). Berdasarkan administrasi pemerintahan Provinsi Lampung kawasan ini berada

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian dilakukan dari bulan Juli sampai September 2011 di Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur. Pengolahan data dilakukan di Laboratorium Analisis Lingkungan

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE

III. BAHAN DAN METODE 13 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan mulai bulan Februari 2010 sampai Februari 2011 yang berlokasi di Daerah Aliran Sungai (DAS) Cipunagara dan sekitarnya, Kabupaten

Lebih terperinci

III. METODOLOGI. Gambar 2. Peta Orientasi Wilayah Penelitian. Kota Yogyakarta. Kota Medan. Kota Banjarmasin

III. METODOLOGI. Gambar 2. Peta Orientasi Wilayah Penelitian. Kota Yogyakarta. Kota Medan. Kota Banjarmasin III. METODOLOGI 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan mulai dari bulan Maret sampai bulan November 2009. Objek penelitian difokuskan pada wilayah Kota Banjarmasin, Yogyakarta, dan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. berlokasi di kawasan Taman Nasional Way Kambas. Taman Nasional Way

III. METODE PENELITIAN. berlokasi di kawasan Taman Nasional Way Kambas. Taman Nasional Way 13 III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan dari bulan Juni sampai dengan September 2012 yang berlokasi di kawasan Taman Nasional Way Kambas. Taman Nasional Way Kambas

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 20 III. METODE PENELITIAN 3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan mulai bulan Februari 2009 sampai bulan November 2009. Lokasi penelitian adalah wilayah administrasi Kota Jakarta Timur.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Persiapan Tahap persiapan merupakan tahapan penting dalam penelitian ini. Proses persiapan data ini berpengaruh pada hasil akhir penelitian. Persiapan yang dilakukan meliputi

Lebih terperinci

III. METODOLOGI. 3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian

III. METODOLOGI. 3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian III. METODOLOGI 3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan sejak Juli 2010 sampai dengan Mei 2011. Lokasi penelitian terletak di wilayah Kabupaten Indramayu, Provinsi Jawa Barat. Pengolahan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Badan Pusat Statistik Kabupaten Bengkalis

METODE PENELITIAN. Badan Pusat Statistik Kabupaten Bengkalis III. METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan mulai bulan Agustus 2011 sampai Januari 2012 dengan memilih Kabupaten Bengkalis, Provinsi Riau sebagai studi kasus penelitian.

Lebih terperinci

Gambar 7. Lokasi Penelitian

Gambar 7. Lokasi Penelitian III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini mengambil lokasi Kabupaten Garut Provinsi Jawa Barat sebagai daerah penelitian yang terletak pada 6 56'49''-7 45'00'' Lintang Selatan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 12 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan selama enam bulan mulai dari Bulan Juni sampai dengan Bulan Desember 2009. Penelitian ini terbagi atas pengambilan dan pengumpulan

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE

III. BAHAN DAN METODE III. BAHAN DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Kawasan Agropolitan Ciwidey yang meliputi Kecamatan Pasirjambu, Kecamatan Ciwidey dan Kecamatan Rancabali Kabupaten Bandung.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Alat dan Data 3.3 Tahapan Pelaksanaan

BAB III METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Alat dan Data 3.3 Tahapan Pelaksanaan 15 BAB III METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan mulai bulan Juli sampai dengan April 2011 dengan daerah penelitian di Kabupaten Bogor, Kabupaten Sukabumi, dan Kabupaten Cianjur,

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE

III. BAHAN DAN METODE 14 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Kabupaten Bandung Barat yang merupakan kabupaten baru di Provinsi Jawa Barat hasil pemekaran dari Kabupaten Bandung. Kabupaten

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 9 III. METODE PENELITIAN 3.1. Lokasi dan Waktu Pengambilan data atribut berupa data sosial masyarakat dilakukan di Kampung Lebak Picung, Desa Hegarmanah, Kecamatan Cibeber, Kabupaten Lebak Banten (Gambar

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 22 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian mengenai analisis data Landsat 7 untuk estimasi umur tanaman kelapa sawit mengambil daerah studi kasus di areal perkebunan PTPN VIII

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Tampak pada bulan Januari September Resort Pugung Tampak memiliki luas

III. METODE PENELITIAN. Tampak pada bulan Januari September Resort Pugung Tampak memiliki luas 23 III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Taman Nasional Bukit Barisan Selatan Resort Pugung Tampak pada bulan Januari September 2012. Resort Pugung Tampak

Lebih terperinci

ANALISIS PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN DI KABUPATEN SUKABUMI ABDUL MUIZ SEKOLAH PASCA SARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2009

ANALISIS PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN DI KABUPATEN SUKABUMI ABDUL MUIZ SEKOLAH PASCA SARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2009 1 ANALISIS PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN DI KABUPATEN SUKABUMI ABDUL MUIZ SEKOLAH PASCA SARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2009 2 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI Dengan ini saya menyatakan

Lebih terperinci

BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN

BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN Pada bab ini akan dijelaskan mengenai alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian ini serta tahapan-tahapan yang dilakukan dalam mengklasifikasi tata guna lahan dari hasil

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Kerangka Pemikiran Provinsi Lampung memiliki kegiatan pembangunan yang berorientasikan pada potensi sumberdaya alam

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Kerangka Pemikiran Provinsi Lampung memiliki kegiatan pembangunan yang berorientasikan pada potensi sumberdaya alam 13 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Kerangka Pemikiran Provinsi Lampung memiliki kegiatan pembangunan yang berorientasikan pada potensi sumberdaya alam pada sektor pertanian terutama subsektor tanaman pangan.

Lebih terperinci

IV. METODOLOGI 4.1. Waktu dan Lokasi

IV. METODOLOGI 4.1. Waktu dan Lokasi 31 IV. METODOLOGI 4.1. Waktu dan Lokasi Waktu yang dibutuhkan untuk melaksanakan penelitian ini adalah dimulai dari bulan April 2009 sampai dengan November 2009 yang secara umum terbagi terbagi menjadi

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN 17 III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini mengambil lokasi di Provinsi Kalimantan Barat. Provinsi Kalimantan Barat terletak di bagian barat pulau Kalimantan atau di antara

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 14 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Kegiatan penelitian dilaksanakan pada bulan Mei sampai dengan September dengan mengambil lokasi penelitian di wilayah Kecamatan Cikalong, Tasikmalaya (Gambar

Lebih terperinci

KOREKSI GEOMETRIK. Tujuan :

KOREKSI GEOMETRIK. Tujuan : Tujuan : KOREKSI GEOMETRIK 1. rektifikasi (pembetulan) atau restorasi (pemulihan) citra agar kordinat citra sesuai dengan kordinat geografi 2. registrasi (mencocokkan) posisi citra dengan citra lain atau

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE

III. BAHAN DAN METODE III. BAHAN DAN METODE 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian Waktu penelitian dilakukan kurang lebih selama sebelas bulan yaitu sejak Februari 2009 hingga Januari 2010, sedangkan tempat penelitian dilakukan

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Gambar 1 Peta Lokasi Penelitian

BAHAN DAN METODE. Gambar 1 Peta Lokasi Penelitian III. BAHAN DAN METODE 3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian Lokasi yang dipilih untuk penelitian ini adalah Kabupaten Indramayu, Jawa Barat (Gambar 1). Penelitian dimulai dari bulan Juli 2010 sampai Januari

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Kegiatan penelitian dilaksanakan pada bulan Oktober 2013 hingga Maret 2014.

III. METODE PENELITIAN. Kegiatan penelitian dilaksanakan pada bulan Oktober 2013 hingga Maret 2014. 33 III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Kegiatan penelitian dilaksanakan pada bulan Oktober 2013 hingga Maret 2014. Adapun penelitian dilaksanakan di pesisir Kabupaten Lampung Timur. Berikut ini

Lebih terperinci

Perumusan Masalah Bagaimana kondisi perubahan tutupan lahan yang terjadi di daerah aliran sungai Ciliwung dengan cara membandingkan citra satelit

Perumusan Masalah Bagaimana kondisi perubahan tutupan lahan yang terjadi di daerah aliran sungai Ciliwung dengan cara membandingkan citra satelit Latar Belakang Meningkatnya pembangunan di Cisarua, Bogor seringkali menimbulkan dampak tidak baik terhadap lingkungan. Salah satu contohnya adalah pembangunan yang terjadi di Daerah Aliran Sungai Ciliwung.

Lebih terperinci

Gambar 1. Lokasi Penelitian

Gambar 1. Lokasi Penelitian 11 III. METODE PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian di wilayah Kecamatan Babakan Madang dan Klapanunggal. Peta lokasi penelitian dapat dilihat pada Gambar 1. Analisis citra dan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilakukan pada daerah kajian Provinsi Kalimantan Barat. Pengolahan dan analisis data dilakukan di Laboratorium Fisik Remote Sensing dan Sistem

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN GUNUNG DEPOK SINDUR PARUNG RUMPIN CISEENG CIBINONG BOJONG GEDE KEMANG RANCA BUNGUR KOTA BOGOR CIBUNGBULANG CIAMPEA DRAMAGA

III. METODOLOGI PENELITIAN GUNUNG DEPOK SINDUR PARUNG RUMPIN CISEENG CIBINONG BOJONG GEDE KEMANG RANCA BUNGUR KOTA BOGOR CIBUNGBULANG CIAMPEA DRAMAGA 13 III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Kawasan Agropolitan Cendawasari yang terletak di, Kecamatan Leuwiliang, Kabupaten Bogor. Sedangkan, analisis spasial

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE

III. BAHAN DAN METODE III. BAHAN DAN METODE 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan mulai bulan Maret hingga bulan November 2009, bertempat di laboratorium dan di lapangan. Penelitian di lapangan ( pengecekan

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE

III. BAHAN DAN METODE 11 III. BAHAN DAN METODE 3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Kecamatan Depok Kabupaten Sleman yang terdiri dari Desa Caturtunggal, Desa Maguwoharjo dan Desa Condongcatur (Gambar 3).

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM MATA KULIAH PENGOLAHAN CITRA DIGITAL

LAPORAN PRAKTIKUM MATA KULIAH PENGOLAHAN CITRA DIGITAL LAPORAN PRAKTIKUM MATA KULIAH PENGOLAHAN CITRA DIGITAL Georeferencing dan Resizing Enggar Budhi Suryo Hutomo 10301628/TK/37078 JURUSAN S1 TEKNIK GEODESI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS GADJAH MADA 2015 BAB

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian Diresmikannya Kota Tasikmalaya sebagai daerah otonom pada tanggal 17 Oktober 2001 mengandung konsekuensi adanya tuntutan peningkatan pelayanan

Lebih terperinci

Laporan Praktikum III KLASIFIKASI CITRA SATELIT MENGGUNAKAN ERDAS IMAGINE

Laporan Praktikum III KLASIFIKASI CITRA SATELIT MENGGUNAKAN ERDAS IMAGINE Mata Kuliah Dasar Sistem Informasi Geografi dan Lingkungan [PSL640] Dosen : Prof.Dr.Ir. Lilik B. Prasetyo Laporan Praktikum III KLASIFIKASI CITRA SATELIT MENGGUNAKAN ERDAS IMAGINE Oleh : Muhammad Ramdhan

Lebih terperinci

III. METODOLOGI. Gambar 1. Peta Administrasi Kota Palembang.

III. METODOLOGI. Gambar 1. Peta Administrasi Kota Palembang. III. METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian dilaksanakan pada bulan Juli-Oktober 2010. Lokasi penelitian di Kota Palembang dan Laboratorium Analisis Spasial Lingkungan, Departemen Konservasi Sumberdaya

Lebih terperinci

III. METODOLOGI 3.1. Kerangka Pikir Penelitian

III. METODOLOGI 3.1. Kerangka Pikir Penelitian III. METODOLOGI 3.1. Kerangka Pikir Penelitian Pembangunan yang telah dilaksanakan selama ini sebagian telah menimbulkan permasalahan yang berkaitan dengan tingkat kesejahteraan antar wilayah yang tidak

Lebih terperinci

TM / 16 Mei 2006 U.S. Geological Survey* Landsat 5 4 Mei 2000 Global Land Cover Facility** 124/64 ETM+ / Landsat-7. 2 Maret 2005

TM / 16 Mei 2006 U.S. Geological Survey* Landsat 5 4 Mei 2000 Global Land Cover Facility** 124/64 ETM+ / Landsat-7. 2 Maret 2005 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di Tambling Wildlife Nature Conservation Taman Nasional Bukit Barisan Selatan (TWNC TNBBS) Provinsi Lampung. Penelitian

Lebih terperinci

III. METODOLOGI Waktu dan Lokasi Penelititan

III. METODOLOGI Waktu dan Lokasi Penelititan 10 III. METODOLOGI 3.1. Waktu dan Lokasi Penelititan Kegiatan penelitian ini dilakukan di laboratorium dan di lapangan. Pengolahan citra digital dan analisis data statistik dilakukan di Bagian Perencanaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penggunaan lahan merupakan hasil kegiatan manusia baik yang berlangsung secara siklus atau permanen pada sumberdaya lahan alami maupun buatan guna terpenuhinya kebutuhan

Lebih terperinci

BAB III METODA. Gambar 3.1 Intensitas total yang diterima sensor radar (dimodifikasi dari GlobeSAR, 2002)

BAB III METODA. Gambar 3.1 Intensitas total yang diterima sensor radar (dimodifikasi dari GlobeSAR, 2002) BAB III METODA 3.1 Penginderaan Jauh Pertanian Pada penginderaan jauh pertanian, total intensitas yang diterima sensor radar (radar backscattering) merupakan energi elektromagnetik yang terpantul dari

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 3.2 Bahan dan Alat 3.3 Tahapan Penelitian

BAB III METODOLOGI 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 3.2 Bahan dan Alat 3.3 Tahapan Penelitian BAB III METODOLOGI 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian mengenai Distribusi dan Kecukupan Luasan Hutan Kota sebagai Rosot Karbondioksida dengan Aplikasi Sistem Informasi Geografi dan Penginderaan

Lebih terperinci

Gambar 2. Peta Batas DAS Cimadur

Gambar 2. Peta Batas DAS Cimadur 11 III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian DAS, Banten merupakan wilayah yang diambil sebagai daerah penelitian (Gambar 2). Analisis data dilakukan di Laboratorium Penginderaan Jauh

Lebih terperinci

PREDIKSI PERUBAHAN LAHAN PERTANIAN SAWAH SEBAGIAN KABUPATEN KLATEN DAN SEKITARNYA MENGGUNAKAN CELLULAR AUTOMATA DAN DATA PENGINDERAAN JAUH

PREDIKSI PERUBAHAN LAHAN PERTANIAN SAWAH SEBAGIAN KABUPATEN KLATEN DAN SEKITARNYA MENGGUNAKAN CELLULAR AUTOMATA DAN DATA PENGINDERAAN JAUH PREDIKSI PERUBAHAN LAHAN PERTANIAN SAWAH SEBAGIAN KABUPATEN KLATEN DAN SEKITARNYA MENGGUNAKAN CELLULAR AUTOMATA DAN DATA PENGINDERAAN JAUH Dicky Setiady dicky.setiady.geo@gmail.com Fakultas Geografi, Universitas

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian Lokasi penelitian di DAS Citarum Hulu Jawa Barat dengan luasan sebesar + 230.802 ha. Penelitian dilaksanakan pada bulan Juni sampai dengan

Lebih terperinci

III METODOLOGI. 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian

III METODOLOGI. 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian III METODOLOGI 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan selama 9 bulan (Maret - November 2009), dan obyek penelitian difokuskan pada tiga kota, yaitu Kota Padang, Denpasar, dan Makassar.

Lebih terperinci

Indeks Vegetasi Bentuk komputasi nilai-nilai indeks vegetasi matematis dapat dinyatakan sebagai berikut :

Indeks Vegetasi Bentuk komputasi nilai-nilai indeks vegetasi matematis dapat dinyatakan sebagai berikut : Indeks Vegetasi Bentuk komputasi nilai-nilai indeks vegetasi matematis dapat dinyatakan sebagai berikut : NDVI=(band4 band3)/(band4+band3).18 Nilai-nilai indeks vegetasi di deteksi oleh instrument pada

Lebih terperinci

BAB IV. Ringkasan Modul:

BAB IV. Ringkasan Modul: BAB IV REKTIFIKASI Ringkasan Modul: Pengertian Rektifikasi Menampilkan Data Raster Proses Rektifikasi Menyiapkan Semua Layer Data Spasial Menyiapkan Layer Image Menambahkan Titik Kontrol Rektifikasi Menggunakan

Lebih terperinci

4. PERUBAHAN PENUTUP LAHAN

4. PERUBAHAN PENUTUP LAHAN 4. PERUBAHAN PENUTUP LAHAN 4.1. Latar Belakang Sebagaimana diuraikan terdahulu (Bab 1), DAS merupakan suatu ekosistem yang salah satu komponen penyusunannya adalah vegetasi terutama berupa hutan dan perkebunan

Lebih terperinci

SEMINAR TUGAS AKHIR. Oleh: Aninda Nurry M.F ( ) Dosen Pembimbing : Ira Mutiara Anjasmara ST., M.Phil-Ph.D

SEMINAR TUGAS AKHIR. Oleh: Aninda Nurry M.F ( ) Dosen Pembimbing : Ira Mutiara Anjasmara ST., M.Phil-Ph.D SEMINAR TUGAS AKHIR Oleh: Aninda Nurry M.F (3510100010) Dosen Pembimbing : Ira Mutiara Anjasmara ST., M.Phil-Ph.D PENDAHULUAN Contoh: Bagian Tengah :Danau, Waduk Contoh: Sub DAS Brantas Landsat 7 diperlukan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 13 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian dilaksanakan pada bulan Juli-September 2011, dengan lokasi penelitian untuk pengamatan dan pengambilan data di Kabupaten Bogor, Jawa

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM PRAKTEK INDERAJA TERAPAN

LAPORAN PRAKTIKUM PRAKTEK INDERAJA TERAPAN LAPORAN PRAKTIKUM PRAKTEK INDERAJA TERAPAN Dosen Pengampu : Bambang Kun Cahyono S.T, M. Sc Dibuat oleh : Rahmat Muslih Febriyanto 12/336762/SV/01770 PROGRAM STUDI DIPLOMA III TEKNIK GEOMATIKA SEKOLAH VOKASI

Lebih terperinci

DINAMIKA SPASIAL PENGGUNAAN LAHAN DI KABUPATEN KATINGAN DAN KOTA PALANGKA RAYA PROVINSI KALIMANTAN TENGAH N I I N

DINAMIKA SPASIAL PENGGUNAAN LAHAN DI KABUPATEN KATINGAN DAN KOTA PALANGKA RAYA PROVINSI KALIMANTAN TENGAH N I I N DINAMIKA SPASIAL PENGGUNAAN LAHAN DI KABUPATEN KATINGAN DAN KOTA PALANGKA RAYA PROVINSI KALIMANTAN TENGAH N I I N SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2010 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Pengolahan Awal Citra (Pre-Image Processing) Pengolahan awal citra (Pre Image Proccesing) merupakan suatu kegiatan memperbaiki dan mengoreksi citra yang memiliki kesalahan

Lebih terperinci

BAB III BAHAN DAN METODE

BAB III BAHAN DAN METODE 17 BAB III BAHAN DAN METODE 3.1. Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di wilayah administrasi Kota Depok, Provinsi Jawa Barat (Gambar 8). Meliputi 6 kecamatan yaitu, Sawangan, Pancoran

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di kota Provinsi Sumatera Barat (Gambar 5), dengan pertimbangan sebagai berikut: 1. Kota merupakan salah satu dari

Lebih terperinci

ANALISA PERUBAHAN POLA DAN TATA GUNA LAHAN SUNGAI BENGAWAN SOLO dengan menggunakan citra satelit multitemporal

ANALISA PERUBAHAN POLA DAN TATA GUNA LAHAN SUNGAI BENGAWAN SOLO dengan menggunakan citra satelit multitemporal ANALISA PERUBAHAN POLA DAN TATA GUNA LAHAN SUNGAI BENGAWAN SOLO dengan menggunakan citra satelit multitemporal Oleh : Fidiyawati 3507 100 046 Pembimbing : 1. M. Nur Cahyadi, ST, MSc 2. Danang Surya Chandra,

Lebih terperinci

BAB IV PENGOLAHAN DATA

BAB IV PENGOLAHAN DATA BAB IV PENGOLAHAN DATA 4.1 Koreksi Geometrik Langkah awal yang harus dilakukan pada penelitian ini adalah melakukan koreksi geometrik pada citra Radarsat. Hal ini perlu dilakukan karena citra tersebut

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Analisis Interpretasi dan Klasifikasi Citra. Tabel 4.1 Titik kontrol GCP dan nilai RMS

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Analisis Interpretasi dan Klasifikasi Citra. Tabel 4.1 Titik kontrol GCP dan nilai RMS BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Analisis Interpretasi dan Klasifikasi Citra 4.1.1 Rektifikasi dan Pemotongan Citra Proses rektifikasi citra adalah proses memberikan sistem referensi citra satelit. Dalam

Lebih terperinci

Karena tidak pernah ada proyek yang dimulai tanpa terlebih dahulu menanyakan: DIMANA?

Karena tidak pernah ada proyek yang dimulai tanpa terlebih dahulu menanyakan: DIMANA? PENGUKURAN KEKOTAAN Geographic Information System (1) Lecture Note: by Sri Rezki Artini, ST., M.Eng Geomatic Engineering Study Program Dept. Of Geodetic Engineering Permohonan GIS!!! Karena tidak pernah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Indonesia memiliki kekayaan vegetasi yang beraneka ragam dan melimpah di seluruh wilayah Indonesia. Setiap saat perubahan lahan vegetasi seperti hutan, pertanian, perkebunan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 11 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada Juni Juli 2012 di area Ijin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu-Hutan Alam (IUPHHK-HA) PT. Mamberamo Alasmandiri,

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE

III. BAHAN DAN METODE 12 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini berlokasi di kawasan agropolitan Cendawasari, Desa Karacak, Kecamatan Leuwiliang, Kabupaten Bogor. Kegiatan analisis data dilakukan

Lebih terperinci

BAB III PEMBAHASAN. 3.1 Data. Data yang digunakan dalam penelitian ini berupa :

BAB III PEMBAHASAN. 3.1 Data. Data yang digunakan dalam penelitian ini berupa : 3.1 Data BAB III PEMBAHASAN Data yang digunakan dalam penelitian ini berupa : 1. Citra Landsat-5 TM, path 122 row 065, wilayah Jawa Barat yang direkam pada 2 Juli 2005 (sumber: LAPAN). Band yang digunakan

Lebih terperinci

ACARA IV KOREKSI GEOMETRIK

ACARA IV KOREKSI GEOMETRIK 65 ACARA IV KOREKSI GEOMETRIK A. TUJUAN: 1) Mahasiswa mampu melakukan koreksi geometric pada foto udara maupun citra satelit dengan software ENVI 2) Mahasiswa dapat menemukan berbagai permasalahan saat

Lebih terperinci

PROSEDUR OPERASIONAL STANDAR PENGELOLAAN DATA DAN INFORMASI GEOSPASIAL INFRASTRUKTUR

PROSEDUR OPERASIONAL STANDAR PENGELOLAAN DATA DAN INFORMASI GEOSPASIAL INFRASTRUKTUR LAMPIRAN I PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT NOMOR 25/PRT/M/2014 TENTANG PENYELENGGARAAN DATA DAN INFORMASI GEOSPASIAL INFRASTRUKTUR BIDANG PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT PROSEDUR

Lebih terperinci

Gambar 6. Peta Lokasi Kabupaten Majalengka (Sumber : PKSKL IPB 2012)

Gambar 6. Peta Lokasi Kabupaten Majalengka (Sumber : PKSKL IPB 2012) 21 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan pada tanggal 3 Juni 5 Juli 2013, meliputi pengumpulan data, pengolahan data, analisis data dan pengamatan lapangan (ground

Lebih terperinci

Gambar 1. Peta DAS penelitian

Gambar 1. Peta DAS penelitian Gambar 1. Peta DAS penelitian 1 1.1. Proses Penentuan Model Kemiringan Lereng Kemiringan lereng ditentukan berdasarkan informasi ketinggian dan jarak pada data DEM yang berbasis raster (piksel). Besarnya

Lebih terperinci

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. X, No. X, (Juni, 2013) ISSN:

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. X, No. X, (Juni, 2013) ISSN: JURNAL TEKNIK POMITS Vol. X, No. X, (Juni, 2013) ISSN: 2301-9271 1 Kajian Updating Peta Menggunakan Data Dasar Citra Satelit Worldview-2 dan Kota Surabaya Skala 1:5000 (Studi Kasus: dan Anyar) Cherie Bhekti

Lebih terperinci

Analisa Perubahan Tutupan Lahan di Waduk Riam Kanan dan Sekitarnya Menggunakan Sistem Informasi Geografis(SIG) dan data citra Landsat

Analisa Perubahan Tutupan Lahan di Waduk Riam Kanan dan Sekitarnya Menggunakan Sistem Informasi Geografis(SIG) dan data citra Landsat Analisa Perubahan Tutupan Lahan di Waduk Riam Kanan dan Sekitarnya Menggunakan Sistem Informasi Geografis(SIG) dan data citra Landsat Rully Sasmitha dan Nurlina Abstrak: Telah dilakukan penelitian untuk

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Kerangka Pemikiran

METODE PENELITIAN Kerangka Pemikiran 26 METODE PENELITIAN Kerangka Pemikiran Untuk beberapa kecamatan dari 40 kecamatan yang ada di kabupaten Bogor, Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) telah dijabarkan menjadi Rencana Umum Tata Ruang Kota (RUTRK)

Lebih terperinci

Manfaat METODE. Lokasi dan Waktu Penelitian

Manfaat METODE. Lokasi dan Waktu Penelitian 2 Manfaat Penelitian ini diharapkan menjadi sumber data dan informasi untuk menentukan langkah-langkah perencanaan dan pengelolaan kawasan dalam hal pemanfaatan bagi masyarakat sekitar. METODE Lokasi dan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Kerangka Pemikiran

METODE PENELITIAN Kerangka Pemikiran METODE PENELITIAN Kerangka Pemikiran Disparitas pembangunan antar wilayah merupakan fenomena universal yang terjadi di semua negara, baik negara maju maupun negara berkembang. Hanya saja yang terjadi di

Lebih terperinci

Analisis Ketelitian Geometric Citra Pleiades 1A untuk Pembuatan Peta Dasar Lahan Pertanian (Studi Kasus: Kecamatan Socah, Kabupaten Bangkalan)

Analisis Ketelitian Geometric Citra Pleiades 1A untuk Pembuatan Peta Dasar Lahan Pertanian (Studi Kasus: Kecamatan Socah, Kabupaten Bangkalan) JURNAL TEKNIK ITS Vol. 5, 2, (2016) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) A375 Analisis Ketelitian Geometric Citra untuk Pembuatan Peta Dasar Lahan Pertanian (Studi Kasus: Kecamatan Socah, Kabupaten Bangkalan)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Hasil sensus jumlah penduduk di Indonesia, dengan luas wilayah kurang lebih 1.904.569 km 2 menunjukkan adanya peningkatan jumlah penduduk, dari tahun 2010 jumlah penduduknya

Lebih terperinci

SIDANG TUGAS AKHIR IDENTIFIKASI KERUSAKAN HUTAN DI DAERAH ALIRAN SUNGAI (DAS) MENGGUNAKAN DATA CITRA LANDSAT 7 DAN LANDSAT

SIDANG TUGAS AKHIR IDENTIFIKASI KERUSAKAN HUTAN DI DAERAH ALIRAN SUNGAI (DAS) MENGGUNAKAN DATA CITRA LANDSAT 7 DAN LANDSAT SIDANG TUGAS AKHIR IDENTIFIKASI KERUSAKAN HUTAN DI DAERAH ALIRAN SUNGAI (DAS) MENGGUNAKAN DATA CITRA LANDSAT 7 DAN LANDSAT 8 (Studi Kasus : Sub Das Brantas Bagian Hulu, Kota Batu) Oleh : Aning Prastiwi

Lebih terperinci

5. PEMBAHASAN 5.1 Koreksi Radiometrik

5. PEMBAHASAN 5.1 Koreksi Radiometrik 5. PEMBAHASAN Penginderaan jauh mempunyai peran penting dalam inventarisasi sumberdaya alam. Berbagai kekurangan dan kelebihan yang dimiliki penginderaan jauh mampu memberikan informasi yang cepat khususnya

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Koreksi Geometrik BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Koreksi geometrik citra adalah proses memberikan sistem referensi dari suatu citra satelit. Dalam penelitian ini sistem koordinat yang digunakan adalah

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian dilaksanakan pada lahan pasang surut Batang Berbak - Pamusiran Laut, Kabupaten Tanjung Jabung Timur, Provinsi Jambi. Lokasi ini

Lebih terperinci

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING...

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING... DAFTAR ISI LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING... i LEMBAR PENGESAHAN... ii KATA PENGANTAR... iii LEMBAR KEASLIAN... v ABSTRAK... vi DAFTAR ISI... vii DAFTAR TABEL... ix DAFTAR GAMBAR... x DAFTAR LAMPIRAN...

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 14 III. METODE PENELITIAN 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan sejak bulan April 2009 sampai November 2009 di Laboratorium Penginderaan Jauh dan Interpretasi Citra, Departemen Ilmu

Lebih terperinci

Analisa Ketelitian Geometric Citra Pleiades Sebagai Penunjang Peta Dasar RDTR (Studi Kasus: Wilayah Kabupaten Bangkalan, Jawa Timur)

Analisa Ketelitian Geometric Citra Pleiades Sebagai Penunjang Peta Dasar RDTR (Studi Kasus: Wilayah Kabupaten Bangkalan, Jawa Timur) A411 Analisa Ketelitian Geometric Citra Pleiades Sebagai Penunjang Peta Dasar RDTR (Studi Kasus: Wilayah Kabupaten Bangkalan, Jawa Timur) Wahyu Teo Parmadi dan Bangun Muljo Sukojo Jurusan Teknik Geomatika,

Lebih terperinci

KAJIAN CITRA RESOLUSI TINGGI WORLDVIEW-2

KAJIAN CITRA RESOLUSI TINGGI WORLDVIEW-2 KAJIAN CITRA RESOLUSI TINGGI WORLDVIEW-2 SEBAGAI PENUNJANG DATA DASAR UNTUK RENCANA DETAIL TATA RUANG KOTA (RDTRK) Heri Setiawan, Yanto Budisusanto Program Studi Teknik Geomatika, FTSP, ITS-Sukolilo, Surabaya,

Lebih terperinci

Dinamika dan Proyeksi Perubahan Penggunaan Lahan di Kawasan Peri-Urban Kota Makassar (Kawasan Mamminasata)

Dinamika dan Proyeksi Perubahan Penggunaan Lahan di Kawasan Peri-Urban Kota Makassar (Kawasan Mamminasata) Dinamika dan Proyeksi Perubahan Penggunaan Lahan di Kawasan Peri-Urban Kota Makassar (Kawasan Mamminasata) Andi Ramlan 1, Muchtar S Solle 1, Seniarwan 2 1 JurusanIlmu Tanah FakultasPertanian, UniversitasHasanuddin

Lebih terperinci